Perilaku Organisasi

41
LITERATUR Robert G. Owens. Organizational Behavior in Education Stephen P. Robbins. Organizational Behavior Jay M. Shafritz and J. Steven Ott. Classics of Organization Theory John W. Newstrom and Keith Davis. Organizational Behavior Robert E. Coffey. Management and Organization Behavior Negel King and Neil Anderson. Inovation and Change in Organizations Liz Clarke. The Essence of Change Diana C. Pheysey. Organization Cultures A. Dale Timpe. Kepemimpinan A. Dale Timpe. Memotivasi Pegawai Stephen P. Robbins. Teori Organisasi Amitai Etzioni. Organisasi-Organisasi Modern Drs. Miftah Thoha, MPA. Perilaku Organisasi James van der Zanden. Dinamika Kelompok Peter Keitner, John M. Daley, Ann Weaver Nichols. Initiating Change in Organizations and Communities Shawn Tyson and Tony Jackson. The Essence of Organizational Behavior Nawawi, Hadari. 2000. Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Cribbin, James J. 1990. Kepemimpinan-Mengefektifkan Strategi Organisasi. PT. Pusaka Binama Pressindo, Jakarta Keith Davis & John W.Newstrom. 1985. Perilaku Dlm Organisasi. Edisi Ketujuh,Erlangga,Jakarta Shelton Ken. 2002. A New Paradigm of Leadership. Gramedia, Jakarta Timpe,A. Dale. 2000. Seri Manajemen Sumber Daya Manusia-Kepemimpinan. Gramedia, Jakarta 1

Transcript of Perilaku Organisasi

Page 1: Perilaku Organisasi

LITERATURRobert G. Owens. Organizational Behavior in Education

Stephen P. Robbins. Organizational Behavior

Jay M. Shafritz and J. Steven Ott. Classics of Organization Theory

John W. Newstrom and Keith Davis. Organizational Behavior

Robert E. Coffey. Management and Organization Behavior

Negel King and Neil Anderson. Inovation and Change in Organizations

Liz Clarke. The Essence of Change

Diana C. Pheysey. Organization Cultures

A. Dale Timpe. Kepemimpinan

A. Dale Timpe. Memotivasi Pegawai

Stephen P. Robbins. Teori Organisasi

Amitai Etzioni. Organisasi-Organisasi Modern

Drs. Miftah Thoha, MPA. Perilaku Organisasi

James van der Zanden. Dinamika Kelompok

Peter Keitner, John M. Daley, Ann Weaver Nichols. Initiating Change in Organizations and Communities

Shawn Tyson and Tony Jackson. The Essence of Organizational Behavior

Nawawi, Hadari. 2000. Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Cribbin, James J. 1990. Kepemimpinan-Mengefektifkan Strategi Organisasi. PT. Pusaka Binama Pressindo, Jakarta

Keith Davis & John W.Newstrom. 1985. Perilaku Dlm Organisasi. Edisi Ketujuh,Erlangga,Jakarta

Shelton Ken. 2002. A New Paradigm of Leadership. Gramedia, Jakarta

Timpe,A. Dale. 2000. Seri Manajemen Sumber Daya Manusia-Kepemimpinan. Gramedia, Jakarta 1

Page 2: Perilaku Organisasi

Peran (posisi) :

- Tujuan Organisasi

- Kebutuhan-kebutuhan individu yang menempatinya

Dimensi peran (proses pembentukan peran, memiliki 3 segi) :

- Mengambil peranan memberi respon

- Membuat peranan keterlibatan pribadi

- Konflik dan stress antara gambaran diri dan tuntutan harapan

Proses-proses antar pribadi (dalam berinteraksi dan saling berhubungan):

- Daya tarik antar individu atau

- Penolakan satu sama lain

- Komunikasi antar pribadi dan

- Umpan balik satu sama lain

- Konflik antar pribadi

- Bantuan (serta nasehat) yang diberikan seorang kepada yang lain

Organisasi (dan antar tim) memiliki beberapa lini, antara lain departemen, divisi, kelompok, dan sebagainya yang saling berinteraksi, dimana hal tersebut merupakan dimensi yang penting bagi organisasi

Konflik (dan kerjasama) antar tim-tim

- struktur organisasi

- Iklim organisasi

- Komunikasi organisasi

- Perubahan-perubahan di dalam organisasi 2

Page 3: Perilaku Organisasi

Munculnya suatu dimensi berkaitan dengan:

- Diagnosis masalah-masalah dalam organisasi dan

- Pengembangan pemecahan-pemecahannya, disebut Pengembangan Organisasi (PO)

Perilaku organisasi meliputi suatu dimensi proses yang berkaitan dengan pribadi-pribadi, peran-peran antar pribadi, tim-tim, antar tim-tim dan organisasi sendiri

Proses Memahami Mengubah Pokok permasalahan perilaku organisasi:

- Cara bagaimana individu dan kelompok bekerja

- Cara bagaimana organisasi berkembang serta berubah Perilaku organisasi merupakan bidang telaah proses-proses kerja organisasi (dan

komponen-komponennya) Proses pembentukan organisasi:

- Awal; Kelompok formal

Orang-orang

Tujuan-tujuan yang sama

- Langkah pertama pembentukan organisasi:

Organisasi Individu

berinteraksi melalui peran (berpadu)

Memuaskan kebutuhan-kebutuhan individu-individu

Membantu mencapai tujuan-tujuan organisasi

- Langkah kedua : Membentuk sebuah tim

- Langkah ketiga : Membentuk antar tim

- Langkah terakhir : Membentuk organisasi

3

Page 4: Perilaku Organisasi

Pribadi memiliki berbagai lapisan

Interaksinya dengan orang-orang lain merupakan sesuatu yang penting:

- Berperilaku dan memiliki prakarsa

- Memiliki persepsi atau tanggapan atas obyek lain

(orang atau kelompok orang dan sesuatu yang dipelajarinya)

Proses ini mempengaruhi bertindaknya seseorang

Perilaku organisasi (Organizatonal Behavior)

Tingkah laku manusia dalam suatu organisasi:

- Individu yang berperilaku

- Organisasi formal sebagai wadah dari perilaku itu Bersangkut paut dengan; - persoalan-persoalan organisasi

- persoalan-persoalan manusia

Perubahan-perubahan dalam teori organisasi menghasilkan aneka ragam pendekatan dan peralihan orientasi dasar untuk teori organisasi

Model birokrasi Weber Pendekatan yang deskriptif dari Weber mulai berubah ke tingkat pendekatan yang analitis; deskriptif analitis

Warren Bennis: Perubahan mendasar dari konsep nilai-nilai organisasi adalah didasarkan pada kemanusiaan yang menghapuskan sifat-sifat depersonalisasi dari mekanisme sistem birokrasi

Tiga dimensi pokok Teori Organisasi adalah:1. Dimensi teknis

2. Dimensi konsep jika berinteraksi mampu menimbulkan kegiatan organisasi yang efektif

3. Dimensi Manusia(Kecakapan yang dibutuhkan, motor penggerak, sifat respektif dari sikap birokrat

4

Page 5: Perilaku Organisasi

Pendekatan perilaku dalam organisasi (manusia dalam organisasi adalah suatu unsur yang kompleks) pemahaman teori + riset yang empiris + penterapan

Perilaku organisasi adalah studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu.

