PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ...repository.uinjambi.ac.id/3111/1/PDF SKRIPSI...
Transcript of PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ...repository.uinjambi.ac.id/3111/1/PDF SKRIPSI...
KENAIKAN JABATAN FUNGSIONAL DALAM MENDUKUNG
PENGEMBANGAN KARIR PUSTAKAWAN DI LINGKUNGAN DINAS
PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH PROVINSI JAMBI
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Syarat-syarat guna Memperoleh
Gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Ilmu Perpustakaan pada
Fakultas Adab dan Humaniora
Oleh :
KHAIRUNNISAK
NIM.IPT.160869
PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
ii
iii
iv
v
MOTTO
ون إلى عالم ون وسترد عملكم ورسوله والمؤمنون وسترد وقل اعملوا فسيرى الله
هادة فينبئكم بما كنتم تعملون ٥٠١ الغيب والش
Artinya:
Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah akan meihat pekerjaanmu,
begitu juga Rasul-Nya serta orang-orang mukmin dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata,
lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S. AL
Taubah 105).1
1 Depang, Al-Qur’an dan terjemahannya, (Surabaya: Pustaka Maghfirah, 2006) hlm. 203
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbilalamin puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT berkat
rahmat dan hidayah-Nya hingga saat ini saya dapat mempersembahkan skripsi
ini kepada orang-orang tersayang:
Kedua orang tuaku Ayah (Amron) dan Ibu (Zainab) sebagai tanda bukti, hormat
dan terima kasih, tiada terhigga karena telah membesarkanku, mendidikku,
membingbingku, menjagaku, mendo’akanku dengan ketulusan hati serta member
motivasi dan dukungan secara moral maupun material sehigga dapat menempuh
sekaligus memyelesaikan masa studi di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi untuk siraman cinta kasih sayang ibu dan ayah yang tiada
terhigga dan tiada mugkin dapat kubal, semoga ini menjadi langkah awal untuk
membuat ibu dan ayah bahagia.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik serta teriring salam pada junjungan besar Nabi Muhammad SAW karena
dengan perjuangannya seluruh ummat manusia dibawa ke dalam dunia yang penuh
dengan ilmu pengetahuan.
Kemudian dalam penulisan skripsi ini, penulis sadari banyak hambatan dan
rintangan yang penulis hadapi, dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu hal yang pantas penulis ucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya
kepada semua pihak yang turut membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini,
terutama kepada yang terhormat H. Mislan, S. Pd., M. Pd.I selaku pembimbing I
yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan
dalam penyususnan skripsi ini, Syamsuddin, S. Ag., s. IPI., M.M. selaku
pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan
dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
1. Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, M.A Ph. D. selaku Rektor. DR. Rafiqoh Ferawati.
Selaku Wakil Rektor I. DR. As’ad Isma. Selaku Wakil Rektor II. DR. Bahrul
Ulum Selaku Wakil Rektor III. Universitas Islam NegeriSulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Halimah Dja’far, S.Ag.M.Fil.l selaku Dekan, Bapak Dr. Ali Muzakir,
M.Ag selaku Wakil Dekan 1, Bapak Dr. Alfian, S.Pd, M.Ed selaku Wakil
Dekan II, dan Ibu Dr. Raudhoh., S.Ag, SS selaku Wakil Dekan III Fakultas
Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
3. Ibu Athiatul Haqqi, S. Ag, S. IPI, M.I.Kom selaku Ketua Jurusan Ilmu
Perpustakaan, dan Ibu Masyrisal Miliani, SS, M.Hum selaku Sekretaris Jurusan
Ilmu Perpustakaan.
4. Bapak H. Mislan, S.Pd., M. Pd.I.selaku Dosen Pembimbing I, dan Bapak
Syamsuddin, S.Ag., S.IPI.,M.M.selaku Dosen Pembimbing II yang banyak
sekali membantu peneliti dalam penulisan skripsi ini, dan juga ucapan terima
kasih yang sangat besar peniliti ucapkan.
5. Seluruh Dosen Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi khususnya Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan
yang telah banyak membantu.
6. Kepala Perpustakaan, Pustakawan, Staf Perpustakaan yang ada di Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi yang telah mengizinkan penulis
untuk melakukan penelitian serta memberikan informasi yang penulis
butuhkan.
7. Teman-teman seperjuangan yang tidak dapat disebutkan, karena kalian
menjadi tempat bertukar pikiran dalam penulisan skripsi ini, dan juga
pengalaman dengan kalian tidak akan terlupakan.
viii
8. Adik dan keluargaku yang selalu memberikan bantuan, motivasi, semangat
kepadaku sehingga aku bisa menyelesaikan skripsi ini.
9. Dan terima kasih juga dari berbagai pihak yang telah ikut membantu peneliti
dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga Allah membalas semua bantuan, pengorbanan dan amal baik mereka
semua, serta menjadi pahala yang besar di sisi Allah SWT.
Penulis berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi diri penulis dan
orang yang membacanya serta mohon kritik dan saran yang membangun demi
terjaminnya kualitas tugas akhir ini.
Jambi, Januari 2020
Penulis
Khairunnisak
NIM. 160869
ix
ABSTRAK
Khairunnisak. 2020. Kenaikan Jabatan Fungsional Dalam Mendukung
Pengembangan Karir Pustakawan di Lingkungan Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi. Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab
dan Humaniora. Pembimbing I H. Mislan, S.Pd,M.Pd. I dan Pembimbing II
Syamsuddin, S. Ag., S.IPI., M.M.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kenaikan jabatan fungsional dalam
mendukung karir pustakawan di Lingkungan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui proses kenaikan
jabatan fungsional pustakawan, dan faktor pendukung dan penghambat dalam
proses kenaikan jabatan fungsional pustakawan dalam mendukung karir
pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan purposive sampling.
Dari hasil analisis data dapat ditemukan, bahwa dalam kenaikan jabatan fungsional
pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi dengan salah
satunya yaitu mengumpulkan angka kredit, dan unsur untuk kenaiakan jabatan
dengan mengembangkan karir yaitu melalui pendidikan dan pelatihan, pengelolaan
perpustakaan, pelayanan perpustakaan, pengembangan system kepustakawanan,
pengembangan profesi, dan ada juga dengan cara mengikuti seminar yang termasuk
tema perpustakaan, dan pertemuan sejenis di bidang perpustakaan. Adapaun faktor
pendukung kenaikan jabatan pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi yaitu, dari SK MEMPAN dan kebijakan pimpinan. Dalam faktor
penghambatnya yang di hadapai oleh pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi yaitu, faktor internal yang berasal dari pustakawan itu
sendiri, (pustakawan) dan Faktor eksternal dari luar diri pustakawan (birokrasinya)
Kata kunci: Kenaikan Jabatan Pustakawan.
x
ABSTRACT
Khairunnisak 2020. Promotion of Functional Positions in Supporting the
Development of Librarian Careers in the Jambi Provincial Library and Archives
Office. Department of Library and Information Sciences Faculty of Adab and
Humanities. Advisor I H. Mislan, S.Pd, M.Pd. I and Advisor II Syamsuddin, S. Ag.,
S.IPI., M.M.
This study aims to determine the functional promotion in supporting the career of
librarians in the Jambi Provincial Archives and Archives Office. The purpose of
this study was to determine the process of librarian functional promotion, and
supporting and inhibiting factors in the process of librarian functional promotion in
supporting the career of a librarian in the Jambi Provincial Library and Archive
Service. This research uses descriptive qualitative method with a purposive
sampling approach. From the results of data analysis, it can be found that in the
promotion of librarians' functional positions in the Regional Library and Archives
Service in Jambi Province, one of them is collecting credit points, and elements for
wearing positions by developing careers through education and training, library
management, library services, development librarian system, professional
development, and there is also a way to attend seminars that include library themes,
and similar meetings in the library field. The factors supporting the promotion of
the position of librarian in the Jambi Provincial Library and Archives Service are,
from the MEMPAN decree and the leadership policy. In the inhibiting factor faced
by librarians in the Jambi Provincial Library and Archives Service, namely internal
factors originating from the librarians themselves, (librarians) and external factors
from outside the librarians themselves (bureaucracy)
Keywords: Promotion of Librarian Position
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
NOTA DINAS ............................................................................................... ii
PENGESAHAN ............................................................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................. iv
MOTTO.......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN .......................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
ABSTRAK ..................................................................................................... ix
ABSTRACT ................................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian......................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 5
E. Batasan Masalah .......................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Jabatan Fungsional .................................................... 7
B. Kenaikan Jabatan Fungsional ..................................................... 7
C. Pengertian Pustakawan ................................................................ 10
D. Kompetensi Pustakawan ............................................................. 10
E. Kegiatan Pustakawan .................................................................. 11
F. JenjangJabatan Pustakawan......................................................... 11
G. Profesi Pustakawan ..................................................................... 12
H. Fungsi Dan TanggungJawabPustakawan .................................... 15
I. Faktor Yang Berpengaruhi Dalam Kenaikan .............................. 16
J. Pengembangan karir .................................................................... 20
K. Studi Relevan ............................................................................. 23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ................................................................. 24
B. Lokasi Penelitian ......................................................................... 24
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 25
xii
D. Subjek Penelitian ......................................................................... 26
E. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 26
F. Metode Analisis Data .................................................................. 27
G. Keabsahan Data ........................................................................... 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM
1. Sejarah Berdirinya Dinas Perpustakaan dan Arsip Daera .......... 29
2. Susunan Organisasi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah ....... 32
3. Tugas Dan Pokok Dan Fungsi Dinas Perpustakaan ................... 33
4. Struktur Organisasi Dinas Perpustakaan ..................................... 35
5. Visi dan Misi ............................................................................... 36
6. Keadaan Pustakawan Dinas Perpustakaan .................................. 37
7. Sarana dan Perasarana Dinas Perpustakaan ................................ 38
8. Jadwal Kunjungan Perpustakaan ................................................. 41
9. Bidang Layanan di Dinas Perpustakaan ...................................... 42
10. Bidang Deposit Pengembangan Koleksi Layanan ...................... 44
11. Bidang Pembinaan, Pembudidayaan Kegemaran Membaca ....... 45
12. Bidang Konservasi Arsip ............................................................ 45
13. Bidang Pembinaan dan Pengembangan Kearsipan ..................... 47
B. Hasil dan Pembahasan
1. Proses Kenaikan Jabatan Fungsional Pustak ............................... 48
2. Faktor Pendukung/ Penghambat Kenaikan Jabatan ................... 60
BAB VPENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 68
B. Saran ................................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Pejabata Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi .............................................................................................................. 32
Tabel 4.2 Sumber Daya Manusia ................................................................... 37
Tabel 4.3 Jumlah SDM .................................................................................. 37
Tabel 4.4 Nama-Nama Pustakawan ............................................................... 38
Tabel 4.5 Jumlah Examplar berdasarkan klasifikasi ...................................... 40
Tabel 4.6 Jumlah Koleksi Perpustakaan Selain Buku .................................... 41
Tabel 4.7 Pendidikan dan Pelatihan ............................................................... 50
Tabel 4.8 Pengelolaan Perpustakaan .............................................................. 52
Tabel 4.9 Pelayanan Perpustakaan ................................................................. 54
Tabel 4.10 Pengembangan sistem kepustakawanan....................................... 56
Tabel 4.11 Pengembangan Profesi ................................................................. 58
Tabel 4.12 Mengikuti Seminar di bidang perpustakaan................................. 59
Tabel 4.13 Mengikuti pendidikan Strata Satu ................................................ 62
Tabel 4.14 Mengikuti diklat dan seminar ...................................................... 63
xiv
DAFTAR GAMBAR
Struktur Organisasi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi .. 35
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pustakawan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari
keberadaan perpustakaan. Pustakawan memegang peran penting dalam
penyelenggaraan perpustakaan yang meliputi kegiatan kepustakawan. Oleh
karena itu maka pustakawan adalah seorang yang memiliki kompetensi yang
diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan kepustakawanan serta mempunyai
tugas dan tanggug jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan
perpustakaan. Artinya orang yang disebut pustakawan adalah orang yang
benar-benar mengerti ilmu perpustakaan, setidaknya pernah mendapat
pelatihan-pelatihan tentang kepustakawanan yang kemudian diberi tugas dan
tanggung jawab oleh lembaga yang berwenang untuk bekerja di perpustakaan
sesuai dengan kualifikasi ilmu yang dimilikinya.1
Keberadaan perpustakaan tidak dapat dipisahkan dari peran pustakawan,
karna pustakawan penting dalam pendayagunaan perpustakaan.Hal ini sesuai
dengan Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan.Dalam
undang-undang tersebut dinyatakan melalui pustakawan adalah seorang yang
memiliki kompetensi yang diperoleh pendidikan atau pelatihan
kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggug jawab untuk
melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan.2
Pustakawan adalah jabatan fungsional pustakawan merupakan tugas dan
tanggung jawab sesuai di bidang masing-masing. Bahkan pemegang otoritas
kepegawaian pada tingkat nasional, pernah menyebutkan bahwa pejabat
fungsional adalah para selebriti dibidang masing-masing. Pernyataan
inimugkin dimaksudkan untuk memberi motivasi agar para pejabat
1Suwarno, Wiji, Ilmu Perpustakaan dan Kode Etika Pustakawan, (Jogjakarta:
Maguwoharjo, 2010), hal. 92
2Undang-Undang No. 43Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. Yogyakarta: Graha Ilmu, hal.
261
1
2
fungsional dapat mengembangkan kemampuan dan karirnya seoptimal
mungkin. 3
Adapun unsur kegiatan pustakawan yang dinilai dalam memberikan angka
kredit terdiri atas unsur utama dan unsur penunjang yang masing-
masing.Unsur kegiatan pustakawan yang pertama adalah pendidikan,
pengelolaan perpustakaan, pengembangan sistem kepustakawan,
pengembangan profesi.Sedagkan kegiatan dalam unsur penunjangadalah
pengajar, seminar, keanggot aan dalam organisasi profesi, dan menjadi anggota
organisasi profesi pustakawanan.4
Berdasarkan tingkat jabatannya tugas dan tanggug jawab pustakawan
yaitu:
1. Pustakawan ahli adalah pustakawan yang memiliki dasar pendidikan untuk
pengangkatan pertama kali serendah-rendahnya sarjana S1 perpustakaan
atau sarjana bidang lain.
2. Pustakawan terampil adalah pustakawan yang memiliki pendidikan untuk
pengangkatan pertama kali serendah-rendahnya diploma atau diploma lain
yang disertakan.
3. Pustakawan penunjang adalah pustakawan yang hanya melakukan
pekerjaan-pekerjaan administrasi atau pekerjaan yang bersifat umum.5
Jabatan fungsional pustakawan, telah diatur dengan keputusan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparat Negara Nomor 18/MENPAN/1988 tentang
jabatan fungsiona pustakawan, dan angka kreditnya.Dalam rangka memenuhi
tuntutan perkembangan karir dan meningkatkan profesional pustakawan.
keputusan diatas telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir diatur
dalam peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia No. 9 Tahun 2014 tentang jabatan fungsional
3 Santoso, Joko, Antologi Kepustakawan Indonesia, (Jakarta: Sagung Seto, 2016), hal.
243 4 Rahman, Hermawan dan Zulfikar Zen, Etika Kepustakawanan, (Jakarta: Sagung Seto,
2006), hal. 51 5 Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia No. 11 Tahun 2015, Tentang
Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kredit, (Jakarta: Perpustakaan
Nasional RI,2015), hal. 9.
3
pustakawan dan angka kreditnya. Tujuan diciptakan jabatan fungsional
tersebut yaitu agar para pustakawan dapat meningkatkan karirnya sesuai
dengan prestasi dan potensi yang dimilikinya.6
Menurut Menteri Pendayagunaan dan Aparat Negara No. 132/
MENPAN/12/2014 jabatan fungsional pustakawan adalah Jabatan karir yang
hanya dapat diduduki oleh seorang yang telah berstatus Pegawai Negeri
Sipil.Sedangkan (KEPRES No. 87/1999) jabatan fungsional adalah kedudukan
yang menunjukkan tugas, tanggung jawab dan hak seseorang pegawai Negeri
Sipil dalam satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan
pada keahlian dan keterampilan tertentu secara mandiri.7
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa kenaikian jabatan
fungsional bagi seorang pustakawan sangat penting, dan pustakawan harus
memiliki pendidikan dibidang ilmu perpustakaan dan melakukan tugas yang
ada di perpustakaan yaitu pengadaan, pengelolaan, dan pelayanan. Dapat
diketahui pustakawan yang ada di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi merupakan pustakawan yang memang Jabatan fungsional yang
menunjukkan tugas dan tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dalam melakukan tugas berdasarkan keahlian dan
keterampilan yang mereka miliki. Oleh karena itu pejabat fungsional haras
mengumpulkan angak kredit agar mendapatkan kenaikan jabatannya. Dengan
adanya kenaikan jabatan seorang pustakawan lebih meningkatkan kinerjanya
dalam bekerja.
