PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB...

49
PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING KONVENSIONAL DAN SISTEM BROODING THERMOS (Skripsi) Oleh : RANI FATMANINGSIH JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2016

Transcript of PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING KONVENSIONALDAN SISTEM BROODING THERMOS

(Skripsi)

Oleh :

RANI FATMANINGSIH

JURUSAN PETERNAKANFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG2016

Page 2: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

ABSTRACT

BROILER PERFORMANCE IN CONVENTIONAL BROODINGSYSTEM AND THERMOS BROODING SYSTEM

Rani Fatmaningsih

This study purpose to determine the performance of broiler in theconventional brooding system and the thermos brooding system; and toknow the best brooding system on the performance of broiler. The researchwas conducted from December 4, 2015-January 3, 2016, in the Experimentfarm of PT Ramajaya. Broiler used are a broiler strain new lohmann aged0--14 days as many as 200 individuals. Experiments based on case studies.The study used two brooding systems, namely P1: Conventional broodingsystem; P2: Thermos brooding system. The results showed that theperformance of broiler in thermos brooding system such as feed intake,body weight, and feed conversion is better than the performance of theconventional brooding system.

Keywords : broiler, brooding systems, performance

Page 3: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

ABSTRAK

PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODINGKONVENSIONAL DAN SISTEM BROODING THERMOS

Rani Fatmaningsih

Penelitian ini bertujuan mengetahui performa broiler pada sistem broodingkonvensional dan sistem brooding thermos; serta mengetahui sistembrooding terbaik terhadap performa broiler. Penelitian ini dilaksanakan dari4 Desember 2015--03 Januari 2016, di Kandang Percobaan PT RamajayaFarm. Broiler yang digunakan adalah broiler strain new lohmann umur0--14 hari sebanyak 200 ekor. Percobaan berdasarkan studi kasus,mengenai penggunaan dua sistem brooding, yaitu P1 : Sistem broodingkonvensional; P2 : Sistem brooding thermos. Hasil penelitian menunjukkanbahwa performa yang dihasilkan pada sistem brooding thermos sepertikonsumsi ransum, pertambahan berat tubuh, dan konversi ransum lebih baikdibandingkan dengan performa pada sistem brooding konvensional.

Kata kunci : broiler, sistem brooding, performa

Page 4: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODINGKONVENSIONAL DAN SISTEM BROODING THERMOS

Oleh

Rani Fatmaningsih

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PETERNAKAN

Pada

Jurusan PeternakanFakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2016

Page 5: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode
Page 6: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode
Page 7: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Setiamarga, Lampung Tengah pada 01 Maret 1994. Penulis

merupakan putri pertama dari pasangan ayahanda Edy Supriyanto, A.Ma.

dan Ibunda Wagini serta kakak dari Adinda Niken Tri Kusuma.

Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN 04 Terbanggi

Besar pada 2006, sekolah menengah pertama di SMPN 2 Terbanggi Besar

pada 2009, dan sekolah menengah atas di MAN 1 Lampung Tengah pada

2012. Penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Lampung Jurusan

Peternakan melalui Seleksi Jalur Penerimaan Undangan pada 2012.

Penulis melaksanakan Praktik Umum pada Juli 2015 di feedlot PT Indo

Prima Beef Bandar Jaya, Lampung Tengah . Penulis pada Januari sampai

Maret 2016 melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kampung Gunung

Tapa, Kecamatan Gedung Meneng, Kabupaten Tulang Bawang. Selama

masa studi, penulis pernah menjadi asisten dosen dalam mata kuliah Ilmu

Nutrisi Ternak Unggas dan penulis pernah menjadi Anggota Bidang Dana

dan Usaha di Himpunan Mahasiswa Peternakan periode 2013/2014.

Page 8: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

MOTTO

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila

engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja

keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah,

engkau berharap.

(Q.S Al Insyirah :6-8)

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah

(ni'mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni'mat-Ku), maka

sesungguhnya azab-Ku sangat pedih"

(QS Ibrahim : 7)

Seseorang yang berbuat baik tidak akan menunjukkan kepada

semua orang jika dialah yang melakukannya, melainkan selalu

menutupi dengan kerendahan hati dan ketulusan. Maka

seseorang akan memiliki penilaian tersendiri

( Rani Fatmaningsih)

Page 9: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

Allah Maha SempurnaMenciptakan hamba-Nya untuk selalu bersyukur atas

nikmat-Nya.

Karya kecil ini kupersembahkan terutama untuk IbundaWagini dan Ayahanda Edy Supriyanto yang telah

mencurahkan segala kasih sayang, pengorbanan, motivasi,kesabaran dan ketabahan yang tiada henti untuk

memberikan semangat maju bagi anak-anaknya. Semogabeliau selalu dalam lindungan Allah dan selalu diberikan

kesehatan.

Adinda Niken Tri Kusuma, mbah Warsinem, keluargabesar dari (Alm) Sakeh Sugiharto dan (Alm) Tirto Diharjoserta Sepupu-sepupu tercinta atas doa dan semangat yang

diberikan.

Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan motivasi,semangat, bantuan tak terhingga setelah kedua orang tua.

Alamamater tercinta yang telah menjadi saksi dalammembantu dan membentuk karakter hidupku.

Page 10: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi ini. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr.Ir. Rr.Riyanti, M.P.--selaku Dosen Pembimbing Utama--atas

persetujuan, bimbingan, nasehat, dan arahan dalam melaksanakan

penelitian dan penyusunan skripsi;

2. Ibu Ir. Khaira Nova, M.P.--selaku Dosen Pembimbing Anggota--atas

arahan, saran, dan motivasi yang selalu diberikan kepada penulis selama

penelitian dan penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Ir. Tintin Kurtini, M.S.--selaku Dosen Pembahas--atas bantuan,

petunjuk, dan saran yang telah diberikan kepada penulis dalam

penyusunan skripsi ini;

4. Ibu Veronica Wanniatie, S.Pt., M.P.--selaku Pembimbing Akademik--atas

perhatian, nasehat, dan bimbingan yang telah diberikan dari semester

pertama kuliah hingga semester akhir ini;

5. Ibu Sri Suharyati, S.Pt., M.P.--selaku Ketua Jurusan Peternakan--yang

telah memberikan izin penelitian; memberikan nasehat, dan dukungan

kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini

Page 11: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.S.--selaku Dekan Fakultas

Pertanian--yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian dan

mengesahkan skripsi ini;

7. Bapak drh. Purnama Edy Santosa, M.S., Mas Robby, Mas Eko, dan

karyawan PT Rama Jaya Farm atas ide penelitian, bimbingan, izin tempat

penelitian, dan arahan yang diberikan kepada penulis;

8. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Peternakan yang telah memberikan banyak

pengetahuan baru selama penulis kuliah;

9. Bapak, Ibu, dan Adik tercinta telah memberikan dukungan, motivasi, dan

bantuan secara moril dan materil tak terhingga kepada penulis;

10. Isnaini Novi Hapsari atas kerjasama, motivasi, dan bantuan selama

pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi ini;

11. Sahabatku tercinta Dewi Fatimah S.Pt., Hesti S.Pt., Ines S.Pt., Elly S.Pt.,

Isnaini, Erma S.Pt., Yeni S.Pt., Lisa S.Pt., Novita S.Pd., dan Tantri S.Pd.

atas waktu yang tersedia untuk saling berbagi ilmu dan cerita;

12. Bayu S.Pt., Atu’ Gusti S.Pt., Riri, Pak Zain, Roni Pasha S.Pt., Bang Apri

S.Pt., Indra S.Pt. atas bantuan yang diberikan selama pelaksanaan

penelitian;

13. Angkatan 2012 atas kerjasama, semangat, serta kerja keras mengejar S.Pt.

bersama. Angkatan 2010, 2011, 2013, dan 2014 atas kerjasama selama di

perkuliahan.

