Standar Emas Makanan Langkah Awal Pembentukan Kader Bangsa Yg Sehat, Cerdas Berkarakter
Praktik Cerdas Makanan Bayi dan Anak
-
Upload
gerakan-kesehatan-ibu-dan-anak -
Category
Documents
-
view
190 -
download
2
description
Transcript of Praktik Cerdas Makanan Bayi dan Anak
Permasalahan
Praktek PMBA yang belum optimum di Indonesia
42% Cakupan ASI Eksklusif
37% Mendapatkan Makanan Pendamping ASI secara tepat
Perbaikan gizi ibu dan PMBA merupakan kunci utama untuk meningkatkan keberlangsungan hidup bayi dan anak
Ibu dan keluarga lain kurang mendapatkan akses informasi dan konseling individu terkait gizi ibu dan anak, baik di posyandu maupun di puskesmas
3
Paket Konseling PMBA di tk Masyarakat
Tujuan Pelatihan
Memberikan pengetahuan pada petugas kesehatan/kader mengenai Pertumbuhan, PMBA (ASI, MP-ASI) yang tepat untuk anak usia 0-24 bulan, gizi ibu, KB, serta kesehatan balita
Meningkatkan ketrampilan peserta dalam:
Melakukan Konseling
Memfasilitasi Kelompok
Menfasilitasi Kelompok Berorientasi Aksi
4
Sesi-Sesi dalam Modul Konseling PMBA
Pertumbuhan
ASI
MP-ASI
Gizi Ibu
Kesehatan Anak (dasar)
Cuci Tangan
Peran Ayah
5
6
Menggunakan metode Partisipatif:
Pembelajaran berdasarkan pengalaman
Menyiapkan peserta untuk langsung
menerapkan ketrampilan yang diperolehnya
Menggunakan berbagai alat:
Kartu konseling dan Gambar-gambar (flash
card)
Diskusi Kelompok, Studi Kasus, Bermain
Peran dan Praktek Lapangan
Tidak Menggunakan POWER POINT!
Metodologi Pelatihan
Struktur Pelatihan
19 Sesi (1-4 jam/sesi):
6-hari (ToMT, ToT) – 2X
Praktek Lapangan
6-(1/2days) (ToC-kader)
– 1X Praktek Lapangan
3-days (ToC-Bides) – 1X
Praktek Lapangan
7
Diintegrasikan pada pertemuan kader setiap bulan yang difasilitasi oleh bidan desa
Monitoring/Supportive supervision/mentoring:
Saat melakukan konseling atau bertemu dengan ayah/ibu/pengasuh di posyandu maupun kunjungan rumah (jumlah ibu yang dikonseling+tangga perubahan perilaku)
Saat bidan desa/petugas kesehatan melakukan pertemuan kelompok berorientasi tindakan (jumlah dan daftar peserta, topik pembahasan)
Saat memfasilitasi kelompok pendukung (jumlah dan daftar peserta, topik)
Solusi masalah (Problem Solving)
Exit interview dengan ayah/ibu/pengasuh
Tindak Lanjut Paska Pelatihan
(Monitoring/Supportive Supervision)
1. ToT Regional, ToT
Nasiona, dan adaptasi
paket konseling
2. Desain Pelatihan dengan
metode MLM/Berjenjang 3. Pembentukan MoT
Nasional
4. Roll-out oleh
Pemerintah, LSM, dsb
5. Replikasi oleh berbagai
pihak
3 provinsi + 5 kabupaten
(terus bertambah) dengan
dana lokal/APBD
64 kabupaten di 11
provinsi dengan dukungan
MCC+GoI
38 kabupaten di 13
provinsi oleh NGOs/UN
Strategi dan Implementasi
KOMITMEN KADER YANG
BEKERJA TANPA PAMRIH
Kemajuan Program
Survei end-line EU/UNICEF/GoI- Penurunan stunting
6%- kontribusi dari program PMBA (pelatihan &
implementasi); kenaikan pemberian makanan yang
tepat pada kuintil terendah
Survei WVI di 2 kecamatan di Jakarta- terjadi
penurunan stunting, cakupan ASI Eksklusif, dan
cakupan pemberian makanan anak 6-23 bulan
Alokasi dana dari berbagai sumber APBN/APBD,
PNPM, untuk kelangsungan program (pelatihan,
implementasi dan pendampingan)
Roll-Out oleh
NGOs
Pemerintah & Mitra Pembangunan
Advokasi , Modelling, Bimbingan Teknis, dll
Roll-Out oleh GoI
(Pusat & Daerah)
Roll-Out dengan
Dukungan UN
World Vision
Save the Children
Mercy Corps
PLAN
(+ 38 kabupaten)
Inisiatif Lokal:
DKI Jakarta (3 kabipaten)
Provinsi DIY (5 kabupaten),
Jawa Timur (3 kabupaten),
Kalimantan Timur (1
kabupaten), Kalimantan
Barat (1 kabupaten)
MCC/MCAI:
11 provinsi (64 kabupaten)
WFP:
(1 kabupaten di NTT)
UNICEF:
(+ 17 kabupaten)
Kemajuan “Scaling-Up”
INOVASI
PMBA Dalam Bencana
Integrasi dengan multisektor:
Pelatihan PMBA untuk PLKB
Pelatihan PMBA untuk Penyuluh Pertanian
Pelatihan PMBA untuk kader PAUD
Media/KIE sesuai dengan konteks lokal
Café Baby- upaya kader untuk meningkatkan
asupan makanan sesuai “4 Bintang” melalui
penjualan makanan lokal untuk masyarakat
INOVASI
PMBA DALAM BENCANA
Permainan
PMBA
Lukisan Mural PMBA
di Penyeberangan Kapal, Terminal
dinding Lapangan Sepakbola,
dinding susteran
Tantangan Program
Adat dan Budaya (termasuk mitos), gencarnya marketing
produk makanan bayi, dirasakan telah menghambat
praktek PMBA secara optimum
Letak geografis- menyulitkan para kader PMBA dalam
memberikan konseling melalui kunjungan rumah
Dukungan lintas sektor untuk mendukung program PMBA
belum optimum, terutama karena menyangkut perubahan
perilaku dengan hasil yang tidak “instan”
Pendamping pasca pelatihan belum terintegrasi dengan
system layanan kesehatan
Terima Kasih