0906502411 Teuku Nebrisa Zagladin ManRisk TugasIndividu
Transcript of 0906502411 Teuku Nebrisa Zagladin ManRisk TugasIndividu
TQM dan hubungannya dengan
ISO 9001 dan Akreditasi Rumah Sakit
TUGAS MATA KULIAH
MANAJEMEN RISIKO DAN
PENJAGAAN KUALITAS DI OPK (RS)
Disusun oleh:
Teuku Nebrisa Z. (0906502411)
Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia
Depok
2010
1
DAFTAR ISI
Hal.
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................... 2
ISI ....................................................................................................................... 4
1. TQM ............................................................................................................... 4
2. ISO 9001 ........................................................................................................ 9
3. Akreditasi Rumah Sakit .................................................................................... 12
PENUTUP ............................................................................................................. 18
DAFTAR REFERENSI .............................................................................................. 19
2
PENDAHULUAN
Untuk dapat bersaing di pasar saat ini, sangatlah penting bagi perusahaan-perusahaan untuk
mengedepankan kualitas dan nilai yang konsisten kepada pemilik atau pelanggan. Tujuan itu
menuntut peningkatan perbaikan yang berkelanjutan (continuous improvement, CI), suatu
proses yang dibentuk perusahaan dalam rangka untuk memberikan manajemen mutu.
Yunani Kuno dan Cina telah mengacu pada konsep perbaikan terus-menerus. Baru-baru ini
CI disebut juga sebagai Total Quality Management (TQM). Apapun nama yang lebih disukai,
yang utama adalah mengerti konsep dan penerapannya pada operasi perusahaan.(Anonim, 1996)
TQM pertama kali dikembangkan oleh Dr W. Edwards Deming pada akhir
1950.(Waldman, 1994, Richie, 1992) Ide-idenya tidak diterima oleh industri AS tetapi sangat didukung
oleh Jepang dalam pemulihannya dari Perang Dunia II. Akibat pelaksanaan TQM, `Made in
Japan' telah berubah dari sebuah istilah menghina kini menjadi pujian tinggi. Pada tahun
1980-an, industri di AS mulai melihat nilai pendekatan TQM. Perusahaan-perusahaan seperti
Motorola dan Federal Express telah mengubah perusahaan gagal ke menjadi pemimpin
pasar. Motorola sekarang ini banyak menjual produknya ke Jepang.(ROBERT C. WINN, 1998, Fitzgerald,
2003, Stark, Anonim, 2004, Waldman, 1994)
Pemenuhan keinginan pemilik atau pelanggan (memberikan kepuasan pelanggan)
adalah tujuan utama dari manajemen kualitas, industri Rumah Sakit (RS) ada untuk
memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien yang semakin menuntut dan mencari
kualitas layanan yang lebih tinggi, nilai yang lebih baik, dan biaya yang lebih rendah.
TQM adalah ‘menu lengkap’ dengan prinsip-prinsip, metode, bekerja, kebiasaan,
sistem, peralatan dan teknik, semua tereintegrasi dengan harmonis. Namun, ketika kita
memahami TQM, kita cenderung mengatakan: "Ini semua logika umum saja". Hal tersebut
karena kita bisa, secara intuitif, melihat bahwa itu sederhana, namun merupakan suatu yang
kuat. Kita mungkin harus ingat, bahwa meskipun terasa sederhana, TQM mewakili
pergeseran paradigma, terkadang merupakan perubahan l80 derajat.
Ketika kita mulai TQM, ada beberapa pertanyaan yang ingin kita tanyakan pada diri
kita sendiri seperti: “apa tujuan dari organisasi kita?”, “apa yang kita pertanggungjawaban
kepada para stakeholders?”, “hasil apa yang kita cari?”, “apa saja langkah yang diperlukan
untuk dimulai?”.(Dr. Siddalingaswamy, 2003)
Salah satu standar sistem manajemen mutu yang telah berkembang di negara maju
bahkan di negara-negara berkembang adalah ISO (International Organization for
Standardization) 9001:2000. Standar ini merupakan saran atau sebagai alat untuk mencapai
tujuan mutu dalam menerapkan total quality control yang diharapkan mampu menjawab
perkembangan globalisasi ini di mana tujuan akhirnya adalah mencapai efektivitas dan
3
efisiensi suatu organisasi. Standar ini merupakan salah satu standar yang diakui secara
internasional, yang selanjutnya sudah diadopsi oleh Indonesia menjadi SNI 19 –
9001:2001.(Anonim, 2002)
Cara lain untuk mengevaluasi mutu pelayanan termasuk pelayanan di rumah sakit
adalah dengan Akreditasi. Akreditasi rumah sakit dimaksudkan sebagai upaya untuk
melindungi pasien dari pelayanan substandar dan melindungi petugas kesehatan terhadap
tuntutan hukum melalui pelayanan yang sesuai dengan standar dan prosedur.
Program akreditasi rumah sakit di Indonesia dimulai sejak tahun 1996 dan
dilaksanakan oleh Komisi gabungan Akreditasi Rumah Sakit (KARS), sebuah tim fungsional
yang bersifat non-struktural yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur
Jenderal Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan.
