Ppt Kti Stroke
-
Upload
otoyotoyalinur -
Category
Documents
-
view
102 -
download
1
description
Transcript of Ppt Kti Stroke
Oleh :
Indah Fitri Okta
1110070100026
STROKE
KARYA TULIS ILMIAHTINJAUAN KEPUSTAKAAN
Pembimbing:
dr. Muchlis Hasan Sp.OG
PENDAHULUAN
• Latar Belakang Masalah
WHO mendefinisikan stroke sebagai suatu tanda klinis yang
berkembang cepat akibat gangguan otak fokal (atau global)
dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih
dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain
yang jelas selain vaskuler (WHO, 2006). Dari definisi tersebut jelas
bahwa kelainan utama stroke adalah kelainan pembuluh darah
yang sistemik. Maka stroke merupakan kegawatan neurologi
yang serius dan menduduki peringkat yang tinggi sebagai
penyebab kematian.
• Rumusan MasalahApa itu Stroke?Bagaimana epidemiologi Stroke?Bagaimana klasifikasi Stroke?Bagaimana gejala dan tanda Stroke?Bagaimana penatalaksanaan Stroke?Bagaimana prognosis Stroke?
• Tujuan
• Manfaat
PEMBAHASAN
• Definisi Stroke
Menurut Hadi Martono dan RA Tuty Kuswardani (2009),
stroke didefinisikan sebagai suatu manifestasi klinis
gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan
defisit neurologis. Definisi lain lebih mementingkan
defisit neurologis yang terjadi sehingga batasan stroke
adalah sebagai berikut: “suatu defisit neurologi
mendadak sebagai akibat iskemia atau hemoragi
sirkulasi saraf otak”.
• Epidemiologi Stroke
Menurut American Heart Association (AHA),
diperkirakan 3 juta penderita Stroke per tahun.
Sedangkan angka kematian penderita Stroke di Amerika
adalah 50-100 per 100.000 penderita per tahun.
Di Indonesia, dari beberapa data penelitian yang
minim, Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki)
menyebutkan bahwa 63,52 per 100.000 penduduk
Indonesia berumur diatas 65 tahun ditaksir menderita
Stroke.
• Klasifikasi Stroke
STROKE
Iskemik
Hemoragik
Global
Fokal
Arteri
Vena
Gagal pompa jantung
Hipotensi sistemik (syok)
Peningkatan tekanan Intrakranial
Penebalan dinding pembuluh darah
Obstruksi luminal trombo emboli, spasme
Kompresi eksternal
TROMBOS
Subaraknoid
Intraerebral
Ruptur Aneurisme
Ruptur Arteri/intraserebral atriol
Faktor yang dapat dimodifikasi
Faktor yang tidak dapat dimodifikasi
Gaya hidup, Diabetes Melitus, Hipertensi
Usia,
Jenis kelamin
Diabetes Melitus
Hipertensi
Stroke Hemoragik
Stroke Iskemik
• Gejala dan tanda stroke
Gejala stroke bisa dibedakan atas gejala/tanda
akibat lesi dan yang diakibatkan oleh komplikasinya.
Gejala akibat lesi sangat jelas dan mudah untuk
didiagnosis, akan tetapi bisa sedemikian tidak jelas
sehingga diperlukan kecermatan tinggi untuk
mengenalinya. Secara umum gejala tergantung pada
besar dan letak lesi di otak, yang menyebabkan gejala
dan tanda organ yang dipersarafi oleh bagian
tersebut.
Jenis patologi (hemoragik dan non hemoragik)
secara umum tidak menyebabkan perbedaan dari
tampilan gejala, kecuali bahwa pada jenis hemoragi
seringkali ditandai dengan nyeri kepala hebat,
terutama terjadi saat bekerja. Beberapa perbedaan
yang terdapat pada stroke hemisfer kiri dan kanan
dapat dilihat dari tanda-tanda yang didapatkan
dengan pemeriksaan neurologis sederhana dapat
diketahui kira-kira letak lesi, seperti yang terlihat di
bawah ini.
