PROFIL KESEHATAN TAHUN 2016 - depkes.go.id · kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan...
Transcript of PROFIL KESEHATAN TAHUN 2016 - depkes.go.id · kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan...
CETAK JULI 2017
J L . G A J A H M A D A N O - B A J A W A N G A D A
PEMERINTAH KABUPATEN NGADA
DINAS KESEHATAN
PROFIL KESEHATAN TAHUN 2016
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas
bimbingan dan penyertaan-Nya, Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada
Tahun 2016 dapat diselesaikan dengan baik. Penyusunan Profil ini didasarkan pada
hasil-hasil pelaksanaan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh jajaran
kesehatan di Kabupaten Ngada Tahun 2016.
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada merupakan salah satu sarana yang dapat
digunakan untuk melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian
hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) di Bidang Kesehatan dan pencapaian target indikator
Millenium Development Goals bidang kesehatan, serta berbagai upaya yang terkait
dengan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan lintas sektor seperti BPS,
BPMPD-PP dan KCS.
Profil Kesehatan ini mengikuti petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan
Kabupaten atau Kota yang responsif gender yang sudah diedarkan sejak awal tahun
2016, namun mengingat ketersediaan data dari sumber data belum dapat terkompilasi
dengan baik, maka belum seluruh data yang tersaji berupa lampiran data berbasis
gender sesuai buku petunjuk penyusunan Profil Kesehatan berbasis gender.
Dengan tersedianya data Profil kesehatan yang responsif gender, diharapkan dapat
mengidentifikasi ada tidaknya serta besaran kesenjangan mengenai kondisi, kebutuhan
ii
dan persoalan yang dihadapi laki-laki dan perempuan terkait dengan akses, partisipasi,
kontrol dan manfaat dalam pembangunan bidang kesehatan.
Profil Kesehatan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu usul dan saran dari
berbagai pihak yang bersifat membangun sangat diharapkan guna penyempurnaannya.
Akhirnya, kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung dan mengambil bagian dalam proses penyusunan Profil Kesehatan ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberkati segala daya upaya kita dalam
mengatasi permasalahan kesehatan di Kabupaten Ngada.
Bajawa, Juli 2016
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada,
drg. EMERENTIANA R. WAHJUNINGSIH, MHlth&IntDev
PEMBINA TK I
NIP. 19720123 200012 2 002
iii
DAFTAR ISI
Hal KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan 1.3 Sistematika Penyajian
1 2 2
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN NGADA 2.1 Keadaan Penduduk 2.2 Keadaan Sosial Ekonomi 2.3 Keadaan Pendidikan
4 5 6
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN 3.1 Mortalitas
3.1.1 Angka Kematian Bayi 3.1.2 Angka Kematian Balita 3.1.3 Angka Kematian Ibu 3.1.4 Angka Harapan Hidup
3.2 Morbiditas 3.2.1 Pola 10 Penyakit Terbanyak 3.2.2 Penyakit Menular
3.3 Status Gizi 3.3.1 Status Gizi Balita 3.3.2 Status Gizi Penduduk Dewasa
7 8
10 11 13 14 14 15 28 28 30
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN 4.1 Pelayanan Kesehatan Dasar
4.1.1 Pelayanan Kesehatan Ibu 4.1.2 Pelayanan Kesehatan Bayi dan Balita 4.1.3 Pelayanan KB 4.1.4 Pelayanan Imunisasi 4.1.5 Ketersediaan Farmasi
31 31 38 42 44 47
4.2 Perbaikan Gizi Masyarakat 4.2.1 Pemberian Tablet Fe Pada Ibu Hamil 4.2.2 Pemberian Kapsul Vitamin A 4.2.3 Pemberian ASI Eksklusif 4.2.4 Penimbangan Balita di Posyandu
4.3 Perilaku Hidup Masyarakat 4.4 Keadaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar
49 49 49 50 51 52 54
iv
4.4.1 Rumah Sehat 4.4.2 Jamban Sehat 4.4.3 Sumber Air Minum 4.4.4 STBM 4.4.5 Tempat-Tempat Umum 4.4.6 Tempat Pengelolaan Makanan
54 55 57 57 58 59
BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN 5.1 Sarana Kesehatan
5.1.1 Puskesmas 5.1.2 Rumah Sakit 5.1.3 Balai Pengobatan Swasta
5.2 Sarana Distribusi Sediaan Farmasi Dan Alkes 5.3 Sarana Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
5.3.1 Posyandu 5.3.2 Poskesdes 5.3.3 Polindes 5.3.4 Posbindu 5.3.5 Desa Siaga
5.4 Tenaga Kesehatan 5.4.1 SDM Tenaga Kesehatan 5.4.2 Jumlah Tenaga Kesehatan
5.5 Pembiayaan Kesehatan
60 60 62 65 65 66 66 68 68 69 69 70 70 71 73
BAB VI PENUTUP
74
LAMPIRAN
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 92 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Komunikasi Data Dalam Sistem Informasi Kesehatan Terintegrasi
menyatakan bahwa Sistem Informasi Kesehatan adalah seperangkat tatanan yang
meliputi data, informasi, indikator, prosedur, perangkat teknologi, dan sumber daya
manusia yang saling berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan
atau keputusan yang berguna dalam mendukung pembangunan kesehatan.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 17 ayat 1
menyatakan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan akses terhadap
informasi, edukasi dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan
memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Selain itu pada pasal 168
menyatakan bahwa untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien
diperlukan informasi kesehatan yang dilakukan melalui sistem informasi dan melalui
kerjasama lintas sektor dengan ketentuan lebih lanjut akan diatur dengan Peraturan
Pemerintah (No 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan). Sedangkan pasal
169 menyatakan bahwa pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk
memperoleh akses terhadap informasi kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
Salah satu keluaran dari penyelenggaraan sistem informasi kesehatan yang dapat
memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh akses terhadap
informasi kesehatan adalah Profil Kesehatan. Profil Kesehatan merupakan salah satu
paket penyajian data atau informasi kesehatan yang relative lengkap, berisi data atau
informasi derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan dan data atau
informasi terkait lainnya yang terbit setiap tahun. Profil Kesehatan Kabupaten Ngada
Tahun 2015 disusun berdasarkan data atau informasi yang didapatkan dari Puskesmas,
Rumah Sakit, Balai Pengobatan Swasta dan Pengelola Program di lingkungan Dinas
Kesehatan dan lembaga atau badan terkait lainnya.
Pada Penyusunan Profil Kesehatan Tahun 2016 ini mengacu pada Petunjuk Teknis
Penyusunan Profil Kesehatan Tahun 2016 (berdasarkan data terpilah jenis kelamin dan
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 2
terdiri dari 81 tabel) yang dikeluarkan oleh Pusat Data dan Informasi Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI.
1.2 Tujuan
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada merupakan salah satu sarana yang dapat
digunakan untuk : melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil
pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari Standar Pelayanan Minimal (SPM) di
bidang kesehatan dan pencapaian target Sustainable Development Goals (SDGs) bidang
kesehatan, serta berbagai upaya terkait dengan pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan lintas sektor.
1.3 Sistimatika Penyajian
Bab-1 : Pendahuluan
Bab ini berisikan tentang latar belakang disusunnya profil kesehatan, tujuan dan
sistematika penyajiannya.
Bab-2 : Gambaran Umum
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Ngada. Selain uraian
tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga
mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor
lainnya seperti kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan
lingkungan.
Bab-3 : Situasi Derajat Kesehatan
Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka
kesakitan, angka harapan hidup dan angka status gizi masyarakat.
Bab-4 : Situasi Upaya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan
dasar rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan
kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan
kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana.
Upaya pelayanan kesehatan diuraikan dalam bab ini juga memuat indikator
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 3
kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya
pelayanan kesehatan lainnya.
Bab-5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan
kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.
Bab-6 : Kesimpulan
Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan
ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kabupaten Ngada Tahun 2016
berdasarkan hasil analisis sederhana dari masing-masing hasil pelaksanaan
program kesehatan. Selain keberhasilan-keberhasilan, bab ini juga
mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka
penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
Lampiran
Pada lampiran berisi resume atau angka pencapaian program kesehatan dalam
81 tabel data kesehatan.
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 4
BAB II
GAMBARAN UMUM KABUPATEN NGADA
Kabupaten Ngada adalah salah satu Kabupaten di Pulau Flores Propinsi Nusa
Tenggara Timur, yang letaknya diapit oleh Kabupaten Nagekeo dan Kabupaten
Manggarai Timur. Letak astronomisnya antara 8o 20’ 24,28” – 8 57’ 28,39” Lintang
Selatan dan 120o 48’ 29,26” - 121o 11’ 8,57” Bujur Timur, dengan luas wilayah 1.620,92
km2. Posisi geografis Kabupaten Ngada adalah sebelah Utara berbatasan dengan Laut
Flores, sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Sawu, sebelah Timur berbatasan dengan
Kabupaten Nagekeo dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Manggarai Timur.
Secara administratif wilayah Kabupaten Ngada terbagi atas 12 Kecamatan, 135 desa
dan 16 kelurahan. Luas wilayah masing-masing kecamatan cukup bervariasi dimana
Kecamatan Riung memiliki luas terbesar yaitu 327,94 km2 dan terkecil adalah Kecamatan
Inerie dengan luas 67,28 km2.
2.1 Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Ngada Tahun 2016 yaitu 165.373 jiwa dengan
penduduk laki-laki sebanyak 81.665 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 83.708
jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk 102,02 jiwa/km2 (Ngada Dalam Angka 2016).
Jumlah rumah tangga 35.320 dan rata-rata jiwa per rumah tangga adalah 4,68 jiwa per
rumah tangga. Data jumlah penduduk, desa/kelurahan secara lengkap dapat dilihat pada
lampiran profil tabel 1, dan secara terperinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.1.1 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan
di Kabupaten Ngada Tahun 2016
No Kecamatan Luas
Wilayah Jumlah Desa/
Kelurahan
Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk (per km2)
L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Bajawa 133,30 22 20.048 20.423 40.471 303,61
2 Aimere 92,50 10 5.212 5.214 10.426 112,71
3 Inerie 67,28 10 4.092 4.385 8.477 126,00
4 Jerebu'u 74,98 12 3.618 3.972 7.590 101,23
5 Golewa Barat 74,59 10 5.657 5.813 11.470 153,77
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 5
6 Golewa 78,13 16 9.442 9.627 19.069 244.07
7 Golewa Selatan 98,00 12 5.905 6.233 12.138 123,86
8 Bajawa Utara 167,38 11 4.813 4.997 9.810 58,61
9 Soa 91,14 14 6.728 6.952 13.680 150,10
10 Wolomeze 103,19 8 3.192 3.199 6.391 61,93
11 Riung Barat 312,49 10 4.736 4.527 9.263 29,64
12 Riung 327,94 16 8.222 8.366 16.588 50,58
Jumlah 1620,92 151 81.665 83.708 165.373 100,13
Sumber : Ngada Dalam Angka, 2016
2.2 Keadaan Sosial Ekonomi
Status sosial dan ekonomi individu atau kelompok secara keseluruhan memiliki
dampak yang amat kuat pada status kesehatan begitupun sebaliknya. Perhatian yang
diberikan pada segi ekonomi memberikan intervensi semakin besar : apakah biaya
sebuah program kesehatan masyarakat menghasilkan manfaat yang setara dengan,
kurang dari atau lebih besar dari biaya program.
Di Kabupaten Ngada tingkat sosial ekonomi penduduk dapat dilihat dari biaya
pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari penduduk. Pada tahun 2016 rata-rata
pengeluaran perkapita per bulan untuk makanan sebesar Rp.364.341 atau 50,94% dan
untuk non makanan sebesar Rp.350.912 atau 49,06%. Pengeluaran untuk non makanan
meliputi : pengeluaran untuk pendidikan sebesar Rp.16.555 atau 4,72% dan pengeluaran
untuk kesehatan sebesar Rp.10.219 atau hanya sekitar 2,91% dari 49,06% total
pengeluaran non makanan (Ngada Dalam Angka, 2016 Halaman 337-340).
Dari data di atas, pengeluaran perorangan untuk pembiayaan kesehatan masih
sangat minim, oleh karena itu pemerintah Kabupaten Ngada melalui APBD II
memberikan bantuan :
1. Pembiayaan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu melalui program JKMN
(Jaminan Kesehatan Masyarakat Ngada) sebanyak 86.000 kepesertaan JKMN sejak
tahun 2011.
2. Pembiayaan honor tenaga kesehatan BOKDA (Bantuan Operasional Kesehatan
Daerah ) yang bekerja di Puskesmas dan Dinas Kesehatan pada tahun 2016
sebanyak 279 orang (data keadaan bulan Desember 2016) dengan honor per bulan
Rp.750.00
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 6
3. Pembiayaan tenaga PTT daerah (dokter umum).
4. Pembiayaan tenaga kontrak (sopir) sebanyak 5 orang dengan honor per bulan 4
orang Rp.1.300.000 dan 1 orang Rp.750.000
5. Pembiayaan tenaga mentor puskesmas reformasi sebanyak 2 orang, dengan honor
per bulan Rp.7.000.000
2.3 Keadaan Pendidikan
Pendidikan memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya
manusia yang berkualitas merupakan sebuah modal yang sifatnya eksternal, sehingga
pendidikan bisa dipandang sebagai komponen pertumbuhan dan pembangunan yang
vital, karena menyangkut hal yang melekat pada diri manusia itu sendiri. Karena
pendidikan identik dengan peningkatan keahlian, sehingga semakin tinggi investasi di
bidang pendidikan akan menyebabkan pekerja mempunyai kemampuan yang lebih,
sehingga akan meningkatkan taraf kesehatan yang bisa menaikan investasi di bidang
kesehatan.
Pada tahun 2016 Pemerintah Kabupaten Ngada juga memberikan bantuan
pembiayaan SDM kesehatan melalui dana APBD II Kabupaten Ngada, yang dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.3.1 SDM Kesehatan Yang Melanjutkan Pendidikan Tahun 2016
No Gelar Pendidikan Lanjutan Jumlah
1 S2 Administrasi Pelayanan Kesehatan 1 orang
2 S1 Keperawatan dan Nurse 2 orang
Ilmu Gizi 1 orang
Kesehatan Masyarakat 3 orang
Farmasi 1 orang
3 DIV Kebidanan Klinik 4 orang
Kebidanan Komunitas 4 orang
Kebidanan 2 orang
Jumlah 18 orang
Sumber : BKD Kabupaten Ngada, 2016
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 7
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Di tahun 2015 MDGs telah berakhir. Banyak target yang terpenuhi dan banyak juga
yang masih jauh dari target. MDGs dari yang awalnya berisi 8 tujuan dirasakan perlu
disesuaikan dengan kondisi dunia terkini. MDGs pun digantikan dengan SDGs
(Sustainable Development Goals) yang berisikan 17 tujuan. Agenda SDGs atau disebut
juga Agenda 2030 akan menjadi kerangka kerja pembangunan global baru dalam
melaksanakan pembangunan berkelanjutan. Sektor kesehatan berada di tujuan yang ke
tiga yaitu Menjamin Kehidupan yang Sehat dan Mendorong Kesejahteraan bagi Semua
Orang di Segala Usia yang berisikan 13 target, 4 diantaranya MOL (Means of
Implementation).
Derajat kesehatan masyarakat dinilai dengan menggunakan beberapa indikator
yang mencerminkan kondisi mortalitas (kematian), status gizi dan morbiditas
(kesakitan). Pada bagian ini, derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Ngada
digambarkan melalui Angka Mortalitas; terdiri atas Angka Kematian Bayi (AKB),
Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Harapan Hidup.
Angka Morbiditas; terdiri atas angka kesakitan beberapa penyakit balita dan dewasa
serta status gizi pada balita.
Derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor
tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan
ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, melainkan juga dipengaruhi faktor
ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya.
3.1 Mortalitas
Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat
tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab
lainnya. Angka kematian yang disajikan dalam bab ini yaitu angka kematian bayi, angka
kematian balita, angka kematian ibu dan belum menggambarkan angka kematian kasar
secara kabupaten.
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 8
3.1.1 Angka Kematian Bayi (AKB)
AKB adalah jumlah penduduk yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang
dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Usia bayi merupakan
kondisi yang rentan baik terhadap kesakitan maupun kematian sehingga AKB merupakan
indikator yang biasanya digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat.
Dalam indikator kematian bayi ini, Angka Kematian Neonatal (AKN) merupakan
penyumbang terbesar AKB, ini mengakibatkan proporsi kematian neonatal semakin
besar dari tahun ke tahun jika dibandingkan dengan seluruh kematian bayi dan balita.
Oleh karena itu, AKN dan AKB harus diturunkan dengan upaya meningkatkan kesehatan
ibu hamil dan menjamin pertolongan persalinan yang aman sehingga banyak upaya
kesehatan yang dilakukan dalam rangka menurunkan AKB.
Agenda SDGs 2030 menargetkan mengakhiri kematian bayi 12 per 1.000 kelahiran
hidup dan mengakhiri kematian balita 25 per 1.000 kelahiran hidup (termuat dalam
tujuan SDGs kesehatan target kedua yaitu : pada 2030, mengakhiri kematian bayi dan
balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha menurunkan Angka
Kematian Neonatal setidaknya hingga 12 per 1.000 KH dan Angka Kematian Balita 25 per
1.000 KH;).
Grafik 3.1.1.1 Angka Kematian Bayi per-1000 Kelahiran Hidup Tahun 2014-2016
Sumber : Bagian KIA/KB Dinkes, 2016 dan Profil Kesehatan Puskesmas, 2016
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa, Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten
Ngada tahun 2016 sebesar 13,3 per 1.000 kelahiran hidup atau 36 kematian mengalami
18.12 18.60
13.34
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
2014 2015 2016
Angka Kematian Bayi (Per-1.000 KH)
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 9
penurunan sebesar 5,3 per 1.000 kelahiran hidup dibandingkan dengan tahun 2015 yang
sebesar 18,6 per 1.000 kelahiran hidup atau 51 kematian. Peyumbang kematian bayi
terbanyak adalah pada usia neonatal (0-28 hari) yaitu sebanyak 24 kasus kematian.
Penyebab kematian bayi tahun 2016 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.1.1.1 Kematian perinatal atau neonatal dini (0-7 Hari) Tahun 2016
No Penyebab Kematian Jumlah
1 BBLR 5 kasus
2 Asfiksia 8 kasus
3 Tidak Menyusu 1 kasus
4 Cacat Bawaan 3 kasus
Jumlah 17 Kasus
Sumber : Bagian KIA/KB Dinkes, 2016
Tabel 3.1.1.2 Kematian Neonatal Lanjut (8-28 Hari) Tahun 2016
No Penyebab Kematian Jumlah
1 BBLR 3 kasus
2 Sepsis 2 kasus
3 Kelainan Jantung/Cacat Bawaan 2 kasus
Jumlah 7 Kasus
Sumber : Bagian KIA/KB Dinkes, 2015
Tabel 3.1.1.3 Kematian Bayi (29 hari - < 1 tahun) Tahun 2016
No Penyebab Kematian Jumlah
1 Pneumonia 4 kasus
2 Cacad Bawaan (Kelaianan Usus dan Jantung) 4 kasus
3 Masalah ASI (Aspirasi ASI) 2 kasus
4 Diare 1 kasus
5 Sindrom Cornelia Febris 1 kasus
Jumlah 12 Kasus
Sumber : Bagian KIA/KB Dinkes, 2016
Upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan pada tahun 2016 untuk menekan tingginya
angka kematian bayi adalah sosialisasi pelaksanaan kelas ibu hamil, pelaksanaan P4K
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 10
(Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi), peningkatan kualitas
dan kuantitas tenaga kesehatan (magang penanganan asfiksia dan BBLR) dan magang
PPGDON (Pertolongan Pertama Kegawat Daruratan Obstetrik dan Neonatus) bagi tenaga
dokter umum. Selain itu juga didukung dengan peningkatan infrastruktur dan kapasitas
fasilitas kesehatan berupa pembangunan gedung KIA di puskesmas Surisina, Watukapu,
Laja, Mangulewa, Inerie, Natarandang dan Rawangkalo, meningkatkan pelaksanaan
asuhan persalinan normal sehingga dapat mencegah kemungkinan terjadinya
komplikasi, meningkatkan cakupan imunisasi, meningkatkan pelayanan kesehatan
reproduksi termasuk pelayanan kontrasepsi dan ibu, menanggulangi gizi buruk pada ibu,
promosi pemberian ASI eksklusif dan pemantauan pertumbuhan, meningkatkan
pemberdayaan masyarakat, meningkatkan kerjasama dan koordinasi lintas sector,
meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan ibu dan bayi yang komprehensif dan
berkualitas, meningkatkan implementasi 6 subsistem yang ditetapkan dalam PERDA SKD
(Sistem Kesehatan Daerah) Kabupaten Ngada. Data jumlah kematian bayi per puskesmas
dapat dilihat pada lampiran profil tabel 5.
3.1.2 Angka Kematian Balita (AKABA)
AKABA menggambarkan tingkat peluang untuk meningggal pada fase antara
kelahiran dan sebelum usia lima tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000
kelahiran hidup.
Agenda SDGs 2030 menargetkan mengakhiri kematian bayi 12 per 1.000 kelahiran
hidup dan mengakhiri kematian balita 25 per 1.000 kelahiran hidup (termuat dalam
tujuan SDGs kesehatan target kedua yaitu : pada 2030, mengakhiri kematian bayi dan
balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha menurunkan Angka
Kematian Neonatal setidaknya hingga 12 per 1.000 KH dan Angka Kematian Balita 25 per
1.000 KH;).
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 11
Grafik 3.1.2.1 Angka Kematian Balita per-1.000 Kelahiran Hidup Tahun 2014-2016
Sumber : Bagian KIA/KB Dinkes, 2016 dan Profil Kesehatan Puskesmas, 2016
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa, AKABA di Kabupaten Ngada tahun
2014-2016 mengalami penurunan. Pada tahun 2014 AKABA yang dilaporkan sebesar 63
kematian atau 22,3 per 1.000 kelahiran hidup, pada tahun 2015 sebesar 54 kematian
atau 19,7 per 1.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2016 sebesar 43 kematian atau 15,9
per 1.000 kelahiran hidup. Penyumbang kematian balita terbanyak adalah pada usia bayi
(0-1 tahun ) yaitu sebanyak 36 kasus sedangkan pada usia anak balita sendiri sebanyak 7
kasus.
Penyebab kematian balita diakumulasi dari penyebab kematian neonatal, kematian
bayi dan kematian anak balita (pada tahun 2016 angka kematian anak balita sebanyak 7
kasus dengan penyebab Cacad Bawaan 3 kasus, pneumonia 3 kasus dan kecelakaan 1
kasus). Data jumlah kematian balita per puskesmas dapat dilihat pada lampiran profil
tabel 5.
3.1.3 Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan perempuan dan menjadi salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan
MDGs ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang dicapai sampai tahun
2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu atau sebesar 102 per
22.319.7
15.9
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
2014 2015 2016
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 12
100.000 kelahiran hidup. AKI merupakan akumulasi kematian ibu pada masa kehamilan,
melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan
lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.
Agenda SDGs 2030 menargetkan Angka Kematian Ibu 70 per 100.000 kelahiran
hidup (termuat dalam tujuan SDGs kesehatan target pertama yaitu : di tahun 2030
mengurangi angka kematian ibu hamil global menjadi kurang dari 70 per 100.000
kelahiran hidup). Target tersebut sangat jauh dibandingkan dengan hasil SDKI 2012 yang
359 per 100.000 kelahiran hidup. Bahkan masih sangat jauh untuk mencapai target
MDGs 105 per 100.000 kelahiran hidup.
Grafik 3.1.3.1 Angka Kematian Ibu (per 100.000 Kelahiran Hidup) Tahun 2014-2016
Sumber : Bagian KIA/KB Dinkes, 2015 dan Profil Kesehatan Puskesmas, 2016
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa, Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten
Ngada tahun 2014-2016 mengalami peningkatan. Pada tahun 2014 sebesar 4 kematian
atau 142,1 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2015 AKI yang dilaporkan sebesar 3
kematian atau 109,4 per 100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2016 sebesar 6
kematian atau 222,3 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu di tahun 2016
adalah perdarahan sebagai penyebab langsung sebanyak 2 kasus dan penyebab tidak
langsung sebanyak 4 kasus yang terdiri dari lupus 1 kasus, hipertensi kronik 1 kasus dan
mati batang otak 2 kasus.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menekan angka kematian ibu pada tahun
2016, seperti 1) meningkatkan kemitraan bidan dan dukun, 2) penyuluhan kesehatan
142.1
109.4
222.3
0
50
100
150
200
250
2014 2015 2016
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 13
ibu dan anak, 3) meningkatkan konseling pada kelompok remaja guna menekan resiko
kehamilan remaja, 4) melakukan konseling pra nikah, 5) meningkatkan pelayanan
kesehatan reproduksi termasuk pelayanan kontrasepsi dan ibu, 6) penguatan sistem
rujukan, 7) adanya komunikasi cepat 2H2 Centre dengan nomor 082146483440,
8) peningkatan puskesmas non poned menjadi puskesmas poned (puskesmas Koeloda
dan puskesmas Maronggela), 9) magang bidan di RSUD Bajawa, pelatihan kelas ibu
hamil dan pelatihan enuminator bagi bidan, 10) meningkatkan pemberdayaan
masyarakat melalui peran desa siaga dengan membangun 6 jejaring desa siaga, 11)
meningkatkan kerjasama dan koordinasi lintas sector, 12) meningkatkan jangkauan
pelayanan kesehatan ibu yang komprehensif dan berkualitas, 13) meningkatkan
implementasi 6 sub sistem yang ditetapkan dalam perda SKD Kabupaten Ngada. Data
jumlah kematian ibu per puskesmas dapat dilihat pada lampiran profil tabel 6.
3.1.4 Angka Harapan Hidup (AHH)
Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah
dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan
derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah
harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya
termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk program
pemberantasan kemiskinan.
Angka Harapan Hidup atau yang dikenal juga dengan e0, lebih tepatnya disebut
dengan Angka Harapan Hidup saat lahir (life expectancy at birth). Menurut BPS, AHH
(e0) merupakan rata-rata jumlah tahun hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru
lahir pada suatu tahun tertentu. Dengan mengetahui indikator Angka Harapan Hidup ini,
kita bisa membantu pemerintah dalam meningkatkan faktor-faktor yang bisa
meningkatkan AHH. Karena AHH merupakan salah satu indikator penyusun Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) suatu daerah.
Pada tahun 2014, AHH Kabupaten Ngada yaitu 67 tahun, tahun 2015 AHH yaitu 67,46
tahun dan di tahun 2016 AHH adalah 67 tahun. Hal ini berarti rata-rata jumlah tahun
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 14
yang akan dijalani oleh 1 orang penduduk di kabupaten Ngada sejak orang tersebut lahir
adalah 67 tahun.
Sebagai salah satu indikator yag menentukan kualitas kesehatan dan kesejahteraan,
AHH tentu saja dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kualitas lingkungan, kualitas
pelayanan kesehatan, pola hidup dan gaya hidup individu.
3.2 Morbiditas
Morbiditas dapat diartikan sebagai angka kesakitan, baik insiden maupun prevalen
dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi
pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat
kesehatan masyarakat.
3.2.1 Pola 10 Penyakit Terbanyak
Pola 10 penyakit terbanyak pada pasien di puskesmas tahun 2016 dapat dilihat dari
laporan Kesakitan puskesmas yang menunjukkan bahwa terdapat beberapa penyakit
yang selalu menduduki urutan teratas tiap tahunnya, yang dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 3.2.1.1 Pola 10 Penyakit Terbanyak Tahun 2016
No Nama Penyakit Jumlah
1 Infeksi akut pada saluran pernapasan bagian atas 30.465
2 Penyakit lain pada saluran pernapasan bagian atas 12.770
3 Penyakit Sistem Otot dan Jaringan 11.775
4 Penyakit kulit alergi 5.056
5 Infeksi penyakit usus yang lain 4.788
6 Kecelakaan 4.470
7 Penyakit kulit infeksi 4.498
8 HT 4.426
9 Diare 2.725
10 Ginggivitis dan penyakit periodental 2.574
Total 56.762
Sumber : Bagian Yankesdas Dinkes, 2016 dan Laporan SIKDA Tahun, 2016
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 15
3.2.2 Penyakit Menular
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2014 tentang
Penanggulangan Penyakit Menular menyatakan bahwa penyakit menular masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat yang menimbulkan kesakitan, kematian dan kecacatan
yang tinggi sehingga perlu dilakukan penyelenggaraan penanggulangan melalui upaya
pencegahan, pengendalian dan pemberantasan yang efektif dan efisien. Dalam Agenda
SDGs 2030 menargetkan mengakhiri epidemic AIDS, tuberculosis, malaria dan penyakit
tropis terabaikan dan memberantas hepatits, penyakit yang terbawah oleh air dan
penyakit menular lainnya (SDGs target ketiga)
3.2.2.1 Penyakit Menular Langsung
a. TB Paru
TB sampai dengan saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi DOTS (Directly
Observed Treatment Short-course) telah diterapkan di banyak negara sejak tahun 1995.
Bersama dengan malaria dan HIV/AIDS, TB juga menjadi salah satu penyakit yang
pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDGs (poin ke 6 yang bunyinya
Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya) dan tujuan global dalam
SDGs (target ke 3).
TB merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet orang yang
telah terinfeksi basil TB positif. Namun, bukan berarti bahwa pasien TB dengan basil
pemeriksaan BTA negatif tidak mengandung kuman dalam dahaknya. Hal tersebut bisa
saja terjadi karena jumlah kuman yang terkandung sulit dideteksi melalui pemeriksaan
mikroskopis langsung.
Salah satu strategi yang digunakan dalam pengendalian TB adalah strategi DOTS.
DOTS sebagai salah satu intervensi kesehatan yang secara ekonomis sangat efektif.
Fokus utama DOTS adalah penemuan dan penyembuhan pasien, prioritas diberikan
kepada pasien TB tipe menular. Strategi ini akan memutuskan rantai penularan TB dan
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 16
dengan demikian menurunkan insidens TB di masyarakat. Menemukan dan
menyembuhkan pasien merupakan cara terbaik dalam upaya pencegahan penularan TB.
Indikator utama program pengendalian TB secara Nasional adalah Angka Notifikasi
Kasus TB (Case Notification Rate = CNR) dan Angka Keberhasilan Pengobatan TB
(Treatment Success Rate = TSR). CNR adalah angka yang menunjukkan jumlah seluruh
pasien TB (semua kasus) yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk di
suatu wilayah tertentu. Angka ini berguna untuk menunjukkan kecenderungan (trend)
meningkat atau menurunnya penemuan pasien pada wilayah tersebut. Sedangkan TSR
adalah angka keberhasilan pengobatan yang menunjukkan prosentase pasien baru TB
paru terkonfirmasi bakteriologis yang menyelesaikan pengobatan (baik yang sembuh
maupun pengobatan lengkap) diantara pasien baru TB paru terkonfirmasi bakteriologis
yang tercatat.
Pada tahun 2014 CNR seluruh kasus TB adalah 89 per 100.000 penduduk (139
kasus), CNR kasus TB meningkat di tahun 2015 yaitu 93.04/100.000 penduduk (151
kasus) dan tahun 2016 CNR seluruh kasus TB menurun cukup signifikan 79,82/100.000
penduduk (132 kasus, sedangkan TSR atau angka keberhasilan pengobatan untuk
seluruh kasus TB tahun 2016 sebesar 96.77% dan angka kematian selama pengobatan
adalah 6,65/100.000 penduduk atau 11 kasus kematian. Tren penemuan CNR seluruh
kasus TB tiga tahun terakhir dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Data jumlah kasus TB
per puskesmas dapat dilihat pada lampiran profil tabel 7, 8, 9.
Grafik 3.2.2.1.a. CNR Kasus TB di Kabupaten Ngada Tahun 2014-2016
Sumber : Pengelola TB Dinkes, 2016 dan Profil Puskesmas, 2016
89.00
93.04
79.82
70.00
75.00
80.00
85.00
90.00
95.00
2014 2015 2016
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 17
b. Pneumonia
Pneumonia adalah istilah medis terhadap penyakit pada paru-paru yang dapat
terjadi ringan hingga serius dan mengancam nyawa bagi penderitanya. Pneumonia
sangat berbahaya bila terjadi pada bayi dan anak-anak, orang tua diatas usia 60 tahun,
serta orang-orang dengan masalah kesehatan karena sistem kekebalan tubuhnya yang
lemah. Secara definisi, pneumonia diartikan sebagai infeksi atau peradangan pada
salah satu atau kedua paru-paru, lebih tepatnya peradangan itu terjadi pada kantung
udara (alveoli). Dimana, bila sudah terinfeksi maka kantung udara tersebut akan terisi
cairan atau bahkan nanah, yang kemudian mengakibatkan sesak nafas, batuk berdahak,
demam, menggigil, dan kesulitan bernapas para penderitanya.
Pada tahun 2016 target penemuan dan pengobatan kasus pneumonia pada balita
adalah 100% (target SPM Nasional), realisasinya penemuan penderita pneumonia 7,02%
dan pengobatannya 100%. Tahun 2014 penemuan kasus pneumonia sebesar 176 kasus
atau 13,66%, meningkat di tahun 2015 sebesar 189 kasus atau 14,89% dan tahun 2016
mengalami penurunan yang signifikan menjadi 7,02% atau 91 kasus (untuk kasus
penderita pneumonia yang ditemukan semuanya mendapat pengobatan).
Tren penemuan dan pengobatan pneumonia pada bilita selama tiga tahun terakhir
dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Data jumlah penderita pneumonia per puskesmas
dapat dilihat pada lampiran profil tabel 10.
Grafik 3.2.2.1.b. Kasus Pneumonia Balita di Kabupaten Ngada Tahun 2014-2016
Sumber : Pengelola TB Dinkes, 2016 dan Profil Puskesmas, 2016
13.6614.89
7.02
0
2
4
6
8
10
12
14
16
2014 2015 2016
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 18
c. HIV/AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat menyebabkan AIDS.
Virus HIV menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh manusia, sehingga tubuh
menjadi lemah dalam melawan infeksi. Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam
tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan sistem imun).
Sedangkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) yaitu kumpulan gejala
penyakit atau biasa disebut sindrom yang diakibatkan oleh kerusakan sistem kekebalan
tubuh manusia karena HIV. Jika seseorang terkena virus semacam ini, maka ia akan
mudah terserang infeksi oportunistik atau mudah terkena penyakit lainnya. Sampai saat
ini HIV/AIDS belum bisa disembuhkan dan belum ditemukan obatnya. Obat yang ada
saat ini hanya mampu memperlambat perkembangan HIV di dalam tubuh dan
memperlambat perjalanan HIV menjadi AIDS.
