piper.docx

22
Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi , cari ? Sirih Selembar daun sirih Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Plantae (tidak termasuk) Magnolii dae Ordo: Piperale s Famili: Piperace ae Genus: Piper Spesies: P. betle Nama binomial Piper betle L. Sirih merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat atau bersandar pada batang pohon lain [1] . Sebagai budaya daun dan buahnya biasa dimakan dengan cara mengunyah bersama gambir , pinang dan kapur . Namun mengunyah sirih telah

description

piper

Transcript of piper.docx

Page 1: piper.docx

Belum DiperiksaLangsung ke: navigasi, cari

?Sirih

Selembar daun sirih

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Plantae

(tidak termasuk) Magnoliidae

Ordo: Piperales

Famili: Piperaceae

Genus: Piper

Spesies: P. betle

Nama binomialPiper betle

L.

Sirih merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat atau bersandar pada batang pohon lain[1]. Sebagai budaya daun dan buahnya biasa dimakan dengan cara mengunyah bersama gambir, pinang dan kapur. Namun mengunyah sirih telah dikaitkan dengan penyakit kanker mulut dan pembentukan squamous cell carcinoma yang bersifat malignan.

Sirih digunakan sebagai tanaman obat (fitofarmaka); sangat berperan dalam kehidupan dan berbagai upacara adat rumpun Melayu.

Daftar isi

1 Ciri-ciri batang, daun, dan bunga/buah 2 Kandungan dan manfaat

Page 2: piper.docx

o 2.1 Kegunaan o 2.2 Pemakaian luar

3 Pranala luar 4 Referensi

Ciri-ciri batang, daun, dan bunga/buah

Tanaman merambat ini bisa mencapai tinggi 15 m. Batang sirih berwarna coklat kehijauan,berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar. Daunnya yang tunggal berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai, dan mengeluarkan bau yang sedap bila diremas. Panjangnya sekitar 5 - 8 cm dan lebar 2 - 5 cm. Bunganya majemuk berbentuk bulir dan terdapat daun pelindung ± 1 mm berbentuk bulat panjang. Pada bulir jantan panjangnya sekitar 1,5 - 3 cm dan terdapat dua benang sari yang pendek sedang pada bulir betina panjangnya sekitar 1,5 - 6 cm dimana terdapat kepala putik tiga sampai lima buah berwarna putih dan hijau kekuningan. Buahnya buah buni berbentuk bulat berwarna hijau keabu-abuan. Akarnya tunggang, bulat dan berwarna coklat kekuningan.

Daun Sirih

Kandungan dan manfaat

Minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak terbang (betIephenol), seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan kavikol yang memiliki daya mematikan kuman, antioksidasi dan fungisida, anti jamur. Sirih berkhasiat menghilangkan bau badan yang ditimbulkan bakteri dan cendawan. Daun sirih juga bersifat menahan perdarahan, menyembuhkan luka pada kulit, dan gangguan saluran pencernaan. Selain itu juga bersifat mengerutkan, mengeluarkan dahak, meluruhkan ludah, hemostatik, dan menghentikan perdarahan. Biasanya untuk obat hidung berdarah, dipakai 2 lembar daun segar Piper betle, dicuci, digulung kemudian dimasukkan ke dalam lubang hidung. Selain itu, kandungan bahan aktif

Page 3: piper.docx

fenol dan kavikol daun sirih hutan juga dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan hama penghisap[2]

Kegunaan

1. Batuk2. Sariawan3. Bronchitis4. Jerawat5. Keputihan6. Sakit gigi karena berlubang7. Demam berdarah8. Bau mulut9. Haid tidak teratur10. Asma11. Radang tenggorokan (daun dan minyaknya)12. Gusi bengkak (getahnya)13. Membersihkan Mata14. Bau ketiak

Pemakaian luar

1. Eksim 2. Luka bakar 3. Koreng (pyodermi)4. Kurap kaki5. Bisul 6. Mimisan7. Sakit mata8. Perdarahan gusi9. Mengurangi produksi ASI yang berlebihan10. Menghilangkan gatal11.

