PERAN-SEKOLAH-LAPANG-PENGELOLAAN-TANAMAN-TERPADU-SL-PTT-DALAM-PENINGKATAN-PRODUKTIVITAS-PADI-DI-KABUPATEN-PURBALINGGA.pdf...
Transcript of PERAN-SEKOLAH-LAPANG-PENGELOLAAN-TANAMAN-TERPADU-SL-PTT-DALAM-PENINGKATAN-PRODUKTIVITAS-PADI-DI-KABUPATEN-PURBALINGGA.pdf...
-
Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi
Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2012
PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-
PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN
PURBALINGGA
M. Eti Wulanjari dan Seno Basuki
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah
ABSTRAK
Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu adalah bentuk sekolah yang
seluruh proses belajar mengajarnya dilakukan di lapangan. Hamparan lahan sawah milik
petani peserta program penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) disebut
hamparan SL-PTT, sedangkan hamparan sawah tempat praktek sekolah lapang disebut
Laboratorium Lapang (LL). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan
produktivitas padi antara pelaksana SL-PTT dan non SL-PTT. Pengumpulan data dan
informasi melalui studi pustaka yaitu data produktivitas padi di Kabupaten Purbalingga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil rerata peningkatan produktivitas padi di
lokasi LL dibandingkan dengan non SL-PTT adalah1,63 ton/ha, rerata peningkatan
produktivitas padi lokasi SL-PTT dibandingkan non SL-PTT adalah 1,16 ton/ha.
Sedangkan rerata peningkatan produktivitas LL dibandingkan SL-PTT hanya 0,46
ton/ha. Peningkatan di LL lebih tinggi dibandingkan SL-PTT karena pada lokasi LL ini
selain diberikan bantuan sarana produksi juga diberikan pendampingan yang lebih
intensif dalam menerapkan teknologi pengelolaan tanaman Terpadu (PTT)
dibandingkan lokasi SL-PTT.
Kata kunci: sekolah lapang, pengelolaan tanaman terpadu, peningkatan produktivitas,
padi
PENDAHULUAN
Peningkatan produktivitas tanaman pangan diarahkan melalui strategi
peningkatan areal tanam dan peningkatan produktivitas. Perluasan areal tanam
dilakukan melalui peningkatan indeks tanam (IP) di lahan sawah irigasi dan tadah
hujan, lahan kering yang diberakan dengan sistem monokultur maupun tumpangsari,
areal tanam perkebunan yang belum menghasilkan. Peningkatan produktivitas dicapai
dengan penerapan teknologi spesifik lokasi dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman
Terpadu (PTT) (Mejaya, 2011).
Implementasi program peningkatan produksi pangan (padi, jagung, dan kedelei)
telah direalisasikan antara lain melalui kegiatan penerapan teknologi budidaya tanaman
pangan melalui Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT). PTT
merupakan upaya untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui
penerapan teknologi yang sesuai dengan kondisi petani dan sumberdaya lingkungan
setempat. PTT ini dilakukan secara sinergis dan berwawasan lingkungan sehingga
usahataninya menjadi efisien, berproduksi tinggi dan berkelanjutan. Produksi padi pada
tahun 2009 sebesar 63,84 juta ton GKG (Gabah Kering Giling). Dibandingkan produksi
tahun 2008, terjadi peningkatan sebanyak 3,51 juta ton GKG (5,83%). Kenaikan
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012
mailto:[email protected]
-
Juni, 2012 Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
2
produksi diperkirakan terjadi karena peningkatan luas panen seluas 515,31 ribu hektar
(4,18%) dan produktivitas sebesar 0,77 kuintal/hektar (1,58 %). Kenaikan produktivitas
tersebut antara lain dipengaruhi oleh intensifikasi yang sebagian besar ditunjang
penggunaan benih unggul (Mejaya, 2011).