Meliputi aspek yang ditimbulkan dari:Pengaruh Organisasi Pengaruh ManusiaTerhadap

Tujuan praktisnya adalah Bagaimanakan perilaku manusia itu mempengaruhi usaha pencapaian tujuan-tujuan organisasi

Perilaku organisasi adalah pemahaman perilaku manusia di dalam organisasi yang sedang berproses

Definisi Perilaku Organisasi;

- Berangkat dari perilaku manusia sampai pada hal-hal lain tentang ilmu tingkah laku sebagaimana oleh Duncan:

- (Ilmu tingkah laku yang berusaha menjelaskan tindakan-tindakan manusia di dalam organisasi)

- Individu dipengaruhi oleh:

a. Bagaimana pekerjaan diatur

b. Siapa bertanggungjawab untuk pelaksanaannya

c. Perhitungan pengaruh struktur organisasi terhadap perilaku individu

- Koordinasi usaha-usaha individu dalam rangka mencapai tujuan organisasi

- Ilmu ini berusaha mencari penggunaan ilmu tingkah laku dalam rangka mencapai hasil-hasil yang diinginkan 5

Page 6: Perilaku Organisasi

Larry L. Cummings memberikan analisa perbedaan antara perilaku organisasi dengan disiplin lain yang erat hubungannya dengan ilmu perilaku:

- Dengan psikologi, pada tingkat psikologi vs multidisiplin- Dengan teori organisasi; dari unit analisa dan pusat variabel tak bebas

Tingkah laku individu dan kelompok di dalam suatu organisasi dan penerapannya dari ilmu pengetahuan tertentu vs susunan proses dan hasil-hasil dari organisasi itu sendiri

Larry L. Cummings ; suatu cara berpikir, suatu cara untuk memahami persoalan-persoalan dan menjelaskan secara nyata hasil-hasil penemuan berikut tindakan-tindakan pemecahannya- Beberapa sifat dari ilmu perilaku:

1. Berusaha mencari sebab akibat2. Mendorong adanya suatu perubahan3. Menekankan model belajar yang operan dan modifikasi tingkah laku yang

lebih merefleksi pada pengeruh lingkungan dibanding dengan aktualisasi diri4. Lebih berorientasi pada pelaksanaan kerja5. Mengikuti metode ilmiah

- Penelaahan perilaku organisasi:Bagaimana organisasi itu : - dimulai

- tumbuh dan - berkembang, serta

Bagaimana pula suatu struktur proses dan nilai dari suatu sistem tumbuh bersama-sama yang memungkinkan untuk dipelajari dan disesuaikan pada lingkungan

Orientasi Konsep Vs Teknik Teknologi

6

Page 7: Perilaku Organisasi

Dilihat dari aspek sistem; (Joe Kelly)

Perilaku organisasi sebagai suatu studi dari sifat organisasi seperti bagaimana organisasi dimulai, tumbuh dan berkembang, dan bagaimana pengaruhnya terhadap anggota-anggota sebagai individu, kelompok-kelompok pemilih, organisasi-organisasi lainnya dan institusi-insitusi yang lebih besar.

Ilmu perilaku organisasi, perlu mengetahui ilmu perilaku itu sendiri (Behavioral science)

Ilmu ini mencoba menelaah perilaku secara sistematis (studi manusia dalam tatanan sosial/human social science). Bidang perilaku ini secara konsisten kesatuan perhatiannya hanyalah pada studi perilaku di dalam konteksnya dengan kerangka tatanan budaya dan sosial

• Pendekatannya pada penelaahan perilaku

• Pengkajiannya merangkul banyak mashab & aliran dan beberapa disiplin akademik, psikologi, sosiologi, antropologi, sosioekonomi, ilmu politik, bahasa dan pendidikan

Perilaku organisasi adalah secara langsung berhubungan dengan :

• Pengertian

• Ramalan terhadap tingkah laku orang-orang di dalam suatu organisasi

• Pengendalian

Ilmu perilaku organisasi adalah ilmu interdisipliner dengan menitikberatkan pada psikologi sosial

Latar belakang mempelajari manusia dari segi historis (sejarah)

- Spekulasi tentang fisik manusia (filosof Yunani Plato),

Jiwa manusia dibagi 3 bagian : (1) Philosophio Filosofi

(2) Spirited Kekuasaan dan ambisi

(3) Appetite Selera

7

Page 8: Perilaku Organisasi

- Kekuatan-kekuatan yang membentuk ilmu perilaku organisasi (yang mempunyai andil) :

Max Weber (Model Birokrasi) Henry Fayol Frederick Taylor

Beberapa sifat birokrasi :

1. Adanya spesialisasi, atau pembagian kerja

2. Adanya hirarki yang berkembang

3. Adanya suatu sistem dari suatu prosedur dan aturan-aturan

4. Adanya hubungan-hubungan kelompok yang bersifat impersonalitas

5. Adanya promosi dan jabatan yang berdasarkan atas kecakapan

Penekanan Weber pada struktur karena tidak percaya pada kesanggupan dan kemampuan manusia untuk menciptakan rasionalitas tertentu, mendapatkan informasi yang baik dan membuat keputusan yang obyektif

Premis Weber adalah bahwa seseorang itu membutuhkan bantuan untuk sampai pada pertimbangan-pertimbangan yang baik. Untuk itu perlu bantuan struktur, dengan cara mengatur tata hubungan kerja di dalam suatu organisasi dan dengan spesialisasi prosedur dan aturan-aturan, maka keputusan akan dapat dibuat secara konsisten dan sistematis.

Otoritas dan tanggung jawab merupakan unsur yang mengendalikan organisasi dan yang meyakinkan bahwa suatu prosedur dipatuhi

Weber mengidentifikasi sumber-sumber otoritas sebagai berikut:

1. Otoritas yang rasional dan sah tingkat dan posisi dalam suatu hirarki

2. Otoritas yang tradisional oleh klas-klas/adat-kebiasaan

3. Otoritas yang kharismatik dari potensi kepribadian Menurut Weber birokrasi itu dibangun dari otoritas yang rasional dan sah

Weber memberikan andil dalam analisa perilaku organisasi lewat konsep birokrasinya

8

Page 9: Perilaku Organisasi

Henry Fayol Orientasi fungsional Pendekatan fungsional tentang organisasi-administratif

Dia berpendapat bahwa; Semua organisasi terdiri dari unit atau subsistem sebagai berikut:

1. Aspek-aspek teknis dan komersial dari kegiatan pembelian produksi dan penjualan

2. Kegiatan-kegiatan keuangan yang berhubungan dengan masalah-masalah permintaan dan pengendalian kapital

3. Unit-unit keamanan dan perlindungan

4. Fungsi perhitungan

5. Fungsi administrasi dari perencanaan, organisasi, pengarahan, koordinasi dan pengendalian

Frederick Winslow Taylor Prinsip-prinsip manajemen ilmiah, mengemukakan 3 hal sebagai tujuan gerakannya:

1. Contoh-contoh yang sederhana tidak adanya efesiensi

2. Perlunya manajemen yang sistematis bukan pada usaha mencari orang-orang yang istimewa

3. Untuk membuktikan bahwa manajemen yang baik adalah suatu ilmu yang tepat berdasarkan pada hukum-hukum yang jelas, aturan-aturan dan prinsip-prinsip. Dan untuk menunjukkan bahwa manajemen ilmiah adalah bisa diterapkan pada setiap bentuk aktivitas manusia

Mengubah cara kerja rutin ke sistematis dan terarah

Menurut Taylor perilaku manusia ini adalah hanya merupakan salah satu komponen dalam suatu mesin produksi yang besar. Hanya kepada mereka yang dapat bekerja seperti mesin yang akan mendapat tempat di dalam sistem produksinya

Gerakan Hubungan Kemanusiaan

Gerakan ini dalam praktika manajemen memberikan penekanan pada kerjasama,

dan semangat kerja atau moral karyawan

9

Page 10: Perilaku Organisasi

Raymond Miles menyatakan bahwa Pendekatan Hubungan Kemanusiaan secara sederhana menempatkan karyawan sebagai manusia, tidak sebagai mesin yang dipergunakan dalam berproduksi; memahami kebutuhan-kebutuhan manusia yang ingin dianggap ada dan merasa diperhatikan dengan cara didengarkan dan diperhatikan keluhan-keluhannya jika memungkinkan, dan melibatkan mereka dalam pengambilan-pengambilan keputusan tertentu baik mengenai kondisi pekerjaannya atau masalah-masalah lainnya. Kesemuanya ini akan meningkatkan semangat kerja karyawan secara pasti dalam bekerjasama untuk mencapai produksi yang lebih baik

Pada sejarah hubungan kemanusiaan terdapat tiga kejadian yang memberikan kontribusinya dalam penelaahan ilmu perilaku organisasi, yaitu:

Masa-masa depresi yang hebat

Gerakan kaum buruh

Hasil penemuan Hawthorne

M A S A D E P R E S I

Berakibat kegoncangan yang hebat di bidang keuangan dan perekonomian pada umumnya, dimana produksi merosot, dan pasaran lesu

Para ahli ekonomi menganalisa sebab-sebab terjadinya depresi:

1. Menumpuknya inventaris usaha dan akumulasi stok barang baru yang besar di tangan konsumen

2. Konsumen menolak naiknya harga dan naiknya biaya usaha

3. Merosotnya minat pemanfaatan invesmen

4. Akumulasi dalam jumlah besar dari kemampuan produksi baru dan pengembangan teknologi

10

Page 11: Perilaku Organisasi

5. Jarangnya investasi yang berskala besar dan kelesuan dari cadangan bank

6. Melemahnya kepercayaan dan harapan-harapan

Unsur yang bertanggung jawab dalam manajemen tidak hanya produksi saja, melahirkan juga perlu penghayatan dari hal-hal lain seperti pemasaran, keuangan dan lebih-lebih pegawai ikut andil untuk menegakkan manajemen tetap hidup dan beruntun

Gerakan Serikat Buruh

Ikut memberikan sumbangannya terhadap gerakan kemanusiaan yang tersusun secara rapi

Faktor pendorong perkembangan gerakan ini antara lain karena manager tidak mau mengenal secara tepat sumbangan manusia dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Gaji yang rendah, jam kerja yang tidak memadai, kondisi tempat kerja yang kurang patut, semuanya acapkali dikorbankan oleh kaum buruh hanya demi tercapainya dan meningkatnya produksi perusahaan.

Ketika serikat buruh menjadi sah diakui, banyak kaum manajer menjadi sadar dan memberikan perhatiannya. Reaksi umum yang nampak adalah apakah ia harus berperang melawan organisasi serikat buruh ataukah harus menyadari bahwa organisasi itu ada, dan barangkali akan memberikan sumbangan yang positif terhadap perusahaan. Jalan keluarnya adalah dengan mendirikan unit bagian kepegawaian sebagai jawaban untuk menangani persoalan-persoalan kepegawaiannya dan serikat buruh ataupun pemecatan pegawai bila diperlukan. Selain itu berusaha memberikan penekanan pada hubungan kerja para karyawannya dengan pimpinan dan memberikan perhatiannya terhadap gaji, jam kerja, dan kondisi kerja

Hubungan kerja kemanusiaan tersebut jangan sampai disalah gunakan, tetapi berkembang karena motivasi intrinsik, karena kehendak yang murni dari manajer untuk lebih memahami pentingnya hubungan tersebut; dan kemauan yang tulus darinya untuk menciptakan kesejahteraan diantara para karyawannya.

11

Page 12: Perilaku Organisasi

Gerakan Serikat Buruh ini secara langsung ataupun tidak langsung memberikan dampak yang besar terhadap studi perilaku individu-individu yang mendukung kerjasama dalam suatu organisasi tertentu. Gerakan ini tercatat dalam sejarah pengembangan studi perilaku organisasi sebagai titik awal dalam masa embrionalnya

PENEMUAN HAWTHORNE

Mewarnai dan mendominasi dari segi ilmiahnya dari sejarah perkembangan

hubungan kemanusiaan ini. Penemuan studi ini yaitu memahami segala aspek

Perlakuannya melalui penelitian sebagaimana penelitian sebelum Hawthorne

(yang diketuai oleh Elton Mayo), suatu tim penelitian yang meneliti terjadinya

perpindahan pegawai yang tinggi di bagian pemintalan dari perusahaan tekstil di

Philadelphia. Setelah menginterupsi para karyawan, diperoleh jalan keluarnya

melalui penetapan saran-saran yang dibutuhkan. Kemudian penelitian Hawthorne

yang dilakukan beberapa langkah; percobaan tentang cahaya lampu, kemudian

percobaan ruang istirahat, fase selanjutnya yang amat terkenal dengan sebutan

studi tentang ruang bank tilgram.

Tujuan dari penelitian Hawthorne ini adalah untuk mencari sampai dimana

pengaruh hubungan antara kondisi fisik tempat kerja dengan produktifitas

karyawannya.

Implikasi penemuan Hawthorne terhadap pengembangan ilmu perilaku organisasi

ternyata amat berharga terhadap pendekatan perilaku di dalam segala aspek

manajemen.

