PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga,...

104
i EFEK HEPATOPROTEKTIF JANGKA PENDEK EKSTRAK METANOL - AIR DAUN Macaranga tanarius L. TERHADAP TIKUS TERINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Ilmu Farmasi Diajukan Oleh: M. R. Biri Koni Tiala NIM : 098114088 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga,...

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

i

EFEK HEPATOPROTEKTIF JANGKA PENDEK EKSTRAK

METANOL - AIR DAUN Macaranga tanarius L. TERHADAP

TIKUS TERINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

Program Studi Ilmu Farmasi

Diajukan Oleh:

M. R. Biri Koni Tiala

NIM : 098114088

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

iii

PENGESAHAN SKRIPSI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

iv

PERSEMBAHAN

“Dont wait for the perfect moment, just take the moment

and make it perfect”

Kupersembahkan skripsi ini untuk……

Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menjaga dan memberiku kekuatan, berkat

dan jalan keluar dari segala persoalan,

Papa Mamaku, adik dan kakak serta keluarga besarku,

Aloysius Gonzaga Jati Panantya,

yang selalu memberiku dukungan dan doa,

Sahabat-sahabat dan teman-temanku tersayang,

Almamaterku tercinta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

vii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Efek Hepatoprotektif Jangka Pendek Ekstrak Metanol-Air Daun Macaranga

tanarius L. Terhadap Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida” ini dengan baik. Skripsi

ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak,

baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Oleh karena itu penulis hendak

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

2. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dosen Pembimbing skripsi ini atas

segala kesabaran untuk selalu membimbing, memberi motivasi, dan memberi

masukan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

3. Ibu dr. Fenty, M. Kes., Sp. PK, selaku Dosen Penguji skripsi atas bantuan dan

masukkan kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.

4. Bapak Prof., Dr. CJ Soegihardjo, Apt., selaku Dosen Penguji skripsi atas bantuan

dan masukkan, kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.

5. Ibu Rini Dwiastuti, M.Si., Apt., selaku Kepala Penanggung Jawab Laboratorium

Fakultas Farmasi yang telah memberi izin dalam penggunaan fasilitas

laboratorium Farmakologi-Toksikologi, Farmakognosi-Fitokimia dan Farmasi

Fisika demi terselesaikannya skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

viii

6. Pak Parjiman selaku laboran Laboratorium Farmakologi-Toksikologi, Pak Heru

selaku laboran Laboratorium Biofarmasetika-Farmakokinetika, Pak Kayat selaku

laboran Laboratorium Biokimia dan Pak Ratijo selaku laboran Laboratorium

Hayati, Pak Wagiran, selaku laboran Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia, Pak

Agung selaku laboran Laboratorium Farmasi Fisika, serta Pak Andri selaku

laboran di kebun obat, atas segala bantuan dan kerja sama selama di

laboratorium.

7. Papa, mama, kakak, adik, dan saudara yang telah membantu dari awal sampai

akhir penelitian ini, atas doa, dukungan semangat dan perhatiannya.

8. Aloysius Gonzaga Jati Panantya sebagai teman seperjalanan, sahabat setia, yang

tak pernah kurang dan tak pernah habis, atas doa, kasih sayang, perhatian,

bantuan, motivasi dan waktunya yang telah membantu dari awal sampai akhir

penelitian ini.

9. Rekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri

Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine Herdyana Febrianti, Bernadetta

Amilia, A.M. Inggrid Silli dan Luluk Rahendra Martha atas bantuan, kerjasama,

perjuangan dan suka duka yang telah kita alami bersama selama penelitian.

10. Teman-teman FKK B atas kebersamaan kita.

11. Pihak-Pihak lain yang turut membantu penulis namun tidak dapat disebutkan

satu persatu.

Penulis menyadari bahwa setiap manusia tidak ada yang sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik, saran dan masukan demi kemajuan

di masa yang akan datang. Semoga tulisan ini dapat memiliki manfaat sekecil apapun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

ix

bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang kefarmasian, serta semua

pihak, baik mahasiswa, lingkungan akademis, maupun masyarakat.

Yogyakarta, 19 Desember 2012

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH.. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi

PRAKATA ............................................................................................................ vii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvii

INTISARI .............................................................................................................. xviii

ABSTRACT .......................................................................................................... xix

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 4

C. Keaslian Penelitian .................................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

xi

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ................................................................... 7

A. Tanaman Macaranga tanarius L. ........................................................... 7

1. Sinonim................................................................................................ 7

2. Nama daerah ....................................................................................... 7

3. Taksonomi ........................................................................................... 7

4. Kandungan tanaman ........................................................................... 7

B. Hepar ....................................................................................................... 10

1. Anatomi dan fisiologi hati ................................................................. 10

2. Kerusakan hati .................................................................................... 12

C. Hepatotoksin ............................................................................................ 15

D. Karbon Tetraklorida ................................................................................ 17

E. Metanol .................................................................................................... 20

F. Metode Ekstraksi ..................................................................................... 20

G. Pengukuran Serum ALT dan AST .......................................................... 22

H. Landasan Teori ........................................................................................ 23

I. Hipotesis .................................................................................................. 24

BAB III. METODE PENELITIAN ....................................................................... 25

A. Jenis dan Rancangan Penelitian............................................................... 25

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional.......................................... 25

1. Variabel Penelitian .............................................................................. 25

2. Definisi Operasional ............................................................................ 26

C. Bahan Penelitian ...................................................................................... 27

1. Bahan Utama ....................................................................................... 27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

xii

2. Bahan Kimia ........................................................................................ 27

D. Alat Penelitian ......................................................................................... 29

E. Tata Cara Penelitian ................................................................................. 30

1. Determinasi daun M. tanarius ............................................................. 30

2. Pengumpulan bahan............................................................................. 30

3. Pembuatan serbuk ............................................................................... 30

4. Pembuatan ekstrak metanol : air daun M. tanarius ............................. 30

5. Penetapan konsentrasi pekat ekstrak ................................................... 30

6. Pembuatan dosis ekstrak metanol : air daun M. tanarius .................... 32

7. Pembuatan larutan karbon tetraklorida dalam olive oil ....................... 32

8. Uji pendahuluan .................................................................................. 32

9. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji ........................................... 33

10. Pengukuran aktivitas ALT dan AST serum ...................................... 34

11. Perhitungan efek hepatoprotektif ...................................................... 35

F. Tata Cara Analisis Hasil .......................................................................... 35

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 36

A. Penyiapan Bahan ..................................................................................... 36

1. Hasil determinasi tanaman .................................................................. 36

2. Pembuatan serbuk daun M. tanarius .................................................. 37

3. Penetapan kadar air serbuk daun M. tanarius ..................................... 37

B. Hasil Penimbangan Bobot Ekstrak Metanol-Air Daun M. tanarius ....... 38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

xiii

C. Uji Pendahuluan ...................................................................................... 40

1. Penentuan dosis hepatotoksik ............................................................. 40

2. Penentuan dosis ekstrak metanol-air daun M. tanarius ...................... 40

3. Penentuan waktu pencuplikan darah .................................................. 40

D. Efek Hepatoprotektif Jangka Pendek Ekstrak Metanol-Air Daun

M. tanarius Terhadap Tikus Jantan Terinduksi Karbon Tetraklorida ..... 45

1. Kontrol negatif.................................................................................... 46

2. Kontrol hepatotoksin .......................................................................... 48

3. Kontrol perlakuan ............................................................................... 49

4. Perlakuan Jangka Pendek Ekstrak Metanol-Air Daun M. tanarius

Terhadap Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida ............................... 50

E. Rangkuman Pembahasan ......................................................................... 57

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 59

A. Kesimpulan .............................................................................................. 59

B. Saran ........................................................................................................ 59

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 60

LAMPIRAN .......................................................................................................... 65

BIOGRAFI PENULIS ...................................................................................... 84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel I. Aktivitas serum ALT setelah pemberian karbon tetraklorida dosis

2 ml/kg BB pada selang waktu 0, 24 dan 48 ........................................... 41

Tabel II. Aktivitas serum AST setelah pemberian karbon tetraklorida dosis

2 ml/kg BB pada selang waktu 0, 24 dan 48 ........................................... 43

Tabel III. Perbedaan kenaikan aktivitas serum ALT setelah pemberian karbon

tetraklorida dosis 2 ml/kg BB pada waktu pencuplikan darah jam ke 0,

24 dan 48 ................................................................................................. 44

Tabel IV. Perbedaan kenaikan aktivitas serum AST setelah pemberian karbon

tetraklorida dosis 2 ml/kg BB pada waktu pencuplikan darah jam ke 0

24 dan 48 ................................................................................................. 45

Tabel V. Pengaruh perlakuan jangka pendek ekstrak metanol-air daun M. tanarius

3840 mg/kg BB berdasarkan aktivitas serum ALT dan AST pada

beberapa variasi waktu terhadap hepatotoksin karbon tetraklorida ........ 46

Tabel VI. Perbandingan aktivitas serum ALT jam ke-0 dengan perlakuan

kontrol negatif olive oil ........................................................................... 47

Tabel VII. Perbandingan aktivitas serum AST jam ke-0 dengan perlakuan

kontrol negatif olive oil ........................................................................... 47

Tabel VIII. Perbandingan aktivitas serum ALT kontrol perlakuan dengan

kontrol hepatotoksin dan kontrol negatif................................................. 50

Tabel IX. Perbandingan aktivitas serum AST kontrol perlakuan dengan

kontrol hepatotoksin dan kontrol negatif................................................. 50

Tabel X. Perbandingan data berbeda bermakna dan berbeda tidak bermakna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

xv

pada perlakuan jangka pendek ekstrak metanol-air daun M. tanarius

3840 mk/kg BB berdasarkan aktivitas serum ALT pada beberapa

variasi waktu ........................................................................................... 51

Tabel XI. Perbandingan data berbeda bermakna dan berbeda tidak bermakna

pada perlakuan jangka pendek ekstrak metanol-air daun M. tanarius

3840 mk/kg BB berdasarkan aktivitas serum AST pada beberapa

variasi waktu ........................................................................................... 51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur senyawa yang terdapat pada daun M. tanarius................... ... 8

Gambar 2. Struktur dasar lolubus hati memperlihatkan lempeng sel hati............. 11

Gambar 3. Struktur kimia karbon tetraklorida....................................................... 17

Gambar 4. Kenaikan relatif aktivitas serum ALT dan AST.................................. 18

Gambar 5. Mekanisme biotrasformasi dan oksidasi karbon tetrakloria................. 19

Gambar 6. Diagram batang rata-rata aktivitas ALT serum sel hati tikus setelah

pemberian karbon tetraklorida dosis 2 ml/kg BB pada selang waktu

0, 24 dan 48 jam................................................................................... 42

Gambar 7. Diagram batang rata-rata aktivitas AST serum sel hati tikus setelah

pemberian karbon tetraklorida dosis 2 ml/kg BB pada selang waktu

0, 24 dan 48 jam................................................................................... 43

Gambar 8. Diagram batang rata-rata pengaruh perlakuan jangka pendek

pemberian ekstrak metanol-air terhadap hepatotoksin karbon

tetraklorida dilihat dari aktivitas serum ALT....................................... 51

Gambar 9. Diagram batang rata-rata pengaruh perlakuan jangka pendek

pemberian ekstrak metanol-air terhadap hepatotoksin karbon

tetraklorida dilihat dari aktivitas serum AST....................................... 52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto daun M. tanarius ....................................................................... 66

Lampiran 2. Foto ekstrak metanol-air daun M. tanarius ....................................... 66

Lampiran 3. Surat pengesahan determinasi tanaman M. tanarius ......................... 67

Lampiran 4. Surat Etikal Clearance ....................................................................... 68

Lampiran 5. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov dilanjutka Anova One-Way data

ALT pada orientasi waktu pengambilan pencuplikan darah setelah

pemberian karbon tetraklorida dengan dosis 3840 mg/kgBB............ 69

Lampiran 6. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov dilanjutka Anova One-Way data

AST pada orientasi waktu pengambilan pencuplikan darah setelah

pemberian karbon tetraklorida dengan dosis 3840 mg/kgBB............ 76

Lampiran 7. Hasil rendemen ekstrak metanol-air daun M. tanarius .................... 82

Lampiran 8. Perhitungan kadar air gravimetri ...................................................... 83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

xviii

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian jangka pendek

ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L., untuk menurunkan aktivitas ALT

dan AST serum sehingga dapat digunakan sebagai hepatoprotektor. Dari penelitian

ini juga dapat diketahui lama waktu efektif yang diperlukan untuk memberikan efek

hepatoprotektif.

Penelitian ini bersifat eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap

pola searah. Penelitian ini menggunakan tikus jantan galur Wistar, umur 2-3 bulan,

dan berat ± 150-200 gram. Kelompok I merupakan kontrol hepatotoksin CCl4 dengan

dosis 2,8 ml/kg BB secara intra peritonial. Kelompok II merupakan kontrol negatif

yaitu pemberian olive oil 2 ml/kg BB secara intra peritonial. Kelompok III merupakan

kontrol perlakuan yaitu pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 5 g/kg

BB secara per oral. Kelompok IV-VIII diberikan ekstrak metanol-air daun M.

tanarius dengan dosis 3840 mg/kg BB, kemudian secara berturut-turut pada ½, 1, 2, 4

dan 6 jam setelah perlakuan diberikan dosis hepatotoksik CCl4 dengan dosis 2 ml/kg

BB. Pada jam ke-24 setelah diberi CCl4, semua kelompok diambil darahnya pada

daerah sinus orbitalis di mata tikus. Data ALT dan AST serum yang didapat,

dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov untuk melihat distribusi datanya kemudian

dilanjutkan analisis dengan uji Scheffe untuk mengetahui perbedaan aktivitas ALT

dan AST serum antar kelompok.

Dari data pengukuran aktivitas serum ALT dan AST yang diperoleh waktu

paling efektif menunjukkan efek hepatoprotektif adalah pada jam ke-½.

Kata Kunci: M. tanarius, ekstrak metanol-air, jangka pendek, ALT, AST,

karbon tetraklorida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

xix

ABSTRACT

This study is aimed to determine the effects of short-term administration of

methanol-water extract of Macaranga tanarius L. leave; to decrease the activity of

ALT and AST serum, as a result, it can be used as a hepatoprotector. This study also

measures the effective time allocation in providing effective hepatoprotective effects.

This is pure experimental study using completely randomized design. This

study uses male Wistar rats, attain the age of 2-3 months and ±150-200 grams weight.

Group I was the hepatotoxins CCl4 control at a dose of 2.8 ml/kg body weight which

was injected intraperitoneally. Group II was the negative control which was given

olive oil 2 ml/kg body weight intraperitoneally. Group III was the control treatment

given methanol-water extract of M. tanarius leave orally at a dose of 5 g/kg body

weight. Group IV-VIII were given the methanol-water extract of M. tanarius leave at

a dose of 3840 mg/kg, afterward, the treatment was given hepatotoxic dose of CCl4 at

a dose of 2 ml/kg at ½, 1, 2, 4 and 6 hours successively. At the 24th hour after being

given CCl4, all groups have blood drawn at the orbital sinus region in the rats’ eyes.

ALT data and AST serum which were obtained were analyzed using Kolmogorov-

Smirnov test to look at the data distribution, after that, the data were analyzed using

Scheffe test to determine the differences in ALT activities and AST serum in each

group.

From the data measurement of serum ALT activities and serum AST

activities which were obtained, the most effective time showing hepatoprotective

effect was shown at the beginning of the ½ hour.

Keywords: M. tanarius, methanol-water extracts, short-term, ALT, AST, carbon

tetrachloride

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang Penelitian

Hati merupakan organ vital yang berfungsi vaskuler untuk menyimpan dan

menyaring darah, metabolisme dan sekresi atau eksresi, yang berperan dalam

pembentukan empedu yang mengalir melalui saluran empedu ke pencernaan, serta

fungsi pertahanan tubuh melalui detoksifikasi dan fungsi perlindungan (Guyton

dan Hall, 2010). Adanya kerusakan pada hati dapat disebabkan oleh

mikroorganisme maupun senyawa kimia (obat-obatan) (Donatus, 1992). Menurut

WHO (2012), kanker hati yang disebaban oleh adanya virus (mikoorganisme)

seperti virus HBV dan HCV menyebabkan kematian sebesar 20% di negara maju

dan negara berkembang, sedangkan di negara dengan kondisi menengah kebawah

memiliki tingkat resiko kematian lebih besar, sekitar 70%. Pada tahun 2008,

Kanker hati memiliki tingkat kematian ketiga setelah kanker paru dan lambung.

Obat dan zat beracun dapat menyebabkan sekitar 10% dari seluruh kasus hepatitis,

atau sekitar 20-30% dari kasus penyakit hati akut (Cadman, 2000).

Salah satu senyawa yang dapat digunakan sebagai senyawa model yang

dapat menyebabkan kerusakan hati adalah karbon tetraklorida (CCl4). Karbon

tetraklorida merupakan yang biasa digunakan sebagai pelarut, cairan pencuci, dan

digunakan dalam pembuatan bahan-bahan plastik, tinta, bahan semikonduktor

(WHO, 2004). Karbon tetraklorida bersifat toksik terhadap hati dan ginjal,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

2

karsinogen dan berpengaruh pada penipisan lapisan ozon di atmosfer (Bruckner

dan Warren, 2001).

Banyak orang di dunia ini yang terpapar karbon tetraklorida di lingkungan

kerja. Kazanthis, Bomford, Oxon (1960) melaporkan bahwa 17 karyawan pabrik

pengolahan kuarsa dievakuasi karena terpapar uap karbon tetraklorida dan 15

pekerjanya mengeluhkan gejala mual, anoreksia, muntah perut kembung,

ketidaknyamanan epigastrium, pusing sampai 4 bulan sebelum evaluasi.