1. Kingdom: Plantae (Tumbuhan)    2. Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)        3. Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)             4. Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)                 5. Kelas: Magnoliopsida

12. (berkeping dua / dikotil)                     6. Sub Kelas: Magnoliidae                         7. Ordo: Piperales                           8. Famili: Piperaceae (suku sirih-sirihan)

Page 4: piper.docx

9. Genus: Piper

10. Spesies: Piper betle L.

Kantil (Cempaka Putih), Mitos dan   Manfaat

Posted on 30 Mei 2010 by alamendah

Kantil (Cempaka Putih) merupakan tanaman yang mempunyai bunga berwarna putih dan berbau harum dengan tinggi pohon mencapai 30 meter. Bunga kantil yang mempunyai nama latin Michelia alba dan masih berkerabat dekat dengan bunga jeumpa (cempaka kuning) ini merupakan tanaman khas (fauna identitas) provinsi Jawa Tengah.

Mitos yang berkembang di masyarakat, aroma bunga kantil yang khas sangat disukai oleh kuntilanak, sejenis makhlus halus berjenis kelamin perempuan. Kuntilanak, menurut mitos ini, sering menjadikan pohon kantil (cempaka putih) sebagai rumah tempat tinggalnya. Terlepas dari mitos tersebut, kantil mempunyai nilai tradisi yang erat bagi masyarakat Jawa, terutama Jawa Tengah baik dalam prosesi perkawinan maupun kematian.

Kuncup bunga kantil (cempaka putih)

Tanaman kantil mempunyai beberapa nama lokal di berbagai daerah di Indonesia. Nama-nama lokal tersebut diantaranya adalah cempaka putih, kantil (Jawa), cempaka bodas (Sunda), campaka (Madura), jeumpa gadeng (Aceh), campaka putieh (Minangkabau), sampaka mopusi (Mongondow), bunga eja kebo (Makasar), bunga eja mapute (Bugis), capaka bobudo (Ternate), capaka bobulo (Tidore).

Page 5: piper.docx

Dalam bahasa Inggris, fauna identitas Jawa Tengah ini disebut White champaca. Di Filipina tanaman ini dikenal sebagai Tsampakang puti. Dalam bahasa ilmiah (latin) bunga kantil disebut sebagai Michelia alba yang bersinonim dengan Michelia longifolia (Blume).

Ciri-ciri. Pohon kantil mempunyai tinggi yang mampu mencapai 30 meter dan mempunyai batang yang berkayu. Pada ranting-ranting pohon cempaka putih biasanya ditumbuhi bulu-bulu halus berwarna keabu-abuan.

Daun kantil (cempaka putih) tunggal berbentuk bulat telur dan berwarna hijau. Tangkai daun lumayan panjang, mencapai hampir separo panjang daunnya. Kantil (Michelia alba) mempunyai bunga berwarna putih yang mempunyai bau harum yang khas. Tanaman yang dimitoskan sebagai rumah kuntilanak ini jarang ditemukan mempunyai buah karena itu perbanyakan dilakukan secara vegetatif.

Habitat dan Persebaran. Pohon kantil (cempaka putih) tersebar mulai daratan Asia beriklim tropis hingga beberapa pulau di kawasan Pasifik. Di Indonesia, tanaman ini yang menjadi flora identitas provinsi Jawa Tengah ini tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.

Habitat tumbuhan kantil meliputi daerah beriklim tropis pada dataran rendah hingga ketinggian mencapai 1.600 meter dpl.

Manfaat dan Kegunaan. Bunga Kantil mempunyai nilai tradisi yang erat bagi masyarakat Jawa, terutama di Jawa Tengah. Bunga Kantil banyak di gunakan pada upacara perkawinan terutama sebagai hiasan sanggul dan keris. Selain itu bunga kantil juga digunakan pada upacara kematian dan tabur bunga (nyekar).

bunga kantil mulai mekar

Dalam bahasa Jawa, kantil berarti menggantung seperti halnya bunga ini. Bunga Kantil mempunyai makna ritual ‘kemantilkantil’ yang berarti selalu ingat dimanapun berada dan selalu mempunyai hubungan yang erat sekalipun sudah berbeda alam.

Secara medis, bunga, batang, daun kantil (Michelia alba) mengandung alkaloid mikelarbina dan liriodenina yang mempunyai khasiat sebagai ekspektoran dan diuretik. Karena

Page 6: piper.docx

kandungan yang dipunyainya, kantil dipercaya dapat menjadi obat alternatif bagi berbagai penyakit seperti bronkhitis, batuk, demam, keputihan, radang, prostata, infeksi saluran kemih, dan sulit kencing.

