PENYELESAIAN PERSELISIHANdispermadesdukcapil.jatengprov.go.id/pengumuman/download/7730-4... ·...
Transcript of PENYELESAIAN PERSELISIHANdispermadesdukcapil.jatengprov.go.id/pengumuman/download/7730-4... ·...
PENYELESAIAN
PERSELISIHAN
BALAI PEMERINTAHAN DESA
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
DI YOGYAKARTA
KASUS
BALADA SURTI DAN TARJO
Surti dan Tarjo sama-sama tertarik satu sama lain. Tiap malam mereka bertemu. Mereka menyukai tempat bertemu yang memungkinkan mereka hanya berduaan. Tempat itu adalah taman, dekat lapangan. Saat berdua mereka sering lupa waktu bahkan hingga larut malam. Hal itu mengundang reaksi dan komentar warga desa. Ayah Surti terganggu dengan kasak-kusuk warga.
Dalam satu kesempatan, ayah surti meminta Tarjo menikahi Surti. Tarjo menolak karena menurutnya ia belum punya pekerjaan tetap untuk dapat menghidupi Surti. Ayah Surti marah. Tarjo ketakutan melihat wajah ayah Surti.
KASUS
Balada Surti dan Tarjo
Kini buatlah 3 kemungkinan lanjutan kisah diatas yang menjadikan kisah diatas menjadi :
1. Peristiwa Biasa
2. Peristiwa Hukum
3. Kasus Hukum.
Berikan penjelasan dan alasan mengapa hal itu anda sebut demikian
KASUS
Balada Surti dan Tarjo
Peristiwa biasa Tarjo meminta maaf, demikian halnya dengan Surti. Permintaan maaf keduanya meredakan kemarahan ayah Surti. Demikian akhirnya mereka berjanji untuk tak lagi berduaan ditempat yang membuat orang berpeluang menduga-duga hal buruk. Surti belajar lebih giat. Tarjo mulai berpikir untuk mencari pekerjaan yang lebih baik.
KASUS
Balada Surti dan Tarjo
Peristiwa hukum •Tarjo akhirnya mau menikah dengan Surti. •Ketika tarjo menikah dengan Surti terjadilah peristiwa hukum, yaitu perkawinan. Ketika Tarjo menikah dengan Surti, timbul akibat-akibat yang diatur hukum yang karena terjadinya perkawinan itu. Apa saja? Misalnya : kewajiban untuk memberi nafkah, pemeliharaan anak, siapa yang berhak mewaris jika ada yang meninggal atau bagaimana jika terjadi perceraian
KASUS
Balada Surti dan Tarjo
Kasus hukum •Kemarahan Ayah Surti memuncak. Tarjo dipukul
beberapa kali hingga beberapa bagian dimuka menampakkan lebam. Dan Tarjo melaporkan hal ini ke Polisi
•Terjadi peristiwa hukum, dimana ayah Surti melakukan perbuatan yang dilarang undang-undang yaitu menganiaya orang. Akibat-akibat yang timbul dari penganiayaan tersebut juga diatur oleh hukum. Misalnya bagaimana orang yang menganiaya ditangkap dan diadili dan mendapatkan hukuman. Dan saat peristiwa ini dilaporkan, maka peristiwa hukum tersebut menjadi kasus hukum.
Peristiwa adalah Kejadian ( hal, perkara, dsb ), kejadian yang luar biasa ( menarik perhatian dsb ) Peristiwa hukum Tidak semua peristiwa, menjadi peristiwa hukum. Jika peristiwa tersebut tidak menimbulkan hak dan kewajiban sebagai akibat hukum, maka peristiwa tersebut bukan peristiwa hukum. Akibat hukum adalah segala akibat yang timbul jika seseorang melakukan perbuatan hukum, berupa hak dan kewajiban yang harus dipenuhi, dimana apa saja hak dan kewajiban itu telah diatur oleh aturan hukum yang berlaku. Kasus Hukum Kasus hukum, biasanya digunakan pada sengketa hukum hukum perdata, terutama bila sengketa tersebut masuk pengadilan. Kasus hukum juga digunakan pada perkara-perkara pidana yang masuk ke kepolisian.
MENGAPA PERSELISIHAN TERJADI ?
