PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …
Transcript of PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN …
PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN
PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN DAERAH
DI KAWASAN GERBANGKERTOSUSILA, JAWA TIMUR
SKRIPSI
Elfira Dwi Lestari
NIM. 11160920000058
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021 M / 1442 H
PERAN SEKTOR PERTANIAN, KEHUTANAN DAN
PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN DAERAH
DI KAWASAN GERBANGKERTOSUSILA, JAWA TIMUR
Elfira Dwi Lestari
11160920000058
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
pada Program Studi Agribisnis
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021/1442 H
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi berjudul “Peran Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Dalam
Pembangunan Daerah di Kawasan Gerbangkertosusila, Jawa Timur” yang ditulis
oleh Elfira Dwi Lestari NIM 11160920000058, telah diuji dan dinyatakan lulus
dalam Sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis.
Menyetujui,
Penguji I
Dr. Ir. Siti Rochaeni, M.Si
NIP. 19620308 198903 2 001
Pembimbing I
Dr. Achmad Tjahja Nugraha, S.P, M.P
NIP. 19740803 199903 2 002
Penguji II
Rahmi Purnomowati, S.P, M.Si
NIP. 19740803 199903 2 002
Pembimbing II
Dewi Rohma Wati, S.P, M.Si
Mengetahui,
Dekan
Fakultas Sains dan Teknologi
Prof. Dr. Lily Surayya E.P, M.Env, Stud.
NIP. 19690404 200501 2 005
Ketua
Program Studi Agribisnis
Dr. Ir. Siti Rochaeni, M.Si
NIP. 19620308 198903 2 001
SURAT PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR
HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Januari 2021
Elfira Dwi Lestari
11160920000058
RIWAYAT HIDUP
Data Diri
Nama : Elfira Dwi Lestari
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir: Ciamis, 29 Juni 1998
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Alamat : Graha Ciantra Indah Blok. B5 No.2 RT RT/RW 03/11
Cikarang Selatan, Kab. Bekasi
No. HP : 089609983693
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan
2003-2004 : TK PGRI
2004-2010 : SD Negeri Sukaresmi 01
2010-2013 : SMP Negeri 3 Cikarang Selatan
2013-2016 : SMA Negeri 2 Cikarang Utara
2016-2021 : S-1 Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, karunia, dan
hidayah-Nya, sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabat-Nya. Penyusunan skripsi
yang berjudul “Peran Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Dalam
Pembangunan Daerah di Kawasan Gerbangkertosusila, Jawa Timur” dapat
diselesaikan dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agribisnis, Fakultas Sains
dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada
kesempatan kali ini penulis ingin menggucapkan terima kasih atas bimbingan dan
arahan yang diberikan selama penyusunan skripsi ini berjalan. Pihak–pihak tersebut
adalah:
1. Ibu Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M.Env.Stud selaku Dekan Fakultas Sains
dan Teknologi yang telah bersedia memberikan waktunya.
2. Ibu Dr. Ir. Siti Rochaeni, M.Si selaku Ketua Program Studi Agribisnis dan Ibu
Rizki Adi Puspita Sari, SP, MM selaku Sekretaris Program Studi Agribisnis
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya.
3. Bapak Dr. Achmad Tjahja Nugraha, S.P, M.P dan Ibu Dewi Rohma Wati, S.P,
M.Si selaku dosen pembimbing yang telah membimbing, memberi saran, serta
meluangkan waktu dan pikiran dalam proses penyusunan skripsi.
4. Ibu Dr. Ir. Siti Rochaeni, M.Si dan Ibu Rahmi Purnomowati, SP, M.Si selaku
dosen penguji yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam sidang
munaqosyah serta memberikan saran dan masukan bagi penulis.
5. Keluarga tercinta Bapak Yanto Susanto, Ibu Euis Sariyantin, Kakak Ekky
Oktavian, Kakak Anita Yuliani yang selalu mendoakan tanpa henti,
mencurahkan kasih sayang dan perhatian, memberikan semangat dan
dukungan moril maupun materil. Terima kasih atas segalanya semoga saya bisa
menjadi anak yang dapat membanggakan keluarga.
6. Sahabat terbaik kumbang, Desita, Iko, Lutfi, Cika, Wildha, Nabilah, Kris yang
selalu memberikan semangat dan dukurngan dalam penyusunan skripsi.
7. Alfian yang selalu memberikan semangat dan dukungan serta menyediakan
waktunya dalam penyusunan skripsi.
8. Teman-teman agribisnis seperjuangan yang selalu memberikan berbagai
informasi dan juga semangat dalam mengerjakan penelitian ini.
Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayahnya kepada pihak yang
telah membantu penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari
bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis sangat menghargai dan
menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan penelitian ini.
Pennulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi
Program Studi Agribisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Januari 2021
Penulis
RINGKASAN
ELFIRA DWI LESTARI, Peran Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Dalam Pembangunan Daerah di Kawasan Gerbangkertosusila, Jawa Timur. Di
bawah bimbingan Achmad Tjachja Nugraha dan Dewi Rohma Wati.
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses pengembangan kegiatan ekonomi
sehingga dapat meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat jangka panjang
yang akan dibarengi dengan perubahan struktur ekonominya. Provinsi Jawa Timur
termasuk ke dalam daerah penghasil komoditas pertanian terbesar di Indonesia
dengan komoditas utama yaitu tanaman pangan. Sektor pertanian, kehutanan, dan
perikanan merupakan sektor penggerak pertumbuhan ekonomi Jawa Timur karena
telah berkontribusi besar dan memberikan daya dukung terhadap sektor industri dan
perdagangan. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2012 tentang RTRW
Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2031 terdapat beberapa kota yang berfungsi
sebagai pusat kegiatan nasional, salah satunya adalah Kawasan Gresik – Bangkalan
– Mojokerto – Surabaya – Sidoarjo – Lamongan (Gerbangkertosusila) dan
bertujuan untuk mewujudkan pemerataan pembangunan antar wilayah.
Kawasan Gerbangkertosusila memberikan kontribusi lebih dari 50 persen
perekonomian Jawa Timur. Salah satu komoditas unggulan di Kawasan
Gerbangkerosusila adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Nilai
kontribusi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan tujuh Kabupaten/Kota di
Kawasan Gerbangkertosusila selama periode tahun 2015-2019 cenderung memiliki
tren yang menigkat. Dengan demikian, pembangunan sektor pertanian, kehutanan
dan perikanan menjadi hal penting untuk dilakukan dalam pembangunan Kawasan
Gerbangkertosusila, karena sektor tersebut berperan penting sebagai sektor yang
berkontribusi tinggi terhadap PDRB juga menjadi sumber mata pencaharian
masyarakat yang tinggal di perdesaan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan dari penelitian ini yaitu: 1)
menganalisis sub sektor basis dan non basis di kawasan Gerbangkertosusila; 2)
menganalisis pertumbuhan dan daya saing sektor pertanian, kehutanan dan
perikanan di kawasan Gerbangkertosusila; 3) Menganalisis sub sektor pertanian
yang menjadi prioritas pengembangan di kawasan Gerbangkertosusila. Penelitian
ini menggunakan data sekunder berupa data PDRB Kawasan Gerbangkertosusila
tahun 2010 sampai 2019. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Location Quotient (LQ) dan analisis Shift Share.
Hasil penelitian menggunakan Location Quotient (LQ) menunjukkan bahwa
sub sektor basis di Kawasan Gerbangkertosusila yaitu: sub sektor perikanan di
Kabupaten Gresik. Sub sektor tanaman pangan; sub sektor peternakan; sub sektor
jasa pertanian dan perburuan; sub sektor perikanan di Kabupaten Bangkalan. Sub
sektor tanaman pangan; sub sektor peternakan; sub sektor jasa pertanian dan
perburuan; sub sektor kehutanan dan penebangan kayu; sub sektor perikanan di
Kabupaten Lamongan.
Hasil penelitian menggunakan analisis Shift Share menunjukkan bahwa
berdasarkan perhitungan proportional shift, seluruh sub sektor pertanian di tujuh
daerah di Kawasan Gerbangkertosusila memiliki pertumbuhan yang lambat dengan
nilai Mij negatif. Berdasarkan perhitungan differential shift, sub sektor dengan daya
saing yang kuat memiliki nilai Cij positif adalah peternakan dan perikanan di
Kabupaten Gresik. Sub sektor peternakan di Kabupaten Bangkalan. Tanaman
pangan, peternakan, kehutanan dan penebangan kayu, serta perikanan di Kabupaten
Mojokerto. Tanaman pangan di Kota Mojokerto. Peternakan di Kabupaten
Sidoarjo. Tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, jasa pertanian dan
perburuan, kehutanan dan penebangan kayu, serta perikanan di Kabupaten
Lamongan. Berdasarkan perhitungan pergeseran bersih, sub sektor dengan
pertumbuhan maju atau progressive memiliki nilai positif adalah perikanan di
Kabupaten Gresik. Kehutanan dan penebangan kayu serta perikanan di Kabupaten
Mojokerto. Perikanan di Kabupaten Lamongan.
Hasil perbandingan dari tujuh Kabupaten/Kota di Kawasan
Gerbangkertosusila menunjukkan bahwa sub sektor yang memenuhi kriteria untuk
menjadi prioritas pengembangan adalah sub sektor perikanan. Hal ini dikarenakan
perikanan menjadi basis atau unggulan (LQ > 1) di tiga daerah, yaitu Gresik (1,75);
angkalan (3,04); dan Lamongan (7,69). Sub sektor perikanan juga memiliki daya
saing yang baik (Cij positif) di tiga daerah, yaitu Kabupaten Gresik (10,90);
Kabupaten Mojokerto (40,27); dan Kabupaten Lamongan (10,64). Selain itu, sub
sektor perikanan juga memiliki pertumbuhan progressive (PB positif) di tiga
daerah, yaitu Kabupaten Gresik (5,16); Kabupaten Mojokerto (34,53); dan
Kabupaten Lamongan (4,90).
x
DAFTAR ISI
Halaman
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
RINGKASAN ................................................................................................ viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 5
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 6
1.5 Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 8
2.1 Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi ..................................... 8
2.2 Pembangunan Pertanian ................................................................. 12
2.3 Produk Domestik Regional Bruto .................................................. 13
2.4 Metode Analisis Sektor Unggulan .................................................. 15
2.4.1 Location Quotient ................................................................ 15
2.4.2 Shift Share ............................................................................. 16
2.5 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 17
2.6 Kerangka Pemikiran ........................................................................ 20
xi
BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................ 22
3.1 Jenis dan Sumber Data ................................................................... 22
3.2 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 22
3.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data ........................................... 23
3.3.1 Location Quotient .................................................................. 23
3.3.2 Shift Share ............................................................................. 24
3.4 Definisi Operasional ....................................................................... 27
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ......................... 28
4.1 Geografis Kawasan Gerbangkertosusila ......................................... 28
4.2 Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Gerbangkertosusila ................... 31
4.3 Tenaga Kerja Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Kawasan Gerbangkertosusila ......................................................... 32
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 34
5.1 Sub Sektor Unggulan Kawasan Gerbangkertosusila Tahun
2010-2019 ........................................................................................ 34
5.1.1 Nilai LQ Kabupaten Gresik .................................................. 34
5.1.2 Nilai LQ Kabupaten Bangkalan ............................................ 35
5.1.3 Nilai LQ Kabupaten Mojokerto ............................................ 36
5.1.4 Nilai LQ Kota Mojoketo ....................................................... 37
5.1.5 Nilai LQ Kota Surabaya ........................................................ 38
5.1.6 Nilai LQ Kabupaten Sidoarjo................................................. 39
5.1.7 Nilai LQ Kabupaten Lamongan ............................................ 40
5.1.8 Nilai LQ Kawasan Gerbangkertosusila .................................. 41
5.2 Pertumbuhan dan Daya Saing Sektor Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan Berdasarkan Analisis Shift Share ................................... 42
5.2.1 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan Kabupaten Gresik ................................................. 42
5.2.2 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan Kabupaten Bangkalan .......................................... 49
5.2.3 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan Kabupaten Mojokerto ........................................... 55
xii
5.2.4 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan Kota Mojokerto .................................................... 62
5.2.5 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan Kota Surabaya ...................................................... 68
5.2.6 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan Kabupaten Sidoarjo .............................................. 74
5.2.7 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan Kabupaten Lamongan .......................................... 80
5.3 Sub Sektor Pertanian Prioritas Pengembangan Sektor Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan di Kawasan Gerbangkertosusila ........... 91
5.3.1 Komparasi Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kawasan
Gerbamgkertosusila .............................................................. 103
BAB VI PENUTUP ....................................................................................... 107
6.1 Kesimpulan ..................................................................................... 107
6.2 Saran ............................................................................................... 109
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 110
LAMPIRAN .................................................................................................... 113
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Jumlah Kecamatan dan Desa Kabupaten/Kota di Kawasan
Gerbangkertosusila ................................................................................... 29
2. Jumlah Penduduk di Wilayah Gerbangkertosusila .................................. 30
3. Nilai dan Laju Pertumbuhan PDRB ADHK Kawasan
Gerbangkertosusila ................................................................................... 31
4. Tenaga Kerja Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kawasan
Gerbangkertosusila ................................................................................... 32
5. Nilai LQ Sub Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kabupaten
Gresik ........................................................................................................ 34
6. Nilai LQ Sub Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kabupaten
Bangkalan ................................................................................................. 35
7. Nilai LQ Sub Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kabupaten
Mojokerto .................................................................................................. 37
8. Nilai LQ Sub Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kota
Mojokerto .................................................................................................. 38
9. Nilai LQ Sub Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kota
Surabaya .................................................................................................... 38
10. Nilai LQ Sub Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kabupaten
Sidoarjo ..................................................................................................... 39
11. Nilai LQ Sub Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kabupaten
Lamongan ................................................................................................. 40
12. Nilai LQ Sub Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kawasan
Gerbangkertosusila ................................................................................... 42
13. Perkembangan Pendapatan Sub Sektor Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan Kabupaten Gresik Tahun 2010 dan 2019 ................................. 43
14. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kabupaten Gresik
Tahun 2010-2019 ...................................................................................... 44
xiv
15. Perhitungan Regional Share Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Kabupaten Gresik Tahun 2010-2019 ....................................... 45
16. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Kabupaten Gresik Tahun 2010-2019 ....................................... 46
17. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Kabupaten Gresik Tahun 2010-2019 ....................................... 47
18. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Kabupaten Gresik Tahun 2010 dan 2019 .................................................. 48
19. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Kabupaten Bangkalan Tahun 2010 dan 2019 ........................................... 50
20. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten
Bangkalan Tahun 2010-2019 .................................................................... 51
21. Perhitungan Regional Share Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Kabupaten Bangkalan Tahun 2010-2019 ................................. 52
22. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Kabupaten Bangkalan Tahun 2010-2019 ................................. 53
23. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Kabupaten Bangkalan Tahun 2010-2019 ................................. 54
24. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Kabupaten Bangkalan Tahun 2010 dan 2019 ........................................... 55
25. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Kabupaten Mojokerto Tahun 2010 dan 2019 ........................................... 56
26. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten
Mojokerto Tahun 2010-2019 .................................................................... 57
27. Perhitungan Regional Share Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2019 ................................. 58
28. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2019 ................................. 59
29. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2019 ................................. 60
xv
30. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Kabupaten Mojokerto Tahun 2010 dan 2019 ........................................... 62
31. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Kota Mojokerto Tahun 2010 dan 2019 ..................................................... 63
32. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kota Mojokerto
Tahun 2010-2019 ...................................................................................... 64
33. Perhitungan Regional Share Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Kota Mojokerto Tahun 2010-2019 .......................................... 65
34. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Kota Mojokerto Tahun 2010-2019 .......................................... 66
35. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Kota Mojokerto Tahun 2010-2019 .......................................... 67
36. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kota
Mojokerto Tahun 2010 dan 2019 .............................................................. 68
37. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Kota Surabaya Tahun 2010 dan 2019 ....................................................... 69
38. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kota Surabaya
Tahun 2010-2019 ...................................................................................... 70
39. Perhitungan Regional Share Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Kota Surabaya Tahun 2010-2019 ............................................ 71
40. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Kota Surabaya Tahun 2010-2019 ............................................ 72
41. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Kota Surabaya Tahun 2010-2019 ............................................ 73
42. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kota
Surabaya Tahun 2010 dan 2019 ................................................................ 74
43. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010 dan 2019 ............................................... 75
44. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo
Tahun 2010-2019 ...................................................................................... 76
xvi
45. Perhitungan Regional Share Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019 .................................... 77
46. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019 .................................... 78
47. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019 .................................... 79
48. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010 dan 2019 ............................................... 80
49. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Kabupaten Lamongan Tahun 2010 dan 2019 ........................................... 81
50. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten
Lamongan Tahun 2010-2019 .................................................................... 82
51. Perhitungan Regional Share Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019 ................................. 83
52. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019 ................................. 84
53. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019 ................................. 85
54. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Kabupaten Lamongan Tahun 2010 dan 2019 ........................................... 87
55. Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kabupaten Gresik Tahun 2010
dan 2019 .................................................................................................... 88
56. Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kabupaten Bangkalan Tahun
2010 dan 2019 ........................................................................................... 90
57. Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kabupaten Mojokerto Tahun
2010 dan 2019 ........................................................................................... 92
58. Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kota Mojokerto Tahun 2010 dan
2019 ........................................................................................................... 95
59. Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kota Surabaya Tahun 2010 dan
2019 ........................................................................................................... 97
xvii
60. Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010
dan 2019 .................................................................................................... 98
61. Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kabupaten Lamongan Tahun
2010 dan 2019 ........................................................................................... 100
62. Komparasi Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kawasan
Gerbangkertosusila ................................................................................... 104
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Kontribusi Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Terhadap
Perekonomian Jawa Timur........................................................................ 3
2. Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kabupaten/
Kota di Kawasan Gerbangkertosusila ....................................................... 4
3. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 21
4. Nilai Kontribusi Sub Sektor Perikanan Kabupaten Gresik Tahun
2015-2019 ................................................................................................. 89
5. Produksi Perikanan Budidaya Kabupaten Gresik Tahun 2015-2019 ....... 89
6. Nilai Kontribusi Sub Sektor Perikanan Kabupaten Bangkalan Tahun
2015-2019 ................................................................................................. 91
7. Populasi Ternak Sapi Potong Kabupaten Bangkalan Tahun 2015-2019 .. 92
8. Nilai Kontribusi Sub Sektor Perikanan Kabupaten Mojokerto Tahun
2015-2019 ................................................................................................. 93
9. Produksi Perikanan Budidaya Kabupaten Mojokerto Tahun 2014-2018 . 94
10. Nilai Kontribusi Sub Sektor Tanaman Pangan Kota Mojokerto Tahun
2015-2019 ................................................................................................. 96
11. Produksi Padi Kota Mojokerto Tahun 2015-2019 .................................... 96
12. Laju Pertumbuhan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kota
Surabaya Tahun 2015-2019 ...................................................................... 98
13. Nilai Kontribusi Sub Sektor Peternakan Kabupaten Sidoarjo Tahun
2015-2019 ................................................................................................. 99
14. Produksi Daging Ternak Sapi Potong Kabupaten Sidoarjo Tahun
2015-2019 ................................................................................................. 100
15. Nilai Kontribusi Sub Sektor Perikanan Kabupaten Lamongan Tahun
2015-2019 ................................................................................................. 102
16. Produksi Perikanan Tangkap Kabupaten Lamongan Tahun 2014-2018 .. 102
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Peta Wilayah Kawasan Gerbangkertosusila ............................................. 114
2. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten
Provinsi Jawa Timur Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun
2010-2019 ................................................................................................. 115
3. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten
Gresik Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2010-2019 .......... 116
4. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten
Bangkalan Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2010-2019 .... 117
5. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten
Mojokerto Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2010-2019 .... 118
6. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kota
Mojokerto Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2010-2019 .... 119
7. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kota
Surabaya Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2010-2019 ...... 120
8. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten
Sidoarjo Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2010-2019........ 121
9. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten
Lamongan Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2010-2019 .... 122
10. Hasil Analisis LQ Kabupaten Gresik Tahun 2010-2019 .......................... 123
11. Hasil Analisis LQ Kabupaten Bangkalan Tahun 2010-2019 .................... 124
12. Hasil Analisis LQ Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2019 .................... 125
13. Hasil Analisis LQ Kota Mojokerto Tahun 2010-2019 ............................. 126
14. Hasil Analisis LQ Kota Surabaya Tahun 2010-2019................................ 127
15. Hasil Analisis LQ Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019 ....................... 128
16. Hasil Analisis LQ Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019 .................... 129
17. Rasio PDRB ADHK 2010 Kabupaten Gresik Tahun 2010 dan 2019....... 130
xx
18. Rasio PDRB ADHK 2010 Kabupaten Bangkalan Tahun 2010 dan 2019 130
19. Rasio PDRB ADHK 2010 Kabupaten Mojokerto Tahun 2010 dan 2019 131
20. Rasio PDRB ADHK 2010 Kota Mojokerto Tahun 2010 dan 2019 .......... 131
21. Rasio PDRB ADHK 2010 Kota Surabaya Tahun 2010 dan 2019 ............ 132
22. Rasio PDRB ADHK 2010 Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010 dan 2019 .... 132
23. Rasio PDRB ADHK 2010 Kabupaten Lamongan Tahun 2010 dan 2019 133
24. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Gresik
Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional, Proporsional dan
Pangsa Wilayah Tahun 2010-2020 ........................................................... 133
25. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Bangkalan
Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional, Proporsional dan
Pangsa Wilayah Tahun 2010-2020 ........................................................... 134
26. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Mojokerto
Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional, Proporsional dan
Pangsa Wilayah Tahun 2010-2020 ........................................................... 134
27. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kota Mojokerto
Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional, Proporsional dan
Pangsa Wilayah Tahun 2010-2020 ........................................................... 135
28. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kota Surabaya
Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional, Proporsional dan
Pangsa Wilayah Tahun 2010-2020 ........................................................... 135
29. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Sidoarjo
Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional, Proporsional dan
Pangsa Wilayah Tahun 2010-2020 ........................................................... 136
30. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Lamongan
Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional, Proporsional dan
Pangsa Wilayah Tahun 2010-2020 ........................................................... 136
31. Nilai Pergeseran Bersih Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Gresik
Tahun 2010-2019 ...................................................................................... 137
32. Nilai Pergeseran Bersih Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten
Bangkalan Tahun 2010-2019 .................................................................... 137
xxi
33. Nilai Pergeseran Bersih Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten
Mojokerto Tahun 2010-2019 .................................................................... 138
34. Nilai Pergeseran Bersih Menurut Lapangan Usaha di Kota Mojokerto
Tahun 2010-2019 ...................................................................................... 138
35. Nilai Pergeseran Bersih Menurut Lapangan Usaha di Kota Surabaya
Tahun 2010-2019 ...................................................................................... 139
36. Nilai Pergeseran Bersih Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Sidoarjo
Tahun 2010-2019 ...................................................................................... 139
37. Nilai Pergeseran Bersih Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten
Lamongan Tahun 2010-2019 .................................................................... 140
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses pengembangan kegiatan ekonomi
sehingga dapat meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat jangka panjang.
Peningkatan produksi dan pendapatan akan dibarengi dengan perubahan struktur
ekonomi yang biasanya ditandai dengan perubahan kegiatan ekonomi, awalnya
lebih banyak di sektor pertanian, kemudian bergeser ke industri, dan terakhir ke
sektor jasa (Dwijatenaya dan Raden, 2016:7). Indikator yang diperlukan untuk
mengetahui kinerja pembangunan ekonomi salah satunya yaitu Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan total nilai tambah bruto di suatu
wilayah tertentu karena adanya berbagai kegiatan ekonomi selama periode tertentu.
Pembangunan ekonomi daerah adalah sutu proses yang melibatkan pemerintah
daerah dan masyarakat untuk memanfaatkan potensi sumber daya untuk
menciptakan kesempatan pekerjaan dan mendorong pertumbuhan perekonomian di
daerah (Hasan dan Azis, 2018:108). Diperlukan percepatan pembangunan ekonomi
daerah untuk menjaga keseimbangan antara laju pertumbuhan antara perkotaan dan
perdesaan, sehingga pelaksanaan pembangunan nasional dan hasilnya dapat lebih
merata. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus memahami sektor mana yang
memiliki kontribusi terbesar terhadap perekonomian daerah.
Provinsi Jawa Timur adalah Provinsi dengan wilayah terluas di Pulau Jawa
mencapai 47.799,75 km2 yang terdiri dari Jawa Timur daratan dan Kepulauan
Madura. Berdasarkan besaran PDRB Provinsi Jawa Timur berdasarkan harga
2
konstan pada tahun 2019, pertumbuhan perekonomian Jawa Timur mencapai
Rp1.650.143,15 miliar. Hal ini dikarenakan struktur perekonomian Jawa Timur di
dominasi oleh tiga sektor, yaitu sektor industri pengolahan sebesar 30,24 persen;
sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar
18,46 persen; serta sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 11,43 persen
(BPS Jawa Timur, 2020).
Provinsi Jawa Timur termasuk ke dalam daerah penghasil komoditas
pertanian terbesar di Indonesia dengan komoditas utama yaitu tanaman pangan.
Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan merupakan sektor penggerak
pertumbuhan ekonomi Jawa Timur karena telah berkontribusi besar dan
memberikan daya dukung terhadap sektor industri dan perdagangan. Walaupun
kontribusi sektor pertanian terhadap pembentukan pendapatan berfluktuasi dan
cenderung mengalami penurunan, tetapi efek penggandanya terhadap pertumbuhan
ekonomi Jawa Timur masih sangat besar. Selama tahun 2015-2019 kontribusi
sektor pertanian, kehutanan dan perikanan mengalami penurunan dari 13,65 persen
menjadi 11,43 persen pada tahun 2019. Penurunan kontribusi ini disebabkan
menurunnya kontribusi hampir di semua sub sektor pertanian. Adapun kontribusi
masing-masing sub sektor pertanian di Provinsi Jawa Timur periode tahun 2015-
2019 berikut.
3
Gambar 1. Kontribusi Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Terhadap
Perekonomian Jawa Timur Sumber: BPS Jawa Timur, 2020
Berdasarkan gambar di atas, sub sektor dengan kontribusi terbesar yaitu sub
sektor tanaman pangan dan sub sektor dengan kontribusi terendah adalah sub sektor
jasa pertanian dan perburuan. Tanaman pangan mencakup komoditas tanaman padi,
jagung dan kedelai. Jawa Timur merupakan lumbung pangan dengan daya dukung
yang besar terhadap ketersediaan pangan nasional. Pada tahun 2019, jumlah pekerja
di Jawa Timur sebanyak 20.655.632 orang dan sebesar 31,2 persen bekerja di sektor
pertanian, kehutanan dan perikanan (BPS Jawa Timur, 2020). Hal ini menunjukkan
bahwa sektor tersebut merupakan sektor potensial untuk pertumbuhan ekonomi di
Jawa Timur.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2012 tentang RTRW Provinsi
Jawa Timur Tahun 2011-2031 terdapat beberapa kota yang berfungsi sebagai pusat
kegiatan nasional, salah satunya adalah Kawasan Gresik – Bangkalan – Mojokerto
– Surabaya – Sidoarjo – Lamongan (Gerbangkertosusila). Gerbangkertosusila
merupakan kawasan metropolitan yang mengalami pertumbuhan ekonomi cukup
0
1
2
3
4
5
2015 2016 2017 2018 2019
Tanaman Pangan Tanaman Hortikultura
Tanaman Perekebunan Peternakan
Jasa Pertanian dan Perburuan Kehutaan dan Penebangan Kayu
Perikanan
4
pesat dan bertujuan untuk mewujudkan pemerataan pembangunan antar wilayah.
Gerbangkertosusila memberikan kontribusi lebih dari 50 persen perekonomian
Jawa Timur. Salah satu komoditas unggulan di Kawasan Gerbangkerosusila adalah
sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan nilai pendapatan masing-masing
Kabupaten/Kota di Kawasan Gerbangkertosusila tahun 2015-2019 sebagai berikut.
Gambar 2. Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Kabupaten/Kota di Kawasan Gerbangkertosusila Sumber: BPS Jawa Timur, 2020
Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan memiliki peranan penting sebagai
penyedia pangan, sumber utama pendapatan masyarakat, penyedia lapangan kerja,
penyedia bahan baku industri dan sebagai sumber penghasil devisa negara
(Dwijatenaya dan Raden, 2016:47). Berdasarkan gambar 2 dapat diketahui bahwa
pendapatan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di tujuh Kabupaten/Kota di
Kawasan Gerbangkertosusila selama periode 2015-2019 cenderung memiliki tren
yang menigkat. Daerah dengan pendapatan terbesar yaitu Kabupaten Lamongan,
sedangkan daerah dengan pendapatan paling rendah adalah Kota Mojokerto. Hal
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
10000
2015 2016 2017 2018 2019
Kab. Gresik Kab. Bangkalan Kab. Mojokerto Kota Mojokerto
Kota Surabaya Kab. Sidoarjo Kab. Lamongan
5
ini dikarenakan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan memiliki kontribusi
tertinggi terhadap perekonomian Kabupaten Lamongan dengan komoditas utama
produk pertanian yaitu padi dan jagung.
Berdasarkan uraian di atas, pembangunan sektor pertanian, kehutanan dan
perikanan menjadi hal penting untuk dilakukan dalam pembangunan Kawasan
Gerbangkertosusila, karena sektor tersebut berperan penting sebagai sektor yang
berkontribusi tinggi terhadap PDRB juga menjadi sumber mata pencaharian
masyarakat yang tinggal di perdesaan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dengan uraian data di atas, maka permasalahan yang akan dicari
jawabannya dalam penelitian ini yaitu:
1. Sub sektor pertanian apa yang menjadi sub sektor basis dan non basis di kawasan
Gerbangkertosusila?
2. Bagaimana pertumbuhan dan daya saing sektor pertanian, kehutanan dan
perikanan di kawasan Gerbangkertosusila?
3. Sub sektor pertanian apa yang menjadi prioritas pengembangan di kawasan
Gerbangkertosusila?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Menganalisis sub sektor basis dan non basis di kawasan Gerbangkertosusila.
2. Menganalisis pertumbuhan dan daya saing sektor pertanian, kehutanan dan
perikanan di kawasan Gerbangkertosusila.
6
3. Menganalisis sub sektor pertanian yang menjadi prioritas pengembangan di
kawasan Gerbangkertosusila.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi
berbagai pihak terkait, seperti:
1. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan menerapkan ilmu pengetahuan
yang telah didapatkan dimasa perkuliahan, serta sebagai salah satu syarat
kelulusan dari Program Studi Agribisnis di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Bagi pemangku kebijakan, sebagai bahan pertimbangan dan informasi sebelum
mengambil kebijakan dalam melakukan implementasi guna mendorong
pembangunan pertanian.
3. Bagi pembaca, sebagai bahan informasi dan bahan pembelajaran dalam
melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan pembangunan
pertanian.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Berdasarkan uraian yang sudah dijelaskan di atas, maka dapat diketahui
bahwa penelitian ini menganalisis sub sektor pertanian basis dan non basis,
menganalisis pertumbuhan dan daya saing sektor pertanian serta menganalisis sub
sektor prioritas pengembangan di kawasan Gerbangkertosusila. Daerah yang diteliti
adalah Kabupaten Gresik, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Mojokerto, Kota
Mojokerto, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Lamongan. Data yang digunakan
adalah data PDRB Provinsi Jawa Timur, PDRB Kabupaten/Kota di Kawasan
7
Gerbangkerosusila selama 10 tahun dari tahun 2010 sampai 2019. Kurun waktu
selama sepuluh tahun ini dilandasi oleh tahun awal setelah perubahan tahun dasar
perhitungan produk domestik bruto menjadi tahun 2010 dan nilai PDRB sektor
pertanian, kehutanan dan perikanan yang memiliki tren yang meningkat selama
kurun waktu tahun 2010-2019. Data tersebut dianalisis mengguankan alat analisis
location quotient (LQ) dan shift share. Penggunaan metode analisis ini dilandasi
oleh tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui peran sektor pertanian, kehutanan
dan perikanan di Kawasan Gerbangkertosusila.
8
BAB II
TUNJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan merupakan proses peningkatan pendapatan per kapita suatu
negara yang diiringi dengan perubahan dan modernisasi struktur ekonominya.
Pembangunan ekonomi tidak terlepas dari pertumbuhan ekonomi yang disertai
dengan peningkatan produksi dan perubahan struktur ekonomi. Perubahan tersebut
diantaranya yaitu, meningkatnya kesejahteraan, penurunan pada sektor pertanian
dan peningkatan pada sektor industri, peningkatan pendidikan dan keterampilan
angkatan kerja, serta kemajuan penggunaan teknologi (Nafziger, 2006:15).
Keberhasilan pembangunan ekonomi ditandai dengan meningkatnya kualitas taraf
hidup akibat berkembangnya kemampuan masyarakat, kesejahteraan masyarakat
yang meningkat, serta meningkatnya kebebasan masyarakat dalam memilih
(Todaro dan Smith, 2014:7). Salah satu teori tentang pembangunan ekonomi adalah
teori Dua Sektor Lewis yang dirumuskan oleh Sir W. Lewis. Teori ini membahas
tentang proses perpindahan tenaga kerja serta pertumbuhan output dan peningkatan
penyerapan tenaga kerja di sektor modern (Dwijatenaya dan Raden, 2016:23).
Pertumbuhan ekonomi merupakan proses perubahan kondisi ekonomi suatu
negara secara berkelanjutan menuju keadaan yang lebih baik pada periode tertentu
(Muhammad, 2017:24). Pertumbuhan ekonomi berfokus pada proses peningkatan
produksi barang dan jasa suatu negara (Siahaan, Purba dan Simangusong, 2001:11).
Pertumbuhan ekonomi dapat diukur dengan menggunakan Produk Nasional Bruto
dan Produk Domestik Bruto (Hasan dan Azis, 2018:11). Pertumbuhan ekonomi
9
dapat dihitung dengan membandingkan PDRB tahun tertentu (PDRBt) dengan
PDRB tahun sebelumnya PDRB(t-1).
Laju Pertumbuhan Ekonomi=PDRBt-PDRB(t-1)
PDRB(t-1) x 100%
Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi beberapa faktor yaitu:
1. Akumulasi modal didapatkan dari pendapatan yang diinvestasikan dengan
tujuan untuk memperbesar output dan pendapatan di masa mendatang.
Akumulasi dapat berupa menambah sumber daya baru atau meningkatkan
kualitas sumber daya yang ada. Investasi berupa lahan, mesin dan peralatan
bahan baku serta sumber daya manusia.
2. Pertumbuhan penduduk angkatan kerja merupakan salah satu faktor positif yang
dapat merangsang pertumbuhan ekonomi dalam menyerap tenaga kerja
produktif.
3. Kemajuan teknologi merupakan salah satu faktor pertumbuhan ekonomi yang
penting. Kemajuan teknologi dapat berupa pembaharuan teknis secara modern.
(Siahaan, Purba dan Simangusong, 2001:12)
Terdapat beberapa teori mengenai pertumbuhan ekonomi yaitu sebagai
berikut:
1. Teori Klasik
Aliran klasik muncul pada akhir abad ke-18 dipelopori oleh Adam Smith
yang berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi karena adanya kemajuan
teknologi dan perkembangan jumlah penduduk (Ridwan, 2016:20). Beberapa ahli
yang mengemukakan teorinya yaitu, Adam smith, David Ricardo, Robert Malthus
10
dan John Struart Mill. Beberapa hal yang dapat dijelaskan dalam teori klasik
mengenai teori pertumbuhan ekonomi yaitu sebagai berikut:
a. Tingkat perkembangan ekonomi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jumlah
penduduk, jumlah modal, luas tanah dan tingkat teknologi.
b. Pendapatan nasional masyarakat dibedakan menjadi tiga, yaitu upah pekerja,
keuntungan pengusaha dan sewa tanah bagi pemilik.
c. Peningkatan upah mengakibatkan meningkatnya jumlah penduduk. Tingkat
keuntungan merupakan faktor penentu pembentukan modal.
d. Hukum law of diminishing returns berlaku dalam setiap kegiatan ekonomi.
(Hasan dan Azis, 2018:31)
2. Teori Rostow
Teori ini dikemukakan oleh W.W. Rostow yang menjelaskan bahwa
pembangunan merupakan proses yang bergerak dalam sebuah garis lurus dari
masyarakat yang terbelakang menuju masyarakat yang maju. Proses pembangunan
ekonomi dibedakan dalam lima tahap yaitu: 1) masyarakat tradisional; 2) prasyarat
untuk lepas landas; 3) lepas landas; 4) menuju kedewasaan; 5) masa konsumsi
tinggi (Siahaan, Purba dan Simangusong, 2001:50).
3. Teori Neo Klasik
Pada tahun 1870-an terjadi pergeseran dalam aliran ekonomi, dimana aliran
ekonomi neo klasik ini menggantikan aliran ekonomi klasik, dikarenakan
penemuan sumber produksi baru. Pada teori Neo Klasik, suatu negara yang sedang
mengalami perkembangan ekonomi akan melalui tahap-tahap berikut:
a. Pada awalnya suatu negara merupakan negara peminjam.