Sayangnya khasiat yang dipunyai oleh bunga cempaka putih ini belum tereksplorasi secara maksimal. Sehingga meski saat ini mulai ada yang berusaha membudidayakan tanaman ini tetapi pemanfaatannya lebih banyak untuk acara-acara spiritual dan tradisi.

Menyimak mitos dan kandungan medis yang menyertai fauna identitas provinsi Jawa Tengah ini, kini tergantung kepada masing-masing kita. Apakah lebih mempercayai tanaman ini sebagai rumah kuntilanak atau justru menyadari khasiat medis sebagai obat alternatif yang amat bermanfaat.

Klasifikasi Ilmiah. Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Magnoliopsida; Ordo: Magnoliales; Famili: Magnoliaceae; Genus: Michelia; Spesies: Michelia alba. Nama latin: Michelia alba. Sinonim: Michelia longifolia (Blume). Nama Indonesia: Kantil, Cempaka Putih.

Michelia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Perubahan tertunda ditampilkan di halaman iniBelum Diperiksa

Langsung ke: navigasi, cari

?Michelia

Magnolia alba (syn. Michelia alba)

Magnolia alba (syn. Michelia alba)

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Magnoliales

Famili: Magnoliaceae

Genus: Magnolia/Michelia (lihat teks)

L.

Spesies

Page 7: piper.docx

sekitar 50, lihat teks

Michelia adalah salah satu kelompok tumbuhan berbunga anggota suku Magnoliaceae. Sebelum 2000, kelompok ini menyandang posisi takson marga (genus), namun sejak keluarnya hasil kajian molekuler[1][2], banyak pihak memasukkannya sebagai salah satu sectio (seksi) dari marga Magnolia. Kelompok ini beranggota sekitar 50 spesies pohon atau perdu hijau abadi yang tumbuh di daerah tropis dan subtropis di Asia Selatan dan Asia Tenggara serta Tiongkok selatan. Berbagai jenis cempaka merupakan anggota-anggotanya yang paling banyak dikenal orang.

Bunga Magnolia champaca.

Sebagai anggota suku Magnoliaceae, kelompok ini merupakan cabang tumbuhan berbunga yang masih berciri tumbuhan purba, dapat dianggap sebagai fosil yang hidup karena asal-usulnya dapat ditelusuri hingga 95 juta tahun yang lalu. Ciri khas tumbuhan ini adalah perhiasan bunganya yang tidak tersusun dari mahkota bunga dan kelopak bunga, melainkan dari tenda bunga (tepal).

Daun dan bunga Michelia masih menyerupai daun dan bunga Magnolia. Bunga Michelia lebih tersebar di sepanjang batang tumbuhan, sedangkan bunga Magnolia hanya tumbuh di ujung batang.

Beberapa spesies merupakan penghasil kayu yang penting, sedangkan beberapa spesies seperti Michelia champaca (di Nanggroe Aceh Darussalam dikenal sebagai bunga jeumpa) dan Michelia doltsopa ditanam karena bunganya. M. champaca juga dikembangbiakkan untuk diambil minyak dari bunganya sebagai bahan parfum. Beberapa spesies juga ditanam sebagai tanaman pembatas jalan seperti M. figo, M. doltsopa dan M. champaca.

Perubahan pada klasifikasi

Data morfologi[3] dan data molekuler[4][5] menunjukkan bahwa genus Michelia berkerabat dekat dengan anak marga Yualania daripada anak-anak marga lain anggota Magnolia. Dua kelompok botaniwan terpecah menyikapi hal ini. Kelompok pertama kemudian memasukkan Michelia sebagai anggota Magnolia. Kelompok kedua menjadikan Yualania sebagai marga di luar Magnolia untuk mempertahankan marga Michelia.

Jenis-jenis Michelia

Singkatan "M." dapat dibaca Magnolia ataupun Michelia, tergantung "aliran" yang dianut botaniwan sesuai perkembangan yang ada.

Page 8: piper.docx

M. aenea

M. ×alba (syn. M. ×longifolia): cempaka putih, cendana putih, atau kantil.

M. angustioblonga

M. balansae

M. baillonii (syn. Aromadendron spongocarpum, Paramichelia baillonii)

M. braianensis

M. calcicola

M. caloptila

M. cavaleriei

M. champaca: cempaka wangi atau Bungöng Jeumpa Gadéng

M. chapaensis (syn. M. constricta)

M. compressa (syn. M. formosana, M. philippinensis)

M. coriacea

M. crassipes

M. doltsopa (syn. M. manipurensis). Perdu atau pohon yang tinggi hingga 30 meter. Berasal dari pegunungan Himalaya timur dan hutan subtropis Meghalya. Daunnya berwarna hijau tua sepanjang 6 hingga 17 cm. Bunganya berwarna putih krem. Disukai sebagai tanaman pinggir jalan di California.

