PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.11.50.07065.pdf · Diajukan...
Transcript of PERINGATAN - elibrary.unisba.ac.idelibrary.unisba.ac.id/files2/Skr.11.50.07065.pdf · Diajukan...
PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim
Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi
2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini
3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah
4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah
Selamat membaca !!!
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
UPT PERPUSTAKAAN UNISBA
PENGARUH HIPNOTERAPI TERHADAP SELF ESTEEM PADA SISWI
YANG MEMILIKI BERAT BADAN BERLEBIH DI SMK SANDHY
PUTRA BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh
Ujian Sarjana Pada Fakultas Psikologi
Universitas Islam Bandung
Disusun Oleh
Catur Pamungkas
10050007065
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
FAKULTAS PSIKOLOGI
2011
Motto
Artinya : “Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (94 : 5),
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (94 : 6)
ABSTRAK
Catur Pamungkas (10050007065), Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Self-Esteem
Siswi yang Memiliki Berat Badan Berlebih di SMK Sandhy Putra Bandung.
SMK Sandhy Putra merupakan salah satu sekolah kejuruan yang terpandang di kota
bandung. Bidang kejuruan yang terdapat di SMK Sandhy Putra adalah pariwisata dan
perhotelan. Dua bidang tersebut merupakan bidang pelayanan jasa dan tentunya akan
berinteraksi dengan banyak orang. Sebagai seorang yang akan memberikan pelayanan
jasa, diharapkan memiliki kemampuan yang baik dalam hal berinteraksi dengan orang
lain dan tentunya kemampuan dalam hal pelayanan itu sendiri. Namun pada enam
siswi yang menjadi subjek penelitian ini memiliki permasalahan dalam dirinya yang
dapat mengganggu dalam kehidupan akademis dan pertemanan di sekolah. Keenam
sisiwi tersebut memiliki perasaan malu dan minder yang disebabkan kondisi fisiknya
yang memiliki berat badan berlebih. Hal ini dirasa mengganggu ketika mereka
berinteraksi dengan teman-teman disekolah karena ejekan dan julukan yang diberikan
oleh teman-temannya kepada mereka di sekolah. Selain itu ada pula perasaan tidak
dianggap oleh teman-temannya. Selain dalam hal pertemanan, dalam kegiatan
pelajaran pun mereka mengalami masalah seperti tidak yakin ketika dalam kegiatan
praktikum, perasaan takut akan ditertawakan saat tampil di depan kelas atau saat
praktikum sehingga tidak dapat tampil dengan baik, dan merasa diremehkan dalam
hal akademis oleh teman-temannya. perlakuan yang diterima tersebut menimbulkan
keyakinan bahwa mereka tidak mampu berprestasi dan menampilkan pelayanan yang
baik, selain itu ada pula keyakinan bahwa mereka bukan orang yang bisa diandalkan
dan dibutuhkan oleh teman-temannya dalam hal pelajaran dan pertemanan.
Permasalahan-permasalahan tersebut menunjukan bahwa keenam siswi yang menjadi
subjek dalam penelitian ini memiliki self-esteem yang rendah. Self-esteem merupakan
evaluasi yang dibuat individu dan kebiasan memandang dirinya terutama mengenai
sikap menerima dan menolak, juga indikasi besarnya kepercayaan individu terhadap
kemampuannya, keberartian, kesuksesan dan keberhargaan (Coopersmith, 1967).
Dalam penelitian ini, Self-esteem yang rendah tersebut berusaha dirubah dengan
pemberian hipnoterapi. Caranya adalah dengan menanamkan poin-poin keyakinan
yang positif ke dalam alam bawah sadar sehingga kepercayaan dan keyakinan akan
diri yang negatif akan berubah. Berubahnya keyakinan akan diri tersebut diharapkan
akan membuat self-esteem para subjek meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui bagaimana pengaruh dari pemberian hipnoterapi terhadap self-esteem
siswi yang memiliki berat badan berlebih di SMK Sandhy Putra Bandung. Penelitian
ini menggunakan metode ekspreimen dengan subjek sebanyak 6 orang. Design
eksperimen yang digunakan adalah multiple baseline design. Alat ukur yang
digunakan untuk mengukur self-esteem ialah alat ukur yang dikembangkan oleh
peneliti berdasarkan konsep teori dari Coopersmith. Data yang dianalisis secara
statistik menggunakan uji friedman. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya
pengaruh pemberian hipnoterapi terhadap self-esteem siswi yang memiliki berat
badan berlebih di SMK Sandhy Putra Bandung. Dapat pula dikatakan jika diberikan
hipnoterapi maka kondisi self-esteem pada siswi dengan berat badan berlebih SMK
Sandhy putra meningkat. Hal tersebut menggambarkan bahwa hipnoterapi dapat
digunakan untuk mengintervensi self-esteem yang rendah
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikna skripsi yang berjudul
Pengaruh Hipnoterapi terhadap self-esteem pada Siswi yang Memiliki Berat
Badan Berlebih di SMK Sandhy Putra Bandung . Shalawat dan salam semoga
selalu tercurah kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW.
Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyelesaian skripsi ini sangat
jauh dari kesempurnaan. Namun dalam penyelesaian nya, banyak sekali do’a,
bimbingan, dorongan, saran, kritik dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis menghantarkan banyak terimakasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Bapak Drs. Agus Sofyandi Kahfi M.Si selaku pembimbing I yang
senantiasa meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan, memberi
motivasi penulis dalam penyelesaian skripsi ini, serta bantuan yang
diberikan atas kesulitan-kesulitan yang dialami oleh penulis.
2. Ibu Indri Utami S ,M.Psi selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan
waktu untuk membimbing, mengarahkan, memberi motivasi penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini
3. M Ilmi Hatta, Drs, M.Psi selaku dosen wali yang kurang lebih selama empat
tahun memberi arahan, dan motivasi kepada penulis dalam menjalankan
perkuliahan
4. Bapak DR. H. Umar Yusuf, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Islam Bandung
5. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung,
yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan dan bantuan dalam
berlangsungnya perkuliahan
6. Bapak M. Sirad Sidik, S.E dan ibu Ratna Faridah, kedua orangtua tercinta
yang selalu memberikan perhatian, bantuan dan do’a yang tak henti –
hentinya kepada penulis. Semoga penulis mampu membalas kasih sayang
yang telah diberikan.
7. Radix Rascalia, M.T, Wilda Profita Dewi, S.E, dan dr. Farhan Annahar
kakak-kakak yang selalu memberikan perhatian, bantuan dan do’a kepada
penulis
8. Miki Amrilya Wardati S.Psi, yang selalu memberikan motivasi, inspirasi,
bantuan dan do’a
9. Pihak SMK Sandhy Putra yang telah membantu dalam proses penelitian ini
10. Teman-teman d’contarckan (Ijal, Denny, Jimmi, Trimur, Gogon, Diki) yang
memberikan bantuan motivasi dalam mengerjakan penelitian ini. Semoga
sukses menyertai kalian.
11. Teman-teman angkatan 2007 (nganga, imam, adit, dika, eko) dan teman-
teman lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Semoga suskes
menyertai kalian semua.
Akhir kata, semoga amal baik yang diberikan kepada penulis mendapat
balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan semoga kita semua selalu dalam
lindungan-Nya.
Billahitaufiqwalhidayah
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Bandung, Desember
2011
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAKSIi
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 9
1.4 Bidang Kajian .................................................................................... 9
1.5 Kegunaan Penelitian ....................................................................... 10
BAB II LANDASANNTEORI ............................................................................. 11
2.1 Hipnoterapi ...................................................................................... 11
2.1.1 Karakteristik Kondisi hipnosis ............................................... 13
2.1.2 Prinsip Kerja Hipnoterapi ....................................................... 13
2.1.3 Gelombang Otak ..................................................................... 15
2.1.4 Sugesti dan imajinasi .............................................................. 17
2.1.5 Jenis - jenis sugesti ................................................................. 17
2.1.6 Tahap-tahap hipnoterapi ......................................................... 19
2.2 Self-esteem ...................................................................................... 23
2.2.1 Definisi self-esteem ................................................................. 23
2.2.2 Aspek-aspek self-esteem ......................................................... 24
2.2.3 Proses terbentuknya self-esteem ............................................. 25
2.3 Remaja ............................................................................................. 27
2.3.1 Pengertian dan batasan remaja………….………………….27
2.3.2 Karakteristik remaja………………………………………28
2.3.3 Tugas Perkembangan Remaja….. …………………………29
2.4 Kerangka Pikir…………………………………………………...29
2.5 Skema Berpikir…………………………………………………..34
2.6 Hipotesis Penelitian………………………………………………35
BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………..36
3.1 Rancangan Penelitian ..................................................................... 36
3.2 Identifikasi Variabel ....................................................................... 37
3.3 Operasionalisasi Variabel ............................................................... 40
3.3.1 Operasionalisasi Hipnoterapi .................................................. 40
3.3.2 Operasionalisasi Self-Esteem .................................................. 42
3.4 Populasi .......................................................................................... 43
3.5 Alat Ukur ........................................................................................ 43
3.5.1 Bentuk Alat Ukur .................................................................. 43
3.5.2 Kisi-kisi Alat Ukur ............................................................... 44
3.6 Pengujian Alat Ukur ....................................................................... 45
3.6.1 Uji Validitas........................................................................... 45
3.6.2 Uji Reliabilitas ....................................................................... 46
3.8 Teknik Pengolahan Data…………………………………………47
3.9 Prosedur Pelaksanaan ...................................................................... 48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 51
4.1 Hasil Perhitungan dan Pengolahan Data ......................................... 51
4.1.1 Hasil Perhitungan Stabilitas Data Baseline dengan
menggunakan Uji Friedman .................................................. 51
4.1.2 Hasil Pengujian Statistik Mengenai Pengaruh Hipnoterapi
Terhadap Self-Esteem Siswi yang Memiliki Berat Badan Berlebih
di SMK Sandhy Putra Stabilitas Data Baseline dengan menggunakan
Uji Friedman ..................................................................... …52
4.1.3 Hasil Pengujian Statistik Mengenai Pengaruh Hipnoterapi
Terhadap Aspek Power Siswi yang Memiliki Berat Badan Berlebih
di SMK Sandhy Putra Stabilitas Data Baseline dengan menggunakan
Uji Friedman ………………………………….. .................. 53
4.1.4 Hasil Pengujian Statistik Mengenai Pengaruh Hipnoterapi
Terhadap Aspek Significance Siswi yang Memiliki Berat
Badan Berlebih di SMK Sandhy Putra Stabilitas Data
Baseline dengan menggunakan Uji
friedman………………… .................................................. ..54
4.1.5 ....... Hasil Pengujian Statistik Mengenai Pengaruh Hipnoterapi
Terhadap Aspek Virtue Siswi yang Memiliki Berat Badan Berlebih
di SMK Sandhy Putra Stabilitas Data Baseline dengan menggunakan
Uji Friedman……………………………… ....................... ..55
4.1.6 ...... Hasil Pengujian Statistik Mengenai Pengaruh Hipnoterapi
Terhadap Aspek Competence Siswi yang Memiliki Berat Badan Berlebih
di SMK Sandhy Putra Stabilitas Data Baseline dengan menggunakan
Uji Friedman…………………. ..................................................... .56
4.1.7 Grafik Kondisi Self-Esteem Siswi yang Memiliki Berat Badan
Berlebih di SMK ........ Sandhy Putra …………………………….57
4.1.8Grafik Aspek Power Siswi yang Memiliki Berat Badan Berlebih
di SMK Sandhy Putra…………… ............................................ ….58
4.1.9 .. Grafik Aspek Significance Siswi yang Memiliki Berat Badan
Berlebih di SMK . Sandhy Putra …………………………………59
4.1.10Grafik Aspek Virtue Siswi yang Memiliki Berat Badan Berlebih
di SMK Sandhy Putra ……………………………………………60
4.1.11Grafik Aspek Competence Siswi yang Memiliki Berat Badan
Berlebih di SMK Sandhy Putra ………………………….……….61
4.1.12Hasil Penggalian Masalah Setiap Subjek Pada Sesi Terapi Pertama62
4.2 Pembahasan………………………………………………………65
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .72
5.1Kesimpulan………………………………………………………….72
5.2Saran…………………………………………………………………72
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Masa remaja merupakan masa transisi menuju dewasa. Masa remaja
dihayati sebagai masa yang penuh dengan kesenangan. Pada masa ini individu
mulai ingin bebas menentukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya. Havighurst
mengemukakan ada beberapa tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh
seorang remaja, yaitu: (1) menerima kondisi fisik dan memanfaatkan tubuhnya
secara efektif, (2) menerima hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya
dari jenis kelamin yang berbeda, (3) menerima peran jenis kelamin masing-
masing, (4) berusaha melepaskan diri dari ketergantungan emosi terhadap orang
tua dan orang dewasa lainnya, (5) mempersiapkan karir ekonomi, (6)
mempersiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga, (7) merencanakan
tingkah laku sosial yang bertanggung jawab, (8) mencapai sistem nilai dan etika
tertentu sebagai pedoman tingkah lakunya.
Remaja mulai membuat peer group dan sering melakukan berbagai
aktivitas bersama seperti berjalan-jalan bersama di sebuah mall, menonton film
bersama, atau mengerjakan tugas-tugas sekolah bersama. Selain dipenuhi dengan
kesenangan, juga merupakan masa yang diliputi berbagai macam kekhawatiran
dan masalah. Permasalahan yang dihadapi remaja meliputi konflik dengan teman
sebaya, konflik dengan orang tua, kehidupan di sekolah, dan masalah yang
dilatarbelakangi oleh perubahan fisik yang dimiliki. Pada masa remaja sudah
mulai tampak perubahan-perubahan pada fisik. Menurut teori psikologi
perkembangan, perubahan fisik ini bisa menjadi masalah terutama pada remaja
usia 14-16 tahun. Beberapa remaja mulai merasa ada kekhawatiran akan
perubahan fisik ini. Salah satu masalah yang berhubungan dengan perubahan fisik
ini adalah berat badan yang berlebih. Stereotip yang mengatakan bahwa orang
dengan berat badan berlebih adalah seseorang yang tidak menarik akan
menambah kekhawatiran pada remaja. Berat badan yang berlebih dinilai sebagai
suatu hal yang kurang menyenangkan pada beberapa remaja. Penilaian yang
negatif tersebut akan mengarah pada rendahnya harga diri atau self esteem.
Sel esteem adalah evaluasi seseorang akan dirinya sendiri (Baron & Byrne,
2004). Self esteem menyangkut pada bagaimana individu mempersepsikan dirinya
secara keseluruhan. Salah satu faktor yang memberikan pengaruh terhadap self-
esteem adalah berat badan yang dimiliki. Remaja dengan berat badan ideal
cenderung lebih mudah diterima lingkungan sehingga remaja tersebut lebih
percaya diri dan dapat meningkatkan harga dirinya, sedangkan remaja yang
memiliki berat badan berlebih merasa kurang menarik sehingga menurunkan self
esteem. Penelitian terdahulu menemukan bahwa ada hubungan antara berat badan
berlebih dengan rendahnya self esteem pada individu remaja yang memiliki berat
badan berlebih (French dkk, 1995). Penelitian lain yang dilakukan oleh
Mendelson dan White (dalam Aliati, 2004) menyatakan bahwa remaja yang
obesitas mengalami penurunan self esteem secara konsisten.
Remaja jika dilihat dari pendidikannya, sedang mengenyam pendidikan di
jenjang Sekolah Menengah Atas. Selain SMA yang bersifat umum terdapat pula
sekolah yang sudah mempersiapkan siswanya untuk terjun ke dalam dunia kerja
yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Saat ini SMK sudah semakin
berkembang. SMK Sandhy Putra merupakan salah satu SMK yang terkemuka di
kota Bandung. SMK Sandhy Putra merupakan sekolah kejuruan dibidang
pariwisata dan perhotelan. Perhotelan dan pariwisata merupakan salah satu bidang
yang akan berhubungan dengan banyak orang, oleh karena itu SMK Sandhy Putra
menuntut para siswa-siswinya untuk menjaga penampilan agar tetap terlihat
menarik, bahkan seleksi masuk pun mempertimbangkan penampilan. Bentuk
tubuh yang proporsional pun menjadi suatu hal yang wajib dimiliki oleh para
siswa-siswi di sana. Berdasarkan hasil survey di sekolah tersebut melalui
observasi tampak ada beberapa siswi yang memiliki berat badan berlebih.
Menurut penuturuan dari pihak sekolah sebenarnya seleksi masuk sudah
memperhatikan penampilan fisik namun ada saja yang diluluskan karena ada
pertimbangan lain. Walaupun pada saat seleksi tidak termasuk dalam kategori
berat badan yang berlebih, selama proses menjadi murid di sana ada saja yang
mengalami berat badan berlebih.