11
b. Setelah modal memberikan hasil, negara mulai membayar bunga datas pinjaman
tersebut.
c. Setelah pendapatan nasional meningkat, sebagian digunakan untuk melunasi
hutang dan sebagain digunakan untuk dipinjamkan ke negara lain.
d. Akhirnya negara menjadi negara pemberi pinjaman dan menerima bunga dari
negara lain. (Hasan dan Azis, 2018:44)
4. Teori Basis Ekonomi
Teori basis ekonomi mengasumsikan bahwa pendekatan ekonomi lokal
dibagi menjadi dua sektor, yaitu sektor basis dan sektor non basis. Kegiatan basis
merupakan kegiatan menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh
masyarakat yang berada dalam wilayah perekonomian dan wilayah lain. Kegiatan
non basis merupakan kegiatan menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh
masyarakat yang berada di dalam batas wilayah perekonomian. Aktivitas basis
memiliki peranan sebagai penggerak utama dalam perubahaan wilayah. Setiap
perubahan yang terjadi pada sektor basis akan menimbulkan efek ganda (multiplier
effect). Semakin besar ekspor suatu wilayah ke wilayah lain maka akan semakin
maju pertumbuhan wilayah tersebut (Ridwan, 2016:25).
5. Teori Sektor
Teori ini dikembangkan oleh Clark-Fisher yang mengemukakan bahwa
kenaikan pendapatan per kapita akan dibarengi oleh penurunan dalam penggunaan
sumber daya sektor pertanian dan kenaikan dalam sektor industri manufaktur dan
kemudian dalam sektor jasa (Ridwan, 2016:27). Pergeseran sektor dipengaruhi oleh
sisi permintaan dan sisi penawaran. Pada sisi permintaan, yaitu elastisitas
12
pendapatan dari permintaan untuk barang dan jasa dari industri manufaktur dan jasa
lebih tinggi dibandingkan dari produk primer. Sehingga pendapatan yang
meningkat akan diikuti oleh perpindahan sumber daya dari sektor primer ke sektor
manufaktur dan jasa. Pada sisi penawaran, yaitu perpindahan sumber daya tenaga
kerja dan modal terjadi akibat perbedaan tingkat pertumbuhan produktivitas pada
sektor-sektor tersebut.
2.2 Pembangunan Pertanian
Pertanian merupakan proses produksi yang didasarkan atas pertumbuhan
tanaman dan hewan. Pertanian merupakan industri primer yang mencakup sumber
daya tanah, air dan mineral, modal, pengelolaan serta memasarkan produk yang
dibutuhkan manusia (Hanafie, 2010:3).
Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan merupakan sektor ekonomi
potensial serta kontribusinya terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
nasional, yaitu kontribusi produk, kontribusi pasar, kontribusi faktor-faktor
produksi dan kontribusi devisa.
1. Kontribusi produk, diartikan bahwa produk-produk pertanian berkontribusi
penting terhadap PDB melalui konsumsi dan penyedia bahan baku bagi kegiatan
industri.
2. Kontribusi pasar, yaitu sebagai sumber pertumbuhan yang penting bagi pasar
domestik untuk produk-produk dari industri, termasuk pasar untuk barang-
barang produsen (input produksi pertanian) maupun barang-barang konsumsi.
13
3. Konstribusi faktor-faktor produksi, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan
dianggap sebagai sumber modal untuk investasi, melalui proses transfer modal
dan tenaga kerja dari pertanian ke sektor non pertanian.
4. Kontribusi devisa, yaitu sektor pertanian, kehutanan dan perikanan mampu
berperan sebagai sumber penting bagi surplus neraca pembayaran (devisa) dari
kegiatan ekspor hasil – hasil pertanian. (Muta’ali, 2018:13)
Pembangunan pertanian merupakan suatu proses yang bertujuan menambah
produksi pertanian, memenuhi kebutuhan konsumen, sekaligus meningkatkan
pendapatan dan produktivitas usaha tani dengan menambah modal dan
kemampuan. Tujuan utama dari pembangunan pedesaan yaitu, meningkatkan
output dan pendapatan masyarakat, penyedia lapangan kerja dan peningkatan
distribusi pendapatan (Saragih, 2015: 15).
2.3 Produk Domestik Regional Bruto
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto
seluruh barang dan jasa yang dihasilkan di wilayah domestik suatu negara akibat
berbagai kegiatan ekonomi pada periode tertentu. PDRB atas dasar harga berlaku
atau dikenal dengan PDRB nominal disusun berdasarkan harga yang berlaku pada
periode penghitungan dan bertujuan untuk melihat struktur perekonomian. PDRB
atas dasar harga konstan disusun berdasarkan harga pada tahun dasar dan bertujuan
untuk mengukur pertumbuhan ekonomi.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Indonesia yang ada saat ini pada
dasarnya terdiri atas 17 sektor, yaitu: 1) Sektor Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan; 2) Pertambangan dan Penggalian; 3) Industri Pengolahan; 4) Pengadaan
14
Listrik dan Gas; 5) Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang;
6) Konstruksi; 7) Perdagangan Besar dan Eceran; 8) Transportasi dan Pergudangan
9) Penyediaan Akomodasi Makan dan Minum; 10) Informasi dan Komunikasi; 11)
Jasa Keuangan dan Asuransi; 12) Real Estate; 13) Jasa Perusahaan; 14)
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; 15) Jasa
Pendidikan; 16) Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; 17) Jasa Lainnya.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pertanian, kehutanan, dan
perikanan terdiri dari 7 sub sektor, yaitu:
1. Tanaman pangan meliputi semua kegiatan ekonomi yang menghasilkan
komoditas bahan pangan.
2. Tanaman hortikultura meliputi tanaman hortikultura semusim dan tanaman
hortikultura tahunan.
3. Tanaman perkebunan terdiri dari tanaman perkebunan semusim dan tanaman
perkebunan tahunan, baik yang diusahakan oleh rakyat maupun oleh perusahaan
perkebunan (negara maupun swasta).
4. Peternakan mencakup semua usaha peternakan yang menyelenggarakan
pembibitan serta budidaya segala jenis ternak dan unggas dengan tujuan untuk
dikembangbiakkan, dibesarkan, dipotong dan diambil hasilnya, baik yang
dilakukan rakyat maupun oleh perusahaan peternakan.
5. Jasa pertanian dan perburuan meliputi kegiatan jasa pertanian, perburuan dan
penangkapan satwa liar.
6. Kehutanan dan penebangan kayu, komoditas kehutanan yang dihasilkan oleh
kegiatan kehutanan melipiti kayu gelondongan, kayu bakar, rotan, bambu dan
15
hasil hutan lainnya. Penebangan segala jenis kayu serta pengambilan daun-
daunan, getah-getahan dan akar-akaran, serta jasa yang menunjang kegiatan
kehutanan berdasarkan balas jasa atau kontrak.
7. Perikanan meliputi semua kegiatan penangkapan, pembenihan dan budidaya
segala jenis ikan dan biota air lainnya baik yang berada di air tawar, air payau
maupun di laut.
2.4 Metode Analisis Sektor Unggulan
2.4.1 Location Quotient (LQ)
Location quotient (LQ) merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk
menganalisis basis ekonomi suatu wilayah. Analisis ini digunakan untuk
mengetahui seberapa besar tingkat spesialisasi sektor-sektor basis atau unggulan.
Terdapat beberapa faktor yang dapat digunakan sebagai indikator pertumbuhan
wilayah, seperti kesempatan kerja (tenaga kerja) dan produk domestik regional
bruto (PDRB) suatu wilayah (Ridwan, 2016:26).
Secara matematis formula LQ adalah sebagai berikut :
LQ=Viw/Vtw
Vir/Vtr
Keterangan:
LQ : Indeks Location Quetiont
Viw : Variabel tertentu suatu sektor atas aktivitas di suatu wilayah
Vtw : Total variabel tersebut di suatu wilayah
Vir : Variabel tertentu suatu sektor atau aktivitas pada wilayah yang lebih luas
Vtr : Total variabel tersebut di suatu wilayah yang lebih luas (Saragih,
2015:141)
16
Hasil dari analisis adalah jika nilai LQ untuk suatu sektor di suatu wilayah
lebih besar dari satu (LQ > 1), maka sektor tersebut relatif unggul dibandingkan
wilayah yang lebih luas. Jika nilai LQ untuk suatu sektor di suatu wilayah lebih
kecil dari satu (LQ < 1), maka sektor tersebut relatif tidak unggul dibandingkan
wilayah yang lebih luas (Saragih, 2015:142).
2.4.2 Shift Share (SS)
Shift Share merupakan alat analisis untuk mengetahui struktur perekonomian
dan pergeseran pangsa sektor suatu wilayah dengan wilayah yang lebih luas dilihat
dari penyerapan tenaga kerja dan kontribusi terhadap PDRB. Analisis ini juga dapat
digunakan untuk mengatahui pembangunan ekonomi wilayah, apakah masih di
dominasi oleh sektor primer, sekunder atau tersier (Saragih, 2015:142). Shift Share
digunakan untuk menentukan kinerja pekerjaan atau produktivitas perekonomian
daerah dibandingkan dengan wilayah yang lebih luas (kabupaten, provinsi atau
negara). Shift Share memberikan data tentang kinerja suatu sektor dalam tiga aspek,
yaitu:
1. Pertumbuhan Ekonomi (regional share)
Mengukur pertumbuhan ekonomi yang terjadi karena adanya perubahan
produksi dan kebijakan ekonomi lainnya yang dapat mempengaruhi sektor
perekonomian di suatu wilayah.
2. Pergeseran Proporsional (proportional shift)
Mengukur tingkat pertumbuhan sektor di suatu wilayah dibandingkan dengan
tingkat pertumbuhan wilayah referensi total. Hal ini untuk mengukur apakah
terdapat perubahan di wilayah referensi.
17
3. Pergeseran Diferensial (differential shift)
Menentukan daya saing sektor atau industri lokal dibandingkan dengan wilayah
referensi yang lebih luas dengan mengukur tingkat pertumbuhannya. Angka
positif menunjukkan bahwa sektor tersebut tumbuh lebih cepat dibandingkan
dengan sektor yang sama di wilayah referensi. Dengan kata lain, nilai positif
memberikan indikasi posisi daya saing yang kuat, dan sebaliknya (Saragih,
2015:143).
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan suatu penelitian yang dilakukan sebelumnya
sebagai acuan bagi penulis dalam melakukan penelitian. Penelitian-penelitian
tersebut diantaranya yaitu:
1. Alkaf (2015) melakukan penelitian tentang Peran Sektor Pertanian Terhadap
Perekonomian Kabupaten Cilacap Periode 2002-2013 dengan menggunakan
analisis Shift Share dan Location Quotient. Hasil analisis menunjukkan bahwa
sub sektor pertanian yang berada di posisi potensional atau masih dapat
dikembangkan adalah sub sektor tanaman perkebunan, sedangkan sub sektor
lainnya yang berada di posisi tertinggal adalah sub sektor tanaman bahan
makanan, sub sektor peternakan, sub sektor kehutanan dan sub sektor perikanan.
Hasil analisis Shift Share menunjukkan bahwa sub sektor pertanian yang
mengalami pertumbuhan yang cepat adalah sub sektor tanaman perkebunan dan
sub sektor peternakan, sedangkan sub sektor pertanian yang mengalami
pertumbuhan yang lambat adalah sub sektor tanaman bahan makanan, sub sektor
kehutanan dan sub sektor perikanan. Sub sektor pertanian yang memiliki daya
18
saing yang baik adalah sub sektor tanaman perkebunan dan sub sektor
kehutanan. Sub sektor yang menjadi sub sektor basis dalam perekonomian
Kabupaten Cilacap yaitu sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor
kehutanan. Sedangkan sub sektor non basis yaitu sub sektor perkebunan, sub
sektor peternakan dan sub sektor perikanan.
2. Maisaroh (2017) melakukan penelitian tentang Peranan dan Kontribusi Sektor
Pertanian Terhadap Pertumbuhan Wilayah dalam Perspektif Ekonomi Islam
(Studi Pada Kabupaten Tulang Bawang) dengan menggunakan analisis Location
Quotient, Dynamic Location Quotient dan Shift Share. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa selama tahun 2011-2015 sektor pertanian menjadi sektor
basis dan sub sektor pertanian yang menjadi sub sektor basis yaitu sub sektor
tanaman pangan, sub sektor perkebunan dan sub sektor jasa pertanian dan
perburuan. Berdasarkan data tahun 2011-2015, sektor pertanian di Kabupaten
Tulang Bawang mengalami perubahan peranan di masa yang akan datang dải
sektor basis menjadi sektor non basis. Sub sektor pertanian yang mengalami
perubahan peranan yaitu sub sektor tanaman pangan dari sub sektor basis
menjadi non basis dan sub sektor peternakan dari sub sektor non basis menjadi
basis.
3. Masfufah (2015) melakukan penelitian tentang Peranan Sektor Pertanian
terhadap Perekonomian Provinsi Jawa Timur Tahun 2004-2013 dengan
menggunakan analisis Shift Share Esteban Marquillas, Analisis Location
Quotient (LQ) dan Analisis Dynamic Location Quotient (DLQ). Hasil analisis
menunjukkan bahwa sektor pertanian memiliki nilai efek alokasi negatif yang
19
artinya memiliki spesialisasi namun tidak memiliki keunggulan kompetitif. Sub
sektor pertanian yang memiliki nilai efek positif adalah sub sektor peternakan
dan sub sektor kehutanan. Sedangkan, sub sektor lainnya memiliki nilai efek
alokasi negartif adalah sub sektor tanaman bahan makanan, sub sektor
perkebunan dan sub sektor perikanan. Perhitungan pengganda pendapatan
menunjukkan bahwa sektor pertanian memiliki kontribusi yang baik terhadap
perekonomian Provinsi Jawa Timur. Hasil analisis LQ menunjukkan bahwa
sektor pertanian yang termasuk sektor basis adalah sub sektor tanaman bahan
makanan dan sub sektor peternakan. Sedangkan, berdasarkan hasil analisis DLQ
menunjukkan sektor pertanian tidak dapat diharapkan menjadi sektor unggulan
di masa yang akan datang. Sub sektor pertanian yang masih dapat diharapkan
untuk menjadi sub sektor unggulan adalah sub sektor peternakan.
4. Sofyanto (2015) melakukan penelitian tentang Peran Sub Sektor Pertanian
Dalam Pembanguna Daerah di Kabupaten Batang dengan menggunakan analisis
Location Quotient dan Shift Share Analysis. Hasil penelitian dengan
menggunakan LQ menunjukkan bahwa sub sektor pertanian unggulan adalah
sub sektor tanaman perkebunan, sub sektor peternakan, sub sektor kehutanan dan
sub sektor perikanan. Berdasarkan analisis Shift Share menunjukkan bahwa sub
sektor yang mengalami pertumbuhan cepat yaitu sub sektor peternakan, sub
sektor kehutanan dan sub sektor tanaman perkebunan. sub sektor yang memiliki
daya saing yang baik yaitu sub sektor perikanan dan sub sektor tanaman bahan
makanan. Berdasarkan nilai pergeseran bersih, sub sektor yang memiliki
progressive yaitu sub sektor perikanan, sub sektor kehutanan dan sub sektor
20
peternakan. Rumusan prioritas dalam pembangunan pertanian di Kabupaten
Batang, yaitu sub sektor perikanan dijadikan prioritas pertama, sub sektor
tanaman bahan makanan dijadikan prioritas kedua, sub sektor kehutanan
dijadikan prioritas ketiga, sub sektor peternakan dijadikan prioritas keempat dan
sub sektor tanaman perkebunan dijadikan prioritas kelima.
2.6 Kerangka Pemikiran
Pembangunan ekonomi di wilayah Gerbangkertosusila tidak terlepas dari
kontribusi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang berperan penting dalam
pertumbuhan ekonomi di dalamnya. Hal ini dikarenakan sektor pertanian,
kehutanan dan perikanan bersifat dinamis dan memiliki keterkaitan yang luas,
sehingga jika sektor pertanian, kehutanan dan perikanan terus dikembangkan maka
akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kawasan Gerbangkertosusila.
Alat analisis dalam penelitian ini menggunakan metode Location Quotient
(LQ) dan Shift Share (SS). Metode LQ digunakan untuk mengetahui sub sektor
pertanian basis dan non basis dan hasil analisis LQ dapat dijadikan sebagai acuan
prioritas sub sektor yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Selain itu, metode
Shift Share digunakan untuk mengetahui sub sektor dengan pertumbuhan cepat dan
pertumbuhan lambat, serta untuk mengetahui sub sektor dengan daya saing yang
baik dan tidak. Sub sektor pertanian di kawasan Gerbangkertosusila terdiri dari
tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, jasa
pertanian dan perburuan, kehutanan dan penebangan kayu serta perikanan. Daerah
yang diteliti yaitu Kabupaten Gresik, Kabupaten Bangkalan, Kota Mojokerto,
21
Kabupaten Mojokerto, Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten
Lamongan.
Gambar 3. Kerangka Pemikiran
Pembangunan Ekonomi di Kawasan
Gerbangkertosusila
Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan terdiri dari:
1. Sub sektor Tanaman Pangan
2. Sub Sektor Tanaman Perkebunan
3. Sub Sektor Tanaman Hortikultura
4. Sub Sektor Peternakan
5. Sub Sektor Jasa Pertanian dan Perburuan
6. Sub Sektor Kehutanan dan Penebangan Kayu
7. Sub Sektor Perikanan
Sub sektor basis
dan non basis
Peningkatan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan di Kawasan Gerbangkertosusila
Location
Quotient
Shift
Share
Pertumbuhan dan
daya saing
Komparasi Pertumbuhan dan Daya Saing Sektor
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Kabupaten/Kota
di Kawasan Gerbangkertosusila
Sub Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
yang Menjadi Prioritas Pengembangan di
Kawasan Gerbangkertosusila
22
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis data penelitian yang digunakan merupakan data runtun waktu (time
series) selama 10 tahun (tahun 2010-2019) yang merupakan data sekunder. Data
sekunder dalam penelitian ini yaitu berupa data Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) kawasan Gerbangkertosusila berdasarkan harga konstan tahun 2010 pada
periode tahun 2010-2019. Data yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari
berbagai instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah dan lembaga terkait lainnya yang berhubungan dengan
penelitian ini, berbagai literatur dan sumber-sumber lainnya. Penulis menggunakan
data tahun 2010 sampai tahun 2019 karena nilai kontribusi sektor pertanian
terhadap PDRB di masing-masing Kabupaten/Kota di kawasan Gerbangkertosusila
(Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan) periode tahun
2010-2019 memiliki tren yang meningkat, tetapi distribusinya memiliki tren yang
menurun.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik studi pustaka
dari sumber dan lembaga terkait. Data yang digunakan tersebut terdiri dari PDRB
sektor-sektor ekonomi menurut lapangan usaha berdasarkan harga konstan tahun
2010 kawasan Gerbangkertosusila periode 2010-2019 dan data PDRB sektor-sektor
ekonomi menurut lapangan usaha berdasarkan harga konstan tahun 2010 Provinsi
23
Jawa Timur periode tahun 2010-2019. Data yang digunakan dalam penelitian
diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, Badan Pusat Statistik
Kota Surabaya, Badan Pusat Statistik Kota Mojokerto, Badan Pusat Statistik
Kabupaten Mojokerto, Badan Pusat Statistik Kabupaten Sidoarjo, Badan Pusat
Statistik Kabupaten Gresik, Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangkalan, Badan
Pusat Statistik Kabupaten Lamongan dan Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (BAPPEDA).
3.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan Software Microsoft
Office Excel 2016. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan metode deskriptif, metode ini digunakan untuk analisis sub sektor
pertanian yang menjadi prioritas di kawasan Gerbangkertosusila.
3.3.1 Location Quotient (LQ)
Metode location quotient (LQ) merupakan salah satu teknik yang digunakan
untuk menentukan sektor basis atau non basis di Kawasan Gerbangkertosusila.
Indikator yang digunakan dalam analisis ini adalah data PDRB masing-masing sub
sektor di Gerbangkertosusila (Gresik-Bangkalan-Mojokerto-Surabaya-Sidoarjo-
Lamongan) dan Provinsi Jawa Timur. Rumusan analisis LQ secara matematis
adalah sebagai berikut :
LQ=Lij/Lj
Nip/Np
24
Keterangan:
LQ : Indeks Location Quetiont
Lij : Nilai tambah sub sektor i Kab/Kota di Gerbangkertosusila
Lj : Total sektor pertanian Kab/Kota di Gerbangkertosusila
Nip : Nilai tambah sub sektor i Provinsi Jawa Timur
Np : Total sektor pertanian Provinsi Jawa Timur
Berdasarkan formulasi di atas maka apabila :
1. LQ > 1 berarti daerah mempunyai basis pada sub sektor tersebut dan ada
kelebihan hasil yang dapat dipasarkan ke daerah lain.
2. LQ < 1 berarti daerah tidak mempunyai basis pada sub sektor tersebut dan hanya
dapat memenuhi kebutuhan daerahnya.
3.3.2 Shift Share (SS)
Analisis Shift Share digunakan untuk menganalisis perubahan struktural
ekonomi Kabupaten/Kota di Kawasan Gerbangkertosusila dibandingkan dengan
struktur ekonomi Provinsi Jawa Timur. Tujuan analisis ini adalah untuk
menentukan produktivitas ekonomi daerah dengan membandingkan terhadap
daerah yang lebih luas. Bentuk umum dari model perhitungan Shift Share adalah:
Dij = Nij + Mij + Cij
Keterangan:
i : Sub sektor pertanian yang diteliti
j : Kab/Kota Gerbangkertosusila
n : Provinsi Jawa Timur
Dij : Perubahan PDRB sub sektor i di wilayah Kab/Kota Gerbangkertosusila
25
Nij : Regional share Kab/Kota Gerbangkertosusila
Mij : Proportional shift Kab/Kota Gerbangkertosusila
Cij : Differential shift Kab/Kota Gerbangkertosusila
Apabila analisis tersebut diterapkan kepada Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) yang dinotasikan sebagai Y, maka:
Dij = Y*ij – Yij
Nij = Yij . rn
Mij = Yij (rin – rn)
Cij = Yij (rij – rin)
Keterangan:
Yij : PDRB sub sektor Kab/Kota Gerbangkertosusila pada tahun dasar
Y*ij : PDRB sub sektor Kab/Kota Gerbangkertosusila akhir pada tahun analisis
rij : Laju pertumbuhan sub sektor Kab/Kota Gerbangkertosusila
rin : Laju pertumbuhan sub sektor Provinsi Jawa Timur
rn : Rata – rata laju pertumbuhan PDRB Provinsi Jawa Timur
rij=Y*ij-Yij
Yij
rin=Y*in-Yin
Yin
rn=Y*n-Yn
Yn
26
Keterangan:
Yin : PDRB Provinsi Jawa Timur
Y*in : PDRB Kab/Kota Gerbangkertosusila akhir tahun analisis
Yn : Total PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Provinsi Jawa
Timur
Y*n : Total PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Provinsi Jawa
Timur akhir tahun analisis
Untuk suatu daerah, pertumbuhan nasional, pertumbuhan proporsional dan
keunggulan kompetitif dapat ditentukan untuk sub sektor i atau dijumlah untuk
semua sub sektor dalam keseluruhan wilayah provinsi.
Persamaan Shift Share untuk sektor i di Provinsi yaitu:
Dij = Yij . rn + Yij (rin - rn) + Yij (rij - rin)
Kriteria pengukuran analisis shift share, yaitu:
1. Jika angka positif pada proportional shift berarti sub sektor tersebut tumbuh
lebih cepat dibandingkan dengan sub sektor yang sama di wilayah Provinsi Jawa
Timur.
2. Jika angka negatif pada proportional shift berarti sub sektor tersebut tumbuh
lebih lambat dibandingkan dengan sub sektor yang sama di wilayah Provinsi
Jawa Timur.
3. Jika angka positif pada differential shift berarti sub sektor tersebut memiliki
daya saing yang kuat.
4. Jika angka negatif pada differential shift berarti sub sektor tersebut tidak
memiliki daya saing yang kuat (Saragih, 2015:145).
27
Pergeseran bersih digunakan untuk mengidentifikasi pertumbuhan suatu
sektor, apakah memiliki pertumbuhan yang maju atau mundur. Nilai pergeseran
bersih merupakan hasil dari penjumlahan nilai pertumbuhan proporsional (Mij) dan
pertumbuhan pangsa wilayah (Cij), maka rumus pergeseran bersih (PB) sebagai
berikut:
PB = Mij + Cij
Kriteria penilaian:
1. Jika PB > 0 berarti sub sektor tersebut pertumbuhannya progressive (maju).
2. Jika PB < 0 berarti sub sektor tersebut pertumbuhannya tidak progressive
(mundur).
3.4 Definisi Operasional
Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah hasil dari nilai tambah
seluruh kegiatan ekonomi di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu.
2. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan adalah nilai dari sektor yang
didalamnya terdapat beberapa sub sektor yaitu tanaman pangan, tanaman
hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, jasa pertanian dan perburuan,
kehutanan dan penebangan kayu serta perikanan.
3. Sub sektor prioritas yang merupakan sub sektor basis (LQ>1), pertumbuhan
pangsa wilayah (Cij>0) bernilai positif, dan pergeseran bersih (PB > 0) bernilai
positif.
28
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Geografis Kawasan Gerbangkertosusila
Wilayah administratif Gerbangkertosusila (GKS) termasuk dalam lingkungan
Provinsi Jawa Timur. Kawasan Gerbangkertosusila mencakup tujuh wilayah
administratif, enam diantaranya berada di Pulau Jawa dan satu di Pulau Madura.
Cakupan kawasan Gerbangkertosusila terdiri dari Kabupaten Gresik, Kabupaten
Bangkalan, Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, Kota Surabaya, Kota Sidoarjo,
dan Kota Lamongan. Ruang Wilayah Kawasan Gerbangkertosusila (GKS) sebagai
berikut:
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Timur : Selat Madura
Sebelah Selatan : Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Malang
Sebelah Barat : Kabupaten Jombang
Secara topografi wilayah daratan Gerbangkertosusila berdasarkan
karakteristik tinggi tempat di atas permukaan laut (dpl), terbagi menjadi beberapa
wilayah ketinggi, yaitu:
1. Ketinggian 0-100 meter dari permukaan laut memiliki topografi relatif datar dan
bergelombang.
2. Ketinggian 100-500 meter dari permukaan laut memiliki topografi
bergelombang dan bergunung.
3. Ketinggain 500-1.000 meter dari permukaan laut memiliki topografi berbukit.
29
4. Ketinggian lebih dari 1.000 meter dari permukaan laut memiliki topografi
bergunung dan terjal.
Rata – rata ketinggian tanah di wilayah daratan Gerbangkertosusila berkisar kurang
dari 50 meter di atas permukaan laut (dpl), sehingga topografinya termasuk ke
dalam kategori datar (PerPres Nomor 80 Tahun 2019).
Kawasan metropolitan Gerbangkertosusila secara keseluruhan memiliki
luas 6.017,15 km2 yang terdiri dari Kabupaten Gresik, Kabupaten Bangkalan,
Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo dan
Kabupaten Lamongan. Berikut data jumlah Kecamatan dan Desa Kabupaten/Kota
di Wilayah Gerbangkertosusila.
Tabel 1. Jumlah Kecamatan dan Desa Kabupaten/Kota di Wilayah
Gerbangkertosusila
No. Kabupaten/Kota Jumlah
Kecamatan
Kelurahan/Desa Luas Wilayah
(km2) Kelurahan Desa
1. Kabupaten Gresik 18 26 330 1.191,25
2. Kabupaten Bangkalan 18 8 273 1.260,14
3. Kabupaten Mojokerto 18 5 299 692,15
4. Kota Mojokerto 3 18 0 20,21
5. Kota Surabaya 31 154 0 326,36
6. Kabupaten Sidoarjo 18 31 322 714,24
7. Kabupaten Lamongan 27 12 462 1.812,80
Jumlah 133 257 1.686 6.017,15 Sumber: RPJMD Provinsi Jawa Timur, 2019
Lingkup kawasan metropolitan Gerbangkertosusila berdasarkan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun
2019-2024 yaitu mencakup 133 kecamatan yang terdiri dari 257 kelurahan dan
1.686 desa. Kabupaten Lamongan merupakan daerah yang memiliki luas terbesar
diantara daerah lainnya di Gerbangkertosusila yaitu sebesar 1.812,80 km2. Jumlah
penduduk di Kawasan Gerbangkertosusila dalam kurun waktu sepuluh tahun mulai
30
dari tahun 2010-2019 mengalami peningkatan, berikut data penduduk di wilayah
Gerbangkertosusila seperti yang dijelaskan dalam tabel berikut ini
Tabel 2. Jumlah Penduduk di Kawasan Gerbangkertosusila
No. Daerah Administratif
Jumlah Penduduk (jiwa) Laju
Pertumbuhan
(%)
Kepadatan
Penduduk
(/km2) 2010 2019
1. Kabupaten Gresik 1.180.974 1.312.881 1,06 1.102,10
2. Kabupaten Bangkalan 909.398 1.076.330 1,70 854,14
3. Kabupaten Mojokerto 1.028.605 1.117.688 0,83 1.614,81
4. Kota Mojokerto 120.623 129.014 0,67 6.989,67
5. Kota Surabaya 2.771.615 3.158.943 1,32 9.679,32
6. Kabupaten Sidoarjo 1.949.595 2.266.533 1,52 3.173,35
7. Kabupaten Lamongan 1.180.699 1.373.390 1,52 757,61
Jumlah 9.141.509 10.434.779 1,33 1.734,17 Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, 2020
Selama tahun 2010-2019 jumlah penduduk di kawasan Gerbangkertosusila
mengalami peningkatan sebanyak 1.293.270 jiwa atau meningkat 14,15 persen dari
tahun 2010 sebanyak 9.141.509 jiwa menjadi 10.434.779 jiwa pada tahun 2019.
Dengan luas wilayah sebesar 6.017,15 km2, kepadatan penduduk kawasan
Gerbangkertosusila pada tahun 2019 sebesar 1.734,17 jiwa/km2 dengan laju
pertumbuhan penduduk sebesar 1,33 persen. Kota Surabaya merupakan daerah
dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi sebesar 9.679,32 jiwa/km2 hal ini
dikarenakan Kota Surabaya merupakan ibukota Provinsi Jawa Timur yang
mempunyai fungsi kawasan sebagai pusat bisnis, perdagangan dan jasa. Hal
tersebut menjadikan Kota Surabaya memiliki jumlah penduduk tertinggi dan
kepadatan penduduk tertinggi di Kawasan Gerbangkertosusila. Sementara daerah
dengan tingkat kepadatan penduduk terendah adalah Kabupaten Lamongan sebesar
757,61 jiwa/km2. Kabupaten Bangkalan merupakan daerah dengan laju
31
pertumbuhan penduduk tertinggi sebesar 1,70 persen, sedangkan daerah dengan
laju pertumbuhan penduduk terendah adalah Kota Mojokerto sebesar 0,67 persen.
4.2 Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Gerbangkertosusila
Pertumbuhan ekonomi dapat diukur dari perkembangan produk domestik
regional bruto (PDRB) atas dasar harga konstan, sehingga angka pertumbuhan tidak
dipengaruhi oleh faktor perubahan harga atau dapat diartikan riil disebabkan oleh
kenaikan atau penurunan produksi (output) dari seluruh sektor ekonomi. Berikut
merupakan nilai dan laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan di kawasan
Gerbangkertosusila.
Tabel 3. Nilai dan Laju Pertumbuhan PDRB ADHK Kawasan Gerbangkertosusila
No Kabupaten/Kota Nilai PDRB (miliar rupiah) Laju Pertumbuhan
(%) 2018 2019
1. Kabupaten Gresik 96.276,00 101.458,30 5,38
2. Kabupaten Bangkalan 18.362,02 18.551,82 1,03
3. Kabupaten Mojokerto 55.258,90 58.470,69 5,81
4. Kota Mojokerto 4.719,23 4.990,68 5,75
5. Kota Surabaya 387.340,82 410.969,89 6,10
6. Kabupaten Sidoarjo 132.571,20 140.511,20 5,99
7. Kabupaten Lamongan 26.280,92 27.709,46 5,44 Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, 2020
Kawasan Gerbangkertosusila menjadi kontributor lebih dari 50 persen
perekonomian di Provinsi Jawa Timur. Sektor potensial di Kawasan Prioritas
Gerbangkertosusila adalah sektor industri manufaktur, makanan minuman, dan
industri lainnya. Komoditas unggulan yang berada di Kawasan Prioritas
Gerbangkertosusila diantaranya dari sektor pertanian, perkebunan maupun
peternakan dan perikanan (Perpres Nomor 80 Tahun 2019).
Kota Surabaya merupakan pusat perekonomian di Gerbangkertosusila, hal
tersebut dapat terlihat pada tabel bahwa laju pertumbuhan ekonomi di Kota
32
Surabaya merupakan yang tertinggi diantara Kabupaten/Kota lainnya yaitu sebesar
6,10 persen dengan nilai PDRB atas dasar harga konstan sebesar 410.969,89 miliar
rupiah pada tahun 2019. Letak Kota Surabaya sangat strategis yang
menghubungkan antara Kota Surabaya dengan kota-kota di sekitarnya yaitu
kota/kabupaten yang ada dalam Gerbangkertosusila, sehingga sangat mendukung
percepatan pembangunan di Kota Surabaya. Demikian juga sebaliknya,
pertumbuhan Kota Surabaya juga berpengaruh pada perkembangan kota/kabupaten
di sekitarnya, baik secara sektoral maupun keruangan.
4.3 Tenaga Kerja Sektor Pertanian Kawasan Gerbangkertosusila
Tingkat penyerapan tenaga kerja merupakan salah satu indikator dari
keberhasilan pembangunan suatu wilayah, semakin besar penyerapan tenaga kerja
maka semakin meningkat pendapatan per kapita penduduk. Munurut data Badan
Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur pada tahun 2018 dan tahun 2019, penyerapan
tenaga kerja di sektor pertanian menurut Kabupaten/Kota di Wilayah
Gerbangkertosusila sebagai berikut.
Tabel 4. Tenaga Kerja Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Wilayah
Gerbangkertosusila
Kabupaten/Kota Tenaga Kerja (orang) Laju Pertumbuhan
(%) 2018 2019
Kabupaten Gresik 85.937 90.041 4,78
Kabupaten Bangkalan 203.982 193.631 -5,07
Kabupaten Mojokerto 104.899 94.691 -9,73
Kota Mojokerto 378 1.270 235,98
Kota Surabaya 4.661 8.240 76,79
Kabupaten Sidoarjo 39.786 32.007 -19,55
Kabupaten Lamongan 219.484 199.456 -9,13 Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, 2020
33
Pada tabel 4, dapat diketahui bahwa pada kurun waktu tahun 2018-2019
jumlah tenaga kerja sektor pertanian di kawasan Gerbangkertosusila cenderung
terjadi penurunan di empat Kabupaten. Kabupaten Lamongan merupakan daerah
yang paling banyak menyerap tenaga kerja sektor pertanian. Kabupaten Sidoarjo
merupakan daerah yang paling banyak terjadi penurunan jumlah tenaga kerja sektor
pertanian yaitu sebesar 19,55 persen. Hal ini terjadi dikarenakan banyaknya tenaga
kerja yang beralih profesi ke sektor lain yang lebih banyak memberikan keuntungan
dibandingkan dengan bekerja di sektor pertanian. Sebagian besar, tenaga kerja dari
sektor pertanian beralih ke sektor industri pengolahan atau sektor perdagangan.
34
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Sub Sektor Unggulan Kawasan Gerbangkertosusila Tahun 2010-2019
Penelitian ini menggunakan analisis location quotient (LQ) untuk mengetahui
sub sektor basis dan non basis serta tingkat spesialisasi masing-masing sub sektor.
Indikator dalam analisis ini yaitu menggunakan data PDRB ADHK tahun 2010 dan
periode yang digunakan yaitu dari tahun 2010 hingga 2019.
5.1.1 Nilai LQ Kabupaten Gresik
Berikut merupakan hasil analisis LQ yang dilakukan dengan menggunakan
data PDRB Kabupaten Gresik berdasarkan harga konstan tahun 2010 pada periode
tahun 2010 hingga 2019.
