Project Assignment
-
Upload
anonymous-ou2zsqt -
Category
Documents
-
view
242 -
download
12
Transcript of Project Assignment
PROJECT ASSIGNMENT
PENAMBAHAN LINE SUPPLY SEA WATER PADA HEADER SWS DARI LINE INLET SEA WATER CCCW
Diajukan oleh :
Vincentius Leo Andika
NOSIS : DME-
PROGRAM ON THE JOB TRAINING
DIKLAT PRAJABATAN ANGKATAN XVII
TAHUN 2016
SEMARANG
1
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Vincentius Leo Andika
NIS : DME-
Judul Telahaan Staf : Penambahan Line Supply Sea Water Pada Header SWS( Sea Water Supply ) Dari Line Inlet Sea Water CCCW
Semarang, 11 Mei 2016
Mentee
( Vincentius Leo Andika )
Menyetujui,
Mentor
( Doni Bakar )
Mengetahui,
General Manager Manager Keuangan
( Tarwaji ) ( Agus Dwi Koriadi )
2
ABSTRAK
Tujuan dari pembuatan project assignment ini adalah, penulis berharap agar dapat dikaji ulang,
karena pada saat sekarang, penulis mendapat pembelajaran dilapangan setelah melalui observasi yang
dilakukan penulis mengenai masalah pompa SWS ( Sea Water Supply ) yang sedang bermasalah, jadi
pada saat ini, system pendingin pada komponen-komponen di pembangkitan yang menggunakan media air
laut, sangat rentan kekurangan pasokannya. Untuk itu, penulis mencoba memberikan masukkan kepada
manajemen melalui project assignment ini. Tujuan dari penulisan project assignment ini adalah, membuat
sebuah penambahan line emergency ketika pompa SWS sedang tidak bisa beroperasi secara optimal dan
benar-benar tidak memberikan pasokkan air laut sebagai media pendinginan pada komponen-komponen
yang ada di pembangkit, khususnya penulis membahas tentang pendinginan heat exchanger pada vaccum
pump.
Keyword : Fiber Piping, Check Valve, Butterfly Valve, Sea Water
3
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, yang telah memberikan nikmat kesehatan
dan petunjuk, sehingga project assignment yang berjudul “ PENAMBAHAN LINE SUPPLY SEA WATER
PADA HEADER SWS DARI INLET SEA WATER CCCW“ ini dapat terselesaikan. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada ;
1. Pak Tarwaji selaku General manager UP Semarang
2. Pak Doni Bakar selaku mentor
3. Pak Handi Cahyono selaku tutor
4. Rekan-rekan Operator Shift D PLTGU
5. Seluruh Insan PT. Indonesia Power yang belum sempat penulis sebutkan, yang telah memberikan
dukungan, sehingga project assignment ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam project assignment ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya dapat membangun untuk pengembangan
project assignment ini kedepannya.
Hormat saya,
Vincentius Leo Andika
DAFTAR ISI
4
HALAMAN SAMPUL
JUDUL 1
LEMBAR PENGESAHAN 2
ABSTRAK 3
KATAPENGHANTAR 4
DAFTARISI 5
BABIPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 6
1.2 Rumusan Masalah 7
1.3 Maksud Dan Tujuan 7
1.4 Ruang Lingkup 8
1.5 Metodologi 9
BAB II TEORI DASAR
2.1 SEA WATER SUPPLY UNTUK HEAT EXCHANGER VACUUM PUMP 10
2.1.1 Cara kerja Sea Water Supply PLTGU Tambak Lorok 11
2.2Peralatan Utama Sea Water Supply 11-13
BAB III PEMBAHASAN
5
3.1Line Emergency Supply Sea Water Pada Heat Exchanger Vacuum Pump 15-17
3.2Standar Operasional Prosedur 17
3.2.1 Contoh SOP Yang Dibuat 17-18
3.3Penyelesaian Masalah 18
3.4Penambahan Alat 19-23
BAB IV MANFAAT PROJECT ASSIGNMENT 24
4.1 Manfaat Financial 24-25
4.2 Manfaat NON Financial 26
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 27
5.1 Kesimpulan 27
5.2 Saran 27
6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PLTGU Tambak Lorok merupakan salah satu unit pembangkitan yang terdiri dari 2 blok,
yang masing-masing blok terdiri dari 3 unit Gas Turbine Generator, 3 Heat Recovery Steam
Generator dan 1 unit Steam Turbine Generator. Dalam pengoperasiannya PLTGU Tambak Lorok
membutuhkan air dalam jumlah yang cukup banyak, antara lain untuk keperluan air pendingin
pada komponen-komponen seperti proses cooling Heat exchanger, vaccum pump, vaccum
priming, dan juga seperti desaltination plant, dan juga pasokkan untuk Chlorination plant.
