Perilaku Organisasi

download Perilaku Organisasi

of 24

description

Pemahaman Perilaku Organisasidari pandangan mahasiswa akuntansi.

Transcript of Perilaku Organisasi

Bersama-sama Membangun Bandung yang Harmonis

Amanda Talitha Rahmadita120110120152

Bersama-sama Membangun Bandung yang Harmonis

Kota Bandungmerupakan sebuah kota dan sekaligus menjadi ibu kota dari provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota Bandung adalah kota yang sangat terkenal dengan keindahan dan kreatifitasnya. Tidak sedikit orang-orang dari luar kota menyerbu kota ini hanya untuk berbelanja barang-barang yang mungkin mereka tidak akan mereka dapat di kotanya masing-masing. Ketenaran factory outlet di jalan tertentu di kota Bandung juga menjadi incaran para ibu-ibu dari berbagai daerah. Ditambah dengan letak geografis kota ini yang berada diantara pegunungan-pegunungan membuat kota ini menjadi salah satu objek tempat berlibur dan menghabiskan waktu untuk outbound karena didukung oleh letak geografisnya, dan juga udara Bandung yang sejuk, atau taman-taman di Bandung yang dulu tersusun rapi membuat orang-orang merasa nyaman dan betah berlama-lama berada di kota ini. Bandung juga terkenal dengan kulinernya. Batagor, siomay, martabak keju, brownies, mie kocok, soto bandung, dan masih banyak lagi masakan kuliner yang akan memuaskan tidak hanya lidah dan perut anda, tapi juga dompet anda, karena makanan kuliner di kota ini masih tergolong murah. Jangan lupakan juga Bandung sebagai kota seni, dengan banyaknya galeri seni ternama yang tersebar di kota ini. Selasar Sunaryo, Galeri Barli, Nu Art, dan galeri lainnya juga mengundang banyak orang yang telah lama mengaggumi kreatifitas orang-orang di Bandung.Dari jaman dahulu, kota ini digelari nama Paris van Java karena keindahannya. Julukan Paris van Java ini pastinya tidak didapat oleh Bandung secara otomatis, tapi juga merupakan usaha dari walikota dan warga Bandung tersendiri yang menjaga kota ini dengan baik sehingga dulu mendapat julukan Paris van Java. Disamping keindahannya yang dulu tersohor diseluruh wilayah Indonesia, apakah benar Bandung di saat sekarang adalah kota yang indah selayaknya Paris di pulau Jawa?Pernahkah anda, sebagai warga kota Bandung, mengeluhkan banyak hal saat berjalan di kota Bandung? Karena untuk saya pribadi, Ya. Jalanan yang bisa terbilang tidak rapi, sampah dimana-mana, banjir, pengemis mengganggu ketertiban jalan, rumah rumah kumuh, pedagang kaki lima, masalah infrastruktur dan yang paling saya rasakan sekarang adalah kepadatan penduduknya yang sering sekali menimbulkan masalah, dua diantaranya adalah masalah keamanan dan kemacetan. Karena ketenaran Bandung yang sudah tersohor dari dulu membuat setiap akhir minggunya, kota ini selalu mendapat banyak tamu dan pendatang. Baik dari luar maupun dalam negri, yang akhirnya menambah volume kendaraan di kota ini. Dengan menambahnya volume kendaraan, maka kemacetan pun sulit dihindari. Belum lagi jika ditambah hujan deras yang kalanya sering turun di Bandung, membuat jalanan banjir dan rusak. Bunyi klakson dimana-mana, yang berseru dan menandakan bahwa semua orang ingin didahulukan dijalanan, juga pengemis yang selalu singgah di jendela mobil mengadahkan tangan. Belum lagi kendaraan kita yang kadang bisa menjadi korban jika menolak memberi sesuatu kepada para pengemis. Solusi dengan memakai kendaraan umum? Bukanlah solusi yang baik untuk sekarang karena ketidak-adanya keamanan di kendaraan umum. Pencopetan, pencurian, pemerkosaan, polusi dan hal-hal buruk lainnya yang membuat kita resah dan enggan menaiki kendaraan umum. Tapi dengan kendaraan pribadi pun tidak bisa menjamin bahwa kita akan mendapat keamanan dan kenyamanan seperti yang kita kira, mengingat betapa macetnya Bandung, dan juga betapa emosinya kita dengan angkutan umum yang sering sekali menurunkan penumpang sembarangan, ketidakpatuhan pengendara lain di lampu lalulintas, jalan yang rusak, dan lain lain. Berjalan kaki juga tidak bisa senyaman yang kita bayangkan. Trotoar yang seharusnya dipakai oleh pejalan kaki, dengan leluasanya dipakai oleh pedagang kaki lima atau pengendara motor yang sedang terburu-buru. Tidak sekali dua-kali anda akan terserempet oleh motor ataupun angkutan umum jika anda berjalan di jalanan kota Bandung. Bahkan berdiam diri di rumahpun tidak menjamin anda akan aman. Pembunuhan yang akhir-akhir ini sering terjadi di dalam rumah sering sekali membuat ibu rumah tangga sekarang cemas dan was-was. Keamanan saat kita pergi di malam hari juga sangatlah minim, mengingat