Pemberontakan di berbagai daerah

22
Nama Kelompok: SUCI RAMDANI URBANINGRUM SITI AISYAH MIASARI Follow us on twitter! @sciramdani @sramdani19

description

IPS KELAS IX SEMESTER 1

Transcript of Pemberontakan di berbagai daerah

Page 1: Pemberontakan di berbagai daerah

Nama Kelompok:

SUCI RAMDANI URBANINGRU

M

SITI AISYAH MIASARI

Follow us on twitter!

@sciramdani@sramdani19

Page 2: Pemberontakan di berbagai daerah

CONTOH PERGOLAKAN DI BERBAGAI DAERAH

Page 3: Pemberontakan di berbagai daerah

Peristiwa DI (Darul Islam) / TII (Tentara Islam Indonesia)

Peristiwa DI / TTI

Jawa Barat

Jawa Tengah

Sulawesi Selatan

Kalimantan Selatan

ACEH

7 Agustus 1949

10 Oktober 1950

4 Desember 1951

7 Agustus 1952

12 September 1953

Page 4: Pemberontakan di berbagai daerah

Pemberontakan DI di Jawa Barat

Sekar Marijan Kartosuwiryo mendirikan Darul Islam (DI) dengan tujuan menentang penjajah Belanda di Indonesia. Akan tetapi, setelah makin kuat, Kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) pada tanggal 17 Agustus 1949 dan tentaranya dinamakan Tentara Islam Indonesia (TII). Upaya penumpasan dengan operasi militer yang disebut Operasi Bharatayuda. Dengan taktis Pagar Betis. Pada tanggal 4 juni 1962, Kartosuwiryo berhasil ditanggap oleh pasukan Siliwangi di Gunung Geber, Majalaya, Jawa Barat. Akhirnya Kartosuwiryo dijatuhi hukuman mati 16 Agustus 1962.

Page 5: Pemberontakan di berbagai daerah

Sekar Marijan Kartosuwiryo

Page 6: Pemberontakan di berbagai daerah

Pemberontakan DI di Jawa Tengah

Gerakan DI/TII di Jawa Tengah yang dipimpin oleh Amir Fatah di bagian utara, yang bergerak di daerah Tegal, Brebes dan Pekalongan. Untuk menghancurkan gerakan ini, Januari 1950 dibentuk Komando Gerakan Banteng Negara (GBN) dibawah Letkol Sarbini. Pemberontakan di Kebumen dilancarkan oleh Angkatan Umat Islam (AUI) yang dipimpin oleh Kyai Moh. Mahfudz Abdulrachman (Romo Pusat atau Kiai Sumolanggu) Gerakan ini berhasil dihancurkan pada tahun 1957 dengan operasi militer yang disebut Operasi Gerakan Banteng Nasional dari Divisi Diponegoro.

Page 7: Pemberontakan di berbagai daerah

Amir Fatah

Page 8: Pemberontakan di berbagai daerah

Pemberontakan DI di Sulawesi Selatan

Pemerintah mengambil kebijaksanaan menyalurkan bekas gerilyawan itu ke Corps Tjadangan Nasional (CTN). Pada saat dilantik sebagai Pejabat Wakil Panglima Tentara dan Tetorium VII, Kahar Muzakar beserta para pengikutnya melarikan diri ke hutan dengan membawa persenjataan lengkap dan mengadakan pengacauan. Kahar Muzakar mengubah nama pasukannya menjadi Tentara Islam Indonesia dan menyatakan sebagai bagian dari DI/TII Kartosuwiryo pada tanggal 7 Agustus 1953. Tanggal 3 Februari 1965, Kahar Muzakar tertembak mati oleh pasukan TNI.

Page 9: Pemberontakan di berbagai daerah

Kahar Muzakar

Page 10: Pemberontakan di berbagai daerah

Pemberontakan DI di Kalimantan Selatan

Pada akhir tahun 1950,Kesatuan Rakyat Jang Tertindas (KRJT) melakukan penyerangan ke pos-pos TNI di Kalimantan Selatan. KRJT dipimpin seorang mantan Letnan dua TNI yang bernama Ibnu Hadjar alias Haderi alias Angli. Ibnu Hadjar sendiri kemudian menyerahkan diri. Pada tahun 1954, Ibnu Hadjar diangkat sebagai panglima TII wilayah Kalimantan. Pemerintah melalui TNI berhasil mengatasi gerakan yang dilakukan oleh Ibnu Hadjar pada tahun 1959 dan Ibnu Hadjar berhasil ditangkap dan pada 22 maret 1965 dan ia dijatuhkan hukuman mati oleh pengadilan militer.

Page 11: Pemberontakan di berbagai daerah

Ibnu Hadjar

Page 12: Pemberontakan di berbagai daerah

Pemberontakan DI di Aceh

Adanya berbagai masalah antara lain masalah otonomi daerah, pertentangan antar golongan, serta rehabilitasi dan modernisasi daerah yang tidak lancar menjadi penyebab meletusnya pemberontakan DI/TII di Aceh. Gerakan DI/TII di Aceh dipimpin oleh Tengku Daud Beureueh yang pada tanggal 20 September 1953 memproklamasikan daerah Aceh sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia dibawah pimpinan Kartosuwiryo. Pemberontakan DI/TII di Aceh diselesaikan dengan kombonasi operasi militer dan musyawarah. Hasil nyata dari musyawarah tersebut ialah pulihnya kembali keamanan di daerah Aceh.