Perbedaan antara HIV dan AIDS adalah HIV nama virusnya dan AIDS adalah
kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut. Jadi seseorang yang
terkena virus HIV tidak serta merta langsung menjadi AIDS yakni jika rutin
mengkonsumsi obat secara teratur. Rentang waktu HIV menjadi AIDS bisa
bertahun-tahun tergantung virus yang menginfeksi dan ketahanan tubuh seseorang.
Dalam rentang waktu tersebut ODHA (Orang Dengan HIV&AIDS) tetap bisa hidup dan
bersosialisasi dengan masyarakat lain sebagaimana biasanya.
Pada tahun 2016 jumlah kasus HIV sebanyak 9 kasus (Kecamatan Riung 3 kasus,
Kecamatan Bajawa 2 kasus, Kecamatan Wolomeze 1 kasus, Kecamatan Soa 1 kasus,
Kecamatan Riung barat 1 kasus dan Kecamatan Aimere 1 kasus), kasus AIDS sebanyak 4
kasus (Kecamatan Riung 1 kasus, kecamatan Wolomeze 2 kasus dan Kecamatan Riung
Barat 1 kasus) dan semuanya meninggal. Trend kasus HIV/AIDS selama tiga tahun
terakhir dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Data jumlah kasus HIV/AIDS per
kelompok umur dapat dilihat pada lampiran profil tabel 11 dan 12.
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 19
Grafik 3.2.2.1.c. Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Ngada Tahun 2014-2016
Sumber : Bagian P2P Dinkes, 2016
d. Diare
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi
tinja lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja dan frekwensinya lebih sering dari
biasanya, biasanya tiga kali atau lebih dalam satu hari. Secara klinis penyebab diare
adalah infeksi (bakteri, virus atau investasi parasit), malabsorbsi, alergi, keracunan,
immunodefisiensi, dll. Namun, penyebab paling banyak disebabkan oleh infeksi dan
keracunan.
Pada tahun 2014 penderita diare yang ditangani yaitu 89,25% atau 2.983 kasus,
menurun di tahun 2015 yaitu 73,91% atau 2.567 kasus dan meningkat di tahun 2016
yaitu 83,53% atau 2.956 kasus dari 3.539 jumlah target penemuan di tahun 2016 (untuk
riilnya semuanya ditangani 100%). Trend diare yang ditangani selama tiga tahun terakhir
dapat dlihat pada grafik di bawah ini. Data jumlah kasus diare per puskesmas dapat
dilihat pada lampiran profil tabel 13.
0
2
4
6
8
10
2014 2015 2016
5
89
5
1
45
2
4
HIV AIDS Kematian akibat AIDS
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 20
Grafik 3.2.2.1.d Penderita Diare Ditangani di Kabupaten Ngada Tahun 2014-2016
Sumber : Bagian P2P Dinkes, 2016 dan Profil Puskesmas, 2016
e. Kusta
Diantara penyakit menular lainnya kusta adalah penyebab utama kecacatan fisik
yang permanen yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Diagnosis
kasus dan pengobatan yang dini, sebelum kerusakan syaraf terjadi adalah cara yang
paling efektif untuk mencegah kecacatan karena kusta. Penyakit kusta erat kaitannya
dengan lingkungan yaitu sanitasi. Penggunaan air bersih dan sanitasi akan sangat
membantu penurunan angka kejadian penyakit kusta.
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan telah
menetapkan 33 provinsi di Indonesia ke dalam 2 kelompok beban kusta, yaitu provinsi
dengan beban kusta tinggi (high endemic) dan beban kusta rendah (low endemic).
Provinsi dengan high endemic jika NCDR (New Case Detection Rate atau penemuan
kasus baru kusta) > 10 per 100.000 penduduk atau jumlah kasus baru lebih dari 1.000,
sedangkan low endemic jika NCDR < 10 per 100.000 penduduk atau jumlah kasus baru
kurang dari 1.000 kasus. Namun hingga saat ini masih ada 14 propinsi di Indonesia yang
mempunyai beban tinggi terhadap kusta yang ditargetkan akan elimiinasi di tahun 2019.
Penyakit kusta tidak secara langsung termasuk ke dalam pencapaian MDGs yang
telah berakir di tahun 2015, namun pada komitmen global SDGs upaya pemberantasan
kusta tertuang dalam tujuan ketiga yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mengupayakan kesejahteraan bagi semua orang, dengan tujuan spesifik yaitu
89.25
73.9183.53
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2014 2015 2016
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 21
mengakhiri epidemi AIDS, tuberculosis, malaria, penyakit neglected-tropical (penyakit
menular yang merupakan ciri khas dari daerah beriklim tropis seperti filariasis,
kecacingan dan kusta) sampai dengan tahun 2030.
Pada tahun 2016, angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) adalah 1,21/100.000
penduduk atau sebanyak 2 kasus. Penderita kusta tersebut masuk dalam kategori kusta
basah atau Multi Basiler (MB). Dari nilai NCDR tersebut maka Kabupaten Ngada selama
lima tahun terakhir masuk dalam kategori low endemic atau kabupaten dengan beban
kusta rendah. Data kasus kusta dapat dilihat pada lampiran profil tabel 14, 15, 16, 17.
f. Frambusia
Frambusia adalah penyakit yang tidak menimbulkan kematian walaupun bila tidak
ditangani dengan baik dapat menimbulkan kecacatan. Selain itu, frambusia biasanya
terjadi di daerah yang sulit dijangkau (end of the road) oleh pelayanan kesehatan serta
menginfeksi masyarakat miskin dengan kebersihan perorangan yang jelek. Kesulitan
mendapatkan air bersih merupakan salah satu kendala sulitnya dilaksanakan eradikasi
frambusia.
Pada tahun 2016 di wilayah Kabupaten Ngada tidak ditemukan adanya penyakit
frambusia.
g. Polio dan AFP (Acute Flaccid Paralysis)
AFP atau non polio merupakan kelumpuhan yang sifatnya flaccid yang bersifat
lunglai, lemas atau layuh (bukan kaku), atau terjadi penurunan kekuatan otot, dan
terjadi secara akut (mendadak). Pada tahun 2016 di wilayah Kabupaten Ngada tidak
ditemukan kasus AFP atau non polio. Data AFP dapat dilihat pada lampiran profil tabel
18.
Polio adalah salah satu penyakit menular yang termasuk PD3I. Penyakit ini
disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang sistem syaraf hingga penderita mengalami
kelumpuhan. Penyakit yang pada umumnya menyerang anak berusia 0-3 tahun ini
ditandai dengan munculnya demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku di leher, serta sakit
di tungkai dan lengan. Pada tahun 2016 di wilayah Kabupaten Ngada tidak ditemukan
adanya penyakit polio. Data polio dapat dilihat pada lampiran profil tabel 20.
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 22
h. Difteri
Penyakit difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae yang
menyerang sistem pernapasan bagian atas. Penyakit ini memiliki gejala sakit leher,
demam ringan dan sakit tekak. Difteri juga kerap ditandai dengan tumbuhnya membran
kelabu yang menutupi tonsil serta bagian saluran pernafasan. Penyakit difteri pada
umumnya menyerang anak-anak usia 1-10 tahun.
Pada tahun 2016 di wilayah Kabupaten Ngada tidak ditemukan dan dilaporkan
adanya kasus penyakit difteri. Data difteri dapat dilihat pada lampiran profil tabel 19.
i. Tetanus
Tetanus Neonatorum (TN) disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang masuk ke
tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang salah satunya
disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril, atau pada
sirkumsisi bayi laki-laki dan kekurangan imunisasi maternal. Kasus Tetanus Neonatorum
banyak ditemukan di negara berkembang khususnya dengan cakupan persalinan oleh
tenaga kesehatan yang rendah.
Pada tahun 2016 di wilayah Kabupaten Ngada tidak ditemukan kasus tetanus
neonatorum maupun non neonatorum. Data tetanus neonatorum dan tetanus non
neonatorum dapat dilihat pada lampiran profil tabel 19.
j. Campak
Penyakit campak adalah penyakut akut yang disebabkan oleh virus campak,
golongan Paramyxovirus. Penyakit ini ditandai dengan munculnya bintik merah (ruam),
terjadi pertama kali saat anak-anak.
Penularan dapat terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh droplet
(ludah) orang yang telah terinfeksi. Sebagian besar kasus campak menyerang anak-anak
usia pra sekolah dan usia SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka dia akan
mendapatkan kekebalan terhadap penyakit tersebut seumur hidupnya.
Pada tahun 2016 di wilayah Kabupaten Ngada tidak ditemukan adanya penyakit
campak. Data campak dapat dilihat pada lampiran profil tabel 20.
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 23
3.2.2.2 Penyakit Tular Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit.
a. Malaria
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan plasmodium, yaitu makluk hidup
bersel satu yang termasuk ke dalam kelompok protozoa. Malaria ditularkan melalui
gigita nyamuk Anopheles betina yang mengandung plasmodium di dalamnya.
Plasmodium yang terbawah melalui gigitan nyamuk akan hidup dan berkembang biak
dalam sel darah merah manusia. Penyakit ini menyerang semua kelompok umur baik
laki-laki maupun perempuan. Orang yang terkena malaria akan memiliki gejala : demam,
menggigil, berkeringat, sakit kepala, mual atau muntah. Penderita yang menunjukkan
gejala klinis harus menjalani tes laboratorium untuk mengkonfirmasi status positif
malarianya.
Komitmen global pada MDGs menempatkan upaya pemberantasan malaria ke
dalam salah satu tujuan bersama yang harus dicapai sampai dengan tahun 2015 melalui
tujuan ketujuh yaitu memberantas penyakit HIV/AIDS, malaria dan tuberculosis. Dengan
berakhirnya MDGs pada tahun 2015, komitmen global tersebut dilanjutkan melalui
SDGs. Pada SDGs, upaya pemberantasan malaria tertuang dalam tujuan ketiga yaitu
menjamin kehidupan yang sehat dan mengupayakan kesejahteraan bagi semua orang,
dengan tujuan spesifik yaitu mengakhiri epidemi AIDS, tuberculosis, malaria, penyakit
neglected-tropical (penyakit menular yang merupakan ciri khas dari daerah beriklim
tropis seperti filariasis, kecacingan dan kusta) sampai dengan tahun 2030.
Wilayah endemis malaria pada umumnya adalah wilayah terpencil dengan kondisi
lingkungan yang tidak baik, sarana transportasi dan komunikasi yang sulit, akses
pelayanan kesehatan kurang, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat yang
rendah serta buruknya perilaku masyarakat terhadap kebiasaan hidup sehat. Ditjen
PP&PL Kementerian Kesehatan telah menetapkan stratifikasi endemisitas malaria suatu
wilayah di Indonesia menjadi 4 strata yaitu :
1. Endemis Tinggi bila API > 5 per 1.000 penduduk.
2. Endemis Sedang bila API berkisar antara 1 - 5 per 1.000 penduduk.
3. Endemis Rendah bila API 0 - 1 per 1.000 penduduk.
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 24
4. Non Endemis adalah daerah yang tidak terdapat penularan malaria (daerah
pembebasan malaria) atau API = 0.
Ada dua indikator yang digunakan untuk menggambarkan besarnya masalah
malaria (endemisitas) di suatu daerah yaitu Annual Malaria Incidence (AMI) dan Annual
Parasite Incidence (API). Namun pada masa kini yang dipakai adalah API karena pada
umumnya puskesmas sudah memiliki fasilitas pemeriksaan laboratorium malaria. Untuk
mengukur efisiensi operasional dan menilai API digunakan indikator ABER. ABER adalah
jumlah rata-rata pemeriksaan sediaan darah malaria dibandingkan dengan jumlah
penduduk dalam satu tahun yang dinyatakan dalam persen. Penurunan API semakin
bermakna bila disertai peningkatan ABER. Oleh karena Itu adanya penurunan API yang
disertai penurunan ABER belum dapat diartikan sebagai penurunan insiden malaria.
Untuk daerah endemis malaria WHO merekomendasikan jumlah sediaan darah yang
diperiksa per bulan minimal 1% dari jumlah penduduk daerah tersebut.
Morbiditas malaria pada suatu wilayah ditentukan dengan API per tahun. API
merupakan jumlah kasus positif malaria per 1.000 penduduk dalam satu tahun. Tren API
secara kabupaten pada tahun 2014-2016 terus mengalami penurunan. Pada tahun 2014
API dilaporkan 1.8 per 1.000 penduduk (dengan malaria positif 281), tahun 2015 API
dilaporakn 1,42 per 1.000 penduduk (dengan malaria positif 231) dan tahun 2016 API
dilaporkan 0.78 per 1.000 penduduk (dengan malaria positif 129). ABER untuk tahun
2016 adalah 0.03%. Tren API selama tiga tahun terakhir dapat dilihat pada grafik di
bawah ini. Data API per puskesmas dapat dilihat pada lampiran profil tabel 22.
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 25
Grafik 3.2.2.1.a. Kasus API di Kabupaten Ngada Tahun 2014-2016
Sumber : Pengelola Malaria, Dinkes 2016
b. DBD
Demam Berdarah Dengue (DBD) seringkali muncul di musim pancaroba, khususnya
bulan Januari di awal tahun. Karena itu, kita perlu mengetahui penyebab penyakit DBD,
mengenali tanda dan gejalanya, sehingga mampu mencegah dan menanggulangi dengan
baik.
Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus
dengue yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus
Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Aedes aegypti adalah vektor yang
paling banyak ditemukan menyebabkan penyakit ini. Nyamuk dapat membawa virus
dengue setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut. Sesudah
masa inkubasi virus di dalam nyamuk selama 8-10 hari, nyamuk yang terinfeksi dapat
mentransmisikan virus dengue tersebut ke manusia sehat yang digigitnya.
Saat ini belum tersedia obat untuk penyakit ini, demikian juga dengan vaksin,
sehingga penanggulangan penyakit ini umumnya bergantung pada tatalaksana penderita
dan pengendalian vektor nyamuk. Sebagian besar kasus DBD menyerang anak-anak.
1.8
1.42
0.78
0
0.5
1
1.5
2
2014 2015 2016
API Per 1.000 Penduduk
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 26
Grafik 3.2.2.2.b Kasus DBD di Kabupaten Ngada Tahun 2014-2016
Sumber : Bagian P2P Dinkes, 2016 dan Profil Puskesmas, 2016
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa, trend kasus diare meningkat. Pada tahun
2014 kasus diare sebesar 38,42/100.000 penduduk atau 60 kasus, tahun 2015 sebesar
0.62/100.000 atau 1 kasus, tahun 2016 sebesar 22,37/100.000 atau 37 kasus, Data
jumlah kasus DBD per puskesmas dapat dilihat pada lampiran profil tabel 21.
c. Filariasis
Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular menahun yang disebabkan
oleh cacing filaria yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening. Penyakit ini dapat
merusak sistem limfe, menimbulkan pembengkakan pada tangan, kaki, payudara, buah
zakar, hingga menyebabkan kecacatan seumur hidup serta stigma sosial bagi penderita
dan keluarganya. Penyakit ini hampir ditularkan oleh semua jenis nyamuk yang ada di
Indonesia. Filariasis mempunyai dampak yang besar terhadap penurunan produktivitas
kerja penderita yang akhirnya akan menimbulkan kerugian ekonomi bagi keluarga yang
tidak sedikit.
Menteri Kesehatan pada tanggal 8 April 2002 telah mencanangkan dimulainya
Program Eliminasi Filariasis di Indonesia. Selanjutnya dengan Surat Edaran Menteri
Dalam Negeri RI Nomor 443.43/875/SJ tanggal 24 April 2007 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengobatan Massal Filariasis Dalam rangka Eliminasi Filariasis di Indonesia
38.42
0.62
22.37
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
2014 2015 2016
IR (Incidence Rate)
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 27
menjadi acuan seluruh Kepala Daerah baik Provinsi, Kabupaten maupun Kota yang
menjadikan Program Eliminasi Filariasis sebagai Program Priritas Daerah.
Salah satu upaya percepatan untuk mencapai eliminasi filariasis adalah dengan
dilaksanakannya Bulan Eliminasi Kaki Gajah (Belkaga) yang dicanangkan pertama pada
bulan Oktober 2015. Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada mencanangkan belkaga pada
tanggal 18 Oktober 2015 dengan minum obat filariasis yang akan dilakukan selama lima
tahun. Pada tahun 2016 jumlah seluruh kasus filariasis 16 kasus atau 9,68/100.000
penduduk. Data Filariasis dapat dilihat pada lampiran profil tabel 23.
Pemberian obat pencegahan filariasis tahun pertama ini tidak cukup untuk
mematikan cacing filariasis, pada tahun-tahun berikutnya cacing akan kembali subur dan
berkembangbiak dengan menghasilkan ribuan anak cacing setiap hari. Oleh karena itu,
untuk menghentikan siklus hidup cacing secara permanen, pemberian dan pencegahan
secara massal harus dilaksanakan sekali setiap tahun selama minimal 5 tahun
berturut-turut.
d. Rabies
Rabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus rabies yang
ditularkan melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing, kelelawar, kera, musang dan
serigala yang di dalam tubuhnya mengandung virus rabies. Terdapat beberapa indikator
yang digunakan dalam memantau upaya pengendalian rabies, yaitu : GHPR (kasus
Gigitan Hewan Penular Rabies), kasus yang divaksinasi dengan Vaksin Anti Rabies (VAR),
dan kasus yang positif rabies dan mati berdasarkan uji Lyssa.
Pada tahun 2016 jumlah kasus gigitan HPR sebanyak 970 kasus, 639 kasus di vaksin
lengkap, 331 kasus di vaksin tapi tidak lengkap, yang positif rabies sebanayak 3 kasus
(Kecamatan Bajawa 2 kasus dan Kecamatan Jerebuu 1 kasus). Data kasus gigitan HPR per
puskesmas dapat dilihat pada lampiran profil tambahan tabel 82.
e. Antraks
Penyakit antraks merupakan salah satu penyakit zoonosa yang menjadi masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh kuman antraks
(Bacillus anthracis). Kuman ini dapat membentuk spora yang tahan terhadap perubahan
lingkungan dan dapat bertahan hidup selama 60 tahun di dalam tanah, sehingga sulit
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 28
untuk dimusnahkan. Sumber penularan antraks adalah hewan peliharaan seperti sapi,
kerbau, kambing dan domba yang terinfeksi Bacillus anthracis. Hewan yang terinfeksi
tersebut dapat menularkan kepada manusia sehingga dapat menimbulkan kematian.
Pada tahun 2016 di wilayah Kabupaten Ngada tidak ditemukan adanya kasus
penyakit antraks.
f. Pes
Pes atau bubonic plaque adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Pasteurella pestis melalui hewan pengerat liar. Pada tahun 2016 di wilayah Kabupaten
Ngada tidak ditemukan adanya penyakit pes.
g. Leptospirosis
Leptospira merupakan zoonosis yang diduga paling luas penyebarannya di dunia.
Sumber infeksi pada manusia biasanya akibat kontak secara langsung atau tidak
langsung dengan urine hewan yang terinfeksi. Manusia dapat terinfeksi jika terpapar
dengan air, tanah basah yang telah terkontaminasi urin tersebut. Penyakit ini ditandai
dengan beberapa gejala seperti flu sampai dengan gangguan serius yang dapat
menyebabkan kematian.
Penyakit ini bersifat musiman, di daerah yang beriklim sedang masa puncak
insidens dijumpai pada musim panas dan musim gugur karena temperatur adalah faktor
yang mempengaruhi kelangsungan hidup Leptospira, sedangkan di daerah tropis
insidens tertinggi selama musim hujan.
Pada tahun 2016 di wilayah Kabupaten Ngada tidak ditemukan adanya kasus
penyakit leptospirosis.
3.3 Status Gizi
3.3.1 Status Gizi Balita
Salah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilan pencapaiannya dalam
MDGs adalah status gizi balita. Status gizi balita dapat diukur berdasarkan umur, berat
badan (BB), dan tinggi badan/panjang badan (TB). Variabel umur, BB, dan TB ini disajikan
dalam bentuk tiga indikator antropometri, yaitu :
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 29
3.3.1.1 Berat Badan menurut Umur (BB/U)
Indikator BB/U memberikan indikasi masalah gizi secara umum. Indikator ini tidak
memberikan indikasi tentang masalah gizi yang sifatnya kronis ataupun akut karena
berat badan berkorelasi positif dengan umur dan tinggi badan. Dengan kata lain, berat
badan yang rendah dapat disebabkan karena tubuh yang pendek (kronis) atau karena
diare atau penyakit infeksi lain (akut).
Pada tahun 2016 status gizi berdasarkan indikator BB/U untuk : gizi baik sebesar
89% (9.544 balita), gizi kurang sebesar 9,4% (1.011 balita), BGM sebesar 0,6% (68 balita)
dari jumlah balita yang ditimbang 10.727. Data status gizi balita menurut BB/U per
puskesmas dapat dilihat pada lampiran profil tabel 47 dan lampiran profil tambahan
tabel 83.
3.3.1.2 Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)
Indikator (TB/U) memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya kronis sebagai
akibat dari keadaan yang berlangsung lama, misalnya kemiskinan, perilaku hidup tidak
sehat dan pola asuh/pemberian makan yang kurang baik dari sejak anak dilahirkan yang
mengakibatkan anak menjadi pendek.
Pada tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada tidak memiliki data status gizi
menurut TB/U.
3.3.1.3 Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)
Indikator BB/TB dan Indeks Massa Tubuh (IMT) memberikan indikasi masalah gizi
yang sifatnya akut sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi dalam waktu yang tidak
lama (singkat), misalnya mengidap penyakit tertentu dan kekurangan asupan gizi yang
mengakibatkan anak menjadi kurus.
Pada tahun 2016 status gizi berdasarkan indikator BB/TB untuk : status gizi normal
sebesar 99,81% (10.706 balita), BGM normal sebesar 1,0% (107 balita), BGM kurus
sebesar sebesar 0,5% (58 balita), BGM gizi kurus sekali atau sangat kurus sebesar 0,09%
(10 balita) dari jumlah balita yang ditimbang 10.727 balita. Data status gizi balita
menurut BB/TB per puskesmas dapat dilihat pada lampiran profil tabel 48 dan lampiran
profil tambahan tabel 83.
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 30
3.3.2 Status Gizi Penduduk Dewasa
Gambaran status gizi pada kelompok umur >18 tahun dapat diketahui melalui
prevalensi gizi berdasarkan indikator Indeks Massa Tubuh (IMT). Status gizi pada
kelompok dewasa berusia di atas 18 tahun didominasi dengan masalah obesitas,
walaupun masalah kurus juga masih cukup tinggi. Pada tahun 2016 di Kabupaten Ngada
tidak dilakukan kegiatan penilaian status gizi untuk penduduk dewasa.
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 31
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan
masyarakat. Berikut ini diuraikan gambaran situasi upaya kesehatan pada tahun 2016.
4.1 Pelayanan Kesehatan Dasar
Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah-langkah awal yang sangat
penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan
pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian
besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Pelayanan kesehatan dasar di
Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada Tahun 2016 adalah sebagai berikut :
4.1.1 Pelayanan Kesehatan Ibu
Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan
perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil
bisa berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa
pertumbuhan bayi dan anaknya.
4.1.1.1 Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan
professional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan
perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya, yang mengikuti program
pedoman pelayanan antenatal yang diutamakan pada kegiatan promotif dan preventif.
Standar pelayanan ANC adalah 10 T yang terdiri dari 1). Timbang berat badan dan ukur
tinggi badan 2). Pemeriksaan tekanan darah 3). Ukur lingkar lengan atas 4). Ukur tinggi
fundus uteri 5). Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ) 6). Imunisasi TT
7). Pemeriksaan laboratorium 8). Tatalaksana kasus 9). Pemberian tablet besi (FE)
10). Konseling, P4K dan KB pasca persalinan. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari
cakupan pelayanan K4.
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 32
Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran
besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan
kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 merupakan
gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai
standar serta paling sedikit 4 (empat) kali kunjungan, dengan distribusi pemberian
pelayanan minimal satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester dua dan
dua kali pada trimester ketiga. Standar pelayanan ANC adalah 10 T yang terdiri dari
timbang berat badan, ukur lingkar lengan atas, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus
uteri, hitung denyut jantung janin, penentuan presentasi janin, imunisasi TT, pemberian
tablet besi (FE), periksa laboratorium dan KIE.
Grafik 4.1.1.1.1 Cakupan Pelayanan K1 dan K4 Ibu Hamil Tahun 2014-2016
Sumber : Bagian KIA/KB Dinkes, 2016 dan Profil Puskesmas, 2016
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa, trend cakupan K1 dalam kurun waktu tiga
tahun terakhir meningkat tapi tidak signifikan. Pada tahun 2014 cakupan K1 sebesar
82,01% atau 3.018 ibu hamil dari 3.680 ibu hamil, tahun 2015 cakupan K1 sebesar
78,27% atau 3.025 ibu hamil dari seluruh ibu hamil 3.865 dan tahun 2016 cakupan K1
sebesar 79,93% atau 2.572 ibu hamil dari 3.218 ibu hamil.
82.01 78.27 79.93
51.49
58.32
67.71
-
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
2014 2015 2016
K1
K4
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 33
Sedangkan trend cakupan K4 dalam kurun waktu lima tahun terakhir meningkat
dan pada tahun 2016 cakupan K4 sebesar 67,71% atau 2.179 ibu hamil dari seluruh ibu
hamil 3.218.
Cakupan K4 masuk dalam 18 indikator target SPM dengan target SPM yaitu 95%.
Dan untuk tahun 2016 cakupan K4 belum mencapai target SPM. Hal ini disebabkan
karena : masih ada ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di atas triwulan 1
(setelah usia kehamilan lebih dari 3 bulan) sehingga sweeping ibu hamil sangat penting
untuk dilakukan. Masalah lain yang ditemukan adalah dukungan dari keluarga untuk
memeriksakan kehamilannya secara dini di fasilitas kesehatan masih sangat kurang.
Oleh karena itu, perlu adanya KIE yang terus menerus kepada masyarakat terutama bagi
ibu hamil dan keluarga untuk memeriksakan kehamilannya sedini mungkin ke fasilitas
kesehatan. Data cakupan K1 dan K4 per puskesmas dapat dilihat pada lampiran profil
tabel 29.
4.1.1.2 Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi Kebidanan
Proses persalinan dapat mempengaruhi keselamatan ibu dan bayinya, sehingga
dapat mempengaruhi angka kematian bayi maupun angka kematian ibu. Pemerintah
Provinsi NTT melalui Peraturan Gubernur NTT No 42 Tahun 2009 tentang Revolusi KIA
dengan mottonya semua ibu hamil melahirkan di Fasilitas Kesehatan yang memadai
(Puskesmas dan Rumah Sakit). Fasilitas kesehatan yang memadai ini harus didukung pula
dengan SDM kesehatan sesuai kompetensi standar.
Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi
pada masa di sekitar persalinan, hal ini disebabkan pertolongan persalinan tidak
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (professional)
dan tidak dilakukan di fasilitas kesehatan yang memadai.
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 34
Grafik 4.1.1.2.1 Cakupan Persalinan Ditolong Nakes Tahun 2014-2016
Sumber : Bagian KIA//KB Dinkes, 2016 dan Profil Puskesmas, 2016
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan dalam kurun waktu lima tahun terakhir cenderung fluktuatif. Tahun 2016
terjadi penurunan menjadi 88,01% artinya ada sekitar 11,99% persalinan yang tidak
ditolong tenaga kesehatan.
Cakupan persalinan oleh nakes yang memiliki kompetensi kebidanan masuk dalam
18 indikator target SPM dengan target SPM yaitu 95%. Dan tahun 2016 cakupan
persalinan oleh nakes yang memiliki kompetensi kebidanan belum mencapai target
SPM. Data persalinan oleh tenaga kesehatan per puskesmas dapat dilihat pada lampiran
profil tabel 29.
4.1.1.3 Penanganan Komplikasi Obstetri
Masa kehamilan merupakan masa yang memerlukan perhatian besar pada ibu,
karena banyak sekali resiko-resiko yang bisa dialami pada masa kehamilan. Ibu hamil
resiko tinggi atau komplikasi yaitu keadaan penyimpangan dari normal, yang secara
langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Yang dimaksudkan
dengan Risti/Komplikasi pada ibu hamil yaitu apabila HB < 8g%, tekanan darah tinggi,
oedema nyata, eklampsia, perdarahan pervaginan, ketuban pecah dini, letak lintang
93.4 96.49 98.04
79.66
95.1488.01
0
20
40
60
80
100
120
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 35
pada usia kehamilan >32 minggu, letak sungsang pada primi gravida, infeksi
berat/sepsis, persalinan premature.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan khususnya oleh tenaga bidan di desa dan
puskesmas, beberapa ibu hamil diantaranya tergolong dalam kasus resiko tinggi (risti),
maka kasus tersebut memerlukan penanganan sesuai standar atau pelayanan kesehatan
rujukan ke unit pelayanan kesehatan yang memadai karena keterbatasan kemampuan
maupun prasarana penanganan risti di desa dan puskesmas. Penanganan yang
dimaksudkan disini yaitu penanganan sesuai standar oleh tenaga kesehatan yang terlatih
di Puskesmas Perawatan dan RS pemerintah/swasta dengan fasilitas PONED dan PONEK
(Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar dan Pelayanan Obstetrik dan
Neonatal Emergensi Komprehensif).
Grafik 4.1.1.3.1 Cakupan Ibu Hamil Resiko Tinggi Ditangani Tahun 2014-2016
Sumber : Bagian KIA/KB Dinkes, 2016 dan Profil Puskesmas, 2016
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa cakupan ibu hamil komplikasi yang ditangani
selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada tahun 2016 cakupannya 100%,
hal ini disebabkan karena semua kasus komplikasi kebidanan ditangani baik di
puskesmas maupun yang dirujuk ke rumah sakit.
Cakupan ibu hamil resiko tinggi yang ditangani masuk dalam 18 indikator target
SPM dengan target SPM yaitu 80%. Dan untuk tahun 2016 cakupan ibu hamil resiko
84.00
117.36
37.64
181.79
77.49
100
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
140.00
160.00
180.00
200.00
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 36
tinggi yang ditangani sebesar 100% sehingga mencapai target SPM. Data penanganan
obstetri (komplikasi kebidanan) secara terperinci per puskesmas dapat dilihat pada
lampiran profil tabel 33.
4.1.1.4 Penanganan Komplikasi Neonatal
Penanganan komplikasi neonatal adalah penanganan yang diberikan kepada
neonatal dengan penyakit dan kelainan (neonatal dengan asfiksia, ikterus, hipotermia,
tetanus neonatorum, infeksi atau sepsis, trauma lahir, BBLR, sindroma gangguan
pernafasan, kelainan kongenital) yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan dan
kematian.
Grafik 4.1.1.4.1 Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal Tahun 2011-2016
Sumber : Bagian KIA/KB Dinkes, 2016 dan Profil Puskesmas, 2016
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa, cakupan neonatal komplikasi yang ditangani
cenderung menurun. Cakupan neonatal komplikasi yang ditangani masuk dalam 18
indikator target SPM dengan target SPM 80%. Dari tahun 2011-2016 cakupan ini tidak
mencapai target SPM. Hal ini disebabkan karena, perkiraan neonatal komplikasi yang
ditangani terlalu tinggi dibandingkan dengan rill neonatal yang ditemukan dan ditangani.
Data neonatal komplikasi yang ditangani secara terperinci per puskesmas dapat dilihat
pada lampiran profil tabel 33.
69.30
49.31
20.78
58.2664.70
52.37
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 37
4.1.1.5 Pelayanan Nifas
Ibu nifas adalah ibu pada masa 6 jam pasca persalinan sampai dengan 42 hari.
Sedangkan pelayanan nifas adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu pada masa 6
jam sampai 42 hari pasca bersalin sesuai standar paling sedikit 3 kali oleh tenaga
kesehatan dengan distribusi waktu 6 jam-3 hari, 8 hari-14 hari, dan 29-42 hari.
Pelayanan nifas dapat dilakukan di fasilitas kesehatan dan dengan kunjungan rumah bagi
ibu nifas dan neonatal atau bayi baru lahir.
Grafik 4.1.1.5.1 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Tahun 2011-2016
Sumber : Bagian KIA/KB Dinkes, 2016 dan Profil Puskesmas, 2016
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa, cakupan pelayanan ibu nifas mengalami
penurunan. Cakupan pelayanan ibu nifas masuk dalam 18 indikator target SPM dengan
target SPM 95%. Pada tahun 2016 cakupan pelayanan ibu nifas sebesar 85,51% dan
tidak mencapai target SPM 95%. Hal ini disebabkan karena ibu nifas yang berkunjung ke
sarana kesehatan tidak sesuai dengan jadwal yang ditentukan (kunjungan nifas III harus
usia 9 – 42 hari setelah melahirkan). Data cakupan ibu nifas per puskesmas dapat dilihat
pada lampiran profil tabel 29.
76.30
93.44 96.97
73.89
90.8485.51
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
2011 2012 2013 2014 2015 2,016
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 38
4.1.2 Pelayanan Kesehatan Bayi dan Balita
4.1.2.1 Kunjungan Neonatus (KN)
Kunjungan neonatus merupakan pelayanan kesehatan neonatal dasar yang meliputi
ASI Eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, pemberian vitamin
K1 injeksi bila tidak diberikan pada saat lahir, pemberian imunisasi Hb1 bila tidak
diberikan pada saat lahir dan manajemen terpadu bayi muda. Kunjungan neonatus
dilakukan sesuai standar sedikitnya 3 kali dengan distribusi waktu 6-48 jam setelah lahir,
3-7 hari dan pada hari ke 8-28 hari setelah lahir yang dilakukan di fasilitas kesehatan
maupun kunjungan rumah.
Cakupan kunjungan neonatus adalah jumlah bayi memperoleh pelayan kesehatan
sesuai standar minimal 3 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
dibandingkan jumlah seluruh bayi lahir hidup di satu wilayah kerja dalam kurun waktu
yang sama x 100%.
Grafik 4.1.2.1.1 Cakupan KN1 dan KN3 Tahun 2011-2016
Sumber : Bagian KIA/KB Dinkes, 2016 dan Profil Puskesmas, 2016
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa, cakupan kunjungan KN1 dan KN3 dalam
kurun waktu lima tahun terakhir cenderung meningkat. Pada tahun 2016 KN1 sebesar
99,8% atau 2.694 bayi dan KN3 sebesar 94,2% atau 2.542 bayi dari 2.699 jumlah bayi
99.2 80.7
95.8 99.8 99.5 99.8
84.5
57.3
92.3 92.4 96.4 94.2
-
50.0
100.0
150.0
200.0
250.0
2011 2012 2013 2014 2015 2016
KN1 KN3
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 39
lahir hidup. Idealnya semua bayi harus berkunjung sampai tiga kali sehingga KN1=KN3.
Data cakupan KN3 per puskesmas dapat dilihat pada lampiran profil tabel 38.
