PENGARUHDOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/118/1/I-V.pdf ·...
Transcript of PENGARUHDOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN ...repository.utu.ac.id/118/1/I-V.pdf ·...
PENGARUHDOSIS PUPUK NPK TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASILPRODUKSI
TANAMANBAYAM(Amaranthusspp).
SKRIPSI
Oleh:
MIRZA AFIF
NIM 06C10407094
PROGRAMSTUDIAGROTEKNOLOGI
FAKULTASPERTANIANUNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH - ACEH BARAT
2015
PENGARUHDOSIS PUPUK NPK TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL PRODUKSI
TANAMANBAYAM(Amaranthusspp).
SKRIPSI
Oleh:
MIRZA AFIF
NIM 06C10407094
Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada
Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH, ACEH BARAT
2015
LEMBARAN PENGESAHAN
Judul : Pengaruh Dosis Pupuk NPK Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Produksi
Tanaman Bayam (Amaranthus spp).
Nama Mahasiswa : MIRZA AFIF
N I M : 06C10407094
Program Studi : Agroteknologi
Menyetujui :
Komisi Pembimbing
Pembimbing Utama, Pembimbing Anggota,
Dewi Fithria, SP., M.P
NIDN 0108117203
Chairuddin, SP.,M.Si
NIDN 0122097301
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian, Ketua Prodi Agroteknologi,
Ir.Rusdi Faizin, M.Si NIP. 19630811 199203 1 001
Jasmi, S.P, M.Sc NIDN 0127088002
Tanggal Lulus :
1
I. PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang
Bayam merupakan sayuran yang telah lama dikenal dan dibudidayakan secara
luas oleh petani di seluruh wilayah Indonesia, bahkan di negara lain. Penyebaran
tanaman bayam di Indonesia telah meluas ke seluruh wilayah, tetapi sampai saat ini
pulau Jawa merupakan sentra produksinya. Hampir semua orang mengenal dan
menyukai kelezatan bayam. Rasanya enak, lunak, dapat memberikan rasa dingin
dalam perut dan dapat memperlancar pecernaan. Umumnya tanaman bayam
dikonsumsi bagian daun dan batangnya (Bandini dan Azis,2001).
Bayam (Amaranthus sp.) berasal dari Amerika tropik. Oleh karenanya,
penyebaran tanaman ini banyak di daerah-daerah beriklim tropik, termasuk Indonesia.
Walaupun demikian, sayuran ini juga menyebar ke daerah beriklim sedang. Tanaman
bayam mempunyai sumber zat besi. Namun, sayuran ini juga banyak mengandung
vitamin A dan mineral lain, yaitu kalsium (Ca). Jumlah kalori yang dikandungnya
adalah 36 kalori per 100 g bahan (Novary,1997).Bayam mempunyai kandungan
karetenoid yang tinggi. Zat ini dapat bertindak sebagai pencegah kanker. Selain itu,
bayam juga kaya akan klorofil yang mempunyai kekuatan menghalangi mutasi sel
yang merupakanlangkah pertama pembentukan kanker. Bayam membuktikan bahwa
juice bayam paling berpotensi sebagai pencegah kanker. Dengan mengkonsumsi
setengah cangkir bayam sehari akan mengurangi resiko terkena kanker,terutama
kanker paru-paru (Wirakusumah,1998).
2
Indonesiamerupakan Negara tropisyang
memilikitingkatkeanekaragamansayurancukuptinggi.MenurutWilliametal.(1993)lebi
hdari100 jenis
tanamandapatdibudidayakansebagaisayurandidaerahtropisdanmasihada50jenistanam
ansayuryang tumbuhliar, dankesadaranmasyarakatIndonesia
padaumumnyauntukmengonsumsisayuranmasihtergolongrendah. Berdasarkandata
dariPuslitbangGizidanMakanan(2007) tingkatkonsumsisayurmasyarakatIndonesia
adalahsebesar37.94 kg/kapita/tahun.Haliniantaralain
disebabkanolehrendahnyadayabelidanpengetahuanmasyarakatterhadapkebutuhansayu
ran. Kebutuhansayurandi Indonesia
dapatdipenuhidenganadanyapeningkatanproduksisayurankomersialdanpenambahanra
gamsayuran(diversifikasi)dengansayuranIndonesia.
Bayam (Amaranthus.spp)merupakanjenissayuranIndonesiayang
dapatdikembangkansebagaitanamanalternativeuntukmemenuhikebutuhanterhadapsay
uranyang
terusmeningkatseiringdenganpertambahanpendudukdiIndonesia.Sayuraniniumumnya
cenderungdibudidayakanmasyarakatdalamskalakecildanbersifatlokal,akantetapitana
mantersebutmempunyairesistensiyang tinggiterhadap pathogen
sertamudahberadaptasidenganlingkungan
yangkurangbaik,sehinggadapatdimanfaatkansebagaipenggantisayurankomersialdala
mpemenuhankebutuhannutrisimanusia(Chen,1999).Olehkarenaitupengembangansayu
ranuntukdibudidayakansecaraintensifakanmendatangkankeuntungan.
3
Seleksiteknikbudidayayang tepatdiharapkandapatmeningkatkanproduksisayuran
Indonesia.
Upaya peningkatan produksi tanaman bayam dapat dilakukan antara lain
dengan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan dan
hasil tanaman bayam adalah dengan pemberian pupuk sesuai dengan kebutuhan
tanaman, baik pupuk yang mengandung unsur hara makro maupun mikro, karena
ketersediaan unsur hara bagi tanaman merupakan salah satu faktor yang perlu
mendapat perhatian. Untuk pertumbuhan yang sehat dan berproduksi tinggi, tanaman
membutuhkan unsur hara yang seimbang dan cukup tersedia dalam tanah. Salah satu
pupuk anorganik yang dapat diberikan adalah pupuk NPK.