Lahirnya SKMENPAN No.33/1998 tentang jabatan fungsional
pustakawan dan angka kreditnya,tersirat adanya dorongan yang kuat bagi para
pustakawan untuk meningkatkan kinerja profesinya terutama dalam penyajian
informasi serta mengembangkan bidang dan ilmu perpustakaan melalui lisan
maupun tulisan.
6Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia No. 9 Tahun 2014, Tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kredit,
(Jakarta:Perpustakaan Nasional, 2014), hal.1 7Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia No. KEP/32/M. PAN/9/2014 tentang Jabatan Fungsional Peneliti dan Angka Kredit, hal.
2.
4
Kenaikan pangkat/jabatan fungsional pustakawan di Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi.Dilakukan setiap 2 tahun sekali dengan
ketentuan memiliki angka kredit minimal 10 untuk unsur penunjang, dan 40
untuk unsur utama. Hal ini berlaku untuk pustakawan ahli III/a sampai III/c,
sedangkan untuk pustakawan ahli III/d sampai IV/a minimal 20 untuk unsur
penunjang, dan 80 unsur utama.
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi memiliki tenaga
fungsional pustakawan sebanyak 18 orang, dan 8 orang pustakawn muda, dan
7 orang termasuk pustakawan penyelia, dan 2 orang termasuk pustakawan
mahir dan selebihnya pustakawan terampil. Sedangkan jenjang jabatannya
yaitu: pelaksana, pelaksana lanjutan, penyeliya, pertama, muda, madya, dan
utama.
Berdasarkan Wawancara yang telah peneliti lakukan dengan salah satu
pustakawan yang ada di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi,
dapat dinyatakan bahwa yang mempengaruhi pustakawan tidak bisa naik
pangkat. Secara tepat waktu dikarnakan beberapa masalah antaraa lain:
1. Pejabat fungsional pustakawan tidak tahu cara mengisi DUPAK.
2. Adapun perbedaan persepsi antar pustakawan dan tim penilai dalam
memahami keputusan menpan No 18/KEP/M.PAN/2014 tentang jabatan
fungsional pustakawan dan angka kredit.
3. Perbedaan persepsi diantar tim penilai dalam melakukan penilaian
terhadap bukti fisik pustakawan.
4. Persyarat berkas dan DUPAK yang diajukan oleh pustakawan kurang
lengkap dan tidak sesuai ketentuan yang dipersyaratkan.
5. Pejabat fungsional pustakawan kurang memahami butir kegiatan dan bukti
fisik yang harus dinilai.
6. Penempatan tenanga pustakawan oleh atasan pada instansi yang terkadang
tidak sesuai dengan tugas pokok dan kompetensi yang dimilikinya.
Berdasarkan faktor-faktor di atas penulis tertarik untuk mengadakan suatu
kajian dengan judul Kenaikan Jabatan Fungsional Dalam Mendukung
5
Pengembangan Karir Pustakawan di Lingkungan Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana proses kenaikan jabatan fungsional pustakawan di lingkungan
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi?
2. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam proses kenaikan jabatan
fungsional pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini antara lain:
a. Ingin mengetahui proses kenaikan jabatan fungsional pustakawan di
lingkungan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi?
b. Ingin mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam proses kenaikan
jabatan fungsional pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi
D. Manfaat Penelitian
Setelah tujuan terlaksana dengan baik tentang masalah yang akan dibahas
dalam penelitian ini maka sebaiknya dipergunakan.
a. Secara akademisi dapat menambah wawasan bagi penulis khususnnya dan
kepada pembaca umumnya, dalam hal ini berkaitan dengan kenaikan
jabatan fungsional pustakawan.
b. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada
prodi Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, dan tulisan ini diharapkan
bisa menambah perbendaharaan referensi kepustakaan di Fakultas Adab dan
Humaniora dan bagi mahasiswa yang mengkaji permasalahan tentang
Kenaikan jabatan fungsional dalam meningkatkan pengembangan karir
6
pustakaawan di lingkungan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi
E. Batasan Masalah
Batasan masalah ini digunakan agar tujuan dan kegunaan penelitian ini
lebih pokus pada masalah yang akan diteliti serta tidak membingungkan dan
terbatasnya kemampuan yang penulis miliki, maka penulis memfokuskan
penelitian ini pada pustakawan ahli pertama, dan ahli muda di lingkungan
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi jambi.
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Jabatan Fungsional
Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tuga, tanggung
jawab, wewenang, dan hak seseorang pegawai dalam suatu lembaga/instansi
yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian/skil dan
keterampilan tertentu, bersifat mandiri, memiliki tanggung jawab, dan untuk
pengangkatan/kenaikan jabatan, pangkat golongannya disaratkan dengan
prestasi tertentu yang dapat diniai sebagai angka kredit yang ditentukan.8
Jabatan fungsional pustakawan menurut lasa adalah jabatan karir pada unit
perpustakaan, dokumentasi, dan informasi yang hanya dapat diduduki oleh
seseorang yang memiliki minimal pendidikan di bidang pusdokinfo dan
diangkat sebagai Pegawai Negri Sipil atau pegawai tetap perpustakaan lembaga
tertentu. Dalam SK Menpan No. 132/12/2014, jabatan fungsional pustakawan
adalah jabatan karir yang hanya dapat diduduki oleh seseorang yang telah
bersetatus sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Dari pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa jabatan
fungsional pustakawan adalah jabatan atau kedudukan yang dimiliki oleh
mereka yang memiliki pendidikan di bidang pusdokinfo yang diangkat sebagai
Pegawai Ne geri Sipil atau pegawai tetap pada perpustakaan lembaga tertentu,
yang kenaikan pangkat/jabatan dan golongannya didasarkan pada prestasi yang
dinilai dengan angka kredit yang ditentukan.
B. Kenaikan Jabatan Fungsional
1. Pengangkatan Pertama
Pengangkatan pertama adalah pengangkatan Pegawai Negeri Sipil
menjadi pejabat fungsional pustakawan dari informasi calon pegawai
Negeri Sipil dengan ketentuan sebahgai berikut:
Jabatan pustakawan tingka terampil harus memenuhi syarat:
8 Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 132/KEP/M.PAN/12/2014 tentang
Jabatan Fungsional dan Angka Kredit
7
8
a. Berijazah paling rendah D II bidang perpustakaan atau DII bidang lain
dan lulus diklat calon pustakawan tingkat terampil.
b. Pangkat paling rendah pengatur muda Tingkatan 1 golongan ruang II/b.
c. Bertugas pada unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi sekurang-
kurangnya selama 2 tahun berturut-turut.
d. Setiap unsur penilaian prestasi kerja dan penilaian pelaksanaan dalam
daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan Diploma III paling rendah
bernilai baik dalam 1 tahun terakhir.
e. Memenuhi angka kredit komulatif yang ditentukan.9
2. Syarat Pengangkatan Dalam Jabatan
a. Persyaratan unruk dapat diangkat dalam jabatan pustakawan tingkat
terampil.adalah:
1) Berijazah serendah-rendahnya diploma II perpustakaan dokumentasi
dan informasi atau dikloma bidang lain.
2) Bagidiploma II bidang harus mengikuti pelatihan kepustakawanan
dengan kualifiksi yang ditentukan oleh perpustakaan nasional.
3) Serendah-rendahnya menduduki pangkat pengatur muda tingkat I,
golongan ruang II/b.
4) Bertugas pada unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi
sekurang-kurangnya selama 2 tahun berturut-turut.
5) Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan (D-3), sekurang-
kurangnya bernilai baik dalam 1 tahun terahir.
b. Persyaratan untuk dapat diangkat dalam jabatan pustakawan tingka ahli
adalah:
1) Serendah-rendahnya berijazah Sarjana (S1) perpustakaan,
dokumentasi dan Informsi atau Sarjana bidang lain.
2) Bagi Sarjana bidang lain harus mengikuti pelatihan kepustakawanan
dengan kualifikasi yang ditentukan oleh Perpustakaan Nasional.
9Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia . No.2 Tahun 2008, hal 69.
9
3) Serendah-rendahnya menduduki pangkat penata muda, golongan
ruang III/a.
4) Bertugas pada unit, dokumentasi dan informasi sekurang-kurangnya
selama 2 tahun berturut-turut.
5) Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan (D-3), sekurang-
kurangnya bernilai baik dalam 1 tahun terahir.10
3. Unsur dan Sub Unsur Kegiatan
Unsur dan sub unsur kegiatan pustakawan yang dapat dinilai angka
kredit:
a. Pendidikan, meliputi
1) Pendidikan sekolah dan memproleh gelar ijasah/ gelar
2) Pendidikan dan pelatiha kegiatan pengawasan ketenagakerjaan dan
memperoleh surat tanda tamat pendidikan dan peatihan.
b. Pengelolaan Perpustakaan
1) Perencanaan penyelenggaraan kegiatan perpustakaan; dan
2) Monitoring dan evaluasi penyelenggaraan kegiatan perpustakaaan
3) Perhitungan dan penetapan objek pengawasan ketenagakerjaan.
4) Pengkajian dan analisis ketenagakerjaan.
5) Penyusunan atau pembuatan pedoman/jukla/juknis di bidang
ketenagakerjaan.
c. pengembangan sistem kepustakawanan:
1) Pengkajian kepustakawanan
2) Pemgembangan kepustakawanan
3) Penganalisisan/ pengkritisian karya kepustakawanan
4) Pembinaan dan ketenagakerjaan.
5) Pengembangan sistem pengawasan ketenagakerjaan.
d. Pengembangan profesi pengawasan ketenanga kerjaan.
10Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 12/KEP/M.PAN/2015tentang
Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kredit Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara,
(Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, 2015), hlm. 21.
10
1) Pembuatan karya tulis danatau karya ilmiah di bidang pengawasan
ketenanga kerjaan.
2) Penterjemahan/penyaduran buku atau karya ilmiah di bidang
pengawasan ketenagakerjaan.11
e. Penunjang kegiatan pengawasan ketenagakerjaan.
1) Pengajar/pelatih di bidang pengawasan ketenagakerjaan.
2) Peran serta dalam seminar.
3) Keanggotaan dalam organisasi profesi.
4) Keanggotaan dalam tim penilai jabatan fungsional pengawasan
ketenagakerjaan.
C. Pengertian Pustakawan
Pustakawan adalah seorang tenaga kerja bidang perpustakaan yang telah
memiliki pendidikan ilmu perpustakaan, baik melalui pelatihan, kursus,
seminar, maupun dengan kegiatan sekolah formal. Pustakawan ini orang yang
bertaggung jawab terharap gerak maju roda perpustakaan.Maka di wilayah
Pegawai Negri Sipil, pustakawan termasuk kedalam fungsional.Secara umum,
kata pustakawan merujuk pada kelompok atau perorangan dengan karya atau
profesi di bidang dokumentasi, informasi, dan perpustakaan.12
D. Kompetensi Pustakawan
Dalam menghadapi era gelobalisasi pustakawan harus memiliki kopetensi
dalam menjalankan profesinya dengan profesional, dengan kata lain seorang
pustakawan harus memiliki kemampuan, pengetahuan, dan keterampiran,
sikap, nilai serta karakteristik pustakawan dalam melaksanakan pekerjaan
dalam melayani pengguna.13Dengan adanya kompetensi yang dimiliki
pustakawan menjamin terwujudnya layanan yang bermutu.
11 Kepala Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 12/KEP/M.PAN/2014 tentang
Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kredit dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
No. 9 Tahun 2014, hal. 9 12 Rahman, Hermawan dan zulfikar zen, Etika Kepustakawanan, (Jakarta: Sagung Seto,
2006), hal. 45
13Rahman, Hermawan, Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan terhadap Kode Etika
Pustakawanan Indonesia, (Jakarta: Sagung Seto, 2006), hal. 174
11
Menurut Bambang Suprio Utomo menyatakan bahwa kompetensi adalah
kemampuan, pengetahuan dan keterampilan, sikap, nilai perilaku dan
karakteristik seseorang yang diperlukan untuk melaksanan pekerjaan tertentu
dengan tingkat kesuksesan secara optimal.
Berdasarkan hasil diskusi Komisi II rapat kordinasi pengembangan jabatan
fungsional pustakawan dengan pemerintah Provinsi dan seluruh Indonesia yang
diselenggarakan oleh perpustakaan nasional, merumuskan bahwa kompetensi
secara umum adalah kemampuan, pengtahuan, dan keterampilan, sikap, nilai
perilaku serta karakteristik pustakawan yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan secara optimal.
E. Kegiatan Pustakawan
Pengumpulan angka kredit ditentukan pula bidang kegiatan pustakawan
yang terdiri dari dua unsur yaitu: unsur utama adalah pendidikan,
pengorganisasian dan pendayagunaan bahan pustaka, permasyarakatan bahan
perpustakaan, dokumentasi dan informasi, pengembangan profesi.
Sedangkan kegiatan yang termasuk dalam unsur penunjang antara lain:
mengajar, melatih, membingbing mahasiswa dalam penyusunan skripsi, thesis,
disertasi yang berkaitan dengan ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi,
memberikan konsultasi teknis sarana dan prasarana perpustakaan dokumentasi
dan informasi, mengikuti seminar, lokal karya, dan pertemuan sejenisnya di
bidang kepustakawanan, melakukan lomba kepustakawanan, mendapatkan
penghargaan/tanda jasa, memperoleh gelar sarjana lainnya, menyunting risalah
pertemuan ilmiah, keikut sertaan dalam tim penilai jabatan pustakawan.14
F. Jenjang Jabatan Pustakawan
1. Pustakawan Pertama
Pada jenjang pustakawan pertama hanya dituntut mampu bekerja
secara teknis tentu dengan kualitas yang baik, kemampuan menganalisis
belum terlalu diperlukan. Misalnya pada kegiatan penyusunan rencana
14 Rahman, Hermawan, Etika Kepustakawanan, hal. 20
12
operasional, dan maka pustakawan pertama ini hanya ditugaskan untuk
mengumpulkan data.
2. Pustakawan Muda
Pada pustakawan muda ini dituntut untuk memiliki kemampuan teknis
secara baik juga harus mulai berfikir analisi. Dengan demikian, maka
pustakawan yang mencapai jenjang ini harus memiliki kemampuan
membuat perencanaan untuk kegiatan yang akan dilaksanakan. Misalnya,
pada kegiatan penyusunan rencana operasional, maka pustakawan pada
jenjang ini diberi tugas menganalisis dan menyusun rencana operasional.
3. Pustakawan Madya
Puatakawan madya ini dituntut untuk memiliki kemampuan analisis
namun ruang lingkupnya sudah lebih luas, analisis yang harus mampu dia
lakukan bukan hanya dalam lingkup pekerjaannya sehari-hari, namun juga
harus mampu berpikir analisis untuk pengembangan lembanganya,
Misalnya pada kegiatan pengkajian, maka pustakawan pada jenjang ini
bertugas melakukan analisis dan merumuskan hasil kajian.
4. Pustakawan Utama
Pada jenjang pustakawan utama ini dituntut untuk berpikir dan
berwawasan nasional, pustakawan pada jenjang ini berpikir tentang
pengembangan kepustakawanan secara nasional. Dalam kegiatan
pustakawan pada KEPMENPAN tugas operasional dari pustakawan ini
tidak banyak, sebab pustakawan dijenjang ini diharapkan banyak berperan
dalam pengembangan profesi.15
G. Profesi Pustakawan
Pustakawan dan perpustakaan merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa
terpisahkan karena memiliki kesamaan dalam objek yaitu bahan pustaka atau
buku dan informasi.perpustakaan sendiri merupakan wadah atau ruang
informasi dan tempat belajar seumur hidup bagi umat manusia peran
15 Abdul, Rahman Saleh, Percikan Pemikiran di Bidang Kepustakawanan, (Jakarta:
Sagung Seto, 2011), hal 122-123
13
pustakawan sendiri sebagai pelaksana yang menunjang peran dan fungsi dan
perpustakaan. Peran perpustakaan sangat besar dalam membangun peradaban
dan kejayaan umat manusia hal ini terjadi pada masa kejayaan umat islam dan
kejayaan umat manusia hal ini terjadi pada masa kejayaan umat islam yang
pernah bertahan beberapa abad lamanya.
Profesi bukanlah sekedar pekerjaan akan tetapi suatu pekerjaan yang
memerlukan keahlian tanggung jawaban profesi pustakawan pada zaman mesir
kuno telah diakui dan memiliki kedudukan tinggi dalam pemerintah dan
mereka telah berpengalaman tinggi dan ahli bahasa akan tetapi profesi
pertokoan di Indonesia belum begitu populer, dan ini dikarenakan:
1. Masyarakat tidak mengetahui keberadaan dan kinerja perpustakawan.
2. Pustakawan kurang menunjukkan keberadaanya.
3. Pemahaman yang rendah terhadap keberadaan pustakawan anggapan bahwa
pustakawan hanya seorang penjaga buku yang tidak memerlukan.
4. Profesi pustakawan telah ditetapkan pemerintah sebagai jabatan fungsional
dengan fungsional tersebut seorang pustakawan dituntut.
5. Pemiliki pendidikan keahlian dan keterampilan bidang perpustakaan yang
diperoleh melalui pendidikan formal penataran atau diklat dan sebagainya.