adanya eksistensi dari geng motor yang tidak hanya sekali membuat kita resah. Pemandangan yang disuguhkan oleh Bandung sekarang ini bukanlah pemandangan yang indah dan mengenakan untuk dilihat. Kendaraan pribadi yang diparkir disembarangan jalan kadang merusak pemandangan Bandung yang dulu dijuluki sebagai Paris di Pulau Jawa ini. Asap polusi dari kendaraan umum yang sudah lama umurnya dan tidak terawat dan tumpukan sampah di ujung ujung jalan juga memperburuk pemandangan kota ini. Tidak lupa sungai yang penuh oleh sampah dan sering tersumbat jika hujan turun ataupun pegunungan disekitar Bandung yang tampak gundul kadang membuat saya kecewa dengan kota yang sudah saya tinggali selama 8 tahun ini.Kenyamanan, keamanan dan keindahan di kota Bandung bukanlah hal yang bisa saya unggulkan lagi seperti dulu. Bukan juga hal yang akan saya ingat setiap saya bangun dan membuka mata di kota ini, atau hal yang akan saya ingat setiap ada orang yang menyebut kata Bandung. Tapi mereka adalah hal yang mungkin akan saya lupakan jika mengingat tentang kota ini. Dan mungkin, kata pertama yang akan muncul di otak saya ataupun kebanyakan warga kota Bandung lainnya tentang kota Paris van Java ini adalah, ketidaknyamanan. Untuk memperbaiki dan mengubah Bandung menjadi seperti sediakala bukanlah hanya tugas Walikota dan wakilnya, tapi juga menjadi tugas masyarakat Bandung untuk sama-sama membangun kota Bandung menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Untuk membangun Bandung yang lebih baik, hal ini harus di pelopori oleh walikota Bandung tersendiri. Seperti yang kita tahu, walikota Bandung periode terbaru adalah Bapak H Ridwan Kamil. Bapak Walikota butuh beberapa hal agar terciptanya suasana yang mendukung perubahan Bandung yang lebih baik ini. Diantaranya adalah kepemimpinan, pengambilan keputusan yang bijaksana, dan bagaimana cara beliau mengatur kekuasaannya sebagai walikota. Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, artinya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain atau kelompok tanpa mengindahkan bentuk alasannya.Mereka memiliki peranan nyata dalam membentuk pola pikir. Mereka berfungsi sebagai simbol dari kesatuan moral masyarakat. Pemimpin mengekspresikan etika kerja dan nilai-nilai yang dapat merangkul masyarakat. Kenyataan dalam manajemen menunjukkan bahwa kelompok pekerja yang dibiarkan sendiri tanpa pemimpin, melepaskan mereka berjalan sendiri, kurang pengarahan, dan disiplin; mereka hanya mencapai beberapa tujuan. Setiap kelompok atau organisasi membutuhkan pemimpin, baik pemimpin yang timbul sendiri dari kelompok tau yang ditugaskan. Bahkan kelompok/organisasi yang menggunakan pendekatan partisipasif terhadap pemecahan masalah juga membutuhkan adanya konseling, bimbingan, dan masukan yang hanya dapat diberikan oleh pemimpin yang dihargai.Tidak ada satu faktor pun yang memberikan lebih banyak manfaat terhadap sebuah organisasi dari pada pemimpin yang efektif. Pemimpin diperlukan untuk menentukan tujuan, mengalokasikan sumberdaya yang langka,memfokuskan perhatian pada tujuan-tujuan perusahaan, mengkoordinasikan perubahan, membina kontak antar pribadi dengan pengikutnya, menetapkan arah yang benar atau yang paling baik bila kegagalan terjadi. Semata-mata merupakan kenyataan hiduplah bahwa kelompok-kelompok dengan pemimpin dapat melakukan hal-hal tersebut secara lebih efisien dan lebih benar daripada kelompok tanpa pemimpin. Prestasi total sebuah organisasi terutama ditentukan oleh sikap dan tindakan dari sang pemimpin. Efektivitas pemimpin ditentukan oleh hasil-hasil yang dicapai pemimpin. Seorang pemimpin yang efektif akan selalu mencari cata-cara yang lebih baik. Seseorang dapat menjadi pemimpin yang berhasil, jika percaya pada pertumbuhan yang berkesinambungan, efesiensi yang meningkat dan keberhasilan yang berkesinambungan dari kelompok yang dipimpin. Dan di kasus ini, Bapak Ridwan Kamil, selaku Walikota Bandung, harus memahami 3 implikasi penting dalam kepemimpinan, yang akan dapat membantu beliau merubah Bandung menjadi kota yang lebih baik.Pertama, kepemimpinan melibatkan orang lain. Yang artinya, di suatu organisasi ini, yang beroperasi bukanlah hanya pemimpinnya saja. Tapi juga melibatkan orang lain dalam prosesnya. Pemimpin atau Walikota yang baik adalah pemimpin yang bisa merangkul warga-warganya dengan baik, sehingga terjadi adanya kesinambungan yang baik antara pemimpin dan organisasi yang dipimpinnya. Untuk melibatkan warga-warganya, kemungkinan pemimpin harus menggunakan banyak cara, misalnya memberi arahan yang