Standar pelayanan yang digunakan adalah standar pelayanan rumah sakit yang
tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 436/Menkes/SK/VI/1993, terdiri dari 20
standar yang dilaksanakan secara bertahap (5, 12, kemudian 20 standar). Dengan seluruh
surveyor berjumlah 101 orang. Per tahun 2002, 415 (35%) dari 1186 rumah sakit di
Indonesia telah mengikuti akreditasi lima pelayanan. Dari 415 rumah sakit tersebut, 358
(86,3%) dinyatakan lulus penuh, 32 (7,7%) lulus bersyarat, dan 25 (6%) tidak lulus
akreditasi. Berdasarkan lokasi rumah sakit, 88 (21,2%) dari 415 rumah sakit berada di
propinsi Jawa Tengah.(Soepojo, 2002) Pada tahun 2007 data yang diperoleh sebagai berikut:(Dr. Nico
A.Lumenta, 2008)
Tabel 1. Data rumah sakit di Indonesia per tahun 2007
Hospital No. Beds Average
Beds/Hosp Public 654 89.976 132 Private 638 51.475 80 Total 1.292 138.451 107
General H. 1.012 118.504 117
Specialized H. 280 19.947 71
Tabel 2. Rumah sakit yang telah melakukan akreditasi per tahun 2007
Pemilik Pelayanan Jumlah RS
Lulus Bersyarat
RS.Pemerintah, TNI, POLRI, BUMN
5 Yan 200 180 20 12 Yan 51 49 2 16 Yan 30 30 0 Sub Total 281 259 22
RS. Swasta 5 Yan 119 114 5 12 Yan 38 38 0 16 Yan 32 32 0 Sub Total 189 184 5
TOTAL 470 443 27
4
ISI
1. TQM
Menurut Joseph Juran, mutu adalah "fitness for use". Sedangkan menurut Philip B.
Crosby, mutu adalah "conformance to requirements". Mutu suatu produk atau jasa
adalah kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan dan harapan pelanggan.
TQM adalah filosofi manajemen yang berusaha untuk mengintegrasikan semua
fungsi-fungsi organisasi (pemasaran, keuangan, desain, rekayasa, dan produksi,
pelayanan pelanggan, dan lain sebagainya) untuk fokus pada pemenuhan kebutuhan
pelanggan dan tujuan organisasi.(Hashmi) Masing-masing fungsi organisasi dapat diperiksa
dan digunakan untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, standarisasi dan kualitas
keseluruhan prosedur, produk atau lingkungan kerja, sesuai dengan standar ISO
9000.(Payne, 2004)
Selain itu, The American Federal Office of Management mendefinisikan TQM adalah
pendekatan total organisasi untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan yang
melibatkan semua manajer dan karyawan dalam menggunakan metode kuantitatif untuk
memperbaiki secara berkesinambungan proses, produk dan jasa organisasi
tersebut.(Alexandros G. Psychogios, 2007 )
Menurut definisi yang terakhir TQM bukan hanya sistem teknis. TQM terkait dengan
organisasi itu sendiri, yang juga merupakan sistem sosial. Pike dan Barnes (1996)
berpendapat bahwa organisasi tidak hanya sistem teknis, tetapi juga sistem manusia.
Selain itu, Oakland (1993) menyatakan bahwa TQM merupakan suatu usaha untuk
meningkatkan daya saing, efektivitas, dan struktur keseluruhan organisasi. Untuk Dale
(1999), TQM adalah saling kerjasama dari setiap orang dan proses dalam suatu
organisasi untuk menghasilkan produk dan jasa, yang memenuhi dan, mudah-mudahan,
melebihi kebutuhan dan harapan pelanggan. TQM adalah filosofi baik dan satu set prinsip
manajemen untuk mengelola organisasi.
Gambar 1. Total Quality Management (TQM)
5
Inti dari TQM adalah hubungan pelanggan dengan supplier, baik eksternal dan
internal, dan pada setiap hubungan terdiri dari sejumlah proses. Inti tersebut dikelilingi
oleh komitmen terhadap kualitas, komunikasi pesan kualitas, dan pengakuan perlunya
mengubah budaya organisasi untuk menciptakan total kualitas. Ini adalah dasar-dasar
TQM, dan mereka didukung oleh fungsi-fungsi kunci manajemen orang, proses dan
sistem dalam organisasi.(Industry)
Dari definisi-definisi di atas, kita dapat mengidentifikasi dua aspek penting yang
membentuk TQM: manajemen alat dan teknik serta konsep-konsep dan prinsip-prinsip
manajemen. Teknik merujuk pada apa yang telah disebut sebagai aspek-aspek "keras"
TQM, sementara prinsip-prinsip merujuk pada sisi "lunak".
The "Hard" Side of TQM
Deming (1986) telah menyatakan bahwa "pada Tuhan kita percaya - semua yang lain
harus menggunakan data". Pernyataan ini menekankan pentingnya teknik manajemen,
peralatan, dan sistem yang membentuk sisi "keras" TQM. Tabel 3 memperlihatkan aspek
"keras" TQM paling sering ditemukan dalam kepustakaan Manajemen Mutu.