12

Page 13: Perilaku Organisasi

EVOLUSI ILMU PERILAKU DALAM MANAJEMEN

Perkembangan ilmu perilaku dalam ilmu manajemen dimulai dari anggapan Machievelli sampai dengan ahli-ahli ilmu perilaku modern

1. Asumsi dasar tentang sifat manusia

2. Pendekatan untuk menganalisa perilaku manusia

3. Nilai yang menonjol

4. Yang memperoleh keberuntungan dari preskripsi ilmu perilaku

5. Pengharapan pada manajemen modern

MENURUT MACHIEVELLI

1) Asumsi dasar tentang sifat manusia

Sifat manusia pada dasarnya adalah jahat dan diperbudak dari penguasa dan negara

2) Pendekatan untuk menganalisa perilaku manusia

Menggunakan pendekatan analogi sejarah dan observasi perilaku dalam hubungan dengan lingkungan yang menyeluruh

3) Nilai yang menonjol

Adalah nilai kekuasaan dan praktek dari cara-cara berpolitik untuk mencapai tujuan

4) Yang memperoleh keberuntungan dari perskripsi ilmu perilaku

- Adalah para penguasa dan politisi

- Hendaknya bisa diamalkan dalam praktek dan sesuai dengan tujuan

13

Page 14: Perilaku Organisasi

MENURUT FILOSOF INGGRIS

1) Asumsi dasar tentang sifat manusia

Manusia ini hakekatnya memerlukan kondisi mental yang kuat dalam rangka

untuk mencapai keinginannya

2) Pendekatan untuk menganalisa perilaku manusia

Lebih menggunakan pendekatan falsafah dibandingkan dengan pandangan-

pandangan ilmiah. Semuanya percaya bahwa pengalaman itu adalah sumber dari

pengertian dan mereka menerima metode induksi sebagaimana yang dirumuskan

oleh Francis Bacon

3) Nilai yang menonjol

Aturan dan seperangkat aturan dalam rangka mencapai pemerintahan yang

fungsional

4) Yang memperoleh keberuntungan dari perskripsi ilmu perilaku

Masyarakat lewat pemerintahan yang bersih

5) Pengharapan pada manajemen modern

Dalam konsep mengenai aturan adalah idealistik14

Page 15: Perilaku Organisasi

MENURUT MAX WEBER

1) Asumsi dasar tentang sifat manusia

Weber menilai bahwa manusia secara pokok adalah tidak rasional dan emosional

yang membuat kurang baiknya keputusan yang diambil

2) Pendekatan untuk menganalisa perilaku manusia

Mempergunakan pendekatan rasional yang logis dan deduktif. Dimulai dari

perumusan premis yang baik berakhir dengan konklusi-konklusi tertentu

3) Nilai yang menonjol

Keputusan organisasi yang rasional dan logis

4) Yang memperoleh keberuntungan dari perskripsi ilmu perilaku

Organisasi sebagai suatu kesatuan yang rasional dan logis

5) Pengharapan pada manajemen modern

Berpengharapan dalam dukungan-dukungannya yang rasional dan pengambilan

keputusan yang didukung oleh bahan-bahan keterangan yang lengkap

15

Page 16: Perilaku Organisasi

MENURUT FREDERICK W. TAYLOR

1) Asumsi dasar tentang sifat manusia

Pelopor manajemen ilmiah ini beranggapan bahwa manusia secara fundamental

adalah malas dan harus senantiasa dikendalikan secara ketat dan hati-hati agar

supaya dihindarkan pemborosannya.

2) Pendekatan untuk menganalisa perilaku manusia

Ia menggunakan pendekatan yang eksperimen dan yang sangat ilmiah.

Penggunaan pendekatannya dimulai dari unsur-unsur kecil dari pekerjaan dan

menghasilkan suatu teori tentang manajemen

3) Nilai yang menonjol

Upah harian yang jujur untuk kerja harian yang adil dan terbuka

4) Yang memperoleh keberuntungan dari perskripsi ilmu perilaku

Manajer-manajer dari organisasi dan para pekerja melalui peningkatan upah

5) Pengharapan pada manajemen modern

Pemaksaan dalam pandangan yang sederhana dari manusia ekonomi

16

Page 17: Perilaku Organisasi

MENURUT ELTON MAYO

1) Asumsi dasar tentang sifat manusia

Mayo mempunyai penilaian sendiri tentang manusia. Menurutnya, manusia adalah

mahluk sosial yang menginginkan untuk bergabung dengan lainnya.

Kecenderungannya ingin bekerja sama, bukannya bersaing dan menimbulkan

permusuhan

2) Pendekatan untuk menganalisa perilaku manusia

Pada dasarnya menggunakan metode eksperimen dan juga filosofis. Di dalam

melengkapi fakta-faktanya ia memberikan kebebasan dengan dilandasi

pandangan-pandangan yang filosofis

3) Nilai yang menonjol

Di dalam hubungan organisasi maka diperlukan kesehatan mental dan kepuasan

4) Yang memperoleh keberuntungan dari perskripsi ilmu perilaku

Manajemen dan para pekerja melalui meningkatnya kepuasan dan kesehatan

mental

5) Pengharapan pada manajemen modern

Menarik dalam gambarannya manusia sosial 17

Page 18: Perilaku Organisasi

MENURUT AHLI ILMU PERILAKU MODERN

1) Asumsi dasar tentang sifat manusia

Manusia menurut ahli ilmu perilaku modern adalah bukan baik dan juga bukan

jelek. Beberapa orang beranggapan bahwa manusia mempunyai keunikan dalam

hal perilaku yang terarah, lainnya beranggapan bahwa perilaku manusia ini dalam

banyak hal menunjukkan sebagai sasaran yang tidak teratur

2) Pendekatan untuk menganalisa perilaku manusia

Hakekatnya juga mempergunakan metode eksperimen, dengan memberikan

penekanan pada observasi terkendali dan generalisasi data

3) Nilai yang menonjol

Pengertian yang ilmiah dengan deskripsi perilaku manusia yang menyeluruh

4) Yang memperoleh keberuntungan dari perskripsi ilmu perilaku

Masyarakat ilmiah melalui kepahaman dari perilaku manusia yang senantiasa

betambah. Nilai manajemen terhadap kepahaman tersebut akan membawa ke

arah penyempurnaan pelaksanaan kerja

5) Pengharapan pada manajemen modern

Pemaksaan dalam obyektifitasnya dan kerangkanya yang sistematis18

Page 19: Perilaku Organisasi

ADMINISTRASI PUBLIK

Menekankan tentang pengamatan segala tingkah laku “organisasi negara” yang dipersonifikasikan sebagai “pemerintah” yang dipersonifikasikan lagi sebagai “eksekutif” atau “pejabat atau pegawai pemerintah”.

Pengamatan atau analisis terhadap negara tersebut, dapat mengambil dua bentuk.

Pertama, pengamatan mikro, yakni analisis intern terhadap kegiatan intern negara

Kedua, pengamatan makro, yakni analisis kontekstual terhadap negara.

Berdiri pada posisinya yang ekstrem, kedua pendekatan tersebut terlihat sebagai dua buah kutub, dan kita dapat menganalisis negara denga pilihan-pilihan sisi pengamatan yang berada pada kontinum di antara keduanya. Kontinum tersebut adalah sebagai berikut:

Apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah?

Bagaimana pemerintah menentukan aoa yang dikerjakannya?