Page 13: Pemberontakan di berbagai daerah

Tengku Daud Beureueh

Page 14: Pemberontakan di berbagai daerah

Gerakan APRA Di Bandung

Pada bulan Januari 1950 di Jawa Barat di kalangan KNIL timbul Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang dipimpin oleh Kapten Westerling. Tujuan APRA adalah mempertahankan bentuk Negara Federal Pasundan di Indonesia dan mempertahankan adanya tentara sendiri pada setiap negara bagian Republik Indonesia Serikat. APRA mengajukan ultimatum menuntut supaya APRA diakui sebagai Tentara Pasundan dan menolak dibubarkannya Pasundan/negara Federal tersebut. Ultimatum ini tidak ditanggapi oleh pemerintah, maka pada tanggal 23 Januari 1950 di Bandung APRA melancarkan teror, APRA berhasil ditumpas. Ternyata dalang gerakan APRA ini berada di Jakarta, yakni Sultan Hamid II. Sultan Hamid II berhasil ditangkap pada tanggal 4 April 1950. Akan tetapi, Westerling berhasil melarikan diri ke luar negeri.

Page 15: Pemberontakan di berbagai daerah

Gerakan APRA Di Bandung

Page 16: Pemberontakan di berbagai daerah

Pemberontakan Andi Azis di Makassar

Faktor yang menyebabkan pemberontakan adalah :1.   Menuntut agar pasukan bekas KNIL saja yang bertanggung jawab atas keamanan di Negara Indonesia Timur.2.   Menentang masuknya pasukan APRIS dari TNI3.   Mempertahankan tetap berdirinya Negara Indonesia Timur.

Karena tindakan Andi Azis tersebut maka pemerintah pusat bertindak tegas. Pada tanggal 8 April 1950 dikeluarkan ultimatum bahwa dalam waktu 4 x 24 jam Andi Azis harus melaporkan diri ke Jakarta untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, pasukannya harus dikonsinyasi, senjata-senjata dikembalikan, dan semua tawanan harus dilepaskan. 

Kedatangan pasukan pimpinan Worang kemudian disusul oleh pasukan ekspedisi yang dipimpin oleh Kolonel A.E Kawilarang pada tanggal 26 April 1950 dengan kekuatan dua brigade dan satu batalion di antaranya adalah Brigade Mataram yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Suharto. 

Kapten Andi Azis dihadapkan ke Pengadilan Militer di Yogyakarta untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya dan dijatuhi hukuman 15 tahun penjara.

Page 17: Pemberontakan di berbagai daerah

Andi Azis

Page 18: Pemberontakan di berbagai daerah

Pemberontakan PRRI di SumatraPada tanggal 10 februari 1958, Achmad Husein mengadakan rapat raksasa di padang dan mengeluarkian ultimatum pada pemerintah pusat. Berikut ini adalah bunyi ultimatum tersebut:• Dalam waktu 5 x 24 jam kabinet Djuanda menyerahkan mandat kepada

presiden.• Presiden menugaskan kepada Moh. Hatta dan Sultan Hamengkubuwono IX

untuk membentuk Zaken Kabinet.• Meminta presiden kembali kepada kedudukannya sebagai Presiden

Konstitusional.Namun, ultimatum tersebut tidak dihiraukan oleh pemerintah pusat. Pada tanggal 15 Februari 1958, Achmad Husein memproklamasikan “Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dengan Syafruddin Prawiranegara sebagai perdana menteri. Dengan proklamasi ini, PRRI memisahkan diri dari pemerintah pusat.

Page 19: Pemberontakan di berbagai daerah

Para tokoh PRRI

Page 20: Pemberontakan di berbagai daerah

Pemberontakkan permesta di Sulawesi Utara

Proklamasi PRRI yang diumumkan pada 15 Februari 1958 di Padang, mendapat sambutan hangat dari rakyat Indonesia bagian Timur. Pada tanggal 17 Februari 1959 Letkol. D.J. Somba (Komndan Daerah Militer Sulawesi Utara dan Tengah) mengeluarkan pernyataan untuk memutuskan hubungan dengan pemerintah pusat dan mendukung PPRI, sekelompok militer t5ersebut kemudian membentuk gerakan yang dinama Perjuangtan Rakyat Semesta (permesta) pada 2 Maret 1957 di Makasar, dipimpin oleh Letkol. Ventje Sumual.

Untuk menghancurkan gerakan yang nyata-nyata bersifat separatis ini, pemerintah pusat mengirimkan pasukan TNI dan menggelar operasi militer yang dinaakan Operasi Merdeka, dipimpin oleh Lertkol. Rukminto Hendraningrat

Page 21: Pemberontakan di berbagai daerah

Dalam pelaksanaan operasi ini, ternyata Permesta mendapat bantuan dari negara asing, terbukti dengan ditembak jatuhnya pesawat yang dikemudikan A.L. Pope (warga negara AS) pada tanggal 18 Mei 1958 di Ambon.

Page 22: Pemberontakan di berbagai daerah