Tabel 3. Aspek "keras" TQM paling sering ditemukan dalam kepustakaan Manajemen Mutu
TQM Techniques, tools and
systems
Statistical Process Control
ISO 9000 series
Pareto Analysis
Matrix Diagram
Histograms
Tree Decision Diagram
Critical Path Analysis
Fishbone or Ishakawa Diagram
Salah satu aspek teknis TQM adalah seri ISO 9000. ISO 9000 mungkin yang paling populer
digunakan dalam peningkatan kualitas sistem. ISO 9000 merupakan kumpulan dokumen
internasional yang dikenal luas sebagai standar yang ditulis oleh sebuah organisasi di seluruh
dunia dikenal sebagai ISO / Technical Committee 176 (Lamprecht, 1992). Serangkaian standar ini
memastikan bahwa sebuah perusahaan memiliki kebijakan peningkatan kualitas tertentu, yang
membuatnya lebih kompetitif di pasar.(Alexandros G. Psychogios, 2007 )
6
Tools TQM(irwpmmi, 2007, S. Leavengood, 2002, Duncan Neuhauser, 2004, Benchicou)
The 7 QC tools adalah alat-alat bantu yang bermanfaat untuk memetakan lingkup
persoalan, menyusun data dalam diagram-diagram agar lebih mudah untuk dipahami,
menelusuri berbagai kemungkinan penyebab persoalan dan memperjelas kenyataan atau
fenomena yang otentik dalam suatu persoalan.
Kemampuan 7 QC tools yang dahsyat dalam mengemukakan fakta/fenomena inilah
yang menyebabkan para pakar dalam setiap proses kegiatan mutu sangat tergantung
pada alat-alat bantu ini. Meskipun demikian, keberhasilan dalam menggunakan 7 QC
tools sangat dipengaruhi oleh seberapa masif pengetahuan si pengguna akan alat bantu
yang dipakainya. Semakin baik pengetahuan yang dimiliki, akan semakin tepat dalam
memilih alat bantu yang akan digunakan. Itulah sebabnya, ada 2 hal pokok yang perlu
menjadi pedoman, sebelum menggunakan 7 QC tools, yaitu: EFISIEN (tepat) dan
EFEKTIF (benar).
EFISIEN, maksudnya adalah ketepatan dalam memilih alat bantu yang sesuai dengan
karakteristik persoalan yang akan dibahas. EFEKTIF, artinya bahwa penggunaan alat
bantu tersebut dilakukan dengan “benar”, sehingga persoalan menjadi lebih jelas, mudah
dimengerti dan memberikan peluang untuk diperbaiki. Jenis-jenis alat bantu yang
tergabung dalam ”The 7 QC Tools” dan cara penggunaannya, sebagai berikut:
1. Checksheet
Alat bantu ini sangat tepat digunakan sebagai alat PENGUMPUL DATA, tetapi tidak
cukup memenuhi syarat bila digunakan untuk menganalisa data, karena semua data
yang dikumpulkan adalah data fenomena/fakta yang sedang terjadi (berlangsung).
Itulah sebabnya dikatakan bahwa Checksheet adalah alat bantu yang digunakan pada
saat suatu proses/kegiatan berlangsung. Macam-macam bentuk Checksheet, tetapi
yang paling populer digunakan adalah bentuk ”Tally”. Contoh penggunaan
Checksheet : Pengumpulan score pada pertandingan bulutangkis. Mengingat bahwa
Checksheet digunakan pada saat proses berlangsung, maka hal terpenting yang
harus menjadi perhatian adalah BAGAN (kerangka) formulir untuk pengisian data.
Hendaknya bagan disiapkan sedemikian rupa, agar pengisian data dapat dilakukan
dengan mudah dan cepat, tetapi juga mampu memuat seluruh data yang diperlukan.
2. Pareto Diagram
Diagram Pareto pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli ekonomi dari Italia,
bernama ”Vilvredo Pareto”, pada tahun 1897 dan kemudian digunakan oleh Dr. M.
Juran dalam bidang pengendalian mutu. Alat bantu ini biasa digunakan untuk
7
menganalisa suatu fenomena, agar dapat diketahui hal-hal yang prioritas dari
fenomena tersebut. Maka istilah PARETO biasanya identik dengan PRIORITY.
Pada suatu diagram Pareto akan dapat diketahui, suatu faktor merupakan
faktor yang paling prioritas dibandingkan faktor-faktor (minimal 4 faktor) lainnya,
karena faktor tersebut berada pada urutan terdepan, terbanyak atau pun tertinggi
pada deretan sejumlah faktor yang dianalisa.
Melalui dua diagram Pareto yang diperbandingkan, akan dapat dilihat
perubahan seluruh/sebagian faktor-faktor yang sedang diteliti, pada kondisi yang
berbeda.
Diagram Pareto juga biasa digunakan untuk dapat menentukan”pangkal
persoalan”, berdasarkan analisa yang massif, dengan mempertimbangkan beberapa
sudut pandang. Misalnya : Ada 4 persoalan yang dihadapi, yaitu A, B, C, D. Bila
ditinjau dari frekuensi kejadian, ternyata persoalan C yang paling sering terjadi,
tetapi bila ditinjau dari akibatnya secara finansial, ternyata persoalan A yang paling
merugikan bila tidak segera diatasi, tetapi bila dilihat dari segi energi yang terbuang,
mungkin malah persoalan B yang paling menonjol. Berdasarkan tinjauan-tinjauan
inilah, kemudian dapat disimpulkan, manakah dari ke-empat faktor itu, yang akan
menjadi prioritas persoalan untuk ditindaklanjuti?
3. Histogram
Dikenal juga sebagai grafik distribusi frekuensi, salah satu jenis grafik batang yang
digunakan untuk menganalisa mutu dari sekelompok data (hasil produksi), dengan
menampilkan nilai tengah sebagai standar mutu produk dan distribusi atau
penyebaran datanya. Meski sekelompok data memiliki standar mutu yang sama,
tetapi bila penyebaran data semakin melebar ke kiri atau ke kanan, maka dapat
dikatakan bahwa mutu hasil produksi pada kelompok tersebut kurang bermutu,
sebaliknya, semakin sempit sebaran data pada kiri dan kanan nilai tengah, maka hasil
produksi dapat dikatakan lebih bermutu, karena mendekati spesifikasi yang telah
ditetapkan.
Agar Histogram memberikan gambaran yang akurat tentang kondisi hasil
produksi, perlu dilakukan pengolahan data yang akurat terlebih dulu, dimulai dari
pengumpulan data, tidak kurang dari 50 sampel, yaitu jumlah yang dianggap dapat
memenuhi populasi yang akan diamati. Pengolahan data pada Histogram menjadi
sangat penting, terutama dalam menentukan besaran nilai tengah (standar) dan
seberapa banyak kelas-kelas data yang akan menggambarkan penyebaran data yang
tercipta.
8
Melalui gambar Histogram yang ditampilkan, akan dapat diprediksi hal-hal
sebagai berikut:
a. Bila bentuk Histogram pada sisi kiri dan kanan dari kelas yang tertinggi berbentuk
simetri, maka dapat diprediksi bahwa proses berjalan konsisten, artinya seluruh
faktor-faktor dalam proses memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.
b. Bila Histogram berbentuk sisir, kemungkinan yang terjadi adalah ketidaktepatan
dalam pengukuran atau pembulatan nilai data, sehingga berpengaruh pada
penetapan batas-batas kelas.
c. Bila sebaran data melampaui batas-batas spesifikasi, maka dapat dikatakan
bahwa ada bagian dari hasil produk yang tidak memenuhi spesifikasi mutu. Tetapi
sebaliknya, bila sebaran data ternyata berada di dalam batas-batas spesifikasi,
maka hasil produk sudah memenuhi spesifikasi mutu yang ditetapkan. Secara
umum, histogram biasa digunakan untuk memantau pengembangan produk baru,
penggunaan alat atau teknologi produksi yang baru, memprediksi kondisi
pengendalian proses, hasil penjualan, manajemen lingkungan dan lain
sebagainya.
4. Scatter Diagram
Alat bantu ini sangat berguna untuk mendeteksi korelasi (hubungan) antara dua
variabel (faktor), sekaligus juga memperlihatkan tingkat hubungan tersebut (kuat
atau lemah).
5. Control Chart
Ini adalah sebuah alat bantu berupa grafik yang akan menggambarkan stabilitas
suatu proses kerja. Melalui gambaran tersebut akan dapat dideteksi apakah proses
tersebut berjalan baik (stabil) atau tidak?
6. Graphs (Block diagram, Pie Chart, Sun Chart etc.)
Grafik biasa digunakan sebagai alat bantu untuk menerangkan suatu kondisi,
menggambarkan trend, memprediksi situasi secara lebih jelas, melalui sejumlah data
yang digambarkan, baik dalam bentuk balok (block), lingkaran (Pie Chart), garis (Line
chart) dan lain sebagainya.
Penggambaran grafik yang tepat akan memberikan kemudahan dalam
membaca data yang ditampilkan, sehingga memungkinkan untuk penelitian atau
analisa lebih lanjut.
9
7. Ishikawa Diagram
Ini adalah satu-satunya alat bantu yang menggunakan data verbal (nonnumerical)
atau data kualitatif dalam penyajiannya. Alat bantu ini menggambarkan tentang
suatu kondisi ”penyimpangan mutu” yang dipengaruhi oleh bermacam-macam
penyebab yang saling berhubungan. Berbeda dengan alat-alat bantu lainnya, karena
penggunaannya akan lebih efektif bila dilakukan dalam kelompok. Sehingga alat
bantu ini sering kali identik dengan kegiatan kelompok. Di samping itu, manfaat
optimum diperoleh bila Ishikawa Diagram mampu menampilkan akar-akar penyebab
yang sesungguhnya dari suatu penyimpangan (ketidakbermutuan).
2. ISO 9001
Standar sistem manajemen mutu ISO 9001: 2000 merupakan suatu hal yang dianggap
masih relatif baru di Indonesia. Namun karena tuntutan masyarakat serta kondisi yang
ada, nampak perkembangan penerapan standar ini pada organisasi-organisasi di
Indonesia menunjukkan angka cukup signifikan. Hal menunjukkan bahwa standar ini
sudah mulai akrab dan diakui manfaatnya bagi suatu organisasi.
ISO 9000 mencangkup:(Setiadi, 2006)
a. Kebijaksanaan Mutu.
Seluruh maksud dan tujuan organisasi yang berkaitan dengan mutu yang secara
formal dinyatakan oleh pimpinan puncak (presiden komisaris atau presiden direktur).
b. Manajemen Mutu.
Sistem mutu yang ada dengan kinerja struktur organisasi à Manajemen mutu.
Manajemen mutu merupakan semua aktivitas dari keseluruhan fungsi manajemen
yang menetapkan kebijakan mutu, tujuan, dan tanggung jawab perusahaan, serta
melaksanakannya dengan cara seperti: perencanaan mutu, pengendalian mutu,
pemastian mutu dan peningkatan mutu di dalam sistem mutu.
c. Sistem Mutu.
Struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur, proses, dan sumber daya untuk
menerapkan manajemen mutu.
d. Pengendalian Mutu.
Aktivasi inspeksi (memeriksa produk, menerima memakai syarat, menerima tidak
memakai syarat).
e. Jaminan Mutu.
Seluruh perencanaan dan kegiatan sistematis yang memadai bahwa barang atau jasa
memenuhi persyaratan mutu.
10
ISO 9000 merupakan standar sistem manajemen mutu, diadopsi di lebih dari 90 negara.
