PERHITUNGAN RENCANA UMUM (GENERAL...
-
Upload
hoangquynh -
Category
Documents
-
view
233 -
download
2
Transcript of PERHITUNGAN RENCANA UMUM (GENERAL...
56
PERHITUNGAN RENCANA UMUM
(GENERAL ARRANGGEMENT)
Data Kapal
Nama Kapal = “KM KURNIAWAN”
Jenis Kapal = “GENERAL CARGO”
(LOA) = 69.57 M
(LPP) = 65.4 M
(B) = 12.7 M
(H) = 7.1 M
(T) = 4.83 M
(Cb) = 0.69
(Vs) = 12.00 Knots
Radius Pelayaran = 1900.00 Sea Mills
Mesin Utama = 1600 BHP
Putaran Mesin = 2300 Rpm
Kamar Mesin = belakang
57
BAB III
PERHITUNGAN RENCANA UMUM
(GENERAL ARRANGEMENT)
3.1 JUMLAH DAN SUSUNAN ANAK BUAH KAPAL (ABK)
3.1.1.Jumlah ABK dapat dihitung dengan 2 cara yaitu :
Dengan Rumus :
Zc = Cst [ Cdeck ( LWL x B x T x 35
105 )1/6 + Ceng ( BHP
105 )1/5 }+ Cdet
Dimana :
Zc = Jumlah ABK
Cst = Coefisien ABK catering departement (1,2 - 1,33) = 1.2
Cdeck = Coefisien ABK deck departement (11,5 - 14,5) =12
Ceng = Coefisien ABK engenering departement (8,5 - 11) = 9
Cdet = Cadangan (1-2) = 1
Jadi :
Zc = 1.2 [ 12 ( 66.708 x 12.70 x 4.83 x 35
105 )1/6 + 9 (1600
105 )1/5 }+ 1
= 1.2 ( 12.74033112 + 9.88704489 )+ 1
= 27.15285121 + 1
= 28.15285121 diambil = 28 orang
Menurut Tabel
a. Nahkoda kapal = 1 orang
b. Jumlah ABK pada deck dept untuk 1638 BRT sesuai table = 10 orang
c Jumlah ABK pada engine dept untuk 1600 BHP sesuai table = 10 orang
d. Jumlah ABK pada katering dept untuk 21 / 8 = 2.625 = 3 orang
e. Jumlah total ABK = 24 orang
Jumlah ABK yang diambil :
= 28+24
2
= 26.1 diambil = 26
58
3.1.2. Susunan ABK direncanakan 34 orang yang perinciannya sebagai berikut:
Ø. KAPTEN (Nahkoda) = 1 Orang
Ø. DECK DEPARTEMENT
Ø.Mualim I,II = 2 Orang
Ø. Markhonis I, II/Radio Officer = 1 Orang
Ø. Juru skoci I, II = 2 Orang
Ø. Kelasi/Crew Deck = 2 Orang
Ø. ENGINE DEPARTEMENT
Ø. Kepala Kamar Mesin (KKM) = 1 Orang
Ø. Masinis I, II /Engineer = 2 Orang
Ø. Juru Listrik / Elektricant I, II = 2 Orang
Ø. Oilman / Juru Oil = 1 Orang
Ø. Filler / Tukang bubut = 1 Orang
A.2.3.6. Crew mesin = 2 Orang
Ø. CATERING DEPARTMENT
Ø. Kepala catering = 1 Orang
Ø. Juru masak = 1 Orang
Ø. Pelayan = 1 Orang
JMLH = 20 Orang
3.2. PERHITUNGAN BERAT KAPAL
3.2.1. Volume Badan Kapal Dibawah Garis Air (V)
V = Lpp x B x T x Cb
= 65.40 X 12.70 X 4.83 X 0.69
= 2768.074 m3
3.2.2. Displacement (D)
D = V x g x C ton
Dimana :
V = Volume badan kapal = 2768.07 m3
g = Berat jenis air laut = 1.025 Ton/m3
C = Koefisien berat jenis = 1.004
Jadi :
D = V x g x C ton
= 2768.07 x 1.025 x 1.004
= 2848.625 Ton
59
3.2.3. Menghitung Berat Kapal Kosong (LWT)
LWT = Pst + Pp + Pm
Dimana :
Pst = Berat baja badan kapal
Ppt = Berat peralatan kapal
Pms = Berat mesin penggerak kapal
3.2.4. Menghitung Berat Baja Kapal Kosong (Pst)
Pst = Lpp x H x B x Cst
Dimana :
Cst = (90 - 110 kg/m3) diambil = 90 kg/m3
Pst = 65.40 x 7.10 x 12.70 x 90
= 530740.62 kg = 530.741 ton
3.2.5. Menghitung Berat Peralatan Kapal (Pp)
Pp = Lpp x H x B x Cpp
Dimana :
Cpp = (90 - 120 kg/m3) diambil = 90 kg/m3
Pp = 65.40 x 7.10 x 12.70 x 90.0
= 530740.62 kg = 530.741 ton
3.2.6. Berat Mesin Penggerak (Pmc)
Pmc = Cme x BHP
Dimana :
Cme = (90 - 120 kg/m3) diambil = 90 kg/m3
BHP = 1600
Pmc = 90 x 1600
= 144000 kg = 144 ton
Jadi :
LWT = Pst + Pp + Pm
= 530.741 + 530.741 + 144
= 1205.48 Ton
3.2.7. Menghitung Berat Mati Kapal
DWT = D - LWT
= 2848.624918 - 1205.48
= 1643.14 Ton
Berat DWT / D menurut pendekatan "ARKENT" (0,6 - 0,75) D
Dimana D = 2848.624918
𝑫𝑾𝑻
𝑫 =
𝟏𝟔𝟒𝟑.𝟏𝟒
2848.624918
= 0.6
60
3.3. Menghitung Berat Muatan Bersih (Pb)
Pb = DWT - (Pf + Pa + P1 + Pm + Pc) ton
Dimana :
DWT = Bobot mati kapal
Pf = Berat bahan bakar + cadangan 10 %
P1 = Berat minyak lumas + cadangan 10 %
Pa = Berat air tawar + cadangan 10 %
Pm = Berat bahan makanan + cadangan 10 %
Pc = Berat ABK,Penumpang barang bawaan + cadangan 10 %
3.3.1. Berat Bahan Bakar (P1)
Pf = 𝑎 𝑥 (𝐸𝐻𝑃 𝑀𝐸 + 𝐸𝐻𝑃 𝐴𝐸) 𝑥 𝐶𝑓𝑉 𝑥 1000
V x 1000
Dimana :
a = Radius pelayaran = 1900 Seamiles
V = Kecepatan dinas = 12.00 Knots
EHP ME = 98% x BHP ME
= 98% x 1600
= 1568 Hp
EHP AE = 20% x EHP ME
= 20% x 1568
= 313.6 Hp
Cf = Coeff. Berat pemakaian bahan bakar untuk diesel
= 0.17 ton/Bhp/jam (0,17 - 0,18)
Pf = 1900𝑥 (1568+313.6) 𝑥0.17
12.00x1000
= 50.646 Ton
Untuk cadangan bahan bakar ditambah 10 %
Pf = 110% x 50.646
= 55.71104 ton
Spesifikasi volume bahan bakar = 1.25 m3/ton
= 1.25 x 55.711
= 69.6388 m3
3.3.2. Berat Minyak Lumas (Pl)
PI = 4% x volume tangki bahan bakar
= 4% x 69.6388
= 2.785552 m3
Untuk cadangan minyak lumas ditambah 10 %
Pl = 110% x 2.786
= 3.0641072 ton
Spesifikasi volume minyak lumas = 1.25 m3/ton
= 1.25 x 3.064
= 3.830 m3
61
3.3.3. Berat Air Tawar (Pa)
Berat air tawar terdiri dari dua macam :
Air tawar untuk ABK (Pa1)
Air tawar untuk pendingin Mesin (Pa2)
D.3.1. Berat air tawar untuk ABK
Pa1 = 𝑎𝑥𝑍𝑥𝐶𝑎1
24xVsx1000
Dimana :
a = Radius pelayaran = 1900 Seamiles
Z = Jumlah ABK = 26 Orang
Ca1 = (100-150) Kg/Org/Hr = 100
V = Kecepatan dinas = 12.00 Knots
Jadi :
Pa1 = 1900𝑥26𝑥100
24x12.00x1000
= 17.153 ton
Untuk cadangan 10%
Pa1 = 110% x 17.15
= 18.868 ton
D.3.2. Berat air tawar untuk pendingin mesin
Pa2 = 𝑎 𝑥 (𝐸𝐻𝑃 𝑀𝐸 + 𝐸𝐻𝑃 𝐴𝐸) 𝑥 𝐶𝑎2
Vs x 1000
Dimana :
Ca2 = Coeff. Pemakaian air pendingin mesin (0,02 - 0,05)
= 0.04 Kg/BHP/Jam
Jadi :
Pa2 = 1900𝑥 (1568+313.6) 𝑥0.04
12.00x1000
= 11.9168 ton
Pa2 = 110% x 11.9168
= 13.1085 ton
Berat air tawar total adalah :
Pa = Pa1 + Pa2
= 18.868 + 13.1085
= 31.977 ton
62
Spesifikasi Volume air tawar 1,0 m3 / ton
Jadi Volume tangki air tawar yang dibutuhkan
V = 1 x Pa
= 1 x 31.977
= 31.977 m3
3.3.4. Berat Bahan Makanan (Pm)
Pm = 𝑎𝑥𝑍𝑥𝐶𝑚
24xVsx1000
Dimana :