Pada kesempatan project assignment ini, penulis akan membahas tentang bagaimana
ketika pompa supply air laut sedang mengalamai masalah, dan tidak dapat memasok air laut
untuk keperluan keberlangsungan proses pada komponen-komponen yang penulis sebutkan
seperti paragraph diatas. Hal ini pernah terjadi, data-data yang penulis dapat, diambil dari
refrensi alpha op. alpha adalah aplikasi logsheet yang berbasis digital. Penulis mendapatkan data,
bahwa pernah terjadi pada “SUCTION SWSP” terjadi penyumbatan, dikarenakan, saringan luar
pada area intake tertabrak oleh kapal, jadi kotoran yang ada pada air laut menyumbat laju aliran
pada SWS pump, sehingga, SWS pump tidak dapat bekerja optimal, dan pasokkan air laut untuk
keberlangsungan proses pada unit menjadi kurang. Dari hal tersebut, penulis mencoba
memberikan sebuah gagasan, dimana gagasan tersebut sifatnya hanya sebagai emergensi untuk
menjaga vaccum pada kondensor, agar steam turbin generator tidak trip. Dengan cara membuat
““ PENAMBAHAN LINE SUPPLY SEA WATER PADA HEADER SWS DARI INLET SEA
7
WATER CCCW “. Hal ini dilakukan agar ketika suatu saat pompa supply sea water tidak dapat
bekerja optimal, hal yang dapat dilakukan terlebih dahulu adalah menjaga nilai vaccum pada
kondensor, dengan menjaga kerja pada vaccum pump tetap optimal. Pendinginan pada heat
exchanger vaccum pump juga berpengaruh pada kinerja vaccum pump, maka dari itu, penulis
mencoba membuat usulan tersebut. Ada pun data yang didapat dari penulis, yang memberikan
info tentang terjadinya penyumbatan pada suction sea water supply pump, yang terjadi pada
tanggal 26 Deseember 2015, yang menyatakan bahwa terjadi kerusakkan pada travelling screen
2A rusak( saringan bengkok ), travelling 2B macet, dan pressure SWSP rendah, serta ampere
motornya yang menjadi rendah. Data ini didapat pada catatan logsheet digital ALPHA OP.
1.2 Rumusan Masalah
Pada area intake pompa pemasok air laut ada 4 buah, tapi untuk saat ini, pompa yang
benar-benar efektif dapat bekerja hanya 2 pompa yang terpasang, pompa yang satunya(1) sedang
brmasalah, dan sering trip. Jadi penulis berniat untuk memberikan sebuah solusi pada suatu
ketika terjadi masalah seperti latar belakang di atas, maka penulis memberikan masukkan seperti
apa yang ditulis pada project assignment ini. Pernah terjadi suatu masalah, ketka SWS tidak
dapat bekerja optimal, sehingga pasokkan air laut yang dibutuhkan untuk kelangsungan system
pada PLTGU Tambak Lorok sempat terganggu.
1.3 Maksud Dan Tujuan
Maksud dan tujuan dibuatnya project assignment ini adalah untuk pemanfaatan air laut
dari inlet sea water pada CCCW yang di bypass menuju line header sws yang menuju ke Heat
Exchanger Vaccum Pump. Pembuatan atau penambahan line tersebut bersifat emergency, ketika
pada saat pompa supply air laut sedang mengalamai masalah, yang kita selamatkan terlebih
8
dahulu adalah pendinginan pada Heat Exchanger Vaccum Pump, hal ini diupayakan agar Steam
Turbin Generator tidak Trip Karena Vaccum kondensornya yang nilainyanya menjadi tinggi.