Berdasarkan perhitungan BMI (body mass index), siswi-siswi yang telah
ditemui terbagi kedalam dua kategori yaitu overweight dan obesitas. Siswi yang
memiliki berat badan tergolong overweight menuturkan bahwa mereka memiliki
masalah yang berhubungan dengan pertemanan di sekolah. Beberapa dari mereka
merasa bahwa teman-teman di kelas mengucilkan dirinya, bahkan terkesan seperti
sering membicarakan dirinya. Hal tersebut menimbulkan perasaaan yang kurang
nyaman. Menurut penuruturan mereka, dukungan semisal perhatian sangat
dibutuhkan terutama dari teman-teman sekolahnya agar mereka dapat
mengerjakan tugas-tugas dan kewajiban lainnya dengan baik, namun dalam
kenyataannya mereka tidak mendapatkan itu. Teman-teman yang dipersepsikan
kurang memberikan dukungan dan perhatian, bahkan mengucilkan, menimbulkan
perasaan bahwa dirinya kurang dibutuhkan dan mereka menjadi sulit untuk
menampilkan diri dalam berinteraksi dengan teman-temanya disekolah, apalagi
menampilkan diri sebagai sosok sentral atau pemimpin. Efek dari perlakuan
tersebut sering mengganggu dalam kegiatan akademik khususnya dalam kegiatan
praktikum. Siswi-siswi tersebut sering merasa bahwa dirinya tidak akan mampu
menampilkan performance yang baik ketika kegiatan praktikum karena relasi
yang kurang baik dengan teman-temannya. Selain itu ada juga yang mendapatkan
ejekan secara langsung dengan memberikan julukan sebagai tambahan dalam
nama mereka. Julukan tersebut berkaitan dengan kondisi fisik yang tergolong
berat badan berlebih. Efeknya siswi-siswi tersebut merasa bahwa dirinya tidak
semenarik teman-teman di sekolah dan cenderung rendah diri. Kepercayaan diri
pun menjadi masalah pada mereka. Terutama berkaitan dengan hal berbicara di
depan orang banyak, misalnya dalam kegiatan praktikum atau presentasi di depan
kelas. Selain masalah di sekolah, ada beberapa siswi yang merasa tidak betah dan
terkadang memiliki keinginan untuk pergi dari rumahnya. Hal tersebut disebabkan
karena orang tua yang dirasa kurang memberi perhatian terutama terhadap
perasaan mereka dan cenderung memberikan banyak tuntutan.
Pada hasil wawancara dengan siswi yang tergolong obesitas didapat
keterangan bahwa dia merasa teman-temannya tidak menanggapi dirinya secara
serius ketika sedang berbicara. Selain itu siswi tersebut merasa percuma untuk
memberikan saran pada teman-temannya karena sering tidak ditanggapi atau
diikuti. Hal tersebut menimbulkan perasaan kesal dan kecewa. Selain masalah itu,
siswi yang tergolong obesitas ini merasa bahwa dirinya tidak baik dan akan
mengalami kegagalan dalam kegiatan praktik yang memberikan service atau
pelayanan. Hal tersebut disebabkan karena siswi tersebut kurang nyaman ketika
harus bertemu dengan orang lain dan harus melayani orang tersebut, oleh karena
itu siswi ini lebih menyukai bidang yang tidak menuntut untuk bertemu orang
banyak.
Berdasarkan konsep teori dari coopersmith, permasalahan-permasalahan
yang telah dikemukakan mengindikasikan bahwa siswi dengan berat badan
berlebih memiliki self esteem yang rendah. Siswi yang memiliki self estem yang
rendah perlu mendapatkan bantuan agar individu tersebut dapat memiliki self
esteem yang baik sehingga siswi-siswi tersebut dapat lebih menghargai dirinya,
mampu menampilkan diri dan mengerjakan tugas-tugasnya lebih baik lagi. Salah
satu bentuk bantuan yang dapat diberikan adalah hipnoterapi. Dalam
perkembangannya, Pada tahun 1955, British Medical Association menyatakan
bahwa hipnosis layak digunakan untuk mengobati hysteria dan digunakan sebagai
anastesi. Pada tahun 1958, American Medical Association membuat pernyataan
yang sama (Wikipedia.org). Hipnoterapi sendiri telah diakui sebagai salah satu
bentuk terapeutik oleh American Psychological Association (APA). Hipnoterapi
telah digunakan untuk menangani kasus-kasus psikologis seperti phobia,
menurunkan tingkat stress, dan lain-lain.
Hipnoterapi merupakan sebuah bentuk terapi yang diberikan dengan cara
mengakses pikiran tidak sadar klien, kemudian memberikan sugesti kepada klien
sesuai permasalahan yang dihadapi. Dalam hal ini sugesti ditujukan pada para
siswi dengan berat badan berlebih yang memiliki self esteem rendah sehingga
remaja tersebut memiliki pemahaman yang baru mengenai kondisi dirinya.
Diharapkan melalui sugesti yang diberikan mampu meningkatkan self-esteem
pada siswi yang memiliki berat badan berlebih.
Hipnoterapi diperkirakan dapat merubah penilaian seseorang mengenai
dirinya dan meningkatkan self-esteem, karena itu peneliti bermaksud untuk
mengukur pangaruh hipnoterapi terhadap self esteem dengan judul penelitian
“Pengaruh Hipnoterapi terhadap Self Esteem pada Siswi yang Memiliki Berat
Badan Berlebih di SMK Sandhy Putra Bandung”.
1.2 Identifikasi Masalah
Body mass index (BMI) adalah parameter yang biasa digunakan untuk
mengetahui lemak tubuh pada pria maupun wanita dewasa. Berat badan yang
berlebih dapat memberikan pengaruh buruk bagi kondisi psikologis seseorang.
BMI dapat dihitung dengan rumus : Berat badan (kg)/Tinggi badan2 (m). Kriteria
WHO yang telah disesuaikan untuk pengukuran BMI orang Asia termasuk
Indonesia adalah sebagai berikut:
1) Underweight :Kurang dari 18.5
2) Normal :18.5-22.9
3) Overweight at risk :23.0-24.9
4) Obes I :25-29.9
5) Obes II : lebih dari atau sama dengan 30
Pada remaja. berat badan yang berlebih menimbulkan kesan yang kurang
menarik bagi remaja dan dapat menurunkan percaya diri. Penelitian terdahulu
bahkan membutikan bahwa berat badan berlebih dapat menurunkan self-esteem.
Pengembangan self esteem dipengaruhi oleh banyak aspek, namun kondisi fisik
dianggap sebagai aspek yang penting. Fox (dalam Auweele, 1999) menyatakan
bahwa komponen kompetensi olahraga, ketertarikan-tubuh, kekuatan fisik, dan
kondisi fisik adalah komponen pemicu bagi pengembangan self-esteem. Berat
badan berlebih menjadikan penampilan seseorang kurang serasi, kurang luwes dan
menimbulkan rasa kurang percaya diri. Orang yang memiliki berat badan berlebih
sering mengalami tekanan karena timbulnya berbagai masalah baik dari diri
pribadi maupun dari lingkungan. Penilaian yang negatif akan kondisi tubuh
dengan berat badan berlebih membuat self-esteem seseorang menjadi rendah.
Hipnoterapi merupakan kombinasi dari hipnosis dan intervensi terapeutik.
Hipnosis pada dasarnya adalah sugestabilitas yang meningkat terhadap sugesti
yang diberikan oleh orang lain (Bernheim, dalam Hipnoterapi: prisip-prinsip dasar
praktik psikoterapi, 2007). Terapis yang melaksanakan proses hipnoterapi ini
memfalisitasi kliennya untuk mengalami perubahan-perubahan positif ketika klien
sedang berada dalam keadaan relaksasi yang mendalam dan memiliki tingkat
sugestabilitas tinggi yang disebut trance (Booth, 2003). Proses hiponis hampir
sama dengan tidur, hanya saja individu yang berada dalam kondisi trance tidak
sepenuhnya tidur. Individu dalam kondisi trance tetap mampu menerima sugesti
dari terapis melalui panca inderanya. Hipnosis membantu klien untuk mencapai
kondisi relaks dengan cara menurunkan gelombang otak. Turunnya gelombang
otak memungkinkan bagi terapis untuk berinteraksi dengan pikiran bawah sadar
klien. Melalui sugesti pikiran bawah sadar klien dapat diprogram ulang oleh
terapis.
Isi dari sub-concious terdiri dari berbagai macam, salah satunya adalah
sistem belief. Sistem belief merupakan keyakinan individu yang terbentuk melaui
pengalaman yang dialami oleh individu sepanjang hidupnya. Sistem belief
menjadi sulit ketika klien berada dalam kondisi sadar. Melalui teknik hipnoterapi
akan mempermudah terapis untuk merubah belief-belief negatif yang
menimbulkan self-esteem rendah pada remaja dengan berat badan berlebih .
Coopersmith mengemukakan bahwa self-esteem merupakan evaluasi yang
dibuat individu dan kebiasan memandang dirinya terutama mengenai sikap
menerima dan menolak, juga indikasi besarnya kepercayaan individu terhadap
kemampuannya, keberartian, kesuksesan dan keberhargaan. Secara singkat, self-
esteem merupakan personal judgement mengenai perasaan berharga atau berarti
yang dieksprsikan kedalam sikap-sikap individu pada dirinya sendiri. Harga diri
berkaitan dengan bagaimana individu mempersepsikan dirinya secara
keseluruhan.
Individu yang memiliki self-esteem rendah cenderung mengalami
hambatan ketika individu tersebut berinteraksi dengan orang lain, mudah
menyerah dalam mnegejakan tugas, tidak berharap banyak pada dirinya, berpikir
dirinya tidak penting atu tidak menyenangkan, menganggap ide dari orang lain
dan pekerjan orang lain lebih baik dari dirinya, selalu merasa apa yang
dikerjaakan akan gagal dan sering merasakan putus asa. Individu dengan self-
esteem yang tinggi cenderung menganggap dirinya berharga dan penting,
menganggap dirinya sama baik dengan orang lain, menganggap dirinya sebagai
orang yang layak untuk dihormati dan dipertimbangkan oleh orang lain, dapat
mengendalikan tindakannya, yakin terhadap ide-ide yang dimilikinya
(Coopersmith, 1967).
Berdasarkan paparan masalah di atas, peneliti bermaksud menguji
pengaruh hipnoterapi dalam meningkatkan self esteem remaja yang memiliki
berat badan berlebih. Dengan kata lain, apabila dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan, adalah sebagai berikut : “bagaimana pengaruh pemberian hipnoterapi
terhadap peningkatan self esteem pada remaja yang memiliki berat badan
berlebih?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data empirik mengenai
pengaruh pemberian hipnoterapi terhadap self esteem remaja yang memiliki berat
badan berlebih di SMK Sandhy Putra Bandung.
1.4 Bidang Kajian
Bidang kajian dalam penelitian ini adalah Psikologi Klinis.
1.5 Kegunaan Penelitian
1.5.1 Kegunaan Teoritis
Kegunaan penelitian ini adalah untk memberikan informasi dalam
mengembangkan ilmu psikologi, khususnya dalam hal intervensi pada individu-
individu yang memiliki self esteem rendah. Selain itu, penelitian ini juga
diharapkan dapat memberikan inspirasi yang dapat dikaji lebih lanjut oleh peneliti
lainnya.
1.5.2 Kegunaan Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan membantu pihak sekolah dalam usaha
meningkatkan self-esteem siswi yang memiliki berat badan berlebih. Penelitian ini
juga dapat memberi informasi bagi para praktisi psikologi mengenai salah satu
bentuk intervensi terapeutik yang bisa membantu para psikolog, praktisi
hipnoterapis, dan masyarakat umum lainnya dalam usaha meningkatkan self
esteem yang rendah. Terakhir, penelitian ini diharapkan juga dapat menambah
pengetahuan bagi pembaca hasil penelitian.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Hipnoterapi
2.1.1 Definisi Hipnoterapi
Hipnosis adalah suatu kondisi mental atau diberlakukannya peran
imajinatif. Orang yang melakukan proses hipnosis atau memberikan sugesti
terhadap subjek disebut hipnotis. Hipnosis biasanya disebabkan oleh prosedur
yang dikenal sebagai induksi hipnosis, yang umumnya terdiri dari rangkaian
panjang instruksi awal dan sugesti. Sugesti hipnosis dapat disampaikan oleh
seorang hipnotis di hadapan subjek, atau mungkin dilakukan sendiri oleh subjek
(Self-hipnosis). Penggunaan hipnosis untuk terapi disebut hipnoterapi, sedangkan
penggunaannya sebagai bentuk hiburan bagi penonton dikenal sebagai stage
hipnosis. Sedangkan Hipnoterapi adalah terapi yang dilakukan pada subjek dalam
kondisi Hipnosis.
Kata “Hipnosis” adalah kependekan dari istilah James Braid (1843)
“neuro-hypnotism”, yang berarti “tidurnya sistem syaraf”. Orang yang terhipnotis
menunjukan karakteristik tertentu yang berbeda dengan yang tidak, yang paling
jelas adalah mudah disugesti. Hipnoterapi sering digunakan untuk memodifikasi
perilaku subjek, isi perasaan, sikap, juga keadaan seperti kebiasaan disfungsional,
kecemasan, sakit sehubungan stress, manajemen rasa sakit, dan perkembangan
pribadi.
Berikut ini beberapa definisi hipnosis yang berasal dari beberapa tokoh:
Menurut Bernheim, hipnosis pada dasarnya adalah sugestabilitas yang
meningkat terhadap sugesti yang diberikan oleh orang lain (Hipnoterapi:
prisip-prinsip dasar praktik psikoterapi, 2007).
James Braid mengemukakan bahwa hipnotisme hanyalah akibat dari
tidurnya sistem saraf karena perhatian visual yang terfokus dan
terkonsentrasi pada satu objek (Hipnoterapi: prisip-prinsip dasar praktik
psikoterapi, 2007).
Menurut Dave Elman, hipnosis adalah keadaan pikiran di mana
terciptanya by-pass pada “critical faculty”seseorang dan menjadi selektif
terhadap sugesti yang diberikan. Critical faculty adalah adalah bagian dari
fikiran kita yang memfalisitas kita untuk membuat suatu penilaian
terhadap informasi yang diterima.
Menurut Milton Ericson, hipnosis adalah keadaan dipersempitnya fokus
perhatian.
. Pada tahun 1958, hipnotisme diakui oleh American Medical Association
sebagai sebuah pendekatan terapi yang resmi dan aman untuk menangani
masalah-masalah medis dan psikologis. Hipnoterapi merupakan kombinasi dari
hipnosis dan intervensi terapeutik. Hipnosis adalah kondisi sementara dimana
persepsi sesorang dirubah melalui sugesti dari orang lain dan di mana berbagai
fenomena mungkin muncul secara spontan atau sebagai respon terhadap
rangsangan verbal atau lainnya (BMA, 1959).
2.1.2 Karakteristik Kondisi Hipnosis
Kondisi hypnosis atau trance memiliki karakteristik-karakteristik utama
yaitu relaksasi fisik yang dalam, perhatian yang sangat terpusat, peningkatan
kemampuan indera, pengendalian refleks dan aktivitas fisik, serta respon terhadap
pengaruh setelah hypnosis (Gunawan, 2005).
2.1.3 Prinsip Kerja Hipnoterapi
Cara kerja hipnoterapi berbeda jauh dengan hipnotisme hiburan. Dalam
hipnoterapi, klien secara perlahan-lahan dibawa menuju alam bawah sadarnya.
Terapis yang melaksanakan proses hipnoterapi ini memfalisitasi kliennya untuk
mengalami perubahan-perubahan positif ketika klien sedang berada dalam
keadaan relaksasi yang mendalam dan memiliki tingkat sugestabilitas tinggi yang
disebut trance (Booth, 2003). Pikiran dan tubuh klien dibuat relaks terlebih
dahulu sebelum memasuki alam bawah sadarnya.
Pikiran sadar adalah proses mental yang disadari dan dapat dikendalikan.
Pikiran bawah sadar adalah proses mental yang berfungsi secara otomatis
sehingga individu tidak menyadarinya. Pikiran sadar mempunyai fungsi
mengidentifikasi informasi yang masuk, membandingkan dengan data yang telah
ada dalam memori, menganalisis data yang baru masuk, dan memutuskan data
baru yang akan disimpan, dibuang atau diabaikan sementara. Sementara pikiran
bawah sadar berfungsi jauh lebih kompleks. Organ tubuh, nilai-nilai, kepercayaan,
dan keyakinan terhadap sesuatu tersimpan dalam alam bawah sadar.
Antara kondisi sadar dan bawah sadar ada sebuah filter mental yang
disebut critical area. Critical area adalah penampungan data sementara untuk
kemudian diproses berdasarkan analisa, logika, pertimbangan etika, dan lain-lain.
Critical area ini yang melundungi pikiran bawah sadar dari ide, informasi, sugesti
atau bentuk pikiran lain yang dapat mengubah program pikiran yang telah
tertanam dibawah sadar. Individu yang berada dalam kondisi sadar menjadi sulit
untuk menerima informasi baru dikarenakan aktifnya critical area. Saat
gelombang otak turun dan tercipta kondisi relaksasi, critical area tersebut
melemah dan sugesti yang diberikan oleh terapis akan lebih mudah diterima dan
terinternalisasi oleh klien.
Critical area diperlemah dengan menggunakan induksi hipnosis yang
membawa klien pada kondisi relaks. Pada proses ini peran seorang terapis sangat
berpengaruh. Ketika dalam kondisi sadar, seseorang dapat memberikan atensi
terhadap berbagai macam stimulus yang ada di lingkungan sehingga sangat sulit
untuk memasuki kondisi relaks. Peran terapis adalah membuat klien memusatkan
atensinya pada satu objek misalnya pendulum, atau pada sebuah gambaran mental
yang diciptakan melalui sugesti dari terapis untuk membawa klien memasuki
keadaan relaks.
Saat klien memasuki kondisi yang sangat relaks, critical area semakin
menjadi lemah sehingga terapis semakin mudah untuk berkomunkasi dengan alam
bawah sadar klien. Saat klien menjadi relaks, atensi menjadi semakin terpusat
pada terapis dan sugesti yang diberikan menjadi semakin kuat dan terasa nyata
bagi klien, misalnya gambaran mental mengenai sebuah tempat yang disukai klien
menjadi sangat nyata dan klien mempersepsikan dirinya berada di tempat tersebut.
2.1.4 Gelombang Otak
Kondisi trance berbeda dengan tidur. Trance berhubungan dengan kondisi
gelombang otak yang dimiliki setiap individu. Aktivitas gelombang otak
umumnya diukur dalam frekuensi dengna satuan Hertz (Hz) atau siklus perdetik
(spd). Gelombang otak sendiri dibagi menjadi 4 jenis yaitu:
a Gelombang otak beta
Adalah keadaan yang sadar, atau pada saat perhatian kita terbagi. Dalam
keadaan ini, sesorang menjadi sangat logis, analitis dan aktif. Suatu
keadaan untuk melakukan banyak hal dan disertai dengan stress yang bisa
jadi menguat.
b Gelombang otak alpha
Berkaitan dengan keadaan relaks dan tanpa stress. Dalam keadaan alpha,
konsentrasi seseorang menjadi terpusat, karena hanya fokus pada satu hal.
Ketika seseoang berpikir dua hal secara bersamaan, maka ia tidak lagi
dalam keadaan alpha, namun keadaaan beta. Pada gelombang ini, manusia
berada pada kondisi hening atau tenang. Kondisi ini muncul pada saat
seseorang melakukan aktivitas relaksasi atau pada saat seseorang berdoa.
Pada kondisi alpha inilah proses terapi mulai bereaksi dalam memprogram
pikiran bawah sadar.
c Gelombang otak theta
Adalah keadaan dimana pikiran menjadi kreatif dan inspiratif. Kreativitas
sejati dan penyembuhan yang hebat ada pada tahap ini. Keadaan theta juga
merupakan keadaan dimana seseorang bermimpi yang ditandai dengan
pergerakan mata yang cepat (REM) dalam keadaan mata tertutup. Pada
kondisi ini, manusia berada pada kondisi yang sangat hening, saat dimana
seseoan gsudah berada di daerah perbatasan antara kesadaran fisik dan non
fisik. Theta merupakan kondisi penyembuhan fisik yang hebat dan
sekaligus pelepasan stress.
d Gelombang otak delta
Adalah keadaan pada saat kita sedang tidur tanpa mimpi. Keadaan tidur
nyenyak ini adalah keadaan penyembuhan dan peemajaan sel tubuh.
Kerika sakit, seseorng tidur lebih banyak karena tubuh berusaha
menyembuhkan diri sendiri.
2.1.5 Sugesti dan imajinasi
Umum diakui bahwa hipnosis adalah kesepakatan terselubung antara
hipnoterapis dan klien. Freud merumuskan bahwa hipnosis merupakan
persekutuan dua pihak. Dalam kesepakatan tersebut, terapis memberikan sugesti
dan klien memaksimalkan daya imajinatifnya. Dua syarat ini penting untuk
mencapai perubahan subjektif dalam persepsi, suasana hati (mood), perasaan,
emosi dan memori klien.
Dalam proses hipnosis, imajinasi klien menjadi sangat hidup sehingga ia
tidak bisa lagi membedakan antara imajinasi dan kenyataan. Pada pelaksanaannya,
klien terkadang sulit berimajinasi. Dalam situasi seperti ini, terapis perlu
mempersiapkan mereka dengan latihan relaksasi atau meditasi.
2.1.5.1 Jenis-jenis sugesti
Ada enam tipe sugesti yang digunakan dalam hipnoterapi, yaitu:
a Sugesti untuk relaksasi: sugesti ini dimaksudkan untuk membuat
klien berada dalam keadaan reseptif dan mampu mengarahkan
konsentrasinya pada bagian-bagian tubuh tertentu. Dengan cara ini,
klien masuk ke dalam proses mentalnya sendiri sembari
mengabaikan situasi luar.
b Sugesti untuk memperdalam: sugesti ini mengajak klien untuk
masuk lebih dalam lagi ke alam bawah sadarnya. Perhatian klien
dibuat semakin terfokus pada dunia batinnya dan perlahan-lahan
digiring ke dalam tidur hipnosis.
c Sugesti tidak langsung: dengan sugesti ini, terapis berusaha
menemukan pengalaman-pengalaman klien yang menimbulkan
efek-efek emosional tertentu yang tidak menyenangkan.
Wawancara di awal sesi bisa menjadi langkah yang baik untuk
mendapatkan informasi tentang masa lalu klien. Setelah
menemukan titik permasalahannya, terapis lalu membantu klien
meninggalkan emosi-emosi negatifnya itu dengan memunculkan
emosi-emosi positif.
d Sugesti langsung: Sugesti langsung adalah sugesti yang dberikan
secara langsung tanpa perumpamaan atau analogi dengan
menggunakan bahasa yang sederhana. Klien cukup diminta
merespon kata-kata yang diucapkan terapis. Tidak dibutuhkan
gambaran mental yang hidup dalam sugesti ini.
e Sugesti gambaran mental: sugesti ini bertujuan membuat gambaran
mental klien menjadi lebih hidup. Ini dapat dicapai bila klien sudah
dalam keadaan santai. Gambaran mental sangat baik baik untuk
membawa klien ke tempat yang nyaman dan aman. Tempat seperti
ini dibutuhkan klien ketika terapis ingin membawanya menemui
isi-isi ketidaksadaran. Dalam teori psikoanalisi, diketahui bahwa isi
dari ketidaksadaran bukan hanya berupa ingatan, tapi juga
pengalaman traumatis yang direpresi klien dan selalu ditolak untuk
diangkat ke kesadaran.
f Sugesti posthipnotik: sugesti posthipnotik diberikan selama klien
dalam keadaan trans atau tidur hipnotik. Sugesti ini digunakan
untuk memodifikasi pelbagai perilaku, seperti meningkatkna
konsentrasi, mengurangi atau menghentikan kebiasaan merokok,
menjalin hubungan antarpribadi yang lebih harmonis, atau
meningkatkan kepercayaan diri. Pada kondisi tidur hipnotik,
sugesti ini ditujukan untuk memberntuk bawah-sadar klien. Bila
proses I ni berjalan baik, klien akan menunjukan perubahan dalam
sesi-sesi berikutnya.
2.1.6 Tahap-tahap hipnoterapi
Untuk memasuki pikiran bawah sadar seseorang dan memberikan sebuah
proses penyembuhan, hipnoterapi memiliki beberapa tahapan yang harus dilalui.
Tahapan yang harus dilalui adalah sebagai berikut:
a Pre-induksi
Pada tahapan ini terapis membangun sebuah rapport dengan klien yang
akan diterapi. Selain membangun rapport, di tahap ini terapis memperkaya
informasi mengenai klien dengan menggunakan beberapa teknik seperti
observasi dan wawancara. Hal tersebut sangat penting guna menjaring data
mengenai permasalahan yang dialami oleh klien secara jelas, yang akan
berpengaruh pada pemberian sugesti terapeutik pada klien.
b Induksi
Saat data yang dikumpulkan sudah memadai dan klien secara
mental sudah siap untuk masuk ke dalam kondisi hipnosis, terapis
selanjutnya mempersiapkan insuksi. Induksi adalah proses yang ditempuh
terapis dalam membawa klien menuju tidur hipnotik, dalam kata lain
menurunkan gelombang otak klien dan membuat klien mengalami
relaksasi yang mendalam. Lewat induksi, terapis berperan sebagai
pemandu jalan menuju trance. Hal ini dilakukan dengan cara membuat
klien memusatkan perhatiannya pada objek tertentu. Tujuannya adalah
mengasingkan klien dari banyaknya stimulus di sekitar dirinya. Induksi
dapat digunakan dengan atau tanpa iringan musik. Fungsi musik adalah
mengiringi proses relaksasi tubuh. Volume dan ritme musik diharapkan
tidak mengganggu konsentrasi klien dan kejelasan instruksi terapis.
Induksi atau proses mengantar klien ke dalam tidur hipnotik (trans)
bisa berjalan cepat atau lama. Semua itu tergantung pada sugestabilitas
klien. Meski bervariasi, elemen-elemen yang mendasari induksi hampir
sama. Dalam setiap induksi, elemen-elemen berikut selalu ditemui, yaitu:
Permulaan: untuk mengawali induksi, bentuk yang paling sering
digunakan adalah teknik pernafasan karena oksigen yang dibawa
ke otak akan membuat pikiran dan tubuh menjadi relaks
Relaksasi Sistematis: terapis melakukan relaksasi yang sistematis
pada titik-titk tertentu mulai dari kepala sampai kaki. Titik-titik
yang umumnya dibuat relaks adalah ubun-ubun, mata, pelipis,
rahang, leher, bahu, lengan, tangan, dada, punggung, perut, paha,
betis, dan kaki. Caranya adalah dengan membuat klien
berkonsentrasi pada masing-masing bagian tubuh tersebut,
kemudian terapis memberikan sugesti untuk membuat setiap
bagian tubuh tersebut menjadi relaks.
Pengaktifan rasa dan emosi: terapis perlu menghindari ucapan yag
mengajak klien berpikir. Klien cukup diajak merasakan sugesti
yang diberikan. Berdasarkan pertimbangan tersebut, lebih baik
menggunakan kata-kata “rasakan” atau “bayangkan” daripada kata-
kata seperti “pikirkan” atau “ingatlah”
Pengaktifan gambaran mental: terapis bisa menciptakan gambaran
mental dengan membawa klien ke tempat yang disukainya. Ketika
ingin mengatifkan gambaran mental, terapis perlu meningkatkan
kepekaan indera-indera klien, seperti pengelihatan, pendengaran,
perabaan, pengecapan, dan penciuman. Semakin aktif indera,
semakin hidup gambaran mental ini. Semakin hidup gambaran
mental, semakin cepat pencapaina trans.
c Depth Level Test
Proses depth level test merupakan tes untuk melihat seberapa jauh
kesadaran klien berpindah dari conscious mind menuju unconscious mind.
kedalaman seseorang berbeda dan sangat bergantung dengan: kondisi
subjek, pemahaman subjek, waktu, lingkungan, dan keahlian seorang
terapis. Bagi seorang terpais, tingkat kedalaman trance akan berpengaruh
pada sugesti terapi yang diberikan pada klien. Depth level test sangat
sederhana, yaitu dengan memberikan sugesti pada klien untuk melakukan
sesuatu yang secara sadar hal tersebut sangat tidak masuk akal.
d Sugesti
Adalah kalimat-kalimat yang disampaikan oleh terapis ke pikiran bawah
sadar klien. Sugesti merupkan tahapan inti dari sebuah proses hipnoterapi.
Pada tahap ini, terapis mulai dapat memasukan sugesti-sugesti ke dalam
pikiran bawah sadar klien. Sugesti yang diberikan diharapkan dapat
bertahan atau dapat menjadi “nilai baru” bagi klien walaupun telah sadar
dari tidur hipnotiknya. Sugesti yang diharapkan tersebut disebut dengan
posthypnotic suggestion.
kata latin post berarti sesudah dan hypnotic bisa diartikan tertidur
karena sugesti. Sugsti ini berisi ucapan-ucapan terapis yang bertujuan
memodifikasi kebiasaan atau mengubah kepercayaan-kepercayaan yang
negatif. Bila alam bawah sadar klien menangkap isi pesan tersebut dengan
baik, maka sugesti itu akan mempengaruhi perilau klien setelah ia bangun
dari tidur hipnotisnya. Apa yang ingin dicapai oleh terapis dari sesi
hipnoterapinya ditentukan oleh posthypnotic suggestion ini. Sebelum
memberikan posthypnotic suggestion, terapis harus benar-benar yakin
dengan kedalaman trans klien.
e Termination
Sesudah memberikan posthypnotic suggestion, terapis membangunkan
klien dari trance. Proses membangukna klien dilakukan secara bertahap.
Membangunkan secara tiba-tiba akan menimbulkan dampak perasaan yang
tidak nyaman dan disorientasi yang menyebabkan klien merasa pusing.
Cara yang paling umum adalah dengan menghitung dari satu sampai tiga
atau lima dan pada hitung terakhir terapis mengatakan “bangun dan
rasakan tubuh anda yang segar”.
2.2 self-esteem
2.2.1 Definisi self-esteem
Coopersmith mengemukakan self-esteem merupakan evaluasi yang dibuat
individu dan kebiasan memandang dirinya terutama mengenai sikap menerima
dan menolak, juga indikasi besarnya kepercayaan individu terhadap
kemampuannya, keberartian, kesuksesan dan keberhargaan (Coopersmith, 1967).
Secara singkat, self esteem merupakan personal judgement mengenai perasaan
berharga atau berarti yang dieksprsikan kedalam sikap-sikap individu pada dirinya
sendiri. Lebih lanjut coopersmith mengemukakan 4 faktor yang memberikan
kontribusi dalam perkembangan self-esteem, yaitu:
a Banyaknya jumlah penghargaan, penerimaan, dan perhatian yang
diterima seseorang dari significant others dalam kehidupannya.
b Sejarah kesuksesan dan kegagalan seseorang
c Nilai-nilai dan aspirasi
d Sikap-sikap individual dalam merespon devaluasi terhadap dirinya
2.2.2 Aspek-aspek Self-esteem
Coopersmith mengemukakan 4 sumber self-esteem yaitu sebagai berikut :
1. power
power merupakan kemampuan untuk dapat mengatur atau mengontrol
tingkah laku orang lain. Kemampuan ini ditandai oleh adanya
pengakuan dan rasa hormat yang diterima individu dari orang lain dan
besarnya sumbangan pemikiran dan kebenarannya.
2. Significance
Significance merupakan perhatian, kepedulian dan afeksi yang
diterima individu dari orang lain. Hal tersebut merupakan penghargaan
dan minat dari orang lain, penerimaan dari orang lain, popularitas
individu di lingkungannya. Significance ditandai dengan kehangatan,
keikutsertaan, perhatian dan kesukaan orang lain terhadapnya.
3. Virtue
Virtue merupakan ketaatan individu untuk menampilkan perilaku yang
diharapkan lingkungan sesuai dengan standar moral dan etika.
4. Competence
Competence dalam arti sukses memenuhi tuntutan prestasi yang
ditandai keberhasilan individu dalam mengerjakan tugas dan pekerjaan
dengan baik.
Coopersmith menyatakan bahwa self esteem individu tidak ditentukan
oleh tingginya pencapaian kemampuan individu dalam empat sumber self-esteem,
tetapi lebih ditentukan oleh kriteria yang digunakan individu untuk menilai
dirinya dan tingkat pencapaiannya.
2.2.3 Proses Terbentuknya Self-Esteem
Self esteem mulai terbentuk selama sepuluh tahun pertama kehidupan, di
mana anak-anak mulai mengembangkan konsep tentang diri mereka dan mulai
mengerti mengenai watak mereka sendiri. Mereka mulai mengerti bagaimana
mereka dilihat oleh oang lain, mereka juga mengembangkan lebih dari satu diri
sosial, dalam perasaan hati mereka mulai menciptakan kesan yang berbeda
terhadap orang yang berbeda.
Self-esteem menurut Brisset (1972), mencakup dua proses psikologis yang
mendasar, yaitu:
a Self evaluation: proses penilaian diri.
b Self worth: proses penghargaan diri.
Evaluasi diri emiliki tiga faktor utama yaitu perbandingna antara self
image dengan ideal self, internalisasi dari penilaian lingkungan sosial, dan
evaluasi terhadap kesuksesan dan kegagalan dalam melakukan sesuatu. Ketiga
faktor ini sering terkait dan menentukan proses pembentukan self-esteem remaja.
Self-image merupakan suatu gambaran diri dan keadaan diri yang dimiliki
oleh remaja yang bersangkutan, sedangkan ideal-self adalah suatu gambaran dari
keadaan diri yang dinginkan oleh remaja. Pada proses evaluasi diri, remaja akan
melakukan suatu perbandingan antara self image dan ideal self. Jika perbandingan
antara self-image dengan ideal-self menghasilkan suatu gambaran yang sangat
beda, remaja akan merasa tidak puas dan sangat mungkin mengembangkan self-
esteem yang rendah. Sebaliknya, jika gambaran diri dengan ideal self tidak terlalu
berbeda, remaja akan puas dan menerima diri dengan realistis dan
mengembangkan self-estem yang tinggi.
Faktor kedua di dalam self evaluation adalah internalisasi dari penilaian
lingkungan sosial terhadap diri. Dalam hal ini, self evaluation ditentukan oleh
keyakinan remaja mengenai bagaimana orang lain mengevaluasi dan memberikan
penilaian atas diri. Proses pembentukan ini terjadi semenjak remaja berinteraksi
dengan lingkungan, di mana penilaian dari lingkungan tersebut akan
terinternalisasi dan menjadi batas tingkah laku.
Faktor ketiga dalam self evaluation adalah evaluasi terhadap kesuksesan
dan kegagalan dalam melakukan sesuatu sebagai bagian dari identitas diri. Dalam
hal ini remaja dapat melakukan sesuatu yang membuat dirinya merasa berharga
baik secara pribadi atau sosial sehingga dapat meningkatkan self-esteem remaja
Hasil dari self evaluation yang dilakukan remaja akan menumbuhkan suatu
perasaan bahwa diri itu berharga atau self-worth. Self-worth melibatkan sudut
pandang dari diri sendiri dalam melakukan sesuatu, misalnya perasaan kompetisi
muncul dari dalam diri remaja tersebut karena ia merasa memiliki harga diri dan
tidak ditenteukan atau bergantung pada dukungan atau pandangan yang sifatnya
eksternal.
Berdasakan self-evaluation dan self-worth, remaja akan mengembangan
self esteem. Self esteem memiliki 4 area keberhasilan yaitu power, significance,
virtue dan competence. Bila power, significance, virtue, dan competence ada
dalam diri dengan tingkat tinggi, maka kecenderungan akan menunjukan self
esteem yang tinggi pula.