Dampak dari terkena paparan karbon tetraklorida jangka panjang ini dapat

menyebabkan terjadinya kerusakan hati. Menurut data yang ada di WHO (2012)

pada tahun 2008 kanker hati mengakibatkan 695.000 kematian. Kanker ini dapat

diakibatkan senyawa kimia karsinogen ataupun karsinogen biologi seperti infeksi

virus, bakteri, maupun parasit. Pada tahun 2008 (WHO, 2008a; 2008b) dilaporkan

kejadian hepatitis akibat virus seperti VHA terjadi 1,4 juta kasus dan 2 milyar

orang terinfeksi VHB dengan 350 juta orang diantaranya menderita hepatitis

kronis.

Dengan adanya tumbuh-tumbuhan dapat menjadi suatu alternatif

pengobatan yang dilakukan untuk mencegah bahkan mengobati penyakit

(Donatus, 1992). Salah satu tumbuhan yang dapat berpotensi sebagai

hepatoprotektor adalah Macaranga tanarius L. Berdasarkan penelitian terakhir

mengenai M. tanarius., dilaporkan oleh Nugraha (2010) dan Mahendra (2010)

bahwa infusa daun M. tanarius dapat digunakan sebagai hepatoprotektor. Pada

penelitian tersebut, digunakan model senyawa hepatotoksin parasetamol dosis

tinggi. Selain itu, Adrianto (2010) melaporkan ekstrak metanol-air daun M.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

3

tanarius, dapat digunakan untuk sebagai hepatoprotektor dengan senyawa model

yang digunakan adalah parasetamol.

Berdasarkan penelitian Matsunami, Takamori, Shinzato, Aramoto, Kondo,

Otsuka (2006), tanaman M. tanarius, mempunyai aktivitas sebagai antioksidan

yang sangat bermanfaat untuk kesehatan, yaitu macarangiosida A-D, dan

malofenol B yang didapat dari isolasi ekstrak metanol daun M. tanarius, yang

mana mempunyai aktivitas penangkapan terhadap DPPH.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Matsunami, dkk (2006) meneliti

bahwa senyawa antioksidan yang dapat didapatkan dari daun M. tanarius adalah

dari hasil isolasi ekstrak metanol yang bersifat polar. Oleh karena itu, maka

metanol-air, diharapkan dapat diperoleh senyawa antioksidan yang mencegah

aktivitas radikal bebas dari karbon tetraklorida. Dari uraian diatas, maka

penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek hepatoprotektif jangka pendek

ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada tikus jantan terinduksi karbon

tetraklorida.

Penelitian efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak metanol-air daun M.

tanarius terhadap tikus yang terinduksi karbon tetraklorida ini dilakukan untuk

membandingkan dengan penelitian efek hepatoprotektif jangka panjang ekstrak

metanol-air daun M. tanarius terhadap tikus yang terinduksi karbon tetraklorida

(Windrawati, 2012) yang juga dilaksanakan bersamaan. Oleh karena itu,

penelitian ini menarik untuk diteliti karena penelitian menggunakan ekstrak

metanol-air daun M. tanarius jangka pendek dan belum pernah dilakukan

sebelumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

4

B. Rumusan Masalah

1. Apakah praperlakuan jangka pendek ekstrak metanol-air daun Macaranga

tanarius L. mempunyai efek hepatoprotektif pada tikus yang terinduksi

karbon tetraklorida yang dengan melihat adanya penurunan aktivitas serum

Alanine Aminotransferase (ALT) dan serum Aspartate Transaminase

(AST)?

2. Berapakah waktu paling efektif ekstrak metanol-air daun Macaranga

tanarius L. untuk menimbulkan efek hepatoprotektif pada tikus yang

terinduksi karbon tetraklorida?

C. Keaslian Penelitian

Penelitian yang menggunakan M. tanarius pernah dilakukan oleh Phommart,

Sutthivaiyakit, Chimnoi, Ruchirawat, Sutthivaiyakit (2005) dan Matsunami dkk

(2006), Matsunami dkk ( 2009). Phommart, dkk (2005) melaporkan kandungan

tanaman M. tanarius. Mahendra (2010) bahwa infusa daun M. tanarius dapat

digunakan sebagai hepatoprotektor jangka panjang dan Nugraha (2010

melaporkan bahwa infusa daun M. tanarius dapat digunakan sebagai

hepatoprotektor jangka pendek. Selain itu, Adrianto (2010) melaporkan ekstrak

metanol-air daun M. tanarius, dapat digunakan untuk sebagai hepatoprotektor

dengan senyawa model parasetamol. Kurniawati (2010) melaporkan ekstrak

metanol-air daun M. tanarius sebagai antiinflamasi. Dari hasil penelitian Andini

(2010), ekstrak metanol-air daun M. tanarius memiliki efek analgesik. Dari

penelitian terakhir dilaporkan oleh Oktavia (2012) bahwa kombinasi ekstrak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

5

metanol-air daun M. Tanarius dengan metformin memiliki efek antidiabetik.

Selain itu, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Windrawati (2013)

bahwa daun M. tanarius memiliki efek hepatoprotektif jangka panjang.

Berdasarkan penelusuran pustaka, efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak

metanol-air daun M. tanarius terhadap tikus terinduksi karbon tetraklorida belum

pernah dilakukan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan khususnya ilmu kefarmasian mengenai pemberian ekstrak

metanol-air daun M. tanarius yang memiliki efek hepatoprotektif jangka

pendek.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat

mengenai manfaat daun M. tanarius yang memiliki efek hepatoprotektif

jangka pendek.

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk membuktikan adanya efek hepatoprotektif pemberian ekstrak

metanol-air jangka pendek daun M. tanarius pada tikus yang terinduksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

6

karbon tetraklorida dengan cara melihat adanya pernurunan aktivitas serum

ALT dan serum AST.

2. Tujuan khusus:

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu paling efektif

yang dapat memberikan efek hepatoprotektif dari ekstrak metanol-air jangka

pendek daun M. tanarius untuk menimbulkan efek hepatoprotektif pada tikus

yang terinduksi karbon tetraklorida.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

7

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Tanaman Macaranga tanarius L.

1. Sinonim

Ricinus tanarius L., Macaranga molliuscula Kurz, Macaranga tanarius

var. Glabra F. Muell. (Asian Plant, 2012).

2. Nama Daerah

Mara, Tutup merah, Sapat (Plantamor, 2008)

3. Taksonomi

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Superdevisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Subkelas : Rosidae

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Macaranga

Spesies : Macaranga tanarius L. (Plantamor, 2008).

4. Kandungan

Penelitian mengenai tanaman Macaranga tanarius L. sudah banyak

dilakukan, dari penelitian tersebut terdapat kandungan senyawa kimia yang dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

8

diisolasi dan diidentifikasi. Pada penelitian Matsunami dkk. (2006), Matsunami

dkk. (2009) diketahui bahwa dalam daun M. tanarius, yaitu macarangiosida D,

dan laurosida E, metil brevifolin karboksilat, dan larutan hiperin dan isokuercitin,

macarangioside A, macarangioside B, macarangioside C dan mallophenol B

yang diisolasi dari ekstrak metanol. Senyawa ini menunjukkan aktivitas

penangkapan radikal terhadap DPPH.

Dari penelitian lain (Phommart dkk, 2005) yang berhasil diidentifikasi

dilaporkan terdapat tiga kandungan senyawa baru yaitu tanarifuranonol,

tanariflavanon C, dan tanariflavanon D bersama dengan tujuh kandungan yang

telah diketahui yaitu nymphaeol A, nymphaeol B, nymphaeol C, tanariflavanone

B, blumenol A (vomifoliol), blumenol B (7,8 dihydrovomifoliol dan annuionone).

Struktur beberapa senyawa yang terdapat dalam daun M. tanarius dapat dilihat

pada gambar1.

Tanariflavanon C Tanariflavanon D

Nymphaeol A Nymphaeol B

Gambar 1. Struktur senyawa yang terdapat pada daun M. tanarius (Phommart, 2005)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

9

5. Khasiat dan kegunaan

Daun M. tanarius juga memiliki banyak kegunaan, penelitian yang

dilakukan oleh Phommart dkk. (2005) akar tanaman M. tanarius digunakan

sebagai antipiretik dan antitusif, sedangkan daun M. tanarius memiliki efek

antiinflamasi. Daun M. tanarius yang kaya akan tanin, dapat digunakan sebagai

obat diare, luka dan antiseptik (Lin, Nonaka, Nishioka, 1990).

Berdasarkan penelitian lainnya yang dilakukan oleh Ardianto (2010),

ekstrak metanol-air daun tanaman Macaranga tanarius L. memiliki khasiat

sebagai hepatoprotektif jangka panjang. Infusa infusa daun M. tanarius dapat

digunakan sebagai hepatoprotektor jangka panjang yang dilaporkan oleh

Mahendra (2010). Selain itu, Nugraha (2010) melaporkan bahwa infusa daun M.

tanarius juga memiliki khasiat sebagai efek hepatoprotektif jangka pendek.

Dari penelitian lain, dilaporkan oleh Andini (2010) ekstrak metanol-air

daun M. tanarius memiliki efek analgesik. Selain itu, pada tahun 2010,

Kurniawati melaporkan hasil penelitian bahwa ekstrak metanol-air daun M.

tanarius memiliki efek antiinflamasi. Daun M. tanarius secara tradisional

digunakan untuk fermentasi tempe dan pakan hewan (Puteri dan Kawabata, 2010).

Khasiat lain yang diteliti pada daun M. tanarius adalah melalui penelitian terbaru

mengenai daun M. tanarius, dilaporkan oleh Oktavia (2012), bahwa kombinasi

ekstrak metanol-air daun M. tanarius dengan metformin dapat digunakan sebagai

antidiabetes. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Windrawati (2013) mengenai

efek hepatoprotektif jangka panjang ekstrak metanol-air daun M. tanarius

terhadap tikus yang terinduksi karbon tetraklorida.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

10

B. Hepar

1. Anatomi dan Fisiologi Hati

Hepar adalah kelenjar yang paling besar dalam tubuh manusia dengan

berat 1500 g (Baradero, Dayrit, Siswadi, 2005). Fungsi hati adalah pembentukan

empedu, penyimpanan karbohidrat, pembentukan benda keton, pengaturan

metabolisme karbohidrat, reduksi dan konjugasi hormon steroid adrenal dan

kelenjar kelamin, detoksikasi obat-obatan dan toksin, membentuk protein-protein

plasma dan banyak fungsi penting dalam metabolisme lemak (Ganong, 2001).

Unit dasar fungsional dasar hati adalah lolubus hati, yang berbentuk

silindris dengan panjang dan diameter tertentu. Hati manusia mengandung 50.000

sampai 100.000 lolubus (Guyton dan Hall, 2007). Hati memiliki dua lobus utama

yaitu kanan dan kiri. Setiap lobus hati terbagi menjadi struktur-struktur yang

disebut sebagai lobulus, setiap lobulus merupakan badan heksagonal yang terdiri

atas lempeng-lempeng sel hati berbentuk kubus, tersusun radial mengelilingi vena

sentralis yang mengalirkan darah dari lobulus (Price dan Wilson, 2005).

Lolubus hati terbentuk mengelilingi sebuah vena sentralis yang mengalir

ke vena hepatika dan kemudian ke vena cava. Lolubus sendiri dibentuk terutama

dari banyak lempeng sel hati yang menyebar dari vena sentralis seperti jeruji roda.

Masing-masing lempeng sel hati tebalnya dua sel, dan diantara sel yang

berdekatan terdapat kanalikuli biliaris kecil yang mengalir ke duktus biliaris di

dalam septum fibrosa yang memisahkan lolubus hati yang berdekatan (Guyton

dan Hall, 2007). Skema dari struktur dasar hati dapat dilihat pada gambar 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

11

Gambar 2. Struktur dasar lolubus hati memperlihatkan lempeng sel hati (Baradero dkk, 2005)

Diantara lempengan sel hati terdapat kapiler-kapiler yang disebut sebagai

sinusoid. Sinusoid dibatasi oleh sel fagositik atau sel Kupffer. Sel Kupffer

merupakan sistem monosit-makrofag, dan fungsi utamanya adalah menelan

bakteri dan benda asing lain dalam darah. Makrofag dalam hati adalah sel

Kupffer, sehingga hati merupakan salah satu organ penting dalam pertahanan

melawan invasi bakteri dan agen toksik (Price dan Wilson, 2005).

Hati dalam kondisi normal memiliki kapasitas fungsional yang besar.

Kemampuan hati di dalam tubuh antara lain untuk sintesis, eksresi dan berfungsi

dalam proses metabolisme. Hati merupakan sumber dari plasma albumin, globulin

dan banyak protein. Pada fungsi eksresi dapat dilihat pada banyak komponen yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

12

dikeluarkan oleh hati melalui empedu. Komponen utama dari empedu adalah

bilirubin, selain itu kolesterol, urobilinogen dan asam empedu juga terdapat dalam

empedu. Pada fungsi metabolisme, hati memetabolisme lemak, karbohidrat,

protein dan detoksifikasi. Hati memegang peranan penting dalam menawar-

racunkan racun berbahaya turunan senyawa nitrogen yang berasal dari usus, obat-

obatan dan senyawa kimia. (Candrasoma dan Taylor, 1995).

Selain itu, hati memiliki kemampuan untuk mengembalikan dirinya

sendiri setelah kehilangan jaringan hati. Proses ini disebut regenerasi sel hati.

Selama regenerasi sel hati, hepatosoit diperkirakan mengalami replikasi sebanyak

satu sampai dua kali dan setelah tercapai ukuran dan volume hati sebelumnya,

hepatosit kembali kepada keadaan sebelumnya (Guyton dan Hall, 2007).

Peran penting hati dalam eliminasi obat adalah untuk memetabolisme

obat induk dan merubahnya menjadi senyawa metabolit. Kapasitas dari hati untuk

mengubah obat induk menjadi metabolit sangat dipengaruhi oleh aktivitas enzim

pemetabolisme yang terdapat pada retikulum endoplasma halus dan sitosol pada

hepatosit (DiPiro dkk, 2008).

2. Kerusakan Hati

Hati merupakan organ penting yang dapat mengubah struktur dari senyawa

kimia dan obat-obatan. Beberapa hasil dari proses terjadinya metabolisme secara

biologis dapat menjadi tidak aktif, beberpa menjadi metabolit yang aktif dan

adapula yang menjadi racun (Laurence, Bennett, Brown, 1997).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

13

Konsekuensi klinis paling parah penyakit hati akibat terjadinya kerusakan

hati adalah gagal hati. Hal ini dapat terjadi akibat kerusakan hati yang mendadak

dan masif. Gagal hati umumnya merupakan titik akhir kerusakan progresif hati

sebagai bagian dari penyakit hati kronik. Umumnya, sekitar 80%-90% kapasitas

fungsional hati sudah rusak sebelum gagal hati timbul (Kumar, Abbas, Fausto,

Mitchell, 2007).

Senyawa toksik dapat menyebabkan berbagai jenis efek toksik pada

berbagai organel dalam sel hati. Jenis kerusakannya, antara lain:

1. Steatosis (Perlemakan hati).

Perlemakan hati adalah hati yang mengandung berat lipid lebih dari 5%.

Adanya kelebihan lemak dalam hati dapat dibuktikan secara histokimia (Lu,

1995). Ketika senyawa toksin seperti alkohol masuk ke dalam tubuh dengan

jumlah yang cukup, maka akan menimbulkan terbentuknya lipid yang

terakumulasi dalam hepatosit. Ketika jumlah senyawa toksin yang terpapar ke

dalam tubuh jumlahnya semakin banyak maka lipid akan semakin terakumulasi

dan menciptakan gelembung-gelembung besar, dan meluas hingga ke tepi hati

(Kumar dkk, 2007).

Berbagai macam toksikan menyebabkan terjadinya penimbunan lemak di

dalam hati, mekanisme yang mendasari sangat beragam. Mekanisme yang paling

umum adalah terjadinya pelepasan trigliserid hati ke plasma, karena trigliserid

hati hanya disekresi bila dalam keadaan tergabung dengan lipoprotein.

Penimbunan lipid juga melalui beberapa mekanisme, seperti penghambatan

sintesis protein dari lipoprotein (misalnya disebabkan oleh karbon tetraklorida,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

14

etionin); penekanan konjugasi trigliserid dengan lipoprotein (misalnya karbon

tetraklorida); rusaknya oksidasi lipid oleh mitokondria (misalnya etanol) (Lu,

1995).

2. Nekrosis hati

Nekrosis hati adalah kematian hepatosit. Nekrosis dapat bersifat fokal

(sentral, tengah dan perifer) atau masif. Biasanya nekrosis merupakan kerusakan

akut. Beberapa zat kimia telah dilaporkan menyebabkan nekrosis akut. Nekrosis

hati merupakan suati manifestasi toksik yang berbahaya tetapi tidak selalu kritis

karena hati mempunyai kapasitas pertumbuhan kembali yang luar biasa. Kematian

sel terjadi bersama dengan pecahnya membran plasma. Perubahan biokimia pada

nekrosis hati bersifat kompleks (Lu, 1995).

3. Sirosis

Sirosis ditandai oleh adanya septa kolagen yang tersebar di sebagian besar

hati. Patogenesis terjadinya sirosis hati dalam sebagian kasus tampaknya berasal

dari nekrosis sel tunggal karena kurangnya mekanisme perbaikan sel dari hati.

Keadaan ini menyebabkan aktivitas fibroblastik dan pembentukan jaringan parut.

Karsinogen kimia dan pemberian CCl4 jangka panjang dapat menyebabkan sirosis

hati pada hewan. Pada manusia, terjadinya sirosis hati karena konsumsi kronis

minuman beralkohol (Lu, 1995).

