Proposal Ika

35
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia telah mengenal dan menggunakan tanaman obat. Berbagai macam penyakit dan keluhan ringan maupun berat diobati dengan memanfaatkan ramuan dari tumbuh-tumbuhan tertentu yang mudah didapat disekitar pekarangan rumah dan hasilnya pun memuaskan. Kelebihan dari pengobatan dengan menggunakan ramuan tradisional secara tradisional tidak ada efek samping yang ditimbulkan seperti yang terjadi pada pengobatan kimiawi (Oktora,2006) Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Saat ini, obat tradisional banyak digunakan karena menurut 1

description

proposal KTI anak farmasi

Transcript of Proposal Ika

Page 1: Proposal Ika

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia telah mengenal dan

menggunakan tanaman obat. Berbagai macam penyakit dan keluhan ringan

maupun berat diobati dengan memanfaatkan ramuan dari tumbuh-tumbuhan

tertentu yang mudah didapat disekitar pekarangan rumah dan hasilnya pun

memuaskan. Kelebihan dari pengobatan dengan menggunakan ramuan

tradisional secara tradisional tidak ada efek samping yang ditimbulkan seperti

yang terjadi pada pengobatan kimiawi (Oktora,2006)

Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat

bagi kesehatan dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah

dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Saat ini, obat

tradisional banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak

menyebabkan efek samping dan masih bisa dicerna oleh tubuh. (Sukmono, R.J.

2009)

Seiring kecenderungan gaya hidup yang kembali ke alam (back to nature)

membuktikan hal-hal yang alami bukanlah yang kampungan atau ketinggalan

zaman. Dunia kedokteran modern pun banyak kembali mempelajari obat-obatan

tradisional. Hasilnya pun mendukung bahwa tanaman obat memang memiliki

kandungan zat atau senyawa yang secara klinis terbukti bermanfaat bagi

kesehatan (Fauziah,2006).

1

Page 2: Proposal Ika

WHO merekomendasikan penggunaan obat tradisional, termasuk herbal,

dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan, dan pengobatan penyakit,

terutama untuk penyakit kronis dan penyakit degeneratif. WHO juga mendukung

upaya-upaya dalam peningkatan keamanan dan khasiat dari obat tradisional.

Penggunaan obat tradisional secara umum dinilai lebih aman daripada

penggunaan obat modern karena memiliki efek samping yang relatif lebih rendah

daripada obat modern. (Sukmono, R.J. 2009).

Banyak sekali tanaman yang bermanfaat dalam pengobatan,baik sebagai

obat maupun sebagai penunjang dalam proses penyembuhan suatu penyakit

selain tetap memprioritaskan penanganan medis. Salah satu contoh tanaman

tersebut adalah daun kucai (Alium odoratum) yang berkhasiat dalam menurunkan

tekanan darah tinggi (hipertensi). (Permadi,2008)

Kucai (Alium Odoratum) merupakan salah satu tanaman obat

antihipertensi. Dalam pengobatan biasa (konvensional) daun kucai ini termasuk

dalam golongan betablocker (salah satu obat antihipertensi). Kucai juga dapat

mencegah terjadinya komplikasi dari hipertensi antara lain dapat mencegah

stroke (Duryatmo, 2010).

Menurut survey awal yang penulis lakukan di Rt. 02 Dusun 5 Desa

Salambuku hampir setiap rumah terdapat tanaman kucai dan menemukan 6 orang

penderita darah tinggi. Masyarakat yang berdomisili di daerah tersebut

memanfaatkan daun kucai ini dalam pengobatan penyakit. Namun penulis belum

mengetahui tentang efektifitas daun kucai tersebut dalam mengobati penyakit

2

Page 3: Proposal Ika

hipertensi di Rt.02 Dusun 5 Desa Salambuku Kec.Batang Masumai

Kab.Merangin.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang : “UJI EFEKTIFITAS DAUN KUCAI (Alium odoratum )

TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH TINGGI DI

MASYARAKAT RT. 02 DUSUN 5 DESA SALAMBAKU KEC. BATANG

MASUMAI KAB. MERANGIN”.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dibuat rumusan masalah

yaitu : Bagaimana efektifitas daun kucai (Alium odoratum) terhadap

penurunan tekanan darah tinggi di Rt. 02 Dusun 5 Desa Salambuku Kec.

Batang Masumai Kab. Merangin.