Seri standar ISO 9000 terdiri dari klausul-klausul yang mengatur mulai dari tanggung
jawab manajemen terhadap mutu sampai dengan hal-hal teknis yang menyangkut:
a. Pembelian bahan baku.
b. Perencanaan mutu.
c. Pengendalian proses.
d. Pengujian produk akhir.
e. Pelayanan pelanggan.
f. Dan lain sebagainya.
Manfaat ISO 9000 bagi perusahaan adalah:(Setiadi, 2006)
1. Aspek Konsistensi Pelaksanaan dan Pengawasan
a. Memberikan pendekatan praktik yang sistematis untuk manajemen mutu.
b. Memastikan konsistensi untuk memelihara mutu produk atau jasa.
c. Menetapkan kerangka kerja untuk proses peningkatan mutu lebih lanjut dengan
membakukan proses guna memastikan konsistensi dan mampu menelusuri serta
meningkatkan hubungan antar fungsi yang mempengaruhi mutu.
2. Aspek pengendalian Pencegahan
a. Mempengaruhi atau menentukan secara jelas tanggung jawab dan wewenang
dari personel kunci yang mempengaruhi mutu.
b. Mendokumentasikan prosedur secara baik dalam menjalankan operasi dan proses
bisnis penyedia jasa atau pabrik/industri.
c. Menerapkan sistem dokumentasi yang efektif melalui mekanisme audit mutu
internal dan tinjauan manajemen yang kontinu.
3. Aspek Pertumbuhan dan Pengembangan Perusahaan
a. Sebagai sarana pemasaran.
b. Dapat meningkatkan kepercayaan dan kepuasan konsumen atau pelanggan.
c. Dapat meningkatkan citra dan daya saing perusahaan.
d. Dapat meningkatkan produktivitas mutu jasa atau produk.
e. Dapat memberikan pelatihan yang sistemik kepada staf melalui prosedur dan
instruksi yang baik.
f. Mengantisipasi tuntutan konsumen atas mutu produk dan tingkat persaingan
bersama.
g. Sebagai fondasi atau dasar yang mantap untuk pengembangan mutu selanjutnya
menuju manajemen mutu terpadu (TQM).
11
Relevansi ISO 9001 Untuk Kesehatan(Knob, 2006)
ISO 9001:2000 merupakan Standar Internasional untuk Sistem Manajemen Mutu.
Standar mutu ini, dengan cepat, menjadi standar kualitas yang paling penting di dunia.
Ribuan organisasi di banyak negara telah menerapkan standar ini, dan banyak lagi yang
sedang dalam proses melakukannya. Mengapa? Karena mengendalikan kualitas dan
menghemat biaya (uang). Pelanggan mengharapkan adanya standar tersebut, dan para
pesaing telah menggunakannya. ISO dapat digunakan oleh organisasi atau perusahaan
dengan orientasi produk dan/atau layanan untuk mencapai standar mutu.
Ketika ISO digunakan dalam suatu sistem manajemen mutu, pendekatan seperti itu
menekankan pentingnya:(ISO, 2000, Anonim, 2006)
a. Memahami dan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan,
b. Kebutuhan untuk mempertimbangkan proses dalam pengertian nilai tambah,
c. Memperoleh hasil kinerja proses dan keefektifannya, dan
d. Perbaikan berkesinambungan dari proses berdasarkan pengukuran yang objektif.
Model proses berbasis sistem manajemen mutu yang ditunjukkan pada Gambar 1,
menggambarkan proses keterkaitan. Ilustrasi ini menunjukkan bahwa pelanggan memiliki
peran penting dalam menentukan persyaratan apa yang digunakan sebagai input.
Pemantauan kepuasan pelanggan meliputi kegiatan evaluasi informasi yang berkaitan
dengan persepsi pelanggan tentang apakah organisasi telah memenuhi persyaratan
pelanggan. Model yang ditunjukkan pada Gambar 1 mencakup semua persyaratan
Standar Internasional ini, tetapi tidak menunjukkan proses secara rinci.
Gambar 2. Model proses berbasis sistem manajemen mutu
12
Untuk memenuhi persyaratan mutu Anda harus melakukan 4 Sistem Manajemen Mutu:(Calayag, 2007)
a. Dokumen.
b. Melaksanakan.
c. Menjaga.
d. Terus-menerus meningkatkan efektivitas.
Hal ini mirip dengan prinsip siklus PDCA.
Gambar 3. PDCA Cycle
Plan : tetapkan sasaran dan proses yang diperlukan untuk menyerahkan hasil
sesuai dengan persyaratan pelanggan dan kebijakan organisasi.
Do : implementasikan prosesnya.
Check : pantau dan ukur proses dan produk terhadap kebijakan, sasaran dan
persyaratan bagi produk dan laporkan hasilnya.
Act : lakukan tindakan perbaikan kinerja proses secara berkesinambungan.
3. Akreditasi Rumah Sakit
Akreditasi merupakan pengakuan formal yang diberikan lembaga akreditasi kepada
lembaga sertifikasi. Pengakuan formal ini menyatakan bahwa suatu lembaga sertifikasi
berkompeten melakukan proses sertifikasi (contohnya ISO 9001:2000) untuk sektor yang
ditetapkan. Dengan kata lain, akreditasi adalah sertifikasi lembaga sertifikasi. Lembaga
atau badan sertifikasi akan meregistrasi atau mendaftar sertifikat yang diperoleh
organisasi (klien). Sertifikasi merupakan pengesahan tertulis dalam bentuk sertifikat yang
diterbitkan lembaga atau badan yang sertifikasi kepada suatu organisasi yang telah
berhasil memperoleh sertifikat (contohnya: sertifikat akreditasi rumah sakit, sertifikat
sistem manajemen ISO 9001:2000)(Anonim, 2007)
Menurut Departemen Kesehatan RI, Akreditasi Rumah Sakit adalah suatu pengakuan
yang diberikan oleh pemerintah pada rumah sakit karena telah memenuhi standar yang
13
ditentukan. Tujuan Akreditasi Rumah Sakit Pada dasarnya agar kualitas dapat
diintegrasikan dan dibudayakan ke dalam sistem pelayanan di rumah sakit.
Sedangkan menurut ISQua –Accreditation Federation Akreditasi adalah suatu
pengakuan publik melalui suatu badan nasional akreditasi rumah sakit atas prestasi
Rumah Sakit dalam memenuhi standar akreditasi yang dibuktikan melalui suatu asesmen
pakar sebaya (peer) eksternal yang independen.(Dr. Nico A.Lumenta, 2008)
Gambar 4. Akreditasi untuk menjamin mutu layanan rumah sakit
Struktur: Mengacu pada fasilitas fisik, struktur organisasi, keuangan, kepegawaian,
peralatan dan persediaan, kebijakan, program dan kualifikasi sumber daya personal.
Proses: Mengacu pada kegiatan operasi aktual dari organisasi, departemen atau jasa dan
bagaimana staf memberikan perawatan atau jasa kepada klien / pelanggan.
Hasil (outcome): Mengacu pada hasil akhir atau prestasi. Dalam perawatan kesehatan,
termasuk perubahan keadaan kesehatan pasien, perubahan pengetahuan dan perilaku
tentang kesehatan, dan kepuasan terhadap layanan kesehatan (yang diekspresikan
dalam bentuk pendapat atau perilaku)
Strategi terbaik untuk menjamin mutu di rumah sakit:(Dr. Nico A.Lumenta, 2008)
1. Increasing resources: Peningkatan Sumber Daya
Peningkatan dilakukan pada bidang keuangan, SDM, fasilitas, alat kesehatan,
sehingga dapat diberikan pelayanan dengan jumlah lebih banyak, lebih cepat, lebih
baik dengan biaya per pelayanan lebih rendah.
2. Large-scale reorganization or financial reform: Reorganisasi
Perubahan struktur organisasi untuk memfasilitasi pengambilan keputusan yang lebih
baik termasuk perubahan metode atau sistem di bidang keuangan.
3. Strengthening management: Penguatan atau Pemantapan Manajemen
14
Peningkatan mutu pelayanan dilakukan melalui peningkatan tanggung jawab,
otoritas dan kompetensi. Hal ini sering dilakukan sebagai bagian dari suatu strategi
yang lain.
4. Standards and guidelines: Standar dan Pedoman
Formulasi atau penetapan standar secara nasional baik oleh pemerintah atau
lembaga-lembaga profesional. Kemudian diikuti oleh monitoring penerapannya
misalnya audit medis atau klinis, termasuk sistem penjaminan mutu (quality
assurance).
5. Patient empowerment and rights: Pemberdayaan Pasien dan Haknya
Pengaturan dilakukan baik secara nasional maupun intern RS. Metode sudah banyak
digunakan bersama-sama metode manajemen mutu lainnya.
6. Quality Management System (QMS)
Tanggung jawab untuk mutu formal dimasukkan dalam struktur & sistem. Contoh:
ISO, EFQM (European Foundation for Quality Management), Baldridge Award. Metode
Clinical Governance di Inggris dapat dikelompokkan dalam QMS ini.
7. Quality Assessment and Accreditation, Internal or Eksternal
Ada 4 sistem asesmen di pelayanan kesehatan atau RS yang diinventarisir oleh suatu
penelitian ExPeRT Project (External Peer Review Techniques) yang dibiayai European
Commission pada tahun 1999 -2002:
a. Akreditasi RS.
b. ISO.
c. EFQM Award, merupakan suatu European Quality Award, mirip Baldridge Award
dari USA.
d. Visitatie: Asal dari Belanda mulai th 1992.
8. TQM (Total Quality Management) & CQI (Continuous Quality Improvement)
TQM adalah suatu set prinsip & metode dengan pelaksanaan yang berbeda-beda
berasal dari program mutu pada organisasi industri. Strategi ini fokus pada personel
& pelayanan pasien maupun organisasinya. Umumnya diperlukan kepemimpinan
yang kuat, karena masalah mutu lebih sering pada pengorganisasian yang lemah
ketimbang kesalahan individu. CQI secara umum sama seperti TQM, lebih ditekankan
pada analisis proses kerja oleh tim multidisiplin & menerapkan perubahan-perubahan
hasil pada siklus yang berulang.
9. Quality collaboratives: Kolaborasi Mutu
Kolaborasi Tim Mutu dari berbagai RS dengan pelaksanaan dilakukan secara regional
atau nasional.
10. Re-engineering
15
Menggunakan metode yang sama seperti TQM, tetapi lebih pada desain yang lebih
radikal pada proses produksi.
11. Quality indicator comparison: Perbandingan Indikator Mutu
Dibandingkan dengan data-data RS dalam suatu regional atau nasional.
Perbandingan data indikator ini dapat digunakan RS untuk meningkatkan mutu
pelayanannya. Penggunaan Indikator Mutu mendorong kegiatan Audit, khususnya
Audit Medis yang sangat berperan memperbaiki outcome.
12. Benchmarking
Melakukan studi banding (proses identifikasi, pemahaman, dan mengadaptasi
praktek-praktek) ke RS lain dengan unggulan tertentu untuk mempelajari struktur-
proses-outcome pelayanan unggulan tersebut, untuk kemudian diterapkan dengan
modifikasi sesuai kondisi RS sendiri.
13. Risk Management and Safety WHO
Diidentifikasi prosedur & situasi berisiko tinggi, juga terhadap dampak keuangan,
strategi keselamatan pasien.
Beberapa indikator yang diperhatikan pada akreditasi rumah sakit(Dr. Nico A.Lumenta, 2008)
Tabel 4. Indikator akreditasi rumah sakit
No. KETERANGAN TARGET SASARAN MUTU (%)
1 TREATMENT & CARE: • BOR 90% • LOS 5,5 • NDR 1% • Pasien jatuh 0% • Pasien menjadi decubitus 0% • Kegagalan memasang infus 0% • Respons time UGD <5' • Lama tunggu klinik Rawat jalan <30' • Angka Kematian Ibu oleh Eklampsia 0% • Angka Kematian Ibu oleh Perdarahan Post partum 0% • Kematian Bayi Berat Badan < 2000 gram 1% • Kematian Infark Miokard Akut <10% • Mortalitas Bedah Jantung <4% • Return to Operating Room 1% • Kematian Stroke Akut (semua kasus stroke) <20% • Kematian Trauma Capitis <2% • Kematian Bedah Tumor Otak <5%
• Waktu pemeriksaan MCU (Mini & Comprehensive)
Tidak lebih dari 1 Hari
• Hasil Check Up Selesai (kecuali untuk pemeriksaan yang hasilnya memerlukan waktu lebih dari 1 hari : pap smear, mantux test)
Paling lambat 1 Hari
2 TARGET INFEKSI NOSOKOMIAL (Infection Rate) <3%
16
3 PENUNJANG MEDIS • Laboratorium § Akurasi Penyimpangan Nilai Rata-Rata <5% § Presisi (Coefficient of Variation – CV) <5% § Evaluasi Laboratorium Rujukan § Kecepatan Waktu Panggil Baik § Kecepatan Penyerahan Hasil Baik § Sistem Pelayanan Baik § Administrasi Pembayaran Baik § Keakuratan Hasil Baik • Farmasi § Kecepatan pelayanan resep untuk obat paten <10' § Kecepatan pelayanan resep untuk obat racikan <20' • Gizi
§ Ketidaksesuaian Order Makanan Yang Dipesan Dengan
Yang Diberikan Oleh Dapur <1%
• Fisioterapi § Waktu tunggu dari pendaftaran sampai tindakan <25' • Radiologi § Jumlah Kegagalan Foto Radiografi, CT-Scan, MRI <1,5% § Waktu Pelayanan Pemeriksaan Radiologi:
Waktu tunggu di dalam dan di luar jam kerja untuk Radiografi Polos & Pemeriksaan Radiografi Kontras, USG, CT-Scan, MRI:
o Pasien luar dan poliklinik <60' o Pasien UGD <30' o Pasien Rawat Inap <30'
§ Waktu membuat report (dimulai setelah selesai
pemeriksaan) Dalam Jam kerja:
o Radiografi Polos Untuk Pasien UGD dan Pasien
Poliklinik <60'
o Radiografi Polos Untuk Pasien Rawat Inap & Pasien
Luar <6 jam
o CT Scan Body & MRI <24 jam
§ Waktu membuat report (dimulai setelah selesai
pemeriksaan) Diluar Jam kerja:
o Radiografi Polos Untuk Semua Pemeriksaan <24 jam o Radiografi Polos Untuk Hari Sabtu & Hari Libur <48 jam § Kasus Cito Untuk Pasien Rawat Inap & Pasien Luar <1 jam § Kasus Cito Untuk CT-Scan Body & MRI <3 jam • Rekam Medik § Jumlah Rekam Medis Ranap Yang Tidak Lengkap <10%
§ Keluhan Pasien Mengenai Pelayanan Pendaftaran Pasien
Rawat Jalan 0%
• Fisiologi Klinis
§ Pelayanan Treadmill 1 bulan
rata-rata 75 pasien
4 Rumah Tangga • PPS § Order yang tidak terselesaikan PPS <10% § Maintenance yang dapat diselesaikan PPS 90%
§ Pelayanan bersifat produksi memerlukan waktu lebih dari
2 minggu yang mengerjakan lebih dari 1 orang <10%
§ Permintaan bersifat rutin, tertunda karena material tidak
tersedia di Gudang Teknik <5%
• PKL
17
§ Order yang tidak terselesaikan <1% 5 Keuangan • Penekanan Bad debt <10% • Akurasi Data Transaksi 98% • Batas waktu umur tagihan rata-rata 1,5 Bulan
• Batas Waktu Penyelesaian Laporan Keuangan
Tanggal 10 Bulan
Berikutnya • Validitas stock barang 98% • Evaluasi Supplier Untuk Ketepatan Waktu Pengiriman 95% • Evaluasi Supplier Untuk Ketepatan Barang Sesuai order 98% 6 Sistem Informasi • Penyelesaian program 90% • Error Program <10% 7 Sekretariat R.S • Evaluasi Kritik & Saran <10% • Evaluasi Kepuasan Pelanggan <10% 8 Sumber Daya Manusia Komposisi Tenaga
• (Medis + Paramedis):
Umum 60 : 40
• Jml. Tenaga : Jml. Bed 3/Bed • Evaluasi Realisasi Dari Training Program 90%
18
PENUTUP
ISO mendefinisikan TQM adalah pendekatan manajemen sebuah organisasi, yang
berpusat pada kualitas, didasarkan pada partisipasi semua anggotanya dan bertujuan sukses
jangka panjang melalui kepuasan pelanggan, dan keuntungan untuk semua anggota
organisasi dan masyarakat.(Anonim)
ISO 9000 merupakan standar sistem manajemen mutu. Sedangkan TQM adalah
filosofi dari perpetual improvement. Standar mutu ISO menghasilkan sebuat sistem
kebijakan dan perangkat verifikasi. Implementasi ISO merupakan dasar dari implementasi
manajemen mutu secara keseluruhan. Apabila terdapat sistem ISO, 75 persen dari langkah
yang dilakukan merupakan bagian dari TQM. Persyaratan dari TQM dapat dianggap sebagai
ISO plus. Aspek lain yang berhubungan dengan standar ISO adalah perubahan yang sedang
dirancang pada revisi berikutnya yang akan meliputi kepuasan pelanggan dan syarat-syarat
yang terukur. Mengimplementasikan TQM berarti lebih menjadi proaktif daripada bersikap
reaktif terhadap kualitas. Akreditasi Rumah Sakit adalah suatu pengakuan yang diberikan
oleh pemerintah pada rumah sakit karena telah memenuhi standar yang ditentukan seperti
ISO.(Anonim)
Hubungan TQM – ISO 9001 – Akreditasi RS dapat digambarkan sebagai berikut:(Dr. Nico
A.Lumenta, 2008)
Gambar 5. Hubungan Mutu – Standar – Akreditasi RS
Akreditasi merupakan instrumen yang digunakan pemerintah untuk menilai kinerja
rumah sakit dalam memberikan layanan kepada masyarakat terutama menyangkut mutu
yang ditetapkan sesuai standar seperti ISO.
19
DAFTAR REFERENSI
1. ALEXANDROS G. PSYCHOGIOS, C.-V. P. (2007 ) Understanding Total Quality
Management in Context: Qualitative Research on Managers’ Awareness of TQM Aspects
in the Greek Service Industry.
2. ANONIM “Total Quality Management” A Project Report.
3. ANONIM (1996) TOTAL QUALITY MANAGEMENT: A CONTINUOUS IMPROVEMENT
PROCESS, PHCC Educational Foundation.
4. ANONIM (2002) Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000. Info Mutu. Pusat
Standarisasi dan Akreditasi, Departemen Pertanian.
5. ANONIM (2004) TQM Consultant - Training Article. PHS Management Training.
6. ANONIM (2006) Sistem Manajemen Mutu – Persyaratan Pusat, Pusat Standardisasi dan
Jaminan Mutu Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional.
7. ANONIM (2007) Sertifikasi, Registrasi, dan Akreditasi. Quality Club.
8. BENCHICOU, M. A. A. A. S. A. Back to Basics. The Seven Basic Quality Tools and their
Applications in Manufacturing and services.
9. CALAYAG, S. (2007) An Introduction to ISO 9001:2000.
10. DR. NICO A.LUMENTA, K. N., MM (2008) Menjaga Mutu Akreditasi Rumah Sakit.
Lokakarya PELKESI. Bandung, Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
11. DR. SIDDALINGASWAMY, D. M. S. S., AND GANESH HEGDE (2003) TOTAL QUALITY
MANAGEMENT for Tertiary Education, Karnataka, NAAC.
12. DUNCAN NEUHAUSER, P., SILVIA MYHRE, MBA, FARROKH ALEMI, PHD (2004) Personal
Continuous Quality Improvement Work Book.
13. FITZGERALD, K. (2003) Why TQM Initiatives Fail to Transform Organizations: The Role of
Management and Leadership Quality.
14. HASHMI, K. Introduction and Implementation of Total Quality Management (TQM).
15. INDUSTRY, D. O. T. A. Total Quality Management (TQM).
16. IRWPMMI (2007) Mengerti dengan benar 7 QC Tools dan 7 Management Tools (New 7
Tools).
17. ISO (2000) Quality management systems — Requirements, ISO.
18. KNOB, A. (2006) ISO 9001:2000 - A Support for Professional Nursing Practice.
19. PAYNE, C. (2004) Total Quality Management (TQM) Tools.
20. RICHIE, M. L. (1992) The Quality Management and Media Services: The Deming Method.
Tech Trends.
21. ROBERT C. WINN, R. S. G. (1998) Applying Total Quality Management to the Educational
Process*. Int. J. Engng Ed., 14, 24-29.
20
22. S. LEAVENGOOD, J. R. (2002) Part 3: Pareto Analysis and Check Sheets. Statistical
Process Control, 12.
23. SETIADI, D. I. H. D. (2006) Pengertian ISO 9000 Sistem Standar Manajemen Mutu.
Pelatihan Audit Lingkungan. Hotel Graha Dinar, Cisarua, Departemen Biologi FMIPA IPB.
24. SOEPOJO, P. (2002) Benchmarking Sistem Akreditasi Rumah Sakit di Indonesia dan
Australia. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, 5, 8.
25. STARK, J. A Few Words About TQM.
26. WALDMAN, D. A. (1994) Designing Performance Management Systems for Total Quality
Implementation. Journal of Organizational Change Management, 7, 31-44.