Tabel 5. Nilai LQ Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kabupaten Gresik
No. Sub Sektor Rata-Rata Nilai LQ Keterangan
1. Tanaman Pangan 0,40 Non Basis
2. Tanaman Hortikultura 0,10 Non Basis 3. Tanaman Perkebunan 0,13 Non Basis 4. Peternakan 0,44 Non Basis 5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,32 Non Basis 6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,01 Non Basis
7. Perikanan 1,75 Basis Sumber: PDRB Kabupaten Gresik 2010-2019 (diolah)
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa sub sektor basis dengan nilai rata-
rata LQ lebih dari satu adalah perikanan. Hal tersebut menunjukkan bahwa sub
sektor perikanan dapat memenuhi permintaan di Kabupaten Gresik dan ada
kelebihan yang dapat di ekspor ke luar wilayah Kabupaten Gresik. Sedangkan, sub
sektor peternakan; tanaman pangan; jasa pertanian dan perburuan; tanaman
perkebunan; tanaman hortikultura; serta kehutanan dan penebangan kayu termasuk
35
dalam sub sektor non basis karena memiliki nilai rata-rata LQ kurang dari satu.
Artinya sub sektor tersebut hanya dapat memenuhi permintaan di Kabupaten
Gresik. Sub sektor perikanan menjadi basis dikarenakan sebagian besar
masyarakatnya bekerja sebagai petani ikan dan nelayan. Pada tahun 2019, petani
ikan di Kabupaten Gresik berjumlah 18.322 orang, sedangkan nelayan berjumlah
11.145 orang (BPS Kabupaten Gresik, 2020).
5.1.2 Nilai LQ Kabupaten Bangkalan
Berikut merupakan hasil analisis LQ yang dilakukan dengan menggunakan
data PDRB Kabupaten Bangkalan berdasarkan harga konstan tahun 2010 pada
periode tahun 2010 hingga 2019.
Tabel 6. Nilai LQ Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kabupaten
Bangkalan
No. Sub Sektor Rata-Rata Nilai LQ Keterangan
1. Tanaman Pangan 1,95 Basis
2. Tanaman Hortikultura 0,44 Non Basis 3. Tanaman Perkebunan 0,46 Non Basis 4. Peternakan 1,91 Basis 5. Jasa Pertanian dan Perburuan 1,18 Basis 6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,23 Non Basis
7. Perikanan 3,04 Basis Sumber: PDRB Kabupaten Bangkalan 2010-2019 (diolah)
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa sub sektor basis dengan nilai rata-
rata LQ lebih dari satu adalah tanaman pangan; peternakan; jasa pertanian dan
perburuan; dan perikanan. Hal tersebut menunjukkan bahwa sub sektor tersebut
dapat memenuhi permintaan di Kabupaten Bangkalan dan ada kelebihan yang dapat
di ekspor ke luar wilayah Kabupaten Bangkalan. Sedangkan, sub sektor tanaman
hortikultura; tanaman perkebunan; serta kehutanan dan penebangan kayu termasuk
dalam sub sektor non basis karena memiliki nilai rata-rata LQ kurang dari satu yang
36
menunjukkan bahwa sub sektor tersebut hanya dapat memenuhi permintaan di
Kabupaten Bangkalan.
Tanaman pangan menjadi basis dikarenakan sebagian besar lahan pertanian
di Kabupaten Bangkalan digunakan untuk tanaman pangan dengan komoditi utama
yaitu padi, jagung dan kedelai. Pada tahun 2019, luas panen padi di Kabupaten
Bangkalan seluas 49.129 Ha (BPS Kabupaten Bangkalan, 2020). Sub sektor
peternakan menjadi basis dikarenakan banyaknya populasi ternak di Kabupaten
Bangkalan. Pada tahun 2019, populasi ternak besar di Kabupaten Bangkalan yang
terbesar adalah sapi potong dengan populasi 245.897 ekor, sedangkan populasi
terbesar kedua yaitu kambing dengan populasi sebanyak 90.467 ekor. Populasi
unggas terbesar yaitu ayam buras dengan populasi sebanyak 1.561.166 ekor. Sub
sektor perikanan menjadi basis dikarenakan posisi Kabupaten Bangkalan yang
dibatasi oleh laut, sehingga sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai nelayan.
Pada tahun 2019, nelayan di Kabupaten Bangkalan berjumlah 7.954 orang (BPS
Kabupaten Bangkalan, 2020).
5.1.3 Nilai LQ Kabupaten Mojokerto
Berikut merupakan hasil analisis LQ yang dilakukan dengan menggunakan
data PDRB Kabupaten Mojokerto berdasarkan harga konstan tahun 2010 pada
periode tahun 2010 hingga 2019.
37
Tabel 7. Nilai LQ Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kabupaten
Mojokerto
No. Sub Sektor Rata-Rata Nilai LQ Keterangan
1. Tanaman Pangan 0,82 Non Basis
2. Tanaman Hortikultura 0,67 Non Basis 3. Tanaman Perkebunan 0,71 Non Basis 4. Peternakan 0,93 Non Basis 5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,61 Non Basis 6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,94 Non Basis
7. Perikanan 0,04 Non Basis Sumber: PDRB Kabupaten Mojokerto 2010-2019 (diolah)
Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa seluruh sub sektor pertanian di
Kabupaten Mojokerto termasuk dalam sub sektor non basis karena memiliki nilai
rata-rata LQ kurang dari satu yang menunjukkan bahwa sub sektor tersebut hanya
dapat memenuhi permintaan di Kabupaten Mojokerto. Semua sub sektor di
Kabupaten Mojokerto tidak menjadi sub sektor basis dikarenakan sebagian besar
masyarakat di Kabupaten Mojokerto bekerja di sektor non pertanian. Pada tahun
2019, sebesar 84 persen atau 484.548 orang bekerja di sektor selain pertanian dan
hanya 94.691 orang yang bekerja di sektor pertanian (BPS Kabupaten Mojokerto,
2020).
5.1.4 Nilai LQ Kota Mojokerto
Berikut merupakan hasil analisis LQ yang dilakukan dengan menggunakan
data PDRB Kota Mojokerto berdasarkan harga konstan tahun 2010 pada periode
tahun 2010 hingga 2019.
38
Tabel 8. Nilai LQ Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kota Mojokerto
No. Sub Sektor Rata-Rata Nilai LQ Keterangan
1. Tanaman Pangan 0,10 Non Basis
2. Tanaman Hortikultura 0,02 Non Basis 3. Tanaman Perkebunan 0,01 Non Basis 4. Peternakan 0,06 Non Basis 5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,05 Non Basis 6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,00 Non Basis
7. Perikanan 0,03 Non Basis Sumber: PDRB Kota Mojokerto 2010-2019 (diolah)
Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa seluruh sub sektor pertanian di
Kota Mojokerto termasuk dalam sub sektor non basis karena memiliki nilai rata-
rata LQ kurang dari satu yang menunjukkan bahwa sub sektor tersebut hanya dapat
memenuhi permintaan di Kota Mojokerto. Semua sub sektor di Kota Mojokerto
tidak menjadi sub sektor basis dikarenakan 83,84 persen atau 1.234 Ha luas lahan
bukan sawah di Kota Mojokerto digunakan untuk tempat tinggal dan perumahan,
sedangkan 16,16 persen atau 238,04 Ha merupakan tegal, kebun dan lainnya (BPS
Kota Mojokerto, 2020).
5.1.5 Nilai LQ Kota Surabaya
Berikut merupakan hasil analisis LQ yang dilakukan dengan menggunakan
data PDRB Kota Surabaya berdasarkan harga konstan tahun 2010 pada periode
tahun 2010 hingga 2019.
Tabel 9. Nilai LQ Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kota Surabaya
No. Sub Sektor Rata-Rata Nilai LQ Keterangan
1. Tanaman Pangan 0,002 Non Basis
2. Tanaman Hortikultura 0,005 Non Basis 3. Tanaman Perkebunan 0,000 Non Basis 4. Peternakan 0,003 Non Basis 5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,002 Non Basis 6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,000 Non Basis
7. Perikanan 0,067 Non Basis Sumber: PDRB Kota Surabaya 2010-2019 (diolah)
39
Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui bahwa seluruh sub sektor pertanian di
Kota Surabaya termasuk dalam sub sektor non basis karena memiliki nilai rata-rata
LQ kurang dari satu yang menunjukkan bahwa sub sektor tersebut hanya dapat
memenuhi permintaan di Kota Surabaya. Semua sub sektor di Kota Surabaya tidak
menjadi sub sektor basis dikarenakan sebagian besar masyarakat di Kota Surabaya
bekerja di sektor non pertanian. Pada tahun 2019, sebesar 99 persen atau 1.466.694
orang bekerja di sektor selain pertanian dan hanya 8.240 orang yang bekerja di
sektor pertanian (BPS Kota Surabaya, 2020).
5.1.6 Nilai LQ Kabupaten Sidoarjo
Berikut merupakan hasil analisis LQ yang dilakukan dengan menggunakan
data PDRB Kabupaten Sidoarjo berdasarkan harga konstan tahun 2010 pada
periode tahun 2010 hingga 2019.
Tabel 10. Nilai LQ Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kabupaten
Sidoarjo
No. Sub Sektor Rata-Rata Nilai LQ Keterangan
1. Tanaman Pangan 0,112 Non Basis
2. Tanaman Hortikultura 0,018 Non Basis 3. Tanaman Perkebunan 0,066 Non Basis 4. Peternakan 0,090 Non Basis 5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,062 Non Basis 6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,001 Non Basis
7. Perikanan 0,636 Non Basis Sumber: PDRB Kabupaten Sidoarjo 2010-2019 (diolah)
Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui bahwa seluruh sub sektor pertanian di
Kabupaten Sidoarjo termasuk dalam sub sektor non basis karena memiliki nilai
rata-rata LQ kurang dari satu yang menunjukkan bahwa sub sektor tersebut hanya
dapat memenuhi permintaan di Kabupaten Mojokerto. Semua sub sektor di
Kabupaten Sidoarjo tidak menjadi sub sektor basis dikarenakan sebagian besar
40
masyarakat di Kabupaten Sidoarjo bekerja di sektor non pertanian. Pada tahun
2019, sebesar 97 persen atau 1.067.061 orang bekerja di sektor selain pertanian dan
hanya 32.007 orang yang bekerja di sektor pertanian (BPS Kabupaten Sidoarjo,
2020).
5.1.7 Nilai LQ Kabupaten Lamongan
Berikut merupakan hasil analisis LQ yang dilakukan dengan menggunakan
data PDRB Kabupaten Lamongan berdasarkan harga konstan tahun 2010 pada
periode tahun 2010 hingga 2019.
Tabel 11. Nilai LQ Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kabupaten
Lamongan
No. Sub Sektor Rata-Rata Nilai LQ Keterangan
1. Tanaman Pangan 3,48 Basis
2. Tanaman Hortikultura 0,59 Non Basis 3. Tanaman Perkebunan 0,41 Non Basis 4. Peternakan 1,56 Basis 5. Jasa Pertanian dan Perburuan 1,89 Basis 6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 1,28 Basis
7. Perikanan 7,69 Basis Sumber: PDRB Kabupaten Lamongan 2010-2019 (diolah)
Berdasarkan tabel 11 dapat diketahui bahwa sub sektor basis dengan nilai
rata-rata LQ lebih dari satu adalah tanaman pangan; peternakan; jasa pertanian dan
perburuan; kehutanan dan penebangan kayu; dan perikanan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa sub sektor tersebut dapat memenuhi permintaan di Kabupaten
Lamongan dan ada kelebihan yang dapat di ekspor ke luar wilayah Kabupaten
Lamongan. Sedangkan, tanaman hortikultura dan tanaman perkebunan termasuk
dalam sub sektor non basis karena memiliki nilai rata-rata LQ kurang dari satu yang
menunjukkan bahwa sub sektor tersebut hanya dapat memenuhi permintaan di
Kabupaten Lamongan.
41
Tanaman pangan menjadi basis dikarenakan Kabupaten Lamongan
merupakan daerah penghasil tanaman pangan nomor satu di Jawa Timur dan
bahkan temasuk ke dalam lima daerah penghasil pangan nasional dengan komoditi
utama yaitu padi dan jagung. Pada tahun 2019, luas panen padi di Kabupaten
Lamongan seluas 140.463,58 Ha dengan produksi mencapai 839.724,43 ton. Sub
sektor peternakan menjadi basis dikarenakan banyaknya populasi ternak di
Kabupaten Lamongan dan sapi potong menjadi populasi terbanyak dengan 112.193
ekor, sedangkan populasi terbesar kedua yaitu kambing dengan populasi sebanyak
107.355 ekor. Populasi unggas terbesar yaitu ayam buras dengan populasi sebanyak
2.202.907 ekor (BPS Kabupaten Lamongan, 2020).
Kehutanan dan penebangan kayu menjadi basis dikarenakan kebutuhan hasil
produksi kehutanan semakin meningkat seperti kayu untuk bangunan, dengan
komoditi utama yaitu jati, mahoni, gmelina, sengon dan sono. Sub sektor perikanan
menjadi basis dikarenakan Kabupaten Lamongan memiliki panjang pantai
mencapai 47 km, sehingga sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai nelayan.
Pada tahun 2018, jumlah tenaga kerja nelayan di Kabupaten Lamongan 23.437
orang yang terdiri dari 19.030 nelayan laut dan 4.407 nelayan perairan umum
(Dinas Perikanan Kabupaten Lamongan, 2019).
5.1.8 Nilai LQ Kawasan Gerbangkertosusila
Berikut merupakan sub sektor basis hasil analisis location quotient (LQ) dari
tujuh Kabupaten/Kota di Kawasan Gerbangkertosusila yaitu.
42
Tabel 12. Sub Sektor Basis di Kawasan Gerbangkertosusila
No. Kabupaten/Kota Sub Sektor Nilai LQ
1. Kabupaten Gresik Perikanan 3,48
2. Kabupaten Bangkalan
Tanaman pangan
Peternakan
Jasa pertanian dan perburuan
Perikanan
1,95
1,91
1,18
3,04
3. Kabupaten Mojokerto - -
4. Kota Mojokerto - -
5. Kota Surabaya - -
6. Kabupaten Sidoarjo - -
7. Kabupaten Lamongan
Tanaman pangan
Peternakan
Jasa pertanian dan perburuan
Kehutanan dan penebangan kayu
Perikanan
3,48
1,56
1,89
1,28
7,69 Sumber: PDRB Kawasan Gerbangkertosusila 2010-2019 (diolah)
Berdasarkan tabel 12 dapat diketahui bahwa sub sektor yang menjadi basis di
Kawasan Gerbangkertosusila dengan nilai rata-rata LQ lebih dari satu yaitu
perikanan di Kabupaten Gresik. Tanaman pangan; peternakan; jasa pertanian dan
perburuan; dan perikanan di Kabupaten Bangkalan. Tanaman pangan; peternakan,
jasa pertanian dan perburuan; kehutanan dan penebangan kayu; dan perikanan di
Kabupaten Lamongan. Sedangkan di Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, Kota
Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo tidak memiliki sub sektor basis karena memiliki
nilai rata-rata LQ kurang dari satu.
5.2 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di
Kawasan Gerbangkertosusila
5.2.1 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Kabupaten Gresik
Dalam penelitian ini menggunakan analisis shift share untuk mengetahui
pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Gresik.
43
1. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Berdasarkan nilai riil PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan
Kabupaten Gresik berdasarkan harga konstan tahun 2010 pada periode tahun 2010
hingga 2019 menunjukkan terjadi peningkatan pendapatan sebesar 39,49 persen
dengan peningkatan sebesar Rp1.713,97 miliar. Perkembangan pendapatan PDRB
sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kabupaten Gresik yaitu pada tabel
berikut.
Tabel 13. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Kabupaten Gresik Tahun 2010 dan 2019 (miliar rupiah)
No. Sub Sektor Tahun
∆PDRB ∆Yij (%) 2010 2019
1. Tanaman Pangan 1.159 1.135,11 (23,89) (2,06)
2. Tanaman Hortikultura 89,94 91,41 1,47 1,63
3. Tanaman Perkebunan 170,03 181,62 11,59 6,82
4. Peternakan 723,38 889,32 165,94 22,94
5. Jasa Pertanian dan Perburuan 29,50 33,90 4,40 14,92
6. Kehutanan dan Penebangan
Kayu 1,46 1,82 0,36 24,66
7. Perikanan 2.166,62 3.720,72 1.554,10 71,73
Jumlah Total PDRB 4.339,93 6.053,90 1.713,97 39,49 Sumber: PDRB Kabupaten Gresik 2010 dan 2019 (diolah)
Berdasarkan tabel 13 menunjukkan bahwa selama periode 2010 hingga 2019,
sub sektor yang mengalami peningkatan pendapatan yaitu, tanaman hortikultura;
tanaman perkebunan; peternakan; jasa pertanian dan perburuan; kehutanan dan
penebangan kayu; dan pertanian. Sementara itu, terdapat satu sub sektor yang
mengalami penurunan pendapatan, yaitu tanaman pangan dengan penurunan
sebesar 2,06 persen atau Rp23,89 miliar. Peningkatan pendapatan terbesar terjadi
pada perikanan dengan peningkatan sebesar 71,73 persen atau Rp1.554,10 miliar.
Hal ini dikarenakan terjadinya peningkatan produksi perikanan di Kabupaten
Gresik sebesar 179,3 persen. Pada tahun 2010 produksi perikanan sebesar
44
58.939,68 ton menjadi 164.598,56 ton pada tahun 2019 (BPS Kabupaten Gresik,
2020).
2. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Setiap sub sektor dalam sektor pertanian memiliki laju pertumbuhan yang
berbeda-beda dalam perekonomian Kabupaten Gresik. Rasio setiap sub sektor
dapat dilihat dari nilai Rij, Rin, dan Rn. Laju pertumbuhan sektor pertanian,
kehutanan dan perikanan Kabupaten Gresik dapat diketahui dari tabel berikut.
Tabel 14. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten Gresik
Tahun 2010-2019
No. Sub Sektor Rn Rin Rij
1. Tanaman Pangan 0,666 0,053 (0,021)
2. Tanaman Hortikultura 0,666 0,216 0,016
3. Tanaman Perkebunan 0,666 0,294 0,068
4. Peternakan 0,666 0,215 0,229
5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,666 0,186 0,149
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,666 0,488 0,247
7. Perikanan 0,666 0,608 0,717 Sumber: PDRB Kabupaten Gresik Tahun 2010-2019 (diolah)
Berdasarkan tabel 14 menunjukkan bahwa nilai Rn yaitu sebesar 0,666 yang
artinya pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur selama tahun 2010 hingga 2019
meningkat sebesar Rp0,666 miliar. Nilai Rin terbesar terdapat pada perikanan yaitu
sebesar 0,608 yang artinya laju pertumbuhan tersebut merupakan yang terbesar
dalam sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Jawa Timur. Nilai Rij tertinggi
terdapat pada perikanan, yaitu sebesar 0,717 yang artinya laju pertumbuhan sub
sektor tersebut merupakan yang terbesar di Kabupaten Gresik. Perikanan memiliki
laju pertumbuhan terbesar dikarenakan tingginya jumlah produksi perikanan di
Kabupaten Gresik. Pada tahun 2019, produksi perikanan di Kabupaten Gresik
45
sebesar 164.598,56 ton dengan 22.423,47 ton berasal dari perikanan tangkap dan
142.175,09 ton dari perikanan budidaya (BPS Kabupaten Gresik, 2020).
3. Pertumbuhan Wilayah
Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kabupaten Gresik
dipengaruhi oleh tiga unsur pertumbuhan wilayah, yaitu regional share (Nij),
proportional shift (Mij) dan differential shift (Cij). Regional share dihasilkan dari
perkalian antara rasio PDRB Jawa Timur dengan PDRB Kabupaten Gresik sub
sektor i tahun awal analisis 2010. Adapun hasil perhitungan regional share pada
tabel berikut.
Tabel 15. Perhitungan Regional Share Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Kabupaten Gresik Tahun 2010-2019
No Sub Sektor Regional Share (Nij)
Miliar Rupiah %
1. Tanaman Pangan 771,57 66,57
2. Tanaman Hortikultura 59,87 66,57
3. Tanaman Perkebunan 113,19 66,57
4. Peternakan 481,57 66,57
5. Jasa Pertanian dan Perburuan 19,64 66,57
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,97 66,57
7. Perikanan 1442,36 66,57
Total 2889,18 66,57 Sumber: PDRB Kabupaten Gresik Tahun 2010-2019 (diolah)
Pada tabel 15 dapat diketahui bahwa pertumbuhan sektor pertanian,
kehutanan dan perikanan di Kabupaten Gresik dipengaruhi secara positif oleh
pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur sebesar Rp 2,89 triliun dengan
pengaruh sebesar 66,57 persen. Sub sektor yang mendapatkan pengaruh terbesar
adalah sub sektor perikanan sebesar Rp1.442,36 miliar, sedangkan sub sektor yang
mendapat pengaruh terkecil adalah kehutanan dan penebangan kayu sebesar Rp0,97
miliar. Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten
Gresik sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan perekonomian Jawa Timur. Dengan
46
demikian, jika terdapat perubahan kebijakan atau peraturan di Jawa Timur maka
akan berpengaruh terhadap sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten
Gresik. Hal tersebut juga terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh Abidin
(2015), menggambarkan bahwa kebijakan umum, kebijakan fiskal dan kebijakan
moneter yang berlaku secara nasional berpengaruh positif terhadap pengembangan
seluruh sektor, termasuk sektor pertanian.
Proportional shift didapatkan dari selisih antara rasio pendapatan setiap sub
sektor pertanian Provinsi Jawa Timur dengan rasio pendapatan sektor pertanian,
kehutanan dan perikanan Provinsi Jawa Timur dikalikan dengan pendapatan sub
sektor pertanian Kabupaten Gresik pada tahun awal analisis 2010. Adapun hasil
proportional shift pada tabel berikut.
Tabel 16. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Kabupaten Gresik Tahun 2010-2019
No Sub Sektor Proportional Shift (Mij)
Miliar Rupiah %
1. Tanaman Pangan (709,67) (61,23)
2. Tanaman Hortikultura (40,42) (44,95)
3. Tanaman Perkebunan (63,15) (37,14)
4. Peternakan (325,68) (45,02)
5. Jasa Pertanian dan Perburuan (14,16) (48,01)
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu (0,26) (17,76)
7. Perikanan (124,35) (5,74) Sumber: PDRB Kabupaten Gresik Tahun 2010-2019 (diolah)
Sub sektor dengan nilai proportional shift positif (Mij>0) artinya sub sektor
tersebut pertumbuhannya cepat, sedangkan sub sektor dengan nilai proportional
shift negatif (Mij<0) artinya sub sektor tersebut pertumbuhannya lambat. Pada tabel
16 menunjukkan bahwa seluruh sub sektor pertanian memiliki nilai proportional
shift negatif (Mij<0) dengan nilai pertumbuhan tanaman pangan Rp-709,67 miliar;
tanaman hortikultura Rp-40,42 miliar; tanaman perkebunan Rp-63,15 miliar;
47
peternakan Rp-325,68 miliar; jasa pertanian dan perburuan Rp-14,16 miliar;
kehutanan dan penebangan kayu Rp-0,26 miliar; dan perikanan Rp-124,35 miliar.
Artinya seluruh sub sektor pertanian di Kabupaten Gresik memiliki tingkat
pertumbuhan yang lambat.
Differential shift merupakan selisih dari rasio pendapatan sub sektor pertanian
Kabupaten Gresik dengan rasio pendapatan sub sektor pertanian Jawa Timur dikali
pendapatan sub sektor pertanian Kabupaten Gresik pada tahun awal penelitian
2010. Sub sektor dengan nilai positif (Cij>0) artinya sub sektor tersebut memiliki
daya saing yang kuat (keunggulan kompetitif), sedangkan sub sektor dengan nilai
negatif (Cij<0) artinya sub sektor tersebut tidak memiliki daya saing yang kuat
(tidak kompetitif). Adapun hasil perhitungan differential shift pada tabel berikut.
Tabel 17. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Kabupaten Gresik Tahun 2010-2019
No Sub Sektor Differential Shift (Cij)
Miliar Rupiah %
1. Tanaman Pangan (85,79) (7,40)
2. Tanaman Hortikultura (17,98) (19,99)
3. Tanaman Perkebunan (38,45) (22,62)
4. Peternakan 10,05 1,39
5. Jasa Pertanian dan Perburuan (1,08) (3,65)
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu (0,35) (24,15)
7. Perikanan 236,09 10,90 Sumber: PDRB Kabupaten Gresik Tahun 2010-2019 (diolah)
Berdasarkan tabel 17 dapat diketahui bahwa sub sektor dengan nilai
differential shift positif yaitu peternakan dan perikanan yang menunjukkan bahwa
kedua sub sektor tersebut memiliki daya saing yang kuat atau keunggulan
kompetitif jika dibandingkan dengan sub sektor yang sama di Jawa Timur. Sub
sektor dengan nilai differential shift terbesar adalah perikanan yaitu sebesar 10,90
persen atau Rp236,09 miliar. Hal ini dikarenakan posisi Kabupaten Gresik yang
48
berbatasan dengan Selat Madura serta memiliki luas wilayah perairan seluas
5.773,80 km2 dengan wilayah pesisir sepanjang 140 km yang didukung dengan
adanya empat Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) sehingga memiliki akses
perdagangan regional dan nasional dalam memasarkan hasil produksi perikanan.
Sub sektor dengan nilai differential shift terendah yaitu kehutanan dan penebangan
kayu yaitu sebesar -24,15 persen, hal ini dikarenakan sebagian besar wilayah
Kabupaten Gresik adalah daerah pesisir pantai, sehingga masyarakat di Kabupaten
Gresik lebih banyak mengusahakan komoditi perikanan dibandingkan dengan
mengusahakan komoditi kehutanan. Pada tahun 2019, masyarakat Kabupaten
Gresik yang bekerja sebagai nelayan berjumlah 11.145 orang dengan 9.974 orang
nelayan di laut dan 1.171 orang nelayan perairan umum (BPS Kabupaten Gresik,
2020).
Pergeseran bersih didapatkan dari hasil penjumlahan antara nilai proportional
shift dan nilai differential shift. Sub sektor dengan nilai positif (PB>0) artinya sub
sektor tersebut pertumbuhannya progressive, sedangkan sub sektor dengan nilai
negatif (PB<0) artinya sub sektor tersebut pertumbuhannya tidak progressive.
Adapun hasil perhitungan pergeseran bersih pada tabel berikut.
Tabel 18. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Kabupaten Gresik Tahun 2010 dan 2019
No Sub Sektor Pergeseran Bersih (PB)
Miliar Rupiah %
1. Tanaman Pangan (795,46) (68,63)
2. Tanaman Hortikultura (58,40) (64,94)
3. Tanaman Perkebunan (101,60) (59,76)
4. Peternakan (315,63) (43,63)
5. Jasa Pertanian dan Perburuan (15,24) (51,66)
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu (0,61) (41,91)
7. Perikanan 111,74 5,16 Sumber: PDRB Kabupaten Gresik Tahun 2010-2019 (diolah)
49
Berdasarkan tabel 18 dapat diketahui bahwa sub sektor dengan nilai
pergeseran bersih positif dengan nilai PB lebih dari nol adalah perikanan dengan
nilai PB sebesar Rp111,74 miliar atau 5,16 persen. Artinya sub sektor tersebut
memiliki pertumbuhan progressive (maju). Sementara itu, tanaman pangan,
tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, jasa pertanian dan
perburuan, serta kehutanan dan penebangan kayu memiliki pertumbuhan yang tidak
progressive (mundur) dengan nilai PB kurang dari nol.
5.2.2 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Kabupaten Bangkalan
Dalam penelitian ini menggunakan analisis shift share untuk mengetahui
pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Bangkalan.
1. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Berdasarkan nilai riil PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan
Kabupaten Bangkalan berdasarkan harga konstan tahun 2010 pada periode tahun
2010 hingga 2019 menunjukkan terjadi peningkatan pendapatan sebesar 23,62
persen dengan peningkatan sebesar Rp705,89 miliar. Perkembangan pendapatan
PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kabupaten Bangkalan yaitu pada
tabel berikut.
50
Tabel 19. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Kabupaten Bangkalan Tahun 2010 dan 2019 (miliar rupiah)
No. Sub Sektor Tahun
∆PDRB ∆Yij (%) 2010 2019
1. Tanaman Pangan 1.180,84 1.142,03 (38,81) (3,29)
2. Tanaman Hortikultura 81,33 86,83 5,50 6,76
3. Tanaman Perkebunan 139,73 148,16 8,43 6,03
4. Peternakan 652,13 891,53 239,40 36,71
5. Jasa Pertanian dan Perburuan 24,98 27,71 2,73 10,93
6. Kehutanan dan Penebangan
Kayu 14,44 19,95 5,51 38,16
7. Perikanan 895,36 1.378,49 483,13 53,96
Jumlah Total PDRB 2.988,81 3.694,70 705,89 23,62 Sumber: PDRB Kabupaten Bangkalan 2010 dan 2019 (diolah)
Berdasarkan tabel 19 menunjukkan bahwa selama periode 2010 hingga 2019,
sub sektor yang mengalami peningkatan pendapatan yaitu, tanaman hortikultura;
tanaman perkebunan; peternakan; jasa pertanian dan perburuan; kehutanan dan
penebangan kayu; dan pertanian. Sementara itu, terdapat satu sub sektor yang
mengalami penurunan, yaitu tanaman pangan dengan penurunan sebesar 3,29 atau
Rp38,81 miliar. Peningkatan pendapatan terbesar terjadi pada sub sektor perikanan
sebesar 53,96 persen atau Rp483,13 miliar. Hal ini dikarenakan terjadinya
peningkatan jumlah produksi perikanan di Kabupaten Bangkalan sebesar 45,04
persen. Pada tahun 2010 produksi perikanan sebesar 21.905,20 ton menjadi 31.772
ton pada tahun 2018 (BPS Kabupaten Bangkalan, 2019).
2. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Setiap sub sektor dalam sektor pertanian memiliki laju pertumbuhan yang
berbeda-beda dalam perekonomian Kabupaten Bangkalan. Rasio setiap sub sektor
dapat dilihat dari nilai Rij, Rin, dan Rn. Laju pertumbuhan sektor pertanian,
kehutanan dan perikanan Kabupaten Bangkalan dapat diketahui dari tabel berikut.
51
Tabel 20. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten Bangkalan
Tahun 2010-2019 No. Sub Sektor Rn Rin Rij
1. Tanaman Pangan 0,666 0,053 (0,033)
2. Tanaman Hortikultura 0,666 0,216 0,068
3. Tanaman Perkebunan 0,666 0,294 0,060
4. Peternakan 0,666 0,215 0,367
5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,666 0,186 0,109
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,666 0,488 0,382
7. Perikanan 0,666 0,608 0,540 Sumber: PDRB Kabupaten Bangkalan Tahun 2010-2019 (diolah)
Berdasarkan tabel 20 menunjukkan bahwa nilai Rn yaitu sebesar 0,666 yang
artinya pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur selama tahun 2010 hingga 2019
meningkat sebesar Rp0,666 miliar. Nilai Rin terbesar terdapat pada perikanan yaitu
sebesar 0,608 yang artinya laju pertumbuhan sub sektor tersebut merupakan yang
terbesar dalam sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Provinsi Jawa Timur.
Nilai Rij tertinggi terdapat pada perikanan, yaitu sebesar 0,540 yang artinya laju
pertumbuhan sub sektor tersebut merupakan yang terbesar di Kabupaten
Bangkalan. Perikanan memiliki laju pertumbuhan terbesar dikarenakan tingginya
jumlah produksi perikanan di Kabupaten Bangkalan. Pada tahun 2018, produksi
perikanan di Kabupaten Bangkalan sebesar 31.772 ton dengan 26.070,40 ton
berasal dari perikanan tangkap dan 5.701,60 ton dari perikanan budidaya (BPS
Kabupaten Bangkalan, 2019).
3. Pertumbuhan Wilayah
Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kabupaten
Bangkalan dipengaruhi oleh tiga unsur pertumbuhan wilayah, yaitu regional share
(Nij), proportional shift (Mij) dan differential shift (Cij). Regional share dihasilkan
dari perkalian antara rasio PDRB Jawa Timur dengan PDRB Kabupaten Bangkalan
52
sub sektor i tahun awal analisis 2010. Adapun hasil perhitungan regional share pada
tabel berikut.
Tabel 21. Perhitungan Regional Share Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Kabupaten Bangkalan Tahun 2010-2019
No Sub Sektor Regional Share (Nij)
Miliar Rupiah %
1. Tanaman Pangan 786,11 66,57
2. Tanaman Hortikultura 54,14 66,57
3. Tanaman Perkebunan 93,02 66,57
4. Peternakan 434,14 66,57
5. Jasa Pertanian dan Perburuan 16,63 66,57
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 9,61 66,57
7. Perikanan 596,06 66,57
Total 1989,70 66,57 Sumber: PDRB Kabupaten Bangkalan Tahun 2010-2019 (diolah)
Pada tabel 21 dapat diketahui bahwa pertumbuhan sektor pertanian,
kehutanan dan perikanan di Kabupaten Bangkalan dipengaruhi secara positif oleh
pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur sebesar Rp 1.989,70 miliar dengan
pengaruh sebesar 66,57 persen. Sub sektor yang mendapatkan pengaruh terbesar
adalah tanaman pangan sebesar Rp786,11 miliar, sedangkan sub sektor yang
mendapat pengaruh terkecil adalah kehutanan dan penebangan kayu sebesar Rp9,61
miliar. Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten
Bangkalan sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan perekonomian Jawa Timur.
Dengan demikian, jika terdapat perubahan kebijakan atau peraturan di Jawa Timur
maka akan berpengaruh terhadap sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di
Kabupaten Bangkalan. Hal tersebut juga terdapat pada penelitian yang dilakukan
oleh Abidin (2015), menggambarkan bahwa kebijakan umum, kebijakan fiskal dan
kebijakan moneter yang berlaku secara nasional berpengaruh positif terhadap
pengembangan seluruh sektor, termasuk sektor pertanian.
53
Proportional shift didapatkan dari selisih antara rasio pendapatan setiap sub
sektor pertanian Provinsi Jawa Timur dengan rasio pendapatan sektor pertanian,
kehutanan dan perikanan Provinsi Jawa Timur dikalikan dengan pendapatan sub
sektor pertanian Kabupaten Bangkalan pada tahun awal analisis 2010. Adapun hasil
proportional shift pada tabel berikut.
Tabel 22. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Kabupaten Bangkalan Tahun 2010-2019
No Sub Sektor Proportional Shift (Mij)
Miliar Rupiah %
1. Tanaman Pangan (723,04) (61,23)
2. Tanaman Hortikultura (36,55) (44,95)
3. Tanaman Perkebunan (51,90) (37,14)
4. Peternakan (293,60) (45,02)
5. Jasa Pertanian dan Perburuan (11,99) (48,01)
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu (2,56) (17,76)
7. Perikanan (51,39) (5,74) Sumber: PDRB Kabupaten Bangkalan Tahun 2010-2019 (diolah)
Sub sektor dengan nilai proportional shift positif (Mij>0) artinya sub sektor
tersebut pertumbuhannya cepat, sedangkan sub sektor dengan nilai proportional
shift negatif (Mij<0) artinya sub sektor tersebut pertumbuhannya lambat. Pada tabel
22 menunjukkan bahwa seluruh sub sektor pertanian memiliki nilai proportional
shift negatif (Mij<0) dengan nilai pertumbuhan tanaman pangan Rp-723,04 miliar;
tanaman hortikultura Rp-36,55 miliar; tanaman perkebunan Rp-51,90 miliar;
peternakan Rp-293,60 miliar; jasa pertanian dan perburuan Rp-11,99 miliar;
kehutanan dan penebangan kayu Rp-2,56 miliar; dan perikanan Rp-51,39 miliar.
Artinya seluruh sub sektor pertanian di Kabupaten Bangkalan memiliki tingkat
pertumbuhan yang lambat.
Differential shift merupakan selisih dari rasio pendapatan sub sektor pertanian
Kabupaten Bangkalan dengan rasio pendapatan sub sektor pertanian Jawa Timur
54
dikali pendapatan sub sektor pertanian Kabupaten Bangkalan pada tahun awal
analisis 2010. Sub sektor dengan nilai positif (Cij>0) artinya sub sektor tersebut
memiliki daya saing yang kuat (keunggulan kompetitif), sedangkan sub sektor
dengan nilai negatif (Cij<0) artinya sub sektor tersebut tidak memiliki daya saing
yang kuat (tidak kompetitif). Adapun hasil perhitungan differential shift pada tabel
berikut.
Tabel 23. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Kabupaten Bangkalan Tahun 2010-2019
No Sub Sektor Differential Shift (Cij)
Miliar Rupiah %
1. Tanaman Pangan (101,87) (8,63)
2. Tanaman Hortikultura (12,09) (14,86)
3. Tanaman Perkebunan (32,70) (23,40)
4. Peternakan 98,87 15,16
5. Jasa Pertanian dan Perburuan (1,91) (7,64)
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu (1,54) (10,65)
7. Perikanan (61,54) (6,87) Sumber: PDRB Kabupaten Bangkalan Tahun 2010-2019 (diolah)
Pada tabel 23 dapat diketahui bahwa sub sektor dengan nilai differential shift
positif yaitu peternakan sebesar 15,16 persen atau Rp98,87 miliar, artinya sub
sektor tersebut memiliki daya saing yang kuat atau keunggulan kompetitif jika
dibandingkan dengan sub sektor yang sama di Jawa Timur. Hal ini dikarenakan
tingginya jumlah produksi ternak besar tahun 2019 di Kabupaten Bangkalan dan
komoditi sapi potong merupakan yang terbesar dengan produksi 2.705,76 ton.