2.3 Remaja
2.3.1 Pengertian dan Batasan Remaja
Istilah remaja atau adolescence berasal dari kata adolescere yang tumbuh
ke arah kematangan. Kematangan yang dimaksud tidak hanya terbatas pada
kematanga fisik tetepi termasuk juga kematangan mental, emosi dan sosial. Piaget
(dalam Hurlock, 1992) mengemukanan pendapat sebagai berikut:
“Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu
berintegrasi dengan masyarakat dewasa. Usia dimana anak tidak lagi merasa I
bawah tingkat orang-orang yang lebih tua, melainkan berada di tingkatan yang
sama, setidaknya dalam masalah hak. Integrasi dalam masyarakat (dewasa)
mempunyai banyak aspek efektif kurang lebih berhubungan bdengan masa puber.
Termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok. Transformasi intelektual
yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkan untuk mencapai integrasi
dalam hubungan sosial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas
yang umum dari periode perkembangan ini.”
Menurut Diane E. Papalia, tidak ada batasan yang pasti untuk remaja
tetapi dimulai dari sekitar usia 12 tahun sampai sekitar usia 20 tahun. Pada tahun
1974, WHO memberikan definisi tentang remaja dengan tiga kriteria, yaitu
biologis, psikologis, dan sosial ekonomi. WHO mengemukakan bahwa remaja
adalah suatu masa ketika:
1. Individu berkembang dari saat pertama kali menunjukan tanda-
tanda seksual sekundernya sampai saat mencapai kematangan
seksual.
2. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi
dari masa kanak-kanak menjadi dewasa
3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh
kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.
2.3.2 Karakteristik Remaja
Masa remaja memiliki cirri-ciri tertentu yang membedakan dengan periode
sebelum maupun sesudahnya. Adapun ciri-ciri remaja menurut Hurlock (1990)
yaitu:
1. Masa remaja merupakan periode yang penting
2. Masa remaja sebagai periode peralihan
3. Masa remaja sebagai periode perubahan
4. Masa remaja sebagai usia bermasalah
5. Masa remaja sebagai usia pencarian identitas
6. Masa remaja merupakan masa yang menimbulkan ketakutan
7. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistis
8. Masa remaja sebagai masa ambang dewasa
2.3.3 Tugas Perkembangan Remaja
Tugas perkembangan remaja adalah hal yang dipelajari sesorang dalam
suatu periode tertentu di dalam kehidupannya untuk dapat menjalani proses
kehidupan selanjutnya dengan baik. Menurut Havighurst, remaja memiliki
beberapa tugas perkembangan yang harus dipenuhi, yaitu:
1. Menerima kondisi fisik dan memanfaatkan tubuhnya secara efektif
2. Menerima hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya dari jenis
kelamin yang berbeda
3. Menerima peran jenis kelamin masing-masing
4. Berusaha melepaskan diri dari ketergantungan emosi terhadap orang tua
dan orang dewasa lainnya
5. Mempersiapkan karir ekonomi
6. Mempersiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga
7. Merencanakan tingkah laku sosial yang bertanggung jawab
8. Mencapai sistem nilai dan etika tertentu sebagai pedoman tingkah lakunya.
2.4 Kerangka Pikir
Coopersmith menyebutkan bahwa self-esteem merupakan evaluasi yang
dibuat individu dan kebiasaan memandang dirinya terutama mengenai sikap
menerima dan menolak, juga indikasi besarnya keyakinan individu terhadap
kemampuannya, keberartian, kesuksesan dan keberhargaan. Coopersmith
mengemukakan empat sumber self-esteem yaitu power, significance, virtue, dan
competence. Berdasarkan keempat sumber tersebut, akan terbentuk sebuah
judgement atau penilaian pada seseorang akan dirinya sendiri. Penilaian diri yang
negatif terlihat ada pada siswi SMK Sandhy Putra yang memiliki berat badan
berlebih. Kondisi tubuh yang tidak proporsional dinilai oleh para siswi sebagai
suatu yang buruk karena hal tersebut bertolak belakang dengan gambaran diri
ideal yang mereka miliki sehingga membuat self-esteem menjadi rendah. Selain
berasal dari evaluasi berat badan yang mereka miliki, faktor lingkungan pun
memberikan kontribusi yang kurang baik. Mereka mengalami ejekan dan
mendapatkan julukan dari teman-temannya. Julukan dan ejekan yang diterima dari
lingkungan kemudian terinternalisasi dalam diri sehingga mereka merasa dirinya
kurang menarik dan kurang disukai oleh lingkungannya. Mereka juga terlihat
memiliki kekurangan pada sumber self-esteem lainnya yaitu competence dan
power. Mereka mengalami kesulitan untuk berbicara di depan umum dan ketika
menyampaikan suatu gagasan mereka kurang didengar sehingga mereka semakin
merasa bahwa dirinya memang kurang disukai. Mereka mudah menyerah dalam
melaksanakan tugas, dalam mengerjakan suatu hal mereka sangat membutuhkan
dukungan dari orang lain.
Penilaian yang negatif akan diri pada siswi yang memiliki berat badan
berlebih harus dirubah dalam usaha untuk meningkatkan self-esteem yang rendah.
Hipnoterapi dapat membantu untuk merubah penilaian negatif tersebut. Penilaian
diri yang positif akan ditanamkan ke alam bawah sadar individu yang memiliki
berat badan berlebih melalui sugesti. Dalam kondisi sadar gelembong otak
seseorang berada dalam keadaan beta. Pada tahap gelobang otak beta seseorang
menjadi sangat logis, analitis dan aktif dalam melakukan kegiata sehari-hari.
Proses evaluasi diri sehingga menjadi sel-esteem berada pada tahap ini. Pada
tahap gelombang otak beta, seseorang menjadi sulit untuk diberikan sugesti dan
diberi informasi baru karena critical area berfungsi secara optimal. Untuk
memudahkan pemberian sugesti pada para siswi, terapis perlu untuk menurunkan
gelombang otak klien terlebih dahulu sampai keadaan gelombang otak alpha
dengan teknik induction. Induksi dilakukan dengan menggunakan relaksasi
progresif. Relaksasi yang digunakan adalah relaksasi pernafasan yang diperkuat
dengan penggunaan instrument musik klasik dan sugesti yang diberikan oleh
terapis. Pada tahap ini para siswi akan merasa relaks dan tanpa stress. Selanjutnya
dilakukan proses deepening, yaitu proses dimana setiap subjek dibuat untuk
memasuki alam bawah sadar yang lebih dalam. Hal tersebut dilakukan agar para
siswi lebih mudah untuk dimasuki informasi baru melalui sugesti terapis. Sugesti
lebih mudah masuk karena pada kondisi ini critical area setiap subjek melemah,
dan fungsi analitis pun tidak berfungsi. Pada kondisi inilah proses pemberian
sugesti berlangsung dan bereaksi dalam memprogram pikiran bawah sadar (sub-
concious) guna meningkatkan self esteem siswi dengan berat badan berlebih. Inti
dari sugesti yang diberikan adalah informasi-informasi yang merujuk pada sebuah
pandangan positif yang berlawanan dengam yang dimiliki sekarang sehingga
membuat siswi mampu menerima dirinya sendiri, lalu diberi pemahaman baru
sehingga para siswi memandang berat badan berlebih yang dimilikinya bukanlah
sesuatu yang buruk dan menjadi hambatan. Sugesti tersebut akan mengurangi
kadar kekuatan personal judgement yang negatif. Kemudian dengan teknik
posthypnotic suggestion, efek sugesti pasca proses hipnotis diberikan akan mampu
mempengaruhi atau merubah pikiran sadar yang memberikan penilaian negatif
mengenai kondisi diri dengan berat badan berlebih. Dengan berubahnya penilaian
akan diri dengan berat badan berlebih maka self esteem akan meningkat.
Berdasarkan kerangka berpikir peneliti yang telah diungkapakan di atas,
jika digambarkan pada sebuah skema maka akan terlihat sebagai berikut,
2.5 Skema Berpikir
Siswi Berat badan
berlebih
Diejek dan
mendapat
julukan
Tuntutan
sekolah dan
orang tua
Pendapat kurang
didengar
Kurang bisa
bicara di depan
umum
Kurang disukai
Siswi dengan berat
badan berlebih
Merasa tidak
percaya diri
Kurang menarik
Tidak puas dengan
kondisi diri
Mudah tersinggung
dan marah
Perasaan rendah
diri
Mudah menyerah
dalam mengerjakan
tugas
Induksi Hipnoterapi
Relasasi progresif
Instrument music klasik
Sugesti membuat relaks
Siswi berat badan
berlebih pada gelombang
otak beta
self-esteem rendah
Gelombang otak
turun (alfa-theta),
critical area terbuka.
Siswi lebih mudah
diberi sugesti
Memberikan
pemahaman baru
tentang kondisi diri
Mengubah
penilaian negatif
terhadap diri
Posthypnotic suggestion
Penilaian terhadap diri
berubah menjadi positif
Self esteem
meningkat
2.6 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir di atas peneliti mengajukan hipotesis “jika
diberikan hipnoterapi, maka self-esteem yang rendah pada siswi SMK Sandhy
Putra akan meningkat .”
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Untuk menjawab rumusan masalah yang telah diutarakan sebelumnya,
maka metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen. Metode eksperimen dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya
akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik (Suharsimi Arikunto,
2007: 207). Penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan
sebab akibat. Dalam penelitian ini hubungan sebab akibat yang akan diukur
adalah pengaruh dari pemberian hipnoterapi terhadap self-esteem.
Rancangan atau desain eksperimen yang akan digunakan oleh peneliti
adalah Multiple baseline Design. Desain ini digunakan untuk mengetahui efektif
kesusksesan dari sebuah perlakuan yang diberikan pada bebarapa variable yang
diteliti atau satu variabel pada siuasi yang berbeda setelah perilaku baseline
diukur pada jangka waktu yang ditentukan (Christensen, 1988).
Baseline Treatment Post treatment
Y1, Y2, Y3 X1, X2, X3 Y4, Y5, Y6
Keterangan :
1. Y1, Y2, Y3 : Baseline (konidsi self-esteem sebelum hipnoterapi)
2. X1, X2, X3 : Treatment, berupa hipnoterapi yang diberikan beberapa
kali dan setiap setelah perlakuan self-esteem diukur.
3. Y4, Y5, Y6 : self-esteem setelah treatment dilaksanakan
3.2. Identifikasi Variabel
Variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan dalam
penelitian atau bisa juga disebut faktor yang berperan dalam peristiwa yang akan
diteliti. Terdapat dua variabel dalam penelitian eksperimen, yaitu variabel
eksperimen dan variabel non-eksperimen.
3.2.1. Variabel Eksperimen
Varibel ini sering disebut juga sebagai variabel pokok atau variabel
primer, yang terdiri dari independent variable dan dependent variable.
a. Independent variable
Independent variabel atau variabel bebas disebut juga sebagai variabel
berpengaruh, yaitu variabel yang dikontrol oleh eksperimenter, dan tidak
tergantung pada variabel lain yang ingin diselidiki pengaruhnya terhadap
gejala (dependent variabel). Independent variable dalam penelitian ini
adalah hipnoterapi.
b. Dependent variable
Dependent variable atau variabel terikat disebut juga variabel terpengaruh,
adalah faktor-faktor yang timbul, menghilang, atau berubah pada waktu
ekspermenter memunculkan, menghilangkan, atau mengubah variabel
bebas. Dependent variable dalam penelitian ini adalah self-esteem.
3.2.2. Variabel Non-Eksperimen
Variabel non-eksperimen sering juga disebut sebagai ekstraneous variabel
atau variabel sekunder. Variabel ini dapat mencemari variabel eksperimen, artinya
hasil pengukuran dependen variabel diperoleh bukan semata-mata karena
pengaruh independen variabel yang diberikan tetapi juga dipengaruhi variabel
non-eksperimen. Variabel non-eksperimen dibedakan menjadi dua yaitu, variabel
terkontrol dan variabel tidak terkontrol.
a. Variabel terkontrol
Variabel terkontrol adalah variabel yang dikontrol oleh peneliti karena
variabel-variabel tersebut diduga akan mempengaruhi hasil
eksperimen. Pada penelitian ini ada beberapa variabel yang dapat
dikendalikan, yaitu:
Apa Mengapa Bagaimana
Subjek Untuk mendapatkan data
yang dibutuhkan dari
siswi yang memiliki berat
badan berlebih dan
memiliki self-esteem
rendah
Mengidentifikasi siswi-
siswi yang memiliki berat
badan berlebih dan self-
estem yang rendah
Terapis Agar jalan proses terapi
sesuai prosedur
Dangan meminta bantuan
terapis yang memiliki
sertifikat, berpengalaman
dan ahli
Ruangan Proses hipnoterapi
membutuhkan ruangan
Mengkondisikan ruangan
senyaman mungkin bagi
yang bebas dari berbagai
macam hal yang bisa
mengganggu jalannya
poses terapi
terapis maupun subjek
penelitian seperti bebas
dari suara bising,
pencahayaan yang cukup,
dan tempat duduk yang
nyaman.
Pemberian terapi Agar setiap subjek
mendapatkan perlakuan
yang sama
Pemberian hipnoterapi
dilakukan selama ± dua
jam
b. Variabel tidak terkontrol
Variabel tidak terkontrol adalah variabel yang sulit untuk dikontrol
tetapi turut menentukan dalam jalannya eksperimen. Dalam penelitian
ini variabel-variabel yan tidak dapat dikontrol adalah :
1). History adalah adanya kejadian khusus antara pengukuran pertama
dengan pengukuran kedua, kejadian tersebut bisa mepengaruhi
pengukuran kedua. Misalnya, pada saat pemberian hionoterapi
terjadi hal-hal yang mengganggu seperti kebisingan atau keributan
yang mengganggu baik terapis ataupun subjek penelitian sehingga
sulit berkonsentrasi
2). Maturation : proses perubahan yang terjadi pada subjek penelitian
selama waktu hipnoterapi berlangsung misalnya kelelahan saat
diberikan hipnoterapi sehingga kurang bisa berkonsentrasi, sulit
relaks atau bahkan hipnoterpi yang diberikan membuat subjek
tertidur.
3). Testing : pengaruh pemberian tes, dimana pre-test sangat
berpengaruh pada post-test dikarenakan adanya proses belajar
pada saat pre-test
4). Tahap-tahap hipnoterapi tidak terlaksana dengan sempurna
dikarenakan pemberian terapi dilakukan secara klasikal, misalnya
pada tahap pre-induksi tidak terjalin good raport antara terapis
dan subjek penelitian atau kurang tergalinya permasalahan secara
mendalam sehingga sugesti yang disampaikan kurang cocok
dengan kondisi subjek.
5). Hypnotisability : setiap subjek memiliki tingkat kesulitan dalam
memasuki kondisi hipnosis sehingga ada kemungkinan subjek
memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dalam memasuki kondisi
hipnosis.
3.3. Operasionalisasi Variabel
3.3.1 Operasionalisasi Hipnoterapi
Hipnoterapi adalah terapi yang dilakukan pada subjek dalam kondisi
Hipnosis. Secara konseptual, hipnosis pada dasarnya adalah sugestabilitas yang
meningkat terhadap sugesti yang diberikan oleh orang lain (Bernheim,
Hipnoterapi: prisip-prinsip dasar praktik psikoterapi, 2007). Berdasarkan konsep
tersebut, hipnoterapi dalam penelitian ini dapat dioperasionalkan sebagai
pemberian terapi kepada para sisiwi dengan berat badan berlebih di SMK Sandhy
Putra ketika mereka berada dalam tingkat sugestailitas yang tinggi sehingga
mereka mengalami perubahan-perubahan, yaitu peningkatan self-esteem melalui
pemberian sugesti positif seperti informasi bahwa mereka disukai oleh
lingkungan, mereka menarik walaupun memiliki berat badan yang berlebih, dan
mereka mampu memenuhi tuntutan-tuntutan atau tugas-tugas yang mereka miliki.
Proses pemberian terapi tersebut dilakukan melalui tahapan-tahapan yaitu:
1. Penggalian masalah dan pembangunan good rapport dengan cara
melakukan small talk dan wawancara untuk menggali masalah
yang dirasa berat pada setiap siswi
2. induksi dengan melakukan relaksasi progresif secara fisik dan
psikis melalui teknik pernafasan yang diperkuat dengan sugesti
terapis dan penggunaan nstrumen musik klasik.
3. Memperdalam kondisi tidak sadar subjek.
4. Pemberian sugesti untuk mengintervensi self-esteem melalui
pemberian metaphor atau cerita,
5. posthypnotic suggestion, yaitu memperkuat sugesti agar tetap
memberikan efek setelah siswi dibangunkan dengan cara
melakukan pengulangan poin-poin sugesti diberikan.
6. Termination, yaitu membangunkan setiap siswi secara bertahap
dengan hitungan satu sampai lima.
3.3.2 Operasionalisasi Self-esteem
Secara konsep teori, self-esteem merupakan evaluasi yang dibuat individu
dan kebiasan memandang dirinya terutama mengenai sikap menerima dan
menolak, juga indikasi besarnya kepercayaan individu bahwa dirinya berharga
atau penting (Coopersmith, 1967). Berdasarkan konsep tersebut self esteem dapat
dioperasionalisasi sebagai evaluasi yang dilakukan oleh para siswi SMK Shandy
Putra dengan berat badan berlebih terhadap dirinya dan kebiasaan memandang
diri, juga besarnya indikasi bahwa para siswi tersebut menganggap dirinya
berharga atau penting. Self-esteem tersebut dapat terukur melalui indikator alat
ukur sebagai berikut:
- Power : menunujukan seberapa besar kemampuan para siswi dalam
mengambil keputusan, memiliki inisiatif, mampu memecahkan masalah,
dan mendapat penghargaan atas ide dan gagasan yang diberikan
kepadanya
- Significance : seberapa besar keberadaan para siswi dirasa berarti oleh
orang lain, adanya popularitas diri, adanya penghargaan terhadap dirinya,
dan mendapatkan kehangatan dan kepedulian dari orang lain
- Virtue : seberapa besar kemampuan para siswi untuk taat terhadap aturan
– aturan yang ada dan memiliki nilai – nilai yang baik dalam bertingkah
laku
- Competence : Menunjukan bahwa individu mampu menghadapi tantangan,
mampu mengoptimalkan potensi diri, dan menghargai potensi diri
3.4. Populasi
Penelitian ini ditujukan pada sebuah populasi. Populasi dalam penelitian
ini adalah siswi SMK Sandhy Putra dengan kriteria memiliki berat badan berlebih
dan self-esteem yang kurang. Populasi ini memiliki jumlah sebanyak 10 subjek
yang semuanya akan diberikan perlakuan sama yaitu hipnoterapi.
3.5. Alat Ukur
3.5.1 Bentuk Alat Ukur
Untuk mengukur self-esteem siswi-siswi SMK Sandhy Putra yang
memiliki berat badan berlebih dibutuhkan sebuah instrument. Alat ukur yang
digunakan adalah angket yang didasari dari skala self-esteem inventory
coopersmith yang dimodifikasi agar sesuai dengan fenomena yang ada. Item-item
pernyataan pada angket ini diturunkan dari 4 sumber self-esteem yang telah
dikemukanakan oleh coopersmith.
Para responden akan diberikan beberapa pernyataan dan diminta untuk
memberikan respon sesuai dengan kondisi yang dihayati. Pilihan respon yang
disediakan berjumlah empat opsi yaitu sangat setuju, setuju, kurang setuju dan
sangat tidak setuju. Para responden akan diminta untuk memilih salah satu
pilihan respon tersebut pada setiap item pernyataan sesuai dengan kondisi diri.
Adapun skor dari setiap pilihan respon adalah sebagai berikut:
Pilihan respon Favorable Unfavorable
Sangat setuju 4 1
Setuju 3 2
Kurang setuju 2 3
Sangat tidak setuju 1 4
3.5.2 Kisi-Kisi Alat Ukur
Berikut ini merupakan kisi-kisi alat ukur yang telah disusun oleh peneliti,
No Aspek Sub Aspek Indikator Item
Fav Unfav
1 Power - Kemampuan
mengontrol
dan
mempengaruhi
orang lain
- Mampu
mengambil
keputusan
ketika dalam
kelompok
1, 27,40,92
53,14
- Mampu
berinisiatif
15,41,57,8
4,91
2,28,55,9
9
- Mampu
memecahkan
masalah
16,75
3,29,42
- Terdapat
penghargaan
yang diberikan
oleh orang lain
- Mampu
mendapat
penghargaan
dari orang lain
atas ide dan
gagasan yang
diberikan
4,59,76,85 17,30,43
2 Significance - Kemampuan
untuk dapat
diterima orang
lain
- Keberadaannya
dirasa berarti
oleh orang lain
18,31,44,7
4,90
5,58,60,6
7,77,100
- Adanya
popularitas diri
6,45,61,78,
101
19,
32,68,73,
89
- Adanya
penghargaan
terhadap dirinya
20, 79 7,33,46
- Kemampuan
untuk
memperoleh
afeksi dan
kepedulian dari
orang lain
- Mendapatkan
kehangatan dan
kepedulian dari
keluarga dan
orang lain
8,34,62,65,
80,86,93
21,47,69,
72,98
3 Virtue - Kemampuan
untuk mentaati
ketentuan
moral, etika
dan aturan
- Taat terhadap
aturan – aturan
yang ada di
sekolah
9,48,102 22,
35,94
- Memiliki nilai –
nilai yang baik
dalam
bertingkah laku
23,81 10,36,49
,97
4 Competence - Kesuksesan
dalam
pencapaian
tuntutan untuk
berprestasi
- Mampu
menghadapi
tantangan
24,37,66,9
6
11,50,63
,82
- Mampu
mengoptimalka
n potensi diri
12,51,70,8
8
25,38,64
103
- Mampu
menghargai
potensi diri
13,39,56,9
5
26,52,54
,71,83,8
7
3.6 Pengujian Alat Ukur
3.6.1 Uji Validitas
Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrument yang
bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur (Suharsimi Arikunto, 2007:
167). Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas tinggi jika tes tersebut
menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat
sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut.
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk,
yaitu bahwa alat ukur tersebut valid berdasarkan analisis kesesuaian teoritik antara
atribut yang diukur dengan isi tes itu. Untuk mengukur validitas dari alat ukur
yang telah disusun, akan digunakan teknik koefisien korelasi spearman. alasan
penggunaan teknik tersebut karena data yang dihasilkan dari alat ukur merupakan
data ordinal. Adapun rumus perhitungan adalah sebagai berikut:
Keterangan:
R(x) = ranking variabel x (skor item)
R(y) = ranking variabel y (skor total)
N = total pengamatan
3.6.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah uji untuk memastikan apakah kuesioner penelitian
yang akan dipergunakan untuk mengumpulkan data variabel penelitian reliabel
atau tidak. Kuesioner dikatakan reliabel jika kuesioner tersebut dilakukan
pengukuran berulang, akan medapatkan hasil yang sama.
Teknik uji reliabilitas yang akan dipakai adalah teknik test-retest atau
teknik ulangan yang disebut juga teknik single test double trial. Teknik ini
membutuhkan 2 kali pengambilan data untuk menguji reliabilitas alat ukur.
Alasan menggunakan teknik ini adalah karena peneliti mengambil data baseline
sebanyak tiga kali dari satu variabel sehingga syarat untuk menggunakan teknik
ini terpenuhi. Hasil atau skor data pertama dan kedua kemudian akan
dikorelasikan untuk mengetahui besarnya indeks reliabilitas. Rumus perhitungan
yang akan digunakan adalah korelasi spearman karena data yang dihasilkan
berupa data ordinal. Rumus perhitungannya sebagai berikut:
Keterangan:
R(x) = ranking variabel x (skor item data pertama)
R(y) = ranking variabel y (skor item data kedua)
N = total pengamatan
3.7 Teknik Pengolahan Data
Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis dua arah
berdasarkan peringkat friedman. Uji statistik tersebut digunakan karena penelitian
ini ingin mengetahui pengaruh dari pemberian hipnoterapi terhadap self-esteem
siswi yang memiliki berat badan berlebih di SMK Sandhy Putra. Adapun rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan: b = banyaknya blok
k = banyaknya polpulasi
Rj = jumlah ranking populasi ke- j
Tolak H0 jika lebih besar dari satu atau sama dengan
Uji statistik dapat digunakan jika:
1. Untuk membandingkan perbedaan dua kelompok data (pretest-
posttest)
2. Data dikumpulkan secara repeated measures
3. Skala pengukuran ordinal
3.8 Prosedur Pelaksanaan
Proses penelitian dilakukan dengan melalui dua tahap, yaitu tahap persiapan
dan tahap pelaksanaan.
Tahap persiapan yang dilakukan antara lain :
1. Melakukan perizinan awal pada SMK Sandhy Putra Bandung
2. Melakukan observasi dan wawancara awal dengan guru dan siswi
terkait untuk menemukan permasalahan yang ada
3. Menyusun rancangan penelitian
4. Menyiapkan alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian
Tahap Pelaksanaan yang dilakukan antara lain :
a Sebelum dilaksanaakannya proses pemberian treatment berupa
hipnoterapi, akan dilakukan terlebih dahulu pengukuran untuk
menjaring data baseline self-esteem yang dimiliki oleh para siswi
dengan berat badan berlebih sebanyak 3 kali dengan rentang waktu
yang sama, kemudian dilakukan uji stabilitas dengan menggunakan
uji friedman.
b Setelah data baseline terkumpul dan diuji dengan menggunakan uji
friedman, para siswi dengan berat badan berlebih akan diberikan
treatment berupa hipnoterapi sebanyak 3 kali. Rentang waktu
pemberian hipnoterapi ini disamakan dengan proses pengambilan
data baseline. Setiap pemberian hipnoterapi selesai dilaksanakan,
para siswi tersebut akan dilakukan pengukuran self-esteem kembali
c Setelah proses eksperimen selesai, self-esteem setiap siswi dengan
berat badan berlebih akan diukur kembali sebanyak 3 kali dengan
rentang waktu yang sama.
Tahap Pengolahan Data
1. Melakukan skoring berdasarkan kelompok data masing-masing (data
baseline, data ketika treatment diberikan, dan data setelah treatment
diberikan).
2. Melakukan perhitungan statistik
3. Menganalisis dan menyimpulkan dari data yang telah diperoleh
4. Merumuskan kesimpulan masalah penelitian dengan mengajukan
saran-saran yang ditujukan untuk meningkatkan self-esteem.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberian
hipnoterapi terhadap self-esteem pada siswi yang memiliki berat badan berlebih di
SMK Sandhy Putra Bandung. Pada bab ini akan dikemukakan hasil-hasil
pengolahan data yang dilengkapi dengan pembahasan yang didasari oleh hasil
perhitungan statistik dan penjelasan teoritis.
4.1 Hasil Perhitungan dan Pengolahan Data
Pada proses pemerolehan data, dari 10 subjek penelitian pada saat tahap
proses pra-survey berkurang menjadi 9 subjek penelitian dan kemudian kembali
berkurang hingga menjadi 6 subjek penelitian pada saat tahap pemberian
treatment. Hal tersebut dikarenakan terdapat satu subjek penelitian yang tidak lagi
datang dalam kegiatan belajar di sekolah dan ketiga subjek penelitian lainnya
menolak untuk diberikan hipnoterapi dengan alasan takut jika proses
berlangsungnya hipnoterapi digunakan untuk menggali informasi-informasi yang
bersifat pribadi. Oleh karena itu data yang diperoleh untuk dilakukan perhitungan
statistik adalah sebanyak 6 orang.
4.1.1 Hasil Perhitungan Stabilitas Data Baseline dengan Menggunakan Uji
Friedman
Pada proses penelitian eksperimen dengan menggunakan multiple baseline
design, data baseline harus berada dalam kondisi stabil pada level tertentu
sebelum dapat diberikan treatment. Berikut ini hasil peritungan stabilitas data
baseline berdasarkan uji friedman dengan menggunakan spss 17.0.
Aturan pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
Jika Asymp. Sig. ≤ α=0.05 maka H0 ditolak; H1 diterima
Jika Asymp. Sig. ≥ α= 0.05 maka H0 diterima; H1 ditolak
Ho : tidak ada perbedaan kondisi self-esteem pada pengukuran data baseline
H1: ada perbedaan kondisi self-esteem pada pengukuran data baseline
Table 1
N 6
Chi-Square 1.727
Df 2
Asymp. Sig. .422
a. Friedman Test
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat terlihat bahwa Asymp. Sig.≥ α
= 0.05 maka H0 diterima. Hal tersebut memiliki arti bahwa tidak ada perbedaan kondisi
self-esteem pada pengukuran baseline atau dapat dikatakan bahwa data baseline stabil
dalam tiga kali pengukuran
4.1.2 Hasil Pengujian Statistik Mengenai Pengaruh Hipnoterapi Terhadap
Self-Esteem Siswi yang Memiliki Berat Badan Berlebih di SMK
Sandhy Putra.
Pengaruh dari hipnoterapi terhadap self-esteem akan terlihat melalui
metoda uji friedman. Data yang akan diuji adalah median dari data baseline, data
post test 1, data post test 2 dan data post test 3. Semua data tersebut diuji dengan
menggunakan program spss 17.0
Aturan pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
Jika Asymp. Sig. ≤ α=0.05 maka H0 ditolak; H1 diterima
Jika Asymp. Sig. ≥ α= 0.05 maka H0 diterima; H1 ditolak
Ho : tidak ada perbedaan kondisi self-esteem setelah diberikan treatment berupa
hipnoterapi
H1: ada perbedaan kondisi self-esteem setelah diberikan treatment berupa hipnoterapi
Table 2
N 6
Chi-Square 16.525
Df 3
Asymp. Sig. .001
a. Friedman Test
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat terlihat bahwa Asymp. Sig. ≤ α
= 0.05 maka H0 ditolak. Pernyataan tersebut memiliki arti bahwa ada perbedaan kondisi
self-esteem pada siswi SMK Sandhy Putra setelah diberikan treatment berupa hipnoterapi,
atau dapat dikatakan bahwa jika diberikan hipnoterapi, maka kondisi self-esteem siswi
SMK Sandhy Putra akan meningkat.
4.1.3 Hasil Pengujian Statistik Mengenai Pengaruh Hipnoterapi Terhadap
aspek power Siswi yang Memiliki Berat Badan Berlebih di SMK
Sandhy Putra.
Pengaruh dari hipnoterapi terhadap aspek power akan terlihat melalui
metoda uji friedman. Data yang akan diuji adalah median dari data baseline, data
post test 1, data post test 2 dan data post test 3. Semua data tersebut diuji dengan
menggunakan program spss 17.0
Aturan pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
Jika Asymp. Sig. ≤ α=0.05 maka H0 ditolak; H1 diterima
Jika Asymp. Sig. ≥ α= 0.05 maka H0 diterima; H1 ditolak
Ho : tidak ada pengaruh hipnoterapi terhadap aspek power
H1: ada pengaruh pemberian hipnoterapi terhadap aspek power
Table 3
N 6
Chi-Square 9.800
Df 3
Asymp. Sig. .020
a. Friedman Test
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat terlihat bahwa Asymp. Sig. ≥ α
= 0.05 maka H0 diterima. Pernyataan tersebut memiliki arti bahwa tidak ada perbedaan
kondisi aspek power pada siswi SMK Sandhy Putra setelah diberikan treatment berupa
hipnoterapi, atau dapat dikatakan bahwa tidak ada pengaruh pemberian hipnoterapi
terhadap aspek power pada siswi yang memiliki berat badan berlebih di SMK
Sandhy Putra.
4.1.4 Hasil Pengujian Statistik Mengenai Pengaruh Hipnoterapi Terhadap
aspek significance Siswi yang Memiliki Berat Badan Berlebih di SMK
Sandhy Putra.
Pengaruh dari hipnoterapi terhadap aspek significance akan terlihat
melalui metoda uji friedman. Data yang akan diuji adalah median dari data
baseline, data post test 1, data post test 2 dan data post test 3. Semua data tersebut
diuji dengan menggunakan program spss 17.0
Aturan pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
Jika Asymp. Sig. ≤ α=0.05 maka H0 ditolak; H1 diterima
Jika Asymp. Sig. ≥ α= 0.05 maka H0 diterima; H1 ditolak
Ho : tidak ada pengaruh hipnoterapi terhadap aspek significance
H1: ada pengaruh pemberian hipnoterapi terhadap aspek significance
Table 4
N 6
Chi-Square 18.000
Df 3
Asymp. Sig. .000
a. Friedman Test
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat terlihat bahwa Asymp. Sig. ≤ α
= 0.05 maka H0 ditolak. Pernyataan tersebut memiliki arti bahwa ada perbedaan kondisi
aspek significance pada siswi SMK Sandhy Putra setelah diberikan treatment berupa
hipnoterapi, atau dapat dikatakan bahwa ada pengaruh pemberian hipnoterapi
terhadap aspek significance pada siswi yang memiliki berat badan berlebih di SMK
Sandhy Putra.
4.1.5 Hasil Pengujian Statistik Mengenai Pengaruh Hipnoterapi Terhadap
aspek virtue Siswi yang Memiliki Berat Badan Berlebih di SMK
Sandhy Putra.
Pengaruh dari hipnoterapi terhadap aspek virtue akan terlihat melalui
metoda uji friedman. Data yang akan diuji adalah median dari data baseline, data
post test 1, data post test 2 dan data post test 3. Semua data tersebut diuji dengan
menggunakan program spss 17.0
Aturan pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
Jika Asymp. Sig. ≤ α = 0.05 maka H0 ditolak; H1 diterima
Jika Asymp. Sig. ≥ α = 0.05 maka H0 diterima; H1 ditolak
Ho : tidak ada pengaruh hipnoterapi terhadap aspek virtue
H1: ada pengaruh pemberian hipnoterapi terhadap aspek virtue
Table 5
N 6
Chi-Square 5.182
Df 3
Asymp. Sig. .159
a. Friedman Test
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat terlihat bahwa Asymp. Sig. ≥ α
= 0.05 maka H0 diterima. Pernyataan tersebut memiliki arti bahwa tidak ada
perbedaan kondisi aspek virtue pada siswi SMK Sandhy Putra setelah diberikan
treatment berupa hipnoterapi, atau dapat dikatakan bahwa tidak ada pengaruh
pemberian hipnoterapi terhadap aspek virtue pada siswi yang memiliki berat
badan berlebih di SMK Sandhy Putra.
4.1.6 Hasil Pengujian Statistik Mengenai Pengaruh Hipnoterapi Terhadap
aspek competence Siswi yang Memiliki Berat Badan Berlebih di SMK
Sandhy Putra.
Pengaruh dari hipnoterapi terhadap aspek competence akan terlihat melalui
metoda uji friedman. Data yang akan diuji adalah median dari data baseline, data
post test 1, data post test 2 dan data post test 3. Semua data tersebut diuji dengan
menggunakan program spss 17.0
Aturan pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
Jika Asymp. Sig. ≤ α=0.05 maka H0 ditolak; H1 diterima
Jika Asymp. Sig. ≥ α= 0.05 maka H0 diterima; H1 ditolak
Ho : tidak ada pengaruh hipnoterapi terhadap aspek competence
H1: ada pengaruh pemberian hipnoterapi terhadap aspek competence
Tebel 6
N 6
Chi-Square 17.357
df 3
Asymp. Sig. .001
a. Friedman Test
Berdasarkan hasli perhitungan di atas dapat terlihat bahwa Asymp. Sig. ≤ α
= 0.05 maka H0 ditolak. Pernyataan tersebut memiliki arti bahwa ada perbedaan kondisi
aspek competence pada siswi SMK Sandhy Putra setelah diberikan treatment berupa
hipnoterapi, atau dapat dikatakan bahwa ada pengaruh pemberian hipnoterapi
terhadap aspek competence pada siswi yang memiliki berat badan berlebih di SMK
Sandhy Putra.