Pupuk NPK merupakansalahsatujenispupukmajemuk yang
kandunganunsurutamanyaterdiridaritigaunsurharasekaligus.Pupukinimerupakanunsur
makro yang sangatmutlakdibutuhkantanaman.Sesuaidengannamanya, unsur-
unsurtersebutterdiridariunsur N (nitrogen), P (fosfor) dan K (kalium). Menurut
Hasibuan (2006) Tanpa suplai nitrogen cukup, pertumbuhan tanaman baik tidak
akan terjadi. Kekurangan unsur hara N akan menunjukkan gejala pada tanaman
seperti pertumbuhan yang kerdil, pertumbuhan akar terbatas, daun menjadi warna
kuning pucat.Bila tanaman kekurangan hara P maka berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman, seperti pertumbuhan yang kerdil, hal ini terjadi karena
pembelahan sel terganggu. Warna daun berubah menjadi ungu atau coklat dari ujung-
ujung daun. Hal yang semacam ini jelas terlihat pada tanaman yang masih muda
(Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Gejala kekurangan kalium adalah daun mulai
4
kelihatan lebih tua, batang dan cabang lemah dan mulai rebah, biji buah kusut dan
muncul warna kuning dipinggir dan di ujung yang sudah mengering dan rontok.
Maka bila tanaman kekurangan K daun akan bercak-bercak coklat seperti terbakar
(Hasibuan, 2008).
1.2. TujuanPenelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahuipengaruhdosispupuk NPK
terhadappertumbuhandanhasilpadatanamanbayam.
2. Mengetahui dosis terbaik pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
bayam.
1.3. Hipotesis
1. Dosis pupuk NPK berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bayam.
5
II. TINJAUANPUSTAKA
2.1. BotaniTanamanBayam
2.1.1. Sistematika
Van Steenis (1978), mengklasifikasikan tanaman bayam (Amaranthus sp.)
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Amaranthales
Family : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
Spesies :Amaranthussp.
2.1.2. Morfologi
Bentuk tanaman bayam adalah terna (perdu), tinggi tanaman dapat
mencapai 1,5 – 2 m, berumur semusim atau lebih. Sistem perakaran menyebar
dangkal pada kedalaman antara 20 - 40 cm dan berakar tunggang (Bandini dan
Aziz, 2001).
Batang tumbuh tegak, tebal, berdaging dan banyak mengandung air,
tumbuh tinggi diatas permukaan tanah.Bayam tahunan mempunyai batang yang
keras berkayu dan bercabang banyak.Bayam kadang-kadang berkayu dan
bercabang banyak (Van Steenis, 1978).
6
Daun berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing dan urat-urat
daun yang jelas.Warna daun bervariasi, mulai dari hijau muda, hijau tua, hijau
keputih-putihan, sampai berwarna merah.Daun bayam liar umumnya kasap
(kasar) dan kadang berduri (Azmi, 2007).
Bunga bayam berukuran kecil, berjumlah banyak terdiri dari daun bunga 4
– 5 buah, benang sari 1 – 5, dan bakal buah 2 – 3 buah.Bunga keluar dari ujung-
ujung tanaman atau ketiak daun yang tersusun seperti malai yang tumbuh
tegak.Tanaman dapat berbunga sepanjang musim.Perkawinannya bersifat
unisexual yaitu dapat menyerbuk sendiri maupun menyerbuk silang.Penyerbukan
berlangsung dengan bantuan angina dan serangga (Nazaruddin, 2000).
Biji berukuran sangat kecil dan halus, berbentuk bulat, dan berwarna
coklat tua sampai m mengkilap sampai hitam Kelam.Namun ada beberapa jenis
bayam yang mempunyai warna biji putih sampai merah, misalnya bayam maksi
yang bijinya merah.Setiap tanaman dapat menghasilkan biji kira-kira 1200 – 3000
biji/gram (Wirakusumah, 1998).
2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Bayam
2.2.1. Iklim
Tanaman bayam tidak menuntut persyaratan tumbuh yang sulit, asalkan
kondisi tanah subur, penyiraman teratur dan saluran drainase lancar. Tanaman
bayam sangat toleran terhadap keadaan yang tidak menguntungkan sekalipun
(Hukum, 1990). Menurut Rahardi (1993), tanaman sangat toleran terhadap
besarnya perubahan keadaan iklim. Faktor-faktor iklim yang mempengaruhi
pertumbuhan dan hasil tanaman antara lain ketinggian tempat, senar matahari,
suhu dan kelembaban.
7
Pada musim hujan, tanaman bayam masih dapat tumbuh dengan baik
asalkan tanahnya tidak tergenang. Oleh karena itu, drainase tanah harus
diperhatikan meskipun tanaman bayam tahan terhadap air hujan. Kebutuhan sinar
matahari untuk tanaman bayam adalah berkisar 400 – 800 yang akan
mempengaruhi pertumbuhan optimum dengan suhu rata-rata 20 – 30 0C, curah
hujan antara 1000 – 2000 mm dan kelembaban diatas 60 % (Rismunandar, 1967).
2.2.2. Tanah
Tanaman bayam tidak memiliki jenis tanah tertentu, tetapi untuk
pertumbuhan yang baik memerlukan tanah yang subur dan bertekstur gembur
serta banyak mengandung bahan organik (Rismunandar, 1967). Menurut Ladion
(1988), pada tanah yang tandus dan liat bayam masih dapat tumbuh dengan baik
jika dilakukan penambahan organik yang cukup banyak.
Pada tanah yang ber – pH diatas atau dibawah kisaran tertentu, tanaman
bayam sukar tumbuh. Kisaran derajat (pH) tanah yang baik bagi pertumbuhan
bayam antara 6 – 7. Tanaman akan menunjukkan pertumbuhan yang merana bila
pH tanah dibawah 6. Begitu pula pada pH tanah diatas 7 tanaman akan mengalami
gejala klorosis (Nazariddin, 1994).
2.3. Pupuk NPK
Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk dimana kandungan unsur hara
dalam pupuk majemuk dinyatakan dalam tiga angka berturut-turut menunjukkan
kadar N, P2O5 dan K2O. Pupuk majemuk umumnya dibuat dalam bentuk butiran
yang seragam sehingga memudahkan penaburan yang merata (Tindall, 1968).
Contoh pupuk majemuk yang mengandung tiga unsur sekaligus adalah NPK.