jelas, memberi nasihat, atau memuaskan warga-warganya dengan cara timbal balik tertentu. Kedua, pembagian kekuasaan. Walikota mempunyai otoritas tersendiri untuk membagi sebagian dari kekuasaannya kepada orang lain yang dipercayakannya. Seperti, untuk masalah keamanan dan ketertiban, kekuasaan tersebut diserahkan kepada pihak polisi. Pembagian kekuasaan ini harus dilakukan dan diberikan secara benar kepada orang yang tepat oleh walikota sendiri, karena pembagian kekuasaan ini tidak mengubah tanggung jawab pemimpin untuk mengawasi seluruh pekerjaan yang masih di-atas namakan oleh walikota tersebut. Jika pembagian kekuasaan ini jatuh ke tangan orang yang salah, bisa jadi hal ini membuat masalah yang fatal di dalam sistem organisasi. Dalam pembagian kekuasaan ini, pemimpin juga perlu mengerti gaya kepemimpinan mana yang cocok untuk menghadapi bawahan (yang akan di berikan kekuasaannya).Terdapat duagaya kepemimpinan yang biasanya diterapkan, yaitugayakonsiderandan struktur, atau dikenal juga sebagaiorientasi bawahandan orientasi tugas. Beberapa hasil penelitian para ahli menunjukkan bahwa prestasi dan kepuasan kerja bawahan dapat ditingkatkan apabila konsiderasi merupakangaya kepemimpinan yang dominan. Sebaliknya, para pemimpin yang berorientasi tugas yang terstruktur, percaya bahwa mereka memperoleh hasil dengan tetap membuat orang-orang sibuk dan mendesak mereka untuk berproduksi. Pemimpin yang positif, partisipatif dan berorientasi konsiderasi, tidak selamanya merupakan pemimpin yang terbaik.Fiedler telah mengembangkan suatu model pengecualian dari gayakepemimpinan diatas, yakni modelkepemimpinan kontingensi. Model ini menyatakan bahwagayakepemimpinan yang paling sesuai bergantung pada situasi dimana pemimpin bekerja. Dengan teorinya ini Fiedler ingin menunjukkan bahwa keefektifan pemimpin ditentukan oleh interaksi antara orientasi pegawai dengan tiga variabel yang berkaitan dengan pengikut, tugas dan organisasi. Ketiga variabel itu adalah: Hubungan antara pemimpin dengan anggota (leader member relations) Struktur tugas (task structure) Kuasa posisi pemimpin (leader position power).Variabel pertama ditentukan oleh pengakuan atau penerimaan (akseptabilitas) pemimpin oleh bawahannya, variabel kedua mencerminkan kadar diperlukannya cara spesifik untuk melakukan pekerjaan, dan variabel ketiga menggambarkan kuasa organisasi yang melekat pada posisi pemimpin.Model kontingensi Fiedler ini serupa sekali dengangaya kepemimpinan situasionaldariHerseydanBlanchard. Konsepsi kepemimpinan situasional ini melengkapi pemimpin dengan pemahaman dari hubungan antaragayakepemimpinan yang efektifdengantingkat kematangan(maturity) bawahannya. Perilaku bawahan ini amat penting untuk mengetahui kepemimpinan situasional, karena bukan saja pengikut sebagai individu bisa menerima atau menolak pemimpinnya, akan tetapi sebagai kelompok, pengikut dapat menentukan kekuatan pribadi apapun yang dimiliki pemimpin. Menurut Hersey dan Blanchard, masing-masinggayakepemimpinan ini hanya memadai dalam situasi yang tepat meskipun disadari bahwa setiap orang memilikigayayang disukainya sendiri dan sering merasa sulit untuk mengubahnya meskipun perlu.Directing atau pengarahadalahgayayang tepat apabila walikota dihadapkan dengan tugas yang rumit disaat bawahan belum memiliki pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut; atau apabila walikota berada di bawah tekanan waktu penyelesaian.Sebagai walikota, beliau dapat menjelaskan apa yang perlu dan apa yang harus dikerjakan. Dalam situasi demikian, biasanya terjadiover-communicating(penjelasan berlebihan yang dapat menim,bulkan kebingungan dan pembuangan waktu).Coachingadalah gaya yang tepat apabila bawahan telah lebih termotivasi dan berpengalaman dalam menghadapi suatu tugas. Disini walikota perlu memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengerti tentang tugasnya, dengan meluangkan waktu membangun hubungan dan komunikasi yang baik dengan mereka.Selanjutnya, gaya kepemimpinansupportingakan berhasil apabila karyawan telah mengenal teknik-teknik yang dituntut dan telah mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan Bapak Walikota sendiri. Dalam hal ini, walikota perlu meluangkan waktu untuk berbincang-bincang, untuk lebih melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan kerja, serta mendengarkan saran-saran mereka mengenai peningkatan kinerja. Adapun gayadelegating akan berjalan baik apabila bawahan sepenuhnya telah paham dan efisien dalam pekerjaan, sehingga walikota dapat melepas mereka menjalankan tugas atau