PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak...

36
1 PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT Diajukan sebagai tugas mata kuliah Farmasi Simulasi Disusun Oleh : Kelompok 1 1. Arvalendini Arsirianti 2. Benny Budiman Al-Haq 3. Diana Sari 4. Dwi Apipa 5. Farida Budiarti 6. Gemi Oktami 7. Ika Yuliana Kelas : III Reguler A Dosen Pembimbing : Dr. Sonlimar Mangunsong, Apt. , M.Kes POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG JURUSAN FARMASI 2014/2015

Transcript of PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak...

Page 1: PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi,

1

PORTOFOLIO

PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT

Diajukan sebagai tugas mata kuliah Farmasi Simulasi

Disusun Oleh :

Kelompok 1

1. Arvalendini Arsirianti

2. Benny Budiman Al-Haq

3. Diana Sari

4. Dwi Apipa

5. Farida Budiarti

6. Gemi Oktami

7. Ika Yuliana

Kelas : III Reguler A

Dosen Pembimbing : Dr. Sonlimar Mangunsong, Apt. , M.Kes

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

JURUSAN FARMASI

2014/2015

Page 2: PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi,

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan

lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan struktur

dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk

infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi, 2006).

Pemberian obat atau terapi untuk kaum lansia, memang banyak

masalahnya, karena beberapa obat sering beinteraksi. Kondisi patologi pada

golongan usia lanjut, cenderung membuat lansia mengkonsumsi lebih banyak

obat dibandingkan dengan pasien yang lebih muda sehingga memiliki risiko lebih

besar untuk mengalami efek samping dan interaksi obat yang merugikan

(Anonim, 2004).

Penyakit pada usia lanjut sering terjadi pada banyak organ sehingga

pemberian obat sering terjadi polifarmasi. Polifarmasi berarti pemakaian banyak

obat sekaligus pada seorang pasien, lebih dari yang dibutuhkan secara logis-

rasional dihubungkan dengan diagnosis yang diperkirakan. Diantara demikian

banyak obat yang ditelan pasti terjadi interaksi obat yang sebagian dapat bersifat

serius dan sering menyebabkan hospitalisasi atau kematian. Kejadian ini lebih

sering terjadi pada pasien yang sudah berusia lanjut yang biasanya menderita

lebih dari satu penyakit. Penyakit utama yang menyerang lansia ialah hipertensi,

gagal jantung dan infark serta gangguan ritme jantung, diabetes mellitus,

gangguan fungsi ginjal dan hati. Selain itu, juga terjadi keadaan yang sering

mengganggu lansia seperti gangguan fungsi kognitif, keseimbangan badan,

penglihatan dan pendengaran. Semua keadaan ini menyebabkan lansia

memperoleh pengobatan yang banyak jenisnya (Darmansjah, 1994).

Oleh karena itu, pasien usia lanjut memerlukan pelayanan farmasi yang

berbeda dari pasien usia muda. Dan di portopolio ini akan membahas tentang

penggunaan obat pada usia lanjut, berdasarkan resep tertentu.

Page 3: PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi,

3

B. Tujuan

1. Untuk latihan praktik di lapangan kerja sebagai Asisten Apoteker.

2. Untuk latihan menjadi tenaga farmasis yang sesuai dengan kriteria

C. Manfaat

1. Menjadi tenaga kerja sebagai Asisten Apoteker yang profesional.

2. Menjadi tenaga farmasis yang ideal.

Page 4: PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi,

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Lansia

Menurut UU No. 13 tahun 1998 Pasal 1 Ayat 2 tentang Kesejahteraan

Lanjut Usia menyatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah

mencapai usia 60 tahun ke atas (Notoatmojo, 2007). Sedangkan dalam bukunya

Hardywinoto (2005) mengatakan yang dimaksud dengan kelompok lanjut usia

adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas. Batasan lanjut usia

menurut dokumen perkembangan lanjut usia dalam kehidupan bangsa yang

diterbitkan oleh Departemen Sosial dalam rangka pencanangan hari lanjut usia

nasional tanggal 29 Mei 1996 oleh Presiden RI, batas umur lanjut usia adalah 60

tahun atau lebih (Setiabudi, 1999 dalam Setiadi 2005).

Ada beberapa pembagian lansia, antara lain : menurut Depkes RI, WHO,

dan menurut pasal 1 Undang – undang No. 4 tahun 1965.

a. Departemen Kesehatan RI membagi lansia sebagai berikut : kelompok

menjelang usia lanjut (45-54 tahun) sebagai masa vibrilitas, kelompok usia

lanjut (55-64 tahun) sebagai presenium, kelompok usia lanjut (kurang dari 65

tahun) sebagai senium.

b. Organisasi kesehatan dunia (WHO), usia lanjut dibagi menjadi empat kriteria

berikut : usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59

tahun, usia lanjut (elderly) antara 60-74 tahun, usia tua (old) antara 75-90

tahun, usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun.

c. Menurut pasal 1 Undang-Undang No. 4 tahun 1965 : “Seseorang dinyatakan

sebagai orang jompo atau usia lanjut setelah yang bersangkutan mencapai

usia 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri

untuk keperluan hidupnya sehari-hari, dan menerima nafkah dari orang lain”

(Mubarak, 2009 ).

B. Konsep Dasar Pemakaian Obat

Ada tiga faktor yang menjadi acuan dasar dalam pembuatan atau

peresepan obat, yaitu:

a. Diagnosis dan patofisiologi penyakit

b. Kondisi organ tubuh

Page 5: PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi,

5

c. Farmakologi klinik obat

Setelah dokter mendiagnosis penyakit pasien, maka sebelum penentuan

obat yang akan diberikan perlu dipertimbangkan kondisi organ tubuh serta

farmakologi dari obat yang akan diresepkan. Pada usia lanjut banyak hal-hal

yang lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan obat, karena pada

golongan lansia berbagai perubahan fisiologik pada organ dan sistem tubuh akan

mempengaruhi tanggapan tubuh terhadap obat. Adapun prinsip umum

penggunaan obat pada usia lanjut :

1. Berikan obat yang betul-betul diperlukan artinya hanya bila ada indikasi yang

tepat. Bila diperlukan efek plasebo berikan plasebo yang sesungguhnya.

2. Pilihlah obat yang memberikan rasio manfaat yang paling menguntungkan

dan tidak berinteraksi dengan obat yang lain atau penyakit lainnya.

3. Mulai pengobatan dengan dosis separuh lebih sedikit dari dosis yang biasa

diberikan pada orang dewasa yang masih muda.

4. Sesuaikan dosis obat berdasarkan dosis klinik pasien, dan bila perlu dengan

memonitor kadar plasma pasien. Dosis penunjang yang tepat umumnya

lebih rendah.

5. Berikan regimen dosis yang sederhana dan sediaan obat yang mudah

ditelan untuk memelihara kepatuhan pasien.