Sementara itu, produksi unggas terbesar adalah ayam pedaging dengan produksi
mencapai 14.815,08 ton pada tahun 2019 (BPS Kabupaten Bangkalan, 2020). Sub
sektor dengan nilai differential shift terendah adalah tanaman perkebunan yaitu
sebesar -23,40 persen. Hal ini dikarenakan terjadinya penurunan jumlah produksi
tanaman perkebunan, diantaranya yaitu komoditi kelapa yang mengalami
55
penurunan sebesar 6,3 persen menjadi 4.125 ton pada tahun 2019 (BPS Kabupaten
Bangkalan, 2020).
Pergeseran bersih didapatkan dari hasil penjumlahan antara nilai proportional
shift dan nilai differential shift. Sub sektor dengan nilai positif (PB>0) artinya sub
sektor tersebut pertumbuhannya progressive, sedangkan sub sektor dengan nilai
negatif (PB<0) artinya sub sektor tersebut pertumbuhannya tidak progressive.
Adapun hasil perhitungan pergeseran bersih pada tabel berikut.
Tabel 24. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Kabupaten Bangkalan Tahun 2010 dan 2019
No Sub Sektor Pergeseran Bersih (PB)
Miliar Rupiah %
1. Tanaman Pangan (824,92) (69,86)
2. Tanaman Hortikultura (48,64) (59,81)
3. Tanaman Perkebunan (84,59) (60,54)
4. Peternakan (194,74) (29,86)
5. Jasa Pertanian dan Perburuan (13,90) (55,64)
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu (4,10) (28,41)
7. Perikanan (112,93) (12,61) Sumber: PDRB Kabupaten Bangkalan Tahun 2010-2019 (diolah)
Pada tabel 24 dapat diketahui bahwa seluruh sub sektor pertanian di
Kabupaten Bangkalan memiliki nilai pergeseran bersih yang negatif dengan nilai
PB kurang dari nol. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman pangan; tanaman
hortikultura; tanaman perkebunan; peternakan; jasa pertanian dan perburuan;
kehutanan dan penebangan kayu; dan perikanan memiliki pertumbuhan yang tidak
progressive (mundur) dengan nilai PB kurang dari nol.
5.2.3 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Kabupaten Mojokerto
Dalam penelitian ini menggunakan analisis shift share untuk mengetahui
pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Mojokerto.
56
1. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Berdasarkan nilai riil PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan
Kabupaten Mojokerto berdasarkan harga konstan tahun 2010 pada periode tahun
2010 hingga 2019 menunjukkan terjadi peningkatan pendapatan sebesar 22,96
persen dengan peningkatan sebesar Rp721,11 miliar. Perkembangan pendapatan
PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kabupaten Mojokerto yaitu pada
tabel berikut.
Tabel 25. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Kabupaten Mojokerto Tahun 2010 dan 2019 (miliar rupiah)
No. Sub Sektor Tahun
∆PDRB ∆Yij (%) 2010 2019
1. Tanaman Pangan 1.265,93 1.474,87 208,94 16,50
2. Tanaman Hortikultura 326,91 365,72 38,81 11,87
3. Tanaman Perkebunan 538,16 579,29 41,13 7,64
4. Peternakan 827,23 1.128,84 301,61 36,46
5. Jasa Pertanian dan Perburuan 33,68 37,85 4,17 12,38
6. Kehutanan dan Penebangan
Kayu 122,6 222,45 99,85 81,44
7. Perikanan 26,31 52,91 26,6 101,10
Jumlah Total PDRB 3.140,82 3.861,93 721,11 22,96 Sumber: PDRB Kabupaten Mojokerto 2010 dan 2019 (diolah)
Berdasarkan tabel 25 menunjukkan bahwa selama periode 2010 hingga 2019,
seluruh sub sektor pertanian di Kabupaten Mojokerto mengalami peningkatan
pendapatan. Sub sektor dengan persentase peningkatan pendapatan tertinggi adalah
sub sektor perikanan sebesar 101,10 persen. Meskipun sub sektor perikanan
mengalami persentase peningkatan tertinggi, tetapi memiliki peningkatan
pendapatan yang rendah. Sub sektor dengan peningkatan pendapatan terbesar
adalah peternakan sebesar Rp301,61 miliar. Hal ini dikarenakan terjadinya
peningkatan jumlah produksi peternakan di Kabupaten Mojokerto sebesar 35
57
persen. Pada tahun 2010 produksi daging ternak dan unggas mencapai 14.447,84
ton menjadi 19.515,36 ton pada tahun 2019 (BPS Kabupaten Mojokerto, 2020).
2. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Setiap sub sektor dalam sektor pertanian memiliki laju pertumbuhan yang
berbeda-beda dalam perekonomian Kabupaten Mojokerto. Rasio setiap sub sektor
dapat dilihat dari nilai Rij, Rin, dan Rn. Laju pertumbuhan sektor pertanian,
kehutanan dan perikanan Kabupaten Mojokerto dapat diketahui dari tabel berikut.
Tabel 26. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten Mojokerto
Tahun 2010-2019
No. Sub Sektor Rn Rin Rij
1. Tanaman Pangan 0,666 0,053 0,165
2. Tanaman Hortikultura 0,666 0,216 0,119
3. Tanaman Perkebunan 0,666 0,294 0,076
4. Peternakan 0,666 0,215 0,365
5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,666 0,186 0,124
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,666 0,488 0,814
7. Perikanan 0,666 0,608 1,011 Sumber: PDRB Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2019 (diolah)
Berdasarkan tabel 26 menunjukkan bahwa nilai Rn yaitu sebesar 0,666 yang
artinya pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur selama tahun 2010 hingga 2019
meningkat sebesar Rp0,666 miliar. Nilai Rin terbesar terdapat pada perikanan yaitu
sebesar 0,608 yang artinya laju pertumbuhan sub sektor tersebut merupakan yang
terbesar dalam sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Provinsi Jawa Timur.
Nilai Rij tertinggi terdapat pada perikanan, yaitu sebesar 1,011 yang artinya laju
pertumbuhan sub sektor tersebut merupakan yang terbesar di Kabupaten
Mojokerto. Perikanan memiliki laju pertumbuhan terbesar dikarenakan tingginya
total produksi perikanan di Kabupaten Mojokerto. Total produksi perikanan di
Kabupaten Mojokerto pada tahun 2018 sebesar 726 ton dengan 127 ton berasal dari
58
perikanan tangkap dan 599 ton dari perikanan budidaya (BPS Kabupaten
Mojokerto, 2019).
3. Pertumbuhan Wilayah
Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kabupaten
Mojokerto dipengaruhi oleh tiga unsur pertumbuhan wilayah, yaitu regional share
(Nij), proportional shift (Mij) dan differential shift (Cij). Regional share dihasilkan
dari perkalian antara rasio PDRB Jawa Timur dengan PDRB Kabupaten Mojokerto
sub sektor i tahun awal analisis 2010. Adapun hasil perhitungan regional share pada
tabel berikut.
Tabel 27. Perhitungan Regional Share Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2019
No Sub Sektor Regional Share (Nij)
Miliar Rupiah %
1. Tanaman Pangan 842,75 66,57
2. Tanaman Hortikultura 217,63 66,57
3. Tanaman Perkebunan 358,20 66,57
4. Peternakan 550,70 66,57
5. Jasa Pertanian dan Perburuan 22,42 66,57
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 81,62 66,57
7. Perikanan 17,52 66,57
Total 2090,91 66,57 Sumber: PDRB Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2019 (diolah)
Pada tabel 27 dapat diketahui bahwa pertumbuhan sektor pertanian,
kehutanan dan perikanan di Kabupaten Mojokerto dipengaruhi secara positif oleh
pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur sebesar Rp2.090,91 miliar dengan
pengaruh sebesar 66,57 persen. Sub sektor yang mendapatkan pengaruh terbesar
adalah tanaman pangan sebesar Rp842,75 miliar, sedangkan sub sektor yang
mendapat pengaruh terkecil adalah perikanan sebesar Rp17,52 miliar. Pertumbuhan
sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Mojokerto sangat
59
dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur. Dengan demikian,
jika terdapat perubahan kebijakan atau peraturan di Jawa Timur maka akan
berpengaruh terhadap sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten
Mojokerto. Hal tersebut juga terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh Abidin
(2015), yang menggambarkan kebijakan umum, kebijakan fiskal dan kebijakan
moneter yang berlaku secara nasional berpengaruh positif terhadap pengembangan
seluruh sektor, termasuk sektor pertanian.
Proportional shift didapatkan dari selisih antara rasio pendapatan setiap sub
sektor pertanian Provinsi Jawa Timur dengan rasio pendapatan sektor pertanian,
kehutanan dan perikanan Provinsi Jawa Timur dikalikan dengan pendapatan sub
sektor pertanian Kabupaten Mojokerto pada tahun awal analisis 2010. Adapun hasil
proportional shift pada tabel berikut.
Tabel 28. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2019
No Sub Sektor Proportional Shift (Mij)
Miliar Rupiah %
1. Tanaman Pangan (775,15) (61,23)
2. Tanaman Hortikultura (146,93) (44,95)
3. Tanaman Perkebunan (199,87) (37,14)
4. Peternakan (372,44) (45,02)
5. Jasa Pertanian dan Perburuan (16,17) (48,01)
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu (21,77) (17,76)
7. Perikanan (1,51) (5,74) Sumber: PDRB Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2019 (diolah)
Sub sektor dengan nilai proportional shift positif (Mij>0) artinya sub sektor
tersebut pertumbuhannya cepat, sedangkan sub sektor dengan nilai proportional
shift negatif (Mij<0) artinya sub sektor tersebut pertumbuhannya lambat. Pada tabel
28 menunjukkan bahwa seluruh sub sektor pertanian memiliki nilai proportional
shift negatif (Mij<0) dengan nilai pertumbuhan tanaman pangan Rp-775,15 miliar;
60
tanaman hortikultura Rp-146,93 miliar; tanaman perkebunan Rp-199,87 miliar;
peternakan Rp-372,44 miliar; jasa pertanian dan perburuan Rp-16,17 miliar;
kehutanan dan penebangan kayu Rp-21,77 miliar; dan perikanan Rp-1,51 miliar.
Artinya seluruh sub sektor pertanian di Kabupaten Mojokerto memiliki tingkat
pertumbuhan yang lambat.
Differential shift merupakan selisih dari rasio pendapatan sub sektor pertanian
Kabupaten Mojokerto dengan rasio pendapatan sub sektor pertanian Jawa Timur
dikali pendapatan sub sektor pertanian Kabupaten Mojokerto pada tahun awal
analisis 2010. Sub sektor dengan nilai positif (Cij>0) artinya sub sektor tersebut
memiliki daya saing yang kuat (keunggulan kompetitif), sedangkan sub sektor
dengan nilai negatif (Cij<0) artinya sub sektor tersebut tidak memiliki daya saing
yang kuat (tidak kompetitif). Adapun hasil perhitungan differential shift pada tabel
berikut.
Tabel 29. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2019
No Sub Sektor Differential Shift (Cij)
Miliar Rupiah %
1. Tanaman Pangan 141,33 11,16
2. Tanaman Hortikultura (31,89) (9,75)
3. Tanaman Perkebunan (117,26) (21,79)
4. Peternakan 123,34 14,91
5. Jasa Pertanian dan Perburuan (2,08) (6,18)
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 40,01 32,63
7. Perikanan 10,59 40,27 Sumber: PDRB Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2019 (diolah)
61
Pada tabel 29 dapat diketahui bahwa sub sektor dengan nilai differential shift
positif yaitu tanaman pangan; peternakan; kehutanan dan penebangan kayu; dan
perikanan, artinya sub sektor tersebut memiliki daya saing yang kuat atau
keunggulan kompetitif jika dibandingkan dengan sub sektor yang sama di Provinsi
Jawa Timur. Sub sektor dengan nilai persentase differential shift terbesar adalah
perikanan yaitu sebesar 40,27 persen. Meskipun sub sektor perikanan memiliki
persentase pertumbuhan tertinggi, tetapi memiliki nilai pertumbuhan yang rendah.
Sub sektor dengan nilai differential shift terbesar yaitu tanaman pangan. Hal ini
dikarenakan kondisi wilayah dan potensi sumber daya alam Kabupaten Mojokerto
yang cocok untuk komoditas pertanian terutama tanaman pangan. Pada tahun 2019,
luas panen padi di Kabupaten Mojokerto sebesar 54.993,37 Ha dengan produksi
mencapai 339.755,88 ton (BPS Kabupaten Mojokerto, 2020). Sub sektor dengan
nilai differential shift terendah adalah tanaman perkebunan yaitu sebesar -21,79
persen. Hal ini dikarenakan terjadinya penurunan jumlah produksi tanaman
perkebunan, seperti komoditi tebu yang mengalami penurunan sebesar 10,3 persen
yang pada tahun 2010 61.350 ton dan pada tahun 2019 menjadi 55.016 ton (BPS
Kabupaten Mojokerto, 2020).
Pergeseran bersih didapatkan dari hasil penjumlahan antara nilai proportional
shift dan nilai differential shift. Sub sektor dengan nilai positif (PB>0) artinya sub
sektor tersebut pertumbuhannya progressive, sedangkan sub sektor dengan nilai
negatif (PB<0) artinya sub sektor tersebut pertumbuhannya tidak progressive.
Adapun hasil perhitungan pergeseran bersih pada tabel berikut.
62
Tabel 30. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Kabupaten Mojokerto Tahun 2010 dan 2019
No Sub Sektor Pergeseran Bersih (Cij)
Miliar Rupiah %
1. Tanaman Pangan (633,81) (50,07)
2. Tanaman Hortikultura (178,82) (54,70)
3. Tanaman Perkebunan (317,13) (58,93)
4. Peternakan (249,09) (30,11)
5. Jasa Pertanian dan Perburuan (18,25) (54,19)
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 18,23 14,87
7. Perikanan 9,08 34,53 Sumber: PDRB Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2019 (diolah)
Pada tabel 30 dapat diketahui bahwa sub sektor dengan nilai pergeseran
bersih positif dengan nilai PB lebih dari nol adalah kehutanan dan penebangan kayu
sebesar 14,87 persen dan perikanan sebesar 34,53 persen. Artinya kedua sub sektor
tersebut pertumbuhannya progressive (maju). Sementara itu, tanaman pangan,
tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, serta jasa pertanian dan
perburuan memiliki pertumbuhan yang tidak progressive (mundur) dengan nilai PB
kurang dari nol.
5.2.4 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Kota Mojokerto
Dalam penelitian ini menggunakan analisis shift share untuk mengetahui
pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kota Mojokerto.
1. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Berdasarkan nilai riil PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kota
Mojokerto berdasarkan harga konstan tahun 2010 pada periode tahun 2010 hingga
2019 menunjukkan terjadi peningkatan pendapatan sebesar 6,93 persen dengan
peningkatan sebesar Rp1,63 miliar. Perkembangan pendapatan PDRB sektor
pertanian, kehutanan dan perikanan Kota Mojokerto yaitu pada tabel berikut.
63
Tabel 31. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Kota Mojokerto Tahun 2010 dan 2019 (miliar rupiah)
No. Sub Sektor Tahun
∆PDRB ∆Yij (%) 2010 2019
1. Tanaman Pangan 14,29 15,64 1,35 9,45
2. Tanaman Hortikultura 0,86 0,84 (0,02) (2,33)
3. Tanaman Perkebunan 0,46 0,36 (0,10) (21,74)
4. Peternakan 5,82 5,50 (0,32) (5,50)
5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,29 0,26 (0,03) (10,34)
6. Kehutanan dan Penebangan
Kayu 0,00 0,00 0,00 0,00
7. Perikanan 1,81 2,56 0,75 41,44
Jumlah Total PDRB 23,53 25,16 1,63 6,93 Sumber: PDRB Kota Mojokerto 2010 dan 2019 (diolah)
Berdasarkan tabel 31 menunjukkan bahwa selama periode 2010 hingga 2019,
sub sektor yang mengalami peningkatan pendapatan di Kota Mojokerto yaitu
tanaman pangan dan perikanan. Persentase peningkatan pendapatan terbesar terjadi
pada sub sektor perikanan sebesar 41,44 persen, sedangkan persentase penurunan
terbesar terjadi pada sub sektor tanaman perkebunan sebesar -21,74 persen. Hal ini
dikarenakan luas wilayah Kota Mojokerto yang kecil dan penggunaan lahan bukan
sawah sebagian besar digunakan untuk bangunan perumahan, halaman dan
pekarangan seluas 1.234 Ha atau 83,84 persen dan lahan yang digunakan untuk
tegal, kebun dan lain-lain hanya seluas 238,04 Ha atau 16,16 persen (BPS Kota
Mojokerto, 2020).
2. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Setiap sub sektor dalam sektor pertanian memiliki laju pertumbuhan yang
berbeda-beda dalam perekonomian Kabupaten Bangkalan. Rasio setiap sub sektor
dapat dilihat dari nilai Rij, Rin, dan Rn. Laju pertumbuhan sektor pertanian,
kehutanan dan perikanan Kota Mojokerto dapat diketahui dari tabel berikut.
64
Tabel 32. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kota Mojokerto Tahun
2010-2019
No. Sub Sektor Rn Rin Rij
1. Tanaman Pangan 0,666 0,053 0,094
2. Tanaman Hortikultura 0,666 0,216 (0,023)
3. Tanaman Perkebunan 0,666 0,294 (0,217)
4. Peternakan 0,666 0,215 (0,055)
5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,666 0,186 (0,103)
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,666 0,488 0,000
7. Perikanan 0,666 0,608 0,414 Sumber: PDRB Kota Mojokerto Tahun 2010-2019 (diolah)
Berdasarkan tabel 32 menunjukkan bahwa nilai Rn yaitu sebesar 0,666 yang
artinya pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur selama tahun 2010 hingga 2019
meningkat sebesar Rp0,666 miliar. Nilai Rin terbesar terdapat pada sub sektor
perikanan yaitu sebesar 0,608 yang artinya laju pertumbuhan sub sektor tersebut
merupakan yang terbesar dalam sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Jawa
Timur. Nilai Rij tertinggi terdapat pada perikanan, yaitu sebesar 0,414 yang artinya
laju pertumbuhan sub sektor tersebut merupakan yang terbesar di Kota Mojokerto.
Perikanan memiliki laju pertumbuhan terbesar dikarenakan pada tahun 2019 jumlah
produksi perikanan darat di Kota Mojokerto mencapai 192 ton (BPS Kabupaten
Mojokerto, 2020).
3. Pertumbuhan Wilayah
Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kota Mojokerto
dipengaruhi oleh tiga unsur pertumbuhan wilayah, yaitu regional share (Nij),
proportional shift (Mij) dan differential shift (Cij). Regional share dihasilkan dari
perkalian antara rasio PDRB Jawa Timur dengan PDRB Kota Mojokerto sub sektor
i tahun awal analisis 2010. Adapun hasil perhitungan regional share pada tabel
berikut.
65
Tabel 33. Perhitungan Regional Share Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Kota Mojokerto Tahun 2010-2019
No Sub Sektor Regional Share (Nij)
Miliar Rupiah %
1. Tanaman Pangan 9,51 66,57
2. Tanaman Hortikultura 0,57 66,57
3. Tanaman Perkebunan 0,31 66,57
4. Peternakan 3,87 66,57
5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,19 66,57
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,00 66,57
7. Perikanan 1,20 66,57
Total 15,66 66,57 Sumber: PDRB Kota Mojokerto Tahun 2010-2019 (diolah)
Pada tabel 33 dapat diketahui bahwa pertumbuhan sektor pertanian,
kehutanan dan perikanan di Kota Mojokerto dipengaruhi secara positif oleh
pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur sebesar Rp 15,66 triliun dengan
pengaruh sebesar 66,57 persen. Sub sektor yang mendapatkan pengaruh terbesar
adalah sub sektor tanaman pangan sebesar Rp9,51 miliar, sedangkan sub sektor
yang mendapat pengaruh terkecil adalah sub sektor tanaman perkebunan sebesar
Rp0,31 miliar. Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kota
Mojokerto sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan perekonomian Jawa Timur.
Dengan demikian, jika terdapat perubahan kebijakan atau peraturan di Jawa Timur
maka akan berpengaruh terhadap sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kota
Mojokerto. Hal tersebut juga terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh Abidin
(2015) menggambarkan bahwa kebijakan umum, kebijakan fiskal dan kebijakan
moneter yang berlaku secara nasional berpengaruh positif terhadap pengembangan
seluruh sektor, termasuk sektor pertanian.
Proportional shift didapatkan dari selisih antara rasio pendapatan setiap sub
sektor pertanian Provinsi Jawa Timur dengan rasio pendapatan sektor pertanian,
66
kehutanan dan perikanan Provinsi Jawa Timur dikalikan dengan pendapatan sub
sektor pertanian Kota Mojokerto pada tahun awal analisis 2010. Adapun hasil
proportional shift pada tabel berikut.
Tabel 34. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Kota Mojokerto Tahun 2010-2019
No Sub Sektor Proportional Shift (Mij)
Miliar Rupiah %
1. Tanaman Pangan (8,75) (61,23)
2. Tanaman Hortikultura (0,39) (44,95)
3. Tanaman Perkebunan (0,17) (37,14)
4. Peternakan (2,62) (45,02)
5. Jasa Pertanian dan Perburuan (0,14) (48,01)
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,00 0,00
7. Perikanan (0,10) (5,74) Sumber: PDRB Kota Mojokerto Tahun 2010-2019 (diolah)
Sub sektor dengan nilai proportional shift positif (Mij>0) artinya sub sektor
tersebut pertumbuhannya cepat, sedangkan sub sektor dengan nilai proportional
shift negatif (Mij<0) artinya sub sektor tersebut pertumbuhannya lambat. Pada tabel
34 menunjukkan bahwa seluruh sub sektor pertanian memiliki nilai proportional
shift negatif (Mij<0) dengan nilai pertumbuhan tanaman pangan Rp-8,75 miliar;
tanaman hortikultura Rp-0,39 miliar; tanaman perkebunan Rp-0,17 miliar;
peternakan Rp-2,62 miliar; jasa pertanian dan perburuan Rp-0,14 miliar; dan
perikanan Rp-0,10 miliar. Artinya seluruh sub sektor pertanian di Kota Mojokerto
memiliki tingkat pertumbuhan yang lambat.
Differential shift merupakan selisih dari rasio pendapatan sub sektor pertanian
Kota Mojokerto dengan rasio pendapatan sub sektor pertanian Jawa Timur dikali
pendapatan sub sektor pertanian Kota Mojokerto pada tahun awal analisis 2010.
Sub sektor dengan nilai positif (Cij>0) artinya sub sektor tersebut memiliki daya
saing yang kuat (keunggulan kompetitif), sedangkan sub sektor dengan nilai negatif
67
(Cij<0) artinya sub sektor tersebut tidak memiliki daya saing yang kuat (tidak
kompetitif). Adapun hasil perhitungan differential shift pada tabel berikut.
Tabel 35. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Kota Mojokerto Tahun 2010-2019
No Sub Sektor Pertumbuhan Pangsa Wilayah (Cij)
Miliar Rupiah %
1. Tanaman Pangan 0,59 4,11
2. Tanaman Hortikultura (0,21) (23,95)
3. Tanaman Perkebunan (0,24) (51,17)
4. Peternakan (1,57) (27,05)
5. Jasa Pertanian dan Perburuan (0,08) (28,91)
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,00 0,00
7. Perikanan (0,35) (19,40) Sumber: PDRB Kota Mojokerto Tahun 2010-2019 (diolah)
Pada tabel 35 dapat diketahui bahwa sub sektor dengan nilai differential shift
positif yaitu tanaman pangan sebesar 4,11 persen atau Rp0,59 miliar, artinya sub
sektor tersebut memiliki keunggulan kompetitif atau daya saing yang kuat jika
dibandingkan dengan sub sektor yang sama di Jawa Timur. Hal ini karena tingginya
produksi padi di Kota Mojokerto yang tahun 2019 mencapai 3.565,88 ton (BPS
Kota Mojokerto, 2020). Sub sektor dengan nilai differential shift terendah adalah
tanaman perkebunan yaitu sebesar -51,17 persen, hal ini dikarenakan sejak tahun
2007 hampir semua komoditas tanaman perkebunan terjadi penurunan jumlah luas
areal panen dan jumah produksi, bahkan komoditas tanaman kelapa sejak tahun
2007 hingga tahun 2019 tidak lagi menghasilkan (BPS Kota Mojokerto, 2020).
Pergeseran bersih didapatkan dari hasil penjumlahan antara nilai proportional
shift dan nilai differential shift. Sub sektor dengan nilai positif (PB>0) artinya sub
sektor tersebut pertumbuhannya progressive, sedangkan sub sektor dengan nilai
negatif (PB<0) artinya sub sektor tersebut pertumbuhannya tidak progressive.
Adapun hasil perhitungan pergeseran bersih pada tabel berikut.
68
Tabel 36. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kota
Mojokerto Tahun 2010 dan 2019
No Sub Sektor Pergeseran Bersih (PB)
Miliar Rupiah %
1. Tanaman Pangan (8,16) (57,12)
2. Tanaman Hortikultura (0,59) (68,90)
3. Tanaman Perkebunan (0,41) (88,31)
4. Peternakan (4,19) (72,07)
5. Jasa Pertanian dan Perburuan (0,22) (76,92)
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,00 0,00
7. Perikanan (0,45) (25,14) Sumber: PDRB Kota Mojokerto Tahun 2010-2019 (diolah)
Pada tabel 36 dapat dilihat bahwa seluruh sub sektor pertanian di Kabupaten
Bangkalan memiliki nilai pergeseran bersih yang negatif dengan nilai PB kurang
dari nol. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman pangan; tanaman hortikultura;
tanaman perkebunan; peternakan; jasa pertanian dan perburuan; dan perikanan
memiliki pertumbuhan yang tidak progressive (mundur).
5.2.5 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Kota Surabaya
Dalam penelitian ini menggunakan analisis shift share untuk mengetahui
pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kota Surabaya.
1. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Berdasarkan nilai riil PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kota
Surabaya berdasarkan harga konstan tahun 2010 pada periode tahun 2010 hingga
2019 menunjukkan terjadi peningkatan pendapatan sebesar 33,53 persen dengan
peningkatan sebesar Rp144,68 miliar. Perkembangan pendapatan PDRB sektor
pertanian, kehutanan dan perikanan Kota Surabaya yaitu pada tabel berikut.
69
Tabel 37. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Kota Surabaya Tahun 2010 dan 2019 (miliar rupiah)
No. Sub Sektor Tahun
∆PDRB ∆Yij (%) 2010 2019
1. Tanaman Pangan 23,69 20,57 (3,12) (13,17)
2. Tanaman Hortikultura 18,12 17,06 (1,06) (5,85)
3. Tanaman Perkebunan 0,00 0,00 0,00 0,00
4. Peternakan 19,30 23,33 4,03 2,88
5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,91 0,98 0,07 7,69
6. Kehutanan dan Penebangan
Kayu 0,00 0,00 0,00 0,00
7. Perikanan 369,52 514,28 144,76 39,18
Jumlah Total PDRB 431,54 576,22 144,68 33,53 Sumber: PDRB Kota Surabaya 2010 dan 2019 (diolah)
Berdasarkan tabel 37 menunjukkan bahwa selama periode 2010 hingga 2019,
sub sektor yang mengalami peningkatan pendapatan di Kota Surabaya yaitu
peternakan; jasa pertanian dan perburuan; dan perikanan. Sub sektor dengan
persentase peningkatan pendapatan terbesar adalah perikanan dengan peningkatan
sebesar 39,18 persen atau Rp144,76 miliar. Sub sektor dengan penurunan
pendapatan terbesar adalah tanaman pangan sebesar -13,17 persen. Hal ini
dikarenakan terjadinya penurunan jumlah produksi tanaman pangan di Kota
Surabaya. Produksi padi di Kota Surabaya pada tahun 2010 mencapai 12.842 ton
menurun sebesar 25,3 persen menjadi 9.596,78 ton pada tahun 2019 (BPS Kota
Surabaya, 2020).
2. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Setiap sub sektor dalam sektor pertanian memiliki laju pertumbuhan yang
berbeda-beda dalam perekonomian Kota Surabaya. Rasio setiap sub sektor dapat
dilihat dari nilai Rij, Rin, dan Rn. Laju pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan
perikanan Kota Surabaya dapat diketahui dari tabel berikut.
70
Tabel 38. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kota Surabaya Tahun
2010-2019
No. Sub Sektor Rn Rin Rij
1. Tanaman Pangan 0,666 0,053 (0,132)
2. Tanaman Hortikultura 0,666 0,216 (0,058)
3. Tanaman Perkebunan 0,666 0,294 0,000
4. Peternakan 0,666 0,215 0,209
5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,666 0,186 0,077
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,666 0,488 0,000
7. Perikanan 0,666 0,608 0,392 Sumber: PDRB Kota Surabaya Tahun 2010-2019 (diolah)
Berdasarkan tabel 38 menunjukkan bahwa nilai Rn yaitu sebesar 0,666 yang
artinya pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur selama tahun 2010 hingga 2019
meningkat sebesar Rp0,666 miliar. Nilai Rin terbesar terdapat pada perikanan yaitu
sebesar 0,608 yang artinya laju pertumbuhan sub sektor tersebut merupakan yang
terbesar dalam sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Provinsi Jawa Timur.
Nilai Rij tertinggi terdapat pada perikanan, yaitu sebesar 0,392 yang artinya laju
pertumbuhan sub sektor tersebut merupakan yang terbesar di Kota Surabaya.
Perikanan memiliki laju pertumbuhan terbesar dikarenakan jumlah produksi
perikanan darat di Kota Surabaya pada tahun 2018 mencapai 16.539 ton dengan
8.340 ton berasal dari perikanan tangkap dan 8.199 ton dari perikanan budidaya
(BPS Kota Surabaya, 2019).
3. Pertumbuhan Wilayah
Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kota Surabaya
dipengaruhi oleh tiga unsur pertumbuhan wilayah, yaitu regional share (Nij),
proportional shift (Mij) dan differential shift (Cij). Regional share dihasilkan dari
perkalian antara rasio PDRB Jawa Timur dengan PDRB Kota Surabaya sub sektor
71
i tahun awal analisis 2010. Adapun hasil perhitungan regional share pada tabel
berikut.
Tabel 39. Perhitungan Regional Share Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Kota Surabaya Tahun 2010-2019
No Sub Sektor Regional Share (Nij)
Miliar Rupiah %
1. Tanaman Pangan 15,77 66,57
2. Tanaman Hortikultura 12,06 66,57
3. Tanaman Perkebunan 0,00 66,57
4. Peternakan 12,85 66,57
5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,61 66,57
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,00 66,57
7. Perikanan 246,00 66,57
Total 287,28 66,57 Sumber: PDRB Kota Surabaya Tahun 2010-2019 (diolah)
Pada tabel 39 dapat diketahui bahwa pertumbuhan sektor pertanian,
kehutanan dan perikanan di Kota Surabaya dipengaruhi secara positif oleh
pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur sebesar Rp287,28 triliun dengan
pengaruh sebesar 66,57 persen. Sub sektor yang mendapatkan pengaruh terbesar
adalah perikanan sebesar Rp246 miliar, sedangkan sub sektor yang mendapat
pengaruh terkecil adalah jasa pertanian dan perburuan sebesar Rp0,61 miliar.
Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kota Surabaya sangat
dipengaruhi oleh pertumbuhan perekonomian Jawa Timur. Dengan demikian, jika
terdapat perubahan kebijakan atau peraturan di Jawa Timur maka akan berpengaruh
terhadap sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kota Surabaya. Hal tersebut
juga terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh Abidin (2015) menggambarkan
bahwa kebijakan umum, kebijakan fiskal dan kebijakan moneter yang berlaku
secara nasional berpengaruh positif terhadap pengembangan seluruh sektor,
termasuk sektor pertanian.
72
Proportional shift didapatkan dari selisih antara rasio pendapatan setiap sub
sektor pertanian Provinsi Jawa Timur dengan rasio pendapatan sektor pertanian,
kehutanan dan perikanan Provinsi Jawa Timur dikalikan dengan pendapatan sub
sektor pertanian Kota Surabaya pada tahun awal analisis 2010. Adapun hasil
proportional shift pada tabel berikut.
Tabel 40. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Kota Surabaya Tahun 2010-2019
No Sub Sektor Proportional Shift (Mij)
Miliar Rupiah %
1. Tanaman Pangan (14,51) (61,23)
2. Tanaman Hortikultura (8,14) (44,95)
3. Tanaman Perkebunan 0,00 0,00
4. Peternakan (8,69) (45,02)
5. Jasa Pertanian dan Perburuan (0,44) (48,01)
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,00 0,00
7. Perikanan (21,21) (5,74) Sumber: PDRB Kota Surabaya Tahun 2010-2019 (diolah)
Sub sektor dengan nilai proportional shift positif (Mij>0) artinya sub sektor
tersebut pertumbuhannya cepat, sedangkan sub sektor dengan nilai proportional
shift negatif (Mij<0) artinya sub sektor tersebut pertumbuhannya lambat. Pada tabel
41 menunjukkan bahwa semua sub sektor dalam sektor pertanian, kehutanan dan
perikanan memiliki nilai proportional shift negatif (Mij<0) dengan nilai
pertumbuhan tanaman pangan Rp-14,51 miliar; tanaman hortikultura Rp-8,14
miliar; peternakan Rp-8,69 miliar; jasa pertanian dan perburuan Rp-0,44 miliar; dan
perikanan Rp-21,21 miliar. Artinya seluruh sub sektor pertanian di Kabupaten
Bangkalan memiliki tingkat pertumbuhan yang lambat.
Differential shift merupakan selisih dari rasio pendapatan sub sektor pertanian
Kota Surabaya dengan rasio pendapatan sub sektor pertanian Jawa Timur dikali
pendapatan sub sektor pertanian Kota Surabaya pada tahun awal analisis 2010. Sub
73
sektor dengan nilai positif (Cij>0) artinya sub sektor tersebut memiliki daya saing
yang kuat (keunggulan kompetitif), sedangkan sub sektor dengan nilai negatif
(Cij<0) artinya sub sektor tersebut tidak memiliki daya saing yang kuat (tidak
kompetitif). Adapun hasil perhitungan differential shift pada tabel berikut.
Tabel 41. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Kota Surabaya Tahun 2010-2019
No Sub Sektor Differential Shift (Cij)
Miliar Rupiah %
1. Tanaman Pangan (4,39) (18,51)
2. Tanaman Hortikultura (4,98) (27,48)
3. Tanaman Perkebunan 0,00 0,00
4. Peternakan (0,13) (0,67)
5. Jasa Pertanian dan Perburuan (0,10) (10,87)
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,00 0,00
7. Perikanan (80,03) (21,66) Sumber: PDRB Kota Surabaya Tahun 2010-2019 (diolah)
Pada tabel 41 dapat diketahui bahwa seluruh sub sektor pertanian memiliki
nilai pertumbuhan pangsa wilayah negatif, dengan nilai pertumbuhan tanaman
pangan Rp-4,39 miliar; tanaman hortikultura Rp-4,98 miliar; peternakan Rp-0,13
miliar; jasa pertanian dan perburuan Rp-0,10 miliar; dan perikanan Rp-80,03 miliar.
Artinya sub sektor tersebut tidak memiliki keunggulan kompetitif atau daya saing
yang kurang kuat jika dibandingkan dengan sub sektor yang sama di Jawa Timur,
hal ini diakibatkan luas panen produk pertanian yang semakin berkurang. Luas
panen tanaman padi pada tahun 2019 sebesar 1.750 Ha dan mengalami penurunan
luas panen sebesar 93,83 Ha dari tahun sebelumnya, selain itu tanaman palawija
juga mengalami penurunan luas panen sebesar 58,5 Ha (BPS Kota Surabaya,
2020).
Pergeseran bersih didapatkan dari hasil penjumlahan antara nilai proportional
shift dan nilai differential shift. Sub sektor dengan nilai positif (PB>0) artinya sub
74
sektor tersebut pertumbuhannya progressive, sedangkan sub sektor dengan nilai
negatif (PB<0) artinya sub sektor tersebut pertumbuhannya tidak progressive.
Adapun hasil perhitungan pergeseran bersih pada tabel berikut.