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Untuk membuktikan efektifitas daun kucai (Alium odoratum) terhadap

penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Rt.02 Dusun 5 Desa

Salambuku Kec. Batang Masumai Kab. Merangin.

1.3.2 Tujuan khusus

Diketahuinya efektifitas daun kucai (Alium odoratum) dalam

penurunan tekanan darah tinggi pada penderita penyakit hipertensi ringan

3

Page 4: Proposal Ika

dan sedang pada masyarakat di Rt.02 Dusun 5 Desa Salambuku

Kec.Batang Masumai Kab.Merangin.

1.4 Manfaat peneltian

1.4.1 Untuk peneliti

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan

dan menambah wawasan terutama tentang efektifitas daun kucai (Alium

odoratum) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.

1.4.2 Untuk akademik

a. Sebagai referensi di perpustakaan di Akademi Farmasi pemda

jambi,yang dapat digunakan oleh peneliti selanjutnya yang berminat

untuk meneliti manfaat tanaman obat dalam pengobatan tradisonal

b. Sebagai informasi tambahan untuk memperkaya ilmu pengetahuan

mengenai tanaman obat.

c. Dapat menambah pengetahuan dan sebagai informasi tambahan

tentang khasiat dan penggunaan daun kucai yang baik.

1.4.3 Untuk Masyarakat

Untuk menambah pengetahuan dan informasi bagi masyarakat

dalam pemanfaatan daun kucai (Alium odoratum) sebagai obat

antihipertensi dalam upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat.

4

Page 5: Proposal Ika

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Obat Tradisional

1.1.1 Definisi Obat Tradisional

Definisi obat tradisional menurut Undang-undang No. 23 tahun 1992

adalah bahan atau ramuan berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,

sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang secara

turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Obat

tradisional telah dikenal dan banyak digunakan secara turun temurun oleh

masyarakat. Umumnya, pemamfaatan obat tradisional lebih diutamakan sebagai

upaya preventif untuk menjaga kesehatan. Selain itu, ada pula yang

menggunakannya untuk pengobatan suatu penyakit. (Suharmiati dan Lestari

handayani, 2006).

Pada kenyataan bahan obat alam yang berasal dari tumbuhan porsinya

lebih besar dibandingkan yang berasal dari hewan atau mineral sehingga sebutan

obat tradisional hampir selalu identik dengan tanaman obat karena sebagian besar

obat tradisional berasal dari tanaman obat. (Anonim,2008)

Dalam penggunaan tanaman obat sebagai obat bisa dengan cara diminum,

ditempel, untuk mencuci/mandi, dihirup sehingga penggunaannya dapat

memenuhi konsep kerja reseptor sel dalam menerima senyawa kimia atau

rangsangan. (Thomas,2005)

5

Page 6: Proposal Ika

Tanaman obat adalah jenis tanaman yang sebagian, seluruh tanaman dan

atau sel tanaman tersebut digunakan sebagai obat, bahan atau ramuan obat-

obatan. Tanaman berkhasiat obat dikelompokan menjadi tiga:

1. Tumbuhan obat tradisional merupakan spesies tumbuhan yang diketahui

atau dipercaya masyarakat memiliki khasiat obat dan dan telah digunakan

sebagai bahan baku obat tradisional.

2. Tumbuhan obat modern merupakan spesies tubuhan yang secara ilmiah

telah dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat

obat dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis.

3. Tumbuhan obat potensial merupakan spesies tumbuhan yang diduga

mengandung atau memiliki senyawa atau bahan bioaktif berkhasiat obat,

tetapi belum dibuktikan secara ilmiah-medis sebagai bahan obat.

(Yuli W.Siswanto, 1997)

1.1.2 Jenis Obat Tradisional

Berdasarkan keputusan Kepala Badan RI No. HK.00.05.4.2411 tentang

ketentuan pokok pengelompokan dan penandaan obat bahan lam Indonesia, obat

tradisional dikelompokan menjadi tiga, yaitu jamu, obat herbal terstandar, dan

fitofarmaka.

a. Jamu

Jamu adalah obat tadisional yang berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan,

hewan dan mineral dan atau sediaan galeniknya atau campuran dari bahan-

bahan tersebut yang belum dibakukan dan dipergunakan dalam upaya

6

Page 7: Proposal Ika

pengobatan berdasarkan pengalaman. Umumnya obat tradisional ini dibuat

dengan mengacu pada tanaman obat yang jumlahnya antara 5-10 macam,

bahkan bisa lebih. Jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai uji

klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Di samping klaim khasiat yang

dibuktikan secara empires, jamu juga harus mememnuhi persyaratan

keamanan dan standar mutu. Jamu yang telah digunakan secara turun-

menurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan ratusan tahun telah

membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung untuk tujuan

kesehatan tertentu.