M. elegans

M. elliptilimba

M. faveolata

M. figo: cempaka mulia. Perdu atau pohon pendek yang tumbuhnya lambat. Dapat tumbuh hingga tingginya 5 meter. Daunnya kecil dan bunganya besar, berwarna putih kadang-kadang dengan warna ungu. Bunganya memiliki bau pisang.

M. flaviflora

M. floribunda

M. foveolata

M. fujianensis

M. fulgens

Page 9: piper.docx

M. fulva

M. fuscata

M. guangxiensis

M. hedyosperma (syn. M. hypolampra)

M. ingrata

M. insignis. Berasal dari hutan subtropis Meghalya.

M. iteophylla

M. kisopa. Berasal dari hutan subtropis Meghalya.

M. koordersiana

M. lacei (syn. M. tignifera)

M. laevifolia

M. lanuginosa (syn. M. velutina) Berasal dari hutan subtropis Meghalya.

M. leveillana

M. longipetiolata

M. longistamina

M. longistyla

M. macclurei

M. martini

M. masticata

M. maudiae

M. mediocris

M. microtricha

M. montana

M. nilagirica. Berasal dari India selatan.

M. odora (syn. Tsoongiodendron odorum)

M. pachycarpa

M. platypetala

Page 10: piper.docx

M. polylneura

M. punduana. Berasal dari hutan subtropis Meghalya.

M. rajaniana

M. salicifolia

M. scortechinii

M. sinensis (syn. M. wilsonii)

M. shiluensis

M. skinneriana

M. sphaerantha

M. subulifera

M. szechuanica

M. xanthantha

M. yunnanensis

Masuk log

Halaman

Pembicaraan

Baca

Sunting sumber

Versi terdahulu

Navigasi

Halaman Utama

Perubahan terbaru

Peristiwa terkini

Page 11: piper.docx

Halaman baru

Halaman sembarang

Komunitas

Warung Kopi

Portal komunitas

Bantuan

Wikipedia

Tentang Wikipedia

Pancapilar

Kebijakan

Menyumbang

Bagikan

Facebook

Google+

Twitter

Cetak/ekspor

Buat buku

Unduh versi PDF

Versi cetak

Page 12: piper.docx

Detil data Colocasia esculenta (Linn.) schott. [Print | Back]

Spesies : Colocasia esculenta (Linn.) schott.

Nama Inggris : Taro, old cocoyam, dasheen, eddoe.

Nama Indonesia : bentul, talas, keladi.

Deskripsi : Tumbuhan berupa terna, tegak. Sistem perakaran liar, berserabut, dan dangkal. Batang yang tersimpan dalam tanah yang umum disebut umbi berbentuk pejal, menyilinder atau membulat, biasanya coklat tua, dilengkapi dengan kuncup ketiak yang terdapat di atas lampang daun tempat munculnya umbi baru, tunas atau stolon. Daun memerisai dengan tangkai panjang dan besar. Perbungaan tongkol dikelilingi oleh seludang dan didukung oleh gagang yang lebih pendek dari tangkai daun, bunga jantan dan betina kecil, bunga betina di bagian pangkal, hijau, bunga jantan pada bagian atasnya warna putih steril, ujung tongkol dilengkapi dengan organ steril. Perbuahan seperti kepala yang berisi buah buni yang rapat. Biji membundar telur.

Distribusi/Penyebaran : Talas diduga asli dari Asia Tenggara atau Asia Tengah bagian selatan, dimana jenis tersebut diduga telah dibudidayakan sebelum padi. Saat ini talas tumbuh di seluruh India Barat, Afrika Barat dan Utara. Di Asia, jenis tersebut ditanam secara luas di China Selatan dan Tengah, sedangkan di India tumbuh tidak begitu meluas. Dibudidayakan di Bogor dan Malang (Jawa) dan di Bali. Talas sudah dikenal oleh masyarakat pedalaman di Papua. Di Malaysia, talas telah dimanfaatkan lebih dari 2000 tahun dan sekarang ditemukan diseluruh negara.