6. Memiliki kemandirian yang mampu kepemimpinan dari sendiri tidak selalu
diperintahkan tidak diatur oleh pejabat jabatan fungsional lain
menggunakan ilmu pengetahuan pengalaman dan keterampilan dalam
pekerjaan.
7. Dinamis artinya selalu mengikuti perkembangan dan tuntutan profesi
mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan iptek.
Jabatan Pustakawan diakui sebagai jabatan fungsional karena telah
dilakukan kajian-kajian yang mendalam dan kenyataan memenuhi syarat dan
kriteria profesi antara lain.
1. Memiliki metodologi teknis analisis dan prosedur kerja yang didasarkan
pada disiplin ilmu pengetahuan atau pelatihan tertentu dan mendapatkan
sertifikasi.
14
2. Memiliki etika profesi yang diterapkan oleh organisasi profesi dalam hal ini
adalah ikatan pustakawan Indonesia.
3. Dapat disusun dalam suatu jenjang jabatan berdasarkan tingkat keahlian dan
tingkat keterampilan.16
4. Dalam melaksanakan tugas dapat dilakukan secara sendiri.
5. Jabatan fungsional pustakawan ternyata diperlukan dalam pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi organisasi.
6. Telah memiliki pendidikan tinggi ke perpustakaan dan berbagai jenjang
studi sejak Diploma II, Diplomatik III, Strata 1, sampai dengan Strata III.
Jabatan fungsional merupakan jabatan kehormatan dan pengakuan atau
keahlian yang dimiliki seorang dan penghargaan ini antara lain berupa
tunjangan fungsional usia pensiun dapat diperpanjang pada jabatan tertentu
dapat naik pangkat atau jabatan dua tahun sekali bila setelah memenuhi kriteria
tertentu dan kenaikan tidak dibatasi lebih jauh pustakawan diharap mampu
berperan ganda di suatu lingkungan masyarakat tertentu.
Dalam dunia pendidikan seorang pustakawan dapat berperan ganda yakni
sebagai penyajian informasi dan sekaligus sebagai pendidikan di perpustakaan
umum pustakawan diharapkan mampu berperan sebagai pendidikan
masyarakat dalam arti luas agar mereka menjadi learning dan meningkatkan
sumber daya manusia melalui bacaan pustakawan yang bekerja di lembaga
penelitian harus mampu menjadi mitra kerja para penelitian maupun ilmuwan
lainnya demikianlah pula pustakawan yang bekerja di media massa seharusnya
mampu bekerjasama dengan para kuli tinta itu oleh karena itu maka untuk
memenuhi tuntutan profesi, pustakawan hendaknya:
1. Dalam melaksanakan tugasnya harus selalu berorientasi pada kepentingan
pemakai memiliki kemampuan berkomunikasi ilmiah secara ilmu maupun
tertulis.
2. Memiliki kemampuan di bidang perpustakaan setingkat sarjana.
16 Muhammad Rum dan Athiatul Haqqi, Analisis Kebutuhan Pustakawan Profesional di
Lingkungan Sekolah Menengah Atas, (Jambi: IAIN STS Jambi, 2012), hal. 10
15
3. Mahir di dalam melaksanakan kegiatan ke perpustakaan pemasyarakatan
perpustakaan pengembangan perpustakaan dan profesi.
4. Mampu menempatkan teknologi informasi dalam mengelola perpustakaan
dan memberikan pelayanan yang baik pada masyarakat.
5. Mampu mengembangkan teori ilmu konsep tentang perpustakaan
dokumentasi dan informasi serta profesi pustaka.
H. Fungsi dan Tanggung Jawab Pustakawan
Fungsi dan tanggung jawab pustakawan secara umum
1. Menyimpan, mengatur dan mengawetkan kekayaan intelektual maupun
artistic manusia dalam berbagai bentuk
2. Mempermudah pemampaatan sumber informasi dengan tetap menjaga
keselamatan dan keamanan koleksi.
3. Mengkomunikasikan informasi yang dimiliki maupun yang diketahui
kepada msyarakat yang memerlukannya.
4. Berfungsi sebagai elemen masyarakat ilmiah
5. Membantu pembentukan dan pengembangan masyarakat belajar/learning
melalui pembinaan masyarakat gemar membaca/lewat jalur pendidikan
formal, maupun pusat kegiatan17
Adapun tugas pokok dan fungsi pustakawan adalah: pustakawan membantu
lembaga merencanakan pengadaan buku-buku/ bahan pustaka/media
elektronik, pengurusan pelayanan perpustakaan, perencanan pengembangan
perpustakaan, pemeliharaan dan perbaikan buku-buku/bahan pustaka,
menyusun tata tertip perpustakaan, dan menyusun laporan pelaksanaan secara
berkala, mencarikan informasi yang diperlukan pemustaka ke berbagai sumber
seperti perpustakaan, pusat informasi, para ahli, internet,maupun kelompok
tukar.
Adapun menurut Martoyo, Fungsi jabatan fungsional pustakawan dalam
suatu perpustakaan adalah sebagai berikut:
17Panti, Astuti, Faktor yang Mempengaruhi terhadap Kenaikan Pangkat/Jabatan
Pustakawan, Jurnal Iqra’ 2016, hal. 40-41. Diakses pada tanggal 02 Desember 2019..
https://s.docworkspace.com.
16
1. Pengalokasi sumber daya manusia secara efesiens. Pemberian tunjangan
fungsional pustakawan secara adil dan layak kepada pustakawan yang
berprestasi akan mending pustakawan untuk bekerja lebih baik. Dengan kata
lain ada kecenderungan para pustakawan akan berpindah ke pekerjaan yang
tunjangannya lebih tinggi dengan cara menunjukkan prestasi kerja yang
lebih baik.
2. Penggunaan sumber daya manusia secara lebih efesien dan efektif.
Pemberian tunjangan fungsional kepada pustakawan berimplikasi bahwa
perpustakaan akan menggunakan tenanga pustakawan tersebut dengan
seefisien dan seefektif mungkin. Sebab dengan cara demikian perpustakaan
yang bersangkutan akan memperoleh manfaat dan keuntungan semaksimal
mungkin.
3. Mendorong stabilitas dan pertumbuhan perpustakaan fungsi ini tentunya
akan berkontribusi terhadap meningkatnya mutu pelayanan perpustakaan.18
I. Faktor yang Berpengaruh dalam Kenaikan Jabatan Fungsional
Pustakawan
Dalam proses kenaikan pangkat/jabatan bagi pejabat fungsional
pustakawan sangat dipengaruhi oleh atasanya langsung, bagian kepewagean
instansi, dan tim penilaian pejabat fungsional pustakawan tersebut. Atasan
langsung berarti yang memberikan tugas kegitan dan pemantau hasil kerja dari
pejabat pustakawan, kemudian bagi kepegawaian yang memproses administrasi
kepegawaian dari pejabat pustakawan. Selanjutnya tim penilai adalah pihak
yang melakukan penilaian/pengukuran kelayakan angka kredit yang diajukan
oleh pustakawan, yang akan dipakai sebagai dasar untuk kenaikan
pangkat/jabatan pustakawan.
Untuk memahami agar lebih jelas mengenai faktor yang mempengaruhi
dalam kenaikan pangkat/jabatan pustakawan dan pihak yang menentukan karir
pustakawan. Adapun faktor dalam kenaikan jabatan pustakawan:
18Panti, Astuti, Faktor yang Mempengaruh terhadap Kenaikan Pangkat/Jabatan
Pustakawan, hal. 42-43
17
1. Faktor Internal
Faktor internal berarti berasal dari dalam diri pustakawan yang
bersangkutan. Oleh karena berasal dari masing-masing individu
pustakawan yang bersangkutan, maka sebenarnya apabila faktornya positif
dan konstrukstif akan memiliki sifat langgeng. Hal ini disebabkan karena
murni muncu dari hati nurani pustakawan, sehingga biasannya tidak
mudah goyah. Faktor internal terdiri dari
a. Faktor pendukung
Faktor pendukung terdiri dari minat, motivasi, kesungguhan,
persepsi, dan minat bekerja di perpustakaan.Pustakawan yang
memiliki motivasi dan bersungguh-sungguh untuk bekerja
dimungkinkan memiliki persepsi positif terhadap dirinya dan
pekerjaannya. Faktor pendukung tersebut tentu saja yang
menjadikan alasan seseorang untuk bekerja di perpustakawan
dibandingkan harus memiliki profesi lain.
b. Faktor penghambat
Kenaikan pangkat/jabatan pustakawan dan diperoleh apabila
pustakawan memahami benar setiap butir kegiatan dalam
DUPAK.Kejadian bisa saja terjadi jika yang bersangkutan salah
menafsirkan butir kegiatan sehingga menjadi salah pula dalam
memberikan bukti fisik.Dengan demikian pustakawan tersebut
seharusnya bisa naik pangkat/jabatan, namun tidak bisa karena
jumlah angka kredit yang dipersaratkan belum memenuhi. Faktor
penghambat lainnya karena ,,human error’’ yang disebabkan karena
pustakawan kurang teliti dalam menyusun DUPAK. Misalnya:
karena salah memasukkan nilai angka kredit yang sesuai dengan
butir kegiatan yang dilakukan, salah menjumahkan/menghitung,
memasukkan kegiatan yang tidak sesuai jenjang jabatan, dan lain
sebagainnya.
18
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal berasaldari luar diri pustakawan yang bersangkutan.
Hal ini misalnya:
a. Satuan angka kredit dalam butir kegiatan kepustakawanan terlampau
kecil dan sering mengeluh: sehubungan dengan kesulitan memproleh
angka kredit yang di persyaratan untuk kenaikan pangkat/jabatan, karna
kecilnya nilai/angka kredit masing-masing butir kegiatan yang dapat
dinilai.
b. Apresiasi pimpinan terhadap pustakawan kurang mendukung:
Terkadang pimpinan merasa pekerjaannya perpustakaan tidak begitu
penting karna tidak secara langsung berkaitan dengan visi dan misi
instansi. Hal ini biasannya dialami oleh pustakawan di instansi
pemerintah atau perpustakaan khusus. Pimpinan biasannya membebani
pekerjaan lain selai pekerjaan rutin di perpustakaan. Pustakawan
tersebut sibuk dengan pekrjaan dan posisinya, akibatnnya tidak
memiliki waktu untruk mengerjakan kegiatan tugas pokoknnya sebagai
pustakawan sehigga tidak mndapatkan angka kredit dan proses
kenaikan pangkat/jabatannya menjadi terhambat.
c. Aprasiasi terhadaf profesi pustakawan yang sangat kurang dari
lembaga: Hal ini yang dialami oleh perpustakaan di Indonesia, misalnya
perpustakaan sekolah( baik SD, SMP, SMA), perpustakaan desa, dan
perpustakan khusus. Pustakawan merangkap menjadi guru, ruang
perpustakan terlalu kecil atau malah bersatu dengan ruang lain, usulan
kegiatan dan anggaran dipermasalahkan jumlahnya, dicoret, dikurangi,
atau bahkan dipangkas, dan lain-lain.
d. Pustakawan selain mengerjakan tupoksi juga mengerjakan pekerjaan
lain diluar perpusdokinfi. Misalnnya kegiatan penyuluhan dan
pemasyarakatan jelas tidak mungkin dilakukan perpustakaan yang
lingkupnnya kecil. Hal ini disebabkanketerlambatan jumlah anggaran.
19
Begitu juga tidak sesuai kegiatan pustakawan terutama pekerjaan
berbasis teknologi informasi dan komunikasi dapat terakomodir dalam
DUPAK. Permasalahan lain adalah terdapat pemisahan kegiatan antara
pustakawan tingkat terampil dan pustakawan tingka ahli.
e. Tim penilai yang kurang kompeten dalam melakukan penilaian. Saat
ini,banyak sekali anggota tim penilai yang diangkat oleh pe jabatan
yang berwenang belum mengikuti diklat tim penilai, sehingga berakibat
pada DUPAK dari pustakawan yg dinilai terjadi kesalahan
penghitungan angka kredit.Hal ini ada 2 kemungkinan hasilnnya, yaitu
bisa merugikan pustakawan tersbut atau bahkan malah
menguntugkan.19
Dari berbagai faktor internal dan eksternal yang telah diuraikan,
maka terdapat beberapa solusi untuk mengatasi masalah yang barang
kali ada dalam kenaikan pangkat/jabatan pustakawan antara lain:
a. Tim penilai
1) Harus meningkatkan kompetensi dengan pendidikan
perpusdikinfo,terutama lulus diklat Tim penilai yang
diselenggarakan oleh perpusnas RI.
2) Aktip melakukan sosialisasi, kordinasi, dan pengontrolan
terhadap pejabat fungsional pustakawan yang menjadi
kewenangannya dalam sebuah instansi.
3) Perlu melakukan perbaikan terhadaf sistem penilaian angka
kredit yang sudah berjanji sehingga menjadi lebih baik sesuai
dengan aturan yang berlaku
b. Pustakawan
1) Hendaknnya menyadari bahwa profesi pustakawan menjadi
panggilan jiwa karena sudah menjadi pilihannya. Jadi harus
19 Endan, Fatmawati, Kajian Faktor yang Mempengaruhi dalam Kenaikan
Pangkat/Jabatan Pustakawan, Perpustakaan FIB,UNDIP, 2014, hal. 7-8. Diaksees pada tanggal 05
Desember 2019.https://s.docworkspace.com/d/ADi74UTQ6M4tiXU8umFA.
20
memliki motivasi untuk mengumpulkan angka kredit dalam
rangka kenaikan jabatan/pangkat.
2) Harus mempunyai kreatifitas dan memahami unsur utama (tugas
pokok maupun pengembangan profesi) dan kegiatan unsur
penunjang yang bisa diajukan untuk angka kredit.
c. Sekretariat
1) Idealnya ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan
angka kredit pustakawan dan kerjanya bertanggung jawab kepada
ketua tim penilai.
2) Harus bertugas membantu tim penilai dalam hal
pengadministrasian selama peroses kegiatan penilaian.
3) Harus teliti dalam memeriksa kelengkapan berkas sesuai dengan
jenjang pangkat/jabatan yang di usulkan pustakawan.
J. Pengembangan Karir
1. pengertian pengembangan Karir
Karir adalah semua pekerjaan yang ditangani atau dipegag selama
kehidupan kerja seseorang. Dan karir juga menunjukkan perkembagan
seseorang pustakawan secara individual di dalam jenjang jabatan atau
kepangkatan yang dicapai selama pustakawan tersebut bekerja atau dialami
selama masa kerja dalam suatu organisasi, dan disisi lain karir pun dapat
menunjukkan setiap individu dengan peran atau status mereka di dalam
organisasi. Pengembangan karir ditunjukkan untuk melihat adanya
peningkatan karir seseorang dari satu tingkat ke tingkat lainnya.
Dengan adanya pengelolaan dan pengembangan karir akan senantiasa
meningkatkan efektivitas dan kreativitas sumber daya manusia dalam upaya
mendukung organisasi dalam mencapai tujuan.
2. Tujuan Pengembangan Karir
1. Mengurangi biaya kepegawaian.
2. Menggiatkan analisis dari keseluruhan pegawai.
3. Menunjukkan hubungan kesejahteraan pustakawan.
4. Mengurangi keusangan potensi dan manajerial.
21
5. Membantu pustakawan menyadari kemampuan telenta mereka.
6. Membuktikan tanggung jawab sosial.
7. Membantu dalam mencapai tujuan individu dan perusahaan.
8. Memperkuat hubungan antara karyawan dan perusahaan.
9. Membantu memperkuat pelaksanaan prongram-prongram instansi.
10. Mengigatkan suatu pemikiran (pandangan) jarak waktu yang panjang.
3. Bentuk Pengembangan karir
Bentuk pengembangan karir tergantung pada jalur karir yang telah
direncanakan oleh masing-masing instansi atau organisasi. Namun
demikian, umumnya bentuk pengembangan karir yang dipilih instansi atau
organisasi antara lain adalah sebagai berikut:
a. Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan pelatihan adalah suatu kegiatan instansi yang
dimaksudkan untuk memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah
laku, keterampilan, dan pengetahuan para pegawai sesuai keinginan
dari instansi yang bersangkutan
b. Promosi
Promosi adalah suatu perubahan posisi atau jabatan dari tingkat
yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi, perubahan ini biasanya
akan diikuti dengan meningkatnya tanggung jawab, hak, serta status
sosial seseorang.
c. Mutasi
Mutasi merupakan bagian dari proses kegiatan yang dapat
mengembangkan posisi atau status seseorang dalam suatu organisasi.
Mutasi dalam pengertian sempit adalah perubahan dari suatu jabatan
dalam suatu kelas ke suatu jabatan dalam kelas yang lain yang
tingkatannya tidak lebih tinggi atau lebih rendah (yang tingkatannya
sama) dalam rencana gaji. Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas
mutasi adalah suatu perubahan posisi/jabatan/tempat/pekerjaan yang
dilakukan baik secara horizontal maupun vertikal (promosi/demosi) di
dalam suatu organisasi.
22
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Karir
a. Prestasi Kerja.