Logo Jamu

Kriteria jamu:

1. Aman

2. Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris

3. Memenuhi persyaratan mutu

(Suharmiati dan Lestari Handayani,2006)

b. Obat Herbal Terstandar

Merupakan obat tradisional yang disajikan dari hasil ekstraksi atau

penyaringan bahan alam, baik tanaman obat, binatang, maupun mineral.

Dalam proses pembuatannya dibutuhkan peralatan yang tisak sederhana

dan lebih mahal dari jamu. Tenaga kerjanya pun harus didukung oleh

pengetahuan dan keterampilan membuat ekstrak. Obat herbal ini

7

Page 8: Proposal Ika

umumnya ditunjang oleh pembuktian ilmiah berupa penelitian praklinis.

Penelitian ini meliputi standardisasi kandungan senyawa berkhasiat dalam

bahan penyusun, standardisasi pembuatan ekstrak yang higienis, serta uji

toksisitas akut maupun kronis.

Logo Obat Herbal Terstandar

Kriteria obat herbal terstandar :

1. Aman

2. Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah atau praklinik

3. Bahan baku yang digunakan telah terstandar

4. Memenuhi persyaratan mutu

(Suharmiati dan Lestari Handayani,2006)

c. Fitofarmaka

Merupakan obat tradisional yang dapat disejajarkan dengan obat modern.

Proses pembuatannya telah terstandar dan ditunjang oleh bukti ilmiah

sampai uji klinis pada manusia. Oleh karena itu, dalam pembuatannya

peralatan berteknologi modern, tenaga ahli, dan biaya yang tidak sedikit.

Logo Fitofarmaka

8

Page 9: Proposal Ika

Kriteria Fitofarmaka:

1. Aman

2. Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan uji klinik

3. Menggunakan bahan baku terstandar

4. Memenuhi persyaratan mutu

(Suharmiati dan Lestari Handayani, 2006)

1.1.3 Penggunaan Obat Tradisional

Penggunaan obat tradisional khususnya tanaman berkhasiat obat, tetap

berlangsung di zaman modern ini, bahkan cenderung meningkat, ini merupakan

bukti masyarakat masih mengakui dan memanfaatkannya. Dengan demikian perlu

dilestarikan dan dimanfaatkan jenis-jenis tanaman obat maupun resep-resep

tradisional warisan orang tua dahulu dalam upaya menunjang pelayanan

kesehatan.(Hembing Wijayakusuma,1995)

Sebagian besar obat tradisional yang telah dikembangkan melalui seleksi

alamiah, dalam pemakaiannya ternyata belum cukup untuk memenuhi persyaratan

ilmiah bagi pengobatan modern. Agar pemakaian obat tradisional dapat

dipertanggung jawabkan, perlu dilakukan berbagai penelitian baik untuk mencapai

komponen aktifnya maupun untuk menilai efektifitas dan keamanannya.

(Bamband Mursito,2006)

9

Page 10: Proposal Ika

1.2 Daun Kucai (Alium odoratum)

Gambar 1. Daun kucai (Alium odoratum)

Kucai adalah tanaman umbi-ubian, tinggi 30 sampai 50 cm. umbi ramping

berbentuk kerucut dengan panjang 2-3 cm dan lebar 1 cm, dan tumbuh dalam

rumpun yang padat. Daun berbentuk tabung hampa, panjang hingga 50cm,

dan berdiameter 2-3 mm, dengan tekstur yang lembut, meskipun sebelum

munculnya bunga dari daun,akan terlihat lebih keras dari biasanya. Bunga-

bunga berwaran pucat ungu, berbentuk bintang dengan enam kelopak bunga,

lebar 1-2 cm,dan diproduksi dalam bunga yang banyak, sekitar10-30 bunga,

sebelum membuka, bunga dikelilingi oleh daun pelindung tipis. Benih-benih

diproduksi di sebuah kapsul pada tiga tangkai kecil, biasanya benih matang di

musim panas. (Anonim,2005)

