Presentasi Kasus Neuro

download Presentasi Kasus Neuro

of 22

description

df

Transcript of Presentasi Kasus Neuro

LAPORAN KASUSI. Identitas PasienNama : Ny. YUmur : 34 tahunJenis kelamin : PerempuanPekerjaan : Ibu rumah tanggaAgama : IslamStatus pernikahan : Sudah menikahSuku bangsa : BetawiTanggal masuk : 08 Mei 2014Dirawat yang ke : ITanggal pemeriksaan : 09 Mei 2014

II. Anamnesa : AutoanamnesaKeluhan utama :Pusing berputar sejak 7 hari SMRSKeluhan tambahan :Mual muntahRiwayat Penyakti Sekarang (RPS) :Pasien datang dengan keluhan pusing berputar sejak 7 hari SMRS. Keluhan ini timbul mendadak saat pasien baru bangun tidur di pagi hari. Saat membuka mata pengelihatan berputar sehingga sulit berdiri dari kasur. Hal ini dirasakan sepanjang hari. Pusing dirasakan bertambah berat saat pasien merubah posisinya seperti miring kanan/kiri, duduk dan berdiri (posisi yang mengoyangkan kepalannya) dan pusing diperinggan dengan tidur berbaring. Pusing juga tidak dipengaruhi oleh keramaian lingkungan sekitarnya. Awalnya pasien masih bisa berusaha berdiri dari kasur dengan bantuan, namun sekarang pasien merasa sangat lemas sehingga sulit berdiri. Pasien juga mengeluh mual dan muntah, muntah pasien 10 kali/hari dengan jumlah muntahan yang sedikit berupa cairan atau makanan utuh tanpa ada darah. Perasaan mual dan muntah juga diperburuk dengan pemberian makanan dan minuman. Pada saat timbul keluhan pasien juga merasa demam yang hilang keesokan harinya. Pasien mengaku tidak mendengar suara berdenging, tidak ada penurnan kesadaran dan tidak ada nyeri pada telinga. Pasien juga tidak merasa adanya ganguan atau penurunan pada pendengarannya. Pasien mangatakan BAB 2x dan jarang BAK selama 7 hari ini. 6 hari SMRS pasien mengeluh berat pada kepala bagian belakangnnya yang tidak menyebar dan menetap sepanjang hari. 3 hari SMRS pasien pergi berobat ke dokter saraf di RSPAD Gatot Subroto. Pasien diberikan obat bethahistin 3 x 6mg, antibiotic 1 x 1 tab dan obat racikan. Setelah minum obat, pasien merasa tidak membaik.Riwayat penyakit dahulu seperti Hipertensi, Diabetes Melitus, Sakit jantung dan trauma disangkal oleh pasien. Ibu pasien menderita penyakit Diabetes Melitus tipe II dan terkontrol.Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) : Hipertensi: pasien mengaku tidak ada Diabetes Melitus: pasien mengaku tidak ada Sakit jantung: pasien mengaku tidak ada Trauma : Disangkal Sakit kepala sebelumnya: Disangkal Migren : Disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga :Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita seperti ini. Ibu pasien menderita Diabetes Melitus Tipe II terkontrol.

Riwayat kelahiran / Pertumbuhan / Perkembangan : Tidak ada kelainanPemeriksaan Fisik : Status InternusKeadaan umum: BaikGizi: Baik Tanda-tanda vital: Tekanan darah kanan: 120/90 mmHgTekanan darah kiri: 120/90 mmHgNadi kanan: 86x/menitNadi kiri: 86x/menitPernafasan: 20x/menitSuhu: 36.8oC (per aksila)Limfonodi: Tidak teraba perbesaranJantung: Bunyi jantung I/II reguler, murmur (-), gallop (-)Paru: Suara nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-Hepar: Tidak teraba pembesaranLien: Tidak teraba pembesaranEkstremitas: Akral hangat, edema (-), sianosis (-)

Status PsikiatriTingkah laku: Baik, wajarPerasaan hati: EuthymOrientasi: BaikJalan fikiran: KoherenDaya ingat: Baik

Status Neurologis:Kesadaran: Kompos mentis; E4M6V5 GCS = 15Sikap tubuh: TerlentangCara berjalan: Pasien membutuhkan bantuan untuk berjalan (dipapah)Gerakan abnormal: Tidak adaKepala Bentuk: Normosefali Simetris: Simetris Pulsasi : Teraba Nyeri tekan: Tidak ditemukanLeher Sikap: Normal Gerakan: Normal Vertebra: Normal Nyeri tekan: Tidak ditemukan Tanda Rangsang Meningeal Kaku kuduk: - Laseque:>700 / >700 Kernig:>1350 / >1350 Brudzinski I:- / - Brudzinski II:- / -

Nervus KranialisN. I (Olfaktorius)Daya penghidu: Normosmia / NormosmiaN. II (Optikus)Penglihatan:Baik / BaikPengenalan warna:Baik / BaikLapang pandang: Baik / Baik (sesuai pemeriksa)Fundus: Tidak dilakukan

N. III (Okulomotorius), N. IV (Troklearis), N. VI (Abdusen)Ptosis: - / -Strabismus: - / -Nistagmus:+ /+Exopthalmus:- / -Enopthalmus:- / -Gerakan bola mata Lateral: + / + Medial: + / + Atas lateral: + / + Atas medial: + / + Bawah lateral: + / + Bawah medial: + / + Atas: + / + Bawah: + / + Gaze: BaikPupil Ukuran pupil: 4mm / 4mm Bentuk pupil: bulat / bulat Isokor/anisokor: isokor Posisi: di tengah Reflek cahaya langsung: + / + Reflek cahaya tidak langsung: + / + Reflek akomodasi/konvergensi: + / +N. V (Trigeminus) Menggigit: baik / baik Membuka mulut:baik / baik Sensibilitas atas: + / + Sensibilitas tengah: + / + Sensibilitas bawah: + / + Reflek masseter:Tidak dilakukan Reflek zigomatikus:Tidak dilakukan Reflek kornea:Tidak dilakukan Reflek bersin:Tidak dilakukanN. VII (Fasialis)Pasif Kerutan kulit dahi:Simetris kanan dan kiri Kedipan mata:Simetris kanan dan kiri Lipatan nasolabial:Simetris kanan dan kiri Sudut mulut:Simetris kanan dan kiri

Aktif Mengerutkan dahi:Simetris Mengerutkan alis:Simetris Menutup mata:Simetris Meringis:Simetris Menggembungkan pipi:Simetris Gerakan bersiul:Simetris Daya pengecapan lidah 2/3 depan: Tidak dilakukan Hiperlakrimasi:Tidak ada Lidah kering:Tidak ada

N. VIII (Vestibulokoklearis) Suara gesekan jari tangan: + / + Mendengar detik jam: + / + Tes Swabach: Sama seperti pemeriksa Tes Rinne: + / + Tes Weber: Tidak ada lateralisasi

N. IX (Glossofaringeus) Arkus pharynx: Simetris Posisi uvula: Di tengah (sentral) Daya pengecapan lidah 1/3 belakang: Tidak dilakukan Reflek muntah: Tidak dilakukan

N. X (Vagus) Denyut nadi: Teraba, reguler Arkus pharynx: Simetris Bersuara: Jelas Menelan: Baik

N. XI (Aksesorius) Memalingkan kepala: Baik Sikap bahu: Simetris Mengangkat bahu: + / +

N. XII (Hipoglosus) Menjulurkan lidah: Simetris Kekuatan lidah: +/+ Atrofi lidah: Tidak ditemukan Artikulasi: Jelas Tremor lidah: Tidak terdapat tremor lidah Motorik :55555555

55555555

Kekuatan : NormotonusNormotonus

NormotobnusNormotonus

Tonus :EutrofiEutrofi

EutrofiEutrofi

Bentuk : Reflek FisiologisReflek Tendon Reflek biceps:+ / + Reflek triceps:+ / + Reflek patella:+ / + Reflek Achilles:+ / +Reflek periosteum: Tidak dilakukanReflek permukaan dinding perut:+Reflek kremaster: Tidak dilakukanReflek sphincter ani: Tidak dilakukan

Reflek Patologis Hoffman Trommer:- / - Babinski:- / - Chaddock:- / - Oppenheim:- / - Gordon:- / - Schaeffer:- / - Rosollimo:- / - Mendel Bechterew:- / - Klonus paha:- / - Klonus kaki:- / - Sensorik Eksteroseptif Nyeri: Baik / Baik Suhu: Baik / Baik Taktil: Baik / Baik Proprioseptif Vibrasi: Baik / Baik Posisi: Baik / Baik Tekan dalam: Baik / Baik

Koordinasi dan keseimbangan Tes Romberg: + Tes Tandem: Baik Tes Fukuda: Baik Disdiadokokinesis: Baik Rebound phenomenon: Baik Dismetri: Tidak dapat dinilai Tes telunjuk hidung: + Tes telunjuk telunjuk: + Tes tumit lutut: Baik

Sistem Saraf Otonom Miksi Inkontinensia: Tidak ada Retensi: - Anuria: Tidak ada Defekasi Inkontinensia: Tidak ada Retensi: -

Fungsi Luhur Fungsi bahasa: Baik Fungsi orientasi: Baik Fungsi memori: Baik Fungsi emosi: Baik Fungsi kognisi: BaikPemeriksaan Penunjang Laboratorium klinik pada tanggal 10 Mei 2014JENIS PEMERIKSAANHASILNILAI RUJUKAN

