perspektif komunikasi
Click here to load reader
-
Upload
canddyumyum40943896 -
Category
Documents
-
view
138 -
download
5
description
Transcript of perspektif komunikasi
PERSPEKTIF KOMUNIKASI
Oleh:
Indah Maharani (125120201111051)
Qonitah (125120207111001)
Muhammad Faisal Islam (125120201111043)
Trifena Meilindasari (125120206111003)
Ira Fitriani (125120207111007)
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2012
PERSPEKTIF KOMUNIKASI
Perspektif atau yang lebih sering disebut dengan paradigma adalah suatu cara pandang
untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Menurut Anderson (dalam Mulyana, 2001:9) makna
paradigma adalah ideologi dan praktek suatu komunitas ilmuwan yang menganut suatu
pandangan yang sama atas realitas, memiliki seperangkat kriteria yang sama untuk menilai
aktivitas penelitian dan menggunakan metode serupa.
Dalam ilmu komunikasi, Fisher mengemukakan beberapa perspektif utama yang sering
digunakan, diantaranya adalah sebagai berikut ini.
A. PERSPEKTIF MEKANISTIK
Perspektif ini menganggap komunikasi merupakan suatu proses satu arah, diamana
proses komunikasi tersebut sagat dipengaruhi oleh perspektif ilmu-alam.
Perspektif mekanistik lebih menekankan pada unsur saluran fisik komunikasi. Saluran
merupakan tempat untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan secara
terus –menerus. Karena terlalu berfokus pada saluran, maka timbul hambatan dan kegagalan
dalam komunikasi. Hambatan tersebut lebih banyak dilihat sebagai hambatan psikologis
yang terdapat pada individu dalam menyandi pesan. Selain itu terdapat gate keeping atau
penjaga gawang yang bertindak sebagai penerima yang menyaring informasi atau sebagai
perantara antara sumber dan penerima.
Perspektif mekanistik ini dapat dikaitkan dengan the mathematical theory of
communication atau yang sering disebut model komunikasi Shannon dan Weaver. Pada tahun
1949, Shannon mengemukakan teori matematik permesinan yang kemudian diterapkan
bersama Weaver pada proses komunikasi manusia, sumber informasi dan pesan untuk
dikomunikasikan. Pesan tersebut terdiri dari kata-kata lisan, tulisan, gambar maupun musik.
Pemancar (transmitter) kemudian mengubah pesan tersebut menjadi isyarat (signal) yang
sesuai bagi saluran yang akan dipergunakan. Saluran (channel) adalah media yang
menyalurkan isyarat dari pemancar kepada penerima (receiver). Dalam sebuah percakapan,
sumber informasi adalah otak (brain), pemancar adalah mekanisme suara yang menghasilkan
isyarat, dan saluran (channel) adalah udara
Salah satu contoh perspektif ini adalah ketika seeorang guru yang sedang
mengajar. Beliau hanya memberikan pelajaran kepada siswa-siswanya.
Guru tidak menuntut siswanya untuk berdioalog dengannya. Ini termasuk
komunikasi satu arah. Dalam hal lain, guru tersebut mengajak siswa-
siswanya untuk berdialog dengannya, misalnya dengan memberikan
pertanyaan, maupun meminta siswanya untuk bertanya. Bahkan
menyuruh siswa-siswanya saling berdiskusi satu sama lain. Komunikasi
ini termasuk komunikasi dua arah.
B. PERSPEKTIF PSIKOLOGIS
Proses komunikasi perspektif ini terjadi pada diri komunikator dan komunikan.
Ketika seorang komunikator berniat akan menyampaikan suatu pesan kepada komunikan,
maka dalam dirinya terjadi suatu proses. Pesan komunikasi terdiri dari dua aspek, yakni isi
pesan dan lambang. Isi pesan umumnya adalah pikiran, sedangkan lambang umumnya adalah
bahasa. Walter Lippman menyebut isi pesan itu "picture in our head", sedangkan Walter
Hagemann menamakannya "das Bewustseininhalte". Proses "mengemas" atau
"membungkus" pikiran dengan bahasa yang dilakukan komunikator itu dalam bahasa
komunikasi dinamakan encoding. Hasil encoding berupa pesan itu kemudian ditransmisikan
atau dioperkan atau dikirimkan kepada komunikan. Kini giliran komunikan terlibat dalam
proses komunikasi intrapersonal. Proses dalam diri komunikan disebut decoding seolah-olah
membuka kemasan atau bungkus pesan yang ia terima dari komunikator tadi. Isi bungkusan
tadi adalah pikiran komunikator. Apabila komunikan mengerti isi pesan atau pikiran
komunikator, maka komunikasi terjadi. Sebaliknya bilamana komunikan tidak mengerti,
maka komunikasi pun tidak terjadi.
Jika dikaitkan dengan tujuh tradisi komunikasi perspektif psikologis ini termasuk
kedalam the cybernetics tradition. Dimana dalam tradisi ini, kmunikasi sebagai sebuah
sistem, terdiri dari berbagai unsur yang mempunyai tugas berbeda-beda dan saling terkait
satu sama lain untuk membentuk suatu keterkaitan demi mencapai suatu tujuan bersama.
Contoh dari perspektif ini bila dikaitkan dengan tradisi sibernetis yaitu contoh dalam
suatu organisasi, disitu terdapat anggota-anggota dimana mempunyai tugas yang berbeda-
beda satu sama lain yang saling terhubung dan membutuhkan satu sama lain. Di dalamnya
mempunya tujuan yang sama yakni demi tercapainya tujuan bersama dalam organisasi
tersebut.
C. PERSPEKTIF PRAGMATIS
Istilah pragmatisme berasal dari kata Yunani “pragma” yang berarti perbuatan atau
tindakan. “isme” di sini sama artinya dengan isme-isme yang lainnya yaitu aliran, ajaran atau
paham. Dengan demikian pragmatisme adalah ajaran yang menekankan bahwa pemikiran itu
menuruti tindakan. Kreteria kebenarannya adalah “faedah” atau “manfaat”. Suatu teori atau
hipotesis dianggap oleh pragmatisme benar apabila membawa suatu hasil. Dengan kata lain,
suatu teori adalah benar if it works (apabila teori dapat diaplikasikan).
Pragmatisme adalah aliran pemikiran yang memandang bahwa benar tidaknya suatu
ucapan, dalil, atau teori, semata-mata bergantung kepada berfaedah atau tidaknya ucapan,
dalil, atau teori tersebut bagi manusia. Ide ini merupakan budaya dan tradisi berpikir
Amerika khususnya dan Barat pada umumnya, yang lahir sebagai sebuah upaya intelektual
untuk menjawab problem-problem yang terjadi pada awal abad ini. Pragmatisme mulai
dirintis di Amerika oleh Charles S. Peirce (1839-1942), yang kemudian dikembangkan oleh
William James (1842-1910) dan John Dewey (1859-1952).[1]
Aspek pragmatis komunikasi berpusat pada perilaku komunikator sebagai komponen
fundamental komunikasi manusia. Pragmatika berpandangan bahwa komunikasi dan perilaku
sesungguhnya sama (anonym).
Istilah pargmatika berasal mula dari studi semiotics, namun prespektif pragmatis
tidak memiliki hubungan dengan semiotics terhadap prinsip-prinsip teoris.
PRINSIP –PRINSIP PRAGAMATIKA
Prinsip-prinsip dalam pragmatika umumnya secara langsung lebih banyak berasal dari
teori sistem umum. (general system theory), campuran , multidisipliner, dari asumsi, konsep dan
prinsip-prinsip.
Mesarovic dan Wymore,menganggap bahwa teori sistem merupakan “teori formal”.
Churchman lebih mengartikannya sebagai “pendekatan sistem”.
Secara singkat, pengertian teori sistem merupakan seperangkat prinsip yang
terorganisasikan secara longgar dan bersifat sangat abstrak, yang berfungsi untuk mengarahkan
jalan pikiran kita, namun yang tergantung pada berbagai penafsiran.
IMPLIKASI
Prespektif pragmatis menyajikan alternatef paradigma yang sangat berbeda sifatnya jika
dibandingkan dengan ketiga prespektif yang lain. Prespektif pragmatis sama sekali tidak
mencerminkan aliran utama dalam perilaku dari teori atau pengkajian yang ada dalam
masyarakat ilmiah komunikasi manusia, dalam prosedurnya, implikasi prespektif meliputi :
Ekternalisasi
Komunikasi memusatkan perhatiannya pada perilaku, sehingga ungkapan klise yang
berhubungan dengan komunikasi mulai menerima makna baru.
Probabilitas stokatis
Probabilitas stokatis adalah analisis data penelitian dalam ilmu-ilmu sosial mempergunakan
tatistika inferensial dan seringkali desain-desain ekperimental.
Analisis kualitatif
Pedoman analisis kualitatif ini diarahkan untuk menyamakan analisis kualitatif dengan setting
dan metode lapangan. Penelitian fenomena sosial biasanya memakai analisis kualitatif ini untuk
penelitan masalah sosial. Bagian ini menggambarkan secara garis besar beberapa masalah
kualitatif yang penting
Analisis kualitatif pada sistem komunikasi secara jelas merupakan metodologi penelitian yang
utama yang ditekankan dalam rangka prespektif pragmatis. Analisis kualitatif mencangkup
pengelompokan semua tindak komunikasi yang dilaksanakan oelh perilaku komunikatif
Konfleksitas konsep waktu
Dalam kerangka prespektif pragmatis, waktu menjadii semakin lebih kompleks dan semakin
menjadi bagian yang intergral dalam komunikasi manusia.Prespektif pragmatis lebih
mengandalkan konsep rwaktu.
Konseptualisasi waktu dari prespektif pragmatis, sebagai konsep yang memiliki komplektualisasi
waktu dai prespektif pragmatis sebagai konsep yang memiliki kompleksifitas yang lebih besar.
Berkenaan dengan waktu yang konstan secara fisik. Sebagai contoh, satu menit sama dengan
enam puluh detik Dalam perspektif pragmatis komunikasi manusia, waktu berjalan lebih cepat
dan lambat. Ketika kita berbincang dengan seornag kawan yang akrab, maka waktu dirasa begitu
pendek. Sedangkan ketika berbincang dengan seorang kawan yang membosankan maka yang
dirasakan adalah waktu teras begitu lama.
Komunikasi Interperpersomal massa
Dalam Komunikasi manusia , prespektif pragmatis bertindak sebagai kerangka untuk
mempersatukan berbagai pendekatan komunikasi yang berlainan. Dalam bidang yang berlaianan
memungkinkan penerapan dalam perspektif pragmatis bertindak sebagai kerangka untuk
mempersatukan berbagai pendekatan komunikasi yang berlainan.
KESIMPULAN
Prespektif Pragmanis menekankan pada urutan interaksi yang sedang berjalan, yang membatasi
dan menefinisikan sistem social ,merupaka pemindahan dari penekanan prespektif interaksional
pada pengambilan peran yang di internalkan.
Prespektif pragmatis menyatakan fungsi yang dilakukan oleh manusia dan yang memungkinkan
tindakan komunikatif diulang kembali pada saat yang berlainan.
Penelitian dalam prespektif pragmatis masih sangat baru dan masih agak jarang. Penelitian
dalam sistem prespektif pragmatis dalam komunikasi manusia mencerminkan pertumbuhan yang
pesat dari sistem kategori untuk menganalisa fungsi komunikatif dan lebih mencerminkan
perhatian yang khusus dan unik dari setiap peneliti daripada sekadar suatu pengkajian
paradigmatik yang jelas tegas tentang fenomena komunikatif yang dilaksanakan oleh sebagian
besar masyarkat.
Mengkonseptiualisasikan komunikasi dari prespektif pragmatis sama saja dengan
memperbaharui secara drastis pola pikiran yang semula tentang komunikasi. Akan tetapi untuk
mengkonseptualisasikan komunikasi sebagai suatu tindakan “partisipasi” atau “memasuki” suatu
komunikasi ataupun hubungan memerlukan “goncangan” pada cara berfikir kita yang tradisional.
Mengenal cara-cara berfikir dan menggunakan berbagai perspektif merupakan suatu tanda
seseorang yang terpelajar.
DAFTAR PUSTAKA
http://kuliahfreddy.wordpress.com/2012/04/19/perspektif-dalam-ilmu-komunikasi.html
http://marthahutagaol.blogspot.com/2009/02/teori-komunikasi_11.html
http://anneahira.com/perspektif-komunikasi.html