pekerjaan itu atas kemampuan dan inisiatifnya sendiri.Ketiga, penanaman pengaruh. Pemimpin yang baik bukan hanya tentang mengingatkan, mengatur dan mengarahkan warga-warganya. Tapi juga dapat memajukan dan mencontohkan hal yang patut untuk dicontoh. Bagaimana menjalankan perintah yang diberikan, bagaimana menjadi warga yang baik, bagaimana seharusnya warga Bandung bersikap, dan lain-lain. Karena warga-warganya akan mencontoh sebagaimana yang di kerjakan oleh pemimpin itu sendiri. Selain dari walikota, perubahan untuk menjadi Bandung yang lebih baik juga dipengaruhi oleh warganya sendiri. Warga kota Bandung tentunya tidak hanya satu atau dua orang, tapi jumlahnya hampir mencapai ratus ribuan orang. Hal ini membuat adanya perbedaan pandangan dari tiap-tiap orang di Bandung yang jumlahnya sangat banyak, dan memicu adanya miss communication jika hal ini tidak di tangani dengan baik.Setiap usaha untuk mengetahui orang berperilaku seperti yang dilakukannya dalam organisasi, memerlukan pemahaman tentang perbedaan individu. Seorang pemimpin memerlukan waktu untuk mengambil keputusan tentang kecocokan antara individu, tugas pekerjaan, dan efektivitas. Penilaian seperti itu lazimnya dipengaruhi oleh karateristik pimipinan dan bawahannya. Meskipun terdapat perbedaan, bahwa di satu pihak perbedaan individu tersebut perlu dipelajari dan dipahami dan di lain pihak lingkungan adalah kunci pemahaman perilaku, saya merasa bahwa dua pandangan tersebut ada benarnya. Dan jika saya amati, perbedaan individu di Bandung ini banyaknya dipengaruhi oleh lingkungan. Karena itu, di Bandung, warga-warganya membentuk suatu lingkungan atau kelompok tertentu yang kadang-kadang perilaku dan tujuannya tidak dimengerti oleh kelompok lain. Dan hal ini jelas memicu pertentangan dan masalah yang harus ditangani oleh bapak Walikota pula. Persepsi mencakup kondisi (pengetahuan). Jadi persepsi mencakup penafsiran obyek, tanda, dan orang dari sudut pengalaman yang bersangkutan. Dengan perkataan lain, persepsi mencakup penerimaan stimulus, pengorganisasian stimulus, dan penerjemahan atau penafsiran stimulus yang telah diorganisasi dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan pembentukan sikap. Setiap orang memilih berbagai macam isyarat yang mempengaruhi persepsinya terhadap orang, obyek, dan tanda. Karena faktor-faktor ini dan karena kemungkinan terjadinya ketidakseimbangan antara faktor-faktor ini, maka orang sering salah persepsi terhadap orang lain, kelompok, atau obyek. Orang dapat cenderung menafsirkan perilaku orang lain sesuai dengan keadaannya sendiri.Mengapa dapat terjadi perbedaan persepsi dan perilaku? Perbedaan perilaku dan persepsi ini dapat dimulai karena adanya:1. Perilaku timbul karena sesuatu sebab. Setiap orang memiliki alasan tersendiri mengapa mereka melakukan hal tersebut. Perilaku yang dilakukan oleh pengendara motor yang terburu-buru akan berbeda dengan perilaku pengendara motor yang sedang tidak terburu-buru. Pengendara motor yang terburu-buru bisa saja tidak memperhatikan lampu lalulintas karena sedang mengejar waktu. Tidak seperti pengendara motor yang tidak terburu-buru.2. Perilaku diarahkan kepada tujuan. Tujuan orang yang berbeda-beda ini membuat perilaku orang berbeda-beda. Misalnya, tujuan dari mahasiswa teladan dan tujuan dari penjual baso, tentunya berbeda. Mahasiswa teladan mempunyai tujuan yaitu mendapat nilai yang sempurna dan lulus dengan tepat waktu, sehingga ia belajar dengan tekun setiap hari. Tapi penjual baso tidak memiliki tujuan seperti mahasiswa tersebut. Tujuan dari penjual baso adalah membuat baso dengan cita rasa terbaik dan mendapatkan keuntungan setinggi mungkin yang ia bisa dapat, sehingga perilakunya adalah menjual baso dengan sungguh-sungguh, bukannya belajar didalam kelas atau belajar di perpustakaan seperti yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut.3. Perilaku dipengaruhi oleh lingkungan. Setiap lingkungan yang berbeda dapat membuat masing-masing orang memiliki pandangan, persepsi dan perilaku yang berbeda. Misalnya, lingkungan terpelajar akan berusaha meraih dan mendapatkan penghasilan yang cukup atau lebih dengan berusaha keras mempelajari apa yang seharusnya dia kerjakan. Tapi untuk lingkungan yang kurang terpelajar, jika ia tidak memiliki penghasilan yang cukup padahal ia ingin membeli sesuatu, ia akan misalnya, mencuri dari orang lain, bukannya berusaha mendapatkan penghasilan sendiri.4. Perilaku dipengaruhi oleh perbedaan persepsi. Dan sedangkan persepsi dipengaruhi oleh pengetahuan umum individu pada dasarnya.

Seperti yang terjadi di Bandung akhir-akhir ini adalah perilaku yang sangat disayangkan. Berikut terlampir artikel:

BANDUNG, KOMPAS.com Seorang perempuan dengan kepala berlumuran darahditemukan di Cipedes, Bandung, Senin (5/8/2013) petang. Perempuan yang belakangan diketahui bernama Fransisca Yofie itu meninggal dunia dalam perjalanan ke RS Hasan Sadikin.

Saat ditemukan, kepala Sisca mengalami luka terbuka yang diduga akibat luka bacokan. Saksi di lokasi kejadian, tak jauh dari Lapang Abra, Jalan Cipedes Tengah, RT 07/RW 01, Kelurahan Cipedes, Kecamatan Sukajadi, Bandung, sempat melihat pelaku menyeret korban di jalan.

"Saat ditemukan, ditolong warga, korban masih bernapas. Korban mengenakan baju blazer hitam dan celana panjang katun hitam. Baju dan celana sobek-sobek, diduga bekas diseret. Korban meninggal sewaktu perjalanan ke rumah sakit," ujar Kepala Satreskrim Polrestabes Bandung AKBP Trunoyudo Wisnu Andhiko seperti dikutipTribun Jabar.

Perilaku yang sangat disayangkan ini menunjukan bahwa perilaku orang akan berbeda berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan diatas. Orang yang mempunyai pikiran yang sehat dan terpelajar tidak akan melakukan hal yang keji seperti artikel diatas. Perilaku seperti inilah yang membuat orang lain resah.Diduga perilaku tersebut terjadi karena adanya pikiran yang tidak jernih. Bisa jadi hal tersebut dikarenakan oleh stres. Apa itu stres? Stres sering dipandang sebagai frustasi atau ketegangan emosional. Atau bisa juga stres adalah situasi dimana terdapat tekanan dari kebutuhan, hambatan atau peluang.

Cox mengidentifikasikan lima kategori efek dari stres yang potensial, diantaranya adalah: Subyektif; kekhawatiran, rasa takut, frustasi, gugup dan kesepian Perilaku; luapan emosional yang akan berdampak pada perilaku seperti kecanduan alkohol, merokok berlebihan dan lain-lain. Kognitif; ketidakmampuan untuk membuat keputusan yang masuk akal, kurang perhatian, sensitif terhadap kritik Fisiologis; berkeringat, panas dingin, jantung berdetak kencang Organisasi; produktivitas menurun, loyalitas berkurang, dan dapat mengakibatkan ketidakpuasan dalam organisasiBagaimana cara mengendalikan stres agar hal-hal yang membuat orang sekitar resah tidak terjadi? Terdapat pendekatan-pendekatan yang dapat dilakukan baik oleh organisasi maupun oleh individu itu sendiri. Pendekatan yang dilakukan oleh diri sendiri atau individual adalah pendekatan seperti pelaksanaan teknik-teknik manajemen waktu agar tidak menjadi terburu-buru dan tidak mengakibatkan stres, atau memperluas jaringan lingkungan sosial sehingga kita dapat membagi cerita yang kita alami bukannya memendam cerita itu sendiri dan membuat stres. Pendekatan yang dilakukan oleh organisasi adalah jenis pendekatan yang harusnya dikuasai oleh para pemimpin. Contoh pendekatannya adalah seperti perbaikan seleksi personil dan penempatan kerja, penggunaan penetapan tujuan yang realisis, dan perancangan ulang pekerjaan. Pemimpin juga harus dapat membuat bawahannya tenang dan memberikan arahan yang jelas agar bawahan tidak merasa bingung, tertekan dan berakhir pada stres. Karena sesungguhnya, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat memajukan seluruh anggotanya. Bukan hanya mendapat dan mencapai apa yang mereka rencanakan.Disamping perilaku keji seperti yang kita bahas diatas, adapun perilaku kelompok di kota Bandung yang layaknya ditata lebih rapi lagi karena membuat warga kota Bandung ataupun turis dari luar dan dalam negri sendiri tidak nyaman.Contohnya adalah para pedagang kaki lima atau pengemis. Jika kita lihat pandangan dari sisi pedagang kaki lima atau pengemis, mungkin kita juga akan bertanya-tanya, mengapa dilarang, toh tujuan utamanya juga untuk mencari nafkah. Semua orang mencari nafkah juga seperti apa yang mereka lakukan, lalu apa yang membuat perilaku pedagang kaki lima dan pengemis dilarang oleh pemerintah?Tapi jika kita melihat dari sisi pandangan pengemudi di jalanan, pastilah kita berpikir bahwa tentu pedagang kaki lima dan pengemis mengganggu ketertiban jalanan karena menghalangi jalanan. Pedagang kaki lima yang tidak teratur dan membuat pengemudi menjadi naik darah karena harus sabar menunggu adanya jalan yang tersedia untuk pengemudi agar bisa melalui jalan tersebut. Atau jika kita melihat dari sisi pandangan orang yang berjalan disekitar pkl, tentu kita tidak akan merasa nyaman dengan banyaknya pedagang kaki lima yang membuat jalanan semerawut dan mengganggu pemandangan di jalan.Adanya perbedaan pandangan ini dapat menyebabkan masalah, seperti yang ada di artikel berikut:BANDUNG, selaluonline.com-Tim gabungan dari TNI, Polri, Satpol PP, dan Dinas Perhubungan Kota Bandung, terlibat bentrok dengan Pedagang Kaki Lima (PKL) saat melakukan penggusuran di depan Pasar Baru, Jalan Otto Iskandardinata (Otista), Bandung. Kasubag Humas Polrestabes Bandung, Kompol Rosdiana, menjelaskan tim gabungan bekerja untuk menindaklanjuti hasil rapat dengan Walikota Bandung, Ridwan Kamil.

"Target operasi kali ini adalah para PKL dan parkir liar. Mereka ditertibkan karena dinilai mengganggu ketertiban dan arus lalu lintas disekitar Pasar Baru," jelasnya di lokasi penertiban, Sabtu (16/11/2013).Dalam operasi kali ini, sedikitinya 200 personel gabungan dilibtakan. "200-an itu yang ikut apel, tapi di lapangan tim gabungan bertambah. Itu agar operasi ini lebih efektif," ucapnya.

Berdasarkan pantauan, penertiban kali ini diwarnai bentrokan antara para pedagang yang bergabung dengan salah satu ormas dan tim gabungan yang melakukan penertiban.

Namun setelah berdiskusi dan diberi pengertian, akhirnya para PKL bersedia untuk ditertibkan. Dalam operasi kali ini, tim juga mengamankan beberapa barang dagangan milik PKL.(ifan)

Perbedaan pendapat ini adalah sebuah hal yang sering dijumpai dalam kehidupan, terutama ketika kita berinteraksi dengan pihak lain diluar pribadi kita. Perbedaan pendapat umumnya dipicu oleh perbedaan-perbedaan dasar pemikiran dalam menyikapi suatu hal. Dasar-dasar pemikiran tersebut meliputi sudut pandang, pola analisis objek, paradigma hidup, pandangan hidup dan berbagai hal yang digunakan sebagai indikator seseorang dalam menilai suatu hal. Perbedaan pendapat lazim terjadi di kehidupan manusia.Perbedaan pendapat atau persepsi pun biasanya disikapi dengan cara yang berbeda antara satu orang dengan orang yang lain. Ada orang yang menyikapi perbedaan pendapat dengan cara-cara yang sangat bijak karena mereka mempunyai pandangan positif bahwa pendapat orang lain dirumuskan dengan cara dan dasar yang berbeda. Namun, tidak sedikit pula ada orang yang menyikapiperbedaan pendapat dengan cara menunjukkan sikap negatif. Mereka menganggap perbedaan pendapat dari orang lain merupakan kesalahan yang harus diluruskan dan disamakan dengan pendapat yang mereka kemukakan, padahal belum tentu pendapat yang mereka sampaikan merupakan sebuah kebenaran dari sebuah objek. Tidak jarang juga ada orang yang menyikapi perbedaan ini dengan cara-cara kasar yang mengarah pada kekerasan.Kekerasan digunakan seseorang untuk memaksakan orang lain untuk ikut menyetujui apa yang mereka sampaikan. Kekerasan diambil sebagai jalan untuk memuluskan langkah mereka supaya argumen atau pendapat yang mereka kemukakan mendapat pengakuan dan nilai kebenaran yang lebih besar. Hal ini adalah sebuah hal yang sangat menyedihkan, khususnya dalam kehidupan di Indonesia yang merupakan sebuah bangsa yang besar dan kaya akan perbedaan. Dan perbedaan inilah yang akan membawa kita kepada konflik.Suatu pemahaman akan konsep dinamika kelompok dan konflik telah menjadi bagian yang penting dalam studi perilaku organisasi. Seperti konsep-konsep lain, konflik adalah sangat kompleks. Konflik sering diartikan berbeda oleh orang yang berbeda pula dan dapat mencakup kerangka intensitas dari perbedaan pendapat sepele sampai perang antar negara.Pada hakekatnya konflik merupakan suatu perselisihan atau mungkin suatu pertarungan phisik menang atau kalah antar kelompok, perorangan yang berbeda kepentingan satu sama lain dalam organisasi. Konflik ini bisa dibedakan dalam beberapa kategori, diantaranya adalah:1.Konflik peran(person role conflict),hal ini dapat terjadi di dalam diri seseorang, dimana peraturan yang berlaku tak dapat diterima oleh seseorang sehingga orang itu memilih untuk tidak melaksanakan sesuatu sesuai dengan peraturan yang berlaku tersebut.2.Konflik antar peran(inter-role conflict),dimana orang menghadapi persoalan karena dia menjabat dua atau lebih fungsi yang saling bertentangan, misalnya saja anggota serikat pekerja yang juga pengawas atau mandor perusahaan.3.Konflik pemenuhan harapan kelompok(intersender conflict),konflik yang timbul karena seseorang harus memenuhi harapan beberapa orang yang saling berbeda.4.Konflik dari informasi yg bertentangan(intrasender conflict),konflik timbul karena disampakannya informasi yang saling bertentangan.Kelompok konflik yang pertama, pada hakekatnya meminta kesadaran orang untuk mematuhi peraturan yang ada atau memerlukan kesetiaan orang akan organisasi. Kelompok konflik yang kedua,dapat dihindari dengan mendifinisikan kembali tugas yang terlebih dahulu telah dispesialisasikan dan dialokasikan pada seorang tertentu sehingga akibat negatif dwifungsi dapat diminimalisir. Sedangkankelompok konflik yang ketiga,dapat dihindari dengan memperlakukan sama kepada semua pihak yang berkepentingan. Dan kelompok konflik yang keempat, dapat dihindari dengan sistem informasi yang lebih baik serta dengan adanya buku pedoman dan petunjuk dari atasan.Dalam kehidupan organisasi, konflik dapat dibedakan menurut pihak-pihak yang saling bertentangan. Atas dasar hal ini kita mengenal lima jenis konflik:1. Konflik dalam diri individu, yang terjadi apabila individu menghadapi ketidak pastian tentang pekerjaan yang diharapkan untuk melaksanakannya, bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakuakan lebih dari kemampuannya.2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, dimana hal ini sering terjadi akibat perbedaan-perbedaan kepribadian. Konflik ini juga berasal dari adanya konflik anatr peranan. Contohnya adalah seperti yang tadi kita bahas diatas, konflik antar kelompok yang ingin jalanan bersih dari pedagang kaki lima, dan kelompok pedagang kaki lima itu tersendiri.3. Konflik antar individu dan kelompok, yang berhubungan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh, seorang individu mungkin dihukum diasingkan oleh kelompok kerjanya karena melanggar norma-norma kelompok.4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi pertentangan kepentingan antar kelompok (misalnya bagian keuangan dan marketing).5. Konfilk antar organisasi, yang timbul akibat bentuk persaingan ekonomi dalam suatu sitem perekonomian suatu negara. Konflik ini menimbulkan pengembangan dan inovasi produk, teknologi, dan persaingan harga dalam penggunaan sumber daya yang lebih efesien.

Filley and House memberikan kesimpulan atas hasil penyelidikan kepustakaan mengenai konflik peran dalam organisasi, yang dicatat melalui indikasi-indikasi yang dipengaruhi oleh empat variabel pokok yaitu :1) Mempunyai kesadaran akan terjadinya konflik peran.2) Menerima kondisi dan situasi bila muncul konflik yang bisa membuat tekanan-tekanan dalam pekerjaan.3) Memiliki kemampuan untuk mentolelir stres.4) Memperkuat sikap/sifat pribadi lebih tahan dalam menghadapi konflik yang muncul dalam organisasi (Wijono, 1993, p.15).Untuk memerangi konflik yang terjadi karena adanya perbedaan pendapat atau miss communication, pemimpin yang baik harus bisa menyelesaikan masalah tersebut. Diantaranya adalah dengan memberi motivasi.Apa itu motivasi? Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama. Motivasi juga merupakan suatu keadaan yang mendorong, mengarahkan, dan mempertahankan perilaku dalam melakukan sesuatu. Untuk lebih jelas tentang apa itu motivasi saya berikan satu proses dalam kehidupan nyata untuk terbentuknya motivasi beserta contoh kasusnya.

Motivasi sebagai proses batin atau proses psikologis dalam diri seseorang, sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain:1. Faktor Ekstern Lingkungan kerja Pemimpin dan kepemimpinannya Tuntutan perkembangan organisasi atau tugas Dorongan atau bimbingan atasan

2. Faktor Intern Pembawaan individu Tingkat pendidikan Pengalaman masa lampau Keinginan atau harapan masa depan.

Jika seorang pemimpin sudah mengetahui dan mengerti dengan bagaimana cara memotivasi, bagiamana perilaku kelompok dalam organisasinya, stres dan individu, perbedaan perilaku dalam organisasinya, maka inilah saatnya seorang pemimpin untuk mengambil keputusan. Mengambil keputusan sesuai dengan apa yang warga atau rakyatnya butuhkan, tanpa memandang ras, agama, posisi, dan lain-lain.Pembuatan keputusan dalam organisasi menempati posisi strategis. Proses dan teknik pembuatan keputusan yang benar akan mengarahkan organisasi pada jalur yang tepat dalam mencapai tujuannya. Oleh karenanya, pembuatan keputusan juga harus memperhatikan dimensi hubungan manusiawi. Pembuatan keputusan berhubungan dengan masalah. Suatu masalah muncul karena keadaan sebenernya berbeda dengan yang diharapkan. Dalam banyak hal, masalah mungkin adalah peluang yang tersembunyi.

Pengambilan keputusan pun memiliki banyak jenis dan bentuk. Jenis-jenis pengambilan keputusan diantaranya adalah:

Berdasarkan program dan regularitas1. Pengambilan keputusan terprogram atau terstruktur; Yaitu pengambilan keputusan yang sifatnya rutinitas, berulang-ulang, dan cara menanganinya telah ditentukan.Pengambilan keputusan terprogram ini digunakan untuk menyelesaikan masalah terstruktur melalui:a. Prosedur: yaitu srangkaian langkah yang berhubungan dan berurutan yang harus diikuti oleh pengambil keputusanb. Aturan: yaitu ketentuan yang mengatur apa yang harus dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh pengambil keputusanc. Kebijakan: yaitu pedoman yang menentukan parameter untuk membuat keputusan2. Pengambilan keputusan tidak terprogram (tidak terstruktur): Adalah pengambilan keputusan yang tidak rutin dan sifatnya unik sehingga memerlukan pemecahan khusus.