4. Kanker hati

Karsinoma hepatoseluler merupakan terjadinya kerusakan hati yang paling

berat. Sejumlah besar senyawa toksik dapat menyebabkan kanker hati pada hewan

(Lu, 1995).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

15

Kerusakan sel hati dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Kerusakan sel hati akut

Kerusakan sel hati akut dapat terjadi karena nekrosis besar pada hati, yang

disebabkan karena infeksi viral, obat-obat yang merusak hati, maupun induksi

senyawa kimia. Kerusakan sel hati akut ditandai dengan adanya penyakit kuning,

hipoglikemia, gangguan elektrolit dan asam-basa, enselophati hati, dan kenaikan

serum enzim (alanin transferase dan aspartate transaminase) pada kasus terjadinya

nekrosis hati (Chandrasoma dan Taylor, 1995).

b. Kerusakan sel hati kronik

Kerusakan sel hati kronik biasanya merupakan hasil dari sirosis yang

merupakan tahap lanjut dari nekrosis, fibrosis, dan regenerasi nodular

(Chandrasoma dan Taylor, 1995). Pada keadaan nekrosis terjadi pemecahan sel

hepatosit sehingga enzim alanin transferase (ALT) yang terdapat dalam sel hati

keluar dan masuk ke aliran darah dan ditandai dengan peningkatan aktivitas ALT

(Zimmerman, 1978).

C. Hepatotoksin

Banyak kerusakan hati seperti yang diuraikan diatas yaitu steatosis,

nekrosis, sirosis yang disebabkan oleh paparan senyawa toksik (hepatotoksin).

Contohnya adalah paparan CCl4, kloroform, aflatoksin dan fosfor (Lu, 1995).

Hepatotoksin merupakan zat toksik yang dapat menyebabkan rusaknya sel hati

(Poppy, Komala, Santoso, Sulaiman, Rienita, Nuswantari, 1998). Obat dan

senyawa yang dapat menyebabkan kerusakan hati dibedakan menjadi dua, yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

16

a. Hepatotoksin teramalkan (tipe A).

Merupakan obat atau senyawa yang bila diberikan dapat mempengaruhi

sebagian besar orang yang menelan senyawa tersebut dalam jumlah yang cukup

untuk menimbulkan efek toksik. Hepatotoksin teramalkan bergantung kepada

dosis pemberian (Forrest, 2006). Contoh hepatotoksin teramalkan adalah racun

jamur (Amanita phalloides), karbon tetraklorida, kloroform, parasetamol

(Chandrasoma dan Taylor, 1995).

Prosesnya dikenal sebagai toksisitas-intrinsik, dan aksinya dapat terjadi

secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung, obat induk atau bentuk

metabolitnya langsung berikatan dengan komponen membran sel dan merusak sel

hati beserta seluruh organelnya, seperti ditunjukkan oleh karbon tetraklorida dan

parasetamol. Secara tidak langsung, obat induk atau bentuk metabolitnya dalam

menimbulkan luka hepatik dengan cara mengganggu jalur metabolik-khas atau

mengganggu jalur ekskresi hepatik (Donatus,1992).

b. Hepatotoksin takteramalkan (tipe B).

Merupakan obat atau senyawa yang tidak bersifat toksik pada hati tetapi

jika diberikan kepada orang tertentu akan dapat menimbulkan efek toksik.

Hepatotoksin jenis ini tidak bergantung pada dosis pemberian. Contoh obat-obat

yang tipe ini adalahisoniazid, halothane, dan chlorpromazine (Forrest, 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

17

D. Karbon tetraklorida

Gambar 3. Struktur kimia karbon tetraklorida (Pustakalaya, 2005)

Karbon tetraklorida merupakan senyawa kimia yang dengan rumus

molekul CCl4 dan memiliki rumus bangun seperti pada gambar 3. Karbon

tetraklorida merupakan cairan bening yang tidak mudah terbakar dan memiliki

bau yang khas, larut dalam etanol, aseton, benzen, karbon disulfida dan memiliki

kelarutan rendah dalam air (Oehha, 2000). Karbon tetraklorida pada masa lalu

digunakan sebagai cairan pemebersih, bahan yang digunakan untuk pemadam

kebakaran (Departement of Health and Human Services, 2005). Karbon

tetraklorida merupakan cairan bening yang sangat mudah menguap dan tidak

mudah terbakar Karbon tetraklorida merupakan senyawa kimia yang

dikhawatirkan dapat menyebabkan karsinogen dan dibuktikan melalui penelitian

terhadap hewan uji (Departement of Health and Human Services, 2011).

Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa penelitian. Frezza dkk (1994)

meneliti bahwa sekelompok tikus galur Sprague Dawley yang diinduksi karbon

tetraklorida mengalami kematian dan terjadi kanker hati. Pada tahun 1995,

penelitian mengenai hepatotoksin karbon tetraklorida dilakukan oleh Rosnalini

yang meneliti mengenai optimasi dosis hepatoprotektif kurkuminoid pada tikus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

18

Penelitian lainnya mengenai karbon tetraklorida sebagai hepatotoksin dilaporkan

oleh Bulan, Pramono (2009) yang meneliti adanya perubahan kadar SGOT dan

SGPT setelah diberikan rebusan daun putri malu (Mimosa pudica, Linn) pada

tikus yang terinduksi karbon tetraklorida.

Karbon tetraklorida telah diketahui sebagai senyawa model yang dapat

menimbulkan nekrosis hepar dan perlemakan hati pada berbagai macam spesies.

Senyawa ini mudah larut dalam komponen lemak, yang mengakibatkan senyawa

ini terdistribusi ke seluruh tubuh, meskipun begitu efek utama ketoksikannya

adalah di hepar dengan cara pemberian apapun (Timbrell, 2008). Kerusakan hati

yang ditimbulkan oleh karbon tetraklorida dapat menaikkan aktivitas serum ALT

dan AST sebesar sekitar 4 kali dan 3 kali dari aktivitas serum normal. Berikut

adalah tingkat kenaikan relatif dari beberapa serum enzim dari terjadinya

keracunan hati.

Gambar 4. Kenaikan relatif aktivitas serum ALT dan AST (Zimmerman, 1999)

Karbon tetraklorida merupakan senyawa yang bersifat toksik karena akan

mengalami reaksi reduksi dehalogenasi membentuk radikal bebas yaitu radikal

triklormetil (CCl3). Radikal ini kemudian akan bereaksi dengan oksigen dan

membentuk radikal triklorometil peroksi (OOCCl3) yang lebih reaktif (Hippeli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

19

dan Elstner, 1999). Kemudian radikal tersebut menginisiasi terjadinya radikal

lipid yang menyebabkan terbentuknya lipid hidroperoksidase (LOOH) dan radikal

lipid alkoksil (LO). Melalui proses fragmentasi, radikal lipid alkoksi tersebut

akan diubah menjadi malondialdehid (Gregus dan Klaaseen, 2001). Senyawa

aldehid inilah yang akan menyebabkan kerusakan pada membran plasma dan

meningkatkan permeabilitas membran (Bruckner dan Warren, 2001).

Senyawa radikal ini juga mengakibatkan kerusakan pada organela lain

yang akan menyebabkan nekrosis (kerusakan hati) (Zimmerman, 1978). Berikut

ini akan digambarkan skema biotransformasi terjadinya reaksi reduksi

dehalogenasi dan reaksi oksidasi dari karbon tetraklorida.

C

Cl

HCl

Cl

Cl

Carbon tetrachloride

O

e-

CYP2EICCl

Cl

Cl

O2CCl

Cl

Cl

O O-

Trichloromethylradical

Trichloromethylperoxide radical

protein or lipid

covalentbinding

C

Cl

Cl

Cl

H

Chloroform

RH

R+

Lipid peroxidation

O2

GSH

GSSG

CCl3OH

CCl Cl

O

Phosgene

Toxicity Toxicity Toxicity

Gambar 5. Mekanisme biotransformasi dan oksidasi karbon tetraklorida (Timbrell, 2008)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

20

E. Metanol

Metanol (metil alkohol) yang memiliki struktur molekul CH3OH. Metanol

bersifat racun dan dapat mematikan bila ditelan. Kebutaan dapat pula terjadi

karena kontak dengan kulit atau penghirupan uapnya terlalu lama. Kebutaan orang

yang mencerna metanol disebabkan terbentuknya formaldehid (H2CO) yang dapat

merusakkan retina (Keenan, 1992).

Metanol adalah golongan senyawa alkohol yang paling sederhana, yang

berisi satu atom karbon. Kharakteristik dari metanol adalah berupa cairan, tidak

berwarna dan memiliki bau khas alkohol (Environmental Protection Agency,

1994). Metanol memiliki nilai indeks polaritas sebesar 5,1 dan termasuk senyawa

yang bersifat polar (Byers, 2003). Metanol banyak digunakan sebagai larutan

penyari yang digunakan pada saat maserasi. Pelarut ini diduga mampu melarutkan

hampir semua komponen, baik yang bersifat polar, semi polar maupun non polar

(Al-Ash’ary, Supriyanti, Zackiyah, 2010).

F. Metode Ekstraksi

Ekstraksi cair-cair digunakan sebagai cara untuk praperlakuan sampel

untuk memisahkan analit-analit dari komponen-komponen matriks yang mungkin

mengganggu pada saat pendeteksian analit. Disamping itu, ekstraksi pelarut juga

digunakan untuk memekatkan analit yang ada di dalam sampel dengan jumlah

kecil sehingga tidak menyulitkan proses pendeteksiannya. Analit-analit yang

mudah terekstraksi dalam pelarut organik adalah molekul-molekul netral yang

berikatan secara kovalen dengan substituen yang bersifat non polar atau agak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

21

polar. Sementara itu, senyawa-senyawa polar dan juga senyawa-senyawa yang

mudah mengalami ionisasi akan tertahan dalam fase air (Sudjadi, 2007).

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat

aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai,

kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang

tersisa diperlakukan sedemikian rupa hingga memenuhi baku yang telah

ditetapkan (Departemen Kesehatan RI , 1995).

Metode ekstraksi memilik beberapa metode ekstraksi, yang paling

sederhana adalah ekstraksi dingin. Dengan cara ini bahan kering hasil gilingan

diekstraksi pada suhu kamar secara berturut-turut dengan pelarut yang

kepolarannya makin tinggi: pertama heksana (atau petroleum eter), kemudian

kloroform (atau diklorometana), etil asetat, aseton, metanol dan akhirnya air

(Heinrich dan Barnes, 2009).

Keuntungan utama metode ini merupakan metode ekstraksi yang mudah

karena ekstrak tidak dipanaskan sehingga kemungkinan kecil bahan alam menjadi

terurai. Penggunaan pelarut dengan peningkatan kepolaran secara berurutan

memungkinkan pemisahan bahan-bahan alam berdasarkan kelarutannya

(polaritasnya) dalam pelarut ekstraksi. Ekstraksi dingin memungkinkan banyak

senyawa terekstraksi, meskipun beberapa senyawa memiliki kelarutan terbatas

dalam pelarut ekstraksi suhu kamar (Heinrich dan Barnes, 2009).

Metode maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan

dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa

hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya. Metode maserasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

22

digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung komponen kimia yang

mudah larut dalam cairan penyari tidak mengandung benzoin, tiraks dan lilin.

(Sudjadi, 1986).

G. Pengukuran Serum ALT dan AST

Sejumlah pemeriksaan sering digunakan untuk menilai cedera hati.

Aspartat aminotransferase (AST) dan alanin aminotransferase (ALT) serum, yang

sering disebut uji fungsi hati, merupakan pengukuran kadar enzim-enzim yang

normalnya terletak di dalam hepatosit. Oleh karena itu keberadaan keduanya

dalam serum adalah tanda nekrosis sel hati dan bukan merupakan indikasi sejati

fungsi hati (McPhee dan Ganong, 2010).

Kerusakan sel-sel hati dapat dilihat dari peningkatan serum

aminotransferase secara signifikan yang mendahului terjadinya kenaikan jumlah

bilirubin total dan alkaline phospatase. Kebanyakan dari kerusakan hati dapat

terjadi satu tahun setelah pemaparan agen hepatotoksik (DiPiro dkk.,2008).

Saat terjadi nekrosis pada hepatosit, kebocoran pada associated plasma

membran dapat dideteksi secara biokimia dengan cara menganalisa plasma atau

serum untuk melihat enzim turunan sitosol yakni, lactate dehydrogenase (LDH),

alanine aminotransferase (ALT atau SGPT), aspartate aminotransferase (AST atau

SGOT) (Gregus dan Klaaseen, 2001).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

23

H. Landasan Teori

Di dalam hati, terdapat bermacam-macam bentuk kerusakan hati.

Kerusakan hati akibat induksi obat yang biasa terjadi yaitu nekrosis (Forrest,

2006). Pada keadaan nekrosis terjadi pemecahan sel hepatosit sehingga enzim

ALT yang terdapat dalam sel hati keluar dan masuk ke aliran darah. Kerusakan ini

ditandai dengan adanya peningkatan aktivitas ALT (Zimmerman, 1978).

Karbon tetraklorida telah diketahui sebagai senyawa model yang dapat

menimbulkan toksisitas (Timbrell, 2008). Karbon tetraklorida ini bersifat toksik

karena akan mengalami reaksi reduksi dehalogenasi membentuk radikal bebas

yaitu radikal triklormetil (CCl3) (Gregus dan Klaaseen, 2001). Dengan bereaksi

dengan oksigen akan membentuk radikal triklorometil peroksi menginisiasi

terjadinya radikal lipid. Radikal lipid ini akan menyebabkan terbentuknya lipid

radikal lipid alkoksil (LO). Melalui proses fragmentasi, radikal lipid alkoksi

tersebut akan diubah menjadi malondialdehid (Gregus dan Klaaseen, 2001).

Senyawa aldehid ini yang akan menyebabkan kerusakan pada membran plasma

yang dapat mengakibatkan kerusakan pada sel-sel lainya termasuk sel hati.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Phommart (2005) menemukan

adanya senyawa flavonoid dari ekstrak n-heksana dan kloroform dari daun

Macaranga tanarius L. yang memiliki aktivitas antioksidan terhadap DPPH dan

berfunsi mencegah terjadinya oksidasi. Pada tahun 2010, Adrianto melaporkan

penelitian mengenai M. tanarius bahwa, ekstrak metanol-air daun tanaman M.

tanarius memiliki khasiat sebagai hepatoprotektif dengan senyawa penginduksi

parasetamol. Selain itu infusa daun M. tanarius memiliki khasiat sebagai efek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

24

hepatoprotektif, hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mahendra

(2010) yang melaporkan bahwa infusa daun M. tanarius memiliki efek

hepatoprotektif jangka panjang dengan senyawa hepatotoksin parasetamol.

Nugraha (2010) juga melaporkan bahwa infusa daun M. tanarius juga memiliki

khasiat sebagai efek hepatoprotektif jangka pendek dengan menginduksi

parasetamol. Pada tahun 2012, Windrawati meneliti dari ekstrak metanol-air daun

M. tanarius yang memiliki efek hepatoprotektif jangka panjang.

I. Hipotesis

Ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L., memiliki efek

hepatoprotektif jangka pendek pada tikus yang terinduksi karbon tetraklorida.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian mengenai efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun

Macaranga tanarius L., terhadap tikus jantan merupakan jenis penelitian

eksperimental murni diberikan pelakuan terhadap sejumlah variabel penelitian.

Rancangan penelitian ini termasuk rancangan acak lengkap dengan menggunakan

rancangan acak lengkap pola searah.

B. Variabel dan Definisi Operasional

Variabel-variabel yang digunakan pada percobaan ini ialah:

1. Variabel penelitian

a. Variabel utama

1. Variabel bebas

Lama pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius, yaitu

variasi jam pemberian ekstrak.

2. Variabel tergantung

Efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak metanol-air daun M.

tanarius, terhadap sel hati tikus yang terinduksi karbon tetraklorida,

dengan tolok ukur kuantitatif berdasarkan penurunan aktivitas serum ALT

dan AST.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

26

b. Variabel pengacau

1. Variabel pengacau terkendali

Kondisi hewan uji yaitu subyek uji yang digunakan adalah tikus

galur Wistar, jenis kelamin jantan, berat badan 150-200 gram, dan umur 2-

3 bulan. Frekuensi pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius dan

cara pemberian ekstrak secara per oral. Bahan daun M. tanarius yang

dipanen dari Kebun Obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta pada bulan Mei 2012, cara penyimpanan serbuk daun M.

tanarius.

2. Variabel pengacau tak terkendali

Kondisi patologis hewan uji.

2. Definisi operasional

Definisi operasional penelitian ini adalah:

a. Ekstrak metanol-air daun M. tanarius

Ekstrak daun Macaranga tanarius L. adalah ekstrak kental yang

diperoleh dengan mengekstraksi serbuk kering daun M. tanarius seberat

10,0 gram yang dilarutkan dalam 100 ml pelarut metanol 50% secara

maserasi selama 72 jam, dengan putaran 140 rpm. Kemudian disaring

dengan kertas saring dan diuapkan di oven selama 24 jam pada suhu 50 C,

hingga bobot pengeringan tetap dengan susut pengeringan sebesar 0%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

27

b. Efek hepatoprotektif

Efek hepatoprotektif adalah kemampuan ekstrak metanol-air daun M.

tanarius pada dosis tertentu dapat melindungi hepar dari hepatotoksin.

c. Jangka pendek, yaitu penelitian dilakukan dalam selang waktu ½, 1, 2, 4,

dan 6 jam.

C. Bahan Penelitian

1. Bahan utama

a. Hewan uji yang digunakan berupa tikus jantan galur Wistar, umur 2-3

bulan dengan berat badan berkisar antara 150-200 gram yang diperoleh

dari Laboratorium Imono Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

b. Bahan uji berupa daun M. tanarius yang dipanen dari Kebun Obat Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada bulan Mei 2012.

2. Bahan kimia

a. Pelarut ekstrak yang digunakan adalah metanol dan air yang diperoleh dari

Laboratorium Farmakognosi Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

b. Karbon tetraklorida (Merck) sebagai hepatotoksin yang berupa cairan,

tidak berwarna, berbau khas yang diperoleh dari Laboratorium Kimia

Analisis Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

28

c. CMC-Na sebagai pelarut ekstrak kental dari daun M. tanarius berupa

sebuk, berwarna putih yang diperoleh dari Laboratorium Farmakologi-

Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

d. Bahan pensuspensi karbon tetraklorida adalah olive oil (Bertolli) yang

berupa minyak.

e. Olive oil sebagai kontrol negatif.

f. Blanko pengujian ALT dan AST menggunakan aqua bidestilata (PT.

