PENGARUH SUPLEMEN ORGANIK TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN JAMUR...
Transcript of PENGARUH SUPLEMEN ORGANIK TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN JAMUR...
PENGARUH SUPLEMEN ORGANIK TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN JAMUR MERANG (Volvariella volvacea)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
Vianney Ayu Asanti
NIM : 151434008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH SUPLEMEN ORGANIK TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN JAMUR MERANG (Volvariella volvacea)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
Vianney Ayu Asanti
NIM : 151434008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam
segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan
syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan
pikiranmu dalam Kristus Yesus.
Filipi 4:6-7
Dengan penuh rasa syukur
Karya ini ku persembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus segala sumber kekuatan dan segalanya. Bapak tercinta dan ibu tercinta,
adik tercinta, teman-teman PBIO 2015, sahabat SMA dan SMP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya
atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka,
sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 12 Juni 2019
Penulis
Vianney Ayu Asanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta:
Nama : Vianney Ayu Asanti
NIM : 151434008
Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengaruh Suplemen Organik Tanaman Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan
Jamur Merang (Volvariella volvacea)
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak
untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu izin dari saya maupun memberikan
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Yogyakarta
Pada tanggal : 12 Juni 2019
Yang menyatakan,
Vianney Ayu Asanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan naskah skripsi ini. Naskah skripsi ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Selama penyusunan naskah skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu
memberikan dorongan dan masukan serta motivasi kepada penulis baik secara langsung
maupun tidak langsung. Oleh sebab itu melalui kesempatan ini penulis dengan sepenuh hati
ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Univesitas Sanata Dharma yang telah menyetujui dan mengesahkan skripsi ini.
2. Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.,Sc. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Biologi
Universitas Sanata Dharma.
3. Ig. Yulius Kristio Budiasmoro, S.Si., M.Si selaku dosen pembimbing yang telah dengan
sabar meluangkan waktu, memberikan arahan, motivasi, mendukung dan membimbing
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
4. Dosen-dosen Program Studi Pendidikan Biologi yang selama ini berkenan membagi ilmu
serta arahan selama proses perkuliahan.
5. Bapak Edi selaku pemilik Bita Jamur yang telah mengizinkan penulis untuk menggunakan
kumbung sebagai tempat penelitian.
6. Bapak Antonius Ripto Basuki dan Ibu Maria Goreti Sunarti yang selalu mendukung,
memberikan semangat, kasih sayang serta memenuhi materi penulis.
7. Angen, Aming, Mocha, Bagas, Dona Laksana, Hap dan Brygitta Adina selaku teman
terbaik yang selalu memberikan semangat serta dorongan bagi penulis selama penyusunan
skripsi ini.
8. Teman-teman Pendidikan Biologi angkatan 2015 yang mendukung dan saling memberi
semangat dalam setiap langkah yang dilalui selama empat tahun ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
9. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih atas segala
bantuan dan dukungan untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan naskah skripsi
ini. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengaharapkan kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat berguna
bagi semua pihak yang membutuhkan.
Yogyakarta, 12 Juni 2019
Vianney Ayu Asanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PENGARUH SUPLEMEN ORGANIK TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN JAMUR MERANG (Volvariella volvacea)
Vianney Ayu Asanti
151434008
Universitas Sanata Dharma
ABSTRAK
Jamur merang adalah salah satu jamur yang banyak diminati oleh masyarakat karena
tinggi nutrisi. Di Indonesia, budidaya jamur merang sudah banyak diminati oleh petani.
Untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal maka perlu adanya solusi untuk memicu
pertumbuhan dan perkembagan jamur merang. Salah satu solusi yang dapat dicoba oleh
petani yaitu menambahkan suplemen organik tanaman sebagai bahan tambahan dalam
budidaya jamur merang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian
suplemen organik tanaman terhadap pertumbuhan dan perkembangan jamur merang serta
konsentrasi penambahan suplemen organik tanaman yang optimal.
Penelitian ini menggunakan perbandingan suplemen organik tanaman dan air dengan
Kontrol dan 3 perlakuan yaitu P1 (5%), P2 (15%) dan P3 (25%). Parameter yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu berat basah, tinggi badan buah, jumlah badan buah dan volume
badan buah. Analisis data yang digunakan adalah uji korelasi dan uji regresi.
Hasil penelitian berdasarkan uji statistik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
penambahan suplemen organik tanaman terhadap parameter tinggi badan buah dan volume
badan buah. Tetapi tidak meningkatkan parameter berat basah dan jumlah badan buah.
Konsentrasi P2 (15%) memberikan hasil yang optimal.
Kata kunci: Jamur merang, suplemen organik tanaman, konsentrasi, parameter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
THE INFLUENCE OF PLANTS ORGANIC SUPPLEMENT THE GROWTH AND
DEVELOPMENT OF STRAW MUSHROOM (Volvariella volvacea)
Vianney Ayu Asanti
151434008
Sanata Dharma University
ABSTRACT
Straw mushroom is one of fungus that is interesting many people because of its high
nutrition. In Indonesia, straw mushroom cultivation has interested many farmers. To obtain
maximum yield therefore it needs solution to trigger the growth and development of the
mushroom.One of solution that can be considered by the farmer is adding plants organic
supplement as the additional substance in straw mushroom cultivation. The aim of this
research is to know the influence of giving plants organic supplement towards straw
mushroom’s growth and development as well as optimum concentration of plants organic
supplement addition.
This research uses ratio of plants organic supplement and water by control and 3
ways of treatment those are P1 (5%), P2 (15%) and P3 (25%). Parameters that are used in
this research were fresh weight, height of fruit bodies, number total of fruit bodies and the
volume. Data analysis used in this research was corelation test and regression test.
Based on statistical test showed that there was an effect of adding plants organic
supplement for height and volume of fruit bodies. But, it does not effect to improve the wet
weight and number total of fruit bodies. The optimal concentration treatment was P2 (15%).
Key words : Straw mushroom, plants organic supplement, concentration, parameter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................................ iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................................................v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIK.............................................................................................vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................................. ix
ABSTRACT ............................................................................................................................... x
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... xiv
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 5
C. Batasan Masalah ......................................................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian ......................................................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ...................................................................................................... 6
1 Manfaat Teoritis ........................................................................................................ 6
2. Manfaat Praktis ....................................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................. 8
A. Jamur Merang .............................................................................................................. 8
1. Klasifikasi .............................................................................................................. 8
2. Morfologi Jamur Merang ....................................................................................... 9
3. Syarat TumbuhJamur Merang.............................................................................. 11
4. Siklus Hidup......................................................................................................... 12
5. Kandungan Nutrisi dan Manfaat jamur Merang ................................................. 14
B. Jerami Padi ................................................................................................................. 15
C. Bekatul ....................................................................................................................... 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
D. Kapur (CaCO3)........................................................................................................... 19
E. Suplemen Organik Tanaman ..................................................................................... 20
F. Penelitian Yang Relevan ........................................................................................... 21
G. Kerangka Berpikir ..................................................................................................... 25
H. Hipotesis ................................................................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................................28
A. Jenis Penelitian .......................................................................................................... 28
B. Variabel Penelitian .................................................................................................... 28
1. Variabel Bebas ....................................................................................................... 28
2. Variabel Terikat .................................................................................................... 29
3. Variabel Kontrol ................................................................................................... 30
C. Batasan Masalah ........................................................................................................ 30
D. Alat dan Bahan ........................................................................................................... 31
E. Cara Kerja .................................................................................................................. 31
1. Tahap Persiapan .................................................................................................... 32
2. Pembuatan Konsentrasi Suplemen Organik Tanaman ........................................... 32
3. Pemeliharaan ......................................................................................................... 32
4. Tahap Pemanenan ................................................................................................. 33
5. Parameter Pengamatan .......................................................................................... 34
F. Metode Analisis Data ................................................................................................. 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................................37
A. Parameter Pertumbuhan Dan Perkembangan Jamur Merang .................................... 37
1. Berat Basah JamurMerang .................................................................................... 37
2. Tinggi Badan Buah Jamur Merang ....................................................................... 47
3. Jumlah Badan Buah Jamur Merang ...................................................................... 54
4. Volume Badan Buah Jamur Merang ..................................................................... 62
B. Uji Proksimat Jamur Merang ..................................................................................... 67
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................................................. 70
BAB V IMPLEMENTASI PENELITIAN UNTUK PEMBELAJARAN ............................. 71
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................................75
A. Kesimpulan ................................................................................................. ..............75
B. Saran ........................................................................................................................ 75
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................76
LAMPIRAN...........................................................................................................................79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Komposisi nilai nutrisi jermi padi ........................................................................... 16
Tabel 2.2 Komposisi kimia jerami padi ................................................................................... 17
Tabel 2.3 Komposisi kimia beberapa biomassa ....................................................................... 18
Tabel 3.1 Konsentrasi penambahan suplemen organik tanaman ............................................. 29
Tabel 4.1 Rerata berat basah jamur merang tiap perlakuan (gr) .............................................. 38
Tabel 4.2 Rerata tinggi badan buah jamur merang tiap perlakuan (cm) .................................. 48
Tabel 4.3 Rerata jumlah badan buah jamur merang tiap perlakuan (buah) ............................. 55
Tabel 4.4 Rerata volume badan bauh jamur merang (gr) ........................................................ 63
Tabel 4.5 Uji proksimat jamur merang ................................................................................... 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Morfologi jamur merang ...................................................................................... 10
Gambar 2.2 Morfologi Jamur merang yang dipelihara........................................................... 10
Gambar 2.3 Siklus hidup jamur merang .................................................................................. 13
Gambar 2.4 Kerangka berpikir penelitian................................................................................26
Gambar 4.1 Perbedaan berat basah jamur merang pada setiap perlakuan ............................... 38
Gambar 4. 2 Hifa yang tumbuh pada media dalam setiap perlakuan saat memberikan
perlakuan pertama .................................................................................................................... 40
Gambar 4. 3 Hifa yang tumbuh pada media dalam setiap perlakuan saat memberikan
perlakuan kedua ....................................................................................................................... 41
Gambar 4. 4 Hifa yang tumbuh pada media dalam setiap perlakuan saat memberikan
perlakuan ketiga ....................................................................................................................... 42
Gambar 4.5 Perbedaan tinggi jamur merang pada setip perlakuan ......................................... 47
Gambar4.6 Perbedaan jumlah badan buah jamur merang pada setiap perlakuan .................... 55
Gambar 4.7 Perbedaan volume badan buah pada setiap perlakuan ......................................... 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Uji regresi berat basah jamur merang ..................................................................... 45
Grafik 4.2 Uji regresi tinggi badan buah jamur merang .......................................................... 50
Grafik 4.3 Uji regresi jumlah badan buah jamur merang ........................................................ 58
Grafik 4.4 Uji regresi volume badan buah jamur merang ....................................................... 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus pembelajaran ............................................................................................ 80
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..................................................................... 84
Lampiran 3 Lembar Kerja Peserta Didik I ............................................................................... 93
Lampiran 4 Lembar Kerja Peserta Didik II ............................................................................. 95
Lampiran 5 Format penilaian kognitif peserta didik................................................................ 99
Lampiran 6 Format penilaian afektif peserta didik ............................................................... 115
Lampiran 7 Format penilaian psikomotorik peserta didik ..................................................... 118
Lampiran 8 Data hasil penelitian ........................................................................................... 121
Lampiran 9 Analisis statistika ................................................................................................ 122
Lampiran 10 Foto Penelitian .................................................................................................. 126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Jamur termasuk dalam golongan fungi. Jamur tidak berklorofil atau tidak
memiliki zat hijau daun sehingga tidak bisa melakukan proses fotosintesis
untuk menghasilkan makanan sendiri. Jamur digolongkan sebagai heterotrofik,
karena jamur hidup dengan cara mengambil zat-zat makanan, seperti selulosa,
glukosa, lignin, protein dan senyawa pati dari organisme lain (Saparinto dkk,
2010).
Salah satu jamur yang banyak diminati oleh masyarakat adalah jamur
merang (Volvariella volvacea). Jamur merang adalah salah satu jenis jamur
pangan yang memiliki kandungan serat cukup tinggi sehingga baik untuk
kesehatan. Jamur merang memiliki citra rasa yang khas dengan tekstur yang
baik serta nilai gizi yang cukup lengkap (Karjono, 1992).
Menurut Alex (2011), jamur merang (Volvariella volvacea) merupakan
salah satu jenis jamur yang sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan.
Selain memiliki rasa yang enak dan gurih, jamur merang juga memiliki banyak
manfaat bagi kesehatan. Badan buah yang masih muda berbentuk bulat telur,
berwarna cokelat gelap hingga abu-abu dan dilindungi selubung. Pada badan
buah jamur merang dewasa, tudung berkembang seperti cawan berwarna
cokelat tua keabu-abuan dengan bagian batang berwarna cokelat muda. Jamur
merang (Volvariella volvacea) yang dijual untuk keperluan konsumsi adalah
badan buah masih muda yang tudungnya belum berkembang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Jamur merang (Volvariella volvacea) kaya akan protein kasar dan
karbohidrat bebas nitrogen (N-face carbohydrate). Tingkat kandugan serat
kasar dan abunya moderat atau sedang dan mempunyai kandungan lemak yang
rendah. Jamur merang merupakan sumber protein dan mineral yang baik
dengan kandungan Kalium (K) dan Fosfor (P) tinggi. Jamur merang juga
mengandung kalsium, magnesium, tembaga, seng dan besi. Sementara logam
berat beracun seperti Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) tidak terkandung dalam
jamur merang. Jamur merang juga mengandung bermacam-macam vitamin.
Walaupun tidak mengandung Vitamin A tetapi kandungan riboflavin dan
tiamin cukup tinggi. Berikut ini kandungan per 100 gram dari jamur merang:
protein 5,94%, karbohidrat 0,59%, lemak 0,17%, abu 1,14%, serat 1,56%, besi
1,9 mg, fosfor 17 mg, Vitamin B-1 0,15 mg, Vitamin B-2 0,75 mg, Vitamin C
12,40 mg serta mineral tambahan seperti asam folat, kalium dan tembaga
(Sinaga, 2005).
Menurut Nurman dan Kahar (1990), kandungan gizi yang terdapat pada
jamur merang meliputi karbohidrat 8,7%, protein 26,49%, lemak 0,67%,
kalsium 0,75%, fosfor 30%, kalium 44,2% dan vitamin. Jamur merang juga
merupakan sumber dari beberapa macam enzim terutama tripsin yang berperan
penting untuk membantu proses pencernaan. Jamur merang juga dapat
dijadikan sebagai makanan pelindung karena vitamin B-kompleks yang
lengkap termasuk riboflavin serta memiliki asam amino esensial yang cukup
lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Andoko dan Parjimo (2008), menambahkan dengan kandungan gizi yang
sangat kompleks membuat jamur merang (Volvariella volvacea) ini menjadi
salah satu bahan menu makanan sehat yang baik bagi tubuh. Beberapa manfaat
jamur merang bagi kesehatan antara lain, sebagai anti racun, mencegah kurang
darah (anemia), kanker dan meurunkan tekanan darah tinggi. Mengingat
kandungan gizinya kiranya jamur merang dapat dijadikan alternatif untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
Dalam budidaya jamur merang (Volvariella volvacea)perlu diperhatikan
lingkungan tempat budidaya. Hagutami (2001), menyatakan bahwa dalam
budidaya jamur merang membutuhkan suhu dan kelembaban yang cukup tinggi
berkisar antara 30ºC sampai dengan 38 ºC dalam kumbung. Kelembaban relatif
yang diperlukan berkisar antara 80% sampai dengan 85% serta kebutuhan akan
pH media tumbuh berkisar antara pH 5,0-pH 8,0. Jamur merang dapat tumbuh
pada media yang mengandung selulosa atau karbohidrat pada tumbuhan.
Budidaya jamur merang umumnya menggunakan jerami kerena mudah
diperoleh dan jerami memiliki kandungan selulosa paling tinggi dibandingkan
dengan bahan lainnya.
Marsono dan Lingga (2005), menyatakan bahwa untuk pertumbuhan dan
perkembangan jamur merang (Volvariella volvacea) diperlukan sumber nutrisi
atau makanan dalam bentuk unsur-unsur hara yang diperoleh dari hasil
pelapukan bahan organik. Jamur merang tumbuh dan berkembang pada
medianya sehingga dapat bermanfaat dalam menyediakan unsur hara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Jamur merang merupakan salah satu komoditas pertanian yang
mempunyai masa depan baik untuk dikembangkan. Hingga kini sudah semakin
banyak orang mengetahui nilai gizi jamur merang dan manfaatnya bagi
kesehatan manusia, sehingga permintaan jamur merang terus meningkat, di lain
pihak produksi jamur merang di Indonesia masih sangat terbatas sehingga nilai
ekonomi jamur merang semakin meningkat(Sinaga, 2009).
Untuk itu perlu adanya solusi untuk memicu pertumbuhan dan
perkembangan pada jamur merang agar produksi dapat meningkat. Salah satu
yang bisa digunakan oleh petani adalah penambahan suplemen organik
tanaman.
Suplemen organik tanaman merupakan mikroba starter atau bakteri starter
yang dapat dibiakkan dan juga dapat langsung digunakan. Suplemen organik
tanaman merupakan suplemen cair yang terbuat dari bahan-bahan alami
dengan kandungan unsur makro dan mikro yang seimbang. Penggunaan
suplemen organik tanaman mampu meningkatkan produksi panen lebih
maksimal dari sebelumnya karena suplemen organik tanaman akan
mempercepat pertumbuhan dan perkembangan pada jamur merang.
Keunggulan yang dimiliki suplemen organik tanaman adalah kandungan
haranya yang mengandung unsur hara makro dan mikro. Kandungan unsur
hara makro pada suplemen organik tanaman meliputi Nitrogen (N), Phospor
(P2O2) dan Kalium (K2O). Untuk unsur hara mikro meliputi Mangan (Mn),
Molybedenum (Mo), Magnesium (Mg), Besi (Fe), Boron (B), Kobalt (Co),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Tembaga (Cu), Seng (Zn), Kalsium (Ca), dan belerang (S) (Widhartonod kk,
2011).
Pada penelitian ini juga dicoba berbagai konsentrasi pemberian suplemen
organik tanaman. Dengan tujuan agar dapat mengetahui berapa konsentrasi
yang tepat untuk pertumbuhan dan perkembangan jamur merang (Volvariella
volvacea) sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Adakah pengaruh penambahan suplemen organik tanaman terhadap
pertumbuhan dan perkembangan jamur merang (Volvariella volvacea)?
2. Berapakah konsentrasi suplemen organik tanaman yang optimal terhadap
pertumbuhan dan perkembangan jamur merang (Volvariella volvacea)?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Subyek penelitian adalah suplemen organik tanaman
2. Obyek penelitian adalah pertumbuhan dan perkembangan jamur merang
(Volvariella volvacea)
3. Parameter yang diukur adalah jumlah badan buah, berat basah, tinggi
badan buah dan volume badan buah
4. Penambahan suplemen organik tanaman dengan berbagai konsentrasi yaitu
kontrol, 5%. 15% dan 25%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui pengaruh penambahan suplemen organik tanaman terhadap
pertumbuhan dan perkembangan jamur merang.