4.1.7 Grafik Kondisi self-esteem
50
60
70
80
90
100
110
base1 base2 base3 post1 post2 post3 pasca1 pasca2 pasca3
IT
KG
DR
ZA
DN
Al
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa self-esteem subjek IT
mengalami peningkatan sebesar 26 poin setelah diberikan treatment sebanyak tiga
kali. Perubahan tersebut berasal dari selisih nilai median data baseline sebesar 79
dengan kondisi terakhir setelah mendapatkan treatment. Pada subjek KG,
peningkatan yang dialami adalah sebesar 15 poin dari nilai median baseline
sebesar 81. Pada subjek DR, peningkatan yang dialami adalah sebesar 17 poin
dari median baseline sebesar 77. Pada subjek ZA, peningkatan yang dialami
adalah sebesar 14 poin dari nilai median baseline sebesar 78. Pada subjek DN,
peningkatan yang dialami adalah sebesar 21 poin dari nilai median baseline
sebesar 63. Pada subjek AL, peningkatan yang dialami adalah sebesar 25 poin dari
nilai median baseline sebesar 78. Kondisi self-esteem seluruh subjek mengalami
perubahan dari kategori self-esteem rendah menjadi kategori self-esteem sedang.
4.1.8 Grafik Aspek Power
0
5
10
15
20
25
30
35
base1 base2 base3 post1 post2 post3 pasca1 pasca2 pasca3
IT
KG
DR
ZA
DN
AL
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa pada aspek power subjek IT
mengalami peningkatan sebesar 2 poin setelah diberikan treatment sebanyak tiga
kali. Perubahan tersebut berasal dari selisih nilai median data baseline sebesar 26
dengan kondisi terakhir setelah mendapatkan treatment. Pada subjek DN,
peningkatan yang dialami adalah sebesar 3 poin dari nilai median baseline sebesar
18. Pada subjek AL, peningkatan yang dialami adalah sebesar 1 poin dari nilai
median baseline sebesar 29. Namun pada subjek KG, DR, dan ZA, tidak
mengalami perubahan. Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan metoda uji
friedman, terlihat bahwa hipnoterapi tidak memberikan pengaruh terhadap aspek
power, hal ini disebabkan karena sugesti yang diberikan tidak banyak untuk
mengintervensi aspek ini.
4.1.9 Grafik Aspek Significance
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
base1 base2 base3 post1 post2 post3 pasca1 pasca2 pasca3
IT
KG
DR
ZA
DN
AL
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa pada aspek significance
subjek IT mengalami peningkatan sebesar 9 poin setelah diberikan treatment
sebanyak tiga kali. Perubahan tersebut berasal dari selisih nilai median data
baseline sebesar 31 dengan kondisi terakhir setelah mendapatkan treatment. Pada
subjek KG, peningkatan yang dialami adalah sebesar 11 poin dari nilai median
baseline sebesar 24. Pada subjek DR, peningkatan yang dialami adalah sebesar 5
poin dari median baseline sebesar 30. Pada subjek ZA, peningkatan yang dialami
adalah sebesar 8 poin dari nilai median baseline sebesar 27. Pada subjek DN,
peningkatan yang dialami adalah sebesar 9 poin dari nilai median baseline sebesar
23. Pada subjek AL, peningkatan yang dialami adalah sebesar 10 poin dari nilai
median baseline sebesar 27. Walaupun mengalami peningkatan, subjek DN tetap
berada pada kategori rendah, sedangkan subjek lainnya berada pada kategori
sedang.
4.1.10 Grafik Aspek Virtue
0
2
4
6
8
10
12
14
base1 base2 base3 post1 post2 post3 pasca1 pasca2 pasca3
IT
KG
DR
ZA
DN
AL
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa pada aspek virtue subjek IT
mengalami peningkatan sebesar 1 poin setelah diberikan treatment sebanyak tiga
kali. Perubahan tersebut berasal dari selisih nilai median data baseline sebesar 10
dengan kondisi terakhir setelah mendapatkan treatment. Pada subjek KG, terjadi
penurunan sebesar 2 poin dari nilai median baseline sebesar 11. Pada subjek DR,
tidak teradi perubahan kondisi pada aspek virtue. Pada subjek ZA, peningkatan
yang dialami adalah sebesar 1 poin dari nilai median baseline sebesar 11. Pada
subjek DN, peningkatan yang dialami adalah sebesar 2 poin dari nilai median
baseline sebesar 9. Pada subjek AL, peningkatan yang dialami adalah sebesar 2
poin dari nilai median baseline sebesar 9. Berdasarkan uji statistik dengan
menggunakan metoda uji friedman, terlihat bahwa hipnoterapi tidak memberikan
pengaruh terhadap aspek virtue, hal ini disebabkan karena sugesti yang diberikan
tidak banyak untuk mengintervensi aspek ini.
4.1.11 Grafik Aspek Competence
0
5
10
15
20
25
30
base1 base2 base3 post1 post2 post3 pasca1 pasca2 pasca3
IT
KG
DR
ZA
DN
AL
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa pada aspek competence
subjek IT mengalami peningkatan sebesar 14 poin setelah diberikan treatment
sebanyak tiga kali. Perubahan tersebut berasal dari selisih nilai median data
baseline sebesar 12 dengan kondisi terakhir setelah mendapatkan treatment. Pada
subjek KG, terjadi peningkatan sebesar 6 poin dari nilai median baseline sebesar
14. Pada subjek DR, teradi perubahan kondisi pada aspek competence sebesar 12
poin dari skor median sebesar 15. Pada subjek ZA, peningkatan yang dialami
adalah sebesar 3 poin dari nilai median baseline sebesar 16. Pada subjek DN,
peningkatan yang dialami adalah sebesar 7 poin dari nilai median baseline sebesar
13. Pada subjek AL, peningkatan yang dialami adalah sebesar 11 poin dari nilai
median baseline sebesar 14. Seluruh subjek mengalami peningkatan dari kategori
rendah menjadi kategori sedang.
4.1.12 Hasil Penggalian Masalah Setiap Subjek Pada Sesi Terapi Pertama
Pada sesi pertama yaitu sesi pre-induksi terapis membangun good-rapport
bersamaan dengan penggalian masalah yang dirasa paling mengganggu oleh
setiap subjek. Subjek IT kemudian mengutarakan bahwa dirinya memiliki
hambatan dalam berbicara di depan orang banyak. Berdasarkan penuturan IT, hal
tersebut terjadi karena pada pengalaman terdauhulu IT melakukan kesalahan dan
hasilnya adalah IT ditertawakan oleh teman-temannya, sehingga IT menilai
dirinya bukan orang yang mampu untuk tampil didepan orang banyak.
permasalahan lain yang mengganggu IT adalah adanya perasaan minder dan malu
akan kondisi fisiknya yang gemuk.
Subjek KG merasa bahwa lingkungan sekolahnya kurang menyenangkan
terutama dalam hal pertemanan. KG merasa bahwa teman-teman di sekolah sangat
individualistis, kurang saling mengerti dan peduli satu sama lain. KG merasa jauh
dari teman-temannya. Selain itu, KG pun mengungkapkan masalahnya yang
dirasa berat yaitu KG mengetahui bahwa dirinya bukan merupakan anak kandung
dari kedua orang tuanya yang sekarang. Hal tersebut menimbulkan perasaan
kecewa dalam diri KG dan merasa orang tuanya tidak sayang pada dirinya.
Subjek berikutnya yaitu DR merasa bahwa dirinya kurang bisa
memberikan prestasi yang membanggakan bagi kedua orang tuanya. DR sangat
ingin menunjukan prestasi yang membanggakan pada orang tuanya namun di satu
sisi DR merasa dirinya tidak memiliki kemampuan untuk bisa berprestasi di
sekolah. Dalam hal pelajaran, DR menilai dirinya bukan orang yang dapat
berprestasi apalagi menjadi sosok yang diandalkan oleh teman-temannya dalam
hal pelajaran khususnya pengerjaan tugas. DR juga kurang merasa dekat dengan
teman-temanya di sekolah. DR mengutarakan bahwa dirinya hanya dekat dengan
salah seorang teman di kelasnya yang juga menjadi subjek dalam penelitian ini
yaitu ZA.
ZA adalah subjek yang merasa dirinya tidak dekat dengan teman-teman di
kelasnya. Ia merasa malu untuk memulai menjalin relasi dengan teman-teman di
kelasnya. Sehingga dalam melakukan aktivitas di sekolah, ZA hanya mengabiskan
waktu dengan DR, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. ZA juga merasa
bahwa dalam segi akademis dia lemah dan kurang dapat diandalkan oleh teman-
temannya, sehingga ZA tidak memiliki keberanian dalam mengutarakan pendapat
– pendapat tertentu saat bersama teman – teman nya.
DN merasa dirinya sering diremehkan oleh teman-teman sekelasnya
terutama dalam hal pelajaran dan tugas-tugas, sehingga DN merasa bahwa dirinya
merupakan anak yang bodoh dan tidak mampu melaksanakan tugas-tugas atau
kewajiban-kewajibannya. Dengan kondisi tersebut enggan untuk berpartisipasi
dalam diskusi – diskusi tertentu dengan temannya, ia lebih merasa nyaman untuk
diam saja. DN juga merasa tidak nyaman jika sedang berada di kelas bersama
dengan teman – temannya, tapi permasalahan tersebut hanya dipendam saja dan
tidak dapat diungkapkan oleh dirinya.
AL memiliki pandangan yang rendah akan dirinya terutama dalam hal
kondisi fisik. AL merasa dirinya tidak cantik, hitam dan gemuk. Penilaian tersebut
timbul karena pengalaman AL yang selalu ditinggalkan oleh pacarnya. AL selalu
merasa dirinya ditinggal karena fisiknya tidak menarik dan mengetahui bahwa
pacarnya tersebut berselingkuh dengan perempuan yang dirasa memang lebih
menarik dari dirinya. Hal tersebut semakin membuat diri AL merasa minder dan
berbeda dengan teman – temannya. Selain itu AL mengutarakan bahwa dia sering
merasa tidak mampu jika akan melaksanakan praktikum dikarenakan rasa takut
jika salah dalam melakukan praktikum, yang nantinya akan ditertawakan oleh
teman – temannya. AL memiliki perasaan seperti itu dikarenakan adanya rasa
ketidakmampuan dalam melaksanakan tugas – tugas akademis.
Akhir dari sesi pertama kemudian dilanjutkan dengan tes sugestibilitas
setiap subjek. Tes ini dilakukan dengan membuat semua subjek merasa tenang
kemudian diajak untuk berkonsentrasi pada jari telunjuknya, kemudian diberi
sugesti bahwa jari telunjuk mereka menjadi keras dan sulit untuk dibengkokan.
Hasilnya pada subjek KG dan ZA diketahui memiliki tingkat kesulitan yang lebih
tinggi untuk diberi sugesti dibandingkan dengan empat subjek lainnya. Keempat
subjek lainnya terobservasi bahwa mudah untuk diberi sugesti, hal ini ditunjukkan
pada saat tes sugestibilitas, keempat subjek tidak dapat menggerakkan
telunjuknya. Pada sesi ini terapis belum memberikan sugesti yang memiliki efek
merubah kondisi self-esteem sehingga pada sesi ini berlum terjadi perubahan pada
kondisi self-esteem setiap subjek.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian statistik mengenai pengaruh hipnoterapi
terhadap self-esteem yang telah dilakukan dengan menggunakan metoda uji
friedman, didapat hasil bahwa Asymp. Sig. ≤ α = 0.05, sehingga H0 ditolak.
Hasil tersebut memiliki arti bahwa ada perbedaan kondisi self-esteem pada siswi
SMK Sandhy Putra setelah diberikan treatment berupa hipnoterapi, atau dapat
dikatakan bahwa jika diberikan hipnoterapi, maka kondisi self-esteem siswi
SMK Sandhy Putra akan meningkat. Secara teoritis hal tersebut terjadi karena
sugesti yang diberikan terapis mampu memberikan efek yang merubah penilaian
diri atau keyakinan yang dimiliki siswi SMK Sandhy putra terhadap dirinya
sendiri. Dalam proses hipnoterapi, sugesti yang diberikan oleh terapis dapat
memberikan efek ketika klien (subjek dalam penelitian ini) berada dalam kondisi
hipnosis atau trance. Hal tersebut disebabkan karena pada saat berada dalam
kondisi trance, gelombang otak akan menurun dari kondisi sadar menjadi tidak
sadar (beta menjadi alpha atau theta). Pada saat individu dalam keadaan sadar,
terdapat sebuah filter mental yang berfungsi menyaring informasi yang diterima
dari lingkungan. Filter mental tersebut disebut dengan critical area. Pada saat
informasi diterima dalam keadaan sadar, critical area akan memproses informasi
dengan fungsi analitisnya. Ketika informasi tersebut tidak masuk akal atau tidak
sesuai dengan nilai-nilai, belief, dan informasi-informasi yang telah tertanam
melalui pengalaman terdahulu individu tersebut, maka informasi itu akan ditolak.
Sugesti yang diberikan oleh terapis akan diterima oleh setiap subjek
apabila critical area mereka dibuat menjadi tidak aktif. critical area akan menjadi
tidak aktif ketika individu berada dalam kondisi tidak sadar. Untuk membuat
individu berada dalam keadaan tidak sadar, terapis harus menurunkan gelombang
otak individu tersebut sampai pada kondisi gelombang otak alpha. Berdasarkan
konsep dari hipnoterapi, gelombang otak dapat diturunkan melalui proses
relaksasi. Relakasasi pada penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan
pernafasan yang panjang dan teratur. Saat subjek melakukan relaksasi pernafasan,
terapis memberikan sugesti yang memberikan efek relaksasi dan diperkuat pula
dengan penggunaan instrumen musik klasik yang memberikan efek relaks.
Dengan tiga hal tersebut gelombang otak tiap subjek turun dan critical area tidak
berfungsi, sehingga sugesti yang diberikan akan lebih mudah masuk dan tertanam
ke dalam alam bawah sadar.
Sugesti akan lebih mudah dan lebih kuat pengaruhnya ketika diberikan
pada individu yang telak memasuki alam bawah sadar. Terapis kemudian
memberikan sugesti terapi dengan menggunakan metoda metaphor atau secara
umum dapat dipahami dengan memberikan cerita. Pemberian sugesti dengan
teknik ini dilakukan dengan runtutan proses seperti yang telah dijelaskan di atas.
Inti cerita yang disampaikan adalah tentang seorang siswi SMA yang memiliki
permasalahan-permasalahan seperti semua subjek. Dalam gambaran mental yang
dialami oleh beberapa subjek, siswi SMA yang ada dalam cerita diproyeksikan
sebagai diri mereka. Hanya saja pada subjek KG dan ZA tidak terjadi demikian.
Mereka menghadirkan sosok siswi SMA yang dimaksud dalam cerita. Inti cerita
yang disampaikan adalah siswi tersebut memiliki pandangan yang rendah
terhadap dirinya dan memiliki permasalahan seperti yang dimiliki oleh seluruh
subjek. Kemudian dalam usahanya untuk memperbaiki diri, siswi tersebut
menemui seseorang pengarang buku yang mengajaknya menuju ke satu ruangan
yang didalamnya terdapat seseorang yang bertolak belakang dengan kondisi diri
siswi tersebut. Saat memasuki ruangan yang dimaksud siswi tersebut hanya
mendapati sebuah cermin besar yang memantulkan bayangan dirinya. Pada subjek
yang memproyeksikan dirinya sebagai siswi SMA dalam cerita, mereka melihat
dirinya sendiri yang ada dalam cermin. Kemudian terapis mulai merubah
penilaian dan keyakinan akan diri setiap subjek dengan memberikan sugesti
kondisi yang bertolak belakang dengan keadaan subjek. Akhir dari metaphor
tersebut memiliki inti cerita bahwa siswi SMA tersebut menyadari bahwa dirinya
adalah seseorang yang berharga dan semua penilaian negatif berubah menjadi
positif. Pada sesi ketiga atau treatment ketiga, inti sugesti yang diberikan tidak
jauh berbeda dengan yang diberikan pada sesi kedua. Inti cerita pada sesi ketiga
yaitu menceritakan tentang kesuksesan siswi tersebut dalam hal pertemanan dan
kehidupan akademis di sekolah. Dalam metaphor sesi ketiga menceritakan bahwa
siswi tersebut mendapatkan perhatian dan penghargaan baik dari teman, guru dan
orang tuanya. Selain itu diceritakan pula bahwa siswi tersebut mampu
menghasilkan prestesi yang memuaskan.
Saat pemberian sugesti terapi telah selesai, dilakukan terminasi. Pada
proses teminasi terapis membangunkan dengan melakukan hitungan dari satu
sampai lima. Pada setiap hitungannya terapis kembali mengulang poin-poin
informasi yang ingin ditanamkan pada tiap subjek sehingga terjadi sebuah efek
posthypnotic suggestion (sugesti tetap memberikan efek setelah subjek
dibangunkan) pada setiap subjek. Berdasarkan perhitungan statistik, metoda yang
dilakukan memberikan pengaruh bagi kondisi self-esteem para subjek sehingga
meningkat menjadi berada dalam kondisi yang sedang.
Metaphor atau cerita yang diberikan jika dihubungkan dengan teori self-
esteem, memiliki alur cerita yang menyentuh aspek significance dan competence.
Hal ini dirancang berdasarkan pertimbangan dari pernyataan Coopersmith dalam
bukunya yang menyatakan bahwa aspek yang memiliki pengaruh bagi remaja
adalah aspek significance dan competence. Selain itu permasalahan yang berhasil
terjaring oleh peneliti dan terapis pun berhubungan dengan aspek significance dan
competence. Oleh karena itu cerita yang melibatkan aspek power dan virtue tidak
banyak.
