PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI …lib.unnes.ac.id/24507/1/1401412528.pdf ·...
Transcript of PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI …lib.unnes.ac.id/24507/1/1401412528.pdf ·...
PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN
MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SD SE DABIN III
TEGAL BARAT KOTA TEGAL
Skripsi
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh
Lian Amirul Huda
1401412528
JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
1) Sesungguhnya allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu
sendiri yang mengubah nasibnya ( Q.S Ar- Ra’d : 11)
2) Jadi guru itu jangan punya niat untuk buat pintar anak orang, yang penting
menyampaikan ilmu pengetahuan dan berusaha mendidik mereka (penulis).
3) Hidup itu harus terus melangkah maju, jika tidak maka anda akan berada
ditempat, dan modal untuk melangkah maju adalah dengan ilmu (Nam).
Persembahan
Skripsi ini saya persembahkan untuk
Bapak Ali Shodikin (Alm), Ibu Puji
Astuti, Ketiga kakakku, keluarga
besar, sahabat, dan teman-teman
seperjuangan PGSD UPP Tegal FIP
UNNES angkatan 2012 yang telah
memberi dukungan, doa, dan
motivasi, serta untuk masa depanku
yang sedang kuperjuangkan dan
masih menjadi rahasia ilahi.
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi
Berprestasi terhadap Kompetensi Pedagogik Guru SD Se Dabin III Kecamatan
Tegal Barat Kota Tegal” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari hambatan, kendala dan rintangan,
tetapi berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, kesulitan itu dapat
teratasi. Maka dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberi kesempatan belajar di Universitas Negeri Semarang.
2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan FIP Universitas Negeri Semarang yang
telah memberikan ijin penelitian.
3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan Unnes yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk memaparkan gagasan dalam bentuk skripsi ini
4. Drs. Utoyo, M.Pd., Koordinator PGSD UPP Tegal Universitas Negeri
Semarang yang telah mempermudah administrasi dalam penyusunan skripsi.
5. Drs. Sigit Yulianto, M.Pd. dan Mur Fatimah, S.Pd. M.Pd, Dosen Pembimbing
yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam menyusun skripsi.
vi
6. Dosen dan staf karyawan PGSD Unnes UPP Tegal yang telah membekali
banyak ilmu pengetahuan selama menempuh perkuliahan.
7. Kepala SD di daerah binaan III Kecamatan Tegal Barat yang telah
memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
8. Seluruh guru sekolah dasar di daerah binaan III Kecamatan Tegal Barat yang
telah memberikan partisipasinya dalam penelitian ini.
9. Sahabat, teman dan kakak tingkat yang telah memberikan dukungan, bantuan
dan motivasinya.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan lindungannya kepada pihak-
pihak yang terkait serta membalasnya dengan lebih baik. Penulis berharap semoga
skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi penulis sendiri dan
masyarakat serta pembaca pada umumnya.
Tegal, Mei 2016
Penulis
vii
ABSTRAK
Huda, Lian Amirul. 2016. Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi
Berprestasi terhadap Kompetensi Pedagogik Guru SD se- Dabin III
Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal. Skripsi, Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing I: Drs.Sigit Yulianto,M.Pd. Pembimbing II: Mur Fatimah,
S.Pd.,M.Pd.
Kata Kunci: Kompetensi Pedagogik Guru; Motivasi Berprestasi; Supervisi
Kepala Sekolah;
Guru merupakan suatu komponen penting dalam proses kegiatan
pembelajaran yang memiliki peranan penting dalam pencapaian tujuan suatu pendidikan. Ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian. Kompetensi pedagogik guru lebih diperhatikan karena berhubungan langsung dengan kegiatan pembelajaran. Ada dua faktor yang mempengaruhi kompetensi pedagogik yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern seperti tingkat pendidikan, keikutsertaan dalam berbagai pelatihan, tingkat kesejahteraan guru, kesadaran akan kewajiban. Faktor ekstern seperti kepemimpinan kepala sekolah dalam mendorong dan meningkatkan kompetensi pedagogik guru, kegiatan pembinaan yang dilakukan secra teratur.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh supervisi kepala sekolah, motivasi berprestasi terhadap kompetensi pedagogik guru. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 101 responden dengan sampel sebanyak 78 yang diambil melalaui teknik Probability Sampling. Penelitian ini menggunakan metode survey. Uji Prasyarat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji linieritas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas. Uji hipotesis meliputi uji analisis regresi berganda (R), uji analisis determinasi (R
2), dan uji
koefisien regresi secara bersama-sama (Uji F) data diolah dengan menggunakan SPSS versi 21.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh antara supervisi kepala sekolah terhadap kompetensi pedagogik guru; (2) ada pengaruh antara motivasi berprestasi terhadap kompetensi pedagogik guru; (3) ada pengaruh antara supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap kompetensi pedagogik guru; (4) supervisi kepala sekolah memberikan sumbangan pengaruh sebesar 14,5% terhadap kompetensi pedagogik guru; (5) motivasi berprestasi memberikan sumbangan sebesar 31,5% terhadap kompetensi pedagogik guru; dan (6) supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi secara bersama-sama memberikan sumbangan pengaruh sebesar 32% terhadap kompetensi pedagogik guru. Berdasarkan hasil skor total angket bahwa supervisi kepala sekolah sebesar 74% masuk kategori kuat, motivasi berprestasi sebesar 81,36% masuk kategori sangat kuat, dan kompetensi pedagogik guru sebesar 79,24% masu kategori kuat. Sehingga dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru bisa dilakukan dengan kegiatan pembinaan supervisi dari kepala sekolah dan meningkatkan motivasi untuk guru agar selalu berprestasi dalam meningkatkan kinerjanya.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL............................................................................................................ i
PERNYATAAN............................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... iii
PENGESAHAN ............................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
PRAKATA ....................................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
BAB
1.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah .........................................................................
1
1.2
Identifikasi Masalah ................................................................................
9
1.3
Pembatasan Masalah ...............................................................................
10
1.4
Rumusan Masalah ...................................................................................
11
1.5
Tujuan Penelitian.....................................................................................
11
1.5.1
Tujuan Umum .........................................................................................
11
1.5.2
Tujuan Khusus.........................................................................................
11
ix
1.6 Manfaat Penelitian................................................................................... 12
1.6.1 Manfaat Teoritis ......................................................................................
12
1.6.2 Manfaat Praktis .......................................................................................
12
BAB
2. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori ........................................................................................
13
2.1.1 Kompetensi Guru ....................................................................................
13
2.1.2 Kompetensi Pedagogik Guru ..................................................................
15
2.1.2.1 Kemampuan Mengelola Pembelajaran ...................................................
16
2.1.2.2 Pemahaman Terhadap Peserta Didik ......................................................
16
2.1.2.3 Perancangan Pembelajaran......................................................................
16
2.1.2.4 Pelaksanaan Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis........................
16
2.1.2.5 Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran ....................................................
17
2.1.2.6 Evaluasi Hasil Belajar .............................................................................
17
2.1.2.7 Pengembangan Peserta Didik..................................................................
17
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Pedagogik Guru ..........
18
2.1.4 Supervisi Kepala Sekolah .......................................................................
21
2.1.4.1 Pengertian Supervisi................................................................................
21
2.1.4.2 Prinsip-prinsip Supervisi .........................................................................
22
2.1.4.3 Tujuan Supervisi .....................................................................................
23
2.1.4.4 Fungsi Supervisi ......................................................................................
25
2.1.4.5 Pendekatan Supervisi ..............................................................................
26
2.1.4.6 Macam-macam Supervisi Kepala Sekolah .............................................
28
2.1.4.7 Faktor Mempengaruhi Kinerja Kepala Sekolah ....................................
29
x
2.1.5 Kepala Sekolah ........................................................................................ 31
2.1.5.1 Pengertian Kepala Sekolah .....................................................................
31
2.1.5.2 Peran Kepala Sekolah .............................................................................
32
2.1.5.3 Tugas Kepala Sekolah ...........................................................................
35
2.1.5.4 Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah ..............................................
36
2.1.5.5 Kepala Sekolah yang Efektif...................................................................
38
2.1.6 Motivasi ..................................................................................................
40
2.1.6.1 Pengertian Motivasi ................................................................................
41
2.1.6.2 Pola Motivasi...........................................................................................
42
2.1.6.3 Teknik Memotivasi .................................................................................
43
2.1.6.4 Tipe-tipe Motivasi ...................................................................................
44
2.1.6.5 Kepemimpinan dan Motivasi ..................................................................
45
2.1.6.6 Motivasi Berprestasi................................................................................
46
2.1.6.7 Upaya Memotivasi Guru .........................................................................
48
2.2 Hubungan Antar Variabel .......................................................................
49
2.3 Kajian Empiris ........................................................................................
50
2.4 Kerangka Berpikir ...................................................................................
55
2.5 Hipotesis Penelitian ................................................................................. BAB
57
3. METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian .....................................................................................
59
3.2 Variabel Penelitian ..................................................................................
60
3.2.1 Variabel Terikat.......................................................................................
60
3.2.2 Variabel Bebas ........................................................................................
60
xi
3.3 Definisi Operasional................................................................................ 60
3.3.1
Kompetensi Pedagogik Guru ..................................................................
61
3.3.2
Supervisi Kepala Sekolah........................................................................
61
3.3.3
Motivasi Berprestasi................................................................................
61
3.4.
Populasi dan Sampel ...............................................................................
62
3.4.1
Populasi ...................................................................................................
62
3.4.2
Sampel .....................................................................................................
63
3.5
Pengumpulan Data ..................................................................................
65
3.5.1
Angket/Kuesioner....................................................................................
65
3.5.2
Dokumentasi............................................................................................
66
3.5.3
Wawancara ..............................................................................................
66
3.6.
Instrumen Penelitian................................................................................
67
3.6.1
Validitas Angket......................................................................................
68
3.6.2
Reliabilitas Angket..................................................................................
69
3.7.
Teknik Analisis Data ...............................................................................
70
3.7.1
Analisi Statistik Deskriptif ......................................................................
70
3.7.2
Uji Prasyarat Analisis ..............................................................................
72
3.7.2.1
Uji Normalitas .........................................................................................
72
3.7.2.2
Uji Linieritas ...........................................................................................
73
3.7.2.3
Uji Multikolinieritas................................................................................
74
3.7.2.4
Uji Heterokedastisitas ............................................................................
74
3.7.3
Analisis Akhir .........................................................................................
74
3.7.3.1
Analisi Korelasi Ganda ..........................................................................
75
3.7.3.2
Analisis Determinasi ...............................................................................
75
xii
3.7.3.3 Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama .......................................... 76
BAB
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ....................................................... 77
4.2 Hasil Uji Coba Penelitian ........................................................................ 78
4.2.1 Uji Validitas ............................................................................................ 79
4.2.2 Uji Reliabilitas......................................................................................... 80
4.3 Analisis Statistik Deskriptif .................................................................... 81
4.3.1 Interpretasi Angket Supervisi Kepala Sekolah........................................ 86
4.3.2 Interpretasi Angket Motivasi Berprestasi ............................................... 90
4.3.3 Interpretasi Angket Kompetensi Pedagogik Guru .................................. 94
4.4 Uji Hipotesis............................................................................................ 98
4.4.1 Uji Prasyarat Analisis .............................................................................. 98
4.4.1.1 Uji Normalitas ......................................................................................... 98
4.4.1.2 Uji Linieritas ........................................................................................... 99
4.4.1.3 Uji Multikolinieritas................................................................................ 101
4.4.1.4 Uji Heterokedastisitas ............................................................................. 102
4.4.2 Pengujian Hipotesis .............................................................................. 103
4.4.2.1 Persamaan Regresi Supervisi Kepala Sekolah terhadap
Kompetensi Pedagogik Guru ............................................................... 103
4.4.2.2 Persamaan Regresi Motivasi Berprestasi terhadap Kompetensi
Pedagogik Guru.................................................................................... 106
4.4.2.3 Persamaan Regresi Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi
terhadap Kompetensi Pedagogik Guru................................................. 108
xiii
4.4.3 Analisis Korelasi Ganda ....................................................................... 111
4.4.4
Analisis Determinasi ............................................................................
112
4.4.5
Uji Koefisien Secara Bersama-sama ....................................................
115
4.5
Pembahasan ..........................................................................................
116
4.5.1
Analisisis Deskriptif Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi
Berprestasi terhadap Kompetensi Pedagogik Guru..............................
116
4.5.1.1
Supervisi Kepala Sekolah ....................................................................
116
4.5.1.2
Motivasi Berprestasi.............................................................................
120
4.5.1.3
BAB
Kompetensi Pedagogik Guru ...............................................................
123
5.
PENUTUP
5.1
Simpulan ..............................................................................................
126
5.2
Saran ....................................................................................................
127
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 128
Lampiran-lampiran........................................................................................... 131
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Jenis Motivasi ........................................................................................... 41
2.2
Pola Motivasi ...........................................................................................
42
3.1
Populasi Penelitian ....................................................................................
62
3.2
Sampel Penelitian......................................................................................
64
3.3
Skor Butir Soal pada Skala Likert .............................................................
67
3.4
Klasifikasi tiap Kategori ...........................................................................
71
4.1
Uji Validitas Angket Supervisi Kepala Sekolah .......................................
79
4.2
Uji Validitas Angket Motivasi Berprestasi ...............................................
79
4.3
Uji Validitas Angket Kompetensi Pedagogik Guru ..................................
79
4.4
Uji Reliabilitas Angket Supervisi Kepala Sekolah ...................................
79
4.5
Uji Reliabilitas Angket Motivasi Berprestasi ...........................................
80
4.6
Uji Reliabilitas Angket Kompetensi Pedagogik Guru ..............................
80
4.7
Deskripsi Data ...........................................................................................
80
4.8
Klasifikasi tiap Kategori ...........................................................................
84
4.9
Kriteria Skor Supervisi Kepala Sekolah per Guru ....................................
84
4.10
Kriteria Skor Motivasi Berprestasi per Guru ........................................... ̀
85
4.11
Kriteria Skor Kompetensi Pedagogik per Guru ........................................
85
4.12
Persentase Supervisi Kepala Sekolah per Indikator ..................................
89
4.13
Persentase Motivasi Berprestasi per Indikator ............................................
92
4.14
Persentase Kompetensi Pedagogik Guru per Indikator...............................
96
4.15
Hasil Normalitas..........................................................................................
99
xv
4.16 Hasil Linieritas X1 terhadap ..................................................................... 100
4.17
Hasil Linier X2 terhadap Y........................................................................
100
4.18
Hasil Multikolinieritas ..............................................................................
101
4.19
Hasil Heterokedastisitas ............................................................................
102
4.20
Hasil Analisis Regresi Linier X1 terhadap Y............................................
104
4.21
Hasil Perhitungan Nilai B Persamaan Regresi ..........................................
104
4.22
Hasil Analisis Regresi Linier X2 terhadap Y............................................
106
4.23
Hasil Perhitungan Nilai B Persamaan Regresi ..........................................
106
4.24
Hasil Analisis Regresi Linier X1 dan X2 terhadap Y …………………..
108
4.25
Hasil Perhitungan Nilai B Persamaan Regresi ..........................................
109
4.26
Hasil Analisi Korelasi ...............................................................................
111
4.27
Koefisien Determinasi X1 terhadap Y ......................................................
112
4.28
Koefisien Determinasi X2 terhadap Y ......................................................
113
4.29
Hasil Analisis Determinasi X1 dan X2 terdadap Y ..................................
114
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Bagan Kerangka Berpikir.......................................................................... 56
4.1
Diagram Persentase Supervisi Kepala Sekolah per Indikator ...................
89
4.2
Diagram Persentase Motivasi Berprestasi per Indikator ...........................
93
4.3
Diagram Persentase Kompetensi Pedagogik Guru per Indikator..............
97
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Daftar Populasi Penelitian......................................................................... 131
2
Daftar Sampel Penelitian...........................................................................
135
3
Daftar Sampel Uji Coba Penelitian .........................................................
138
4
Kisi-kisi Instrumen Uji Coba Variabel Supervisi Kepala Sekolah .........
139
5
Kisi-kisi Instrumen Uji Coba Variabel Motivasi Berprestasi .................
140
6
Kisi-kisi Instrumen Uji Coba Variabel Kompetensi Pedagogik ............
141
7
Angket Uji Coba Supervisi Kepala Sekolah ...........................................
143
8
Angket Uji Coba Motivasi Berprestasi ...................................................
145
9
Angket Uji Coba Kompetensi Pedagogik Guru ......................................
148
10
Lembar Validasi Supervisi Kepala Sekolah oleh Penilai Ahli I .............
152
11
Lembar Validasi Motivasi Berprestasi oleh Penilai Ahli I .....................
155
12
Lembar Validasi Kompetensi Pedagogik Guru oleh Penilai Ahli I .......
158
13
Lembar Validasi Supervisi Kepala Sekolah oleh Penilai Ahli II ............
161
14
Lembar Validasi Motivasi Berprestasi oleh Penilai Ahli II ....................
164
15
Lembar Validasi Kompetensi Pedagogik Guru oleh Penilai Ahli II ......
167
16
Tabel Pembantu Analisis Hasil Uji Coba Angket Supervisi...................
170
17
Tabel Pembantu Analisis Hasil Uji Coba Angket Motivasi....................
172
18
Tabel Pembantu Analisis Hasi Uji Coba.Angket Kompetensi................
174
19
Hasil Uji Validitas Angket Supervisi Kepala Sekolah............................
177
20
Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Berprestasi ....................................
180
21
Hasil Uji Validitas Angket Kompetensi Pedagogik Guru ......................
183
xviii
22 Hasil Uji Reliabilitas Angket Supervisi Kepala Sekolah ........................ 187
23
Hasil Uji Reliabilitas Angket Motivasi Berprestasi ................................
189
24
Hasil Uji Reliabilitas Angket Kompetensi Pedagogik Guru ...................
191
25
Kisi-kisi Instrumen Variabel Supervisi Kepala Sekolah.........................
193
26
Kisi-kisi Instrumen Variabel Motivasi Berprestasi.................................
194
27
Kisi-kisi Instrumen Variabel Kompetensi Pedagogik.............................
195
28
Angket Variabel Supervisi Kepala Sekolah ............................................
196
29
Angket Variabel Supervisi Motivasi Berprestasi ....................................
199
30
Angket Variabel Supervisi Kompetensi Pedagogik ................................
202
31
Tabel Pembantu Analisis Hasil Penelitian Angket Supervisi .................
205
32
Tabel Pembantu Analisis Hasil Penelitian Angket Motivasi .................
211
33
Tabel Pembantu Analisis Hasil Penelitian Angket Kompetensi .............
217
34
Hasil Output Uji Normalitas ...................................................................
227
35
Hasil Output Uji Linieritas......................................................................
228
36
Hasil Output Uji Multikolinieritas ..........................................................
229
37
Hasil Output Uji Heterokedastisitas........................................................
230
38
Hasil Regresi Linier Sederhana X1 terhadap Y ......................................
231
39
Hasil Regresi Linier Sederhana X2 terhadap Y ......................................
232
40
Hasil Regresi Linier Sederhana X1 dan X2 terhadap Y .........................
233
41
Hasil Output Analisi Korelasi Ganda......................................................
234
42
Hasil Koefisien Determinasi X1 terhadap Y...........................................
235
43
Hasil Koefisien Determinasi X2 terhadap Y...........................................
236
44
Hasil Koefisien Determinasi X1 dan X2 terhadap Y ..............................
237
45
Surat Ijin Penelitian dari PGSD Tegal ....................................................
238
46
Surat Keterangan BAPPEDA..................................................................
239
ixx
47 Surat Rekomendasi dari UPPD Tegal Barat ........................................... 240
48
Surat Keterangan Penelitian SD Dabin III ..............................................
241
49
Dokumentasi Penelitian .........................................................................
250
xx
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam pendahuluan ini, akan dibahas latar belakang masalah, identifikasi
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
Uraian selengkapnya sebagai berikut.
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu bimbingan yang harus diberikan kepada setiap
individu, karena selain membantu untuk mencapai kedewasaan, pendidikan juga
diharapkan mampu memberikan bekal berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap
dalam menjalani kehidupannya. Menurut Sudirman dalam Kurniadin dan Machali
(2014: 113) pendidikan adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok
orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang
lebih tinggi. Melalui pendidikan diupayakan untuk mengembangkan kualitas sumber
daya manusia dalam memajukan suatu bangsa. Oleh karena itu, salah satu upaya
pemerintah dalam memajukan suatu bangsa yaitu dengan adanya perbaikan kualitas
pendidikan.
Pengertian pendidikan yang dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 ayat 1 menyebutkan
bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
1
2
Untuk mewujudkan pendidikan yang baik, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menetapkan delapan standar yang
harus dipenuhi dalam pelaksanaan pendidikan. Kedelapan standar yang dimaksud
adalah: 1) standar isi; 2) standar proses; 3) standar kompetensi lulusan; 4) standar
kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan; 5) standar sarana dan prasarana; 6)
standar pengelolaan; 7) standar pembiayaan; 8) standar penilaian pendidikan. Salah satu
standar yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan pendidikan adalah standar kompetensi
pendidik dan tenaga kependidikan. Untuk mencapai kualitas pendidikan yang baik,
mutu tenaga pendidik dan tenaga kependidikan perlu ditingkatkan. Secara formal,
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan
bahwa guru adalah tenaga profesional yang harus mempunyai mutu dan kompetensi
dalam menunjang pekerjaannya.
Guru adalah garda terdepan dalam pendidikan yang diharapkan dapat
meningkatkan sumber daya manusia yang potensial demi pembangunan kemajuan
bangsa dan negara. Oleh karena itu, guru merupakan unsur pendidikan dan
kedudukannya ditempatkan sebagai tenaga yang profesional, sesuai dengan tuntutan
masyarakat yang semakin berkembang. Untuk menjadi guru yang profesional tidak
terlepas dari motivasi atau dorongan. Salah satunya adalah motivasi berprestasi.
Pentingnya motivasi dalam suatu pekerjaan akan berdampak besar pada produktivitas
kerja seseorang. Kaitannya dengan guru jika mempunyai integritas, semangat dan
motivasi kerja yang tinggi akan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia
Menurut Mulyasa (2009: 5) “Guru merupakan komponen paling menentukan
dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral,
3
pertama dan utama”. Upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan tidak akan memberi sumbangan yang signifikan tanpa didukung
oleh guru yang profesional dan berkualitas. Ada empat kompetensi yang harus dimiliki
oleh setiap guru, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional, dan kompetensi sosial. Menurut UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
dosen, dijelaskan bahwa “Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan,
dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan”.
Dalam dunia pendidikan, kompetensi pedagogik guru lebih disoroti karena
kompetensi ini sangat mempengaruhi hasil kinerja guru. Kompetensi pedagogik adalah
kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya (Rifai dkk 2012: 7). Guru yang memiliki kompetensi pedagogik yang baik
akan berdampak pada hasil mengajar dan kinerjanya sehingga akan muncul sifat
profesionalitas guru. Tapi harapan itu belum bisa diwujudkan karena masih banyak guru
yang belum menguasai kompetensi pedagogik. Hal ini disebabkan masih minimnya
kerjasama antar pemerintah dengan personel pendidikan.
Ada dua upaya yang relevan untuk memahami perilaku guru menurut
Sergiovanni dan Starrat (1983) dalam Sagala (2012: 115) salah satunya motif
berprestasi untuk kesuksesan. Pasti semua guru menginginkan prestasi dalam kinerjanya
namun, untuk menjadi pribadi yang memiliki motivasi berprestasi perlu adanya
dukungan dari lingkungan kerjanya. Ciri-ciri pribadi yang memiliki motif berprestasi
adalah mempunyai sifat pantang menyerah, selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik,
4
selalu mengevaluasi hasil kerjanya. berani mengambil resiko, selalu antusias dan
semangat dalam bekerja.
Pada hakikatnya ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu: (1)
kompetensi pedagogik; (2) kompetensi profesional; (3) kompetensi sosial; (4)
kompetensi kepribadian. Kaitannya dengan motivasi adalah adanya relevansi antara
kompetensi dan motivasi karena motivasi termasuk salah satu faktor yang sangat
dominan dan dapat menggerakkan kearah efektivitas kerja, sehingga nantinya tercipta
kualitas tenaga pendidik yang memadai. Maslow (1970) dalam Sutomo (2012: 84)
mengemukakan bahwa motivasi adalah tenaga dari dalam yang menyebabkan manusia
berbuat sesuatu atau berusaha memenuhi kebutuhannya. Sedangkan McClleland
mengemukakan bahwa motivasi adalah unsur penentu yang mempengaruhi perilaku
yang terdapat pada setiap individu (Sutomo 2012: 85).
Motivasi adalah keinginan yang menggerakkan seseorang atau diri sendiri
untuk berbuat sesuatu. Sebagai dorongan, motivasi akan memberikan suatu rangsangan
yang baik kepada seseorang untuk berbuat sesuatu demi mencapai kebutuhannya. Salah
satu wujud dari kebutuhan manusia adalah kebutuhan berprestasi. Kebutuhan ini sangat
terlihat untuk bisa dibedakan dengan kebutuhan yang lainnya karena seseorang yang
memiliki motivasi berprestasi yang tinggi akan melakukan serangkaian proses dan
usaha untuk menjadi yang terbaik diantara yang lainnya serta ingin menjadi yang lebih
unggul.
Teori prestasi McClleland memusatkan pada satu kebutuhan, yakni kebutuhan
berprestasi. Bahwa manusia pada hakikatnya mempunyai kemampuan untuk berprestasi
di atas orang lain. Setiap orang mempunyai keinginan untuk melakukan karya yang
lebih baik dari orang lain. McClleland dalam Sutomo (2012: 86) mengemukakan ada
5
tiga kebutuhan manusia yakni: (1) kebutuhan untuk berprestasi; (2) kebutuhan untuk
berafiliasi; (3) kebutuhan kekuasaan. Kebutuhan ini terbukti merupakan unsur-unsur
yang amat penting dalam menentukan prestasi seseorang.
Kaitannya dalam bidang pendidikan, motivasi prestasi juga perlu dimiliki oleh
guru karena pada hakikatnya tugas guru tidaklah mengajar saja tetapi lebih universal
seperti mengembangkan kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh guru, menjadikan
peserta didik untuk mempunyai pengetahuan dan memiliki karakter. Sehingga guru
punya kesempatan mengeksplorasi dirinya dan lebih berperan dalam memberikan
kontribusi dalam memajukan pendidikan. Pasti setiap guru mempunyai potensi yang
berbeda-beda, dari potensi tersebut bisa dimanfaatkan untuk kemajuan pendidikan di
Indonesia.
Pendidikan di Indonesia dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni yang berlangsung secara pesat, hal menimbulkan permasalahan yang
kompleks serta memerlukan pemecahannya. Dalam bidang pendidikan diperlukan
inovasi dalam memecahkan permasalahan, kebijaksanaan, dan lain-lain. Salah satu
program pembinaan untuk guru adalah supervisi, dalam supervisi ini mengandung
kegiatan seperti pengembangan kompetensi guru, memberikan layanan kepada guru
dengan sasaran akhir pencapaian tujuan pendidikan dan pertumbuhan pribadi peserta
didik.
Sutisna (1985) dalam Sutomo (2012: 99) menjelaskan bahwa supervisi
merupakan bantuan dalam pengembangan situasi belajar-mengajar yang lebih baik.
Supervisi berperan untuk membantu para guru yang mengalami kesusahan dalam
menjalankan tugas sebagai pengajar. Sedangkan Wahyudi (2009: 96) menjelaskan
bahwa “supervisi pendidikan berperan memberikan kemudahan dan membantu kepala
6
sekolah dan guru mengembangkan potensi secara optimal”. Melalui supervisi ini guru
diberi kesempatan untuk meningkatkan kinerjanya. Supervisi merupakan usaha atau
bantuan yang dilakukan oleh supervisor kepada guru-guru untuk meningkatkan
kemampuan pengelolaan pengajaran termasuk pertumbuhan dan sosialnya. Salah satu
manfaat supervisi ini adalah bisa membantu dan memberikan kemudahan kepada guru
untuk belajar meningkatkan kemampuan mereka guna mewujudkan tujuan belajar
peserta didik.
Dalam satuan pendidikan, khususnya di sekolah dasar yang mempunyai
kewenangan sebagai supervisor adalah kepala sekolah. Sebagai pemimpin organisasi di
bidang pendidikan tentunya kepala sekolah dituntut untuk mempunyai kompetensi,
karakteristik dan kemampuan yang memadai. Memang tidak mudah untuk menjadi
seorang pemimpin dengan banyak tuntutan namun setidaknya ada usaha yang dilakukan
oleh seorang kepala sekolah dengan mencerminkan perilaku yang sesuai kriteria
seorang pemimpin. Menurut Siagian (1986) dalam Wahyudin (2009: 63) ciri-ciri kepala
sekolah adalah (1) Mampu mengambil keputusan; (2) Mempunyai kemampuan
hubungan hubungan manusia; (3) Mempunyai keahlian dalam berkomunikasi; (4)
Mampu memberikan motivasi kerja dengan bawahannya.
Sebagaimana tertulis dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13
Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah ada lima dimensi kompetensi yang harus
dimiliki oleh kepala sekolah yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial,
kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, kompetensi sosial. Untuk menjadi
kepala sekolah harus mampu dan mau untuk menguasai berbagai kompetensi demi
peningkatan kualitas kepala sekolah. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa tidak
semua kepala sekolah memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Sebenarnya ada
7
berbagai upaya yang perlu ditingkatkan seperti kegiatan pelatihan, seminar ataupun
kegiatan yang lain sangat penting dilakukan agar kepala sekolah memiliki kompetensi.
Dari kegiatan tersebut kepala sekolah akan mendapatkan pengalaman yang bisa
diterapkan sehingga menjadi lebih baik sesuai dengan bidang kompetensinya.
Salah satu kompetensi yang penting dikuasai oleh kepala sekolah adalah
kompetensi supervisi, karena pelaksanaan supervisi membawa dampak positif ke arah
peningkatan kualitas pengajaran. Agar kualitas pendidikan meningkat kepala sekolah
harus mampu memberikan pengaruh kepada guru untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai guru secara efektif, sehingga kompetensi guru akan lebih
baik. Obyek utama dari kegiatan supervisi yaitu para guru, guru harus memiliki
kualifikasi, kompetensi, sertifikasi sesuai dengan pasal 8 Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yaitu “Guru wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Untuk meningkatkan kompetensi guru
sudah diupayakan oleh pemerintah salah satunya adalah melalui penyelenggaraan uji
kompetensi.
Penyelenggaraan uji kompetensi untuk guru ada 2 yaitu Uji Kompetensi Awal
(UKA) dan Uji Kompetensi Guru (UKG). Hasil UKA dan UKG pada tahun 2012-2014
menunjukan hasil bahwa kompetensi guru di Indonesia masih dibawah rata-rata
nasional tingkat kompetensi masih jauh di bawah 50 atau angka separuh dari nilai ideal.
Dilihat dari jenjang sekolah guru SD menempati posisi terendah dengan presentase 10%
yang mendapat nilai di atas 60. Tentunya ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kompetensi guru maka diperlukan peran dari kepala sekolah untuk membantu guru-guru
yang kesulitan dalam mengembangkan kompetensinya.
8
Dari hasil uji kompetensi guru (UKG) tahun 2015 di dalamnya terdapat nilai
pedagogik dan profesional hanya 7 provinsi di Indonesia yang memiliki nilai di atas
rata-rata sisanya masih jauh dibawah rata-rata. Provinsi tersebut adalah Yogyakarta,
Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Jakarta, Bali, Sumatra Barat. Nilai untuk rata-
rata UKG adalah 53,05. Hasil ini menunjukan bahwa kualitas tenaga pendidik masih
jauh yang diharapkan. Berdasarkan hasil itu, bisa menjadi acuan bagi kepala sekolah
untuk terus berusaha membantu para guru untuk meningkatkan kualitasnya. Tentunya
banyak faktor yang menghambat perkembangan kompetensi guru salah satunya adalah
faktor intern dari guru yaitu tidak adanya motivasi untuk meningkatkan kemampuan
yang dimiliki oleh guru. Hal ini menjadi tanggung jawab kepala sekolah bagaimana cara
meningkatkan motivasi untuk berprestasi guru. Diperlukan adanya kerja sama dan
koordinasi yang baik antara pemerintah dan personel pendidikan.
Tentang sumbangan motivasi dan supervisi telah dilakukan dalam penelitian
oleh Ady Prasetya pada tahun 2006 dengan judul “Kontribusi Motivasi Berprestasi dan
Supervisi Kepala Sekolah, Terhadap Kompetensi Guru Sekolah Dasar di Kecamatan
Sumowono Kabupaten Semarang”. Dari hasil penelitian tersebut terdapat pengaruh
secara simultan (bersama) motivasi berprestasi dan supervisi Kepala Sekolah terhadap
kompetensi Guru SD di Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang dengan koefisien
determinasi sebesar 97,3% sisanya kompetensi guru dipengaruhi oleh faktor lain.
Berdasarkan penelitian ini dapat menguatkan penulis tentang pengaruh supervisi kepala
sekolah dan motivasi berprestasi terhadap kompetensi guru. Penelitian ini juga
membuktikan bahwa supervisi kepala sekolah berpengaruh terhadap kompetensi guru
dan salah satu faktor intern yang mempengaruhi kompetensi adalah motivasi dari guru,
9
sehingga penulis menganggap perlunya penelitian tentang tentang supervisi kepala
sekolah motivasi berprestasi terhadap kompetensi guru.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kota Tegal tentang hasil uji kompetensi
guru tahun 2015 menunjukan bahwa dari 1.283 guru SD yang menjadi peserta UKG
hanya 124 guru yang nilainya di atas rata-rata dan 1.159 guru SD yang nilainya dibawah
rata-rata. Dari hasil ini bisa diambil kesimpulan bahwa kompetensi guru di Kota Tegal
perlu ditingkatkan lagi demi mewujudkan tujuan pendidikan.
Hasil wawancara penulis dengan ketua Dabin III Kecamatan Tegal Barat, yaitu
Dra. Henny pada tanggal 14 Januari 2016 memberi informasi kegiatan supervisi yang
ada di sekolah sudah direncanakan namun pelaksanaannya tidak sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan. Pelaksanaan supervisi menjadi tanggung jawab masing-masing
kepala sekolah. Motivasi berprestasi yang dimiliki oleh guru juga belum optimal
sehingga perlu digali secara maksimal. Sebenarnya seorang guru mempunyai keinginan
untuk mempunyai prestasi dalam kinerjanya namun masih ada kendala yang dimiliki
oleh guru dalam menumbuhkan motivasinya sehingga diperlukan peran dari kepala dari
kepala sekolah untuk memberikan dorongan kearah yang positif. Dilihat dari hasil UKG
2015 masih banyak guru yang kompetensi pedagogiknya belum maksimal sehingga
perlu ditingkatkan.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi terhadap
Kompetensi Pedagogik Guru SD se- Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi beberapa masalah
sebagai berikut:
10
1) Kegiatan supervisi dari kepala sekolah yang belum optimal dalam
meningkatkan kompetensi guru, hanya kegiatan rutinitas belaka.
2) Motivasi berprestasi guru SD se-Dabin III Tegal Barat yang perlu digali
potensinya secara optimal.
3) Kompetensi pedagogik guru SD se-Dabin III Tegal Barat yang masih rata-rata
sehingga perlu ditingkatkan.
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis membatasi cakupan permasalahan yang diteliti
untuk menghindari kesalahpahaman maksud dan tujuan penelitian serta lebih efektif dan
efisien. Oleh karena itu, penulis ingin membatasi masalah sebagai berikut:
1) Supervisi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah supervisi dalam arti luas
meliputi supervisi klinis, akademik, pembelajaran yang diberikan kepala
sekolah terhadap guru baik guru kelas, guru agama, maupun guru olahraga.
2) Motivasi berprestasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah karakteristik
seseorang yang mempunyai motivasi berprestasi sesuai pendapat Danim yaitu
berani mengambil resiko, pencapaian keberhasilan diperhitungkan secara teliti
dan teori prestasi McClleland yaitu salah satu kebutuhan manusia adalah
kebutuhan akan berprestasi.
3) Kompetensi pedagogik guru yang dikembangkan dari Mulyasa tentang Standar
Kompetensi dan Sertifikasi Guru.
4) Populasi dalam penelitian ini adalah SD Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota
Tegal yang berjumlah sepuluh (9) SD dan seratus dua puluh tujuh (101) Guru.
11
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka masalah penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
1) Adakah pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kompetensi pedagogik
guru SD Dabin III Kecamatan Tegal Barat ?
2) Adakah pengaruh motivasi berprestasi terhadap kompetensi pedagogik guru
SD Dabin III Kecamatan Tegal Barat ?
3) Adakah pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi terhadap
kompetensi guru SD Dabin III Kecamatan Tegal Barat ?
4) Seberapa besar pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kompetensi
pedagogik guru SD Dabin III Kecamatan Tegal Barat ?
5) Seberapa besar pengaruh motivasi berprestasi guru terhadap kompetensi
pedagogik guru SD Dabin III Kecamatan Tegal Barat ?
6) Seberapa besar pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi
guru terhadap kompetensi pedagogik guru SD Dabin III Kecamatan Tegal
Barat ?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1.5.1 Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan
gambaran mengenai supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru terhadap
kompetensi pedagogik guru SD Dabin III Tegal Barat Kota Tegal.
1.5.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
12
1) Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh supervisi kepala sekolah dan
motivasi berprestasi terhadap kompetensi pedagogik guru SD Dabin III
Kecamatan Tegal Barat.
2) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh supervisi kepala sekolah dan
motivasi berprestasi terhadap kompetensi pedagogik guru SD Dabin III
Kecamatan Tegal Barat.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara
teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis artinya hasil penelitian bermanfaat untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan. Manfaat secara praktis ditujukan untuk penulis,
guru, dan bagi kepala sekolah.
1.6.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis, diharapkan dapat memberikan informasi ilmu pengetahuan
tentang manajemen pendidikan melalui kajian supervisi kepala sekolah dan motivasi
berprestasi terhadap kompetensi pedagogik guru sekolah dasar. Selain itu juga dapat
menambah kajian penelitian di bidang manajemen pendidikan.
1.6.2 Manfaat Praktis
1) Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dan informasi tentang manajemen
pendidikan sehingga bisa menjadi bekal setelah terjun dalam lingkungan
masyarakat.
2) Bagi pendidik, diharapkan setelah mendapatkan supervisi dan motivasi dari
kepala sekolah dapat dilaksanakan ke dalam tugasnya sehingga akan
berdampak positif terhadap kompetensinya
3) Bagi kepala sekolah, diharapkan dapat menjadi saran dan masukan dalam tugas
tanggung jawabnya sebagai supervisor.