Ikapharmindo Putramas, Jakarta) yang diperoleh dari Laboratorium Kimia

Dasar Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

g. Reagen DyaSyss untuk mengukur aktivitas serum ALT dan AST berupa

reagen SGPT dan SGOT.

h. Serum ALT

Reagen serum yang digunakan adalah reagen serum ALT DyaSyss.

Komposisi dan konsentrasi dari reagen serum ALT adalah sebagai berikut:

R1: TRIS pH 7,15 140 mmol/L

L-Alanine 700 mmol/L

LDH (lactatedehydrogenase) 2300 U/L

R2: 2-Oxoglutarate 85 mmol/L

NADH 1 mmol/L

Pyridoxal-5-phosphate

FS: Good’s buffer pH 9,6 100 mmol/L

Pyridoxal-5-phosphate 13 mmol/L

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

29

i. Serum AST

Reagen serum yang digunakan adalah reagen serum AST DyaSyss.

Komposisi dan konsentrasi dari reagen serum AST adalah sebagai berikut:

R1: TRIS pH 7,65 110 mmol/L

L-Aspartate 320 mmol/L

MDH(malatedehydrogenase) 800 U/L

LDH(lactatedehydrogenase) 1200 U/L

R2: 2-Oxoglutarate 65 mmol/L

NADH 1mmol/L

Pyridoxal-5-phosphate

FS: Good’s buffer pH 9,6 100 mmol/L

Pyridoxal-5-phosphate 13mmol/L

D. Alat Penelitian

1. Peralatan pembuatan serbuk kering daun M. tanarius antara lain: oven

(Memmert), mesin penyerbuk (Retsch) timbangan elektrik.

2. Peralatan pembuatan ekstrak metanol-air daun M. tanarius antara lain:

timbangan elektrik, seperangkat alat gelas berupa Erlenmeyer, labu ukur,

Bekker glass, gelas ukur, pipet tetes, batang pengaduk (Pyrek Iwaki Glass),

cawan porselin, shaker (maserator), kertas saring, corong Buchner, vaccum

pump, vaccum rotary evaporator, oven.

3. Peralatan uji hepatoprotektif antara lain: peralatan gelas, seperti Bekker glass,

labu ukur, batang pengaduk, gelas ukur, tabung reaksi, timbangan elektrik,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

30

pipa kapiler, effendorf, spuit injeksi per oral 5 ml dan 10 ml untuk tikus, spuit

injeksi intra peritonial 3 ml, stopwatch, vortex, sentrifuge, mikro pipet, mikro

vitalab (Microlab 200, Merck).

E. Tata Cara Penelitian

1. Determinasi Tanaman Macaranga tanarius L.

Determinasi tanaman M. tanarius dilakukan dengan mencocokan ciri-

ciri tanaman M. tanarius dengan buku acuan batang yang dilakukan secara

benar sesuai dengan buku acuan. Determinasi tanaman dilakukan di

Laboratorium Farmakognosi Fitokimia, Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

2. Pengumpulan bahan

Bahan uji yang digunakan adalah daun M. tanarius yang masih segar

dan berwarna hijau, tidak berlubang yang dipetik dari Kebun Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada bulan Mei 2012.

3. Pembuatan serbuk

Daun M. tanarius dicuci bersih dibawah air mengalir. Setelah bersih

daun diangin-anginkan hingga daun tidak tampak basah kemudian dilakukan

pengeringan menggunakan oven pada suhu 50° C selama 24 jam. Setelah

kering daun dibuat serbuk dan diayak dengan ayakan nomor 40 supaya

kandungan fitokimia yang terkandung dalam daun M. tanarius lebih mudah

terekstrak karena luas permukaan serbuk yang kontak dengan pelarut semakin

besar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

31

4. Pembuatan ekstrak metanol : air daun M. tanarius

Sebanyak 10 gram serbuk kering daun M. tanarius diekstraksi secara

maserasi dengan melarutkan serbuk dalam 100 ml pelarut metanol 50% pada

suhu kamar selama 3x24 jam dengan kecepatan 140 rpm. Setelah dilakukan

perendaman, hasil maserasi disaring dengan kertas saring. Larutan hasil

saringan dipindahkan dalam cawan porselen yang telah ditimbang

sebelumnya, agar mempermudah perhitungan randemen ekstrak yang akan

diperoleh. Cawan porselen yang berisi larutan hasil maserasi, dimasukkan

dalam vaccum rotary evaporator untuk menguapkan metanol dan

mendapatkan ekstrak kemudian dimasukkan dalam oven untuk diuapkan

selama 24 jam dengan suhu 50° C untuk mendapatkan ekstrak metanol-air

daun M. tanarius yang kental dengan bobot pengeringan ekstrak yang tetap

agar mendapatkan ekstrak metanol-air daun M. tanarius yang kental dengan

bobot pengeringan ekstrak yang tetap yaitu sebesar 3,77 g.

5. Penetapan konsentrasi pekat ekstrak

Menghitung rata-rata rendemen enam replikasi ekstrak metanol : air

daun M. tanarius kental yang telah dibuat.

Rendemen ekstrak = berat cawan ekstrak kental – berat cawan kosong

𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑟𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 =𝑟𝑒𝑝. 1 + 𝑟𝑒𝑝. 2 + 𝑟𝑒𝑝. 3 + 𝑟𝑒𝑝. 4 + 𝑟𝑒𝑝. 5 + 𝑟𝑒𝑝. 6

6

Konsentrasi ekstrak didapat dari hasil rata-rata rendemen ekstrak.

percawannya yaitu 3,77 g dalam labu ukur terkecil dengan pelarut yang

sesuai. Konsentrasi yang dapat digunakan adalah konsentrasi pekat yang

dapat dibuat dimana pada konsentrasi tersebut ekstrak dapat dimasukkan serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

32

dikeluarkan dari spuit oral. Cara pembuatannya adalah dengan melarutkan

ekstrak percawannya (gram) dalam labu ukur dengan pelarut yang sesuai

CMC Na 1%. Labu ukur terkecil yang tersedia adalah labu ukur 5 ml

sehingga konsentrasi ekstrak dapat ditetapkan yaitu sebesar 0,384 g/ml atau

384 mg/ml atau 38,4%b/v (Andini, 2010).

6. Penetapan dosis ekstrak metanol : air daun M. tanarius

Dasar penetapan peringkat dosis adalah bobot tertinggi tikus dan pemberian

cairan secara peroral separuhnya yaitu 2,5 ml. Penetapan dosis tertinggi

ekstrak metanol : air daun M. tanarius adalah :

D x BB = C x V

D x BB tertinggi tikus ( kg/BB) = C ekstrak (mg/ml) x 2,5 ml

D = x mg/kg BB

Dua dosis lainnya diperoleh dengan menurunkan 3 dan 6 kalinya dari dosis

tertinggi.

7. Pembuatan larutan karbon tetraklorida dalam olive oil

Larutan karbon tetraklorida dalam olive oil dibuat dengan cara

mengambil volume karbon tetraklorida secara seksama, kemudian diencerkan

dengan olive oil dengan perbandingan 1:1 sampai volume tertentu sehingga

diperoleh konsentrasi akhir sebesar 50%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

33

8. Uji pendahuluan

a. Penetapan dosis hepatotoksin karbon tetraklorida

Pemilihan dosis karbon tetraklorida dilakukan untuk mengetahui pada

dosis berapa karbon tetraklorida mampu menyebabkan kerusakan hati

tikus yang ditandai dengan peningkatan aktivitas GPT-serum paling tinggi

tetapi tidak menimbulkan kematian. Dosis hepatotoksik yang digunakan

dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Janakat, Al-Merie (2003),

bahwa dosis 2 ml/kg BB karbon tetraklorida dalam olive oil dengan

perbandingan karbon tetraklorida : oilve oil 1:1, terbukti mampu

meningkatkan aktivitas ALT-AST serum pada tikus bila diberikan secara

intra peritonial (i.p).

b. Penetapan waktu pencuplikan darah

Berdasarkan penelitian Janakat, Al-Merie (2003) meunjukkan bahwa

aktivitas GPT serum tikus terangsang karbon tetraklorida 2 mg/kg BB

mencapai maksimal pada jam ke-24 setelah pemberiannya, kemudian pada

jam ke-48 berangsur-angsur menurun. Pengukuran ada jam ke-24

dilakukan untuk mengetahui profil kenaikan serum GPT sebelum jam ke-

48.

c. Penetapan lama pemejanan ekstrak metanol : air daun M. tanarius

Lama waktu pemejanan ekstrak metanol : air daun M. tanarius dilakukan

pada waktu jam ke-½, 1, 2, 4 dan 6 kemudian setelah ½, 1, 2, 4 dan 6 jam

dipejankan senyawa hepatotoksin karbon tetraklorida, kemudian diukur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

34

aktivitas ALT dan AST-nya sesuai hasil orientasi waktu penetapan

pencuplikan darah.

9. Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji

Hewan percobaan yang dibutuhkan sebanyak 40 ekor tikus jantan

dibagi secara acak dalam delapan kelompok sama banyak. Kelompok I

merupakan kontrol negatif yaitu pemberian olive oil secara intra peritonial.

Kelompok II merupakan kontrol negatif yaitu hepatotoksin karbon

tetraklorida dengan dosis 3840 mg/kg BB secara intra peritonial. Kelompok

III merupakan kontrol perlakuan yaitu pemberian ekstrak metanol-air daun M.

tanarius dosis 3840 mg/kg BB secara per oral. Kelompok IV-VIII diberikan

ekstrak metanol-air daun M. tanarius dengan dosis 3840 mg/kg BB,

kemudian secara berturut-turut pada ½, 1, 2, 4, dan 6 jam setelah perlakuan

diberikan dosis hepatotoksik karbon tetraklorida dengan dosis 2 ml/kg BB.

Pada jam ke-24 setelah diberi karbon tetraklorida semua kelompok diambil

darahnya pada daerah sinus orbitalis pada mata tikus, kemudian ditampung

dalam Effendorf untuk penetapan aktivitas serum ALT dan AST. Darah

disentrifugasi selama 15 menit dengan kecepatan 3500 rpm dan bagian

supernatannya diambil.

10. Penetapan aktivitas ALT-AST serum

Alat yang digunakan untuk menganalisis aktivitas ALT dan AST serum

adalah Mikro vitalab 200. Aktivitas enzim diukur pada panjang gelombang

340 nm, suhu 370

C, dengan faktor koreksi, dan dinyatakan dengan satuan

U/L. Pengukuran aktivitas serum ALT dan AST dilakukan di laboratorium

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

35

Biokimia Fisiologi Manusia, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta. Analisis aktivitas serum ALT dilakukan dengan cara mencampur

100 µL serum atau plasma dengan 800 µL reagen I, kemudian dicampurkan

200 µL reagen II dan didiamkan selama operating time selama satu menit

kemudian divortex dan dibaca resapan setelah dua menit. Untuk analisis

fotometri dengan AST serum dilakukan dengan cara mencampur 100 µL

serum atau plasma dengan 800 µL reagen I, kemudian dicampurkan 200 µL

reagen II dan didiamkan selama operating time selama satu menit kemudian

divortex dan dibaca resapan setelah dua menit.

11. Perhitungan Efek Hepatoprotektif

Hasil resapan aktivitas serum ALT dan AST yang dilakukan pengujian

besarnya efek hepatoprotektif yang dinyatakan dalam persen (%).

Perhitungan mengenai besarnya efek hepatoprotektif dapat dihitung

menggunakan rumus:

𝑝𝑢𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐴𝐿𝑇/𝐴𝑆𝑇 ℎ𝑒𝑝𝑎𝑡𝑜𝑡𝑜𝑘𝑠𝑖𝑛 −𝑝𝑢𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐴𝐿𝑇/𝐴𝑆𝑇 𝑝𝑒𝑟𝑙 𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛

𝑝𝑢𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐴𝐿𝑇/𝐴𝑆𝑇 ℎ𝑒𝑝𝑎𝑡𝑜𝑡𝑜𝑘𝑠𝑖𝑛 x 100%

F. Tata Cara Analisis Hasil

Data aktivitas ALT-AST diuji dengan Kolmogorov-Smirnov untuk

mengetahui distribusi data dan analisis varian untuk melihat homogenitas varian

antar kelompoknya sabagai syarat analisis parametrik. Jika data terdistribusi

normal maka dilanjutkan dengan analisis variansi pola searah (ANOVA one way)

dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui perbedaan masing-masing

kelompok. Kemudian dilanjutkan dengan uji Scheffe untuk melihat perbedaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

36

antar kelompok bermakna (signifikan) (p<0,05) atau tidak bermakna (tidak

signifikan) (p>0,05). Tetapi bila distribusi tidak normal dilakukan analisis dengan

Kruskal Wallis untuk mengetahui perbedaan aktivitas ALT-AST serum antar

kelompok. Kemudian dilanjutkan uji dengan Mann Whitney untuk melihat

perbedaan tiap kelompok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

36

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan khasiat

ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. sebagai hepatoprotektor tikus

yang terinduksi karbon tetraklorida (CCl4) dengan pemberian jangka pendek.

Selain itu penelitian ini sebagai kelanjutan dari penelitian sebelumnya mengenai

efek hepatoprotektif jangka panjang ekstrak metanol-air daun M.tanarius namun

menggunakan hepatotoksin karbon tetraklorida. Untuk mencapai tujuan penelitian

tersebut maka dilakukan beberapa pengujian. Aktivitas ALT dan AST dari serum

tikus yang diteliti dijadikan sebagai tolak ukur pengujian kuantitatif.

A. Penyiapan Bahan

1. Hasil determinasi tanaman

Penelitian dengan tema penggunaan tanaman sebagai hepatoprotektor ini

menggunakan serbuk dari daun tanaman M. tanarius. Daun tanaman M. tanarius

yang didapat dari kebun obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma ini

dilakukan determinasi. Tujuan determinasi tanaman ini supaya diketahui secara

pasti tanaman yang digunakan dalam penelitian ini benar merupakan tanaman M.

tanarius supaya tidak terjadi kesalahan dalam penyiapan bahan.

Pendeterminasian ini dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Fitokimia

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Bagian tanaman yang

dideterminasi adalah daun, batang, bunga dan buah menggunaan buku acuan

untuk mendeterminasi tanaman hingga ke tingkat spesies. Hasil yang diperoleh

adalah daun, batang, buah dan bunga benar merupakan tanaman M. tanarius.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

37

2. Pembuatan serbuk daun M. tanarius

Pembuatan serbuk daun M. tanarius diawali dengan pengambilan daun M.

tanarius, kemudian dilakuan pencucian dan pensortiran daun sesuai dengan

langkah-langkah pembuatan simplisia. Pencucian bertujuan supaya daun yang

diperoleh bebas dari kotoran dan debu. Penyortiran dilakukan supaya daun yang

digunakan daun yang hijau dan tidak berlubang. Kemudian daun dikeringkan

dibawah sinar matahari yang ditutupi kain hitam. Hal ini dilakukan supaya daun

menjadi layu, namun kandungan klorofilnya tidak rusak akibat sinar matahari.

Setelah daun menjadi rapuh, dipanaskan menggunakan oven sekitar 15 menit,

kemudian dipisahkan daun dari tulang daun, sehingga diperoleh serpihan daun.

Potongan kecil daun-daun ini kemudian diserbukkan penggunakan penyerbuk dan

disaring menggunakan pengayak dengan nomor mess 40. Hal ini sesuai dengan

ketentuan yang ditetapkan oleh BPOM RI.

3. Penetapan kadar air serbuk daun M. tanarius

Penetapan kadar air dari serbuk daun M. tanarius bertujuan untuk menguji

serbuk yang dihasilkan memenuhi persyaratan serbuk yang baik, yakni kadar air

kurang dari 10% (Departemen Kesehatan RI, 1995). Penetapan kadar air serbuk

daun M. tanarius dilakukan dengan metode Gravimetri dengan menggunakan alat

moisture balance. Serbuk dipanaskan pada suhu 110°C selama 15 menit.

Penetapan suhu sebesar 110°C dimaksudkan agar supaya kandungan air telah

menguap dan waktu 15 menit dianggap bahwa kadar air telah memenuhi

persyaratan parameter standarisasi non spesifik. Dari hasil pengujian penetapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

38

kadar air menunjukkan bahwa serbuk daun M. tanarius memiliki rata-rata kadar

air sebesar 7,59%. Hasil pengujian ini, menunjukkan bahwa kadar air sebuk daun

M. tanarius telah memenuhi persyaratan kadar air untuk serbuk yang baik, yaitu

kurang dari 10% (Departemen Kesehatan RI, 1995).

B. Hasil Penimbangan Bobot Ekstrak Metanol-Air Daun M. tanarius

Pembuatan ekstrak metanol-air dilakukan dengan metode penyarian yaitu

dengan maserasi. Maserasi merupakan metode penyarian yang dilakukan dengan

cara memasukkan serbuk simplisia ke dalam labu erlenmeyer, yang kemudian di

aduk dengan kecepatan kostan menggunakan shaker, selama kurang lebih 72 jam.

Metode ini dipilih dalam metode penyarian karena peralatan yang digunakan

sederhana dan cara pengerjaan serta pengoperasian alat yang mudah. Metode ini

dilakukan untun menyari simplisia yang dilarutkan menggunakan pelarut tertentu.

Pemilihan pelarut ini didasarkan pada jenis kandungan zat aktif digunakan,

hal ini supaya ada kecocokan antara zat akif dengan larutan penyari, sehingga zat

aktif akan larut dan bercampur dengan cairan penyari. Dalam daun M. tanarius

mengandung senyawa golongan glikosida fenolik yang dapat larut di dalam air,

sehingga dalam larutan penyari juga menggunakan air. Pada penelitian ini

digunakan cairan penyari, yaitu campuran metanol dengan air dengan

perbandingan 1:1 atau 50 ml air dan 50 ml metanol.

