Proposal Pen Kuantitatif
-
Upload
agung-tri-wibowo -
Category
Documents
-
view
234 -
download
3
Transcript of Proposal Pen Kuantitatif
![Page 1: Proposal Pen Kuantitatif](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082413/5571fae749795991699374d9/html5/thumbnails/1.jpg)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan pertama yang harus
dilalui individu untuk melanjutkan perkembangannya. Melalui pendidikan
ini, tiap-tiap individu mempunyai kesempatan untuk mengembangkan potensi
yang dimilikinya. Dalam pendidikan formal ini setiap anak mempunyai hak
dan kewajiban yang sama. Mempunyai hak mendapatkan pendidikan dan
mempunyai kewajiban belajar untuk menunjang proses pendidikannya.
Belajar merupakan kewajiban peserta didik, baik saat sekolah atau
tidak sekolah. Belajar harus dilakukan kapanpun, dimanapun, dalam kondisi
apapun, dan dengan media apapun yang dapat digunakan sebagai sumber
belajar. Dalam proses belajar di sekolah, peserta didik dibantu guru untuk
menerima semua materi pelajaran yang ada. Dalam hal ini, peserta didik
bertanggung jawab penuh terhadap hasil belajar yang akan menentukan
prestasi belajarnya.
Kenyataannya banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam
belajar. Hal ini dikarenakan masing-masing individu mempunyai
karakteristik, latar belakang dan kemampuan yang berbeda-beda. Sehingga
setiap individu mempunyai prestasi belajar yang berbeda.
Suatu proses pembelajaran akan berhasil jika tujuan pembelajaran
dapat dicapai dengan baik. Tujuan pembelajaran akan tercapai jika perhatian
peserta didik hanya terpusat pada pelajaran tanpa adanya hambatan yang
dapat mengganggu proses pembelajaran. Salah satu hambatan yang dapat
menghambat proses pembelajaran yang sering dialami peserta didik antara
lain adalah rendahnya motivasi belajar peserta didik.
Seorang peserta didik yang kurang motivasinya dalam belajar,
pasti ada faktor yang mempengaruhinya, sehingga perlu adanya penyelesaian
masalah. Seperti yang dialami beberapa siswa kelas IV SD di Kecamatan
![Page 2: Proposal Pen Kuantitatif](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082413/5571fae749795991699374d9/html5/thumbnails/2.jpg)
2
Miri yang mempunyai motivasi belajar rendah. Hal ini dikarenakan belum
maksimalnya variasi metode pembelajaran dan media pembelajaran yang
digunakan oleh guru. Untuk itu, perlu adanya penggunaan metode
pembelajaran dan media pembelajaran secara maksimal.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut : (a) apakah variasi penggunaan metode
pembelajaran sudah maksimal; (b) apakah penggunaan media pembelajaran
sudah dilakukan oleh guru; (c) apakah variasi penggunaan metode
pembelajaran dan media pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa.
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini akan membatasi masalah-masalah sebagai
berikut : (a) motivasi belajar siswa kelas IV terhadap mata pelajaran IPA; (b)
jenis metode yang akan dikaji adalah metode ceramah dan metode karya
wisata; (c) Penggunaan media pembelajaran visual dan audio visual untuk
menunjang proses pembelajaran siswa.
D. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah ada perbedaan motivasi belajar IPA antara metode
pembelajaran ceramah dan metode pembelajaran karya wisata pada
siswa kelas IV SD di Kecamatan Miri ?
![Page 3: Proposal Pen Kuantitatif](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082413/5571fae749795991699374d9/html5/thumbnails/3.jpg)
3
2. Apakah ada perbedaan motivasi belajar IPA antara penggunan media
pembelajaran visual dan penggunaan media pembelajaran audio visual
pada siswa kelas IV SD di Kecamatan Miri ?
3. Apakah ada interaksi antara metode pembelajaran dan media
pembelajaran terhadap motivasi belajar IPA pada siswa kelas IV SD di
Kecamatan Miri ?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Perbedaan motivasi belajar IPA antara metode pembelajaran ceramah
dan metode pembelajaran karya wisata pada siswa kelas IV SD di
Kecamatan Miri.
2. Perbedaan motivasi belajar IPA antara penggunaan media pembelajaran
visual dan penggunaan media pembelajaran audio visual pada siswa
kelas IV SD di Kecamatan Miri.
