Peristiwa Pemberontakan Daerah di Indonesia
Transcript of Peristiwa Pemberontakan Daerah di Indonesia
18 september 1948Terjadi pembunuhan terhadap tokoh-tokoh agama, pejabat pemerintah, dan anggota TNI. Di atasi dengan mengirimkan Panglima besar Soedirman, Kolonel Gatot Subroto, Panglima Divisi II Jawa Tengah bagian Timur, dan Kolonel Sungkono untuk menumpas pemberontakan itu.
Di pimpin oleh : Musso
23 Januari 1950APRA dengan kekuatan 800 personil dengan 300 anggota KL bersenjata lengkap menyerbu kota Bandung dan secara ganas membunuh anggota TNI yang dijumpai. Di Tumpas dengan operasi militer pada tanggal 24 Januari 1950.Di pimpin oleh : kapten
raymond westerling
Pada bulan april 1950 terjadi kekacauan di sulawesi selatan , sering nya terjadi demonstrasi
kelompok masyarakat yang anti-federal dan mendesak NIT segera
menggabungkan dengan RI. Pasukan APRIS mengadakan pengepungan
terhadap markas KNIL. Karena terdesak, pasukan KNIL segera
meminta untuk berunding. Perundingan membawa hasil pada pengehentian tembak menembak
sehingga keamanan Makassar dapat pulih kembali.
Di pimpin oleh : Kapten Andi Azis
30 Maret 1950
Mr.Dr.Christian Robert Steven Soumokil 25 April 1950 Soumokil memproklamasikan Republik Maluku Selatan (RMS) di Ambon. Ekspedisi militer untuk menumpas gerakan RMS ini disebut Gerakan Operasi Militer (GOM)III yang di pimpin oleh Kolonel A.F.Kawilarang. Panglima tentara dan territorium Indonesia Timur.
Mr.Dr.Christian Robert Steven
14 Agustus 1942Pada tanggal 14 agustus 1947, Kartosuwiryo menyatakan perang suci melawan belanda. Upaya damai di lakukan oleh pemerintah RI dengan perantara Moh.Natsir(pemimpin masyumi) lewat sepucuk surat,namun tidak berhasil. Upaya kedua dilakukan dengan membentuk sebuah komite di pimpin oleh Moh.Natsir pada bulan september 1949. Akan tetapi usaha itu pun juga gagal mengajak kartosuwiryo untuk kembali ke pangkuan RI . Dipimpin oleh :
S.M. Kartosuwiryo
23 agustus 1949Gerakan DI/TII juga muncul di Jawa Tengah yang dipimpin oleh Amir Patah. Amir Patah menyatakan bahwa gerakannya bergabung dengan gerakan DI/TII Jawa Barat yang dipimpin oleh Kartosuwiryo. Untuk menumpas pemberontakan, pemerintah membentuk Benteng Rainders.
Kahar Muzakar menyatakan bersedia untuk dilantik sebagai pejabat wakil panglima Tentara Teritorium (TT). Namun, pada saat pelantikan, Kahar Muzakar beserta pengikutnya melarikan diri dan membuat kekacauan. Pada tanggal 17 Agustus, ia mengubah nama pasukannya menjadi Tentara Islam. Setelah dilakukan pencarian yang intensif, maka pada tanggal 3 Februari 1965 dilakukan penyergapan. Kahar Muzakar pun tewas.
Dipimpin oleh :Kahar Muzakar
Tengku Daud Beureuh
Ia memproklamasikan Aceh sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia dan melakukan propaganda untuk memperburuk citra pemerintah RI
20 September 1953
Operasi militer dikerahkan untuk mengatasi pemberontakan ini.
Kolonel D.J. Somba menyatakan bahwa wilayah Sulwawesi Utara & Tengah putus hubungan dengan pemerintah Pusat dan mendukung PRRI.
17 Agustus 1958
Operasi 17 Agustus (militer) dan Operasi Merdeka dikerahkan pemerintah guna memulihkan kembali keamanan negara