1.4 Ruang Lingkup
Project Assignment ini membahas tentang penambahan line yang sifatnya sebagai
emergency untuk memberikan pengaman pada temperatur di Heat Exchanger Vaccum pump,
agar vaccum di kondensor tetap terjaga. Hal ini diupayakan agar secara system pada kondensor
tetap dapat bekerja secara optimal, dan Steam Turbin Generator tidak trip karena nilai pada
vaccum kondensor tidak tinggi, karena kalo nilai vaccum pada kondensor tinggi, uap dari turbin
LP yang menuju kondensor tidak dapat terkondensasi dengan sempurna.
1.5 Metode Penelitian
DalampenulisanProjectAssignmentinipenulismenggunakanbeberapa metode, diantaranya:
1. Studi Pustaka
Studipustakadilakukandenganmencariinformasidariberbagaisumber sebagai landasan
teori dalam penulisan
2. Observasi
Observasiyaitumengamatikondisidilapangandanmengambildatayang diperlukan
dalam perhitungan dan analisa
3. Konsultasi
Konsultasi dilakukan dengan cara berdiskusi dengan teman-teman senior operator,
teman-teman pemeliharaan, tutor dan mentor serta staff lain demi kelancaran porject
assigment ini.
9
4. Perhitungan dan Analisa
Metode inidilakukan untuk mencari kerugian akibat ketika berhentinya pasokkan
air yang digunakan sebagai system pendinginan seal water vacuum pump berdasarkan
datayang didapat dan melakukan analisaberdasarkan data hasilperhitungan.
BAB II
10
TEORI DASAR
2.1 SEA WATER SUPPLY UNTUK HEAT EXCHANGER VACCUM PUMP
Di PLTGU TAMBAK LOROK SWS pump dengan spesifikasi pompa RPM ; 1485, Volt
380v, Frekuensi; 50 Hz, TYPE; JVC 4, KVAR; 31.3. dengan discharge diatas 5 bar. Output dari
SWS Pump ada banyak, salah satunya sebagai supply media pendingin dari air laut.
Output dari SWS antara lain; Chlorination Plant, pendingin CWP( Circulating Water
Pump ), CCCW Heat Exchanger, Vaccump Pump Heat Exchanger, Vaccum Priming Heat
Exchanger, Desaltination Plant, Seal Water Vaccum Pump dan Vaccum Priming.
Cara kerja dari penambahan line seperti yang diketik oleh penulis adalah, ketika pompa
sea water supply mengalami masalah dan hanya satu(1) pompa yang bias bekerja, maka debit air
laut yang disupply rentan mengalami kekurangan dengan konsumsi begitu banyak komponen
yang membutuhkan supply air laut,maka penulis membuat bypass line dari inlet CCCW menuju
line Header dari supply sea water, ketika terjadi masalah, maka operator local yang bersangkutan
di area kerja langsung membuat maneuver agar supply air laut terhadap heat exchanger pada
vaccum pump dapat terjaga temperaturnya. Operator melakukan maneuver dengan membuka
valve inlet yang ada di dekat inlet CCCW, lalu mengaktifkan breaker pompa yang memberikan
tekanan pada laju aliran yang menuju Heat Exchanger Vaccum Pump selama pompa Sea Water
Supply kembali normal.
