Pleno Pemicu 1 ENDEMIK DK7
-
Upload
richardus-kevin-leonardo -
Category
Documents
-
view
53 -
download
3
description
Transcript of Pleno Pemicu 1 ENDEMIK DK7
Pleno Pemicu 1Kelompok Diskusi 7
Anggota• Farah Muthia I11111035• Syarifi I11111072• Dodi Novriadi I11112014• Karolus Sangapta K. I11112026• Irene Olivia Salim I11112030• Ardi I11112040• Putri Umagia Drilna I11112067• Kevin Reonaldo I11112073• Dea Erica I11112081
PemicuSeorang anak laki-laki usia 6, dibawa orang
tuanya ke puskesmas. Orang tua pasien mengeluhkan anaknya demam yang lama dan berulang tanpa sebab yang jelas. Demam disertai dengan keringat malam. pasien juga mengeluhkan batuk yang panjang selama 4 bulan. pasien juga mengalami penurunan berat badan dan nafsu makan menurun sejak 2 bulan yang lalu. Pasien tampah semakin melemah. Pemeriksaan fisik di temukan pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit di sekitar leher.
Rumusan masalah
Seorang anak laki-laki 6 tahun datang dengan keluhan demam yang lama dan berulang disertai keringat malam, mengeluh batuk yang panjang selama 4 bulan, penurunan berat badan, serta nafsu makan yang menurun sejak 2 bulan yang lalu.
Analisis masalahPemeriksaan Fisik:
Pembesaran kelenjar limfe yang tidak nyeri
Anamnesis :•Demam berulang lama
•Batuk, keringat malam sejak 4 bulan
•Penurunan berat badan
Suspek Tuberkulosis
Prognosis
Tatalaksana
Pemeriksaan Penunjang:
BTATuberkulin
Foto Thorax
Scoring TB anak
DIAGNOSIS
HIPOTESIS
Anak laki-laki 6 tahun mengalami tuberculosis paru
Pertanyaan diskusi1. Apa saja penyakit
endemik di Kalimantan Barat ?
2. Bagaimana epidemiologi Tuberculosis?
3. Jelaskan mengenai TB !
4. Bagaimana diagnosis TB pada anak ?
5. Bagaimana tatalaksana TB pada anak ?
6. Bagaimana epidemiologi TB di Indonesia ?
7. Jelaskan mengenai uji tuberculin !
8. Apa perbedaan endemik, pandemik, dan epidemik ?
KASUS TB PARU DI KALBAR1,2
TUBERCULOSISTuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis).Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. 1,3
TUBERCULOSIS (2) Laporan TB dunia oleh World Health Organization (WHO) pada tahun 2009, masih menempatkan Indonesia sebagai penyumbang TB terbesar nomor tiga di dunia setelah India dan Cina dengan jumlah kasus baru sekitar 539.000 dan jumlah kematian sekitar 101.000 pertahun. 1,3
List of Countries
TUBERCULOSIS (3) Penyebab TB adalah Mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4 μm dan tebal 0,3-0,6 μm. Proses terjadinya infeksi M. tuberculosis biasanya secara inhalasi, sehingga TB paru merupakan manifestasi klinis yang paling sering dibanding organ lainnya. 4,5
http://www.ihcworld.com/royellis/gallery/zn.htm
TUBERKULOSIS PRIMERKuman tuberkulosis yang masuk melalui
saluran napas akan bersarang di jaringan paru sehingga akan terbentuk suatu sarang pneumonik, yang disebut sarang primer atau afek primer. Sarang primer ini mungkin timbul di bagian mana saja dalam paru.5
M. tuberculosis inhalation (98%)
phagocytosis by Makrofag
live bacilli
multiplies
primary focus formation (ghon)lymphogenic spread
hematogenic spread1)
Primary complex2)
Cell mediated immunity (+)TST (+)
incubation period(2-12 weeks)
Pri
mary
TB
primary complex complicationhematogenic spread complication (simon focus)
lymphogenic complication
TB disease
Dead
Optimal immunity
TB infection
Cured TB disease4)
immunity reactivation/reinfecktion
bacilli dead
Patogenesis TB
immunity reactivation
Gejala sistemik/umum TB anak adalah sebagai berikut:1
1. Berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau berat badan tidak naik dengan adekuat atau tidak naik dalam 1 bulan setelah diberikan upaya perbaikan gizi yang baik.
