PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP...

57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2012 SKRIPSI Oleh : SUGITO K5607056 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juni 2012

Transcript of PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP...

Page 1: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP

TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA

PESILAT PUTRA PERGURUAN TAPAK SUCI PUTERA

MUHAMMADIYAH KABUPATEN KARANGANYAR

TAHUN 2012

SKRIPSI

Oleh :

SUGITO

K5607056

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juni 2012

Page 2: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP

TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA

PESILAT PUTRA PERGURUAN TAPAK SUCI PUTERA

MUHAMMADIYAH KABUPATEN KARANGANYAR

TAHUN 2012

Oleh :

SUGITO

K5607056

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juni 2012

Page 4: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

SUGITO

Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

(Q.S. Al-Insyiroh ayat 5- 6)

Barangsiapa yang memberi kemudahan kepada orang lain yang sedang mengalami

kesulitan, maka Allah akan memudahkan kepadanya dunia dan akhirat.

(H.R. Bukhari Muslim)

Allah pasti memberi yang terbaik untuk kita, meskipun yang terbaik tidak selamanya

indah untuk dijalani.

(Penulis)

Page 7: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Teriring syukur kepada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:

PIMDA 55 Tapak Suci Kabupaten Karanganyar

Bapak dan Ibu tercinta, sebagai tanda bakti dan hormatku

Saudara-saudaraku tersayang

Ninik Ambarini, istriku tercinta yang selalu memberi motivasi

Teman-teman ku Angkatan ’07 JPOK FKIP UNS

Almamater

ABSTRAK

Page 8: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

Sugito. K5607056. PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN

BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA

PESILAT PUTRA PERGURUAN TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH

KABUPATEN KARANGANYAR 2012. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2012.

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk Mengetahui Pengaruh

perbedaan latihan depth jump dan box skip terhadap Peningkatan Kecepatan tendangan

pada pesilat putra perguruaan Tapak Suci Putera Muhammadiyah Kabupaten

Karanganyar Tahun 2012. 2) Untuk Mengetahui Latihan yang lebih baik pengaruhnya

antara latihan depth jump dan box skip terhadap peningkatan kecepatan tendangan pada

pesilat Putra Perguruan Tapak Suci Putera Muhammadiyah Kabupaten Karanganyar

Tahun 2012.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Populasi dalam

penelitian adalah siswa putra perguruan tapak suci putera Muhammadiyah Karanganyar.

Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan uji t. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling .Jumlah sampel pada

penelitian ini adalah 40 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan

pengukuran kecepatan tendangan dengan melakukan tendangan selama 10 detik.

Hasil penelitian: hasil penelitian ini diperoleh nilai realibilitas tes awal

kecepatan tendangan adalah 0,911 dengan kategori tinggi sekali dan nilai realibilitas tes

akhir kecepatan tendangan sebesar 0,838 dengan kategori tinggi. Uji normalitas yang

dilakukan diperoleh nilai Lhitung pada tes awal kelompok 1, tes awal kelompok 2, tes

akhir kelompok 1, dan tes akhir kelompok 2 berdistribusi normal. Dari uji homogenitas

diperoleh nilai Lhitung dari tes awal dan tes akhir lebih kecil dari Ftabel, Karena Fhitung lebih

kecil dari Ftabel maka dapat disimpulkan bahwa K1 dan K2 memiliki varians yang

homogen. Berdasarkan uji t yang di lakukan bahwa nilai t yang di peroleh sebesar

1,196, dan t tabel dengan taraf signifikasi 5% dan n = 19 sebesar 2,093, karena thitung <

ttabel, maka dapat di simpulkan bahwa kelompok I dan 2 sebelum di beri perlakuan tidak

terdapat perbedaan yang signifikan. Berdasarkan hasil pengujian perbedaan dengan

analisis statistik t – tes antara kelompok I dan kelompok 2 diperoleh nilai sebesar 4,086

dan ttabel dengan signifikan 5% sebesar 2,093, karena t hitung > ttabel, maka di simpulkan

bahwa kelompok I dan kelompok 2 setelah di beri perlakuan terdapat perbedaan yang

Page 9: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

signifikan. Berdasarkan hasil perhitungan prosentase peningkatan di ketahui bahwa

kelompok I memiliki peningkatan sebesar 25,648 sedangkan kelompok 2 memiliki

penimgkatan sebesar 20,512.

Berdasarkan hasil penelitian di peroleh simpulan: 1) Ada perbedaan pengaruh

yang signifikan antara latihan depth jump dan latihan box skip terhadap peningkatan

kecepatan tendangan pada pesilat putra perguruan Tapak Suci Putera Muhammadiyah

Kabupaten Karanganyar Tahun 2012, 2) Latihan depth jump memiliki pengaruh yang

lebih baik daripada latihan box skip terhadap peningkatan kecepatan tendangan pada

pesilat putra perguruan Tapak Suci Putera Muhammadiyah Kabupaten Karanganyar

Tahun 2012.

Kata kunci: Latihan depth jump dan box skip, kecepatan tendangan.

Page 10: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

ABSTRACTION

Sugito. K5607056. DIFFERENCE of INFLUENCE of PRACTICE of

DEPTH JUMP AND BOX SKIP [of] TO MAKE-UP OF SPEED of KICK [of] [AT]

PESILAT PUTRA TEACHER of HOLY TREAD HAVE CHILD

MUHAMMADIYAH of REGENCY of KARANGANYAR 2012. Skripsi. Surakarta:

Faculty of Teachership and Science of Education of University Eleven March

Surakarta, June 2012.

Target of this Research shall be as follows 1) To Know Influence of difference

of practice of depth jump and box skip to Make-Up of Speed of kick of at pesilat putra

perguruaan of Holy Tread Have Child Muhammadiyah of Regency of Karanganyar of

Year 2012 2) To Know better Practice [of] [his/its] influence between practice of depth

jump and box skip to improvement of speed of kick of at pesilat Putra Teacher of Holy

Tread Have Child Muhammadiyah of Regency of Karanganyar of Year 2012.

This research use experiment research method. Population in research is holy

student putra tread teacher have child Muhammadiyah Karanganyar. Technique analysis

data used by using test t. Intake sampel technique used by is Purposive Sampling . Sum

up sample of at this research is 40 student. Technique of date collecting used [by] [is]

tes kick speed measurement and conducted is kick of during 10 second.

Result of research: result of this research is obtained by value realibilitas tes of

early kick speed is 0,911 with high category once and assess final realibilitas tes of kick

speed of equal to 0,838 with high category. Test normalitas conducted to be obtained by

value L count of at test of early group 1, test of early group 2, final tes of group 1, and

final test of group 2 have normal distribution to. From homogeneity test obtained by

value L count from test of early and final test smaller than F table, Because F count [of]

smaller than inferential F table hence that K1 and K2 own homogeneous varians.

Pursuant to test t which is in conducting that value t which is in obtaining equal to

1,196, and t is tables of with level signification 5% and n = 19 equal to 2,093, because t

count < t table, hence earn in concluding that group I and 2 before in giving treatment

do not there are difference which signification. Pursuant to difference examination

result with statistical analysis of t - test of between group I group and 2 obtained by

value of equal to 4,086 and t table by signification 5% equal to 2,093, because t

calculate > t table, hence in concluding that group I group and 2 after in giving

treatment of there are difference which signification. Pursuant to calculation

prosentation improvement result in knowing that group I own improvement of equal to

25,648 while group 2 owning improvement of equal to 20,512.

Pursuant to result of research in obtaining the node: 1) There is difference of

influence which signification of between practice of depth jump and practice of box

skip to improvement of speed of kick at pesilat putra teacher of Holy Tread Have Child

Muhammadiyah of Regency of Karanganyar of Year 2012, 2) practice of Depth jump

own influence which better than practice of box skip to improvement of speed of kick

of pesilat putra teacher of Holy Tread Have Child Muhammadiyah of Regency of

Karanganyar of Year 2012.

Keyword: Practice of Depth jump and box skip, kick speed

Page 11: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ................................……………………………………………… i

PERYATAAN.............................................................................................. ii

PENGAJUAN ...............................……………………………………….. iii

PERSETUJUAN .........................………………………………………… iv

PENGESAHAN ..............................……………………………………… v

MOTTO .....................…………………………………………………….. vi

PERSEMBAHAN .............................……………………………………... vii

ABSTRAK………………………………………………………………… viii

DAFTAR ISI ......................................…………………………………….. x

DAFTAR TABEL ...................…………………………………………… xii

DAFTAR GAMBAR ...................................……………………………… xiii

DAFTAR LAMPIRAN ..............................……………………………….. xiv

KATA PENGANTAR……………………………………………………., xv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................ 4

C. Pembatasan Masalah ........................................................... 4

D. Perumusan Masalah ............................................................. 4

E. Tujuan Penelitian ................................................................. 5

F. Manfaat Penelitian ............................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................ 6

A. Tinjauan Pustaka ................................................................. 6

1. Pencak Silat .................................................................. 6

2. Hakekat Latihan ............................................................ 8

a. Pengertian Silat ........................................................ 8

b. Latihan Fisik ........................................................... 9

c. Prinsip-prinsip Latihan ............................................ 10

3. Hakekat Sistem Energi Pencak Silat ............................ 12

Page 12: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

4. Kecepatan Reaksi .......................................................... 13

a. Pengertian Kecepatan Reaksi .................................. 13

b. Faktor-faktor yang Mempengarui Kecepatan Reaksi 14

5. Latihan Plyometric ........................................................ 17

a. Pengertian Plyometric .............................................. 17

b. Dasar-dasar Latihan Plyometric .............................. 17

c. Dosis Latihan Plyometric ........................................ 18

6. Latihan Depth Jump ...................................................... 19

7. Latihan Box Skip ............................................................ 21

B. Kerangka Pemikiran ............................................................ 22

C. Perumusan Hipotesis ........................................................... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 24

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 24

B. Metode dan Rancangan Penelitian ..................................... 24

C. Variabel Penelitian .............................................................. 26

D. Definisi Operasional Variabel ............................................. 26

E. Populasi dan Sampel ........................................................... 27

F. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 27

G. Teknik Analisis Data ........................................................... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................... 30

A. Deskripsi Data ..................................................................... 30

B. Uji Prasyarat Analisis Data ................................................ 31

C. Hasil Analisis Data .............................................................. 33

D. Pengujian Hipotesis ............................................................. 37

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ............................... 40

A. Simpulan .............................................................................. 40

B. Implikasi ............................................................................. 40

C. Saran .................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 42

LAMPIRAN …………………………………………………………….. 44

Page 13: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1

Tabel 2

Tabel 3

Tabel 4

Tabel 5

Tabel 6

Tabel 7

Tabel 8

Tabel 9

Tabel 10

Deskripsi Data Hasil Analisis Tes Peningkatan Kecepatan

Tendangan…………………………………………………………

Ringkasan Hasil Uji Reabilitas Data ……………………………..

Tabel Range Kategori Reabilitas …………………………………

Rangkuman hasil Analisis Data ………………………………….

Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data ………………………..

Rangkuman Hasil Perbedaan Tes Awal Pada K1 dan K2 ………..

Rangkuman Uji Perbedaan Hasil Tes Kelompok 1……………….

Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir Pada

Kelompok 2 ………………………………………………………

Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir Antara K1 dan K2

Rangkuman Hasil Perhitungan Nilai Panduan Peningkatan

Kecepatan Tendangan Dalam K1 dan K2……………………….

30

31

32

32

33

34

34

35

35

36

Page 14: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

Rangkaian Gerakan Depth Jump ………………………………

Rangkaian Gerakan Box Skip …………………………………

Dokumentasi Penelitian …………………………………….….

20

22

72

Page 15: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1

Lampiran 2

Lampiran 3

Lampiran 4

Lampiran 5

Lampiran 6

Lampiran 7

Lampiran 8

Lampiran 9

Lampiran 10

Lampiran 11

Lampiran 12

Lampiran 13

Lampiran 14

Lampiran 15

Lampiran 16

Lampiran 17

Lampiran 18

Lampiran 19

Data Hasil Tes Awal Perolehan Kecepatan Tendangan………

Data Hasil Urutan Rangking pada Tes Awal…………………

Pengelompokan Sampel Dengan Teknik Ordinal Pairing…...

Data Hasil Tes Akhir Perolehan Tendangan………………….

Uji Realibilitas Hasil Tes Awal Peningkatan Kecepatan

Tendangan……………………………………………………

Uji Realibilitas Hasil Tes Akhir Peningkatan Kecepatan

Tendangan…………………………………………………….

Uji Normalitas Data dengan Metode Liliefors……………….

Uji Homogenitas Hasil Tes Awal Peningkatan Kecepatan

Tendangan K1 dan K2……………………………………….

Uji Perbedaan Data Tes Awal Peningkatan Kecepatan

Tendangan ……………………………………………………

Uji Perbedaan Data Tes Awal dan Akhir K1………………..

Uji Perbedaan Data Tes Awal dan Akhir K2………………..

Uji Perbedaan Data Tes Akhir Antara K1 Dan K2 ………….

Rekapitulasi Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Peningkatan

Kecepatan Tendangan Pada K1 ……………………………...

Rekapitulasi Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Peningkatan

Kecepatan Tendangan Pada K2 ……………………………...

Prosentase Peningkatan Kecepatan Tendangan Pada K1 dan

K2 ……………………………………………………………

Petunjuk Pelaksanaan Tes Tendangan ………………………

Program Latihan Depth Jump ……………………………….

Program Latihan Box Skip ……………………………………

Dokumentasi Penelitian ……………………………………...

44

45

46

47

48

51

54

56

58

60

62

64

65

66

68

69

70

71

72

Page 16: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi

ini.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat

bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu

dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. H. Mulyono, M.M., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. H. Agustiyanta, M.Pd., Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Tri Aprilijanto Utomo, M.Kes., sebagai pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan saran, sehingga skripsi ini terselesaikan.

5. Slamet Riyadi, S.Pd.,M.Or., sebagai pembimbing II yang telah memberikan

motivasi dan arahan dalam penyusunan skripsi.

6. Bapak dan Ibu Dosen FKIP JPOK Surakarta yang secara tulus memberikan ilmu

dan masukan-masukan kepada penulis.

7. Ketua PIMDA 55 Tapak Suci Kab. Karanganyar yang telah memberikan ijin untuk

mengadakan penelitian di Perguruan yang dipimpin.

8. Siswa putra Tapak Suci Kab. Karanganyar yang telah bersedia menjadi sampel

penelitian.

9. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat

dan menambah wawasan bagi para pembaca dalam olah raga bela diri.

Surakarta, Juni 2012

Penulis

Page 17: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan prestasi olahraga pencak silat Indonesia sangat pesat dan sudah

diakui dunia, sehingga dapat menyangkut nama baik bangsa dan negara Indonesia di

forum Internasional. Pesatnya prestasi olahraga ini, tentunya tidak lepas dari faktor-

faktor pendukung dalam pencapaian prestasi olahraga meliputi faktor dari atlet itu

sendiri dan faktor dari luar atlet.

Faktor yang dapat memacu perkembangan prestasi dalam olahraga diantaranya

adalah adanya peningkatan kualitas dalam pelatihan dan pembinaan olahraga.

Peningkatan kualitas dalam pelatihan dan pembinaan olahraga tersebut dapat dicapai

dengan penerapan berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi yang terkait dalam

pelatihan dan pembinaan olahraga. Upaya untuk meningkatkan prestasi dalam olahraga,

harus melalui latihan yang dilakukan dengan pendekatan ilmiah terhadap ilmu-ilmu

yang terkait.

Dengan dukungan dari berbagai disiplin ilmu tersebut akan dapat dikembangkan

teori latihan yang baik, sehingga prestasi olahraga dapat ditingkatkan dengan baik.

Pencapaian prestasi tersebut tidak terlepas dari dukungan masyarakat dan insan

olahraga serta pakar di bidang olahraga. Prestasi pencak silat tidak dapat dicapai dengan

spekulatif, tetapi harus melalui latihan secara intensif dengan program latihan yang

benar. Latihan yang dilakukan tersebut tentunya harus bersifat khusus mengembangkan

komponen-komponen yang diperlukan dalam olaraga pencak silat.

Untuk mencapai prestasi dalam olahraga pencak silat, diperlukan berbagai

pertimbangan dan perhitungan serta analisis yang cermat, sebagai faktor-faktor penentu

dan penunjang prestasi tersebut dapat dijadikan dasar dalam penyusunan program. Salah

satu penunjang dalam prestasi pencak silat tersebut diantaranya adalah metode latihan.

Agar proses latihan yang dipergunakan untuk meningkatkan kualitas fisik tidak menyita

waktu yang juga dipergunakan untuk meningkatkan kualitas teknik dan taktik, maka

Page 18: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

perlu pengembangan metode latihan. Melalui pengembangan metode latihan yang tepat,

diharapkan kualitas fisik dapat meningkat sejalan dengan peningkatannya kualitas

teknik dan psikis para pesilat secara signifikan pada akhir siklus makro yang dirancang.

Kemampuan kondisi fisik dapat ditingkatkan sesuai cabang olahraga masing-

masing. Dalam olahraga pencak silat, kecepatan merupakan kemampuan biomotorik

yang sangat penting untuk ditingkatkan. Dengan latihan fisik, khususnya pembebanan

secara alami maupun dimodifikasi diharapkan dapat meningkatkan kemampuan fisik

atlet, khususnya kecepatan. Dengan kecepatan yang baik, akan meningkatkan kualitas

teknik bermain dalam pencak silat.

Dalam olahraga pencak silat seorang atlet dengan kecepatan tendangan tinggi

akan lebih menguntungkan karena akan mudah dalam menerapkan teknik dalam

pertandingan. Teknik tendangan dalam pencak silat sangat dipengaruhi oleh kualitas

otot tungkai dari pesilat. Untuk dapat melakukan teknik tendangan dengan baik

diperlukan unsur kekuatan dan kecepatan dari sekelompok otot yang mendukung

terhadap gerakan tendangan adalah otot tungkai. Oleh karena itu pemberian latihan

yang diterapkan kepada pesilat sangat tepat kalau mengutamakan pada otot tungkai,

dengan tidak mengesampingkan otot-otot yang lain. Salah satu jenis metode latihan

untuk meningkatkan kecepatan tendangan adalah dengan metode latihan plyometric.

Plyometric merupakan salah satu metode latihan yang sering digunakan oleh

para pelatih untuk meningkatkan kecepatan khususnya pada cabang olahraga pencak

silat. Dalam plyometric, beban yang digunakan sering dengan menggunakan beban

badan sendiri atau alat-alat yang dapat memberikan rangsangan pada otot. Dengan

latihan plyometric diperkirakan dapat menstimuli berbagai perubahan dalam system

neuromuskuler, memperbesar kemampuan kelompok-kelompok otot untuk memberikan

respon lebih cepat atau lebih kuat terhadap perubahan-perubahan yang ringan dan cepat

pada panjangnya otot. Salah satu ciri penting latihan plyometric adalah pengkondisian

system neuromuskuler sehingga memungkinkan adanya perubahan-perubahan arah

yang lebih cepat dan lebih kuat. Dengan mengurangi waktu yang diperlukan untuk

perubahan arah ini, maka kekuatan dan kecepatan dapat ditingkatkan.

Upaya untuk mempersiapkan kemampuan tersebut telah dipersiapkan oleh para

pelatih dengan berbagai bentuk yang telah dikembangkan. Namun untuk saat ini bentuk

Page 19: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

latihan yang ada di Perguruan Tapak Suci Putera Muhammadiyah Kabupaten

Karanganyar kurang efektif untuk meningkatkan kecepatan tendangan . Oleh karena itu

perlu adanya penelitian yang dapat mempengaruhi masalah kecepatan tendangan pada

pesilat golongan pelajar putra, karena dari observasi yang dilakukan di Perguruan Tapak

Suci Putera Muhammadiyah Kabupaten Karanganyar banyak pesilat putra yang masih

lemah kecepatan tendanganya, selain kurang efektifnya bentuk-bentuk latihan yang

diterapkan oleh pelatih Perguruan Tapak Suci Putera Muhammadiyah Kabupaten

Karanganyar, alat-alat yang dimiliki belum begitu memadai khususnya alat-alat yang

digunakan untuk latihan peningkatan kecepatan tendangan. Dari keadaan ini mencoba

menerapkan latihan dengan peralatan yang sederhana dan tidak memerlukan biaya yang

mahal untuk mendapatkannya, dan mudah diterapkan di setiap cabang latihan Tapak

Suci di Kabupaten Karanganyar yaitu dengan metode box skip dan depth jump, di mana

metode box skip bisa dilaksanakan atau diterapkan dengan bantuan kursi duduk siswa

yang terbuat dari kayu, sedangkan metode depth jump bisa dilaksanakan dengan

bantuan meja belajar siswa yang terbuat dari kayu. Dari kedua metode latihan ini dirasa

sangat cocok untuk diterapkan di Perguruan Tapak Suci Putera Muhammadiyah

Kabupaten Karanganyar yang hampir semua cabang latihannya berkembang di

Sekolahan baik negeri ataupun swasta, dengan keadaan yang seperti ini peralatan-

peralatan yang dibutuhkan untuk latihan box skip dan depth jump telah tersedia. Akan

tetapi dari kedua latihan tersebut belum diketahui mana yang lebih baik kaitannya

dengan kecepatan tendangan untuk pesilat, oleh karena itu perlu adanya penelitian.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini

mengambil judul, “Perbedaan Pengaruh Latihan Depth Jump dan Box Skip terhadap

Peningkatan kecepatan tendangan Pada Pesilat Putra Perguruan Tapak Suci Putera

Muhammadiyah Kabupaten Karanganyar 2012”.

Page 20: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas dapat

diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:

1. Masih kurangnya variasi metode latihan dan juga kurangnya latihan kecepatan

tendangan yang mendukung kemampuan Pesilat Putra Perguran Tapak Suci Putera

Muhammadiyah Kabupaten Karanganyar.

2. Kecepatan tendangan yang dimiliki Pesilat Putra Perguruan Tapak Suci Putera

Muhammadiyah Kabupaten karanganyar perlu ditingkatkan.

3. Belum diketahuinya latihan yang lebih baik dan efektif antara Latihan depth jump

dan box skip dalam peningkatan kecepatan tendangan.

4. Belum adanya peralatan-peralatan yang modern untuk latihan peningkatan

kecepatan.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari penafsiran yang salah, masalah dalam penelitian ini perlu

dibatasi. Pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Kecepatan tendangan yang dimiliki Pesilat Putra Perguruaan Tapak Suci Putera

Muhammadiyah Kabupaten Karanganyar Tahun 2012 perlu ditingkatkan.

2. Latihan depth jump Pesilat Putra Perguruaan Tapak Suci Putera Muhammadiyah

Kabupaten karanganyar Tahun 2012.

3. Latihan box skip Pesilat Putra Perguruaan Tapak Suci Putera Muhammadiyah

Kabupaten Karanganyar Tahun 2012.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah diuraikan

di atas, maka masalah yang ada dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan pengaruh latihan depth jump dan box skip terhadap Peningkatan

Kecepatan tendangan pada Pesilat Putra Perguruaan Tapak Suci Putera

Muhammadiyah Kabupaten Karanganyar Tahun 2012?

Page 21: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

2. Manakah yang lebih baik pengaruhnya antara latihan depth jump dan box skip

terhadap peningkatan Kecepatan tendangan pada Pesilat Putra Perguruan Tapak

Suci Putera Muhammadiyah Kabupaten Karanganyar Tahun 2012?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini mempunyai

tujuan untuk mengetahui:

1. Perbedaan pengaruh latihan depth jump dan box skip terhadap Kecepatan tendangan

pada Pesilat Putra Perguruan Tapak Suci Putera Muhammadiyah Kabupaten

Karanganyar Tahun 2012

2. Latihan yang lebih baik pengaruhnya antara latihan depth jump dan box skip

terhadap peningkatan Kecepatan tendangan pada Pesilat Putra Perguruan Tapak

Suci Putera Muhammadiyah Kabupaten Karanganyar Tahun 2012.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam kepelatihan

olahraga khususnya dalam mengembangkan kemampuan Kecepatan tendangan. Di

samping itu masukan lain yang dapat diambil antara lain:

1. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan keolahragaan bagi peneliti maupun

Pesilat Perguruan Tapak Suci Putera Muhammadiyah Kabupaten Karanganyar

tentang manfaat latihan depth jump dan box skip, sehingga dapat meningkatkan

Kecepatan tendangan.

2. Dapat dijadikan pedoman bagi pembina atau Pelatih Pesilat Perguruan Tapak Suci

Putera Muhammadiyah Kabupaten Karanganyar untuk menentukan dan memilih

cara latihan yang lebih baik dan tepat dalam meningkatkan Kecepatan tendangan.

Page 22: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pencak Silat

Pencak silat pada dasarnya merupakan pembelaan diri dari insan Indonesia

untuk menghindari diri dari segala malapetaka. Berkaitan dengan pencak silat Sumarno

dkk. (1992: 194) menyatakan :

Pencak mempunyai pengertian sebagai gerak dasar beladiri yang terikat pada

peraturan dan digunakan dalam belajar, latihan dan pertunjukkan. Silat

mempunyai pengertian sebagai gerak beladiri yang sempurna, yang bersumber

pada kerokhanian yang suci murni, guna keselamatan diri atau kesejahteraan

bersama, menghindarkan diri dari bala atau bencana.

Sedangkan menurut Awan Hariono dan Siswantoyo (2008: 16) bahwa “Pencak

silat merupakan karakteristik budaya dan cerminan perilaku kehidupan bangsa

Indonesia yang bersifat turun temurun, hal ini di buktikan dengan cara alamiah manusia

untuk membela diri guna mempertahankan hidup.” berdasarkan pendapat tersebut dapat

disimpulkan bahwa, pencak silat merupakan hasil budaya manusia Indonesia yang

mempunyai tujuan untuk membela dan mempertahankan diri dari segala marabahaya

untuk mencapai keselarasan dan keselamatan hidup dan meningkatkan rasa taqwa

terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Selain dari pengertian di atas bahwa pencak silat merupakan olahraga beladiri

yang di dalamnya terdapat beberapa aspek yang dikembangkan, dan salah satunya

pencak silat dikembangkan sebagai cabang olahraga yang dipertandingkan.

Pertandingan pencak silat dikelompokkan menjadi beberapa kelas. Dalam hal ini,

menurut PP Munas IPSI (2003: 8)

Pembagian kelas untuk kategori tanding didasarkan pada berat badan dengan

penggolongan menurut umur dan jenis kelamin. Golongan remaja untuk putra

dan putri berumur 14 sampai dengan 17 tahun dnan golongan dewasa untuk

putra dan putri berumur 17 sampai dengan 35 tahun.

1) Golongan remaja putra dan putri terdiri atas 9 kelas yaitu:

(1) Kelas A di atas 39 s.d 42 kg

(2) Kelas B di atas 42 s.d 45 kg

Page 23: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

(3) Kelas C di atas 45 s.d 48 kg

(4) Kelas D di atas 48 s.d 51 kg

(5) Kelas E di atas 51 s.d 54 kg

(6) Kelas F di atas 54 s.d 57 kg

(7) Kelas G di atas 57 s.d 60 kg

(8) Kelas H di atas 60 s.d 63 kg

(9) Kelas I di atas 64 s.d 67 kg

2) Golongan dewasa putra dan putri terdiri atas 10 kelas sebagai berikut:

(1) Kelas A di atas 45 s.d 50 kg putra/putri

(2) Kelas B di atas 50 s.d 55 kg putra/putri

(3) Kelas C di atas 55 s.d 60 kg putra/putri

(4) Kelas D di atas 60 s.d 65 kg putra/putri

(5) Kelas E di atas 65 s.d 70 kg putra/putri

(6) Kelas F di atas 70 s.d 75 kg putra/putri

(7) Kelas G di atas 75 s.d 60 kg putra/putri

(8) Kelas H di atas 80 s.d 63 kg putra/putri

(9) Kelas I di atas 85 s.d 67 kg putra/putri

(10) Kelas J di atas 90 s.d 95 kg putra

Sedangkan peraturan pertandingan olahraga pencak silat sesuai PP munas (2003:

15-16) sebagai berikut:

1) Pesilat saling berhadapan dengan menggunakan unsur pembelaan dan

serangan pencak silat yaitu menangkis / mengelak, mengenakan sasaran dan

menjatuhkan lawan sesuai dengan kaidah – kaidah pencak silat serta

mematuhi larangan – larangan yang di tentukan

2) Serangan dan pembelaan yang di lakukan harus berpola dari sikap awal

pasang atau pola langkah, serta adanya koordinasi dalam melakukan

serangan dan pembelaan.

3) Serangan beruntun harus tersusun dengan teratur dan berangkai dengan

berbagai cara kearah sasaran sebanyak – banyaknya 4 jenis serangan, pesilat

yang melakukan rangkaian serang bela lebih dari 4 jenis akan diberhentikan

oleh wasit, serangan sejenis dengan mengunakan tangan yang dilakukan

secara beruntun dinilai satu serangan.

4) Serangan yang di nilai adalah serangan yang mengenai sasaran yang sah dan

di mulai dengan mengunakan sikap awal / pasang atsu pola langkah tidak

terhalang, mantap, bertenaga dan tersusun dalam koordinasi teknik serangan

yang baik.

Sesuai dengan PP Munas (2003:20) Penilaian yang berlaku adalah:

(1) Nilai 1:

(a) Serangan dengtan tangan yang masuk pada sasaran tanpa terhalang

oleh tangkisan, hindaran atau elakan lawan.

Page 24: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

(2) Nilai 1 + 1 tangkisan, hindaran atau elakan yang berhasil memunahkan

serangan lawan disusul langsung oleh serangan dengan tangan yang

masuk pada sasaran.

(3) Nilai 2 serangan yang masuk dengan kaki yang masuk tanpa terhalang

oleh tangkisan, hindaran atau elakan lawan

(4) Nilai 1 + 2 tangkisan, hindaran atau elakan yang berhasil memunahkan

serangan lawan, disusul langsung oleh serangan dengan kaki yang

maasuk pada sasaran

(5) Nilai 3 teknik jatuhan yang berhasil menjatuhkan lawan

(6) Nilai 1 + 3 tangkisan, hindaran, elakan atau tangkapan yang

memunahkan serangan lawan disusul langsung oleh serangan dengan

teknik jatuhan yang berhasil menjatuhkan lawan.

Untuk mencapai prestasi dalam olahraga pencak silat diperlukan berbagai

pertimbangan dan perhitungan serta analisis yang cermat sebagai faktor-faktor penentu

dan penunjang prestasi tersebut dapat dijadikan dasar dalam menyusun program. Salah

satu penunjang dalam prestasi tersebut diantaranya adalah metode latihan yang

dilakukan teratur, terprogram dan terukur.

Pembinaan prestasi dalam cabang olahraga pencak silat harus melalui program

latihan yang terprogram, teratur dan terukur. Karena prestasi tidak dapat dicapai secara

spekulatif, tetapi harus dicapai melalui latihan secara sistematis artinya dilakukan secara

teratur latihan tersebut berlangsung beberapa kali dalam satu minggu, tergantung pada

standar atlet dan periode latihan (Nossek, 1995 : 2). Latihan yang dilakukan tersebut

tentunya harus bersifat khusus dan juga berdasarkan suatu sistem yang mengikuti

prinsip-prinsip latihan dan mengembangkan komponen-komponen yang diperlukan

dalam olahraga pencak silat.

2. Hakekat Latihan

a. Pengertian Latihan

Untuk menjelaskan apa sebenarnya latihan itu, akan dikemukakan beberapa

definisi latihan. Sudjarwo (1992: 11) mengemukakan bahwa, “Latihan adalah suatu

proses yang sistematis secara berulang-ulang, secara ajeg dengan selalu

memberikan peningkatan beban latihan”.

Definisi lain dikemukakan oleh Suharno HP (1985: 7) bahwa, “Latihan

adalah suatu proses mempersiapkan organisme atlet secara sistematis untuk

Page 25: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

mencapai mutu prestasi maksimal dengan memberi beban-beban fisik dan mental

yang teratur, terarah, meningkat dan berulang-ulang waktunya”. Sedangkan

Harsono (1989: 101) memberikan batasan sebagai berikut.

Training adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang

dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah beban

latihan atau pekerjaannya. Sistematis yang dimaksud adalah terencana

menurut jadwal, menurut pola dan sistem tertentu, metodis dari yang mudah

ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang kompleks. Berulang-ulang

tujuannya agar gerakan yang sukar menjadi mudah, otomatis dan reflektif

pelaksanaannya. Kian hari kian bertambah beban maksudnya ialah setiap

kali secara periode setelah tiba saatnya ditambah bebannya.

Berdasarkan batasan-batasan latihan di atas dapat disimpulkan bahwa,

latihan secara sistematis dan kontinyu dilakukan secara terencana, menurut pola

dan sistem tertentu, menurut jadwal, teratur, metodis, dari yang mudah ke yang

lebih sukar, dari yang sederhana ke yang lebih rumit. Latihan berulang-ulang

adalah setiap elemen teknik harus diulang sesering mungkin agar gerakan yang

semula sukar dilakukan menjadi semakin mudah dan menjadi otomatis

pelaksanaannya sehingga semakin menghemat energi. Kian hari kian ditambah

beban latihannya maksudnya, segera setelah tiba saatnya beban latihan harus

ditambah atau ditingkatkan.

b. Latihan Fisik

Latihan fisik adalah latihan yang menekankan pada komponen kondisi fisik

tertentu guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dangsina Moeloek dan

Arjatmo Tjokronegoro (1984: 12) menyatakan latihan fisik adalah “suatu kegiatan

fisik menurut cara dan aturan tertentu yang mempunyai sasaran meningkatkan

efisiensi faal tubuh dan sebagai hasil akhir adalah kesegaran jasmani”. Menurut

Harsono (1988: 153) “latihan fisik merupakan usaha untuk

meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional sistem tubuh

sehingga mencapai prestasi yang lebih baik”. Menurut Andi Suhendro (1993: 3-5)

bahwa “latihan fisik adalah latihan yang ditujukan untuk mengembangkan dan

meningkatkan kondisi seseorang. Latihan ini mencakup semua komponen kondisi

Page 26: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

fisik antara lain kekuatan otot, daya tahan kardiovasculer, daya tahan otot,

kelincahan, kecepatan, power, stamina, kelentukan dan lain-lain”.

Pada prinsipnya latihan fisik merupakan salah satu unsur latihan olahraga

secara menyeluruh, yaitu untuk meningkatkan prestasi olahraga serta untuk

meningkatkan kesegaran jasmani. Dalam pelaksanaan latihan fisik dapat ditekankan

pada salah satu komponen kondisi fisik tertentu misalnya, power otot tungkai maka

latihan fisik harus ditekankan pada peningkatan unsur-unsur kondisi fisik power

otot tungkai. Latihan yang dilakukan harus bersifat khusus sesuai dengan

kharakteristik power yang melibatkan otot-otot tungkai.

c. Prinsip-prinsip Latihan

Dalam pelaksanaan latihan, baik atlet maupun pelatih harus memperhatikan

prinsip-prinsip latihan. Dengan mempertimbangkan prinsip latihan tersebut

diharapkan latihan yang dilakukan dapat meningkat dan tidak berakibat buruk baik

pada fisik maupun teknik atlet. Menurut A. Hamidsyah Noer (1996: 8-11) prinsip-

prinsip latihan dalam bidang olahraga meliputi : (1) Latihan-latihan yang dilakukan

hendaknya diulang-ulang, (2) Latihan yang diberikan harus cukup berat, (3)

Latihan yang diberikan harus cukup meningkat, (4) Latihan harus dilakukan secara

teratur dan (5) Kemampuan berprestasi. Untuk lebih jelasnya prinsip-prinsip latihan

tersebut dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut:

1) Latihan Harus Diulang-ulang

Mengulang-ulang terhadap bentuk gerakan yang dipelajari adalah sangat

penting untuk menguasai teknik suatu cabang olahraga atau meningkatkan

kemampuan fisik. Pengulangan gerakan hendaknya dilakukan dengan frekuensi

sebanyak banyaknya. Hal ini dimaksudkan untuk mempermahir teknik yang

dipelajari menuju otomatimasi gerakan yang efektif dan efisien. Seperti

dikemukakan Sudjarjo (1993:44) bahwa, ”latihan teknik yang dilakukan secara

berulang ulang bertujuan untuk mengotomasisasikan gerakan sesuai dengan

teknik yang dikehendaki. Pada hakekatnya pengembangan teknik merupakan

bagian dari usaha meningkatkan ketrampilan menuju gerakan cermat, efisien

dan efektif.

Page 27: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

2) Latihan yang Diberikan harus Cukup Berat

Latihan yang diberikan harus cukup berat maksudnya adalah latihan

yang menekankan pada pembebanan latihan yang semakin berat atau prinsip

overload. Beban latihan yang diberikan harus cukup berat, yaitu di atas ambang

rangsang. Jika latihannya terlalu ringan, maka kemampuan tubuh tidak akan

meningkat. Dalam hal ini Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin (1996: 131)

mengemukakan bahwa, “Kalau beban latihan terlalu ringan (di bawah ambang

rangsang), walaupun latihan sampai lelah, berulang-ulang dan dengan waktu

yang lama, peningkatan prestasi tidak akan terlalu tercapai.

3) Latihan Harus Cukup Meningkat

Pemberian beban latihan harus dilakukan secara bertahap yang kian hari

kian meningkat jumlah pembebanannya akan memberikan efektivitas

kemampuan fisik atau teknik. Peningkatan beban latihan hendaknya disesuaikan

dengan tingkat kemampuan atlet serta ditingkatkan setahap demi setahap.

Apabila latihan diberikan secara cepat dengan peningkatan beban yang cepat

pula, maka akan mengakibatkan terjadinya kelainan di dalam tubuh serta

munculnya gejala-gejala overtraining. Seperti yang dikemukakan oleh Yusuf

Hadisasmita dan Aip Syarifuddin (1996: 131), “Kalau bebannya terlalu berat,

maka perkembangan pun tidak akan mungkin karena tubuh tidak akan dapat

memberikan reaksi terhadap beban latihan yang terlalu berat tersebut. Hal ini

juga dapat mengakibatkan cedera atau overtraining”.

4) Latihan Harus Dilakukan Secara Teratur

Menurut Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin (1996: 131) bahwa,

“Sistem faaliah tubuh membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan

rangsang-rangsang latihan (adaptasi). Adaptasi adalah penyesuaian fungsi dan

struktur organism atlit akibat beban latihan yang diberikan oleh pelatih”.

Latihan yang dilakukan secara teratur dan berkelanjutan membuat tubuh dapat

menyesuaikan diri kembali dengan alam sekitarnya secara teratur. Dengan

Page 28: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

adaptasi tubuh terhadap situasi latihan ini maka kemampuan tubuh akan

meningkat sesuai dengan rangsangan yang diberikan.

5) Kemampuan Berprestasi

.kemampuan berprestasi dipengaruhi oleh banyak faktor, A. Hamidsyah

Noer (1995: 11) menyatakan “kemampuan berprestasi di samping ditentukan

oleh faktor latihan juga ditentukan oleh faktor usia, jenis kelamin, bakat dan

kemauan”. Perlu disadari bahwa prestasi yang akan dicapai seseorang

mempunyai batas-batas kemampuan tertentu, tetapi batas-batas kemampuan itu

sangat relatif jika pada suatu saat setelah menjalani latihan-latihan, atlet merasa

tidak ada kemajuan, hendaklah disadari bahwa prestasi yang dicapai sudah

hampir mendekati puncak. Prestasi yang hampir mencapai puncak memang

sangat lambat kemajuannya.

3. Hakekat Sistem Energi Pencak Silat

Pencak silat kategori tanding adalah pertandingan yang menampilkan dua orang

pesilat dari kubu yang berbeda dan keduanya saling berhadapan dengan menggunakan

unsur pembelaan dan serangan yaitu menangkis, mengelak, menyerang pada sasaran

yang telah ditentukan, serta menjatuhkan lawan menggunakan teknik dan taktik

bertanding, ketahanan stamina dan semangat juang menggunakan kaidah dan pola

langkah dengan memanfaatkan kekayaan teknik jurus mendapatkan nilai terbanyak

(Munas, 2007 : 3).

Menurut Awan Hariono (2006 : 30), rata-rata waktu kerja pada melakukan fight

dalam pertandingan pencak silat diperlukan waktu kira-kira selama 3-5 detik. Bila pada

serangan terakhir masing-masing pesilat melakukan 4 jenis serangan dan kaki tidak

dapat ditangkap oleh lawan, maka akumulasi waktu yang diperlukan selama proses

tersebut menjadi 10 detik, dengan demikian sistem energi yang diperlukan adalah sistem

energi anaerobik alaktik ATP-PC, sebab waktu kerja hanya memerlukan waktu

maksimal 10 detik. Hal ini sesuai dengan ciri-ciri sistem energi anaerobik alaktik yaitu :

(1) intensitas kerja maksimal, (2) lama kerja 10 detik, (3) irama kerja eksplosif (4)

aktivitas menghasilkan adenosin diposphat (ADP + energi) (Suhadiyanto, 2005 : 35)

Page 29: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

4. Kecepatan Reaksi

a. Pengertian Kecepatan Reaksi Kaki

Dalam banyak cabang olahraga seperti olahraga permainan, atletik, beladiri

kemampuan atlit untuk bereaksi menanggapi rangsangan yang diterima

membutuhkan reaksi yang cepat. Seperti melihat datangnya bola dari lawan pada

permainan bola voli, suara pistol dari starter pada lari cepat 100 meter, menendang

atau memukul lawan yang sedang bergerak. Kemampuan bereaksi dengan cepat

akan mempengaruhi penampilannya dalam bertanding atau berlomba.

Kecepatan reaksi pada dasarnya merupakan lamanya waktu yang dibutuhkan

untuk menanggapi rangsangan yang diterima oleh indera. Semua informasi yang

diterima indera baik dari dalam atau dari luar disebut rangsangan. Berkaitan dengan

kecepatan reaksi Suharno HP. (1993 : 6) dalam seri bahan penataran pelatih tingkat

muda/madya menyatakan, “Kecepatan reaksi adalah waktu antara rangsangan dan

jawaban gerak pertama”. Menurut Iskandar Z. Sapoetra dkk., (1999 : 6) bahwa,

“Kecepatan reaksi adalah waktu yang dipergunakan antara munculnya suatu

stimulus atau rangsangan dengan mulainya suatu reaksi”. Menurut Slamet Widodo

(2005 : 81) bahwa, “Kecepatan reaksi adalah kemampuan seseorang untuk segera

bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera,

syaraf atau feeling lainnya, seperti mengantisipasi datangnya bola untuk ditangkap

atau dipukul”. Sedangkan Mulyono B. (2006 : 2) menyatakan, “Kecepatan reaksi

merupakan kemampuan seseorang bertindak secepatnya dalam menanggapi

rangsangan-rangsangan yang datang lewat indera, syaraf atau feeling lainnya”.

Berdasarkan pengertian kecepatan reaksi yang dikemukakan empat ahli

tersebut dapat disimpulkan, kecepatan reaksi merupakan waktu tersingkat yang

dikerahkan seseorang untuk melakukan gerakan setelah mendapat rangsangan.

Berdasarkan simpulan kecepatan reaksi tersebut dapat dirumuskan pengertian

kecepatan reaksi kaki yaitu, waktu yang tersingkat yang dilakukan kaki untuk

melakukan gerakan setelah mendapat rangsangan. Banyak cabang olahraga yang

membutuhkan kecepatan reaksi seperti dalam olahraga permainan, atletik maupun

olahraga beladiri seperti pencak silat. Gerakan-gerakan tendangan dalam pencak

Page 30: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

silat dibutuhkan kecepatan reaksi kaki yang baik, agar lawan tidak mampu

mengantisipasinya.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Reaksi

Kecepatan reaksi sangat berperan penting untuk mendukung kegiatan

olahraga. Kecepatan reaksi berperan untuk aktivitas yang membutuhkan gerak cepat

dalam waktu yang sesingkat mungkin. Kualitas kecepatran reaksi dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Suharno HP. (1993 : 47) faktor-faktor penentu kecepatan reaksi

antara lain : “(1) tergantung pada iritabilitas susunan syaraf, (2) daya orientasi

situasi yang dihadapi atlet, (3) ketajaman panca indera dalam menerima rangsangan

dan, (4) kecepatan gerak dan daya ledak atlet”. Pendapat lain dikemukakan A.

Hamdisyah Noer (1995 : 162) bahwa :

Faktor-faktor yang menentukan baik atau tidak reaction of speed seorang

atlet tergantung :

1) Kemampuan menempatkan diri pada posisi yang menguntugkan dalam

pertandingan dan kecepatan melihat perubahan situasi pertandingan.

2) Ketajaman panca indera.

3) Kemampuan skill yang dimiliki.

4) Kerja dari speed of movement menentukan baik atau tidaknya speed of reaction.

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kecepatab reaksi

yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, iriabilitas susunan

syaraf, daya orientasi situasi yang dihadapi, ketajaman panca indera dalam

menerima rangsangan dan kecepatan gerak dan daya ledak atlet, kemampuan skill

dan kerja dari speed of movement. Faktor-faktor penentu baik tidaknya kecepatan

reaksi tersebut saling berkaitan satu dengan lainnya. Jika faktor-faktor tersebut

dalam kondisi baik, maka kecepatan reaksi yang dimiliki juga baik. Namun

sebaliknya, jika faktor-faktor tersebut dalam kondisi kurang baik, maka kecepatan

reaksinya juga kurang baik. Untuk memperoleh kecepatan reaksi yang baik, maka

harus melakukan latihan yang baik dan teratur. Lebih lanjut, Suharno HP. (1993 :

49-50) memberikan beberapa contoh cara melatih kecepatan reaksi sebagai berikut :

Page 31: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

1) Dengan metode pertandingan yang harus selalu mengejar waktu secepat-

cepatnya dalam mereaksi suatu rangsangan.

2) Dengan permainan hijau hitam. Aba-aba mula-mula lambat, makin lama makin

cepat.

3) Mereaksi aba-aba/kode-kode lebih dari dua macam dari pelatih, dan harus

dikerjakan secepat-cepatnya.

4) Dalam waktu tertentu dapat merekasi bola yang dilempar sebanyak-banyaknya

dari pelatih.

5) Bertanding start dengan pistol, bermain dengan bola.

Kemampuan reaksi akan meningkat secara maksimal jika dilakukan latihan

secara sistematis dan kontinyu. Di samping itu juga harus diterapkan bentuk latihan

yang relevan. Depdiknas (2001 : 114) memberikan tips atau bentuk latihan untuk

meningkatkan kecepatan reaksi di antaranya, “(1) bergerak cepat ke depan, ke

belakang, ke samping kiri, ke samping kanan dengan memperhatikan gerakan

tangan pelatih, (2) lari dengan memperhatikan dan mendengarkan aba-aba peluit

(akustik) dan instruksi pelatih, (3) permainan hitam putih”. Latihan yang dilakukan

secara teratur dan terus menerus akan meningkatkan kecepatan reaksi. Dengan

meningkatnya kecepatan reaksi dapat mendukung aktivitas-aktivitas yang

membutuhkan gerakan yang cepat seperti gerakan lengan pada saat memukul.

c. Peranan Kecepatan Reaksi Kaki dengan Kecepatan Tendangan Pencak Silat

Kecepatan reaksi merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang sangat

penting dalam olahraga beladiri seperti pencak silat, tinju, karate, yudo dan lain

sebagainya. Seperti dikemukakan Ismaryati (2006 : 73) bahwa, “Kecepatan reaksi

sangat besar peranannya pada cabang olahraga yang membutuhkan kecepatan,

misalnya dalam olahraga tinju, karakte, ski air, lari cepat dan lebih penting lagi pada

cabang olahraga yang membutuhkan keterampilan terbuka misalnya dalam gerakan-

gerakan bola basket, softball, tenis meja, tenis dan badminton”.

Dalam olahraga beladiri pencak silat, kecepatan reaksi sangat berperan

penting terutama untuk melakukan serangan, elakan, tangkisan. Demikian halnya

untuk melakukan serangan melalui tendangan, kecepatan reaksi kaki sangat

Page 32: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

berperan penting agar tendangan depan dapat dilakukan dengan cepat dan kuat. Hal

ini karena, kecepatan merupakan salah satu ciri dari olahraga beladiri pencak silat.

Seperti dikemukakan Sumarno dkk., (1992 : 198) bahwa, “Salah satu ciri-ciri dari

pencak silat yaitu mempergunakan kelentukan, kelincahan, kecepatan menggunakan

saat yang tepat dan sasaran yang tepat dengan gerakan yang cepat untuk menguasai

lawan, tidak menggunakan kekuatan”.

Pendapat tersebut menunjukkan, kecepatan reaksi sangat dibutuhkan dalam

olahraga beladiri pencak silat. Gerakan-gerakan serangan seperti tendangan harus

dilakukan dengan secepat mungkin. Tendangan yang dilakukan dengan cepat akan

menyulitkan lawan untuk mengantisipasinya. Oleh karena itu, pada saat melakukan

tendangan harus mengerahkan kecepatan reaksi kaki semaksimal mungkin pada

teknik yang benar. Tendangan yang dilakukan dengan cepat akan menyulitkan

lawan untuk mengelak atau menangkisnya.

5. Latihan Plyometric

a. Pengertian Pliometrik

Pengertian pliometrik menurut James C.Kadeliffe dan Robert C. Farentions

yang diterjemahkan oleh M. Furqon H. dan Muchsin Doewes (2002 : 2) adalah

sebagai berikut :

Asal istilah plyometrics diperkirakan dari bahasa Yunani “pleytheum”,

berarti “Memperbesar” atau “Meningkatkan” atau dari akar kata bahasa Yunani

“Plio” dan “Metric” masing-masing berarti “lebih banyak” dan “ukuran”. Sekarang

ini pliometrik mengacu pada latihan-latihan yang ditandai dengan kontraksi-

kontraksi otot yang kuat sebagai respon terhadap pembebanan yang cepat dan

dinamis, atau peregangan otot-otot yang terlibat.

Untuk memiliki daya ledak otot tungkai yang baik harus dilakukan dengan

latihan yang benar dan teratur secara kontinyu serta latihan tersebut harus benar-

benar melatih kemampuan daya ledak otot-otot tungkai. Salah satu metode latihan

yang dapat digunakan adalah latihan pliometrik.

b. Dasar-dasar Latihan Plyometric

Page 33: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Menurut Chu D.A. (1992 : 1) “latihan Plyometric adalah latihan yang

dilakukan dengan sengaja untuk meningkatkan kemampuan atlet, merupakan

perpaduan latihan kecepatan dan kekuatan”. Perpaduan antara kekuatan dan

kecepatan merupakan perwujudan dari daya ledak otot. Oleh karena itu pliomerik

merupakan metode latihan yang sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan

daya ledak otot (eksplosif power).

Ciri khas dari latihan pliomerik adalah adanya peregangan awal

(prestretching) dan tegangan awal (pre-tension) pada saat melakukan kerja. Dari

uraian di atas dapat dikemukakan bahwa latihan pliomerik merupakan latihan yang

menjembatani antara kecepatan dan kekuatan. Tipe gerakan dalam pliomerik adalah

cepat, kuat, eksplosif, dan reaktif. Tipe-tipe seperti ini merupakan tipe dari

kemampuan daya ledak. Oleh karena itu latihan pliomerik merupakan latihan yang

sangat baik untuk meningkatkan daya ledak (power).

c. Dosis Latihan Plyometric

Pemberian dosis latihan harus direncanakan, disusun dan diprogramkan

dengan baik sehingga tujuan yang direncanakan dapat dicapai. Dalam pembuatan

program latihan, Dangsina Moeloek dan Arjatmo Tjokronegoro (1984 : 12-14)

menyebutkan, dalam pembuatan program latihan harus meliputi faktor-faktor

sebagai berikut : (a) tipe latihan, (b) intensitas latihan, (c) frekuensi latihan, dan (d)

lama latihan.

Selanjutnya menurut M. Sajoto (1995 : 33-35) dalam penyusunan program

latihan harus memperhatikan, (a) jumlah beban, (b) repetisi dan set, serta (c)

frekuensi dan lama latihan.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan program latihan

untuk latihan pliometrik antara lain intensitas latihan, repetisi dan set serta

frekuensi dan lama latihan.

1) Intensitas Latihan

Menurut M. Sajoto (1985 : 15) bahwa, “intensitas latihan adalah takaran

kesungguhan pengeluaran tenaga atlet dalam melakukan aktivitas jasmani”.

Page 34: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Ukuran kesungguhan dalam pelaksanaan latihan merupakan bentuk dari

intensitas latihan.

Intensitas merupakan faktor yang penting dalam latihan pliometrik.

Pelaksanaan yang cepat dengan usaha yang maksimal adalah penting untuk

mendapat hasil yang optimal. Dengan demikian latihan Plyometric ini

dilaksanakan dalam intensitas yang tinggi. Hal ini sesuai pendapat Bompa (1994

: 42) yaitu bahwa latihan Plyometric dengan lompat-lompat memantul itu

dilakukan dengan “intensitas submaksimal”.

2) Repetisi dan Set

Menurut M. Sajoto (1995 : 34) bahwa, “reptisi adalah jumlah ulangan

mengangkat suatu beban, sedangkan set adalah suatu rangkaian kegiatan dari

repetisi”. Penentu jumlah repetisi dan set yang harus dilakukan dalam latihan

ditentukan dengan tepat.

Menurut Nosseck (1982 : 81) bahwa dosis latihan lompat untuk

meningkatkan power otot tungkai adalah dengan intensitas 30% - 50%

repetisinya 6 – 12, antara 4-6 seri, interval istirahat 2 – 5 menit dengan irama

latihan cepat dan eksplosif.

3) Frekuensi dan Lama Latihan

Frekuensi adalah jumlah beberapa kali latihan dilakukan tiap minggunya.

Lamanya latihan yaitu lama waktu yang diperlukan untuk melatih hingga terjadi

perubahan yang nyata. Menurut Mulyono B.A (1990 : 56) lamanya kegiatan

latihan hendaknya berada dalam kurun waktu antara 40 – 60 menit. Frekuensi

latihan seyogianya dilakukan 4 – 5 kali dalam seminggu. Oleh karena atlet yang

tidak berlatih selama 48 jam maka endurancenya sudah menurun.

6. Latihan Depth Jump

Latihan pliometrik dengan metode depth jump menurut M. Furqon H, dan

Muchsin Doewes (2002: 45) maksudnya yaitu “dalam melakukan gerakan loncatan

dengan didahului dari atas kotak atau bangku yang tingginya kira-kira 25-45 inci,

dengan melakukan pendaratan 2 kaki bersamaan tanpa ada gerakan meloncat, begitu

Page 35: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

kedua kaki menyentuh permukaan pendaratan baru dilaksanakan gerakan meloncat

dengan mengayunkan lengan ke atas dan membentangkan tubuh setigngi dan sejauh

mungkin “latihan ini harus dilaksanakan di permukaan pendaratan yang agak lunak,

seperti rumput atau matras gulat, untuk menghindari cidera atau kecelakaan dalam

latihan, depth jump sangat baik untuk otot-otot quadricept dan hip girdle, dan juga

untuk punggung bagian bawah serta hamstrings serta dapat diterapkan untuk berbagai

cabang olahraga karena menggunakan kekuatan dan kecepatan tungkai. Adapun

pelaksanaan latihan depth jump ini sebagai berikut: posisi awal dengan sikap berdiri

pada ujung kotak, dan ujung kaki menjulur keluar dan usahakan lutut agak ditekuk dan

lengan di samping badan dengan relaks jatuh dan turun dari kotak ke tanah, matras, dan

mendarat dengan kedua kaki dan lutut ditekuk untuk mengatasi goyangan pada saat

mendarat, setelah mendarat di tanah, segera mulai meloncat dengan mengayunkan

lengan ke atas dan membentangkan tubuh sejauh dan setinggi mungkin hingga 3-6 set

dengan latihan ini memerlukan intensitas dan kerja maksimum agar mencapai hasil

optimal. Waktu istirahat kira-kira 1 menit di antara loncatan.( Furqon, H, dan Muchsin

doewes, 2002 : 52)

Keuntungan dari metode latihan Depth jump ini adalah :

a. Dalam melaksanakannya siswa tidak akan merasa sulit karena meloncat dengan dua

kaki sebagai tumpuan

b. Loncatan akan lebih maksimal karena di dahului dengan awalan mendarat dari

kotak dan melakukan tolakan

c. Merupakan latihan kombinasi yang diawali dengan turun dari kotak atau bangku,

hal ini menjadikan otot tungkai lebih siap untuk melakukan gerakan.

Kerugian dari metode latihan Depth jump ini adalah :

a. Memerlukan waktu yang lama karena setiap kali loncatan harus terhenti, dan naik

ke atas kotak untuk melakukan pendaratan lalu mulai meloncat lagi

b. Memerlukan konsentrasi tinggi dan maksimal untuk mengatasi goyangan pada saat

pendaratan

Page 36: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Gambar 3. Latihan Depth Jump

(Furqon H dan Muchsin Doewes, 2002 : 45)

7. Latihan Box Skip

Latihan pliometrik dengan metode box skip menurut Furqon, H, dan Muchsin

doewes (2002: 52) maksudnya yaitu “dalam melakukan gerakan loncatan dengan

menggunakan 2-4 kotak dengan tinggi 12-24 inci, dengan awalan menumpukan satu

kaki ke kotak yang telah disiapkan, dan melakukan loncatan ke atas dengan ayunan

tangan setinggi mungkin dengan pendaratan 2 kaki tidak bersamaan dan melakukan

pengulangan dengan kaki yang bergantian”. Latihan ini dapat meningkatkan otot-otot

gulteals, gastrochemins, guadricept hamstrings, fuksor pinggul, otot-otot punggung

bagian bawah, dan perut. Adapun pelaksanaan latihan box skip ini adalah sebagai

berikut : posisi awal dengan berdiri menghadap ke kotak yang pertama dengan

meletakkan salah satu kaki ke kotak tersebut, dengan kedua lengan berada di samping

badan bahu condong ke depan sebagai keseimbangan dan pandangan ke depan dengan

penuh konsentrasi, melakukan ke atas dengan setinggi mungkin disertai dengan ayunan

tangan, dengan menggunakan satu kaki untuk tolakan dan 2 kaki untuk pendaratan,

begitu mendarat langsung meletakkan 1 kaki ke kotak 2, hingga selesai rangkaian

latihan tersebut, dengan tetap menjaga konsentrasi agar gerakan tetap cepat dan tenaga

maksimum dan usahakan mencapai ketinggian maksimum dan ada saat waktu melayang

di udara. Lakukan latihan ini 6 set. Jumlah loncatan melewati 4 kotak dan waktu

istirahat kira-kira 2 menit di antara set.( M. Furqon H, dan Muchsin Doewes, 2002 : 45)

Keuntungan dari metode latihan Box Skip ini adalah :

Page 37: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

a. Dalam melaksanakannya siswa tidak terlalu sulit karena melompat dengan tidak

menggunakan awalan

b. Untuk melakukan tolakan tidak terlalu berat, karena didahului dengan meletakkan

salah satu kaki ke atas kotak

Kerugian dari metode latihan Box Skip ini adalah :

a. Lebih berkonsentrasi untuk mengganti kaki yang dijadikan tumpuan untuk

melompat, (menghindari 2 kali kaki yang sama dijadikan tumpuan)

b. Harus selalu sama setiap kaki yang dijadikan tumpuan agar hasil dari latihan ini

tidak mengalami perbedaan.

Gambar 2. Latihan Box Skip

(Furqon H dan Muchsin Doewes, 2002 : 52)

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan landasan teori dan kajian pustaka yang telah diuraikan di atas maka

dapat diketahui kerangka pemikiran sebagai berikut:

1. Perbedaaan pengaruh latihan dengan metode Depth Jump dan Box Skip

Latihan dengan metode Box Skip merupakan salah satu bentuk latihan

pliometrik yang sederhana untuk meningkatkan kecepatan tendangan, karena para

pesilat akan lebih mudah untuk melakukan gerakan melompat setinggi-tingginya

dengan diawali salah satu kaki ditumpukan pada box atau kotak sebelum melakukan

Page 38: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

lompatan. Sedangkan latihan dengan metode Depth Jump merupakan latihan

kombinasi untuk meningkatkan kecepatan tendangan dengan diawali turun dari

sebuah bangku, dilanjut melakukan loncatan setinggi-tingginya. Berdasarkan hal

tersebut, sudah jelas bahwa kedua latihan di atas mempunyai perbedaan, sehingga

mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap pesilat dalam latihan peningkatan

kecepatan tendangan.

Ditinjau dari hal tersebut, latihan dengan metode Box Skip dan Depth Jump

juga memiliki kelebihan dan kelemahan yang berbeda pula. Kelebihan dan

kelemahanyang berbeda dari kedua latihan tersebut telah diuraikan di atas dan

perbedaan-perbedaan tersebut tentunya akan menimbulkan pengaruh yang berbeda

terhadap peningkatan kecepatan tendangan.

2. Latihan Dept Jump lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan Kecepatan

tendangan

Berdasarkan perbedaan antara metode Box Skip dan Dept Jump

menunjukkan bahwa, metode latihan Dept Jump mempunyai pengaruh yang lebih

baik terhadap peningkatan kecepatan tendangan karena metode Depth Jump

didahului dengan gerakan turun dari bangku atau sejenisnya baru melakukan

loncatan gerakan meloncat dengan hal ini otot-otot tungkai akan lebih siap untuk

melakukan gerakan loncatan dengan setinggi-tingginya.

Berdasarkan hal tersebut diduga bahwa metode latihan Dept Jump memiliki

pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan kecepatan tendangan.

C. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan landasan teori, kajian pustaka dan kerangka pemikiran yang telah

dikemukakan di atas maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh latihan depth jump dan box skip terhadap peningkatan

kecepatan tendangan pada pesilat putra perguruan Tapak Suci Putera

Muhammadiyah Kabupaten Karanganyar Tahun 2012.

Page 39: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

2. Latihan depth jump memiliki pengaruh yang lebih baik dari pada latihan box skip

terhadap peningkatan kecepatan tendangan pada pesilat putra Perguruan Tapak

Suci Putera Muhammadiyah Kabupaten Karanganyar Tahun 2012.

Page 40: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini di rencanakan di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar Jl. Brigjen

Slamet Riyadi No 12 Karanganyar.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan dilaksanakan pada bulan Januari 2012 – Februari

2012. Sebanyak 18 kali latihan dengan tiga kali latihan dalam satu minggu, yaitu Senin,

Kamis dan Sabtu jam 16.00 WIB.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Penelitian eksperimen

adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan memberikan perlakuan kepada subjek

yang diakhiri dengan suatu bentuk tes guna mengetahui pengaruh perlakuan yang telah

diberikan. dalam hal ini Suharsimi Arikunto (1998 : 9) menyatakan bahwa; Eksperimen

adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat ( hubungan kausal) antara 2

faktor yang sengaja di timbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi

atau menyisihkan faktor – faktor lain yang bisa menganggu. Eksperimen selalu

dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.

Adapun rancangan penelitian yaitu “Pretest Posstest Design”. Gambar

rancangan penelitian sebagai berikut:

Kel 1 – Treatment A – Posttest

S – Pretest – MSOP -

Kel 2 – Treatment B – Posttest

Keterangan :

Page 41: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

P = Populasi

PS = Purposive Sampling

S = Sampel

Pretest = Tes awal dengan melakukan tendangan selama 10 detik

OP = Ordinal Pairing

Kel 1 = Kelompok 1

Kel 2 = Kelompok 2

Treatment A = Latihan Depth Jump

Treatment B = Latihan Box Skip

Posttest = Tes akhir dengan melakukan tendangan selama 10 detik

Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada perolehan tendangan selama

10 detik pada tes awal. Setelah hasil tes awal dirangking, kemudian subyek yang

dimiliki prestasi setara dipasang-pasangkan ke dalam kelompok 1 dan kelompok 2,

dengan cara Ordinal Pairing. Dengan demikian kedua kelompok tersebut belum diberi

perlakuan merupakan kelompok yang sama. Apabila pada akhirnya terdapat perbedaan,

maka hal ini dapat disebabkan oleh pengaruh perlakuan yang diberikan. Pembagian

kelompok dalam penelitian ini dengan cara Ordinal Pairing sebagai berikut :

1 2

4 3

5 6

8 7

9 10 dan seterusnya

Page 42: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

C. Variabel Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian ini, maka penelitian ini terdiri dari beberapa

variabel. Menurut Sugiyanto (1995 : 17) variabel adalah “konsep yang dapat diterapkan

dalam berbagai nilai yang berbeda”. Variabel dalam penelitian ini terdiri atas :

1. Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah :

a. Latihan Depth Jump

b. Latihan Box Skip

2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah kecepatan tendangan.

D. Definisi Operasional Variabel

1. Latihan Depth Jump adalah bentuk latihan untuk mengembangkan kecepatan dan

kekuatan yang pelaksanaannya dilakukan dengan didahului turun dari kotak atau

bangku dengan dua kaki bersamaan begitu kaki menyentuh lantai langsung

meloncat setinggi-tingginya dan sejauh-jauhnya.

2. Latihan Box Skip adalah bentuk latihan untuk mengembangkan kecepatan dan

kekuatan yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara salah satu kaki ditumpukan

di atas kotak kemudian melakukan lompatan setinggi-tingginya dan sejauh-jauhnya

dengan pendaratan dua kaki bersamaan dan dilanjutkan lompatan berikutnya

dengan tumpuan kaki yang bergantian.

3. Kecepatan tendangan adalah kemampuan otot-otot melakukan kerja atau gerakan

(menendang) secepat-cepatnya yang melibatkan otot tungkai sebagai penggerak

utama, dalam penelitian ini kecepatan tendangan diukur dengan melakukan

tendangan selam 10 detik.

Page 43: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sutrisno Hadi (1989: 220) menyatakan bahwa, “Seluruh penduduk yang

dimaksud untuk diselidiki disebut populasi atau universum”. Dan populasi dalam

penelitian ini adalah Siswa Putra Perguruan Tapak Suci Putera Muhammadiyah

Karanganyar Tahun 2012 yang berjumlah 124 Siswa.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi, dalam penelitian ini 40 Siswa Putra

diambil untuk dijadikan sebagai sampelnya, untuk pengambilan sampel tersebut

menggunakan teknik Purposive Sampling. dengan kriteria yang di inginkan adalah

Siswa remaja dengan umur 14 hingga 17 tahun,tidak cacat, jaraknya dekat dengan

tempat penelitian, dan aktif dalam latihan, ada 40 siswa.

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini diadakan tes dan

pengukuran kecepatan tendangan menggunakan cara dengan melakukan tendangan

selama 10 detik. Petunjuk pelaksanaan tes terlampir.

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

a. Uji Reliabilitas

Tingkat keajegan hasil tes yang dilakukan dalam penelitian, dilakukan uji

reliabilitas dengan menggunakan korelasi interklas, dengan rumus sebagai berikut:

R = A

WA

MS

MSMS

Page 44: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Keterangan :

R = Koefisien reliabilitas

MSA = Jumlah rata-rata dalam kelompok

MSW = Jumlah rata-rata antar kelompok

b. Uji Normalitas

Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors dari

Sudjana (2002 : 466). Adapun prosedur pengujian normalitas tersebut sebagai

berikut:

1) Pengamatan X1, X2, X3 dijadikan bilangan baku Z1, Z2, . . .Zn dengan

menggunakan rumus :

s

xxizi

Keterangan :

Xi = Dari variabel masing-masing sampel

X = Rata-rata

S = Simpangan Baku

2) Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang F(zi) = P(z ≤ zi)

3) Selanjutnya dihitung proporsi z1,z2, . . . zn yang lebih kecil atau sama dengan z1.

Jika proporsi dinyatakan oleh : S (zi)

Maka S (zi) = n

ziyangzzzbanyaknya n ,... , 21

4) Hitung selisih F(zi) – S(zi) kemudian ditentukan harga mutlaknya

5) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.

Sebutlah harga terbesar ini.

c. Uji Homogenitas

Dalam uji homogenitas dilakukan dengan cara membagi varians yang lebih

besar dengan varians yang lebih kecil. Menurut Sutrisno Hadi (1982 : 386)

rumusnya adalah :

ktSD

bsSDF dbvkdbvb 2

2

:

Page 45: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Keterangan :

Fdbvb:dbvk = Derajat kebebasan ke 1 dan ke 2

SD2bs = Standar Deviasi ke 1

SD2kt = Standar Deviasi ke 2

2. Uji Perbedaan

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji perbedaan dari Sutrisno

Hadi (1995 : 457) sebagai berikut :

)1(

2

nn

d

Mdt

Keterangan :

t = Nilai uji perbedaan

Md = Mean perbedaan dari pasangan

Σd2 = Jumlah deviasi kuadrat tiap sampel dari mean perbedaan

N = Jumlah pasangan

Untuk mencari mean deviasi digunakan rumus sebagai berikut:

N

DM d

Keterangan :

D = Perbedaan masing-masing subyek

N = Jumlah pasangan

Untuk menghitung prosentase peningkatan kecepatan tendangan antara latihan

depth jump dan box skip menggunakan rumus sebagai berikut :

Prosentase Peningkatan = %100pretestmean

differentmean x

Mean different = mean posstest – mean pretest

Page 46: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya.

Penyajian hasil penelitian berdasarkan analisis statistik yang dilakukan pada tes awal

dan tes akhir pada peningkatan kecepatan tendangan pada Pesilat Putra Perguruan

Tapak Suci Putera Muhammadiyah Kabupaten Karanganyar Tahun 2012. Berikut

disajikan dekripsi data, uji prasyarat analisis, hasil analisis data dan pengujian hipotesis.

A. Deskripsi Data

Deskripsi hasil analisis data hasil tes peningkatan kecepatan tendangan pada

Pesilat Putra Perguruan Tapak Suci Putera Muhammadiyah Kabupaten Karanganyar

Tahun 2012 yang dilakukan pada kelompok I (K1) dan kelompok II (K2) disajikan

dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 1.Deskripsi Data Hasil Analisis Tes Peningkatan Kecepatan Tendangan pada

Pesilat Putra Perguruan Tapak Suci Putera Muhammadiyah Kabupaten Karanganyar

Tahun 2012 pada Kelompok I dan Kelompok II.

Kelompok Tes N Mean SD

Kelompok I (Depth jump) Awal 20 17,3 1,701

Akhir 20 22 2,00

Peningkatan 4,70

Kelompok II

(Box Skip)

Awal 20 17,55 1,761

Akhir 20 21,15 1,927

Peningkatan 3,60

Kelompok perlakuan dengan metode depth jump dan Box Skip memberikan

pengaruh terhadap peningkatan kecepatan tendangan pada Pesilat Putra Perguruan

Tapak Suci Putera Muhammadiyah Kabupaten Karanganyar. Jika antara kelompok

siswa yang mendapat metode latihan depth jump dan metode latihan box skip

dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok metode latihan depth jump

memiliki peningkatan kecepatan tendangan pada Pesilat Putra Perguruan Tapak Suci

Putera Muhammadiyah Kabupaten Karanganyar sebesar 1,1 lebih tinggi dari pada

kelompok metode latihan box skip. Gambaran nilai rata-rata peningkatan kecepatan

Page 47: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

tendangan pada Pesilat Putra Perguruan Tapak Suci Putera Muhammadiyah Kabupaten

Karanganyar antara kelompok I (K1) dan kelompok II (K2) dapat dibuat histogram

perbandingan nilai-nilai sebagai berikut:

Gambar . Histogram Nilai Rata-Rata Peningkatan Kecepatan Tendangan pada

Pesilat Putra Perguruan Tapak Suci Putera Muhammadiyah

Kabupaten Karanganyar antara Kelompok Metode Latihan Depth

Jump dan Metode Latihan Box Skip

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan analisis data, perlu dilakukan pengujian persyaratan

analisis.Pengujian persyaratan analisis yang dilakukan yaitu dengan uji realibilitas,

uji normalitas dan homogenitas.

1. Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui tingkat keajegan hasil tes peningkatan kecepatan tendangan

pada olahraga pencak silatk, dilakukan uji reliabilitas. Hasil uji reliabilitastes

awal dan tes akhir peningkatan kecepatan tendangan pada Pesilat Putra

Perguruan Tapak Suci Putera Muhammadiyah Kabupaten Karanganyar yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data

Hasil Tes Reliabilita Kategori

Tes Awal 0.911 Tinggi Sekali

Tes Akhir 0,838 Tinggi Sekali

Dari tabel di atas diketahui bahwa, nilai reliabilitas hasil tes awal adalah sebesar

0,911, dimana termasuk dalam kategori tinggi sekali. Adapun nilai reliabilitas

0

2

4

6

Pe

nin

gk

at

an

Kemampuan Kecepatan Tendangan

Column2 4.7 3.6

K1 K2

Page 48: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

hasil tes akhir adalah sebesar 0,838, dimana termasuk dalam kategori tinggi.

Dalam mengartikan kategori koefisien reliabilitas tes tersebut, menggunakan

pedoman tabel koefisien korelasi dari Book Walter, yang dikutip Mulyono B

(1992: 22) yaitu:

Tabel 3. Tabel Range Kategori Reliabilitas

Kategori Reliabilitas

Tinggi Sekali 0,90 – 1,00

Tinggi 0,80 – 0,89

Cukup 0,60 – 0,79

Kurang 0,40 – 0,69

Tidak Signifikan 0,00 – 0,39

2. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya.Uji

normalitas data penelitian ini digunakan metode Lilliefors. Hasil uji normalitas

data yang dilakukan pada tiap kelompok adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Rangkuman Hasil Analisis Data

Kelompok

Perlakuan

N M SD L hitung L tabel Kesimpulan

KI 20 17,30 1,701 0,0141 0,190 Berdistribusi Normal

KII 20 17,55 1,761 0,0013 0,190 Berdistribusi Normal

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Dari hasil normalitas yang dilakukan pada kelompok I (K1) diperoleh

nilai Lo = 0,0141. Dimana hasil tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan

pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,190.Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa data K1 termasuk berdistribusi normal.Dari hasil normalitas yang

dilakukan pada Kelompok II (K2) diperoleh nilai Lo = 0,0013. Dimana hasil

tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf signifikansi 5% yaitu

0,190.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data K2 juga termasuk

berdistribusi normal.

3. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan varians dari

kedua kelompok. Jika kedua kelompok tersebut memiliki kesamaan varians ,

Page 49: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

maka apa bila nantinya kedua kelompok memiliki perbedaan, maka perbedaan

tersebut disebabkan oleh perbedaan rata-rata kemampuan. Hasil uji homogenitas

data antara kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2)sebagai berikut:

Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data

Kelompok N SD2 Fhitung F tabel 5%

K1 20 4,71

1,598

2,04 K2 20 2,94

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Dari hasil uji homogenitas yang dilakukan diperoleh nilai Fhitung = 1,598.

Sedangkan dengan db = 19 lawan 19 , angka Ft = 2,04. Ternyata nilai Fhitung=

lebih kecil dari Ft. Karena Fhitung < Ftabel maka hipotesis nol diterima. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa K1 dan K2 memiliki varians yang

homogen.Dengan demikian apabila nantinya antara K1 dan K2 terdapat

perbedaan, perbedaan tersebut benar-benar karena adanya perbedaan rata-rata

nilai yang diperoleh.

C. Hasil Analisis Data

1. Uji Perbedaan Sebelum Diberi Perlakuan

Sebelum diberi perlakuan kelompok yang dibentuk dalam penelitian

diuji perbedaannya terlebih dahulu. Hal ini dengan maksud untuk mengetahui

perbedaan pada kedua kelompok tersebut, selama diberi perlakuan berangkat

dari keadaan yang sama atau tidak. Hasil uji perbedaan antara K1dan K2 sebelum

diberi adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Rangkuman Hasil Perbedaan Tes Awal pada K1 dan K2

Kelompok N M Md t hitung t tabel 5%

K1 20 17,30

0,25

1,196

2,093 K2 20 17,55

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Page 50: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Dari uji t yang di lakukan dapat disimpulkan bahwa nilai t yang

diperoleh sebesar 1,196, sedangkan db = N – 1 = 20 – 1 = 19 dan taraf

signifikasi 5%, angka batas penolakan hipotesis nol dalam tabel t adalah 2,093.

Ternyata lebih kecil dari angka batas penolakan hipotesis nol. Dengan demikian

hipotesis nol diterima, yang berarti bahwa tidak terdapat berbedaaan yang

signifikan antara hasil tes awal kecepatan tendangan dalam olah raga pencak

silat pada kelompok 1 dan kelompok 2. Sehingga apabila setelah diberi

perlakuan terdapat perbedaan, maka perbedaan tersebut benar-benar dikarenakan

adanya perbedaan pengaruh perlakuan yang diberikan.

2. Uji Perbedaan Sesudah Diberi Perlakuan

Dalam penelitian ini subyek diberi perlakuan selama 6 minggu dengan

frekuensi 3 kali setiap minggu.Dalam hal ini K1 diberi latihan dengan metode

depth jump dan K2 diberi latihan dengan metode Box Skip, kemudian dilakukan

tes akhir. Dari hasil tes akhir pada masing-masing kelompok tersebut kemudian

dilakukan uji perbedaan, yang hasilnya adalah sebagai berikut:

a. Hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 yaitu:

Tabel 7. Rangkuman Uji Perbedaan Hasil Tes

Tes N M Md t hitung t tabel 5%

Awal 20 17,30

4,70

19,421

2,093 Akhir 20 22

Sumber: Data primer yang diolah,2012

Dari uji t yang dilakukan dapat diperoleh nilai t sebesar 19,421, yang

ternyata nilai tersebut lebih besar dari nilai t tabel 5% yaitu 2,093. Dengan

demikian hipotesis nol ditolak,yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara hasil tes awal dan hasil tes akjir pada kelompok I. Dengan

demikian setelah mendapat perlakuan metode depth jump, terjadi

peningkatan kemampuan kecepatan tendangan pada pesilat putra perguruan

tapak suci putera Muhammadiyah Kabupaten Karanganyar pada kelompok I

secara meyakinkan.

b. Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir Pada Kelompok II

Page 51: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir Pada

Kelompok II

Tes N M Md t hitung t tabel 5%

Awal 20 17,55 3,6 18,274 2,093

Akhir 20 21,15

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Dari uji t yang dilakukan dapat diperoleh nilai t sebesar 18,274, yang

ternyata nilai tersebut lebih besar dari nilai t tabel 5% yaitu 2,093. Dengan

demikian hipotesis nol ditolak,yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara hasil tes awal dan hasil tes akhir pada kelompok II. Dengan

demikian setelah mendapat metode latihan box skip , terjadi peningkatan

kemampuan kecepatan tendangan dalam olahraga pencak silat pada

kelompok II secara meyakinkan.

c. Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir Antara Pada Kelompok I dan Kelompok

II yaitu:

Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir Antara KI dan K2

Kelompok N M Md t hitung t tabel 5%

K I 20 22.00

3,6

4,086

2,093 K II 20 21,15

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Dari uji t yang dilakukan dapat diperoleh nilai t sebesar 4,086, yang

ternyata nilai tersebut lebih besar dari nilai t tabel 5% yaitu 2,093. Dengan

demikian hipotesis nol ditolak,yang berarti bahwa setelah diberi perlakuan

terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes akhir pada K I dan K II.

d. Perbedaan Persentase Peningkatan

Untuk mengetahui kelompok mana yang memiliki presentase

peningkatan yang lebih baik, diadakan perhitungan perbedaan persentase

peningkatan tiap-tiap kelompok. Adapun nilai perbedaan peningkatan

kemampuan kecepatan tendangan pada pesilat putra perguruan Tapak Suci

Page 52: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Putera Muhammadiyah Kabupaten Karanganyar dalam persen pada K I dan

KII adalah sebagai berikut:

Tabel 10.Rangkuman Hasil Perhitungan Nilai Perbedaan Peningkatan

Kecepatan Tendangan pada Pesilat Putra Perguruan Tapak Suci

Putera Muhammadiyah Kabupaten Karanganyar dalam Persen K I

dan K II.

Kelompok N Mean

Pretest

Mean

Posttest

Md Persentase

Peningkatan

K I 20 17,30 22,00 4,45 25,648

K II 20 17,55 21,15 3,6 20,512

Sumber: Data primer yang diolah, 2012

Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa K I memiliki peningkatan

kecepatan tendangan dalam olahraga pencak silat sebesar

25,648%.Sedangkan K II memiliki kemampuan kecepatan tendangan pada

olahraga pencak silat sebesar 20,512% Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa K I memiliki persentase peningkatan kemampuan kecepatan

tendangan pada olahraga pencak silat lebih besar daripada K II. Gambaran

persentase peningkatan kemampuan kecepatan tendangan pada olahraga

pencak silat antara kelompok metode latihan depth jump dan box skip dapat

dibuat histogram perbandingan nilai-nilai sebagai berikut:

Page 53: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Gambar 6. Histogram Persentase Peningkatan Kemampuan Kecepatan

Tendangan Antara Kelompok Metode Latihan Depth Jump dan Box Skip

D. Pembahasan dan Pengujian Hipotesis

1. Pembahasan Perbedaan Pengaruh Latihan depth jump dan box skip

Dari hasil analisis data yang dilakukan sebelum diberikan perlakuan, diperoleh

nilai t antara tes awal pada kelompok I dan kelompok II = 1,196, sedangkan ttabel =

2,093. Ternyata t yang diperoleh < t dalam tabel, yang berarti hipotesis nol

diterima.Dengan demikian kelompok I dan kelompok II sebelum diberi perlakuan

dalam keadaan seimbang. Antara kelompok I dan kelompok II berangkat dari titik tolak

kemampuan kecepatan tendangan yang sama. Yang berarti apabila setelah diberi

perlakuan terdapat perbedaan, hal itu karena adanya perbedaan perlakuan yang

diberikan.

Nilai t antara tes awal dan tes akhir pada kelompok I = 19,421. Sedangkan t

tabel = 2,093. Ternyata t yang diperoleh > t dalam tabel, yang berarti hipotesis nol

ditolak. Dengan demikian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara

hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok 1.Yang berarti kelompok I memiliki

peningkatan kemampuan kecepatan tendangan yang disebabkan metode pelatihan yang

diberikan, yaitu metode depth jump. Latihan dengan metode Depth Jump merupakan

latihan kombinasi untuk meningkatkan kecepatan tendangan dengan diawali turun dari

sebuah bangku, dilanjut melakukan loncatan setinggi-tingginya. Depth jump sangat baik

Peningkatan Kecepatan Tendangan

0.000%

5.000%

10.000%

15.000%

20.000%

25.000%

30.000%P

ers

en

tase

Pe

nin

gkat

an

Series 1 25.640% 20.512%

KI K II

Page 54: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

untuk otot-otot quadricept dan hip girdle, dan juga untuk punggung bagian bawah serta

hamstrings serta dapat diterapkan untuk berbagai cabang olahraga karena menggunakan

kekuatan dan kecepatan tungkai.. Dengan hal tersebut, maka dapat meningkatkan

kemampuan kecepatan tendangan pesilat.

Nilai t antara tes awal dan tes akhir pada kelompok II = 18,274. Sedangkan t

tabel = 2,903. Ternyata t yang diperoleh > t dalam tabel, yang berarti hipotesis nol

ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

antara hasil tes awal dan tes akhir pada kelompok II. Yang berarti kelompok II memiliki

peningkatan kecepatan tendangan yang disebabkan oleh metode pelatihan yang

diberikan, yaitu metode box skip. Latihan dengan box skip merupakan salah satu bentuk

latihan pliometrik yang sederhana untuk meningkatkan kecepatan tendangan, karena

para pesilat akan lebih mudah untuk melakukan gerakan melompat setinggi-tingginya

dengan diawali salah satu kaki ditumpukan pada box atau kotak sebelum melakukan

lompatan. Latihan ini dapat meningkatkan otot-otot gulteals, gastrochemins, guadricept

hamstrings, fuksor pinggul, otot-otot punggung bagian bawah, dan perut. Adapun

pelaksanaan latihan box skip ini adalah sebagai berikut : posisi awal dengan berdiri

menghadap ke kotak yang pertama dengan meletakkan salah satu kaki ke kotak

tersebut, dengan kedua lengan berada di samping badan bahu condong ke depan sebagai

keseimbangan dan pandangan ke depan dengan penuh konsentrasi, melakukan lompatan

ke atas dengan setinggi mungkin disertai dengan ayunan tangan, dengan menggunakan

satu kaki untuk tolakan dan 2 kaki untuk pendaratan, begitu mendarat langsung

meletakkan 1 kaki ke kotak 2, hingga selesai rangkaian latihan tersebut, dengan tetap

menjaga konsentrasi agar gerakan tetap cepat dan tenaga maksimum dan usahakan

mencapai ketinggian maksimum dan ada saat waktu melayang di udara.

Dari hasil uji perbedaan yang dilakukan terhadap hasil tes akhir pada

kelompok I dan kelompok II, diperoleh nilai t sebesar 4,086 sedangkan t tabel = 2,903.

Ternyata t yang diperoleh lebih besar > t tabel, yang berarti hipotesis nol ditolak.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setelah diberikan perlakuan selama 6

minggu, terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes akhir pada kelompok I dan

kelompok II. Karena sebelum diberi perlakuan kedua kelompok berangkat dari titik

Page 55: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

tolak yang sama, maka perbedaan tersebut adalah karena perbedaan pengaruh dari

perlakuan yang diberikan.

Pengaruh suatu metode itu bersifat khusus, sehingga perbedaan karakteristik

latihan dapat menghasilkan pengaruh yang berbeda.Dengan demikian hipotesis yang

menyatakan bahwa ada perbedaan pengaruh antara metode depth jump dan box skip

terhadap peningkatan kecepatan tendangan, dapat diterima.

2. Latihan Depth jump Lebih Baik Pengaruhnya Terhadap peningkatan

kecepatan tendangan

Kelompok I yang diberikan metode depth jump memiliki nilai persentase

peningkatan kecepatan tendangan sebesar 25,648%. Sedangkan pada kelompok II yang

diberikan metode box skip memiliki peningkatan kecepatan tendangan sebesar

20,512%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok I memiliki persentase

peningkatan kemampuan kecepatan tendangan yang lebih besar dari kelompok II.

Metode latihan depth jump ternyata dapat memberikan rangsangan yang lebih efektif

untuk mengoreksi teknik kecepatan tendangan yang benar sehingga memberikan

rangsangan untuk pembentukan kecepatan tendangan yang lebih baik pada pesilat.

Pelaksanaan metode depth jump lebih mengoptimalkan intensitas dan kerja maksimum

sehingga memberikan hasil yang baik. Materi yang disampaikan memperlihatkan suatu

peristiwa teknik kecepatan tendangan secara berkesinambungan, menggambarkan

proses secara tepat yang dapat disaksikan berulang-ulang sehingga pesilat mampu

melihat serta mengkoreksi teknik kecepatan tendangan dengan benar. Dengan hal

tersebut, maka dapat meningkatkan kecepatan tendangan yang lebih baik dari pada

metode latihan box skip. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa, metode

latihan depth jump lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan kecepatan tendangan

pada pesilat putra perguruan Tapak Suci Putera Muhammadiyah Kabupaten

Karanganyar Tahun 2012, dapat diterima kebenarannya.

Page 56: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat

diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan depth jump dan latihan box

skip terhadap peningkatan kecepatan tendangan pada pesilat putra perguruan Tapak

Suci Putera Muhammadiyah Kabupaten Karanganyar Tahun 2012.

2. Latihan depth jump memiliki pengaruh yang lebih baik dari pada latihan box skip

terhadap peningkatan kecepatan tendangan pada pesilat putra perguruan Tapak Suci

Putera Muhammadiyah Kabupaten Karanganyar Tahun 2012.

B. IMPILIKASI

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa baik latihan depth jump

maupun latihan box skip. Kedua-duanya dapat meningkatkan kecepatan tendangan.

Namun besarnya peningkatan dari masing-masing bentuk metode dalam latihan tersebut

berbeda, hal ini dipengaruhi oleh karakteristik latihan yang diberikan.Tiap jenis metode

memiliki tipe kerja yang berbeda, perbedaan tipe kerja berpengaruh terhadap hasil

latihan.

Implikasi yang diberikan bahwa kecepatan tendangan dapat meningkat melalui

metode latihan yang diberikan, baik menggunakan latihan depth jump maupun dengan

latihan box skip. Dalam memberikan latihan tendangan khususnya untuk meningkatkan

kecepatan tendangan, Pembina harus memilih suatu bentuk tipe metode latihan yang

sesuai dengan strategi latihan teknik dasar yang bertujuan agar pemain dapat

menampilkan gerakan kecepatan tendangan dengan teknik yang benar. Dalam penelitian

ini ternyata latihan dengan latihan depth jump lebih sesuai untuk mengembangkan

penguasaan kecepatan tendangan yang lebih baik. Hal tersebut dapat menjadi dasar

pemikiran bagi para Pembina olahraga silat tentang metode yang tepat untuk

mengembangkan penguasaan tendangan yang baik sehingga kecepatan tendangan akan

meningkat.

Page 57: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX …/Perbedaan...PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DEPTH JUMP DAN BOX SKIP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN PADA PESILAT PUTRA PERGURUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

C. SARAN

Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang

ditimbulkan, maka kepada para pengajar dan Pembina olahraga khususnya di olahraga

silat putra perguruan Tapak Suci Putera Muhammadiyah Kabupaten Karanganyar

Tahun 2012, disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Dalam memilih jenis metode latihan, khususnya untuk mengembangkan kecepatan

tendangan yang baik, hendaknya pembina memilih metode yang merangsang atlet

agar teknik kecepatan tendangannya menjadi benar dan lebih baik.

2. Dalam upaya untuk meningkatkan kecepatan tendangan, khususnya untuk

menunjang peningkatan kecepatan tendangan maka perlu diperbanyak dengan

latihan depth jump.