PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

43
i PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND TRUST PADA FORUM JUAL BELI KASKUS Oleh : AGUNG BUDI SETIAWAN NIM : 212010117 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2014

Transcript of PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

Page 1: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

i

PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK

TERHADAP BRAND TRUST PADA FORUM JUAL

BELI KASKUS

Oleh :

AGUNG BUDI SETIAWAN

NIM : 212010117

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian

dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2014

Page 2: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

ii

Page 3: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

iii

Page 4: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

iv

Page 5: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

v

Page 6: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

vi

ABSTRACT

The quick development of the internet leads to the emergence of new

business opportunities. With the vastness of space that can be accessed, as well as

an easy access to the information and the give online information , both sellers

and consumers get the convenience in selling or buying goods online. Consumers

will consider various aspects that exist during the decision making process in

making a purchase online. Consumers assume that more complete information is

available, as well as the many positive comments from other consumers who have

done a good deal, will increase consumers’ trust, as well as reduce the risk level

that may arise.

This study aims to find out the effect of eWOM and perceived risk on

brand trust in one of the largest online trading forum in Indonesia, Kaskus. To

obtain the necessary data, the writer uses 100 respondents as a sample by using a

judgmental sampling technique. The analytical tool used is multiple linear

regression.

The results showed that eWOM is significantly influences on the brand

trust, while perceived risk has no significant effect on the brand trust.

Keyword : eWOM, perceived risk, brand trust, buying and selling online forum

Page 7: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

vii

SARIPATI

Perkembangan dunia internet yang sangat cepat mengakibatkan

munculnya berbagai kesempatan bisnis yang baru. Dengan semakin luasnya ruang

yang bisa diakses, serta kemudahan dalam mengakses infomasi maupun

menyajikan informasi secara online, baik penjual maupun konsumen saling

mendapatkan kemudahan dalam menjual atau membeli barang dengan secara

online. Konsumen mempertimbangkan berbagai aspek yang ada selama proses

pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian online. Konsumen

beranggapan bahwa semakin lengkap informasi yang tersedia, serta semakin

banyak komentar positif dari konsumen lain yang telah melakukan transaksi

dengan baik, akan meningkatkan kepercayaan konsumen, serta mengurangi

tingkat resiko yang mungkin timbul.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh eWOM dan perceived

risk terhadap brand trust dalam salah satu forum jual beli online terbesar di

Indonesia yaitu Kaskus. Untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis

menggunakan sample dari 100 responden dengan teknik judgemental sampling.

Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa eWOM berpengaruh signifikan

terhadap brand trust, sedangkan perceived risk tidak mempunyai pengaruh

signifikan terhadap brand trust.

Kata kunci : eWOM, perceived risk, brand trust, forum jual beli online

Page 8: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

viii

KATA PENGANTAR

Perkembangan e-commerce menyebabkan munculnya berbagai bisnis baru

dalam bentuk online shop. Tingkat persaingan yang ketat antar sesama penjual

menyebabkan mereka harus berlomba-lomba membentuk kepercayaan konsumen.

Dengan semakin tingginya tingkat kepercayaan, konsumen, kemungkinan

konsumen melakukan transaksi online melalui penjual tersebut akan makin besar.

Adanya kebebasan mengakses informasi dalam dunia internet menyebabkan

konsumen dapat mempertimbangkan dan memutuskan untuk melakukan transaksi.

Dengan semakin lengkapnya informasi serta berbagai komentar positif yang ada,

maka konsumen akan dapat mengetahui berbagai resiko yang mungkin timbul

selama melakukan transaksi melalui penjual online yang sama sekali belum

pernah mereka temui.

Penelitian ini menyajikan suatu hasil penelitian tentang pengaruh eWOM,

perceived risk terhadap brand trust pada salah satu forum jual beli online yang

sangat terkenal di Indonesia. Penelitian ini tentunya masih jauh dari sempurna,

namun demikian semoga penelitian ini dapat memberikan informasi dan masukan

bagi pihak penjual online, konsumen, maupun bagi pembaca.

Salatiga, 26 September 2014

Agung Budi Setiawan

Page 9: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

ix

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuha Yang Maha

Esa atas segala rahmat, berkat, dan anugerah yang telah diberikan-Nya kepada

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas kerja ini dengan baik.

Selama proses penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa adanya

keterbatasan dalam diri penulis sehingga dalam penulisan skripsi ini dibantu oleh

berbagai pihak yang senantiasa memberikan bantuan, dorongan, semangat, kritik

dan saran. Pada saat ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Terima kasih kepada Yesus Kristus atas penyertaan dan tuntunan-Nya

yang luar biasa hingga saat ini.

2. Keluarga penulis, khususnya kedua orang tua dan kedua adik yang telah

memberikan dukungan, doa, dan kasih sayang tak terhingga kepada

penulis, serta mendukung selama perkuliahan, maupun saat penulisan

kertas kerja ini.

3. Ibu Dra. Ristiyanti Prasetijo, MBA., selaku dosen pembimbing. Terima

kasih atas waktu, ide, saran, dan kritik yang telah diberikan selama

penyusunan kertas kerja ini.

4. Bapak Hari Sunarto, S.E., MBA., Ph.D., selaku dekan Fakultas

Ekonomika dan Bisnis, serta ibu Sri Sulandjari, S.E., MSIE., selaku wali

studi yang telah membantu penulis selama proses perkuliahan hingga

selesainya kertas kerja ini.

5. Seluruh staf pengajar dan tata usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis

UKSW yang sudah membimbing selama masa perkuliahan penulis, serta

penyusunan kertas kerja ini seara langsung maupun tidak langsung.

6. Teman-teman kos : Arby, Herry, Teja, Yosua, Petrus, Rio, Nugra. Terima

kasih atas dukungan yang diberikan, kebersamaan dan bantuanya selama

waktu perkuliahan.

7. Teman-teman seperjuangan : Agus, Hendry, Robby, Gusbud, Fefe, Edwin,

Michael, Tepen, Vino, Inka. Terima kasih atas kebersamaannya selama

ini.

8. Keluarga besar dan teman-teman FEB angkatan 2010, terima kasih atas

kebersamaan dan dukungan selama masa perkuliahaan.

Page 10: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i

SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT .............................................................. ii

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES .................................................. iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ............................................ iv

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................................... v

ABSTRACT ................................................................................................................. vi

SARIPATI ................................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................................... viii

UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................................ ix

DAFTAR ISI ................................................................................................................. x

PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1

Persoalan Penelitian .......................................................................................... 4

Tujuan Penelitian .............................................................................................. 4

LANDASAN TEORI .................................................................................................... 5

E-Commerce .................................................................................................... 5

EWOM ............................................................................................................. 6

Brand Trust ...................................................................................................... 9

Perceived Risk ................................................................................................ 11

Model Penelitian ............................................................................................ 12

METODE PENELITIAN .............................................................................. 13

Pendekatan Penelitian .................................................................................... 13

Model Penelitian ............................................................................................ 13

Pengukuran Konsep ....................................................................................... 13

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ............................................ 14

Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis ..................................................... 15

HASIL DAN ANALISIS ............................................................................................ 17

Uji Reliabilitas dan Validitas ......................................................................... 17

Uji Asumsi Klasik ......................................................................................... 17

Uji Regresi Linier Berganda .......................................................................... 18

Uji Hipotesis Regresi Linier Berganda .......................................................... 18

PEMBAHASAN ......................................................................................................... 20

Karakteristik Responden ................................................................................ 20

Pengaruh EWOM dan Perceived Risk terhadap Brand Trust ........................ 20

PENUTUP ................................................................................................................... 22

Kesimpulan .................................................................................................... 22

Implikasi Teoritis ........................................................................................... 22

Implikasi Manajerial ...................................................................................... 22

Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 23

Saran Penelitian Mendatang .......................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................

Page 11: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna internet di Indonesia,

masyarakat mulai mengembangkan bidang usahanya bukan hanya di dunia nyata,

namun juga di dunia maya, sehingga lahirlah bisnis elektronik atau yang sekarang ini

lebih dikenal dengan sebutan e-commerce. Perkembangan e-commerce

mengakibatkan munculnya berbagai peluang bisnis yang terbuka lebar bagi segala

kalangan masyarakat. Potensi yang besar akan e-commerce menyebabkan

munculnya berbagai bisnis baru dalam bentuk online shop, baik dengan

memanfaatkan teknologi web maupun media sosial atau melalui sejumlah forum jual

beli yang tersedia mengakibatkan tingginya tingkat persaingan dalam mengelola

bisnis online shop tersebut (http://www.luqm4ntr.wordpres.com). Untuk

mendapatkan konsumen melalui media online tidaklah mudah, ada berbagai faktor

yang mempengaruhi konsumen mulai dari kebutuhan, pencarian akan informasi

suatu produk atau layanan, hingga proses penentuan keputusan beli yang diambil

oleh konsumen.

Perkembangan dunia informasi dan teknologi berdampak pada keputusan

pembelian, misalnya ketika konsumen mencari informasi tentang produk yang akan

mereka beli. Dulu, konsumen lebih sering mengingat tentang pengalaman masa lalu

setelah membeli suatu produk, baik itu pengalaman pribadi maupun pengalaman

orang lain (Betty, 2011). Sekarang, konsumen lebih sering mencari informasi di luar

memorinya (eksternal) dengan cara browsing di internet, karena salah satu manfaat

internet adalah menyediakan informasi hanya dengan satu kali klik (Dumrongsiri,

2010 dalam Betty, 2011).