Sugesti yang diberikan kemudian masuk dalam alam bawah sadar.
Pengalaman-pengalaman yang terjadi dalam kondisi hipnos kemudian terekam
dalam memori setiap siswi. Secara konsep self-esteem diawali dengan adanya
proses penilaian terhadap diri sendiri. Hal tersebut menunjukan adanya pula
proses persepsi. Persepsi seseorang dipengaruhi pula oleh pengalaman-
pengalaman yang terekam dalam memori. Pengalaman-pengalam positif yang
ditanamkan dalam alam bawah sadar melalui sugesti kemudian mempengaruhi
para siswi dalam mempersepsikan dirinya sendiri. Hal tersebut yang membuat
terjadinya peningkatan dalam kondisi self-esteem mereka.
Penjabaran proses diatas secara umum menggambarkan bagaimana
pemberian hipnoterapi dapat memberikan pengaruh pada kondisi self-esteem
setiap subjek. Secara terpisah pada setiap aspek, Pada aspek significance dan
competence didapat hasil bahwa Asymp. Sig. ≤ α = 0.05, sehingga H0 ditolak.
Pernyataan tersebut memiliki arti bahwa ada perbedaan kondisi aspek significance
dan competence pada siswi SMK Sandhy Putra setelah diberikan treatment berupa
hipnoterapi, atau dapat dikatakan bahwa jika diberikan hipnoterapi, maka
aspek significance dan competence mengalami peningkatan. Hal tersebut
terjadi karena sugesti yang diberikan oleh terapis dengan menggunakan metoda
metaphor telah berhasil diterima oleh para subjek dan menetap dalam alam bawah
sadarnya, sehingga penilaian dan keyakinan akan diri mereka mengalami
perubahan melalui proses terapi yang telah digambarkan di atas.
Pada aspek power dan virtue didapat hasil bahwa Asymp. Sig. ≥ α = 0.05
pada aspek power dan virtue, sehingga H0 diterima. Pernyataan tersebut
memiliki arti bahwa tidak ada perbedaan kondisi aspek power dan virtue pada
siswi SMK Sandhy Putra setelah diberikan treatment berupa hipnoterapi, atau
dapat dikatakan bahwa jika diberikan hipnoterapi, maka aspek power dan
virtue tidak mengalami peningkatan. Hal tersebut terjadi karena metaphor yang
diberikan oleh terapis tidak terlalu melibatkan aspek power dan virtue, sehingga
secara statistik dikatakan tidak memberikan pengaruh pada kedua aspek tersebut.
Namun jika dilihat secara grafik, terlihat ada peningkatan walaupun tidak banyak.
Hal tersebut disebabkan karena ada beberapa sugesti yang memberikan poin-poin
terhadap kedua aspek tersebut, misalnya sugesti yang menyataan bahwa mereka
mampu menjadi sosok sentral dan memimpin teman-temannya, menampilkan
perilaku yang baik pada teman, mampu berbicara didepan orang banyak, dan juga
sugesti yang membuat mereka dapat memenuhi tuntutan aturan di sekolah, seperti
datang ke sekolah dan pengumpulan tugas secara tepat waktu. Selain itu
berdasarkan pengukuran baseline, terlihat bahwa kedua aspek tersebut di setiap
siswi sudah berada dalam level sedang. Hal tersebut menunjukan bahwa bahwa
para siswi menilai diri mereka memiliki kemampuan untuk mengikuti ketentuan
morak, etika dan juga aturan-aturan yang berlaku di sekolah. Selain itu para siswi
juga menilai bahwa diri mereka memiliki kemampuan untuk mempengaruhi dan
mengontrol orang lain. Keadaan tersebut membuat efek peningkatan yang terjadi
hanya sedikit.
Secara keseluruhan, hipnoterapi dengan menggunakan teknik metaphor
telah berhasil memberikan peningkatan terhadap kondisi self-esteem para subjek,
sehingga kondisi self-esteem yang rendah pada saat sebelum menjalani meningkat
menjadi berada dalam kondisi self-esteem sedang. Perubahan tersebut dibuktikan
secara empirik melalui pengujian statistik dengan menggunakan uji friedman yang
hasilnya adalah terdapat pengaruh pemberian hipnoterapi terhadap self-esteem
siswi SMK Sandhy Putra. Secara terpisah, pada aspek significance, walaupun
subjek DN mengalami peningkatan sebanyak 9 poin, subjek DN tetap berada pada
kategori rendah, sedangkan subjek lainnya mengalami peningkatan dan berada
pada kategori sedang. Pada aspek competence, seluruh subjek mengalami
peningkatan dari kategori rendah menjadi kategori sedang.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan pada proses eksperimen dan pengujian statistik dalam
penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pemberian hipnoterapi mampu
memberikan peningkatan pada kondisi self-esteem siswi yang memiliki berat
badan berlebih di SMK Sandhy Putra Bandung. Peningkatan yang terjadi adalah
kondisi self-esteem yang rendah saat sebelum diberikan terapi mengalami
perubahan sampai pada kategori sedang setelah diberikan hipnoterapi. Kondisi
aspek significance dan competence yang dicoba untuk diintervensi, berhasil
dirubah dari kategori rendah pada saat sebelum terapi menjadi berada pada
kategori sedang setelah menjalani terapi, sedangkan pada aspek power dan virtue
peningkatan yang terjadi kecil karena pemberian sugesti terhadap kedua aspek
tersebut tidak banyak dan kondisi awal para siswi sudah berada dalam level
sedang.
5.2 Saran
Dalam sub-bab ini, peneliti akan menyapaikan beberapa saran menyangkut
penelitian yang telah dilaksanakan. Saran tersebut diharapkan berguna berguna
secara praktis bagi para subjek pada penelitian ini dan juga berguna secara teoritik
bagi para peneliti lain yang berminat untuk meneliti hipnoterapi lebih lanjut. Hal-
hal yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai berikut:
1. Hipnoterapi sesungguhnya akan lebih efektif jika diberikan secara
individual. Hal tersebut akan membuat sugesti yang diberikan lebih sesuai
dengan permasalahan.
2. Berdasarkan hasil penelitian ini, hipnoterapi dapat dijadikan salah satu
opsi perancangan intervensi oleh para praktisi untuk merubah penilaian
negatif terhadap diri individu yang memiliki self-esteem rendah.
3. Pada pihak sekolah, khususnya bagi guru BP atau wali kelas, disarankan
untuk peka terhadap siswi yang memiliki pandangan rendah terhadap
dirinya dan membuat iklim pertemanan yang saling memberikan dukungan
diantara para siswa, terutama pada siswa-siswi yang merasa mengalami
hambatan dalam hal akademis maupun pertemanan. Cara yang dapat
dipertimbangkan misalnya adalah dengan memberikan konseling terhadap
siswi yang memiliki masalah pada self-esteem atau meminta teman-teman
dikelasnya untuk memberikan perhatian dan bantuan dalam hal belajar
pada siswi yang memiliki pandangan rendah terhadap dirinya.
4. Selanjutnya bagi para orang tua disarankan untuk memberikan dukungan
berupa perhatian pada anak-anaknya dan memberikan reward saat anak
menghasilkan suatu prestasi.
5. Para subjek disarankan pula untuk lebih terbuka dalam bercerita pada
orang lain (teman, guru, atau orang tua) mengenai permasalahan yang
mengganggu dirinya baik itu menyangkut hal akademis maupun dalam hal
pertemanan.
DAFTAR PUSTAKA
Aliati, L. 2004. Hubungan antara harga diri dengan kualitas kehidupan sekolah
pada siswa kelas 2 SMA. Skripsi Sarjana Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia: Depok.
Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Baker, Chris., Pistrang, Nancy dan Elliott, Robert. 2002.Research Methods in
Clinical Psychology. John Wiley and sons Ltd: Chichester
Burrows, D Graham., Stanley, O Rob dan Peter, O Bloom.2001.International
Hanbook of Hypnosis. John Wiley and son Ltd. : Chichester
Coopersmth, Stanley. 1967. The antecendent of self-esteem. Freeman press: San
Francisco
Christensen, B Larry.1988.Experimental Methodology. Allyn and Bacon Inc:
Massachusetts
Kahija, YF La.2007.HIPNOTERAPI: Prinsip-Prinsip Dasar Praktik Psikoterapi.
PT. Gramedia Pusaka Utama: jakarta
IACH.2005.Modul Pelatihan hipnoterapi basic-advance. IACH: Jakarta
Noor, Hasanuddin. 2009. Psikometri, Aplikasi dalam penyusunan instrumen
pengukuran perilaku. Bandung: Fakultas Psikologi Unisba
Sutjijoso, Adinda Rizkiany., Zarfiel, Miranda D. 2009. Jurnal Psikologi
Volume 3 : HARGA DIRI DAN PRESTASI BELAJAR PADA REMAJA
YANG OBESITAS. Universitas Gunadarma: Jakarta
http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/psiko/article/viewFile/259/199
http://Wikipedia.org
LAMPIRAN
RANCANGAN INTERVENSI
1.1 Tujuan
Meningkatkan kondisi self-esteem siswi yang memiliki berat badan
berlebih.
1.2 Sasaran
Sasaran dari intervensi yang dibrerikan adalah para siswi SMK Sandhy
Putra yang menjadi subjek dalam penelitian ini dengan karakteristik memiliki
berat badan berlebih dan kondisi self-esteem yang rendah
1.3 Pihak-pihak yang dilibatkan
Hipnoterapis yang tergabung dengan Indonesian Association Clinical
Hipnotherapy (IACH)
1.4 Target perubahan
Target perubahan yang diharapkan adalah meningkatnya kondisi self-
esteem dari kondisi yang rendah menjadi berada pada kondisi sedang. Secara
terpisah di setiap aspek self-esteem, perubahan yang diharapkan adalah sebagai
berikut:
1. Competence: para subjek diharapkan lebih memiliki keyakinan akan
potensi dan kompetensi yang lebih baik dalam melaksanakan tuntutan
– tuntutan, tugas – tugas, dan performance saat melakukan praktikum
di sekolahnya,
2. Significance : para subjek diharapkan memiliki keyakinan akan adanya
penerimaan dari lingkungan terhadap dirinya, tidak adanya penilaian
yang rendah terhadap diri berkaitan dengan menjalin relasi dengan
teman-teman di sekolahnya, memiliki penghargaan yang lebih baik
terhadap diri
3. Power : para subjek diharapkan memiliki keyakinan yang lebih baik
akan kemampuan dalam mengendalikan perlaku orang-orang di
sekitarnya seperti mengambil keputusan dalam kelompok, memiliki
inisiatif dalam kelompok, pemecahan masalah dalam kelompok, dan
mendapatkan penghargaan akan ide yang diberikan kepada
kelomponya.
4. Virtue : para subjek diharapkan memiliki keyakinan yang lebih baik
mengenai dirinya yang mampu mengikuti aturan dan etika moral yang
berlaku dilingkungannya.
1.5 Metoda yang digunakan
Metoda intervensi yang digunakan adalah terapi berupa hipnoterapi yang
akan diberikan oleh terapis IACH. Hipnoterapi dipilih karena berdasarkan konsep
mampu mengubah belief seseorang sehingga akan dicoba untuk meningkatkan
penilaian dan keyakinan pada diri setiap subjek dalam penelitian ini.
1.6 Materi yang diberikan
Materi diberikan dengan teknik metaphor (cerita naratif) yang disugestikan
kepada setiap subjek dalam kondisi hipnos atau trance.
1.7 Waktu dan tempat
Waktu: Sesi pertama dilakukan pada tanggal 25 November 2011
Sesi kedua dilakukan pada tanggal 28 november 2011
Sesi ketiga dilakukan pada tanggal 1 Desember 2011
Tempat: Pemberian hipnoterapi dilakukan di ruang kelas SMK
Sandhy Putra yang telah dikondisikan sesuai dengan
kebutuhan terapi.
1.8 Susunan pelaksanaan intervensi
Intervensi dilakukan dalam 3 sesi dengan kegiatan sebagai berikut:
1. Sesi 1 : dilakukannya proses pembangunan good rapport oleh terapis
dan juga penggalian masalah yang dirasakan sangat mengganggu bagi
setiap subjek. Kemudian dilakukang suggestibility test pada setiap
subejk.
2. Sesi 2 : diberikannya materi metaphor pada setiap subjek yang
ditujukan untuk merubah keyakinan mengenai kondisi diri subjek.
3. Sesi 3 : dilakukannya reframing akan keyakinan yang telah ditanamkan
pada sesi sebelumnya dengan menggunakan teknik metaphor.
1.9 Evaluasi Pelaksanaan dan Hasil
1.9.1 Evaluasi Pelaksanaan Intervensi
Evaluasi pelaksanaan intevernsi dilakukan dengan metoda wawancara
mengenai hal – hal yang dirasakan, baik fisik maupun psikis, ketika proses
hipnoterapi berlangsung. Selain itu digali pula mengenai kekurangan –
kekurangan yang berhubungan dengan variabel terkontrol dalam penelitian ini.
1.9.2 Evaluasi Keberhasilan Intervensi
Untuk mengevaluasi keberhasilan dari hipnoterapi yang diberikan, peneliti
mengukur kondisi self-esteem para subjek di setiap akhir sesi dengan
menggunakan skala alat ukur yang telah dirancang. Setelah itu akan dibandingkan
kondisi sebelum dan setelah dilakukan hipnoterapi untuk melihat adanya
perubahan dalam kondisi self-esteem setiap subjek.
Uji Validitas dan Reliabilitas
Pada skala self-esteem, dari 103 item yang diujicobakan menghasilkan 41
item valid dan 62 item gugur dengan koefisien reliabilitas 0,868.
Correlations
Baseline 1 Baseline 2
Spearman's rho Baseline 1 Correlation Coefficient 1.000 .868*
Sig. (1-tailed) . .013
N 6 6
Baseline 2 Correlation Coefficient .868* 1.000
Sig. (1-tailed) .013 .
N 6 6
* Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
Daftar Item Valid dan Tidak Valid
1 Tidak valid
2 Valid
3 Valid
4 Tidak valid
5 Valid
6 Valid
7 Tidak valid
8 Valid
9 Tidak valid
10 Tidak valid
11 Tidak valid
12 Tidak valid
13 Tidak valid
14 Valid
15 Tidak valid
16 Valid
17 Tidak valid
18 Valid
19 Valid
20 Valid
21 Tidak valid
22 Tidak valid
23 Tidak valid
24 Tidak valid
25 Tidak valid
26 Valid
27 Valid
28 Tidak valid
29 Tidak valid
30 Tidak valid
31 Tidak valid
32 Tidak valid
33 Tidak valid
34 valid
35 Tidak valid
36 Valid
37 Tidak valid
38 Tidak valid
39 Tidak valid
40 Tidak valid
41 Tidak valid
42 Valid
43 Valid
44 Valid
45 Tidak valid
46 Tidak valid
47 Tidak valid
48 Tidak valid
49 Tidak valid
50 Tidak valid
51 Tidak valid
52 Valid
53 Valid
54 Tidak valid
55 Valid
56 Tidak valid
57 Tidak valid
58 Valid
59 Valid
60 Valid
61 Tidak valid
62 Tidak valid
63 Tidak valid
64 Valid
65 Tidak valid
66 Tidak valid
67 Valid
68 Tidak valid
69 Tidak valid
70 Tidak valid
71 Tidak valid
72 Tidak valid
73 Tidak valid
74 Valid
75 Valid
76 Tidak valid
77 Tidak valid
78 Tidak valid
79 Valid
80 Tidak valid
81 Valid
82 Valid
83 Valid
84 Valid
85 Tidak valid
86 Valid
87 Valid
88 Tidak valid
89 Valid
90 Tidak valid
91 Tidak valid
92 Tidak valid
93 Tidak valid
94 Valid
95 Valid
96 Valid
97 Tidak valid
98 Tidak valid
99 Tidak valid
100 Valid
101 Tidak valid
102 Valid
103 Valid
1. Kategorisasi self esteem
Jumlan item= 41
Nilai min=41
Nilai max=164
Range = 164-41 = 123
kelas = 3.
Panjang kelas= 123/3=41
41 - 82 = kategori rendah
83 - 123 = kategori sedang
124 - 164 = kategori tinggi
base1 base2 base3 post1 post2 post3 pasca1 pasca2 pasca3
IT 82(R) 78(R) 79(R) 82(R) 92(S) 105(S) 107(S) 105(S) 106(S)
KG 80(R) 81(R) 81(R) 80(R) 85(S) 96(S) 98(S) 97(S) 97(S)
DR 77(R) 76(R) 77(R) 77(R) 84(S) 94(S) 95(S) 96(S) 97(S)
ZA 80(R) 77(R) 78(R) 80(R) 82(S) 92(S) 95(S) 91(S) 95(S)
DN 61(R) 65(R) 63(R) 61(R) 73(R) 84(S) 84(S) 84(S) 87(S)
Al 79(R) 77(R) 78(R) 79(R) 94(S) 103(S) 105(S) 104(S) 105(S)
2. Kategorisasi power
Jumlan item = 12
Nilai min = 12
Nilai max = 48
Range = 48 - 12 = 36
kelas = 3.
