Perilaku Organisasi

30
PORTOFOLIO PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI PERILAKU ORGANISASI Disusun untuk memenuhi tugas akhir Mata Kuliah Psikologi Industri dan Organisasi Dosen pengampu : Silvia Kristanti Tri Ferbriana, M.Psi Oleh Lenciya Eddyta Rianda NIM I1C113027 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU

description

Tugas Revisi PIO (Psikologi Indutri dan Organisasi)

Transcript of Perilaku Organisasi

PORTOFOLIO PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASIPERILAKU ORGANISASIDisusun untuk memenuhi tugas akhir Mata Kuliah Psikologi Industri dan OrganisasiDosen pengampu : Silvia Kristanti Tri Ferbriana, M.Psi

OlehLenciya Eddyta RiandaNIM I1C113027

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU2015

A. Pendahuluan Perilaku kerap menjadi perbincangan hangat dikalangan perusahaan. Perilaku sendiri merupakan stimulus yang menggerakkan sebuah sistem. Perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan. Dengan kata lain, perilaku kita pada umumnya dimotivasi oleh suatu keinginan untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan spesifik tersebut tidak selalu diketahui secara sadar oleh individu yang bersangkutan (Winardi, 2004). Pembentukan perilaku masih dapat ditempuh dengan menggunakan model atau contoh, yaitu pemimpin dijadikan model atau contoh oleh yang dipimpinnya. Cara ini didasarkan pada teori belajar sosial (social learning theory) atau observasional learning theory yang dikemukakan oleh Bandura (1977) yang mengakatan bahwa perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan serta menekankan bahwa lingkungan lingkungan yang dihadapkan pada seseorang secara kebetulan ; lingkungan lingkungan itu kerap kali dipilih dan diubah oleh orang itu melalui perilakunya sendiri. Pada intiny adalah pemodelan (modelling), dan pemodelan ini merupakan salah satu langkah paling penting dalam pembelajaran terpadu.Perilaku sangat mempengaruhi jalannya suatu organisasi, apakah organisasi yang dijalankan sesuai dengan tatanannya atau sebaliknya, sehingga dapat dikatakan bahwa organisasi dan perilaku mempunyai keterkaitan satu dengan yang lain.Organisasi merupakan sebuah wadah yang sekurang-kurangnya terdiri dari dua orang atau lebih sebagai kesatuan sosial yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Pada dasarnya manusia ialah komponen atau pendukung utama dalam berjalannya suatu organisasi. Namun, keadaan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh perilaku masing-masing individu yang berada didalamnya. Manusia memiliki perilaku yang berbeda-beda yang akan mempengaruhi perilaku organisasi itu sendiri. Maka diperlukan sebuah keterampilan untuk memperhatikan dan memahami individu-individu yang ada di dalam organisasi atau kelompok tersebut. Maka, berkembanglah ilmu perilaku organisasi yang menjelaskan tentang interaksi antar manusia dalam organisasi (Tarsito,1989).Perilaku organisasi merupakan terjemahan dari organizational Behavior. Perilaku organisasi merupakan studi menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu. Hal tersebut meliputi aspek yang ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia atau sebaliknya (Widodo, 2010). Perilaku organisasi meliputi perubahan perilaku individu, struktur organisasi, aspek yang mempengaruhi organisasi, unsur-unsur yang melekat pada organisasi, variabel-variabel yang terkait mengenai perilaku organisasi, dan dimensi perilaku organisasi.Menurut Sutarto (1985), menyatakan bahwa perilaku organisasi disini meliputi beberapa variabel yang diantaranya, variabel konsep, variabel sistem, dan variabel manusia. Ketiga dimensi tersebut mencakup filosofi dasar lahirnya ilmu perilaku organisasi yang terdiri dari mulitidisiplin ilmu (Antropologi Kultural, sosiologi, psikologi dan manajemen) sehingga dengan pendekatan ilmu-ilmu tersebut perilaku organisasi dapat dibahas.