Bagaimana pemerintah mengimplementasikan keputusannya?

Bagaimana manajemen kegiatan pemerintah?

19

Page 20: Perilaku Organisasi

BEBERAPA TEORI ORGANISASI

Konsepsi Organisasi dari

1. Pandangan Klasik

2. Pandangan Modern

PANDANGAN KLASIK

Pandangan klasik tentang organisasi dinyatakan oleh:

1. MAX WEBER

Dengan mendemonstrasikan pendapatnya mengenai birokrasi.

Weber membedakan suatu kelompok kerjasama dengan organisasi kemasyarakatan. Kelompok kerjasama adalah suatu tata hubungan sosial yang dihubungkan dan dibatasi oleh aturan-aturan. Aturan-aturan ini sejauh mungkin dapat memaksa seseorang untuk melakukan kerja sebagai suatu fungsi yang ajek, baik dilakukan oleh pimpinan maupun oleh pegawai-pegawai administrasi lainnya.

Tekanannya pada sistem interaksi

Aspek dari pengertian Weber ialah bahwa suatu organisasi atau kerjasama ini mempunyai unsur kekayaan sebagai berikut:

Organisasi merupakan tata hubungan sosial

Organisasi mempunyai batasan-batasan tertentu (boundaris)

Organisasi merupakan kumpulan tata aturan, yang bisa membedakan suatu organisasi dengan kumpulan-kumpulan kemasyarakatan

Organisasi merupakan suatu kerangka hubungan yang berstruktur, didalamnya berisi wewenang, tanggung jawab dan pembagian kerja untuk menjalankan semua fungsi tertentu

Sifat kerjasama dlm organisasi lebih bercorak kerjasama assosiatif bukan kommunal

20

Page 21: Perilaku Organisasi

BEBERAPA TEORI ORGANISASI

2. CHESTER BARNARD

Menekankan tentang orang-orang sebagai anggota dari sistem tersebut

Bahwa organisasi itu adalah suatu sistem kegiatan-kegiatan yang terkoordinir secara sadar, atau kekuatan dari dua manusia atau lebih

Dengan demikian Barnard menyumbangkan pendapatnya mengenai unsur kekayaan dari suatu organisasi;

Organisasi terdiri dari serangkaian kegiatan yang dicapai lewat suatu proses kesadaran, kesengajaan, dan koordinasi yang bersasaran

Organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang untuk melaksanakan kegiatan yang bersasaran tersebut

Organisasi memerlukan adanya komunikasi yakni hasrat dari sebagian anggotanya untuk mengambil bagian pencapaian tujuan bersama anggota lainnya (menekankan pada peranan seseorang)

3. THEODORE CAPLOW

Merupakan seorang associate profesor yang mengemukakan bahwa harta kekayaan lain dari organisasi adalah pola-pola institusi yang ada yang memungkinkan suatu sistem atau aturan-aturan kantor untuk lebih kurang menjadi tetap dan mantap

Pola ini dapat dikenali dengan suatu harta kekayaan sebagai berikut:

Mempunyai identitas

Mempunyai kelangsungan

Mempunyai jadwal kerja (calendarity)

Mempunyai otoritas

21

Page 22: Perilaku Organisasi

BEBERAPA TEORI ORGANISASI

4. AMITAI ETZIONI

Mengemukakan bahwa konsep organisasi sebagai pengelompokkan orang-orang yang sengaja disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Kelompok ini mempunyai karakteristik antara lain:

Mempunyai pembagian kerja, kekuasaan, dan pertanggungjawaban yang dikomunikasikan

Adanya satu atau lebih pusat kekuasaan yang dapat dipergunakan untuk mengendalikan usaha-usaha organisasi yang telah direncanakan dan yang dapat diarahkan untuk mencapai tujuan

Adanya usaha untuk pergantian pegawai

5. RICHARD SCOTT

Mengungkapkan konsep organisasi sebagai kolektivitas

Organisasi itu diciptakan sebagai kolektivitas yang sengaja dibentuk untuk mencapai suatu tujuan khusus tertentu yang sedikit banyak didasarkan pada azas kelangsungan. Organisasi bagaimanapun adanya mempunyai gambaran prospek yang jelas, dan berbeda dari sekedar kekhususan tujuan atau kelangsungan aktivitas. Perbedaan gambaran ini meliputi:

Adanya batas-batas yang jelas

Adanya aturan-aturan yang normatif

Adanya jenjang otoritas

Adanya suatu sistem komunikasi

Adanya suatu sistem insentif yang mampu mendorong berbagai tipe partisipasi dalam usaha bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu

22

Page 23: Perilaku Organisasi

BEBERAPA TEORI ORGANISASI

6. BLAKE DAN MOUTON

Mengenalkan adanya 7 kekayaan (seven properties) yang melekat pada organisasi, yang mencoba menjelaskan pengertian organisasi

Ketujuh kekayaan tersebut antara lain:

Organisasi senantiasa mengenal tujuan

Organisasi mempunyai kerangka (struktur)

Organisasi mempunyai cara yang memberikan kecakapan bagi anggotanya dan untuk melaksanakan kerja mencapai tujuan tersebut

Organisasi, didalamnya terdapat proses interaksi hubungan kerja antara orang-orang yang bekerja sama mencapai tujuan tersebut

Organisasi mempunyai pola kebudayaan sebagai dasar cara hidupnya

Organisasi mempunyai hasil-hasil yang ingin dicapainya

Dengan demikian organisasi ini dapat dirumuskan sebagai suatu sistem yang dapat diidentifikasikan dengan kolektifitas orang-orang yang bekerjasama secara sadar dan sengaja untuk mencapai tujuan tertentu. Kolektifitas tersebut berstruktur, berbatas, dan beridentitas yang dapat dibedakan dengan kolektifitas lainnya

23

Page 24: Perilaku Organisasi

Konsep birokrasi tidak semata-mata memberi tekanan pada efisiensi administrasi, melainkan juga pada daya tanggap (responsiveness) pemerintah terhadap lingkungannya.

1. BIROKRASI SEBAGAI EKSEKUTOR

Penerapan birokrasi sebagai responsiveness pemerintah terhadap lingkungannya

Birokrasi pemerintah dipahami sebagai organ negara yang bertugas memainkan peran eksekutif, yakni menjalankan kebijaksanaan yang telah dirumuskan oleh badan legislatif. Untuk dapat mengemban tugas ini,birokrasi diberi wewenang sehingga dapat menyelenggarakan beraneka ragam aktivitas guna mencapai tujuan negara yang dirumuskan dalam suatu kebijaksanaan

Birokrasi diberi wewenang untuk menggali pajak dari warga negara dan mengelola unit produksi berupa BUMN, maka dalam batas tertentu birokrasi juga memperoleh wewenang untuk menerapkan paksaan kepada anggota masyarakat

Untuk dapat melaksanakan suatu kebijaksanaan, birokrasi perlu terlebih dahulu menuangkan kebijaksanaan kedalam program dan proyek. Sebagai contoh, undang-undang tentang pendidikan baru dapat dijalankan oleh birokrasi Depdikbud setelah dijabarkan menjadi SK Menteri dan peraturan lain yang dibuat oleh Dirjen.