Bandar Lampung, Agustus 2016

Penulis

Rani Fatmaningsih

Page 12: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................... v

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah ......................................................... 1

B. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3

C. Manfaat Penelitian ........................................................................ 3

D. Kerangka Pemikiran...................................................................... 3

E. Hipotesis ...................................................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Broiler .......................................................................................... 7

B. Masa Brooding .............................................................................. 8

C. Performa Broiler............................................................................ 15

a. Konsumsi ransum ..................................................................... 16

b. Pertambahan berat tubuh .......................................................... 19

c. Konversi ransum....................................................................... 20

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 23

B. Alat dan Bahan Penelitian ............................................................ 23

a. Alat yang digunakan ................................................................. 23

b. Bahan yang digunakan ............................................................ 23

Page 13: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

1. Persiapan kandang .................................................................... 25

2. Pemasukan Day Old Chick( DOC )........................................... 27

3. Pemberian ransum dan air minum............................................. 27

4. Pengaturan suhu brooder........................................................... 27

5. Pengaturan ventilasi .................................................................. 27

a. Konsumsi ransum ...................................................................... 28

b. Pertambahan berat tubuh ........................................................ 28

c. Konversi ransum ...................................................................... 29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum sistem brooding konvensional dan sistembrooding thermos ........................................................................ 30

B. Pengaruh perbandingan sistem brooding terhadap konsumsiransum .......................................................................................... 31

C. Perbandingan sistem brooding terhadap pertambahanberat tubuh .................................................................................... 40

D. Perbandingan sistem brooding terhadap konversi ransum ........... 46

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ........................................................................... 52

B. Saran ...................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 53

LAMPIRAN .................................................................................... 57

C. Metode Penelitian ........................................................................ 24

D. Analisis Data ............................................................................... 25

E. Prosedur Penelitian........................................................................ 25

F. Peubah yang Diamati ..................................................................... 28

Page 14: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Karakter produksi strain new lohmann (MB 202) ............................... 8

2. Suhu pemanas yang dibutuhkan selama pemeliharaan ........................ 9

3. Jenis pakan berdasarkan kandungan nutrisi ......................................... 17

4. Kandungan nutrisi ransum ................................................................. 24

5. Konsumsi ransum broiler pada sistem brooding konvensional ........... 59

6. Pertambahan berat tubuh pada sistem brooding konvensional ............ 60

7. Konversi ransum pada sistem brooding konvensional......................... 61

8. Konsumsi ransum broiler pada sistem brooding thermos.................... 62

9. Pertambahan berat tubuh pada sistem brooding thermos..................... 63

10. Konversi ransum pada sistem brooding thermos ............................... 64

11. Suhu dan kelembapan pada sistem brooding konvensionaldan thermos ...................................................................................... 65

Page 15: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Tata letak kedua sistem brooding ........................................................ 24

2. Konsumsi ransum broiler ................................................................. 32

3. Pengaruh suhu lingkungan terhadap aktivitas metabolismetubuh ayam ...................................................................................... 37

4. Pertambahan berat tubuh ...................................................................... 40

5. Konversi ransum .................................................................................. 47

6. Tata letak perlakuan ............................................................................. 58

Page 16: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

Broiler merupakan ayam ras pedaging yang waktu pemeliharaannya relatif

singkat, dari 3 sampai 4 minggu sudah dapat dipanen. Populasi broiler perlu

ditingkatkan karena broiler merupakan salah satu sumber protein hewani yang

dibutuhkan masyarakat sehingga dengan meningkatnya populasi broiler konsumsi

protein hewani dimasyarakat dapat terpenuhi.

Broiler adalah unggas hasil rekayasa genetika yang memiliki karakteristik

pertumbuhan cepat per satuan waktu serta menghasilkan kualitas daging dengan

serat yang lunak. Menurut kecepatan pertumbuhannya, maka periode

pemeliharaan broiler dapat dibagi menjadi dua yaitu periode starter dan finisher.

Periode starter dimulai umur 1--21 hari dan periode finisher dimulai umur 22--35

atau sesuai umur dan bobot potong yang diinginkan (Murwarni, 2010). Fase

hidup awal broiler terjadi pada dua minggu pertama yang merupakan masa kritis

broiler. Oleh sebab itu, broiler memerlukan perhatian yang intensif. Masa kritis

tersebut ialah masa brooding.

Masa brooding adalah periode pemeliharaan dari DOC (day old chick ) hingga

umur 14 hari (atau hingga pemanas tidak digunakan). Baik tidaknya performa

ayam di masa selanjutnya seringkali ditentukan dari bagaimana pemeliharaan di

Page 17: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

2

masa brooding. Satu hal yang patut diperhatikan oleh peternak ialah kesalahan

manajemen pada periode ini seringkali tidak bisa dipulihkan (irreversible) dan

berdampak negatif terhadap performa ayam di periode pemeliharaan berikutnya.

Tujuan dilakukan brooding adalah untuk menyediakan lingkungan yang nyaman

dan sehat secara efisien dan ekonomis bagi anak ayam dan untuk menunjang

pertumbuhan secara optimal. Pada saat anak ayam berumur 0 sampai 14 hari,

akan terjadi perbanyakan sel atau “hyperplasia”. Perbanyakan sel ini meliputi

perkembangan saluran pencernaan, perkembangan saluran pernapasan, dan

perkembangan sistem kekebalan. Keberhasilan masa brooding ini sangat

dipengaruhi oleh suhu, kelembapan, dan kualitas udara dalam kandang.

Suhu dan kelembapan kandang yang seragam pada saat masa brooding akan

menghasilkan performa broiler yang baik.Pemeliharaan periode brooding adalah

14 hari, dengan pengaturan suhu 30--320 C dankelembapan 60--80% (Setiawan

dan Sujana, 2009). Dewasa ini, perkembangan teknologi yang semakin

meningkat menyebabkan terciptanya sistem baru untuk masa brooding yaitu

sistem brooding thermos. Sistem brooding thermos merupakan proses brooding

yang menggunakan tirai di dalam dan di luar kandang sehingga suhu dan

kelembapan kandang dapat terjamin konstan. Umumnya peternak broiler di

Indonesia masih menggunakan metode brooding konvensional yaitu dengan

membuat lingkaran-lingkaran dari bahan seng kemudian dilengkapi satu buah

brooder sebagai pengatur suhu dan kelembapan kandang.

Page 18: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

3

Berdasarkan uraian diatas, terdapat dua sistem brooding berbeda yang memiliki

kelemahan dan kelebihan masing-masing. Namun, dua sistem brooding tersebut

belum diketahui perfoma broiler pada fase tersebut. Oleh karena itu, peneliti

merasa penting untuk melakukan penelitian mengenai performa broilerpada

sistem brooding konvensional dan sistem brooding thermos.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian ini antara lain

1. mengetahui performa broiler pada sistem brooding konvensional dan

sistem brooding thermos; dan

2. mengetahui sistem brooding yang paling baik terhadap performa broiler.

C. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat mengetahui performa broiler pada sistem

brooding konvensional dan sistem brooding thermos serta dapat memberikan

sumbangan informasi kepada peternak terhadap penggunaan sistem brooding

yang sesuai dengan lingkungan kandang.

D. Kerangka Pemikiran

Broiler merupakan ayam ras pedaging yang waktu pemeliharaannya relatif

singkat, dari 3 sampai 4 minggu sudah dapat dipanen. Pertumbuhan broiler yang

sangat singkat ini diperlukan upaya penanganan yang sangat intensif dimulai sejak

pemeliharaan awal yakni masa brooding.

Page 19: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

4

Masa brooding merupakan masa paling sensitif bagi broiler karena pada masa ini

proses pertumbuhan ayam dimulai. Masa brooding merupakan masa penyesuaian

dimana ayam memulai hidup dengan lingkungan yang baru, masa awal

perkembangan dimana segala aspek kehidupan ayam terutama organ-organ

penting pada tubuh ayam memulai masa perkembangan yang sangat cepat, dan

masa menentukan hasil akhir yang kelak akan dicapai karena masa brooding ini

merupakanpondasi dalam pemeliharaan broiler.

Fungsi utama sistem brooding ini mengatur suhu dan kelembapan di dalam

kandang. Suhu dan kelembapan kandang yang seragam pada saat masa brooding

akan menghasilkan performa broiler yang baik. Pemeliharaan periode brooding

adalah 14 hari, dengan pengaturan suhu 30--320 C dankelembapan 60--80%

(Setiawan dan Sujana,2009).

Menurut hasil penelitian Wijayanti (2011), broiler periode starter yang dipelihara

pada suhu 28°C memiliki rata-rata konsumsi ransum, pertambahan berat tubuh

yang lebih tinggi dibandingkan denganayam yang dipelihara pada suhu 32°C.

Ayam yang dipelihara pada suhu 28ºC memiliki konsumsi ransum 1.393,4 g,

konsumsi air minum 3.651,4ml, pertambahan berat tubuh 166g, konversi ransum

1,6. Ayam yang dipelihara pada suhu 32ºC memiliki konsumsi ransum 1.119,5g,

konsumsi air minum 4.251,9ml, pertambahan berat tubuh 148,1g, dan konversi

ransum 1,3.

Dewasa ini, penggunaan sistem brooding terbagi menjadi dua yaitu sistem

brooding konvensional dan sistem brooding thermos. Sistem brooding

konvensional merupakan sistem brooding yang menggunakan pembatas berupa

Page 20: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

5

lingkaran dari bahan seng didalam kandang dan terdapat satu indukan yang

mengatur suhu dan kelembapan serta terdapat tirai penutup dari luar kandang.

Kelebihan dari sistem ini adalah lebih terkontrol suhu dan kelembapan dalam area

pembatas. Kelemahan dari sistem brooding ini yaitu penggunaan indukan yang

kurang efisien, maksudnya setiap satu lingkaran pembatas memerlukan satu buah

indukan. Selain itu, penggunaan sumber panas dari gas LPG yang tidak dilakukan

sistem biosecurity dengan baik. Hal ini dapat memicu sebagai sumber penyakit

bagi broiler.

Sistem broodingthermos merupakan sistem brooding yang menggunakan sumber

panas lebih besar dan menyebarkan panas keseluruh ruangan. Sistem ini

menggunakan pembatas berupa tirai dari dalam kandang dan luar kandang

sehingga suhu dan kelembapan tetap terjamin tanpa ada pengaruh dari lingkungan

luar kandang.

Berdasarkan uraian di atas, sistem brooding terbaik kemungkinan besar terdapat

pada sistem brooding thermos. Hal ini lebih terjaminnya kestabilan suhu dan

kelembapan di dalam kandang karena pada sistem thermos terdapat tirai yang

menutupi area brooding. Hal ini menyebabkan panas yang dihasilkan dari

brooder tidak dapat leluasa berpindah ke luar area brooding, dibandingkan

dengan sistem konvensional yang tirainya hanya terdapat di dinding kandang.

Page 21: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

6

E. Hipotesis

Hipotesis yangdiajukan dalam penelitian ini adalah

1. adanya perbedaan performa broiler pada sistem brooding konvensional

dan sistem brooding thermos;

2. sistem brooding thermos merupakan sistem brooding yang menghasilkan

performa yang lebih baik.

Page 22: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Broiler

Broiler adalah istilah untuk menyebutkan strain hasil budidaya teknologi yang

memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat,

konversi ransum yang baik dan dapat dipotong pada usia relatif muda sehingga

sirkulasi pemeliharaan lebih cepat dan efisien serta menghasilkan daging yang

berkualitas baik (Murtidjo, 1992).

Menurut Jayanata dan Harianto (2011), day old chick (DOC) yang berkualitas

baikmemiliki ciri-ciri berasal dari indukan yang berkualitas, DOC sehat, bebas

daripenyakit, aktif bergerak, lincah, tidak terlihat lesu, tubuh gemuk dan

berbentukbulat, berbulu bersih dan mengkilat, mata terlihat tajam dan cerah,

lubang anusbersih dan tidak terdapat kotoran, tidak terdapat bekas luka dan tidak

cacat, sertabobot tubuh minimal 37 g atau rata-rata sebesar 40 g. Dalam

pemeliharaannya, DOC sangat membutuhkan keadaan yang steril,sehingga

kebersihan kandang harus terjaga saat penerimaan DOC.

Strain merupakan sekelompok ayam yang dihasilkan oleh perusahaan pembibitan

melalui proses pemuliabiakan untuk tujuan ekonomis tertentu. Berbagai strain

broiler banyak dipelihara di Indonesia. Contoh strain broiler antara lain CP 707,

Starbro, Hybro, dan Lohmann (Suprijatna et al., 2005).

Page 23: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

8

Strain lohmann adalah strain yang diciptakan di Jerman pada 1972. Strain

lohmann dipilih karena memiliki daya tahan tubuh yang baik dan tempramen yang

tenang (Rasyaf, 2005). Performa strain new lohmann yang dipelihara 1--26 hari

dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Karakter produksi strain new lohmann (MB 202)

Umur(minggu) Rata-rata bobottubuh (g/ekor)

Konsumsi ransum(g/ekor)

FCR

DOC 40 - -

1 200 180 0,9

2 500 550 1,1

3 960 1.180 1,229

4 1.550 2.180 1,406

5 2.350 3.670 1,562

Sumber : PT. Japfa Comfeed Indonesia, 2012

B. Masa Brooding

Masa brooding adalah periode kritis pembentukan kerangka tubuh, sistem

pencernaan, serta kekebalan tubuh. Masa brooding dimulai sejak DOC mulai

masuk kandang sampai dengan lepas dari indukan ( 1--14 hari). Pada masa ini

kondisi lingkungan sangat memengaruhi performa ayam, diantaranya suhu,

kelembapan, dan tingkat toksisitas gas di udara. Periode brooding merupakan

periode pemeliharaan dan proses penghangatan anak ayam dengan alat yang

digunakan untuk brooding yang disebut brooder. Pemeliharaan periode brooding

adalah14 hari, dengan pengaturan suhu 30--320C dan kelembapan 60--80%

(SetiawandanSujana, 2009). Suhu optimal tergantung dari umur dan keadaan

Page 24: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

9

penutupan bulu pada ayam. Tabel 2 merupakan panduan untuk suhu yang

dibutuhkan ayam.

Tabel 2. Suhu pemanas yang dibutuhkan selama pemeliharaan ayam pembibit

Umur Suhu

--------------(0C)-------------

Hari 1--2 29--31

Hari 3--4 28

Hari 5--7 27

Minggu 2 26--24

Minggu 3 23--21

Minggu 4 21--19

Minggu 5 20--18

Minggu 6 18--20

Minggu 7 15--20

Sumber : Nova et al., 2014

Masa brooding merupakan bagian dari fase starter, masa permulaan bagi

perkembangan dan pertumbuhan ayam. Ayam pada masa ini akan mengalami

pertumbuhan dengan sangat pesat dan mencakup semua organ yang berperan bagi

kehidupan dan produktivitas ayam (Nova et al., 2014).

Menurut Medion (2006), sel-sel yang menyusun organ vital dalam tubuh ayam

sebagian besar akan tumbuh secara hyperplasia. Sel-sel tubuh akan bertambah

jumlahnya dengan cara melakukan pembelahan sel. Apabila pertumbuhan pada

fase ini terganggu maka dapat dipastikan sel-sel yang akan dihasilkan pun

berkurang. Hal ini akan berpengaruh pada pertumbuhan selanjutnya, yang berupa

pertumbuhan hypertropia, dimana sel akan memperbesar ukurannya atau

pendewasaan sel. Menjadi suatu pemisalan adalah pada tahap awal pertumbuhan

Page 25: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

10

sel seharusnya 1 sel bisa berkembang menjadi 8 sel, karena ada gangguan maka 1

sel hanya bisa membelah diri menjadi 6 sel. Perbedaan ini akan mengakibatkan

pada fase pertumbuhan hypertropia, jumlah sel yang lebih sedikit akan

menghasilkan organ yang lebih kecil dengan fungsi yang kurang optimal.

Semua organ vital dalam tubuh ayam mengalami perkembangan pada fase ini.

Mulai dari organ pencernaan, organ pernapasan, sistem kekebalan tubuh,

kerangka tubuh ayam (tulang) dan juga yang tidak kalah penting adalah organ

reproduksi. Pada broiler, organ pencernaan akan berkembang pesat pada umur

2--14 hari dan enzim-enzim pencernaan mulai disekresikan dan berfungsi secara

optimal pada umur 4--21 hari. Organ pernapasan berkembang pesat pada umur

4--14 hari, sedangkan sistem kekebalan tubuh berfungsi optimal pada umur 7 hari

(Medion, 2006).

Lebih lanjut Medion (2006) menyatakan bahwa pertumbuhan sel-sel dalam tubuh

akan tercermin pada pertumbuhan berat badan. Pada masa awal, pertumbuhan

ayam berlangsung sangat cepat dengan feed conversion ratio (FCR) yang sangat

rendah. Hampir semua ransum yang terkonsumsi dialokasikan untuk

pertumbuhan. Hal ini terlihat dari tingkat FCR yang mencapai 1,03--1,20 dengan

pertumbuhan berat badan pada akhir minggu pertama mencapai 4 kali (broiler)

dan 2 kali (layer) dari berat badan awal (saat DOC). Sebuah proses pertumbuhan

yang tidak dapat tercapai pada fase selanjutnya.

Periode brooding dan finisher saling berkaitan, sehingga periode ini

membutuhkan perhatian khusus dalam pemeliharaannya demi tercapainya hasil

yang maksimal. Periode pemanasan atau brooding sangat penting untuk

Page 26: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

11

diperhatikan karena pada periode ini terjadi perkembangan fisiologis pada ayam

yang menentukan tingkat keberhasilan berikutnya (Saputri,2014).

Pengecekan suhu di area brooding dilakukan sesering mungkin. Suhu pada

minggu pertama 330C, kemudian diturunkan secara bertahap sampai mencapai

27--280C pada saat ayam berumur 2 minggu. Pengontrolan suhu dapat dilakukan

dengan memasang thermometer dan pemantauan secara visual. Pengontrolan

secara visual dapat dilakukan dengan memerhatikan penyebaran anak ayam di

area brooding. Anak ayam menyebar secara merata di area brooding merupakan

kondisi yang baik karena suhu yag ada di area brooding sesuai dengan yang

dibutuhkan anak ayam. Apabila anak ayam berkumpul di sekitar pemanas

tandanya suhu kurang panas, sebaliknya apabila anak ayam menjauhi pemanas

menunjukkan suhu brooder terlalu panas (Nova et al., 2014).

Tingginya suhu lingkungan di daerah tropis pada siang hari dapat mencapai 340C

dapat mengakibatkan terjadinya penimbunan panas dalam tubuh, sehingga ternak

megalami cekaman panas. Broiler termasuk hewan homeotermis dengan suhu

240C, akan berusaha mempertahankan suhu tubuhnya dalam keadaan relatif

konstan antara lain melalui peningkatan frekuensi pernapasan dan jumlah

konsumsi air minum serta penurunan konsumsi ransum. Akibatnya, pertumbuhan

ternak menjadi lambat dan produksi menjadi rendah. Tingginya suhu lingkungan

dapat juga menyebabkan terjadi cekaman oksidatif dalam tubuh, sehingga

menimbulkan munculnya radikal bebas yang berlebihan (Miller dan Madsen,

1993).

Page 27: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

12

Salah satu pemanas yang sering digunakan yaitu pemanas infra merah.

Pemanas infra merah adalah api yang berasal dari bahan bakar gas akan

membakar keramik sampai membara. Bara api tersebut menghasilkan infra

merah. Kemudian infra merah tersebut menghasilkan kalor yang disalurkan ke

ruangan kandang. Pemanas infra merah ini berupa pemanas gasolek yang

dipasang pada ketinggian 110--115 cm. Pemanas yang dihasilkan dari gasolek

dapat diatur menggunakan regulator yang ada pada tabung gas. Pemakaian

gasolek memiliki kelebihan yaitu panas yang dihasilkan relatif merata, stabil, dan

tidak terpengaruh angin (Yasmir, 2003).

Area pemeliharaan (area brooding) DOC dapat berupa spot brooding, yaitu

menggunakan pemanas kanopi atau radian, atau whole house brooding yaitu

menggunakan sumber panas lebih besar dan menyebarkan panas keseluruh ruang

kandang (Nova et al., 2014).

Nova et al., (2014) menyatakan bahwa anak ayam umur sehari tidak dapat

mengatur suhu tubuhnya sendiri sampai ayam tersebut berumur 12--14 hari. Oleh

sebab itu, penting disiapkan suhu lingkungan yang optimal agar anak ayam tidak

mengalami cekaman. Dalam hal ini brooder telah dinyalakan kurang lebih 24 jam

sebelum DOC tiba agar suhu dalam kandang sesuai dengan kebutuhan DOC yaitu

32--35 0C. Suhu litter 28--300C, dan kelembapan kandang 60--70%.

Suhu kandang yang terlalu panas atau dingin menyebabkan gangguan kesehatan

dan pertumbuhan pada anak ayam. Suhu yang dingin akan menyebabkan anak

ayam bergerombol mendekati brooder dan malas beraktivitas, termasuk makan

dan minum. Secara fisiologis, suhu yang dingin dapat menyebabkan penyempitan

Page 28: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

13

pembuluh darah paru-paru sehingga kerja paru-paru terganggu. Hal ini akan

memicu hidrop ascites (perut kembung). Penyempitan pembuluh darah paru-paru

juga dapat disebabkan oleh aliran angin yang kencang dan langsung mengenai

tubuh ayam.Suhu yang terlalu panas saat brooding juga menimbulkan efek

negatif. Pada suhu yang panas ayam akan menjauhi brooder dan mencari tempat

lebih dingin dengan aliran udara yang lebih banyak. Ayam juga akan melakukan

panting, meningkatkan konsumsi minum, dan mengurangi konsumsi ransum

(Medion, 2006).

Freeman (1966) menyatakan bahwa di bawah suhu kritis rendah, aktivitas ternak

dan konsumsi meningkat, dan jika terus turun, produksi panas tubuh mencapai

titik maksimum, dan suhu tubuh serta intensitas metabolisme jatuh. Ketidak

mampuan ternak mengatasi stres yang berkelanjutan, dapat menyebabkan

kematian.

Faktor lingkungan akan merangsang ternak melalui kulit dan bulu serta selaput

jala mata untuk diteruskan ke otak. Melalui susunan syaraf pusat, rangsangan

akan mengaktifkan mekanisme homeostatis, yang mencakup; keseimbangan

panas, pengaturan panas, tekanan darah, pernapasan, dan aktivitas lainnya dari

tubuh (Hafez, 1969). Ketidakmampuan ternak untuk mempertahankan

homeostatis agar tetap dalam batas-batas normal akan menyebabkan stres

(Siegel,1980; North,1980; Young,1981).

Mempertahankan keseimbangan suhu tubuhnya, ternak secara konstan

memproduksi panas dan mengeluarkan panas ke lingkungannya. Panas sensibel

selalu dialirkan dari dalam tubuh ke luar melalui permukaan kulit, dan diteruskan

Page 29: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

14

ke udara lingkungan. Laju aliran panas sensibel, tergantung dari gradien suhu

antara tubuh dan kulit, kondisi jaringan, luas permukaan tubuh, dan vasodilatasi

subkutan (Abbas, 2009). Tahap berikutnya yakni transfer panas sensibel dari

permukaan kulit melalui bulu dan boundary layer ke lingkungan luar melalui

konduksi, konveksi, dan radiasi; atau pengeluaran panas melalui insensibel oleh

evaporasi dari kulit maupun paru-paru (Bligh, 1985).

Chick guard (lingkaran pembatas) dapat dipindahkan setiap 2 hari sekali untuk

memperluas area brooding sesuai dengan kebutuhan dan pertumbuhan ayam.

Area brooding yang dilengkapi dengan brooder dan dibatasi oleh chick guard

bermanfaat untuk menghemat 1/3 bahan bakar brooder dan untuk membatasi

gerak ayam. Dengan demikian, energi yang dikonsumsi oleh ayam benar-benar

dapat digunakan untuk pertumbuhan ayam dan tidak terbuang menjadi energi

untuk bergerak yang berlebihan ( Nova et al., 2014).

Komara (2006) menyatakan bahwa ayam akan merasa tertekan jika suhu

kandang pemeliharaan lebih tinggi dari suhu nyaman ayam yaitu 25--28

dinamakan dengan heat stress. Heat stress merupakan suatu cekaman yang

disebabkan oleh suhu lingkungan pemeliharaan melebihi zona nyaman (> 28

dikarenakan ayam tidak dapat menyeimbangkan antara jumlah panas yang

diproduksi dengan jumlah panas yang dikeluarkan dari tubuh. Tidak hanya heat

stress, suhu lingkungan yang berfluktuatif juga menjadi ancaman bagi

produktivitas ayam. Heat stress akan menimbulkan efek yang lebih besar pada

ayam tua dibandingkan dengan ayam muda. Ayam dewasa mempunyai bulu yang

telah sempurna dan kondisi ini akan mempersulit pembuangan panas tubuhnya.

Page 30: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

15

Selain itu, ayam dewasa juga memiliki ukuran tubuh yang lebih besar sehingga

panas tubuh yang dihasilkan lebih banyak.

Ada pengaruh beberapa tingkat cekaman suhu pada awal periode starter terhadap

suhu tubuh dan konsumsi air minum broiler periode starter. Adapengaruh lama

waktu pengamatan terhadap suhu tubuh, konsumsi ransum, konsumsi airminum

dan bobot badan broiler periode starter. Ada pengaruh interaksi antara beberapa

tingkat cekaman suhu pada awal periode starter dan lama waktu pengamatan

terhadap suhu tubuh, konsumsi air minum dan bobot badan broiler periode starter

(Yuswaning, 2005).

Menurut hasil penelitian Wijayanti (2011), broiler periode starter yang dipelihara

pada suhu 28°C memiliki rata-rata konsumsi ransum, pertambahan berat tubuh

yang lebih tinggi dibandingkan denganayam yang dipelihara pada suhu 32°C.

Ayam yang dipelihara pada suhu 28ºC memiliki konsumsi ransum 1.393,4 g,

konsumsi air minum 3.651,4ml, pertambahan berat tubuh 166g, konversi ransum

1,6. Ayam yang dipelihara pada suhu 32ºC memiliki konsumsi ransum 1.119,5g,

konsumsi air minum 4.251,9ml, pertambahan berat tubuh 148,1g dan konversi

ransum 1,3.

C. Performa Broiler

Performa adalah istilah yang diberikan kepada sifat-sifat ternak yang bernilai

ekonomi seperti produksi susu, produksi telur, berat tubuh, persentase

karkas,konversi ransum, efisiensi ransum, dan income over feed cost (IOFC)

(Kurtini et al., 2014). Performa dapat dilihat melalui perkembangan dan

Page 31: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

16

pertumbuhan ayam yaitu diketahui dengan cara melakukan penimbangan berat

tubuh ayam setiap minggu sehingga akan diketahui rata-rata berat tubuh

hariannya. Ayam yang memiliki fisik yang baik menandakan tingkat

pertumbuhannya bagus dan akan menghasilkan performa yang baik. Performa

broiler akan berbeda akibat perbedaan ketinggian atau suhu lingkungan sekitar

kandang (Amrullah, 2004). Broiler mulai panting pada suhu lingkungan 290C

dengan kelembapan 50% (Bell dan Weaver, 2002).

a. Konsumsi Ransum

Konsumsi ransum merupakan jumlah ransum yang dimakan dalam jumlah

waktu tertentu yang akan digunakan oleh ternak untuk memenuhi kebutuhan

hidup dan zat makanan lain (Wahju, 2004). Menurut Bell dan Weaver (2002),

konsumsi ransum tiap ekor ternak berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh berat tubuh,

tingkat produksi, tingkat cekaman, aktivitas ternak, mortalitas, kandungan energi

dalam pakan dan suhu lingkungan. Wahju (2004) menyatakan bahwa faktor

genetik juga sangat berpengaruh terhadap konsumsi ransum. Secara umum,

konsumsi meningkat dengan peningkatan berat tubuh ayam karena ayam berberat

tubuh besar mempunyai kemampuan menampung makanan lebih banyak.

Pencahayaan merupakan penstimulasi yang kuat untuk meningkatkan

produktivitas ayam. Adanya pencahayaan akan menstimulasi ayam untuk selalu

mengkonsumsi ransum. Selain itu, cahaya merangsang kelenjar tiroid untuk

mensekresikan hormon tiroksin yang berfungsi meningkatkan proses metabolisme

sehingga dapat memacu pertumbuhan anak ayam. Kebutuhan pencahayaan pada

Page 32: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

17

fase ini adalah 10--20 lux atau 20--40 watt tiap 10 m2. Pencahayaan pertama kali

diberikan selama 24 jam kemudian dikurangi secara bertahap sejalan dengan

bertambahnya umur ayam (Medion, 2006).

National Research Council (1994) menyatakan bahwa konsumsi ransum setiap

ekor ternak berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh berat tubuh ayam, jenis

kelamin, aktivitas sehari-hari, suhu lingkungan, kualitas dan kuantitas ransum.

Tabel 3 menunjukkan jenis ransum berdasarkan kandungan nutrisiyang

dibutuhkan untuk pertumbuhan broiler:

Tabel 3. Jenis ransum berdasarkan kandungan nutrisi

No Jenis ransum Umur broiler(hari)

Protein(%)

Energi metabolisme(kkal/kg ransum)

1 Prestarter 1--7 23--24 3.050

2 Starter 8--28 21--22 3.100

3 Finisher 29--panen 18--20 3.200--3.300

Sumber : Santoso dan Sudaryani, 2009

Blakely dan Blade (1998) menjelaskan bahwa tingkat konsumsi ransum akan

memengaruhi laju pertumbuhan dan bobot akhir karena pembentukan bobot,

bentuk dan komposisi tubuh pada hakekatnya adalah akumulasi pakan yang

dikonsumsi ke dalam tubuh ternak. Kebutuhan ransum broiler tergantung dari

strain, aktivitas, umur, besar ayam, dan suhu( Ichwan, 2003). Konsumsi ransum

setiap minggu bertambah sesuai dengan pertambahan bobot badan. Setiap

minggunya ayam mengonsumsi ransum lebih banyak dibandingkan dengan

minggu sebelumnya (Fadilah, 2004).

Page 33: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

18

Kemampuan ternak mengkonsumsi ransum dipengaruhi oleh suhu lingkungan.

Respon fisiologis terhadap suhu dingin adalah dengan meningkatkan konsumsi

ransum, sehingga agar diperoleh pertumbuhan, produksi telur, atau produksi susu

yang tinggi ternak harus ditempatkan didaerah yang cukup dingin. Ternak berada

didaerah yang cukup panas akan memeroleh beban dari tingginya heat

increatment. Oleh karena itu, ternak akan menurunkan feed intake, akibatnya

ternak didaerah tersebut produktivitasnya rendah (Sarjana, 2007).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ayam pedaging fase starter yang dipelihara

pada suhu 28ºC konsumsi ransumnya lebih banyak dibandingkan dengan ayam

pedaging yang dipelihara pada suhu 32ºC (P<0,01). Hal ini terjadi karena ayam

pada suhu 32ºC mendapat cekaman panas yang lebih tinggi dibandingkan dengan

ayam pada perlakuan 28ºC, sehingga ayam pada suhu 32 ºC menurunkan

konsumsi ransum (Wijayanti, 2011).

Hasil penelitian menggunakan suhu yang diteliti adalah suhu kamar sebagai

cekaman dingin dan suhu di atas suhu kamar yaitu 390 C , 410C , dan 430C

menghasilkan rata-rata konsumsi ransum broiler dengan perlakuan berturut-turut

adalah 48.22 g, 50.41 g, 47.79 g dan 46.51 g (Yuswaning, 2005).

Air yang dikonsumsi ayam berhubungan dengan suhu di dalam kandang.

Semakin panas suhu di dalam kandang semakin banyak konsumsi air minumnya.

Banyaknya air yang dikonsumsi ayam akan berpengaruh terhadap pengurangan

konsumsi ransum. Makin panas atau makin tinggi suhu di dalam kandang maka

makin besar kebutuhan airnya. Biasanya kebutuhan air pada suhu panas tersebut

berhubungan dengan tubuh ayam yang tidak mempunyai kelenjar keringat,

Page 34: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

19

sehingga ayam terpaksa membuang kelebihan panas dengan cara menguapkan air

melalui gelembung-gelembung udara di dalam tubuhnyadengan cara pernapasan.

Apabila suhu lingkungan panas, ayam akan membuka paruhnya (panting),dimana

uap air dikeluarkan (Wijayanti, 2011).

b. Pertambahan Berat tubuh

Pertambahan berat tubuh dipengaruhi oleh jenis dan ransum yang dikonsumsi

(Jull, 1982). Wahyu (1997) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang

memengaruhi pertumbuhan adalah bangsa, tipe ayam, jenis kelamin, energi

metabolisme, kandungan protein, dan suhu lingkungan.

Jull (1982) menyatakan bahwa persentase kenaikan berat tubuh dari minggu ke

minggu berikutnya selama periode pertumbuhan tidak sama. Kecepatan

pertumbuhan dipengaruhi oleh genetik (strain), jenis kelamin, lingkungan,

manajemen, kualitas, dan kuantitas pakan yang dikonsumsi. Wahju (1997)

menyatakan bahwa pertumbuhan yang cepat dipengaruhi oleh beberapa faktor

antara lain konsumsi ransum, suhu lingkungan, dan strain ayam. Ada strain ayam

yang tumbuh dengan cepat pada awal dan ada yang tumbuh cepat pada masa

akhir.

Rasyaf (1993) menyatakan bahwa berat tubuh dipengaruhi oleh kualitas dan

kuantitas ransum yang dikonsumsi, dengan demikian perbedaan kandungan zat-

zat makanan dan banyaknya volume ransum yang termakan seharusnya

memberikan pengaruh terhadap pertambahan berat tubuh ayam karena kandungan

Page 35: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

20

zat-zat makanan yang seimbang tersebut mutlak diperlukan untuk pertumbuhan

yang optimal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada suhu 28ºC rata-rata pertambahan berat

tubuhnya sebesar 166 g/ekor/minggu, sedangkan pada suhu 32ºC rata-

ratapertambahan berat tubuhnya sebesar 148,1g/ekor/minggu. Hal ini disebabkan

oleh ayam pada suhu 32ºC mengalami cekaman panas yang mengakibatkan

menurunnya nafsu makan yang berpengaruh pada pertambahan bobot badan

( Wijayanti, 2011).

Menurut hasil penelitian Yuswaning (2005), suhu kamar sebagai cekaman dingin

dan suhu di atas suhu kamar yaitu 390 C, 410C , dan 430C dan pengukuran berat

tubuh yang dilakukan pada jam ke-12, ke-24 dan ke-36 pada periode cekaman dan

setiap minggunya setelah ayam terbebas dari cekaman menghasilkanrata-rata

bobot badan broiler dengan perlakuan berturut-turut adalah 199.80 g, 212.33 g,

201.83 g, dan 207.03 g.

c. Konversi Ransum

Konversi ransum adalah perbandingan jumlah konsumsi ransum pada satu minggu

dengan penambahan berat tubuh yang dicapai pada minggu itu, bila rasio kecil

berarti pertambahan berat tubuh ayam memuaskan atau ayam makan dengan

efisien. Hal ini dipengaruhi oleh besar ayam dan bangsa ayam, tahap produksi,

kadar energi dalam ransum dan suhu lingkungan (Rasyaf, 2003). Konversi

ransum adalah perbandingan antara jumlah ransum yang dikonsumsi (g) dengan

berat hidup (g) sampai ayam terjual ( Siregaret al., 1980).

Page 36: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

21

Feed convertion ratio merupakan perbandingan antara jumlah ransum yang

dikonsumsi dengan pertumbuhan berat badan. Angka konversi ransum yang kecil

berarti jumlah ransum yang digunakan untuk menghasilkan satu kilogram daging

semakin sedikit (Edjeng dan Kartasudjana, 2006). Semakin tinggi konversi

ransum berarti semakin boros ransum yang digunakan (Fadilah et al,

2007).Amrullah (2004) menyatakan bahwa nilai konversi ransum broiler yang

baik berkisar antara 1,75--2,00.

Nilai konversi ransum berhubungan dengan biaya produksi, khususnya biaya

ransum, karena semakin tinggi konversi ransum maka biaya ransum akan

meningkat karena jumlah ransum yang dikonsumsi untuk menghasilkan bobot

badan dalam jangka waktu tertentu semakin tinggi. Nilai konversi ransum yang

tinggi menunjukkan jumlah ransum yang dibutuhkan untuk menaikkan bobot

badan semakin meningkat dan efisiensi ransum semakin rendah (Anonim, 2013).

Tinggi rendahnya angka konversi ransum disebabkan oleh adanya selisih yang

semakin besar atau kecil pada perbandingan antara ransum yang dikonsumsi

degan pertambahan berat tubuh yang dicapai. Tingginya konversi ransum

menunjukkan bahwa pertambahan berat tubuh yang rendah akan menurunkan

nilai efisiensi penggunaan ransum (Wijayanti, 2011).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa broilerfase starter yang dipelihara pada

suhu 28ºC konversi ransumnya lebih rendah dibadingkan dengan broiler yang

dipelihara pada suhu 32ºC (P<0,01). Konversi ransum yang didapat pada suhu

28ºC sebesar 1,6 dan pada suhu 32ºC sebesar 1,3 (Wijayanti, 2011).

Page 37: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

22

Penelitian Santoso (2002) menunjukkan bahwa konversi ransum padabroiler

selama lima minggu pada kandang litter sebesar 1,6.

Page 38: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2015 sampai Januari 2016 di Instalasi

Kandang Percobaan milik PT Rama Jaya Desa Fajar Baru 2, Lampung.

B. Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat yang digunakan

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah kandang panggung dengan luas

30x8 m, 2 thermohygrometer untuk mengukur suhu dan kelembapan, 2 timbangan

digital untuk menimbang DOC broiler dan ransum, 40 tempat makan dan minum

broiler, 1 chick guard besar, 2 brooder ( gassolex ), 1 kalkulator untuk

menghitung, dan alat tulis untuk mencatat data.

2. Bahan yang digunakan

Bahan yang digunakan adalah DOC broiler strain new lohmann umur 0 --14 hari

sebanyak 2.000 ekor dengan rata-rata bobot tubuh awal 52 ± 1,7 gram. Ransum

yang digunakan adalah ransum komersil 8201 super dengan bahan pakan antara

lain: jagung, bungkil kacang kedelai, bungkil kacang tanah, tepung ikan, tepung

daging dan tulang, dedak padi, dedak gandum, minyak nabati, tepung batu,

vitamin, mineral, dan antioksidan. Ransum tersebut produksi PT Malindo

Feedmill, Tbk dengan kandungan nutrisi seperti tertera pada Tabel 4.

Page 39: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

24

Tabel 4. Kandungan nutrisi ransum

Kandungan nutrisi Persentase

---------------------(%)------------------

Protein Min 21.0

Serat Max 4.0

Lemak Min 4.0

Air Max 14

Abu Max 6.5

Kalsium 0.9--1.1

Fosfor 0.7--0.9

Sumber : PT Malindo, 2015

C. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan berdasarkan studi kasus. Penelitian ini menggunakan dua

sistem brooding berbeda yaitu P1 : Sistem brooding konvensional yaitu sistem

brooding yang biasa peternak terapkan dengan ¾ bagian dinding atas terbuka,

P2 : Sistem brooding thermos yaitu sistem brooding dengan dinding yang lebih

tertutup dan dipasang tirai ganda. Gambar 1 memperlihatkan sistem brooding

konvensional dan sistem brooding thermos :

(a) (b)

Gambar 1. Tata letak sistem brooding

Keterangan :

a : sistem brooding konvensional; b : sistem brooding thermos

Page 40: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

25

D. Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Data ditabulasi kemudian

disajikan dalam bentuk diagram batang.