JENIS KONFLIK ATAU PERSELISIHAN
BENTUK PENYELESAIAN PERSELISIHAN DALAM KONTEKS HUKUM (KASUS HUKUM)
1. LITIGASI: Pengadilan 2. NON LITIGASI: Advokasi (pembelaan), Arbitrase
(perjanjian), Negosiasi dan Mediasi LITIGASI Proses penyelesaian kasus atau perselisihan melalui jalur formal yakni melalui pengadilan NON LITIGASI Proses penyelesaian kasus atau perselisihan melalui jalur nonformal atau diluar pengadilan lewat alternative penyelesaian sengketa (alternatif disputies resolution)
17 of 25
KARAKTERISTIK Litigasi • Sangat formal • Pertikaian argumen dan alat bukti • Terbuka (kecuali kasus tertentu) • Hasil akhir berupa Putusan Non Litigasi • Tidak formal • Musyawarah mufakat • Tertutup • Hasil akhir berupa konsensus/kesepakatan
KELEBIHAN LITIGASI
• Proses beracara yang jelas dan pasti
• Putusan menentukan siapa yang benar atau salah menurut
hukum
• Putusan dapat dilaksanakan atau dijalankan secara paksa
KELEMAHAN LITIGASI
• Proses yang berlangsung lama untuk mendapatkan putusan
final dan mengikat.
• Menimbulkan rasa ketegangan atau rasa permusuhan
diantara para pihak
• Tidak dapat dirahasiakan karena sidang terbuka untuk
umum
• Sistem adminsitrasi dan birokrasi peradilan yang berbelit-
belit dan lemah
• Putusan hakim ada kemungkinan tidak bisa diterima oleh
salah satu pihak karena dirasa tidak adal atau karena
memihak atau ada korupsi aparat hukum
Bentuk Penyelesaian
Kasus/Perselisihan Litigasi
I. Upaya Hukum Pidana (terkait perbuatan)
II. Upaya Hukum Perdata (terkait hungan antar
perorangan) :
- Permohonan (putusan yg bersifat
penetapan tanpa adanya sengketa)
- Gugatan (ada sengketa yg hrs
diselesaikan dan diputuskan oleh
pengadilan):
* Gugatan Biasa
* Class Action (gugatan kelompok)
* Legal Standing (hak utk mengajukan
permohonan penyelesaian di MK)
* Citizen Law Suit (gugatan warga negara)
Bentuk Penyelesaian kasus atau
perselisihan Non Litigasi
• Negosiasi (upaya penyelesaian melalui
perundingan scr damai/win win solution)
• Mediasi (upaya penyelesaian dengan
melibatkan pihak ketiga yg netral)
• Arbitrase (upaya penyelesaian dengan
didasarkan perjanjian)
• Lobby (upaya penyelesaian yg sifatnya
memudahkan dan menguntungkan )
• Advokasi (upaya penyelesaian yg
sifatnya pembelaan)
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
DALAM KERJA SAMA DESA
Setiap perselisihan yang timbul dalam kerja sama Desa
diselesaikan secara musyawarah serta dilandasi semangat
kekeluargaan.
Apabila terjadi perselisihan kerja sama Desa dalam satu
wilayah kecamatan, penyelesaiannya difasilitasi dan
diselesaikan oleh camat atau sebutan lain.
Apabila terjadi perselisihan kerja sama Desa pada wilayah
kecamatan yang berbeda pada satu daerah kabupaten/kota
difasilitasi dan diselesaikan oleh bupati/walikota.
Penyelesaian perselisihan untuk kerja sama antar Desa
bersifat final dan ditetapkan dalam berita acara yang
ditandatangani oleh para pihak dan pejabat yang
memfasilitasi penyelesaian perselisihan.
Penyelesaian perselisihan untuk kerja sama Desa dengan
pihak ketiga yang tidak dapat terselesaikan dilakukan melalui
proses arbitrase sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
1. Proses arbitrase dapat menjamin kerahasiaan &
publisitas yang tidak dikehendaki, karena sifatnya
yang tertutup dan tidak konfrontatif dan
berlangsung secara kooperatif – damai.
2. Sifatnya menjurus kepada privatisasi penyelesaian
sengketa & dapat dikatakan ditujukan kepada
posisi “win-win” dan bukan kepada apa yang biasa
terjadi di pengadilan yang mempertaruhkan “win-
loose” dan banyak terjadi “jual-beli hukum”
3. Dapat memilih Arbiter tunggal/ Arbiter dari masing-
masing pihak yang dipercaya;
4. ............
Mengapa Memilih Arbitrase
4. Putusan arbitrase, sesuai dengan kehendak dan
niat para pihak merupakan putusan final &
mengikat para pihak bagi Sengketa-nya;
5. Karena putusannya final dan mengikat, tata
caranya bisa cepat, tidak mahal serta jauh lebih
rendah dari biaya-biaya yang harus dikeluarkan
dalam proses pengadilan.
6. Tata cara arbitrase lebih informal dan tersedianya
tata cara penyelesian kekeluargaan dan damai
(“amicable”); memberi kesempatan luas untuk
meneruskan hubungan komersial para pihak
dikemudian hari setelah berakhirnya proses
penyelesaian sengketanya.
Mengapa Memilih Arbitrase
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
20