10

Page 11: Proposal Ika

1.2.1 Deskriptif tanaman

Morfologi tanaman

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Bangsa : Liliales

Suku : Amaryllidaceae

Marga : Allium

Jenis : Allium odoratum

(Anonim,2005)

2.2.2 Kandungan dan Senyawa Aktif

Dilihat dari zat gizinya, kucai memiliki nilai gizi cukup baik. Dalam 100

gram kucai terkandung energy lebih dari 40 kkal. Selain itu, sebagai sayuran kucai

juga sangat kaya akan serat pangan (dietry fiber), vitamin, dan mineral.

Kandungan zat gizi kucai per 100 gram dapat dilihat dibawah.

Tabel 2.1 Kandungan zat gizi per 100 gram kucai :

No Zat gizi Kucai Kucai muda

1.2.3.4.5.6.7.8.9.

Energi (Kkal)Protein (g)Lemak (g)Kalsium (mg)Fosfor (mg)Besi (mg)Vitamin A (IU)Vitamin B1 (mg)Vitamin C (mg)

452,20,352501,140

0,1117

423,80,676912,55000,1159

11

Page 12: Proposal Ika

Senyawa aktif dalam daun kucai antara lain:

1. Flavonoid

2. Saponin

3. Karoten

4. Belerang

(Anonim, 2005).

2.2.3 Efek Farmakologi

Kucai mengandung senyawa tetrametiloksamida dan ester 17-

etadekadesenil. Efek antihipertensi ekstrak kucai sebanding dengan

Atenolol dosis 25 mg. Atenolol adalah zat penurun hipertensi yang ering

diresepkan dokter yang tergolong suatu Beta bloker. Soal toksisitas, dari

uji klinis tersebut terungkap, mengonsumsi kucai dalam dosis tinggi

sekalipun tetaplah aman.

Konsumsi kucai tidak meningkatkan denyut jantung yang sangat

tinggi. Penderita hepertensi harus menghindari denyut jantung yang tinggi.

Sebab, denyut jantung memaksa darah memasuki pembulu jantung yang

sempit lebih cepat. Akibatnya darah menumpuk di pembulu dan

menyebabkan pembulu darah pecah.

Kucai juga dapat menghentikan penurunan kadar nitrogen oksida

pada darah tikus. Makin tinggi kadar NO, makin lebar pembuluh darah,

dan makin cepat dan lancar laju aliran darah. Dengan cara ini

penyumbatan pembulu darah dapat dihindari. Resiko terkena stroke makin

kecil.

12

Page 13: Proposal Ika

Peneliti di Sekolah Tinggi Farmasi Institut Teknologi Bandung

mengekstrak 240 mg kucai yang berumur dua bulan, ternyata kucai dapat

menurunkan tekanan darah sistolik hingga 28,67 mmHg dan tekanan darah

diastolik hingga 4,64 mmHg. (Duryatmo,2010:359-361).

2.2.4 Cara penggunaan sebagai obat hipertensi

1. Bahan : 200 gram daun kucai (Alium odoratum)

3 gelas air

Daun kucai yang digunakan adalah daun kuacai yang masih segar.

2. Cara membuat : Daun kucai dicuci bersih dan dipotong sedang,

tambahkan air dan dipanaskan. Biarkan air mendidih

sampai tersisa 1 gelas. Api lalu dimatikan dan biarkan

wadah tetap dalam keadaan tertutup sampai air dingin,

kemudian disaring. Cairan diminum 3 kali sehari

sebanyak 1 gelas, setelah makan. (Anonim,2005)

2.3 Hipertensi

2.3.1 Pengertian

Hipertensi adalah adalah terjadinya peningkatan tekanan darah secara

abnormal (tidak normal) pada tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan

diastolik 120 mmHg secara terus menerus yang disebabkan satu atau beberapa

faktor yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam mempertahankan tekanan

darah secara normal.(Farmakologi dan Terapi, 2002).

13

Page 14: Proposal Ika

Hipertensi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah yang cukup

banyak mengganggu kesehatan masyarakat. Pada umumnya, terjadi pada manusia

yang sudah berusia setengah umur (usia lebih dari 30 tahun). Namun, banyak

orang tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi. Hal ini disebabkan

gejalanya tidak nyata dan pada stadium awal belum menimbulakan gangguan

yang serius pada kesehatannya. (lany Gunawan,2001).