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
Dalam kajian pustaka akan diuraikan tentang landasan teori, hubungan antar
variabel, kajian empiris, kerangka berfikir dan hipotesis penelitian. Pada bagian kajian
teori akan dikemukakan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan penelitian. Ada
hubungan antar variabel untuk mengetahui keterhubungan dan keterikatan variabel yang
akan diteliti. Pada bagian ini juga akan diuraikan mengenai kajian empiris yaitu kajian
mengenai penelitian-penelitian sejenis dengan penelitian yang dilakukan. Selanjutnya
dalam bab ini juga akan memaparkan kerangka berfikir dilakukannya penelitian ini.
Selain itu juga akan diuraikan mengenai hipotesis dalam penelitian. Penjelasan lebih
rinci akan diuraikan sebagai berikut.
2.1 Landasan Teori
Dalam landasan teori ini akan diuraikan tentang kompetensi pedagogik guru,
supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi. Uraian selengkapnya dijelaskan
sebagai berikut:
2.1.1 Kompetensi Guru
Kompetensi berasal dari bahasa Inggris “Competency” yang berarti kecakapan,
kemampuan, wewenang. Kompetensi mengacu pada kemampuan seseorang dalam
melakukan sesuatu. Supandi dalam Wahyudi (2009: 28) menjelaskan kompetensi adalah
seperangkat, kemampuan untuk melakukan sesuatu jabatan, dan bukan semata- mata
pengetahuan saja. Kompetensi menuntut kemampuan kognitif, nilai-nilai dari
karakteristik jabatan atau tugas yang dilaksanakan. Kompetensi adalah pengetahuan,
13
14
keterampilan, nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan
bertindak secara konsisten yang memungkinkannya menjadi kompeten atau
berkemampuan dalam menjalankan wewenang, tugas dan tanggung jawabnya
(Depdiknas, 2002).
Dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah kecakapan, kemampuan, dan
keterampilan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk mecapai tujuan
yang diinginkan. Dengan kompetensi, seseorang akan melakukan sesuatu sesuai yang
diinginkan, namun juga harus didukung dengan pengetahuan yang memadai. Semakin
luas pengetahuan yang dimiliki diharapkan semakin baik pula kualitas kompetensinya.
Banyak profesi pekerjaan yang mengaruskan mempunyai kompetensi untuk menunjang
kinerjanya, salah satunya adalah profesi guru.
Mulyasa (2009: 26) menjelaskan kompetensi guru merupakan perpaduan
antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara
kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi,
pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan
pribadi dan profesionalisme. Dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen, yang dimaksud dengan guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Sadulloh 2011: 201).
Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi profesional,
kompetensi sosial, kompetensi kepribadian. Keempat kompetensi tersebut harus
dikuasai oleh guru dan diterapkan secara terpadu. Berkaitan dengan kinerja guru adalah
kompetensi pedagogik dan profesional karena kompetensi ini merupakan nilai-nilai dari
15
tugas seorang guru. Kompetensi pedagogik juga sangat dibutukan oleh guru SD karena
dalam melaksanakan tugasnya akan berhadapan dengan anak yang belum dewasa.
Selain mengajar dan menstransfer materi pengetahuan, guru juga mengembangkan
kepribadian peserta didik.
2.1.2 Kompetensi Pedagogik Guru
Istilah pedagogik berasal dari kata Yunani “paedos” yang berarti anak laki-
laki, dan “agogos” artinya mengantar, membimbing. Jadi pedagogik adalah ilmu
mendidik anak. Langeveld (1980) dalam Syadulloh (2011: 2) menjelaskan pedagogik
sebagai ilmu mendidik, lebih menitikberatkan pada pemikiran, perenungan tentang
pendidikan. Pedagogik merupakan salah satu ilmu yang masuk kedalam kompetensi
yang harus dikuasai oleh guru karena pedagogik ruang lingkupnya untuk mendidik
anak, sedangkan salah satu tugas guru adalah mendidik peserta didik agar sesuai dengan
tujuan pendidikan.
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta
didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya (Rifai dkk 2012: 7). Jadi pada
kompetensi pedagogik ini lebih menekankan pada kemampuan guru dalam pengelolaan
pembelajaran peserta didik. Semakin baik kompetensi pedagogik guru maka semakin
baik pula kemampuan yang akan dimilikinya. Hal ini dikarenakan guru tersebut akan
mampu melaksanakan tugas pendidikan dan pengajaran dengan baik, mampu
merencanakan dan mengevaluasi proses belajar mengajar serta mampu menggunakan
hasil evaluasi tersebut untuk meningkatkan kualitas mengajarnya, sehingga akan
berdampak pada kinerjanya. Menurut Mulyasa (2009: 75) ada 7 (tujuh) aspek yang
16
berkenaan dengan penguasaan kompetensi pedagogik, yaitu: (1) kemampuan mengelola
pembelajaran; (2) pemahaman terhadap peserta didik; (3) perancangan pembelajaran;
pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan teknologi
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, pengembangan peserta didik. Selengkapnya
dijelaskan sebagai berikut.
2.1.2.1 Kemampuan Mengelola Pembelajaran
Secara pedagogis kemampuan mengelola pembelajaran merupakan hal dasar
yang perlu dikuasai oleh guru. Kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran perlu
mendapat perhatian yang serius, karena pendidikan di Indonesia dinyatakan kurang
berhasil oleh sebagian masyarakat.
2.1.2.2 Pemahaman Terhadap Peserta Didik
Pemahaman terhadap peserta didik merupakan salah satu kompetensi
pedagogik yang harus dimiliki oleh guru. Sedikitnya terdapat empat hal yang harus
dipahami guru dari peserta didiknya, yaitu tingkat kecerdasan, kreativitas, cacat fisik,
dan perkembangan kognitif. Tugas guru dalam memahami siswa merupakan hal yang
wajib dilakukan karena peserta didik butuh perhatian dari guru
2.1.2.3 Perancangan Pembelajaran
Perancangan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi pedagogik yang
harus dimiliki oleh guru, yang akan bemuara pada pelaksanaan pembelajaran.
Perancangan pembelajaran sedikitnya mencakup tiga kegiatan yaitu, identifikasi
kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran.
2.1.2.4 Pelaksanaan Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis
Kegagalan pelaksanaan pembelajaran sebagian besar disebabkan oleh
penerapan metode pendidikan konvensional, anti dialog, pewarisan pengetahuan. Guru
17
harus memiliki kompetensi untuk melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan
dialogis. Hal ini berarti, bahwa pelaksanaan pembelajaran harus berangkat dari proses
dialogis antar sesama subyek pembelajaran, sehingga melahirkan pemikiran kritis dan
komunikasi.
2.1.2.5 Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran
Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran dimaksudkan
untuk memudahkan atau mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, guru
dituntut untuk memiliki kemampuan menggunakan dan mempersiapkan materi
pembelajaran dalam suatu sistem jaringan komputer yang dapat diakses oleh peserta
didik. Prinsip belajar komputer memberikan dampak pada profesionalisme guru,
sehingga harus menambah pemahaman dan kompetensi baru untuk memfasilitasi
pembelajaran.
2.1.2.6 Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan perilaku dan
pembentukan kompetensi peserta didik, yang dapat dilakukan dengan penilaian kelas,
tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, serta penilaian
program.
2.1.2.7 Pengembangan Peserta Didik
Pengembangan peserta didik merupakan bagian dari kompetensi pedagogik
yang harus dimiliki guru, untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki oleh
setiap peserta didik. Pengembangan peserta didik dapat dilakukan oleh guru melalui
berbagai cara antara lain melalui kegiatan ekstra kurikuler, pengayaan dan remedial,
serta bimbingan dan konseling.
18
2.1.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kompetensi Pedagogik Guru
Penelitian dari Yuliharti tahun 2012 menjelaskan ada dua faktor yang
mempengaruhi tingkat kompetensi pedagogik guru, yaitu faktor yang berasal dari dalam
diri guru (internal) dan faktor dari luar diri guru (eksternal). Faktor internal meliputi:
tingkat pendidikan, keikutsertaan dalam berbagai pelatihan dan kegiatan ilmiah, tingkat
kesejateraan guru, kesadaran akan kewajiban dan panggilan hati nurani, peran serta
masyarakat. Sedangkan faktor eksternal meliputi: ketersediaan sarana dan media
pembelajaran, kepemimpinan kepala sekolah, kegiatan pembinaaan yang dilakukan.
Dibawah ini akan dijelaskan sebagai berikut:
(1) Tingkat pendidikan disesuaikan dengan Undang- Undang RI No 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen pasal 8 bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Peningkatan
kualifikasi dengan mengikuti pendidikan prajabatan. Kegiatan tersebut tidak hanya
memperoleh ijazah, tetapi betul- betul dapat meningkatkan profesionalisme guru.
Oleh sebab itu, setiap lulusan lembaga pendidik tenaga kependidikan harus siap
menjadi agen pembaharuan dalam proses pembelajaran. Tingkat pendidikan guru
dijadikan sebagai ukuran untuk menilai tingkat profesionalitas.
(2) Keikutsertaan dalam bebagai pelatihan dan kegiatan ilmiah dalam jabatan juga
perlu dilakukan. Pendidikan dan pelatihan dilakukan dengan melibatkan semua
personel pendidikan termasuk guru. Dengan mengikuti banyak pelatihan, seminar
atau kegiatan kelompok guru nantinya akan membawa dampak positif pada kualitas
kompetensi guru sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. Selain itu juga adanya
peran dari pemerintah untuk memfasilitasi potensi dari guru misal mengadakan
19
pelatihan dan uji kompetensi untuk guru dan membuat kebijakan untuk guru
mengikuti kegiatan tersebut.
(3) Tingkat kesejateraan guru yang didukung dengan komitmen pemerintah baik pusat
maupun daerah terhadap penyelenggaraan pendidikan juga sangat diperlukan.
Dukungan tersebut baik dari segi peningkatan anggaran dana pendidikan maupun
komitmen dalam melaksanakan pembaruan dalam bidang pendidikan. Pemerintah
diharapkan menghargai kompetensi guru misalnya melalui pemberian tunjangan,
kenaikan pangkat dan golongan bagi guru yang mendapat prestasi, namun itu
semua harus didasarkan pada hasil uji kompetensi guru.
(4) Kesadaran akan kewajiban dan panggilan hati nurani merupakan faktor yang paling
penting karena mempengaruhi kualitas kompetensi pedagogik guru. Dengan
kesadaran ini guru akan memiliki kreativitas tinggi dalam mengatasi berbagai
keterbatasan dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Guru yang
benar-benar menyukai profesi sebagai guru akan selalu berupaya dan berusaha
untuk meningkatkan kompetensinya tanpa ada paksaan dari berbagai pihak.
(5) Peran serta masyarakat dalam hal penyelenggaraan pendidikan peningkatan
kompetensi guru sangat dituntut. Peran yang bisa dijalankan mulai dari
perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan namun selama ini
peran masyarakat terbatas pada iuran pembangunan, perawatan, dan perbaikan.
Salah satu cara dilakukan adalah adanya kerjasama antara pihak sekolah dan
masyarakat sekitar seperti menjadi guru bantu, mengajar kebudayaan setempat, dan
menjadi sumber informasi.
20
Faktor eksternal meliputi:
(1) Ketersediaan sarana dan media pembelajaran dalam pelaksanaan pendidikan
pembelajaran penting untuk dipenuhi karena kelengkapan sarana dan prasarana
merupakan faktor penunjang keberhasilan dalam pendidikan. Selain itu,
kelengkapan sarana pembelajaran juga menjadi alat bantu guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Guru dituntut untuk memanfaatkan sarana
yang ada dalam menyampaikan materi.
(2) Kepemimpinan kepala sekolah memiliki andil yang cukup besar dalam mendorong
dan meningkatkan kompetensi pedagogik guru. Kepala sekolah hendaknya
menunjukkan rasa tanggung jawab bersama dan memberikan teladan dalam
melaksanakan tugas. Dalam hal ini kepala sekolah memberi perhatian lebih kepada
guru yang mengalami kesulitan dalam proses pengajaran. Kepala sekolah bisa
mengadakan kegiatan supervisi kepada guru .
(3) Kegiatan pembinaaan yang dilakukan secara teratur. Pembinaan bisa dilakukan oleh
supervisor, dalam hal ini adalah kepala sekolah/pengawas sekolah. Salah satu
kompetensi yang dimiliki kepala sekolah adalah kompetensi supervisi. Kegiatan
supervisi ini bukan kegiatan sesaat saja namun secara kontinu dan
berkesinambungan. Dari hasil supervisi ini kepala sekolah mengadakan evaluasi.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Guru dan
Dosen menyatakan bahwa pendidik wajib memiliki kualifikasi, kompetensi, sertifikat
pendidik. Kompetensi pendidik yang dimaksud adalah kompetensi sosial, profesional,
kepribadian, pedagogik yang dapat diperoleh melalui pendidikan profesi.
21
2.1.4 Supervisi kepala sekolah
Uraian tentang supervisi kepala sekolah meliputi: pengertian supervisi, prinsip-
prinsip supervisi, tujuan supervisi, fungsi supervisi, pendekatan supervisi, macam-
macam supervisi, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sebagai supervisor.
2.1.4.1 Pengertian Supervisi
Supervisi secara etimologis berasal dari bahasa Inggris “supervision” dan
merupakan panduan dari dua kata, yaitu “super” yang artinya atas; sedangkan “vision”
diartikan melihat atau mensupervisi (Imron, 2012: 19). Dengan demikian supervisi
berarti melihat dari atas. Imron (2012: 8) berpendapat bahwa “supervisi merupakan
serangkaian bantuan yang berwujud layanan profesional yang diberikan orang yang
lebih ahli (kepala sekolah, penilik sekolah, pengawas, dan ahli lainnya) kepada guru”.
Adam dan Dickey dalam Sutomo (2012: 98) menjelaskan supervisi adalah
program yang terencana untuk memperbaiki pengajaran. Tujuan utamanya adalah
memperbaiki proses belajar mengajar. Sedangkan Pidarta (2009: 200) menjelaskan
bahwa supervisi adalah kegiatan membimbing dan membina guru dalam meningkatkan
profesinya, terutama dalam proses pembelajaran. Sahertian dalam Sutomo (2012: 99)
menjelaskan bahwa supervisi adalah usaha mengawali, mengarahkan, mengkoordinasi
dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru di sekolah, baik secara
individual maupun secara kolektif agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam
mewujudkan seluruh fungsi pengajaran sehingga dapat menstimulasi dan membimbing
pertumbuhan murid secara kontinu sehingga lebih cepat berpartisipasi dalam
masyarakat modern. Dari beberapa definisi tersebut secara implisit makna supervisi
mengandung berbagai kegiatan yang dilakukan oleh supervisor seperti pembinaan yang
kontinu, pemberian layanan, pengembangan kemampuan profesional, perbaikan situasi
22
belajar, dengan sasaran akhir pencapaian tujuan pendidikan dan pertumbuhan pribadi
peserta didik.
Supervisi bukanlah kegiatan sesaat seperti inspeksi tetapi merupakan kegiatan
yang kontinu dan berkesinambungan sehingga guru selalu berkembang dalam
mengerjakan tugas secara efektif dan efisien. Dalam supervisi ada proses pelayanan
untuk membantu atau membina guru-guru, dari hasil pembinaan ini diharapkan dapat
meningkatkan profesionalitas guru. Perbaikan dan peningkatan kemampuan kemudian
ditransfer ke dalam perilaku mengajar sehingga tercipta situasi belajar mengajar yang
baik, yang akhirnya juga meningkatkan pertumbuhan peserta didik.
Dalam kaitannya di bidang pendidikan khususnya sekolah dasar juga diperlukan
supervisi karena banyak terjadi masalah yang kompleks yang perlu adanya penanganan.
Di sekolah dasar kepala sekolah berperan sebagai supervisor yang bertanggung jawab
mengatasi masalah-masalah yang terjadi, sehingga dalam mencapai kualitas pendidikan
bisa optimal. Kepala sekolah harus memahami prinsip-prinsip dari supervisi pendidikan.
Karena dengan prinsip tersebut bisa menjadi acuan dan pegangan dalam melaksanakan
tugas.
2.1.4.2 Prinsip-prinsip Supervisi
Dalam pelaksanaannya ada beberapa prinsip-prinsip yang bisa menjadi
pedoman kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya agar supervisi dapat dilaksanakan
secara efektif dan efisien. Sutomo (2012: 103) menjelaskan prinsip-prinsip atau asas-
asas dalam supervisi sebagai berikut :
(1) Praktis: artinya supervisi dapat dikerjakan, sesuai dengan situasi dan kondisi yang
ada.
23
(2) Fungsional: artinya supervisi dapat berfungsi sebagai sumber informasi bagi
pengembangan manajemen pendidikan dan peningkatan proses belajar mengajar.
(3) Relevansi: artinya pelaksanaan supervisi seharusnya sesuai dan menunjang
pelaksanaan yang berlaku.
(4) Ilmiah: artinya supervisi perlu dilaksanakan secara sistematis, obyektif,
menggunakan prosedur dan instrumen, didasarkan pada pendekatan sistem
(5) Demokrasi: artinya supervisi sesuai dengan prinsip demokrasi maka proses yang di
tempuh untuk pengambilan keputusan ialah melalui musyawarah untuk mencapai
kemufakatan.
(6) Kooperatif: artinya adanya semangat kerjasama antara supervisor dengan si-
tersupervisi (guru).
(7) Konstruktif dan kreatif: artinya supervisi akan mendorong kepada bawahan yang
dibimbing untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan atau kekurangannya serta
secara kreatif, berusaha meningkatkan prestasi kerjanya.
Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui bahwa pada dasarnya prinsip
supervisi dilakukan secara ilmiah. Supervisor yang yang mampu menjalankan prinsip-
prinsip supervisi adalah supervisor yang memiliki sikap inovatif yang tinggi terhadap
tugas profesionalitasnya, mau dan mampu melakukan perubahan dalam upaya
peningkatan kualitas pendidikan secara terus menerus. Dengan memahami arti dan
prinsip-rinsip supervisi tersebut maka diharapkan akan tercapai tujuan supervisi yakni
peningkatan mutu proses belajar mengajar.
2.1.4.3 Tujuan Supervisi
Secara operasional supervisi pendidikan bertujuan untuk memberikan bantuan
kepada guru guna peningkatan kemampuan mereka dalam rangka mewujudkan proses
24
pembelajaran yang lebih baik yaitu mampu menumbuhkembangkan potensi para siswa.
Mulyasa (2003) mengemukakan bahwa tujuan supervisi adalah “mengembangkan iklim
yang kondusif dan lebih baik dalam kegiatan pembelajaran, melalui pembinaan dan
peningkatan profesi mengajar”. Dengan kalimat lain, tujuan supervisi pengajaran adalah
membantu dan memberi kemudahan kepada para guru untuk meningkatkan kemampuan
mereka guna mewujudkan tujuan belajar peserta didik. Ametembun (1981) dalam
Sutomo (2012: 100) menjelaskan tujuan supervisi sebagai berikut:
(1) Memperbesar semangat guru-guru dan meningkatkan motivasi berprestasi untuk
mengoptimalkan kinerja secara maksimal dalam profesi
(2) Membina kepala sekolah dan guru untuk lebih memahami tujuan pendidikan yang
sebenarnya dan peranan sekolah dalam merealisasikan tujuan tersebut.
(3) Membantu kepala sekolah dan guru mengadakan diagnosis secara kritis terhadap
aktivitas dan kesulitan belajar mengajar, serta menolong mereka merencanakan
perbaikan.
(4) Membantu kepala sekolah dan guru dalam mengevaluasi aktivitasnya untuk
mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik.
(5) Memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan guru untuk mempersiapkan peserta
didiknya menjadi anggota masyarakat yang lebih efisien.
Supervisi pendidikan berperan memberikan kemudahan dan membantu kepala
sekolah dalam mengembangkan potensi secara optimal. Melalui supervisi, guru diberi
kesempatan untuk meningkatkan kinerjanya, dilatih untuk memecahkan berbagai
permasalahan yang dihadapi. Supervisi pendidikan dilaksanakan atas dasar kerjasama,
partisipasi, dan kolaborasi bukan berdasarkan paksaan dan kepatuhan. Demikian tujuan
25
supervisi pendidikan adalah untuk membantu guru meningkatkan kemampuannya agar
menjadi guru yang lebih baik dan profesional dalam melaksanakan pengajaran.
2.1.4.4 Fungsi Supervisi
Fungsi supervisi diartikan sebagai tugas aktif dari kegiatan supervisi yang
dilakukan oleh orang yang berkedudukan sebagai supervisor. Swearingen dalam Sagala
(2012: 106) memberikan delapan fungsi supervisi yaitu: (1) mengkoordinir semua usaha
sekolah; (2) melengkapi kepemimpinan kepala sekolah; (3) memperluas pengalaman
guru-guru; (4) menstimulasi usaha-usaha yang kreatif; (5) memberikan fasilitas dan
penilaian yang terus-menerus; (6) menganalisa situasi belajar mengajar; (7) memberikan
pengetahuan dan skill kepada anggota staf; (8) mengintegrasikan tujuan pendidikan dan
membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru.
Menurut Purwanto (2012: 86) fungsi-fungsi supervisi dalam lima bidang yaitu:
(1) bidang kepemimpinan; (2) hubungan kemanusiaan (3) dalam pembinaan proses
kelompok; (4) bidang administrasi personal; (5) bidang evaluasi. Sedangkan menurut
Briggs (1938) dalam Imron (2012: 12) supervisi berfungsi untuk mengkoordinasikan,
menstimulasi, dan mengarahkan guru, mengkoordinasikan semua usaha sekolah,
memperluas pengalaman guru, menstimulasi usaha-usaha yang kreatif, memberi
fasilitas dan penilaian, menganalisis situasi belajar mengajar, memberikan pengetahuan
dan keterampilan guru serta staf, mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu
meningkatkan kemampuan guru.
Fungsi-fungsi tersebut merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan,
digunakan membantu memecahkan berbagai kesulitan dalam melaksanakan tugas
pembelajaran memanfaatkan teknik-teknik supervisi yang sesuai kebutuhan guru. Peran
dan fungsi supervisi pendidikan adalah korektif, preventif, konstruktif dan kreatif
26
dengan sasaran memperbaiki situasi belajar mengajar dan meningkatkan kualitas proses
belajar mengajar. Pelaksanaan fungsi-fungsi harus dilaksanakan secara kontinu,
konsisten, terpadu dengan antara program supervisi dengan program pendidikan di
sekolah. Sebab inti dari kegiatan supervisi adalah pembinaan terhadap kemampuan
profesional guru dan tenaga kependidikan lainya agar tercipta iklim belajar yang
kondusif.
2.1.4.5 Pendekatan Supervisi
Terdapat beberapa macam pendekatan supervisi yang dapat dilakukan dan
menjadi pilihan kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan supervisi. Pendekatan-
pendekatan ini didasari oleh pertimbangan dan alasan tertentu tergantung situasi dan
kondisinya. Pada prinsipnya tidak ada pendekatan tunggal yang dapat digunakan untuk
segala situasi dan tempat. Pemilihan yang tepat bergantung pada masalah yang dihadapi
dan tujuan yang hendak dicapai. Berbagai macam pendekatan menurut Wahyudi (2009:
104) adalah kolegial, individual dan klinis dibawah ini dijelaskan sebagai berikut.
(1) Pendekatan kolegial artinya dalam melaksanakan supervisi kolegial ada proses
formal moderat dimana dua orang guru atau lebih bekerjasama untuk kepentingan
perkembangan profesional guru. Kegiatan supervisi kolegial dilakukan dengan
saling mengadakan observasi kelas masing-masing dan selanjutnya saling
memberikan balikan tentang observasi yang dilakukan dan membahas masalah-
masalah profesional mereka. Bentuk supervisi kolegial menurut Kimbrough
(1990:183-186) dalam Wahyudi (2009: 105) antara lain pertemuan guru-guru
(faculty meetings), lokakarya (workshop), dan observasi sesama guru di kelas (
teacher observasing teachers).
27
(2) Pendekatan individual dalam pendekatan ini supervisi juga disebut wawancara
individual yaitu suatu kesempatan yang diciptakan oleh kepala sekolah untuk
bekerja secara individual dengan guru sehubungan dengan masalah-masalah
profesional guru. Jadi di dalam pendekatan ini adanya suatu komunikasi antara guru
dan kepala sekolah. Kepala sekolah mempunyai tanggung jawab untuk memberi
perhatian kepada guru yang merasa kesulitan dalam memecahkan masalahnya.
Masalah-masalah yang mungkin dibicarakan antara lain masalah pembelajaran,
masalah kesulitan belajar siswa, hubungan antar guru. Pendekatan individual sesuai
bagi guru yang lebih suka bekerja secara individual atau kurang dapat bekerja
dengan guru lain. Pilihan terhadap pendekatan individual lebih efisien dari segi
waktu, biaya, dan terdapat kerjasama antara supervisor dan guru.
(3) Pendekatan supervisi klinis menurut Acheson dan Gall (1987) dalam Wahyudi
(2009: 108) mengartikan supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan
pada peningkatan pembelajaran dengan tahapan atau melalui siklus yang sistematis
dalam perencanaan, pengamatan, serta analisis yang logis dan intensif mengenai
penampilan mengajar yang nyata, dalam mengadakan perubahan dengan cara yang
rasional. Supervisi klinis dilakukan atas dasar insiatif awal dari guru. Supervisi
muncul atas kesadaran guru datang ke supervisor untuk minta bantuan mengatasi
masalahnya. Didalam supervisi klinis ada prosedur dan tahap pelaksanaannya, dan
tahapan ini dilakukan secara sistematis. Supervisor dituntut untuk memiliki
pengetahuan tentang penerapan supervisi klinis. Kondisi ini diperlukan untuk
menjawab permasalahan-permasalahan di sekolah yang terkait dengan supervisi
klinis. Masih minimnya supervisi klinis di sekolah menuntut kemampuan kepala
sekolah untuk membangun inisiatif dari guru.
28
Pendekatan supervisi individual, supervisi kolegial, supervisi klinis menjadi
alternatif dalam pembinaan peningkatan profesionalitas guru. Setiap pendekatan yang
digunakan dalam supervisi hendaknya bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah
yang dihadapi guru, karena itu pemilihan pendekatan supervisi tergantung dari
persoalan yang dihadapi oleh guru. Keberhasilan supervisi juga dipengaruhi oleh
kemampuan supervisor dalam hal ini di sekolah adalah kepala sekolah yang merupakan
figur kunci dalam mendorong perkembangan dan kemajuan sekolah dengan kegiatan
seperti membimbing, mengarahkan dan melakukan kerjasama secara profesional dengan
para guru.
2.1.4.6 Macam-macam Supervisi Kepala Sekolah
Supervisi kepala sekolah mencakup bidang yang luas, yaitu meliputi seluruh
proses pendidikan seperti supervisi pembelajaran, supervisi akademik, supervisi klinis.
Macam-macam supervisi ini bisa menjadi pilihan oleh kepala sekolah dalam memilih
model yang akan digunakan. Dalam pemilihan supervisi juga harus disesuaikan dengan
kebutuhan guru. Dibawah ini akan dijelaskan sebagai berikut.
(1) Supervisi pembelajaran adalah pemberian bantuan kepada guru untuk
meningkatkan kemampuan profesionalitas guru dalam meningkatkan proses dan
hasil belajar. Program supervisi pembelajaran meliputi banyak hal, kepala sekolah
sebagai supervisor harus membantu guru untuk meningkatkan profesi mengajar.
Imron (2012: 24) “adapun tujuan supervisi pembelajaran adalah terbaikinya proses
belajar mengajar, yang di dalamnya melibatkan guru dan siswa melalui serangkaian
tindakan, bimbingan, dan arahan”.
(2) Supervisi akademik hampir sama dengan supervisi pembelajaran tetapi supervisi
akademik sifatnya lebih kompleks. Dikatakan lebih kompleks karena tidak hanya
29
pembelajaran melainkan menyentuh kurikulum, penelitian, kelompok kerja guru
dan sebagainya. Daresh (1989) dalam Prasojo (2011: 84) menjelaskan supervisi
akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan
kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Ruang lingkup supervisi akademik meliputi hal-hal berikut ini, 1)
Pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan. 2) Persiapan, pelaksanaan, dan
penilaian pembelajaran oleh guru. 3) Pencapaian standar kompetensi lulusan,
standar proses, standar isi, peraturan pelaksanaannya. 4) Peningkatan mutu
pembelajaran melalui pengembangan (Prasojo dan Sudiyono, 2011: 84).
(3) Supervisi Klinis berbeda dengan supervisi akademik. Perbedaannya adalah
supervisi akademik dilakukan dengan inisiatif awal dari supervisor sedangkan
supervisi klinis dilakukan berdasarkan inisiatif dari guru. Pelaksanaan supervisi
klinis ketika guru meminta bantuan kepada supervisor untuk membantu mengatasi
masalahnya. Ada empat langkah dalam pelaksanaan supervisi klinis. Menurut
Sullivan & Glants (2005) dalam Prasojo (2011: 113) yaitu, (1) Perencanaan. (2)
pertemuan. (3) observasi. (4) refleksi kolaborasi.
2.1.4.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kepala Sekolah sebagai
Supervisor
Kinerja merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, work performance atau job
performance. Kinerja dalam bahasa Indonesia disebut juga prestasi kerja. Kinerja atau
prestasi kerja diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan,
sikap, keterampilan, dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu (Jasmani dan Mustofa
2013: 155). Sedangkan menurut Prawirosentono (1999) dalam Jasmani dan Mustofa
(2013: 156) menjelaskan kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang
30
atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan tanggung jawabnya
masing-masing, dalam rangka upaya untuk mencapai tujuan organisasi bersangkutan
secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Berdasarkan berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah
hasil kerja yang dicapai seseorang berdasarkan kemampuan yang dimilikinya sesuai
dengan standar dan tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dapat ditunjukkan dengan
penampilan, keterampilan, sikap, maupun hasil dari apa yang telah dilakukan oleh
seseorang. Ada berbagai faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kinerja.
Purwanto (2012: 118) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi berhasil-tidaknya supervisi atau cepat-lambatnya hasil supervisi itu,
antara lain:
(1) Lingkungan masyarakat tempat sekolah itu berada. Apakah sekolah itu di kota
besar, kecil, pelosok pastinya akan mempengaruhi kinerja kepala sekolah dalam
melaksanakan supervisi.
(2) Besar-kecilnya sekolah. Apakah sekolah itu merupakan kompleks sekolah yang
besar, banyak jumlah guru dan muridnya atau sebaliknya.
(3) Tingkatan dan jenis sekolah. Apakah sekolah yang dipimpin itu SD, SMP dll
semuanya memerlukan sifat dan sikap supervisi tertentu.
(4) Keadaan guru dan pegawai yang tersedia. Apakah sekolah itu umumnya sudah
berwenang, bagaimana kehidupan sosial-ekonomi dst
(5) Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri. Faktor ini adalah faktor yang
terpenting, jika kepala sekolah itu sendiri tidak mempunyai kecakapan dan keahlian
yang diperlukan, semuanya tidak akan ada artinya.
31
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja kepala sekolah sebagai supervisor yaitu faktor internal dan
eksternal. Faktor internal berasal dari kepala sekolah sendiri misalnya pendidikan,
kecakapan, pengalaman dll. Faktor eksternal berasal dari lingkungan masyarakat seperti
lingkungan sosial ekonomi masyarakat, akreditasi sekolah, kondisi sekolah dll.
2.1.5 Kepala Sekolah
Uraian tentang kepala sekolah meliputi: pengertian kepala sekolah, peran kepala
sekolah, tugas-tugas kepala sekolah, keterampilan manajerial kepala sekolah,
kepemimpinan kepala sekolah yang efektif.
2.1.5.1 Pengertian Kepala Sekolah
Suatu organisasi tidak akan berjalan baik jika tidak ada seorang pemimpin,
begitu juga dengan dunia pendidikan. Di sekolah dipimpin oleh seorang kepala sekolah
karena dianggap sebagai pemimpin maka dituntut untuk mempunyai kemampuan dan
kecerdasan dalam mengelola sekolah. Wahyudi (2009: 63) menjelaskan kepala sekolah
merupakan jabatan yang diperoleh seseorang setelah sekian lama menjabat sebagai
guru. Sesuai Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayan No. 0296 Tahun 1996
Kepala Sekolah adalah guru yang memperoleh tambahan tugas untuk memimpin
penyelenggaraan pendidikan dan upaya peningkatan mutu pendidikan sekolah. Kepala
sekolah selain memimpin penyelenggaraan pendidikan di sekolah juga berperan sebagai
administrator, pengawas dan supervisor pembelajaran. Kepala sekolah merupakan
pemimpin pendidikan tingkat satuan pendidikan yang harus memiliki dasar
kepemimpinan yang kuat (Mulyasa 2011: 16). Untuk itu, setiap kepala sekolah harus
memahami kunci sukses kepemimpinanya.
32
2.1.5.2 Peran Kepala Sekolah
Di sekolah tentunya kepala sekolah tidah berpangku tangan dan hanya
menyuruh bawahannya saja namun ada berbagai peran yang bisa dilakukan kepala
sekolah. Peran tersebut tentunya bisa menjadi teladan dan contoh bagi guru seperti
kepala sekolah memberikan demonstrasi mengajar kepada guru. Ada beberapa peran
kepala sekolah menurut Sagala (2012: 117) yaitu sebagai administrator, pengawas, dan
supervisi pembelajaran. Di bawah ini akan dijelaskan lebih lanjut.
(1) Sebagai administrator karena adanya kelemahan administrasi sekolah sebagian
besar disebabkan ketidakmampuan pengelolaannya dalam menjalankan fungsinya
secara profesional. Pada dasarnya secara konseptual administrasi yang baik
menduduki tempat yang sangat menentukan dalam struktur manajemen pendidikan.
Danim (2002: 132) menyatakan tugas kepala sekolah sebagai administrator adalah
mengarahkan, mengkoordinasikan, dan mendorong kearah keberhasilan pekerjaan
bagi semua staf dengan cara mendefinisikan tujuan, mengevaluasi kinerja,
mengelolah sumber-sumber organisasi. Peran administrator adalah melakukan
perubahan yang lebih berkualitas dan kompetitif, sehingga sekolah yang
dipimpinnya mempunyai pengaruh yang kuat terhadap tatanan sosial di mana
sekolah itu berada dan berpengaruh pula pada semua guru dan personel sekolah
serta peserta didiknya.
Mentzberg (1973) dalam Sagala (2012: 122) menjelaskan kepala sekolah
sebagai administrator harus kompeten dalam menjalankan tugas teknis manajerial
dalam hal (a) Interpersonal yaitu menjalankan fungsi sebagai figure, pemimpin dan
juru runding. (b) Informational yaitu menjalankan fungsi sebagai pemantau,
penyebar dan perantara. (c) decisional yaitu fungsi sebagai wirawastawan,
33
negosiator, dan pengalokasi sumber-sumber. Administrator juga mempunyai tugas
untuk melayani pada setiap unit pelayanan sekolah sehingga diperlukan pelayanan
yang prima untuk mendapatkan kualitas yang baik. Kepala sekolah sebagai
administrator dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya akan tampak
berhasil jika mampu memberdayakan seluruh personel sekolah sesuai tugas pokok
dan fungsinya dengan landasan profesional kearah pencapaian tujuan organisasi
secara berkualitas.
(2) Sebagai pengawas karena dalam pelaksanaan program dan kegiatan sekolah untuk
mencapai kualitas yang dipersyaratakan perlu mendapat pengawasan yang
sungguh-sungguh oleh kepala sekolah. Pengawasan, pengendalian, controlling yang
dilakukan oleh kepala sekolah adalah suatu proses manajemen yang sangat penting
kedudukannya dalam mengukur kualitas kegiatan sekolah. Handoko (2003: 379)
mengatakan pengawasan sebagai proses “menjamin” bahwa tujuan-tujuan
organisasi manajemen tercapai sesuai dengan yang direncanakan. Pengawasan
dapat dikaitkan dengan upaya untuk mengendalikan program dan kegiatan,
membina orang-orang yang melaksanakan program dan kegiatan, dan pelurusan
program dan kegiatan yang tidak mengarah pada sasaran untuk tujuan pengendalian
mutu.
Kontrol atau pengawasan dari kepala sekolah adalah kegiatan untuk
menjamin tidak adanya penyimpangan-penyimpangan, terhindar dari kesalahan
sekecil apapun, sehingga kegiatan sekolah dapat berjalan sesuai dengan apa yang
telah direncanakan, mencapai sasaran yang ditetapkan dan mendapat pengakuan
dari stakeholders bahwa sekolah tersebut berkualitas. Sebagai pengawas kepala
sekolah juga bertugas memonitoring dan mengevaluasi kegiatan yang ada di
34
sekolah jika terjadi masalah bisa dikomunikasikan dengan personel sekolah seperti
guru, Disini kepala sekolah bekerjasama dengan guru untuk menyelesaikan masalah
yang ada. Begitupun juga dengan guru misal ada masalah bisa dikonsultasikan
dengan kepala sekolah sehinga timbul komunikasi yang baik antara guru dengan
kepala sekolah.
(3) Sebagai supervisor pembelajaran kepala sekolah menunjukan adanya perbaikan
pengajaran pada sekolah yang dipimpinnya, perbaikan ini hasil dari supervisi
berupa bantuan kepada guru-guru yang mengalami kesulitan dalam mengajar.
Bantuan dapat berupa dukungan fasilitas, bahan-bahan ajar yang diperlukan,
pelatihan dll yang akan meningkatkan efektivitas program pengajaran dan
implementasi program dalam aktivitas belajar di kelas. Sebagai supervisi maka
kepala sekolah senantiasa meningkatkan dan menyegarkan pengetahuannya
beberapa tingkat lebih baik dari guru. Kepala sekolah harus mengetahui secara jelas
teknik yang dipakai dalam supervisi dan apa yang harus disupervisi. Kualitas
pembelajaran ini tidak hanya ditentukan oleh guru sendiri melainkan harus ada
upaya bersama dari guru dan supervisor. Hal penting dilakukan kepala sekolah
sebagai supervisor adalah memantau dan mengawasi ruang lingkup penilaian yang
disiapkan dari guru.
Peran dan fungsi kepala sekolah sebagai supervisor pembelajaran adalah
membantu dan memfasilitasi guru dalam melakukan proses belajar mengajar dan
melakukan penilaian menggunakan teknik-teknik supervisi sesuai kebutuhan. Jadi
kepala sekolah berperan sebagai administrator, pengawas, dan supervisor sesuai
situasi dan kondisi tuntutan tanggung jawab secara dinamis dalam menggerakan
seluruh potensi sekolah kearah pencapaian visi, misi, tujuan dan target sekolah.
35
Dalam melaksanakan berbagai peran tersebut kepala sekolah mempunyai tanggung
jawab untuk melaksanakan berbagai tugas
2.1.5.3 Tugas Kepala Sekolah
Kepala sekolah bertanggung jawab atas proses pendidikan di sekolah. Tugas-
tugas ini menjadi kewajiban yang sangat penting untuk dilaksanakan. Begitu banyak
dan kompleks tugas dari kepala sekolah menurut Sutomo (2012: 87) antara lain:
(1) Dalam perannya sebagai pendidik, kepala sekolah bertugas: membimbing guru,
karyawan swasta, mengembangkan staf, mengikuti perkembangan iptek, dan
menjadi contoh dalam proses pembelajaran.
(2) Dalam perannya sebagai manajer kepala sekolah bertugas: menyusun program,
menyusun pengorganisasian sekolah, menggerakan staf, mengoptimalkan sumber
daya sekolah dan mengendalikan kegiatan.
(3) Sebagai administrator, kepala sekolah bertugas: mengelola administrasi, KBM dan
BK, kesiswaan, sarana dan prasarana.
(4) Sebagai supervisor kepala sekolah bertugas: menyusun program supervisi
pendidikan, memanfaatkan hasil supervisi.
(5) Sebagai pemimpin kepala sekolah bertugas: menyusun dan mensosialisasikan visi
dan misi suatu program sekolah, mengambil keputusan, melakukan komunikasi
(6) Sebagai pembaharu kepala sekolah bertugas: mencari dan melakukan pembaharuan
dalam berbagai aspek, mendorong guru staf dan orangtua untuk memahami dan
memberikan dukungan pembaharuan yang ditawarkan.
(7) Sebagai pembangkit motivasi kepala sekolah bertugas: menyihir lingkungan kerja,
suasana kerja, membangun prinsip penghargaan dan hukuman yang sistemik.
36
Begitu banyak tugas dan tuntutan kepala sekolah, untuk mengoptimalkan tugas
dan peran tersebut, kepala sekolah dituntut untuk mempunyai berbagai keterampilan dan
kompetensi karena dari keterampilan ini bisa menjadi penunjang tugasnya dan faktor
keberhasilan sehingga bisa memberikan dampak positif dalam mewujudkan tujuan
sekolah.
2.1.5.4 Keterampilan manajerial Kepala Sekolah
Peranan kepala sekolah sebagai manajer perlu memiliki berbagai keterampilan
yang perlu dikuasai karena keterampilan ini diperlukan dalam melaksanakan tugas
manajerial secara efektif, meskipun penerapan masih tergantung pada tingkatan
manajerial. Agar seorang kepala sekolah secara efektif dapat melaksanakan fungsinya
maka kepala sekolah memerlukan keterampilan manajerial. Ada tiga keterampilan
manajerial kepala sekolah menurut Wahyudi (2009: 67) antara lain keterampilan
konseptual, keterampilan hubungan manusia, keterampilan teknik. Dibawah ini akan
dijelaskan sebagi berikut:
(1) Keterampilan konseptual menurut Pidarta dalam Wahyudi (2009: 70) menjelaskan
keterampilan konseptual adalah kemampuan manajer dalam menentukan strategi,
kebijakan, mengkreasikan atau merencanakan suatu yang baru, dan mengambil
keputusan. Dengan kemampuan konseptual memungkinkan seseorang bertindak
selaras dengan tujuan organisasi secara menyeluruh dari pada hanya atas dasar
tujuan dan kebutuhan kelompok sendiri. Dalam organisasi pendidikan,
keterampilan konseptual adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh kepala
sekolah untuk melihat sekolah sebagai suatu keseluruhan, merencanakan
perubahan, merancang tujuan sekolah, membuat penilaian tentang efektifitas
kegiatan sekolah mengkoordinasikan program secara harmonis. Pentingnya
37
keterampilan konseptual bagi kepala sekolah sebagai manajer pendidikan dalam
melaksanakan tanggung jawab manajerialnya, menentukan kebijaksanaan,
pemecahan masalah dan dalam pengembangan program secara efektif. Sehingga
kepala sekolah dalam memahami keterampilan ini nantinya dapat memberikan efek
yang positif terhadap setiap usaha dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
(2) Keterampilan hubungan manusia merupakan aktifitas hubungan antar manusia dan
interaksi antar anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sering terjadi di dalam suatu hubungan adanya masalah seperti kurang harmonis
antar individu biasanya disebabkan kurang lancarnya dalam berkomunikasi, tidak
sepaham/sependapat tentang suatu hal untuk itu perlu diciptakan hubungan yang
baik. Hubungan antar individu di dalam organisasi bersifat esensial terutama dalam
aktifitas kerjasama dalam mencapai tujuan. Di dalam sebuah hubungan tidaklah
selalu berjalan harmonis pasti ada masalah yang terjadi. Dalam organisasi
pendidikan tentunya peran dari kepala sekolah sangat dinanti untuk memecahkan
masalah yang ada. Kepala sekolah yang memiliki keterampilan ini diharapkan
dapat bekerjasama, berkomunikasi dengan personel sekolah dalam rangka
menciptakan suasana saling percaya terhadap program sekolah dan dapat
memberikan motivasi untuk meningkatkan unjuk kerja guru. Perilaku hubungan
manusia yang dilakukan oleh kepala sekolah meliputi: (1) menjalin hubungan
kerjasama dengan guru; (2) membangun semangat/moral kerja guru; (3)
memberikan penghargaan kepada guru yang berprestasi; (4) menjalin komunikasi
yang baik dengan guru.
(3) Keterampilan teknikal ini bersifat konseptual yaitu merencanakan, mengorganisir,
memecahkan masalah, dan mengadakan kerjasama dengan guru dan masyarakat
38
juga harus mampu melaksanakan kegiatan yang bersifat praktis (teknikal). Terry
dalam Wahyudi (2009: 75) berpendapat bahwa keterampilan teknikal keahlian
dalam hal menggunakan sesuatu aktifitas spesifik yang meliputi suatu proses,
prosedur, dan teknik, keterampilan teknikal memungkinkan orang yang
bersangkutan melaksanakan mekanisme yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaan khusus. Dalam kaitannya dengan dunia pendidikan keterampilan teknikal
dibutuhkan oleh kepala sekolah karena dengan keterampilan ini kepala sekolah
dapat menggunakan pengetahuan, metode, teknik serta perlengakapan untuk
menyelesaikan tugas tertentu seperti pengetahuan tentang cara pengelolaan kelas,
menggunakan metode pembelajaran, teknik mengarahkan dan membina guru-guru
di sekolah.
Ketiga keterampilan tersebut diperlukan untuk melaksanakan tugas manajerial
secara efektif, meskipun penerapan masing-masing keterampilan tersebut masih
tergantung dari kemampuan kepala sekolah. Dengan memahami dan melaksanakan
keterampilan maka akan timbul variasi gaya kepemimpinan dari kepala sekolah. Kerena
setiap kepala sekolah mempunyai cara dan metode yang berbeda-beda. Meskipun
dengan cara yang berbeda-beda dalam memimpin tetapi mempunyai tujuan yang sama
yaitu untuk mewujudkan visi dan misi sekolah.
2.1.5.4 Kepemimpinan Kepala Sekolah Yang Efektif
Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan sekolah,
yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan pada umumnya
direalisasikan. Berkaitan dengan manajemen berbasis sekolah kepala sekolah dituntut
senantiasa meningkatkan efektivitas kerja sehingga akan berdampak positif pada kinerja
guru. Sehubungan dengan itu, kepemimpinan kepala sekolah yang efektif
39
dalam manajemen berbasis sekolah berdasarkan kriteria menurut Sutomo (2012: 88)
sebagai berikut:
(1) Mampu memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan proses pembelajaran
dengan baik ,lancar, produktif.
(2) Dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan sesuai waktu yang telah ditetapkan.
(3) Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga dapat
melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan sekolah dan
pendidikan
(4) Berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat
kedewasaan guru dan pegawai lain di sekolah.
(5) Bekerja dengan tim manajemen.
(6) Berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara produktif sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan.
Kinerja kepemimpinan kepala sekolah yang berhubungan dengan manajemen
berbasis sekolah merupakan satu usaha yang yang dilakukan untuk mencapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien. Sebagai figure kunci keberhasilan di sekolah
tentunya kepala sekolah tidak bisa mewujudkan sendiri melainkan harus ada kerjasama
dengan personel sekolah. Akan tetapi dalam realitanya masih banyak personel sekolah
yang menghadapi berbagai macam masalah yang menghampiri contohnya masih
kurangnya minat dan motivasi guru dalam bekerja. Sehingga ini menjadi tugas kepala
sekolah untuk membangkitkan semangat dan motivasi guru.
Tentunya bukan hal gampang kepala sekolah dalam membangkitkan motivasi
guru, tetapi dengan usaha yang keras dan upaya yang optimal diharapkan dapat tercipta
iklim bekerja yang kondusif. Untuk menunjang bebagai peran dan tugas tentunya kepala
40
sekolah harus mempunyai berbagai kompetensi yang bisa diapliksikan dalam tugasnya
di sekolah. Salah satunya adalah kompetensi dalam memberikan motivasi. Sebagai
pemimpin, kepala sekolah harus menjadi pribadi yang motivatif yang mampu berperan
sebagai motivator yang menyemangat dan membesarkan hati guru, pegawai, siswa dan
mendukung tercapainya tujuan sekolah (Ambarita 2015: 95).
2.1.6 Motivasi
Uraian tentang motivasi meliputi: pengertian motivasi, pola motivasi, teknik
motivasi, tipe-tipe motivasi, kepemimpinan dan motivasi, motivasi berprestasi
2.1.6.1 Pengertian Motivasi
Motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai alasan atau landasan untuk
melakukan aktivitas-aktivitas demi mencapai tujuan. Berawal dari kata “motif” itu,
motivasi dapat diartikan keinginan yang menggerakkan atau mendorong seseorang tahu
diri sendiri untuk berbuat sesuatu. Callahan and Clark dalam Sutomo (2012: 84)
menjelaskan motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya
tingkah laku kearah tujuan tertentu. Dalam sebuah organisasi faktor motivasi sangat
dominan dalam mencapai efektivitas kerja.
Kaitannya dengan dunia pendidikan, kepala sekolah sebagai pemimpin dituntut
untuk memiliki kemampuan membangkitkan motivasi para guru sehingga kinerja bisa
meningkat. Dalam melaksanakan tugas pasti guru mempunyai perasaan jenuh dan malas
melaksanakan kewajibannya. Hal ini menjadi tanggung jawab kepala sekolah untuk
menumbuhkembangkan semangat dan antusias guru dalam melaksanakan tugas.
Tentunya kepala sekolah harus memahami bahwa ada tahapan dan proses yang harus
41
dilalui dalam meningkatkan motivasi sehingga tujuan dapat tercapai secara efektif dan
efisien.
Maslow (1970) dalam Sutomo (2012: 84) menjelaskan motivasi merupakan
tenaga pendorong dari dalam yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu atau berusaha
memenuhi kebutuhannya. Motivasi merupakan bagian penting dalam setiap kegiatan,
tanpa motivasi tak ada kegiatan yang nyata. Sedangkan menurut Danim (2012: 2)
“motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau
mekanisme psikologi yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk
mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya”. Ada dua jenis
motivasi yaitu instrinsik dan ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang datang
dari diri seseorang. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari lingkungan di
luar diri seseorang, misalnya pegawai bekerja karena ingin mendapatkan pujian atau
hadiah. Dibawah ini disajikan tentang jenis-jenis motivasi menurut Hamzah (2015:73).
Tabel 2.1 Jenis-jenis Motivasi
Dimensi Indikator
Motivasi
InternalI
Tanggung jawab guru dalam melaksanakan tugas.
Melaksanakan tugas dengan target yang jelas.
Memiliki tujuan yang jelas dan menantang
Memiliki perasaan senang dalam bekerja.
Selalu berusaha untuk
42
Dimensi Indikator
Motivasi
Eksternal
- Selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup
dan kebutuhan kerjanya.
- Senang memperoleh pujian dari apa yang
dikerjakannya.
- Bekerja dengan ingin mendapat insentif.
- Bekerja dengan harapan ingin memperoleh
perhatian dari teman dan atasan.
2.1.6.2 Pola Motivasi
Newstrom dan Davis (1997) dalam Usman (2013: 253) memberikan pola
motivasi dengan asumsi bahwa setiap manusia cenderung mengembangkan pola
motivasi tertentu sebagai hasil dari lingkungan budaya tempat manusia hidup. Empat
pola motivasi yang sangat penting adalah prestasi, afiliasi, kompetensi, kekuasaan. Akan
dijelaskan dibawah ini.
Tabel 2.2 Pola Motivasi
Pola Motivasi Keterangan
Prestasi Dorongan untuk mengatasi tantangan, untuk maju,untuk
berkembang,untuk mendapatkan yang terbaik menuju pada
kesempurnaan
Afiliasi Dorongan untuk berhubungan dengan orang lain secara efektif
atas dasar sosial, dorongan ingin memiliki sahabat sebanyak-
banyaknya
43
Pola Motivasi Keterangan
Kompetensi Dorongan untuk mencapai hasil kerja dengan kualitas tinggi, dorongan untuk mencapai keunggulan kerja, keterampilan
memecahkan masalah,dan berusaha untuk berinovasi. tidak mau
kalah dengan hasil orang lain
Kekuasaan Dorongan untuk mempengaruhi orang dan situasi
Pola ini sebagai sikap yang mempengaruhi cara-cara orang memandang
pekerjaan dan menjalani kehidupan. Dalam kehidupan di sekolah guru tentunya sangat
rentan terjadi kejenuhan dalam bekerja sehingga membawa dampak menurunnya
motivasi. Jika semangat bekerja sudah hilang maka semangat untuk meraih prestasi juga
akan hilang. Dalam memotivasi guru, kepala sekolah berhadapan dengan dua hal dalam
mempengaruhi orang dalam pekerjaan yaitu kemauan dan kemampuan. Kemauan bisa
diatasi dengan pemberian motivasi oleh kepala sekolah sedangkan kemampuan dapat
diatasi dengan mengadakan diklat atau seminar yang bertujuan untuk peningkatan
kualitas guru.
2.1.6.3 Teknik Motivasi
Teknik memotivasi berhubungan dengan kemampuan seseorang secara
konseptual dengan berbagai sumberdaya dan sarana dalam menciptakan timbulnya
motivasi pada setiap bawahan untuk berperilaku sesuai dengan tujuan pendidikan. Satu
hal yang perlu diperhatikan seorang pemimpin dalam memberi motivasi adalah bisa
menjaga wibawa dari seorang pemimpin tersebut. Menurut Usman (2011: 272) ada
beberapa contoh teknik memberi motivasi seperti:
(1) Berpikiran positif. Jangan mengkritik cara kerja orang lain tetapi kita tidak mampu
memberi contoh terlebih dahulu.
44
(2) Menciptakan perubahan yang kuat. Adanya kemauan yang kuat untuk mengubah
situasi oleh diri sendiri.
(3) Membangun harga diri. Banyak kelebihan kita sendiri dan orang lain yang tidak
kita hargai padahal penghargaan merupakan salah satu bentuk motivasi.
(4) Memantapkan pelaksanaan. Ungkapkan dengan jelas, bagaimana cara kerja yang
benar, mengharhgai dengan tulus.
(5) Membangkitkan orang lemah menjadi kuat. Buktikan bahwa mereka sudah
berhasil, dan nyatakan bahwa anda akan membantu apa yang mereka butuhkan.
(6) Membasmi sikap menunda-nunda. Hilangkan sikap menunda-nunda dengan alasan
pekerjaan itu terlalu sulit.
Teknik diatas dapat digunakan oleh kepala sekolah
tetapi ada hal-hal yang harus dipersiapkan oleh kepala sekolah. Sebelum
menggunakan teknik tersebut kepala sekolah perlu mengetahui proses motivasi karena
dengan ini kepala sekolah dalam memberikan motivasi akan lebih terstruktur dan lebih
efektif sehingga tujuan dapat tercapai .
2.1.6.4 Tipe-tipe Motivasi
Motivasi merupakan kemampuan menggerakkan diri atau digerakkan untuk
mewujudkan potensi menjadi aktual (Danim 2012: 17). Secara umum motivasi dapat
diklasifikasikan ke dalam empat jenis yang mempengaruhi manusia dalam bekerja atau
mungkin menjauhi pekerjaan adalah seperti berikut:
(1) Motivasi positif merupakan proses pemberian motivasi atau usaha membangkitkan
motif, lalu mempengaruhi orang lain agar mau bekerja secara maksimal. Jenis-jenis
motivasi positif adalah imbalan yang menarik, kedudukan atau jabatan, pemberian
kesempatan untuk berkembang.
45
(2) Motivasi negatif sering dikatakan sebagai motivasi yang bersumber dari rasa takut.
Motivasi yang berlebihan akan membuat organisasi tidak mampu mencapai tujuan,
karena merasa takut, serba terbatas kreativitasnya, dan organisasi menjadi tidak
kreatif dan aktif.
(3) Motivasi dari dalam muncul dari dalam diri individu, karena memang individu
mempunyai kesadaran untuk berbuat. Baginya berbuat adalah suatu kewajiban.
(4) Motivasi dari Luar muncul sebagai akibat dari adanya pengaruh yang ada dari luar
pekerjaan dan dari luar diri itu sendiri. Biasanya motivasi ini dikaitkan dengan
imbalan.
Dalam dunia pendidikan kepala sekolah menjadi kunci penting dalam
membangkitkan semangat guru dalam bekerja karena pada hakikatnya kepala sekolah
adalah seorang pemimpin di sekolah, jadi memberikan motivasi merupakan hal yang
penting. Dalam aplikasinya ada relevansi antara kepemimpinan dengan motivasi. Setiap
gaya kepemimpinan juga akan membawa perbedaan dalam memberikan motivasi.
2.1.6.5 Kepemimpinan dan Motivasi
Kepemimpinan dan motivasi merupakan dua hal yang berbeda meski memiliki
hubungan dalam kerja, konteks kerja, dan interaksi antar-manusia organisasional.
Kepemimpinan adalah faktor manusiawi yang mengikat suatu kelompok bersama dan
memberinya motivasi menuju tujuan-tujuan tertentu. Keterkaitan antar kepemimpinan
dan motivasi dapat dianalisis sebagai berikut:
(1) Tanpa kepemimpinan, organisasi tidak lain adalah sekelompok yang kacau.
Manusia sebagai anggota kelompok dituntut dapat memacu upaya tujuan organisasi
dan tujuan dirinya. Oleh karena itu, manusia organisasi pelu diarahkan dan
dimotivasi.
46
(2) Kepemimpinan berkaitan dengan kepengikutan. Kepengikutan adalah bagian yang
paling penting dalam usaha melahirkan perilaku organisasi yang sesungguhnya.
(3) Kepemimpinan mengandung arti kemampuan memotivasi. Kompetensi bawahan
antara lain tercermin dari motivasi kerjanya. Salah satu faktor yang mempengaruhi
kerjanya adalah gaya kepemimpinan.
2.1.6.6 Motivasi Berprestasi
Salah satu jenis motivasi adalah motivasi untuk berprestasi. Seseorang yang
mempunyai motivasi yang tinggi ditunjukkan dengan sikap yang ingin menjadi yang
terbaik di lingkungan kerjanya. Selain itu ingin mendapatkan prestasi untuk memenuhi
kebutuhannya dan bekerja dengan maksimal tanpa ingin mendapat pujian dari orang
lain. Menurut Danim (2012: 33) karakteristik orang yang mempunyai sifat berprestasi
yang tinggi adalah:
(1) Berani mengambil risiko yang moderat artinya risiko yang berada diantara risiko
tinggi dan risiko rendah. Mereka akan mempunyai cara yang lebih inovatif dalam
memecahkan masalah.
(2) Menghendaki umpan segera balik artinya seseorang yang mempunyai motivasi
berprestasi tinggi lebih aktif untuk menemukan informasi hasil kinerjanya. Dari
informasi ini digunakan sebagai alat ukur untuk meningkatkan kualitas kerjanya di
masa depan.
(3) Keberhasilan diperhitungkan secara teliti artinya seseorang yang ingin berprestasi
lebih mengutamakan pencapaian tugas tanpa memperhitungkan imbalan yang
diberikan. Merasa lebih puas dengan segi-segi instrinsik pekerjaan dan
menganggap segala aspek materiil hanya merupakan efek sampingan.
47
(4) Mengintegral dengan tugas artinya seseorang mempunyai sikap terhadap beban
kerja yang dilimpahkan kepadanya tidak pernah mengeluh terhadap beban
kerjanya. Orang-orang seperti ini biasanya bersikap tidak sengaja menunda separo
pekerjaan, bersahabat, realistis dan mengutamakan kemampuan individual.
Kebutuhan berprestasi merupakan motif yang secara kontras dapat dibedakan
dengan kebutuhan lainya karena motivasi ini kebanyakan lahir dari dalam diri individu
sehingga dalam menjalankan tugas tidak merasa mendapat beban. Menurut Clelland
dalam Kurniadin dan Machali (2014: 347) terdapat tiga kebutuhan pokok yang
mendorong tingkah lakunya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah:
(1) Kebutuhan Untuk Berprestasi (Need for Achievment) kebutuhan untuk berprestasi
merupakan energi dalam manusia yang sangat erat kaitannya dengan pekerjaan dan
mengarahkan tingkah laku seseorang untuk mencapai prestasi tertentu berdasarkan
kesempurnaan dalam diri seseorang.
(2) Kebutuhan Kekuasaan (Neeed for Power) kebutuhan akan kekuasaan
menampakkan diri pada keinginan untuk mempunyai pengaruh kepada orang lain.
Setiap kali seseorang tergantung pada orang lain untuk sesuatu hal, berarti orang
lain punya pengaruh terhadapnya sehingga semakin besar ketergantungannya.
Dalam hal ini pelaksanaan pekerjaan dianggap sesuatu yang tidak begitu penting
kecuali apabila hal tersebut memberikan peluang kepadanya untuk memperluas
pengaruhnya.
(3) Kebutuhan Kerja Sama, kebutuhan ini berangkat dari sifat manusia yaitu makhluk
sosial yang terlepas dari jabatan, kedudukan dan pekerjaannya. Setiap manusia
membutuhkan kerjasama dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya.
48
Berdasarkan tiga kebutuhan diatas, pada dasarnya setiap manusia memiliki
kebutuhan tersebut yang selalu muncul pada tingkah laku individu, hanya saja dasar
pentingnya kebutuhan antara masing-masing individu berbeda. Hal ini dikarenakan
dalam memeunhi kebutuhan individu ada perbedaan dalam prioritas tergantuang dari
situasi kondisi yang ada.
2.1.6.7 Upaya-upaya Memotivasi Guru
Untuk mencapai tujuan kepala sekolah tidak hanya diam saja namun berusaha
untuk lebih aktif dalam memberikan motivasi kepada bawahannya. Kepala sekolah
harus mengetahui cara-cara yang efektif dan efisien dalam memberi motivasi. Menurut
Danim (2012: 41) ada beberapa cara yang digunakan dalam memotivasi bawahannya,
antara lain sebgai berikut.
(1) Rasa hormat, seorang pemimpin harus bisa memberikan rasa hormat secara adil.
Adil disini tidak sama rata karena dengan melihat prestasi, jadi pemimpin
memberikan rasa hormat kepada seseorang yang memiliki prestasi, pengalaman,
kepangkatan dll.
(2) Informasi, seorang pemimpin harus bersikap saling terbuka untuk memberikan
informasi mengenai aktivitas organisasi. Berikan informasi secara jelas, singkat dan
padat. Dalam memberikan informasi harus secara edukatif dan persuasif.
(3) Perilaku, seorang pemimpin yang baik akan memberikan contoh yang baik dalam
berperilaku karena sekecil apapun perilaku dari pemimpin akan ditiru oleh
bawahannya. Berikan pujian yang tulus kepada bawahan yang mempunya prestasi
karena dengan pujian itu, bawahan merasa puas dengan kinerjanya.
(4) Hukuman, misal bawahan melakukan kesalahan hendaknya pemimpin memberikan
hukuman yang bersifat mendidik. Hukuman itu ditujukan untuk memperbaiki diri
49
bukan menjatuhkan mental. Dalam memberikan hukuman diusahakan ditempatkan
pada ruangan yang terpisah.
(5) Perintah, dalam memberikan perintah disampaikan dengan tulus jangan
membentak. Perintah yang diberikan sebaiknya bersifat tidak langsung. Berikan
perintah laksana ajakan dan jika perlu diawali dengan contoh.
(6) Perasaan, interaksi antara atasan dengan bawahan adalah interaksi antar manusia.
Setiap manusia memiliki kepekaan yang berbeda sehingga pemimpin merasa
kesulitan unruk memotivasi. Perasaan yang dimaksud antara lain rasa memiliki,
rasa bersatu, rasa mencapai prestasi, rasa diterima dalam kelompok.
Dari uraian upaya-upaya diatas bisa dijadikan acuan dan pegangan buat kepala
sekolah dalam bertindak/ menjalankan tugasnya. Tentunya masih banyak cara lain yang
digunakan. Pada hakikatnya kepala sekolah dalam memberikan motivasi merupakan
panggilan jiwa karena memang sudah menjadi tanggung jawab seorang pemimpin untuk
membantu bawahan yang mengalami masalah dan peduli terhadap orang lain terutama
dalam hal ini adalah guru. Semua dilakukan untuk mencapai satu tujuan yaitu
tercapainya tujuan sekolah.
2.2 Hubungan Antar Variabel
Penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu kompetensi pedagogik guru (Y),
supervisi kepala sekolah (X1), motivasi berprestasi (X2). Dalam upaya meningkatkan
kompetensi pedagogik guru dapat dipengaruhi oleh supervisi yang dilakukan oleh
kepala sekolah dan motivasi untuk berprestasi yang dimiliki oleh guru. Guru yang
memiliki motivasi berprestasi tinggi akan mempengaruhi kompetensi guru. Selain itu
juga guru yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan berusaha yang terbaik dalam
50
meningkatkan kualitas kerjanya sehingga nanti akan berdampak pada pencapaian
tujuan.
Motivasi berprestasi tinggi dapat dipengaruhi dua faktor yaitu faktor instrinsik
dan ekstrinsik. Contoh dari faktor intrinsik adalah memiliki perasaan yang senang dalam
bekerja, tanggung jawab guru dalam melaksanakan tugas, selalu berusaha untuk menjadi
yang terbaik. Sedangkan contoh faktor ekstrinsik adalah bekerja dengan harapan
mendapatkan insentif, ingin mendapatkan pujian dan perhatian dari lingkungannya,
selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan kerjanya. Kepala
sekolah berperan memberikan supervisi dalam meningkatkan motivasi berprestasi
bawahannya. Kemampuan kepala sekolah akan diuji dalam memberikan supervisi dan
motivasi untuk meningkatkan kompetensi guru. Salah satunya adalah kompetensi
pedagogik yang dimiliki oleh guru.
2.3 Kajian Empiris
Penelitian di bidang manajemen pendidikan telah banyak dilakukan oleh beberapa
peneliti, termasuk penelitian tentang supervisi kepala sekolah, motivasi, kompetensi dan
kinerja guru. Hal tersebut menarik untuk diadakan lebih lanjut, baik yang bertujuan
untuk melengkapi maupun meneliti yang baru. Selain itu, penelitian-penelitian yang
telah dilaksanakan tersebut juga menjadi pedoman dan membantu peneliti agar dapat
melaksanakan penelitian yang lebih baik. Beberapa penelitian yang telah dilakukan dan
dapat dijadikan kajian penelitian yaitu:
Penelitian tesis yang berjudul “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan
Kompetensi Pedagogik Guru terhadap Kinerja Guru SD Negeri Kecamatan Kersana
Kabupaten Brebes” yang dilakukan oleh Da’I Wibowo (2009) jurusan Manajemen
Pendidikan UNNES menujukkan bahwa (1) pengaruh supervisi kepala sekolah (X1)
51
dengan kinerja guru (Y) menghasilkan angka t observasi sebesar 2,731 > 1.978 (t tabel)
artinya nilai supervisi kepala sekolah (X1) berpengaruh terhadap kinerja guru (Y), besar
pengaruhnya yaitu sebesar 0,238 artinya besarnya varian kinerja guru yang dipengaruhi
supervisi kepala sekolah sebesar 23,8 %, (2) pengaruh kompetensi pedagogik guru (X2)
menghasilkan angka t observasi sebesar 3,135 > 1.980 (t tabel) artinya nilai kompetensi
pedagogik guru (X2) berpengaruh terhadap kinerja guru (Y) besar pengaruhnya yaitu
sebesar 0,275 artinya besarnya varian kinerja guru yang dipengaruhi kompetensi
pedagogik guru sebesar 27,5%, dan (3) uji pengaruh supervisi kepala sekolah (X1) dan
kompetensi pedagogik guru (X2) terhadap kinerga guru (Y) dari uji Anova diperoleh F
hitung sebesar 29,222 dengan tingkat signifikansi < 0,001, sementara Ftabel sesuai
dengan taraf signifikansi 0,05 sebesar 3,07 sehingga F hitung > F tabel (29,222 > 3,07)
artinya secara statistik data yang digunakan untuk membuktikan bahwa semua variabel
bebas (supervisi kepala sekolah dan kompetensi pedagogik).
Penelitian tesis yang dilakukan oleh Adi Prasetyo jurusan Manajemen
Pendidikan Universitas Negeri Semarang (2006) yang berjudul “Kontribusi Motivasi
Berprestasi dan Supervisi Kepala Sekolah, Terhadap Kompetensi Guru Sekolah Dasar
di Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang”. Simpulan penelitian ini adalah (1)
terdapat pengaruh yang signifikan motivasi berprestasi terhadap kompetensi guru SD
Negeri di Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang dengan koefisien determinasi
sebesar 64,16%, (2) terdapat pengaruh yang signifikan supervisi Kepala Sekolah
terhadap kompetensi guru SD Negeri di Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang
dengan koefisien determinasi sebesar 55,80%, dan (3) terdapat pengaruh secara
simultan (bersama) motivasi berprestasi dan supervisi Kepala Sekolah terhadap
kompetensi guru SD Negeri di Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang dengan
52
koefisien determinasi sebesar 97,3%, sisanya kompetensi guru dipengaruhi oleh faktor
lain di luar variabel penelitian.
Penelitian yang dilakukan oleh Eka Harjanto dengan judul “Pengaruh Motivasi
Berprestasi Dan Kompetensi Pedagogik Terhadap Kinerja Mengajar Guru” penelitian
ini bertujuan untuk menggambarkan secara deskriptif dan korelasional antara motivasi
berprestasi guru, kompetensi pedagogik terhadap kinerja mengajar guru dengan sampel
96 guru. Penelitian ini menunjukan bahwa 1) variabel motivasi kerja memiliki pengaruh
terhadap kinerja mengajar guru 2) terdapat hubungan yang signifikan anatara variabel
kompetensi pedagogik guru dengan kinerja mengajar guru 3) terdapat hubungan yang
signifikan motivasi kerja guru dengan kompetensi pedagogik secara bersama-sama
berkorelasi terhadap kinerja mengajar guru. Hasil analisis antara variabel motivasi kerja
dengan variabel kinerja guru sebesar 0,760, antara komptensi pedagogik guru dengan
variabel kinerja mengajar guru sebesar 0,597, nilai korelasi motivasi berprestasi dan
kompetensi pedagogik terhadap kinerja mengajar guru hasil sebesar 0,733.
Penelitian yang dilakukan oleh Retno Endah Ekowati dengan judul “ Hubungan
Persepsi tentang Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi berprestasi terhadap Kinerja
Mengajar Guru SMK RSBI di DIY”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1)
persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah secara umum termasuk kategori baik 2)
motivasi berprestasi secara umum termasuk kategori tinggi 3) kinerja mengajar guru
secara umum termasuk kedalam kategori tinggi 4) terdapat hubungan antara persepsi
guru tentang supervisi kepala sekolah dengan kinerja mengajar guru 5) terdapat
hubungan antara motivasi berprestasi terhadap kinerja mengajar guru 6) terdapat
hubungan antara persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah, motivasi berprestasi
dengan kinerja mengajar guru.
53
Penelitian ini dilakukan oleh Indra Wiguna dengan judul “ Pengaruh Supervisi
Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Guru Terhadap Kinerja Mengajar Guru
PENJAS Pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Cianjur. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa 1) supervisi kepala sekolah berpengaruh signifikan
terhadap kinerja mengajar guru dan pengaruhnya tergolong tinggi 2) motivasi
berprestasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja mengajar guru PENJAS dan
pengaruhnya tinggi 3) supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja mengajar guru PENJAS.
Penelitian ini dilakukan oleh Uu Badrudin dengan judul “Pengaruh Supervisi
Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Pada MTS Negeri Anyar Kabupaten
Serang Provinsi Banten” dengan menggunakan sampel 81 orang. Penelitian ini
memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh
peneliti. Persamaannya adalah menggunakan metode survey dan cara pengambilan
sampel dengan menggunakan rumus slovin. Perbedannya adalah tempat penelitian,
jumlah populasi dan sampel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) terdapat
pengaruh yang signifikan dan positif antara supervisi kepala sekolah terhadap kinerja
guru MTs Negeri Anyar Kabupaten Serang sebesar 69,4%. 2) terdapat pengaruh yang
signifikan dan positif antara motivasi kerja terhadap kinerja guru MTs Negeri Anyar
Kabupaten Serang sebesar 73,25%. 3) terdapat pengaruh yang signifikan dan positif
antara supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru MTs Negeri
Anyar Kabupaten Serang sebesar 65,9%.
Penelitian ini dilakukan oleh Jimmy Waworuntu (2011) dengan judul “
Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dan Kinerja Guru Profesional Guru Teknologi
SMK Negeri 2 Manado” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
54
pengetahuan manajemen dan kinerja professional guru teknologi SMK 2 Manado.
Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara motivasi
berprestasi dan kinerja professional guru dengan koefisien determinasi adalah r2
= 0,59
menunjukkan bahwa 59% variasi yang terjadi pada variabel kinerja guru dapat
dijelaskan oleh variabel motivasi berprestasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Sri Rahardjo pada tahun 2014 yang berjudul
“The Effect of Competence, Leadership, and Work Environment Towards Motivation
and Its Impact on The Performance of Teacher of Elementary School In Surakarta City,
Central Java, Indonesia”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
kompetensi, kepemimpinan, dan lingkungan kerja terhadap motivasi dan dampak
terhadap kinerja guru SD di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia. Penelitian ini
menggunakan sejumlah guru sekolah dasar di Kota Surakarta untuk dijadikan populasi
dan sampel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) kompetensi dan kepemimpinan
tidak berpengaruh terhadap motivasi, (2) lingkungan kerja berpengaruh secara
signifikan terhadap motivasi, (3) kompetensi tidak mempengaruhi terhadap kinerja, (4)
kepemimpinan dan lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja, (5)
kompetensi tidak mempengaruhi terhadap kinerja guru tanpa motivasi, (7) lingkungan
kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja melalui motivasi, dan (8) lingkungan
bekerja berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi dan efek kinerja.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Mardia Hi Rahman dengan judul
“Profesional Competence, Pedagogical Competence and the perfomance of junior high
school of science teacher”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) kompetensi
profesional berpengaruh positif terhadap kinerja guru, (2) kompetensi pedagogik
berpengaruh positif terhadap guru SMP di Ternate, (3) kompetensi pedagogik dan
55
professional memberikan dampak positif terhadap kinerja guru SMP di Ternate.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Saqib Khan (2014) dengan judul “The
Supervisory Role of the Headmaster at the Higher Secondary A Teacher’s Perception.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara guru dan supervisi
kepala sekolah, faktor kriteria keberhasilan dalam meningkatkan kualitas guru dengan
melaksanakan intruksi dari kepala sekolah.
2.4 Kerangka Berpikir
Guru merupakan komponen yang harus ada dalam pembelajaran. Sebagai suatu
komponen guru dituntut untuk berperan aktifdalam memajukan pendidikan.
Meningkatkan kompetensi dari guru merupakan kewajiban yang harus dipenuhi, karena
guru yang memiliki kompetensi yang baik akan mempengaruhi kualitas kinerjanya. Ada
empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu kompetensi pedagogik,
kompetensi profesional, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian. Untuk
menciptakan kompetensi guru yang berkualitas perlu adanya dorongan atau motivasi.
Motivasi bisa berasal dari dalam dan luar diri individu. Ada berbagai teori tentang
motivasi salah satunya dalah teori tentang motivasi berprestasi. Guru yang memiliki
motivasi berprestasi yang tinggi akan menggali kemampuan dan ingin menjadi yang
terbaik di lingkungan kerjanya. Motivasi yang tinggi tidak terlepas dari peranan seorang
kepala sekolah.
Setiap kepala sekolah mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam
memberikan supervisi kepada guru. Kepala sekolah yang memahami cara-cara dan tahu
bagaimana teknik memotivasi yang baik akan memberikan dampak positif kepada guru.
Salah satu dampaknya adalah guru merasa senang dalam bekerja sehingga timbul
motivasi untuk meningkatkan kualitasnya.
56
Dengan penelitian ini, diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam
pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang baik, kemudian dapat memberikan
kontribusi dalam menumbuhkembangkan motivasi berprestasi oleh guru dalam
meningkatkan kompetensi guru khususnya kompetensi pedagogik. Keterkaitan antara
pengaruh supervisi kepala sekolah, motivasi berprestasi guru terhadap kompetensi
pedagogik guru digambarkan dalam kerangka berpikir yang ditunjukan oleh skema
berikut.
Supervisi Kepala Sekoh (X1)
- Supervisi pembelajaran
- Supervisi Akademik
Kompetensi Pedagogik Guru
(Y)
- Supervisi Klinis - Kemampuan mengelola
pembelajaran
- Pemanfaatan teknologi Motivasi Berprestasi (X2)
pembelajaran
- Menyukai pekerjaan yang - Pelaksanaan pembelajaran
yang mendidik dijalani
- Melakukan penilaian dan
- Berani mengambil resiko evaluasi
- Berprestasi yang lebih tinggi - Memfasilitasi potensi
- Pencapaian prestasi peserta didik
diperhitungkan secara teliti
Keterangan:
X1 : Supervisi Kepala Sekolah
X2 : Motivasi Berprestasi Guru
Y : Kompetensi Pedagogik Guru
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
Skema diatas menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru (Y) sebagai
variabel terikat. Pengaruh supervisi kepala sekolah (X1) dan motivasi berprestasi (X2)
57
sebagai varabel bebas. Supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi guru
merupakan faktor yang mempengaruhi kompetensi pedagogik guru.
2.5 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Ho1 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap
kompetensi pedagogik guru SD di Dabin III Kecamatan Tegal Barat.
H01= ρ=0
Ha1 : Ada pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap
kompetensi pedagogik guru SD di Dabin III Kecamatan Tegal Barat.
Ha1= ρ≠0
Ho2 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara motivasi berprestasi terhadap
kompetensi pedagogik guru SD di Dabin III Kecamatan Tegal Barat.
H02= ρ=0
Ha2 : Ada pengaruh yang signifikan antara motivasi berprestasi terhadap kompetensi
pedagogik guru SD di Dabin III Kecamatan Tegal Barat.
Ha2= ρ≠0
Ho3 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah dan motivasi
berprestasi secara bersama-sama terhadap kompetensi pedagogik guru SD di
Dabin III Kecamatan Tegal Barat.
H03= ρ=0
Ha3 : Ada pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah dan motivasi
berprestasi secara bersama-sama terhadap kompetensi pedagogik guru SD di
Dabin III Kecamatan Tegal Barat.
58
Ha3= ρ≠0
Ho4 : Pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap kompetensi
pedagogik guru SD di Dabin III Kecamatan Tegal Barat.
H04= ρ=12,5%
Ha4 : Pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap kompetensi
pedagogik guru SD di Dabin III Kecamatan Tegal Barat.
Ha4= ρ≠12,5%
Ho5 : Pengaruh yang signifikan antara motivasi berprestasi terhadap kompetensi
pedagogik guru SD di Dabin III Kecamatan Tegal Barat.
H05= ρ=12,5%
Ha5 : Pengaruh yang signifikan antara motivasi berprestasi terhadap kompetensi
pedagogik guru SD di Dabin III Kecamatan Tegal Barat.
Ha5 = ρ≠12,5%
Ho6 : Pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi
secara bersama-sama terhadap kompetensi pedagogik guru SD di Dabin III
Kecamatan Tegal Barat.
H06= ρ=12,5%
Ha6 : Pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah dan motivasi
berprestasi secara bersama-sama terhadap kompetensi pedagogik guru SD di
Dabin III Kecamatan Tegal Barat.
Ha6= ρ≠12,5%
BAB 3
METODE PENELITIAN
Pada bagian metodologi penelitian, berisi penjelasan tentang hal-hal yang
berkaitan dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Hal-hal tersebut antara
lain: (1) desain penelitian; (2) variabel penelitian; (3) definisi operasional; (4) populasi
dan sampel; (5) teknik pengumpulan data; (6) instrumen penelitian; (7) analisis data; (8)
sistematika penulisan skripsi. Berikut uraian selengkapnya.
3.1 Desain Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif. Data yang
diolah adalah data dari sampel yang diambil dari populasi. Penelitian kuantitatif data
berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Untuk mendapatkan data yang
valid, reliabel dan obyektif maka instrumen penelitian harus valid, reliabel,
pengumpulan data dilakukan dengan cara yang benar. Sugiyono (2015: 11) menyatakan
penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu. Metode
penelitian kuantitatif dapat dibagi menjadi dua yaitu, eksperimen dan survey.
Kerlinger (1996) dalam Riduan (2014: 49) menjelaskan penelitian survey adalah
penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari
adalah data dari sampel yang diambil dari populasi. Sedangkan menurut Lawrence
(2003) dalam Sugiyono (2015: 12) dalam penelitian survey, peneliti menanyakan ke
beberapa orang tentang keyakinan, pendapat, karakteristik suatu obyek dan perilaku
59
60
yang telah lalu atau sekarang. Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
survey adalah penelitian yang bertujuan mengumpulkan data dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada responden/individu.
3.2 Variabel Penelitian
Kidder (1981) dalam Sugiyono (2015: 64) berpendapat bahwa variabel adalah
suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.
Menurut Sugiyono (2015: 64) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini terdiri
dari tiga variabel yaitu: dua variabel bebas (independent variabel) dan satu variabel
terikat (dependent variabel).
3.2.1 Variabel Bebas
Sugiyono (2015: 64) menjelaskan variabel bebas adalah variabel yang
memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat
(dependen). Variabel bebas dalam penelitian ini ada dua, yaitu: supervisi kepala sekolah
(X1) dan motivasi berprestasi (X2).
3.2.2 Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas (2015: 64). Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu
kompetensi pedagogik guru SD di Dabin III Kecamatan Tegal Barat (Y).
3.3 Definisi Operasional
Definisi operasional digunakan untuk menyamakan persepsi antara peneliti
dengan pembaca terhadap variabel yang digunakan. Variabel dalam penelitian ini terdiri
61
dari kompetensi pedagogik guru sebagai variabel terikat. Pengaruh supervisi kepala
sekolah dan motivasi berprestasi sebagai variabel bebas. Definisi ketiga variabel
tersebut adalah:
3.3.1 Kompetensi pedagogik guru
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta
didik yang meliputi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan cara yang
mendidik dan dialogis, pemanfaatan teknologi pembelajaran, memfasilitasi
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki,
serta terampil melakukan penilaian dan evaluasi hasil belajar. Yang sering terlihat
adalah bagaimana cara guru dalam mengelola pembelajaran.
3.3.2 Supervisi kepala sekolah
Kemampuan dan keterampilan-keterampilan yang dimiliki oleh kepala sekolah
dalam memberikan bantuan, layanan, pembinaan yang kontinu dan berbagai kegiatan.
Supervisi kepala sekolah dalam arti luas meliputi supervisi pembelajaran, supervisi
klinis, supervisi akademik. Tahap-tahap dalam melaksanakan supervisi adalah
mempersiapkan/merencanakan supervisi untuk guru, pelaksanaan supervisi, dan tindak
lanjut supervisi.
3.3.3 Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi adalah suatu dorongan baik dari dalam maupun luar diri
guru untuk menunjukkan potensi diri yang lebih guna mencapai tujuan. Proses awal
untuk menumbuhkan motivasi seseorang adalah adanya kesenangan atau kesukaan pada
sesuatu yang ingin dicapai. Indikator guru yang memiliki motivasi berprestasi tinggi
adalah penjabaran dari karakteristik orang berprestasi tinggi menurut Danim, yaitu:
menghendaki umpan balik, berani mengambil resiko moderat, dan memiliki perhitungan
62
untuk mencapai keberhasilan. Sedangkan teori dari McClleland yaitu memusatkan pada
satu kebutuhan yaitu kebutuhan berprestasi.
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015: 119). Populasi bukan
hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan
sekedar jumlah yang ada pada obyek/ subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang dipelajari tetapi juga
meliputi seluruh karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh subyek/obyek yang diteliti itu.
Populasi dalam penelitian ini adalah guru SD di Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota
Tegal. Tabel di bawah ini merupakan nama SD beserta jumlah guru, yaitu:
Tabel 3.1 Jumlah populasi tiap SD di Dabin III
No
Nama Sekolah
Jumlah Guru
1.
SDN Kraton 1
11
2.
SDN Kraton 3
10
3.
SDN Kraton 5
9
4.
SDN Kraton 6
9
5.
SDN Pesurungan Kidul 1
10
6.
SDN Pesurungan Kidul 2
9
7.
SDN Al Irsyad
24
63
No
Nama Sekolah
Jumlah Guru
8.
SDS Al Khairiyah
10
9.
MI Pesurungan Kidul
9
Jumlah Total
101
Sumber: UPPD Tegal Barat
3.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono 2015: 120). Menurut Riduwan (2013: 56) “sampel adalah bagian dari
populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti”. Karena
tidak semua data dan informasi akan diproses dan tidak semua orang akan diteliti
melainkan cukup dengan sampel yang mewakili. Oleh karena itu, sampel yang diambil
dari populasi harus benar-benar representatif. Untuk mendapatkan sampel yang
representatif diperlukan teknik sampling.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pr obability
sampling dengan jenis proportionate stratified random sampling. Sugiyono (2015: 300)
menyatakan bahwa probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel. Pengambilan jumlah sampel menggunakan tabel Isaa c dan Michael
dengan taraf kesalahan 5% (Sugiyono 2015: 128). Menurut Arikunto (2010: 182) ada
kalanya banyaknya subjek yang terdapat pada setiap wilayah tidak sama. Oleh karena
itu, untuk memperoleh sampel yang representatif, pengambilan subjek dari setiap strata
atau setiap wilayah ditentukan sebanding dengan banyaknya subjek dalam masing-
64
No Nama Sekolah Jumlah populasi guru SD
Jumlah Sampel
1 SDN Kraton 1 11 11/101x78= 8 orang
2 SDN Kraton 3 10 10/101x78= 8 orang
3 SDN Kraton 5 9 9/101x78= 7 orang
4 SDN Kraton 6 9 9/101x78= 7 orang
5 SDN Pesurungan Kidul 1
10 10/101x78= 8 orang
6 SDN Pesurungan Kidul 2
9 9/101x78= 7 orang
7 SDN Al Irsyad 24 24/101x78= 18 orang
masing strata atau wilayah. Pengambilan sampel dalam penelitian ini berupa sampel
proporsi karena populasi di setiap sekolah berbeda.
Pengambilan sampel menggunakan rumus proporsional random sampling
menurut Sugiyono (1999: 67) yang dikutip oleh Riduwan (2013: 66) yaitu:
Keterangan : ni = jumlah sampel menurut stratum
n = jumlah sampel seluruhnya
Ni = jumlah populasi menurut stratum
N = jumlah populasi seluruhnya
Berdasarkan rumus diatas, dalam penelitian ini untuk menghitung sampel dengan
jumlah populasi sebesar 101 adalah sebagai berikut :
Penerapan pengambilan sampel tiap sekolah dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.2 Jumlah sampel tiap SD di Dabin III
65
No Nama Sekolah Jumlah populasi guru SD
Jumlah Sampel
8 SDS Al Khairiyah 10 10/101x78= 8 orang
9 MI Pesurungan Kidul 9 9/101x78= 7 orang
Jumlah Total 101 78 Orang
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa macam teknik pengambilan data dalam penelitian. Pengumpulan
data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data angket
atau kuesioner, dokumentasi, dan wawancara. Uraian selengkapnya sebagai berikut:
3.5.1 Angket atau Kuesioner
Lary Cristensen (2004) dalam Sugiyono (2015:192) menyatakan bahwa
kuesioner merupakan instrumen untuk pengumpulan data, dimana partisipan atau
responden mengisi pertanyaan atau pernyataan yang diberikan oleh peneliti. Sedangkan
Sugiyono (2015: 192) menjelaskan kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya
Dari beberapa pengertian mengenai angket menurut para ahli, dapat disimpulkan
bahwa angket atau kuesioner adalah seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang
diberikan oleh peneliti kepada partisipan atau responden untuk mengumpulkan data.
Penelitian ini menggunakan angket berupa pernyataan tertutup menggunakan skala
Likert untuk mengukur sikap dengan pernyataan bersifat tertutup yaitu jawaban atas
pertanyaan yang diajukan sudah disediakan. Subjek hanya diminta untuk memilih satu
jawaban yang sesuai dengan dirinya dengan empat pilihan jawaban yaitu selalu, sering,
kadang-kadang, tidak pernah dan setiap jawaban ada skor nya yaitu tertinggi 4 dan
terendah 1. Pertanyaan dan jawaban telah disediakan, sehingga responden hanya
66
memilih jawaban yang telah tersedia. Angket yang digunakan untuk mengetahui
supervisi kepala sekolah (X1), motivasi berprestasi (X2), dan kompetensi pedagogik
guru SD se Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal (Y).
3.5.2 Dokumentasi
Riduan (2013: 77) menjelaskan dokumentasi adalah ditujukan untuk
memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan,
peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan
penelitian. Sedangkan Sugiyono (2015: 326) menjelaskan dokumentasi merupakan
catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau
karya-karya monumental dari seseorang.
Berdasarkan pengertian dokumentasi menurut beberapa ahli, dapat disimpulkan
bahwa dokumentasi merupakan barang-barang tertulis seperti buku-buku, data-data
yang relevan, dan sebagainya yang digunakan untuk mengumpulkan data. Dalam
penelitian ini, dokumentasi yang digunakan adalah dokumen tentang guru SD di Dabin
III Kecamatan Tegal Barat yang berupa identitas lengkap guru SD, surat perizinan dan
data lain yang mendukung penelitian.
3.5.3 Wawancara
Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
tidak terstruktur. Sugiyono (2015: 318) menjelaskan wawancara tidak terstruktur adalah
wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang
telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Wawancara
digunakan untuk studi pendahuluan untuk menghimpun informasi yang dibutuhkan
dalam penelitian. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara kepada kepala Dabin III
dan beberapa guru di SD Dabin III Tegal Barat.
67
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena
alam maupun sosial (Sugiyono, 2015:148). Instrumen penelitian adalah alat yang
berupa daftar pertanyaan atau soal yang telah dipersiapkan untuk mendapatkan
informasi dari objek yang diteliti. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa angket
atau kuesioner. Angket atau kuesioner digunakan untuk mengukur variabel-variabel
yaitu pengaruh supervisi kepala sekolah, motivasi berprestasi, dan kompetensi
pedagogik guru.
Skala pengukuran yang digunakan dalam angket penelitian ini adalah skala Likert
yang telah dimodifikasi menjadi empat jawaban. Empat jawaban dengan skala penilaian
selalu diberi skor 4, sering diberi skor 3, kadang-kadang diberi skor 2, dan tidak pernah
diberi skor 1 untuk jawaban positif. Sedangkan untuk jawaban negatif diberi skor
sebaliknya. Instrumen skala Likert dalam penelitian ini dibuat dengan bentuk checklist.
Dengan bentuk checklist, akan didapat keuntungan dalam hal lebih efisien dan efektif
penggunaanya. Dengan menggunakan skala Likert, variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai
titik tolak untuk menyusun ietm-item instrumen yang berupa pertanyaan atau
pernyataan (Sugiyono, 2015: 136).
Tabel 3.3 Skala Likert
Item
Pertanyaan
Bobot Skor
Selalu Sering Kadang-
Kadang
Tidak Pernah
Positif 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4
68
Sebelum instrumen digunakan untuk pengujian, terlebih dahulu perlu dilakukan
uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk mengetahui
butir-butir soal yang memenuhi syarat dan tidak, jika tidak memenuhi syarat tidak
diikutkan ke dalam instrumen. Uji instrumen dilakukan kepada guru SD di Dabin III
Tegal Barat di luar dari sampel sejumlah 23 orang. Uraian tentang validitas dan
reliabilitas sebagai berikut.
3.6.1 Validitas Angket
Arikunto dalam Riduan (2013: 97) menjelaskan validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Sedangkan
Sugiyono (2015: 361) “validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi
pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti”. Untuk
mengetahui apakah angket supervisi kepala sekolah, motivasi berprestasi, dan
kompetensi pedagogik guru mampu menghasilkan data yang akurat dan sesuai dengan
tujuan ukur, angket tersebut harus valid. Dalam penelitian ini, validitas instrumen yang
digunakan adalah validitas konstruksi. Sedangkan menurut Riduwan (2013: 97)
menyatakan bahwa “untuk menguji validitas konstruksi dapat digunakan pendapat ahli”.
Ahli pada penelitian ini yaitu Drs. Sigit Yulianto, M.Pd. dan Mur Fatimah, S.Pd.,M.Pd.
dengan melihat kesesuaian instrumen dengan kisi-kisi, tujuan dan teori yang digunakan.
Setelah angket divalidasi oleh ahli melalui validitas konstruk kemudian angket
diujicobakan.
Data uji coba angket supervisi, motivasi, dan kompetensi kemudian
ditabulasikan untuk memperoleh skor guna menghitung hasil uji coba. Dalam
melakukan perhitungan hasil uji coba angket, peneliti menggunakan program SPSS
versi 21. Langkah-langkah pengujian validitas angket menurut Priyatno (2010: 93)
69
yaitu klik Analyze – Correlate – Bivariate Pada kotak Bivariate Correlations semua
variabel dimasukkan ke kotak Variables. Pada Correlations Coefisien pilih Pearson dan
pada Test of Significance pilih two-tailed dan centang Flat Significance Correlations
kemudian Ok.
Dalam pengujian validitas item angket uji coba, diketahui n=23 maka r tabel
pada taraf kesalahan 0,05 sebesar 0,413. Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan
taraf signifikansi 0,05 dengan kriteria pengambilan keputusan yaitu jika r hitung r
tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05), maka instrumen dinyatakan valid. Namun, jika r
hitung r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05), maka instrumen dinyatakan tidak valid
(Priyatno 2010: 91).
3.6.2 Reliabilitas Angket
Priyatno (2010: 97) menjelaskan reliabilitas digunakan untuk mengetahui
konsistensi alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap
konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas
instrumen penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha.
Metode Cronbach’s Alpha cocok digunakan pada skor berbentuk skala (misal 1-4).
Arikunto (2013: 239) menjelaskan bahwa rumus Alpha digunakan untuk mencari
reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk
uraian. Adapun rumus Alpha menurut Arikunto (2010: 239) sebagai berikut.
∑
r11 = [ ] [ ]
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
70
∑ = jumlah varians butir
= varians total
Selanjutnya untuk memudahkan menghitung reliabilitas instrumen dibantu
dengan program SPSS versi 21. Langkah-langkah pengujian reliabilitas menggunakan
SPSS versi 21 yaitu klik Analyze Scale Reliability Analysis, masukkan variabel
yang valid (setelah diuji dengan uji validitas) ke kotak Items, klik Statistics, pada
Descriptives For klik Scale If Item Deleted, klik Continue, klik Ok (Priyatno 2010: 96).
Jika koefisien reliabilitas sebesar 0,6 atau lebih (minimal 0,6), berarti instrumen
dikatakan reliabel (Sugiyono 2015: 184). Menurut Sekaran (1992) dalam Priyatno
(2010:98), reliablitas kurang dari 0,6 dikatakan kurang baik, sedangkan 0,7 dapat
diterima dan diatas 0, 8 dikatakan baik.
3.7 Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini, analisis yang digunakan yaitu analisis statistik deskriptif, uji
prasyarat analisis, dan analisis akhir atau pengujian hipotesis. Berikut uraian
selengkapnya.
3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum
atau generaliasi (Sugiyono 2015: 199). Dalam penelitian ini peneliti ingin membuat
kesimpulan yang berlaku untuk populasi dengan menggunakan teknik analisis statistik
inferensial. Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik inferensial dibagi
71
menjadi dua yaitu statistik parametris dan non parametris. Dalam penelitian ini
menggunakan statistik parametris yang digunakan untuk menguji parameter populasi
melalui populasi statistik parametris memerlukan asumsi yang akan dianalisis harus
bedistribusi normal.
Persentase tiap item soal pada variabel supervisi kepala sekolah, motivasi
berprestasi, dan kompetensi pedagogik dapat dihitung menggunakan rumus berikut.
Sk
P = × 100% ∑ Sk
Keterangan:
P = persentase item
Sk = skor keseluruhan yang diperoleh
Sk = jumlah skor maksimal
Kriteria interpretasi skor supervisi, motivasi, dan kompetensi guru menurut
Riduwan (2013: 89) sebagai berikut:
Tabel 3.4 Klasifikasi tiap Kategori
Persentase Kriteria
81 % – 100 % Sangat kuat
61 % – 80 % Kuat
41 % – 60 % Cukup
21 % – 40 % Lemah
0 % – 20 % Sangat Lemah
Perhitungan analisis deskriptif data menggunakan bantuan program SPSS versi
20. Langkah-langkah perhitungannya yaitu klik Analyze – Deskriptif Statistics –
Frequencies. Pilih variabel supervisi, motivasi, kompetensi kemudian masukkan ke
kotak Variable(s). Klik ikon Statistics, maka akan muncul kotak dialog Frequencies
72
Statistics. Aktifkan Checkbox untuk memunculkan item-item analisis yang diinginkan.
Beri tanda checklist pada pilihan yang akan diaktifkan, yaitu Mean, Median, Mode,
Sum, Std. Deviation, Va r iance, Range, Minimum, Maximum. Klik Continue, lalu klik
OK untuk melihat hasil analisis pada jendela Output (Priyatno 2012:29-32).
3.7.2 Uji Prasyarat Analisis
Sugiyono (2015: 333) mengemukakan bahwa “analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri ataupun orang lain”. Uji prasyarat analisis
dalam penelitian ini adalah uji asumsi dasar dan uji asumsi klasik regresi. Pada uji
asumsi dasar ada beberapa persyaratan, yaitu: uji normalitas dan uji linieritas.
Kemudian pada uji asumsi klasik regresi, persyaratannya sebagai berikut: uji
multikolinieritas dan uji heteroskedastisita. Perhitungan dalam pengujian prasyarat
menggunakan program SPSS versi 21.
3.7.2.1 Uji Normalitas
Sugiyono (2014: 202) menyatakan bahwa statistik parametris memerlukan
terpenuhi banyak asumsi. Asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus
berdistribusi normal. Uji normalitas harus dilakukan terlebih dahulu, apabila data tidak
normal, maka statistik parametris tidak bisa digunakan, sehingga statistik yang bisa
digunakan adalah statistik nonparametris.
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui populasi data berdistribusi normal
atau tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan cara uji Liliefors
73
karena data yang digunakan berupa data interval. Peneliti menggunakan bantuan
program SPSS versi 21 untuk menghitung normalitas data dengan langkah klik menu
Analyze Descriptives Statistics Explore, masukkan variabel kompetensi
pedagogik ke Dependent List, klik tombol Plots, pilih Normality Plots With Test, klik
Continue lalu OK (Priyatno 2012: 47-9). Jika signifikansi > 0,05; maka data
berdistribusi normal (Priyatno 2012: 57).
3.7.2.2 Uji Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk melihat garis regresi antara variabel X (supervisi
kepala sekolah dan motivasi berprestasi) dan variabel Y (kompetensi pedagogik guru)
membentuk garis linier atau tidak. Jika tidak linier maka analisis regresi tidak dapat
dilanjutkan. Pengujian linieritas dilakukan menggunakan bantuan program SPSS versi
21 dengan langkah-langkah menurut Priyatno (2010: 74) yaitu klik analyze - Compare
means – means. Masukkan variabel supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi
pada kotak independent list dan variabel kompetensi pedagogik guru pada kotak
dependent list. Kemudian pilih kotak options, beri tanda centang pada Test for linearity
pilih continue lalu Ok. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan linier, apabila nilai
signifikansinya kurang dari 0,05 (Priyatno, 2010: 73). Hasil uji linieritas dapat dilihat
pada output ANOVA table pada kolom sig. baris Linearity.
3.7.2.3 Uji Multikolinieritas
Priyatno (2010: 81) menyatakan bahwa multikolinearitas adalah keadaan
dimana terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel
independen dalam model regresi. Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada
atau tidaknya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat
yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Pada
74
pembahasan ini akan dilakukan uji multikolinearitas dengan melihat nilai Inflation
Factor (VIF) dengan bantuan program software SPSS versi 21. Menurut Santoso (2001)
dalam Priyatno (2010: 81), pada umumnya jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel
tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya.
3.7.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Priyatno (2010: 83) menyatakan bahwa “heteroskedastisitas adalah keadaan
dimana terjadi ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model
regresi”. Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Ada beberapa metode pengujian
yang baik digunakan, antara lain Uji Spearman’s rho, Uji Glesjer, Uji Park, dan melihat
pada pola grafik regresi. Pada penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan
menggunakan uji Spearman’s rho, yaitu mengorelasikan nilai residual (Unstandardized
residual) dengan masing-masing variabel independen. Jika signifikansi korelasi kurang
dari 0,05 maka pada model regresi terjadi masalah heteroskedastisitas.
3.7.3 Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis)
Priyatno (2010: 9) menyatakan uji hipotesis adalah pengujian yang bertujuan
untuk mengetahui apakah kesimpulan pada sampel dapat berlaku untuk populasi/
digeneralisasikan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis
regresi ganda. Analisis regresi ganda adalah pengembangan dari analisis sederhana.
Kegunaannya untuk meramalkan nilai variabel terikat (Y) apabila variabel bebas
minimal dua (Riduwan, 2013: 155). Analisis regresi ganda adalah suatu alat analisis
peramalan nilai pengaruh dua variabel terikat untuk membuktikan ada tidaknya
hubungan fungsi atau kausal antara dua variabel bebas atau lebih dengan satu variabel
terikat (Riduwan 2013: 155). Persyaratan pada analisis regresi ganda menggunakan
75
beberapa uji, diantaranya: analisis korelasi ganda (R), analisis determinasi (R2), dan uji
koefisien regresi secara bersama-sama (uji F), Uraian selengkapnya sebagai berikut:
3.7.3.1 Analisis Korelasi Ganda ( R )
Analisis korelasi ganda berfungsi untuk mencari besarnya pengaruh atau
hubungan antara dua variabel bebas (X) atau lebih secara simultan (bersama-sama)
dengan variabel terikat (Y). Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang
terjadi antara variabel independen dengan variabel dependen. Nilai R berkisar 0 sampai
1, nilai semakin mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya
semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah.
Menurut Sugiyono (2007) dalam Priyatno (2010: 65) menjelaskan pedoman
untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut.
0,00-0,199 = sangat rendah
0,020-0,399 = rendah
0,40-0,599 = sedang
0,60-0,799 = kuat
0,80-1,000 = sangat kuat
3.7.3.2 Analisis Determinasi (R2)
Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui prosentase sumbangan
pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Koefisien ini
menunjukkan seberapa besar prosentase variasi variabel dependen. R2 sama dengan 0,
maka tidak ada sedikitpun prosentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel
independen terhadap variabel dependen, atau variasi variabel independen yang
digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikitpun variasi variabel dependen.
Sebaliknya apabila R2 sama dengan 1, maka presentase sumbangan pengaruh yang
76
diberikan variabel independen terhadap varabel dependen adalah sempurna, atau
variasi-variasi variabel independen yang digunakan dalam model menjelaskan 100%
variasi variabel dependen.
3.7.3.3 Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F)
Uji koefisien regresi secara bersama-sama digunakan untuk mengetahui apakah
variabel independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen. Untuk melakukan uji F dalam penelitian ini dibantu dengan SPSS
versi 21 yang dilihat pada tabel ANOVA. Apabila F hitung > F tabel, dapat ditarik
kesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima (Priyatno 2010: 67). Ho berarti tidak ada
pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y, sedangkan Ha berarti ada pengaruh
antara variabel X terhadap variabel Y.
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab 4 akan dikemukakan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan
dan pembahasannya. Penulis melakukan penelitian tentang pengaruh supervisi kepala
sekolah dan motivasi berprestasi terhadap kompetensi pedagogik guru SD di Dabin III
Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal. Semua data yang telah diambil selama penelitian
dilakukan kemudian dihitung, diolah, dan dianalisis menggunakan bantuan program
SPSS versi 21.
Pada bagian ini, akan dibahas mengenai gambaran umum subjek penelitian,
analisis statistik deskriptif, uji hipotesis (uji prasyarat analisis, analisis regresi linier
ganda, analisis koefisien determinasi) dan pembahasan dari hasil penelitian yang telah
dilaksanakan peneliti. Berikut uraian selengkapnya.
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan tanggal 25 Maret s/d 10 April 2016 di Sekolah Dasar
Dabin III (SD Negeri Kraton 1, SD Negeri Kraton 3, SD Negeri Kraton 5, SD Negeri
Kraton 6, dan SD Negeri Pesurungan Kidul 1, SD Negeri Pesurungan Kidul 2, SD Al
Irsyad, SD Al Khairiyyah, MI Pesurungan Kidul) Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal.
Penelitian dilakukan pada populasi sebanyak 101 guru yang meliputi 11 guru dari
Sekolah Dasar Negeri Kraton 1, 10 guru dari Sekolah Dasar Negeri Kraton 3, 9 guru
dari Sekolah Dasar Negeri Kraton 5, 9 guru dari Sekolah Dasar Negeri Kraton 6, 10
guru dari Sekolah Dasar Negeri Pesurungan Kidul 1, 9 guru dari Sekolah Dasar Negeri
77
78
Pesurungan Kidul 2, 24 guru dari Sekolah Dasar Al Irsyad, 10 guru dari Sekolah Dasar
Al Khairyyah, dan 9 guru dari MI Pesurungan Kidul.
Letak sekolah dasar tersebut tesebar di Kecamatan Tegal Barat. SD Kraton 1
beralamat di Jln.Nanas No.104 Kota Tegal. SD Kraton 3 beralamat di Jln.Blimbing Gg
Klengkeng. SD Kraton 5 beralamat di Jln.Nanas No.104 Kota Tegal. SD Kraton 6
beralamat di Jln. Cinde Kencana. SD Pesurungan Kidul 1 beralamat di Jln. H. Abdul
Ghoni No.53. SD Pesurungan Kidul 2 beralamat di Jln. Si Untung No.40B. SD Al
Irsyad beralamat di Jln. Gajah Mada 78 B. SD Al Khairyyah beralamat di Jln.Gandaria
No.2. MI Pesurungan Kidul beralamat di Jln. H.Abdul Rahman No.12.
4.2 Hasil Uji Coba Instrumen
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan instrumen nontes berupa angket.
Angket digunakan untuk mengumpulkan data mengenai variabel supervisi kepala
sekolah dan motivasi berprestasi (X) dan variabel kompetensi pedagogik guru (Y).
Instrumen terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya
sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian. Penulis melakukan uji coba instrumen
kepada 23 guru di luar sampel penelitian. Setelah angket diujicobakan, kemudian angket
dianalisis menggunakan bantuan program SPSS versi 21 untuk menghitung validitas
dan reliabilitasnya. Adapun hasil uji coba instrumen penelitian ini dijelaskan secara
rinci sebagai berikut.
4.2.1 Uji Validitas
Uji validitas angket bertujuan untuk mengetahui valid atau tidaknya angket
tersebut untuk dijadikan sebagai alat pengumpulan data pada penelitian ini. Sebelum
diujicobakan, angket harus memenuhi validitas logis dan empiris. Pengujian validitas
logis dilakukan oleh ahli, yaitu oleh Drs. Sigit Yulianto, M.Pd. dan Mur Fatimah, S.Pd.
79
M.Pd selaku dosen pembimbing. Setelah memenuhi validitas logis, angket telah
dinyatakan layak untuk diujicobakan.
Setelah diujicobakan kepada 23 guru, angket kemudian dianalisis untuk
mengetahui validitas empiris item-item pernyataan yang valid dan tidak valid.
Perhitungan uji validitas angket dalam penelitian ini menggunakan rumus Pearson
Product Moment. Hasil perhitungan uji validitas angket supervisi kepala sekolah,
motivasi berprestasi dan kompetensi pedagogik menggunakan SPSS versi 21 sebagai
berikut.
Tabel 4.1 Uji Validitas Angket Supervisi Kepala Sekolah
No Kriteria No Item Jumlah
1. Valid 1, 2, 3, 4, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 28,
29,30
25
2. Tidak Valid 5, 8, 16, 19, 24 5
Tabel 4.2 Uji Validitas Angket Motivasi Berprestasi
No Kriteria No Item Jumlah
1. Valid 1, 2, 3, 4, 6, 8, 10, 11, 12, 13,14, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29,
30
26
2. Tidak Valid 5, 7, 9, 15 4
Tabel 4.3 Uji Validitas Angket Kompetensi Pedagogik Guru
No Kriteria No Item Jumlah
1. Valid 2, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 12,16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 31,
32, 33, 34, 35, 36, 37,38, 39
32
2. Tidak Valid 1, 8, 9, 13, 14, 15, 28, 40 8
80
Berdasarkan perhitungan data dengan menggunakan SPSS 21, diperoleh item
yang valid untuk variabel X1 sebanyak 25 soal valid dan 5 soal tidak valid. Untuk
variabel X2 sebanyak 26 soal valid dan 4 soal tidak valid. Untuk variabel Y sebanyak 32
soal valid dan 8 tidak valid. Jadi angket supervisi kepala sekolah yang digunakan
sejumlah 25 soal, motivasi berprestasi sejumlah 26 soal, dan kompetensi pedagogik
guru sejumlah 32 soal.
4.2.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik (Arikunto 2013: 221). Reliabilitas angket dihitung untuk item-item
pernyataan yang telah dinyatakan valid pada perhitungan uji validitas. Uji reliabilitas
instrumen dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach’s Alpha.
Tabel 4.4 Uji Reliabilitas Variabel Supervisi Kepala Sekolah
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.761 30
Tabel Uji Reliabilitas 4.5 Variabel Motivasi Berprestasi
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.909
30
Tabel 4.6 Uji Reliabilitas Variabel Kompetensi Pedagogik Guru
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.933 40
81
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai reliabilitas keseluruhan
instrumen yang diujikan sebesar 0,761, 0,909, dan 0,933. Dapat disimpulkan bahwa
0,761 di atas 0,7 dikategorikan cukup dan 0,909, dan 0,933 berarti di atas 0,8 yang
artinya dapat dikategorikan baik. Sehingga instrumen soal tersebut sudah terbukti
reliabel dan siap dijadikan angket pada penelitian.
4.3 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan sebagai penggambaran tentang hasil
pengumpulan data dari tiap-tiap variabel yang diteliti sehingga lebih mudah dipahami.
Adapun variabel yang menjadi obyek penelitian dalam penelitian ini yaitu supervisi
kepala sekolah dan motivasi berprestasi (X) dan kompetensi pedagogik guru (Y). Ketiga
variabel tersebut diambil datanya dengan menggunakan instrumen berupa angket.
Angket yang digunakan sebagai istrumen penelitian terlebih dahulu diujicobakan
dengan tujuan untuk mengetahui item-item yang memenuhi syarat validitas dan
reliabilitas sebagai instrumen penelitian.
Uji coba angket dilakukan kepada 23 guru di luar sampel penelitian.
Berdasarkan hasil analisis uji coba angket yang telah dilakukan, diketahui bahwa 25
item pernyataan pada angket variabel supervisi kepala sekolah dinyatakan valid dan 5
item dinyatakan tidak valid. Pada angket variabel motivasi berprestasi, dari 30 item
pernyataan terdapat 26 item yang valid dan 4 item yang tidak valid. Sedangkan pada
angket kompetensi guru dari 40 item terdapat 32 item yang valid dan 8 item yang tidak
valid. Item pernyataan yang tidak valid tidak digunakan sebagai instrumen penelitian,
dan hanya item pernyataan yang valid yang dijadikan sebagai instrumen penelitian.
Berdasarkan perhitungan, hasil analisis statistik dekriptif variabel supervisi
kepala sekolah, motivasi berprestasi dan kompetensi pedagogik guru sebagai berikut.
82
Tabel 4.7 Deskripsi Data
Ukuran Supervisi
kepala sekolah
Motivasi
berprestasi
Kompetensi
pedagogik guru
N 78 78 78
Mean 74 84,62 101,46
Median 74 85 103
Modus 73 89 85
Standar Deviasi 11,271 8,904 11,196
Variansi 127,039 79,279 125,343
Rentang 50 39 42
Nilai Terendah 47 64 80
Nilai Tertinggi 97 103 122
Jumlah 5772 6600 7914
Berdasarkan tabel deskripsi data yang dikemukakan dalam penelitian ini sebagai
berikut.
(1) Variabel supervisi kepala sekolah merupakan variabel bebas dalam penelitian ini.
Pengumpulan data untuk variabel bebas ini menggunakan angket yang disebarkan
kepada 78 guru. Dari hasil perhitungan data diperoleh hasil bahwa mean atau rata-
rata = 74,00; median atau titik tengah = 74; modus atau nilai yang paling sering
muncul = 73; standar deviasi = 11,271; variansi = 127,039; rentang = 50; nilai
terendah = 47; nilai tertinggi = 97; dan jumlah skor keseluruhan sebesar 5772.
(2) Variabel motivasi berprestasi merupakan variabel bebas dalam penelitian ini.
Pengumpulan data untuk variabel bebas ini menggunakan angket yang disebarkan
kepada 78 guru. Dari hasil perhitungan data diperoleh hasil bahwa mean atau rata-
rata = 84,62; median atau titik tengah = 85,00; modus atau nilai yang paling sering
muncul = 89; standar deviasi = 8,904; variansi = 79,279; rentang = 39; nilai
terendah = 64; nilai tertinggi = 103; dan jumlah skor keseluruhan sebesar 6600.
(3) Variabel kompetensi pedagogik guru merupakan variabel terikat dalam penelitian
ini. Pengumpulan data untuk variabel ini menggunakan angket yang disebarkan
83
kepada 78 guru. Dari hasil perhitungan data diperoleh hasil bahwa mean atau rata-
rata = 101,46; median atau titik tengah = 103; modus atau nilai yang paling sering
muncul = 85; standar deviasi = 11,196; variansi = 125,343; rentang = 42; nilai
terendah = 80; nilai tertinggi = 122; dan jumlah skor keseluruhan sebesar 7914.
Supervisi kepala sekolah merupakan variabel bebas dalam penelitian ini.
Perolehan data penelitian dilakukan melalui angket dengan membuat kisi-kisi yang
berisi indikator-indikator kompetensi pedagogik guru. Angket yang digunakan terdiri
atas 25 pernyataan dengan 6 indikator yaitu: (1) kompetensi dan keterampilan supervisi
kepala sekolah; (2) persiapan supervisi; (3) supervisi pembelajaran; (4) supervisi
akademik; (5) supervisi klinis; (6) tindak lanjut supervisi.
Motivasi berprestasi merupakan variabel bebas dalam penelitian ini. Perolehan
data penelitian dilakukan melalui angket dengan membuat kisi-kisi yang berisi
indikator-indikator motivasi berprestasi. Angket yang digunakan terdiri atas 26
pertanyaan dengan 4 indikator yaitu: (1) menyukai pekerjaan yang dijalani; (2) berani
mengambil resiko; (3) berprestasi yang lebih tinggi; (4) pencapaian keberhasilan
diperhitungkan secara teliti.
Kompetensi pedagogik guru merupakan variabel terikat dalam penelitian ini.
Perolehan data penelitian dilakukan melalui angket dengan membuat kisi-kisi yang
berisi indikator-indikator kompetensi pedagogik guru. Angket yang digunakan terdiri
atas 32 pertanyaan dengan 5 indikator yaitu: (1) kemampuan mengelola pembelajaran;
(2) pemanfaatan teknologi pembelajaran; (3) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik
dan dialogis; (4) terampil melakukan penilaian dan evaluasi hasil belajar; (5)
memfasilitasi pengembangan peserta didikuntuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimiliki.
84
Angket yang telah dinyatakan valid dan reliabel dibagikan kepada 78 guru yang
termasuk dalam sampel penelitian. Rekapitulasi data angket supervisi, motivasi, dan
kompetensi dapat dilihat pada lampiran. Data supervisi kepala sekolah, motivasi
berprestasi, dan kompetensi pedagogik yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan
menggunakan rumus deskriptif persentase berdasarkan penjelasan Riduwan (2013: 89),
sebagai berikut:
P = × 100% ∑
Keterangan:
P = persentase tiap guru
Sk = skor keseluruhan yang diperoleh
∑Sm = jumlah skor maksimal
Kriteria interpretasi skor supervisi kepala sekolah, motivasi berprestasi, dan
kompetensi pedagogik guru menurut Riduwan (2013: 89) yakni:
Tabel 4.8 Klasifikasi tiap Kategori
Persentase Kriteria
81 % – 100 % Sangat kuat
61 % – 80 % Kuat
41 % – 60 % Cukup
21 % – 40 % Lemah
0 % – 20 % Sangat Lemah
Interpretasi skor angket supervisi kepala sekolah, motivasi berprestasi, dan
kompetensi pedagogik guru yang diperoleh, dapat dilihat pada tabel.
Tabel 4.9 Kriteria Skor Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah per Guru
No. Kategori Guru Jumlah
1.
Sangat kuat
5, 10, 11, 15, 24, 45, 47, 48, 49, 50, 54, 59, 61, 62, 63, 64, 66, 69, 75, 76, 77, 78.
22
85
No. Kategori Guru Jumlah
2.
Kuat
1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 31, 32, 33, 34, 35, 36,
37, 38, 39, 40, 42, 44, 46, 51, 52, 53, 55, 56,
57, 58, 60, 70,71, 72, 73, 74.
46
3. Cukup 26, 27, 28, 29, 30, 41, 43, 65, 67, 68 10
4. Lemah - -
5. Sangat Lemah - -
Total 78
Sumber : Pengolahan Ms. Excel Versi 2010
Tabel 4.10 Kriteria Skor Motivasi Berprestasi per Guru
No. Kategori Guru Jumlah
1.
Sangat kuat
1, 2, 5, 7, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 24, 25, 31, 32, 33, 35, 37, 40, 42, 45, 47, 48, 49, 51, 53,
54, 57, 59, 61, 62, 63, 64, 66, 67, 68, 70, 71,
72, 73, 75, 76, 77.
42
2.
Kuat
3, 4 6, 8, 13, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 26, 27, 28, 29, 30, 34, 36, 38, 39, 41, 43, 44,
46, 50, 52, 55, 56, 58, 60, 65, 69, 74, 78.
36
3. Cukup - -
4. Lemah - -
5. Sangat Lemah - -
Total 78
Sumber : Pengolahan Ms. Excel Versi 2010
Tabel 4.11 Kriteria Skor Kompetensi Pedagogik Guru per Guru
No. Kategori Guru Jumlah
1.
Sangat kuat
10, 11, 12, 15, 23, 24, 25, 31, 33, 34, 35, 36, 38, 41, 42, 45, 48, 49, 50, 51, 53, 54, 57, 59,
60, 61, 62, 63, 64, 66, 67, 68, 70, 71, 72, 73,
74, 75, 76, 77
40
2.
Kuat
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 37, 39, 40,
43, 44, 46, 47, 52, 55, 56, 58, 65, 69, 78
38
3. Cukup - -
4. Lemah - -
5. Sangat Lemah - -
Total 78
Sumber : Pengolahan Ms. Excel Versi 2010
86
Perhitungan persentase skor angket supervisi kepala sekolah, motivasi
berprestasi, dan kompetensi pedagogik guru per guru dapat dibaca pada lampiran.
Selanjutnya persentase tiap indikator angket dianalisis dengan menggunakan rumus
deskriptif persentase sebagai berikut.
P = × 100%
Keterangan:
P = persentase tiap item
n = Jumlah skor yang diperoleh
N = Jumlah skor ideal untuk seluruh item
Kriteria interpretasi skor dari Riduwan (2013: 89) sebagai berikut:
Angka 0% - 20% = Sangat Lemah
Angka 21% - 40% = Lemah
Angka 41% - 60% = Cukup
Angka 61% - 80% = Kuat
Angka 81% - 100% = Sangat Kuat
Skor tiap pernyataan dapat dibaca pada lampiran . Interpretasi indikator angket
supervisi kepala sekolah sebagai berikut.
4.3.1 Interpretasi Angket Supervisi Kepala Sekolah
Interpretasi indikator supervisi kepala sekolah sebagai berikut.
(1) Kompetensi dan keterampilan supervisi kepala sekolah
Terdapat empat item pernyataan pada indikator ini, yaitu nomor 1, 2, 3, 4. Jumlah
nilai jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah 273 + 238 + 249 + 218 =
978. Skor idealnya = 4 x 4 x 78 = 1248. Jadi perhitungan persentasenya sebagai
berikut:
87
978.
Persentase (%) = × 100% = 78,36%
1248
Jadi pada indikator kompetensi dan keterampilan supervisi kepala sekolah
berdasarkan persentase jawaban responden tersebut sebesar 78,36%. Hal ini
membuktikan bahwa indikator ini termasuk dalam kategori kuat.
(2) Persiapan supervisi
Terdapat dua item pernyataan pada indikator ini, yaitu nomor 5, 6. Jumlah nilai
jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah 261 + 260 = 521. Skor
idealnya = 2 x 4 x 78 = 624. Jadi perhitungan persentasenya sebagai berikut:
521
Persentase (%) = × 100% = 83,49%
624
Jadi pada indikator persiapan supervisi berdasarkan persentase jawaban responden
tersebut sebesar 83,49%. Hal ini membuktikan bahwa indikator ini termasuk dalam
kategori sangat kuat.
(3) Supervisi pembelajaran
Terdapat lima item pernyataan pada indikator ini, yaitu nomor 7, 8, 9, 10, 11.
Jumlah nilai jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah 219 + 209 + 249
+ 174 + 181 = 1032. Skor idealnya = 5 x 4 x 78 = 1560. Jadi perhitungan
persentasenya sebagai berikut:
1032
Persentase (%) = × 100% = 66,15% 1560
Jadi pada indikator supervisi pembelajaran berdasarkan persentase jawaban
responden tersebut sebesar 66,15%. Hal ini membuktikan bahwa indikator ini
termasuk dalam kategori kuat
.
88
(4) Supervisi akademik
Terdapat empat item pernyataan pada indikator ini, yaitu nomor 12, 13, 14, 15.
Jumlah nilai jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah 253+ 235 + 151
+ 204 = 843. Skor idealnya = 4 x 4 x 78 = 1248. Jadi perhitungan persentasenya
sebagai berikut:
843
Persentase (%) = × 100% = 67,54% 1248
Jadi pada indikator supervisi akademik berdasarkan persentase jawaban responden
tersebut sebesar 67,54%. Hal ini membuktikan bahwa indikator ini termasuk dalam
kategori kuat.
(5) Supervsi klinis
Terdapat tiga item pernyataan pada indikator ini, yaitu nomor 17, 18, 19. Jumlah
nilai jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah 268 + 251 + 251 = 770.
Skor idealnya = 3 x 4 x 78 = 936. Jadi perhitungan persentasenya sebagai berikut:
770
Persentase (%) = × 100% = 82,26% 936
Jadi pada indikator supervisi klinis berdasarkan persentase jawaban responden
tersebut sebesar 82,26%. Hal ini membuktikan bahwa indikator ini termasuk dalam
kategori sangat kuat.
(6) Tindak lanjut supervisi
Terdapat tujuh item pernyataan pada indikator ini, yaitu nomor 20, 21, 22, 23, 24,
25, 26. Jumlah nilai jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah 192 + 221
+ 267 + 226 + 227 + 240 + 255 = 1628. Skor idealnya = 7 x 4 x 78 = 2184. Jadi
perhitungan persentasenya sebagai berikut:
1628
Persentase (%) = × 100% = 74,54%
2184
89
Jadi pada indikator tindak lanjut supervisi berdasarkan persentase jawaban
responden tersebut sebesar 74,54%. Hal ini membuktikan bahwa indikator ini
termasuk dalam kategori sangat kuat.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh persentase supervisi
kepala sekolah sebagai berikut:
Tabel 4.12 Persentase Supervisi Kepala Sekolah per Indikator
No. Indikator Persentase Kategori
1. Kompetensi dan keterampilan supervisi kepala sekolah.
78,36%
Kuat
2. Persiapan supervisi. 83,49% Sangat Kuat
3. Supervisi pembelajaran. 66,15% Kuat
4. Supervisi akademik 67,54% Kuat
5. Supervisi klinis. 82,26% Sangat Kuat
6. Tindak lanjut supervisi 74,54% Kuat
Berdasarkan tabel dapat dibaca bahwa sebagian besar responden berpendapat
bahwa supervisi kepala sekolah memiliki pengaruh terhadap peningkatan kompetensi
pedagogik guru.
Persentase Indikator Angket Supervisi Kepala Sekolah
90%
80%
70%
60%
50% Indikator
40%
30%
20%
10%
0%
1 2 3 4 5 6
Gambar 4.1 Diagram Persentase Supervisi Kepala Sekolah per Indikator
90
Dari perhitungan persentase tersebut, selanjutnya menghitung persentase skor
total supervisi kepala sekolah digunakan rumus sebagai berikut:
5.772
P = × 100% = × 100% = 74,00% ∑
7.800
Pada perhitungan tersebut skor maksimal semua guru dalam mengisi angket
supervisi kepala sekolah yaitu 7.800 karena nilai maksimal dari setiap angket yaitu 100
yang terdiri dari 25 item pernyataan dengan skala rentang 4. Sementara itu, jumlah
responden yang mengisi angket sebanyak 78 guru. Sedangkan total skor yang telah diisi
responden ialah 5.772, sehingga dapat dihitung 5.772/7800 x 100% = 74,00%.
Berdasarkan kriteria skor nilai angket maka tingkat supervisi kepala sekolah Dabin III
Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal termasuk dalam kategori kuat.
Indikator variabel supervisi kepala sekolah yang paling tinggi terletak pada
indikator persiapan supervisi sebesar 83,49%, sedangkan indikator supervisi kepala
sekolah yang paling rendah terletak pada indikator supervisi pembelajaran dengan
persentase sebesar 66,15%. Untuk item pernyataan yang paling tinggi terletak pada item
pernyataan ke-1 yang berbunyi “kepala sekolah melaksanakan supervisi dengan tahap-
tahap secara terstuktur” dengan persentase sebesar 87,5%, sedangkan untuk item
pernyataan terendah terletak pada item pernyataan ke-14 yang berbunyi “kepala sekolah
mengajak guru untuk study banding ke sekolah unggulan” dengan persentase sebesar
48,39%.
4.3.2 Interpretasi Angket Motivasi Berprestasi
Interpretasi indikator motivasi berprestasi sebagai berikut.
91
(1) Menyukai pekerjaan yang dijalani
Terdapat enam item pernyataan pada indikator ini, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6
Jumlah nilai jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah 297 + 295 + 267
+ 271 + 272 + 288 = 1690. Skor idealnya = 6 x 4 x 78 = 1872. Jadi perhitungan
persentasenya sebagai berikut:
1690
Persentase (%) = × 100% = 90,27% 1872
Jadi pada indikator menyukai pekerjaan yang dijalani berdasarkan persentase
jawaban responden tersebut sebesar 90,27%. Hal ini membuktikan bahwa indikator
ini termasuk dalam kategori sangat kuat.
(2) Berani mengambil resiko
Terdapat lima item pernyataan pada indikator ini, yaitu nomor 7, 8, 9, 10, 11
Jumlah nilai jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah 270 + 259 + 242
+ 268 + 263 = 1302. Skor idealnya = 5 x 4 x 78 = 1560. Jadi perhitungan
persentasenya sebagai berikut:
1302
Persentase (%) = × 100% = 83,46% 1560
Jadi pada indikator berani mengambil resiko berdasarkan persentase jawaban
responden tersebut sebesar 83,46%. Hal ini membuktikan bahwa indikator ini
termasuk dalam kategori sangat kuat.
(3) Berprestasi yang lebih tinggi
Terdapat tujuh item pernyataan pada indikator ini, yaitu nomor 12, 13, 14, 15, 16,
17, 18 Jumlah nilai jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah 260 + 186
+ 231 + 295 + 255 + 247 + 169 = 1643. Skor idealnya = 7 x 4 x 78 = 2184. Jadi
perhitungan persentasenya sebagai berikut:
92
1643
Persentase (%) = × 100% = 75,22% 2184.
Jadi pada indikator berprestasi yang lebih tinggi berdasarkan persentase jawaban
responden tersebut sebesar 75,22%. Hal ini membuktikan bahwa indikator ini
termasuk dalam kategori kuat.
(4) Pencapaian keberhasilan diperhitungkan secara teliti
Terdapat delapan item pernyataan pada indikator ini, yaitu nomor 19, 20, 21, 22,
23, 24, 25, 26. Jumlah nilai jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah
252 + 269 + 204 + 267 + 207 + 235 + 268 + 263 = 1965. Skor idealnya = 8 x 4 x
78 = 2496. Jadi perhitungan persentasenya sebagai berikut:
Persentase (%) = × 100% = 78,72%
Jadi pada indikator pencapaian prestasi diperhitungkan secara teliti berdasarkan
persentase jawaban responden tersebut sebesar 78,72%. Hal ini membuktikan
bahwa indikator ini termasuk dalam kategori kuat.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh persentase motivasi
berprestasi sebagai berikut:
Tabel 4.13 Persentase Motivasi Berprestasi per Indikator
No. Indikator Persentase Kategori
1. Menyukai pekerjaan yang dijalani. 90,27% Sangat Kuat
2. Berani mengambil resiko. 83,46% Sangat Kuat
3. Berprestasi yang lebih tinggi. 75,22% Kuat
4. Pencapaian diperhitungkan secara teliti. 78,72% Kuat
Berdasarkan tabel dapat dibaca bahwa sebagian besar responden berpendapat
bahwa motivasi berprestasi seorang guru dapat memiliki pengaruh terhadap peningkatan
kompetensi pedagogik guru.
93
Indikator
Persentase Indikator Angket Motivasi Berprestasi
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
1 2 3 4
Gambar 4.2 Diagram Persentase Motivasi Berprestasi per Indikator
Dari perhitungan persentase tersebut, selanjutnya menghitung persentase skor
total motivasi berprestasi digunakan rumus sebagai berikut:
6.600
P = × 100% = × 100% = 81,36% ∑
8.112
Pada perhitungan tersebut skor maksimal semua guru dalam mengisi angket
supervisi kepala sekolah yaitu 8.112 karena nilai maksimal dari setiap angket yaitu 104
yang terdiri dari 26 item pernyataan dengan skala rentang 4. Sementara itu, jumlah
responden yang mengisi angket sebanyak 78 guru. Sedangkan total skor yang telah diisi
responden ialah 6.600, sehingga dapat dihitung 6.600/8.112 x 100% = 81,36%.
Berdasarkan kriteria skor nilai angket maka tingkat motivasi berprestasi guru Dabin III
Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal termasuk dalam kategori sangat kuat.
Indikator variabel motivasi berprestasi yang paling tinggi terletak pada indikator
menyukai pekerjaan yang dijalani sebesar 90,27%, sedangkan indikator motivasi
berprestasi yang paling rendah terletak pada indikator berprestasi yang lebih tinggi
94
dengan persentase sebesar 75,22%. Untuk item pernyataan yang paling tinggi terletak
pada item pernyataan ke-1 yang berbunyi “saya bangga menjadi seorang guru” dengan
persentase sebesar 95,19%, sedangkan untuk item pernyataan terendah terletak pada
item pernyataan ke-18 yang berbunyi “untuk mendapatkan prestasi, saya mengikuti
kegiatan lomba antar guru” dengan persentase sebesar 54,16%.
4.3.3 Interpretasi Angket Kompetensi Pedagogik Guru
Interpretasi indikator kompetensi pedagogik sebagai berikut.
(1) Kemampuan mengelola pembelajaran
Terdapat enam item pernyataan pada indikator ini, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6
Jumlah nilai jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah 274 + 261 +
254 + 256 + 256 + 263 = 1564. Skor idealnya = 6 x 4 x 78 = 1872. Jadi perhitungan
persentasenya sebagai berikut:
1564
Persentase (%) = × 100% = 83,54% 1872
Jadi pada indikator kemampuan mengelola pembelajaran berdasarkan persentase
jawaban responden tersebut sebesar 83,54%. Hal ini membuktikan bahwa indikator
ini termasuk dalam kategori sangat kuat.
(2) Pemanfaatan teknologi pembelajaran
Terdapat lima item pernyataan pada indikator ini, yaitu nomor 7, 8, 9, 10, 11.
Jumlah nilai jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah 209 + 239 +
217 + 208 + 213 = 1086. Skor idealnya = 5 x 4 x 78 = 1560. Jadi perhitungan
persentasenya sebagai berikut:
1086
Persentase (%) = × 100% = 69,61%
1560
95
Jadi pada indikator pemanfaatan teknologi pembelajaran berdasarkan persentase
jawaban responden tersebut sebesar 69,61%. Hal ini membuktikan bahwa indikator
ini termasuk dalam kategori kuat.
(3) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
Terdapat dua belas item pernyataan pada indikator ini, yaitu nomor 12, 13, 14, 15,
16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23. Jumlah nilai jawaban responden untuk pernyataan
tersebut adalah 234 + 252 + 244 + 238 + 257 + 246 + 265 + 255 + 265 + 245 +
272 + 263 = 3036. Skor idealnya = 12 x 4 x 78 = 3744. Jadi perhitungan
persentasenya sebagai berikut:
3036
Persentase (%) = × 100% = 81,08% 3744
Jadi pada indikator pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
berdasarkan persentase jawaban responden tersebut sebesar 81,08%. Hal ini
membuktikan bahwa indikator ini termasuk dalam kategori sangat kuat.
(4) Terampil melakukan penilaian dan evaluasi hasil belajar
Terdapat lima item pernyataan pada indikator ini, yaitu nomor 24, 25, 26, 27, 28
Jumlah nilai jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah 253 + 260 +
252 + 244 + 238 = 1247. Skor idealnya = 5 x 4 x 78 = 1560. Jadi perhitungan
persentasenya sebagai berikut:
1247
Persentase (%) = × 100% = 79,93% 1560
Jadi pada indikator terampil melakukan penilaian dan evaluasi hasil belajar
berdasarkan persentase jawaban responden tersebut sebesar 79,93%. Hal ini
membuktikan bahwa indikator ini termasuk dalam kategori kuat.
(5) Memfasilitasi pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimiliki
96
Terdapat empat item pernyataan pada indikator ini, yaitu nomor 29, 30, 31, 32
Jumlah nilai jawaban responden untuk pernyataan tersebut adalah 231 + 2251 +
250 + 247 = 979. Skor idealnya = 4 x 4 x 78 = 1248. Jadi perhitungan
persentasenya sebagai berikut:
979
Persentase (%) = × 100% = 78,44% 1248
Jadi pada indikator memfasilitasi pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki berdasarkan persentase jawaban
responden tersebut sebesar 78,44%. Hal ini membuktikan bahwa indikator ini
termasuk dalam kategori kuat.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh persentase kompetensi
pedagogik guru sebagai berikut:
Tabel 4.14 Persentase Kompetensi Pedagogik Guru per Indikator
No. Indikator Persentase Kategori
1. Kemampuan mengelola pembelajaran. 83,54% Sangat Kuat
2. Pemanfaatan teknologi pembelajaran. 69,61% Kuat
3. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
81,08%
Sangat Kuat
4. Terampil melakukan penilaian dan evaluasi hasil belajar.
79,93%
Kuat
5.
Memfasilitasi pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimiliki.
78,44%
Kuat
97
Persentase Indikator Angket Kompetensi Pedagogik Guru
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
Indikator
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00% 1 2 3 4 5
Gambar 4.3 Diagram Persentase Kompetensi Pedagogik Guru
Dari perhitungan persentase tersebut, selanjutnya menghitung persentase skor
total kompetensi pedagogik guru digunakan rumus sebagai berikut:
7.912
P = × 100% = × 100% = 79,24% ∑ 9.984
Pada perhitungan tersebut skor maksimal semua guru dalam mengisi angket
supervisi kepala sekolah yaitu 9.984 karena nilai maksimal dari setiap angket yaitu 128
yang terdiri dari 32 item pernyataan dengan skala rentang 4. Sementara itu, jumlah
responden yang mengisi angket sebanyak 78 guru. Sedangkan total skor yang telah diisi
responden ialah 7.912, sehingga dapat dihitung 7.912/9.984 x 100% = 79,24%.
Berdasarkan kriteria skor nilai angket maka tingkat kompetensi pedagogik guru Dabin
III Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal termasuk dalam kategori kuat.
Indikator variabel kompetensi pedagogik guru yang paling tinggi terletak pada
indikator kemampuan mengelola pembelajaran sebesar 83,54%, sedangkan indikator
kompetensi pedagogik guru yang paling rendah terletak pada indikator pemanfaatan
98
teknologi pembelajaran dengan persentase sebesar 69,61%. Untuk item pernyataan yang
paling tinggi terletak pada item pernyataan ke 1 yang berbunyi “saya memilih buku
pelajaran yang baik untuk digunakan dalam pembelajaran” dengan persentase sebesar
87,82%, sedangkan untuk item pernyataan terendah terletak pada item pernyataan ke-10
yang berbunyi “saya menggunakan media pembelajaran bukan hanya dari buku
melainkan informasi yang didapat dari internet” dengan persentase sebesar 66,67 %.
4.4 Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini meliputi uji prasyarat analisis dan analisis
regresi linier ganda. Sebelum melakukan analisis regresi linear ganda, data hasil
pengisian angket harus diuji prasyarat analisisnya terlebih dahulu. Apabila angket telah
memenuhi pengujian prasyarat analisis, maka dapat dilanjutkan dengan analisis regresi
linear ganda. Uraian selengkapnya sebagai berikut.
4.4.1 Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat terdiri dari uji normalitas dan uji linieritas, uji multikolinieritas, uji
heterokedastisitas. Data yang diuji dalam uji prasyarat analisis adalah data hasil
perhitungan nilai supervisi kepala sekolah, motivasi berprestasi, dan nilai kompetensi
pedagogik guru dari 78 sampel penelitian. Uraian selengkapnya sebagai berikut.
4.4.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui populasi data berdistribusi normal
atau tidak. Apabila data berdistribusi normal, maka pengujian statistiknya menggunakan
statistik parametris, sedangkan apabila data berdistribusi tidak normal maka pengujian
statistiknya menggunakan statistik nonparametris. Dalam penelitian ini uji normalitas
dilakukan dengan cara uji Liliefors karena data yang digunakan berupa data interval.
Peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 21 untuk menghitung normalitas
data. Hasil analisis uji normalitas bisa dibaca pada tabel
99
Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic
Df
Sig.
Statistic
Df
Sig.
Kompetensi
Supervisi
Motivasi
.098
.072
.080
78
78
78
.059
.200*
.200*
.958
.984
.984
78
78
78
.012
.425
.443
Hasil pengujian normalitas dibaca pada nilai signifikansi (Sig.) kedua data pada
kolom Kolmogorov-Smirnov. Apabila nilai signifikansi > 0,05 maka data dinyatakan
berdistribusi normal. Berdasarkan tabel pada kolom Kolmogorov-Smirnov menunjukkan
bahwa nilai signifikansi variabel kompetensi pedagogik sebesar 0,059, signifikansi
variabel supervisi kepala sekolah sebesar 0,200, dan signifikansi variabel motivasi
berprestasi sebesar 0,200 Nilai signifikansi dari ketiga variabel tersebut lebih besar dari
0,05 yaitu 0,059 > 0,05, 0,200 > 0,05 dan 0,200 > 0,05; maka dapat dinyatakan bahwa
data supervisi kepala sekolah, motivasi berprestasi, dan kompetensi pedagogik guru
berdistribusi normal, sehingga pengujian statistiknya menggunakan statistik parametris
dan dapat dilanjutkan untuk uji linieritas.
4.4.1.2 Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan linier yang
signifikan antara dua variabel. Pengujian linieritas dilakukan menggunakan program
SPSS versi 21 dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil pengujian dilihat pada kolom Sig.
baris Linearity. Dua variabel dikatakan linier apabila nilai signifikansi < 0,05. Hasil
analisis uji linieritas bisa dibaca pada tabel
100
Tabel 4.16 Hasil Uji Linieritas X1 dan Y
ANOVA Table
Sum of
Squares
df
Mean
Square
F
Sig.
Supervisi kepala Between (Combined)
sekolah * Groups Linearity
kompetensi
pedagogik guru Deviation from
Linearity
Within Groups
Total
5099.768
37
137.832
1.211
.276
1397.997
1
1397.997
12.286 .001
3701.771
36
102.827
.904 .619
4551.617
40
113.790
9651.385
77
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dibaca bahwa pada output ANOVA
menunjukkan nilai signifikasni variabel supervisi kepala sekolah dan kompetensi
pedagogik guru sebesar 0,001. Karena nilai signifikansi kurang dari 0,05 dapat
disimpulkan bahwa variabel supervisi kepala sekolah dan kompetensi pedagogik guru
terdapat hubungan yang linier.
Tabel 4.17 Hasil Uji Linieritas X2 dan Y
ANOVA Table
Sum of
Squares
df
Mean
Square
F
Sig.
Motivasi berprestasi * Between (Combined)
kompetensi pedagogik Groups Linearity
guru
Deviation from
Linearity
Within Groups
Total
6250.087
31
201.616
2.727
.001
3041.408 1 3041.408 41.133 .000
3208.679 30 106.956 1.446 .127
3401.298 46 73.941
9651.385 77
101
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dibaca bahwa pada output ANOVA
menunjukkan nilai signifikansi variabel motivasi berprestasi dan kompetensi pedagogik
guru sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi kurang dari 0,05 dapat disimpulkan bahwa
variabel motivasi berprestasi dan kompetensi pedagogik guru terdapat hubungan yang
linier. Dalam penelitian ini, nilai signifikansi supervisi kepala sekolah, motivasi
berprestasi adalah 0,000 dan dapat disimpulkan bahwa variabel supervisi kepala
sekolah, motivasi berprestasi dan kompetensi pedagogik guru terdapat hubungan yang
linier.
4.4.1.3 Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linier
antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus dipenuhi
dalam model regresi adalah tidak ada multikolinearitas. Dalam penelitian ini uji
multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai Inflation Factor ( VIF ). Apabila VIF <
5, maka dapat disimpulkan tidak ada multikoloinearitas antara independen variabel
dengan model regresi.
Tabel 4.18 Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant)
Supervisi kepala sekolah
motivasi berprestasi
40.791 10.280 3.968 .000
.081 .116 .082 .696 .489 .661 1.512
.147 .147 .514 4.388 .000 .661 1.512
102
Dari tabel tersebut, dapat dibaca bahwa nilai VIF untuk supervisi kepala sekolah
dan motivasi berprestasi sebesar 1,512. Karena nilai VIF< 5, maka dapat disimpulkan
bahwa pada model regresi tidak ditemukan adanya masalah multikolinearitas.
4.4.1.4 Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Persyaratan yang terpenuhi
dalam model regresi adalah tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Dalam penelitian
ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan uji Spearman’s rho, yaitu mengkorelasikan
nilai residual (Unstanda rdized residual) dengan masing-masing variabel independen.
Jika signifikansi korelasi lebih dari 0,05 maka model regresi tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Tabel 4.19 Hasil Uji Heterokedastisitas
Correlations
Unstandardized
Residual
Supervisi Kepala sekolah
motivasi
berprestasi
Spearman's rho
Unstandardized Correlation Residual Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
1000 .046 .054
.691 .639
78 78 78
Supervisi kepala Correlation sekolah Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
.046 1000 .612
.691 .000
78 78 78
motivasi berprestasi Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
.054 .612 1000
.639 .000 78 78 78
Dari tabel tersebut, dapat dibaca korelasi antara supervisi kepala sekolah
dengan Unstandardized Residual menghasilkan nilai signifikansi 0,691 dan korelasi
103
antara motivasi berprestasi dengan Unstandardized Residual menghasilkan nilai
signifikansi 0,639. Karena nilai signifikansi lebih dari 0,05, dapat disimpulkan bahwa
pada model regresi tidak ditemukan adanya masalah heteroskedastisitas.
4.4.2 Pengujian Hipotesis ( Analisis Regresi Linier Ganda )
Analisis regresi linier berganda adalah alat analisis peramalan nilai pengaruh
antara dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat (Riduwan, 2013: 252).
Pengujian hipotesis menggunakan uji regresi ganda karena penelitian terdiri dari tiga
variabel. Analisis ini digunakan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila
nilai variabel mengalami peningkatan atau penurunan dan untuk mengetahui arah
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing
variabel independen berhubungan positif dan negatif. Analisis regresi linier berganda
menggunakan bantuan SPSS versi 21. Langkah-langkah yang dilakukan untuk analisis
regresi linier berganda adalah Analyze-Regression-Linier.
4.4.2.1 Persamaan Regresi Linier dari Supervisi Kepala Sekolah terhadap
Kompetensi Pedagogik Guru
Supervisi kepala sekolah dalam penelitian ini sebagai variabel bebas 1 (X1) dan
kompetensi pedagogik sebagai variabel terikat (Y). Perhitungan persamaan regresi
linier X1 dan Y digunakan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen. Perhitungan
persamaan regresi linier X1 dan Y tertera pada tabel berikut.
104
Tabel 4.20 Hasil Analisis Regresi Linier X1 terhadap Y
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression
Residual
Total
1397.997 1 1397.997 12.873 .001b
8253.388 76 108.597
9651.385 77
Tabel 4.21 Hasil Perhitungan Nilai B Persamaan Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T
Sig.
B
Std. Error
Beta
(Constant) 1
x1
73.486
7.886
9.319
.000
.378
.105
.381
3.588
.001
Berdasarkan hasil dari pengolahan data menggunakan program SPSS versi 21
maka dapat dianalisis:
(1) Hipotesis
H01 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan supervisi kepala sekolah terhadap
kompetensi pedagogik guru Sekolah Dasar di Daerah Binaan III Kecamatan
Tegal Barat Kota Tegal.
Ha1 : Terdapat pengaruh signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap
kompetensi pedagogik guru Sekolah Dasar di Daerah Binaan III Kecamatan
Tegal Barat Kota Tegal.
(2) Kriteria pengambilan keputusan:
Nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan Ha di tolak.
105
(3) Pengambilan keputusan
Berdasarkan kolom Sig. pada tabel ANOVA diketahui bahwa nilai signifikansinya
sebesar 0,001. Oleh karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,001 < 0,05
maka dapat dinyatakan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, dapat
diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan supervisi kepala
sekolah terhadap kompetensi pedagogik guru Sekolah Dasar Daerah Binaan III
Kecamatan Tegal Barat Kota tegal.
Selanjutnya memasukkan data ke dalam persamaan regresi linier sederhana yaitu
Ŷ = a + bX dapat dilihat pada tabel Coefficients pada Unstandardized Coefficients B:
constant dan supervisi kepala sekolah. Persamaan regresi sebagai berikut.
Ŷ = a + bX
Ŷ = 73,486 + 0,378 X
Keterangan:
Ŷ = Kompetensi pedagogik guru
X = variabel supervisi kepala sekolah
a = konstanta
b = koefisien regresi.
Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
(1) Konstanta sebesar 73,486 berarti jika X nilainya 0, maka kompetensi pedagogik
guru (Y) nilainya 73,486.
(2) Koefisien regresi variabel supervisi kepala sekolah (X) sebesar 0,378. Artinya, jika
supervisi kepala sekolah mengalami kenaikan 1% maka kompetensi pedagogik
guru (Y) akan mengalami peningkatan 37,8% . Koefisien tersebut bernilai positif
yang berarti terjadi hubungan positif antara supervisi kepala sekolah dengan
106
kompetensi pedagogik guru. Semakin baik supervisi kepala sekolah, maka semakin
tinggi tingkat kompetensi pedagogik guru.
4.4.2.2 Persamaan Regresi Linier dari Motivasi Berprestasi terhadap Kompetensi
Pedagogik Guru
Motivasi berprestasi dalam penelitian ini sebagai variabel bebas 2 (X2) dan
kompetensi pedagogik sebagai variabel terikat (Y). Perhitungan persamaan regresi linier
X2 dan Y digunakan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen. Perhitungan
persamaan regresi linier X2 dan Y tertera pada tabel berikut.
Tabel 4.22 Hasil Analisis Regresi Linier X2 terhadap Y
ANOVAa
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Regression
1 Residual
Total
3041.408
1
3041.408
34.969 .000b
6609.977
76
86.973
9651.385
77
Tabel 4.23 Hasil Perhitungan Nilai B Persamaan Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T
Sig.
B
Std. Error
Beta
(Constant) 1
x2
41.736
10.155
4.110
.000
.706
.119
.561
5.913
.000
Berdasarkan hasil dari pengolahan data menggunakan program SPSS versi 21
maka dapat dianalisis:
(1) Hipotesis
107
H02 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan motivasi berprestasi terhadap
kompetensi pedagogik guru Sekolah Dasar di Daerah Binaan III Kecamatan
Tegal Barat Kota Tegal.
Ha2 : Terdapat pengaruh signifikan motivasi berprestasi terhadap kompetensi
pedagogik guru Sekolah Dasar di Daerah Binaan III Kecamatan Tegal Barat
Kota Tegal.
(2) Kriteria pengambilan keputusan:
Nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan Ha di tolak.
(3) Pengambilan keputusan
Berdasarkan kolom Sig. pada tabel ANOVA diketahui bahwa nilai signifikansinya
sebesar 0,000. Oleh karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 < 0,05
maka dapat dinyatakan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, dapat
diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan motivasi berprestasi
terhadap kompetensi pedagogik guru Sekolah Dasar Daerah Binaan III Kecamatan
Tegal Barat Kota tegal.
Selanjutnya memasukkan data ke dalam persamaan regresi linier sederhana yaitu
Ŷ = a + bX dapat dilihat pada tabel Coefficients pada Unstandardized Coefficients B:
constant dan motivasi berprestasi. Persamaan regresi sebagai berikut.
Ŷ = a + bX
Ŷ = 41.736 + 0,706 X
Keterangan:
Ŷ = Kompetensi pedagogik guru
X = variabel motivasi berprestasi
108
a = konstanta
b = koefisien regresi.
Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
(1) Konstanta sebesar 41,736 berarti jika X nilainya 0, maka kompetensi pedagogik
guru (Y) nilainya 41.736.
(2) Koefisien regresi variabel motivasi berprestasi (X) sebesar 0,706. Artinya, jika
motivasi berprestasi mengalami kenaikan 1% maka kompetensi pedagogik guru
(Y) akan mengalami peningkatan 70,6% . Koefisien tersebut bernilai positif yang
berarti terjadi hubungan positif antara motivasi berprestasi dengan kompetensi
pedagogik guru. Semakin tinggi motivasi berprestasi, maka semakin tinggi tingkat
kompetensi pedagogik guru.
4.4.2.3 Persamaan Regresi Linier dari Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi
berprestasi terhadap Kompetensi Pedagogik Guru
Supervisi kepala sekolah merupakan variabel bebas (X1) dalam penelitian ini,
motivasi berprestasi sebagai variabel bebas 2 (X2), dan kompetensi pedagogik guru
sebagai variabel terikat (Y). Perhitungan persamaan regresi linier X1 dan X2 terhadap Y
tertera pada tabel berikut.
Tabel 4.24 Hasil Analisis Rergresi Linier X1 dan X2 terhadap Y
ANOVAa
Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
Regression
1 Residual
Total
3083.816
2
1541.908
17.608 .000b
6567.568
75
87.568
9651.385
77
109
Tabel 4.25 Hasil Perhitungan Nilai B Persamaan Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
(Constant)
1 x1
x2
40.791
10.280
3.968
.000
.081
.116
.082
.696
.489
.646
.147
.514
4.388
.000
Berdasarkan hasil dari pengolahan data menggunakan program SPSS versi 21
maka dapat dianalisis:
(1) Hipotesis
H03 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan supervisi kepala sekolah dan
motivasi berprestasi terhadap kompetensi pedagogik guru Sekolah Dasar di
Daerah Binaan III Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal.
Ha3 : Terdapat pengaruh signifikan antara supervisi kepala sekolah dan motivasi
berprestasi terhadap kompetensi pedagogik guru Sekolah Dasar di Daerah
Binaan III Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal.
(2) Kriteria pengambilan keputusan:
Nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan Ha di tolak.
(3) Pengambilan keputusan
Berdasarkan kolom Sig. pada tabel ANOVA diketahui bahwa nilai signifikansinya
sebesar 0,000. Oleh karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 < 0,05
maka dapat dinyatakan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, dapat
diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan supervisi kepala
110
sekolah dan motivasi berprestasi terhadap kompetensi pedagogik guru Sekolah
Dasar Daerah Binaan III Kecamatan Tegal Barat Kota tegal.
Langkah selanjutnya adalah memasukkan data ke dalam persamaan regresi
linier berganda yaitu Ŷ = a+b1X1+b2X2 dapat dilihat pada tabel coefficients pada
Unstandardized Coefficients B: constant. Persamaan regresi sebagai berikut.
Ŷ = a+b1X1+b2X2
Ŷ = 40,791+0,081 X1+ 0,646 X2
Keterangan:
Ŷ = kinerja guru
X1 = supervisi kepala sekolah
X2 = Motivasi berprestasi
a = konstanta
b = koefisien regresi
Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
(1) Konstanta sebesar 40,791 yang artinya jika nilai X1 dan X2 adalah 0, maka
kompetensi pedagogik guru (Y) nilainya 40,791.
(2) Koefisien regresi variabel supervisi kepala sekolah (X1) sebesar 0,081 yang artinya
jika supervisi kepala sekolah mengalami kenaikan 1% , maka kompetensi pedagogik
guru (Y) akan mengalami kenaikan 8,1% dengan asumsi variabel lain bernilai tetap.
Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan yang positif antara supervisi
kepala sekolah dengan kompetensi guru. Semakin baik supervisi kepala sekolah,
semakin tinggi pula kompetensi pedagogik guru.
(3) Koefisien regresi variabel motivasi berprestasi (X2) sebesar 0,646 yang artinya jika
motivasi berprestasi mengalami kenaikan 1% , maka kompetensi pedagogik guru
111
(Y) akan mengalami kenaikan sebesar 64,6% dengan asumsi variabel lain bernilai
tetap. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan yang positif antara motivasi
berprestasi dengan kompetensi pedagogik guru. Semakin baik motivasi berprestasi
semakin tinggi tingkat kompetensi pedagogik guru.
4.4.3 Analisis Korelasi Ganda (R)
Analisis korelasi ganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau
lebih variabel independen terhadap variabel dependen secara serentak. Koefisien ini
menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara 0 sampai 1. Semakin
mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat. Sebaliknya, semakin menjauhi
1 berarti hubungan yang terjadi semakin lemah.
Menurut Sugiyono (2007) dalam Priyatno (2010:65) pedoman untuk memberikan
interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut.
0,00 – 0,199 : sangat rendah
0,20 – 0,399 : rendah
0,40 – 0,599 : sedang
0,60 – 0,799 : kuat
0,80 – 1,00 : sangat kuat
Hasil analisis korelasi dapat dilihat pada tabel output regression models berikut.
Tabel 4.26 Hasil Analisis Korelasi
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .565
a .320 .301 9.358
112
Berdasarkan hasil tabel output di atas diperoleh angka R sebesar 0,565. Karena
nilai korelasi ganda terletak diantara 0,40 – 0,599, dapat dikatakan bahwa terjadi
hubungan yang sedang antara supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi
terhadap kompetensi pedagogik guru.
4.4.4 Analisis Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan antara
X1 dan Y serta antara X2 dan Y. Hasil koefisien determinasi antara X1 dan Y dapat
dilihat pada output Model Summary sebagai berikut.
Tabel 4.27 Koefisien Determinasi X1 terhadap Y
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .381a
.145
.134
10.421
Berdasarkan hasil dari pengolahan data menggunakan SPSS versi 21 maka
analisisnya sebagai berikut:
1. Hipotesis
a. Hipotesis Nol (H04)
Pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kompetensi pedagogik guru SD se-
Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal = 12,5%.
b. Hipotesis Alternatif (Ha4)
Pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kompetensi pedagogik guru SD se-
Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal ≠ 12,5%.
2. Kriteria Pengambilan Keputusan
Nilai koefisien determinasi ≠ 12,5% berarti H0 ditolak dan Ha diterima
Nilai koefisien determinasi = 12,5% berarti H0 diterima dan Ha ditolak
113
3. Pengambilan Keputusan
Berdasarkan tabel diketahui bahwa koefisien determinasi (R2) adalah 0,145 atau
(14,5%). Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Karena koefisien
determinasi ≠ 12,5%. Jadi pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kompetensi
pedagogik guru SD se-Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal sebesar 14,5%.
Selanjutnya adalah hasil koefisien determinasi antara X2 dan Y yang dapat dilihat
pada hasil output Models Summary sebagai berikut.
Tabel 4.28 Hasil Koefisien Determinasi X2 terhadap Y
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .561a
.315
.306
9.326
Berdasarkan hasil dari pengolahan data menggunakan SPSS versi 21 maka
analisisnya sebagai berikut:
1. Hipotesis
a. Hipotesis Nol (H05)
Pengaruh motivasi berprestasi terhadap kompetensi pedagogik guru SD se-
Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal = 12,5%.
b. Hipotesis Alternatif (Ha5)
Pengaruh motivasi berprestasi terhadap kompetensi pedagogik guru SD se-
Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal ≠ 12,5%.
2. Kriteria Pengambilan Keputusan
Nilai koefisien determinasi ≠ 12,5% berarti H0 ditolak dan Ha diterima
Nilai koefisien determinasi = 12,5% berarti H0 diterima dan Ha ditolak
114
3. Pengambilan Keputusan
Berdasarkan tabel diketahui bahwa koefisien determinasi (R2) adalah 0,315 atau
(31,5%). Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Karena koefisien
determinasi ≠ 12,5%. Jadi pengaruh motivasi berprestasi terhadap kompetensi
pedagogik guru SD se-Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal sebesar 31,5%.
Selanjutnya adalah analisis determinasi digunakan untuk mengetahui
prosentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1 dan X2) secara serentak
terhadap variabel dependen (Y). Koefisien ini menunjukkan seberapa besar prosentase
variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi
variabel dependen. Jika R2
sama dengan 0, maka tidak ada persentase sumbangan
pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen.
Hasil analisis determinasi dapat dilihat pada output Model Summary dari hasil
regresi linier antara supervisi kepala sekolah, motivasi berprestasi dan kompetensi
pedagogik guru sebagai berikut.
Tabel 4,29 Hasil Analisis Determinasi X1 dan X2 terhadap Y
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 a
.565
.320
.301
9.358
Berdasarkan hasil dari pengolahan data menggunakan SPSS versi 21 maka
analisisnya sebagai berikut:
1. Hipotesis
a. Hipotesis Nol (H06)
115
Pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi terhadap
kompetensi pedagogik guru SD se-Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota
Tegal = 25%.
b. Hipotesis Alternatif (Ha6)
Pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi terhadap
kompetensi pedagogik guru SD se-Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota
Tegal ≠ 25%.
2. Kriteria Pengambilan Keputusan
Nilai koefisien determinasi ≠ 25% berarti H0 ditolak dan Ha diterima
Nilai koefisien determinasi = 25% berarti H0 diterima dan Ha ditolak
3. Pengambilan Keputusan
Berdasarkan tabel, diketahui bahwa koefisien determinasi (R2) adalah 0,320 atau
(32%). Hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Karena koefisien
determinasi ≠ 25%. Jadi pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi
terhadap kompetensi pedagogik guru SD se-Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota
Tegal sebesar 32%. Sedangkan sisanya yaitu 68% dipengaruhi oleh variabel lain yang
tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
4.4.5 Uji Koefisien Secara Bersama-sama (Uji F)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji F
dapat dilihat pada output ANOVA atau F test, didapat F hitung adalah 17,608 dengan
tingkat signifikansi 0,000. Setelah menemukan F hitung, langkah selanjutnya adalah
menentukan F tabel yaitu df1( jumlah variabel – 1) atau 3-1 = 2, da df 2 (n-k-1) atau 78-
2-1 = 75. Hasil yang diperoleh untuk F tabel adalah 3,118 dengan mencari di Ms.Excell
116
menggunakan rumus =finv(0,05,2,75). Berdasarkan perhitungan yang telah disebutkan
Nilai F hitung > F Tabel yaitu 17,608 > 3,118 maka Ho ditolak.
4.5 Pembahasan
Pembahasan hasil analisis deskriptif dan analisis akhir variabel supervisi kepala
sekolah, motivasi berprestasi, dan kompetensi pedagogik guru akan dibahas di bagian
ini. Uraian selengkapnya sebagai berikut.
4.5.1 Analisis Deskriptif Supervisi Kepala Sekolah, Motivasi Berprestasi, dan
Kompetensi Pedagogik Guru
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai analisis deskriptif variabel supervisi
kepala sekolah, motivasi berprestasi dan kompetensi pedagogik guru. Penjelasan
selengkapnya sebagai berikut.
4.5.1.1 Supervisi Kepala Sekolah
Supervisi kepala sekolah merupakan layanan profesional oleh kepala sekolah
kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas
pengelolaan lebih baik (Imron, 2012: 8). Layanan profesional berupa pembinaan dan
bimbingan yang diberikan oleh kepala sekolah kepada guru. Supervisi kepala sekolah
merupakan variabel bebas dalam penelitian ini. Variabel inilah yang bersifat
mempengaruhi baik buruknya variabel lain. Teknik pengambilan datanya menggunakan
angket. Angket sebagai alat pengumpul data utama yang diisi oleh guru. Variabel
supervisi kepala sekolah yang diteliti meliputi kompetensi dan keterampilan kepala
sekolah dalam mensupervisi, persiapan supervisi, supervisi pembelajaran, supervisi
akademik, supervisi klinis, dan tindak lanjut supervisi.
117
Supervisi kepala sekolah mencakup bidang yang luas, yaitu meliputi seluruh
proses pendidikan seperti supervisi pembelajaran, akademik, dan klinis. Macam-macam
supervisi ini bisa menjadi pilihan oleh kepala sekolah dalam memilih model yang akan
digunakan. Ada beberapa perbedaan anatar supervisi pembelajaran, akademik, dan
klinis. Supervisi pembelajaran adalah pemberian bantuan kepada guru untuk
meningkatkan kemampuan profesionalitas guru dalam meningkatkan proses dan hasil
belajar. Supervisi akademik hamper sama dengan supervisi pembelajaran namun,
akademik sifatnya lebih kompleks karena tidak hanya pembelajaran melainkan meliputi
kurikulum, penelitian, kelompok kerja guru. Supervisi klinis dilakukan atas dasar
inisiatif dari guru.
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan uji coba instrumen angket
kepada 23 guru di luar sampel penelitian. Angket uji coba yang digunakan ada 30
pernyataan. Setelah dianalisis validitas terdapat 25 pernyataan yang valid. Kemudian
25 pernyataan yang valid ini dianalisis reliabilitasnya. Ternyata didapatkan hasil bahwa
25 item pernyataan ini dinyatakan valid dan reliabel. 25 pernyataan untuk dijadikan
angket penelitian sebagai alat pengumpul data. Angket ini kemudian diberikan kepada
sampel penelitian yang berjumlah 78 guru.
Setelah angket tersebar, kemudian dilakukan analisis data pada angket. Analisis
data ini bertujuan untuk melakukan perhitungan kuantitatif sehingga peneliti bisa
melakukan perhitungan sampai analisis akhir. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
bahwa supervisi kepala sekolah SD Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal
tergolong menjadi tiga kategori yaitu sangat kuat berjumlah 22 guru, kuat berjumlah 46
guru, dan cukup berjumlah 10 guru. Kategori supervisi kepala sekolah yang paling
banyak yakni pada kategori kuat dimana jumlah guru yang berada dalam kategori sangat
kuat ini sebanyak 46 guru. Untuk skor rata-rata angket supervisi kepala sekolah yang
118
diperoleh sebesar 74% dan jika dikategorikan menurut interpretasi skor supervisi kepala
sekolah tergolong dalam kategori kuat.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif persentase setiap indikator variabel
supervisi kepala sekolah, ternyata diperoleh bahwa indikator yang paling tinggi terletak
pada “persiapan supervisi” dengan persentase sebesar 83,49%, sedangkan indikator
variabel supervisi kepala sekolah yang paling rendah terletak pada indikator ”supervisi
pembelajaran” dengan persentase sebesar 66,15%. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar kepala sekolah sudah mempersiapkan kegiatan supervisi, dengan cara
melaksanakan tahap-tahap supervisi secara terstruktur. Untuk indikator supervisi
pembelajaran paling rendah dari semua indikator yang ada sehingga perlu ditingkatkan
lagi bimbingan kepala sekolah kepada guru dalam melaksanakan tugas mengajar. Hal
ini penting karena keberhasilan pembelajaran juga dipengaruhi oleh faktor ekstern guru
misal supervisi dari kepala sekolah.
Berdasarkan kategori tersebut indikator persiapan supervisi yang paling tinggi
sebesar 83,49% hal ini dikarenakan sesuai data yang diperoleh dari angket kebanyakan
responden berpendapat mememilih pernyataan kepala sekolah mengemukakan sasaran
dan tujuan yang jelas sebelum melaksanakan supervisi, kepala sekolah menyiapkan
instrument yang digunakan sebelum melakukan supervisi, kepala sekolah
menginformasikan jadwal supervisi sehingga para guru sudah ada persiapkan untuk
disupervisi. Sedangkan indikator supervisi pembelajaran paling rendah dengan 66,15%
hal ini dikarenakan sesuai data yang diperoleh dari angket kebanyakan responden
berpendapat memilih pernyataan kepala sekolah jarang melakukan demonstrasi
mengajar yang baik, kepala sekolah jarang melakukan classroom visit dan classroom
observation, kepala sekolah jarang melakukan pertemuan dengan guru dalam rangka
pembinaan supervisi pembelajaran.
119
Untuk pernyataan yang paling dominan sendiri terletak pada pernyataan ke-1
yang berbunyi “kepala sekolah melaksanakan supervisi dengan tahap-tahap secara
terstruktur” dengan presentase sebesar 87,5%. Pernyataan ini bersifat positif dan
sebagian besar guru menjawab dengan selalu. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
besar kepala sekolah telah melaksanakan supervisi dengan langkah-langkah yang
sistematis dan terencana. Untuk pernyataan yang paling rendah sendiri terletak pada
pernyataan ke-14 yang berbunyi “kepala sekolah mengajak guru untuk study banding ke
sekolah unggulan” dengan presentase sebesar 48,39%. Sebagian kepala sekolah kurang
mengajak guru untuk study banding ke sekolah unggulan, hal ini dimungkinkan karena
terkendala dengan anggaran dana yang ada.
Selanjutnya adalah persamaan regresi supervisi kepala sekolah terhadap
kompetensi pedagogik guru. Diketahui berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan
bahwa ada pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap
kompetensi pedagogik guru. Hal ini sesuai dengan penelitian dari Yuliharti pada tahun
2012 yang menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi kompetensi guru adalah
kegiatan pembinaan yang kontinu, kegiatan ini adalah supervisi. Untuk persamaan
regresi pada variabel supervisi kepala sekolah, diketahui persamaan regresi sebagai
berikut. Ŷ = a+bX1 (Ŷ = 73,486 + 0,378 X1). Persamaan tersebut dapat diartikan bahwa
koefisien regresi sebesar 37,8% yang dapat diartikan bahwa jika supervisi kepala
sekolah mengalami kenaikan 1%, kompetensi pedagogik guru akan mengalami
peningkatan sebesar 37,8%. Kemudian untuk koefisien determinasi antara X1 dan Y
adalah 0,145 atau 14,5%. Artinya supervisi kepala sekolah memberikan sumbangan
pengaruh terhadap kompetensi pedagogik guru sebesar 14,5%.
120
4.5.1.2 Motivasi Berprestasi
Motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya
tingkah laku ke arah tujuan tertentu. Ada dua jenis motivasi yang diperoleh yaitu
berdasarkan instrinsik dan ekstrinsik. Intrinsik adalah motivasi yang datangnya berasal
dari dalam diri seseorang sedangkan berasal dari lingkungan luar diri seseorang. Salah
satu jenis motivasi adalah motivasi berprestasi, motivasi ini berbeda dengan motivasi
lain karena motivasi berprestasi ini menunjukkan seseorang yang ingin menjadi yang
terbaik di lingkungannya. Salah satu kebutuahan manusia adalah kebutuhan berprestasi
hal ini sesuai dengan teori dari Clleland bahwa manusia hidup memiliki keinginan karya
yang lebih baik dari orang lain. Karakteristik orang yang memiliki motivasi berprestasi
menurut Danim (2012: 33) adalah berani mengambil resiko, menghendaki umpan
segera balik, keberhasilan diperhitungkan secara teliti, menyukai pekerjaan yang
dijalani.
Motivasi berprestasi merupakan variabel bebas 2 (X2) dalam penelitian ini.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket. Sebelum melakukan
penelitian, peneliti melakukan uji coba instrumen angket kepada 23 guru di luar sampel
penelitian. Angket uji coba yang digunakan ada 30 pernyataan. Setelah dianalisis
validitas terdapat 26 pernyataan yang valid. Kemudian 26 pernyataan yang valid ini
dianalisis reliabilitasnya. Ternyata didapatkan hasil bahwa 26 item pernyataan ini
dinyatakan valid dan reliabel. 26 pernyataan untuk dijadikan angket penelitian sebagai
alat pengumpul data. Angket ini kemudian diberikan kepada sampel penelitian yang
berjumlah 78 guru.
Setelah angket tersebar, kemudian dilakukan analisis data pada angket. Analisis
data ini bertujuan untuk melakukan perhitungan kuantitatif sehingga penulis bisa
121
melakukan perhitungan sampai analisis akhir. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
bahwa motivasi berprestasi SD Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal tergolong
menjadi dua kategori yaitu sangat kuat berjumlah 42 guru, kuat berjumlah 36 guru.
Kategori motivasi berprestasi yang paling banyak yakni pada kategori sangat kuat
dimana jumlah guru yang berada dalam kategori sangat kuat ini sebanyak 42 guru.
Untuk skor rata-rata angket motivasi berprestasi yang diperoleh sebesar 81,36% dan jika
dikategorikan menurut interpretasi skor motivasi berprestasi tergolong dalam kategori
sangat kuat.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif persentase setiap indikator variabel
motivasi berprestasi, ternyata diperoleh bahwa indikator yang paling tinggi terletak pada
“menyukai pekerjaan yang dijalani” dengan persentase sebesar 90,27%, sedangkan
indikator variabel motivasi berprestasi yang paling rendah terletak pada indikator
”berprestasi yang lebih tinggi” dengan persentase sebesar 75,22%. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar guru menyukai pekerjaan yang dijalani, dengan cara bangga
menjadi profesi seorang guru. Untuk indikator berprestasi yang lebih tinggi paling
rendah dari semua indikator yang ada sehingga perlu ditingkatkan lagi. Hal ini penting
karena keberhasilan motivasi untuk berprestasi menjadi faktor pendorong untuk
meningkatkan kompetensi seorang guru.
Berdasarkan presentase tersebut, indikator menyukai pekerjaan yang dijalani
paling tinggi dengan 90,27% hal ini dikarenakan data dari angket kebanyakan
responden memilih pernyataan saya bangga menjadi seorang guru, saya bertanggung
jawab dalam menjalankan tugas sebagai guru, saya bekerja dengan tekun dan ulet dalam
melaksanakan tugas. Sedangkan indikator berprestasi yang lebih tinggi merupakan
indikator paling rendah hal ini dikarenakan sesuai data angket yang diperoleh
kebanyakan responden memilih pernyataan/berpendapat untuk mendapatkan prestasi
122
guru tidak pernah mengikuti lomba antar guru, guru kurang untuk mementingkan
pencapaian prestasi, guru jarang membuat target keberhasilan dalam kinerjanya.
Untuk pernyataan yang paling dominan sendiri terletak pada pernyataan ke-1
yang berbunyi “saya bangga menjadi seorang guru” dengan presentase sebesar 95,15%.
Pernyataan ini bersifat positif dan sebagian besar guru menjawab dengan selalu. Hal
ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru mempunyai perasaan bangga dengan
profesinya sebagai guru. Untuk pernyataan yang paling rendah sendiri terletak pada
pernyataan ke-18 yang berbunyi “untuk mendapatkan prestasi, saya mengikuti kegiatan
lomba antar guru” dengan presentase sebesar 54,16%.
Selanjutnya adalah persamaan regresi motivasi berprestasi terhadap kompetensi
pedagogik guru. Diketahui berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan bahwa ada
pengaruh yang signifikan antara motivasi berprestasi terhadap kompetensi pedagogik
guru. Hal ini sesuai dengan teori Kurniaddin dan Machalli (2104: 347) tentang
kebutuhan pokok manusia diantaranya adalah kebutuhan berprestasi, bahwa kebutuhan
ini menjadi energi dalam diri manusia yang sangat erat kaitannya dengan pekerjaan dan
mengarahkan tingkah laku seseorang untuk mencapai prestasi. Untuk persamaan regresi
pada variabel motivasi berprestasi, diketahui persamaan regresi sebagai berikut. Ŷ =
a+bX1 (Ŷ = 73,486 + 0,706 X1). Persamaan tersebut dapat diartikan bahwa koefisien
regresi sebesar 70,6% yang dapat diartikan bahwa jika motivasi berprestasi mengalami
kenaikan 1%, kompetensi pedagogik guru akan mengalami peningkatan sebesar 70,6%.
Kemudian untuk koefisien determinasi antara X2 dan Y adalah 0,315 atau 31,5%.
Artinya motivasi berprestasi memberikan sumbangan pengaruh terhadap kompetensi
pedagogik guru sebesar 31,5%.
123
Selanjutnya adalah persamaan regresi antara supervisi kepala sekolah dan
motivasi berprestasi terhadap kompetensi pedagogik guru. Dari hasil perhitungan
yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut. Ŷ= a+bX1+bX2 (Ŷ=
40,791+0,081 X1+0,646 X2. Persamaan tersebut dapat diartikan bahwa jika supervisi
kepala sekolah mengalami kenaikan 1%, maka kompetensi pedagogik guru akan
mengalami peningkatan sebesar 8,1% dan untuk motivasi berprestasi apabila
mengalami kenaikan 1%, maka kompetensi pedagogik guru akan mengalami
peningkatan sebesar 64,6% dengan asumsi variabel lain tetap. Koefisien determinasi
antara supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi terhadap kompetensi pedagogik
guru sebesar 32%.
4.5.1.3 Kompetensi Pedagogik Guru
Kompetensi adalah kecakapan, kemampuan, keterampilan dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Salah satu
profesi yang memerlukan kompetensi adalah guru. Ada empat kompetensi yang harus
dimiliki oleh guru yaitu kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian, dan professional.
Untuk meningkatkan kinerja guru maka perlu upaya peningkatan kompetensi pedagogik
guru. Kompetensi pedagogik guru dalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta
didik yang meliputi pemahaman terhadap peserat didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki (Rifa’I dkk 2012: 7).
Kompetensi pedagogik guru merupakan variabel terikat (Y) dalam penelitian
ini. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket. Sebelum
melakukan penelitian, peneliti melakukan uji coba instrumen angket kepada 23 guru di
luar sampel penelitian. Angket uji coba yang digunakan ada 40 pernyataan. Setelah
124
dianalisis validitas terdapat 32 pernyataan yang valid. Kemudian 32 pernyataan yang
valid ini dianalisis reliabilitasnya. Ternyata didapatkan hasil bahwa 32 item pernyataan
ini dinyatakan valid dan reliable. 32 pernyataan untuk dijadikan angket penelitian
sebagai alat pengumpul data. Angket ini kemudian diberikan kepada sampel penelitian
yang berjumlah 78 guru.
Setelah angket tersebar, kemudian dilakukan analisis data pada angket. Analisis
data ini bertujuan untuk melakukan perhitungan kuantitatif sehingga penulis bisa
melakukan perhitungan sampai analisis akhir. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
bahwa kompetensi pedagogik guru SD Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal
tergolong menjadi dua kategori yaitu sangat kuat berjumlah 40 guru, kuat berjumlah 38
guru. Kategori kompetensi pedagogik guru yang paling banyak yakni pada kategori
sangat kuat dimana jumlah guru yang berada dalam kategori sangat kuat ini sebanyak
40 guru. Untuk skor rata-rata angket kompetensi pedagogik guru yang diperoleh sebesar
79,24% dan jika dikategorikan menurut interpretasi skor kompetensi pedagogik guru
tergolong dalam kategori kuat.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif persentase setiap indikator variabel
kompetensi pedagogik guru, ternyata diperoleh bahwa indikator yang paling tinggi
terletak pada “kemampuan mengelola pembelajaran” dengan persentase sebesar
83,54%, sedangkan indikator variabel kompetensi pedagogik guru yang paling rendah
terletak pada indikator ”pemanfaatan teknologi pembelajaan” dengan persentase sebesar
69,61%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru memahami dalam mengelola
pembelajaran. Untuk indikator pemanfaatan teknologi pembelajaran paling rendah dari
semua indikator yang ada sehingga perlu ditingkatkan lagi. Hal ini penting karena
teknologi menjandi sarana penunjang dalam kegiatan pembelajaran.
125
Berdasarkan indikator tersebut kemampuan mengelola pembelajaran paling
tinggi hal ini dikarenakan sesuai data angket yang diperoleh kebanyakan responden
berpendapat guru memiliki kemampuan untuk menyusun langkah-langkah pembelajaran
dengan baik, membuat RPP sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan, guru
memilih buku pelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran. Sedangkan indikator
pemanfaatan teknologi paling rendah hal ini dikarenakan sesuai data angket yang
diperoleh kebanyakan responden berpendapat guru kurang memnfaatkan perpustakaan
sebagai tempat belajar, guru kurang kreatif dalam menggunakan media pembelajaran
yang menarik.
Untuk pernyataan yang paling dominan sendiri terletak pada pernyataan ke-1
yang berbunyi “saya memilih buku pelajaran yang baik untuk digunakan dalam
pembelajaran” dengan presentase sebesar 87,83%. Pernyataan ini bersifat positif dan
sebagian besar guru menjawab dengan selalu. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
besar guru sudah memilih buku ajar yang digunakan dalam proses belajar mengajar.
Untuk pernyataan yang paling rendah sendiri terletak pada pernyataan ke-10 yang
berbunyi “saya menggunakan media pembelajaran bukan hanya dari buku melainkan
informasi dari internet” dengan presentase sebesar 66,67%.
Berdasarkan analisis korelasi ganda yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara variabel independen terhadap varabel dependen secara serentak diperoleh hasil
0,565 yang artinya terdapat hubungan yang sedang antara supervisi kepala sekolah dan
motivasi berprestasi terhadap kompetensi pedagogik guru. Analisis determinasi yang
bertujuan untuk mengetahui sumbangan pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap
kompetensi pedagogik guru sebesar 14,5%. Sumbangan pengaruh motivasi berprestasi
terhadap kompetensi pedagogik guru sebesar 31,5%. Selanjutnya pengaruh supervisi
kepala sekolah dan motivasi berprestasi terhadap kompetensi pedagogik guru sebesar
32%.
BAB 5
PENUTUP
Penelitian yang berjudul “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi
Berprestasi terhadap Kompetensi Pedagogik Guru SD di Dabin III Tegal Barat Kota
Tegal” telah selesai dilaksanakan. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat
dibuat kesimpulan dan saran dari penelitian ini. Berikut uraian selengkapnya.
5.1 Simpulan
Berdasarkan analisis data, pengujian hipotesis, hasil dan pembahasan yang telah
dikemukakan peneliti, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
(1) Terdapat pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap
kompetensi pedagogik guru SD Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal.
(2) Terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi berprestasi terhadap
kompetensi pedagogik guru SD Dabin III Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal.
(3) Terdapat pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala sekolah dan motivasi
berprestasi secara bersama-sama terhadap kompetensi pedagogik guru SD Dabin
III Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal.
(4) Besarnya sumbangan pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kompetensi
pedagogik guru adalah 14,5%.
(5) Besarnya sumbangan pengaruh motivasi berprestasi terhadap kompetensi
pedagogik guru adalah 31,5%.
126
127
(6) Besarnya sumbangan pengaruh supervisi kepala sekolah dan motivasi berprestasi
terhadap kompetensi pedagogik guru adalah 32%.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan
saran sebagai berikut:
(1) Bagi kepala sekolah hendaknya dapat memberikan izin penelitian kepada penulis
karena penelitian ini tidak bersifat kedinasan.
(2) Bagi pendidik hendaknya dalam memberikan jawaban instrumen penelitian sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
(3) Bagi peneliti diharapkan berkoordinasi yang baik sehingga dalam penelitian tidak
ada miss komunikasi dengan pihak sekolah.
131
Lampiran 1
DAFTAR POPULASI PENELITIAN
No Nama Asal sekolah L/P
1. Lies Warni, S.Pd. SDN Kraton 1 P
2. Dyah Retno A, S.Pd. SDN Kraton 1 P
3. Meilya Dwi S, S.Pd. SDN Kraton 1 P
4. Sri Mulyati,S.Pd. SDN Kraton 1 P
5. Tuti A, S.Pd. SD SDN Kraton 1 P
6. Diarto, S.Pd.I SDN Kraton 1 L
7. Panoto SDN Kraton 1 L
8. Putri Y, S.Pd SDN Kraton 1 P
9. Diana, S.Pd SDN Kraton 1 P
10. Arum S, A.Ma SDN Kraton 1 P
11. Afriliansyah SDN Kraton 1 L
12. Tri Tularsih, S.Pd.SD SDN Kraton 3 P
13. Nurhayati Rahayu, S.Pd.SD SDN Kraton 3 P
14. Evaristin Murwani, S.Pd.SD SDN Kraton 3 P
15. Dra. Budi Sunarsih, M.Pd SDN Kraton 3 P
16. Nuning Dian SDN Kraton 3 P
17. Moh. Jaeni, S.Pd.I SDN Kraton 3 L
18. Much.Farichi, S.Pd SDN Kraton 3 L
19. Mahmud Fauzi SDN Kraton 3 L
20. Pudji Krisbiati,S.Pd SDN Kraton 3 P
21. Dewi Puspitasari, S.Pd. SDN Kraton 3 P
22. Widyastika Puspitasari, S.Pd. SDN Kraton 3 P
23. Faizah S SDN Kraton 5 P
24. Ety Setyaningsih SDN Kraton 5 P
25. Ning Basyiroh SDN Kraton 5 P
26. Hadi Tomo,S.Pd. SDN Kraton 5 L
27. Wahyunita D. S.S SDN Kraton 5 P
132
28. Siti Amrilah, S.Pd.I SDN Kraton 5 P
29. Midrik SDN Kraton 5 L
30. Paroto SDN Kraton 5 L
31. Iswanti, S.Pd SDN Kraton 5 P
32. Imron Rosyadi, S.Pd SDN Kraton 5 L
33. Arini Widyaningsih, S.Pd SDN Kraton 6 P
34. Hery Muko Susianto SDN Kraton 6 L
35. Umiyati SDN Kraton 6 P
36. Sunarti,S.Pd SDN Kraton 6 P
37. Fauziah SDN Kraton 6 P
38. Endang Sumarsih,S.Pd SDN Kraton 6 P
39. Enggar Dwi Prasiska, S.Pd SDN Kraton 6 L
40. Dewi Mukharoro SDN Kraton 6 P
41. Sri Premiati,A.Ma,Pd. SDN Pesurungan Kidul 1 P
42. Rendung Sumiarsih,S.Pd.SD SDN Pesurungan Kidul 1 P
43. Hartini S, S.Pd SDN Pesurungan Kidul 1 P
44. Tuti Rosanti, S.Pd. SDN Pesurungan Kidul 1 P
45. Danang Muhammad, SP.d. I SDN Pesurungan Kidul 1 L
46. Nasikhin,A.Ma.Pd.SD SDN Pesurungan Kidul 1 L
47. Sanusi SDN Pesurungan Kidul 1 L
48. Muhammad Syamsurrijal, S.Pd.I SDN Pesurungan Kidul 1 L
49. Eti Dwi Handayani, S.Pd SDN Pesurungan Kidul 1 P
50. Prasetyo AAdi Nugroho, S.Pd SDN Pesurungan Kidul 1 L
51. M Agung Nugroho, S.Pd SDN Pesurungan Kidul 1 L
52. Anteng Trimaningsih, A.Ma SDN Pesurungan Kidul 2 P
53. Endang Mulatsih,A.MaI SDN Pesurungan Kidul 2 P
54. Sunaryo, S.Pd SDN Pesurungan Kidul 2 P
55. Subekti Pertiwi, A.Ma SDN Pesurungan Kidul 2 P
56. Suranto, S.Pd.SD SDN Pesurungan Kidul 2 L
57. Somali Soertaman, S.Pd.I SDN Pesurungan Kidul 2 L
58. Ade Suprayogi, A.Ma. SDN Pesurungan Kidul 2 L
133
59. Dyah Widyastuti, S.Pd SDN Pesurungan Kidul 2 P
60. Afiyatun Faizah,A.Ma. Pust SDN Pesurungan Kidul 2 P
61. Suprapti, S.Pd.I MI Pesurungan Kidul P
62. Imam Johar, S.Pd.I MI Pesurungan Kidul L
63. Siti Nurjannah, S.Pd.I MI Pesurungan Kidul P
64. Alliyah, S.Pd.I MI Pesurungan Kidul P
65. Nurlailiyah, S.Pd.I. MI Pesurungan Kidul P
66. Nasron,S.Ag MI Pesurungan Kidul L
67. Qonita Ika Fitriana MI Pesurungan Kidul P
68. Devi Susanti MI Pesurungan Kidul P
69. Gita Khoirunnisa, S.Pd MI Pesurungan Kidul P
70. Sugiyono Al Khairiyyah L
71. Drs.M.Natsir Al Khairiyyah L
72. Sutrisno, S.Pd.I Al Khairiyyah L
73. Wakhidin,S.Pd Al Khairiyyah L
74. Nur Jannah, S.Pd Al Khairiyyah P
75. Fathiayati Rizqi, S.Pd Al Khairiyyah P
76. Kuspriyanto,S.PD.I Al Khairiyyah L
77. Kiki Indah Pratiwi,S.Pd Al Khairiyyah P
78. Moh. Taufik,S.Pd.I Al Khairiyyah L
79. Moh.Abdul Latif Al Khairiyyah L
80. M.Agus Arifin,S.Pd Al Irsyad L
81. Siti Rochimah,S.Pd.SD Al Irsyad P
82. Muslihah, S.Pd.I Al Irsyad P
83. Erna Yusuf, S.Pd.I Al Irsyad P
84. Sutiono,S.Pd.SD Al Irsyad P
85. Dra.Sri Wahyuni Al Irsyad P
86. Ahmad Yani,S.Pd. SD Al Irsyad L
87. Dra. Uning Muflichah Al Irsyad P
88. Dra. Elpi Nurul Haeni Al Irsyad P
89. Yuliati, S.Pd.SD Al Irsyad P
134
90. Zahid Usman,S.Ag Al Irsyad L
91. Beni Heroni, S.Pd.I Al Irsyad L
92. Moh.Sofan, S.Pd.I Al Irsyad L
93. Lutfi Kurniawati,S.Pd. Al Irsyad P
94. Setiyani, ST Al Irsyad P
95. Ali Taufik Al Irsyad L
96. Ali Sumitro, S.Ag Al Irsyad L
97. Solikha, S.Pd Al Irsyad P
98. Nurudin Harisma, SP. Al Irsyad L
99. Abdul Rosidin, A.Md Al Irsyad L
100. Rahayu Prihatin, S.Pd Al Irsyad P
101. Hadi Sumitro,S.Ag Al Irsyad L
135
Lampiran 2
DAFTAR SAMPEL PENELITIAN
NO. NAMA SEKOLAH
1. Lies Warni, S.Pd SD Negeri Kraton 1
2. Dyah Retno A, S.Pd SD Negeri Kraton 1
3. Meilya Dwi S, S.Pd SD Negeri Kraton 1
4. Tuti A, S.Pd.SD. SD Negeri Kraton 1
5. Pis Panoto SD Negeri Kraton 1
6. Eka Putri Y, S.Pd. SD Negeri Kraton 1
7. Arum S, A.Ma SD Negeri Kraton 1
8. Afriliansyah SD Negeri Kraton 1
9. Tri Tularsih, S,Pd.SD SD Negeri Kraton 3
10. Evaristin Murwan, S.Pd.SD SD Negeri Kraton 3
11. Dra. Budi Sunarsih SD Negeri Kraton 3
12. Nuning Dian Vitasari SD Negeri Kraton 3
13. Moh Zaini, S.Pd.I SD Negeri Kraton 3
14. Muh Farichi, S.Pd SD Negeri Kraton 3
15. Dewi Puspitasari, S.Pd SD Negeri Kraton 3
16. Widtastika Puspitasari SD Negeri Kraton 3
17. Faizah S SD Negeri Kraton 5
18. Ety Setyaningsih SD Negeri Kraton 5
19. Ning Basyiroh SD Negeri Kraton 5
20. Hadi Tomo, S.Pd SD Negeri Kraton 5
21. Wahyunita D, S.S SD Negeri Kraton 5
22. Siti Amrillah, S.Pd.I SD Negeri Kraton 5
23. Imron Rosyadi, S.Pd SD Negeri Kraton 5
24. Komariyah SD Negeri Kraton 6
25. Arini Widyaningsih, S.Pd SD Negeri Kraton 6
26. Hery Muko Susianto SD Negeri Kraton 6
27. Umiyati SD Negeri Kraton 6
136
NO. NAMA SEKOLAH
28. Fauziah SD Negeri Kraton 6
29. Endang Sumarsih SD Negeri Kraton 6
30 Dewi Mukharoro SD Negeri Kraton 6
31. Sri Premiaty, A.Ma SD Pesurungan Kidul 1
32. Rendung Sumiarsih S.Pd.SD SD Pesurungan Kidul 1
33. Hartini S.Pd.SD SD Pesurungan Kidul 1
34. Tuti Rosanti, S.Pd SD Pesurungan Kidul 1
35. Danang M Wahyudi S.Pd.I SD Pesurungan Kidul 1
36. Nasikhin A.Ma SD Pesurungan Kidul 1
37. Sanusi SD Pesurungan Kidul 1
38. Ety Dwi Handayani, S.Pd.I SD Pesurungan Kidul 1
39. Endang Mulatsih, A.Ma SD Negeri Pesurungan Kidul 2
40. Sunaryo, S.Pd SD Negeri Pesurungan Kidul 2
41. Subekti Pertiwi A.Ma SD Negeri Pesurungan Kidul 2
42. Suranto, S.Pd.SD SD Negeri Pesurungan Kidul 2
43. Somali Soetarman, S.Pd. I SD Negeri Pesurungan Kidul 2
44. Ade Suprayogi A.Ma SD Negeri Pesurungan Kidul 2
45. Darmo SD Negeri Pesurungan Kidul 2
46. Siti Rochimah, S.Pd.SD SD Al Irsyad
47. Sutiono S,Pd SD Al Irsyad
48. Dra. Sri Wahyuni SD Al Irsyad
49. Ahmad Yani, S.Pd.SD SD Al Irsyad
50. Dra. Elphi Nurul SD Al Irsyad
51. Yuliaty S.Pd SD Al Irsyad
52. Zahid Usman S,Ag SD Al Irsyad
53. Beni Heroni S,Pd.I SD Al Irsyad
54. Lutfi Kurniawati S.Pd. SD Al Irsyad
55. Ali Taufik SD Al Irsyad
56. Ali Sumitro S,Ag SD Al Irsyad
57. Solikha S.Pd SD Al Irsyad
137
NO. NAMA SEKOLAH
58. Abdul Rosidin SD Al Irsyad
59. Rahayu Prihatin SD Al Irsyad
60. Hadi Sumitro S,Ag SD Al Irsyad
61. Anton Sujarwo A.Ma SD Al Irsyad
62. Nurhidaya Ries Setyani SD Al Irsyad
63. Sita Suci Asih SD Al Irsyad
64. Sugiyono SD Al Khairiyyah
65. Drs. M.Natsir SD Al Khairiyyah
66. Wakhidin, S.Pd SD Al Khairiyyah
67. Sutrisno S.Pd.I SD Al Khairiyyah
68. Fathiyati Rizqi S.Pd SD Al Khairiyyah
69. Kuspriyanto, S.Pd.I SD Al Khairiyyah
70. Moh Taufik, S.Pd SD Al Khairiyyah
71. Moh Abdul Latif SD Al Khairiyyah
72. Suprapti, S.Pd.I MI Pesurungan Kidul
73. Imam Johar, S.Pd.I MI Pesurungan Kidul
74. Nurlailiyah, SP.d.I MI Pesurungan Kidul
75. Nasron, S.Ag MI Pesurungan Kidul
76. Devi Susanti MI Pesurungan Kidul
77. Gita Khairunnisa, S.Pd MI Pesurungan Kidul
.78. Qonita Ika Fitriana MI Pesurungan Kidul
138
Lampiran 3
DAFTAR POPULASI UJI COBA ANGKET
NO. NAMA SEKOLAH
1. Sri Mulyati S.Pd. SD Negeri Kraton 1
2. Ediarto, S.Pd. SD Negeri Kraton 1
3. Dedeh Diana S.Pd. SD Negeri Kraton 1
4. Nurhayati Rahayu SD Negeri Kraton 3
5. Pudji Krisbianti, S.Pd SD Negeri Kraton 3
6. Midrik SD Negeri Kraton 5
7. Iswanti S.Pd. SD Negeri Kraton 5
8. Sunarti S.Pd. SD Negeri Kraton 6
9. Enggar Dwi Prasiska S.Pd. SD Negeri Kraton 6
10. Prasetyo Adi, S.Pd SD Negeri Pesurungan Kidul 1
11. M Agung Nugroho SD Negeri Pesurungan Kidul 1
12. Anteng Trimaningsih S.Pd. SD Negeri Pesurungan Kidul 2
13. Dyah Widyastuti S.Pd. SD Negeri Pesurungan Kidul 2
14. Setyani S.Pd.I SD Al Irsyad
15. Erna Yusuf, S.Pd.I SD Al Irsyad
16. Uning Muchilakah, S.Pd.I SD Al Irsyad
17. M.Sofyan S.Pd.I SD Al Irsyad
18. Muslikhah SD Al Irsyad
19. Harisman SP SD Al Irsyad
20. Kiki Indah, S.Pd.I SD Al Khairiyah
21. Nurjannah S.Pd.I SD Al Khairiyah
22. Siti Nurjannah, S.Pd.I MI Pesurungan Kidul
23. Alliyah, S.Pd.I MI Pesurungan Kidul
139
Lampiran 4
KISI-KISI UJI COBA INSTRUMEN
VARIABEL SUPERVISI KEPALA SEKOLAH
No.
Indikator
Penyebaran Item Angket
Jumlah Pernyataan
positif
Pernyataan
negatif
1. Kompetensi dan keterampilan supervisi
kepala sekolah.
4
-
4
2. Persiapan supervisi. 3 1 4
3. Supervisi pembelajaran. 5 - 5
4. Supervisi akademik. 5 - 5
5. Supervisi klinis. 3 1 4
6. Tindak lanjut supervisi. 7 1 8
TOTAL 27 3 30
Sumber: buku Ali Imron tentang Supervisi Pembelajaran, buku Sudiyono &
Prasojo, Jasmani& Mustofa tentang Supervisi Pendidikan,
Wahyudi tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah
140
Lampiran 5
KISI-KISI UJI COBA INSTRUMEN
VARIABEL MOTIVASI BERPRESTASI
No.
Indikator
Penyebaran Item Angket
Jumlah Pernyataan
positif
Pernyataan
negatif
1. Menyukai pekerjaan yang dijalani. 7 1 8
2. Berani Mengambil resiko. 5 2 7
3. Berprestasi yang lebih tinggi 6 1 7
4. Pencapaian keberhasiolan diperhitungkan
secara teliti
7
1
8
TOTAL 25 5 30
Sumber: buku Sudarwan Danim tentang Motivasi Berprestasi & Teori
Prestasi McClelland (1985)
141
Lampiran 6
KISI-KISI UJI COBA INSTRUMEN
VARIABEL KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
No.
Indikator
Penyebaran Item Angket
Jumlah Pernyataan
positif
Pernyataan
negatif
1. Kemampuan Mengelola pembelajaran. 8 1 9
2. Pemanfaatan teknologi pembelajaran 5 3 8
3. Pelaksanaan pembelajaran yang
mendidik dan dialogis
11
2
13
4. Terampil melakukan penilaian dan
evaluasi hasil belajar
5
-
5
5.
Memfasilitasi pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki
4
1
5
TOTAL 33 7 40
Sumber: buku Mulyasa tentang Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Rifa’I
dan Anni tentang Psikologi Pendidikan
142
Lampiran 7
ANGKET UJI COBA
VARIABEL SUPERVISI KEPALA SEKOLAH
NAMA :
SEKOLAH:
JABATAN:
Petunjuk Pengisian Angket
1. Isilah identitas terlebih dahulu
2. Bacalah dengan cermat pernyataan yang telah tersedia
3. Berilah tanda centang (√) pada salah satu dari empat jawaban yang tersedia
4. Jika ingin mengganti jawaban yang baru, berilah dua garis mendatar pada jawaban
sebelumnya (=) kemudian centanglah (√) pada jawaban yang baru
Petunjuk Jawaban
SL= Selalu KK= Kadang-kadang
SR= Sering TP= Tidak pernah
143
NO Pernyataan/pertanyaan Alternatif Jawaban
SL SR KK TP
1. Kepala sekolah melaksanakan supervisi dengan
tahap-tahap secara terstruktur.
2. Kepala sekolah menggunakan berbagai
keterampilan dalam memberikan supervisi
kepada guru.
3. Kepala sekolah menggunakan pendekatan
secara individu dalam melaksanakan supervisi
kepada guru.
4. Kepala sekolah menggunakan teknik supervisi
secara kelompok kepada guru.
5. Kepala sekolah membuat perencanaan program
tahunan supervisi yang diberikan kepada guru.
6. Kepala sekolah mengemukakan sasaran dan
tujuan yang jelas sebelum melaksanakan
supervisi.
7. Kepala sekolah menyiapkan instrumen yang
digunakan sebelum melakukan supervisi.
8. Kepala sekolah tidak menginformasikan jadwal
supervisi kepada guru.
9. Kepala sekolah melakukan classroom visit
(kunjungan yang dilakukan untuk melihat guru
yang sedang mengajar).
10. Kepala sekolah melakukan classroom
observation (kunjungan untuk mencermati
situasi/peristiwa yang sedang terjadi di dalam
kelas).
11. Kepala sekolah melakukan pertemuan dengan
guru dalam rangka pembinaan supervisi
pembelajaran.
12. Kepala sekolah melakukan demonstrasi
mengajar yang diamati oleh guru.
13. Kepala sekolah menggunakan model
demonstrasi pembelajaran yang menempatkan
seorang guru sebagai praktikan.
14. Kepala sekolah menilai guru dengan format
tertentu dalam rangka pelaksanaan supervisi.
15. Kepala sekolah memberikan supervisi
(pembinaan) pembelajaran melalui tanya jawab
dengan guru.
144
16. Kepala sekolah mengajak guru untuk
berdiskusi secara berkelompok guna
meningkatkan mutu pembelajaran.
17. Kepala sekolah mengajak guru untuk study
banding ke sekolah unggulan.
18. Kepala sekolah mengadakan pelatihan
peningkatan mutu pembelajaran kepada guru.
19. Kepala sekolah dalam memberikan supervisi
tidak sesuai dengan jadwal yang telah
diinformasikan kepada guru.
20. Kepala sekolah sebagai pemimpin mampu
memotivasi bawahannya.
21. Kepala sekolah melakukan pembinaan dan
pembimbingan sesuai hasil penilaian saat guru
mengajar.
22. Kepala sekolah melakukan pembinaan
disesuaikan dengan kebutuhan tiap guru.
23. Kepala sekolah memberi reward (penghargaan)
kepada guru yang melaksanakan tugas dengan
baik.
24. Kepala sekolah memberlakukan sistem
punishment (hukuman) kepada guru yang
melakukan pelanggaran.
25. Kepala sekolah mempertimbangkan hasil
penilaian supervisi dengan cara memberikan
pembinaan kepada guru.
26. Kepala sekolah tidak menyampaikan
kesimpulan hasil supervisi kepada guru.
27. Kepala sekolah membandingkan hasil supervisi
sekarang dengan supervisi sebelumnya.
28. Kepala sekolah mengidentifikasi faktor-faktor
kekurangan dalam memberikan supervisi
kepada guru.
29. Guru merasa puas dengan supervisi dari kepala
sekolah.
30. Hasil supervisi kepala sekolah mempengaruhi
kinerja dari guru.
145
Lampiran 8
ANGKET UJI COBA
VARIABEL MOTIVASI BERPRESTASI
NAMA :
SEKOLAH:
JABATAN:
Petunjuk Pengisian Angket
1. Isilah identitas terlebih dahulu
2. Bacalah dengan cermat pernyataan yang telah tersedia
3. Berilah tanda centang (√) pada salah satu dari empat jawaban yang tersedia
4. Jika ingin mengganti jawaban yang baru, berilah dua garis mendatar pada jawaban
sebelumnya (=) kemudian centanglah (√) pada jawaban yang baru
Petunjuk Jawaban
SL= Selalu KK= Kadang-kadang
SR= Sering TP= Tidak pernah
146
NO Pernyataan/pertanyaan Alternatif Jawaban
SL SR KK TP
1. Saya bangga menjadi seorang guru.
2. Saya bertanggung jawab dalam menjalankan
tugas sebagai guru.
3. Saya diberi motivasi oleh kepala sekolah untuk
meningkatkan kinerja.
4. Motivasi yang diberikan, membuat saya
semangat dan antusias dalam bekerja.
5. Sebagai upaya meningkatkan kinerja, saya
mengikuti kegiatan kelompok guru (KKG).
6. Saya bekerja dengan tekun dan ulet dalam
melaksanakan tugas.
7. Saya melakukan hal yang terbaik dalam bekerja
meskipun harus mengorbankan urusan pribadi.
8. Saya enggan berinteraksi dengan teman sejawat
dan kepala sekolah.
9. Saya mempertimbangkan kelemahan saya pada
saat menyelesaikan tugas
10. Dalam melaksanakan tugas, saya berani
menanggung konsekuensinya.
11. Dalam melaksanakan tugas, saya tidak
mempunyai inovasi untuk menciptakan hal-hal
yang baru.
12. Saya berani mengambil resiko dalam
pekerjaan, jika ada insentif dari kepala sekolah.
13. Saya menerima kritik dan saran dalam
melaksanakan tugas.
14. Tantangan berat yang saya hadapi mendorong
saya untuk bekerja keras.
15. Dalam mengerjakan tugas, saya mengambil
resiko yang tinggi.
16. Dalam bekerja, saya ingin mendapatkan
prestasi yang lebih tinggi.
17. Kepala sekolah memberikan penghargaan
kepada guru yang mendapat prestasi.
18. Saya berkerja dengan maksimal tanpa
mengandalkan pada orang lain.
19. Saya bekerja karena ingin mendapatkan pujian.
20. Saya mempunyai keinginan untuk menjadi
yang terbaik dalam lingkungan kerja.
147
21. Kepala sekolah memberikan dorongan kepada
saya untuk meningkatkan prestasi dalam
mengajar.
22. Untuk mendapatkan prestasi, saya mengikuti
kegiatan lomba antar guru.
23. Saya membuat target keberhasilan dalam
mengajar.
24. Saya menggunakan strategi untuk mencapai
tujuan dalam pembelajaran.
25. Saya mementingkan pencapaian prestasi dalam
karir saya.
26. Saya membiarkan siswa yang kurang
memperhatikan ketika saya menyampaikan
materi pelajaran.
27. Kepala sekolah memberikan contoh mengajar
yang baik kepada guru.
28. Kepala sekolah mengevaluasi kinerja saya
selama mengajar.
29. Keberhasilan saya dalam mengajar adalah hasil
kerjasama dengan guru dan kepala sekolah.
30. Saya merasa kecewa apabila tidak
melaksanakan tugas dengan baik.
148
Lampiran 9
ANGKET UJI COBA
VARIABEL KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
NAMA :
SEKOLAH:
JABATAN:
Petunjuk Pengisian Angket
1. Isilah identitas terlebih dahulu
2. Bacalah dengan cermat pernyataan yang telah tersedia
3. Berilah tanda centang (√) pada salah satu dari empat jawaban yang tersedia
4. Jika ingin mengganti jawaban yang baru, berilah dua garis mendatar pada jawaban
sebelumnya (=) kemudian centanglah (√) pada jawaban yang baru
Petunjuk Jawaban
SL= Selalu KK= Kadang-kadang
SR= Sering TP= Tidak pernah
149
No Pernyataan/pertanyaan Alternatif Jawaban
SL SR KK TP
1. Saya mengkaji bahan pelajaran yang akan
diajarkan kepada peserta didik.
2. Saya memilih buku pelajaran yang baik untuk
digunakan dalam pembelajaran.
3. Dalam perencanaan pembelajaran saya
mengembangkan bahan pembelajaran sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
4. Saya menyusun langkah-langkah pembelajaran
dengan baik agar tujuan dapat dicapai.
5. Saya membaca materi bahan pelajaran terlebih
dahulu sebelum disampaikan kepada peserta didik.
6. Saya membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sesuai dengan kurikulum
yang telah ditetapkan.
7. Di dalam RPP, saya merumuskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
8. Saya membuat RPP tanpa melihat pedoman yang
telah ditetapkan.
9. Kepala sekolah memantau dan memonitoring
ketika saya mengajar di kelas.
10. Saya membuat alat bantu pembelajaran yang
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.
11. Saya menggunakan media pembelajaran yang
sesuai dengan materi pelajaran.
12. Saya menggunakan media pembelajaran bukan
hanya dari buku pelajaran melainkan informasi
dari internet.
13. Saya malas membuat media pembelajaran.
14. Saya menggunakan ruang perpustakaan ketika
siswa merasa bosan belajar di kelas.
15. Saya kesulitan membuat media pembelajaran yang
menarik buat peserta didik.
16. Kepala sekolah memberi saran menggunakan
media yang efektif dan efisien dalam
pembelajaran.
17. Saya menggunakan media pembelajaran seadanya
di dalam kelas.
18. Saya menentukan jenis model pembelajaran sesuai
dengan RPP yang telah dibuat.
150
19. Saya menentukan alokasi waktu yang tepat dalam
proses belajar mengajar.
20. Saya melaksanakan kegiatan pembelajaran secara
terstruktur dari eksplorasi sampai konfirmasi.
21. Dalam pembelajaran, saya melaksanakan ragam
kegiatan sesuai kemampuan siswa.
22. Pada pelaksanaan pembelajaran, saya suka
mengulur-ulur waktu pembelajaran.
23. Saya menggunakan metode yang menyenangkan
sesuai materi pada saat pembelajaran.
24. Saya memberi kesempatan kepada siswa yang
mau bertanya tentang materi pelajaran.
25. Saya mengajak siswa untuk berinteraksi dua arah
pada saat pembelajaran.
26. Saya membiarkan siswa yang tidak mendengarkan
pada saat pembelajaran.
27. Saya menggunakan strategi untuk menciptakan
suasana kelas yang kondusif.
28. Saya menggunakan kata-kata yang halus dalam
menegur siswa.
29. Saya berusaha memberi perhatian kepada seluruh
siswa.
30. Pada saat pembelajaran berlangsung, saya
berusaha melakukan komunikasi dengan siswa.
31. Saya menentukan jenis penilaian yang akan saya
gunakan pada saat pembelajaran.
32. Saya melakukan penilaian sesuai dengan langkah-
langkah yang telah ditetapkan.
33. Setelah selesai pembelajaran, saya memberi soal
kepada siswa untuk dikerjakan.
34. Saya memberi soal remidi kepada siswa yang
nilainya di bawah standar.
35. Saya melakukan evaluasi diri untuk mengetahui
sejauh mana tingkat keberhasilan saya dalam
mengajar.
36. Saya membantu siswa untuk menemukan bakat
yang dimilikinya.
37 Saya memberi kesempatan yang sama kepada
siswa untuk mengoptimalkan potensi yang
dimiliki.
151
38. Saya mengarahkan siswa untuk mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah.
39. Saya memberi kesempatan kepada siswa untuk
melakukan kegiatan yang menunjang bakatnya.
40 Saya memaksa siswa untuk melakukan kegiatan
yang tidak sesuai dengan bakat yang dimilikinya.
152
Lampiran 10
LEMBAR VALIDASI
ANGKET SUPERVISI KEPALA SEKOLAH
Penilai : Drs. Sigit Yulianto, M.Pd
Status : Dosen Pembimbing
Petunjuk:
1. Sebagai pedoman untuk mengisi tabel validitas isi, bahasa angket dan kesimpulan
yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Validitas isi
1) Angket sudah sesuai dengan kisi-kisi.
2) Angket dirumuskan dengan singkat dan jelas.
b. Bahasa angket
1) Angket menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.
2) Kalimat angket tidak menimbulkan penafsiran ganda.
3) Rumusan kalimat angket komunikatif, menggunakan bahasa yang
sederhana, mudah dimengerti dan menggunakan kata-kata yang dikenal
guru.
2. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang disediakan sesuai dengan pendapat
Bapak.
Keterangan:
TR : dapat digunakan tanpa revisi
R : harus revisi kembali
155
Lampiran 11
-LEMBAR VALIDASI
ANGKET MOTIVASI BERPRESTASI
Penilai : Drs. Sigit Yulianto, M.Pd
Status : Dosen Pembimbing
Petunjuk:
1. Sebagai pedoman untuk mengisi tabel validitas isi, bahasa angket dan kesimpulan
yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Validitas isi
1) Angket sudah sesuai dengan kisi-kisi.
2) Angket dirumuskan dengan singkat dan jelas.
b. Bahasa angket
1) Angket menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.
2) Kalimat angket tidak menimbulkan penafsiran ganda.
3) Rumusan kalimat angket komunikatif, menggunakan bahasa yang
sederhana, mudah dimengerti dan menggunakan kata-kata yang dikenal
guru.
2. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang disediakan sesuai dengan pendapat
Bapak.
Keterangan:
TR : dapat digunakan tanpa revisi
R : harus revisi kembali
158
Lampiran 12
LEMBAR VALIDASI
ANGKET KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
Penilai : Drs. Sigit Yulianto, M.Pd
Status : Dosen Pembimbing
Petunjuk:
1. Sebagai pedoman untuk mengisi tabel validitas isi, bahasa angket dan kesimpulan
yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Validitas isi
1) Angket sudah sesuai dengan kisi-kisi.
2) Angket dirumuskan dengan singkat dan jelas.
b. Bahasa angket
1) Angket menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.
2) Kalimat angket tidak menimbulkan penafsiran ganda.
3) Rumusan kalimat angket komunikatif, menggunakan bahasa yang
sederhana, mudah dimengerti dan menggunakan kata-kata yang dikenal
guru.
2. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang disediakan sesuai dengan pendapat
Bapak.
Keterangan:
TR : dapat digunakan tanpa revisi
R : harus revisi kembali
161
Lampiran 13
LEMBAR VALIDASI
ANGKET SUPERVISI KEPALA SEKOLAH
Penilai : Mur Fatimah S.Pd, M.Pd
Status : Dosen Pembimbing
Petunjuk:
1. Sebagai pedoman untuk mengisi tabel validitas isi, bahasa angket dan kesimpulan
yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Validitas isi
1) Angket sudah sesuai dengan kisi-kisi.
2) Angket dirumuskan dengan singkat dan jelas.
b. Bahasa angket
1) Angket menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.
2) Kalimat angket tidak menimbulkan penafsiran ganda.
3) Rumusan kalimat angket komunikatif, menggunakan bahasa yang
sederhana, mudah dimengerti dan menggunakan kata-kata yang dikenal
guru.
2. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang disediakan sesuai dengan pendapat
Bapak.
Keterangan:
TR : dapat digunakan tanpa revisi
R : harus revisi kembali
164
Lampiran 14
LEMBAR VALIDASI
ANGKET MOTIVASI BERPRESTASI
Penilai : Mur Fatimah S.Pd, M.Pd
Status : Dosen Pembimbing
Petunjuk:
3. Sebagai pedoman untuk mengisi tabel validitas isi, bahasa angket dan kesimpulan
yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Validitas isi
1) Angket sudah sesuai dengan kisi-kisi.
2) Angket dirumuskan dengan singkat dan jelas.
b. Bahasa angket
1) Angket menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia
2) .Kalimat angket tidak menimbulkan penafsiran ganda.
3) Rumusan kalimat angket komunikatif, menggunakan bahasa yang
sederhana, mudah dimengerti dan menggunakan kata-kata yang dikenal
guru.
4. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang disediakan sesuai dengan pendapat
Bapak.
Keterangan:
TR : dapat digunakan tanpa revisi
R : harus revisi kembali
167
Lampiran 15
LEMBAR VALIDASI
ANGKET KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
Penilai : Mur Fatimah S.Pd, M.Pd
Status : Dosen Pembimbing
Petunjuk:
1. Sebagai pedoman untuk mengisi tabel validitas isi, bahasa angket dan kesimpulan
yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Validitas isi
1) Angket sudah sesuai dengan kisi-kisi.
2) Angket dirumuskan dengan singkat dan jelas.
b. Bahasa angket
1) Angket menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia
2) Kalimat angket tidak menimbulkan penafsiran ganda.
3) Rumusan kalimat angket komunikatif, menggunakan bahasa yang
sederhana, mudah dimengerti dan menggunakan kata-kata yang dikenal
guru.
2. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang disediakan sesuai dengan pendapat
Bapak.
Keterangan:
TR : dapat digunakan tanpa revisi
R : harus revisi kembali
170
Tota
l
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Reesp
on
den
Lampiran 16
TABEL PEMBANTU ANALISIS HASIL UJI COBA
ANGKET SUPERVISI KEPALA SEKOLAH
Jawaban Pernyataan Ke-
1 2 2 2 2 4 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1 4 2 2 2 1 1 1 4 2 2 2 4 66
2 4 3 4 3 2 3 3 3 2 2 2 1 1 3 3 3 1 2 2 3 2 3 2 1 3 3 2 3 3 3 75
3 2 2 3 3 2 3 3 4 3 3 2 1 1 3 3 3 1 2 3 3 2 3 3 1 3 3 2 3 3 3 76
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 3 4 110
5 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 3 2 3 4 4 4 3 2 1 2 2 3 3 3 3 94
6 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 76
7 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 82
8 2 2 3 1 4 3 2 4 2 2 2 1 1 2 3 2 1 1 4 2 2 1 1 1 2 3 2 1 1 2 60
9 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 1 2 3 3 3 3 2 1 2 3 2 2 2 2 71
10 4 3 3 2 4 4 3 4 3 2 4 1 1 4 4 3 1 2 4 4 4 2 1 1 2 4 4 3 4 4 89
11 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 108
12 2 2 3 2 3 3 3 4 2 2 3 2 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 1 2 3 3 3 3 3 77
13 4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 1 3 4 3 3 1 1 4 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 2 88
171
171
14 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 108
15 4 3 3 2 3 4 3 4 4 4 3 2 3 4 2 4 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4 2 3 3 4 96
16 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 108
17 4 3 4 3 4 4 4 4 2 3 4 2 2 4 2 3 2 2 4 4 3 3 2 3 3 4 2 2 3 4 93
18 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 1 1 4 2 3 2 3 3 4 3 4 3 1 3 3 4 4 4 4 94
19 2 2 1 4 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 3 2 2 2 1 2 3 3 2 4 2 2 68
20 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 107
21 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 3 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 144
22 4 4 3 2 4 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 4 1 3 3 4 4 4 2 1 3 4 3 2 3 4 91
23 4 4 3 2 4 3 4 2 3 3 3 2 2 3 3 4 1 3 3 4 4 4 2 1 3 4 3 2 3 4 90
172
Tota
l
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Reesp
on
den
Lampiran 17
TABEL PEMBANTU ANALISIS HASIL UJI COBA
ANGKET MOTIVASI BERPRESTASI
Jawaban Pernyataan Ke-
1 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 1 1 1 1 4 2 2 2 3 4 1 4 1 2 2 1 82
2 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 2 2 1 4 4 2 2 1 4 4 2 4 2 4 4 4 98
3 4 4 3 3 2 2 3 4 3 3 3 4 4 4 2 2 2 3 4 3 2 1 2 2 3 3 1 3 4 3 86
4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 2 3 4 1 4 3 3 4 4 105
5 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 112
6 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 76
7 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 77
8 3 4 3 2 2 3 3 4 4 3 3 4 4 2 2 4 1 3 4 1 2 1 4 3 1 4 1 1 1 4 81
9 4 4 3 3 4 3 2 2 4 3 3 3 4 3 2 2 2 2 4 4 4 1 2 3 1 4 2 3 4 3 88
10 4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 2 4 3 3 3 4 1 4 4 3 4 2 3 3 3 4 4 3 4 4 100
11 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 113
12 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 2 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 91
13 4 4 3 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 99
173
14 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 106
15 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 97
16 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 2 3 4 3 4 3 3 4 3 105
17 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 2 3 4 2 4 3 3 3 3 107
18 4 4 4 4 3 4 3 4 1 4 3 4 4 3 1 2 3 2 4 2 4 2 4 4 2 4 2 2 4 4 95
19 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 2 1 3 4 4 3 2 2 3 2 2 1 2 2 2 3 2 3 2 2 79
20 4 4 4 4 2 4 3 4 2 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 2 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4 104
21 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 2 4 4 2 3 4 4 4 2 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 99
22 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 113
23 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 112
174
Lampiran 18
TABEL PEMBANTU ANALISIS HASIL UJI COBA
ANGKET KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
Reesp
on
den
Jawaban Pernyataan Ke-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
1 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 3 2 4 1 3 2 3 2 4 4 3 4 3 4 2 4 3 4 4 4
2 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 2 3 2 3 4 4 4 4 4 3 3 2 4 2 3 3 3
3 4 3 3 3 4 4 4 4 1 3 3 3 3 2 3 2 2 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 1 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
6 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3
7 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3
8 4 4 3 3 4 2 3 4 2 2 3 2 3 2 1 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4
9 4 4 4 3 3 2 3 3 2 2 2 1 3 2 3 2 2 2 4 3 3 3 2 4 3 4 3 4 4 4
10 3 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4
11 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 2 2 4 2 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4
12 4 4 3 4 3 4 4 4 3 2 4 3 4 2 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3
175
13 4 4 3 4 3 4 4 3 3 2 2 2 4 2 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3
14 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
15 3 4 3 3 3 4 4 4 3 2 2 2 3 1 3 3 2 3 3 3 2 4 3 4 3 4 3 3 4 3
16 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
17 4 4 3 3 4 3 4 4 2 3 3 2 4 2 2 3 2 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4
18 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
19 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 4 1 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
20 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4
21 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4
22 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
23 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
176
R
eespon
den
Jawaban Pernyataan Ke-
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
To
tal
1 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 134
2 4 4 4 3 3 2 3 2 2 4 127
3 3 3 3 3 2 2 4 3 2 3 126
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 155
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 149
6 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 106
7 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 107
8 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 123
9 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 121
10 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 143
11 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 144
12 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 136
13 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 132
14 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 147
15 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 122
16 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 148
17 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 133
18 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 144
19 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 135
20 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 143
21 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 143
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 155
23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 155
177
Lampiran 19
HASIL UJI VALIDITAS
ANGKET UJI COBA VARIABEL SUPERVISI KEPALA SEKOLAH
Item
Pernyataan
Keterangan
1 Pearson Correlation ,721**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 23
2 Pearson Correlation ,727**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 23
3 Pearson Correlation ,645**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 23
4 Pearson Correlation ,665**
Valid Sig. (2-tailed) ,001
N 23
5 Pearson Correlation ,397*
Tidak Valid Sig. (2-tailed) ,061
N 23
6 Pearson Correlation ,689**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 23
7 Pearson Correlation ,760**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 23
8 Pearson Correlation -337
Tidak Valid Sig. (2-tailed) ,115
N 23
9 Pearson Correlation ,708**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 23
10 Pearson Correlation ,725**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 23
11 Pearson Correlation ,680**
Valid
Sig. (2-tailed) ,000
N 23
178
12 Pearson Correlation ,457**
Valid Sig. (2-tailed) ,028
N 23
13 Pearson Correlation ,572**
Valid Sig. (2-tailed) ,004
N 23
14 Pearson Correlation ,766**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 23
15 Pearson Correlation ,529*
Valid Sig. (2-tailed) ,009
N 23
16 Pearson Correlation ,383
Tidak Valid Sig. (2-tailed) ,071
N 23
17 Pearson Correlation ,511**
Valid Sig. (2-tailed) ,013
N 23
18 Pearson Correlation ,550**
Valid Sig. (2-tailed) ,007
N 23
19 Pearson Correlation ,132
Tidak Valid Sig. (2-tailed) ,549
N 23
20 Pearson Correlation ,773**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 23
21 Pearson Correlation ,690**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 23
22 Pearson Correlation ,701**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 23
23 Pearson Correlation ,775**
Valid Sig. (2-tailed) ,000
N 23
24 Pearson Correlation ,399
Tidak Valid Sig. (2-tailed) ,059
N 23
179
25 Pearson Correlation ,756**
Valid
Sig. (2-tailed) ,000
N 23
26 Pearson Correlation ,437**
Valid Sig. (2-tailed) ,037
N 23
27 Pearson Correlation ,583**
Valid Sig. (2-tailed) ,004
N 23
28 Pearson Correlation ,491**
Valid Sig. (2-tailed) ,017
N 23
29 Pearson Correlation ,646**
Valid Sig. (2-tailed) ,001
N 23
30 Pearson Correlation ,427*
Valid Sig. (2-tailed) ,042
N 23
Jumlah 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Keterangan: N = 23
rtabel = 0,413
Item dinyatakan valid apabila rhitung > rtabel
Hasil uji validitas angket supervisi kepala sekolah dengan bantuan SPSS versi 21,
diketahui bahwa terdapat 25 item angket yang dinyatakan valid dan 5 item dinyatakan tidak
valid.
180
Lampiran 20
HASIL UJI VALIDITAS
ANGKET UJI COBA VARIABEL MOTIVASI BERPRESTASI
Item
Pernyataan
Keterangan
1 Pearson Correlation ,605**
Valid
Sig. (2-tailed) ,002
N 23
2 Pearson Correlation ,528**
Valid
Sig. (2-tailed) ,010
N 23
3 Pearson Correlation ,520**
Valid
Sig. (2-tailed) ,011
N 23
4 Pearson Correlation ,750**
Valid
Sig. (2-tailed) ,000
N 23
5 Pearson Correlation ,330 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) ,124
N 23
6 Pearson Correlation ,688**
Valid
Sig. (2-tailed) ,000
N 23
7 Pearson Correlation 266 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) ,220
N 23
8 Pearson Correlation 594**
Valid
Sig. (2-tailed) ,003
N 23
9 Pearson Correlation 095 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) ,666
N 23
10 Pearson Correlation ,471* Valid
Sig. (2-tailed) ,023
N 23
11 Pearson Correlation ,456* Valid
Sig. (2-tailed) ,029
N 23
181
12 Pearson Correlation ,506* Valid
Sig. (2-tailed) ,014
N 23
13 Pearson Correlation ,578**
Valid
Sig. (2-tailed) ,004
N 23
14 Pearson Correlation ,597**
Valid
Sig. (2-tailed) ,003
N 23
15 Pearson Correlation ,322 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) ,134
N 23
16 Pearson Correlation ,524* Valid
Sig. (2-tailed) ,010
N 23
17 Pearson Correlation ,568 Valid
Sig. (2-tailed) ,005
N 23
18 Pearson Correlation ,672**
Valid
Sig. (2-tailed) ,000
N 23
19 Pearson Correlation ,512* Valid
Sig. (2-tailed) ,013
N 23
20 Pearson Correlation ,654**
Valid
Sig. (2-tailed) ,001
N 23
21 Pearson Correlation ,629**
Valid
Sig. (2-tailed) ,001
N 23
22 Pearson Correlation ,634**
Valid
Sig. (2-tailed) ,001
N 23
23 Pearson Correlation ,485* Valid
Sig. (2-tailed) ,019
N 23
24 Pearson Correlation ,688 Valid
Sig. (2-tailed) ,000
N 23
182
25 Pearson Correlation ,454* Valid
Sig. (2-tailed) ,029
N 23
26 Pearson Correlation ,634**
Valid
Sig. (2-tailed) ,001
N 23
27 Pearson Correlation ,633**
Valid
Sig. (2-tailed) ,001
N 23
28 Pearson Correlation ,498* Valid
Sig. (2-tailed) ,016
N 23
29 Pearson Correlation ,745**
Valid
Sig. (2-tailed) ,000
N 23
30 Pearson Correlation ,619**
Valid
Sig. (2-tailed) ,002
N 23
Jumlah 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Keterangan: N = 23
rtabel = 0,413
Item dinyatakan valid apabila rhitung > rtabel
Hasil uji validitas angket motivasi berprestasi dengan bantuan SPSS versi 21,
diketahui bahwa terdapat 26 item angket yang dinyatakan valid dan 4 item dinyatakan tidak
valid.
183
Lampiran 21
HASIL UJI VALIDITAS
ANGKET UJI COBA VARIABEL KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
Item
Pernyataan
Keterangan
1 Pearson Correlation ,303 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) ,160
N 23
2 Pearson Correlation ,561**
Valid
Sig. (2-tailed) ,005
N 23
3 Pearson Correlation ,680**
Valid
Sig. (2-tailed) ,000
N 23
4 Pearson Correlation ,623**
Valid
Sig. (2-tailed) ,001
N 23
5 Pearson Correlation ,690**
Valid
Sig. (2-tailed) ,000
N 23
6 Pearson Correlation ,467**
Valid
Sig. (2-tailed) ,025
N 23
7 Pearson Correlation ,700**
Valid
Sig. (2-tailed) ,000
N 23
8 Pearson Correlation ,184 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) ,400
N 23
9 Pearson Correlation ,191 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) ,184
N 23
10 Pearson Correlation ,458* Valid
Sig. (2-tailed) ,028
N 23
11 Pearson Correlation ,609**
Valid
Sig. (2-tailed) ,002
N 23
184
12 Pearson Correlation ,604**
Valid
Sig. (2-tailed) ,002
N 23
13 Pearson Correlation ,215 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) ,324
N 23
14 Pearson Correlation ,359* Tidak Valid
Sig. (2-tailed) ,093
N 23
15 Pearson Correlation ,171 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) ,434
N 23
16 Pearson Correlation ,501**
Valid
Sig. (2-tailed) ,015
N 23
17 Pearson Correlation ,432**
Valid
Sig. (2-tailed) ,040
N 23
18 Pearson Correlation ,585**
Valid
Sig. (2-tailed) ,003
N 23
19 Pearson Correlation ,565**
Valid
Sig. (2-tailed) ,005
N 23
20 Pearson Correlation ,516**
Valid
Sig. (2-tailed) ,012
N 23
21 Pearson Correlation ,682**
Valid
Sig. (2-tailed) ,000
N 23
22 Pearson Correlation ,480**
Valid
Sig. (2-tailed) ,020
N 23
23 Pearson Correlation ,801**
Valid
Sig. (2-tailed) ,000
N 23
24 Pearson Correlation ,625**
Valid
Sig. (2-tailed) ,001
N 23
185
25 Pearson Correlation ,712**
Valid
Sig. (2-tailed) ,000
N 23
26 Pearson Correlation ,663**
Valid
Sig. (2-tailed) ,001
N 23
27 Pearson Correlation ,526**
Valid
Sig. (2-tailed) ,010
N 23
28 Pearson Correlation ,371 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) ,082
N 23
29 Pearson Correlation ,640* Valid
Sig. (2-tailed) ,001
N 23
30 Pearson Correlation ,620**
Valid
Sig. (2-tailed) ,002
N 23
31 Pearson Correlation ,701**
Valid
Sig. (2-tailed) ,000
N 23
32 Pearson Correlation ,764**
Valid
Sig. (2-tailed) ,000
N 23
33 Pearson Correlation ,712**
Valid
Sig. (2-tailed) ,000
N 23
34 Pearson Correlation ,618**
Valid
Sig. (2-tailed) ,002
N 23
35 Pearson Correlation ,590**
Valid
Sig. (2-tailed) ,003
N 23
36 Pearson Correlation ,683**
Valid
Sig. (2-tailed) ,000
N 23
37 Pearson Correlation ,675**
Valid
Sig. (2-tailed) ,000
N 23
186
38 Pearson Correlation ,555**
Valid
Sig. (2-tailed) ,006
N 23
39 Pearson Correlation ,749**
Valid
Sig. (2-tailed) ,000
N 23
40 Pearson Correlation ,347 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) ,105
N 23
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Keterangan: N = 23
rtabel = 0,413
Item dinyatakan valid apabila rhitung > rtabel
Hasil uji validitas angket motivasi berprestasi dengan bantuan SPSS versi 21,
diketahui bahwa terdapat 33 item angket yang dinyatakan valid dan 7 item dinyatakan
tidak valid.
187
Lampiran 22
HASIL UJI RELIABILITAS
ANGKET UJI COBA VARIABEL SUPERVISI KEPALA SEKOLAH
Case Processing Summary
N
%
Valid
Cases Excludeda
Total
23
100.0
0
.0
23
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.761
30
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
ph1
ph2
ph3
ph4
ph5
ph6
ph7
ph8
ph9
ph10
ph11
ph12
ph13
ph14
ph15
ph16
ph17
ph18
ph19
86.6522
87.0000
86.8261
85.5217
86.6957
86.6522
86.6957
86.8261
87.1304
87.1739
86.9130
87.9565
87.7391
86.6522
87.0870
87.0435
88.1739
87.4783
86.7391
332.510
337.091
337.241
213.715
344.949
339.328
334.312
368.968
335.391
334.332
338.628
341.225
336.838
337.419
342.356
348.680
337.423
338.170
353.202
.697
.709
.619
.267
.361
.670
.742
-.381
.686
.703
.659
.418
.537
.751
.502
.359
.470
.515
.098
.745
.748
.748
.942
.755
.750
.746
.774
.747
.746
.749
.752
.749
.748
.752
.757
.750
.750
.761
188
ph20
86.6522
335.419
.756
.747
ph21 86.8696 333.664 .664 .746
ph22 86.8696 334.573 .678 .746
ph23 87.6087 325.522 .751 .740
ph24 88.2609 341.929 .353 .753
ph25 87.1304 332.482 .736 .745
ph26 86.6957 344.676 .406 .754
ph27 87.2174 339.451 .555 .750
ph28 87.1739 340.605 .455 .752
ph29 87.0870 336.538 .619 .748
ph30 86.7391 344.202 .393 .754
189
Lampiran 23
HASIL UJI RELIABILITAS
ANGKET UJI COBA VARIABEL MOTIVASI BERPRESTASI
Case Processing Summary
N
%
Valid
Cases Excludeda
Total
23
100.0
0
.0
23
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.909
30
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
ph1
ph2
ph3
ph4
ph5
ph6
ph7
ph8
ph9
ph10
ph11
ph12
ph13
ph14
ph15
ph16
ph17
ph18
92.9565
92.9130
93.2174
93.1739
93.4783
93.2609
93.5652
93.0870
94.0435
93.2174
93.4783
93.3043
93.2174
93.1739
94.1304
93.8261
94.0435
93.4348
138.134
139.538
139.451
134.968
141.534
135.929
142.802
136.810
149.134
140.996
139.443
136.403
135.451
137.423
139.846
136.514
132.134
133.075
.573
.492
.483
.725
.278
.657
.215
.553
-.162
.438
.409
.447
.528
.560
.246
.471
.498
.630
.905
.906
.906
.903
.909
.904
.910
.905
.917
.907
.907
.907
.905
.905
.911
.906
.907
.904
190
ph19
92.9565
140.407
.479
.907
ph20 93.8696 132.846 .607 .904
ph21 93.5217 135.079 .587 .904
ph22 94.7826 137.178 .601 .905
ph23 93.5652 139.348 .443 .907
ph24 93.2609 135.929 .657 .904
ph25 94.1739 137.059 .389 .908
ph26 93.0435 137.225 .601 .905
ph27 94.0435 133.225 .584 .904
ph28 93.7826 137.905 .448 .907
ph29 93.4348 130.711 .708 .902
ph30 93.4783 135.079 .575 .905
191
Lampiran 24
HASIL UJI RELIABILITAS
ANGKET UJI COBA VARIABEL KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
Case Processing Summary
N
%
Valid
Cases Excludeda
Total
23
100.0
0
.0
23
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.933
40
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
ph1
ph2
ph3
ph4
ph5
ph6
ph7
ph8
ph9
ph10
ph11
ph12
ph13
ph14
ph15
ph16
ph17
ph18
ph19
132.3043
132.3043
132.6522
132.3913
132.3478
132.4348
132.3478
132.5652
133.3043
133.1739
132.9565
133.0435
132.6087
133.6522
133.1304
132.8696
133.1304
132.6957
132.3478
193.221
187.403
183.874
188.522
186.237
187.984
184.692
193.348
193.494
187.605
183.589
181.407
192.885
188.874
194.664
186.209
191.664
185.949
189.510
.272
.529
.652
.601
.667
.425
.676
.125
.137
.413
.570
.557
.161
.302
.133
.455
.405
.551
.541
.933
.931
.930
.931
.930
.932
.930
.936
.935
.933
.931
.931
.935
.934
.934
.932
.932
.931
.932
192
ph20
132.4348
188.802
.484
.932
ph21 132.6957 184.040 .654 .930
ph22 132.3478 188.692 .444 .932
ph23 132.6522 182.874 .783 .929
ph24 132.2174 188.178 .601 .931
ph25 132.5652 182.984 .685 .930
ph26 132.2174 187.360 .565 .931
ph27 132.6087 184.704 .508 .932
ph28 132.4348 191.984 .339 .933
ph29 132.1304 190.937 .625 .932
ph30 132.2609 189.383 .600 .931
ph31 132.3913 187.431 .682 .931
ph32 132.4783 184.625 .746 .930
ph33 132.3478 187.510 .694 .931
ph34 132.5217 185.897 .588 .931
ph35 132.8261 187.787 .562 .931
ph36 132.8261 182.696 .652 .930
ph37 132.3913 187.794 .655 .931
ph38 132.4348 188.166 .524 .932
ph39 132.6087 181.158 .723 .929
ph40 132.3478 189.601 .293 .934
193
Lampiran 25
KISI-KISI INSTRUMEN VARIABEL
SUPERVISI KEPALA SEKOLAH
No.
Indikator
Penyebaran Item Angket
Jumlah Pernyataan
positif
Pernyataan
negatif
1. Kompetensi dan keterampilan
supervisi kepala sekolah.
4
-
4
2. Persiapan supervisi. 2 - 2
3. Supervisi pembelajaran. 5 - 5
4. Supervisi akademik. 4 - 4
5. Supervisi klinis. 3 - 3
6. Tindak lanjut supervisi. 6 1 7
TOTAL 26 1 25
Sumber: buku Ali Imron tentang Supervisi Pembelajaran, buku Sudiyono &
Prasojo, Jasmani& Mustofa tentang Supervisi Pendidikan,
Wahyudi tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah
194
Lampiran 26
KISI-KISI INSTRUMEN VARIABEL
MOTIVASI BERPRESTASI
No.
Indikator
Penyebaran Item Angket
Jumlah Pernyataan
positif
Pernyataan
negatif
1. Menyukai pekerjaan yang dijalani. 5 1 6
2. Berani Mengambil resiko. 3 2 5
3. Berprestasi yang lebih tinggi 6 1 7
4. Pencapaian keberhasiolan diperhitungkan
secara teliti
7
1
8
TOTAL 21 5 26
Sumber: buku Sudarwan Danim tentang Motivasi Berprestasi & Teori
Prestasi McClelland (1985)
195
Lampiran 27
KISI-KISI INSTRUMEN VARIABEL
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
No.
Indikator
Penyebaran Item Angket
Jumlah Pernyataan
positif
Pernyataan
negatif
1. Kemampuan Mengelola pembelajaran. 6 - 6
2. Pemanfaatan teknologi pembelajaran 4 1 5
3. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik
dan dialogis
10
2
12
4. Terampil melakukan penilaian dan
evaluasi hasil belajar
5
-
5
5.
Memfasilitasi pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimiliki
4
-
4
TOTAL 29 3 32
Sumber: buku Mulyasa tentang Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Rifa’I
dan Anni tentang Psikologi Pendidikan
196
Lampiran 28
ANGKET VARIABEL
SUPERVISI KEPALA SEKOLAH
NAMA :
SEKOLAH:
JABATAN:
Petunjuk Pengisian Angket
1. Isilah identitas terlebih dahulu
2. Bacalah dengan cermat pernyataan yang telah tersedia
3. Berilah tanda centang (√) pada salah satu dari empat jawaban yang tersedia
4. Jika ingin mengganti jawaban yang baru, berilah dua garis mendatar pada jawaban
sebelumnya (=) kemudian centanglah (√) pada jawaban yang baru
Petunjuk Jawaban
SL= Selalu KK= Kadang-kadang
SR= Sering TP= Tidak pernah
197
NO Pernyataan/pertanyaan Alternatif Jawaban
SL SR KK TP
1. Kepala sekolah melaksanakan supervisi dengan
tahap-tahap secara terstruktur.
2. Kepala sekolah menggunakan berbagai
keterampilan dalam memberikan supervisi
kepada guru.
3. Kepala sekolah menggunakan pendekatan
secara individu dalam melaksanakan supervisi
kepada guru.
4. Kepala sekolah menggunakan teknik supervisi
secara kelompok kepada guru.
5. Kepala sekolah mengemukakan sasaran dan
tujuan yang jelas sebelum melaksanakan
supervisi.
6. Kepala sekolah menyiapkan instrumen yang
digunakan sebelum melakukan supervisi.
7. Kepala sekolah melakukan classroom visit
(kunjungan yang dilakukan untuk melihat guru
yang sedang mengajar).
8. Kepala sekolah melakukan classroom
observation (kunjungan untuk mencermati
situasi/peristiwa yang sedang terjadi di dalam
kelas).
9. Kepala sekolah melakukan pertemuan dengan
guru dalam rangka pembinaan supervisi
pembelajaran.
10. Kepala sekolah melakukan demonstrasi
mengajar yang diamati oleh guru.
11. Kepala sekolah menggunakan model
demonstrasi pembelajaran yang menempatkan
seorang guru sebagai praktikan.
12. Kepala sekolah menilai guru dengan format
tertentu dalam rangka pelaksanaan supervisi.
13. Kepala sekolah memberikan supervisi
(pembinaan) pembelajaran melalui tanya jawab
dengan guru.
14. Kepala sekolah mengajak guru untuk study
banding ke sekolah unggulan.
15. Kepala sekolah mengadakan pelatihan
peningkatan mutu pembelajaran kepada guru.
198
16. Kepala sekolah sebagai pemimpin mampu
memotivasi bawahannya.
17. Kepala sekolah melakukan pembinaan dan
pembimbingan sesuai hasil penilaian saat guru
mengajar.
18. Kepala sekolah melakukan pembinaan
disesuaikan dengan kebutuhan tiap guru.
19. Kepala sekolah memberi reward (penghargaan)
kepada guru yang melaksanakan tugas dengan
baik.
20. Kepala sekolah mempertimbangkan hasil
penilaian supervisi dengan cara memberikan
pembinaan kepada guru.
21. Kepala sekolah tidak menyampaikan
kesimpulan hasil supervisi kepada guru.
22. Kepala sekolah membandingkan hasil supervisi
sekarang dengan supervisi sebelumnya.
23. Kepala sekolah mengidentifikasi faktor-faktor
kekurangan dalam memberikan supervisi
kepada guru.
24. Guru merasa puas dengan supervisi dari kepala
sekolah.
25. Hasil supervisi kepala sekolah mempengaruhi
kinerja dari guru.
199
Lampiran 29
ANGKET VARIABEL
MOTIVASI BERPRESTASI
NAMA :
SEKOLAH:
JABATAN:
Petunjuk Pengisian Angket
1. Isilah identitas terlebih dahulu
2. Bacalah dengan cermat pernyataan yang telah tersedia
3. Berilah tanda centang (√) pada salah satu dari empat jawaban yang tersedia
4. Jika ingin mengganti jawaban yang baru, berilah dua garis mendatar pada jawaban
sebelumnya (=) kemudian centanglah (√) pada jawaban yang baru
Petunjuk Jawaban
SL= Selalu KK= Kadang-kadang
SR= Sering TP= Tidak pernah
200
NO Pernyataan/pertanyaan Alternatif Jawaban
SL SR KK TP
1. Saya bangga menjadi seorang guru.
2. Saya bertanggung jawab dalam menjalankan
tugas sebagai guru.
3. Saya diberi motivasi oleh kepala sekolah untuk
meningkatkan kinerja.
4. Motivasi yang diberikan, membuat saya
semangat dan antusias dalam bekerja.
5. Saya bekerja dengan tekun dan ulet dalam
melaksanakan tugas.
6. Saya enggan berinteraksi dengan teman sejawat
dan kepala sekolah.
7. Dalam melaksanakan tugas, saya berani
menanggung konsekuensinya.
8. Dalam melaksanakan tugas, saya tidak
mempunyai inovasi untuk menciptakan hal-hal
yang baru.
9. Saya berani mengambil resiko dalam
pekerjaan, jika ada insentif dari kepala sekolah.
10. Saya menerima kritik dan saran dalam
melaksanakan tugas.
11. Tantangan berat yang saya hadapi mendorong
saya untuk bekerja keras.
12. Dalam bekerja, saya ingin mendapatkan
prestasi yang lebih tinggi.
13.. Kepala sekolah memberikan penghargaan
kepada guru yang mendapat prestasi.
14. Saya berkerja dengan maksimal tanpa
mengandalkan pada orang lain.
15. Saya bekerja karena ingin mendapatkan pujian.
16. Saya mempunyai keinginan untuk menjadi
yang terbaik dalam lingkungan kerja.
17. Kepala sekolah memberikan dorongan kepada
saya untuk meningkatkan prestasi dalam
mengajar.
18. Untuk mendapatkan prestasi, saya mengikuti
kegiatan lomba antar guru.
19. Saya membuat target keberhasilan dalam
mengajar.
201
20. Saya menggunakan strategi untuk mencapai
tujuan dalam pembelajaran.
21. Saya mementingkan pencapaian prestasi dalam
karir saya.
22. Saya membiarkan siswa yang kurang
memperhatikan ketika saya menyampaikan
materi pelajaran.
23. Kepala sekolah memberikan contoh mengajar
yang baik kepada guru.
24. Kepala sekolah mengevaluasi kinerja saya
selama mengajar.
25. Keberhasilan saya dalam mengajar adalah hasil
kerjasama dengan guru dan kepala sekolah.
26. Saya merasa kecewa apabila tidak
melaksanakan tugas dengan baik.
202
Lampiran 30
ANGKET VARIABEL
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
NAMA :
SEKOLAH:
JABATAN:
Petunjuk Pengisian Angket
1. Isilah identitas terlebih dahulu
2. Bacalah dengan cermat pernyataan yang telah tersedia
3. Berilah tanda centang (√) pada salah satu dari empat jawaban yang tersedia
4. Jika ingin mengganti jawaban yang baru, berilah dua garis mendatar pada jawaban
sebelumnya (=) kemudian centanglah (√) pada jawaban yang baru
Petunjuk Jawaban
SL= Selalu KK= Kadang-kadang
SR= Sering TP= Tidak pernah
203
No Pernyataan/pertanyaan Alternatif Jawaban
SL SR KK TP
1. Saya memilih buku pelajaran yang baik untuk
digunakan dalam pembelajaran.
2. Dalam perencanaan pembelajaran saya
mengembangkan bahan pembelajaran sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
3. Saya menyusun langkah-langkah pembelajaran
dengan baik agar tujuan dapat dicapai.
4. Saya membaca materi bahan pelajaran terlebih
dahulu sebelum disampaikan kepada peserta didik.
5. Saya membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sesuai dengan kurikulum
yang telah ditetapkan.
6. Di dalam RPP, saya merumuskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
7. Saya membuat alat bantu pembelajaran yang
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.
8. Saya menggunakan media pembelajaran yang
sesuai dengan materi pelajaran.
9. Saya menggunakan media pembelajaran bukan
hanya dari buku pelajaran melainkan informasi
dari internet.
10. Kepala sekolah memberi saran menggunakan
media yang efektif dan efisien dalam
pembelajaran.
11. Saya menggunakan media pembelajaran seadanya
di dalam kelas.
12. Saya menentukan jenis model pembelajaran sesuai
dengan RPP yang telah dibuat.
13. Saya menentukan alokasi waktu yang tepat dalam
proses belajar mengajar.
14. Saya melaksanakan kegiatan pembelajaran secara
terstruktur dari eksplorasi sampai konfirmasi.
15. Dalam pembelajaran, saya melaksanakan ragam
kegiatan sesuai kemampuan siswa.
16. Pada pelaksanaan pembelajaran, saya suka
mengulur-ulur waktu pembelajaran.
17. Saya menggunakan metode yang menyenangkan
sesuai materi pada saat pembelajaran.
204
18. Saya memberi kesempatan kepada siswa yang
mau bertanya tentang materi pelajaran.
19. Saya mengajak siswa untuk berinteraksi dua arah
pada saat pembelajaran.
20. Saya membiarkan siswa yang tidak mendengarkan
pada saat pembelajaran.
21. Saya menggunakan strategi untuk menciptakan
suasana kelas yang kondusif.
22. Saya berusaha memberi perhatian kepada seluruh
siswa.
23. Pada saat pembelajaran berlangsung, saya
berusaha melakukan komunikasi dengan siswa.
24. Saya menentukan jenis penilaian yang akan saya
gunakan pada saat pembelajaran.
25. Saya melakukan penilaian sesuai dengan langkah-
langkah yang telah ditetapkan.
26. Setelah selesai pembelajaran, saya memberi soal
kepada siswa untuk dikerjakan.
27. Saya memberi soal remidi kepada siswa yang
nilainya di bawah standar.
28. Saya melakukan evaluasi diri untuk mengetahui
sejauh mana tingkat keberhasilan saya dalam
mengajar.
29. Saya membantu siswa untuk menemukan bakat
yang dimilikinya.
30. Saya memberi kesempatan yang sama kepada
siswa untuk mengoptimalkan potensi yang
dimiliki.
31. Saya mengarahkan siswa untuk mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah.
32. Saya memberi kesempatan kepada siswa untuk
melakukan kegiatan yang menunjang bakatnya.
205
Lampiran 31
TABEL PEMBANTU ANALISIS HASIL PENELITIAN
ANGKET SUPERVISI KEPALA SEKOLAH
Resp
on
den
Jawaban Pernyataan Ke-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Total
Persent
ase (%)
1 4 3 4 4 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 72 72.00
2 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 74 74.00
3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 2 3 4 1 3 4 4 3 2 3 2 3 3 3 2 73 73.00
4 4 3 4 4 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 70 70.00
5 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 85 85.00
6 3 2 2 2 3 3 1 2 3 2 2 3 2 1 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 4 61 61.00
7 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 4 74 74.00
8 3 4 4 4 4 4 3 3 3 1 2 2 3 1 3 4 3 3 1 3 4 2 3 4 4 75 75.00
9 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 2 3 3 2 3 4 4 3 2 2 2 3 3 3 3 78 78.00
10 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 82 82.00
11 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 93 93.00
12 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 4 4 3 2 2 4 3 4 3 3 70 70.00
206
25
24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Resp
on
den
Jawaban Pernyataan Ke-
Total
Persent
ase (%)
13 3 2 3 3 4 3 2 2 3 2 2 4 4 2 2 4 3 3 2 3 3 2 3 4 3 71 71.00
14 4 4 3 2 3 4 3 3 3 2 2 3 3 1 3 4 4 4 2 3 4 3 2 3 4 76 76.00
15 3 3 4 3 3 4 4 4 4 2 2 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 87 87.00
16 3 2 3 3 4 3 2 2 3 2 2 4 4 2 2 4 3 3 2 3 3 2 3 4 3 71 71.00
17 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 69 69.00
18 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 64 64.00
19 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 68 68.00
20 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 62 62.00
21 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 70 70.00
22 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 63 63.00
23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 61 61.00
24 4 3 4 3 4 4 3 3 3 2 2 3 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 85 85.00
25 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3 2 4 4 3 3 2 1 76 76.00
26 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 3 1 2 4 4 2 1 2 4 1 2 4 2 53 53.00
27 2 1 2 2 2 1 2 2 3 2 1 2 3 1 1 2 3 3 1 2 3 1 1 2 3 48 48.00
207
25
24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Resp
on
den
Jawaban Pernyataan Ke-
Total
Persent
ase (%)
28 3 2 2 1 3 4 2 2 3 1 1 4 2 1 2 2 3 2 1 2 4 1 2 2 3 55 55.00
29 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 1 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 59 59.00
30 3 2 2 1 3 3 2 2 3 1 1 4 2 1 2 2 3 3 1 2 4 1 2 2 4 56 56.00
31 4 3 3 2 4 3 3 2 3 1 1 4 4 1 2 4 4 2 1 2 4 4 3 4 4 72 72.00
32 4 3 3 2 4 3 4 2 4 1 1 4 4 1 2 4 4 2 1 2 4 4 3 4 4 74 74.00
33 4 3 3 2 4 3 3 2 4 1 1 4 4 1 2 4 4 2 1 2 4 4 3 4 4 73 73.00
34 4 3 3 3 3 4 2 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 2 73 73.00
35 3 3 4 3 3 4 3 3 4 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 4 77 77.00
36 4 4 4 3 3 3 2 2 2 1 1 3 3 1 1 4 2 3 1 3 4 3 4 4 4 69 69.00
37 4 3 4 3 3 3 2 2 2 1 1 3 3 1 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 64 64.00
38 4 3 3 3 3 4 2 2 3 2 3 4 3 2 2 3 3 4 2 3 3 3 2 3 2 71 71.00
39 3 4 4 3 4 4 3 2 3 3 3 4 3 2 2 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 79 79.00
40 4 3 4 2 4 2 3 3 3 1 2 4 2 1 1 4 3 3 1 3 4 2 3 3 4 69 69.00
41 4 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 3 1 2 2 2 47 47.00
42 4 3 3 2 4 4 3 2 3 3 3 4 3 1 1 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 73 73.00
208
25
24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Resp
on
den
Jawaban Pernyataan Ke-
Total
Persent
ase (%)
43 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 1 1 2 3 3 1 2 3 2 2 3 3 57 57.00
44 3 4 4 3 4 4 3 2 3 3 3 4 3 2 2 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 79 79.00
45 4 4 4 1 4 4 3 3 3 3 2 4 3 2 1 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 83 83.00
46 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 76 76.00
47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 90 90.00
48 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 88 88.00
49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 97 97.00
50 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 82 82.00
51 4 3 3 3 3 4 2 2 2 1 1 3 3 2 3 4 2 3 3 3 4 3 4 3 3 71 71.00
52 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 1 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 63 63.00
53 4 3 3 3 4 4 3 3 3 1 1 4 2 2 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 79 79.00
54 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 93 93.00
55 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 64 64.00
56 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 76 76.00
57 4 3 3 3 4 4 3 3 3 1 1 4 2 2 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 79 79.00
209
25
24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Resp
on
den
Jawaban Pernyataan Ke-
Total
Persent
ase (%)
58 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 74 74.00
59 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 91 91.00
60 3 3 2 2 3 4 3 3 3 2 1 3 3 1 3 3 3 3 1 3 4 2 2 3 4 67 67.00
61 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 85 85.00
62 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 88 88.00
63 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 80 80.00
64 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 90 90.00
65 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 1 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 59 59.00
66 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 89 89.00
67 4 3 2 2 4 4 1 1 2 1 1 2 2 1 2 3 2 2 2 2 4 2 2 2 4 57 57.00
68 4 3 2 2 4 4 1 1 1 1 1 2 2 1 2 3 2 2 2 2 4 2 2 2 4 56 56.00
69 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 92 92.00
70 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 4 4 3 4 3 3 3 3 79 79.00
71 4 2 4 2 4 4 3 2 4 3 2 2 2 2 4 4 2 2 2 2 4 4 2 4 4 74 74.00
72 4 4 3 2 3 4 3 3 3 2 2 3 3 1 3 4 4 4 2 3 4 3 2 3 4 76 76.00
210
255
240
227
226
267
221
192
251
251
268
204
151
235
253
181
174
249
209
219
260
261
218
249
238
273
25
24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Resp
on
den
Jawaban Pernyataan Ke-
Total
Persent
ase (%)
73 4 2 4 2 4 3 2 3 4 1 2 4 2 1 2 4 3 4 3 2 4 2 3 4 4 73 73.00
74 3 3 4 4 4 4 3 3 4 2 2 4 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 78 78.00
75 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 3 3 3 3 3 86 86.00
76 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 3 3 3 3 3 86 86.00
77 4 4 3 2 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 92 92.00
78 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 2 4 3 3 3 81 81.00
∑ 5772 _
211
Lampiran 32
TABEL PEMBANTU ANALISIS HASIL PENELITIAN
ANGKET MOTIVASI BERPRESTASI
Resp
on
den
Jawaban Pernyataan Ke-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Tota
l
Perse
ntase
(%)
1 4 4 2 2 4 4 4 4 3 4 3 4 2 4 4 4 2 2 4 4 2 1 3 3 4 4 85 81.73
2 4 4 2 2 4 4 4 4 3 4 3 4 2 4 4 4 2 2 4 4 2 1 3 3 4 4 85 81.73
3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 4 2 3 1 2 3 2 4 2 3 3 3 79 75.96
4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 4 3 3 2 4 4 4 2 2 4 4 2 1 3 3 2 2 80 76.92
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 1 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 95 91.35
6 4 4 3 3 2 4 3 3 3 2 4 4 2 3 4 4 3 1 4 4 2 4 1 3 4 4 82 78.85
7 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 96 92.31
8 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 1 3 4 4 3 1 2 2 3 4 2 2 3 4 83 79.81
9 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 96 92.31
10 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 4 4 85 81.73
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 103 99.04
12 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 2 4 4 2 4 2 3 4 4 90 86.54
212
26
25
24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Resp
on
den
Jawaban Pernyataan Ke-
Tota
l
Perse
ntase
(%)
13 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 2 3 4 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 80 76.92
14 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 99 95.19
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 96 92.31
16 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 2 3 4 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 80 76.92
17 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 70 67.31
18 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 68 65.38
19 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 69 66.35
20 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 66 63.46
21 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 69 66.35
22 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 66 63.46
23 2 3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 79 75.96
24 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 2 4 3 4 2 4 4 3 4 3 4 4 4 92 88.46
25 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 2 3 4 3 1 2 4 2 4 88 84.62
26 3 4 3 3 3 4 4 3 1 4 4 3 1 4 4 2 3 1 4 4 1 4 4 3 4 3 81 77.88
27 4 4 3 2 3 4 3 3 4 2 3 2 1 4 4 4 2 1 2 2 2 2 1 2 4 4 72 69.23
213
26
25
24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Resp
on
den
Jawaban Pernyataan Ke-
Tota
l
Perse
ntase
(%)
28 4 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 4 2 2 4 3 2 2 2 3 2 4 2 2 3 4 77 74.04
29 4 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 2 2 4 4 4 1 2 3 1 4 2 3 4 3 76 73.08
30 4 4 3 3 3 3 4 4 4 2 3 4 2 2 4 3 2 2 2 3 2 4 3 2 3 4 79 75.96
31 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 2 4 4 4 1 3 4 2 4 2 3 4 2 87 83.65
32 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 2 4 4 4 1 3 4 2 4 2 3 4 2 87 83.65
33 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 1 2 4 4 4 1 3 4 2 4 2 3 4 2 87 83.65
34 4 4 4 3 4 4 3 2 2 3 3 4 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 81 77.88
35 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 2 4 3 3 4 4 87 83.65
36 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 1 2 4 3 3 1 2 3 4 4 2 2 2 4 78 75.00
37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 1 4 4 2 2 1 4 4 2 4 2 4 4 4 88 84.62
38 4 4 4 3 4 4 3 2 2 3 3 4 2 2 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 80 76.92
39 4 4 4 4 3 4 2 2 3 2 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 75 72.12
40 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 3 4 1 4 4 4 4 3 4 3 3 1 1 4 4 2 85 81.73
41 4 4 2 2 4 3 4 3 1 4 4 4 1 4 4 4 2 2 3 4 4 4 1 2 3 4 81 77.88
42 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 2 3 4 4 4 2 3 4 3 4 2 3 3 3 89 85.58
214
26
25
24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Resp
on
den
Jawaban Pernyataan Ke-
Tota
l
Perse
ntase
(%)
43 4 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 2 2 4 3 2 2 2 3 3 4 2 3 3 3 76 73.08
44 4 4 4 4 3 4 2 2 3 2 3 3 3 1 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 74 71.15
45 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 1 3 3 3 4 4 3 3 4 92 88.46
46 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 83 79.81
47 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 2 3 2 3 4 2 4 3 3 3 3 89 85.58
48 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 2 4 4 4 1 4 4 2 4 4 3 3 4 91 87.50
49 4 3 4 4 4 1 4 2 1 4 4 4 4 4 4 1 4 1 2 3 4 4 4 4 4 4 86 82.69
50 4 4 3 3 3 4 2 4 4 3 3 3 4 2 4 3 3 2 4 3 2 4 3 3 2 2 81 77.88
51 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 2 3 4 2 4 2 2 3 4 89 85.58
52 4 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 80 76.92
53 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 2 4 2 4 3 4 4 2 4 2 2 4 4 89 85.58
54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 101 97.12
55 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 64 61.54
56 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 83 79.81
57 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 2 4 2 4 2 4 4 2 4 2 2 4 4 88 84.62
215
26
25
24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Resp
on
den
Jawaban Pernyataan Ke-
Tota
l
Perse
ntase
(%)
58 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 4 2 2 4 3 78 75.00
59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 103 99.04
60 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 2 3 4 3 3 1 2 3 4 4 1 2 3 4 80 76.92
61 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 92 88.46
62 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 102 98.08
63 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 2 4 4 2 4 3 4 3 4 92 88.46
64 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 2 3 2 3 4 2 4 3 3 3 3 89 85.58
65 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 3 4 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 82 78.85
66 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 2 89 85.58
67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 1 3 4 4 3 3 4 4 3 4 2 2 4 4 90 86.54
68 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 1 3 4 4 3 3 3 4 2 4 2 2 4 4 88 84.62
69 4 3 3 4 4 4 3 4 2 4 3 2 2 3 4 2 3 3 3 3 2 4 2 4 4 3 82 78.85
70 4 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 2 3 4 4 4 3 2 3 3 1 4 4 4 4 4 89 85.58
71 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 93 89.42
72 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 3 2 4 4 4 3 4 4 4 92 88.46
216
263
268
235
207
267
204
269
252
169
247
255
295
231
186
260
263
268
242
259
270
288
272
271
267
295
297
26
25
24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Resp
on
den
Jawaban Pernyataan Ke-
Tota
l
Perse
ntase
(%)
73 4 4 3 2 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 2 2 4 4 90 86.54
74 4 3 4 4 3 4 2 3 2 2 2 2 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 74 71.15
75 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 4 4 3 2 4 4 2 4 4 4 4 4 94 90.38
76 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 4 4 4 1 4 4 2 2 4 4 4 4 92 88.46
77 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 95 91.35
78 3 4 3 3 2 3 3 3 1 3 2 2 2 3 4 4 4 2 3 3 3 4 3 3 4 3 77 74.04
∑ 6600 _
217
Lampiran 33
TABEL PEMBANTU ANALISIS HASIL PENELITIAN
ANGKET KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
Resp
on
den
Jawaban Pernyataan Ke-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
1 2 3 4 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 4 2 2 4 3 3 2 3
2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2
3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2
4 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 1 1 3 2 2 2 4 2
5 4 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2
6 4 4 2 3 3 3 2 4 3 3 2 2 3 3 2 2 3 4 3 2 3 3 2 2 3 2
7 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3
8 4 4 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3
9 3 4 4 2 3 4 4 4 3 3 2 3 4 2 3 2 3 3 4 4 3 2 4 3 4 2
10 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4
11 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4 2 4 4 3
12 4 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3
218
26
25
24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Resp
on
den
Jawaban Pernyataan Ke-
13 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 4 2 3 2 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4
14 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 2 3 2 4 3 2 2 2 3 2 2 4 3 3 2
15 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 3 3 4 3 4 2 4 3 4 4 3 2 4 3 3
16 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 4 2 3 2 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4
17 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2
18 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3
19 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3
20 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3
21 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2
22 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 3 2 3 4 4 3 3
23 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4
24 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4
25 4 4 3 4 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4
26 4 4 4 4 4 3 2 3 2 3 4 3 4 2 2 4 3 3 2 4 3 4 3 2 3 3
27 4 2 3 2 2 2 2 2 1 1 3 2 3 2 3 4 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4
219
26
25
24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Resp
on
den
Jawaban Pernyataan Ke-
28 4 2 2 3 2 2 2 2 3 1 1 2 3 1 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4
29 4 4 3 3 2 3 2 2 1 2 2 2 4 3 3 3 2 4 3 4 3 4 4 3 3 3
30 4 2 2 3 2 2 2 2 2 4 3 3 3 1 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4
31 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4
32 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 2 3 3 2 4 4 4 3 2 4 3 4 3 4 4 3
33 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
34 4 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3
35 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4
36 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 2 3 3
37 3 3 4 3 3 4 2 2 2 2 3 2 3 4 2 3 3 3 2 2 2 3 3 4 4 3
38 4 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3
39 4 3 3 4 3 3 1 2 2 3 2 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3
40 3 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 2 4 4 2 4 4 2 4 4 2 4 4 2 1 3
41 4 4 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
42 4 3 4 3 4 4 2 4 3 3 1 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
220
26
25
24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Resp
on
den
Jawaban Pernyataan Ke-
43 3 3 3 3 4 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
44 4 3 3 4 3 3 1 2 2 3 2 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3
45 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
46 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
47 3 4 3 4 4 3 2 4 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4 2 4 2 3 3 3 3 2
48 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4
49 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 2 3 3 4 2 3 4 2
50 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 2 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3
51 4 4 3 3 3 4 3 4 2 2 2 3 3 3 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3
52 4 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 4 3 2 4 3 3 2 3 3
53 4 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
54 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 2 2 4 4 2 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4
55 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2
56 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
57 4 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
221
26
25
24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Resp
on
den
Jawaban Pernyataan Ke-
58 3 4 3 3 2 4 2 3 4 3 2 4 3 3 4 3 4 3 2 4 4 3 3 4 3 4
59 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 2 3 4 3 4 2 4 3 3 4 3
60 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4
61 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
62 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 3 4 4 3 4 3 2 4 4 4 3 4 4 3
63 4 4 3 3 4 4 2 4 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4
64 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
65 4 3 2 4 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3
66 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
67 4 4 4 4 4 4 2 3 3 2 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4
68 4 4 4 4 4 4 2 3 3 2 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4
69 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 2 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3
70 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 4 2 3 3 4 3 4 4 3 4 4
71 4 4 4 4 2 2 4 4 4 2 3 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2
72 3 3 2 2 4 4 2 4 4 2 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4
222
252
260
253
263
272
245
265
255
265
246
257
238
244
252
234
213
208
217
239
209
263
256
256
254
261
274
26
25
24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Resp
on
den
Jawaban Pernyataan Ke-
73 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 3 4 1 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2
74 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4
75 3 4 4 2 4 4 2 4 3 4 2 4 3 4 4 2 4 3 4 2 4 3 4 3 4 3
76 3 4 4 3 4 4 3 4 2 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 2 4 2 3 3 4 4
77 4 3 4 2 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 2 3 4 2 3 4 4 4 2 4
78 4 3 3 4 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 4
∑
223
Resp
on
den
Jawaban Pernyataan Ke-
27
28
29
30
31
32
Total
Persentase
(%)
1 2 3 3 2 2 3 85 66.41
2 2 2 4 3 3 3 85 66.41
3 3 2 2 3 3 3 80 62.50
4 3 2 3 2 3 3 80 62.50
5 2 4 3 3 4 4 85 66.41
6 2 3 3 2 3 2 87 67.97
7 3 2 3 3 2 3 85 66.41
8 2 3 3 2 2 2 85 66.41
9 4 2 3 4 2 3 100 78.13
10 4 3 3 4 3 3 108 84.38
11 4 3 3 4 4 3 108 84.38
12 3 3 4 4 3 4 106 82.81
13 4 2 2 3 3 3 97 75.78
14 3 3 3 3 4 4 94 73.44
15 4 3 4 3 4 3 109 85.16
16 4 2 2 3 3 3 97 75.78
17 3 3 2 3 2 3 84 65.63
18 3 3 3 2 3 2 84 65.63
19 3 2 3 3 3 3 85 66.41
20 2 3 2 3 3 3 85 66.41
21 3 3 3 3 2 3 85 66.41
224
32
31
30
29
28
27
Resp
on
den
Jawaban Pernyataan Ke-
Total Persentase
(%)
22 3 3 2 3 4 3 84 65.63
23 3 3 3 3 3 4 105 82.03
24 3 4 3 4 4 3 107 83.59
25 4 3 4 3 4 3 109 85.16
26 4 4 3 3 2 3 101 78.91
27 4 2 3 3 4 4 93 72.66
28 4 3 3 2 4 3 91 71.09
29 3 3 3 3 4 4 96 75.00
30 4 3 3 2 4 3 96 75.00
31 4 4 3 4 4 4 117 91.41
32 2 4 3 3 4 2 99 77.34
33 4 4 3 4 4 4 121 94.53
34 3 3 2 3 3 4 106 82.81
35 3 3 3 3 3 3 105 82.03
36 2 4 4 4 4 4 105 82.03
37 3 3 2 3 2 2 89 69.53
38 3 3 2 3 3 4 106 82.81
39 3 3 2 3 3 2 97 75.78
40 4 4 3 3 3 3 101 78.91
41 4 3 3 3 3 3 113 88.28
42 4 3 3 4 4 4 115 89.84
43 4 3 3 3 2 3 97 75.78
225
32
31
30
29
28
27
Resp
on
den
Jawaban Pernyataan Ke-
Total Persentase
(%)
44 3 3 2 3 3 2 97 75.78
45 4 4 3 4 3 3 121 94.53
46 3 3 3 3 3 3 98 76.56
47 2 3 4 3 3 4 100 78.13
48 3 3 3 3 4 4 112 87.50
49 4 3 3 4 3 2 109 85.16
50 3 4 3 4 2 2 104 81.25
51 2 3 3 3 3 4 103 80.47
52 2 2 3 3 3 2 91 71.09
53 4 4 3 4 4 3 117 91.41
54 3 4 4 4 4 4 113 88.28
55 3 2 2 3 2 2 81 63.28
56 3 3 3 3 3 3 98 76.56
57 4 4 3 4 4 3 117 91.41
58 2 2 4 4 3 3 102 79.69
59 3 3 4 3 4 3 109 85.16
60 2 3 3 3 4 4 108 84.38
61 4 3 3 4 3 3 115 89.84
62 4 2 3 4 3 3 112 87.50
63 4 3 4 4 3 4 113 88.28
64 2 3 4 4 3 4 117 91.41
65 3 3 3 3 4 3 98 76.56
226
247
250
251
231
238
244
32
31
30
29
28
27
Resp
on
den
Jawaban Pernyataan Ke-
Total Persentase
(%)
66 1 4 4 4 4 4 122 95.31
67 4 3 3 3 3 3 111 86.72
68 4 3 3 3 3 3 111 86.72
69 2 3 3 3 4 4 100 78.13
70 4 2 2 3 4 4 113 88.28
71 4 4 2 4 4 4 113 88.28
72 3 4 4 3 4 3 110 85.94
73 4 4 4 4 2 2 112 87.50
74 2 3 2 3 4 3 105 82.03
75 2 2 3 3 2 4 103 80.47
76 2 4 2 4 3 3 107 83.59
77 3 4 2 3 3 4 107 83.59
78 4 3 3 3 3 3 96 75.00
∑ 7912 _
227
Lampiran 34
HASIL OUTPUT UJI NORMALITAS DATA
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
Kompetensi Supervisi
Motivasi
.098
.072
.080
78
78
78
.059
.200*
*
.200
.958
.984
.984
78
78
78
.012
.425
.443
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
228
Lampran 35
HASIL OUTPUT UJI LINIERITAS
A. Uji Linieritas X1 dan Y
ANOVA Table
Sum of
Squares
df
Mean
Square
F
Sig.
Supervisi kepala Between (Combined)
sekolah * Groups Linearity
kompetensi pedagogik
guru Deviation from
Linearity
Within Groups
Total
5099.768
37
137.832
1.211
.276
1397.997
1
1397.997
12.286 .001
3701.771
36
102.827
.904 .619
4551.617
40
113.790
9651.385
77
B. Uji Linieritas X2 dan Y
ANOVA Table
Sum of
Squares
df
Mean
Square
F
Sig.
Motivasi berprestasi * Between (Combined)
kompetensi pedagogik Groups Linearity
guru Deviation from
Linearity
Within Groups
Total
6250.087
31
201.616
2.727
.001
3041.408 1 3041.408 41.133 .000
3208.679 30 106.956 1.446 .127
3401.298 46 73.941
9651.385 77
229
Lampiran 36
HASIL OUTPUT UJI MULTIKOLINEARITAS
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant)
Supervisi kepala sekolah
motivasi berprestasi
40.791 10.280 3.968 .000
.081 .116 .082 .696 .489 .661 1.512
.147 .147 .514 4.388 .000 .661 1.512
230
Lampiran 37
HASIL OUTPUT UJI HETEROSKEDASTISITAS
Correlations
Unstandardized
Residual
Supervisi Kepala sekolah
motivasi
berprestasi
Spearman's rho
Unstandardized Correlation
Residual Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
1000 .046 .054
.691 .639
78 78 78
Supervisi kepala Correlation sekolah Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
.046 1000 .612
.691 .000
78 78 78
motivasi berprestasi Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
.054 .612 1000
.639 .000 78 78 78
231
Lampiran 38
HASIL OUTPUT ANALISIS
REGRESI LINIER SEDERHANA X1 TERHADAP Y
ANOVAb
Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
1 Regression
Residual
Total
1397.997 1 1397.997 12.873 .001b
8253.388 76 108.597
9651.385 77
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T
Sig.
B
Std. Error
Beta
(Constant) 1
x1
73.486
7.886
9.319
.000
.378
.105
.381
3.588
.001
232
Lampiran 39
HASIL OUTPUT ANALISIS
REGRESI LINIER SEDERHANA X2 TERHADAP Y
ANOVA
a
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Regression
1 Residual
Total
3041.408
1
3041.408
34.969 .000b
6609.977
76
86.973
9651.385
77
a. Dependent Variable: y
b. Predictors: (Constant), x2
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
(Constant) 1
x2
41.736
10.155
4.110
.000
.706
.119
.561
5.913
.000
233
Lampiran 40
HASIL OUTPUT ANALISIS
REGRESI LINIER BERGANDA X1 DAN X2 TERHADAP Y
ANOVAa
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Regression
1 Residual
Total
3083.816
2
1541.908
17.608 .000b
6567.568
75
87.568
9651.385
77
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
(Constant)
1 x1
x2
40.791
10.280
3.968
.000
.081
.116
.082
.696
.489
.646
.147
.514
4.388
.000
234
Lampiran 41
HASIL OUTPUT ANALISIS
KORELASI BERGANDA
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
.565a .320 .301 9.358
235
Lampiran 42
HASIL ANALISIS
KOEFISIEN DETERMINASI X1 TERHADAP Y
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 a
.381
.145
.134
10.421
236
Lampiran 43
HASIL ANALISIS
KOEFISIEN DETERMINASI X2 TERHADAP Y
Model Summary
b
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
a .561
.315
.306
9.326
237
Lampiran 44
HASIL ANALISIS DETERMINASI X1 DAN
X2 TERHADAP Y
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
.565a
.320
.301
9.358