Menurut standar, proses ekstraksi metanol-air serbuk daun M. tanarius

menghasilkan ekstrak kental. Ekstrak kental didapatkan dengan mengikuti

parameter yang ada, yaitu ekstrak kental didapatkan bobot pengeringan tetap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

39

dengan susut pengeringan sebesar 0%. Tujuan dilakukan pengukuran parameter

non spesifik yaitu parameter susut pengeringan adalah untuk menghitung sisa zat

setelah dilakukan pengeringan pada temperatur ± 50°C. Ekstrak yang berada

dalam cawan ditimbang setiap waktu tertentu selama 24 jam atau hingga berat

menjadi konstan (dinyatakan dalam persen). Tujuannya adalah untuk menentukan

batasan atau rentang mengenai seberapa banyak senyawa yang hilang selama

proses pengeringan, dimana hal ini dapat mempengaruhi bobot ekstrak yang

didapatkan sehingga akan mempengaruhi konsentrasi dan dosis ekstrak. Hasil dari

proses pengeringan didapatkan bahwa tidak ada perubahan bobot ekstrak sehingga

diperoleh bobot pengeringan tetap yaitu pada jam ke-23 dan ke-24.

Untuk susut pengeringan ekstrak metanol air daun M. tanarius pada jam

ke-23 dan ke-24 sebesar 0% sehingga dapat diketahui pelarut penyari ekstrak

sudah tidak ada atau tidak ada sisa. Dengan demikian, pada penelitian ini, waktu

pengeringan 24 jam yang digunakan untuk memperoleh bobot pengeringan tetap

ekstrak metanol air daun M. tanarius. Dari hasil penimbangan bobot ekstrak

didapat rendemen ekstrak metanol-air daun M. tanarius sebesar 3,77% yang

dihasilkan dari 63 cawan ekstrak kental. Untuk pembuatan ekstrak kental,

digunakan 1 kg serbuk kering daun M. tanarius, sehingga dapat dihasilkan ekstrak

kental sebanyak 63 cawan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

40

C. Uji Pendahuluan

1. Penentuan dosis hepatotoksin

Pada penelitian ini jenis hepatotoksin karbon tetraklorida. Karbon

tetraklorida ini diberikan dengan dosis tertentu yang dapat memberikan efek

terhadap hepar tikus. Adanya respon dari pemberian hepatotoksin ini ditandai

dengan kenaikan tinggi serum ALT dan AST yang menandakan adanya kerusakan

pada hepar tikus. Karbon tetraklorida merupakan hepatotoksin yang dapat

menyebabkan terjadinya perlemakan hati atau degradasi melemak. Kenaikan

serum ALT dan AST dari pemberian karbon tetraklorida dibandingkan dengan

kondisi normal adalah sekitar 3-4 kali (Zimmerman, 1999). Hal ini berbeda

dengan hepatotoksin yang digunakan, misalnya seperti paracetamol yang

kenaikan serum ALT dan AST mencapai 10-20 kali lipat. Hal ini disebabkan

karena, kemampuan parasetamol dapat menyebabkan kerusakan hati sampai pada

tahap nekrosis akut.

Dosis yang digunakan pada penelitian ini, yaitu 2 ml/kg BB, dengan

pelarut yang digunakan adalah olive oil. Adapun perbandingan yang digunakan

adalah 1:1. Penetapan dosis ini berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Janakat, Al-Merie (2003). Pada penelitian ini, pemberian CCl4 dengan dosis

2 ml/kg BB diberikan secara intraperitonial.

2. Penentuan dosis ekstrak metanol-air daun M. tanarius

Pada penelitian ini digunakan ekstrak metanol-air daun M. tanarius.

Penetapan dosis yang digunakan, didapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh

Windrawati (2013) dimana dosis ini memiliki efek hepatoprotektif yang paling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

41

baik. Selain itu, penetapan dosis juga berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Adrianto (2010). Dosis yang digunakan sebesar 3840 mg/kgBB yang diberikan

secara peroral dengan pelarut yang digunakan adalah CMC Na. Pelarut CMC Na

yang digunakan 1 gram dalam 1 ml aquadest yang kemudian dicampurkan dengan

ekstrak metanol-air daun M. tanarius.

3. Penentuan waktu pencuplikan darah

Pada penelitian dengan waktu jangka pendek dilakukan penentuan waktu

pencuplikan darah pada rentang waktu tertentu, yaitu 24 jam dan 48 jam. Hal ini

bertujuan untuk melihat keefektifan hepatotoksin dalam bekerja dan memberikan

respon maksimal pada dosis 2 ml/kg BB. Dari pengujian ini akan didapatkan

waktu optimal terjadinya peningkatan serum ALT dan AST. Karbon tetraklorida

diujikan pada tikus dengan dosis 2 ml/kg BB dengan waktu pencuplikan darah

pada jam ke-24 dan 48. Namun sebelum hepatotoksin diujikan, serum darah tikus

diambil dahulu dan sebagai jam ke-0. Hal ini bertujuan supaya dapat

dibandingkan sebelum diberikan senyawa uji dan setelah diberi perlakuan. Hasil

yang didapatkan dari pengujian ini adanya aktivitas serum ALT yang dapat dilihat

pada tabel I serta gambar VI.

Tabel I. Aktivitas serum ALT setelah pemberian karbon tetraklorida dosis

2 ml/kg BB pada selang waktu 0, 24 dan 48 jam

Selang Waktu (jam) Purata Aktivitas serum ALT ± SE (U/L)

0 73,2 ± 12,9

24 246,4 ± 17,0

48 102,0 ± 14,6

Keterangan: SE = Standard Error

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

42

Gambar 6. Diagram batang rata-rata aktivitas ALT-serum sel hati tikus setelah

pemberian karbon tetraklorida dosis 2 ml/kg BB pada selang waktu 0, 24 dan 48 jam

Dari data tabel I dan gambar VI diagram batang tersebut, diketahui bahwa

aktivitas serum ALT pada jam ke 0 sebelum perlakuan, jam ke-24 dan jam ke-48

secara berturut-turut adalah 73,2 ± 12,9; 246,4 ± 17,0 dan 102,0 ± 14,6 U/L.

Dapat diketahui bahwa aktivitas serum ALT pada pencuplikan darah jam ke-24

dengan pemberian perlakuan karbon tetraklorida dosis 2 ml/kg BB lebih tinggi

dibandingkan dengan pencuplikan darah pada jam ke 0 dan jam ke-48.

Pada pencuplikan darah 24 jam didapatkan peningkatan serum ALT 3-4

kali dari nilai normal yang dibandingkan terhadap jam ke-0 (73,2 ± 12,9U/L).

Pada pencuplikan darah 48 jam mengalami kenaikkan serum ALT hampir 2 kali

dari nilai normal, karena peningkatan aktivitas serum ALT tertinggi sudah

memenuhi kriteria terjadinya hepatotoksisitas, dan pada jam ke-48 sudah terjadi

penurunan aktivitas ALT dan maka tidak dilakukan lagi pengukuran pencuplikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

43

darah pada jam ke-72. Selain itu dari uji statistik, dapat diketahui bahwa kenaikan

serum AST pada jam ke-24, menunjukkan perbedaan yang bermakna

dibandingkan dengan data pada jam ke-0 dan ke-48 yang dapat dilihat pada tabel

III.

Tabel II. Aktivitas serum AST setelah pemberian karbon tetraklorida dosis

2 ml/kg BB pada selang waktu 0, 24 dan 48 jam

Selang Waktu (jam) Purata Aktivitas serum AST ± SE (U/L)

0 151,2 ± 14,2

24 596,2 ± 25,3

48 188,6 ± 3,2

Keterangan: SE = Standard Error

Gambar 7. Diagram batang rata-rata aktivitas AST-serum sel hati tikus setelah

pemberian karbon tetraklorida dosis 2 ml/kg BB pada selang waktu 0, 24 dan 48 jam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

44

Untuk data tabel II dan gambar VII dari aktivitas serum AST juga

menunjukkan adanya peningkatan pada pencuplikan darah 24 jam dibandingkan

dengan pencuplikan darah pada jam ke-0 dan jam ke-48. Dapat diketahui bahwa

aktivitas serum AST pada jam ke 0 sebelum perlakuan, jam ke-24 dan jam ke-48

secara berturut-turut adalah 151,2 ± 14,2 U/L; 596,2 ± 25,3 U/L dan 188,6 ± 3,2

U/L. Nilai AST menggambarkan adanya kenaikan aktivitas serum AST pada jam

ke-24 sebesar 3-4 kali dari nilai normal AST-serum yang dibandingkan terhadap

jam ke-0 (151,2 ± 14,2 U/L), sedangkan pada jam ke-48, kenaikan aktivitas

serum sebesar 1-2 kali dari jam ke-0. Pada jam ke-48 sudah terjadi penurunan

aktivitas serum. Maka, dari data tersebut, kenaikan serum yang paling tinggi

adalah pada jam ke-24. Kenaikan 3-4 kali sudah dapat dikategorikan terjadinya

hepatotoksisitas. Berikut ini, hasil statistik perbedaan kenaikan akivitas serum

ALT pada waktu pencuplikan darah jam ke-0, 24 dan 48.

Tabel III. Perbedaan kenaikan aktivitas serum ALT setelah pemberian

karbon tetraklorida dosis 2 ml/kg BB pada waktu pencuplikan

darah jam ke-0, 24 dan 48

BB= berbeda bermakna (p<0,05); TB = berbeda tidak bermakna (p>0,05)

Dari tabel tersebut, terdapat kenaikan aktivitas serum ALT yang

menunjukkan perbedaan yang bermakna pada waktu pencuplikan darah jam ke-24

bila dibandingkan dengan jam ke-0 dan 48.

ALT Jam ke-0 Jam ke-24 Jam ke-48

Jam ke-0 BB TB

Jam ke-24 BB BB

Jam ke-48 TB BB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

45

Tabel IV. Perbedaan kenaikan aktivitas serum AST setelah pemberian

karbon tetraklorida dosis 2 ml/kg BB pada waktu pencuplikan

darah jam ke-0, 24 dan 48

BB= berbeda bermakna (p<0,05); TB = berbeda tidak bermakna (p>0,05)

Dari data tersebut serum ALT dan AST secara statistik menunjukkan

perbedaan yang bermakna pada pencuplikan darah jam ke-24 (p<0,05)

dibandingkan dengan pencuplikan darah jam ke-0 dan jam ke-48. Oleh sebab itu,

pada penelitian jangka pendek dipilih waktu pencuplikan darah hewan uji pada

jam ke-24 setelah induksi CCl4 dengan dosis 2 ml/kgBB.

D. Efek Hepatoprotektif Jangka Pendek Ekstrak Metanol-Air Daun M.

tanarius Terhadap Tikus Jantan Terinduksi Karbon Tetraklorida

Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan adanya efek hepatoprotektif

dari ekstrak metanol-air daun M.tanarius dengan perlakuan jangka pendek. Dalam

hal ini, jangka pendek diartikan bahwa pemberian antihepatotoksin dilakukan

dalam rentang waktu tertentu, yaitu pemberian ekstrak metanol-air pada jam ke-½,

1, 2, 4 dan 6, setelah penginduksian CCl4.

Dosis untuk hepatotoksin dan dosis M. tanarius yang digunakan pada

penelitian ini menggunakan dosis tertinggi yang didapatkan berdasarkan

penelitian yang dilakukan sebelumnya dengan pengujian ekstrak metanol-air

AST Jam ke-0 Jam ke-24 Jam ke-48

Jam ke-0 BB TB

Jam ke-24 BB BB

Jam ke-48 TB BB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

46

daun M. tanarius jangka panjang yang dilakukan oleh Windrawati (2013)

menghasilkan nilai aktivitas serum ALT dan AST yang paling baik pada dosis

tertinggi. Dosis yang digunakan yaitu 3840 mg/kgBB, dengan pencuplikan darah

yang dilakukan pada jam ke-24 setelah penginduksian CCl4. Berikut ini hasil

penelitian dalam bentuk tabel dan diagram batang:

Tabel V. Pengaruh perlakuan jangka pendek ekstrak metanol-air daun M.

tanarius 3840 mg/kgBB berdasarkan aktivitas serum ALT dan

AST pada beberapa variasi waktu terhadap hepatotoksisitas

karbon tetraklorida

Kel. Purata ± SE (U/L)

Aktivitas serum ALT

Purata ± SE (U/L)

Aktivitas serum AST

Efek Hepatoprotektif

(%)

I. 82,2 ± 2,7 118,6 ± 5,1 -

II. 246,4 ± 17,0 596,2 ± 25,3 -

III. 65,6 ± 5,1 108,6 ± 3,1 -

IV. 95,8 ± 4,2 271,0 ± 35,9 61,12

V. 140,6 ± 6,3 431,0 ± 24,5 42,93

VI. 147,4 ± 11,3 429,6 ± 17,8 40,17

VII. 113,4 ± 7,5 408,6 ± 7,3 53,97

VIII. 74,2 ± 5,9 177,8 ± 19,8 69,88

I : Kelompok kontrol negatif (olive oil dosis 3840 mg/kgBB)

II : Kelompok kontrol hepatotoksin CCl4 dosis 3840 mg/kg BB

III : Kelompok kontrol perlakuan (Ekstrak metanol air daun M. tanarius

dosis 3840 mg/kgBB)

IV : Kelompok perlakuan EMAMT 3840 mg/kgBB ½ jam + CCl4 840mg/kgBB

V : Kelompok perlakuan EMAMT 3840 mg/kgBB 1 jam + CCl4 3840mg/kgBB

VI : Kelompok perlakuan EMAMT 3840 mg/kgBB 2 jam + CCl4 3840mg/kgBB

VII : Kelompok perlakuan EMAMT 3840 mg/kgBB 4 jam + CCl4 3840mg/kgBB

VIII : Kelompok perlakuan EMAMT 3840 mg/kgBB 6 jam + CCl4 3840mg/kgBB

EMAMT = Ekstrak Metanol-Air Daun M. tanarius; SE = Standard Error;

1. Kontrol negatif

Kontrol negatif ini bertujuan untuk mengetahui kenaikan aktivitas serum

ALT dan AST pada tikus tidak disebabkan karena pelarut dari senyawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

47

hepatotoksin melainkan berasal dari senyawa yang diinduksikan yaitu CCl4. Pada

penelitian ini, digunakan kontrol negatif yaitu olive oil, sebagai pelarut dari CCl4.

Pada penelitian ini, digunakan olive oil dengan dosis 2 ml/kg BB (Janakat,

Al-Merie, 2003). Dosis yang digunakan sama dengan dosis hepatotoksin yang

digunakan, dengan perbandingan 1:1. Dari hasil pengukuran aktivitas serum ALT

yang diperoleh dari kelompok kontrol negatif dapat dilihat pada tabel V diatas

menunjukkan bahwa aktivitas serum ALT kontrol negatif adalah sebesar 82,2 ±

2,7 U/L dan dari tabel VI dapat dilihat bahwa aktivitas AST sebesar 118,6 ± 5,1

U/L. Hasil pengujian terhadap aktivitas serum ALT dan AST menunjukkan bahwa

pemberian olive oil dengan dosis 3840 mg/kgBB pada tikus tidak mempengaruhi

kenaikan aktivitas serum AST dan ALT. Dari hasil statistik, apabila dibandingkan

dengan perlakuan pada jam ke-0 menunjukkan perbedan yang tidak bermakna.

Hal ini mengindikasikan bahwa bila terjadi kenaikan aktivitas ALT dan AST ada

kelompok kontrol dan kelompok perlakuan bukan berasal dari pelarut (olive oil).

Data hasil perbandingan aktivitas serum ALT dan AST pada jam ke-0 apabila

dibandingkan dengan perlakuan kontrol negatif dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel VI. Perbandingan aktivitas serum ALT jam ke-0 dengan perlakuan

kontrol negatif olive oil

ALT Jam ke-24 Kontrol negatif

Jam ke-24 TB

Kontrol negatif TB

BB= berbeda bermakna (p<0,05); TB = berbeda tidak bermakna (p>0,05)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

48

Tabel VII. Perbandingan aktivitas serum AST jam ke-0 dengan perlakuan

kontrol negatif olive oil

AST Jam ke-24 Kontrol negatif

Jam ke-24 TB

Kontrol negatif TB

BB= berbeda bermakna (p<0,05); TB = berbeda tidak bermakna (p>0,05)

Pada penelitian ini, dilakukan pengukuran terhadap enzim alanin

transferase dan aspartat transferase pada serum darah tikus karena kedua enzim

tersebut dapat mengalami peningkatan jika terjadi kerusakan pada hati. Sebagai

faktor penentu utama adalah aktivitas serum ALT karena enzim tersebut spesifik

terdapat di hati, sedangkan untuk AST tidak spesifik berada di hati tetapi dapat

ditemukan pada organ lainnya, misalnya otot. Oleh karena itu, adanya perubahan

akivitas serum AST dapat disebabkan tegangnya tikus saat pengambilan darah,

sehingga mempengaruhi kinerja otot dan menaikkan serum AST. Aktivitas serum

AST dapat digunakan sebagai faktor yang mendukung adanya kerusakan hati.

Namun dengan gabungan pengujian kerusakan hati menggunakan pengujian ALT

dan AST lebih baik dan lebih sensitif bila dibandingkan dengan pengujian

menggunakan enzim hidrogenase dalam menunjukkan adanya kerusakan pada hati

akibat induksi hepatotoksin, karena keberadaan enzim tersebut tidak spesifik

bekerja di hati.

2. Kontrol hepatotoksin (karbon tetraklorida 3840 mg/kgBB)

Pengujian kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 3840 mg/kgBB

(kelompok II) dibuat untuk mengetahui pengaruh dari penginduksian karbon

tetraklorida 3840 mg/kgBB terhadap sel hati tikus melalui pengujian aktivitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

49

serum ALT dan AST sekaligus digunakan untuk menganalisis efek

hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M. tanarius.