Cm = Coeffisien kebutuhan bahan makanan = 2 - 5 kg/org/hari
= 3 kg/org/hari
a = 1900 Seamilles
Z = 26 Orang crew kapal
Vs = 12.00 Knots
Jadi :
m = 1900𝑥26𝑥3
24x12.00x1000
= 0.5146 ton
Untuk cadangan ditambah 10 %
Pm = 1.1 x 0.5146
= 0.5660 ton
Spesifikasi volume bahan makanan = 5 m3/ton
Sehingga volume bahan makanan yang dibutuhkan
V = 5 x Pm
= 5 x 0.566041667
= 2.830 m2
3.3.5. Berat Crew dan Barang Bawaan (Pc)
Pc = Z x Cc
Cc = Coeff berat crw & barang bawaan 100 - 200 kg/org/hari
= 100 kg/org/hari
Pc = 26 x 100 / 1000
Pc = 2.600 ton
63
Untuk cadangan ditambah 10 %
Pc = 1.1 x 2.600
= 2.860 ton
Jadi total berat muatan bersih kapal (Pb)
Pb = DWT - (Pf + Pl + Pa + Pm + Pc)
= 1643.144 - 55.711 + 3.064 + 31.977 + 0.566 + 2.860
= 1548.966 ton
Spesifikasi Vol muatan untuk kapal mengangkut barang 1,3 - 1,7 m3/ton
= 1.76 m3/ton
Volume ruang muat yang dibutuhkan :
V = 1.76 x Pb
= 1.76 x 1548.97
= 2726.180 m3
3.4. PEMBAGIAN RUANGAN UTAMA KAPAL
3.4.1. Penentuan Jarak Gading
Jarak gading normal (a0) untuk sistem gading2 melintang kapal yang
panjangnya LPP £ 100 m (BKI 1989 Sec 9-1)
= 𝐿𝑝𝑝
500 + 0.48
= 65.40
500 + 0.48
= 0.611 = 600 mm diambil 0.6
3.4.2. Jarak gading besar
= 4 x Jarak gading normal
= 4 x 0.6
= 2.4 m
3.4.3. Jarak gading mayor
= Ap - fp = 65.4 (Fr AP - Fr 109)
Jml = 65.4
Mulai 0,2 L dari sekat haluan sampai sekat tubrukan jarak
gading- gading tidak boleh lebih besar dari yang belakang 0,2 Lpp dari
haluan, jumlah gading seluruhnya 114 gading
64
Di depan sekat tubrukan dan belakang sekat ceruk buritan jarak
gading-gading tidak boleh lebih besar dari yang ada antara 0,2 Lpp dari
linggi depan dari sekat ceruk buritan.
Jumlah gading seluruhnya :
Dari AP - Frame 4 = 0.6 x 4 = 2.4
4 - Frame 8 = 0.6 x 4 = 2.4
9 - Frame 22 = 0.6 x 14 = 8.4
22 - Frame 49 = 0.6 x 27 = 16.2
49- Frame 75 = 0.6 x 26 = 15.6
75- frame 101 = 0.6 x 26 = 15.6
101 - Frame 105 = 0.6 x 4 = 2.4
105 - Frame FP = 0.6 x 4 = 2.40
= 65.40
65
Gambar 3.1 Rencana Jarak Gading
66
3.5. Menentukan Sekat Kedap Air
Pada suatu kapal harus mempunyai sekat tubrukan , sekat tabung
buritan (Stern Tube Bulkhead) dari sekat lintang kedap air pada tiap-tiap
ujung kamar mesin. Pada kapal dengan instalasi mesin buritan, sekat
tabung buritan menggantikan sekat belakang kamar mesin. Termasuk
sekat-sekat yang dimaksudkan dalam lain-lain. Pada umumnya jumlah
sekat kedap air tergantung dari panjangnya kapal dan tidak boleh
kurang dari :
L £ 65 = 3 Sekat
65 £ L £ 85 = 4 Sekat
L ³ 85 = 4 Sekat + 1 sekat untuk setiap 20 m dari ketentuan tersebut
diatas jumlah ruang muat yang direncanakan adalah 3 ruang muat dengan
jumlah 1 sekat antara ruang muat.
3.5.1. Sekat Ceruk Buritan
Dipasang minimal 3 jarak gading dari ujung depan stern buss
pada baling-baling di rencanakan diletakkan pada frame 8 dengan
jarak gading direncanakan :
= 8 x 0.6 = 4.8 m
= 8 x 0.6 = 4.8 m
Jadi jarak dari Ap 4,8 m
3.5.2. Sekat antara ruang muat I, II, III
Ruang muat direncanakan 3 yaitu dengan perincian :
1 Ruang Muat I = 75 - 101
2 Ruang Muat II = 49 - 74
3 Ruang Muat III = 21 - 49
67
Gambar 3.2 Penentuan Sekat
68
3.5.3. Sekat Tubrukan
Untuk sekat tubrukan tidak boleh kurang dari 0,05 Lpp dari
gading tegak haluan (FP)
Minimal = 0.05 x Lpp
= 0.05 x 65.40
= 3.27 m
Jarak max. sekat tubrukan dari FP = 0.08 x 65.40 = 5.232m
Sekat tubrukan ditempatkan pada frame no. 101 sampai Fp (Jaraknya 8
kali jarak gading)
= 5 x 0.6 = 3 m
3 X 0.6 = 1.8 m
Jml = 4.8 m
3.5.4. Sekat Depan Kamar Mesin = 14 x 600
Letak sekat depan kamar mesin tergantung dari panjang ruang
muat minimal 2 x panjang = 8400 mm
mesin. Menurut tabel panjang mesin diesel dengan daya 2100 BHP,
sehingga panjang ruang mesin. Letak sekat disesuaikan dengan jarak
gading normal.
Diambil
Jadi letak sekat dari gading no. 9 sampai 25= 14 x 600 = 8400 mm
3.5.5. Penempatan Kamar Mesin
Ruang mesin ditempatkan pada gading no. 8 - 28 dengan jarak gading
600 mm sehingga
panjang ruang mesin :
Menggunakan mesin dengan dimensi sebagai berikut :
- Jenis Mesin = CATERPILLAR
- Type = C32 ACERT TIER3 REKREASIONAL
- Jumlah Langkah = 4 Langkah
- Jumlah Silinder = 12
- Putaran Mesin = 2300 RPM
69
- Panjang Mesin = 2120.9 mm
- Tinggi Mesin = 1587.5 mm
- Lebar Mesin = 1528.318 mm
- Berat Mesin = 3075 kg
REKREASIONALREKREAS ONAL
Gambar 3.3 Katalok Mesin
Peringkat engine propulsi C32 ACERT 1925 mhp (1900 bhp) 1417 bkW, 1825
mhp (1800 bhp) 1342 bkW, dan 1622 mhp (1600 bhp) 1193 bkW tersedia dengan
pendinginan heat exchanger. Peringkat ini sesuai dengan EPA Tier 3 Rekreasional AS ,
Stage IIIA UE, dan IMO II. Peringkat 1600 dan 1800 bhp juga memenuhi Standar
Komersial EPA Tier 3 AS. Konfigurasi engine terdiri dari air cleaner dan sistem CCV
serta aftercooler mantel air. Fitur tambahan meliputi “plug-in PTO”, panel kontro MECP
I, dan saluran bahan bakar hibrid. Panel MECP I memiliki tampilan monokrom untuk
parameter engine, output eksternal untuk alarm visual dan suara yang dipasang
pelanggan, tombol Start/Stop, serta sakelar Mati/Lokal/Jarak Jauh.
Rentang Daya : 1600-1900 bhp (1193-1417 bkW)
ENGINE
Kisaran Kecepatan : 2300 rpm
Emisi : EPA Tier 3, IMO II, IW UE
Aspirasi : TTA
70
Diameter : 145.0 mm
Langkah : 162.0 mm
Kapasitas Silinder : 32.1 l
Rotasi (dari ujung flywheel) : Berlawanan arah jarum jam
Konfigurasi : Diesel Siklus 12 Silinder V, 4 Langkah
DIMENSI & BOBOT
Bobot Kering : 3075.0 kg
Lebar : 1482.0 mm
Panjang : 2106.0 mm
Tinggi : 1445.0 mm
3.6. Perhitungan Dasar Ganda
3.6.1. Untuk menghitung volume ruang mesin maka harus membuat dengan CSA
geladak dan CSA tinggi dasar ganda.
