Persamaan persepsi sken 2
-
Upload
kunsantri-nurrobbi -
Category
Documents
-
view
117 -
download
0
Transcript of Persamaan persepsi sken 2
Pokok Bahasan Blok Termoregulasi Secara Umum
Farmakologi obat-obatan antipiretik dan antikonvulsan
Termogenesis dan termolisis
TERMOREGULASI
Patofisiologi gangguan fungsi organ akibat terganggunya system termoregulasi
Fisiologi dan anatomi otak sebagai termoregulasi
Pencegahan terjadinya gangguan system termoregulasi
1
TOPIC TREE BLOK TERMOREGULASIFaktor penyebab hipertermi Faktor penyebab hipotermi
Reseptor di perifer/di sentral
Hipotalamus
Regulasi suhu tetap 37C
Pencegahan hipertermi atau hipotermi
kegagalan mekanisme regulasi suhu tubuh
Farmakologi terapi pada hipertermi Farmakologi antikonvulsi
Gangguan fungsi organ
2
Skenario 2KASUS- 2 Seorang laki-laki usia 42 tahun terlihat menuruni gunung Jayawijaya pada pagi hari menuju tenda. Saat itu suhu udara 5 derajat Celcius dan angin bertiup agak kencang. Jaket dan bajunya lembab, dia mengeluh badannya tidak enak dan terhuyung-huyung (ataxia) jatuh. Dia tidak terlihat menggigil ( shivering ) tetapi kulit di wajahnya kemerahan (erythematous), bibirnya kebiruan, ujung jari-jari tangan terlihat kehitaman ( frostbite). Di tenda oleh teman-temannya diberikan air hangat, yang dimasukkan dalam botol, dan diletakkan di bagian thorax, abdomen dan inguinal. Selain itu pasien juga diberikan air hangat lagi untuk diminum. Dalam beberapa jam kemudian dia menggigil, dan mengeluh nausea tetapi tidak lagi muntah. Dua jam kemudian tidak terlihat lagi kebiruan pada bibir, meskipun masih menggigil dia merasa lebih baik. Setelah membaik laki laki tersebut ditanya tentang kronologi peristiwa yang dialaminya. Laki-laki tersebut menyangkal mengkonsumsi obat-obatan tertentu atau alkohol sebelum pendakian. Pengalaman mendaki gunung baru pertama kali dilakukan, sehingga ketika tersesat dan kedingian rasa takut dan panik menyergap. Kemudian dia berlari, karena kehilangan keseimbangan dia terjatuh ke salju sehingga bajunya lembab. Laki-laki tersebut sudah 12 jam terpapar dingin sebelum menemukan tenda.
H
SUHU UD BLOOD T3
FEED BACK MECHANISM TERMOREGULATION
Set point ( 37 C in human ) OFF Hypothalamus ( in brain ) Senses body temperature and signal heater 0N If set point is reached
If set point is not reached
Body organs (heater) Increase metabolism (shivering)
Heat produced causes body temperature to rise
Feed back
4
MEKANISME TERJADINYA FROSBITE
5
MAPPING KASUS
Pengeluaran panas berlebihan melalui : Evaporasi (keringat/pernafasan) Konduksi (kontak dengan bahan yang basah) Konveksi (aliran udara/angin) Radiasi (perpindahan panas gel elktromagnet melalui pori-pori)
Diterima oleh reseptor perifer atau central
Mengaktifkan hipotalamus posterior (termogenesis)
Meningkatkan pembentukan panas
Menghambat pengeluaran panas
Cortex motoris
Meningkatkan metabolisme
Simpatis adrenergik
Limbig
Shivering: menggigil
Kebutuhan oksigen meningkat
Vasokonstriksi perifer : Tampak pucat Vasodilatasi central
Memakai baju tebal
Denyut jantung meningkat, takipneu
diuresis
Suhu tubuh dipertahankan 37C
6
Mekanisme pengaturan termoregulasi tidak berhasil: kontak dengan suhu dingin yang terlalu lama hipoglikemi/malnutrisi/hypotyroid kerusakan medulla spinalis alkohol atau obat penenang sepsis Vasodilatasi berlebihan (luka bakar) Iatrogenik (transfusi dingin, anaestesi) Evaporasi berlebihan (luas permukaan tubuh /lemak subcutan sedikit)
Suhu tetap rendah (hipotermi)
Gangguan fungsi organ karena proses biokimiawi sel terganggu
Otak
Metabolisme turun (dingin)
Pembuluh darah
Cortek motoris
Vasokonstriksi berlebih : oliguri dan pucat,frostbite Enzim koagulasi terganggu: perdarahan, hemokonsentrasi
Organ bagian ujung: Frosbite * Proses inflamasi * Hipoksia lokal * Tissue freezing (lihat mek frosbite hal 12 )
Tidak terjadi shivering, lemas, ataxia Pusat kesadaran
GIT Kontraksi turun ileus Jantung -Bradikardi -Edema pulmonal Pernafasan: hipoventilasi
Penurunan -kesadaran -kemampuan konsentrasi/berpikir Koma
7
MAPPING PENATALAKSANAAN
8
9
Langkah ke lima : LO 1. Pengaturan suhu pada saat kedinginan 2. Kegagalan termoregulasi pada hipotermi 3. Menjelaskan mekanisme komplikasi kegagalan termoregulasi (frostbite) 4. Penatalaksanaan terjadinya hipotermi ringan sedang.
10
11
12
13