Lesi di korteks• Gejala terlokalisasi, mengenai daerah lawan dari
letak lesi• Hilangnya sensasi kortikal (stereognosis,
diskriminasi 2 titik) ambang sensorik yang bervariasi
• Kurang perhatian terhadap rangsang sensorik• Bicara dan penglihatan mungkin terkenaLesi di kapsula• Lebih luas, mengenai daerah lawan letak lesi• Sensasi primer menghilang• Bicara dan penglihatan mungkin terganggu
Lesi di batang otak• Luas, bertentangan letak lesi• Mengenai saraf kepala sesisi dengan letak lesi
(III-IV otak tengah)• (V,VI,VII dan VIII di pons), (IX,X,XI,XII di medula)
Lesi di medula spinalis• Neuron motorik bawah di daerah lesi, sesisi • Neuron motorik atas di bawah lesi, berlawanan
letak lesi• Gangguan sensorik
Komplikasi akut yang terjadi adalah:
Kenaikan tekanan darah. Keadaan ini biasanya
merupakan mekanisme kompensasi sebagai upaya
mengejar kekurangan pasokan darah di tempat lesi.
Oleh karena itu kecuali bila menunjukan nilai yang
sangat tinggi (sistolik >220 / diastolik>130) tekanan
darah tidak perlu diturunkan, karena akan turun
sendiri setelah 48 jam. Pada pasien hipertensi kronis
tekanan darah juga tidak perlu diturunkan segera.
Kadar gula darah.
Gangguan jantung.
Gangguan respirasi, baik akibat infeksi
maupun akibat penekanan di pusat napas.
Infeksi dan sepsis merupakan komplikasi
stroke yang serius. Gangguan ginjal dan hati.
• Penatalaksanaan
Diagnosis, ditujukan untuk mencari beberapa
keterangan, antara lain:
• Apakah pasien menderita stroke atau bukan
• Bila memang stroke, letak, jenis dan luas lesi sangat penting
diperhatikan. Untuk kedua keadaan di atas, pemeriksaan
dengan pencitraan tomografi terkomputer (CT-scan),
walaupun pada beberapa keadaan, antara lain stroke di
batang otak pada hari-hari pertama sering kali tidak
didapatkan abnormalitas, sehingga harus diulang setelah 24
jam kemudian.
Dengan MRI (magnetic resonance imaging)
didagnosis letak dan jenis lesi dapat lebih
diketahui dengan pasti. Lesi kecil di batang otak
yang tidak terlihat dengan CT-scan tersebut, akan
dapat terdeteksi dengan MRI.
• Status pasien secara keseluruhan, termasuk di
sini adalah tekanan darah, kadar gula darah,
keadaan kardiorespirasi, keadaan hidrasi,
elektrolit, asam-basa, keadaan ginjal dan lain-lain.
• Terdapat beberapa system skor untuk
mendiagnosis jenis, letak dan besarnya lesi,
antara lain skor Siriraj, skor Gajah Mada, dll,
akan tetapi ketepatannya masih tidak bisa
diandalkan.
• Perbaikan gangguan/komplikasi sistemik
Tekanan darah. Peningkatan tekanan darah
pada hari-hari pertama stroke tidak perlu
dikoreksi, kecuali bila mencapai nilai yang sangat
tinggi (sistolik>220mmHg / diastolik>130mmHg)
atau merupakan tekanan darah yang
emergency. Penurunan tekanan darah harus
secara perlahan, tidak sampai normal.
Karena adanya peristiwa kompensasi pasca stroke,
yaitu gangguan autoregulasi. Sehingga bila mendadak
tekanan darah diturunkan, akan terjadi gangguan
metabolic otak yang sering justru memperburuk
keadaan.