Proses menafsirkan kebijaksanaan menjadi program ini memungkinkan birokrasi untuk memasukkan kepentingannya sendiri. Dengan demikian birokrasi tidaklah netral sebagaimana yang diinginkan oleh banyak orang. Hal ini karena peran eksekutor atau implementator kebijaksanaan ini terkandung keharusan untuk membuat “kebijaksanaan operasional” berupa program dan proyek yang dicontohkan tadi.

24

DWI FUNGSI BIROKRASI

Page 25: Perilaku Organisasi

1. BIROKRASI SEBAGAI PEMBUAT KEBIJAKSANAAN

Peranan birokrasi sebagai pembuat kebijaksanaan juga cukup kentara. Undang-undang negara maupun peraturan daerah (propinsi dan kabupaten) dalam kenyataannya selalu diusulkan dan dirangcang oleh eksekutif atau birokrasi. Selain sah dari aspek legal-formal, keterlibatan birokrasi dalam pembuatan kebijaksanaan merupakan sesuatu yang logis dilihat dari aspek teknis-administratif. Argumennya adalah sebagai berikut:

Kebijaksanaan yang berupa undang-undang dan peraturan daerah dirumuskan untuk memenuhi tuntutan dari masyarakat. Untuk menyadap kebutuhan masyarakat ini, birokrasi instrumenlah yang paling tepat, karena ia memiliki jaringan organisasi hingga ke tingkat grass roots (desa, RT dan RW)

Selain karena argumen diatas, keterlibatan birokrasi dalam pembuatan kebijaksanaan menjadi mutlak adanya dalam suatu negara yang menganut sistem ekonomi campuran (antara bebas dan terkendali). Dalam sistem campuran para pelaku ekonomi tidak dibiarkan bertindak secara leluasa di bawah kontrol mekanisme pasar, melainkan dibimbing dan diarahkan oleh pemerintah (dalam hal ini birokrasi).

25

DWI FUNGSI BIROKRASI

Page 26: Perilaku Organisasi

Fenomena diatas mencerminkan secara jelas peran politik birokrasi. Birokrasi pada akhirnya memainkan peranan ganda, bahkan jamak, tidak saja sebagai eksekutor atau implementator kebijaksanaan, melainkan juga sebagai formulator dan sekaligus evaluator kebijaksanaan. Meskipun logika hukum dan administratif membenarkan dwi/multi fungsi birokrasi ini, bukan berarti di dalamnya tidak terdapat resiko. Beberapa diantaranya dikemukakan sebagai berikut:

Pertama, kepentingan yang telah dirumuskan secara indah dalam suatu kebijaksanaan dapat mengalami distorsi. Lebih-lebih jika birokrasi tidak memperoleh kontrol yang berarti dari masyarakat. Kecuali itu kebijaksanaan negara yang semestinya mempunyai daya paksa – karena dirumuskan oleh lembaga yang absah- dimungkinkan untuk dibargainingkan kembali pada tahap implementasi. Ini mengesankan rendahnya kepastian hukum, atau setidak-tidaknya menunjukkan bahwa hukum tidak dijalankan secara efektif dan konsisten.

Kedua, kebijaksanaan operasional yang perlu dibuat oleh birokrasi dapat dipandang sebagai suatu diskresi, yakni upaya menyesuaikan kebijaksanaan dengan situasi yang lebih berkembang. Sekalipun di satu pihak hal ini menunjukkan kreativitas dan daya tanggap birokrasi terhadap lingkungannya, di pihak lain diskresi sangat rentan bagi berlangsungnya penyimpangan. Sebagai contoh, dalam mengeluarkan ijin penggunaan tanah birokrasi kabupaten sering membuat penafsiran sendiri terhadap kebijaksanaan tata ruang kota

26

DWI FUNGSI BIROKRASI

Page 27: Perilaku Organisasi

Birokrasi yang modern bertindak atas dasar wewenang yang sah, yang berbasis pada pertimbangan rasional. Di pihak lain apa yang dilakukan oleh birokrasi terhadap masyarakat hanya akan dipatuhi jika ada aturan hukumnya (Weber dalam Boone and Bowen, 1984:7-8).

Weber merinci 8 kategori fundamental yang melekat dalam suatu birokrasi yang wewenangnya rasional dan diperoleh secara sah, yaitu:

1. Fungsi organisasi berdasar peraturan

2. Bertanggung jawab untuk mewujudkan fungsi dan wewenangnya

3. Pegawai bertindak berdasar prinsip hirarki

4. Pegawai diarahkan oleh aturan teknis dan norma

5. Pegawai terpisah dari pemilikan alat produksi dan administrasi

6. Pegawai memperoleh posisinya tanpa memberikan hadiah kepada pejabat, dan berorientasi pada norma-tujuan

7. Tindakan, keputusan dan aturan administratif dicatat tertulis, meskipun secara lisan sudah disepakati

8. Prinsip-prinsip di atas dapat diterapkan di berbagai bentuk administrasi. (Boone and Bowen, 1984:10-11)

27

BIROKRASI YANG IDEAL

Page 28: Perilaku Organisasi

SISTEM TERTUTUP (CLOSED SYSTEM) DAN SISTEM TERBUKA (OPEN SYSTEM)

Konsepsi organisasi yang mencoba menarik suatu kesimpulan bahwa suatu konsepsi termasuk tradisional atau modern ialah dengan menggunakan metapora (metaphor) atau paradigma (paradigm) tertentu. Paradigma dipergunakan untuk menekankan perspektif yang komunal yang dapat mengikat ahli-ahli pemikir bekerjasama dalam suatu cara tertentu yang dianggap sebagai hal yang bermanfaat

Paradigma organisasi dapat dikelompokkan atas kelompok, yang berbeda satu sama lain, yaitu:

Kelompok yang menggambarkan organisasi sebagai suatu mesin yang bekerja dengan suatu keteraturan dan kebijakan tertentu, yang menekankan adanya suatu tingkat produktifitas tertentu, dengan mencapai suatu taraf efesiensi tertentu dan dikendalikan oleh suatu legitimasi otoritas pemimpin. Premis dasar dari kelompok ini berpijak pada pemahaman bahwa organisasi sebagai kelompok manusia ekonomi yang rasional

(Ini dinamakan kelompok KLASIK)

Metapora yang digunakan adalah organisasi sebagai suatu sistem mesin

Perwujudan yang nampak dari konsepsi ini adalah bahwa organisasi disusun berdasarkan prinsip-prinsip, struktur piramida, kesatuan komandi, jenjang pengawasan, spesialisasi berdasarkan fungsi, pembedaan kerja lini dan staf

Pengarang-pengarang teori organisasi dilihat dari paham paradigma, maka konsepsi pengarang-pengarang yang digunakan oleh organisasi sebagai suatu sistem mesin termasuk pengamat teori organisasi klasik

Menurut March and Simon, teori tradisional berpusat pada penjelasan organisasi sebagai model mesin

28

Page 29: Perilaku Organisasi

Bennis menyarankan bahwa pusat perhatian teori klasik adalah pada organisasi tanpa orang

Teori organisasi klasik banyak memperoleh kritikan karena mengetrapkan model sistem tertutup. Namun apa yang dicapai sekarang yang dinamakan pendekatan organisasi modern adalah hasil dari pendahulunya yang dinamakan teori klasik atau tradisional tersebut.