Pengukuran aktivitas serum ALT dan AST pada kontrol hepatotoksin CCl4

bertujuan untuk menunjukkan efek dari pemberian CCl4 dosis 3840 mg/kgBB

terhadap aktivitas serum ALT dan AST. Hasilnya, pada tabel V menunjukkan

aktivitas serum ALT meningkat hingga 246,4 ± 17,0 U/L atau sekitar 3-4 kali lipat

dari nilai kontrol negatif dan dari perlakuan jam ke-0 (73,2 ± 12,9 U/L). Pada

perubahan aktivitas serum AST pada tabel VI, yaitu 596,2 ± 25,3 U/L dengan

peningkatan hingga 5 kali lipat.

Data yang diperoleh dilakukan uji statistik menggunakan analisis statistik

variasi satu arah dan uji lanjutan Scheffe terdapat perbedaan yang bermakna antara

kelompok kontrol hepatotoksin CCl4 dengan kelompok kontrol negatif. Hasil

pengukuran aktivitas serum ALT dan AST menunjukkan telah terjadi kerusakan

sel hati tikus. Nilai kenaikan serum ALT dan AST pada kelompok kontrol

hepatotoksin CCl4 dosis 3840 mg/kgBB pada penelitian ini akan digunakan

sebagai dasar dalam melihat besarnya efek hepatoprotektif yang dimiliki oleh

ekstrak metanol air daun M. tanarius pada kelompok perlakuan jangka pendek

pada jam ke-½, 1, 2, 4 dan jam ke 6.

3. Kontrol perlakuan (ekstrak metanol-air daun M. tanarius 3840

mg/kgBB)

Kontrol perlakuan dengan pemberian perlakuan ekstrak metanol air daun

M. tanarius 3840 mg/kg. Kontrol perlakuan ini bertujuan untuk melihat

pemberian ekstrak metanol air daun M. tanarius mengakibatkan adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

50

perubahan aktivitas serum ALT dan AST atau tidak. Aktivitas serum ALT dan

AST secara berturut-turut yang dihasilkan dapat dilihat pada tabel V adalah 65,6 ±

5,1 U/L dan 180,6 ± 3,1 U/L. Bila dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin

(karbon tetraklorida) menunjukkan perbedaan yang bermakna. Bila dibandingkan

dengan kontrol negatif (olive oil) maka menunjukkan perbedaan yang tidak

bermakna. Hal ini menunjukan bahwa ekstrak metanol air daun M. tanarius tidak

menimbulkan kenaikan serum ALT dan AST. Kenaikan aktivitas serum ALT dan

AST berasal dari penginduksian CCl4. Berikut ini merupakan data hasil statistik

perbandingan aktivitas serum ALT dan AST kontrol perlakuan (ekstrak metanol

air) dengan kontrol hepatotoksin dan kontrol negatif.

Tabel VIII. Perbandingan aktivitas serum ALT kontrol perlakuan dengan

kontrol hepatotoksin dan kontrol negatif

ALT Kontrol CCl4 Kontrol Olive Oil Kontrol Metanol

Kontrol CCl4 BB BB

Kontrol Olive Oil BB TB

Kontrol Metanol BB TB

BB= berbeda bermakna (p<0,05); TB = berbeda tidak bermakna (p>0,05)

Tabel IX. Perbandingan aktivitas serum AST kontrol perlakuan dengan

kontrol hepatotoksin dan kontrol negatif

AST Kontrol CCl4 Kontrol Olive Oil Kontrol Metanol

Kontrol CCl4 BB BB

Kontrol Olive Oil BB TB

Kontrol Metanol BB TB

BB= berbeda bermakna (p<0,05); TB = berbeda tidak bermakna (p>0,05)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

51

4. Perlakuan Jangka Pendek Ekstrak Metanol-Air Daun M. tanarius

Terhadap Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida

Pada penelitian ini, dilakukan pengujian jangka pendek. Oleh karena itu

penulis membatasi waktu perlakuan jangka pendek ekstrak metanol air daun M.

tanarius sebelum pemejanan CCl4 adalah rentang waktu antara ½ jam sampai 6

jam. Dari rentang waktu tersebut, ditentukan waktu sebagai perlakuan ekstrak

metanol air daun M. tanarius yaitu ½, 1,2, 4, dan 6 jam.

Berikut merupakan hasil data secara statistik yang menunjukkan perbedaan

yang bermakna dan perbedaan yang tidak bermakna dari masing-masing

kelompok, dapat dilihat pada tabel VII, gambar 8 untuk data ALT dan tabel VIII

dan gambar 9 untuk data AST.

Tabel VII. Perbandingan data berbeda bermakna dan berbeda tidak

bermakna pada perlakuan jangka pendek ekstrak metanol-air

daun M. tanarius 3840 mg/kgBB berdasarkan aktivitas serum

ALT pada beberapa variasi waktu

ALT

Kontrol

CCl4

Kontrol

Olive oil

Kontrol

Metanol Jam ½ Jam 1 Jam 2 Jam 4 Jam 6

Kontrol CCl4 BB BB BB BB BB BB BB

Kontrol Olive oil BB TB TB BB BB TB TB

Kontrol Metanol BB TB TB BB BB TB TB

Jam ½ BB TB TB TB TB TB TB

Jam 1 BB BB BB TB TB TB BB

Jam 2 BB BB BB TB TB TB BB

Jam 4 BB TB TB TB TB TB TB

Jam 6 BB TB TB TB BB BB TB

BB= berbeda bermakna (p<0,05); TB = berbeda tidak bermakna (p>0,05)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

52

Gambar 8. Diagram batang rata-rata pengaruh perlakuan jangka pendek pemberian ekstrak metanol-air terhadap hepatotoksisitas karbon tetraklorida dilihat dari aktivitas

serum ALT

Tabel VIII. Perbandingan data berbeda bermakna dan berbeda tidak

bermakna pada perlakuan jangka pendek ekstrak metanol-air

daun M. tanarius 3840 mg/kgBB berdasarkan aktivitas serum

AST pada beberapa variasi waktu

AST Kontrol

Metanol

Jam

½ Jam 1 Jam 2 Jam 4 Jam 6

Kontrol

CCl4 BB BB BB BB BB BB

Kontrol

Olive oil TB BB BB BB BB TB

Kontrol Metanol

BB BB BB BB TB

Jam ½ BB BB BB BB TB

Jam 1 BB BB TB TB BB

Jam 2 BB BB TB TB BB

Jam 4 BB BB TB TB BB

Jam 6 TB TB BB BB BB

BB= berbeda bermakna (p<0,05); TB = berbeda tidak bermakna (p>0,05)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

53

Gambar 9. Diagram batang rata-rata pengaruh perlakuan jangka pendek pemberian ekstrak metanol-air terhadap hepatotoksisitas karbon tetraklorida dilihat dari aktivitas

serum AST Pada pemberian perlakuan pada waktu jam ke-½ jam ekstrak metanol air

daun M. tanarius 3840 mg/kg BB (kelompok IV) menunjukkan aktivitas serum

ALT adalah 95,8 ± 4,2 U/L. Pada pengukuran data aktivitas serum ALT tersebut

didukung dengan pengukuran aktivitas serum AST yang secara statistik dihasilkan

271,0 ± 35,9 U/L. Hasil analisis menunjukkan efek hepatoprotektif yang

dihasilkan sebesar 61,12%. Apabila dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin

CCl4 menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna, yang menyatakan bahwa

pemberian ekstrak M. tanarius pada jam ke-½ dapat menurunkan aktivitas serum

ALT dan AST sedangkan dibandingkan dengan kontrol negatif memiliki

perbedaan yang tidak bermakna. Pada perlakuan jam ke-½ ekstrak metanol-air

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

54

daun M. tanarius mempunyai efek hepatoprotektif karena dapat melindungi hati

sebesar lebih dari 50% dari hepatotoksin CCl4.

Kelompok perlakuan jam ke-1 ekstrak metanol air daun M. tanarius 3840

mg/kg BB (dapat dilihat pada kelompok V) dari tabel V menunjukkan hasil

aktivitas serum ALT 140,6 ± 6,3 U/L dan aktivitas serum AST sebesar 431,0 ±

24,5 U/L. Pada perlakuan ini, diketahui bahwa memiliki efek hepatoprotektif

sebesar 42,93 %. Apabila dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin CCl4

menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05), hal ini membuktikan bahwa

ekstrak metanol-air daun M. tanarius memiliki efek hepatoprotekif. Apabila nilai

ALT dan AST pada kelompok perlakuan jam ke-1 dibandingkan dengan kontrol

negatif olive oil, menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna (tabel VIII).

Dari data tersebut berarti, ekstrak metanol-air daun M. tanarius memiliki efek

hepatoprotektif tetapi akibat kerusakan di hepar yang ditimbulkan oleh CCl4,

belum bisa kembali seperti normal.

Pada perlakuan efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak metanol-air

daun M. tanarius dengan perlakuan jam ke-2 (dapat dilihat pada kelompok VI)

dari tabel V menunjukkan hasil aktivitas serum ALT 147,4 ± 11,3 U/L dan

aktivitas serum AST sebesar 429,6 ± 17,8 U/L dengan efek hepatoprotektif

sebesar 40,17%. Hasil ini menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05)

dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin CCl4. Dengan adanya perbedaan

aktivitas serum yang bermakna antara kelompok perlakuan jam ke-2 dengan

kelompok kontrol hepatotoksin berarti ekstrak metanol-air daun M. tanarius

memiliki efek hepatoprotektif. Pada perlakuan jangka pendek jam ke-2 terjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

55

penurunan efek hepatoprotektif bila dibandingkan dengan jam ke-½ dan pada jam

ke-1. Apabila dibandingkan dengan kontrol negatif olive oil, menunjukkan adanya

perbedaan yang bermakna yang berarti bahwa ekstrak metanol-air daun M.

tanarius memiliki efek hepatoprotektif tetapi akibat kerusakan pada hepar yang

ditimbulkan oleh CCl4 belum bisa kembali seperti normal.

Pada perlakuan jam ke-4 (dapat dilihat pada kelompok VII) dari tabel V

menunjukkan hasil aktivitas serum ALT 113,4 ± 7,5 U/L dan aktivitas serum AST

sebesar 408,6 ± 7,3 U/L dengan efek hepatoprotektif sebesar 53,97%. Dari data

tersebut apabila dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin CCl4 menunjukkan

perbedaan yang bermakna (p<0,05) yang berarti ekstrak metanol-air daun M.

tanarius memiliki efek hepatoprotektif. Pada perlakuan jangka pendek jam ke-4

bila dibandingkan dengan kontrol negatif olive oil, menunjukkan adanya

perbedaan yang tidak bermakna (tabel VII) yang berarti bahwa, ekstrak metanol-

air daun M. tanarius yang diberikan memiliki efek hepatoprotektif sehingga dapat

memperbaiki kerusakan yang terjadi di hepar yang disebabkan oleh CCl4, dan

fungsi hati sudah kembali seperti normal.

Pada perlakuan jam ke-6 pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius

didapatkan hasil pengukuran aktivitas serum ALT sebesar 74,2 ± 5,9 U/L dan

aktivitas AST sebesar 177,8 ± 19,8 U/L dengan daya hepatoprotektif sebesar

69,88%. Dari hasil tersebut apabila dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin

menghasilkan perbedaan yang bermakna yang berarti ekstrak metanol-air daun M.

tanarius memiliki efek hepatoprotektif. Bila dibandingkan dengan kontrol negatif

olive oil terdapat perbedaan yang tidak bermakna, yang menandakan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

56

ekstrak metanol-air daun M. tanarius memiliki efek hepatoprotektif sehingga

dapat memperbaiki kerusakan hepar yang diakibatkan oleh induksi CCl4 sehingga

fungsi hati dapat kembali normal.

Data penelitian ini, secara keseluruhan diketahui bahwa, ekstrak metanol-air

daun M. tanarius dapat digunakan sebagai hepatoprotektor, dengan senyawa

penginduksi karbon tetraklorida yang menyebabkan steatosis. Kerusakan hati

lainnya yang disebabkan oleh senyawa kimia seperti galaktosamin. Penginduksian

galaktosamin menyebabkan terjadinya kerusakan hati disebabkan oleh virus yang

menyerupai virus hepatitis (Yamamoto, Mori, Murakami, Yoshino, 1995). Oleh

karena itu, diperlukan pengujian lebih lanjut, daun M. tanarius dapat digunakan

untuk hepatoprotektor dengan menggunakan senyawa penginduksi galaktosamin.

Pada perlakuan jangka pendek yang dilakukan pada jam ke-½, 1, 2, 4 dan 6

didapatkan hasil aktivitas serum ALT secara berurutan yaitu 95,8 ± 4,2; 140,6 ±

6,3; 147,4 ± 11,3; 113,4 ± 7,5; 74,2 ± 5,9 U/L. Untuk aktivitas ALT secara

berurutan yaitu 271,0 ± 35,9; 431,0 ± 24,5; 429,6 ± 17,8; 408,6 ± 7,3 dan 177,8 ±

19,8 U/L. Dari data tersebut, diketahui bahwa efek hepatoprotektif tertinggi yang

mencapai 60%, pada perlakuan jam ke-6, kemudian perlakuan jam ke-½ (dapat

dilihat pada tabel V).

Perlakuan jangka pendek, dapat diketahui waktu perlakuan yang paling

efektif yang memiliki efek hepatoprotektif. Hasil data statistik yang diperoleh,

terdapat perbedaan yang tidak bermakna pada perlakuan jangka pendek jam ke-½,

4 dan 6 bila dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin CCl4 dan kontrol negatiif

olive oil. Dari data tersebut menandakan bahwa, ekstrak metanol-air daun M.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

57

tanarius memiliki efek sebagai hepatoprotektif dan dapat memperbaiki kerusakan

yang terjadi akibat induksi CCl4, sehingga hepar dapat kembali ke kondisi

normal.

Pada perbandingan data statistik antara jam ke-½ dan jam ke-4

menunjukkan aktivitas serum ALT yang berbeda tidak bermakna, sedangkan

dari aktivitas serum AST didapatkan perbedaan yang bermakna. Maka, dapat

dikatakan bahwa perlakuan pada jam ke-½ memiliki efek hepatoprotektif yang

sama. Apabila perlakuan jam ke-½ dibandingkan dengan jam ke-6 terdapat

perbedaan yang tidak bermakna pada aktivitas serum ALT dan AST. Hal ini

menunjukkan bahwa, pada jam ke-½ dan ke-6 memiliki efek hepatoprotektif yang

sama. Maka, dari perbandingan antar jam, dapat disimpulkan bahwa pemberian

ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada jam ke-½, 4 dan 6, memiliki efek

hepatoprotektif yang sama. Oleh karena itu, waktu efektif pemberian ekstrak

metanol-air daun M. tanarius yang dapat diberikan untuk melindungi hepar

adalah pada jam ke-½. Hal ini disebabkan karena waktunya yang cukup singkat,

sehingga dapat dengan cepat melindungi hepar tikus dari toksin CCl4. Dalam

pengembangan penelitian, ekstrak metanol-air daun M. tanarius yang memiliki

efek hepatoprotektif dapat diformulasikan menjadi bentuk sediaan lain, sehingga

dapat diaplikasikan pada manusia.

D. Rangkuman Pembahasan

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah perlakuan jangka pendek

ekstrak metanol air daun M. tanarius 3840 mg/kg BB mampu menghasilkan efek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

58

hepatoprotektif pada waktu ½, 1, 2, 4, dan 6 jam secara berturut-turut persen efek

hepatoprotektif untuk serum ALT adalah 61,12; 42,93; 40,17; 53,97; 69,88%.

Sedangkan pada aktivitas serum AST memiliki efek hepatoprotektif pada ½, 1, 2,

4, dan 6 jam secara berturut-turut sebesar 54,54; 27,70; 27,94; 31,46; 70,17%.

Hasil ini sesuai dengan hipotesis bahwa ektrak metanol air daun M. tanarius

memiliki efek hepatoprotektif jangka pendek pada tikus jantan terinduksi karbon

tetraklorida.

Pada kelompok kontrol perlakuan M. tanarius menunjukkan hasil yang

berbeda tidak bermakna dibandingkan dengan kontrol negatif olive oil. Hal ini

menujukkan bahwa ekstrak metanol air daun M. tanarius tidak memiliki pengaruh

terhadap kenaikan aktivitas serum ALT dan AST yang menandakan bahwa tidak

berpengaruh terhadap sel-sel hati tikus jantan, sehingga kenaikkan serum ALT

dan AST pada penilitian ini diakibatkan oleh induksi hepatoksin karbon

tetraklorida pada tikus jantan. Jangka waktu pemberian ekstrak metanol air daun

M. tanarius yang paling baik sebagai hepatoprotektor adalah pada perlakuan jam

ke-½ dan jam ke-6. Setelah diuji statistik, kedua data dari rentang waktu tersebut

tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna dalam menurunkan aktivitas serum

ALT dan AST.

Oleh karena itu pada penelitian ini dipilih pada waktu perlakuan ekstrak

metanol air daun M. tanarius jam ke-½ sebagai waktu paling efektif. Hal ini

menandakan waktu yang dibutuhkan lebih singkat, yaitu hanya ½ jam dalam

memberikan efek hepatoprotektif pada tikus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari hasil penelitian berdasarkan dan

analisis statistik yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan:

1. Pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada dosis 3840 mg/kgBB

terbukti mampu menghasilkan efek hepatoprotektif jangka pendek pada

tikus yang terinduksi karbon tetraklorida dengan dosis 2 ml/kgBB dengan

waktu jam ke-½, 1, 2, 4, dan 6 jam secara berturut-turut untuk ALT serum

adalah 61,12; 42,93; 40,17; 53,97; 69,88% dan AST serum pada jam ke-½,

1, 2, 4 dan 6 jam secara berturut-turut sebesar 54,54; 27,70; 27,94; 31,46;

70,17%.

2. Perlakuan jam ke-½ ekstrak metanol-air daun M. tanarius 3840 mg/kg BB

merupakan waktu pemberian perlakuan yang paling efektif untuk

menghasilkan efek hepatoprotektif pada tikus jantan teriduksi karbon

tetraklorida 2 ml/kgBB.

