PENGARUH RANCANGAN RUANG KAWASAN PERUMAHAN PERKOTAAN TERHADAP EMISI CO2 Astuti

18
PENGARUH RANCANGAN PENGARUH RANCANGAN RUANG KAWASAN RUANG KAWASAN PERUMAHAN PERKOTAAN PERUMAHAN PERKOTAAN TERHADAP EMISI CO2 TERHADAP EMISI CO2 Astuti Astuti [1] [1] Disajikan dalam Lokakarya Temu Kenali faktor-faktor emisi CO2 Menuju kearah Disajikan dalam Lokakarya Temu Kenali faktor-faktor emisi CO2 Menuju kearah terbentuknya permu terbentuknya permukiman perkotaan tahun 2100 (UHS 2100) dengan emisi CO2 rendah. iman perkotaan tahun 2100 (UHS 2100) dengan emisi CO2 rendah. Di Bandung Tgl. 15 Maret 2005. Di Bandung Tgl. 15 Maret 2005.[2] [2] Peneliti pada Pusat Litbang Permukiman Peneliti pada Pusat Litbang Permukiman

description

PENGARUH RANCANGAN RUANG KAWASAN PERUMAHAN PERKOTAAN TERHADAP EMISI CO2 Astuti. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of PENGARUH RANCANGAN RUANG KAWASAN PERUMAHAN PERKOTAAN TERHADAP EMISI CO2 Astuti

Page 1: PENGARUH RANCANGAN RUANG KAWASAN PERUMAHAN PERKOTAAN TERHADAP EMISI CO2 Astuti

PENGARUH PENGARUH RANCANGAN RUANG RANCANGAN RUANG

KAWASAN PERUMAHAN KAWASAN PERUMAHAN PERKOTAAN TERHADAP PERKOTAAN TERHADAP

EMISI CO2EMISI CO2AstutiAstuti

[1][1]Disajikan dalam Lokakarya Temu Kenali faktor-faktor emisi CO2 Menuju kearah terbentuknya Disajikan dalam Lokakarya Temu Kenali faktor-faktor emisi CO2 Menuju kearah terbentuknya permupermukkiman perkotaan tahun 2100 (UHS 2100) dengan emisi CO2 rendah. Di Bandung Tgl. 15 iman perkotaan tahun 2100 (UHS 2100) dengan emisi CO2 rendah. Di Bandung Tgl. 15

Maret 2005.Maret 2005.[2][2] Peneliti pada Pusat Litbang Permukiman Peneliti pada Pusat Litbang Permukiman

Page 2: PENGARUH RANCANGAN RUANG KAWASAN PERUMAHAN PERKOTAAN TERHADAP EMISI CO2 Astuti

Pengaruh RancanganPengaruh Rancangan

• Perancangan dapat membentuk dan Perancangan dapat membentuk dan mempengaruhi lingkungan dalam hal mempengaruhi lingkungan dalam hal timbulan emisi CO2 dari sejak timbulan emisi CO2 dari sejak pembangunan hingga aktivitas yang pembangunan hingga aktivitas yang berlangsung sesuai dengan fungsi berlangsung sesuai dengan fungsi bangunan maupun kawasan tersebut.bangunan maupun kawasan tersebut.

• Proses pelaksanaan pembangunan, Proses pelaksanaan pembangunan, ((walaupun hanyawalaupun hanya satu kali pada saat satu kali pada saat pembangunan pembangunan awalawal)), namun peningkatan , namun peningkatan emisi CO2 dapat terus terjadi akibat dari emisi CO2 dapat terus terjadi akibat dari ::– aktivitas perbaikan,aktivitas perbaikan,– penambahan bangunan, penambahan bangunan, – perombakan bangunan, perombakan bangunan, – aktivitas - aktivitas yang ditimbulkan akibat aktivitas - aktivitas yang ditimbulkan akibat

pemanfaatan bangunan dan kawasan, sepemanfaatan bangunan dan kawasan, seperti :perti :• PencapaianPencapaian• pengkondisian udara,pengkondisian udara,• penpencahayacahayaanan pada bangunan maupun kawasan. pada bangunan maupun kawasan.

Page 3: PENGARUH RANCANGAN RUANG KAWASAN PERUMAHAN PERKOTAAN TERHADAP EMISI CO2 Astuti

PencapaiaPencapaiann

- Frekwensi

• penelitian ini merupakan bagian dari penelitian ini merupakan bagian dari aktivitas mengukur emisi CO2 melalui aktivitas mengukur emisi CO2 melalui perancangan kawasan perumahan yang perancangan kawasan perumahan yang disebabkan oleh bahan yang dibuang ke disebabkan oleh bahan yang dibuang ke lingkungan alam sebagai akibat dari lingkungan alam sebagai akibat dari aktivitasaktivitas manusia dalam membentuk manusia dalam membentuk lingkungannya.lingkungannya.

• faktor pencapaian dari sebagian aktivitas faktor pencapaian dari sebagian aktivitas yaitu : kerja, sekolah, yaitu : kerja, sekolah, pasar/supermarket/mall dan rekreasi di pasar/supermarket/mall dan rekreasi di Perumnas Banyumanik (SMG) dan Perumnas Banyumanik (SMG) dan Antapani (BDG).Antapani (BDG).

• analisa aktivitas (SPSS) didasarkan pada analisa aktivitas (SPSS) didasarkan pada data data – Waktu tempuhWaktu tempuh– ModaModa– Jarak Jarak

Page 4: PENGARUH RANCANGAN RUANG KAWASAN PERUMAHAN PERKOTAAN TERHADAP EMISI CO2 Astuti

B. PERILAKU PENGGUNAAN MODA, DALAM B. PERILAKU PENGGUNAAN MODA, DALAM KAITAN DENGAN JARAK DAN AKTIVITASKAITAN DENGAN JARAK DAN AKTIVITAS

• Moda untuk menunjang aktivitas Moda untuk menunjang aktivitas • Reduksi kebutuhan energi melalui jarak tempuh, Reduksi kebutuhan energi melalui jarak tempuh,

moda dan aktivitas, dapat dilakukan dengan moda dan aktivitas, dapat dilakukan dengan mengurangi kebutuhan transportasi, diantaranya mengurangi kebutuhan transportasi, diantaranya melalui tatanan ruang mix use.melalui tatanan ruang mix use.

• PPerilaku penggunaan moda harus dikaitkan erilaku penggunaan moda harus dikaitkan dengan pendapatan walaupun pembandingan dengan pendapatan walaupun pembandingan kedua lokasi dilakukan pada kawasan yang kedua lokasi dilakukan pada kawasan yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.rendah.

• Membandingkan kawasan Banyumanik dengan Membandingkan kawasan Banyumanik dengan Antapani, terlihat bahwa, walaupun kedua Antapani, terlihat bahwa, walaupun kedua kawasan dibangun oleh Perumnas, terlihat bahwa kawasan dibangun oleh Perumnas, terlihat bahwa dengan pola hidup yang berbeda, maka dengan pola hidup yang berbeda, maka pemakaian energi baik untuk menunjang aktivitas pemakaian energi baik untuk menunjang aktivitas maupun kebutuhan sehari-hari akan berbeda.maupun kebutuhan sehari-hari akan berbeda.

Page 5: PENGARUH RANCANGAN RUANG KAWASAN PERUMAHAN PERKOTAAN TERHADAP EMISI CO2 Astuti

1. 1. PERUMAHANPERUMAHAN PLAMONGAN INDAH PLAMONGAN INDAH SEMARANGSEMARANG

a. Pola Jalan :a. Pola Jalan :Pola jalan didominasi oleh pola grid dan Pola jalan didominasi oleh pola grid dan

membentuk sudut persimpangan 90membentuk sudut persimpangan 90oo. Dari . Dari tatanan rumah-rumah terlihat tatanan rumah-rumah terlihat kecenderungan kearah pemanfaatan lahan kecenderungan kearah pemanfaatan lahan untuk mendapatkan sebanyak mungkin untuk mendapatkan sebanyak mungkin kapling-kapling.kapling-kapling.i. Jarak capaii. Jarak capaiKawasan cenderung berfungsi sebagai Kawasan cenderung berfungsi sebagai

hunian. Aktivitas sehari-hari cenderung hunian. Aktivitas sehari-hari cenderung ke luar kawasan, dengan jarak ke luar kawasan, dengan jarak pencapaian cukup jauh. pencapaian cukup jauh.

ii. Aksesii. AksesAkses ke dan dari kawasan hanya dapat Akses ke dan dari kawasan hanya dapat

ditempuh dari satu arah utama.ditempuh dari satu arah utama.b. Lay out jalanb. Lay out jalanLay out tampak tidak jelas hirarkinya, Lay out tampak tidak jelas hirarkinya,

sebenarnya terdapat jalur utama yang sebenarnya terdapat jalur utama yang menghubungkan hunian ke dalam dua menghubungkan hunian ke dalam dua bagian. bagian.

c. Landscapingc. LandscapingMerupakan lahan sisa, disudut – sudut lahan, Merupakan lahan sisa, disudut – sudut lahan,

kecuali pada pintu masuk utama. kecuali pada pintu masuk utama. Penghijauan terdapat disepanjang jalan Penghijauan terdapat disepanjang jalan utama, sebagai peneduh dan pengarah.utama, sebagai peneduh dan pengarah.

Halaman rumah, umumnya terdapat tanaman Halaman rumah, umumnya terdapat tanaman dalam pot. (80%) dengan fungsi tanaman dalam pot. (80%) dengan fungsi tanaman hias,hias, serta serta 2% rumput, dan sisanya adalah 2% rumput, dan sisanya adalah tanaman perdu dan tanaman keras.tanaman perdu dan tanaman keras.

Page 6: PENGARUH RANCANGAN RUANG KAWASAN PERUMAHAN PERKOTAAN TERHADAP EMISI CO2 Astuti

2. PERUMAHAN PERUMNAS BANYUMANIK SEMARANG2. PERUMAHAN PERUMNAS BANYUMANIK SEMARANG

a. P ola Jalana. P ola JalanPola gridPola grid

i. Jarak capaii. Jarak capaiMudah mencapai fasilitas, sekolah, Mudah mencapai fasilitas, sekolah,

perguruan tinggi, tempat kerja, pasar.perguruan tinggi, tempat kerja, pasar.ii. Aksesii. AksesAkses terbuka ke pusat-pusat kegiatan, Akses terbuka ke pusat-pusat kegiatan,

dan jalan antar kota.dan jalan antar kota.c. Lay out jalanc. Lay out jalanJalan utama keluar kota, sampai jalan Jalan utama keluar kota, sampai jalan

lingkungan terstruktur dengan cukup lingkungan terstruktur dengan cukup baik dan dalam dimenbaik dan dalam dimenssi yang i yang memenuhi persyaratan.memenuhi persyaratan.

d. Landscapingd. LandscapingLanscaping kawasan berupa tanaman Lanscaping kawasan berupa tanaman

keras dipinggir jalan, berfungsi pula keras dipinggir jalan, berfungsi pula sebagai pengarah. Tepian sungai sebagai pengarah. Tepian sungai ditanami perdu dan tanaman keras. ditanami perdu dan tanaman keras. Pada halaman rumah, hanya 2% Pada halaman rumah, hanya 2% menanami rumput, dan sisanya menanami rumput, dan sisanya tanaman dalam pot (80%), tanaman tanaman dalam pot (80%), tanaman perdu dan tanaman keras. Fungsi perdu dan tanaman keras. Fungsi tanaman adalah sebagai hiasan rumah.tanaman adalah sebagai hiasan rumah.

Page 7: PENGARUH RANCANGAN RUANG KAWASAN PERUMAHAN PERKOTAAN TERHADAP EMISI CO2 Astuti

3. 3. PERUMAHANPERUMAHAN PERUMNAS CIREBON PERUMNAS CIREBON

a. Pola Jalan :a. Pola Jalan :Perpaduan grid, dan culdesac.Perpaduan grid, dan culdesac.

i. Jarak capaii. Jarak capaiBelum teridentifikasiBelum teridentifikasi

ii. Aksesii. AksesBelum teridentifikasiBelum teridentifikasi

b. Lay out jalanb. Lay out jalanBelum teridentifikasiBelum teridentifikasi

c. Landscapingc. LandscapingBelum teridentifikasiBelum teridentifikasi

Page 8: PENGARUH RANCANGAN RUANG KAWASAN PERUMAHAN PERKOTAAN TERHADAP EMISI CO2 Astuti

2

3

1

A

BC

aa. Pola Jalan :. Pola Jalan :Pola jalan dengan sistem grid, membentuk sudut Pola jalan dengan sistem grid, membentuk sudut

persimpangan jalan 90persimpangan jalan 90oo..i. Jarak capaii. Jarak capaiJarak capai ke fasilitas umum cenderung mudah, Jarak capai ke fasilitas umum cenderung mudah,

dengan adanya pengembangan kawasan. Namun dengan adanya pengembangan kawasan. Namun demikian kemudahan moda pejalan kaki tidak demikian kemudahan moda pejalan kaki tidak disediakan, sehingga terjadi kecenderungan disediakan, sehingga terjadi kecenderungan penggunaan kendarangan, walaupun jarak capai penggunaan kendarangan, walaupun jarak capai ke fasilitas tidak terlampau jauh.ke fasilitas tidak terlampau jauh.

ii. Aksesii. AksesAkses terbuka dari tiga arah kawasan, pada satu sisi Akses terbuka dari tiga arah kawasan, pada satu sisi

memberi kemudahan, namun pada sisi lain memberi kemudahan, namun pada sisi lain memberi dampak pada peningkatan CO2, di memberi dampak pada peningkatan CO2, di kawasan yang diakibatkan oleh intensitas kawasan yang diakibatkan oleh intensitas penggunaan yang padat.penggunaan yang padat.

bb. Lay out jalan. Lay out jalanLayout jalan merupakan kombinasi dari grid dan Layout jalan merupakan kombinasi dari grid dan

culdesac dengan hirarki yang jelas. Kondisi culdesac dengan hirarki yang jelas. Kondisi mengakibatkan terbentuknya jalur utama yang mengakibatkan terbentuknya jalur utama yang membelah kawasan dan jalur jalan lingkungan membelah kawasan dan jalur jalan lingkungan yang hanya dilalui penghuni.yang hanya dilalui penghuni.

cc. Landscaping. LandscapingLandscaping sebenarnya direncanakan dengan Landscaping sebenarnya direncanakan dengan

baik. Terdapat sabuk hijau yang membelah baik. Terdapat sabuk hijau yang membelah kawasan. Namun pada perkembangannya kawasan. Namun pada perkembangannya batas kawasan menjadi tidak jelas, demikian batas kawasan menjadi tidak jelas, demikian pula jalur hijau digunakan untuk perluasan pula jalur hijau digunakan untuk perluasan bangunan.bangunan.

4. 4. PERUMAHAPERUMAHAN SARIJADI N SARIJADI BANDUNG.BANDUNG.

Page 9: PENGARUH RANCANGAN RUANG KAWASAN PERUMAHAN PERKOTAAN TERHADAP EMISI CO2 Astuti

TATANANTATANANBANGUNANBANGUNAN

• Sempadan samping cenderung Sempadan samping cenderung dimanfaatkan untuk pengembangan.dimanfaatkan untuk pengembangan.

• Bangunan rumah di 6 lokasi di atas Bangunan rumah di 6 lokasi di atas menunjukkan bahwa bangunan rumah menunjukkan bahwa bangunan rumah merupakan bangunan satu lantai. merupakan bangunan satu lantai. Pengembangan bangunan menjadi 2 Pengembangan bangunan menjadi 2 lantai pada umumnya tidak didasarkan lantai pada umumnya tidak didasarkan pada kebutuhan tata masa dengan pada kebutuhan tata masa dengan pertimbangan campuran tinggi rendah pertimbangan campuran tinggi rendah yang mengarah pada penghematan yang mengarah pada penghematan energi dalam skala kawasan. (Data energi dalam skala kawasan. (Data site plan dan data jumlah lantai).site plan dan data jumlah lantai).

• Orientasi bangunan terhadap angin, Orientasi bangunan terhadap angin, belum dibuktikan, namun berdasarkan belum dibuktikan, namun berdasarkan kondisi site plan terlihat kecendurang kondisi site plan terlihat kecendurang akan pengabaiaakan pengabaiann hal tersebut. hal tersebut.

• Bentuk tatanan kawasan cenderung Bentuk tatanan kawasan cenderung berbentuk kluster, bukan berbentuk berbentuk kluster, bukan berbentuk linier.linier.

Page 10: PENGARUH RANCANGAN RUANG KAWASAN PERUMAHAN PERKOTAAN TERHADAP EMISI CO2 Astuti

KerjaKerja

Jarak Jarak KerjaKerja ( (K1)K1) / Waktu Tempuh/ / Waktu Tempuh/ MModa ke oda ke tempat kerja - tempat kerja - BanyumanikBanyumanik

Jarak Jarak KerjaKerja ( (K1K1) / Waktu Tempuh/ ) / Waktu Tempuh/ MModa ke oda ke tempat kerja - tempat kerja - AntapaniAntapani

Waktu tempuh kurang dari 20 menit Waktu tempuh kurang dari 20 menit dengan moda angkot, angkot/mobil, dengan moda angkot, angkot/mobil, jalan, kereta api bus, mobil dan jalan, kereta api bus, mobil dan motor.Jarak 20km merupakan motor.Jarak 20km merupakan frekuensi terbanyak (11.1%).frekuensi terbanyak (11.1%).

Waktu tempuh antara 10 menit Waktu tempuh antara 10 menit sampai 1 jam dengan menggunakan sampai 1 jam dengan menggunakan moda motor/mobil. Tidak terdapat moda motor/mobil. Tidak terdapat pengguna moda jalan kaki.Jarak pengguna moda jalan kaki.Jarak tempuh 10km (10.9) dan 40km tempuh 10km (10.9) dan 40km (10.9%) merupakan frekuensi (10.9%) merupakan frekuensi terbesar.terbesar.

Page 11: PENGARUH RANCANGAN RUANG KAWASAN PERUMAHAN PERKOTAAN TERHADAP EMISI CO2 Astuti

SekolahSekolah

Jarak Sekolah (Sklh1) / Waktu Jarak Sekolah (Sklh1) / Waktu Tempuh/ moda ke sekolahTempuh/ moda ke sekolah BanyumanikBanyumanik

Jarak Sekolah (Sklh1) / Waktu Jarak Sekolah (Sklh1) / Waktu Tempuh/ moda ke Tempuh/ moda ke sekolahAntapanisekolahAntapani

Jarak sekolah antara 2 – 15 km Jarak sekolah antara 2 – 15 km ditempuh dalam waktu 20-40 menit ditempuh dalam waktu 20-40 menit dengan menggunakan moda angkot, dengan menggunakan moda angkot, jalan,jalan, mobil, motor dan sepedamobil, motor dan sepeda

Jarak sekolah Sekolah (Sklh1) Jarak sekolah Sekolah (Sklh1) Antapani antara 1 sampai 40 km Antapani antara 1 sampai 40 km ditempuh dalam waktu antara 0-2 ditempuh dalam waktu antara 0-2 jam, dengan mayoritas menggunakan jam, dengan mayoritas menggunakan moda angkot (12.9%) dan motor moda angkot (12.9%) dan motor (13%).(13%).

Page 12: PENGARUH RANCANGAN RUANG KAWASAN PERUMAHAN PERKOTAAN TERHADAP EMISI CO2 Astuti

PasarPasar

Jarak Jarak PasarPasar / Waktu Tempuh/ / Waktu Tempuh/ MModa ke oda ke tempat kerja - tempat kerja - BanyumanikBanyumanik

Jarak Jarak PasarPasar / Waktu Tempuh/ / Waktu Tempuh/ MModa ke oda ke tempat kerja - tempat kerja - AntapaniAntapani

Jarak pasar antara antara 0.1 – 2.5km Jarak pasar antara antara 0.1 – 2.5km ditempuh dalam waktu 1 sampai 60 ditempuh dalam waktu 1 sampai 60 menit, dengan menggunakan moda menit, dengan menggunakan moda angkot, jalan, motor dan mobil. angkot, jalan, motor dan mobil. Mayoritas penggunamenggunakan Mayoritas penggunamenggunakan moda jalan kaki untuk ke pasar, yang moda jalan kaki untuk ke pasar, yang ditempuh hanya dalam waktu kurang ditempuh hanya dalam waktu kurang dari 20 menit.Hal ini menunjukkan dari 20 menit.Hal ini menunjukkan kemudahan pencapaian pasar dan kemudahan pencapaian pasar dan letak pasar cukup dekat dengan letak pasar cukup dekat dengan pengguna di kawasan ini.pengguna di kawasan ini.

Jarak pasar antara 4 – 10 km, Jarak pasar antara 4 – 10 km, ditempuh dalam waktu 5 sampai 40 ditempuh dalam waktu 5 sampai 40 menit, dengan moda angkot, motor menit, dengan moda angkot, motor mobil dan ojeg.Jarak pasar atau mobil dan ojeg.Jarak pasar atau kebiasaan mengakibatkan kebiasaan mengakibatkan penggunaan jalan kaki tidak diminati penggunaan jalan kaki tidak diminati sebagai moda ke pasar.Dengan jarak sebagai moda ke pasar.Dengan jarak tempuh sekitar 15 menit dengan tempuh sekitar 15 menit dengan moda motor, terlihat bahwa moda motor, terlihat bahwa peletakan pasar cukup jauh dari peletakan pasar cukup jauh dari hunian.hunian.

Page 13: PENGARUH RANCANGAN RUANG KAWASAN PERUMAHAN PERKOTAAN TERHADAP EMISI CO2 Astuti

SupermarkeSupermarkett

Jarak Jarak SupermarketSupermarket / Waktu / Waktu Tempuh/ Tempuh/ MModa ke oda ke tempat kerja - tempat kerja - BanyumanikBanyumanik

Jarak Jarak SupermarketSupermarket / Waktu / Waktu Tempuh/ Tempuh/ MModa ke oda ke tempat kerja - tempat kerja - AntapaniAntapani

Jarak supermarket antara 0.2 km Jarak supermarket antara 0.2 km sampai 2 km, dilakukan dengan sampai 2 km, dilakukan dengan waktu tempuh 25 menit waktu tempuh 25 menit menggunakan moda angkot, jalan, menggunakan moda angkot, jalan, mobil dan motor. Moda jalan kaki mobil dan motor. Moda jalan kaki hanya digunakan oleh penghuni yang hanya digunakan oleh penghuni yang berjarak sampai 0.5.km dari berjarak sampai 0.5.km dari supermarket. Bila ditinjau dari supermarket. Bila ditinjau dari frekwensi penggunaan, maka frekwensi penggunaan, maka pengghuni kawasan cenderung pengghuni kawasan cenderung jarang (50%) menggunakan fasilitas jarang (50%) menggunakan fasilitas supermarket.supermarket.

Jarak supermarket sekitar 2 sampai 4 Jarak supermarket sekitar 2 sampai 4 km menggunakan moda angkot, km menggunakan moda angkot, becak, mobil, motor, jalan dan ojeg, becak, mobil, motor, jalan dan ojeg, yang ditempuh dalam waktu sampai yang ditempuh dalam waktu sampai 30 menit. Penggunaan moda jalan 30 menit. Penggunaan moda jalan kaki cenderung banyak digunakan kaki cenderung banyak digunakan bagi mereka yang tinggal dekat bagi mereka yang tinggal dekat dengan supermarket.dengan supermarket.

Page 14: PENGARUH RANCANGAN RUANG KAWASAN PERUMAHAN PERKOTAAN TERHADAP EMISI CO2 Astuti

Rekreasi.Rekreasi.

Jarak Jarak RekreasiRekreasi / Waktu Tempuh/ / Waktu Tempuh/ MModa ke oda ke tempat rekreasi - tempat rekreasi - BanyumanikBanyumanik

Jarak Jarak RekreasiRekreasi / Waktu Tempuh/ / Waktu Tempuh/ MModa ke oda ke tempat rekreasi - tempat rekreasi - AntapaniAntapani

Jarak ke tempat rekreasi cenderung Jarak ke tempat rekreasi cenderung jarang dilakukan oleh rata-rata jarang dilakukan oleh rata-rata penduduk (sumber data frekwensi). penduduk (sumber data frekwensi). Mereka yang melakukan kegiatan ini Mereka yang melakukan kegiatan ini cenderung dilakukan oleh keluarga cenderung dilakukan oleh keluarga muda, dengan moda mobil dengan muda, dengan moda mobil dengan waktu tempuh berkisar antara 10 waktu tempuh berkisar antara 10 sampai 40 menit. Ini menunjukkan sampai 40 menit. Ini menunjukkan bahwa tempat rekreasi yang dipilih bahwa tempat rekreasi yang dipilih tidak terlalu jauh dari lokasi tinggal.tidak terlalu jauh dari lokasi tinggal.

Kegiatan rekreasi cenderung Kegiatan rekreasi cenderung dilakukan dengan moda mobil dilakukan dengan moda mobil dengan waktu tempuh antara 30 dengan waktu tempuh antara 30 sampai 480 menit atau jarak sampai sampai 480 menit atau jarak sampai 300 km.300 km.

Page 15: PENGARUH RANCANGAN RUANG KAWASAN PERUMAHAN PERKOTAAN TERHADAP EMISI CO2 Astuti

C. DENSIFIKASI DAN C. DENSIFIKASI DAN PEDESTRIANISASIPEDESTRIANISASI

• Densifikasi atau pemampatan dapat dilakukan untuk Densifikasi atau pemampatan dapat dilakukan untuk mengurangi kebutuhan transportasi. Dari keterkaitan mengurangi kebutuhan transportasi. Dari keterkaitan antara jarak, tempat kerja, waktu tempuh dan moda antara jarak, tempat kerja, waktu tempuh dan moda yang digunakan, maka terlihat bahwa, penghuni yang digunakan, maka terlihat bahwa, penghuni kawasan Banyumanik bekerja tidak jauh dari tempat kawasan Banyumanik bekerja tidak jauh dari tempat tinggal dan cenderung menggunakan moda jalan kaki tinggal dan cenderung menggunakan moda jalan kaki sebagai penunjang aktivitas mereka.sebagai penunjang aktivitas mereka.

• Melakukan perjalanan dengan jalan kaki masih banyak Melakukan perjalanan dengan jalan kaki masih banyak dilakukan dalam kegiatan sehari - hari. Sebagai salah dilakukan dalam kegiatan sehari - hari. Sebagai salah satu faktor penentu penurunan emisi, sangat satu faktor penentu penurunan emisi, sangat disayangkan bahwa hal ini tidak ditunjang oleh disayangkan bahwa hal ini tidak ditunjang oleh penyediaan fasilitas pedestrian yang dapat penyediaan fasilitas pedestrian yang dapat mengakomodasi aktivitas jalan kaki khususnya di mengakomodasi aktivitas jalan kaki khususnya di kawasan ini. Penyediaan sarana pedestrian pada kawasan ini. Penyediaan sarana pedestrian pada umumnya di Indonesia, memang belum diperhatikan.umumnya di Indonesia, memang belum diperhatikan.

• Penataan dengan fungsi beragam dalan satu tatanan Penataan dengan fungsi beragam dalan satu tatanan kawasan (mixed use) di kawasan Banyumanik kawasan (mixed use) di kawasan Banyumanik cenderung berhasil baik, disamping itu kebiasaan cenderung berhasil baik, disamping itu kebiasaan penduduk untuk menggunakan mass transportasi ikut penduduk untuk menggunakan mass transportasi ikut mendukung penurunan emisi CO2.mendukung penurunan emisi CO2.

Page 16: PENGARUH RANCANGAN RUANG KAWASAN PERUMAHAN PERKOTAAN TERHADAP EMISI CO2 Astuti

D. REDUKSI KONSUMSI ENERGID. REDUKSI KONSUMSI ENERGI• Dari hasil survey dan perhitungan konsumsi energi, Dari hasil survey dan perhitungan konsumsi energi,

terlihat bahwa pola penggunaan energi bahan bakar terlihat bahwa pola penggunaan energi bahan bakar rumah tangga memperlihatkan bahwa kebiasaan rumah tangga memperlihatkan bahwa kebiasaan penggunaan tergantung dari pola tatanan bangunan penggunaan tergantung dari pola tatanan bangunan khususnya pencapaian.khususnya pencapaian.

• Faktor kebiasaan sehari-hari penggunaan energi gas Faktor kebiasaan sehari-hari penggunaan energi gas untuk memasak, belanja setiap hari dan memasak untuk memasak, belanja setiap hari dan memasak setiap hari, masih merupakan pola umum saat ini dan setiap hari, masih merupakan pola umum saat ini dan ditemui pada hampir seluruh kawasan yang disurvey. ditemui pada hampir seluruh kawasan yang disurvey. Penggunaan listrik untuk masak listrik belum diminati, Penggunaan listrik untuk masak listrik belum diminati, padahal penggunaan bahan bakar listrik jauh lebih baik padahal penggunaan bahan bakar listrik jauh lebih baik daripada gas terlebih lagi dibandingkan dengan bahan daripada gas terlebih lagi dibandingkan dengan bahan bakar minyak tanah. Kebiasaan memasak setiap hari bakar minyak tanah. Kebiasaan memasak setiap hari dengan mengkonsumsi bahan bakar yang diakibatkan dengan mengkonsumsi bahan bakar yang diakibatkan oleh transportasi dan energi untuk memasak juga oleh transportasi dan energi untuk memasak juga masih merupakan faktor penentu besarnya emisi masih merupakan faktor penentu besarnya emisi rumah tangga dalam skala local. Kebiasaan rumah tangga dalam skala local. Kebiasaan mengurangi masak dengan berbelanja makanan mengurangi masak dengan berbelanja makanan matang seperti ke warung atau kantin masih belum matang seperti ke warung atau kantin masih belum menjadi pola hidup. Hal ini terlihat dari frekwensi ke menjadi pola hidup. Hal ini terlihat dari frekwensi ke pasar yang dilakukan setiap hari.pasar yang dilakukan setiap hari.

Page 17: PENGARUH RANCANGAN RUANG KAWASAN PERUMAHAN PERKOTAAN TERHADAP EMISI CO2 Astuti

Kawasan Kawasan PerumahaPerumahan n BanyumaBanyumanik dan nik dan PlamongaPlamongan n SemarangSemarang

KONSUMSI KONSUMSI ENERGI / ENERGI / SUMBER SUMBER ENERGIENERGI

LISTRIK LISTRIK (PENERANGAN(PENERANGAN, POMPA), POMPA)

MASAK (GAS, MINYAK MASAK (GAS, MINYAK TANAH)TANAH)

BAHAN BAKAR BAHAN BAKAR TRANSPORTASI TRANSPORTASI (BENSIN, (BENSIN, SOLAR)SOLAR)

Listrik (PLN) Listrik (PLN) digunakan digunakan untuk: untuk: Penerangan, dan Penerangan, dan pompa air pompa air (33%).(33%).

Masak gas (27%), dengan Masak gas (27%), dengan penggunaan rata-rata 1 penggunaan rata-rata 1 tabung per keluarga tabung per keluarga (38%). Pengguna minyak (38%). Pengguna minyak tanah (39%) dan tanah (39%) dan gabungan antara gas dan gabungan antara gas dan minyak tanah minyak tanah (34%).Jumlah rata – rata (34%).Jumlah rata – rata penggunaan gas, berkisar penggunaan gas, berkisar antara 0,5 sampai 3 antara 0,5 sampai 3 tabung, sedangkan tabung, sedangkan penggunaan minyak penggunaan minyak tanah rata-rata 10-15 liter tanah rata-rata 10-15 liter per bulan.per bulan.

88% bensin2% 88% bensin2% solar.solar.

Page 18: PENGARUH RANCANGAN RUANG KAWASAN PERUMAHAN PERKOTAAN TERHADAP EMISI CO2 Astuti

PenutupPenutup

• Besaran emisi CO2 di lingkungan Besaran emisi CO2 di lingkungan perumahan dalam kaitan dengan tata ruang perumahan dalam kaitan dengan tata ruang perumahan perkotaan, sangat erat perumahan perkotaan, sangat erat kaitannya dengan penentuan jarak capai, kaitannya dengan penentuan jarak capai, moda yang digunakan dan frekuensi. moda yang digunakan dan frekuensi. Meminjam data jarak capai, waktu tempuh Meminjam data jarak capai, waktu tempuh dan jenis moda, terlihat bahwa faktor dan jenis moda, terlihat bahwa faktor kebiasaan dan perilaku cukup berperan. kebiasaan dan perilaku cukup berperan. ((Hal Hal ini terlihat dari jarak tempuh yang sama ini terlihat dari jarak tempuh yang sama akan menghasilkan penggunaan moda yang akan menghasilkan penggunaan moda yang berbedaberbeda))..