Dengan demikian teori klasik ini dapat dianalisa secara kritis

Kelompok lain dari paradigma organisasi adalah melihat organisasi sebagai suatu organisme, yakni sebagai suatu sistem yang hidup dengan penekanannya pada unsur-unsur manusia sebagai pendukung utamanya. Konsepsi ini tidak lagi memandang produksi satu-satunya yang paling utama dalam organisasi, sehingga berakibat efisiensi dan efektivitas merupakan warna dari pencapaian tujuan dalam organisasi tersebut

Hal yang dianggap penting dalam konsepsi paradigma organisme ini ialah manusianya, yang mempunyai keseimbangan dengan faktor lingkungan. Menganalisa organisasi dalam situasi yang senyatanya (real world), dan tidak memandang model normatif, sebagai satu-satunya hampiran dengan analisa organisasi

Pendekatan dari paradigma organisme ini mempergunakan pendekatan sistem terbuka (open system)

Buckley menyebutkan sistem terbuka menyesuaikan pada lingkungannya dengan cara melakukan perubahan-perubahan susunan dan proses dari komponen-komponen di dalam organisasi itu sendiri

Sistem terbuka mempunyai interaksi hubungan yang berkelangsungan (continuital interaction) dengan lingkungannya dan mencapai suatu tingkat dinamika tertentu atau keseimbangan yang dinamis, dan masih mempunyai kemampuan yang berlanjut untuk melangsungkan kerja dan melakukan transformasi ke pihak lain. Selain itu juga sistem ini mempunyai proses putaran yang kontinu yang menyebabkan daya hidupnya berkelangsungan, sehingga:

29

Page 30: Perilaku Organisasi

Organisasi senantiasa sebagai hal yang dinamis dan senantiasa berubah, bukannya sebagai mesin yang gerak operasinya ajek, rutin dan statis

Konsep Perspektif

Bentuk lain dari pembagian atau pengelompokkan teori-teori organisasi adalah konsepsi perspektif yang dikemukakan oleh Edgar Huse dan James Bowditch

Menurut Huse dan Bowditch, mereka menggolongkan perspektifnya atas 3 golongan, yakni perspektif I, perspektif II, dan perspektif III

Perspektif I

Dalam perspektif I, intinya sama dengan paham tradisional yang melihat organisasi atau managemen dari perspektif rancangan yang berstruktur. Aliran-aliran dalam perspektif ini hanya memikirkan isue-isue tentang bagaimana organisasi seharusnya disusun, fungsi-fungsi yang seharusnya dijalankan, siapa-siapa yang seharusnya menjadi pimpinan dan bawahan, dan gaya kepemimpinan apa yang seharusnya dijalankan

3 komponen yang mempunyai latar belakang yang berbeda yang merupakan isi dari perspektif I ini antara lain:

1. Aliran prinsip-prinsip universal dari management (organisasi)

Berpijak pada pendapat Henry Fayod yang menyatakan bahwa sesuatu organisasi diatur berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut: adanya pembagian kerja, adanya otoritas dan tanggung jawab, adanya disiplin, adanya kesatuan komando, adanya kesatuan pengarahan, adanya sistem penggajian, adanya sentralisasi, adanya jenjang pengawasan dan sebagainya

2. Aliran strukturalBerpijak pada pendapat Max Weber, yang melihat organisasi sebagai suatu tatanan birokrasi yang berstruktur yang melangsungkan kegiatannya sesuai dengan aturan

30

Page 31: Perilaku Organisasi

3. Aliran management ilmiahDipelopori oleh Frederick W. Taylor, yang lebih banyak memberikan penekanan pada pengukuran kerja yang dilakukan oleh para pekerja, dibandingkan dari prinsip-prinsip organisasinya sendiri. Aliran ini memberikan sumbangan pada pengaturan kerja ke dalam tugas-tugas organisasi

Perspektif IIHuse dan Browditch menamakan perspektif ini dengan aliran pekerjaan (work-flow)Teori organisasi dan management dalam kelompok perspektif ini secara pokok memikirkan bagaimana suatu informasi dapat disampaikan melalui sarana-sarana tertentu. Banyak menggunakan pendekatan sistematis, sebab sangat dekat dengan penggunaan komputer dan simulasi. Komponennya terdiri dari pendekatan riset operasional

Ciri-ciri riset operasional antara lain:— Melakukan formulasi persoalan— Menyusun konstruksi modal matematis untuk menampilkan suatu sistem yang

sedang dipelajari— Menarik suatu kesimpulan-kesimpulan yang ditarik dari model tersebut— Menetapkan kontrol atas kesimpulan-kesimpulan yang diambil— Mengambil kesimpulan itu untuk dilaksanakan implementasi

Perspektif IIIPerspektif ini dinamakan perpektif kemanusiaan (the human perspective)Menekankan bahwa unsur manusia dalam setiap kerja kelompok dirasakan lebih penting daripada sekedar struktur dan hirarki yang membentang pada setiap jajaran organisasiPerspektif ini tidak jauh berbeda dengan paradigma organisme. Keduanya memandang organisasi sebagai hal yang dinamis, dan keduanya meletakkan unsur manusia sebagai unsur yang sangat menentukan dalam setiap organisasiAda 3 unsur yang menonjol sebagai komponen dari perspektif kemanusiaan ini, yaitu:1). Aliran hubungan kemanusiaan (Human Relations School)2). Aliran pengembangan organisasi (Organizational Development School), dan3). Aliran pemikiran multidimensi (The Multidimentional Theorists)

31

Page 32: Perilaku Organisasi

GAMBARAN BERBAGAI LAPISAN SEORANG PRIBADI

KONSEPDIRI

Perilaku

Gaya

Sikap-sikap

Nilai-Nilai

Kepribadian

KepribadianNilai-Nilai

Sikap-sikap

Gaya

Perilaku

32

Page 33: Perilaku Organisasi

MODEL VAKUM PERILAKU DALAM ORGANISASI

KarakteristikIndividu

KemampuanKebutuhanKepercayaanPengalamanPenghargaanDan lainnya

KarakteristikOrganisasi

KemampuanKebutuhanKepercayaanPengalamanPenghargaanDan lainnya

Perilaku IndividuDalam Organisasi

33

Page 34: Perilaku Organisasi

ORGANISASI

Pengertian organisasi sebagaimana dirumuskan oleh pakar diutarakan sebagai berikut:

Organisasi merupakan suatu pola kerjasama antar orang-orang yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Wexley dan Yulk dalam Kasim (1993:1)

Organisasi adalah sekelompok orang yang terbiasa mematuhi perintah para pemimpinnya dan yang tertarik pada kelanjutan dominasi partisipasi mereka dan keuntungan yang dihasilkan, yang membagi diantara mereka praktek-praktek dari fungsi tersebut yang siap melayani untuk praktek mereka. Weber (1978:952)

Organisasi adalah struktur hubungan kekuasaan dan kebiasaan orang-orang dalam suatu sistem administrasi, Waldo (1955:6)

Organisasi adalah satu kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasikan, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Robbins (1994:4)

34

Page 35: Perilaku Organisasi

3 TINGKATAN MANAJERIAL DALAM ORGANISASI

Tiga tingkagtan manajerial dalam organisasi, antara lain:

Tingkat Institusional (Top Management), membahas hal strategis, seperti masalah: lingkungan, sasaran, struktur total organisasi dan sebagainya

Tingkat Manajerial (Middle Management), berkaitan dengan pengkoordinasian antar bagian dalam organisasi, seperti pengelolaan pembagian kekuasaan, penyelesaian konflik dan sebagainya.

Tingkat operasional (Lower Management), membahas masalah pekerjaan seperti: pengawasan pekerja, proses kerja dan lain-lain.

35

Page 36: Perilaku Organisasi

SISTEM PENGORGANISASIAN

Dalam upaya pencapaian tujuan organisasi, maka perlu adanya suatu sistem pengorganisasian yang jelas, dengan memperhatikan hal berikut:

1) Susunan, status, kedudukan dan hubungan individu yang satu dengan yang lainnya

2) Kekuasaan dan tanggung jawab masing-masing individu

3) Luas dan macam pekerjaan yang harus dilakukan

4) Pembagian kerja yang seimbang

5) Prosedur dan mekanisme kerja yang efisien

Kriteria tersebut melahirkan suatu struktur dan bentuk yang disebut organisasi.

36

Page 37: Perilaku Organisasi

Organisasi dapat dipandang dari dua segi:

1) Sebagai wadah

Dalam hal ini organisasi berarti suatu wadah dimana administrasi dan manajemen dilaksanakan dan wadah ini biasanya tergambar dalam suatu organisasi

2) Sebagai proses

Dalam hal ini organisasi menggambarkan interaksi antara orang-orang anggota kelompok dalam hubungan kerja yang formal dan rangkaian hierarkhi antara atasan dengan bawahan.

SUDUT PANDANG ORGANISASI

37

Page 38: Perilaku Organisasi

MENINGKATKAN KOMPETENSI DALAM ORGANISASI

Pergeseran paradigma dari konsep kecakapan menjadi kompetensi telah menimbulkan implikasi strategis yang sangat positif bagi upaya meningkatkan kompetensi sekretaris. Covey, Roger dan Rebecca Merrill (1994) menyatakan bahwa kompetensi mencakup beberapa hal berikut:

1. Kompetensi teknis pengetahuan dan keahlian, untuk mencapai hasil yang telah disepakati, kemampuan untuk memikirkan persoalan dan mencari alternatif baru

2. Kompetensi konseptual : kemampuan melihat gambar besar, untuk menguji berbagai pengandaian dan mengubah perspektif

3. Kompetensi untuk hidup dalam ketergantungan kemampuan: untuk berinteraksi secara efektif dengan orang lain, termasuk kemampuan mendengar, berkomunikasi, mendapat alternatif lain, kemampuan untuk melihat dan beroperasi secara efektif dalam organisasi.

38

Page 39: Perilaku Organisasi

DISIPLIN DALAM ORGANISASI

Peter Senge mengemukakan bahwa guna menjamin terwujudnya pembelajaran organisasi, terdapat lima disiplin:

1. System thinking (berpikir sistem)

Disiplin pembelajaran yang menunjukkan kerangka konseptual, yang digunakan untuk menjadikan pola kerja lebih jelas, serta membantu sewaktu akan merubah pola tersebut secara efektif

2. Mental models (model mental)

Disiplin pembelajaran hyang menunjukkan asumsi mendalam, generalisasi dan gambaran yang mempengaruhi bagaimana memahami dunia sekitar serta bagaimana mengambil langkah berikutnya

3. Personal mastery (keahlian pribadi)

Disiplin pembelajaran yang menunjukkan keunggukan ketrampilan dalam bidang tertentu.

4. Team learning (pembelajaran tim)

Disiplin pembelajaran yang menunjukkan proses pengembangan kemitraan dan pengembangan kkapasitas tim untuk mewujudkan pembelajaran serta kinerja yang diinginkan anggotanya

5. Shared vision (membangun visi bersama)

Disiplin pembelajaran yang menyertakan ketrampilan guna memahami gambaran bersama tentang masa depan, untuk mendorong timbulnya komitmen dan keikutsertaan penuh serta menghindari penyerahan diri dan anggota organisasi

39

Page 40: Perilaku Organisasi

PENGEMBANGAN KREATIVITAS DAN INOVASI

Kreativitas merupakan penyatuan pengetahuan dari berbagai bidang pengalaman yang berlainan untuk menghasilkan ide baru yang lebih baik.

Menurut West (2000) pengertiian inovasi adalah pengenalan cara baru yang lebih baik dalam mengerjakan berbagai hal di tempat kerja.

Mengembangkan kreativitas dan inovasi di tempat kerja dimulai dengan mengembangkan kreativitas individu, sedangkan ide baru berasal dari motivasi, pemikiran dan implementasi oleh individu di tempat kerja.

Selanjutnya West (2000), mengutarakan pula bahwa ciri individu yang secara konsisten kreatif adalah sebagai berikut:1) Nilai-nilai intelektual dan artistik2) Ketertarikan pada kompleksitas3) Kepedulian pada pekerjaan dan pencapaian4) Ketekunan5) Pemikiran yang mandiri6) Toleransi terhadap ambiguitas7) Otonom8) Kepercayaan diri9) Kesiapan mengambil resiko 40

Page 41: Perilaku Organisasi

PENGEMBANGAN KREATIVITAS DAN INOVASI

Untuk menciptakan inovasi pada umumnya perlu strategi pelatihan yang canggih, dikembangkan dengan baik, dan menyeluruh. Daft (1992), memandang proses inovasi sebagai proses yang melibatkan lima tahap/unsur, yaitu sebagai berikut:

1. Kebutuhan : suatu kesenjangan kinerja dikenali dan alternatif inovasi dipertimbangkan

2. Ide : suatu ide cara kerja baru yang lebih baik diketengahkan. Ide ini kemudian disesuaikan dengan kebutuhan

3. Adopsi : adopsi terjadi ketika para pembuat keputusan mendukung implementasi ide yang diajukan

4. Implementasi : implementasi terjadi ketika anggota organisasi mulai menggunakan ide, teknik, atau proses baru tersebut pada praktek, dalam pekerjaan mereka.

5. Sumber-sumber : energi manusia dan kegiatan diperlukan untuk menghasilkan perubahan

41