PERBANDINGAN PENYELESAIN RUANG PADA KAMARMeja Kerja Lebar standar 76,2 – 91,4 cm dengan panjang...

16
43 Dimensi, Vol.16- No.1, September 2019 PERBANDINGAN PENYELESAIN RUANG PADA KAMAR HOTEL YANG BERDIMENSI KECIL Inez Puyati Handhayani, Setiamurti Rahardjo Program Studi Desain Interior, Universitas Telkom, Bandung Email: [email protected], [email protected] Abstract The rise of tourist aractions in Bandung has triggered an increase in the number of hotel rooms. However, the density of development makes the availability of land in the city of Bandung to be limited, so some hotels have rooms with dimensions below the standard government proposals to be able to accommodate as many guests as possible. This should be considered by hotel managers so that the limitations of this dimension do not reduce guests’ comfort. Therefore, this study aims to look for interior strategies that are applied to small dimension hotel rooms that can facilitate guest needs without sacrificing the comfort side. This research was carried out by a mixed method which included quantitative measurement of dimensions and qualitative observations of three hotels in Bandung that were used as research objects, namely Yello Hotel, Kollektiv Hotel, and Summerbird Bed and Brasserie. The results of this study indicate a strategic solution that can be applied to small-sized rooms through processing the use of materials, colors and compact concepts on furniture. Keywords: tourism facility, hotel design, hotel room, small space design, interior layouting Abstrak Meningkatnya objek wisata di kota Bandung memicu meningkatnya jumlah kamar hotel. Namun, padatnya pembangunan membuat ketersediaan lahan di Kota Bandung menjadi terbatas, sehingga beberapa hotel memiliki kamar dengan dimensi di bawah standar usulan pemerintah agar mampu menampung tamu sebanyak-banyaknya. Hal ini perlu diperhatikan oleh pengelola hotel agar keterbatasan dimensi tersebut tidak mengurangi kenyamanan bagi para tamu. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mencari startegi-strategi interior yang diterapkan pada kamar hotel berdimensi kecil yang dapat memfasilitasi kebutuhan para tamu tanpa mengorbankan sisi kenyamanannya. Penelitian ini dilakukan dengan metode campuran yang meliputi pengukuran kuantitatif tentang dimensi dan pengamatan kualitatif terhadap tiga hotel di Kota Bandung yang dijadikan objek studi, yaitu Yello Hotel, Kollektiv Hotel, dan Summerbird Bed and Brasserie. Hasil penelitian ini menunjukkan solusi strategi yang dapat diterapkan pada kamar berukuran kecil melalui pengolahan penggunaan material, warna dan konsep compact pada furnitur. Kata kunci: fasilitas pariwisata, desain hotel, kamar hotel, desain ruang mungil, tata ruang interior

Transcript of PERBANDINGAN PENYELESAIN RUANG PADA KAMARMeja Kerja Lebar standar 76,2 – 91,4 cm dengan panjang...

  • 43

    Dimensi, Vol.16- No.1, September 2019PERBANDINGAN PENYELESAIN RUANG PADA KAMAR HOTEL YANG BERDIMENSI KECIL (Inez Puttyati Handhayani, Setiamurti Rahardjo)

    PB

    PERBANDINGAN PENYELESAIN RUANG PADA KAMAR HOTEL YANG BERDIMENSI KECIL

    Inez Puttyati Handhayani, Setiamurti Rahardjo Program Studi Desain Interior, Universitas Telkom, Bandung

    Email: [email protected], [email protected]

    AbstractThe rise of tourist attractions in Bandung has triggered an increase in the number of hotel rooms. However, the density of development makes the availability of land in the city of Bandung to be limited, so some hotels have rooms with dimensions below the standard government proposals to be able to accommodate as many guests as possible. This should be considered by hotel managers so that the limitations of this dimension do not reduce guests’ comfort. Therefore, this study aims to look for interior strategies that are applied to small dimension hotel rooms that can facilitate guest needs without sacrificing the comfort side. This research was carried out by a mixed method which included quantitative measurement of dimensions and qualitative observations of three hotels in Bandung that were used as research objects, namely Yello Hotel, Kollektiv Hotel, and Summerbird Bed and Brasserie. The results of this study indicate a strategic solution that can be applied to small-sized rooms through processing the use of materials, colors and compact concepts on furniture.Keywords: tourism facility, hotel design, hotel room, small space design, interior

    layouting

    AbstrakMeningkatnya objek wisata di kota Bandung memicu meningkatnya jumlah kamar hotel. Namun, padatnya pembangunan membuat ketersediaan lahan di Kota Bandung menjadi terbatas, sehingga beberapa hotel memiliki kamar dengan dimensi di bawah standar usulan pemerintah agar mampu menampung tamu sebanyak-banyaknya. Hal ini perlu diperhatikan oleh pengelola hotel agar keterbatasan dimensi tersebut tidak mengurangi kenyamanan bagi para tamu. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mencari startegi-strategi interior yang diterapkan pada kamar hotel berdimensi kecil yang dapat memfasilitasi kebutuhan para tamu tanpa mengorbankan sisi kenyamanannya. Penelitian ini dilakukan dengan metode campuran yang meliputi pengukuran kuantitatif tentang dimensi dan pengamatan kualitatif terhadap tiga hotel di Kota Bandung yang dijadikan objek studi, yaitu Yello Hotel, Kollektiv Hotel, dan Summerbird Bed and Brasserie. Hasil penelitian ini menunjukkan solusi strategi yang dapat diterapkan pada kamar berukuran kecil melalui pengolahan penggunaan material, warna dan konsep compact pada furnitur. Kata kunci: fasilitas pariwisata, desain hotel, kamar hotel, desain ruang

    mungil, tata ruang interior

  • 45

    Dimensi, Vol.16- No.1, September 2019PERBANDINGAN PENYELESAIN RUANG PADA KAMAR HOTEL YANG BERDIMENSI KECIL (Inez Puttyati Handhayani, Setiamurti Rahardjo)

    44

    PendahuluanPariwisata menjadi salah satu sektor utama di Kota Bandung yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Menurut Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bandung (Rosyidie, dkk, 2012) objek wisata di kota Bandung dapat diklasifikasikan menjadi wisata warisan (heritage), perbelanjaan dan mode, pendidikan, hiburan dan pendidikan dan MICE (meeting, incentives, conference, dan exhibition). Dengan beragam daya tarik, Bandung telah menciptakan pengalaman Wisata Memorable yang baik (Yudhistira dan Octavia, 2016) dengan menunjukan bahwa Bandung berpotensi untuk menjadi target pariwisata yang dapat memberikan pendapatan ke kota.

    Dampaknya, ketersediaan akomodasi telah menjadi aspek yang sangat penting untuk mempertahankan kegiatan pariwisata, khususnya hotel. Terlihat pada data statistik yang diberikan oleh Badan Pusat Statistik Kota Bandung bahwa tingkat hunian kamar hotel meningkat dari 56,67% pada bulan Desember 2017 menjadi 60,30% di bulan November 2018 (Badan Pusat Statistik Kota Bandung, 2018). Hal tersebut dapat diamati dari situasi saat akhir pekan atau long weekend dimana lalu lintas dipadati oleh wisatawan domestik, sehingga aktivitas pariwisata Bandung meningkat selama musim liburan dan meningkatkan juga permintaan hotel.

    Situasi itu dapat dilihat sebagai peluang untuk para pelaku bisnis perhotelan yang bersaing di dalam bisnis dengan penerapan startegi khusus untuk memenangkan pasar mereka, seperti menawarkan harga yang terjangkau, desain yang unik, layanan pribadi, dan fasilitas lainnya. Dengan demikian, ada pilihan yang lebih banyak untuk wisatawan karena hotel kecil meningkat tanpa batasan untuk klasifikasi hotel berbintang. Dengan ruang terbatas, beberapa hotel mengurangi beberapa persyaratan formal untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan, baik dengan memfokuskan pada fasilitas atau layanan yang memenuhi harapan para tamu atau dengan mengurangi ruang untuk menambah kapasitas tamu. Jadi sekarang kita dapat dengan mudah menemukan hotel dalam skala yang lebih kecil dengan jumlah kamar yang lebih sedikit, banyak di antaranya juga mengurangi ukuran kamar standar di bawah rekomendasi pemerintah, yaitu 24 meter persegi (Dirjen Pariwisata No: 14 / v / IV88 tanggal 25 februari 1988).

    Mengenai masalah ini, penelitian yang dilakukan oleh Medlik dan Ingram (2000) menunjukan bahwa ternyata tamu lebih cenderung mengunjungi hotel kecil dengan jumlah kamar sekitar 30 daripada hotel dengan jumlah kamar yang lebih sedikit, para tamu dapat merasakan suasana yang lebih hangat dan kompak serta layanan yang lebih ramah dan personal (Milohnic dan Grzˇinic, 2010). Studi tersebut berkaitan dengan apa yang ditemukan di Bandung bahwa hotel semacam itu telah menjadi pilihan favorit wisatawan, terbukti dengan tarif ulasan di situs web pemesanan lokal, seperti Yello Hotel, Kollektiv Hotel, dan Summerbird Bed

  • 45

    Dimensi, Vol.16- No.1, September 2019PERBANDINGAN PENYELESAIN RUANG PADA KAMAR HOTEL YANG BERDIMENSI KECIL (Inez Puttyati Handhayani, Setiamurti Rahardjo)

    44

    and Brasserie yang masing-masing memiliki jumlah kamar 150, 30 dan 28 buah. Hal ini menunjukkan bahwa mengurangi jumlah kamar adalah strategi yang baik untuk memenangkan pasar hotel karena mereka dapat fokus pada layanan lain yang lebih menyenangkan bagi tamu mereka.

    Sementara itu, penelitian lain oleh Amornpornwiwat dan Kapasuan (2018) menemukan bahwa ukuran kamar, system control ambient tidur dan televisi di kamar adalah tiga atribut utama yang berkorelasi positif alasan para tamu untuk menginap di hotel. Rekomendasi pemerintah tentang ukuran minimum untuk kamar tamu standar juga menunjukan pentingnya dimensi kamar. Sebaliknya, hotel-hotel seperti Yello Hotel, Kollektiv Hotel dan Summerbird Bed and Brasserie yang semuanya memiliki luas kamar standar masing -masing 20, 15, dan 15 meter pesegi memiliki ulasan yang sangat tinggi dibandingkan dengan kebanyakan hotel di Kota Bandung. Oleh karena itu, menjadi menarik untuk mengetahui bagaimana mengelola hotel dengan ruang terbatas dengan fasilitas di dalam kamar untuk memenuhi kebutuhan tamu dan membuat mereka tetap nyaman di dalam kamar.