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang:

1. Uji hepatoprotektif dengan ekstrak metanol-air daun M. tanarius untuk

induksi hepatotoksin lain seperti galaktosamin.

2. Perlu dilakukan formulasi menjadi bentuk sediaan obat dengan bahan baku

ekstrak metanol-air daun M. tanarius.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

60

Daftar Pustaka

Adrianto, 2010, Efek Hepatoprotektif Ekstrak Metanol:Air Daun Macaranga

tanarius L. Pada Tikus Jantan Terinduksi Parasetamol, Skripsi,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Al-Ash’ary, M.N., Supriyanti, T.F.M., Zackiyah., 2010, Penentuan Pelarut terbaik

dalam mengekstraksi senyawa bioaktif dari kulit batang Artocarpus

heterophyllus, Universitas Pendidikan Indonesia.

Andini, A.P., 2010, Efek Analgesik Ekstrak Metanol-Air Daun Macaranga

tanarius L. Pada Mencit Betina Galur Swiss, Skripsi, Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta.

Asian Plant, 2012, Macaranga tanarius, http://www.asianplant.net/

Euphorbiaceae/Macaranga_tanarius .htm, diakses tanggal 25 April 2012.

Baradero M., Dayrit W.M., Siswadi Y., 2005, Klien Gangguan Hati, Penerbit

Buku Kedokteran EGC, Jakarta, pp. 1, 3.

Bruckner, J.V., dan Warren, O.A., 2001, Toxic Effect of Solvent and Vapors, Mc

Graw Hill, New York, pp. 887.

Bulan, M.S.H., Pramono, A., Kadar SGOT dan SGPT Setelah Mengkonsumsi

Rebusan Daun Putri Malu (Mimosa pudica, Linn) pada Tikus (Rattus

norvegicus) Terinduksi Karbon Tetraklorida (CCl4), Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Byers, J.A., 2003, Solvent Polarity and Miscibility, http://www.chemical-

ecology.net/java/solvents.htm, diakses tanggal 15 September 2012.

Cadman B. E., 2000, Adverse Effects of Drugs on The Liver, in Halber, R., and

Edwards, C., (Eds), Clinical Pharmacy and Therapeutics, 2 ed.,

Churchill Livingstone, Edinburgh, pp. 183.

Chandrasoma, P., dan Taylor, C.R., 1995, Concise Pathology, Edisi 2, FRC Path

Prentice-Hall International Inc.,USA, pp. 620-633.

Departemen Kesehatan RI, 1995, Farmakope Indonesia, jilid IV, Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, pp. 7, 410.

Departement of Health and Human Services, 2005, Public Health Statement:

Carbon Tetracloride, http://www.atsdr.cdc.gov/phs/phs.

asp?id=194&tid=35, diakses tanggal 15 September 2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

61

Departement of Health and Human Services, 2011, National Toxicology

Program, Public Health Statement: Carbon Tetracloride, Edisi 12,

http://ntp.niehs.nih.gov/go/roc12, diakses tanggal 15 September 2012.

DiPiro, J. T., Robert L. T., Gary C. Y., Gary R. M., Barbara G. W., dan, L. th

Michael P., 2008, Pharmacotherapy : Apathiphysiologic Approach, Edisi

7, Mc Graw Hill, New York, pp. 651-656.

Donatus, I.A., 1992, Fitofarmaka Penyakit Hati, Kumpulan Naskah Lengkap

Simposium National Hepatitis, Jakarta, pp. 23.

Edem, D.O., dan Akpanabiatu, M.I., 2006, Effects of palm oil-containing diets on

enzymeactivities ofrats, Pakistan Jnutr, pp. 301-305.

Environmental Protection Agency, 1994, Methanol Basic, www.epa.gov/oms/

consumer/07-meoh.pdf, 15 September 2012.

Forrest, E., 2006, Hepatic Disorders, Edisi 2, Pharmaceutical Press, London, pp.

193, 201 – 202.

Frezza, E.E., Gerunda, G.E., Farinati, F., DeMaria, N., Galligioni, A., Plebani, F.,

Giacomin, A & Van Thiel, D.H., 1994, CCl4-induced liver cirrhosis and

hepatocellular carcinoma in rats: relation to plasma zinc, copper and

estradiol levels, Hepato-Gastroenterology, pp. 41.

Ganong, W. F., 2001, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 14, Penerbit EGC,

Jakarta, pp. 472-477.

Greguz, E., dan Klaaseen, C.D., 2001, Mechanism of Toxicity, in Klaaseen, C.D.,

Cassarett dan Doull’s Toxicology: The Basic Science Poisons, Edisi 6,

Mc Graw Hill, New York, pp.57-64.

Guyton, A.C., dan Hall, J.E., 1997, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9,

Penerbit EGC, Jakarta, pp. 1103-1104.

Guyton, A.C., dan Hall, J.E., 2007, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11,

Penerbit EGC, Jakarta, pp. 902-904.

Heinrich, M., Barnes, J., 2009, Farmakognosi dan Fitoterapi, Penerbit EGC,

Jakarta, pp. 118.

Hippeli, S., Elstner, E.F., 1999, Mechanism of Carbon Tetrachloride-Induced

Hepatotoxicity, hepatocellular Damage by Reactive Carbon

Tetrachloride Metabolites, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles

/PMC2933147/, diakses tanggal 15 September 2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

62

Janakat, S., Al-Merie, H., 2003, Optimization of the dose and route of injection,

and characterisation of the time course of carbon tetrachloride-induced

hepatotoxicity in the rat, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/

pubmed/12750040, diakses tanggal 15 September 2012.

Kazantzis G., Bomford R.R., Oxon D.M., 1960, Dyspepsia due to Inhalation of

Carbon Tetrachloride Vapour, Lancet, pp. 360-362.

Keenan, Kleinfelter, Wood, 1992, Kimia Untuk Universitas, Jilid 2, Penerbit

Erlangga, Jakarta, pp. 382.

Kumar, V., Abbas, A.K., Fausto, N., Mitchell, R.N., 2007, Robbins&Cortan Basic

Pathology, Edisi 7, Philadelphia, USA, pp. 649.

Kurniawati, A.Y., 2010, Efek Antiinflamasi Ekstrak Metanol-Air Daun

Macaranga tanarius L. Pada Mencit Betina Galur Swiss, Skripsi,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Laurence, D.R., Bennett, P.N., Brown, M.J., 1997, Clinical Pharmacology, Edisi

8, Churchill Livingstone, New York, America, pp. 589.

Lin, J.H., Nonaka, G., Nishioka, I., 1990, Tannins and Related Compounds.

XCIV.1)

Isolation and Characterization of Seven New Hydrolyzable

Tannins from the Leaves of Macaranga tanarius (L.) MUEL(L.), et

ARG., Chem.Pharm.Bul(L.) 38 (5) 1218-1223

Lu, F.C., 1995, Toksikologi dasar, Asas, Organ Sasaran dan Penilaian Resiko,

Edisi kedua, UI press, Jakarta, Indonesia, 209-215.

Mahendra, A. A., 2010, Efek Hepatoprotektif Infusa Daun Macaranga tanarius L.

pada Tikus Jantan Galur Wistar Terinduksi Parasetamol, Skripsi,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Matsunami, K., Ichiko T., Takakazu S., Mitsunori A., Kazunari K., Hideaki O,

dkk., 2006, Radical-Scavenging Activities of New Megastigmane

Glucosides from Macaranga tanarius (L.) MÜLL.-ARG., Chem. Pharm.

Bull., 54 (10), 1403-1407.

Matsunami, K., Otsuka, H., Kondo, K., Shinzato, T., Kawahata, M., Yamaguchi,

K., dkk., 2009, Absolute configuration of (+)-pinoresinol 4-O-[600-O-

galloyl]-b-D-glucopyranoside, macarangiosides E, and F isolated from

the leaves of Macaranga tanarius, Phytochemistry, 70 (2009), 1277–

1285.

McPhee, S.J., Ganong, W., 2010, Patofisiologi Penyakit, Edisi 5., Penerbit EGC,

Jakarta, pp. 431.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

63

Nugraha, A.W., 2010, Efek Hepatoprotektif Jangka Pendek Infusa Daun M.

tanarius (L.) pada Tikus Jantan Galur Wistar Terinduksi Parasetamol,

Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Oehha, 2000, Chronic Toxicity Summary Carbon Tetrachloride,

http://www.oehha.ca.gov/air/chronic_rels/pdf/56235.pdf, diakses tanggan

12 September 2012.

Oktavia, T., 2012, Efek Hipoglikemik Kombinasi Ekstrak Metanol-Air Daun

Macaranga Tanarius L. Dengan Metformin Pada Tikus Putih Jantan

Galur Wistar Terbebani Glukosa, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta.

Plantamor, 2008, Informasi Spesies-Mara Macaranga tanarius L., http://

www.plantamor.com/index.php?plant=804, diakses tanggal 25 April

2012.

Phommart, S., Sutthivaiyakit, P., Chimnoi, N., Ruchirawat, R., Sutthivaiyakit, S.,

2005, Constituents of the Leaves of Macaranga tanarius, J. Nat. Prod,

68, 927-930.

Pustakalaya, 2005, Carbon Tetrachloride, http://www.pustakalaya.org/

wiki/images/194/19438.png.htm, diakses tanggal 15 September 2012.

Poppy, K., Komala, S., Santoso, A. H., Sulaiman, J. R., Rienita, Y., Nuswantari,

D., 1998, Kamus Saku Kedokteran Dorland, Edisi 25, EGC, Jakarta,

pp.503

Price, S.A., dan Wilson, L.M., 2005, PATOFISIOLOGI : Konsep Klinis Proses-

Proses Penyakit, Edisi 6, Vol 1, Penerbit EGC, Jakarta, pp.473-476.

Puteri, M.G., dan Kawabata, J. 2010, Novel a-glucosidase inhibitors from

Macaranga tanarius leaves, food chemistry, 123 (2010), 384-389.

Robbins dan Cortan, 2010, Dasar-Dasar Patologis Penyakit, Edisi 7, Penerbit

Buku Kedokteran EGC, Jakarta, pp. 903.

Rosnalini, 1995, Optimasi Dosis Hepatoprotektif Kurkuminoid Pada Tikus,

Laporan Penelitian, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta.

Sudjadi, 2007, Kimia Farmasi Analisis, UGM Press, Yogjakarta, pp. 46.

Sudjadi, 1986, Metode Pemisahan, UGM Press, Yogyakarta, pp. 53.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

64

Timbrell, A.J., 2008, Principles of Biochemical Toxicology, Edisi 4, Informa

Healthcare, USA, Inc, USA, pp.195, 308, 309.

Windrawati, T.G., 2013, Efek Hepatoprotektif Ekstrak Metanol:Air (50:50) Daun

Macaranga tanarius L. Terhadap Kadar ALT-AST Serum Pada Tikus

Terinduksi Karbon Tetraklorida, Skripsi, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta

World Health Organisation (WHO), 2004, Carbon Tetrachloride in Drinking-

water, http:// www.who.int/water.../carbontetrachloride.pdf, diakses

tanggal 23 Maret 2012

World Health Organisation (WHO), 2008a, Hepatitis B, http://www.who.int/

mediacentre/fact-sheets/fs204/en/, diakses tanggal 12 September 2012.

World Health Organisation (WHO), 2008b, Hepatitis A, http://www.who.int/

mediacentre/fact-sheets/fs328/en/, diakses tanggal 12 September 2012.

World Health Organisation (WHO), 2009, Cancer, http://www.who.int/

mediacentre /fact-sheets/fs297/en/, diakses tanggal 15 September 2012.

World Health Organisation (WHO), 2012, Cancer, http://www.who.int

/cancer/events/world_cancer_day2012/en/, diakses tanggal 15 September

2012.

Yamamoto, C., Mori, S., Murakami, K., Yoshino M., 1995, Effect of

galactosamine-induced hepatitis on the aerobic and anaerobic

metabolism of the rat exposed to high-altitude hypoxia,

http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/074284139400068L,

diakses tanggal 24 September 2012.

Zimmerman, H. J., 1978, Hepatotoxicity, Appleton Century Crofts, NewYork, pp.

179.

Zimmerman, H. J., 1999, Hepatotoxicity, Appleton Century Crofts, New York,

pp. 210

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

65

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

66

LAMPIRAN

Lampiran 1. Daun M. tanarius

Lampiran 2. Ekstrak metanol-air daun M. tanarius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

67

Lampiran 3. Surat pengesahan determinasi tanaman M. Tanarius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

68

Lampiran 4. Surat Etikal Clearance

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

69

Lampiran 5. Hasil Analisis Kolmogorov-Smirnov dilanjutkan Anova

One-Way data ALT pada orientasi waktu pengambilan cuplikan darah

setelah pemberian Karbon tetraklorida dengan dosis 3840 mg/kg BB

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

ALT 45 1.1769E2 55.78279 57.00 311.00

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

ALT

N 45

Normal Parametersa Mean 1.1769E2

Std. Deviation 5.57828E

1

Most Extreme

Differences

Absolute .182

Positive .182

Negative -.138

Kolmogorov-Smirnov Z 1.218

Asymp. Sig. (2-tailed) .103

a. Test distribution is normal

Oneway

Descriptives

ALT

N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence

Interval for Mean

Minimum Maximum

Lower

Bound

Upper

Bound

Kontrol CCl4 5 2.4640E2 38.02368 17.00471 199.1874 293.6126 219.00 311.00

Kontrol Olive oil 5 82.2000 6.09918 2.72764 74.6269 89.7731 77.00 92.00

Kontrol Metanol 5 65.6000 11.41490 5.10490 51.4265 79.7735 57.00 85.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

70

Dosis 3840 mg/kg 5 93.6000 8.44393 3.77624 83.1155 104.0845 82.00 103.00

Jam ½ 5 95.8000 9.41807 4.21189 84.1059 107.4941 85.00 108.00

Jam 1 5 1.4060E2 14.22322 6.36082 122.9395 158.2605 124.00 161.00

Jam 2 5 1.4740E2 25.36336 11.34284 115.9072 178.8928 115.00 180.00

Jam 4 5 1.1340E2 16.89083 7.55381 92.4273 134.3727 93.00 135.00

Jam 6 5 74.2000 13.40522 5.99500 57.5552 90.8448 62.00 95.00

Total 45 1.1769E2 55.78279 8.31561 100.9299 134.4479 57.00 311.00

Test of Homogeneity of Variances

ALT

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.350 8 36 .038

ANOVA

ALT

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Between

Groups 124580.044 8 15572.506 45.447 .000

Within Groups 12335.600 36 342.656

Total 136915.644 44

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

ALT

Scheffe

(I)

Kelompok_

perlakuan

(J)

Kelompok_perla

kuan

Mean

Difference (I-

J)

Std.

Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

Kontrol Kontrol Olive oil 164.20000* 11.70736 .000 114.9899 213.4101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

71

CCl4 Kontrol Metanol 180.80000* 11.70736 .000 131.5899 230.0101

Dosis 3840

mg/kg 152.80000* 11.70736 .000 103.5899 202.0101

Jam 1/2 150.60000* 11.70736 .000 101.3899 199.8101

Jam 1 105.80000* 11.70736 .000 56.5899 155.0101

Jam 2 99.00000* 11.70736 .000 49.7899 148.2101

Jam 4 133.00000* 11.70736 .000 83.7899 182.2101

Jam 6 172.20000* 11.70736 .000 122.9899 221.4101

Kontrol

Olive oil

Kontrol CCl4 -164.20000* 11.70736 .000 -213.4101 -114.9899

Kontrol Metanol 16.60000 11.70736 .977 -32.6101 65.8101

Dosis 3840

mg/kg -11.40000 11.70736 .998 -60.6101 37.8101

Jam 1/2 -13.60000 11.70736 .994 -62.8101 35.6101

Jam 1 -58.40000* 11.70736 .009 -107.6101 -9.1899

Jam 2 -65.20000* 11.70736 .002 -114.4101 -15.9899

Jam 4 -31.20000 11.70736 .536 -80.4101 18.0101

Jam 6 8.00000 11.70736 1.000 -41.2101 57.2101

Kontrol

Metanol

Kontrol CCl4 -180.80000* 11.70736 .000 -230.0101 -131.5899

Kontrol Olive oil -16.60000 11.70736 .977 -65.8101 32.6101

Dosis 3840

mg/kg -28.00000 11.70736 .677 -77.2101 21.2101

Jam 1/2 -30.20000 11.70736 .581 -79.4101 19.0101

Jam 1 -75.00000* 11.70736 .000 -124.2101 -25.7899

Jam 2 -81.80000* 11.70736 .000 -131.0101 -32.5899

Jam 4 -47.80000 11.70736 .064 -97.0101 1.4101

Jam 6 -8.60000 11.70736 1.000 -57.8101 40.6101

Dosis 3840

mg/kg

Kontrol CCl4 -152.80000* 11.70736 .000 -202.0101 -103.5899

Kontrol Olive oil 11.40000 11.70736 .998 -37.8101 60.6101

Kontrol Metanol 28.00000 11.70736 .677 -21.2101 77.2101

Jam 1/2 -2.20000 11.70736 1.000 -51.4101 47.0101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