Tekanan darah adalah kekuatan yang diperlukan agar darah dapat mengalir

di dalam pembuluh darah dan beredar mencapai semua jaringan tubuh manusia.

Darah yang dengan lancer beredar ke seluruh bagian tubuh berfungsi sangat

penting sebagai pengangkut oksigen serta zat-zat lain yang diperlukan bagi

kehidupan sel-srl tubuh. Selain itu, darah juga berfungsi sebagai sarana

pengangkut sisa hasil metabolisme yang tidak berguna lagi dari jaringan tubuh.

(L.Gunawan,2001).

Tekanan darah dibedakan antara tekanan darah sistolik dan tekanan darah

diastolik. Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah pada waktu jantung

menguncup (sistole). Adapun tekanan darah diastolic tekanan darah pada saat

jantung mengendor kembali (diastole). Dengan demikian tekanan darah sistole

lebih tinggi dari diastole. Tekanan darah manusia bisa diukur langsung dengan

alat tensimeter (L.Gunawan,2001).

`

14

Page 15: Proposal Ika

Tabel 2.2 Batas rata-rata tekanan darah berdasarkan umur pada pria dan wanita:

Usia(Tahun)

Pria WanitaSistolis(mmHg)

Diatolis(mmHg)

Sistolis(mmHg)

Diatolis(mmHg)

10 – 2020 – 3030 – 4040 – 5050 – 6060 – 7070 – 8080 – 90

102 – 123123 – 126126 – 128128 – 133133 – 140140 – 143

143143

70 – 7878 – 8080 – 8282 – 8383 – 8484 – 8181 – 8080 – 78

103 – 116116 – 120120 – 126126 – 136136 – 144144 – 158158 – 155155 – 149

70 – 7373 – 7676 – 8080 – 8585 – 8383 – 8281 – 80

80(Tjay, Tan Hoan,Drs. 2002)

2.3.2 Jenis Hipertensi

Menurut buku obat – obat penting tahun 2002 berdasarkan etiologinya,

hipertensi dibagi atas hipertensi esensial dan skunder:

a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer, yaitu hipertensi yang tidak jelas

etiologinya. Hipertensi ini merupakan 90% dari kasus hipertensi. Faktor –

faktor yang mempengaruhi hipertensi esensial adalah usia, merokok, dan

kolesterol.

b. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang diketahui penyebabnya,

prevalensi hipertensi sekunder ini hanya sekitar 5-8% dari seluruh

penderita hipertensi. Hipertensi sekunder dapat disebabkan oleh penyakit

ginjal, penyakit endokrin,pemakaian obat-obatan dan lain-lain.

Berikut klasifikasi hipertensi dibedakan berdasarkan tingginya tekanan darah

(TD) pada penderita usia 18 tahun keatas dapat dilihat pada label di bawah ini :

15

Page 16: Proposal Ika

Tabel 2.3 Klasifikasi Tekanan Darah

No Kategori TDD (mmHg) TDS (mmHg)1. Normal <85 <1302. Perbatasan 85-89 130-1303. Hipertensi

Tingkat 1 – ringan Tingkat 2 – sedangTingkat 3 – berat Tingakt 4 –sangat berat

90- 99100-109110-119≥120

140-159160-179180-209≥210

c.

(Farmakologi dan Terapi, 2005)

2.3.3 Penyebab Hipertensi

Berhubung lebih dari 90% penderita hipertensi digolongkan atau

disebabkan oleh hipertensi primer. Meskipun hipertensi primer belum diketahui

dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beerapa factor

yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Factor-faktor tersebut antara lain

adalah factor keturunan, cirri perseorangan, dan kebiasaan hidup.

1. Faktor Keturunan

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan

lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah

penderita hipertensi.

2. Ciri Perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur,

jenis kelamin, dan ras. Umur yang bertambah akan menyebabkan

terjadinya kenaikan tekanan darah. Tekanan darah pria umumnya lebih

tinggi dibandingkan wanita.