6. Periksa secara berkala semua obat yang dimakan pasien, dan hentikan obat

yang tidak diperlukan lagi (Manjoer, 2004)

C. Farmakokinetik dan Farmakodinamik

Farmakokinetika dan farmakodinamika pada pasien geriatri akan berbeda

dari pasien muda karena beberapa hal, yakni terutama akibat perubahan

komposisi tubuh, perubahan faal hati terkait metabolisme obat, perubahan faal

ginjal terkait ekskresi obat serta kondisi multipatologi. Selain itu, perubahan

status mental dan faal kognitif juga turut berperan dalam pencapaian hasil

pengobatan. Tidak dapat dipungkiri bahwa aspek psikososial juga akan

mempengaruhi penerimaan pasien dalam terapi medikamentosa. (Depkes, 2006)

Perubahan Farmakokinetika

Oral bioavailability

Sejak 60 tahun yang lalu Vanzant dkk (1932) telah melaporkan terjadinya

aklorhidria (berkurangnya produksi asam lambung) dengan bertambahnya usia

seseorang. Aklorhidria terdapat pada 20-25% dari mereka yang berusia 80 tahun

Page 6: PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi,

6

dibandingkan dengan 5% pada mereka yang berusia 30 tahun-an. Maka obat-

obat yang absorbsinya di lambung dipengaruhi oleh keasaman lambung akan

terpengaruh seperti: ketokonazol, flukonazol, indometasin, tetrasiklin dan

siprofloksasin. (Depkes, 2006)

Akhir-akhir ini dibicarakan pengaruh enzim gut-associated cytochrom P-

450. Aktivitas enzim ini dapat mempengaruhi bioavailability obat yang masuk per

oral. Beberapa obat mengalami destruksi saat penyerapan dan metabolisme

awal di hepar (first-pass metabolism di hepar); obat-obat ini lebih sensitif

terhadap perubahan bioavailability akibat proses menua. Sebagai contoh,

sebuah obat yang akibat aktivitas enzim tersebut mengalami destruksi sebanyak

95 % pada first-pass metabolism, sehingga yang masuk ke sirkulasi tinggal 5 %;

jika karena proses menua destruksi obat mengalami penurunan (hanya 90 %)

maka yang tersisa menjadi 10% dan sejumlah tersebut yang masuk ke sirkulasi.

Jadi akibat penurunan aktivitas enzim tersebut maka destruksi obat berkurang

dan dosis yang masuk ke sirkulasi meningkat dua kali lipat. Obat dengan

farmakokinetik seperti kondisi tersebut di atas disebut sebagai obat dengan high

first-pass effect; contohnya nifedipin dan verapamil. (Depkes, 2006)

Distribusi obat (pengaruh perubahan komposisi tubuh & faal organ akibat

penuaan)

Sesuai pertambahan usia maka akan terjadi perubahan komposisi tubuh.

Komposisi tubuh manusia sebagian besar dapat digolongkan kepada komposisi

cairan tubuh dan lemak tubuh. Pada usia bayi, komposisi cairan tubuh tentu

masih sangat dominan; ketika beranjak besar maka cairan tubuh mulai berkurang

dan digantikan dengan massa otot yang sebenarnya sebagian besar juga berisi

cairan. Saat seseorang beranjak dari dewasa ke usia lebih tua maka jumlah

cairan tubuh akan berkurang akibat berkurangnya pula massa otot. (Depkes,

2006)

Sebaliknya, pada usia lanjut akan terjadi peningkatan komposisi lemak

tubuh. Persentase lemak pada usia dewasa muda sekitar 8-20% (laki-laki) dan

33% pada perempuan; di usia lanjut meningkat menjadi 33% pada laki-laki dan

40-50% pada perempuan. Keadaan tersebut akan sangat mempengaruhi

distribusi obat di dalam plasma. Distribusi obat larut lemak (lipofilik) akan

meningkat dan distribusi obat larut air (hidrofilik) akan menurun. Konsentrasi obat

hidrofilik di plasma akan meningkat karena jumlah cairan tubuh menurun. Dosis

Page 7: PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi,

7

obat hidrofilik mungkin harus diturunkan sedangkan interval waktu pemberian

obat lipofilik mungkin harus dijarangkan. (Depkes, 2006)

Kadar albumin dan a1-acid glycoprotein juga dapat mempengaruhi

distribusi obat dalam tubuh. Hipoalbuminemia sesungguhnya tidak semata-mata

disebabkan oleh proses menjadi tua namun juga dapat disebabkan oleh penyakit

yang diderita. Tinggi rendahnya kadar albumin terutama berpengaruh pada obat-

obat yang afinitasnya terhadap albumin memang cukup kuat seperti naproxen.

Kadar naproxen bebas dalam plasma sangat dipengaruhi oleh afinitasnya pada

albumin. Pada kadar albumin normal maka kadar obat bebas juga normal; pada

kadar albumin yang rendah maka kadar obat bebas akan sangat meningkat

sehingga bahaya efek samping lebih besar. (Depkes, 2006)

Metabolic Clearance

Faal hepar

Massa hepar berkurang setelah seseorang berumur 50 tahun; aliran darah

ke hepar juga berkurang. Secara umum metabolisme obat di hepar

(biotransformasi) terjadi di retikulum endoplasmik hepatosit, yaitu dengan

bantuan enzim mikrosom. Biotransformasi biasanya mengakibatkan molekul obat

menjadi lebih polar sehingga kurang larut dalam lemak dan mudah dikeluarkan

melalui ginjal. Reaksi kimia yang terjadi dibagi dua yaitu reaksi oksidatif (fase 1)

dan reaksi konyugasi (fase 2). Reaksi fase satu dapat berupa oksidasi, reduksi

maupun hidrolisis; obat menjadi kurang aktif atau menjadi tidak aktif sama sekali.

Reaksi fase 1 (melalui sistem sitokhrom P- 450, tidak memerlukan energi)

biasanya terganggu dengan bertambahnya umur seseorang. Reaksi fase dua

berupa konyugasi molekul obat dengan gugus glukuronid, asetil atau sulfat;

memerlukan energi dari ATP; metabolit menjadi inaktif. Reaksi fase 2 ini tidak

mengalami perubahan dengan bertambahnya usia. (Depkes, 2006)

Reaksi oksidatif dipengaruhi pula oleh beberapa hal seperti: merokok,

indeks ADL's (= Activities of Daily Living) Barthel serta berat ringannya penyakit

yang diderita pasien geriatri. Keadaan-keadaan tersebut dapat mengakibatkan

kecepatan biotransformasi obat berkurang dengan kemungkinan terjadinya

peningkatan efek toksik obat. (Depkes, 2006)

Page 8: PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi,

8

Faal ginjal

Fungsi ginjal akan mengalami penurunan sejalan dengan pertambahan

umur. Kalkulasi fungsi ginjal dengan menggunakan kadar kreatinin plasma tidak

tepat sehingga sebaiknya menggunakan rumus Cockroft-Gault,

CCT = (140-umur) x BB (kg) (dalam ml/menit)

72 x [kreatinin]plasma

dikali 0,85 untuk pasien perempuan.

GFR dapat diperhitungkan dengan mengukur kreatinin urin 24 jam;

dibandingkan dengan kreatinin plasma. Dengan menurunnya GFR pada usia

lanjut maka diperlukan penyesuaian dosis obat; sama dengan pada usia dewasa

muda yang dengan gangguan faal ginjal. (Depkes, 2006)

Penyesuaian dosis tersebut memang tak ada patokannya yang sesuai

dengan usia tertentu; namun pada beberapa penelitian dipengaruhi antara lain

oleh skor ADL’s Barthel. Pemberian obat pada pasien geriatri tanpa

memperhitungkan faal ginjal sebagai organ yang akan mengekskresikan sisa

obat akan berdampak pada kemungkinan terjadinya akumulasi obat yang pada

gilirannya bisa menimbulkan efek toksik. Patokan penyesuaian dosis juga dapat

diperoleh dari informasi tentang waktu paruh obat. (Depkes, 2006)

T 1/2 = 0,693 x volume distribusi

clearance

contoh: antipyrine, distribusi plasma menurun, clearance juga menurun sehingga

hasil akhir T 1/2 tidak berubah. Sebaliknya pada obat flurazepam, terdapat

sedikit peningkatan volume distribusi dan sedikit penurunan clearance maka hasil

akhirnya adalah meningkatnya waktu paruh yang cukup besar. (Depkes, 2006)