72

Jam 1 -47.00000 11.70736 .073 -96.2101 2.2101

Jam 2 -53.80000* 11.70736 .022 -103.0101 -4.5899

Jam 4 -19.80000 11.70736 .936 -69.0101 29.4101

Jam 6 19.40000 11.70736 .943 -29.8101 68.6101

Jam 1/2 Kontrol CCl4 -150.60000* 11.70736 .000 -199.8101 -101.3899

Kontrol Olive oil 13.60000 11.70736 .994 -35.6101 62.8101

Kontrol Metanol 30.20000 11.70736 .581 -19.0101 79.4101

Dosis 3840

mg/kg 2.20000 11.70736 1.000 -47.0101 51.4101

Jam 1 -44.80000 11.70736 .103 -94.0101 4.4101

Jam 2 -51.60000* 11.70736 .033 -100.8101 -2.3899

Jam 4 -17.60000 11.70736 .968 -66.8101 31.6101

Jam 6 21.60000 11.70736 .898 -27.6101 70.8101

Jam 1 Kontrol CCl4 -105.80000* 11.70736 .000 -155.0101 -56.5899

Kontrol Olive oil 58.40000* 11.70736 .009 9.1899 107.6101

Kontrol Metanol 75.00000* 11.70736 .000 25.7899 124.2101

Dosis 3840

mg/kg 47.00000 11.70736 .073 -2.2101 96.2101

Jam 1/2 44.80000 11.70736 .103 -4.4101 94.0101

Jam 2 -6.80000 11.70736 1.000 -56.0101 42.4101

Jam 4 27.20000 11.70736 .710 -22.0101 76.4101

Jam 6 66.40000* 11.70736 .002 17.1899 115.6101

Jam 2 Kontrol CCl4 -99.00000* 11.70736 .000 -148.2101 -49.7899

Kontrol Olive oil 65.20000* 11.70736 .002 15.9899 114.4101

Kontrol Metanol 81.80000* 11.70736 .000 32.5899 131.0101

Dosis 3840

mg/kg 53.80000* 11.70736 .022 4.5899 103.0101

Jam 1/2 51.60000* 11.70736 .033 2.3899 100.8101

Jam 1 6.80000 11.70736 1.000 -42.4101 56.0101

Jam 4 34.00000 11.70736 .416 -15.2101 83.2101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

73

Jam 6 73.20000* 11.70736 .000 23.9899 122.4101

Jam 4 Kontrol CCl4 -133.00000* 11.70736 .000 -182.2101 -83.7899

Kontrol Olive oil 31.20000 11.70736 .536 -18.0101 80.4101

Kontrol Metanol 47.80000 11.70736 .064 -1.4101 97.0101

Dosis 3840

mg/kg 19.80000 11.70736 .936 -29.4101 69.0101

Jam 1/2 17.60000 11.70736 .968 -31.6101 66.8101

Jam 1 -27.20000 11.70736 .710 -76.4101 22.0101

Jam 2 -34.00000 11.70736 .416 -83.2101 15.2101

Jam 6 39.20000 11.70736 .229 -10.0101 88.4101

Jam 6 Kontrol CCl4 -172.20000* 11.70736 .000 -221.4101 -122.9899

Kontrol Olive oil -8.00000 11.70736 1.000 -57.2101 41.2101

Kontrol Metanol 8.60000 11.70736 1.000 -40.6101 57.8101

Dosis 3840

mg/kg -19.40000 11.70736 .943 -68.6101 29.8101

Jam 1/2 -21.60000 11.70736 .898 -70.8101 27.6101

Jam 1 -66.40000* 11.70736 .002 -115.6101 -17.1899

Jam 2 -73.20000* 11.70736 .000 -122.4101 -23.9899

Jam 4 -39.20000 11.70736 .229 -88.4101 10.0101

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets

ALT

Scheffe

Kelompok_perla

kuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4

Kontrol Metanol 5 65.6000

Jam 6 5 74.2000

Kontrol Olive oil 5 82.2000

Dosis 3840

mg/kg 5 93.6000 93.6000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

74

Means for groups in homogeneous subsets are displayed

Means

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

ALT *

Kelompok_perlakuan 45 100.0% 0 .0% 45 100.0%

Resport

ALT

Kelompok_perlakuan Mean Std. Deviation Std. Error of Mean

Kontrol CCl4 2.4640E2 38.02368 17.00471

Kontrol Olive oil 82.2000 6.09918 2.72764

Kontrol Metanol 65.6000 11.41490 5.10490

Dosis 3840 mg/kg 93.6000 8.44393 3.77624

Jam 1/2 95.8000 9.41807 4.21189

Jam 1 1.4060E2 14.22322 6.36082

Jam 2 1.4740E2 25.36336 11.34284

Jam 4 1.1340E2 16.89083 7.55381

Jam ½ 5 95.8000 95.8000

Jam 4 5

1.1340E

2

1.1340E

2

1.1340E

2

Jam 1 5

1.4060E

2

1.4060E

2

Jam 2 5

1.4740E

2

Kontrol CCl4 5

2.4640E

2

Sig. .064 .073 .416 1.000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

75

Jam 6 74.2000 13.40522 5.99500

Total 1.1769E2 55.78279 8.31561

ANOVA Table

Measures of Association

Eta Eta Squared

ALT *

Kelompok_perlakuan .954 .910

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

ALT *

Kelompok_perlakuan

Between

Groups

(Combined) 124580.044 8 15572.506 45.447 .000

Within Groups 12335.600 36 342.656

Total 136915.644 44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

76

Lampiran 6. Hasil Analisis Kolmogorov-Smirnov dilanjutkan Anova

One-Way data AST pada orientasi waktu pengambilan cuplikan darah

setelah pemberian karbon tetraklorida dengan dosis 3840 mg/kg BB

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean

Std.

Deviation Minimum Maximum

AST 45 3.0144E2 168.32943 101.00 669.00

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

AST

N 45

Normal Parametersa Mean 3.0144E2

Std. Deviation 1.68329E2

Most Extreme

Differences

Absolute .161

Positive .161

Negative -.122

Kolmogorov-Smirnov Z 1.081

Asymp. Sig. (2-tailed) .193

a. Test distribution is Normal.

Oneway

Descriptives

AST

N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence Interval

for Mean

Minimum Maximum

Lower

Bound

Upper

Bound

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

77

Test of Homogenity of Variances

AST

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

4.321 8 36 .001

ANOVA

AST

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Between Groups 1176335.511 8 147041.939 75.197 .000

Within Groups 70395.600 36 1955.433

Total 1246731.111 44

Kontrol CCl4 5 5.9620E2 56.67186

25.3444

3 525.8326 666.5674 522.00 669.00

Kontrol olive oil 5 1.1860E2 11.50217 5.14393 104.3182 132.8818 106.00 133.00

kontrol metanol 5 1.0860E2 7.12741 3.18748 99.7501 117.4499 101.00 119.00

Dosis 3840

mg/kg 5 1.7160E2 30.42696

13.6073

5 133.8199 209.3801 123.00 205.00

Jam 1/2 5 2.7100E2 80.29633

35.9096

1 171.2989 370.7011 188.00 379.00

Jam 1 5 4.3100E2 54.79507

24.5051

0 362.9629 499.0371 347.00 493.00

Jam 2 5 4.2960E2 39.83466

17.8146

0 380.1387 479.0613 385.00 482.00

Jam 4 5 4.0860E2 16.37987 7.32530 388.2617 428.9383 381.00 422.00

Jam 6 5 1.7780E2 44.42072

19.8655

5 122.6444 232.9556 121.00 241.00

Total 45 3.0144E2

168.3294

3

25.0930

7 250.8727 352.0162 101.00 669.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

78

POST HOC Test

AST

Scheffe

(I)

Kelompok_perla

kuan

(J)

Kelompok_perla

kuan

Mean

Difference (I-

J)

Std.

Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

Kontrol CCl4 Kontrol olive oil 477.60000* 27.96736 .000 360.0434 595.1566

kontrol metanol 487.60000* 27.96736 .000 370.0434 605.1566

Dosis 3840

mg/kg 424.60000* 27.96736 .000 307.0434 542.1566

Jam 1/2 325.20000* 27.96736 .000 207.6434 442.7566

Jam 1 165.20000* 27.96736 .001 47.6434 282.7566

Jam 2 166.60000* 27.96736 .001 49.0434 284.1566

Jam 4 187.60000* 27.96736 .000 70.0434 305.1566

Jam 6 418.40000* 27.96736 .000 300.8434 535.9566

Kontrol olive oil Kontrol CCl4 -477.60000* 27.96736 .000 -595.1566 -360.0434

kontrol metanol 10.00000 27.96736 1.000 -107.5566 127.5566

Dosis 3840

mg/kg -53.00000 27.96736 .883 -170.5566 64.5566

Jam 1/2 -152.40000* 27.96736 .003 -269.9566 -34.8434

Jam 1 -312.40000* 27.96736 .000 -429.9566 -194.8434

Jam 2 -311.00000* 27.96736 .000 -428.5566 -193.4434

Jam 4 -290.00000* 27.96736 .000 -407.5566 -172.4434

Jam 6 -59.20000 27.96736 .803 -176.7566 58.3566

kontrol metanol Kontrol CCl4 -487.60000* 27.96736 .000 -605.1566 -370.0434

Kontrol olive oil -10.00000 27.96736 1.000 -127.5566 107.5566

Dosis 3840

mg/kg -63.00000 27.96736 .744 -180.5566 54.5566

Jam 1/2 -162.40000* 27.96736 .001 -279.9566 -44.8434

Jam 1 -322.40000* 27.96736 .000 -439.9566 -204.8434

Jam 2 -321.00000* 27.96736 .000 -438.5566 -203.4434

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

79

Jam 4 -300.00000* 27.96736 .000 -417.5566 -182.4434

Jam 6 -69.20000 27.96736 .635 -186.7566 48.3566

Dosis 3840

mg/kg

Kontrol CCl4 -424.60000* 27.96736 .000 -542.1566 -307.0434

Kontrol olive oil 53.00000 27.96736 .883 -64.5566 170.5566

kontrol metanol 63.00000 27.96736 .744 -54.5566 180.5566

Jam 1/2 -99.40000 27.96736 .166 -216.9566 18.1566

Jam 1 -259.40000* 27.96736 .000 -376.9566 -141.8434

Jam 2 -258.00000* 27.96736 .000 -375.5566 -140.4434

Jam 4 -237.00000* 27.96736 .000 -354.5566 -119.4434

Jam 6 -6.20000 27.96736 1.000 -123.7566 111.3566

Jam 1/2 Kontrol CCl4 -325.20000* 27.96736 .000 -442.7566 -207.6434

Kontrol olive oil 152.40000* 27.96736 .003 34.8434 269.9566

kontrol metanol 162.40000* 27.96736 .001 44.8434 279.9566

Dosis 3840

mg/kg 99.40000 27.96736 .166 -18.1566 216.9566

Jam 1 -160.00000* 27.96736 .002 -277.5566 -42.4434

Jam 2 -158.60000* 27.96736 .002 -276.1566 -41.0434

Jam 4 -137.60000* 27.96736 .010 -255.1566 -20.0434

Jam 6 93.20000 27.96736 .235 -24.3566 210.7566

Jam 1 Kontrol CCl4 -165.20000* 27.96736 .001 -282.7566 -47.6434

Kontrol olive oil 312.40000* 27.96736 .000 194.8434 429.9566

kontrol metanol 322.40000* 27.96736 .000 204.8434 439.9566

Dosis 3840

mg/kg 259.40000* 27.96736 .000 141.8434 376.9566

Jam 1/2 160.00000* 27.96736 .002 42.4434 277.5566

Jam 2 1.40000 27.96736 1.000 -116.1566 118.9566

Jam 4 22.40000 27.96736 1.000 -95.1566 139.9566

Jam 6 253.20000* 27.96736 .000 135.6434 370.7566

Jam 2 Kontrol CCl4 -166.60000* 27.96736 .001 -284.1566 -49.0434

Kontrol olive oil 311.00000* 27.96736 .000 193.4434 428.5566

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

80

kontrol metanol 321.00000* 27.96736 .000 203.4434 438.5566

Dosis 3840

mg/kg 258.00000* 27.96736 .000 140.4434 375.5566

Jam 1/2 158.60000* 27.96736 .002 41.0434 276.1566

Jam 1 -1.40000 27.96736 1.000 -118.9566 116.1566

Jam 4 21.00000 27.96736 1.000 -96.5566 138.5566

Jam 6 251.80000* 27.96736 .000 134.2434 369.3566

Jam 4 Kontrol CCl4 -187.60000* 27.96736 .000 -305.1566 -70.0434

Kontrol olive oil 290.00000* 27.96736 .000 172.4434 407.5566

kontrol metanol 300.00000* 27.96736 .000 182.4434 417.5566

Dosis 3840

mg/kg 237.00000* 27.96736 .000 119.4434 354.5566

Jam 1/2 137.60000* 27.96736 .010 20.0434 255.1566

Jam 1 -22.40000 27.96736 1.000 -139.9566 95.1566

Jam 2 -21.00000 27.96736 1.000 -138.5566 96.5566

Jam 6 230.80000* 27.96736 .000 113.2434 348.3566

Jam 6 Kontrol CCl4 -418.40000* 27.96736 .000 -535.9566 -300.8434

Kontrol olive oil 59.20000 27.96736 .803 -58.3566 176.7566

kontrol metanol 69.20000 27.96736 .635 -48.3566 186.7566

Dosis 3840

mg/kg 6.20000 27.96736 1.000 -111.3566 123.7566

Jam 1/2 -93.20000 27.96736 .235 -210.7566 24.3566

Jam 1 -253.20000* 27.96736 .000 -370.7566 -135.6434

Jam 2 -251.80000* 27.96736 .000 -369.3566 -134.2434

Jam 4 -230.80000* 27.96736 .000 -348.3566 -113.2434

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets

AST

Scheffe

Kelompok_perlakuan N Subset for alpha = 0.05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

81

1 2 3 4

kontrol metanol 5 1.0860E2

Kontrol olive oil 5 1.1860E2

Dosis 3840 mg/kg 5 1.7160E2 1.7160E2

Jam 6 5 1.7780E2 1.7780E2

Jam 1/2 5 2.7100E2

Jam 4 5 4.0860E2

Jam 2 5 4.2960E2

Jam 1 5 4.3100E2

Kontrol CCl4 5 5.9620E2

Sig. .635 .166 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Means

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

AST *

Kelompok_perlakuan 45 100.0% 0 .0% 45 100.0%

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

AST *

Kelompok_perlakua

n

Between

Groups

(Combined) 1176335.511 8 147041.939 75.197 .000

Within Groups 70395.600 36 1955.433

Total 1246731.111 44

Measures of Association

Eta Eta Squared

AST * Kelompok_perlakuan .971 .944

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

82

Lampiran 7. Hasil rendemen ekstrak metanol-air daun M. tanarius

Keterangan

(gram)

Cawan

1

Cawan

2

Cawan

3

Cawan

4

Cawan

5

Cawan

6

Cawan

kosong 60,42 58,85 59,10 53,08 58,86 59,11

Cawan +

ekstrak 64,16 62,69 62,90 56,84 62,56 62,90

Rendemen 3,74 3,84 3,80 3,76 3,70 3,79

𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑟𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 =𝑟𝑒𝑝. 1 + 𝑟𝑒𝑝. 2 + 𝑟𝑒𝑝. 3 + 𝑟𝑒𝑝. 4 + 𝑟𝑒𝑝. 5 + 𝑟𝑒𝑝. 6

6

=3,74 + 3,84 + 3,80 + 3,76 + 3,70 + 3,79

6

= 3,77 g

Sebanyak 1 kg serbuk kering daun M. tanarius menghasilkan 63 cawan ekstrak

kental dengan rata-rata rendemen 3,77 gram ekstrak kental.

Bobot pengeringan ekstrak metanol-air daun M. tanarius

Cawan

Berat

cawan

kosong

(gram)

Jam ke 0

10.00

5

15.00

10

20.00

21

07.00

22

08.00

23

09.00

24

10.00

1 60,42 Berat

ekstrak

(gram)

129,17 110,30 99,57 64,54 64,26 64,16 64,16

2 53,08 129,04 111,06 99,88 57,34 56,96 56,84 56,84

3 59,11 136,38 118,87 101,31 63,50 63,12 62,90 62,90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

83

Lampiran 8. Perhitungan kadar air – gravimetri

Bobot Sebelum Sesudah Kadar air

Replikasi 1 5,008 4,628 7,59 %

Replikasi 2 5,002 4,615 7,74 %

Replikasi 3 5,001 4,629 7,44 %

Rata-rata 7,59 %

Perhitungan Kadar Air

Replikasi 1

Kadar air = 𝐴−𝐵

𝐴 x 100%

= 5,008−4,628

5,008 x 100%

= 7,59%

Replikasi 2

Kadar air = 𝐴−𝐵

𝐴 x 100%

= 5,002−4,615

5,002 x 100%

= 7,74%

Replikasi 3

Kadar air = 𝐴−𝐵

𝐴 x 100%

= 5,001−4,629

5,001 x 100%

= 7,44%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine

84

BIOGRAFI

Penulis skripsi dengan judul “Efek Hepatoprotektif

Jangka Pendek Ekstrak Metanol-Air Daun

Macaranga tanarius L. Terhadap Tikus Terinduksi

Karbon Tetraklorida” memiliki nama lengkap Maria

Rosalia Biri Koni Tiala, merupakan anak ketiga

pasangan Damianus Tiala dan Ritta Magrita Deske

Oleng. Penulis dilahirkan di Yogyakarta pada

tanggal 20 Maret 1990. Pendidikan formal yang telah

ditempuh, yaitu TK Negeri 1 Sleman, Yogyakarta

(1995-1996), kemudian melanjutkan pendidikan tingkat Sekolah Dasar di SD

Negeri Percobaan 2 Depok, Sleman, Yogyakarta (1996-2002). Pendidikan

Sekolah Menengah Pertama ditempuh oleh penulis di SLTP Pangudi Luhur 1,

Timoho Yogyakarta (2002-2005), kemudian melanjutkan pendidikan tingkat

menengah atas di SMA Negeri 9 Yogyakarta (2005-2008). Penulis kemudian

melanjutkan belajar bahasa Inggris di Universitas Gadjah Mada (2008), setelah itu

melanjutkan pendidikan sarjana di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada

tahun 2009. Semasa menempuh kuliah, penulis aktif dalam berbagai kepanitiaan

baik dalam fakultas maupun di luar fakultas. Penulis menjadi anggota Badan

Eksekutif Mahasiswa pada tahun 2011-2012. Penulis juga pernah menjadi Asisten

Praktikum Farmakognosi Fitokimia I (2010), Asisten Praktikum Farmakologi

(2011), Asisten Praktikum farmakognosi Fitokimia I (2012) dan Asisten

Praktikum Farmakologi- Toksikologi (2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI