POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

83
POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI SALAH SATU OBYEK WISATA UNGGULAN DI JAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Siva Sevhila Martine C 9406004 DIII USAHA PERJALANAN WISATA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Transcript of POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

Page 1: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI

SALAH SATU OBYEK WISATA UNGGULAN DI JAKARTA

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli

Madya Pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata

Siva Sevhila Martine

C 9406004

DIII USAHA PERJALANAN WISATA

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Judul Laporan Tugan Akhir : Potensi dan daya tarik monumen nasional sebagai salah satu obyek wisata unggulan di Jakarta

Nama Mahasiswa : Siva Sevhila Martine Nim : C.9406004 Tanggal Ujian :

DITERIMA DAN DISETUJUI OLEH PANITIA PENGUJI

Dra.Sawitri Pri Prabawati, M.Pd (............................................) Ketua Penguji Tiwuk Kusuma Hastuti, S.S, M.Hum (............................................) Sekretaris Penguji Drs.Tundjung Wahadi Sutirto, M.Si (............................................) Penguji Utama Drs.Suharyana M.Pd (............................................) Penguji Pembantu Dekan Drs. Sudarno, M.A.

NIP.131472202

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

ii

Page 3: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

Judul Laporan Tugan Akhir : POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI SALAH SATU OBYEK WISATA UNGGULAN DI JAKARTA

Nama Mahasiswa : Siva Sevhila Martine Nim : C 9406004

Menyetujui

Disetujui, Disetujui, Pembimbing utama Pembimbing Pembantu

Drs.Tundjung Wahadi Sutirto, M.Si Drs.Suharyana M.Pd

iii

Page 4: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

MOTTO

v Hadapilah hari esok dengan senyum.

( Siva Sevhila Martine )

v Jangan pernah menyerah sebelum mencoba. ( Siva Sevhila Martine )

v Balajar untuk yakin pada kemampuan diri sendiri ( Siva Sevhila Martine )

iv

Page 5: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

PERSEMBAHAN

Karya Tulis ini aku pesembahkan kepada:

1. Ayah, Ibu dan Adikku yang aku sayangi, terima kasih atas

kasih sayangnya

2. Adhitya yang senantiasa memberiku semangat, terima

kasih atas kebersamaan yang indah

v

Page 6: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan YME yang melimpahkan segala

rahmat, karunia, serta kasih Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas

Akhir ini yang berjudul “POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL

SEBAGAI SALAH SATU OBYEK WISATA UNGGULAN DI JAKARTA”.

Maksud penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya Pariwisata pada Program Diploma III Usaha

Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Negeri Sebelas Maret

Surakarta.

Untuk dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini penulis dibantu oleh banyak

pihak, tanpa bantuan dari semua pihak, penulis tidak dapat menyelesaikan Tugas Akhir

ini. Maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebanyak – banyaknya kepada :

1. Drs. Sudarno, M.A selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas

Negeri Sebelas Maret Surakarta yang telah berkenan memberi kesempatan untuk

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Drs. Suharyana M.Pd. selaku Ketua Program Diploma III Usaha Perjalanan

Wisata dan selaku Pembimbing Akademik juga sebagai pembimbing kedua dalam

penyusunan Tugas Akhir ini yang telah memberikan masukan yang berharga bagi

penulis.

vi

Page 7: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

3. Drs. Tundjung Wahadi Sutirto, M.Si selaku pembimbing pertama yang

memberikan bimbingan dan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas

Akhir ini.

4. Segenap Dosen dan karyawan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang telah memberikan ilmunya.

5. Ibu, Bapak, dan adikku tersayang terima kasih atas kasih sayangnya selama ini

yang tidak dapat aku balas dengan apapun.

6. Adhitya yang kusayang terima kasih karena telah memberikan keindahan dalam

hidupku dan telah memberikanku semangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Teman – teman DIII Usaha Perjalanan Wisata angkatan 2006 terima kasih atas

kebersamaan yang sangat indah.

8. Teman- teman kost Puspa Indah terima kasih karena selalu ada disampingku

disaat suka maupun duka.

9. The Ladours community kalian memang sahabat-sahabat terbaikku terima kasih

semuanya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih

belum sempurna, oleh karena itu semua kekurangan, kritik dan saran dari pembaca

akan diterima dengan senang hati demi penyempurnaan tulisan ini.

Surakarta, Juni 2009

Penulis

vii

Page 8: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

ABSTRAK

Siva Sevhila Martine, 2009. Potensi Dan Daya Tarik Monumen Nasional Sebagai Salah Satu Obyek Wisata Unggulan Di Jakarta. Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta. Laporan Tugas Akhir ini mengkaji tentang potensi dan daya tarik Monumen Nasional yang menjadi kebanggaan seluruh masyarakat DKI Jakarta dan Indonesia yang selalu ramai dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab persoalan yang dipertanyakan yaitu apakah maksud dan tujuan pemerintah dalam membangun Monumen Nasional, bagaimana potensi obyek dan daya tarik wisata yang terdapat di Monumen Nasional, dan usaha apa saja yang akan dilakukan pengelola Tugu Monumen Nasional dalam mengembangkan Monumen Nasional sebagai obyek wisata unggulan di Jakarta. Penulisan ini disajikan secara diskriptif kualitatif untuk memperoleh gambaran berbagai informasi yang berhubungan dengan potensi dan daya tarik Monumen Nasional sebagai salah satu obyek wisata unggulan di Jakarta. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan studi Dokumen. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif dan disajikan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah mempuyai maksud dan tujuan dalam membangun Monumen Nasional, potensi dan daya tarik yang terdapat di Monumen Nasional salah satunya dapat terlihat dari bentuk Tugu yang berbeda dari tugu lainnya, serta pengembangan yang akan dilakukan pengelola dalam jangka pendek salah satunya adalah pembenahan manajemen pengelolaan dan peningkatan sarana dan prasarana Monumen Nasional. Kesimpulan yang dapat diambil adalah Monumen Nasional adalah merupakan land mark kota Jakarta yang terkenal tidak hanya di Indonesia tetapi juga di luar negeri, karena selain bentuknya yang unik dan menarik, Monumen Nasional juga memiliki maksud dan tujuan tersendiri dalam pembangunannya.

viii

Page 9: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN……………………… II HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING……………………….. III MOTTO…………………………………………………………………. IV PERSEMBAHAN………………………………………………………. V KATA PENGANTAR…………………………………………………... VI ABSTRAK………………………………………………………………. VIII DAFTAR ISI…………………………………………………………….. IX DAFTAR TABEL………………………………………………………. XI DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………. X11

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah………………………………………… 1 B. Rumusan Masalah……………………………………………… 3 C. Tujuan Penulisan……………………………………………….. 3 D. Manfaat Penulisan……………………………………………… 3 E. Kajian Pustaka………………………………………………….. 4 F. Metode Penelitian………………………………………………. 10 G. Sistematika Penulisan…………………………………………... 13

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA JAKARTA

A. Letak Geografis………………………………………………… 15 B. Iklim……………………………………………………………. 18 C. Bahasa………………………………………………………….. 19 D. Kebudayaan dan kesenian……………………………………… 20 E. Musik…………………………………………………………… 21

F. Tari……………………………………………………………... 22 G. Senjata Tradisional……………………………………………... 22 H. Kependudukan………………………………………………….. 22 I. Agama…………………………………………………………… 24 J. Pemerintahan……………………………………………………. 25 K . Transportasi……………………………………………………... 26 L. Makanan………………………………………………………… 26 M. Pariwisata……………………………………………………….. 27

BAB III GAMBARAN UMUM TUGU MONUMEN NASIONAL

A. Sejarah Berdirinya Tugu Monumen Nasional………………….... 31 1. Dasar Pembangunan…………………………………………... 31 2. Maksud dan Tujuan Pembangunan Tugu Monumen Nasional.. 33

B. Pelaksanaan Pembangunan Tugu Monumen Nasional…………... 37 1. Tahap Pertama Pelaksanaan Pembangunan (1961-1965)……... 37

ix

Page 10: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

2. Tahap Kedua Pelaksanaan Pembangunan (1966-1968)……….. 38 1. Tahap Ketiga Pelaksanaan Pembangunan (1969-1976)……….. 38

C. Bagian-bagian Tugu Monumen Nasional………………………... 43 1. Pintu Gerbang Utama…………………………………………. 43 2. Ruang Museum Sejarah……………………………………….. 43 3. Ruang Kemerdekaan................................................................... 46 4. Pelataran Cawan………………………………………………. 48 5. Pelataran Puncak Tugu Monumen Nasional………………….. 48 6. Lidah Api Kemerdekaan………………………………………. 52 7. Kolam Pendingin………………………………………………. 52

8. Ruang Mesin…………………………………………………… 53 9. Patung Pangeran Diponegoro…………………………………. 53

D. Retribusi Monumen Nasional……………………………………. 53 E. Jam Buka Loket Monumen Nasional…………………………….. 54 F. Struktur Organisasi Monumen Nasional…………………………. 55 G. Data Pengunjung Monumen Nasional……………………………. 56

BAB IV POTENSI DAN DAYA TARIK OBYEK WISATA MONUMEN NASIONAL

A. Visi dan Misi Monumen Nasional………………………………. 57 B. Analisis 4A + 1P………………………………………………… 58 C. Analisis SWOT Monumen Nasional………………………......... 65 D. Hasil Wawancara Wisatawan…………………………………… 68 E. Pengembangan Yang Sudah dilakukan Monumen Nasional……. 69 F. Rencana Pengembangan Jangka Pendek....................................... 70 G. Tujuan Pengembangan Monumen Nasional.................................. 71

BAB V KESIMPULAN Kesimpulan…………………………………………………….......... 73 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 75 LAMPIRAN …………………………………………………………. 76

x

Page 11: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Batas – batas wilayah administrative DKI Jakarta……………………. 16 Tabel 2. Jumlah pertumbuhan penduduk Jakarta terhitung mulai tahun

1870 sampai 2007…………………………………………………… 23 Tabel 3. Daftar Gubernur yang memerintah DKI Jakarta……………………… 25 Tabel 4. Retribusi Tugu Monumen Nasional…………………………...……… 53 Tabel 5. Data Pengunjung Monumen Nasional tahun 2007 sampai april 2009... 56 Tabel 6. Analisis SWOT Monumen Nasional………………………………..… 65

xi

Page 12: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Informan………………………………………………… 76 Lampiran 2. Surat Permohonan Observasi di Monumen Nasional…….......... 77 Lampiran 3. Gambar Bentuk Monumen Nasional…………………………… 78 Lampiran 4. Peta Lokasi Monumen Nasional………………………………... 79 Lampiran 5. Peta Wisata Monumen Nasional………………………………... 80 Lampiran 6. Letak Monumen Nasional………………………………………. 81 Lampiran 7. Brosur Monumen Nasional berbahasa Indonesia………………. 82 Lampiran 8. Brosur Monumen Nasional berbahasa Inggris………………….. 83 Lampiran 9. Diorama Armada Perang Majapahit dan Diorama Masyarakat

Indonesia Purba…………………………………………………. 84 Lampiran 10.Diorama Kebangkitan Nasional dan Diorama aksi Tritura……... 85 Lampiran 11.Gambar Kendaraan di dalam kawasan Monas dan gambar patung

Pangeran Diponegoro……………………………………………. 86 Lampiran 12.Gambar Peta Wilayah NKRI dan gambar penataan taman Monas 87 Lampiran 13.Gambar Pemandangan halaman Monas dari pelataran cawan dan

gambar keindahan pemandangan alam dari puncak Monas……………………………................................................. 88

xii

Page 13: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia Pariwisata merupakan dunia yang universal yang dapat diartikan bahwa

pariwisata itu merupakan kebutuhan seluruh umat manusia di dunia. Indonesia

merupakan salah satu Negara yang kaya akan daerah wisata yang pengunjungnya

sudah dikenal dengan sebutan wisatawan domestik untuk pengunjung dalam negeri

dan wisatawan mancanegara untuk pengunjung dari luar negeri.

Sebagai Ibu kota negara Indonesia, Jakarta merupakan pusat pemerintahan,

perekonomian, perdagangan, industri, dan pariwisata di Indonesia. Jakarta

mempunyai luas sekitar 670 km². Pada saat ini, Jakarta telah dilengkapi dengan

fasilitas-fasilitas yang serba modern dan gedung-gedung pencakar langit yang

mengantarkan kota ini menjadi kota metropolitan yang dapat disejajarkan dengan

kota-kota besar lainnya di dunia seperti Tokyo, Hongkong, dan London. Dengan

aktivitas yang sangat padat baik siang maupun malam hari, membuat kota Jakarta

juga dijuluki sebagai “kota yang tidak pernah tidur”. Jakarta merupakan daerah

khusus Ibu Kota, yang juga merupakan propinsi yang dikepalai oleh seorang

Gubernur.

Jakarta sangat berpotensi sebagai kota tujuan wisata, ada banyak sekali asset-aset

wisata dan ragam budaya yang tidak kalah menarik dengan wilayah-wilayah lain

yang ada di Indonesia. Jakarta memiliki 3 jenis wisata andalan yakni wisata alam,

wisata buatan, dan wisata budaya.

1

Page 14: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

Berbagai obyek wisata yang terdapat di Jakarta dapat memudahkan wisatawan

untuk memilih obyek wisata yang ingin dikunjungi. Salah satu obyek wisata buatan di

Jakarta yang menarik wisatawan adalah Monumen Nasional atau yang lebil dikenal

dengan nama Tugu Monas. Monumen ini menjadi ”icon” Jakarta karena merupakan

salah satu dari monumen peringatan yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan

perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda. Selain bentuknya yang unik,

monumen ini juga terletak di pusat kota Jakarta. Monas selalu ramai dikunjungi

wisatawan terutama pada hari libur untuk melihat keindahan kota Jakarta dari puncak

Monas yang dilapisi emas.

Untuk tetap menjadikan Monumen Nasional sebagai salah satu obyek wisata

unggulan di Jakarta maka upaya pelestarian yang dinamis perlu dilakukan.

Alternatifya adalah dengan melakukan usaha – usaha dalam mengembangkan

Monumen Nasional yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah DKI Jakarta

diharapkan dapat meningkatkan kontribusi pariwisata terhadap pendapatan asli

daerah.

Hal inilah yang memunculkan keinginan untuk mengetahui lebih jauh tentang

potensi dan daya tarik Monumen Nasional sebagai salah satu obyek wisata unggulan

di Jakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka perumusan permasalahan

dalam penelitian sebagai berikut:

Page 15: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

1. Apakah maksud dan tujuan pemerintah dalam membangun Monumen Nasional?

2. Bagaimana potensi obyek dan daya tarik wisata yang terdapat di Monumen

Nasional?