Faktor penting untuk meningkatkan dan mengembangkan karir
seseorang pustakawan ialah pada perestasi kerja dalam melakukan
tugas yang dipercayakan kepadanya yang apabila prestasi
kerjanyamemuaskan, tidak ada jaminan bagi seseorang pustakawan
untuk mampu diusulkan pendapatan posisi jabatan yang lebih tinggi.
b. Kesempatan Untuk Tumbuh
Yakni pemberian kesempatan yang diberikan kepada pustakawan
untuk meningkatkan kemampuan,baik melalui pelatihan,kursus,atau
melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya.
c. Kesetiaan Pada Organisasi
Pengembangan karir menjadi suatu bukti seorang pustakawan
yang ingin terus berkarya dalam organisasi tempat pustakawan tersebut
bekerjaa dengan jangka waktu lama.
d. Mentor dan Sponser
Mentor ialah orang yang memberikan nasihat atau saran kepada
pustakawan dalam upaya mengembangkan karirnya, sedangkan
sponsor ialah seseorang di dalam instansi yang dapat menciptakan
kesempatan bagi pustakawan untuk mengembangkan karir.Dukungan
dari pada bawahan menjadi poin penting dalam mensukseskan tugas
manajer yang bersangkutan kesempatan untuk tumbuh.20
20 Dimas, Agung, Analisis Faktor-Faktor Pengembangan Karir Pustakawan, Jurnal Karir Pustakawan Vol 10/No. 2. Desember 2015, hal. 6 diakses pada 17 Maret 2019 http://journal.unair.ac.id/downlood/fullpapers-pallme/2469
23
K. Studi Relevan
Pengertian relevan adalah suatu penelitian sebelumnya yang sudah pernah
dibuat dan dianggap cukup relevan/mempunyai keterkaitan dengan judul dan
topik yang akan diteliti yang berguna untuk menghindari terjadinya
pengulangan penelitian dengan pokok permasalahan yang sama. Beberapa
penelitian yang relevan yang berhubung dengan permasalahan penelitian yang
akan dibahas adalah:
Tabel 2.2
Penelitian Relevan
No Keterangan PENELITIAN I PENELITIAN II
PENELITIAN III
1 Judul Dampak Kinerja
Pustakawan ahli
Terhadap
Kenaikan Jabatan
Fungsional di
Pusat
Perpustakaan
IAIN Sulthan
Thaha Saifuddin
Jambi
Pembinaan Karir
Kenaikan Pangkat
danJjabatan
Pustakawan Pada
Pusat
Perpustakaan
IAIN
Sulthanthaha
Saifuddin Jambi
Penetapan Angka
Kredit Jabatan
Fungsional
Pustakawan dan
Pengaruh Terhadap
Produktifitas Kerja
Pustakawan di
Perpustakaan UIN
Kalijaga
Gogyakarta
2 Tempat
Penelitian
Perpustakaan
IAIN Sulthan
Thaha Saifuddin
Jambi
Perpustakaan
IAIN
Sulthanthaha
Saifuddin Jambi
Perpustakaan UIN
Sunan Kalijaga
jogyakarta
3 Tahun 2015 2014 2014
4 Jenis Data dan
Analisis
Kualitatif statistik
Kualitatif
deskriptif.
Kuantitatif statistic
5 Objek Penelitian
Dampak kinerja
pustakawan ahli
terhadap kenaikan
jabatan fungsional
Pembinaan karir
kenaikan pangkat
dan jabatan
pustakawan
Penetapan angka
kredit jabatan
fungsional
pustakawan
6 Teknik
Pengambilan
Sampel
Purposive
sampling
Sampling jenuh
Sampling jenuh
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekata Penelitian
Untuk mencari dan mengumpulkan data yang akura serta Informasi,
penelitian menggunakan penelitian kualitatif, penelitian kualitatif adalah suatu
proses penemuan dan pengumpulan analisis dan interprestasi data visual dan
naratif yang komprehensif untuk mendapatkan pemahaman tentang suatu
fenomena atau masalah yang menarik perhatian.21 Penelitian kualitatif dapat
digunakan apabila ingin melihat dan menggunakan sesuatu keadaan maupun
suatu objek dalam konteksnya, menemukan makna atau pemahaman yang
mendalam tentang sesuatu masalah yang dihadafi yang tampak dalam bentuk
data kualitatif, baik berupa gambar,kata maupun suatu kejadian.22
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif
deskriftif, yang menjelaskan penelitian lapangan yang dilakukan untuk
mengetahui gejala yang ada pada saat penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kenaikan jabatan fungsional dalam mendukung pengembangan
karir pustakawan di lingkungan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Perpustakan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi yang berlokasi di Jl. Purboyo Kolopaking, No. 65 Telanai pura
Jambi Telp. (0741)62158.
Adapun alasan peneliti memilih tempat penelitian ini karena penulis ingin
mengetahui lebih dalam tentang kenaikan jabatan fungsional dalam mendukug
pengembangan karir pustakawan di lingkungan Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi.
21Muri, Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelusuran Gabungan,
(Jakarta: Kencana, 2017), hal. 331
22 Muri, Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, hal. 43
24
25
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data berguna untuk memperoleh gambaran dan data yang
dibutuhkan, dalam penelitian yang meggunakan metode kualitatif deskriptif,
maka penelitian mempokuskan pada pengolahan data kepada dua golongan
yaitu:
1. Data Perimer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di
lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan
yang memerlukan.23
Dalam hal ini peneliti mencari dan mengumpulkan data yang berkenan
langsung dengan pokok permasalahan dalam penelitian ini.Data perimer
yang peneliti maksud dalam penelitian ini adalah data observasi, wawancara
dan dokumentasi mengenai kenaikan jabatan fungsional dalam mendukung
pengembangan karir pustakawan di lingkungan Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi.Menentukadata primer dalam penelitian
kualitatif dilakukan pada saat penelitian mulai memasuki lapangan dan
selama penelitian berlangsung.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang
yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada.24Adapun
yang menjadi sumber data berupa laporan-laporan tahunan sumber literatur
dan lain-lain.Sumber litratur misalnya buku-buku yang terkait dengan
masalah penelitian.
23 Misbahuddin dan Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), hal 21
24 Misbahuddin dan Iqbal Hasan, Analisins Data Penelitian dengan Statistik ,hal . 22
26
D. Subjek Penelitia
Berdasarkan sumber data diatasmaka subjek penelitian ini adalah
a. Pustakawan.
b. Puatakawan ahli pertama dan pustakawan ahli muda.
c. Tim Penilai
Penetapan sabjek penelitian ini di dasarkan pada teknik purposive
samplingyaitu menentukan pengambilan sample dengan carapurposive itu kita
dengan sengaja mendatangi sampel sesuai dengan kriteria yang kita inginkan
sampai dengan apa yang kita inginkan bisa terjawab (informan maupun
memberikan informasi.25
E. Metode Pengumpulan Data
Dalam pemgumpulan data dalam lokasi penelitian penullis menggunakan
beberapa metode. Adapun metode ini yaitu:
1. Observasi
Menurut Sutrisno Hadi, observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis.26 Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalahmelihat
aktivitas dan pristiwa yang terjadi di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi, yang berkaitan dengan data penelitian yaitu: Pengumpulan
angka kredit, cara mengajukan angka kredit, menilai angka kredit, data-data
pustakawan, dan data yang berkaitan gambaran umum lokasi penelitian.
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian.27 Wawancara ini digunakan untuk
memperoleh data atau informasi langsung melaluai tanya jawab dengan
informasi untuk mengetahui kenaikan jabatan fungsional pustakawan dalam
mendukung pengembangan karir pustakawan. Wawancara dilakukan
25 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. hal. 219
26 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 145
27 Muri, Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelusuran Gabungan, hal.
372
27
dengan teknik wawancara terbuka. Dalam hal ini penulis menggunakan
pedoman wawancar sebagaimana dengan instrumen peneliti.
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sedang berlaku, dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar/poto, atau karya-karya dari seseorang.
Pengumpulan data melalui dokumentasi diperlukan seperangkat alat atau
instrument yang memandu untuk pengambilan data-data dokumen.28 Untuk
memperoleh data tersebut penulis lakukan dengan cara foto kopi, memoto,
menyalin dan langsung di print oleh pustakawan di tempat penlitian. Metode
ini penulis gunakan untuk mencari data yang berkenan dengan,
dokumentasi yang digunakan dalam peneliti adalah:
a. Historis dan Geografis DPAD Propinsi Jambi.
b. Struktur Organisasi DPAD Provinsi Jambi.
c. Tujuan, Visi, Misi, dan Motto DPAD Provinsi Jambi.
d. Keadaan Sarana dan Prasarana DPAD Provinsi Jambi.
e. Keadaan Petugas DPAD Provinsi Jambi.
f. Data yang berkaitan dengan pembinaan teknis.
F. Metode Analisis Data
Metode analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistimatis
data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang
paling penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
di pahami oleh diri sendiri maupun orang lain.29
28Sugiyono, Memahami Penelitian Kuaitatif, hal. 81
29 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, hal. 244
28
1. Reduksi data
Reduksi data adalah merupakan proses berfikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalam wawasan yang
tinggi.30Reduksi data berarti merangkum, memeilih hal-hal pokok
memfokuskan pada hal-hal yang penting di cari pola dan temanya.31
2. Penyajian Data
Setelah datadireduksi, maka langkah selanjutanya adalah
mendisplaykan data. Dengan mendisplaykan data, maka akan mudah
untuk memahami yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan
apa yang telah dipahami. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
singkat.32
3. Menarik Kesimpulan
Kesimpulan merupakan temuan yang berupa deskripsi atau gambaran
suatu objek yg sebelumnya masih ramah tamah atau intraktif, hipotensis,
atau teori.33
G. Keabsahan Data
Keabsahan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan melalui
trianggulasi. Trianggulasi merupakan salah satu teknik dalam pengumpulan
data untuk mendapatkan temuan dan interpretasi data yang lebih akurat dan
kridibel.34
Trianggulasi terdiri dari, trianggulasi metode, trianggulasi sumber data,
dan triaggulasi teori. Trianggulasi metode merupakan proses verifikasi data
dari wawancara dengan wawancara, wawancara dengan observasi.
Trianggulasi sumber data adalah proses verivikasi data wawancara dengan
data-data sumber tertulis dokumentasi. Trianggulasi teori adalah proses
30 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, hal. 149
31 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, hal. 147
32 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, hal. 249
33 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, hal. 253 34 Muri, Yusuf, Metode PenelitIan Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan. hal.
395
29
verivikasi antara data-data yang diperoleh dilapangan (wawancara, observasi,
dan dokumentasi).
30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN
1. Sejarah Dinas Perpustakaan dan Arsip Daera Provinsi Jambi
Sebelum diberlakukan otonomi daerah tahun 2001, Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi (sebelumnya bernama
Perpustakaan Nasional Provinsi Jambi ) berdiri sejak tahun 1980 sesuai
dengan keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan RI Nomor
0221/a/O/ 1980 tanggal 2 September 1980, namun baru berjalan pada
tanggal 4 April 1981 yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari
pusat pembinaan perpustakaan departemen pendidikan dan kebudayaan
dan bertanggung jawab langsung kepada kepala pusat pembinaan
perpustakaan, direktorat jenderal departemen pendidikan dan kebudayaan.
Pada awal berdirinya (masih bernama Perpustakaan Wilayah
Provinsi Jambi) dalam menjalankan tugas dan fungsinya menempati salah
satu gedung di dalam komplek SMP Negeri 2 Jambi Jalan Veterani No.
169 menempati bekas perubahan guru berukuran 95, 40 m2.
Pada saat itu jumlah pegawai hanya 6 orang dan ditunjukkan bapak
Ibrahim Budjang, SH sebagai kepala Suruh Hendry sebagai
bendaharawan serta dibantu oleh Hj. Hinipifah, BBA sebagai pemimpin
proyek pengembangan perpustakaan wilayah jambi tahun 1980 /19421.
Pada tanggal 15 September 1905 Perpustakaan Wilayah Jambi
dipindahkan ke lokasi gedung baru di jalan Rd. Poerboyo Kolopaking
Telanaipura dan diresmikan pemakaiannya pada tanggal 6 Juni 1988 oleh
Menteri pendidikan dan kebudayaan RI Prof. Dr. Fuad Hasan.
Seiringan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang semakin
meningkat akan jasa layanan perpustakaan, pada tanggal 6 Maret 1989
terbit KEPPRES No 11 Tahun 1989 tentang Perpustakaan Nasional RI.
Berdasarkan KEPPRES tersebut perpustakaan nasional adalah
merupakan lembaga pemerintah Non Departemen (LPND) yang
berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
30
31
Disebutkan dalam KEPPRES tersebut perpustakaan Nasional RI,
merupakan wadah di integrasi Perpustakaan Nasional RI, pusat pembinaan
perpustakaan dan 26 perpustakaan wilayah Dedikbud diseluruh Indonesia.
Perpustakaan Nasional memiliki satuan organisasi yang bernama
perpustakaan daerah yang berkedudukan di masing-masing Ibukota
Provinsi yang bertanggung jawab langsung kepada kepala Perpustakaan
Nasional RI dan dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya dengan
memperhatikan petunjuk Gubernur. sejak KEPPRES Nomor 11 tahun
1989 inilah nama perpustakaan wilayah jambi berubah menjadi
Perpustakaan daerah Jambi.
Perubahan nama tidak sampai di situ saja, pada tahun 1997
perpustakaan nasional mengalami perubahan cukup besar di
lingkungannya, yaitu adanya perluasan struktur satuan organisasi yang
berada di daerah yang ditetapkan melalui KEPPRES Nomor 50 tahun 1997
tentang Perpustakaan Nasional RI di mana Perpustakaan Nasional Provinsi
(sebelumnya perpustakaan daerah) disejajarkan dengan lembaga
pemerintah Non departemen lainnya serta departemen yang berada di
wilayah provinsi. Berdasarkan KEPPRES Nomor 50 tahun 1947 inilah
perpustakaan daerah Jambi berubah nama menjadi Perpustakaan Nasional
Provinsi Jambi.
Pembentukan lembaga kearsipan Provinsi Jambi pada hakekatnya
merupakan implementasi dari amanat undang-undang No. 7 tahun 1971
tentang ketentuan-ketentuan pokok kearsipan yang diperbaharui dengan
undang-undang No. 43 Tahun 2009 tentang kearsipan. Melalui Perda No.
6 tahun 1996 dibentuk Kantor Arsip Daerah Provinsi Jambi dan
berdasarkan peraturan pemerintah No. 41 tahun 2007 tentang pedoman
organisasi perangkat daerah. Embrio terbentuknya Kantor Arsip Daerah
Provinsi Jambi adalah sumbang arsip dan ekspedisi, bagian tata usaha
umum dan arsip, Biro umum pada sekertaris wilayah daerah Provinsi
Jambi dengan tingkat kewenangan setingkat dengan Eselon V.
32
Sejak diberlakukannya otonomi daerah yakni sejak diserahkan Aset
P3D Perpustakaan Nasional Provinsi Jambi dari pemerintah pusat kepada
pemerintah Provinsi Jambi tanggal 22 Maret 2001, maka seluruh aset
Perpustakaan Nasional Provinsi Jambi diserahkan kepada pemerintah
Provinsi Jambi. Sehingga sejak bulan Mei 2001 Perpustakaan Nasional
Provinsi Jambi resmi menjadi unit satuan organisasi pemerintah provinsi
jambi.
Dengan terbitnya perda Provinsi Jambi Nomor 17 tahun 2001 tentang
pembentukan Organisasi dan tata kerja Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi maka nama Perpustakaan Nasional Provinsi Jambi
berubah menjadi Badan Perpustakaan Daerah Provinsi Jambi yang
merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pemerintah Provinsi
Jambi
Keberadaan perpustakaan sekarang ini menjadi begitu penting dengan
adanya Undang-Undang No.43 Tahun 2007 tentang perpustakaan yang
menjadi payung hukum bagi segala aktifitas perpustakaan dan seluruh
elemen pendukungnya meliputi pustakawan, gedung, koleksi dan pustaka.
Selanjutnya, berdasarkan perda Provinsi Jambi No.15 tahun 2008
bergabung 2 institut yaitu Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi dengan kantor arsip daerah provinsi jambi menjadi Badan
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi (BPAD) Provinsi Jambi dan
masih merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan
pemerintah Provinsi Jambi
Kemudian pada akhirnya Tahun 2016 terbitlah perda Provinsi Jambi
No. 8 tahun 2016 Tentang pembentukan dan suasana perangkat Daerah
Provinsi Jambi serta pergub Jambi No.46 tahun 2016 tentang kedudukan
sesuai, susunan organisasi, Tugas dan Fungsi serta tata kerja Dinas
Perpustakaan Arslp Daerah Provinsi Jambi, Badan Perpustakaan Arsip
Daerah Propinsi Jambi berubah nama menjadi Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Propinsi Jambi pada awal tahun anggaran 2007. kemudian
menyusun Pergub Jambi No.25 Tahun 2017 tentang perubahan atas
33
peraturan Gubernur No.46 Tahun 2016 tentang kedudukan, Susunan
organisasi, Tugas dan fungsi, Serta tata kerja di nasabah pustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi.