4.1.2.2 Pelayanan Kesehatan Pada Bayi
Pelayanan kesehatan bayi merupakan pelayanan kesehatan yang ditujukan pada
bayi usia 29 hari-11 bulan di sarana pelayanan kesehatan (pustu, polindes, poskesdes,
puskesmas, rumah sakit, rumah bersalin) maupun di rumah, posyandu, tempat
penitipan anak, panti asuhan dan sebagainya melalui kunjungan petugas dengan
memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi klinis kesehatan (dokter, bidan, dan perawat).
Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali, yaitu satu kali pada
umur 29 hari-3 bulan, satu kali pada umur 3-6 bulan, satu kali pada umur 6-9 bulan dan
satu kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan kesehatan tersebut meliputi : pemberian
imunisasi dasar (BCG, DPT/ HB1-3, Polio 1-4, dan Campak), Stimulasi Deteksi Intervensi
Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Perawatan
kesehatan bayi diantaranya konseling ASI eksklusif, pemberian MP-ASI sejak usia 6
bulan, perawatan dan tanda bahaya bayi sakit (sesuai MTBS), pemantauan pertumbuhan
dan pemberian vitamin A kapsul biru pada usia 6-11 bulan.
Cakupan kunjungan bayi adalah jumlah bayi memperoleh pelayan kesehatan sesuai
standar minimal 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibandingkan
jumlah seluruh bayi lahir hidup di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama x
100%.
Grafik 4.1.2.2.1 Cakupan Kunjungan Bayi Tahun 2011-2016
Sumber : Bagian PGM Dinkes, 2016 dan Profil Kesehatan Puskesmas, 2016
83.30 70.0
94.8087.14
94.10 92.24
-
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 40
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa, cakupan kunjungan bayi di Kabupaten Ngada
dalam kurun lima tahun terakhir cenderung fluktuatif. Tahun 2016 cakupan kunjungan
bayi sebesar 92,24% atau 2.447 bayi dari 2.653 jumlah bayi seluruhnya. Cakupan
kunjungan bayi masuk dalam 18 indikator target SPM dengan target SPM 90% dan pada
tahun 2016 cakupan kunjungan bayi ini sudah mencapai target SPM. Data cakupan
kunjungan bayi per puskesmas dapat dilhat pada lampiran profil tabel 40.
4.1.2.3 Pelayanan Kesehatan Pada Anak Balita
Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan kesehatan pada anak umur
12-59 bulan sesuai standar meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8x setahun,
pemantauan perkembangan minimal 2x setahun dan pemberian vitamin A 2x setahun
(Bulan Februari dan Agustus). Pemantauan pertumbuhan dilakukan melalui
penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan (di posyandu, puskesmas,
rumah sakit, bidan praktik swasta serta sarana atau fasilitas kesehatan lainnya).
Pemantauan perkembangan dapat dilakukan melalui SDIDTK (Stimulasi Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang) oleh petugas kesehatan. Pemberian vitamin A
dilaksanakan oleh petugas kesehatan di sarana kesehatan.
Grafik 4.1.2.3.1 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Tahun 2011-2016
Sumber : Bagian PGM Dinkes, 2016 dan Profil Puskesmas, 2016
74.50
80.62
82.6081.89 82.17
80.33
70.00
72.00
74.00
76.00
78.00
80.00
82.00
84.00
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 41
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa, cakupan pelayanan kesehatan anak balita
dalam kurun lima tahun terakhir cenderung menurun tapi tidak signifikan. Tahun 2016
cakupan pelayanan anak balita sebesar 80,33% atau 8.279 balita dari 10.306 balita
seluruhnya. Cakupan pelayanan kesehatan anak balita masuk dalam 18 indikator target
SPM dengan target SPM 90% dan pada tahun 2016 cakupan ini belum mencapai target
SPM. Data cakupan pelayanan kesehatan anak balita per puskesmas dapat dilhat pada
lampiran profil tabel 46.
4.1.2.4 Pelayanan Kesehatan Pada Siswa SD dan Setingkat
Masalah kesehatan anak usia sekolah semakin kompleks, yang biasanya berkaitan
dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti menggosok gigi dengan baik dan
benar, mencuci tangan menggunakan sabun. Beberapa masalah kesehatan yang sering
dialami anak usia sekolah adalah karies gigi, kecacingan, kelainan refraksi/ketajaman
penglihatan dan masalah gizi.
a. Penjaringan Kesehatan Siswa SD
Sebelum dilakukan pelayanan kesehatan terhadap siswa SD dan setingkat terlebih
dahulu dilakukan penjaringan sasaran. Kegiatan penjaringan kesehatan anak SD adalah
kegiatan rutin yang dilakukan oleh seluruh puskesmas di Kabupaten Ngada. Sasaran dari
pelaksanaan kegiatan ini diutamakan untuk siswa kelas 1 SD. Hal ini dimaksudkan agar
pembelajaran tentang kebersihan dan kesehatan gigi bisa dilaksanakan sedini mungkin.
Pada tahun 2016 cakupan penjaringan sebesar 93,82% atau 3.337 siswa SD dari
jumlah siswa SD kelas 1 seluruhnya 3.557. Cakupan penjaringan tahun 2016 ini
meningkat bila dibandingkan dari tahun 2015 sebesar 90,09%.
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD masuk dalam 18 indikator target SPM
dengan target SPM 100% dan pada tahun 2016 cakupan ini belum mencapai target SPM.
Hal ini disebabkan karena pada saat penjaringan masih ada siswa yang tidak dijaring
karena tidak masuk sekolah. Dan pada tahun 2016 dari 14 puskesmas semuanya
melakukan penjaringan kesehatan terhadap siswa SD. Data cakupan penjaringan
kesehatan siswa SD per puskesmas dapat dilhat pada lampiran profil tabel 49.
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 42
b. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut (UKGS)
Pada tahun 2016 jumlah murid SD yang diperiksa kesehatan gigi sebanyak 16.359
(81,49%) dari jumlah murid SD seluruhnya 20.074, yang perlu mendapatkan perawatan
kesehatan giginya sebanyak 4.916 murid dan yang telah mendapat perawatan sebanyak
2.536 (51,59%). Data pelayanan kesehatan gigi dan mulut per puskesmas dapat dilihat
pada lampiran profil tabel 50 dan 51.
4.1.3 Pelayanan KB
Pelayanan KB yang berkualitas dan merata memiliki kedudukan yang strategis yaitu
sebagai bagian dari upaya komprehensif untuk menurunkan AKI dan sebagai bagian dari
Program KKB (Kependudukan dan Keluarga Berencana). Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada Pasal 78 menyatakan bahwa
pelayanan kesehatan dalam KB dimaksudkan untuk pengaturan kehamilan bagi
pasangan usia subur untuk membentuk generasi penerus yang sehat dan cerdas dan
pemerintah bertanggung jawab dan menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan,
alat dan obat dalam memberikan pelayanan KB yang aman, bermutu dan terjangkau
oleh masyarakat.
Sejalan dengan ketentuan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan tersebut, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun
2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Pasal 1
menyebutkan bahwa KB adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal
melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai
dengan hak-hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas. Disebutkan pula
bahwa suami dan isteri mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama dalam
melaksanakan KB dan bahwa dalam menentukan cara KB pemerintah wajib
menyediakan bantuan pelayanan kontrasepsi bagi suami dan isteri.
Metode ber KB dibagi dua yaitu : MKJP adalah Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
yang meliputi : IUD/spiral/AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), MOP (Metode Operasi
Pria), MOW (Metode Operasi Wanita), implant (alat kontrasepsi bawah kulit) dan non
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 43
MKJP adalah metode kontrasepsi jangka pendek yang meliputi : suntik, pil KB dan
kondom.
Keberhasilan program KB dapat diukur dengan melihat cakupan KB aktif dan KB
baru. Cakupan KB aktif menggambarkan proporsi pasangan usia subur (PUS) yang
sedang menggunakan alat/metode kontrasepsi terhadap jumlah PUS yang ada.
Sedangkan cakupan KB baru adalah jumlah PUS yang baru menggunakan alat/metode
kontrasepsi terhadap jumlah PUS.
4.1.3.1 KB Aktif
Grafik 4.1.3.1.1 Persentase KB Aktif Tahun 2011-2016
Sumber : Bagian KIA/KB Dinkes, 2016 dan Profil Puskesmas, 2016
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa, cakupan KB aktif tahun 2011-2016
meningkat. Pada tahun 2016 cakupan KB aktif sebesar 53.79% atau 5.599 PUS dari
jumlah PUS seluruhnya 19.891.
Cakupan KB aktif masuk dalam 18 indikator target SPM dengan target 70% dan
pada tahun 2016 cakupan KB aktif belum mencapai target SPM. Data kepesertaan KB
aktif menurut metode kontrasepsi secara terperinci dapat dilihat pada lampiran profil
tabel 34 dan 36.
62.60
27.60
5.10
52.2346.18
53.79
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 44
4.1.3.2 KB Baru
Grafik 4.1.3.2.1 Persentase KB Baru Tahun 2011-2016
Sumber : Bagian KIA/KB Dinkes, 2016 dan Profil Puskesmas, 2016
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa, cakupan KB baru tahun 2011-2016
meningkat cukup signifikan. Pada tahun 2016 cakupan KB baru sebesar 62,69% atau
1.287 PUS dari jumlah PUS seluruhnya 19.891. Data kepesertaan KB baru menurut
metode kontrasepsi secara terperinci dapat dilihat pada lampiran profil tabel 35 dan 36.
4.1.4 Pelayanan Imunisasi
Peraturan Menteri Kesehatan No 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Imunisasi menyatakan bahwa untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan
mempertahankan status kesehatan seluruh rakyat diperlukan tindakan imunisasi sebagai
tindakan preventif.
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan
dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Imunisasi
juga merupakan hal terpenting dalam usaha melindungi kesehatan anak dan merupakan
suatu cara efektif untuk memberikan kekebalan khususnya terhadap seseorang yang
sehat, dengan tujuan utama untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian karena
berbagai penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
11.006.83
1.41
20.3114.50
62.69
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 45
4.1.4.1 Imunisasi Dasar Pada Bayi
Indikator yang diukur untuk menilai keberhasilan pelaksanaan imunisasi adalah
pelaksanaan imunisasi dasar lengkap (dilihat dari pemberian imunisasi campak) dan UCI
(Universal Child Immunization). UCI adalah gambaran suatu desa/kelurahan dimana
≥ 80% dari jumlah bayi (0-11 bulan) yang ada di desa/kelurahan tersebut sudah
mendapat imunisasi dasar lengkap.
Bayi dan anak-anak memiliki resiko yang lebih tinggi terserang penyakit menular
yang dapat mematikan, seperti : difteri, tetanus, hepatitis B, radang selaput otak, radang
paru-paru dan masih banyak penyakit lainnya. Untuk itu salah satu pencegahan yang
terbaik dan sangat vital agar kelompok beresiko ini terlindung adalah melalui imunisasi
dasar lengkap (LIL) yang terdiri dari : 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis polio,1 dosis
hepatitis B, dan 1 dosis campak.
Dari kelima imunisasi dasar lengkap yang diwajibkan tersebut, campak merupakan
imunisasi yang mendapat perhatian lebih. Hal ini terkait dengan realita bahwa campak
adalah penyebab utama kematian pada balita. Dengan demikian pencegahan campak
memiliki peran signifikan dalam penurunan angka kematian balita.
Pada tahun 2016 cakupan pemberian imunisasi campak sebesar 89,07% cakupan ini
menurun bila dibandingkan dengan cakupan pada tahun 2015 sebesar 97,77% Data
imunisasi per puskesmas dapat dilihat pada lampiran profil tabel 42 dan 43.
Grafik 4.1.4.1.1 Cakupan Desa UCI Tahun 2011-2016
Sumber : Bagian Imunisasi Dinkes, 2016 dan Profil Puskesmas, 2016
0
20
40
60
80
100
120
140
2011 2012 2013 2014 2015 2016
68.161.0 64.2
81.46 86.09 90.07
6475
97
123130
136
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 46
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa, cakupan desa UCI tahun 2011-2016
meningkat. Pada tahun 2016 cakupan desa UCI sebesar 90,07% atau 136 desa dari
151 desa seluruhnya.
Cakupan desa UCI masuk dalam 18 indikator SPM dengan target 100% dan pada
tahun 2016 cakupan desa UCI belum mencapai target SPM. Data cakupan
desa/kelurahan UCI per puskesmas dapat dilihat pada lampiran profil tabel 41.
4.1.4.2 Imunisasi Pada Ibu Hamil
Ibu hamil juga merupakan populasi yang rentan terhadap infeksi penyakit menular,
oleh karena itu program imunisasi juga ditujukan bagi kelompok ini. Salah satu penyakit
menular yang dapat berakibat fatal dan berkontribusi terhadap kematian ibu dan
kematian anak adalah Tetanus Maternal dan Neonatal.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan berkomitmen terhadap
program Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (Maternal and Neonatal Tetanus
Elimination atau MNTE). Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan status eliminasi
Tetanus Maternal dan Neonatal jika terdapat kurang dari satu kasus tetanus neonatal
per 1.000 kelahiran hidup di setiap kabupaten di suatu negara.
Strategi yang dilakukan untuk mengeliminasi tetanus neonatorum dan maternal
adalah :
a. Pertolongan persalinan yang aman dan bersih
b. Cakupan imunisasi rutin TT yang tinggi dan merata
c. Penyelenggaraan surveilans Tetanus Neonatorum
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 47
Grafik 4.1.4.2.1 Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Tahun 2016
Sumber : Bagian KIA/KB Dinkes, 2016 dan Pengelola Imunisasi Dinkes, 2016
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa, pada tahun 2016, cakupan imunisasi TT2+
pada ibu hamil sebesar 43,01%. Cakupan imunisasi TT pada ibu hamil dan WUS dapat
dilihat pada lampiran profil tabel 30 dan 31.
4.1.5 Ketersediaan Farmasi
Kebijakan Pemerintah terhadap peningkatan akses obat telah ditetapkan antara lain
dalam Peraturan Presiden No 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional (SKN)
dan Kebijakan Obat Nasional (KONAS). Dalam SKN dikatakakan bahwa sediaan farmasi,
alat kesehatan dan makanan diselenggarakan guna menjamin keamanan, khasiat,
manfaat dan mutu semua produk sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan yang
beredar, menjamin ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat, terutama obat
essensial, perlindungan masyarakat dari penggunaan yang salah dan penyalahgunaan
obat dan penggunaan obat yang rasional dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
Upaya penggunaan obat yang rasional merupakan salah satu langkah untuk
mandapatkan pelayanan kesehatan yang baik dan mengefisienkan biaya pengobatan.
Upaya penggunaan obat yang rasional dilakukan melalui :
0
10
20
30
40
50
TT1 TT2 TT3 TT4 TT5 TT2+
20.51
13.58 12.68
7.029.73
43.01
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 48
a. Penerapan Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dalam upaya pelayanan kesehatan
tingkat primer, sekunder dan tersier melalui pemanfaatan pedoman terapi dan
formularium berbasis bukti ilmiah terbaik.
b. Audit dan umpan balik dalam penggunaan obat rasional.
c. Pengembangan mekanisme pemantauan ketersediaan obat esensial dan
langkah-langkah perbaikan di setiap fasilitas pelayanan kesehatan.
d. Pemberdayaan Komite Farmasi dan Terapi (KFT) untuk meningkatkan mutu
pelayanan kefarmasian melalui penggunaan obat secara rasional.
e. Penerapan pendekatan fermako ekonomi melalui analisis biaya efektif.
f. Penyediaan informasi obat yang benar, objektif dan lengkap.
g. Pemberdayaan masyarakat melalui KIE
h. Pemberdayaan sumber daya manusia.
Pemantauan ketersediaan farmasi digunakan untuk mengetahui kondisi tingkat
ketersediaan obat di Instalasi Farmasi Kabupaten dan Puskesmas. Kegiatan ini dilakukan
untuk mendukung pemerintah propinsi dan pusat dalam rangka menentukan
langkah-langkah kebijakan yang akan diambil di masa yang akan datang. Di era otonomi
daerah, pengelolaan obat merupakan salah satu kewenangan yang diserahkan ke
kabupaten. Adanya data ketersediaan obat di puskesmas akan mempermudah
penyusunan prioritas bantuan maupun intervensi program di masa yang akan datang.
Untuk mendapatkan gambaran ketersediaan farmasi di Indonesia dilakukan
pemantauan ketersediaan obat dan vaksin. Obat yang dipantau ketersediaannya
merupakan obat indikator yang digunakan untuk pelayanan kesehatan dasar dan obat
yang mendukung pelaksanaan program kesehatan. Jumlah item obat yang dipantau
adalah 135 item obat untuk pelayanan kesehatan dasar dan 9 jenis vaksin untuk
imunisasi dasar. Data ketersediaan obat dan vaksin dapat dilihat pada lampiran profil
tabel 66.
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 49
4.2 Perbaikan Gizi Masyarakat
Upaya perbaikan gizi masyarakat dimaksudkan untuk menangani permasalahan gizi
yang dihadapi masyarakat. Berdasarkan pemantauan yang telah dilakukan ditemukan
beberapa permasalahan gizi yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat antara lain :
4.2.1 Pemberian Tablet Fe Pada Ibu Hamil
Anemia gizi adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah yang
disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan Hb.
Di Indonesia sebagian besar anemia ini disebabkan karena kekurangan zat besi sehingga
disebut anemia kekurangan zat besi atau anemia gizi besi dan kelompok yang paling
rentan adalah wanita hamil.
Penanggulangan masalah anemia gizi besi saat ini terfokus pada pemberian tablet
tambah darah (Fe) pada ibu hamil. Pelayanan pemberian tablet besi (Fe) selama masa
kehamilan dimaksudkan untuk mengatasi kasus anemia ibu hamil serta meminimalisasi
dampak buruk akibat kekurangan Fe selama masa kehamilan hingga persalinan.
Tablet Fe diberikan minimal sebanyak 90 tablet semasa kehamilan.
Pada tahun 2016 pemberian tablet Fe3 pada ibu hamil sebesar 83,90% meningkat
dibandingkan tahun 2015 yang sebesar 78,01%. Seharusnya pemberian tablet Fe3 harus
100%, dalam arti semua ibu hamil harus minum tablet Fe3 sebanyak 90 tablet selama
masa kehamilan. Data cakupan pemberian tablet Fe ibu hamil dapat dilihat pada
lampiran profil tabel 32.
4.2.2 Pemberian Kapsul Vitamin A
Bulan Februari dan Agustus adalah bulan vitamin A. Pada kedua bulan ini akan
dilakukan pembagian suplementasi vitamin A bagi anak berumur 6-59 bulan. Kapsul biru
(dosis 100.000 IU) diberikan untuk bayi umur 6-11 bulan dan kapsul merah (dosis
200.000 IU) untuk anak umur 12-59 bulan. Vitamin A kapsul merah juga diberikan
kepada ibu yang dalam masa nifas.
Vitamin A terbukti bisa menurunkan angka kesakitan dan kematian anak karena
vitamin A berfungsi memperkuat sistem kekebalan tubuh. Selain itu vitamin A juga
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 50
berperan untuk mencegah kebutaan. Pentingnya pemberian vitamin A saat ini lebih
dikaitkan dengan kelangsungan hidup, kesehatan dan pertumbuhan anak. Pada tahun
2016 pemberian kapsul vitamin A pada bayi sebesar 99,23% dan pada balita sebesar
99,23%. Data pemberian vitamin pada bayi dan balita dapat dilihat pada lampiran profil
tabel 44.
Sedangkan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas, diharapkan dapat dilakukan
terintegrasi dengan pelayanan kesehatan ibu nifas. Namun dapat pula diberikan di luar
pelayanan tersebut selama ibu nifas belum mendapatkan kapsul vitamin A. Pada tahun
2016 pemberian vitamin A pada ibu nifas sebesar 88,99% menurun dibandingkan tahun
2015 yang sebesar 95,73%. Data pemberian vitamin A per puskemas dapat dilihat pada
lampiran profil tabel 29.
4.2.3 Pemberian ASI Eksklusif
Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, UNICEF dan WHO
merekomendasikan sebaiknya anak hanya disusui air susu ibu (ASI) selama paling sedikit
6 bulan pertama kehidupan karena ASI tidak terkontaminasi dan mengandung banyak
gizi yang diperlukan anak pada umur tersebut. Setelah itu anak harus diberi makanan
padat dan semi padat sebagai makanan tambahan selain ASI.
Air Susu Ibu merupakan makanan terbaik bagi bayi karena mengandung zat gizi
paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, karena itu untuk mencapai
pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal. Pengenalan dini makanan yang
rendah energi dan gizi atau yang disiapkan dalam kondisi yang tidak higienis dapat
menyebabkan anak kekurangan gizi dan terinfeksi organisme asing, sehingga
mempunyai daya tahan tubuh yang rendah terhadap penyakit diantara anak-anak.
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 51
Grafik 4.2.3.1 Cakupan Pemberian ASI Eksklusif Tahun 2011-2016
Sumber : Bagian PGM Dinkes, 2016 dan Profil Puskesmas, 2016
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa, cakupan asi eksklusif selama kurun waktu
lima tahun terakhir meningkat. Pada tahun 2016 cakupan Asi Eksklusif sebesar 95,36%
cakupan ini meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2015 yaitu 93,58%. Data
cakupan pemberian ASI Ekslusif dapat dilihat pada lampiran profil tabel 39.
Upaya yang dilakukan oleh tenaga kesehatan agar cakupan pemberian Asi Eksklusif
tinggi adalah dengan penyampaian informasi kepada semua ibu yang baru melahirkan
untuk memberikan ASI Eksklusif dan pentingnya ASI Ekslusif serta manfaat bagi ibu bila
menyusui. Kegiatan lain yang telah dilakukan adalah pelatihan tenaga konselor ASI
Eksklusif bagi para bidan dan kader posyandu.
4.2.4 Penimbangan Balita di Posyandu
Pemantauan pertumbuhan balita sangat penting dilakukan untuk mengetahui
adanya gangguan pertumbuhan (growth faltering) secara dini. Untuk mengetahui
pertumbuhan tersebut, penimbangan balita setiap bulan sangat diperlukan.
Penimbangan balita dapat dilakukan di berbagai tempat seperti Pustu, Polindes,
Poskesdes, Puskesmas, Posyandu atau sarana pelayanan kesehatan yang lain.
Penimbangan balita di posyandu (D/S) merupakan indikator yang berkaitan dengan
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
2011 2012 2013 2014 2015 2016
persentase 77.9 80.25 84.58 94.65 93.58 95.36
jumlah bayi 1,958 2,629 2,139 2,373 2,435 2,222
sasaran 2,513 3,276 2,529 2,507 2,602 2,330
persentase
jumlah bayi
sasaran
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 52
cakupan pelayanan gizi pada balita, cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya
imunisasi serta penanganan prevalensi gizi kurang pada balita. Semakin tinggi cakupan
D/S, seyogyanya semakin tinggi pula cakupan vitamin A, semakain tinggi cakupan
imunisasi dan diharapkan semakin rendah prevalensi gizi kurang.
Grafik 4.2.4.1 Cakupan Balita Ditimbang (D/S) Tahun 2011-2016
Sumber : Bagian PGM Dinkes, 2016 dan Profil Puskesmas, 2016
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa, trend penimbangan balita di posyandu
dalam kurun waktu lima tahun terakhir menurun tidak signifikan. Tahun 2016 sebesar
82,79% atau 10.728 balita dari 12.958 sasaran balita yang ada. Data cakupan
penimbangan balita dapat dilihat pada lampiran profil tabel 47.
4.3 Perilaku Hidup Masyarakat
Derajat kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam upaya peningkatan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bangsa Indonesia. Sementara itu, derajat
kesehatan tidak hanya ditentukan oleh pelayanan kesehatan, tetapi yang lebih dominan
justru adalah kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat. Upaya untuk merubah
perilaku hidup masyarakat agar mendukung peningkatan derajat kesehatan dilakukan
melalui program pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor :
226/MENKES/PER/XI/2011 menyatakan PHBS adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan
77.80
80.62
85.6984.28 84.73
82.79
72.00
74.00
76.00
78.00
80.00
82.00
84.00
86.00
88.00
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 53
seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.
Dengan demikian PHBS mencakup beratus-ratus bahkan mungkin beribu-ribu prilaku
yang harus diprakktikan dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya, dengan target nasional PHBS 65% di tahun 2010 (untuk tahun 2015
belum ada target yang pasti)
Dalam konsep PHBS terdapat 5 tatanan yaitu tatanan rumah tangga, tatanan
institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum dan tatanan fasilitas
kesehatan. Akan tetapi untuk melihat keberhasilan pembinaan PHBS, praktik PHBS yang
diukur adalah yang dijumpai di tatanan rumah tangga.
Dalam tatanan rumah tangga telah ditetapkan 10 indikator nasional untuk
menetapkan apakah sebuah rumah tangga telah memprakktikan PHBS. Kesepuluh
indikator tersebut merupakan sebagian dari semua perilaku yang harus dipraktikkan di
rumah tangga dan dipilih karena dianggap mewakili atau dapat mencerminkan
keseluruhan perilaku. Kesepuluh indikator tersebut adalah :
a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
b. Memberi bayi asi eksklusif
c. Menimbang balita setiap bulan
d. Menggunakan air bersih
e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
f. Menggunakan jamban sehat (stop BABS)
g. Memberantas jentik di rumah
h. Makan sayur dan buah setiap hari
i. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
j. Tidak merokok di dalam rumah
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 54
Grafik 4.3.1 Cakupan PHBS Tahun 2011-2016
Sumber : Profil Puskesmas, 2016
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa, trend PHBS dalam kurun waktu lima tahun
terakhir menurun. Pada tahun 2016 sebesar 64,46% menurun dibandingkan tahun 2015
sebesar 70,86% atau 20.347 rumah tangga dari 28.715 rumah tangga yang diperiksa.
Data cakupan rumah tangga ber-PHBS per puskesmas dapat dilihat pada lampiran profil
tabel 57.
4.4 Keadaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar
4.4.1 Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan,
yang memilki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah,
sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah
yang sesuai dan lantai rumah tidak terbuat dari tanah (kedap air).
Syarat rumah sehat adalah :
1. Pencahayaan : cukup, terang di semua ruangan untuk membaca.
2. Atap : tidak bocor.
3. Dinding : bersih, kering dan kuat.
4. Tersedia jamban keluarga yang sehat.
5. Tersedia air bersih.
65.0
68.05
72.98 72.75
70.86
64.46
60.0
62.0
64.0
66.0
68.0
70.0
72.0
74.0
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 55
6. Pengudaraan : segar dan banyak udara yang masuk.
7. Lantai : bersih, teratur, rapih, ada dinding pemisah, bebas tikus dan nyamuk
8. Ada sarana pembuangan air limbah.
Grafik 4.4.1.1 Rumah Sehat Tahun 2011-2016
Sumber : Bagian Kesling Dinkes, 2016 dan Profil Puskesmas, 2016
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa, trend rumah sehat dalam kurun waktu lima
tahun terakhir meningkat tidak signifikan. Pada tahun 2016 cakupan rumah sehat
sebesar 77,89% meningkat dibandingkan tahun 2015 sebesar 75,69%. Data cakupan
rumah sehat per puskesmas dapat dilihat pada lampiran profil tabel 58.
4.4.2 Jamban Sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan tinja manusia
dan sebagai tempat yang aman dan nyaman yang digunakan sebagai tempat buang air
besar. Jamban terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau
tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan
air untuk membersihkannya.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 852 Tahun 2008 tentang Strategi
Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, jamban sehat adalah suatu fasilitas
pembuangan tinja yang efektif untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit.
56.0
71.46 72.15
80.175.69 77.89
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 56
Menurut Depkes RI, 2004 jamban sehat adalah jamban yang memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
1. Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak 10 - 15
meter dari sumber air bersih.
2. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus.
3. Cukup luas dan landai atau miring ke arah lubang jongkok sehingga tidak
mencemari tanah sekitarnya.
4. Mudah dibersihkan dan aman penggunaannya.
5. Dilengkapi dinding adan atap pelindung dinding kedap air dan berwarna.
6. Cukup penerangan.
7. Lantai kedap air.
8. Ventilasi cukup baik.
9. Tersedia air dan alat pembersih.
Grafik 4.4.2.1. Jamban Sehat Tahun 2011-2016
Sumber : Bagian Kesling Dinkes, 2016 dan Profil Puskesmas, 2016
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa, jamban sehat dalam kurun waktu lima tahun
terakhir meningkat. Pada tahun 2016 cakupan jamban sehat 74,64% meningkat
dibandingkan tahun 2015 sebesar 58,37%. Data jenis jamban sehat secara terperinci
dapat dilihat pada lampiran profil tabel 61.
75.369.05
72.68
60.75 58.37
74.64
0
10
20
30
40
50
60
70
80
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 57
4.4.3 Sumber Air Minum
Pada tahun 2016 penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak
sebesar 65,65% atau 108.574 penduduk pengguna akses air minum layak dari jumlah
pendududk seluruhnya 165.373. Sedangkan kualitas air minum yang memenuhi syarat
kesehatan (fisik, bakteriologi, kimia) sebesar 41,55%. Data penduduk menggunakan
akses air minum layak dapat dilihat pada lampiran profil tabel 59 dan 60.
4.4.4 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 3 Tahun 2014 Tentang Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (STBM) menyatakan bahwa dalam rangka memperkuat upaya
perilaku hidup bersih dan sehat, mencegah penyebaran penyakit berbasis lingkungan,
meningkatkan kemampuan masyarakat, serta meningkatkan akses air minum dan
sanitasi dasar, perlu menyelenggarakan sanitasi total berbasis masyarakat.
STBM adalah upaya pendekatan untuk merubah perilaku higienis dan saniter melalui
pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan.
Masyarakat menyelenggarakan STBM secara mandiri dengan berpedoman pada 5
pilar STBM. 5 pilar STBM tersebut ditujukan untuk memutus mata rantai penularan
penyakit dan keracunan. 5 pilar STBM tersebut adalah :
1. Stop buang air besar sembarangan
2. Cuci tangan pakai sabun
3. Pengelolaan air minum dan makan rumah tangga
4. Pengamanan sampah rumah tangga
5. Pengamanan limbah cair rumah tangga
Indikator bahwa suatu desa atau kelurahan dikatakan telah melaksanakan STBM
adalah : a) Minimal telah ada intervensi melalui pemicuan di salah satu dusun dalam
desa atau kelurahan tersebut. b) Ada masyarakat yang bertanggung jawab untuk
melanjutkan aksi intervensi STBM seperti disebutkan pada poin pertama, baik individu
(natural leader) ataupun bentuk kelompok masyarakat. c) Sebagai respon dari aksi
intervensi STBM, kelompok masyarakat menyusun suatu rencana aksi kegiatan dalam
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 58
rangka mencapai komitmen perubahan perilaku pilar STBM, yang telah disepakati
bersama.
Indikator suatu desa atau kelurahan dikatakan telah mencapai status Stop BABS
adalah : a) Semua masyarakat telah BAB hanya di jamban yang sehat dan membuang
tinja atau kotoran bayi hanya ke jamban yang sehat (termasuk di sekolah). b) Tidak
terlihat tinja manusia di lingkungan sekitar. c) Ada penerapan sanksi, peraturan atau
upaya lain oleh masyarakat untuk mencegah kejadian BAB di sembarang tempat.
d) Ada mekanisme pemantauan umum yang dibuat masyarakat untuk mencapai 100%
KK mempunyai jamban sehat. e) Ada upaya atau strategi yang jelas untuk dapat
mencapai sanitasi total.
Desa atau Kelurahan dikatakan sebagai Desa atau Kelurahan STBM adalah Desa
atau Kelurahan tersebut telah mencapai 5 (lima) Pilar STBM.
Jumlah desa melaksanakan STBM tahun 2016 sebanyak 103 desa dari 151
desa/kelurahan sedangkan desa yang STOP BABS dan desa STBM sebanyak 38 desa atau
25,17% dari 103 desa yang melaksanakan STBM. Data desa STBM per puskesmas secara
terperinci dapat dilihat pada lampiran profil tabel 62.
4.4.5 Tempat-Tempat Umum (TTU)
Tempat-tempat umum merupakan suatu sarana yang dikunjungi oleh banyak orang
dan dikhawatirkan dapat menjadi tempat penyebaran penyakit. Tempat-tempat umum
meliputi : sarana kesehatan, sarana pendidikan, hotel, penginapan, bioskop, tempat
rekreasi, kolam renang, terminal, bandar udara, pelabuhan laut, pusat perbelanjaan, dan
usaha-usaha yang sejenis. TTU sehat adalah tempat-tempat umum yang memenuhi
syarat kesehatan, yaitu yang memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah,
sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai (luas ruang) yang sesuai
dengan banyaknya pengunjung dan memiliki pencahayaan ruang yang sesuai.
Pada tahun 2016, TTU yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 92,99% atau 305
TTU dari 328 TTU yang ada. Data TTU yang ada dapat dilihat pada lampiran profil tabel
63.
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 59
4.4.6 Tempat Pengelolaan Makanan (TPM)
Tempat pengelolaan makanan adalah usaha pengelolaan makanan yang meliputi
jasa boga atau catering, rumah makan atau restoran, kantin, depot air minum (DAM),
dan makanan jajanan. Tempat pengelolaan makanan sehat adalah tempat yang
memenuhi syarat kesehatan, yaitu yang memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan
sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai (luas ruang) yang
sesuai dengan banyaknya pengunjung dan memiliki pencahayaan ruang yang sesuai.
TPM yang memenuhi persyaratan higiene sanitasi harus dibuktikan dengan
dikeluarkannya sertifikat layak higiene sanitasi.
Pada tahun 2016 TPM yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 155 TPM atau
80,73% dari 192 jumlah TPM yang terdata. Data TPM per puskesmas dapat dilihat pada
lampiran profil tabel 64 dan 65.
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 60
BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung dalam penyediaan
pelayanan kesehatan yang berkualitas, yang diharapkan dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Pada bab sumber daya kesehatan ini menyajikan gambaran
keadaan sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan.
5.1 Sarana Kesehatan
5.1.1 Puskesmas
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat sebagai salah satu jenis
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam Sistem
Kesehatan Nasional (Perpres No 72 Tahun 2012 Tentang SKN), khususnya subsistem
upaya kesehatan. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Pada tahun 2015 jumlah
puskesmas di Kabupaten Ngada adalah sebanyak 14 puskesmas yang tersebar di 12
kecamatan, dimana pada kecamatan Bajawa dan kecamatan Riung terdapat 2
Puskesmas, karena jumlah penduduknya terhitung paling banyak.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung
terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugasnya puskesmas
menyelenggarakan fungsi : 1) Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah
kerjanya dan 2) Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayak kerjanya.
Dalam rangka pemenuhan pelayanan kesehatan yang didasarkan pada kebutuhan
dan kondisi masyarakat, puskesmas dapat dikategorikan berdasarkan karakteristik
wilayah kerja dan kemampuan penyelenggaraan.