2. Mengetahui konsentrasi optimal suplemen organik tanaman terhadap
pertumbuhan dan perkembangan jamur merang.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat teoritis dan praktis yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi-informasi di
penelitian yang relefan untuk selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Salah satu kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang
diperoleh untuk memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat
melalui pemberian informasi mengenai penggunaan suplemen organik
tanaman serta memberikan pengalaman bagi peneliti dalam budidaya
jamur merang (Volvariella volvacea).
b. Bagi Masyarakat
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi untuk budidaya
jamur merang dengan menggunakan suplemen organik tanaman. Terutama
bagi masyarakat yang bekerja sebagai petani jamur merang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
c. Bagi Pendidikan
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi dan referensi untuk
memperluas pengetahuan bagi perserta didik terutama di kelas XII dengan
materi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Jamur Merang
Jamur merang tersusun atas hifa-hifa atau semacam benang halus putih
seperti sarang laba-laba putih atau kapas yang akan menyatu kemudian
membentuk miselium. Badan jamur merang berwarna cokelat kegelapan
hingga abu-abu dengan bagian batang berwarna cokelat muda. Jamur merang
merupakan salah satu jenis jamur yang banyak dikonsumsi di Indonesia.
Dalam beberapa tahun terakhir, minat masyarakat dalam mengkonsumsi
jamur semakin meningkat, sehingga prospek pengembangan jamur di
Indonesia cukup baik (Alex, 2011).
1. Klasifikasi
Klasifikasi jamur merang adalah sebagai berikut:
Kingdom : Fungi
Division : Basidiomycota
Class : Homobasidiomycetes
Order : Agaricales
Family : Pluteaceae
Genus : Volvariella
Species : Volvariella volvacea (Sani, 2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2. Morfologi Jamur Merang
Jamur ini sudah terlanjur disebut dengan jamur merang walaupun
tidak selalu tumbuh di media merang. Jamur merang juga dapat tumbuh
pada media sisa-sisa tanaman yang memiliki selulosa seperti limbah pabrik
kertas, limbah biji kopi, ampas batang aren, limbah kelapa sawit, ampas
sagu, sisa kapas dan kulit buah pala. Sesuai dengan nama ilmiahnya
Volvariella volvacea, jamur ini memiliki volva atau cawan berwarna
cokelat muda yang awalnya merupakan selubung pembungkus badan buah
saat masih stadia telur. Dalam perkembangnnya, tangkai dan tudung buah
membesar sehingga selubung tersebut tercabik dan terangkat ke atas
sehingga sisanya yang tertinggal di bawah akan menjadi cawan. Jika
cawan ini telah terbuka akan terbentuk bilah yang saat matang
memproduksi basidia dan basidiospora berwarna merah atau merah muda.
Selanjutnya basidiospora akan berkecambah dan membentuk hifa. Setelah
itu, kumpulan hifa membentuk gumpalan kecil (pin head) atau primordial
yang akan membesar membentuk badan buah stadia kancing kecil (small
button) kemudian tumbuh menjadi stadia kancing (button) dan akhirnya
berkembang menjadi stadia telur (egg). Dalam budidaya jamur merang
pada stadia telur inilah jamur dapat dipanen (Sinaga, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Morfologi jamur merang secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 2.1 Morfologi jamur Gambar 2.2 Morfologi jamur merang
merang (Suriawiria, 2001). yang dipelihara
Jamur merang memiliki bentuk badan lengkap yang menyerupai
tanaman seperti sudah memiliki akar (rhizoid), tangkai dan tudung.
Sebagai organisme yang tidak berklorofil jamur merang memiliki warna
agak kecokelatan yang umumnya terdiri dari zat aromatik yang tidak
mengandung nitrogen. Pada jamur merang memiliki tangkai yang berbeda-
beda tergantung dengan pertumbuhan jamur tersebut, tangkai jamur
merang memiliki panjang 3-8 cm, berdiameter 5-9 cm, biasanya di bagian
dasar berwarna putih, kuat dan juga licin. Selain itu jamur merang juga
memiliki spora berwarna merah jambu dengan ukuran spora 7-9 x 5-6
mikro, menjorong dan sangat kecil. Spora jamur ini memiliki garis-garis
yang berbentuk seperti kipas dan juga terdapat cincin membulat di bagian
spora tersebut. Jamur merang juga memiliki cawan yang menutupi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
bagiantangkai dasar mendekati tanah dengan bentuk yang unik yaitu
membulat dan mencorong di bagian atas. Cawan ini memiliki ukuran yang
berbeda-beda juga tergantung dengan pertumbuhannya. Cawan ini
memiliki warna yang sangat beragam mulai dari warna cokelat, putih
kekuningan dan memiliki warna buram. Jamur merang memiliki akar semu
atau akar rhizoid yang memiliki panjang 2-5 cm dengan menembus
permukaan media. Akar pada jamur merang memiliki peran penting untuk
menyerap air yang terdapat didalam media (Riduwan, 2013).
3. Syarat Tumbuh Jamur Merang
Jamur merang dapat dibudidayakan di dalam kumbung atau rumah
jamur yang teduh dan tidak terpapar sinar matahari secara langsung. Hal
ini dimaksudkan untuk menjaga suhu dan kelembaban ruang kumbung.
Dikumbung juga perlu diperhatikan untuk sirkulasi udara agar didalam
kumbung sirkulasi dapat lancar. Di dalam kumbung jamur merang juga
membutuhkan oksigen untuk pertumbuhan dan produksi badan buahnya.
Kebutuhan oksigen selama perkembangan miselium tidak terlalu besar.
Namun, pada stadia pembentukan badan buah aerasi (aliran udara terutama
oksigen) sangat dibutuhkan. Kekurangan oksigen biasanya akan
menyebabkan payung dari jamur merang menjadi kecil sehingga
cenderung mudah pecah dan bentuk badannya abnormal. Selain oksigen
cahaya matahari secara tidak langsung dibutuhkan yang berfungsi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
memicu pembentukan primodia dan untuk menstimulasi pemecahan spora
(Sinaga, 2010).
Jamur merang memiliki kondisi lingkungan tertentu untuk dapat
menghasilkan tudung atau kepala jamur yang optimal untuk dipanen.
Selama kondisi suhu dan kelembaban yang terjaga, maka pertumbuhan
dari jamur merang ini akan maksimal. Jamur merang dapat tumbuh dengan
optimal pada kondisi suhu dan kelembaban yang sesuai yakni sekitar
30ºC-35ºC dan yang paling baik adalah 32ºC dan dengan kelembaban yang
optimal berkisar antara 80%-90%, jika kelembaban terlalu tinggi dapat
menyebabkan jamur busuk sedangkan, kelembaban udara yang terlalu
rendah (kurang dari 80%) dapat mengakibatkan kepala buah yang
terbentuk kecil dan sering terdapat dibawah media merang, tangkai buah
panjang dan kurus serta payung jamur mudah terbuka (Riduwan, 2013).
Menurut Zuyasna, Nasution dan Fitriani (2011), media tanam juga
berpengaruh sangat nyata terhadap berat buah dan diameter tudung.
Semakin baik media yang digunakan maka semakin baik pula
pertumbuhan jamur yang dihasilkan. Jamur merang umumnya tumbuh
pada media yang merupakan sumber selulosa seperti tumpukan merang,
limbah pabrik kertas dan limbah kelapa sawit.
4. Siklus Hidup
Kehidupan jamur berawal dari spora (basidiospora) yang kemudian
akan berkecambah membentuk hifa yang berupa benang-benang halus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Hifa ini akan bergabung menjadi satu dan membentuk gumpalan kecil
yang disebut dengan miselium. Miselium kemudian tumbuh membesar
menjadi badan buah. Sementara itu, pertumbuhan jamur dimulai dari
kepala jarum (pine head), kancing kecil (small button), kancing (button)
dan telur (egg). Dalam budidaya jamur, pada stadium telur inilah jamur
mulai dipanen. Umumnya, jamur merang dipanen pada umur 10 hingga 11
hari. Tahap selanjutnya adalah perpanjangan (elongation) dan dewasa
(mature). Saat stadium perpanjangan, tangkai jamur akan memanjang dan
tudung juga membesar hingga mengoyak selubung yang berbentuk telur
(selubung besar). Selubung besar yang terkoyak akan menempel di tangkai
jamur dan berbentuk seperti cawan (volva). Pada tahap akhir atau jamur
dewasa, tangkai jamur memanjang dan tudung jamur juga mekar
sempurna. Selanjutnya, jamur merang akan memproduksi basidia dan
basidiospora yang kemudian menghasilkan spora untuk memulai
kehidupan baru. Tipe perkembangan badan buah seperti ini disebut
angiocarpic (Suharjo, 2010).
Gambar 2.3 Siklus Hidup Jamur Merang (Sinaga, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
5. Kandungan Nutrisi dan Manfaat Jamur Merang
Jamur menyediakan unsur-unsur kimia tubuh yang dikenal sebagai
gizi. Pada dasarnya, zat gizi tersebut menyediakan tenaga, mengatur proses
di dalam tubuh dan melancarkan pertumbuhan serta memperbaiki jaringan
tubuh. Beberapa zat gizi di dalam jamur disebut zat gizi esensial,
mengingat bahwa unsur-unsur tersebut tidak dapat dibentuk di dalam
tubuh. Memiliki kandungan gizi, dalam 100 gram bahan segar jamur
merang mengandung 90% lebih air. Kandungan protein sebesar 3,5 g,
kalori 128 kkal, lemak 0,8 g, mineral kalsium (Ca) 53 mg dan fosfor 224
mg. Selain itu, jamur merang juga mengandung sejumlah vitamin, seperti
vitamin B, B12 dan C, serta beberapa jenis mineral (Na, Ca, Mg, Cu, Zn
dan Fe). Gizi esensial penunjang juga dimiliki jamur merang, diantaranya
asam lemak dan asam amino. Saat kondisi kering, kandungan protein
jamur merang mencapai 18 g. Kandungan protein yang tinggi berdampak
pada nilai gizi asam-asam amino yang terdapat pada jamur merang.
Semakin tinggi kandungan protein semakin tinggi pula asam amino yang
terkandung. Jika diperinci, kandungan asam amino esensial tertinggi pada
jamur merang adalah lisin, sedangkan kandungan asam amino non-esensial
yang tertinggi adalah asam glutamat. Tingginya kandungan asam amino
pada jamur merang sangat bermanfaat bagi tubuh. Pasalnya, kecukupan
kebutuhan protein dan asam-asam amino akan mengoptimalkan
pertumbuhan tubuh dan jaringannya serta meningkatkan kecerdasan (Enjo
suharjo, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
B. Jerami Padi
Jerami merupakan bagian vegetatif dari tanaman padi yang meliputi
batang, daun maupun malai. Jerami merupakan media tumbuh yang
mempunyai zat-zat selulosa dan lignin yang diharapkan dengan aktivitas
mikroba (pada saat pengomposan) dapat merubah menjadi zat-zat karbohidrat
yang sederhana seperti gula, amilum, sampai hidrat arang. Jerami yang
digunakan sebaiknya yang sudah benar-benar kering sebelum dilakukan
pengomposan (Suhartatik, 2001).
Di lain pihak jerami padi juga sebagai limbah pertanian dan sering
menjadi permasalahan bagi petani. Menurut Adrinal dan Gusmini (2012),
jerami padi adalah bagian yang digolongkan dalam limbah pertanian tanaman
pangan yang pada faktanya sebagian besar penduduk Indonesia yang
mempunyai sawah memilikinya. Produksi jerami padi ini bahkan bisa dapat
mencapai 12 hingga 15 ton/hektar tiap panen tergantung lokasi dan
varietasnya. Penggunaan jerami untuk pakan berkisar 31%-39% dan untuk
industri 7%-16%. Dari keseluruhan produksi jerami sebagian besar masih dapat
dibakar dan dikembalikan ke dalam tanah.
Menurut Badan Pusat Statistik, produksi padi tahun 2015 diperkirakan
sebanyak 75,55 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) atau mengalami kenaikan
sebanyak 4,70 juta ton (6,64%) dibandingkan tahun 2014. Kenaikan produksi
padi tahun 2015 diperkirakan terjadi di Pulau Jawa sebanyak 1,83 juta ton dan
di luar Pulau Jawa sebanyak 2,88 juta ton. Kenaikan produksi padi tersebut
diikuti dengan kenaikan limbah jerami padi (Berita Resmi Statistik, 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Komposisi kimia limbah pertanian tergantung pada spesies tanaman, umur
tanaman, kondisi lingkungan tempat tumbuh dan langkah prosesnya. Jerami
padi mengandung selulosa yang tinggi yaitu mencapai 39,1% berat kering,
hemiselulosa dan kandungan lignin. Biomassa berselulosa terbentuk dari tiga
komponen utama yang terkandung dalam dinding sel tumbuhan. Kandungan
dari jerami padi ialah lignoselulosa yang terdiri dari tiga komponen fraksi serat
yaitu selulosa 32,1%, hemiselulosa 24% dan lignin 18%. Disamping itu juga
jerami padi mengandung silika (Howard, 2003).
Kandungan nutrisi jerami padi juga berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh
umur panen, jenis padi serta lokasi. Rahmawati dan Rosmayanti (2016), bahwa
kandungan nutrisi jerami padi bisa dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Komposisi Nilai Nutrisi Jerami Padi
Zat-zat Makanan Komposisi
EM (Kkal/kg) 3799,00
Bahan kering (%) 92,00
Protein kasar (%) 5,31
Lemak kasar (%) 3,32
Serat kasar (%) 32,14
BETN (%) 36,68
Abu (%) 22,25
ADF (%) 51,53
NDF (%) 73,82
Lignin (%) 8,81
Sumber :Rahmawati dan Rosmayanti (2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Menurut Andoko dan Parjimo (2007), menambahkan bahwa komposisi kimia
jerami dapat dilihat dalam Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Komposisi kimia jerami padi
Komposisi Kimia Jerami Padi
Lignin (%) 10-25
Hemiselulosa (%) 20-35
Selulosa (%) 35-50
Abu (%) 15-20
Tipe tanaman Monokotil
Sumber : Andoko dan Parjimo (2007).
Berdasarkan tabel 2.2 dapat dilihat bahwa kadar lignin, hemiselulosa,
selulosa dan abu berbeda-beda. Selulosa adalah polimer alam berupa zat
karbohidrat (polisakarida) yang mempunyai serat warna putih, tidak dapat larut
dalam air dan pelarut organik. Selulosa juga merupakan polimer yang tersusun
atas unit-unit glukosa melalui ikatan α-1, 4-glikosida. Bentuk polimer ini
memungkinkan selulosa saling menumpuk atau terikat menjadi bentuk serat
yang sangat kuat. Panjang molekul selulosa ditentukan oleh jumlah unit 4
glukan didalam polimer disebut dengan derajat polimerisasi. Derajat
polimerisasi selulosa tergantung pada jenis tanaman dan umumnya dalam
kisaran 200-27.000 unit glukosa. Selulosa dapat dihidrolisis menjadi glukosa
dengan menggunakan asam atau enzim. Hemiselulosa mirip dengan selulosa
namun, tersusun dari bermacam-macam jenis gula.
Lignin adalah material yang paling kuat dalam biomassa namun, sangat
resisten terhadap degradasi, baik secara biologi, enzimatis maupun kimia.
Kandungan karbon yang relatif tinggi dibandingkan dengan selulosa dan
hemiselulosa, lignin memiliki kandungan energi yang tinggi. Dalam pembuatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
media tanam biasanya menggunakan jerami dengan ditambahkan bahan-bahan
lainnya seperti air, dedak dan kapur. Fungsi jerami adalah sebagai substrat
pertumbuhan jamur. Lignin, selulosa, karbohidrat dan serat pada jerami dapat
didegradasi oleh jamur menjadi karbohidrat yang kemudian dapat digunakan
untuk sintesis protein. Air pada jerami berfungsi sebagai pembentuk
kelembaban dan sumber air bagi pertumbuhan jamur (Safan dkk, 2008).
Menurut Mayun (2007), menambahkan bahwa perbandingan komposisi
kimia jerami padi dengan biomassa lainnya yang dapat dilihat pada tabel 2.3.
Tabel 2.3 Komposisi kimia beberapa biomassa
Biomassa
Lignoselulosa
Selulosa
(%)
Hemiselulosa
(%)
Lignin
(%)
Abu
(%)
Sekam padi 58,852 18,03 20,9 0,16-1
Jerami padi 28-36 23-28 12-16 15-20
Tandan kosong 36-42 25-27 15-17 0,7-6
Ampas tebu 32-44 27-32 19-24 1,5-5
Bambu 26-43 15-26 21-31 1,7-5
Kayu keras 40-45 7-14 26-34 1
Kayu lunak 38-49 19-20 23-30 1
Sumber : Mayun (2007).
Pemanfaatan substrat jerami padi sebagai media tanam jamur merang yang
banyak mengandung selulosa untuk pertumbuhan mikroorganisme memiliki
peluang yang bagus karena disamping dari ketersediaan yang melimpah juga
dapat memberikan alternatif biaya yang lebih murah dan dapat juga
mengurangi limbah pertanian yang menjadi masalah bagi petani di Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
C. Bekatul
Bekatul berfungsi untuk meningkatkan nutrisi media tanaman sehingga
menjadi sumber karbohidrat, sumber karbon (C), protein, lemak dan nitrogen
(Yusniasmara dkk, 1990). Bekatul juga merupakan bagian untuk pertumbuhan
dan perkembangan miselia jamur serta menjadi pemicu pertumbuhan badan
buah jamur yang kaya vitamin terutama vitamin B kompleks. Menurut Sukimin
dalam Cahyana (2006), mengemukakan bahwa bekatul pada kadar air 14%
mempunyai komposisi sebagai berikut: protein 11,3-14,9%, lipida 15,0-19,7%,
serat kasar 7,0-11,4%, abu 6,6-9,9%, karbohidrat 34,1-52,3%, pati 13,8%,
neutral detergentfiber 23,7-28,6%, pentosan 7,0-8,3%, hemiselulosa 9,5-
16,9%, selulosa 5,9-9,0%, asam poliuronat 1,2%, gula bebas 5,5-6,9% dan
lignin 2,8-9,3% yang semuanya dapat menunjang pertumbuhan jamur.
Bekatul atau dedak merupakan hasil samping dari penggilingan padi
menjadi beras. Proses penggilingan padi menjadi beras tersebut menghasilkan
beras sebanyak 60-65%. Sementara bekatul yang dihasilkan sebanyak 8-12%
dan sisanya adalah sekam padi. Produksi bekatul dari proses penggilingan padi
di Indonesia sendiri mencapai 4-6 juta ton pertahun. Bekatul sebagai bahan
tambahan media tanam berfungsi sebagai nutrisi, sumber karbohidrat, karbon,
lemak, vitamin, mineral dan nitrogen (Gunawan, 2000).
D. Kapur (CaCO3)
Kapur berfungsi supaya temperatur kompos cukup tinggi sehingga
kegiatan mikroorganisme lebih efektif dan fermentasi berjalan lebih cepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Selain itu, mengurangi keasaman dari kompos karena terjadinya reaksi CaO
dengan air menjadi Ca(OH)2, sifat basa ini akan mempertinggi pH (Nurman dan
Kahar,1990). Kapur sebagai bahan penambah mineral, sumber kalsium dan
karbon digunakan untuk meningkatkan mineral yang diperlukan sebagai
pertumbuhan jamur (Suhardiman, 1992).