Tabel 4.1
Nama Pejabat Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi
No Nama Masa Jabatan
1 Ibrahim Budjang, SH (alm) (1981-1993)
2 Hj.Hinopifah, BBA (1993- 1995)
3 Drs.Lukman Rahman (1995-1998)
4 D. Saifuddin Ishak, S.IP (1998-2000)
5 Hj.Dra.Ria Chazana (2000-2002)
6 H.Zayadi, Sh (2002-2005)
7 Ripa’i, SH (2006-2011)
8 Drs.H. Abd Zaki, M.Si (Maret-Juli 2011 sbg PLT)
9 H. Ali Dasril, SHS (2011-2012)
10 Drs. H. Edi Erizon (2012-2013)
11 Drs.H.Asvan Deswan, M.Si (2013-2016)
12 H.Syamsurizal,SE,M.Si (2016-sekarang
2. Susunan Organisasi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jambi Nomor 25 Tahun 2017
tentang perubahan atas Peraturan Gubernur Nomor 46 Tahun 2016 tentang
kedudukan,Susunan Organisasi,tugas dan fungsi, Serta Tata Kerja Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, susunan organisasi Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi:
a. Kepala
b. Sekertaris, terdiri dari:
1) Sub bagaimana umum dan kepegawaian
2) Sub bagaimana keuangan; dan
3) Sub bagaimana program
c. Bidang Deposit, pengembangan koleksi layanan dan pelestarian
bahan perpustakaan, terdiri dari:
1) Seksi deposit dan pengembangan bahan perpustakaan.
2) Seksi layanan, Otomasi dan kerjasama perpustakaan; dan
34
3) Seksi pelestarian dan alih media bahan perpustakaan.
d. Bidang pembinaan, pengembangan perpustakaan dan kebudayaan
kegemaran membaca, terdiri dari:
1) Seksi pembinaan dan pengembangan kelembagaan perpustakaan
2) Seksi pembinaan dan pengembangan tenaga perpustakaan dan
3) Seksi pengembangan pembudidayaan kegemaran membaca
e. Bidang konservasi arsip, terdiri dari:
1) Seksi pelayanan arsip .
2) Seksi pengelolaan arsip; dan
3) Seksi akuisisi arsip.
f. Bidang pembinaan dan pengembangan kearsipan, terdiri dari:
1) Seksi pembinaan Tenaga Kearsipan.
2) Seksi pengembangan kearsipan dan.
3) Seksi pelestarian Arsip.
g. Kelompok jabatan fungsiona
3. Tugas dan Pokok dan Fungsi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi dalam
melaksanakan tugas men gacu kepada peraturan dan perundang-undangan
yang telah ditetapkan dan melaksanakan program- program dan kegiatan
teknis perpustakaan dan kearsipan dan tugas-tugas dan lainnya langsung
berada di bawah gubernur dan bertanggung jawab kepada gubernur Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi dinas perpustakaan dari
daerah Provinsi Jambi mempunyai tugas membentuk gubernur
melaksanakan urusan pemerintah di bidang perpustakaan dan kearsipan
yang menjadi kewenangan daerah Provinsi dan tugas membantu anda
ditugaskan kepada daerah Provinsi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang perpustakaan dan kearsipan
memberikan dukungan atas penyelenggaraan
35
b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan dan
kearsipan.
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perpustakaan dan
kearsipan.
36
4. Struktur Organisasi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi
KEPALA SEKSI LAYANAN ARSIP
KEPALA SEKSI AKUISISI ARSIP SRI RAHAYUNIGSIH,S.Pd
KEPALA SEKSI PEGELOLAAN ARSIP MASRI,SE,MM
KEPALA DINAS H.SYAMSURIZAL,SE.M.SI
H h
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN ARSIPARIS
SEKRETARIS
KEPALA BIDANG KONSERVASI ARSIP
KEPALA BIDANG PEMBINAAN, PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DAN PEMBUDAYAAN KEGEMARAN MEMBACA MIRZA HASINA, SE KEPALA SEKSI
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN UMIYATI,S Sos
KEPALA SEKSI PELESTARIAN DAN ALIH MEDIA BAHAN PERPUSTAKAAN MARGAFIN, BBA
KEPALA SEKSI PENGEMBANGAN PEMBUDAYAAN KEGEMARAN MEMBACA BADRUDIN SALAM,S.Pd
KEPALA SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN
KEPALA BIDANG DEPOSIT PENGEMBANGAN KOLEKSI, LAYANAN DAN PELESTARIAN BAHAN PERPUSTAKAAN DRA.SONDANG PARDEDE
KEPALA SUB BAGIAN PROGRAM
KEPALA SEKSI LAYANAN, OTOMASI DAN KERJASAMA PERPUSTAKAAN
KEPALA SEKSI PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN TENAGA PERPUSTAKAAN AFRIZAL,A.Ma
KEPALA SEKSI DEPOSIT DAN PENGEMBANGAN BAHAN PERPUSTAKAAN RITA DEWI
KEPALA SEKSI PEMBINAAN KEARSIPAN DIDI YANHAR
KEPALA SUB BAGIAN KEUANGAN SIHARMI,SE
KEPALA BIDANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEARSIPAN
KEPALA SEKSI PENGEMBANGAN KEARSIPAN DONNA SIPAHUTAR,A.Ma KEPALA SEKSI
PELESTARIAN ARSIP
37
5. Visi dan Misi Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
a. Visi
Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi Dinas
Perpustakaan dan Aarsip Daerah Provinsi Jambi harus eksis dan unggul,
konsisten dan berkelanjutan dalam meningkatkan akuntabilitas kinerja
yang berorientasi pada pencapaian hasil yang dituangkan dalam
pernyataan visi, visi tersebut di atas merupakan gambar dan harapan yang
ingin dicapai Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi di
masa depan, yaitu cita dan citra yang ingin diwujudkan dalam
membentuk masyarakat informasi dan masyarakat yang sadar arsip.
b. Misi
Dalam rangka mendukung pencapaian visi Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi, maka ditetapkan misi sebagai berikut:
1) Penyelenggaraan urusan perpustakaan dan kearsipan yang efisien
dan efektif untuk mewujudkan good governance.
2) Pengembangan sarana dan prasarana serta pemberdayaan
masyarakat dalam urusan perpustakaan dan kearsipan yang
berkualitas
3) Pengembangan sumber Daya Manusia berbasis kompetensi dan
budaya kerja yang tinggi
4) Penyelamatan kandungan informasi dan pengembangan sistem
perpustakaan serta kearsipan daerah yang terintegrasi dengan sistem
nasional yang berbasis Teknologi Informasi.
Melalui pernyataan misi tersebut diharapkan seluruh pegawai dan
pihak terkait (customer dan stakeholder) dapat mengenali tugas pokok
dan fungsi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi serta
mengetahui program dan kegiatan yang sedang dan akan dilaksanakan,
serta hasil dan manfaat yang akan diraih di masa yang akan datang.
Pejabat Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi yang pernah memimpin sejak berdiri sampai sekarang adalah
sebagai berikut:
38
Tabel 4.2
Sumber Daya Manusia Provinsi Jambi
No Jabatan Jumlah
1 Pejabata Struktura 20 orang
2 Pejabat Fungsional 26 orang
3 Pelaksana 49 orang
4 Pegawai Tidak Tetap 32 orang
Jumlah 127 orang
Menurut Golongan para pegawai, terdiri dari:
Tabel 4.3
Jumlah SDM berdasarkan golongan para pegawai terdiri dari:
No Golongan Jumlah
1 Golongan IV/c 1 Orang
2 Golongan IV/b 5 Orang
3 Golongan IV/a 5 Orang
4 Golongan III/d 27 Orang
5 Golongan III/c 14 Orang
6 Golongan III/b 21 Orang
7 Golongan III/a 8 Orang
8 Golongan II/d 6 Orang
9 Golongan II/c 6 Orang
10 Golongan II/b 1 Orang
Jumlah 94 Orang
6. Keadaan Pustakawan Dinas Perpustakaan dan Arsip Darah
Perovinsi Jamabi
Berikut nama-nama Pustakawan yang bekerja di Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi saat ini telah mempunyai Pustakawan
sebanyak 18 orang.
39
Tabel 4 .4
Nama-nama Pustakawan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi
NO NAMA JABATAN
1 Hasudungan Ambarita, S. Sos Pustakawan madya
2 Mardamsyah, S.Pd. Pustakawan madya
3 Zaharman, S.Pd. Pustakawan madya
4 Irana Firlinawani, S.Pd. Pustakawan madya
5 Zunwanis,S.Pd. Pustakawan madya
6 Rahendra Sudrajat, S. Sos. Pustakawan madya
7 Elisa, S. IP Pustakawan madya
8 Sumintarsih, S. IP. Pustakawan madya
9 Hj. Jasmaniar Pustakaawan Penyelia
10 Atan Br.Bagun Pustakaawan Penyelia
11 Arnold Lumbantoruan, A.Ma Pustakaawan Penyelia
12 Fiona Florence Pustakaawan Penyelia
13 Wuryani, A.Ma. Pustakaawan Penyelia
14 Elia Roza, A.Ma. Pustakaawan Penyelia
15 Mardianto,A.Ma. Pustakaawan Penyelia
16 Salamuddin, A.Ma. Pustakaawan Mahir
17 Sofiardi, A.Ma Pustakaawan Mahir
18 Mike Aflisa, A.Md Pustakaawan Terampil
7. Sarana dan Perasarana Dinas Perpustakaan dan Arsip Darah Provinsi
Jambi
a. Gedung Perpustakaan
Pada tahun-tahun pertama berdiri Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi (masih Perpustakaan Wilayah Provinsi Jambi),
yakin dari tahun anggaran 1981/1986, menenpati gedung sementara yang
berlokasi di kompleks SMPN 2 Jambi Jl. RD. Poerboyo Kolopaking
(dulu Jl Melur II) Telanaipura, yang dimulai dari tahun anggaran
1982/1983, 1983/1984, 1984/1985 dan 1985/1986 dengan dalam proyek
pengembangan perpustakaan jambi dengan luasnya bangunan 1.500 m2
berlantai tiga, mulai ditemukan pada tanggal 15 Desember 1985.
Sedangkan peresmian pemakaian oleh menteri pendidikan dan
40
kebudayaan RI, Prof. Dr. Fuad Hasan, dilakukan pada Tanggal 6 Juni
1988. Disamping gedung kantor, juga terdapat bangunan rumah dinas
type 70 dibangun annex dengan pembangunan gedung lantai ke-3 tahun
anggaran 1985 /1986.
b. Gedung Arsip
Untuk gedung arsip sendiri saat ini masih bergabung dengan Badan
Penelitian dan pengembangan Daerah (BALITBANGDA) Provinsi
Jambi, dan Gedung arsip memiliki dipo tersendiri untuk menyimpan
arsip.
c. Keadaan Operasional
Sejak tahun 1981 hingga sekarang, Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi telah memiliki 62 unit kendaraan yang terdiri dari
motor dinas, mobil dinas, mobil perpustakaan keliling dan mobil sadar
arsip. Adapun rincian dari kendaraan operasional yang dimiliki dinas
perpustakaan dan arsip daerah Provinsi Jambi sebagai berikut 36 untuk
motor dinas, 13 untuk mobil dinas, 2 unit mobil perpustakaan keliling
dan 9 unit mobil perpustakaan keliling dalam kondisi rusak berat.
d. Aset Lainnya
Selain dari poin-poin sebelumnya ada beberapa aset yang tersimpan
dalam dimiliki oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi seperti alat-alat kantor dan rumah tangga jaringan buku-buku
Perpustakaan serta aset rusak berat yang tidak terpakai lagi namun masih
dalam status memiliki negara berupa kendaraan dan alat-alat kantor dan
rumah tanggal.
e. Koleksi Perpustakaan
Tahun pertama berdirinya Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi (dahulu masih Perpustakaan Wilayah Jambi) mempunyai
jumlah koleksi bukunya sebanyak 4.210 judul = 8.866 eksemplar.
Dengan semakin berkembangnya minat baca masyarakat dari tahun ke
tahun, koleksi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi juga
selalu dikembangkan dengan penambahan melalui dan dana rutin dan
41
proyek, hadiah maupun pertukaran antara perpustakaan serta serah
simpan karya cetak dan karya rekam. Sampai
dengan tahun anggaran 2018 pengadaan koleksi di Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi meningkatkan dengan pesat yakni
sudah mencapai 150.378 eksemplar.
Berdasarkan hasil stock opname koleksi Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi tahun 2018, maka koleksi Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi setelah dikurangi dengan
koleksi yang rusak berat, di hadiahkan ke perpustakaan lain, dirotasikan
ke perpustakaan desa dan yang tidak diketemukan, maka koleksi yang
ada dan siap dilayankan berdasarkan klasifikasi adalah sebagai
berikut.dan Arsip Daerah Provinsi Jambi meningkatkan dengan pesat
yakni sudah mencapai 150.378 eksemplar.
Tabel 4.5
Jumlak eksemplar berdasarkan klasifikasi
NO Klasifikasi Jumlah Eksemplar
1 Kelas 000 ( Karya Umum) 1.608 eks
2 Kelas 100 ( Filsafat, Psikollogi ) 1.418eks
3 Kelas 200 ( Agama ) 8.339eks
4 Kelas 300 ( Ilmu Sosial ) 7.373eks
5 Kelas 400 ( Bahasa ) 1.251eks
6 Kelas 500 ( Ilmu Murni ) 987eks
7 Kelas 600 ( Ilmu Trapan ) 9.249eks
8 Kelas 700 ( Olahraga, Kesenian ) 1.080eks
9 Kelas 800 ( Sastra ) 2.478eks
10 Kelas 900 ( Sejarah, Geografi ) 1.847eks
Total 35.630 Eksemplar
42
Berdasarkan jumlah koleksi perpustakaan selain buku
Tabel 4.6
Jumlah Koleksi Perpustakaan Selain Buku
No Koleksi Jumlah
1 Statistik 346 eks
2 Bibliongrafi 108 eks
3 Katalong 65 eks
4 Accession list 106 eks
5 Majalah yang dijilid 240 eks
6 Braile 146 eks
7 Majalah Braile 142 eks
8 Kalender braile 12 eke
9 Koran pusat/daerah 2.156 eks
10 Majalah hadiah 2.456 eks
11 Majalah rutin 166 eks
12 Brosur 10 eks
13 Kliping surat kabar 70 eks
Jumlah 1,415 Eksmplar
8. Jadwal Kunjungan Perpustakaan, Syarat Keanggotaan dan Keadaan
Pengunjung pada Tahun 2019 di Dinas Perpustakaan dan Aarsip
Daerah Provinsi Jambi
a. Jadwal Kunjungan Perpustakaan
Sistem layanan yang diberikan kepada seluruh pemustaka adalah
sistem terbuka atau open access siystem, artinya para pemustaka diberi
kebebasan untuk mencari, memilih ke rak koleksi yang tersedia.
Adapan jadwal kunjungan adalah sebagai berikut
1) Senin s.d. Jum’at : 08.00-17.00 WIB
2) Sabtu : 09.00-15.00 WIB
43
3) Minggu dan libur nasional tutup.
b. Syarat Keanggotaan
Untuk menjadi anggota perpustakaan harus memenuhi syarat
sebagai berikut:
1) Mengisi formulir permohonan menjadi anggota
2) Menyerahkan pas foto ukuran 3 x 4 cm sebanyak 1 lembar
3) Menyerahkan foto copy kartu pelajar atau kartu mahasiswa (bagi
pelajar dan mahasiswa)
4) Menyerahkan surat keterangan dari kepada dinas/instansi (bagi
karwan) dan surat keterangan diri lurah (untuk umum)
5) Pendaftaran anggota tiduk dipungut bayaran (gratis)
c. Keadaan Pengunjung selama tahun 2018
Keadaan pengunjung Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi setiap tahunanya terus meningkat. Selama tahun 2018, jumlah
pengunjung perpustakaan mencapai 270.887 orang.Sedangkan yang
dapat meminjam koleksi buku perpustakaan adalah anggota yang sah dan
memiliki kartu anggota.
9. Bidang Layanan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi
Sistem layanan perpustakaan pada Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi bersifat terbuka untuk umum dimana siapapun boleh
datang ke perpustakaan untuk membaca dan menjadi anggota perpustakaan
dengan memenuhi syarat-syarat tertentu yang sudah ditetapkan, dalam
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Perpustakaan tidak memungut
biaya apapun dari setiap administrasi calon anggota perpustakaan.
Berikutnya layanan yang disediakan di Dinas Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Jambi
a. Layanan di tempat.
1) Layanan sirkulasi
Pelayanan ini diberikan kepada anggota perpustakaan
(dibuktikan dengan kartu anggota Dinas Perpustakaan dan Arsip
44
Daerah Provinsi Jambi). setiap anggota berhak meminjam 2 buah
buku di dalam waktu satu minggu, setelah itu dapat diperpanjang
kembali. Buku yang dipinjam harus dikembalikan tepat waktu,
sesuai dengan tanggal yang tertera pada data dua slip.