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 61
Berdasarkan karakteristik wilayah kerjanya puskesmas dikategorikan menjadi :
1. Puskesmas Kawasan Perkotaan
Adalah puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling
sedikit 3 dari 4 kriteria kawasan perkotaan yaitu :
a. Aktivitas penduduk > 50 % non agraris (terutama industri, perdagangan dan jasa).
b. Memiliki fasilitas perkotaan antara lain : sekolah radius 2,5 km, pasar radius 2 km,
Rumah Sakit radius < 5 km, bioskop atau hotel.
c. Rumah tangga dengan listrik ≥ 90 %
d. Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas tersebut.
Berdasarkan Keputusan Bupati Ngada Nomor 308/KEP/HK/2017, tanggal 29 Mei
2017 tentang Penetapan Sarana Pelayanan Kesehatan, puskesmas yang masuk kawasan
perkotaan adalah Puskesmas Kota dan Surisina.
2. Puskesmas Kawasan Pedesaan
Adalah puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling
sedikit 3 dari 4 kriteria yaitu :
a. Aktivitas penduduk > 50 % agraris.
b. Memiliki fasilitas antara lain : sekolah radius > 2,5 km, pasar dan perkotaan (radius
> 2 km), Rumah Sakit (radius > 5 km), tidak memiliki fasilitas bioskop/hotel .
c. Rumah tangga dengan listrik < 90 %
d. Terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas tersebut.
3. Puskesmas Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil
Adalah puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan dengan karakteristik
yaitu :
a. Berada di wilayah yg sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau kecil, gugus pulau
atau pesisir.
b. Akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, waktu tempuh PP dari
ibukota Kabupaten memerlukan ≥ 6 jam, trasportasi yg ada sewaktu-waktu
terhalang iklim/cuaca.
c. Kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan.
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 62
Berdasarkan Keputusan Bupati Ngada Nomor 308/KEP/HK/2017, tanggal 29 Mei
2017 tentang Penetapan Sarana Pelayanan Kesehatan, puskesmas yang masuk kawasan
terpencil adalah Puskesmas Aimere, Koeloda, Mangulewa, Waepana. Puskesmas
kawasan sangat terpencil adalah puskesmas Inerie, Watumanu, Ladja, Watukapu, Riung,
Rawangkalo, Maronggela, Natarandang dan puskesmas persiapan Lindi.
Berdasarkan kemampuan penyelenggaraan, puskesmas dikategorikan menjadi :
1. Puskesmas Rawat Inap
Puskesmas rawat inap adalah puskesmas yang diberi tambahan sumber daya untuk
menyelenggarakan pelayanan rawat inap, sesuai pertimbangan kebutuhan pelayanan
kesehatan.
Pada tahun 2016 jumlah puskesmas rawat inap di Kabupaten Ngada adalah
sebanyak 5 puskesmas (35,7%) dari 14 puskesmas yang ada, yaitu puskesmas Riung,
puskesmas Waepana, puskesmas Aimere, puskesmas Maronggela dan puskesmas
Koeloda.
2. Puskesmas Non Rawat Inap
Puskesmas non rawat inap adalah puskesmas yang tidak menyelenggarakan
pelayanan rawat inap, kecuali pertolongan persalinan normal.
Pada tahun 2016 jumlah puskesmas non rawat inap di Kabupaten Ngada adalah
sebanyak 8 puskesmas (64,3%) dari 14 puskesmas yang ada, yaitu puskesmas Kota,
puskesmas Surisina, puskesmas Inerie, puskesmas Watumanu, puskesmas Mangulewa,
puskesmas Ladja, puskesmas Watukapu dan puskesmas Natarandang dan puskesmas
Rawangkalo.
Untuk meningkatkan jangkauan pelayanan puskesmas terhadap masyarakat di
wilayah kerjanya, puskesmas didukung oleh sarana pelayanan kesehatan berupa
puskesmas pembantu, polindes, poskesdes, puskesmas keliling, posyandu dan posbindu.
5.1.2 Rumah Sakit
Ruang lingkup pembangunan kesehatan selain upaya promotif dan preventif,
didalamnya juga terdapat pembangunan kesehatan yang bersifat kuratif dan
rehabilitatif. Berdasarkan Permenkes No 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi dan Perijinan
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 63
Rumah Sakit dikatakan bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Sedangkan Rumah
Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua
bidang dan jenis penyakit.
Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit dikategorikan dalam :
1. Rumah Sakit Umum
Rumah Sakit Umum diklasifikasikan menjadi :
a. Rumah Sakit Umum Kelas A;
b. Rumah Sakit Umum Kelas B;
c. Rumah Sakit Umum Kelas C;
d. Rumah Sakit Umum Kelas D.
2. Rumah Sakit Khusus
Rumah Sakit Khusus diklasifikasikan menjadi :
a. Rumah Sakit Khusus Kelas A;
b. Rumah Sakit Khusus Kelas B;
c. Rumah Sakit Khusus Kelas C.
Berdasarkan klasifikasi tersebut di Kabupaten Ngada terdapat 1 buah Rumah Sakit
Umum (Rumah Sakit Umum Pemerintah Daerah) dan termasuk Rumah Sakit Umum
Kelas C atau Tipe C. Dikatakan Rumah Sakit Umum Tipe C karena pelayanan yang
diberikan meliputi pelayanan medik, kefarmasian, keperawatan dan kebidanan,
penunjang klinik, penunjang nonklinik, pelayanan rawat inap sedangkan sumber daya
manusianya meliputi tenaga medis, keperawatan, kefarmasian, kesehatan lain dan non
kesehatan. Rumah Sakit Umum Bajawa sudah diakreditasi dengan akreditasi dasar.
Kemampuan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dilihat
dari jumlah dan rasio tempat tidur rumah sakit terhadap jumlah penduduk. Jumlah
tempat tidur rumah sakit sebanyak 106 tempat tidur. Untuk menggambarkan cakupan
pelayanan rumah sakit digunakan indikator pemanfaatan tempat tidur dan indikator
pelayanan rumah sakit lainnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 64
a. Rate Bed Occupancy (BOR) = Angka Penggunaan Tempat Tidur
BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur Rumah Sakit selama satu tahun.
Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur
di rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
Pada tahun 2016 jumlah hari perawatan RSUD Bajawa sebanyak 22.174 hari rawat,
sehingga BOR sebesar 57,31%. BOR RSUD Bajawa tahun 2016 tidak masuk dalam
kategori BOR ideal.
b. Avarage Length of Stay (ALOS) = Rata-rata Lamanya Pasien Dirawat
ALOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien.
Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan
gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan
hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut.
Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005).
Pada tahun 2016 jumlah pasien yang keluar (hidup dan mati) sebanyak 7.274 pasien, dan
jika dibandingkan dengan hari perawatan maka ALOS RSUD Bajawa adalah 3 hari atau
rata-rata 1 orang pasien dirawat adalah 3 hari. ALOS RSUD Bajawa tahun 2016 belum
memenuhi standar yang ideal.
c. Turn Over Interval (TOI) = Tenggang Perputaran
TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak
ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya atau selang waktu pemakaian tempat
tidur. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur.
Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
Tahun 2016 TOI RSUD Bajawa adalah 2,27% atau rata-rata hari tempat tidur tidak
terisi adalah 2 hari. TOI RSUD Bajawa tahun 2016 sudah memenuhi standar yang ideal.
d. Net Death Rate (NDR)
NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian di rumah sakit 48 jam
setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan
gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. Nilai NDR yang dianggap masih dapat ditolerir
adalah kurang dari 25 per 1000 penderita keluar.
Tahun 2016 NDR RSUD Bajawa 18,7 sehingga masih dapat ditolerir.
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 65
e. Gross Death Rate (GDR)
GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000
penderita keluar. Nilai GDR diharapkan tidak lebih dari 45 per 1000 pasien keluar.
Tahun 2016 jumlah pasien keluar mati seluruhnya 207 pasien, sehingga GDR 28,5
per 1000 pasien keluar. Dengan kata lain setiap 1000 pasien keluar terdapat 28 pasien
meninggal sehingga GDR RSUD Bajawa dalam batas toleransi.
5.1.3 Balai Pengobatan Swasta (BPS)
Selain puskesmas dan rumah sakit terdapat juga sarana pelayanan kesehatan milik
swasta yang dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat diawasi
langsung oleh pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan. Di sarana pelayanan swasta
tersebut juga ada tenaga kesehatannya. Di Kabupaten Ngada pada tahun 2016 terdapat
3 BPS (Balai Pengobatan Swasta), yaitu :
a. BP Santa Maria yang terletak di Kelurahan Trikora Kecamatan Bajawa
b. BP Santa Fatima yang terletak di Kecamatan Soa
c. BP Santo Gabriel yang terletak di Desa Mangulewa Kecamatan Golewa Barat.
Balai Pengobatan Swasta ini memberikan pelayanan pengobatan kepada
masyarakat yang datang memeriksakan kesehatannya. Namun untuk sistem pencatatan
dan pelaporannya msih berdiri sendiri (tidak dibawah pengawasan Puskesmas atau
Dinas Kesehatan).
5.2 Sarana Distribusi Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan
Jumlah distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan merupakan salah satu
indikator penting untuk menggambarkan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan.
Obat merupakan salah satu komponen yang tak tergantikan dalam pelayanan
kesehatan. Akses terhadap obat terutama obat esensial merupakan salah satu hak asasi
manusia. Penyediaan obat esensial merupakan kewajiban bagi pemerintah dan institusi
pelayanan kesehatan baik publik maupun swasta. Sebagai komoditi khusus, semua obat
yang beredar harus terjamin keamanan, khasiat dan mutunya agar dapat memberikan
manfaat bagi kesehatan. Oleh kerana itu, salah satu upaya yang dilakukan untuk
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 66
menjamin mutu obat hingga ke tangan konsumen adalah menyediakan sarana
penyimpanan obat dan alat kesehatan yang dapat menjaga keamanan secara fisik serta
dapat mempertahankan kualitas obat di samping tenaga pengelola yang terlatih.
Instalasi farmasi merupakan unit pengelola perbekalan kefarmasian dan alat
kesehatan yang ada di tingkat kabupaten, sebagai sarana pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, pengendalalian, administrasi dan pelaporan serta
evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan kefarmasian.
Salah satu kebijakan pelaksanaan dalam Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
adalah pengendalain obat dan perbekalan kesehatan diarahkan untuk menjamin
keamanan, khasiat dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan. Hal ini bertujuan
untuk melindungi masyarakat dari bahaya yang disebabkan oleh penyalahgunaan
sediaan farmasi dan alat kesehatan atau penggunaan yang salah/tidak tepat serta tidak
memenuhi mutu keamanan dan pemanfaatan yang dilakukan pada saat distribusi dan
penggunaannya di masyarakat.
Pada tahun 2016 jumlah sarana distribusi farmasi di Kabupaten Ngada berupa
Gudang Farmasi Kabupaten (GFK) sebanyak 1 unit, apotek puskesmas sebanyak 14 unit,
apotik swasta sebanyak 4 unit dan toko obat sebanyak 1 unit. Data jumlah obat,
ketersediaan vaksin dan jumlah saran distribusi farmasi dapat dilihat pada lampiran
profil tabel 66 dan 67.
5.3 Sarana Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)
UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar
kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat dengan
bimbingan dari petugas Puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait lainnya.
5.3.1 Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 67
bayi. Posyandu dibentuk oleh masyarakat desa/kelurahan dengan tujuan untuk
mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama KIA, KB, imunisasi, gizi dan
penanggulangan diare kepada masyarakat setempat.
Tingkat perkembangan masing-masing posyandu tidak sama. Dengan demikian,
pembinaan yang dilakukan untuk masing-masing posyandu juga berbeda. Untuk
mengetahui tingkat perkembangan posyandu, telah dikembangkan metode dan alat
telaahan perkembangan posyandu yang dikenal dengan Telaah Kemandiarian Posyandu.
Posyandu dikatakan aktif jika masuk dalam kategori strata Purnama dan Mandiri.
Pada tahun 2016 jumlah posyandu yang ada di Kabupaten Ngada sebanyak 344
posyandu dan posyandu aktif sebesar 56,98% atau dengan absolut 196 posyandu.
Tingkat perkembangan posyandu/strata dibedakan atas 4 tingkat, yaitu :
1) Strata Pratama
Strata pratama adalah posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh kegiatan
bulanan posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader kurang dari 5 orang.
Pada tahun 2016 jumlah posyandu strata pratama sebanyak 42 posyandu atau
12,21% dari jumlah keseluruhan posyandu.
2) Strata Madya
Strata madya adalah posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari
8 kali per tahun, jumlah kader 5 orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya
masih rendah yaitu kurang dari 50%.
Pada tahun 2016 jumlah posyandu strata madya sebanyak 106 posyandu atau
30,81% dari jumlah keseluruhan posyandu.
3) Strata Purnama
Strata purnama adalah posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih
dari 8 kali per tahun, jumlah kader 5 orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan
utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, ada sumber
pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih
terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja posyandu.
Pada tahun 2016 jumlah posyandu strata purnama sebanyak 189 posyandu atau
54,94% dari jumlah keseluruhan posyandu.
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 68
4) Strata Mandiri
Strata mandiri adalah posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari
8 kali per tahun, jumlah kader 5 orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya
lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, ada sumber pembiayaan
dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% KK di
wilayah kerja posyandu.
Pada tahun 2016 jumlah posyandu strata mandiri sebanyak 7 posyandu atau 2,03%
dari jumlah keseluruhan posyandu.
Data cakupan posyandu aktif dan strata posyandu per puskesmas dapat dilihat pada
lampiran profil tabel 69.
5.3.2 Poskesdes (Pos Kesehatan Desa)
Poskesdes adalah UKBM yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan atau
menyediakan pelayanan kesehatan dasar, menyeluruh dan terpadu bagi masyarakat
desa. Poskesdes sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di tingkat desa. Program
kesehatan yang diselenggarakan oleh poskesdes merupakan program desa siaga untuk
memberikan jaminan pelayanan kesehatan bagi, oleh dan untuk masyarakat sebagai
upaya membangun masyarakat mandiri.
Pada tahun 2016 jumlah poskesdes di Kabupaten Ngada berjumlah 37 poskesdes
yang tersebar di 14 puskesmas. Data jumlah poskesdes per puskesmas dapat dilihat
pada lampiran profil tabel 70.
5.3.3 Polindes (Pondok Bersalin Desa)
Polindes merupakan salah satu bentuk UKBM (Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat) yang didirikan oleh masyarakat atas dasar musyawarah, sebagai
kelengkapan dari pembangunan masyarakat desa, untuk memberikan pelayanan KIA-KB
serta pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan kemampuan bidan.
Fungsi polindes adalah sebagai berikut :
1. Sebagai tempat pelayanan KIA-KB dan pelayanan kesehatan lainnya.
2. Sebagai tempat untuk melakukan kegiatan pembinaan, penyuluhan dan konseling
KIA.
3. Pusat kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 69
Pada tahun 2016 jumlah polindes di Kabupaten Ngada berjumlah 42 polindes yang
tersebar di 14 puskesmas. Data jumlah polindes per puskesmas dapat dilihat pada
lampiran profil tabel 70.
5.3.4 Posbindu (Pos pembinaan Terpadu)
Posbindu adalah kegiatan yang melibatkan peran serta masyarakat dalam rangka
deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut dini faktor risiko penyakit tidak menular
secara mandiri dan berkesinambungan. Posbindu bisa dikatakan sebagai kegiatan UKBM,
upaha kesehatan bersumber daya masyarakat, jadi jangan kaget nanti selain ada kader
posyandu di kampung juga akan ada kader posbindu, kader lansia, dan kader lainnya.
Manfaat atau tujuan dari posbindu umumnya lebih kepada meningkatkan
kesejahteraan hidup bagi mereka yang sudah berumur, termasuk juga lansia dan lebih
dikedepankan terhadap kontrol PTM. Biasanya dengan adanya kegiatan posbindu di
masyarakat maka mereka yang memiliki penyakit diabete, DM, dll akan dapat terkontrol
sehingga derajat hidup mereka akan semakin baik.
Kegiatan yang biasanya sering dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan posbindu di
masyarakat ini adalah pemeriksaan fisik, mulai dari urin, darah, berat badan, tinggi
badan. Jika ada keluhan maka bisa dirujuk ke Puskesmas. Biasanya petugas puskesmas
akan ikut membina kegiatan ini karena ini juga menjadi salah satu program UKM yang
bersumber daya dari masyarakat itu sendiri.
Pada tahun 2016 jumlah posbindu di Kabupaten Ngada berjumlah 4 posbindu (1 di
puskesmas Surisina, 2 di puskesmas Aimere dan 1 di puskesmas Waepana).
Data posbindu per puskesmas dapat dilihat pada lampiran profil tabel 70.
5.3.5 Desa Siaga
Desa siaga adalah desa yang melakukan kegiatan dengan startegi yang berbasis
pendekatan dan kebersamaan dan berupaya memfasilitasi percepatan dan pencapaian
peningkatan derajat kesehatan bagi seluruh penduduk dengan mengembangkan kesiap-
siagaan di tingkat desa. Desa/kelurahan siaga aktif adalah desa/kelurahan yang
penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar (Poskesdes,
Pustu, Puskesmas), dapat mengembangkan UKBM dan melaksanakan surveilens
berbasis masyarakat (pemantauan penyakit, KIA, gizi, lingkungan dan perilaku),
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 70
kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana serta penyehatan lingkungan
sehingga masyarakatnya menerapkan PHBS.
Desa/kelurahan siaga aktif masuk dalam 18 indikator SPM bidang kesehatan
dengan target 80%. Pada tahun 2016 jumlah desa siaga di wilayah Kabupaten Ngada
berjumlah 81 desa siaga atau 53,64% dari 151 jumlah/desa kelurahan dan semuanya
desa siaga aktif dan belum mencapai target SPM bidang kesehatan yaitu 80%. Data
jumlah desa siaga aktif per puskesmas dapat dilihat pada lampiran profil tabel 71.
5.4 Tenaga Kesehatan
5.4.1 SDM Tenaga Kesehatan
Pembangunan kesehatan secara berkelanjutan membutuhkan tenaga kesehatan
yang memadai baik dari segi jenis, jumlah maupun kualitas. Untuk menghasilkan tenaga
kesehatan yang berkualitas tentu saja dibutuhkan proses pendidikan yang berkualitas
pula. Kementerian Kesehatan RI merupakan institusi dari sektor pemerintah yang
berperan di dalam penyediaan tenaga kesehatan yang berkualitas tersebut.
Dalam rangka peningkatan Mutu dan Kualitas Pelayanan Kesehatan bagi masyarakat
Kabupaten Ngada, maka harus didukung dengan ketersediaan Sumber Daya Manusia
yang memadai dan berkompeten yang dalam hal ini dipersyaratkan lagi oleh Undang-
Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 bahwa dasar minimal pendidikan adalah D3 bagi
para medis pada tahun 2015.
Pada tahun 2016 dilaksanakan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) progrsm D-3
Keperawatan dengan bantuan dana APBD II Kabupaten Ngada yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan para perawat dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Objek perjanjian kerjasama ini adalah perawat yang ada
di Kabupaten Ngada dengan pendidikan D0 (setara SLTA).
Mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 19 orang yang merupakan pejabat
maupun staf puskesmas. Pengajar pada program PJJ ini adalah dosen lokal dan dosen
Politeknik Kupang.
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 71
5.4.2 Jumlah Tenaga Kesehatan
1. Tenaga Kesehatan di Dinas Kesehatan
Tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan sejumlah 63 orang yang terdiri dari 16 orang
pejabat struktural dan 47 orang pelaksana, dengan rincian sebagai berikut :
No Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah
1 Dokter Gigi 1
2 Perawat 3
3 Bidan 4
4 Perawat Gigi (SPRG) 1
5 SKM 12
6 Kesehatan Lingkungan 3
7 SPPH 2
8 Tenaga Gizi 2
9 Rekam Medik 1
10 Apoteker 3
11 Tenaga Teknis Kefarmasian 2
12 Analis Kesehatan 1
13 Teknisi Elektromedik 1
14 Administrasi Publik 3
15 Promkes 2
16 Administrasi Kesehatan 1
17 Manajemen Kesehatan 2
18 Tenaga Lainnya :
- Ilmu Sosial 1
- Informatika 1
- Ilmu Akuntansi 1
-Ilmu Ekonomi 1
- Manajemen 2
- SMA 12
- SMP 1
Jumlah 63
Sumber : Bagian Kepegawaian Dinas Kesehatan, 2016
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 72
2. Tenaga Kesehatan di Puskesmas
Tenaga kesehatan di puskesmas berjumlah 487 orang (untuk dokter dan bidan
sudah termasuk PTT daerah adan PTT pusat) dengan rincian sebagai berikut :
No Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah
1 Dokter Gigi 3
2 Dokter Umum 2
3 Perawat 158
4 Bidan 86
5 Perawat Gigi 25
6 SKM 20
7 Kesehatan Lingkungan 20
8 Tenaga Gizi 10
9 Apoteker 3
10 Tenaga Teknis Kefarmasian 16
11 Tenaga Keterapian Medis 16
12 Teknisi Keterapian Fisik 1
13 Tenaga Kesehatan Lainnya 4
14 Tenaga Penunjang Kesehatan 21
Jumlah 386
Sumber : Bagian Kepegawaian Dinas Kesehatan, 2016
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 73
3. Rasio Tenaga Kesehatan di Kabupaten Ngada
No Jenis Tenaga Kesehatan Nasional Dinkes
1 Dokter Spesialis 6 : 100.000 0 : 100.000
2 Dokter Gigi 11 : 100.000 2,42 : 100.000
3 Dokter Umum 40 : 100.000 1,21 : 100.000
4 Perawat 117 : 100.000 97,36 : 100.000
5 Bidan 100 : 100.000 54,42 : 100.000
6 SKM 40 : 100.000 19,95 : 100.000
7 Kesehatan Lingkungan 40 : 100.000 15,12 : 100.000
8 Tenaga Gizi 22 : 100.000 7,26 : 100.000
9 Tenaga Kefarmasian 10 : 100.000 14,51 : 100.000
10 Tenaga Keteknisian Medis 4 : 100.000 11,49 : 100.000
11 Teknisi Keterapian Fisik 30 : 100.000 0,60 : 100.000
Jumlah
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016
Dari tabel rasio di atas dapat dilihat bahwa, rasio tenaga kesehatan di Dinas
Kesehatan belum mencukupi jika dibandingkan dengan rasio tenaga secara nasional.
5.5 Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan kesehatan adalah salah satu komponen sumber daya yang diperlukan
dalam menjalankan pembangunan kesehatan. Untuk mendukung pembangunan di
bidang kesehatan di Kabupaten Ngada tahun 2016 terdapat berbagai sumber
pembiayaan kesehatan seperti APBD, APBN, Pinjaman/Hibah Luar Negeri, dan Sumber
Pemerintah lain dengan total anggaran di bidang kesehatan sebesar Rp 65.619.025.253
Alokasi anggaran kesehatan bersumber APBD Kabupaten tahun 2016 sebesar
Rp. 65.083.244.253 atau 90,18% dari total anggaran kesehatan. Data keuangan secara
terperinci dapat dilihat pada lampiran profil tabel 81.
Profil Kesehatan Kabupaten Ngada, 2016 74
BAB VI
PENUTUP
Profil Kasehatan Kabupaten Ngada Tahun 2016 memberikan gambaran secara garis
besar tentang situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di Kabupaten Ngada yang mana
memperlihatkan seberapa jauh perubahan dan perbaikan keadaan kesehatan yang telah
dicapai, serta menunjukkan kekurangan dan kelebihan dari setiap upaya-upaya
kesehatan yang dilaksanakan tentunya tidak terlepas dari kontribusi lintas sektor terkait.
Gambaran tersebut merupakan fakta yang harus dikomunikasikan baik kepada
pimpinan dan pengelola program kesehatan maupun kepada lintas sektor dan
masyarakat di Kabupaten yang dideskripsikan melalui data dan informasi. Hal ini
berimplikasi pada kualitas data dan informasi yang disajikan di dalam Profil Kesehatan
Kabupaten Ngada Tahun 2016.
Demikianlah penyajian Profil Kesehatan Kabupaten Ngada Tahun 2016 dengan
harapan bermanfaat bagi berbagai pihak.
L P L + P Satuan
A GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah 1.621 Km2 Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 151 Desa/Kel Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 81.665 83.708 165.373 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 4,7 Jiwa Tabel 1
5 Kepadatan Penduduk /Km2 102,0 Jiwa/Km
2 Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan #DIV/0! per 100 penduduk produktif Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin #DIV/0! Tabel 2
8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 3
9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi
a. SMP/ MTs 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3
b. SMA/ SMK/ MA 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3
c. Sekolah menengah kejuruan 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3
d. Diploma I/Diploma II 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3
e. Akademi/Diploma III 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3
f. Universitas/Diploma IV 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3
g. S2/S3 (Master/Doktor) 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3
B DERAJAT KESEHATAN
RESUME PROFIL KESEHATAN
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
B.1 Angka Kematian
10 Jumlah Lahir Hidup 1.406 1.293 2.699 Tabel 4
11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 30 29 59 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 4
12 Jumlah Kematian Neonatal 10 14 24 neonatal Tabel 5
13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 7 11 18 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
14 Jumlah Bayi Mati 17 19 36 bayi Tabel 5
15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 12 15 13 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
16 Jumlah Balita Mati 20 23 43 Balita Tabel 5
17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 14 18 16 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
18 Kematian Ibu
Jumlah Kematian Ibu 6 Ibu Tabel 6
Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 222 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 6
B.2 Angka Kesakitan
19 Tuberkulosis
Jumlah kasus baru TB BTA+ 35 27 62 Kasus Tabel 7
Proporsi kasus baru TB BTA+ 56,45 43,55 % Tabel 7
CNR kasus baru BTA+ 42,86 32,25 37,49 per 100.000 penduduk Tabel 7
Jumlah seluruh kasus TB 74 58 132 Kasus Tabel 7
CNR seluruh kasus TB 90,61 69,29 79,82 per 100.000 penduduk Tabel 7
Kasus TB anak 0-14 tahun 1,52 % Tabel 7
Persentase BTA+ terhadap suspek 6,89 5,36 6,13 % Tabel 8
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
Angka kesembuhan BTA+ 51,43 44,44 48,39 % Tabel 9
Angka pengobatan lengkap BTA+ 51,43 44,44 48,39 % Tabel 9
Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ 102,86 88,89 96,77 % Tabel 9
Angka kematian selama pengobatan 7,35 5,97 6,65 per 100.000 penduduk Tabel 9
20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 5,60 8,50 7,02 % Tabel 10
21 Jumlah Kasus HIV 4 5 9 Kasus Tabel 11
22 Jumlah Kasus AIDS 3 1 4 Kasus Tabel 11
23 Jumlah Kematian karena AIDS 3 1 4 Jiwa Tabel 11
24 Jumlah Kasus Syphilis 0 0 0 Kasus Tabel 11
25 Donor darah diskrining positif HIV 0,10 0,69 0,18 % Tabel 12
26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 0,00 0,00 0,00 % Tabel 13
27 Kusta
Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 1 1 2 Kasus Tabel 14
Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 1,22 1,19 1,21 per 100.000 penduduk Tabel 14
Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 0,00 % Tabel 15
Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 50,00 % Tabel 15
Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,60 per 100.000 penduduk Tabel 15
Angka Prevalensi Kusta 0,24 0,12 0,18 per 10.000 Penduduk Tabel 16
Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 17
Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 50,00 100,00 66,67 % Tabel 17
28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
AFP Rate (non polio) < 15 th #DIV/0! per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 18
Jumlah Kasus Difteri 0 0 0 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Difteri #DIV/0! % Tabel 19
Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 19
Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) #DIV/0! % Tabel 19
Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 19
Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum #DIV/0! % Tabel 19
Jumlah Kasus Campak 0 0 0 Kasus Tabel 20
Case Fatality Rate Campak #DIV/0! % Tabel 20
Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 20
Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 20
29 Incidence Rate DBD 25,71 19,11 22,37 per 100.000 penduduk Tabel 21
30 Case Fatality Rate DBD 0,00 0,00 0,00 % Tabel 21
31 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 0,78 0,78 0,78 per 1.000 penduduk berisiko Tabel 22
32 Case Fatality Rate Malaria 0,00 0,00 0,00 % Tabel 22
33 Angka Kesakitan Filariasis 9 11 10 per 100.000 penduduk Tabel 23
34 Persentase Hipertensi/tekanan darah tinggi #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 24
35 Persentase obesitas #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 25
36 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun #DIV/0! % Tabel 26
37 % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun #DIV/0! % Tabel 26
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
38 Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani < 24 jam 100,00 % Tabel 28
C. UPAYA KESEHATAN
C.1 Pelayanan Kesehatan
39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 80 % Tabel 29
40 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 67,71 % Tabel 29
41 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 88,01 % Tabel 29
42 Pelayanan Ibu Nifas 85,51 % Tabel 29
43 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 88,99 % Tabel 29
44 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 43,01 % Tabel 30
45 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 83,90 % Tabel 32
46 Penanganan komplikasi kebidanan 108,45 % Tabel 33
47 Penanganan komplikasi Neonatal 58,80 45,37 52,37 % Tabel 33
48 Peserta KB Baru 10,32 % Tabel 36
49 Peserta KB Aktif 52,33 % Tabel 36
50 Bayi baru lahir ditimbang 100 100 100 % Tabel 37
51 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 6,12 5,49 5,82 % Tabel 37
52 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 99,86 99,77 99,81 % Tabel 38
53 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 93,88 94,51 94,18 % Tabel 38
54 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 95,95 94,78 95,36 % Tabel 39
55 Pelayanan kesehatan bayi 93,11 91,39 92,24 % Tabel 40
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
56 Desa/Kelurahan UCI 90,07 % Tabel 41
57 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 82,65 96,06 89,07 % Tabel 43
58 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 82,65 96,06 89,07 % Tabel 43
59 Bayi Mendapat Vitamin A 99,33 99,14 99,23 % Tabel 44
60 Anak Balita Mendapat Vitamin A 98,83 99,42 99,12 % Tabel 44
61 Baduta ditimbang 87,72 85,80 86,76 % Tabel 45
62 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) 0,94 0,96 0,95 % Tabel 45
63 Pelayanan kesehatan anak balita 80,04 80,64 80,33 % Tabel 46
64 Balita ditimbang (D/S) 82,61 82,97 82,79 % Tabel 47
65 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 1,25 1,29 1,27 % Tabel 47
66 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100,00 100,00 100,00 % Tabel 48
67 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 94,16 93,43 93,82 % Tabel 49
68 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 0,43 Tabel 50
69 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 71,43 sekolah Tabel 51
70 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 79,67 sekolah Tabel 51
71 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 81,60 81,39 81,49 % Tabel 51
72 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 53,44 49,65 51,59 % Tabel 51
73Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan
mulut53,44 49,65 51,59 % Tabel 51
74 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 50,86 53,49 52,28 % Tabel 52
C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
Persentase
75 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 53
76 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 37,69 55,80 46,86 % Tabel 54
77 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 3,74 6,69 5,24 % Tabel 54
78 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS 41,94 21,49 28,46 per 100.000 pasien keluar Tabel 55
79 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS 27,82 13,98 18,70 per 100.000 pasien keluar Tabel 55
80 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 57,31 % Tabel 56
81 Bed Turn Over (BTO) di RS 68,62 Kali Tabel 56
82 Turn of Interval (TOI) di RS 2,27 Hari Tabel 56
83 Average Length of Stay (ALOS) di RS 3,07 Hari Tabel 56
C.3 Perilaku Hidup Masyarakat
87 Rumah Tangga ber-PHBS 64,46 % Tabel 57
C.4 Keadaan Lingkungan
88 Persentase rumah sehat 77,89 % Tabel 58
89 Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak 65,65 % Tabel 59
90 Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan 41,55 % Tabel 60
91 Penduduk yg memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat) 74,64 % Tabel 61
92 Desa STBM 25,17 % Tabel 62
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
93 Tempat-tempat umum memenuhi syarat 92,99 % Tabel 63
TPM memenuhi syarat higiene sanitasi 80,73 % Tabel 64
TPM tidak memenuhi syarat dibina 67,57 % Tabel 65
TPM memenuhi syarat diuji petik - % Tabel 65
D. SUMBERDAYA KESEHATAN
D.1 Sarana Kesehatan
94 Jumlah Rumah Sakit Umum 1,00 RS Tabel 67
95 Jumlah Rumah Sakit Khusus - RS Tabel 67
96 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 5,00 Tabel 67
97 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 9,00 Tabel 67
Jumlah Puskesmas Keliling 17,00 Tabel 67
Jumlah Puskesmas pembantu 33,00 Tabel 67
98 Jumlah Apotek 6,00 Tabel 67
99 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 100,00 % Tabel 68
100 Jumlah Posyandu 344,00 Posyandu Tabel 69
101 Posyandu Aktif 56,98 % Tabel 69
102 Rasio posyandu per 100 balita #DIV/0! per 100 balita Tabel 69
103 UKBM
Poskesdes 37,00 Poskesdes Tabel 70
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
Polindes 42,00 Polindes Tabel 70
Posbindu 4,00 Posbindu Tabel 70
104 Jumlah Desa Siaga 81,00 Desa Tabel 71
105 Persentase Desa Siaga 53,64 % Tabel 71
D.2 Tenaga Kesehatan
106 Jumlah Dokter Spesialis 4,00 1,00 5,00 Orang Tabel 72
107 Jumlah Dokter Umum 2,00 3,00 5,00 Orang Tabel 72
108 Rasio Dokter (spesialis+umum) 6,05 per 100.000 penduduk Tabel 72
109 Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis 3,00 2,00 5,00 Orang Tabel 72
110 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) 3,02 per 100.000 penduduk
111 Jumlah Bidan 120,00 Orang Tabel 73
112 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 72,56 per 100.000 penduduk Tabel 73
113 Jumlah Perawat 75,00 369,00 444,00 Orang Tabel 73
114 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 268,48 per 100.000 penduduk Tabel 73
115 Jumlah Perawat Gigi 8,00 25,00 33,00 Orang Tabel 73
116 Jumlah Tenaga Kefarmasian 5,00 34,00 39,00 Orang Tabel 74
117 Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan 14,00 27,00 41,00 Orang Tabel 75
118 Jumlah Tenaga Sanitasi 14,00 16,00 30,00 Orang Tabel 76
119 Jumlah Tenaga Gizi 10,00 9,00 19,00 Orang Tabel 77
L P L + P Satuan
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
D.3 Pembiayaan Kesehatan
120 Total Anggaran Kesehatan #REF! Rp Tabel 81
121 APBD Kesehatan terhadap APBD Kab/Kota #REF! % Tabel 81
122 Anggaran Kesehatan Perkapita #REF! Rp Tabel 81
TABEL 1
LUAS JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN
WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
(km2) TANGGA TANGGA per km
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 BAJAWA 133,30 13 9 22 40.471 8.696 4,65 303,61
2 AIMERE 92,50 8 2 10 10.426 2.217 4,70 112,71
3 INERIE 67,28 10 0 10 8.477 1.818 4,66 126,00
4 JEREBUU 74,98 12 0 12 7.590 1.649 4,60 101,23
5 GOLEWA BARAT 74,59 9 1 10 11.470 2.362 4,86 153,77
6 GOLEWA 78,13 14 2 16 19.069 3.802 5,02 244,07
7 GOLEWA SELATAN 98,00 12 0 12 12.138 2.569 4,72 123,86
8 BAJAWA UTARA 167,38 11 0 11 9.810 2.187 4,49 58,61
9 SOA 91,14 14 0 14 13.680 2.999 4,56 150,10
10 WOLOMEZE 103,19 8 0 8 6.391 1.286 4,97 61,93
11 RIUNG BARAT 312,49 10 0 10 9.263 1.934 4,79 29,64
12 RIUNG 327,94 14 2 16 16.588 3.801 4,36 50,58
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.620,92 135 16 151 165.373 35.320 4,68 102,02
LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,
DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT DESA/KELURAHAN
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
JUMLAH
PENDUDUK
JUMLAH
NO KECAMATAN
DESA KELURAHANDESA +
KELURAHAN
TABEL 2
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6
1 0 - 4 0 #DIV/0!