Panjang kelas= 36/3=12
12 - 24 = kategori rendah
25 - 37 = kategori sedang
38 - 50 = kategori tinggi
base1 base2 base3 post1 post2 post3 pasca1 pasca2 pasca3
IT 28(s) 28(s) 26(s) 28(s) 28(s) 28(s) 28(s) 27(s) 27(s)
KG 32(s) 32(s) 32(s) 32(s) 32(s) 32(s) 32(s) 31(s) 31(s)
DR 20(R) 20(R) 20(R) 20(R) 20(R) 20(R) 20(R) 20(R) 21(R)
ZA 26(S) 26(S) 23(S) 26(S) 26(S) 26(S) 26(S) 25(S) 26(S)
DN 18(R) 18(R) 18(R) 18(R) 19(R) 21(R) 21(R) 21(R) 22(R)
AL 29(S) 29(S) 28(S) 29(S) 30(S) 30(S) 30(S) 29(S) 29(S)
3. Kategorisasi significance
Jumlan item = 16
Nilai min = 16
Nilai max = 64
Range = 64 - 16 = 48
kelas = 3
Panjang kelas= 48/3 = 16
16- 32 = kategori rendah
33 - 49 = kategori sedang
50 - 66 = kategori tinggi
base1 base2 base3 post1 post2 post3 pasca1 pasca2 pasca3
IT 31(R) 31(R) 31(R) 31(R) 32(S) 40(S) 42(S) 41(S) 41(S)
KG 24(R) 24(R) 24(R) 24(R) 25(R) 35(S) 37(S) 36(S) 37(S)
DR 30(R) 30(R) 30(R) 30(R) 31(R) 35(S) 37(S) 37(S) 37(S)
ZA 27(R) 27(R) 28(R) 27(R) 28(S) 35(S) 37(S) 35(S) 36(S)
DN 23(R) 23(R) 23(R) 23(R) 26(R) 32(R) 33(S) 32(R) 32(R)
AL 27(R) 27(R) 27(R) 27(R) 33(S) 37(S) 39(S) 39(S) 39(S)
4. Kategorisasi virtue
Jumlan item = 4
Nilai min = 4
Nilai max = 16
Range = 16 - 4 = 12
kelas = 3
Panjang kelas= 12/3=4
4 - 8 = kategori rendah
9 – 12 = kategori sedang
13 – 16 = kategori tinggi
base1 base2 base3 post1 post2 post3 pasca1 pasca2 pasca3
IT 10(S) 10(S) 10(S) 10(S) 10(S) 11(S) 11(S) 11(S) 11(S)
KG 10(S) 11(S) 11(S) 10(S) 10(S) 9(S) 9(S) 10(S) 9(S)
DR 12(S) 11(S) 12(S) 12(S) 12(S) 12(S) 11(S) 12(S) 12(S)
ZA 11(S) 11(S) 11(S) 11(S) 11(S) 12(S) 12(S) 12(S) 12(S)
DN 9(S) 11(S) 9(S) 9(S) 9(S) 11(S) 10(S) 11(S) 11(S)
AL 9(S) 8(R) 9(S) 9(S) 9(S) 11(S) 11(S) 11(S) 11(S)
5. Kategorisasi competence
Jumlan item = 9
Nilai min = 9
Nilai max = 36
Range = 36 - 9= 27
kelas = 3
Panjang kelas= 27/3 = 9
9 - 18 = kategori rendah
19 – 27 = kategori sedang
28 – 36 = kategori tinggi
base1 base2 base3 post1 post2 post3 pasca1 pasca2 pasca3
IT 13(r) 11(r) 12(r) 13(r) 22(s) 26(s) 26(s) 26(s) 27(s)
KG 14(r) 14(r) 14(r) 14(r) 18(r) 20(s) 20(s) 20(s) 20(s)
DR 15(r) 15(r) 15(r) 15(r) 21(s) 27(s) 27(s) 27(s) 27(s)
ZA 16(r) 16(r) 16(r) 16(r) 17(r) 19(s) 19(s) 20(s) 21(s)
DN 11(r) 13(r) 13(r) 11(r) 19(s) 20(s) 20(s) 20(s) 22(s)
AL 14(r) 14(r) 14(r) 14(r) 22(s) 25(s) 25(s) 25(s) 26(s)
6. Alat ukur self-esteem
Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan yang harus anda tanggapi.
Respon yang anda berikan tidak akan dinilai benar atau salah dan seluruh respon
yang anda berikan akan saya jaga kerahasiaannya. Anda hanya perlu memberikan
tanda silang ( X ) pada pilihan respon yang telah disediakan sesuai dengan kondisi
yang anda rasakan. Pilihan responnya adalah sebagai berikut :
SS : sangat setuju
S : setuju
TS : tidak setuju
STS : sangat tidak setuju
Pernyataan STS TS S SS
1. Ketika teman saya meminta pendapat dengan
mudah saya memberikannya
2. Saya merasa kesulitan untuk berbicara di depan
kelas
3. Saya tidak dapat diandalkan dalam memecahkan
masalah
4. Teman-teman mendengarkan ketika saya
memberikan usulan
5. Teman-teman mengucilkan saya
6. Saya merasa diri saya cantik
7. Teman-teman meremehkan saya
8. Teman-teman di sekolah perhatian pada saya
9. Saya merasa bersalah jika saya melanggar aturan
10. Saat marah saya berbicara kasar
11. Saya tidak suka tugas yang sulit
12. Saya tampil baik saat praktikum
13. Saya puas dengan tugas-tugas yang saya kerjaan
14. Saya tidak layak memimpin teman-teman saya
15. Saya dapat memberikan usulan pada teman-
teman untuk menyelesaikan permasalahan
16. Saya tidak terganggu dengan masalah – masalah
yang saya hadapi
17. Ide yang saya berikan tidak dipertimbangkan
18. saya membuat suasana menyenangkan saat
berkumpul dengan teman-teman
19. Saya tidak menarik seperti orang lain
20. Saya diakui oleh teman-teman dalam suatu
perkumpulan bermain (gank)
21. Teman-teman sering mengejek dan menyinggung
saya
22. Saya melanggar peraturan di sekolah
23. Saya memikirkan perasaan orang lain saat
berbicara
24. Mengerjakan hal baru bukan masalah bagi saya
25. Saya mudah menyerah dalam mengerjakan tugas
26. Saya memiliki pandangan yang rendah akan diri
saya
27. Teman-teman mengikuti keputusan yang saya
buat
28. Saya sulit memberikan masukan pada teman saya
ketika mereka berbuat salah
29. Saya mengabaikan permasalahan yang saya
hadapi
30. Teman-teman menertawakan ide-ide yang saya
berikan
31. saya memiliki banyak sahabat di sekolah
32. Saya tidak suka dengan penampilan fisik saya
33. Teman saya tidak menghiraukan apa yang saya
lakukan
34. Saya banyak memiliki waktu yang
menyenangkan bersama teman-teman
35. Peraturan membuat saya tidak bebas
36. Saya membicaraan teman yang tidak saya sukai
dengan kata-kata kasar
37. Saya senang mengerjakan hal-hal yang baru
yang belum banyak saya ketahui
38. Saat akan praktikum, saya merasa tidak bisa atau
gagal
39. Saya bangga atas apa yang telah saya kerjakan
40. Saya dapat membuat keputusan dan tetap
konsisten dengan keputusan saya
41. Saya memiliki ide-ide untuk mengisi watu luang
bersama teman-teman
42. Saya tidak tahu bagaimana memecahkan masalah
saya
43. Teman-teman saya lebih suka meminta pendapat
kepada teman yang lain
44. saya merupakan tempat bercerita bagi teman-
teman saya
45. Saya puas dengan kondisi fisik saya
46. Saya ditolak oleh lingkungan bermain saya
47. Teman – teman saya sering mengacuhkan saya
48. Saya datang ke sekolah tepat waktu
49. Saya bertindak sesuka hati saya
50. Saya adalah orang yang gagal
51. Saya memahami kemampuan diri saya
52. Saya tidak yakin ketika akan melaksanakan
kegiatan praktikum
53. Saya ragu dengan keputusan yang harus saya
ambil
54. Saya merasa menyesal akan tugas-tugas yang
saya kerjakan
55. Saya membutuhkan bantuan dari orang lain
untuk memberitahu apa yang harus saya lakukan
56. Saya puas dengan penampilan saat praktikum
57. Saya mengajukan diri untuk mengerjaan suatu
tugas dalam kelompok
58. Saya merasa tidak dibutuhkan oleh orang lain
59. Teman-teman meminta saran dari saya
60. Teman-teman kurang menyukai saya
61. Guru-guru mengenal saya dengan baik karena
kelebihan yang saya miliki
62. Ketika saya membutuhkan bantuan, orang –
orang disekitar saya siap membantu
63. Tuntutan orang tua gagal dipenuhi
64. Saya banyak menghabiskan waktu untuk
melamun saat mengerjakan tugas
65. Teman saya banyak membantu ketika saya
sedang bersedih
66. Saya mengerjakan tugas dengan baik walaupun
sulit
67. Teman-teman tidak pecaya dengan pekerjaan
saya saat dalam kelompok
68. Saya tidak sepopuler teman-teman saya
69. Tidak ada yang memperhatikan saya di sekolah
70. Saya terus mencoba walaupun mengalami
kegagalan
71. Kebanyakan orang lain lebih hebat dari saya
72. Saya bertengkar dengan teman
73. Saya ingin mengubah penampilan fisik saya
74. saya diandalkan teman-teman saya dalam
mengerjakan tugas
75. Saya menyelesaikan permasalahan dengan teman
saya
76. Saran-saran saya dipertimbangkan
77. Teman-teman menghindari saya
78. Saya terkenal diantara teman-teman
79. Dalam kegiatan sekolah saya diandalan teman-
teman saya
80. Orang tua saya peduli dengan kesulitan yang
saya miliki
81. Saya melakukan suatu perbuatan dengan dasar
moral dan agama
82. Saya tidak mampu memiliki prestasi yang baik
83. Saya membayangkan diri saya untuk dapat
menjadi orang lain
84. Saya mampu mengatakan perasaan suka atau
tidak suka pada teman
85. Orang tua meminta saran saya dalam
memutuskan sesuatu
86. Orang tua memahami perasaan saya
87. Saya kalah dari orang lain
88. Saya berusaha sekuat tenaga untuk mencapai
prestasi
89. Saya seorang yang pemalu
90. saya dibutuhkan oleh teman-teman dalam hal
pelajaran
91. Dalam tugas kelompok saya mengerjakan tugas
tanpa diminta teman yang lain
92. Saya berpegang teguh ada keputusan yang saya
ambil
93. Saya memiliki waktu untuk bersenda gurau
dengan keluarga
94. Saya tidak suka diatur-atur
95. Saya mampu mengerjakan tugas dengan hasil
yang memuaskan bagi saya maupun orang lain
96. Saya mampu mendapatkan peringkat di kelas
97. Saya bermain hingga malam hari
98. Saya ingin meninggalkan rumah
99. Pendapat yang saya berikan tidak sesuai dengan
teman-teman
100. Saya bukan orang yang diandalan oleh
teman-teman
101. Orang lain memberikan perhatian yang lebih
pada saya
102. Saya mengerjakan tugas dengan cepat dan
tepat
103. Saya malas mengerjakan tugas yang menurut
saya sulit
Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan yang harus anda tanggapi.
Respon yang anda berikan tidak akan dinilai benar atau salah dan seluruh respon
yang anda berikan akan saya jaga kerahasiaannya. Anda hanya perlu memberikan
tanda silang ( X ) pada pilihan respon yang telah disediakan sesuai dengan kondisi
yang anda rasakan. Pilihan responnya adalah sebagai berikut :
SS : sangat setuju
S : setuju
TS : tidak setuju
STS : sangat tidak setuju
Pernyataan STS TS S SS
1. Ketika teman saya meminta pendapat dengan
mudah saya memberikannya
2. Saya merasa kesulitan untuk berbicara di depan
kelas
3. Saya tidak dapat diandalkan dalam memecahkan
masalah
4. Teman-teman mendengarkan ketika saya
memberikan usulan
5. Teman-teman mengucilkan saya
6. Saya merasa diri saya cantik
7. Teman-teman meremehkan saya
8. Teman-teman di sekolah perhatian pada saya
9. Saya merasa bersalah jika saya melanggar aturan
10. Saat marah saya berbicara kasar
11. Saya tidak suka tugas yang sulit
12. Saya tampil baik saat praktikum
13. Saya puas dengan tugas-tugas yang saya kerjaan
14. Saya tidak layak memimpin teman-teman saya
15. Saya dapat memberikan usulan pada teman-
teman untuk menyelesaikan permasalahan
16. Saya tidak terganggu dengan masalah – masalah
yang saya hadapi
17. Ide yang saya berikan tidak dipertimbangkan
18. saya membuat suasana menyenangkan saat
berkumpul dengan teman-teman
19. Saya tidak menarik seperti orang lain
20. Saya diakui oleh teman-teman dalam suatu
perkumpulan bermain (gank)
21. Teman-teman sering mengejek dan menyinggung
saya
22. Saya melanggar peraturan di sekolah
23. Saya memikirkan perasaan orang lain saat
berbicara
24. Mengerjakan hal baru bukan masalah bagi saya
25. Saya mudah menyerah dalam mengerjakan tugas
26. Saya memiliki pandangan yang rendah akan diri
saya
27. Teman-teman mengikuti keputusan yang saya
buat
28. Saya sulit memberikan masukan pada teman saya
ketika mereka berbuat salah
29. Saya mengabaikan permasalahan yang saya
hadapi
30. Teman-teman menertawakan ide-ide yang saya
berikan
31. saya memiliki banyak sahabat di sekolah
32. Saya tidak suka dengan penampilan fisik saya
33. Teman saya tidak menghiraukan apa yang saya
lakukan
34. Saya banyak memiliki waktu yang
menyenangkan bersama teman-teman
35. Peraturan membuat saya tidak bebas
36. Saya membicaraan teman yang tidak saya sukai
dengan kata-kata kasar
37. Saya senang mengerjakan hal-hal yang baru
yang belum banyak saya ketahui
38. Saat akan praktikum, saya merasa tidak bisa atau
gagal
39. Saya bangga atas apa yang telah saya kerjakan
40. Saya dapat membuat keputusan dan tetap
konsisten dengan keputusan saya
41. Saya memiliki ide-ide untuk mengisi watu luang
bersama teman-teman
42. Saya tidak tahu bagaimana memecahkan masalah
saya
43. Teman-teman saya lebih suka meminta pendapat
kepada teman yang lain
44. saya merupakan tempat bercerita bagi teman-
teman saya
45. Saya puas dengan kondisi fisik saya
46. Saya ditolak oleh lingkungan bermain saya
47. Teman – teman saya sering mengacuhkan saya
48. Saya datang ke sekolah tepat waktu
49. Saya bertindak sesuka hati saya
50. Saya adalah orang yang gagal
51. Saya memahami kemampuan diri saya
52. Saya tidak yakin ketika akan melaksanakan
kegiatan praktikum
53. Saya ragu dengan keputusan yang harus saya
ambil
54. Saya merasa menyesal akan tugas-tugas yang
saya kerjakan
55. Saya membutuhkan bantuan dari orang lain
untuk memberitahu apa yang harus saya lakukan
56. Saya puas dengan penampilan saat praktikum
57. Saya mengajukan diri untuk mengerjaan suatu
tugas dalam kelompok
58. Saya merasa tidak dibutuhkan oleh orang lain
59. Teman-teman meminta saran dari saya
60. Teman-teman kurang menyukai saya
61. Guru-guru mengenal saya dengan baik karena
kelebihan yang saya miliki
62. Ketika saya membutuhkan bantuan, orang –
orang disekitar saya siap membantu
63. Tuntutan orang tua gagal dipenuhi
64. Saya banyak menghabiskan waktu untuk
melamun saat mengerjakan tugas
65. Teman saya banyak membantu ketika saya
sedang bersedih
66. Saya mengerjakan tugas dengan baik walaupun
sulit
67. Teman-teman tidak pecaya dengan pekerjaan
saya saat dalam kelompok
68. Saya tidak sepopuler teman-teman saya
69. Tidak ada yang memperhatikan saya di sekolah
70. Saya terus mencoba walaupun mengalami
kegagalan
71. Kebanyakan orang lain lebih hebat dari saya
72. Saya bertengkar dengan teman
73. Saya ingin mengubah penampilan fisik saya
74. saya diandalkan teman-teman saya dalam
mengerjakan tugas
75. Saya menyelesaikan permasalahan dengan teman
saya
76. Saran-saran saya dipertimbangkan
77. Teman-teman menghindari saya
78. Saya terkenal diantara teman-teman
79. Dalam kegiatan sekolah saya diandalan teman-
teman saya
80. Orang tua saya peduli dengan kesulitan yang
saya miliki
81. Saya melakukan suatu perbuatan dengan dasar
moral dan agama
82. Saya tidak mampu memiliki prestasi yang baik
83. Saya membayangkan diri saya untuk dapat
menjadi orang lain
84. Saya mampu mengatakan perasaan suka atau
tidak suka pada teman
85. Orang tua meminta saran saya dalam
memutuskan sesuatu
86. Orang tua memahami perasaan saya
87. Saya kalah dari orang lain
88. Saya berusaha sekuat tenaga untuk mencapai
prestasi
89. Saya seorang yang pemalu
90. saya dibutuhkan oleh teman-teman dalam hal
pelajaran
91. Dalam tugas kelompok saya mengerjakan tugas
tanpa diminta teman yang lain
92. Saya berpegang teguh ada keputusan yang saya
ambil
93. Saya memiliki waktu untuk bersenda gurau
dengan keluarga
94. Saya tidak suka diatur-atur
95. Saya mampu mengerjakan tugas dengan hasil
yang memuaskan bagi saya maupun orang lain
96. Saya mampu mendapatkan peringkat di kelas
97. Saya bermain hingga malam hari
98. Saya ingin meninggalkan rumah
99. Pendapat yang saya berikan tidak sesuai dengan
teman-teman
100. Saya bukan orang yang diandalan oleh
teman-teman
101. Orang lain memberikan perhatian yang lebih
pada saya
102. Saya mengerjakan tugas dengan cepat dan
tepat
103. Saya malas mengerjakan tugas yang menurut
saya sulit