3. Interaksi metode pembelajaran dan media pembelajaran terhadap
motivasi belajar IPA pada siswa kelas IV SD di Kecamatan Miri.
![Page 4: Proposal Pen Kuantitatif](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082413/5571fae749795991699374d9/html5/thumbnails/4.jpg)
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Motivasi Belajar
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002 : 114) motivasi adalah suatu
perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan
timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Motivasi menurut Martin Handoko (2002 : 29) yaitu suatu tenaga
atau faktor yang terdapat di dalam diri manusia yang menimbulkan,
mangarahkan dan mengorganisasikan tingkah lakunya. Pada diri siswa
terdapat kekuatan mental yang menjadi penggerak belajar, kekuatan mental
itu berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita. Apabila kekuatan
mental yang ada tinggi maka kemauan belajar atau semangatnya untuk
belajar juga akan lebih mendominasi.
Kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu disebut
motivasi, yang menunjukkan suatu kondisi dalam diri individu yang
mendorong atau menggerakkan individu tersebut melakukan kegiatan
mencapai tujuan tertentu (Nana Syaodih Sukmadinata, 2003 : 61).
Michel J. Jucius (Onong Uchjana Effendy, 1998 : 69-70)
menyebutkan motivasi sebagai kegiatan memberikan dorongan kepada
seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang
dikehendaki.
Menurut Dadi Permadi (2000 : 72) motivasi adalah dorongan dari
dalam untuk berbuat sesuatu, baik yang positif maupun yang negatif.
Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (2004 : 64-65), apa saja yang
diperbuat manusia, yang penting maupun kurang penting, yang berbahaya
maupun yang tidak mengandung resiko, selalu ada motivasinya.
![Page 5: Proposal Pen Kuantitatif](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082413/5571fae749795991699374d9/html5/thumbnails/5.jpg)
5
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang
dimaksud motivasi belajar dalam penelitian ini adalah dorongan yang
berasal dari dalam diri individu untuk mencapai tujuan yang dikehendaki
baik tindakan positif maupun negatif.
Sedangkan pengertian belajar menurut Abu Ahmadi (2004 : 126)
belajar adalah :
1) Proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui
latihan atau pengalaman.
2) Proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui
praktek atau latihan.
Forest W Parkay dan Beverly Herdeastle Stanford (1992) menyebut
belajar sebagai kegiatan pemrosesan informasi, membuat penalaran,
mengembangkan pemahaman dan meningkatkan penguasaan keterampilan
dalam proses pembelajaran.
Menurut Slameto (2003 : 2) menerangkan bahwa belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Syaiful Bahri Djamarah (2002 : 10) mengatakan belajar adalah
sebagai aktifitas yang dilakukan individu secara sadar untuk mendapatkan
sejumlah kesan dari apa yang telah dipelajari dan sebagai hasil interaksinya
dengan lingkungan sekitarnya.
Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah usaha yang dilakukan individu secara sadar untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku melalui latihan dan
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi
belajar adalah sebagai dorongan dari dalam individu untuk memperoleh
![Page 6: Proposal Pen Kuantitatif](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082413/5571fae749795991699374d9/html5/thumbnails/6.jpg)
6
suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
2. Hakikat Metode Pembelajaran
Menurut Sagala (2003) metode adalah cara yang digunakan oleh
guru / siswa dalam mengolah informasi yang berupa fakta, data dan konsep
pada proses pembelajaran yang mungkin terjadi dalam suatu strategi.
Dalam proses pembelajaran terdapat hubungan yang erat antara
strategi dan metode. Untuk mencapai hasil pembelajaran yang maksimal,
diperlukan strategi pembelajaran yang tepat. Pada saat menetapkan strategi
yang digunakan, guru harus cermat memilih dan menetapkan metode yang
sesuai.
Gerlach dan Elly (1989) menyatakan bahwa strategi adalah suatu
cara yang terpilih untuk menyampaikan tujuan pembelajaran dalam
lingkungan pembelajaran tertentu.
Strategi adalah suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha
mencapai sasaran yang telah ditentukan (Djamarah dan Zain, 2002).
Terdapat 2 kategori strategi :
1. Strategi yang terpusat pada aktivitas guru. Dalam strategi ini guru
cenderung aktif, dan sisiwa cenderung pasif. Disebut strategi
ekspositorik.
2. Strategi yang terpusat pada siswa. Siswa lebih aktif dalam
pembelajaran, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Disebut
strategi heuristik.
Tujuan pembelajaran akan dapat tercapai secara optimal jika
pemilihan strategi dan metodenya tepat. Supaya proses belajar mengajar
dapat terlaksana dengan baik, dalam pelaksanaan pembelajaran dapat dipilih
satu atau lebih metode.
![Page 7: Proposal Pen Kuantitatif](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082413/5571fae749795991699374d9/html5/thumbnails/7.jpg)
7
3. Hakikat Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medio. Dalam bahasa Latin,
media dimaknai sebagai antara. Media merupakan bentuk jamak dari
medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Secara
khusus, kata tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang
digunakan untuk membawa informasi dari satu sumber kepada penerima.
Media dimaknai sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses
pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar dari pengajar
kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran.
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian
rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman, 2002 : 6).
Latuheru(1988:14), menyatakan bahwa media pembelajaran adalah
bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar
dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan
siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna.
Jenis-jenis media :
1. Media Audiktif
Adalah : Media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja.
Contoh media audiktif adalah : tape recorder dan radio.
2. Media Visual
Adalah : Media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Contoh
media visual adalah : gambar, foto dan benda nyata yang
tidak bersuara.
3. Media Audio Visual
![Page 8: Proposal Pen Kuantitatif](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082413/5571fae749795991699374d9/html5/thumbnails/8.jpg)
8
Adalah : Media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar.
Contoh media audio visual adalah : televisi, video, film atau
demonstrasi langsung.
Ada dua fungsi utama media pembelajaran yang perlu diketahui :
1. Media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan
menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Media adalah alat bantu
dalam kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, gurulah yang
mempergunakannya untuk pembelajaran siswa demi tercapainya
tujuan pembelajaran.
2. Media pembelajaran sebagai sumber belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan
sebagai tempat bahan pembelajaran untuk belajar peserta didik
tersebut berasal. Sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi lima
kategori, yaitu manusia, buku perpustakaan, media massa, alam
lingkungan dan media pendidikan. Media pendidikan, sebagai salah
satu sumber belajar, ikut membantu guru dalam memudahkan
tercapainya pemahaman materi ajar oleh siswa, serta dapat
memperkaya wawasan siswa.
Adapun prinsip pemilihan dan penggunaan media, menurut Sudjana
(1991) adalah sebagai berikut :
a. Menentukan jenis media dengan tepat.
b. Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat.
c. Menyajikan media dengan tepat.
B. Kerangka Berpikir
![Page 9: Proposal Pen Kuantitatif](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082413/5571fae749795991699374d9/html5/thumbnails/9.jpg)
9
1. Perbedaan Motivasi Belajar antara Metode Pembelajaran Ceramah dan
Metode Pembelajaran Karya Wisata.
Untuk mencapai hasil pembelajaran yang maksimal, diperlukan
metode pembelajaran yang tepat. Guru harus pandai memilih metode
pembelajaran agar siswa lebih termotivasi untuk mengikuti pelajaran.
Apabila guru selalu menggunakan metode ceramah, maka siswa akan
mudah bosan dan cenderung pasif. Jika pada situasi tertentu guru
menggunakan metode karya wisata, maka siswa akan lebih tertarik untuk
mengikuti jalannya pelajaran. Dengan demikian, diduga terdapat pengaruh
antara metode pembelajaran ceramah dan metode pembelajaran karya wisata
terhadap motivasi belajar siswa.
2. Perbedaan Motivasi Belajar antara Penggunaan Media Pembelajaran visual
dan Penggunaan Media Pembelajaran audio visual.
Dalam suatu proses pembelajaran, guru dituntut untuk
menyampaikan materi pelajaran dengan baik, supaya tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai, maka dalam
proses pembelajaran perhatian siswa harus sepenuhnya terkonsentrasi pada
pelajaran yang disampaikan guru. Untuk menarik perhatian siswa agar siswa
terkonsentrasi pada proses pembelajaran, maka guru perlu menggunakan
media pembelajaran yang relevan. Jika guru tidak menghadirkan media
pembelajaran, maka dikhawatirkan siswa akan cepat bosan terhadap
pelajaran dan beralih ramai dengan temannya atau tidak konsentrasi
mengikuti proses pembelajaran. Diduga terdapat pengaruh antara
penggunaan media pembelajaran visual dan penggunaan media
pembelajaran audio visual terhadap motivasi belajar siswa.
3. Interaksi antara Metode Pembelajaran dan Media Pembelajaran Terhadap
Motivasi Belajar Siswa.
Metode pembelajaran merupakan komponen penting dalam suatu
proses pembelajaran. Jika guru tidak tepat dalam memilih metode
pembelajaran, maka akan terjadi hambatan-hambatan dalam proses
![Page 10: Proposal Pen Kuantitatif](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082413/5571fae749795991699374d9/html5/thumbnails/10.jpg)
10
pembelajaran yang dapat mengganggu tecapainya tujuan pebelajaran. Selain
metode, penggunaan media pembelajaran juga sangat penting untuk menarik
perhatian siswa. Jika perhatian siswa terkonsentrasi pada proses
pembelajaran, maka guru akan mudah dalam menyampaikan materi kepada
siswa, sehingga tujuan pembelajaran akan mudah dicapai. Diduga terdapat
pengaruh antara metode pembelajaran dan media pembelajaran terhadap
motivasi belajar siswa.
C. Hipotesis Penelitian
1. Ada perbedaan motivasi belajar antara metode pembelajaran ceramah
dan metode pembelajaran karya wisata pada siswa kelas IV SD di
Kecamatan Miri.
2. Ada perbedaan motivasi belajar antara penggunaan media pembelajaran
visual dan penggunaan media pembelajaran audio visual pada siswa
kelas IV SD di Kecamatan Miri.
3. Ada interaksi antara metode pembelajaran dan media pembelajaran
terhadap motivasi belajar pada siswa kelas IV SD di Kecamatan Miri.
![Page 11: Proposal Pen Kuantitatif](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082413/5571fae749795991699374d9/html5/thumbnails/11.jpg)
11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Gilirejo III dan SD Geneng II di
Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen mulai bulan April sampai dengan bulan
Juli 2009 atau selama empat bulan.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian eksperimen semu, karena penelitian ini termasuk dalam
ilmu pendidikan.
C. Variabel Penelitian
Di dalam penelitian ini ditentukan tiga variabel penelitian. Ketiga
variabel ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel
tersebut adalah (1) variabel bebas yang meliputi metode pembelajaran (X1)
dan media pembelajaran (X2), dan (2) variabel terikat, yaitu motivasi belajar
(Y).
D. Teknik Pengambilan Sampel
Populasi target penelitian ini adalah siswa kelas IV SD di Kecamatan
Miri, sedangkan populasi terjangkau adalah siswa kelas IV SD Gilirejo III
dan SD Geneng II tahun akademik 2008/2009 seluruhnya berjumlah 50
siswa. Adapun sampel penelitian ini dijaring dengan menggunakan simple
random sampling.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan uji coba
(treatment), kemudian diukur dengan angket.
![Page 12: Proposal Pen Kuantitatif](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082413/5571fae749795991699374d9/html5/thumbnails/12.jpg)
12
F. Teknik Analisis Data
1. Perbedaan motivasi belajar antara metode pembelajaran ceramah dan
metode pembelajaran karya wisata pada siswa kelas IV SD di
Kecamatan Miri.
2. Perbedaan motivasi belajar antara penggunaan media pembelajaran
visual dan penggunaan media pembelajaran audio visual pada siswa
kelas IV SD di Kecamatan Miri.
Analisis datanya dengan Uji T (T Tes)
3. Interaksi antara metode pembelajaran dan media pembelajaran terhadap
motivasi belajar pada siswa kelas IV SD di Kecamatan Miri.
Analisis datanya dengan Uji Anava 2 jalur (Anava uji F)
![Page 13: Proposal Pen Kuantitatif](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022082413/5571fae749795991699374d9/html5/thumbnails/13.jpg)
13
DAFTAR PUSTAKA
Lapono, Nabisi. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional.
Ruminiati. 2008. Pengembangan pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta :
Departemen Pendidikan Nasioanal.
Smith, Mark. 2009. Teori Pembelajaran dan Pengajaran. Sleman : Mirea.
Yamin, Martinis. 2007. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta :
Gaung Persada Press.
Hidayati dkk. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional.
http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi
http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2008/11/19/pengertian-motivasi/
http://sobatbaru.blogspot.com/2008/10/pengertian-motivasi.html