Prescription Drug Brand Personality as Perceived by Consumers
PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …
Transcript of PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK TERHADAP BRAND …
i
PENGARUH EWOM DAN PERCEIVED RISK
TERHADAP BRAND TRUST PADA FORUM JUAL
BELI KASKUS
Oleh :
AGUNG BUDI SETIAWAN
NIM : 212010117
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian
dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2014
ii
iii
iv
v
vi
ABSTRACT
The quick development of the internet leads to the emergence of new
business opportunities. With the vastness of space that can be accessed, as well as
an easy access to the information and the give online information , both sellers
and consumers get the convenience in selling or buying goods online. Consumers
will consider various aspects that exist during the decision making process in
making a purchase online. Consumers assume that more complete information is
available, as well as the many positive comments from other consumers who have
done a good deal, will increase consumers’ trust, as well as reduce the risk level
that may arise.
This study aims to find out the effect of eWOM and perceived risk on
brand trust in one of the largest online trading forum in Indonesia, Kaskus. To
obtain the necessary data, the writer uses 100 respondents as a sample by using a
judgmental sampling technique. The analytical tool used is multiple linear
regression.
The results showed that eWOM is significantly influences on the brand
trust, while perceived risk has no significant effect on the brand trust.
Keyword : eWOM, perceived risk, brand trust, buying and selling online forum
vii
SARIPATI
Perkembangan dunia internet yang sangat cepat mengakibatkan
munculnya berbagai kesempatan bisnis yang baru. Dengan semakin luasnya ruang
yang bisa diakses, serta kemudahan dalam mengakses infomasi maupun
menyajikan informasi secara online, baik penjual maupun konsumen saling
mendapatkan kemudahan dalam menjual atau membeli barang dengan secara
online. Konsumen mempertimbangkan berbagai aspek yang ada selama proses
pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian online. Konsumen
beranggapan bahwa semakin lengkap informasi yang tersedia, serta semakin
banyak komentar positif dari konsumen lain yang telah melakukan transaksi
dengan baik, akan meningkatkan kepercayaan konsumen, serta mengurangi
tingkat resiko yang mungkin timbul.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh eWOM dan perceived
risk terhadap brand trust dalam salah satu forum jual beli online terbesar di
Indonesia yaitu Kaskus. Untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis
menggunakan sample dari 100 responden dengan teknik judgemental sampling.
Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa eWOM berpengaruh signifikan
terhadap brand trust, sedangkan perceived risk tidak mempunyai pengaruh
signifikan terhadap brand trust.
Kata kunci : eWOM, perceived risk, brand trust, forum jual beli online
viii
KATA PENGANTAR
Perkembangan e-commerce menyebabkan munculnya berbagai bisnis baru
dalam bentuk online shop. Tingkat persaingan yang ketat antar sesama penjual
menyebabkan mereka harus berlomba-lomba membentuk kepercayaan konsumen.
Dengan semakin tingginya tingkat kepercayaan, konsumen, kemungkinan
konsumen melakukan transaksi online melalui penjual tersebut akan makin besar.
Adanya kebebasan mengakses informasi dalam dunia internet menyebabkan
konsumen dapat mempertimbangkan dan memutuskan untuk melakukan transaksi.
Dengan semakin lengkapnya informasi serta berbagai komentar positif yang ada,
maka konsumen akan dapat mengetahui berbagai resiko yang mungkin timbul
selama melakukan transaksi melalui penjual online yang sama sekali belum
pernah mereka temui.
Penelitian ini menyajikan suatu hasil penelitian tentang pengaruh eWOM,
perceived risk terhadap brand trust pada salah satu forum jual beli online yang
sangat terkenal di Indonesia. Penelitian ini tentunya masih jauh dari sempurna,
namun demikian semoga penelitian ini dapat memberikan informasi dan masukan
bagi pihak penjual online, konsumen, maupun bagi pembaca.
Salatiga, 26 September 2014
Agung Budi Setiawan
ix
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuha Yang Maha
Esa atas segala rahmat, berkat, dan anugerah yang telah diberikan-Nya kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas kerja ini dengan baik.
Selama proses penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa adanya
keterbatasan dalam diri penulis sehingga dalam penulisan skripsi ini dibantu oleh
berbagai pihak yang senantiasa memberikan bantuan, dorongan, semangat, kritik
dan saran. Pada saat ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Terima kasih kepada Yesus Kristus atas penyertaan dan tuntunan-Nya
yang luar biasa hingga saat ini.
2. Keluarga penulis, khususnya kedua orang tua dan kedua adik yang telah
memberikan dukungan, doa, dan kasih sayang tak terhingga kepada
penulis, serta mendukung selama perkuliahan, maupun saat penulisan
kertas kerja ini.
3. Ibu Dra. Ristiyanti Prasetijo, MBA., selaku dosen pembimbing. Terima
kasih atas waktu, ide, saran, dan kritik yang telah diberikan selama
penyusunan kertas kerja ini.
4. Bapak Hari Sunarto, S.E., MBA., Ph.D., selaku dekan Fakultas
Ekonomika dan Bisnis, serta ibu Sri Sulandjari, S.E., MSIE., selaku wali
studi yang telah membantu penulis selama proses perkuliahan hingga
selesainya kertas kerja ini.
5. Seluruh staf pengajar dan tata usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis
UKSW yang sudah membimbing selama masa perkuliahan penulis, serta
penyusunan kertas kerja ini seara langsung maupun tidak langsung.
6. Teman-teman kos : Arby, Herry, Teja, Yosua, Petrus, Rio, Nugra. Terima
kasih atas dukungan yang diberikan, kebersamaan dan bantuanya selama
waktu perkuliahan.
7. Teman-teman seperjuangan : Agus, Hendry, Robby, Gusbud, Fefe, Edwin,
Michael, Tepen, Vino, Inka. Terima kasih atas kebersamaannya selama
ini.
8. Keluarga besar dan teman-teman FEB angkatan 2010, terima kasih atas
kebersamaan dan dukungan selama masa perkuliahaan.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT .............................................................. ii
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES .................................................. iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ............................................ iv
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................................... v
ABSTRACT ................................................................................................................. vi
SARIPATI ................................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... viii
UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................................ ix
DAFTAR ISI ................................................................................................................. x
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1
Persoalan Penelitian .......................................................................................... 4
Tujuan Penelitian .............................................................................................. 4
LANDASAN TEORI .................................................................................................... 5
E-Commerce .................................................................................................... 5
EWOM ............................................................................................................. 6
Brand Trust ...................................................................................................... 9
Perceived Risk ................................................................................................ 11
Model Penelitian ............................................................................................ 12
METODE PENELITIAN .............................................................................. 13
Pendekatan Penelitian .................................................................................... 13
Model Penelitian ............................................................................................ 13
Pengukuran Konsep ....................................................................................... 13
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ............................................ 14
Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis ..................................................... 15
HASIL DAN ANALISIS ............................................................................................ 17
Uji Reliabilitas dan Validitas ......................................................................... 17
Uji Asumsi Klasik ......................................................................................... 17
Uji Regresi Linier Berganda .......................................................................... 18
Uji Hipotesis Regresi Linier Berganda .......................................................... 18
PEMBAHASAN ......................................................................................................... 20
Karakteristik Responden ................................................................................ 20
Pengaruh EWOM dan Perceived Risk terhadap Brand Trust ........................ 20
PENUTUP ................................................................................................................... 22
Kesimpulan .................................................................................................... 22
Implikasi Teoritis ........................................................................................... 22
Implikasi Manajerial ...................................................................................... 22
Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 23
Saran Penelitian Mendatang .......................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna internet di Indonesia,
masyarakat mulai mengembangkan bidang usahanya bukan hanya di dunia nyata,
namun juga di dunia maya, sehingga lahirlah bisnis elektronik atau yang sekarang ini
lebih dikenal dengan sebutan e-commerce. Perkembangan e-commerce
mengakibatkan munculnya berbagai peluang bisnis yang terbuka lebar bagi segala
kalangan masyarakat. Potensi yang besar akan e-commerce menyebabkan
munculnya berbagai bisnis baru dalam bentuk online shop, baik dengan
memanfaatkan teknologi web maupun media sosial atau melalui sejumlah forum jual
beli yang tersedia mengakibatkan tingginya tingkat persaingan dalam mengelola
bisnis online shop tersebut (http://www.luqm4ntr.wordpres.com). Untuk
mendapatkan konsumen melalui media online tidaklah mudah, ada berbagai faktor
yang mempengaruhi konsumen mulai dari kebutuhan, pencarian akan informasi
suatu produk atau layanan, hingga proses penentuan keputusan beli yang diambil
oleh konsumen.
Perkembangan dunia informasi dan teknologi berdampak pada keputusan
pembelian, misalnya ketika konsumen mencari informasi tentang produk yang akan
mereka beli. Dulu, konsumen lebih sering mengingat tentang pengalaman masa lalu
setelah membeli suatu produk, baik itu pengalaman pribadi maupun pengalaman
orang lain (Betty, 2011). Sekarang, konsumen lebih sering mencari informasi di luar
memorinya (eksternal) dengan cara browsing di internet, karena salah satu manfaat
internet adalah menyediakan informasi hanya dengan satu kali klik (Dumrongsiri,
2010 dalam Betty, 2011).