Habitat : Talas dapat menerima batasan lingkungan yang besar dan sistem manajemen. Tanaman ini tumbuh dengan baik di tanah yang basah. Temperatur 25 - 30°C dan kelembaban yang tinggi memperbaiki pertumbuhan. Ketika tumbuh di sawah dengan sistem pengairan dari hujan atau sawah tadah hujan, hasil yang terbaik diperoleh ketika curah hujan sekurang-kurangnya 2000 mm/tahun.Talas tumbuh dari ketinggian 1200 m dpl di Malaysia, di Filipina 1800, dan malahan 2700 m di Papua New Guinea. Tanaman ini dapat mentoleransi bayangan/tempat teduh dan sering ditanam sebagai tanaman selingan pada pertanian.

Perbanyakan : Talas diperbanyak secara vegetatif; sedangkan untuk keperluan penangkaran, talas dapat diperbanyak dari bijinya. Umbi utama, potongan umbi maupun anakan umbi dapat ditanam, tetapi tunas dan ujung umbi biasanya lebih baik. Stolon lebih disukai di beberapa tempat di Malaysia. Penanaman dengan umbi harus diambil dari tanaman yang sehat, dihindari tanaman yang berakar atau umbi berakar dan yang terjangkit gejala virus mosaik dasheen. Di Asia Tenggara, talas terutama ditanam oleh petani kecil, dapat berupa pertanian tunggal atau pertanian sela yang dicampur dengan pertanian lainnya. Di Malaysia, talas ditanam diantara tanaman kelapa, kelapa sawit dan pohon buah-buahan; sedangkan di Filipina diantara kopi, coklat, kelapa dan pohon buah-buahan. Talas dapat tumbuh pada kisaran kerapatan 4000-49 000 tanaman/ha. Di Asia Tenggara, kisaran kerapatannya 6000-36 000 untuk daerah-daerah bercurah hujan dan 27 000-40 000 pada tanah-tanah basah. Jarak penanaman berkisar pada 30-100 cm x (30-)60-150 cm. Jarak yang lebar dibutuhkan jika fertilitas tanah rendah;sedangkan jarak yang dekat membantu pengontrolan gulma dan erosi. Penyiangan sangat penting dilakukakan pada 3-5 bulan pertama setelah penanaman. Pada tanah yang telah beberapa kali mengalami panen, talas memberikan respon yang baik untuk pupuk, baik pupuk inorganik atau hewan. Masa pemanenan biasanya berkisar 4 - 10 bulan untuk keladi yang

Page 13: piper.docx

memperoleh pengairan dari hujan dan 9-12 bulan untuk talas di tanah basah. Pemanenan dilakukan dengan tangan. Lahan untuk talas yang dibasahi dengan hujan rata-rata sekitar 5 t/ha, tapi 12.5-25 t/ha biasanya di tanah yang subur. Lahan di tanah basah telah dilaporkan lebih tinggi dan lebih dari 75 t/ha.

Manfaat tumbuhan : Umbi talas, dan helaian daun dan tangkai daun bila dimasak lebih dulu dapat dimakan. Bubur talas dapat melancarkan pencernaan sehingga dapat dikonsumsi untuk makanan bayi dengan tingkat alergi yang rendah. Di beberapa daerah Indonesia dimana padi tidak dapat tumbuh, antara lain di Kepulauan Mentawai dan Papua, talas dimakan sebagai makanan pokok, dengan cara dipanggang, dikukus atau dimasak dalam tabung bambu. Saat ini talas merupakan makanan pokok di banyak pulau di Pacific termasuk Papua Niugini, yang berpengaruh secara ekonomi pada permainan tradisional dan upacara-upacara. Pada umumnya, talas di Asia Tenggara dikonsumsi oleh manusia, tetapi juga dapat dimanfaatkan dalam festival-festival keagamaan, sebagai obat-obatan masyarakat dan sebagai makanan ternak terutama babi. Di Jawa, permen dapat dibuat dari talas yang beraroma semerbak dicampur dengan kelapa dan gula; sedangkan potongan talas berukuran kecil yang digoreng sangat terkenal sebagai makanan ringan. Daun digunakan untuk membungkus`buntil` (ikan teri yang digarami dicampur dengan bumbu, kelapa parut dan sayuran, dibungkus dan dikukus dalam daun talas), tangkai daun juga dapat dimasak. Di Malaysia, talas dimasak dengan cara yang sama dan juga berperanan dalam festival-festival keagamaan. Daun dapat dimasak dan dimakan sebagai selada dengan saus pedas; sedangkan tangkai daun dikukus dengan santan, daging dan udang. Awalnya talas di Filipina digunakan pada waktu pati dan sayuran hijau mengalami penurunan pasokan. Umbi dapat dimakan dengan cara dikukus dan digoreng lebih dulu atau dibuat menjadi permen. Di Hawaii dan beberapa bagian Polynesia, umbi dikukus dan ditumbuk untuk dibuat pasta yang selanjutnya dapat difermentasi untuk menghasilkan poding. Poding dapat dibuat dari talas yang diparut dan dicampur kelapa.