    Karena penelitian ini difokuskan pada hotel dengan area kamar tamu kecil, yang diambil sebagai objek penelitian adalah kamar standar di Yello Hotel, Kollektiv Hotel dan Summerbird Bed and Brasserie. Adapun metode penelitian ini dilakukan adalah metode campuran yang meliputi pengukuran kuantitatif tentang dimensi dan pengamatan kualitiatif terhadap ketiga objek tersebut. Pengamatan itu sendiri difokuskan pada strategi spasial yang dilakukan oleh hotel-hotel dalam mengatur furnitur dan atribut mereka di kamar standar tamu. Langkah-langkah penelitian dapat dijelaskan seperti :

    1. Pengamatan langsung ke setiap objek yang diteliti untuk mengukur setiap dimensi dan mengumpulkan data fasilitas di dalam kamar tidur.

    2. Manganalisis data fasilitas dengan mengacu pada rekomendasi pemerintah yang berkorelasi dengan dimensi.

    3. Menganalisis komposisi tata letak dan penataan furnitur dengan mengacu pada standar antropometri manusia (mengacu pada buku Human Dimension dan Interior Space).

    Analisa pada penelitian ini dilakukan dalam kerangka komparatif, sehingga pada tahap akhir penelitian ini akan menemukan ruang mana yang dirancang terbaik untuk membuat fasilitas yang memadai bagi para tamu dalam menanggapi dimensi ruang yang terbatas. Dengan demikian, hasil dari penelitian ini akan menjadi referensi desain hotel yang memiliki kasus serupa dengan ruang terbatas.

  • 47

    Dimensi, Vol.16- No.1, September 2019PERBANDINGAN PENYELESAIN RUANG PADA KAMAR HOTEL YANG BERDIMENSI KECIL (Inez Puttyati Handhayani, Setiamurti Rahardjo)

    46

    Literatur Review

    Dimensi Standar Untuk KamarUntuk memberikan rasa nyaman pada kamar, diperlukan acuan dimensi untuk setiap furnitur, jarak antar furnitur dan sirkulasi gerak yang standar untuk satu orang. Standar-standar tersebut mengacu pada buku Human Dimension dan Data Arsitek. Dimensi-dimensi tersebut dijelaskan pada tabel 1.

    Tabel 1. Dimensi Area Tidur(Sumber: olahan penulis berdasarkan Human Dimension dan Data Arsitek, 2019)

    King bed + 2 nakas (200 x 200) cm + (40 x 40) cm

    Queen bed + 2 nakas (150 x 200) cm + (40 x 40) cm

    Single bed + 1 nakas (90 x 200) cm + (40 x 40) cm

    Twin bed + nakas 2 x (90 x 200) cm + (40 x 40) cm

    Pada tabel 1 dijelaskan ukuran untuk berbagai kasur yang ada di kamar hotel, dengan ketinggian kasur yang sama berukuran 40,6 cm dengan kaki yang menyentuh lantai dan membentuk sudut 90 derajat.

    Tabel 2. Dimensi Penyimpanan dan Aktivitas lain.(Sumber: olahan penulis berdasarkan Human Dimension dan Data Arsitek, 2019)

    Lemari Lebar standar 30,5 – 45,7 cm. Panjang bervariasi (sesuai kebutuhan). Dengan tinggi dari lantai 76,2 – 91,4 cm.

    Luggage Rack 61 x 42 cm dengan tinggi dari lantai 53 cmMeja Kerja Lebar standar 76,2 – 91,4 cm dengan panjang yang

    bervariasi. Tinggi dari lantai 76,2 – 111,8 cm Kursi Kerja Lebar kursi 45,7 – 61 cm dengan tinggi dari lantai

    38,1 – 45,7 cm.

    Pada tabel 1 dan 2 di atas merupakan dimensi standar untuk pengisi ruang pada kamar. Dan untuk lebar minimum sirkulasi untuk satu orang adalah 60,76 cm. Sehingga standar luas keseluruhan pada kamar adalah 24 m2.

    Hasil Penelitian

    Kelengkapan Kamar Berdasarkan Pemerintah

    Untuk mengetahui kelengkapan kamar pada hotel, penelitian ini mengacu kepada Peraturan Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor Pm.53/Hm.001/Mpek/2013 Tentang Standar Usaha Hotel. Kriteria Tidak Mutlak

  • 47

    Dimensi, Vol.16- No.1, September 2019PERBANDINGAN PENYELESAIN RUANG PADA KAMAR HOTEL YANG BERDIMENSI KECIL (Inez Puttyati Handhayani, Setiamurti Rahardjo)

    46

    Standar Usaha Hotel Bintang pada Kamar Tidur Tamu menjadi acuan utama pada penelitian ini untuk mengetahui kelengkapan fasilitas pada kamar tidur masing-masing objek. Pada peraturan permerintah diatas, hotel harus memiliki kelengkapan fasilitas pada kamar tidur tamu maupun kamar mandi tamu yang ada didalamya dan akan dibahas pada penelitian ini seperti, tersedia tempat tidur beserta kelengkapannya, tersedia meja dan kursi kerja/kursi duduk, tersedia tempat sampah, tempat penyimpanan pakaian, tersedia rak koper (Luggage Rack), Tersedia Night table/Bed side table, tersedia lampu baca, cermin panjang (full length mirror), tersedia TV, Coffee – tea maker set, tersedia kamar mandi dengan kelengkapannya minimal wastafel, closet dan shower, tersedia tempat sampah, tersedia perlengkapan mandi tamu (toiletteries), dan penggunaan lantai yang tidak licin.

