Proposal Pen Kuantitatif

19
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan pertama yang harus dilalui individu untuk melanjutkan perkembangannya. Melalui pendidikan ini, tiap-tiap individu mempunyai kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Dalam pendidikan formal ini setiap anak mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Mempunyai hak mendapatkan pendidikan dan mempunyai kewajiban belajar untuk menunjang proses pendidikannya. Belajar merupakan kewajiban peserta didik, baik saat sekolah atau tidak sekolah. Belajar harus dilakukan kapanpun, dimanapun, dalam kondisi apapun, dan dengan media apapun yang dapat digunakan sebagai sumber belajar. Dalam proses belajar di sekolah, peserta didik dibantu guru untuk menerima semua materi pelajaran yang ada. Dalam hal ini, peserta didik bertanggung jawab penuh terhadap hasil belajar yang akan menentukan prestasi belajarnya. Kenyataannya banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Hal ini dikarenakan masing- masing individu mempunyai karakteristik, latar belakang dan kemampuan yang berbeda-beda. Sehingga

Transcript of Proposal Pen Kuantitatif

Page 1: Proposal Pen Kuantitatif

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan pertama yang harus

dilalui individu untuk melanjutkan perkembangannya. Melalui pendidikan

ini, tiap-tiap individu mempunyai kesempatan untuk mengembangkan potensi

yang dimilikinya. Dalam pendidikan formal ini setiap anak mempunyai hak

dan kewajiban yang sama. Mempunyai hak mendapatkan pendidikan dan

mempunyai kewajiban belajar untuk menunjang proses pendidikannya.

Belajar merupakan kewajiban peserta didik, baik saat sekolah atau

tidak sekolah. Belajar harus dilakukan kapanpun, dimanapun, dalam kondisi

apapun, dan dengan media apapun yang dapat digunakan sebagai sumber

belajar. Dalam proses belajar di sekolah, peserta didik dibantu guru untuk

menerima semua materi pelajaran yang ada. Dalam hal ini, peserta didik

bertanggung jawab penuh terhadap hasil belajar yang akan menentukan

prestasi belajarnya.

Kenyataannya banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam

belajar. Hal ini dikarenakan masing-masing individu mempunyai

karakteristik, latar belakang dan kemampuan yang berbeda-beda. Sehingga

setiap individu mempunyai prestasi belajar yang berbeda.

Suatu proses pembelajaran akan berhasil jika tujuan pembelajaran

dapat dicapai dengan baik. Tujuan pembelajaran akan tercapai jika perhatian

peserta didik hanya terpusat pada pelajaran tanpa adanya hambatan yang

dapat mengganggu proses pembelajaran. Salah satu hambatan yang dapat

menghambat proses pembelajaran yang sering dialami peserta didik antara

lain adalah rendahnya motivasi belajar peserta didik.

Seorang peserta didik yang kurang motivasinya dalam belajar,

pasti ada faktor yang mempengaruhinya, sehingga perlu adanya penyelesaian

masalah. Seperti yang dialami beberapa siswa kelas IV SD di Kecamatan

Page 2: Proposal Pen Kuantitatif

2

Miri yang mempunyai motivasi belajar rendah. Hal ini dikarenakan belum

maksimalnya variasi metode pembelajaran dan media pembelajaran yang

digunakan oleh guru. Untuk itu, perlu adanya penggunaan metode

pembelajaran dan media pembelajaran secara maksimal.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi

masalah sebagai berikut : (a) apakah variasi penggunaan metode

pembelajaran sudah maksimal; (b) apakah penggunaan media pembelajaran

sudah dilakukan oleh guru; (c) apakah variasi penggunaan metode

pembelajaran dan media pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar

siswa.

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini akan membatasi masalah-masalah sebagai

berikut : (a) motivasi belajar siswa kelas IV terhadap mata pelajaran IPA; (b)

jenis metode yang akan dikaji adalah metode ceramah dan metode karya

wisata; (c) Penggunaan media pembelajaran visual dan audio visual untuk

menunjang proses pembelajaran siswa.

D. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah ada perbedaan motivasi belajar IPA antara metode

pembelajaran ceramah dan metode pembelajaran karya wisata pada

siswa kelas IV SD di Kecamatan Miri ?

Page 3: Proposal Pen Kuantitatif

3

2. Apakah ada perbedaan motivasi belajar IPA antara penggunan media

pembelajaran visual dan penggunaan media pembelajaran audio visual

pada siswa kelas IV SD di Kecamatan Miri ?