Tabel 42. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kota
Surabaya Tahun 2010 dan 2019
No Sub Sektor Pergeseran Bersih (PB)
Miliar Rupiah %
1. Tanaman Pangan (8,16) (57,12)
2. Tanaman Hortikultura (0,59) (68,90)
3. Tanaman Perkebunan (0,41) (88,31)
4. Peternakan (4,19) (72,07)
5. Jasa Pertanian dan Perburuan (0,22) (76,92)
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,00 0,00
7. Perikanan (0,45) (25,14) Sumber: PDRB Kota Surabaya Tahun 2010-2019 (diolah)
Pada tabel 42 dapat dilihat bahwa seluruh sub sektor pertanian di kota
Surabaya memiliki nilai pergeseran bersih yang negatif dengan nilai PB kurang dari
nol. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman pangan; tanaman hortikultura; tanaman
perkebunan; peternakan; jasa pertanian dan perburuan; dan perikanan memiliki
pertumbuhan yang tidak progressive (mundur).
5.2.6 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Kabupaten Sidoarjo
Dalam penelitian ini menggunakan analisis shift share untuk mengetahui
pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Sidoarjo.
1. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Berdasarkan nilai riil PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan
Kabupaten Sidoarjo berdasarkan harga konstan 2010 pada periode tahun 2010
hingga 2019 menunjukkan terjadi peningkatan pendapatan sebesar 30,41 persen
dengan peningkatan sebesar Rp596,62 miliar. Perkembangan pendapatan PDRB
75
sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kabupaten Sidoarjo yaitu pada tabel
berikut.
Tabel 43. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010 dan 2019 (miliar rupiah)
No. Sub Sektor Tahun
∆PDRB ∆Yij (%) 2010 2019
1. Tanaman Pangan 452,49 422,12 (30,37) (6,71)
2. Tanaman Hortikultura 37,38 18,42 (18,96) (50,72)
3. Tanaman Perkebunan 137,86 115,38 (22,48) (16,31)
4. Peternakan 200,70 249,69 48,99 24,41
5. Jasa Pertanian dan Perburuan 9,31 8,44 (0,87) (9,34)
6. Kehutanan dan Penebangan
Kayu 0,58 0,51 (0,07) (12,07)
7. Perikanan 1,123,36 1.743,74 620,38 55,23
Jumlah Total PDRB 1,961,68 2.558,30 596,62 30,41 Sumber: PDRB Kabupaten Sidoarjo 2010 dan 2019 (diolah)
Berdasarkan tabel 43 menunjukkan bahwa selama periode 2010 hingga 2019,
sub sektor yang mengalami peningkatan pendapatan di Kabupaten Sidoarjo yaitu
peternakan dan perikanan. Persentase peningkatan pendapatan terbesar terjadi pada
sub sektor perikanan sebesar 55,23 persen dengan peningkatan sebesar Rp620,38
miliar. Persentase penurunan pendapatan terbesar terjadi pada sub sektor tanaman
hortikultura sebesar -50,72 persen. Sub sektor perikanan memiliki peningkatan
pendapatan terbesar dikarenakan terjadinya peningkatan jumlah produksi perikanan
budidaya di Kabupaten Sidoarjo sebesar 43 persen dengan produksi perikanan
budidaya tahun 2010 mencapai 54.984,7 ton meningkat pada tahun 2018 menjadi
96.586 ton (BPS Kabupaten Sidoarjo, 2019).
2. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Setiap sub sektor dalam sektor pertanian memiliki laju pertumbuhan yang
berbeda-beda dalam perekonomian Kabupaten Sidoarjo. Rasio setiap sub sektor
76
dapat dilihat dari nilai Rij, Rin, dan Rn. Laju pertumbuhan sektor pertanian,
kehutanan dan perikanan Kabupaten Sidoarjo dapat diketahui dari tabel berikut.
Tabel 44. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo
Tahun 2010-2019
No. Sub Sektor Rn Rin Rij
1. Tanaman Pangan 0,666 0,053 (0,067)
2. Tanaman Hortikultura 0,666 0,216 (0,507)
3. Tanaman Perkebunan 0,666 0,294 (0,163)
4. Peternakan 0,666 0,215 0,244
5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,666 0,186 (0,093)
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,666 0,488 (0,121)
7. Perikanan 0,666 0,608 0,552 Sumber: PDRB Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019 (diolah)
Berdasarkan tabel 44 menunjukkan bahwa nilai Rn yaitu sebesar 0,666 yang
artinya pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur selama tahun 2010 hingga 2019
meningkat sebesar Rp0,666 miliar. Nilai Rin terbesar terdapat pada sub sektor
perikanan yaitu sebesar 0,608 yang artinya laju pertumbuhan sub sektor tersebut
merupakan yang terbesar dalam sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Jawa
Timur. Nilai Rij terbesar terdapat pada sub sektor perikanan, yaitu sebesar 0,552
yang artinya laju pertumbuhan sub sektor tersebut merupakan yang terbesar di
Kabupaten Sidoarjo. Perikanan memiliki laju pertumbuhan terbesar dikarenakan
jumlah produksi perikanan darat di Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2019 mencapai
112.343 ton dengan 15.757 ton berasal dari perikanan laut dan 96.586 ton dari
perikanan budidaya (BPS Kabupaten Sidoarjo, 2020).
3. Pertumbuhan Wilayah
Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kabupaten Sidoarjo
dipengaruhi oleh tiga unsur pertumbuhan wilayah, yaitu regional share (Nij),
proportional shift (Mij) dan differential shift (Cij). Regional share dihasilkan dari
77
perkalian antara rasio PDRB Jawa Timur dengan PDRB Kabupaten Sidoarjo sub
sektor i tahun awal analisis 2010. Adapun hasil perhitungan regional share pada
tabel berikut.
Tabel 45. Perhitungan Regional Share Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019
No Sub Sektor Regional Share (Nij)
Miliar Rupiah %
1. Tanaman Pangan 301,23 66,57
2. Tanaman Hortikultura 24,88 66,57
3. Tanaman Perkebunan 91,78 66,57
4. Peternakan 133,61 66,57
5. Jasa Pertanian dan Perburuan 6,20 66,57
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,39 66,57
7. Perikanan 747,84 66,57
Total 287,28 66,57 Sumber: PDRB Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019 (diolah)
Pada tabel 45 dapat diketahui bahwa pertumbuhan sektor pertanian,
kehutanan dan perikanan di Kabupaten Sidoarjo dipengaruhi secara positif oleh
pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur sebesar Rp287,28 miliar dengan
pengaruh sebesar 66,57 persen. Sub sektor yang mendapatkan pengaruh terbesar
adalah perikanan sebesar Rp747,84 miliar, sedangkan sub sektor yang mendapat
pengaruh terkecil adalah kehutanan dan penebangan kayu sebesar Rp0,39 miliar.
Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Sidoarjo
sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan perekonomian Jawa Timur. Dengan
demikian, jika terdapat perubahan kebijakan atau peraturan di Jawa Timur maka
akan berpengaruh terhadap sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten
Sidoarjo. Hal tersebut juga terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh Abidin
(2015) menggambarkan bahwa kebijakan umum, kebijakan fiskal dan kebijakan
78
moneter yang berlaku secara nasional berpengaruh positif terhadap pengembangan
seluruh sektor, termasuk sektor pertanian.
Proportional shift didapatkan dari selisih antara rasio pendapatan setiap sub
sektor pertanian Provinsi Jawa Timur dengan rasio pendapatan sektor pertanian,
kehutanan dan perikanan Provinsi Jawa Timur dikalikan dengan pendapatan sub
sektor pertanian Kabupaten Sidoarjo pada tahun awal analisis 2010. Adapun hasil
proportional shift pada tabel berikut.
Tabel 46. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019
No Sub Sektor Proportional Shift (Mij)
Miliar Rupiah %
1. Tanaman Pangan (277,07) (61,23)
2. Tanaman Hortikultura (16,80) (44,95)
3. Tanaman Perkebunan (51,20) (37,14)
4. Peternakan (90,36) (45,02)
5. Jasa Pertanian dan Perburuan (4,47) (48,01)
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu (0,10) 0,00
7. Perikanan (64,47) (5,74) Sumber: PDRB Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019 (diolah)
Sub sektor dengan nilai proportional shift positif (Mij>0) artinya sub sektor
tersebut pertumbuhannya cepat, sedangkan sub sektor dengan nilai proportional
shift negatif (Mij<0) artinya sub sektor tersebut pertumbuhannya lambat. Pada tabel
46 menunjukkan bahwa seluruh sub sektor pertanian memiliki nilai proportional
shift negatif (Mij<0), dengan nilai pertumbuhan tanaman pangan Rp-277,07 miliar;
tanaman hortikultura Rp-16,80 miliar; tanaman perkebunan Rp-51,20 miliar;
peternakan Rp-90,36 miliar; jasa pertanian dan perburuan Rp-4,47 miliar;
kehutanan dan penebangan kayu Rp-0,10 miliar; dan perikanan Rp-64,47 miliar.
Artinya seluruh sub sektor pertanian di Kabupaten Sidaorjo memiliki tingkat
pertumbuhan yang lambat.
79
Differential shift merupakan selisih dari rasio pendapatan sub sektor pertanian
Kabupaten Sidaorjo dengan rasio pendapatan sub sektor pertanian Jawa Timur
dikali pendapatan sub sektor pertanian Kabupaten Sidaorjo pada tahun awal analisis
2010. Sub sektor dengan nilai positif (Cij>0) artinya sub sektor tersebut memiliki
daya saing yang kuat (keunggulan kompetitif), sedangkan sub sektor dengan nilai
negatif (Cij<0) artinya sub sektor tersebut tidak memiliki daya saing yang kuat
(tidak kompetitif). Adapun hasil perhitungan differential shift pada tabel berikut.
Tabel 47. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019
No Sub Sektor Differential Shift (Cij)
Miliar Rupiah %
1. Tanaman Pangan (54,54) (12,05)
2. Tanaman Hortikultura (27,04) (72,35)
3. Tanaman Perkebunan (63,06) (45,74)
4. Peternakan 5,74 2,86
5. Jasa Pertanian dan Perburuan (2,60) (27,91)
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu (0,35) (60,88)
7. Perikanan (62,99) (5,61) Sumber: PDRB Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019 (diolah)
Pada tabel 47 dapat dilihat bahwa sub sektor dengan nilai differential shift
positif yaitu peternakan sebesar 2,86 persen atau Rp5,74 miliar, artinya sub sektor
tersebut memiliki keunggulan kompetitif atau daya saing yang kuat jika
dibandingkan dengan sub sektor yang sama di Jawa Timur. Sub sektor dengan nilai
differential shift terendah adalah tanaman hortikultura yaitu sebesar -72,35 persen.
Peternakan memiliki daya saing yang baik dikarenakan tingginya jumlah produksi
ternak besar tahun 2019 di Kabupaten Sidoarjo dan sapi potong merupakan yang
terbesar dengan produksi 9.074,05 ton diikuti produksi kambing sebesar 3.382,71
ton. Sementara itu, produksi unggas terbesar adalah ayam pedaging dengan
80
produksi mencapai 13.696,68 ton pada tahun 2019 (BPS Kabupaten Sidoarjo,
2020).
Pergeseran bersih didapatkan dari hasil penjumlahan antara nilai proportional
shift dan nilai differential shift. Sub sektor dengan nilai positif (PB>0) artinya sub
sektor tersebut pertumbuhannya progressive, sedangkan sub sektor dengan nilai
negatif (PB<0) artinya sub sektor tersebut pertumbuhannya tidak progressive.
Adapun hasil perhitungan pergeseran bersih pada tabel berikut.
Tabel 48. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010 dan 2019
No Sub Sektor Pergeseran Bersih (PB)
Miliar Rupiah %
1. Tanaman Pangan (331,60) (73,28)
2. Tanaman Hortikultura (43,84) (117,29)
3. Tanaman Perkebunan (114,26) (82,88)
4. Peternakan (84,62) (42,16)
5. Jasa Pertanian dan Perburuan (7,07) (75,92)
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu (0,46) (78,64)
7. Perikanan (127,46) (11,35) Sumber: PDRB Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019 (diolah)
Pada tabel 48 dapat dilihat bahwa seluruh sub sektor pertanian di Kabupaten
Sidoarjo memiliki nilai pergeseran bersih yang negatif dengan nilai PB kurang dari
nol. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman pangan; tanaman hortikultura; tanaman
perkebunan; peternakan; jasa pertanian dan perburuan; kehutanan dan penebangan
kayu; dan perikanan memiliki pertumbuhan yang tidak progressive (mundur).
5.2.7 Perhitungan Shift Share Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Kabupaten Lamongan
Dalam penelitian ini menggunakan analisis shift share untuk mengetahui
pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Lamongan.
81
1. Perkembangan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Berdasarkan nilai riil PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan
Kabupaten Lamongan berdasarkan harga konstan 2010 pada periode tahun 2010
hingga 2019 menunjukkan terjadi peningkatan pendapatan sebesar 34,88 persen
dengan peningkatan sebesar Rp2.203,14 miliar. Perkembangan pendapatan PDRB
sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kabupaten Lamongan yaitu pada tabel
berikut.
Tabel 49. Perubahan Pendapatan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Kabupaten Lamongan Tahun 2010 dan 2019 (miliar rupiah)
No. Sub Sektor Tahun
∆PDRB ∆Yij (%) 2010 2019
1. Tanaman Pangan 2.689,55 2.802,80 113,25 4,21
2. Tanaman Hortikultura 123,94 162,56 38,62 31,16
3. Tanaman Perkebunan 137,01 179,54 42,53 31,04
4. Peternakan 599,19 846,70 147,51 21,0
5. Jasa Pertanian dan Perburuan 48,08 57,09 9,01 18,74
6. Kehutanan dan Penebangan
Kayu 87,30 130,43 43,13 49,40
7. Perikanan 2.531,24 4.340,33 1.809,09 71,47
Jumlah Total PDRB 6.316,31 8.519,45 2.203,14 34,88 Sumber: PDRB Kabupaten Lamongan 2010 dan 2019 (diolah)
Berdasarkan tabel 49 menunjukkan bahwa selama periode 2010 hingga 2019,
seluruh sub sektor pertanian di Kabupaten Lamongan mengalami peningkatan
pendapatan. Peningkatan pendapatan tertinggi terjadi pada sub sektor perikanan
sebesar 71,47 persen dengan peningkatan Rp1.809,09 miliar. Hal ini dikarenakan
terjadinya peningkatan jumlah produksi perikanan di Kabupaten Lamongan sebesar
29 persen. Pada tahun 2010 produksi perikanan mencapai 99.477,50 ton menjadi
128.101 ton pada tahun 2018 (BPS Kabupaten Lamongan, 2019).
82
2. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Setiap sub sektor dalam sektor pertanian memiliki laju pertumbuhan yang
berbeda-beda dalam perekonomian Kabupaten Lamongan. Rasio setiap sub sektor
dapat dilihat dari nilai Rij, Rin, dan Rn. Laju pertumbuhan sektor pertanian,
kehutanan dan perikanan Kabupaten Lamongan dapat diketahui dari tabel berikut.
Tabel 50. Rasio Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kabupaten Lamongan
Tahun 2010-2019
No. Sub Sektor Rn Rin Rij
1. Tanaman Pangan 0,666 0,053 0,042
2. Tanaman Hortikultura 0,666 0,216 0,312
3. Tanaman Perkebunan 0,666 0,294 0,310
4. Peternakan 0,666 0,215 0,211
5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,666 0,186 0,187
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,666 0,488 0,494
7. Perikanan 0,666 0,608 0,715 Sumber: PDRB Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019 (diolah)
Berdasarkan tabel 50 menunjukkan bahwa nilai Rn yaitu sebesar 0,666 yang
artinya pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur selama tahun 2010 hingga 2019
meningkat sebesar Rp0,666 miliar. Nilai Rin terbesar terdapat pada perikanan yaitu
sebesar 0,608 yang artinya laju pertumbuhan sub sektor tersebut merupakan yang
terbesar dalam sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Jawa Timur. Nilai Rij
tertinggi terdapat pada sub sektor perikanan, yaitu sebesar 0,715 yang artinya laju
pertumbuhan sub sektor tersebut merupakan yang terbesar di Kabupaten
Lamongan. Perikanan memiliki laju pertumbuhan terbesar dikarenakan tingginya
total produksi perikanan di Kabupaten Lamongan. Total produksi perikanan di
Kabupaten Mojokerto pada tahun 2018 mencapai 128.101 ton dengan 73.955 ton
berasal dari perikanan tangkap dan 54.146 ton dari perikanan budidaya (BPS
Kabupaten Lamongan, 2019).
83
3. Pertumbuhan Wilayah
Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Kabupaten
Lamongan dipengaruhi oleh tiga unsur pertumbuhan wilayah, yaitu regional share
(Nij), proportional shift (Mij) dan differential shift (Cij). Regional share dihasilkan
dari perkalian antara rasio PDRB Jawa Timur dengan PDRB Kabupaten Lamongan
sub sektor i tahun awal analisis 2010. Adapun hasil perhitungan regional share pada
tabel berikut.
Tabel 51. Perhitungan Regional Share Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019
No Sub Sektor Regional Share (Nij)
Miliar Rupiah %
1. Tanaman Pangan 1.790,49 66,57
2. Tanaman Hortikultura 82,51 66,57
3. Tanaman Perkebunan 91,21 66,57
4. Peternakan 465,46 66,57
5. Jasa Pertanian dan Perburuan 32,01 66,57
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 58,12 66,57
7. Perikanan 1.685,10 66,57
Total 4.204.89 66,57 Sumber: PDRB Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019 (diolah)
Pada tabel 51 dapat dilihat bahwa pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan
dan perikanan di Kabupaten Lamongan dipengaruhi secara positif oleh
pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur sebesar Rp4.204,89 miliar dengan
pengaruh sebesar 66,57 persen. Sub sektor yang mendapatkan pengaruh terbesar
yaitu tanaman pangan sebesar Rp1.790,49 miliar, sedangkan sub sektor yang
mendapat pengaruh terkecil adalah jasa pertanian dan perburuan sebesar Rp32,01
miliar. Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten
Lamongan sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan perekonomian Jawa Timur.
Dengan demikian, jika terdapat perubahan kebijakan atau peraturan di Jawa Timur
84
maka akan berpengaruh terhadap sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di
Kabupaten Lamongan. Hal tersebut juga terdapat pada penelitian yang dilakukan
oleh Abidin (2015) menggambarkan bahwa kebijakan umum, kebijakan fiskal dan
kebijakan moneter yang berlaku secara nasional berpengaruh positif terhadap
pengembangan seluruh sektor, termasuk sektor pertanian.
Proportional shift didapatkan dari selisih antara rasio pendapatan setiap sub
sektor pertanian Provinsi Jawa Timur dengan rasio pendapatan sektor pertanian,
kehutanan dan perikanan Provinsi Jawa Timur dikalikan dengan pendapatan sub
sektor pertanian Kabupaten Lamongan pada tahun awal analisis 2010. Adapun hasil
proportional shift pada tabel berikut.
Tabel 52. Perhitungan Proportional Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019
No Sub Sektor Proportional Shift (Mij)
Miliar Rupiah %
1. Tanaman Pangan (1.646,85) (61,23)
2. Tanaman Hortikultura (55,71) (44,95)
3. Tanaman Perkebunan (50,88) (37,14)
4. Peternakan (314,79) (45,02)
5. Jasa Pertanian dan Perburuan (23,08) (48,01)
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu (15,50) (17,76)
7. Perikanan (145,27) (5,74) Sumber: PDRB Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019 (diolah)
Sub sektor dengan nilai proportional shift positif (Mij>0) artinya sub sektor
tersebut pertumbuhannya cepat, sedangkan sub sektor dengan nilai proportional
shift negatif (Mij<0) artinya sub sektor tersebut pertumbuhannya lambat. Pada tabel
52 menunjukkan bahwa seluruh sub sektor pertanian memiliki nilai proportional
shift negatif (Mij<0) dengan nilai pertumbuhan tanaman pangan Rp-1.646,85 miliar;
tanaman hortikultura Rp-55,71 miliar; tanaman perkebunan Rp-50,88 miliar;
peternakan Rp-314,79 miliar; jasa pertanian dan perburuan Rp-23,08 miliar;
85
kehutanan dan penebangan kayu Rp-15,50 miliar; dan perikanan Rp-145,27 miliar.
Artinya seluruh sub sektor pertanian di Kabupaten Lamongan memiliki tingkat
pertumbuhan yang lambat.
Differential shift merupakan selisih dari rasio pendapatan sub sektor pertanian
Kabupaten Lamongan dengan rasio pendapatan sub sektor pertanian Jawa Timur
dikali pendapatan sub sektor pertanian Kabupaten Lamongan pada tahun awal
analisis 2010. Sub sektor dengan nilai positif (Cij>0) artinya sub sektor tersebut
memiliki daya saing yang kuat (keunggulan kompetitif), sedangkan sub sektor
dengan nilai negatif (Cij<0) artinya sub sektor tersebut tidak memiliki daya saing
yang kuat (tidak kompetitif). Adapun hasil perhitungan differential shift pada tabel
berikut.
Tabel 53. Perhitungan Differential Shift Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019
No Sub Sektor Differential Shift (Cij)
Miliar Rupiah %
1. Tanaman Pangan (3039) (1,13)
2. Tanaman Hortikultura 11,82 9,53
3. Tanaman Perkebunan 2,20 1,61
4. Peternakan (3,16) (0,45)
5. Jasa Pertanian dan Perburuan 0,08 0,18
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,52 0,59
7. Perikanan 269,27 10,64 Sumber: PDRB Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019 (diolah)
Pada tabel 53 dapat diketahui bahwa sub sektor dengan nilai differential shift
positif yaitu tanaman hortikultura; tanaman perkebunan; jasa pertanian dan
perburuan; kehutanan dan penebangan kayu; dan perikanan. Artinya sub sektor
tersebut memiliki keunggulan kompetitif atau daya saing yang kuat jika
dibandingkan dengan sub sektor yang sama di Provinsi Jawa Timur. Sub sektor
dengan nilai differential shift terbesar adalah perikanan sebesar 10,64 persen
86
dengan pertumbuhan sebesar Rp269,27 miliar. Perikanan memiliki daya saing yang
baik dikarenakan Kabupaten Lamongan termasuk dalam daerah dengan hasil
produk perikanan budidaya terbesar di Jawa Timur, terutama budidaya sawah
tambak atau minapadi yang memiliki luas 23.774,73 Ha dengan komoditi utamanya
adalah udang, bandeng dan nila. Selain perikanan budidaya, perikanan tangkap di
Kabupaten Lamongan juga didukung dengan wilayah pantai sepanjang 47 km dan
sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai nelayan. Tenaga kerja perikanan
pada tahun 2018 terbesar bekerja pada perikanan budidaya yaitu berjumlah 27.763
orang, diikuti nelayan laut 19.030 orang dan nelayan perairan umum 4.407 orang
(BPS Kabupaten Lamongan, 2019). Sub sektor dengan nilai differential shift
terendah yaitu tanaman pangan sebesar -1,13 persen. Hal ini dikarenakan terjadinya
penurunan jumlah produksi tanaman pangan. Pada tahun 2019, produksi padi di
Kabupaten Lamongan sebesar 839.724,43 ton menurun 9,14 persen dari tahun
sebelumnya yang mencapai 924.212 ton (BPS Kabupaten Lamongan, 2020).
Pergeseran bersih didapatkan dari hasil penjumlahan antara nilai proportional
shift dan nilai differential shift. Sub sektor dengan nilai positif (PB>0) artinya sub
sektor tersebut pertumbuhannya progressive, sedangkan sub sektor dengan nilai
negatif (PB<0) artinya sub sektor tersebut pertumbuhannya tidak progressive.
Adapun hasil perhitungan pergeseran bersih pada tabel berikut.
87
Tabel 54. Pergeseran Bersih Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Kabupaten Lamongan Tahun 2010 dan 2019
No Sub Sektor Pergeseran Bersih (PB)
Miliar Rupiah %
1. Tanaman Pangan (1.677,24) (62,36)
2. Tanaman Hortikultura (43,89) (35,41)
3. Tanaman Perkebunan (48,68) (35,53)
4. Peternakan (317,95) (45,47)
5. Jasa Pertanian dan Perburuan (23,00) (47,83)
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu (14,99) (17,17)
7. Perikanan 123,99 4,90 Sumber: PDRB Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019 (diolah)
Berdasarkan tabel 54 dapat diketahui bahwa sub sektor dengan nilai
pergeseran bersih positif adalah perikanan dengan nilai PB sebesar 4,90 persen atau
Rp123,99 miliar, artinya sub sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang
progressive (maju). Sementara tanaman pangan; tanaman hortikultura; tanaman
perkebunan; peternakan; jasa pertanian dan perburuan; serta kehutanan dan
penebangan kayu memiliki pertumbuhan yang tidak progressive (lambat).
5.3 Sub Sektor Prioritas Pengembangan Sektor Pertanian, Kahutanan dan
Perikanan di Kawasan Gerbangkertosusila
Untuk dapat meningkatkan kontribusi sub sektor pertanian terhadap
pembangunan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan di Kabupaten Gresik,
maka pemerintah daerah harus mengetahui sub sektor mana yang menjadi prioritas
utama. Sub sektor yang menjadi prioritas utama akan dianalisis dengan
membandingkan antara hasil analisis LQ, daya saing atau keunggulan kompetitif
dan pergeseran bersihnya. Analisis perbandingan tersebut terdapat pada tabel
sebagai berikut.
88
Tabel 55. Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kabupaten Gresik Tahun 2010
dan 2019
No. Sub Sektor LQ Daya Saing
(Cij) %
Pergeseran
Bersih (PB) %
1. Tanaman Pangan Non Basis (7,40) (68,63)
2. Tanaman Hortikultura Non Basis (19,99) (64,94)
3. Tanaman Perkebunan Non Basis (22,62) (59,76)
4. Peternakan Non Basis 1,39 (43,63)
5. Jasa Pertanian dan Perburuan Non Basis (3,65) (51,66)
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu Non Basis (24,15) (41,91)
7. Perikanan Basis 10,90 5,16 Sumber: PDRB Kabupaten Gresik Tahun 2010 dan 2019 (diolah)
Berdasarkan tabel 55 dapat menunjukkan bahwa sub sektor basis di
Kabupaten Gresik adalah perikanan. Sub sektor dengan daya saing yang kuat atau
memiliki keunggulan kompetitif ditandai dengan nilai Cij positif yaitu peternakan
dengan Cij 1,39 dan perikanan dengan Cij 10,90. Sub sektor lainnya memiliki nilai
Cij negatif, artinya sub sektor tersebut tidak memiliki keunggulan kompetitif.
Selanjutnya sub sektor dengan pertumbuhan maju atau progressive ditandai dengan
nilai pergeseran bersih positif yaitu perikanan dengan nilai PB 5,16. Sub sektor
lainnya memiliki pertumbuhan tidak progressive ditandai dengan nilai pergeseran
bersih negatif.
Berdasarkan hasil analisis LQ, daya saing, dan pergeseran bersih sektor
pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Gresik, maka dapat diketahui sub
sektor yang potensial dan dijadikan prioritas yaitu sub sektor perikanan, karena
selain menjadi basis, perikanan juga memiliki daya saing yang kuat dan memiliki
pertumbuhan yang progressive (maju). Hal tersebut diketahui dari nilai kontribusi
pendapatan sub sektor perikanan dari tahun 2015 – 2019 sebagai berikut.
89
Gambar 4. Nilai Kontribusi Pendapatan Sub Sektor Perikanan Kabupaten Gresik
Tahun 2015-2019 Sumber: BPS Kabupaten Gresik, 2020 (diolah)
Pada gambar 4 menunjukkan bahwa nilai kontribusi pendapatan sub sektor
perikanan di Kabupaten Gresik terjadi peningkatan pendapatan setiap tahunnya.
Hal ini dikarenakan jumlah produksi komoditas perikanan mengalami peningkatan,
dengan komoditas utama yaitu perikanan budidaya yang selama periode 2015-2019
mengalami peningkatan produksi sebagai berikut.
Gambar 5. Produksi Perikanan Budidaya Kabupaten Gresik Tahun 2015-2019 Sumber: BPS Kabupaten Gresik, 2020 (diolah)
3182,77
3465,62
3698,76 3713,88 3720,72
2900
3000
3100
3200
3300
3400
3500
3600
3700
3800
2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8 2 0 1 9
Perikanan (miliar rupiah)
98420108115
129071 130035142175
0
20000
40000
60000
80000
100000
120000
140000
160000
2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8 2 0 1 9
Perikanan Budidaya (ton)
90
Pada gambar 5 menunjukkan bahwa jumlah produksi perikanan budidaya dari
tahun 2015-2019 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Perikanan budidaya
dengan produksi terbesar yaitu berasal dari budidaya tambak payau dan tambak
tawar. Selama periode tahun 2015-2019 jumlah produksi perikanan budidaya
meningkat sebesar 44,46 persen atau 43.755 ton. Komoditi utama perikanan
budidaya adalah ikan bandeng dan menjadikan Kabupaten Gresik sebagai daerah
sentra ikan bandeng dengan produksi terbesar di Jawa Timur. Total produksi ikan
bandeng di Kabupaten Gresik pada tahun 2018 sebesar 88.739 ton (BPS Kabupaten
Gresik, 2019).
Tabel 56. Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kabupaten Bangkalan Tahun 2010
dan 2019
No. Sub Sektor LQ Daya Saing
(Cij) %
Pergeseran
Bersih (PB) %
1. Tanaman Pangan Basis (8,63) (69,86)
2. Tanaman Hortikultura Non Basis (14,86) (59,81)
3. Tanaman Perkebunan Non Basis (23,40) (60,54)
4. Peternakan Basis 15,16 (29,86)
5. Jasa Pertanian dan Perburuan Basis (7,64) (55,64)
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu Non Basis (10,65) (28,41)
7. Perikanan Basis (6,87) (12,61) Sumber: PDRB Kabupaten Bangkalan Tahun 2010 dan 2019 (diolah)
Berdasarkan tabel 56 dapat menunjukkan bahwa sub sektor basis di
Kabupaten Bangkalan adalah tanaman pangan; peternakan; jasa pertanian dan
perburuan; kehutanan dan penebangan kayu; serta perikanan. Sub sektor dengan
daya saing yang kuat atau memiliki keunggulan kompetitif ditandai dengan nilai Cij
positif adalah peternakan dengan Cij 15,16. Sub sektor lainnya memiliki nilai Cij
negatif, artinya sub sektor tersebut tidak memiliki keunggulan kompetitif.
Selanjutnya berdasarkan perhitungan pergeseran bersih, seluruh sub sektor
91
pertanian di Kabupaten Bangkalan memiliki pertumbuhan yang tidak progressive,
hal ini ditandai nilai PB bernilai negatif.
Berdasarkan hasil analisis LQ, daya saing, dan pergeseran bersih sektor
pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Bangkalan, maka dapat diketahui
bahwa sub sektor yang potensial dan dijadikan prioritas yaitu sub sektor peternakan,
karena selain menjadi sub sektor basis, perikanan juga memiliki daya saing yang
kuat, meskipun pertumbuhannya kurang progressive. Hal tersebut dapat diketahui
dari nilai kontribusi pendapatan sub sektor peternakan dari tahun 2015 – 2019
sebagai berikut.
Gambar 6. Nilai Kontribusi Pendapatan Sub Sektor Peternakan Kabupaten
Bangkalan Tahun 2015-2019 Sumber: BPS Kabupaten Bangkalan, 2020 (diolah)
Pada gambar 6 menunjukkan bahwa nilai kontribusi pendapatan sub sektor
peternakan di Kabupaten Bangkalan terjadi peningkatan pendapatan setiap
tahunnya. Hal ini dikarenakan jumlah populasi komoditi sub sektor peternakan
mengalami peningkatan, dengan komoditi utama yaitu sapi potong yang selama
lima tahun terakhir mengalami peningkatan jumlah populasi sebagai berikut.
764,98
794,38
825,96
857,5
891,53
700
720
740
760
780
800
820
840
860
880
900
920
2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8 2 0 1 9
Peternakan (miliar rupiah)
92
Gambar 7. Populasi Ternak Sapi Potong Kabupaten Bangkalan Tahun 2015-2019 Sumber: BPS Kabupaten Bangkalan, 2020 (diolah)
Pada gambar 7 dapat diketahui bahwa jumlah populasi ternak sapi potong di
Kabupaten Bangkalan mulai tahun 2015 sampai 2019 mengalami peningkatan
setiap tahunnya. Selama periode tahun 2015-2019 jumlah populasi ternak sapi
potong meningkat sebesar 24,40 persen atau bertambah 48.222 ekor (BPS
Kabupaten Bangkalan, 2020).
Tabel 57. Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kabupaten Mojokerto Tahun 2010
dan 2019
No. Sub Sektor LQ Daya Saing
(Cij) %
Pergeseran
Bersih (PB) %
1. Tanaman Pangan Non Basis 11,16 (50,07)
2. Tanaman Hortikultura Non Basis (9,75) (54,70)
3. Tanaman Perkebunan Non Basis (21,79) (58,93)
4. Peternakan Non Basis 14,91 (30,11)
5. Jasa Pertanian dan Perburuan Non Basis (6,18) (54,19)
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu Non Basis 32,63 14,87
7. Perikanan Non Basis 40,27 34,53 Sumber: PDRB Kabupaten Mojokerto Tahun 2010 dan 2019 (diolah)
Berdasarkan tabel 57 dapat diketahui bahwa seluruh sub sektor pertanian di
Kabupaten Mojokerto merupakan sub sektor non basis. Sub sektor dengan daya
saing yang kuat atau memiliki keunggulan kompetitif ditandai dengan nilai Cij
positif yaitu tanaman pangan dengan Cij 11,16; peternakan dengan Cij 14,91;
197675 200279 206946226897
245897
0
50000
100000
150000
200000
250000
300000
2015 2016 2017 2018 2019
Sapi Potong (ekor)
93
kehutanan dan penebangan kayu dengan Cij 32,63; dan perikanan dengan Cij 40,27.
Sub sektor lainnya memiliki nilai Cij negatif, artinya sub sektor tersebut tidak
memiliki keunggulan kompetitif. Sub sektor dengan pertumbuhan progressive
ditandai dengan nilai pergeseran bersih positif yaitu kehutanan dan penebangan
kayu dengan nilai PB 14,87 dan perikanan dengan nilai PB 34,53. Sub sektor
lainnya memiliki pertumbuhan tidak progressive ditandai dengan nilai pergeseran
bersih negatif.
Berdasarkan hasil analisis LQ, daya saing, dan pergeseran bersih sektor
pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Mojokerto, maka dapat diketahui
bahwa sub sektor yang potensial dan dijadikan prioritas yaitu sub sektor kehutanan
dan penebangan kayu serta perikanan. Hal ini dikarenakan meskipun kedua sub
sektor ini memiliki daya saing yang baik dan memiliki pertumbuhan yang
progressive (maju) meskipun bukan termasuk ke dalam sub sektor basis. Hal ini
dapat dilihat dari nilai kontribusi sub sektor perikanan dari tahun 2015 – 2019
sebagai berikut.
Gambar 8. Nilai Kontribusi Sub Sektor Perikanan Kabupaten Mojokerto
Tahun 2015-2019 Sumber: BPS Kabupaten Mojokerto, 2020 (diolah)
42,8446,56
50,03 51,32 52,91
0
10
20
30
40
50
60
2015 2016 2017 2018 2019
Perikanan (miliar rupiah)
94
Pada gambar 8 menunjukkan bahwa nilai kontribusi pendapatan sub sektor
perikanan di Kabupaten Mojokerto terjadi peningkatan pendapatan setiap tahunnya.
Hal ini dikarenakan jumlah produksi komoditas perikanan mengalami peningkatan,
dengan komoditas utama yaitu perikanan budidaya selama periode tahun 2014-
2018 cenderung mengalami peningkatan jumlah produksi sebagai berikut.
Gambar 9. Produksi Perikanan Budidaya Kabupaten Mojokerto Tahun 2014-2018 Sumber: BPS Kabupaten Mojokerto, 2019 (diolah)
Pada gambar 9 menunjukkan bahwa jumlah produksi perikanan budidaya dari
tahun 2014-2018 memiliki tren yang meningkat. Perikanan budidaya dengan
produksi terbesar yaitu berasal dari budidaya kolam. Selama periode tahun 2014-
2018 jumlah produksi perikanan budidaya meningkat sebesar 92 persen atau 287
ton (BPS Kabupaten Mojokerto, 2019).
312340
531
385
599
0
100
200
300
400
500
600
700
2014 2015 2016 2017 2018
Perikanan Budidaya (ton)
95
Tabel 58. Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kota Mojokerto Tahun 2010 dan
2019
No. Sub Sektor LQ Daya Saing
(Cij) %
Pergeseran
Bersih (PB) %
1. Tanaman Pangan Non Basis 4,11 (57,12)
2. Tanaman Hortikultura Non Basis (23,95) (68,90)
3. Tanaman Perkebunan Non Basis (51,17) (88,31)
4. Peternakan Non Basis (27,05) (72,07)
5. Jasa Pertanian dan Perburuan Non Basis (28,91) (76,92)
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu Non Basis 0,00 0,00
7. Perikanan Non Basis (19,40) (25,14) Sumber: PDRB Kota Mojokerto Tahun 2010 dan 2019 (diolah)
Berdasarkan tabel 58 dapat diketahui bahwa seluruh sub sektor pertanian di
Kota Mojokerto merupakan sub sektor non basis. Sub sektor dengan daya saing
yang kuat atau memiliki keunggulan kompetitif ditandai dengan nilai Cij positif
adalah tanaman pangan dengan Cij 4,11. Sub sektor lainnya memiliki nilai Cij
negatif, artinya sub sektor tersebut tidak memiliki keunggulan kompetitif.
Berdasarkan hasil perhitungan pergeseran bersih menunjukkan bahwa seluruh sub
sektor pertanian di Kota Mojokerto memiliki pertumbuhan tidak progressive
ditandai dengan PB bernilai negatif.
Berdasarkan hasil analisis LQ, daya saing, dan pergeseran bersih sektor
pertanian, kehutanan dan perikanan di Kota Mojokerto, dapat diketahui bahwa sub
sektor yang potensial dan dijadikan prioritas yaitu sub sektor tanaman pangan,
karena sub sektor tersebut memiliki daya saing yang baik meskipun memiliki
pertumbuhan tidak progressive dan bukan merupakan sub sektor basis. Hal tersebut
dilihat dari nilai kontribusi pendapatan sub sektor tanaman pangan dari tahun 2015
– 2019 sebagai berikut.
96
Gamber 10. Nilai Kontribusi Sub Sektor Tanaman Pangan Kota Mojokerto
Tahun 2015-2019 Sumber: BPS Kota Mojokerto, 2020 (diolah)
Pada gambar 10 menunjukkan bahwa nilai kontribusi sub sektor tanaman
pangan di Kota Mojokerto selama periode tahun 2015-2019 mengalami fluktuasi.
Hal ini dikarenakan jumlah produksi komoditi sub sektor tanaman pangan
mengalami peningkatan, dengan komoditi utama yaitu tanaman padi selama
periode tahun 2015-2019 cenderung mengalami penurunan jumlah produksi
sebagai berikut
Gambar 11. Produksi Padi Kota Mojokerto Tahun 2015-2019 Sumber: BPS Kota Mojokerto, 2020 (diolah)
15,62
15,95 15,94
16,08
15,64
15,3
15,4
15,5
15,6
15,7
15,8
15,9
16
16,1
16,2
2015 2016 2017 2018 2019
Tanaman Pangan (miliar rupiah)
5398
4794 4975
2817
2048
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
2015 2016 2017 2018 2019
Padi (ton)
97
Pada gambar 11 menunjukkan bahwa jumlah produksi padi dari tahun 2015-
2019 cenderung terjadi penurunan setiap tahunnya. Pada tahun 2016 terjadi
penurunan jumlah produksi padi sebesar 604 ton dari tahun 2015. Pada tahun 2017
jumlah produksi padi mengalami peningkatan dari tahun 2016 sebesar 181 ton. Dari
tahun 2017-2019 jumlah produksi padi terus mengalami penurunan setiap tahunnya
(BPS Kota Mojokerto, 2020).
Tabel 59. Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kota Surabaya Tahun 2010 dan
2019
No. Sub Sektor LQ Daya Saing
(Cij) %
Pergeseran
Bersih (PB) %
1. Tanaman Pangan Non Basis (18,51) (79,74)
2. Tanaman Hortikultura Non Basis (27,48) (72,42)
3. Tanaman Perkebunan Non Basis 0,00 0,00
4. Peternakan Non Basis (0,67) (45,69)
5. Jasa Pertanian dan Perburuan Non Basis (10,87) (58,88)
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu Non Basis 0,00 0,00
7. Perikanan Non Basis (21,66) (27,40) Sumber: PDRB Kota Surabaya Tahun 2010 dan 2019 (diolah)
Berdasarkan tabel 59 dapat diketahui bahwa seluruh sub sektor pertanian di
Kota Surabaya merupakan sub sektor non basis. Selanjutnya seluruh sub sektor
pertanian di Kota Surabaya tidak memiliki daya saing yang kuat atau keunggulan
kompetitif karena memiliki nilai Cij negatif. Selain itu, seluruh sub sektor pertanian
juga memiliki pertumbuhan yang tidak progressive ditandai dengan hasil
perhitungan pergeseran bersih bernilai negatif.
Berdasarkan hasil analisis LQ, daya saing, dan pergeseran bersih sektor
pertanian, kehutanan dan perikanan di Kota Surabaya, maka dapat diketahui bahwa
seluruh sub sektor pertanian merupakan bukan prioritas dalam perekonomian Kota
Surabaya. Hal ini dikarenakan semua sub sektor termasuk non basis, tidak memiliki
daya saing yang kuat, serta memiliki pertumbuhan yang tidak progressive. Hal ini
98
dapat dilihat dari laju pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan
selama periode tahun 2015 – 2019 berikut.
Gambar 12. Laju Pertumbuhan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Kota Surabaya Tahun 2015-2019 Sumber: BPS Kota Surabaya, 2020 (diolah)
Pada gambar 12 menunjukkan bahwa laju pertumbuhan sektor pertanian,
kehutanan dan perikanan di Kota Surabaya dari tahun 2015 sampai 2019 cenderung
mengalami penurunan setiap tahunnya. Selama periode tahun 2015-2019 sektor
pertanian, kehutanan dan perikanan di Kota Surabaya rata-rata mengalami
penurunan sebesar 23,64 persen.
Tabel 60. Sub Sektor Prioritas Pembangunan di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010
dan 2019
No. Sub Sektor LQ Daya Saing
(Cij) %
Pergeseran
Bersih (PB) %
1. Tanaman Pangan Non Basis (12,05) (73,28)
2. Tanaman Hortikultura Non Basis (72,35) (117,29)
3. Tanaman Perkebunan Non Basis (45,74) (82,88)
4. Peternakan Non Basis 2,86 (42,16)
5. Jasa Pertanian dan Perburuan Non Basis (27,91) (75,92)
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu Non Basis (60,88) (78,64)
7. Perikanan Non Basis (5,61) (11,35) Sumber: PDRB Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010 dan 2019 (diolah)
25,98 26,48
23,2421,92
20,57
0
5
10
15
20
25
30
2015 2016 2017 2018 2019
Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (%)
99
Berdasarkan tabel 60 dapat diketahui bahwa seluruh sub sektor pertanian di
Kabupaten Sidoarjo merupakan sub sektor non basis. Sub sektor dengan daya saing
yang kuat atau memiliki keunggulan kompetitif ditandai dengan nilai Cij positif
adalah peternakan dengan Cij 2,86. Sub sektor lainnya memiliki nilai Cij negatif,
artinya sub sektor tersebut tidak memiliki keunggulan kompetitif. Selanjutnya
berdasarkan hasil perhitungan pergeseran bersih menunjukkan bahwa seluruh sub
sektor pertanian di Kota Mojokerto memiliki pertumbuhan tidak progressive, hal
ini ditandai dengan PB bernilai negatif.
Berdasarkan hasil analisis LQ, daya saing, dan pergeseran bersih sektor
pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Sidoarjo, maka dapat diketahui
bahwa sub sektor yang potensial dan dijadikan prioritas yaitu sub sektor peternakan,
karena sub sektor tersebut memiliki daya saing yang kuat, meskipun bukan sub
sektor basis dan memiliki pertumbuhan tidak progressive atau mundur. Hal ini
dapat dilihat dari nilai kontribusi sub sektor peternakan dari tahun 2015 – 2019
sebagai berikut.
Gambar 13. Nilai Kontribusi Sub Sektor Peternakan Kabupaten Sidoarjo
Tahun 2015-2019 Sumber: BPS Kabupaten Sidoarjo, 2020 (diolah)
227,84
240,89
250,58
243,44
249,69
215
220
225
230
235
240
245
250
255
2015 2016 2017 2018 2019
Peternakan (miliar rupiah)
100
Pada gambar 13 dapat diketahui bahwa nilai kontribusi pendapatan sub sektor
perikanan di Kabupaten Sidoarjo selama periode tahun 2015-2019 terjadi
peningkatan pendapatan. Hal ini dikarenakan jumlah produksi komoditi sub sektor
peternakan mengalami peningkatan dengan komoditi utama yaitu daging sapi
potong dengan jumlah produksi yaitu sebagai berikut.
Gambar 14. Produksi Daging Ternak Sapi Potong Kabupaten Sidoarjo
Tahun 2015-2019 Sumber: BPS Kabupaten Sidoarjo, 2020 (diolah)
Pada gambar 14 dapat diketahui bahwa jumlah produksi daging ternak sapi
potong di Kabupaten Sidoarjo dari tahun 2015-2019 memiliki tren yang meningkat.
Selama periode tahun 2015-2019 jumlah populasi ternak sapi potong meningkat
sebesar 38,03 persen atau bertambah 2.500 ekor (BPS Kabupaten Sidoarjo, 2020).
Tabel 61. Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kabupaten Lamongan Tahun 2010
dan 2019
No. Sub Sektor LQ Daya Saing
(Cij) %
Pergeseran
Bersih (PB) %
1. Tanaman Pangan Basis (1,13) (62,36)
2. Tanaman Hortikultura Non Basis 9,53 (35,41)
3. Tanaman Perkebunan Non Basis 1,61 (35,53)
4. Peternakan Basis (0,45) (45,47)
5. Jasa Pertanian dan Perburuan Basis 0,18 (47,83)
6. Kehutanan dan Penebangan Kayu Basis 0,59 (17,17)
7. Perikanan Basis 10,64 4,90 Sumber: PDRB Kabupaten Lamongan Tahun 2010 dan 2019 (diolah)
65746101
68347523
9074
0
2000
4000
6000
8000
10000
2015 2016 2017 2018 2019
Sapi Potong (ton)
101
Berdasarkan tabel 61 menunjukkan bahwa sub sektor basis di Kabupaten
Lamongan yaitu tanaman pangan, peternakan, jasa pertanian dan perburuan,
kehutanan dan penebangan kayu, serta perikanan. Sub sektor dengan daya saing
yang kuat atau memiliki keunggulan kompetitif ditandai dengan nilai Cij positif
yaitu tanaman hortikultura dengan Cij 9,53; tanaman perkebunan dengan Cij 1,61;
jasa pertanian dan perburuan dengan Cij 0,18; kehutanan dan penebangan kayu
dengan Cij 0,59; serta perikanan dengan Cij 10,6. Sub sektor lainnya memiliki nilai
Cij negatif, artinya sub sektor tersebut tidak memiliki keunggulan kompetitif..
Selanjutnya sub sektor dengan pertumbuhan maju atau progressive ditandai dengan
nilai pergeseran bersih positif yaitu perikanan dengan nilai PB 4,90. Sub sektor
lainnya memiliki pertumbuhan tidak progressive ditandai dengan nilai pergeseran
bersih negatif.
Berdasarkan hasil analisis LQ, daya saing, dan pergeseran bersih sektor
pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Lamongan, maka dapat diketahui
bahwa sub sektor yang potensial dan dijadikan prioritas adalah sub sektor
perikanan, karena selain menjadi sub sektor basis, perikanan juga memiliki daya
saing yang baik dan memiliki pertumbuhan yang progressive (maju). Hal ini dapat
diketahui dari nilai kontribusi pendapatan sub sektor perikanan dari tahun 2015 –
2019 sebagai berikut.
102
Gambar 15. Nilai Kontribusi Sub Sektor Perikanan Kabupaten Lamongan
Tahun 2015-2019 Sumber: BPS Kabupaten Lamongan, 2020 (diolah)
Berdasarkan gambar 15 menunjukkan bahwa nilai kontrubusi sub sektor
perikanan di Kabupaten Lamongan selama periode tahun 2015-2019 memiliki tren
yang meningkat. Hal ini dikarenakan jumlah produksi komoditas perikanan
mengalami peningkatan, dengan komoditi utama yaitu perikanan tangkap yang
selama periode tahun 2014-2018 terjadi peningkatan jumlah produksi sebagai
berikut.
Gambar 16. Produksi Perikanan Tangkap Kabupaten Lamongan Tahun 2014-2018 Sumber: BPS Kabupaten Lamongan, 2019 (diolah)
3914,69
4130,86
4336,534295,4
4340,33
3700
3800
3900
4000
4100
4200
4300
4400
2015 2016 2017 2018 2019
Perikanan (miliar rupiah)
71553
72346
73142 73356
73955
70000
71000
72000
73000
74000
75000
2014 2015 2016 2017 2018
Perikanan Tangkap (ton)
103
Pada gambar 16 menunjukkan bahwa total produksi perikanan tangkap di
Kabupaten Lamongan mulai tahun 2014 sampai 2018 yang setiap tahunnya terjadi
peningkatan produksi. Perikanan tangkap yang memiliki produksi terbesar yaitu
berasal dari perikanan tangkap laut. Selama periode tahun 2014-2018 jumlah
produksi perikanan tangkap meningkat sebesar 3,4 persen atau 2.402 ton. Komoditi
utama perikanan tangkap di Kabupaten Lamongan pada tahun 2018 adalah ikan
swanggi atau mata besar sebesar 12.848,11 ton; ikan kurisi sebesar 9.099,75 ton;
dan ikan kuniran sebesar 7.416,79 ton (Dinas Perikanan Kabupaten Lamongan,
2019).
5.3.1 Komparasi Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kawasan
Gerbangkertosusila
Dalam penelitian ini akan mengkomparasikan sub sektor prioritas
pengembangan dari tujuh Kabupaten/Kota di Kawasan Gerbangkertosusila dengan
menghubungkan analisis Location Quotient dan Shift Share. Sub sektor yang
menjadi prioritas di kawasan Gerbangkertosusila yaitu sub sektor basis (LQ>1),
pertumbuhan pangsa wilayah bernilai positif (Cij>0) dan pergeseran bersih bernilai
positif (PB>0). Hasil analisis komparasi tersebut dapat diketahui pada tabel berikut.
104
Tabel 62. Komparasi Sub Sektor Prioritas Pengembangan di Kawasan
Gerbangkertosusila
No. Kab/Kota Hasil Analisis
LQ > 1 Nilai Cij > 0 % PB > 0 %
1. Kabupaten
Gresik Perikanan 1,75
Peternakan
Perikanan
1,39
10,90 Perikanan 5,16
2. Kabupaten
Bangkalan
Tanaman
pangan
Peternakan
Jasa pertanian
dan
perburuan
Perikanan
1,95
1,91
1,18
3,04
Peternakan 15,16 - -
3. Kabupaten
Mojokerto - -
Tanaman
pangan
Peternakan
Kehutanan
dan
penebangan
kayu
Perikanan
11,16
14,91
32,63
40,27
Kehutanan
dan
penebangan
kayu
Perikanan
14,87
34,53
4. Kota
Mojokerto - -
Tanaman
pangan 4,11 - -
5. Kota
Surabaya - - - - - -
6. Kabupaten
Sidoarjo - - Peternakan 2,86 - -
7. Kabupaten
Lamongan
Tanaman
pangan
Peternakan
Jasa pertanian
dan
perburuan
Kehutanan
dan
penebangan
kayu
Perikanan
3,48
1,56
1,89
1,28
7,69
Tanaman
hortikutura
Tanaman
perkebunan
Jasa
pertanian
dan
perburuan
Kehutanan
dan
penebangan
kayu
Perikanan
9,53
1,61
0,18
0,59
10,64
Perikanan 4,90
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur Tahun 2010-2019 (diolah)
Berdasarkan hasil perbandingan dari tujuh Kabupaten/Kota di Kawasan
Gerbangkertosusila, maka dapat disimpulkan bahwa sub sektor memenuhi kriteria
untuk dijadi prioritas pengembangan adalah sub sektor perikanan. Hal ini
dikarenakan sub sektor perikanan merupakan sub sektor basis atau unggulan di tiga
Kabupaten, yaitu Gresik, Bangkalan dan Lamongan. Sub sektor perikanan juga
105
memiliki daya saing yang baik di tiga daerah, yaitu Kabupaten Gresik, Kabupaten
Mojokerto dan Kabupaten Lamongan. Selain itu, sub sektor perikanan juga
memiliki pertumbuhan progressive di tiga daerah, yaitu Kabupaten Gresik,
Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Lamongan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
35/KEPMEN-KP/2013, Kabupaten/Kota di Kawasan Gerbangkertosusila yang
termasuk ke dalam kawasan minapolitan adalah Kabupaten Gresik dan Kabupaten
Lamongan. Kawasan minapolitan merupakan suatu kawasan dengan beberapa
wilayah di dalamnya yang memiliki fungsi ekonomi utama sebagai pusat produksi,
pengolahan produk, pemasaran produk perikanan serta penyedia sarana prasarana
pendukung lainnya. Tujuan pengembangan kawasan minapolitan adalah upaya
meningkatkan hubungan antara pembangunan perkotaan dan pedesaan dengan
mengembangkan kawasan pedesaan yang terintegerasi secara sistem perkotaan
(Fatmawaty, Ikawati dan Amri, 2018).
Penetapan lokasi minapolitan Kabupaten Gresik terdapat di empat
kecamatan, yaitu Sidayu, Ujungpangkah, Bungah dan Dukuh. Jenis minapolitan
yang ditetapkan merupakan jenis budidaya dengan komoditas unggulan udang
vanname dan ikan bandeng. Sementara itu, penetapan lokasi minapolitan
Kabupaten Lamongan terdapat di tujuh kecamatan, yaitu Glagah, Karangbinangun,
Deket, Lamongan, Turi, Karanggeneng dan Kali Tengah. Jenis minapolitan yang
ditetapkan merupakan jenis budidaya dengan komoditas unggulan udang vanname.
Sub sektor perikanan di Kabupaten Gresik didukung dengan adanya empat
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI), yaitu PPI Campurejo, PPI Tirta Buana, PPI
106
Kalinggapuri dan PPI Ujung Pangkah. Selain itu juga terdapat satu Pelabuhan
Perikanan Pantai (PPP) yaitu PPP Bawean. Sedangkan, di Kabupaten Lamongan
memiliki lima Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI), yaitu PPI Lohgung, PPI Labuhan,
PPI Brondong, PPI Kranji, dan PPI Weru.
Dengan mengetahui sub sektor prioritas pengembangan diharapkan akan
meningkatkan pertumbuhan dan pengembangan sektor pertanian, kehutanan dan
perikanan. Perikanan berpotensi besar untuk dikembangkan karena pengembangan
kegiatan di sektor pertanian dapat mempengaruhi aktivitas ekonomi sektor lain
(Firdaus dan Rahardian, 2018). Hal ini dikarenakan sektor pertanian, kehutanan dan
perikanan berkontribusi besar dalam perekonomian dan sebagai penyedia lapangan
kerja. Sub sektor yang memiliki potensi harus diprioritaskan dalam pembangunan
ekonomi regional agar pertumbuhan dan daya saing serta keunggulan kompetitifnya
semakin meningkat di masa mendatang (Tumangkeng, 2018).
107
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan terhadap penelitian yang dilakukan tentang peran
sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dalam pembangunan daerah di Kawasan
Gerbangkertosusila, maka kesimpulan yang di dapat yaitu sebagai berikut:
1. Hasil analisis LQ dapat diketahu bahwa setiap daerah di Kawasan
Gerbangkertosusila memiliki sub sektor basis dan non basis yang berbeda-beda.
Adapun sub sektor basis dan non basis masing-masing daerah, yaitu:
Sub sektor basis di Kabuapaten Gresik yaitu sub sektor perikanan. Sedangkan
sub sektor non basis yaitu tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman
perkebunan, peternakan, jasa pertanian dan perburuan, serta kehutanan dan
penebangan kayu. Sub sektor basis di Kabuapaten Bangkalan yaitu tanaman
pangan, peternakan, jasa pertanian dan perburuan, serta perikanan. Sedangkan
sub sektor non basis yaitu, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, serta
kehutanan dan penebangan kayu. Sub sektor basis di Kabuapaten Lamongan
yaitu tanaman pangan, peternakan, jasa pertanian dan perburuan, kehutanan dan
penebangan kayu, serta perikanan. Sedangkan sub sektor non basis yaitu,
tanaman hortikultura dan tanaman perkebunan. Seluruh sub sektor dalam sektor
pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto,
Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo merupakan sub sektor non basis.
2. Hasil analisis Shift Share (SS) menunjukkan bahwa setiap Kabupaten/Kota di
Kawasan Gerbangkertosusila mempunyai hasil yang berbeda-beda. Adapun
hasil masing-masing daerah, yaitu:
108
Berdasarkan perhitungan proportional shift, seluruh sub sektor pertanian di tujuh
daerah di Kawasan Gerbangkertosusila memiliki pertumbuhan yang lambat
dengan nilai Mij negatif. Berdasarkan perhitungan differential shift, sub sektor
dengan daya saing yang kuat memiliki nilai Cij positif adalah peternakan dan
perikanan di Kabupaten Gresik. Sub sektor peternakan di Kabupaten Bangkalan.
Tanaman pangan, peternakan, kehutanan dan penebangan kayu, serta perikanan
di Kabupaten Mojokerto. Tanaman pangan di Kota Mojokerto. Peternakan di
Kabupaten Sidoarjo. Tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, jasa pertanian
dan perburuan, kehutanan dan penebangan kayu, serta perikanan di Kabupaten
Lamongan. Berdasarkan perhitungan pergeseran bersih, sub sektor dengan
pertumbuhan maju atau progressive memiliki nilai positif adalah perikanan di
Kabupaten Gresik. Kehutanan dan penebangan kayu serta perikanan di
Kabupaten Mojokerto. Perikanan di Kabupaten Lamongan.
3. Hasil perbandingan dari tujuh Kabupaten/Kota di Kawasan Gerbangkertosusila
menunjukkan bahwa sub sektor yang memenuhi kriteria untuk menjadi prioritas
pengembangan adalah sub sektor perikanan. Hal ini dikarenakan perikanan
menjadi basis atau unggulan (LQ > 1) di tiga daerah, yaitu Gresik (1,75);
angkalan (3,04); dan Lamongan (7,69). Sub sektor perikanan juga memiliki daya
saing yang baik (Cij positif) di tiga daerah, yaitu Kabupaten Gresik (10,90);
Kabupaten Mojokerto (40,27); dan Kabupaten Lamongan (10,64). Selain itu, sub
sektor perikanan juga memiliki pertumbuhan progressive (PB positif) di tiga
daerah, yaitu Kabupaten Gresik (5,16); Kabupaten Mojokerto (34,53); dan
Kabupaten Lamongan (4,90).
109
6.2 Saran
1. Dalam usaha meningkatkan peran sektor pertanian, kehutanan dan perikanan
di Kawasan Gerbangkertosusila, pemerintah diharapkan dapat
memprioritaskan pengembangan potensi sub sektor yang memiliki peran
paling dominan dalam perekonomian. Perikanan adalah sub sektor unggulan
dengan daya saing kuat dan pertumbuhan yang progressive, sehingga dengan
ditentukan prioritas pengembangan tersebut akan meningkatkan
produktivitas dan value added serta akan meningkatkan kontribusinya
terhadap perekonomian Kawasan Gerbangkertosusila.
2. Perlu adanya pengembangan sub sektor pertanian dengan daya saing kurang
kuat serta pertumbuhannya lambat, sehingga daya saing dan pertumbuhannya
dapat meningkat. Pengembangan dapat dilakukan melalui peningkatan sarana
dan prasarana pertanian, perbaikan infrastruktur pertanian, pemberian subsidi
terhadap input produksi pertanian, pemberian penyuluhan dan pelatihan
untuk petani, serta pengenalan teknologi pertanian modern.
3. Pemerintah daerah di Kawasan Gerbangkertosusila dan Pemerintah Provinsi
Jawa Timur harus lebih mengutamakan kebijakan yang dapat meningkatkan
pembangunan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Seperti kebijakan
pembatasan konversi lahan pertanian dan pengendalian pemindahan tenaga
kerja pertanian ke sektor lain.
110
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal. 2015. Aplikasi Analisis Shift Share Pada Transformasi Sektor
Pertanian dalam Perekonomian Wilayah di Sulawesi Tenggara. Informatika
Pertanian, Vol. 24 No. 2, Hal 165-178.
Alkaf Ilham. 2015. Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten
Cilacap Periode 2002 – 2013 (Dengan Pendekatan Tipologi Klassen, Shift
Share dan Location Quotient). (Skripsi). Jakarta: Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
BAPPEDA. 2020. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Provinisi Jawa Timur Tahun 2019 – 2024. BAPPEDA Provinsi Jawa Timur.
Badan Pusat Statistik. 2020. Provinsi Jawa Timur dalam Angka 2020. BPS Provinsi
Jawa Timur.
Badan Pusat Statistik. 2020. Kabupaten Gresik dalam Angka 2020. BPS Kabupaten
Gresik.
Badan Pusat Statistik. 2020. Kabupaten Bangkalan dalam Angka 2020. BPS
Kabupaten Bangkalan.
Badan Pusat Statistik. 2020. Kabupaten Mojokerto dalam Angka 2020. BPS
Kabupaten Mojokerto.
Badan Pusat Statistik. 2020. Kota Mojokerto dalam Angka 2020. BPS Kota
Mojokerto.
Badan Pusat Statistik. 2020. Kota Surabaya dalam Angka 2020. BPS Kota
Surabaya.
Badan Pusat Statistik. 2020. Kabupaten Sidoarjo dalam Angka 2020. BPS
Kabupaten Sidoarjo.
Badan Pusat Statistik. 2020. Kabupaten Lamongan dalam Angka 2020. BPS
Kabupaten Lamongan.
Dinas Perikanan Kabupaten Lamongan. 2019. Profil Perikanan Kabupaten
Lamongan Tahun 2018. Lamongan: Dinas Perikanan Kabupaten Lamongan.
Dinc, Mustafa. 2015. Introduction to Regional Economic Development.
Cheltenham: Edward Elgar Publishing.
Dwijatenaya, Ida Bagus Made Agung dan Ince Raden. 2016. Pembangunan
Perdesaan dan Kemitraan Agribisnis. Tenggarong: LPPM Unikarta Press.
111
Fatmawaty, D., Ikawati dan Amri, Erwin. 2018. Strategi Pengembangan Kawasan
Minapolitan di Kecamatan Pamboang Kabupaten Majene dalam Konsep
Pengembangan Wilayah. Jurnal Plano Madani, Vol. 7 No. 1, hal 37-45.
Firdaus, Maulana dan Rahardian, Rikrik. 2018. Peran Sektor Perikanan Pada
Wilayah Pesisir Perbatasan Kalimantan Barat. Jurnal Sosek KP, Vol. 13 No.
1, hal 15-27
Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: Andi Press.
Hasan, Muhammad dan Muhammad Azis. 2018. Pembangunan Ekonomi dan
Pemberdayaan Masyarakat. Makassar: CV. Nur Lina.
Maisaroh, Siti. 2017. Analisis Peranan dan Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap
Pertumbuhan Wilayah dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Pada
Kabupaten Tulang Bawang). (Skripsi). Lampung: Universitas Islam Negeri
Raden Intan Lampung.
Muhammad, Mukmin. 2017. Perencanaan Pembangunan. Makassar: CV. Dua
Bersaudara.
Muta’ali. Lutfi. 2018. Dinamika Peran Sektor Pertanian Dalam Pembangunan
Wilayah di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Nafziger, E. Wayne. 2006. Economic Development 4th Edition. New York:
Cambridge University Press.
Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Mokokerto 2012-2032.
Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2019 Tentang PercepatanPembangunan
Ekonomi di Kawasan Gresik – Bangkalan – Mojokerto – Surabaya – Sidoarjo
– Lamongan, Kawasan Bromo – Tengger – Semeru, serta Kawasan Selingkar
Wilis dan Lintas Selatan.
Ridwan. 2016. Pembangunan Ekonomi Regional. Yogyakarta: Pustaka Puitika.
Saragih, J. R. 2015. Perencanaan Wilayah dan Pengembangan Ekonomi Lokal
Berbasis Pertanian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Siahaan, Santi R., Purba, Elvis F., dan Simangunsong, Ridhon MB. 2001.
Pengantar Ekonomi Pembangunan. Medan: Universitas HKBP Nommensen.
112
Sofyanto. 2015. Analisis Peran Sub Sektor Pertanian Dalam Pembangunan
Daerah di Kabupaten Batang (Pendekatan Location Quotient dan Shift Share
Analysis). (Skripsi). Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Tumangkeng, Steeva. 2018. Analisis Potensi Ekonomi di Sektor dan Sub Sektor
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kota Tomohon. Jurnal Berkala Ilmiah
Efisiensi, Vol. 18 No. 1, hal 127-138
Todaro, Michael P dan Smith C. Stephen. 2014. Economic Development 12th
Edition. United States of America: Pearson Education.
Zaini, Achmad. 2019. Pengembangan Sektor Unggulan di Kalimantan Timur.
Yogyakarta: Deepublish.
113
LAMPIRAN
114
Lampiran 1. Peta Wilayah Kawasan Gerbangkertosusila
Sumber: RTRW Provinsi Jawa Timur
115
Lampiran 2. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Provinsi Jawa Timur Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun
2010-2019
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 133504,56 138870,1 146002,57 150463,72 155783,95 160889,4 164762,91 167360,57 163861,49 165665,38
Tanaman Pangan 46010,26 46435,34 47585,49 48241,23 49679,13 51233,8 52136,82 51084,28 49134,79 48467,49
Tanaman Hortikultura 13372,9 14305,9 14461,71 14298,05 14735,31 15476,6 16541,38 16342,74 15842,69 16264,92
Perkebunan 20785,2 22121,04 23452,4 23877,69 25064,6 25379,1 25192,05 25834,25 25816,98 26902,79
Peternakan 26996,4 28126,7 29055,79 29365,63 29704,57 30302,8 31360,23 32584,45 32075,1 32814,08
Jasa Pertanian dan Perburuan 1507,7 1532,8 1658,79 1730,23 1792,32 1846,1 1891,13 1921,02 1765,55 1787,59
Kehutanan dan Penebangan Kayu 4239,6 4501 5675,79 6046,94 6055,08 6257,5 5709,67 6122,53 6041,82 6309,03
Perikanan 20592,5 21847,32 24112,6 26903,95 28752,94 30393,5 31931,63 33471,3 33184,56 33119,48
Pertambangan dan Penggalian 54020,53 58140,33 58287,95 59049,99 60862,35 65707,01 75024,9 80636,38 82556,79 83770,52
Industri Pengolahan 292708,39 306072,36 326681,77 345794,56 372316,3 393272,95 410741,31 434114,16 466908,04 498875,23
Pengadaan Listrik dan Gas 4491,98 4404,97 4259,04 4380,34 4545,12 4455,27 4483,93 4599,54 4499 4561,03
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 1075,88 1171,31 1182,01 1231,05 1234,13 1299,27 1366,67 1454,64 1515,43 1588,35
Konstruksi 89693,03 95157,73 102250,92 110485,45 116498,23 120688,27 127334,64 136136,39 145140,2 153689,59
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 174755,5 190771,67 206433,67 219246,07 230225,8 243014,66 257126,66 273213,4 290398,8 307838,27
Transportasi dan Pergudangan 27082,43 29399,87 31528,72 34241,21 36461,76 38895,67 41115,33 43835,33 46712,45 48471,4
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 47096,42 51667,02 54601,23 57684,94 62807,8 67657,04 73397,92 79202,19 85247,5 91711,07
Informasi dan Komunikasi 47548,21 51881,62 58299,18 65313,95 69155,1 73639,96 79216,96 84699,18 90416,22 97070,64
Jasa Keuangan dan Asuransi 22070,51 24088,32 26668,02 30348,35 32399,64 34730,26 37158,62 38064,5 39859,92 41398,81
Real Estate 16306,3 17737,71 19153,83 20565,06 21998,29 23092,64 24298,54 25247,61 26823,05 28441,5
Jasa Perusahaan 7774,01 8156,66 8416,88 9044,15 9815 10349,05 10884,7 11486,87 12308,51 13128,02
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 26534,09 27823,81 28210,09 28564,75 28729,58 30236,25 31668,14 32369,74 33730,19 34984,34
Jasa Pendidikan 24944,81 26494,05 28789,37 31265,46 33164,9 35330,67 37438,7 38931,65 41046,23 44018,96
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5408,94 6353,04 7033,06 7592,82 8212,85 8743,34 9245,38 9743,84 10485,66 11277,8
Jasa Lainnya 15633,25 16211,2 16666,33 17517,93 18473,7 19374,39 20298,2 21203,59 22259,62 23652,24
Produk Domestik Regional Bruto 990648,84 1054401,77 1124464,64 1192789,8 1262684,5 1331376,1 1405563,51 1482299,58 1563769,1 1650143,15
Lapangan Usaha PDRB ADHK Provinsi Jawa Timur (Miliar)
116
Lampiran 3. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Gresik Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2010-2019
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 4339,93 4496,28 4730,24 4986,42 5244,72 5563,3 5911 6174,9 6030 6053,9
Tanaman Pangan 1159 1181,94 1209,13 1193,89 1216,69 1248,4 1259,63 1265,24 1149,32 1135,11
Tanaman Hortikultura 89,94 94,43 95,47 94,75 95,75 87,9 93,4 93,24 89,24 91,41
Perkebunan 170,03 175,68 183,93 183,22 186,38 195,83 201,57 197,6 175,47 181,62
Peternakan 723,38 744,72 767,14 769,4 773,36 810,57 850,59 880,54 865,91 889,32
Jasa Pertanian dan Perburuan 29,5 30,12 31,22 32,25 33,57 35,6 38,42 37,67 34,37 33,9
Kehutanan dan Penebangan Kayu 1,46 1,53 1,82 1,98 1,95 2,23 1,77 1,85 1,81 1,82
Perikanan 2166,62 2267,86 2441,53 2710,93 2937,02 3182,77 3465,62 3698,76 3713,88 3720,72
Pertambangan dan Penggalian 7627,76 8020,09 8348,89 7797,53 8531,41 9038,1 9232,4 9605,7 9895,8 9844,4
Industri Pengolahan 28758,58 30365,66 32380,79 37267,13 37267,13 39359,8 41018,7 43195,7 45980,6 48470,4
Pengadaan Listrik dan Gas 307,85 346,22 389,81 417,22 448,25 445,8 467,5 491,8 519,1 544,3
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 38,94 42,02 43,07 46,4 47,06 49,4 51,8 55,4 58,2 61,8
Konstruksi 4648,19 5008 5397,87 5842,46 6315,84 6939,2 7617,1 8337,1 9072,4 9893,3
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 6236,31 6929,26 7652,72 8377,57 8935,82 9757,2 10546,8 11244,5 12006,7 12814,6
Transportasi dan Pergudangan 1259,72 1345,23 1433,7 1528,91 1619,18 1741,8 1834,8 1940 2089,5 2337,5
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 603,34 658,31 712,59 765,69 835,35 908,4 995,1 1084,4 1183,4 1281,9
Informasi dan Komunikasi 2159,39 2366,05 2619,15 2938,57 3131,93 3346 3638,4 3958,5 4304,8 4722,8
Jasa Keuangan dan Asuransi 573,13 623,31 687,1 771,52 811,26 870,8 935,5 969,4 1039,8 1084,2
Real Estate 735,62 784,32 836,47 891,85 949 1006,2 1095,6 1153,4 1263,1 1362,9
Jasa Perusahaan 158,28 165,58 172,81 183,42 199,11 213,8 229,3 245,1 268 285,3
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 780,26 837,29 867,9 883,88 885,65 942,6 999,3 1039,8 1094 1136,2
Jasa Pendidikan 473,75 504,21 539,82 576,43 616,61 665,2 713,1 761,9 822,1 891,6
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 191,05 220,67 242,12 267,74 282,84 305,3 324,5 345,8 375,9 405,5
Jasa Lainnya 176,53 186,2 193,74 204,48 214,88 227,5 239,2 252,2 272,4 294,9
Produk Domestik Regional Bruto 59068,63 62898,7 67248,79 73747,22 76336,04 81380,4 85850,1 90855,6 96275,98 101485,3
Lapangan Usaha PDRB ADHK Kabupaten Gresik (Miliar)
117
Lampiran 4. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Bangkalan Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun
2010-2019
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 2988,81 3078,17 3155,53 3310,41 3402,53 3541,6 3669,2 3693,9 3726,65 3694,7
Tanaman Pangan 1180,84 1204,39 1226,7 1268,82 1312,39 1344,4 1375,58 1278,09 1230,9 1142,03
Tanaman Hortikultura 81,33 85,46 86,74 88,09 90,48 90,31 91,73 88,28 84,6 86,83
Perkebunan 139,73 141,77 143,43 145,84 148,66 153 157,04 155,88 145,34 148,16
Peternakan 652,13 684,03 690,6 708,22 711,54 764,98 794,38 825,96 857,5 891,53
Jasa Pertanian dan Perburuan 24,98 25,37 25,9 26,86 27,72 27,62 29 29,18 26,83 27,71
Kehutanan dan Penebangan Kayu 14,44 14,76 15,7 16,37 16,52 18,77 18,34 19,58 19,41 19,95
Perikanan 895,36 922,39 966,46 1056,21 1095,22 1142,52 1203,13 1296,93 1362,07 1378,49
Pertambangan dan Penggalian 7629,5 7634,66 6833,65 6249,75 6913,23 5911,77 5439,09 5501,71 5626,28 5239,33
Industri Pengolahan 281,83 296,66 312,24 329,37 345,1 361,87 374,81 398,89 423,93 439,34
Pengadaan Listrik dan Gas 5,1 5,59 6,14 6,4 6,76 7,09 7,34 7,58 7,93 8,36
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 9,52 10,08 10,62 11,17 11,53 12,05 12,47 12,91 13,31 14,07
Konstruksi 1066,91 1205,1 1370,08 1486,57 1614,89 1731,63 1840,63 1961,19 2106,32 2279,87
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 176,78 180,81 180,45 187,92 197,63 205,92 216,13 229,86 246,74 2906,47
Transportasi dan Pergudangan 1524,58 1661,51 1825,23 1989,13 2130,77 2229,91 2381,57 2547,4 2721,26 263,58
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 109,88 119,11 129,28 136,04 147,13 159,13 172,72 188,14 204,21 220,09
Informasi dan Komunikasi 528,96 557,04 606,24 682,77 730,61 783,04 847,17 916,98 991,38 1073,78
Jasa Keuangan dan Asuransi 188,05 200,38 216,59 238,58 249,26 257,5 273,06 287,72 304,77 318,38
Real Estate 126,81 135,35 145,66 154,54 162,07 171,31 181,94 191,89 205,07 217,96
Jasa Perusahaan 28,4 29,59 30,78 32,11 33,52 35,43 37,03 38,87 41,41 44,02
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 624,71 680,38 710,76 726,08 733,3 768,08 802,29 841,29 888,74 923,86
Jasa Pendidikan 450,3 465,48 488,38 506,48 529,05 560,45 585,54 612,83 654,75 696,54
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 41,97 44,8 47,89 49,93 52,5 56,24 59,63 63,61 68,38 73,68
Jasa Lainnya 99,3 101,81 103,76 106,75 109,35 113,82 118,03 123,83 130,89 137,79
Produk Domestik Regional Bruto 15881,41 16406,52 16173,28 16204 17369,23 16906,84 17018,65 17618,6 18362,02 18551,82
Lapangan Usaha PDRB ADHK Kabupaten Bangkalan (Miliar)
118
Lampiran 5. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Mojokerto Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun
2010-2019
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 3140,82 3277,3 3457,15 3561,46 3663,42 3741,89 3848,04 3878,25 3829,55 3861,93
Tanaman Pangan 1265,93 1287,88 1326,08 1348,5 1429,69 1476,26 1533,05 1484,59 1441,06 1474,87
Tanaman Hortikultura 326,91 343,31 352,85 349,95 355,47 365,31 370,95 366,5 362,27 365,72
Perkebunan 538,16 572,57 621,69 664,79 667,65 661,4 592,6 589,11 587,84 579,29
Peternakan 827,23 876,34 923,38 934,38 938,3 953,39 1055,9 1119,26 1126,27 1128,84
Jasa Pertanian dan Perburuan 33,68 34,43 35,79 36,98 38,3 38,9 38,88 39,56 37,15 37,85
Kehutanan dan Penebangan Kayu 122,6 133,78 165,21 190,12 193,97 203,79 210,1 229,2 223,64 222,45
Perikanan 26,31 28,99 32,15 36,74 40,04 42,84 46,56 50,03 51,32 52,91
Pertambangan dan Penggalian 379,98 405,51 418,64 422,89 431,8 440,32 453,56 475,1 485,87 495,87
Industri Pengolahan 18209,05 19293,67 20592,05 21905,7 23451 24995,19 26427,89 28192,78 30155,13 32102,32
Pengadaan Listrik dan Gas 24,6 26,77 29,35 30,7 32,88 33,76 34,95 36,49 38,61 40,96
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 28,12 29,03 29,69 30,65 31,23 32,04 33,6 35,68 37,58 38,88
Konstruksi 2901,78 3193,44 3503,88 3829,83 4110,41 4245,33 4447,82 4667,37 4935,33 5220,89
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 3761,82 4003,23 4265,12 4510,2 4715,27 4966,32 5255,15 5566,71 5897,69 6245,04
Transportasi dan Pergudangan 365,21 391,66 426,04 471,11 522,27 552,93 583,06 621,23 675,94 735,26
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 567 620,77 679,72 736,19 809,11 878,94 950,99 1022,25 1091,88 1162,88
Informasi dan Komunikasi 1859,37 2049,93 2344,79 2605,61 2838,9 3026,24 3248,97 3462,5 3679,41 3933,97
Jasa Keuangan dan Asuransi 438,33 481,67 535,01 600,51 648,67 693,45 741,33 767,83 803,67 837,54
Real Estate 517,36 564,15 613,21 666,67 715,8 754,27 783,15 815,76 852,13 892,49
Jasa Perusahaan 51,18 55,37 58,78 63,74 69,25 73,18 76,78 80,57 85,45 91,17
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 975,48 1025,02 1046,49 1059,88 1059,41 1104,67 1156,25 1183,81 1233,15 1273,31
Jasa Pendidikan 449,17 476,43 509,5 546,42 584,58 623,93 659,8 689,26 724,96 760,76
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 117,29 131,04 142,34 154,89 178,02 184 193,7 203,71 217,78 235,59
Jasa Lainnya 360,49 380,78 395,56 411,97 429,98 445,86 465,55 488,52 514,77 541,83
Produk Domestik Regional Bruto 34147,05 36405,77 39047,32 41608,42 44292 46792,32 49360,59 52187,82 55258,9 58470,69
Lapangan Usaha PDRB ADHK Kabupaten Mojokerto (Miliar)
119
Lampiran 6. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kota Mojokerto Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2010-2019
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 23,53 23,45 23,86 22,7 23,75 24,47 24,95 25,36 25,55 25,16
Tanaman Pangan 14,29 14,05 14,45 13,84 14,76 15,62 15,95 15,94 16,08 15,64
Tanaman Hortikultura 0,86 0,86 0,88 0,9 0,91 0,83 0,84 0,85 0,83 0,84
Perkebunan 0,46 0,47 0,46 0,52 0,52 0,4 0,39 0,37 0,37 0,36
Peternakan 5,82 5,88 5,69 5,18 5,17 5,16 5,21 5,44 5,44 5,5
Jasa Pertanian dan Perburuan 0,29 0,29 0,31 0,29 0,3 0,28 0,28 0,27 0,26 0,26
Kehutanan dan Penebangan Kayu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Perikanan 1,81 1,9 2,07 1,97 2,09 2,18 2,28 2,49 2,57 2,56
Pertambangan dan Penggalian 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Industri Pengolahan 335,8 350,39 362,54 379,76 402,6 427,1 451,45 479,25 507 525,86
Pengadaan Listrik dan Gas 2,73 3,1 3,43 3,46 3,63 3,71 3,84 4 4,19 4,45
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 5,36 5,17 5,35 5,23 5,22 5,35 5,56 5,84 6,08 6,38
Konstruksi 332,56 353,79 373,33 396,16 420,01 434,9 455,98 483,7 511,85 541,45
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 873,41 927,25 994,55 1059,68 1120,28 1185,37 1250,66 1327,94 1410,38 1493,49
Transportasi dan Pergudangan 84,7 87,55 90,36 93,25 96,88 102,01 107,66 115,05 122,21 131,72
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 182,81 195,52 207,13 216,26 229,79 244,23 261,94 281,23 303,43 327,02
Informasi dan Komunikasi 386,9 414,95 450,08 485,6 523,83 563,28 604,07 644,05 685,62 735,25
Jasa Keuangan dan Asuransi 210,66 225,8 242,15 263,98 280,53 297,28 315,46 325,38 340,46 355,62
Real Estate 87,93 91,42 97,58 104,11 109,03 113,71 119,38 123,84 128,76 133,95
Jasa Perusahaan 22,61 23,9 25,05 26,42 28,29 29,86 31,34 33 34,76 36,63
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 151,71 161,82 167,85 171,84 173,39 183,38 192,78 199,25 208,05 216,93
Jasa Pendidikan 135,19 140,7 145,42 157,03 165,03 175,62 185,64 192,72 200,8 213,16
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 31,46 35,18 39,14 42,35 45,87 47,29 50,01 52,72 55,69 59,02
Jasa Lainnya 119,8 125,61 130,6 138,83 146,51 153,81 160,83 167,11 174,4 184,59
Produk Domestik Regional Bruto 2987,16 3165,6 3358,42 3566,66 3774,64 3991,37 4221,55 4460,44 4719,23 4990,68
Lapangan Usaha PDRB ADHK Kota Mojokerto (Miliar)
120
Lampiran 7. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kota Surabaya Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2010-2019
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 431,54 440,98 467,1 504,36 522,21 546,94 570,79 589,91 581,43 576,22
Tanaman Pangan 23,69 23,99 24,44 23,86 24,22 25,98 26,48 23,24 21,92 20,57
Tanaman Hortikultura 18,12 18,52 18,82 18,87 19,13 18,27 19,24 17,4 17,09 17,06
Perkebunan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Peternakan 19,3 19,78 20,07 20,21 20,32 21,38 22,32 22,71 22,8 23,33
Jasa Pertanian dan Perburuan 0,91 0,91 0,93 0,95 0,97 1,04 1,08 1,06 1,04 0,98
Kehutanan dan Penebangan Kayu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Perikanan 369,52 377,78 402,84 440,47 457,57 480,27 501,67 525,5 518,58 514,28
Pertambangan dan Penggalian 16,71 17,13 17,44 18,1 18,67 19,42 20,03 20,54 20,76 20,78
Industri Pengolahan 45351,16 47601,83 51100,74 54429,33 59944,23 63467,8 66582,83 69881,29 73328,75 77312,37
Pengadaan Listrik dan Gas 1948,23 1828,01 1643,23 1610,56 1579,91 1530,67 1514,66 1541,13 1540,01 1546,27
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 416,58 451,7 460,96 470,74 474,29 498,81 528,32 564,41 583,12 605,98
Konstruksi 23729,94 25457,72 27182,99 29357,61 31355,93 32250,14 33864,74 36208,18 38480,42 40576,45
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 66954,86 72316,56 77408,1 82675,26 86711,52 92084,79 97443,6 103301,1 109870,3 116343,6
Transportasi dan Pergudangan 10966,48 11742,11 12667,18 13686,4 14843,76 15797,14 16569,18 17707,95 19046,86 20497,98
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 31651,76 34358,76 36714,49 39334,03 42503,08 45918,31 49881,3 54192,88 58419,74 62898,69
Informasi dan Komunikasi 13366,55 14710,69 16403,6 18494,07 19701,37 20958,31 22421,13 23974,91 25613,45 27531,9
Jasa Keuangan dan Asuransi 9947,34 10687,47 11781,1 13778,31 14851,44 15964,08 17184,79 17685,81 18541,12 19187,83
Real Estate 6105,9 6631,62 7314,01 7747 8264,39 8683,39 9145,63 9610,23 10165,86 10784,96
Jasa Perusahaan 5697,32 6006 6282,19 6586,34 7011,36 7388,57 7761,41 8278,2 8867,97 9474,54
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 3736,74 3818,58 3931,91 3981,24 3994,51 4172,2 4384,61 4597,27 4697,03 4867,86
Jasa Pendidikan 5444,98 5685,74 6276,78 6758,83 7144,69 7595,52 8052,65 8531,78 9064,16 9668,1
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1533,11 1809,69 2018,03 2199,1 2405,6 2502,68 2649,12 2804,62 3023,59 3254,6
Jasa Lainnya 3905,54 4122,06 4222,23 4419,45 4620,62 4836,4 5077,81 5224,6 5495,45 5821,77
Produk Domestik Regional Bruto 231204,7 247686,7 265892,1 286050,7 305947,6 324215,2 343652,6 364714,8 387340 410969,9
Lapangan Usaha PDRB ADHK Kota Surabaya (Miliar)
121
Lampiran 8. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sidoarjo Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun
2010-2019
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 1961,68 1988,39 2171,33 2290,73 2396,77 2509,2 2604,2 2654,5 2551,72 2558,3
Tanaman Pangan 452,49 422,4 471 454,82 472,21 511,63 509,64 465,6 435,33 422,12
Tanaman Hortikultura 37,38 31,62 27,61 19,46 18,48 17,56 19,01 18,85 18,12 18,42
Perkebunan 137,86 140,29 160,52 154,89 140,96 124,46 124,48 114,14 115,08 115,38
Peternakan 200,7 208,4 218,21 221,35 225,68 227,84 240,89 250,58 243,44 249,69
Jasa Pertanian dan Perburuan 9,31 8,08 9,52 8,96 8,88 9,28 9,64 9,56 8,42 8,44
Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,58 0,69 0,73 0,71 0,59 0,5 0,52 0,53 0,51 0,51
Perikanan 1123,36 1176,91 1283,74 1430,54 1529,97 1617,93 1700,02 1795,24 1730,82 1743,74
Pertambangan dan Penggalian 180,75 149,71 153,35 131,91 151,77 139,26 146,55 151,05 154,19 156,8
Industri Pengolahan 41337,49 43545,13 46274,83 49174,8 52756,52 55755,89 58274,85 61596,91 65982,68 71841,26
Pengadaan Listrik dan Gas 962,46 969,55 1006,93 1102,65 1183,33 1144,91 1123,4 1148,32 1074,4 1066
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 68,81 76,36 78,94 82,3 83,87 87,38 90,93 96,74 100,73 105,33
Konstruksi 7581,35 8094,45 8593,27 9173,87 9786,09 10144,36 10777,95 11538,53 12240,07 12962,68
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 12197,96 13471 14722,83 16091,38 17142,35 17938,33 19059,37 20271,72 21439,52 22721,47
Transportasi dan Pergudangan 6583,96 7485,22 8175,05 8642,23 8691,66 9150,1 9833,8 10401,34 10853 9721,5
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2531,27 2724,21 2924,49 3135,88 3418,66 3694,81 4023,28 4344,22 4649,96 5009,07
Informasi dan Komunikasi 3034,94 3319,74 3722,73 4081,9 4438,62 4744,06 5132,6 5494,45 5826,31 6265,61
Jasa Keuangan dan Asuransi 841,44 929,03 1050,43 1181,14 1259,48 1347,52 1446,72 1490,05 1552,62 1614,03
Real Estate 820,28 854,9 900,91 956,4 1021,25 1079,86 1154,48 1198,69 1271,82 1348,25
Jasa Perusahaan 138,04 144,7 150,99 158,51 169,09 177,62 187,34 197,61 210,9 224,06
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1726,81 1842,67 1874,25 1908,22 1932,66 1973,45 2070,54 2118,37 2205,65 2289,68
Jasa Pendidikan 914,82 971,63 1064,23 1160,33 1235,5 1324,62 1405,82 1451,23 1525,1 1637,65
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 235,28 274 296,66 319,22 348,51 366,26 387,73 407,27 432,8 458,99
Jasa Lainnya 355,39 371,67 382,65 401,05 418,15 435,17 459,62 478,06 499,72 530,55
Produk Domestik Regional Bruto 81472,73 87212,36 93543,87 99992,52 106434,3 112012,8 118179,2 125039,1 132571,2 140511,2
Lapangan Usaha PDRB ADHK Kabupaten Sidoarjo (Miliar)
122
Lampiran 9. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Lamongan Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun
2010-2019
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 6316,31 6587,09 7059,02 7478,65 7851,06 8212,42 8567,51 8712,12 8509,01 8519,45
Tanaman Pangan 2689,55 2600,25 2754,34 2779,37 2898,17 2986,63 3093,38 3001,16 2857,31 2802,8
Tanaman Hortikultura 123,94 134,5 139,27 139,79 142,83 153,17 166,56 162,7 160,73 162,56
Perkebunan 137,01 148,83 161,68 166,92 172,57 171,53 175,32 177,38 177,25 179,54
Peternakan 699,19 736,57 768,35 771,1 775,19 793,8 819,28 842,87 834,31 846,7
Jasa Pertanian dan Perburuan 48,08 49,54 52,78 53,8 55,77 57,25 59,07 60,89 56,02 57,09
Kehutanan dan Penebangan Kayu 87,3 94,9 118,21 132,32 133,88 135,35 123,04 130,59 127,99 130,43
Perikanan 2531,24 2822,5 3064,39 3435,35 3672,65 3914,69 4130,86 4336,53 4295,4 4340,33
Pertambangan dan Penggalian 221,26 233,94 240,47 244,45 259,32 284,32 293,04 312,87 341,59 353,96
Industri Pengolahan 1142,47 1237,39 1317,05 1408,47 1571,8 1693 1840,38 2047,19 2608,03 2912,22
Pengadaan Listrik dan Gas 11,88 13,11 14,44 14,99 15,93 16,18 17,63 18,63 19,75 20,96
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 19,95 19,78 20,64 22,27 23,05 24,3 25,63 27,6 29,03 31,26
Konstruksi 1876,15 1963,77 2042,51 2162,73 2271,86 2309,48 2455,9 2670,82 2866,86 3152,79
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2873,64 3168,17 3466 3807,25 4105,55 4401,92 4709,81 5027,11 5370,24 5700,62
Transportasi dan Pergudangan 120,15 127,44 135,44 146,4 159,38 171,5 186,36 201,57 220,21 239,78
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 205,81 227,17 240,11 254,62 279,21 314,95 345,93 390,03 427,99 460,84
Informasi dan Komunikasi 1205,32 1299,45 1401,35 1510,79 1613,57 1726,91 1848,54 2010,23 2167,63 2380,71
Jasa Keuangan dan Asuransi 291,83 319,08 352,03 400,44 426,03 456,47 487,59 508,4 532,8 555,17
Real Estate 304,34 340,1 376,99 411,27 444,47 480,17 508,72 547,99 592,71 633,67
Jasa Perusahaan 47,76 49,88 51,86 54,89 58,38 62,38 65,97 69,35 74,98 80,11
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 776,25 839,77 851,89 866,27 869,61 922,21 960,68 989,31 1035,13 1073,92
Jasa Pendidikan 407,34 437,03 473,75 515,18 556,36 600,66 639,1 679,17 730,91 789,2
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 111,56 132,84 148,74 162,28 178 194,27 210,32 227,04 246,83 266,18
Jasa Lainnya 343,22 364,48 370,41 387,89 416,36 445,74 460,68 483,52 507,22 538,62
Produk Domestik Regional Bruto 16275,24 17360,49 18562,7 19848,84 21099,94 22316,88 23623,79 24922,95 26280,92 27709,46
Lapangan Usaha PDRB ADHK Kabupaten Lamongan (Miliar)
123
Lampiran 10. Hasil Analisis LQ Kabupaten Gresik Tahun 2010-2019
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tanaman Pangan 0,42 0,43 0,42 0,40 0,41 0,40 0,40 0,40 0,38 0,38 0,40
Tanaman Hortikultura 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,10
Perkebunan 0,14 0,13 0,13 0,12 0,12 0,13 0,13 0,12 0,11 0,11 0,13
Peternakan 0,45 0,44 0,44 0,42 0,43 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44
Jasa Pertanian dan Perburuan 0,33 0,33 0,31 0,30 0,31 0,32 0,33 0,32 0,32 0,31 0,32
Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,00 0,00 0,00 0,01
Perikanan 1,76 1,74 1,69 1,63 1,69 1,71 1,78 1,80 1,82 1,83 1,75
Pertambangan dan Penggalian 2,37 2,31 2,40 2,14 2,32 2,25 2,01 1,94 1,95 1,91 2,16
Industri Pengolahan 1,65 1,66 1,66 1,74 1,66 1,64 1,64 1,62 1,60 1,58 1,64
Pengadaan Listrik dan Gas 1,15 1,32 1,53 1,54 1,63 1,64 1,71 1,74 1,87 1,94 1,61
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,61 0,60 0,61 0,61 0,63 0,62 0,62 0,62 0,62 0,63 0,62
Konstruksi 0,87 0,88 0,88 0,86 0,90 0,94 0,98 1,00 1,02 1,05 0,94
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 0,60 0,61 0,62 0,62 0,64 0,66 0,67 0,67 0,67 0,68 0,64
Transportasi dan Pergudangan 0,78 0,77 0,76 0,72 0,73 0,73 0,73 0,72 0,73 0,78 0,75
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,21 0,21 0,22 0,21 0,22 0,22 0,22 0,22 0,23 0,23 0,22
Informasi dan Komunikasi 0,76 0,76 0,75 0,73 0,75 0,74 0,75 0,76 0,77 0,79 0,76
Jasa Keuangan dan Asuransi 0,44 0,43 0,43 0,41 0,41 0,41 0,41 0,42 0,42 0,43 0,42
Real Estate 0,76 0,74 0,73 0,70 0,71 0,71 0,74 0,75 0,76 0,78 0,74
Jasa Perusahaan 0,34 0,34 0,34 0,33 0,34 0,34 0,34 0,35 0,35 0,35 0,34
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,49 0,50 0,51 0,50 0,51 0,51 0,52 0,52 0,53 0,53 0,51
Jasa Pendidikan 0,32 0,32 0,31 0,30 0,31 0,31 0,31 0,32 0,33 0,33 0,32
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,59 0,58 0,58 0,57 0,57 0,57 0,57 0,58 0,58 0,58 0,58
Jasa Lainnya 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,19 0,20 0,20 0,19
Produk Domestik Regional Bruto
Rata-rataLapangan Usaha LQ Kabupaten Gresik
124
Lampiran 11. Hasil Analisis LQ Kabupaten Bangkalan Tahun 2010-2019
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tanaman Pangan 1,60 1,67 1,79 1,94 1,92 2,07 2,18 2,10 2,13 2,10 1,95
Tanaman Hortikultura 0,38 0,38 0,42 0,45 0,45 0,46 0,46 0,45 0,45 0,47 0,44
Perkebunan 0,42 0,41 0,43 0,45 0,43 0,47 0,51 0,51 0,48 0,49 0,46
Peternakan 1,51 1,56 1,65 1,78 1,74 1,99 2,09 2,13 2,28 2,42 1,91
Jasa Pertanian dan Perburuan 1,03 1,06 1,09 1,14 1,12 1,18 1,27 1,28 1,29 1,38 1,18
Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,21 0,21 0,19 0,20 0,20 0,24 0,27 0,27 0,27 0,28 0,23
Perikanan 2,71 2,71 2,79 2,89 2,77 2,96 3,11 3,26 3,50 3,70 3,04
Pertambangan dan Penggalian 8,81 8,44 8,15 7,79 8,26 7,09 5,99 5,74 5,80 5,56 7,16
Industri Pengolahan 0,06 0,06 0,07 0,07 0,07 0,07 0,08 0,08 0,08 0,08 0,07
Pengadaan Listrik dan Gas 0,07 0,08 0,10 0,11 0,11 0,13 0,14 0,14 0,15 0,16 0,12
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,55 0,55 0,62 0,67 0,68 0,73 0,75 0,75 0,75 0,79 0,68
Konstruksi 0,74 0,81 0,93 0,99 1,01 1,13 1,19 1,21 1,24 1,32 1,06
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,07 0,07 0,07 0,07 0,84 0,14
Transportasi dan Pergudangan 3,51 3,63 4,02 4,28 4,25 4,51 4,78 4,89 4,96 0,48 3,93
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,15 0,15 0,16 0,17 0,17 0,19 0,19 0,20 0,20 0,21 0,18
Informasi dan Komunikasi 0,69 0,69 0,72 0,77 0,77 0,84 0,88 0,91 0,93 0,98 0,82
Jasa Keuangan dan Asuransi 0,53 0,53 0,56 0,58 0,56 0,58 0,61 0,64 0,65 0,68 0,59
Real Estate 0,49 0,49 0,53 0,55 0,54 0,58 0,62 0,64 0,65 0,68 0,58
Jasa Perusahaan 0,23 0,23 0,25 0,26 0,25 0,27 0,28 0,28 0,29 0,30 0,26
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1,47 1,57 1,75 1,87 1,86 2,00 2,09 2,19 2,24 2,35 1,94
Jasa Pendidikan 1,13 1,13 1,18 1,19 1,16 1,25 1,29 1,32 1,36 1,41 1,24
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,48 0,45 0,47 0,48 0,46 0,51 0,53 0,55 0,56 0,58 0,51
Jasa Lainnya 0,40 0,40 0,43 0,45 0,43 0,46 0,48 0,49 0,50 0,52 0,46
Produk Domestik Regional Bruto
Lapangan Usaha LQ Kabupaten Bangkalan
Rata-rata
125
Lampiran 12. Hasil Analisis LQ Kabupaten Mojokerto Tahun 2010-2019
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tanaman Pangan 0,80 0,80 0,80 0,80 0,82 0,82 0,84 0,83 0,83 0,86 0,82
Tanaman Hortikultura 0,71 0,70 0,70 0,70 0,69 0,67 0,64 0,64 0,65 0,63 0,67
Perkebunan 0,75 0,75 0,76 0,80 0,76 0,74 0,67 0,65 0,64 0,61 0,71
Peternakan 0,89 0,90 0,92 0,91 0,90 0,90 0,96 0,98 0,99 0,97 0,93
Jasa Pertanian dan Perburuan 0,65 0,65 0,62 0,61 0,61 0,60 0,59 0,58 0,60 0,60 0,61
Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,84 0,86 0,84 0,90 0,91 0,93 1,05 1,06 1,05 1,00 0,94
Perikanan 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,05 0,04
Pertambangan dan Penggalian 0,20 0,20 0,21 0,21 0,20 0,19 0,17 0,17 0,17 0,17 0,19
Industri Pengolahan 1,80 1,83 1,82 1,82 1,80 1,81 1,83 1,84 1,83 1,82 1,82
Pengadaan Listrik dan Gas 0,16 0,18 0,20 0,20 0,21 0,22 0,22 0,23 0,24 0,25 0,21
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,76 0,72 0,72 0,71 0,72 0,70 0,70 0,70 0,70 0,69 0,71
Konstruksi 0,94 0,97 0,99 0,99 1,01 1,00 0,99 0,97 0,96 0,96 0,98
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 0,62 0,61 0,59 0,59 0,58 0,58 0,58 0,58 0,57 0,57 0,59
Transportasi dan Pergudangan 0,39 0,39 0,39 0,39 0,41 0,40 0,40 0,40 0,41 0,43 0,40
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,35 0,35 0,36 0,37 0,37 0,37 0,37 0,37 0,36 0,36 0,36
Informasi dan Komunikasi 1,13 1,14 1,16 1,14 1,17 1,17 1,17 1,16 1,15 1,14 1,15
Jasa Keuangan dan Asuransi 0,58 0,58 0,58 0,57 0,57 0,57 0,57 0,57 0,57 0,57 0,57
Real Estate 0,92 0,92 0,92 0,93 0,93 0,93 0,92 0,92 0,90 0,89 0,92
Jasa Perusahaan 0,19 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1,07 1,07 1,07 1,06 1,05 1,04 1,04 1,04 1,03 1,03 1,05
Jasa Pendidikan 0,52 0,52 0,51 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,49 0,51
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,63 0,60 0,58 0,58 0,62 0,60 0,60 0,59 0,59 0,59 0,60
Jasa Lainnya 0,67 0,68 0,68 0,67 0,66 0,65 0,65 0,65 0,65 0,65 0,66
Produk Domestik Regional Bruto
LQ Kabupaten MojokertoRata-rataLapangan Usaha
126
Lampiran 13. Hasil Analisis LQ Kota Mojokerto Tahun 2010-2019
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 12
Tanaman Pangan 0,103 0,101 0,102 0,096 0,099 0,102 0,102 0,104 0,108 0,107 0,102
Tanaman Hortikultura 0,021 0,020 0,020 0,021 0,021 0,018 0,017 0,017 0,017 0,017 0,019
Perkebunan 0,007 0,007 0,007 0,007 0,007 0,005 0,005 0,005 0,005 0,004 0,006
Peternakan 0,071 0,070 0,066 0,059 0,058 0,057 0,055 0,055 0,056 0,055 0,060
Jasa Pertanian dan Perburuan 0,064 0,063 0,063 0,056 0,056 0,051 0,049 0,047 0,049 0,048 0,054
Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Perikanan 0,029 0,029 0,029 0,024 0,024 0,024 0,024 0,025 0,026 0,026 0,026
Pertambangan dan Penggalian 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Industri Pengolahan 0,380 0,381 0,372 0,367 0,362 0,362 0,366 0,367 0,360 0,349 0,367
Pengadaan Listrik dan Gas 0,202 0,234 0,270 0,264 0,267 0,278 0,285 0,289 0,309 0,323 0,272
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 1,652 1,470 1,515 1,421 1,415 1,374 1,355 1,334 1,329 1,328 1,419
Konstruksi 1,230 1,238 1,222 1,199 1,206 1,202 1,192 1,181 1,169 1,165 1,200
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1,657 1,619 1,613 1,616 1,628 1,627 1,619 1,615 1,609 1,604 1,621
Transportasi dan Pergudangan 1,037 0,992 0,960 0,911 0,889 0,875 0,872 0,872 0,867 0,899 0,917
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,287 1,260 1,270 1,254 1,224 1,204 1,188 1,180 1,179 1,179 1,223
Informasi dan Komunikasi 2,699 2,664 2,585 2,486 2,534 2,551 2,539 2,527 2,513 2,504 2,560
Jasa Keuangan dan Asuransi 3,165 3,122 3,040 2,909 2,896 2,855 2,827 2,841 2,830 2,840 2,933
Real Estate 1,788 1,717 1,706 1,693 1,658 1,642 1,636 1,630 1,591 1,557 1,662
Jasa Perusahaan 0,965 0,976 0,996 0,977 0,964 0,962 0,959 0,955 0,936 0,923 0,961
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1,896 1,937 1,992 2,012 2,019 2,023 2,027 2,046 2,044 2,050 2,005
Jasa Pendidikan 1,797 1,769 1,691 1,680 1,665 1,658 1,651 1,645 1,621 1,601 1,678
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,929 1,844 1,863 1,865 1,868 1,804 1,801 1,798 1,760 1,730 1,826
Jasa Lainnya 2,541 2,581 2,624 2,650 2,653 2,648 2,638 2,619 2,596 2,580 2,613
Produk Domestik Regional Bruto
Lapangan Usaha LQ Kota Mojokerto
Rata-rata
127
Lampiran 14. Hasil Analisis LQ Kota Surabaya Tahun 2010-2019
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tanaman Pangan 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002
Tanaman Hortikultura 0,006 0,006 0,006 0,006 0,005 0,005 0,005 0,004 0,004 0,004 0,005
Perkebunan 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Peternakan 0,003 0,003 0,003 0,003 0,003 0,003 0,003 0,003 0,003 0,003 0,003
Jasa Pertanian dan Perburuan 0,003 0,003 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002
Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Perikanan 0,077 0,074 0,071 0,068 0,066 0,065 0,064 0,064 0,063 0,062 0,067
Pertambangan dan Penggalian 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001
Industri Pengolahan 0,664 0,662 0,662 0,656 0,664 0,663 0,663 0,654 0,634 0,622 0,654
Pengadaan Listrik dan Gas 1,858 1,767 1,632 1,533 1,435 1,411 1,382 1,362 1,382 1,361 1,512
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 1,659 1,642 1,649 1,595 1,586 1,577 1,581 1,577 1,553 1,532 1,595
Konstruksi 1,134 1,139 1,124 1,108 1,111 1,097 1,088 1,081 1,070 1,060 1,101
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1,642 1,614 1,586 1,572 1,554 1,556 1,550 1,537 1,527 1,518 1,566
Transportasi dan Pergudangan 1,735 1,700 1,699 1,667 1,680 1,668 1,648 1,642 1,646 1,698 1,678
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,880 2,831 2,844 2,843 2,793 2,787 2,780 2,781 2,767 2,754 2,806
Informasi dan Komunikasi 1,205 1,207 1,190 1,181 1,176 1,169 1,158 1,150 1,144 1,139 1,172
Jasa Keuangan dan Asuransi 1,931 1,889 1,868 1,893 1,892 1,888 1,892 1,888 1,878 1,861 1,888
Real Estate 1,604 1,592 1,615 1,571 1,550 1,544 1,539 1,547 1,530 1,523 1,562
Jasa Perusahaan 3,140 3,135 3,156 3,037 2,948 2,932 2,916 2,929 2,909 2,898 3,000
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,603 0,584 0,589 0,581 0,574 0,567 0,566 0,577 0,562 0,559 0,576
Jasa Pendidikan 0,935 0,914 0,922 0,901 0,889 0,883 0,880 0,891 0,892 0,882 0,899
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,214 1,213 1,213 1,208 1,209 1,175 1,172 1,170 1,164 1,159 1,190
Jasa Lainnya 1,070 1,082 1,071 1,052 1,032 1,025 1,023 1,001 0,997 0,988 1,034
Produk Domestik Regional Bruto
Lapangan Usaha LQ Kota Surabaya
Rata-rata
128
Lampiran 15. Hasil Analisis LQ Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tanaman Pangan 0,12 0,11 0,12 0,11 0,11 0,12 0,12 0,11 0,10 0,10 0,11
Tanaman Hortikultura 0,03 0,03 0,02 0,02 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02
Perkebunan 0,08 0,08 0,08 0,08 0,07 0,06 0,06 0,05 0,05 0,05 0,07
Peternakan 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09
Jasa Pertanian dan Perburuan 0,08 0,06 0,07 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06
Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Perikanan 0,66 0,65 0,64 0,63 0,63 0,63 0,63 0,64 0,62 0,62 0,64
Pertambangan dan Penggalian 0,04 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,02 0,02 0,02 0,02 0,03
Industri Pengolahan 1,72 1,72 1,70 1,70 1,68 1,69 1,69 1,68 1,67 1,69 1,69
Pengadaan Listrik dan Gas 2,61 2,66 2,84 3,00 3,09 3,05 2,98 2,96 2,82 2,74 2,88
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,78 0,79 0,80 0,80 0,81 0,80 0,79 0,79 0,78 0,78 0,79
Konstruksi 1,03 1,03 1,01 0,99 1,00 1,00 1,01 1,00 0,99 0,99 1,00
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 0,85 0,85 0,86 0,88 0,88 0,88 0,88 0,88 0,87 0,87 0,87
Transportasi dan Pergudangan 2,96 3,08 3,12 3,01 2,83 2,80 2,84 2,81 2,74 2,36 2,85
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,65 0,64 0,64 0,65 0,65 0,65 0,65 0,65 0,64 0,64 0,65
Informasi dan Komunikasi 0,78 0,77 0,77 0,75 0,76 0,77 0,77 0,77 0,76 0,76 0,76
Jasa Keuangan dan Asuransi 0,46 0,47 0,47 0,46 0,46 0,46 0,46 0,46 0,46 0,46 0,46
Real Estate 0,61 0,58 0,57 0,55 0,55 0,56 0,57 0,56 0,56 0,56 0,57
Jasa Perusahaan 0,22 0,21 0,22 0,21 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,20 0,21
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,79 0,80 0,80 0,80 0,80 0,78 0,78 0,78 0,77 0,77 0,79
Jasa Pendidikan 0,45 0,44 0,44 0,44 0,44 0,45 0,45 0,44 0,44 0,44 0,44
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,53 0,52 0,51 0,50 0,50 0,50 0,50 0,50 0,49 0,48 0,50
Jasa Lainnya 0,28 0,28 0,28 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,26 0,26 0,27
Produk Domestik Regional Bruto
Lapangan Usaha LQ Kabupaten Sidoarjo
Rata-rata
129
Lampiran 16. Hasil Analisis LQ Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tanaman Pangan 3,56 3,40 3,51 3,46 3,49 3,48 3,53 3,49 3,46 3,44 3,48
Tanaman Hortikultura 0,56 0,57 0,58 0,59 0,58 0,59 0,60 0,59 0,60 0,60 0,59
Perkebunan 0,40 0,41 0,42 0,42 0,41 0,40 0,41 0,41 0,41 0,40 0,41
Peternakan 1,58 1,59 1,60 1,58 1,56 1,56 1,55 1,54 1,55 1,54 1,56
Jasa Pertanian dan Perburuan 1,94 1,96 1,93 1,87 1,86 1,85 1,86 1,89 1,89 1,90 1,89
Kehutanan dan Penebangan Kayu 1,25 1,28 1,26 1,31 1,32 1,29 1,28 1,27 1,26 1,23 1,28
Perikanan 7,48 7,85 7,70 7,67 7,64 7,68 7,70 7,71 7,70 7,80 7,69
Pertambangan dan Penggalian 0,25 0,24 0,25 0,25 0,25 0,26 0,23 0,23 0,25 0,25 0,25
Industri Pengolahan 0,24 0,25 0,24 0,24 0,25 0,26 0,27 0,28 0,33 0,35 0,27
Pengadaan Listrik dan Gas 0,16 0,18 0,21 0,21 0,21 0,22 0,23 0,24 0,26 0,27 0,22
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 1,13 1,03 1,06 1,09 1,12 1,12 1,12 1,13 1,14 1,17 1,11
Konstruksi 1,27 1,25 1,21 1,18 1,17 1,14 1,15 1,17 1,18 1,22 1,19
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1,00 1,01 1,02 1,04 1,07 1,08 1,09 1,09 1,10 1,10 1,06
Transportasi dan Pergudangan 0,27 0,26 0,26 0,26 0,26 0,26 0,27 0,27 0,28 0,29 0,27
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,27 0,27 0,27 0,27 0,27 0,28 0,28 0,29 0,30 0,30 0,28
Informasi dan Komunikasi 1,54 1,52 1,46 1,39 1,40 1,40 1,39 1,41 1,43 1,46 1,44
Jasa Keuangan dan Asuransi 0,80 0,80 0,80 0,79 0,79 0,78 0,78 0,79 0,80 0,80 0,79
Real Estate 1,14 1,16 1,19 1,20 1,21 1,24 1,25 1,29 1,31 1,33 1,23
Jasa Perusahaan 0,37 0,37 0,37 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1,78 1,83 1,83 1,82 1,81 1,82 1,80 1,82 1,83 1,83 1,82
Jasa Pendidikan 0,99 1,00 1,00 0,99 1,00 1,01 1,02 1,04 1,06 1,07 1,02
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,26 1,27 1,28 1,28 1,30 1,33 1,35 1,39 1,40 1,41 1,33
Jasa Lainnya 1,34 1,37 1,35 1,33 1,35 1,37 1,35 1,36 1,36 1,36 1,35
Produk Domestik Regional Bruto
Lapangan Usaha LQ Kabupaten Lamongan
Rata-rata
130
Lampiran 17. Rasio PDRB ADHK 2010 Kabupaten Gresik Tahun 2010 dan 2019
Lampiran 18. Rasio PDRB ADHK 2010 Kabupaten Bangkalan Tahun 2010 dan
2019
Rij Rin Rn
1 2 3 4
Tanaman Pangan -0,021 0,053 0,666
Tanaman Hortikultura 0,016 0,216 0,666
Perkebunan 0,068 0,294 0,666
Peternakan 0,229 0,215 0,666
Jasa Pertanian dan Perburuan 0,149 0,186 0,666
Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,247 0,488 0,666
Perikanan 0,717 0,608 0,666
Pertambangan dan Penggalian 0,291 0,551 0,666
Industri Pengolahan 0,685 0,704 0,666
Pengadaan Listrik dan Gas 0,768 0,015 0,666
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,587 0,476 0,666
Konstruksi 1,128 0,714 0,666
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1,055 0,762 0,666
Transportasi dan Pergudangan 0,856 0,790 0,666
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,125 0,947 0,666
Informasi dan Komunikasi 1,187 1,042 0,666
Jasa Keuangan dan Asuransi 0,892 0,876 0,666
Real Estate 0,853 0,744 0,666
Jasa Perusahaan 0,803 0,689 0,666
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,456 0,318 0,666
Jasa Pendidikan 0,882 0,765 0,666
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,122 1,085 0,666
Jasa Lainnya 0,671 0,513 0,666
Produk Domestik Regional Bruto 0,718 0,666 0,666
Rasio PDRB Kabupaten Gresik Lapangan Usaha
Rij Rin Rn
1 2 3 4
Tanaman Pangan -0,033 0,053 0,666
Tanaman Hortikultura 0,068 0,216 0,666
Perkebunan 0,060 0,294 0,666
Peternakan 0,367 0,215 0,666
Jasa Pertanian dan Perburuan 0,109 0,186 0,666
Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,382 0,488 0,666
Perikanan 0,540 0,608 0,666
Pertambangan dan Penggalian -0,313 0,551 0,666
Industri Pengolahan 0,559 0,704 0,666
Pengadaan Listrik dan Gas 0,639 0,015 0,666
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,478 0,476 0,666
Konstruksi 1,137 0,714 0,666
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 15,441 0,762 0,666
Transportasi dan Pergudangan -0,827 0,790 0,666
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,003 0,947 0,666
Informasi dan Komunikasi 1,030 1,042 0,666
Jasa Keuangan dan Asuransi 0,693 0,876 0,666
Real Estate 0,719 0,744 0,666
Jasa Perusahaan 0,550 0,689 0,666
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,479 0,318 0,666
Jasa Pendidikan 0,547 0,765 0,666
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,756 1,085 0,666
Jasa Lainnya 0,388 0,513 0,666
Produk Domestik Regional Bruto 0,168 0,666 0,666
Lapangan Usaha Rasio PDRB Kabupaten Bangkalan
131
Lampiran 19. Rasio PDRB ADHK 2010 Kabupaten Mojokerto Tahun 2010 dan
2019
Lampiran 20. Rasio PDRB ADHK 2010 Kota Mojokerto Tahun 2010 dan 2019
Rij Rin Rn
1 2 3 4
Tanaman Pangan 0,165 0,053 0,666
Tanaman Hortikultura 0,119 0,216 0,666
Perkebunan 0,076 0,294 0,666
Peternakan 0,365 0,215 0,666
Jasa Pertanian dan Perburuan 0,124 0,186 0,666
Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,814 0,488 0,666
Perikanan 1,011 0,608 0,666
Pertambangan dan Penggalian 0,305 0,551 0,666
Industri Pengolahan 0,763 0,704 0,666
Pengadaan Listrik dan Gas 0,665 0,015 0,666
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,383 0,476 0,666
Konstruksi 0,799 0,714 0,666
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 0,660 0,762 0,666
Transportasi dan Pergudangan 1,013 0,790 0,666
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,051 0,947 0,666
Informasi dan Komunikasi 1,116 1,042 0,666
Jasa Keuangan dan Asuransi 0,911 0,876 0,666
Real Estate 0,725 0,744 0,666
Jasa Perusahaan 0,781 0,689 0,666
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,305 0,318 0,666
Jasa Pendidikan 0,694 0,765 0,666
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,009 1,085 0,666
Jasa Lainnya 0,503 0,513 0,666
Produk Domestik Regional Bruto 0,712 0,666 0,666
Lapangan Usaha Rasio PDRB Kabupaten Mojokerto
Rij Rin Rn
1 2 3 4
Tanaman Pangan 0,094 0,053 0,666
Tanaman Hortikultura -0,023 0,216 0,666
Perkebunan -0,217 0,294 0,666
Peternakan -0,055 0,215 0,666
Jasa Pertanian dan Perburuan -0,103 0,186 0,666
Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,000 0,488 0,666
Perikanan 0,414 0,608 0,666
Pertambangan dan Penggalian 0,000 0,551 0,666
Industri Pengolahan 0,566 0,704 0,666
Pengadaan Listrik dan Gas 0,630 0,015 0,666
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,190 0,476 0,666
Konstruksi 0,628 0,714 0,666
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 0,710 0,762 0,666
Transportasi dan Pergudangan 0,555 0,790 0,666
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,789 0,947 0,666
Informasi dan Komunikasi 0,900 1,042 0,666
Jasa Keuangan dan Asuransi 0,688 0,876 0,666
Real Estate 0,523 0,744 0,666
Jasa Perusahaan 0,620 0,689 0,666
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,430 0,318 0,666
Jasa Pendidikan 0,577 0,765 0,666
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,876 1,085 0,666
Jasa Lainnya 0,541 0,513 0,666
Produk Domestik Regional Bruto 0,671 0,666 0,666
Lapangan Usaha Rasio PDRB Kota Mojokerto
132
Lampiran 21. Rasio PDRB ADHK 2010 Kota Surabaya Tahun 2010-2019
Lampiran 22.. Rasio PDRB ADHK 2010 Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010-2019
Rij Rin Rn
1 2 3 4
Tanaman Pangan -0,132 0,053 0,666
Tanaman Hortikultura -0,058 0,216 0,666
Perkebunan 0,000 0,294 0,666
Peternakan 0,209 0,215 0,666
Jasa Pertanian dan Perburuan 0,077 0,186 0,666
Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,000 0,488 0,666
Perikanan 0,392 0,608 0,666
Pertambangan dan Penggalian 0,244 0,551 0,666
Industri Pengolahan 0,705 0,704 0,666
Pengadaan Listrik dan Gas -0,206 0,015 0,666
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,455 0,476 0,666
Konstruksi 0,710 0,714 0,666
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 0,738 0,762 0,666
Transportasi dan Pergudangan 0,869 0,790 0,666
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,987 0,947 0,666
Informasi dan Komunikasi 1,060 1,042 0,666
Jasa Keuangan dan Asuransi 0,929 0,876 0,666
Real Estate 0,766 0,744 0,666
Jasa Perusahaan 0,663 0,689 0,666
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,303 0,318 0,666
Jasa Pendidikan 0,776 0,765 0,666
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,123 1,085 0,666
Jasa Lainnya 0,491 0,513 0,666
Produk Domestik Regional Bruto 0,778 0,666 0,666
Lapangan Usaha Rasio PDRB Kota Surabaya
Rij Rin Rn
1 2 3 4
Tanaman Pangan -0,067 0,053 0,666
Tanaman Hortikultura -0,507 0,216 0,666
Perkebunan -0,163 0,294 0,666
Peternakan 0,244 0,215 0,666
Jasa Pertanian dan Perburuan -0,093 0,186 0,666
Kehutanan dan Penebangan Kayu -0,121 0,488 0,666
Perikanan 0,552 0,608 0,666
Pertambangan dan Penggalian -0,133 0,551 0,666
Industri Pengolahan 0,738 0,704 0,666
Pengadaan Listrik dan Gas 0,108 0,015 0,666
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,531 0,476 0,666
Konstruksi 0,710 0,714 0,666
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 0,863 0,762 0,666
Transportasi dan Pergudangan 0,477 0,790 0,666
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0,979 0,947 0,666
Informasi dan Komunikasi 1,064 1,042 0,666
Jasa Keuangan dan Asuransi 0,918 0,876 0,666
Real Estate 0,644 0,744 0,666
Jasa Perusahaan 0,623 0,689 0,666
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,326 0,318 0,666
Jasa Pendidikan 0,790 0,765 0,666
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,951 1,085 0,666
Jasa Lainnya 0,493 0,513 0,666
Produk Domestik Regional Bruto 0,725 0,666 0,666
Rasio PDRB Kabupaten SidoarjoLapangan Usaha
133
Lampiran 23. Rasio PDRB ADHK 2010 Kabupaten Lamongan Tahun 2010-2019
Lampiran 24. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Gresik
Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional, Proporsional dan
Pangsa Wilayah Tahun 2010-2019
Rij Rin Rn
1 2 3 4
Tanaman Pangan 0,042 0,053 0,666
Tanaman Hortikultura 0,312 0,216 0,666
Perkebunan 0,310 0,294 0,666
Peternakan 0,211 0,215 0,666
Jasa Pertanian dan Perburuan 0,187 0,186 0,666
Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,494 0,488 0,666
Perikanan 0,715 0,608 0,666
Pertambangan dan Penggalian 0,600 0,551 0,666
Industri Pengolahan 1,549 0,704 0,666
Pengadaan Listrik dan Gas 0,764 0,015 0,666
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,567 0,476 0,666
Konstruksi 0,680 0,714 0,666
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 0,984 0,762 0,666
Transportasi dan Pergudangan 0,996 0,790 0,666
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,239 0,947 0,666
Informasi dan Komunikasi 0,975 1,042 0,666
Jasa Keuangan dan Asuransi 0,902 0,876 0,666
Real Estate 1,082 0,744 0,666
Jasa Perusahaan 0,677 0,689 0,666
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,383 0,318 0,666
Jasa Pendidikan 0,937 0,765 0,666
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,386 1,085 0,666
Jasa Lainnya 0,569 0,513 0,666
Produk Domestik Regional Bruto 0,703 0,666 0,666
Lapangan Usaha Rasio PDRB Kabupaten Lamongan
Nij Mij Cij Nij (%) Mij (%) Cij (%)
1 2 3 4 5 6 7
Tanaman Pangan 771,57 -709,67 -85,79 66,57 -61,23 -7,40
Tanaman Hortikultura 59,87 -40,42 -17,98 66,57 -44,95 -19,99
Perkebunan 113,19 -63,15 -38,45 66,57 -37,14 -22,62
Peternakan 481,57 -325,68 10,05 66,57 -45,02 1,39
Jasa Pertanian dan Perburuan 19,64 -14,16 -1,08 66,57 -48,01 -3,65
Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,97 -0,26 -0,35 66,57 -17,76 -24,15
Perikanan 1442,36 -124,35 236,09 66,57 -5,74 10,90
Pertambangan dan Penggalian 5077,95 -877,22 -1984,09 66,57 -11,50 -26,01
Industri Pengolahan 19145,15 1110,73 -544,06 66,57 3,86 -1,89
Pengadaan Listrik dan Gas 204,94 -200,21 231,72 66,57 -65,03 75,27
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 25,92 -7,37 4,31 66,57 -18,94 11,07
Konstruksi 3094,39 222,12 1928,60 66,57 4,78 41,49
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 4151,63 597,55 1829,11 66,57 9,58 29,33
Transportasi dan Pergudangan 838,62 156,27 82,89 66,57 12,41 6,58
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 401,66 169,89 107,01 66,57 28,16 17,74
Informasi dan Komunikasi 1437,55 811,50 314,36 66,57 37,58 14,56
Jasa Keuangan dan Asuransi 381,54 120,38 9,15 66,57 21,00 1,60
Real Estate 489,72 57,73 79,83 66,57 7,85 10,85
Jasa Perusahaan 105,37 3,64 18,01 66,57 2,30 11,38
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 519,43 -270,95 107,45 66,57 -34,73 13,77
Jasa Pendidikan 315,38 46,87 55,60 66,57 9,89 11,74
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 127,19 80,11 7,16 66,57 41,93 3,75
Jasa Lainnya 117,52 -26,97 27,82 66,57 -15,28 15,76
Produk Domestik Regional Bruto 39323,14 0,00 3093,73 66,57 0,00 5,24
Lapangan Usaha Komponen Pertumbuhan Kabupaten Gresik
134
Lampiran 25. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten
Bangkalan Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional,
Proporsional dan Pangsa Wilayah Tahun 2010-2019
Lampiran 26. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten
Mojokerto Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional,
Proporsional dan Pangsa Wilayah Tahun 2010-2019
Nij Mij Cij Nij (%) Mij (%) Cij (%)
1 2 3 4 5 6 7
Tanaman Pangan 786,11 -723,04 -101,87 66,57 -61,23 -8,63
Tanaman Hortikultura 54,14 -36,55 -12,09 66,57 -44,95 -14,86
Perkebunan 93,02 -51,90 -32,70 66,57 -37,14 -23,40
Peternakan 434,14 -293,60 98,87 66,57 -45,02 15,16
Jasa Pertanian dan Perburuan 16,63 -11,99 -1,91 66,57 -48,01 -7,64
Kehutanan dan Penebangan Kayu 9,61 -2,56 -1,54 66,57 -17,76 -10,65
Perikanan 596,06 -51,39 -61,54 66,57 -5,74 -6,87
Pertambangan dan Penggalian 5079,11 -877,42 -6591,86 66,57 -11,50 -86,40
Industri Pengolahan 187,62 10,88 -40,99 66,57 3,86 -14,55
Pengadaan Listrik dan Gas 3,40 -3,32 3,18 66,57 -65,03 62,38
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 6,34 -1,80 0,02 66,57 -18,94 0,16
Konstruksi 710,26 50,98 451,71 66,57 4,78 42,34
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 117,69 16,94 2595,07 66,57 9,58 1467,96
Transportasi dan Pergudangan 1014,94 189,13 -2465,07 66,57 12,41 -161,69
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 73,15 30,94 6,12 66,57 28,16 5,57
Informasi dan Komunikasi 352,14 198,78 -6,10 66,57 37,58 -1,15
Jasa Keuangan dan Asuransi 125,19 39,50 -34,36 66,57 21,00 -18,27
Real Estate 84,42 9,95 -3,22 66,57 7,85 -2,54
Jasa Perusahaan 18,91 0,65 -3,94 66,57 2,30 -13,87
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 415,88 -216,93 100,20 66,57 -34,73 16,04
Jasa Pendidikan 299,77 44,55 -98,08 66,57 9,89 -21,78
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 27,94 17,60 -13,83 66,57 41,93 -32,95
Jasa Lainnya 66,11 -15,17 -12,45 66,57 -15,28 -12,53
Produk Domestik Regional Bruto 10572,57 0,00 -7902,16 66,57 0,00 -49,76
Lapangan Usaha Komponen Pertumbuhan Kabupaten Bangkalan
Nij Mij Cij Nij (%) Mij (%) Cij (%)
1 2 3 4 5 6 7
Tanaman Pangan 842,75 -775,15 141,33 66,57 -61,23 11,16
Tanaman Hortikultura 217,63 -146,93 -31,89 66,57 -44,95 -9,75
Perkebunan 358,26 -199,87 -117,26 66,57 -37,14 -21,79
Peternakan 550,70 -372,44 123,34 66,57 -45,02 14,91
Jasa Pertanian dan Perburuan 22,42 -16,17 -2,08 66,57 -48,01 -6,18
Kehutanan dan Penebangan Kayu 81,62 -21,77 40,01 66,57 -17,76 32,63
Perikanan 17,52 -1,51 10,59 66,57 -5,74 40,27
Pertambangan dan Penggalian 252,96 -43,70 -93,37 66,57 -11,50 -24,57
Industri Pengolahan 12122,12 703,28 1067,87 66,57 3,86 5,86
Pengadaan Listrik dan Gas 16,38 -16,00 15,98 66,57 -65,03 64,97
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 18,72 -5,33 -2,63 66,57 -18,94 -9,37
Konstruksi 1931,77 138,67 248,67 66,57 4,78 8,57
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2504,32 360,45 -381,54 66,57 9,58 -10,14
Transportasi dan Pergudangan 243,13 45,31 81,62 66,57 12,41 22,35
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 377,46 159,66 58,76 66,57 28,16 10,36
Informasi dan Komunikasi 1237,82 698,75 138,03 66,57 37,58 7,42
Jasa Keuangan dan Asuransi 291,80 92,06 15,34 66,57 21,00 3,50
Real Estate 344,42 40,60 -9,89 66,57 7,85 -1,91
Jasa Perusahaan 34,07 1,18 4,74 66,57 2,30 9,27
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 649,40 -338,74 -12,83 66,57 -34,73 -1,32
Jasa Pendidikan 299,02 44,44 -31,87 66,57 9,89 -7,10
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 78,08 49,18 -8,96 66,57 41,93 -7,64
Jasa Lainnya 239,99 -55,07 -3,57 66,57 -15,28 -0,99
Produk Domestik Regional Bruto 22732,36 0,00 1591,28 66,57 0,00 4,66
Lapangan Usaha Komponen Pertumbuhan Kabupaten Mojokerto
135
Lampiran 27. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kota Mojokerto
Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional, Proporsional dan
Pangsa Wilayah Tahun 2010-2019
Lampiran 28. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kota Surabaya
Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional, Proporsional dan
Pangsa Wilayah Tahun 2010-2019
Nij Mij Cij Nij (%) Mij (%) Cij (%)
1 2 3 4 5 6 7
Tanaman Pangan 9,51 -8,75 0,59 66,57 -61,23 4,11
Tanaman Hortikultura 0,57 -0,39 -0,21 66,57 -44,95 -23,95
Perkebunan 0,31 -0,17 -0,24 66,57 -37,14 -51,17
Peternakan 3,87 -2,62 -1,57 66,57 -45,02 -27,05
Jasa Pertanian dan Perburuan 0,19 -0,14 -0,08 66,57 -48,01 -28,91
Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,00 0,00 0,00 66,57 0,00 0,00
Perikanan 1,20 -0,10 -0,35 66,57 -5,74 -19,40
Pertambangan dan Penggalian 0,00 0,00 0,00 66,57 0,00 0,00
Industri Pengolahan 223,55 12,97 -46,46 66,57 3,86 -13,84
Pengadaan Listrik dan Gas 1,82 -1,78 1,68 66,57 -65,03 61,47
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 3,57 -1,02 -1,53 66,57 -18,94 -28,60
Konstruksi 221,39 15,89 -28,39 66,57 4,78 -8,54
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 581,45 83,69 -45,05 66,57 9,58 -5,16
Transportasi dan Pergudangan 56,39 10,51 -19,87 66,57 12,41 -23,46
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 121,70 51,48 -28,97 66,57 28,16 -15,85
Informasi dan Komunikasi 257,57 145,40 -54,61 66,57 37,58 -14,12
Jasa Keuangan dan Asuransi 140,24 44,25 -39,53 66,57 21,00 -18,76
Real Estate 58,54 6,90 -19,42 66,57 7,85 -22,08
Jasa Perusahaan 15,05 0,52 -1,55 66,57 2,30 -6,86
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 101,00 -52,68 16,91 66,57 -34,73 11,14
Jasa Pendidikan 90,00 13,37 -25,40 66,57 9,89 -18,79
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 20,94 13,19 -6,58 66,57 41,93 -20,90
Jasa Lainnya 79,75 -18,30 3,34 66,57 -15,28 2,79
Produk Domestik Regional Bruto 1988,61 0,00 14,91 66,57 0,00 0,50
Lapangan Usaha Komponen Pertumbuhan Kota Mojokerto
Nij Mij Cij Nij (%) Mij (%) Cij (%)
1 2 3 4 5 6 7
Tanaman Pangan 15,77 -14,51 -4,39 66,57 -61,23 -18,51
Tanaman Hortikultura 12,06 -8,14 -4,98 66,57 -44,95 -27,48
Perkebunan 0,00 0,00 0,00 66,57 0,00 0,00
Peternakan 12,85 -8,69 -0,13 66,57 -45,02 -0,67
Jasa Pertanian dan Perburuan 0,61 -0,44 -0,10 66,57 -48,01 -10,87
Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,00 0,00 0,00 66,57 0,00 0,00
Perikanan 246,00 -21,21 -80,03 66,57 -5,74 -21,66
Pertambangan dan Penggalian 11,12 -1,92 -5,13 66,57 -11,50 -30,71
Industri Pengolahan 30191,15 1751,58 18,48 66,57 3,86 0,04
Pengadaan Listrik dan Gas 1296,97 -1267,03 -431,91 66,57 -65,03 -22,17
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 277,33 -78,90 -9,03 66,57 -18,94 -2,17
Konstruksi 15797,49 1133,98 -84,96 66,57 4,78 -0,36
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 44573,16 6415,44 -1599,87 66,57 9,58 -2,39
Transportasi dan Pergudangan 7300,60 1360,43 870,47 66,57 12,41 7,94
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 21071,20 8912,66 1263,08 66,57 28,16 3,99
Informasi dan Komunikasi 8898,37 5023,16 243,82 66,57 37,58 1,82
Jasa Keuangan dan Asuransi 6622,14 2089,27 529,08 66,57 21,00 5,32
Real Estate 4064,82 479,21 135,03 66,57 7,85 2,21
Jasa Perusahaan 3792,82 130,96 -146,56 66,57 2,30 -2,57
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2487,62 -1297,59 -58,91 66,57 -34,73 -1,58
Jasa Pendidikan 3624,83 538,70 59,59 66,57 9,89 1,09
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1020,62 642,85 58,02 66,57 41,93 3,78
Jasa Lainnya 2599,99 -596,67 -87,10 66,57 -15,28 -2,23
Produk Domestik Regional Bruto 153917,52 0,00 25847,63 66,57 0,00 11,18
Lapangan Usaha Komponen Pertumbuhan Kota Surabaya
136
Lampiran 29. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Sidoarjo
Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional, Proporsional dan
Pangsa Wilayah Tahun 2010-2019
Lampiran 30. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten
Lamongan Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional,
Proporsional dan Pangsa Wilayah Tahun 2010-2019
Nij Mij Cij Nij (%) Mij (%) Cij (%)
1 2 3 4 5 6 7
Tanaman Pangan 301,23 -277,07 -54,54 66,57 -61,23 -12,05
Tanaman Hortikultura 24,88 -16,80 -27,04 66,57 -44,95 -72,35
Perkebunan 91,78 -51,20 -63,06 66,57 -37,14 -45,74
Peternakan 133,61 -90,36 5,74 66,57 -45,02 2,86
Jasa Pertanian dan Perburuan 6,20 -4,47 -2,60 66,57 -48,01 -27,91
Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,39 -0,10 -0,35 66,57 -17,76 -60,88
Perikanan 747,84 -64,47 -62,99 66,57 -5,74 -5,61
Pertambangan dan Penggalian 120,33 -20,79 -123,49 66,57 -11,50 -68,32
Industri Pengolahan 27519,18 1596,56 1388,04 66,57 3,86 3,36
Pengadaan Listrik dan Gas 640,73 -625,93 88,75 66,57 -65,03 9,22
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 45,81 -13,03 3,74 66,57 -18,94 5,44
Konstruksi 5047,05 362,29 -28,01 66,57 4,78 -0,37
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8120,42 1168,78 1234,31 66,57 9,58 10,12
Transportasi dan Pergudangan 4383,07 816,76 -2062,29 66,57 12,41 -31,32
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1685,12 712,77 79,92 66,57 28,16 3,16
Informasi dan Komunikasi 2020,42 1140,53 69,72 66,57 37,58 2,30
Jasa Keuangan dan Asuransi 560,16 176,73 35,70 66,57 21,00 4,24
Real Estate 546,08 64,38 -82,48 66,57 7,85 -10,06
Jasa Perusahaan 91,90 3,17 -9,05 66,57 2,30 -6,56
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1149,57 -599,64 12,94 66,57 -34,73 0,75
Jasa Pendidikan 609,01 90,51 23,31 66,57 9,89 2,55
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 156,63 98,66 -31,58 66,57 41,93 -13,42
Jasa Lainnya 236,59 -54,29 -7,14 66,57 -15,28 -2,01
Produk Domestik Regional Bruto 54237,99 0,00 4800,51 66,57 0,00 5,89
Lapangan Usaha Komponen Pertumbuhan Kabupaten Sidoarjo
Nij Mij Cij Nij (%) Mij (%) Cij (%)
1 2 3 4 5 6 7
Tanaman Pangan 1790,49 -1646,85 -30,39 66,57 -61,23 -1,13
Tanaman Hortikultura 82,51 -55,71 11,82 66,57 -44,95 9,53
Perkebunan 91,21 -50,88 2,20 66,57 -37,14 1,61
Peternakan 465,46 -314,79 -3,16 66,57 -45,02 -0,45
Jasa Pertanian dan Perburuan 32,01 -23,08 0,08 66,57 -48,01 0,18
Kehutanan dan Penebangan Kayu 58,12 -15,50 0,52 66,57 -17,76 0,59
Perikanan 1685,10 -145,27 269,27 66,57 -5,74 10,64
Pertambangan dan Penggalian 147,30 -25,45 10,85 66,57 -11,50 4,90
Industri Pengolahan 760,56 44,13 965,06 66,57 3,86 84,47
Pengadaan Listrik dan Gas 7,91 -7,73 8,90 66,57 -65,03 74,89
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 13,28 -3,78 1,81 66,57 -18,94 9,06
Konstruksi 1248,99 89,66 -62,01 66,57 4,78 -3,30
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1913,04 275,34 638,60 66,57 9,58 22,22
Transportasi dan Pergudangan 79,99 14,91 24,74 66,57 12,41 20,59
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 137,01 57,95 60,07 66,57 28,16 29,18
Informasi dan Komunikasi 802,41 452,96 -79,98 66,57 37,58 -6,64
Jasa Keuangan dan Asuransi 194,28 61,29 7,77 66,57 21,00 2,66
Real Estate 202,61 23,89 102,84 66,57 7,85 33,79
Jasa Perusahaan 31,79 1,10 -0,54 66,57 2,30 -1,14
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 516,76 -269,55 50,46 66,57 -34,73 6,50
Jasa Pendidikan 271,17 40,30 70,39 66,57 9,89 17,28
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 74,27 46,78 33,57 66,57 41,93 30,10
Jasa Lainnya 228,49 -52,44 19,35 66,57 -15,28 5,64
Produk Domestik Regional Bruto 10834,75 0,00 599,47 66,57 0,00 3,68
Lapangan Usaha Komponen Pertumbuhan Kabupaten Lamongan
137
Lampiran 31. Nilai Pergeseran Bersih Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten
Gresik Tahun 2010-2019
Lampiran 32. Nilai Pergeseran Bersih Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten
Bangkalan Tahun 2010-2019
PB PB (%)
1 2 3
Tanaman Pangan -795,46 -68,63
Tanaman Hortikultura -58,40 -64,94
Perkebunan -101,60 -59,76
Peternakan -315,63 -43,63
Jasa Pertanian dan Perburuan -15,24 -51,66
Kehutanan dan Penebangan Kayu -0,61 -41,91
Perikanan 111,74 5,16
Pertambangan dan Penggalian -2861,31 -37,51
Industri Pengolahan 566,67 1,97
Pengadaan Listrik dan Gas 31,51 10,23
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang -3,06 -7,87
Konstruksi 2150,72 46,27
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2426,66 38,91
Transportasi dan Pergudangan 239,16 18,99
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 276,90 45,90
Informasi dan Komunikasi 1125,86 52,14
Jasa Keuangan dan Asuransi 129,53 22,60
Real Estate 137,56 18,70
Jasa Perusahaan 21,65 13,68
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib -163,49 -20,95
Jasa Pendidikan 102,47 21,63
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 87,26 45,68
Jasa Lainnya 0,85 0,48
Produk Domestik Regional Bruto 3093,73 5,24
Lapangan Usaha Pergeseran Bersih Kabupaten Gresik
PB PB (%)
1 2 3
Tanaman Pangan -824,92 -69,86
Tanaman Hortikultura -48,64 -59,81
Perkebunan -84,59 -60,54
Peternakan -194,74 -29,86
Jasa Pertanian dan Perburuan -13,90 -55,64
Kehutanan dan Penebangan Kayu -4,10 -28,41
Perikanan -112,93 -12,61
Pertambangan dan Penggalian -7469,28 -97,90
Industri Pengolahan -30,11 -10,68
Pengadaan Listrik dan Gas -0,14 -2,65
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang -1,79 -18,78
Konstruksi 502,70 47,12
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2612,00 1477,55
Transportasi dan Pergudangan -2275,94 -149,28
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 37,06 33,73
Informasi dan Komunikasi 192,68 36,43
Jasa Keuangan dan Asuransi 5,14 2,73
Real Estate 6,73 5,31
Jasa Perusahaan -3,29 -11,57
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib -116,73 -18,69
Jasa Pendidikan -53,53 -11,89
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 3,77 8,98
Jasa Lainnya -27,62 -27,81
Produk Domestik Regional Bruto -7902,16 -49,76
Lapangan Usaha Pergeseran Bersih Kabupaten Bangkalan
138
Lampiran 33. Nilai Pergeseran Bersih Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten
Mojokerto Tahun 2010-2019
Lampiran 34. Nilai Pergeseran Bersih Menurut Lapangan Usaha di Kota Mojokerto
Tahun 2010-2019
PB PB (%)
1 2 3
Tanaman Pangan -633,81 -50,07
Tanaman Hortikultura -178,82 -54,70
Perkebunan -317,13 -58,93
Peternakan -249,09 -30,11
Jasa Pertanian dan Perburuan -18,25 -54,19
Kehutanan dan Penebangan Kayu 18,23 14,87
Perikanan 9,08 34,53
Pertambangan dan Penggalian -137,07 -36,07
Industri Pengolahan 1771,15 9,73
Pengadaan Listrik dan Gas -0,02 -0,07
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang -7,96 -28,31
Konstruksi 387,34 13,35
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor -21,10 -0,56
Transportasi dan Pergudangan 126,92 34,75
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 218,42 38,52
Informasi dan Komunikasi 836,78 45,00
Jasa Keuangan dan Asuransi 107,41 24,50
Real Estate 30,71 5,94
Jasa Perusahaan 5,92 11,56
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib -351,57 -36,04
Jasa Pendidikan 12,57 2,80
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 40,22 34,29
Jasa Lainnya -58,65 -16,27
Produk Domestik Regional Bruto 1591,28 4,66
Lapangan Usaha Pergeseran Bersih Kabupaten Mojokerto
PB PB (%)
1 2 3
Tanaman Pangan -8,16 -57,12
Tanaman Hortikultura -0,59 -68,90
Perkebunan -0,41 -88,31
Peternakan -4,19 -72,07
Jasa Pertanian dan Perburuan -0,22 -76,92
Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,00 0,00
Perikanan -0,45 -25,14
Pertambangan dan Penggalian 0,00 0,00
Industri Pengolahan -33,49 -9,97
Pengadaan Listrik dan Gas -0,10 -3,57
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang -2,55 -47,54
Konstruksi -12,50 -3,76
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 38,63 4,42
Transportasi dan Pergudangan -9,37 -11,06
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 22,51 12,31
Informasi dan Komunikasi 90,78 23,46
Jasa Keuangan dan Asuransi 4,72 2,24
Real Estate -12,52 -14,23
Jasa Perusahaan -1,03 -4,56
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib -35,78 -23,58
Jasa Pendidikan -12,03 -8,90
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,62 21,03
Jasa Lainnya -14,96 -12,49
Produk Domestik Regional Bruto 14,91 0,50
Lapangan Usaha Pergeseran Bersih Kota Mojokerto
139
Lampiran 35. Nilai Pergeseran Bersih Menurut Lapangan Usaha di Kota Surabaya
Tahun 2010-2019
Lampiran 36. Nilai Pergeseran Bersih Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten
Sidoarjo Tahun 2010-2019
PB PB (%)
1 2 3
Tanaman Pangan -18,89 -79,74
Tanaman Hortikultura -13,12 -72,42
Perkebunan 0,00 0,00
Peternakan -8,82 -45,69
Jasa Pertanian dan Perburuan -0,54 -58,88
Kehutanan dan Penebangan Kayu 0,00 0,00
Perikanan -101,24 -27,40
Pertambangan dan Penggalian -7,05 -42,22
Industri Pengolahan 1770,06 3,90
Pengadaan Listrik dan Gas -1698,93 -87,20
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang -87,93 -21,11
Konstruksi 1049,02 4,42
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 4815,57 7,19
Transportasi dan Pergudangan 2230,90 20,34
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 10175,73 32,15
Informasi dan Komunikasi 5266,98 39,40
Jasa Keuangan dan Asuransi 2618,35 26,32
Real Estate 614,24 10,06
Jasa Perusahaan -15,60 -0,27
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib -1356,50 -36,30
Jasa Pendidikan 598,29 10,99
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 700,87 45,72
Jasa Lainnya -683,76 -17,51
Produk Domestik Regional Bruto 25847,63 11,18
Lapangan Usaha Pergeseran Bersih Kota Surabaya
PB PB (%)
1 2 3
Tanaman Pangan -331,60 -73,28
Tanaman Hortikultura -43,84 -117,29
Perkebunan -114,26 -82,88
Peternakan -84,62 -42,16
Jasa Pertanian dan Perburuan -7,07 -75,92
Kehutanan dan Penebangan Kayu -0,46 -78,64
Perikanan -127,46 -11,35
Pertambangan dan Penggalian -144,28 -79,82
Industri Pengolahan 2984,59 7,22
Pengadaan Listrik dan Gas -537,19 -55,81
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang -9,29 -13,50
Konstruksi 334,28 4,41
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 2403,09 19,70
Transportasi dan Pergudangan -1245,53 -18,92
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 792,68 31,32
Informasi dan Komunikasi 1210,25 39,88
Jasa Keuangan dan Asuransi 212,43 25,25
Real Estate -18,11 -2,21
Jasa Perusahaan -5,88 -4,26
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib -586,70 -33,98
Jasa Pendidikan 113,82 12,44
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 67,08 28,51
Jasa Lainnya -61,43 -17,29
Produk Domestik Regional Bruto 4800,51 5,89
Lapangan Usaha Pergeseran Bersih Kabupaten Sidoarjo
140
Lampiran 37. Nilai Pergeseran Bersih Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten
Lamongan Tahun 2010-2019
PB PB (%)
1 2 3
Tanaman Pangan -1677,24 -62,36
Tanaman Hortikultura -43,89 -35,41
Perkebunan -48,68 -35,53
Peternakan -317,95 -45,47
Jasa Pertanian dan Perburuan -23,00 -47,83
Kehutanan dan Penebangan Kayu -14,99 -17,17
Perikanan 123,99 4,90
Pertambangan dan Penggalian -14,60 -6,60
Industri Pengolahan 1009,19 88,33
Pengadaan Listrik dan Gas 1,17 9,86
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang -1,97 -9,88
Konstruksi 27,65 1,47
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 913,94 31,80
Transportasi dan Pergudangan 39,64 33,00
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 118,02 57,34
Informasi dan Komunikasi 372,98 30,94
Jasa Keuangan dan Asuransi 69,06 23,67
Real Estate 126,72 41,64
Jasa Perusahaan 0,56 1,16
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib -219,09 -28,22
Jasa Pendidikan 110,69 27,17
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 80,35 72,03
Jasa Lainnya -33,09 -9,64
Produk Domestik Regional Bruto 599,47 3,68
Lapangan Usaha Pergeseran Bersih Kabupaten Lamongan