09-05-2014 18:03:55SAAT INI

HEMATOLOGI

Hematologi Rutin

Hemoglobin13.413.012-16 g/dL

Hematokrit383737-47%

Eritrosit 4.64.54.3-6.0 juta/L

Leukosit40004100 *4,800-10,800/ L

Trombosit146000159000150,000-400,000/ L

MCV838480-96 fL

MCH292927-32 pg

MCHC353532-36 g/dL

KIMIA KLINIK

Ureum12 *20-50 mg/dL

Kreatinin0.60.5-1.5 mg/dL

Natrium (Na)139135-147 mmol/L

Kalium (K)3.63.5-147 mmol/L

Klorida (Cl)106 *95-105 mmol/L

Laboratorium pada tanggal 09 Mei 2014IMUNOSEROLOGIHASILNILAI RUJUKAN

Anti Dengue IgG/IgM

Anti Dengue IgMNegatifNegatif

Anti Dengue IgGNegatifNegatif

JENIS PEMERIKSAANHASILNILAI RUJUKAN

KIMIA KLINIK

SGOT (AST)150 *< 35 U/L

SGPT (ALT)111 *< 40 U/L

Laboratorium pada tanggal 08 Mei 2014JENIS PEMERIKSAANHASILNILAI RUJKAN

HEMATOLOGI

Hematologi Rutin

Hemoglobin14.612-16 g/dL

Hematokrtit4237-47%

Eritrosit 5.14.3-6.0 juta/L

Leukosit4300 *4,800-10,800/ L

Trombosit140000 *150,000-400,000/ L

MCV8380-96 fL

MCH2927-32 pg

MCHC3532-36 g/dL

KIMIA KLINIK

Natrium (Na)140135-147 mmol/L

Kalium (K)3.53.5-147 mmol/L

Klorida (Cl)10195-105 mmol/L

Resume Wanita umur 34 tahun datang dengan keluhan kepala berputar sejak 7 hari SMRS. Keluhan ini timbul mendadak saat pasien baru bangun dan dirasakan sepanjang hari. Pusing dirasakan bertambah berat saat pasien merubah posisi kepalanya dan pusing diperinggan dengan tidur berbaring. Pasien juga mengeluh mual dan muntah, muntah pasien 10 kali/hari. Perasaan mual dan muntah juga diperburuk dengan pemberian makanan dan minuman. Pada saat timbul keluhan pasien juga merasa demam yang hilang keesokan harinya. Pasien mengaku tidak mendengar suara berdenging, tidak ada penurunan kesadaran dan tidak ada nyeri pada telinga . Pada pemeriksaan fisik keadaan umum baik, kesadaran pasien komposmentis dengan GCS 15, tekanan darah 120/90 mmHg, nadi 86 x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu 36.8 oC (per aksila). Status generalis lainnya dalam batas normal.Pada pemeriksaan neurologis didapatkan pemeriksaan keseimbangan dan koordinasi yaitu tes Romberg +, tes telunjuk hidung +, tes telunjuk jari +, tes yang lain dalam batas normal. Pada pemeriksaan motorik dalam batas normal, pemeriksaan N cranial dalam batas normal, tanda rangsang meningeal dalam batas normal dan pemeriksaan sensorik dalam batas normal. Didapatkan gejala otonom yaitu mual muntah.Diagnosis Diagnosis klinis : Vertigo, Vomitus, Nistagmus Diagnosis topik : N. Vestibularis Diagnosis etiologi : Neuritis vestibulerDiagnosis Banding : Benign proksismal position vertigo (BPPV) Terapi Medikamentosa 1. KausalKebanyakan kasus vertigo tidak diketahui sebabnya, tetapi jika diketahui sebabnya maka terapi kausal merupakan pilihan utama.2. SimptomatikIVFD Ringer Laktat 20 tetes/menitIV Ranitidin 2x1 amplIV Omeprazol 1x40 mgPO Bethahistin Mesylate 6mg 3x1 Tablet Non medikamentosa Terapi rehabilitativeVertigo vestibular perifer akan mengalami perbaikan dalam 1-3 minggu.

1. Metode Brandt DaroffPasien duduk tegak ditempat tidur dengan kaki menggantung. Lalu tutup kedua mata dan berbaring dengan cepat pada salah satu sisi tubuh selama 30 detik. Kemudian duduk tegak kembali, setelah 30 detik., baringkan tubuh pada sisi yang lain dengan cara yang sama, tunggu selama 30 detik, setelah itu duduk kembali. Lakukan latihan ini 5 kali pada pagi hari, dan 5 kali pada malam hari sampai 2 hari berturut-turut tidak timbul vertigo lagi.

2. Latihan Visual Vestibular.Pada pasien yang masih berbaring melirik ke atas, ke bawah, ke samping kiri,kanan : selanjutnya gerakan serupa sambil menatap jari yang digerakkan pada jarak 30 cm, mula-mula gerakkan lambat, makin lama makin cepat. Gerakan kepala fleksi dan ekstensi, makin lama makin cepat. Lalu diulang dengan mata tertutup. Setelah itu gerakkan kepala ke kiri dan ke kanan dengan urutan yang sama.Untuk pasien yang sudah dapat duduk. Gerakkan kepala dengan cepat ke atas dan ke bawah, seperti sedang manggut sebanyak 5 detik atau lebih sampai vertigo menghilang. Ulangi latihan tsb sebanyak 3 kali. Gerakkan kepala menatap ke kiri/kanan selama 30 detik, kembali ke posisi biasa selama 30 detik, lalu menatap ke arah sisi lain selama 30 detik dan seterusnya. Ulangi latihan sebanyak 3 kali. Sambil duduk dan membungkuk mengambil benda yang diletakkan di lantai.Untuk pasien yang sudah bisa berdiri/berjalan. Sambil berdiri gerakkan mata, kepala seperti latihan diatas. Duduk di kursi lalu berdiri dengan mata terbuka dan tertutup. Latihan berjalan (gait exercise) dengan mata terbuka.Pemeriksaan anjuran Laboratorim rutin Darah rutin Darah lengkap Tes kalori Neurofisiologi : EEG Neuroimaging : CT scan kepala, MRI Prognosis Ad vitam: ad bonam Ad fungsionam: dubia ad bonam Ad sanationam: dubia ad bonamTINJAUAN PUSTAKAAnatomi dan fisiologiKemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas motorik tidak dapat dipisahkan dari faktor lingkungan dan system regulasi yang berperan dalam pembentukan keseimbangan. Tujuan dari tubuh mempertahankan keseimbangan adalah : menyanggah tubuh melawan gravitasi dan faktor eksternal lain, untuk mempertahankan pusat massa tubuh agar seimbang dengan bidang tumpu, serta menstabilisasi bagian tubuh ketika bagian tubuh lain bergerak. Komponen-komponen pengontrol keseimbangan adalah :Sistem informasi sensorisSistem informasi sensoris meliputi visual, vestibular, dan somatosensoris.Visuala. Visual memegang peran penting dalam sistem sensoris. Cratty & Martin (1969) menyatakan bahwa keseimbangan akan terus berkembang sesuai umur, mata akan membantu agar tetap fokus pada titik utama untuk mempertahankan keseimbangan, dan sebagai monitor tubuh selama melakukan gerak statik atau dinamik. Penglihatan juga merupakan sumber utama informasi tentang lingkungan dan tempat kita berada, penglihatan memegang peran penting untuk mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan tempat kita berada. Penglihatan muncul ketika mata menerima sinar yang berasal dari obyek sesuai jarak pandang. Dengan informasi visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau bereaksi terhadap perubahan bidang pada lingkungan aktivitas sehingga memberikan kerja otot yang sinergis untuk mempertahankan keseimbangan tubuh.b. Sistem vestibularKomponen vestibular merupakan sistem sensoris yang berfungsi penting dalam keseimbangan, kontrol kepala, dan gerak bola mata. Reseptor sensoris vestibular berada di dalam telinga. Reseptor pada sistem vestibular meliputi kanalis semisirkularis, utrikulus, serta sakulus. Reseptor dari sistem sensoris ini disebut dengan sistem labyrinthine. Sistem labyrinthine mendeteksi perubahan posisi kepala dan percepatan perubahan sudut. Melalui reflex vestibulo-occular, mereka mengontrol gerak mata, terutama ketika melihat obyek yang bergerak. Mereka meneruskan pesan melalui saraf kranialis VIII ke nukleus vestibular yang berlokasi di batang otak. Beberapa stimulus tidak menuju nukleus vestibular tetapi ke serebelum, formatio retikularis, thalamus dan korteks serebri. Nukleus vestibular menerima masukan (input) dari reseptor labyrinth, retikular formasi, dan serebelum. Keluaran (output) dari nukleus vestibular menuju ke motor neuron melalui medula spinalis, terutama ke motor neuron yang menginervasi otot-otot proksimal, kumparan otot pada leher dan otot-otot punggung (otot-otot postural). Sistem vestibular bereaksi sangat cepat sehingga membantu mempertahankan keseimbangan tubuh dengan mengontrol otot-otot postural.

c. SomatosensorisSistem somatosensoris terdiri dari taktil atau proprioseptif serta persepsi kognitif. Informasi propriosepsi disalurkan ke otak melalui kolumna dorsalis medula spinalis. Sebagian besar masukan (input) proprioseptif menuju serebelum, tetapi ada pula yang menuju ke korteks serebri melalui lemniskus medialis dan talamus. Kesadaran akan posisi berbagai bagian tubuh dalam ruang sebagian bergantung pada impuls yang datang dari alat indra dalam dan sekitar sendi. Alat indra tersebut adalah ujung-ujung saraf yang beradaptasi lambat di sinovia dan ligamentum. Impuls dari alat indra ini dari reseptor raba di kulit dan jaringan lain , serta otot di proses di korteks menjadi kesadaran akan posisi tubuh dalam ruang.

DefinisiVertigo adalah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya dengan gejala lain yang timbul, terutama dari jaringan otonomik yang disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh oleh berbagai keadaan atau penyakit.Klasifikasi

Patofisiologi VertigoJaringan saraf yang berperan dalam keseimbangan :1. Reseptor Alat Keseimbangan Tubuh Reseptor mekanik vestiblm Reseptor cahaya di retina Reseptor mekanik di kulit, otot, sendi (propioseptif)2. Saraf aferen , terdiri atas : N. Vestibularis N. opticus N. spinovestibulocereberalis 3. Pusat keseimbangan, terdiri atas : Inti vestibularis Cortex cerebri Hypothalamus Inti oculomotoris Formation retikularis

Vertigo dapat timbul apabila terdapat ganggan pada salah satu ata lebih dari ketiga sistem tersebut pada tingkat persepsi (cortex dan thalams), intergrasi dan resepsi (mata, system vestibler dan system somatosensori).Faktor Resiko Beberapa faktor penyebab terjadinya vertigo antara lain:1. Mabuk darat atau mabuk laut.2. Konsumsi alkohol.3. Infeksi bakteri di telinga bagian dalam.4. Infeksi virus (misalnya flu) yang mengganggu labirin telinga.5. Radang sendi leher.6. Pusat keseimbangan otak kekurangan sirkulasi darah.ANALISA MASALAHNy. Y, 34 tuhanDiagnosis klinis : Vertigo, Vomitus, NistagmusDiagnosis topik : Sistem vestibularDiagnosis etiologi : Neuropati vestibulerDiagnosis tersebut ditegakan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan umum dan pemeriksaan neurologis.Dasar diagnosis pada pasien ini adalah :Diagnosis klinis : Vertigo Pada anamnesis didapatkan bahwa pasien mengeluhkan kepala terasa pusing berputar. Pada pemeriksaan fisik, pasien tidak dapat menggerakan kepalannya karena pusing berputar. Tes Romberg +. Vomitus Pada anamnesis didapatkan pasien mual muntah sejak terdapat keluhan pusing berputar dan diperberat oleh pemberian makanan dan minuman. Nistagmus Pada pemeriksaan fisik didapatkan nistagmus horizontal spontan.Diagnosis topik :Diagnosis topic ditegakan berdasarkan anamnesis yaitu pada kasus ini didapatkan jenis vertigo merupakan vertigo perifer.Diagnosis klinis :Diagnosis klinis yaitu neuritis vestibularis karena keluhan utama pasien ini adalah pusing berputar sepanjang hari sejak 7 hari SMRS. Diperberat oleh pergerakan kepala dan diperingan dengan berbaring. Pusing juga tidak dipengaruhi oleh keramian lingkungan sekitar. Pasien juga mengeluh mual muntah dan tidak terdapat gangguan pendengaran. Dari anamnesis diatas kita berpikir kalau ini adalah salah sat bentuk vertigo. Kalsifikasi vertigo adalah :

Dari klasifikasi di atas pasien ini terkena vertigo jenis yang vertigo vestibular. Vertigo vestibular dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

Pasien ini mempunyai gejala yang mendadak, derajat vertigonya sedang hingga berat, terdapat perburukan gejala bila melakukan pergerakan kepala, terdapat gejala otonom yaitu mual dan muntah. Sehingga pasien ini termask dalam kriteria jenis vertigo yang tipe perifer.

Neuritis Vestibular

Neuritis vestibular adalah penyebab vertigo rotatorik yang tersering kedua. Meskipun pada sebagian besar kasus tidak penyebab yang dapat diidentifikasi secara pasti, banyak bukti menunjukan bahwa episodic tersebut disebabkan oleh virus. Gejala utama neuritis vestibular adalah vertigo berputar yang hebat dengan onset akut dan berlangsung hingga beberapa hari yang diperberat oleh pergerakan kepala. Keluhan ini disertai oleh nistagmus torsional horizontal. Umumnya pendengaran tidak terpengaruhi. Neuritis vestibularis cenderung mengenai individu yang beusia diantara 30-60 tahun dan tidak menjadi sering pada usia tua, yang menunjukan bahwa kelianan ini bukan disebabkan oleh iskemik.

Diagnosis Banding Benign proksismal position vertigo (BPPV)Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) merupakan vertigo yang dicetuskan oleh perubahan posisi kepala atau badan terhadap gaya gravitasi. Jenis vertigo ini adalah peyebab yang tersering. Pasien dengan BPPV khasnya mengeluhkan serangan singkat vertigo berputar yang hebat yang muncul tidak lama setelah pergerakan kepala dengan cepat, biasannya ketika kepala mendongak keatas atau menoleh ke salah satu sisi. Vertigo menghilang dalam waktu 10-60 detik. Vertigo jenis ini disebabkan oleh pelepasan statolit dari membrane statolit. Dipengaruhi oleh gravitasi, statolit bermigrasi ke bagian terendah labirin, tempat ia dapat tersap dengan mudah ke pint mask kanalis semisirkularis posterior ketika pasien berbaring terlentang.Tahun1980 Epley mengemukakan teori canalithiasis, partikel otolith bergerak bebas di dalam Kanalis Semisirklaris ketika kepala dalam posisi tegak, endapan partikel ini berada pada posisi yang sesuai dengan gaya gravitasi yang paling bawah. Ketika kepala direbahkan ke belakang partikel ini berotasi ke atas sarnpai 900 di sepanjang lengkung Kanalis Semisirkularis. Hal ini menyebabkan cairan endolimfe mengalir menjauhi ampula dan menyebabkan kupula membelok (deflected), hal ini menimbulkan nistagmus dan pusing. Pembalikan rotasi waktu kepala ditegakkan kernbali, terjadi pembalikan pembelokan kupula, muncul pusing dan nistagmus yang bergerak ke arah berlawanan. Model gerakan partikel begini seolah-olah seperti kerikil yang berada dalam ban, ketika ban bergulir, kerikil terangkat sebentar lalu jatuh kembali karena gaya gravitasi. Jatuhnya kerikil tersebut memicu organ saraf dan menimbulkan pusing.Terapi 1. IVFD Ringer laktat 20 tpmCairan ini digunakan untk mengatasi kondisi kekurangan volume darah2. Ranitidin 2x1 ampulRanitidine bekerja dengan menghambat reseptor H2. Reseptor H2 bekerja perangsang sekresi asam lambung. Sehingga obat ini bekerja sebagai menghambat sekresi asam lambung.3. Omeprazol 1x40 mgOmeprazol bekerja di PPI atau penghambat Pompa proton yait penghambat sekresi asam lambung yang lebih kuat dari AH2. Penghambatan berlangsng lama, antaar 24-48 jam.4. PO Bethahistin Mesylate 6mg 3x1 TabletSalah satu kelompok jenis histaminik.

Pemeriksaan anjuran Laboratorim rutin Darah rutin (Hb, Ht, Leukosit, Eritrosit, Trombosit) Darah lengkap Tes kaloriPenderita berbaring dengan kepala fleksi 30 derajat, sehingga kanalis semisirkularis lateralis dalam posisi vertikal. Kedua telinga diirigasi bergantian dengan air dingin (30oC) dan air hangat (44oC) masing-masing selama 40 detik dan jarak setiap irigasi 5 menit. Nistagmus yang timbul dihitung lamanya sejak permulaan irigasi sampai hilangnya nistagmus tersebut (normal 90-150 detik). Dengan tes ini dapat ditentukan adanya canal paresis atau directional preponderance ke kiri atau ke kanan.Canal paresis ialah jika abnormalitas ditemukan di satu telinga, baik setelah rangsang air hangat maupun air dingin, sedangkan directional preponderance ialah jika abnormalitas ditemukan pada arah nistagmus yang sama di masing-masing telinga. Canal paresis menunjukkan lesi perifer di labirin atau n. VIII, sedangkan directional preponderance menunjukkan lesi sentral. Neurofisiologi : EEG Neuroimaging : CT scan kepala, MRI PrognosisAd vitam : ad bonam; Karena tanda vital yang stabil, keadaan umum yang cukup baik, dan kesadaran pasien yang selalu dalam keadaan kompos mentis, secara keseluruhan dapat dinilai baikAd fungsionam : dubia ad bonam; Karena karena pada pasien ini ditemukan adanya perbaikan dari gejala yang di timbulkan oleh vertigo.Ad sanationam : dubia ad bonam; karena tergantung kepatuhan pasien dalam mengikuti terapi dan minum obat teratur.

TINJAUAN PUSTAKASherwood L, 2011, Fisiologi Manusia. Jakarta : EGC.Pengenalan dan Penatalaksanaan Kasus-Kasus Nerologi, edisi-2. Jakarta : Departemen Saraf RSPAD Gatot Soebroto Dikesad. Baehr dan Frotscher, 2012, Diagnosis Topik nerologi DUUS. Edisi 4. Jakarta : EGC.Edward Y dan Roza Y, Diagnosis dan Penatalaksanaan Benign Parosyxmal Positional Vertigo Kanalis Horizontal. Bgian Telinga Hidng Tenggorok Bedah Kepala Leher. Universitas Andalas. Gunawan dkk, 2009, Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Departemen Farmakologi Dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

11