PresentaSI EVI

26
Perkembangan Organ Dan Tingkat Kelulushidupan Larva Ikan Nila (Oreochro niloticus) Pada Media Penetasan Salinitas Yang Ber Lailatul Lutfiyah 060510249P Dosen Pembimbing Laksmi Sulmartiwi, S.Pi., MP. Ir. Boedi Setya Rahardja, MP.

Transcript of PresentaSI EVI

Perkembangan Organ Dan Tingkat Kelulushidupan Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Pada Media Penetasan Salinitas Yang Berbeda

Lailatul Lutfiyah 060510249P

Dosen Pembimbing Laksmi Sulmartiwi, S.Pi., MP. Ir. Boedi Setya Rahardja, MP.

LATAR BELAKANGIkan nila merupakan ikan air tawar yang dapat hidup pada air payau dan laut, sehingga para petambak juga bisa membudidayakannya. Pembenihan ikan nila sejauh ini masih berada di perairan tawar, sehingga pada saat petambak membudidayakannya pada salinitas yang tinggi sering mengalami kematian akibat dari perubahan salinitas yang mendadak. metode alternatif yang dapat dilakukan untuk mengurangi kematian benih adalah dengan cara melakukan kegiatan pembenihan pada salinitas yang diinginkan.

RUMUSAN MASALAH Apakah media penetasan salinitas yang berbeda berpengaruh terhadap perkembangan organ larva ikan nila (Oreochromis niloticus) Apakah terdapat pengaruh pada media penetasan salinitas yang berbeda terhadap tingkat kelulushidupan larva ikan nila (Oreochromis niloticus)

TUJUAN PENELITIAN untuk mengetahui pengaruh media penetasan salinitas yang berbeda terhadap perkembangan organ larva ikan nila (Oreochromis niloticus) untuk mengetahui pengaruh media penetasan salinitas yang berbeda terhadap tingkat kelulushidupan larva ikan nila (Oreochromis niloticus)

MANFAAT PENELITIAN Diharapkan dapat memberikan informasi tentang salinitas yang sesuai dan dapat ditoleransi oleh larva ikan nila, sehingga perkembangan organ dan tingkat kelulushidupan larva dapat berlangsung sempurna.

KERANGKA KONSEPTUALBudidaya ikan nila di tambak Kendala : -benih membutuhkan aklimatisasi yang lama - Benih rentan terhadap perubahan salinitas

Metode alternatif : Perlakuan telur sampai larva pada salinitas yang berbeda untuk mengetahui perkembangan organ dan tingkat kelulushidupan larva

Penyediaan benih yang tahan terhadap perubahan salinitas dapat terpenuhi

METODOLOGI PENELITIANTempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Nopember 2009Februari 2010 di laboratorium genetika, UPT Pengembangan Budidaya Air Tawar Pasuruan. Bahan : 2 ekor induk jantan ikan nila dan 6 ekor induk betina ikan nila, sperma dan telur induk ikan nila, NaCl fisiologis, air tawar, air laut, pakan untuk pemeliharaan induk ikan nila. Alat : Akuarium, filter, kolam pemijahan induk ikan nila, gelas penetasan, aerator, selang aerasi, mikroskop, becker glass, objek glass, DO meter, penggaris, thermometer, stopwatch, refraktometer, pH paper, pompa aerasi, sedotan, kamera digital.

METODOLOGI PENELITIANRancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), Yang terdiri dari 5 Perlakuan, 4 Ulangan Perlakuan Perlakuan Perlakuan Perlakuan Perlakuan A (salinitas 0 ppt) B (Salinitas 5 ppt) C (Salinitas 10 ppt) D (Salinitas 15 ppt) E (Salinitas 20 ppt) kontrol

PARAMETER PENELITIAN Parameter Utama -pengamatan perkembangan organ larva (pigmentasi tubuh,pigmentasi mata,sirip,bukaan mulut,kuning telur,anus) -jumlah larva deformity -perhitungan Survival Rate (%) Parameter Penunjang -Perhitungan Fertilisasi Rate (%) -Perhitungan Hatching Rate (%) -kualitas air ,meliputi : suhu, salinitas, pH, DO.

BAGAN RANCANGAN PENELITIANInduk ikan nila betina Induk ikan nila jantan

Pengamatan kualitas telur

Pengamatan kualitas sperma

Pemijahan buatan

Penetasan telur

Kontrol (0 ppt) 4 ulangan

Perlakuan 1 (5 ppt) 4 ulangan

Perlakuan 2 (10 ppt) 4 ulangan

Perlakuan 3 (15 ppt) 4 ulangan

Perlakuan 4 (20 ppt) 4 ulangan Parameter penunjang : -perhitungan FR -perhitungan HR -kualitas air

Larva menetas Pengamatan perkembangan organ dan larva deformity sampai kuning telur larva hilang Jumlah larva deformity dan SR Analisis Data

ANALISIS DATA Data yang diperoleh kemudian disajikan secara deskriptif, yang menurut Sugiyono (2008) berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

HASILLarva menetas -larva salinitas 0 ppt dan 5 ppt menetas pada hari ke-3 atau jam ke-72 setelah fertilisasi -larva salinitas 10 ppt dan 15 ppt menetas pada hari ke-4 atau jam ke-100 setelah fertilisasi.

HASILPerkembangan -Pigmentasi

organ

mata larva salinitas 0 ppt terlihat pada hari ke-3 atau jam ke-76,larva salinitas 5 ppt terlihat pada hari ke-4 atau jam ke-85, larva salinitas 10 ppt dan 15 ppt mulai terlihat pada hari ke-4 atau jam ke-100.

pigmentasi mata

HasilPerkembangan Organ -Pigmentasi tubuh larva salinitas 0 ppt mulaiterlihat pada hari ke-3 atau jam ke-76, larva salinitas 5 ppt terlihat pada hari ke-4 atau jam ke-85, larva salinitas 10 ppt dan 15 ppt terlihat pada hari ke-4 atau jam ke- 100.

Pigmentasi tubuh

HASIL Perkembangan Organ

-Organ

anus larva salinitas 5 ppt mulai terlihat pada hari ke-3 atau jam ke-76, larva salinitas 0 ppt terlihat pada hari ke-4 atau jam ke-85, larva salinitas 10 ppt dan 15 ppt terlihat pada hari ke-4 atau jam ke- 100.

Anus

HASILPerkembangan Organ -Sirip ekor mulai terlihat pada larva salinitas 5 ppt pada hari ke-4 jam ke-100, pada larva

salinitas 10 ppt terlihat pada hari ke-5 atau atau jam ke-124, pada larva salinitas 0 ppt dan 15 ppt terlihat pada hari ke-6 atau jam ke-150.sirip ekor

HASIL-Sirip dorsal dan ventral mulai terlihat pada

larva salinitas 5 ppt pada hari ke-6 jam ke137, pada larva salinitas 10 ppt dan 15 ppt terlihat pada hari ke-7 atau jam ke-176, pada larva salinitas 0 ppt terlihat pada hari

ke-8 jam ke-202.

sirip dorsal sirip ventral

HASILPerkembangan Organ -Bukaan Mulut pada larva salinitas 5 ppt, 10 ppt dan 15 ppt mulai terlihat pada hari ke-6 atau jam ke-150, larva salinitas 0 ppt terlihat pada hari ke -7 atau jam ke-176.

bukaan mulut

HASILPerkembangan Organ -Sirip Pectoral pada larva salinitas 5 ppt mulai terlihat pada hari ke-7 atau jam ke-189, larva

salinitas 10 ppt dan 15 ppt terlihat pada hari ke-8 atau jam ke-202, larva salinitas 0 ppt mulai terlihat pada hari ke-8 atau jam 215.

sirip pectoral

HASILPerkembangan Organ

Kuning telur habis pada larva salinitas 0 ppt terlihat pada hari ke-9 atau jam ke-228, larva salinitas 5 ppt, 10 ppt dan 15 ppt terlihat pada hari ke-10 atau jam ke-254.

kuning telur habis

HASIL Larva Abnormal (Deformity)Larva abnormal ditemukan pada semua perlakuan salinitas. Keabnormalan larva meliputi bagian chepal, truncus dan caudal. a c

b d

HASILTingkat Kelulushidupan (SR) Larva

SR tertinggi terdapat pada perlakuan C (salinitas 10 ppt) yaitu 94% dan SR terendah terdapat pada perlakuan E (salinitas 0 ppt) yaitu 0%.

HASIL Derajat Pembuahan Derajat pembuahan berjumlah 100% pada tiap-tiap perlakuan. Daya tetas telur (HR) HR tertinggi terdapat pada perlakuan C (salinitas 10 ppt) yaitu 88,54% dan HR terendah terdapat pada perlakuan E (salinitas 20 ppt) yaitu 0%. Kualitas Air selama penelitian -Suhu berkisar antara 27-28C -DO = 8 ppm -pH berkisar antara 6-7 -Salinitas selalu disesuaikan dengan perlakuan (0 ppt, 5 ppt, 10 ppt, 15 ppt dan 20 ppt)

SIMPULANMediapenetasan pada salinitas yang berbeda memberikan hasil perkembangan organ yang berbeda pula pada lamanya pembentukan organ larva ikan nila

Media penetasan pada salinitas yang berbeda memberikan hasil yang berbeda pula pada tingkat kelulushidupan larva ikan nila

Hasil

penelitian menunjukkan bahwa waktu perkembangan organ pada larva sampai dengan kuning telur habis pada salinitas 0 ppt terjadi pada hari ke- 9 setelah fertilisasi dengan SR larva 76%, pada salinitas 5 ppt terjadi pada hari ke- 10 dengan SR 78%, pada salinitas 10 ppt terjadi pada hari ke-10 dengan SR 94%,

SARANHendaknya kegiatan pembenihan ikan nila dilakukan pada kisaran salinitas 5-15 ppt, karena pada kisaran salinitas tersebut masih bisa ditoleransi oleh larva ikan nila.