2.1.1 Cara kerja sea water supply pada PLTGU TAMBAK LOROK antara lain :
11
Disuplay dengan empat pompa centrifugal dua tingkat yang masing-masing dilengkapi
dengan vertikal strainer ukuran mesh 6, yang bisa saling terkoneksi satu pompa dengan
yang lain
kapasitas tiap pompa 643 m3 /jam, dengan total head 55m
Perbedaan pressure indikator discharge (lokal intake) dengan pressure indikator di DCS
mengindikasikan tingkat kebersihan vertikal strainer
Konfigurasi sistem line dari intake ke steam building sangat mempengaruhi
terpenuhinya kebutuhan flow air laut yang dibutuhkan di desalination plant
Valve cross tie sea water di mezzanine floor untuk manuver system operasi desalination
plant ( desalination A dan B di suplay dari sea water system blok II, desalination C di
suplay dari sea water system blok I )
2.2 Peralatan Utama Sea Water Supply :
1. Sea Water Supply Pump / SWSP
Pompa SWS merupakan media yang berfungsi sebagai pemasok air laut yang di tujukan
untuk memasok seperti Desaltination plant, Chlorinite plant, Proses Cooling H/X, Vaccum
Pump, Dan Vaccum Primming.Jenis pompa ini adalah Sbb :
- Pompa Centrifugal dengan 2 tingkatan.
- kapasitas tiap pompa 643 m3 /jam, dengan total head 55m.
Untuk Supply Sea Water sendiri, tiap blok menyediakan 2 pompa, jadi 2 blok mempunyai 4
pompa yang khususnya pada PLTGU Tambak Lorok UP Semarang.
12
Gambar 2.1 Sea Water Supply Pump
2. Peralatan Vertikal Strainer
Peralatan vertical strainer ini digunakan untuk upaya penyaringan pada line
discharge SWSP yang berupa partikel-partikel padat. Ukuran vertical strainer tersebut
adalah Mesh 6 yang bisa saling terkoneksi dari satu pompa, ke pompa yang lain.
Gambar 2.2 peralatan vertical strainer
13
3. Cooling Heat Exchanger
Cooling Heat Exchanger ini berfungsi sebagai media pendingin atau heat transfer
dari objek yang yang ingin didinginkan, dan media pendinginannya adalah air laut yang
di supply dari sea water supply pump tersebut, begitu pun juga heat exchanger yang ada
pada CCCW( Circulation Closed Cooling Water ), Vaccum priming, vaccum pump.
Gambar 2.3 Heat Exchanger
14
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 LINE EMERGENCY SUPPLY SEA WATER PADA HEAT EXCHANGER VACCUM PUMP
Gambar ; 3.1.1 GAMBAR PERENCANAAN PENULIS
15
1. FUNGSI
Sebagai emergency ketika ada gangguan pada supply sea water pump, yang
diperuntukkan untuk memasok air laut sebagai media pendingin untuk heat exchanger
vacuum pump, yang bertujuan untuk menjaga kehandalan vacuum pump itu sendiri dan
menjaga proses vaccum pump tetap normal pada batasan kerjanya, agar steam flow yang
akan masuk ke kondensor, dapat terkondensasi dengan optimal.
2. DESKRIPSI
Jenis Pipa yang digunakan adalah Fiber, agar tidak terjadi korosi, serta valve
butterfly yang diperuntukkan untuk bermanuver pada saat operasional berlangsung, check
valve yang dipasang untuk upaya pencegahan adanya back pressure, serta penambahan
line vacuum priming, untuk menjaga tekanan agar line yang dituju dapat memaksimalkan
laju alirannya.
Gambar ; 3.1.2 line vacuum priming
16
3. SIKLUS UTAMA PADA SEA WATER SUPPLY
Gambar 3.1.3 P.I.D Siklus Utama Sea Water Supply
3.2 Standard Operasional Prosedur.
3.2.1 CONTOH SOP ( STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR ) YANG BENAR.
1. Pakailah Alat Pengaman Diri ( APD ).
2. Pastikan operator sudah line up sebelum memulai maneuver.
3. Buka BV pada line emergency.
4. Buka BV pada line vacuum priming yang menuju line emergency.
5. pastikan kembali pekerjaan secara visual, bahwa pekerjaan sudah benar.