3. Kebiasaan Hidup

16

Page 17: Proposal Ika

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah

konsumsi garam yang tinggi, kegemukan atau makan berlebihan, stress

dan pengaruh lain. Pengaruh lain yang dapat menyebabkan naiknya

tekanan darah antara lain :

a) Merokok, karena merangsang system adrenergic dan meningkatkan

tekanan darah

b) Minum alcohol

c) Minum obat-obatan, misal: Ephedrin, Prednison, Epinefrin

(Lany Gunawan,2011)

2.3.4 Gejala Umum Hipertensi

Gejala – gejala yang dikeluhkan penderita secara umum :

a. Sakit kepala

b. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk

c. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh

d. Berdebar atau detak jantung terasa cepat

e. Telinga berdenging

Jika hipertensinya berat atau menahan dan tidak diobati, bisa timbul gejala

berikut:

a. Sakit kepala

b. Kelelahan

c. Mual

d. Muntah

e. Sesak nafas

17

Page 18: Proposal Ika

f. Gelisah

g. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada

otak, mata, jantung dan ginjal.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan -darah-tinggi)

2.3.5 Obat – Obat Hipertensi

1. Nifedipin

Khasiat utamanya adalah vasodilasi, terutama digunakan pada

hipertensi esensial (ringan/berat), juga pada angina variant berdasarkan

efeknya terhadap jantung yang relative ringan. Kerja kapsul dalam 20

menit dan bertahan 1-2 jam.

Efek samping: Udema pergelangan kaki

2. Kaptopril

Derivat prolin ini adalah penghambat ACE, efek peniadaan

angiostensin II adalah vasodilatasi dan berkurangnya retensi garam dan

air. Efek samping : hilangnya rasa (kadang – kadang penciuman), batuk

kering.

3. Labetolol

Derivat salbutamol, kerja cepat 2-4 jam, digunakan pada hipertensi

sedang sampai berat, efek menguat dengan meningkatnya dosis.

Efek samping : Hidung tersumbat, gangguan lambung-usus, letih lemah.

4. Klonidin

18

Page 19: Proposal Ika

Derivat imidazolin yang kerja kuat berdasarkan efek adrenolitik

sentral,. Kerja maksimal dicapai dalam waktu 4 jam dan bertahan 8 jam.

Efek samping : Sedasi, mulut kering, pusing, mual.

5. Metil dopa

Derivat alanin terutama digunakan pada hipertensi sedang sampai

dengan berat, efek 5 jam dan bertahan 24 jam.

Efek samping : Kelainan darah serius antara lain anemia dan leukemia.

2.3.6 Usaha Pencegahan Hipertensi

Pencegahan lebih baik daripada pengobatan, demikian juga hipertensi.

Usaha pencegahan juga bermanfaat bagi penderita hipertensi agar penyakitnya

tidak menjadi parah. Sebenarnya sangat sederhana dan tidak memerlukan biaya,

hanya diperlukan disiplin dan ketekunan menjalankan aturan hidup sehat, sabar,

dan ihklas dalam mengendalikan perasaan dan keinginan atau ambisi.

Agar terhindar dari komplikasi fatal hipertensi, harus diambil tindakan

pencegahan yang baik (stop high blood pressure), antara lain dengan cara :

1. Mengurangi konsumsi garam

2. Menghindari kegemukan

3. Membatasi konsumsi lemak

4. Olahraga teratur

5. Makan banyak buah dan sayuran segar

6. Tidak merokok dan tidak minum alcohol

7. Latihan relaksasi atau meditasi

19

Page 20: Proposal Ika

8. Berusaha membina hidup yang positif

(Lany Gunawan,2001)

20

Page 21: Proposal Ika

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1.

1.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian yang di lakukan adalah ekperimen yaitu kegiatan

percobaan yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh

yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu.

3.2. Alat dan Bahan

1. Alat :

Sphygmomanometer (tensi meter)

2. Bahan :

a. 200 gram daun kucai (Alium odoratum )

b. Air 3 gelas

3.3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah masyarakat yang menderita hipertensi dengan

kriteria:

a) Subjek 10 orang ( 5 orang hipertensi ringan dan 5 orang hipertensi

sedang).

b) Laki – laki dan perempuan

c) Usia 30 – 60 keatas

21

Page 22: Proposal Ika

d) Tekanan darah systole sama dengan dan diatas 140mmHg

e) Bukan penderita hipertensi sekunder

f) Bukan ibu hamil

g) Tidak alergi terhadap bahan obat

3.4. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah sediaan daun kucai (Alium odoratum)

3.5. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.5.1. Lokasi

Penelitian dilakukan di Rt 02 Dusun 5 Desa Salambuku Kec. Batang

Masumai Kab. Merangin

3.5.2. Waktu Penelitian

Penelitian direncanakan pada bulan juli 2011

3.6. Cara Kerja

3.6.1. Survey awal

Observasi ke Rt.02 dusun 5 Desa Salambuku Kec. Batang Masumai Kab.