3. Usaha apa saja yang akan dilakukan oleh Pengelola Tugu Monumen Nasional di

dalam mengembangkan Monumen Nasional sebagai obyek wisata unggulan di

Jakarta?

C. Tujuan Penulisan

Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka penulisan ini

mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui maksud dan tujuan pemerintah dalam pembangunan Monumen

Nasional.

2. Mengetahui potensi dan daya tarik yang terdapat di Monumen Nasional.

3. Mengetahui usaha yang akan dilakukan oleh Dinas Pengelola Tugu Monumen

Nasional Jakarta dalam mengembangkan Monumen Nasional.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan yang luas bagi para

penulis dan pembaca, khususnya yang ada di Pulau Jawa mengenai obyek wisata

Monumen Nasional.

2. Dapat bermanfaat bagi masyarakat luas dan pemerintah kota DKI Jakarta sebagai

media promosi obyek wisata Monumen Nasional, disamping itu juga bermanfaat

bagi intropeksi pemerintah DKI Jakarta dalam menjalankan perannya sebagai

fasilitator dan dinamisator.

Page 16: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

3. Bagi kalangan akademis dapat dijadikan referensi tambahan dalam melakukan

penelitian sejenis atau yang berkaitan dimasa mendatang.

4. Bagi lembaga pendidikan tinggi, pendidikan ini bermanfaat untuk menambah

perbendaharaan pustaka.

E. Kajian Pustaka

1. Pengertian Pariwisata

Menurut pengertian secara etimologis kata pariwisata berasal dari bahasa

sansekerta, yaitu dari kata “ pari ” dan “ wisata ”. Pari berarti banyak, berputar-

putar, berkali-kali. Sedangkan kata wisata berarti perjalanan atau bepergian yang

dalam hal ini bersinonim dengan kata Travel (bahasa Inggris). Dengan demikian

pariwisata dapat diartikan sebagai “ perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau

berputar – putar, berangkat dari suatu tempat dan singgah disuatu atau di beberapa

tempat, dan kembali ketempat asal semula, serta tidak bermaksud untuk tinggal

menetap di tempat yang menjadi tujuan perjalanannya ( Oka

A yoeti, 1991 : 103 ).

Menurut Undang – Undang Republik Indonesia No. 9/Thn. 1990 tentang

kepariwisataan, wisata adalah “ kegiatan perjalanan atau sebahagian dari kegiatan

tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati

obyek dan daya tarik wisata”. Dalam bahasa asing, wisata lebih dikenal dengan

istilah “ TOUR ” ( MT Sirait, Sudiyani, Wahyu Hadad, 1997 : 5 ).

Menurut World Association of Travel Agent ( WATA ). Tour adalah “

Perjalanan keliling selama lebih dari 3 hari, yang diselenggarakan oleh suatu

badan / agen perjalanan di beberapa kota atau pada suatu kota yang mana

Page 17: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

acaranya mencakup untuk melihat – lihat berbagai tempat atau kota baik di dalam

maupun di luar negeri ( MT Sirait, Sudiyani,

Wahyu Hadad, 1997 : 5 ).

2. Karakteristik dasar pariwisata

Untuk dapat memberikan pengertian dari industri pariwisata lebih lanjut

akan diuraikan beberapa karakteristik dasar pariwisata ( basic characteristic of

tourism ), antara lain :

a. Pariwisata adalah himpunan dari berbagai bentuk aktivitas, fasilitas dan jasa

pelayanan (service) dengan segala yang berhubungan dengan kebutuhan -

kebutuhannya.

b. Pariwisata adalah sejumlah sekumpulan dari aktivitas – aktivitas fasilitas dan

jasa pelayanan yang dihasilkan untuk perjalanan dari manusia dan kebutuhan

– kebutuhan jangka pendeknya selama mereka meninggalkan tempat

kediamannya terutama yang bertujuan untuk rekreasi dan beristirahat.

c. Bentuk lain dari perjalanan jangka pendek yang dimaksud seperti business dan

dengan tujuan lain adalah perjalanan yang termasuk di dalam pariwisata.

d. Perjalanan manusia dari satu tempat ke tempat yang baru untuk tujuan

menetap atau berdomisili bukan merupakan perjalanan wisata ( MT

Sirait, Rustan Sirait, dan Benyamin H.A, 1994 : 4 ).

3. Motivasi perjalanan

Orang yang akan melakukan perjalanan akan dapat memperoleh kepuasan

sesuai dengan tujuannya. Sebagaimana diketahui bahwa manusia melakukan

perjalanan mempunyai tujuan dan motivasi yang berbeda – beda. Adapun

Page 18: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

motivasi – motivasi tersebut meliputi :

a. Motivasi Umum : Yaitu meninggalkan rumah tempat kediaman / lingkungan

baik untuk sementara maupun dalam waktu lama.

b. Motivasi Khusus :

1. Nilai Elastis, Antara lain yaitu untuk berdagang( business ), konferensi(

conference ), pertemuan( meeting )

2. Nilai Non Elastis, Antara lain yaitu untuk berlibur( Holiday ),

mengunjungi keluarga( family visits ), Pendidikan( education ), Olah raga(

sports ), agama( Religions ), berbelanja( shopping ), kesehatan( health ),

penyesuaian( conformity ), harga diri(prestige )

Disamping itu, manusia dalam melakukan perjalanannya ingin

memperoleh sesuatu yang berbeda dalam kehidupannya. Beberapa alasan yang

mendorong manusia untuk melakukan perjalanan terutama dalam perjalanan

wisata menurut PATA ( Pacific Area Travel Association ) adalah sebagai berikut :

a. Keramah – tamahan penduduk ( warm & friendly people )

b. Keindahan pemandangan alam ( beautiful natural scenery )

c. Penginapan yang menyenangkan ( confortables accommodation )

d. Cuaca yang baik ( good climate )

e. Adat – istiadat dan pemandangan hidup yang menarik ( an attractive

custom and way of life )

f. Keindahan kreasi manusia ( beautiful creations of men )

g. Makanan yang menarik ( outstanding food )

h. Perbelanjaan yang baik dan menarik ( good shopping )

Page 19: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

i. Harga yang memuaskan ( reasonable price )

j. Lingkungan yang asing dan aneh ( exotic enviontment )

k. Ikatan sejarah atau keluarga ( historical & familyties )

l. Aktivitas yang luar biasa ( exceptional recreational )

( MT Sirait, Sudiyani, Wahyu hadad, 1997 : 3 )

4. Pengertian obyek wisata

Obyek wisata adalah tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber

daya wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik

yang diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi oleh wisatawan.

Menurut peraturan pemerintah No. 24 tahun 1979, dinyatakan bahwa

obyek wisata merupakan perwujudan dari ciptaan manusia, tata hidup, seni

budaya, serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya

tarik untuk dikunjungi oleh para wisatawan.

5. Pengertian daerah tujuan wisata

Daerah tujuan wisata adalah daerah obyek wisata yang khas, ditunjang

oleh sarana dan prasarana pariwisata yang lengkap maupun oleh keramah –

tamahan masyarakatnya yang memiliki daya tarik atau daya pikat sehingga

banyak wisatawan berkunjung ke daerah itu ( H.Kodhyat, Ramaini,

1995 : 30 ).

Unsur pokok yang mendapat perhatian guna menunjang pengembangan

pariwisata di daerah tujuan wisata yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan

pembangunan dan pengembangannya meliputi 5 unsur, yaitu :

a. Obyek dan daya tarik wisata

Page 20: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

b. Prasarana wisata

c. Sarana wisata

d. Tata laksana atau infrastruktur

e. Masyarakat atau lingkungan

( Gamal suwantoro, 1997 : 19 ).

Dilihat dari segi pelaksanaan praktis, penggolongan daerah tujuan wisata

tampaknya terlalu teritis dan seakan terlalu dibuat – buat. Dalam kenyataannya

wisatawan sukar untuk menggolongkan atau menempatkan suatu wilayah atau

daerah ke dalam sutu golongan daerah tujuan wisata atau DTW tertentu. (

Nyoman S. Pendit, 2003 : 70 ).

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai peranan Monumen Nasional

sebagai obyek wisata unggulan di Jakarta, diperlukan adanya penjelasan

mengenai berbagai hal yag berkenaan dengan “Monumen” secara umum dan

“Monumen Nasional” secara khusus.

Seiring dengan pertumbuhan zaman konsep definisi dari monumen sedikit

demi sedikit mulai bergeser. Monumen adalah patung maupun bangunan yang

diciptakan untuk mengingat seseorang, kejadian, atau bisa juga sebagai objek

seni. Biasanya memiliki fungsi untuk meningkatkan kualitas penampilan sebuah

tempat. Bangunan pakai yang memiliki nilai lebih dari usianya, ukuran, ataupun

yang merupakan bangunan bersejarah pun bisa dikataka sebagai monumen.

Definisi lain juga menyebutkan bahwa monumen adalah tempat yang dirancang,

atau dibuat sebuah bangunan bagi public utuk mengingat seseorang, atau

kelompok, maupun sebuah kejadian ( Wikipedia, 2007 )

Page 21: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

Menurut Kamus Besar Bahasa Indoesia yang dikeluarkan oleh

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, pengertian monumen adalah Bangunan

dan tempat yang mempunyai nilai sejarah yang penting dan karena itu dilindungi

negara. ( Wikipedia 2009 )

Dari tiga definisi yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat disimpulkan

bahwa monumen adalah objek bangunan penting yang memiliki nilai sejarah dan

dibangun untuk memperingati suatu hal tertentu yang dilindungi negara.

Secara umum, dari tampilannya monumen bisa dibagi menjadi dua:

Monumen figuratif dan non figuratif. Monumen figuratif biasanya tampil berupa

wujud sosok pahlawan ataupun seseorang yang dikenang. Tampilannya bisa

berupa wujud manusia satu badan maupun berupa patung dada. Sedangkan

Monumen non-figuratif memiliki keberagaman dalam hal ide, konsep, maupun

bentuknya. Monumen bisa berupa obelisk, kolom, candi, tugu, makam, air

mancur, masjid, menara, istana, benteng pertahanan, dan reruntuhan bangunan.

Monumen tidak harus melulu berupa karya patung atau karya seni rupa 3

dimensi. Monumen bisa juga berupa karya arsitektur, misalnya: bangunan-

bangunan kuno peninggalan masa lalu yang diabadikan sebagai peninggalan

sejarah di masa sekarang. Keberadaan monumen memiliki hubungan yang

kompleks dengan perkembangan waktu. Monumen menggambarkan kondisi di

masa lampau atau bisa juga berupa peniruan dari masa lampau itu, didirikan untuk

mempengaruhi publik di zamansekarang dan mengkaitkannya dengan sejarah.

Kadang dalam perkembangan sejarah terdapat perubahan makna yang berkenaan

dengan keberadaan sebuah monumen. ( Wikipedia, 2009 ).

Page 22: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

F. Metode Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di obyek wisata Monumen Nasional yang terletak

di Lapangan silang Monas, Jakarta Pusat.

2. Teknik Pengumpulan Data

Untuk membuat laporan yang tepat maka diperlukan data yang akurat, maka

teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

a) Observasi

Melakukan pengamatan secara langsung di lokasi Monumen Nasional

Jakarta pusat mengenai bentuk Monumen Nasioal secara fisik, aktivitas

pengunjung, berbagai acara yang diselenggarakan oleh pengelola Monas di

lapangan Monumen Nasional, maupun berbagai koleksi yang terdapat di

sana. Obervasi dilakukan pada tanggal 14 – 15 Mei 2009.

b) Wawancara

Wawancara merupakan teknik peneliti memperoleh berbagai

keterangan dari individu – individu yang terkait dengan bahan yang dikaji

yaitu sebagai informan. Cara menentukan informan yaitu memilih dengan

tepat seseorang yang mengetahui banyak tentang Monumen Nasional,

antara lain peneliti mewawancarai petugas Tata usaha yaitu Bapak Ageng

Darmintono, Ibu Yuli selaku seksi pelayanan, Bapak Muhajir sebagai

pemandu wisata yang berada di Monumen Nasional, serta Farah Maretha

yaitu pengunjung Monumen Nasional.

Teknik wawancara dilakukan dengan cara mengajukan berbagai

Page 23: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

pertanyaan yang erat kaitannya dengan obyek wisata yang dikaji, antara

lain mengenai maksud dan tujuan pembangunan Monas, waktu

pembangunan Monas, yang mempunyai ide dan gagasan, barbagai koleksi

yang terdapat di Monas, mengenai daftar pengunjung, dan lain-lain.

Pertanyaan telah disusun sebelumnya sehingga dapat dijadikan arahan bagi

peneliti di dalam melakukan wawancara.

c) Dokumen

Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari

dokumen dan catatan yang terdapat di lokasi penelitian sesuai dengan yang

diperlukan dan mempunyai hubungan dengan topik penulisan. Wujud

dokumen yang akan di ambil penulis berupa gambar bentuk fisik

Monumen Nasional, berbagai koleksi seperti gambar diorama yang

terdapat di Ruang Museum Sejarah, struktur organisasi pengelola

Monumen Nasional, data jumlah pengunjung tahun 2005-April 2009,

Brosur Monumen Nasional Enjoy Jakarta, dan lain –lain.

d) Studi Pustaka

Merupakan proses pengumpulan buku – buku melalui riset

kepustakaan serta membaca buku yang berhubungan dengan topik

masalah. Studi pustaka ini dilakukan di perpustakaan Universitas Negeri

Sebelas Maret Surakarta dengan maksud untuk kepentingan

mengembangkan kerangka penelitian.

3. Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan, dianalisis menggunakan analisis data kualitatif,

Page 24: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

yakni suatu teknik analisis yang diterapkan terhadap data – data verbal atau data –

data berupa kata – kata atau kalimat atau pernyataan atau pendapat. Sedangkan

uraian hasil analisis disampaikan dalam bentuk deskriptif analisis, yaitu suatu

uraian yang mendeskripsikan atau menggambarkan mengenai hal – hal yang

berkaitan dengan penelitian.

G. Sistematika Penulisan

Untuk pembahasan materi disusun dalam beberapa bagian yang diurutkan secara

sistematis. Tugas akhir terdiri dari 5 bab. Bab I merupakan pendahuluan yang berisi

latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, kajian

pustaka, metode penulisan, dan juga sistematika penulisan.

Bab II diuraikan mengenai gambaran secara umum DKI Jakarta. Yang berisi

tentang letak geografis, demografi, sarana dan prasarana, transportasi, obyek wisata

yang ada di Jakarta, makanan tradisional, kesenian tradisional, fasilitas umum.

Bab III diuraikan tentang gambaran secara umum Monumen Nasional yang

menyangkut sejarah berdirinya, tujuan dan fungsi pendirian, lokasi monumen

Nasional, bentuk Monumen nasional secara fisik, koleksi yang terdapat di dalamnya,

struktur organisasi dan kelembagaan, serta data kunjungan wisatawan tahun 2007

sampai 2009.

Bab IV, diuraikan mengenai potensi dan daya tarik Monumen Nasional sebagai

salah satu obyek wisata unggulan di Jakarta yaitu mengenai analisis 4A + 1P dan

analisis SWOT yang dapat diambil dari hasil observasi serta rencana pengembangan

Monumen Nasional.

Page 25: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan deri keseluruhan isi dari tugas

akhir ini yang disertai pula dengan saran-saran bagi pengembangan potensi Monumen

Nasional selanjutnya.

Page 26: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

BAB II

GAMBARAN UMUM KOTA JAKARTA

A. Letak Geografis

Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah sebuah provinsi sekaligus

ibu kota negara Indonesia. Jakarta terletak di bagian barat laut Pulau Jawa.

Koordinatnya adalah 6°11′ LS 106°50′ BT. Dahulu dikenal dengan nama Sunda

Kelapa (sebelum 1527), Jayakarta (1527-1619), Batavia (1619-1942), dan Djakarta

(1942-1972).

Pada tahun 2004, luasnya adalah sekitar 740 km² dan penduduknya berjumlah

8.792.000 jiwa. Jakarta bersama metropolitan Jabotabek dengan penduduk sekitar 23

juta jiwa merupakan wilayah metropolitan terbesar di Indonesia atau urutan keenam

dunia. Kini wilayah Jabodetabek menempatkan wilayah megapolis ini di urutan

kedua dunia, setelah megapolis Tokyo.

Jakarta berlokasi di pesisir utara pulau Jawa, di muara sungai Ciliwung, Teluk

Jakarta. Sebagai propinsi, Jakarta dibagi atas 5 wilayah walikota dan 1 kabupaten,

yaitu Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Kabupaten

Pulau seribu. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah timur berbatasan

dengan Bekasi, sebelah barat berbatasan dengan Tangerang, dan Sebelah selatan

berbatasan dengan Bogor.

Jakarta terletak di dataran rendah pada ketinggian rata-rata 8 meter. Hal ini

mengakibatkan Jakarta sering dilanda banjir. Selatan Jakarta merupakan dataran

tinggi yang dikenal dengan daerah Puncak. Jakarta dialiri oleh 13 sungai yang

15

Page 27: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

kesemuanya bermuara ke Teluk Jakarta. Sungai yang terpenting ialah Ciliwung, yang

membelah kota menjadi dua. Sebelah timur dan selatan Jakarta berbatasan dengan

propinsi Jawa Barat dan disebelah barat berbatasan dengan propinsi Banten.

Kepulauan Seribu, sebuah kabupaten administratif, terletak di Teluk Jakarta.

Sekitar 105 pulau terletak sejauh 45 km (28 mil) sebelah utara kota.

Batas-batas wilayah administrative dalam wilayah di DKI Jakarta berdasarkan

SK Gubernur No. Ib.3/1/1/66 tertanggal 12 Agustus 1966 adalah sebagai berikut:

Walikota Batas Wilayah

Kota Jakarta Pusat Utara Jl. Ketapang - Jl. Sawah Besar - Rel KA menuju Utara – Rel KA menuju Timur dekat AIP – Rel KA menuju Utara sampai Kali

Mati – Kali Mati sampai Ladasan Lapangan Terbang – Barat Timur

san sampai Jl. Jakarta By Pass Timur Jl. Raya Jakarta By Pass Selatan Tembusan Jl. Hang Lekir 1 – Jl.

Sudirman – Banjir Kanal Kali ciliwung - Jl. Pegangsaan

Timur – Jl. Matraman – Jl. Pramuka

Barat Banjir Kanal – Jl. Pati Petamburan – Rel KA Palmerah

Kota Jakarta Utara Utara Pantai Laut Jawa Timur Berbatasan dengan Bekasi Selatan Jl. Angke – Rel KA – Kali Mati –

Landasan Lapangan Terbang dari Barat ke Timur – Jl. Jakarta

By.Pass – Kali Sunter sampai batas bekasi

Barat Muara Alur da Kali Muara Angke Kota Jakarta Barat Utara Batas DKI Jakarta dengan

Tangerang – Pantai Laut Jawa Timur Muara Alur – Kali Muara Angke

– Jl. Angke Rel KA dari Barat ke Timur – Rel KA dari Barat ke Timur – Rel KA dari Utara ke Selatan – Jl. Ketapang sampai

Page 28: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

Banjir Kanal – Jl. Jati Petamburan – Pal Merah

Selatan Batas DKI Jakarta dengan Tangerang – Kali Pesanggrahan –

batas Kecamatan Kebon Jeruk sampai Kali Grogol

Barat Batas DKI Jakarta dengan Tangerang

Kota Jakarta Selatan Utara Kali Grogol – Tembusan Jl.. Hang Leki 1 – Jl. Jenderal Sudirman –

Banjir Kanal Timur Kali Ciliwung Selatan Batas DKI Jakarta dengan Bogor Barat Batas DKI Jakarta dengan

Tangerang Kota Jakarta Tmur Utara Kali Ciliwung – Jl. Pegangsaan

Timur – Jl. Matraman – Jl. Pramuka – Jl. By Pass – Kali

Sunter – Jl. Bekasi sampai batas DKI

Timur Batas DKI Jakarta dengan Bekasi Selatan Batas DKI Jakarta dengan Bogor Barat Kali Ciliwung

Sumber : Dinas Museum dan Pemugaran DKI Jakarta

Kemudian dengan keputusan Gubernur tanggal 1 Juli 1967 diadakan perubahan

dengan jalan memecah beberapa kecamatan dan kelurahan. Jumlahnya menjadi 5 kota

administratif, 27 kecamatan, dan 220 Kelurahan. Struktur kemudian diadakan

reorganisasi batas wilayah, sehingga dari 5 kota administratif berkembang menjadi 30

kecamatan dan 236 kelurahan.

Menurut Buku Sejarah Perkembangan Kota Jakarta yang dikeluarkan oleh

Dinas Museum dan Pemugaran DKI Jakarta, di dalam pengembangannya, daerah

Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi atau yang biasa disebut Jabodetabek

dikelompokkan atas tiga ciri wilayah sebagai berikut:

1. Wilayah Perkotaan, yaitu daerah-daerah di dalam wilayah Jabodetabek yang jelas

peruntukannya untuk kota. Termasuk dalam wilayah dengan ciri ini adalah pusat-

Page 29: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

pusat perkembangan yang disebutkan di atas. Pengaturan dari wilayah perkotaan

ini diserahkan pada pemda masing-masing dengan pengaturan perencanaan kota

dan perwilayahan menurut ketentuan yang berlaku di daerah itu.

2. Wilayah Pedesaan, adalah daerah-daerah di dalam wilayah Jabodetabek yang

peruntukannya ditetapkan untuk kegiatan yang berciri pedesaan. Termasuk dalam

wilayah ini adalah daerah pertanian, kebun buah-buahan termasuk daerah-daerah

jalur hijau yang tak diperkenankan untuk pembangunan bangunan-bangunan kota

dan tetap harus dipertahankan terbuka. Pengaturan dari wilayah ini juga

diserahkan kepada pemda masing-masing yang membawahi wilayah pedesaan

tersebut.

3. Wilayah Peralihan, adalah daerah-daerah dalam wilayah Jabodetabek yang dalam

peralihan dari sifat pedesaan ke perkotaan. Ciri-ciri dari daerah-daerah ini adalah

perkembangannya yang pesat dengan kegiatan-kegiatan pembangunan yang

bersifat perkotaan. Wilayah ini terutama terdapat dalam daerah perbatasan antara

DKI Jakarta dengan Dati 1 Jawa Barat dan memerlukan pengaturan bersama

untuk menetapkan penggunaan tanah di wilayah peralihan ini. ( Dinas Museum

dan Pemugaran DKI Jakarta,2000)

B. Iklim

Jakarta memiliki suhu udara yang panas dan kering atau beriklim tropis. Terletak

di bagian barat Indonesia, Jakarta mengalami puncak musim penghujan pada bulan

Januari dan februari dengan rata-rata curah hujan 350 milimeter (14 inchi)dengan

suhu rata-rata 27°C, curah hujan antara bulan januari dan awal februari sangat exterm

pada saat itulah jakarta dilanda banjir setiap tahunya , dan puncak musim kemarau

Page 30: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

pada bulan Agustus dengan rata-rata curah hujan 60 milimeter (2,4 inchi) bulan

september dan awal oktober adalah hari-hari yang sangat panas di jakata suhu udara

dapat mencapai 40°C. Suhu rata-rata tahunan berkisar antara 25°-38°C (77°-100°F).

(Wikipedia,2009)

C. Bahasa

Meskipun bahasa formal yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa Indonesia,

bahasa informal atau bahasa percakapan sehari-hari adalah Bahasa Indonesia dialek

Betawi.

Bahasa daerah juga digunakan oleh para penduduk yang berasal dari daerah lain,

seperti bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Minang, bahasa Batak, bahasa Madura,

bahasa Bugis, dan juga bahasa Tionghoa. Hal demikian terjadi karena Jakarta adalah

tempat berbagai suku bangsa bertemu. Untuk berkomunikasi antar berbagai suku

bangsa, digunakan Bahasa Indonesia.

Selain itu, muncul juga bahasa yang tumbuh di kalangan anak muda dengan kata-

kata yang terkadang dicampur dengan bahasa asing. Bahasa Inggris merupakan

bahasa asing yang paling banyak digunakan, terutama untuk kepentingan diplomatik,

pendidikan, dan bisnis. Bahasa Mandarin juga digunakan menjadi bahasa asing yang

banyak digunakan, terutama di kalangan pebisnis keturunan Tiongkok.

(Wikipedia,2009)

D. Kebudayaan dan Kesenian

Budaya Jakarta merupakan budaya mestizo, atau sebuah campuran budaya dari

beragam etnis. Sejak zaman Belanda, Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang

menarik pendatang dari seluruh Nusantara. Suku-suku yang mendiami Jakarta antara

Page 31: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

lain, Jawa, Sunda, Minang, Batak, dan Bugis. Selain dari penduduk Nusantara,

budaya Jakarta juga banyak menyerap dari budaya luar, seperti budaya Arab,

Tiongkok, India, dan Portugal.

Suku Betawi sebagai penduduk asli Jakarta agak tersingkirkan oleh penduduk

pendatang. Mereka keluar dari Jakarta dan pindah ke wilayah-wilayah yang ada di

provinsi Jawa Barat dan provinsi Banten. Budaya Betawi pun tersingkirkan oleh

budaya lain baik dari Indonesia maupun budaya barat. Untuk melestarikan budaya

Betawi, didirikanlah cagar budaya di Situ Babakan.

Di dalam rencana Induk DKI 1965-1985 telah digariskan keinginan untuk

menjadikan kota Jakarta sebagai pusat kebudayaan nasional. Oleh karena itu

pemerintah DKI Jakarta beserta pemerintah pusat mengusahakan pembinaan seni

budaya secara sungguh-sungguh. Dalam hal ini berkaitan antara sarana dan kegiatan

seni budaya dengan para insan seninya.

Pada tahun 1968 Gubernur Ali Sadikin mendukung diselenggarakannya

musyawarah para seniman. Hasil musyawarah itu diantaranya mengusahakan

pembangunan sebuah Pusat Kesenian Jakarta yang diurus oleh para seniman sendiri.

Sedangkan para seniman bergabung dalam Dewan Kesenian Jakarta.

Untuk menampung kegiatan kesenian masyarakat serta kegiatan Dewan Kesenian

Jakarta, pada tahun 1968 Pemerintah DKI Jakarta telah membangun gedung pusat

Kesenian “Taman Ismail Marzuki” di cikini yang semula merupakan tempat kebun

binatang. Pengelola gedung ini diserahkan pada Lembaga Taman Ismail Mrzuki,

sedangkan pemerintah DKI Jakarta hanya membina dan mengawasi serta memberika

subsidi keuangan yang material sesuai dengan kemampuan anggaran daerah. Dengan

Page 32: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

adanya Taman Ismail Marzuki masyarakat akan dapat menyaksikan dan sekaligus

mengikuti perkembangan kegiatan kesenian, dan dapat pula digunakan sebagai

tempat rekreasi.

Untuk pembangunan kompleks Taman Ismail Marzuki termasuk kampus LPKJ

serta pembiayaan kegiatannya sejak tahun 1968 sampai tahun 1976, pemerintah DKI

Jakarta telah mengeluarkan biaya sekitar 2,5 milyar rupiah.

Kota Jakarta juga memberi kesempatan yang luas bagi pengembangan kesenian

yang merupakan aspirasi bagi penduduk yang beragam. Di daerah senen biasa kita

temuka Wayang Orang Bharata. (Dinas Museum dan Pemugaran, 2000)

E. Musik

Musik tradisional maupun modern di Jakarta menggambarkan perpaduan

antarbudaya dan etnis. Pengaruh dari luar Indonesia berasal dari Belanda, Republik

Rakyat Cina, Portugis, Arab dan India.

Untuk musik tradisional di Jakarta, seperti tanjidor dan gambang kromong,

terdapat pengaruh baik etnis Sunda seperti penggunaan rebab dan terompet

tradisional. Ada pula pengaruh asing seperti halnya Trombone dan Gitar dari Eropa

dan beberapa irama musik tradisional Tionghoa. (Wikipedia,2009)

F. Tari

Seni tari di Jakarta merupakan perpaduan antara unsur-unsur budaya masyarakat

yang ada di dalamnya. Pada awalnya, seni tari di Jakarta memiliki pengaruh Sunda

dan Tionghoa seperti tariannya yang memiliki corak tari Jaipong dengan kostum

penari khas pemain Opera Beijing. (Dinas Museum dan Pemugaran, 2000)

G. Senjata Tradisional

Page 33: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

Senjata khas Jakarta adalah golok yang bersarungkan terbuat dari kayu.

H. Kependudukan

Pertumbuhan penduduk Jakarta dari tahun ketahun cukup tinggi. Jumlah

penduduk di Jakarta sekitar 7.512.323 (2006) namun pada siang hari, angka tersebut

akan bertambah seiring datangnya para pekerja dari kota satelit seperti Bekasi,

Tangerang, Bogor, dan Depok. Kota/kabupaten yang paling padat penduduknya

adalah Jakarta Timur dengan 2.131.341 penduduk, sementara Kepulauan Seribu

adalah kabupaten dengan paling sedikit penduduk, yaitu 19.545 jiwa.

(Wikipedia,2009)

Tabel.1 Jumlah pertumbuhan penduduk Jakarta terhitung mulai tahun 1945 sampai

tahun 2007.

NO Tahun Jumlah Penduduk

1. 1945 600.000

2. 1950 1.733.600

3. 1959 2.814.000

4. 1961 2.906.533

5. 1971 4.546.492

6. 1980 6.503.449

Page 34: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

7. 1990 8.259.639

8. 2000 8.384.853

9. 2005 8.540.306

10. 2006 7.512.323

11. 2007 7.552.444

Sumber: Data Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Propinsi DKI Jakarta

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pertumbuhan penduduk DKI Jakarta sangat

pesat, terlihat pada tahun 1945 penduduk Jakarta hanya berjumlah 600.000 jiwa dan 5

tahun kemudian naik sekitar hampir 150% dari tahun 1945. Pertumbuhan penduduk

di Jakarta setiap tahunnya meningkat disebabkan oleh banyaknya masyarakat

pedesaan yang tinggal di Pulau jawa maupun diluar pulau Jawa yang berpidah untuk

mencari lahan pekerjaan di Jakarta. Hal ini membuat Jakarta menjadi satu kota yang

paling padat populasi nya. Terbukti dengan adannya sensus penduduk yang dilakukan

dari tahun ke tahun dalam kurun waktu dari tahun 1945 sampai 2007, terlihat

peningkatan yang signifikan yang membuktikan begitu padatnya populasi ibukota

Jakarta dari tahun ke tahun.

I. Agama

Agama yang dianut oleh penduduk DKI Jakarta sangat beragam.

Menurut data pemerintah DKI pada tahun 2009, komposisi penganut agama di Jakarta

adalah sebagai berikut:

a. Islam 82 %

b. Kristen Protestan 7,2 %

c. Katolik 5,3 %

Page 35: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

d. Hindu 1,5 %

e. Buddha 4 %

Dari data tersebut di atas dapat diketahui bahwa penduduk DKI Jakarta pada

tahun 2009 sebagian besar beragama Islam, dan paling sedikit yang beragama Hindu.

(Wikipedia, 2009)

J. Pemerintahan

Daftar Gubernur Yang Pernah Memerintah DKI Jakarta

No. Nama Dari Sampai

1. Suwiryo 1945 1951

2. Syamsurizal 1951 1953

3. Sudiro 1953 1960

4. Dr. Soemarno 1960 1964

5. Henk Ngantung 1964 1965

6. Dr. Soemarno 1965 1966

7. Ali Sadikin 1966 1977

Page 36: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

8. H. Tjokropranolo 1977 1982

9. R. Soeprapto 1982 1987

10. Wiyogo

Atmodarminto 1987 1992

11. Soerjadi Soedirdja 1992 1997

12. Sutiyoso 1998 7 Oktober 2007

13. Fauzi Bowo 7 Oktober 2007 2012

Sumber: Data Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Provinsi DKI Jakarta

Pada masa pemerintahan Gubernur yang pernah memerintah DKI Jakarta masing-

masing membawa perkembangan tersendiri bagi kota Jakarta. Pada pemerintahan

Suwiryo yang merupakan Gubernur pertama, Jakarta mengalami perkembangan

interaksi dunia yang makin intensif mendorong Jakarta melakukan beberapa adaptasi,

salah satu diantaranya adalah pembangunan Pelabuhan Tanjung Priok yang

digunakan sebagai tempat singgah kapal-kapal dagang dari berbagai daerah. Pada

pemerintahan Gubernur Ali Sadikin pembangunan Monumen Nasional berlangsung

dan di resmikan oleh Ali Sadikin pada tahun 1975. Pemerintahan Gubernur Sutiyoso

memberikan inovasi baru bagi masyarakat Jakarta yaitu pembangunan Trans Jakarta

atau yang biasa disebut dengan Busway yang diesmikan pada tahun 2005 oleh

Gubernur sutiyoso.

K. Transportasi

Jakarta memiliki berbagai Alat transportasi diantaranya adalah angkutan umum

yang disebut mikrolet, metromini, bajaj, Taxi dan Trans Jakarta yang biasa disebut

busway yang baru saja diresmikan tahun 2005.

Page 37: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

L. Makanan

Jakarta merupakan kota internasional yang banyak menyajikan makanan khas dari

seluruh dunia. Di wilayah-wilayah yang banyak didiami oleh warga asing, seperti di

daerah Menteng, Kemang, Pondok Indah, dan daerah pusat bisnis Jakarta, tidak sulit

untuk menjumpai makanan-makanan khas asal Eropa, China, Jepang dan Korea.

Makanan-makanan ini biasanya dijual dalam restoran-restoran mewah. Di Jakarta,

dan sepeti kota-kota besar lainnya di Indonesia, Rumah Makan Padang yang paling

banyak dijumpai, hampir di seluruh tempat di Jakarta, kita dengan mudah akan

menemukan rumah makan yang manyajikan masakan asal Minang ini. Jakarta juga

memiliki makanan khasnya, yang paling terkenal adalah Kerak Telor dan Soto

Betawi. ( Wikipedia, 2009)

M. Pariwisata

Jakarta memiliki 3 jenis wisata andalan, diantaranya:

1. Obyek Wisata Alam

Pulau Air, Pulau Putri, Pulau Nirwana dan Pulau Bidadari yang berlokasi

di gugusan Kepulauan seribu. Di kepulauan ini terdapat obyek rekreasi alam,

dikelilingi laut, pasirnya putih. Air lautnya jernih didalamnya tampak ikan hias

dan tumbuhan laut yang mempesona. Fasilitas yang tersedia berupa

pesanggrahan, restaurant. Kegiatan yang dapat dilakukan disini adalah berlayar,

bernang, scuba diving, ski diving, berjemur di pantai dan rekreasi alam.

Pulau Rambut yang berlokasi di gugusan Kepulauan seribu. Pulau ini

merupakan tempat tinggal (persinggahan) berbagai jenis burung dari luar negeri

untuk berkembang biak. Burung-burung itu biasanya berdatangan sekitar bulan

Page 38: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

maret-September. Fasilitas yang tersedia di sini shelter penjagaan, jalan setapak,

kupel untuk melihat pemandangan dan port lokal. Kegiatan yang dapat dilakukan

di sini adalah penelitian ilmiah, rekreasi dan fotografi. Untuk mencapai ke lokasi

dapat menggunakan motorboat dari tanjung priok menuju Pulau Rambut, dapat

dilakukan sekitar bulan maret-september.

2. Obyek wisata Buatan

Pada tahun 2000 Dinas Museum dan Pemugaran Propinsi DKI Jakarta

mencatat ada 21 monumen dan patung besar penting yang tersebar di Jakarta.

Kesemua monumen dan patung yang tercatat ini adalah:

1. Monumen Nasional

2. Tugu Proklamasi

3. Monumen Proklamator Soekarno-Hatta

4. Monumen 19 September 1945

5. Monumen Pancasila Sakti

6. Patung Ahmad Yani

7. Monumen Perjuangan Senen

8. Monumen Perjuangan Jatinegara

9. Patung Gajah Mada

10. Patung Pangeran Dipenogoro

11. Monumen ASEAN

12. Monumen Dirgantara

13. Patung Ismail Marzuki

14. Patung Chairil Anwar

Page 39: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

15. Patung Muhamad Husni Thamrin

16. Patung Abdul Halim Perdanakusuma

17. Monumen Pemuda Membangun

18. Monumen Pembebasan Irian Barat

19. Patung Dr. GSSJ Ratulangie

20. Monumen Selamat Datang

21. Patung Bahari

22. Patung Pahlawan

( Dinas Kebudayaan dan Permusiuman Provinsi DKI Jakarta, 2000 ).

Monumen Nasional terletak di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, dibangun

pada dekade 1961. Tugu Peringataan Nasional dibangun di areal seluas 80 hektar.

Tugu ini diarsiteki oleh Soedarsono dan Frederich Silaban serta Ir. Rooseno

sebagai konsultan. Monumen Nasional Mulai di bangun Agustus 1959 dan

diresmikan 17 Agustus 1961 oleh Presiden Ir Soekarno. Monas resmi dibuka

untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975. Tinggi monument 137 meter berpuncak

nyala api yang berpuncak emas seberat 50 kg dan disekelilingnya terdapat taman.

Taman Mini Indonesia Indah yang berlokasi di Desa Lubang Buaya,

Kecamatan Pondok Gede Jakarta Timur. TMII dikelola oleh Yayasan Harapan

Kita. Taman ini dibangun diatas tanah seluas 120 ha. Taman Mini adalah taman

yang memperlihatkan selayang pandang keanekaragaman budaya yang terdapat di

Kepulauan Indonesia. Taman Mini memiliki bangunan yang mewakili propinsi

yang ada di Indonesia dengan ciri-ciri yang terkenal, mencerminkan arsitektur

daerah tiap-tiap propinsi. Taman Mini juga mempunyai kebun anggrek, beratus-

Page 40: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

ratus jenis anggrek berasal dari Indonesia, taman kaktus, taman burung dengan

berbagai jenis burung besar dan kecil, istana anak-anak dan museum asmat.

Setiap hari Taman Mini banyak dikunjungi wisatawan, terutama pada hari sabtu,

minggu dan pada hari libur. Di sini dapat disaksikan Keong Mas yaitu suatu teater

yang merupakan produk teknologi modern. Selain itu terdapat pula Bursa Seni

dimana berbagai jenis barang kesenian dari seluruh Indonesia dipamerkan dan

diperjual belikan.

3. Obyek Wisata Budaya

Taman Ismail Marzuki yang berlokasi di jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat.

Tempat ini merupakan pusat kesenian Jakarta, berfungsi sebagai wadah

pengembangan berbagai kesenian tradisional maupun kontemporer. ( Peta Jalan

Jawa Bali, 2002)

Page 41: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

BAB III

GAMBARAN UMUM TUGU MONUMEN NASIONAL

Monumen Nasional atau yang biasa disebut dengan Tugu Monas adalah salah

satu dari monumen peringatan yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan

perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda. Tugu Monumen Nasional

terletak di Jalan Silang Monas Jakarta Pusat. Tugu ini dibagun di areal seluas 80

Hektar. Monumen ini dibangun pada tahun 1961 dan diresmikan sebagai objek wisata

pada tanggal 12 Juli 1975 oleh Ali Sadikin.

A. Sejarah Berdirinya Tugu Monumen Nasional

1. Dasar Pembagunan

Guna mengenang dan mengabadikan kebesaran perjuangan bangsa Indonesia

yang dikenal dengan Revolusi 17 Agustus 1945 dan untuk membangkitkan

semangat patriotisme generasi sekarang dan akan datang, maka dibangunlah suatu

tanda peringatan yang berbentuk tugu yang kemudian diberi nama Monumen

Nasional.

Tugu Monumen Nasional mempunyai ciri tersendiri. Arsitekturnya dan

dimensinya melambangkan khas dan kekhususan Indonesia. Bentuk yang paling

menonjol adalah tugu yang menjulang tinggi dan pelataran cawan yang luas

mendatar. Di puncak tugu, api menyala tiada kunjung padam, melambangkan

tekad dan semangat bangsa Indonesia yang tak pernah surut berjuang sepanjang

masa. Angka-angka keramat bangsa Indonesia 17-8-1945 di abadikan pada

Monumen Nasional ini.

31

Page 42: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

Bentuk dan tata letak Monumen Nasional ini sangat menarik. Dengan berdiri

di plasa utama Taman Medan Merdeka, orang dapat menikmati pemandangan

yang mempesona, berupa taman dan kolam air mancur. Di bagian utara tampak

megah patung pangeran Diponegoro. Di sini orang dapat memasuki terowongan

yang berada tiga meter di bawah jalan silang monas menuju halaman Tugu

Monumen Nasional yang berpagar “Bambu runcing”, mengingatkan pada model

senjata bagssa Indoesia dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan.

Jakarta dipilih sebagai tempat yang paling layak untuk pembangunan Tugu

Monumen Nasional, karena kota Jakarta sebagai Ibukoota Republik. Di Jakartalah

Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan Negara Kesatuan

Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Areal lapangan Merdeka Jakarta

disepakati pada saat itu sebagai lokasi dibangunnya Tugu Monas. Mengingat luas

areal cukup ideal, juga memiliki nilai sejarah, dimana pada tanggal 19 September

1945 ratusan ribu rakyat Indonesia tanpa gentar terhadap ancaman senjata

penjajah dengan kendaraan lapis baja serdadu Jepang, bangsa Indonesia

menunjukkan kepada dunia untuk merdeka dan hanya mengakui pemerintah

Republik Indonesia. (Buku Monumen Nasional Monumen Keagungan Perjuangan

Bangsa Indonesia, 2008 : 2)

2. Maksud dan Tujuan Pembangunan Tugu Monumen Nasional

Gagasan awal pembuatan Tugu Monumen Nasional mucul setelah 9 tahun

kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan atas dasar keinsyafan beberapa

orang, selang beberapa hari setelah perayaan hari ulang tahun kemerdekaan

Page 43: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

Indonesia 17 Agustus 1945. Di bentuklah “Panitia Tugu Nasional” yang bertugas

mengusahakan berdirinya Tugu Monumen Nasional tersebut. Panitia ini dipimpin

oleh Sarwoko Martokusumo, S. Suhud selaku penulis, Sumali Prawirosudirdjo

selaku bendahara dan dibantu oleh empat orang anggota masing-masing Supeno,

K.S Wiloto, E.F Wenas, dan Sudiro.

Tugas panitia adalah mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan

dengan pembangunan Tugu Monumen Nasional yang akan didirikan di tengah-

tengah Lapangan Medan Merdeka, Jakarta. Termasuk mengumpulkan biaya

pembagunannya yang harus dikumpulkan dari masyarakat sendiri.

Adapun maksud dan tujuan pembangunan Tugu Monumen Nasional adalah:

a. Memperingati dan mengabadikan nilai-nilai perjuangan bangsa dan proklamasi

kemerdekaan bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.

b. Mencerminkan jiwa perjuangan dalam menegakkan semangat dan

mempertinggi keagungan Revolusi Kemerdekaan Republik Indonesia (

ditampilkan dalam bentuk Tugu yang menjulang ke angkasa dengan lidah api

yang tak kunjung padam di pelataran puncak ).

c. Memberikan inspirasi dan mendidik generasi sekarang dan akan datang

mengenai arti kebesaran perjuangan, kepribadian, kebudayaan dan martabat

bangsa Indonesia (ditampilkan dalam bentuk diorama di ruang museum sejarah

Tugu Monumen Nasional).

d. Memperkenalkan Tugu Monumen Nasional kepada dunia Internasional secara

keseluruhan sebagai salah satu unsur objek wisata.

Page 44: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

Selain itu bentuk Tugu yang akan dibangun hendaknya benar-benar bisa

menunjukkan kepribadian bangsa Indonesia bertiga dimensi, tidak rata. Tugu

yang menjulang tinggi ke langit, dibuat dari beton dan besi serta batu pualam

yang tahan gempa, tahan krikitannya sedikitnya 1000 tahun serta dapat

menghasilkan karya budaya yang menimbulkan semangat patriotik. Oleh Tim

Yuri pesan Ketua Panitia di atas dijadikan sebagai kriteria penilaian yang

kemudian dirinci menjadi lima kriteria yang harus dipenuhi untuk Tugu

Monumen Nasional.

Kelima kriteria tersebut adalah:

a. Tugu harus memenuhi ketentuan apa yang dinamakan “Nasional”.

b. Tugu harus berisikan dinamika dan berisi kepribadian Indonesia serta

mencerminkan cita-cita Bangsa Indonesia.

c. Tugu harus melambangkan dan menggambarkan “api yang berkobar” di

dalam dada bangsa Indoesia.

d. Tugu harus menggambarkan hal yang sebenarnya bergerak, meskipun

tersusun dari benda mati.

e. Tugu harus dibuat oleh benda-benda yang tidak cepat berubah dan tahan

beradab-adab.

Dalam rancangannya, Soedarsono mengemukakan landasan pemikiran yang

mengakomodasikan keinginan manusia. Landasan pemikiran itu adalah sebagai

berikut:

a. Untuk memenuhi kriteria “Nasional”, Soedarsono mengambil beberapa unsur

saat Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang mewujudkan

Page 45: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

“Revolusi Nasioal” sedapat mungkin menerapkannya pada dimensi

arsitekturnya, yaitu angka 17, 8 dan 45 sebagai angka keramat “hari

proklamasi”.

b. Bentuk Tugu yang menjulang tinggi mengandung falsafat “LINGGA dan

YONI” yang menyerupai “Alu” sebagai “Lingga” dan betuk wadah (cawan)

berupa ruangan menyerupai “Lumpang” sebagai “Yoni”. Alu dan Lumpang

adalah dua alat penting yang dimiliki setiap pribumi keluarga Bangsa

Indonesia, khususnya rakyat pedesaan. Lingga dan Yoni adalah symbol dari

zaman dahulu yang menggambarkan kehidupan abadi adalah unsur positif

(Lingga) dan unsure negative (Yoni) seperti adanya siang dan malam, laki-

laki dan permpuan, baik dan buruk, merupakan keabadian dunia.

c. Bentuk seluruh garis-garis asitektur Tugu ini mewujudkan garis-garis yang

bergerak tidak monoton, naik melengkung , melompat, merata lagi, lalu naik

menjulang tinggi, akhirnya menggelombang di atas membentuk lidah api di

yang menyala. Badan Tugu menjulang tinggi dengan lidah api di puncaknya

melambangkan dan menggambarkan semangat yang berkobar dan tak kunjung

padam di dalam dada Bangsa Indonesia.

d. Ruang/Tenang sebagai tempat penyimpanan atribut-atribut sejarah yang

mengawali Proklamasi kemerdekaan Negara Indonesia, termasuk rencana

tempat menyimpan Naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17

Agustus 19945.

Page 46: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

e. Bangunan Tugu dibuat dari bahan atau benda yang tahan berabad-abad seperti

batu alam marmer, besi baja, perunggu, besi beton dan sebagainya serta

dilengkapi dengan listrik, AC, Telepon, elefator, dll.

Berdasarkan gambar rencana yang telah dibuat dan dikembangkan lebih lanjut

oleh Soedarsono itulah maka pada tanggal 17 Agustus 1961 dimulai pemancangan

tiang pertama pembangunan Tugu Monumen Nasional ketika Republik Indonesia

genap berusia dua windu.

Pembangunannya itu sendiri langsung dipimpin oleh Presiden Soekarno,

sedangkan Soedarsono ditunjuk sebagai Direksi Pelaksana dan Penasehat Ahlinya

ditunjuk Prof.Ir.Roeseno. Dalam hal kekuasaan daerah, koordinasi dari logistic

diserahkan kepada Ketua Harian, Komandan Daerah Militer V / Jaya, Kolonel

Umar Wirahadikusumah. (Buku Monumen Nasional Monumen Keagungan

Perjuangan Bangsa Indonesia, 2008: 3)

B. Pelaksanaan Pembangunan Tugu Monumen Nasional

Pembangunan Tugu Monumen Nasional dilaksanakan melalui tiga tahap

sebagai berikut:

1. Tahap Pertama Pelaksanaan Pembangunan (1961-1965).

Pada masa ini pelaksanaan pekerjaan berada dibawah pengawasan Panitia

Monumen Nasional sedangkan biaya yang digunakan bersumber dari sumbangan

masyarakat.

Page 47: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

Tahap pertama pelaksanaan Pembangunan Tugu Monas ditempuh dalam

kurun waktu 4 tahun, yakni 1961/1962 sampai dengan tahun 1964/1965.

Pelaksaaan pekerjaan di lapangan dimulai antara lain dengan melakukan

pemagaran batas lapangan kerja, pembuatan bangunan kantor, dan gudang-

gudang peralatan serta pembuatan tiang-tiang pancang.

Pada tanggal 17 Agustus 1961 dilakukan pemancangan tiang pertama yang

dilakukan oleh Presiden Soekarno selaku Ketua Umum Panitia Monumen

Nasional. Pemancangan selanjutnya dilakukan oleh Biro Bangunan

“Pembangunan Perumahan” khusus untuk tiang-tiang pancang yang berada

dibawah blok pondasi Tugu sebanyak 284 buah.

Pekerjaan pemancangan tiang pancang selebihnya berada di luar blok podasi

Tugu. Pemancangan seluruh tiang pancang yang berjumlah 644 buah selesai

dikerjakan pada tanggal 10 Maret 1962.

Pada pertengahan bulan Januari 1962 pekerjaan meningkat ke pembuatan

poer-poer pondasi tiang Museum. Dari pekerjaan poer kemudian dilanjutkan ke

pembuatan blok pondasi Tugu. Bersamaan dengan itu dilaksanakan pula

penggalian tanah untuk lantai ruangan museum di luar blok pondasi Tugu.

Selanjutnya pada 17 April 1962 dimulai pengecoran blok pondasi Tugu.

2. Tahap Kedua Pelaksanaan Pembangunan (1966-1968).

Pada masa ini pelaksanaa pekerjaan masih dibawah pengawasa Panitia

Monumen Nasional, tetapi biaya pembangunan bersumber dari Anggaran

Pemerintah Pusat c.q Sekretariat Negara Republik Indonesia.

Page 48: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

Tahap kedua pelaksanaan pembangunan Tugu Monas mengalami masa lesu,

disebabkan karena dana yang tersedia sangat terbatas. Hali ini dimaklumi karena

pada awal Oktober 1965 Bangsa Indonesia dihadapkan pada suatu tragedi yang

dikenal dengan peristiwa G 30 S PKI.

Kejadian itu sudah barang tentu berpengaruh kepada seluruh tatanan yang ada.

Sementara itu pekerjaan pembangunan yang harus dikerjakan masih sangat

banyak, yakni pemasangan instalasi AC dan pemasangan marmer. Namun

pemerintah mengambil kebijaksanaan untuk tetap memperhatikan pembangunan

Tugu Monumen Nasional. Dana disediakan untuk menyelesaikan pekerjaan

pemasangan instalasi AC dan pemasangan marmer, sedangkan pemasangan

instalasi listrik baru dapat diselesaikan pada tahun 1967.

3. Tahap Ketiga Pelaksanaan Pembangunan (1969-1976).

Pada masa ini pelaksanaan pekerjaan berada di bawah pengawasan Panitia

Pembina Tugu Nasional, sedangkan biaya pembangunannya bersumber dari

pemerintah pusat. Direktorat Jenderal Anggaran melalui Repelita dengan

menggunaka Daftar Isian Proyek (DIP). Selain itu, pada tahun 1973,

pembangunan Tugu Monas telah mendapatkan bantuan Presiden RI, guna

menyelesaikan salah satu bagian pekerjaan.

Pembangunan Tugu Monas pada akhirnya dimasukkan ke dalam Rencana

Pembangunan Lima Tahun di bawah koordinasi Sekretariat Negara setelah

adanya bantuan pada pemeritah pusat pada tahun-tahun sebelumnya.

Pekerjaan selanjutnya meningkat pada pembuatan lantai ruangan Museum

yang berlokasi di sekitar blok pondasi Tugu. Pada tahap ini didahulukan pada

Page 49: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

bagian tengah sampai dengan batas siar (detelasi). Pekerjaan ini dilakukan

mengingat keperluan kerangka baja. Pengecoran beton sampai beton siar dapat

diselesaikan pada bulan Mei 1962. Selanjutnya, pekerjaan dilanjutkan pada

pekerjaan montase kerangka baja, peyetelan pembesian dinding ruangan museum

serta pengecoran dinding ruangan Museum yang dapat diselesaikan pada tanggal

12 Agustus 1962.

Tahun kedua dari tahap pertama pembangunan dimulai pada bulan September

1962. Pekerjaan dimulai dengan pembetonan tangga borders di ke empat sudut

yang merupakan pintu darurat dari ruangan Museum. Pekerjaan ini selesai pada

tanggal 10 Oktober 1962. Selain itu, pada tanggal 8 September 1962 hingga 3

Oktober 1962 telah diselesaikan pula pengecoran beton kolom-kolom keliling

bagian luar dari ruangan Museum dan kolom-kolom dingin ruangan museum.

Agar dinding Museum kedap air, maka seluruh permukaan dinding luar dilapisi

dengan flinkote.

Pembangunan tahun kedua dari tahap pertama pembangunan Tugu Monas ini

diakhiri dengan pengecoran badan Tugu setelah dilakukan pembetonan dan

bekisting bada Tugu. Pengecoran badan Tugu dapat diselesaikan sebelum tanggal

17 Agustus 1963.

Tahun ketiga dari tahap pertama pelaksanaan pembangunan dimulai pada

tanggal 7 September 1963 setelah dikeluarkannya Surat Keputusan Presiden

Nomor 188 tahun 1963 tentang pembentukan Panitia Negara yang dinamakan

“Panitia Museum Sejarah Tugu Nasional” yang bertugas menciptakan adegan

sejarah secara visual pada ruangan Tugu Monas dengan masa kerja satu tahun.

Page 50: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

Pembentukan panitia khusus itu dianggap penting karena dalam ruangan

bangunan Tugu Monas terdapat ruangan Museum sejarah, sehingga diperlukan

adanya ahli-ahli untuk menciptakan adegan sejarah secara visual pada ruangan-

ruangan yang telah tersedia.

Rencana kerja panitia Museum Sejarah Tugu Nasional adalah membuat

adegan sejarah secara visual dalam tiga dimensi. Adegan-adegan ini ditampilkan

di dinding Sebelah timur, selata, barat dan utara Ruangan Museum Sejarah.

Pekerjaan sipil pada tahun ketiga ini dimulai dengan pengecoran balok-balok

beton tangga luar (September 1963-Februari 1964). Selain itu juga dilakukan

penimbuan tanah setinggi 1,70 m dari permukaan tanah semula dan lebar 30

meter sampai tepi jalan mengelilingi Tugu Monas serta pengecoran beton 16

kolom “keliling dalam”.

Kegiatan tahun ketiga ini diakhiri dengan penambahan tinggi kerangka besi

untuk badan Tugu yang diselesaikan sebelum tanggal 17 Agustus 1964.

Kebijaksanaan ini kemudian di dalam Surat Keputusan Presiden R.I Nomor

314 tahun 1968 tentang pembentukan Panitia Pembina Tugu Nasional yang

bertugas menyelesaikan, memelihara, membina Tugu Monas serta

pemanfaatannya bagi umum.

Panitia ini diketuai oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dibantu oleh

Gubernur DKI Jakarta selaku wakil ketua. Pejabat yang ditunjuk Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan selaku sekretaris, Pejabat yang ditunjuk oleh Menteri

Keuangan selaku Bendahara dan Wakil dari Sekretariat Nagara, Wakil

Page 51: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

Departemen Pekerjaan Umum, Wakil Departemen Hankam dan Wakil Lembaga

Pariwisata Nasional selaku anggota.

Tugas sehari-hari Panitia Pembina dibantu oleh Tim Pelaksana Pembina yang

diketuai oleh Prajogo, Wakil Gubernur DKI Jakarta Bidang III Pembangunan.

Tim ini bertugas tidak hanya memelihara dan mengamankan teknis/fisik saja

tetapi juga menyempurnakan dan menyelesaikan bagian-bagian yang belum

terselesaikan meliputi: ruang Museum Sejarah, ruang Kemerdekaan, badan Tugu,

halaman Tugu, terowongan, Bunker/ruang mesin dan halaman patung Pangeran

Diponegoro.

Tim khusus yang diberi nama Tim Perancang Isi Museum Sejarah yang

dipimpin oleh Nugroho Notosusanto dengan anggota-anggota: Marwati D.

Pusponegoro, Harsja W. Bachtiar, Sumartini, Bambang Sumadio, Buchari,

Abdulrachman, Moela Marboen, Lim Manus, Amir Sutaarga dan I. Gusti Ng Rai

Miskun bertugas membantu pimpinan Panitia Pembina dalam melaksanakan

tugasnya mengisi Museum Sejarah.

Tim ini bertugas mengusulkan adegan-adegan sejarah nasional yang akan

dibuat dalam 48 adegan diorama didalam Ruang Museum Sejarah Tugu

Monumen Nasional dengan kriteria sebagai berikut:

1. Bersifat inspiratif , artinya dapat mengilhami perjuangan Negara Indonesia

pada masa sekarang dan akan datang untuk mencapai Tujuan Nasional

sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang dasar 1945.

2. Membuat kesadaran ber-Pancasila

Page 52: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

3. Merupakan tonggak sejarah bagi pembinaan Orde Baru sesuai dengan

Ketetapan MPR Sidang Umum IV dan V Sidang Istimewa Majelis

Permusyawaratan Rakyat Sementara Republik Indonesia.

Setelah menempuh serangkaian perjuangan yang panjang, akhirnya Tugu

Monumen Nasional dapat diselesaikan walaupun ditemukan persoalan-persoalan

teknis, seperti kebocoran-kebocoran baik disebabkan karena air tanah yang

merembes ke lantai Ruang Museum Sejarah maupun kebocoran-kebocoran yang

datang dari atap ruang Museum Sejarah dan tangga utama diatas dome-dome

diorama.

Masalah kebocoran ini diatasi dengan cara membuat saluran air dan

menyediakan pompa penyedot air. Demikian juga dalam mengatasi kebocoran

atap ruang Museum Sejarah dilakukan dengan cara membongkar lantai mozaik

pada atap Ruang Museum kemudian dilapisi dengan bahan kedap air dan bahan

penutup lantai. Cara ini sangat efektif tetapi memerlukan biaya yang cukup besar.

(Buku Monumen Nasional Monumen Keagungan Perjuangan Bangsa Indonesia,

2008 : 10)

C. Bagian – Bagian Tugu Monumen Nasional

1. Pintu Gerbang Utama

Berjalan di atas plaza di Taman Medan Merdeka Utara, para pengunjung akan

menikmati pemandangan taman dan air mancur yang ada di sana. Kemudian

setelah melewati patung Pangeran Diponegoro, turun masuk ke dalam terowongan

yang melintas di bawah jalan silang Monas dan keluar tepat di halaman Tugu

Monumen Nasional yang sekelilingnya berpagar besi berbentuk “bambu runcing”.

Page 53: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

2. Ruang Museum Sejarah

Ruangan ini terletak 3 meter di bawah halaman Tugu Nasional, sedangkan

atap Museum terletak 5 meter di atas halaman Tugu. Luas ruangan ini 80 x 80

meter dan tinggi langit-langitnya 8 meter. Seluruh dinding, tiang-tiang dan lantai

berlapis marmer. Pada keempat sisi dinding masing-masing terdapat 12 jendela

kaca (diorama). Dari masing-masing jendela kaca itu dipertunjukkan adegan-

adegan peristiwa sejarah Bangsa Indonesia diawali dengan gambaran kehidupan

masyarakat Indonesia Purba sampai dengan Orde Baru.

Konsepsi sejarah yang melatarbelakangi adegan itu adalah bahwa Perjuangan

Nasional Indonesia sejak masa awal higga sekarang adalah untuk kemerdekaan,

persatuan, kesejahteraan dan keadilan sosial. Adegan-adegan yang ada di sini

menggambarkan tujuan itu. (Buku Monumen Nasional Monumen Keagungan

Perjuangan Bangsa Indonesia, 2008 : 24-25)

Diorama-diorama yang terdapat di ruangan ini berjumlah 48 diorama, antara

lain:

a. Diorama Sisi Timur

1. Masyarakat Indonesia Purba

2. Bandar Sriwijaya

3. Borobudur

4. Bendungan Waringin Sapta

5. Perpaduan Syiwaisme-Budhaisme

6. Sumpah Palapa

7. Armada Perang Majapahit

Page 54: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

8. Utusan Cina ke Majapahit

9. Pesantren sebagai pemersatu Bangsa Indonesia

10. Pertempuran Pembentukan Jayakarta

11. Armada Bugis

12. Perang Makassar

b. Diorama Sisi Selatan

1. Peran Patimura

2. Perang Diponegoro

3. Perang Imam Bonjol

4. Perang Banjar

5. Perang Aceh

6. Perang Si Singamangaraja

7. Perang Jagaraga

8. Tanam Paksa

9.Kegiatan Gereja Protestan dalam proses Penyatuan Bangsa Indonesia

10. Perjuangan Kartini

11. Kebangkitan Nasional

12. Taman Siswa

c. Diorama Sisi Barat

1.Muhammadiyah

2.Perhimpunan Indonesia

3.Stovia sebagai tempat persemaian Pergerakan Pemuda Indonesia

Page 55: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

4.Digul

5.Sumpah Pemuda

6.Romusya

7.Pemberontakan Tentara Peta di Blitar

8.Proklamasi Kemerdekaan

9.Pengesahan Pancasila dan UUD 1945

10. Hari Lahir Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

11. Pertempuran Surabaya

12. Katholik Roma sebagai Faktor Pemersatu

d. Diorama Sisi Utara

1.Gerilya dalam Perang Kemerdekaan Indonesia

2.Panglima Besar Sudirman

3.Pengakuan Kedaulatan

4.Perjuangan kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia

5.Indonesia menjadi Anggota Perserikatan Bangsa-bangsa

6.Konferensi Asia Afrika

7.Pemilihan Umum Pertama

8.Pembebasan Irian Barat

9.Kesaktian Pancasila

10. Aksi-aksi Tritura

11. Surat Perintah 11 Maret

Page 56: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

12. Penentuan Pendapat Rakyat Irian Barat.

(Buku Monumen Nasional Jakarta Indonesia, 1994 : 18-71)

3. Ruang Kemerdekaan

Ruang Kemerdekaan berada di dalam Cawan Tugu Monumen Nasional.

Ruang Kemerdekaan ini berbentuk amphitheater tertutup dimana para

pengunjung sambil duduk dengan tenang dan khidmat dapat merenungkan dan

meresapkan hikmah Kemerdekaan Bangsa Indonesia.

Pada keempat dinding yang ada di tengah ruangan ini terpasang empat buah

atribut kemerdekaan Bangsa Indonesia, yaitu:

a. Pada dinding sebelah timur: Sang Saka Merah Putih 2 m x 3 m, terbuat dari

kain sutera.

b. Pada dinding sebelah utara: Peta Wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia yang terbuat dari perunggu dan dilapisi emas murni.

c. Pada dinding sebelah barat: Terdapat lemari berbentuk pintu gapura yang

terbuat dari perunggu ukir dan dilapisi emas murni. Di dalamnya terdapat peti

kaca anti peluru yang disediakan untuk menyimpan naskah Proklamasi

Kemerdekaan Republik Indonesia. Naskah ini di copy dan diperbesar 4 x dari

yang asli. Sedangkan naskah proklamasi yang asli disimpan di Gedung Arsip

Nasional Jakarta selatan.

d. Peta dinding sebelah selatan: Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia

berbentuk burung Garuda : Bhineka Tunggal Ika, yang mengandung ideologi

negara “Pancasila”. Burung garuda menghadap ke kanan yang berarti lambang

kebaikan. Sayapnya berjumlah 17 yang merupakan tanggal kemerdekaan

Page 57: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

Indonesia. Garis ekor besar berjumlah 8 yang merupakan bulan kemerdekaan

Indonesia. Garis ekor kecil berjumlah 19 dan garis leher berjumlah 45 yang

merupakan tahun dari kemerdekaan Indonesia. (wawancara dengan Muhajir,

15 Mei 2009)

4. Pelataran Cawan

Pelataran Cawan berbentuk segi empat yang melingkari badan Tugu

Monumen Nasional. Pelataran cawan ini berukuran 45 m x 45 m dan berada di

ketinggian 17 m. Dari pelataran cawan ini para pengunjung dapat melihat

keindahan Taman Medan Merdeka.

5. Pelataran Puncak Tugu Monumen Nasional

Pelataran Puncak Tugu Monumen Nasional terletak pada ketinggian 115 m

yang berukuran 11 m x 11 m. Dari pelataran ini pengunjung dapat menikmati

panorama Ibukota Jakarta.

Dengan menggunakan elevator berkapasitas 10 orang, pelataran puncak ini

dapat dicapai dalam waktu beberapa menit. Dalam keadaan darurat, tangga

melingkar di sekeliling lift dapat dipergunakan. (Buku Monumen Nasional

Monumen Keagungan Perjuangan Bangsa Indonesia, 2008 : 26-27)

Dari Pelataran Puncak Tugu Monas dapat melihat pemandangan berbagai

gedung-gedung pemerintahan, diantaranya:

Sebelah Utara:

a. Istana Merdeka

b. Sekertariat Negara

c. Bina Graha

Page 58: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

d. Pusat Perbelanjaan Duta Merlin

e. Plaza Gajah Mada

f. Gedung Kantor Gajah Tunggal

g. Mahkamah Agung

h. Hotel Alila

i. Hotel Redtop

j. Hotel Ibis mangga dua

k. Departemen Dalam Negri

l. Markas Besar TNI Angkatan Darat

m. Pusat Onderdil Muzatek

Sebelah Timur:

a. Masjid Istiqlal

b. Gereja Katedral

c. Kantor Pos Indonesia

d. Hotel Boutique

e. Departemen Keuangan

f. Departemen Agama

g. Pertamina

h. Hotel Borobudur

i. Komando Strategis Cadangan Angkatan Darat

j. Departemen Luar Negeri

k. Apartemen Allson

Page 59: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

l. Hotel Amir Oasis

m. Gedung Graha Atrium

n. Hotel Atrium

o. Plaza Atrium

p. Gedung Pramuka

q. Gereja Immanuel

r. Departemen Perikanan da Kelautan

s. PLN Distribusi Jaya Raya & Tangerang

t. Proyek Menara Gas

u. Proyek Kantor Direktorat Jendral Pajak

v. Gedung Dhanapala

w. Mall Mega Glodok Kemayoran

x. Apartemen Mitra Kemayoran

y. Apartemen Mediterania

z. Apartemen palazzo

Sebelah Barat:

a. Bank Indonesia

b. Pusat Belanja Tanah Abang

c. Indosat

d. Departemen Pariwisata dan Kebudayaan

e. Gedung Kantor Sarana Jaya

f. Departemen Pemberdayaan Perempuan

Page 60: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

g. Gedung Menteri Koordinator politik hukum dan keamanan

h. Departemen Pertahanan

i. Museum nasional

j. Kantor Dinas Pendapatan Daerah DKI

k. Gedung Kantor Berca

l. Apartemen & Mall Taman Anggrek

m. Departemen Komunikasi dan Informasi

n. Departemen Perhubungan

o. Mahkamah Konstitusi

p. Radio Republik Indonesia

q. Departemen Kesehatan

r. Komisi Yudisial

s. Apartemen Harmoni

t. Kantor Bank Tabungan Negara

u. Kantor Bank UOB Buana

Sebelah Selatan:

a. Gedung Bimantara

b. Menara Multimedia

c. Kedutaan Besar Amerika Serikat

d. Istana Wakil Presiden

e. Balai Kota

f. Lembaga Pertahanan Nasional

Page 61: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

g. Kantor Telekomunikasi

h. Kantor Pusat Garuda

i. Wisma Antara

j. Departemen Energi & Sumber Daya Mineral

k. Bank Syariah Mandiri

l. Proyek Grand Indonesia

m. Gedung BNI 46 (Wikipedia, 2009)

6. Lidah Api Kemerdekaan

Lidah Api Kemerdekaan terletak di atap pelataran puncak tugu terbuat dari

perunggu seberat 14,5 ton, berbentuk kerucut dengan tinggi 14 m yang dilapisi

dengan 50 kg emas murni. Mesin lift ditempatkan di dalam rongga lidah api.

Ketinggian Tugu dari halaman tugu sampai titik puncak Lidah Api adalah 132

m, sedangkan tinggi dari pelataran puncak sampai titik puncak lidah api adalah 17

m. Untuk menjaga keamanan tugu dari petir, pada titik puncak lidah api dipasang

tiang penangkal petir.

Wujud tugu yang menjulang ke angkasa dengan puncak api yang tak kunjung

padam mecerminkan jiwa perjuangan dalam menegakkan semangat dan

mempertinggi keagungan revolusi kemerdekaan Bangsa Indonesia.

7. Kolam Pendingin

Kolam Pendingin berukuran 45 m x 45 m merupakan bagian dari sistem

pendinginan udara di dalam bangunan tugu.

Page 62: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

Air mancur yang terdapat di kolam itu mempunyai dua fungsi, pertama untuk

medinginkan air yang telah dipakai untuk AC dan kedua sebagai penghias Taman

Medan Merdeka.

8. Ruang Mesin

Guna memenuhi listrik untuk penerangan dan pendingin udara (AC) dibuat

gardu induk dalam bangunan tersendiri di bawah tanah (bunker) yang terletak di

bawah bagian utara Taman Medan Merdeka.

9. Patung Pangeran Diponegoro

Keberadaan Patung Pangeran Diponegoro di bagian utara Taman Medan

Merdeka menambah keagungan dan keanggunan tersendiri terhadap bangunan

Tugu Monumen Nasional. Patung yang dibuat oleh pemahat Italia Prof.

Cobertaldo ini adalah sumbangan Konsul Jenderal Kehormatan Indonesia, Dr.

Mario Pitto sebagai penghargaan dan tanda terima kasih serta kekagumannya

pada bangsa Indonesia. (Buku Monumen Nasional Monumen Keagungan

Perjuangan Bangsa Indonesia, 2008 : 28-29)

D. Retribusi Monumen Nasional

Loket pembelian tiket Monumen Nasional berada di dalam Terowongan yang

terletak di sebelah utara Monumen Nasional. Harga tiket pengunjung yang

ditawarkan terbagi atas tiket yang hanya sampai pada pelataran cawan dan tiket

yang sampai pada pelataran puncak Monumen Nasional.

Page 63: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

Retribusi Tugu Monumen Nasional Dasar : Perda No. 1 Tahun 2006

TANDA MASUK S/D PELATARAN

CAWAN

S/D PELATARAN

PUNCAK

DEWASA Rp. 2500,00 Rp. 7500,00

MAHASISWA /

ANAK-ANAK /

PELAJAR

Rp. 1000,00 Rp.3500,00

Sumber : Brosur Monumen Nasional Enjoy Jakarta

Dari tabel retribusi diatas dapat dilihat bahwa harga tiket masuk untuk

pelataran cawan dan pelataran puncak berbeda, dikarenakan apabila pengunjung

sampai pada pelataran puncak maka mereka akan mengalami kepuasan tersendiri

karena dapat melihat keindahan kota Jakarta dari puncak Monumen Nasional.

E. Jam Buka Loket Monumen Nasional

Jam Buka Loket Tugu Monumen Nasional

Setiap hari kerja termasuk Sabtu, Minggu, dan Libur 08.30 – 17.00 WIB

kecuali hari senin terakhir setiap bulan tutup

Sumber : Brosur Monumen Nasional Enjoy Jakarta

Loket tiket Monumen Nasional dibuka setiap hari kecuali hari senin terakhir

setiap bulan, oleh sebab itu Monumen Nasional selalu ramai dikunjungi wisatawan

terutama pada akhir pekan.

Page 64: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

F. Struktur Organisasi Pengelola Monumen Nasional

Pengelola Monumen Nasional memiliki bagian masing-masing dalam

mengelola Monumen Nasional, dan mereka juga memiliki masing-masing tugas dan

kewajiban yang harus dijalankan untuk kemajuan Monumen Nasional itu sendiri.

Bagan Susunan Organisasi Unit Pengelola Monumen Nasional Propinsi Daerah

Khusus Ibukota Jakarta

Sumber : Seksi Pelayanan Tugu Monumen Nasional Jakarta Pusat

G. Data Pengunjung Monumen Nasional

KEPALA

SUB KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

SEKSI PEMELIHARAAN

SEKSI PELAYANAN

DAN PAMERAN

SEKSI KEAMANAN

DAN KETERTIBAN

SEKSI MONUMEN

PROKLAMATOR

SUBBAGIAN TATA USAHA

Page 65: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

Monumen Nasional sering mengadakan beberapa atraksi yang menarik perhatian

wisatawan, salah satu diantaranya adalah Air Mancur Pesona Monas yang diadakan pada hari

Jumat sampai minggu. Pada akhir pekan banyak sebagian masyarakat yang menghabiskan

waktunya untuk berkunjung ke Monumen Nasional sehingga Monas mengalami peningkatan

pengunjung setiap tahunnya, hal ini dapat dilihat pada data pegunjung dibawah ini:

Data Pengunjung Tugu Monumen Nasional

Tahun 2005 sampai dengan April 2009.

No Tahun Jumlah Pengunjung

1. 2005 582.657

2. 2006 664.212

3. 2007 708.739

4. 2008 888.392

5. 2009 (Januari-April) 367.744

Sumber : Seksi Pelayanan Tugu Monumen Nasional Jakarta Pusat

Dari data di atas dapat dilihat bahwa peningkatan jumlah keseluruhan pengunjung

terjadi setiap tahunnya. Pada tahun 2008 terlihat pengunjung Monumen Nasional

mengalami peningkatan yang sangat pesat, yaitu berjumlah 888.392 dimana naik sebesar

179.653 pengunjung dari tahun 2007.

Page 66: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

BAB IV

POTENSI DAN DAYA TARIK OBYEK WISATA MONUMEN

NASIONAL

A. Visi dan Misi Monumen Nasional

Sebagai salah satu obyek wisata unggulan di Jakarta dan banyak dikunjungi oleh

wisatawan dari berbagai daerah di dalam dan luar negeri, maka Monumen Nasional

mempunyai Visi dan Misi dalam mempertahankan eksistensinya sebagai salah satu

daerah tujuan wisata utama di Jakarta.

Visi

Menjadikan Monumen Nasional sebagai Kebesaran Nasional dan kebanggan kota

Jakarta.

Misi

a. Mengelola dan melestarikan Monumen Nasional untuk kepentingan masyarakat

akan nilai-nilai juang kemerdekaan dan nilai-nilai pengisian kemerdekaan.

b. Menjadikan Monumen Nasional sejajar dengan monumen-monumen yang

bertaraf Internasional.

c. Menjadikan Monumen Nasional sebagai wahana pembangunan kesadaran

bangsa (Nation and character building).

(Wawancara dengan Muhajir, 15 Mei 2009)

57

Page 67: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

B. Analisis yang digunakan terhadap obyek wisata Monumen Nasional ini melalui

konsep 4 A+1P yaitu:

1. Activity ( Aktivitas )

a. Aktivitas Penduduk

Kawasan Medan Merdeka adalah kawasan perkantoran, sehingga

sangat sedikit rumah penduduk. Yang terlihat adalah orang-orang yang

setiap harinya bekerja di perkantoran kawasan

sekitar Medan Merdeka, Jakarta pusat. Di kawasan Monas ini juga banyak

dilihat penduduk Jakarta yang berprofesi sebagai pedagang, menjual

makanan, minuman dan souvenir. Selain itu juga banyak penduduk yang

melakukan aktivitas lari pagi di lapangan Monas dan mereka dapat

bermain sepak bola di lapangan yang berada di lapangan Monas ini

maupun hanya untuk sekedar duduk-duduk di bangku taman Monas

sambil menikmati udara segar di pagi hari.

b. Aktivitas Wisatawan

Aktivitas wisatawan yang dapat dilakukan pada saat berada di

Monas adalah mereka bisa membuat dokumentasi tentang kondisi sekitar

Monas dan koleksi-koleksi yang terdapat di dalamnya. Selain itu mereka

juga dapat belajar tentang perjuangan bangsa Indonesia yang dapat dilihat

dari diorama-diorama yang terdapat di ruangan museum sejarah.

Pengunjung juga dapat menikmati keindahan pemandangan taman Monas

yang dipenuhi

Page 68: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

dengan berbagai pepohonan. Kemudian mereka dapat menikmati

keindahan kawasan Medan Merdeka sebelah utara, timur, selatan dan

barat dari pelataran puncak Monas di ketinggian 115 meter. Pengunjung

juga dapat berkeliling taman Monas dengan naik kereta wisata Monas dan

tidak dipungut biaya oleh petugas.

2. Amanity ( Fasilitas )

Beberapa sarana penunjang sekarang sudah mulai diadakan pembenahan

dan penambahan. Adapun sarana penunjang yang ada pada saat ini yaitu:

a. Akomodasi

Untuk sarana akomodasi di sekitar kawasan Monas sudah banyak

ditemui antara lain Hotel Alila, Hotel Ibis Mangga Dua, Hotel Boutique,

Hotel Borobudur, dan Hotel Atrium. Rata-rata hotel di sekitar kawasan

Monas berbintang 3 sampai 5. sehingga untuk kalangan pelajar harga yang

disediakan pihak hotel berbintang cukup mahal.

b. Rumah Makan / Warung

Rumah makan di luar kawasan Monas masih bisa banyak ditemui

ada sekitar 5 restaurant yang berada diluar taman Monas, tetapi di dalam

kawasan taman Monas hanya bisa ditemui sekitar 8 kios kecil yang

menjual makanan dan minuman bagi para pengunjung yang terletak di

dekat loket pembelian tiket, di ruang museum sejarah dan di area parkir

wisatawan.

c. Jasa Pelayanan Informasi

Page 69: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

Di bagian pelayanan informasi yang terdapat di Monas ini

pengunjung bisa mendapatkan berbagai informasi tentang Monas, juga

bisa mendapatkan brosur-brosur, data kunjungan, maupun foto-foto yang

berhubungan dengan Monas. Ruang pelayanan informasi ini terletak di

sebelah kiri loket pembelian tiket masuk, ruangan ini sangat kecil hanya

berukuran sekitar 4 x 4 m dan di dalam ruangan ini terdapat denah lokasi

Monas.

d. Jasa Angkutan

Alat transportasi untuk menuju ke obyek ini dapat menggunakan

Bus Kota dari terminal Kampung melayu Jakarta Timur menuju arah

Jakarta Pusat, atau bisa menggunakan Bus Trans Jakarta atau yang biasa

disebut dengan Busway dengan jalur terminal Kampung Melayu - Ancol

dan transit di halte Senen kemudian pindah busway yang menuju Monas

dan turun di halte Gambir yang berada di depan Monas. Pengunjung dapat

menggunakan busway dari terminal Pulo Gadung Jakarta timur tanpa

transit dan langsung turun di halte gambir Jakarta Pusat. Apabila

menggunakan kereta api Jabodetabek dapat menggunakan kereta api listrik

jurusan Bekasi – Gambir. Dari Jakarta Selatan pengunjung dapat naik bus

dari terminal Lebak Bulus, sedangkan dari Jakarta Utara pengunjug dapat

naik Bus dari terminal Tanjung Priok, dari Jakarta Barat pengunjung dapat

naik bus dari terminal Kali Deres dan Jakarta Pusat dari terminal Senen.

Selain itu untuk menuju Monas wisatawan juga dapat menggunakan jasa

ojek.

Page 70: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

e. Jasa Komunikasi

Untuk jaringan komunikasi seperti wartel ada sekitar dua wartel

yang berada di luar kawasan taman Monas. Sedangkan di dalam kawasan

Monas belum terdapat wartel atau telepon umum yang diperuntukkan

untuk wisatawan.

f. Penerangan

Untuk penerangan di kawasan Monas setiap ruangannya sudah

cukup baik, ditambah dengan lampu-lampu taman yang menerangi

menambah keindahan Monas pada malam hari.

g. Keamanan

Obyek ini sudah dilengkapi dengan pos keamanan yang dijaga oleh

para petugas keamanan. Pos keamanan itu terletak di bagian pintu gerbang

Monas. Pihak pengelola Monas juga menyediakan petugas keamanan di

dalam Lift yang menuju pelataran puncak Monas, di dalam lift terdapat 2

orang petugas keamanan yang menemani wisatawan sampai tiba di

pelataran pucak.

h. Area Parkir

Monas juga telah dilengkapi oleh area parkir yang sangat luas yang

dapat menampung berbagai kendaraan seperti Bus, mobil pribadi, dan

motor.

i. Toilet

Toilet yang terdapat di Monas sudah cukup bersih dan nyaman

untuk wisatawan.

Page 71: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

3. Accesbility ( cara menjangkaunya )

a. Kondisi Jalan

Letak Monas berada di pusat kota sehingga jalan untuk menuju

tempat ini sudah cukup bagus dan beraspal yang dilengkapi dengan rambu

lalu lintas yang lengkap sehingga memudahkan para wisatawan untuk

bertamasya ke Monas.

b. Sarana Trasportasi

Wisatawan dapat menggunakan mobil pribadi maupun kendaraan

umum seperti Bus kota dari terminal Kampung Melayu ataupun dari

terminal lainnya di Jakarta Timur, dari Jakarta Selatan dapat naik Bus kota

dari terminal Lebak Bulus, Jakarta Utara dari terminal Tanjung Priok, dan

Jakarta Pusat pengunjung dapat naik Bus kota dari teminal Senen.

Pengunjung juga menggunakan Busway atau ojek untuk menuju ke

Monas.

c. Papan Petunjuk

Jika pengunjung memasuki kawasan Monas, wisatawan dapat

melihat beberapa papan petunjuk salah satunya adalah papan petunjuk

yang menunjukkan letak loket tiket untuk menuju ke pelataran cawan

Monas.

4. Atraction ( Atraksi )

Monas membuka rekreasi gratis berupa Air Mancur Pesona Monas. Ini

bukan sembarang air mancur, karena air mancur ini bisa menari dan bernyanyi.

Page 72: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

Air Mancur Pesona Monas terletak di sisi barat Taman Monumen Nasional. Air

mancur yang bisa menari dan bernyanyi itu diresmikan Gubernur DKI Jakarta

Sutiyoso pada Sabtu 23 Juli 2005. pertujukan Air Mancur Pesona Monas ini

tidak dibuka setiap hari untuk umum. Untuk umum hanya dibuka hari Jumat

sampai Minggu. Setiap harinya dua kali, pukul 19.00 WIB dan 20.00 WIB.

Sinar laser yang bisa membuat air mancur seperti terlihat sedang menari. Selain

itu sistem tata suara atau sound system yang membuat seakan air mancur

bernyanyi. Untuk musik yang biasa dimainkan adalah lagu-lagu betawi.

Atraksi yang terdapat di Monas antara lain festival layang-layang yang

diadakan pada tahun 2007 sangat ramai dan dihadiri oleh ratusan orang peserta

dari berbagai daerah.

Bertepatan dengan Hari Kelahiran Pancasila, pada tanggal 01 Juni 2008

sejumlah kegiatan meramaikan Jakarta mulai dari gerak jalan, lomba lari,

hingga balap sepeda. Dinas Olahraga dan Pemuda Propinsi DKI Jakarta,

menggelar acara Enjoy Jakarta International. Acara ini merupakan yang kelima

kalinya. Lomba yang merupakan rangkaian HUT Kota Jakarta ke-481 diikuti

pelari nasional dan internasional yang akan memperebutkan hadiah total sebesar

US$49.000 atau sekitar Rp 450 juta. Jumlah peserta diperkirakan mencapai

35.000 orang.

Predikat sebagai monumen kebanggaan warga Jakarta membuat

Monumen Nasional terus berbenah. Pada tanggal 09 Februari 2009 Monas

ditanam 10 pohon langka asli Indonesia. Nantinya, pohon ini bisa menjadi

investasi untuk generasi mendatang karena minimnya pengetahuan tentang

Page 73: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

aneka kekayaan hayati nusantara. Penanaman pohon Merbau dan buliam

tersebut dilakukan langsung Menteri Kehutanan, MS Kaban.

Pada tanggal 31 Mei 2009 diadakan Hari Tanpa Tembakau dan kegiatan

sepeda ontel yang diperkirakan melibatkan ratusan orang yang meramaikan

Silang Monas.

Pada tanggal 6 Juni 2009 diadakan Malam Renungan AIDS Nusantara (

MRAN ) yang dipusatkan di Tugu Monas. Acara ini diadakan untuk

pengumpulan dana yang akan diberikan untuk program pemberdayaan ODHA.

Selain itu diharapkan adanya dukungan masyarakat dalam upaya memberikan

kasih sayang kepada sesama, khususnya kepada teman-teman yang menderita

AIDS.

Dalam rangka Pesta Lingkungan Rakyat Hari Lingkungan Hidup Se-

dunia yang jatuh pada tanggal 07 Juni 2009, Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono (SBY) bersepeda santai dengan rute dari Parkir Timur Senayan

hingga Monumen Nasional.

Pengelola Monas mengadakan Pekan Wisata Monas yang diadakan pada

tanggal 28-29 Juni 2009 dan kegiatan ini merupakan inovasi untuk menarik

pengunjung pada akhir pekan dan malam hari. Dalam acara ini atraksi yang

ditampilkan berupa atraksi kesenian, pantomim dan pentas kolosal yang

diadakan di halaman Monas.

Pada tahun 2009 pengelola Monas juga mengadakan acara Puisi Merah

Putih dalam rangka memperingati hari Kemerdekaan dan diselenggarakan pada

Page 74: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

tanggal 17 Agustus 2009. Atraksi yang ditampilkan pada acara ini adalah

pembacaan puisi yang bertemakan kemerdekaan. (Wikipedia, 2009)

1P. Pengelolaan

Monumen Nasional dikelola oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,

karena Monumen Nasional ini bukan milik perorangan melainkan milik

pemerintah. Monumen Nasional ini berada di bawah pengelolaan Dinas

Kebudayaan dan Permuseuman DKI Jakarta. Monumen Nasional dalam segi

dana Monas masih sangat tergantung pada subsidi APBD Pemerintah Propinsi

DKI Jakarta. (Wawancara dengan Ageng Darmintono, 15 Mei 2009)

C. Setelah melakukan observasi di obyek wisata Monumen Nasional, maka analisa

SWOT (SWOT Analysis) yang dapat diberikan antara lain:

KOMPONEN Strength weakness opportunity threat

A. Lokasi a. Letaknya strategis dan berada di pusat kota Jakarta. b. Merupakan satu kawasan ruang terbuka hijau dengan taman yang asri sebagai tempat rekreasi publik. c. Merupakan

keberadaannya di lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap eksistensinya sebagai obyek wisata, terutama dalam hal pemanfaatan oleh pihak swasta.

Jakarta sebagai tourism city dengan diluncurkannya program enjoy Jakarta.

Semakin banyaknya area rekreasi publik di Jakarta yang lebih murah dan menarik.

Page 75: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

Landmark kota Jakarta yang terkenal di dalam dan Luar negeri

B. Atraksi Sering mengadakan berbagai atraksi setiap tahunnya, seperti festival layang-layang, hari kelahiran Pancasila, hari tanpa tembakau, dll.

Kurangnya media promosi, sehingga wisatawan kurang mengetahui atraksi apa saja yang akan diadakan di Monas.

Dapat lebih menarik perhatian wisatawan dengan berbagai atraksi yang terdapat di Monas seperti festival layang-layang, Pekan Wisata Monas, dll.

Atraksi yang dimiliki oleh obyek wisata lain lebih menarik perhatian wisatawan.

C. Aktivitas Wisatawan dapat membuat dokumentasi tentang kondisi sekitar Monas dan berbagai koleksi yang terdapat di dalamnya. Wisatawan juga dapat melihat dan belajar dari berbagai diorama yang terdapat di ruangan museum sejarah, dan dapat menikmati keindahan

Kurangnya keinginan wisatawan untuk berekreasi.

a. Kebutuhan masyarakat kota untuk beraktivitas rekreasi semakin tinggi. b. Dengan kenaikan BBM, masyarakat cenderung memanfaatkan rekreasi ke Monas dengan biaya murah.

Kondisi sosial budaya masyarakat yang kurang kondusif ( masyarakat yang kurang peduli dengan fasilitas publik).

Page 76: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

kawasan Medan Merdeka dari pelataran puncak Monas.

D. Fasilitas Berbagai fasilitas seperti jasa pelayanan informasi, keamanan, area parkir, penerangan, kios makanan dan toilet telah disediakan dengan baik oleh pihak pengelola Monas.

Kurangnya sarana komunikasi di dalam kawasan Monas sehingga wisatawan sulit untuk berkomunikasi karena sulitnya ditemukan wartel atau telepon umum dalam kawasan Monas.

Monas beserta fasilitas di dalamnya memiliki keistimewaan tersendiri seperti terdapat taman dengan lampu dan pemandangan yang sangat indah, dan wisatawan juga dapat menikmati keindahan alam dari puncak Monas sehingga berbeda dengan obyek wisata lainnya di Jakarta.

Obyek wisata lain yang di dalamnya terdapat berbagai pilihan fasilitas rekreasi seperti Ancol dengan pantai Marina dan seaworldnya serta Taman Mini yang di dalamnya terdapat anjungan rumah-rumah adat dari berbagai provinsi di Indonesia.

E. Pengelola a. Monumen Nasional merupakan milik pemerintah bukan milik perorangan. b. Memiliki pangsa pasar yang luas.

a. Pengelolaan tidak otonom, terutama dari segi dana yang masih sangat tergantung pada subsidi APBD Pemerintah Propinsi DKI

Apabila promosi lebih ditingkatkan dan berbagai fasilitas ditambah dan diperbaiki maka Monas akan tetap menjadi salah satu obyek wisata ungulan di Jakarta.

Apabila pihak pengelola tidak mengoptimalkan upaya pelestarian Monas dengan baik maka obyek wisata lain akan lebih menarik perhatian wisatawan

Page 77: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

Jakarta. b.Kegiatan promosi Monas sabagai salah satu benda cagar budaya belum optimal. c. Kualitas SDM yang masih rendah.

untuk berkunjung.

Sumber : Wawancara Bp. Ageng Darmintono, 15 Mei 2009

D. Hasil Wawancara Wisatawan

Dari hasil wawancara wisatawan yang sering mengunjungi Monumen Nasional dapat

dianalisis bahwa wisatawan yang berkunjung ke Monas karena Monumen Nasional

merupakan tempat rekreasi yang banyak hiburannya serta edukasinya untuk mengenal

sejarah perjuangan Indonesia dari berbagai diorama yang ditampilkan di Ruang Museum

Sejarah, yang menarik bagi pengunjung adalah pemandangan kota Jakarta dari puncak

Monas dan atraksi air mancur menari yang diadakan setiap hari jumat, sabtu dan minggu

pukul 19.00 WIB. (wawancara dengan Farah Maretha, 06 Juli 2009)

E. Pengembangan yang sudah dilakukan

Sebagai salah satu daerah tujuan wisata utama di Jakarta, pemerintah dan pengelola

Monumen Nasional telah melakukan berbagai upaya pengembangan, diantaranya adalah

penertiban perparkiran yang terdiri dari:

Page 78: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

a. Parkir permukaan, diperuntukkan bagi kendaraan jenis kecil dan besar yang parkir

dalam jangka waktu pendek dengan tujuan mengunjungi Tugu Monas utuk tujuan

rekreasi.

b. Parkir bawah tanah untuk menampung kendaraan jenis kecil saja yang menuju

perkantoran di sekitar Medan Merdeka Selatan. Lahan parkir ini untuk jangka waktu

lama.

c. Sedangkan untuk pejalan kaki, Taman Medan Merdeka menjadi daerah yang

didominasi oleh jalur pejalan kaki, terutama di Taman Medan Merdeka. Meliputi

trotoar di sisi-sisi jalan Medan Merdeka, Silang Monas dan Lingkar Monas. Jalur

pejalan kaki kaki dengan tempat-tempat untuk istirahat juga memenuhi Taman Medan

Merdeka yang dipersejuk dengan tanaman peneduh dan terlindung dari terik

matahari. Ini diperuntukkan bagi pejalan kaki yang ingin sekedar jalan-jalan maupun

beraktifitas olahraga.

Konsep Tata Hijau di Taman Medan Merdeka ditujukan untuk menciptakan Ruang

terbuka Hijau yang menunjang Taman Medan Merdeka sebagai tempat berkumpulnya

segala lapisan masyarakat yang dikelilingi oleh jajaran gedung-gedung pemerintahan.

Taman ini berfungsi pula sebagai Botanical Garden dengan jenis tanaman dari 33

propinsi dimana masyarakat yang berkunjung selain menikmati keindahan tanaman juga

mendapat tambahan pengetahuan tentang jenis-jenis tanaman yang ada di seluruh

Indonesia. Tata hijau di Taman Medan Merdeka selain untuk keindahan kota juga

berfungsi sebagai biofilter terhadap polusi udara, suara maupun cahaya yang berasal dari

kendaraan bermotor terutama yang melintas di keempat ruas jalan Medan Merdeka.

(Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI Jakarta, 2000)

Page 79: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

F. Rencana Pengembangan Jangka Pendek

1. Berdasarkan analisis SWOT, terlihat bahwa kekuatan Monumen Nasional dan

kawasannya adalah letaknya yang strategis sebagai landmark dan civic center,

sedangkan kelemahannya dari segi pengelolaan yang belum terintegrasi dengan

banyaknya instansi pemerintah yang memiliki kepentingan, sehingga timbulnya

birokrasi yang panjang dan berbelit – belit. Strategi pengembangan jangka pendek

yang diambil pengelola Monumen Nasional adalah :

a. Pembenahan manajemen pengelolaan

b. Peningkatan sarana dan prasarana Monumen Nasional

c. Peningkatan pemanfaatan civic center dan taman- taman sebagai tempat

beraktivitas masyarakat

a. Peningkatan promosi pemakaian lokasi untuk kegiatan yang bersifat masal.

2. Sasaran Kegiatan

a Terciptanya birokrasi yang ramping dalam rangka pemenuhan sistem pelayanan

yang cepat, murah, dan lebih baik (fast, cheap, and better).

b. Meningkatnya sarana dan prasarana Monumen Nasional sehingga berdampak

pada meningkatnya apresiasi dan animo masyarakat berwisata ke Monumen

Nasional.

c. Meningkatnya pemanfaatan taman sebagai tempat rekreasi, kegiatan olahraga,

kesenian, kebudayaan dan kegiatan sosial lainnya.

Page 80: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

d. Meningkatnya frekuensi pemakaian lokasi untuk kegiatan – kegiatan yang bersifat

massal di areal Monumen Nasional. (Wawancara dengan Ageng Darmintono, 15

Mei 2009)

D. Tujuan Pengembangan Monumen Nasional

Berdasarkan buku Monumen Nasional Monumen Keagungan Perjuangan Bangsa

Indonesia, Tujuan dari rencana pengembangan Taman Medan Merdeka adalah

menjadikan Medan Merdeka sebagai Pusat Pemerintahan dan Kegiatan Masyarakat

(Civic Center) yang bertujuan untuk meningkatkan martabat Tugu Monas di dalam

tatanan kota dan memperkuat fungsi identitas kota serta melestarikan Taman Kota.

Sebagai kawasan Pusat Pemerintahan dan kegiatan Masyarakat, Taman Medan

Merdeka dilengkapi dengan berbagai komponen penunjang untuk lingkup kota,

nasional dan internasional.

Sebagai identitas kota, Taman Medan Merdeka akan menjadi kebanggaan

masyarakat, tempat berkumpulnya masyarakat, dan pusat kota pemerintahan.

Sebagai Taman Kota yang indah dan terencana, Taman Medan Merdeka perlu

ditingkatkan fungsinya sebagai paru-paru kota dan pengendali ligkungan fisik. Pada

akhirnya, Taman Medan Merdeka akan menjadi simbol kebesaran dan kebebasan

bangsa serta kebanggaan nasional.

Page 81: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

BAB V

KESIMPULAN

Kesimpulan

Monumen Nasional atau yang biasa disebut dengan Tugu Monas merupakan salah

satu dari Monumen peringatan yang didirikan untuk memperingati dan mengabadikan

nilai-nilai perjuangan bangsa dan proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia tanggal

17 Agustus 1945, mencerminkan jiwa perjuangan dalam menegakkan semangat dan

mempertinggi keagungan revolusi kemerdekaan RI, memberikan inspirasi dan

mendidik generasi sekarang dan akan datang mengenai arti kebesaran perjuangan,

kepribadian, kebudayaan, dan martabat bangsa Indonesia serta memperkenalkan Tugu

Monas kepada dunia Internasional secara keseluruhan sebagai salah 1 unsur obyek

wisata.

Tugu Monumen Nasional dibuat semenarik mungkin oleh pemeritah Indonesia

dimana pelataran puncak Monas terletak pada ketinggian 115 m yang berukuran 11 m

x 11 m. Dari pelataran puncak ini pengunjung dapat menikmati pemandangan

Ibukota. Selain itu di puncak Tugu Monas juga terdapat Lidah Api Kemerdekaan

yang terbuat dari perunggu seberat 14,5 Ton, berbentuk kerucut dengan tinggi 14 m

yang dilapisi dengan 50 kg emas murni.

Potensi yang dimiliki oleh Monas adalah merupakan Ladmark kota Jakarta, yang

terkenal di dalam dan luar negeri, merupakan satu kawasan ruang terbuka hijau

dengan taman asri sebagai tempat rekreasi publik dan memiliki pangsa pasar yang

sangat luas.

73

Page 82: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

Dalam mempertahankan potensi yang dimiliki oleh Monas maka strategi

pengembangan jangka pendek yang diambil pengelola adalah dengan cara

pembenahan manajemen pengelolaan, peningkatan sarana dan prasarana, peningkatan

pemanfaatan civic center dan taman-taman sebagai tempat beraktifitas masyarakat

serta peningkatan promosi pemakaian lokasi untuk kegiatan yang bersifat masal.

Tujuan dari rencana pengembangan Taman Medan Merdeka adalah menjadikan

Medan Merdeka sebagai pusat pemerintahan dan kegiatan masyarakat yang bertujuan

untuk meningkatkan martabat Tugu Monas di dalam tatanan kota dan memperkuat

fungsi identitas kata Jakarta. Serta Taman Medan Merdeka akan menjadi simbol

kebesaran dan kebebasan bangsa serta kebanggaan Nasional.

Page 83: POTENSI DAN DAYA TARIK MONUMEN NASIONAL SEBAGAI …

DAFTAR PUSTAKA

Gamal Suwantoro, 2002/1997. Dasar-dasar Pariwisata, Yogyakarta : Andi Offset. H. Kodhyat Ramaini, 1995. Kamus Pariwisata dan Perhotelan. Jakarta : PT. Gramedia

Widiasarana Indonesia. Katili, E. H. 1994. Monumen Nasional Jakarta Indonesia. Dinas Kebudayaan dan

Permuseuman Unit Pengelola Monumen Nasional. Jakarta. Katili, E. H., et al. 2008. Monumen Nasional Monumen Keagungan Perjuangan Bangsa

Indonesia. Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Unit Pengelola Monumen Nasional. Jakarta.

Nyoman. S. Pendit, 2003/2002. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta : PT. Pradnya Paramita.

Oka A. Yoeti, 1991. Pengantar Ilmu Pariwisata : Angkasa. Sirait. MT, Rustan Sirait, dan Benyamin H.A, 1994. Tata Niaga Usaha Perjalanan dan

Wisata. Jakarta Sirait. MT, Sudiyani, Wahyu Hadad , 1997. Perencanaan dan Pengoperasian Perjalanan

Wisata. Jakarta. Sudjono, T. I., dan Antonius, G. 2002. Peta Jalan Jawa Bali. Titik Terang. Jakarta. Tjandrasasmita, U., et al. 2000. Sejarah Perkembangan Kota Jakarta. Dinas Museum

dan Pemugaran DKI Jakarta. Jakarta. Wikipedia. 2009. Monumen Nasional. http://www.wikipedia.com. Diakses tanggal 10

maret 2009