2. Demam lama (≥2 minggu) dan/atau berulang tanpa sebab yang jelas.
3. Batuk lama ≥3 minggu, batuk bersifat non-remitting.
4. Nafsu makan tidak ada (anoreksia) disertai gagal tumbuh (failure to thrive).
5. Lesu atau malaise.
6. Diare persisten/menetap (>2 minggu) yang tidak sembuh dengan pengobatan baku diare.
DIAGNOSIS Gejala Klinis 5
1.Gejala respiratorik 2.Gejala sistemik 3.Gejala TB ekstra paru
Pemeriksaan Fisik 5
Pada pemeriksaan fisik kelainan yang akan dijumpai tergantung dari organ yang terlibat. Pada tuberkulosis paru, kelainan yang didapat tergantung luas kelainan struktur paru.
DIAGNOSIS (2) Pemeriksaan Bakteriologik 5
Bahan untuk pemeriksaan bakteriologik ini dapat berasal dari dahak, cairan pleura, liquorcerebrospinal, bilasan bronkus, bilasan lambung, kurasan bronkoalveolar (bronchoalveolar lavage/BAL), urin, feses dan jaringan biopsi (termasuk biopsi jarum halus/BJH)
DIAGNOSIS (3) Pemeriksaan Radiologik 5
Pemeriksaan standar ialah foto toraks PA dengan atau tanpa fotolateral. Pemeriksaan lain atas indikasi : foto apiko-lordotik, oblik,CT-Scan. Pada pemeriksaan foto toraks, tuberkulosis dapatmemberi gambaran bermacam-macam bentuk (multiform).
DIAGNOSIS TB PADA ANAKPasien TB anak dapat ditemukan dengan cara melakukan pemeriksaan pada :1. Anak yang kontak erat dengan pasien TB menular. 2. Anak yang mempunyai tanda dan gejala klinis yang sesuai dengan TB anak.
Diagnosis pasti TB seperti lazimnya penyakit menular yang lain adalah dengan menemukan kuman Mycobacterium tuberculosis. Diagnosis TB pada anak dengan Sistem Skoring dengan menggunakan ketentuan pasien dengan jumlah skor ≥6 harus ditatalaksana sebagai pasien TB dan mendapat OAT.
Parameter 0 1 2 3 Skor
Kontak Tidak jelas
- ada,BTA(-) BTA (+)
TST - - - positif BB (KMS) - BB/TB < 90%
atau BB/U < 80%
Klinis gizi buruk atau BB/TB <
70% atau BB/U < 60%
-
Demam Tidak jelas
penyebabnya
- > 2 minggu - -
Batuk <3 minggu
> 3 minggu - -
Pembesaran KGB - > 1 , > 1cm, tidak nyeri
- -
Tulang, Sendi - pembengkakan - -Rontgen toraks normal sugestif - -
Total score
Catatan:• Diagnosis dengan sistem skoring ditegakan oleh
dokter• Jika dijumpai skrofuloderma, langsung di diagnosis
tuberkulosis• Berat badan dinilai saat datang (moment opname)• Demam dan batuk tidak ada respon terhadap
terapi sesuai baku• Foto rontgen thoraks bukan alat diagnostik utama
pada TB anak• Semua anak dengan reaksi cepat BCG harus
dievaluasi dengan sistem skoring TB anak.• Didiagnosis TB jika jumlah skor ≥ 6 (skor maksimal
13). Cut off point ini masih bersifat tentatif/sementara, nilai definitive menunggu hasil penelitian yang sedang dilaksanakan.
TATA LAKSANA TB PADA ANAK• Tujuan pengobatan TBC anak
– Menurunkan / membunuh kuman dengan cepat.
– Sterilisasi kuman untuk mencegah relaps dengan jalan pengobatan:• Fase intensif (2 bulan) : mengeradikasi
kuman dengan 3 macam obat : INH, Rifampisim dan Pirazinamid.
• Fase pemeliharaan (4 bulan) : akan memberikan efek sterilisasi untuk mencegah terjadinya relap: menggunakan 2 macam obat : INH & Rifampicin.
- Mencegah terjadinya resistensi kuman TBC.
• Prinsip Pengobatan TBC Anak– Kombinasi lebih dari satu macam obat. Hal ini
untuk mencegah terjadinya resistensi terhadap obat.
– Jangka panjang, teratur, dan tidak terputus. Hal ini merupakan masalah kadar kepatuhan pasien.
– Obat diberikan secara teratur tiap hari.
• Regimen dasar pengobatan TBC adalah kombinasi INH dan Rifampicin selama 6 bulan dengan Pirazinamid pada 2 bulan pertama. Pada TBC berat dan ekstrapulmonal biasanya pengobatan dimulai dengan kombinasi 4-5 obat selama 2 bulan (ditambah Etambutol dan Streptomisin), dilanjutkan dengan INH dan Rifampicin selama 4-10 bulan sesuai perkembangan klinis.