Merangin

3.6.2. Mengumpulakan data masyarakat Rt.02 Dusun 5 Desa Salambuku Kec,.

Batang Masumai Kab. Merangin yang menderita hipertensi dengan usia

30-60 tahun berdasarkan data dari puskesmas Bangko.

22

Page 23: Proposal Ika

3.6.3. Mengukur tekanan darah awal penderita hipertensi dengan menggunakan

alat sphygmomanometer (tensi meter), dilakukan oleh tenaga medis

(perawat)

3.6.4. Memberikan sediaan daun kucai kepada penderita (200 gram daun kucai

direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tersisa 1 gelas, biarkan

dingin dan saring diminum 3 kali sehari sebanyak 1 gelas sesudah makan)

3.6.5. Mengukur kembali tekanan darah penderita yang menggunakan daun

kucai dengan periode waktu tiap 1 kali sehari (sore) selama sebulan.

3.6.6. Uji efektifitas

Uji ini dilakukan terhadap penderita hipertensi ringan dan sedang yang

masing-masing berjumlah 5 orang dengan usia 30-60 tahun

3.6.7. Pengumpulan data

Data yang diambil adalah besarnya tekanan darah setelah menggunakan

ramuan kucai selama 2 minggu.

3.6.8. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data di peroleh dari hasil pengukuran tekanan darah

pada subjek penelitian yang telah diberi perlakuan. Data akan disajikan

dalam bentuk tabel.

23

Page 24: Proposal Ika

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2005.Farmakologi dan Terapi, Jakarta : Fakultas Kedokterann Universitas Indonesia.

Bustan NM. 2006. Epidemiologi penyakit tidak menular. Jakarta: Rineka Cipta

Duryatmo S, Susanto DA, cahyana D, ankasa S, wijayanti L, Apriyanti RN, dll. 2010. Herbal Indonesia berkhasiat (Bukti Ilmiah dan Cara Racik). Vol 8. Depok: Pt. Trubus Swadaya.

Gunawan,L.2001. Hipertensi (Tekanan Darah TInggi). Yogyakarta : Kanisius

Lumbantobing, SM. 2008. Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Majid A. 2005. Fisiologi Kardiovaskular. Edisi 2. Medan : Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Oktora L, Sari LK. 2006. Pemanfaatan Obat Tradisional Dengan Pertimbangan Manfaat Dan Keamanannya. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. III, No.1, April 2006, 01 – 07. (diakses 24 Maret 2011). Diunduh dari URL: http://jurnal.farmasi.ui.ac.id/pdf/2006/v03n01/lusia0301.pdf

Permadi A.2008. Ramuan herbal penumpas hipertensi. Jakarta: Pustaka bunda.

Silitonga L. 2011. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Di Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten Toba Samosir Tahun 2005-2007. (diakses 24 Maret 2011). Diunduh dari URL: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/14690

Suharmiati dan Lestari Handayani. 2006. Cara Benar Meracik Obat Tradisional. Jakarta: Agro Media Pustaka.

Thomas ANS. Tanaman obat tradisional 2. Yogyakarta : kanisius. 9-10.

Tjai, Tan Hoa,Drs. 2002. Obat-Obat Penting Edisi V. Jakarta:Elek Media Komputindo.

Yogiantoro M. 2006. Hipertensi Esensial. Buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid I, edisi IV. Sudoy AW, setiyohadi B, Alwi I, simadibrata K, setiawati S. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

24

Page 25: Proposal Ika

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3384/1/penydalam-umar7.pdf

http://www.smallcrab.com/kesehatan/739-berbagai-khasiat-bawang-kucai.

http://www.sith.itb.ac.id/herbarium/index/index.php?c=herbs&view=detail&spid=237530

http://indonesian-herbal.blogspot.com/2008/11/tanaman-obat-indonesia-untuk-pengobatan.html

http://www.litbang.deptan.go.id/special/publikasi/doc_perkebunan/tanamanobat/tan-obat-bagian-a.pdf

25