TALAS (Colocasia. Esculenta (L.) Schott)

Page 14: piper.docx

Botani

Sinonim :

Colocasia antiquorum Schott (1832), Colocasia esculenta (L.) Schott var. antiquorum (Schott) Hubb. & Rehder (1939).

Klasifikasi :

Kingdom: Plantae

Divisi : Angiosperms

Kelas : Monocots

Order: Alismatales

Family: Araceae

Subfamily: Aroideae

Tribe: Colocasieae

Genus: Colocasia

Species: C. Esculenta (L.) Schott

Variety: esculenta[1]

Nama

Page 15: piper.docx

Inggris : Taro, old cocoyam, dasheen, eddoe

Indonesia : Talas

Jawa : Taleus (sunda), bentul (Jawa), keladi (Melayu)

Deskripsi :

Tumbuhan berupa terna, tegak. Sistem perakaran liar, berserabut, dan dangkal. Batang yang tesimpan dalam tanah pejal, menyilinder atau membulat, biasanya coklat tua, dilengkapi dengan kuncup ketiak yang terdapat di atas lampang daun tempat munculnya umbi baru, tunas atau stolon. Daun memerisai dengan tangkai panjang dan besar. Perbungaan tongkol dikelilingi oleh seludang dan didukung oleh gagang yang lebih pendek dari tangkai daun, bunga jantan dan betina kecil, tempatnya terpisah pada tongkol, bunga betina di bagian pangkal, hijau, bunga jantan pada bagian atasnya warna putih steril, ujung tongkol dilengkapi dengan organ steril. Perbuahan seperti kepala yang berisi buah buni yang rapat. Biji membundar telur.

Distribusi/Penyebaran :

Talas diduga asli dari Asia Tenggara atau Asia Tengah bagian selatan, dimana jenis tersebut diduga telah dibudidayakan sebelum padi. Saat ini talas tumbuh di seluruh India Barat, Afrika Barat dan Utara. Di Asia, jenis tersebut ditanam secara luas di China Selatan dan Tengah, sedangkan di India tumbuh tidak begitu meluas. Dibudidayakan di Bogor dan Malang (Jawa) dan di Bali. Talas sudah dikenal oleh masyarakat pedalaman di Papua. Di Malaysia, talas telah dimanfaatkan lebih dari 2000 tahun dan sekarang ditemukan diseluruh negara. Talas tumbuh diseluruh Filipina, terutama di Visayas bagian timur dan tengah serta daerah Mindanao dan Bikol.

Habitat :

Talas bertoleransi terhadap sistem pengelolaan dan lingkungan yang berkisaran luas. Bila tumbuh sebagai tanaman yang akan dipanen, pemanenan terbaik dicapai bila curah hujan 2000 mm/tahun atau lebih dan curah hujan tersebar secara merata. Talas juga tumbuh baik di tanah-tanah basah termasuk tanah-tanah sawah dengan irigasi yang teratur, tanah-tanah beririgasi, dan tanah di paya-paya yang miskin akan drainase.Suhu 25-30°C dan kelembaban yang tinggi akan mendukung pertumbuhan talas.Talas dapat tumbuh mulai dari pantai sampai ketinggian 1800 m dpl. di Filipina; 1200 m dpl. di Malaysia dan 2700 m dpl. di Papua New Guinea, walaupun sangat lambat proses pemasakannnya pada ketinggian yang terakhir. Talas bertoleransi pada naungan dan seringkali tumbuh sebagai tanaman sela dengan tumbuhan pohon. Beberapa kultivar bertoleransi terhadap salinitas yang tinggi.Talas tumbuh pada berbagai macam jenis tanah, tetapi pertanian yang bagus membutuhkan fertilitas yang tinggi. Di Malaysia, jenis tersebut bertoleransi terhadap pH tanah 4.2-7.5.