2) Layanan Dewasa
a) layanan peminjaman buku
b) layanan pengembalian buku
c) layanan pembuatan kartu anggota
d) layanan perpanjangan kartu anggota
e) layanan bebas pustaka
3) Layanan anak-anak
a) layanan peminjaman buku
b) layanan pengembalian buku
c) Layanan story teling
d) layanan referensi/rujukan
b. Layaanan Keluar (Ekstansi). antara lain
1) Layanan perpustakaan mobil keliling
a) Layanan perpustakaan mobil keliling Taman Baca Masyarakat,
yaitu layanan yang dilaksanakan ke pos-pos layanan perpustakaan
keliling di lokasi sebagai berikut:
(a) Taman bacaan masyarakat Lavenda
(b) Taman bacaan masyarakat Bougenville
(c) Taman bacaan masyarakat Pinang Merah
(d) Taman bacaan masyarakat Serojo Aurduri
(e) Taman bacaan masyarakat Eka Jaya
c. Layanan perpustakaan mobil keliling car free day, yaitu adalah layanan
yang dilaksanakan ke lokasi car free day kawasan perkantoran Provinsi
Jambi setiap hari minggu pagi.
d. Layanan Perpustakaan terpadu merupakan layanan perpustakaan yang
dilaksanakan bersama-sama dengan Perpustakaan yang sudah ada
ditempat/pos-pos layanan.
45
e. Layanan rotasi buku merupakan layanan yang dilaksanakan dalam
rangka pengembangan dan kerjasama layanan Perpustakaan guna
memenuhi kebutuhan buku-buku yang diminati pemustaka yang berada
di Perpustakaan kabupaten/kota se-Provinsi Jambi.
10. Bidang Deposit Pengembangan Koleksi Layanan dan Pelestarian Bahan
Perpustakaan
Bidan deposit, pengembangan koleksi layanan dan pelestarian bahan
perpustakaan mempunyai tugas membantu dinas dalam rangka memimpin
dan merencanakan kegiatan di dan deposit, pengembangan koleksi layanan
dan pelestarian Irian perpustakaan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku untuk mendukung pelaksanaan tugas dinas.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, bidang deposit, pengembangan
koleksi layanan dan pelestarian bahan perpustakaan menyelenggarakan
fungsi:
a. Pelaksanaan penghimpunan, penyimpanan dan pelestarian karya cetak
dan karya rekam, penyusunan Bibliografi Daerah (BID) dan Katalog
Induk Daerah (KID) serta layanan deposit, pengembangan, pengolahan
bahan perpustakaan, verivikasi, validasi, pemasukan data ke data base.
b. layanan sirkulasi, rujukan, literasi Informasi, bimbingan pemustaka,
dan layanan ekstensi (perpustakaan keliling, pojok baca dan jenisnya)
pengembangan teknologi, informas,i komunikasi perpustakaan dan
penyusunan literatur sekunder, pengelolaan jaringan perpustakaan dan
supervisi e-library, pelaksanaan kerjasama antara perpustakaan; dan
c. Penyimpanan dan perawatan bahan perpustakaan serta naskah gunung
kuno, pelestarian isi dan nilai informasi bahan perpustakaan melalui
alih media, pemeliharaan serta penyimpanan master digital, dan
penelusuran naskah kuno.
11. Bidang Pembinaan, Pengembangaan Perpustakaan dan
Pembudidayaan Kegemaran Membaca Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi
46
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi melalui bidang
pembinaan, pengembangan perpustakaan dan pembudidayaan kegemaraan
membaca selalu melakukan kegiatan pembinaan terhadap sumber daya
manusia, pembinaan semua jenis perpustakaan baik itu perpustakaan umum
kabupaten, kota, kecamatan, kelurahan/desa maupun sekolah, perguruan
tinggi, khusus, taman bacaan masyarakat dan perpustakaan rumah ibadah
(perpustakaan masjid,gereja dll).
Bidang pembinaan, pengembangan perpustakaan dan pembudayaan
kegemaran membaca mempunyai tugas membantu dinas dalam rangka
meminpin dan mrancanakan kegiatan di bidang pembinaan, pengembangan
perpustakaan dan pembudayaan kegemaran membaca sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Untuk melaksanakan tugas tersebut,
bidang pembinaan, pengembangan perpustakaan dan pembudayaan kegemaran
membaca menyelenggarakan fungsi:
1. Pengembangan berbahai jenis perpustakaan, implementasi Norma,
Standard, Prosedur, dan criteria (NSPK), pendataan kelembagaan
perpustakaan, pengembagan kelembagaan perpustakaan.
2. Pendataan tenaga perpustakaan, bimbingan teknis tenaga pengelola
perpustakaan dan kepustakawanan, pelaksanaan pembinaan keterampilan,
kesejahteraan dan karir tenanga pengelola perpustakaan serta penilaian
angka kredit pustakawan: dan
3. Pelaksanaan survey, pengkajian dan pelaksanaan pembudayaan kegemaran
membaca, pemasyarakatan perpustakaan.
12. Bidang Konservasi Arsip Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi
Arsip merupakan memori bangsa, mengandung bukti sejarah, bahkan
dapat mendidik generasi yang akan datang untuk melihat sejauh mana
keberhasilan, kegagalan, pertumbuhan dan kejayaan suatu bangsa. Arsip
sangat dibutuhkan bagi generasi mendatang sebagai apa yang kita lakukan
dimasa sekarang akan tergambar/terlihat diarsip yang tercipta pada masa itu.
47
Bidang konservasi arsip mempunyai tugas membantu dinas dalam
rangka menyelenggarakan pelayanan, pengolahan, penyimpanan dan
akuisisi atau penelusuran arsip. Untuk melaksanakan tugas tersebut, bidang
konservasi arsip menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan bahan perumusan prosedur dan mekanisme layanan
informasi kearsipan, pelaksanaan administrasi peminjaman dan layanan
arsip serta digitalisasi arsip, pemberian layanan jasa teknis dan fasilitas
informasi lain yang berkaitan dengan kearsipan, pelaksanaan,
pengelolaan ruang layanan dan diorama kearsipan, penyelenggaraan
jaringan system kearsipan dan teknologi informasi kearsipan,
pelaksanaan kordinasi dan konsultasi dengan instansi terkait.
b. Penyelenggaraan pengkajian serta pengolahan arsip in-aktif dan arsip
statis, penyelenggaraan kordinasi, konsultasi dan hubungan kerja
dengan pemerintah Provinsi, kabupaten/kota dalam rangka kelancaran
pelaksanaan tugas, penyelenggaraan kegiatan pengolahan arsip in-aktif
dan arsip statis dari instansi pemerintah, sewasta, organisasi dan/atau
perorangan/masyarakat, pelaksanaan pengolahan arsip in-aktif dan
arsip statis di Lembaga Kearsipan Daerah (LKD), pemberian konsultasi
serta persetujuan pemusnahan dan penyerahan arsip dan
c. Penyelenggaraan kegiatan akuisisi arsip dari instansi pemerintah,
swasta organisasi dan/atau perorangan/masyarakat, penyusunan
program kegiatan pelaksanaan akuisisi arsip, penginventarisiran hasil
reproduksi/reprografi khasanah arsip, pengeditan hasil
peliputan/rekaman dalam bentuk jurnal atau tema tertentu, pengambilan
film/kota yang bernilai guna, pelaksanaan penerbitan naskah sumber
dan penyusunan sejarah lisan.
13. Bidang Pembinaan dan Pengembangan Kearsipan Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi melalui bidang
pembinaan dan pengembangan kearsipan selalu melakukaan kegiatan
48
pembinaan terhadap sumber daya manusia, pembinaan semua jenis lembaga
arsip baik itu arsip kabupaten/kota, SKPD maupun kelurahan desa.
Bidang pembinan dan pengembagannya kearsipan mempunyai tugas
membantu dinas dalalam rangka menyusun bahan perumusan kebijakan
teknis di bidang pembinaan dan pengembagan kearsipan sesuai dengan
peraturan perundang-undagan yang berlaku. Untuk melaksanakan tugas
tersebut, bidang pembinaan dan pengembagan kearsipan mnyelenggarakan
fungsi:
a. Penyusunan bahan pengkajian kebutuhan pendidikan dan pelaatihan
kearsipan serta bahan pembinaan dan petunjuk teknis tenaga pengelola
arsip dan arsiparis, pelaksanaan pembinaan pengawasan dan
pengembangan Sumber Daya Manusia serta menyelenggarakan
bimbingan teknis, penyuluhan, pelatihan sosialisasi dan apresiasi
kearsipan, penyiapan bahan-bahan media penyeluruhan informasi
kearsipan melaui media massa dan melaksanakan pengelolaan
penerbitan kearsipan, pembuatan pedoman modul/manual ke-
pengelolaan arsip dinamis dan statis, jadwal retensi arsip dan pola
klasifikasi arsip, pelaksanaan pembinaan keterampilan, kesejahteraan
dan karir tenaga pengelolaan arsip serta penilaian angka kredit arsiparir,
pelaksanaan hubungan kerjasama dengan instansi terkait dan/atau
masyarakat di bidang kearsipan.
b. Pelaksanaan Gerakan Sadar Arsip, perencanaan dan melaksanakan
kegiatan pengembangan kearsipan dan penyelenggaraan
transfortasi/alih media digital, penciptaan dan pendataan tenanga
arsiparis, serta penilaian angka kredit jabatan fungsional arsiparir
c. Pelaksanan kerja sama bidang perawatan dan teknis penyimpanan arsip,
penyelamatan fisik dan informasi khasanah arsip baik karya cetak
maupun karya rekam melalui transformasi/alih media ke bentuk mikro
dan reproduksi foto/naskah dinas, alih media digital dan transmedia ke
kaset CD dan alat teknologi informasi lain.
49
B. Temuan Penelitian dan Pembahasan
1. Proses Kenaikan Jabatan Fungsional Pustakawan di Lingkungan
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
Proses kenaikan pangkat/Jabatan salah satunya yaitu mengumpulkan
angka kredit dengan syarat bukti fisik, yang dimaksud bukti fisik adalah
segala pekerjaan yang pustakawan kerjakan dan sesui dengan bidang
perpustakaan setiap hari, misalnya membuat karya ilmiah, mengklasifikasi
buku, dan lain-lain. Dan unsur untuk kenaikan pangkat/jabatan dengan
mengembangkan karir yaitu melalui pendidikan dan pelatihan, pengelolaan
perpustakaan, pelayanan perpustakaan, pengembangan sistem,
pengembangan profesi, dan ada juga dengan cara mengikuti seminar yang
termasuk tema perpustakaan, dan pertemuan sejenis di bidang perpustakaan.
Jabatan fungsional pustakawan telah diatur dengan keputusan Mentri
Pendayagunaan Aparatur Nengara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia No 9/MENPAN/2014 tentang jabatan fungsional pustakawan dan
angka kreditnya. Penjelasannya sebagai berikut:
a. Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan termasuk dalam unsur utama yang menjadi tugas pokok
pustakawan yang harus dikerjakan oleh pustakawan ahli, pendidikan
sebagai salah satu unsur kegiatan yang bisa menambahkan angka kredit
untuk kenaikan jabatan, sebagai mana yang dikatakan oleh bapak
Hasudungan beliau mengatakan bahwa:“Pendidikan dan pelatihan itu
sangat penting, karena dapat membuat kita meningkatkan kualitas dan
juga salah satu untuk mendapatkan angka kredit.”35
Selanjutnya penulis juga mewawancarai Bapak Zunwanis, beliau
mengatakan bahwa:“Pendidikan dan pelatihan itu sangat penting,
karena kalau tidak ada pendidikan bisa dianggap remeh oleh orang,
35 Wawancara dengan Pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, 02 Desember 2019
50
jadi kendalanya pustakawan malas untuk mengumpulkan angka
kredit tersebut.”36
Hal yang sama juga yang dikatakan oleh Ibu Ellis, beliau mengatakan
bahwa:“Pendidikan sangat penting, karena kalau tidak ada pendidikan
atau ilmu yang kita miliki tentu tidak bisa bekerja dengan baik, jadi
kendalanya pustakawan tersebut kurang kreatif dalam pekerjaan.”37
Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa dalam beberapa wawancara tersebut memiliki kesamaan tentang
pendidikan dan pelatihan itu sangat penting untuk meningkatkan karir
pustakawan dalam mengumpulkan angka kredit dan menjadi kendala
dalam melanjutkan karir pustakawan yaitu pendidikan, dikarnakan
pustakawan malas dan kurang kreatif.Dan untuk lebih jelasnya dapat kita
lihat dalam tabel ini tentang pustakawan yang mengerjakan unsur
pendidikan dan pelatihan.
Tabel 4.8: Pendidikan dan Pelatihan38
NO Nama Jabatan Pendidikan
1 Ellisa, S.IP Pustakawaan ahli a. S1Ilmu
Perpustakaan
2 Zunwanis, S.Pd Pustakawan ahli a. Sarjana Pendidikan
Non Perpustakaan
3 Hasudungan
Ambarita, S. Sos Pustakawan ahli
a. Sarjana Sosial
b. Pelatihan
4 Sumintarsih, S.IP Pustakawan ahli a. S1 Ilmu
Perpustakaan
Berdasarkan tabel yang diatas dapat kita simpulkan bahwa
Pustakawan ahli melakukan alih jalur pendidikan S1 non Ilmu
Perpustakaan ada 2 orang yang non Ilmu Perpustakaan, namun 2 orang
diantaranya mengambil jalur Pendidikan Ilmu Perpustakaan. Tabel diatas
36 Wawancara dengan Pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, 02 Desember 2019
37 Wawancara dengan Pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, 02 Desember 2019
38 Dokumentasi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
51
yang mengambil jalur pelatihan 2 orang Pustakawan sedangkan yang 2
orang tidak mengambil jalur pelatihan.
b. Pengelolaan Perpustakaan
Pengelolaan perpustakaan merupakan kegiatan yang meliputi
perencanaan penyelenggaraan kegiatan perpustakaan, monitoring dan
evaluasi penyelenggaraan kegiatan perpustakaan, salah satu tugas
Pustakawan ahli, salah satu harus di kerjakan oleh Pustakawan agar bisa
mendapatkan angka kredit dengan hal ini penulis mewawancarai Ibu
Ellis, beliau mengatakan bahwa:
“Pengelola perpustakaan merupakan monitoring dan evaluasi
penyelenggaraan kegiatan perpustakaan, itu juga sudah menjadi
tugas pokok.Beliau juga mengatakan kendalanya adalah kurangnya
kepandaian pustakawan dalam mengelola.”39
Hal ini juga yang dikatakan Bapak Hasudungan, beliau mengatakan
bahwa:“Pengelolaan ini sangat penting, karena ini sudah menjadi tugas
dan tanggung jawab seorang pustakawan ahli beliau juga mengatakan
kendala dalam unsur ini yaitu dari segi kurangnya kepandaian
Pustakawan dalam mengelola.”40
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan
bahwa,pustakawanahli mengatakan unsur ini penting karena sudah
menjadi tugas pokok pustakawan, dan salah satu untuk mendapatkan
angka kredit, dan masalah yang dijumpai dalam unsur ini yaitu kurang
kepandaian pustakawan dalam mengelola. Untuk lebih jelas dapat dilihat
dalam tabel ini tentang pustakawan yang mengerjakan unsur
pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi.
39 Wawancara dengan Pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, 02 Desember 2019
40 Wawancara dengan Pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, 02 Desember 2019
52
Tabel 4.9: Pengelolaan Perpustakaan41
No Nama Jabatan Pengelola Perpustakaan
1 Ellis, S.IP Pustakawan
ahli
a. Perencanaan
penyelenggaraan
kegiatan perpustakaan
seperti, menyusun
rencana kerja
b. Monitoring dan evaluasi
penyelenggaraan
kegiatan perpustakaan
seperti melakukan
monitoring
penyelenggaraan
perpustakaan
2 Hasudungan,S.Sos Pustakawan
ahli
a. Perencanaan
penyelenggaraan
kegiatan perpustakaan
yaitu persiapan
3 Zunwanis,S.Pd Pustakawan
ahli
a. Perencanaan
penyelenggaraan
kegiatan perpustakaan
seperti, menyusun
rencana kerja
b. Monitoring dan evaluasi
penyelenggaraan
kegiatan perpustakaan
seperti melakukan
monitoring
penyelenggaraan
perpustakaan
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa Pustakawan ahli
dalam unsur ini sudah cukup baik dalam melakukan tugasnya karena
terlihat dari tabel diatas bahwa Pustakawan sudah mengerjakan item yang
ada dalam unsur pengelolaan perpustakaan
c. Pelayanan Perpustakaan
Pelayanan perpustakaan adalah kegiatan memberikan bimbingan dan
jasa perpustakaan dan informasi kepada pemustaka yang meliputi
pelayanan teknis dan pelayanan pemustaka ini termasuk unsur utama
41 Dokumentasi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
53
dalam tugas pokok pustakawan ahli.Jadi ini sudah perlu dikerjakan oleh
pustakawan agar bisa mendapatkan angka kredit untuk kenaikan jabatan.