Kabupaten Purbalingga sebagai salah satu kabupaten penyumbang beras
nasional tidak lepas dari keberhasilan kegiatan SL-PTT yang telah dilakukan sejak
tahun 2008. Oleh karena itu program tersebut dilanjutkan pada tahun 2010 dengan
kegiatan SL-PTT Padi Inhibrida, Padi Hibrida dan Kacang tanah. Keterlambatan tanam
pada bulan OktoberDesember 2010 menyebabkan potensi produksi kegiatan SL-PTT
2010 akan dikontribusikan pada tahun 2011. Meskipun demikian pencapaian produksi
padi yang didukung kegiatan SL-PTT tahun 2010 yaitu 216.980 ton GKG masih
melebihi target sasaran produksi 207.563 ton GKG (Disperhut Kabupaten Purbalingga,
2010). Berdasarkan hal tersebut perlu diteliti seberapa besar peningkatan produktivitas
padi di Kabupaten Purbalingga dengan adanya program SL-PTT.
METODE
Pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini dilakukan melalui studi
pustaka. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data produktivitas padi di
lokasi SL-PTT Kabupaten Purbalingga pada tahun 2010. Data dan informasi yang
diperoleh diolah secara diskriptif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu
Sekolah Lapang (SL) merupakan sekolah lapang bagi petani dalam menerapkan
berbagai teknologi usahatani melalui penggunaan input produksi yang efisien menurut
spesifik lokasi sehingga mampu menghasilkan produktivitas tinggi untuk menunjang
peningkatan produksi secara berkelanjutan ( Dirjen Tanaman Pangan, 2008). Sekolah
lapang PTT tidak terkait dengan ruang kelas, sehingga belajar dapat dilakukan di saung
pertemuan petani dan tempat-tempat lain yang berdekatan dengan lahan belajar. Dalam
kegiatan SL-PTT terdapat satu unit Laboratorium Lapang (LL) yang merupakan bagian
dari kegaitaan sekolah lapang PTT sebagai tempat bagi petani atau anggota kelompok
tani dapat melaksanakan seluruh tahapan SL-PTT pada lahan tersebut. Luas satu unit
SL-PTT adalah antara 10-25 ha, satu unit LL seluas 1 ha. Areal yang digunakan sebagai
unit SL-PTT mendapatkan bantuan benih dan arela yang digunakan sebagai LL akan
mendapatkan bantuan benih, pupuk Urea, NPK, dan pupuk organik. Serta dilakukan
pengawalan dan pendampingan secara intensif oleh Penyuluh Pertanian, POPT, PBT
dan Peneliti (Pusbangluhtan, 2008).
Pengelolaan Tanaman Terpadu merupakan pendekatan dalam pengelolaan lahan,
air, tanaman, organisme pengganggu tanaman (OPT), dan iklim secara terpadu dan
berkelanjutan dalam upaya peningkatan produktivitas, pendapatan petani dan
kelestarian lingkungan. Prinsip utama dalam penerapan PTT mencakup 5 unsur, yaitu
(i) integrasi atau dikelola secara terpadu antara sumber daya tanaman, tanah, air dan
Organisme Pengganggu Tanaman, (ii) sinergis atau serasi, penerapan teknologi
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012
-
Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi
Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2012
memperhatikan keterkaitan antar komponen teknologi yang saling mendukung, (iii)
dinamis, penerapan komponen teknologi selalu disesuaikan dengan perkembangan dan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta kondisi sosial-ekonomi
setempat, (iv) spesifik lokasi, penerapan komponen teknologi memperhatikan
kesesuaian lingkungan fisik, sosial-budaya dan ekonomi petani setempat, dan (v)
partisipatif, petani berperan aktif dalam pemilihan dan pengujian teknologi yang sesuai
dengan kondisi setempat.