Page 16: piper.docx

Dalam perjalanan pendakian seringkali dijumpai pada lahan subur perlembahan baik terbuka atau ternaungi tumbuhan hutan.

Perbanyakan :

Talas diperbanyak secara vegetatif; sedangkan untuk keperluan penangkaran, talas dapat diperbanyak dari bijinya. Umbi utama, potongan umbi maupun anakan umbi dapat ditanam, tetapi tunas dan ujung umbi biasanya lebih baik. Stolon lebih disukai di beberapa tempat di Malaysia. Penanaman dengan umbi harus diambil dari tanaman yang sehat, dihindari tanaman yang berakar atau umbi berakar dan yang terjangkit gejala virus mosaik dasheen. Di Asia Tenggara, talas terutama ditanam oleh petani kecil, dapat berupa pertanian tunggal atau pertanian sela yang dicampur dengan pertanian lainnya. Di Malaysia, talas ditanam diantara tanaman kelapa, kelapa sawit dan pohon buah-buahan; sedangkan di Filipina diantara kopi, coklat, kelapa dan pohon buah-buahan. Talas dapat tumbuh pada kisaran kerapatan 4000-49 000 tanaman/ha. Di Asia Tenggara, kisaran kerapatannya 6000-36 000 untuk daerah-daerah bercurah hujan dan 27 000-40 000 pada tanah-tanah basah. Jarak penanaman berkisar pada 30-100 cm x (30-)60-150 cm. Jarak yang lebar dibutuhkan jika fertilitas tanah rendah;sedangkan jarak yang dekat membantu pengontrolan gulma dan erosi.

Manfaat Tumbuhan

Umbi talas, dan helaian daun dan tangkai daun bila dimasak lebih dulu dapat dimakan. Bubur talas dapat melancarkan pencernaan sehingga dapat dikonsumsi untuk makanan bayi dengan tingkat alergi yang rendah. Di beberapa daerah Indonesia dimana padi tidak dapat tumbuh, antara lain di Kepulauan Mentawai dan Papua, talas dimakan sebagai makanan pokok, dengan cara dipanggang, dikukus atau dimasak dalam tabung bambu. Saat ini talas merupakan makanan pokok di banyak pulau di Pacific termasuk Papua Niugini, yang berpengaruh secara ekonomi pada permainan tradisional dan upacara-upacara. Pada umumnya, talas di Asia Tenggara dikonsumsi oleh manusia, tetapi juga dapat dimanfaatkan dalam festival-festival keagamaan, sebagai obat-obatan masyarakat dan sebagai makanan ternak terutama babi. Di Jawa, permen dapat dibuat dari talas yang beraroma semerbak dicampur dengan kelapa dan gula; sedangkan potongan talas berukuran kecil yang digoreng sangat terkenal sebagai makanan ringan. Daun digunakan untuk membungkus`buntil` (ikan teri yang digarami dicampur dengan bumbu, kelapa parut dan sayuran, dibungkus dan dikukus dalam daun talas), tangkai daun juga dapat dimasak. Di Malaysia, talas dimasak dengan cara yang sama dan juga berperanan dalam festival-festival keagamaan. Daun dapat dimasak dan dimakan sebagai selada dengan saus pedas; sedangkan tangkai daun dikukus dengan santan, daging dan udang. Awalnya talas di Filipina digunakan pada waktu pati dan sayuran hijau mengalami penurunan pasokan. Umbi dapat dimakan dengan cara dikukus dan digoreng lebih dulu atau dibuat menjadi permen. Di Hawaii dan beberapa bagian Polynesia, umbi dikukus dan ditumbuk untuk dibuat pasta yang selanjutnya dapat difermentasi untuk menghasilkan poding. Poding dapat dibuat dari talas yang diparut dan dicampur kelapa.

Page 17: piper.docx

Pemanfaatan dalam keadaan darurat :

Merupakan anugerah dalam keadaan darurat di hutan menemukan tumbuhan talah ..... umbinya setelah direbus dan dibuang airnya beberapa kali merupakan sumber karbohidrat yang penting, selain direbus umbi talas bisa juga dibakar dibubuy, dipepes dan digoreng.

Daun talas juga bisa disayur, ditumis detelah direbus dan dibuang airnya beberapa kali.