Penulis mewawancarai dengan Ibuk Ellis, beliau mengatakan bahwa
“Pengelolaan perpustakaan, seperti kegiatan bimbingan dan jasa
perpustakaan dan informasi kepada pemustaka yang meliputi
pelayanan teknis, dan ini juga sangat penting, karena selain menjadi
tugas pokok, kendala tidak ada kendala kecuali sistem berubah.”42
Hal ini juga yang dikatakan Bapak zunwanis, beliau mengatakan
bahwa:“Pemasyarakatan perpustakaan, seperti mengadakan penyuluhan
tentang perpustakaan, menyusun materi penyuluhan ini sangat penting,
selain menjadi kewajiban dan unsur ini bisa memperkenalkan betapa
penting perpustakaan. Beliau mengatakan bahwa masalah yang ditemui
dalam unsur ini adalah waktu.”43
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan di Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi. Persepsi tentang unsur
ini, mereka mengatakan unsur ini sangaat penting karena ini sudah menjadi
kewajiban, dan menemui masalah dalam unsur ini adalah tentang
waktu.Untuk lebih jelas dapat dilihat pada table di bawah ini tentang
pustakawan yang mengerjakan kegiatan pada unsur pemasyarakat
perpustakaan.
42 Wawancara dengan Pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, 05 Desember 2019
43 Wawancara dengan Pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, 02 Desember 2019
54
Tabel 4.10: Pelayanan Perpustakaan44
No Nama Jabatan Pelayanan perpustakaan
1 Ellis, S.IP Pustakawan ahli a. Pelayanan teknis terdiri
dari pengembangan
koleksi, pengolahan
bahan pustaka,
melestarikan koleksi
perpustakaan.
b. Pelayanan
pemustakaterdiri dari
melakukan bimbingan
pemustaka dalam bentuk
pendidikan pemustaka.
2 Zunwanis,S.Pd Pustakawan ahli a. Pelayanan teknis terdiri
dari pengembangan
koleksi,pelestarian bahan
koleksi perpustakaan dan
pengolahan bahan
pustaka.
b. Pelayanan pemustaka
terdiri dari melakukan
bimbingan pemustaka
dalam bentuk pendidikan
pemustaka.
3 Hasudungan, S.sos Pustakawan ahli a. Pelayanan teknisterdiri
dari pengembangan
koleksi seperti
mengidentifikasi koleksi
perpustakaan untuk
penyiangan dan
pengelolaan bahan
pustakaan yaitu
mengelola basis data
kepustakawanan,
membuat anotasi koleksi
perpustakaan, membuat
abstrak.
b. Pelayanan
pemustakayaitu
mengelola layanan
sirkulasi, mengelola
layanan pinjam antar
44 Dokumentasi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
55
perpustakaan, layanan
koleksi perpustakaan.
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa semua pustakawan mengisi
bukti kegiatan pada tabel di atas, jadi dapat dikatakan bahwa pustakawan
ahli sudah melakukan item pada unsur tersebut.
d. Pengembangan Sistem Kepustakawanan
Pengembangan sistem kepustakawanan adalah meliputi pengkajian
kepustakawanan, pengembangan kepustakawanan, penganalisisan/
pengkritisian karya kepustakawanan dan penelaahan pengembangan
sistem kepustakawanan ini termasuk kedalam unsur utama dan menjadi
tugas pokok pustakawan yang perlu dikerjakan agar bisa mendapatkan
angka kredit. Sebagaimana yang dikatakan oleh Bapak Zunwanis, beliau
mengatakan bahwa:“Pengembangan perpustakaan meliputi pengkajian
kepustakawanan ini sangat penting karena selain sudah menjadi
kewajiban, dan unsur ini bisa memperkenalkan perpustakaan. Beliau
mengatakan bahwa kendala yang ditemui dalam melakukan unsur ini
yaitu malas mengumpulkan karya tulis dan mengumpulkan bukti fisik.”45
Selanjutnya penulis juga mewawancarai Ibu Ellis, mengatakan
bahwa:“Pengkajian pengembangan perpustakaan ini memang penting
tetapi kalau saya sendiri tidak terlalu sering melakukan kegiatan ini.”46
Berdasarkan hasil wawancara tentang unsur ini pustakawan
mengatakan bahwa unsur ini sangat penting, karna sudah menjadi
kewajiban pustakawan dalam unsur ini, dan mereka menemukan
masalah malas membuat karya tulis dan mengumpulkan bukti
fisik.Untuk lebih jelas lagi dapat disimpulkan pada tabel dibawah ini
tentang pustakawan yang mengerjakan pada unsurpengkajian
pengembangan sistem perpustakaan.
45 Wawancara dengan Pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, 09 Desember 2019
46 Wawancara dengan Pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, 09 Desember 2019
56
Tabel 4.11:Pengembangan Sistem Kepustakawanan47
No Nama Jabatan Pengembangan Sistem
Kepustakawanan
1 Ellis. S.IP Pustakawan ahli a. Pengkajian
Kepustakawan yaitu
melakukan pengkajian
yang bersifat sederhana
b. Pengembangan
kepustakawan yaitu
memberi konsultasi
kepustakawanan yang
bersifat konsep kepada
perorangan dan promosi
perpustakaan
2 Zunwanis, S.Pd Pustakawan ahli a. Pengkajian
kepustakawan yaitu
melakukkan pengkajian
yang bersifat sederhana
b. Pengembangan
kepustakawanan yaitu
memberi konsultasi
kepustakawanan yang
bersifat konsep kepada
perorangan dan promosi
3 Hasudungan,S.sos Pustakawan ahli a. Pengkajian
Kepustakawan seperti
melakukan pengkajian
yang bersifat sederhana
b. Pengembangan
Kepustakawanan seperti
sosialisasi perpustakaan
promosi perpustakaan
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pustakawan ahli pada unsur
kegiatan ini sudah baik.Karena dari 3 orang pustakawan, semuanya
melakukan kegiatan pada unsur yang diatas.
47 Dokumentasi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
57
e. Pengembangan Profesi
Pengembangan profesi adalah tugas pokok pustakawan yang
termasuk kedalam unsur utama yang perlu dikerjakan oleh pustakawan
ahli agar bisa mendapatkan angka kredit, berhubungan dengan hal ini
penulis mewawancarai pustakawan Ibu Ellis, beliau mengatakan bahwa:
“Pengembangan profesi: seperti membuat karya tulis/karya ilmiah
di bidang kepustakawanan ini sangat penting, selain sudah menjadi
kewajiban, dan unsur ini bisa menjadikan pustakawan itu tidak
hanya mampu mempunyai kemampuan dalam klasifikasi, akan
tetapi bisa membuat karya tulis dan bisa mengembangkan karirnya,
beliau juga mengatakan kendala dalam unsur ini adalah malas.”48
Hal ini juga yang dikatak Bapak Siharmi beliau juga mengatakan bahwa:
“Pengembangan profesi ini sangat penting, karena selain sudah
menjadi kewajiban dan pada unsur ini terdapat item yang bisa
menambah wawasan saya yaitu dalam segi membuat buku.Beliau
juga mengatakan masalah yang terjadi dalam unsur ini adalah
pribadi pustakawan itu sendiri.”49
Berdasarkan hasil wawancara tentang unsur ini mengatakan sangat
penting, karena ini sudah menjadi kewajiban, dan unsur ini bisa
menambahkan pengetahuan pustakawan tentang menulis karyanya, dan
mereka menemu masalah dalam unsur ini yaitu tentang pribadi
pustakawan itu sendiri terkadang agak sedikit malas. Untuk lebih jelas
lagi dapat dilihat pada tabel di bawah ini tentang pustakawan yang
mengerjakan kegiatan pada unsur pengembangan profesi.
48 Wawancara dengan Pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, 09 Desember 2019
49 Wawancara dengan Pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, 09 Desember 2019
58
Tabel 4.12: Pemgembangan Profesi50
No Nama Jabatan Pengembangan
profesi
1 Ellis, S.IP Pustakawan ahli a. Membimbing
pustakawan
dibawahnya
2 Siharmin, S.Pd Pustakawan ahli a. Membuat karya tulis
dalam bentuk buku
yang diterbitkan &
diedarkan secara
nasional
b. Membuat karya tulis
dalam bentuk makalah
dan buku yang diakui
oleh instansi yang
berwenang
3 Zunwanis, S.Pd Pustakawan ahli a. Membuat karya tulis
dibidang
kepustakawan
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan pustakawan ahli, pada unsur
ini dikatakan sudah baik, karena semua pustakawan ahli sudah melakukan
pada unsur ini.
f. Mengikuti Seminar dan Pertemuan Sejenis di Bidang
Perpustakaan
Mengikuti seminar dan pertemuan sejenis di bidang perpustakaan
memang termasuk kedalam bidang perpustakaan dan termasuk juga
dalam unsur penunjang, akan tetapi bukan tidak perlu dilakukan oleh
pustakawan ahli karena ini sudah menjadi tugas pokok pustakawan ahli
dan salah satu kegiatan yang bisa menghasikan angka kredit dalam
kenaikan jabatan, berkenan dengan hal ini penulis mewawancarai Bapak
Zunwanis, beliau mengatakan bahwa:
“Menjadi anggota saja dalam seminar tentang perpustakaan itu
sudah begitu banyak manfaatnya bagi seorang pustakawan, apa
lagi sudah menjadi pembicara dalam suatu seminar, karena
50 Dokumentasi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
59
pustakawan itu tidak boleh ketinggalan zaman, jadi kalu sering
mengikuti seminar tentu bisa menambahkan pengetahuan
pustakawan tentang informasi-informasi terbaru.”51
Kemudian penulis mewawancarai Ibu Ellis, beliau mengatakan bahwa:
“Mengikuti seminar atau sejenisnya itu selain sudah menjadi
tugas dan salah satu kegiatan yang bisa menambah angka kredit,
tentu bagi pustakawan harus mengikuti seminar tentang
perpustakaan, karena dalam suatu seminar bisa menambahkan
pengetahuan yang terbaru, dan sesuai dengan perkembangan
sekarang.”52
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa
mengikuti seminar atau yang sejenis tentang bidang perpustakaan dan
sangat penting dilakukan oleh setiap pustakawan, karena bisa menambah
wawasan atau pengetahuan pustakawan yang terbaru dan sesuai dengan
perkembangan sekarang.Untuk lebih jelas dapat kita lihat pada tabel
dibawah ini tentang pustakawan ahli yang mengikuti seminar tentang
kegiatan unsur ini.
Tabel 4.13: Mengikuti Seminar di Bidang Perpustakaan53
No Nama Jabatan Mengikuti Seminar
1 Ellis, S.IP Pustakawan ahli a. Pengolahan bahan
pustaka
b. Oriantasi perpustakaan
2 Zunwani, S.Pd Pustakawan ahli a. Teknis perpustakaan
b. Promosi dan layanan
3 Mardamsyah, S.Pd Pustakawan ahli a. Jabatan pungsional
pustakawan
4 Rahendra,S.sos Pustakawan ahli a. Tenaga jaringan
otomasi perpustakaan
b. Penyusunan bibliografi
c. Tim penilai japug
pustakawan
51 Wawancara dengan Pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, 09 Desember 2019
52 Wawancara dengan Pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, 09 Desember 2019
53Dokumentasi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi.
60
Berdasarkan tabel di atas ini bahwa pustakawan ahli, pada unsur ini
pustakawan sudah melakukan tugasnya dengan baik. Bahwa dikatakan
unsur ini sudah baik.
2. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Proses Kenaikan Jabatan
Fungsional Pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi
a. Faktor pendukung
Faktor pendukung adalah tentu saja yang menjadi dukungan atau
alasan seseorang untuk bekerja di perpustakaan, dan faktor pendukung
bisa saja dengan bukti fisik, yang dimaksud bukti fisik adalah segala
pekerjaan yang pustakawan kerjakan dan yang menjadi dukungan
puskawan itu untuk kenaikan pangkat/jabatan dengan salah satu surat SK
Menpan, dan kebijakan pimpinan sebagaimana penjelasan sebagai
berikut.
1) Surat SK Menpan
Surat SK menpan ini merupakan surat keputusan Mentri
Pendaya Gunaan dan Aparat Negara yang mengatur tentang kenaikan
jabatan fungsional pustakawan dan angka kredit, surat SK Menpan ini
salah satu pendukung mereka untuk kenaikan jabatan, Hal ini seperti
yang penulis wawancari dengan Bapak zunwanis, beliau mengatakan
bahwa:
“Bagi pustakawan yang ada di lingkungan Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, dengan SK Menpan nomor
12/KEP/MPAN/9/2014 merupakan surat keputusan Menteri
Pendayagunaan dan Aparatur Negara yang mengatur tentang
jabatan fungsional pustakawan dan angka kreditnya. Surat
Keputusan Menteri ini dikuti dengan keputusan bersama Kepala
Perpustakaan Nasional RI,dan Kepala Badan Kepegawaian
Negeri Nomor 8 tahun 2014 dan Nomor 32 tahun 2014 tentang
petunjuk pelaksana jabatan fungsional pustakawan dan angka
kreditnya. Dengan adanya surat SK Menpan ini bisa jadi
61
pendukung bagi pustakawan yang ada di lingkungan Dinas
Perpus takaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi.”54
Selanjutnya penulis juga mewawancarai Bapak Tamrin, beliau
mengatakan bahwa:
“Pendukung pustakawan bisa saja kerjasam antara satu sama
lain, seperti mengumpulkan angka kredit untuk saling
membantu/memperbaiki setiap kekurangan yang ada, dan untuk
pustakawan harus menyadari dan harus bertanggung jawab
terhadap tugas yang diberikan kepada pustakawan dan harus
sesuai dengan SK Menpannya.”55 Hal ini juga penulis mewawancarai Bapak Mardamsyah, beliau
mengatakan bahwa, “Bahwa bukti fisik yang pustakawan kerjakan
bisa saja pendukung mereka untuk kenaikan pangkat/jabatan
pustakawan, seperti pembuatan karya tulis/karya ilmiah, seperti
menyusun buku dan lain-lain.”56
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa
SK menpan ini sangat mendukung bagi pustakawan yang ada di Dinas
Perpustakaan dan Arsip Darah Provinsi Jambi, dan kemudian saling
membantu satu sama lain juga bisa jadi pendukung bagi pustakawan
dalam mengumpulkan angka kredit, dan dalam hal bukti fisik yang
mereka kerjakan tentang perpustakaan bisa saja pendukung bagi
pustakawan tersebut.
2) Kebijakan Pimpinan
a. Memberikan Kesempatan Untuk Mengikuti Stadi Pendidikan S1
Adanya kebijakan yang diberikan pimpinan terhadap
pustakawan untuk mengikuti diklat tentang stadi S1 di bidang ilmu
perpustakaan.Hal ini seperti yang dikatakan oleh Bapak
Hasudungan, beliau mengatakan bahwa, “Mengikuti pendidikan
54 Wawancara dengan Pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, 02 Desember 2019
55 Wawancara dengan Pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, 02 Desember 2019
56 Wawancara dengan Pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, 02 Desember 2019
62
Stadi S1 dibidang ilmu perpustakaan sangat penting, karena dapat
membuat kita meningkatkan kualitas dan juga salah satu untuk
mendapatkan angka kredit.”57
Selanjurta penulis mewawancarai Bapak Mardamsyah, beiau
mengatakan bahwa, “ Mengikuti diklat tentang pendidikan sangat
penting, karena salah satu untuk mendapatkan angka kredit.”58
Berdasakan hasil penelitian di atas, dapat kita tarik kesimpulan
bahwa mengikuti pendidikan Stadi S1 dibidang ilmu perpustakaan
sangat penting, karena mengikuti pendidikan bisa menambah
angka kredit pustakawan, dan ini salah satunya pendukung bagi
pustakawan yang ada di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi. Dan untuk lebih jelasnya dapat kita dalam tabel ini
pustakawan yang mengikuti pendidikan Strata S1 di bidang ilmu
perpustakaan.
Tabel 4.14: Mengikuti Pendidikan Strata S159
No Nama Jabatan Pendidikan
1 Ellisa, S.IP Pustakawan ahli a. S1 Ilmu
Perpustakaan
2 Sumintarsih, S.IP Pustakawan ahli b. S1 Ilmu
Perpustakaan
b. Mengikuti Diklat
Mengikuti diklat dan pertemuan sejenis di bidang perpustakaan
dapat menghasilkan angka kredit untuk kenaikan jabatan,
pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi. Hal ini seperti yang di katakana Ibu Mike, beliau mengatakan
bahwa, ”Mengikuti diklat atau sejenisnya itu sudah menjadi tugas
dan salah satau kegiatan yang bisa menambah angka kredit, karena
57 Wawancara dengan Pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, 20 Januari 2020
58 Wawancara dengan Pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, 20 Januari 2020
59 Dokumentasi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
63
dalam suatu diklat bisa menambahkan pengetahuan yang terbaru,
dan sesuai dengan perkembangan sekarang.”60
Selanjutna panulis juga mewawancarai Bapak Zunwanis, beliau
mengatakan bahwa, “Menjadi anggota saja dalam seminar tentang
perpustakaan itu sudah banyak manfaatnya, dan salah satunya bisa
mendapatkan angka kredit.”61
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat di simpulkan bahwa
mengikuti diklat/seminar di bidang ilmu perpustakaan sangat
penting dilakukan setiap pustakawan, karna mengikuti
diklat/seminar bisa menambahkan angka kredit pustakawan, jadi
dalam mengikuti sminar ini bisa saja pendukung bagi pustakawan
untuk menambahkan angka kredit pustakawan itu sendiri.