Perubahan Farmakodinamika

Sensitivitas jaringan terhadap obat juga mengalami perubahan sesuai

pertambahan umur seseorang. Mempelajari perubahan farmakodinamik usia

lanjut lebih kompleks dibanding farmakokinetiknya karena efek obat pada

seseorang pasien sulit di kuantifikasi; di samping itu bukti bahwa perubahan

farmakodinamik itu memang harus ada dalam keadaan bebas pengaruh efek

perubahan farmakokinetik. Perubahan farmakodinamik dipengaruhi oleh

Page 9: PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi,

9

degenerasi reseptor obat di jaringan yang mengakibatkan kualitas reseptor

berubah atau jumlah reseptornya berkurang. (Depkes, 2006)

Berikut ini disampaikan beberapa contoh obat yang sering digunakan pada

usia lanjut dengan beberapa pertimbangan sesuai respons yang bisa berbeda:

- Warfarin: perubahan farmakokinetik tak ada, maka perubahan respon yang

ada adalah akibat perubahan farmakodinamik. Sensitivitas yang meningkat

adalah akibat berkurangnya sintesis faktor-faktor pembekuan pada usia lanjut.

- Nitrazepam: perubahan respons juga terjadi tanpa perubahan farmakokinetik

yang berarti. Hal ini menunjukkan bahwa pada usia lanjut sensitivitas terhadap

nitrazepam memang meningkat. Lebih lanjut data menunjukkan bahwa

pemberian diazepam intravena pada pasien usia lanjut memerlukan dosis

yang lebih kecil dibandingkan pasien dewasa muda, selain itu efek sedasi

yang diperoleh memang lebih kuat dibandingkan pada usia dewasa muda.

- Triazolam: pemberian obat ini pada warga usia lanjut dapat mengakibatkan

postural sway-nya bertambah besar secara signifikan dibandingkan dewasa

muda. (Depkes, 2006)

Sensitivitas obat yang berkurang pada usia lanjut juga terlihat pada

pemakaian obat propranolol. Penurunan frekuensi denyut nadi setelah

pemberian propranolol pada usia 50-65 tahun ternyata lebih rendah

dibandingkan mereka yang berusia 25-30 tahun. Efek tersebut adalah pada

reseptor b1; efek pada reseptor b2 yakni penglepasan insulin dan vasodilatasi

akibat pemberian isoprenalin tidak terlihat. (Depkes, 2006)

Perubahan sensitivitas menunjukkan bahwa terdapat perubahan pada pasca-

reseptor intraselular.(Depkes, 2006)

D. Penyakit yang Sering Terjadi pada Lansia

Nina Kemala Sari dari Divisi Geriatri, Departemen Ilmu Penyakit Dalam RS

Cipto Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam suatu

pelatihan di kalangan kelompok peduli lansia, menyampaikan beberapa masalah

yang kerap muncul pada usia lanjut , yang disebutnya sebagai a series of I’s.

Mulai dari immobility (imobilisasi), instability (instabilitas dan jatuh), incontinence

(inkontinensia), intellectual impairment (gangguan intelektual), infection (infeksi),

impairment of vision and hearing (gangguan penglihatan dan pendengaran),

isolation (depresi), Inanition (malnutrisi), insomnia (ganguan tidur), hingga

immune deficiency (menurunnya kekebalan tubuh).

Page 10: PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi,

10

Selain gangguan-gangguan tersebut, Nina juga menyebut tujuh penyakit

kronik degeratif yang kerap dialami para lanjut usia, yaitu:

a. Osteo Artritis (OA)

OA adalah peradangan sendi yang terjadi akibat peristiwa mekanik dan

biologik yang mengakibatkan penipisan rawan sendi, tidak stabilnya sendi, dan

perkapuran. OA merupakan penyebab utama ketidakmandirian pada usia lanjut,

yang dipertinggi risikonya karena trauma, penggunaan sendi berulang dan

obesitas.

b. Osteoporosis

Osteoporosis merupakan salah satu bentuk gangguan tulang dimana masa

atau kepadatan tulang berkurang. Terdapat dua jenis osteoporosis, tipe I merujuk

pada percepatan kehilangan tulang selama dua dekade pertama setelah

menopause, sedangkan tipe II adalah hilangnya masa tulang pada usia lanjut

karena terganggunya produksi vitamin D.

c. Hipertensi

Hipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah sistolik sama atau

lebih tinggi dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih tinggi dari 90mmHg, yang

terjadi karena menurunnya elastisitas arteri pada proses menua. Bila tidak

ditangani, hipertensi dapat memicu terjadinya stroke, kerusakan pembuluh darah

(arteriosclerosis), serangan/gagal jantung, dan gagal ginjal.

d. Diabetes Mellitus

Sekitar 50% dari lansia memiliki gangguan intoleransi glukosa dimana gula

darah masih tetap normal meskipun dalam kondisi puasa. Kondisi ini dapat

berkembang menjadi diabetes melitus, dimana kadar gula darah sewaktu diatas

atau sama dengan 200 mg/dl dan kadar glukosa darah saat puasa di atas 126

mg/dl. Obesitas, pola makan yang buruk, kurang olah raga dan usia lanjut

mempertinggi risiko DM. Sebagai ilustrasi, sekitar 20% dari lansia berusia 75

tahun menderita DM. Beberapa gejalanya adalah sering haus dan lapar, banyak

berkemih, mudah lelah, berat badan terus berkurang, gatal-gatal, mati rasa, dan

luka yang lambat sembuh.

e. Dimensia

Merupakan kumpulan gejala yang berkaitan dengan kehilangan fungsi

intelektual dan daya ingat secara perlahan-lahan, sehingga mempengaruhi

Page 11: PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi,

11

aktivitas kehidupan sehari-hari. Alzheimer merupakan jenis demensia yang

paling sering terjadi pada usia lanjut. Adanya riwayat keluarga, usia lanjut,

penyakit vaskular/pembuluh darah (hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi), trauma

kepala merupakan faktor risiko terjadinya demensia. Demensia juga kerap terjadi

pada wanita dan individu dengan pendidikan rendah.

f. Penyakit jantung koroner

Penyempitan pembuluh darah jantung sehingga aliran darah menuju

jantung terganggu. Gejala umum yang terjadi adalah nyeri dada, sesak napas,

pingsan, hingga kebingungan.

g. Kanker

Kanker merupakan sebuah keadaan dimana struktur dan fungsi sebuah sel

mengalami perubahan bahkan sampai merusak sel-sel lainnya yang masih

sehat. Sel yang berubah ini mengalami mutasi karena suatu sebab sehingga ia

tidak bisa lagi menjalankan fungsi normalnya. Biasanya perubahan sel ini

mengalami beberapa tahapan, mulai dari yang ringan sampai berubah sama

sekali dari keadaan awal (kanker). Kanker merupakan penyebab kematian nomor

dua setelah penyakit jantung. Faktor resiko yang paling utama adalah usia. Dua

pertiga kasus kanker terjadi di atas usia 65 tahun. Mulai usia 40 tahun resiko

untuk timbul kanker meningkat.

Page 12: PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi,

12

BAB III

TINJAUAN RESEP

A. RESEP 1

Dr. Maulana Spd

SIP: 153/2011

Alamat: Kertapati 75 Palembang

Palembang, 31 Oktober 2014

R/ Vaclo 75 mg No XXX

S 1 d d I

R/ Canderin 8 mg No XXX

S 1 d d I

R/ Ascardia 80 mg No. XXX

S 1 d d I pc

R/ ISDN 5 mg No XXX

Sublingual

R/ Atorsan 20 mg No XXX

S 1 d d I

Pro: Husni K ( 60 th )

Kertapati 99 Kelinci 25

Page 13: PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi,

13

1. Salinan Resep

Apotek Simulasi Farma

SIP No. 512/IPD/0037/KPPT/2012

Jl. Ismail Marzuki No. 5341/171 Palembang. Telp (0711) 352671

Apoteker: Mona Rahmi Rulianti, M. Farm, Apt

Palembang, 31 Oktober 2014

Salinan Resep

Nomor : 03 Dari Dokter : Dr. Maulana Spd Ditulis tanggal : 06-11-14 Pro : Husni K Alamat : Kertapati 99 Kelinci 25 Dibuat tanggal : 06-11-14

R/ Vaclo 75 mg No XXX

S 1 d d I

R/ Canderin 8 mg No XXX

S 1 d d I

R/ Ascardia 80 mg No. XXX

S 1 d d I pc

R/ ISDN 5 mg No XXX

Sublingual

R/ Atorsan 20 mg No XXX

S 1 d d I

-----------------------------------------------detur

p.c.c

Mona Rahmi Rulianti, S.Farm, Apt, M.Farm

Cap

Apotek

Page 14: PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi,

14

2. Preformulasi

a. Vaclo 75 mg (http://www.dexa-medica.com/)

Tablet salut selaput.

Komposisi

Tiap tablet film caoted berisi:

clopidogrel bisulfat

setara dengan clopidogrel 75 mg

Farmakologi

Clopidogrel adalah penghambat agregasi platelet. Berbagai obat yang

menghambat fungsi trombosit telah terbukti menurunkan kejadian

mengerikan pada orang dengan penyakit kardiovaskular aterosklerotik

yang dibuktikan dengan stroke atau serangan iskemik transien, infark

miokard, atau butuh untuk memotong atau angioplasti. Hal ini

menunjukkan bahwa trombosit berpartisipasi dalam inisiasi dan/atau

evolusi peristiwa ini dan bahwa menghambat mereka dapat

mengurangi tingkat kejadian.

Farmakodinamik

Metabolit aktif, turunan thiol, dibentuk oleh oksidasi clopidogrel hingga

2-okso-clopidogrel dan hidrolisis berikutnya.

Clopidogrel selektif menghambat pengikatan adenosin difosfat (ADP)

ke reseptor platelet dan aktivasi ADP-dimediasi berikutnya dari

glikoprotein GPIIb / IIIa kompleks, sehingga menghambat agregasi

platelet. Biotransformasi clopidogrel diperlukan untuk menghasilkan

penghambatan agregasi platelet, tetapi metabolit aktif yang

bertanggung jawab untuk kegiatan obat belum diisolasi. Clopidogrel

juga menghambat agregasi platelet yang disebabkan oleh agonis

selain ADP dengan menghalangi amplifikasi aktivasi platelet oleh dirilis

ADP. Clopidogrel tidak menghambat aktivitas fosfodiesterase.

Clopidogrel bertindak dengan ireversibel memodifikasi reseptor ADP

platelet. Akibatnya, trombosit terkena clopidogrel terpengaruh untuk

sisa jangka hidup mereka.

Dosis penghambatan tergantung agregasi platelet dapat dilihat 2 jam

setelah dosis oral tunggal Clopidogrel. Dosis berulang 75 mg

Clopidogrel per hari menghambat agregasi platelet yang diinduksi ADP

Page 15: PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi,

15

pada hari pertama, dan penghambatan mencapai kondisi mapan

antara Hari 3 dan Day 7. Pada steady state, tingkat penghambatan

rata diamati dengan dosis 75 mg Clopidogrel per hari adalah antara

40% dan 60%. Agregasi platelet dan waktu perdarahan secara

bertahap kembali ke nilai-nilai dasar setelah pengobatan dihentikan,

umumnya sekitar 5 hari.

Farmakokinetik

Pengaruh makanan

Administrasi clopidogrel dengan makanan tidak secara signifikan

mengubah bioavailabilitas clopidogrel sebagaimana dinilai oleh

farmakokinetik metabolit yang beredar utama.

Penyerapan dan distribusi

Clopidogrel cepat diserap setelah pemberian oral dosis diulang 75 mg

clopidogrel (base), dengan tingkat puncak plasma (@ 3 mg / L) dari

metabolit yang beredar utama terjadi sekitar 1 jam setelah pemberian

dosis. Farmakokinetik metabolit yang beredar utama adalah linear

(konsentrasi plasma meningkat sebanding dengan dosis) dalam

kisaran dosis 50 sampai 150 mg clopidogrel. Penyerapan setidaknya

50% berdasarkan ekskresi metabolit-clopidogrel terkait.

Clopidogrel dan metabolit yang beredar utama mengikat secara

reversibel in vitro protein plasma manusia (98% dan 94%, masing-

masing). Mengikat adalah nonsaturable in vitro hingga konsentrasi 100

mg / mL.

Metabolisme Dan Eliminasi

In vitro dan in vivo, clopidogrel mengalami hidrolisis yang cepat

menjadi turunan asam karboksilat nya. Dalam plasma dan urin,

glukuronida dari turunan asam karboksilat juga diamati.

Indikasi

Clopidogrel diindikasikan untuk pengurangan kejadian aterosklerotik

(infark miokard, stroke dan kematian vaskular) pada pasien dengan

aterosklerosis terdokumentasi oleh stroke yang baru-baru ini, infark

miokard, atau penyakit arteri perifer didirikan.

Kontraindikasi

Penggunaan Clopidogrel merupakan kontraindikasi pada kondisi

berikut: Hipersensitivitas terhadap zat obat atau komponen produk

Page 16: PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi,

16

Perdarahan patologis aktif seperti ulkus peptikum atau perdarahan

intrakranial

Dosis dan Administrasi

Dosis yang dianjurkan dari Clopidogrel adalah 75 mg sekali sehari

dengan atau tanpa makanan. Tidak ada penyesuaian dosis diperlukan

untuk pasien usia lanjut atau pasien dengan penyakit ginjal.

Efek Samping

1. Otonom sistem saraf gangguan: Sinkop, palpitasi. Tubuh secara

keseluruhan jenderal gangguan: Arthenia, hernia. Jarang dilaporkan

(<1%): Reaksi alergi, nekrosis iskemik.

2. Gangguan kardiovaskular: kegagalan jantung, edema umum jarang

dilaporkan (<1%).

3. Saraf pusat dan perifer gangguan sistem: kaki Kram,

hypoaesthesia, neuralgia, parestesia, vertigo.

4. Gangguan sistem pencernaan: Sembelit, muntah. Jarang dilaporkan

(<1%): ulkus lambung berlubang, gastritis hemoragik, atas GI ulkus

hemoragik.

5. Denyut jantung dan gangguan irama: Fibrilasi atrium.

6. Hati dan sistem bilier gangguan: enzim hepatik meningkat. Jarang

dilaporkan (<1%): Billirubinemia, hepatitis menular, lemak hati.

7. Gangguan metabolisme dan nutrisi: Gout, hiperurisemia, nitrogen

non-protein (NPN) meningkat.

8. Gangguan otot-tulang sistem: Arthritis, arthrosis.

9. Trombosit, perdarahan dan gangguan pembekuan: GI perdarahan,

hematoma, trombosit menurun. Jarang dilaporkan (<1%):

10. Hemarthrosis, hematuria, hemoptisis, perdarahan dari luka

operasi, perdarahan okular, perdarahan paru, purpura alergi,

trombositopenia.

11. Gangguan kejiwaan: Kecemasan, insomnia.

12. Kelainan sel darah merah: anemia. Jarang dilaporkan (<1%):

13. Anemia aplastik, anemia hipokromik.

14. Gangguan sistem pernafasan: Pneumonia, sinusitis. Jarang

dilaporkan (<1%): hemothorax.

Page 17: PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi,

17

15. Kulit dan embel-embel gangguan: eksim, ulserasi kulit. Jarang

dilaporkan (<1%): letusan bulosa, eritematosa ruam-ruam

makulopapular, urtikaria.

16. Gangguan sistem kemih: sistitis.

17. Gangguan penglihatan: Katarak, konjungtivitis.

18. Efek samping yang berpotensi serius lain yang mungkin menarik

klinis tetapi jarang dilaporkan (<1%):

19. Gangguan reproduksi, perempuan: Menorrhagia

20. Sel darah putih dan sistem retikuloendotelial gangguan:

agranulositosis, granulositopenia, leukemia, leukopenia, neutrofil

menurun.

b. Canderin 8 mg (http://www.dexa-medica.com)

Tablet

Kemasan

Canderin 8 mg: kotak, 3 blister 10 tablet.

Komposisi

Canderin 8 mg

Tiap tablet CANDERIN 8 mg mengandung:

Candesartan cilexetil 8 mg

Indikasi

Hipertensi.

Pengobatan pada pasien dengan gagal jantung dan gangguan fungsi

sistolik ventrikel kiri (LVEF =40%) ketika obat penghambat ACE tidak

ditoleransi.

Dosis dan Cara Penggunaan

Dosis pada hipertensi

Dosis awal candesartan yang direkomendasikan adalah 4 mg per hari

dan dapat ditingkatkan hingga 16 mg satu kali sehari. Efek

antihipertensi maksimal akan dicapai dalam waktu 4 minggu setelah

pengobatan.

Dosis pada gagal jantung

Dosis awal candesartan yang direkomendasikan adalah 4 mg per hari.

Candesartan hanya digunakan satu kali sehari dengan atau tanpa

makanan.

Page 18: PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi,

18

Kontraindikasi

- Pasien yang hipersensitif terhadap candesartan atau komponen

yang terkandung dalam formulasinya.

- Wanita hamil dan menyusui.

- Gangguan hati yang berat dan/ ketoasidosis.

Peringatan dan Perhatian

Jika candesartan digunakan pada pasien hipertensi dengan gangguan

ginjal, disarankan dilakukan pemantauan secara berkala kadar kalium

dan kadar kreatinin dalam serum. Stenosis arteri renalis, intravascular

volume depletion, kehamilan dan menyusui.

Efek Samping

Infeksi saluran pernafasan bagian atas, nyeri punggung, dan pusing.

c. Ascardia 80 mg (http://www.apotikantar.com/)

Kemasan

Tablet 80 mg x 10 x 10

Komposisi

Acetylsalicylic acid 80 mg

Indikasi

Mengurangi kematian dan atau serangan infark miokard pada

penderita dengan riwayat infark atau TIA yang berulang atau pada

pasien dengan riwayat stroke dan risiko iskemia otak sementara

dimana terjadi hiperaktifitas dari trombosit atau aktivitasinya

merupakan faktor penentu terbentuknya trombo-emboli.

Dosis

80-160 mg/hari. Untuk infark miokard : sampai dengan 300 mg/hari.

Untuk TIA : sampai dengan 1000 mg/hari.

Pemberian Obat

Telan utuh, jangan dikunyah atau dihancurkan.

Kontra Indikasi

Tukak peptik aktif. Gangguan perdarahan, hipersensitivitas.

Perhatian

Gangguan fungsi hati, hamil dan laktasi.

Efek samping

Iritasi saluran cerna, hipoprotrombinemia dan reaksi hipersensitivitas.

Page 19: PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi,

19

Interaksi Obat

Dengan Warfarin meningkatkan risiko perdarahan saluran cerna dan

intra serebral.

d. ISDN

Sediaan:

- Tablet Sublingual : 2,5 mg, 5 mg, 10 mg

- Tablet Kunyah : 5 mg, 10 mg

- Tablet : 5 mg, 10 mg, 20 mg, 30 mg, 40 mg

- Injeksi 1 mg/ml

Cara Kerja Obat:

Isosorbide dinitrate adalah jenis vasodilator. Obat ini mengendurkan

pembuluh darah, meningkatkan persediaan darah dan oksigen ke

jantung. Obat ini digunakan untuk mencegah sakit di dada yang

disebabkan oleh angina.

Indikasi :

- Untuk mencegah sakit di dada yang disebabkan oleh angina

- Gagal jantung kiri

Kontraindikasi:

Hipersensitivitas terhadap nitrat, hipotensi dan hipovolemia, kardiopati

obstruktif hipertrofik, stenosis aorta, tamponade jantung, perikarditis

konstriktif, stenosis mitral, anemia berat, trauma kepala, perdarahan

otak, glaukoma sudut sempit.

Dosis:

- Sublingual : 5-10 mg

- Oral : sehari dalam dosis terbagi, angina 30-120 mg, dosis

maksimum 240 mg/hr

- Infus Intravena : 2-10 mg/jam; dosis lebih tinggi sampai 20 mg/jam

mungkin diperlukan

Peringatan dan Perhatian:

Gangguan hepar atau ginjal berat; hipotiroidisme, malnutrisi, atau

hipotermia; infark miokard yang masih baru; sistem transdermal yang

mengandung logam harus diambil sebelum kardioversi atau diatermi.

Senyawa nitrat kerja panjang atau transdermal dapat mengakibatkan

toleransi (efek terapi berkurang). Jika toleransi diperkirakan setelah

Page 20: PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi,

20

penggunaan sediaan transdermal, sediaan tersebut harus dilepas

selama beberapa jam berurutan dalam setiap kurun waktu 24 jam.

Efek Samping:

Sakit kepala berdenyut, muka merah, pusing, hipotensi postural,

takikardi (dapat terjadi bradikardi paradoksikal). Efek samping yang

khas setelah injeksi meliputi hipotensi berat, mual dan muntah,

diaforesis, kuatir, gelisah, kedutan otot, palpitasi, nyeri perut, sinkop,

pemberian jangka panjang disertai dengan methemoglobinemia.

e. Atorsan 20 mg (http://www.apotikantar.com/)

Kemasan

Tablet salut selaput 20 mg x 3 x 10

Komposisi

Atorvastatin Ca

Indikasi

Terapi tambahan untuk menurunkan kadar LDL total, apolipoprotein B,

dan trigliserida yang meningkat pada pasien dengan

hiperkolesterolemia primer, hiperlipidemia kombinasi atau campuran,

hiperkolesterolemia familial heterozigot dan homozigot dimana respon

terhadap diet dan terapi non farmakologi lain tidak adekuat.

Dosis

Awal 10 mg 1 kali/hari. Kisaran dosis anjuran : 10-80 mg/hari 1

kali/hari.

Pemberian Obat

Diberikan sebelum atau sesudah makan.

Kontra Indikasi

Hamil dan laktasi. Penyakit hati aktif atau peningkatan transaminase

serum yang persisten dan tidak diketahui penyebabnya.

Perhatian

Lakukan tes fungsi hati sebelum terapi atau sebelum peningkatan

dosis. Pasien alkoholik berat. Hentikan terapi jika kadar transaminase

serum meningkat lebih dari 3 kali batas normal. Penggunaan bersama

fibrat, niasin, siklosporin atau eritromisin dapat meningkatkan risiko

miopati. Anak, usia lanjut.

Efek Samping

Page 21: PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi,

21

Sakit kepala, mual, diare, insomnia, nyeri perut, dispepsia, konstipasi,

kembung, mialgia, astenia.

Interaksi Obat

Antasid oral yang mengandung Mg dan Al hidroksida, digoksin,

eritromisin, kontrasepsi oral, siklosporin, derivat asam fibrat, niasin,

antijamur azol, klaritromisin.

3. Perhitungan Bahan dan Aturan Pakai

a. Vaclo = 30 tablet

Satu kali sehari satu tablet

b. Canderin = 30 tablet

Satu kali sehari satu tablet

c. Ascardia = 30 tablet

Satu kali sehari satu tablet, sesudah makan

d. ISDN = 30 tablet

Satu kali sehari satu tablet, di bawah lidah

e. Atorsan = 30 tablet

Satu kali sehari satu tablet

4. Perhitungan Harga

a. Vaclo (isi 30) = Rp. 300.000,-

Diambil setengah dari resep 15 tab = Rp. 150.000 + 1500 + 500

= Rp. 152.000,-

b. Canderin (isi 30 tablet) = Rp. 180.000,-

Diambil setengah dari resep 15 tab = Rp. 90.000 + 1500 + 500

= Rp. 92.000,-

c. Ascardia (isi 100 tablet) = Rp. 116.900,-

Diambil setengah dari resep 15 tab = Rp. 17.535 + 1500 + 500

= Rp. 19.535,-

d. ISDN (isi 100 tablet) = Rp. 10.000,-

Diambil setengah dari resep 15 tab = Rp. 5.000 + 1500 + 500

= Rp. 7.000,-

e. Atorsan (isi 30 tablet) = Rp. 300.000,-

Diambil setengah dari resep 15 tab = Rp. 150.000 + 1500 + 500

= Rp. 152.000,-

Page 22: PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi,

22

5. Etiket

Apotek Simulasi Farma SIP No. 512/IPD/0037/KPPT/2012

Jl. Ismail Marzuki No. 5341/171 Palembang. Telp (0711) 352671

Apoteker: Mona Rahmi Rulianti, M. Farm, Apt Palembang, 06 November 2014

Nomor : 01

Vaclo

Satu kali sehari satu tablet

Canderin

Satu kali sehari satu tablet

Ascardia

Satu kali sehari satu tablet, sesudah makan

ISDN

Letakkan di bawah lidah

Satu kali sehari satu tablet

Atorsan

Satu kali sehari satu tablet

Pro : Husni ( 60 th )

B. Resep 2

Dr. Muslim

SIP : 142/2009

Alamat: Poli RS Telkom Palembang

Palembang, 31 Oktober 2014

R/ Diazepam 2 mg X

S 1 d d I

R/ Meloxicam 15 mg VI

S 2 d d I

Pro: Ahad (52 th)

Kompleks Telkom Km 12, Palembang

Page 23: PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi,

23

1. Salinan Resep

Apotek Simulasi Farma

SIP No. 512/IPD/0037/KPPT/2012

Jl. Ismail Marzuki No. 5341/171 Palembang.

Telp (0711) 352671

Apoteker: Mona Rahmi Rulianti, M. Farm, Apt

Palembang, 31 November 2014

Salinan Resep

Nomor : 03 Dari Dokter : Dr. Muslim Ditulis tanggal : 06-11-14 Pro : Bapak Ahad (52 th) Alamat : Kompleks Telkom Km 12, Plbng Dibuat tanggal : 06-11-14

R/ Diazepam 2 mg X

S 1 d d I

R/ Meloxicam 15 mg VI

S 2 d d I

-----------------------------------------------detur 1/2

p.c.c

Mona Rahmi Rulianti, S.Farm, Apt, M.Farm

Cap

Apotek

Page 24: PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi,

24

2. Preformulasi

a. Diazepam 2 mg (http://bukusakudokter.org/)

Komposisi

Tiap tablet mengandung : Diazepam 2 mg

Cara Kerja Obat

Diazepam merupakan turunan bezodiazepin. Kerja utama diazepam

yaitu potensiasi inhibisi neuron dengan asam gamma-aminobutirat

(GABA) sebagai mediator pada sistim syaraf pusat. Dimetabolisme

menjadi metabolit aktif yaitu N-desmetildiazepam dan oxazepam.

Kadar puncak dalam darah tercapai setelah 1 – 2 jam pemberian

oral. Waktu paruh bervariasi antara 20 – 50 jam sedang waktu paruh

desmetildiazepam bervariasi hingga 100 jam, tergantung usia dan

fungsi hati.

Indikasi

Untuk pengobatan jangka pendek pada gejala ansietas. Sebagai

terapi tambahan untuk meringankan spasme otot rangka karena

inflamasi atau trauma; Digunakan juga untuk meringankan gejala-

gejala pada penghentian alkohol akut dan premidikasi anestesi.

Kontra Indikasi

- Penderia hipersensitif

- Bayi dibawah 6 bulan

- Wanita hamil dan menyusui

- Depress pernapasan

- Glaucoma sudut sempit

- Gangguan pulmoner akut

- Keadaan Phobia

Cara Penggunaan

Dewasa

- Ansietas 2-10 mg, 2-4 kali sehari

- Terapi tambahan pada spasme otot rangka : 2 -10 mg. 3-4 kali

sehari dalam dosis bagi

- Penghentian alkohol akut 10 mg. 3-4 kali sehari selama 24 jam

pertama, kemudian dikurangi menjadi 5 mg. 3 – 4 kali sehari.

- Premidikasi: dewasa: 10 mg: anak-anak diatas 2 tahun: 0,25

mg/kg.

Page 25: PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi,

25

- Usia lanjut dan pasien yang lemah : 2 – 2,5 mg, 1 – 2 kali sehari

dapat ditingkatkan secara bertahap sesuai kebutuhan.

- Pada penderita dengan gangguan pulmoner kronik, penderita hati

dan ginjal kronik.

- Anak-anak 0.12 – 0.8 mg/kg sehari dibagi dalam 3 atau 4 dosis.

Efek Samping

Mengantuk,ataksia. kelelahan Erupsi pada kulit. edema, mual dan

konstipasi, gejala-gejala ekstra pirimidal. jaundice dan neutropenia.

perubahan libido, sakit kepala, amnesia, hipotensi. gangguan visual

dan retensi urin, incontinence.

Peringatan Dan Perhatian

- Jangan mengemudikan kendaraan bermotor atau menjalankan

mesin selama minum obat ini.

- Ansietas atau ketegangan karena stress kehidupan sehari-hari

biasanya tidak memerlukan pengobatan dengan ansiolitik.

- Keefektifan dalam pengobatan jangka lama (lebih dari 4 bulan)

belum diuji secara klinis sistematik.

- Penggunaan jangka lama dapat menyebabkan ketergantungan

pada obat

- Pada penderita lemah dan lanjut usia dianjurkan dengan dosis

efektif terkecil.

- Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan pulmoner kronik,

penderita fungsi hati dan ginjal kronik.

- Hentikan pengobatan jika terjadi reaksi-reaksi paradoksikal seperti

keadaan hiper eksitasi akut. ansietas. halusinasi dan gangguan

tidur.

INTERAKSI OBAT Penggunaan bersama obat-obat depresan Susunan Syaraf Pusat

atau alkohol dapat meningkatkan efek depresan. Cimetidin dan

Omeprazol mengurangi bersihan benzo-diazepin. Rifampisin dapat

meningkatkan bersihan benzodiazepin.

Page 26: PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi,

26

b. Meloxicam 15 mg (http://www.dexa-medica.com/)

TABLET

Komposisi

Meloxicam 15 mg

Tiap tablet mengandung: Meloxicam 15 mg.

Farmakologi

Meloxicam merupakan golongan Anti Inflamasi Non steroid (NSAID)

derivat asam enolat yang bekerja dengan cara menghambat

biosintesis prostaglandin yang merupakan mediator inflamasi melalui

penghambat cyclooxygenase 2 (COX-2), sehingga terjadinya proses

inflamasi dapat dihambat tanpa terjadi efek samping terhadap ginjal

dan gastro intestinal yang merupakan ciri khas pada penggunaan

obat-obat Anti Inflamasi Non Steroid selama ini.

Meloxicam merupakan golongan Anti Inflamasi Non steroid (NSAID)

derivat asam enolat yang bekerja dengan cara menghambat

biosintesis prostaglandin yang merupakan mediator inflamasi melalui

penghambat cyclooxygenase 2 (COX-2), sehingga terjadinya proses

inflamasi dapat dihambat tanpa terjadi efek samping terhadap ginjal

dan gastro intestinal yang merupakan ciri khas pada penggunaan

obat-obat Anti Inflamasi Non Steroid selama ini.

Indikasi

Osteoarthritis dan Rheumatoid Arthritis.

Dosis

Pemberian oral:

Pada osteoarthritis: 7,5 mg satu kali sehari, jika diperlukan dosis

dapat ditingkatkan hingga 15 mg satu kali sehari.

Pada rheumatoid arthritis: 15 mg satu kali sehari, dapat dikurangi

sampai 7,5 mg/hari tergantung respon klinis.

Untuk pasien dengan resiko tinggi diberikan dosis awal 7,5 mg satu

kali sehari.

Untuk pasien penderita gagal ginjal dosis tidak lebih dari 7,5 mg satu

kali sehari.

Peringatan dan perhatian

- Iritasi saluran cerna, tukak lambung, pendarahan dan perforasi

dapat terjadi pada penggunaan obat-obat NSAID.

Page 27: PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi,

27

- Hati-hati jika diberikan kepada pasien dengan riwayat penyakit

gastrointestinal (pendarahan dan tukak), penurunan fungsi ginjal,

kegagalan fungsi hati, penyakit hepatik, dehidrasi, hipertensi

ataupun asma.

- Hati-hati jika diberikan pada orang tua.

- Hati-hati jika digunakan bersamaan dengan antikoagulan.

- Keamanan penggunaan pada anak belum diketahui dengan pasti.

- Keamanan penggunaan untuk ibu menyusui belum diketahui

dengan pasti maka tergantung dari pentingnya pengobatan bagi si

ibu disarankan untuk menghntikan penggunaan obat atau berhenti

menyusui.

- Penderita sebaiknya diberitahu tentang tanda-tanda atau gejala-

gejala toksisitas gangguan pencernaan yang serius dan langkah-

langkah yang harus diambil jika terjadi.

- Pengobatan harus dihentikan pada kasus tukak lambung atau

perdarahan gangguan saluran pencernaan

Efek Samping

Efek Samping jarang terjadi, seperti:

- Gangguan pencernaan: sakit perut, konstipasi, diare,

dispepsia, flatulence, mual dan muntah. Seluruh tubuh: edema,

pain.

- Sistem saraf pusat dan periferal: pusing, sakit kepala.

- Hematologi: anemia.

- Musculo-skeletal: artralgia, back pain.

- Psikiatri: insomnia.

- Sistem pernafasan: batuk, sistem pernafasan bagian atas, infeksi

saluran pernafasan.

- Kulit: pruritus, rash.

- Saluran kemih: micturition frequency, infeksi saluran kemih.

Kontraindikasi

- Pasien yang hipersensitif terhadap Meloxicam, Aspirin atau obat-

obat Anti inflamasi Non Steroid lainnya.

- Penderita dengan penyakit ginjal berat.

- Wanita hamil dan menyusui.

Page 28: PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi,

28

- Anak-anak.

- Tukak lambung aktif selama 6 bulan terakhir atau memiliki riwayat

penyakit tukak lambung yang berulang.

- Gagal ginjal non-dialisis berat.

- Perdarahan gangguan saluran pencernaan, perdarahan

cerebrosvaskular atau perdarahan penyakit lainnya.

Interaksi obat

- Risiko pendarahan dapat meningkat jika diberikan bersamaan

dengan antikoagulan (walfarin, heparin), anti platelet

(ticlopidine,clopidogrel,

aspirin, abciximab, dipyridamole, eptifibatide, tirofiban).

- NSAID dapat menurunkan efek antihipertensi dari ACE Inhibitor,

hidralazine dan thiazide.

- Penggunaan bersamaan dengan kortikosteroid dapat

meningkatkan risiko tukak lambung.

- Aspirin meningkatkan konsentrasi meloxicam dalam serum.

- Cholestyramine (kemungkinan juga colestipol) meningkatkan

meloxicam clearance.

- NSAID dapat meningkatkan nefrotoksisitas cylosporine.

- NSAID dapat meningkatkan kadar litium.

- Konsumsi alkohol dapat meningkatkan iritasi mukosa lambung

3. Perhitungan Bahan dan Aturan Pakai

1. Diazepam = 10 tab

Penggunaan 1 x sehari satu tab

2. Meloxicam = 6 tab

Penggunaan 2 x sehari satu tablet

4. Perhitungan Harga

1. Diazepam ( Isi 100 tab) = Rp.12.500,-

Dalam Resep diambil 5 tab = Rp. 250 + 1500 + 500

= Rp. 2.250,-

2. Meloxicam ( isi 20 tablet) = Rp. 40.000,-

Diambil setengah dari resep 3 tab = Rp.6.000 + 1500 + 500

= Rp. 8.000,-

Page 29: PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi,

29

5. Etiket

Apotek Simulasi Farma SIP No. 512/IPD/0037/KPPT/2012

Jl. Ismail Marzuki No. 5341/171 Palembang. Telp (0711) 352671

Apoteker: Mona Rahmi Rulianti, M. Farm, Apt

Palembang, 06 Oktober 2014

Nomor : 03

Diazepam Satu kali sehari satu tablet

Meloxicam

Dua kali sehari satu tablet

Pro : Ahad (52 th)

Page 30: PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi,

30

BAB IV

SKENARIO

Resep 1

AA : Selamat pagi mbak

Mbak : Pagi juga

AA : Ada yang bisa saya bantu

Mbak : Ini mbak, saya mau nebus resep dokter

AA : Boleh dilihat dulu resepnya

Mbak : Iya ini resepnya..

AA :Tunggu bentar ya mbak. Mau dicek dulu obatnya, ada semua atau tidak.

Mbak : Oh ya mbak.

AA : Ini Mbak, obat yang atorsan 20 mg gak ada, adanya yang 40 mg.

Gimana kalau kami nelfon dokter dulu mb, jadi tunggu dulu ya mb, jika

agak lama.

Mbak : tapi jangan terlalu lama ya mbak. Soal nya lagi buru-buru.

AA : Iya, tunggu sebentar ya mbak.

Mbak : iya.

Lalu AA dalam menelfon Dokter yang bersangkutan.

AA dlm : Selamat pagi dok,kami dari apotek simulasi farma, ada resep dari

dokter atas nama bapak Husni. Dokter meresepkan atorsan 20mg, tapi apotek

kami adanya yang 40mg dok. Jadi gimana dok? Mau diganti apa tidak?

Oh baik dok..

Lalu AA dalam mengatakan pada AA luar.

AA : Mbak obat yang Atorsan tidak ada, jadi harga semuanya Rp. 624.000,-

tanpa Atorsan. Mau di tebus semuanya atau separuh dulu?

Mbak : separuh aja dulu deh mb.

AA : ini Obatnya mb.

Mbak : Aturan pakainya gimana Mb?

Page 31: PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi,

31

AA : Semuanya diminum satu kali sehari satu tablet ya mbak. Tapi,khusus

untuk obat ISDN minum nya jangan langsung ditelan,tapi diletakkan di

bawah lidah.

Mbak : Loh,biasanya obat tu di telan kenapa ISDN diletakkan dibawah lidah

mbak?

AA : Soalnya obat ini diserapnya bukan dilambung mbak,tapi lewat pembuluh

darah yang ada di bawah lidah.

Mbak : apa nggak pahit mbak kalau diletakkan dibawah lidah, nanti kakek saya

nggak mau gimana?

AA : gak Mb, gak pahit kok.

Mbak : ohh..gitu ya mbak. Terus ini kan semu nya diminum satu kali sehari,nah

minumya sekaligus apa ada jeda waktunya tiap obat?

AA : Diminum sekaligus aja nggak apa-apa mbak.

AA : Terus yang empat macam nya bisa diminum pagi hari nggak apa-apa.

Mbak :Oke mbak, jadi berapa harganya mbak?

AA : Totalnya jadi Rp. 270.535,-

Mbak : ini mbak uangnya.

AA : oh iya,ini uangnya pas ya mbak.

Mbak : Terima kasih mbak

AA : Sama-sama,semoga kakek nya cepat sembuh ya mbak.

Page 32: PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi,

32

Resep 2

Di suatu pagi yang cerah,

AA : Selamat pagi !

Bapak Ahad : selamat pagi. Ada perlu apa ya ?

AA : Loh, harusnya saya yang tanya pak, ada perlu apa ?

Bapak Ahad : Oaaallaah, iya salah dek, ini saya mau tanya, saya mau apa ya

kemari ?

AA : Loh, mungkin bapak mau beli obat,

Bapak Ahad : Oh iya ini resep saya.

AA : biar saya lihat dulu ya pak.

AA : bapak, meloxicam nya lagi kosong.

Bapak Ahad : Jadi gimana dek ?

AA : Ini pak kita punya gantinya, namanya camelox, guna obat nya

sama kok pak, mau gak diganti ?

Bapak Ahad : Aduh gimana ya dek . Saya ndak tau masalah kayak itu. Saya

taunya Cuma ambil resep, tebus obat, trus makan.

AA : Oh kalo begitu saya coba tanya ke dokter nya aja ya pak.

AA : Halo, Selamat pagi, dengan dr. Muslim ?

Dokter : Iya Selamat pagi, Ini siapa ya ?

AA : Maaf mengganggu pak, saya Dwi Apipa, AA dari Apotek Simulasi

Farma. Ini kan ada resep dokter atas nama Bapak Ahad.

Dokter : Iya ada masalah apa ?

AA : Ini dok, dalam resep dokter tertulis dua obat, Meloxicam dengan

Diazepam. Apotik kami sedang tidak ada Meloxicam, adanya

Camelox dok.

Dokter : Branded ya ? Ya udah saya setuju saja, tapi coba tanya lagi

sama pasiennya mau atau tidak.

AA : Oh iya, terima kasih dok.

AA : Nah pak, kalo kata dokternya gak apa apa diganti, bapak mau

gak ?

Page 33: PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi,

33

Bapak Ahad : Kira-kira berapa itu harga obat nya ? saya Cuma bawa uang

sedikit ini.

AA :Oh yasudah kita hitung dulu ya pak.

AA : Ini pak, harganya Rp 14.500

Bapak Ahad : Aduh kayak nya kurang ini uang nya.

AA : boleh ditebus setengah kok pak.

Bapak Ahad : Setengah Obatnya ya ? Ya udah ndak papa lah dek.

AA : Ya sudah ditunggu dulu ya pak. Ini nomor antriannya. bapak

nunggu nya sambil duduk disana ya.

Bapak Ahad : Iya .

Setelah resepnya jadi.

AA : Bapak Ahad.

Bapak Ahad : Iya, ada apa ya ?

AA : Ini resepnya sudah siap pak.

AA : Bapak sudah biasa minum obat ini ?

Bapak Ahad : Iya biasa dek, saya biasa minum pagi hari 3 tablet.

AA : Aduh pak,bapak sudah lupa ya ? Ini Cuma ada dua obat pak.

Diminumnya ada aturan pak. Kalo yang camelox diminum nya

dua kali sehari satu tablet. Pagi hari satu tablet, malam hari satu

tablet lagi pak.

Bapak : Ooh, kalo yang ini ?

AA : Obat yang ini diazepam pak, diminum satu kali sehari, minum

nya malam hari pak satu tablet.

Bapak Ahad : Loh kok malem ? Ndak pagi aja dek ?

AA : Gak boleh pak, ini kan obatnya biar bapak bisa tidur , biar bisa

istirahat. Kalo diminum pagi hari nanti bapak jadi mau tidur terus

seharian.

Bapak Ahad : Oh begitu. Jadi gimana tadi ?

AA : Hhhh... Begini aja pak,bapak tinggal sama siapa dirumah ?

Bapak Ahad : Sendirian dek. Anak saya lagi kerja kalo pagi begini.

AA : Hhhh... Berarti ada orang di rumah ya pak.

Page 34: PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi,

34

Bapak Ahad : Ada kalo sore, dia udah pulang kerja.

AA : Hhhhh.. Begini aja pak, biar saya buatkan catatan kecil, nanti

kalo anak bapak sudah pulang, catatan nya dikasih sama anak

nya ya pak. Biar nanti anak nya yang ngingatin bapak kalo udah

waktunya minum obat.

Bapak Ahad : oh ya udah, boleh juga .

AA : Ini pak obatnya, harganya Rp 7.500

Bapak Ahad : Ya udah ini uangnya. bapak pulang ya.

AA : Sebentar pak, uang bapak lebih.

Bapak Ahad : Oh iya, udah terima kasih ya . Hati-hati di jalan ya.

AA : Iya Pak sama-sama

Page 35: PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi,

35

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2004. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi Rumah

Sakit. Depkes RI: Jakarta.

Darmansjah, Iwan, Prof.1994. Jurnal Ilmiah : Polifarmasi pada Usia Lanjut.

Diakses tanggal 31 Oktober 2014

Darmojo-Boedi, Martono Hadi (editor). 2006. Buku Ajar Geriatri. Balai Penerbit

Fakultas Kedokteran UI: Jakarta

Depkes. 2006. Pedoman Pelayanan Farmasi (Tata Laksana Terapi Obat) Untuk

Pasien Geriatri. Depkes RI: Jakarta

http://www.apotikantar.com/. Diakses pada 01 November 2014

http://bukusakudokter.org/. Diakses pada 01 November 2014

http://www.dexa-medica.com/. Diakses pada: 01 November 2014

Mansjoer, Arif. 2004. Kapita Selekta Kedokteran Ed 3. Media Aesculapius:

Jakarta

Mubarak. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas, Konsep dan Aplikasi. Salemba

Medika: Jakarta

Notoatmodjo, S.2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka Cipta:

Jakarta.

Setiabudhi, T. & Hardywinoto. (2005). Panduan Gerontologi Tinjauan dari

Berbagai Aspek Menjaga Keseimbangan Kualitas Hidup Para Lanjut

Usia. Gramedia: Jakarta

Setiabudi, S. & Hardywinoto. (2005). Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan

ASKEP. Salemba Medika: Jakarta

Page 36: PORTOFOLIO PENGGUNAAN OBAT PADA USIA LANJUT · PDF filedan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi,

36

Lampiran 2

Daftar Nama Pemain

1. Sutradara : Ika Yuliana

2. Pasien 1 : Diana Sari

3. Pasien 2 : Benny Budiman Al-Haq

4. AA depan : Gemi Oktami

5. AA depan : Dwi Apipa

6. AA belakang : Arvalendini Arsyrianti

7. AA belakang : Farida Budiarti