3. Apakah ada interaksi antara metode pembelajaran dan media

pembelajaran terhadap motivasi belajar IPA pada siswa kelas IV SD di

Kecamatan Miri ?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Perbedaan motivasi belajar IPA antara metode pembelajaran ceramah

dan metode pembelajaran karya wisata pada siswa kelas IV SD di

Kecamatan Miri.

2. Perbedaan motivasi belajar IPA antara penggunaan media pembelajaran

visual dan penggunaan media pembelajaran audio visual pada siswa

kelas IV SD di Kecamatan Miri.

3. Interaksi metode pembelajaran dan media pembelajaran terhadap

motivasi belajar IPA pada siswa kelas IV SD di Kecamatan Miri.

Page 4: Proposal Pen Kuantitatif

4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Hakikat Motivasi Belajar

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002 : 114) motivasi adalah suatu

perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan

timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.

Motivasi menurut Martin Handoko (2002 : 29) yaitu suatu tenaga

atau faktor yang terdapat di dalam diri manusia yang menimbulkan,

mangarahkan dan mengorganisasikan tingkah lakunya. Pada diri siswa

terdapat kekuatan mental yang menjadi penggerak belajar, kekuatan mental

itu berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita. Apabila kekuatan

mental yang ada tinggi maka kemauan belajar atau semangatnya untuk

belajar juga akan lebih mendominasi.

Kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu disebut

motivasi, yang menunjukkan suatu kondisi dalam diri individu yang

mendorong atau menggerakkan individu tersebut melakukan kegiatan

mencapai tujuan tertentu (Nana Syaodih Sukmadinata, 2003 : 61).

Michel J. Jucius (Onong Uchjana Effendy, 1998 : 69-70)

menyebutkan motivasi sebagai kegiatan memberikan dorongan kepada

seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang

dikehendaki.

Menurut Dadi Permadi (2000 : 72) motivasi adalah dorongan dari

dalam untuk berbuat sesuatu, baik yang positif maupun yang negatif.

Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (2004 : 64-65), apa saja yang

diperbuat manusia, yang penting maupun kurang penting, yang berbahaya

maupun yang tidak mengandung resiko, selalu ada motivasinya.

Page 5: Proposal Pen Kuantitatif

5

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang

dimaksud motivasi belajar dalam penelitian ini adalah dorongan yang

berasal dari dalam diri individu untuk mencapai tujuan yang dikehendaki

baik tindakan positif maupun negatif.

Sedangkan pengertian belajar menurut Abu Ahmadi (2004 : 126)

belajar adalah :

1) Proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui

latihan atau pengalaman.

2) Proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui

praktek atau latihan.

Forest W Parkay dan Beverly Herdeastle Stanford (1992) menyebut

belajar sebagai kegiatan pemrosesan informasi, membuat penalaran,

mengembangkan pemahaman dan meningkatkan penguasaan keterampilan

dalam proses pembelajaran.

Menurut Slameto (2003 : 2) menerangkan bahwa belajar adalah

suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Syaiful Bahri Djamarah (2002 : 10) mengatakan belajar adalah

sebagai aktifitas yang dilakukan individu secara sadar untuk mendapatkan

sejumlah kesan dari apa yang telah dipelajari dan sebagai hasil interaksinya

dengan lingkungan sekitarnya.

Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah usaha yang dilakukan individu secara sadar untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku melalui latihan dan

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi

belajar adalah sebagai dorongan dari dalam individu untuk memperoleh

Page 6: Proposal Pen Kuantitatif

6

suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.

2. Hakikat Metode Pembelajaran

Menurut Sagala (2003) metode adalah cara yang digunakan oleh

guru / siswa dalam mengolah informasi yang berupa fakta, data dan konsep

pada proses pembelajaran yang mungkin terjadi dalam suatu strategi.

Dalam proses pembelajaran terdapat hubungan yang erat antara

strategi dan metode. Untuk mencapai hasil pembelajaran yang maksimal,

diperlukan strategi pembelajaran yang tepat. Pada saat menetapkan strategi

yang digunakan, guru harus cermat memilih dan menetapkan metode yang

sesuai.

Gerlach dan Elly (1989) menyatakan bahwa strategi adalah suatu

cara yang terpilih untuk menyampaikan tujuan pembelajaran dalam

lingkungan pembelajaran tertentu.

Strategi adalah suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha

mencapai sasaran yang telah ditentukan (Djamarah dan Zain, 2002).

Terdapat 2 kategori strategi :

1. Strategi yang terpusat pada aktivitas guru. Dalam strategi ini guru

cenderung aktif, dan sisiwa cenderung pasif. Disebut strategi

ekspositorik.

2. Strategi yang terpusat pada siswa. Siswa lebih aktif dalam

pembelajaran, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Disebut

strategi heuristik.

Tujuan pembelajaran akan dapat tercapai secara optimal jika

pemilihan strategi dan metodenya tepat. Supaya proses belajar mengajar

dapat terlaksana dengan baik, dalam pelaksanaan pembelajaran dapat dipilih

satu atau lebih metode.

Page 7: Proposal Pen Kuantitatif

7

3. Hakikat Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin medio. Dalam bahasa Latin,

media dimaknai sebagai antara. Media merupakan bentuk jamak dari

medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Secara

khusus, kata tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang

digunakan untuk membawa informasi dari satu sumber kepada penerima.

Media dimaknai sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses

pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar dari pengajar

kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik untuk

mengikuti kegiatan pembelajaran.

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang

pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian

rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman, 2002 : 6).

Latuheru(1988:14), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah

bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar

dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan

siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna.

Jenis-jenis media :

1. Media Audiktif

Adalah : Media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja.

Contoh media audiktif adalah : tape recorder dan radio.

2. Media Visual

Adalah : Media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Contoh

media visual adalah : gambar, foto dan benda nyata yang

tidak bersuara.

3. Media Audio Visual

Page 8: Proposal Pen Kuantitatif

8

Adalah : Media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.

Contoh media audio visual adalah : televisi, video, film atau

demonstrasi langsung.

Ada dua fungsi utama media pembelajaran yang perlu diketahui :

1. Media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran

Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan

menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Media adalah alat bantu

dalam kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, gurulah yang

mempergunakannya untuk pembelajaran siswa demi tercapainya

tujuan pembelajaran.

2. Media pembelajaran sebagai sumber belajar

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan

sebagai tempat bahan pembelajaran untuk belajar peserta didik

tersebut berasal. Sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi lima

kategori, yaitu manusia, buku perpustakaan, media massa, alam

lingkungan dan media pendidikan. Media pendidikan, sebagai salah

satu sumber belajar, ikut membantu guru dalam memudahkan

tercapainya pemahaman materi ajar oleh siswa, serta dapat

memperkaya wawasan siswa.

Adapun prinsip pemilihan dan penggunaan media, menurut Sudjana

(1991) adalah sebagai berikut :

a. Menentukan jenis media dengan tepat.

b. Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat.

c. Menyajikan media dengan tepat.

B. Kerangka Berpikir

Page 9: Proposal Pen Kuantitatif

9

1. Perbedaan Motivasi Belajar antara Metode Pembelajaran Ceramah dan

Metode Pembelajaran Karya Wisata.

Untuk mencapai hasil pembelajaran yang maksimal, diperlukan

metode pembelajaran yang tepat. Guru harus pandai memilih metode

pembelajaran agar siswa lebih termotivasi untuk mengikuti pelajaran.

Apabila guru selalu menggunakan metode ceramah, maka siswa akan

mudah bosan dan cenderung pasif. Jika pada situasi tertentu guru

menggunakan metode karya wisata, maka siswa akan lebih tertarik untuk

mengikuti jalannya pelajaran. Dengan demikian, diduga terdapat pengaruh

antara metode pembelajaran ceramah dan metode pembelajaran karya wisata

terhadap motivasi belajar siswa.

2. Perbedaan Motivasi Belajar antara Penggunaan Media Pembelajaran visual

dan Penggunaan Media Pembelajaran audio visual.

Dalam suatu proses pembelajaran, guru dituntut untuk

menyampaikan materi pelajaran dengan baik, supaya tujuan pembelajaran

dapat tercapai. Supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai, maka dalam

proses pembelajaran perhatian siswa harus sepenuhnya terkonsentrasi pada

pelajaran yang disampaikan guru. Untuk menarik perhatian siswa agar siswa

terkonsentrasi pada proses pembelajaran, maka guru perlu menggunakan

media pembelajaran yang relevan. Jika guru tidak menghadirkan media

pembelajaran, maka dikhawatirkan siswa akan cepat bosan terhadap

pelajaran dan beralih ramai dengan temannya atau tidak konsentrasi

mengikuti proses pembelajaran. Diduga terdapat pengaruh antara

penggunaan media pembelajaran visual dan penggunaan media

pembelajaran audio visual terhadap motivasi belajar siswa.

3. Interaksi antara Metode Pembelajaran dan Media Pembelajaran Terhadap

Motivasi Belajar Siswa.

Metode pembelajaran merupakan komponen penting dalam suatu

proses pembelajaran. Jika guru tidak tepat dalam memilih metode

pembelajaran, maka akan terjadi hambatan-hambatan dalam proses

Page 10: Proposal Pen Kuantitatif

10

pembelajaran yang dapat mengganggu tecapainya tujuan pebelajaran. Selain

metode, penggunaan media pembelajaran juga sangat penting untuk menarik

perhatian siswa. Jika perhatian siswa terkonsentrasi pada proses

pembelajaran, maka guru akan mudah dalam menyampaikan materi kepada

siswa, sehingga tujuan pembelajaran akan mudah dicapai. Diduga terdapat

pengaruh antara metode pembelajaran dan media pembelajaran terhadap

motivasi belajar siswa.

C. Hipotesis Penelitian

1. Ada perbedaan motivasi belajar antara metode pembelajaran ceramah

dan metode pembelajaran karya wisata pada siswa kelas IV SD di

Kecamatan Miri.

2. Ada perbedaan motivasi belajar antara penggunaan media pembelajaran

visual dan penggunaan media pembelajaran audio visual pada siswa

kelas IV SD di Kecamatan Miri.

3. Ada interaksi antara metode pembelajaran dan media pembelajaran

terhadap motivasi belajar pada siswa kelas IV SD di Kecamatan Miri.

Page 11: Proposal Pen Kuantitatif

11

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Gilirejo III dan SD Geneng II di

Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen mulai bulan April sampai dengan bulan

Juli 2009 atau selama empat bulan.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode penelitian eksperimen semu, karena penelitian ini termasuk dalam

ilmu pendidikan.

C. Variabel Penelitian

Di dalam penelitian ini ditentukan tiga variabel penelitian. Ketiga

variabel ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel

tersebut adalah (1) variabel bebas yang meliputi metode pembelajaran (X1)

dan media pembelajaran (X2), dan (2) variabel terikat, yaitu motivasi belajar

(Y).

D. Teknik Pengambilan Sampel

Populasi target penelitian ini adalah siswa kelas IV SD di Kecamatan

Miri, sedangkan populasi terjangkau adalah siswa kelas IV SD Gilirejo III

dan SD Geneng II tahun akademik 2008/2009 seluruhnya berjumlah 50

siswa. Adapun sampel penelitian ini dijaring dengan menggunakan simple

random sampling.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan uji coba

(treatment), kemudian diukur dengan angket.

Page 12: Proposal Pen Kuantitatif

12

F. Teknik Analisis Data

1. Perbedaan motivasi belajar antara metode pembelajaran ceramah dan

metode pembelajaran karya wisata pada siswa kelas IV SD di

Kecamatan Miri.

2. Perbedaan motivasi belajar antara penggunaan media pembelajaran

visual dan penggunaan media pembelajaran audio visual pada siswa

kelas IV SD di Kecamatan Miri.

Analisis datanya dengan Uji T (T Tes)

3. Interaksi antara metode pembelajaran dan media pembelajaran terhadap

motivasi belajar pada siswa kelas IV SD di Kecamatan Miri.

Analisis datanya dengan Uji Anava 2 jalur (Anava uji F)

Page 13: Proposal Pen Kuantitatif

13

DAFTAR PUSTAKA

Lapono, Nabisi. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Departemen

Pendidikan Nasional.

Ruminiati. 2008. Pengembangan pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta :

Departemen Pendidikan Nasioanal.

Smith, Mark. 2009. Teori Pembelajaran dan Pengajaran. Sleman : Mirea.

Yamin, Martinis. 2007. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta :

Gaung Persada Press.

Hidayati dkk. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta : Departemen

Pendidikan Nasional.

http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi

http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/11/19/pengertian-motivasi/

http://sobatbaru.blogspot.com/2008/10/pengertian-motivasi.html