Presentation PAS 09102015
-
Upload
saldo-maulana -
Category
Documents
-
view
232 -
download
0
description
Transcript of Presentation PAS 09102015
Redesign R.S. Mata Dr. YAP YogyakartaMelalui Pendekatan Disain Inklusi Menuju Kemandirian Low Vision
serta Status Rumah Sakit Mata Dr. YAP Sebagai Bangunan Cagar Budaya
Saldo Maulana | 11 512 138
Sumber: e-book universal design dari Department of Architecture, School of Design & Environment, National University of Singapore
Diperkenalkan oleh seorang arsitek dari Amerika Serikat bernama Ronald L Mace, Dewasa ini pemikiran tersebut dikenal sebagai Universal Design. Disain universal atau Disain Inklusiadalah sebuah pendekatan disain fasilitas bagi semua pengguna tanpa batasan fisik, umur maupun gender.
Menurut Imrie (2001, dikutip oleh Joyce M.Laurens dan Gunawan Tanuwidjaja) sekarang ini disain universal lebih menekankan terhadap isu-isu teknis dan prosedural serta tidak mengatasi hambatan sosial dan perilaku. Seperti contohnya stigmatisasi karena disain justru mengakomodsai ketidakmampuan seseorang.
Imrie berpendapat bahwa faktor penting dalam paradima disain universal atau disain inklusi yaitu pada peningkatan aksesibilitas disain dan mengurangi unsur “pengucilan individu”. Hal itu menjelaskan bahwa penerapan disain inklusi adalah sebuah pendekatan integratif dengan “berjalan” bersama pengguna bukan “untuk” pengguna.
Disain universal atau disain inklusi sebagai sebuah proses mendesain yang menghasilkan produkatau lingkungan, yang dapat digunakan dan dikenali oleh setiap orang dari berbagai usia, gender, kemampuan dan kondisi, dengan bekerja bersama pengguna untuk menghilangkan hambatan dalam hal sosial, teknik, politik dan proses ekonomi yang menyokong bangunan dan desain
(Newton, Ormerad, 2003 dikutip oleh Joyce M. Laurens dan Gunawan Tanuwidjaja)
Salah satu pengguna dari disain universal atau disain inklusi yang sering ditemui adalah kalangan Difabel (Different-Ability People) yang berarti orang dengan keterbatasan kemampuan yang berbeda.Keterbatasan tersebut dapat berupa keterbatasan fi sik, mental ataupunkeduanya (ganda).
Menurut data WHO, di Indonesia terdapat 10 juta penyandang difabel. Adapun data dari Dinas Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2010 menyebutkan bahwa terdapat 6,7 juta penduduk Indonesia yangmenyandang difabel.
Dari para penyandang disabilitas, tunanetra (Visual Impairment) merupakan satu-satunya penyandang disabilitas yang memiliki kesulitan dalam menerjemahkan ruang maupun lingkungan aksesnya. Gangguan pada indera penglihatan membuat tunanetra kesulitan dalam menangkap informasi disekitarnya.
Dikarenakan sebanyak 83% konsep informasi seperti ukuran, bentuk, warna,lokasi, waktu, arah, dan jarak diterima melalui indera pengliahatan manusia.
(Juang Sumanto dalam Ayu Murhadiningtyas, 2012)
Sumber: Global data on visual impairment 2010, WHO 2012.
Low Vision
Menurut Waren (2008) dikutip dari Design Guideline for Visual Environment, National Institute of Building Sciences*.
Low vision didefinisikan sebagai chronic visual impairments that cause functional limitations or disability
*Design Guidelines for the Visual Environment. 2015. National Institute of Building Sciences. United States of America.
Menurut Pusat Pelayanan low vision Persatuan Tunanetra Indonesia (2008)*, terdapat beberapa ciri umum penyandang low
vision, yakni : menulis dan membaca dalam jarak dekat, hanya dapat membaca huruf berukuran besar, terlihat tidak menatap
lurus ke depan ketika memandang sesuatu, kondisi mata terlihat berkabut atau berwarna putih pada bagian luar.
*Muharani, Qorizky. Hartanti, Sri. Dewi, Kartika Sari. Kemandirian Pada Penyandang Low Vision, Studi Kasus Berdasarkan Teori Kepribadian Adler. Fakultas Psikologi. Universitas Diponegoro. Semarang.
Prevalensi pterygium dan kekeruhan kornea menurut provinsi
Sumber: Hasil RISKESDAS tahun 2013
Kekeruhan pada kornea bisa bersifat sementara ataupun selamanya sehingga menyebabkan low vision*.
*Rumah Sakit Mata Dokter YAP Yogyakarta. Kornea dan infeksi mata luar. diperoleh dari: http://www.rsmyap.com/content/view/14/29/
Apakah perancangan fasilitas untuk low vision sudah memperhatikan langkah disain yang mempermudah kemandirian bagi
mereka??
Belum
Rumah sakit Mata Dr. Yap Belum memliki perancangan arsitektur khusus yang mempermudah kemandirian mereka, serta tidak adanya fasilitas visio theraphy
Menjadi kabar baik dikarenakan pada tahun 2015 ini, pihak dari rumah sakit mata Dr. Yap akan melakukan renovasi terhadap
masterplan-rumash sakitnya. Maka berdasarkan diskusi dengan salah satu dokter spesialis low vision di rumah sakit tersebut, penulis
menjadikan rumah sakit mata Dr. YAP sebagai objek rancangan di perancangan akhir sarjana ini.
Rumah Sakit Mata Dr. YAP
Rumah Sakit Mata Dr. YAP didirikan pada tahun 1923 oleh Dokter Yap Hong Tjoen. Dr. Yap adalah salah satu ahli mata pada
waktu itu yang membentuk perkumpulan ahli mata dengan beberapa orang belanda dan tioghoa yang dikenal dengan istilah
centrale vereeniging tot bevordering der oogheelkunde innederlandsch-indie, disingkat c-v-o.
Pascalis, P W. 2008. Kisah Hidup dr Yap. Website: http://jogjadiluhung.blogspot.co.id/2008/09/sebuah-bangunan-bergaya-belanda-masih.html Di akses: 15/09/2015.
Rumah Sakit Mata Dr. Yap yang terletak di Jl. Cik Ditiro No 5 adalah salah satu cagar budaya di kota Yogyakarta yang dilindungi
oleh undang-undang terkait kelestarian bangunannya.
Pascalis, P W. 2008. Kisah Hidup dr Yap. Website: http://jogjadiluhung.blogspot.co.id/2008/09/sebuah-bangunan-bergaya-belanda-masih.html Di akses: 15/09/2015.
Skema Penelurusan Tema
Skema Permasalahan Makro
Skema Permasalahan Mezo
Skema Permasalahan
Permasalahan Umum
Bagaimana me-redesign rumah sakit mata Dr. Yap melalui pendekatan disain inklusi, yang membantu kemandirian low vision
dan mempertimbangkan status rumah sakit sebagai bangunan cagar budaya?
Permasalahan Khusus
Bagaimana merancang tata ruang yang mempermudah gerak bagi low vision maupun orang normal serta menerapkan prinsip disain yang mengekplosari sensitifi tas inderawi juga mempertimbangkanaspek konservasi bangunan guna melestarikan Rumah Sakit Mata Dr. Yap Yogyakarta?
Bagaimana merancang interior rumah sakit mata Dr. Yap Yogyakarta yang mempertimbangkan sensitifitas inderawi juga mempertimbangkan aspek konservasi bangunan guna melestarikan Rumah Sakit Mata Dr. Yap Yogyakarta?
Bagaimana merancang surface yang memudahkan low vision dengan sensitifitas terhadap tekstur material namun juga mempertimbangkan kelestarian bangunan sebagai bangunan cagar budaya?
Bagaimana merancang lanskap yang mengeksplorasi pemanfaatan bau dan tekstur material guna mempermudah low vision dalam bermobilitas?
Kerangka Berfikir
Untuk memperjelas faktor-faktor yang meyebabkan low vision, berikut adalah faktor-fakto umum yang menyebabkan low vision menurut Web AIM (Web Accessibility In Mind)
Macular Degeneration
Pengertian dari macular degenartion adalah kondisi dimanapenglihatan seseorang muncul titik atau bintik-bintik padapenglihatanya sehingga menyebabkan kurang jelasnya penglihatanorang tersebut.
Glaucoma
Glaucoma adalah kondisi kebalikan dari macular degeneration,dimana kondisi penglihatan seseorang terganggu oleh munculnyabintik-bintik di sekeliling objek lihatnya.
Diabetic Retinopathy
Diabetic retinopathy adalah salah satu dampak dari penyakitdiabetes, dimana diabetic retinopathy bisa mengganggu penglihatanpenderitanya.
Cataract
Seseorang dengan penyakit katarak (cataract) mempunyai areapenglihatan yang transparan atau blur pada lensa matanya.
Secara prinsip teknis, rumah sakit yang sekaligus menjadi bangunan cagar budaya perlu dipahami dalam penanganan pelerstarian bangunan dan lingkungannya24 Berikut adalah beberapahal yang harus di perhatikan:
• Sebagian besar atau semua sistem struktur gedung cagar budaya tidak menggunakan beton rangka, namun struktur gedung berupa dinding penyangga. Sehingga semua komponen bangunan adalah bagian dari sistem struktur.
• Komponen bangunan rata-rata unik, sulit, bahkan tidak lagi diproduksi kecuali dalam pemesanan khusus.
• Usia menyebabkan jaringan infrastruktur tidak layak digunakan lagi. Selain itu sistem jaringan lama tidak lagi efisien terhadap beragam kepentingan baru.
• Rata-Rata memiliki level plafon yang tinggi sehingga memungkinkan dilaksanakannya penataan ruangdalam sesuai dengan adaptasi fungsi baru.
• Akibat belum menggunakan aplikasi beton kedap air, sehingga sebagian dinding menjadi lembab karena kapilerasi air tanah. Untuk itu bisa dilaksanakan waterproofi ng secara merata pada dinding diatas lantai.
Rumah Sakit Mata Dr. Yap Sebagai Bangunan Cagar Budaya
Preseden Rancangan yang Serupa
VA Palo Alto Polytrauma & Blind Center Palo Alto, California
Pada perancangan blind center ini perancang memanfaatkan taman sebagai salah satu cara untuk merangsang mobilitas tunanetra.
Pada taman tersebut terdapat variasi penggunaan material dan juga variasi penggunaan tumbuhan (bahkan sampai kepada variasi
ketinggian tanaman) sekaligus jalur yang dirancang juga didesain tidak lurus meliankan ada belokan-belokan yang berguna untukmeningkatkan rangsangan mobilitasnya.
Pemakaian wana yang paling dominan adalah penggunaan aksen warna hijau di depan ruangan dan warna coklat untuk pintu akses masuk ruangan. Penggunaan warna tersebut mengacu pada penggunaan warna komplementer denganprinsip triad color.
Pemakian warna triad adalah salah satu variasi dari teknik dasar penggunaan warna, namun penggunaan warna ini tidak menjamin akan menciptakan kekontrasan yang mudah di akses secara visual.
Data Konteks
Peta Prakiraan Angin dan Cuaca
Terima Kasih