Salah satu bentuk informasi di internet adalah opini maupun testimoni
tentang suatu produk yang terposting dalam forum jual beli online dan nantinya
informasi tersebut dapat menjadi sebuah referensi dalam penentuan keputusan
pembelian. Fenomena ini dalam istilah pemasaran sering disebut dengan word of
mouth. Word of mouth dirasa lebih superior karena informasi yang diberikan lebih
reliabel sehingga memiliki tingat persuasi yang lebih besar dan akan menimbulkan
kepercayaan dan kredibilitas yang tinggi (Jalilvand, 2012). Kepercayaan merupakan
dasar dari perdagangan. Pengaruh kepercayaan pada hubungan bisnis sangat besar
dalam lingkungan online, dimana tidak ada interaksi tatap muka antara pihak penjual
2
dan pembeli (Yousafzai et al., 2003). Dengan kondisi tersebut, karena ketidakpastian
konsumen pada transaksi meningkat, maka kepercayaan mendapatkan peran penting
dalam keputusan mereka untuk bertransaksi secara online (Tanudjaja, 2013).
Komunikasi yang terbentuk melalui opini dalam media internet tersebut tentang
sebuah produk, layanan, maupun merek kemudian dikenal sebagai electronic word
of mouth atau eWOM (Jalilvand, 2012).
Meskipun internet memberikan konsumen informasi yang lengkap melalui
informasi produk dan layanan pada beberapa situs (channel), namun tetap masih
memiliki beberapa masalah yang harus diselesaikan. Misalnya, ketika konsumen
berbelanja di internet, mereka tidak dapat merasakan, melihat secara langsung,
ataupun menyentuh realitas produk atau jasa sebelum mereka membeli apa yang
mereka butuhkan. Mereka mungkin khawatir tentang keamanan transmisi kredit
kartu informasi melalui internet (Tanudjaja, 2013).
Setiap keputusan yang diambil oleh konsumen memiliki resiko akan
ketidakpastian dan konsekuensi akan kerugian yang diderita konsumen atas
pembelian sebuah produk atau layanan. Sebelum konsumen membeli sebuah produk,
konsumen akan memikirkan resiko apa yang diperoleh di kemudian hari, terutama
dalam jual beli online. Banyak pertimbangan yang akan dipikirkan oleh konsumen
dalam menentukan keputusan beli karena tingginya tingkat resiko yang dihadapi. Hal
tersebut disebut dalam bahasa Inggris perceived risk yang terbentuk di benak
konsumen. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perceived risk merupakan hal
yang perlu diperhatikan dalam setiap pengambilan keputusan pembelian (Rendra,
2012).
Kaskus yang pada awalnya merupakan komunitas kecil untuk sekedar
berbagi berita atau sekedar sebagai forum untuk berbagi informasi dan berdiskusi,
kemudian berkembang menjadi forum jual beli online terbesar di Indonesia pada saat
ini (vivanews.com). Kaskus dikunjungi oleh sedikitnya 600.000 orang, dengan
pageviews melebihi 15.000.000 setiap harinya. Hingga saat ini kaskus sudah
memiliki lebih dari 200 juta post (http://kaskus.co.id). Tingginya jumlah
pengunjung, antusias, dan partisipasi para anggotanya membuat para penjual ataupun
pembeli menjadikan kaskus sebagai pasar virtual yang ramai dimana penjual atau
pembeli dapat melakukan transaksi setiap waktu (Rendra, 2012).
Dengan melakukan posting pada forum jual beli yang ada dalam
kaskus.co.id, penjual dapat menawarkan barang dagangannya tanpa dikenakan biaya
3
sedikitpun. Konsumen juga mendapat kemudahan dalam melakukan pencarian
barang yang dibutuhkan melalui search bar yang disediakan atau pembeli juga dapat
melakukan posting ingin membeli sebuah barang yang diinginkan. Dari forum jual
beli itulah kemudian terjadi proses negosiasi antar pembeli dan penjual yang
kemudian akan berujung pada kesepakatan jika kedua belah pihak setuju sampai
pada pembayaran sesuai yang disetujui oleh kedua pihak tersebut.
Dalam posting yang ada, berbagai member kaskus lain diperbolehkan untuk
memberikan testimoni maupun opini baik itu positif maupun negatif pada ID
membership dari penjual maupun pembeli. Hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk
melakukan rekayasa akan kebenaran yang ada mengenai penjual. Oleh karena itu
konsumen dengan cermat harus mempertimbangkan berbagai resiko yang ada.
Munculnya resiko akan penipuan mengakibatkan terbentuknya persepsi resiko oleh
konsumen dalam melakukan transaksi jual beli online. Kepercayaan konsumen akan
opini maupun testimoni yang ada akan mempengaruhi perilaku selama proses
pengambilan keputusan beli oleh konsumen.
Dalam penelitian sebelumnya oleh Loh (2011), yang dilakukan dengan 225
responden via email yang menggunakan social network sites seperti Facebook,
Myspace, Twitter, Youtube, dan Blogs, diperoleh hasil penelitian bahwa 1) Purchase
intention berpengaruh langsung terhadap actual purchase behavior, 2) eWOM
berpengaruh positif terhadap trust pada social network sites 3) perceived risk
berpengaruh negatif terhadap trust 4) trust berpengaruh positif terhadap purchase
intention. Dalam penelitian tersebut tidak ditemukan pengaruh social identity
terthadap trust, serta perceived risk terhadap purchase intention. Hal – hal diatas
akan menjadi topik penelitian yang menarik bagi penulis.
Peneliti bermaksud untuk memodifikasi variabel yang digunakan oleh Jones
dan Kim (2010), Loh (2011) dengan alasan bahwa dalam dalam kenyataannya agar
terjadi transaki secara nyata, dibutuhkan tingkat kepercayaan yang tinggi antar
penjual dengan pembeli. Penjual dalam forum jual beli dapat membentuk
kepercayaan dari pembeli dengan membentuk kepuasan konsumen yang mana
kemudian konsumen akan memberikan testimoni positif serta julukan seperti
recommended seller atau trusted seller kepada penjual yang bersangkutan. Melalui
eWOM positif yang ada kemudian terbentuk image yang baik dalam melakukan
transaksi melalui Kaskus. Sehingga calon konsumen baru tidak ragu dalam
melakukan transaksi melalui Kaskus. Penelitian oleh Jones & Kim (2010) tentang
4
Brand Trust yang mana berujung pada hasi penelitian makin rendah tingkat
Perceived Risk maka tingkat kepercayaan konsumen akan meningkat, kemudian oleh
Loh (2011) tentang pengaruh trust, social identity, perceived risk dan eWOM
terhadap proses pembentukan keputusan konsumen dalam media social dengan hasil
penelitian eWOM berpengaruh signifikan terhadap brand trust, serta rasa
keingintahuan penulis tentang apakah eWOM dan Perceived Risk dapat
mempengaruhi kepercayaan konsumen dalam FJB Kaskus kemudian penulis
memutuskan untuk menggunakan variabel eWOM, Perceived Risk dan Brand Trust.
Dimensi pertama dari EWOM yang digunakan dalam penelitian ini adalah Concern
of Others yaitu dengan motivasi mengurangi resiko pembelian, waktu pencarian
informasi, dan ketidakpastian yang terjadi selama proses transaksi. Kemudian
dimensi Platform Assistance dengan motivasi untuk mempelajari teknik konsumsi
produk serta fungsi dan spesifikasi produk. Dimensi ketiga adalah Social Benefits
yang mana terlihat dalam motivasi untuk menetapkan posisi sosial dan rasa ingin
memiliki komunitas virtual. Dimensi terakhir adalah Expressing Positive Feeling
dengan melihat keuntungan finansial yang akan didapatkan. Perceived risk yang
mana merupakan berbagai resiko yang muncul selama melakukan proses transaksi
melalui FJB Kaskus. Sedangkan untuk kepercayaan dari pembeli, dipertegas dengan
Brand Trust, dimana pembeli menganggap bahwa melakukan transaksi melalui FJB
Kaskus akan aman dan nyaman. Dengan terbentuknya kepercayaan terhadap
member Kaskus yang merupakan fondasi dari FJB Kaskus itu sendiri, diharapkan
bahwa calon konsumen baru maupun yang sudah pernah melakukan transaksi
melalui Kaskus akan memiliki keyakinan yang makin tinggi dalam memilih Kaskus
sebagai FJB yang akan selalu digunakan untuk bertransaksi.
Persoalan Penelitian
Hubungan antar variabel dalam penelitian ini yaitu :
1. Apakah eWOM berpengaruh terhadap brand trust pada forum jual beli online
Kaskus?
2. Apakah perceived risk berpengaruh terhadap brand trust pada forum jual beli
online Kaskus?
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui adanya pengaruh eWOM terhadap brand trust.
2. Mengetahui adanya pengaruh perceived risk terhadap brand trust.
5
LANDASAN TEORITIS
E-Commerce
E-commerce merupakan penggunaan media internet sebagai sarana
perdagangan. Transaksi yang dilakukan melalui internet antara lain pemesanan dan
pembelian barang dimana barang akan dikirim melalui pos atau jasa pengiriman
barang setelah pembeli mentransfer sejumlah uang ke rekening penjual (Nofie,
2009). Internet juga merupakan media promosi untuk perusahaan karena
jangkauannya yang sangat luas dan tanpa batas waktu dapat diakses dimanapun dan
kapanpun, serta dengan adanya fasilitas jasa pengantaran yang semakin
memudahkan penjual dalam melakukan pengantaran barang hingga ke tangan
konsumen.
Definisi e-commerce menurut Laudon & Laudon (1998) adalah suatu proses
membeli dan menjual produk-produk secara elektronik oleh konsumen dan dari
perusahaan ke perusahaan dengan menggunakan media internet sebagai perantara
transaksi bisnis. E-commerce digolongkan berdasarkan sifat transaksinya menjadi :
1. Business to Business (B2B), yang merupakan proses bisnis marketing
dalam menjual produk dan jasa kepada perusahaan lain (Miletsky &
Smith, 2009), dan biasanya produk/layanan yang dibeli digunakan untuk
melakukan proses bisnis lagi maupun dapat juga dijual kepada konsumen
akhir.
2. Business to Consumer (B2C), yang merupakan jenis transaksi yang
pembelinya perorangan yang merupakan konsumen akhir. Disini
konsumen sebagai user karena konsumen tidak menjualnya lagi (Faudy,
2005:408).
3. Consumer to business (C2B), merupakan individu yang menjual produk
atau layanan kepada organisasi/individu yang mencari penjual dan
melakukan transaksi (Faudy, 2005:408).
Semakin maraknya e-commerce menyebabkan pesatnya pertumbuhan
perdagangan online yang ada di Indonesia. Salah satu bisnis e-commerce yang
sukses berkembang di Indonesia adalah kaskus.co.id yang merupakan komunitas
online terbesar di Indonesia. Kaskus yang awalnya merupakan sarana bertukar
informasi yang diciptakan oleh Andrew Darwin pada tahun 1999, kini berkembang
menjadi sarana bertukar pengetahuan. Berbagai informasi yang tidak dapat
ditemukan di portal-portal berita lain dapat ditemukan di kaskus dengan mudah.
6
Kaskus saat ini terbagi menjadi 2 jenis forum yaitu forum yang merupakan tempat
berdiskusi akan segala jenis hal, dan forum jual beli atau yang lebih dikenal dengan
FJB yang mana merupakan tempat untuk melakukan segala jenis transaksi akan
berbagai jenis produk. Kaskus merupakan tempat yang paling lengkap untuk
menemukan segala macam jenis produk dan jasa (kaskus.co.id). Berdasarkan teori
tentang e-commerce khususnya mengenai business to customer peneliti akan
memfokuskan penelitian terhadap forum jual beli online yang ada di Kaskus karena
forum jual beli kaskus memiliki kekhususan yang tidak dimiliki oleh forum jual beli
lainnya.
eWOM
Secara umum word of mouth adalah oral person to person communication/
komunikasi lisan antar individu ke individu lainnya/ antara pengirim dan penerima
pesan dimana didalamnya memiliki unsur produk, jasa, ataupun merek. Word of
mouth adalah pembicaraan yang secara alami terjadi diantara orang-orang yang
merupakan konsumen asli (Sernovitz, 2006).
Dengan adanya internet terciptalah sebuah paradigma baru dalam komunikasi
word of mouth dan inilah awal permunculan dari istilah electronic word of mouth (e-
WOM). E-WOM sekarang ini dianggap sebagai evolusi dari komunikasi tradisional
interpersonal yang menuju generasi baru dari cyberspace. Dengan kemajuan
teknologi semakin besar trend konsumen untuk sibuk mencari informasi yang
dibutuhkan mengenai suatu produk sebelum mereka melakukan suatu pembelian
melalui openrice.com (review sharing platform), tokobagus.com (online shop),
maupun kaskus.co.id (online community) dan ini menghasilkan aktivitas eWOM
(Nugraha, 2012).
Definisi lain menyebutkan bahwa komunikasi e-WOM adalah pernyataan
positif atau negatif yang dibuat oleh konsumen potensial, konsumen riil, atau mantan
konsumen tentang sebuah produk atau perusahaan yang dapat diakses oleh banyak
orang atau organisasi melalui internet (Thuarau et all. 2004 dalam Nugraha, 2012).
Novak dan Hoffman (1999) menyatakan bahwa pesan e-WOM memiliki beberapa
karakteristik sebagai berikut :
1. Dialog terjadi dalam konteks elektronik dimana tidak ada pertemuan tatap
muka. Komunikasi tidak terjadi dari keyboard ke keyboard secara langsung,
tetapi berupa membaca pesan secara pasif di internet atau menulis pesan
secara aktif.
7
2. Komunikasi WOM tidak bertahan lama (segera hilang), tetapi komunikasi
eWOM tersimpan sebagai referensi bagi orang lain di masa depan. Dengan
kata lain, informasi yang telah disampaikan oleh seorang konsumen dapat
digunakan kembali oleh calon konsumen baru yang membutuhkan informasi
serupa.
3. Komunikasi e-WOM lebih banyak terjadi dalam konteks goal-oriented
dibanding experimentally-oriented.
Beberapa peneliti mencoba mengungkapkan motivasi yang mendorong
seseorang membaca komunikasi eWOM dalam web berbasis opini. Thuarau dan
Walsh (2003) mengungkapkan motivasi tersebut antara lain untuk :
1. mengurangi risiko pembelian, mengurangi waktu pencarian informasi.
2. untuk mempelajari bagaimana produk dikonsumsi.
3. mengurangi ketidakpastian.
4. menetapkan posisi sosial.
5. rasa memiliki komunitas virtual.
6. mendapatkan keuntungan financial.
7. mempelajari produk baru yang beredar di pasaran.
Dimensi EWOM menurut Hennig-Thurau et all (2004) dalam Sari (2012) :
1. Platform assistance
(a) Frekuensi kunjungan konsumen pada FJB Kaskus
(b) Komentar dan informasi produk/jasa yang ditulis oleh pada FJB Kaskus
2. Venting negative feelings
Untuk mencegah orang lain mengalami masalah seperti yang mereka
dapatkan. Seperti berbagi pengalaman negatif yang muncul agar orang lain
tidak memperoleh pengalaman serupa.
3. Concern for other consumer
Keinginan tulus untuk membantu teman atau saudara membuat keputusan
beli yang lebih baik.
4. Extraversion / positive self-enhancement
Motif ini mencakup focus pada manfaat psikologis komunikator dari eWOM,
mengintegrasikan kategori motif asli untuk menekspresikan perasaan positif
dan peningkatan diri.
8
5. Social benefits
Afiliasi dengan sebuah komunitas virtual dapat mewakili suatu manfaat
sosial konsumen untuk alasan identifikasi dan intergrasi social, dengan
demikian, dapat diduga bahwa konsumen terlibat dalam komunikasi eWOM
untuk berpartisipasi dan menjadi milik komunitas online. Secara khusus,
konsumen dapat menulis komentar pada FJB Kaskus, perilaku tersebut
menandakan partisipasi mereka dalam dan kehadiran dengan komunitas
virtual dan memungkinkan mereka menerima manfaat social dari
keanggotaan komunitas.
6. Economic incentives
Manfaat ekonomi telah ditunjuk sebagai pendorong penting dari perilaku
manusia secara umum dan dianggap oleh penerima sebagai tanda
penghargaan terhadap perilaku resipien oleh pemberi hadiah. Dengan
demikian, penerimaan penghargaan ekonomi untuk komunikasi eWOM dari
operator FJB Kaskus adalah bentuk lain dari utilitas penerimaan.
7. Helping the company
Merupakan hasil dari kepuasan konsumen dengan produk dan keinginan
berikutnya untuk membantu perusahaan. Pelanggan dimotivasi untuk terlibat
dalam komunikasi eWOM untuk memberikan “sesuatu sebagai imbalan”
berdasar pengalaman yang baik. Efek yang dimaksud adalah bahwa FJB
Kaskus akan menjadi tetap sukses.
8. Advice seeking
Dalam kontek web berbasis opini, konsumsi terjadi ketika individu membaca
ulasan dari informasi produk dan komentar yang ditulis oleh orang lain, yang
juga dapat memotivasi konsumen untuk menulis komentar.
Dimensi eWOM menurut EunHa Jeonga dan Soocheong Jang (2011) dalam Sari
(2012) :
1. Concern for Others
Kepedulian terhadap seseorang merupakan motif utama agar dapat
mencegah sesorang mengalami pengalaman buruk yang mungkin timbul.
Kepedulian juga merupakan motif yang sangat penting agar pembeli pada
akhirnya melakukan komunikasi eWOM dengan dorongan diri mereka
sendiri untuk membantu pembeli lain dengan berbagai pengalaman yang
pernah dialami.
9
2. Expressing Positive Feeling
Berbeda dengan mengungkapkan perasaan negatif. Motif pada bagian ini
dipicu oleh pengalaman positif yang dialami pembeli. Pembeli memiliki
keinginan untuk berbagi sukacita melalui pengalamannya kepada orang lain.
3. Helping the Company
Merupakan keinginan tulus konsumen dengan membentuk kesan positif atas
pengalaman baik yang pernah dialami untuk membantu FJB Kaskus agar
tetap sukses.
Peneliti tidak menggunakan semua dimensi yang ada tetapi hanya memilih beberapa
dimensi yang sesuai teori motivasi oleh Thuarau dan Walsh (2003) yaitu :
1. Concern of Others. (EunHa Jeonga dan Soocheong Jang, 2011)
Mengurangi resiko pembelian.
Mengurangi waktu pencarian informasi.
Mengurangi ketidakpastian.
2. Platform Assistance. (Hennig-Thurau et all, 2004)
Mempelajari teknik konsumsi produk.
Mempelajari fungsi dan spesifikasi produk.
3. Social Benefits.
Menetapkan posisi sosial. (Hennig-Thurau et all, 2004)
Rasa memiliki komunitas virtual.
4. Expressing Positive Feeling. (EunHa Jeonga dan Soocheong Jang, 2011)
Mendapatkan keuntungan finansial.
Brand Trust
Kepercayaan terbentuk karena adanya kesesuaian antara harapan dengan
kebutuhan atau keinginan konsumen. Ketika seseorang percaya terhadap pihak lain,
maka mereka yakin bahwa harapan mereka akan dipenuhi dan tidak ada lagi
kekecewaan. Menurut Lau & Lee (1999) kepercayaan merek merupakan kesediaan
atau kemauan konsumen dalam menghadapi risiko terhadap merek yang dibeli akan
memberikan hasil yang positif atau menguntungkan. Chaudhuri & Holbrook (2001)
mendefinisikan kepercayaan terhadap merek sebagai kemauan dari rata-rata
konsumen untuk bergantung pada kemampuan dari sebuah merek dalam melakukan
fungsinya. Kepercayaan pada merek mempunyai makna implicit bahwa ada
10
kemungkinan atau harapan yang tinggi bahwa suatu merek mempunyai hasil yang
positif bagi konsumen (Hartanto, 2009).
Kepercayaan merek terbagi menjadi 2 dua dimensi (Ballester & Alema’n,
2005) yaitu reliability dan intention. Reliability atau kehandalan, meliputi
kemampuan dan kesediaan bahwa produk tersebut memenuhi nilai yang dijanjikan
dalam memuaskan kebutuhan konsumen. Brand reliability merupakan hal yang
esensial bagi terciptanya kepercayaan karena kemampuan merek memenuhi nilai
yang dijanjikan akan membuat konsumen menaruh rasa yakin dan kepuasan yang
sama di masa mendatang. Dimensi kedua adalah intention, yang mana merupakan
keyakinan konsumen bahwa merek tersebut mampu mengutamakan kepentingan
konsumen ketika masalah dalam konsumsi muncul (pelayanan penuh akan produk),
merek yang terpercaya adalah merek yang secara konsisten menjaga janji akan
nilainya pada konsumen melalui berbagai cara pengembangan, produksi, penjualan,
jasam dan iklan pada produk (Haryanto, 2009).
Kepercayaan pada sebuah merek memegang peranan penting dalam
keputusan pembelian konsumen. Kepercayaan tumbuh dari keyakinan akan adanya
penilaian positif seseorang terhadap suatu merek, produk, perusahaan, maupun yang
lainnya. Nilai-nilai yang ada tersebut yang akan mempengaruhi konsumen dalam
mengambil sikap berikutnya. Ketika merek produk tidak sesuai dengan nilai positif,
konsumen akan cenderung memiliki penilaian negatif. Konsumen pun tidak akan
mempercayai merek atau perusahaan tersebut serta lebih memilih mengurungkan
niatnya untuk membeli atau menggunakan produk/jasa yan dihasilkan apabila dia
mendapatkan penilaian yang negatif. Sebaliknya, apabila konsumen meyakini akan
adanya nilai positif dari suatu merek ataupun perusahaan, maka dia akan cenderung
menggunakan atau memutuskan membeli produk/jasa tersebut. Konsumen akan
selalu membeli produk untuk memenuhi kebutuhan akan tetapi produk mana yang
mereka beli dan bagaimana mereka membuat keputusan akan erat hubungannya
dengan perasaan mereka terhadap merek-merek yang ditawarkan (Trista et all,
2013).
Penelitian oleh Loh (2011) tentang pengaruh Trust, eWOM, Social Identity,
Perceived Risk terhadap proses pengambilan keputusan konsumen dalam situs
jejarng sosial menyatakan dalam kesimpulannya bahwa melalui eWOM positif yang
kemudian membentuk kepercayaan kemudian melalui kepercayaan yang kuat
11
terjadilah proses transaksi antara penjual dan pembeli. Dalam hasil penelitiannya,
dinyatakan bahwa eWOM berpengaruh signifikan terhadap brand trust.
Menurut Ha (2004) dalam Qvist (2009) kepercayaan terbentuk dari word-of-
mouth. WOM negatif membentuk e-complaining, WOM positif menyebabkan
hubungan positif yang kuat dengan konsumen. Hal tersebut menyebabkan
kepercayaan sangatlah penting bagi perusahaan untuk mengamati dan mengendaikan
eWOM. Website akan meningkatkan brand trust jika menyediakan pengalaman
yang luar biasa bagi konsumen. Informasi yang ada harus selalu diperbaharui aga
menarik konsumen. WOM merupakan faktor penting yang mempengaruhi online
brand trust. Berdasarkan penelitian Loh (2011) dan Ha (2004) dalam Qvist (2009)
penulis membentuk hipotesis sebagai berikut :
H1 : eWOM berpengaruh signifikan terhadap Brand Trust
Perceived Risk
Perceived risk dinilai sebagai tingkat anggapan pelanggan akan hasil negatif
yang mungkin terjadi ketika melakukan transaksi secara online (Featherman dan
Pavlou, 2002). Schiffman et al. dalam Suresh.A.M (2011:337) mengatakan bahwa
persepsi akan risiko adalah sebuah ketidakpastian yang dihadapi konsumen ketika
mereka tidak dapat meramalkan konsekuensi dimasa yang akan datang akan
keputusan pembelian yang mereka lakukan. Pada umumnya, konsumen cenderung
menghindari risiko terhadap keputusan pembelian (Batra & Sinha, 2000).
Suresh A.M. dan Shashikala R. (2011) dalam penelitiannya tentang pengaruh
persepsi akan risiko terhadap pembelian secara online pada konsumen di India,
mengatakan bahwa konsumen memiliki persepsi risiko yang lebih tinggi ketika
konsumen melakukan pembelian secara online dibandingkan dengan ketika mereka
melakukan pembelian melalui toko secara langsung. Persepsi akan risiko inilah yang
kemudian mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian secara online.
Jenis-jenis risiko menurut Schiffman dan Kanuk (2010) :
1. Functional risk, merupakan risiko yang diterima konsumen apabila
produk yang dibeli tidak mempunyai kinerja sesuai dengan yang
diharapkan.
2. Physical risk, merupakan risiko terhadap diri sendiri atau orang lain yang
ditimbulkan dari produk.
3. Financial risk, merupakan risiko yang diterima konsumen apabila barang
yang dibeli tidak sesuai dengan harga yang dibayarkan.
12
4. Social risk, merupakan risiko atas pilihan akan produk yang jelek dapat
menimbulkan kesan yang jelek terhadap lingkungan sosial.
5. Psychological risk, merupakan kekhawatiran konsumen bahwa suatu
produk tidak akan memenuhi ego atau keinginannya.
6. Time risk, merupakan kekhawatiran bahwa waktu yang dihabiskan dalam
mencari suatu produk akan sia-sia jika produk yang didapatkan tidak
sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam konteks transaksi online, perceived risk didefinisikan sebagai
kepercayaan konsumen terhadap berbagai potensi negatif yang timbul selama
melakukan transaksi online (Chang dan Chen, 2008). Ketika risiko yang timbul
besar, konsumen akan membandingkan antar pilihan yang ada secara lebih hati-hati
dan kemudian menanyakan pendapat dari teman atau saudara untuk memperoleh
nasehat. Konsumen yang akrab dengan brand tertentu dan mengenal brand dari
sebuah toko/seller online dengan baik akan dengan mudah terbentuk kepercayaan
terhadap toko/seller online tersebut, risiko persepsi yang dimiliki juga akan makin
rendah, yang kemudian konsumen akan melakukan transaksi melalui toko online
tersebut (Chang dan Chen, 2008). Penelitian oleh Jones dan Kim (2010) mengenai
intensi pembelian pakaian secara online menemukan bahwa semakin rendah tingkat
resiko persepsi yang ada, maka tingkat kepercayaan yang terbentuk antara konsumen
dengan toko/penjual online akan semakin tinggi yang kemudian membuat konsumen
merasa lebih nyaman dalam melakukan transaksi pembelian secara online. Oleh
karena itu, strategi pemasaran online yang digunakan harus dapat menurunkan
tingkat persepsi resiko konsumen, agar kemudian dapat membentuk kepercayaan
konsumen yang tinggi. Sehingga dapat diasumsikan bahwa :
H2 : Perceived risk berpengaruh signifikan terhadap Brand Trust
MODEL PENELITIAN
H1
H2
EWOM
Perceived
Risk
Brand
Trust
13
METODE PENELITIAN
Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan untuk penulisan ini adalah kuantitatif
dengan metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif, yang bertujuan
untuk menjelaskan atau mendeskripsikan lebih jauh pola hubungan pengaruh,
keterkaitan antara dua atau lebih variabel yang diteliti. Penelitian ini termasuk
penelitian penjelasan (explanatory research), yang menganalisis pengaruh e-WOM
dan perceived risk terhadap brand trust.
Jumlah keseluruhan yang mencakup semua anggota yang diteliti adalah
populasi (Istijanto, 2009:113). Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang
melakukan transaksi jual beli di kaskus. Metode sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah non-probability sampling dengan menggunakan judgemental
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel di mana elemen populasi dipilih dengan
menggunakan dasar pertimbangan tertentu dan ditentukan langsung oleh peneliti
(Istajinto, 2009). Dalam hal ini peneliti menggunakan kriteria bahwa konsumen
pernah melakukan pembelian melalui forum jual beli Kaskus. Tidak tersedianya
jumlah populasi secara pasti, untuk itu dalam menentukan jumlah sampel digunakan
acuan jumlah sampel minimum untuk penelitian studi pemasaran menurut
Supramono & Haryanto (2005) yaitu sebanyak 100 responden. Pembagian kuesioner
dilakukan dengan membagi secara langsung kepada mahasiswa UKSW, dengan
mengirim melalui email maupun facebook secara online, serta dengan penyebaran
secara langsung di kota Semarang.
Model yang Digunakan : Regresi Linier Berganda
Berdasarkan kerangka berpikir dan hipotesis yang dibuat di Bab 2, untuk
menyelesaikan penelitian digunakan model regresi linier berganda. Metode ini
digunakan untuk menguji adanya pengaruh oleh eWOM dan Perceived Risk terhadap
Brand Trust yang dijelaskan dalam persamaan berikut :
Y1 = a + b1x1 + b2x2
Brand Trust = a + b1*eWOM + b2*Perceived Risk
Pengukuran Konsep
Konsep dalam penelitian ini diukur menggunakan aras ukur interval.
Sedangkan untuk metode perskalaan yang digunakan yang sesuai dengan skala
pengukuran interval adalah skala likert. Skala ini memungkinkan responden untuk
14
menunjukkan persetujuan atau ketidaksetujuan terhadap daftar pertanyaan yang
disajikan mengenai objek yang diteliti. Peneliti menggunakan skala antara 1-5
dengan interval atau I = (5-1) : 5 = 0,8
1-1,8 mewakili sangat tidak setuju
1,8-2,6 mewakili tidak setuju
2,6-3,4 mewakili netral
3,4-4,2 mewakili setuju
4,2-5 mewakili sangat setuju
Tabel 1
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Konsep Dimensi Indikator Skala
Ukur
e-WOM adalah
pernyataan positif atau
negatif yang dibuat oleh
konsumen potensial,
konsumen riil, atau mantan
konsumen tentang sebuah
produk atau perusahaan yang
dapat diakses oleh banyak
orang atau organisasi melalui
internet (Thuarau et all. 2004
dalam Nugraha, 2012)
Concern of Others
(EunHa Jeonga dan
Soocheong Jang,
2011)
Konsumen membaca
review/testimoni untuk
mengurangi resiko pembelian
di FJB Kaskus
Interval –
Likert
Konsumen membaca
review/testimoni di FJB
Kaskus untuk menghemat
waktu selama pencarian
produk/merek
Konsumen membaca
review/testimoni untuk
mengetahui kelebihan dan
kelemahan produk
Konsumen membaca
review/testimoni untuk
memperoleh informasi lokasi
dan kontak penjual
Expressing Positive
Feeling
(EunHa Jeonga dan
Soocheong Jang,
2011)
Konsumen mecari informasi
melalui FJB Kaskus untuk
mendapatkan harga terendah
Platform
Assistance
(Hennig-Thurau et
all, 2004)
Konsumen membaca
review/testimoni untuk
mempelajari teknik
penggunaan produk yang
benar
Konsumen membaca
review/testimoni untuk
mempelajari spesifikasi
produk baru
Konsumen membaca
review/testimoni di FJB
Kaskus untuk mempelajari
fungsi produk baru
Social Benefits
(Hennig-Thurau et
all, 2004)
Konsumen mencari informasi
melalui FJB kaskus untuk
mendapatkan posisi sosial
15
Konsumen mencari informasi
melalui FJB Kaskus sehingga
dapat bergabung dalam
komunitas Kaskus
Perceived Risk adalah
tingkat anggapan pelanggan
akan hasil negatif yang
mungkin terjadi ketika
melakukan transaksi secara
online (Featherman dan
Pavlou, 2002).
Functional risk
(Schiffman dan
Kanuk, 2010)
Keraguan konsumen bahwa
produk yang dibeli akan
berfungsi sebagaimana
mestinya
Interval –
Likert
Physical risk
(Schiffman dan
Kanuk, 2010)
Keraguan konsumen bahwa
produk yang dibelinya akan
sesuai dengan yang di
informasikan penjual.
Financial risk
(Schiffman dan
Kanuk, 2010)
Keraguan konsumen bahwa
produk yang akan dibeli sesuai
dengan biaya yang dibayarkan
konsumen
Social risk
(Schiffman dan
Kanuk, 2010)
Keraguan konsumen bahwa
pilihan produk yang diambil
mendapatkan kesan negatif
dari lingkungan disekitar
konsumen
Psychological risk
(Schiffman dan
Kanuk, 2010)
Keraguan konsumen bahwa
produk yang akan dibeli dapat
memenuhi ego/keinginannya
Time Risk
(Schiffman dan
Kanuk, 2010)
Keraguan konsumen bahwa
produk yang didapatkan tidak
sesuai dengan yang
diharapkan konsumen
Brand Trust adalah
kesediaan atau kemauan
konsumen dalam menghadapi
risiko terhadap merek yang
dibeli akan memberikan hasil
yang positif atau
menguntungkan. (Lau & Lee, 1999)
Brand reliability
(Ballester &
Alema’n, 2005)
Berbagai produk yang dijual
melalui FJB Kaskus dapat
memenuhi nilai yang
dijanjikan dalam iklan
Berbagai produk yang dijual
melalui FJB Kaskus dapat
memenuhi kepuasan
konsumen saat penggunaan
Interval –
Likert
Brand intentions
(Ballester &
Alema’n, 2005)
Berbagai produk yang dijual
melalui FJB Kaskus dapat
memenuhi keinginan
konsumen saat digunakan
Berbagai produk yang dijual
melalui FJB Kaskus dapat
membangun kesejahteraan
konsumen dalam menunjang
kegiatan sehari-hari
Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis
Berdasarkan model e-WOM dan perceived risk terhadap brand trust
kemudian melalui brand trust mempengaruhi keputusan beli konsumen, dengan
menggunakan metode analisis regresi linier bertingkat melalui dua tahap regresi
yaitu yang pertama regresi linier berganda kemudian dilanjutkan dengan regresi
linier sederhana. Untuk alat bantu analisis menggunakan software SPSS 16.0.
16
Setelah ditentukan model yang digunakan; jenis dan sumber data; populasi dan
pemilihan sampel; variabel dan definisi operasional; teknik pengumpulan data; dan
metode analisis; maka tahap selanjutnya pengolahan data. Dalam penelitian ini uji
yang dilakukan yang pertama adalah menguji validitas dan reliabilitas dari data
primer yang telah diperoleh melalui penyebaran kuesioner baik secara langsung
maupun online melalui beberapa media sosial. Kemudian setelah peneliti
memastikan data yang diperoleh sepenuhnya valid dan reliable maka dilanjutkan
dengan menguji normalitas data dan uji asumsi klasik meliputi uji multikolineraritas
dan uji heteroskedastisitas. Setelah data terbebas dari seluruh uji asumsi klasik,
kemudian baru diolah menggunakan metode analisis regresi linear bertingkat melalui
dua tahap seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Hasil dari seluruh pengujian
yang dilakukan peneliti akan dibahas lebih dalam pada bagian hasil dan pembahasan.
Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui penafsiran responden terhadap
setiap butir pernyataan yang terdapat dalam instrumen penelitian, apakah penafsiran
setiap responden sama atau beda sama sekali. Apabila penafsiran responden tersebut
sama maka instrumen penelitian tersebut dapat dikatakan valid, namun apabila tidak
sama maka instrumen tersebut dapat dikatakan tidak valid, sehingga perlu untuk
diganti (Ferdinand, 2002).
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untak menguji penafsiran responden mengenai
butir-butir pernyataan yang terdapat dalam instrumen penelitian yang ditunjukkan
dengan kekonsistenan jawaban yang diberikan. Reliabilitas merupakan ukuran
mengenai konsistensi internal dari indikator sebuah konstruk yang menunjukkan
derajat sampai di mana masing-masing indikator tersebut mengindikasikan sebuah
konstruk/faktor laten yang umum (Ferdinand, 2002).
Uji Normalitas
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
berdistribusi normal atau tidak, sehingga langkah selanjutnya tidak menyimpang dari
kebenaran dan dapat dipertanggung jawabkan (Priyatno, 2010).
Uji Multikolinearitas
Multikolinieritas dapat diketahui dengan melakukan analisis matrik korelasi
variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen memiliki tingkat
17
korelasi yang cukup tinggi, maka menunjukkan adanya multikolinieritas (Ghozali,
2006).
Uji Heteroskedastisitas
Tujuan dilakukan uji heteroskedastisitas adalah untuk mengetahui apakah
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika variance dari pengamatan yang ada tetap, maka disebut
homokedastisitas, namun jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi
yang baik adalah data yang bersifat homokedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2006).
HASIL DAN ANALISIS
Uji Reliabilitas dan Uji Validitas
Tabel 2-6 pada lampiran menunjukkan bahwa semua indikator
pertanyaandari variabel EWOM, Perceived Risk, dan Brand Trust\ dinyatakan valid
dan reliabel karena r hitung > r tabel yaitu > 0,196 dan nilai cronbach α > 0,60.
Uji Asumsi Klasik
Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan metode One-Sample
Kolmogorov-Smirnov. Pedoman pengambilan keputusan apabila sebuah distribusi
data mengikuti distribusi normal adalah jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya)
lebih besar dari 5%, (Ghozali, 2006:151). Berdasarkan hasil pengujian normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov yang ditunjukkan pada lampiran tabel 6, data
tersebut memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 sehingga berdistribusi
normal.
Uji heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan uji Spearman.
Apabila nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%, maka dapat
disimpulkan tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Hasil uji heterokedastisitas
pada penelitian ini menunjukkan bahwa pada hipotesis pertama penelitian (EWOM
signifikan terhadap Brand Trust dan Perceived Risk berpengaruh signifikan terhadap
Brand Trust) diperoleh nilai signifikansi masing-masing sebesar 0,446 dan 0,551.
Data tersebut memiliki nilai signifikansi lebih dari 5%, maka dapat disimpulkan
bahwa pada model regresi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini.
Uji multikolineraritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan
18
asumsi klasik multikolinearitas dengan melihat adanya hubungan linear antar
variabel independen dalam model regresi. Keputusan tidak terjadi multikoliniearitas
diambil jika nilai tolerance lebih tinggi daripada 0,10 atau VIF lebih kecil dari 10.
Hasil uji multikolinieraritas menunjukan bahwa nilai tolerance dan VIF pada kedua
variabel independen (EWOM dan Perceived Risk) sebesar 0,532 dan 1,880. Jadi
dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikoliniearitas antar variabel indenpenden
dengan model regresi.
Uji Regresi
Regresi Linier Berganda
Uji regresi linier berganda ditujukkan untuk menguji adanya pengaruh antar
variabel independen, yaitu EWOM (X1) dan Perceived Risk (X2) dengan variabel
dependen, yiatu Brand Trust (Y). Berdasarkan data yang sudah diolah, diperoleh
nilai R Square sebesar 0,109 menunjukan bahwa 10,9% Brand Trust dipengaruhi
oleh EWOM dan Perceived Risk. Sisanya 89,1% dipengaruhi oleh variable lain.
Pada lampiran dapat dilihat hasil pengolahan regresi linier berganda dengan
persamaan regresi sebagai berikut: Y= 1,952 + 0,550X1 - 0,098X2. Persamaan
tersebut mempunyai arti bahwa:
1. Semakin tinggi nilai eWOM akan menyebabkan peningkatan terhadap
Brand Trust yang terbentuk.
2. Semakin tinggi nilai Perceived Risk akan menyebabkan Brand Trust
semakin berkutang.
Setelah hasil pengujian terbukti bahwa data telah memenuhi asumsi distribusi
normal dan linier, maka penelitian ini dapat dilakukan pengujian untuk menentukan
pengaruh dari variabel bebas terhadapt variabel terikat.
Uji Hipotesis
1. Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (EWOM dan Perceived Risk)
secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Brand Trust) dilakukan
perumusan hipotesis sebagai berikut:
H0 : β = 0, berarti EWOM dan Perceived Risk secara bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap Brand Trust.
H1 : β ≠ 0, berarti EWOM dan Perceived Risk secara bersama-sama
berpengaruh terhadap Brand Trust.
19
Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen
(EWOM dan Perceived Risk) secara bersama-sama terhadap variabel
dependen (Brand Trust). Pengambilan keputusan berdasarkan jika
nilai signifikansi > 0,05, maka H0 diterima; nilai signifikansi < 0,05,
maka H0 ditolak. Pada lampiran lampiran tabel ANOVA dapat dilihat
bahwa probabilitas signifikansi untuk EWOM dan Perceived Risk
sebesar 5,925 berada pada tingkat probabilitas signifikansi di atas
0,05. Jadi, berdasarkan tingkat probabilitas signifikansinya, dapat
disimpulan bahwa H0 diterima, yaitu EWOM dan Perceived Risk
secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap Brand Trust.
2. Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (EWOM dan Perceived Risk)
terhadap variabel terikat (Brand Trust) secara parsial dilakukan
perumusan hipotesis sebagai berikut:
H0-1 : β = 0, berarti EWOM dan tidak berpengaruh terhadap Brand Trust.
H1-1 : β ≠ 0, berarti EWOM berpengaruh terhadap Brand Trust.
dan
H0-2 : β = 0, berarti Perceived Risk tidak berpengaruh terhadap Brand Trust.
H1-2 : β ≠ 0, berarti Perceived Risk berpengaruh terhadap Brand Trust.
Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen
(EWOM dan Perceived Risk) secara parsial terhadap variabel
dependen (Keputusan Pembelian). Pengambilan keputusan berdasarkan
jika nilai signifikansi > 0,05, maka H0 diterima; nilai signifikansi <
0,05, maka H0 ditolak. Pada lampiran tabel Coefficients dapat dilihat
bahwa probabilitas signifikansi EWOM sebesar 0,006 dan Perceived
Risk sebesar 0,616. Jadi, berdasarkan tingkat probabilitas
signifikansinya, dapat disimpulan bahwa H1-1 dan H0-2 diterima, yaitu
EWOM berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian dan Perceived
Risk tidak berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian.
Berdasarkan nilai T-hitung yang tertera pada tabel variabel
independen EWOM dan Perceived Risk yaitu 2,832 dan -0,503,
dengan nilai T-tabel yaitu 1,98 sehingga H1-1 dan H0-2 diterima, yaitu
20
EWOM berpengaruh terhadap Brand Trust dan Perceived Risk tidak
berpengaruh terhadap Brand Trust.
PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Mayoritas konsumen dari FJB Kaskus merupakan konsumen pria, hal ini
dikarenakan secara nyata konsumen pria kurang berminat untuk berbelanja secara
langsung mengunjungi toko karena akan menghabiskan waktu dan tenaga dalam
mencari barang tertentu, berbeda dengan konsumen wanita yang ingin secara
langsung melakukan perbelanjaan dengan mengunjungi toko yang ada karena
belanja merupakan kenyamanan tersendiri sekaligus hobi bagi mereka. Sebagian
besar konsumen yang ada juga merupakan kalangan mahasiswa yang belum
berpenghasilan, mahasiswa yang masih mendapatkan uang dari orang tua mereka.
Untuk mendapatkan barang yang mereka inginkan, mereka menyisihkan sebagian
uang yang diterima dari orang tua. Agar mendapat sebuah produk dengan harga
terendah, mereka secara rutin mengunjungi situs Kaskus untuk mengecek apakah ada
penjual online yang memasarkan barangnya dengan harga lebih murah dibanding
yang dijual melalui toko secara langsung. Sebagian besar responden juga merupakan
responden dari luar Salatiga karena banyak mahasiswa dari kalangan universitas
sendiri yang berasal dari luar kota, serta penyebaran kuesioner yang juga dilakukan
di kota Semarang.
Pengaruh EWOM dan Perceived Risk terhadap Brand Trust
Nilai R Square sebesar 0,109 menunjukan bahwa EWOM dan Perceived Risk
berpengaruh terhadap Brand Trust sebesar 10,9% dan 89,1% dipengaruhi oleh
variabel lain. Berdasarkan hasil analisis data pada uji hipotesis (uji t) yang telah
dilakukan, diperoleh signifikansi sebesar 0,006 < 0,05 dan 0,616 > 0,05 artinya
eWOM berpengaruh terhadap Brand Trust sedangkan Perceived Risk tidak
berpengaruh terhadap Brand Trust.
Berdasar hasil analisis yang dilakukan, eWOM berpengaruh signifikan
terhadap brand trust. eWOM positif yang disampaikan dalam FJB Kaskus baik
berupa testimoni maupun segala informasi akan produk dan harga dapat membentuk
kepercayaan konsumen dalam melakukan transaksi melalui FJB Kaskus sesuai
dengan penelitian oleh Loh (2011) yang mana eWOM juga berpengaruh signifikan
terhadap brand trust. Semakin lengkap informasi yang tersedia akan memudahkan
21
konsumen dalam mengetahui fungsi maupun spesifikasi dari produk tersebut.
Kemudahan mendapatkan informasi melalui FJB Kaskus membuat konsumen sering
mengunjungi FJB Kaskus sebagai sarana untuk mengumpulkan informasi tentang
produk maupun harga. Teori oleh Hong Youl Ha (2004) dalam Qvist (2009)
menyatakan bahwa jika tidak ada arus informasi sama sekali, maka orang-orang
akan mencoba untuk menggali informasi yang mereka butuhkan, sehingga eWOM
yang merupakan salah satu sumber informasi yang dapat digunakan sebagai sumber
informasi merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi online brand trust.
Dengan adanya testimoni positif dari beberapa konsumen lain yang pernah
melakukan transaksi melalui FJB Kaskus itu sendiri, para trusted seller dan
recommender seller yang memiliki reputasi baik akan dengan mudah mendapatkan
kepercayaan dari konsumen. Semakin lengkap informasi yang didapat, serta semakin
banyak testimoni nyata yang ada dari konsumen bahwa barang yang dijual sampai di
tangan konsumen dengan cepat dan aman setelah melakukan transaksi, serta barang
tersebut sesuai dengan gambar dan spesifikasi yang diinformasikan di FJB, maka
tingkat kepercayaan konsumen terhadap seller akan makin tinggi. Hal ini juga
menguatkan teori yang ada sebelumnya oleh Loh dan Hong Youl Ha.
Berdasarkan nilai signifikansi serta uji t yang telah dilakukan peneliti,
Perceived Risk tidak berpengaruh signifikan terhadap Brand Trust. Penelitian ini
tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Loh (2011) karena hasil penelitian
yang berbeda. Dengan kata lain, perceived risk yang terkait dalam FJB Kaskus,
mungkin tidak menurunkan brand trust dari Kaskus. Alam dan Moh. Yasin (2010)
juga tidak menemukan signifikansi antara perceived risk dengan online brand trust.
Namun menurut Ha (2004), perceived risk dianggap dapat memiliki efek negatif
pada online brand trust. Hipotesis kedua penelitian ini ditolak dan mungkin bahwa
membeli barang melalui Kaskus dengan harga yang rendah menimbulkan resiko
yang rendah. Berdasarkan nilai koefisien negatif dalam hasil regresi, menandakan
bahwa adanya hubungan berkebalikan antara perceived risk dan brand trust
sehingga dapat menjelaskan teori sebelumnya walaupun hasilnya tidak signifikan.
Hasil penelitian yang tidak signifikan ini sesuai dengan penelitian yang pernah
dilakukan oleh Mohammadian dan Ghanbar (2014) dalam penelitiannya yang
berjudul “A Study of Factors Influencing Online Brand Trust in Online Service
Retailing” dengan koefisien β sebesar -0,18 dan t hitung sebesar -1,51 yang mana hal
tersebut berdasar uji T menandakan brand trust dapat tidak dipengaruhi oleh
22
perceived risk, atau jika dipengaruhi berdasar nilai koefisien regresi, pengaruhnya
bersifat negatif sesuai teori yang telah ditemukan sebelumnya. Sehingga dapat
dikatakan bahwa hasil penelitian ini dapat mendukung penelitian terdahulu yang
telah dilakukan.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil, analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dapat
ditarik sebagai jawaban terhadap ketiga persoalan penelitian ini. Menurut hasil
penelitian, EWOM berpengaruh signifikan terhadap brand trust dalam FJB Kaskus
sedangkan perceived risk tidak mempengaruhi brand trust pada FJB Kaskus.
EWOM memiliki pengaruh terhadap brand trust, karena dengan semakin banyak
informasi yang bisa diakses serta testimoni positif yang ada karena puasnya
konsumen setelah melakukan transaksi dengan seller pada FJB Kaskus. Perceived
Risk tidak memiliki pengaruh signifikan dikarenakan konsumen semakin pandai
dalam menentukan pilihannya karena informasi tidak terbatas yang dapat
diaksesnya, tingkat kepercayaan yang terbentuk antar konsumen dan penjual makin
tinggi karena adanya EWOM positif yang terbentuk baik dari kelengkapan
informasi, kebenaran informasi, serta testimoni nyata yang diberikan oleh konsumen
yang sukses melakukan transaksi melalui FJB Kaskus.
Implikasi Teoritis
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa EWOM berpengaruh terhadap brand
trust, dan brand trust mempengaruhi Keputusan Pembelian. Hal tersebut sesuai
dengan penelitian terdahulu oleh Loh (2011) dan Trista et all (2013). Perceived risk
tidak mempengaruhi brand trust sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Mohammadian dan Ghanbar (2014). Kepercayaan yang terbentuk antara buyer dan
seller dalam transaksi jual beli online sangatlah penting. Dengan membentuk
EWOM positif, seller dapat meningkatkan kepercayaan yang akan terbentuk antara
konsumen dengan online seller, dan ketika telah terbentuk kepercayaan yang tinggi
maka konsumen akan dengan senang hati memutuskan untuk melakukan pembelian
melalui seller online tersebut.
Implikasi Manajerial
Beberapa hal yang bisa dijadikan masukan dan perhatian untuk FJB Kaskus,
serta FJB online lainnya agar dapat meningkatkan kepercayaan antara lain :
23
1. Member Kaskus yang berjualan melalui FJB Kaskus harus berfokus dalam
membentuk kepercayaan konsumen dengan membentuk eWOM positif
sehingga banyak orang akan tertarik melakukan transaksi, karena semakin
tinggi eWOM positif, akan meningkatkan Brand Trust dari FJB Kaskus itu
sendiri.
2. Tingkat resiko yang makin tinggi akan mengurangi kepercayaan konsumen
terhadap Kaskus, sehingga dalam praktiknya harus dilakukan pengawasan
yang ketat terhadap member yang berjualan melalui FJB Kaskus agar tidak
terjadi banyak penipuan yang mengakibatkan kepercayaan terhadap Kaskus
menghilang.
Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari berbagai keterbatasan dalam penelitian yang dilakukan.
Berikut ini diajukan beberapa saran perbaikan dan juga saran untuk penelitian
mendatang :
Peneliti tidak menentukan kategori akan salah satu jenis produk atau merek
tertentu dalam penelitian ini tetapi menggunakan penjualan berbagai macam
jenis produk yang dijual dalam FJB .
Saran Penelitian Mendatang
Pada penelitian mendatang diharapkan peneliti menentukan kategori akan
suatu produk atau merek tertentu yang akan diamati secara lebih lanjut, agar
penelitian dapat dilakukan secara lebih terfokus.
Pada penelitian mendatang dapat menambahkan ataupun mengganti variabel
penelitian agar dapat memperkuat hasil penelitian yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2004. “e-Commerce”. http://luqm4ntr.wordpress.com. Diakses tanggal
15 Februari 2014
Batra R, Sinha I. 2000. “Consumer-Level Factors Moderating The Success Of
Private Label Brands”. The Journal of Retail, 76(2): 175-91.
Betty. 2011. Analisis Pengaruh Electronic Word of Mouth terhadap Keputusan
Konsumen Memilih Agen E-Ticketing Pesawat Terbang. Skripsi Institut
Pertanian Bandung.
Chang, H. H., & Chen, S. W. (2008). “The Impact of Online Store Environment
Cues on Purchase Intention Trust and Perceived Risk as A Mediator”. The
Journal of Online Information Review, 32 (6), 1468-4527.
Chaudhuri, A. and M.B. Holbrook. (2001). “The Chain Of Effect From Brand
Trust And Brand Affect To Brand Performance : The Role Of Brand
Loyalty”. The Journal Of Marketing, April, Vol. 65, No. 2, P99-113.
Cheung, C. M. K., Lee, M. K. O. & Rabjohn, N. 2008. “The Impact of Electronic
Word of Mouth”. The Journal of Internet Research, 18(3), 229.
Delgado-Ballester, E dan Munuera-Aleman, J.L. 2005. “Does Brand Trust Matter
to Brand Equity”. The Journal of Product and Brand Management, 12, 2/3.
187-196.
Faudy, Munir, SH., M.H., LLM. 2005. Pengantar Hukum Bisnis. Bandung : PT.
Citra Abadi Bakti.
Featherman, Mauricio S., and Paul A.Pavlou. 2003. “Predicting E-Services
Adoption : A Perceived Risk Facets Perspective”. International Journal of
Human Computer Studies, vol 59.
Ferdinand. 2002. Structural Equation Modelling Dalam Peneltian Manajemen.
Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Goldsmith & Horowitz. 2006. “Measuring Motivation for Online Opinion
Seeking”. Journal of Interactive Advertising, Vol.6. No.2 Spring 2006.
Haryanto, J.O. 2009. “Pengaruh Upaya Ekstra dalam Meningkatkan Intensi
Membeli Konsumen”. Jurnal Bunga Rampai Perilaku Konsumen. Vol.1,
No.8, Hal.191-208.
Hennig-Thurau, T., & Walsh, G. 2003 .“Electronic Word of Mouth: Motives for
and Consequences of Reading Customer Articulations on the Internet”.
International Journal of Electronic Commerce, 8, 54-74.
Hennig-Thurau, T., Gwinner, K. P., Walsh, G. & Gremler, D. D. 2004.
“Electronic Word of Mouth Via Consumer Opinion Platforms: What
Motivates Consumers to Articulate Themselves on the Internet?”. Journal of
Interactive Marketing, 18, 38-52.
Hoffman, D.L., Novak, & Peralta, M. 1999. “Building Consumer Trust Online”.
Journal of Communications of the ACM, Vol. 42.
Istijanto. 2009. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. Jakarta Gramedia Pustaka
Utama.
Jason I. Miletsky and Genevieve Smith. 2009. Perspective on Branding. PTR :
Course Technology.
Jones, C., Kim, S. 2010. "Influences of Retail Brand Trust, Offline Patronage,
Clothing Involvement and Website Quality on Online Apparel Shopping
Intention". International Journal of Consumer Studies, Vol.34, pp.627-637.
Laudon, Kenneth C & Laudon, Jane P. 2000. Management Information Systems,
Organization and Technology in The Networked Enterpise. USA : Prentice-
Hall.
Lau, Geok Then and Sook Han Lee. 1999. “Customer’s Trust in a Brand and the
Link to Loyalty”. Journal of Market Focussed Management, Vol.4.
Loh, Aizhen. 2011. “A Study on Influence of Trust, Social identity, Perceived
Risk and EWOM on Consumer Decision-Making Process in the context of
Social Network Sites”. Sweeden : BTH School of Management. Nofie. 2009. Mengenal E-Commerce. http://www.nofieiman.com. Diakses tanggal 15
Februari 2014. Nugraha, Marza Riyandika. 2013. Analisa Pengaruh Electronic Word of Mouth,
Argument Quality, Message Source Credibility Terhadap Brand Image dan
Dampaknya pada Purchase Intention. Skripsi Universitas Bina Nusantara,
Jakarta.
Pornsakulvanich, V. & Dumrongsiri, N. 2010. “Attitude and Social Influence
Predicting the Intention to Blog in Thailand”. NIDA Development Journal,
50, 71-87.
Priyatno, Dwi. 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data
Penelitian dengan SPSS dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran. Yogyakarta :
Gaya Media.
Qvist, Anton. 2009. “Online Word-of-Mouth Influences on Brand Percerptions
and Choices”. Thesis Hagga-Helia University of Applied Scences, Finland.
Rendra. 2012. Perbedaan Perceived Risk Online Shopers dan Non-Online
Shoppers pada Jual Beli Online. Skripsi Universitas Indonesia, Jakarta.
Supramono dan Haryanto, Joni Oktavian . 2005. Desain Proposal Penelitian studi
Pemasaran. Yogyakarta : Andi.
Sari, Viranti Mustika. 2012. Pengaruh eWOM di Sosia media Twitter terhadap
Minat Beli Konsumen. Skripsi Universitas Indonesia, Jakarta.
Suresh, A.M. & Shashikala, R. 2011. “Identifying Factors of Consumer Perceived
Risk towards Online Shopping in India”. IPEDR, 12, hal.336-341. Tanudjaja, Christian. 2013. Interelasi eWOM, Trust, Perceived Risk dan Technology
Acceptance Model pada Online Shopping. Skripsi Universitas Katolik Atma
Jaya, Jakarta.
Trista et all. 2013. Pengaruh Citra Merek dan Kepercayaan Merek terhadap
Keputusan Pembelian Toyota Avanza di Kota Semarang. Yousafzai, S.Y., Pallister, J.G. dan Foxall, G.R. 2003. “A Proposed Model of e-Trust
for Electronic Banking. Journal of Technovation, Vol. 23, No. 11, P847-860.
LAMPIRAN
Tabel 1. Gambaran Umum Responden
No Keterangan Jumlah (orang) %
1 Jenis kelamin:
a. Pria
b. Wanita
Total
69
31
100
69%
31%
100%
2 Usia:
a. <18 th
b. 18-22 th
c. >22 th
Total
26
55
19
100
26%
55%
19%
100%
3 Daerah Asal:
a. Salatiga
b. Luar Salatiga
Total
38
62
100
38%
62%
100%
4 Pekerjaan:
a. Pelajar
b. Mahasiswa
c. Wiraswasta
d. Pegawai Negri
Total
26
60
8
6
100
26%
60%
8%
6%
100%
5 Pendapatan per bln:
a. Tidak
berpendapatan
b. < Rp 2 juta
c. > Rp 2 juta
Total
77
14
9
100
77%
14%
9%
100%
Sumber: Data Primer yang Diolah.
Uji Validitas
Untuk hasil pengujian validitas adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Uji Validitas eWOM
No kuesioner r hitung r tabel Keterangan
1 0.570 0.195 Valid
2 0.588 0.195 Valid
3 0.468 0.195 Valid
4 0.461 0.195 Valid
5 0.301 0.195 Valid
6 0.450 0.195 Valid
7 0.622 0.195 Valid
8 0.521 0.195 Valid
9 0.565 0.195 Valid
10 0.304 0.195 Valid
Sumber: Data Primer yang Diolah.
Berdasarkan pada tabel tersebut diketahui bahwa nilai r hitung lebih besar
daripada r tabel sehingga dikatakan valid.
Tabel 3. Hasil Uji Validitas Perceived Risk
No kuesioner r hitung r tabel Keterangan
11 0.437 0.195 Valid
12 0.576 0.195 Valid
13 0.602 0.195 Valid
14 0.472 0.195 Valid
15 0.513 0.195 Valid
16 0.660 0.195 Valid
17 0.254 0.195 Valid
18 0.384 0.195 Valid
19 0.537 0.195 Valid
Sumber: Data Primer yang Diolah.
Berdasarkan pada tabel tersebut diketahui bahwa nilai r hitung lebih besar
daripada r tabel sehingga dikatakan valid.
Tabel 4. Hasil Uji Validitas Brand Trust
No kuesioner r hitung r tabel Keterangan
20 0.745 0.195 Valid
21 0.766 0.195 Valid
22 0.653 0.195 Valid
23 0.753 0.195 Valid
Sumber: Data Primer yang Diolah
Berdasarkan pada tabel tersebut diketahui bahwa nilai r hitung lebih besar
daripada r tabel sehingga dikatakan valid.
Uji Reliabilitas
Untuk hasil pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
EWOM 0.636 Reliabel
Perceived Risk 0.619 Reliabel
Brand Trust 0.707 Reliabel
Sumber: Data Primer yang Diolah.
Berdasarkan pada tabel tersebut diketahui bahwa nilai Cronbach’s Alpha
diatas 0.6 sehingga dikatakan reliable.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas
rt2_ew rt2_pr rt2_bt
N 100 100 100
Normal Parametersa Mean 3.9240 3.5667 3.7600
Std. Deviation .42524 .42302 .62957
Most Extreme Differences Absolute .067 .116 .122
Positive .048 .083 .081
Negative -.067 -.116 -.122
Kolmogorov-Smirnov Z .675 1.163 1.218
Asymp. Sig. (2-tailed) .752 .134 .103
Sumber: Data Primer yang Diolah
Berdasarkan tingkat signifikansi pada tabel diatas, nilai signifikansi dari
masing – masing variabel lebih besar daripada nilai α yaitu 5% sehingga data
tersebut tergolong data yang berdistribusi normal.
Uji Multikolinearitas
Tabel 7. Hasil uji Multikolineraritas tahap Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1.952 .587 3.326 .001
rt2_ew .550 .195 .372 2.828 .006 .532 1.880
rt2_pr -.098 .196 -.066 -.503 .616 .532 1.880
a. Dependent Variable: rt2_bt
Nilai tolerance > 0,10, menunjukkan tidak terjadi Multikolinearitas.
Nilai VIF < 10, menunjukkan tidak terjadi Multikolinearitas.
Uji Heteroskedastisitas
Tabel 8. Hasil Uji Heteroskedastisitas Regresi Linier Berganda
Correlations
rt2_ew rt2_pr
ABS_RES_TH
P1
Spearman's rho rt2_ew Correlation Coefficient 1.000 .656** .077
Sig. (2-tailed) . .000 .446
N 100 100 100
rt2_pr Correlation Coefficient .656** 1.000 .060
Sig. (2-tailed) .000 . .551
N 100 100 100
ABS_RES_THP1 Correlation Coefficient .077 .060 1.000
Sig. (2-tailed) .446 .551 .
N 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Data Primer yang Diolah.
Regresi Linier
Tabel 9. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .330a .109 .090 .60042
a. Predictors: (Constant), rt2_pr, rt2_ew
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 4.272 2 2.136 5.925 .004a
Residual 34.968 97 .360
Total 39.240 99
a. Predictors: (Constant), rt2_pr, rt2_ew
b. Dependent Variable: rt2_bt
Sumber: Data Primer yang Diolah.
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1.952 .587 3.326 .001
rt2_ew .550 .195 .372 2.828 .006 .532 1.880
rt2_pr -.098 .196 -.066 -.503 .616 .532 1.880
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1.952 .587 3.326 .001
rt2_ew .550 .195 .372 2.828 .006 .532 1.880
rt2_pr -.098 .196 -.066 -.503 .616 .532 1.880
a. Dependent Variable: rt2_bt
Sumber: Data Primer yang Diolah.
Kuesioner Penelitian
Data Responden No Kuesioner
Hari
Tanggal
Daerah Asal Salatiga Luar Salatiga Jenis
Kelamin
Laki -
Laki
Perempua
n
Usia <18 18-22 >22 Pendapatan
/ Bulan
Tidak berpendapatan
Pekerjaan Pelajar Mahasiswa <2juta
Wiraswasta Pegawai
Negri
>2juta
Instruksi Pengisian Kuesioner
Berilah tanda (V) pada kolom yang telah disediakan
Keterangan Respon/Jawaban :
SS Sangat setuju
S Setuju
N Netral
TS Tidak setuju
STS Sangat tidak setuju
Bagian I (E-WOM)
Pernyataan/Pertanyaan Respon/Jawaban
SS S N TS STS
1. Saya membaca review/testimoni pada FJB Kaskus untuk
mengurangi resiko pembelian.
2. Saya membaca review/testimoni pada FJB Kaskus untuk
menghemat waktu selama proses pencarian produk/merek.
3. Saya membaca review/testimoni pada FJB Kaskus agar
mengetahui tentang teknik penggunaan produk.
4. Saya membaca review/testimoni pada FJB Kaskus untuk
mengetahui kelebihan dan kelemahan produk.
5. Saya membaca review/testimoni pada FJB Kaskus Kaskus
untuk memperoleh informasi lokasi dan kontak penjual.
6. Saya ingin berperan dalam Komunitas Kaskus.
7. Saya ingin bergabung dalam komunitas Kaskus.
8. Saya mencari informasi melalui FJB Kaskus agar
mendapatkan harga terendah suatu produk/merek.
9. Saya membaca review atau testimoni yang ada di FJB
Kaskus untuk mempelajari fungsi produk baru.
10. Saya membaca review atau testimoni yang ada di FJB
Kaskus untuk mengetahui spesifikasi produk baru.
Bagian II (Perceived Risk)
Pernyataan/Pertanyaan Respon/Jawaban
SS S N TS STS
11. Saya khawatir produk yang saya beli melalui FJB Kaskus
tidak berfungsi dengan baik.
12. Saya khawatir produk yang saya beli melalui FJB Kaskus
tidak sesuai dengan kondisi yang pada foto atau gambar.
13. Saya khawatir produk yang saya beli melalui FJB Kaskus
memiliki harga yang terlalu tinggi.
14. Saya khawatir produk yang akan saya beli melalui FJB
Kaskus tidak dikirim oleh si penjual.
15. Saya khawatir teman/saudara akan menganggap saya
pemalas jika berbelanja secara online.
16. Saya khawatir teman/saudara akan menyarankan untuk tidak
membeli secara online jika bertanya kepada mereka.
17. Saya khawatir merasa tidak nyaman setelah menggunakan
produk yang dijual melalui FJB Kaskus.
18. Saya khawatir saya akan merasa minder setelah
menggunakan produk yang dijual melalui FJB Kaskus.
19. Saya merasa membuang banyak waktu jika barang yang
dikirim penjual tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan.
Bagian III (Brand Trust)
Pernyataan/Pertanyaan Respon/Jawaban
SS S N TS STS
20. Produk yang dijual melalui FJB Kaskus dapat memenuhi
nilai yang dijanjikan oleh penjual.
21. Produk yang dijual melalui FJB Kaskus dapat memuaskan
kebutuhan saya.
22. Produk yang dijual melalui FJB Kaskus dapat memenuhi
keinginan saya.
23. Produk yang dijual melalui FJB Kaskus dapat
mempermudah kegiatan keseharian saya.