PENTINGNYA Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI) BAGI DOSEN
description
Transcript of PENTINGNYA Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI) BAGI DOSEN
PENTINGNYA Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI)
BAGI DOSEN
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menegaskan bahwa :
Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama
mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan–teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian pada masyarakat.
Dosen sebagai tenaga pendidikan, juga sebagai tenaga professional
yang bertugas dengan kegiatan pokok, yaitu (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan proses, (3) penilaian hasil pembelajaran, (4)
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan (5) penelitian juga
melaksanakan tugas tambahan dan pengabdian kepada masyarakat.
dosen merupakan salah satu komponen yang sangat berperan dalam
proses pembelajaran, dan secara langsung mempengaruhi
peningkatan kualitas belajar mahasiswa.
Agar dapat berfungsi secara profesional, seorang dosen hendaknya
memiliki tiga kompetensi, yaitu penguasaan bidang ilmu,
keterampilan kurikulum, dan keterampilan pedagogis (pembelajaran
dan pengembangan cara mensikapi pemahaman materi ajar).
Program Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional
(PEKERTI) untuk dosen muda dan program Applied Approach (AA)
untuk dosen senior merupakan dua buah program pelatihan yang
dapat dimanfaatkan dalam rangka peningkatan kompetensi
profesional dosen dalam memangku jabatan fungsional, terutama
dalam peningkatan keterampilan pedagogis.
Hasil Pelatihan Pekerti – AA berupa :
Sertifikat nilai kum = 1 (setara ijasah ) dan Tugas mandiri nilai kum
± 4 (disesuaikan jam kegiatan) setara dengan bidang pengajaran
TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN / ANALISIS PEMBELAJARAN
ANALISIS PEMBELAJARAN : proses penjabaran perilaku umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara
logis dan sistematis.
MANFAAT TAKSONOMI TUJUAN/ANALISIS PEMBELAJARAN
AGAR ADA KEJELASAN TERMINOLOGI TUJUAN YANG
DIGUNAKAN DALAM TUJUAN/ANALISIS PEMBELAJARAN ;
SEBAB TUJUAN PEMBELAJARAN BERFUNGSI MEMBERIKAN
ARAH KEPADA PROSES BELAJAR DAN MENENTUKAN
PERILAKU YANG DIANGGAP SEBAGAI BUKTI HASIL BELAJAR.
SEBAGAI ALAT YANG AKAN MEMBANTU DOSEN DALAM
MENDESKRIPSIKAN DAN MENYUSUN TES, TEHNIK PENILAIAN
DAN EVALUASI
KAWASAN TUJUAN PEMBELAJARAN
KOGNITIF
AFEKTIF
PSIKOMOTOR
TUJUAN PEMBELAJARAN BERSIFAT KOGNITIF ( C)
Berorientasi kepada kemampuan berpikir , meliputi
kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu “
mengingat “, sampai dengan kemampuan untuk “
memecahkan masalah (problem solving) “.
Tujuan pembelajaran KOGNITIF , menuntut mahasiswa
untuk menghubungkan dan menggabungkan gagasan,
metode atau prosedur yang sebelumnya dipelajari untuk
memecahkan masalah tersebut.
TUJUAN PEMBELAJARAN BERSIFAT AFEKTIF (A)
Tujuan pembelajaran AFEKTIF berhubungan dengan “ perasaan”,
“emosi”, “ sistem nilai “, dan “ sikap hati “ (attitude) yang
menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu.
Tujuan pembelajaran AFEKTIF terdiri dari yang paling sederhana, yaitu “
memperhatikan sesuatu fenomena”, sampai dengan yang kompleks
yang merupakan faktor internal seseorang, seperti kepribadian dan
hati nurani.
Tujuan pembelajaran AFEKTIF sering disebut sebagai : minat, sikap hati,
sikap menghargai, sistem nilai dan kecenderungan emosi.
TUJUAN PEMBELAJARAN BERSIFAT PSIKOMOTOR (P)
Tujuan pembelajaran PSIKOMOTOR berorientasi kepada
ketrampilan motorik yang berhubungan dengan anggota
tubuh atau tindakan (action) yang memerlukan koordinasi
nyata antara syaraf dan otot (neo Mascular).
Tujuan pembelajaran PSIKOMOTOR biasanya dihubungkan
dengan “ latihan menulis”, berbicara, berolah raga, serta
mata kuliah yang berhubungan dengan ketrampilan.
Lihat ranah-ranah……….
TAKSONOMI TUJUAN KOGNITIF
Bloom mengelompokkan ke dalam enam (6) kategori yang mencakup
kompetensi keterampilan intelektual dari yang sederhana (tingkat
pengetahuan) sampai dengan yang paling kompleks (tingkat evaluasi)
Ke enam kategori ini , diasumsikan bersifat hierarkis, yang berarti tujuan
pada level yang tinggi dapat dicapai hanya apabila tujuan pada level yang
lebih rendah telah dikuasai
1. PENGETAHUAN/PENGENALAN Tujuan instruksional pada level ini menuntut mahasiswa untuk mampu
mengingat (recall) informasi yang diterima sebelumnya , misalnya : fakta, terminology, rumus, strategi pemecahan masalah dsb
2. PEMAHAMAN Tujuan pada kategori ini berhubungan dengan kemampuan untuk
menjelaskan pengetahuan/ informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri .
Dalam hal ini , mahasiswa diharapkan untuk menterjemahkan , atau
menyebutkan kembali yang telah didengar dengan kata-kata sendiri
3. PENERAPAN Merupakan kemampuan menggunakan atau menerapkan informasi yang telah
dipelajari ke dalam situasi atau konteks yang lain atau yang baru .
contohnya : menyusun kuesioner penelitian untuk skripsi merupakan penerapan prinsip-prinsip penyusunan instrument penelitian yang sebelumnya telah dipelajari mahasiswa dalam mata kuliah metode penelitian
4. ANALISIS Merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi , memisahkan dan membedakan komponen2 atau elemen suatu fakta , konsep , pendapat , asumsi , hipotesa atau kesimpulan dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat ada tidaknya kontradiksi . Dalam hal ini, mahasiswa diharapkan untuk menunjukkan hubungan di antara berbagai gagasan dengan cara membandingkan gagasan tersebut dengan standar , prinsip atau prosedur yang telah dipelajari contoh : analisa terhadap karya tulis mahasiswa .
5. SINTESIS Tujuan instruksional level ini menuntut mahasiswa untuk mampu mengkombinasikan bagian atau elemen ke dalam suatu kesatuan struktur yang lebih besar . contoh : Menulis esay tentang “ Perwujudan Bhineka Tunggal Ika dalam Masyarakat Indonesia “ , mahasiswa harus melihat dari berbagai aspek sosial , budaya dan ekonomi .
6. EVALUASI
Tujuan Instruksional level ini , merupakan tujuan yang paling tinggi tingkatannya , yang mengharapkan mahasiswa mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu
Sebagai Contoh : kemampuan mengevaluasi suatu program video apakah memenuhi syarat sebagai program instruksional yang baik atau tidak .
Tujuan tingkat evaluasi yaitu : mahasiswa harus mempertimbangkan mahasiswa harus mempertimbangkan dari segi isi, strategi presentasi, budaya , karakteristik pengguna dsb.
Dalam hal ini kriteria program yang baik harus terlebih dahulu jelas bagi mahasiswa
TAKSONOMI TUJUAN AFEKTIF
Krathwohl , Bloom & Masia (1964) , mengembangkan taksonomi tujuan , yang berorientasikan kepada perasaan (afektif) . Taksonomi ini menggambarkan proses seseorang di dalam mengenali dan mengadopsi suatu nilai dan sikap tertentu yang menjadi pedoman bagi nya dalam bertingkah laku
Krathwohl , mengelompokkan tujuan AFEKTIF ke dalam 5 (lima) Kelompok, yaitu :1.PENGENALAN (Receiving)
2.PEMBERIAN RESPON (Responding)3. PENGHARGAAN TERHADAP NILAI (Valuing)
4.PENGORGANISASIAN (organization) 5.PENGALAMAN (characterization)
Pengelompokkan ini bersifat hierarkhis, dimulai dari tingkat yang paling rendah (sederhana) sampai ke tingkat lebih tinggi
Makin tinggi tingkat tujuan dalam hierarkhi , semakin besar keterlibatan dan komitmen seseorang terhadap tujuan tersebut .
1. PENGENALAN/ PENERIMAAN (Receiving)Tujuan Instruksional level AFEKTIF, mengharapkan mahasiswa untuk mengenal,
bersedia menerima dan memperhatikan berbagai stimulus.Dalam hal ini , mahasiswa bersikap pasif, sekedar mendengarkan atau
memperhatikan saja .
2. PEMBERIAN RESPON (Responding) Keinginan untuk berbuat sesuatu sebagai reaksi terhadap gagasan, benda atau
sistem nilai , lebih dari sekedar pengenalan biasa.Dalam hal ini mahasiswa diharapkan dapat menunjukkan prilaku yang diminta,
misalnya : berpartisipasi, patuh atau memberikan tanggapan secara sukarela bila diminta.
3. PENGHARGAAN TERHADAP NILAI (Valuing)Penghargaan terhadap suatu nilai adalah perasaan, keyakinan atau anggapan
bahwa suatu gagasan, benda atau cara berpikir tertentu mempunyai nilai.Dalam hal ini mahasiswa secara konsisten berprilaku sesuai dengan suatu nilai ,
meskipun tidak ada pihak lain yang meminta, atau mengharuskan .
4. PENGORGANISASIAN (Organization)Menunjukkan adanya saling berhubungan antara nilai-nilai tertentu dalam
suatu sistem nilai, serta menentukan nilai mana yang mempunyai prioritas lebih tinggi daripada nilai yang lain .
Dalam hal ini, mahasiswa menjadi Commited terhadap suatu nilai . Mahasiswa diharapkan untuk mengorganisasikan berbagai nilai yang dipilihnya
ke dalam suatu sistem nilai dan menentukan hubungan di antara nilai-nilai tersebut .
5. PENGAMALAN (Characterization) Pengamalan berhubungan dengan pengorganisasian dan pengintegrasian nilai-
nilai ke dalam suatu sistem nilai pribadi ; dan diperlihatkan melalui perilaku yang konsisten dengan sistem nilai tersebut
Pada tingkat afektif, mahasiswa diharapkan mencapai perilaku-perilaku yang dapat diintegrasikan kedalam filsafat hidup dan konsisten dengan filsafat hidup tersebut.
TAKSONOMI TUJUAN PSIKOMOTOR
HARROW (1972) mengembangkan kawasan PSIKOMOTOR, dengan menyusun tujuan PSIKOMOTOR ke dalam lima (5) tingkatan hierarki , yaitu :
1.MENIRU (Immitation) Pada tingkatan ini mahasiswa diharapkan dapat meniru suatu prilaku yang dilihatnya .
2. MANIPULASI (Manipulation) Tingkat ini mengharapkan mahasiswa dapat melakukan suatu perilaku tanpa bantuan visual seperti pada tingkat MENIRU.
Dalam hal ini, mahasiswa diberi petunjuk berupa tulisan atau instruksi verbal dan diharapkan melakukan tindakan (prilaku) yang diminta..
3. KETETAPAN GERAKAN (Precision) Pada tingkat ini mahasiswa diharapkan melakukan suatu perilaku tanpa menggunakan contoh visual maupun petunjuk tertulis dan dapat melakukannya dengan lancar, tepat , seimbang dan akurat .
4. ARTIKULASI (Articulation) Tingkatan ini mengharapkan mahasiswa dapat menunjukkan serangkaian gerakan akurat , urutan yang benar dan kecepatan yang tepat .
5. NATURALISASI (Naturalization) Tingkatan ini mengharapkan mahasiswa melakukan gerakan tertentu secara spontan atau otomatis.Mahasiswa melakukan gerakan tersebut tanpa berpikir lagi cara melakukannya dan urutannya.
KAITAN ANTARA TAKSONOMI DENGAN TINGKAT KESULITAN UNIT KOMPENTENSI
KOGNITIF (C )
BERKREASI (C6)
MENGEVALUASI (C5)
MENGANALISA (C4)
MENERAPKAN (C3)
MEMAHAMI (C2)
MENGINGAT (C1)
PSIKOMOTOR (P) AFEKTIF (A)
KREATIVITAS (P7)
PENYESUAIAN POLA GERAKAN (P6)
GERAKAN KOMPLEK (P5)
GERAKAN TERBIASA (P4)
GERAKAN TERBIMBING (P3)
KESIAPAN (P2)
PERSEPSI (P1)
PEMBENTUKAN POLA (A5)
ORGANISASI (A4)
PENILAIAN/PENENTUAN SIKAP (A3)
PARTISIPASI (A2)
PENERIMAAN (A1)
RENDAH
TINGGI
CONTOH TUJUAN PEMBELAJARAN KOGNITIF
SETELAH MENYELESAIKAN MATA KULIAH ……………… MAHASISWA DAPAT : …………………….
SETELAH LULUS MATA KULIAH…………………MAHASISWA DAPAT : ………………………..
1. Menghitung harga jual produksi obat dengan benar (C3)2. Menerapkan Istilah Manajemen dalam lingkungan bisnis
dengan benar (C3)3. Menyusun proposal Pemasaran dengan tepat (C4)4. Menunjukkan tugas utama seorang Public Relations Officer
dengan benar (C3)5. Menafsirkan konsep penelitian kedalam sistem informasi
dengan benar (C5)6. Menggunakan konsep-konsep aplikasi sistem informasi
manajemen dengan benar (C3)
CONTOH TUJUAN PEMBELAJARAN PSIKOMOTOR
SETELAH MENYELESAIKAN MATA KULIAH……. MAHASISWA DAPAT : ………………..
SETELAH LULUS MATA KULIAH …………… MAHASISWA DAPAT : ………………..
1. Mempraktekkan percakapan bahasa Inggris di lingkungan bisnis dengan fasih (P3)
2. Mengoperasikan perangkat komputer pada pengolahan kata & angka dengan benar (P4)
3. Mendemonstrasikan cara menolong persalinan dengan benar (P4)
4. Merancang Aplikasi Sistem Akademik berbasis komputer dengan tepat (P7).
CONTOH TUJUAN PEMBELAJARAN AFEKTIF
SETELAH MENYELESAIKAN MATA KULIAH................ MAHASISWA DAPAT : …………….
SETELAH LULUS MATA KULIAH …………………… MAHASISWA DAPAT : …………….
1. Menunjukkan manfaat berpikir positif dalam menjalin relasi interpesonal secara efektif (A5)
2. Merumuskan cara berkomunikasi di dalam kelompok bisnis secara benar (A4)
3. Memilih bentuk kegiatan pemasaran di lingkungan kantor dengan tepat (A1)
4. Mempraktekan teori manajemen di lingkungan departemen secara efektif (A2)
MENYUSUN STANDAR KOMPETENSI & KOMPETENSI DASAR
PRINSIP PERUMUSAN TUJUAN ANALISIS PEMBELAJARAN TEORI ABCD : AUDIENCE – BEHAVIOR – CONDITION - DEGREE
AUDIENCE : adalah mahasiswa yang akan belajar (bukan dosen). Fokus &
kejelasan tentang audience sangat menentukan kesesuaian bahan & strategi
pembelajaran yang akan dipergunakan .
