Pneumothorax Gaga

28
Definisi Pneumothorax adalah keadaan dimana terdapat udara atau gas dalam rongga pleura. Pada kondisi normal, rongga pleura tidak terisi udara sehingga paru-paru dapat leluasa mengembang terhadap rongga dada. (3) Rongga pleura adalah rongga yang terletak diantara selaput yang melapisi paru-paru dan rongga dada. (4) Pneumotoraks adalah suatu keadaan terdapatnya udara atau gas di dalam pleura yang menyebabkan kolapsnya paru yang terkena (5). Tersering disebabkan oleh ruptur spontan pleura visceralis yang menimbulkan kebocoran udarake rongga torak. Pneumotorak dapat terjadi berulang kali (6). Udara dalam kavum pleura ini dapat ditimbulkan oleh : a) Robeknya pleura visceralis sehingga saat inspirasi udara yang berasal dari alveolus akanmemasuki kavum pleura. Pneumothorax jenis ini disebut sebagai closed pneumothorax. 1

description

pneumotorax

Transcript of Pneumothorax Gaga

Page 1: Pneumothorax Gaga

Definisi

Pneumothorax adalah keadaan dimana terdapat udara atau gas

dalam rongga pleura. Pada kondisi normal, rongga pleura tidak terisi

udara sehingga paru-paru dapat leluasa mengembang terhadap

rongga dada.(3)

Rongga pleura adalah rongga yang terletak diantara selaput

yang melapisi paru-paru dan rongga dada.(4)

Pneumotoraks adalah suatu keadaan terdapatnya udara atau

gas di dalam pleura yang menyebabkan kolapsnya paru yang

terkena(5). Tersering disebabkan oleh ruptur spontan pleura visceralis

yang menimbulkan kebocoran udarake rongga torak. Pneumotorak

dapat terjadi berulang kali (6).

Udara dalam kavum pleura ini dapat ditimbulkan oleh :

a) Robeknya pleura visceralis sehingga saat inspirasi udara yang

berasal dari alveolus akanmemasuki kavum pleura.

Pneumothorax jenis ini disebut sebagai closed pneumothorax.

Apabila kebocoran pleura visceralis berfungsi sebagai katup,

maka udara yang masuk saatinspirasi tak akan dapat keluar

dari kavum pleura pada saat ekspirasi. Akibatnya,

udarasemakin lama semakin banyak sehingga mendorong

mediastinum kearah kontralateral danmenyebabkan terjadinya

tension pneumothorax 

b) .Robeknya dinding dada dan pleura parietalis sehingga terdapat

hubungan antara kavumpleura dengan dunia luar. Apabila

lubang yang terjadi lebih besar dari 2/3 diameter trakea,maka

1

Page 2: Pneumothorax Gaga

udara cenderung lebih melewati lubang tersebut dibanding

traktus respiratorius yangseharusnya. Pada saat inspirasi,

tekanan dalam rongga dada menurun sehingga udara dari

luar masuk ke kavum pleura lewat lubang tadi dan

menyebabkan kolaps pada paru ipsi lateral.Saat ekspirasi,

tekanan rongga dada meningkat, akibatnya udara dari kavum

pleura keluar melalui lubang tersebut. Kondisi ini disebut

sebagai open pneumothorax (3,6,7,9)

Klasifikasi Menurut penyebabnya, pneumotoraks dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu (2,5) :

1. Pneumotoraks spontan Yaitu setiap pneumotoraks yang terjadi

secara tiba-tiba. Pneumotoraks tipe ini dapat diklasifikasikan lagi ke

dalam dua jenis, yaitu:

a. Pneumotoraks spontan primer, yaitu pneumotoraks yang

terjadi secara tiba-tiba tanpa diketahui sebabnya atau tanpa

penyakit dasar yang jelas. Lebih sering pada laki-laki muda

sehat dibandingkan wanita. Timbul akibat ruptur bulla kecil

(12 cm) subpleural, terutama di bagian puncak paru.

b. Pneumotoraks spontan sekunder, yaitu pneumotoraks yang

terjadi dengan didasari oleh riwayat penyakit paru yang telah

dimiliki sebelumnya, Tersering  pada  pasien  bronkitis  dan

emfisema  yang mengalami  ruptur emfisema subpleura atau

bulla. Penyakit dasar lain: Tb paru, asma lanjut, pneumonia,

abses paruatau Ca paru. fibrosis kistik, penyakit paru

obstruktik kronis (PPOK), kanker paru-paru, asma, dan

infeksi paru.

2

Page 3: Pneumothorax Gaga

2. Pneumotoraks traumatik, Yaitu pneumotoraks yang terjadi akibat

adanya suatu trauma, baik trauma penetrasi maupun bukan, yang

menyebabkan robeknya pleura, dinding dada maupun paru (2,5).

Pneumotoraks tipe ini juga dapat diklasifikasikan lagi ke dalam

dua jenis, yaitu :

a. Pneumotoraks traumatik non-iatrogenik, yaitu pneumotoraks

yang terjadi karena jejas kecelakaan, misalnya jejas pada

dinding dada, barotrauma.

b. Pneumotoraks traumatik iatrogenik, yaitu pneumotoraks yang

terjadi akibat komplikasi dari tindakan medis. Pneumotoraks

jenis ini pun masih dibedakan menjadi dua, yaitu :

1) Pneumotoraks traumatik iatrogenik aksidental Adalah

suatu pneumotoraks yang terjadi akibat tindakan medis

karena kesalahan atau komplikasi dari tindakan

tersebut, misalnya pada parasentesis dada, biopsi

pleura.

2) Pneumotoraks traumatik iatrogenik artifisial (deliberate)

Adalah suatu pneumotoraks yang sengaja dilakukan

dengan cara mengisikan udara ke dalam rongga pleura.

Biasanya tindakan ini dilakukan untuk tujuan

pengobatan, misalnya pada pengobatan tuberkulosis

sebelum era antibiotik, maupun untuk menilai

permukaan paru. (2,5)

Dan berdasarkan jenis fistulanya, maka pneumotoraks dapat

diklasifikasikan ke dalam tiga jenis, yaitu (8) :

1. Pneumotoraks Tertutup (Simple Pneumothorax) Pada tipe ini,

pleura dalam keadaan tertutup (tidak ada jejas terbuka pada

3

Page 4: Pneumothorax Gaga

dinding dada), sehingga tidak ada hubungan dengan dunia luar.

Tekanan di dalam rongga pleura awalnya mungkin positif,

namun lambat laun berubah menjadi negatif karena diserap oleh

jaringan paru disekitarnya. Pada kondisi tersebut paru belum

mengalami re-ekspansi, sehingga masih ada rongga pleura,

meskipun tekanan di dalamnya sudah kembali negatif. Pada

waktu terjadi gerakan pernapasan, tekanan udara di rongga

pleura tetap negatif.

2. Pneumotoraks Terbuka (Open Pneumothorax), Yaitu

pneumotoraks dimana terdapat hubungan antara rongga pleura

dengan bronkus yang merupakan bagian dari dunia luar

(terdapat luka terbuka pada dada). Dalam keadaan ini tekanan

intrapleura sama dengan tekanan udara luar. Pada

pneumotoraks terbuka tekanan intrapleura sekitar nol.

Perubahan tekanan ini sesuai dengan perubahan tekanan yang

disebabkan oleh gerakan pernapasan (8). Pada saat inspirasi

tekanan menjadi negatif dan pada waktu ekspirasi tekanan

menjadi positif (8). Selain itu, pada saat inspirasi mediastinum

dalam keadaan normal, tetapi pada saat ekspirasi mediastinum

bergeser ke arah sisi dinding dada yang terluka (sucking wound) (2).

3. Pneumotoraks Ventil (Tension Pneumothorax) Adalah

pneumotoraks dengan tekanan intrapleura yang positif dan

makin lama makin bertambah besar karena ada fistel di pleura

viseralis yang bersifat ventil. Pada waktu inspirasi udara masuk

melalui trakea, bronkus serta percabangannya dan selanjutnya

terus menuju pleura melalui fistel yang terbuka(8). Waktu

ekspirasi udara di dalam rongga pleura tidak dapat keluar .

Akibatnya tekanan di dalam rongga pleura makin lama makin

4

Page 5: Pneumothorax Gaga

tinggi dan melebihi tekanan atmosfer. Udara yang terkumpul

dalam rongga pleura ini dapat menekan paru sehingga sering

menimbulkan gagal napas (2).

Sedangkan menurut luasnya paru yang mengalami kolaps, maka

pneumotoraks dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu (8) :

1. Pneumotoraks parsialis, yaitu pneumotoraks yang menekan

pada sebagian kecil paru (< 50% volume paru).

2. Pneumotoraks totalis, yaitu pneumotoraks yang mengenai

sebagian besar paru (> 50% volume paru)

A. Etiologi

Etiologi Trauma thorax kebanyakan diakibatkan oleh kecelakaan lalu

lintas yang umumnya berupa trauma tumpul. Trauma tajam

terutama disebabkan oleh tikaman dan tembakan. Trauma pada

bagian ini juga sering disertai dengan cedera pada tempat lain

misalnya abdomen, kepala, dan ekstremitas sehingga merupakan

cedera majemuk. Kelainan yang sering timbul secara umum pada

setiap trauma thorax baik tajam maupun tumpul  yaitu(3):

a.      Kulit : dan jaringan lunak : luka, memar, dan emfisema

subkutis

b.      Tulang : fraktur costa, sternum, pernapasan paradoksal.

c.      Pleura :Pneumothorax, hemothoraxhemopneumothorax,

kilothorax, serothorax

d.      Jaringan paru: traumatic wet lug

e.       Mediastinum: pneumomediastinum, robekan esofagus, robekan

bronkus

f.       Jantung: hemoperikardium, luka jantung(3).

5

Page 6: Pneumothorax Gaga

C. Patofisiologi

Paru-paru dibungkus oleh pleura parietalis dan pleura

visceralis. Di antara pleura parietalis danvisceralis terdapat cavum

pleura. Cavum pleura normal berisi sedikit cairan serous

jaringan.Tekanan intrapleura selalu berupa tekanan negatif. Tekanan

negatif pada intrapleura membantu dalam proses respirasi. Proses

respirasi terdiri dari 2 tahap : fase inspirasi dan fase eksprasi.

Padafase inspirasi tekanan intrapleura : -9 s/d -12 cmH2O; sedangkan

pada fase ekspirasi tekananintrapleura: -3 s/d -6 cmH2O.

Pneumotorak adalah adanya udara pada cavum pleura. Adanya udara

pada cavum pleura menyebabkan tekanan negatif pada intrapleura

tidak terbentuk. Sehingga akan mengganggu padaproses respirasi.

Pneumotorak dapat dibagi berdasarkan penyebabnya (6,7,9) :

1. Pneumotorak spontan Oleh karena : primer (ruptur bleb),

sekunder (infeksi, keganasan), neonatal

2. Pneumotorak yang di dapat Oleh karena : iatrogenik,

barotrauma, trauma

Pneumotorak dapat dibagi juga menurut gejala klinis:

1. Pneumotorak simple : tidak diikuti gejala shock atau pre-

shock

2. Tension Pnuemotorak : diikuti gejala shock atau pre-schock

Pneumotorak dapat dibagi berdasarkan ada tidaknya dengan

hubungan luar menjadi :

1.Open pneumotorak

2.Closed pneumotorak

Secara garis besar ke semua jenis pneumotorak mempunyai

dasar patofisiologi yang hampir sama.

6

Page 7: Pneumothorax Gaga

Pneumotorak spontan, closed pneumotorak, simple

pneumotorak, tension pneumotorak, dan open pneumotorak.

Pneumotorak spontan terjadi karena lemahnya dinding alveolus dan

pleura visceralis. Apabila dinding alveolus dan pleura viceralis yang

lemah ini pecah, maka akan ada fistel yang menyebabkan udara

masuk ke dalam cavum pleura. Mekanismenya pada saat inspirasi

rongga dada mengembang, disertai pengembangan cavum pleura

yang kemudian menyebabkan paru dipaksa ikut mengembang, seperti

balon yang dihisap. Pengembangan paru menyebabkan tekanan

intraalveolar menjadi negatif sehingga udara luar masuk. Pada

pneumotorak spontan,paru-paru kolpas, udara inspirasi ini bocor

masuk ke cavum pleura sehingga tekanan intrapleura tidak negatif.

Pada saat inspirasi akan terjadi hiperekspansi cavum pleura akibatnya

menekan mediastinal ke sisi yang sehat. Pada saat ekspirasi

mediastinal kembali lagi ke posisi semula.Proses yang terjadi ini

dikenal dengan mediastinal flutter (6,7,9).

Pneumotorak ini terjadi biasanya pada satu sisi, sehingga

respirasi paru sisi sebaliknya masihbisa menerima udara secara

maksimal dan bekerja dengan sempurna.

Terjadinya hiperekspansi cavum pleura tanpa disertai gejala

pre-shock atau shock dikenal dengan simple pneumotorak.

Berkumpulnya udara pada cavum pleura dengan tidak adanya

hubungan dengan lingkungan luar dikenal dengan closed

pneumotorak .Pada saat ekspirasi, udara juga tidak dipompakan balik

secara maksimal karena elastic recoil dari kerja alveoli tidak bekerja

sempurna. Akibatnya bilamana proses ini semakin

berlanjut,hiperekspansi cavum pleura pada saat inspirasi menekan

mediastinal ke sisi yang sehat dan saat ekspirasi udara terjebak pada

7

Page 8: Pneumothorax Gaga

paru dan cavum pleura karena luka yang bersifat katup tertutup

terjadilah penekanan vena cava,shunting udara ke paru yang sehat,

dan obstruksi jalan napas.Akibatnya dapat timbulah gejala pre-shock

atau shock oleh karena penekanan vena cava.Kejadian ini dikenal

dengan tension pneumotorak(6,7,9).

Pada open pneumotorak terdapat hubungan antara cavum

pleura dengan lingkunga luar. Open pneumotorak dikarenakan trauma

penetrasi. Perlukaan dapat inkomplit (sebatas pleura parietalis)atau

komplit (pleura parietalis dan visceralis). Bilamana terjadi open

pneumotorak inkomplit pada saat inspirasi udara luar akan masuk ke

dalam cavum pleura. Akibatnya paru tidak dapat mengembang karena

tekanan intrapleura tidak negatif. Efeknya akan terjadi hiperekspansi

cavumpleura yang menekan mediastinal ke sisi paru yang sehat. Saat

ekspirasi mediastinal bergeser kemediastinal yang sehat. Terjadilah

mediastinal flutter. Bilamana open pneumotorak komplit maka saat

inspirasi dapat terjadi hiperekspansi cavum pleura mendesak

mediastinal ke sisi paru yang sehat dan saat ekspirasi udara terjebak

pada cavum pleura dan paru karena luka yang bersifat katup

tertutup. Selanjutnya terjadilah penekanan vena cava,shunting udara

ke paru yang sehat, dan obstruksi jalan napas. Akibatnya dapat

timbulah gejala pre-shock atau shock oleh karena penekanan vena

cava. Kejadian inidikenal dengan tension pneumotorak (6,7,9).

D. Diagnosis

Dari anamnesis Sulit bernafas yang timbul mendadak dengan

disertai nyeri dada yang terkadang dirasakan menjalar ke bahu. Dapat

disertai batuk dan terkadang terjadi hemoptisis. Perlu ditanyakan

adanya penyakit paru atau pleura lain yang mendasari pneumotorak,

dan menyingkirkan adan yapenyakit jantung.

8

Page 9: Pneumothorax Gaga

Gejala

Gejalanya sangat bervariasi, tergantung kepada jumlah udara

yang masuk ke dalam rongga pleura dan luasnya paru-paru yang

mengalami kolaps (mengempis) (10).

Gejalanya bisa berupa:

-Nyeri dada tajam yang timbul secara tiba-tiba, dan semakin

nyeri jika penderita menarik nafas dalam atau terbatuk.

- Sesak nafas

- Dada terasa sempit

- Mudah lelah

- Denyut jantung yang cepat

- Warna kulit menjadi kebiruan akibat kekurangan oksigen.

Gejala-gejala tersebut mungkin timbul pada saat istirahat atau tidur.

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:

- Hidung tampak kemerahan

- Cemas, stres, tegang

- Tekanan darah rendah (hipotensi) (10).

Pemeriksaan fisik Sesak nafas dan takikardi yang dapat disertai

sianosis pada pneumotorak ventil atau ada penyakit dasar paru.

Inspeksi : Dapat terjadi pencembungan pada sisi yang sakit

(hiper ekspansi dinding dada), Pada waktu respirasi, bagian

yang sakit gerakannya tertinggal, Trakea dan jantung terdorong

ke sisi yang sehat , deviasi trakhea, ruang interkostal melebar,

Palpasi : Pada sisi yang sakit, ruang antar iga dapat normal

atau melebar, Iktus jantung terdorong ke sisi toraks yang sehat ,

Fremitus suara melemah atau menghilang pada sisi yang sakit

Perkusi : Suara ketok pada sisi sakit, hipersonor sampai

timpani dan tidak menggetar, Batas jantung terdorong ke arah

9

Page 10: Pneumothorax Gaga

toraks yang sehat, apabila tekanan intrapleura tinggi, Pada

tingkat yang berat terdapat gangguan respirasi/sianosis,

gangguanvaskuler/syok.

Auskultasi : Pada bagian yang sakit, suara napas melemah

sampai menghilang, Suara vokal melemah dan tidak menggetar

serta bronkofoni negative (5,8).

Pemeriksaan Penunjang

1. Foto Röntgen Gambaran radiologis yang tampak pada foto

röntgen kasus pneumotoraks antara lain (11):

a. Bagian pneumotoraks akan tampak lusen, rata dan paru yang

kolaps akan tampak garis yang merupakan tepi paru.

Kadang-kadang paru yang kolaps tidak membentuk garis,

akan tetapi berbentuk lobuler sesuai dengan lobus paru.

b. Paru yang mengalami kolaps hanya tampak seperti massa

radio opaque yang berada di daerah hilus. Keadaan ini

menunjukkan kolaps paru yang luas sekali. Besar kolaps

paru tidak selalu berkaitan dengan berat ringan sesak napas

yang dikeluhkan.

c. Jantung dan trakea mungkin terdorong ke sisi yang sehat,

spatium intercostals melebar, diafragma mendatar dan

tertekan ke bawah. Apabila ada pendorongan jantung atau

trakea ke arah paru yang sehat, kemungkinan besar telah

terjadi pneumotoraks ventil dengan tekanan intra pleura yang

tinggi.

d. Pada pneumotoraks perlu diperhatikan kemungkinan terjadi

keadaan sebagai berikut (5) :

1) Pneumomediastinum, terdapat ruang atau celah

hitam pada tepi jantung, mulai dari basis sampai ke

10

Page 11: Pneumothorax Gaga

apeks. Hal ini terjadi apabila pecahnya fistel mengarah

mendekati hilus, sehingga udara yang dihasilkan akan

terjebak di mediastinum.

2) Emfisema subkutan, dapat diketahui bila ada rongga

hitam dibawah kulit. Hal ini biasanya merupakan

kelanjutan dari pneumomediastinum. Udara yang

tadinya terjebak di mediastinum lambat laun akan

bergerak menuju daerah yang lebih tinggi, yaitu daerah

leher. Di sekitar leher terdapat banyak jaringan ikat yang

mudah ditembus oleh udara, sehingga bila jumlah udara

yang terjebak cukup banyak maka dapat mendesak

jaringan ikat tersebut, bahkan sampai ke daerah dada

depan dan belakang.

3) Bila disertai adanya cairan di dalam rongga pleura,

maka akan tampak permukaan cairan sebagai garis

datar di atas diafragma Foto Rö pneumotoraks (PA),

bagian yang ditunjukkan dengan anak panah

merupakan bagian paru yang kolaps2. Analisa Gas

Darah

2. Analisis gas darah arteri dapat memberikan gambaran

hipoksemi meskipun pada kebanyakan pasien sering tidak

diperlukan. Pada pasien dengan gagal napas yang berat

secara signifikan meningkatkan mortalitas sebesar 10%.

3. CT-scan thorax

CT-scan toraks lebih spesifik untuk membedakan antara

emfisema bullosa dengan pneumotoraks, batas antara

udara dengan cairan intra dan ekstrapulmoner dan untuk

11

Page 12: Pneumothorax Gaga

membedakan antara pneumotoraks spontan primer dan

sekunder.

Komplikasi dapat berupa hemopneumotorak,

pneumomediastinum dan emfisemakutis, fistel bronkopleural

dan empiema.

E. Penatalaksanaan

E 1. Penatalaksanaan Pneumothoraks (Umum)

Tujuan utama penatalaksanaan pneumotoraks adalah untuk

mengeluarkan udara dari rongga pleura dan menurunkan

kecenderungan untuk kambuh lagi. Pada prinsipnya, penatalaksanaan

pneumotoraks adalah sebagai berikut :

Primary Survey

Airway

Assessment :

perhatikan patensi airway

dengar suara napas

perhatikan adanya retraksi otot pernapasan dan gerakan

dinding dada

Management :

inspeksi orofaring secara cepat dan menyeluruh, lakukan

chin-lift dan jaw thrust, hilangkan benda yang menghalangi

jalan napas

Observasi dan Pemberian O2

Apabila fistula yang menghubungkan alveoli dan rongga

pleura telah menutup, maka udara yang berada didalam

rongga pleura tersebut akan diresorbsi. Laju resorbsi

tersebut akan meningkat apabila diberikan tambahan O2 (2).

Observasi dilakukan dalam beberapa hari dengan foto

12

Page 13: Pneumothorax Gaga

toraks serial tiap 12-24 jam pertama selama 2 hari .

Tindakan ini terutama ditujukan untuk pneumotoraks tertutup

dan terbuka (8).

re-posisi kepala, pasang collar-neck

lakukan cricothyroidotomy atau traheostomi atau intubasi

(oral / nasal)

Breathing

Assesment

Periksa frekwensi napas

Perhatikan gerakan respirasi

Palpasi toraks

Auskultasi dan dengarkan bunyi napas

Management:

Lakukan bantuan ventilasi bila perlu

Lakukan tindakan bedah emergency untuk atasi tension

pneumotoraks, open pneumotoraks, hemotoraks, flail chest

Circulation

Assesment

Periksa frekwensi denyut jantung dan denyut nadi

Periksa tekanan darah

Pemeriksaan pulse oxymetri

Periksa vena leher dan warna kulit (adanya sianosis)

Management

Resusitasi cairan dengan memasang 2 iv lines

Torakotomi emergency bila diperlukan

Operasi Eksplorasi vaskular emergency

Tindakan Bedah Emergency

1. Krikotiroidotomi

2. Trakheostomi

13

Page 14: Pneumothorax Gaga

3. Tube Torakostomi

4. Torakotomi

5. Eksplorasi vascular

E 2. Penatalaksanaan Pneumothoraks (Spesifik)

E 2.a. Pneumotoraks Simpel

Adalah pneumotoraks yang tidak disertai peningkatan tekanan intra

toraks yang progresif.

Ciri:

Paru pada sisi yang terkena akan kolaps (parsial atau total)

Tidak ada mediastinal shift

PF: bunyi napas ↓ , hyperresonance (perkusi), pengembangan

dada ↓

Penatalaksanaan: WSD

E 2.b. Pneumotoraks Tension

Adalah pneumotoraks yang disertai peningkatan tekanan intra toraks

yang semakin lama semakin bertambah (progresif). Pada

pneumotoraks tension ditemukan mekanisme ventil (udara dapat

masuk dengan mudah, tetapi tidak dapat keluar).

Ciri:

Terjadi peningkatan intra toraks yang progresif, sehingga terjadi

: kolaps total paru, mediastinal shift (pendorongan mediastinum

ke kontralateral), deviasi trakhea , venous return ↓ → hipotensi

& respiratory distress berat.

Tanda dan gejala klinis: sesak yang bertambah berat dengan

cepat, takipneu, hipotensi, JVP ↑, asimetris statis & dinamis

Merupakan keadaan life-threatening tdk perlu Ro

14

Page 15: Pneumothorax Gaga

Penatalaksanaan:

1. Dekompresi segera: large-bore needle insertion (sela iga II, linea

mid-klavikula)

2. WSD

E 2.c. Open Pneumothorax

Terjadi karena luka terbuka yang cukup besar pada dada

sehingga udara dapat keluar dan masuk rongga intra toraks dengan

mudah. Tekanan intra toraks akan sama dengan tekanan udara luar.

Dikenal juga sebagai sucking-wound . Terjadi kolaps total paru.

Penatalaksanaan:

1. Luka tidak boleh ditutup rapat (dapat menciptakan mekanisme

ventil)

2. Pasang WSD dahulu baru tutup luka

3. Singkirkan adanya perlukaan/laserasi pada paru-paru atau

organ intra toraks lain.

4. Umumnya disertai dengan perdarahan (hematotoraks)

Penatalaksanaan WSD

Water Seal Drainage (WSD) adalah Suatu sistem

drainage yang menggunakan water seal untuk mengalirkan

udara atau cairan dari cavum pleura ( rongga pleura).

TUJUANNYA:

• Mengalirkan / drainage udara atau cairan dari rongga pleura

untuk mempertahankan tekanan negatif rongga tersebut

• Dalam keadaan normal rongga pleura memiliki tekanan negatif

dan hanya terisi sedikit cairan pleura / lubrican.

Perubahan Tekanan Rongga Pleura

15

Page 16: Pneumothorax Gaga

Tekanan Istirahat Inspirasi Ekspirasi

-Atmosfir 760 760 760

-Intrapulmoner 760 757 763

-Intrapleural 756 750 756

INDIKASI PEMASANGAN WSD :

• Hemotoraks, efusi pleura

• Pneumotoraks ( > 25 % )

• Profilaksis pada pasien trauma dada yang akan dirujuk

• Flail chest yang membutuhkan pemasangan ventilator

KONTRA INDIKASI PEMASANGAN :

• Infeksi pada tempat pemasangan

• Gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol (6,7,9)

Tindakan Dekompresi

Hal ini sebaiknya dilakukan seawal mungkin pada

kasuspneumotoraks yang luasnya >15%. Pada intinya,

tindakan inibertujuan untuk mengurangi tekanan intra pleura

dengan membuathubungan antara rongga pleura dengan

udara luar dengan cara (2) :

a. Menusukkan jarum melalui dinding dada terus masuk rongga

pleura, dengan demikian tekanan udara yang positif di

rongga pleura akan berubah menjadi negatif karena

mengalir ke luar melalui jarum tersebut (2,8).

b. Membuat hubungan dengan udara luar melalui kontra ventil :

1) Dapat memakai infus set Jarum ditusukkan ke dinding dada

sampai ke dalam rongga pleura, kemudian infus set yang

telah dipotong pada pangkal saringan tetesan dimasukkan

ke botol yang berisi air. Setelah klem penyumbat dibuka,

16

Page 17: Pneumothorax Gaga

akan tampak gelembung udara yang keluar dari ujung infus

set yang berada di dalam botol (8).

2) Jarum abbocath Jarum abbocath merupakan alat yang terdiri

dari gabungan jarum dan kanula. Setelah jarum ditusukkan

pada posisi yang tetap di dinding toraks sampai menembus

ke rongga pleura, jarum dicabut dan kanula tetap ditinggal.

Kanula ini kemudian dihubungkan dengan pipa plastik infus

set. Pipa infuse ini selanjutnya dimasukkan ke botol yang

berisi air. Setelah klem penyumbat dibuka, akan tampak

gelembung udara yang keluar dari ujung infuse set yang

berada di dalam botol (8).

3) Pipa water sealed drainage (WSD) Pipa khusus (toraks

kateter) steril, dimasukkan ke rongga pleura dengan

perantaraan troakar atau dengan bantuan klem penjepit.

Pemasukan troakar dapat dilakukan melalui celah yang

telah dibuatdengan bantuan insisi kulit di sela iga ke-4 pada

lineamid aksilaris atau pada linea aksilaris posterior.

Selainitu dapat pula melalui sela iga ke-2 di garis

midklavikula. Setelah troakar masuk, maka toraks kateter

segera dimasukkan ke rongga pleura dan kemudian troakar

dicabut, sehingga hanya kateter toraks yang masih

tertinggal di rongga pleura. Selanjutnya ujung kateter toraks

yang ada di dada dan pipa kaca WSD dihubungkan melalui

pipa plastik lainnya. Posisi ujung pipa kaca yang berada di

botol sebaiknya berada 2 cm di bawah permukaan air

supaya gelembung udaradapat dengan mudah keluar

melalui perbedaan tekanan tersebut (5,8). Penghisapan

dilakukan terus-menerus apabila tekanan intrapleura tetap

positif. Penghisapan ini dilakukan dengan memberi tekanan

17

Page 18: Pneumothorax Gaga

negatif sebesar 10-20 cm H2O, dengan tujuan agar paru

cepat mengembang. Apabila paru telah mengembang

maksimal dan tekanan intra pleura sudah negative kembali,

maka sebelum dicabut dapat dilakukuan ujicoba terlebih

dahulu dengan cara pipa dijepit atau ditekuk selama 24 jam.

Apabila tekanan dalam rongga pleura kembali menjadi

positif maka pipa belum bias dicabut. Pencabutan WSD

dilakukan pada saat pasien dalam keadaan ekspirasi

maksimal (2).

Pengobatan Tambahan

1. Apabila terdapat proses lain di paru, maka pengobatan

tambahan ditujukan terhadap penyebabnya. Misalnya :

terhadap proses TB paru diberi OAT, terhadap bronkhitis

dengan obstruksi saluran napas diberi antibiotik dan

bronkodilator (8).

2. Istirahat total untuk menghindari kerja paru yang berat .

3. Pemberian antibiotik profilaksis setelah setelah tindakan

bedah dapat dipertimbangkan, untuk mengurangi insidensi

komplikasi, seperti emfisema (5).

Rehabilitasi (8) .

1. Penderita yang telah sembuh dari pneumotoraks harus

dilakukan pengobatan secara tepat untuk penyakit

dasarnya.

2. Untuk sementara waktu, penderita dilarang mengejan, batuk

atau bersin terlalu keras.

3. Bila mengalami kesulitan defekasi karena pemberian

antitusif, berilah laksan ringan.

18

Page 19: Pneumothorax Gaga

4. Kontrol penderita pada waktu tertentu, terutama kalau ada

keluhan batuk, sesak napas.

19