    Pada Yello Hotel, fasilitas pada kamar sudah lengkap jika disesuaikan dengan peraturan pemerintah. Tempat tidur menggunakan ukuran besar (king size) dengan dua nakas di sampingnya, tersedia meja kerta custom dengan sofa bed yang menjadi kursi duduk pada kamar, tersedia tempat sampah yang berada di bawah meja coffee tea maker sehingga dapat di sembunyikan dan tidak menggangu sirkulasi, tersedai tempat penyimpanan dengan menggunakan konsep compact design, tersedia rak koper yang berada dibawah tempat penyimpanan baju dengan ukuran 51 x 63 x 50 cm yang cukup untuk koper kecil, tersedia lampu baca menggunakan pendant lamp yang berada di atas meja kerja, cermin panjang full body dengan ukuran 210 x 60 cm, tersedia TV, tersedia coffee/tea maker. Pada kamar mandi, menggunakan granite tile 60 x 60 cm dengan teksture kasar sehingga tidak licin, fasilitas di dalam kamar mandi lengkap seperti wastafel, closet, shower, tempat sampah serta perlengkapan mandi (toiletries).

    Pada Kollektiv Hotel, kelengkapan yang dimiliki hampir sama dengan Yello Hotel. Di hotel ini terdapat dua tempat tidur dengan ukuran 100 x 200 cm dengan desain seperti panggung, tersedia meja kerja dengan kursi kerja, tempat sampah pada ruangan berada di bawah hambalan yang panjang dan dapat disembunyikan sehingga tidak mengganggu sirkulasi, tempat penyimpanan menggunakan konsep compact design dan dapat digunakan untuk menggantung baju pada bagian atas, bagian tengah untuk menyimpan barang dan bagian bawag digunakan untuk menyimpan koper atau rak koper, cermin pada kamar menggunakan cermin yang memanjang ke samping 200 cm, tersedia tv, tersedia coffee/tea maker. Pada kamar mandi menggunakan elemen dinding kaca pada dua sisi dan menggunakan stiker buram, pada elemen lantai menggunakan concrete tile dengan tekstur kasar sehingga lantai tidak licin. Fasilitas pada kamar mandi terdapat, closet, shower, wastafel dan perlengkapan mandi berada di luar ruang kamar mandi tepatnya berada di hambalan panjang di area kamar.

  • 49

    Dimensi, Vol.16- No.1, September 2019PERBANDINGAN PENYELESAIN RUANG PADA KAMAR HOTEL YANG BERDIMENSI KECIL (Inez Puttyati Handhayani, Setiamurti Rahardjo)

    48

    Kemudian pada Summerbird Bed and Brasserie, kelengkapan fasilitasnya disesuaikan dengan peraturan pemerintah bintang dua. Tempat tidur menggunakan ukuran besar (king size) dengan dua nakas di sampingnya, meja kerja menggunakan credenza panjang yang menempel pada dinding dan menggunakan stool untuk dijadikan kursi kerja, tersedia tempat sampah yang berada di dekat pintu masuk, untuk penyimpanan baju menggunakan instalasi swa-rakit lengkap dengan hanger untuk menggantung baju, dan di bawah penyimpanan baju terdapat tempat penyimpanan dengan lubang yang besar untuk dijadikan tempat menyimpan koper 60 x 50 x 65 cm, tersedia cermin dengan ukuran setengah badan, tersedia TV dan coffee/tea maker. Pada kamar mandi menggunakan kaca transparan pada satu sisi sehingga kamar mandi seperti satu kesatuan dengan area tidur, lantai pada kamar mandi menggunakan mozaic tile berwarna hitam dan keramik berwarna putih dengan tekstur tidak kasur namun tidak membuat licin. Kelengkapan fasilitas pada kamar mandi sudah lengkap seperti, wastafel, kloset, shower, tempat sampah serta perlengkapan mandi (toiletteries).

    Pada pembahasan diatas, dapat di simpulkan hotel yang memiliki fasilitas paling lengkap sesuai dengan peraturan dari pemerintah adalah Yello Hotel dan Summerbird Bed and Brasserie. Walaupun memiliki luasan kamar yang kecil, kamar pada kedua hotel mampu melengkapi kamar tidur mereka dengan lengkap sesuai peraturan pemerintah.

    Analisa Komposisi Layout A. Kamar Tidur Yello Hotel

    Gambar 1. Layout Kamar Tidur Yello Hotel (Sumber: Handhayani, 2019)

    Gambar 1 di atas ini menjelaskan fasilitas dan dimensi kamar Yello Hotel. Pada kode A yang merupakan sirkulasi utama saat masuk kamar, lebar sirkulasi adalah

  • 49

    Dimensi, Vol.16- No.1, September 2019PERBANDINGAN PENYELESAIN RUANG PADA KAMAR HOTEL YANG BERDIMENSI KECIL (Inez Puttyati Handhayani, Setiamurti Rahardjo)

    48

    110 cm, yaitu jarak antara dinding kamar mandi dan tempat penyimpanan. Ukuran ini melebihi kebutuhan gerak satu orang sehingga masih nyaman secara dimensi. Tempat penyimpanan coffee/tea maker yang menyatu dengan tempat penyimpanan baju (lemari). Ukuran lemari penyimpanan adalah 51 x 63 x 250 cm menggunakan compact design yang difungsikan untuk beberapa fungsi. Bagian bawah lemari digunakan untuk menyimpan koper kecil, bagian tengah digunakan untuk menggantung baju dan dapat digunakan untuk menyimpan barang dan bagian atas digunakan untuk menyimpan barang kecil.Tempat penyimpanan coffee – tea maker berukuran 30 x 30 cm. Area dibawah meja coffee/tea maker digunakan untuk meletakkan tempat sampah, sehingga dapat disembunyikan dibawah meja. Saat membuka pintu utama kamar, tidak bertabrakan dengan tempat penyimpanan. Kode B menunjukkan jarak antara kasur yang berukuran 190 x 200 cm dengan dinding kamar mandi berjarak 60 cm dan terdapat nakas yang berukuran 45 x 30 cm yang menempel pada headboard. Jarak antara nakas dengan kasur adalah 5 cm dan jarak antara nakas dengan dinding kamar mandi adalah 10 cm. pada nakas terdapat remote TV, remote AC dan alat tulis. Selain itu telepon pada ruangan di tempel pada headboard untuk mengurangi penggunaan ruang pada nakas. Pada kode C, jarak antara kasur dengan sofa bed adalah 60 cm dan terdapat nakas dengan ukuran 45 x 30 cm yang menempel pada headboard. Jarak antara nakas dengan kasur adalah 5 cm dan jarak antara nakas dengan sofa bed adalah 10 cm. Lebar sirkulasi ini merupakan ukuran standar untuk sirkulasi gerak satu orang sehingga masih nyaman secara dimensi. Kode D, sirkulasi pada area ini antara kasur dengan dinding yang terdapat TV yang menempel pada dinding adalah 80 cm, ukuran yang cukup untuk sirkulasi gerak satu orang dan tetap nyaman. Pada kode E, jarak antara meja kerja dengan sofa 10 cm dengan ukuran meja custome 78 x 82 cm dan tinggi dari lantai 75 cm yang menempel pada dinding. Untuk sofa custome yang menempel pada lantai berukuran 150 x 60 dan tinggi dari lantai 45 cm. Meja kerja tidak menggunakan laci hanya menggunakan particle board finishing HPL putih dan di tempel di dinding dan bentuk mengikuti bentuk ruang. Kode F merupakan kamar mandi pada kamar hotel, kamar mandi menggunakan sliding door kaca sehingga tidak memerlukan space banyak saat membuka pintu. Pada bagian area wastafel dengan ukuran 73 cm digunakan untuk wasatfel dan meletakkan perlengkapan mandi. Ukuran dari kamar mandi 210 x 150 cm dengan bagian shower box diperkecil karena shower box tidak memerlukan ukuran yang terlalu luas. Selain itu, penggunaan kaca dan pintu kaca di dalam kamar mandi untuk memisahkan shower box dan area kering (wastafel dan closet).

  • 51

    Dimensi, Vol.16- No.1, September 2019PERBANDINGAN PENYELESAIN RUANG PADA KAMAR HOTEL YANG BERDIMENSI KECIL (Inez Puttyati Handhayani, Setiamurti Rahardjo)

    50

    Gambar 2. Interior Kamar Tidur Yello Hotel (Sumber: Handhayani, 2019)

    B. Kamar Tidur Kollektiv Hotel

    Gambar 3. Layout Kamar Tidur Kollektive Hotel (Sumber: Handhayani, 2019)

  • 51

    Dimensi, Vol.16- No.1, September 2019PERBANDINGAN PENYELESAIN RUANG PADA KAMAR HOTEL YANG BERDIMENSI KECIL (Inez Puttyati Handhayani, Setiamurti Rahardjo)

    50

    Pada gambar 3 yang merupakan layout dari Kollektiv Hotel dapat di jelaskan fasilitas serta dimensi. Pada Kode A yang merupakan sirkulasi utaman saat masuk, lebar sirkulasi adalah 88 cm yaitu jarak antara hambalan dengan dinding kaca kamar mandi. Ukuran ini memenuhi kebutuhan gerak satu orang sehingga masih nyaman secara dimensi. Ukuran hambalan kayu pada ruangan ini berukuran 238 x 30 dengan tinggi dari lantai 85 cm. Pada hambalan daoat digunakan untk menyimpan barang seperti coffee tea maker, wastafel, perlengkapan mandi dan barang-barang kecil. Dibawah hambalan kayu ini, terdapat hambalan besi yang berukuran 238 x 15 cm yang digunakan untuk menyimpan sandal hotel dan hair dryer. Kode B, jarak antara lemari penyimpanan baju dengan panggung untuk kasur adalah 15 cm, dengan ketinggian panggung kasur 37 cm dari lantai. Tempat penyimpanan baju menggunakan compact design, dapat digunakan untuk menggantung baju, menyimpan tas, dan bagian paling bawah untuk menaruh koper dengan ukuran 60 x 55 cm. Pada Kode C, jarak antara meja kerja dengan panggung kasur adalah 5 cm dan jarak antara meja kerja dengan dinding kaca kamar mandi adalah 5 cm, dan untuk ukuran meja kerja adalah 120 cm. Jarak antara dinding kaca dengan kasur 130 cm, sirkulasi ini melebihi ukuran standard dan nyaman secara dimensi kebutuhan gerak satu orang. Kursi menggunakan material rotan, dengan bentuk modern yang tidak memakan banyak tempat saat digunakan. Kode D, kasur menggunakan konsep panggung dengan material kayu, jarak antara kasur dengan kasur yang berukuran 100 x 200 cm adalah 15 cm, namun jarak antara kasur dengan dinding sangat mepet. Tidak dapat menyimpan barang di samping kasur. Tinggi panggung kasur dari lantai adalah 37 cm, yang dapat dimanfaat untuk menyimpan barang di bawahnya. Dan pada kode E yang merupakan kamar mandi pada kamar, kamar mandi pada kamar menggunakan material kaca dengan stiker buram untuk menutupi setengah dinding kaca, berfungsi untuk menjaga privasi tamu saat di kamar mandi. Penggunaan kaca dapat memanipulasi ruangan terasa lebih luas di bandingkan menggunakan dinding bata. Pintu menggunakan material kaca juga yang terbuka ke arah luar kamar mandi. Ukuran dari kamar mandi adalah 205 x 108 cm. Tidak ada wastafel dalam kamar mandi, wastafel di letakkan di luar ruangan.

  • 53

    Dimensi, Vol.16- No.1, September 2019PERBANDINGAN PENYELESAIN RUANG PADA KAMAR HOTEL YANG BERDIMENSI KECIL (Inez Puttyati Handhayani, Setiamurti Rahardjo)

    52

    Gambar 4. Interior Kamar Tidur Kollektiv Hotel (Sumber: Handhayani, 2019)

    C. Kamar Summerbird Bed and Brasserie

    Gambar 5. Layout Kamar Tidur Summerbird Bed and Brasserie (Sumber: Handhayani, 2019)

    Pada gambar 5 yang merupakan layout dari kamar Summerbird Bed and Brasserie dapat dijelaskan fasilitas dan dimensi pada kamar. Pada kode A yang merupakan sirkulasi utama saat masuk kamar, lebar sirkulasi utama ketika

  • 53

    Dimensi, Vol.16- No.1, September 2019PERBANDINGAN PENYELESAIN RUANG PADA KAMAR HOTEL YANG BERDIMENSI KECIL (Inez Puttyati Handhayani, Setiamurti Rahardjo)

    52

    memasuki ruangan adalah 85 cm yaitu jarak antara dinding kamar mandi dengan tempat penyimpanan. Tempat penyimpanan dengan drawer dapat digunakan untuk menyimpan barang dan terdapat cermin di atasnya. Ukuran ini memenuhi kebutuhan gerak satu orang sehingga masih nyaman secara dimensi. Kode B, jarak antara kasur yang berukuran king size 200 x 200 cm dengan credenza beton adalah 85 cm, ukuran ini sama seperti sirkulasi utama ketika masuk dan masih nyaman secara dimensi. Credenza disini difungsikan menjadi tempat penyimpanan barang seperti coffee tea maker dan meja kerja. Terdapat metal stool yang dapat di sembunyikan di bawah credenza jika sudah tidak digunakan. Lalu terdapat penyimpanan baju menggunakan instalasi swa rakit untuk baju digantung, tidak menggunakan space yang besar. Dan dibawahnya terdapat tempat penyimpanan barang dan menyimpan koper di bawahnya. Kode C menjelaskan jarak antara kasur dengan dinding kaca kamar mandi adalah 43 cm dan terdapat nakas dengan ukuran 40 x 40 cm tidak menggunakan laci (drawer). Ukuran ini kurang dari kebutuhan gerak satu orang karena terlalu sempit. Diatas nakas digunakan untuk menyimpan night lamp dan telepon hotel. Kode D, jarak antara kasur dengan dinding jendela adalah 43 cm dan terdapat nakas dengan night lamp dengan ukuran 40 x 40 cm. Ukuran ini kurang dari kubutuhan gerak satu orang karena terlalu sempit. Dan pada kode E adalah area kamar mandi, Kamar mandi pada kamar menggunakan kaca transparant pada bagian satu sisi dan menggunakan pintu kayu dengan arah bukaan ke dalam kamar mandi. Ukuran dari kamar mandi adalah 215 x 140 cm.

    Gambar 6. Interior Kamar Summerbird Bed and Brasserie (Sumber: Handhayani, 2019)

  • 55

    Dimensi, Vol.16- No.1, September 2019PERBANDINGAN PENYELESAIN RUANG PADA KAMAR HOTEL YANG BERDIMENSI KECIL (Inez Puttyati Handhayani, Setiamurti Rahardjo)

    54

    Strategi pada Setiap Kamar Pada setiap kamar pada hotel memiliki strategi yang berbeda-beda untuk membuat tamu nyaman di dalam kamar yang memiliki dimensi yang terbatas. Yang pertama adalah Yello Hotel yang memiliki ukuran kamar 20 m2 memiliki beberapa strategi pada kamar yaitu:

    • Tidak menggunakan laci (drawer) untuk menyimpan barang berharga disediakan deposite box. Sehingga bentuk pada furniture simple dan tidak memerlukan space saat membuka laci.

    • Tempat penyimpanan baju menggunakan compact design, dengan beberapa bagian dengan fungsi yang berbeda beda. Penggunaan compact design dapat mengurangi space untuk peletakkan furniture lainnya.

    • Meja kerja tidak menggunakan laci hanya menggunakan particle board finishing HPL putih karena bentuk yang simple dapat di tempel di dinding. Kesan terasa luas karena bentuk furniture yang simple.

    • Nakas menggunakan paticle board finishing HPL putih yang menempel pada headboard. Dan night lamp tidak diletakkan di atas side table, namun menempel pada headboard. Pada bawah nakas maupun atas nya dapat di gunakan untuk menyimpan barang sehingga dapat mengurangi space untuk peletakkan furniture lainnya.

    • Penggunaan warna pada elemen interior yang dominan berwarna putih sehingga secara visual memberi kesan ruang yang lebih luas.

    • Pola berwarna kuning yang memanjang secara horizontal pada dinding. Karena garis horizontal pada ruangan akan memberikan kesan terasa luas pada ruang.

    • Ukuran lantai dan bentuk lantai menggunakan granite tile abu muda 60 x 60 cm. Terasa lebih luas karena ukuran dan warna lantai yang memiliki ukuran yang sama.

    • Tidak menggunakan dekorasi yang banyak pada ruangan membuat ruang terlihat bersih dan terasa luas.

    • Bentuk kamar mandi yang dibuat miring mempengaruhi area tidur menjadi luas.

    • Kamar mandi menggunakan sliding door, sehingga tidak membuat space yang banyak saat membuka pintu.

    Strategi – strategi tersebut selain membuat nyaman pada ruang, dapat memanipulasi ruangan yang memiliki dimensi terbatas namun terasa lebih luas. Pada Kollektiv Hotel juga memiliki strategi yang sama untuk memberikan kenyamanan dan memanipulasi ruang kecil menjadi besar. Dengan luas kamar 15 m2, kollektiv hotel mampu memberikan strategi seperti :

  • 55

    Dimensi, Vol.16- No.1, September 2019PERBANDINGAN PENYELESAIN RUANG PADA KAMAR HOTEL YANG BERDIMENSI KECIL (Inez Puttyati Handhayani, Setiamurti Rahardjo)

    54

    • Penggunakaan furniture tidak terlalu banyak, memakai hambalan yang panjang untuk penyimpanan barang kecil.

    • Tempat penyimpanan baju menggunakan compact design, dapat digunakan untuk menggantung baju, menyimpan tas, dan bagian paling bawah untuk menaruh koper yang mengurangi space untuk peletakkan furniture lainnya.

    • Meja kerja yang dibuat sedikit melengkung dan miring. Bentuk meja yang miring digunakan untuk meletakkan kursi kerja, dan mengurangi space sehingga area lainnya menjadi luas.

    • Pada area tidur, kasur diletakkan di atas kayu seperti panggung, sehingga pada bawah kasur dapat digunakan untuk menyimpan barang.

    • Penggunaan cermin yang panjang dan penggunaan kaca pada dua sisi kamar mandi membuat ruangan terasa lebih luas.

    • Penggunaan material pada lantai dan ukuran lantai, menggunakan tile 60 x 60 berwarna abu muda.

    • Pada elemen dinding menggunakan cat putih dan jendela pada satu sisi. Secara visual penggunaan warna putih membuat ruang terasa lebih luas.

    • Tidak menggunakan dekorasi pada ruang membuat ruang menjadi bersih dan terasa luas.

    • Penggunaan hambalan yang panjang untuk menggantikan tempat penyimpanan yang kecil dan juga tempat untuk meletakkan wastafel.

    • Kamar mandi pada kamar ini mempengaruhi keadaan area tidur, karena menggunakan kaca transparan namun dilapisi stiker buram pada dua sisi,umum nya strategi ini mampu memanipulasi ruangan terasa lebih luas.

    Startegi-strategi yang di terapkan pada Kollektive hotel mampu memberikan kenyamanan dan mampu memanipulasi ruangan yang terbatas namun terasa lebih luas. Strategi yang di terapkan pada Summerbird Bed and Bresserie memiliki fungsi yang sama seperti hotel kedua diatas untuk memberikan kenyamanan dan memanipulasi ruang. Strategi yang diterapkan seperti:

    • Menggunakan credenza yang panjang dengan material beton dan menempel pada dinding, dapat digunakan menyimpan barang, sebagai meja kerja dan tambahan stool. Credenza menggunakan compact design yang dimanfaatkan sebagai meja kerja dan tempat penyimpanan coffee tea maker. Sehingga tidak memerlukan space yang lebih untuk peletakkan furniture.

    • Peletakan credenza, lemari penyimpanan dibuat secara horizontal, sehingga sirkulasi gerak menjadi lebih nyaman.

  • 57

    Dimensi, Vol.16- No.1, September 2019PERBANDINGAN PENYELESAIN RUANG PADA KAMAR HOTEL YANG BERDIMENSI KECIL (Inez Puttyati Handhayani, Setiamurti Rahardjo)

    56

    • Penyimpanan baju menggunakan instalasi swa rakit (DIY-Do It Yourself) untuk menggantung baju, sehingga tidak memakan ruang yang banyak. Lemari menggunakan gantungan, ini menjadi startegi untuk memanfaatkan ruang yang kecil.

    • Nakas tidak menggunakan laci (drawer) dan terdapat night lamp, karena bentuk nakas yang simple sehingga ruangan terasa lebih luas.

    • Penggunaan cat pada kamar dominan berwarna putih yang membuat ruang terasa lebih luas secara visual.

    • Pada satu dinding menggunakan bata expose bricks painted. • Kamar mandi yang menggunakan kaca transparant membuat kamar

    mandi seperti satu kesatuan dengan area tidur, sehingga menjadi terasa luas saat berada di area tidur.

    Hasil dari analisis diatas adalah setiap hotel memberikan penyelesaian ruang kecil yang berbeda beda pada setiap kamar. Dari peletakkan dan fungsi dari setiap furniture tidak selalu sama pada setiap kamar hotel. Salah satunya pada Summerbird hotel penggunaan credenza digunakan menjadi dua fungsi yaitu meja kerja dan tempat penyimpanan (coffee tea maker). Pada kamar Yello Hotel menggunakan sofa bed yang dapat di fungsikan untuk duduk santai dan juga dapat difungsikan menjadi kursi kerja. Dan di Kollektiv hotel penggunaan hambalan panjang digunakan untuk menyimpan barang (coffee tea maker dan barang kecil lainnya) dan juga difungsikan sebagai peletakkan wastafel. Ketiga hotel yang memiliki strategi yang berbeda – beda ini dapat menjadi contoh desain untuk hotel – hotel yang memiliki ukuran kecil pada kamar. Selain penggunaan furniture, elemen interior pada ketiga hotel mempengaruhi ruang terasa lebih luas, pada Yello Hotel penggunaan warna dinding yang dominan putih, lalu pola berwarna kuning yang memanjang secara horizontal, pada Kollektive Hotel sama menggunakan dinding dominan putih dan penggunaan elemen kaca pada kamar mandi. Dan pada Summerbird menggunakan dinding berwarna putih, dan penggunaan material kaca transparan pada satu sisi kamar kamar mandi. Dari ketiga hotel, sirkulasi di kamar Yello Hotel dapat memberikan sirkulasi ruang kerja yang paling baik dibandingkan kedua hotel lainnya. Sirkulasi jalan utama saat masuk kedalam kamar sangat nyaman antara dinding kamar mandi dengan tempat penyimpanan dan sirkulasi antara kasur dengan dinding kamar. Sirkulasi tersebut nyaman karena banyaknya strategi yang diterapkan pada kamar.Namun, Kollektiv hotel dan Summerbird pun memiliki strategi desain yang baik pada kamar hotel dengan ukuran kamar 15 m2, keduanya mampu memberikan kenyamanan dan memberikan desain menarik di dalam kamar.

    KesimpulanBerdasarkan analisa diatas dengan membandingkan tiga objek kamar hotel yang berbeda ditemukan bahwa ketiga hotel berhasil mengatasi ruang kamar yang

  • 57

    Dimensi, Vol.16- No.1, September 2019PERBANDINGAN PENYELESAIN RUANG PADA KAMAR HOTEL YANG BERDIMENSI KECIL (Inez Puttyati Handhayani, Setiamurti Rahardjo)

    56

    berukuran kecil dengan strategi masing-masing hotel. Pada Yello Hotel strategi yang digunakan adalah penggunaan elemen interior seperti dinding yang dominan putih, pada bagian kamar mandi dibuat melengkung agar area tidur terasa luas dengan pintu kamar mandi menggunakan sliding door dan penggunaan furniture yang simple. Pada Kollektiv Hotel strategi yang di terapkan adalah penggunaan furniture yang dapat difungsikan menjadi beberapa fungsi seperti penyimpanan baju yang dapat menyimpan baju gantung, menyimpan barang dan koper atau menggunakan , lalu menggunakan material kaca untuk elemen dinding kamar mandi. Dan pada Summerbird Bed and Brasserie strategi yang diterapkan adalah penggunaan material kaca transparant pada kamar mandi sehingga kamar mandi seperti satu kesatuan dengan area tidur dan penggunaan furniture yang dapat di fungsikan menjadi beberapa fungsi. Dari ketiga objek di atas, Yello Hotel mampu memberikan strategi yang lebih nyaman di bandingkan dua hotel lainnya, karena mampu memanipulasi ruang yang berukuran kecil dan terasa lebih luas dan sirkulasi gerak pada kamar lebih nyaman dibandingkan kedua hotel lainnya.

    ***

    ReferensiAmornpornwiwat, Kapasuwan. 2018. Tourists Perceptions Of And Intentions To

    Stay At A Capsule Hotel In Bangkok. Vol. 15: 79 – 99. Emerald Publishing Limited.

    Rosyidie, Leksono dan Adriani. 2012. Scientific Tourism Potential In Bandung City. Vol 11: 129 – 149. Bandung: Asean Journal on Hospitality and Tourism.

    Zupan, Milfelner. 2014. Social Responsibility, Motivation And Satisfaction : Small Hotels Guests’ Perspective. Vol. 43 No. ¾: 513 – 528. Emerald Publishing Limited.

    Ransley, Ingram. 2001. What Is “Good” Hotel Design. Vol. 19. No. ½: 79 – 86. MCB UP Ltd.

    Senior, Morphew. 2007. Competitive StrAtegies In The Budget Hotel Sector. MCB UP Ltd.

    Alvionita, Santosa, dan Rakhmawati. 2016. Perancangan Compact Furnitur Untuk Penghuni Rumah Susun di Surabaya. Vol. 4. No. 2: 195 – 202. Surabaya: Intra.

    Julius Panero, Martin Zelnik. 1979. Human Dimension. Jakarta: Erlangga.Neufert, Ernst. 1986. Data Arsitek Jilid 1. Sjamsu Amril (penerjemah). Jakarta:

    Erlangga.

  • PB

    Dimensi, Vol.16- No.1, September 2019PERBANDINGAN PENYELESAIN RUANG PADA KAMAR HOTEL YANG BERDIMENSI KECIL (Inez Puttyati Handhayani, Setiamurti Rahardjo)

    58

    Website:https://bandungkota.bps.go.id/statictable/2017/08/29/119/-jumlah-akomodasi-

    hotel-menurut-klasifikasi-di-kota-bandung-2016.htmlhttps://bandungkota.bps.go.idhttp://www.ihrabadung.org/files/regulation/permen/lampiran1_standar_usaha_

    hotel.pdf