Salah satu bentuk informasi di internet adalah opini maupun testimoni

tentang suatu produk yang terposting dalam forum jual beli online dan nantinya

informasi tersebut dapat menjadi sebuah referensi dalam penentuan keputusan

pembelian. Fenomena ini dalam istilah pemasaran sering disebut dengan word of

mouth. Word of mouth dirasa lebih superior karena informasi yang diberikan lebih

reliabel sehingga memiliki tingat persuasi yang lebih besar dan akan menimbulkan

kepercayaan dan kredibilitas yang tinggi (Jalilvand, 2012). Kepercayaan merupakan

dasar dari perdagangan. Pengaruh kepercayaan pada hubungan bisnis sangat besar

dalam lingkungan online, dimana tidak ada interaksi tatap muka antara pihak penjual

Page 12: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

2

dan pembeli (Yousafzai et al., 2003). Dengan kondisi tersebut, karena ketidakpastian

konsumen pada transaksi meningkat, maka kepercayaan mendapatkan peran penting

dalam keputusan mereka untuk bertransaksi secara online (Tanudjaja, 2013).

Komunikasi yang terbentuk melalui opini dalam media internet tersebut tentang

sebuah produk, layanan, maupun merek kemudian dikenal sebagai electronic word

of mouth atau eWOM (Jalilvand, 2012).

Meskipun internet memberikan konsumen informasi yang lengkap melalui

informasi produk dan layanan pada beberapa situs (channel), namun tetap masih

memiliki beberapa masalah yang harus diselesaikan. Misalnya, ketika konsumen

berbelanja di internet, mereka tidak dapat merasakan, melihat secara langsung,

ataupun menyentuh realitas produk atau jasa sebelum mereka membeli apa yang

mereka butuhkan. Mereka mungkin khawatir tentang keamanan transmisi kredit

kartu informasi melalui internet (Tanudjaja, 2013).

Setiap keputusan yang diambil oleh konsumen memiliki resiko akan

ketidakpastian dan konsekuensi akan kerugian yang diderita konsumen atas

pembelian sebuah produk atau layanan. Sebelum konsumen membeli sebuah produk,

konsumen akan memikirkan resiko apa yang diperoleh di kemudian hari, terutama

dalam jual beli online. Banyak pertimbangan yang akan dipikirkan oleh konsumen

dalam menentukan keputusan beli karena tingginya tingkat resiko yang dihadapi. Hal

tersebut disebut dalam bahasa Inggris perceived risk yang terbentuk di benak

konsumen. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perceived risk merupakan hal

yang perlu diperhatikan dalam setiap pengambilan keputusan pembelian (Rendra,

2012).

Kaskus yang pada awalnya merupakan komunitas kecil untuk sekedar

berbagi berita atau sekedar sebagai forum untuk berbagi informasi dan berdiskusi,

kemudian berkembang menjadi forum jual beli online terbesar di Indonesia pada saat

ini (vivanews.com). Kaskus dikunjungi oleh sedikitnya 600.000 orang, dengan

pageviews melebihi 15.000.000 setiap harinya. Hingga saat ini kaskus sudah

memiliki lebih dari 200 juta post (http://kaskus.co.id). Tingginya jumlah

pengunjung, antusias, dan partisipasi para anggotanya membuat para penjual ataupun

pembeli menjadikan kaskus sebagai pasar virtual yang ramai dimana penjual atau

pembeli dapat melakukan transaksi setiap waktu (Rendra, 2012).

Dengan melakukan posting pada forum jual beli yang ada dalam

kaskus.co.id, penjual dapat menawarkan barang dagangannya tanpa dikenakan biaya

Page 13: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

3

sedikitpun. Konsumen juga mendapat kemudahan dalam melakukan pencarian

barang yang dibutuhkan melalui search bar yang disediakan atau pembeli juga dapat

melakukan posting ingin membeli sebuah barang yang diinginkan. Dari forum jual

beli itulah kemudian terjadi proses negosiasi antar pembeli dan penjual yang

kemudian akan berujung pada kesepakatan jika kedua belah pihak setuju sampai

pada pembayaran sesuai yang disetujui oleh kedua pihak tersebut.

Dalam posting yang ada, berbagai member kaskus lain diperbolehkan untuk

memberikan testimoni maupun opini baik itu positif maupun negatif pada ID

membership dari penjual maupun pembeli. Hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk

melakukan rekayasa akan kebenaran yang ada mengenai penjual. Oleh karena itu

konsumen dengan cermat harus mempertimbangkan berbagai resiko yang ada.

Munculnya resiko akan penipuan mengakibatkan terbentuknya persepsi resiko oleh

konsumen dalam melakukan transaksi jual beli online. Kepercayaan konsumen akan

opini maupun testimoni yang ada akan mempengaruhi perilaku selama proses

pengambilan keputusan beli oleh konsumen.

Dalam penelitian sebelumnya oleh Loh (2011), yang dilakukan dengan 225

responden via email yang menggunakan social network sites seperti Facebook,

Myspace, Twitter, Youtube, dan Blogs, diperoleh hasil penelitian bahwa 1) Purchase

intention berpengaruh langsung terhadap actual purchase behavior, 2) eWOM

berpengaruh positif terhadap trust pada social network sites 3) perceived risk

berpengaruh negatif terhadap trust 4) trust berpengaruh positif terhadap purchase

intention. Dalam penelitian tersebut tidak ditemukan pengaruh social identity

terthadap trust, serta perceived risk terhadap purchase intention. Hal – hal diatas

akan menjadi topik penelitian yang menarik bagi penulis.

Peneliti bermaksud untuk memodifikasi variabel yang digunakan oleh Jones

dan Kim (2010), Loh (2011) dengan alasan bahwa dalam dalam kenyataannya agar

terjadi transaki secara nyata, dibutuhkan tingkat kepercayaan yang tinggi antar

penjual dengan pembeli. Penjual dalam forum jual beli dapat membentuk

kepercayaan dari pembeli dengan membentuk kepuasan konsumen yang mana

kemudian konsumen akan memberikan testimoni positif serta julukan seperti

recommended seller atau trusted seller kepada penjual yang bersangkutan. Melalui

eWOM positif yang ada kemudian terbentuk image yang baik dalam melakukan

transaksi melalui Kaskus. Sehingga calon konsumen baru tidak ragu dalam

melakukan transaksi melalui Kaskus. Penelitian oleh Jones & Kim (2010) tentang

Page 14: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

4

Brand Trust yang mana berujung pada hasi penelitian makin rendah tingkat

Perceived Risk maka tingkat kepercayaan konsumen akan meningkat, kemudian oleh

Loh (2011) tentang pengaruh trust, social identity, perceived risk dan eWOM

terhadap proses pembentukan keputusan konsumen dalam media social dengan hasil

penelitian eWOM berpengaruh signifikan terhadap brand trust, serta rasa

keingintahuan penulis tentang apakah eWOM dan Perceived Risk dapat

mempengaruhi kepercayaan konsumen dalam FJB Kaskus kemudian penulis

memutuskan untuk menggunakan variabel eWOM, Perceived Risk dan Brand Trust.

Dimensi pertama dari EWOM yang digunakan dalam penelitian ini adalah Concern

of Others yaitu dengan motivasi mengurangi resiko pembelian, waktu pencarian

informasi, dan ketidakpastian yang terjadi selama proses transaksi. Kemudian

dimensi Platform Assistance dengan motivasi untuk mempelajari teknik konsumsi

produk serta fungsi dan spesifikasi produk. Dimensi ketiga adalah Social Benefits

yang mana terlihat dalam motivasi untuk menetapkan posisi sosial dan rasa ingin

memiliki komunitas virtual. Dimensi terakhir adalah Expressing Positive Feeling

dengan melihat keuntungan finansial yang akan didapatkan. Perceived risk yang

mana merupakan berbagai resiko yang muncul selama melakukan proses transaksi

melalui FJB Kaskus. Sedangkan untuk kepercayaan dari pembeli, dipertegas dengan

Brand Trust, dimana pembeli menganggap bahwa melakukan transaksi melalui FJB

Kaskus akan aman dan nyaman. Dengan terbentuknya kepercayaan terhadap

member Kaskus yang merupakan fondasi dari FJB Kaskus itu sendiri, diharapkan

bahwa calon konsumen baru maupun yang sudah pernah melakukan transaksi

melalui Kaskus akan memiliki keyakinan yang makin tinggi dalam memilih Kaskus

sebagai FJB yang akan selalu digunakan untuk bertransaksi.

Persoalan Penelitian

Hubungan antar variabel dalam penelitian ini yaitu :

1. Apakah eWOM berpengaruh terhadap brand trust pada forum jual beli online

Kaskus?

2. Apakah perceived risk berpengaruh terhadap brand trust pada forum jual beli

online Kaskus?

Tujuan Penelitian

1. Mengetahui adanya pengaruh eWOM terhadap brand trust.

2. Mengetahui adanya pengaruh perceived risk terhadap brand trust.

Page 15: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

5

LANDASAN TEORITIS

E-Commerce

E-commerce merupakan penggunaan media internet sebagai sarana

perdagangan. Transaksi yang dilakukan melalui internet antara lain pemesanan dan

pembelian barang dimana barang akan dikirim melalui pos atau jasa pengiriman

barang setelah pembeli mentransfer sejumlah uang ke rekening penjual (Nofie,

2009). Internet juga merupakan media promosi untuk perusahaan karena

jangkauannya yang sangat luas dan tanpa batas waktu dapat diakses dimanapun dan

kapanpun, serta dengan adanya fasilitas jasa pengantaran yang semakin

memudahkan penjual dalam melakukan pengantaran barang hingga ke tangan

konsumen.