Tabel 4.15: Mengikuti Diklat/Seminar62
No Nama Jabatan Mengikuti Seminar
1 Zunwanis, S.Pd
Pustakawan
Muda
a. Teknik Perpustakaan
b. Promosi dan Layanan
2 Mardamsyah, S.Pd
Pustakawaan
Madya
a. Jabatan Fungsional
Pustakawan
3
Rahendra, S. sos Pustakawan
Muda
a. Tenanga Jaringan
Otomasi
b. Perpustakaan
Tim Penilai Japung
Pustakawan
b. Faktor Penghambat
Penghambat bagi pustakawan dalam kenaikan jabatan dapat
diperoleh apabila pustakawan memahami benar setiap butir dalam Daftar
Usul Penetapan Angka Kredit dan bisa saja terjadi jika yang
bersangkutan salah menafsirkan butir kegiatan sehingga menjadi salah
pula dalam memberikan bukti fisik.Dan jumlah angka kredit yang di
persyaratkan belum memenuhi, dan faktor penghambatnya bisa juga
60 Wawancara dengan Pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, 20 Januari 2020
61 Wawancara dengan Pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, 20 Januari 2020
62 Dokumentasi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
64
dengan pustakawan itu sendiriri dalam menyusun Daftar Usul Penetapan
Aangka Kredit.
Dalam setiap kegiatan yang dilakukan tentu aka ada kendala atau
faktor penghambat setiap kegiatan yang dilakukan, demikian juga
dengan kenaikan jabatan fungsional pustakawan yang ada di lingkungan
Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi. Adapun
penghambat dalam kenaikan jabatan fungsional pustakawan di
lingkungan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi yaitu:
1) Faktor Internal
Berasal dari dalam diri pustakawan yang bersangkutan yaitu:
a) Pustakawan
Pustakawan yang di maksud disini adalah kurang melakukan
tugas kegiatan kepustakaan atau perpusdokinfo.Pustakawan harus
mampu untuk meningkatkan kemampuan dirinya. Kemampuan
yang diperoleh dari pendidikan atau latihan untuk dapat melakukan
karir dengan baik. Pustakawan harus menghasilkan angka kredit
yang berbobot dan bermanfaat agar bisa naik jabatan, dengan cara
semaksimal mungkin. Hal ini seperti yang dikatakan salah seorang,
Bapak zunwanis mengatakan bahwa:
“Penyebab pustakawan itu tidak naik jabatan dikarnakan
pustakawan itu sendiri, pustakawan tidak mau bekerja semaksimal
mungkin, dan tidak bisa mencapai apa yang menghasilkan angka
kredit, soalnya kalau jabatan fungsional ini kalau dia tidak
mencarai kum atau angka kredit, dan tidak rajin mengumpulkan
angka kredit, maka jabatan dia tidak akan naik-naik, walaupun
sudah sampai 4 atau 5 tahun. Jadi pustakawan mau naik pangkat
harus mengumpulkan angka kredit yang sesuai dengan SK
Menpan (Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara).”63
Selanjutnya penulis juga mewawancarai salah seorang
pustakawan Ibu Ellis, beliau mengatakan bahwa:
“Penghambat yang dihadapi fungsional pustakawan dalam
kenaikan jabatan terutama dari diri pustakawan itu sendiri mereka
63 Wawancara dengan Pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, 02 Desember 2019
65
tidak mau bekerja semaksimal mungkin dan ada juga pustakawan
yang belum memahami cara mengumpulkan angka kredit,
sehingga dia melakukan pekerjaan yang bukan pekerjaannya,
disitulah pustakawan tidak sesuai dengan jenjang jabatannya serta
tidak membuat karya ilmiah/karya tulis.”64 Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa
yang menjadi penghambat dalam kenaikan jabatan fungsional
pustakaawan di lingkungan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi adalah terdapat pada diri pustakawan itu sendiri dan
malas membuat karya ilmiah serta malas mengumpulkan anagka
kredit. Pada hal sudah ada ketentuan atau tugas yang harus
dikerjakan sesuai dengan petunju teknisnya pustakawan, agar bisa
mendapatkan angka kredit dan bisa naik pangkat dengan rutin.
Selanjutnya penulis juga mewawancarai salah seorang
pustakawan dengan, Ibu Ellis, beliau mengatakan bahwa:
“Tim Penilai di Dinas Perpustakaan dan Arsip Darah Provinsi
Jambi terkadang menilai tidak adil, seperti membuat laporan
mereka tidak punya bukti fisik, dan jarang juga berada ditempat,
tetapi Daftar Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK) mereka
diterima, sedangkan pustakawan yang ada di Dinas Perpustakaan
dan Arsip Daerah Provinsi Jambi yang benar-benar bekerja setiap
waktu, dan waktu kerja ada ditempat dan bukti fisik dikerjakan
pustakawan itu diterima oleh tim penilai dengan nilai yang rendah,
dan bahkan ada yang tidak diberi nilai sama sekali. Kemudian
pustakawan yang benar-benar bekerja keras tadi sangat merasa
sakit hati karena tim penilai tidak bisa menilai secara adil. Alasan
pustakawan mengatakan tim penilai tidak adil dikarenakan
pustakawan pernah menanyakan ke tim penilai mengapa nilai
dalam angka kreditnya banyak dikurangi? Alasan timpenilai
kepada pustakawan angka kredit pustakawan tidak sesuai dengan
tupoksi pustakawan, kemudian pustakawan menanyakan kembali
bagaimana cara mengumpulkan angka kredit yang benar ke tim
penilai,tetapi tim penilai banyak mencari alasan untuk
mempertahankan argumen yang benar.”65
64 Wawancara dengan Pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, 09 Desember 2019
65 Wawancara dengan Pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, 02 Desember 2019
66
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan
bahwasanyaseharusnya tim penilai harus lebih adil dalam menilai
siapa saja, dan tidak membeda-bedakan pustakawan itu tersebut,
dan bisa jadi tim penilai belum semua memahami tugas-tugas
fungsional itu makanya dalam mengajukan Daftar Usul Penetapan
Angka Kredit dalam kenaikan jabatan fungsional pustakawan juga
banyak yang tidak tau tim penilai.
2) Faktor Eksternal
Berasal dari luar diri pustakawan yang bersangkutan yaitu:
a) Birokrasi
Birokrasi merupakan cara bekerja atau susunan pekerjaan
yang sangat lambat, serta menurut tata aturan yang banyak liku-
liku, dan pengirimannya juga lambat. Demikian juga halnya
dengan kenaikan jabatan fungsional pustakawan yang ada.
Sebagaiman yang dikatakan oleh Ibu Ellis, beliau mengatakan
bahwa:
“Bahwa penilaian Daftar Usul Penetapan Angka Kredit
(DUPAK) yang sangat lama.Saya sendiri pernah mengajukan
Daftar Usul Penetapan Angka Kredit (DUPAK) yang saya ajukan
itu sangat lama turunnya sehingga sampai 2 tahun tidak turun-turun
angka kreditnya.”66
Selanjutnya penulis juga mewawancarai Bapak Zunwanis,
beliau mengatakan bahwa:
“Salah satu penghambat dalam kenaikan jabatan fungsional
pustakawan adalah keterlambatan dari pihak kepegawaian dalam
menyelesaikan administrasi Daftar Usul Penetapan Angka Kredit
66 Wawancara dengan Pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, 04 Januari 2020
67
(DUPAK) yang saya ajukan, sehingga bisa menyebabkan saya
terlambat naik jabatan.”67
Hal ini penulis mewawancarai Ibu Ellis, beliau mengatakan
bahwa:
“Kemudian ada proses untuk pengirimannya diperlambat lagi
sampai ke kepala dinas, sehingga akan memperlambat proses
penyelesaian dalam kenaikan jabatan dan itu akan merugikan
waktu pustakawan dalam mengetahui jabatan tersebut.”68
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa
faktor penghambat yang dihadapi pustakawan di Dinas
perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi, menghadapi faktor
penghambat yaitu dari pustakawan yang kurang melakukan
kegiatan kepustakaan atau perpusdokinfo itu sendiri dan birokrasi
yaitu lambat proses persetujuan dan pengesahan dari atasannya.
67 Wawancara dengan Pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, 04 Januari 2020
68 Wawancara dengan Pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi, 02 Desember 2019
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan:
Dari hasil temuan dan pembahasan peneliti dapat diambil kesimpulan
bahawa perpustakaan di lingkugan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerap
Provinsi Jambi dalam kenaikan jabatan fungsional pustakawan belum berjalan
optimal. Hal ini dapat dikarnakan dari.
1. Proses kenaikan jabatan fungsional pustakawan di Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi dengan salah satunya yaitu mengumpulkan
angka kredit, dan unsur untuk kenaiakan jabatan dengan mengembangkan
karir yaitu melalui pendidikan dan pelatihan, pengelolaan perpustakaan,
pelayanan perpustakaan, pengembangan system kepustakawanan,
pengembangan profesi, dan ada juga dengan cara mengikuti seminar yang
termasuk tema perpustakaan, dan pertemuan sejenis di bidang
perpustakaan.
2. Adapaun faktor pendukung kenaikan jabatan pustakawan di Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi yaitu, dari SK MEMPAN
dan kebijakan pimpinan. Dalam faktor penghambatnya yang di hadapai
oleh pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi
yaitu, faktor internal yang berasal dari pustakawan itu sendiri,
(pustakawan) dan Faktor eksternal dari luar diri pustakawan (birokrasinya)
B. Saran
Berdasarkan hasil peneliti yang di lakukan, dapt disarankan beberapa ha
yang dapat di jadikan pertimbangan dalam kenaikan jabatan fungsional
pustakawan dalam mendukung pengembangan karir pustakawan di lingkungan
Dinas Perpustakaan dan Arsip Darah Provinsi Jambvi adapun saran tersebut
adalah.
1. Untuk para pustakawan diharapkan bekerja secar kreatif dan frofesional
supaya dapat mengumpulkan angka kredit dalam rangka kenaikan jabatan.
2. Perpustakaan juga seharusnya lebih banyak lagi dalam melakukan kegiatan
dan pelatihan-pelatihan, di mana kegiatan dan pelatihan tersebut adalah
68
69
suatau peluang bagi pustakawan untuk mengumpulkan angka kredit dalam
kenaiakn jabatan fungsional pustakawan.
3. Untuk tim penilai jabatan pustakawan hendaknya menjalankan dan
fungsinya dengan maksimal.
DAFTARPUSTAKA
A. Sumber Buku
Abdul Rahman Saleh. 2011. Percikan Pemikiran di Bidang Kepustakawanan.
Jakarta: Sagung Seto.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 12/KEP/M.PAN/2015
Tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara, Jakarta: Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia. 2015
Kepala Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 12/KEP/M.PAN/2014
Tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No. 9 Tahun 2014.
Muhammad Rum dan Athiatul Haqqi, 2012. Analisis Kebutuhan Pustakawan
Profesional di Lingkungan Sekolah Menengah Atas. Jambi: IAIN STS
Jambi.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 132/KEP/M.PAN/12/2014
tentang Jabatan Fungsional dan Angka Kredit
Misbahuddin dan Iqbal Hasan, 2013. Analisis Data Penelitian dengan Statistik.
Jakarta: Bumi Aksara.
Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia No 11 Tahun 2015,
Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka
Kredit,Jakarta: Perpustakaan Nasional RI. 2015.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia No. 9 Tahun 2014, Tentang Jabatan Fungsional
Pustakawan dan Angka Kredit, Jakarta: Perpustakaan Nasional. 2014.
Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008.
Rahman Hermawan dan Zulfikar Zen. 2006. Etika Kepustakawanan. Jakarta:
Sagung Seto.
Suwarno, Wiji, 2010. Ilmu Perpustakaan Dan Kode Etika Pustakawan. Jogjakarta:
Maguwoharjo.
Santoso, Joko, 2016. Antologi Kepustakawan Indonesia. Jakarta: Sagung Seto.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
----- 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Bandung Alfabeta.
Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan.Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Yusuf, Muri. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelusuran
Gabungan,Jakarta: Kencana.
B. Sumber Terbitan Berseri
Dimas, Agung, Analisis Faktor-Faktor Pengembangan Karir Pustakawan, Jurnal
karir pustakawan Vol 10/ No. 2. Desember 2015. di akses pada 17 maret
2019 http://journal.unair.ac.id/downlood/fullpapers-pallme/2469
Endan, Fatmawati. 2014. Kajian Faktor yang Mempengaruhi dalam Kenaikan
Pangkat/Jabatan Pustakawan, Perpustakaan FIB,UNDIP. Diaksees pada
tanggal 05 Desember 2019.
https://s.docworkspace.com/d/ADi74UTQ6M4tiXU8umFA.
Panti, Astuti. 2016. Faktor yang Mempengaruhi terhadap Kenaikan
Pangkat/Jabatan Pustakawan. Jurnal Iqra’. Diakses pada tanggal 02
Desember 2019.. https://s.docworkspace.com.
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
A. OBSERVASI
1. Mengamati kegiatan Pustakawan di Lingkungan Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi.
2.Mengamati keadaan di Lingkungan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
Provinsi Jambi.
3. Mengamati Sumber Dana Manusia di Lingkungan Dinas Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi Jambi.
B. WAWANCARA
1. Proses kenaikan jabatan fungsional pustakawan di lingkungan Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Jambi.
a. Apakah bapak/ibu jenjang pendidikan mengamati jurusan ilmu
perpustakaan?
1) Apakah bapak/ibu pernah mengikuti pelatihan atau mendapat Surat
Tanda Tamat Pendidikan?
2) Apakah bapak/ibu menjadi pustakawan menempuh pendidikan
perpustakaan atau alih jalur?
3) Apa yang menjadi kendala dalam meningkatkan pendidikan
bapak/ibu?
b. Apa saja kegiatan yang pernah bapak/ibu lakukan dalam pengelola
perpustakaan?
1) Apa saja kegiatan yang jarang dilakukan dalam pengelolaan
Perpustakaan?
2) Apa yang menjadi kendala bapak/ibu dalam kegiatan Pengelolaan
perpustakaan?
3) Bagaimana solusi kedepannya agar kegiatan Pengelolaan
perpustakaan bisa terpenuhi?
c. Pernahkah bapak/ibu melakukan penyuluhan tentang perpustakaan?
1) Apa yang menjadi kendala dalam melakukan penyuluhan
perpustakaan?
2) Bagaiman solusi kedepannya agar penyuluhan tentang perpustakaan
sering dilakukan agar masyarakat bisa mengetahui pentingnya
perpustakaan?
d. Apa saja kegiatan yang pernah bapak/ibu lakukan dalam pengkajian
pengembangan perpustakaan?
1) Apa yang menjadi kendala bapak/ibu dalam pengkajian
pengembangan perpustakaan?
e. Apa saja kegiatan yang pernah bapak/ibu lakukan dalam kegiatan
pengembangan profesi?
1) Apa yang menjadi kendala dalam kegiatan pengembangan profesi?
2) Penahkah bapak/ibu membuat karya tulis?
3) Apa yang menjadi kendala dalam membuat karya tulis yang
dilakukan instansi yang berwenang?
4) Bagaiman solusi kedepannya agar kegiatan pengembangan profesi
bisa berjalan dengan lancar?
f. Penahkah bapak/ibu mengikuti seminar tentang perpustakaan?
1) Seminar tentang apa saja yang pernah bapak/ibu ikuti?
2) Apa yang menjadi kendala dalam melakukan kegiatan seminar?
3) Bagaimana solusi kedepannya agar pustakawan bisa sering
mengikuti seminar tentang perpustakaan?
2. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam proses kenaikan jabatan
fungsional pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi
Jambi?
a. Apa saja faktor pendukung bagi bapak/ ibu untuk kenaiakn jabatan
fungsional pustakawan?
b. Seperti apa saja dukungan pimpinan terhadap pustakawan?
c. Apa yang menjadi kendala bapak/ibu dalam kenaiakn jabatan fungsional
pustakawan?
d. Bagaimana solusi kedepan agar pustakawan bisa naik jabatan dan tidak ada
lagi yang tidak naik?
C. DOKUMENTASI
1. Historis dan Geografis DPAD Provinsi Jambi.
2. Struktur Organisasi DPAD Provinsi Jambi.
3. Tujuan, Visi, Misi, dan Motto DPAD Provinsi Jambi.
4. Keadaan Sarana dan Prasarana DPAD Provinsi Jambi.
5. Keadaan Petugas DPAD Provinsi Jambi.
6. Data Yang Berkaitan Dengan Pembinaan Teknis.
LAMPIRAN
Wawancara dengan Bapak Afrizal
Wawancara dengan Bapak Hasudungan
Wawancara dengan Bapak Tamrin
Wawancara dengan Ibu Ellis
Wawancara dengan Bapak Zunwanis
Wawancara dengan Bapak Zunwanis
Daftar Usul Penetapan Angka Kredit
Sertifikat Mengikuti Pelatihan