8
Nitrogen merupakan suatu unsur hara yang paling banyak mendapat
perhatian dalam hubungannya dengan pertumbuhan tanaman. Menurut Hakim et
al., (1986), unsur ini terdapat pada seluruh bagian tanaman, juga merupakan
bagian penyusunan enzim dan molekul klorofil. Peranan utamanya menurut
Lingga dan Marsono (2001), adalah untuk merangsang pertumbuhan tanaman
secara keseluruhan, khususnya batang, cabang dan daun.
Gejala defesiensi unsur hara ini pada tanaman adalah mula-mula daun
menjadi kecil, pelepah lebih pendek, anak daun kecil, tepi daun cenderung
melipat.Kemudian anak daun nampak pudar dan berwarna hijau pucat.
Pemberian yang berlebihan menurut Buckman dan Brady (1982), akan
berakibat buruk pada tanaman yaitu melemahkan batang dan dapat mengurangi
ketahanan terhadap penyakit.
Nitrogen diserap tanaman dalam bentuk ion nitrat (NO3-) dan ion
ammonium (NH4+). Nitrogen tidak tersedia dalam bentuk mineral alami seperti
unsur hara lainnya. Jika terjadi kekurangan nitrogen, tanaman tumbuh lambat dan
kerdil.Nitrogen juga dibutuhkan untuk senyawa penting seperti klorofil, asam
nukleat dan enzim. Karena itu nitrogen dibutuhkan dalam jumlah besar pada
setiap tahap pertumbuhan tanaman, khususnya pembentukan tunas atau
perkembangan batang dan daun (Hasibuan, 2006).
Kegunaan pupuk P adalah sebagai pembentukan daun. Kegunaan pupuk K
adalah sebagai pembentukan akar, mengatur air dalam tanaman dan mendorong
translokasi fotosintesis.
Menurut Mulyani (2002), fosfor berfungsi untuk mempercepat
pertumbuhan tanaman muda menjadi dewasa, mempercepat pembungaan dan
9
pemasakan buah, biji atau gabah serta meningkatkan produksi bijian. Fosfor
merupakan penyusunan setiap sel hidup. Fosfor adalah penyusun fosfolipid,
nucleoprotein dan fitin, yang selanjutnya akanmenjadi banyak tersimpan
didalam biji. Berperan aktif dalam mentransfer energi dalam sel dan juga
meningkatkan efesiensi kerja kloroplast (Hakim et al., 1986).
Kadar P dalam pupuk dinyatakan dalam bentuk P2O5. Pupuk P diserap
tanaman dalam bentuk H2PO4- atau HPO4
-. Penyerapan pupuk ini oleh tanaman
memerlukan waktu cukup lama seperti pupuk alami yang lain. P berperan penting
didalam transfer energi didalam sel tanaman, misalnya ADP, ATP berperan dalam
pembentukan membran sel terutama terhadap stabilitas struktur dan informasi
makro molekul(Rosmarkam dan Yuwono, 2002).
Kalium diserap tanaman dalam bentuk K+, tanah mengandung 400 – 500
kg kalium untuk setiap 93 m2. Kalium berperan dalam efisiensi penggunaan air,
meningkatkan ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit. Gejala
kekurangan kalium adalah daun terlihat agak tua, batang dan cabang lemah.
(Hasibuan, 2008).
Tanaman yang kekurangan unsur kalium akan memperlihatkan gejala
seperti tumbuh tidak sempurna, mutunya jelek, hasilnya rendah dan tidak tahan
simpan.Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, jelek, hasilnya rendah dan tidak tahan
simpan.Kalau menemukan tanda-tanda seperti itu maka segeralah melakukan
pemupukan kalium (Harjadi, 1996).
Kalium berperan membantu pembentukan protein dan karbohidrat,
mengeraskan jerami dan bagian kayu dari tanaman, meningkatkan resistensi
tanaman terhadap penyakit, meningkatkan kualitas biji/buah.Kalium diserap
10
dalam bentuk K+ (terutama pada tanaman muda), menurut penelitian kalium
banyak terdapat pada sel-sel muda atau bagian tanaman yang banyak mengandung
protein, inti-inti sel tidak mengandung kalium. Pada se-sel zat ini terdapat sebagai
ion didalam cairan sel dan keadaan demikian akan merupakan bagian penting
dalam melaksanakan turgor, yang disebabkan oleh tekanan osmotis. Selain itu
kalium mempunyai fungsi fisiologis yang khusus pada asimilasi zat arang, berarti
apabila tanaman sama sekali tidak diberi kalium, maka asimilasi akan terhenti
(Mulyani, 2002).
Kebutuhan (K) ini sesungguhnya cukup tinggi dan dalam hal ini apabila K
tidak tercukupi akan terjadi translokasi K dari bagian-bagian tanaman yang tua
kebagian muda. Berbeda kebagian unsur-unsur N, S dan P ( terdapat dalam
protein) tetapi kalium tidak terdapat dalam protein. Protoplasma, selulosa,
sehingga diduga bahwa K hanya bersipat sebagai katalisator.Terlepas dari
kenyataan ini K mempunyai peranan penting dalam tanaman yaitu dalam
peristiwa-peristiwa fisiologis (Marsono, 2007).
2.4. Mekanisme Pergerakan Unsur Hara di dalam Tanah
Penyediaan unsur hara untuk tanaman terdiri dari tiga kategori, yaitu: (1)
tersedia dari udara, (2) tersedia dari air yang diserap akar tanaman, dan (3)
tersedia dari tanah. Beberapa unsur hara yang tersedia dalam jumlah cukup dari
udara adalah: (a) Karbon (C), dan (b) Oksigen (O), yaitu dalam bentuk karbon
dioksida (CO2). Unsur hara yang tersedia dari air (H2O) yang diserap adalah:
hidrogen (H), karena oksigen dari molekul air mengalami proses oksidasi dan
dibebaskan keudara oleh tanaman dalam bentuk molekul oksigen (O2). Sedangkan
11
untuk unsur hara essensial lain yang diperlukan tanaman tersedia dari dalam tanah
(Hardjowigeno, 1989)
Mekanisme penyediaan unsur hara dalam tanah melalui tiga mekanisme,
yaitu:
1. Aliran Massa
Mekanisme aliran massa adalah suatu mekanisme gerakan unsur hara di
dalam tanah menuju kepermukaan akar bersama-sama dengan gerakan massa air.
Selama masa hidup tanaman mengalami peristiwa penguapan air yang dikenal
dengan peristiwa ranspirasi. Selama proses transpirasi tanaman berlangsung,
terjadi juga proses penyerapan air oleh akar tanaman. Pergerakan massa air ke
akar tanaman akibat langsung dari serapan massa air oleh akar tanaman terikut
juga terbawa unsur hara yang terkandung dalam air tersebut. Peristiwa tersedianya
unsur hara yang terkandung dalam air ikut bersama gerakan massa air
kepermukaan akar tanaman dikenal dengan Mekanisme Aliran Massa. Unsur hara
yang ketersediaannya bagi tanaman melalui mekanisme ini meliputi: nitrogen
(98,8%), kalsium (71,4%), belerang (95,0%), dan Mo (95,2%) (Hardjowigeno,
1989)
2. Difusi
Ketersediaan unsur hara kepermukaan akar tanaman, dapat juga terjadi
karena melalui mekanisme perbedaan konsentrasi.Konsentrasi unsur ha ra pada
permukaan akar tanaman lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi hara
dalam larutan tanah dan konsentrasi unsur hara pada permukaan koloid liat serta
pada permukaan koloidorganik.Kondisi ini terjadi karena sebagian besar unsur
hara tersebut telah diserap oleh akar tanaman. Tingginya konsentrasi unsur hara
12
pada ketiga posisi tersebut menyebabkan terjadinya peristiwa difusi dari unsur
hara berkonsentrasi tinggi keposisi permukaan akar tanaman. Peristiwa
pergerakan unsur hara yang terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi unsur
hara tersebut dikenal dengan mekanisme penyediaan hara secara difusi.Perbedaan
konsenterasi tersebut terdiri dari aktif dan pasif. Beberapa unsure hara yang
tersedia melalui mekanisme difusi ini, adalah: fosfor (90,9%) dan kalium
(77,7%). (Lakitan, 1996)
3. Intersepsi Akar
Mekanisme intersepsi akar sangat berbeda dengan kedua mekanisme
sebelumnya. Kedua mekanisme sebelumnya menjelaskan pergerakan unsur hara
menuju ke akar tanaman, sedangkan mekanisme ketiga ini menjelaskan gerakan
akar tanaman yang memperpendek jarak dengan keberadaan unsur hara.
Peristiwa ini terjadi karena akar tanaman tumbuh dan memanjang, sehingga
memperluas jangkauan akar tersebut. Perpanjangan akar tersebut menjadi kan
permukaan akar lebih mendekati posisi dimana unsur haraberada, baik unsur hara
yang berada dalam larutan tanah. Permukaan koloid liat dan permukaan koloid
organik.Mekanisme ketersediaan unsur hara tersebut dikenal sebagai mekanisme
intersepsi akar. Unsur hara yang ketersediaannya sebagian besar melalui
mekanisme adalah: kalsium (28,6%) (Foth, 1991)
2.5. Proses Penyerapan Unsur Hara
Proses penyerapan unsure hara mencakup dua tahap yaitu :
1. Proses Aktif
Proses penyerapan unsur hara dengan energi aktif dapat berlangsung
apabila tersedia energi metabolik. Energi metabolik tersebut dihasilkan dari
13
proses pernapasan akar tanaman. Selama proses pernapasan akar tanaman
berlangsung akan dihasilkan energi metabolik dan energi ini mendorong
berlangsungnya penyerapan unsur hara secara proses aktif. Apabila proses
pernapasan akar tanaman berkurang akan menurunkan pula proses penyerapan
unsur hara melalui proses aktif. Bagian akar tanaman yang paling aktif adalah
bagian dekat ujung akar yang baru terbentuk dan rambut-rambut akar. Bagian
akar ini merupakan bagian yang melakukan kegiatan respirasi (pernapasan)
terbesar (Lakitan, 1996)
2. Proses Selektif:
Bagian terluar dari sel akar tanaman terdiri dari: (1) dinding sel, (2)
membran sel, (3) protoplasma. Dinding sel merupakan bagian sel yang tidak
aktif.Bagian ini bersinggungan langsung dengan tanah.Sedangkan bagian dalam
terdiri dari protoplasma yang bersifat aktif.Bagian ini dikelilingi oleh membran.
Membran ini berkemampuan untuk melakukan seleksi unsur hara yang akan
melaluinya (Harjadi, 1989).
14
III. BAHANDANMETODE PENELITIAN
3.1. TempatdanWaktu
PenelitianinidilaksanakandiDesa Lapang Dusun Ujong Perasok
Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.Penelitian
dilaksanakandariTanggal15 Juli 2015sampaidengan5 Agustus 2015.
3.2. BahandanAlat
Bahan-bahan yang digunakandalampenelitianiniadalah:
a. BenihBayam
Benih yang digunakanadalahbenihbayamCap Panah Merah yang dibeli di
Depot Pertanian.
b. Tanah
Tanah yang digunakanadalah Tanah Alluvial.
c. PupukNPK
Pupuk NPK yang digunakan adalah NPK dengan perbandingan 15:15:15
d. Polybag
Polybag yang digunakan pada percobaan ini adalah polybag dengan
ukuran 5 kg.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah parang, cangkul,
gembor, timbangan analitik, meteran, pamplet nama dan alat tulis.
3.3. RancanganPercobaan
PenelitianinimenggunakanRancanganAcakKelompok(RAK)non
Faktorialdengan 3 ulangan, yaitu :
15
- D0 : kontrol
- D1 :0,125 gr/ polybag (50 kg/ha)
- D2 :0,1875 gr/ polybag (75 kg/ha)
- D3 :0,250 gr/ polybag (100 kg/ha)
Dengan demikian terdapat 4 perlakuan, masing-masing perlakuan diulang
sebanyak 3 kali sehingga berjumlah 12 satuan percobaan.
Susunan perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1.