BEHAVIOR : Perilaku mahasiswa yang dirumuskan dengan kata kerja dan
objek. Contoh : menyebutkan definsi manajemen; menjelaskan konsep
marketing
CONDITION : Keadaan atau batasan yang dikenakan kepada mahasiswa
pada saat diuji. Contoh : setelah lulus mata kuliah English Lab mahasiswa
mampu merespon pertanyaan dalam bahasa english.
DEGREE : tingkat keberhasilan mahasiswa dalam melakukan suatu perilaku/
kompetensi yang ditentukan. Contoh : menyebutkan istilah-istilah pada mata
kuliah ybs minimal 85 % benar.
ANALISIS INSTRUKSIONAL (PEMBELAJARAN)ADALAH PROSES PENJABARAN KEMAMPUAN /PERILAKU KOMPETENSI
UMUM (STANDAR KOMPETENSI) MENJADI KEMAMPUAN /PERILAKU/KOMPETENSI KHUSUS (KOMPETENSI DASAR)
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
PROSES PENJABARAN
GAMBARKAN DALAM BENTUK BAGANDAN TERSTRUKTUR
1. MENETAPKAN STRUKTUR KOMPETENSI MATA KULIAH
• STRUKTUR HIERARIKAL =
Kedudukan dua perilaku yang menunjukkan hanya dapat dilakukan Salah satu perilaku Bila telah dikuasai perilaku yang lain
Susunan beberapa kompetensi, yang satu Menjadi prasyarat kompetensi berikutnya
C1
C2
C3
2. STRUKTUR PROSEDURAL
MenempatkanTransparansiDi atas OHP
Menyalakan OHP
MengaturFokus
Susunan beberapa kompetensi , yang menunjukkan satu seri , tetapi TIDAK ADA yang menjadi prasyarat kompetensi lainnya; setiap kompetensi dapat dipelajari secara terpisah.
Beberapa perilaku yang menunjukkan seri urutan penampilan prilaku , tetapi tidak ada yang menjadi perilaku prasyarat untuk yang lainnya.
1 2 3
3. STRUKTUR PENGELOMPOKAN (Kluster)
Adalah Perilaku-perilaku khusus yang tidak mempunyai ketergantungan antara satu dgn yang lain, walaupun
semuanya berhubungan
Menaksir Jarak antara bola yangAkan di sodok , bola yang akan
Disenggol dan lubang 2
Memperkirakan seberapa keras bola sodok untuk menyenggolAtau menyentuh bola lain agar bola yang terakhir ini masuk lubang
Memperkirakan titik Senggol antara kedua bola
3
Menyodok bola1
STRUKTUR CLUSTER
5
2 3 4
1
4. STRUKTUR KOMBINASI Suatu perilaku umum bila diuraikan menjadi perilaku khusus sebagian tersebar akan terstruktur secara kombinasi antara struktur hierakikal,
prosedural dan pengelompokan.
MelakukanStart (1)
Menjelaskan Tehnik Lari Menjelaskan
TehnikMelintasi
Garis finish
Merangkaikan start, lari danMelintas garis finish. (4)
MenjelaskanTehnik start
Lari (2) Melintas
Garis Finish (3)
TPU
3 42
1
6 75
8
MEMBUAT ANALISIS PEMBELAJARAN
ANALISIS PEMBELAJARAN MATA KULIAH :SEMESTER : ( .....-.....)TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (STANDAR KOMPETENSI) : (adalah
rumusan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang akan dicapai mahasiswa pada akhir proses belajar (instruksional) dan mengandung teori ABCD , yaitu :
A = audience (mahasiswa)B = Behavior (perilaku spesifik yang akan dimunculkan mhsw
setelah proses belajar selesai (lihat ranah-ranah)C. Condition (Batasan yang dikenakan kepada mhsw atau alat yang
digunakan mhsw saat di test bukan saat belajar.)D. Degree (tingkat keberhasilan mhsw dalam mencapai perilaku tersebut.
(lihat contoh )
SELAMAT MENGAJAR