pertemuan 13

42
FARMASI INDUSTRI Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt Universitas 17 Agustus 1945

description

pertemuan 13

Transcript of pertemuan 13

Page 1: pertemuan 13

FARMASI INDUSTRI

Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt

Universitas 17 Agustus 1945

Page 2: pertemuan 13

PENDAHULUAN

seluruh kegiatan yang dilakukan dalam industri farmasi

meliputi pembuatan (produksi), penyimpanan,

penyerahan, pengawasan, R & D (Research &

Development), distribusi, registrasi obat secara industri.

Farmasi Industri

Page 3: pertemuan 13

Industri Farmasi meliputi :

1. Pengolahan bahan baku menjadi obat jadi/sediaan ( industri yang

paling banyak di Indonesia)

2. Pengolahan bahan dasar menjadi bahan baku farmasi

3. Pemisahan, pengambilan, pemurnian bahan alam yang berkhasiat

menjadi bahan obat

4. Penelitian bahan untuk keperluan obat

Page 4: pertemuan 13

Dalam industri farmasi minimal ada 2 apoteker : apoteker penanggung jawab produksi dan pengawasan mutu.

TUGAS FARMASIS DI INDUSTRI :

1. Pendaftaran obat jadi

2. Mendirikan industri farmasi (sebagai kelengkapan & syarat)

3. Pengelolaan barang, khususnya pengelolaan bahan awal obat & obat jadi

4. Pengadaan/penciptaan senyawa/bahan aktif terapeutik atau eksipien baru yang

lebih baik

5. Menentukan formula & teknik pembuatan sediaan obat

Page 5: pertemuan 13

6. Menentukan spesifikasi bahan/produk obat yang dibutuhkan dan

metode analisis untuk memeriksanya.

7. Pembuatan/produksi sediaan obat & pengendalian proses produksi

8. Pengawasan mutu produk

9. Pengemasan produk, terutama kemasan primer

10. Menetapkan kondisi penyimpanan produk & waktu kadaluarsa produk

Page 6: pertemuan 13

11. Partisipasi dalam uji klinik

12. Inspeksi diri

13. Partisipasi/kontribusi dalam menghasilkan dan diseminasi

(penyebaran/publikasi) pengetahuan baru

14. Promosi & penyampaian informasi obat kepada tenaga profesional

kesehatan lain (dokter, dll)

Page 7: pertemuan 13

Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)

• CPOB yang terbaru dikeluarkan tahun 2006 oleh Badan POM ( Pengawas Obat & Makanan).

• CPOB bertujuan untuk menjamin obat dibuat secara konsisten, memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan sesuai dengan tujuan penggunaannya.

• CPOB mencakup seluruh aspek produksi dan pengendalian mutu

Page 8: pertemuan 13

Mengapa harus dilakukan

pengendalian mutu ?

• Pada pembuatan obat, pengendalian menyeluruh adalah sangat esensial untuk menjamin bahwa konsumen menerima obat yang bermutu tinggi

• Pembuatan obat secara sembarangan tidak dibenarkan, karena obat adalah produk yang digunakan untuk menyelamatkan jiwa/memulihkan/memelihara kesehatan.

• Produk jadi tidak hanya sekedar lulus dari serangkaian pengujian, tetapi mutu harus dibentuk ke dalam produk tsb tergantung pada bahan awal, bahan pengemas, proses produksi dan pengendalian mutu, bangunan, peralatan, dan personil yang terlibat.

Page 9: pertemuan 13

CPOB adalah pedoman :

Yang bertujuan : memastikan agar mutu obat yang dihasilkan sesuai persyaratan (izin edar & spesifikasi produk) dan tujuan penggunaannya.

Yang digunakan oleh industri farmasi sebagai dasar pengembangan aturan internal sesuai kebutuhan.

Berlaku terhadap pembuatan obat dan produk sejenis yang digunakan manusia.

Page 10: pertemuan 13

CPOB selalu berkembang sesuai perkembangan ilmu dan teknologi untuk mengarah ke hasil produksi yang lebih baik.

CPOB mengikuti aturan GMP (Good Manufacturing Practises) yang dikeluarkan oleh FDA USA.

Sekarang GMP berubah menjadi C-GMPs (Current Good Manufacturing Practises).

CGMPs dikeluarkan dengan resmi oleh FDA (Federal Food and Drug

Administration).

Page 11: pertemuan 13

CGMP adalah peraturan resmi di USA, yang

menjadi dasar dan digunakan untuk menjatuhkan sanksi atas pelanggaran-pelanggaran yang terjadi. Peraturan tsb sangat berguna untuk semua obat, baik untuk obat yang sudah lama, obat baru, obat-obat yang sedang dalam pengembangan, atau bahan tambahan obat, alat-alat atau kosmetik.

Page 12: pertemuan 13

CGMP

menjamin bahwa obat-obat yang dikeluarkan harus memenuhi persyaratan keamanan, mempunyai identitas dan kekuatan dan memenuhi kualitas dan karakteristik kemurnian yang menggambarkan proses pengolahan tsb.

Page 13: pertemuan 13

1. Finished Pharmaceutical 2. Organization & Personel 3. Building & Facilities 4. Equipment 5. Control of Components and Drug Product Containers & Closures 6. Product and Process Controls 7. Packaging and Labeling Control 8. Holding and Distribution 9. Laboratory Controls 10. Records and Reports 11. Returned and Salvadge Drug Product

CGMP meliputi

Page 14: pertemuan 13

CPOB meliputi :

1. Manajemen Mutu (Quality Management)

2. Personalia (Personnel) 3. Bangunan & Fasilitas

(Premises) 4. Peralatan (Equipment) 5. Sanitasi & Higiene (

Sanitation & Hygiene) 6. Produksi (Production) 7. Pengawasan Mutu (Quality

Control) 8. Inspeksi Diri & Audit Mutu

(Self Inspection & Quality Audits)

9. Penanganan Keluhan terhadap Produk, Penarikan kembali dan Produk Kembalian (Handling of Product Complaint, Product Recall and Returned Products)

10. Dokumentasi (Documentation)

11. Pembuatan & Analisis Berdasarkan Kontrak (Contract Manufacture and Analysis)

12. Kualifikasi & Validasi (Qualification & Validation).

Page 15: pertemuan 13

Manajemen Mutu

Industri farmasi harus membuat obat sedemikian rupa agar :

Sesuai dengan tujuan penggunaannya

Memenuhi persyaratan yang tercantum dalam dokumen izin edar (registrasi)

Tidak menimbulkan resiko yang membahayakan penggunanya karena tidak aman, mutu rendah, atau tidak efektif.

Maka manajemen bertanggung jawab untuk mencapai

tujuan tersebut melalui suatu Kebijakan Mutu

diperlukan partisipasi dan komitmen dari semua jajaran dalam perusahaan, para pemasok & distributor.

Page 16: pertemuan 13

Untuk mencapai tujuan mutu tsb, diperlukan manajemen mutu yang didesain secara

menyeluruh dan diterapkan secara benar.

Unsur dasar manajemen mutu adalah

Page 17: pertemuan 13

Aspek Manajemen Mutu yang Saling Terkait

1. Pemastian Mutu

2. CPOB

3. Pengawasan Mutu

Page 18: pertemuan 13

1. Pemastian Mutu (Quality Assurance)

• Pemastian mutu suatu konsep luas yang mencakup semua hal baik secara tersendiri maupun secara kolektif, yang akan mempengaruhi mutu dari obat yang dihasilkan.

• Pemastian mutu mencakup CPOB ditambah dengan faktor lain seperti desain dan pengembangan produk.

Page 19: pertemuan 13

Tugas Sistem Pemastian Mutu

1. Desain dan pengembangan obat dilakukan sesuai CPOB dan Cara Berlaboratorium yang Baik

2. Semua langkah produksi dan pengendalian diuraikan secara jelas & CPOB diterapkan

3. Tanggung jawab manajerial diuraikan dengan jelas dalam uraian jabatan

4. Pengaturan disiapkan untuk pembuatan, pasokan dan penggunaan bahan awal dan pengemas yang benar.

5. Semua pengawasan terhadap produk antara dan pengawasan selama proses (in process controls) lain serta validasi yang diperlukan.

Page 20: pertemuan 13

6. Pengkajian terhadap semua dokumen yang terkait dengan proses, pengemasan dan pengujian bets, dilakukan sebelum memberikan pengesahan pelulusan untuk distribusi

7. Obat tidak dijual atau dipasok sebelum kepala bagian Manajemen Mutu (QA) menyatakan bahwa tiap bets produksi telah memenuhi persyaratan.

8. Tersedia pengaturan yang memadai bahwa produk disimpan, didistribusikan agar mutu tetap dijaga selama masa edar/simpan obat.

Page 21: pertemuan 13

9. Tersedia prosedur inspeksi diri/ audit mutu secara berkala untuk mengevaluasi efektivitas dan penerapan sistem pemastian mutu.

10. Pemasok bahan awal dan pengemas dievaluasi dan disetujui untuk memenuhi spesifikasi mutu yang telah ditentukan oleh perusahaan.

11. Penyimpangan dilaporkan, diselidiki & dicatat

12. Tersedian sistem persetujuan terhadap perubahan yang berdampak pada mutu produk

Page 22: pertemuan 13

13.Prosedur pengolahan ulang dievaluasi dan disetujui.

14.Evaluasi mutu produk berkala dilakukan untuk verifikasi konsistensi proses dan memastikan perbaikan proses yang berkesinambungan.

Page 23: pertemuan 13

2. Cara Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB)

• CPOB adalah bagian dari Pemastian Mutu yang memastikan bahwa obat dibuat dan dikendalikan secara konsisten untuk mencapai standar mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaan dan dipersyaratkan dalam izin edar dan spesifikasi produk

• CPOB mencakup Produksi & Pengawasan Mutu

Page 24: pertemuan 13

Persyaratan Dasar Cpob

1. Semua proses pembuatan obat dijabarkan dengan jelas, mampu secara konsisten menghasilkan obat yang memenuhi persyaratan mutu & spesifikasi yang telah ditetapkan

2. Tahap proses yang kritis dalam pembuatan, pengawasan proses divalidasi

3. Tersedia semua sarana yang diperlukan dalam CPOB termasuk : Personil yang terkualifikasi dan terlatih

Bangunan & sarana dengan luas yang memadai

Page 25: pertemuan 13

Peralatan & sarana penunjang yang sesuai

Bahan, wadah & label yang benar

Prosedur & instruksi yang disetujui

Tempat penyimpanan dan transportasi yang memadai

4. Prosedur & instruksi ditulis dalam bentuk instruksi dengan bahasa yang jelas.

5. Operator memperoleh pelatihan untuk menjalankan prosedur secara benar

6. Pencatatan dilakukan secara manual atau dengan alat pencatat selama pembuatan. Tiap penyimpangan dicatat secara lengkap dan diinvestigasi.

Page 26: pertemuan 13

7. Catatan pembuatan termasuk distribusi (untuk penelusuran riwayat bets secara lengkap) disimpan secara komprehensif dan dalam bentuk yang mudah diakses.

8. Penyimpanan & distribusi obat yang dapat memperkecil resiko terhadap mutu obat.

9. Tersedia sistem penarikan kembali bets obat manapun dari peredaran

10. Keluhan terhadap produk yang beredar dikaji, penyebab cacat mutu diinvestigasi, dilakukan tindakan perbaikan yang tepat dan pencegahan pengulangan kembali keluhan.

Page 27: pertemuan 13

3. Pengawasan Mutu (Quality Control)

• Pengawasan Mutu bagian dari CPOB yang berhubungan dangan pengambilan sampel, spesifikasi & pengujian, serta dengan organisasi, dokumentasi dan prosedur kelulusan yang memastikan bahwa pengujian yang diperlukan telah memenuhi persyaratan.

• Fungsi QC hendaknya independen dari bagian lain.

Page 28: pertemuan 13

Persyaratan Dasar Qc

1. Sarana & Prasarana Yang Memadai, Personil Yang Terlatih, Prosedur Yang Disetujui Tersedia (Misal Prosedur Untuk Pengambilan Sampel, Pemeriksaan & Pengujian Bahan Awal, Dll)

2. Pengambilan Sampel Bahan Awal, Bahan Pengemas, Produk Antara, Produk Ruahan & Produk Jadi Dilakukan Oleh Personil Dengan Metode Yang Disetujui Oleh QC.

3. Metode Pengujian Disiapkan & Divalidasi (Bila Perlu)

4. Produk Jadi Berisi Zat Aktif Sesuai Dengan Yang Disetujui Pada Saat Pendaftaran.

Page 29: pertemuan 13

5. Dibuat catatan hasil pemeriksaan dan analisis bahan awal, pengemas, produk antara, produk ruahan, dan produk jadi secara formal dinilai & dibandingkan terhadap spesifikasi.

6. Sampel pertinggal dari bahan awal dan produk jadi disimpan dalam jumlah yang cukup untuk dilakukan pengujian ulang bila perlu. Sampel produk jadi disimpan dalam kemasan akhir kecuali untuk kemasan yang besar.

Page 30: pertemuan 13

Pengkajian Mutu Produk

• Pengkajian mutu produk secara berkala hendaknya dilakukan terhadap semua obat terdaftar termasuk produk ekspor.

• Bertujuan untuk membuktikan konsistensi proses, kesesuaian dari spesifikasi bahan awal, bahan pengemas & obat jadi, untuk melihat tren dan mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan untuk produk dan proses.

• Dilakukan secara berkala tiap tahun dan didokumentasikan.

Page 31: pertemuan 13

PERSONALIA

• Sumber daya manusia sangat penting dalam pembentukan dan penerapan QA yang memuaskan dan pembuatan obat yang benar.

Personil Kunci

1. Kepala Bagian

Produksi

2. Kepala Bagian

Pengawasan Mutu (QC)

3. Kepala Bagian

Manajemen Mutu (QA)

Page 32: pertemuan 13

1. Kepala Bagian Produksi

• Apoteker yang terdaftar dan terkualifikasi

• Memperoleh pelatihan yang sesuai

• Memiliki pengalaman praktis dalam bidang pembuatan obat dan keterampilan manajerial dapat melaksanakan tugas secara profesional.

Page 33: pertemuan 13

Wewenang Kepala Bagian Produksi

1. Memastikan bahwa obat diproduksi dan disimpan sesuai prosedur

2. Memberikan dan memastikan persetujuan petunjuk kerja yang terkait dengan produksi.

3. Memastikan bahwa catatan produksi telah dievaluasi dan ditandatangani oleh Kepala Bagian Produksi sebelum diserahkan kepada kepala bagian Manajemen Mutu (QA)

4. Memeriksa pemeliharaan bangunan dan fasilitas serta peralatan di bagian produksi

5. Memastikan bahwa validasi yang sesuai telah dilaksanakan

6. Memastikan bahwa pelatihan awal dan berkesinambungan bagi personil di departemennya dilaksanakan dan diterapkan sesuai kebutuhan.

Page 34: pertemuan 13

2. Kepala Bagian Pengawasan Mutu (Qc)

1. Seorang terkualifikasi dan lebih diutamakan seorang Apoteker

2. Memperoleh pelatihan yang sesuai

3. Memiliki pengalaman praktis dan keterampilan manajerial dapat melaksanakan tugas secara profesional.

Page 35: pertemuan 13

Wewenang Kepala Bagian Pengawasan Mutu (Qc)

1. Menyetujui atau menolak bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan dan produk jadi

2. Memastikan bahwa seluruh pengujian yang diperlukan telah dilaksanakan

3. Memberi persetujuan terhadap spesifikasi, petunjuk kerja pengambilan contoh, metode pengujian & prosedur pengawasan mutu

4. Memberi persetujuan dan memantau semua kontrak analisis

5. Memeriksa pemeliharaan bangunan dan fasilitas serta peralatan di bagian pengawasan mutu

Page 36: pertemuan 13

6. Memastikan bahwa validasi yang sesuai telah dilaksanakan

7. Memastikan bahwa pelatihan awal dan berkesinambungan bagi personil di departemennya dilaksanakan dan diterapkan sesuai kebutuhan.

Page 37: pertemuan 13

3. Kepala Bagian Pemastian Mutu (Qa)

• Apoteker yang terdaftar dan terkualifikasi

• Memperoleh pelatihan yang sesuai

• Memiliki pengalaman praktis dan keterampilan manajerial dapat melaksanakan tugas secara profesional.

Page 38: pertemuan 13

Wewenang Kepala Bagian Pemastian Mutu (qa)

1. Memastikan penerapan (bila diperlukan membentuk) sistem mutu

2. Ikut serta dalam atau memprakarsai pembentukan acuan mutu perusahaan

3. Memprakarsai dan mengawasai audit internal atau inspeksi diri berkala

4. Melakukan pengawasan terhadap fungsi bagian Pengawasan Mutu

5. Memprakarsai dan berpartisipasi dalam pelaksanaan audit terhadap eksternal (audit terhadap pemasok)

Page 39: pertemuan 13

6. Memprakarsai dan berpartisipasi dalam program validasi

7. Memastikan pemenuhan persyaratan teknik atau peraturan Otoritas Pengawasan Obat (OPO) yang berkaitan dengan mutu produk jadi

8. Mengevaluasi catatan bets

9. Meluluskan atau menolak produk jadi untuk penjualan dengan mempertimbangkan semua faktor terkait.

Page 40: pertemuan 13

Tanggung Jawab Bersama Kepala Bagian Produksi, QA Dan Qc

1. Otoritas prosedur tertulis dan dokumen lain 2. Pemantauan dan pengendalian lingkungan pembuatan

obat 3. Higiene pabrik 4. Validasi proses 5. Pelatihan 6. Persetujuan dan pemantauan terhadap pemasok bahan 7. Persetujuan dan pemantauan terhadap pembuat obat

atas dasar kontrak 8. Penetapan & pemantauan kondisi penyimpanan bahan &

produk

Page 41: pertemuan 13

9. Penyimpanan catatan

10. Pemantauan pemenuhan terhadap persyaratan CPOB

11. Inspeksi, penyelidikan & pengambilan sampel untuk pemantauan faktor yang berdampak terhadap mutu produk.

Page 42: pertemuan 13

TERIMA KASIH