17
3.3 Penyelesaian Masalah
Penulis berharap dengan adanya Project Assignment yang ditulis oleh penulis, maka
masalah yang ada dapat terselesaikan walaupun sifatnya hanya sebagai emergency ( Kontingen
Plan ). Dengan adanya “ Emergency Supply Sea Water Untuk Heat Exchanger Vaccum Pump”
ini, kita tidak perlu khawatir ketika ada terjadi kerusakan pada SWS Pump. Pembuatan project
assignment ini, penulis melalu beberapa metode, sehingga penulis mendapatkan refrensi untuk
membuat tulisan ini. Penulis memberikan pendapat dalam bentuk tulisan tersebut, dengan
menelaah problem yang pernah terjadi di unit. Pada pembuatan line tersebut, aka nada beberapa
tambahan equipment yang akan di pasang seiring dengan pembuatan project tersebut. Pembuatan
ini diupayakan untuk membuat unit menjadi tetap handal dan dapat mencapai target walau dalam
situasi bermasalah. Pembuatan jalur emergensi tersebut dibuat mengambil dari sumber air
pendingin CCCW, lalu langsung di by pass atau di tambahkan line menuju jalur Heat Exchanger
pada vaccum pump. sistem ini dapat berjalan apabila pompa supply sea water tidak dapat
memberikan pasokan air lagi untuk keperluan pendinginan komponen-komponen yang
membutuhkan pendinginan dari air laut yang di khusus kan untuk pendinginan seal water pada
vaccum pump.
18
3.4 PENAMBAHAN ALAT
3.4.1 FIBER GLASS PIPPING
Gambar ; 3.4.1FIBER GLASS PIPPING
Definisi fiber glass adalah sebagai berikut :
Fiber glass juga disebut fiber glass dan serat gelas bahan yang terbuat dari sangat
halus serat kaca. Hal ini digunakan sebagai agen penguat untuk banyak polimer.Material
komposit yang dihasilkan, baik yang dikenal sebagai serat-diperkuatpolimer (FRP) atau
plastik yang diperkuat kaca (GRP), disebut "fiberglass". Pipa fiber yang akan digunakan untuk
penambahan jalur pipa tersebut sebesar 10”inc. dengan panjang ±10 meter.
19
3.4.2 BUTTERFLY VALVE
Gmbar 3.4.2 Konstruksi Butterfly Valve
Definisi Butterfly Valve adalah sebagai berikut : Butterfly valve adalah jenis valve yang
menggunakan sebuah disc yang bisa memutar dalam ruangnya untuk membuka dan menutup
aliran.Pada umumnya digunakan dalam system aplikasi low pressure/tekanan rendah dimana
kebocoran tidak begitu penting. Normalnya digunakan dalam ukuran yang besar. Diameter dari
valve bisa disesuaikan dengan pesanan agar mudah tersambung dengan pipa.
20
3.4.3 CHECK VALVE
Gambar 3.4.3 INSTALASI CHECK VALVE PADA FIBER GLASS PIPPING
Definisi Check Valve adalah sebagai berikut :
pengaliran satu arah, bisa pergi tidak bisa kembali lagi , fungsinya berdayung,
biasanya dipakai dengan spring check valve. Keuntungannya menggunakan check valve
adalah Klo sudah buka ringan, low pressure drop / kehilangan tekanan sangat rendah,
cost nya murah. Kerugian menggunakan Check Valve adalah Kebocoran amat tinggi dan
aliran rendah karena terganggu dengan adanya hambatan. Pemberian Check Valve pada
instalasi project assignment seperti apa yang di ketik oleh penulis adalah upaya untuk
pencegahan bila terjadi ada kemungkinan terjadi back pressure ( tekanan balik ).
3.4.4 REDUCER
21
Gambar 3.4.4 REDUCER
Definisi Reducer adalah sebagai berikut :
Reducer adalah media sebagai pipping fitting, dimana reducer diupayakan sebagai
media penambaha tekanan dalam suatu instalasi pemipaan. Reducer juga dapat
menambah laju aliran, hal itu dapat terjadi karena adanya perbedaan luas penampang
pada media reducer tersebut. Karena pada prinsip dasar fluida cair bergerak dari tekanan
tinggi, menuju ke tekanan rendah. Penulis memberikan reducer pada instalasi tersebut,
agar laju aliran dapat cepat membantu mengisi ruangan Heat Exchanger pada vacuum
pump tersebut.
22
Gambar visualisasi dilapangan yang akan di asumsikan oleh penulis adalah
sebagai berikut :
Garis Panah berwarna merah adalah ilustrasi penambahan line yang di ketik oleh
penulis untuk project assignment tersebut.
23
IN Sea Water From Circulating Water Pump
TO Heat Exchanger Vacuum
BAB IV
MANFAAT PROJECT ASSIGNMENT
4.1Manfaat Financial
Project assignment ini memiliki manfaat financial yaitu mengurangi atau
mencegah dampak terjadinya trip pada Steam Turbin Generator ( STG ) akibat peralatan
atau komponen vital pada STG mengalami kegagalan gas condensable yang terlalu
banyak, sehingga dapat menyebabkan kenaikkan nilai tekanan vacuum pada kondensor,
dan dapat mengakibatkan alarm pada kondensor, atau trip pada STG. Penulis
mengasumsikan beban maksimum pada STG dengan pola 3-3-1.
STEAM TURBIN
GENERATORBEBAN MAKSIMUM
HARGA JUAL
LISTRIK*
STG 1.0 140 MW Rp 883,84 KWh
STG 2.0 140 MW Rp 871,67 KWh
(*Sumber Anggaran Dari Niaga)
Tabel 4.1 Beban Maksimum dan Harga Jual Listrik STG
Besarnya Kerugian yang dapat dicegah adalah sebagai berikut :
24
1. ~ STG 1.0 = 140 MW = 140.000 KW
~ Harga Jual Listrik = 883.84 KWh
√ Kerugian Yang Dapat Dicegah : ( Beban STG * Harga
Jual STG 1.0 )
= ( 140.000 KW * Rp 883.84 KWh )
= Rp 123.737.600/Jam
2. ~ STG 2.0 = 140 MW = 140.000 KW
~ Harga Jual Listrik = 871.67 KWh
√ Kerugian Yang Dapat Dicegah : ( Beban STG * Harga Jual STG
2.0 )
= ( 140.000 KW * Rp. 871.67 KWh )
= Rp. 122.033.800/Jam
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, besarnya kerugian yang dapat dicegah pada
STG adalah tergantung pada banyaknya jam saat unit trip, semakin besar nominal jam
unit trip, semakin kecil pila harga jual yang didapat oleh pihak perusahaan. Maka dari
itu, sebagai penulis, ingin sekali rasanya membuat sebuah keuntungan pada produksi unit
lewat project assignment ini.
25
4.2 Manfaat NON Financial
Adapun Manfaat non financial dari project assignment ini yang dapat diperoleh
adalah :
1. Sebagai salah satu cara penunjang kehandalan unit, khususnya untuk
kehandalan kondensor.
2. Mencegah / mengurangi STG trip, dan kerugian dari produksi MW pada
Steam Turbin Generator.
3. Sebagai system proteksi ketika Sea Water Supply dari Intake Area
benar-benar tidak dapat memasok air laut sebagai system pendingin,
yang pada project assignment ini, penulis mengkhususkan pada
pendinginan Heat Exchanger vacuum pump.
26
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dengan adanya penambahan line emergency supply sea water dari inlet CCCW
menuju Heat Exchanger vacuum pump, operator local dapat dimudahkan dalam ber
maneuver ketika terjadi trouble, dan juga aman dalam operasional. Dapat disimpulkan
juga dari pengerjaan project assignment ini adalah sebagai system proteksi ketika terjadi
masalah dalam pasokkan air, dan dapat menyelamatkan Steam Turbin Generator dari
Trip.
5.2 Saran
1. Mencoba membuat observasi untuk antisipasi ketika terjadi krisis air laut dalam
proses.
2. Terus membuat inovasi, dan mempunyai rasa memiliki pada komponen-komponen di
unit pembangkitan tersebut.
3. Menjaga kehandalan unit dalam beroperasi.
27
28