E. Prosedur Penelitian

1. Persiapan kandang

a. Proses pencucian dan sterilisasi

Berikut ini beberapa langkah yang harus dikerjakan sebelum anak ayam (Day old

chick atau DOC) dipelihara:

1) merapikan dan memisahkan peralatan sesuai dengan fungsinya.

Selanjutnya, peralatan dibersihkan dan dicuci dengan air, kecuali alat

pemanas seperti gasolek. Setelah dicuci semua peralatan dibersihkan

dengan desinfektan. Peralatan yang sudah bersih dan steril disimpan

ditempat yang bersih;

2) membersihkan semua kotoran dan barang tidak terpakai yang ada dalam

kandang dan sekitar kandang. Kotoran ayam langsung dibersihkan dan

diangkut keluar lokasi. Lantai kandang disapu sampai bersih, tirai penutup

kandang dipasang, dan rumput disekitar kandang dibersihkan;

3) mencuci kandang dengan sprayer tekanan tinggi dimulai dari kandang

bagian atas, dinding, tirai dan lantai kandang;

4) melakukan sterilisasi menggunakan desinfektan. Proses sterilisasi

dilakukan ke seluruh bagian kandang dan lingkungan sekitar kandang;

5) menaburkan atau menyemprotkan kapur ke bagian kandang, lantai, dan

sekeliling luar kandang. Dosis kapur yang dipakai 0,2--0,5 kg;

Page 41: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

26

6) membiarkan kandang selama 2--3 hari hingga bagian dalam kandang dan

sekitarnya kering. Penyemprotan dengan desinfektan dilakukan lagi 1--2

hari sebelum DOC datang dengan jenis desinfektan yang berbeda dari

sebelumnya;dan

7) menaburkan sekam dengan ketinggian 5 cm. Sebelum digunakan, sekam

harus difumigasi menggunakan formalin.

b. Mempersiapkan pemanas, lingkaran, dan tirai

1) Memasang lingkaran pembatas (chick quard ) untuk sistem konvensional.

Lingkaran pembatas biasa terbuat dari seng dan triplek. Lingkaran

pembatas dibuat dengan ketinggian 50 cm dan diameter 2,75--4,00 meter.

Lingkaran pembatas diperlebar sedikit demi sedikit sejak dua hari DOC

masuk dengan memperhatikan kondisi DOC, sedangkan untuk sistem

thermos tidak menggunakan chick quard.

2) Memasang tempat ransum ( chick feeder tray) dan tempat minum DOC

Tempat ransum yang dibutuhkan sebanyak 10 buah untuk setiap lingkaran

pelindung. Satu tempat ransum digunakan oleh sekitar 100 ekor DOC.

Tempat ransum dipasang secara selang seling dengan tempat minum yang

berkapasitas satu galon.

3) Meletakkan alat pemanas. Alat pemanas berupa gasolek dipasang pada

ketinggian 110--125 cm. Panas yang dihasilkan dari gasolek dapat diatur

menggunakan regulator yang ada pada tabung gas. Di tengah-tengah

pelindung dipasang lampu pijar.

4) Memasang tirai untuk sistem konvensional, hampir semua dindingnya

dipasang tirai atau layar, kecuali seperempat bagian atasnya ( 20--30 cm )

Page 42: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

27

tetap terbuka. Adapun untuk sistem thermos seluruh bagian kandang baik

di dalam maupun di luar dipasang tirai hingga rapat.

2. Pemasukan Day old chick( DOC )

Pemasukan DOC dilakukan dengan memperhatikan dan mengecek keadaan secara

keseluruhan, baik kualitas maupun kuantitasnya. Setelah dicek keadaannya, DOC

ditimbang, divaksin ND V secara spray, dan diletakkan sesuai tata letak

penelitian. Vaksin Gumboro diberikan pada umur 12 hari dan vaksin ND Clone

diberikan pada umur 19 hari.

3. Pemberian ransum dan air minum

Pemberian ransum dilakukan beberapa jam setelah DOC minum ( 3--4 jam setelah

DOC minum ). Pemberian ransum harus dilakukan sesering mungkin, minimum

lima kali sehari. Pemberian air dilakukan secara ad libitum.

4. Pengaturan suhu brooder

Pemanas dinyalakan satu hari sebelum DOC datang. Tujuannya agar suhu

disekitar lingkungan kandang sudah hangat dan merata. Suhu yang diperlukan

untuk DOC diukur menggunakan 2 thermohygrometer yang diletakkan sekitar 5

cm diatas permukaan sekam pada setiap perlakuan terdapat 1 thermohygrometer.

Suhu 34 --35 C pada minggu pertama. Menurunkan suhu brooder menjadi 29 --

30 C pada umur 9 hari. Melepas pemanas pada umur 14 hari.

5. Pengaturan ventilasi

Tirai ditutup seluruhnya pada umur 1 -- 7 hari, tetapi bila siang hari suhu kandang

tinggi tirai dibuka seperempat bagian pada tirai tengah. Melepas tirai dalam pada

Page 43: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

28

umur 8 hari. Membuka tirai tengah dan tirai atas pada umur 9--13 hari, tetapi

pada malam hari tirai ditutup kembali. Membuka tirai seluruhnya pada umur 14

hari, tetapi tirai tengah dan bawah ditutup sedangkan tirai atas sudah dilepas.

Menaikkan tirai bawah 15 cm dari lantai pada malam hari dan siang hari tirai

dibuka seluruhnya.

F. Peubah yang Diamati

Peubah yang diamati :

a. Konsumsi ransum

Konsumsi ransum (g/ekor/minggu) dihitung berdasarkan selisih antara

jumlah ransum awal minggu yang diberikan (g) dengan sisa ransum

pada akhir minggu (g) (Rasyaf, 2011). Perhitungan dilakukan setiap satu minggu

pemeliharaan hingga minggu ketiga dengan mengumpulkan semua sisa ransum

kemudian menimbang sisa ransum.

b. Pertambahan berat tubuh

Pertambahan berat tubuh (g/ekor/minggu) dihitung setiap minggu pada

semua sampel berdasarkan selisih berat tubuh broiler akhir minggu (g) dengan

berat tubuh minggu sebelumnya (g) (Rasyaf, 2011). Perhitungan dilakukan setiap

satu minggu pemeliharaan hingga minggu ketiga. Perhitungan dilakukan dengan

menimbang setiap ekor broiler pada setiap petak yang diambil secara acak

kemudian hasil dirata-ratakan.

Page 44: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

29

c. Konversi ransum

Konversi ransum dihitung berdasarkan jumlah ransum yang dikonsumsi

selama seminggu dibagi dengan pertambahan berat tubuh pada minggu

yang sama (Rasyaf, 2011). Perhitungan konversi ransum dilakukan setiap satu

minggu pemeliharaan sampai minggu ketiga.

Page 45: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

IV. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Performa broiler minggu ke-2 pada sistem brooding konvensional

yaitu konsumsi ransum 289,23 g/ekor/minggu, pertambahan berat

tubuh 362,33 g/ekor/minggu, dan konversi ransum 0,82. Adapun

sistem brooding thermos yaitu konsumsi ransum 298 g/ekor/minggu,

pertambahan berat tubuh 430,1 g/ekor/minggu, dan konversi ransum

0,7. Performa minggu ke-2 memiliki dampak positif terhadap

performa minggu ke-3 pada masing-masing sistem brooding yaitu

konsumsi ransum 973,82 g/ekor/minggu dan 1091,3 g/ekor/minggu,

pertambahan berat tubuh 675,25 g/ekor/minggu dan 761,59

g/ekor/minggu, serta konversi ransum 1,44 dan 1,46.

2. Performa broiler yang dihasilkan pada sistem brooding thermos

lebih baik dibandingkan dengan sistem brooding konvensional.

B. Saran

Perusahaan dan peternak broiler dapat menerapkan sistem brooding

thermos karena menghasilkan performa lebih tinggi dibandingkan dengan

sistem brooding konvensional. Selain itu, sistem brooding thermos tidak

membutuhkan biaya yang tinggi.

Page 46: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, M. 2009. Fisiologis PertumbuhanTernak. Universitas Andalas. Padang.

Amrullah, I. K. 2004. Nutrisi Ayam Broiler. Cetakan Ketiga. Lembaga SatuGunung budi, Bogor.

Anonim. 2013. Konversi ransum broiler.http://ragamcarabeternak.blogspot.co.id/2013/12/konversi-ransum-ayam-broiler.html ( diakses pada 09 Juni 2016)

Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia. Jakarta.

Anwar, R. 2014. Pengaruh Penggunaan Litter Sekam Padi, Serutan Kayu, DanJerami Padi Terhadap Performa Broiler Di Closed House. Skripsi. FakultasPertanian. Universitas Lampung

Bell, D.D and W. D. Weaver Jr. 2002. Commercial Chicken Meat and EggProduction. Fifth edition. USA: Springer Science+Business Media, Inc.

Blakely, J dan D. H. Bade, 1998. Ilmu Peternakan. Edisi Keempat. PenterjemahB. Srigandono. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Bligh.1985. Thermalphsiology. In: Yousef,M.K. Stress Physiology in Livestock.Vol. III. CRC. Yogyakarta.

Edjeng S. dan R .Kartasudjana. 2006. Manajemen Ternak Unggas. PenebarSwadaya, Jakarta.

Fadillah, R., A. Polana., S. Alam., dan E. Parwanto. 2007. Sukses BeternakAyam Broiler. Agromedia Pustaka. Jakarta

Fadilah. 2004. Panduan Mengelola Peternakan Ayam Broiler Komersial. CetakanPertama. Agromedia Media Pustaka. Jakarta

Freeman, B.M. 1966. Physiological responses of the adult fowls to environmentaltemperature. Worlds poultry sci. J. 22: 140-145.

Page 47: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

54

Gunawan dan D.T .H. Sihombing. 2004. Pengaruh Suhu Lingkungan Tinggiterhadap Kondisi Fisiologis dan Produktivitas Ayam Buras. FakultasPeternakan IPB. Bogor

Hafez, E.S.E. 1969. Adaptation Of Domestic Animals. Lea And Febiger.Philadelphia

Hapsari, I.N. 2016. Perbedaan Sistem Brooding Konvensional dan SistemBrooding Thermos terhadap Respon Fisiologis Broiler Fase Starter. Skripsi.Jurusan Peternakan. Universitas Lampung

Ichwan, 2003. Membuat Pakan Ayam Ras Pedaging.Tanggerang: Agro MediaPustaka.

Jayanata, C. E.dan B. Harianto. 2011. 28 Hari Panen Ayam Broiler. PTAgromedia Pustaka. Jakarta.

Jull, M.A. 1982. Poultry Husbandry. 3rd .Ed. Tata Mc-Graw-Hill Publish Co. Ltd.,New Dehli.

Komara, T. 2006. Perlunya broiler dipuasakan. Buletin CP. April 2006 No. 76/Tahun VII, Jakarta.

Kurtini, T., K. Nova, dan D. Septinova. 2014. Buku Ajar Produksi TernakUnggas. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Lohman, T.G. 1986. Broiler Management Program. Lohman Cuxhaven

Medion. 2006. Saat masa awal menjadi penentu. http://info.medion.co.id(diaksespada 23 Mei 2016)

Medion.2014.Manajemen Brooding. http://info.medion.co.id ( diakses pada 29November 2015).

Miller, K., E.B.Slebodzinska dan C. Madsen. 1993. Oxidative stress, antioxidants,and animal function. Animal Science Department University OfTennessee.762812-2823

Murtidjo, B,A. 1987. Pedoman Beternak Ayam Broiler. Kanisius. Yogyakarta.

Murwani, R. 2010. Broiler Modern. CV Widya Karya . Semarang.

National Research Council. 1994. Nutrient requirement of poultry. WashingtonDC (USA):National Academy Press.

Page 48: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

55

North, M. O. dan D.D. Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual4thEd. Van Nostrand Reinhold Published. New York.

Nova, K., T. Kurtini, dan Riyanti. 2014. Buku Ajar Manajemen Usaha TernakUnggas. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

PT. Japfa comfeed Indonesia Tbk, 2012. MB 202 (Pedaging) dan MB 404(Petelur). Poultry breeding division.

PT. Malindo Feedmill Tbk. 2015. Pakan Komplit Broiler Fase Starter. Banten

Rasyaf, M. 2005. Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya. Jakarta.

________. 2003. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rasyaf, M. 1993. Mengelola Itik Komersial. Kanisius. Yogyakarta.

Sarjana, T.A. 2007. Manajemen Ternak Unggas. Buku Ajar. Program StudiProduksi Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Diponegoro

Santoso, H dan Titik Sudaryani. 2009. Pembesaran Ayam Pedaging Hari per Haridi Kandang Panggung Terbuka. Penebar Swadaya : Jakarta.

Santoso, U. 2002. Pengaruh tipe kandang dan pembatasan ransum di awalpertumbuhan terhadap performans dan penimbunan lemak pada ayampedanging unsexed. JITV 7(2): 84-89

Saputri,M. N. 2014. Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Broiler Periode Broodingdi PT Januputra Farm Yogyakarta. Tugas Akhir. Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta

Setiawan, I dan E. Sujana.2009. Bobot Akhir,Persentase Karkas dan LemakAbdominal Ayam Broiler yang Dipanen Pada Umur Yang Berbeda.Seminar Nasional Fakultas Peternakan UNPAD.

Sholikins, H.2011. Manajemen Pemeliharaan Broiler di Peternakan UD Hadi PsKecamatan Ngunter Kabupaten Sukoharjo.Tugas Akhir. Universitas SebelasMaret. Surakarta.

Siegel, H.S. 1980. Blood cells and chemistry of young chickens during daily acthand cortisol administration. Poultry Sci. 47: 1811-1816

Siregar.A.P.,M.H. Togatorof, dan M. Sabrani.1980. Teknis Beternak AyamPedaging di Indonesia. Margie Group. Jakarta.

Page 49: PERFORMA BROILER PADA SISTEM BROODING …digilib.unila.ac.id/23831/19/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Keywords : broiler, brooding systems, performance. ABSTRAK ... maka periode

56

Steel, R. G. D. dan J. H. Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika. TerjemahanB.Sumantri. Gramedia. Jakarta.

Suprijatna, E., U. Atmosumarmo, dan R. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar TernakUnggas. Penebar Swadaya. Jakarta

Wahju, J. 2004. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan ke-5. Gadjah Mada UniversityPress.Yogyakarta.

Wijayanti, R. P. 2011. Pengaruh Suhu Kandang yang Berbeda terhadapPerformans Ayam Pedaging Periode Starter. Fakultas Peternakan.Universitas Brawijaya. Malang.

Yasmir dan A. Gunawan. 2003. Pemanas Kandang Broiler.http://dgunzsmoker.blogspot.co.id/2012/08/pemanas-kandang-broiler.html (diakses pada 29 November 2015)

Yustiwira. 1996. Pengaruh Imbangan Energi – protein dalam Ransum dan Strainyang Berbeda terhadap Gala Tumbuh Broiler di Dataran Rendah. SkripsiJurusan Peternakan Fakultas Pertanian USU, Medan.

Yuswaning, I. P. 2005. Pengaruh Cekaman Panas Ayam Broiler Awal Periode"Starter" terhadap Suhu Tubuh serta Dampaknya terhadap Performans Umur2-3 minggu. Skripsi. Program Studi Produksi Ternak. UniversitasDiponegoro. Semarang.

Zumrotun. 2012. Manajemen brooding pada ayam broiler.http://vedca.siap.web.id/2012/03/22/manajemen-brooding-pada-ayam-broiler-oleh-ir-zumrotun-mp-widyaiswara-pppptk-pertanian/. ( diakses pada29 November 2015)