POSYANDU LAYSA KASMINATA
description
Transcript of POSYANDU LAYSA KASMINATA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan nasional membutuhkan generasi muda yang cemerlang,
balita dengan gizi baik merupakan modal untuk mencapai pembangunan
nasional yang optimal, karena mereka akan menjadi pemimpin dimasa yang
akan datang namun kurangnya kesadaran dan keterbatasan ekonomi
masyarakat menyebabkan banyaknya balita bergizi buruk untuk itulah
pemerintah menetapkan sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2010-2014 dan Sasaran Pembangunan Milenium (MDG
2015) adalah menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita menjadi di
bawah 15% pada tahun 2014.1
Tindakan menurunkan prevalensi gizi kurang adalah melaksanakan upaya
pemantauan pertumbuhan anak balita. Salah satu kegiatan pemerintah yaitu
posyandu, sebagai upaya bersama masyarakat dan tenaga medis untuk
memonitor keadaan balita dan menjaga agar tumbuh kembangnya tidak
terganggu dengan berbagai tindakan yang mendukung.1 indikator tumbuh
kembang anak yang sangat sensitif untuk memantau pertumbuhan anak adalah
berat badan. Bila kenaikan berat badan lebih rendah dari yang seharusnya,
berarti pertumbuhan anak terganggu dan anak berisiko akan mengalami
kekurangan gizi. Sebaliknya bila kenaikan berat badan lebih besar dari yang
seharusnya merupakan indikasi risiko kelebihan gizi.3 Dengan memantau
pertumbuhan balita para kader posyandu akan dapat memberdayakan ibu-ibu
untuk dapat mendeteksi dini dan melakukan upaya terhadap adanya gangguan
tumbuh kembang anak. 1
Pencapaian kegiatan pemantauan pertumbuhan balita di Indonesia pada
tahun 2011 adalah 71,4% dan di Provinsi Jambi sendiri, sebesar 67,6%. Salah
satu puskesmas yang menjalankan kegiatan posyandu di kota jambi adalah
2
Puskesmas Putri Ayu. Dengan jumlah posyandu binaan sebanyak 35 unit,
terdiri dari posyandu madya 31 unit, purnama 3 unit dan mandiri 1 unit, Untuk
itu perlu diketahui bagaimana gambaran kegiatan posyandu dan apa saja yang
menjadi permasalahan posyandu yang ada di puskesmas Putri Ayu pada tahun
2013.
1.2 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan dan permasalahan posyandu di
Puskesmas Putri Ayu tahun 2013
1.3 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pelayanan Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi.
2. Mengetahui penyebab masalah dan masalah yang dominan dalam
pelaksanaan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu
Jambi.
3. Mencari alternatif pemecahan dalam pelaksanaan Posyandu di
wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Penulis dapat memahami kegiatan pelayanan Posyandu dan
masalah-masalah yang ditemui dalam pelayanan Posyandu di wilayah
kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi
2. Bagi Puskesmas
Makalah ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk meningkatkan
mutu pelayanan Posyandu sehingga dapat melakukan tugas sebagaimana
mestinya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan
optimal.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Posyandu
Posyandu (pos pelayananan terpadu) merupakan salah satu bentuk upaya
pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat, untuk
memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat guna
memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak balita.2,3
2.2 Kegiatan Utama Posyandu
Posyandu memiliki kegiatan utama yaitu pemantauan tumbuh kembang
balita, pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti imunisasi untuk pencegahan
penyakit, penanggulangan diare, pelayanan KB, penyuluhan dan
konseling/rujukan konseling.
2.3 Sasaran Posyandu
Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat atau keluarga, terutama
adalah bayi yang baru lahir, balita, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, dan
Pasangan Usia Subur (PUS).
2.4 Manfaat Posyandu
1. Bagi masyarakat
Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang atau
gizi buruk.
Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan
kesehatan bagi anak balita dan ibu.
4
Bayi memperoleh imunisasi lengkap
Ibu hamil juga akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah
darah serta imunisasi TT
Apabila terdapat kelainan pada anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu
menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas.
2. Bagi kader
Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih lengkap
Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang anak balita
dan kesehatan ibu.
Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya dalam
bidang kesehatan
Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan
kesehatan ibu
2.5 Penyelenggaraan Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan secara rutin di Posyandu digerakkan oleh Kader
Posyandu dengan bimbingan teknis dari Puskesmas dan sektor terkait. Pada saat
penyelenggaraan Posyandu minimal jumlah kader adalah 5 (lima) orang. Jumlah
ini sesuai dengan jumlah langkah yang dilaksanakan oleh Posyandu, yakni yang
mengacu pada sistim 5 langkah. Kegiatan yang dilaksanakan pada setiap langkah
serta para penanggungjawab pelaksanaannya secara sederhana dapat diuraikan
sebagai berikut:3
5
Pembentukan Posyandu dimusyawarahkan dengan masyarakat, mulai dari
penentuan pengelola/pengurus Posyandu hingga setiap kegiatan dan jadwal
kegiatan posyandu yang akan dilaksanakan.
Pelaksana posyandu adalah kader yang difasilitasi petugas.
Kader posyandu diharapkan :
1. Berasal dari anggota masyarakat setempat
2. Dapat membaca dan menulis huruf latin
3. Berminat dan bersedia menjadi kader
4. Bersedia bekerja secara sukarela
5. Memiliki kemampuan dan waktu luang
KADER POSYANDU
Kader kesehatan dinamakan juga promotor kesehatan desa (prokes) adalah
tenaga sukarela yang dipilih oleh dari masyarakat dan bertugas
mengembangkan masyarakat.
Direktorat Bina Peran Serta Masyarakat Depkes RI memberikan batasan
kader: “Kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau
oleh masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela”. (Zulkifli, 2003)
Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh
masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan
6
perseorangan maupun masyarakat, serta bekerja di tempat yang dekat dengan
pemberian pelayanan kesehatan. (Syafrudin, dan Hamidah, 2006)
Kader kesehatan adalah adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh masyarakat
dan bertugas mengembangkan masyarakat. Dalam hal ini kader disebut juga
sebagai penggerak atau promoter kesehatan. (Yulifah, R. dan Yuswanto, TJA.
2005)
2.6 Kegiatan Posyandu
A. Persiapan pelaksanaan posyandu (H-1)
Sebelum pelaksanaan posyandu, kader memastikan sasaran seperti jumlah bayi
baru lahir, bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, PUS.
a) Menyebarluaskan hari buka posyandu melalui pertemuan warga setempat
(majelis taklim, kebaktian, pertemuan keagamaan lainnya, arisan, dll)
b) Mempersiapkan tempat pelaksanaan posyandu
c) Mempersiapkan sarana posyandu
d) Melakukan pembagian tugas kader
e) Kader berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya
f)Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan
B. Pelaksanaan posyandu
1. Pendaftaran
a. Pendaftaran Balita
Balita didaftar dalam pencatatan balita
Mintalah KMS/ Buku KIA pada ibu. Untuk balita yang baru pertama kali
ditimbang dan tidak mempunyai KMS/Buku KIA, berikan KMS sesuai
jenis kelamin/ buku KIA. Isi kolomnya secara lengkap, nama balita dicatat
7
pada secarik kertas dan diselipkan pada KMS/Buku KIA. Isi kolomnya
secara lengkap, nama balita dicatat pada secarik kertas dan diselipkan pada
KMS/buku KIA. Bagi balita yan tidak mempunyai KMS /buku KIA
karena hilang, pencatatan sementara menggunakan SIP posyandu.
Ibu dipersilahkan membawa balita menuju ke tempat penimbangan
b. Pendaftaran Ibu hamil
Ibu hamil didaftar dalam formulir catatan untuk ibu hamil, kemudian
dipersilahkan menuju ke tempat penimbangan dan pengukuran LILA.
c. Pendaftaran PUS
Pus didaftar dalam formulir catatan dan namanya ditulis disecarik kertas,
kemudian dipersilahkan langsung menuju ke tempat penyuluhan, dilanjutkan
dengan penapisan status imunisasi TT oleh petugas kesehatan.
2. Penimbangan
mempersiapkan dacin
menimbang balita
masukkan balita ke dalam sarung timbang dengan pakaian seminimal
mungkin dan geser bandul sampai jarum tegak lurus
baca berat badan balita dengan melihat angka di ujung bandul geser
catat hasil penimbangan dengan benar dikertas/buku bantu dalam kg dan
ons
kembailkan bandul ke angka nol dan keluarkan balita dari
sarung/celana/kotak timbang
a) pengukuran LILA pada ibu hamil dan WUS
8
Cara mengetahui keadaan gizi ibu hamil dan WUS yang paling sederhana
adalah dengan mengukur lingkar lengan atas
Gunakan pita LILA panjang bagian merah 23,5 cm
Bila tidak tersedia pita LILA gunakan pita jahit pakaian dengan ukuran
yang sama
3. Pencatatan
Balita
a) Pada penimbangan pertama, isilah kolom identitas yang tersedia pada
KMS/Buku KIA
b) Cantumkan bulan lahir dan bulan penimbangan anak
c) Pindahkan hasil penimbangan dari secarik kertas ke KMS
d) Letakkan titik berat badan dan buat garis pertumbuhan anak
e) Hubungkan titik berat badan bulan lalu dengan bulan ini
f) Catat setiap kejadian yang dialami anak
g) Isi kolom ASI,Imunisasi, dan Vitamin A bila diberikan
h) Salin semua data dari KMS/Buku KIA pada sip
Ibu hamil
Hasil penimbangan berat badan dan pengukuran LILA ibu hamil dicatat
dalam buku KIA dan register ibu hamil.
PUS/WUS
Hasil pengukuran LILA pada WUS dicatat pada register PUSWUS
4. Penyuluhan
a) Penyuluhan untuk ibu balita
9
Perhatikan umur dan hasil penimbangan anak bulan ini
Beri penyuluhan pada ibu balita sesuai hasil penimbangan dan kondisi
anak. Balita yang berat badannya tidak naik 2 x berturut-turut (2T)
atau BGM segera dirujuk ke petugas kesehatan
Topik penyuluhan antara lain :
1. Pemberian ASI saja sampai anak berumur 6 bulan (ASI Eksklusif)
2. Pemberian MP-ASI setelah anak berumur 6 bulan
3. Melanjutkan pemberian ASI sampai anak berumur 2 tahun
4. Imunisasi dasar lengkap pada bayi kurang dari 1 tahun
5. Pemberian vitamin A setiap bulan februari dan agustus pada bayi
(6-12 bulan) dan balita (1-5 tahun),untuk pencegahan kebutaan dn
daya tahan tubuh anak
6. Bahaya diare bagi balita
7. Bahaya infeksi saluran pernafasan akut. Balita yang batuk pilek
dengan sesak nafas atau sukar bernafas harus dirujuk ke tenaga
kesehatan
8. Gejala demam pada balita dapat sebagai salah satu tanda awal
penyakit malaria,campak,atau demam berdarah.segera rujuk ke
petugas kesehatan
9. Perawatan gigi dan mulut
b) Penyuluhan untuk ibu hamil
Perhatikan hasil pengukuran LILA bulan ini
Beri penyuluhan pada ibu hamil sesuai kondisi ibu
Topik penyuluhan antara lain :
1. Istirahat cukup
10
2. Imunisasi tetanus toxoid
3. Makan hidangan bergizi
4. KB
5. Tablet tambah darah
6. Pengenalan dini tanda bahaya kehamilan:
- Bahaya anemia
- Gangguan akibat kekurangan yodium
7. Ibu hamil KEK dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan
8. Inisiasi menyusu dini
9. Kolostrum ASI
10. Perawatan kesehatan gigi dan mulut
c) Penyuluhan untuk ibu nifas dan ibu menyusui
Semua ibu nifas dan ibu menyusui diberi penyuluhan sesuai
kondisinyatopik penyuluhan antara lain:
1. Anjuran ibu makan makanan yang bergizi 1 piring lebih banyak dari
biasanya
2. Anjuran ibu minum air putih paling sedikit 8 gelas setiap hari
3. Jika ASI keluarnya sedikit, ibu dianjurkan konsultasi ke petugas
kesehatan
4. Anjurkan ibu nifas untuk segera ber-KB
5. Anjurkan ibu minum 1 kapsul vitamin A segera setelah melahirkan
dan minum lagi pada hari kedua
6. ASI Eksklusif
7. Cara menyusui dengan baik dan benar
11
8. ASI diberikan sesering mungkin, baik siang ataupun malam semakin
sering semakin baik
9. ASI diberikan sampai anak berumur 2 tahun
d) Penyuluhan untuk PUS
Topik penyuluhan antara lain:
1. Menganjurkan untuk ber-KB
2. Menjaga jarak/mengatur kehamilan
3. Menghindari “4 terlalu dan 3 terlambat”
4. Manfaaat imunisasi TT 5 dosis
5. Memelihara kesehatan reproduksi
6. Menjaga keharmonisan keluarga
5. Pelayanan kesehatan dan KB
C. Kegiatan diluar hari buka posyandu (H+)
Kunjungan rumah pada balita yang: 1) tidak hadir pada hari H, 2)gizi
kurang , 3)gizi buruk rawat jalan
Menggerakkan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan posyandu
termasuk penggalangan dana
Memfasilitasi masyarakat memanfaatkan pekarangan untuk
meningkatkan gizi keluarga
Membantu petugas dalam pendataan, penyuluhan dan peragaan
keterampilan dalam upaya peningkatan peran serta masyarakat
12
2.7 Masalah Peran Kader di Puskesmas Putri Ayu
a. Profil Posyandu Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2013
Tabel 2.1 Daftar Posyandu di Puskesmas Putri Ayu Tahun 2013
Kelurahan Nama
posyandu
Lokasi posyandu TGL JAM Kualifikasi Strafikasi
Solok Sipin Anggrek 1
Anggrek 2
Anggrek 3
Anggrek 4
Anggrek 5
Anggrek 6
Anggrek 7
Anggrek 8
Anggrek 9
Anggrek 10
Rt:15 (15,16)
Rt:8 (8,9,10)
Rt:14 (13,14)
Rt:17 (17)
Rt:21 (21,22,23)
Rt:6 (4,5,6,7,31)
Rt:25(24,25,26,27,28,29,30)
Rt:19 (18,19,20)
Rt:11 (11,12)
Rt:03 (01,02,03)
4
13
7
9
7
14
15
20
3
18
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
Madya
Madya
Madya
Madya
Madya
Madya
Purnama
Madya
Madya
Madya
Strata II
Strata II
Strata II
Strata II
Strata II
Strata II
Strata II
Strata II
Strata II
Strata II
Murni Melati 1
Melati 2
Melati 3
Melati 4
Melati 5
Rt:11 (08,09,10,11,12)
Rt:01 (01,02,03,20,21)
Rt:17 (17)
Rt:13 (13,14,15,16)
Rt:06 (04,05,06,07)
10
12
15
8
14
11
11
11
11
11
Madya
Madya
Purnama
Madya
Madya
Strata II
Strata II
Strata II
Strata II
Strata II
Sungai
Putri
Bougenvil 1
Bougenvil 2
Bougenvil 3
Bougenvil 4
Bougenvil 5
Bougenvil 6
Rt:01 (01,02,03)
Rt:11 (11,12)
Rt:08 (08,09,10)
Rt:17 (17)
Rt:21 (20,21,22)
Rt:04 (04,05,06,07)
2
5
10
8
17
20
11
11
11
11
11
11
Madya
Madya
Madya
Madya
Madya
Purnama
Strata II
Strata II
Strata II
Strata II
Strata II
Strata II
13
Bougenvil 7
Bougenvil 8
Bougenvil 9
Rt:15 (14,15,16)
Rt: (Komp B)
Rt: 18 (18)
11
20
14
11
11
11
Madya
Madya
Madya
Strata II
Strata II
Strata II
Legok Teratai 1
Teratai 2
Teratai 3
Teratai 4
Teratai 5
Teratai 6
Teratai 7
Teratai 8
Teratai 9
Teratai 10
Teratai 11
Rt:01 (01,02,03,04)
Rt:23 (22,23)
Rt:28 (27,28,29)
Rt:19 (19,20)
Rt:25 (24,25,26)
Rt:06 (05,06,07,08)
Rt:21 (21,22,23)
Rt:15 (09,10,11,12,13)
Rt:18 (16,17,18)
Rt:30 (30,31)
Rt:14 (14,15)
17
7
10
15
3
20
26
`12
14
20
4
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
Madya
Madya
Madya
Madya
Madya
Madya
Mandiri
Madya
Madya
Madya
Madya
Strata II
Strata II
Strata II
Strata II
Strata II
Strata II
Strata II
Strata II
Strata II
Strata II
Strata II
Dapat di lihat dari tabel posyandu binaan Puskesmas Putri Ayu sebanyak
35 unit, terdiri dari 31 Posyandu Madya, 3 Posyandu Purnama, 1 Posyandu
Mandiri, setiap posyandu tersebut telah memiliki jadwal kegiatan yang
tersusun.
Peran kader merupakan salah satu masalah dalam pelaksanaan posyandu
yang dihadapi oleh puskesmas Putri Ayu yang didapat yaitu sebagai berikut:
1. Dari koordinator promosi kesehatan (pihak puskesmas)
Penduduk pada wilayah kerja rata rata berprofesi sebagai pedagang
sehingga tidak punya waktu untuk ke posyandu. Dengan alasan mencari
nafkah mereka tidak datang ke posyandu.
Bagi penduduk ekonomi menengah atas menolak untuk datang ke
posyandu untuk imunisasi karena mereka lebih percaya datang langsung
ke tempat praktik dokter yang mereka percayai.
Jumlah kader Posyandu yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
kegiatan terbatas,
Dulu pelatihan kader dilakukan dinas kesehatan namun sudah lama tidak
dilakukan kembali, sekarang pelatihan hanya dilakukan di lingkungan
14
puskesmas Putri Ayu oleh coordinator posyandu untuk menyegarkan
kembali pengetahuan kader.
Kurangnya perekrutan kader baru
o Sehingga beberapa kader ada yang merangkap tugasnya untuk
kegiatan lain, seperti seorang kader yang merupakan ibu rumah
tangga, guru, menjadi kader posyandu bahkan juga menjadi kader
pada kegiatan lain contohnya posbindu yang dilakukan oleh
puskesmas sehingga kadang merasa kelelahan untuk melakukan
kegiatan posyandu.
o Ada beberapa kader yang sudah lanjut usia sehingga kesulitan
dalam melakukan tugasnya sebagai kader dan kadang mereka
berhalangan hadir karena fisik yang mulai melemah.
Kurangnya kerja sama lintas sektor, baik dengan swasta maupun badan
pemerintah lain.
Kurangnya kerjasama antara kader pada beberapa posyandu sehinga
kunjungan posyandu tidak mencapai target,
Pergantian kader baru dengan kader lama sering tidak dilaporkan oleh
kader itu sendiri maupun petugas kesehatan
Kesadaran kader untuk aktif berkurang. Biasanya alasannya karena sibuk
dengan kegiatan lain seperti mengurusi anak atau kegiatan ekonomi
Kurangnya sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
Posyandu dan atau penyuluhan. Seperti posyandu tidak memiliki gedung
sendiri. Tempat posyandu masih menumpang di rumah warga ataupun
rumah kepala rukun tetangga sehingga tidak bisa diterapkan pelaksanaan
dengan lima meja.
Tokoh Masyarakat tidak hadir saat pelaksanaan Posyandu.
Jarang terbahasnya masalah pada Lokakarya Mini Bulanan.
Kurangnya kesadaran dan peran masyarakat.
Sekarang kegiatan imunisasi sudah tidak dilakukan di posyandu lagi,
melainkan di Puskesmas. Petugas mengeluh banyak vaksin yang terbuang
percuma karena tidak layak pakai lagi, dikarenakan pada saat imunisasi
15
jumlah vaksin yang telah di perkirakan untuk sekian anak, namun saat
kegiatan jumlah anak yang datang kurang dari yang diharapkan.
Kurangnya kesadaran kader mengenai hakikat kegiatan posyandu yang
merupakan kegiatan swadaya masyarakat, namun terkadang para kader
mengharapkan adanya bantuan dana operasional dari puskesmas ataupun
dinas kesehatan. Malah terkadang sampai para kader yang menjadi
terbebani karena harus menggunakan biaya sendiri untuk melakukan
kegiatan yang ada di posyandu.
2.Dari kader mengenai masalah-masalah yang dihadapinya :
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan beberapa kader bahwa
sebagian kader mengeluhkan kalau di hari posyandu banyak yang tidak datang ke
posyandu, hal ini akan menambah kerja. Para kader harus melakukan kunjungan
rumah untuk mengetahui alasan mengapa mereka tidak datang di hari posyandu.
Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran akan pentingnya posyandu dan
partisipasi dari masyarakat. biasanya ibu-ibu banyak yang datang kalau kader
menyediakan PMT, ataupun pemberian vitamin A.
Kurangnya dukungan kepala RT terhadap kegiatan Posyandu ini,
2.8 Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan masalah yang ditemukan di puskesmas Putri Ayu Kota Jambi,
maka alternative pemecahan masalah adalah sebagai berikut:
1. Menentukan jadwal yang tepat bagi para peserta posyandu, dimana
sebelumnya jadwal posyandu dimulai adalah jam 10 pagi, dimana biasanya
pada waktu tersebut ibu-ibu sedang sibuk-sibuknya dengan kegiatan rumah
seperti memasak, membersihkan rumah, berdagang dan lain sebagainya.
16
2. Menghimbau supaya Masyarakat mau datang ke Posyandu dengan cara
melakukan kunjungan ke rumah atau door to door yang di lakukan oleh para
kader, atau cara lainnya seperti dari mulut kemulut, saat bertemu di jalan.
Dengan menjelaskan alasan betapa pentingnya kita untuk melakukan kegiatan
posyandu.
3. Melakukan perekrutan kader baru yang bersedia dengan suka rela demi
mengabdikan diri untuk kepentingan masyarakat terutama dibidang posyandu
ini.
4. Mengadakan kegiatan pelatihan dan pembinaan untuk kader dan masyarakat,
misalnya dilaksanakan setiap triwulan sehingga materi penyuluhan yang akan
diberikan ke masyarakat dapat terus diperbaharui dan terarah, ataupun dapat
pula meminta pelatihan kader posyandu kepada dinas kesehatan.
5. Mengadakan kegiatan sosialisasi dengan menarik dan tidak monoton supaya
suasana sosialisasi atau penyuluhan tidak membosankan bagi para peserta
yang hadir.
6. Menjalin kerjasama lintas sektor dalam mengkoordinir kader dan masyarakat.
7. Meningkatkan keaktifan dan keturutsertaan para tokoh masyarakat dalam
kegiatan pelaksanaan Posyandu. Tokoh masyarakat yang jarang datang pada
pelaksanaan Posyandu dapat diingatkan dan dilakukan pendekatan agar
bersedia hadir setiap pelaksanaan kegiatan.
8. Merencanakan waktu yang tepat kapan akan dilakukan pendekatan dengan
tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk membicarakan keterlibatan mereka
dalam pelaksanaan Posyandu serta mempersiapkan kader atau tenaga
kesehatan yang akan melakukan pendekatan dengan cara di undang pada
kegiatan Mini Loka Karya Triwulan.
9. Mencari siapa tokoh masyarakat atau agama yang mudah didekati atau yang
mudah di ajak bicara serta mau menerima sosialisasi dari kader atau tenaga
kesehatan tentang Posyandu.
17
10. Meningkatkan pengetahuan dan motivasi para tokoh masyarakat dan agama
untuk mengajak seluruh msyarakat yang ada di sekitarnya tentang pentingnya
posyandu bagi bayi dan balita.
11. Menjadikan tokoh masyarakat atau agama tersebut menjadi kader Posyandu
untuk menggantikan kader yang sering tidak hadir pada Posyandu
sebelumnya, sehingga mereka mendapatkan dana insentif sebagai kader.
12. Pertemuan berkala dengan Kelompok-kelompok PKK termasuk Kader-kader
Dasawisma dan Kader-kader Posyandu di kelurahannya serta pihak-pihak lain
yang terkait, membahas permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan
kegiatan Posyandu dan mencari jalan untuk mengatasinya. Hal ini juga
bertujuan untuk meningkatkan kerja sama antar kader.
13. Mengadakan penyuluhan tentang pentingnya peran seorang kader dan
kerjasama antar kader untuk menunjang kegiatan posyandu di puskesmas
dengan mengundang semua kader dengan kerjasama lintas sektoral.
14. Kader-kader yang bermasalah di panggil, ditanyakan penyebab
permasalahannya dan dicarikan solusi oleh petugas kesehatan.
15. Memberikan peringatan kepada kader yang tidak datang dalam 3 bulan
berturut-turut dan memberikan penghargaan kepada kader yang aktif.
16. Kader dan petugas kesehatan yang bertanggung jawab dengan posyandu
wajib melaporkan pertukaran kader
17. Pendataan ulang kader dan pengawasan kegiatan posyandu oleh petugas
kesehatan setiap bulan.
18. Kembali menggiatkan kegiatan imunisasi di posyandu karena ini merupakan
daya Tarik dari posyandu itu sendiri, masyarakat tentu akan berbondong-
bondong membawa anaknya ke posyandu untuk diimunisasi. Dan untuk para
petugas maupun kader baiknya diberikan pengetahuan tentang tata cara
penyimpanan vaksin yang disediakan untuk posyandu agar tidak rusak walau
tidak digunakan nantinya diposyandu.
19. Para kader ataupun petugas melakukan pembuatan kegiatan yang inovatif
seperti pembuatan toga dengan memanfaatkan tanah disekitar rumah
masyarakat yang nantinya tanaman tersebut di jual dan akan mendapatkan
18
keuntungan yang dapat membantu perekonomian keluarga atau bahkan dapat
pula membantu kelangsungan kegiatan di posyandu.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Posyandu (pos pelayananan terpadu) adalah salah satu bentuk upaya
pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh, dari dan bersama masyarakat, untuk
19
memberdayakan, memberikan pengetahuan dan kemudahan kepada masyarakat
guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak balita. Pelaksana
posyandu adalah kader dituntun oleh petugas sebagai fasilitator. Anggota
masyarakat yang bersedia menjadi kader, menurut Direktorat Pelayanan
Kesehatan Masyarakat, adalah tenaga sukarela yang berasal dan mendapatkan
kepercayaan dari masyarakat setempat, yang telah memperoleh latihan dan
merasa terpanggil untuk melaksanakan, memelihara dan mengembangkan
kegiatan yang tumbuh ditengah-tengah masyarakat dalam usaha pengembangan
kegiatan masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan. Namun tidak menutup
kemungkinan melakukan kegiatan inovatif lainnya yang mampu mendukung
kegiatan inti tersebut selama memegang prinsip memberdayakan potensi yang
dimiliki masyarakat guna mencapai derajat kesehatan se-optimal mungkin.
Masalah-masalah peran kader di puskesmas Putri Ayu Kota Jambi
Kurangnya kerjasama antar kader
Pergantian kader baru dengan kaderlama tidak dilaporkan
Kesadaran kader untuk aktif berkurang hal ini diperberat dengan tidak
adanya peremajaan kader.
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk datang ke posyandu
Kurangnya kesadaran kader posyandu akan hakikat posyandu dimana
posyandu bukan hanya program dinas kesehatan atau puskesmas saja
namun merupakan bentuk usaha masyarakat yang seharusnya secara
swadaya oleh masyarakat untuk mendirikan dan menjalankannya.
Kurangnya pengetahuan petugas dan juga kader tentang cara penyimpanan
dan penggunaan vaksin untuk imunisasi sehingga terjadi kerusakan pada
vaksin yang tidak digunakan.
20
Daftar Pustaka
1. Bidang pemberdayaan masyarakat Kota Jambi. Pedoman pengelolaan
Posyandu. Jambi: Depkes; 2009.
2. Muninjaya, A. Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC; 2004.
21
3. Kementerian kesehatan RI. Buku panduan kader Posyandu menuju keluarga
sadar gizi. Jakarta: 2011.
4. Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Saya bangga dengan
kader Posyandu. Jakarta: Depkes; 2009.
5. Khotimah. Evaluasi pelayanan program gizi dan posyandu tahun 2007 pada 4
Puskesmas di Palembang. Yogyakarta: Universitas Gadjamada; 2010.
LAMPIRAN