Presentation PAS 09102015

40

description

Presentasi Proyek Akhir Sarjana Pada tanggal 09 Oktober 2015

Transcript of Presentation PAS 09102015

Page 1: Presentation PAS 09102015
Page 2: Presentation PAS 09102015

Redesign R.S. Mata Dr. YAP YogyakartaMelalui Pendekatan Disain Inklusi Menuju Kemandirian Low Vision

serta Status Rumah Sakit Mata Dr. YAP Sebagai Bangunan Cagar Budaya

Saldo Maulana | 11 512 138

Page 3: Presentation PAS 09102015
Page 4: Presentation PAS 09102015

Sumber: e-book universal design dari Department of Architecture, School of Design & Environment, National University of Singapore

Page 5: Presentation PAS 09102015

Diperkenalkan oleh seorang arsitek dari Amerika Serikat bernama Ronald L Mace, Dewasa ini pemikiran tersebut dikenal sebagai Universal Design. Disain universal atau Disain Inklusiadalah sebuah pendekatan disain fasilitas bagi semua pengguna tanpa batasan fisik, umur maupun gender.

Page 6: Presentation PAS 09102015

Menurut Imrie (2001, dikutip oleh Joyce M.Laurens dan Gunawan Tanuwidjaja) sekarang ini disain universal lebih menekankan terhadap isu-isu teknis dan prosedural serta tidak mengatasi hambatan sosial dan perilaku. Seperti contohnya stigmatisasi karena disain justru mengakomodsai ketidakmampuan seseorang.

Imrie berpendapat bahwa faktor penting dalam paradima disain universal atau disain inklusi yaitu pada peningkatan aksesibilitas disain dan mengurangi unsur “pengucilan individu”. Hal itu menjelaskan bahwa penerapan disain inklusi adalah sebuah pendekatan integratif dengan “berjalan” bersama pengguna bukan “untuk” pengguna.

Page 7: Presentation PAS 09102015

Disain universal atau disain inklusi sebagai sebuah proses mendesain yang menghasilkan produkatau lingkungan, yang dapat digunakan dan dikenali oleh setiap orang dari berbagai usia, gender, kemampuan dan kondisi, dengan bekerja bersama pengguna untuk menghilangkan hambatan dalam hal sosial, teknik, politik dan proses ekonomi yang menyokong bangunan dan desain

(Newton, Ormerad, 2003 dikutip oleh Joyce M. Laurens dan Gunawan Tanuwidjaja)

Page 8: Presentation PAS 09102015

Salah satu pengguna dari disain universal atau disain inklusi yang sering ditemui adalah kalangan Difabel (Different-Ability People) yang berarti orang dengan keterbatasan kemampuan yang berbeda.Keterbatasan tersebut dapat berupa keterbatasan fi sik, mental ataupunkeduanya (ganda).

Menurut data WHO, di Indonesia terdapat 10 juta penyandang difabel. Adapun data dari Dinas Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2010 menyebutkan bahwa terdapat 6,7 juta penduduk Indonesia yangmenyandang difabel.

Page 9: Presentation PAS 09102015

Dari para penyandang disabilitas, tunanetra (Visual Impairment) merupakan satu-satunya penyandang disabilitas yang memiliki kesulitan dalam menerjemahkan ruang maupun lingkungan aksesnya. Gangguan pada indera penglihatan membuat tunanetra kesulitan dalam menangkap informasi disekitarnya.

Dikarenakan sebanyak 83% konsep informasi seperti ukuran, bentuk, warna,lokasi, waktu, arah, dan jarak diterima melalui indera pengliahatan manusia.

(Juang Sumanto dalam Ayu Murhadiningtyas, 2012)

Page 10: Presentation PAS 09102015

Sumber: Global data on visual impairment 2010, WHO 2012.

Page 11: Presentation PAS 09102015

Low Vision

Page 12: Presentation PAS 09102015

Menurut Waren (2008) dikutip dari Design Guideline for Visual Environment, National Institute of Building Sciences*.

Low vision didefinisikan sebagai chronic visual impairments that cause functional limitations or disability

*Design Guidelines for the Visual Environment. 2015. National Institute of Building Sciences. United States of America.

Page 13: Presentation PAS 09102015

Menurut Pusat Pelayanan low vision Persatuan Tunanetra Indonesia (2008)*, terdapat beberapa ciri umum penyandang low

vision, yakni : menulis dan membaca dalam jarak dekat, hanya dapat membaca huruf berukuran besar, terlihat tidak menatap

lurus ke depan ketika memandang sesuatu, kondisi mata terlihat berkabut atau berwarna putih pada bagian luar.

*Muharani, Qorizky. Hartanti, Sri. Dewi, Kartika Sari. Kemandirian Pada Penyandang Low Vision, Studi Kasus Berdasarkan Teori Kepribadian Adler. Fakultas Psikologi. Universitas Diponegoro. Semarang.

Page 14: Presentation PAS 09102015

Prevalensi pterygium dan kekeruhan kornea menurut provinsi

Sumber: Hasil RISKESDAS tahun 2013

Page 15: Presentation PAS 09102015

Kekeruhan pada kornea bisa bersifat sementara ataupun selamanya sehingga menyebabkan low vision*.

*Rumah Sakit Mata Dokter YAP Yogyakarta. Kornea dan infeksi mata luar. diperoleh dari: http://www.rsmyap.com/content/view/14/29/

Page 16: Presentation PAS 09102015

Apakah perancangan fasilitas untuk low vision sudah memperhatikan langkah disain yang mempermudah kemandirian bagi

mereka??

Belum

Page 17: Presentation PAS 09102015

Rumah sakit Mata Dr. Yap Belum memliki perancangan arsitektur khusus yang mempermudah kemandirian mereka, serta tidak adanya fasilitas visio theraphy

Page 18: Presentation PAS 09102015

Menjadi kabar baik dikarenakan pada tahun 2015 ini, pihak dari rumah sakit mata Dr. Yap akan melakukan renovasi terhadap

masterplan-rumash sakitnya. Maka berdasarkan diskusi dengan salah satu dokter spesialis low vision di rumah sakit tersebut, penulis

menjadikan rumah sakit mata Dr. YAP sebagai objek rancangan di perancangan akhir sarjana ini.

Page 19: Presentation PAS 09102015

Rumah Sakit Mata Dr. YAP

Page 20: Presentation PAS 09102015

Rumah Sakit Mata Dr. YAP didirikan pada tahun 1923 oleh Dokter Yap Hong Tjoen. Dr. Yap adalah salah satu ahli mata pada

waktu itu yang membentuk perkumpulan ahli mata dengan beberapa orang belanda dan tioghoa yang dikenal dengan istilah

centrale vereeniging tot bevordering der oogheelkunde innederlandsch-indie, disingkat c-v-o.

Pascalis, P W. 2008. Kisah Hidup dr Yap. Website: http://jogjadiluhung.blogspot.co.id/2008/09/sebuah-bangunan-bergaya-belanda-masih.html Di akses: 15/09/2015.

Page 21: Presentation PAS 09102015

Rumah Sakit Mata Dr. Yap yang terletak di Jl. Cik Ditiro No 5 adalah salah satu cagar budaya di kota Yogyakarta yang dilindungi

oleh undang-undang terkait kelestarian bangunannya.

Pascalis, P W. 2008. Kisah Hidup dr Yap. Website: http://jogjadiluhung.blogspot.co.id/2008/09/sebuah-bangunan-bergaya-belanda-masih.html Di akses: 15/09/2015.

Page 22: Presentation PAS 09102015

Skema Penelurusan Tema

Page 23: Presentation PAS 09102015

Skema Permasalahan Makro

Page 24: Presentation PAS 09102015

Skema Permasalahan Mezo

Page 25: Presentation PAS 09102015

Skema Permasalahan

Page 26: Presentation PAS 09102015

Permasalahan Umum

Bagaimana me-redesign rumah sakit mata Dr. Yap melalui pendekatan disain inklusi, yang membantu kemandirian low vision

dan mempertimbangkan status rumah sakit sebagai bangunan cagar budaya?

Page 27: Presentation PAS 09102015

Permasalahan Khusus

Bagaimana merancang tata ruang yang mempermudah gerak bagi low vision maupun orang normal serta menerapkan prinsip disain yang mengekplosari sensitifi tas inderawi juga mempertimbangkanaspek konservasi bangunan guna melestarikan Rumah Sakit Mata Dr. Yap Yogyakarta?

Bagaimana merancang interior rumah sakit mata Dr. Yap Yogyakarta yang mempertimbangkan sensitifitas inderawi juga mempertimbangkan aspek konservasi bangunan guna melestarikan Rumah Sakit Mata Dr. Yap Yogyakarta?

Bagaimana merancang surface yang memudahkan low vision dengan sensitifitas terhadap tekstur material namun juga mempertimbangkan kelestarian bangunan sebagai bangunan cagar budaya?

Bagaimana merancang lanskap yang mengeksplorasi pemanfaatan bau dan tekstur material guna mempermudah low vision dalam bermobilitas?

Page 28: Presentation PAS 09102015

Kerangka Berfikir

Page 29: Presentation PAS 09102015

Untuk memperjelas faktor-faktor yang meyebabkan low vision, berikut adalah faktor-fakto umum yang menyebabkan low vision menurut Web AIM (Web Accessibility In Mind)

Page 30: Presentation PAS 09102015

Macular Degeneration

Pengertian dari macular degenartion adalah kondisi dimanapenglihatan seseorang muncul titik atau bintik-bintik padapenglihatanya sehingga menyebabkan kurang jelasnya penglihatanorang tersebut.

Page 31: Presentation PAS 09102015

Glaucoma

Glaucoma adalah kondisi kebalikan dari macular degeneration,dimana kondisi penglihatan seseorang terganggu oleh munculnyabintik-bintik di sekeliling objek lihatnya.

Page 32: Presentation PAS 09102015

Diabetic Retinopathy

Diabetic retinopathy adalah salah satu dampak dari penyakitdiabetes, dimana diabetic retinopathy bisa mengganggu penglihatanpenderitanya.

Page 33: Presentation PAS 09102015

Cataract

Seseorang dengan penyakit katarak (cataract) mempunyai areapenglihatan yang transparan atau blur pada lensa matanya.

Page 34: Presentation PAS 09102015

Secara prinsip teknis, rumah sakit yang sekaligus menjadi bangunan cagar budaya perlu dipahami dalam penanganan pelerstarian bangunan dan lingkungannya24 Berikut adalah beberapahal yang harus di perhatikan:

• Sebagian besar atau semua sistem struktur gedung cagar budaya tidak menggunakan beton rangka, namun struktur gedung berupa dinding penyangga. Sehingga semua komponen bangunan adalah bagian dari sistem struktur.

• Komponen bangunan rata-rata unik, sulit, bahkan tidak lagi diproduksi kecuali dalam pemesanan khusus.

• Usia menyebabkan jaringan infrastruktur tidak layak digunakan lagi. Selain itu sistem jaringan lama tidak lagi efisien terhadap beragam kepentingan baru.

• Rata-Rata memiliki level plafon yang tinggi sehingga memungkinkan dilaksanakannya penataan ruangdalam sesuai dengan adaptasi fungsi baru.

• Akibat belum menggunakan aplikasi beton kedap air, sehingga sebagian dinding menjadi lembab karena kapilerasi air tanah. Untuk itu bisa dilaksanakan waterproofi ng secara merata pada dinding diatas lantai.

Rumah Sakit Mata Dr. Yap Sebagai Bangunan Cagar Budaya

Page 35: Presentation PAS 09102015

Preseden Rancangan yang Serupa

VA Palo Alto Polytrauma & Blind Center Palo Alto, California

Page 36: Presentation PAS 09102015

Pada perancangan blind center ini perancang memanfaatkan taman sebagai salah satu cara untuk merangsang mobilitas tunanetra.

Pada taman tersebut terdapat variasi penggunaan material dan juga variasi penggunaan tumbuhan (bahkan sampai kepada variasi

ketinggian tanaman) sekaligus jalur yang dirancang juga didesain tidak lurus meliankan ada belokan-belokan yang berguna untukmeningkatkan rangsangan mobilitasnya.

Page 37: Presentation PAS 09102015

Pemakaian wana yang paling dominan adalah penggunaan aksen warna hijau di depan ruangan dan warna coklat untuk pintu akses masuk ruangan. Penggunaan warna tersebut mengacu pada penggunaan warna komplementer denganprinsip triad color.

Pemakian warna triad adalah salah satu variasi dari teknik dasar penggunaan warna, namun penggunaan warna ini tidak menjamin akan menciptakan kekontrasan yang mudah di akses secara visual.

Page 38: Presentation PAS 09102015

Data Konteks

Peta Prakiraan Angin dan Cuaca

Page 39: Presentation PAS 09102015
Page 40: Presentation PAS 09102015

Terima Kasih