2 5 - 9 0 #DIV/0!
3 10 - 14 0 #DIV/0!
4 15 - 19 0 #DIV/0!
5 20 - 24 0 #DIV/0!
6 25 - 29 0 #DIV/0!
7 30 - 34 0 #DIV/0!
8 35 - 39 0 #DIV/0!
9 40 - 44 0 #DIV/0!
10 45 - 49 0 #DIV/0!
11 50 - 54 0 #DIV/0!
12 55 - 59 0 #DIV/0!
13 60 - 64 0 #DIV/0!
14 65 - 69 0 #DIV/0!
15 70 - 74 0 #DIV/0!
16 75+ 0 #DIV/0!
0 0 0 #DIV/0!
#DIV/0!
Sumber :
- sumber lain…... (sebutkan)Ngada Dalam Angka 2016, Badan Pusat Statistik
Keterangan :
Angka beban tanggungan adalah perbandingan antara banyaknya orang yang belum produktif (usia kurang dari 15 tahun) dan tidak produktif lagi
(usia 65 tahun ke atas) dengan banyaknya orang yang termasuk usia produktif (15-64 tahun).
JUMLAH
ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO)
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+
PEREMPUANLAKI-LAKI PEREMPUAN
LAKI-LAKI+
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 0
2PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG
MELEK HURUF0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
3PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG
DITAMATKAN :
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
b. SD/MI0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
c. SMP/ MTs0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
d. SMA/ MA0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
g. AKADEMI/DIPLOMA III0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR)0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Sumber :
- sumber lain…... (sebutkan)Ngada Dalam Angka 2016, Badan Pusat Statistik
TABEL 3
JUMLAH PERSENTASE
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
NO VARIABEL
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
TABEL 4
HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BAJAWA KOTA 214 1 215 188 3 191 402 4 406
2 SURISINA 143 4 147 125 3 128 268 7 275
3 AIMERE AIMERE 103 3 106 80 0 80 183 3 186
4 INERIE INERIE 60 3 63 47 1 48 107 4 111
5 JEREBUU WATUMANU 55 2 57 60 2 62 115 4 119
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 101 5 106 101 2 103 202 7 209
7 GOLEWA KOELODA 163 2 165 145 1 146 308 3 311
8 GOLEWA SELATAN LADJA 105 1 106 107 3 110 212 4 216
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 87 4 91 73 2 75 160 6 166
10 SOA WAEPANA 103 2 105 108 3 111 211 5 216
11 WOLOMEZE NATARANDANG 61 1 62 55 3 58 116 4 120
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 82 0 82 78 2 80 160 2 162
13 RIUNG RIUNG 87 1 88 71 2 73 158 3 161
14 RAWANGKALO 42 1 43 55 2 57 97 3 100
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.406 30 1.436 1.293 29 1.322 2.699 59 2.758
20,89 21,94 21,39
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Kesehatan Keluarga Ibu dan Anak, Dinkes 2016
JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS
LAKI-LAKI LAKI-LAKI + PEREMPUAN
JUMLAH KELAHIRAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS PEREMPUAN
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN)
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
TABEL 5
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NEONATAL BAYIa ANAK
BALITABALITA NEONATAL BAYI
a ANAK
BALITABALITA NEONATAL BAYI
a ANAK
BALITABALITA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 BAJAWA KOTA 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1
2 0 SURISINA 0 0 0 0 0 3 1 4 0 3 1 4
3 AIMERE AIMERE 5 5 0 5 2 3 0 3 7 8 0 8
4 INERIE INERIE 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1
5 JEREBUU WATUMANU 0 1 0 1 1 1 0 1 1 2 0 2
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 0 0 0 0 1 2 0 2 1 2 0 2
7 GOLEWA KOELODA 1 1 2 3 2 2 0 2 3 3 2 5
8 GOLEWA SELATAN LADJA 2 3 0 3 0 0 0 0 2 3 0 3
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 1 3 0 3 0 0 1 1 1 3 1 4
10 SOA WAEPANA 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1
11 WOLOMEZE NATARANDANG 1 1 0 1 3 4 1 5 4 5 1 6
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 NEONATAL 2413 RIUNG RIUNG 0 2 0 2 2 2 0 2 2 4 0 4 BAYI 1214 RAWANGKALO 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 2 ANAK BALITA 7
10 17 3 20 14 19 4 23 24 36 7 43 TOTAL (BALITA) 437,11 12,09 2,13 14,22 10,83 14,69 3,09 17,79 8,89 13,34 2,59 15,93
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Kesehatan Keluarga Ibu dan Anak, Dinkes 2016
Keterangan :
Angka Kematian dilaporkan tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yg sebenarnya di populasi
a : kematian bayi termasuk kematian pada neonatal
Kematian Neonatal : Kematian yang terjadi pada bayi usia sampai 28 hari.
Kematian Bayi : Kematian yang terjadi pada bayi usia 0-11 bulan (termasuk neonatal)
Kematian Anak Balita : Kematian yang terjadi pada anak usia 12-59 bulan
Kematian Balita : Kematian yang terjadi pada bayi/anak usia 0-59 bulan (bayi + anak balita)
x 1.000
KEMATIAN TAHUN 2016
KEMATIAN TAHUN 2015
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
LAKI - LAKI + PEREMPUAN
JUMLAH KEMATIAN
PEREMPUAN
Jumlah bayi usia 0-11 bulan yang meninggal di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu
Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama
Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup :
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)
NO KECAMATAN PUSKESMAS LAKI - LAKI
JUMLAH (KAB/KOTA)
TABEL 6
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
< 20
tahun
20-34
tahun≥35 tahun JUMLAH
< 20
tahun
20-34
tahun≥35 tahun JUMLAH
< 20
tahun
20-34
tahun≥35 tahun JUMLAH
< 20
tahun
20-34
tahun≥35 tahun JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 BAJAWA KOTA 402 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 2
2 0 SURISINA 268 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 AIMERE AIMERE 183 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1
4 INERIE INERIE 107 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 JEREBUU WATUMANU 115 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 202 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 GOLEWA KOELODA 308 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 GOLEWA SELATAN LADJA 212 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 160 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1
10 SOA WAEPANA 211 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1
11 WOLOMEZE NATARANDANG 116 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 160 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1
13 RIUNG RIUNG 158 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 RAWANGKALO 97 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2.699 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 3 4 0 3 3 6
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 222,30
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Kesehatan Keluarga Ibu dan Anak, Dinkes 2016
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
KEMATIAN IBU
JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBUJUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL
JUMLAH (KAB/KOTA)
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH LAHIR
HIDUP
TABEL 7
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BAJAWA KOTA 13.238 13.455 26.693 4 57,14 3 42,86 7 7 70,00 3 30,00 10 0 0,00
2 0 SURISINA 6.810 6.968 13.778 6 85,71 1 14,29 7 6 66,67 3 33,33 9 0 0,00
3 AIMERE AIMERE 5.212 5.214 10.426 6 66,67 3 33,33 9 6 66,67 3 33,33 9 0 0,00
4 INERIE INERIE 4.092 4.385 8.477 1 100,00 0 0,00 1 2 66,67 1 33,33 3 0 0,00
5 JEREBUU WATUMANU 3.618 3.972 7.590 1 25,00 3 75,00 4 3 30,00 7 70,00 10 0 0,00
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 5.657 5.813 11.470 0 0,00 1 100,00 1 4 44,44 5 55,56 9 0 0,00
7 GOLEWA KOELODA 9.442 9.627 19.069 3 100,00 0 0,00 3 9 75,00 3 25,00 12 1 8,33
8 GOLEWA SELATAN LADJA 5.905 6.233 12.138 1 50,00 1 50,00 2 1 50,00 1 50,00 2 0 0,00
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 4.813 4.997 9.810 1 33,33 2 66,67 3 3 60,00 2 40,00 5 0 0,00
10 SOA WAEPANA 6.728 6.952 13.680 3 42,86 4 57,14 7 16 64,00 9 36,00 25 0 0,00
11 WOLOMEZE NATARANDANG 3.192 3.199 6.391 5 55,56 4 44,44 9 7 50,00 7 50,00 14 0 0,00
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 4.736 4.527 9.263 1 100,00 0 0,00 1 2 100,00 0 0,00 2 0 0,00
13 RIUNG RIUNG 5.412 5.690 11.102 2 33,33 4 66,67 6 7 41,18 10 58,82 17 1 5,88
14 RAWANGKALO 2.810 2.676 5.486 1 50,00 1 50,00 2 1 20,00 4 80,00 5 0 0,00
81.665 83.708 165.373 35 56,45 27 43,55 62 74 56,06 58 43,94 132 2 1,52
42,86 32,25 37,49
CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK 90,61 69,29 79,82
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Pencegahan Pemberantasan Penyakit, Dinkes 2016
KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KASUS TB ANAK
0-14 TAHUNNO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH PENDUDUK
JUMLAH KASUS BARU TB BTA+
L PL+P
JUMLAH SELURUH
KASUS TB
L PL+P
KABUPATEN NGADA
CNR KASUS BARU TB BTA+ PER 100.000 PENDUDUK
JUMLAH (KAB/KOTA)
TAHUN 2016
TABEL 8
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
TB PARU
L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BAJAWA KOTA 25 40 65 4 3 7 16,00 7,50 10,77
2 0 SURISINA 35 55 90 6 1 7 17,14 1,82 7,78
3 AIMERE AIMERE 27 30 57 6 3 9 22,22 10,00 15,79
4 INERIE INERIE 15 10 25 1 0 1 6,67 0,00 4,00
5 JEREBUU WATUMANU 15 11 26 1 3 4 6,67 27,27 15,38
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 14 18 32 0 1 1 0,00 5,56 3,13
7 GOLEWA KOELODA 24 20 44 3 0 3 12,50 0,00 6,82
8 GOLEWA SELATAN LADJA 22 10 32 1 1 2 4,55 10,00 6,25
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 51 50 101 1 2 3 1,96 4,00 2,97
10 SOA WAEPANA 86 89 175 3 4 7 3,49 4,49 4,00
11 WOLOMEZE NATARANDANG 25 18 43 5 4 9 20,00 22,22 20,93
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 104 75 179 1 0 1 0,96 0,00 0,56
13 RIUNG RIUNG 55 66 121 2 4 6 3,64 6,06 4,96
14 RAWANGKALO 10 12 22 1 1 2 10,00 8,33 9,09
JUMLAH (KAB/KOTA) 508 504 1.012 35 27 62 6,89 5,36 6,13
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Pencegahan Pemberantasan Penyakit, Dinkes 2016
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
% BTA (+)
TERHADAP SUSPEKBTA (+)
NO KECAMATAN PUSKESMASSUSPEK
TABEL 9
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %JUMLA
H% L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 BAJAWA KOTA 4 3 7 1 25,00 0 0,00 1 14,29 1 25,00 0 0,00 1 14,29 50,00 0,00 28,57 1 1 2
2 0 SURISINA 6 1 7 4 66,67 1 100,00 5 71,43 4 66,67 1 100,00 5 71,43 133,33 200,00 142,86 0 0 0
3 AIMERE AIMERE 6 3 9 6 100,00 3 100,00 9 100,00 6 100,00 3 100,00 9 100,00 200,00 200,00 200,00 0 0 0
4 INERIE INERIE 1 0 1 0 0,00 0 #DIV/0! 0 0,00 0 0,00 0 #DIV/0! 0 0,00 0,00 #DIV/0! 0,00 0 0 0
5 JEREBUU WATUMANU 1 3 4 1 100,00 0 0,00 1 25,00 1 100,00 0 0,00 1 25,00 200,00 0,00 50,00 0 0 0
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 0 1 1 0 #DIV/0! 1 100,00 1 100,00 0 #DIV/0! 1 100,00 1 100,00 #DIV/0! 200,00 200,00 0 0 0
7 GOLEWA KOELODA 3 0 3 0 0,00 0 #DIV/0! 0 0,00 0 0,00 0 #DIV/0! 0 0,00 0,00 #DIV/0! 0,00 0 1 1
8 GOLEWA SELATAN LADJA 1 1 2 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0 1 1
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 1 2 3 1 100,00 0 0,00 1 33,33 1 100,00 0 0,00 1 33,33 200,00 0,00 66,67 1 0 1
10 SOA WAEPANA 3 4 7 3 100,00 4 100,00 7 100,00 3 100,00 4 100,00 7 100,00 200,00 200,00 200,00 1 0 1
11 WOLOMEZE NATARANDANG 5 4 9 1 20,00 0 0,00 1 11,11 1 20,00 0 0,00 1 11,11 40,00 0,00 22,22 2 0 2
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 1 0 1 0 0,00 0 #DIV/0! 0 0,00 0 0,00 0 #DIV/0! 0 0,00 0,00 #DIV/0! 0,00 1 0 1
13 RIUNG RIUNG 2 4 6 1 50,00 3 75,00 4 66,67 1 50,00 3 75,00 4 66,67 100,00 150,00 133,33 0 1 1
14 RAWANGKALO 1 1 2 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0 1 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 35 27 62 18 51,43 12 44,44 30 48,39 18 51,43 12 44,44 30 48,39 102,86 88,89 96,77 6 5 11
ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK 7,35 5,97 6,65
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Pencegahan Pemberantasan Penyakit, Dinkes 2016
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
JUMLAH KEMATIAN
SELAMA PENGOBATAN
ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L L + P
ANGKA PENGOBATAN LENGKAP
(COMPLETE RATE)
L P
BTA (+) DIOBATI*
ANGKA KEBERHASILAN
PENGOBATAN
(SUCCESS RATE/SR)P L + P
ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE)
NO KECAMATAN PUSKESMAS
TABEL 10
PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 BAJAWA KOTA 1.074 1.031 2.105 107 103 211 3 2,79 4 3,88 7 3,33
2 0 SURISINA 575 557 1.132 58 56 113 0 0,00 0 0,00 0 0,00
3 AIMERE AIMERE 430 337 767 43 34 77 5 11,63 1 2,97 6 7,82
4 INERIE INERIE 309 269 578 31 27 58 0 0,00 4 14,87 4 6,92
5 JEREBUU WATUMANU 302 262 564 30 26 56 0 0,00 3 11,45 3 5,32
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 443 422 865 44 42 87 5 11,29 7 16,59 12 13,87
7 GOLEWA KOELODA 687 677 1.364 69 68 136 2 2,91 6 8,86 8 5,87
8 GOLEWA SELATAN LADJA 460 457 917 46 46 92 3 6,52 1 2,19 4 4,36
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 424 406 830 42 41 83 1 2,36 1 2,46 2 2,41
10 SOA WAEPANA 592 633 1.225 59 63 123 12 20,27 19 30,02 31 25,31
11 WOLOMEZE NATARANDANG 323 319 642 32 32 64 0 0,00 0 0,00 0 0,00
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 364 336 700 36 34 70 1 2,75 0 0,00 1 1,43
13 RIUNG RIUNG 406 402 808 41 40 81 4 9,85 6 14,93 10 12,38
14 RAWANGKALO 214 247 461 21 25 46 1 4,67 2 8,10 3 6,51
JUMLAH (KAB/KOTA) 6.603 6.355 12.958 660 636 1.296 37 5,60 54 8,50 91 7,02
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Pencegahan Pemberantasan Penyakit, Dinkes 2016
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
JUMLAH BALITA
(= TABEL 47) JUMLAH PERKIRAAN
PENDERITANO KECAMATAN PUSKESMAS
PNEUMONIA PADA BALITA
PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI
L P L + P
TABEL 11
L P L+PPROPORSI
KELOMPOK
UMUR
L P L+PPROPORSI
KELOMPOK
UMUR
L P L+P L P L+PPROPORSI
KELOMPOK
UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 ≤ 4 TAHUN 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 #DIV/0!
2 5 - 14 TAHUN 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 #DIV/0!
3 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 #DIV/0!
4 20 - 24 TAHUN 0 1 1 11,11 0 1 1 25,00 0 1 1 0 0 0 #DIV/0!
5 25 - 49 TAHUN 4 4 8 88,89 3 0 3 75,00 3 0 3 0 0 0 #DIV/0!
6 ≥ 50 TAHUN 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 4 5 9 3 1 4 3 1 4 0 0 0
PROPORSI JENIS KELAMIN 44,44 55,56 75,00 25,00 75,00 25,00 #DIV/0! #DIV/0!
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Pencegahan Pemberantasan Penyakit, Dinkes 2016
RSUD Bajawa, 2016
JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN
NO KELOMPOK UMUR
H I V AIDS SYPHILISJUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
TABEL 12
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 PMI Kabupaten 994 144 1.138 994 100 144 100 1.138 100 1 0,10 1 0,69 2 0,18
JUMLAH 994 144 1.138 994 100 144 100 1.138 100 1 0,10 1 0,69 2 0,18
Sumber :
PMI Kabupaten Ngada, 2016
PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN
NO UNIT TRANSFUSI DARAH
DONOR DARAH
SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING
TERHADAP HIV
L P
POSITIF HIV
L + P L P L + P
JUMLAH PENDONOR
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
TABEL 13
KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 BAJAWA KOTA 13.238 13.455 26.693 283 288 571 144 50,83 168 58,35 312 54,62
2 0 SURISINA 6.810 6.968 13.778 146 149 295 81 55,58 92 61,70 173 58,67
3 AIMERE AIMERE 5.212 5.214 10.426 112 112 223 40 35,86 32 28,68 72 32,27
4 INERIE INERIE 4.092 4.385 8.477 88 94 181 38 43,39 68 72,46 106 58,43
5 JEREBUU WATUMANU 3.618 3.972 7.590 77 85 162 59 76,20 78 91,76 137 84,35
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 5.657 5.813 11.470 121 124 245 113 93,34 157 126,21 270 110,00
7 GOLEWA KOELODA 9.442 9.627 19.069 202 206 408 55 27,22 67 32,52 122 29,90
8 GOLEWA SELATAN LADJA 5.905 6.233 12.138 126 133 260 132 104,46 166 124,45 298 114,72
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 4.813 4.997 9.810 103 107 210 88 85,44 112 104,74 200 95,27
10 SOA WAEPANA 6.728 6.952 13.680 144 149 293 156 108,35 173 116,28 329 112,38
11 WOLOMEZE NATARANDANG 3.192 3.199 6.391 68 68 137 95 139,07 118 172,37 213 155,74
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 4.736 4.527 9.263 101 97 198 162 159,84 155 160,00 317 159,92
13 RIUNG RIUNG 5.412 5.690 11.102 116 122 238 147 126,92 175 143,72 322 135,53
14 RAWANGKALO 2.810 2.676 5.486 60 57 117 40 66,52 45 78,58 85 72,40
81.665 83.708 165.373 1.748 1.791 3.539 1.350 77,25 1.606 89,65 2.956 83,53
214
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Pencegahan Pemberantasan Penyakit, Dinkes 2016
Keterangan :
- Angka kesakitan nasional hasil Survei Morbiditas Diare tahun 2012 yaitu sebesar 214/1.000 penduduk
- Jika terdapat angka kesakitan kabupaten/kota terkini, maka angka kesakitan tersebut dapat digunakan.
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK
JUMLAH (KAB/KOTA)
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
P L + PLNO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH PENDUDUK
DIARE
JUMLAH TARGET PENEMUANDIARE DITANGANI
TABEL 14
KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BAJAWA KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 SURISINA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 AIMERE AIMERE 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 INERIE INERIE 0 0 0 1 0 1 1 0 1
5 JEREBUU WATUMANU 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 GOLEWA KOELODA 0 0 0 0 1 1 0 1 1
8 GOLEWA SELATAN LADJA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 SOA WAEPANA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 WOLOMEZE NATARANDANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 RIUNG RIUNG 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 RAWANGKALO 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 1 2 1 1 2
#DIV/0! #DIV/0! 50,00 50,00 50,00 50,00
1,22 1,19 1,21
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Pencegahan Pemberantasan Penyakit, Dinkes 2016
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK
PROPORSI JENIS KELAMIN
JUMLAH (KAB/KOTA)
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
PB + MBPausi Basiler (PB)/
Kusta Kering
Multi Basiler (MB)/
Kusta BasahNO KECAMATAN PUSKESMAS
KASUS BARU
TABEL 15
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 BAJAWA KOTA 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
2 0 SURISINA 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
3 AIMERE AIMERE 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
4 INERIE INERIE 1 0 0 0 0
5 JEREBUU WATUMANU 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
7 GOLEWA KOELODA 1 0 0 1 100
8 GOLEWA SELATAN LADJA 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
10 SOA WAEPANA 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
11 WOLOMEZE NATARANDANG 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
13 RIUNG RIUNG 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
14 RAWANGKALO 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 2 0 0 1 50,00
ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK 0,60
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Pencegahan Pemberantasan Penyakit, Dinkes 2016
KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PENDERITA KUSTA
0-14 TAHUN
KASUS BARU
CACAT TINGKAT 2NO KECAMATAN PUSKESMAS
PENDERITA
KUSTA
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
TABEL 16
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BAJAWA KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 SURISINA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 AIMERE AIMERE 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 INERIE INERIE 0 0 0 2 0 2 2 0 2 inerie : 1 kasus baru dan 1 kasus lama dari tahun 2015
5 JEREBUU WATUMANU 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 GOLEWA KOELODA 0 0 0 0 1 1 0 1 1 koeloda : 1 kasus baru
8 GOLEWA SELATAN LADJA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 SOA WAEPANA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 WOLOMEZE NATARANDANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 RIUNG RIUNG 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 RAWANGKALO 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 2 1 3 2 1 3
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 0,24 0,12 0,18
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Pencegahan Pemberantasan Penyakit, Dinkes 2016
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
NO KECAMATAN PUSKESMAS
KASUS TERCATAT
Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH
TABEL 17
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KUSTA (PB) KUSTA (MB)
L P L+P JUMLA
H
% JUMLA
H
% JUMLA
H
% L P L+P JUMLA
H
% JUMLA
H
% JUMLA
H
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 BAJAWA KOTA 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
2 0 SURISINA 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
3 AIMERE AIMERE 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
4 INERIE INERIE 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 2 0 2 1 50 0 #DIV/0! 1 50,00 inerie : 1 kasus baru dalam pengobatan dan 1 kasus lama meninggal
5 JEREBUU WATUMANU 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
7 GOLEWA KOELODA 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 1 1 0 #DIV/0! 1 100 1 100,00 koeloda : 1 kasus dalam pengobatan
8 GOLEWA SELATAN LADJA 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
10 SOA WAEPANA 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
11 WOLOMEZE NATARANDANG 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
13 RIUNG RIUNG 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
14 RAWANGKALO 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 2 1 3 1 50,00 1 100,00 2 66,67
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Pencegahan Pemberantasan Penyakit, Dinkes 2016
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
PENDERITA MBa
L + P
RFT MB
L PL PNO KECAMATAN PUSKESMAS
RFT PB
L + PPENDERITA PB
a
TABEL 18
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH PENDUDUK
<15 TAHUN
JUMLAH KASUS AFP
(NON POLIO)
1 2 3 4 5
1 BAJAWA KOTA 0
2 0 SURISINA 0
3 AIMERE AIMERE 0
4 INERIE INERIE 0
5 JEREBUU WATUMANU 0
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 0
7 GOLEWA KOELODA 0
8 GOLEWA SELATAN LADJA 0
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 0
10 SOA WAEPANA 0
11 WOLOMEZE NATARANDANG 0
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 0
13 RIUNG RIUNG 0
14 RAWANGKALO 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0
AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN #DIV/0!
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Penanggulangan Wabah dan Bencana, Dinkes 2016
JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
TABEL 19
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
JUMLAH KASUS PD3I
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BAJAWA KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 SURISINA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 AIMERE AIMERE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 INERIE INERIE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 JEREBUU WATUMANU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 GOLEWA KOELODA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 GOLEWA SELATAN LADJA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 SOA WAEPANA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 WOLOMEZE NATARANDANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 RIUNG RIUNG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 RAWANGKALO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
CASE FATALITY RATE (%) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Pencegahan Pemberantasan Penyakit, Dinkes 2016
MENINGGAL
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
JUMLAH KASUSMENINGGAL
TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUM
JUMLAH KASUSMENINGGAL
PERTUSISNO KECAMATAN PUSKESMASDIFTERI
JUMLAH KASUS
TABEL 20
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 BAJAWA KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 SURISINA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 AIMERE AIMERE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 INERIE INERIE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 JEREBUU WATUMANU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 GOLEWA KOELODA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 GOLEWA SELATAN LADJA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 SOA WAEPANA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 WOLOMEZE NATARANDANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 RIUNG RIUNG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 RAWANGKALO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
CASE FATALITY RATE (%) #DIV/0!
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Pencegahan Pemberantasan Penyakit, Dinkes 2016
JUMLAH KASUS PD3I
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
CAMPAK
JUMLAH KASUSMENINGGAL
POLIO HEPATITIS BNO KECAMATAN PUSKESMAS
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
TABEL 21
JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BAJAWA KOTA 10 6 16 0 0 0 0,0 0,0 0,0
2 0 SURISINA 3 4 7 0 0 0 0,0 0,0 0,0
3 AIMERE AIMERE 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
4 INERIE INERIE 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
5 JEREBUU WATUMANU 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 1 1 2 0 0 0 0,0 0,0 0,0
7 GOLEWA KOELODA 0 2 2 0 0 0 #DIV/0! 0,0 0,0
8 GOLEWA SELATAN LADJA 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
10 SOA WAEPANA 6 2 8 0 0 0 0,0 0,0 0,0
11 WOLOMEZE NATARANDANG 1 1 2 0 0 0 0,0 0,0 0,0
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
13 RIUNG RIUNG 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
14 RAWANGKALO 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 21 16 37 0 0 0 0,0 0,0 0,0
INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK 25,71 19,11 22,37
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Penanggulangan Wabah dan Bencana, Dinkes 2016
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
NO KECAMATAN MENINGGAL CFR (%)JUMLAH KASUSPUSKESMAS
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
TABEL 22
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 BAJAWA KOTA 0 0 0 60 535 595 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
2 0 SURISINA 0 0 0 175 644 819 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
3 AIMERE AIMERE 0 0 0 156 353 509 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
4 INERIE INERIE 0 0 0 14 60 74 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
5 JEREBUU WATUMANU 0 0 0 89 188 277 3 3,37 2 1,06 5 1,81 0 0 0 0 0 0
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
7 GOLEWA KOELODA 0 0 0 105 530 635 26 24,76 22 4,15 48 7,56 0 0 0 0 0 0
8 GOLEWA SELATAN LADJA 0 0 0 208 382 590 7 3,37 6 1,57 13 2,20 0 0 0 0 0 0
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 0 0 0 40 142 182 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
10 SOA WAEPANA 0 0 0 85 316 401 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
11 WOLOMEZE NATARANDANG 0 0 0 41 144 185 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 0 0 0 76 281 357 28 36,84 35 12,46 63 17,65 0 0 0 0 0 0
13 RIUNG RIUNG 0 0 0 107 346 453 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
14 RAWANGKALO 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
- - 0 1.156 3.921 5.077 64 5,54 65 1,66 129 2,54 0 0 0 0 0 0
JUMLAH PENDUDUK BERISIKO 81.665 83.708 165.373
0,78 0,78 0,78
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Pencegahan Pemberantasan Penyakit, Dinkes 2016 4.643 53 63
KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
CFRMENINGGAL SUSPEK
MALARIA
NO KECAMATAN PUSKESMAS POSITIFL
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
JUMLAH (KAB/KOTA)
ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO
P L+P
SEDIAAN DARAH DIPERIKSA
TABEL 23
PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 BAJAWA KOTA 0 0 0 0 0 0
2 0 SURISINA 0 0 0 0 0 0
3 AIMERE AIMERE 0 0 0 0 0 0
4 INERIE INERIE 0 0 0 0 0 0
5 JEREBUU WATUMANU 0 0 0 0 0 0
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 0 0 0 0 0 0
7 GOLEWA KOELODA 0 0 0 0 0 0
8 GOLEWA SELATAN LADJA 0 0 0 0 0 0
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 0 0 0 0 0 0
10 SOA WAEPANA 0 0 0 0 0 0
11 WOLOMEZE NATARANDANG 0 0 0 4 7 11
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 0 0 0 3 2 5
13 RIUNG RIUNG 0 0 0 0 0 0
14 RAWANGKALO 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 7 9 16
ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) 8,57 10,75 9,68
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Pencegahan Pemberantasan Penyakit, Dinkes 2016
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
JUMLAH SELURUH KASUSKASUS BARU DITEMUKANNO KECAMATAN PUSKESMAS
PENDERITA FILARIASIS
TABEL 24
PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BAJAWA KOTA 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 473 #DIV/0! 490 #DIV/0! 963 #DIV/0!
2 0 SURISINA 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 159 #DIV/0! 140 #DIV/0! 299 #DIV/0!
3 AIMERE AIMERE 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 84 #DIV/0! 151 #DIV/0! 235 #DIV/0!
4 INERIE INERIE 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 21 #DIV/0! 25 #DIV/0! 46 #DIV/0!
5 JEREBUU WATUMANU 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 66 #DIV/0! 115 #DIV/0! 181 #DIV/0!
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 90 #DIV/0! 137 #DIV/0! 227 #DIV/0!
7 GOLEWA KOELODA 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 177 #DIV/0! 162 #DIV/0! 339 #DIV/0!
8 GOLEWA SELATAN LADJA 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 106 #DIV/0! 149 #DIV/0! 255 #DIV/0!
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 52 #DIV/0! 48 #DIV/0! 100 #DIV/0!
10 SOA WAEPANA 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 168 #DIV/0! 68 #DIV/0! 236 #DIV/0!
11 WOLOMEZE NATARANDANG 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 21 #DIV/0! 39 #DIV/0! 60 #DIV/0!
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 24 #DIV/0! 21 #DIV/0! 45 #DIV/0!
13 RIUNG RIUNG 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 32 #DIV/0! 35 #DIV/0! 67 #DIV/0!
14 RAWANGKALO 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 14 #DIV/0! 176 #DIV/0! 190 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 1.487 #DIV/0! 1.756 #DIV/0! 3.243 #DIV/0!
Sumber :Profil Puskesmas, 2016
Seksi Pencegahan Pemberantasan Penyakit, Dinkes 2016
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
L + P
HIPERTENSI/TEKANAN DARAH TINGGIDILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH
L P L + P PNO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH PENDUDUK
≥ 18 TAHUN L
TABEL 25
PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BAJAWA KOTA 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
2 0 SURISINA 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
3 AIMERE AIMERE 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
4 INERIE INERIE 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
5 JEREBUU WATUMANU 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
7 GOLEWA KOELODA 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
8 GOLEWA SELATAN LADJA 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
10 SOA WAEPANA 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
11 WOLOMEZE NATARANDANG 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
13 RIUNG RIUNG 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
14 RAWANGKALO 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
OBESITAS
L P L + PNO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH PENGUNJUNG
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
BERUSIA ≥ 15 TAHUN
DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS
L P L + P
TABEL 26
CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE)
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 BAJAWA KOTA 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
2 0 SURISINA 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
3 AIMERE AIMERE 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
4 INERIE INERIE 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
5 JEREBUU WATUMANU 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
7 GOLEWA KOELODA 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
8 GOLEWA SELATAN LADJA 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
10 SOA WAEPANA 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
11 WOLOMEZE NATARANDANG 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
13 RIUNG RIUNG 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
14 RAWANGKALO 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Pencegahan Pemberantasan Penyakit, Dinkes 2016
Keterangan :
IVA : Inspeksi Visual dengan Asam asetat
CBE : Clinical Breast Examination
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
PEMERIKSAAN LEHER RAHIM
DAN PAYUDARATUMOR/BENJOLAN
NO KECAMATAN PUSKESMASPEREMPUAN
USIA 30-50 TAHUN
IVA POSITIF
DIKETAHUI DITANGGU-LANGI AKHIR L P L+P0-7
HARI
8-28
HARI
1-11
BLN
1-4
THN
5-9
THN
10-14
THN
15-19
THN
20-44
THN
45-54
THN
55-59
THN
60-69
THN
70+
THN L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 RABIES1 (KECAMATAN
BAJAWA)
1 (DESA
BOMARI)JUNI, 2016 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 797 796 1.593 0,13 0,00 0,06 100,00 #DIV/0! 100,00
2 RABIES1 (KECAMATAN
BAJAWA)
1
(KELURAHAN
FAOBATA)
OKTOBER, 2016 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1.343 1.278 2.621 0,07 0 0,04 100,00 #DIV/0! 100,00
3KERACUNAN
MAKANAN
1 (KECAMATAN
RIUNG BARAT)1 (DESA RIA) SEPTEMBER, 2016 29-Sep-2016 6 7 13 0 0 0 2 4 1 0 5 0 1 0 0 0 0 0 589 574 1.163 1,02 1,22 1,12 0,00 0,00 0,00
4 RABIES1 (KECAMATAN
JEREBUU)
1 (DESA
TIWURIWU)DESEMBER, 2016 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 431 486 917 0,23 - 0,11 100,00 #DIV/0! 100,00
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Penanggulangan Wabah dan Bencana, Dinkes 2016
WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) KELOMPOK UMUR PENDERITA
JUMLAH
DESA/KEL
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
TABEL 27
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
CFR (%)NO
JENIS KEJADIAN
LUAR BIASA
ATTACK RATE (%)JUMLAH PENDERITA JUMLAH KEMATIANJUMLAH PENDUDUK
TERANCAM
JUMLAH KEC
YANG TERSERANG
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %
1 2 3 4 5 6
1 BAJAWA KOTA 0 0 #DIV/0!
2 0 SURISINA 2 2 100,00
3 AIMERE AIMERE 0 0 #DIV/0!
4 INERIE INERIE 0 0 #DIV/0!
5 JEREBUU WATUMANU 1 1 100,00
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 0 0 #DIV/0!
7 GOLEWA KOELODA 0 0 #DIV/0!
8 GOLEWA SELATAN LADJA 0 0 #DIV/0!
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 0 0 #DIV/0!