Definisi e-commerce menurut Laudon & Laudon (1998) adalah suatu proses

membeli dan menjual produk-produk secara elektronik oleh konsumen dan dari

perusahaan ke perusahaan dengan menggunakan media internet sebagai perantara

transaksi bisnis. E-commerce digolongkan berdasarkan sifat transaksinya menjadi :

1. Business to Business (B2B), yang merupakan proses bisnis marketing

dalam menjual produk dan jasa kepada perusahaan lain (Miletsky &

Smith, 2009), dan biasanya produk/layanan yang dibeli digunakan untuk

melakukan proses bisnis lagi maupun dapat juga dijual kepada konsumen

akhir.

2. Business to Consumer (B2C), yang merupakan jenis transaksi yang

pembelinya perorangan yang merupakan konsumen akhir. Disini

konsumen sebagai user karena konsumen tidak menjualnya lagi (Faudy,

2005:408).

3. Consumer to business (C2B), merupakan individu yang menjual produk

atau layanan kepada organisasi/individu yang mencari penjual dan

melakukan transaksi (Faudy, 2005:408).

Semakin maraknya e-commerce menyebabkan pesatnya pertumbuhan

perdagangan online yang ada di Indonesia. Salah satu bisnis e-commerce yang

sukses berkembang di Indonesia adalah kaskus.co.id yang merupakan komunitas

online terbesar di Indonesia. Kaskus yang awalnya merupakan sarana bertukar

informasi yang diciptakan oleh Andrew Darwin pada tahun 1999, kini berkembang

menjadi sarana bertukar pengetahuan. Berbagai informasi yang tidak dapat

ditemukan di portal-portal berita lain dapat ditemukan di kaskus dengan mudah.

Page 16: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

6

Kaskus saat ini terbagi menjadi 2 jenis forum yaitu forum yang merupakan tempat

berdiskusi akan segala jenis hal, dan forum jual beli atau yang lebih dikenal dengan

FJB yang mana merupakan tempat untuk melakukan segala jenis transaksi akan

berbagai jenis produk. Kaskus merupakan tempat yang paling lengkap untuk

menemukan segala macam jenis produk dan jasa (kaskus.co.id). Berdasarkan teori

tentang e-commerce khususnya mengenai business to customer peneliti akan

memfokuskan penelitian terhadap forum jual beli online yang ada di Kaskus karena

forum jual beli kaskus memiliki kekhususan yang tidak dimiliki oleh forum jual beli

lainnya.

eWOM

Secara umum word of mouth adalah oral person to person communication/

komunikasi lisan antar individu ke individu lainnya/ antara pengirim dan penerima

pesan dimana didalamnya memiliki unsur produk, jasa, ataupun merek. Word of

mouth adalah pembicaraan yang secara alami terjadi diantara orang-orang yang

merupakan konsumen asli (Sernovitz, 2006).

Dengan adanya internet terciptalah sebuah paradigma baru dalam komunikasi

word of mouth dan inilah awal permunculan dari istilah electronic word of mouth (e-

WOM). E-WOM sekarang ini dianggap sebagai evolusi dari komunikasi tradisional

interpersonal yang menuju generasi baru dari cyberspace. Dengan kemajuan

teknologi semakin besar trend konsumen untuk sibuk mencari informasi yang

dibutuhkan mengenai suatu produk sebelum mereka melakukan suatu pembelian

melalui openrice.com (review sharing platform), tokobagus.com (online shop),

maupun kaskus.co.id (online community) dan ini menghasilkan aktivitas eWOM

(Nugraha, 2012).

Definisi lain menyebutkan bahwa komunikasi e-WOM adalah pernyataan

positif atau negatif yang dibuat oleh konsumen potensial, konsumen riil, atau mantan

konsumen tentang sebuah produk atau perusahaan yang dapat diakses oleh banyak

orang atau organisasi melalui internet (Thuarau et all. 2004 dalam Nugraha, 2012).

Novak dan Hoffman (1999) menyatakan bahwa pesan e-WOM memiliki beberapa

karakteristik sebagai berikut :

1. Dialog terjadi dalam konteks elektronik dimana tidak ada pertemuan tatap

muka. Komunikasi tidak terjadi dari keyboard ke keyboard secara langsung,

tetapi berupa membaca pesan secara pasif di internet atau menulis pesan

secara aktif.

Page 17: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

7

2. Komunikasi WOM tidak bertahan lama (segera hilang), tetapi komunikasi

eWOM tersimpan sebagai referensi bagi orang lain di masa depan. Dengan

kata lain, informasi yang telah disampaikan oleh seorang konsumen dapat

digunakan kembali oleh calon konsumen baru yang membutuhkan informasi

serupa.

3. Komunikasi e-WOM lebih banyak terjadi dalam konteks goal-oriented

dibanding experimentally-oriented.

Beberapa peneliti mencoba mengungkapkan motivasi yang mendorong

seseorang membaca komunikasi eWOM dalam web berbasis opini. Thuarau dan

Walsh (2003) mengungkapkan motivasi tersebut antara lain untuk :

1. mengurangi risiko pembelian, mengurangi waktu pencarian informasi.

2. untuk mempelajari bagaimana produk dikonsumsi.

3. mengurangi ketidakpastian.

4. menetapkan posisi sosial.

5. rasa memiliki komunitas virtual.

6. mendapatkan keuntungan financial.

7. mempelajari produk baru yang beredar di pasaran.

Dimensi EWOM menurut Hennig-Thurau et all (2004) dalam Sari (2012) :

1. Platform assistance

(a) Frekuensi kunjungan konsumen pada FJB Kaskus

(b) Komentar dan informasi produk/jasa yang ditulis oleh pada FJB Kaskus

2. Venting negative feelings

Untuk mencegah orang lain mengalami masalah seperti yang mereka

dapatkan. Seperti berbagi pengalaman negatif yang muncul agar orang lain

tidak memperoleh pengalaman serupa.

3. Concern for other consumer

Keinginan tulus untuk membantu teman atau saudara membuat keputusan

beli yang lebih baik.

4. Extraversion / positive self-enhancement

Motif ini mencakup focus pada manfaat psikologis komunikator dari eWOM,

mengintegrasikan kategori motif asli untuk menekspresikan perasaan positif

dan peningkatan diri.

Page 18: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

8

5. Social benefits

Afiliasi dengan sebuah komunitas virtual dapat mewakili suatu manfaat

sosial konsumen untuk alasan identifikasi dan intergrasi social, dengan

demikian, dapat diduga bahwa konsumen terlibat dalam komunikasi eWOM

untuk berpartisipasi dan menjadi milik komunitas online. Secara khusus,

konsumen dapat menulis komentar pada FJB Kaskus, perilaku tersebut

menandakan partisipasi mereka dalam dan kehadiran dengan komunitas

virtual dan memungkinkan mereka menerima manfaat social dari

keanggotaan komunitas.

6. Economic incentives

Manfaat ekonomi telah ditunjuk sebagai pendorong penting dari perilaku

manusia secara umum dan dianggap oleh penerima sebagai tanda

penghargaan terhadap perilaku resipien oleh pemberi hadiah. Dengan

demikian, penerimaan penghargaan ekonomi untuk komunikasi eWOM dari

operator FJB Kaskus adalah bentuk lain dari utilitas penerimaan.

7. Helping the company

Merupakan hasil dari kepuasan konsumen dengan produk dan keinginan

berikutnya untuk membantu perusahaan. Pelanggan dimotivasi untuk terlibat

dalam komunikasi eWOM untuk memberikan “sesuatu sebagai imbalan”

berdasar pengalaman yang baik. Efek yang dimaksud adalah bahwa FJB

Kaskus akan menjadi tetap sukses.

8. Advice seeking

Dalam kontek web berbasis opini, konsumsi terjadi ketika individu membaca

ulasan dari informasi produk dan komentar yang ditulis oleh orang lain, yang

juga dapat memotivasi konsumen untuk menulis komentar.

Dimensi eWOM menurut EunHa Jeonga dan Soocheong Jang (2011) dalam Sari

(2012) :

1. Concern for Others

Kepedulian terhadap seseorang merupakan motif utama agar dapat

mencegah sesorang mengalami pengalaman buruk yang mungkin timbul.

Kepedulian juga merupakan motif yang sangat penting agar pembeli pada

akhirnya melakukan komunikasi eWOM dengan dorongan diri mereka

sendiri untuk membantu pembeli lain dengan berbagai pengalaman yang

pernah dialami.

Page 19: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

9

2. Expressing Positive Feeling

Berbeda dengan mengungkapkan perasaan negatif. Motif pada bagian ini

dipicu oleh pengalaman positif yang dialami pembeli. Pembeli memiliki

keinginan untuk berbagi sukacita melalui pengalamannya kepada orang lain.

3. Helping the Company

Merupakan keinginan tulus konsumen dengan membentuk kesan positif atas

pengalaman baik yang pernah dialami untuk membantu FJB Kaskus agar

tetap sukses.

Peneliti tidak menggunakan semua dimensi yang ada tetapi hanya memilih beberapa

dimensi yang sesuai teori motivasi oleh Thuarau dan Walsh (2003) yaitu :

1. Concern of Others. (EunHa Jeonga dan Soocheong Jang, 2011)

Mengurangi resiko pembelian.

Mengurangi waktu pencarian informasi.

Mengurangi ketidakpastian.

2. Platform Assistance. (Hennig-Thurau et all, 2004)

Mempelajari teknik konsumsi produk.

Mempelajari fungsi dan spesifikasi produk.

3. Social Benefits.

Menetapkan posisi sosial. (Hennig-Thurau et all, 2004)

Rasa memiliki komunitas virtual.

4. Expressing Positive Feeling. (EunHa Jeonga dan Soocheong Jang, 2011)

Mendapatkan keuntungan finansial.

Brand Trust

Kepercayaan terbentuk karena adanya kesesuaian antara harapan dengan

kebutuhan atau keinginan konsumen. Ketika seseorang percaya terhadap pihak lain,

maka mereka yakin bahwa harapan mereka akan dipenuhi dan tidak ada lagi

kekecewaan. Menurut Lau & Lee (1999) kepercayaan merek merupakan kesediaan

atau kemauan konsumen dalam menghadapi risiko terhadap merek yang dibeli akan

memberikan hasil yang positif atau menguntungkan. Chaudhuri & Holbrook (2001)

mendefinisikan kepercayaan terhadap merek sebagai kemauan dari rata-rata

konsumen untuk bergantung pada kemampuan dari sebuah merek dalam melakukan

fungsinya. Kepercayaan pada merek mempunyai makna implicit bahwa ada

Page 20: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

10

kemungkinan atau harapan yang tinggi bahwa suatu merek mempunyai hasil yang

positif bagi konsumen (Hartanto, 2009).

Kepercayaan merek terbagi menjadi 2 dua dimensi (Ballester & Alema’n,

2005) yaitu reliability dan intention. Reliability atau kehandalan, meliputi

kemampuan dan kesediaan bahwa produk tersebut memenuhi nilai yang dijanjikan

dalam memuaskan kebutuhan konsumen. Brand reliability merupakan hal yang

esensial bagi terciptanya kepercayaan karena kemampuan merek memenuhi nilai

yang dijanjikan akan membuat konsumen menaruh rasa yakin dan kepuasan yang

sama di masa mendatang. Dimensi kedua adalah intention, yang mana merupakan

keyakinan konsumen bahwa merek tersebut mampu mengutamakan kepentingan

konsumen ketika masalah dalam konsumsi muncul (pelayanan penuh akan produk),

merek yang terpercaya adalah merek yang secara konsisten menjaga janji akan

nilainya pada konsumen melalui berbagai cara pengembangan, produksi, penjualan,

jasam dan iklan pada produk (Haryanto, 2009).

Kepercayaan pada sebuah merek memegang peranan penting dalam

keputusan pembelian konsumen. Kepercayaan tumbuh dari keyakinan akan adanya

penilaian positif seseorang terhadap suatu merek, produk, perusahaan, maupun yang

lainnya. Nilai-nilai yang ada tersebut yang akan mempengaruhi konsumen dalam

mengambil sikap berikutnya. Ketika merek produk tidak sesuai dengan nilai positif,

konsumen akan cenderung memiliki penilaian negatif. Konsumen pun tidak akan

mempercayai merek atau perusahaan tersebut serta lebih memilih mengurungkan

niatnya untuk membeli atau menggunakan produk/jasa yan dihasilkan apabila dia

mendapatkan penilaian yang negatif. Sebaliknya, apabila konsumen meyakini akan

adanya nilai positif dari suatu merek ataupun perusahaan, maka dia akan cenderung

menggunakan atau memutuskan membeli produk/jasa tersebut. Konsumen akan

selalu membeli produk untuk memenuhi kebutuhan akan tetapi produk mana yang

mereka beli dan bagaimana mereka membuat keputusan akan erat hubungannya

dengan perasaan mereka terhadap merek-merek yang ditawarkan (Trista et all,

2013).

Penelitian oleh Loh (2011) tentang pengaruh Trust, eWOM, Social Identity,

Perceived Risk terhadap proses pengambilan keputusan konsumen dalam situs

jejarng sosial menyatakan dalam kesimpulannya bahwa melalui eWOM positif yang

kemudian membentuk kepercayaan kemudian melalui kepercayaan yang kuat

Page 21: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

11

terjadilah proses transaksi antara penjual dan pembeli. Dalam hasil penelitiannya,

dinyatakan bahwa eWOM berpengaruh signifikan terhadap brand trust.

Menurut Ha (2004) dalam Qvist (2009) kepercayaan terbentuk dari word-of-

mouth. WOM negatif membentuk e-complaining, WOM positif menyebabkan

hubungan positif yang kuat dengan konsumen. Hal tersebut menyebabkan

kepercayaan sangatlah penting bagi perusahaan untuk mengamati dan mengendaikan

eWOM. Website akan meningkatkan brand trust jika menyediakan pengalaman

yang luar biasa bagi konsumen. Informasi yang ada harus selalu diperbaharui aga

menarik konsumen. WOM merupakan faktor penting yang mempengaruhi online

brand trust. Berdasarkan penelitian Loh (2011) dan Ha (2004) dalam Qvist (2009)

penulis membentuk hipotesis sebagai berikut :

H1 : eWOM berpengaruh signifikan terhadap Brand Trust

Perceived Risk

Perceived risk dinilai sebagai tingkat anggapan pelanggan akan hasil negatif

yang mungkin terjadi ketika melakukan transaksi secara online (Featherman dan

Pavlou, 2002). Schiffman et al. dalam Suresh.A.M (2011:337) mengatakan bahwa

persepsi akan risiko adalah sebuah ketidakpastian yang dihadapi konsumen ketika

mereka tidak dapat meramalkan konsekuensi dimasa yang akan datang akan

keputusan pembelian yang mereka lakukan. Pada umumnya, konsumen cenderung

menghindari risiko terhadap keputusan pembelian (Batra & Sinha, 2000).

Suresh A.M. dan Shashikala R. (2011) dalam penelitiannya tentang pengaruh

persepsi akan risiko terhadap pembelian secara online pada konsumen di India,

mengatakan bahwa konsumen memiliki persepsi risiko yang lebih tinggi ketika

konsumen melakukan pembelian secara online dibandingkan dengan ketika mereka

melakukan pembelian melalui toko secara langsung. Persepsi akan risiko inilah yang

kemudian mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian secara online.

Jenis-jenis risiko menurut Schiffman dan Kanuk (2010) :

1. Functional risk, merupakan risiko yang diterima konsumen apabila

produk yang dibeli tidak mempunyai kinerja sesuai dengan yang

diharapkan.

2. Physical risk, merupakan risiko terhadap diri sendiri atau orang lain yang

ditimbulkan dari produk.

3. Financial risk, merupakan risiko yang diterima konsumen apabila barang

yang dibeli tidak sesuai dengan harga yang dibayarkan.

Page 22: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

12

4. Social risk, merupakan risiko atas pilihan akan produk yang jelek dapat

menimbulkan kesan yang jelek terhadap lingkungan sosial.

5. Psychological risk, merupakan kekhawatiran konsumen bahwa suatu

produk tidak akan memenuhi ego atau keinginannya.

6. Time risk, merupakan kekhawatiran bahwa waktu yang dihabiskan dalam

mencari suatu produk akan sia-sia jika produk yang didapatkan tidak

sesuai dengan yang diharapkan.

Dalam konteks transaksi online, perceived risk didefinisikan sebagai

kepercayaan konsumen terhadap berbagai potensi negatif yang timbul selama

melakukan transaksi online (Chang dan Chen, 2008). Ketika risiko yang timbul

besar, konsumen akan membandingkan antar pilihan yang ada secara lebih hati-hati

dan kemudian menanyakan pendapat dari teman atau saudara untuk memperoleh

nasehat. Konsumen yang akrab dengan brand tertentu dan mengenal brand dari

sebuah toko/seller online dengan baik akan dengan mudah terbentuk kepercayaan

terhadap toko/seller online tersebut, risiko persepsi yang dimiliki juga akan makin

rendah, yang kemudian konsumen akan melakukan transaksi melalui toko online

tersebut (Chang dan Chen, 2008). Penelitian oleh Jones dan Kim (2010) mengenai

intensi pembelian pakaian secara online menemukan bahwa semakin rendah tingkat

resiko persepsi yang ada, maka tingkat kepercayaan yang terbentuk antara konsumen

dengan toko/penjual online akan semakin tinggi yang kemudian membuat konsumen

merasa lebih nyaman dalam melakukan transaksi pembelian secara online. Oleh

karena itu, strategi pemasaran online yang digunakan harus dapat menurunkan

tingkat persepsi resiko konsumen, agar kemudian dapat membentuk kepercayaan

konsumen yang tinggi. Sehingga dapat diasumsikan bahwa :

H2 : Perceived risk berpengaruh signifikan terhadap Brand Trust

MODEL PENELITIAN

H1

H2

EWOM

Perceived

Risk

Brand

Trust

Page 23: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

13

METODE PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan untuk penulisan ini adalah kuantitatif

dengan metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif, yang bertujuan

untuk menjelaskan atau mendeskripsikan lebih jauh pola hubungan pengaruh,

keterkaitan antara dua atau lebih variabel yang diteliti. Penelitian ini termasuk

penelitian penjelasan (explanatory research), yang menganalisis pengaruh e-WOM

dan perceived risk terhadap brand trust.

Jumlah keseluruhan yang mencakup semua anggota yang diteliti adalah

populasi (Istijanto, 2009:113). Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang

melakukan transaksi jual beli di kaskus. Metode sampling yang digunakan dalam

penelitian ini adalah non-probability sampling dengan menggunakan judgemental

sampling, yaitu teknik pengambilan sampel di mana elemen populasi dipilih dengan

menggunakan dasar pertimbangan tertentu dan ditentukan langsung oleh peneliti

(Istajinto, 2009). Dalam hal ini peneliti menggunakan kriteria bahwa konsumen

pernah melakukan pembelian melalui forum jual beli Kaskus. Tidak tersedianya

jumlah populasi secara pasti, untuk itu dalam menentukan jumlah sampel digunakan

acuan jumlah sampel minimum untuk penelitian studi pemasaran menurut

Supramono & Haryanto (2005) yaitu sebanyak 100 responden. Pembagian kuesioner

dilakukan dengan membagi secara langsung kepada mahasiswa UKSW, dengan

mengirim melalui email maupun facebook secara online, serta dengan penyebaran

secara langsung di kota Semarang.

Model yang Digunakan : Regresi Linier Berganda

Berdasarkan kerangka berpikir dan hipotesis yang dibuat di Bab 2, untuk

menyelesaikan penelitian digunakan model regresi linier berganda. Metode ini

digunakan untuk menguji adanya pengaruh oleh eWOM dan Perceived Risk terhadap

Brand Trust yang dijelaskan dalam persamaan berikut :

Y1 = a + b1x1 + b2x2

Brand Trust = a + b1*eWOM + b2*Perceived Risk

Pengukuran Konsep

Konsep dalam penelitian ini diukur menggunakan aras ukur interval.

Sedangkan untuk metode perskalaan yang digunakan yang sesuai dengan skala

pengukuran interval adalah skala likert. Skala ini memungkinkan responden untuk

Page 24: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

14

menunjukkan persetujuan atau ketidaksetujuan terhadap daftar pertanyaan yang

disajikan mengenai objek yang diteliti. Peneliti menggunakan skala antara 1-5

dengan interval atau I = (5-1) : 5 = 0,8

1-1,8 mewakili sangat tidak setuju

1,8-2,6 mewakili tidak setuju

2,6-3,4 mewakili netral

3,4-4,2 mewakili setuju

4,2-5 mewakili sangat setuju

Tabel 1

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Konsep Dimensi Indikator Skala

Ukur

e-WOM adalah

pernyataan positif atau

negatif yang dibuat oleh

konsumen potensial,

konsumen riil, atau mantan

konsumen tentang sebuah

produk atau perusahaan yang

dapat diakses oleh banyak

orang atau organisasi melalui

internet (Thuarau et all. 2004

dalam Nugraha, 2012)

Concern of Others

(EunHa Jeonga dan

Soocheong Jang,

2011)

Konsumen membaca

review/testimoni untuk

mengurangi resiko pembelian

di FJB Kaskus

Interval –

Likert

Konsumen membaca

review/testimoni di FJB

Kaskus untuk menghemat

waktu selama pencarian

produk/merek

Konsumen membaca

review/testimoni untuk

mengetahui kelebihan dan

kelemahan produk

Konsumen membaca

review/testimoni untuk

memperoleh informasi lokasi

dan kontak penjual

Expressing Positive

Feeling

(EunHa Jeonga dan

Soocheong Jang,

2011)

Konsumen mecari informasi

melalui FJB Kaskus untuk

mendapatkan harga terendah

Platform

Assistance

(Hennig-Thurau et

all, 2004)

Konsumen membaca

review/testimoni untuk

mempelajari teknik

penggunaan produk yang

benar

Konsumen membaca

review/testimoni untuk

mempelajari spesifikasi

produk baru

Konsumen membaca

review/testimoni di FJB

Kaskus untuk mempelajari

fungsi produk baru

Social Benefits

(Hennig-Thurau et

all, 2004)

Konsumen mencari informasi

melalui FJB kaskus untuk

mendapatkan posisi sosial

Page 25: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

15

Konsumen mencari informasi

melalui FJB Kaskus sehingga

dapat bergabung dalam

komunitas Kaskus

Perceived Risk adalah

tingkat anggapan pelanggan

akan hasil negatif yang

mungkin terjadi ketika

melakukan transaksi secara

online (Featherman dan

Pavlou, 2002).

Functional risk

(Schiffman dan

Kanuk, 2010)

Keraguan konsumen bahwa

produk yang dibeli akan

berfungsi sebagaimana

mestinya

Interval –

Likert

Physical risk

(Schiffman dan

Kanuk, 2010)

Keraguan konsumen bahwa

produk yang dibelinya akan

sesuai dengan yang di

informasikan penjual.

Financial risk

(Schiffman dan

Kanuk, 2010)

Keraguan konsumen bahwa

produk yang akan dibeli sesuai

dengan biaya yang dibayarkan

konsumen

Social risk

(Schiffman dan

Kanuk, 2010)

Keraguan konsumen bahwa

pilihan produk yang diambil

mendapatkan kesan negatif

dari lingkungan disekitar

konsumen

Psychological risk

(Schiffman dan

Kanuk, 2010)

Keraguan konsumen bahwa

produk yang akan dibeli dapat

memenuhi ego/keinginannya

Time Risk

(Schiffman dan

Kanuk, 2010)

Keraguan konsumen bahwa

produk yang didapatkan tidak

sesuai dengan yang

diharapkan konsumen

Brand Trust adalah

kesediaan atau kemauan

konsumen dalam menghadapi

risiko terhadap merek yang

dibeli akan memberikan hasil

yang positif atau

menguntungkan. (Lau & Lee, 1999)

Brand reliability

(Ballester &

Alema’n, 2005)

Berbagai produk yang dijual

melalui FJB Kaskus dapat

memenuhi nilai yang

dijanjikan dalam iklan

Berbagai produk yang dijual

melalui FJB Kaskus dapat

memenuhi kepuasan

konsumen saat penggunaan

Interval –

Likert

Brand intentions

(Ballester &

Alema’n, 2005)

Berbagai produk yang dijual

melalui FJB Kaskus dapat

memenuhi keinginan

konsumen saat digunakan

Berbagai produk yang dijual

melalui FJB Kaskus dapat

membangun kesejahteraan

konsumen dalam menunjang

kegiatan sehari-hari

Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis

Berdasarkan model e-WOM dan perceived risk terhadap brand trust

kemudian melalui brand trust mempengaruhi keputusan beli konsumen, dengan

menggunakan metode analisis regresi linier bertingkat melalui dua tahap regresi

yaitu yang pertama regresi linier berganda kemudian dilanjutkan dengan regresi

linier sederhana. Untuk alat bantu analisis menggunakan software SPSS 16.0.

Page 26: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

16

Setelah ditentukan model yang digunakan; jenis dan sumber data; populasi dan

pemilihan sampel; variabel dan definisi operasional; teknik pengumpulan data; dan

metode analisis; maka tahap selanjutnya pengolahan data. Dalam penelitian ini uji

yang dilakukan yang pertama adalah menguji validitas dan reliabilitas dari data

primer yang telah diperoleh melalui penyebaran kuesioner baik secara langsung

maupun online melalui beberapa media sosial. Kemudian setelah peneliti

memastikan data yang diperoleh sepenuhnya valid dan reliable maka dilanjutkan

dengan menguji normalitas data dan uji asumsi klasik meliputi uji multikolineraritas

dan uji heteroskedastisitas. Setelah data terbebas dari seluruh uji asumsi klasik,

kemudian baru diolah menggunakan metode analisis regresi linear bertingkat melalui

dua tahap seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Hasil dari seluruh pengujian

yang dilakukan peneliti akan dibahas lebih dalam pada bagian hasil dan pembahasan.

Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui penafsiran responden terhadap

setiap butir pernyataan yang terdapat dalam instrumen penelitian, apakah penafsiran

setiap responden sama atau beda sama sekali. Apabila penafsiran responden tersebut

sama maka instrumen penelitian tersebut dapat dikatakan valid, namun apabila tidak

sama maka instrumen tersebut dapat dikatakan tidak valid, sehingga perlu untuk

diganti (Ferdinand, 2002).

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untak menguji penafsiran responden mengenai

butir-butir pernyataan yang terdapat dalam instrumen penelitian yang ditunjukkan

dengan kekonsistenan jawaban yang diberikan. Reliabilitas merupakan ukuran

mengenai konsistensi internal dari indikator sebuah konstruk yang menunjukkan

derajat sampai di mana masing-masing indikator tersebut mengindikasikan sebuah

konstruk/faktor laten yang umum (Ferdinand, 2002).

Uji Normalitas

Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

berdistribusi normal atau tidak, sehingga langkah selanjutnya tidak menyimpang dari

kebenaran dan dapat dipertanggung jawabkan (Priyatno, 2010).

Uji Multikolinearitas

Multikolinieritas dapat diketahui dengan melakukan analisis matrik korelasi

variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen memiliki tingkat

Page 27: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

17

korelasi yang cukup tinggi, maka menunjukkan adanya multikolinieritas (Ghozali,

2006).

Uji Heteroskedastisitas

Tujuan dilakukan uji heteroskedastisitas adalah untuk mengetahui apakah

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Jika variance dari pengamatan yang ada tetap, maka disebut

homokedastisitas, namun jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi

yang baik adalah data yang bersifat homokedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas (Ghozali, 2006).

HASIL DAN ANALISIS

Uji Reliabilitas dan Uji Validitas

Tabel 2-6 pada lampiran menunjukkan bahwa semua indikator

pertanyaandari variabel EWOM, Perceived Risk, dan Brand Trust\ dinyatakan valid

dan reliabel karena r hitung > r tabel yaitu > 0,196 dan nilai cronbach α > 0,60.

Uji Asumsi Klasik

Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan metode One-Sample

Kolmogorov-Smirnov. Pedoman pengambilan keputusan apabila sebuah distribusi

data mengikuti distribusi normal adalah jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya)

lebih besar dari 5%, (Ghozali, 2006:151). Berdasarkan hasil pengujian normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov yang ditunjukkan pada lampiran tabel 6, data

tersebut memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 sehingga berdistribusi

normal.

Uji heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan uji Spearman.

Apabila nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%, maka dapat

disimpulkan tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Hasil uji heterokedastisitas

pada penelitian ini menunjukkan bahwa pada hipotesis pertama penelitian (EWOM

signifikan terhadap Brand Trust dan Perceived Risk berpengaruh signifikan terhadap

Brand Trust) diperoleh nilai signifikansi masing-masing sebesar 0,446 dan 0,551.

Data tersebut memiliki nilai signifikansi lebih dari 5%, maka dapat disimpulkan

bahwa pada model regresi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini.

Uji multikolineraritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan

Page 28: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

18

asumsi klasik multikolinearitas dengan melihat adanya hubungan linear antar

variabel independen dalam model regresi. Keputusan tidak terjadi multikoliniearitas

diambil jika nilai tolerance lebih tinggi daripada 0,10 atau VIF lebih kecil dari 10.

Hasil uji multikolinieraritas menunjukan bahwa nilai tolerance dan VIF pada kedua

variabel independen (EWOM dan Perceived Risk) sebesar 0,532 dan 1,880. Jadi

dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikoliniearitas antar variabel indenpenden

dengan model regresi.

Uji Regresi

Regresi Linier Berganda

Uji regresi linier berganda ditujukkan untuk menguji adanya pengaruh antar

variabel independen, yaitu EWOM (X1) dan Perceived Risk (X2) dengan variabel

dependen, yiatu Brand Trust (Y). Berdasarkan data yang sudah diolah, diperoleh

nilai R Square sebesar 0,109 menunjukan bahwa 10,9% Brand Trust dipengaruhi

oleh EWOM dan Perceived Risk. Sisanya 89,1% dipengaruhi oleh variable lain.

Pada lampiran dapat dilihat hasil pengolahan regresi linier berganda dengan

persamaan regresi sebagai berikut: Y= 1,952 + 0,550X1 - 0,098X2. Persamaan

tersebut mempunyai arti bahwa:

1. Semakin tinggi nilai eWOM akan menyebabkan peningkatan terhadap

Brand Trust yang terbentuk.

2. Semakin tinggi nilai Perceived Risk akan menyebabkan Brand Trust

semakin berkutang.

Setelah hasil pengujian terbukti bahwa data telah memenuhi asumsi distribusi

normal dan linier, maka penelitian ini dapat dilakukan pengujian untuk menentukan

pengaruh dari variabel bebas terhadapt variabel terikat.

Uji Hipotesis

1. Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (EWOM dan Perceived Risk)

secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Brand Trust) dilakukan

perumusan hipotesis sebagai berikut:

H0 : β = 0, berarti EWOM dan Perceived Risk secara bersama-sama tidak

berpengaruh terhadap Brand Trust.

H1 : β ≠ 0, berarti EWOM dan Perceived Risk secara bersama-sama

berpengaruh terhadap Brand Trust.

Page 29: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

19

Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen

(EWOM dan Perceived Risk) secara bersama-sama terhadap variabel

dependen (Brand Trust). Pengambilan keputusan berdasarkan jika

nilai signifikansi > 0,05, maka H0 diterima; nilai signifikansi < 0,05,

maka H0 ditolak. Pada lampiran lampiran tabel ANOVA dapat dilihat

bahwa probabilitas signifikansi untuk EWOM dan Perceived Risk

sebesar 5,925 berada pada tingkat probabilitas signifikansi di atas

0,05. Jadi, berdasarkan tingkat probabilitas signifikansinya, dapat

disimpulan bahwa H0 diterima, yaitu EWOM dan Perceived Risk

secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap Brand Trust.

2. Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (EWOM dan Perceived Risk)

terhadap variabel terikat (Brand Trust) secara parsial dilakukan

perumusan hipotesis sebagai berikut:

H0-1 : β = 0, berarti EWOM dan tidak berpengaruh terhadap Brand Trust.

H1-1 : β ≠ 0, berarti EWOM berpengaruh terhadap Brand Trust.

dan

H0-2 : β = 0, berarti Perceived Risk tidak berpengaruh terhadap Brand Trust.

H1-2 : β ≠ 0, berarti Perceived Risk berpengaruh terhadap Brand Trust.

Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen

(EWOM dan Perceived Risk) secara parsial terhadap variabel

dependen (Keputusan Pembelian). Pengambilan keputusan berdasarkan

jika nilai signifikansi > 0,05, maka H0 diterima; nilai signifikansi <

0,05, maka H0 ditolak. Pada lampiran tabel Coefficients dapat dilihat

bahwa probabilitas signifikansi EWOM sebesar 0,006 dan Perceived

Risk sebesar 0,616. Jadi, berdasarkan tingkat probabilitas

signifikansinya, dapat disimpulan bahwa H1-1 dan H0-2 diterima, yaitu

EWOM berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian dan Perceived

Risk tidak berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian.

Berdasarkan nilai T-hitung yang tertera pada tabel variabel

independen EWOM dan Perceived Risk yaitu 2,832 dan -0,503,

dengan nilai T-tabel yaitu 1,98 sehingga H1-1 dan H0-2 diterima, yaitu

Page 30: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

20

EWOM berpengaruh terhadap Brand Trust dan Perceived Risk tidak

berpengaruh terhadap Brand Trust.

PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Mayoritas konsumen dari FJB Kaskus merupakan konsumen pria, hal ini

dikarenakan secara nyata konsumen pria kurang berminat untuk berbelanja secara

langsung mengunjungi toko karena akan menghabiskan waktu dan tenaga dalam

mencari barang tertentu, berbeda dengan konsumen wanita yang ingin secara

langsung melakukan perbelanjaan dengan mengunjungi toko yang ada karena

belanja merupakan kenyamanan tersendiri sekaligus hobi bagi mereka. Sebagian

besar konsumen yang ada juga merupakan kalangan mahasiswa yang belum

berpenghasilan, mahasiswa yang masih mendapatkan uang dari orang tua mereka.

Untuk mendapatkan barang yang mereka inginkan, mereka menyisihkan sebagian

uang yang diterima dari orang tua. Agar mendapat sebuah produk dengan harga

terendah, mereka secara rutin mengunjungi situs Kaskus untuk mengecek apakah ada

penjual online yang memasarkan barangnya dengan harga lebih murah dibanding

yang dijual melalui toko secara langsung. Sebagian besar responden juga merupakan

responden dari luar Salatiga karena banyak mahasiswa dari kalangan universitas

sendiri yang berasal dari luar kota, serta penyebaran kuesioner yang juga dilakukan

di kota Semarang.

Pengaruh EWOM dan Perceived Risk terhadap Brand Trust

Nilai R Square sebesar 0,109 menunjukan bahwa EWOM dan Perceived Risk

berpengaruh terhadap Brand Trust sebesar 10,9% dan 89,1% dipengaruhi oleh

variabel lain. Berdasarkan hasil analisis data pada uji hipotesis (uji t) yang telah

dilakukan, diperoleh signifikansi sebesar 0,006 < 0,05 dan 0,616 > 0,05 artinya

eWOM berpengaruh terhadap Brand Trust sedangkan Perceived Risk tidak

berpengaruh terhadap Brand Trust.

Berdasar hasil analisis yang dilakukan, eWOM berpengaruh signifikan

terhadap brand trust. eWOM positif yang disampaikan dalam FJB Kaskus baik

berupa testimoni maupun segala informasi akan produk dan harga dapat membentuk

kepercayaan konsumen dalam melakukan transaksi melalui FJB Kaskus sesuai

dengan penelitian oleh Loh (2011) yang mana eWOM juga berpengaruh signifikan

terhadap brand trust. Semakin lengkap informasi yang tersedia akan memudahkan

Page 31: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

21

konsumen dalam mengetahui fungsi maupun spesifikasi dari produk tersebut.

Kemudahan mendapatkan informasi melalui FJB Kaskus membuat konsumen sering

mengunjungi FJB Kaskus sebagai sarana untuk mengumpulkan informasi tentang

produk maupun harga. Teori oleh Hong Youl Ha (2004) dalam Qvist (2009)

menyatakan bahwa jika tidak ada arus informasi sama sekali, maka orang-orang

akan mencoba untuk menggali informasi yang mereka butuhkan, sehingga eWOM

yang merupakan salah satu sumber informasi yang dapat digunakan sebagai sumber

informasi merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi online brand trust.

Dengan adanya testimoni positif dari beberapa konsumen lain yang pernah

melakukan transaksi melalui FJB Kaskus itu sendiri, para trusted seller dan

recommender seller yang memiliki reputasi baik akan dengan mudah mendapatkan

kepercayaan dari konsumen. Semakin lengkap informasi yang didapat, serta semakin

banyak testimoni nyata yang ada dari konsumen bahwa barang yang dijual sampai di

tangan konsumen dengan cepat dan aman setelah melakukan transaksi, serta barang

tersebut sesuai dengan gambar dan spesifikasi yang diinformasikan di FJB, maka

tingkat kepercayaan konsumen terhadap seller akan makin tinggi. Hal ini juga

menguatkan teori yang ada sebelumnya oleh Loh dan Hong Youl Ha.

Berdasarkan nilai signifikansi serta uji t yang telah dilakukan peneliti,

Perceived Risk tidak berpengaruh signifikan terhadap Brand Trust. Penelitian ini

tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Loh (2011) karena hasil penelitian

yang berbeda. Dengan kata lain, perceived risk yang terkait dalam FJB Kaskus,

mungkin tidak menurunkan brand trust dari Kaskus. Alam dan Moh. Yasin (2010)

juga tidak menemukan signifikansi antara perceived risk dengan online brand trust.

Namun menurut Ha (2004), perceived risk dianggap dapat memiliki efek negatif

pada online brand trust. Hipotesis kedua penelitian ini ditolak dan mungkin bahwa

membeli barang melalui Kaskus dengan harga yang rendah menimbulkan resiko

yang rendah. Berdasarkan nilai koefisien negatif dalam hasil regresi, menandakan

bahwa adanya hubungan berkebalikan antara perceived risk dan brand trust

sehingga dapat menjelaskan teori sebelumnya walaupun hasilnya tidak signifikan.

Hasil penelitian yang tidak signifikan ini sesuai dengan penelitian yang pernah

dilakukan oleh Mohammadian dan Ghanbar (2014) dalam penelitiannya yang

berjudul “A Study of Factors Influencing Online Brand Trust in Online Service

Retailing” dengan koefisien β sebesar -0,18 dan t hitung sebesar -1,51 yang mana hal

tersebut berdasar uji T menandakan brand trust dapat tidak dipengaruhi oleh

Page 32: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

22

perceived risk, atau jika dipengaruhi berdasar nilai koefisien regresi, pengaruhnya

bersifat negatif sesuai teori yang telah ditemukan sebelumnya. Sehingga dapat

dikatakan bahwa hasil penelitian ini dapat mendukung penelitian terdahulu yang

telah dilakukan.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil, analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dapat

ditarik sebagai jawaban terhadap ketiga persoalan penelitian ini. Menurut hasil

penelitian, EWOM berpengaruh signifikan terhadap brand trust dalam FJB Kaskus

sedangkan perceived risk tidak mempengaruhi brand trust pada FJB Kaskus.

EWOM memiliki pengaruh terhadap brand trust, karena dengan semakin banyak

informasi yang bisa diakses serta testimoni positif yang ada karena puasnya

konsumen setelah melakukan transaksi dengan seller pada FJB Kaskus. Perceived

Risk tidak memiliki pengaruh signifikan dikarenakan konsumen semakin pandai

dalam menentukan pilihannya karena informasi tidak terbatas yang dapat

diaksesnya, tingkat kepercayaan yang terbentuk antar konsumen dan penjual makin

tinggi karena adanya EWOM positif yang terbentuk baik dari kelengkapan

informasi, kebenaran informasi, serta testimoni nyata yang diberikan oleh konsumen

yang sukses melakukan transaksi melalui FJB Kaskus.

Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa EWOM berpengaruh terhadap brand

trust, dan brand trust mempengaruhi Keputusan Pembelian. Hal tersebut sesuai

dengan penelitian terdahulu oleh Loh (2011) dan Trista et all (2013). Perceived risk

tidak mempengaruhi brand trust sesuai dengan penelitian yang dilakukan

Mohammadian dan Ghanbar (2014). Kepercayaan yang terbentuk antara buyer dan

seller dalam transaksi jual beli online sangatlah penting. Dengan membentuk

EWOM positif, seller dapat meningkatkan kepercayaan yang akan terbentuk antara

konsumen dengan online seller, dan ketika telah terbentuk kepercayaan yang tinggi

maka konsumen akan dengan senang hati memutuskan untuk melakukan pembelian

melalui seller online tersebut.

Implikasi Manajerial

Beberapa hal yang bisa dijadikan masukan dan perhatian untuk FJB Kaskus,

serta FJB online lainnya agar dapat meningkatkan kepercayaan antara lain :

Page 33: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

23

1. Member Kaskus yang berjualan melalui FJB Kaskus harus berfokus dalam

membentuk kepercayaan konsumen dengan membentuk eWOM positif

sehingga banyak orang akan tertarik melakukan transaksi, karena semakin

tinggi eWOM positif, akan meningkatkan Brand Trust dari FJB Kaskus itu

sendiri.

2. Tingkat resiko yang makin tinggi akan mengurangi kepercayaan konsumen

terhadap Kaskus, sehingga dalam praktiknya harus dilakukan pengawasan

yang ketat terhadap member yang berjualan melalui FJB Kaskus agar tidak

terjadi banyak penipuan yang mengakibatkan kepercayaan terhadap Kaskus

menghilang.

Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari berbagai keterbatasan dalam penelitian yang dilakukan.

Berikut ini diajukan beberapa saran perbaikan dan juga saran untuk penelitian

mendatang :

Peneliti tidak menentukan kategori akan salah satu jenis produk atau merek

tertentu dalam penelitian ini tetapi menggunakan penjualan berbagai macam

jenis produk yang dijual dalam FJB .

Saran Penelitian Mendatang

Pada penelitian mendatang diharapkan peneliti menentukan kategori akan

suatu produk atau merek tertentu yang akan diamati secara lebih lanjut, agar

penelitian dapat dilakukan secara lebih terfokus.

Pada penelitian mendatang dapat menambahkan ataupun mengganti variabel

penelitian agar dapat memperkuat hasil penelitian yang dilakukan.

Page 34: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2004. “e-Commerce”. http://luqm4ntr.wordpress.com. Diakses tanggal

15 Februari 2014

Batra R, Sinha I. 2000. “Consumer-Level Factors Moderating The Success Of

Private Label Brands”. The Journal of Retail, 76(2): 175-91.

Betty. 2011. Analisis Pengaruh Electronic Word of Mouth terhadap Keputusan

Konsumen Memilih Agen E-Ticketing Pesawat Terbang. Skripsi Institut

Pertanian Bandung.

Chang, H. H., & Chen, S. W. (2008). “The Impact of Online Store Environment

Cues on Purchase Intention Trust and Perceived Risk as A Mediator”. The

Journal of Online Information Review, 32 (6), 1468-4527.

Chaudhuri, A. and M.B. Holbrook. (2001). “The Chain Of Effect From Brand

Trust And Brand Affect To Brand Performance : The Role Of Brand

Loyalty”. The Journal Of Marketing, April, Vol. 65, No. 2, P99-113.

Cheung, C. M. K., Lee, M. K. O. & Rabjohn, N. 2008. “The Impact of Electronic

Word of Mouth”. The Journal of Internet Research, 18(3), 229.

Delgado-Ballester, E dan Munuera-Aleman, J.L. 2005. “Does Brand Trust Matter

to Brand Equity”. The Journal of Product and Brand Management, 12, 2/3.

187-196.

Faudy, Munir, SH., M.H., LLM. 2005. Pengantar Hukum Bisnis. Bandung : PT.

Citra Abadi Bakti.

Featherman, Mauricio S., and Paul A.Pavlou. 2003. “Predicting E-Services

Adoption : A Perceived Risk Facets Perspective”. International Journal of

Human Computer Studies, vol 59.

Ferdinand. 2002. Structural Equation Modelling Dalam Peneltian Manajemen.

Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.

Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Goldsmith & Horowitz. 2006. “Measuring Motivation for Online Opinion

Seeking”. Journal of Interactive Advertising, Vol.6. No.2 Spring 2006.

Haryanto, J.O. 2009. “Pengaruh Upaya Ekstra dalam Meningkatkan Intensi

Membeli Konsumen”. Jurnal Bunga Rampai Perilaku Konsumen. Vol.1,

No.8, Hal.191-208.

Hennig-Thurau, T., & Walsh, G. 2003 .“Electronic Word of Mouth: Motives for

and Consequences of Reading Customer Articulations on the Internet”.

International Journal of Electronic Commerce, 8, 54-74.

Hennig-Thurau, T., Gwinner, K. P., Walsh, G. & Gremler, D. D. 2004.

“Electronic Word of Mouth Via Consumer Opinion Platforms: What

Motivates Consumers to Articulate Themselves on the Internet?”. Journal of

Interactive Marketing, 18, 38-52.

Hoffman, D.L., Novak, & Peralta, M. 1999. “Building Consumer Trust Online”.

Journal of Communications of the ACM, Vol. 42.

Istijanto. 2009. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. Jakarta Gramedia Pustaka

Utama.

Jason I. Miletsky and Genevieve Smith. 2009. Perspective on Branding. PTR :

Course Technology.

Page 35: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

Jones, C., Kim, S. 2010. "Influences of Retail Brand Trust, Offline Patronage,

Clothing Involvement and Website Quality on Online Apparel Shopping

Intention". International Journal of Consumer Studies, Vol.34, pp.627-637.

Laudon, Kenneth C & Laudon, Jane P. 2000. Management Information Systems,

Organization and Technology in The Networked Enterpise. USA : Prentice-

Hall.

Lau, Geok Then and Sook Han Lee. 1999. “Customer’s Trust in a Brand and the

Link to Loyalty”. Journal of Market Focussed Management, Vol.4.

Loh, Aizhen. 2011. “A Study on Influence of Trust, Social identity, Perceived

Risk and EWOM on Consumer Decision-Making Process in the context of

Social Network Sites”. Sweeden : BTH School of Management. Nofie. 2009. Mengenal E-Commerce. http://www.nofieiman.com. Diakses tanggal 15

Februari 2014. Nugraha, Marza Riyandika. 2013. Analisa Pengaruh Electronic Word of Mouth,

Argument Quality, Message Source Credibility Terhadap Brand Image dan

Dampaknya pada Purchase Intention. Skripsi Universitas Bina Nusantara,

Jakarta.

Pornsakulvanich, V. & Dumrongsiri, N. 2010. “Attitude and Social Influence

Predicting the Intention to Blog in Thailand”. NIDA Development Journal,

50, 71-87.

Priyatno, Dwi. 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data

Penelitian dengan SPSS dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran. Yogyakarta :

Gaya Media.

Qvist, Anton. 2009. “Online Word-of-Mouth Influences on Brand Percerptions

and Choices”. Thesis Hagga-Helia University of Applied Scences, Finland.

Rendra. 2012. Perbedaan Perceived Risk Online Shopers dan Non-Online

Shoppers pada Jual Beli Online. Skripsi Universitas Indonesia, Jakarta.

Supramono dan Haryanto, Joni Oktavian . 2005. Desain Proposal Penelitian studi

Pemasaran. Yogyakarta : Andi.

Sari, Viranti Mustika. 2012. Pengaruh eWOM di Sosia media Twitter terhadap

Minat Beli Konsumen. Skripsi Universitas Indonesia, Jakarta.

Suresh, A.M. & Shashikala, R. 2011. “Identifying Factors of Consumer Perceived

Risk towards Online Shopping in India”. IPEDR, 12, hal.336-341. Tanudjaja, Christian. 2013. Interelasi eWOM, Trust, Perceived Risk dan Technology

Acceptance Model pada Online Shopping. Skripsi Universitas Katolik Atma

Jaya, Jakarta.

Trista et all. 2013. Pengaruh Citra Merek dan Kepercayaan Merek terhadap

Keputusan Pembelian Toyota Avanza di Kota Semarang. Yousafzai, S.Y., Pallister, J.G. dan Foxall, G.R. 2003. “A Proposed Model of e-Trust

for Electronic Banking. Journal of Technovation, Vol. 23, No. 11, P847-860.

Page 36: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

LAMPIRAN

Tabel 1. Gambaran Umum Responden

No Keterangan Jumlah (orang) %

1 Jenis kelamin:

a. Pria

b. Wanita

Total

69

31

100

69%

31%

100%

2 Usia:

a. <18 th

b. 18-22 th

c. >22 th

Total

26

55

19

100

26%

55%

19%

100%

3 Daerah Asal:

a. Salatiga

b. Luar Salatiga

Total

38

62

100

38%

62%

100%

4 Pekerjaan:

a. Pelajar

b. Mahasiswa

c. Wiraswasta

d. Pegawai Negri

Total

26

60

8

6

100

26%

60%

8%

6%

100%

5 Pendapatan per bln:

a. Tidak

berpendapatan

b. < Rp 2 juta

c. > Rp 2 juta

Total

77

14

9

100

77%

14%

9%

100%

Sumber: Data Primer yang Diolah.

Page 37: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

Uji Validitas

Untuk hasil pengujian validitas adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Uji Validitas eWOM

No kuesioner r hitung r tabel Keterangan

1 0.570 0.195 Valid

2 0.588 0.195 Valid

3 0.468 0.195 Valid

4 0.461 0.195 Valid

5 0.301 0.195 Valid

6 0.450 0.195 Valid

7 0.622 0.195 Valid

8 0.521 0.195 Valid

9 0.565 0.195 Valid

10 0.304 0.195 Valid

Sumber: Data Primer yang Diolah.

Berdasarkan pada tabel tersebut diketahui bahwa nilai r hitung lebih besar

daripada r tabel sehingga dikatakan valid.

Tabel 3. Hasil Uji Validitas Perceived Risk

No kuesioner r hitung r tabel Keterangan

11 0.437 0.195 Valid

12 0.576 0.195 Valid

13 0.602 0.195 Valid

14 0.472 0.195 Valid

15 0.513 0.195 Valid

16 0.660 0.195 Valid

17 0.254 0.195 Valid

18 0.384 0.195 Valid

19 0.537 0.195 Valid

Sumber: Data Primer yang Diolah.

Page 38: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

Berdasarkan pada tabel tersebut diketahui bahwa nilai r hitung lebih besar

daripada r tabel sehingga dikatakan valid.

Tabel 4. Hasil Uji Validitas Brand Trust

No kuesioner r hitung r tabel Keterangan

20 0.745 0.195 Valid

21 0.766 0.195 Valid

22 0.653 0.195 Valid

23 0.753 0.195 Valid

Sumber: Data Primer yang Diolah

Berdasarkan pada tabel tersebut diketahui bahwa nilai r hitung lebih besar

daripada r tabel sehingga dikatakan valid.

Uji Reliabilitas

Untuk hasil pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan

EWOM 0.636 Reliabel

Perceived Risk 0.619 Reliabel

Brand Trust 0.707 Reliabel

Sumber: Data Primer yang Diolah.

Berdasarkan pada tabel tersebut diketahui bahwa nilai Cronbach’s Alpha

diatas 0.6 sehingga dikatakan reliable.

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Tabel 6. Hasil Uji Normalitas

rt2_ew rt2_pr rt2_bt

N 100 100 100

Normal Parametersa Mean 3.9240 3.5667 3.7600

Std. Deviation .42524 .42302 .62957

Page 39: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

Most Extreme Differences Absolute .067 .116 .122

Positive .048 .083 .081

Negative -.067 -.116 -.122

Kolmogorov-Smirnov Z .675 1.163 1.218

Asymp. Sig. (2-tailed) .752 .134 .103

Sumber: Data Primer yang Diolah

Berdasarkan tingkat signifikansi pada tabel diatas, nilai signifikansi dari

masing – masing variabel lebih besar daripada nilai α yaitu 5% sehingga data

tersebut tergolong data yang berdistribusi normal.

Uji Multikolinearitas

Tabel 7. Hasil uji Multikolineraritas tahap Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.952 .587 3.326 .001

rt2_ew .550 .195 .372 2.828 .006 .532 1.880

rt2_pr -.098 .196 -.066 -.503 .616 .532 1.880

a. Dependent Variable: rt2_bt

Nilai tolerance > 0,10, menunjukkan tidak terjadi Multikolinearitas.

Nilai VIF < 10, menunjukkan tidak terjadi Multikolinearitas.

Uji Heteroskedastisitas

Tabel 8. Hasil Uji Heteroskedastisitas Regresi Linier Berganda

Correlations

rt2_ew rt2_pr

ABS_RES_TH

P1

Spearman's rho rt2_ew Correlation Coefficient 1.000 .656** .077

Sig. (2-tailed) . .000 .446

N 100 100 100

Page 40: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

rt2_pr Correlation Coefficient .656** 1.000 .060

Sig. (2-tailed) .000 . .551

N 100 100 100

ABS_RES_THP1 Correlation Coefficient .077 .060 1.000

Sig. (2-tailed) .446 .551 .

N 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Data Primer yang Diolah.

Regresi Linier

Tabel 9. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .330a .109 .090 .60042

a. Predictors: (Constant), rt2_pr, rt2_ew

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4.272 2 2.136 5.925 .004a

Residual 34.968 97 .360

Total 39.240 99

a. Predictors: (Constant), rt2_pr, rt2_ew

b. Dependent Variable: rt2_bt

Sumber: Data Primer yang Diolah.

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.952 .587 3.326 .001

rt2_ew .550 .195 .372 2.828 .006 .532 1.880

rt2_pr -.098 .196 -.066 -.503 .616 .532 1.880

Page 41: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.952 .587 3.326 .001

rt2_ew .550 .195 .372 2.828 .006 .532 1.880

rt2_pr -.098 .196 -.066 -.503 .616 .532 1.880

a. Dependent Variable: rt2_bt

Sumber: Data Primer yang Diolah.

Page 42: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

Kuesioner Penelitian

Data Responden No Kuesioner

Hari

Tanggal

Daerah Asal Salatiga Luar Salatiga Jenis

Kelamin

Laki -

Laki

Perempua

n

Usia <18 18-22 >22 Pendapatan

/ Bulan

Tidak berpendapatan

Pekerjaan Pelajar Mahasiswa <2juta

Wiraswasta Pegawai

Negri

>2juta

Instruksi Pengisian Kuesioner

Berilah tanda (V) pada kolom yang telah disediakan

Keterangan Respon/Jawaban :

SS Sangat setuju

S Setuju

N Netral

TS Tidak setuju

STS Sangat tidak setuju

Bagian I (E-WOM)

Pernyataan/Pertanyaan Respon/Jawaban

SS S N TS STS

1. Saya membaca review/testimoni pada FJB Kaskus untuk

mengurangi resiko pembelian.

2. Saya membaca review/testimoni pada FJB Kaskus untuk

menghemat waktu selama proses pencarian produk/merek.

3. Saya membaca review/testimoni pada FJB Kaskus agar

mengetahui tentang teknik penggunaan produk.

4. Saya membaca review/testimoni pada FJB Kaskus untuk

mengetahui kelebihan dan kelemahan produk.

5. Saya membaca review/testimoni pada FJB Kaskus Kaskus

untuk memperoleh informasi lokasi dan kontak penjual.

6. Saya ingin berperan dalam Komunitas Kaskus.

7. Saya ingin bergabung dalam komunitas Kaskus.

8. Saya mencari informasi melalui FJB Kaskus agar

mendapatkan harga terendah suatu produk/merek.

Page 43: PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …

9. Saya membaca review atau testimoni yang ada di FJB

Kaskus untuk mempelajari fungsi produk baru.

10. Saya membaca review atau testimoni yang ada di FJB

Kaskus untuk mengetahui spesifikasi produk baru.

Bagian II (Perceived Risk)

Pernyataan/Pertanyaan Respon/Jawaban

SS S N TS STS

11. Saya khawatir produk yang saya beli melalui FJB Kaskus

tidak berfungsi dengan baik.

12. Saya khawatir produk yang saya beli melalui FJB Kaskus

tidak sesuai dengan kondisi yang pada foto atau gambar.

13. Saya khawatir produk yang saya beli melalui FJB Kaskus

memiliki harga yang terlalu tinggi.

14. Saya khawatir produk yang akan saya beli melalui FJB

Kaskus tidak dikirim oleh si penjual.

15. Saya khawatir teman/saudara akan menganggap saya

pemalas jika berbelanja secara online.

16. Saya khawatir teman/saudara akan menyarankan untuk tidak

membeli secara online jika bertanya kepada mereka.

17. Saya khawatir merasa tidak nyaman setelah menggunakan

produk yang dijual melalui FJB Kaskus.

18. Saya khawatir saya akan merasa minder setelah

menggunakan produk yang dijual melalui FJB Kaskus.

19. Saya merasa membuang banyak waktu jika barang yang

dikirim penjual tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan.

Bagian III (Brand Trust)

Pernyataan/Pertanyaan Respon/Jawaban

SS S N TS STS

20. Produk yang dijual melalui FJB Kaskus dapat memenuhi

nilai yang dijanjikan oleh penjual.

21. Produk yang dijual melalui FJB Kaskus dapat memuaskan

kebutuhan saya.

22. Produk yang dijual melalui FJB Kaskus dapat memenuhi

keinginan saya.

23. Produk yang dijual melalui FJB Kaskus dapat

mempermudah kegiatan keseharian saya.