No Perlakuan Dosis Pupuk NPK
kg/ ha gr/polybag
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
D0 I
D0II
D0 III
D1 I
D1 II
D1 III
D2 I
D2 II
D2 III
D3 I
D3 II
D3 III
Kontrol
Kontrol
Kontrol
50
50
50
75
75
75
100
100
100
kontrol
kontrol
kontrol
0,125
0,125
0,125
0,1875
0,1875
0,1875
0,250
0,250
0,250
Model Matematis yang akan digunakan adalah:
Yi = +Ki + D(i)+ i
Keterangan:
Yij(D) = Nilai pengamatan faktor dosis NPK pada kelompok ke-i yang
mendapat perlakuan ke-j
= Nilai tengah umum
Ki = Pengaruh Kelompok ke-i
Dj = pengaruh faktor pupuk NPKke-j (i = 0, 1, 2, dan 3)
16
i(D) = Galat percobaan untuk kelompok ke-i yang memperoleh perlakuan
NPK (D) ke-j
Apabila hasil uji F menunjukkan pengaruh yang nyata maka akan
dilanjutkan dengan uji lanjutan yaitu uji Beda Nyata Jujur pada taraf 5%. Dengan
persamaan sebagai berikut:
BNJ0,05 = q0.05 (p;dbg)r
KTg
Dimana :
BNJ0,05 = Beda Nyata Jujur pada taraf 5 %
q0,05 ( p;dbg ) = Nilai baku q pada taraf 5 %; (jumlah perlakuan p dan derajat
bebas galat)
KT g = Kuadrat tengah galat
r = Jumlah ulangan.
3.4. PelaksanaanPenelitian
3.4.1. PenyiapanBenih
Benih yang digunakan adalah benih bayam unggul cap panah merah,
dengan daya tumbuh 92 %. Benih tersebut diperoleh dari depot pertanian.
3.4.2. Pembersihan Tempat
Tempat dibersihkan dari rumput-rumput liar dan semak belukar, kemudian
tanah diratakan dengan cangkul.
17
3.4.3. Persiapan Media Tanam
Media tanam yang digunakan adalah tanah aluvial. Tanah tersebut
dimasukkan kedalam polybag yang telah disiapkan sebanyak 5 kg/ polybag.
Setelah semua polybag telah di isi dengan tanah, kemudian semua polybag
dipindahkan ketempat yang telah disiapkan dan diletakkan sesuai dengan bagan
percobaan.
3.4.4. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan cara benih bayam ditabur merata didalam
polybag, lalu ditutup dengan tanah setinggi 2 cm untuk menghindari dimakan
serangga. Setelah tanaman bayam tumbuh dan berumur tiga hari kemudian
dilakukan seleksi dengan cara memilih tiga tanaman terbaik dalam polybag
sedangkan yang lainnya dibuang.
3.4.5. Pemupukan
Pemupukan dilakukan pada saat tanam sesuai dengan dosis yang telah
ditentukan yaitu D1 0,125 gr/polybag, D2 0,1875 gr/polybag dan D3 0,250
gr/polybag.
3.4.6. Pemeliharaan
Pemeliharaan bayam sampai dewasa meliputi penyiraman dan penyiangan
gulma. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari.
18
3.4.7. Panen
Pemanenan tanaman bayam dilakukan pada umur 21 HST dengan
kriteria tinggitanamanantara 15-20 cmdanbelumberbunga.Waktupanen yang
paling baikadalahpagiatau sore hari saatsuhuudaratidakterlalutinggi, untuk
mencegah tanaman layu.
3.5.Pengamatan
1. Tinggitanaman(cm)
Tinggitanamandiamatidenganmengukurtinggitanamansampeldaripangkaltana
man(padapermukaantanah)sampaibagianujungtanaman.Pengamatandilakukan
setiap7 harisekali,yaitupadaumur7, 14 dan 21HST.
2. Jumlahdaun(helai)
Jumlahdaundiamatidenganmenghitungdauntanamansampelyang
sudahterbukasempurna. Pengamatandilakukansetiap7
harisekali,yaitupadaumur7, 14 dan21 HST.
3. Bobotsegartanaman (gr)
Pengamatandilakukandenganmenimbangseluruhbagiantanamansampeldengan
menggunakantimbangananalitik dandilakukanpadasaattanamanpanen yaitu 21
HST.
4. Panjangakarprimer (cm)
Panjangakardiamatidengancaramengukurpanjangakarprimer yang
tumbuhpadatanamansampeldaripangkalakarsampaiujungakaryang
terpanjangdenganmenggunakanpenggaris.Pengamatanpanjangakardilakukanp
adasaattanamanberumur 21 HST.
20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Pengaruh Dosis Pupuk NPK
Hasil uji F pada analisis ragam (lampiran bernomor genap ) menunjukkan
bahwa dosis pupuk NPK berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman
bayam, jumlah daun pada umur 7, 14 dan 21 hari setelah tanam (HST), panjang
akar primer serta bobot segar tanaman bayam pada 21 HST.
4.1.1.Tinggi Tanaman Bayam (cm)
Hasil uji F pada sidik ragam (lampiran 2, 4 dan 6) menunjukkan bahwa
dosis pupuk NPK berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman bayam pada
umur 7, 14 dan 21 HST.
Rata-rata tinggi tanaman bayam pada berbagai dosis pupuk NPK umur 7 ,
14 dan 21 HSTsetelah diuji BNJ0,05 disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Rata-rata tinggi tanaman bayam pada berbagai dosis NPK umur 7, 14
dan 21 HST
Dosis NPK Tinggi Tanaman (cm)
Simbol Kg ha-1
7 HST 14 HST 21 HST
D0
D1
D2
D3
Kontrol
50
75
100
7,03 a
7,14 ab
7,29 abc
7,81 c
15,66 a
15,99 ab
16,52 abc
17,69 c
18,89 a
20,72 ab
23,56 bc
26,33 c
BNJ 0,05 0,63 1,30 3,62
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5% ( BNJ 0,05).
Tabel 2 menunjukkan bahwa tanaman bayam tertinggi pada umur 7, 14
dan 21 HST dijumpai pada perlakuan dosis pupuk NPK 100 kg ha-1
(D3) yang
berbeda nyata dengan perlakuan kontrol (D0)dan perlakuan pada dosis 50 kg ha-1
(D1) namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan dosis NPK 75 kg ha-1
(D2).
21
Adapun hubungan antara rata-rata tinggi tanaman dengan dosis pupuk
NPK pada umur 7, 14 dan 21 HST diperlihatkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Tinggi tanaman bayam pada berbagai dosis pupuk NPK pada umur 7,
14 da 21 HST.
Gambar 1 memperlihatkan bahwa tinggi tanaman bayam tertinggi di
jumpai pada perlakuan dosis pupuk NPK 100 kg/ha (D3).Meningkatnya
pertumbuhan tinggi tanaman bayam pada dosis 100 kg/ha (D3),Hal ini diduga
bahwa pada dosis tersebut merupakan dosis optimal untuk memberikan pengaruh
terbaik pada proses metabolisme sehingga memacu pertumbuhan
vegetatif.Pemberian pupuk pada dosis yang tinggisampai batas tertentu akan
menyebabkanhasil semakin meningkat, dan pada konsentrasi yang melebihi batas
tertentu akan menyebabkan hasil menjadi menurun. Menurut Harjadi (1996), pada
tingkat yang lebih tinggi, walaupun gejala-gejala defisiensi belum tampak,
tanamanakan memberikan tanggapan
terhadappemupukan dengan kenaikanhasil atau penampilannya.Dengan
tersedianya unsur hara yang lengkap dengan jumlah masing-masing unsur hara
sesuai dengan
kebutuhan tanaman akandapat merangsangpertumbuhan dan perkembangan bagia
7.03 7.14 7.29 7.81
15.66 15.99 16.5217.69
18.8920.72
23.56
26.33
0
5
10
15
20
25
30
0 50 75 100
Tin
ggi
Tan
aman B
ayam
(cm
)
Dosis pupuk NPK (Kg/ha)
7 HST
14 HST
21 HST
22
n bagian vegetatif tanaman.Kandungan unsur-unsur hara (N, P, K)dalam
pupukyang diberikan dengan dosisyang sesuai kebutuhan tanaman akan
memungkinkan tanaman dapat tumbuh
dan berkembang lebih baik. Tanaman yangdiberikan dosis pupuk dalam jumlah
yang berlebihan, tidak lagi mendorong pertumbuhan untuklebih aktif, tetapi sebali
knyamulai menekan laju pertumbuhantanaman. Pada dosis yang lebih rendah
belumcukup untuk mendorong pertumbuhan secara optimal sehingga
pertumbuhan dan perkembangan tanaman juga tidak diperoleh secara
optimal.Lingga (2002), menyatakan bahwa untuk pertumbuhan tanaman yang
optimal diperlukan adanyakeseimbangan unsur-unsur hara.
4.2. Jumlah Daun (Helai)
Hasil uji F pada sidik ragam (lampiran 8, 10 dan 12) menunjukkan bahwa
dosis NPK berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah daun tanaman bayam umur
7, 14 dan 21 HST.
Rata-rata jumlah daun tanaman bayam pada berbagai dosis NPK umur 7,
14 dan 21 HSTsetelah diuji BNJ0,05 disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Rata-rata jumlah daun tanaman bayam pada berbagai dosis NPK umur
7, 14 dan 21 HST
Dosis NPK Jumlah Daun (helai)
Simbol Kg ha-1
7 HST 14 HST 21 HST
D0
D1
D2
D3
Kontrol
50
75
100
2.00 a
2.56 ab
2.67 ab
3.00 b
4.11 a
4.78 ab
5.56 c
6.00 c
9.11 a
9.78 ab
12.66 bc
15.67 c
BNJ 0,05 0,59 0,89 3,58
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5% ( BNJ 0,05).
23
Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah daun tanaman bayam terbanyak pada
umur 7, 14 dan 21 HST dijumpai pada dosis pupuk NPK 100 kg ha-1
(D3)..
Dimana pada umur 7 HST jumlah daun tanaman bayam berbeda nyata dengan
perlakuan kontrol (D0) namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan pada dosis
50 kg ha-1
(D1) dan dosis 75 kg ha-1
(D2). Sedangkan pada umur 14 dan 21 HST
jumlah daun tanaman bayam berbeda nyata dengan perlakuan kontrol (D0) dan
perlakuan dosis 50 kg ha-1(D1) namun tidak berbeda nyata dengan jumlah daun
tanaman bayam pada dosis pupuk NPK 75 kg ha-1
(D2).
Adapun hubungan antara rata-rata jumlah daun tanaman dengan dosis
pupuk NPK pada umur 7, 14 dan 21 HST diperlihatkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Jumlah daun tanaman bayam pada berbagai dosis pupuk NPK pada
umur 7, 14 da 21 HST.
Gambar 2 menunjukkan bahwa pada umur 7, 14 dan 21 HST jumlah
daun tanaman bayam yang terbanyak akibat dosis pupuk NPK dijumpai pada
perlakuan dengan dosis NPK 100 kg/ha (D3).Hal ini karena pupuk NPK
mengandung unsur N yang berperan dalam pertumbuhan tanaman khususnya
pembentukan tunas dan perkembangan batang dan daun. Hal ini sejalan dengan
2.00 2.56 2.67 3.004.11 4.78 5.56 6.00
9.11 9.78
12.66
15.67
0
5
10
15
20
0 50 75 100
Jum
lah D
aun
Tan
aman
Bay
am
(hel
ai)
Dosis pupuk NPK (Kg/ha)
7 HST
14 HST
21 HST
24
pendapat Hasibuan (2006) yang menyatakan bahwa nitrogen dibutuhkan dalam
jumlah yang besar pada setiap tahap pertumbuhan tanaman, khususnya
pembentukan tunas atau perkembangan batang dan daun.
Selanjutnya Sutejo (1994) menyatakan bahwa nitrogen merupakan unsur
hara utama bagi pertumbuhan tanaman, yang pada umumnya sangat banyak
diperlukan dan dibutuhkan untuk pembentukan dan pertumbuhan bagian-bagian
tanaman, seperti batang, daun dan akar. Adapun fungsi nitrogen yang
selengkapnya bagi tanaman adalah sebagai berikut: untuk meningkatkan
pertumbuhan tanaman; dapat menyehatkan pertumbuhan daun, daun tanaman
lebar dengan warna yang lebih hijau; meningkatkan kadar protein dalam tubuh
tanaman; meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun-daunan dan
meningkatkan berkembangbiaknya mikroorganisme di dalam tanah.
4.3. Panjang Akar Primer (cm)
Hasil uji F pada sidik ragam (lampiran 14) menunjukkan bahwa dosis
NPK berpengaruh sangat nyata terhadap panjang akar primer tanaman bayam.
Rata-rata panjang akar primer tanaman bayam pada berbagai dosis NPK
setelah diuji BNJ0,05disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Rata-rata panjang akar primer tanaman bayam pada berbagai dosis
NPK umur 21 HST
Dosis NPK Panjang Akar Primer (cm)
Simbol Kg ha-1
21 HST
D0
D1
D2
D3
Kontrol
50
75
100
3.56 a
4.44 ab
5.78 bc
6.72 c
BNJ 0,05 1,42
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5% ( BNJ 0,05).
25
Tabel 4 menunjukkan bahwa panjang akar primer umur 21 HST terpanjang
dijumpai pada dosis pupuk NPK 100 kg ha-1
(D3) yang berbeda nyata pada kontrol
(D0) dan dosis pupuk NPK 50 kg ha-1
(D1)namun berbeda tidak nyata pada dosis
pupuk NPK 75 kg ha-1
Adapun hubungan antara rata-rata panjang akar primer tanaman bayam
dengan dosis pupuk NPK pada umur 21 HST diperlihatkan pada Gambar 3.
Gambar 3.Panjang akar primer tanaman bayam pada berbagai dosis pupuk NPK
pada umur 21 HST.
Gambar 3 menunjukkan bahwa pada umur 21 HST rata-rata panjang
akar primer tanaman bayam yang terpanjang akibat dosis pupuk NPK dijumpai
pada perlakuan dengan dosis NPK 100 kg/ha (D3). Hal ini diduga karena dengan
Pemberian pupuk NPK dapat memenuhi kebutuhanhara tanaman. Kecukupan
hara tanaman ditunjukkan dengan panjang akar primer tanaman yang panjang. Hal
ini sesuai dengan Menurut Marsop dan Sigit (2005) menyatakan bahwa unsur N
sangat penting sebagai bahan dasarpembentukan protein dan klorofil yang
berpengaruh terhadap pertumbuhantanaman yaitu tinggi tanaman dan jumlah
anakan, sedangkan unsur P berperandalam meningkatkan jumlah anakan,
3.56
4.44
5.78
6.72
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
0 50 75 100
Pa
nja
ng
Ak
ar P
rim
er
Ta
na
ma
n B
ay
am
(cm
)
Dosis pupuk NPK (kg/ha)
21 HST
26
perkembangan akar, awal pembungaan danpemasakan. Jumin (2005)
menambahkan bahwa unsur N berperan dalammempertinggi kemampuan tanaman
untuk menyerap unsur hara lain seperti P danK, dan mengaktifkan pertumbuhan
mikroba agar proses penghancuran bahanorganik berjalan dengan lancar.
Selanjutnya Lingga (2002) juga menyatakan bahwa Unsur fosfor yang ada dalam
pupuk NPK bagi tanaman berguna untuk merangsang pertumbuhan akar,
khususnya akar benih dan tanaman muda. Lalu juga sebagai bahan mentah
untukpembentukan sejumlah protein tertentu. Membantu asimilasi dan pernafasan
sekaligus mempercepat pembungaan, pemasakan biji, dan buah.
4.4. Bobot Segar Tanaman (gr)
Hasil uji F pada analisis ragam (lampiran 16) menunjukkan bahwa dosis
NPK berpengaruh sangat nyata terhadap bobot segar tanaman bayam.
Rata-rata bobot segar tanaman bayam pada berbagai dosis NPK setelah
diuji BNJ0,05disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Rata-rata bobot segar tanaman bayam pada berbagai dosis NPK umur
21 HST
Dosis NPK Bobot Segar Tanaman (gr)
Simbol Kg ha-1
21 HST
D0
D1
D2
D3
Kontrol
50
75
100
6.33 a
6.98 ab
8.22 b
10.29 c
BNJ 0,05 0,65
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama
tidak berbeda nyata pada taraf peluang 5% ( BNJ 0,05).
Tabel 5 menunjukkan bahwa bobot segar tanaman bayam umur 21 HST
terberat dijumpai pada dosis pupuk NPK 100 kg ha-1
(D3) yang berbeda nyata
27
pada kontrol (D0), dengandosis pupuk NPK 50 kg ha-1
(D1), dosis pupuk NPK 75
kg ha-1
(D2).
Adapun hubungan antara rata-rata bobot segar tanaman bayam dengan
dosis pupuk NPK pada 21 HST diperlihatkan pada Gambar 4.
Gambar 4. Bobot segartanaman bayam pada berbagai dosis pupuk NPK pada
umur 21 HST.
Gambar 4 menunjukkan bahwa pada umur 21 HST rata-rata bobot segar
tanaman bayam yang terberat akibat dosis pupuk NPK dijumpai pada perlakuan
dengan dosis NPK 100 kg/ha (D3).Hal ini menunjukkan bahwapupuk NPK lebih
mempengaruhi pertumbuhan tanaman bayam dibandingkan dengan tanpa
pemberian NPK. Hal ini sesuai dengan pendapat Hanafiah (2005) menyatakan
bahwa tersedianya unsur hara yang di butuhkan tanaman yang berada dalam
keadaan cukup serta di dukung oleh faktor lingkungan, sehingga pembesaran,
perpanjangan dan pembelahan sel akan berlangsung dengan cepat. Hardjowigeno,
(1987) menambahkan bahwa agar tanaman dapat tumbuh dan produksi maksimum
perlu adanya keseimbangan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
6.336.98
8.22
10.29
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
0 50 75 100
Bob
ot
segar t
an
am
an
bayam
(gr)
Dosis pupuk NPK (kg/ha)
21 HST
28
Adanya peran Nitrogen pada pupuk NPK dapat juga merangsang
pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, khususnya batang dan daun. Hakim
dkk (1986) menyatakan nitrogen merupakan suatu unsur yang paling banyak
mendapat perhatian dalam hubungannya dengan pertumbuhan tanaman.Unsur ini
dijumpai dalam jumlah besar di dalam bagian yang muda daripada jaringan yang
tua tanaman, terutama berakumulasi pada daun dan biji.Nitrogen merupakan
penyusun setiap sel hidup, karenanya terdapat pada seluruh bagian tanaman.Unsur
ini juga merupakan bagian dari penyusunan enzim dan molekul klorofil.
Dwijosaputro (1989) menyatakan nitrogen diambil dan diserap oleh
tanaman dalam bentuk : N03- dan NH4+. Adapun fungsi nitrogen bagi tanaman
adalah untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman seperti
daun, batang dan akar, berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang
berguna sekali dalam proses fotosintesis, membentuk protein, lemak, dan berbagai
persenyawaan organik, meningkatkan mutu tanaman penghasil daun-daunan dan
meningkatkan perkembangbiakan mikroorganisme di dalam tanah.Selanjutnya
menurut Leiwakabessy dan Sutandi ( 2004)pemberian pupuk yang mengandung
unsur N, P dan K pada tanah dengan kandungan unsur hara sedikit didalam tanah
sangat dibutuhkan dalam jumlah yang banyak, karena pemberian pupuk N, P dan
K yang cukup akan berpengaruh terhadap optimalnya pertumbuhan dan produksi
tanaman.Pemberian pupuk NPK sangat perlu diperhatikan dosisnya pada setiap
tanaman, dengan pemberian dosis pupuk NPK yang cukup dapat memberikan
pertumbuhan dan produksi tanaman bayam lebih meningkat.
29
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor dosis pupuk NPK
berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun tanaman bayam
pada umur 7, 14 dan 21 hari setelah tanam (HST), panjang akar primer dan bobot
segar tanaman bayam pada umur 21 HST. Pertumbuhan tanaman bayam terbaik
dijumpai pada perlakuan dosis NPK 100 kg/ha.
5.2. S a r a n
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap penggunaan dosis pupuk
NPKyang lebih tepat dengan pemberiannyapupuk organik dan dengan dosis NPK
yang lebih tinggi.
30
DAFTARPUSTAKA
Azmi, C.2007.Menanam Bayam&Kangkung.DinamikaPratama.Jakarta.
Bandini, Y dan N. Azis.2001.Bayam.PenebarSwadaya.Jakarta.
Buckman, H.O dan N.C, Brady,1992. Ilmu Tanah (TerjemahanSoegiman). BrataKaryaAksara,
Jakarta.
Chen, N.1999.Evaluating thepotentialofleafyvegetables, p86-
99.In:L.MEngleand.Caltoveros(Eds).Collection,Conservation,and Utilization
ofIndigenousVegetable.AVRDC.Taiwan.
Dwijoseputro,D.1989,PengantarFisiologiTumbuhan. PT. Gramediajakarta, 191 Hlm.
Foth, H. D. 1991. Daar-dasarIlmu Tanah.(terjemahan) UniveritasLampung Press.Lampung.435
hlm.
Hakim, N. M. Yusuf Nyakpa, A. M. Lubis, S. G. Nugroho, M. R. Saul, M. A. Diah, Go Ban
Hong dan H. H Bailey. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Bandar lampung Press. Bandar
Lampung. 488 hlm
Hanafiah, K.A. 2005.Dasar-dasarIlmu Tanah.PT. Raja GrafindoPersada. Jakarta. 360 hal.
Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah. MediatamaSarana Perkasa, Jakarta. 220 hlm.
Harjadi , S.S. 1996. PengantarAgronomi. PT Gramedia, Jakarta. 191 hlm.
Hasibuan, B.E. 2006. Ilmu Tanah. FP USU. Medan.
HukumdanSri,1990.GizidanTanamanPekarangan.BadanPendidikanLatihandanPenyuluhanPertani
an,DepartemenPertanian.Jakarta.
Jumin H. B.2005. Agronomi. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Ladion, H. D. G. 1988. Tanaman Obat Penyembuh Ajaib. Indonesia Phublising. Bandung.
Lakitan,B.,1996.FisiologiPertumbuhandanPerkembanganTanaman.PTRaja
GrafindoPersada.Jakarta.
Leiwakabessy, F. M. dan A. Sutandi. 2004. Pupuk dan Pemupukan. Bahan Kuliah Jurusan
Tanah. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Lingga, P dan Marsono. 2001. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. 150 hlm
Lingga, P. 2002. PetunjukPenggunaanPupuk. EdisiRevisi.PenebarSwadaya. Jakarta 117 hal
MarsoopdanSigit, P, 2005.Pupukakardanaplikasi.PenebarSwadaya, Jakarta, 96 Hlm.
31
Marsono, 2007.SerapanUnsurKaliun di Dalam Tanah.Depok Estate.
Mulyani, 2002. PerananPupukPhosfor, KaliumTerhadapTanamanSayuran. SinarBaruAlgesindo.
Bandung.
Mulyani, 2002.Pupukdan Cara Pemupukan.PenerbitRinekaCipta Jakarta.
Nazaruddin.2000.BudidayadanPengaturanPanenSayuranDataranRendah.PenebarSwadaya.Jakart
a.
Nazaruddin. 1994. Sayuran Darat Rendah. Penebar Swadaya. Jakarta.
Novary, E.W.1997.Penanganan danPengolahanSayuranSegar.PenebarSwadaya.Jakarta
PuslitbangGizi.2007. KonsumsiproteinrakyatIndonesiasangatkurang.
http://www.p3gizi.litbang.depkes.go.idindex[diaksestanggal12November2007]
Rahardi, F. 1993. Agribisnis Tanaman Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rismunandar. 1967. Bertanam Sayur-Sayuran. Penerbit Terate. Bandung.
Rosmarkam,A dan N.A. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta.
Sutedjo.M.M. 1994.Pupukdan Cara Pemupukan. Jakarta. RinekaCipta. 177 hal.
Tindall, H. D. 1968. Commercial Vegetable Growing. Oxpord University Press. England.
Van Steenis, C.G.G.J.1978.Flora UGM Press.Yogyakarta.
William,C.N,J.O.Uzo,andW.T.H.Peregrine.1993.ProduksiSayurandi Daerah
Tropika.DiterjemahkanolehS.Ronoprawiro.GadjahMada University
Press.Yogyakarta.374hal.
Wirakusumah, E,W.1998.BuahdanSayuruntukTerapi.RinekaCipta.Jakarta.