B. Landasan Teori1. Perilaku a. Pengertian PerilakuPerilaku menurut Hersey dan Blanchard (1992:15) pada dasarnya berorientasi tujuan dimotivasi oleh keinginan untuk memperoleh tujuan tertentu. Dorongan yang memotivasi pola perilaku individu yang nyata (kepribadian) dalam kadar tertentu berada dalam alam bawah sadar dan karenanya menurut Hersey dan Blanchard tidak mungkin dikaji dan dievaluasi. Sigmund Freud percaya bahwa orang orang tidak selamanya menyadari hal hal yang diinginkannya, dan karenanya kebanyakan perilaku dipengaruhi oleh motif atau kebutuhan bawah sadar, itulah sebabnya motivasi bawah sadar menjadi demikian penting. Perspektif utama dalam perilaku organisasi terdiri dari manajemen ilmiah, pendekatan hubungan manusia dan pendekatan kontigensi.Menurut Skinner (1938), seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar),oleh karena perilaku itu terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme dan kemudian organisme tersebut merespons. Maka teori Skinner ini disebut teori S-O-R (Stimulus-Organisme-Respons). Berdasarkan batasan dari Skinner tersebut, maka dapat didefinisikan bahwa perilaku adalah kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka pemenuhan keinginan, kehendak, kebutuhan, nafsu, dan sebagainya.Berdasarkan paparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa, perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus untuk memperoleh tujuan tertentu.

b. Proses pembentukan perilaku menurut para ahliMenurut Walgito (2003), pembentukan perilaku dibagi menjadi 3 cara sesuai keadaan yang diharapkan, yaitu :1. Pembentukan perilaku dengan condisioning atau kebiasaanSalah satu cara pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan kondisioning atau kebiasaan. Dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan, akhirnya akan terbentuklah perilaku tersebut. Cara ini didasarkan atas teori belajar kondisioning baik dikemukakan oleh Pavlov maupun oleh Thorndike dan Skinner terdapat pendapat yang tidak seratus persen sama, namun para ahli tersebut mempunyai dasar pandangan yang tidak jauh berbeda satu dengan yang lainnya. Kondisioning Pavlov dikenal dengan kondisioning klasik, sedangkan kondisioning Thorndike dan Skinner dikenal sebagai kndisioning operan. Walaupun demikian ada yang menyebut kondisioning Thorndike sebagai kondisioning instrumental, dan kondisioning Skinner sebagai kondisioning operan. Seperti yang telah dipaparkan di depan atas dasar pandangan ini untuk pembentukan perilaku didasarkan dengan kondisioning atau kebiasaan.2. Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight)Disamping pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan, pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan pengertian atau insight. Cara ini berdasarkan atas teori belajar kognitif, yaitu belajar dengan disertai dengan adanya pengertian. Bila dalam eksperimen Thorndike dalam belajar yang dipentingkan adalah soal latihan, maka dalam eksperimen Kohler yang dipentingkan dalam belajar adalah pengertian atau insight, kohler adalah seorang tokoh dalam psikologi Gestalt dan termasuk dalam aliran kognitif.3. Pembentukan perilaku dengan menggunakan modelDisamping cara-cara pembentukan perilaku tersebut diatas, pembentukan perilaku masih dapat ditempuh dengan meggunakan model atau contoh. Pemimpin dijadikan model atau contoh oleh yang dipimpinnya. Cara ini didasarkan pada teori belajar sosial (social learning theory) atau observasional learning theory yang dikemukakan oleh Bandura (1977).Berdasarkan paparan diatas, maka pembentukan perilaku meliputi 3 (tiga) cara yaitu: pembentukan perilaku dengan condisioning, pengertian, dan menggunakan model.