E. Suplemen Organik Tanaman
Suplemen Organik Tanaman merupakan bahan organik yang lebih
memberikan manfaat juga hasil yang berlimpah untuk para petani didalam
menyiasati harga pupuk yang saat ini harganya mahal. Suplemen organik
tanaman juga banyak mengandung unsur-unsur yang dapat membantu memicu
pertumbuhan semua jenis tanaman dan jamur. Kandungan unsur hara makro
pada suplemen organik tanaman meliputi Nitrogen (N), Phospor (P2O2) dan
Kalium (K2O). Untuk unsur hara mikro meliputi Mangan (Mn), Molybedenum
(Mo), Magnesium (Mg), Besi (Fe), Boron (B), Kobalt (Co), Tembaga (Cu),
Seng (Zn), Kalsium (Ca), dan belerang (S). Manfaat dari Suplemen Organik
Tanaman yaitu dapat meningkatkan produksi panen, produk organik murni
(100%) yang diproduksi dengan bahan alami, proses penyerapan nutrisi lebih
maksimal daripada pupuk kimia, mengandung nutrisi yang seimbang untuk
pertumbuhan dan perkembangan, dapat diaplikasikan pada semua jenis dan
umur tanaman pertanian, perkebunan dan kehutanan, mengurangi pencemaran
lingkungan dan aman terhadap pemakai (Widhartono dkk, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
F. Penelitian Yang Relevan
Referensi Tujuan Hasil Penelitian
Zuyasna,
Mariani
Nasution dan
Dewi Fitriani
(2011)
Mencari jenis media
dan konsentrasi
pupuk super A-1
yang tepat untuk
pertumbuhan dan
hasil jamur merang
yang maksimal.
Untuk mengetahui
ada tidaknya
interaksi antara
kedua faktor
tersebut.
1. Media tanam berpengaruh
tidak nyata terhadap
terbentuknya primodial, jumlah
badan buah, diameter badan
buah, panjang batang, diameter
batang dan berpengaruh sangat
nyata terhadap berat badan buah
dan diameter tudung. Media
tanam yang terbaik untuk
perkembangan jamur merang
adalah ampas tebu.
2. Pemberian pupuk super A-1
berpengaruh sangat nyata
terhadap jumlah badan buah,
diameter tudung dan
berpengaruh nyata terhadap
berat badan buah. Konsentrasi
pupuk super A-1 yang terbaik
untuk pertumbuhan jamur
merang adalah 15 cc/L air.
3. Terdapat interaksi yang tidak
nyata antara media tanam dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
konsentrasi pupuk yang
diberikan terhadap semua
perubahan yang diamati.
Cut Nur Ichsan,
Fuadi Harun dan
Nana Ariska
(2011)
Mengetahui
karakteristik
pertumbuhan dan
hasil jamur merang
yang tumbuh pada
media tanam ampas
kelapa sawit dan
jerami padi serta
konsentrasi pupuk
Biogreen yang
berbeda.
1. Media tanam berpengaruh
sangat nyata terhadap panjang
badan buah umur 14 HST, berat
badan buah dan jumlah badan
buah. Media tanam berpengaruh
nyata terhadap panjang badan
buah umur 10 dan 12 HST,
diameter badan buah umur 10
dan 12 HST dan produksi jamur
merang. Akan tetapi tidak
berpengaruh nyata terhadap
panjang badan buah umur 8
HST, diameter badan buah umur
8 dan 14 HST serta media
terbaik terdapat pada media
jerami padi.
2. Konsentrasi pupuk Biogreen
berpengaruh sangat nyata
terhadap jumlah badan buah,
berpengaruh nyata terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
berat badan buah dan produksi
jamur merang. Akan tetapi tidak
berpengaruh nyata terhadap
panjang badan buah umur 8 dan
12 HST, diameter badan buah
umur 8 dan 12 HST dan
konsentrasi terbaik terdapat pada
konsentrasi 15 cc/L air.
3. Terdapat interaksi yang sangat
nyata antara media tanam dan
konsentrasi pupuk Biogreen
pada jumlah badan buah dan
produksi jamur merang.
Kombinasi terbaik untuk jumlah
badan buah dijumpai pada
perlakuan media tanam jerami
padi dengan konsentrasi pupuk 5
cc/L air, sedangkan kombinasi
terbaik untuk produksi dijumpai
pada perlakuan media tanam
ampas kelapa sawit dengan
konsentrasi pupuk 5 cc/L air.
Suparti, Aninda Mengetahui Produksi jamur merang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Ayu Kartika dan
Devi Ernawati
(2016).
pengaruh media
tumbuh limbah
organik
(penambahan air leri
dan enceng gondok,
klaras serta kardus)
dalam meningkatkan
pertumbuhan
miselium jamur
merang pada media
baglog.
Mengetahui
pengaruh media
tumbuh limbah
organik organik
(penambahan air leri
dan enceng gondok,
klaras serta kardus)
dalam meningkatkan
jumlah badan buah
jamur merang pada
media baglog
Mengetahui
ditumbuhkan dalam baglog
ditambahkan limbah organik
yang terdiri atas klaras, kardus
enceng gondok dan leri yang
terbaik yaitu pada perlakuan
M1L2 (klaras 125g dan
penambahan air leri 100 ml)
yaitu 67,51 g dan perlakuan
M2L2 (media kardus dengan
panambahan air leri 100 ml)
yaitu 75,00 g dan perlakuan
M3L1 (enceng gondok 125 g +
leri 50 ml) yaitu 76,67 g.
Sedangkan berat badan buah
jamur merang paling rendah
pada perlakuan M1L0 yaitu
61,67 g, M2L0 (media kardus
tanpa penambahan air leri) yaitu
56,67 g dan M3LO yaitu 60,67
g.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
pengaruh media
tumbuh limbah
organik organik
(penambahan air leri
dan enceng gondok,
klaras serta kardus)
dalam meningkatkan
produktivitas jamur
merang pada media
baglog.
G. Kerangka Berpikir
Salah satu bahan olahan makanan yang banyak diminati masyarakat
adalah jamur. Salah satu jamur yang disukai masyarakat ialah jamur merang.
Jamur merang ini disukai oleh masyarakat karena banyak mengandung gizi dan
manfaat. Oleh karena tingginya peminat jamur merang di pasaran maka,
banyak produsen yang membudidayakan jamur merang. Dalam budidaya jamur
merang produsen biasanya menggunakan media jerami dan ditambahkan bahan
lain seperti bekatul serta air untuk menjaga suhu dan kelembaban di dalam
kumbung.
Dalam membudidayakan jamur merang diperlukan adanya penambahan
nutrisi untuk memicu pertumbuhan dan perkembangan jamur merang agar
menghasilkan produktivitas yang lebih baik. Untuk itu dalam penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
menggunakan Suplemen Organik Tanaman yang diharapkan dapat memicu
pertumbuhan dan perkembangan jamur merang.
Berikut kerangka berpikir dalam penelitian ini:
Gambar 2.4 Kerangka berpikir penelitian
Jamur merang banyak diminati masyarakat karena mengandung
banyak gizi dan manfaat bagi masyarakat
Tingginya permintaan jamur merang di pasaran
Banyak produsen yang membudidayakan jamur merang
merang
Menggunakan media jerami dan tambahan bahan lain
seperti bekatul serta air untuk menjaga suhu dan
kelembaban di dalam kumbung
Perlu adanya penambahan nutrisi untuk
memicu pertumbuhan dan perkembangan
jamur merang
Penambahan Suplemen Organik Tanaman diharapkan
memberikan hasil yang paling optimal pada
pertumbuhan dan perkembangan jamur merang
dibandingkan tidak diberi Suplemen Organik Tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
H. Hipotesis
1. Pemberian suplemen organik tanaman berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan perkembangan jamur merang dapat dilihat melalui parametertinggi
badan buah dan volume badan buah jamur merang.
2. Konsentrasi suplemen organik tanaman yang optimal adalah P2 dengan
konsentrasisebesar 15%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Penelitian
eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada
tidaknya akibat dari treatment pada subjek yang akan diselidiki. Cara untuk
mengetahuinya yaitu membadingkan satu atau lebih kelompok eksperimen
yang diberi treatment dengan satu kelompok pembanding yang tidak diberi
treatment (Arikunto, 2000).
Penelitian ini dilakukan dengan kontrol dan 3 perlakuan dan masing-
masing perlakuan memiliki 3 kali ulangan. Penelitian ini bertujuan untuk
melihat bagaimana pengaruh pemberian suplemen organik tanaman terhadap
pertumbuhan dan perkembangan jamur merang.
B. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan 3 variabel yaitu variabel bebas, terikat dan
kontrol. Variabel yang digunakan sebagai berikut:
1. Variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi penyebab atau yang
mempengaruhi variabel terikat dan dibuat secara bebas. Variabel bebas dari
penelitian ini yaitu penambahan suplemen organik tanaman dengan berbagai
konsentrasi yang telah ditentukan dapat dilihat pada tabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Tabel 3.1 konsentrasi penambahan suplemen organik tanaman
Perlakuan Pemberian suplemen organik
(%) (ml)
Kontrol 0 0
Perlakuan 1 (P1) 5 50
Perlakuan 2 (P2) 15 150
Perlakuan 3 (P3) 25 250
2. Variabel terikat
Variabel terikat adalah faktor-faktor yang diamati dan diukur dalam
rangka menentukan pengaruh variabel bebas. Dalam penelitian ini yang
digunakan dalam variabel terikat adalah berat basah, tinggi badan buah,
jumlah badan buah dan volume badan buah. Alasan menggunakan variabel
terikat tersebut karena biasanya masyarakat saat akan membeli jamur
merang parameter yang dilihat adalah berat basah, jumlah badan buah dan
volume badan buah. Parameter berat basah dilihat sebagai seberapa berat
jamur merang yang akan dibeli, jumlah badan buah dilihat sebagai seberapa
banyak jamur merang dan volume badan buah dilihat sebagai seberapa besar
ukuran jamur merang. Untuk parameter tinggi badan buah dijadikan petani
sebagai tolak ukur untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan jamur
merang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3. Variabel kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat tetap
sehingga pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dapat
dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol dalam
penelitian ini adalah media tanam, bibit jamur merang, umur jamur merang
dan waktu penyiraman suplemen organik tanaman.
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini terdapat beberapa batasan masalah yaitu:
1.Suplemen organik tanaman diencerkan dengan komposisi 1 ml suplemen
organik tanaman + 1 liter air + 1 sendok makan plastik gula pasir.
Berdasarkan standar dari yang dianjurkan pada kemasan, penggunaan 1 ml
suplemen organik tanaman ini bertujuan untuk efisiensi biaya. Diharapkan
agar petani mendapatkan keuntungan. Hasil pengenceran ini nantinya yang
akan diencerkan kembali dengan 3 konsentrasi yaitu 5%, 15% dan 25%
dengan komposisi sebagai berikut: 5% (50 ml suplemen organik tanaman +
950 ml air), 15% (150 ml suplemen organik tanaman + 850 ml air) dan
25% (250 ml suplemen organik tanaman + 750 ml air).
2.Perlakuan yang digunakan untuk kontrol adalah hanya menggunakan air atau
100% air (0 ml suplemen organik tanaman + 1000 ml air).
3. Jerami yang digunakan merupakan jerami padi kering. Bagian jerami yang
digunakan sebagai bahan untuk media yaitu pada bagian pangkal sampai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
sebelum ujung daun. Sedangkan untuk bahan tambahannya adalah dedak
dan serbuk gamping.
4. Parameter yang diukur adalah berat basah, tinggi badan buah, jumlah
badan buah dan volume badan buah.
D. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut:
1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan digital,
hygrometer, pH meter, rak penyimpanan, gunting, pisau, ruang produksi,
gelas ukur, pipet ukur, kamera, log book, pena, spidol, pensil, penggaris,
tipex,
penghapus, label, tali rafia dan sprayer.
2. Bahan
Bahan yang digunakan adalah bibit jamur merang (Volvariella
volvacea), suplemen organik tanaman, gula pasir, jerami 2-3 cm, bekatul,
kapur dan air.
E. Cara Kerja
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2018 yang
bertempat di kumbung Bita Jamur Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman
DIY. Berikut merupakan tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
1. Tahap Persiapan
Tahap ini dimulai dengan melakukan observasi terlebih dahulu dengan
mencari tempat-tempat budidaya jamur khususnya jamur merang. Setelah
observasi ditemukan tempat yang sesuai dengan penelitian yang akan
dilakukan. Tempat sesuai yang dimaksud adalah tempat budidaya jamur
merang yang aktif dalam memproduksi sehingga dapat digunakan selama
penelitian. Selanjutnya menyewa sebagian media yang telah ditabur bibit
jamur merang atas persetujuan pemilik kumbung. Setelah itu menunggu
bibit jamur merang tumbuh hifa hingga berkembang menjadi badan buah.
2. Pembuatan Konsentrasi Suplemen Organik Tanaman
Suplemen organik tanaman yang sudah dibeli kemudian diencerkan
dengan komposisi 1 ml suplemen organik tanaman + 1 liter air + 1 sendok
makanplastik gula pasir. Kemudian diencerkan kembali dengan berbagai
konsentrasi. Pengenceran dilakukan dengan komposisi sebagai berikut: 5%
(50 ml suplemen organik tanaman+ 950 ml air), 15% (150 ml suplemen
organik tanaman + 850 ml air) dan 25% (250 ml suplemen organik
tanaman + 750 ml air). Kemudian dimasukkan ke dalam sprayer sebanyak
50 ml dan diberi lebel agar jelas untuk setiap perlakuan.
3. Pemeliharaan
Pemeliharaan dilakukan dengan cara menjaga suhu dan kelembaban.
Apabila tidak memenuhi syarat pertumbuhan dan perkembangan jamur
merang maka dilakukan penyemprotan air di lantai kumbung. Pemberian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
suplemen organik tanaman selain memberikan nutrisi tambahan bagi jamur
merang juga dapat dimanfaatkan untuk menjaga agar media tanam tidak
kering. Pemeliharaan lainnya juga dapat dilakukan dengan cara membuang
jamur yang pertumbuhannya berbeda dengan jamur yang ditanam serta
membuang gulma yang bisa mengganggu pertumbuhan dan perkembangan
jamur merang. Pemberian suplemen organik tanaman dilakukan satu
minggu dua kali di pagi hari hingga tahap pemanenan. Pemberian
suplemen organik tanaman dilakukan pertama kali pada hari ke-18 setelah
menabur bibit. Volume yang disemprotkan sebanyak 50 ml disetiap
ulangan dan pada setiap perlakuan memiliki 3 kali ulangan. Pemberian
suplemen organik tanaman dapat dilakukan dengan cara menyemprotkan
sprayer yang berisi campuran suplemen organik tanaman dan air dengan
berbagai konsentrasi pada permukaan media tanam.
4. Tahap Pemanenan
Pemanenan jamur merang dapat dilakukan dengan 3 tahap yaitu:
a. Tahap Pertama
Pemanenan jamur merang dilakukan dengan cara hati-hati agar tidak
merusak jamur yang dipanen dan calon tunas tumbuhnya. Pemanenan
pertama dilakukan pada hari ke 10 setelah diberikan perlakuan pertama.
b. Tahap Kedua
Waktu panen jamur merang harus dilakukan dengan tepat waktu yaitu
pada stadia kancing sebelum stadia perpanjangan. Apabila sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
memasuki stadia perpanjangan maka tidak laku dijual di pasaran karena
konsumen lebih menyukai jamur merang pada waktu stadia kancing.
c. Tahap Ketiga
Periode panen berlangsung sekitar satu bulan dengan interval waktu 3
hari sekali. Data produksi yang dilakukan dalam penelitian ini diambil
dari pemanenan sebanyak 3 kali.
5. Parameter Pengamatan
a. Berat basah (gr)
Pengukuran berat basah dilakukan dengan cara mencabut pangkal
badan buah jamur merang yang sudah siap panen dan ditimbang
dengan menggunakan timbangan digital. Badan buah ditimbang pada
setiap perlakuan dan ditimbang dengan ukuran jamur merang yang
seragam. Data diambil ketika panen pertama yaitu pada hari ke-10
setelah diberikan perlakuan pertama, panen kedua pada hari ke-13
setelah diberikan perlakuan pertama dan panen ketiga pada hari ke-16
setelah diberikan perlakuan pertama.
b. Tinggi badan buah (cm)
Pengukuran tinggi badan buah dilakukan dengan cara mengukur tinggi
dari yang berukuran pendek, sedang dan paling tinggi kemudian dirata-
rata. Pengukuran ini dilakukan pada setiap ulangan dan perlakuan.
Pengukuran tinggi badan buah dilakukan dengan menggunakan
penggaris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
c. Jumlah badan buah (buah)
Pengamatan jumlah badan buah dilakukan dengan menghitung jumlah
badan buah jamur merang setelah panen pada setiap perlakuan.
Perhitungan jumlah badan buah dilakukan dari panen pertama sampai
panen ketiga. Pada panen pertama data diambil ketika pada hari ke-10
setelah diberikan perlakuan pertama, panen kedua diambil ketika pada
hari ke-13 setelah diberikan perlakuan pertama dan panen ketiga
diambil ketika pada hari ke-16 setelah diberikan perlakuan pertama.
d. Volume badan buah (gr)
Pengukuran volume badan buah dilakukan dengan mengukur terlebih
dahulu berat basahnya. Perhitungan volume dilakukan dengan cara hasil
dari berat basah dibagi dengan jumlah badan buah yang ukurannya
seragam. Pengukuran ini dilakukan pada setiap ulangan dan perlakuan.
F. Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan ada 3 yaitu uji normalitas kolmogrov
smirnov, uji korelasi dan uji regresi. Uji normalitas kolmogrov smirnov adalah
untuk menentukan apakah data normal atau tidak normal. Uji normalitas adalah
sebagai syarat untuk dilakukannya uji korelasi. Uji korelasi dibedakan menjadi
dua yaitu uji korelasi pearson dan uji korelasi spearman. Menggunakan uji
korelasi pearson apabila data dinyatakan normal dan menggunakan uji korelasi
spearman apabila data dinyatakan tidak normal. Tujuan menggunakan uji
korelasi adalah untuk mengetahui apakah variabel bebas atau independen
mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
dependen. Selanjutnya apabila data berkorelasi, maka dilanjutkan dengan uji
regresi.
Pengambilan kesimpulan uji korelasi pearson berdasarkan buku dari
Sarwono (2006), menyatakan bahwa kegunaan uji korelasi pearson untuk
menentukan hubungan antara dua variabel (gejala) yang berskala interval
(skala yang menggunakan angka sebenarnya), oleh karena itu korelasi
termasuk dalam kategori uji statistik parametrik. Besarnya korelasi adalah 0 s/d
1. Korelasi dapat positif yang artinya searah: jika variabel pertama besar, maka
variabel kedua semakin besar juga. Korelasi negatif yang artinya berlawanan
arah: jika variabel pertama besar, maka variabel kedua semakin mengecil.
Patokan hasil perhitungan korelasi sbb:
≤ 0,20 : hubungan dapat dianggap tidak ada
0, 20 – 0,40 : hubungan ada tetapi rendah
≥ 0,40 – 0,70 : hubungan cukup
≥ 0, 70 – 0,90 : hubungan tinggi
≥ 0,90 – 1,00 : hubungan sangat tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Parameter Pertumbuhan Dan Perkembangan Jamur Merang
Pertumbuhan jamur merang diamati dengan berbagai parameter. Parameter
yang diamati meliputi berat basah, tinggi badan buah, jumlah badan buah
serta volume badan buah. Selain parameter tersebut dilakukan juga uji
proksimat kandungan gizi. Parameter yang diamati dalam uji proksimat yaitu
kadar abu, protein, lemak, serat kasar dan serat pangan terlarut. Dalam
penelitian ini masing-masing parameter yang digunakan akan dibahas agar
lebih jelas dan rinci.