Berdasarkan tingkat kepentingannyaPada umumnya terdapat tiga tingkatan yaitu:1. Manajemen puncak yang berkaitan dengan masalah perencanaan yang bersifat strategis (strategic planning). Pada manajemen puncak keputusan yang diambil adalah keputusan strategis.2. Manajemen menengah, yaitu menangani permasalahan kontrol/pengawasan yang sifat pekerjaannya lebih banyak pada masalah administrasi. Pada manajemen menengah ini keputusan yang diambil adalah keputusan administrasi/taktis. Keputusan ini adalah keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya.3. Manajemen operasional, yaitu berkaitan dengan kegiatan operasional (kegiatan operasi harian). Keputusan yang diambil pada manajemen operasional disebut keputusan operasional.

Berdasarkan tipe persoalan1. Keputusan internal jangka pendek, yaitu keputusan yang berkaitan dengan kegiatan rutin/operasional, seperti pembelian bahan baku, penentuan jadwal produksi.2. Keputusan internal jangka panjang, yaitu keputusan yang berkaitan dengan permasalahan organisasional, seperti perombakan struktur organisasi, perubahan departemen.3. Keputusan eksternal jangka pendek, yaitu keputusan yang berkaitan dengan semua persoalan yang berdampak dengan lingkungan dalam rentang waktu yang relatif pendek, seperti mencari subkontrak untuk suatu permintaan khusus.4. Keputusan eksternal jangka panjang, yaitu keputusan yang berkaitan dengan semua persoalan dengan linkungan dengan waktu yang relatif panjang, seperti merger dengan perusahaan lain dan ini bersifat strategis.

Berdasarkan lingkungannya1. Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti, yaitu pengambilan keputusan dimana berlangsung hal-hal :a. Alternatif yang harus dipilih hanya memiliki satu konsekuensi/jawaban/hasil. Ini berarti hasil dari setiap alternatif tindakan tersebut dapat ditentukan dengan pasti.b. Keputusan yang diambil didukung oleh informasi/data yang lengkap, sehingga dapat diramalkan secara akurat hasil dari setiap tindakan yang dilakukan.c. Dalam kondisi ini, pengambil keputusan secara pasti mengetahui apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang.d. Biasanya selalu dihubungkan dengan keputusan yang menyangkut masalah rutin, karena kejadian tertentu dimasa yang akan datang dijamin terjadi.e. Pengambilan keputusan seperti ini dapat ditemui dalam kasus/model yang bersifat deterministik.f. Teknik penyelesainannya/pemecahannya biasanya menggunakan model

2. Pengambilan keputusan dalam kondisi resiko, adalah pengambilan keputusan dimana berlangsung hal-hal:a. Alternatif yang dipilih mengandung lebih dari satu kemungkinan hasil.b. Pengambilan keputusan memiliki lebih dari satu alternatif tindakan.d. Resiko terjadi karena hasil pengumpulan keputusan tidak dapat diketahui dengan pasti, walaupun diketahui nilai probabilitasnya.e. Pada kondisi ini ada informasi/data yang akan mendukung dalam membuat keputusan, berupa besar atau nilai peluang terjadinya bermacam-macam keadaan.3. Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti, yaitu pengambilan keputusan dimana:a. Tidak diketahui sama sekali hal jumlah kondisi yang mungkin timbul serta kemungkinan-kemungkinan munculnya kondisi-kondisi tersebut.b. Pengambilan keputusan tidak dapat menentukan probabilitas terjadinya berbagai kondisi atau hasil yang keluar.c. Pengambilan keputusan tidak mempunyai pengetahuan atau informasi lengkap mengenai peluang terjadinya bermacam-macam keadaan tersebut.d. Hal yang diputuskan biasanya relatif belum pernah terjadi.4. Pengambilan keputusan dalam kondisi konflik adalah pengambilan keputusan dimana :a. Kepentingan dua atau lebih pengambil keputusan saling bertentangan dalam situasi persaingan.b. Pengambil keputusan saling bersaing dengan pengambil keputusan lainnya yang rasional, tanggap dan bertujuan untuk memenangkan persaingan tersebut.Setelah pemimpin memahami itu semua, barulah bersama-sama warganya membina hubungan yang baik seperti apa yang telah dijelaskan diatas. Membangun Bandung menjadi lebih baik lagi bukanlah hanya tugas walikota, tapi juga kita sebagai warganya harus membantu bapak walikota bersama-sama, dalam suatu organisasi yang utuh dan saling membantu. Agar tujuan kita tercapai dengan baik dan efektif, kita harus memahami betul apa tujuan bersama, dan menyampingkan urusan pribadi dibanding urusan organisasi yang menuju lebih baik. Masalah dalam organisasi memang tidak bisa dihindarkan, tapi setidaknya dengan mengerti dasar dari masalah tersebut kita dapat meminimalisirnya.Karena, jawaban atas Bagaimana Mencapai Bandung yang Harmonis?, ada di tangan warga-warganya sekalian.

Nahiuyah J Faraz, 2004, Kepemimpinan dan Perilaku Manusia dalam Organisasi Tri Widodo W Utomo, 2010, Perilaku Organisasi diambil dari www.triwidodoutomo.blogspot.com 6 M. W. Levine dan J.M Shefner, 1981, Fundamentals of Sensation and Perception. Hal 17 Esa Unggul, Perilaku antar Kelompok diambil dari http://ema403.blog.esaunggul.ac.id/2012/11/06/perilaku-antar-kelompok/ Radita Lestari, 2010, Pengambilan Keputusan dalam Organisasi1