10 SOA WAEPANA 0 0 #DIV/0!
11 WOLOMEZE NATARANDANG 0 0 #DIV/0!
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 1 1 100,00
13 RIUNG RIUNG 0 0 #DIV/0!
14 RAWANGKALO 0 0 #DIV/0!
4 4 100,00
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Penanggulangan Wabah dan Bencana, Dinkes 2016
TABEL 28
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
JUMLAH (KAB/KOTA)
KLB DI DESA/KELURAHANNO PUSKESMASKECAMATAN
TABEL 29
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 BAJAWA KOTA 520 297 57,12 326 62,69 496 403 81,24 403 81,24 403 81,24
2 0 SURISINA 268 267 99,63 267 99,63 256 274 107,00 274 107,00 274 107,00
3 AIMERE AIMERE 203 195 96,06 125 61,58 194 186 95,99 183 94,44 186 95,99
4 INERIE INERIE 165 106 64,24 96 58,18 158 111 70,46 113 71,73 111 70,46
5 JEREBUU WATUMANU 148 112 75,68 100 67,57 141 117 82,94 101 71,60 117 82,94
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 223 208 93,27 190 85,20 213 207 97,11 213 99,92 207 97,11
7 GOLEWA KOELODA 371 331 89,22 271 73,05 354 306 86,34 303 85,50 307 86,63
8 GOLEWA SELATAN LADJA 236 187 79,24 163 69,07 226 213 94,42 212 93,98 213 94,42
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 191 173 90,58 98 51,31 182 165 90,50 160 87,76 165 90,50
10 SOA WAEPANA 266 193 72,56 198 74,44 254 215 84,56 207 81,42 215 84,56
11 WOLOMEZE NATARANDANG 124 118 95,16 73 58,87 119 115 96,82 105 88,40 120 101,03
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 180 113 62,78 99 55,00 172 145 84,23 123 71,45 160 92,94
13 RIUNG RIUNG 216 155 71,76 120 55,56 206 158 76,58 142 68,82 161 78,03
14 RAWANGKALO 107 117 109,35 53 49,53 102 90 88,27 89 87,29 96 94,16
JUMLAH (KAB/KOTA) 3.218 2.572 79,93 2.179 67,71 3.073 2.705 88,01 2.628 85,51 2.735 88,99
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Kesehatan Keluarga Ibu dan Anak, Dinkes 2016
KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH
(proyeksi)
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
IBU BERSALIN / NIFASIBU HAMIL
PERSALINAN
DITOLONG NAKES
MENDAPAT YANKES
NIFAS
IBU NIFAS
MENDAPAT VIT A JUMLAH
(proyeksi)
K1 K4NO
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 BAJAWA KOTA 520 126 24,23 83 15,96 35 6,73 6 1,15 6 1,15 130 25,00
2 0 SURISINA 268 141 52,61 38 14,18 53 19,78 30 11,19 56 20,90 177 66,04
3 AIMERE AIMERE 203 0 - 0 - 1 0,49 3 1,48 18 8,87 22 10,84
4 INERIE INERIE 165 0 - 0 - 12 7,27 17 10,30 36 21,82 65 39,39
5 JEREBUU WATUMANU 148 0 - 0 - 38 25,68 34 22,97 20 13,51 92 62,16
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 223 44 19,73 37 16,59 38 17,04 11 4,93 8 3,59 94 42,15
7 GOLEWA KOELODA 371 68 18,33 50 13,48 59 15,90 38 10,24 72 19,41 219 59,03
8 GOLEWA SELATAN LADJA 236 27 11,44 34 14,41 40 16,95 22 9,32 18 7,63 114 48,31
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 191 70 36,65 52 27,23 30 15,71 22 11,52 24 12,57 128 67,02
10 SOA WAEPANA 266 59 22,18 51 19,17 29 10,90 15 5,64 19 7,14 114 42,86
11 WOLOMEZE NATARANDANG 124 27 21,77 27 21,77 11 8,87 10 8,06 16 12,90 64 51,61
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 180 41 22,78 27 15,00 14 7,78 8 4,44 4 2,22 53 29,44
13 RIUNG RIUNG 216 34 15,74 21 9,72 33 15,28 6 2,78 9 4,17 69 31,94
14 RAWANGKALO 107 23 21,50 17 15,89 15 14,02 4 3,74 7 6,54 43 40,19
3.218 660 20,51 437 13,58 408 12,68 226 7,02 313 9,73 1.384 43,01
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Pencegahan Pemberantasan Penyakit, Dinkes 2016
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
JUMLAH (KAB/KOTA)
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
TABEL 30
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMILJUMLAH IBU
HAMILNO KECAMATAN PUSKESMAS
TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 BAJAWA KOTA 2.235 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 SURISINA 1.469 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 AIMERE AIMERE 1.189 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 INERIE INERIE 893 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 JEREBUU WATUMANU 675 0 0 0 0 37 5,48 34 5,04 20 2,96
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 1.075 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 GOLEWA KOELODA 1.052 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 GOLEWA SELATAN LADJA 1.415 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 1.308 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 SOA WAEPANA 1.080 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 WOLOMEZE NATARANDANG 679 174 25,63 52 7,66 30 4,42 21 3,09 21 3,09
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 558 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 RIUNG RIUNG 795 5 0,63 0 0 0 0 0 0 1 0,13
14 RAWANGKALO 609 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15.032 179 1,19 52 0,35 67 0,45 55 0,37 42 0,28
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Pencegahan Pemberantasan Penyakit, Dinkes 2016
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
TABEL 31
JUMLAH (KAB/KOTA)
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH WUS
(15-39 TAHUN)
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS
TABEL 32
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 BAJAWA KOTA 520 425 81,73 425 81,73
2 0 SURISINA 268 267 99,63 267 99,63
3 AIMERE AIMERE 203 195 96,06 195 96,06
4 INERIE INERIE 165 106 64,24 106 64,24
5 JEREBUU WATUMANU 148 112 75,68 112 75,68
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 223 208 93,27 208 93,27
7 GOLEWA KOELODA 371 331 89,22 331 89,22
8 GOLEWA SELATAN LADJA 236 187 79,24 187 79,24
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 191 173 90,58 173 90,58
10 SOA WAEPANA 266 193 72,56 193 72,56
11 WOLOMEZE NATARANDANG 124 118 95,16 118 95,16
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 180 113 62,78 113 62,78
13 RIUNG RIUNG 216 155 71,76 155 71,76
14 RAWANGKALO 107 117 109,35 117 109,35
JUMLAH (KAB/KOTA) 3.218 2.700 83,90 2.700 83,90
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Kesehatan Keluarga Ibu dan Anak, Dinkes 2016
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
KECAMATANJUMLAH
IBU HAMILNO PUSKESMAS
TABEL 33
S % L P L + P L P L + P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 BAJAWA KOTA 520 104 152 146,15 214 188 402 32 28 60 26 81,00 12 42,55 38 63,02
2 0 SURISINA 268 54 61 113,81 143 125 268 21 19 40 11 51,28 12 64,00 23 57,21
3 AIMERE AIMERE 203 41 63 155,17 103 80 183 15 12 27 6 38,83 4 33,33 10 36,43
4 INERIE INERIE 165 33 30 90,91 60 47 107 9 7 16 4 44,44 6 85,11 10 62,31
5 JEREBUU WATUMANU 148 30 31 104,73 55 60 115 8 9 17 2 24,24 7 77,78 9 52,17
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 223 45 52 116,59 101 101 202 15 15 30 7 46,20 1 6,60 8 26,40
7 GOLEWA KOELODA 371 74 114 153,64 163 145 308 24 22 46 13 53,17 11 50,57 24 51,95
8 GOLEWA SELATAN LADJA 236 47 15 31,78 105 107 212 16 16 32 5 31,75 2 12,46 7 22,01
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 191 38 46 120,42 87 73 160 13 11 24 8 61,30 5 45,66 13 54,17
10 SOA WAEPANA 266 53 49 92,11 103 108 211 15 16 32 14 90,61 4 24,69 18 56,87
11 WOLOMEZE NATARANDANG 124 25 13 52,42 61 55 116 9 8 17 0 0,00 6 72,73 6 34,48
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 180 36 24 66,67 82 78 160 12 12 24 2 16,26 2 17,09 4 16,67
13 RIUNG RIUNG 216 43 33 76,39 87 71 158 13 11 24 20 153,26 7 65,73 27 113,92
14 RAWANGKALO 107 21 15 70,09 42 55 97 6 8 15 6 95,24 9 109,09 15 103,09
JUMLAH (KAB/KOTA) 3.218 644 698 108,45 1.406 1.293 2.699 211 194 405 124 58,80 88 45,37 212 52,37
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Kesehatan Keluarga Ibu dan Anak, Dinkes 2016
L + PL P
PENANGANAN
KOMPLIKASI
KEBIDANAN
JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO PUSKESMASKECAMATANJUMLAH
IBU HAMIL
JUMLAH LAHIR HIDUP
PERKIRAAN
BUMIL
DENGAN
KOMPLIKASI
KEBIDANAN
PERKIRAAN NEONATAL
KOMPLIKASI
PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
TABEL 34
PESERTA KB AKTIF
MKJP
IUD % MOP % MOW %IM
PLAN% JUMLAH %
KON
DOM %
SUNTI
K% PIL %
OBAT
VAGINA%
LAIN
NYA% JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 BAJAWA KOTA 328 26,35 0 0,00 216 17,35 174 13,98 718 57,67 20 1,61 397 31,89 110 8,84 0 0,0 0 0,0 527 42,33 1.245 100,0
2 0 SURISINA 100 11,25 0 0,00 148 16,65 107 12,04 355 39,93 14 1,57 472 53,09 48 5,40 0 0,0 0 0,0 534 60,07 889 100,0
3 AIMERE AIMERE 24 4,60 0 0,00 13 2,49 203 38,89 240 45,98 5 0,96 236 45,21 41 7,85 0 0,0 0 0,0 282 54,02 522 100,0
4 INERIE INERIE 11 3,51 0 0,00 58 18,53 136 43,45 205 65,50 0 0,00 94 30,03 14 4,47 0 0,0 0 0,0 108 34,50 313 100,0
5 JEREBUU WATUMANU 11 2,66 0 0,00 37 8,96 140 33,90 188 45,52 1 0,24 217 52,54 7 1,69 0 0,0 0 0,0 225 54,48 413 100,0
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 38 6,57 0 0,00 70 12,11 243 42,04 351 60,73 0 0,00 204 35,29 23 3,98 0 0,0 0 0,0 227 39,27 578 100,0
7 GOLEWA KOELODA 132 11,97 3 0,27 124 11,24 201 18,22 460 41,70 42 3,81 512 46,42 89 8,07 0 0,0 0 0,0 643 58,30 1.103 100,0
8 GOLEWA SELATAN LADJA 96 13,08 0 0,00 80 10,90 223 30,38 399 54,36 10 1,36 243 33,11 82 11,17 0 0,0 0 0,0 335 45,64 734 100,0
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 50 5,35 0 0,00 84 8,98 300 32,09 434 46,42 5 0,53 472 50,48 24 2,57 0 0,0 0 0,0 501 53,58 935 100,0
10 SOA WAEPANA 124 10,16 11 0,90 48 3,93 467 38,25 650 53,24 11 0,90 473 38,74 87 7,13 0 0,0 0 0,0 571 46,76 1.221 100,0
11 WOLOMEZE NATARANDANG 0 0,00 9 2,12 47 11,08 43 10,14 99 23,35 4 0,94 271 63,92 50 11,79 0 0,0 0 0,0 325 76,65 424 100,0
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 66 6,76 0 0,00 13 1,33 142 14,55 221 22,64 0 0,00 675 69,16 80 8,20 0 0,0 0 0,0 755 77,36 976 100,0
13 RIUNG RIUNG 194 23,07 2 0,24 23 2,73 226 26,87 445 52,91 9 1,07 315 37,46 72 8,56 0 0,0 0 0,0 396 47,09 841 100,0
14 RAWANGKALO 1 0,47 0 0,00 21 9,77 23 10,70 45 20,93 0 0,00 99 46,05 71 33,02 0 0,0 0 0,0 170 79,07 215 100,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.175 11,29 25 0,24 982 9,43 2.628 25,25 4.810 46,21 121 1,16 4.680 44,96 798 7,67 0 0,0 0 0,0 5.599 53,79 10.409 100,0
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Kesehatan Keluarga Ibu dan Anak, Dinkes 2016
PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
MKJP +
NON
MKJP
% MKJP +
NON MKJP
NO KECAMATAN PUSKESMASNON MKJP
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
TABEL 35
PESERTA KB BARU
MKJP
IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % KONDOM % SUNTIK % PIL %OBAT
VAGINA%
LAIN
NYA% JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 BAJAWA KOTA 12 6,82 0 0,0 4 2,27 9 5,11 25 14,20 6 3,41 114 64,77 31 17,61 0 0,0 0 0,0 151 85,80 176 100,0
2 0 SURISINA 0 0,00 0 0,0 3 3,49 5 5,81 8 9,30 3 3,49 62 72,09 13 15,12 0 0,0 0 0,0 78 90,70 86 100,0
3 AIMERE AIMERE 3 1,46 0 0,0 0 0,00 97 47,09 100 48,54 8 3,88 80 38,83 18 8,74 0 0,0 0 0,0 106 51,46 206 100,0
4 INERIE INERIE 1 1,54 0 0,0 5 7,69 42 64,62 48 73,85 0 0,00 8 12,31 9 13,85 0 0,0 0 0,0 17 26,15 65 100,0
5 JEREBUU WATUMANU 1 1,33 0 0,0 1 1,33 40 53,33 42 56,00 2 2,67 31 41,33 0 0,00 0 0,0 0 0,0 33 44,00 75 100,0
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 13 5,24 0 0,0 0 0,00 50 20,16 63 25,40 0 0,00 155 62,50 30 12,10 0 0,0 0 0,0 185 74,60 248 100,0
7 GOLEWA KOELODA 1 0,60 0 0,0 10 6,02 20 12,05 31 18,67 4 2,41 115 69,28 16 9,64 0 0,0 0 0,0 135 81,33 166 100,0
8 GOLEWA SELATAN LADJA 13 6,28 0 0,0 11 5,31 58 28,02 82 39,61 1 0,48 42 20,29 82 39,61 0 0,0 0 0,0 125 60,39 207 100,0
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 0 0,00 0 0,0 5 3,07 73 44,79 78 47,85 2 1,23 76 46,63 7 4,29 0 0,0 0 0,0 85 52,15 163 100,0
10 SOA WAEPANA 4 1,55 0 0,0 0 0,00 126 48,84 130 50,39 4 1,55 111 43,02 13 5,04 0 0,0 0 0,0 128 49,61 258 100,0
11 WOLOMEZE NATARANDANG 0 0,00 0 0,0 4 5,80 5 7,25 9 13,04 2 2,90 45 65,22 13 18,84 0 0,0 0 0,0 60 86,96 69 100,0
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 22 12,57 0 0,0 2 1,14 30 17,14 54 30,86 0 0,00 91 52,00 30 17,14 0 0,0 0 0,0 121 69,14 175 100,0
13 RIUNG RIUNG 22 16,54 0 0,0 1 0,75 63 47,37 86 64,66 0 0,00 38 28,57 9 6,77 0 0,0 0 0,0 47 35,34 133 100,0
14 RAWANGKALO 0 0,00 0 0,0 0 0,00 10 38,46 10 38,46 1 3,85 11 42,31 4 15,38 0 0,0 0 0,0 16 61,54 26 100,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 92 4,48 0 0,0 46 2,24 628 30,59 766 37,31 33 1,61 979 47,69 275 13,40 0 0,0 0 0,0 1.287 62,69 2.053 100,0
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Kesehatan Keluarga Ibu dan Anak, Dinkes 2016
PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NON MKJP MKJP +
NON
MKJP
% MKJP
+ NON
MKJP
NO KECAMATAN PUSKESMAS
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
TABEL 36
JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PESERTA KB BARU
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 BAJAWA KOTA 2.861 176 6,15 1.245 43,52
2 0 SURISINA 1.564 86 5,50 889 56,84
3 AIMERE AIMERE 1.026 206 20,08 522 50,88
4 INERIE INERIE 832 65 7,81 313 37,62
5 JEREBUU WATUMANU 916 75 8,19 413 45,09
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 1.161 248 21,36 578 49,78
7 GOLEWA KOELODA 2.029 166 8,18 1.103 54,36
8 GOLEWA SELATAN LADJA 1.456 207 14,22 734 50,41
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 1.401 163 11,63 935 66,74
10 SOA WAEPANA 1.789 258 14,42 1.221 68,25
11 WOLOMEZE NATARANDANG 841 69 8,20 424 50,42
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 1.629 175 10,74 976 59,91
13 RIUNG RIUNG 1.653 133 8,05 841 50,88
14 RAWANGKALO 733 26 3,55 215 29,33
JUMLAH (KAB/KOTA) 19.891 2.053 10,32 10.409 52,33
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Kesehatan Keluarga Ibu dan Anak, Dinkes 2016
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
PESERTA KB AKTIFJUMLAH PUSNO KECAMATAN PUSKESMAS
TABEL 37
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BAJAWA KOTA 214 188 402 214 100,00 188 100,00 402 100,00 19 8,88 11 5,85 30 7,46
2 0 SURISINA 143 125 268 143 100,00 125 100,00 268 100,00 9 6,29 16 12,80 25 9,33
3 AIMERE AIMERE 103 80 183 103 100,00 80 100,00 183 100,00 5 4,85 2 2,50 7 3,83
4 INERIE INERIE 60 47 107 60 100,00 47 100,00 107 100,00 4 6,67 8 17,02 12 11,21
5 JEREBUU WATUMANU 55 60 115 55 100,00 60 100,00 115 100,00 2 3,64 0 0,00 2 1,74
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 101 101 202 101 100,00 101 100,00 202 100,00 7 6,93 1 0,99 8 3,96
7 GOLEWA KOELODA 163 145 308 163 100,00 145 100,00 308 100,00 11 6,75 10 6,90 21 6,82
8 GOLEWA SELATAN LADJA 105 107 212 105 100,00 107 100,00 212 100,00 4 3,81 2 1,87 6 2,83
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 87 73 160 87 100,00 73 100,00 160 100,00 8 9,20 5 6,85 13 8,13
10 SOA WAEPANA 103 108 211 103 100,00 108 100,00 211 100,00 5 4,85 5 4,63 10 4,74
11 WOLOMEZE NATARANDANG 61 55 116 61 100,00 55 100,00 116 100,00 2 3,28 5 9,09 7 6,03
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 82 78 160 82 100,00 78 100,00 160 100,00 2 2,44 2 2,56 4 2,50
13 RIUNG RIUNG 87 71 158 87 100,00 71 100,00 158 100,00 6 6,90 4 5,63 10 6,33
14 RAWANGKALO 42 55 97 42 100,00 55 100,00 97 100,00 2 4,76 0 0,00 2 2,06
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.406 1.293 2.699 1.406 100,00 1.293 100,00 2.699 100,00 86 6,12 71 5,49 157 5,82
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Kesehatan Keluarga Ibu dan Anak, Dinkes 2016
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
P LL + P L + P
BBLRJUMLAH LAHIR HIDUP
L
BAYI BARU LAHIR DITIMBANG
PNO KECAMATAN PUSKESMAS
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
TABEL 38
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BAJAWA KOTA 214 188 402 214 100,0 188 100,0 402 100,0 186 86,9 159 84,6 345 85,8
2 0 SURISINA 143 125 268 143 100,0 125 100,0 268 100,0 147 102,8 120 96,0 267 99,6
3 AIMERE AIMERE 103 80 183 103 100,0 80 100,0 183 100,0 98 95,1 78 97,5 176 96,2
4 INERIE INERIE 60 47 107 60 100,0 47 100,0 107 100,0 60 100,0 46 97,9 106 99,1
5 JEREBUU WATUMANU 55 60 115 55 100,0 60 100,0 115 100,0 47 85,5 53 88,3 100 87,0
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 101 101 202 101 100,0 101 100,0 202 100,0 92 91,1 103 102,0 195 96,5
7 GOLEWA KOELODA 163 145 308 163 100,0 145 100,0 308 100,0 157 96,3 146 100,7 303 98,4
8 GOLEWA SELATAN LADJA 105 107 212 105 100,0 107 100,0 212 100,0 100 95,2 105 98,1 205 96,7
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 87 73 160 87 100,0 73 100,0 160 100,0 81 93,1 76 104,1 157 98,1
10 SOA WAEPANA 103 108 211 103 100,0 108 100,0 211 100,0 109 105,8 113 104,6 222 105,2
11 WOLOMEZE NATARANDANG 61 55 116 61 100,0 55 100,0 116 100,0 63 103,3 46 83,6 109 94,0
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 82 78 160 80 97,6 75 96,2 155 96,9 63 76,8 59 75,6 122 76,3
13 RIUNG RIUNG 87 71 158 87 100,0 71 100,0 158 100,0 82 94,3 65 91,5 147 93,0
14 RAWANGKALO 42 55 97 42 100,0 55 100,0 97 100,0 35 83,3 53 96,4 88 90,7
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.406 1.293 2.699 1.404 99,9 1.290 99,8 2.694 99,8 1.320 93,9 1.222 94,5 2.542 94,2
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Kesehatan Keluarga Ibu dan Anak, Dinkes 2016
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
JUMLAH LAHIR HIDUPNO KECAMATAN PUSKESMAS P L + P
KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)
P L + PL
KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1)
L
TABEL 39
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BAJAWA KOTA 228 214 442 217 95,2 202 94,4 419 94,8
2 0 SURISINA 100 123 223 99 99,0 119 96,7 218 97,8
3 AIMERE AIMERE 51 52 103 51 100,0 51 98,1 102 99,0
4 INERIE INERIE 56 31 87 46 82,1 26 83,9 72 82,8
5 JEREBUU WATUMANU 45 55 100 42 93,3 53 96,4 95 95,0
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 85 74 159 83 97,6 71 95,9 154 96,9
7 GOLEWA KOELODA 133 123 256 131 98,5 118 95,9 249 97,3
8 GOLEWA SELATAN LADJA 69 90 159 69 100,0 89 98,9 158 99,4
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 85 75 160 82 96,5 74 98,7 156 97,5
10 SOA WAEPANA 109 126 235 109 100,0 122 96,8 231 98,3
11 WOLOMEZE NATARANDANG 53 41 94 51 96,2 41 100,0 92 97,9
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 49 54 103 48 98,0 41 75,9 89 86,4
13 RIUNG RIUNG 60 70 130 49 81,7 61 87,1 110 84,6
14 RAWANGKALO 38 41 79 37 97,4 40 97,6 77 97,5
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.161 1.169 2.330 1.114 96,0 1.108 94,8 2.222 95,36
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat, Dinkes 2016
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF
USIA 0-6 BULAN
L + P
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO KECAMATAN
JUMLAH BAYI
0-6 BULANPUSKESMASL P
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BAJAWA KOTA 248 244 492 224 90,32 217 88,93 441 89,63
2 0 SURISINA 121 133 254 113 93,39 125 93,98 238 93,70
3 AIMERE AIMERE 79 66 145 74 93,67 62 93,94 136 93,79
4 INERIE INERIE 56 43 99 56 100,00 43 100,00 99 100,00
5 JEREBUU WATUMANU 55 54 109 52 94,55 52 96,30 104 95,41
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 89 95 184 82 92,13 83 87,37 165 89,67
7 GOLEWA KOELODA 136 136 272 127 93,38 125 91,91 252 92,65
8 GOLEWA SELATAN LADJA 77 91 168 74 96,10 84 92,31 158 94,05
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 92 87 179 88 95,65 84 96,55 172 96,09
10 SOA WAEPANA 131 153 284 126 96,18 136 88,89 262 92,25
11 WOLOMEZE NATARANDANG 55 50 105 50 90,91 45 90,00 95 90,48
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 66 65 131 59 89,39 56 86,15 115 87,79
13 RIUNG RIUNG 64 80 144 56 87,50 72 90,00 128 88,89
14 RAWANGKALO 37 50 87 35 94,59 47 94,00 82 94,25
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.306 1.347 2.653 1.216 93,11 1.231 91,39 2.447 92,24
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat, Dinkes 2016
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
TABEL 40
P L + PLNO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH BAYI (29 HR-11 BLN)
PELAYANAN KESEHATAN BAYI
TABEL 41
1 2 3 4 5 6
1 BAJAWA KOTA 11 10 90,91
2 0 SURISINA 11 10 90,91
3 AIMERE AIMERE 10 9 90,00
4 INERIE INERIE 10 9 90,00
5 JEREBUU WATUMANU 12 10 83,33
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 10 9 90,00
7 GOLEWA KOELODA 16 16 100,00
8 GOLEWA SELATAN LADJA 12 10 83,33
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 11 11 100,00
10 SOA WAEPANA 14 13 92,86
11 WOLOMEZE NATARANDANG 8 8 100,00
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 10 7 70,00
13 RIUNG RIUNG 10 8 80,00
14 RAWANGKALO 6 6 100,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 151 136 90,07
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Pencegahan Pemberantasan Penyakit, Dinkes 2016
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
% DESA/KELURAHAN
UCINO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH
DESA/KELURAHAN
DESA/KELURAHAN
UCI
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
TABEL 42
CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BAJAWA KOTA 214 188 402 243 113,55 223 118,62 466 115,92 243 113,55 221 117,55 464 115,42
2 0 SURISINA 143 125 268 122 85,31 143 114,40 265 98,88 127 88,81 130 104,00 257 95,90
3 AIMERE AIMERE 103 80 183 79 76,70 80 100,00 159 86,89 88 85,44 75 93,75 163 89,07
4 INERIE INERIE 60 47 107 57 95,00 47 100,00 104 97,20 51 85,00 42 89,36 93 86,92
5 JEREBUU WATUMANU 55 60 115 53 96,36 54 90,00 107 93,04 51 92,73 48 80,00 99 86,09
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 101 101 202 98 97,03 101 100,00 199 98,51 89 88,12 101 100,00 190 94,06
7 GOLEWA KOELODA 163 145 308 151 92,64 134 92,41 285 92,53 152 93,25 121 83,45 273 88,64
8 GOLEWA SELATAN LADJA 105 107 212 98 93,33 97 90,65 195 91,98 99 94,29 93 86,92 192 90,57
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 87 73 160 76 87,36 79 108,22 155 96,88 67 77,01 73 100,00 140 87,50
10 SOA WAEPANA 103 108 211 98 95,15 81 75,00 179 84,83 91 88,35 89 82,41 180 85,31
11 WOLOMEZE NATARANDANG 61 55 116 61 100,00 64 116,36 125 107,76 57 93,44 54 98,18 111 95,69
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 82 78 160 79 96,34 61 78,21 140 87,50 57 69,51 81 103,85 138 86,25
13 RIUNG RIUNG 87 71 158 79 90,80 86 121,13 165 104,43 77 88,51 84 118,31 161 101,90
14 RAWANGKALO 42 55 97 40 95,24 45 81,82 85 87,63 45 107,14 41 74,55 86 88,66
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.406 1.293 2.699 1.334 94,88 1.295 100,15 2.629 97,41 1.294 92,03 1.253 96,91 2.547 94,37
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Pencegahan Pemberantasan Penyakit, Dinkes 2016
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
L + P L P L + PNO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH LAHIR HIDUP
L P
BCGHb < 7 hari
BAYI DIIMUNISASI
TABEL 43
BAYI DIIMUNISASI
CAMPAK IMUNISASI DASAR LENGKAP
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 BAJAWA KOTA 214 188 402 237 110,75 221 117,55 458 113,93 231 107,94 210 111,70 441 109,70 216 100,93 229 121,81 445 110,70 216 100,93 229 121,81 445 110,70
2 0 SURISINA 143 125 268 113 79,02 136 108,80 249 92,91 124 86,71 124 99,20 248 92,54 84 58,74 125 100,00 209 77,99 84 58,74 125 100,00 209 77,99
3 AIMERE AIMERE 103 80 183 88 85,44 75 93,75 163 89,07 93 90,29 73 91,25 166 90,71 87 84,47 82 102,50 169 92,35 87 84,47 82 102,50 169 92,35
4 INERIE INERIE 60 47 107 50 83,33 46 97,87 96 89,72 56 93,33 46 97,87 102 95,33 47 78,33 38 80,85 85 79,44 47 78,33 38 80,85 85 79,44
5 JEREBUU WATUMANU 55 60 115 37 67,27 46 76,67 83 72,17 39 70,91 44 73,33 83 72,17 47 85,45 42 70,00 89 77,39 47 85,45 42 70,00 89 77,39
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 101 101 202 89 88,12 79 78,22 168 83,17 88 87,13 75 74,26 163 80,69 75 74,26 68 67,33 143 70,79 75 74,26 68 67,33 143 70,79
7 GOLEWA KOELODA 163 145 308 99 60,74 87 60,00 186 60,39 102 62,58 87 60,00 189 61,36 106 65,03 98 67,59 204 66,23 106 65,03 98 67,59 204 66,23
8 GOLEWA SELATAN LADJA 105 107 212 99 94,29 95 88,79 194 91,51 99 94,29 95 88,79 194 91,51 89 84,76 97 90,65 186 87,74 89 84,76 97 90,65 186 87,74
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 87 73 160 86 98,85 72 98,63 158 98,75 84 96,55 73 100,00 157 98,13 89 102,30 94 128,77 183 114,38 89 102,30 94 128,77 183 114,38
10 SOA WAEPANA 103 108 211 83 80,58 89 82,41 172 81,52 106 102,91 123 113,89 229 108,53 127 123,30 139 128,70 266 126,07 127 123,30 139 128,70 266 126,07
11 WOLOMEZE NATARANDANG 61 55 116 52 85,25 59 107,27 111 95,69 43 70,49 47 85,45 90 77,59 46 75,41 43 78,18 89 76,72 46 75,41 43 78,18 89 76,72
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 82 78 160 72 87,80 64 82,05 136 85,00 38 46,34 41 52,56 79 49,38 59 71,95 62 79,49 121 75,63 59 71,95 62 79,49 121 75,63
13 RIUNG RIUNG 87 71 158 78 89,66 89 125,35 167 105,70 54 62,07 81 114,08 135 85,44 58 66,67 76 107,04 134 84,81 58 66,67 76 107,04 134 84,81
14 RAWANGKALO 42 55 97 36 85,71 46 83,64 82 84,54 42 100,00 46 83,64 88 90,72 32 76,19 49 89,09 81 83,51 32 76,19 49 89,09 81 83,51
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.406 1.293 2.699 1.219 86,70 1.204 93,12 2.423 89,77 1.199 85,28 1.165 90,10 2.364 87,59 1.162 82,65 1.242 96,06 2.404 89,07 1.162 82,65 1.242 96,06 2.404 89,07
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Pencegahan Pemberantasan Penyakit, Dinkes 2016
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
P L + PL P L + PL + P L P L + P L PNO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH BAYI LAHIR
HIDUP
(SURVIVING INFANT)
DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 POLIO 4a
L
TABEL 44
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
BALITA (6-59 BULAN)
L P L+P SƷ % S % S % L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 BAJAWA KOTA 126 144 270 126 100,00 144 100,00 270 100,00 879 824 1.703 879 100,00 824 100,00 1.703 100,00 1.005 968 1.973 1.005 100,00 968 100,00 1.973 100,00
2 0 SURISINA 56 72 128 56 100,00 72 100,00 128 100,00 408 404 812 408 100,00 404 100,00 812 100,00 464 476 940 464 100,00 476 100,00 940 100,00
3 AIMERE AIMERE 33 27 60 28 84,85 26 96,30 54 90,00 272 202 474 272 100,00 202 100,00 474 100,00 305 229 534 300 98,36 228 99,56 528 98,88
4 INERIE INERIE 23 14 37 23 100,00 14 100,00 37 100,00 253 227 480 253 100,00 227 100,00 480 100,00 276 241 517 276 100,00 241 100,00 517 100,00
5 JEREBUU WATUMANU 28 26 54 28 100,00 26 100,00 54 100,00 247 215 462 247 100,00 215 100,00 462 100,00 275 241 516 275 100,00 241 100,00 516 100,00
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 55 58 113 55 100,00 58 100,00 113 100,00 344 333 677 344 100,00 333 100,00 677 100,00 399 391 790 399 100,00 391 100,00 790 100,00
7 GOLEWA KOELODA 80 74 154 80 100,00 74 100,00 154 100,00 408 404 812 408 100,00 404 100,00 812 100,00 488 478 966 488 100,00 478 100,00 966 100,00
8 GOLEWA SELATAN LADJA 29 45 74 29 100,00 45 100,00 74 100,00 357 346 703 357 100,00 346 100,00 703 100,00 386 391 777 386 100,00 391 100,00 777 100,00
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 57 57 114 57 100,00 57 100,00 114 100,00 333 322 655 313 93,99 322 100,00 635 96,95 390 379 769 390 100,00 379 100,00 769 100,00
10 SOA WAEPANA 127 159 286 127 100,00 159 100,00 286 100,00 439 474 913 403 91,80 447 94,30 850 93,10 566 633 1.199 566 100,00 606 95,73 1.172 97,75
11 WOLOMEZE NATARANDANG 31 22 53 31 100,00 22 100,00 53 100,00 261 267 528 261 100,00 267 100,00 528 100,00 292 289 581 292 100,00 289 100,00 581 100,00
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 48 35 83 48 100,00 30 85,71 78 93,98 338 293 631 338 100,00 293 100,00 631 100,00 386 328 714 386 100,00 323 98,48 709 99,30
13 RIUNG RIUNG 27 51 78 27 100,00 51 100,00 78 100,00 323 328 651 323 100,00 328 100,00 651 100,00 350 379 729 350 100,00 379 100,00 729 100,00
14 RAWANGKALO 22 32 54 22 100,00 31 96,88 53 98,15 180 204 384 177 98,33 203 99,51 380 98,96 202 236 438 202 100,00 234 99,15 436 99,54
JUMLAH (KAB/KOTA) 742 816 1.558 737 99,33 809 99,14 1.546 99,23 5.042 4.843 9.885 4.983 98,83 4.815 99,42 9.798 99,12 5.784 5.659 11.443 5.779 99,91 5.624 99,38 11.403 99,65
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat, Dinkes 2016
Keterangan :
- Cakupan tahunan vitamin A untuk bayi 6-11 bulan menggunakan penjumlahan data bulan Februari dan Agustus.
- Cakupan tahunan Vitamin A untuk anak balita 12-59 bulan menggunakan data terendah antara bulan Februari dan Agustus.
- Cakupan vitamin A untuk balita 6-59 bulan adalah proporsi bayi 6-11 bulan ditambah proporsi anak balita 12-59 bulan yg mendapat 1 kapsul vitamin A pada periode 6 bulan terhadap jumlah seluruh balita 6-59 bulan yang ada di suatu wilayah pada periode tertentu x 100%.
