PENGGUNAAN MEDIA IKLAN TELEVISI (Aqua VERSI NTT)...
Transcript of PENGGUNAAN MEDIA IKLAN TELEVISI (Aqua VERSI NTT)...
PENGGUNAAN MEDIA IKLAN TELEVISI (Aqua VERSI NTT)
UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS
CERPEN SISWA KELAS VII SMP PGRI 2
CIPUTAT TANGERANG SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Ainnur Ulum Sugiarto
108013000079
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
i
A B S T R A K
AINNUR ULUM SUGIARTO, 108013000079: Penggunaan Media Iklan Televisi (Aqua versi NTT) Untuk Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas VII SMP PGRI 2 Ciputat, Tangerang Selatan Tahun
Pelajaran 2014/2015. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2015. Dengan adanya iklan televisi aqua versi NTT yang memiliki alur
serta tokoh di dalamnya bisa memungkinkan hal itu bisa dijadikan alat
atau media untuk merangsan keinginan menulis cerpen. Inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengadakan penelitian guna mengetahui
Peningkatan kemampuan menulis cerpen dengan penggunaan media iklan televisi (Aqua Versi NTT).
Tujuan penelitian ini yaitu untuk membentuk dan meningkatkan
kemampuan menulis cerpen agar terbentuk budaya menulis di masyarakat dengan harapan agar dapat meningkatkan kemampuan menulis cerpen.
Penelitian ini dilaksanakan pada Februari 2015. di SMP PGRI 2 CIPUTAT Jln. Cendrawasih KM. 4 Jurang Mangu, Ciputat. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-3 SMP PGRI 2 Ciputat, Tangrang
selatan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kemampuan menulis cerpen
dapat ditingkatkan dengan menggunakan media iklan televisi terutama iklan (Aqua versi NTT). Berdasarkan hasil analisis terdapat 6 siswa yang masih di bawah KKM (70), dengan persentase yang dihitung dengan
rumus sebagai berikut: N
=20% dari 30 siswa yang
mendapatkan nilai di bawah KKM. Sedangkan untuk siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM (70) sebanyak 24 siswa, dengan
persentase yang dihitung dengan rumus sebagai berikut: N
=80%dari 30 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM. Dari urain di atas bisa dikatakan kalau hipotesis diterima serta penelitian ini berhasil meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa SMP PGRI 2 Ciputat,
Tangerang Selatan.
ii
A B S T R A C T
AINNUR ULUM SUGIARTO, 108013000079: Using Ad Media
Television (Aqua version NTT) Improved Ability To Write Short Story Seventh
Grade Students of SMP PGRI 2 ciputat academic year 2014/2015. Education
Department of Indonesian Language and Literature, Faculty of Science and
Teaching Tarbiyah, Syarif Hidayatullah State Islamic University of Jakarta, in
2015.
With the television advertising aqua NTT version that has a groove and
the characters in it could allow it to be used as a tool or medium to merangsan
desire to write short stories. This is what makes the writer interested in conducting
research to determine Increased ability to write short stories with the use of
television advertising media (Aqua Version NTT).
The purpose of this study is to establish and improve the ability to write
short stories in order to form culture of writing in the hope that people can
improve the ability to write short stories. The research was conducted in February
2015. The SMP PGRI 2 CIPUTAT Jln. Cendrawasih KM. 4 Canyons Mangu,
Ciputat. The subjects were students of class VII-3 SMP PGRI 2 Ciputat, Tangrang
south.
The study concluded that the ability to write short stories can be enhanced
by using advertising media, especially television advertising (Aqua version NTT).
Based on the analysis, there are 6 students still under KKM (70), with a
percentage calculated by the following formula: N = 6/30 X100% = 20% of the 30
students who scored below the KKM. As for students who scored in the top KKM
(70) were 24 students, the percentage is calculated with the following formula: N
= 24/30 X100% = 80% of the 30 students who scored in the top of the KKM. Of
urain above could be said that this research hypothesis is accepted and
successfully improve students' ability to write short stories SMP PGRI 2 Ciputat,
Tangrang south.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, skripsi yang berjudul Penggunaan Media Iklan Televisi (Aqua
versi NTT) Untuk Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas VII SMP PGRI 2
Ciputat, Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015 ini dapat terselesaikan dengan
baik. Shalawat dan salam tidak lupa penulis sanjungkan kepada junjunan kita
Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan umatnya yang setia hingga akhir
zaman.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari dorongan orang-orang terdekat
dengan penulis. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. selaku dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Makyun Subuki, M.Hum. selaku ketua jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan dosen
pembimbing skripsi yang selalu meluangkan waktunya hanya demi
memberikan arahan dan motivasi kepada penulis agar segera
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
3. Dr. Elvi Susanti, M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik yang baik
hati dan selalu memberikan dorongan kepada penulis agar segera
menyelesaikan studi S1.
4. Segenap dosen PBSI, terutama Dra. Mahmudah Fitriyah ZA., M.Pd.,
Rosida Erowati, M.Hum. dan Novi Diah Haryanti, M.Hum. yang
selalu memberi motifasi untuk segera keluar dari UIN (LULUS). Satu
lagi untuk para penghuni SanyoBoys (A Isol dan Bang Ipung) yang
suka “marah-marah” sambil nunjuk dan matanya melotot serta
nyebutin nama lengkap, selengkap-lengkapnya. Tidak lupa juga untuk
dosen PBSI lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu
namun tidak mengurangi rasa hormat penulis kepadanya.
iv
5. Ika Hartika, S.Pd. selaku kepala sekolah di SMP PGRI 2 Ciputat, di
mana di sana penulis mengabdikan diri, mengembangkan ilmu, dan
mendedikasikan tenaga dan pikiran penulis untuk pendidikan.
6. Diah Lestari, S.Sos. dan Edi Kurniawan, S.Pd. selaku wakil kepala
SMP PGRI 2 Ciputat yang selalu mendukung penulis untuk segera
sarjana.
7. Teman-teman seprofesi di SMP PGRI 2 Ciputat yang senantiasa
mengingatkan penulis agar menyelesaikan studi ini, terutama Capten
Endika yang ngakunya maco dan gila sama pramuka.
8. Teman-teman PBSI angkatan 2008, terutama tim odong-odong
(Junaedi Abdullah, C.S.Pd., Abdul Kudus Putra Fajar, S.Pd., Q. Fathan
Alfatih, S.Pd., dan Rio Noviza, S.Pd.), juga Rusfi, S.Pd., dan Aang
Arwani Aminuloh, serta lainnya yang penulis banggakan.
9. Ibunda tercinta Karsi dan ayahanda Sutikno yang selalu memberikan
semangat, doa, dan dukungannya kepada penulis. Tidak lupa juga
penulis sampaikan rasa bangga kepada yunda Siti Ernawati beserta kak
Khoirul Anam, juga yunda Sri Zumaroni berserta kak Sukoto, serta
yunda Suntiani dan mas Eko yang tidak henti-hentinya mendorong
penulis untuk segera menyelesaikan studi ini. Juga kepada adinda
Susilowati Indah yang menjadi motivasi penulis untuk selalu
memberikan yang terbaik.
Penulis berharap semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada
penulis, baik berupa materiil maupun moril, dapat balasan yang berlipat dari Allah
SWT.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Namun demikian, penulis berharap skripsi ini bermanfaat adanya.
Jakarta, 26 Juni 2015
Penulis
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG MUNAQASAH
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTRACT................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 5
C. Batasan Masalah................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
E. Tujuan penelitian .................................................................................. 6
F. Manfaat penelitian ................................................................................ 6
BAB II ACUAN TEORETIS ...................................................................... 5
A. Pengertian Menulis............................................................................... 8
B. Pengertian Kemampuan ....................................................................... 19
C. Pengertian Cerpen ................................................................................ 20
D. Pengertian Iklan.................................................................................... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 32
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 32
B. Metodologi Penelitian .......................................................................... 32
vi
C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 33
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian .......................................... 33
E. Tahap Interferensi Tindakan ................................................................ 34
F. Instrumen Analisis................................................................................ 35
G. Teknik Pengolahan Data ...................................................................... 36
H. Teknik Penyajian Data ......................................................................... 36
I. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 38
A. Gambaran Umum SMP PGRI 2 Ciputat .............................................. 38
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian............................................................ 47
C. Analisis Data ........................................................................................ 49
D. Data Hasil Menulis Cerpen ................................................................. 64
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 66
A. Simpulan............................................................................................... 66
B. Saran ..................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 67
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Siklus 1
Lampiran 2 RPP Siklus 2
Lampiran 3 Cerpen Siswa 1
Lampiran 4 Cerpen Siswa 2
Lampiran 5 Cerpen Siswa 3
Lampiran 6 Cerpen Siswa 4
Lampiran 7 Cerpen Siswa 5
Lampiran 8 Cerpen Siswa 6
Lampiran 9 Cerpen Siswa 7
Lampiran 10 Cerpen Siswa 8
Lampiran 11 Foto Kegiatan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa secara umum dapat diartikan sebagai suatu alat komunikasi
yang disampaikan seseorang ke pada orang lain agar bisa mengetahui apa
yang menjadi maksud dan tujuannya. Bahasa merupakan sebuah budaya
milik suatu bangsa untuk mempersatukan antar manusia yang ada di
dalamnya.
Kridalaksana mengartikan bahasa sebagai sebuah sistem lambang
bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat
untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Dalam
bahasa terdapat empat keterampilan dasar di dalamnya, dan keterampilan itu
adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis keempat keterampilan
tersebut sangatlah berkaitan, saling menunjang, dan saling mendukung.1
Menulis membutuhkan sebuah keterampilan yang mendalam tentang
cara mengolah gagasan yang ada di dalam pikiran menjadi sebuah tulisan
tangan, kita jarang mendengar atau bahkan tak pernah ada orang tua yang
menyuruh anaknya untuk menulis? Ayo menulis! Pernahkah Anda
mendengarnya? Jangankan anak-anak, orang dewasa pun pasti akan kesulitan
untuk diberi perintah seperti itu. Bila semua orang bisa menulis, tentu negeri
ini akan penuh dengan karya sastra.
1HarimurtiKridalaksana. Kamus linguistic, (Jakarta: GramediaPustakaUtama, 2001) h. 21
2
Menulis itu penting, menulis bahkan sangat erat kaitannya dengan
peradaban. Seseorang dapat berpikir dan menuangkan pikiran itu ke dalam
sebuah tulisan serta bagaimana ia menuliskan gagasan tersebut, dapat kita
ketahui seperti apa cara berpikir dan bersikapnya. Ada dua jenis karangan
yang dapat dibaca dan dituliskan, yang pertama adalah karangan fiksi dan
yang kedua adalah karangan nonfiksi, untuk memahami karangan fiksi
diperlukan pemahaman yang cukup mendalam, karena dalam karangan fiksi
terdapat berbagai macam unsur yang harus dipahami secara bersamaan untuk
menghasilkan penafsiran yang hampir sama dengan pengarang. Pemahaman
karangan fiksi tidak akan sama karena karangan ini memiliki sifat penafsiran
ganda terhadap pandangan setiap orang yang membacanya, karena sifat
karangan fiksi yang memiliki penafsiran ganda. Salah satu karangan fiksi itu
adalah cerpen.
Setiap orang pasti bisa menulis, karena menulis itu sebenarnya tidak
terlalu sulit. Aswendo Atmowiloto pernah mengatakan bahwa “menulis itu
gampang” Andreas Harefa menegaskan bahwa menulis adalah keterampilan
tingkat sekolah dasar. Adam Malik contohnya, tokoh yang pernah menjadi
Wapres RI itu, ternyata sekolahnya hanya sampai kelas lima SD, tetapi ia
sangat piawai mengarang. Ini sebuah bukti bahwa untuk bisa menjadi penulis
atau pengarang tidak perlu persyaratan yang rumit. Tidak buta huruf! Itu saja
modal dasarnya. Selanjutnya ada kemauan dan kerja keras itu yang penting.
Ingatlah teori Thomas Alfa Edison yang menyatakan bahwa sukses itu
adalah 1 persen karena bakat dan 99 persen karena kerja keras. Di sini jelas
3
bahwa untuk menuju tangga kesuksesan, sebenarnya bakat tidak memegang
peranan yang signifikan dan merupakan faktor yang bisa diabaikan.
Keberadaannya sangat kecil dan tdak menentukan. Dari hal tersebut dapat
kita tarik kesimpulan bahwa sesungguhnya kerja keras adalah modal terbesar
untuk mencapai sebuah kesuksesan, tidak terkecuali untuk hal kepenulisan,
kita juga perlu kerja keras untuk dapat menjadi seorang penulis yang piawai,
seorang penulis cerpen harus mempunyai keterampilan serta ketekunan untuk
menjadi seorang penulis yang baik.
Menulis sebuah cerpen diperlukan sebuah keterampilan yang cukup
mendalam karena cerpen memiliki berbagai unsur yang harus dipenuhi untuk
menghasilkan karangan yang baik. Menulis cerpen bukan hanya merupakan
keterampilan mengolah kata menjadi sebuah karangan yang yang dapat
dibaca oleh khalayak, melainkan memerlukan imajinasi untuk dapat lebih
menghidupkan isi dari cerpen tersebut, penguatan imajinasi dapat diperoleh
dari berbagai hal dan salah satunya adalah dari iklan yang ada di televisi.
Secara tidak langsung tayangan-tayangan televisi terutama iklan dapat
memberikan dampak kepada penikmatnya, baik itu dampak positif ataupun
negatif. Dampak positif yang kita bisa rasakan adalah, perolehan informasi
yang mudah dari tayangan-tayangan iklan televisi serta kita bisa dengan
mudah memilih sesuatu yang kita butuhkan dari tayangan iklan yang kita
lihat. Dampak negatif iklan yang bisa kita rasakan adalah kita menjadi
semakin konsumtif terhadap apa yang kita lihat dari tayangan televisi,
4
padahal barang tersebut belum tentu kita butuhkan, karena memang iklan
tersebut mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut.
Iklan adalah salah satu komponen marketing yang umum dilakukan
oleh perusahaan. Bahkan kegiatan iklan dianggap sangat penting jika ingin
produknya sukses di pasar. Tak heran setiap tahun, bahkan tiap launching
produk baru, perusahaan menghabiskan ratusan juta bahkan miliaran rupiah
untuk pengeluaran biaya iklan. Kondisi persaingan yang semakin ketat
membuat biaya ini bertambah tiap tahunnya. Perusahaan berlomba-lomba
membuat iklan untuk membangun posisi yang menguntungkan di pasar.
Tiada hari tanpa iklan. Itulah gambaran saking banyaknya iklan yang
muncul di televisi. Setiap jam, setiapa cara selalu dipenuhi tayangan iklan.
Iklan di televise sekarang sudah memasyarakat, bahkan cenderung membius.
Jika melihat pengaruhnya, dampak iklan itu sendiri bisa positif maupun
negative tergantung siapa audiensnya. Iklan memang dapat mempengaruhi
perilaku konsumen terhadap merek yang diiklankan. Pengaruh iklan pada
perilaku konsumen ini sangat variatif, mulai dari mendorong konsumen untuk
mencari produk yang dimaksud sampai dengan mendorong orang yang
sebelumnya tidak loyal menjadi loyal.
Konsumen iklan bukan hanya kalangan dewasa saja, siswa SMP juga
menjadi konsumen iklan saat melihat tayangan televisi, ketika iklan dapat
kita konfersikan menjadi sebuah hal yang dapat dijadikan media untuk
pembelajaran hal tersebut tentu akan dapat membantu siswa dalam belajar
5
dan dapat menjadi kasanah media pembelajaran. Saat ini banyak sekali iklan
yang tayang di televisi, salah satunya adalah iklan aqua versi NTT.
Dalam iklan aqua versi NTT ini terdapat banyak hal yang menarik
salah satunya adalah jargon “sekarang sumber air sudekat” serta adanya alur
yang menunjukkan bahwa iklan tersebut dibuat dengan baik dan sangan bisa
mempengaruhi penikmat televisi, dalam menulis sebuah cerpen dibutuhkan
adanya amajinasi tentang suatu hal baik itu hal yang baru ataupun hal yang
telah ada dalam pikiran kita namun belum bisa kita tuangkan dalam tulisan.
Dengan adanya iklan televise aqua versi NTT yang memiliki alur serta tokoh
di dalamnya bisa memungkinkan hal itu bisa dijadikan alat atau media untuk
merangsan keinginan menulis cerpen.
Inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
guna mengetahui Peningkatan kemampuan menulis cerpen dengan
penggunaan media iklan televisi (Aqua Versi NTT).
B. Identifikasi Masalah
1. Pemahaman awal siswa terhadap penulisan cerpen masih rendah.
2. Penggunaan media iklan dapat meningkatkan kemampuan menulis
cerpen.
6
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut penulis membatasi
masalah ;
a. Pemahaman siswa tentang menulis cerpen di SMP PGRI 2
Ciputat, Tangerang Selatan.
b. Penggunaan media yang dipilih hanya meliputi media iklan
televisi
D. Rumusan Masalah
Setelah dilakukan pembatasan masalah, dalam penelitian ini
masalah dirumuskan menjadi:
a. Bagaimanakah tingkat pemahaman cerpen siswa kelas VII
SMP PGRI 2 Cipuat, Tangerang Selatan.
b. Bagaimanakah meningkatkan kemampuan menulis cerpen
dengan penggunaan media iklan televisi (Aqua versi NTT) di
SMP PGRI 2 Ciputat, Tangerang Selatan.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini diharapkan berguna bagi siswa agar dapat
meningkatkan kemampuan menulis cerpen, dengan penggunaan media
yang bisa dilihat dengan mudah yaitu iklan televisi terutama iklan aqua
versi NTT.
7
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secera
teoretis maupun praktis. Untuk lebih jelas mengenai kedua manfaat tersebut
akan dijelaskan berikut ini:
1. Manfaat teoretis
a. Sebagai bahan perbandingan bagi guru untuk pengajaran penulisan
cerpen dengan menggunakan media iklan.
b. Sebagai bahan referensi belajar siswa atau pihak-pihak sekolah yang
membutuhkannya.
2. Manfaat praktis
a. Bagi sekolah
Sebagai khazanah atau pengayaan berbagai media dalam
pembelajaran menulis cerpen.
b. Bagi guru
Sebagai masukan adanya variasi media pembelajaran.
c. Bagi siswa
Adanya variasi pembelajaran yang mengarahkan siswa menjadi lebih
termotifasi terhadap pembelajaran menulis cerpen.
d. Bagi peneliti
Sebagai pengalaman dalam meneliti dan memahami berbagai konsep
tentang variasi media pembelajaran menulis cerpen.
8
BAB II
ACUAN TEORETIS
A. Menulis
1. Pengertian Menulis
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan
dalam komunikasi secara tidak langsung. Keterampilan menulis tidak
didapatkan secara alamiah, tetapi harus melalui proses belajar dan berlatih.
Berdasarkan sifatnya, menulis juga merupakan keterampilan berbahasa yang
produktif dan reseptif.Dalam kegiatan menulis, penulis harus trampil
memanfaatkan grafologi, kosa-kata, struktur kalimat, pengembangan paragraf,
dan logika berbahasa.
Menurut Lado menulis adalah meletakkan simbol grafis yang mewakili
bahasa yang dimengerti orang lain. Jadi, orang lain dapat membacasimbol
grafis itu, jika mengetahui bahwa itu menjadi bagian dari ekspresi
bahasa.1Sementara Rusyana mendefinisikan menulis sebagai kemampuan
menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu
gagasan atau pesan.2
Menulis adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan
yang disampaikan penulis dapat di pahami pembaca.3Menulis adalah suatu
proses menyusun, mencatat, dan megkomunikasikan makna dalam tataran
ganda bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan
menggunakan suatu sistem tanda konvesional yang dapat dilihat atau dibaca.
Djago Tarigan mengemukakan bahwa menulis berarti mengekspresikan secara
tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan.Sarana mewujudkan
hal itu adalah bahasa. Isi ekspresi melalui bahasa itu akan dimengerti orang
1 Pusat Pengembangan Profesi Pendidik, Keterampilan Menulis: Bahan Belajar Pendidikan dan
Pelatihan Pasca-Uji Kompetensi Awal bagi Guru Kelas, (Jakarta: Kemendikbud, 2012),
Modul Bahasa Indonesia 3, h. 3. 2 Yus Rusyana, Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan , (Bandung: CV Diponegoro,
1988), h. 191. 3 Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Penerbit
Angkasa, 1986), h. 21.
9
lain atau pembaca bila dituangkan dalam bahasa yang teratur, sistematis,
sederhana, dan mudah dimengerti.4
Menulis bukan sesuatu yang diperoleh secara spontan, tetapi
memerlukan usaha sadar “menuliskan” kalimat dan mempertimbangkan cara
mengkomunikasikan dan mengaturnya, Semi menyatakan bahwa menulis pada
hakikatnya merupakan pemindahan pikiran atau perasaan ke dalam bentuk
lambang bahasa.5
Menurut Gere (1985), menulis dalam arti komunikasi ialah
menyampaikan pengetahuan atau informasi tentang subjek. Menulis berarti
mendukung ide. Byrne (1988) mengatakan bahwa menulis tidak hanya
membuat satu kalimat atau hanya beberapa hal yang tidak berhubungan, tetapi
menghasilkan serangkaian hal yang teratur, yang berhubungan satu dengan
yang lain, dan dalam gaya tertentu. Rangkaian kalimat itu bisa pendek,
mungkin hanya dua atau tiga kalimat, tetapi kalimat itu diletakkan secara
teratur dan berhubungan satu dengan yang lain, dan berbentuk kesatuan yang
masuk akal.6Lebih lanjut Rusyana memberikan batasan bahwa kemampuan
menulis atau mengarang adalah kemampuan menggunakan pola-pola bahasa
dalam tampilan tertulis untuk mengungkapkan gagasan atau pesan.
Kemampuan menulis mencakup berbagai kemampuan, seperti kemampuan
menguasai gagasan yang dikemukakan, kemampuan menggunakan unsur-
unsur bahasa, kemampuan menggunakan gaya, dan kemampuan menggunakan
ejaan serta tanda baca.7
Berdasarkan pengertian yang dipaparkan para ahli dapat kita
simpulkan bahwa menulis merupakan bentuk komunikasi tidak langsung yang
berupa pemindahan pikiran atau perasaan dengan memanfaatkan grafologi,
struktur bahasa, dan kosakata dengan menggunakan simbol-simbol sehingga
dapat dibaca seperti yang diwakili oleh simbol tersebut.
4 Djago Tarigan, Keterampilan Menulis, (Bandung: Penerbit Angkasa, 1984), h. 117.
5M. Atar Semi, Menulis Efektif, (Padang: Angkasa Raya, 2003), h. 8.
6 Pendapat Gere dan Byrne dapat dibaca di Pusat Pengembangan Profesi Pendidik, op.cit.,h. 4.
7Yus Rusyana, op.cit.,h. 191.
10
2. Tujuan Menulis
Apa pun yang biasa dilakukan seseorang pasti ada tujuannya, begitu
pula dalam hal aktivitas menulis. Seseorang menulis pastilah karena memiliki
tujuan objektif yang mau tidak mau harus bisa dipertanggungjawabkan di
hadapan pembacanya. Karena tulisan pada dasarnya ialah sarana untuk
menyampaikan pendapat atau gagasan agar dapat dipahami dan diterima orang
lain. Tulisan dengan demikian menjadi salah satu sarana berkomunikasi yang
cukup efektif dan efesien untuk menjangkau khalayak pembaca.
Oleh karena itu, maka tujuan menulis dapat dirunut dari tujuan-tujuan
komunikasi yang cukup mendasar dalam konteks pengembangan peradaban
dan kebudayaan mesyarakat itu sendiri. Adapun tujuan menulis seperti dikutip
dari buku Keterampilan Menulis: Bahan Belajar Pendidikan dan Pelatihan
Pasca-Uji Kompetensi Awal bagi Guru Kelas ialah sebagai berikut.
a. Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun
peristiwa termasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta, data
dan peristiwa agar khalayak pembaca memperoleh pengetahuan
dan pemahaman baru tentang berbagai hal yang terjadi di
lingkungan sekitarnya.
b. Membujuk, melalui tulisan seorang penulis mengharapkan pula
pembaca dapat menentukan sikap, apakah menyetujui atau
mendukung yang dikemukakan. Penulis harus mampu membujuk
dan meyakinkan pembaca dengan menggunakan gaya bahasa yang
persuasif. Oleh karena itu, fungsi persuasif dari sebuah tulisan akan
dapat menghasilkan apabila penulis mampu menyajikan dengan
gaya bahasa yang menarik, akrab, bersahabat, dan mudah dicerna.
c. Mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan.
Melalui membaca, pengetahuan seseorang akan terus bertambah,
kecerdasan terus diasah, dan pada gilirannya akan menentukan
perilaku seseorang. Orang-orang yang berpendidikan misalnya,
cenderung lebih terbuka dan penuh toleransi, lebih menghargai
pendapat orang lain, dan tentu saja cenderung lebih rasional.
11
d. Menghibur. Fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi,
bukan monopoli media massa, radio, televisi, namun media cetak
dapat pula berperan dalam menghibur khalayak pembacanya.
Tulisan-tulisan atau bacaan-bacaan “ringan” yang kaya dengan
anekdot, cerita dan pengalaman lucu bisa pula menjadi bacaan
pelipur lara atau untuk melepaskan ketegangan setelah seharian
sibuk beraktifitas.8
Dengan demikian, tujuan menulis mencakup empat hal yaitu untuk
memberikan suatu informasi, untuk meyakinkan atau mendesak (persuasi),
untuk mengedukasi, dan untuk menghibur atau menyenangkan.Sementara itu,
Hugo Hartig dalam Tarigan9merumuskan tujuan menulis lebih luas lagi, yaitu
sebagai berikut.
a. Tujuan penugasan (assignment purpose). Sebenarnya dalam hal ini
tidak secara eksplisit memperlihatkan suatu tujuan kecuali karena
orang yang menulis melakukannya semata-mata tugas yang
diberikan kepadanya.
b. Tujuan altruistik (altruistic purpose). Penulis bertujuan untuk
menyenangkan pembaca,menghindarkan kedudukan pembaca,ingin
menolong pembaca memahami,menghargai perasaan dan
penalaranya,ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan
lebih menyenangkan dengan karyanya itu.
c. Tujuan persuasif (persuasive purpose). Dalam hal ini penulis
bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang
diutarakannya.
d. Tujuan penerangan(informational purpose). Dalam hal ini, penulis
bertujuan memberi informasi atau keterangan kepada para
pembaca.
8 Pusat Pengembangan Profesi Pendidik, op.cit.,h. 5-6.
9 Henry Guntur Tarigan, op.cit.,h. 24-25.
12
e. Tujuan pernyataan diri (self expressive purpose). Di sini penulis
bertujuan memperkenalkan atau menyatakan dirinya kepada
pembaca.
f. Tujuan kreatif (creative purpose). Penulis bertujuan melibatkan
dirinya dengan keinginan mencapai norma artistic atau nilai-nilai
kesenian.
g. Tujuan pemecahan masalah (problem solving purpose). Penulis
bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Dengan demikian tujuan menulis secara rinci mencakup tujuan
menulis dalam hal penugasan, tujuan altruistik, tujuan persuasif, tujuan
penerangan, tujuan pernyataan diri, tujuan kreatif, dan tujuan pemecahan
masalah.
3. Jenis-jenis Menulis
Ragam menulis atau tulisan dapat didasarkan pada isi tulisan, isi
tulisan mempengaruhi jenis informasi, pengorganisasian, dan tata sajian
tulisan.Oleh karena itu, setiap penulis sebaiknya mengetahui jenis-jenis tulisan
agar maksud dari apa yang ditulis tidak kabur. Wahyu Wibowo menuturkan
ada lima jenis tulisan, yaitu deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, dan
persuasi.10
a. Deskripsi. Jenis tulisan ini berisi gambaran mengenai suatu hal
atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar,
atau merasakan hal tersebut. Tulisan yang tujuannya memberikan
perincian atau detail tentang objek sehingga dapat memberi
pengaruh pada sensitivitas dan imajinasi pembaca atau pendengar
bagaikan mereka ikut melihat, mendengar, merasakan, atau
mengalami langsung objek tersebut.11
10
Wahyu Wibowo, Manajemen Bahasa: Pengorganisasian Karangan Pragmatik dalam Bahasa
Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi Bisnis, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2003), Cetakan II, h. 58-59. 11
M. Atar Semi, op.cit.,h. 41.
13
Deskripsi bertujuan menyampaikan sesuatu hal dalam
urutan atau rangka ruang dengan maksud untuk menghadirkan di
depan mata angan-angan pembaca segala sesuatu yang dilihat,
didengar, dicecap, diraba, atau dicium oleh pengarang.12
b. Eksposisi. Keraf menjelaskan bahwa eksposisi adalah tulisan yang
berusaha untuk memperluas pandangan dan pengetahuan seseorang
mengenai objek yang digarapnya.13Menurut Aceng Hasani dalam
buku Ikhwal Menulis eksposisi adalah bentuk tulisan yang sering
digunakan dalam menyampaikan uraian ilmiah dan tidak berusaha
mempengaruhi pendapat pembaca. Melalui eksposisi pembaca
tidak dipaksa untuk menerima pendapat penulis, setiap pembaca
boleh menolak dan menerima apa yang dikemukakan oleh
penulis.14
Sementara itu, Meithy Djiwatampu menilai bahwa
eksposisi adalah bacaan yang memberi informasi tentang benda,
kejadian, atau ide tertentu.15 Sehingga jenis tulisan ini dapat
dengan mudah dikenali dan diingat oleh pembacanya.Hal tersebut
dikarenakan bentuk eksposisi lebih terurai dan terstruktur, apakah
hanya berisi paparan karakternya saja, atau berisi uraian mengenai
urutan kejadian.Salah satu contoh tulisan eksposisi ialah Cara
Membuat Tumis Ikan Mas atau Petunjuk Penggunaan suatu produk
tertentu.
c. Argumentasi. Yang dimaksud dengan tulisan argumentasi adalah
karangan yang terdiri atas paparan alasan atau pendapat untuk
membangun suatu kesimpulan. Argumentasi ini ditulis dengan
maksud untuk memberikan alasan, memperkuat atau menolak
sesuatu pendapat, pendirian, atau gagasan.
12
A. Widyamartaya, Seni Menuangkan Gagasan , (Yogyakarta: Kanisius, 1992), Cetakan II, h. 9-
10. 13
Gorys Keraf, Eksposisi dan Deskripsi: Komposisi Lanjutan II, (Yogyakarta: Nusa Indah dan
Yayasan Kanisius, 1981), h. 6. 14
Aceng Hasani, Ikhwal Menulis, (Serang: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Press, 2005), h. 30. 15
Meithy Djiwatampu, Membaca untuk Belajar, (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), Cetakan II, h. 66.
14
Lebih lanjut, Paulus Tukan menjelaskan bahwa tulisan
argumentasi bertujuan untuk menyampaikan suatu pendapat,
konsepsi, atau opini kepada pembaca. Untuk meyakinkan pembaca,
penulis menyertakan bukti, contoh, dan berbagai alasan yang sulit
dibantah.16
Menurut Gorys Keraf dalam bukunyaArgumentasi dan
Narasi, argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha
untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka
itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh penulis atau pembicara.17
d. Narasi. Narasi adalah tulisan berbentuk karangan yang menyajikan
serangkaian peristiwa atau kejadian menurut urutan terjadinya
(kronologis) dengan maksud memberi makna kepada sebuah atau
rentetan kejadian sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari
cerita itu. Keraf mendefinisikan narasi sebagai jenis tulisan yang
berusaha mengisahkan kejadian-kejadian yang ingin disampaikan
penulis sedemikian rupa, sehingga pembaca merasakan seolah-olah
ia sendirilah yang mengalami peristiwa itu.18
Biasanya dalam narasi ada tokoh, sudut pandang, alur, dan
setting sehingga tak heran jika narasi selalu menyajikan tulisan-
tulisan yang bernuansa emosional dan kedekatan dengan
pembacanya.Contoh narasi ialah cerpen, novel, biografi, sejarah,
dan memoir.
e. Persuasi. Persuasi merupakan jenis tulisan yang bermaksud
mempengaruhi orang lain. Persuasi menurut Nani Darmayanti
adalah bentuk tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang
baik pembaca atau juga pendengar agar melakukan sesuatu yang
16
Paulus Tukan, Mahir Berbahasa Indonesia 3 untuk SMA Kelas XII, (Jakarta: Yudhistira, 2006),
Cetakan I, h. 52. 17
Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1985), h. 3. 18
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007), Cetakan XVII,
h. 20.
15
dikehendaki penulis.19 Bentuk persuasi dikenal juga sebagai
propaganda yang dilakukan oleh berbagai badan, lembaga, atau
perorangan, biasanya berbentuk iklan, selebaran, baliho, dan
poster.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis menulis atau
tulisan itu mencakup lima, yaitu deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, dan
persuasiyang masing-masing memiliki diferensial satu sama lain. Deskripsi
lebih kepada penggambaran, eksposisi lebih kepada pemaparan, argumentasi
lebih kepada alasan, narasi kepada penceritaan, dan persuasi lebih kepada
ajakan.
4. Teknik Menulis
Pada saat menulis, kejelasan merupakan asas yang pertama yang harus
dipenuhi.Setiap pembaca mengharapkan tulisan yang dibacanya dapat dibaca
dan dimengerti secara jelas. Karangan yang kabur, ruwet, dan gelap
maksudnya akan membosankan pembaca.Oleh karena itu, sebuah tulisan
hendaknya memperhatikan teknik menulis yang mudah, sederhana, langsung,
dan tepat.
a. Mudah. Tulisan haruslah mudah dimengerti pembaca, karena setiap
orang menyukai tulisan yang dapat dipahami tanpa susah payah.
b. Sederhana. Tulisan sebaiknya jelas dan tidak berlebih-lebihan
dengan kalimat atau kata-kata. Semakin sederhana, semakin dapat
tulisan itu menggambarkan sesuatu secara terang dalam pikiran
pembaca.
c. Langsung. Langsung berarti tulisan itu jelas tidak berbelit-belit
ketika menyampaikan pokok soalnya.
d. Tepat. Tepat intinya ialah bahwa tulisan itu jelas dapat melukiskan
secara betul ide-ide yang terdapat dalam pikiran penulisnya.
19
Nani Darmayanti, Bahasa Indonesia untuk SMK Tingkat Semenjana (Kelas X), (Bandung:
Grafindo Media Pratama, 2007), h. 136.
16
Dengan demikian, teknik menulis yang baik, yang sebaiknya dilakukan
oleh para penulis ialah mudah, sederhana, langsung, dan tepat. Teknik ini
berkaitan erat dengan pandangan bahwa ketika menulis hendaknya
menggunakan kalimat-kalimat yang pendek, pilihan kata dan kalimat yang
sederhana, gunakan kata yang umum dikenal, hindari kata-kata yang tak perlu,
dan menulislah seperti layaknya bercakap-cakap dengan pembaca sehingga
dapat terjalin komunikasi antara penulis dan pembaca.
5. Tahap-tahap Menulis
Tahap-tahap menulis menurut Minto Rahayu dalam bukunyaBahasa
Indonesia di Perguruan Tinggi menyebut ada tiga, yaitu tahap prapenulisan,
tahap penulisan, dan tahap revisi.20
a. Tahap prapenulisan. Pada tahap ini, penulis melakukan penentuan
terhadap topik berdasarkan pengalaman sendiri, melakukan
kegiatan-kegiatan latihan sebelum menulis, mengidentifikasi
pembaca tulisan yang akan ditulis, megidentifikasi tujuan kegiatan
menulis, dan memilih bentuk tulisan yang tepat berdasarkan
pembaca dan tujuan yang telah mereka tentukan.
b. Tahap penulisan. Pada tahap ini, penulis mulai menuliskan
gagasan. Pada saat menuliskan gagasan, penulis perlu menentukan
target waktu yang akan dipergunakan untuk menulis. Selama
waktu yang telah ditentukan, penulis harus terus menulis dan
menulis. Jangan sekali-kali berhenti menulis untuk melakukan
koreksi, baik ejaan, pilihan kata, kalimat, maupun penataan
gagasan.
Lakukan kegiatan mencurahkan gagasan dengan disiplin
dan spontan.Pembuatan tulisan dapat dilakukan tahap demi tahap
sampai semua gagasan yang diinginkan tercurahkan.
20
Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, (Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia, 2007), h. 137-138.
17
Pada tahap ini, penulis juga perlu menekankan isi daripada
tata tulis.Artinya penulisan lebih ditekankan pada pencurahan
gagasan dan kelengkapan isi tulisan.Pengaturan tata tulis dan
penggunaan bahasa hendaknya diabaikan kecuali yang muncul
secara spontan.
c. Tahap revisi. Pada tahap ini, penulis merevisi hal-hal yang perlu
dilakukan, yaitu membetulkan kesalahan bahasa tulisan sendiri,
mulai penggunaan ejaan, pilihan kata, penggunaan kalimat, sampai
pengembangan paragraf.
Kemudian membetulkan kaidah tata tulis yang meliputi
kaidah penulisan paragraf, penulisan judul, penomoran, kaidah
pengutipan, dan kaidah-kaidah lain yang diatur secara
teknis.Setelah itu, mengoreksi dan menata kembali isi tulisan, baik
dari segi sistematika, kelogisan, ketajaman pembahasan,
kelengkapan isi.
Bila perlu dapat mengurangi sebagian atau menambahkan
bagian lain hingga tulisan lengkap dan lebih mendalam.Dalam
kegiatan revisi ini, Rifai menyatakan bahwa sekurang-kurangnya
ada dua tahap yang harus dilakukan.Pertama, penyuntingan tulisan
untuk kejelasan penyajian.Kedua, penyuntingan bahasa dalam
tulisan agar sesui dengan sasaran.21
Dengan demikian, tahapan penulisan meliputi tiga aktivitas pokok,
yaitu tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi.Antara satu tahap
dengan tahap lainnya tidak terpisah-pisah melainkan satu kesatuan rangkaian
yang saling mendukung demi kualitas tulisan yang lebih baik.
21
Mien A. Rifai, Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan, dan Penerbitan , (Yogyakarta: Gajah
Mada University Press, 1997), h. 105-106.
18
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menulis
Tidak sedikit faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis.Namun,
pada prinsipnya dapat dikategorikan dalam dua faktor, yakni faktor eksternal
dan faktor internal.
Faktor eksternal misalnya belum tersedia fasilitas pendukung, berupa
keterbatasan sarana untuk menulis.Misalnya ketiadaan komputer atau alat tulis
yang belum terjangkau seperti di daerah terpencil di mana buku dan pensil
masih menjadi barang langka dan cukup mahal untuk medapatkannya.Namun
dengan program APBN pendidikan 20%, kiranya hal tersebut sudah bukan
lagi masalah.
Faktor internal mencakup faktor psikologis dan faktor teknis.Yang
tergolong faktor psikologis seperti kebiasaan atau pengalaman yang dimiliki.
Semakin terbiasa menulis maka kemampuan dan kualitas tulisan akan semakin
baik. Faktor lain yang tergolong faktor psikologis adalah faktor kebutuhan.
Faktor kebutuhan kadang akan memaksa seseorang untuk menulis. Seseorang
akan mencoba dan terus mencoba untuk menulis karena didorong oleh
kebutuhannya.
Sementara itu, faktor teknis meliputi penguasaan akan konsep dan
penerapan teknik-teknik menulis. Konsep yang berkaitan dengan teori- teori
menulis yang terbatas yang dimiliki seseorang turut berpengaruh.Faktor kedua
dari faktor teknis yakni penerapan konsep. Kemampuan penerapan konsep
dipengaruhi banyak sedikitnya bahan yang akan ditulis dan pengethuan cara
menuliskan bahan yang diperolehnya. Keterampilan menulis banyak kaitannya
dengan kemampuan membaca maka seseorang yang ingin memiliki
kemampuan menulisnya lebih baik, dituntut untuk memiliki kemampuan
membacanya lebih baik pula.
19
B. Kemampuan
Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha
dengan diri sendiri.22 Sementara itu, dalam Kamus Bahasa Indonesia
disebutkan bahwa “mampu” memiliki makna ganda, yaitu (1) kuasa (bisa,
sanggup) melakukan sesuatu atau dapat dan (2) berada, kaya, atau mempunyai
harta berlebih. Sedangkan “kemampuan” ialah (1) kesanggupan,
kecakapan,atau kekuatan dan (2) kekayaan.23
Kemampuan adalah perpaduan antara teori dan pengalaman yang
diperoleh dalam praktik di lapangan, termasuk peningkatan kemampuan
menerapkan teknologi yang tepat dalam rangka peningkatan produktivitas
kerja.24 Menurut Robbins, kemampuan adalah kapasitas seseorang individu
untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan.Selanjutnya totalitas
kemampuan dari seseorang individu pada hakikatnya tersusun dari dua
perangkat faktor, yakni kemampuan intelektual dan kemampuan
fisik.Kemampuan intelektual adalah kemampuan untuk menjalankan kegiatan
mental.Kemampuan fisik adalah kemampuan yang diperlukan untuk
melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan dan
bakat-bakat sejenis.25
Menurut Livingstone seperti dikutip oleh Stoner, kemampuan atau
skills itu dapat dan harus diajarkan.Karena itu dalam peningkatan sumber daya
khususnya sumber daya manusia, peranan ilmu pengetahuan dan teknologi
sangat dibutuhkan.26
Kemampuan adalah sifat lahir dan dipelajari yang memungkinkan
seseorang dapat menyelesaikan pekerjaannya.27Sementara itu, Atmosudirdjo
mengartikan kemampuan sebagai sesuatu hal yang perlu dimiliki oleh setiap
individu dalam suatu organisasi.Kemampuan tersebut terdiri atas tiga jenis
22
Anton M. Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 707. 23
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, op.cit.,h. 909. 24
Sondang P. Siagian, Manajemen Abad 21, (Jakarta: Bumi Aksara, 1998), h. 15. 25
Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi , Hadyana Pujaatmaka
(Penerjemah), (Jakarta: PT Prenhalindo, 1996), h. 102. 26
J.A.F. Stoner, Efektivitas Organisasi, (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 118. 27
J.L. Gibson, et al., Organisasi dan Manajemen, (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 126.
20
kemampuan (abilities) yaitu kemampuan sosial, kemampuan teknik, dan
kemampuan manajerial.28 Konsep kemampuan dalam kepustakaan dikenal dua
terminology yang memiliki makna yang sama, yaitu ada yang memakai istilah
abilities seperti Atmosudirdjo, sedangkan yang lain seperti Terry (2001) dan
Stoner memakai istilah skills.29
Pengertian kemampuan menurut Siagian dapat ditinjau dari dua
sorotan pandangan, yaitu kemampuan teknis dan kemampuan
manajerial.Kemampuan teknis biasanya tercermin pada keterampilan tertentu,
sedangkan kemampuan manajerial dituntut dari mereka yang menduduki
berbagai jenjang jabatan kepemimpinan organisasi.30 Kemampuan menurut
Poerwadarminta berasal dari kata mampu (able) yang pengertiannya dalam
bahasa Indonesia adalah cakap, dapat atau mahir.31Kecakapan atau
kemampuan disini dapat diartikan sebagai skill.
Dari berbagai pengertian yang dikemukakan para ahli, dapat ditarik
simpulan bahwa kemampuan merupakan kesanggupan seseorang dalam
melaksanakan tugas.
C. Cerpen
1. Pengertian Cerita Pendek
Cerita pendek atau yang lebih popular dengan akronim cerpen,
merupakan bagian dari jenis prosa.Sebuah cerpen tidak dilihat panjang
pendeknya halaman ataupun kata-kata yang dikandungnya.Cerita pendek
merupakan suatu cerita tentang kejadian kecil dalam kehidupan. Dengan
demikian cerita pendek adalah suatu crita yang melukiskan suatu peristiwa
atau kejadian apa saja yang menyangkut persoalan jiwa atau kehidupan
manusia. Misalnya sebuah karangan karangan pendek tentang keadaan di
warung bukanlah sebuah cerpen, tetapi karangan tentang keadaan di
warung tersebut bisa menjadi cerpen jika di dalamnya dijalinkan suatu
28
P. Atmosudirdjo, Organisasi dan Manajemen, (Jakarta: Kaunika, 1996), h. 37. 29
J.A.F. Stoner, op.cit., h. 119. 30
Sondang P. Siagian, Fungsi-Fungsi Manajerial, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h. 82. 31
Poerwadarminta, Tata Kerja Organisasi, (Jakarta: Bina Aksara, 1996), h. 57.
21
peristiwa, suatu kejadian yang menyangkut persoalan jiwa seseorang atau
beberapa oran di warung itu.32
Cerpen adalah, kisahan yang memberi kesan tunggalyang dominan
tentang satu tokoh,satu latar dan satu situasi dramatik; cerpen. Cerpen
harus memperlihatkan kepaduan sebagaipatokan dasarnya33
2. Ciri-ciri Cerita Pendek
a. Bersifat fiktif
b. Panjang cerpen kurangdari 10.000 kata
c. Habis dibaca dalam sekali duduk
d. Memiliki kesan tunggal (aspek kehidupan)
e. Bersifat padu,padat dan intensif
f. Terdapat konflik tetapi tidak sampai menimbilkan perubahan nasib
pelaku utama
g. Hanya terdapat satu alur saja
h. Perwatakan/penokohan dilukiskan secara singkat
3. Unsur Intrinsik Cerpen
1) Alur
Alur adalah rangkaian peristiwa yang membentuk sebuah cerita
Bagian-bagian alur:
a. Tahap penyituasian atau pengantar/pengenalan
Tahap pembukaan cerita atau pemberian informasi awal, terutama
berfungsi untuk melandasi cerita yang dikisahkan pada tahap berikutnya.
b. Tahap pemunculan konflik
Tahap awal munculnya konflik. Konflik dapat berkembang pada
tahap berikutnya . Peristiwa-peristiwa yang menjadi inti cerita semakin
mencengangkan dan menegangan.
32
Widjojoko dan Endang Hidayat, teori dan sejarah sastra Indonesia, (Bandung: UPI PRESS,
2007), Cet. Ke-1, h. 37 33
Abdul Rozak Zaidan, kamus istilah sastra, (Jakarta:Balai Pustaka,2007), h.50
22
c. Tahap klimaks
Konflik-konflik yang terjadi atau ditimpakan kepada para tokoh
cerita mencapai titik intensitas puncak yang biasanya di alami oleh tokoh-
tokoh utama.
d. Tahap peleraian
Penyelesaian pada klimaks , ketegangan di kendurkan , konflik-
konflik tambahan di beri jalan keluar, kemudian cerita di akhiri,
disesuaikan dengan tahap akhir di atas.
e. Tahap penyelesaian
Konflik sdah diatasi/diselesaikan oleh tokoh. Cerita dapatdi akhiri
dengan gembira ata sedih.
2) Tokoh
Tokoh adalah pelaku pada sebuah cerita. Tiap-tiap tokoh biasanya
memiliki watak , sikap, sifat dan kondisi fisik yang disebut dengan
perwatakan/karakter. Dalam cerita terdapat tokoh protagonis (tokoh
utama), antagonis (lawan tokoh protagonis) dan tokoh figuran / tokoh
pendukung cerita.
3) Penokohan (perwatakan/karakterisasi)
Pemberian sifat pada pelaku-pelaku cerita. Sifat yang diberikan
akan tercermin pada pikiran, ucapan, dan pandangan tokoh terhadap
sesuatu.
Dua metode yang digunakan:
a. Metode analitik
Metode penokohan yang memaparkan atau menyebutkan sifat
tokoh secara langsung, misal, pemarah, penakut, sombong, pemalu, keras
kepala.
b. Metode dramatik
Metode penokohan yang tidak langsung memaparkan atau
menggambarkan sifat tokoh melalui:
23
1. Penggambaran fisik (berpakaian, postur tubuh, bentuk rambut,
warna kulit)
2. Penggambaran melalui cakapan yang dilakukan tokoh lain
3. Teknik reaksi tokoh lain yang berupa pandangan, pendapat, sikap,
komentar.
4) Latar
Latar merupakan keterangan yang menyebutkan waktu, ruang dan
suasana terjadinya peristiwa pada sebuah karya sastra
Jenis-jenis latar :
a. Latar waktu
Keterangan tentang kapan peristiwa itu terjadi . Misal, pagi,siang, sore,
malam.
b. Latar tempat
Keterangan tempat peristiwa itu terjadi. Misal di rumah, di sekolah.
c. Latar suasana
Latar suasana menggambarkan peristiwa yang terjadi. Misal, gembira,
sedih romantis.
5) Sudut pandang
Posisi pengarang pada sebuah cerita . Terdiri :
a. Sudut pandang orang pertama
Menggunakan kata ganti “aku” sebagai pelaku utamanya.
b. Sudut pandang orang kedua
Menggunakan kata ganti “kamu” sebagai pelaku utamanya.
c. Sudut pandang orang ketiga
Menggunakan kata ganti “ia, dia, mereka” sebagai pelaku
utamanya.
d. Sudut pandang campuran
Menggunakan kata ganti “aku” dan “kamu” sebagai pelaku
utamanya.
24
6) Tema
Gagasan utama/pikiran pokok.
Tema merupakan pokok pembicaraan yang mendasari cerita .
Tema bersifat menjiwai keseluruhan cerita dan mempunyai generalisasi
yang umum, oleh karena itu, untuk menemukan tema sebuah karya fiksi
harus disimpulkan dari seluruh cerita, tak hanya bagian-bagian tertentu
dari cerita. Tema sebagai salah satu unsur karya fiksi sangat berkaitan erat
dengan unsur-unsur yang lainnya.
7) Amanat
Pesan yang ingin disampaikan pengarang melalui karyanya kepada
pembaca / pendengar. Pesan bisa berupa harapan, nasehat, kritik dan
sebagainya.
D. Iklan
1. Pengertian Iklan
Iklan sering disebut dengan istila yang berbeda-beda.Msyarkat
Amerika dan Inggris, menyebutnya sebagai advertising. Istilah ini berasal
dari bahasa latin yaitu ad-vere yang berarti mengopekan pikiran dan
gagasn kepada pihak lain. Di Prancis disebut dengan reclamareyang
berarti meneriakkan sesuatusecra berulang-ulang.Orang belanda berbeda
lagi.Mereka menyebutnya sebagai advertentie. Bangsa latin mnyebut
dengan istilah advertere yang berarti berlarimenuju ke depan. Sementara
bangsa Arab menyebutnya dengan istilah I’lan. Seperti halnya dengan
orang-orang timur Tengah, bangsa Indonesia juga menyebut secara sama,
namun dengan pelafalan khas Indonesia. Sura sengau diganti dengan
pelafalan huruf “K” yang lebih jelas sehingga kata I’lan diucapkan
25
menjadi iklan.Tampaknya, istilah populer inilah yang pada akhirnya
diadopsi, untuk menyebut “makhluk” yang bernama iklan.34
MenurutPusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, iklan
adalah berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar
tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan. Selain itu dapat diartikan,
pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual,
dipasang dalam media massa (seperti surat kabar dan majalah) atau di
tempat umum.35
Peter Salim dan Yenny Salim, mengatakan bahwa iklan adalah
berita tentang suatu barang atau jasa yang ditujukan kepada orang banyak
dengan tujuan agar mau menggunakan barang atau jasa
tersebut.pemberitahuan kepada massa tentang barang atau jasa yang
dijual.36
Menurut E. Zaenal Arifin, dkk., iklan adalah sarana komunikasi
bagi perseorangan, pengusaha, organisasi, ataupun lembaga pemerintah
untuk menyampaikan pesan-pesan yang bersifat menguntungkan.
Keuntungan di sini tidak tidak selalu dikaitkan dengan materi seperti uang,
tetapi juga dikaitkan dengan keuntungan moral, misalnya promosi yang
menyangkut kebudayaan, pendidikan, dan keagamaan.Namun, secara
umum iklan lebih sering dikaitkan dengan segi-segi komersialnya saja.37
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa iklan adalah suatu sarana komunikasi yang tepat untuk
menyampaikan suatu pesan kepada masyarakat.Iklan juga merupakan
sarana komunikasi yang bersifat menguntungkan.
34
Rendra Widya tama, Teknik Menulis Naskah Iklan, (Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer, 2011), h. 25.
35Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 421.
36Salim dan Yenny Salim.Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer Edisi Ketiga, (Jakarta: Modern English Press, 2002), h. 554.
37E. Zaenal Arifin, dkk.,Pemakaian Bahasa dalam Iklan Berita dan Papan
Reklame, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992), h. 6.
26
2. Tujuan Iklan
E. Zaenal Arifin, dkk., menyinggung sedikit tentang iklan sebagai
salah satu bentuk surat niaga yang bertujuan:
1). melakukan penjualan langsung, 2).menerima permintaan akan
layanan hasil produksi, 3). memberikan dan menguji reaksi terhadap hasil
produksi 4). menjangkau prospek perusahaan, 5). mempertahankan dan
menumbuhkan keaagenan, 6). mempunyai itikad baik.38
Struktur suatu iklan pada dasarnya bertopang pada empat unsur
yakni minat, hasrat, keyakinan, dan tindakan.Struktur itu dirancang untuk
menimbulkan reaksi pembaca. Struktur itu menurut E. Zaenal Arifin
disusun untuk: 1). merangsang minat pembaca, 2). menimbulkan hasrat
akan hasil produksi, 3). meyakinkan pembaca bahwa hasil produksi atau
pelayanan itu adalah yang terbaik, 4). mendorong pembaca untuk
bertindak.39
Menurut Rendra Widyatama tujuan dasar iklan adalah pemberian
informasi tentang suatu produk atau layanan jasa dengan cara dan strategi
persuasif, agar berita atau pesan dapat dipahami, diterima dan disimpan-
diingat, serta adanya tindakan tertentu (membeli yang ditingkatkan dengan
cara menarik perhatian konsumen serta menimbulkan asosiasi-asosiasi
yang dapat menggugah selera, agar bertindak sesuai keinginan
komunikator.40
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa tujuan iklan yang sesungguhnya yaitu untuk menginformasikan
atau mempromosikan suatu produk atau jasa kepada masyarakat.Dari
tujuan tersebut dapat memberikan manfaat tersendiri yaitu mendapatkan
hasil yang semaksimal mungkin dengan memperhatikan tingkat
pencapaiannya harus tersampaikan dengan baik sehingga masyarakat
tertarik.
38Ibid., h. 7 39Ibid., h. 8. 40Redra Widyatama, Teknik Menulis Naskah Iklan, (Jakarta: PT. Bhuana Ilmu
Populer, 2011), h. 29.
27
3. Jenis Iklan
Menurut E. Zaenal Abidin Arifin, dkk., pembagian jenis iklan
dalam penelitian didasarkan pada media yang menjadi sarananya, ukuran
iklan, jenis barang/jasa yang ditawarkan.41
1. Iklan Menurut Media Sarananya
Menurut media yang menjadi sarananya, beberapa jenis iklan dapat
dikenali sebagai berikut.
a) Iklan Surat Kabar
Iklan ini merupakan sarana komunikasi dagang yang dianggap
paling efektif karena sirkulasi peredarannya dapat menjangkau khalayak
perkotaan daan sekaligus.Berbagai ukuran dapat ditampung media cetak
ini sesuai dengan kemampuan keuangan pemasang iklan.
b) Iklan Majalah
Dengan iklan majalah, pemasangan iklan berharap dapat
menjangkau khalayak yang luas.Luas persebaran majalah biasanya
mencapai seluruh wilayah dalam suatu negara.
c) Iklan Radio dan Televisi
Iklan radio dan televisi, yang disiarkan pada program khusu,
menjangkau khalayak pendengar di mana-mana (terutama iklan radio).
d) Iklan Berupa Surat Langsung
Pemasangan iklan mengirimkan pesan langsung yang ditujukan ke
alamat-alamat tertentu. Pesan itu dapat berbentuk surat, folder, booklet,
kartu pos, katalog, atau selebaran. Dengan sarana iklan seperti ini,
pemasangan iklan berharap dapat memberikan kesan yang lebih akrab
secara pribadi kepada calon pelanggan, di samping dapat menguraikan
lebih rinci produk yang ditawarkannya.
41E. Zaenal Arifin, dkk.,Pemakaian Bahasa dalam Iklan Berita dan Papan
Reklame, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992), h. 15.
28
e) Iklan Poster dan Papan Reklame
Iklan ini biaanya disajikan dalam bentuk tulisan dan gambar yang
menarik, dalam berbagai ukuran, dan dipasang di tempat-tempat yang
cukup strategis sehingga dapat dipandang dari segala arah.Pesan yang
disampaikan dalam poster atau papan reklame biasanya berbentuk singkat
supaya dapat dilihat dan dibaca dalam sekilas pandang.
f) Iklan Transit
Termasuk ke dalam jenis iklan ini adalah yang dipasang pada
mobil dan poter di stasiun atau teminal pemberangkatan kendaraan
umum.Iklan transit, seperti iklan poster memberikan penawaran kepada
pengendara mobil dan orang yang lewat dengan pesan singkat yang dapat
dilihat dan dibaca dalam sekilas pandang.
g) Iklan dalam Bentuk Pameran
Iklan ini tidak berwujud kata-kata atau gambar, tetapi dalam
bentuk pameran, peragaan, dan upaya promosi lainnya, yang semuanya
bertujuan sama, yakni memikat khalayak untuk membeli atau
menggunakan produk yang ditawarkannya. Iklan jenis ini kerap kali
disajikan dalam bentuk kalender menarik yang mencantumkan nama
produk dan perusahaannya.
2. Iklan Menurut Ukuran
Menurut bentuknya, iklan terbagi atas dua jenis seperti berikut.
a) Iklan Kecil atau Iklan Mini
Sebutan iklan ini diberikan karena bentuknya yang benar-benar
mini.Seringkali disebut juga iklan baris.Bentuk iklan ini menampung
berbagai pesan yang pada dasarnya dapat dibedakan antara penawaran dan
permintaan.Penyajiannnya hampir selalu seragam dan ringkas, kadang-
kadang banyak menggunakan singkatan.
29
b) Iklan Reklame
Berbeda dengan iklan kecil, iklan ini hanya menampung berbagai
penawaran.Dalam bentuk ini unsur ekonomis dan psikologis sangat
berperan.Pada iklan ini hanya pihak penawar yang aktif.Pihak penerima
(reseptif) semata.Iklan ini ditujukan kepada masyarakat pembeli yang
potensial, para pemakai jasa, dan penganut ide atau gagasan yang
diutarakan dalam iklan.Pihak penawar beranggapan bahwa berbagai
keperluan, yang mungkin sudah yang dimiliki konsumen masih perlu
ditawarkan lagi melalui reklame atau propaganda; dalam hal ini melalui
sarana iklan.
3. Iklan Menurut Barang Barang/Jasa yang ditawarkan
Berdasarkan jenis barang/jasa yang ditawarkan iklan dapat dibagi
menjadi beberapa jenis sebagai berikut.
a) Iklan Kebutuhan Pokok
Iklan ini menampilkan barang kebutuhan sehari-hari yang
diperlukan dalam kehidupan khalayak, seperti pangan, sandang, alat
rumah tangga, perumahan, dan sarana kesehatan.
b) Iklan Kebutuhan Sekunder
Iklan ini menawarkan produk-produk yang merupakan kebutuhan
pelengkap dalam kehidupan khalayak.Pada kelompok iklan ini ditawarkan,
misalnya kendaraan bermotor dengan segala yang berkaitan dengannya,
aksesoris pakaian, rumah, dan barang-barang elektronika baik yang
termasuk dalam kategori mewah maupun tidak.
c) Iklan Kebutuhan Perkantoran
Iklan ini menawarkan barang-barang yang diperlukan dalam
kegiatan perkantoran, seperti alat tulis, faksimil, fotokopi, dan alat
percetakan.
d) Iklan Promosi Hiburan
Jenis ini merupakan kelompok iklan yang menawarkan berbagai
fasilitas hiburan dan pariwisata yang tersedia bagi khalayak, termasuk ke
30
dalam kelompok ini adalah iklan yang menawarkan sarana berupa kamera,
buku, majalah, hotel, kesenian, dan angkutan.
e) Iklan Promosi Pendidikan
Iklan ini menawarkan berbagai fasilitas pendidikan, baik formal
maupun nonformal.Di samping itu, kelompok iklan ini pun menawarkan
barang-barang elektronik yang berhubungan dengan pendidikan, seperti
komputer.
f) Iklan Perekonomian
Kelompok iklan ini menawarkan fasilitas perbankan, pertokoan,
dan perindustrian.
g) Iklan Jasa
Termasuk kelompok ini adalah iklan yang memeberikan informasi
tentang tersediannya jasa tertentu, lowongan kerja, dan keamanan.
Menurut Wawan Kuswandi, jenis iklan di media massa
digolongkan dalam dua bagian yaitu iklan komersial dan iklan layanan
masyarakat:
1. Iklan Komersial
Iklan komersial adalah bentuk promosi suatu barang produksi atau
jasa melalui media massa dalam bentuktayangan gambar maupun bahasa
yang diolah melalui film maupun berita.
Contoh: iklan obat, pakaian, makanan, dan sebagainya.
2. Iklan Layanan Masyarakat
Iklan layanan masyarakat adalah bentuk tayangan gambar baik
drama, film, musik, maupun bahasa yang mengarahkan pemirsa atau
khalayak sasaran agar berbuat atau bertindak seperti dianjurkan iklan
tersebut.
Seperti: iklan pariwisata, kesehatan, dan sebagainya.42
42Wawan Kuswandi, Televisi dan Masyarakat, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), h.
81.
31
Berdasarkan kedua pendapat tersebut, iklan dapat diklasifikasikan
ke dalam beberapa jenis. Menurut E. Zaenal Abidin Arifin, dkk.,
pembagian jenis iklan dalam penelitian di dasarkan pada media yang
menjadi sarananya, ukuran iklan, jenis barang/jasa yang ditawarkan.
Sedangkan menurut Wawan Kuswandi, jenis iklan di media massa
digolongkan menjadi dua bagian yaitu: iklan komersil dan iklan layanan
masyarakat.
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP PGRI 2 Ciputat yang
beralamat Jln. Cendrawasih KM. 4 Jurang Mangu, Ciputat. Penelitian
ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan Mei tahun
2015.
B. Metodologi Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan deskriptif-kualitatif. Pendekatan deskriptif adalah
pendekatan yang dimaksudkan untuk menggambarkan secara sistematis
dan akurat suatu situasi atau area populasi tertentu yang bersifat
faktual.1
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan
deskripsi lewat kata-kata. Kajian tidak memanfaatkan perhitungan
angka seperti pada perspektif kuantitatif.2 Dengan begitu, penelitian
kualitatif berupaya menemukan kaidah-kaidah yang ada dalam realitas
yang diamati dengan melibatkan partisipasi aktif dari partisipan.3
Dengan demikian, pendekatan deskriptif-kualitatif adalah
pendekatan yang menggambarkan hasil penelitian melalui kata-kata
yang diuraikan secara sistematis berdasarkan data faktual yang
didasarkan pada realitas yang diamati.
1 Sudarwan Danim, Riset Keperawatan: Sejarah dan Metodologi , (Jakarta: EGC, 2003), h. 52.
2 Suwardi Endraswara, Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan: Ideologi, Epistemologi, dan
Aplikasi, (Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2006), h. 85. 3 Tagor Pangaribuan, Paradigma Bahasa, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), h. 14.
33
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek
atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik
kesimpulannya.4 Populasi adalah semua bagian atau anggota dari objek
yang akan diamati. Populasi bisa berupa orang, benda, objek, peristiwa,
atau apa pun yang menjadi objek dari penelitian.5 Dalam penelitian ini,
populasinya ialah siswa SMP PGRI 2 Ciputat yang beralamat Jln.
Cendrawasih KM.4 Jurang Mangu, Ciputat Tangerang Selatan.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.6
Sampel adalah subunit populasi, sampel adalah elemen-elemen populasi
yang dipilih atas dasar kemampuan mewakilinya.7 Dalam hal ini,
sampelnya ialah siswa kelas VII-3 SMP PGRI 2 Ciputat yang
berjumlah 30 siswa, jumlah tersebut dirasa sudah dapat mewakili
keseluruhan siswa yang ada pada SMP PGRI 2 Ciputat Tangerang
Selatan.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran untuk materi
penulisan cerpen dengan menggunakan media iklan televise (Aqua
Versi NTT) di SMP PGRI 2 Ciputat Tangerang Selatan. Hal ini
disebabkan peneliti dapat menghadapi situasi yang berubah-ubah dan
tidak menentu yang terjadi dalam proses belajar mengajar di kelas.8
Pada penelitian ini pengarang berperan sebagai pengamat serta
pengolah data hasil dari pebelitian serta berperan aktif memberikan
perlakuan terhadap sampel yang dipilih.
4Sugiyono, MetodePenelitianAdministrasi, (Bandung: Alfabeta, 2006), h.89.
5Eriyanto, Teknik Sampling AnalisisOpiniPublik , (Yogyakarta: LKiS, 2007), h. 61.
6Arikunto, op.cit., h. 131.
7SudarwanDanim, RisetKeperawatan: SejarahdanMetodologi , (Jakarta: EGC, 2003), h. 119.
8Ibid, h. 135
34
E. Tahap Interferensi Tindakan
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian
tindakan dengan bagian yang berbeda, namun secara garis besar
terdapat empat tahap yang lazim dilalui, yaitu:
1. Perencanaan Tindakan
Dalam tahap ini peneliti menyiapkan materi atau bahan ajar,
rencana pengajaran yang mencakup RPP dan metode atau teknik
mengajar, media serta evaluasi pembelajaran. Akan tetapi, tahap
perencanaan tersebut dimulai setelah peneliti mengungkapkan masalah
dan memberikan suatu alternatif untuk pemecahannya. Pengungkapan
masalah itu berkaitan dengan perumusan masalah, yaitu paningkatan
kemampuan menulis cerpen dengan melakukan pengamatan langsung
untuk mengetahui kondisi awal siswa. Sedangkan alternatif
pemecehannya itu mengacu pada media iklan (Aqua Versi NTT) untuk
meningkatkan pembelajaran penulisan cerpen.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap tindakan ini, peneliti melaksanakan semua tahap
perencanaan yang telah dirancang dengan baik agar sejalan dengan
tujuan awal.
3. Pengamatan
Kegiatan pengamatan atau observasi ini dilakukan terhadap
semua aktivitas siswa yang menjadi indikator keberhasilan selama
pembelajaran berlangsung. Bersamaan dengan tindakan ini, peneliti
mengumpulkan data yang berisi tentang pelaksanaan tindakan dan
rencana yang sudah dibuat serta dampaknya terhadap proses dan hasil
intruksional.
4. Refleksi
Tahap ini merupakan tahap untuk memproses data yang
terkumpul pada saat melakukan pengamatan atau observasi, data yang
didapat itu kemudian ditafsirkan dan dicari kejelasannya, dianalisis,
35
lalu disintetiskan. Hasil refleksi itu digunakan untuk langkah-langkah
lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan PTK.
F. Instrumen Analisis
TABEL1.1
Format Penilaian Kemampuan Menulis Cerpen
No Aspek Penilaian skor interpretasi
1 Keefektifan Kalimat 25
2 Kesesuaian Isi dengan Judul 25
3 Kesesuaian Alur 25
4 Tokoh 25
Jumlah 100
Rumus untuk menghitung persentase adalah :
N =
Keterangan
N : Nilai
Skor mentah : Frekuensi Kesalahan
Skor maksimum : Jumlah Kalimat dalam Paragraf
100% : Bilangan Tetap
36
Tabel 1.2
Penentuan Kriteria dengan Perhitungan Persentase untuk Skala Empat
Interval Persentase
Tingkat penguasaan
Nilai ubahan skala 4 Keterangan
1-4 D-A
86-100 4 A Baik Sekali (BS)
76-85 3 B Baik (Mampu)
56-75 2 C Cukup (CM)
10-55 1 D Kurang (KM)
G. Teknik Pengolahan Data
Data yang akan dianalisis harus benar benar “jujur” yakni
kebenarannya harus bisa dipercaya. Pada bagian ini akan dikemukakan:
(1) sumber data dan (2) teknik pengumpulan data.
1. Sumber data
Data analisis ini adalah mengidentifikasi beberapa unsur cerpen
pada tulisan siswa yaitu: 1. Keefektifan Kalimat, 2. Kesesuaian Isi dengan
Judul, 3. Kesesuaian Alur, 4. Tokoh. Selanjutnya dalam analisis ini sumber
data berasal dari cerpen yang ditulis oleh siswa kelas VII SMP PGRI 2
Ciputat yang beralamat Jln. Cendrawasih KM.4 Jurang Mangu, Ciputat
Tangerang Selatan Tahun Ajaran 2014/2015.
H. Teknik Penyajian Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data pada
penelitian ini adalah teknik membaca berulang-ulang dan pencatatan.
Membaca berulang-ulang maksudnya mengamati dan mencatat dengan
sistematis fenomena yang diselidiki dari data yg telah terkumpulkan.
37
I. Teknik Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dalam analisis ini dilakukan
sepanjang analisis berlangsung dan dilakukan secara sistematis dari
awal sampai akhir sampai akhir analisis., kegiatan pengumpulan data
dilakukan dengan cara membaca berulang-ulang atau memperhatikan.
1. Keefektifan Kalimat, 2. Kesesuaian Isi dengan Judul, 3. Kesesuaian
Alur, 4. Tokoh. Selanjutnya dalam anaslisis ini sumber data berasal dari
cerpen yang di tulis oleh siswa kelas VII SMP PGRI 2 Ciputat yang
beralamat Jln. Cendrawasih KM.4 Jurang Mangu, Ciputat Tangerang
Selatan Tahun Ajaran 2014/2015. Dari data yg didapat itu nanti akan
dicatat dan dimasukkan atau disalin kembali untuk menjadi
pembahasan dalam skripsi ini.
Selain prosedur pengumpulan data di atas, peneliti juga
membuat beberapa teknik sebagai alternatif dalam mengumpulkan data
seperti wawancara, observasi, dokumentasi. Namun teknik yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik tes tulis.
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP PGRI 2 Ciputat
1. Profil SMP PGRI 2 Ciputat
a) Nama SMP : SMP PGRI 2 CIPUTAT
b) Alamat SMP : Jl. Cendrawasih Km. 4 Jurang
Mangu Kecamatan Ciputat
Kota Tangerang Selatan
Provinsi Banten
Telpon (021) 7497226
c) Akreditasi Sekolah : A sejak tahun 2014
d) Penerapan MBS di SMP sejak tahun 1987
e) SMP berdiri sejak tahun : 1983
f) Rekening Rutin SMP :
a. Nama Bank : Bank Jabar Banten (Kantor Cabang
BSD)
b. Nomor Rekening : 0013469504100
c. Nama Pemegang rek. : SMP PGRI 2 CIPUTAT
g) Kepala Sekolah
a. Nama : Ika Hartika, S.Pd.
b. Pendidikan terakhir : S1
c. No. Telpon/HP : 08561389056
h) Wakil Kepala Sekolah
a. Nama : Dyah Lestari Rahayu, S.Sos.
b. Pendidikan terakhir : S1, Jurusan Ilmu Sosial Politik
c. No. Telpon/HP : 085710803889
39
1. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
Visi SMP PGRI 2 Cipuat adalah “Menjadi lembaga pendidikan,
yang membentuk pribadi berakhlakul karimah, bertanggungjawab dan
berprestasi.
Misi SMP PGRI 2 Ciputat:
a) Menumbuhkan pribadi yang berakhlak mulia, dan
bertanggungjawab dengan dasar agama dalam kehidupan
sehari-hari.
b) Menumbuhkan semangat keunggulan, kepada warga sekolah
agar menjadi pribadi yang berprestasi.
c) Menciptakan budaya tertib, bersih dan bersahaja
Tujuan Sekolah
a) Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan kegiatan
keagamaan untuk mengembangkan kualitas pendidikan dan
menggali SDM peserta didik yang berorientasi ketaqwaan
kepada Allah SWT.
b) Mengupayakan peningkatan kualitas Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) untuk melaksanakan program pembelajaran
berbasis kompetensi yang berwawasan luas dan global dengan
penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
c) Mengusahakan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
untuk mendukung Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
d) Meningkatkan pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler unggulan
yang sesuai dengan potensi dan minat siswa.
40
2. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan
a) Keadaan Guru
Guru merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu lembaga
pendidikan. Karena guru merupakan orang yang terjun langsung kepada
anak didik dan bertanggung jawab demi tercapainya tujuan pendidikan.
Oleh karena itu guru adalah salah satu faktor yang dapat menunjang
keberhasilan program pendidikan.
Tabel
Data Guru Smp PGRI 2 Ciputat
Nama
Guru L/P
Tempat
Tanggal
Lahir
Status
Peg
Masa Kerja TMT Guru Ijazah
SK Seluruh Tk Jurus Tahun
Ika
Hartika ,
S.Pd.
P
Tangerang,
07-12-1970
Swasta - 19 thn 01-07-1995 S1 B. Indo 2010
Dyah L. R,
S.Sos . P
Wonosobo,
11-04-1972
Swasta - 16 thn 01-07-1998 S1 Fis ip 1997
Drs . Teguh
Puja R. L
Yogyakarta ,
12-07-1962
Swasta - 18 thn 01-01-1996 S1 IP-FSP 1988
Maryuni
U. S. S.IP. P
Banyumas,
23-06-1972
Swasta - 18 thn 01-07-1996 S1 FISIF 1997
Leni
Herl ina,
S.Pd.
P
Bogor,
27-10-1981
Swasta - 13 thn 01-07-2001 S1 IPS 2003
Margawati
Nata l ina,
S.Pd.
P
Banyumas,
29-12-1975
Swasta - 12 thn 01-07-2002 S1 Bahasa
Inggris
2011
41
Hj.
Mulyani P
Bogor,
27-10-1981
Swasta - 9 thn 19-06-2005 PGA Agama 1977
U. Iwan K,
S.Pd. L
Ciamis ,
25-09-1972
Swasta - 9 thn 19-06-2005 S1 MTK 2006
Nurl inda,
S.E. P
Jakarta ,
18-11-1982
Swasta - 8 thn 17-07-2006 S1 Ekonomi 2005
Edi
Kurniawan
, S.Pd.
L
Tangerang,
09-06-1983
Swasta - 9 thn 21-10-2005 S1 MTK 2011
Eka Ayu
Setiawati ,
S.Pd.
P
Tangerang,
22-05-1983
Swasta - 6 thn 14-07-2008 S1 PGSD 2010
Mutmainn
ah, S.Pd.I P
Tangerang,
12-07-2010
Swasta - 14 thn 12-07-2010 S1 PAI 2008
Endi
Kuswanto L
Jakarta ,
28 Maret 1975
Swasta - 3 thn 17-11-2011 S1 PPKn
Mas i
h
Kul ia
h
Junaedi
Abdul lah L
Jakarta ,
11 Juni 1990
Swasta - 2 thn 16-07-2012 S1 B. Indo
Mas i
h
Kul ia
h
Emah,
S.Pd. P
Lebak,
06 Desember
1987
Swasta - 2 thn 16-07-2012 S1 Bahasa
Inggris
Mas i
h
Kul ia
h
Telo
Supriyanto L Tegal , Swasta - 2 thn 29-08-2012 S1 IPS
Mas i
h
42
29 Juni 1988 Kul ia
h
Ainnur
Ulum S. L
Lamongan,
12 Juni 1989
Swasta - 1 15-07-2013 S1 Bahasa
Indonesia
Mas i
h
Kul ia
h
Muamal
Khamidi ,
S.Pd.
L
Tegal ,
22 Jul i 1986
Swasta - 1 15-07-2013 S1 MTK
2010
Paulus
Kohonusa L
Yamalatu,
10 Agustus
1994
Swasta - - 14-07-2014 S1 Penjaskes
Mas i
h
Kul ia
h
Yusuf
Mal ik, SH. L
Jakarta ,
31 Maret 1981
Swasta - - 14-07-2014 S1 Hukum 2004
43
b) Keadaan Siswa
Jumlah siswa dan siswa SMP PGRI 2 Ciputat pada tahun ajaran
2014/2015 adalah 511 orang. Dengan pembagian kelas menjadi tujuh
kelas yaitu kelas VII ada tiga kelas, kelas VIII ada dua kelas dan kelas IX
ada dua kelas.
1. Jumlah Siswa Sekolah pada tahun ajaran 2014/2015
No.
Jumlah Siswa
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
Jml L P Jml
siswa
Jml
rombel L P
Jml
siswa
Jml
rombel L P
Jml
siswa
Jml
rombel
1 105 86 191 5 98 72 170 5 92 58 150 4 511
2
3
4
5
Dst
2. Jumlah pendaftar yang diterima di SMP dalam kurun waktu 3 tahun
terakhir.
Tahun Pendaftar Diterima
L P Jumlah L P Jumlah
2012/2013 104 66 170 102 66 168
2013/2014 106 81 187 104 81 185
2014/2015 106 87 193 105 86 191
3. Jumlah siswa SMP yang tinggal kelas dalam kurun waktu 3 terakhir.
Tahun Kelas VII Kelas VIII
44
L P Jumlah L P Jumlah
2012/2013 - - - 1 - 1
2013/2014 1 - 1 - - -
2014/2015 1 - 1 1 - 1
4. Jumlah siswa SMP yang Drop Out dalam kurun waktu 3 tahun
terakhir.
Tahun Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah
L P Jml L P Jml L P Jml L P Jml
2012/2013 7 2 9 5 - 5 1 1 2 13 3 16
2013/2014 8 3 11 1 - 1 1 - 1 10 3 13
2014/2015 9 9 18 9 4 13 2 2 4 20 15 35
A. Ujian Nasional (UN)
1. Jumlah siswa SMP peserta Ujian Nasional dalam 4 tahun terakhir.
Tahun Peserta Ujian Kelulusan Melanjutkan
L P Jumlah L P Jumlah L P Jumlah
2010/2011 43 23 66 43 23 66 41 21 62
2011/2012 39 24 63 39 24 63 37 23 60
2012/2013 51 33 84 41 33 84 50 30 80
2013/2014 50 36 86 50 36 86 48 35 83
2. Perolehan Hasil Belajar siswa SMP berdasarkan nilai rata-rata Ujian
Nasional dalam 5 tahun terakhir.
Tahun
Bahasa Indoesia Bahasa Inggris Matematika IPA
Renda
h
Ting
gi
Rata
2
Renda
h
Ting
gi
Rata
2
Renda
h
ting
gi
Rata
2
Renda
h
ting
gi
Rata
2
2009/2
010 3,40 9,00 7,15 5,20 8,60 6,86 5,75 8,50 6,99 5,00 7,50 6,16
2010/2
011 4,20 8,40 6,43 3,00 9,00 7,21 5,25 8,75 6,95 4,75 7,50 6,25
2011/2
012 5,00 9,40 7,77 4,00 8,20 6,09 3,75 7,96 7,96 5,25 9,00 7,54
45
2012/2
013 2,80 9,46 6,52 1,60 8,00 5,00 4,75 6,26 6,26 3,50 8,25 6,51
2013/2
014 5,40 9,20 8,08 5,20 8,80 7,00 5,25 8,75 6,67 5,25 8,50 6,85
c) Keadaan Karyawan
Keberadaan karyawan sangat diperlukan dalam suatu lembaga
pendidikan, karena dapat membantu terlaksananya proses pembelajaran
yang baik dan kondusif. Seandainnya tidak ada orang yang menangani
masalah di luar pengajaran yang khusus maka kegiatan pendidikan
disuatu sekolah tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Keadaan karyawan di SMP PGRI 2 Ciputat ada sebanyak tiga
orang, yakni satu orang sebagai tata usaha, satu orang sebagai
bendahara, dan satu orang lagi sebagai pengurus sekolah.
3. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan kebutuhan primer yang
keberadaanya tidak kalah penting dengan unsur-unsur lainnya bagi siswa
dalam melangsungkan proses pembelajaran. Berdasarkan observasi yang
dilakukan, sarana dan prasarana di SMP PGRI 2 Ciputat diantaranya
sebagai berikut:
a) Ruang kelas
b) Laboratorium computer
c) Ruang Guru
d) Ruang Kepala Sekolah
e) Ruang TU
f) Kamar mandi / WC siswa
g) Kamar mandi / WC guru
h) Koperasi
i) Gudang
46
j) Kantin
k) Lapangan basket
l) Lapangan futsal
m) Lapangan bola volley
4. Struktur Organisasi
Dalam suatu lembag pendidikan pasti terdapat struktur organisasi
untuk menunjang orang-orang yang memiliki profesionalisme dan tujuan
yang searah. Berikut ini struktur organisasi SMP PGRI 2 Ciputat:
STRUKTUR ORGANISASI
SMP PGRI 2 CIPUTAT TAHUN AJARAN 2011/2012
KEPALA SEKOLAH
Ika Hartika, S.Pd
WAKABID KUR
Dyah Lestari R, S.Sos
WAKABID KES
Edi Kurniawan, S. Pd.
GURU BP
Nurlinda, S.E
BENDAHARA
Margawati N, S. Pd.
WALI KELAS
OSIS
SISWA
47
KET:
a) Wali Kelas VII 1 : Maryuni U. S, S.Ip
b) Wali Kelas VII 2 : Ujang Iwan Kusmawan, S.Pd
c) Wali Kelas VII 3 : Emah Huzaemah, S.Pd
d) Wali Kelas VII 4 : Yusuf Malik, S. H.
e) Wali Kelas VII 5 : Ainnur Ulum S.
f) Wali Kelas VIII 1 : Mutmainah, S.Pdi.
g) Wali Kelas VIII 2 : Endi Kuswanto
h) Wali Kelas VIII 3 : Eka Ayu Setyawati S. Pd.
i) Wali Kelas VIII 4 : Telo Supriyanto
j) Wali Kelas VIII 5 : Muamal Khamidi S. Pd.
k) Wali Kelas IX 1 : Leni Herlina S. Pd.
l) Wali Kelas IX 2 : Nurlinda S. E.
m) Wali Kelas IX 3 : Edi Kurniawan S. Pd.
n) Wali Kelas IX 4 : Junaedi Abdullah
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Dalam pengumpulan data terdapat beberapa langkah yang
dikakukan meliputi:
1. Pemberian materi, yaitu mengenai penulisan cerpen
Pemberian materi diawali dengan memberikan penjelasan mengenai
pengertian dan cara menulis cerpen
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berargumen atau
berkomentar mengenai materi yang disampaikan. Waktu yang diberika
dalam kesempatan ini adalah 15 menit. Dalam kesempatan ini juga
digunakan untuk peneliti berdiskusi dengan siswa.
3. Penulisan cerpen. Peneliti mengajak siswa untuk menulis cerpen
dengan menggunakan media iklan televise, dengan demikian siswa
terarah untuk membuat cerpen.
48
4. Pengumpulan data
Setelah siswa selesai menulis cerpen, peneliti mengumpulkan cerpen
yang telah ditulis oleh siswa, pada tahap ini lazim disebut dengan
pengumpulan data. Karangan siswa itulah yg akan dijadikan data
penelitian.
5. Pengklasifikasian data
Pengklasifikasian data dapat dilakukan dengan beberapa langkah,
meliputi:
a. Memilah karangan
Karangan atau cerpen yang sudah terkumpul akan dipilah oleh
peneliti. Bebrapa cerpen akan diklasifikasikan berdasarkan
penilaian yang sudah disiapkan. Selanjutnya, cerpen yang sudah
dipilih akan dianalisis. Analisis difokuskan kepada 1. Keefektifan
Kalimat, 2. Kesesuaian Isi dengan Judul, 3. Kesesuaian Alur, 4.
Tokoh.
b. Memberikan penomoran karangan
Pemberian nomor pada tiap-tiap karangan dilakukan agar penulis
lebih mudah dalam proses selanjutnya. Nomor yang diberikan
berupa nomor urut dari 1 sampai nomor akhir siswa sesuai abjad.
49
C. Analisis Data
Berdasarkan langkah –langkah analisis data, berikut ini penulis
sajikan analisis dari setiap siswa untuk menggambarkan taraf kemampuan
siswa secara individual.
Tabel
Analisis Data Siswa No.1
No Aspek Penilaian skor interpretasi
1 Keefektifan Kalimat 18
2 Kesesuaian Isi dengan Judul 20
3 Kesesuaian Alur 20
4 Tokoh 20
Jumlah 78 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). keefektifan
kalimat : 18 b). kesesuaian isi dengan judul : 20 c). kesesuaian alur : 20 d).
tokoh : 20. Jumlah skor 78 dan interpretasi Baik
Tabel
Analisis Data Siswa No.2
No Aspek Penilaian skor interpretasi
1 Keefektifan Kalimat 20
2 Kesesuaian Isi dengan Judul 19
3 Kesesuaian Alur 20
4 Tokoh 23
Jumlah 82 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). keefektifan
kalimat : 20 b). kesesuaian isi dengan judul : 19 c). kesesuaian alur : 20 d).
tokoh : 23. Jumlah skor 82 dan interpretasi Baik
50
Tabel
Analisis Data Siswa No.3
No Aspek Penilaian Skor interpretasi
1 Keefektifan Kalimat 18
2 Kesesuaian Isi dengan Judul 20
3 Kesesuaian Alur 18
4 Tokoh 25
Jumlah 81 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). keefektifan
kalimat : 18 b). kesesuaian isi dengan judul : 20 c). kesesuaian alur : 18 d).
tokoh : 25. Jumlah skor 81 dan interpretasi Baik
Tabel
Analisis Data Siswa No.4
No Aspek Penilaian Skor interpretasi
1 Keefektifan Kalimat 15
2 Kesesuaian Isi dengan Judul 17
3 Kesesuaian Alur 18
4 Tokoh 20
Jumlah 70 Cukup
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). keefektifan
kalimat : 15 b). kesesuaian isi dengan judul : 17 c). kesesuaian alur : 18 d).
tokoh : 20. Jumlah skor 70 dan interpretasi Cukup
51
Tabel
Analisis Data Siswa No.5
No Aspek Penilaian Skor interpretasi
1 Keefektifan Kalimat 15
2 Kesesuaian Isi dengan Judul 15
3 Kesesuaian Alur 18
4 Tokoh 15
Jumlah 63 Cukup
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). keefektifan
kalimat : 15 b). kesesuaian isi dengan judul : 15 c). kesesuaian alur : 18 d).
tokoh : 15. Jumlah skor 63 dan interpretasi Cukup
Tabel
Analisis Data Siswa No.6
No Aspek Penilaian Skor interpretasi
1 Keefektifan Kalimat 20
2 Kesesuaian Isi dengan Judul 18
3 Kesesuaian Alur 18
4 Tokoh 20
Jumlah 76 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). keefektifan
kalimat : 20 b). kesesuaian isi dengan judul : 18 c). kesesuaian alur : 18 d).
tokoh : 20. Jumlah skor 76 dan interpretasi Baik
52
Tabel
Analisis Data Siswa No.7
No Aspek Penilaian Skor interpretasi
1 Keefektifan Kalimat 18
2 Kesesuaian Isi dengan Judul 20
3 Kesesuaian Alur 18
4 Tokoh 25
Jumlah 81 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). keefektifan
kalimat : 18 b). kesesuaian isi dengan judul : 20 c). kesesuaian alur : 18 d).
tokoh : 25. Jumlah skor 81 dan interpretasi Baik
Tabel
Analisis Data Siswa No.8
No Aspek Penilaian Skor interpretasi
1 Keefektifan Kalimat 15
2 Kesesuaian Isi dengan Judul 15
3 Kesesuaian Alur 18
4 Tokoh 20
Jumlah 68 Cukup
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). keefektifan
kalimat : 15 b). kesesuaian isi dengan judul : 15 c). kesesuaian alur : 18 d).
tokoh : 20. Jumlah skor 68 dan interpretasi Cukup
53
Tabel
Analisis Data Siswa No.9
No Aspek Penilaian Skor interpretasi
1 Keefektifan Kalimat 13
2 Kesesuaian Isi dengan Judul 15
3 Kesesuaian Alur 13
4 Tokoh 18
Jumlah 59 Cukup
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). keefektifan
kalimat : 13 b). kesesuaian isi dengan judul : 15 c). kesesuaian alur : 13 d).
tokoh : 18. Jumlah skor 59 dan interpretasi Cukup
Tabel
Analisis Data Siswa No.10
No Aspek Penilaian Skor interpretasi
1 Keefektifan Kalimat 20
2 Kesesuaian Isi dengan Judul 18
3 Kesesuaian Alur 18
4 Tokoh 20
Jumlah 76 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). keefektifan
kalimat : 20 b). kesesuaian isi dengan judul : 18 c). kesesuaian alur : 18 d).
tokoh : 20. Jumlah skor 76 dan interpretasi Baik
54
Tabel
Analisis Data Siswa No.11
No Aspek Penilaian Skor interpretasi
1 Keefektifan Kalimat 15
2 Kesesuaian Isi dengan Judul 18
3 Kesesuaian Alur 18
4 Tokoh 22
Jumlah 73 Cukup
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). keefektifan
kalimat : 15 b). kesesuaian isi dengan judul : 18 c). kesesuaian alur : 18 d).
tokoh : 22. Jumlah skor 73 dan interpretasi Cukup
Tabel
Analisis Data Siswa No.12
No Aspek Penilaian Skor interpretasi
1 Keefektifan Kalimat 15
2 Kesesuaian Isi dengan Judul 17
3 Kesesuaian Alur 18
4 Tokoh 20
Jumlah 70 Cukup
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). keefektifan
kalimat : 15 b). kesesuaian isi dengan judul : 17 c). kesesuaian alur : 18 d).
tokoh : 20. Jumlah skor 70 dan interpretasi Cukup
55
Tabel
Analisis Data Siswa No.13
No Aspek Penilaian Skor interpretasi
1 Keefektifan Kalimat 20
2 Kesesuaian Isi dengan Judul 17
3 Kesesuaian Alur 18
4 Tokoh 23
Jumlah 78 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). keefektifan
kalimat : 20 b). kesesuaian isi dengan judul : 17 c). kesesuaian alur : 18 d).
tokoh : 23. Jumlah skor 78 dan interpretasi Baik
Tabel
Analisis Data Siswa No.14
No Aspek Penilaian Skor interpretasi
1 Keefektifan Kalimat 15
2 Kesesuaian Isi dengan Judul 17
3 Kesesuaian Alur 20
4 Tokoh 20
Jumlah 72 Cukup
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). keefektifan
kalimat : 15 b). kesesuaian isi dengan judul : 17 c). kesesuaian alur : 20 d).
tokoh : 20. Jumlah skor 72 dan interpretasi Cukup
56
Tabel
Analisis Data Siswa No.15
No Aspek Penilaian Skor interpretasi
1 Keefektifan Kalimat 15
2 Kesesuaian Isi dengan Judul 17
3 Kesesuaian Alur 15
4 Tokoh 17
Jumlah 64 Cukup
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). keefektifan
kalimat : 15 b). kesesuaian isi dengan judul : 17 c). kesesuaian alur : 15 d).
tokoh : 17. Jumlah skor 64 dan interpretasi Cukup
Tabel
Analisis Data Siswa No.16
No Aspek Penilaian Skor interpretasi
1 Keefektifan Kalimat 18
2 Kesesuaian Isi dengan Judul 18
3 Kesesuaian Alur 20
4 Tokoh 25
Jumlah 81 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). keefektifan
kalimat : 18 b). kesesuaian isi dengan judul : 18 c). kesesuaian alur : 20 d).
tokoh : 25. Jumlah skor 81 dan interpretasi Baik
57
Tabel
Analisis Data Siswa No.17
No Aspek Penilaian Skor interpretasi
1 Keefektifan Kalimat 15
2 Kesesuaian Isi dengan Judul 17
3 Kesesuaian Alur 20
4 Tokoh 20
Jumlah 72 Cukup
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). keefektifan
kalimat : 15 b). kesesuaian isi dengan judul : 17 c). kesesuaian alur : 20 d).
tokoh : 20. Jumlah skor 72 dan interpretasi Cukup
Tabel
Analisis Data Siswa No.18
No Aspek Penilaian Skor interpretasi
1 Keefektifan Kalimat 15
2 Kesesuaian Isi dengan Judul 15
3 Kesesuaian Alur 18
4 Tokoh 18
Jumlah 66 Cukup
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). keefektifan
kalimat : 15 b). kesesuaian isi dengan judul : 15 c). kesesuaian alur : 18 d).
tokoh : 18. Jumlah skor 66 dan interpretasi Cukup
58
Tabel
Analisis Data Siswa No.19
No Aspek Penilaian Skor interpretasi
1 Keefektifan Kalimat 20
2 Kesesuaian Isi dengan Judul 19
3 Kesesuaian Alur 20
4 Tokoh 23
Jumlah 82 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). keefektifan
kalimat : 20 b). kesesuaian isi dengan judul : 19 c). kesesuaian alur : 20 d).
tokoh : 23. Jumlah skor 82 dan interpretasi Baik
Tabel
Analisis Data Siswa No.20
No Aspek Penilaian Skor interpretasi
1 Keefektifan Kalimat 20
2 Kesesuaian Isi dengan Judul 18
3 Kesesuaian Alur 18
4 Tokoh 20
Jumlah 76 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). keefektifan
kalimat : 20 b). kesesuaian isi dengan judul : 18 c). kesesuaian alur : 18 d).
tokoh : 20. Jumlah skor 76 dan interpretasi Baik
59
Tabel
Analisis Data Siswa No.21
No Aspek Penilaian Skor interpretasi
1 Keefektifan Kalimat 15
2 Kesesuaian Isi dengan Judul 18
3 Kesesuaian Alur 18
4 Tokoh 22
Jumlah 73 Cukup
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). keefektifan
kalimat : 15 b). kesesuaian isi dengan judul : 18 c). kesesuaian alur : 18 d).
tokoh : 22. Jumlah skor 73 dan interpretasi Cukup
Tabel
Analisis Data Siswa No.22
No Aspek Penilaian Skor interpretasi
1 Keefektifan Kalimat 20
2 Kesesuaian Isi dengan Judul 20
3 Kesesuaian Alur 18
4 Tokoh 25
Jumlah 83 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). keefektifan
kalimat : 20 b). kesesuaian isi dengan judul : 20 c). kesesuaian alur : 18 d).
tokoh : 25. Jumlah skor 83 dan interpretasi Baik
60
Tabel
Analisis Data Siswa No.23
No Aspek Penilaian Skor interpretasi
1 Keefektifan Kalimat 15
2 Kesesuaian Isi dengan Judul 20
3 Kesesuaian Alur 18
4 Tokoh 20
Jumlah 73 Cukup
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). keefektifan
kalimat : 15 b). kesesuaian isi dengan judul : 20 c). kesesuaian alur : 18 d).
tokoh : 20. Jumlah skor 73 dan interpretasi Cukup
Tabel
Analisis Data Siswa No.24
No Aspek Penilaian Skor interpretasi
1 Keefektifan Kalimat 20
2 Kesesuaian Isi dengan Judul 17
3 Kesesuaian Alur 18
4 Tokoh 23
Jumlah 78 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). keefektifan
kalimat : 20 b). kesesuaian isi dengan judul : 17 c). kesesuaian alur : 18 d).
tokoh : 23. Jumlah skor 78 dan interpretasi Baik
61
Tabel
Analisis Data Siswa No.25
No Aspek Penilaian Skor interpretasi
1 Keefektifan Kalimat 13
2 Kesesuaian Isi dengan Judul 15
3 Kesesuaian Alur 18
4 Tokoh 23
Jumlah 69 Cukup
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). keefektifan
kalimat : 13 b). kesesuaian isi dengan judul : 15 c). kesesuaian alur : 18 d).
tokoh : 23. Jumlah skor 69 dan interpretasi Cukup
Tabel
Analisis Data Siswa No.26
No Aspek Penilaian Skor interpretasi
1 Keefektifan Kalimat 20
2 Kesesuaian Isi dengan Judul 15
3 Kesesuaian Alur 22
4 Tokoh 23
Jumlah 80 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). keefektifan
kalimat : 20 b). kesesuaian isi dengan judul : 15 c). kesesuaian alur : 22 d).
tokoh : 23. Jumlah skor 80 dan interpretasi Baik
62
Tabel
Analisis Data Siswa No.27
No Aspek Penilaian Skor interpretasi
1 Keefektifan Kalimat 15
2 Kesesuaian Isi dengan Judul 19
3 Kesesuaian Alur 17
4 Tokoh 20
Jumlah 71 Cukup
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). keefektifan
kalimat : 15 b). kesesuaian isi dengan judul : 19 c). kesesuaian alur : 17 d).
tokoh : 20. Jumlah skor 71 dan interpretasi Cukup
Tabel
Analisis Data Siswa No.28
No Aspek Penilaian Skor interpretasi
1 Keefektifan Kalimat 20
2 Kesesuaian Isi dengan Judul 17
3 Kesesuaian Alur 18
4 Tokoh 23
Jumlah 78 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). keefektifan
kalimat : 20 b). kesesuaian isi dengan judul : 17 c). kesesuaian alur : 18 d).
tokoh : 23. Jumlah skor 78 dan interpretasi Baik
63
Tabel
Analisis Data Siswa No.29
No Aspek Penilaian Skor interpretasi
1 Keefektifan Kalimat 18
2 Kesesuaian Isi dengan Judul 18
3 Kesesuaian Alur 19
4 Tokoh 24
Jumlah 79 Baik
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). keefektifan
kalimat : 18 b). kesesuaian isi dengan judul : 18 c). kesesuaian alur : 19 d).
tokoh : 24. Jumlah skor 79 dan interpretasi Baik
Tabel
Analisis Data Siswa No.30
No Aspek Penilaian Skor interpretasi
1 Keefektifan Kalimat 15
2 Kesesuaian Isi dengan Judul 15
3 Kesesuaian Alur 18
4 Tokoh 20
Jumlah 68 Cukup
Tabel di atas menunjukkan bahwa memperoleh skor a). keefektifan
kalimat : 15 b). kesesuaian isi dengan judul : 17 c). kesesuaian alur : 18 d).
tokoh : 20. Jumlah skor 68 dan interpretasi Cukup
64
D. Data Hasil Menulis Cerpen
No Nama Siswa Skor Interpretasi
1. Ahmad Habibi 78 Baik
2. Amalia Dwi Wulandari 82 Baik
3. Aprilia Kusumawati 81 Baik
4. Bayu Kahntono 70 Cukup
5. Adam Putra P. 63 Cukup
6. Delvia Cinta 76 Baik
7. Dewi Anggraini 81 Baik
8. Dandi Adi Syah Putra 68 Cukup
9. Diana Anggraini 59 Cukup
10. Dwikki Yudanto Zulvan 76 Baik
11. Egy Rosmawati 73 Cukup
12. Evanda Nabilla Zahro 70 Cukup
13. Firda Mutiara 78 Baik
14. Indah Khoirunnisa 72 Cukup
15. Rizki Aldiansyah 64 Cukup
16. Irfan Zaelani 81 Baik
17. Juwita Dwi Permatasari 72 Cukup
18. Syahrul Jaelani 66 Cukup
19. Khahairul Umam 82 Baik
20. M. Roby Yuman Mentas 76 Baik
21. Mahesa Al Huda 73 Cukup
22. Maiman Fatkhul Basith 83 Baik
23. Mardika Setiawan 73 Cukup
24. Maryanah Lestari 78 Baik
25. Mochamad Ramdani 69 Cukup
26. Muhamad Bruce Sarman 80 Baik
27. Muhammad Rizal
Apriliansyah
71 Cukup
28. Nabilah Fahrani 78 Baik
29. Novita Sari 79 Baik
30. Permana Adi Putra 68 Cukup
Berdasarkan tabel di atas maka diperoleh nilai menulis cerpen yaitu
sebanyak 6 siswa yang masih di bawah KKM (70), dengan prosentase
yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:
N
=20% dari 30 siswa yang mendapatkan nilai di bawah
KKM
65
Sedangkan untuk siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM (70)
sebanyak 24 siswa, dengan persentase yang dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
N
=80% dari 30 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM
66
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis terdapat 6 siswa yang masih di bawah
KKM (70), dengan prosentase yang dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
N
=20% dari 30 siswa yang mendapatkan nilai di bawah
KKM.
Sedangkan untuk siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM (70)
sebanyak 24 siswa, dengan prosentase yang dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
N
=80%dari 30 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM.
Tingkat pemahaman siswa SMP PGRI 2 Ciputat, Tangerang
Selatan saat ini bisa dikatakan sudah meningkat dari sebelumnya, hal
tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian serta penggunaan media iklan
televisi terutama (Aqua versi NTT) dapat meningkatkan kemampuan siswa
menulis cerpen
Dari urain di atas bisa dikatakan bahwa hipotesis diterima serta
penelitian ini berhasil meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa
SMP PGRI 2 Ciputat, Tangerang Selatan.
66
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang di lakukan di SMP PGRI 2 Ciputat
bahwa kemampuan menulis cerpen dapat ditingkatkan dengan
menggunakan media iklan televisi terutama iklan (Aqua versi NTT), hal
ini bisa dijadikan alternatif media pembelajaran oleh para guru dalam
proses pembelajarannya.
Semoga kita tidak pernah puas atas ilmu yg kita dapatkan supaya
kita terus mencari dan belajar untuk mengembangkan diri kita ke arah
yang lebih baik lagi.
67
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Zaenal. dkk. Pemakaian Bahasa dalam Iklan Berita dan Papan
Reklame. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1992.
Atmosudirdjo, P. Organisasi dan Manajemen. Jakarta: Kaunika. 1996. Danim, Sudarwan. Riset Keperawatan: Sejarah dan Metodologi. Jakarta:
EGC. 2003.
Darmayanti, Nani. Bahasa Indonesia untuk SMK Tingkat Semenjana (Kelas X). Bandung: Grafindo Media Pratama. 2007.
Djiwatampu, Meithy. Membaca untuk Belajar. Jakarta: Balai Pustaka. 2008. Cetakan II.
Eriyanto. Teknik Sampling Analisis Opini Publik . Yogyakarta: LKiS.
2007.
Gibson, J.L. et al. Organisasi dan Manajemen. Jakarta: Erlangga. 1996.
Hasani, Aceng. Ikhwal Menulis. Serang: Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa Press. 2005.
Keraf, Gorys. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
1985. ___________. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
2007. Cetakan XVII.
___________. Eksposisi dan Deskripsi: Komposisi Lanjutan II. Yogyakarta: Nusa Indah dan Yayasan Kanisius. 1981.
Kusnandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada. Cet.
Ke-1. Kuswandi, Wawan. Televisi dan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. 1996.
Moeliono, Anton M. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka. 2005. Poerwadarminta. Tata Kerja Organisasi. Jakarta: Bina Aksara. 1996.
68
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 2007. Pusat Pengembangan Profesi Pendidik. Keterampilan Menulis: Bahan
Belajar Pendidikan dan Pelatihan Pasca-Uji Kompetensi Awal bagi Guru Kelas. Jakarta: Kemendikbud. 2012.
Rahayu, Minto. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia. 2007.
Rifai, Mien A. Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan, dan Penerbitan.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 1997. Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi.
Hadyana Pujaatmaka (Penerjemah). Jakarta: PT Prenhalindo. 1996.
Rusyana, Yus. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: CV Diponegoro. 1988.
Salim dan Yenny Salim. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer Edisi Ketiga. Jakarta: Modern English Press. 2002.
Semi, M. Atar. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya. 2003.
Siagian, Sondang P. Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta: Bumi Aksara. 1992.
Siagian, Sondang P. Manajemen Abad 21. Jakarta: Bumi Aksara. 1998.
Stoner, J.A.F. Efektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga. 1996.
Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. 2006. Tarigan, Djago. Keterampilan Menulis. Bandung: Penerbit Angkasa. 1984.
Tarigan, Henry Guntur. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Penerbit Angkasa. 1986. Tukan, Paulus. Mahir Berbahasa Indonesia 3 untuk SMA Kelas XII.
Jakarta: Yudhistira. 2006. Cetakan I.
Wibowo, Wahyu. Manajemen Bahasa: Pengorganisasian Karangan Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2003.
69
Widjojoko dan Endang Hidayat. Teori dan Sejarah Sastra Indonesia.
Bandung: UPI PRESS. 2007. Widyamartaya, A. Seni Menuangkan Gagasan. Yogyakarta: Kanisius.
1992. Cetakan II.
Widyatama, Redra. Teknik Menulis Naskah Iklan. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer. 2011.
Zaidan, Abdul Rozak. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Balai Pustaka. 2007.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS 1
Nama Sekolah : SMP PGRI 2 Ciputat
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : VII/2
A. Standar Kompetensi
Menulis: Mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke
dalam cerpen.
B. Kompetensi Dasar
Menulis karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri dalam cerpen
(pelaku, peristiwa, latar, konflik)
C. Indikator
1. Siswa mampu menuliskan cerpen dengan baik.
2. Siswa mampu mengungkapkan hal-hal yang menarik dan berkesan dalam
cerpen.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, siswa dapat menuliskan cerpen sesuai
dengan pengalaman.
E. Materi Pembelajaran
Contoh cerpen
• ciri-ciri cerita pendek
• syarat topik cerpen
• kerangka cerita pendek
• unsur-unsur cerpen (pelaku, peristiwa, latar, konflik)
F. Metode Pembelajaran
1. Tanya Jawab
2. Diskusi
3. Penugasan
G. Strategi Pembelajaran
Pendahuluan
Kegiatan dimulai dengan berdoa bersama.
Guru mengabsen siswa dan memastikan siswa dalam keadaan sehat serta
siap mengikuti kegiatan.
Apersepsi, mengingat kembali pertemuan sebelumnya.
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Bertanya jawab tentang hal-hal yang menarik dari kegiatan menulis
cerpen.
Bertanya jawab tentang manfaat menulis.
Elaborasi
Guru menjelaskan materi yang sedang dipelajari.
Siswa membaca contoh cerpen.
Siswa maju ke depan untuk menceritakan kembali isi cerpen secara lisan
Beberapa siswa menilai dan menanggapi penyampaian isi cerita yang
dilakukan temannya
Konfirmasi
Memberikan penguatan kepada siswa tentang materi yang telah dipelajari.
Siswa mengerjakan latihan.
Siswa menyimpulkan inti materi yang sudah dipelajari.
Penutup
Memotivasi siswa agar gemar menulis.
Siswa diberi PR membaca cerpen karya penulis favorit. Kemudian,
menuliskan garis besar isi dan hal-hal menarik pada cerpen itu.
H. Alat/Sumber/Bahan
1. Martanti dan Supratiwi P. 2009. Kreatif Berbahasa Indonesia 2: untuk
SMP dan MTs Kelas VII. Jakarta : Pusat perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
2. Saefudin, dkk. 2008. Seribu Pena Bahasa Indonesia untuk SMP/MTS VII.
Jakarta: Erlangga.
I. Penilaian
1. Jenis tagihan
Tes tertulis, tugas
2. Teknik
Individu, kelompok
3. Bentuk Instrumen
Uraian bebas dan form penilaian
3. Instrumen Penilaian
Format Penilaian Menulis Cerpen
No
Nama
Hal-hal yang Dinilai
Intonasi Ekspresi Keruntutan Cerita
Format Penilaian Uraian Bebas
No Kriteria Penilaian Nilai Bobot
1. Hal apa saja yang perlu diperhatikan agar dapat
menulis cerpen secara lengkap dan menarik?
3
2. Peristiwa apa yang terjadi? 1
3. Bagaimana suasana terjadinya peristiwa itu? 2
4. Peristiwa apa yang menarik dan mengesankan? 2
5. Bagaimana akhir ceritanya 2
Jumlah 10
Keterangan nilai : Jumlah bobot nilai x 10
Nilai perolehan siswa: 100
Keterangan nilai:
> 8 : Baik
8 – 7 : Cukup
< 6 : Kurang
Kepala Sekolah
Ika Hartika, S.Pd.
Guru Mata Pelajaran
Ainnur Ulum Sugiarto
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
SIKLUS 2
SEKOLAH : SMP PGRI 2 Ciputat
MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia
KELAS : VII
SEMESTER : 2
A. STANDAR KOMPETENSI :
Menulis : Mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalamcerpen
B. KOMPETENSI DASAR:
Menulis karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri dalam cerpen (pelaku,peristiwa,
latar, konflik)
C. MATERI PEMBELAJARAN:
Contoh cerpen
• ciri-ciri cerita pendek
• syarat topik cerpen
• kerangka cerita pendek
• unsur-unsur cerpen (pelaku, peristiwa, latar, konflik)
D. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI:
No Indikator Pencapaian
Kompetensi
Nilai Budaya dan Karakter
Bangsa
Kewirausahaan/Ekonomi
Kreatif
1 Menentukan topik yang
berhubungandengan
kehidupan diri sendiri
untukmenulis cerita
pendek.
Bersahabat/komunikatif
Kreatif
Kepemimpinan
Keorisinilan
2 Menulis kerangka cerita
pendek dengan
memperhatikan kronologi
waktu dan peristiwa.
3 Mengembangkan kerangka
yang telah dibuat dalam
bentuk cerpen (pelaku,
peristiwa, latar, konflik)
dengan memperhatikan
pilihan kata, tandabaca,
dan ejaan.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN:
Siswa dapat:
1. Menentukan topik yang berhubungan dengan kehidupan diri sendiri untukmenulis
cerita pendek
2. Menulis kerangka cerita pendek dengan memperhatikan kronologi waktudan peristiwa
3. Mengembangkan kerangka yang telah dibuat dalam bentuk cerpen(pelaku, peristiwa,
latar, konflik) dengan memperhatikan pilihan kata, tandabaca, dan ejaan.
F. METODE PEMBELAJARAN:
1. Penugasan
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
4. Ceramah
5. Demonstrasi
G.Strategi Pembelajaran:
Tatap Muka Tersruktur Mandiri
Menulis karangan berdasarkan
kehidupan diri sendiri.
Contoh cerpen. Siswa dapat menulis kerangka
cerita pendek dengan
memperhatikan kronologi waktu
dan peristiwa.
H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN :
No Kegiatan Belajar Nilai Budaya Dan Karakter
Bangsa
1 Kegiatan awal :
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini
Bersahabat/komunikatif
2 Kegiatan Inti:
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, siswa:
1. Menulis cerpen
2. Membahas cerpen yang ditulis teman dari segi
penentuan topik, diksi, dan ejaan.
3. Membahas cerpen yang ditulis teman dari segi alur dan
penokohan.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, siswa:
1. Menulis kerangka cerita pendek dengan
memperhatikan kronologi waktu dan peristiwa.
2. Mengembangkan kerangka yang telahdibuat dalam
bentuk cerpen (pelaku, peristiwa, latar, konflik) dengan
memperhatikan pilihan kata, tanda baca, dan ejaan.
Konfirmasi
Kreatif
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
1. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui.
2. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui.
3 Kegiatan akhir:
Refleksi
Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini.
Bersahabat/komunikatif
I. SUMBER BELAJAR/ALAT/BAHAN :
1. Buku paket Bahasa Indonesia kelas X
2. Buku kumpulan cerpen
3. Media cetak
4. Internet
J. PENILAIAN :
Jenis Tagihan:
1. tugas individu
2. ulangan
Bentuk Instrumen:
1. uraian bebas
2. pilihan ganda
3. jawaban singkat
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Ika Hartika, S.Pd.
GuruMataPelajaran
Ainnur Ulum Sugiarto
RINGKASAN MATERI MENULIS CERPEN
Cerita pendek cenderung kurang kompleks dibandingkan dengan novel. Cerita pendek
biasanya memusatkan perhatian pada satu kejadian, mempunyai satu plot, setting yang tunggal,
jumlah tokoh yang terbatas, mencakup jangka waktu yang singkat.
Unsur-unsur intrinsik sebuah cerpen adalah sebagai berikut
1. Tema
Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra
dan yang terkandung di dalam teks sebagai stuktur semantis dan yang menyangkut
persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan.
Tema disaring dari motif- motif yang terdapat dalam karya yang bersangkutan
yang menentukan hadirnya peristiwa-peristiwa, konflik, dan situasi tertentu. Tema
dalam banyak hal bersifat ”mengikat” kehadiran atau ketidakhadiran peristiwa,
konflik serta situasi tertentu termasuk berbagai unsur intrinsik yang lain. Tema
menjadi dasar pengembangan seluruh cerita, maka tema pun bersifat menjiwai seluruh
bagian cerita itu. Tema mempunyai generalisasi yang umum, lebih luas dan abstrak.
2. Latar
Sebuah cerita pada hakikatnya ialah peristiwa atau kejadian yang menimpa
atau dilakukan oleh satu atau beberapa orang tokoh pada suatu waktu tertentu dan
pada tempat tertentu. Menurut Nadjid (2003:25) latar ialah penempatan waktu dan
tempat beserta lingkungannya dalam prosa fiksi
Menurut Nurgiyantoro (2004:227—233) unsur latar dapat dibedakan ke dalam
tiga unsur pokok, antara lain sebagai berikut.
a. Latar Tempat
Latar tempat mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam
sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat
dengan nama tertentu serta inisial tertentu.
b. Latar Waktu
Latar waktu berhubungan dengan masalah ” kapan ” terjadinya peristiwa-
peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah ”kapan” teersebut
biasanya dihubungkan dengan waktu
c. Latar Sosial
Latar sosial mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku sosial
masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan
sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks
serta dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup,
cara berpikir dan bersikap. Selain itu latar sosial juga berhubungan dengan status
sosial tokoh yang bersangkutan.
3. Alur
Sebuah cerpen menyajikan sebuah cerita kepada pembacanya. Alur cerita ialah
peristiwa yang jalin-menjalin berdasar atas urutan atau hubungan tertentu. Sebuah
rangkaian peristiwa dapat terjalin berdasar atas urutan waktu, urutan kejadian, atau
hubungan sebab-akibat. Jalin-menjalinnya berbagai peristiwa, baik secara linear atau
lurus maupun secara kausalitas, sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh, padu,
dan bulat dalam suatu prosa fiksi.
Lebih lanjut Stanton mengemukakan bahwa plot ialah cerita yang berisi urutan
kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab-akibat, peristiwa
yang disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Plot ialah
peristiwa-peristiwa yang ditampilkan dalam cerita yang tidak bersifat sederhana,
karena pengarang menyusun peristiwa-peristiwa itu berdasarkan kaitan sebab-akibat.
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa alur cerita ialah jalinan peristiwa
yang melatari sebuah prosa fiksi yang dihubungkan secara sebab-akibat.
4. Tokoh
Dalam pembicaraan sebuah cerita pendek sering dipergunakan istilah-istilah
seperti tokoh dan penokohan, watak dan perwatakan, atau karakter dan karakterisasi
secara bergantian dengan menunjuk pengertian yang hampir sama. Tokoh cerita ialah
orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama , yang oleh
pembaca ditafsirkan memilki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang
diespresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Sedangkan
penokohan ialah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan
dalam sebuah cerita
Dengan demikian, istilah penokohan lebih luas pengertiannya daripada tokoh
atau perwatakan, sebab penokohan sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita,
bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah
cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca.
Penokohan sekaligus menunjuk pada teknik perwujudan dan pengembangan tokoh
dalam sebuah cerita.
5. Sudut Pandang
Sudut pandang (point of view) merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara
sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya. Sudut
pandang adalah cara memandang tokoh-tokoh cerita dengan menempatkan dirinya
pada posisi tertentu.
Pembedaan sudut pandang yang akan dikemukakan berikut berdasarkan
pembedaan yang telah umum dilakukan orang yaitu bentuk persona tokoh cerita:
persona ketiga dan persona pertama.
a. Sudut pandang persona ketiga : ”Dia”
Pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang persona ketiga gaya
”Dia”, narator adalah seorang yang berada di luar cerita yang menampilkan tokoh-
tokoh cerita dengan menyebut nama, atau kata gantinya: ia, dia, mereka. Nama-nama
tokoh cerita, khususnya yang utama, kerap atau terus menerus disebut, dan sebagai
variasi dipergunakan kata ganti. Hal ini akan mempermudah pembaca untuk
mengenali siapa tokoh yang diceritakan atau siapa yang bertindak.
Sudut pandang ”dia”dapat dibedakan ke dalam dua golongan berdasarkan
tingkat kebebasan dan keterikatan pengarang terhadap bahan ceritanya. Di satu pihak,
pengarang, narator dapat bebas menceritakan segala sesuatu yang berhubungan
dengan tokoh ”dia”, jadi bersifat mahatahu, di lain pihak ia terikat, mempunyai
keterbatasan ”pengertian” terhadap tokoh ”dia” yang diceritakan itu, jadi bersifat
terbatas, hanya selaku pengamat saja.
b. Sudut Pandang Persona Pertama: ”Aku”
Dalam pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang persona
pertama (first person point of view), ”aku”. Jadi: gaya ”aku”, narator adalah seseorang
yang ikut terlibat dalam cerita. Ia adalah si ”aku” tokoh yang berk isah, mengisahkan
kesadaran dirinya sendiri, mengisahkan peristiwa atau tindakan, yang diketahui,
dilihat, didengar, dialami dan dirasakan, serta sikapnya terhadap orang (tokoh) lain
kepada pembaca. Jadi, pembaca hanya dapat melihat dan merasakan secara terbatas
seperti yang dilihat dan dirasakan tokoh si ”aku” tersebut.
1) ”Aku” tokoh utama
Dalam sudut pandang teknik ini, si ”aku” mengisahkan berbagai peristiwa dan
tingkah laku yang dialaminya, baik yang bersifat batiniah, dalam diri sendiri, maupun
fisik, hubungannya dengan sesuatu yang di luar dirinya. Si ”aku”menjadi fokus pusat
kesadaran, pusat cerita. Segala sesuatu yang di luar diri si ”aku”, peristiwa, tindakan,
dan orang, diceritakan hanya jika berhubungan dengan dirinya, di samping memiliki
kebebasan untuk memilih masalah-masalah yang akan diceritakan. Dalam cerita yang
demikian,si ”aku” menjadi tokoh utama (first person central).
2) ”Aku” tokoh tambahan
Dalam sudut pandang ini, tokoh ”aku” muncul bukan sebagai tokoh utama,
melainkan sebagai tokoh tambahan. Tokoh ”aku” hadir untuk membawakan cerita
kepada pembaca, sedangkan tokoh cerita yang dikisahkan itu kemudian ”dibiarkan”
untuk mengisahkan sendiri berbagai pengalamannya. Tokoh cerita yang dibiarkan
berkisah sendiri itulah yang kemudian menjadi tokoh utama, sebab dialah yang lebih
banyak tampil, membawakan berbagai peristiwa, tindakan, dan berhubungan dengan
tokoh-tokoh lain. Setelah cerita tokoh utama habis, si ”aku”tambahan tampil kembali,
dan dialah kini yang berkisah.
Dengan demikian si ”aku” hanya tampil sebagai saksi saja. Saksi terhadap
berlangsungnya cerita yang ditokohi oleh orang lain. Si ”aku” pada umumnya tampil
sebagai pengantar dan penutup cerita.
Menentukan rincian tema
Tema besar dapat dirinci menjadi tema-tema kecil atau anak-anak tema.
Rincian tema suatu cerpen berisi tema bagian-bagian cerita yang dapat kita temukan
di awal, tengah, dan akhir cerita.
Evaluasi Pembelajaran
A. Berdasarkan cerpen “Dia Teramat Malang”, coba kalian tentukan hal -hal berikut!
1. Tema cerpen:
2. Kutipan cerita yang menggambarkan latar:
3. Kutipan gambaran tokoh dan wataknya:
4. Kutipan cerita yang menggambarkan alur:
5. Sudut pandang dalam cerpen:
B. Setelah mengetahui kelima unsur pembentuk cerpen. Buatlah cerpen dengan kelima unsur
tersebut dan perhatikan penggunaan tanda baca dan EyD-nya!
Kunci Jawaban
A. Berdasarkan cerpen “Dia Teramat Malang”, coba kalian tentukan hal -hal berikut!
1. Tema: Masalah sosial di masyarakat (putus sekolah)
2. Kutipan cerita yang menggambarkan latar: “Pagi indah sekali di Baturaden”
3. Kutipan gambaran tokoh dan wataknya: “…Seingat saya dia sangat pintar. Dalam persaingan
pelajaran dia selalu mengalahkan saya. Banyak orang yang memuji otaknya yang cemerlang…”
4. Kutipan cerita yang menggambarkan alur: Alur yang terdapat dalam cerpen “Dia Teramat Malang”
adalah alur maju hal ini dapat terlihat dari awal kemunculan Susi sampai saat ia bertemu dengan
Tari, hingga kemudian Tari menceritakan kisahnya
5. Sudut pandang dalam cerpen: Menggunakan sudut pandang “aku” sebagai tokoh utama
B. Setelah mengetahui kelima unsur pembentuk cerpen. Buatlah cerpen dengan kelima unsur
tersebut dan perhatikan penggunaan tanda baca dan EyD-nya!
BIODATA PENULIS
Nama lengkap Ainnur Ulum Sugiarto, biasa dipanggil Ulum,
Ainnur, Sugi ini lahir di Lamongan, 12 Juni 1989, dari
pasangangan Bapak Sutikno dan Ibu Karsi.
Pendidikan formal penulis jalani di SD Negeri 01 Sekaran,
Lamongan. Kemudian menlanjutkan ke SMP Negeri 01
Maduran, Lamongan. Setamat SMP, penulis melanjutkan sekolah ke SMA
Wachid Hasjim, Maduran, Lamongan.
Setelah itu, penulis merantau ke Jakarta, sambil melanjutkan studi di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Aktivitas penulis saat ini adalah sebagai staf pengajar untuk mata pelajaran bahasa
Indonesia di SMP PGRI 2 Ciputat, terhitung mulai tahun 2013 sampai dengan
sekarang. Di samping itu, penulis juga giat di bidang kepramukaan, drama,
pantomim, dan kepenulisan puisi.
Salah satu puisi penulis yang berjudul Stanza Bulan Merah Jambu telah
dibukukan dalam antologi puisi Empat Amanat Hujan yang diterbitkan oleh
Dewan Kesenian Jakarta tahun 2012.