Dalam penerapan pendekatan PTT padi sawah komponen teknologi yang
diterapkan dikelompokkan menjadi dua, yaitu (1) komponen teknologi dasar dan (2)
komponen teknologi penunjang. Komponen teknologi dasar sangat dianjurkan
diterapkan di semua lokasi lahan, sedangkan komponen teknologi pilihan disesuaikan
dengan kondisi, kemauan dan kemampuan petani setempat. Komponen teknologi dasar
meliputi (i) varietas unggul baru, (ii) benih bermutu dan berlabel, (iii) pemberian bahan
organik melalui pengembalian jerami ke sawah atau dalam bentuk kompos atau pupuk
kandang, (iv) pengaturan populasi tanaman secara optimum dengan sistem jajar legowo,
(v) pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah dan (vi)
pengendalian OPT (organisme pengganggu tanaman) dengan pendekatan PHT
(pengendalian hama terpadu). Komponen teknologi pilihan meliputi (i) pengolahan
tanah sesuai musim dan pola tanam, (ii) penggunaan bibit muda (< 21 hari), (iii) tanam
bibit 1-3 bibit per lubang, (iv) pengairan secara efektif dan efisien, (v) penyiangan
dengan landak atau gasrok, dan (vi) panen tepat waktu dan gabah segera dirontok
(Badan Litbang Pertanian, 2009).
Dengan menerapkan PTT pada budidaya padi sawah maka hasil gabah dan
kualitas beras meningkat, biaya usahatani padi berkurang, kesehatan dan kelestarian
lingkungan terjaga. Hasil aplikasi PTT padi pada lahan sawah irigasi yang dilakukan
oleh Balai Besar Penelitian Tanaman Padi sejak tahun 1999 di Sukamandi,
menunjukkan bahwa peningkatan hasil padi yang diperoleh berbeda menurut tingkat
dan skala luasan usaha. Pada tingkat penelitian dan demonstrasi dengan luasan terbatas
(11,25 ha) dapat meningkatkan hasil rata-rata 37%. Peningkatan tersebut kemudian
berkurang menjadi 27% dan 16 %, masing-masing di tingkat pengkajian dengan luasan
15 ha dan di tingkat implementasi di 30 lokasi P3T dengan luasan 50100 ha (Badan
Litbang Pertanian, 2007).
Keragaan Usahatani Di Kabupaten Purbalingga
Luas panen, produksi dan produktivitas
Kabupaten Purbalingga merupakan salah satu penyangga pangan di Provinsi
Jawa Tengah. Menurut luas panen tanaman padi sawah di Kabupaten Purbalingga, pada
tahun 2010 meningkat 10,4% bila dibandingkan dengan tahun 2009. Produksi padi
sawah tahun 2010 sebesar 216.980 ton GKG naik bila dibandingkan dengan tahun 2009
yang sebesar 196. 536 ton GKG (BPS, 2010).
Luas panen padi, produksi dan produktivitas padi per kecamatan di Kabupaten
Purbalingga pada tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan tabel nampak
bahwa luas panen di Kabupaten Purbalingga adalah 37.116 ha, dengan produksi 216,
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012
-
Juni, 2012 Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
4
980 ton GKG dan produkstivitas 58,46 kw/ha GKG. Wilayah kecamatan dengan areal
panen terluas adalah Kemangkon (4.081 Ha) dengan produksi 24.086 ton GKG,
kemudian Kecamatan Bukateja (3.689 ha) dengan produksi 21.898 ton dan Rembang
(3.501 ha) dengan produksi 20.050 ton. Produktivitas padi berkisar antara 55,52-59,36
kw/ha dengan rerata produktivitas 58,46 kw/ha.
Tabel 1. Luas panen, Produksi Dan Produktivitas Padi Sawah Menurut Kecamatan di
Kabupaten Purbalingga, Tahun 2010 No. Kecamatan Luas panen (ha) Produksi (Ton GKG) Produktivitas (kw/ha
GKG)
1. Kemangkon 4.081 24.086 59,02
2. Bukateja 3.689 21.898 59,36
3. Kejobong 462 2.640 57,14
4. Pengadegan 63 355 56,33
5. Kaligondang 1.776 10.468 58,94
6. Purbalingga 1.360 8.014 58,93
7. Kalimanah 2.676 15.815 59,10
8. Padamara 2.153 12.711 59,04
9. Kutasari 2.243 13.236 59,01
10. Bojongsari 1.805 10.653 59,02
11. Mrebet 1.994 11.733 58,84
12. Bobotsari 2.086 12.245 58,70
13. Karangreja 920 5.135 55,82
14. Karangjambu 1.398 7.762 55,52
15. Karanganyar 2.381 13.969 58,67
16. Kertanegara 1.748 10.119 57,89
17. Karangmoncol 2.780 16.091 57,88
18. Rembang 3.501 20.050 57,27
37.116 216.980 58,46
Sumber: BPS, 2010
Peningkatan produktivitas padi di lokasi SL-PTT Kabupaten Purbalingga
Dari 18 Kecamatan yang ada di Kabupaten Purbalingga ada satu kecamatan
yaitu Kecamatan Pengadegan yang tidak mendapatkan program SL-PTT pada tahun
2010, dikarenakan areal sawahnya hanya sedikit. Secara umum produktivitas di loksi
LL lebih tinggi dibandingkan lokasi SL-PTT dan non SL-PTT (produktivitas di tingkat
petani bukan pelaksana SL-PTT). Produktivitas padi di lokasi LL, SL-PTT dan non SL-
PTT menurut kecamatan di Kabupaten Purbalingga dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Produktivitas Padi Di Lokasi LL, SL-PTT dan non SL-PTT Menurut
Kecamatan di Kabupaten Purbalingga pelaksana SL-PTT tahun 2010 No. Kecamatan Produktivitas (ton/ha) Peningkatan
produktivitas Non SL-PTT dibandingkan
(ton/ha)
Peningkatan
produktivitas LL
dibandingkan
SL-PTT (ton/ha) LL SL-PTT Non SL-
PTT
LL SL-PTT
1. Kemangkon 6,96 6,63 5,71 1,25 0,92 0,33
2. Bukateja 6,87 6,68 6,16 0,71 0,52 0,19
3. Kejobong 6,86 6,51 **) - - -
4. Pengadegan Tidak melaksanakan SL-PTT
5. Kaligondang 5,62 4,21 4,00 1,62 0,21 1,41
6. Purbalingga 6,67 6,35 5,71 0,97 0,64 0,33
7. Kalimanah 6,80 6,56 5,71 1,09 0,85 0,24
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012
-
Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi
Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2012
8. Padamara 6,42 6,10 5,68 0,74 0,41 0,33
9. Kutasari 6,65 6,32 5,70 0,95 0,63 0,32
10. Bojongsari 5,94 5,42 4,96 0,99 0,46 0,53
11. Mrebet 5,82 5,20 4,70 1,12 0,50 0,62
12. Bobotsari 5,72 5,16 2,63 3,09 2,53 0,56
13. Karangreja 4,98 4,35 **) - - -
14. Karangjambu 6,08 5,15 4,25 1,83 0,90 0,93
15. Karanganyar 6,56 6,16 5,05*) 1,51 1,11 0,39
16. Kertanegara 6,54 6,28 5,19*) 1,35 1,09 0,26
17. Karangmoncol 6,39 5,87 5,52*) 0,87 0,35 0,52
18. Rembang 6,38 6,28 5,27*) 1,11 1,01 0,10
Rerata 6,31 5,84 5,08 1,63 1,16 0,46
Sumber:
Disperhut Kabupaten Purbalingga, 2010 (diolah)
*) Sumber: Handoyo, J., et al., 2010.
**) tidak ada data
Produktivitas di lokasi LL berkisar antara 4,98-6,96 ton/ha, dengan rerata
produktivitanya 6,31 ton/ha. Produktivitas di lokasi SL-PTT antara 4,216,68 ton/ha
dengan reratanya 5,84 ton/ha, sedangkan produktivitas di loksi non SL-PTT berkisar
antara 2,636,16 ton/ha dengan rerata 5,08 ton/ha. Untuk lebih jelasnya rerata
produktivitas padi di lokasi LL, SL-PTT dan non SL-PTT dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Rerata produktivitas padi pada lokasi LL, SL-PTT dan non SL-PTT di
Kabupaten Purbalingga pada tahun 2010
Rerata peningkatan produktivitas padi di lokasi LL dibandingkan dengan non
SL-PTT adalah 1,63 ton/ha, rerata peningkatan produktivitas padi lokasi SL
dibandingkan non SL adalah 1,16 ton/ha. Peningkatan produktivitas padi di lokasi LL
dibandingkan dengan lokasi SL-PTT hanya sebesar 0,4 ton/ha GKG. Peningkatan
produktivitas padi di lokasi LL lebih tinggi dibandingkan lokasi SL-PTT, dikarenakan
pada lokasi LL ini selain diberikan bantuan saprodi (benih dan pupuk) juga diberikan
pendampingan yang lebih intensif dalam menerapkan teknologi Pengelolaan Tanaman
Terpadu (PTT), sedangkan di lokasi SL bantuan saprodinya hanya berupa benih padi.
Menurut Pusbangluhtan (2008) pertanaman di areal padi ditargetkan mampu menaikkan
produksi sebesar 1-2 ton/ha dan diareal LL, dalam SL-PTT ditargetkan mampu
menaikkan produksi sebsar 2 ton/ha.Untuk lebih jelasnya rerata peningkatan
6,31
5,84
5,08 LL
SL
Non SL
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012
-
Juni, 2012 Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
6
produktivitas padi pada lokasi LL dan SL-PTT dibadingkan dengan non SL-PTT dapat
dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Rerata peningkatan produktivitas padi pada lokasi LL dan SL-PTT
dibandingkan lokasi non SL-PTT di Kabupaten Purbalingga pada tahun 2010
KESIMPULAN
Program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) di
Kabupaten Purbalingga dapat meningkatkan produktivitas padi jika dibandingkan
dengan non SL-PTT (produktivitas padi di tingkat petani bukan pelaksana SL-PTT).
Rerata peningkatan produktivitas padi di lokasi LL dibandingkan dengan non SL-PTT
adalah 1,63 ton/ha, rerata peningkatan produktivitas padi lokasi SL-PTT dibandingkan
non SL-PTT adalah 1,16 ton/ha. Sedangkan rerata peningkatan produktivitas LL
dibandingkan SL-PTT hanya 0,46 ton/ha. Peningkatan di LL lebih tinggi dibandingkan
SL-PTT karena pada lokasi LL ini selain diberikan bantuan saprodi (bibit dan pupuk)
juga diberikan pendampingan yang lebih intensif dalam menerapkan teknologi
Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dibandingkan lokasi SL-PTT.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Litbang Pertanian, 2007. Petunjuk Teknis Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu
(PTT) Padi Sawah Irigasi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Jakarta.
Badan Litbang Pertanian, 2009. Pengelolaan Tanman Terpadu (PTT) Padi sawah
Irigasi. Badan Litbang Pertanian. Jakarta.
Badan Pusat Statistik, 2010. Purbalingga dalam Angka 2010. Badan Pusat Statistik
Kabupaten Purbalingga, Purbalingga. http://purbalinggakab.bps.go.id/ . Diaskses
tanggal 11 Mei 2012.
Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Purbalingga, 2010. Laporan Akhir: Sekolah
Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu. Diperhut Kabupaten Purbalingga.
Purbalingga.
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 2008. Pedoman Umum Peningkatan Produksi dan
Produktivitas padi, jagung dan Kedelei Melalu Pelaksanaan Sekolah lapang
Pengelolaan tanaman dan Sumberdaya Terpadu, Departemen Pertanian. Jakarta.
1,63
1,16
0,46 Non SL dibandingkan LL
Non SL dibandingkan SL
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012
http://purbalinggakab.bps.go.id/
-
Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi
Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2012
Handoyo, J., Dwi Nugraheni dan Nurciptono, 2010. Pendampingan SL-PTT padi di
Kabupaten Purbalingga.[Laporan Kegiatan]. Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Jawa Tengah, Ungaran.
Mejaya, MJ., 2001. Implementasi Teknologi Budidaya Tanaman pangan menuju
Kemandirian pangan Nasional, Prosiding Seminar Nasional; Implementasi
Teknologi Budidaya Tanaman pangan Menuju kemandirian Pangan Nasional.
Universitas Muhamadiyah Purwokerto, Purwokerto.
Pusat Pengembangan Penyuluhan Pertanian, 2008. Pedoman Umum Sekolah Lapangan
PTT Padi. Pusat Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian. Jakarta.
Artikel ini telah di presentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi 2012Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura, Juni 2012