2. Organisasia. Pengertian OrganiasiOrganisasi merupakan suatu unit sosial yang dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem pengendalian diperlukan oleh manajemen untuk membantu memperlancar pencapaian tujuan organisasi tersebut. Seperti diungkapkan Anthony dan Govindarajan (1995), sistem pengendalian organisasi yang juga biasa disebut sebagai sistem pengendalian administrative atau birokratis, didesain untuk mengarahkan atau mengatur aktivitas anggota organisasi agar sesuai dengan yang dikehendaki oleh pimpinan organisasi.Menurut Lubis dan Husaini (1987) bahwa yang dimaksud dengan organisasi adalah sebagai suatu kesatuan sosial dari sekelompok manusia, yang berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing, yang sebagai satu kesatuan mempunyai tujuan tertentu dan mempunyai batas-batas yang jelas, sehingga bisa dipisahkan secara tegas dari lingkungannya.Sedangkan Menurut Sutarto (1985) bahwa, organisasi adalah sistem yang saling berpengaruh antar orang dalam kelompok yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Herbert and Gullet bahwa yang dimaksud dengan pengorganisasian merupakan proses yang mana struktur suatu organisasi dibuat dan ditegakan. Proses ini meliputi ketentuan dari kegiatan-kegiatan yang spesifik yang perlu untuk menyelesaikan semua sasaran organisasi, pengelompokan kegiatan tersebut berkaitan dengan susunan yang logis, dan tugas dari kelompok kegiatan ini bagi suatu jabatan atau orang yang bertanggung jawab.Berpijak pada sejumlah rumusan teoritis organisasi, maka dapat diambil benang merah pengertian, dimana organisasi secara umum dimaknai sebagai wadah serta proses kerja sama sejumlah manusia yang terikat dalam hubungan formal dalam rangka hierarki untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

b. Organisasi Menurut Para AhliMenurut Widodo (2010) Beberapa definisi dari beberapa ahli dapat dikemukakan sebagai berikut:1. Organisasi merupakan suatu pola kerja sama antara orang-orang yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Wexlwy and Yulk (dalam Kasim, 1993 : 1).2. Organisasi adalah sekelompok orang yang terbiasa mematuhi perintah para pemimpinnya dan yang tertarik pada kelanjutan dominasi partisipasi mereka dan keuntungan yang dihasilkan, yang membagi diantara mereka praktek-praktek dari fungsi tersebut yang siap melayani untuk praktek mereka (Max Weber, dalam Miftah Thoha, 1988).3. Organisasi dapat didefinisikan sebagai struktur hubungan kekuasaan dan kebiasaan orang-orang dalam suatu sistem administrasi (Dwight Waldo, dalam Thoha, 1988).4. Organisasi adalah suatu sistem dari aktivita-aktivita orang yang terkoordinasikan secara sadar, atau kekuatan-kekuatan yang terdiri dari dua orang atau lebih (Chester Barnard, dalam Thoha, 1992).5. Organisasi adalah lembaga sosial dengan ciri-ciri khusus : secara sadar dibentuk pada suatu waktu tertentu, para pendirinya mencanangkan tujuan yang biasanya digunakan sebagai simbol legitimasi, hubungan antara anggotanya dan sumber kekuasaan formal ditentukan secara relatif jelas walaupun seringkali pokok pembicaraan dan perencanaan diubah oleh para anggota-anggotanya yang membutuhkan koordinasi atau pengawasan (Silverman, dalam Thoha, 1988).6. Organisasi adalah suatu kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasikan, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan (Stephen P. Robbins).7. Organisasi sebagai suatu kesatuan sosial dari kelompok manusia, yang saling berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi memilikifungsi dan tugasnya masing-masing, yang sebagai suatu kesatuan mempunyai tujuan tertentu dan mempunyai batas-batas yang jelas, sehingga bisa dipisahkan secara tegas dari lingkungannya (Hary Lubis dan Martani Huseini, 1987 : 1)8. Organisasi merupakan suatu alat untuk pencapaian tujuan dari orangorang yang berada diluar organisasi tersebut, sebagai suatu alat untuk pencapaian tujuan. Untuk itu organisasi harus dibuat rasional dalam arti kata harus disusun dan beroperasi berdasarkan ketentuan-ketentuan formal dan perhitungan-perhitungan efisiensi (Azhar Kasim, 1989 : 1).Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi sesungguhnya merupakan kumpulan manusia yang diintegrasikan dalam suatu wadah kerjasama untuk menjamin tercapainya tujuan-tujuan yang ditentukan.

c. Faktor Yang Memperngaruhi Perubahan OrganisasiModel Lewins (1951) dalam Sopiah (2008:69) faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan organisasi, yaitu: 1. Teknologi computer. Teknologi komputer merupakan sumber utama terjadinya perubahan yang dramatis suatu organisasi. Adanya sistem jaringan komputer mengurangi hambatan waktu dan jarak, internet memudahkan pemrosesan informasi. Para pegawai menggunakan jasa internet untuk mengakses informasi-informasi yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. 2. Kompetisi Lokal dan Global. Meningkatnya persaingan di tingkat lokal maupun global. Kondisi ini mewajibkan setiap organisasi untuk memperbaiki diri agar tidak tertinggal dari para kompetitor. 3. Demografi. Organisasi harus beradaptasi dengan perubahan dalam tenaga kerja (SDM). Pekerja terdidik selalu mencari pekerjaan yang menarik, cenderung lebih individu, inovatif, lebih kritis dan tidak bisa dimanipulasi. Berdasarkan paparan mengenai faktor yang memperngaruhi perubahan organisasi antara lain dipengaruhi oleh perubahan zaman, semakin modernnya zaman, maka semakin canggih pula teknologinya.

d. Struktur OrganisasiMenurut Handoko (1992) (dalam Budiasih, 2012) , struktur organisasi, mencakup aspek-aspek penting, antara lain: 1. Pembagian kerja.2. Departementalisasibagan organisasi formal.3. Rantai perintah dan kesatuan perintah.4. Tingkat-tingkat hierarki manajemen.5. Saluran komunikasi.6. Penggunaan komite dan rentang manajemen dan kelompok-kelompok informal yang tidak dapat dihindarkan.Robbins (1996), menyatakan bahwa struktur organisasi menetapkan bagaimana tugas dan pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal. Sementara Stoner (1992) mengatakan bahwa struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antar bagian- bagian, komponen dan posisi dalam suatu perusahaan.

e. Unsur-unsur yang melekat dalam suatu organisasi Unsur-unsur yang melekat dalam suatu organisasi, yaitu:a. Adanya dua orang atau lebih sebagai proses interaksi, b. Adanya maksud untuk kerjasama dan interaksi tersebut sehingga organiasi menjadi wadah serta proses kerjasama sejumlah manusia yang terkait dalam hubungan formal, c. Adanya pengaturan hubungan yang dalam organisasi diwujudkan dengan adanya rangkaian heirarki, yaitu hubungan bahwa dalam sesuatu organisasi selalu terdapat atasan dan bawahan dan sifat hubungan tersebut adalah dinamis, dalam arti manusia-manusia yang menduduki jabatan-jabatan tersebut bisa berganti-ganti pada setiap saat diperbaiki, d. Adanya tujuan yang hendak dicapai, sehingga organisasi bukanlah tujuan, melainkan hanya alat untuk mencapai tujuan untuk melaksanakan tugas pokok.

Pada dasarnya organisasi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: pertama, struktur merupakan suatu cetak biru organisasi yang menunjukkan bagaimana orang dan pekerjaan dikelompokkan bersama. Struktur ini meliputi desain pekerjaan (mengacu pada proses yang digunakan para pemimpin organisasi merinci isi, metode dan hubungan setiap pekerjaan untuk memenuhi tuntutan organisasi dan individu), dan desain organisasi (menunjukkan dalam struktur organisasi). Adapun faktor kedua adalah proses, merupakan aktivitas yang memberikan nafas kehidupan bagi organisasi. Dalam kategori umum, proses meliputi komunikasi (menghubungkan organisasi dengan lingkungan, termasuk bagian-bagiannya), evaluasi prestasi kerja (dilakukan oleh pimpinan organisasi kepada prestasi individu dan kelompok dalam organisasi), pengambilan keputusan (tergantung pendefinisian yang tepat tujuan dan sasaran yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut), sosialisasi (proses penyandran individu atas tujuan organisasi), dan pengembangan karier (dimana individu memasuki organisasi untuk tujuan dan karier pribadi mereka).f. Tipe OrganisasiMenurut Darmastuti (2004), Strategi perusahaan berpengaruh penting pada struktur organisasinya. Tipe struktur organisasi berpengaruh pada desain sistem kontrol manajemen. Walaupun organisasi ada dalam beragam bentuk dan ukuran, strukturnya bisa digolongkan dalam 3 kategori umum:1. Struktur fungsional, dimana tiap manajer bertanggung jawab atas bagiannya masingmasing, seperti manajer produksi dan manajer marketing.2. Struktur unit bisnis, tiap manajer unit bisnis bertanggung jawab atas sebagian besar kegiatan unit bisnis, yang merupakan bagian semi independent dari perusahaan.3. Struktur matrix, dimana unit fungsional punya tanggung jawab Banda.

3. Perilaku Organisasia. Pengertian Perilaku Organisasi Perilaku organisasi (OB) adalah bidang studi yang ditujukan untuk mengakui , menjelaskan , dan akhirnya mengembangkan sikap dan perilaku orang-orang ( individu dan kelompok ) dalam organisasi. Perilaku organisasi didasarkan pada pengetahuan ilmiah dan praktek yang diterapkan . Menurut Kaifi ( 2010), "Analisis RED " dapat diterapkan oleh para praktisi dan peneliti untuk memahami masalah perilaku organisasi.

Perilaku organisasi merupakan bidang studi yang mencakup teori, metode dan prinsip-prinsip dari berbagai disiplin guna mempelajari persepsi individu dan tindakan-tindakan saat bekerja dalam kelompok dan di dalam organisasi secara keseluruhan (Gibson dalam Muhammad Ridha Suaib (2008), 1996:6). Pentingnya aspek perilaku dalam penerapan sistem informasi, ditegaskan bahwa aspek perilaku harus diperhatikan baik dalam perancangan sistem maupun implementasi sistem.H.Teman Koesmono, (2005) dalam Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Behavior (Perilaku) merupakan bagian dari budaya yang berkaitan dengan kinerja, hal ini tentunya logis sekali sebab dengan berperilaku seseorang akan dapat memperoleh apa yang dikehendaki dan apa yang diharapkan. Perilaku individu yang berada dalam organisasi atau perusahaan tentunya sangat mempengaruhi organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung, hal ini akibat adanya kemampuan individu yang berbeda-beda dalam menghadapi tugas atau aktivitasnya. Perilaku akan timbul atau muncul akibat adanya pengaruh atau rangsangan dari lingkungan yang ada (baik internal maupun eksternal) begitu pula individu berperilaku karena adanya dorongan oleh serangkaian kebutuhan. Setiap manusia atau seseorang selalu mempertimbangkan perilakunya terhadap segala apa yang diinginkan agar dapat tercapai tanpa menimbulkan konflik baik secara individu maupun kelompok, sehingga kinerja dapat tercapai sesuai dengan yang diinginkan. Menurut Thoha (2007:5) perilaku organisasi merupakan suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu.Menurut Duncan dalam Thoha (2007:5) hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam suatu perilaku organisasi adalah sebagai berikut:a. Studi perilaku organisasi termasuk didalamnya bagian-bagian yang relevan dari semua ilmu tingkah laku yang berusaha menjelaskan tindakan-tindakan manusia didalam organisasi.b. Perilaku organisasi sebagaiman suatu disiplin ilmu mengenai bahwa individu dipengaruhi oleh bagaimana pekerjaan diatur adan siapa yang bertanggung jawab untuk pelaksanaannya.c. Walaupun dikenal adanya keunikan pada individu, namun perilaku organisasi masih memusatkan pada kebutuhan manajer untuk menjamin bahwa keseluruhan tugas pekerjaan yang bisa dijalankan.

Jadi, behavior merupakan tindakan yang nyata dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh apa yang diharapkan. Dalam organisasi tentunya banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sedangkan jalannya organisasi atau perusahaan tentunya diwarnai oleh perilaku individu yang merasa berkepentingan dalam kelompoknya masing-masing. b. Definisi Para Ahli Tentang Perilaku OrganisasiUntuk memahami arti dan makna perilaku organisasi maka perlu mencermati pendapat para ahli mengenai pengertian perilaku orgnisasi berikut:1. Johns (1983:3) menyatakan bahwa perilaku organisasi adalah suatu istilah yang agak umum yang menunjukkan kepada sikap dan perilaku individu dan kelompok dalam organisasi, yang berkenaan dengan studi sistematis tentang sikap dan perilaku, baik yang menyangkut pribadi maupun antarpribadi dalam konteks organisasi.2. Robbins (1986) menyatakan bahwa perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang menyelidiki pengaruh yang ditimbulkan oleh individu, kelompok, dan struktur dalam organisasi terhadap perilaku orang-orang yang terlibat di dalamnya yang bertujuan untuk menerapkan pengetahuan yang didapat untuk meningkatkan efektivitas organisasi.3. Davis & Newstrom (1989) menyatakan bahwa perilaku organisasi adalah bidang ilmu yang mempelajari dan menerapkan pengetahuan tentang bagaimana manusia berperilaku atau bertindak di dalam organisasi.4. Sweeney dan McFarlin (2002) menyatakan perilaku organisasi adalah studi tentang bagaimana manusia bereaksi, berpikir, dan merasakan dalam keadaan terorganisir.5. Lindsay dan patrick (1996) menyatakan bahwa perilaku organisasi adalah studi mengenai perilaku manusia dalam organisasi yang menggunakan ilmu pengetahuan tentang bagaimana manusia berperilaku dalam organisasi.

Berdasarkan pegertian yang dikemukakan para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku organisasi merupakan studi yang berkenaan tentang apa yang dikerjakan oleh manusia dan bagaimana reaksinya dalam organisasi dan bagaimana perilaku tersebut mempengaruhi kinerja organisasi.

c. Dimensi Perilaku OrganisasiSutarto (1985) dalam Miftah Toha dan Reni Rosari didalam perilaku organisasi terdapat tiga dimensi yang berkaitan, yaitu :1. Dimensi Konsep, Dimensi ini mencakup Ilmu pngetahuan, sosiologi, antropologi budaya dan seluaruh elemen sosial yang mempengaruhi berdirinya ilmu pengetahuan yang saling berkaitan.2. Dimensi Sistem, Dimensi ini mencakup bagaimana proses manajemen yang dilakukan untuk melakukan suatu kegiatan secara efektif dan efisien yang di kemas dengan pendekatan-pendekatan matematis atau logika.3. Dimensi Manusia, Dimensi ini adalah faktor penentu dalam organisasi yang tercermin dari ilmu psikologi. karena, adanya organisai adalah adanya manusia. Ketiga dimensi diatas mencakup filosofi dasar lahirnya ilmu perilaku organisasi yang terdiri dari mulitidisiplin ilmu (Antropologi Kultural, sosiologi, psikologi dan manajemen) sehingga dengan pendekatan ilmu-ilmu tersebut perilaku organisasi dapat dibahas. Dalam tataran konsep ilmu ini membahas seluruh kegiatan organisasi yang di dalamnya terdapat, perilaku manusia, budaya, sosial dan sistem yang mendukung adanya organisasi tersebut. Sehingga antara manusia dan organisasi dapat saling mempengaruhi.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa perilaku organisasi sesungguhnya terbentuk dari perilaku-perilaku individu yang terdapat dalam organisasi tersebut. Oleh karena itu sebagaimana telah disinggung diatas pengkajian masalah perilaku organisasi jelas akan meliputi atau menyangkut pembahasan mengenai perilaku individu. Dengan demikian dapat dilihat bahwa ruang lingkup kajian ilmu perilaku organisasi hanya terbatas pada dimensi internal dari suatu organisasi. Dalam kaitan ini, aspek-aspek yang menjadi unsur-unsur, komponen atau sub sistem dari ilmu perilaku organisasi antara lain adalah : motivasi, kepemimpinan, stres dan atau konflik, pembinaan karir, masalah sistem imbalan, hubungan komunikasi, pemecahan masalah danpengambilan keputusan, produktivitas dan atau kinerja (performance),kepuasan, pembinaan dan pengembangan organisasi(organizational development), dan sebagainya.

d. Sistem Organisasi Terbuka Dan TertutupMenurut Schwartz , Jones , & McCarty (2010) (dalam kaifi dan selaiman, 2011) Organisasi sebagai sistem terbuka adalah organisasi yang berinteraksi dengan lingkungan dengan kata lain organisasi yang menerima sesuatu dari suatu sistem dan melepaskannya kepada sistem yang lain. Organisasi merupakan suatu sistem terbuka karena selalu berinteraksi dengan lingkungannya. System terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya, sehingga harus memiliki sistem pengendalian yang baik. Lingkungan dapat dilakukan dengan dua arah yaitu organisasi dipenuhi perubahan dan sebaliknya lingkungan dipengaruhi oleh organisai. Adapun lingkungan organisasi terdiri atas lingkungan mikro dan makro. Organisasi sebagai sistem terbuka membutuhkan input dari lingkungan, dan akan menjual produk ke lingkungan sekitarnya. Dalam menganalisis lingkungan, kompleksitas lingkungan perlu diperhatikan. Kompleksitas lingkungan merupakan estimasi besarnya problem dan kesempatan dalam lingkungan organisasi. Kompleksitas ini dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu : tingkat kekayaan, tingkat interdependensi, dan derajat ketidakpastian.Sedangkan, sistem organisasi tertutup banyak berpengaruh pada administrasi negara, maka sistem terbuka ini banyak mempunyai pengaruh pada administrasi perusahaan. Walaupun pada akhir-akhir ini banyak perubahan terjadi bahwa administrasi negara pun telah banyak menggunakan sistem terbuka ini. Akan tetapi, pada awalnya sistem terbuka ini banyak mempengaruhi organisasi-organisasi dan administrasi perusahaan. Seperti halnya model tertutup, model terbuka ini pun banyak nama samarannya, misalnya seperti Collegial, competitive, freemarket, informal, natural, dan organic. Demikian pula model sistem terbuka ini dapat dikelompokan dalam tiga aliran (school) seperti misalnya: Aliran Human Relation, Aliran Pengembangan Organisasi (Organizational Development), dan Aliran Organisasi sebagai sesuatu unit yang berfungsi di dalam lingkungannya.

e. Beberapa Aspek Perilaku Yang Mempengaruhi OrganisasiBeberapa aspek perilaku yang penting untuk berfungsinya organisasi adalah pola perilaku individual, hubungan-hubungan vertikal, hubungan-hubungan di dalam kelompok dan antar kelompok (Melcher, 1990:S).

f. Variabel yang Mempengaruhi Perilaku OrganisasiMenurut Kuspriatni (2012), variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku organisasi sebagai berikut:1. Variabel-Variabel Dependena. Produktivitas, yaitu suatu ukuran kinerja yang mempengaruhi keefektifan dan efisiensi.b. Keabsenan (kemangkiran), yaitu gagal atau tidak melapor untuk bekerjac. Pengunduran diri (keluar masuknya karyawan), yaitu penarikan diri secara sukarela dan tidak sukarela dari suatu organisasid. Kepuasan kerja, yaitu suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang atau selisih antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang pekerja dan banyaknya yang mereka yakini seharusnya mereka terima.

2. Variabel-Variabel Independen1. Variabel-variabel level individua. Usia b. Jenis kelaminc. Status perkawinand. Masa kerja2. Variabel-variabel level kelompok3. Variabel-variabel level system organisasiBerdasarkan paparan diatas, perilaku organisasi meliputi beberapa variabel, diantaranya variabel dependen dan variabel independen. Semua variabel tersebut saling terkait dan tidak dapat dipisahkan.

DAFTAR PUSTAKABudiasih, Y. (2012). Struktur Organisasi, Desain Kerja, Budaya Organisasi dan Pengaruhnya Terhadap Produktivitas Karyawan Studi Kasus Pada PT. XX di Jakarta. Jurnal Liquidity , Vol. 1 No. 2. hlm. 99-105.Darmastuti, I. (2004). Dampak Sistem Kontrol Terhadap Perilaku Dalam Organisasi. Jurnal Studi Manajemen & Organisasi , Vol. 1 No. 1.Davis, K. (1962). Human Relations at Work. London.Djatmiko, Y. H. (2004). Perilaku Organisasi. Bandung: CV. Alfabeta.Ibrahim, A. &. (1983). Perilaku Organisasi . Bandung: Sinar Baru.Koesmono, H. T. (2005). Pengaruh Budaya Oganisasi Terhadap Motivasi dan Kepuasan Kerja serta Kinerja Karyawan pada Sub Sektor Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah di Jawa Timur. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan , Vol. 07, No. 02, 191-188.Kusprianti, L. (2012). Perilaku Individu dan Pengaruhnya terhadap organisasi. Jakarta: staff Gunadarma.Martani, L. &. (1987). Teori Organisasi: Suatu Pendekatan Makro. Jakarta: Pusat Antar Ilmu-Ilmu Sosial UI.Mulyadi, V. R. (2006). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.Noori, B. A. (2011). Organizational Behavior: A Study on Managers, Employees, and Teams. Journal of Management Policy and Practice , vol. 12(1).Nurasa, H. (2013). Analsis Organisasi Pemerintahan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Sebuah Sistem Terbuka. Jurnal Sosiohumaniora , Vo. 15. No. 1. Hlm. 80-90.Purek. (2014). Konsep Organisasi. http://ipdn.ac.id.Rahmat, D. (2014). Teori dan Konsep Perilaku. http://slideshare.net.Ray, H. &. (1975). Organization Theory. Saefullah, A. Behavior. Surabaya: Usaha Nasional.Sawitri, P. (2012). Interaksi Budaya Organisasi dengan Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja Unit Bisnis Industri Manufaktur dan Jasa. Jurnal Pengendalian Manajemen .Suaib, M. R. (2008). Pengaruh Lingkungan Perilaku, Struktur Organisasi dan Implemantasi Sistem Informasi Berbasis Komputer Terhadap Kinerja Karywan Pemerintah Kabupaten Sorong, Papua. Jurnal Aplikasi Manajemen , Vol. 06, No. 01.Sudita, I. G. (1997). Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: PFE Yogyakarta.Supratiknya, a.,Perilaku Organisasi (Organizational Behavior),bandung : tarsito,1989Sutarto. (1985). Dasar-dasar Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University.Sutisna, O. (1985). Administrasi Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional. Bandung: Angkasa.Yudhaningsih, R. (2011). Peningkatan Efektifitas Kerja Melalui Komitmen, Perubahan dan Budaya Organisasi. Jurnal Pengembangan Humaniora , Vol. 11, No. 01.