Gula darah. Gula darah yang tinggi akan
memperburuk kerusakan otak KGD diturunkan
senormal mungkin dengan pemberian insulin.
Keadaan kardiorespirasi, fungsi paru-paru
harus dijaga dan dipantau, jika perlu diberi
pengobatan agar tidak mengganggu suplai
oksigen dalam darah.
Infeksi, gangguan ginjal atau hati,
keseimbangan cairan harus dijaga.
Terhadap lesi. Dapat dilakukan operasi
atau pemberian obat hemostatik.
Rehabilitasi dini. Dapat dilakukan fisioterapi
terhadap sequel.
• Upaya Pencegahan
Upaya pencegahan primer yaitu dengan
perbaikan faktor risiko. Sedangkan pencegahan
sekunder dapat dilakukan operasi (end-
arterectomy) dan pengobatan pemberian
antikoagulan seperti aspirin, warfarin.
• Prognosis
75% pasien pasca stroke terdapat gejala
sequel Gejala sequel tergantung pada ukuran dan
lokasi lesi. Dan gejala ini akan mempengaruhi
pasien secara fisik, mental, dan emosional.
Prognosis baik jika ukurannya tidak luas dan
lokasi lesi tidak terlalu mempengaruhi fungsi
kognitif pasien pasca stroke.
PENUTUP
• Kesimpulan
Stroke sering menyerang tiba-tiba,
berdasarkan etiologi stroke dibedakan menjadi 2
yaitu Stroke Hemoragik dan Stroke Non
Hemoragik. Kedua jenis stroke tersebut
merupakan suatu defisit neurologis mendadak
yang menyebabkan penurunan kemampuan secara
kognitif atau pun gangguan mental dan fisik.
Rehabilitasi dini dan penatalaksanaan
utama diperlukan untuk mencegah komplikasi
sistemik dan kematian otak, kematian otak yang
sudah terjadi tidak dapat terobati dengan cara
apapun. Pengendalian epidemiologi stroke
dengan perbaikan komplikasi sistemik dan
follow-up serta upaya pencegahan.
Daftar Pustaka• Edwards RH, Simon RP: Coma. Vol 2 (19). In Joynt
RJ, Griggs RC (eds): Clinical Neurology. Philadelphia, Lippincott-Raven, 1996.
• Sudoyo Aru, Setiyohadi Bambang, Alwi Idrus,dkk: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I. Edisi V. Interna Publshing : Jakarta. 2010 P.892-897
• Plum F, Posner JB: The Diagnosis of Stupor and Coma,3rd ed. Philadelphia, FA Davis, 1980.
• Schiffer RB, Rao S (eds): Neuropsychiatry. Philadelphia, Lippincott Williams & Wilkins,2002.
• Brocklehurst JC, Allen SC. Cerebral Syndrome. Geriatric Medicine for Students, 3rd edition. Churcil Livingstone; 1987.
• Gelmers: “Cerebral Ischemia” Springer Verlaag, 1993.
• Hadi-Martono:”Stroke, who in Indonesia is supposed to manage it?” (unpublished).1993
• Meier-Ruge,W: “The pathophsiology of Stroke, Causes and mechanism of Cerebral Infarction” in Meier Ruge (ed) Vascular Brain Disease in old age,Teaching and Training in Geriatric Medicine. Karger AG Switzerland; 1990. P.43-85
• Tersedia di: http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:MCA-Stroke-Brain-Human-2.JPG . Diakses pada 5 Juni 2013.
• Tersedia di: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24954/4/Chapter%20II.pdf . Diakses pada 10 Juli 2013.
• Tersedia di: http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-adammiciga-6398-3-babiit-a.pdf diakses pada 10 Juli 2013.
• Penyakit Stroke. Tersedia di www.penyakitstroke.net . diakses pada 17 Juni 2013.
• American Heart Association: Stroke presentage. American,2000.