Pada Ruang Muat harus mempunyai dasar ganda (h min = 600 mm)
Am = B x H Cm (setinggi H)
= 12.70 x 7.10 0.982
= 88.547 m3
Am Db = B x H1 Cm
Dimana h1 = Tinggi double bottom kamar mesin
= 1.2 x H
H = Tinggi double bottom ruang muat
= 350 + 45 12.70
= 921.5 = 900
H1 = 1.2 x 900 1080 mm diambil 1100 mm
Jadi Am Db Kamar Mesin :
Am = B x H1 Cm (setinggi H)
= 12.70 x 1.1 0.982
= 13.719 m2
Untuk luasan double bottom pada ruang muat
Am = B x h Cm (setinggi H)
= 12.70 x 0.90 0.982
71
= 11.224 m2
Tabel 3.1 Luas Midship Terhadap Nilai CSA Baru
Station % Luas am db km am db rm am db sarat
Ap 0.029 2.568
0.25 0.073 6.464
1.001
0.5 0.157 13.902 2.154
2.154
0.75 0.248 21.960 3.402
3.402
1 0.342 30.283 4.692
4.692
1.5 0.528 46.753 7.243 5.926 7.243
2 0.696 61.629 9.548 7.812 9.548
2.5 0.829 73.405
9.305 11.373
3 0.920 81.463
10.326 43.000
4 0.994 88.016
11.157
5 1.000 88.547
11.224
6 0.997 88.281
11.191
7 0.938 83.057
10.528
7.5 0.855 75.708
9.597
8 0.727 64.374
8.160
8.5 0.561 49.675
6.297
9 0.367 32.497
4.119
9.25 0.268 23.731
3.008
9.5 0.170 15.053
1.908
9.75 0.080 7.084
0.898
FP 0 0
72
Gambar 3.4 Curve Selectional Area
73
PERHITUNGAN VOLUME DASAR GANDA
Volume Dasar Ganda III terletak antara frame No. 21 – 49 No Luas Station FS Hasil Kali 21 7.554 1 7.554 22 7.875 4 31.5 23 8.181 2 16.362 24 8.471 4 33.884 25 8.745 2 17.49 26 9.004 4 36.016 27 9.247 2 18.494 28 9.474 4 37.896 29 9.684 2 19.368 30 9.879 4 39.516 31 10.058 2 20.116 32 10.221 4 40.884 33 10.368 2 20.736 34 10.500 4 42 35 10.617 2 21.234 36 10.720 4 42.88 37 10.810 2 21.62 38 10.889 4 43.556 39 10.958 2 21.916 40 11.016 4 44.064 41 11.065 2 22.13 42 11.106 4 44.424 43 11.140 2 22.28 44 11.167 4 44.668 45 11.188 2 22.376 46 11.204 4 44.816 47 11.215 2 22.43 48 11.222 4 44.888 49 11.226 1 11.226
S1 845.098
Tabel 3.2 Volume Dasar Ganda R Muat III
Volume Dasar Ganda III ( VRM III )
Volume III = 1/3 x 0.6 x S1
= 1/3 x 0.6 x 845.098
= 169.020 m3
Volume total Ruang Muat III
Vtot RM III = V RM III - V dg RM III
= 1179.480 - 169.02
= 1010.461 m3
Volume Dasar Ganda II terletak antara frame 49- 75
74
No Luas Station FS Hasil Kali
49 11.226
1 11.226
50 11.228
4 44.912
51 11.228
2 22.456
52 11.227
4 44.908
53 11.225
2 22.45
54 11.224
4 44.896
55 11.224
2 22.448
56 11.225
4 44.9
57 11.227
2 22.454
58 11.229
4 44.916
59 11.23
2 22.46
60 11.23
4 44.92
61 11.229
2 22.458
62 11.226
4 44.904
63 11.22
2 22.44
64 11.21
4 44.84
65 11.197
2 22.394
66 11.18
4 44.72
67 11.158
2 22.316
68 11.129
4 44.516
69 11.094
2 22.188
70 11.05
4 44.2
71 11.00
2 21.996
72 10.936
4 43.744
73 10.862
2 21.724
74 10.777
4 43.108
75 10.678
1 10.678
S3 815.386
Tabel 3.3 Volume Dasar Ganda R Muat II
Volume Dasar Ganda II (VRM II)
Volume II = 1/3 x 0.6 x S2
75
= 1/3 x 0.6 x 815.386
= 163.077 m3
Volume total Ruang Muat II
Vtot RM II = V RM II - V dg RM II
= 1196.907 - 163.077
= 1033.830 m3
Volume Dasar Ganda I terletak antara frame 75- 101 No Luas Station FS Hasil Kali
75 10.678 1 10.678
76 10.565 4 42.26
77 10.436 2 20.872
78 10.291 4 41.164
79 10.129 2 20.258
80 9.951 4 39.804
81 9.755 2 19.51
82 9.542 4 38.168
83 9.311 2 18.622
84 9.062 4 36.248
85 8.797 2 17.594
86 8.516 4 34.064
87 8.221 2 16.442
88 7.911 4 31.644
89 7.588 2 15.176
90 7.252 4 29.008
91 6.902 2 13.804
92 6.540 4 26.16
93 6.164 2 12.328
94 5.777 4 23.108
95 5.380 2 10.76
96 4.976 4 19.904
97 4.568 2 9.136
98 4.160 4 16.64
99 3.752 2 7.504
100 3.345 4 13.38
101 2.936 1 2.936
S2 587.172
Tabel 3.4 Volume Dasar Ganda R Muat I
Volume Dasar Ganda I (VRM I)
76
Volume I = 1/3 x 0.6 x S2
= 1/3 x 0.6 x 587.172
= 117.434 m3
Volume total Ruang Muat I
Vtot RM I = V RM I - V dg RM I
= 809.104 - 117.434
= 691.669 m3
Volume Ruang Muat I (VRM I)
Volume I = 1/3 x 0.6 x S3
= 1/3 x 0.6 x 4045.518
= 809.1036 m3
Volume total Ruang Muat
Vtot = V RM III + V RM II + V RM I
= 1179.480 + 1196.907 + 809.104
= 3185.4912 m3
3.7. PERHITUNGAN VOLUME RUANG MUAT 3.7.1. Ruang Muat III terletak antara frame No. 21 – 49
77
No Luas Station FS Hasil Kali
21 52.079 1 52.079
22 54.241 4 216.964
23 56.305 2 112.610
24 58.275 4 233.100
25 60.158 2 120.316
26 61.958 4 247.832
27 63.681 2 127.362
28 65.324 4 261.296
29 66.841 2 133.682
30 68.196 4 272.784
31 69.396 2 138.792
32 70.460 4 281.840
33 71.412 2 142.824
34 72.272 4 289.088
35 73.046 2 146.092
36 73.742 4 294.968
37 74.365 2 148.730
38 74.918 4 299.672
39 75.404 2 150.808
40 75.828 4 303.312
41 76.190 2 152.380
42 76.493 4 305.972
43 76.739 2 153.478
44 76.929 4 307.716
45 77.068 2 154.136
46 77.168 4 308.672
47 77.236 2 154.472
48 77.280 4 309.120
49 77.305 1 77.305
S1 5897.402
Tabel 3.5 Volume Ruang Muat III
Volume Ruang Muat III (VRM III)
Volume III = 1/3 x 0.6 x S1
= 1/3 x 0.6 x 5897.402
78
= 1179.4804 m3
3.7.2. Perhitungan Ruang Muat II terletak antara frame 49 - 75
No Luas Station FS Hasil Kali
49 77.305 1 77.305
50 77.317 4 309.268
51 77.320 2 154.64
52 77.319 4 309.276
53 77.317 2 154.634
54 77.319 4 309.276
55 77.329 2 154.658
56 77.346 4 309.384
57 77.367 2 154.734
58 77.388 4 309.552
59 77.404 2 154.808
60 77.412 4 309.648
61 77.407 2 154.814
62 77.383 4 309.532
63 77.336 2 154.672
64 77.260 4 309.04
65 77.147 2 154.294
66 76.991 4 307.964
67 76.788 2 153.576
68 76.540 4 306.16
69 76.246 2 152.492
70 75.906 4 303.624
71 75.519 2 151.038
72 75.082 4 300.328
73 74.594 2 149.188
74 74.048 4 296.192
75 74.439 1 74.439
S2 5984.536
Tabel 3.6 Volume Ruang Muat II
Volume Ruang Muat II (VRM II)
Volume II = 1/3 x 0.6 x S2
= 1/3 x 0.6 x 5984.5
79
= 1196.91 m3
3.7.3. Perhitungan Ruang Muat I terletak antara frame 75 -101
No Luas Station FS Hasil Kali
75 73.439
1 73.439
76 72.753
4 291.012
77 71.970
2 143.94
78 71.062
4 284.248
79 69.999
2 139.998
80 68.748
4 274.992
81 67.300
2 134.6
82 65.704
4 262.816
83 64.038
2 128.076
84 62.036
4 248.144
85 60.499
2 120.998
86 58.608
4 234.432
87 56.623
2 113.246
88 54.533
4 218.132
89 52.331
2 104.662
90 50.105
4 200.42
91 47.590
2 95.18
92 45.065
4 180.26
93 42.457
2 84.914
94 39.782
4 159.128
95 37.051
2 74.102
96 34.276
4 137.104
97 31.473
2 62.946
98 28.659
4 114.636
99 25.849
2 51.698
100 23.041
4 92.164
101 20.231
1 20.231
S3 4045.518
Tabel 3.7 Volume Ruang Muat I
Volume Ruang Muat I (VRM I)
Volume I = 1/3 x 0.6 x S2
= 1/3 x 0.6 x 4045.518
80
= 809.104 m3
3.8. PERHITUNGAN VOLUME TANKI LAINNYA
3.8.1. Perhitungan Volume Ruang Mesin
Volume Ruang Mesin yang terletak antara frame no. 8 – 21
No Luas Station FS Hasil Kali
8 18.131 1 18.131
9 20.626 4 82.504
10 2 0
10 23.222 2 46.444
11 25.854 4 103.416
12 28.464 2 56.928
13 31.045 4 124.18
14 33.600 2 67.2
15 36.130 4 144.52
16 38.637 2 77.274
17 41.123 4 164.492
18 43.568 2 87.136
19 45.945 4 183.78
20 48.232 2 96.464
20.5 49.337 4 197.348
21 50.415 1 0
1449.817
Tabel 3.8 Volume Ruang Mesin
3.8.2.
Perhitungan Volume dasar Ruang Mesin yang terletak 8 – 21
81
No Luas Station FS Hasil Kali
8 3.321 1 3.321
9 3.788 4 15.152
10 4.262 2 8.524
11 4.740 4 18.96
12 5.218 2 10.436
13 5.695 4 22.78
14 6.167 2 12.334
15 6.631 4 26.524
16 7.086 2 14.172
17 7.530 4 30.12
18 7.962 2 15.924
19 8.386 4 33.544
20 8.804 2 17.608
20.5 9.011 4 36.044
21 9.262 1 9.262
S 274.705
Tabel 3.9 Volume Dasar Ganda Ruang Mesin
82
Volume dasar ganda ruang mesin
Volume = 1/3 x 0.6 x S
= 1/3 x 0.6 x 274.705
= 54.941 m3
Jadi volume ruang mesin sesungguhnya
VRMs = VRM - Vdg RMs
= 289.9634 - 54.941
= 235.0224 m3
3.8.3. Tanki minyak lumas terletak di dasar ganda ruang mesin yangterletak
antara frame 19- 21
No. Luas Station FS Hasil kali
19
8.386
1 8.386
20
8.804
4 35.216
21
9.011
1 9.011
S 52.613
Tabel 3.10 Tangki Minyak Lumas
Volume tangli minyak lumas
l = Panjang jarak gading
= 1/3 x l x S
= 0.6 mm
= 1/3 x 0.6 x 52.613
= 10.52 m3
Volume minyak lumas yang dibutuhkan
= 3.830 m3
83
Gambar 3.5 Tangki Minyak Lumas
3.8.4. Tangki bahan bakar
Terletak didasar ganda ruang muat antara frame 22 – 35
No. Luas Station FS Hasil kali
23 7.872 1 7.872
22 7.875 1 7.875
23 8.181 4 32.724
24 8.471 2 16.942
25 8.745 4 34.98
26 9.004 2 18.008
27 9.247 4 36.988
28 9.474 2 18.948
29 9.684 4 38.736
30 9.879 2 19.758
31 1.058 4 4.232
32 10.221 2 20.442
33 10.368 4 41.472
34 10.500 2 21
34.5 110.571 4 442.284
35 10.617 1 10.617
S 765.006
Tabel 3.11 Tangki Bahan Bahar
84
Volume tangki bahan bakar
= 1/3 x l x S
= 1/3 x 0.6 x 765.006
= 153.0012 m3
Volume bahan bakar yang dibutuhkan
= 69.6388 m3
Gambar 3.6 Tangki Bahan Bakar
3.8.5.
Perhitungan Volume tangki air tawar terletak pada frame 36 – 42
No Luas Station FS Hasil Kali
36 10.720 1 10.72
37 10.810 4 43.24
38 10.889 2 21.778
39 10.958 4 43.832
40 11.016 2 22.032
41 11.065 4 44.26
42 11.106 1 11.106
S 196.968
Tabel 3.12 Tangki Air Tawar
85
Volume air tawar
= 1/3 x l x S
= 1/3 x 0.6 x 196.968
= 39.39 m3
Volume air tawar yang dibutuhkan
= 31.977 m3
Gambar 3.7 Tangki Air Tawar
3.8.6.
Perhitungan Volume after peak tank 4 – 8
NO L station FS Hasil kali
4 9.292 1 9.292
5 12.394 4 49.576
6 15.637 2 31.274
7 18.582 4 74.328
8 21.451 1 21.451
S 185.921
Tabel 3.13 Tangki Ceruk Buritan
86
Volume after peak tank
= 1/3 x l x S
= 0.33 x 0.6 x 185.921
= 37.18
3.8.7.
Perhitungan Volume fore peak tank 101 – 109
NO L Station FS Hasil kali
101 23.167 1 23.167
102 19.948 4 79.792
103 16.769 2 33.538
104 13.671 4 54.684
105 10.686 2 21.372
106 7.84 4 31.36
107 5.142 2 10.284
108 2.547 4 10.188
109 1 0
S 264.385
Tabel 3.14 Tangki Ceruk Haluan
Volume fore peak tank
= 1/3 x l x S
= 0.33 x 0.6 x 264.385
= 52.88
Menghitung Volume Ballast
v ballast rm 1 v ballast rm 2 v ballast 3 ballast after peak
117.434 163.077 23.9028 37.18
syarat ballast 10%-17% displacement
341.599 berat jenis air laut 1.025
350.138565
12.29%
87
3.8.8. Volume tanki ballast
Perhitungan Volume tangki ballast ceruk buritan antara frame A – 8
No Luas Station FS Hasil Kali
A 0 1 0
B 0.425 4 1.7
C 0.981 2 1.962
D 1.481 4 5.924
AP 2.127 1 2.127
AP 2.127 1 2.127
1 2.976 4 11.904
2 4.220 2 8.44
3 5.954 4 23.816
4 6.051 1 6.051
5 7.948 4 31.792
6 10.023 2 20.046
7 11.953 4 47.812
8 13.813 1 13.813
S 165.801
Tabel 3.15 Tangki Ceruk Buritan
Volume = K x l x S
= 1/3 x 0.6 x 165.801
= 33.1602 m3
88
3.8.9. Perhitungan Volume tangki ballast ceruk haluan antara 160 – FP
No Luas Station FS Hasil Kali
101 16.85 1 16.85
102 14.506 4 58.024
103 12.18 2 24.36
104 9.91 4 39.64
105 7.725 2 15.45
106 5.65 4 22.6
107 4.657 1 4.657
S 181.581
Tabel 3.16 Tangki Ceruk Haluan
Volume = K x l x S
= 1/3 x 0.6 x 181.581
= 36.3162
89
Gambar 3.8 Perencanaan Tangki
90
3.9. PENENTUAN RUANG AKOMODASI
Ruang Akomodasi meliputi deck kimbul dan deck sekoci dengan tinggi
2200 mm dari deck utama berdasarkan "Accomodation Convention dan
International Labour Organization" tahun 1949 di Genova.
3.9.1. Ruang Tidur (Sleeping Room)
- Ruang tidur per orang tidak boleh kurang dari 2,35 m2 untuk kapal antara
300 - 3500 BRT
- Tinggi ruangan dalam keadaan bebas minimal 1,90 m
- Tempat tidur tidak boleh lebih dari susunan, dimana tempat tidur yang
diatas berjarak75 cm dari langit-langit dan jarak dari lantai bawah 30 cm.
- Ukuran tempat tidur minimum 1,9 x 0,60 m2
- Ukuran perwira 1 orang menempati satu ruang
- Sleeping room untuk radio effier menurut british regulation harus
berdekatan dengan ruang radio.
Perincian pemakaian tempat tidur sebagai berikut :
1 Nahkoda / Kapten 1 ruang 1
2 Mualim I, II 1 ruang 2
3 Marchonis 1 ruang 1
4 Masinis I, II 1 ruang 2
5 KKM 1 ruang 2
6 Juru Skoci I, II 1 ruang 2
7 Juru Listrik dan filler 1 ruang 2
8 Crew Mesin I,II 1 ruang 2
9 Crew Deck I II 1 ruang 4
10 OilMan I, II 1 ruang 2
11 Crew Mesin III 1 ruang 2
12 Kepala catering Juru Masak, pelayan 1 ruang 4
12 26
3.9.2. Sanitary Accomodasi
- Setiap kapal harus melengkapi dengan Sanitary Accomodasi termasuk
Wash Basin and dan shower bath.
- Jumlah minimum Kamar Mandi dan WC untuk kapal dibawah 5000 BRT
91
adalah 4 buah Direncanakan 6 buah dengan rincian sebagai berikut :
Ø KM / WC untuk Kapten 1 buah
Ø KM / WC untuk perwira lain 1 buah
Ø KM / WC untuk ABK 4 buah
Ø Ukuran kamar mandi dan WC
= 2 x (4 Jarak gading)
= 2 x 4 x 0.6
= 5
3.9.3. Pintu dan Jendela
3.9.3.1. Ukuran pintu
Direncanakan ukuran standart (menurut HENSKE)
- Tinggi (h) = 1700 mm
- Lebar (b) = 650 mm
- Tinggi ambang pintu 200 - 300 mm, diambil 250 mm
3.9.3.2. Ukuran Jendela
Ukurannya diambil sebagai berikut :
1. Square Window (segiempat)
Tinggi (h) = 250 - 350 mm
Lebar (b) = 400 - 500 mm
Direncanakan 300 x 450 mm
2 Jenis Bulat (Scuttle)
- Diameter 250 - 350 mm diambil 350 mm
92
GAMBAR 3.9 PINTU DAN JENDELA
93
3.9.4. Side Ladder (Tangga Samping)
- Menentukan panjang dan lebar tangga
Dimana :
T1 = 𝐿𝑊𝑇
LppxBxCbxg
T1 = 1205.481
65.40x12.7x0.69x1.025
= 2.052 m
3.9.5. Panjang Tangga
L = 𝐻−𝑇1
Sin 450
= 7.10−2.05
0.7071
= 7.14 m
Lebar tangga (b) antara 0,75 s/d 1 diambil 1 m
GAMBAR 3.10 TANGGA SAMPING
94
GAMBAR 3.11 RENCANA RUANG AKOMODASI DI MAIN DECK
95
GAMBAR 3.12 RENCANA RUANG AKOMODASI DI POOP DECK
96
GAMBAR 3.13 RENCANA RUANG AKOMODASI DI BOAT DECK
97
4.0. PERENCANAAN RUANG KONSUMSI
Ruang konsumsi meliputi :
4.0.1. Gudang Bahan Makanan
Luas gudang bahan makanan antara 0,5 - 1 m2/orang, jadi untuk 26
orang ABK 0.6 x 20 = 12 m2 14
4.0.2. Gudang kering diletakkan pada deck utama
Luas gudang kering
= 2/3 x gudang makanan
= 2/3 x 12
= 8 m2
Direncanakan
= L x P
= 2 x 2.5
= 5 m2
Gudang dingin diletakkan pada deck utama
Luas gudang dingin
= 1/3 x luas gudang makanan
= 1/3 x 12
= 4 m2
Direncanakan
= L x P
= 2.5 x 2.4
= 6 m2
4.0.3. Ruang makan (Mess Room)
Dilengkapi meja kursi dan peralatan lain yang dapat menampung
seluruh Pemakai pada waktu bersamaan. Terdapat 1 atau lebih meja
panjang yang kursinya terpasang mati. Mess room untuk perwira dan
ABK dipisahkan Mess room untuk ABK berada pada deck utama
Luas 0,6 - 1,3 m2/orang diambil = 1 m2/orang
Untuk perwira luasnya = 9 x 1 = 9 m2
98
Direncanakan = L x P
= 3 x 3
= 9 m2
Untuk ABK = 20 x 1 = 20 m2
Direncanakan = L x P
= 4 x 5.4
= 21.6 m2
99
100
4.0.4. Galley (Dapur)
Ø. Diletakkan pada deck utama belakang
Ø. Terhindar asap, debu dan tidak boleh opening langsung antara Galley
dengan Sleeping Room.
Ø. Dinding atas terbuka dan dilengkapi
Ø. Ventilasi/ kisi-kisi untuk menempatkan udara segar (Ventilasi)
Ø. Kaca sinar yang dapat dibuka dan ditutup
Ø. Tungku masak, ukuran dan jumlahnya disesuaikan dengan luas galley
0,5 s/d 0,8 /orang 0.5 x 20 = 10
sehingga luasannya 4.4 x 2.4 = 10.56 m2
4.0.5. Pantry
Yaitu ruangan yang digunakan untuk menyimpan makanan dan
minuman serta peralatan lainnya diletakkan digeladak poop deck
Ø. Dilengkapi dengan rak-rak untuk menggantungkan peralatan
Ø. Di sepanjang dinding terdapat meja masak dengan kemiringan 950
Yang dilengkapi lubang-lubang cucian, sedang meja dilapisi dengan
timah
Ø. Untuk menghidangkan ke ruang makan dilewatkan melalui jendela
Sorong (seperti loket)
4.1. PERENCANAAN RUANG NAVIGATION
Ruang navigation menempati tempat tertinggi dari geladak bangunan atas
terdiri
dari :
Ø. Ruang Kemudi (Well room)
Ø. Ruang Radio (Radio Room)
Ø. Ruang Peta (Chart Room)
4.1.1. Ruang Kemudi (Wheel House Room)
Ø Pandangan arah depan dan samping kapal tidak boleh harus memotong
air (Load Line) tidak boleh lebih dari 1,25 kali panjang kapal ke
depan.
Ø Pintu samping kearah flying bridge dibuat pintu geser
Ø Jarak dinding depan ke kompas kurang lebih 900 mm
Ø Jarak jari-jari kompas ke kemudi (roda kemudi) kurang lebih 500 mm
101
Ø Jarak roda kemudi ke dinding belakang kurang lebih 600 mm
Ø Pandangan dari Wheel House ke arah haluan harus memotong garis air
tidak boleh lebih dari 1,25 panjang kapal ke depan.
4.1.2. Ruang Radio (Radio Room)
Ø Diletakkan di sebelah kanan bagian belakang ruang kemudi ukuran
luas tidak Boleh kurang 12 square feet atau 17,64 m2.
Direncanakan 3 x 3 = 9 m2
Ø Ruang tidur markonis diletakkan dekat pada radio room
Ø Antara ruang radio dengan ruang kemudi dihubungkan dengan pintu
geser
4.1.3. Ruang Peta (Chart Room)
Ruang peta diletakkan di bagian ruang kemudi, meliputi :
Ø ruang peta tidak boleh kurang 8x8 feet atau 2,4 x 2,4 = 5,76 m2.
Direncanakan 3 x 4 = 12 m2
Ø Meja peta diletakkan dan merapat dengan dinding ke depan.
Direncanakan 1.8 x 2.1 x 1 m
Ø Antara Chat Room dengan Wheel House dihubungkan pintu geser.
4.1.4. Lampu Navigasi
Ø. Lampu Jangkar (Anchor Light)
Penempatan pada dinding tiang depan dan warna lampu sama dengan
putih. Sudut pancar = 225o
Jarak penempatan tiang terhadap garis tegak haluan :
L1 ≤ 1/4 LOA dari LPP
≤ 1/4 x 69.57
≤ 17.3925
Direncanakan 7 jarak gading dari FP
6 x 0.56 + 0.6 = 3.96 m
H diambil m (6jarak gading dari FP dari frame 108 - FP) Maka
h1diambil h1l1, direncanakan 4,5 m
102
GAMBAR 3.14 LAMPU NAVIGASI
Ø. Lampu tiang puncak (mast light)
Ditempatkan pada tiang muat kapal
Warna cahaya putih, sudut pancar 225 ke depan h
h2 = h1 + h dimana h = 4 - 5 ke depan, diambil 5
= 5 + 5
= 10 m dari Main Deck
100 ≥ L2 ≥ 1/4 LOA
100 ≥ 40.13 ≥ 17.3925
Gambar. 3.15 Lampu Tiang Agung
Ø. Lampu Penerangan Samping Kapal (Side kapal)
Ditempatkan pada dinding kanan kiri rumah kemudi. Warna cahaya
(merah untuk port slide dan hijau untuk startboard)
Tinggi lampu dari geladak utama (h3)
h3 = Rg 1 + Rg 2 + Rg 3 + 1
= 2.2 + 2.2 + 2.2 + 1
= 7.6 m
103
GAMBAR 3.16 LAMPU SAMPING
Ø. Lampu Navigasi Buritan (Stern Light)
Penempatan pada tiang buritan (tiang lampu) Warna cahaya putih,
sudut pancar 315o Tinggi dari geladak utama
h4 = 15 feet
= 15 x 0.3048 = 4.572
GAMBAR 3.17 LAMPU NAVIGASI BURITAN
Ø. Lampu Isyarat Tanpa Komando (Not Under Command Lihgt)
Penempatan pada tiang dirumah geladak Sudut pancar 225o, warna
cahaya putih
Tinggi dari Deck Utama
h5 = h2 + h' (h' = 4 - 5 m, diambil 5 m)
= 10 + 5
= 15 m
104
Jarak dari ujung FP
l3 ≥ 1/3 LOA
l3 ≥ 1/3 x 69.57
l3 ≥ 23.19
Diambil m dari FP, pada gading no
105
106
4.2. PERENCANAAN RUANGAN-RUANGAN LAINNYA
Ø. Gudang Lampu (Lamp Store)
Ditempatkan di haluan kapal bawah Deck Akil udang ini tersimpan
berbagai macam lampu yang diperlukan di kapal untuk persiapan atau
cadangan.
Ø. Gudang Cat (Paint Store)
Diletakkan dibawah Geladak Akil haluan kapal, dipakai untuk
menyimpan kaleng-kaleng cat serta perlengkapannya.
Ø. Gudang Tali (Boot Winch Store)
Terletak dihaluan kapal dibawah Deck Akil. Untuk menyimpan tali
rambut, tali Tanda serta tali-tali lainnya.
Ø. Gudang Segel (Bonded Store)
Ditempatkan di bawah Geladak Winch, gunanya untuk menyimpan
sementara barang - barang yang dibebaskan dari bea masuk masuk
Ø. Gudang Umum (General Store)
Ditempatkan bersebelahan dengan gudang segel dibawah Geladak
Winch,
gunanya untuk menyimpan peralatan yang bagus atau rusak yang
mempunyai nilaiuntuk diperbaiki atau dijual.
Ø. Ruang Mesin Kemudi
Sebagai tempat mengolah gerak kapal juga dilengkapi dengan instalasi
mesin kemudi darurat untuk mengemudikan kapal saat instalasi
kemudi mengalami kerusakan.
Ø. Ruang Batteray
Diletakkan diatas Intermediate Deck
Direncanakan ukuran 2,5 x 1,95 (3 jarak gading)
Digunakan menyimpan peralatan batteray yang dipakai untuk
menghidupkan per-alatan navigasi jika supply daya listrik yang
didapat dari generator mengalami ke-rusakan atau putus.
Ø. Ruang CO2
Digunakan untuk menyimpan CO2 yang digunakan untuk pemadam
kebakara Ditempatkan didekat kamar mesin agar penyaluran CO2
mudah bila ada
Kebakaran di kamar mesin
107
Ø. Emeregency Source Of Electrical Power (ESEP)
Kutipan dari peraturan SOLAS 1974 :
1. Untuk kapal kurang dari 5000 BRT harus disediakan ESEP yang
diletakan diatas uppermost continous deck dan diluar machinery
casing yang dimaksudkan untuk menjamin adanya tenaga listrik
apabila istalasi tenaga listrik utama macet
2. Tenaga Listrik ini harus dapat memberi aliran selama 6 jam pada life
boat station and overside, alley ways, exit, main generating, set space,
Main machinery space, Navigating bridge, Chart room, general alarm,
Navigation light, day light, sigh rolling lamp, & stair ways.
3. ESEP ini dapat berbentuk batteray (acumulation) atau generator
dengan independent fuel & suitable prime mover, Fuel Flash point =
43OC
4. ESEP harus dapat bekerja pada keadaan miring 22,5O dan Trim 10O
5. Untuk kapal kurang dari 5000 BRT, berlaku peraturan yang sama,
hanya saja aliran cukup untuk 3 jam dan diutamakan penerangan
untuk louching station dan stowage position of survival craft,
disamping harus pula diperhatikan point 3 & 4 diatas.
6. Untuk kapal diatas 500 BRT harus disediakan ESEP yang diletakkan
diatas upper most continue deck dan diluar machinary casing yang
dimaksudkan untuk menjamin adanya tenaga listrik bila instalasi
listrik macet.
7. Untuk kapal kurang dari 5000 BRT, berlaku peraturan yang sama
hanya saja aliran cukup 3 jam dan diutamakan penerangan.
Ø. Ruang Mesin Kemudi
Kutipan dari SOLAS 1974 :
1. Setiap kapal harus mempunyai sebuah mesin steering gear dan
Auxiliary gear
2. Mesin Steering gear harus mempunyai kekuatan yang cukup untuk
mengarahkan dan mengemudikan kapal pada kecepatan dinas
maksimum, MSG, dan Rudder Stock harus cukup kuat, sehingga tidak
akan rusak apabila kapal mundur pada kecepatan kapal mundur
penuh.
108
3. Auxiliary Gear (AG) harus cukup kuat untuk mengemudikan kapal
pada navigable speed dan dapat bekerja dengan cepat pada waktu
keadaan darurat
4. Posisi kemudi yang tepat dari kemudi harus dapat diketahui pada
principal steerimg gear station Ruang mesin kemudi menempati ruang
diatas tabung poros dan ruangan belakangnya. Terletak pada geladak
utama bagian belakang.
5. Tenaga listrik untuk kapal 5000 BRT ke atas harus dapat memberi
aliran selama 6 jam pada life boat station dan over side, alley ways,
exit navigation light main generating set space.
6. Ruang batteray diletakkan diatas geladak sekoci digunakan untuk
menyimpan peralatan batteray yang dipakai untuk menghidupkan
perlengkapan navigasi jika supply daya listrik yang didapat dari
generator mengalami kerusakan atau kemacetan.
4.3. PERLENGKAPAN VENTILASI
Berupa deflektor pemasukan dan pengeluaran yang terletak pada deck
dan berfungsi sebagai pengganti udara. Perhitungan deflektor pemasukan dan
pengeluaran berdasarkan buku perlengkapan kapal ITS halaman 109
4.3.1. Ruang Muat III
Ø. Deflektor Pemasukan udara pada Ruang Muat III
d1 = 𝑉𝑥𝑁𝑥𝑔 𝑂
900𝑥𝑝𝑥𝑣𝑥𝑔 1 + 0.05
Dimana :
V = Volume Ruang Muat III
= 1179.48 m3
N = Banyaknya udara tiap jam
= 15 kali
V = Kecepatan udara yang melalui deflektor pemasukan 2.2
s/d 4 m/det,
diambil 4 m/det
109
g O = density udara bersih 1 kg/m3
g 1 = desity udara dalam ruangan 1 kg/m3
d1 = 1179.4804𝑥15𝑥1
900𝑥3.14𝑥4𝑥1 + 0.05
= 1.3010
Dalam pelaksanaan mengingat adanya sambungan konstruksi hasil
tersebut
ditambah 50 mm
r = 0.5 x d
= 0.5 x 1.301
= 0.65 m
Luas Lingkaran Deflektor
L = 3.14 x r2
= 3.14 x 0.423
= 1.33 m2
Dipakai 2 buah deflektor pemasukan pada ruang muat III maka luas
lubang pemasukan tiap deflektor
Ld = 𝐿
2
= 1.328795399
2
= 0.664 m2
Dengan demikian dapat diketahui diameter setiap deflektor
d1 = 𝐿𝑑
1/4𝑥𝑝
= 0.664397699
0.25𝑥3.14
= 0.92 m
Deflektor Pemasukan Ruang Muat III
d1 = 0.92
a = 0.16 x d = 0.16 x 0.92 = 0.147
b = 0.3 x d = 0.3 x 0.92 = 0.276
c = 1.5 x d = 1.5 x 0.92 = 1.380
r = 1.25 x d = 1.25 x 0.92 = 1.150
e min = 0.4 m
110
Deflektor Pengeluaran Ruang Muat III
d1 = 0.920
a = 2 x d = 2 x 0.920 = 1.840
b = 0.25 x d = 0.25 x 0.920 = 0.230
c = 0.6 x d = 0.6 x 0.920 0.552
e min = 0.4 m
4.3.2. Ruang Muat II
Ø. Deflektor Pemasukan pada Ruang Muat II
d2 =
0,05 λ x x v x π900
n x γ x V1
o
2 +
d2 = 1196.907𝑥15 𝑥 1
900𝑥3.14𝑥4𝑥1 + 0.05
= 1.310
r = 0.5 x d
= 0.5 x 1.310
= 0.655 m
Luas lingkaran deflektor
L = 3.14 x r2
= 3.14 x 0.429
= 1.348 m2
Dipakai 2 buah deflektor pemasukan pada ruang muat 1 maka luas
lubang pemasukan tiap deflektor
Ld = 𝐿
2
= 1.348
2
= 0.674 m2
111
Sehingga dengan demikian dapat dicari diameter tiap deflektor
pemasukan :
d2 = 𝐿𝑑
1/4𝑥𝑝
= 0.674
0.25𝑥3.14
= 0.926 m
Ukuran Deflektor Pemasukan Ruang Muat II
d2 = 0.926
a = 0.16 x d = 0.16 x 0.926 = 0.148
b = 0.3 x d = 0.3 x 0.926 = 0.278
c = 1.5 x d = 1.5 x 0.926 = 1.390
r = 1.25 x d = 1.25 x 0.926 = 1.158
e min = 0.4 m
Ukuran Deflektor Pengeluaran Ruang Muat II
d2 = 0.926
a = 2 x d = 2 x 0.926 = 1.853
b = 0.25 x d = 0.25 x 0.926 = 0.232
c = 0.6 x d = 0.6 x 0.926 = 0.556
e min = 0.4 m
4.3.3. Ruang Muat I
Ø. Deflektor Pemasukan udara pada Ruang Muat I
d2 =
0,05 λ x x v x π900
n x γ x V1
o
3 +
d2 = 809.1036𝑥15𝑥1
900𝑥3.14𝑥4𝑥1 + 0.05
= 1.086
r = 0.5 x d
= 0.5 x 1.086
112
= 0.543 m
Luas lingkaran deflektor
L = 3.14 x r2
= 3.14 x 0.295
= 0.926 m2
Dipakai 2 buah deflektor pemasukan pada ruang muat 1 maka luas
lubang pemasukan tiap deflektor
Ld = 𝐿
2
= 0.926
2
= 0.463 m2
Sehingga dengan demikian dapat dicari diameter tiap deflektor
pemasukan :
d3 = 𝐿𝑑
1/4𝑥𝑝
= 0.463
0.25𝑥3.14
= 0.768 m
Ukuran Deflektor Pemasukan Ruang Muat I
d3 = 0.768
a = 0.16 x d = 0.16 x 0.768 = 0.123
b = 0.3 x d = 0.3 x 0.768 = 0.230
c = 1.5 x d = 1.5 x 0.768 = 1.152
r = 1.25 x d = 1.25 x 0.768 = 0.960
e min = 0.4 m
Ukuran Deflektor Pengeluaran Ruang Muat I
d3 = 0.768
a = 2 x d = 2 x 0.768 = 1.536
b = 0.25 x d = 0.25 x 0.768 = 0.192
c = 0.6 x d = 0.6 x 0.768 = 0.461
e min = 0.4 m
113
4.3.4. Ruang Mesin
Ø. Deflektor pada Ruang Mesin
d2 =
0,05 λ x x v x π900
n x γ x V1
o
3 +
d2 = 54.941𝑥15𝑥1
900𝑥3.14𝑥4𝑥 + 0.05
= 0.320
r = 0.5 x d
= 0.5 x 0.320
= 0.160 m
Luas lingkaran deflektor
L = 3.14 x r2
= 3.14 x 0.026
= 0.080 m2
Dipakai 2 buah deflektor pemasukan pada ruang muat 1 maka luas
lubang pemasukan tiap deflektor
Ld = 𝐿
2
= 0.080
2
= 0.040 m2
Sehingga dengan demikian dapat dicari diameter tiap deflector
pemasukan :
d3 = 𝐿𝑑
1/4𝑥𝑝
= 0.040
0.25𝑥3.14
= 0.226 m
114
Ukuran Deflektor Pemasukan kamar mesin
d3 = 0.226
a = 0.16 x d = 0.16 x 0.226 = 0.036
b = 0.3 x d = 0.3 x 0.226 = 0.068
c = 1.5 x d = 1.5 x 0.226 = 0.339
r = 1.25 x d = 1.25 x 0.226 = 0.283
e min = 0.4 m
Ukuran Deflektor Pengeluaran kamar mesin
d3 = 0.226
a = 2 x d = 2 x 0.226 = 0.453
b = 0.25 x d = 0.25 x 0.226 = 0.057
c = 0.6 x d = 0.6 x 0.226 = 0.136
e min = 0.4 m
GAMBAR 3.18 DEFLEKTOR
115
116
4.4. PERLENGKAPAN KESELAMATAN PELAYARAN
4.4.1. Sekoci Penolong
Kapasitas sekoci disesuaikan dengan jumlah ABK = 20 orang
(sesuai buku perlengkapan kapal ITS hal 67 - 68)
L = 4 m cb = 0.69
B = 2.13 m a = 300 mm
H = 0.82 m b = 225 mm
c = 460 mm
Kapasitas ruangan = 238 ft3
Berat sekoci = 955 kg
Jumlah sekoci = 2 buah
Jumlah orang = 26 orang
Berat orang = 1725 kg
Berat perlengkapan = 229 kg
Berat total = 2818 kg
Gambar. Sekoci Penyelamat
117
4.4.2. Dewi - dewi
Untuk sekoci yang beratnya 2.300 kg keatas digunakan gravity Davits,
kondisi menggantung keluar tanpa penumpang (Turning Out Condition)
dewi – dewi yang digunakan adalah Roland dengan sistem gravitasi (type
RAC - 3)
Data - Data sebagai berikut :
a = 2400 mm
b = 460 mm
c = 540 mm
d = 1000 mm
e = 1100 mm
f = 850 mm
g = 850 mm
h = 500 mm
118
i = 2900 mm
Berat tiap bagian = 1270 kg
Lebar sekoci = 2000 mm
Kapasitas angkat = 5000 kg
4.4.3. Alat - alat penolong lainnya yang harus ada pada kapal
Ø. Rakit penolong otomatis (Infantable Liferats)
- Rakit kaki mempunyai daya angkut 1 orang dengan volume
tangki minimum 73 cm3,berat rakit 180 kg
- Rakit harus diberi tali-tali penolong
- Rakit yang dikembangkan mempunyai daya angkut 24 orang,
berbentuk kapal yang dapat berkembang secara otomatis. Bila
dilempar ke laut. Didalamnya terdapat batteray beserta makanan
yang berkalori tinggi.
Gambar 3.20 Rakit Penolong Otomatis
119
Ø. Pelampung Penolong
Ditinjau dari bentuknya ada 2 macam pelampung penolong :
- Bentuk lingkaran
- Bentuk tapal kuda
Persyaratan untuk pelampung penolong :
- Harus dapat terapung diatas permukaan air selama 24 jam,
dengan beban minimum 14,5 kg.
- Mempunyai warna yang mudah dilihat pada saat terapung.
- Dilengkapi tali pegang yang diikat keliling pelampung
- Ditempatkan sedemikian rupa dalam keadaan siap untuk dipakai
dan cepat dicapai tempatnya oleh setiap orang di kapal.
- Jumlah pelampung tergantung dari jenis dan panjang kapal dan
minimum yang dibawa 8 buah.
Gambar 3.21 Pelampung Penolong
Ø. Baju Penolong (Life Jacket)
Sebagai pelindung tambahan pada saat meninggalkan kapal
akibat kecelakan agar para awak dapat tergantung dalam waktu cukup
lama dengan bagian kepala tetap diatas permukaan air.
120
Persyaratan baju penolong :
- Harus tersedia minimal baju penolong untuk ABK
- Mampu mengapung diatas permukaan air selama 24 jam sebagai
beban minimal 7,5 kg (tahan terhadap minyak)
- Harus disimpan pada tempat yang strategis pada saat ada bahaya
dapat mudah diambil.
- Harus mempunyai warna yang jelas atau dapat dilihat dengan
dilengkapi peluit.
Ø. Pemadam Kebakaran
Sistem pemadam kebakaran yang dipakai ada 2 macam :
- System smothering Menggunakan CO 2 yang dialirkan untuk
memadamkan api.
- Foom type fire exthinguiser Pemadam api menggunakan busa,
ditempatkan terbesar di seluruh ruangan kapal.
121
Gambar 3.22 Fire Appliances
4.5. RENCANA PERLENGKAPAN BERLABUH DAN BERTAMBAT
Peralatan ini meliputi jangkar, rantai jangkar dan tali temali dimana
ketentuan – ketentuan dapat dilihat pada buku BKI Volume II tahun 2018.
4.5.1. Jangkar
Untuk menentukan ukuran jangkar dapat dilihat pada tabel 2.a
dan terlebih dahulu bila dihitung angka penunjuk, sebagai berikut :
Z = D2/3 + 2 x H x B + 𝐴
10
Dimana :
D = Dislacement kapal 2848.624918
h = Tinggi efektif, diukur dari garis muat musim panas
Dengan puncak teratas rumah geladak
h = fb + Sh
Dimana fb = lambung timbul (m) diukur dari garis muat musim panas
pada midship
fb = H - T
= 7.10 - 4.83 = 2.27 m
Sh = tinggi total bangunan atas
= 2.2 x 4 = 8.8 m
122
Jadi :
h = fb + Sh
= 2.27 + 8.8
= 11.07 m
A1 = 2.2 x (H - T) = 69.57 x 2.27 = 157.9239 m2
A2 = 2.2 x 6.84 = 15.048 m2
A3 = 2.2 x 14.4 = 31.68 m2
A4 = 2.2 x 12 = 26.4 m2
A5 = 2.2 x 12 = 26.4 m2
A6 = 2.2 x 12 = 26.4 m2
A7 = l1 + l2 + l3
= 2.4 + 4 + 1.7
= 8.1 m2
A = 157.9239 + 15.048 + 31.68 + 26.4 + 26.4 + 26.4 = 292.0 m2
Z = 2848.6 2/3+ 2 x 7.10 x 12.70 + 291.9519
10
= 200.9510035 + 180.34 + 29.19519
= 410.4861935 m2
Dengan angka penunjuk Z = 423.72maka berdasar tabel 18.2 BKI Vol II
'2013 didapat 400-450 Berdasar tabel BKI 1989 Vol II terdapat
ketentuan
- Jumlah jangkar 3
- Haluan 2 buah dan cadangan 1
- Berat jangkar 1290 kg (Bd) = 1290
Ukuran jangkar
a = 18.5 x Bd = 18.5 x 10.886 = 201.389 mm
b = 0.779 x a = 0.779 x 201.389 = 156.882 mm
c = 1.5 x a = 1.5 x 201.389 = 302.083 mm
d = 0.412 x a = 0.412 x 201.389 = 82.972 mm
e = 0.857 x a = 0.857 x 201.389 = 172.590 mm
f = 9.616 x a = 9.616 x 201.389 = 1936.553 mm
g = 4.803 x a = 4.803 x 201.388 = 967.270 mm
h = 1.1 x a = 1.1 x 201.388 = 221.528 mm
I = 2.4 x a = 2.4 x 201.388 = 483.333 mm
j = 3.412 x a = 3.412 x 201.388 = 687.138 mm
k = 1.323 x a = 1.323 x 201.388 = 266.437 mm
123
l = 0.7 x a = 0.7 x 201.388 = 140.972 mm
GAMBAR 3.23 JANGKAR
124
125
126
4.5.2. Rantai Jangkar
Dari tabel didapatkan ukuran rantai jangkar sebagai berikut :
- Panjang total rantai jangkar = 385 mm
- Diameter rantai jangkar d1 = 36 mm
d2 = 32 mm
d3 = 28 mm
Gambar 24 Rantai Jangkar
4.5.3. Tali Temali
- Tali tarik panjangnya = 180 m
- Beban putus = 250 KN = 25000 Kg
- Jumlah = 4 buah
- Panjang tali tambat = 140 m
- Beban putus = 100 KN = 10000 Kg
GAMBAR 3.25 TALI TEMALI
127
4.5.4. Bak Rantai (Chain Locker)
- Letak Chain Locker adalah didepan collision bulkhead
Dan doatas fore peak tank
- Chain Locker berbentuk segiempat
- Perhitungan Chain Locker dilakukan sebagai berikut :
Sv = 35 x d3
Dimana :
Sv = Volume chain locker untuk panjang rantai 100 fathom
(183 m3) dalam ft3
D = Diameter rantai jangkar dalam inches
= 28 mm
= 28 / 25.4
= 1.102362205
Jadi ,
Sv = 35 x 1.102 3
= 42.532 ft3
Ø. Volume chain locker dengan panjang rantai jangkar 385 m
Vc = 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑟𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙𝑥𝑆𝑣
183
= 385𝑥42.532
183
= 89.48006967 ft3
Ø. Volume bak rantai
Vb = 0.2 x Vc
= 0.2 x 89.48
= 17.89601393 ft3
Volume total bak rantai
Vt = Vc + Vb
= 89.48006967 + 17.896
= 107.376 ft3
= 3.522941412 m3
Volume bak rantai jangkar yang direncanakan :
V = P x L x T
= 1.68 x 2 x 2
= 6.72 m3
128
Gambar 3.26 Chain Locker
129
4.5.5. Hawse Pipe
Diameter dalam hawse pipe tergantung diameter rantai jangkar. Diameter
dalam hawse pipe di bagian bawah dibuat lebih besar dibandingkan
diatasnya.
Ø. Diameter dalam hawse pipe pada geladak akil
d1 = 10.4 x d
= 10.4 x 36
= 374.40 mm
Ø. Diameter luar hawse pipe
d2 = d1 + 35 mm
= 374.4 + 35
= 409.4 mm
Ø. Jarak hawse pipe ke windlass
a = 70 x d
= 70 x 36
= 2520 mm
Ø. Sudut kemiringan hawse pipe 30o - 45o diambil 45o
Ø. Tebal plat (t)
S = 0.7 x d = 0.7 x 36 = 25.2 mm
S = 0.6 x d = 0.6 x 36 = 21.6 mm
A = 5 x d = 5 x 36 = 180 mm
B = 3.5 x d = 3.5 x 36 = 126 mm
Gambar 3.27 Haws Pipe
130
4.5.6. Windlass (Derek Jangkar)
Ø. Daya tarik untuk 2 jangkar
Tcl = 2 𝑥 𝑓ℎ 𝑥 𝐺𝑎 + 𝑃𝑎 + 𝑙𝑎 𝑥 1 - a
2
Dimana :
fh = Faktor gesekan pada hawse pipe (1.28 - 1.35)
= 1.35
Ga = Berat jangkar (kg)
= 1290 kg
Pa = Berat rantai tiap meter
= 0.021 x d1 2
= 0.021 x 36
= 27.216 kg/m
la = Panjang rantai jangkar yang menggantung (m)
= 𝑙𝑥ℎ𝑚𝑥𝐷𝑐𝑙
60𝑥𝑉𝑎
Dimana :
Va = Kecepatan jangkar
= 0.2 m/det
hm = Putaran motor (523 - 1160)
= 1000 rpm
Dcl = Diameter efektif dari tabel lifter
= 0.013 x d
= 0.013 x 36
= 0.468 m
la = 3.14𝑥1000𝑥0.468
60𝑥0.2
= 122.46 mm
a = Berat jenis material rantai jangkar
= 7.75
g = Berat jenis air laut
= 1.025
131
Jadi,
Tcl = 2 x 1.35 x 1290 + 27.216 + 122.46 x 1 - 1.025
7.75
= 2.7 x 1439.676 x 0.868
= 3373.022 kg
Ø. Torsi pada cable lifter (Mcl)
Mcl = Tcl x Del kg.m
2 x hcl
Dimana :
Dcl = 0.468 m
cl = Koefisien kabel lifter (0.9 - 0.91)
= 0.91
Tcl = Daya mesin 2 jangkar
= 3373.021545
Jadi,
Mcl = 3373.021545 x 0.468
2 x 0.91
= 867.348 kg.m
Ø. Torsi pada motor windlass
Mh = 𝑀𝑐𝑙
𝐿𝑎𝑥ℎ𝑎 (kg.m)
Dimana :
La = Perbandingan putaran poros motor windlass
dengan putaran cable lifter = cl
m
hm = Putaran motor (523 - 1160) rpm
= 1000 rpm
Cl = 60𝑥𝑉𝑎
0.04𝑥𝑑
= 60𝑥0.2
0.04𝑥36
= 8.333 rpm
la = 1000
8.333
= 120 rpm
132
ha = 0.7 - 0.855
= 0.75
Mh = 867.348
120𝑥0.75
= 9.637 kg.m
Ø. Daya efektif Windlass (Ne)
Ne = 𝑀ℎ𝑥ℎ𝑚
716.2
= 9.637𝑥1000
716.2
= 13.456 Hp
GAMBAR 3.28 WINCHLASS
133
134
4.5.7. Bollard
Bollard yang digunakan adalah Type Vertikal.
Berdasarkan ukuran diameter rantai jangkar : 34 mm, di dapat
ukuran standard dari bollard Type Vertikal adalah sebagai
berikut :
D = 200 mm
L = 1100 mm
B = 300 mm
H = 375 mm
a = 600 mm
b = 250 mm
c = 40 mm
G = 194 kg
W1 = 25 mm
W2 = 35 mm
r1 = 50 mm
r2 = 85 mm
f = 65 mm
e = 35 mm
135
GAMBAR 3.29 BOLLARD
136
4.5.8. Chest chost dan fair led
Berguna untuk mengurangi adanya gesekan antara tali dengan
lambung kapal pada saat penambatan kapal. Dimensinya tergantung dari
diameter bollard dan breaking stress.Untuk diameter bollard : 300 mm
dan breaking stress atau kabel 44,86 tonf.m dengan ukuran sebagai
berikut :
L = 600 mm
B = 130 mm
H = 125 mm
C1 = 130 mm
C2 = 250 kg
c = 40 mm
d = 70 mm
G = 30 mm
GAMBAR 3.30 FAIR LEAD & CHOCK
137
4.5.9. Electric warping winch dan capstan
Untuk penarikan tali-tali apung pada waktu penambatan kapal
digunakan warping winch dan capstan Untuk kapasitas
angkatnya :
= 2 x Berat jangkar
= 2 x 1290
= 2580 kg
= 2,58 ton
A = 500 mm
B = 400 mm
C = 705 mm
D = 450 mm
E = 405 mm
F = 170 mm
138
GAMBAR 3.31 ELECTRIC WARPING WINCH & CAPSTAN
139
4.6. PERALATAN BONGKAR MUAT
Perencanaan ambang palkah I, II, III
Lebar ambang palkah = 0.6 x B
= 0.6 x 12.70
= 7.6 m
Beban yang direncanakan = 4 ton
Panjang ruang muat adalah
RM I = 15.6 m
RM II = 15,6 m
RM III = 16.8 m
Panjang ambang palkah adalah
ambang palkah I = 8.4 m
ambang palkah II = 10.8 m
ambang palkah III = 10.8 m
4.6.1. Perhitungan Modulus Penampang Tiang Muat :
W = C1 x C2 x P x F
Dimana :
P = 4 ton
C1 = 1.2
C2 = 117
F = Untuk Tiang RM I, II, III
= 2/3 x 10.8 + 2.72
= 9.013 cm3
Jadi :
W = 1.2 x 117 x 4 x 9.01
= 5061.888 cm3
4.6.2. Diameter Tiang Muat
W = ( )
D
44 D - 0,96 - D
32
140
Dimana :
D = Diameter luar mast
d = Diameter dalam mast
W = 𝑝
32
𝐷 4−0.96𝑥𝐷 4
4
161980.416 = 3,14 (1 – 0,96) D13
= 0.1256 D13
D = √12896523
= 108.849
Diameter tiang bagian ujung (d)
d = 0.96 x D
= 0.96 x 108.849
= 104.4950031 cm
Ø. Tebal Tiang Muat(S1)
S1 = 𝐷−𝑑
2
= 108.8489616−104.4950031
2
= 2.176979231 cm
4.6.3. Perhitungan Derek Boom
Panjang derek boom (Lb) RM I
Cos 45o = 𝐹
𝐿𝑏
Lb = 𝐹
𝐶𝑜𝑠 45𝑜
= 9.013
0.707
= 12.75 m
Panjang derek boom RM I dan RM II
Lb = 12.75
0.707
= 18.03 m
141
Ø. Tinggi tiang muat
H = h1 + h2 + hi
h2 = 0.9 x Lb
= 0.9 x 12.75
= 11.47
hi direncanakan = 2.2 m
Jadi H = 11.47 + 2.2
= 13.67 m
Tinggi Mast RM I dan II dan II
h = 0.9 x Lb
= 0.9 x 18.03
= 16.229
H = 16.229 + 2.2
= 18.429
GAMBAR 3.32 TIANG MAST RM I
142
143
GAMBAR 3.40 TIANG MUAT TERHADAP PA