1. Berat Basah Jamur Merang
Salah satu parameter pertumbuhan jamur merang yang dapat
diamati adalah berat basah jamur merang. Berat basah jamur merang dapat
diamati secara langsung setelah dipanen dengan menggunakan timbangan
digital. Berat basah jamur merang sama halnya dengan berat segar jamur
merang. Perhitungan berat basah jamur merang dilakukan setiap panen
sedangkan panen dilakukan hingga tiga kali. Hasil perbedaan berat basah
jamur merang pada masing-masing perlakuan setiap panen dapat dilihat
pada gambar berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Gambar 4.1 Perbedaan Berat Basah Jamur Merang Pada Setiap Perlakuan
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat hasil berat basah jamur
merang setiap perlakuan memiliki hasil yang berbeda-beda. Dari gambar
4.1 menunjukkan bahwa perlakuan kontrol mendapatkan hasil yang paling
tinggi pada panen terakhir yaitu 933 gram. Sedangkan hasil yang paling
rendah yaitu pada perlakuan P1 (5%). Meskipun pada panen terakhir
kontrol mendapatkan hasil yang paling tinggi tetapi pada hasil rerata dapat
dilihat bahwa P2 (15%) menunjukkan hasil yang paling tinggi. Hasil rerata
berat basah jamur merang pada setiap perlakuan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.1 Data berat basah jamur merang tiap perlakuan (gr)
Perlakuan Panen hari ke-
Total Rerata 28 31 34
Kontrol (0%) 0 122 933 1055 351,6 ± 507,1
PI (5%) 12 143 16 171 57± 74,5
P2 (15%) 244 256 574 1074 358± 187,1
P3 (25%) 18 243 219 480 160 ± 123,5
Berdasarkan tabel 4.1 pada penelitian ini mendapatkan hasil bahwa
pemberian suplemen organik tanaman untuk P2 (15%) menunjukkan
hasil yang paling tinggi dengan rerata 358 gram. Komposisi yang
0
200
400
600
800
1000
28 31 34
Ber
at B
asah
Jam
ur
Mer
ang
(gr)
Panen hari ke-
Data Berat Basah Jamur Merang
Kontrol
P1 (5%)
P2 (15%)
P3 (25%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
digunakan adalah 150 ml suplemen organik tanaman + 850 ml air. Pada P3
(25%) rerata berat basah sebesar 160 gram dengan komposisi 250 ml
suplemen organik tanaman + 750 ml air, sedangkan hasil yang paling
rendah yaitu pada P1 (5%) rerata berat basah sebesar 57 gram dengan
komposisi 5 ml suplemen organik tanaman + 950 ml air. Pada kontrol
rerata berat basah sebesar 351,6 gram.
Faktor dari rerata berat basah yang tinggi pada P2 (15%) dapat
juga disebabkan karena struktur jamur merang yang memiliki hifa yang
cepat dalam menyerap nutrisi sehingga meningkatkan berat basah jamur
merang. Nutrisi yang diserap dapat digunakan jamur merang untuk
tumbuh membentuk filamen kecil yang disebut hifa. Hifa yang
berkembang tersebut kemudian akan menjadi miselium. Miselium
merupakan kumpulan dari hifa yang tumbuh menjadi badan buah. Jamur
mendapatkan makanan dalam bentuk selulosa, glukosa, lignin, protein dan
senyawa pati. Bahan-bahan tersebut diperoleh dari jerami yang merupakan
media utama dan juga media yang umum digunakan dalam budidaya jamur
merang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Hifa yang tumbuh pada media dalam setiap perlakuan dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 4.2 Hifa Yang Tumbuh Pada Media Dalam Setiap Perlakuan Saat
Memberikan Perlakuan Pertama
Berdasarkan gambar 4.2 yang diambil saat pertama kali diberikan
perlakuan dapat dilihat bahwa hifa yang tumbuh pada media perlakuan P2
KONTROL
Jamur
merang
akan
menyera
p nutrisi
lebih
tinggi
jika
kondisi
lingkung
an dan
syarat
tumbuh
yang
dibutuhk
an
terpenuh
i.
P1 (5%)
KONTROL
Jamur
P2 (15%) P3 (25%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
lebih cepat tumbuh dibandingkan dengan media perlakuan lainnya. Pada
kontrol belum terlihat adanya pertumbuhan hifa. Sedangkan pada media
P1 hifa sudah mulai tumbuh tetapi belum banyak dibandingkan dengan
media P2 dan media P3.
Gambar 4.3 Hifa Yang Tumbuh Pada Media Dalam Setiap Perlakuan Saat
Memberikan Perlakuan Kedua
KONTROL
Jamur
merang
akan
menyera
p nutrisi
lebih
tinggi
jika
kondisi
lingkung
an dan
syarat
tumbuh
yang
dibutuhk
an
terpenuh
i.
P1 (5%)
P2 (15%)
(15%)
P3 (25%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Berdasarkan gambar 4.3 yang diambil saat pemberian perlakuan
kedua miselium yang di media P2 sudah mulai berkembang menjadi badan
buah. Dibandingkan dengan perlakuan yang lain hifa yang terdapat pada
media P2 tumbuh dengan cepat. Sedangkan pada kontrol hifa tumbuh
lambat. Pada media P3 memang miselium sudah berkembang menjadi
badan buah tetapi jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan media P2.
Kontrol P1 (5%)
P2 (15%) P3 (25%)
Gambar 4.4 Hifa Yang Tumbuh Pada Media Dalam Setiap Perlakuan Saat
Memberikan Perlakuan Ketiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Berdasarkan gambar 4.4 dapat dilihat bahwa pada media P3
semakin banyak hifa yang tumbuh dan miselium semakin berkembang
menjadi badan buah. Dilihat pada gambar tersebut bahwa badan buah pada
media perlakuan P2 lebih banyak dibandingkan dengan media perlakuan
lainnya. Hal ini yang menyebabkan panen pertama P2 menunjukkan hasil
yang lebih tinggi.
Jamur merang akan menyerap nutrisi lebih tinggi jika kondisi
lingkungan dan syarat tumbuh yang dibutuhkan terpenuhi. Suhu dan
kelembaban di dalam kumbung sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan perkembangan jamur merang. Kisaran suhu yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan jamur merang antara 30ºC sampai dengan
38°C di dalam kumbung. Sedangkan kelembaban udara yang dibutuhkan
didalam kumbung berkisar antara 80% sampai dengan 85% (Hagutami,
2001). Pernyataan ini sesuai dengan pengamatan di lapangan selama
penelitian. Suhu didalam kumbung berkisar antara 28,9ºC sampai dengan
30°C sedangkan kelembaban udara diperoleh sebesar 85%. Selain itu berat
basah jamur merang ditentukan oleh banyak sedikitnya kandungan air di
dalam badan buah jamur merang. Berat basah jamur merang berkaitan
dengan ketersediaan sumber nutrisi pada substrat yang meliputi lignin,
selulosa, protein, senyawa pati, karbon, nitrogen, hidrogen dan oksigen.
Chang dan Miles (2004), menyatakan bahwa kandungan nutrisi pada
media khususnya dengan bahan jerami padi dapat digunakan sebagai
nutrisi tambahan yang membantu pertumbuhan berat basah badan buah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
jamur merang. Selain itu penambahan karbohidrat yang lebih banyak pada
media, produksi jamur dapat mempercepat munculnya badan buah dan
menambahkan bobot segar badan buah jamur.
Berdasarkan hasil uji Korelasi Pearson, didapatkan hasil yang tidak
signifikan. Dengan nilai Pearson Correlation -0,238 dan sig (0,762) > 0,05.
Dari hasil tersebut didapatkan korelasi negatif, maka hubungan antara
penambahan suplemen organik tanaman terhadap berat basah jamur
merang tidak searah. Artinya jika nilai penambahan suplemen organik
tanaman tinggi, maka nilai berat basah akan rendah. Hal ini berarti tidak
ada pengaruh nyata dalam penambahan suplemen organik tanaman
terhadap berat basah jamur merang. Setelah uji korelasi dilakukan uji
regresi yang bertujuan untuk melihat seberapa banyak pengaruh suplemen
organik tanaman terhadap berat basah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Berikut garfik hasil dari uji regresi berat basah jamur merang:
Grafik 4.1 Uji Regresi Berat Basah Jamur Merang
Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat bahwa R2 = -0,19 yang
artinya suplemen organik tanaman mempengaruhi -0,19% terhadap berat
basah. Mendapatkan hasil negatif dikarenakan pada uji korelasi pearson
hubungan korelasi negatif dimana hubungan antara suplemen organik
tanaman terhadap berat basah tidak searah. Adapun faktor lain yang
mempengaruhi berat basah yang tidak dapat dikendalikan oleh peneliti.
Berat basah jamur merang ditentukan oleh banyak sedikitnya
kandungan air didalam badan buah jamur merang. Berat basah jamur
merang berkaitan dengan ketersediaan sumber nutrisi pada substrat yang
meliputi lignin, selulosa, protein, senyawa pati, karbon, nitrogen, hidrogen
dan oksigen. Menurut Agency (2013), jerami padi mengandung
lignoselulosa yang baik digunakan sebagai bahan baku untuk budidaya
Variabel Y
Persamaan
kuadrat
1 = Kontrol
2 = 5%
3 = 15%
4 = 25%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
jamur. Jerami padi yang mengandung 30-45% selulosa, 20-25%
hemiselulosa, 15-20% lignin dan silika. Selain itu media jerami padi yang
berongga bersifat seperti spon mempunyai kemampuan menahan air lebih
tinggi sehingga mampu menjaga kelembaban media (Wahyuni, 2011).
Pada penelitian Maulana (2012), menunjukkan bahwa hasil berat
basah saat panen dapat dipengaruhi oleh perbedaan komposisi nutrisi dan
sifat media. Hasil berat basah jamur dipengaruhi oleh adanya selulosa,
lignin dan serat yang terkandung dalam substrat. Lignin, selulosa dan
hemiselulosa merupakan komponen utama pada media tumbuh jamur
merang. Oleh karena itu bahan subtitusi seharusnya mengandung lignin
dan selulosa karena jamur merang termasuk jamur kayu yang tumbuh
subur pada media yang mengandung kayu (lignin dan selulosa).
Berdasarkan hasil uji proksimat pada jamur merang dengan kontrol
dan P2 (15%), P2 memiliki kandungan serat kasar yang lebih tinggi
dibandingkan kontrol. Hal ini yang membuat hasil berat basah pada P2
lebih tinggi dibandingkan kontrol. Pada dasarnya serat kasar berfungsi
untuk menyerap air. Apabila kandungan serat kasar tinggi maka
kandungan air juga tinggi. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat juga hasil
dari berat basah pada kontrol dan P2. Hasil rerata berat basah pada P2
lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Menurut Nurhidayati (2006),
serat kasar adalah serat yang secara laboratorium tahan asam dan basa
serta sebagian besar terdiri dari selulosa dan tidak mudah larut. Serat kasar
adalah salah satu jenis polisakarida atau sering disebut sebagai karbohidrat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
kompleks. Serat kasar juga mempunyai kemampuan untuk menyerap air.
Berat basah jamur merang juga dipengaruhi oleh banyaknya badan
buah jamur, umumnya jika jumlah badan buah yang dihasilkan jumlahnya
banyak maka beratnya akan tinggi. Namun kadang-kadang jumlah badan
buah yang sedikit tetapi beratnya besar, hal ini dapat disebabkan jumlah
badan buah yang sedikit tersebut mempunyai ukuran panjang dan diameter
yang besar. Selain itu juga dipengaruhi oleh kandungan air pada badan
buah jamur (Suriawiria, 2001).
2. Tinggi Badan Buah Jamur Merang
Pengukuran tinggi badan buah jamur merang dimulai saat panen
pertama hingga panen yang ketiga. Pengukuran dilakukan dari pangkal
hingga ujung badan buah. Hasil perbedaan tinggi jamur merang pada
masing-masing perlakuan setiap panen dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.5 Perbedaan Tinggi Jamur Merang Pada Setiap Perlakuan
0
1
2
3
4
5
6
28 31 34
Tin
ggi
Jam
ur
Mer
ang (
cm)
Panen hari ke-
Data Tinggi Badan Buah Jamur Merang
Kontrol
P1 (5%)
P2 (15%)
P3 (25%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Berdasarkan gambar 4.5 dapat dilihat bahwa jamur merang
mengalami pertumbuhan tinggi badan buah serta menunjukkan bahwa
adanya perbedaan tinggi jamur merang antara beberapa perlakuan yaitu
kontrol, konsentrasi suplemen organik tanaman 5%, konsentrasi suplemen
organik tanaman 15% dan konsentrasi suplemen organik tanaman 25%.
Pada panen terakhir tinggi jamur merang dengan perlakuan kontrol
menunjukkan hasil yang paling tinggi yaitu 4,9 cm akan tetapi hasil ini
tidak jauh berbeda dari hasil perlakuan pada P2 (15%) yaitu 4,8 cm. Selain
itu pada panen pertama dan panen kedua P2 menunjukkan hasil yang
paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
Data tinggi jamur merang yang didapatkan merupakan hasil dari
setiap panen yang dilakukan sebanyak tiga kali. Dengan rentang waktu
dari panen satu ke panen selanjutnya yaitu selama tiga hari. Rerata
pertambahan tinggi badan buah jamur merang pada setiap perlakuan dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.2 Rerata tinggi tanaman tiap perlakuan (cm)
Perlakuan Panen hari ke-
Total Rerata 28 31 34
Kontrol (0%) 0 3,9 4,9 8,8 2,9± 2,58
PI (5%) 3,9 4,4 2,25 10,55 3,51 ± 1,12
P2 (15%) 5,3 5,4 4,8 15,5 5,16 ± 0,32
P3 (25%) 4,2 4,7 3,9 12,8 4,26 ± 0,4
Beradasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa rerata tinggi jamur
merang yang diberi perlakuan P2 (15%) merupakan yang tertinggi yaitu
5,16 cm, diikuti dengan perlakuan P3 (25%) yaitu 4,26 cm, kemudian P1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
(5%) yaitu 3,51 cm dan kontrol dengan rerata pertambahan tinggi yaitu 2,9
cm. Rerata tinggi jamur merang yang terendah yaitu yang tidak diberi
suplemen organik tanaman dengan tinggi 2,9 cm.
Berdasarkan hasil uji Korelasi Pearson, didapatkan hasil yang
signifikan. Dengan nilai Pearson Correlation 0,755 dan sig 0,245 > 0,05.
Hal ini berarti ada pengaruh tidak nyata dalam penambahan suplemen
organik tanaman terhadap tinggi badan buah jamur merang. Dari hasil
tersebut didapatkan korelasi positif, maka hubungan antara penambahan
suplemen organik tanaman terhadap tinggi badan buah jamur merang
searah. Artinya jika nilai penambahan suplemen organik tanaman tinggi,
maka nilai tinggi badan buah akan tinggi pula. Oleh sebab itu maka akan
dilakukan uji lanjut berupa uji Regresi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Berikut grafik hasil uji regresi tinggi badan buah jamur merang:
Grafik 4.2Uji Regresi Tinggi Badan Buah Jamur Merang
Berdasarkan grafik 4.2 bahwa R2= 0,744 artinya suplemen organik
tanaman mempengaruhi tinggi badan buah jamur merang sebanyak 74%
dan sebanyak 26% dipengaruhi oleh faktor yang tidak dapat dikendalikan
oleh peneliti. Berbeda hasil dari yang didapatkan dari grafik 4.1 dimana
pada grafik 4.2 mendapatkan hasil yang positif dikarenakan pada hasil uji
korelasi hubungan antara suplemen organik tanaman terhadap tinggi badan
buah searah.
Sel jamur tidak mengandung klorofil sehingga tidak dapat
berfotosintesis seperti tumbuhan tingkat tinggi. Jamur memperoleh
makanan secara heterotrof dengan mengambil makanan dari bahan
organik. Bahan-bahan organik yang ada disekitar tempat tumbuh diubah
menjadi molekul-molekul sederhana dengan bantuan enzim yang
Variabel Y
Persaman
Kuadrat
1 = Kontrol
2 = 5%
3 = 15%
4 = 25%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
dihasilkan oleh hifa. Untuk selanjutnya molekul-molekul sederhana
tersebut dapat diserap langsung oleh hifa. Jadi, jamur tidak seperti
organisme heterotrof lainnya yang menyerap makanannya kemudian
mencernakannya sebelum diserap (Gunawan, 2000).
Pertambahan tinggi badan buah terjadi akibat pembentangan sel-sel
yang terdapat pada jamur merang. Sel-sel yang bertambah ukurannya akan
mengakibatkan perubahan tinggi badan buah. Tidak hanya tinggi badan
buah saja tetapi juga berat basahnya. Pertumbuhan adalah proses dalam
kehidupan tanaman yang mengakibatkan perubahan ukuran tanaman
semakin besar dan menentukan hasil tanaman. Pertambahan ukuran badan
tanaman secara keseluruhan merupakan hasil dari pertambahan ukuran
bagian-bagian sel yang dihasilkan oleh pertambahan ukuran sel (Sitompul
dan Guritno, 1995).
Faktor yang dapat mempengaruhi tinggi jamur merang diduga
karena faktor dari pH media. Menurut Gunawan (2000), semakin lama
pertumbuhan yang kurang optimal karena nutrisi yang semakin habis dan
juga pH rendah, apabila pH media terlalu rendah atau terlalu tinggi maka
pertumbuhan jamur akan terhambat bahkan tumbuh jamur lain yang sangat
menggangu pertumbuhan jamur merang itu sendiri. Keasaman pH media
perlu diatur antara pH 7,0-8,0 dengan menggunakan kapur. Pernyataan
tersebut sesuai dengan penelitian bahwa pH media tanam saat diukur yaitu
7,0 artinya pH media tanam memenuhi persyaratan untuk pertumbuhan
dan perkembangan jamur merang. Akan tetapi kapur yang digunkan juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
harus berkualitas baik agar tidak menggangu pertumbuhan dan
perkembangan jamur. Kapur yang berfungsi untuk mengatur pH media
tanam dan sebagai sumber kalsium (Ca) yang dibutuhkan jamur dalam
pertumbuhannya. Oleh karena itu, pemilihan kapur sebagai bahan
tambahan bagi media tanam jamur harus dilakukan dengan baik. Selain
kapur, media jamur merang juga dapat ditambahkan dengan bekatul yang
berfungsi sebagai nutrisi tambahan yang dapat mendukung pertumbuhan
dan perkembangan jamur merang. Bekatul yang kualitasnya kurang baik
dapat menurunkan tingkat produktivitas jamur merang. Selain faktor-
faktor tersebut dapat disebabkan oleh ketebalan media, semakin tebal
media diasumsikan ketersediaan nutrisi juga semakin banyak. Tetapi
ketebalan media yang berlebihan akan mempengaruhi pertumbuhan yang
nantinya menyebabkan banyak organisme lain yang tumbuh dalam media
tersebut sehingga menghambat pertumbuhan dan perkembangan jamur
merang serta berakibat pada hasil produksi yang tidak stabil.
Media yang digunakan untuk budidaya merang adalah jerami padi.
Untuk meningkatkan kandungan nutrisi dalam media perlu dilakukan
penambahan nutrisi yaitu berupa aplikasi suplemen organik tanaman.
Suplemen organik tanaman merupakan bahan organik yang dapat memicu
pertumbuhan miselium serta memberikan nutrisi tambahan bagi jamur
merang. Pemberian suplemen organik tanaman dengan konsentrasi dan
jumlah yang tepat dapat menunjang pertambahan berat, jumlah badan
buah, tinggi badan buah dan volume badan buah. Pemberian konsentrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
dan jumlah suplemen organik tanaman yang berlebihan dapat
memperlambat pertumbuhan jamur. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan bahwa perlakun P3 (25%) merupakan konsentrasi yang paling
tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya. Berdasarkan hasil
rerata panen dengan parameter berat basah, jumlah badan buah dan tinggi
badan buah perlakuan P3 (25%) mendapatkan rerata yang lebih rendah
dibandingkan dengan P2 dengan konsentrasi 15%. Pada parameter volume
badan buah perlakuan P3 (25%) mendapatkan hasil rerata lebih tinggi
dibandingkan dengan perlakuan P2 (15%), namun perbedaan hasil ini tidak
terlalu jauh. Menurut Suriawiria (2001), tanaman mempunyai batas
tertentu terhadap konsentrasi unsur hara. Konsentrasi unsur hara kurang,
maka akan menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat karena tanaman
kurang mendapatkan unsur yang dibutuhkan untuk proses metabolisme.
Bahan tambahan pada pertumbuhan jamur merang bertujuan untuk
mengaktifkan mikroflora yang akan merombak selulosa, hemiselulosa
serta lignin sehingga nutrisi yang tersedia akan lebih mudah dicerna oleh
jamur merang dan hasil pengomposan selain menghasilkan zat asam amino
dan protein juga menghasilkan hasil samping berupa H2O dan NH3. Hasil
NH3 yang berlebihan dalam medium akan menghambat pertumbuhan
miselium.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Terjadinya fluktuasi suhu siang dan malam serta aliran angin yang
keluar masuk kumbung diduga mempengaruhi munculnya primordia
jamur. Adanya faktor cuaca yang tidak menentu dapat menyebabkan suhu
kumbung berubah dan dapat berpengaruh pada pertumbuhan jamur
merang. Miselium akan tumbuh dengan cepat dalam keadaan gelap atau
tanpa sinar. Sebaiknya selama masa pertumbuhan badan buah memerlukan
adanya rangsangan sinar.
3. Jumlah Badan Buah Jamur Merang
Parameter lain yang dapat diukur dalam pertumbuhan jamur
merang adalah jumlah badan buah. Jumlah badan buah dapat dijadikan
parameter pertumbuhan karena banyak sedikitnya jumlah badan buah akan
mempengaruhi berat jamur. Dari data yang telah didapatkan menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan dari jumlah badan buah antara beberapa
perlakuan yaitu perlakuan kontrol, suplemen organik tanaman 5%,
suplemen organik tanaman 15% dan suplemen organik tanaman 25%.
Perbedaan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Gambar 4.6 Perbedaan Jumlah Badan Buah Jamur Merang Pada Setiap
Perlakuan
Berdasarkan gambar 4.6 dapat dilihat bahwa adanya perbedaan
jumlah badan buah jamur merang pada setiap perlakuan. Jumlah badan
buah yang tertinggi pada panen terakhir diperoleh kontrol dengan jumlah
sebesar 36 buah. Pada panen pertama kontrol tidak menghasilkan panen.
Sedangkan jumlah badan buah yang terendah diperoleh perlakuan P1
(5%). Meskipun kontrol mengalami pertambahan jumlah badan buah yang
pesat akan tetapi rerata yang diperoleh masih rendah dibandingkan dengan
P2 (15%).
Berikut ini rerata jumlah badan buah tiap panen pada setiap
perlakuan:
Tabel 4.3 Rerata jumlah badan buah setiap perlakuan (buah)
Perlakuan Panen hari ke-
Total Rerata 28 31 34
Kontrol (0%) 0 7 36 43 14,3 ± 19,08
PI (5%) 1 7 2 10 3,33 ± 3,21
P2 (15%) 15 14 24 53 17,6 ± 5,5
P3 (25%) 1 9 15 25 8,33 ± 7,02
0
10
20
30
40
28 31 34
Jum
la B
adan
Bu
ah J
amu
r M
eran
g
(buah
)
Panen hari ke-
Data Jumlah Badan Buah Jamur Merang
Kontrol
P1 (5%)
P2 (15%)
P3 (25%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa rerata pertambahan
jumlah badan buah paling banyak dihasilkan oleh jamur merang yang
diberi perlakuan P2 (15%) 17,6 buah sedangkan rerata jumlah badan buah
paling sedikit adalah jamur merang yang diberi perlakuan P1 (5%) yaitu
3,33 buah.
Faktor yang dapat mempengaruhi jumlah badan buah jamur
merang yaitu diduga karena proses pengomposan yang kurang maksimal
sehingga menyebabkan kurangnya nutrisi pada media. Mayun (2007),
menyebutkan bahwa pengomposan selama tujuh hari tampak pembentukan
badan buah yang tidak terlalu banyak tetapi merata dan sebagian dapat
berkembang penuh. Pada pengomposan yang terlalu masak (selama 12
hari), badan buah dibentuk terlalu banyak dan sebagian besar tidak
berkembang penuh bahkan tetap kecil. Sesuai dengan pernyataan tersebut
jumlah badan buah jamur merang sangat dipengaruhi oleh lamanya proses
pengomposan. Sesuai dengan penelitian ini bahwa pengomposan media
kurang maksimal, dapat dilihat dengan tekstur media yang kurang lembab
sehingga jumlah badan buah jamur merang juga rendah. Peningkatan dan
penurunan kadar unsur hara dapat dipengaruhi oleh pengomposan yang
dilakukan mikroba didalam kompos. Proses pengomposan dapat
menyebabkan bahan organik terurai dan melepaskan unsur-unsur hara.
Pengompsosan merupakan proses peruraian secara mikrobiologis
setumpuk bahan organik untuk menjadi bahan organik yang relatif lebih
stabil disebut kompos atau humus. Lama pengomposan bahan organik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
ditentukan oleh jenis maupun komposisi bahan kompos. Menurut
Abdullah (1992), pengomposan bahan-bahan yang mempunyai C dan N
tinggi memerlukan waktu yang lama. Maka tinggi perbandingan C dan N
bahan kompos yang dipakai makin lama waktu pengomposan yang
dibutuhkan. Lama pengomposan juga berpengaruh terhadap kadar unsur
hara dalam kompos yang dihasilkan.
Selain itu kurangnya unsur hara juga dapat diduga sebagai faktor
yang mempengaruhi jumlah badan buah jamur merang. Menurut
Widyastuti (2005), salah satu unsur hara yang diperlukan oleh jamur
merang adalah nitrogen. Tanaman yang kekurangan nitrogen akan
menghasilkan buah yang kecil dan buah terlalu cepat tua. Selain nitrogen
terdapat unsur-unsur lain dalam pembentukan badan buah sehingga
memerlukan unsur tambahan seperti vitamin dan kalsium. Vitamin dapat
diperoleh dari bekatul dan kalsium dapat diperoleh dari bekatul dan kapur
CaCO3.
Berdasarkan hasil uji Korelasi Pearson, didapatkan hasil yang tidak
signifikan. Dengan nilai Pearson Correlation -0,074 dan sig 0,926 > 0,05.
Dari hasil tersebut didapatkan korelasi negatif, maka hubungan antara
penambahan suplemen organik tanaman terhadap jumlah badan buah
jamur merang tidak searah. Artinya jika nilai penambahan suplemen
organik tanaman tinggi, maka nilai jumlah badan buah akan rendah. Hal
ini berarti tidak ada pengaruh nyata dalam penambahan suplemen
organik tanaman terhadap jumlah badan buah jamur merang. Namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
akan dilakukan uji selanjutnya yaitu uji regresi. Dimana uji regresi
bertujuan untuk melihat seberapa banyak pengaruh suplemen organik
tanaman terhadap jumlah badan buah. Berikut grafik dari uji regresi
jumlah badan buah jamur merang:
Grafik 4.3Uji Regresi Jumlah Badan Buah Jamur Merang
Berdasarkan grafik 4.3 dapat dilihat bahwa R2= -0,18 dimana
mendapatkan hasil yang negatif. Artinya hubungan antara suplemen
organik tanaman terhadap jumlah badan buah memiliki hubungan yang
negatif atau tidak searah. Hal ini berkaitan dengan apabila nilai
penambahan suplemen organik tanaman tinggi makan nilai jumlah badan
buah akan rendah. Grafik tersebut juga menunjukkan bahwa sebanyak -
0,18% suplemen organik tanaman mempengaruhi jumlah badan buah.
Adapun faktor lain yang tidak dapat dikendalikan oleh peneliti.
Variabel Y
Persamaan
kuadrat
1 = Kontrol
2 = 5%
3 = 15%
4 = 25%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Dalam perbedaan jumlah badan buah jamur merang dapat
dipengaruhi oleh ketersediaan makanan, lingkungan tumbuh dan
persaingan mendapatkan makanan. Jumlah badan buah jamur merang
dipengaruhi oleh penyerapan nutrisi dalam media. Menurut Gandjar
(2006), pertumbuhan jumlah badan buah menuntut nutrisi dan mineral
yang banyak, sehingga terjadi mobilisasi dan transport dari bagian
vegetatif ke tempat perkembangan badan buah pada fase primodia.
Sedangkan menurut Munawar (2011), nitrogen (N) berfungsi untuk
pembentukan protein dan membangun enzim-enzim yang disimpan dalam
jamur untuk memicu pertumbuhan badan buah jamur merang. Faktor yang
mempengaruhi jumlah badan buah adalah banyaknya jumlah benang-
benang hifa jamur yang berkembang menjadi miselium, sedangkan
miselium dipengaruhi oleh faktor lingkungan yaitu suhu, kelembaban, pH,
cahaya dan konsentrasi CO2.
Selain nutrisi yang terdapat pada media pertumbuhan, badan buah
jamur memiliki kemampuan untuk mengambil nutrisi berupa air dari
lingkungan. Dengan demikian badan buah memiliki energi untuk
pembelahan sel-sel yang ada pada badan buah. Jamur memiliki morfologi
multiseluler yang dapat meningkatkan kemampuan untuk tumbuh kedalam
dan menyerap nutrisi dari lingkungan luar media tanam. Miselium sebagai
pengabsorbsi nutrisi yang menembus ke media tanam sedangkan badan
buah yang sudah muncul menangkap uap air yang di udara. Saat jamur
berada pada fase pertumbuhan miselium, nutrisi pada media sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
dibutuhkan oleh miselium untuk berkembangbiak. Untuk itu penambahan
suplemen organik tanaman dapat menjadi alternatif untuk penambahan
nutrisi. Fase pertumbuhan miselium sangat membutuhkan O2 . Menurut
Sinaga (2005), kebutuhan oksigen selama perkembangan miselium tidak
terlalu besar namun, pada stadia pembentukan badan buah sangat
dibutuhkan. Bila kebutuhan oksigen tidak terpenuhi, badan buahnya akan
kerdil. Kekurangan oksigen biasanya akan menyebabkan payung dari
jamur merang menjadi kecil sehingga cenderung mudah pecah dan bentuk
badan buahnya abnormal. Kekurangan oksigen yang ekstrim menyebabkan
badan buah tidak pernah terbentuk serta pertumbuhan miselium menjadi
padat dan meluas ke semua bagian media.
Pada saat miselium sudah menjadi sebuah bakal badan buah jamur,
nutrisi yang terkandung dalam media tanam menjadi berkurang. Oleh
sebab itu bakal badan buah mencari nutrisi dari lingkungan yang sesuai
menggunakan bakal buah yang bersentuhan langsung dengan udara.
Sebagian besar badan buah jamur mengandung air, maka jamur merang
mengambil nutrisi dari lingkungan berupa uap air melalui pori-pori.
Mayun (2007) menyatakan bahwa, beberapa faktor yang
mempengaruhi terhadap badan buah jamur merang adalah suhu dan
oksigen (O2). Suhu dibawah 30ºC dan kebutuhan O2 tidak terpenuhi maka
badan buahnya kecil dan kualitasnya rendah. Pernyataan tersebut sesuai
dengan penelitian yang dilakukan sebab saat fase pertumbuhan miselium
dilakukan pengukuran suhu udara dengan menggunakan Hygrometer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Dimana mendapatkan hasil yaitu sebesar 28,9ºC. Hal ini kurang sesuai
dengan syarat tumbuh jamur merang yang seharusnya diatas 30ºC. Akan
tetapi dalam penelitian ini untuk meningkatkan suhu dilakukan dengan
penguapan. Penguapan bertujuan untuk menjaga suhu agar sesuai dengan
syarat tumbuh jamur merang. Sedangkan menurut Maulana (2012),
kelembaban udara juga ikut berpengaruh dalam jumlah badan buah jamur
merang. Apabila kondisi lingkungan pertumbuhan tidak terpenuhi
(kelembaban) maka, akan menghambat pertumbuhan baik penyebaran
miselium jamur pada fase inkubasi maupun pada fase pembentukan badan
buah. Dalam penelitian ini untuk menjaga kelembaban udara dilakukan
penyiraman di lantai. Penyiraman dilakukan saat kelembaban kurang dari
standar syarat tumbuh jamur merang. Sehingga dapat menjaga kelembaban
dalam kumbung. Selain itu banyaknya miselium yang tumbuh
mempengaruhi banyaknya jumlah badan buah jamur merang. Waktu
tumbuh miselium tiap perlakuan dalam penelitian ini bervariasi, yang
mengakibatkan terjadinya perbedaan jumlah badan buah waktu panen.
Terjadinya kontaminasi juga berpengaruh terhadap pertumbuhan
miselium, dimana pada fase pertumbuhan miselium persediaan nutrisi
harus terpenuhi. Menurut Karlovsky (2008), ketika jamur lain menjadi
inang parasit jamur kontaminan, maka terjadilah kompetisi penyerapan
nutrisi. Pernyataan tersebut sesuai dengan penelitian ini bahwa terjadi
kontaminan. Dimana kontaminan itu terdapat pada media kontrol, P1, P2
dan P3. Hal tersebut diduga karena kurangnya unsur hara. Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
tersedianya unsur hara bagi jamur merang diantaranya adalah proses
fermentasi tidak berjalan dengan baik, sehingga beberapa senyawa
komplek tidak terurai menjadi beberapa senyawa komplek sederhana yang
siap untuk diserap oleh miselium jamur merang dan kemungkinan lain
adalah bahan yang digunakan berkualitas rendah, terutama bila terjadi
kerusakan sebelum digunakan.
Dalam penelitian ini terdapat kekurangan yaitu terjadi kehilangan
jumlah badan buah pada perlakuan P2 (15%) dan P3 (25%). Pada
perlakuan P2 kehilangan 1 badan buah di ulangan 2 sedangkan pada P3
kehilangan 1 badan buah diu langan 1 dan 2 badan buah di ulangan 2.
Kehilangan badan buah tersebut diakibatkan karena kurangnya
pengawasan saat proses penelitian.
4. Volume Badan Buah Jamur Merang
Data hasil pengamatan menunjukkan bahwa adanya perbedaan
volume badan buah dari beberepa perlakuan yaitu perlakuan kontrol,
suplemen organik tanaman 5%, suplemen organik tanaman 15% dan
suplemen organik tanaman 25%. Perbedaan dari beberapa perlakuan
tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Gambar 4.7 Perbedaan Volume Badan Buah Jamur Merang Pada Setiap
Perlakuan
Berdasarakan gambar 4.7 dapat dilihat bahwa adanya perbedaan
volume badan buah jamur merang dari setiap perlakuan. Volume badan
buah yang tertinggi pada panen terakhir diperoleh perlakuan kontrol yaitu
26,08 gram, sedangkan yang terendah diperoleh perlakuan P1 (5%)
sebesar 8 gram. Pertambahan volume badan buah yang didapatkan
merupakan data yang diambil setiap kali panen sedangkan panen
dilakukan sampai tiga kali. Rerata volume badan buah jamur merang pada
setiap perlakuan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4 Rerata volume badan buah jamur merang tiap perlakuan
(gr)
Perlakuan Panen hari ke-
Total Rerata 28 31 34
Kontrol (0%) 0 17,4 26,08 43,48 14,49 ± 13,28
PI (5%) 12 20,4 8 40,4 13,46 ± 6,32
P2 (15%) 17,22 18,2 23,9 59,32 19,77 ± 3,6
P3 (25%) 18 27 14,6 59,6 19,86 ± 6,4
0
5
10
15
20
25
30
28 31 34
Vo
lum
e B
adan
Bu
ah J
amu
r
Mer
ang (
gr)
Panen hari ke-
Data Volume Badan Buah Jamur Merang
Konrtol
P1 (5%)
P2 (15%)
P3 (25%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa rerata volume badan
buah jamur merang paling banyak dihasilkan pada perlakuan P3 (25%),
sedangkan hasil yang paling sedikit adalah jamur merang yang diberi
pelakuan P1 (5%) yaitu 13,46 gram. Pada data rerata ini hasil dari
perlakuan P2 (15%) memperoleh sebesar 19,77 gram. Hasil ini tidak
terlalu jauh dibandingkan dengan perlakuan P3 (25%) yang mendapatkan
hasil paling tinggi.
Berdasarkan hasil uji Korelasi Pearson, didapatkan hasil yang
signifikan. Dengan nilai Pearson Correlation 0,852 dan sig 0,148 > 0,05.
Hal ini berarti ada pengaruh tidak nyata dalam penambahan suplemen
organik tanaman terhadap volume badan buah jamur merang. Dari hasil
tersebut didapatkan korelasi positif, maka hubungan antara penambahan
suplemen organik tanaman terhadap volume badan buah jamur merang
searah. Artinya jika nilai penambahan suplemen organik tanaman tinggi,
maka nilai volume badan buah akan tinggi pula. Oleh sebab itu maka akan
dilakukan uji lanjut berupa uji Regresi. Berikut grafik dari uji Regresi
volume badan buah jamur merang:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Grafik 4.4 Uji Regresi Volume Badan Buah Jamur Merang
Berdasarkan grafik 4.4 bahwa R2= 0,445 artinya suplemen organik
tanaman mempengaruhi volume badan buah jamur merang sebanyak 44%
dan sebanyak 56% dipengaruhi oleh faktor yang tidak dapat dikendalikan
oleh peneliti. Pada grafik 4.4 mendapatkan hasil yang positif dikarenakan
pada hasil uji korelasi hubungan antara suplemen organik tanaman
terhadap volume badan buah searah.
Faktor yang dapat mempengaruhi volume badan buah adalah
kandungan air di dalam jamur merang. Banyaknya kandungan air akan
mempengaruhi berat basah. Namun pada penelitian ini terdapat
kekurangan yaitu tidak menguji kandungan air jamur merang pada setiap
perlakuan sehingga tidak diketahui secara jelas kandungan air jamur
merang pada penelitian ini.
Variabel Y
Persamaan
kuadrat
1 = Kontrol
2 = 5%
3 = 15%
4 = 25%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Selain itu pembentangan sel badan buah yang besar diduga sebagai
salah satu faktor yang mempengaruhi volume badan buah. Dimana
pembentangan sel badan buah berkaitan dengan serat kasar yang terdapat
pada jamur merang. Seperti yang diketahui bahwa serat kasar berfungsi
untuk menyerap air. Apabila serat-serat kasar yang terdapat pada jamur
merang berukuran besar maka dapat menyerap air lebih banyak sehingga
volume badan buah juga akan bertambah banyak. Hal ini sesuai dengan uji
proksimat yang dilakukan yaitu pada kontrol kandungan serat kasar
sebesar 1,86045% dan pada perlakuan P2 (15%) kandungan serat kasar
sebesar 2,47725%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kandungan serat
kasar perlakuan P2 (15%) lebih besar dibandingkan dengan kontrol. Hal
tersebut yang menyebabkan rerata volume badan buah dan berat basah
lebih besar perlakuan P2 (15%) dibandingkan kontrol.
Setiap parameter yang diukur tidak terlepas dari faktor lingkungan.
Untuk itu parameter volume badan buah juga dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Faktor lingkungan yang sesuai dapat memberikan
pertumbuhan dan perkembagan jamur merang yang baik. Untuk itu apabila
akan membudidayakan jamur merang hendaknya memperhatikan faktor-
faktor lingkungan yang dapat menghambat. Faktor tersebut dapat berupa
suhu udara, kelembaban udara dan pH media. Selain faktor lingkungan
faktor media juga mempengaruhi volume badan buah. Apabila di dalam
media tidak cukup kandungan airnya maka jamur merang tidak dapat
menyerap dengan baik kandungan airnya. Hal tersebut sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
mempengaruhi volume badan buah dan berat basah jamur merang. Untuk
itu pemilihan bahan-bahan yang berkualitas dan pengomposan media yang
tepat juga perlu diperhatikan.
B. Uji Proksimat Jamur Merang
Kandungan nutrisi yang terdapat di dalam jamur merang terdiri dari
berbagai macam enzim misalnya Tripsin yang berfungsi membantu proses
pencernaan. Vitamin B kompleks beserta riboflavin dengan asam amino yang
lengkap membuat jamur merang memiliki unsur-unsur yang bisa digunakan
untuk melindungi tubuh dari ancaman penyakit. Pada penelitian ini dilakukan
uji proksimat terhadap jamur merang meliputi kadar abu, protein, lemak, serat
kasar dan serat pangan terlarut. Uji proksimat yang dilakukan menggunakan
sampel dengan hasil panen terbanyak pada panen terakhir yaitu perlakuan P2
(15%). Selain perlakuan P2 (15%), uji proksimat dilakukan juga pada kontrol.
Hal ini bertujuan untuk membandingkan uji proksimat yang diberi perlakuan
dengan yang tidak diberi perlakuan. Hasil uji proksimat jamur merang secara
lengkap dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Uji Proksimat Jamur Merang
Perlakuan
Uji
Abu Protein Lemak Serat
kasar
Serat
pangan
terlarut
Kontrol 1,1418% 3,56645% 0,28955% 1,86045% 0,1742%
P2 (15%) 0,72845% 2,8361% 1,8649% 2,47725% 0,073405
%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Berdasarkan Tabel 4.5 kadar abu tertinggi pada jamur merang terdapat
pada kontrol yaitu 1,1418%, sedangkan pada P2 (15%) sebesar 0,72845%.
Pengukuran kadar abu bertujuan untuk mengetahui besarnya kandungan
mineral yang terdapat dalam jamur merang. Abu merupakan residu yang
tertinggal setelah sesuatu bahan dibakar hingga bebas karbon. Kadar abu
menggambarkan secara kasar kandungan bahan mineral yang biasanya
komponen-komponen tersebut terdiri dari magnesium, kalsium, besi dan
mangan. Jamur merang mengandung berbagai mineral yang tinggi seperti Na,
Ca, Mg, Fe dan Cu. Jamur dalam kondisi segar mengandung kadar abu yang
cukup tinggi yaitu 1,0/bb (Karjono, 1992). Sedangkan dalam Standar Nasional
Indonesia (SNI 01-6945-2013) batas maksimum kadar abu jamur merang segar
yaitu 3%. Berdasarkan dari uji proksimat dengan analisa kadar abu
mendapatkan hasil yaitu 1,1418% pada kontrol dan 0,72845% pada P2 (15%).
Hasil tersebut masih dibatas aman berdasarkan Standar Nasional Indonesia
(SNI 01-6945-2013).
Protein merupakan zat makanan yang sangat penting bagi tubuh, karena
berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Sebagai zat pembangun,
protein merupakan bahan pembentuk jaringan-jaringan baru yang selalu terjadi
di dalam tubuh. Protein yang terdapat dalam makanan apabila dikonsumsi
manusia akan diserap dalam bentuk asam amino oleh usus (Winarno, 2008).
Berdasarkan uji proksimat yang telah dilakukan kandungan protein pada jamur
merang yaitu 3,56645% pada kontrol dan 2,8361% pada perlakuan P2 (15%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Hasil ini cukup rendah apabila berdasarkan dengan standar protein maksimum
jamur merang segar yaitu 3,8%.
Dari data uji proksimat dapat dilihat bahwa kandungan lemak nabati di
dalam jamur merang yaitu 0,28955% pada kontrol dan 1,8649% pada
perlakuan P2 (15%). Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 01-6945-2013),
maksimum kandungan lemak yaitu 2,0%/bb. Berdasarkan hasil uji proksimat
maka dapat dikatakan bahwa kandungan lemak yang terdapat didalam jamur
merang pada penelitian ini cukup rendah.
Serat adalah komponen bahan makanan nabati yang penting dan yang
tahan terhadap proses hidrolisis oleh enzim-enzim pada sistem pencernaan
manusia. Komponen serat yang terkandung dalam jamur merang termasuk
senyawa struktural seperti selulosa, hemiselulosa, pektin dan lignin dengan
jumlah 1,2/bb. Serat dapat dibedakan menjadi dua yaitu serat kasar dan serat
terlarut. Serat kasar adalah senyawa yang tidak dapat dicerna dalam organ
pencernaan manusia ataupun hewan. Sedangkan serat terlarut adalah senyawa
yang dapat dicerna dalam organ manusia ataupun hewan. Berdasarkan data dari
uji proksimat diperoleh hasil yaitu kandungan serat kasar pada jamur merang
sebesar 2,4224% pada kontrol dan 1,86045% pada perlakuan P2 (15%)
sedangkan untuk hasil dari serat pangan terlarut diperoleh sebesar 0,1742%
pada kontrol dan 0,07361% pada perlakuan P2 (15%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
C. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan peneliti dalam penelitian ini adalah :
1. Kurangnya pengawasan dalam proses penelitian sehingga terjadi kehilangan
jumlah badan buah. Disebabkan karena tempat penelitian jauh dari tempat
tinggal peneliti sehingga terjadi kurangnya pengawasan.Diharapkan untuk
penelitian selanjutnya tempat penelitian lebih dekat dengan tempat tinggal
peneliti.
2. Tidak mengamati dari proses pembuatan media sampai penaburan bibit
sehingga tidak dapat mengetahui apakah bahan-bahan dalam pembuatan
media berkualitas baik. Hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu
peneliti sehingga tidak mengamati dari proses pembuatan media hingga
penaburan bibit. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan
proses dari pembuatan media hingga panen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
BAB V
IMPLEMENTASI PENELITIAN UNTUK PEMBELAJARAN
Hasil penelitian “Pengaruh Pemberian Suplemen Organik Tanaman
Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Jamur Merang (Volvariella
volvacea)” dapat menjadi pengetahuan baru dalam dunia pendidikan dan dapat
diimplementasikan dalam pembelajaran Biologi khususnya pada peserta didik
SMA kelas XII semester 1 yaitu materi Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk
hidup. Kompetensi Dasar yang digunakan adalah KD 3.1 dan KD 4.1. Sub materi
dari materi pokok ini adalah faktor internal dan faktor eksternal terhadap
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.
A. Kompetensi Inti:
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI3 :Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dan metakognitif berdasar rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya dan humaniora
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, menyaji dan mencipta
dalam ranah kongkrit dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara
efektif dan kreatif dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah
keilmuan
B. Kompetensi Dasar
3.1 Menjelaskan pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup
4.1 Menyususun laporan hasil percobaan tentang pengaruh faktor eksternal
terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan jamur merang
Dalam kegiatan pembelajaran peserta didik diharapkan mengetahui faktor
internal dan faktor eksternal dalam pertumbuhan dan perkembangan jamur
merang. Perangkat pembelajaran berupa silabus dan RPP dapat dilihat pada
lampiran 1 dan 2. Dalam kegiatan pembelajaran di SMA dengan materi
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup pada kurikulum 2013 ada
banyak metode dan model pembelajaran yang dapat digunakan, hal ini
bermaksud agar pembelajaran lebih menarik sehingga peserta didik tidak
merasa bosan dan peserta didik dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
baik. Pembelajaran mengenai pertumbuhan dan perkembangan menggunakan
pendekatan kontekstual dan saintifik. Melalui pembelajaran peserta didik dapat
mengetahui dan memahami faktor internal dan faktor eksternal yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jamur, khususnya jamur
merang. Dalam kegiatan pembelajaran, guru memberikan 2 LKPD yang dapat
dilihat pada lampiran 3 dan 4 untuk memacu peserta didik agar mudah
memahami materi ini. LKPD 1 memiliki tujuan agar peserta didik dapat
mengetahui pengertian dari pertumbuhan dan perkembangan, mengidentifikasi
bahan-bahan pembuatan media, proses pembuatan media jamur merang, tahap
pemeliharaan hingga tahap pemanenan serta faktor internal yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jamur merang. LKPD 2
memiliki tujuan agar peserta didik dapat menganalisis pengaruh pemberian
suplemen organik tanaman pada jamur merang yang sudah dibuat dan
diencerkan dengan berbagai kosentrasi oleh guru. Dengan pemberian LKPD ini
diharapkan peserta didik dapat memahami faktor internal dan faktor eksternal
pertumbuhan dan perkembangan jamur merang.
Peserta didik mengerjakan LKPD secara berkelompok menggunakan
sumber media apapun yang terpercaya dan relevan dengan tujuan
pembelajaran. Setelah itu didiskusikan dan dipresentasikan di depan kelas
bersama kelompoknya. Dalam presentasi, peserta didik diharapkan
mendapatkan informasi dan pengetahuan terkait faktor internal dan faktor
eksternal pertumbuhan dan perkembangan jamur merang. Dalam mengerjakan
LKPD dengan materi pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
peserta didik diharapkan mampu bersikap jujur, mau bekerjasama dengan baik,
teiliti, tanggungjawab dan berpikir kritis. Hasil yang diharapkan dapat berupa
presentasi yang bermanfaat sebagai referensi peserta didik terkait pengaruh
penambahan suplemen organik tanaman terhadap pertumbuhan dan
perkembangan jamur merang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang berjudul Pengaruh Suplemen Organik
Tanaman Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Jamur Merang dapat
disimpulkan bahwa:
1. Penambahan suplemen organik tanaman memberikan pengaruh terhadap
tinggi badan buah dan volume badan buah, namun tidak meningkatkan berat
basah dan jumlah badan buah.
2. Konsentrasi penambahan suplemen organik tanaman yang optimal adalah
perlakuan P2 dengan konsentrasi suplemen organik tanaman sebesar 15%.
B. Saran
Saran bagi peneliti yang akan melanjutkan penelitian ini adalah:
1. Penelitian selanjutnya diharapkan menambahkan uji kandungan air pada
setiap perlakuan dan uji proksimat setiap perlakuan.
2.Diperlukan adanya penelitian lanjutan mengenai frekwensi penyiraman
suplemen organik tanaman yang paling baik untuk pertumbuhan dan
perkembangan jamur merang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, A.dan Syarief, M., 1992, Sifat Fisik Pangan, PAU Pangan Gizi IPB,
Bogor.
Adrinal, A., Saidi dan Gusmini, 2012, Perbaikan Sifat Fisika Kimia Tanah
Psamment dengan Pemulsaan Organik dan Olah Tanah Konservasi
pada Budidaya Padi, Jurnal Solum, 91, 25-35.
Agency, N.L., 2013, Rice Strow and Wheat Straw, NL Agency Ministry of
Economic Affairs, Netherlands.
Alex, S.M., 2011, Untung Besar Budi Daya Aneka Jamur, Pustaka Baru Press,
Yogyakarta.
Andoko, A. dan Parjimo, 2007, Budidaya Jamur Kuping, Jamur Tiram dan
Jamur Merang, Agromedia Pustaka, Jakarta.
Anonim, 2013, Jamur Merang Segar, SNI O1-6945-2013, Badan Standarisasi
Nasional, Jakarta.
Arikunto, S., 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka
Cipta, Jakarta.
Badan Pusat Statistik, 2015, Data Kenaikan Gabah Kering Giling (GKG) pada
tahun 2014 (http;//www.bps.go.id), diakses pada 28 Maret 2019.
Cahyana, Y., A., Muchrodji. dan M., Bakrun, 2006, Jamur Tiram, Penebar
Swadaya, Jakarta.
Chang, S.T. dan P.G. Miles, 2004, Mushrooms Cultivation, Nutrition Value,
Medicinal Effect and Environmental Impact Second Eddition, CRC
Press, Washington.
Gandjar, Indrawati, Wellyzar, S. dan Ariyanti, O., 2006, Mikologi Dasar dan
Terapan, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Gunawan, Agustin, W., 2000, Usaha Pembibitan Jamur, Penebar Swadaya,
Jakarta.
Hagutami, Y., 2001, Budidaya Jamur Merang, Yapentra Hagutami, Cianjur.
Howard, R.L., 2003, Lignocellulose Biotechnology issues of biocoservasion and
enzyme production, African Journal of Biotechnology, 2, 602-619.
Ichsan, C.N., Harun, F. dan Ariska, N., 2011, Karakteristik Pertumbuhan dan
Hasil Jamur Merang (Volvariella volvacea) Pada Media Tanam dan
Konsentrasi Pupuk Biogreen yang Berbeda, Jurusan Agroteknologi,
Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh,
6, 171-180.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Karjono, 1992, Jamur-jamur Konsumsi Yang Dibudidayakan, Trubus. Agustus:
271-279.
Karlovsky, P., 2008, Secondary Metabolites In Soil Ecology, Soil Biologi.
Springer, Berlin
Marsono dan P. Lingga., 2005, Petunjuk Penggunaan Pupuk, Penebar Swadaya,
Jakarta.
Maulan, E., 2012,Panen Jamur Tiap Musim, Lily Publisher, Lampung.
Mayun, I.A.,2007, Pertumbuhan Jamur Merang (Volvariella volvacea) pada
Berbagai Media Tumbuh, Jurnal Pertanian, 3, 124-128.
Munawar, A., 2011, Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman, IPB Press, Bogor.
Nurhidayati, S., 2006, Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan dan Pertanian,
Liberty, Yogyakarta.
Nurman dan A. Kahar., 1990, Bertanam Jamur Merang, Angkasa, Bandung.
Rahmawati, N., Hasanuddin, Rosmayanti., 2016, Budidaya dan Pengolahan Jamur
Merang (Volvariella volvacea) dengan Media Limbah Jerami, Abdimas
Talenta, 1, 58-63.
Riduwan, M., 2013, Pertumbuhan dan Hasil Jamur Merang (Volvariella
volvacea) Pada Berbagai Sistem Penebaran Bibit dan Ketebalan Media,
Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya,
1.
Safan., 2008, Produksi Enzim Selulase dengan Substrat Jerami Padi, Pustaka
Utama, Jakarta.
Sani, B., 2016,Asyiknya Budidaya Jamur Di Perkotaan (Udara Panas), Kata
Pena, Jakarta.
Saparinto, C. dan Sunarmi., 2010, Usaha 6 jenis Jamur Skala Rumah Tangga,
Penebar Swadaya, Jakarta.
Sarwono, J., 2006, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Graha Ilmu,
Yogyakarta
Sinaga, M.S., 2005, Jamur Merang dan Budidayanya, Penebar Swadaya,
Jakarta.
Sinaga, M.S., 2010, Jamur Merang dan Budidayanya, Penebar Swadaya, Jakarta.
Sitompul, S.M., dan Guritno, B., 1995, Analisa Pertumbuhan Tanaman, Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
Suhardiman, P., 1992, Jamur Merang, Penebar Swadaya, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Suharjo, E., 2010, Bertanam Jamur Merang di Media Kardus, Limbah Kapas dan
Limbah Pertanian, PT. Agro Media Pustaka, Jakarta.
Suhartatik, E. dan S. Roechan., 2001, Tanggap Tanaman Padi Sistem Tanam
Benih Langsung Terhadap Pemberian Jerami dan Kalium, Penelitian
Tanaman Pangan, 20, 33-38.
Suparti, A., Ayu, Kartika. dan Devi, E., 2016, Pengaruh Penambahan Leri dan
Enceng Gondok, Klaras serta Kardus Terhadap Produktivitas Jamur
Merang (Volvariella volvacea) Pada Media Baglog, Prodi Pendidikan
Biologi. FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2.
Suriawiria, U., 2001, Bioteknologi Perjamuran, Angkasa, Bandung.
Wahyuni, S., 2011, Menghasilkan Biogas dan Aneka Limbah, PT Agromedia,
Jakarta.
Widhartono,S., Choirul, A., Sri, H., Masykur, H. dan Junaidi., 2011, Buku
Panduan Penggunaan SOT dan SOC Pola Organik, PT Hidup Cerah
Sejahtera, Sidoharjo.
Widyastuti, B., 2005, Budidaya Jamur Kompos (Jamur Merang dan Jamur
Kancing, Penebar Swadaya, Jakarta.
Winarno, F.G., 2008, Kimia Pangan dan Gizi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Yusniasmara, C., Muchrodji. dan M. Bahun., 1990, Jamur Tiram, Penebar
Swadaya, Jakarta
Zusyana, M.N.dan Dewi, F., 2011, Pertumbuhan dan Hasil Jamur Merang Akibat
Perbedaan Media Tanam dan Konsentrasi Pupuk Super A-1,
Universitas Syariah Kuala Darussalam, 6, 92-103.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 1 : Silabus Pembelajaran
Silabus Pembelajaran
Satuan Pendidikan : SMA Stella Duce 2 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XII/Ganjil
Materi : Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI3:Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasar rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 :Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, menyaji dan mencipta dalam ranah kongkrit dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif dan mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
waktu
Sumber Belajar
1. Pertumbuhan dan Perkembangan
3.1
Menganalisis pengaruh
faktor internal dan
faktor eksternal
terhadap pertumbuhan
dan perkembangan
makhluk hidup
Pertumbuhan
dan
Perkembangan
Makhluk Hidup
Kegiatan 1
Menerima umpan balik
Peserta didik melihat gambar/foto
jamur merang dari hifa, miselium
hingga terbentuk badan buah dan
peserta didik melihat video
mengenai bahan-bahan pembuatan
media, proses pembuatan media
jamur, tahap pemeliharaan hingga
tahap pemanenan.
Guru mendorong peserta didik
dengan memberikan pertanyaan
berkaitan video tersebut:
a. Apa yang dilakukan dalam video
tersebut?
b. Bahan-bahan apa saja yang
digunakan?
LKPD I
Presentasi
4 x 45
menit (2 x
pertemuan)
1.Priadi, Arif.,
2010, Buku
Biologi 3A.
2.Video mengenai
bahan-bahan
pembuatan media,
proses pembuatan
media jamur,
tahap
pemeliharaan
hingga tahap
pemanenan
3. Internet
4. Artikel Ilmiah
5. Jurnal
Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
c. Bagaimana proses
pembuatannya?
d. Faktor-faktor apa saja yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan jamur?
Membentuk kelompok
Peserta didik diminta untuk duduk
berkelompok
Menyajikan informasi
Peserta didik mengumpulkan
informasi dan mengolah informasi
melalui berbagai studi literatur dan
berbagai referensi
Bekerja dalam kelompok
Peserta didik mengerjakan LKPD
untuk bahan diskusi
Peserta didik menarik kesimpulan
dan menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang ada di LKPD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Presentasi hasil kerja kelompok
Peserta didik mempresentasikan
hasil diskusinya
4.1 Menyususun laporan
hasil percobaan tentang
pengaruh faktor
eksternal terhadap
proses pertumbuhan
dan perkembangan
jamur merang
Kegiatan II
Presentasi hasil kerja kelompok
Guru meminta peserta didik untuk
mempresentasikan hasil
pengamatan
Menerima umpan balik
Kelompok yang tidak presentasi
diminta untuk menanggapi
kelompok yang presentasi.
Guru bersama dengan peserta didik
mengklarifikasi dari hasil
presentasi
LKPD II
Presentasi
Laporan
Pengamatan
Postest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A. IDENTITAS SEKOLAH
Satuan Pendidikan : SMA Stella Duce 2 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XII/Ganjil
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2 pertemuan)
B. Kompetensi Inti:
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 :Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dan metakognitif berdasar rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, menyaji dan mencipta dalam ranah
kongkrit dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
C. Kompetensi Dasar
3.1 Menganalisis pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
4.1 Menyususun laporan hasil percobaan tentang pengaruh faktor eksternal terhadap
proses pertumbuhan dan perkembangan jamur merang
D. Indikator Pembelajaran
3.1.1 Menjelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup
3.1.2 Mengidentifikasi bahan-bahan pembuatan media pertumbuhan dan proses
pembuatannya
3.1.3 Mengamati proses pertumbuhan jamur merang di media yang telah dibuat
3.1.4 Membedakan hasil panen setiap perlakuan
3.1.5 Menemukan faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan
miselium jamur merang
4.1.1 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas
4.1.2 Melaksanakan percobaan sederhana dengan petunjuk kerja yang sesuai
4.1.3 Merancang laporan hasil penelitian tentang pengaruh penambahan suplemen organik
tanaman terhadap pertumbuhan miselium jamur merang secara tertulis
E. Tujuan Pembelajaran
3.1.1.1 Melalui diskusi peserta didik mampu menjelaskan pengertian pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup
3.1.2.1 Melalui video pembuatan media pertumbuhan jamur merang peserta didik mampu
mengidentifikasi bahan-bahan yang digunakan dan proses pembuatannya
3.1.3.1 Melalui melakukan percoban sederhana peserta didik mampu mengamati proses
pertumbuhan jamur merang di media yang telah dibuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
3.1.4.1 Setelah mengerjakan LKPD peserta didik mampu membedakan faktor internal dan
faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan miselium jamur merang
4.1.1.1 Setelah mengerjakan LKPD peserta didik mampu mempresentasikan hasil diskusi
kelompok di depan kelas
4.1.2.1 Melalui video pembuatan media dan mengerjakan LKPD peserta didik mampu
melaksanakan percobaan sederhana dengan petunjuk kerja yang sesuai
4.1.3.1 Setelah melakukan kegiatan pengamatan peserta didik mampu merancang laporan
hasil penelitian tentang pengaruh penambahan suplemen organik tanaman terhadap
petumbuhan miselium jamur merang secara tertulis yaitu portofolio
F. Materi
Materi Pokok : Pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup
Sub Materi :
A) Faktor internal dan faktor eksternal dalam pertumbuhan dan perkembangan jamur
merang
B) Merencanakan dan melaksanakan pengamatan pertumbuhan dan perkembangan
miselium jamur merang
G. Pendekatan dan metode pembelajaran
Pendekatan : Kontekstual dan saintifik
Metode : Diskusi, presentasi, eksperimen
H. Media, Alat dan Sumber belajar
Media : LKPD, Video, Proyektor, Laptop, LCD
Alat : Alat tulis, papan tulis, spidol, penghapus, penggaris, nampan, media
pertumbuhan, rak, hygrometer
Sumber belajar : Internet, jurnal penelitian, artkel ilmiah, Priadi., Arif, 2010, Biologi
3A Yudistira: Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1 (2JP x 45 menit)
Tahap Kegiatan Pembelajaran Proses Saintifik
Pendahuluan (10 menit)
a. Apersepsi
b. Motivasi
c. Orientasi
- Guru menyampaikan salam
pembuka untuk mengawali
kegiatan pembelajaran,
mengecek kehadiran dan
kesiapan perserta didik untuk
mengikuti pembelajaran
- Ditanyakan konsep-konsep
yang telah dipelajari
sebelumnya
- Ditayangkan gambar/foto
jamur merang dari hifa,
miselium hingga terbentuk
badan buah.
Diajukan pertanyaan :
- Apa yang dapat kalian lihat
dari gambar-gambar tersebut?
- Mengapa bisa terjadi proses
tersebut?
- Ditayangkan tujuan/ruang
lingkup materi yang akan
dibahas
Kegiatan Inti (70 menit) Menerima umpan balik
- Peserta didik mengamati video
yang ditampilkan oleh guru
mengenai bahan-bahan
pembuatan media, proses
pembuatan media jamur, tahap
Mengamati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
pemeliharaan hingga tahap
pemanenan
- Berdasarkan video tersebut
kemudian peserta didik
ditanya :
a. Apa yang dilakukan dalam
video tersebut?
b. Bahan-bahan apa saja yang
digunakan?
c. Bagaimana proses
pembuatannya?
d. Faktor-faktor apa saja yang
dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan jamur?
Membentuk kelompok
- Peserta didik diminta untuk
duduk berkelompok sesuai
dengan kelompok praktikum
biologi
Bekerja dalam kelompok
- Peserta didik diberikan LKPD
untuk bahan diskusi
- Peserta didik mengerjakan
LKPD untuk bahan diskusi
Menyajikan informasi
- Berdasarkan LKPD tersebut
peserta didik diminta untuk
mengumpulkan dan mengolah
informasi, melalui berbagai
studi literatur dan berbagai
referensi yang terpercaya
Presentasi hasil kerja kelompok
- Peserta didik
mempresentasikan hasil
Menanya
Mencoba
Mencoba
Menalar
Mengkomunikasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
diskusinya di depan kelas
bersama dengan kelompok
Menerima umpan balik
- Peserta didik yang tidak
presentesai diharapkan
menanggapi dari kelompok
yang presentasi
- Guru bersama dengan peserta
didik mengklarifikasi dari
hasil presentasi
Penutup (10 menit)
a. Merangkum
b. Evaluasi
c. Refleksi
d. Arahan/Tindak lanjut
- Peserta didik diminta untuk
menyimpulkan apa yang telah
dipelajari
- Peserta didik menjawab
beberapa pertanyaan terkait
materi yang telah dibahas
- Peserta didik diminta
mengungkapkan apa manfaat
yang diperoleh setelah
mempelajari materi faktor-
faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan jamur merang
- Guru memberikan media
jamur merang yang telah
ditumbuhi hifa. Dalam
penelitian ini setiap kelompok
diberikan media dan suplemen
organik tanaman yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
diencerkan dalam 4 perlakuan
yaitu kontrol, 5%, 15% dan
25% sehingga peserta didik
bisa langsung
menggunakannya. Penelitian
dilakukan dalam waktu 1
minggu, selama pengamatan
peserta didik diminta untuk
mengamati proses
pertumbuhan jamur merang,
mencatat suhu dan
kelembaban serta mencatat
pertumbuhan miselium
(cm)setiap hari. Setelah itu
peserta didik diberikan LKPD
II. Selama pengamatan peserta
didik diminta mengisi LKPD
II.
- Guru menutup kegiatan
pembelajaran serta
memberikan salam penutup
Pertemuan ke-2 (2JP x 45 menit)
Tahap Kegiatan Pembelajaran Proses Saintifik
Pendahuluan (10 menit)
- Guru menyampaikan salam
pembuka untuk mengawali
kegiatan pembelajaran,
mengecek kehadiran dan
kesiapan perserta didik untuk
mengikuti pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
- Ditanyakan konsep-konsep yang
telah di pelajari sebelumnya
(faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan jamur)
- Ditayangkan tujuan/ruang
lingkup materi yang akan
dibahas
Kegiatan Inti (70 menit)
- Guru menanyakan tugas yang
diberikan pada minggu lalu
mengenai pengamatan yang
telah dilakukan
Presentasi hasil kerja kelompok
- Peserta didik diminta untuk
presentasi hasil pengamatan
Menerima umpan balik
- Kelompok yang tidak presentasi
diminta untuk menanggapi
kelompok yang presentasi di
depan kelas
- Guru bersama dengan peserta
didik mengklarifikasi dari hasil
presentasi
- Peserta didik diminta untuk
mengerjakan soal postest
Mengkomunikasikan
Penutup (10 menit)
a. Merangkum
b. Evaluasi
c. Refleksi
- Peserta didik menyimpulkan apa
yang telah dipelajari
- Peserta didik menjawab
beberapa pertanyaan terkait
materi yang telah dibahas
- Peserta didik diminta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
d. Arahan/Tindak lanjut
mengungkapkan apa manfaat
yang diperoleh
- Peserta didik diminta untuk
mengumpulkan laporan hasil
penelitian secara tertulis
J. Penilaian :
Aspek Teknik Instrumen
Kognitif Non tes
Tes
LKPD, presentasi, laporan pengamatan
penelitian
Postest
Psikomotorik Observasi kinerja Lembar observasi kinerja
Afektif Observasi kinerja Lembar observasi sikap
K. Lampiran
a) Instrumen tes tertulis (Postest)
b) Instrumen non tes (LKPD, presentasi, laporan pengamatan penelitian)
c) Instrumen lembar observasi sikap (Afektif)
d) Instrumen lembar observasi kinerja (Psikomotorik)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 3 : Lembar Kerja Pesera Didik I
Lembar Kegiatan Peserta Didik I
A. Judul : Faktor-faktor pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup
B. Tujuan :
1. Menjelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan
2. Mengidentifikasi bahan-bahan pembuatan media jamur merang
3. Menyusun langkah kerja proses pemuatan media jamur merang hingga tahap
pemanenan
C. Alat dan Bahan : Proyektor, alat tulis, laptop, video, LCD
D. Petunjuk :
a) Cermati video mengenai pembuatan media jamur merang, tahap pemeliharaan
hingga tahap pemanenan
b) Diskusikan bersama kelompok
c) Lengkapi tabel berikut sesuai dengan video yang telah ditayangkan serta berdasarkan
sumber lain yang sesuai dan terpercaya
d) Jawablah pertanyaan yang diberikan
e) Presentasikan hasil diskusi didepan kelas
E. Hasil Pengamatan
Tabel hasil pengamatan
No Soal Jawaban
1 Alat
2 Bahan
3 Proses pembuatan
media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
4 Tahap
pemeliharaan
5 Tahap pemanenan
Pertanyaan:
1) Jelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan?
2) Sebut dan jelaskan faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan?
3) Jelaskan tahap pemanenan dengan benar?
F. Kesimpulan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 4 : Lembar Kerja Pesera Didik II
Lembar Kegiatan Peserta Didik II
A. Judul : Faktor-faktor pertumbuhan miselium jamur merang
B. Tujuan :
1. Menganalisis faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan miselium jamur
merang
C. Alat dan Bahan : Alat tulis, media pertumbuhan jamur merang, hygrometer, rak,
ruangan untuk tempat penelitian, suplemen organik tanaman dengan perlakuan kontrol,
P1 (5%), P2 (15%) dan P3 (25%)
D. Petunjuk :
a) Letakkan media di rak yang sudah disiapkan
b) Letakkan hygrometer pada rak
c) Amatilah perubahan yang terjadi setiap hari bersama kelompok
d) Catatlah berat basah, jumlah badan buah, tinggi badan buah dan volume badan buah
setiap panen.
e) Catatlah data hasil pengamatan pada tabel yang telah disediakan
f) Diskusikan dengan teman satu kelompok
g) Buatlah laporan
h) Presentasikan hasil pengamatan bersama kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
E. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Data Hasil Panen Jamur Merang
Perlakuan:..........
No Panen
Ke-
Suhu
(°C)
Kelembaban
(%)
Berat
Basah
Jumlah
Badan
Buah
Tinggi
Badan
Buah
Volume
Badan
Buah
1. 1
2. 2
3. 3
Rerata
Tabel 2. Data Hasil Panen Jamur Merang
Perlakuan:..........
No Panen
Ke-
Suhu
(°C)
Kelembaban
(%)
Berat
Basah
Jumlah
Badan
Buah
Tinggi
Badan
Buah
Volume
Badan
Buah
1. 1
2. 2
3. 3
Rerata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Tabel 3. Data Hasil Panen Jamur Merang
Perlakuan:..........
No Panen
Ke-
Suhu
(°C)
Kelembaban
(%)
Berat
Basah
Jumlah
Badan
Buah
Tinggi
Badan
Buah
Volume
Badan
Buah
1. 1
2. 2
3. 3
Rerata
Tabel 4. Data Hasil Panen Jamur Merang
Perlakuan:..........
No Panen
Ke-
Suhu
(°C)
Kelembaban
(%)
Berat
Basah
Jumlah
Badan
Buah
Tinggi
Badan
Buah
Volume
Badan
Buah
1. 1
2. 2
3. 3
Rerata
F. Menganalisis data hasil panen
G. Pertanyaan
a) Sebut dan jelaskan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan miselium jamur merang?
b) Analisislah perlakuan mana yang memberikan hasil optimal terhadap
pertumbuhan dan perkembangan miselium jamur merang?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
H. Kesimpulan
I. Lampiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 5 : Format Penilaian Kognitif Peserta Didik
Instrumen non tes
INSTRUMEN PENILAIAN LKPD I DAN PRESENTASI
No Nama
Kelompok
Mencermati
video
Melengkapi tabel Menjawab
pertanyaan
Menuliskan
kesimpulan
Presentasi hasil Total
Skor
Nilai
Akhir
1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
2
3
4
5
6
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
RUBRIK PENILAIAN LKPD I DAN PRESENTASI
Materi : Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup
Kelas/ semester : XII / 1
No Indikator Deskripsi Penilaian Skor
1 Mencermati
video
Mencermati video dengan menghadap kedepan dan
tidak mengobrol saat video ditayangkan
Mencermati video dengan tidak menghadap kedepan
dan tidak mengobrol
Saat video ditayangkan mengobrol bersama teman
Tidak mencermati video
4
3
2
1
2 Melengkapi
tabel
Mampu melengkapi 5 tabel dengan jelas dan tepat
Mampu melengkapi 3 tabel dengan jelas dan tepat
Mampu melengkapi 2 tabel dengan jelas dan tepat
Mampu melengkapi 1 tabel dengan jelas dan tepat
4
3
2
1
3 Menjawab
pertanyaan
Menjawab 3 pertanyaan dengan lengkap dan tepat
Menjawab 2 pertanyaan dengan lengkap dan tepat
Menjawab 1 pertanyaan dengan lengkap dan tepat
Menjawab 3 pertanyaan dengan tidak lengkap dan
kurang tepat
4
3
2
1
4 Menuliskan
kesimpulan
Menuliskan kesimpulan yang sesuai dengan topik dan
tujuan dengan tepat
Menuliskan kesimpulan yang sesuai dengan topik
namun tidak sesuai tujuan
Menuliskan kesimpulan yang tidak sesuai topik
namun sesuai tujuan
Menuliskan kesimpulan yang tidak sesuai topik dan
tujuan
4
3
2
1
5 Presentasi hasil Mempresentasikan dengan suara jelas dan penuh
keyakinan
Mempresentasikan dengan suara jelas dan ragu ragu
Mempresentasikan dengan suara tidak jelas namun
4
3
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
penuh keyakinan
Mempresentasikan dengan suara tidak jelas dan ragu
ragu
1
Kriteria nilai:
76-100 = A
51-75 = B
26-50 = C
1-25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
INSTRUMEN PENILAIAN LKPD II DAN PRESENTASI
No Nama
Kelompok
Menyajikan
data
Menganalisis
data hasil panen
Menjawab
pertanyaan
Menuliskan
kesimpulan
Presentasi hasil Total
Skor
Nilai
Akhir
1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
2
3
4
5
6
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
RUBRIK PENILAIAN LKPD II DAN PRESENTASI
Materi : Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup
Kelas/ semester : XII / 1
No Indikator Deskripsi Penilaian Skor
1 Menyajikan data Menyajikan data yang sesuai, lengkap, jelas dan rapi
Menyajikan data yang sesuai, lengkap, jelas namun
tidak rapi
Menyajikan data yang sesuai, tidak lengkap, jelas dan
rapi
Menyajikan data yang sesuai, tidak lengkap, tidak
jelas dan tidak rapi
4
3
2
1
2 Menganalisis
data hasil panen
Menganalisis data hasil panen secara lengkap, jelas
dan rapi
Menganalisis data hasil panen secara lengkap, jelas
namun tidak rapi
Menganalisis data hasil panen secara tidak lengkap,
jelas dan rapi
Menganalisis data hasil panen secara tidak lengkap,
tidak jelas dan tidak rapi
4
3
2
1
3 Menjawab
pertanyaan
Menjawab 3 pertanyaan dengan lengkap dan tepat
Menjawab 2 pertanyaan dengan lengkap dan tepat
Menjawab 1 pertanyaan dengan lengkap dan tepat
Menjawab 3 pertanyaan dengan tidak lengkap dan
tepat
4
3
2
1
4 Menuliskan
kesimpulan
Menuliskan kesimpulan yang sesuai dengan topik dan
tujuan dengan tepat
Menuliskan kesimpulan yang sesuai dengan topik
namun tidak sesuai tujuan
Menuliskan kesimpulan yang tidak sesuai topik
namun sesuai tujuan
Menuliskan kesimpulan yang tidak sesuai topik dan
tujuan
4
3
2
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
5 Presentasi hasil Mempresentasikan dengan suara jelas dan penuh
keyakinan
Mempresentasikan dengan suara jelas dan ragu ragu
Mempresentasikan dengan suara tidak jelas namun
penuh keyakinan
Mempresentasikan dengan suara tidak jelas dan ragu
ragu
4
3
2
1
Kriteria nilai:
76-100 = A
51-75 = B
26-50 = C
1-25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
INSTRUMEN PENILAIAN LAPORAN PENGAMATAN PENELITIAN
No Nama
Kelompok
Kelengkapan
materi
Menuliskan
tujuan penelitian
Menyajikan
hasil
pengamatan
Menganalisis
permasalahan
Sistematika
laporan
Total
Skor
Nilai
Akhir
1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
2
3
4
5
6
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
RUBRIK PENILAIAN LAPORAN PENGAMATAN PENELITIAN
Materi : Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup
Kelas/ semester : XII / 1
No Indikator Deskripsi Penilaian Skor
1 Kelengkapan
materi
Laporan pengamatan penelitian menunjukkan materi
yang sangat kompleks
Laporan pengamatan penelitian menunjukkan materi
yang cukup kompleks
Laporan pengamatan penelitian menunjukkan materi
yang kurang kompleks
Laporan pengamatan penelitian menunjukkan materi
tidak kompleks
4
3
2
1
2 Menuliskan
tujuan penelitian
Mampu menulis tujuan penelitian dengan lengkap dan
tepat
Mampu menulis tujuan penelitian dengan kurang
lengkap namun tepat
Mampu menulis tujuan penelitian dengan kurang
lengkap dan kurang tepat
Tidak menulis tujuan penelitian
4
3
2
1
3 Menyajikan
hasil
pengamatan
Menyajikan hasil pengamatan yang sesuai, lengkap,
jelas dan rapi
Menyajikan hasil pengamatan yang sesuai, lengkap,
jelas namun tidak rapi
Menyajikan hasil pengamatan yang sesuai, tidak
lengkap, jelas dan rapi
Menyajikan hasil pengamatan yang sesuai, tidak
lengkap, tidak jelas dan tidak rapi
4
3
2
1
4 Menganalisis
permasalahan
Mampu menganalisis permasalahan dengan lengkap
dan tepat
Mampu menganalisis permasalahan dengan kurang
lengkap namun tepat
Mampu menganalisis permasalahan dengan kurang
4
3
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
lengkap dan kurang tepat
Mampu menganalisis permasalahan dengan tidak
lengkap dan tidak tepat
1
5 Sistematika
laporan
Sistematika laporan dibuat dengan urut dan tepat
Sistematika laporan dibuat dengan kurang urut namun
tepat
Sistematika laporan dibuat dengan kurang urut dan
kurang tepat
Sistematika laporan dibuat dengan tidak urut dan
tidak tepat
4
3
2
1
Kriteria nilai:
80-100 = A
60-79 = B
26-59 = C
10-25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Format Penilaian Kognitif Peserta Didik
Insterumen Tes Tertulis
Indikator Level Kognitif No Soal Bentuk
Soal C1 C2 C3 C4 C5 C6
3.1.1 Menjelaskan
pengertian
pertumbuhan dan
perkembangan
makhluk hidup
v a, b, c, d,
e, f
1, 3
Pertanyaan
singkat
Essay
3.1.2 Mengidentifikasi
bahan-bahan
pembuatan media
pertumbuhan dan
proses
pembuatannya
v 2 Essay
3.1.4 Membedakan hasil
panen setiap
perlakuan
V 4 Essay
3.1.5 Menemukan faktor
internal dan faktor
eksternal yang
mempengaruhi
pertumbuhan
miselium jamur
merang
v
5
Essay
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Penilaian kognitif dengan pertanyaan tertulis
Jenjang Pendidikan : SMA Stella Duce 2 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Biologi
Materi : Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup
Kelas/Semester : XII/Ganjil
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit (1JP)
Jumlah Soal : 6 pertanyaan singkat dan 5 essay
Pertanyaan singkat
Jawablah dengan singkat dan tepat!
1. Jelaskanlah beberapa istilah berikut! (30 Poin)
a. Miselium d. Hygrometer
b. Hifa e. Suplemen Organik Tanaman
c. Volvariella volvacea f. Media Pertumbuhan
Essay
Jawablah pertanyaan berikut dengan benar
1. Jelaskan yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan! (Poin 10)
2. Sebut dan jelaskan fungsi bahan-bahan dalam pembuatan media jamur
merang! (Poin 15)
3. Jelaskan 3 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
jamur merang! (Poin 15)
4. Bagaimana perbedaan hasil panen dari setiap perlakuan dari pengamatan
yang telah dilakukan! (Poin 15)
5. Pada pengamatan pertumbuhan jamur merang yang telah dilakukan,
perlakuan mana yang menghasilkan panen jamur merang paling optimal! (15
Poin)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Kunci Jawaban
Pertanyaan singkat
Kode
Soal
Skor Jawaban
A 5 Bagian jamur multiseluler yang dibentuk oleh kumpulan
beberapa hifa
B 5 Struktur jamur berbentuk seperti tabung yang terbentuk dari
pertumbuhan spora
C 5 Nama spesies dari jamur merang
D 5 Alat yang digunakan untuk mengukur suhu dan kelembaban
udara
E 5 Suplemen organik atau tanpa bahan kimia yang digunakan
untuk memicu pertumbuhan miselium jamur merang
F 5 Media yang digunakan untuk tempat pertumbuhan miselium
jamur merang yang sudah dibuat dengan ditambahkan
beberapa bahan untuk memberikan nutrisi pada masa
pertumbuhan
Essay
No Soal Skor Jawaban
1 10 Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua istilah yang
berbeda. Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran
dan berat tetapi tidak dapat balik (irreversible). Pertumbuhan
dapat diukur secara kuantitatif. Perkembangan adalah proses
perubahan dalam bentuk (morfogenesis). Perkembangan
bukan merupakan besaran sehingga tidak dapat diukur
secara kuantitatif.
2 15 Fungsi bahan-bahan pembuatan media jamur merang:
Jerami: sebagai substrat tumbuhnya miselium jamur.
Mengandung karbohidrat, nitrogen dan mineral
Bekatul: sumber nutrisi karbohidrat, protein dan vitamin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Air: sebagai pencampur semua bahan dan menyebabkab
kelembaban dalam media serta untuk diserap oleh jamur
merang sebagai proses pertumbuhannya
Kapur: penstabil pH media tanam
Inokulan jamur merang: bibit jamur merang yang diinokulasi
pada media tanam sehingga jamur yang tumbuh adalah
jamur merang
3 15 Faktor eksternal: faktor yang berasal dari luar tubuh jamur.
Faktor ekternal terdiri dari luar media dan dalam media.
Faktor eksternal dari luar media tanam terdiri dari suhu,
kelembaban, intensitas cahaya dan polutan. Sedangkan dari
dalam media yaitu karbohidrat, nitrogen dan kandungan air.
Faktor internal: faktor yang berasal dari dalam tubuh jamur.
Terdiri dari kualitas bibit yang diinokulasi, kecepatan hifa
untuk memanjang, kemampuan sel miselium dalam
menyerap nutrisi dari media, dan kemampuan sel-sel jamur
untuk membelah.
4 15 Dari parameter yang diukur yaitu berat basah, jumlah badan
buah, tinggi badan buah dan volume badan buah terjadi
perbedaan hasil panen di setiap perlakuan. Rerata parameter
berat basah yang tertinggi dihasilkan oleh perlakuan 15%
sedangkan kontrol tidak menghasilkan panen. Untuk
parameter tinggi badan buah rerata paling tinggi yaitu 15%,
jumlah badan buah rerata paling tinggi yaitu 15% dan
volume badan buah rerata paling tinggi yaitu 25%.
5 15 Pertumbuhan miselium jamur merang yang paling optimal
adalah pada konsentrasi Suplemen Organik Tanaman 15%.
Hal tersebut terjadi karena dengan komposisi 150 ml
suplemen organik tanaman + 850 ml air merupakan
komposisi yang tepat untuk dapat memicu pertumbuhan
miselium jamur merang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Rubrik penilaian kognitif tes tertulis
A. Pertanyaan singkat
Kode
Soal
Skor Aspek
A 0 Tidak menjawab
3 Jika menjawab dengan benar tetapi penjelasan kurang
lengkap
5 Menjawab keseluruhan dengan benar dan lengkap
B 0 Tidak menjawab
3 Jika menjawab dengan benar tetapi penjelasan kurang
lengkap
5 Menjawab keseluruhan dengan benar dan lengkap
C 0 Tidak menjawab
3 Jika menjawab dengan benar tetapi penjelasan kurang
lengkap
5 Menjawab keseluruhan dengan benar dan lengkap
D 0 Tidak menjawab
3 Jika menjawab dengan benar tetapi penjelasan kurang
lengkap
5 Menjawab keseluruhan dengan benar dan lengkap
E 0 Tidak menjawab
3 Jika menjawab dengan benar tetapi penjelasan kurang
lengkap
5 Menjawab keseluruhan dengan benar dan lengkap
F 0 Tidak menjawab
3 Jika menjawab dengan benar tetapi penjelasan kurang
lengkap
5 Menjawab keseluruhan dengan benar dan lengkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
B. Essay
No Soal Skor Aspek
1 0 Tidak menjawab
3 Hanya menjawab salah satu dari pertumbuhan dan
perkembangan
5 Jika menjawab dengan benar tetapi penjelasan kurang
lengkap
10 Jika menjawab keseluruhan dengan benar dan lengkap
2 0 Tidak menjawab
5 Menjawab bahan-bahan yang digunakan, namun tidak
menjelaskan fungsinya
10 Menjawab bahan-bahan yang digunakan serta fungsinya
namun kurang lengkap
15 Menjawab bahan-bahan yang digunakan serta fungsinya
dengan tepat dan lengkap
3 0 Tidak menjawab
5 Hanya menjawab salah satu faktor eksternal dan internal
10 Menjawab faktor eksternal dan internal namun contoh yang
diberikan kurang tepat
15 Menjawab faktor eksternal dan internal namun contoh yang
diberikan tepat dan lengkap
4 0 Tidak menjawab
5 Menjawab perbedaan hasil panen setiap perlakuan dengan
jelas namun kurang lengkap dan tepat
10 Menjawab perbedaan hasil panen setiap perlakuan dengan
jelas, lengkap namun kurang tepat
15 Menjawab perbedaan hasil panen setiap perlakuan dengan
jelas, lengkap dan tepat
5 0
Tidak menjawab
5 Hanya menjawab perlakuan yang menghasilkan
pertumbuhan miselium jamur merang yang optimal tanpa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
disertai penjelasan
10 Menjawab perlakuan yang menghasilkan pertumbuhan
miselium jamur merang yang optimal disertai penjelasan
namun kurang tepat
15 Menjawab perlakuan yang menghasilkan pertumbuhan
miselium jamur merang yang optimal disertai penjelasan
yang tepat dan lengkap
Skor maksimal = 100
Kriteria nilai:
76-100 = A
51-75 = B
26-50 = C
1-25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 6: Format Penilaian Afektif Peserta Didik
Materi :
Kelas/Semester :
NO Aspek yang dinilai Skor Keterangan
1 2 3
1. Teliti
2. Jujur
3. Kerjasama
4. Disiplin
5. Tanggungjawab
Keterangan:
1: Kurang (apabila 1 indikator terpenuhi)
2: Cukup (apabila 2 indikator terpenuhi)
3: Baik (apabila 3 indikator terpenuhi)
Rubrik Penilaian Afektif Peserta Didik
NO Aspek yang dinilai Kategori penilaian Skor
1. Teliti Teliti dalam menjawab pertanyaan
sesuai dengan data, teliti dalam
mengolah data dan informasi,
teliti dalam melakukan
pengukuran saat pengamatan
3
Memenuhi 2 aspek dari 3 aspek
yang ditentukan
2
Memenuhi 1 aspek dari 3 aspek
yang ditentukan
1
2
.
Jujur
Tidak menyontek dalam
mengerjakan tugas, mencatat
langsung data pengamatan apa
adanya dan melaporkan data
sesuai hasil pengamatan
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Tidak mencatat langsung hasil
pengamatan tetapi melihat dulu
pada kelompok lain
2
Mencatat/melaporkan data tidak
sesuai dengan hasil pengamatan
1
3. Kerjasama Memenuhi aspek sikap berbagi
tugas, memberi kesempatan pada
teman dan mau mengerjakan
tugas kelompok bersama
3
Memenuhi 2 aspek dari 3 aspek
yang ditentukan
2
Memenuhi 1 aspek dari 3 aspek
yang ditentukan
1
4. Disiplin Mengikuti pelajaran tepat waktu,
mengumpulkan tugas tepat waktu
dan menghargai pendapat orang
lain
3
Memenuhi 2 aspek dari 3 aspek
yang ditentukan
2
Memenuhi 1 aspek dari 3 aspek
yang ditentukan
1
5. Tanggungjawab Melaksanakan tugas individu atau
kelompok dengan baik,
melakukan tugas kelompok sesuai
dengan kesepakatan dan
mengakui kesalahan apabila
berbuat salah
3
Memenuhi 2 aspek dari 3 aspek
yang ditentukan
2
Memenuhi 1 aspek dari 3 aspek
yang ditentukan
1
6. Peduli Memenuhi aspek sikap mau
membantu teman, peduli terhadap
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
tugas-tugas sebagai peserta didik
dan mau berbagi pengetahuan
apabila ada teman yang bertanya
Memenuhi 2 aspek dari 3 aspek
yang ditentukan
2
Memenuhi 1 aspek dari 3 aspek
yang ditentukan
1
Jumlah skor maksimum = 18
Nilai yang dicapai =
Kriteria nilai:
76-100 = A
51-75 = B
26-50 = C
1-25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 7: Format Penilaian Psikomotorik (Lembar observasi kinerja)
INSTRUMEN PENILAIAN PSIKOMOTORIK
No Nama
Kelompok
Menyusun
langkah kerja
pengamatan
Menyiapkan alat
pengamatan
Mengukur
parameter
yang diamati
Mengolah data Mengembalikan
alat
Total
Skor
Nilai
Akhir
1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3
2 1
2
3
4
5
6
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
RUBRIK PENILAIAN PSIKOMOTORIK
Materi : Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup
Kelas/ semester : XII / 1
No Indikator Deskripsi Penilaian Skor
1 Menyusun
langkah kerja
pengamatan
1. Langkah kerja yang dibuat benar
2. Langkah kerja urut sesuai dengan petunjuk
pengamatan
3. Langkah kerja yang dibuat menggunakan kalimat
pasif
3
Jika hanya 2 aspek yang terpenuhi 2
Jika hanya 1 aspek yang terpenuhi 1
2 Menyiapkan alat
pengamatan
1. Alat yang digunakan sesuai dengan yang tercantum
dalam langkah kerja
2. Alat yang digunakan lengkap
3. Alat yang digunakan memiliki spesifikasi dan
standarisasi yang benar
3
Jika hanya 2 aspek yang terpenuhi 2
Jika hanya 1 aspek yang terpenuhi 1
3 Mengukur
parameter yang
diamati
1. Mengukur parameter yang diamati dengan alat
yang ditentukan
2. mengukur parameter yang diamati dengan cara
yang sesuai
3. Mengukur parameter yang diamati setiap panen
3
Jika hanya 2 aspek yang terpenuhi 2
Jika hanya 1 aspek yang terpenuhi 1
4 Mengolah data 1. Mengolah data dengan cara yang benar
2. Mengolah data dengan sistematis
3. mengolah data sesuai dengan hasil pengamatan
4
Jika hanya 2 aspek yang terpenuhi 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Jika hanya 1 aspek yang terpenuhi 1
5 Mengembalikan
alat
1. Mengembalikan seluruh alat dengan lengkap
2. mengembalikan alat di tempat semula
3. Mengambalikan alat tepat waktu
Jika hanya 2 aspek yang terpenuhi 2
Jika hanya 1 aspek yang terpenuhi 1
Skor maksimal: 15
Kriteria nilai:
80-100 = A
60-79 = B
26-59 = C
10-25 = D
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 8 : Data Hasil Penelitian
Panen
hari ke
Berat basah Tinggi badan buah Jumlah badan buah Volume badan buah
K 5% 15% 25% K 5% 15% 25% K 5% 15% 25% K 5% 15% 25%
28 0 12 244 18 0 3,9 5,3 4,2 0 1 15 1 0 12 17,22 18
31 122 143 256 243 3,9 4,4 5,4 4,7 7 7 14 9 17,4 20,4 18,2 27
34 933 16 574 219 4,9 2,25 4,8 3,9 36 2 24 15 26,08 8 23,9 14,6
Total 1055
171 1074 480 8,8 10,55 15,5 12,8 43 10 53 25 43,48 40,4 59,32 59,6
Rerata 351,67 57 358 16 2,93 3,517 5,17 4,267 14,3 17,67 8,3 14,493 13,467 19,73 19,73 19,867
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 9 : Analisis Statistika
Berat basah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 4
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std.
Deviation
432,1488169
6
Most Extreme
Differences
Absolute ,208
Positive ,165
Negative -,208
Kolmogorov-Smirnov Z ,416
Asymp. Sig. (2-tailed) ,995
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Kesimpulan:
Sig>0,05 data normal
0,995>0,05 maka data berdistribusi normal
Correlations
KONSENTRASI BERAT
BASAH
KONSENTR
ASI
Pearson
Correlation 1 -,238
Sig. (2-tailed) ,762
N 4 4
BERAT
BASAH
Pearson
Correlation -,238 1
Sig. (2-tailed) ,762
N 4 4
Kesimpulan:
-0,238 tidak ada korelasi dan hubungan negatif
0,762 > 0,05 tidak meyakinkan atau tidak nyata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Tinggi Badan Buah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 4
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std.
Deviation 1,68507863
Most Extreme
Differences
Absolute ,269
Positive ,269
Negative -,230
Kolmogorov-Smirnov Z ,538
Asymp. Sig. (2-tailed) ,934
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Kesimpulan:
Sig > 0,05 data normal
0,934 > 0,05 maka data berdistribusi normal
Correlations KONSENTRASI TINGGI
BADAN
BUAH
KONSENTRASI
Pearson Correlation 1 ,755
Sig. (2-tailed) ,245
N 4 4
TINGGI BADAN BUAH
Pearson Correlation ,755 1
Sig. (2-tailed) ,245
N 4 4
Kesimpulan:
0,755 korelasi kuat dan hubungan positif
0,245 > 0,05 tidak meyakinkan atau tidak nyata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Jumlah Badan Buah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 4
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7 Std. Deviation 19,03242847
Most Extreme Differences Absolute ,174 Positive ,140 Negative -,174
Kolmogorov-Smirnov Z ,349 Asymp. Sig. (2-tailed) 1,000
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Kesimpulan:
Sig>0,05 data normal
1,0 > 0,05 maka data berdistribusi normal
Correlations KONSENTRASI JUMLAH
BADAN
BUAH
KONSENTRASI
Pearson Correlation 1 -,074
Sig. (2-tailed) ,926
N 4 4
JUMLAH BADAN BUAH
Pearson Correlation -,074 1
Sig. (2-tailed) ,926
N 4 4
Kesimpulan:
-0,074 tidak ada korelasi dan hubungan negatif
0,926 > 0,05 tidak meyakinkan atau tidak nyata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Volume Badan Buah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 4
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7 Std. Deviation 5,33550622
Most Extreme Differences Absolute ,205 Positive ,162 Negative -,205
Kolmogorov-Smirnov Z ,410 Asymp. Sig. (2-tailed) ,996
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Kesimpulan:
Sig>0,05 data normal
0,996 > 0,05 maka data berdistribusi normal
Correlations
KONSENTRASI VOLUME
BADAN
BUAH
KONSENTRASI
Pearson
Correlation 1 ,852
Sig. (2-tailed) ,148
N 4 4
VOLUME BADAN
BUAH
Pearson
Correlation ,852 1
Sig. (2-tailed) ,148
N 4 4
Kesimpulan:
0,852 korelasi sempurna dan hubungan positif
0,148 > 0,05 tidak meyakinkan atau tidak nyata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 10: Foto Penelitian
Suplemen organik Pengenceran pertama
Tanaman yang digunakan
Berbagai konsentrasi SOT Sprayer yang digunakan untuk penelitian
Panen 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Kontrol P1(5%) P2 (15%) P3 (25%)
Kontrol P1 (5%) P2 (15%) P3 (25%)
Pengukuran kelembaban dan suhu udara pengukuran pH media
Panen 2
Panen 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI