Potassium Dan Vitamin B6
-
Upload
faqih-alam-ruqmana -
Category
Documents
-
view
24 -
download
3
Transcript of Potassium Dan Vitamin B6
Potassium
Potassium merupakan kation yang banyak terdapat pada ICF. Sekitar 98 % potassium yang
ada di tubuh terdapat di dalam sel, dengan konsentrasi 140-150 mmol/L. Konsentrasi potassium
pada ECF jauh lebih sedikit yaitu 3,5-5 mmol/L. Karena potassium merupakan ion intraseluler,
jadi banyak sedikitnya kadar potassium mempengaruhi ukuran tubuh dan masa otot seseorang.
Pada orang dewasa, potassium di dalam tubuh berkisar 50 mEq/kg. Normalnya, kebutuhan
potassium oleh tubuh yaitu 50-100 mEq (Porth, 2007).
Potassium berfungsi mengatur keseimbangan osmotic sel, keseimbangan asam basa, dan
mengatur kemampuan ginjal dalam pembentukan urin. Potassium dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan berperan dalam reaksi kimia untuk mengubah karbohidrat menjadi energi,
mengubah glukosa menjadi glikogen, dan mengubah asam amino menjadi protein. Potassium
juga berperan penting dalam menghantarkan impuls syaraf, serta mengontrol eksitabilitas otot,
jantung, dan otot halus (Porth, 2007).
Potassium membantu transport glukosa ke sel otot. Ketika glikogen dipecah menjadi energi
saat bekerja, sel otot kehilangan potassiumnya. Hal tersebut mengakibatkan banyaknya
konsentrasi potassium dalam darah dan akan terbuang saat seseorang berkeringat atau saat
mengeluarkan urine. Tanda-tanda kekurangan potassium adalah mual, reflek lambat, muntah,
kelemahan otot, kejang otot, kram otot, dan bertambahnya frekuensi denyut nadi (Lanje, Bhutey,
Kulkarni, Dhawle, & Sande, 2010).
Wanita yang sedang mengalami menstruasi, mengalami penurunan jumlah potassium
dalam tubuhnya. Hal tersebut dikarenakan terjadi peningkatan hormone estrogen dan
progesterone. Progesteron memiliki efek natriuretik. Peningkatan hormone progesterone setelah
ovulasi akan diikuti dengan peningkatan konsentrasi hormone aldosteron. Aldosteron berperan
dalam ekskresi elektrolit oleh ginjal. Hal tersebut meningkatkan penyerapan kembali air dan
sodium ke dalam aliran darah, sehingga meningkatkan pengeluaran potassium melalui urine
(Lanje, Bhutey, Kulkarni, Dhawle, & Sande, 2010).
Kontraksi otot sangat ditentukan oleh keberadaan potassium dalam tubuh. Proses untuk
memulai kontraksi otot disebut depolarisasi membran. Proses tersebut memerlukan aliran cepat
sodium ke dalam sel diikuti aliran keluar potassium yang sebanding. Proses ini dibalik saat
repolarisasi. Pada kasus penurunan kadar potassium, rasio konsentrasi intraseluler dan
ekstraseluler akan meningkat. Gradien elektris potensial transmembran akan meningkat sehingga
ada pelebaran diferensial antara potensial istirahat dan eksitasi. Hal tersebut akan mengganggu
formasi dan penyebaran impuls, serta kontraksi otot. Menurunnya potassium dapat
mengakibatkan perubahan fungsional otot rangka, otot polos, dan otot jantung. Salah satu otot
polos yang terganggu yaitu otot uterus akibat penurunan kadar potassium pada saat wanita
mengalami menstruasi. Terganggunya kenormalan kontraksi uterus tersebutlah yang menjadi
salah satu penyebab nyeri saat menstruasi.
Vitamin B6 (Pyridoxine)
Vitamin B6 (Pyridoxine) adalah vitamin yang larut dalam air. Vitamin B6 penting untuk
mempertahankan fungsi otak yang sehat, pembentukan sel darah merah, pemecahan protein,
sintesa antibodi sebagai bagian dari system kekebalan tubuh. Dampak kekurangan vitamin B6
adalah terjadi pecah-pecah disudut bibir, kerusakan kulit, mudah mual-mual, lidah tidak kasar,
mudah pening, anemi, dan mudah terserang penyakit batu ginjal. Orang yang mempunyai kadar
vitamin B6 rendah, menunjukkan gejala seperti lemah, mudah marah dan susah tidur.
Selanjutnya gejala kegagalan pertumbuhan, kerusakan fungsi motorik dan sawan. Selain itu
Vitamin B6 (piridoksin) juga memegang peranan penting pada metabolisme asam amino, jadi
bila kekurangan vitamin B6 akan terjadi gangguan metabolisme protein sehingga mengganggu
kerja otak dan susunan syaraf. Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin ini antara
lain daging, sayuran dengan daun berwarna hijau, sereal gandum utuh, ragi, dan pisang.
Kebutuhan vitamin B6 berdasarkan U.S. RDA adalah untuk pria sebanyak 15-19 mg/hari, wanita
14-15 mg/hari, kehamilan 18 mg/hari, dan laktasi sekitar 20 mg/hari (Kamiensky & Keogh,
2006).
Beberapa studi menyebutkan bahwa vitamin B6 dapat mengurangi gejala nyeri. Vitamin
B6 bekerja mengatur persepsi nyeri, bukan penyebab nyerinya. Studi lain menyebutkan bahwa
konsentrasi vitamin B6, B12 dan asam folat mempengaruhi depresi dan mood seseorang
(Hollins-Martin, Akker, Martin, & Preedy, 2014). Vitamin B6 sendiri terlibat bersama vitamin
lain seperti thiamine (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), niacin (vitamin PP), folate (vitamin
B9) dan vitamin B12 dalam sintesis hormon serotonin. Serotonin adalah neurotransmiter
(substansi yang menyampaikan informasi antarsel di otak) yang berhubungan dengan mood,
emosi atau nafsu makan. Ketidakseimbangan serotonin berdampak pada gejala Pre Menstrual
Syndrome (PMS) baik fisik (bengkak, kenaikan berat badan, ketegangan payudara, nyeri perut,
kelemahan, dan sakit kepala), maupun psikis (cemas, sensitive, agresif, dan kehilangan kontrol)
(Webb, 2006).
BibliographyHollins-Martin, C. J., Akker, O. B., Martin, C. R., & Preedy, V. R. (2014). Handbook of
diet and nutrition in the menstrual cycle, periconception and fertility. Netherlands: Wegeningen
Academic Publisher.
Kamiensky, M., & Keogh, J. (2006). Vitamin and minerals in: pharmacology
demystified. USA: Mc.GrawHill Companies.
Lanje, M., Bhutey, A., Kulkarni, S., Dhawle, U., & Sande, A. (2010). Serum electrolytes
during different phases of menstrual cycle. International Journal of Pharma Sciences and
Research (IJPSR) , Vol.1(10), 2010, 435-437.
Porth, C. (2007). Pathophysiology: concepts of altered health states. Philadelphia:
Lippincott-Raven Publisher.
Webb, G. P. (2006). Dietary suplement and functional food. Blackwell Publishing Ltd.