propsal penelitian

download propsal penelitian

of 2

Transcript of propsal penelitian

I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1A. Latar Belakang .................................................................................. 1B. Perumusan Masalah ........................................................................... 4C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4E. Keaslian Penelitian............................................................................. 5II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 6A. Brotowali (Tinospora crispa) ............................................................ 6B. Ekstraksi dan Fraksinasi .................................................................... 7C. Identifikasi ......................................................................................... 8D. Antibakteri ......................................................................................... 9E. Keterangan Empiris ........................................................................... 10III. METODE PENELITIAN ......................................................................... 11A. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................. 11B. Alat dan Bahan Penelitian .................................................................. 11C. Rancangan Penelitian ........................................................................ 12D. Jalannya Penelitian............................................................................. 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Infeksi jamur pada kulit merupakan penyakit kulit yang umumnya ditemukan di Indonesia yang merupakan negara tropis beriklim panas dan lembab. Infeksi ini dapat mengenai semua lapisan masyarakat baik dari segi usia, ekonomi, dan lainnya. Berbagai macam predisposisi yang mendukung pertumbuhan jamur ini, di antaranya ialah kurangnya kesadaran masyarakat tentang kebersihan dan pemakaian antibiotika yang terlalu lama (Adiguna, 2001; Harahap, 2000).Salah satu penyakit infeksi jamur ialah dermatofitosis yang disebabkan oleh dermatofita. Dermatofita merupakan golongan jamur yang mampu mencerna keratin pada epidermis. Trichophyton merupakan salah satu jamur yang menyebabkan dermatofitosis selain Microsporum dan Epidermophyton (Gandahusada, 2003). Trichophyton memiliki banyak spesies, di antaranya yang dikenal secara luas yaitu Trichophyton mentagrophytes, Trichophyton rubrum, Trichophyton schoenleinii, Trichophyton tonsurans, Trichophyton verrucosum, dan Trichophyton violaceum (Patterson, 2007).Penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur di Indonesia masih sangat tinggi dan obat antijamur lebih sedikit dibandingkan dengan antibakteri, oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan obat antijamur (Sukandar, et al., 2006). Akhir-akhir ini, tren dalam menggunakan tanaman obat tradisional (herbal) sebagai pilihan pengobatan dan diet makanan sehari-hari kembali mengemuka karena obat tradisional terbukti relatif aman asalkan cara penggunaannya benar dengan dosis yang tepat dan dengan indikasi yang tepat pula dan jarang sekali menimbulkan efek samping (Nanik et al, 2006).Salah satu tanaman obat yang berfungsi sebagai obat tradisional adalah brotowali. Tanaman ini digunakan karena mengandung senyawa kimia diantaranya damar lunak, pati, glikosida pikroretosid, zat pahit pikroretin, harsa, alkaloid berberin, palmitin, serta alkaloid berberin dan kolumbin yang terdapat pada akar tanaman (Dalimartha, 2008). Senyawa kimia yang terdapat pada tanaman brotowali berkhasiat untuk mengobati demam, rematik, gatal-gatal, diabetes, kudis, diare dan lain-lain.Berdasarkan penulusuran pustaka, fraksi kloroform, petroleum eter dan fraksi metanol dari ekstrak kulit batang Tinospora crispa mempunyai efek antibakteri terhadap bakteri Gram positif (Bacillus cereus, Bacillus megaterium, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Sarcina lutea) dan Gram negatif (Escherichia coli, Pseudoonas aeruginosa, Salmonella paratyphi, Salmonella typhi, Shigella boydii, Shigella dysenteriae, Vibrio mimicus, Vibrio parahemoliticus) serta efek antijamur terhadap ( Candida albicans, Aspergillus niger, Sacharomyces cerevacae. (Md. Ariful islam et al., 2014).