Bahan Endemik 1
-
Upload
anatrialarissa -
Category
Documents
-
view
257 -
download
0
description
Transcript of Bahan Endemik 1
4. Pemeriksaan Fisik Pada Pasien TB Anak
Pemeriksaan pertama terhadap keadaan umum pasien mungkin ditemukan konjungtiva mata atau
kulit yang pucat karena anemia, suhu demam (subfebris), badan kurus atau berat badan menurun.
Pada pemeriksaan fisik pasien sering tidak menunjukkan suatu kelainan pun terutama pada kasus
– kasus dini atau yang sudah terinfiltrasi secara asimtomatik. Demikian juga bila sarang penyakit
terletak di dalam, akan sulit menemukan kelainan pada pemeriksaan fisik, karena hantaran
getaran/suara yang lebih dari 4 cm ke dalam paru sulit dinilai secara palpasi, perkusi dan
auskultasi. Secara anamnesis dan pemeriksaan fisik, TB paru sulit dibedakan dengan pneumonia
biasa.
Tempat kelainan lesi TB paru yang paling dicurigai adalah bagian apeks paru. Bila dicurigai
adanya infiltrasi yang agak luas, maka didapatkan perkusi yang redup dan auskultasi suara nafas
bronkial. Akan didapatkan juga suara nafas tambahan berupa ronki basah, kasar dan nyaring.
Tetapi bila infiltrasi ini diliputi oleh penebalan pleura, suara nafasnya menjadi vesikular
melemah. Bila erdapat kavitas yang cukup besar, perkusi memberikan suara hipersonor atau
timpani.
6. Perbedaan Gejala Tb Anak dan Dewasa
Perbedaan TB anak dengan TB dewasa, yaitu : 1). TB anak lokasinya pada setiap bagian paru,
sedangkan dewasa di daerah apeks dan infra kavikuler, 2). Terjadi pembesaran kelenjar regional
sedangkan pada dewasa tanpa pembesaran kelenjar limfe regional, 3). Penyembuhan TB anak
dengan perkapuran sedangkan dewasa dengan fibrosis, serta 4). Lebih banyak penyebaran
hematogen, pada dewasa jarang (Karatasasmita, 2009).
Karatasasmita CB. Epidemiologi Tuberkulosis. Sari Pediatri. 11 (2). 2009.
Etiolog Pneumonia
EPIDEMIOLOGi
Menurut World health organization (WHO) penerita pneumonia anak – anak < 5 tahun di region
Asia Timur dan Pasifik berjumlah 146,400.000 orang, jumlah angka kematian sebesar 158.000
jiwa dengan insidensi 0,24 episod per anak per tahun dan jumlah total kasus pneumonia sebesar
34.500.000 kasus. Menurut WHO Insidensi Asia Timur dan Pasifik menuduki peringkat ke 4 dari
5 region WHO untuk insiden pneumonia.
Sumber: World Health Organization (WHO). Pneumonia The Forgotten Killer Of Children.
Geneva: Swiszerland. 2006.
Period prevalence dan prevalensi tahun 2013 sebesar 1,8 persen dan 4,5 persen. Lima provinsi
yang mempunyai insiden dan prevalensi pneumonia tertinggi untuk semua umur adalah Nusa
Tenggara Timur (4,6% dan 10,3%), Papua (2,6% dan 8,2%), Sulawesi Tengah (2,3% dan 5,7%),
Sulawesi Barat (3,1% dan 6,1%), dan Sulawesi Selatan (2,4% dan 4,8%). Prevalensi pneumonia
di Indonesia pada 2013 yang terdiagnosis adalah 0,2% dan terdiagnosis namun tidak diobati
adalah 1,8%.
Sumber: Kementrian Kesehatan RI. RIset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Kemenkes RI. 2013.
BRONKITIS
1. EtiologiBronkitis akut dapat disebabkan oleh :- Infeksi virus 90% : adenovirus, influenza virus, parainfluenza virus, rhinovirus, dan lain-
lain.- Infeksi bakteri : Bordatella pertussis, Bordatella parapertussis, Haemophilus influenzae,
Streptococcus pneumoniae, atau bakteri atipik (Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia pneumonia, Legionella)
- Jamur- Noninfeksi : polusi udara, rokok, dan lain-lain.
2. Epidemiologi- Bonkitis akut paling banyak terjadi pada anak kurang dari 2 tahun, dengan puncak lain
terlihat pada kelompok anak usia 9-15 tahun. Kemudian bronchitis kronik dapat mengenai orang dengan semua umur namun lebih banyak pada orang diatas 45 tahun.
- Lebih sering terjadi di musim dingin (di daerah non-tropis) atau musim hujan (di daerah tropis)
- Mulai seperti ISNA biasa, lalu turun ke bawah sesudah 2 – 4 hari.Simanjuntak RT. Bronkitis Akut Pada Anak. Jakarta: Universitas Indonesia. 2014.