• Pada meningitis TBC, perikarditis, TBC milier, dan efusi pleura diberikan kortikosteroid, yaitu prednison (PRED) 1-2 mg/kgBB/hari selama 2 minggu, diturunkan perlahan (tapering off) sampai 2-6 minggu.
OBAT SEDIAAN DOSIS
(mg/kg
BB)
DOSIS
MAKS
ESO
INH Tablet 100 mg
Tablet 300 mg
Sirup 10 mg/ml
5 – 15 300 mg Hepatitis, neuritis
perifer, hipersensitif
Rifampicin
(RIF/ R)
Kapsul/ kaplet
150,300,450,600
Sirup 20 mg/ml
10 - 15 600 mg Urine/sekret merah,
hepatitis, mual, flulike
reaction
Pirazinamid
(PZA / Z)
Tablet 500 mg 25 – 35 2 g Hepatitis, hipersensitif
Etambutol
(EMB/ E)
Tablet 500 mg 15 – 20 2,5 gNeurilis optika, gangguan visus /warna, gangguan saluran cerna
Streptomisin
(SM / S)
Injeksi 15 - 40 1 gram Ototoksis, nefrotokis
PENCEGAHAN TUBERKULOSIS ANAK
• Perlindungan terhadap sumber penularan• Vaksinasi BCG • Kemoprofilaksis primer maupun sekunder
UJI TUBERKULIN- Uji tuberkulin dilakukan dengan injeksi 0,1 ml PPD secara intradermal (dengan metode Mantoux) di volar / permukaan belakang lengan bawah.- Pembacaan dilakukan 48-72 jam setelah suntikan-Pengukuran dilakukan terhadap indurasi yang timbul, bujan hiperemi atau eritema
Hasil Uji tuberkulin dengan diameter indurasi :- ≥ 10 mm Positif- 5-9 mm Meragukan- 0-4 mm Negatif
- Pada keadaan immunocompromised hasil positif jika ≥ 5mm
- Uji tuberkulin positif pada keadaan :Infeksi TB alamiahImunisasi BCGInfeksi Mycobacterium Atipik
Endemik dan Pandemik
• Suatu infeksi dikatakan sebagai endemik pada suatu populasi jika infeksi tersebut berlangsung di dalam populasi tersebut tanpa adanya pengaruh dari luar.
• Suatu pandemi atau epidemi global atau wabah global merupakan terjangkitnya penyakit menular pada banyak orang dalam daerah geografi yang luas.
Data Tambahan
• Uji Tuberkulin = 10 mm• Leukosit = 5000/ µl• Hb = 14 gr/dl• Trombosit 150.000/ µl• Eritrosit 4.500.000/ µl• Hematokrit 45 %
kesimpulan
Anak laki-laki berusia 6 tahun mengalami tuberkulosis paru
Terima kasih
DAFTAR PUSTAKA1. Petunjuk teknis manajemen Tuberculosis anak. Jakarta: Kementerian RI. 20132. Profil kesehatan kalimantan Barat tahun 2012. 3. World Health Organization. Global Tuberculosis Control: A Short Up Date to the 2009 Report. Geneva,
2009.4. Gerdunas TB. 2006. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta. Depkes RI5. PDPI. 2006. Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Tuberkulosis di Indonesia. Jakarta. 6. Sudoyo W. Aru, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Ed ke-4. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009; h. 988-97. Latief A, dkk. Diagnosis Fisis Pada Anak. Ed ke-2. Jakarta: CV Sagung Seto, 2003; h. 70-4.8. Sameer Wagle. Sep 2, 2008. Hemolytic Disease of Newborn. Disadur dari www.emedicine.com. 9
September 2015.9. Prashant G Deshpande . Oct 3, 2008. TBC. Disadur dari www.emedicine.com. 9 September 2015.10. Mansjoer A, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Ed ke-3. Jilid II. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI, 2000; h.
459-69.11. Rudolph M. Abraham, Hoffman E. I. Julian, Rudolph D. Colin. Buku Ajar Pediatri. Vol.2. Ed ke-20.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2006.12. Behrman E. Richard, Kliegman Robert, Arvin M. Ann. Ilmu Kesehatan Anak. Edisi ke-15 Vol. 2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2000.13. Mubin Halim A. Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam Diagnosis dan Terapi. Ed ke-2. Jakarta: EGC,
2007; h. 230-3.14. https://id.wikipedia.org/wiki/Wabah