PENGARUH TRUST DAN PERCEIVED RISK -...
-
Upload
hoangtuong -
Category
Documents
-
view
238 -
download
0
Transcript of PENGARUH TRUST DAN PERCEIVED RISK -...
i
PENGARUH TRUST DAN PERCEIVED RISK
TERHADAP INTENSI BELANJA ONLINE
PADA TOKOPEDIA.COM
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Oleh :
Fahmi Yazid
NIM: 108070000067
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/ 2015 M
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Dimana ada kemauan, maka disitu pasti akan selalu ada jalan (kata mutiara)
I am the master of my fate;
I am the captain of my soul. (William Ernest Henley)
Skripsiinikupersembahkanuntukkedua orang tuadankeluarga
yang sayasayangidancintai
semoga ini menjadi awal bagi usaha ananda untuk
membahagiakan kalian
vi
ABSTRAK
A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
B) Juli 2015
C) Fahmi Yazid
D) Pengaruh Trust dan Perceived Risk terhadap Intensi Belanja Online pada
Tokopedia.com
E) xiv + 81 halaman + lampiran
F) Fenomena menjual / membeli barang via internet ini disebut e-retailing atau
belanja online. Terdapat beberapa faktor seperti faktor psikologis, sosial,
emosional, dan faktor privasi yang dapat mempengaruhi seseorang untuk lebih
memilih melakukan pembelian atau belanja secara online. Tujuan penelitian untuk
mengetahui pengaruh trust dan perceived risk terhadap intensi belanja online.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif dengan analisis regresi
berganda. Populasi penelitian ini adalah pengguna tokopedia.com dengan
karakteristik pernah melakukan belanja online dalam satu tahun terakhir. Sampel
dalam penelitian ini sebanyak 200 orang yang belanja secara online. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability
sampling.
Untuk mengukur intensi belanja online, skala disusun secara mandiri intensi
belanja online yang diadaptasi berdasarkan aspek-aspek intensi dari Fishben dan
Ajzen (1975) yaitu perilaku, sasaran, situasi, dan waktu. Dalam penelitian ini,
pengukuran intensi belanja online mengadaptasi skala yang dikembangkan oleh
Jamaludin dan Ahmad (2013). Sedangkan, alat ukur yang digunakan untuk
mengukur trust menggunakan skala yang dikembangkan oleh McKnight et al.
(2002) yang terdiri dari tiga dimensi ability, benevolence dan integrity, sedangkan
untuk mengukur perceived risk menggunakan skala yang dikembangkan oleh
Masoud (2013) untuk mengukur tingkat variabel perceived risk yaitu financial,
product, time, delivery, social, dan information security risks.
Hasil penelitian menujukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan trust dan
perceived risk terhadap intensi belanja online pada Tokopedia.com . Kemudian
berdasarkan hasil uji hipotesis minor dari signifikansi masing-masing koefisien
regresi terhadap dependent variable, diperoleh dua varibel yang nilai koefisien
regresinya signifikan, yaitu; (1) dimensi benevolence dari trust; dan (2) dimensi
product risk dari perceived risk.
G) Buku(e-book); 5 + jurnal; 25 + Tesis; 1 + Skripsi; 1 + Artikel Internet; 4
vii
ABSTRACT
A) Faculty of Psychology Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta
B) Juli 2015
C) Fahmi Yazid
D) Effect of Trust and Perceived Risk for Online Shopping Intention on
Tokopedia.com
E) xiv + 81 pages + attachment
F) The phenomenon of selling / buying goods via the Internet is called e - retailing or
online shopping . There are several factors such as psychological , social ,
emotional , and factors that can affect a person's privacy to prefer making
purchases or shopping online. This study aims to determine the effect of trust and
perceived risk to the intention of online shopping.
This study uses quantitative approach with multiple regression analysis. The
population was tokopedia.com users with characteristics never do online shopping
in the past year. The sample in this study as many as 200 people are shopping
online. The sampling technique used in this study is a non-probability sampling.
To measure the intentions of shopping online , researchers compiled
independently scale online shopping intention was adapted based on aspects of
the intentions of Fishben and Ajzen (1975 ) : attitudes , goals , circumstances ,
and time . In this study , measurement of online shopping intention to adapt the
scale developed by Jamaludin and Ahmad ( 2013 ). Furthermore , measuring
instruments used to measure trust using a scale developed by McKnight et al .
(2002 ) that consist of three-dimensional ability, benevolence and integrity , while
to measure the perceived risk using a scale developed by Masoud ( 2013 ) to
measure the level of perceived risk variables : financial, product, time, delivery,
social , and information security risks .
Based on major hypothesis testing, obtained from this study is a significant
influence trust and perceived risk to the intention of online shopping on
Tokopedia.com . Then based on the results of hypothesis testing of minor
significance of each regression coefficient of the dependent variable , two
variables were obtained regression coefficient significant value , namely ; ( 1 )
dimensions benevolence of trust ; and ( 2 ) the risk of product dimensions
perceiveds risk
G) Book (e-book); 5 + journal; 25 + Thesis; 1 + Essay; 1 + Internet Article; 4
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT
atas segala rahmat, hidayah dan kasih sayang yang diberikan-Nya sehingga
peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini dengan lancer dan tepat pada
waktunya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita
semua, Rasulullah Muhammad saw beserta keluarga dan sahabatnya.
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti melibatkan banyak pihak yang
secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan kontribusi nyata bagi
peneliti. Oleh karena itu, dengan segala ketulusan hati, peneliti menyampaikan
rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si, Dekan Fakultas Psikologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta seluruh jajarannya.
2. Ibu Desi Yustari Muchtar, M.Psi, selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan dukungan dan do’a serta selalu berusaha meluangkan
waktu untuk mahasiswa.
3. Ibu Dr. Yunita Faela Nisa, Psi selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan banyak arahan, bimbingan, nasehat, motivasi, dukungan dan
masukan yang sangat besar kepada peneliti, sehingga penelitian ini dapat
terselesaikan dengan baik.
4. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, yang telah memberikan limpahan pelajaran dan banyak membantu
peneliti.
ix
5. Kedua orang tua penulis Bapak H. Bahrul A’la, iIbu Hj. Iin Bayinah beserta
adik-adik tersayang Irma Amalia, Muhammad Hafizi, Lulu Najla dan Hanna
Humaira terima kasih atas semua do’a, kasih sayang, kesabaran, dukungan,
dan motivasi yang tiada henti kepada peneliti.
6. Untuk teman-teman kelas B angkatan 2008 yang rame, kompak, seru dan
terbaik. Terima kasih atas canda tawa,kenangan maupun support kalian
kepada peneliti.
7. Untuk semua sahabat dan adik kelas yang telah banyak membantu penulis
baik selama proses kuliah maupun dalam penulisan skripsi ini. Khususnya
andrian, iswahyudi, surya, rajib, eda, nobel, lukem, dwi, ibnul, nabilah, deni
ariansyah, arif hilman, aksa, nila, laily, deni sekartaji, shafan, mario,anita,
rahman,ricky kibo, intan, nita, baduy, ayep, ranggo, pane dan yang lainnya
yang tak bisa penulis sebutkan.
8. Seluruh sahabat/sahabati PMII KOMFAPSI dan PMII Cabang Ciputat, yang
telah mengajarkan penulis arti sebuah kebersamaan, dan mengajarkan banyak
hal dalam berorganisasi.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah ikut
berkontribusi dalam penelitian ini.
Peneliti sangat bersyukur dan hanya bisa berdo’a kepada semua pihak
yang telah membantu, semoga mendapatkan ridho dan balasan yang berlipat
ganda dari Allah SWT. Amin
Jakarta, Juli 2015
Peneliti
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................................ v
ABSTRAK ..................................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xiii
BAB 1. PENDAHULUAN..................................................................................... . 1-11
1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..................................................... 8
1.2.1. Pembatasan masalah .................................................................... 8
1.2.2. Perumusan masalah ..................................................................... 9
1.3. Tujuan dan manfaat penelitian ................................................................ 9
1.4. Manfaat penelitian ................................................................................. 9
1.5. Sistematika penulisan ............................................................................. 10
BAB 2. KAJIAN TEORI ...................................................................................... 12-32
2.1. Intensi Belanja Online ............................................................................ 12
2.1.1. Definisi Intensi Belanja Online ................................................... 12
2.1.2. Aspek Intensi ............................................................................... 16
2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intensi Belanja Online ......... 17
2.1.4. Pengukuran Intensi Belanja Online ............................................. 19
2.2. Trust ........................................................................................................ 20
2.2.1. Definisi Trust ............................................................................... 20
2.2.2. Aspek Trust .................................................................................. 21
2.2.3. Pengukuran Trust ......................................................................... 22
2.3. Perceived Risk ........................................................................................ 22
2.3.1. Definisi Perceived Risk................................................................ 22
2.3.2. Aspek Perceived Risk .................................................................. 23
2.3.3. Pengukuran Perceived Risk ......................................................... 26
2.4. Kerangka Berpikir ................................................................................... 27
2.5. Hipotesis Penelitian ................................................................................. 31
2.5.1. Hipotesis Mayor........................................................................... 31
2.5.2. Hipotesis Minor ........................................................................... 31
xi
BAB 3. METODE PENELITIAN.......................................................................... 33-57
3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .............................. 33
3.2. Variabel Penelitian .................................................................................. 33
3.3. Definisi Operasional Variabel ................................................................. 34
3.4. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 36
3.5. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................. 38
3.5.1. Pengukuran Intensi Belanja Online ............................................. 38
3.5.2. Pengukuran Trust ......................................................................... 39
3.5.3. Pengukuran Perceived Risk ......................................................... 39
3.6. Uji Validitas Konstruk ............................................................................. 40
3.6.1. Uji validitas Konstruk Intensi Belanja Online ............................. 43
3.6.2. Uji validitas Konstruk Trust ........................................................ 45
3.6.3. Uji validitas Konstruk Perceived Risk ......................................... 46
3.6.3.1. Uji validitas Konstruk Financial Risk ............................ 46
3.6.3.2. Uji validitas Konstruk Product Risk ............................... 47
3.6.3.3. Uji validitas Konstruk Time Risk .................................... 49
3.6.3.4. Uji validitas Konstruk Delivery Risk .............................. 50
3.6.3.5. Uji validitas Konstruk Social Risk .................................. 51
3.6.3.6. Uji validitas Konstruk Information Security Risk ........... 52
3.7. Teknik Analisis Data ............................................................................... 53
3.8. Prosedur Penelitian .................................................................................. 56
BAB 4. HASIL PENELITIAN…............................................................................ 57-68
4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian ....................................................... 57
4.1.1. Deskripsi statistik variabel Penelitian .......................................... 58
4.1.2. Kategorisasi Skor Variabel Penelitian ......................................... 59
4.2. Uji Hipotesis Penelitian ........................................................................... 62
4.2.1. Analisis Regresi Variabel Penelitian ........................................... 62
4.2.2. Pengujian Proporsi Varians ......................................................... 66
BAB 5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN............................................... 69-74
5.1. Kesimpulan .............................................................................................. 69
5.2. Diskusi ..................................................................................................... 70
5.3. Saran ........................................................................................................ 73
5.3.1. Saran Teoritis ............................................................................... 73
5.3.2. Saran Praktis ................................................................................ 74
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 75
LAMPIRAN ................................................................................................................... 79
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Skor skala likert ............................................................................................................37
Tabel 3.2. Blueprint skala intensi belanja online ...........................................................................39
Tabel 3.3. Blueprint skala trust ......................................................................................................39
Tabel 3.4. Blueprint skala perceived risk.......................................................................................40
Tabel 3.5. Muatan faktor item skala skala intensi belanja online .................................................44
Tabel 3.6. Muatan faktor item skala skala trust .............................................................................46
Tabel 3.7. Muatan faktor item skala skala financial risk ...............................................................47
Tabel 3.8. Muatan faktor item skala skala product risk ................................................................ 48
Tabel 3.9. Muatan faktor item skala skala time risk ......................................................................49
Tabel 3.10. Muatan faktor item skala skala delivery risk ..............................................................50
Tabel 3.11. Muatan faktor item skala Ssocial risk....................................................................... 52
Tabel 3.12. Muatan faktor item skala information security risk ................................................... 53
Tabel 4.1. Gambaran subjek penelitian ..........................................................................................58
Tabel 4.2. Deskripsi statistik variabel penelitian ..........................................................................59
Tabel 4.3. Norma skor ...................................................................................................................60
Tabel 4.4. Kategorisasi responden penelitian ................................................................................61
Tabel 4.5. R square ....................................................................................................................... 62
Tabel 4.6. Anova ........................................................................................................................... 63
Tabel 4.7. Koefisien regresi ..........................................................................................................63
Tabel 4.8. Proporsi varians intensi belanja online pada setiap variabel independen .................... 67
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Tampilan Situs Tokopedia.com ................................................................................. 3
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir .................................................................................................... 31
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah,
perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta
sistematika penulisan.
1.1 Latar Belakang
Selama beberapa dekade terakhir, internet telah berkembang menjadi pasar global
yang luas untuk pertukaran barang dan jasa. Dalam perkembangan saat ini,
internet benar-benar mempermudah aktivitas banyak orang, Orang cukup duduk
di depan komputer, atau malah sekarang bisa lewat ponsel, memilih dan memesan
barang kesukaannya. Fenomena menjual barang via internet ini disebut e-retailing
atau belanja online. Dengan berkembangnya penggunaan internet sebagai media
transaksi jual beli, maka telah menarik perhatian para peneliti dari berbagai
disiplin ilmu untuk meneliti perilaku belanja online ini dalam satu dekade
terakhir. Saat ini, belanja online telah mengalami pertumbuhan yang pesat.
Menurut Pusat Komunikasi UCLA (University of California), transaksi secara
online merupakan salah satu kegiatan yang sering dilakukan, setelah
menggunakan e-mail atau instant messaging dan web browsing. Bahkan hal ini,
lebih menarik daripada berita dan entertainment (Karami, Khan, Saeidi, Saeidi&
Saeidi, 2012).
Di banyak negara maju seperti Indonesia, internet telah diadopsi sebagai
media penting untuk menawarkan berbagai macam produk dengan ketersediaan
2
24 jam dan cakupan wilayah yang luas. E-commerce telah menjadi saluran
pemasaran yang tak tergantikan dalam transaksi bisnis online. Brand & Marketing
Institute (BMI) research memprediksi pasar belanja online di Indonesia akan
tumbuh hingga 57 persen pada tahun ini. Nilai itu meningkat dua kali lipat lebih
bila dibandingkan pertumbuhan pada tahun lalu. BMI research mencatat pada
2014 pengguna belanja online mencapai 24 persen dari total pengguna internet di
Indonesia. Pihaknya memprediksi pertumbuhan ini karena sejalan dengan target
pengguna internet yang dicanangkan kementerian komunikasi dan informatika
mencapai 150 juta pengguna dari total penduduk Indonesia sebanyak 255,5 juta
jiwa (Sugianto, 2013).
Hasil analisis survei menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor seperti
faktor psikologis, sosial, emosional dan faktor privasi yang dapat mempengaruhi
seseorang untuk lebih memilih melakukan pembelian atau belanja secara online.
Perlindungan privasi dan keamanan merupakan masalah utama yang
mempengaruhi intensi seseorang untuk berbelanja secara online. Berbagai hasil
penelitian mengenai belanja online mengungkapkan bahwa pembelian online
mudah, nyaman dan lebih baik dibanding dengan belanja konvensional karena
berbagai faktor seperti harga, trust, kenyamanan dan rekomendasi (Nazir, Tayyab,
Sajid & Javed 2012).
Salah satu website yang menyediakan jasa jual beli online adalah
Tokopedia.com. Untuk menarik minat konsumennya, tokopedia.com mengusung
jargon transparan dan aman. Sejak peluncurannya pada tahun 2009, Tokopedia
3
tegas memantapkan dirinya sebagai salah satu pemimpin e-commerce di
Indonesia.
Gambar 1.1. Tampilan situs tokopedia.com (print screen tanggal 25 maret 2015)
Hal itu ditunjukkan dari data statistik bahwa tokopedia selalu dikunjungi
oleh 10 juta pengguna internet setiap bulan. Tak hanya itu saja, sepanjang empat
tahun beroperasi, telah terjadi transaksi jual beli sebanyak 24 juta kali di situs
tokopedia. Situs tokopedia menjadi salah satu situs jual beli online yang
terpercaya. Oleh karena itu, tidak sedikit masyarakat yang berkunjung ke
tokopedia untuk membeli aneka macam barang kebutuhannya. Hal inilah yang
membuat situs tokopedia menjadi salah satu situs belanja online terbesar di
Indonesia (Fariansyah, 2015).
Berdasarkan data statistik pengguna tokopedia tersebut, terdapat beberapa
faktor yang dapat meningkatkan atau mengurangi intensi seseorang untuk
melakukan belanja online pada tokopedia.com yang menarik untuk diteliti.
4
Terdapat beberapa faktor yang diduga memiliki pengaruh terhadap intensi
belanja online. Hsu dan Bayarsaikhan (2012) melakukan penelitian mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan intensi belanja online konsumen di
Mongolia. Faktor-faktor tersebut adalah consumer innovativeness, perceived
benefits dan perceived risk. Responden pada penelitian ini sebanyak 178 online
shopper. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel consumer
innovativeness dan perceived benefits berpengaruh secara positif terhadap sikap
belanja online, sedangkan variabel perceived risk berpengaruh negatif terhadap
sikap belanja online. Lalu, consumer innovativenesss, perceived benefits dan
perceived risk memiliki pengaruh yang tidak langsung terhadap intensi belanja
online. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Masoud (2013) mengenai efek
perceived risk pada perilaku belanja online di Jordan. Responden pada penelitian
ini sebanyak 395 online shopper. Hasil dari penelitian ini menemukan, bahwa
dimensi dari perceived risk yaitu: financial risk, product risk, delivery risk, dan
information security risk berpengaruh secara negatif terhadap perilaku belanja
online. Adapun dimensi time risk dan social risk tidak memiliki pengaruh
terhadap perilaku belanja online. Kemudian, Giantari, Zain, Rahayu dan
Solimunet. al (2013) meneliti tentang intensi membeli online, penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh pengalaman pada niat membeli secara
online yang dimoderatori oleh peran perceived behavior control (PBC) dan
kepercayaan. Responden pada penelitian ini berjumlah 150 orang. Penelitian ini
menemukan bahwa pengalaman membeli tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap intensi membeli secara online. Oleh karena itu, peran dari
5
PBC dan kepercayaan sebagai variabel moderator dapat mendukung pengalaman
membeli seseorang untuk melakukan pembelian secara online.
Di antara hasil-hasil penelitian yang ada tentang belanja online, terdapat
salah satu variabel yang menarik untuk diteliti. Variabel tersebut adalah perceived
risk. Konsep mengenai perceived risk didefinisikan sebagai resiko yang muncul
dari persepsi konsumen terhadap ketidakpastian dan konsekuensi atas kerugian
yang akan diderita atas pembelian sebuah produk (Dowling & Staelin, 1994).