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
NO KECAMATAN PUSKESMASL + P
JUMLAH BAYIMENDAPAT VIT A
JUMLAH P
MENDAPAT VIT A
LL PL + PJUMLAH
L + P
MENDAPAT VIT A
PL
BAYI 6-11 BULAN (vitamin A biru) ANAK BALITA (12-59 BULAN) (vitamin A merah)
TABEL 45
JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLA
H% JUMLA
H% JUMLA
H%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BAJAWA KOTA 500 514 1.014 384 377 761 76,80 73,35 75,05 1 0,26 1 0,27 2 0,26
2 0 SURISINA 251 259 510 232 240 472 92,43 92,66 92,55 1 0,43 3 1,25 4 0,85
3 AIMERE AIMERE 173 137 310 156 124 280 90,17 90,51 90,32 1 0,64 1 0,81 2 0,71
4 INERIE INERIE 120 106 226 120 105 225 100,00 99,06 99,56 0 0,00 1 0,95 1 0,44
5 JEREBUU WATUMANU 119 113 232 110 108 218 92,44 95,58 93,97 0 0,00 1 0,93 1 0,46
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 198 184 382 177 154 331 89,39 83,70 86,65 2 1,13 1 0,65 3 0,91
7 GOLEWA KOELODA 286 302 588 258 262 520 90,21 86,75 88,44 2 0,78 1 0,38 3 0,58
8 GOLEWA SELATAN LADJA 176 194 370 161 174 335 91,48 89,69 90,54 2 1,24 2 1,15 4 1,19
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 187 163 350 175 154 329 93,58 94,48 94,00 4 2,29 1 0,65 5 1,52
10 SOA WAEPANA 255 288 543 223 243 466 87,45 84,38 85,82 1 0,45 3 1,23 4 0,86
11 WOLOMEZE NATARANDANG 133 126 259 114 107 221 85,71 84,92 85,33 4 3,51 2 1,87 6 2,71
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 144 137 281 121 112 233 84,03 81,75 82,92 1 0,83 1 0,89 2 0,86
13 RIUNG RIUNG 154 168 322 133 149 282 86,36 88,69 87,58 3 2,26 4 2,68 7 2,48
14 RAWANGKALO 82 105 187 73 90 163 89,02 85,71 87,17 1 1,37 1 1,11 2 1,23
JUMLAH (KAB/KOTA) 2.778 2.796 5.574 2.437 2.399 4.836 87,72 85,80 86,76 23 0,94 23 0,96 46 0,95
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat, Dinkes 2016
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
NO KECAMATAN PUSKESMAS
ANAK 0-23 BULAN (BADUTA)
JUMLAH BADUTA
DILAPORKAN (S)
DITIMBANG BGM
JUMLAH (D) % (D/S) L P L+P
TABEL 46
ANAK BALITA (12-59 BULAN)
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BAJAWA KOTA 826 787 1.613 465 56,30 459 58,32 924 57,28
2 0 SURISINA 454 424 878 391 86,12 381 89,86 772 87,93
3 AIMERE AIMERE 351 271 622 296 84,33 232 85,61 528 84,89
4 INERIE INERIE 253 226 479 244 96,44 218 96,46 462 96,45
5 JEREBUU WATUMANU 246 209 455 227 92,28 194 92,82 421 92,53
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 354 327 681 285 80,51 261 79,82 546 80,18
7 GOLEWA KOELODA 551 541 1.092 462 83,85 438 80,96 900 82,42
8 GOLEWA SELATAN LADJA 383 367 750 335 87,47 322 87,74 657 87,60
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 333 319 652 294 88,29 293 91,85 587 90,03
10 SOA WAEPANA 461 480 941 342 74,19 359 74,79 701 74,50
11 WOLOMEZE NATARANDANG 267 269 536 208 77,90 215 79,93 423 78,92
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 298 271 569 237 79,53 214 78,97 451 79,26
13 RIUNG RIUNG 342 322 664 299 87,43 286 88,82 585 88,10
14 RAWANGKALO 177 197 374 154 87,01 168 85,28 322 86,10
JUMLAH (KAB/KOTA) 5.296 5.010 10.306 4.239 80,04 4.040 80,64 8.279 80,33
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat, Dinkes 2016
CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
P L + P
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)
LNO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
TABEL 47
JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 BAJAWA KOTA 1.074 1.031 2.105 689 676 1.365 64,15 65,57 64,85 1 0,15 2 0,30 3 0,22
2 0 SURISINA 575 557 1.132 505 506 1.011 87,83 90,84 89,31 4 0,79 7 1,38 11 1,09
3 AIMERE AIMERE 430 337 767 370 294 664 86,05 87,24 86,57 7 1,89 6 2,04 13 1,96
4 INERIE INERIE 309 269 578 302 263 565 97,73 97,77 97,75 1 0,33 1 0,38 2 0,35
5 JEREBUU WATUMANU 302 262 564 278 247 525 92,05 94,27 93,09 2 0,72 2 0,81 4 0,76
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 443 422 865 367 344 711 82,84 81,52 82,20 4 1,09 3 0,87 7 0,98
7 GOLEWA KOELODA 687 677 1.364 589 564 1.153 85,74 83,31 84,53 3 0,51 3 0,53 6 0,52
8 GOLEWA SELATAN LADJA 460 457 917 409 406 815 88,91 88,84 88,88 5 1,22 5 1,23 10 1,23
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 424 406 830 382 376 758 90,09 92,61 91,33 9 2,36 6 1,60 15 1,98
10 SOA WAEPANA 592 633 1.225 467 495 962 78,89 78,20 78,53 4 0,86 5 1,01 9 0,94
11 WOLOMEZE NATARANDANG 323 319 642 258 259 517 79,88 81,19 80,53 11 4,26 9 3,47 20 3,87
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 364 336 700 296 270 566 81,32 80,36 80,86 2 0,68 4 1,48 6 1,06
13 RIUNG RIUNG 406 402 808 354 358 712 87,19 89,05 88,12 10 2,82 11 3,07 21 2,95
14 RAWANGKALO 214 247 461 189 215 404 88,32 87,04 87,64 5 2,65 4 1,86 9 2,23
JUMLAH (KAB/KOTA) 6.603 6.355 12.958 5.455 5.273 10.728 82,61 82,97 82,79 68 1,25 68 1,29 136 1,27
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat, Dinkes 2016
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH BALITA
DILAPORKAN (S)
BALITA
L+P
BGM
L P
DITIMBANG
JUMLAH (D) % (D/S)
TABEL 48
CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KASUS BALITA GIZI BURUK
L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BAJAWA KOTA 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
2 0 SURISINA 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
3 AIMERE AIMERE 3 2 5 3 100,00 2 100,0 5 100,00
4 INERIE INERIE 0 1 1 0 #DIV/0! 1 100,0 1 100,00
5 JEREBUU WATUMANU 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 1 0 1 1 100,00 0 #DIV/0! 1 100,00
7 GOLEWA KOELODA 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
8 GOLEWA SELATAN LADJA 1 0 1 1 100,00 0 #DIV/0! 1 100,00
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
10 SOA WAEPANA 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
11 WOLOMEZE NATARANDANG 0 1 1 0 #DIV/0! 1 100,0 1 100,00
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 1 0 1 1 100,00 0 #DIV/0! 1 100,00
13 RIUNG RIUNG 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
14 RAWANGKALO 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 6 4 10 6 100,00 4 100,0 10 100,00
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat, Dinkes 2016
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
P L + P
MENDAPAT PERAWATANNO KECAMATAN PUSKESMAS
LJUMLAH DITEMUKAN
TABEL 49
MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 BAJAWA KOTA 254 259 513 231 90,9 234 90,3 465 90,6 15 15 100,00
2 0 SURISINA 168 136 304 153 91,1 121 89,0 274 90,1 12 12 100,00
3 AIMERE AIMERE 128 104 232 119 93,0 100 96,2 219 94,4 12 12 100,00
4 INERIE INERIE 127 82 209 100 78,7 60 73,2 160 76,6 12 12 100,00
5 JEREBUU WATUMANU 101 101 202 98 97,0 94 93,1 192 95,0 11 11 100,00
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 114 101 215 114 100,0 101 100,0 215 100,0 11 11 100,00
7 GOLEWA KOELODA 188 175 363 169 89,9 161 92,0 330 90,9 17 17 100,00
8 GOLEWA SELATAN LADJA 145 122 267 145 100,0 122 100,0 267 100,0 14 14 100,00
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 134 104 238 134 100,0 104 100,0 238 100,0 14 14 100,00
10 SOA WAEPANA 144 147 291 144 100,0 147 100,0 291 100,0 14 14 100,00
11 WOLOMEZE NATARANDANG 74 81 155 74 100,0 77 95,1 151 97,4 10 10 100,00
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 111 114 225 99 89,2 101 88,6 200 88,9 17 17 100,00
13 RIUNG RIUNG 111 104 215 111 100,0 104 100,0 215 100,0 14 14 100,00
14 RAWANGKALO 68 60 128 67 98,5 53 88,3 120 93,8 9 9 100,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.867 1.690 3.557 1.758 94,16 1.579 93,43 3.337 93,82 182 182 100,00
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 94,16 93,43 93,82
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus, Dinkes 2016
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)
L P L + P
SD DAN SETINGKAT
JUMLAH
MENDAPAT
PELAYANAN
KESEHATAN
(PENJARINGAN)
%
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
TABEL 50
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
TUMPATAN GIGI
TETAP
PENCABUTAN GIGI
TETAP
RASIO TUMPATAN/
PENCABUTAN1 2 3 4 5 6
1 BAJAWA KOTA 17 271 0,06
2 0 SURISINA 47 181 0,26
3 AIMERE AIMERE 169 114 1,48
4 INERIE INERIE 2 36 0,06
5 JEREBUU WATUMANU 41 50 0,82
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 0 0 #DIV/0!
7 GOLEWA KOELODA 65 24 2,71
8 GOLEWA SELATAN LADJA 85 120 0,71
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 0 0 #DIV/0!
10 SOA WAEPANA 34 96 0,35
11 WOLOMEZE NATARANDANG 0 0 #DIV/0!
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 0 0 #DIV/0!
13 RIUNG RIUNG 0 137 0,00
14 RAWANGKALO 0 0 #DIV/0!
15 BAJAWA RSUD 88 239 0,37
JUMLAH (KAB/ KOTA) 548 1.268 0,43
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus, Dinkes 2016
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
NO PUSKESMASKECAMATAN
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
TABEL 51
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L P L + P L % P % L + P % L P L + P L % P % L + P %
1 2 3 4 5 6,00 7 8,00 9 10 11 12 13,00 14 15,00 16 17,00 18 19 20 21 22,00 23 24,00 25 26,00
1 BAJAWA KOTA 15 0 0,00 15 100,00 1.680 1.706 3.386 1.592 94,76 1.551 90,91 3.143 92,82 131 149 280 56 42,75 113 75,84 169 60,36
2 0 SURISINA 12 12 100,00 12 100,00 1.100 1.000 2.100 1.080 98,18 981 98,10 2.061 98,14 733 734 1.467 93 12,69 76 10,35 169 11,52
3 AIMERE AIMERE 12 12 100,00 12 100,00 773 699 1.472 756 97,80 697 99,71 1.453 98,71 193 174 367 157 81,35 137 78,74 294 80,11
4 INERIE INERIE 12 12 100,00 12 100,00 480 419 899 441 91,88 381 90,93 822 91,43 127 89 216 124 97,64 87 97,75 211 97,69
5 JEREBUU WATUMANU 11 11 100,00 11 100,00 567 548 1.115 113 19,93 86 15,69 199 17,85 108 81 189 108 100,00 81 100,00 189 100,00
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 11 0 0,00 0 0,00 618 624 1.242 - 0,00 - 0,00 - 0,00 - - - - #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
7 GOLEWA KOELODA 17 17 100,00 17 100,00 1.168 1.108 2.276 610 52,23 598 53,97 1.208 53,08 358 332 690 92 25,70 107 32,23 199 28,84
8 GOLEWA SELATAN LADJA 14 14 100,00 14 100,00 895 890 1.785 895 100,00 890 100,00 1.785 100,00 280 372 652 130 46,43 120 32,26 250 38,34
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 14 14 100,00 14 100,00 635 962 1.597 635 100,00 962 100,00 1.597 100,00 - - - - #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
10 SOA WAEPANA 14 14 100,00 14 100,00 1.058 960 2.018 1.009 95,37 917 95,52 1.926 95,44 318 270 588 318 100,00 270 100,00 588 100,00
11 WOLOMEZE NATARANDANG 10 10 100,00 10 100,00 408 428 836 397 97,30 420 98,13 817 97,73 - - - - #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 17 0 0,00 0 0,00 - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! - - - - #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
13 RIUNG RIUNG 14 14 100,00 14 100,00 694 654 1.348 694 100,00 654 100,00 1.348 100,00 265 202 467 265 100,00 202 100,00 467 100,00
14 RAWANGKALO 9 0 0,00 0 0,00 - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0! - - - - #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/ KOTA) 182 130 71,43 145 79,67 10.076 9.998 20.074 8.222 81,60 8.137 81,39 16.359 81,49 2.513 2.403 4.916 1.343 53,44 1.193 49,65 2.536 51,59
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus, Dinkes 2016
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
%
MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATANNO PUSKESMASKECAMATAN
JUMLAH MURID SD/MI
UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH
JUMLAH
SD/MI
JUMLAH
SD/MI DGN
SIKAT GIGI
MASSAL
JUMLAH
SD/MI
MENDAPAT
YAN. GIGI
%
TABEL 52
L P L+P L % P % L+P %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 BAJAWA KOTA 495 571 1.066 444 89,70 450 78,81 894 83,86
2 0 SURISINA 345 715 1.060 345 100,00 715 100,00 1.060 100,00
3 AIMERE AIMERE 371 391 762 67 18,06 39 9,97 106 13,91
4 INERIE INERIE 476 716 1.192 189 39,71 323 45,11 512 42,95
5 JEREBUU WATUMANU 381 438 819 115 30,18 148 33,79 263 32,11
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 790 809 1.599 440 55,70 529 65,39 969 60,60
7 GOLEWA KOELODA 417 423 840 125 29,98 99 23,40 224 26,67
8 GOLEWA SELATAN LADJA 374 420 794 265 70,86 255 60,71 520 65,49
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 341 365 706 68 19,94 71 19,45 139 19,69
10 SOA WAEPANA 439 481 920 210 47,84 325 67,57 535 58,15
11 WOLOMEZE NATARANDANG 260 256 516 236 90,77 215 83,98 451 87,40
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 371 438 809 138 37,20 166 37,90 304 37,58
13 RIUNG RIUNG 508 539 1.047 148 29,13 141 26,16 289 27,60
14 RAWANGKALO 242 277 519 165 68,18 182 65,70 347 66,86
JUMLAH (KAB/KOTA) 5.810 6.839 12.649 2.955 50,86 3.658 53,49 6.613 52,28
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Kesehatan Keluarga Ibu dan Anak, Dinkes 2016
JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
USILA (60TAHUN+)
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO KECAMATAN PUSKESMAS
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
TABEL 53
%
L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8
1 Jaminan Kesehatan Nasional 76.771 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
1.1 Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 57.029 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
1.2 PBI APBD - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
1.3 Pekerja Penerima Upah (PPU) 14.930 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
1.4 Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)/Mandiri 4.812 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
1.5 Bukan Pekerja (BP) - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
2 Jamkesda 86.000 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
3 Asuransi Swasta - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
4 Asuransi Perusahaan - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 162.771 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Sumber :
BPJS, 2016
Seksi Jamkesmas, Dinkes 2016
CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN
NO JENIS JAMINAN KESEHATAN
PESERTA JAMINAN KESEHATAN
JUMLAH
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
TABEL 54
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KOTA 1.685 2.813 4.498 0 0 0 0 0 0
2 SURISINA 3.297 4.496 7.793 0 0 0 0 0 0
3 AIMERE 867 1.500 2.367 154 190 344 0 0 0
4 INERIE 918 1.417 2.335 0 0 0 0 0 0
5 WATUMANU 1.105 1.880 2.985 0 0 0 0 0 0
6 MANGULEWA 1.417 2.299 3.716 0 0 0 0 0 0
7 KOELODA 1.614 2.569 4.183 79 227 306 0 0 0
8 LADJA 2.850 3.912 6.762 0 0 0 0 0 0
9 WATUKAPU 526 855 1.381 0 0 0 0 0 0
10 WAEPANA 102 740 842 188 183 371 0 0 0
11 NATARANDANG 3.216 4.870 8.086 0 0 0 0 0 0
12 MARONGGELA 629 801 1.430 6 8 14 2 0 2
13 RIUNG 2.872 3.689 6.561 135 263 398 0 0 0
14 RAWANGKALO 1.206 1.793 2.999 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH I 22.304 33.634 55.938 562 871 1.433 2 0 2
1 RSUD BAJAWA 8.472 13.078 21.550 2.492 4.733 7.225 0 0 0
SUB JUMLAH II 8.472 13.078 21.550 2.492 4.733 7.225 0 0 0
1 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0
2 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0
3 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0
4 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0
SUB JUMLAH III 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 30.776 46.712 77.488 3.054 5.604 8.658 2 0 2
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 81.665 83.708 165.373 81.665 83.708 165.373
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 37,69 55,80 46,86 3,74 6,69 5,24
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Khusus, Dinkes 2016
RSUD Bajawa, 2016
NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
TABEL 55
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 RSUD BAJAWA 106 2.480 4.794 7.274 104 103 207 69 67 136 41,9 21,5 28,5 27,8 14,0 18,7
106 2.480 4.794 7.274 104 103 207 69 67 136 41,9 21,5 28,5 27,8 14,0 18,7
RSUD Bajawa, 2016
Keterangan : a termasuk rumah sakit swasta
Sumber :
JUMLAH
TEMPAT TIDUR
ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
KABUPATEN/KOTA
GDR NDRPASIEN KELUAR MATI PASIEN KELUAR
(HIDUP + MATI)
PASIEN KELUAR MATI
≥ 48 JAM DIRAWATNONAMA RUMAH
SAKITa
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
TABEL 56
INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT
NONAMA RUMAH
SAKITa
JUMLAH
TEMPAT TIDUR
PASIEN KELUAR
(HIDUP + MATI)
JUMLAH HARI
PERAWATAN
JUMLAH LAMA
DIRAWATBOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 RSUD BAJAWA 106 7.274 22.174 22.313 57,31 68,62 2,27 3,07
106 7.274 22.174 22.313 57,31 68,62 2,27 3,07
Sumber :
RSUD Bajawa, 2016
Keterangan : a termasuk rumah sakit swasta
KABUPATEN/KOTA
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
JUMLAHJUMLAH
DIPANTAU% DIPANTAU
JUMLAH
BER- PHBS % BER- PHBS
1 2 3 4 5 6 7 8
1 BAJAWA KOTA 8.696 3.530 40,59 2.987 84,62
2 0 SURISINA 2.765 2.033 73,53 1.722 84,70
3 AIMERE AIMERE 1.980 1.980 100,00 1.610 81,31
4 INERIE INERIE 1.721 1.709 99,30 1.527 89,35
5 JEREBUU WATUMANU 1.368 1.368 100,00 1.172 85,67
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 2.019 2.019 100,00 1.551 76,82
7 GOLEWA KOELODA 2.995 2.995 100,00 298 9,95
8 GOLEWA SELATAN LADJA 1.797 1.797 100,00 1.270 70,67
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 2.055 2.055 100,00 834 40,58
10 SOA WAEPANA 2.602 2.226 85,55 1.184 53,19
11 WOLOMEZE NATARANDANG 1.151 1.151 100,00 487 42,31
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 1.505 1.505 100,00 971 64,52
13 RIUNG RIUNG 2.438 2.363 96,92 1.417 59,97
14 RAWANGKALO 1.166 1.166 100,00 953 81,73
34.258 27.897 81,43 17.983 64,46
Profil Puskesmas, 2016
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber :
Seksi Jamkesmas, Dinkes 2016
RUMAH TANGGA
TABEL 57
NO KECAMATAN PUSKESMAS
PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 BAJAWA KOTA 4.208 3.581 85,10 627 0 0,00 0 #DIV/0! 3.581 85,10
2 0 SURISINA 2.374 1.736 73,13 638 0 0,00 0 #DIV/0! 1.736 73,13
3 AIMERE AIMERE 1.966 1.603 81,54 363 127 34,99 54 42,52 1.657 84,28
4 INERIE INERIE 1.600 1.230 76,88 370 370 100,00 370 100,00 1.600 100,00
5 JEREBUU WATUMANU 1.368 1.064 77,78 304 304 100,00 108 35,53 1.172 85,67
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 2.019 1.451 71,87 568 0 0,00 0 #DIV/0! 1.451 71,87
7 GOLEWA KOELODA 2.874 1.841 64,06 1.033 1.033 100,00 1033 100,00 2.874 100,00
8 GOLEWA SELATAN LADJA 2.226 1.983 89,08 243 243 100,00 0 0,00 1.983 89,08
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 1.860 691 37,15 1.169 0 0 0 #DIV/0! 691 37,15
10 SOA WAEPANA 2.753 2.085 75,74 668 668 100,00 37 5,54 2.122 77,08
11 WOLOMEZE NATARANDANG 1.151 718 62,38 433 433 100,00 0 0,00 718 62,38
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 1.624 1.253 77,16 371 371 100 39 10,51 1.292 79,56
13 RIUNG RIUNG 2.014 1.465 72,74 549 48 8,74 48 100,00 1.513 75,12
14 RAWANGKALO 1.166 357 30,62 809 0 0,00 0 #DIV/0! 357 30,62
JUMLAH (KAB/KOTA) 29.203 21.058 72,11 8.145 3.597 44,16 1.689 46,96 22.747 77,89
Profil Puskesmas, 2016
Sumber :
Seksi Penyehatan Lingkungan, Dinkes 2016
2015
TABEL 58
RUMAH MEMENUHI SYARAT
(RUMAH SEHAT)
PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
RUMAH MEMENUHI SYARAT
(RUMAH SEHAT)
JUMLAH
RUMAH YANG
BELUM
MEMENUHI
SYARAT
RUMAH DIBINARUMAH DIBINA MEMENUHI
SYARAT
2016
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH
SELURUH
RUMAH
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
TABEL 59
JU
ML
AH
SA
RA
NA
JU
ML
AH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
ML
AH
SA
RA
NA
JU
ML
AH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
ML
AH
SA
RA
NA
JU
ML
AH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
ML
AH
SA
RA
NA
JU
ML
AH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
ML
AH
SA
RA
NA
JU
ML
AH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
ML
AH
SA
RA
NA
JU
ML
AH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
ML
AH
SA
RA
NA
JU
ML
AH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 BAJAWA KOTA 26.693 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 12 887 12 887 15 25.964 15 25.964 26.851 100,59
2 0 SURISINA 13.778 - - - - - - - - - - - - - - - - 9 1.783 9 1.783 517 4.213 488 4.066 1.014 7.885 964 7.649 13.498 97,97
3 AIMERE AIMERE 10.426 346 1.931 257 1.108 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 901 8.144 901 8.144 9.252 88,74
4 INERIE INERIE 8.477 2 30 - - - - - - - - - - - - - - 1 48 1 240 - - - - 923 4.615 840 4.200 4.440 52,38
5 JEREBUU WATUMANU 7.590 - - - - - - - - - - - - - - - - 26 7.648 26 7.648 - - - - - - - - 7.648 100,76
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 11.470 - - - - - - - - 3 530 2 530 - - - - 5 251 2 175 547 6.130 527 5.898 125 4.298 114 4.214 10.817 94,31
7 GOLEWA KOELODA 19.069 - - - - - - - - - - - - - - - - 2 415 1 100 8 90 8 90 914 1.637 914 1.637 1.827 9,58
8 GOLEWA SELATAN LADJA 12.138 4 50 2 25 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 935 2.677 901 2.500 2.525 20,80
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 9.810 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 0,00
10 SOA WAEPANA 13.680 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 2.508 12.759 2.507 12.704 12.704 92,87
11 WOLOMEZE NATARANDANG 6.391 6 88 3 45 - - - - - - - - - - - - - - - - 1 12 1 12 134 5.191 109 4.224 4.281 66,98
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 9.263 40 333 31 251 - - - - - - - - - - - - 25 287 17 212 - - - - 70 647 63 574 1.037 11,20
13 RIUNG RIUNG 11.102 301 5.916 162 4.599 - - - - 35 322 35 322 21 445 21 399 - - - - - - - - 750 3.117 750 2.871 8.191 73,78
14 RAWANGKALO 5.486 - - - - - - - - - - - - - - - - 8 5.486 8 5.486 3 17 3 17 - - - - 5.503 100,31
165.373 699 8.348 455 6.028 - - - - 38 852 37 852 21 445 21 399 76 15.918 64 15.644 1.088 11.349 1.039 10.970 8.289 76.934 8.078 74.681 108.574 65,65
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
MEMENUHI SYARAT
PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM)
JU
ML
AH
SA
RA
NA
MEMENUHI SYARAT
PENAMPUNGAN AIR HUJAN
JU
ML
AH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
ML
AH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
ML
AH
SA
RA
NA
JU
ML
AH
SA
RA
NA
MEMENUHI SYARAT
MATA AIR TERLINDUNG
JU
ML
AH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
SUMUR GALI TERLINDUNG SUMUR GALI DENGAN POMPA SUMUR BOR DENGAN POMPA
NO MEMENUHI
SYARAT
MEMENUHI
SYARATKECAMATAN PUSKESMAS PENDUDUK
JU
ML
AH
SA
RA
NA
JU
ML
AH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
ML
AH
SA
RA
NA
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Penyehatan Lingkungan, Dinkes 2016
JUMLAH (KAB/KOTA)
PENDUDUK
DENGAN AKSES
BERKELANJUTAN
TERHADAP AIR
MINUM LAYAK
JU
MLA
H
%
BUKAN JARINGAN PERPIPAAN
JU
ML
AH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
ML
AH
SA
RA
NA
MEMENUHI
SYARAT
JU
ML
AH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
ML
AH
SA
RA
NA
MEMENUHI
SYARAT
TERMINAL AIR
JU
ML
AH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
TABEL 60
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7
1 BAJAWA KOTA 28 0 0 #DIV/0!
2 0 SURISINA 1 8 4 50,00
3 AIMERE AIMERE 1 18 6 33,33
4 INERIE INERIE 1 43 18 41,86
5 JEREBUU WATUMANU 1 0 0 #DIV/0!
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 1 12 6 50,00
7 GOLEWA KOELODA 1 15 8 53,33
8 GOLEWA SELATAN LADJA 11 43 10 23,26
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 1 15 6 40,00
10 SOA WAEPANA 1 16 6 37,50
11 WOLOMEZE NATARANDANG 8 0 0 #DIV/0!
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 1 29 15 51,72
13 RIUNG RIUNG 1 20 12 60,00
14 RAWANGKALO 1 0 0 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 58 219 91 41,55
Seksi Penyehatan Lingkungan, Dinkes 2016
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
JUMLAH SAMPEL
DIPERIKSA
MEMENUHI SYARAT
(FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN KIMIA)NO KECAMATAN
JUMLAH
PENYELENGGARA
AIR MINUM
PUSKESMAS
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
TABEL 61
JU
ML
AH
SA
RA
NA
JU
ML
AH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
% P
EN
DU
DU
K
PE
NG
GU
NA
JU
ML
AH
SA
RA
NA
JU
ML
AH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
% P
EN
DU
DU
K
PE
NG
GU
NA
JU
ML
AH
SA
RA
NA
JU
ML
AH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
% P
EN
DU
DU
K
PE
NG
GU
NA
JU
ML
AH
SA
RA
NA
JU
ML
AH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
% P
EN
DU
DU
K
PE
NG
GU
NA
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 BAJAWA KOTA 26.693 0 0 0 0 #DIV/0! 4.184 25.740 4.117 26.593 103,31 57 224 34 132 58,93 10 38 0 0 0,00 26.725 100,12
2 0 SURISINA 13.778 0 0 0 0 #DIV/0! 1.336 8.965 1.101 8.013 89,38 652 4.816 199 2.693 55,92 0 0 0 0 #DIV/0! 10.706 77,70
3 AIMERE AIMERE 10.426 0 0 0 0 #DIV/0! 1.302 7.409 1.302 7.409 100,00 370 2.419 248 1.752 72,43 0 0 0 0 #DIV/0! 9.161 87,87
4 INERIE INERIE 8.477 0 0 0 0 #DIV/0! 1.251 6.220 1.189 5.712 91,83 195 1.195 118 810 67,78 0 0 0 0 #DIV/0! 6.522 76,94
5 JEREBUU WATUMANU 7.590 0 0 0 0 #DIV/0! 1.245 7.648 1.164 6.817 89,13 179 796 168 650 81,66 0 0 0 0 #DIV/0! 7.467 98,38
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 11.470 0 0 0 0 #DIV/0! 826 5.821 711 5.553 95,40 827 5.388 561 4.980 0,00 0 0 0 #DIV/0! 10.533 91,83
7 GOLEWA KOELODA 19.069 0 0 0 0 #DIV/0! 2.196 15.561 1.447 10.286 66,10 438 2.719 26 130 4,78 0 0 0 0 #DIV/0! 10.416 54,62
8 GOLEWA SELATAN LADJA 12.138 0 0 0 0 #DIV/0! 1.799 6.890 1.799 6.890 100,00 221 3.750 221 3.750 100,00 47 760 0 0 0,00 10.640 87,66
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 9.810 0 0 0 0 #DIV/0! - - - - #DIV/0! - - - - #DIV/0! - - - - #DIV/0! - 0,00
10 SOA WAEPANA 13.680 0 0 0 0 #DIV/0! 1.311 6.874 1.155 5.923 86,17 942 5.008 807 4.097 81,81 90 304 0 0 0,00 10.020 73,25
11 WOLOMEZE NATARANDANG 6.391 0 0 0 0 #DIV/0! 376 1.868 368 1.802 96,47 499 2.786 316 1.906 68,41 0 0 0 0 #DIV/0! 3.708 58,02
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 9.263 0 0 0 0 #DIV/0! 1.371 5.588 965 3.928 70,29 87 426 30 158 37,09 27 125 0 0 0,00 4.086 44,11
13 RIUNG RIUNG 11.102 0 0 0 0 #DIV/0! 1.411 7.555 1.375 7.500 99,27 184 1.207 184 1.207 100,00 14 338 0 0 0,00 8.707 78,43
14 RAWANGKALO 5.486 0 0 0 0 #DIV/0! 550 2.401 550 2.401 100,00 468 2.340 468 2.340 100,00 61 103 0 0 0,00 4.741 86,42
JUMLAH (KAB/KOTA) 165.373 0 0 0 0 #DIV/0! 19.158 108.540 17.243 98.827 91,05 5.119 33.074 3.380 24.605 74,39 249 1668 0 0 0,00 123.432 74,64
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
JU
ML
AH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
ML
AH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
ML
AH
SA
RA
NA
MEMENUHI SYARAT
PENDUDUK
DENGAN AKSES
SANITASI LAYAK
(JAMBAN SEHAT)
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JENIS SARANA JAMBAN
LEHER ANGSA PLENGSENGAN CEMPLUNG
JU
ML
AH
PE
ND
UD
UK
KOMUNAL
MEMENUHI SYARAT
JU
ML
AH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
MEMENUHI SYARAT
JU
ML
AH
SA
RA
NA
JU
ML
AH
PE
ND
UD
UK
PE
NG
GU
NA
JU
ML
AH
SA
RA
NA
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Penyehatan Lingkungan, Dinkes 2016
MEMENUHI SYARAT
JU
ML
AH
SA
RA
NA
TABEL 62
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 BAJAWA KOTA 11 0 0,00 0 0,00 0 0,00
2 0 SURISINA 11 0 0,00 0 0,00 0 0,00
3 AIMERE AIMERE 10 10 100,00 10 100,00 10 100,00
4 INERIE INERIE 10 10 100,00 0 0,00 0 0,00
5 JEREBUU WATUMANU 12 12 100,00 0 0,00 0 0,00
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 10 0 0,00 0 0,00 0 0,00
7 GOLEWA KOELODA 16 16 100,00 0 0,00 0 0,00
8 GOLEWA SELATAN LADJA 12 12 100,00 12 100,00 12 100,00
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 11 11 100,00 0 0,00 0 0,00
10 SOA WAEPANA 14 14 100,00 0 0,00 0 0,00
11 WOLOMEZE NATARANDANG 8 2 25,00 0 0,00 0 0,00
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 10 0 0,00 0 0,00 0 0,00
13 RIUNG RIUNG 10 10 100,00 10 100,00 10 100,00
14 RAWANGKALO 6 6 100,00 6 100,00 6 100,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 151 103 68,21 38 25,17 38 25,17
DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
KECAMATAN DESA STBMNO DESA MELAKSANAKAN
STBM
SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)
DESA STOP BABS
(SBS)
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
PUSKESMASJUMLAH DESA/
KELURAHAN
Seksi Penyehatan Lingkungan, Dinkes 2016
TABEL 63
SD
SLT
P
SLT
A
PU
SK
ES
MA
S
RU
MA
H
SA
KIT
UM
UM
BIN
TA
NG
NO
N
BIN
TA
NG
JU
MLA
H
%
JU
MLA
H
%
JU
MLA
H
%
JU
MLA
H
%
JU
MLA
H
%
JU
MLA
H
%
JU
MLA
H
%
JU
MLA
H
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 BAJAWA KOTA 15 6 4 1 1 0 15 42 15 100,00 6 100,00 4 100,00 1 100,00 1 100,00 0 #DIV/0! 15 100,00 42 100,00
2 0 SURISINA 12 3 1 1 0 0 0 17 12 100,00 3 100,00 1 100,00 1 100,00 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 17 100,00
3 AIMERE AIMERE 12 4 3 1 0 0 3 23 12 100,00 4 100,00 3 100,00 1 100,00 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 2 66,67 22 95,65
4 INERIE INERIE 13 3 1 1 0 0 0 18 12 92,31 2 66,67 1 100,00 1 100,00 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 16 88,89
5 JEREBUU WATUMANU 11 4 1 1 0 0 0 17 11 100,00 4 100,00 1 100,00 0 - 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 16 94,12
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 11 3 2 1 0 0 0 17 11 100,00 2 66,67 2 100,00 1 100,00 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 16 94,12
7 GOLEWA KOELODA 17 7 4 1 0 0 0 29 15 88,24 7 100,00 2 50,00 1 100,00 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 25 86,21
8 GOLEWA SELATAN LADJA 14 6 1 1 0 0 0 22 14 100,00 4 66,67 0 - 1 100,00 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 19 86,36
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 14 4 1 1 0 0 0 20 12 85,71 4 100,00 1 100,00 1 100,00 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 18 90,00
10 SOA WAEPANA 26 5 1 1 0 0 0 33 24 92,31 5 100,00 1 100,00 1 100,00 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 31 93,94
11 WOLOMEZE NATARANDANG 11 4 1 1 0 0 0 17 8 72,73 4 100,00 0 - 1 100,00 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 13 76,47
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 17 5 1 1 0 0 0 24 15 88,24 5 100,00 1 100,00 1 100,00 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 22 91,67
13 RIUNG RIUNG 13 6 4 1 0 0 11 35 13 100,00 5 83,33 4 100,00 1 100,00 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 11 100,00 34 97,14
14 RAWANGKALO 9 4 0 1 0 0 0 14 9 100,00 4 100,00 0 #DIV/0! 1 100,00 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 14 100,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 195 64 25 14 1 0 29 328 183 93,85 59 92,19 21 84,00 13 92,86 1 100,00 0 #DIV/0! 28 96,55 305 92,99
SD
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
NON BINTANGSLTA BINTANG
YANG ADA
JU
MLA
H T
TU
SARANA
KESEHATANHOTEL
SLTP
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Penyehatan Lingkungan, Dinkes 2016
PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
TEMPAT-TEMPAT UMUM
NO KECAMATAN PUSKESMAS
SARANA PENDIDIKANTEMPAT-TEMPAT
UMUM
MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
SARANA KESEHATAN
PUSKESMASRUMAH SAKIT
UMUM
HOTELSARANA PENDIDIKAN
TABEL 64
JASA BOGA
RUMAH
MAKAN/
RESTORAN
DEPOT AIR
MINUM
(DAM)
MAKANAN
JAJANANTOTAL % JASA BOGA
RUMAH
MAKAN/
RESTORAN
DEPOT AIR
MINUM
(DAM)
MAKANAN
JAJANANTOTAL %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 BAJAWA KOTA 64 0 50 4 0 54 84,38 0 10 0 0 10 15,63
2 0 SURISINA 13 0 0 0 0 0 0,00 2 3 0 8 13 100,00
3 AIMERE AIMERE 8 0 4 1 2 7 87,50 0 1 0 0 1 12,50
4 INERIE INERIE 1 0 0 0 0 0 0,00 1 0 0 0 1 100,00
5 JEREBUU WATUMANU 1 0 0 0 0 0 0,00 1 0 0 0 1 100,00
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 3 0 3 0 0 3 100,00 0 0 0 0 0 0,00
7 GOLEWA KOELODA 55 0 9 0 45 54 98,18 0 1 0 0 1 1,82
8 GOLEWA SELATAN LADJA 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 0 0 #DIV/0!
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 0 0 #DIV/0!
10 SOA WAEPANA 10 0 2 0 0 2 20,00 0 8 0 0 8 80,00
11 WOLOMEZE NATARANDANG 1 0 1 0 0 1 100,00 0 0 0 0 0 0,00
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 5 0 2 0 1 3 60,00 0 1 0 1 2 40,00
13 RIUNG RIUNG 31 12 14 2 3 31 100,00 0 0 0 0 0 0,00
14 RAWANGKALO 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 0 0 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 192 12 85 7 51 155 80,73 4 24 0 9 37 19,27
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI
NO PUSKESMASJUMLAH
TPM
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Penyehatan Lingkungan, Dinkes 2016
KECAMATAN
TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
TABEL 65
JA
SA
BO
GA
RU
MA
H M
AK
AN
/ R
ES
TO
RA
N
DE
PO
T A
IR M
INU
M (
DA
M)
MA
KA
NA
N J
AJA
NA
N
TO
TA
L
JA
SA
BO
GA
RU
MA
H M
AK
AN
/ R
ES
TO
RA
N
DE
PO
T A
IR M
INU
M (
DA
M)
MA
KA
NA
N J
AJA
NA
N
TO
TA
L
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 BAJAWA KOTA 10 0 0 0 0 0 0,00 54 0 0 0 0 0 0,00
2 0 SURISINA 13 2 3 0 8 13 100,00 0 0 0 0 0 0 #DIV/0!
3 AIMERE AIMERE 1 0 1 0 0 1 100,00 7 0 0 0 0 0 0,00
4 INERIE INERIE 1 1 0 0 0 1 100,00 0 0 0 0 0 0 #DIV/0!
5 JEREBUU WATUMANU 1 1 0 0 0 1 100,00 0 0 0 0 0 0 #DIV/0!
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! 3 0 0 0 0 0 0,00
7 GOLEWA KOELODA 1 0 1 0 0 1 100,00 54 0 0 0 0 0 0,00
8 GOLEWA SELATAN LADJA 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 0 0 0 #DIV/0!
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 0 0 0 #DIV/0!
10 SOA WAEPANA 8 0 8 0 0 8 100,00 2 0 0 0 0 0 0,00
11 WOLOMEZE NATARANDANG 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! 1 0 0 0 0 0 0,00
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 2 0 0 0 0 0 0,00 3 0 0 0 0 0 0,00
13 RIUNG RIUNG 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! 31 0 0 0 0 0 0,00
14 RAWANGKALO 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 0 0 0 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 37 4 13 0 8 25 67,57 155 0 0 0 0 0 0,00
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Penyehatan Lingkungan, Dinkes 2016
% T
PM
DIB
INA
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK
JU
ML
AH
TP
M M
EM
EN
UH
I S
YA
RA
T
HIG
IEN
E S
AN
ITA
SI
NO KECAMATAN
JUMLAH TPM DIBINA JUMLAH TPM DIUJI PETIK
JU
ML
AH
TP
M T
IDA
K M
EM
EN
UH
I S
YA
RA
T
PUSKESMAS
% T
PM
DIU
JI P
ET
IK
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
TABEL 66
NO NAMA OBATSATUAN
TERKECILKEBUTUHAN
TOTAL
PENGGUNAANSISA STOK
JUMLAH
OBAT/VAKSIN
PERSENTASE
KETERSEDIAAN
OBAT/VAKSIN
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Alopurinol tablet 100 mg tablet - - - 0 #DIV/0!
2 Aminofilin tablet 200 mg tablet 25.900 2.600 23.300 25900 100,00
3 Aminofilin injeksi 24 mg/ml tablet - 13 1.470 1483 #DIV/0!
4 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) tablet - 100 400 500 #DIV/0!
5 Amoksisilin kapsul 250 mg kapsul - 178.300 8.300 186600 #DIV/0!
6 Amoksisilin kaplet 500 mg kaplet 573.000 349.900 473.900 823800 143,77
7 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg botol - 4.631 - 4631 #DIV/0!
8 Metampiron tablet 500 mg tablet - - - 0 #DIV/0!
9 Metampiron injeksi 250 mg ampul - 990 - 990 #DIV/0!
10Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium Hidroksida 200 mg
+ Magnesium Hidroksida 200 mgtablet - 135.100 279.300 414400 #DIV/0!
11Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g + polimiksin
10.000 IU/gtube 1.300 124 1.176 1300 100,00
12Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg +
Heksaklorofen 250 mgsupp 1.200 90 1.110 1200 100,00
13 Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam Salisilat 3% pot 400 73 403 476 119,00
14 Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg tablet - - - 0 #DIV/0!
15Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg + Levodopa 250
mgtablet - - - 0 #DIV/0!
16 Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen vial 1.200 704 1.034 1738 144,83
17 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg tablet 25.000 550.000 319.000 869000 3476,00
18 Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet - 300 1.600 1900 #DIV/0!
19 Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) tablet - 26.200 - 26200 #DIV/0!
20 Atropin sulfat tablet 0,5 mg tablet - - 100 100 #DIV/0!
21 Atropin tetes mata 0,5% botol - - - 0 #DIV/0!
22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) ampul - - - 0 #DIV/0!
23 Betametason krim 0,1 % krim 1.200 1.882 1.643 3525 293,75
24 Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml ampul - 920 4.060 4980 #DIV/0!
25 Deksametason tablet 0,5 mg tablet 258.000 199.600 190.800 390400 151,32
26 Dekstran 70-larutan infus 6% steril botol - 100 - 100 #DIV/0!
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
NO NAMA OBATSATUAN
TERKECILKEBUTUHAN
TOTAL
PENGGUNAANSISA STOK
JUMLAH
OBAT/VAKSIN
PERSENTASE
KETERSEDIAAN
OBAT/VAKSIN
1 2 3 4 5 6 7 8
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) botol - - - 0 #DIV/0!
28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) tablet - - - 0 #DIV/0!
29 Diazepam Injeksi 5mg/ml ampul 150 44 128 172 114,67
30 Diazepam tablet 2 mg tablet 2.000 1.200 9.600 10800 540,00
31 Diazepam tablet 5 mg tablet - - - 0 #DIV/0!
32 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) ampul - 645 2.005 2650 #DIV/0!
33 Diagoksin tablet 0,25 mg tablet - 500 300 800 #DIV/0!
34 Efedrin tablet 25 mg (HCL) tablet - - - 0 #DIV/0!
35 Ekstrks belladona tablet 10 mg tablet - - - 0 #DIV/0!
36 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) ampul - 159 490 649 #DIV/0!
37 Etakridin larutan 0,1% botol 458 439 409 848 185,15
38 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul - - - 0 #DIV/0!
39 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul - 50 60 110 #DIV/0!
40 Fenobarbital tablet 30 mg tablet 20.000 4.600 25.400 30000 150,00
41 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet - - - 0 #DIV/0!
42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet - - - 0 #DIV/0!
43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol 200 - 2.380 2380 1190,00
44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul 510 1.468 1.732 3200 627,45
45 Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg tablet 8.800 1.000 7.800 8800 100,00
46 Furosemid tablet 40 mg tablet 2.200 2.900 2.300 5200 236,36
47 Gameksan lotion 1 % botol - - - 0 #DIV/0!
48Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium klorida 0,30 g,
Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g sach - 17.300 9.650 26950 #DIV/0!
49 Gentian Violet Larutan 1 % botol 1.000 174 945 1119 111,90
50 Glibenklamida tablet 5 mg tablet - 3.900 21.000 24900 #DIV/0!
51 Gliseril Gualakolat tablet 100 mg tablet 700.000 157.000 633.000 790000 112,86
52 Gliserin botol 100 2 98 100 100,00
53 Glukosa larutan infus 5% botol 100 137 188 325 325,00
NO NAMA OBATSATUAN
TERKECILKEBUTUHAN
TOTAL
PENGGUNAANSISA STOK
JUMLAH
OBAT/VAKSIN
PERSENTASE
KETERSEDIAAN
OBAT/VAKSIN
1 2 3 4 5 6 7 8
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
54 Glukosa larutan infus 10% botol 240 2 418 420 175,00
55 Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) ampul - - - 0 #DIV/0!
56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet 14.700 7.100 13.100 20200 137,41
57 Haloperidol tablet 0,5 mg tablet - 1.100 - 1100 #DIV/0!
58 Haloperidol tablet 1,5 mg tablet - - - 0 #DIV/0!
59 Haloperidol tablet 5 mg tablet - - - 0 #DIV/0!
60 Hidroklorotiazida tablet 25 mg tablet - 4.000 88.000 92000 #DIV/0!
61 Hidrkortison krim 2,5% tube 1.400 1.281 1.806 3087 220,50
62 Ibuprofen tablet 200 mg tablet - 77.200 46.400 123600 #DIV/0!
63 Ibuprofen tablet 400 mg tablet 49.000 - 49.000 49000 100,00
64 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg tablet - 1.200 600 1800 #DIV/0!
65 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet - 140.800 - 140800 #DIV/0!
66 Kaptopril tablet 12,5 mg tablet - 12.700 - 12700 #DIV/0!
67 Kaptopril tablet 25 mg tablet - 51.300 10.600 61900 #DIV/0!
68 Karbamazepim tablet 200 mg tablet - - - 0 #DIV/0!
69 Ketamin Injeksi 10 mg/ml vial - - - 0 #DIV/0!
70 Klofazimin kapsul 100 mg microzine kapsul - - - 0 #DIV/0!
71 Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul - 27.360 1.800 29160 #DIV/0!
72 Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol 1.550 925 1.166 2091 134,90
73 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg tablet 693.000 275.100 624.700 899800 129,84
74 Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) ampul - - - 0 #DIV/0!
75 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) ampul - - - 0 #DIV/0!
76 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 4.000 - 4.000 4000 100,00
77 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) tablet - 1.700 200 1900 #DIV/0!
78 Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg + Sulfadoxin 500 mg tablet - 500 1.300 1800 #DIV/0!
79Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg +
Trimetoprim 40 mg/ 5 mlbotol 2.800 53.140 3.060 56200 2007,14
80Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi : Sulfametoksazol 400 mg,
Trimetoprim 80 mgtablet 38.500 56.200 44.600 100800 261,82
NO NAMA OBATSATUAN
TERKECILKEBUTUHAN
TOTAL
PENGGUNAANSISA STOK
JUMLAH
OBAT/VAKSIN
PERSENTASE
KETERSEDIAAN
OBAT/VAKSIN
1 2 3 4 5 6 7 8
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
81Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi : Sulfametoksazol 100 mg,
Trimetoprim 20 mgtablet 31.300 16.000 34.800 50800 162,30
82 Kuinin (kina) tablet 200 mg tablet - - - 0 #DIV/0!
83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml ampul - - - 0 #DIV/0!
84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml vial 9.400 4.193 8.078 12271 130,54
85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml vial - 521 - 521 #DIV/0!
86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml vial - 29 139 168 #DIV/0!
87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram sach - - - 0 #DIV/0!
88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml botol - - - 0 #DIV/0!
89 Mebendazol tablet 100 mg tablet - - - 0 #DIV/0!
90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125 mg tablet 11.700 12.400 11.900 24300 207,69
91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml ampul - 840 880 1720 #DIV/0!
92 Metronidazol tablet 250 mg tablet 28.000 10.400 17.600 28000 100,00
93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet - - - 0 #DIV/0!
94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol - - - 0 #DIV/0!
95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol 2.620 4.885 2.445 7330 279,77
96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul - - - 0 #DIV/0!
97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g tablet 300 - 400 400 133,33
98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g tablet - 2.100 2.000 4100 #DIV/0!
99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol - 2.564 4.536 7100 #DIV/0!
100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube - 2.115 6.191 8306 #DIV/0!
101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial - 1.226 742 1968 #DIV/0!
102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampul 8.800 1.835 7.165 9000 102,27
103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol 4.714 7.834 4.055 11889 252,21
104 Paracetamol tablet 100 mg tablet - - - 0 #DIV/0!
105 Paracetamol tablet 500 mg tablet - 340.600 340.600 681200 #DIV/0!
106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol - - - 0 #DIV/0!
107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet - 3.800 124.100 127900 #DIV/0!
NO NAMA OBATSATUAN
TERKECILKEBUTUHAN
TOTAL
PENGGUNAANSISA STOK
JUMLAH
OBAT/VAKSIN
PERSENTASE
KETERSEDIAAN
OBAT/VAKSIN
1 2 3 4 5 6 7 8
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet 143.000 75.800 127.200 203000 141,96
109 Povidon Iodida larutan 10 % botol 1.000 1.426 808 2234 223,40
110 Povidon Iodida larutan 10 % botol 200 425 418 843 421,50
111 Prednison tablet 5 mg tablet - 19.000 19.000 38000 #DIV/0!
112 Primakuin tablet 15 mg tablet - 500 22.800 23300 #DIV/0!
113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet - 2.000 - 2000 #DIV/0!
114 Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet 1.300 1.000 1.300 2300 176,92
115 Reserpin tablet 0,10 mg tablet - - - 0 #DIV/0!
116 Reserpin tablet 0,25 mg tablet - - - 0 #DIV/0!
117 Ringer Laktat larutan infus botol 10.200 6.040 8.120 14160 138,82
118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap 4% tube - 118 515 633 #DIV/0!
119 Salisil bedak 2% kotak 580 969 833 1802 310,69
120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial - 22 - 22 #DIV/0!
121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial - - - 0 #DIV/0!
122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) vial - - - 0 #DIV/0!
123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) ampul 20 42 14 56 280,00
124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) vial - - - 0 #DIV/0!
125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg ampul - 6.195 10.475 16670 #DIV/0!
126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol - - - 0 #DIV/0!
127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% botol - - - 0 #DIV/0!
128 Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul 4.200 21.100 8.900 30000 714,29
129 Tetrasiklin kapsul 500 mg kapsul 80.000 27.900 78.500 106400 133,00
130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ampul 2.900 240 2.660 2900 100,00
131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) tablet - 122.000 415.000 537000 #DIV/0!
132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp ampul - - - 0 #DIV/0!
133 Triheksifenidil tablet 2 mg tablet - 2.190 2.000 4190 #DIV/0!
134 Vaksin Rabies Vero vial 3.396 2.251 1.328 3579 105,39
NO NAMA OBATSATUAN
TERKECILKEBUTUHAN
TOTAL
PENGGUNAANSISA STOK
JUMLAH
OBAT/VAKSIN
PERSENTASE
KETERSEDIAAN
OBAT/VAKSIN
1 2 3 4 5 6 7 8
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
135 Vitamin B Kompleks tablet tablet 100.000 361.100 351.800 712900 712,9
VAKSIN - - - 0
136 BCG vial 3.000 1.201 2.699 3900 130,00
137 T T vial 400 1.365 285 1650 412,50
138 D T vial 1.340 1.090 340 1430 106,72
139 CAMPAK 10 Dosis vial 3.000 1.575 2.895 4470 149,00
140 POLIO 10 Dosis vial 4.992 5.277 1.135 6412 128,45
141 DPT-HB vial 4.400 3.035 2.595 5630 127,95
142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial 3.300 300 3.000 3300 100,00
143 POLIO 20 Dosis vial - - - 0 #DIV/0!
144 CAMPAK 20 Dosis vial - - - 0 #DIV/0!
Sumber :Seksi Farmasi dan Perbekalan, Dinkes 2016
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 RUMAH SAKIT UMUM 0 0 1 0 0 0 1
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0 0 0 0 0
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 0 0 5 0 0 0 5
- JUMLAH TEMPAT TIDUR 0 0 45 0 0 0 45
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 0 0 9 0 0 0 9
3 PUSKESMAS KELILING 3 0 14 0 0 0 17
4 PUSKESMAS PEMBANTU 0 0 33 0 0 0 33
1 RUMAH BERSALIN 0 0 0 0 0 0 0
2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 0 0 0 0 0 3 3
3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 0 0 0 0 0 0 0
4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 0 0 0 0 0 16 16
5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 0
6 BANK DARAH RUMAH SAKIT 0 0 0 0 0 0 0
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN
TABEL 67
SARANA PELAYANAN LAIN
NO FASILITAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
PEMILIKAN/PENGELOLA
7 UNIT TRANSFUSI DARAH 0 0 1 0 0 0 1
1 INDUSTRI FARMASI 0 0 0 0 0 0 0
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 0
3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 0
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 0 0 0 0 0 0 0
5 PEDAGANG BESAR FARMASI 0 0 0 0 0 0 0
6 APOTEK 0 0 0 0 0 6 6
7 TOKO OBAT 0 0 0 0 0 1 1
8 PENYALUR ALAT KESEHATAN 0 0 0 0 0 0 0
Seksi Diklat, Registrasi dan Akreditasi, Dinkes 2016
Sumber :
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I
JUMLAH %
1 2 3 4 5
1 RUMAH SAKIT UMUM 1 1 100,00
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 1 1 100,00
Sumber :
RSUD Bajawa, 2016
TABEL 68
PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
TABEL 69
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 BAJAWA KOTA 0 0,00 19 73,08 7 26,92 0 0,00 26 7 26,92
2 0 SURISINA 0 0,00 1 3,57 27 96,43 0 0,00 28 27 96,43
3 AIMERE AIMERE 6 28,57 8 38,10 7 33,33 0 0,00 21 7 33,33
4 INERIE INERIE 4 25,00 6 37,50 5 31,25 1 6,25 16 6 37,50
5 JEREBUU WATUMANU 0 0,00 14 73,68 3 15,79 2 10,53 19 5 26,32
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 25 100,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 25 0 0,00
7 GOLEWA KOELODA 3 9,09 14 42,42 16 48,48 0 0,00 33 16 48,48
8 GOLEWA SELATAN LADJA 0 0,00 0 0,00 29 100,00 0 0,00 29 29 100,00
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 0 0,00 8 28,57 20 71,43 0 0,00 28 20 71,43
10 SOA WAEPANA 0 0,00 0 0,00 21 100,00 0 0,00 21 21 100,00
11 WOLOMEZE NATARANDANG 1 6,25 5 31,25 10 62,50 0 0,00 16 10 62,50
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 3 9,38 18 56,25 11 34,38 0 0,00 32 11 34,38
13 RIUNG RIUNG 0 0,00 11 33,33 18 54,55 4 12,12 33 22 66,67
14 RAWANGKALO 0 0,00 2 11,76 15 88,24 0 0,00 17 15 88,24
42 12,21 106 30,81 189 54,94 7 2,03 344 196 56,98
#DIV/0! rasio posyandu tidak dapat dihitung karna
jumlah bayi 0-4 thn dari BPS tidak ada.Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Seksi Jamkesmas, Dinkes 2016
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
MADYA PURNAMA MANDIRIPOSYANDU AKTIF
NO KECAMATAN PUSKESMAS
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
JUMLAH
STRATA POSYANDU
PRATAMA
TABEL 70
TAMBAHAN
POSKESDES POLINDES POSBINDU PUSTU
1 2 3 4 5 6 7 8
1 BAJAWA KOTA 11 0 5 0 0
2 0 SURISINA 11 3 2 1 2
3 AIMERE AIMERE 10 2 3 2 3
4 INERIE INERIE 10 4 3 0 2
5 JEREBUU WATUMANU 12 3 4 0 2
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 10 3 4 0 2
7 GOLEWA KOELODA 16 3 4 0 4
8 GOLEWA SELATAN LADJA 12 5 4 0 2
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 11 3 2 0 6
10 SOA WAEPANA 14 3 2 1 1
11 WOLOMEZE NATARANDANG 8 2 2 0 1
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 10 3 3 0 2
13 RIUNG RIUNG 10 1 3 0 4
14 RAWANGKALO 6 2 1 0 2
JUMLAH (KAB/KOTA) 151 37 42 4 33
JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS DESA/
KELURAHAN
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
TABEL 71
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 BAJAWA KOTA 11 2 0 0 0 2 18,18
2 0 SURISINA 11 7 0 0 0 7 63,64
3 AIMERE AIMERE 10 6 0 0 0 6 60,00
4 INERIE INERIE 10 6 0 0 0 6 60,00
5 JEREBUU WATUMANU 12 8 0 0 0 8 66,67
6 GOLEWA BARAT MANGULEWA 10 3 0 0 0 3 30,00
7 GOLEWA KOELODA 16 8 0 0 0 8 50,00
8 GOLEWA SELATAN LADJA 12 6 0 0 0 6 50,00
9 BAJAWA UTARA WATUKAPU 11 11 0 0 0 11 100,00
10 SOA WAEPANA 14 8 0 0 0 8 57,14
11 WOLOMEZE NATARANDANG 8 6 0 0 0 6 75,00
12 RIUNG BARAT MARONGGELA 10 5 0 0 0 5 50,00
13 RIUNG RIUNG 10 4 0 0 0 4 40,00
14 RAWANGKALO 6 1 0 0 0 1 16,67
151 81 0 0 0 81 53,64
JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH DESA/
KELURAHAN
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
JUMLAH (KAB/KOTA)
DESA/KELURAHAN SIAGA
Seksi Jamkesmas, Dinkes 2016
TABEL 72
DR SPESIALIS a DOKTER UMUM
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 KOTA 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1
2 SURISINA 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 AIMERE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 INERIE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 WATUMANU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 MANGULEWA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 KOELODA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 LADJA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 WATUKAPU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 WAEPANA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1
11 NATARANDANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 MARONGGELA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 RIUNG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1
14 RAWANGKALO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 DINAS KESEHATAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 0 0 0 0 2 2 0 2 2 3 1 4 0 0 0 3 1 4
1 RSUD BAJAWA 4 1 5 2 1 3 6 2 8 0 1 1 0 0 0 0 1 1
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 4 1 5 2 1 3 6 2 8 0 1 1 0 0 0 0 1 1
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 4 1 5 2 3 5 6 4 10 3 2 5 0 0 0 3 2 5
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 3,02 3,02 6,05 3,02 0,00 3,02
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Bagian Umum dan Kepegawaian, Dinkes 2016
RSUD Bajawa, 2016
DOKTER
GIGI SPESIALIS TOTAL
JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN
TOTAL DOKTER GIGI NO UNIT KERJA
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
TABEL 73
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 KOTA 11 2 13 15 0 4 4
2 SURISINA 7 3 14 17 0 1 1
3 AIMERE 9 4 15 19 0 2 2
4 INERIE 5 2 4 6 0 1 1
5 WATUMANU 6 3 5 8 2 0 2
6 MANGULEWA 5 2 7 9 1 0 1
7 KOELODA 11 3 17 20 0 4 4
8 LADJA 6 2 8 10 0 1 1
9 WATUKAPU 2 1 8 9 0 1 1
10 WAEPANA 10 3 17 20 1 3 4
11 NATARANDANG 4 2 5 7 0 1 1
12 MARONGGELA 3 2 3 5 1 0 1
13 RIUNG 5 2 9 11 0 2 2
14 RAWANGKALO 2 1 1 2 0 0 0
15 DINAS KESEHATAN 4 0 3 3 0 1 1
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 90 32 129 161 5 21 26
1 RSUD BAJAWA 30 11 111 122 3 4 7
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 30 43 240 283 3 4 7
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 120 75 369 444 8 25 33
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 72,56 268,48 19,95
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Bagian Umum dan Kepegawaian, Dinkes 2016
RSUD Bajawa, 2016
JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJAPERAWAT GIGI
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
BIDANPERAWAT
a
TABEL 74
L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KOTA 0 1 1 0 0 0 0 1 1
2 SURISINA 0 1 1 0 1 1 0 2 2
3 AIMERE 1 1 2 0 1 1 1 2 3
4 INERIE 0 1 1 0 0 0 0 1 1
5 WATUMANU 0 1 1 0 0 0 0 1 1
6 MANGULEWA 0 1 1 0 0 0 0 1 1
7 KOELODA 0 2 2 0 0 0 0 2 2
8 LADJA 1 0 1 0 0 0 1 0 1
9 WATUKAPU 0 1 1 0 0 0 0 1 1
10 WAEPANA 0 2 2 0 0 0 0 2 2
11 NATARANDANG 0 1 1 0 0 0 0 1 1
12 MARONGGELA 0 1 1 0 0 0 0 1 1
13 RIUNG 1 0 1 0 1 1 1 1 2
14 RAWANGKALO 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 DINAS KESEHATAN 0 2 2 1 2 3 1 4 5
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 3 15 18 1 5 6 4 20 24
1 RSUD BAJAWA 1 10 11 0 4 4 1 14 15
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 10 11 0 4 4 1 14 15
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 4 25 29 1 9 10 5 34 39
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 17,54 6,05 23,58
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Bagian Umum dan Kepegawaian, Dinkes 2016
RSUD Bajawa, 2016
TENAGA TEKNIS KEFARMASIANa APOTEKER
JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJATOTAL
TENAGA KEFARMASIAN
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
TABEL 75
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
1 KOTA 1 2 3 0 2 2
2 SURISINA 0 0 0 0 2 2
3 AIMERE 0 4 4 2 0 2
4 INERIE 0 1 1 0 1 1
5 WATUMANU 0 1 1 0 2 2
6 MANGULEWA 0 0 0 1 1 2
7 KOELODA 2 3 5 0 1 1
8 LADJA 1 0 1 0 1 1
9 WATUKAPU 0 1 1 1 0 1
10 WAEPANA 0 2 2 1 1 2
11 NATARANDANG 0 1 1 1 1 2
12 MARONGGELA 0 1 1 1 0 1
13 RIUNG 1 0 1 1 0 1
14 RAWANGKALO 0 0 0 0 0 0
15 DINAS KESEHATAN 8 5 13 4 1 5
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 13 21 34 12 13 25
1 RSUD BAJAWA 1 6 7 2 3 5
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 6 7 2 3 5
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 14 27 41 14 16 30
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 24,79 18,14
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Bagian Umum dan Kepegawaian, Dinkes 2016
RSUD Bajawa, 2016
0
Keterangan : a termasuk tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga biostatistik dan kependudukan,
tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, epidemiolog kesehatanb termasuk tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan
KESEHATAN MASYARAKATa
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
KESEHATAN LINGKUNGANb
TABEL 76
NUTRISIONIS DIETISIEN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KOTA 0 1 1 0 0 0 0 1 1
2 SURISINA 0 1 1 0 0 0 0 1 1
3 AIMERE 0 1 1 0 0 0 0 1 1
4 INERIE 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 WATUMANU 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 MANGULEWA 1 0 1 0 0 0 1 0 1
7 KOELODA 0 1 1 0 0 0 0 1 1
8 LADJA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 WATUKAPU 0 1 1 0 0 0 0 1 1
10 WAEPANA 1 0 1 0 0 0 1 0 1
11 NATARANDANG 0 1 1 0 0 0 0 1 1
12 MARONGGELA 0 1 1 0 0 0 0 1 1
13 RIUNG 0 1 1 0 0 0 0 1 1
14 RAWANGKALO 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 DINAS KESEHATAN 1 1 2 0 0 0 1 1 2
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 3 9 12 0 0 0 3 9 12
1 RSUD BAJAWA 7 0 7 0 0 0 7 0 7
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 7 0 7 0 0 0 7 0 7
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 10 9 19 0 0 0 10 9 19
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 11,49
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Bagian Umum dan Kepegawaian, Dinkes 2016
RSUD Bajawa, 2016
TOTAL
JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
TABEL 77
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 SURISINA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 AIMERE 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
4 INERIE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 WATUMANU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 MANGULEWA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 KOELODA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 LADJA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 WATUKAPU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 WAEPANA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 NATARANDANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 MARONGGELA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 RIUNG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 RAWANGKALO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 DINAS KESEHATAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
1 RSUD BAJAWA 3 3 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 6
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 3 3 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 6
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 3 4 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 4 7
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 4,23
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Bagian Umum dan Kepegawaian, Dinkes 2016
RSUD Bajawa, 2016
OKUPASI TERAPISFISIOTERAPIS TERAPIS WICARA AKUPUNKTUR
JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATAN
TENAGA KETERAPIAN FISIK
TOTALNO UNIT KERJA
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
TABEL 78
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
2 SURISINA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
3 AIMERE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2
4 INERIE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1
5 WATUMANU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
6 MANGULEWA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 KOELODA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
8 LADJA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 WATUKAPU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
10 WAEPANA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 2 2
11 NATARANDANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
12 MARONGGELA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
13 RIUNG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 3 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 3 4
14 RAWANGKALO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 DINAS KESEHATAN 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 2 3
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 4 10 14 0 0 0 0 0 0 1 3 4 0 0 0 0 0 0 6 13 19
1 RSUD BAJAWA 1 3 4 0 0 0 3 0 3 0 0 0 3 13 16 0 0 0 0 0 0 0 3 3 0 1 1 0 0 0 7 20 27
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 3 4 0 0 0 3 0 3 0 0 0 3 13 16 0 0 0 0 0 0 0 3 3 0 1 1 0 0 0 7 20 27
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 1 3 4 0 0 0 4 0 4 0 0 0 7 23 30 0 0 0 0 0 0 1 6 7 0 1 1 0 0 0 13 33 46
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 27,82
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Bagian Umum dan Kepegawaian, Dinkes 2016
RSUD Bajawa, 2016
UNIT KERJANO TEKNISI
KARDIOVASKULERJUMLAH
JUMLAH TENAGA KETEKNISIAN MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN
TENAGA KETEKNISIAN MEDIS
RADIOGRAFER RADIOTERAPISTEKNISI
ELEKTROMEDIS TEKNISI GIGI
ANALISIS
KESEHATAN
REFRAKSIONIS
OPTISIEN
ORTETIK
PROSTETIK
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
REKAM MEDIS DAN
INFORMASI
TEKNISI TRANSFUSI
DARAH
TABEL 79
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 SURISINA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 AIMERE 0 0 0 0 1 1 0 1 1
4 INERIE 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 WATUMANU 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 MANGULEWA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 KOELODA 0 0 0 1 0 1 1 0 1
8 LADJA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 WATUKAPU 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 WAEPANA 0 0 0 1 1 2 1 1 2
11 NATARANDANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 MARONGGELA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 RIUNG 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 RAWANGKALO 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 DINAS KESEHATAN 0 0 1 4 5 1 4 5
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 0 0 0 3 6 9 3 6 9
1 RSUD BAJAWA 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 3 6 9 3 6 9
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Bagian Umum dan Kepegawaian, Dinkes 2016
RSUD Bajawa, 2016
JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA
TENAGA KESEHATAN LAIN
TOTAL
PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
TABEL 80
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1 KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 1 1 2
2 SURISINA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 3 1 2 3
3 AIMERE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 5 7 2 5 7
4 INERIE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1
5 WATUMANU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1
6 MANGULEWA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1
7 KOELODA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 LADJA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 WATUKAPU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 WAEPANA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 2 0 2
11 NATARANDANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 MARONGGELA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1
13 RIUNG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 3 3 0 3
14 RAWANGKALO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 DINAS KESEHATAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13 9 22 13 9 22
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25 18 43 25 18 43
1 RSUD BAJAWA 6 9 15 4 25 29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 34 44
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 6 9 15 4 25 29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 34 44
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 6 9 15 4 25 29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25 18 43 35 52 87
Sumber :
Profil Puskesmas, 2016
Bagian Umum dan Kepegawaian, Dinkes 2016
RSUD Bajawa, 2016
TENAGA
PENUNJANG
JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN
NO UNIT KERJA
TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN
TOTALPEJABAT
STRUKTURAL
STAF PENUNJANG
ADMINISTRASI
STAF PENUNJANG
TEKNOLOGI
STAF PENUNJANG
PERENCANAANTENAGA PENDIDIK JURU
TENAGA
KEPENDIDIKAN
KABUPATEN NGADA
TAHUN 2016
Total Realisasi %1 2 3 4 5
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER :
1 APBD KAB/KOTA 65.083.244.253 60.808.074.685 99,18
a. Belanja Langsung 40.316.026.177 37.389.422.228 2,33
b. Belanja Tidak Langsung 24.767.218.076 23.418.652.457 1,43
2 APBD PROVINSI 228.500.000 228.500.000 #DIV/0!
- Dana Tugas Pembantuan (TP) Provinsi (Dana Dekonsentrasi) 228.500.000 228.500.000 #DIV/0!
3 APBN : 239.500.000 239.500.000 0,36
- Dana Alokasi Umum (DAU) - - #DIV/0!
- Dana Alokasi Khusus (DAK) - - #DIV/0!
- Dana Dekonsentrasi - - #DIV/0!
- Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota - - #DIV/0!
- Lain-lain (sebutkan) Global Fun 239.500.000 239.500.000 #DIV/0!
#DIV/0!
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 0 0 0,00
- AIPMNH 0 0 #DIV/0!
- AIPHSS 0 0 #DIV/0!
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN 67.781.000 67.781.000 #DIV/0!
65.619.025.253 61.343.855.685
1.733.850.547.530 1.619.525.825.407
3,75
Sumber :
Bagian Keuangan Dinkes, 2016
TOTAL APBD KAB/KOTA
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
TABEL 81
ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
TAHUN 2016
NO SUMBER BIAYAALOKASI ANGGARAN KESEHATAN