Persepsi konsumen terhadap resiko pembelian juga berdampak bagi bisnis jual
beli di internet. Kemampuan konsumen untuk mengantisipasi resiko yang akan
diterimanya dapat meningkatkan kepuasan konsumen terhadap barang yang akan
dibelinya dan pengalaman berbelanja di internet (Naiyi, 2004). Mengingat tempat
terjadinya transaksi jual beli online berada di dunia maya, unsur
ketidakpastiannya sangat tinggi. Barang yang diperjualbelikan juga bersifat maya,
maksudnya barang tersebut hanya tersaji dalam bentuk informasi-informasi baik
itu berupa tulisan, foto ataupun video (Jarvenpaa & Tractinsky, 1999). Konsumen
tidak bisa benar-benar melihat, menyentuh, mendengar ataupun merasakan barang
yang akan dibelinya secara nyata. Unsur ketidakpastian tersebut akhirnya
menimbulkan perceived risk dalam benak konsumen (Naiyi, 2004). Masih banyak
konsumen yang menilai bahwa berbelanja secara online mempunyai resiko. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Naiyi (2004) menyebutkan bahwa keenam dimensi
dari perceived risk memiliki pengaruh negatif terhadap intensi seseorang untuk
melakukan belanja online. Artinya, semakin tinggi perceived risk terhadap suatu
6
produk dan atau toko online maka semakin rendah kemungkinan seseorang
berbelanja secara online.
Saat ini banyak toko online yang menawarkan produk menarik, tetapi citra
dan kredibilitasnya diragukan. Oleh karena itu, banyak kasus penipuan dan
kerugian yang ditimbulkan dari belanja online. Menurut data dari direktorat
reserse kriminal khusus Polda Metro Jaya menyebutkan pada tahun 2014, dari 785
kasus kejahatan cyber yang dilaporkan 404 diantaranya adalah kasus penipuan
(Kartika, 2015). Kejahatan melalui internet (cyber fraud/internet fraud) dalam
berbagai bentuknya, baik di Indonesia maupun di belahan dunia lainnya masih
menjadi ancaman bagi keberlangsungan e-commerce. Menurut hasil riset pada
tahun 2001 yang dilakukan oleh clearcommerce.com yang berkantor di Texas,
Indonesia dinyatakan berada diurutan kedua negara Asia pelaku cyberfraud
setelah Ukraina. Hasilnya menunjukkan bahwa sekitar 20% dari total transaksi
kartu kredit dari Indonesia di internet adalah fraud. menurut Utoyo (dalam Rofiq,
2007) Riset tersebut mensurvei 1.137 toko online, 6 juta transaksi dan 40 ribu
pelanggan. Berdasarkan data dari Kompasiana 8 Februari 2012 menunjukkan
terdapat lebih dari 100 account facebook dan 40 website palsu berkedok belanja
online. Banyak diantaranya telah memakan korban. Bahkan untuk kasus penipuan
juga makin meningkat, seperti yang diberitakan oleh Kompas 23 Februari 2013
yang menyatakan bahwa: “kasus penipuan yang terjadi di Jakarta Selatan pada
2013 diprediksi akan terus meningkat. Hal itu diperkuat dengan kasus penipuan
yang mencapai 10 kasus hanya dalam tempo dua bulan, yaitu periode Januari
hingga Februari 2013.Padahal, sepanjang tahun 2012, kasus penipuan hanya 23
7
kasus. Adapun jumlah kerugian dengan jumlah terendah berjumlah Rp 1.250.000
dan paling tinggi mencapai Rp 50.000.000” (Rudi, 2013).
Data tersebut menunjukkan tingginya resiko yang mungkin saja muncul
ketika kita berbelanja secara online. Oleh karena itu, penting untuk dikaji
bagaimana pengaruh penerimaan resiko yang ada dalam diri konsumen terhadap
intensi untuk berbelanja secara online. Selain perceived risk, faktor lain yang juga
menarik untuk diteliti terkait dengan intensi belanja online adalah faktor trust atau
kepercayaan. Ketika seorang konsumen telah membeli suatu barang dari belanja
online, berarti ia harus membangun kepercayaannya terhadap barang yang dijual
di belanja online tersebut untuk menghindari kasus penipuan yang dapat terjadi
pada belanja online dan juga mempercayai prosedur yang sifatnya memiliki resiko
yang cukup tinggi, seperti pengiriman uang dalam jumlah besar sebelum
menerima barang yang dipesannya. Menurut Wang, Chen dan Jhiang (2009),
keberhasilan dalam bisnis jual-beli online sebagian ditentukan oleh trust
konsumen terhadap penjual dan barang yang tidak ia lihat secara langsung. Tanpa
trust, sulit untuk membayangkan hubungan transaksional dapat dikembangkan
atau dipertahankan dalam bisnis ini. Hal tersebut karena internet adalah saluran
distribusi baru dengan potensi yang sangat besar, ada kebutuhan yang kuat untuk
mengeksplorasi dampak trust pada kegiatan belanja online. Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Wang, et.al (2009) menunjukkan bahwa trust secara positif terkait
dengan kegiatan belanja online; dengan kata lain, para penjual online harus
bekerja untuk meningkatkan trust para konsumen di toko-toko online untuk
meningkatkan intensi mereka untuk belanja secara online.
8
Heijden, Verhagen dan Creemers.,(2003) menyatakan bahwa untuk
memahami niat beli online dapat dipahami melalui dua sudut pandang, yaitu:
(1) teknologi dan (2) trust. Apabila perilaku konsumen dalam membeli produk
secara online bisa dipahami melalui dua sudut pandang yang disebut dengan
konsep TRiTAM (Trust integrated Technology acceptance Model) (Lui &
Jamieson, 2003). Trust merupakan faktor yang sangat penting di dalam kondisi
ketidakpastian dan risiko (Huang, Li & Lin, 2007). Trust menjadi komponen yang
penting untuk kesuksesan e-commerce (Lumsden & Mackay, 2006).
Berdasarkan fenomena dan latar belakang di atas, mengenai pengaruh trust
dan perceived risk terhadap intensi belanja online pada tokopedia.com penting
untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Penelitian ini juga untuk mengetahui
besarnya pengaruh yang diberikan trust dan perceived risk terhadap intensi
belanja online pada situs tokopedia.com, baik secara simultan, maupun secara
parsial. Oleh karena itu, penelitian ini berjudul, “Pengaruh trust dan perceived risk
terhadap intensi belanja online pada situs tokopedia.com”.
1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.2.1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijabarkan di atas, masalah penelitian ini
dibatasi hanya mengenai pengaruh variabel independen, yaitu trust dan perceived
risk, terhadap variabel dependen, yaitu intensi belanja online. Adapun pembatasan
masing-masing variabel adalah :
a. Intensi belanja online yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kemungkinan atau kecenderungan seseorang dalam membeli barang melalui
9
server atau media elektronik dengan mengakses situs internet untuk memesan
dan memilih produk yang dapat dibayar menggunakan kartu kredit dan dapat
ditransfer melalui ATM.
b. Trust adalah kesediaan konsumen untuk menerima kelemahan pada transaksi
online berdasarkan pada ekspektasi positif dalam perilaku belanja online di
masa depan.
c. Perceived risk adalah sebagai potensi terjadinya kerugian atau konsekuensi
negatif terhadap upaya untuk mendapatkan hasil yang diinginkan oleh
konsumen dalam belanja onlinemelalui media internet.
d. Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna situs Tokopedia.com
1.2.1. Perumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Apakah ada pengaruh yang signifikan trust dan perceived risk terhadap intensi
belanja online ?
2. Variabel manakah yang memiliki pengaruh besar terhadap intensi belanja
online ?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang
signifikan antara trust dan perceived risk terhadap intensi belanja online dan
untuk mengetahui gambaran masing-masing IV terhadap DV.
1.4.Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat bagi banyak pihak,
antara lain:
10
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, sekurang-
kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia
pendidikan khususnya bidang psikologi konsumen.
b. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau
dikembangkan lebih lanjut, serta referensi terhadap penelitian yang berkaitan
dengan intensi belanja online.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian yang berjudul “Pengaruh trust dan perceived
risk terhadap intensi belanja online”, terdiri dari 5 bab, yaitu:
BAB 1 : PENDAHULUAN. Bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, yang
didalamnya tercantum alasan-alasan pentingnya penelitian ini dilakukan,
kemudian dilanjutkan dengan sub bab pertanyaan penelitian, serta dijelaskan
tujuan, manfaat, serta sistematika penulisan dari hasil penelitian ini.
BAB 2 : KAJIAN TEORI. Bab ini terdiri penguraian tentang landasan teori yang
digunakan sebagai dasar dalam melihat hubungan antar variabel yang diteliti
meliputi, definisi, jenis-jenis, dan temuan para ahli, serta bagaimana
perkembangan penelitian terakhir yang berkaitan dengan tema penelitian.
BAB 3 : METODE PENELITIAN. Bab ini memuat jenis penelitian, populasi,
dan sampel penelitian, alat ukur yang digunakan, prosedur penelitian dan teknik
analisis data.
11
BAB 4 : HASIL DAN ANALISIS DATA. Pada bab ini peneliti akan membahas
mengenai gambaran subjek penelitian, deskripsi data dan hasil uji hipotesis.
BAB 5 : KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Pada bab ini peneliti akan
merangkum keseluruhan isi penelitian dan menyimpulkan hasil penelitian. Dalam
bab ini juga akan dimuat diskusi dan saran.
12
BAB 2
KAJIAN TEORI
Dalam bab ini dibahas tentang teori setiap variabel yang akan diteliti, yaitu intensi
belanja online, trust dan perceived risk. Kemudian kerangka berpikir penelitian,
yang menjelaskan hubungan antara trust, perceived risk dengan intensi belanja
online, serta membahas mengenai hipotesis penelitian.
2.1 Intensi Belanja Online
2.1.1 Definisi belanja online
Belanja online adalah suatu proses pembelian barang atau jasa dari mereka yang
menjual melalui internet. Menurut definisinya, belanja online merupakan suatu
konsep yang menjelaskan konsep proses pembelian, penjualan dan pertukaran
produk, servis dan informasi melalui internet (Turban, 2002). Sementara itu,
belanja online adalah berbelanja dengan mengakses situs internet yang
memungkinkan pembeli untuk mencari dan menyurvei informasi pada layanan
atau produk yang memungkinkan untuk memilih atau memesan barang yang dapat
dibayar menggunakan kartu kredit (Ruth, 2000). Sedangkan menurut Hoffman
dan Novak (1996), belanja online merupakan belanja yang dilakukan melalui
pusat perbelanjaan elektronik, server yang dilengkapi dengan data seperti harga,
struktur, karakteristik produk, halaman web yang menyediakan informasi
multimedia.
13
Dari beberapa definisi di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa belanja
online adalah suatu proses pembelian suatu produk baik berupa barang atau jasa
melalui media internet (online).
2.1.2 Definisi intensi
Teori intensi dipopulerkan oleh Ajzen dan Fishbein pada tahun 1975. Pengertian
intensi menurut Fishbein dan Ajzen (1975) ialah kemungkinan subjektif seseorang
sebelum memunculkan sebuah perilaku, intensi tersebut bisa dalam jumlah kecil
atau besar. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa mengukur intensi seseorang
berarti mengukur kemungkinan dalam melakukan tindakan tertentu. Di samping
itu, Fishbein dan Ajzen (1975) menambahkan bahwa dalam berbagai cara, intensi
dapat dipandang sebagai kasus khusus dari belief (keyakinan), di mana objeknya
adalah orang itu sendiri dan atributnya adalah perilaku. Oleh sebab itu, dalam
membahas intensi harus selalu memperhitungkan individu itu sendiri dan perilaku
yang ditampilkannya.
Ajzen (2005) mendefinisikan intensi sebagai niat individu untuk
melakukan sesuatu yang pasti. Perilaku-perilaku tersebut diarahkan untuk tampil
pada waktu dan kesempatan yang tepat. Intensi mengatur perilaku hingga pada
waktu dan kesempatan yang tepat akan mengubahnya menjadi suatu tindakan.
Adapun intensi dalam kamus psikologi (Chaplin, 2008) adalah ciri-ciri yang dapat
dibedakan dari proses-proses psikologi yang mencakup referensi atau kaitannya
dengan suatu objek.
Dalam referensi lainnya, Ajzen (dalam Teo & Lee, 2010),
mengemukakan definisi intensi yaitu indikasi seberapa kuat keyakinan seseorang
14
akan mencoba suatu perilaku, dan seberapa besar usaha yang akan digunakan
untuk melakukan sebuah perilaku. Intensi memiliki korelasi yang tinggi dengan
perilaku, oleh karena itu dapat digunakan untuk meramalkan perilaku (Ajzen,
2005).
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan
mengenai definisi intensi yaitu kemungkinan seseorang untuk menampilkan
perilaku tertentu yang diarahkan untuk tampil pada waktu dan kesempatan yang
tepat.Semakin kuat intensi untuk memunculkan perilaku tersebut maka akan
semakin besar kemungkinan perilaku akan ditampilkan.
2.1.3 Definisi intensi belanja online
Howard dan Sheth (dalam Tirtiroglu & Elbeck, 2008) mendefinisikan intensi
membeli sebagai kemungkinan seorang konsumen berencana membeli produk
tertentu pada jangka waktu tertentu dan hal itu terjadi setelah konsumen
menyimpan informasi yang relevan untuk menentukan keputusan membeli.
Sedangkan menurut Spears dan Singhs (2004) intensi membeli adalah rencana
yang dilakukan individu secara sadar yang merupakan usaha untuk membeli
sebuah produk.
Mowen dan Minor (2002) mendefinisikan intensi membeli merupakan
intensi perilaku yang berkaitan dengan keinginan konsumen untuk berperilaku
menurut cara tertentu guna memiliki, membuang dan menggunakan produk.
Menurut Assael (dalam Barata, 2007) intensi membeli merupakan tahap terakhir
dari rangkaian proses keputusan pembelian konsumen. Proses ini akan dimulai
dari munculnya kebutuhan akan suatu produk (need arousal), dilanjutkan dengan
15
pemrosesan informasi oleh konsumen (consumer information processing),
selanjutnya konsumen akan mengevaluasi produk tersebut. Hasil evaluasi inilah
yang akhirnya memunculkan niat atau intensi untuk membeli.
Selanjutnya, intensi belanja online adalah kemungkinan atau
kecenderungan seseorang dalam membeli barang melalui server atau media
elektronik dengan mengakses situs internet untuk memesan dan memilih produk
yang dapat dibayar menggunakan kartu kredit dan dapat ditransfer melalui ATM
(Meirani, 2012).
2.1.4 Aspek intensi
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975), intensi memiliki empat aspek, yaitu:
1. Perilaku (behavior)
Perilaku merupakan perilaku spesifik yang nantinya akan diwujudkan. Dalam
konteks belanja online, perilaku dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku
berbelanja atau membeli barang secara online.
2. Sasaran (target)
Sasaran merupakan objek yang menjadi sasaran perilaku. Objek yang
menjadi sasaran perilaku spesifik dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu orang
atau objek tertentu, sekelompok orang atau objek dan orang atau objek pada
umumnya.
3. Situasi (situation)
Situasi merupakan situasi yang mendukung untuk dilakukannya suatu
perilaku (bagaimana dan dimana perilaku itu akan diwujudkan).
16
4. Waktu (time)
Waktu merupakan saat terjadinya perilaku yang meliputi waktu tertentu,
dalam suatu periode atau tidak terbatas misalanya waktu yang spesifik,
periode tertentu dan waktu yang tidak terbatas.
Fishbein dan Ajzen (1975) menjelaskan bahwa masing-masing aspek
intensi memiliki tingkat spesifikasi, pada tingkat yang paling spesifik, seseorang
berniat untuk menampilkan perilaku tertentu berkaitan dengan suatu objek
tertentu, pada situasi dan waktu yang spesifik. Intensi memiliki lima tingkat
spesifikasi. Semakin ke bawah, perilaku, situasi, dan waktu akan semakin
spesifik, yang berarti intensinya akan menjadi lebih spesifik.
Tingkat pertama adalah intensi global yang merupakan kecenderungan
seseorang untuk menunjukkan rasa senang atau tidak senangnya yang terwujud
dalam perilaku terhadap suatu objek. Intensi global dapat dilihat secara langsung
dengan bertanya pada seseorang untuk mengindikasikan apakah orang tersebut
bermaksud menunjukkan reaksi mendukung atau tidak mendukung suatu objek.
Tingkat kedua adalah tingkat intensi kelompok (cluster). Pengukuran
terhadap intensi ini dapat dilakukan dengan memberi pertanyaan yang bersifat
umum. Tingkat yang ketiga, perilaku sudah berupa perilaku yang spesifik.
Tingkat berikutnya, tingkat keempat, perilaku akan menjadi lebih spesifik dengan
adanya situasi atau waktu yang tertentu. Tingkatan yang terakhir adalah tingkat
kelima, yang merupakan tingkatan paling spesifik, yaitu intensi untuk melakukan
perilaku spesifik, terhadap objek yang spesifik, pada situasi dan waktu yang
spesifik.
17
2.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi intensi belanja online
Menurut Ajzen (2005), intensi memiliki korelasi yang tinggi dengan perilaku.
Oleh karena itu, dapat digunakan untuk meramalkan perilaku. Hal ini dapat juga
berlaku pada perilaku belanja online. Dengan mengukur intensi belanja online
individu, dapat meramalkan bahwa individu tersebut akan melakukan perilaku
belanja online. Terdapat 3 aspek intensi belanja online yang berasal dari aspek-
aspek intensi berperilaku dari Ajzen (2005), yaitu sebagai berikut:
1. Sikap konsumen terhadap perilaku
Seseorang yang yakin bahwa sebuah tingkah laku dapat menghasilkan
outcome yang positif, maka individu tersebut akan memiliki sikap yang
positif, begitu juga sebaliknya. Berdasarkan hal ini, apabila individu yakin
perilaku belanja online yang dia lakukan akan menghasilkan outcome yang
positif, maka individu tersebut memiliki sikap yang positif terhadap perilaku
belanja online, begitupun sebaliknya
2. Norma subjektif
Aspek ini berkenaan dengan harapan-harapan yang berasal dari referent atau
orang dan kelompok yang berpengaruh bagi individu (significant others)
seperti orang tua, pasangan, teman dekat, rekan kerja atau lainnya, tergantung
pada perilaku yang terlibat. Berdasarkan hal ini, individu yang yakin bahwa
kebanyakan referent akan menyetujui dirinya menampilkan perilaku belanja
online, dan adanya motivasi untuk melakukan perilaku belanja online pada
suatu produk, maka hal ini akan menyebabkan individu tersebut memiliki
18
norma subjektif yang menempatkan tekanan pada dirinya untuk melakukan
pembelian terhadap suatu produk.
3. Kontrol perilaku
Kontrol perilaku merupakan keyakinan tentang ada atau tidaknya faktor-faktor
yang memfasilitasi dan menghalangi individu untuk melakukan suatu
perilaku. Dalam hal ini, contoh dari faktor-faktor yang memfasilitasi adalah
misalnya adanya dana yang dapat digunakan individu untuk membeli suatu
produk. Contoh lainnya adalah adanya transportasi dan waktu yang
memungkinkan individu untuk membeli suatu produk. Sedangkan contoh
faktor-faktor yang menghalangi individu untuk membeli suatu produk adalah
tidak adanya dana, waktu dan habisnya suatu produk yang ingin dibeli
seseorang.
Selanjutnya, dari hasil kajian beberapa literatur yang penulis lakukan,
terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi intensi belanja online, yaitu:
1. Trust. Menurut Wang, et al (2009) Trust secara positif terkait dengan
kegiatan belanja online. Trust mempengaruhi intensi seseorang untuk
berbelanja atau bertransaksi secara online (Mcknight et.al, 2005). Dengan
kata lain, para penjual online harus bekerja untuk meningkatkan trust
konsumen pada online store untuk meningkatkan intensi konsumen untuk
berbelanja secara online.
2. Perceived risk. Mengingat tempat terjadinya transaksi belanja online berada
didunia maya, unsur ketidakpastiannya sangat tinggi. Konsumen tidak bisa
benar-benar melihat, menyentuh, mendengar ataupun merasakan barang yang
19
akan dibeli secara nyata. Unsur ketidakpastian tersebut akhirnya
menimbulkan perceived risk dalam benak konsumen (Naiyi, 2004). Menurut
Masoud (2013) perceived risk mempengaruhi intensi belanja online terutama
dimensi financial risk, product risk, delivery risk dan information security
risk.
Dalam penelitian ini, peneliti memilih untuk menggunakan trust dan
perceived risk sebagai fokus dalam penelitian ini.
2.1.6 Pengukuran intensi belanja online
Berdasarkan beberapa kajian literatur yang peneliti lakukan dan juga dengan
keterbatasan yang peneliti miliki, peneliti tidak menemukan adanya alat ukur baku
yang mengukur intensi belanja online. Maka peneliti menyusun alat ukur intensi
belanja online secara mandiri, dengan berdasarkan aspek-aspek intensi dari
Fishben dan Ajzen (1975) yaitu perilaku, sasaran, situasi dan waktu.
Pengukuran intensi belanja online menggunakan skala intensi yang
diadaptasi berdasarkan aspek-aspek intensi dari Fishben dan Ajzen (1975) yaitu
perilaku, sasaran, situasi, dan waktu. Dalam penelitian ini, pengukuran intensi
belanja online mengadaptasi skala yang dikembangkan oleh Jamaludin dan
Ahmad (2013).
Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari tujuh item,
dengan empat rentangan skala, dari "sangat tidak setuju", "tidak setuju", "setuju",
dan "sangat setuju".
20
2.2 Trust
2.2.1 Definisi trust
Konsep dari trust didefinisikan sebagai kesediaan suatu kelompok untuk
berpartisipasi dalam bertindak di kelompok lain berdasarkan harapan (ekspektasi)
bahwa orang lain akan melakukan tindakan penting untuk dipercaya, terlepas dari
kemampuan untuk memantau atau mengendalikan kelompok lain (Mayer, Davis
dan Schoorman, 1995). Definisi ini diketahui secara luas dan seringkali dikutip
oleh peneliti lainnya.
Selanjutnya, Doney dan Cannon (1997) mendefinisikan trust sebagai
kredibilitas yang dirasakan dan perbuatan baik dari target trust. Berdasarkan dua
peneliti yaitu Lewis dan Weigert (1985), trust didefinisikan sebagai memahami
tindakan beresiko untuk yakin pada harapan bahwa semua orang yang terlibat
akan berkompeten dan patuh. Secara tepat, Bhattacharya, Devinney dan Pillutla
(1998) serta Boon dan Holmes (1991) memahami trust sebagai prediktabilitas dan
ketergantungan pada orang lain dalam keadaan tertentu dan keadaan beresiko.
Berdasarkan pada Kramer (1999), trust adalah pernyataan kompleks
karena seorang individual tidak mengetahui apakah motif dan niatnya. Kimery
dan McCard (2002) mendefinisikan trust sebagai kesediaan konsumen untuk
menerima kelemahan pada transaksi online berdasarkan pada ekspektasi positif
dalam perilaku membeli online di masa depan. Trust memainkan peran penting
dalam menciptakan kepuasan dan hasil yang diharapkan dalam transaksi online
(Pavlou, 2003; Yousafzai, Pallister, & Foxall, 2003; Gefen & Straub, 2004; Wu &
Cheng, 2005; Flavian & Guinaliu, 2006).
21
Trust diketahui secara positif mempengaruhi intensi pada belanja online
(Jarvenpaa et.al., 2000; Lim et.al., 2002; McKnight et.al., 2002). Karena itu,
memahami faktor bahwa pengaruh yakin pada trust pada belanja online sangat
diperlukan dan penting untuk diteliti (Lee & Turban, 2001; Koufaris & Hampton-
Sosa, 2002; McKnigt et.al. , 2002; Chen & Dhillon, 2003; Corritore et.al. , 2003;
Gefen & Straub, 2003).
Dari beberapa penjabaran di atas dapat diambil kesimpulan bahwa trust
adalah kesediaan konsumen untuk menerima kelemahan pada transaksi online
berdasarkan pada ekspektasi positif dalam perilaku belanja online di masa depan.
2.2.2 Aspek trust
Menurut Mayer, Davis dan Schoorman (1995) faktor yang membentuk trust
seseorang terhadap suatu hal ada tiga yaitu ability, benevolence dan integrity.
Ketiga faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Ability mengacu pada kompetensi dan karakteristik penjual dalam
mempengaruhi dan mengotorisasi wilayah spesifik. Dalam hal ini, bagaimana
penjual mampu menyediakan, melayani sampai mengamankan transaksi dari
gangguan pihak lain. Artinya bahwa konsumen memperoleh jaminan kepuasan
dan keamanan dari penjual dalam melakukan transaksi. Kim et al (2003)
menyatakan bahwa ability meliputi kompetensi, pengalaman, pengesahan
institusional dan kemampuan dalam ilmu pengetahuan.
2. Benevolence merupakan kemauan penjual dalam memberikan kepuasan yang
saling menguntungkan antara dirinya dengan konsumen. Profit yang diperoleh
penjual dapat dimaksimumkan, tetapi kepuasan konsumen juga tinggi. Penjual
22
bukan semata-mata mengejar profit maksimum semata, melainkan juga
memiliki perhatian yang besar dalam mewujudkan kepuasan konsumen.
Menurut Kim et al (2003), benevolence meliputi perhatian, empati, keyakinan
dan daya terima.
3. Integrity berkaitan dengan bagaimana perilaku atau kebiasaan penjual dalam
menjalankan bisnisnya. Informasi yang diberikan kepada konsumen apakah
benar sesuai dengan fakta atau tidak. Kualitas produk yang dijual apakah
dapat dipercaya atau tidak. Kim et al (2003) mengemukakan bahwa integrity
dapat dilihat dari sudut kewajaran (fairness), pemenuhan (fulfillment),
kesetiaan (loyalty), keterus-terangan.
2.2.3 Pengukuran trust
Salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengukur trust adalah skala yang
dikembangkan oleh McKnight et al. (2002). Skala ini menggunakan model skala
likert dengan rentangan 1-4 dan terdiri dari tiga dimensi, yaitu benevolence terdiri
dari 3 item, integrity terdiri dari 4 item, dan ability terdiri dari 4 item.
2.3 Perceived Risk
2.3.1 Definisi perceived risk
Schiffmann dan Kanuk (2007) mendefinisikan perceived risk sebagai kondisi
ketidakpastian yang dihadapi oleh konsumen ketika konsumen tidak dapat
meramalkan atau memprediksi konsekuensi dari keputusan membeli suatu
barang. Konsep mengenai perceived risk didefinisikan sebagai resiko yang
muncul dari persepsi konsumen terhadap ketidakpastian dan konsekuensi atas
kerugian yang akan diderita atas pembelian sebuah produk (Downling &
23
Staeling, 1994). Perceived risk sendiri merupakan keyakinan subyektif individu
tentang potensi konsekuensi negatif dari keputusan yang di ambil oleh konsumen
(Samadi & Nejadi, 2009).
Perceived risk didefinisikan sebagai keyakinan konsumen mengenai
akibat dari potensi negatif ketidakpastian pada proses transaksi online (kim et. al,
2008). Bauer mendefinisikan perceived risk sebagai ketidakpastian mengenai
konsekuensi negatif yang mungkin timbul dari menggunakan sebuah produk atau
jasa (Demirdogen, 2010).
Perceived risk dinilai sebagai tingkat persepsi pelanggan akan hasil
negatif yang didapat dari transaksi online (Feathermann & Pavlou, 2002).
Kathryn dan Mary (2002) menyatakan bahwa perceived risk menghadirkan
penilaian individu terhadap kemungkinan yang berhubungan dengan hasil positif
maupun negatif dari suatu transaksi atau situasi.
Dalam penelitian ini perceived risk didefinisikan sebagai potensi
terjadinya kerugian atau konsekuensi negatif terhadap upaya untuk mendapatkan
hasil yang diinginkan oleh konsumen dalam belanja online melalui media
internet.
2.3.2 Aspek perceived risk
Menurut Masoud (2013) Aspek yang terdapat dalam perceived risk di antaranya
adalah :
1. Financial risk.
Financial risk diterjemahkan sebagai potensi kerugian, termasuk
ketidaknyamanan konsumen berdasarkan penggunaan credit card online yang
24
dibuktikan sebagai penghalang besar untuk belanja online (Maignan & Lukas,
1997).
2. Product risk
Product risk adalah pandangan terhadap pembelian produk yang mungkin
tidak sesuai keinginan dan kehilangan yang terjadi ketika produk tidak
mencapai kinerja yang diharapkan (Kim et al., 2008). Hal ini terkait
ketidakmampuan konsumen untuk mengevaluasi secara akurat kualitas produk
online (Bhatnagar et al., 2000).
3. Time risk
Time risk adalah pandangan bahwa waktu, kenyamanan atau usaha yang
mungkin sia-sia ketika produk yang dibeli diperbaiki atau diganti (Hanjun et
al., 2004). Time risk termasuk terjadinya ketidaknyamanan ketika belanja
online, sering juga menghasilkan bentuk kesulitan navigasi dan mengajukan
pesanan atau produk yang akan diterima tertunda (Forsythe et al., 2006).
4. Delivery risk
Potensi kehilangan dari pengiriman terkait produk yang hilang, produk rusak
dan produk yang salah kirim (Dan et al., 2007). Ketakutan konsumen bahwa
pengiriman akan ditunda terkait keadaan tertentu, perusahaan jasa pengiriman
yang tidak mengirimkan produk tepat waktu sesuai dengan perjanjian atau
ketakutan konsumen bahwa produk mungkin rusak ketika pengiriman, atau
pengemasan yang tidak layak dalam pengiriman (Claudia, 2012).
25
5. Social risk
Social risk mengacu pada persepsi bahwa produk yang dibeli tidak disetujui
keluarga dan teman (Li & Zhang, 2002). Ini juga mengacu potensi kehilangan
dari status kelompok sosial terkait ketidakpantasan produk atau
ketidaksetujuan dari penggunaan internet untuk belanja (Stone & Gronhaug,
1993). Biasanya, konsumen mencoba mendapatkan saran atau pertimbangan
dari kelompok sosial untuk mengurangi social risk.
6. Information security risk
Konsumen bisa belajar tentang nilai produk melalui fitur situs seperti kualitas
informasi produk, transaksi dan kemampuan pengiriman, dan kualitas
pelayanan efisiensi; Namun, jika tidak ada mekanisme information security
yang terlampir, intensi belanja online akan terpengaruh. Faktor information
security ini dapat dimanfaatkan tergantung pada kemampuan internet retailer
untuk memenuhi harapan konsumen dalam lingkungan virtual belanja online
(Chang & Chen, 2008). Youn (2009) menyebutkan bahwa information
security dan privasi terkait dengan ketidakpastian yang berhubungan dengan
bagaimana informasi personal ditangani oleh perusahaan online yang memiliki
akses. Kayworth dan Whitten (2010) juga menyebutkan bahwa konsumen
menghindari situs yang membutuhkan data pribadi untuk pendaftaran, yang
menyebabkan beberapa orang memalsukan atau memberikan rincian yang
tidak lengkap. Banyak peneliti menekankan bahwa keamanan situs dan privasi
harus mencakup kerahasiaan informasi, integritas informasi, keamanan
26
otentikasi, efektivitas IT, dan perlindungan privasi pribadi, serta semua yang
berhubungan dengan karakteristik situs (Shin, 2010).
2.3.3 Pengukuran perceived risk
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Masoud (2013), skala multi item telah
dikonstruksikan untuk mengukur variable perceived risk. Kuesioner yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan adaptasi dan kombinasi dari berbagai
macam penelitian dan saran dari para ahli yang digunakan untuk mengukur
tingkat variabel perceived risk yaitu financial, product, time, delivery, social dan
information security risks.
Skala ini berjumlah 30 item yang terdiri dari 5 item yang mengukur financial
risk yang diadaptasi dari Javadi et al. (2012), Almousa, M. (2011), Forsythe et al.
(2006), Hanjun et al. (2004). Selain itu, juga terdapat 5 item yang mengukur
product risk yang di adaptasi dari Javadi et al. (2012), Alkailani dan Kumar
(2011), Forsythe et al. (2006), Hanjun et al. (2004). Lalu, ada juga 6 item yang
mengukur time risk yang di adaptasi dari Zhang et al. (2012), Javadi et al. (2012),
Forsythe et al. (2006), Hanjun et al. (2004). Kemudian, 5 item yang mengukur
delivery risk yang di adaptasi dari Javadi et al. (2012), Zhang et al. (2012),
Alkailani dan Kumar (2011). Selain itu, juga terdapat 4 item yang mengukur
social risk yang di adaptasi dari Zhang et al. (2012), Almousa, M. (2011), Hanjun
et al. (2004), Li dan Zhang (2002), dan 5 item yang mengukur information
security yang di adaptasi dari Tasi dan Yeh (2010), Martin dan Camarero (2009).
27
2.4 Kerangka Berpikir
Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi intensi seseorang untuk berbelanja secara online. Di antara banyak
faktor yang ada, peneliti memilih faktor trust dan perceived risk sebagai fokus
penelitian.
Dalam proses belanja online faktor trust diduga memiliki pengaruh
terhadap intensi seseorang untuk melakukan proses transaksi belanja online. Pada
proses transaksi belanja online, trust merupakan hal yang penting dikarenakan
kompleksitas dan keberagaman yang terdapat pada transaksi online. Ada beberapa
sub faktor dari trust yang diduga memliki pengaruh terhadap intensi seseorang
untuk melakukan transaksi online, yaitu ability berkenaan dengan kemampuan
penjual online dalam memberikan jaminan keamanan dalam proses transaksi. Jika
pelaku belanja online memiliki kepercayaan akan kemampuan penjual untuk
menjamin keamanan dalam proses transaksi, akan meningkatkan intensi calon
pembeli untuk melakukan belanja online. Dapat diduga, dimensi ini akan
memberikan pengaruh positif terhadap intensi belanja online seseorang.
Dimensi kedua adalah benevolence. Dimensi ini berkenaan bahwa penjual
bukan semata-mata mengejar profit maksimum semata, melainkan juga memiliki
perhatian yang besar dalam mewujudkan kepuasan konsumen. Jika pelaku
belanja online memiliki kepercayaan akan kemauan hati penjual untuk
mewujudkan kepuasan konsumen dalam proses transaksi, maka akan
meningkatkan intensi calon pembeli untuk melakukan belanja online. Dapat
28
diduga, dimensi ini akan memberikan pengaruh positif terhadap intensi belanja
online seseorang.
Dimensi ketiga adalah integrity. Dimensi ini berkenaan dengan bagaimana
perilaku atau kebiasaan penjual dalam menjalankan bisnisnya. Informasi yang
diberikan kepada konsumen apakah benar sesuai dengan fakta atau tidak. Kualitas
produk yang dijual apakah dapat dipercaya atau tidak. Jika pelaku belanja online
memiliki kepercayaan akan integritas yang dimiliki oleh si penjual dalam
melaksanakan atau menjalankan bisnis online maka akan meningkatkan intensi
calon pembeli untuk melakukan belanja online. Dapat diduga, dimensi ini akan
memberikan pengaruh positif terhadap intensi belanja online seseorang. Ketiga
dimensi tersebut sangat penting utuk membentuk trust seseorang dalam proses
transaksi online.
Dalam melakukan proses transaksi belanja online pembeli dan penjual
tidak dapat bertatap muka atau melakukan proses secara langsung. Pembeli hanya
dapat mengetahui informasi tentang produk yang akan dibelinya melalui situs fitur
yang terdapat pada web yang disediakan oleh penjual. Oleh karenanya pembeli
tidak dapat melakukan pengecekan secara langsung pada barang atau produk yang
akan dibelinya. Ada beberapa resiko yang mungkin terjadi atau menjadi ketakutan
bagi pembeli dalam melakukan proses transaksi online.
Beberapa dimensi resiko (risk) yang dikhawatirkan dapat mengurangi
intensi seseorang untuk melakukan proses transaksi belanja online, diantaranya
dimensi financial risk yang berkaitan dengan potensi kerugian termasuk
ketidaknyamanan konsumen berdasarkan penggunaan credit card online yang
29
dibuktikan sebagai penghalang yang besar dalam proses transaksi. Jika pelaku
online merasakan kekhawatiran akan resiko kerugian dalam proses transaksi
online maka akan mengurangi intensi calon pembeli untuk melakukan belanja
online. Berdasarkan hal ini, dapat diduga dimensi ini akan memberikan pengaruh
negatif terhadap intensi belanja online seseorang.
Dimensi kedua adalah product risk merupakan kekhawatiran konsumen
dengan ketidaksesuaian barang yang dipesan. Jika pelaku online merasakan
kekhawatiran akan resiko ketidaksesuaian barang yang dipesan secara online
maka akan mengurangi intensi calon pembeli belanja online. Berdasarkan hal ini,
dapat diduga dimensi ini akan memberikan pengaruh negatif terhadap intensi
belanja online seseorang.
Dimensi ketiga adalah time risk merupakan pemikiran atau anggapan
konsumen mengenai terbuangnya waktu konsumen secara sia-sia ketika terjadi
kesalahan pemesanan barang secara online. Jika pelaku online merasakan
kekhawatiran akan terbuangnya waktu dengan percuma ketika terjadi kesalahan
dalam proses belanja online maka dapat mengurangi intensi calon pembeli belanja
online. Berdasarkan hal ini, dapat diduga dimensi ini akan memberikan pengaruh
negatif terhadap intensi belanja online seseorang.
Dimensi keempat adalah delivery risk berkaitan dengan pengiriman barang
yang dikhawatirkan tidak sesuai dengan kesepakatan waktu yang telah ditetapkan.
Jika pelaku belanja online merasakan kekhawatiran akan ketidaktepatan jadwal
pengiriman barang yang dipesan secara online maka akan mengurangi intensi
30
calon pembeli belanja online. Berdasarkan hal ini, dapat diduga dimensi ini akan
memberikan pengaruh negatif terhadap intensi belanja online seseorang.
Dimensi kelima adalah social risk merupakan anggapan orang-orang
disekitar konsumen ketika membeli barang, biasanya konsumen mencoba
mendapatkan saran atau pertimbangan dari kelompok sosial. Jika pelaku belanja
online merasakan kekhawatiran akan tanggapan kurang baik dari orang-orang
disekitar lingkungannya ketika dia memesan barang secara online maka akan
mengurangi intensi calon pembeli belanja online. Berdasarkan hal ini, dapat
diduga dimensi ini akan memberikan pengaruh negatif terhdap intensi belanja
online seseorang.
Dimensi keenam adalah information security risk yang berkaitan dengan
informasi produk yang disediakan oleh penjual, apakah barang yang dijual sesuai
dengan informasi yang dicantumkan dalam situs atau tidak. Jika pelaku belanja
online merasakan kekhawatiran akan ketidaksesuaian informasi barang atau
produk yang ada di situs online atau ketidaklengkapan informasi mengenai produk
yang akan dipesan secara online maka akan mengurangi intensi calon pembeli
belanja online. Berdasarkan hal ini, dapat diduga dimensi ini memberikan
pengaruh negatif terhadap intensi belanja online seseorang. Kerangka berpikir di
atas dapat digambarkan seperti bagan dibawah ini :
31
Perceived risk
Intensi Belanja online
Trust
Product Risk
Financial Risk
Delivery Risk
Time Risk
Information Security Risk
Social Risk
Ability
Integrity
Benevolence
Gambar 2.1 Bagan kerangka berpikir
2.5 Hipotesis Penelitian
2.5.1 Hipotesis Mayor: Ada pengaruh variabel trust dan perceived risk terhadap
intensi belanja online
2.5.2 Hipotesis Minor:
H1 : Ada pengaruh signifikan ability terhadap intensi belanja online
H2 : Ada pengaruh signifikan benevolence terhadap intensi belanja online
H3 : Ada pengaruh signifikan integrity terhadap intensi belanja online
H4 : Ada pengaruh signifikan financial risk terhadap intensi belanja online
H5 : Ada pengaruh signifikan product risk terhadap intensi belanja online
H6 : Ada pengaruh signifikan time risk terhadap intensi belanja online
32
H7 : Ada pengaruh signifikan delivery risk terhadap intensi belanja online
H8 : Ada pengaruh signifikan social risk terhadap intensi belanja online
H9 : Ada pengaruh signifikan information security risk terhadap intensi
belanja online
Kesembilan hipotesis di atas akan dijadikan H0 untuk diuji secara statistik.
33
BAB 3
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini penulis memaparkan tentang populasi dan sampel penelitian,
variabel penelitian, definisi operasional dari variabel, instrumen penelitian,
prosedur pengumpulan data dan metode analisis data.
3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna situs
Tokopedia.com. Selanjutnya, sampel yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 200 orang dengan karakteristik pernah melakukan belanja online pada
situs jual beli online dalam satu tahun terakhir.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non
probability sampling, artinya seluruh anggota populasi tidak memiliki kesempatan
yang sama untuk menjadi sampel dalam penelitian ini. Kemudian, peneliti
menggunakan purposive sampling, karena peneliti telah menentukan karakteristik
tertentu untuk kepentingan penelitian ini.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang bervariasi dari satu kasus ke kasus yang lain.
Adapun variabel penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu:
1. Intensi belanja online
2. Trust
3. Perceived Risk
34
Variabel dependen (outcome variable) dalam penelitian ini adalah intensi
belanja online, sedangkan variabel lainnya merupakan variabel independen
(predictor variable).
3.3 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional pada penelitian ini ditentukan berdasarkan definisi
konseptual yang telah dijelaskan pada bab kajian teori. Adapun definisi
operasional dari variabel penelitian ini adalah :
1. Intensi belanja online adalah kecenderungan seseorang untuk membeli,
memesan dan memilih barang melalui media elektronik yang dapat dibayar
secara tidak langsung yang diukur dengan skala intensi belanja online melalui
aspek-aspek intensi dari Fishben dan Ajzen (1975) yaitu :
a) Perilaku yaitu perilaku spesifik yang nantinya akan diwujudkan. Dalam
konteks belanja online, perilaku dapat diwujudkaan dalam bentuk
perilaku berbelanja atau membeli barang secara online
b) Sasaran merupakan objek yang menjadi sasaran perilaku.
c) Situasi merupakan situasi yang mendukung untuk dilakukannya suatu
perilaku (bagaimana dan dimana perilaku itu akan diwujudkan).
d) Waktu merupakan saat terjadinya perilaku yang meliputi waktu tertentu,
dalam suatu periode atau tidak terbatas misalnya waktu yang spesifik,
periode tertentu dan waktu yang tidak terbatas.
2. Trust adalah kesediaan konsumen untuk menerima kelemahan pada transaksi
onlineberdasarkan pada ekspektasi positif dalam perilaku belanja online,
35
dimana skor trust diperoleh dari skala yang dikembangkan oleh McKnight et
al. (2002) yaitu ability, benevolence dan integrity.
a) Ability adalah kompetensi dan karakteristik penjual dalam mempengaruhi
dan mengotorisasi wilayah spesifik. Dalam hal ini, bagaimana penjual
mampu menyediakan, melayani sampai mengamankan transaksi dari
gangguan pihak lain. Artinya bahwa konsumen memperoleh jaminan
kepuasan dan keamanan dari penjual dalam melakukan transaksi.
b) Benevolence merupakan kemauan penjual dalam memberikan kepuasan
yang saling menguntungkan antara dirinya dengan konsumen. Profit yang
diperoleh penjual dapat dimaksimumkan, tetapi kepuasan konsumen juga
tinggi. Penjual bukan semata-mata mengejar profit maksimum semata,
melainkan juga memiliki perhatian yang besar dalam mewujudkan
kepuasan konsumen.
c) Integrity berkaitan dengan bagaimana perilaku atau kebiasaan penjual
dalam menjalankan bisnisnya. Informasi yang diberikan kepada konsumen
apakah benar sesuai dengan fakta atau tidak. Kualitas produk yang dijual
apakah dapat dipercaya atau tidak.
3. Perceived risk adalah keyakinan konsumen terhadap ketidakpastian dan
konsekuensi atas kerugian yang akan diderita dari pembelian sebuah produk
secara online, dimana skor perceived risk diperoleh dari skala yang
dikembangkan oleh Masoud (2013) yang terdiri dari :
36
a) Financial risk yaitu diterjemahkan sebagai potensi kerugian dan termasuk
ketidaknyamanan konsumen berdasarkan penggunaan credit card
onlineyang dibuktian sebagai penghalang besar untuk belanja online
b) Product risk yaitu pandangan terhadap pembelian produk yang mungkin
tidak sesuai keinginan, dan kehilangan yang terjadi ketika produk tidak
mencapai kinerja yang diharapkan.
c) Time risk pandangan bahwa waktu, kenyamanan atau usaha yang mungkin
sia-sia ketika produk yang dibeli diperbaiki atau diganti.
d) Delivery risk yaitu Ketakutan konsumen bahwa pengiriman akan ditunda
terkait keadaan tertentu, perusahaan jasa pengiriman yang tidak
mengirimkan produk tepat waktu sesuai dengan perjanjian atau ketakutan
konsumen bahwa produk mungkin rusak ketika pengiriman, atau
pengemasan yang tidak layak dalam pengiriman.
e) Social risk yaitu mengacu pada persepsi bahwa produk yang dibeli tidak
disetujui keluarga dan teman.
f) Information security risk mengacu pada konsumen bisa belajar tentang
nilai produk melalui fitur situs seperti kualitas informasi produk, transaksi
dan kemampuan pengiriman, dan kualitas pelayanan efisiensi.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data menggunakan skala sebagai alat
pengumpul data. Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan
sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat
ukur sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan
37
menghasilkan data kuantitatif (Sugiono, 2009). Skala yang digunakan adalah
model skala likert, yaitu pernyataan pendapat yang disajikan kepada responden
yang memberikan indikasi pernyataan setuju atau tidak setuju. Jawaban dari
setiap item instrumen ini memiliki rentang dari tertinggi (sangat positif) sampai
terendah (sangat negatif). Tiap item diukur melalui empat kategori jawaban yaitu
“Sangat Setuju” (SS), “Setuju” (S), “Tidak Setuju” (TS) dan “Sangat Tidak
Setuju” (STS). Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya pemusatan
(central tendency) atau menghindari jumlah respon yang bersifat netral.
Instrumen pengumpulan data ini terdiri dari pernyataan positif (favorable)
dan pernyataan negatif (unfavorable). Skor tertinggi diberikan pada pilihan
jawaban sangat setuju dan skor terendah diberikan pada pilihan jawaban sangat
tidak setuju untuk pernyataan favorable. Selanjutnya skor tertinggi untuk
pernyataan unfavorable diberikan pada pilihan jawaban sangat tidak setuju dan
skor terendah diberikan pada pilihan jawaban sangat setuju. Adapun cara subjek
memberikan jawaban terhadap skala model likert ini adalah dengan memberikan
tanda silang (X) atau ceklist (√) pada salah satu alternatif jawaban.
Bobot skor nilai untuk skala intensi belanja online, skala trust dan skala
perceived risk adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Skor Skala Likert
Pilihan SS S TS STS
Favorable 4 3 2 1
Unfavorable 1 2 3 4
38
Dalam penelitian ini subjek akan diberikan skala yang terdiri dari empat
bagian :
a. Bagian pengantar, berisikan tentang nama peneliti, tujuan dari penelitian,
kerahasiaan jawaban yang diberikan oleh responden dan ucapan terima kasih
peneliti.
b. Bagian data kontrol, berisi tentang data-data subjek seperti inisial, jenis
kelamin dan usia.
c. Bagian inti, berisi petunjuk dan cara pengisian kuesioner.
d. Bagian keempat, berisi alat ukur penelitian, yaitu skala intensi belanja online,
skala trust, dan skala perceived risk.
3.5 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari tiga alat ukur.
Adapun tiga alat ukur tersebut adalah:
3.5.1 Pengukuran intensi belanja online
Pada pengukuran intensi belanja online, peneliti menggunakan skala intensi yang
diadaptasi berdasarkan aspek-aspek intensi dari Fishben dan Ajzen (1975) yaitu
perilaku, sasaran, situasi dan waktu. Dalam penelitian ini, pengukuran intensi
belanja online mengadaptasi skala yang dikembangkan oleh Jamaludin dan
Ahmad (2013).
Pengukuran intensi belanja online pada penelitian ini menggunakan skala
model likert, yang terdiri dari tujuh item dan menggunakan empat rentangan
skala, yaitu "sangat tidak setuju" (1), "tidak setuju" (2), "setuju" (3) dan "sangat
setuju" (4).
39
Tabel 3.2
Blue print skala intensi belanja online
Variabel Indikator No. Item Jumlah
Intensi belanja
online
Seberapa besar
kecenderungan mahasiswa
untuk melakukan belanja
online
1, 2, 3, 4, 5, 6,
7 7
Jumlah 7
3.5.2 Pengukuran Trust
Dalam penelitian ini, pengukuran trust mengadaptasi skala trust yang
dikembangkan oleh McKnight, et al (2002). Skala ini menggunakan model skala
likert dengan rentangan skala 1 sampai skala 4.
Tabel 3.3
Blue print skala trust
No. Dimensi Indikator No Item Jumlah
1 Ability kompetensi,
pengalaman 1, 2, 3 3
2 Benevolence perhatian, empati,
daya terima. 4, 5, 6, 7 4
3 Integrity
kewajaran,
pemenuhan,
kesetiaan
8, 9, 10, 11 4
Jumlah 11
3.5.3 Pengukuran Perceived Risk
Dalam penelitian ini, pengukuran perceived risk menggunakan skala modifikasi
dari skala yang dikembangkan oleh Masoud (2013). Kuesioner yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan adaptasi dan kombinasi dari berbagai macam
penelitian dan saran dari para ahli yang digunakan untuk mengukur tingkat
variabel perceived risk, yaitu financial risk, product risk, time risk, delivery risk,
social riskl, dan information security risk.
40
Tabel 3.4
Blue print skala perceived risk
No. Dimensi Indikator
No Item Jumlah
1. Financial Risk
Harga produk tidak
sesuai dengan
kualitasnya, biaya yang
dikeluarkan.
1, 2, 3, 4, 5 5
2. Product Risk
Performa, kualitas dan
keaslian produk yang
dibeli secara online.
6, 7, 8, 9, 10 5
3. Time Risk
Proses yang rumit, lama
dan tidak
menyenangkan.
11,12,13,14,
15,16 6
4. Delivery Risk
Barang yang dipesan
tidak sampai tujuan,
salah alamat, tidak tepat
waktu dan rusak selama
proses pengiriman.
17, 18, 19,
20, 21 5
5. Social Risk
Persetujuan dan
penilaian oleh orang-
orang disekitar.
22, 23, 24,
25 4
6. Information
Security Risk
Informasi mengenai
produk, penjual dan
proses transaksi.
26, 27, 28,
29, 30 5
Jumlah 30
3.6 Uji Validitas Konstruk
Untuk menguji validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan CFA (Confirmatory Factor Analysis). Dalam CFA (Confirmatory
Factor Analysis), peneliti harus memiliki gambaran yang spesifik mengenai (a)
jumlah faktor, (b) variabel yang mencerminkan suatu faktor dan (c) faktor-faktor
yang saling berkorelasi. Adapun logika dari CFA (Umar, 2011), yaitu :
41
1. Dibuat atau disusun suatu definisi operasional tentang konsep atau trait yang
hendak diukur. Untuk mengukur trait atau faktor tersebut diperlukan item
(stimulus) sebagai indikatornya.
2. Disusun hipotesis/teori bahwa seluruh item yang disusun (dibuat) adalah valid
mengukur konstruk yang didefinisikan. Dengan kata lain diteorikan (hipotesis)
bahwa hanya ada 1 faktor yang diukur yaitu konstruk yang didefinisikan
(model unidimensional).
3. Berdasarkan data yang diperoleh kemudian dihitung matriks korelasi antar
item, yang disebut matriks S.
4. Matriks korelasi tersebut digunakan untuk mengestimasi matriks korelasi yang
seharusnya terjadi menurut teori/model yang ditetapkan. Jika teori/hipotesis
pada butir 2 adalah benar, maka semestinya semua item hanya mengukur satu
faktor saja (unidimensional).
5. Adapun langkah-langkahnya adalah:
a. Dihitung (diestimasi) parameter dari model/teori yang diuji yang dalam
hal ini terdiri dari dari koefisien muatan faktor dan varian kesalahan
pengukuran (residual)
b. Setelah nilai parameter diperoleh kemudian di estimasi (dihitung) korelasi
antar setiap item sehingga diperoleh matriks korelasi antar item
berdasarkan hipotesis/teori yang diuji (matriks korelasi ini disebut sigma).
6. Uji validitas konstruk dilakukan dengan menguji hipotesis bahwa S=Σ atau
dapat dituliskan Ho : S - Σ = 0. Uji hipotesis ini misalnya dilakukan
menggunakan uji chi square, dimana jika chi square tidak signifikan (p>0.05)
42
maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil (Ho) tidak ditolak. Artinya,
teori yang mengatakan bahwa semua item hanya mengukur satu konstruk saja
terbukti sesuai (fit) dengan data.
7. Jika telah terbukti model unidimensional (satu faktor) fit dengan data maka
dapat dilakukan seleksi terhadap item dengan menggunakan 3 kriteria, yaitu:
a. Item yang koefisien muatan faktornya tidak signifikan di drop karena tidak
memberikan informasi yang secara statistik bermakna.
b. Item yang memiliki koefisien muatan faktor negatif juga didrop karena
mengukur hal yang berlawanan dengan konsep yang didefinisikan. Namun
demikian, harus diperiksa dahulu apakah item yang pernyataannya
unfavorable atau negatif sudah disesuaikan (di reverse) skornya sehingga
menjadi positif. Hal ini berlaku khusus untuk item dimana tidak ada
jawaban yang benar ataupun salah (misalnya, alat ukur personality,
motivasi, persepsi, dsb).
c. Item dapat juga didrop jika residualnya (kesalahan pengukuran)
berkorelasi dengan banyak residual item yang lainnya, karena ini berarti
bahwa item tersebut mengukur juga hal lain selain konstruk yang hendak
diukur.
Jika langkah-langkah diatas telah dilakukan, maka diperoleh item-item
yang valid untuk mengukur apa yang hendak diukur. Item-item inilah yang
kemudian diolah untuk mendapatkan faktor skor pada tiap skala. Dengan
demikian perbedaan kemampuan masing-masing item dalam mengukur apa yang
43
hendak diukur ikut menentukan dalam menghitung faktor skor (True score). True
score inilah yang dianalisis dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini, penulis tidak menggunakan raw score/skor mentah
(hasil menjumlahkan skor item). Oleh karena itu sebenarnya tidak diperlukan
informasi tentang reliabilitas masing-masing alat ukur (misalnya, cronbach alpha)
karena true score itu reliabilitasnya sama dengan satu (100%).
Untuk kemudahan didalam penafsiran hasil analisis maka penulis
mentransformasikan faktor skor yang diukur dalam skala baku (Z score) menjadi
T score yang memiliki mean = 50 dan standar deviasi (SD) = 10 sehingga tidak
ada responden yang mendapat skor negatif. Adapun rumus T-score adalah:
T score = (10 x skor faktor) + 50
Untuk menguji validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan software LISREL
8.70. Uji validitas tiap alat ukur akan dipaparkan dalam sub bab berikut.
3.6.1 Uji validitas konstruk intensi belanja online
Peneliti menguji apakah 7 item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar
hanya mengukur intensi belanja online. Peneliti melakukan 7 kali modifikasi
terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan
berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit.
Berdasarkan analisis CFA yang dilakukan, hasilnya ternyata model tidak
fit dengan nilai Chi-Square=202.81, df=14, P-value=0.00000, RMSEA=0.260
Oleh karena itu, penulis melakukan 7 kali modifikasi terhadap model, dimana
kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Setelah
44
dilakukan 7 kali modifikasi, diperoleh model fit Chi-Square = 9.17, df = 7, P-
value = 0.24093 RMSEA = 0.039. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value > 0.05
(tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dimana
seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu intensi belanja online.
Tabel 3.5
Muatan faktor item intensi belanja online
No Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan
1 0.68 0.06 10.71 √
2 0.97 0.05 18.56 √
3 0.91 0.05 16.62 √
4 0.76 0.06 12.41 √
5 0.54 0.07 8.14 √
6 0.86 0.06 15.30 √
7 0.57 0.07 8.44 √
Keterangan : tanda √ = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
Selanjutnya, peneliti melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang
hendak diukur atau sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau
tidak. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien
muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.5 diatas.
Pada tabel 3.5 menunjukan muatan faktor (lambda) dan t-value setiap item
dikatakan signifikan, karena memiliki koefisien muatan faktor yang positif dan
nilai koefisien (t > 1,96) dan koefisien > 0.5, yang berarti item-item tersebut benar
mengukur tentang aspek yang diukur dan item tersebut benar mengukur intensi
belanja online.
45
3.6.2 Uji validitas konstruk trust
Pada uji validitas konstruk trust, peneliti menguji apakah 30 item yang bersifat
unidimensional, artinya benar hanya mengukur variabel trust. Item-item ini
digunakan untuk mengukur trust melalui tiga dimensi yaitu, ability, benevolence,
dan integrity.
Berdasarkan analisis CFA yang dilakukan, hasilnya ternyata model tidak
fit dengan nilai Chi-Square=596.66, df=41, P-value=0.00000, RMSEA=0.261
Oleh karena itu, penulis melakukan 35 kali modifikasi terhadap model, dimana
kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Setelah
dilakukan 35 kali modifikasi, diperoleh model fit Chi-Square = 9.15, df = 7, P-
value = 0.24215 RMSEA = 0.039. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value > 0.05
(tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dimana
seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu trust.
Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur
faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di
drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien
muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.6 dibawah ini.
Dari tabel 3.6 dibawah dapat dilihat bahwa seluruh item memiliki
koefisien bermuatan positif dan signifikan, memiliki nilai t > 1.96, yang berarti
item-item tersebut benar hanya mengukur faktor trust. berdasarkan hasil tersebut,
maka tidak ada item yang di drop.
46
Tabel 3.6
Muatan faktor item trust
No Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan
1 0.82 0.06 12.86 √
2 0.79 0.07 11.39 √
3 0.68 0.07 10.09 √
4 0.66 0.06 10.72 √
5 0.99 0.05 18.85 √
6 0.92 0.05 16.95 √
7 0.91 0.06 16.57 √
8 1.84 0.21 8.75 √
9 0.88 0.08 11.44 √
10 1.20 0.10 12.44 √
11 0.93 0.07 12.85 √
Keterangan : tanda √ = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
3.6.3 Uji validitas konstruk perceived risk
Pada uji validitas konstruk perceived risk, peneliti menguji apakah 30 item yang
bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur variabel perceived risk.
Item-item ini digunakan untuk mengukur perceived risk melalui enam dimensi
yaitu, financial risk, product risk, time risk, delivery risk, social risk dan
information security risk. Maka peneliti akan menjabarkan hasil uji CFA satu
persatu dimensi tersebut.
3.6.3.1 Uji validitas konstruk financial risk
Pada uji validitas konstruk financial risk ini, peneliti menguji apakah 5 item yang
bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur variabel financial risk.
Berdasarkan analisis CFA yang dilakukan, hasilnya ternyata model tidak fit
dengan nilai Chi-Square=14.47, df=5, P-value=0.01286, RMSEA=0.098. Oleh
karena itu, penulis melakukan 2 kali modifikasi terhadap model, dimana
47
kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Setelah
dilakukan 2 kali modifikasi, diperoleh model fit Chi-Square=0.95, df=3, P-
value=0.81418, RMSEA=0.000. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value > 0.05
(tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dimana
seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu financial risk.
Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur
faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di
drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien
muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.7 berikut:
Tabel 3.7
Muatan faktor item financial risk
No Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan
1 0.85 (0.09) 9.28 √
2 0.39 (0.08) 4.89 √
3 0.65 (0.08) 7.71 √
4 0.51 (0.08) 6.07 √
5 0.29 (0.08) 3.62 √
Keterangan : tanda √ = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa seluruh item memiliki koefisien bermuatan
positif dan signifikan, memiliki nilai t > 1.96, yang berarti item-item tersebut
benar hanya mengukur faktor financial risk. berdasarkan hasil tersebut, maka
tidak ada item yang di drop.
3.6.3.2 Uji validitas konstruk product risk
Pada uji validitas konstruk product risk ini, peneliti menguji apakah 5 item yang
bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur variabel product risk.
Berdasarkan analisis CFA yang dilakukan, hasilnya ternyata model tidak fit
48
dengan nilai Chi-Square=109.09, df=5, P-value=0.00000, RMSEA=0.323. Oleh
karena itu, penulis melakukan 4 kali modifikasi terhadap model, dimana
kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Setelah
dilakukan 4 kali modifikasi, diperoleh model fit Chi-Square=0.23, df=1, P-
value=0.63424, RMSEA=0.000. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value > 0.05
(tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dimana
seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu product risk.
Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur
faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di
drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien
muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.8 berikut:
Tabel 3.8
Muatan faktor item product risk
No Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan
1 0.73 (0.07) 10.56 √
2 0.64 (0.07) 9.47 √
3 0.87 (0.06) 15.09 √
4 0.94 (0.06) 17.02 √
5 0.86 (0.06) 14.81 √
Keterangan : tanda √ = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa seluruh item memiliki koefisien bermuatan
positif dan signifikan, memiliki nilai t > 1.96, yang berarti item-item tersebut
benar hanya mengukur faktor product risk. berdasarkan hasil tersebut, maka tidak
ada item yang di drop.
49
3.6.3.3 Uji validitas konstruk time risk
Pada uji validitas konstruk time risk ini, peneliti menguji apakah 6 item yang
bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur variabel time risk.
Berdasarkan analisis CFA yang dilakukan, hasilnya ternyata model tidak fit
dengan nilai Chi-Square=237.57, df=9, P-value=0.00000, RMSEA=0.357. Oleh
karena itu, penulis melakukan 9 kali modifikasi terhadap model, dimana
kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Setelah
dilakukan 9 kali modifikasi, diperoleh model fit Chi-Square=1.66, df=1, P-
value=0.19772, RMSEA=0.058. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value > 0.05
(tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dimana
seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu time risk.
Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur
faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di
drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien
muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.9 berikut:
Tabel 3.9
Muatan faktor item time risk
No Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan
1 0.97 (0.14) 6.84 √
2 -0.07 (0.11) -0.65 X
3 0.17 (0.08) 2.27 √
4 -0.34 (0.08) -4.11 X
5 0.02 (0.19) 0.08 √
6 0.59 (0.10) 5.76 √
Keterangan : tanda √ = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
50
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa seluruh item memiliki koefisien bermuatan
positif dan signifikan, memiliki nilai t > 1.96, yang berarti item-item tersebut
benar hanya mengukur faktor time risk. berdasarkan hasil tersebut, maka tidak ada
item yang di drop.
3.6.3.4 Uji validitas konstruk delivery risk
Pada uji validitas konstruk delivery risk ini, peneliti menguji apakah 5 item yang
bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur variabel delivery risk.
Berdasarkan analisis CFA yang dilakukan, hasilnya ternyata model tidak fit
dengan nilai ChiChi-Square=31.98, df=5, P-value=0.00001, RMSEA=0.165. Oleh
karena itu, penulis melakukan 2 kali modifikasi terhadap model, dimana
kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Setelah
dilakukan 2 kali modifikasi, diperoleh model fit Chi-Square=1.72, df=3, P-
value=0.63308, RMSEA=0.000. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value > 0.05
(tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dimana
seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu delivery risk.
Tabel 3.10
Muatan faktor item delivery risk
No Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan
1 0.92 (0.06) 15.94 √
2 0.75 (0.06) 11.66 √
3 0.92 (0.06) 15.94 √
4 0.37 (0.07) 5.23 √
5 0.67 (0.06) 10.51 √
Keterangan : tanda √ = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor
yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop
atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan
51
faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.10 diatas.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa seluruh item memiliki koefisien
bermuatan positif dan signifikan, memiliki nilai t > 1.96, yang berarti item-item
tersebut benar hanya mengukur faktor delivery risk. berdasarkan hasil tersebut,
maka tidak ada item yang di drop.
3.6.3.5 Uji validitas konstruk social risk
Pada uji validitas konstruk social risk ini, peneliti menguji apakah 4 item yang
bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur variabel social risk.
Berdasarkan analisis CFA yang dilakukan, hasilnya ternyata model tidak fit
dengan nilai Chi-Square=28.70, df=2, P-value=0.00000, RMSEA=0.259. Oleh
karena itu, penulis melakukan 1 kali modifikasi terhadap model, dimana
kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Setelah
dilakukan 1 kali modifikasi, diperoleh model fit Chi Chi-Square=4.21, df=1, P-
value=0.04019, RMSEA=0.127. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value > 0.05
(tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dimana
seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu social risk.
Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur
faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di
drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien
muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.11 berikut:
52
Tabel 3.11
Muatan faktor item social risk
No Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan
1 0.67 (0.07) 10.24 √
2 0.80 (0.06) 12.59 √
3 0.99 (0.06) 16.71 √
4 0.51 (0.07) 7.48 √
Keterangan : tanda √ = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa seluruh item memiliki koefisien bermuatan
positif dan signifikan, memiliki nilai t > 1.96, yang berarti item-item tersebut
benar hanya mengukur faktor social risk. berdasarkan hasil tersebut, maka tidak
ada item yang di drop.
3.6.3.6 Uji validitas konstruk information security risk
Pada uji validitas konstruk information security risk ini, peneliti menguji apakah 5
item yang bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur variabel
information security risk. Berdasarkan analisis CFA yang dilakukan, hasilnya
ternyata model tidak fit dengan nilai Chi-Square=326.13, df=5, P-value=0.00000,
RMSEA=0.568. Oleh karena itu, penulis melakukan 3 kali modifikasi terhadap
model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama
lain. Setelah dilakukan 3 kali modifikasi, diperoleh model fit Chi-Square=2.60,
df=2, P-value=0.27236, RMSEA=0.039. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value
> 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional)
dimana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu information security risk.
Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur
faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di
drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien
53
muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.12 berikut:
Tabel 3.12
Muatan faktor item information security risk
No Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan
1 0.31 (0.07) 4.10 √
2 0.38 (0.08) 4.93 √
3 0.56 (0.08) 6.62 √
4 0.64 (0.09) 7.19 √
5 1.03 (0.11) 9.17 √
Keterangan : tanda √ = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa seluruh item memiliki koefisien bermuatan
positif dan signifikan, memiliki nilai t > 1.96, yang berarti item-item tersebut
benar hanya mengukur faktor information security risk. berdasarkan hasil
tersebut, maka tidak ada item yang di drop.
3.7 Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis penelitian, peneliti menggunakan teknik analisis regresi
berganda (multiple regression analysis) yaitu suatu teknik untuk menguji
signifikan tidaknya pengaruh dari sekumpulan variabel independen terhadap
variabel dependen. Adapun persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah :
Y= a+ b1X1+ b2X2+ b3X3+ b4X4+ b5X5+ b6X6+ b7X7+ b8X8+ b9X9+e
Keterangan:
Y = Intensi belanja online
a = intercept
b = koefisien regresi
X1 = Ability
54
X2 = Benevolence
X3 = Integrity
X4 = Financial Risk
X5 = Product Risk
X6 = Time Risk
X7 = Delivery Risk
X8 = Social Risk
X9 = Information Security Risk
e = residu
Adapun data yang dianalisis dengan persamaan tersebut adalah hasil
pengukuran yang sudah ditransformasi ke dalam true score. Tujuan dari true
score adalah agar koefisien regresi tidak mengalami attenuasi atau underestimated
(koefisien regresi yang terhitung lebih rendah dari yang seharusnya sehingga tidak
signifikan). True score inilah yang kemudian akan diteliti dengan analisis regresi
berganda untuk menguji hipotesis penelitian yang dibahas pada BAB 2.
Dalam analisis regresi berganda, besarnya presentase atau proporsi varians
intensi belanja onlineyang dipengaruhi oleh bervariasinya seluruh IV yang bisa
diteliti bisa diukur dengan menggunakan rumus R2, dimana:
R2 =
Adapun jumlah kuadrat regresi bisa diperoleh jika semua koefisien regresi
sudah dihitung. Rumus untuk menghitung jumlah kuadrat regresi adalah:
Ssreg = Σ (ỳ - ӯ)2 = b1Σx1y + b2Σx2y + b3Σx3y + ..... b8Σx8y, dimana:
55
ỳ = a + bx
Σx1y = Σ (x1 – x1bar) (y - ӯ)
Dan rumus untuk menghitung jumlah kuadrat y total adalah:
Ssy = Σ (y – ӯ)2
R2 diuji signifikan atau tidaknya dengan F tes. Rumus F tes adalah:
F =
⁄
( )( )⁄
, dimana :
n = banyaknya sampel
k = banyaknya independen variabel dengan df = k dan n- k – 1
jika R2 signifikan (P<0.05) berarti proporsi varians Y yang dipengaruhi oleh
seluruh independen variabel secara keseluruhan adalah signifikan.
Jika telah terbukti signifikan maka peneliti akan menguji variabel mana
dari sembilan variabel independen yang signifikan. Dalam hal ini peneliti menguji
signifikan atau tidaknya koefisien regresi (b) dengan t-test. Dimana rumusnya:
i =
Tbi = bi atau Sbi , dengan:
bi = koefisien regresi variabel yang ke – i
Sbi = standar deviasi sampling dari koefisien regresi yang ke – i
Jika tbi memiliki skor t > |1.96| maka koefisien regresi variabel tersebut
dinyatakan signifikan, sebaliknya jika t < 1.96 maka variabel tersebut dinyatakan
tidak signifikan (dalam taraf signifikansi 0,05 atau 5%).
56
Dalam multiple regression analysis ini dapat diperoleh beberapa
informasi, yaitu:
1. R2 yang menunjukkan proporsi varian (presentase varian) dari variabel
dependen yang bisa diterangkan oleh variabel independen.
2. Uji Hipotesis mengenai signifikan atau tidaknya masing-masing koefisien
regresi. Koefisien yang signifikan menunjukkan dampak yang signifikan dari
variabel independen yang bersangkutan.
3. Persamaan regresi yang ditemukan bisa digunakan untuk membuat prediksi
tentang beberapa harga Y jika nilai variabel independen diketahui.
4. Sumbangan varian dari masing-masing variabel independen dalam
mempengaruhi intensi belanja online.
3.8 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :
1. Peneliti mulai merumudskan masalah yang akan diteliti dilihat pada
fenomena-fenomena yang terjadi disekitar.
2. Kemudian peneliti melanjutkan dengan kajian pustaka untuk melihat
masalah tersebut dari sudut pandang teoritis agar dapat
dipertanggungjawabkan keilmiahannya, serta untuk mencari variabel-
variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini.
3. Setelah mendapatkan semua yang dibutuhkan untuk landasan teorinya,
peneliti menyiapkan alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian
kemudian juga menentukan populasi dan sampel (beserta teknik
57
pengambilan sampel dan teknik pengumpulan data) yang akan menjadi
obyek penelitian nantinya.
4. Selanjutnya, setelah data yang dibutuhkan telah didapatkan kemudian
peneliti melakukan pengolahan data dan pengujian terhadap data yang
sudah didapatkan.
5. Terakhir, setelah dilakukan pengolahan data, peneliti merumuskan
kesimpulan dan saran berdasarkan temuan dalam penelitian ini.
58
BAB 4
HASIL DAN ANALISIS DATA
Dalam bab hasil penelitian ini akan dibahas mengenai gambaran umum subjek
dan analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian.
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah 200 mahasiswa pengguna Tokopedia.com.
Gambaran subjek dalam penelitian inidapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Gambaran Subjek Penelitian
Jumlah Persentase (%)
Jenis Kelamin
Laki-laki 87 43.5
Perempuan 113 56.5
Jumlah
Usia
200 100
19 Tahun 43 21.5
20 Tahun 62 31
21 Tahun 58 29
22 Tahun 37 18.5
Jumlah 200 100
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar sampel dalam
penelitian ini berjenis kelamin perempuan berjumlah 87 orang dengan presentase
sebesar 56,5%, sedangkan yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 113 orang
dengan presentase 43,5%.
Dari table 4.1 juga dapat diketahui bahwa sampel paling banyak terdapat
pada tingkat usia 20 tahun berjumlah 62 orang dengan presentase 31%, diikuti
oleh tingkat usia 21 tahun berjumlah 29%, lalu tingkat usia 19 tahun dengan
59
presentase 21,5%, dan tingkat usia paling sedikit yaitu usia 22 tahun yang
berjumlah 37 orang dengan presentase 18,5%.
4.1.1 Deskripsi statistik variabel penelitian
Sebelum dilakukan uji hipotesis, penulis melakukan analisis deskriptif. Analisis
deskriptif tersebut bertujuan untuk menganalisis sejumlah data yang
dikumpulkandalam penelitian guna memperoleh gambaran mengenai suatu
variabel.
Tabel 4.2
Deskripsi Statistik Variabel Penelitian
Norma N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Ability 200 24.70 65.79 50.0000 10.00000
Benevolence 200 24.29 70.27 50.0000 10.00000
Integrity 200 24.77 70.43 50.0000 10.00000
Financial Risk 200 35.03 70.53 50.0000 10.00000
Product Risk 200 27.63 72.30 50.0000 10.00000
Time Risk 200 29.63 71.42 50.0000 10.00000
Delivery Risk 200 33.57 70.56 50.0000 10.00000
Social Risk 200 25.15 67.28 50.0000 10.00000
Information Security Risk 200 25.12 69.75 50.0000 10.00000
Valid N (listwise) 200
Berdasarkan tabel 4.2, diketahui deskripsi statistik pada setiap variabel.Kolom N
menjelaskan bahwa sampel pada setiap variabel berjumlah 200.Kolom minimum
dan maximum menjelaskan nilai minimum dan maximum pada setiap variabel.
Dilihat dari kolom minimum diketahui variabel benevolencememilki nilai
terendah dengan nilai 24,29. Sementara itu, berdasarkan kolom maximum
diketahui variableproduct risk memiliki nilai tertinggi dengan nilai 72.30. Adapun
nilai mean masing-masing variabel adalah 50 dengan standar deviasi 10.
60
4.1.2 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian
Setelah melakukan deskripsi statistik dari masing-masing variabel penelitian,
maka hal yang perlu dilakukan adalah pengkategorisasian terhadap data penelitian
dengan menggunakan standar deviasi dan mean dari t-score. Dalam hal ini,
ditetapkan norma pada tabel 4.3.
Tabel 4.3
Norma Skor
Norma Intepretasi
X < Mean – 1 Standar Deviasi Rendah
Mean – 1 Standar Deviasi ≤ X ≤ Mean + 1 Standar Deviasi Sedang
X > Mean + 1 Standar Deviasi Tinggi
Setelah kategori tersebut didapatkan, maka akan diperoleh nilai persentasi
kategori masing-masing variabel penelitian. Masing-masing variabel akan
dikategorikan sebagai rendah dan tinggi.
Kategorisasi variabel bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam
kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum
berdasarkan atribut yang diukur. Kontinum jenjang inicontohnya adalah dari
rendah ke tinggi yang akan penulis gunakandalam kategorisasi variabel penelitian.
Sebelum mengkategorisasikan skor masing-masing variabel berdasarkan tingkat
rendah dan tinggi, penulis terlebih dahulu menetapkan norma dari skor dengan
menggunakan nilai mean dan standar deviasi. Maka akan diperoleh nilai
persentase kategori untuk masing-masing variabel sebagaimana yang terdapat
pada tabel 4.4 berikut.
61
Tabel 4.4
Kategorisasi responden penelitian
Variabel Kategori Frekuensi Persen
Intensi belanja online Rendah 43 21,5
Sedang 113 56,5
Tinggi 44 22,0
Ability Rendah 41 20,5
Sedang 134 67,0
Tinggi 25 12,5
Benevolence Rendah 58 29,0
Sedang 118 59,0
Tinggi 24 12,0
Integrity Rendah 40 20,0
Sedang 130 65,0
Tinggi 30 15,0
Financial Risk Rendah 27 13,5
Sedang 147 73,5
Tinggi 46 13
Product Risk Rendah 14 7,0
Sedang 169 84,5
Tinggi 17 8,5
Time Risk Rendah 26 13,0
Sedang 157 78,5
Tinggi 17 8,5
Delivery Risk Rendah 31 15,5
Sedang 143 71,5
Tinggi 26 13,0
Social Risk Rendah 42 21,0
Sedang 131 65,5
Tinggi 27 13,5
Information Security Risk Rendah 47 23,5
Sedang 119 59,5
Tinggi 34 17,0
62
Dari tabel diatas, diperoleh hasil presentase variabel intensi belanja online
sebanyak 43 orang (21,5%) pada kateori rendah dan 113orang (56,5%) pada
kategori sedang, dan sebanyak 44 orang (22,0%) pada kategori tinggi. Dengan
demikian, dari hasil sebaran pada variabel intensi belanja onlinepaling banyak
berada pada kategori sedang.
Selanjutnya, hasil presentase dimensi ability, sebanyak 41 orang (20,5%)
pada kategori rendah, sebanyak 134 orang (67,0%) pada kategori sedang dan 25
orang (12,5%) pada kategori tinggi. Lalu, diperoleh hasil persentase dimensi
benevolence sebanyak 58 orang (29,0%) pada kategori rendah, sebanyak118
orang (59,0%) pada kategori rendah, dan sebanyak 24 orang (12%) pada kategori
tinggi.Dimensi integrity sebanyak 40 orang (20,0%) pada kategori rendah, 130
orang (65,0%) pada kategori sedang, dan 30 orang (15,0%) pada kategori tinggi.
Kemudian, untuk dimensi financial risk sebanyak 27 orang (13,5%) pada
kategori rendah, 147 orang (73,5%) pada kategori sedang, dan 46 orang (13,0%)
pada kategori tinggi. Selanjutnya dimensi product risk sebanyak 14 orang (7,0%)
pada kategori rendah, 169 orang (84,5%) pada kategori sedang, dan 17 orang
(8,5%) pada kategori tinggi. Dimensi time risk sebanyak 26 orang (13,0%) pada
kategori rendah, 157 orang (78,5%) pada kategori sedang, dan sebanyak 17 orang
(8,5%) pada kategori tinggi. Dimensi delivery risk sebanyak 31 orang (15,5%)
pada kategori rendah, sebanyak 143 orang (71,5%) pada kategori sedang, dan
sebanyak 26 orang (13,0%) pada kategori tinggi. Dimensi social risk sebanyak 42
orang (21,0%) pada kategori rendah, sebanyak 131 orang (65,5%) pada kategori
sedang, dan 27 orang (13,5%) pada kategori tinggi. Dimensi information security
63
risk sebanyak 47 orang (23,5%) pada kategori rendah, sebanyak 119 orang
(59,5%) pada kategori sedang, dan sebanyak 34 orang (17,0%) pada kategoti
tinggi.
4.2 Uji Hipotesis Penelitian
4.2.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian
Pada tahapan uji hipotesis penelitian, penulis menggunakan teknik analisis regresi
dengan software SPSS 17 seperti yang sudah dijelaskan pada bab 3. Langkah
pertama peneliti melihat besaran R square untuk mengetahui berapa persen (%)
varians DV yang dijelaskan oleh IV. Selanjutnya untuk tabel R square, dapat
dilihat pada tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5
Varians Intensi Online Shopping yang dijelaskan oleh seluruh IV
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .344a .118 .076 9.22569
a. Predictors: (Constant), ABL, BEN, INT, FR, PR, TR, DR, SR, ISR
Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa diperoleh R-Square sebesar 0.118 atau 11,8%.
Artinya, proporsi varian dari intense online shopping yang dijelaskan oleh ability,
benevolence, integrity,financial risk, product risk, time risk, delivery risk, social
risk dan information security risk adalah sebesar 11,8%, sedangkan 88,2% sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Langkah kedua peneliti
menguji apakah seluruh independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
intensi belanja online. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.6.
Berdasarkan uji F pada tabel 4.6, dapat dilihat bahwa nilai p (Sig.) pada
kolom paling kanan adalah p=0.004 dengan nilai p<0.05. Jadi Hipotesis nihil yang
64
berbunyi “tidak ada pengaruh trust dan perceived risk terhadap intensi belanja
online” ditolak.
Tabel 4.6
Anova pengaruh seluruh IV terhadap intensi belanja online
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 2166.816 9 240.757 2.829 .004a
Residual 16171.533 190 85.113
Total 18338.349 199
a. Predictors: (Constant), ABL, BEN, INT, FR, PR, TR, DR, SR, ISR
b. Dependent Variable: IOS
Langkah selanjutnya, peneliti melihat koefisien regresi dari masing-
masing IV. Jika sig <0,05 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang berarti
variabel independen tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensi
belanja online. Adapun besarnya koefisien regresi dari masing-masing variabel
independen terhadap intensi belanja online dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7
Koefisien Regresi
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
T Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 39.009 7.059 5.527 .000
Ability -.046 .113 -.042 -.402 .688
Benevolence .298 .119 .298 2.506 .013
Integrity .023 .121 .023 .191 .849
Financial Risk .057 .102 .052 .558 .577
Product Risk -.343 .102 -.342 -3.376 .001
Time Risk -.035 .091 -.033 -.388 .698
Delivery Risk .138 .130 .136 1.063 .289
Social Risk .093 .088 .090 1.056 .292
Information Security Risk .034 .099 .032 .340 .735
a. Dependent Variable: IOS
65
Berdasarkan koefisien regresi pada tabel 4.7, maka persamaan regresinya
sebagai berikut: (*signifikan)
Intensi online shopping = 39.009 – 0.046 ability + 0.298*benevolence + 0.023
integrity + 0.057 financial risk - 0.343* product risk - 0.035 time risk + 0.138
delivery risk + 0.093 social risk + 0.034 information security risk
Dari persamaan regresi tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat empat
varibel yang nilai koefisien regresinya signifikan, yaitu; (1) benevolence; (2)
product risk. Sementara empat variabel lain tidak signifikan. Penjelasan dari nilai
koefisien regresi yang diperoleh masing-masing independen variabel adalah
sebagai berikut:
1. Variabel ability
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -.046 dengan taraf signifikansi .688
(sig > 0.05), artinya variabel ability tidak signifikan mempengaruhi intensi
online shopping.
2. Variabel benevolence
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar .023 dengan taraf signifikansi .013
(sig > 0.05), artinya variabel benevolence signifikan dan bermuatan positif
mempengaruhi intensi belanja online. Hal ini menjelaskan bahwa semakin
tinggi variabel benevolence, maka intensi belanja online akan semakin tinggi.
3. Variabel integrity
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar .023 dengan taraf signifikansi .849
(sig < 0.05), artinya variabel integrity tidak signifikan mempengaruhi intensi
belanja online.
66
4. Variabel financial risk
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar .057 dengan taraf signifikansi .577
(sig > 0.05), artinya variabel integrity tidak signifikan mempengaruhi intensi
belanja online.
5. Variabel product risk
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -.343 dengan taraf signifikansi .001
(sig < 0.05), artinya variabel product risk signifikan mempengaruhi intensi
belanja online dan bermuatan negatif. Hal ini menjelaskan bahwa semakin
tinggi variabel product risk, maka intensi belanja online akan semakin
rendah.
6. Variabel time risk
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -.035 dengan taraf signifikansi .698
(sig > 0.05), artinya variabel time risk tidak signifikan mempengaruhi intensi
belanja online.
7. Variabel delivery risk
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar .138 dengan taraf signifikansi .289
(sig < 0.05), artinya variabel delivery risk tidak signifikan mempengaruhi
intensi belanja online.
8. Variabel social risk
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar .093 dengan taraf signifikansi .292
(sig < 0.05), artinya variabel social risk tidak signifikan mempengaruhi
intensi belanja online.
67
9. Variabel information security risk
Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar .034 dengan taraf signifikansi .735
(sig < 0.05), artinya variabel information security risk tidak signifikan
mempengaruhi intensi belanja online.
Berdasarkan tabel 4.7, dapat diketahui koefisien regresi mana yang lebih
kuat. Dalam hal ini, peneliti menggunakan koefisien regresi yang terstandarisasi
(standardized coefficient) atau beta (β) untuk melihat angka koefisien regresi
mana yang menunjukkan pengaruh yang lebih kuat terhadap variabel dependen.
Variabel product risk memiliki pengaruh yang paling kuat dengan nilai β = -.343.
4.2.2 Pengujian Proporsi Varians Pada Setiap Variabel Independen
Selanjutnya peneliti ingin mengetahui bagaimana pernambahan proporsi varian
dari tiap variabel independen terhadap intensi online shopping.
Pada tabel 4.8 kolom pertama adalah penambahan varians variabel
dependen dari tiap variabel independen yang dianalisis satu per satu tersebut,
kolom kedua merupakan nilai murni varians variabel dependen dari tiap variabel
independen yang dimasukkan secara satu per satu, kolom ketiga adalah nilai F
hitung bagi variabel independen yang bersangkutan, kolom DF adalah derajat
bebas bagi variabel independen yang bersangkutan pula, yang terdiri dari
numerator dan denumerator, kolom F tabel adalah kolom mengenai nilai variabel
independen pada tabel F dengan DF yang telah ditentukan sebelumnya, nilai
kolom inilah yang akan dibandingkan dengan kolom nilai F hitung. Apabila nilai
F hitung lebih besar daripada F tabel, maka kolom selanjutnya yaitu kolom
signifikansi yang akan dituliskan signifikan dan sebaliknya.
68
Tabel 4.8
Proporsi varians intensi online shopping pada setiap variabel independen
Berdasarkan tabel 4.8 diatas, dapat disampaikan informasi sebagai berikut:
1. Variabel ability memberikan sumbangan sebesar 0,2% dalam varians intensi
online shopping. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan
F= .497 dan df2= 198.
2. Variabel benevolence memberikan sumbangan sebesar 1,2% dalam varians
intensi online shopping. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan
F= 2.378 dan df2= 197.
Model R R Square
Change Statistics
R Square
Change F Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .048a .002 .002 .464 1 198 .497
2 .119b .014 .012 2.378 1 197 .125
3 .146c .021 .007 1.389 1 196 .240
4 .146d .021 .000 .003 1 195 .957
5 .316e .100 .079 16.980 1 194 .000
6 .316f .100 .000 .016 1 193 .901
7 .330g .109 .009 1.883 1 192 .172
8 .343h .118 .009 1.914 1 191 .168
9 .344i .118 .001 .115 1 190 .735
a. Predictors: (Constant), ABL
b. Predictors: (Constant), ABL, BEN
c. Predictors: (Constant), ABL, BEN, INT
d. Predictors: (Constant), ABL, BEN, INT, FR
e. Predictors: (Constant), ABL, BEN, INT, FR, PR
f. Predictors: (Constant), ABL, BEN, INT, FR, PR, TR
g. Predictors: (Constant), ABL, BEN, INT, FR, PR, TR, DR
h. Predictors: (Constant), ABL, BEN, INT, FR, PR, TR, DR, SR
i. Predictors: (Constant), ABL, BEN, INT, FR, PR, TR, DR, SR, ISR
69
3. Variabel integrity memberikan sumbangan sebesar 0,7% dalam varians intensi
online shopping. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan
F= 1.389 dan df2= 196.
4. Variabel financial risk memberikan sumbangan sebesar 0,0% dalam varians
intensi online shopping. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik
dengan F= .000 dan df2= 195.
5. Variabel product risk memberikan sumbangan sebesar 7,9% dalam varians
intensi online shopping. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan
F= 16.980 dan df2= 194.
6. Variabel time risk memberikan sumbangan sebesar 0% dalam varians intensi
online shopping. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan
F= .016 dan df2= 193.
7. Variabel delivery risk memberikan sumbangan sebesar 0,9% dalam varians
intensi online shopping. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik
dengan F= 1.883 dan df2= 192.
8. Variabel social risk memberikan sumbangan sebesar 0,9% dalam varians
intensi online shopping. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik
dengan F= 1.914 dan df2= 191.
9. Variabel information security risk memberikan sumbangan sebesar 0,9%
dalam varians intensi online shopping. Sumbangan tersebut tidak signifikan
secara statistic dengan F=1.914 dan df2= 190
Dengan demikian¸jika dilihat dari besarnya pertambahan R2 yang
dihasilkan setiap kali dilakukan penambahan variabel independen (sumbangan
70
proporsi varian yang diberikan), dapat disimpulkan bahwa terdapat 4 variabel
independen, yaitu benevolence dan product risk yang signifikan sumbangannya
terhadap intensi online shopping.
71
BAB 5
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan hasil penelitian, diskusi
tentang hasil penelitian serta saran teoritis dan saran praktis untuk penelitian
selanjutnya.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji hipotesis, kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini
adalah terdapat pengaruh yang signifikan variabel trust dan perceived risk
terhadap intensi belanja online pada situs Tokopedia.com.
Kemudian, berdasarkan hasil uji hipotesis yang menguji signifikansi
masing-masing koefisien regresi terhadap variabel dependen, hanya diperoleh dua
koefisien regresi yang signifikan memiliki pengaruh terhadap intensi belanja
online, yaitu benevolence dan product risk. Peneliti menyimpulkan bahwa intensi
belanja online hanya dipengaruhi oleh satu aspek variabel trust, yaitu benevolence
dan satu aspek variabel perceived risk, yaitu product risk. Untuk variabel lainnya,
seperti ability, integrity, financial risk, time risk, delivery risk, social risk dan
information security risk tidak memiliki pengaruh yang signifikan.
Dari hasil uji hipotesis yang ada, aspek benevolence dari trust memiliki
pengaruh yang signifikan secara positif dimana aspek tersebut dapat
meningkatkan intensi seseorang untuk belanja online, sedangkan aspek product
risk dari variabel perceived risk memiliki pengaruh yang signifikan secara negatif
dimana aspek tersebut dapat mengurangi intensi seseorang untuk belanja online.
Oleh karena itu, aspek benevolence dapat meningkatkan intensi seseorang untuk
72
melakukan belanja online pada tokopedia.com walaupun dengan adanya aspek
product risk yang terdapat pada tokopedia.com.
5.2 Diskusi
Keinginan seseorang dalam berbelanja online dapat dipengaruhi oleh beberapa
hal. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa variabeil trust berpengaruh secara
signifikan terhadap intensi belanja online pada situs Tokopedia.com tetapi hanya
pada aspek benevolence saja. Hal tersebut berbeda dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Mcknight et.al (2005) yang menemukan bahwa ketiga aspek trust
yaitu; ability, benevolence dan integriy semua aspek tersebut mempengaruhi
intensi seseorang untuk berbelanja atau bertransaksi secara online. Dalam situs
tokopedia.com, konsumen disediakan kolom yang berisi panduan serta informasi
cara pemesanan, layanan pengiriman, cara pembayaran, keamanan data
konsumen, hingga review pada setiap barang yang dijual, maupun review terhadap
situs tersebut dari konsumen terdahulunya. Hal tersebut menjadi langkah penting
bagi tokopedia.com untuk membuat konsumen memiliki trust pada situs jual beli
online tersebut. Kepercayaan muncul untuk memberikan konsumen jaminan
bahwa informasi pribadi mereka akan aman. Bagi konsumen baru, mereka
menggunakan pengalaman orang lain untuk melihat reputasi situs yang
dikunjunginya. Persepsi tentang kualitas situs membangun kepercayaan awal,
karena konsumen cenderung menilai kebaikan situs berdasarkan seberapa baik
situs memberikan informasi kepada mereka (Mcknight et.al, 2005).
Penelitian ini juga melihat pengaruh setiap aspek dari variable trust
terhadap intensi belanja online. Hasilnya, ditemukan hanya aspek benevolence
73
yang secara positif signifikan mempengaruhi intensi belanja online. Artinya,
semakin tinggi benevolence pada situs Tokopedia.com, maka semakin tinggi pula
intensi belanja online mahasiswa pada situs tersebut. Hal ini dikarenakan, situs
tokopedia.com memberikan kepuasan yang saling menguntungkan dengan
konsumen. Dalam situs tersebut, konsumen mendapatkan pelayanan yang sangat
baik dari pihak tokopedia.com. Konsumen dapat melihat informasi terkait syarat
dan ketentuan pembelian, serta cara pemesanan, pembelian hingga pengiriman
barang dengan cara yang mudah. Selain itu, di tokopedia.com, konsumen tidak
membayar langsung kepada penjual, akan tetapi kepada pengelola website.
Setelah konsumen memberikan konfirmasi barang telah diterima, barulah
pengelola website meneruskan pembayaran terhadap penjual barang tersebut.
Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa tokopedia.com sebagai online
place market sangat memperhatikan kepuasan konsumen. Pihak tokopedia.com
sangat menjaga agar tidak terjadi penipuan penjualan dalam situs mereka ini.
Aspek benevolence sangat terjaga dalam website tokopedia.com ini. Hal ini lah
yang menyebabkan konsumen merasa aman untuk melakukan transaksi jual beli
di situs tokopedia.com, yang pada akhirnya meningkatkan intensi mereka untuk
berbelanja online di situs tersebut.
Hasil penelitian ini menguatkan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Chen (2012). Dalam penelitiannya tersebut Chen (2012) yang menggunakan
teknik structural equation model menemukan bahwa dimensi benevolence dapat
meningkatkan intensi berbelanja online seseorang. Hal ini dikarenakan konsumen
percaya bahwa penjual menjaga kepuasan konsumennya.
74
Aspek lain dari variabel trust, yaitu ability dan integrity tidak ditemukan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensi belanja online pada situs
tokopedia.com. Hal itu dikarenakan kemampuan situs jual-beli online tersebut
dalam mempromosikan situsnya yang masih kurang baik dan menarik, web design
yang dihadirkan tokopedia.com juga masih terlihat kurang menarik, sehingga situs
tersebut masih kalah saing dengan situs jual-beli online lain yang menampilkan
penawaran serta cara promosi yang lebih massif dan menarik. Selain itu, masih
ada foto barang yang tidak terlihat seperti aslinya sehingga konsumen menjadi
ragu dan takut jika barang yang ditampilkan tidak sesuai dengan barang aslinya.
Selain itu, variabel lain yang diteliti, yaitu perceived risk yang dalam
penelitian ini juga mempengaruhi intensi belanja online secara signifikan. Hasil
tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Masoud (2013), dimana
perceived risk mempengaruhi intensi belanja online.
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa variable product risk memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap intensi belanja online pada situs
tokopedia.com. Dimensi ini memberikan pengaruh negatif terhadap intensi
belanja online. Artinya, dimensi ini dapat mengurangi keinginan seseorang untuk
berbelanja online.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Masoud
(2013) yang menemukan bahwa product risk dapat mengurangi intensi belanja
online. Hal ini karena meskipun konsumen menganggap internet dapat
memberikan banyak kelebihan, internet cenderung untuk memperbesar beberapa
ketidakpastian yang terlibat dengan proses pembelian. Konsumen melihat tingkat
75
resiko yang lebih tinggi ketika membeli secara online dibandingkan dengan
format ritel tradisional atau langsung.
Temuan dalam penelitian ini mengindikasikan bahwa konsumen tetap saja
tidak yakin produk-produk yang ditampilkan oleh para penjual di tokopedia.com
tidak sesuai dengan gambar yang ditampilkan di halaman web. Hal inilah yang
menyebabkan dimensi ini mampu mengurangi intensi seseorang untuk berbelanja
online.
Sementara itu, peneliti menduga penyebab dimensi lain dari perceived
risktidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap intensi belanja online
karena para pembeli di tokopedia.com masih merasa bahwa pengelola web
mampu menjaga kepercayaan pembeli dan memperhatikan informasi dan
keamanan finansial selama proses transaksi jual-beli.
5.3 Saran
Berdasarkan penelitian ini, peneliti menyadari bahwa terdapat beberapa
kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti memberikan beberapa
saran untuk bahan pertimbangan sebagai penyempurnaan penelitian selanjutnya,
baik berupa saran metodologis dan saran praktis.
5.3.1 Saran teoritis
1. Berdasarkan hasil proporsi varians yang diperoleh dari intensi belanja
online yang dijelaskan oleh trust dan perceived risk adalah sebesar 11,8%,
sedangkan 88,2% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian
ini. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kedua variabel memberikan
sumbangan yang cukup kecil terhadap intensi belanja online. Oleh karena
76
itu, untuk penelitian selanjutnya peneliti menyarankan agar meneliti
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi intensi belanja online seperti
motivasi belanja hedonik, perilaku konsumtif, gaya hidup, pendapatan dan
lain-lain.
2. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan agar dilakukan
terhadap pengguna toko online atau online place market lainnya. Karena,
setiap toko online dan online place market akan memberikan pelayanan
dan sistem transaksi jual-beli yang berbeda-beda.
5.3.2 Saran praktis
1. Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, peneliti menyarankan kepada
pengelola toko online, khususnya tokopedia.com, agar memperhatikan
kenyamanan dan kepuasan konsumen disamping juga mencari
keuntungan. Karena faktor benevolence ini lah yang dapat mempengaruhi
keinginan seseorang untuk berbelanja online.
2. Selain itu, peneliti juga menyarankan kepada pengelola toko online,
khususnya tokopedia.com untuk menampilkan gambar kondisi barang
yang sesuai dengan kondisi barang yang sebenarnya agar dapat
mengurangi perceived risk konsumen yang berkaitan dengan product risk,
sehingga konsumen tidak merasa khawatir akan kondisi dan fungsi produk
yang akan dibeli dalam transaksi online.
77
DAFTAR PUSTAKA
Al-Maghrabi, T., Dennis, C., & Halliday, S. V. (2011). Determinants of Customer
Continuance Intention of Online. Int. Journal of Business Science and
Applied Management , 6 (1), 41-65.
Broekhuizen, T. (2006). Understanding Channel Purchase Intentions: Measuring
Online and Offline Shopping. Groningen : Labyrinth Publications
Chaplin, J.P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Doney, P.M. and Cannon, J.P.(1997). An examination of the nature of trust in
buyer–seller relationships,Journal of Marketing, 61, 35–51.
Dowling, G. R., & Staelin, R. (1994). A model of perceived risk and intended
risk-handling activity. Journal of Consumer Research , 21 (1), 119-134.
Fariansyah, Agus. (2015). Tokopedia, Startup Lokal yang Berhasil Mendunia
karena Investasi 1,2 Triliun. Studentpreneur. Di unduh pada tanggal 25
Maret 2015 dari http://studentpreneur.co/tokopedia-startup-lokal-yang-
berhasil-mendunia-karena-investasi-rp-12-triliun/
Fishbein, M., & Ajzen, I.(1975). Belief, attitude, intention and behavior: An
Introduction to Theory and Research. Addison-Wesley Publishing
Company.
Heijden, H. V., Verhagen, T., & Creemers, M. (2003). Understanding online
purchase intentions:contributions from technology and trust perspectives.
European Journal of Information Systems , 12, 41-48.
78
Hoffman, D.L., & Novak, T.P. (1996). Marketing in hypermedia computer-
mediated environments: conceptual foundations, Journal of Marketing, 60,
50–68.
Hoffmann, D. L., Kalsbeek, W. D., & Novak, T. P. (2006). Internet and Web Use
in the United States: Baselines for Commercial Development.
Communications of the ACM ("Empirical Studies of the Internet"), 1-14.
Hsu, S.-H., & Bayarsaikhan, B.-E. (2012). Factors Influencing on Online
Shopping Attitude . The Journal of International Management Studies ,
Volume 7 Number 2, 167-16.
Huang, S.-Y., Li, C.-R., & Lin, C.-J. (2007). A Literature Review of Online Trust
in Business to Consumer E-Commerce Transactions. Issues in Information
Systems , VIII, 63-69.
Jamaludin, A., & Ahmad, F. (2013). Investigating the Relationship between Trust
and Intention to Purchase Online. Business and Management Horizons , 1
(1), 1-9.
Jarvenpaa, S. L., & Tractinsky, N.(1999). Consumer trust in an internet store: A
cross-cultural validation. Journal of Computer Mediated Communication,
5(2), 1-35.
Karami, M., Khan, D. S.-U.-R., Saeidi, S. P., Saeidi, P., & Saeidi, S. P. (2012).
The effects of online shopping factors on customers repurchase intention in
Malaysia. Current Trends in Technology and Science , II (II), 211-215.
79
Kartika, Unoviana. (2015). Penipuan “online” dominasi kejahatan siber.
Megapolitan. Diunduh pada tanggal 19 Februari 2015 dari
http://megapolitan.kompas.com/read/2015/02/16/17314891/penipuan.online
.dominasi.kejahatan.siber
Kim, D. J., Ferrin, D. L., & Rao, R. H. (2008). A trust-based consumer decision-
making model in electronic commerce: The role of trust, perceived risk, and
their antecedents. Decision Support Systems , 44 (2), 544-564.
Lee, M. K. O., & Turban, E. (2001). A trust model for consumer Internet
shopping. International Journal of Electronic Commerce, 6(1), 75-91.
Li, N. and Zhang, P.(2002). “Consumer Online Shopping Attitudes and Behavior:
An Assessment of Research,” Eighth Americas Conference on Information
Systems. p 508-517
Lui, H. K., & Jamieson, R. (2003). TRiTAM: A Model for Integrating Trust and
Risk. 16th Bled eCommerce Conference , 349-364.
Lumsden, J., & MacKay, L. (2006). How Does Personality Affect Trust in B2C e-
Commerce?. 8th international Conference on Electronic Commerce
(ICEC'2006) .
Masoud, Emad. Y. (2013). The Effect of Perceived Risk on Online Shopping in
Jordan. European Journal of Business and Management, 5(6), 76-87.
Mat, N. K., & Ahmad, S. S. (2005). Determinants of Online Shopping Intention .
Proceedings of International Conference on E-Commerce , 167-172.
80
Mayer, R.C., Davis, J.H., & Schoorman, F.D. (1995). An integrative model of
organizational trust. Academy of Management Review, 20(3), 709-734.
Meirani, Alifia. (2013). Pengaruh Qana’ah dan Amanah terhadap intensi
online.shopping pada wanita karir. Skripsi. Jakarta: Fakultas Psikologi,
Universitas Islam Negeri Jakarta
McKnight, D. H., Choudhury, V., & Kacmar, C.(2002). Developing and
validating trust measures for e-commerce: An integrative typology.
Information Systems Research, 13(3),34-59.
Mowen, J.C, dan Minor, Michael.(2002). Perilaku
Konsumen. A l i h b a h a s a oleh Lina Salim, Jilid 1, Edisi Kelima. Jakarta
: penerbit Erlangga.
Naiyi, Y. (2004). Dimensions of Consumer’s Perceived Risk in Online Shopping.
Journal of Electronic Science and Technology of China , Vol.2 No 3, 177-
182.
Nazir, S., Tayyab, A., Sajid, A. Rashid., H. Javed, I.(2012). “How Online
Shopping Is Affecting Consumers Buying Behavior in Pakistan?”.
International Journal of Computer Science Issues, 9(3), 486-495.
Rofiq, Ainur. (2007). Pengaruh Dimensi Kepercayaan (Trust) terhadap Partisipasi
Pelanggan E-Commerce (Studi Pada Pelanggan E-Commerce Di Indonesia).
Tesis. Malang: Program Pascasarjana, Fakultas Ekonomi, Universitas
Brawijaya.
81
Rudi, A. (2013). Manfaatkan teknologi,kasus penipuan diprediksi meningkat.
Kompas.com. diunduh pada tanggal 20 Juni 2015 dari
http://megapolitan.kompas.com/read/2013/02/26/16162038/Manfaatkan.Tek
nologi..Kasus.Penipuan.Diprediksi.Meningkat
Schiffman, L. G., & Kanuk, L. L. (2007). Consumer Behavior. New Jersey:
Pearson Prentice Hall.
Sugianto, Danang. (2015). Online shopping diproyeksi tumbuh hingga 57% tahun
ini. Okezone.com. Diunduh pada tanggal 23 Januari 2015 dari
http://m.okezone.com/read/2015/01/22/320/1095645/0nline-shopping-
diproyeksi-tumbuh-hingga-57-tahun-ini
Spears, N., & Singh, S. N. (2004). Measuring attitude toward the brand and
purchase intentions. Journal of Current Issues and Research in Advertising,
26(2), 53-66.
Teo, T., Lee, C.B., & Chai, C.S. (2008). Understanding pre-service teachers’
computer attitudes: Applying and extending the technology acceptance
model. Journal of Computer Assisted Learning, 24(1), 128-143.
Tirtiroglu, E., & Elbeck, M. (2008). Qualifying Purchase Intentions using
Queueing Theory. Journal of Applied Quantitative Methods , 3 (2), 167-178.
Turban, Efraim, et al. (2002). Electronic E-commerce : A Management
Prespective International edition. Prentice Hall, Inc., USA
Wang, C.-C., Chen, C.-A., & Jiang, J.-C. (2009). The Impact of Knowledge and
Trust on E-Consumers’ Online Shopping Activities:An Empirical Study .
Journal of Computers , 4, 11-18.
82
Zhu, D. S., Lee, Z. C., & O’Neal, G. S. (2011). Mr. Risk! Please Trust Me: Trust
Antecedents that Increase Online Consumer Purchase Intention. Journal of
Internet Banking and Commerce , 16, 1-23.
83
LAMPIRAN
84
PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Responden yang terhormat,
Saya adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini saya sedang melakukan penelitian untuk
menyelesaikan tugas akhir Strata 1 mengenai kecenderungan belanja online.
Untuk itu saya meminta kesediaan anda untuk menjadi responden dalam
penelitian ini.
Dalam kuesioner ini terdapat beberapa pernyataan dengan 4 pilihan
jawaban. Anda diminta untuk membaca dengan teliti setiap pernyataan dan
memilih jawaban yang sesuai dengan kondisi Anda. Jawaban yang anda
berikan tidak bersifat benar atau salah, sehingga setiap individu dapat memiliki
jawaban yang berbeda. Setelah anda selesai menjawab seluruh pernyataan yang
ada, mohon untuk mengecek kembali jangan sampai ada peryataan yang
terlewat.
Selain itu, anda juga diminta untuk mengisi identitas diri yang tertera
dalam kuesioner ini. Semua data identitas dan jawaban yang anda berikan
hanya untuk kepentingan studi dan akan terjamin kerahasiaannya. Demikian atas bantuan dan partisipasi anda, Saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Peneliti
85
PETUNJUK PENGISIAN
Pada lembar berikut anda akan menemukan beberapa butir pernyataan. Bacalah
setiap pernyataan dengan seksama. Di bawah ini terdapat pilihan jawaban yang
masing-masing memiliki arti sebagai berikut :
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
Berilah tanda (X) pada jawaban yang Anda anggap paling sesuai dengan
keadaan diri Anda seperti contoh dibawah ini :
Pernyataan
Jawaban
STS TS S SS
Hal yang penting bagi saya adalah segala sesuatu yang
menyangkut kesehatan X
Artinya : Anda tidak setuju bahwa segala hal yang menyangkut kesehatan adalah
penting
Jika Anda ingin mengubah jawaban anda, berikan tanda ( = ) pada jawaban Anda
sebelumnya dan berikan tanda silang ( X ) pada jawaban yang anda anggap benar.
Pernyataan
Jawaban
STS TS S SS
Hal yang penting bagi saya adalah segala sesuatu yang
menyangkut kesehatan X X
Artinya : Anda setuju bahwa segala hal yang menyangkut kesehatan adalah
penting
-------------- Selamat Mengerjakan -------------
KUESIONER
Skala 1
No PERNYATAAN STS TS S SS
1. Saya akan berbelanja secara online dalam waktu dekat
ini.
2. Saya berencana untuk berbelanja secara online dalam
waktu dekat ini.
3. Saya berharap akan berbelanja berbelanja secara online
dalam waktu dekat ini.
4. Saya akan kembali berbelanja secara online dimasa yang
akan datang.
5. Saya akan mempertimbangkan untuk berbelanja secara
online dalam jangka panjang.
6. Saya berniat untuk berbelanja secara online dalam waktu
86
dekat ini.
7. Saya akan mempertimbangkan untuk berbelanja secara
online dalam jangka pendek.
Skala 2
No PERNYATAAN STS TS S SS
1. Saya percaya bahwa situs tokopedia.com sesuai dengan
keinginan saya.
2. Saya percaya situs tokopedia.com dapat memberikan
bantuan dalam memberikan informasi mengenai produk
yang akan saya beli.
3. Saya percaya situs tokopedia.com memperhatikan
kepuasan saya.
4. Saya mempercayai situs tokopedia.com untuk bertransaksi
sacara online.
5. Saya merasa situs tokopedia.com jujur dan dapat dipercaya
dalam proses transaksi jual beli.
6. Saya percaya situs tokopedia.com akan menjaga
komitmennya.
7. Saya merasa bahwa situs tokopedia.com jujur dan dapat
dipercaya.
8. Saya yakin situs tokopedia.com berkompeten dalam
menyediakan layanan bisnis online.
9. Saya percaya situs tokopedia.com memberikan saran dan
masukan yang baik dalam proses transaksi.
10. Saya merasa situs tokopedia.com mampu menyediakan
layanan belanja online dengan baik.
11. Saya merasa situs tokopedia.com memahami cara melayani
konsumen dengan baik.
Skala 3
No. PERNYATAAN STS TS S SS
1. Saya rasa berbelanja secara online dapat menyebabkan
pemborosan uang.
2. Saya merasa bahwa kartu kredit / rekening saya bisa saja
tidak aman.
3. Saya mungkin akan banyak menghabiskan banyak uang
ketika belanja online.
4. Saya mungkin menerima produk yang tidak saya inginkan
ketika memesan online.
5. Saya tidak percaya toko online.
6. Saya mungkin tidak mendapatkan prouk yang sesuai
87
dengan yang saya pesan secara online.
7. Saya merasa sulit untuk mengetahui dan menilai kualitas
suatu produk melalui internet.
8. Saya tidak dapat menyentuh dan menilai produk secara
langsung.
9. Saya mungkin akan mengalami keraguan mengenai ukuran
ketika membeli pakaian secara online.
10. Ketika berbelanja pakaian secara online saya tidak dapat
mencoba memakainya secara langsung.
11. Saya merasa belanja secara online menghabiskan banyak
waktu.
12. Saya merasa kesulitan untuk menemukan website yang
tepat ketika akan berbelanja online.
13. Saya kesulitan menemukan produk yang tepat ketika
berbelanja secara online.
14. Saya tidak sabar menunggu kedatangan produk yang saya
beli secara online.
15. Saya merasa kesulitan ketika melakukan pemesanan
produk yang akan saya beli secara online.
16. Saya merasa ketika bertransaksi dengan penjual online
memerlukan banyak waktu.
17. Saya khawatir saya akan menerima produk yang tidak
sesuai dengan yang dipesan secara online.
18. Saya khawatir barang yang saya pesan secara online
dikirim ke alamat yang salah.
19. Saya khawatir produk yang saya pesan tidak sampai tepat
waktu.
20. Saya merasa kesulitan untuk membatalkan pesanan ketika
belanja online.
21. Produk yang akan dikembalikan membutuhkan waktu yang
lama.
22. Saya khawatir produk yang saya beli secara online tidak
disetujui oleh keluarga saya.
23. Saya khawatir ketika saya belanja online hal tersebut akan
berpengaruh terhadap citra diri saya di mata orang lain.
24. Saya khawatir produk yang saya beli secara online tidak
disukai oleh keluarga atau teman-teman.
25. Saya khawatir akan mendapat penilaian buruk dari orang
jika saya berbelanja online.
26. Saya merasa situs tokopedia.com akan melindungi data
pribadi saya.
27. Saya merasa aman dalam menggunakan situs
tokopedia.com ini.
28. Selama ini, saya merasa nyaman situs tokopedia.com untuk
belanja secara online.
88
29. Saya merasa bahwa situs tokopedia.com menyediakan
informasi produk secara lengkap.
30. Saya mempercayai situs tokopedia.com untuk membeli
produk secara online.
IDENTITAS DIRI
Nama / Inisial : ________________________
Usia : ________________________
Fakultas / Jurusan : ____________/____________
Semester : ________________________
1. Apakah anda pernah berbelanja secara online ? □ Ya □ Belum
2. Sebutkan nama situs toko online yang pernah anda gunakan!
Terima Kasih Atas Partisipasi Anda
89
Matriks Item
Skala intensi Belanja Online
No ITEM
ASAL
TRANSLATE BACK
TRANSLATE
ITEM YANG
DIPAKAI
1. I will
definitely
buy
products
from this
site in the
near future.
Saya pasti akan
membeli produk dari
situs ini dalam waktu
dekat.
I would
definitely buy
products from
this site in the
near future
Saya akan
berbelanja secara
online dalam waktu
dekat ini.
2. It is likely
that i will
purchase
through this
site in the
near future.
Sangat mungkin
bahwa saya akan
membeli melalui
situs ini dalam waktu
dekat .
Very likely that
I would buy
through the site
in the near
future.
Saya berencana
untuk berbelanja
secara online dalam
waktu dekat ini.
3. I expect to
purchase
through this
site in the
near future.
Saya berharap untuk
membeli melalui
situs ini dalam waktu
dekat.
I wish to buy
through the site
in the near
future.
Saya berharap akan
berbelanja
berbelanja secara
online dalam waktu
dekat ini.
4. I will return
to this
website in
the future.
Saya akan kembali
ke situs ini di masa
depan.
I will return to
this site in the
future
Saya akan kembali
berbelanja secara
online dimasa yang
akan datang.
5. I will
consider
purchasing
from this
website in
the longer
term.
Saya akan
mempertimbangkan
membeli dari
website ini dalam
jangka panjang.
I would
consider
buying from
this website in
the long term.
Saya akan
mempertimbangkan
untuk berbelanja
secara online dalam
jangka panjang.
6. I intended to
purchase
through this
site in the
near future.
Saya berniat untuk
membeli melalui
situs ini dalam waktu
dekat.
I intend to
purchase
through this
site in the near
future.
Saya berniat untuk
berbelanja secara
online dalam waktu
dekat ini.
7. I will
consider
purchasing
from this
website in
the short
term.
Saya akan
mempertimbangkan
membeli dari
website ini dalam
jangka pendek.
I would
consider
buying from
this website in
the short term.
Saya akan
mempertimbangkan
untuk berbelanja
secara online dalam
jangka pendek.
90
Skala Trust
No ITEM ASAL TRANSLATE BACK
TRANSLATE
ITEM YANG
DIPAKAI
1. I believe that the
website I use for
my online
shopping would
act in my best
interest.
Saya percaya
bahwa website
yang saya
gunakan untuk
belanja online
saya akan
bertindak demi
kepentingan
terbaik.
I believe that the
website that I
use for my
online shopping
will act in the
best interests.
Saya percaya
bahwa situs
tokopedia.com
sesuai dengan
keinginan saya..
2. If I required
help, the website
I use for my
online shopping
would do its best
to help me.
Jika saya
membutuhkan
bantuan, website
yang saya
gunakan untuk
belanja online
akan memberikan
yang terbaik untuk
membantu saya.
If I need help,
the website that
I use for online
shopping will
give their best to
help me.
Saya percaya
situs
tokopedia.com
memberikan
bantuan dalam
memberikan
informasi
mengenai produk
yang akan saya
beli.
3. The website I
use for my
online shopping
is interested in
my well-being,
not just its own.
Website yang saya
gunakan untuk
belanja online
juga
memperhatikan
keuntungan saya,
bukan hanya
dirinya sendiri.
The website I
use for online
shopping also
noticed my
benefit,not just
the seller only.
Saya percaya
situs
tokopedia.com
memperhatikan
kepuasan saya.
4. The website I
use for my
online shopping
is truthful in its
dealings with
me.
Website yang saya
gunakan untuk
belanja online bisa
dipercaya dalam
bertransaksi
dengan saya.
The website I
use for online
shopping
trustworthy in
dealing with me.
Saya
mempercayai
situs
tokopedia.com
untuk
bertransaksi
sacara online.
5. I would
characterize the
website I use for
my online
shopping as
honest.
Saya akan
menandai website
yang mana saja
yang jujur dan
dapat dipercaya
untuk belanja
online.
I will mark any
website that
honest and
trustworthy for
online shopping.
Saya merasa
situs
tokopedia.com
jujur dan dapat
dipercaya dalam
proses transaksi
jual beli.
6. The website I
use for my
Website yang saya
gunakan untuk
The website I
use for online
Saya percaya
situs
91
online shopping
would keep its
commitments.
belanja online
akan menjaga
komitmennya.
shopping will
maintain its
commitment.
tokopedia.com
akan menjaga
komitmennya.
7. The website I
use for my
online shopping
is sincere and
genuine.
Website yang saya
gunakan untuk
belanja online
jujur dan dapat
dipercaya.
The website I
use for online
shopping honest
and trustworthy.
Saya merasa
bahwa situs
tokopedia.com
jujur dan dapat
dipercaya.
8. The website I
use for my
online shopping
is competent and
effective in
providing online
business.
Website yang saya
gunakan untuk
belanja online
adalah website
yang berkompeten
dan efektif dalam
menyediakan
bisnis online.
The website I
used to shopping
online is a
website that is
competent and
effective in
proviing online
business.
Saya yakin situs
tokopedia.com
berkompeten
dalam
menyediakan
layanan bisnis
online.
9. The website I
use for my
online shopping
performs its role
of giving
shopping advice
very well.
Website yang saya
gunakan untuk
belanja online
melakukan
perannya dalam
memberikan
nasehat belanja
dengan sangat
baik.
The website I
use for online
shopping is
doing its part in
providing the
excellent
shopping advice.
Saya percaya
bahwa situs
tokopedia.com
memberikan
saran dan
masukan yang
baik dalam
proses transaksi.
10. Overall, the
website I use for
my online
shopping is a
capable and
proficient
Internet
shopping
provider.
Secara
keseluruhan,
website yang saya
gunakan untuk
belanja online,
mampu dan cakap
dalam
menyediakan
layanan belanja
online.
Overall, the
website that I
use for online
shopping
capable and
competent in
providing online
shopping
services.
Saya merasa
situs
tokopedia.com
mampu
menyediakan
layanan belanja
online dengan
baik.
11. In general, the
website I use for
my online
shopping is very
knowledgeable
about its service.
Secara umum,
website yang saya
gunakan untuk
belanja online
sangat mengerti
mengenai layanan
yang ditawarkan.
In general,the
website that I
use for online
shopping is very
understanding
about the
services offered.
saya merasa situs
tokopedia.com
memahami cara
melayani
konsumen
dengan baik.
92
Skala Perceived Risk
No ITEM ASAL TRANSLATE BACK
TRANSLATE
ITEM YANG
DIPAKAI
1. Shopping online
can involve a waste
of money.
Belanja online
dapat berdampak
pemborosan
uang.
Shopping
online can
impact a waste
of money.
Saya rasa
berbelanja
secara online
dapat
menyebabkan
pemborosan
uang.
2. I feel that my credit
card number may
not be secure.
Saya merasa
bahwa nomor
kartu kredit saya
bisa saja tidak
aman.
I feel that my
credit card
number would
be unsafe.
Saya merasa
bahwa kartu
kredit /
rekening saya
bisa saja tidak
aman.
3. might get
overcharged if I
shop online.
Mungkin akan
ditagih
berlebihan jika
saya berbelanja
online.
Might get
overcharged if
I shop online.
Saya mungkin
akan banyak
menghabiskan
banyak uang
ketika belanja
online.
4. I may not get the
product I want.
Saya mungkin
saja tidak
mendapatkan
produk yang saya
inginkan.
I may not get
the product I
want.
Saya mungkin
menerima
produk yang
tidak saya
inginkan ketika
memesan
online.
5. I can’t trust the
online company.
Saya tidak bisa
mempercayai
toko online.
I can not trust
the online
store.
Saya tidak
percaya toko
online.
6. I might not get
what I ordered
through online
shopping.
Saya mungkin
tidak
mendapatkan apa
yang saya pesan
melalui belanja
online.
I may not get
what I ordered
through online
shopping.
Saya mungkin
tidak
mendapatkan
prouk yang
sesuai dengan
yang saya pesan
secara online.
7. It is hard to judge
the quality of
product over
Internet.
Sulit untuk
menilai kualitas
produk melaui
internet.
It is difficult to
assess the
quality of the
product
through the
internet.
Saya merasa
sulit untuk
mengetahui dan
menilai kualitas
suatu produk
melalui internet.
8. I can’t to touch and Saya tidak dapat I can not touch Saya tidak
93
examine the actual
product.
menyentuh dan
menilai produk
secara langsung.
and assess the
prouct directly.
dapat
menyentuh dan
menilai produk
secara
langsung.
9. Size may be a
problem with
clothes.
Ukuran bisa
menjadi masalah
dengan pakaian.
Size can be a
problem with
clothes.
Saya mungkin
akan
mengalami
keraguan
mengenai
ukuran ketika
membeli
pakaian secara
online.
10. I can’t try on
clothing online.
Saya tidak dapat
mencoba baju
jika belanja
secara online.
I can not try on
clothes when
shopping
online.
Ketika
berbelanja
pakaian secara
online saya
tidak dapat
mencoba
memakainya
secara
langsung.
11. Buying a product
online can involve
a waste of time.
Membeli produk
secara online
melibatkan
membuang-
buang waktu.
Buying
products online
may involve a
waste of time.
Saya merasa
belanja secara
online
menghabiskan
banyak waktu.
12. Difficult to find
appropriate
websites.
Sulit untuk
menemukan
website yang
tepat.
It’s hard to
find the right
website.
Saya merasa
kesulitan untuk
menemukan
website yang
tepat ketika
akan berbelanja
online.
13. Finding right
product online is
difficult.
Menemukan
produk yang
tepat secara
online sulit.
Finding right
product online
is hard.
Saya kesulitan
menemukan
produk yang
tepat ketika
berbelanja
secara online.
14. If I shop online I
cannot wait till the
product arrives.
Jika saya
berbelanja online
saya tidak bisa
menunggu
sampai produk
If I shop online
I cannot wait
till the product
arrives.
Saya tidak sabar
menunggu
kedatangan
produk yang
saya beli secara
94
tiba. online.
15. Too complicated to
place order.
Terlalu rumit
untuk
menempatkan
pesanan
Too
complicated to
place order.
Saya merasa
kesulitan ketika
melakukan
pemesanan
produk yang
akan saya beli
secara online.
16. Communicating
with the seller may
require a lot of
time.
Berkomunikasi
dengan penjual
mungkin
membutuhkan
banyak waktu.
Communicate
with the seller
may require a
lot of time.
Saya merasa
ketika
bertransaksi
dengan penjual
online
memerlukan
banyak waktu.
17. I might not receive
the product
ordered online.
Saya mungkin
saja tidak
menerima produk
yang saya pesan
secara online.
I may not
receive the
product that I
ordered online.
Saya khawatir
saya akan
menerima
produk yang
tidak sesuai
dengan yang
dipesan secara
online.
18. Delivery may be
sent to the wrong
place.
Pengiriman
mungkin dikirim
ke tempat yang
salah.
Delivery can
be sent to the
wrong place.
Saya khawatir
barang yang
saya pesan
secara online
dikirim ke
alamat yang
salah.
19. Sellers may not be
timely delivery.
Penjual online
mungkin saja
tidak
mengirimkan
produk dengan
tepat waktu.
Online sellers
may not deliver
the product on
time.
Saya khawatir
produk yang
saya pesan tidak
sampai tepat
waktu.
20. It is not easy to
cancel orders when
shop online.
Tidak mudah
untuk
membatalkan
pesanan ketika
belanja online.
Not easy to
cancel an
order when
shopping
online.
Saya merasa
kesulitan untuk
membatalkan
pesanan ketika
belanja online.
21. The goods returned
may be waiting a
long time.
Barang-barang
yang akan
dikembalikan
(retur)
kemungkinan
The goods will
be returned
likely take a
long time.
Produk yang
akan
dikembalikan
membutuhkan
waktu yang
95
membutuhkan
waktu yang lama.
lama.
22. product purchased
may result in
disapproval by
family.
Produk yang
dibeli mungkin
tidak disetujui
oleh keluarga.
Products
purchased may
not be
approved by
the family.
Saya khawatir
produk yang
saya beli secara
online tidak
disetujui oleh
keluarga saya.
23. Online shopping
may affect the
image of people
around me.
Belanja online
dapat
mempengaruhi
citra orang di
sekitar saya.
Shopping
online can
affect the
image of the
people around
me.
Saya khawatir
ketika saya
belanja secara
online hal
tersebut akan
berpengaruh
terhadap citra
diri saya di
mata orang lain.
24. Online products
may not be
recognized by
relatives or friends.
Produk online
mungkin tidak
akan diakui oleh
keluarga atau
teman-teman.
Online
products may
not be
recognized by
family or
friends
Saya khawatir
produk yang
saya beli secara
online tidak
disukai oleh
keluarga atau
teman-teman
25.. Online shopping
may make others
reduce my
evaluation.
Belanja online
dapat membuat
orang lain.
mengurangi
penilaiannya
tentang saya.
Shopping
online can
make others
reduce
judgment about
me..
Saya khawatir
akan mendapat
penilaian buruk
dari orang jika
saya berbelanja
online.
26. This website will
protect my private
information.
Website ini akan
melindungi
informasi pribadi
saya.
This website
will protect my
personal
information.
Saya merasa
website yang
saya gunakan
untuk belanja
online akan
melindungi data
pribadi saya.
27. I have security on
this website.
Saya memiliki
keamanan di situs
ini.
I have security
on this site.
Saya merasa
aman dalam
menggunakan
website ini.
28. This site make me
feel comfortable.
Situs ini
membuat saya
merasa nyaman.
This site make
me feel
comfortable.
Selama ini, saya
merasa nyaman
menggunakan
website yang
saya gunakan
96
untuk belanja
secara online.
29. This website
provides me with
complete
information.
Website yang
saya gunakan
menyediakan
informasi
lengkap.
The website I
use provides
the complete
information.
Saya merasa
situs
tokopedia.com
menyediakan
informasi prouk
secara lengkap.
30. I trust this website
for purchasing
products.
Saya percaya
website yang
saya gunakan
untuk membeli
produk.
I believe a
website that I
use to buy
products.
Saya
mempercayai
situs
tokopedia.com
untuk membeli
produk secara
online.
97
SYNTAX LISREL DAN PATH DIAGRAM UJI ANALISA FAKTOR
DA NI=7 NO=200 MA=KM
LA
IT01 IT02 IT03 IT04 IT05 IT06 IT07
KM SY FI=IOS.COR
MO NX=7 NK=1 TD=SY LX=FR
LK
IOS
PD
FR TD 5 1 TD 4 2 TD 7 1 TD 4 1 TD 5 4 TD 7 2 TD 5 3
OU TV MI SS
UJI VALIDITAS TRUST
DA NI=11 NO=200 MA=KM
LA
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11
KM SY FI=TRUST.COR
MO NX=11 NK=3 PH=ST TD=SY
LK
Ability Benevolence Integrity
fr lx 1 1 lx 2 1 lx 3 1 lx 4 2 lx 5 2 lx 6 2
fr lx 7 2 lx 8 3 lx 9 3 lx 10 3 lx 11 3
FR TD 5 3 TD 5 8 TD 10 5 TD 10 1 TD 9 6 TD 8 3 TD 9 4 TD 11 8 TD 4 1
FR TD 8 4 TD 11 7 TD 9 2 TD 9 3 TD 8 2 TD 7 5 TD 7 3 TD 4 3 TD 4 2 TD 10 9 TD 6 4
FR TD 3 2 TD 10 8 TD 8 1 TD 9 8 TD 8 7 TD 11 8 TD 11 10 TD 6 1 TD 2 1 TD 9 7 TD 11 6
FR TD 11 5 TD 11 2 TD 9 1 TD 10 4
PD
OU SS TV MI AD=OFF
I T019.91
I T023.01
I T038.36
I T048.51
I T059.95
I T069.18
I T079.48
IOS 0.00
Chi-Square=9.17, df=7, P-value=0.24093, RMSEA=0.039
10.71
18.56
16.62
12.41
8.14
15.30
8.44
X 15.70
X 25.32
X 38.62
X 49.66
X 50.93
X 65.50
X 75.17
X 8-3.12
X 92.73
X 10-2.09
X 111.12
Ability 0.00
Benevole 0.00
Integrit 0.00
Chi-Square=9.15, df=7, P-value=0.24215, RMSEA=0.039
12.86
11.39
10.09
10.72
18.85
16.95
16.57
8.74
11.44
12.44
12.85
98
UJI ANALISA FAKTOR
DA NI=30 NO=200 MA=KM
LA
IT01 IT02 IT03 IT04 IT05 IT06 IT07 IT08 IT09 IT10 IT11 IT12
IT13 IT14 IT15 IT16 IT17 IT18 IT19 IT20 IT21 IT22 IT23 IT24
IT25 IT26 IT27 IT28 IT29 IT30
KM SY FI=PR.COR
se
1 2 3 4 5/
MO NX=5 NK=1 TD=SY LX=FR
LK
FINANCIAL
FR TD 3 4 TD 5 2
PD
OU TV MI SS
UJI ANALISA FAKTOR
DA NI=30 NO=200 MA=KM
LA
IT01 IT02 IT03 IT04 IT05 IT06 IT07 IT08 IT09 IT10 IT11 IT12
IT13 IT14 IT15 IT16 IT17 IT18 IT19 IT20 IT21 IT22 IT23 IT24
IT25 IT26 IT27 IT28 IT29 IT30
KM SY FI=PR.COR
se
6 7 8 9 10/
MO NX=5 NK=1 TD=SY LX=FR
LK
PRODUCT
FR TD 3 2 TD 3 1 TD 4 1 TD 4 2
PD
OU TV MI SS
UJI ANALISA FAKTOR
DA NI=30 NO=200 MA=KM
LA
IT01 IT02 IT03 IT04 IT05 IT06 IT07 IT08 IT09 IT10 IT11 IT12
IT13 IT14 IT15 IT16 IT17 IT18 IT19 IT20 IT21 IT22 IT23 IT24
IT25 IT26 IT27 IT28 IT29 IT30
KM SY FI=PR.COR
se
11 12 13 14 15 16/
MO NX=6 NK=1 TD=SY LX=FR
LK
TIME
FR TD 3 2 TD 4 3 TD 5 3 TD 5 2 TD 6 5 TD 6 3 TD 2 1 TD 5 1 TD 1 2
PD
OU TV MI SS
IT012.27
IT029.35
IT036.30
IT048.24
IT059.67
FINANCIA 0.00
Chi-Square=0.95, df=3, P-value=0.81418, RMSEA=0.000
9.28
4.89
7.71
6.07
3.62
IT067.22
IT078.98
IT087.08
IT093.89
IT107.87
PRODUCT 0.00
Chi-Square=0.23, df=1, P-value=0.63424, RMSEA=0.000
10.56
9.47
15.09
17.02
14.81
IT110.20
IT129.89
IT1310.16
IT149.41
IT1510.02
IT165.74
TIME 0.00
Chi-Square=1.66, df=1, P-value=0.19772, RMSEA=0.058
6.84
-0.65
2.27
-4.11
0.08
5.76
99
UJI ANALISA FAKTOR
DA NI=30 NO=200 MA=KM
LA
IT01 IT02 IT03 IT04 IT05 IT06 IT07 IT08 IT09 IT10 IT11 IT12
IT13 IT14 IT15 IT16 IT17 IT18 IT19 IT20 IT21 IT22 IT23 IT24
IT25 IT26 IT27 IT28 IT29 IT30
KM SY FI=PR.COR
se
17 18 19 20 21/
MO NX=5 NK=1 TD=SY LX=FR
LK
DELIVERY
FR TD 5 4 TD 2 1
PD
OU TV MI SS
UJI ANALISA FAKTOR
DA NI=30 NO=200 MA=KM
LA
IT01 IT02 IT03 IT04 IT05 IT06 IT07 IT08 IT09 IT10 IT11 IT12
IT13 IT14 IT15 IT16 IT17 IT18 IT19 IT20 IT21 IT22 IT23 IT24
IT25 IT26 IT27 IT28 IT29 IT30
KM SY FI=PR.COR
se
22 23 24 25/
MO NX=4 NK=1 TD=SY LX=FR
LK
SOCIAL
FR TD 4 2
PD
OU TV MI SS
UJI ANALISA FAKTOR
DA NI=30 NO=200 MA=KM
LA
IT01 IT02 IT03 IT04 IT05 IT06 IT07 IT08 IT09 IT10 IT11 IT12
IT13 IT14 IT15 IT16 IT17 IT18 IT19 IT20 IT21 IT22 IT23 IT24
IT1110.03
IT125.94
IT131.81
IT1410.00
IT159.02
DELIVERY 0.00
Chi-Square=0.64, df=2, P-value=0.72544, RMSEA=0.000
2.57
11.09
13.31
1.36
8.27
IT220.55
IT230.36
IT240.03
IT250.74
SOCIAL 1.00
Chi-Square=4.21, df=1, P-value=0.04019, RMSEA=0.127
0.67
0.80
0.99
0.51
100
IT25 IT26 IT27 IT28 IT29 IT30
KM SY FI=PR.COR
se
26 27 28 29 30/
MO NX=5 NK=1 TD=SY LX=FR
LK
INFORMATION
FR TD 2 1 TD 4 3 TD 3 2
PD
OU AD=OFF TV MI SS
IT269.80
IT279.66
IT287.88
IT295.91
IT30-0.26
INFORMAT 0.00
Chi-Square=2.60, df=2, P-value=0.27236, RMSEA=0.039
4.10
4.93
6.62
7.19
9.17