PENGARUH PENEGAKAN HUKUM, KEADILAN...
Transcript of PENGARUH PENEGAKAN HUKUM, KEADILAN...
PENGARUH PENEGAKAN HUKUM, KEADILAN PAJAK,
RELIGIUSITAS, DAN SOSIODEMOGRAFI TERHADAP TAX
EVASION DENGAN TAX MORALE SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi
Oleh:
Rifqoh Maulidiah
11150820000025
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2019 M
ii
PENGARUH PENEGAKAN HUKUM, KEADILAN PAJAK,
RELIGIUSITAS, DAN SOSIODEMOGRAFI TERHADAP TAX
EVASION DENGAN TAX MORALE SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi
Oleh:
Rifqoh Maulidiah
NIM: 11150820000025
Di Bawah Bimbingan:
Ismawati Haribowo SE., M.Si
NIP: 198009092014112003
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI
1. Nama Lengkap : Rifqoh Maulidiah
2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 03 Agustus 1997
3. Alamat : Utan Jaya No. 67 RT 003 RW 004 Pondok
Jaya, Cipayung, Depok 16438
4. Nomor Handphone : 081291970725
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SD Negeri Utan Jaya Tahun 2003-2009
2. SMP Negeri 01 Depok Tahun 2009-2012
3. SMA Negeri 06 Depok Tahun 2012-2015
4. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015-2019
vii
THE EFFECT OF LAW ENFORCEMENT, TAX FAIRNESS,
SOCIODEMOGRAPHY, AND RELIGIOSITY ON TAX EVASION
WITH TAX MORALE AS AN INTERVENING VARIABLE
ABSTRACT
This study examines the effect of law enforcement, tax fairness,
sociodemography, and religiosity on tax evasion with tax morale as an
intervening variable. Data was obtained by distributing questionnaires to
individual tax payers who were registered at the KPP Pratama Cileungsi, KPP
Pratama Cibinong, and KPP Pratama Bogor. The number of samples in this
study were 163 individual tax payers from 3 KPP Pratama. The method of
determining samples used in this study was convenience sampling. The analysis
technique used path analysis with SPSS 24 application.
The results of this study indicate that the law enforcement, tax fairness, and
religiosity had a effect on tax morale, while sociodemography had no effect on
tax morale. Furthermore, tax fairness had a effect on tax evasion, while law
enforcement, religiosity, and sociodemography had no effect on tax evasion. Tax
morale had no effect as an intervening variable between law enforcement, tax
fairness, religiosity, and sociodemography againts tax evasion.
Keywords: Law enforcement, tax fairness, religiosity, sociodemography, tax
evasion, tax morale
viii
PENGARUH PENEGAKAN HUKUM, KEADILAN PAJAK,
RELIGIUSITAS, DAN SOSIODEMOGRAFI TERHADAP TAX
EVASION DENGAN TAX MORALE SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penegakan Hukum,
keadilan pajak, religiusitas, dan sosiodemografi terhadap tax evasion dengan tax
morale sebagai variabel intervening. Data diperoleh dengan menyebarkan
kuisioner pada Wajib Pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama
Cileungsi, KPP Pratama Cibinong, dan KPP Pratama Bogor. Jumlah Wajib Pajak
yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 163 Wajib Pajak orang pribadi
dari 3 KPP Pratama. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah
convenience sampling. Teknik analisis menggunakan analisis jalur dengan
menggunakan aplikasi SPSS 24.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penegakan hukum, keadilan pajak,
dan religiusitas berpengaruh terhadap tax morale, sedangkan sosiodemografi tidak
berpengaruh terhadap tax morale. Keadilan pajak berpengaruh terhadap tax
evasion, sedangkan penegakan hukum, religiusitas dan sosiodemografi tidak
berpengaruh terhadap tax evasion. Tax morale tidak memiliki pengaruh sebagai
variabel intervening antara penegakan hukum, keadilan pajak, religiusitas, dan
sosiodemografi terhadap tax evasion.
Kata Kunci: Penegakan Hukum, Keadilan Pajak, Religiusitas, Sosiodemografi,
Tax Evasion, Tax Morale
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim.
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillahirrabbil’alamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul: “Pengaruh Penegakan Hukum,
Keadilan Pajak, Religiusitas, dan Sosiodemografi terhadap Tax Evasion
dengan Tax Morale sebagai Variabel Intervening”. Shalawat serta salam
senantiasa selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW teladan
bagi insan di muka bumi ini.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat-syarat guna
meraih gelar Sarjana Ekonomi Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak
yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Kedua orang tua tercinta (Papa dan Mama) yang telah menjadi penyemangat
terbesar dan terbaik dalam hidup dan telah memberikan dukungan tiada henti
berupa limpahan kasih sayang, perhatian, doa, dan segalanya yang tak pernah
putus untuk penulis serta seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan
yang terbaik.
2. Ibu Ismawati Haribowo., SE., M.Si selaku dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan ilmu, arahan, serta bersedia memberikan sangat banyak
waktunya untuk berdiskusi dan membimbing penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan tepat.
x
3. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., M.Si., Ak., CA., QIA., BKP., CRMP selaku
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri, S.E., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullahh Jakarta.
5. Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si selaku Sekrtaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullahh Jakarta.
6. Bapak Hepi Prayudiawan SE., Ak., MM selaku dosen penguji ahli pada saat
Ujian Skripsi.
7. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah banyak memberikan pengetahuan dan berbagi ilmu serta
pengalamannya.
8. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Eknomi dan Bisnis, terimakasih atas
bantuan, perhatian, dan pelayanan yang diberikan kepada penulis.
9. Robby Apriyansyah yang telah memberikan semangat, doa, waktu, dan
dukungan baik berupa materil maupun non-materil kepada penulis.
10. Sahabat-sahabat dari SMA hingga sekarang (Shifa, Intan, Nia, Kristie, dan
Nurul) yang senantiasa memberikan semangat, dukungan, dan doa kepada
penulis.
11. Sahabat tercinta di kampus dari awal semester hingga sekarang (Ansya, Muti,
Balgis, dan Sofi) yang senantiasa memberikan semangat, dukungan, dan doa
kepada penulis. Terima kasih atas bantuan dan doa yang kalian berikan
selama ini.
12. Sahabat satu bimbingan (Ansya, Nada, dan Indah) yang senantiasa berjuang
bersama dan saling memberi semangat satu sama lain.
13. Seluruh teman-teman Akuntansi 2015 (khususnya kelas Akuntansi A) yang
telah memberikan motivasi dan doa kepada penulis.
14. Seluruh teman KKN in Campus 2018 yang telah memberikan dukungan dan
doa kepada penulis.
15. Semua pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang
telah banyak membantu dan memberi masukan serta inspirasi bagi penulis.
xi
Akhir kata, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman, waktu, dan pengetahuan yang
dimiliki penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini
bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi terkait bagi semua
pihak yang membutuhkan.
Wassalamua’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, September 2019
Penulis
Rifqoh Maulidiah
xii
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xviii
BAB I ....................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 12
C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 12
D. Rumusan Masalah ....................................................................................... 13
E. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 14
F. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 14
BAB II ................................................................................................................... 16
TINJAUAN LITERATUR .................................................................................. 16
A. Tinjauan Literatur........................................................................................ 16
1. Teori Planned Behavior ..................................................................... 16
2. Teori Atribusi ..................................................................................... 18
3. Penegakan Hukum.............................................................................. 20
4. Keadilan Pajak.................................................................................... 22
5. Tax Evasion ........................................................................................ 23
6. Religiusitas ......................................................................................... 25
xiii
7. Sosiodemografi................................................................................... 26
8. Tax Morale ......................................................................................... 28
C. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................ 29
1. Pengaruh Penegakan Hukum terhadap Tax Morale ........................... 39
2. Pengaruh Keadilan Pajak terhadap Tax Morale ................................. 40
3. Pengaruh Religiusitas terhadap Tax Morale ...................................... 41
4. Pengaruh Sosiodemografi terhadap Tax Morale ................................ 41
5. Pengaruh Penegakan Hukum terhadap Tax Evasion .......................... 42
6. Pengaruh Keadilan Pajak terhadap Tax Evasion ................................ 43
7. Pengaruh Religiusitas terhadap Tax evasion ...................................... 44
8. Pengaruh Sosiodemografi terhadap Tax Evasion ............................... 44
9. Pengaruh Tax Morale terhadap Tax Evasion ..................................... 45
10. Pengaruh Penegakan Hukum terhadap Tax Evasion melalui Tax
Morale ................................................................................................ 46
11. Pengaruh Keadilan Pajak terhadap Tax Evasion melalui Tax Morale 46
12. Pengaruh Religiusitas terhadap Tax Evasion melalui Tax Morale .... 47
13. Pengaruh Sosiodemografi terhadap Tax Evasion melalui Tax Morale
............................................................................................................ 48
E. Kerangka Pemikiran .................................................................................... 49
BAB III .................................................................................................................. 50
METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 50
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................... 50
B. Metode Penentuan Sampel .......................................................................... 50
1. Populasi dan Sampel .......................................................................... 50
2. Metode Pengambilan Sampel ............................................................. 51
C. Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 51
1. Penelitian Pustaka (Library Research) ............................................... 51
2. Penelitian lapangan (Field Research) ................................................ 52
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian........................................................... 52
1. Penegakan Hukum.............................................................................. 52
2. Keadilan Pajak.................................................................................... 53
xiv
3. Religiusitas ......................................................................................... 54
4. Sosiodemografi................................................................................... 54
5. Tax Morale ......................................................................................... 54
6. Tax evasion ......................................................................................... 55
E. Metode Analisis Data .................................................................................. 57
1. Statistik Deskriptif.............................................................................. 57
2. Uji Kualitas Data ................................................................................ 58
3. Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 59
a. Uji Normalitas ............................................................................. 59
b. Uji Multikolinearitas ................................................................... 60
c. Uji Heterokedatisitas ................................................................... 61
4. Uji Goodness of Fit ............................................................................ 62
a. Koefisien Determinasi (R2) ......................................................... 62
b. Uji Statistik F (Signifikansi Keseluruhan) .................................. 62
c. Uji Statistik T .............................................................................. 63
5. Uji Hipotesis ....................................................................................... 63
a. Analisis Jalur ............................................................................... 64
b. Uji Sobel ..................................................................................... 71
BAB IV .................................................................................................................. 73
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 73
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................ 73
1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 73
2. Karakteristik Profil Responden .......................................................... 75
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian .................................................................... 78
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif .............................................................. 78
2. Hasil Uji Kualitas Data ...................................................................... 79
a. Hasil Uji Validitas ....................................................................... 79
b. Hasil Uji Realibilitas ................................................................... 82
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 83
a. Persamaan Substruktur 1 ............................................................. 83
1) Hasil Uji Normalitas ............................................................ 83
xv
2) Uji Multikolinearitas ............................................................ 86
3) Uji Heteroskedatisitas .......................................................... 87
b. Persamaan Substruktur 2 ............................................................. 89
1) Uji Normalitas ...................................................................... 89
2) Uji Multikolinearitas ............................................................ 91
3) Uji Heteroskedatisitas .......................................................... 92
4. Hasil Uji Godness Of Fit .................................................................... 94
a. Persamaan Substruuktur 1 ........................................................... 94
1) Koefisien Determinasi.......................................................... 94
2) Uji Signifikansi Keseluruhan dari Regresi Sampel (Uji
Statistik F) ............................................................................ 95
b. Persamaan Substruktur 2 ............................................................. 96
1) Koefisien Determinasi.......................................................... 96
2) Uji Signifikansi Keseluruhan dari Regresi Sampel (Uji
Statistik F) ............................................................................ 97
5. Uji Hipotesis ....................................................................................... 98
a. Analisis Jalur ............................................................................... 98
b. Uji Sobel ................................................................................... 108
C. Pembahasan ............................................................................................... 115
1. Pengaruh Penegakan Hukum terhadap Tax Morale ......................... 115
2. Pengaruh Keadilan Pajak terhadap Tax Morale ............................... 116
3. Pengaruh Religiusitas terhadap Tax Morale .................................... 117
4. Pengaruh Sosiodemografi terhadap Tax Morale .............................. 118
5. Pengaruh Penegakan Hukum terhadap Tax Evasion ........................ 119
6. Pengaruh Keadilan Pajak terhadap Tax Evasion .............................. 119
7. Pengaruh Religiusitas terhadap Tax Evasion ................................... 120
8. Pengaruh Sosiodemografi terhadap Tax Evasion ............................. 121
9. Pengaruh Tax Morale terhadap Tax Evasion ................................... 122
10. Pengaruh Penegakan Hukum Terhadap Tax Evasion dengan Tax
Morale sebagai Variabel Intervening ............................................... 123
11. Pengaruh Keadilan Pajak Terhadap Tax Evasion dengan Tax Morale
sebagai Variabel Intervening ............................................................ 123
xvi
12. Pengaruh Religiusitas Terhadap Tax Evasion dengan Tax Morale
sebagai Variabel Intervening ............................................................ 124
13. Pengaruh Sosiodemografi Terhadap Tax Evasion dengan Tax Morale
sebagai Variabel Intervening ............................................................ 125
BAB V .................................................................................................................. 127
PENUTUP ........................................................................................................... 127
A. Simpulan ................................................................................................... 127
B. Implikasi .................................................................................................... 129
D. Saran .......................................................................................................... 129
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 131
LAMPIRAN ........................................................................................................ 135
xvii
DAFTAR TABEL
1.1 Kasus Tax Evasion di Indonesia ................................................................. 7
2.1 Hasil-hasil PenelitianTerdahulu ................................................................ 30
3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian......................................................... 56
4.1 Distribusi Penyebaran Kuisioner .............................................................. 74
4.2 Data Sampel Penelitian ............................................................................. 74
4.3 Hasil Uji Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..................................... 75
4.4 Hasil Uji Responden Berdasarkan Usia .................................................... 76
4.5 Hasil Uji Responden Berdasarkan Status Pernikahan ............................... 77
4.6 Hasil Uji Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ........................... 77
4.7 Statistik Deskriptif .................................................................................... 78
4.8 Hasil Uji Validias Penegakan Hukum....................................................... 80
4.9 Hasil Uji Validias Keadilan Pajak............................................................. 80
4.10 Hasil Uji Validias Religiusitas .................................................................. 81
4.11 Hasil Uji Validias Sosiodemografi............................................................ 81
4.12 Hasil Uji Validias Tax Morale .................................................................. 82
4.13 Hasil Uji Validias Tax Evasion ................................................................. 82
4.14 Hasil Uji Realibilitas ................................................................................. 83
4.15 Hasil Uji Normalitas Kolmogorof-Smirnov Substruktur 1 ....................... 86
4.16 Hasil Uji Multikolinearitas Substruktur 1 ................................................. 87
4.17 Hasil Uji Normalitas Kolmogorof-Smirnov Substruktur 2 ....................... 91
4.18 Hasil Uji Multikolinearitas Substruktur 2 ................................................. 92
4.19 Hasil Uji Koefisien Determinasi Substruktur 1 ........................................ 94
4.20 Hasil Uji Signifikansi Simultan Substrukur 1 ........................................... 95
4.21 Hasil Uji Koefisien Determinasi Substruktur 2 ........................................ 96
4.22 Hasil Uji Signifikansi Simultan Substrukur 2 ........................................... 97
4.23 Hasil Uji Hipotesis Jalur Persamaan Substruktur 1 .................................. 99
4.24 Hasil Uji Hipotesis Jalur Persamaan Substruktur 2 .................................. 99
4.25 Nilai Beta Persamaan Substruktur 1 dan 2 .............................................. 103
4.26 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis ..................................................... 114
xviii
DAFTAR GAMBAR
1.1 Grafik Target dan Realisasi Pajak ............................................................... 5
2.1 Skema Kerangka Pemikiran ...................................................................... 49
3.1 Kerangka Judul Penelitian......................................................................... 64
3.2 Kerangka Jalur Hipotesis Penelitian ........................................................ 64
4.1 Hasil Uji Normalitas dengan Histogram Substruktur 1 ............................ 84
4.2 Hasil Uji Normalitas dengan Normal Plot Substruktur 1.......................... 85
4.3 Hasil Uji Heterokedatisitas Scatterplot Substruktur 1 .............................. 88
4.4 Hasil Uji Normalitas dengan Histogram Substruktur 2 ............................ 89
4.5 Hasil Uji Normalitas dengan Normal Plot Substruktur 2.......................... 90
4.6 Hasil Uji Heterokedatisitas Scatterplot Substruktur 2 .............................. 93
4.7 Kerangka Jalur Penelitian 2 .................................................................... 106
4.8 Hasil Uji Mediasi Hipotesis 10 ............................................................... 109
4.9 Hasil Uji Mediasi Hipotesis 11 ............................................................... 110
4.10 Hasil Uji Mediasi Hipotesis 12 ............................................................... 112
4.11 Hasil Uji Mediasi Hipotesis 13 ............................................................... 113
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang berusaha
melakukan perubahan agar menjadi negara yang maju. Usaha yang dilakukan
demi terlaksananya perubahan tersebut dilakukan dengan pelaksanaan
pembangunan di berbagai sektor, diantaranya sektor industri, pendidikan,
maupun sosisal. Tentunya dalam proses merealisasikan pembangunan
tersebut Indonesia membutuhkan suntikan dana yang besar. Dana yang
digunakan untuk pelaksanaan pembangunan itu sendiri salah satunya berasal
dari pajak.
Berdasarkan tinjauan segi ekonomi, pajak merupakan pemindahan
sumber daya dari sektor privat ke sektor publik. Pemindahan sumber daya
tersebut tentu akan mempengaruhi beberapa aspek diantaranya daya beli
(purchasing power) atau kemampuan belanja (spending power) dari sektor
privat. Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam penerimaan
pajak maka penerimaan pajak tersebut harus dikelola dengan baik dan benar
oleh pihak yang berwenang.
Pajak berperan strategis bagi keuangan negara Indonesia yaitu untuk
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) setiap tahun, yang
peranannya sekitar 70% hingga 75%. Usaha yang
2
dibutuhkan untuk mengelola penerimaan pajak dengan baik dan benar
semakin besar karena dapat kita lihat sendiri pajak memiliki peranan
mencapai lebih dari 50% bagi APBN setiap tahunnya.
Pengelolaan pajak yang baik dan benar juga bukan merupakan satu-
satunya tugas yang harus dijalankan oleh pemerintah, namun tugas salah satu
tugas lain pemerintah yang harus mendapatkan perhatian lebih khusus adalah
memaksimalkan penerimaan pajak. Dalam upayanya memaksimalkan
penerimaan pajak, pemerintah dapat melakukan dua upaya diantaranya
ekstentifikasi dan intensifikasi pajak (Prihastanti, 2012). Ekstentifikasi pajak
merupakan upaya memperluas subjek dan objek pajak serta penyesuaian tarif.
Ekstentifikasi pajak dapat dilakukan dengan cara perluasan wajib pajak,
penyempurnaan tarif, dan perluasan objek pajak. Sedangkan intensifikasi
pajak merupakan peningkatan intensitas pungutan terhadap suatu objek pajak
yang potensial namum belum tergarap atau terjaring pajak serta memperbaiki
kinerja pemungutan pajak. Intensifikasi pajak dapat dilakukan dengan cara
penyempurnaan administrasi pajak, peningkatan mutu pegawai atau petugas
pemungut, dan penyempurnaan undang-undang pajak.
Kenyataan yang sebenarnya dalam praktik, wajib pajak cenderung ingin
membayar pajak dengan nominal yang serendah-rendahnya. Kecenderungan
tersebut membuat makin banyak upaya yang dilakukan oleh wajib pajak guna
memperkecil kewajiban perpajakannya. Berbagai cara dilakukan setiap wajib
pajak agar bisa meminimalkan beban pajaknya, baik melalui cara-cara yang
3
diperkenankan oleh Undang-Undang yang berlaku, maupun melalui cara-cara
yang bertentangan dengan Undang-Undang.
Upaya dalam meminimalkan beban pajak yang dilakukan oleh wajib
pajak dikenal sebagai penghindaran pajak. Penghindaran pajak ini dianggap
tidak bertentangan dengan hukum karena dianggap lebih kepada pemanfaatan
celah dalam undang-undang perpajakan. Kenyataannya tidak semua wajib
pajak dapat melakukan penghindaran pajak sebab mereka tidak mungkin
menghindari kewajiban atau identitas perpajakan yang sudah melekat pada
dirinya.
Apabila penghindaran pajak ini sudah tidak dapat dilakukan maka besar
kemungkinan wajib pajak akan melakukan cara lain, diantaranya dengan cara
yang disebut sebagai tax evasion. Tax evasion dapat diartikan sebagai
manipulasi secara ilegal atas penghasilannya untuk memperkecil jumlah
pajak yang akan menjadi bebannya. Meskipun pada dasarnya penghindaran
pajak dan tax evasion mempunyai sasaran yang sama, yaitu mengurangi
beban pajak namun usaha yang dilakukan untuk melakukan tax evasion
merupakan perbuatan ilegal dan melanggar undang-undang perpajakan.
Tax evasion sendiri tidak serta merta dilakukan hanya karena suatu pihak
menginginkannya, tetapi juga didukung dengan adanya kesempatan dan
adanya tekanan untuk melakukannya. Kesempatan ini dapat timbul dari
berbagai macam aspek, diantaranya kurangnya penegakan hukum atau
penerapan sanksi terhadap pelaku tax evasion di Indonesia sendiri, keadilan
perpajakan yang mungkin masih dipertanyakan dibeberapa lapisan
4
masyarakat, dan niat yang sudah tertanam dari dalam diri wajib pajak itu
sendiri. Kurangnya penegakan hukum atau perhatian terhadap hal-hal yang
sudah disebutkan pada kalimat sebelumnya tersebut dapat menjadi salah satu
penyebab terdorongnya suatu pihak melakukan tax evasion, karena pihak
yang melakukan tax evasion merasa bahwa tindakan yang akan mereka
lakukan tidak akan terdeteksi dan walaupun jika nantinya akan terdeteksi,
kemungkinan besar hukuman yang didapatkan tergolong ringan sehingga
mereka berani untuk melakukannya dan mengambil segala risiko yang akan
ditanggungnya. Salah satu aspek lain yang dapat mendorong suatu pihak
melakukan tax evasion adalah sosiodemografi, dimana usia, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, status pernikahan menjadi pertimbangan lain suatu pihak
melakukan tax evasion. Pada fenomena yang terjadi belakangan ini, banyak
pihak yang melakukan tax evasion pada usia yang cukup dikatakan sudah
matang dan tidak seharusnya melakukan tindakan tersebut, sehingga ini
menjadi pertanyaan bagi kita semua apakah dorongan yang menjadikan
mereka melakukan tindakan tax evasion.
Salah satu indikasi adanya praktik tax evasion sendiri dapat dilihat dari
data target dan realisasi penerimaan pajak dari suatu negara (Suminarsasi,
2012). Hasil data yang didapatkan menunjukkan bahwa sampai saat ini
pendapatan pemerintah dari sektor pajak belum maksimal dengan kata lain
realisasi pendapatan pajak belum mencapai target penerimaan yang dibuat,
yang terangkum dalam gambar grafik di halaman selanjutnya.
5
Gambar 1.1
Grafik Target dan Realisasi Pajak 6 Tahun Terakhir
(dalam Triliun Rupiah)
Sumber: Kementerian Keuangan Republik Indonesia (2019)
Grafik di atas menunjukkan bahwa pendapatan pemerintah yang berasal
dari pajak belum maksimal, dapat kita lihat dari presentase penerimaan pajak
bahwa dari 5 (lima) tahun terakhir penerimaan pajak belum pernah mencapai
100%. Data ini mengindikasikan bahwa ada beberapa hal yang dapat
menyebabkan tidak maksimalnya penerimaan dalam sektor pajak, salah satu
diantaranya ialah ada beberapa wajib pajak yang tidak patuh akan kewajiban
perpajakannya yaitu tidak membayar pajaknya.
Berdasarkan Laporan Realisasi APBN Edisi 2018, secara keseluruhan
ada 5 (lima) sektor terbesar penerimaan pajak yang berkontribusi sekitar 76%
2014 2015 2016 2017 2018
Target (T) 1246,1 1489,3 1539,2 1427,7 1424
Realisasi (R) 1146,9 1240,4 1285 1251,1 1316
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
Target dan Realisasi Penerimaan Pajak
6
dari seluruh total penerimaan yang ada. Adapun 5 (lima) sektor terbesar ini
adalah sektor Industri Pengelolaan (Manufaktur), Perdagangan, Jasa
Keuangan, Konstruksi, dan Pertambangan. Jika dilihat dari kelima sektor
yang mendominasi penerimaan pajak yang ada, maka dapat dikatakan bahwa
penerimaan pajak ini masih sangat terkonsentrasi pada sektor yang
keuntungannya bergantung kepada faktor eksternal. Faktor eksternal itu
sendiri seperti menurunnya harga komoditas dan energi, itulah yang menjadi
faktor utama yang menyebabkan turunnya penerimaan sektor perpajakan
beberapa tahun terakhir ini. Potensi pajak yang berasal dari kelima sektor
tersebut memang cukup besar, namun sangat rentan terhadap kondisi
perekonomian global. Jika perekonomian global mengalami ketidakstabilan
maka secara otomatis penerimaan pajak juga akan terkena dampaknya.
Kasus-kasus kejahatan pajak tidak hanya terjadi di Indonesia, bahkan di
negara berkembang lainnya (Zirman, 2015). Pemeriksaan pajak, sanksi, dan
denda yang berat dianggap sebagai srtategi yang ampuh untuk memerangi
kejahatan pajak menurut pendekatan ekonomi klasik.
Indonesia seharusnya membangun kekuatan ekonomi dalam negeri
karena kondisi perekonomian yang masih sangat bergantung kepada kondisi
perekonomian global membuat Indonesia sedikit lemah karena tidak
mempunyai kekuatan ekonomi tersendiri. Selain itu, Indonesia juga masih
sangat lemah dalam permasalahan kepatuhan perpajakan. Kepatuhan wajib
pajak akan kewajiban perpajakannya masih sangat rendah, yang tercermin
dari tax ratio yang sangat rendah hanya sebesar 14,3% dan menempati posisi
7
ke—8 di Negara Asia pada tahun 2013 berdasarkan informasi APBN 2016.
Menurut Koordinator Indonesia Coruption Watch (ICW) bahwa meskipun
tidak mudah dibuktikan, rendahnya tax ratio Indonesia merupakan indikasi
kuat adanya korupsi di sektor pajak.
Modus utama korupsi di sektor pajak adalah negosiasi antara pembayar
pajak dan petugas pajak, sehingga yang yang seharusnya masuk ke kas negara
disalahgunakan untuk kepentingan pribadi. Hal ini dapat dibuktikan dengan
terjadinya sederet praktik tax evasion yang melibatkan pihak dari kantor
pelayanan pajak. Tax evasion pada praktiknya kadang kala tidak sepenuhnya
kesalahan Wajib Pajak semata, namun peran petugas pajak pun banyak
dibutuhkan guna mendukung praktik tax evasion.
Beberapa kasus tax evasion yang terjadi di Indonesia diantaranya
dijelaskan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 1.1
Fenomena Kasus Tax evasion di Indonesia
No.
Tersangka
Dugaan
Kasus Tax
evasion
(Tahun)
Tuduhan
Kasus
Kecurangan
KPP /
Perusahaan
yang Terlibat
Sanksi Bagi Fiskus
/ Wajib Pajak
(Tuduhan Kasus
Kecurangan)
1. David
Kenny
Naftali
(2013)
Penipuan,
penggelapan,
dan
pemalsuan
dokumen
CV Sispak
Anugerah, KPP
Sunter Jakarta
Utara Nusantara
Mendapat sanksi
dari KPP Jakarta
Sunter dan
mendapatkan
membayar pajak
berikut dendanya
hingga Maret 2013.
8
No.
Tersangka
Dugaan
Kasus Tax
evasion
(Tahun)
Tuduhan
Kasus
Kecurangan
KPP /
Perusahaan
yang Terlibat
Sanksi Bagi Fiskus
/ Wajib Pajak
(Tuduhan Kasus
Kecurangan)
2. Purdi
Chandra
(2014)
Penggelapan
pajak,
melakukan
pelaporan
SPT tahunan
dengan tidak
benar
Pidana penjara
selama enam bulan
dikurangi selama
masa tahanan denda
sebesar 1 (satu) kali
pajak terhutangg
yangtidak atau
kurang dibayar dari
pajak yang tidak
disetor tersebut atau
sejumlah Rp
1.208.326.750
3. YO, NWS,
AS (2015)
Penggelapan
Pajak,
penerbitan
faktur pajak
yang tidak
berdasarkan
transaksi
yang
sebenarnya.
PT TD, PT
CBT, PT CAP
Hukuman pidana 2
bulan dan paling
lama 6 tahun dan
tidak berdasarkan
transaksi yang
sebenarnya denda
paling sedikit 2 kali
dan paling banyak 6
kali lipat dari jumlah
pajak dalam faktur
pajak.
4. Robert
Martin
Sitompul
(2015)
PT Anugerah
Terus Abadi
Sejahtera
(ATAS)
Vonis hukuman
penjara selama 3
tahun dan denda dua
kali lipat yang
dijatuhkan ke PT
ATAS.
(Tax evasion dengan
menerbitkan faktur
fiktif, bukti
pemotongan,
pemungutan, dan
setoran pajak fiktif.)
5. Mulyadi
Adli
(2016)
PT Geurete
Meugah Perkasa
Vonis hukuman
penjara selama 2
tahun 3 bulan
subsider enam bulan
kurungan.
(Tax evasion dengan
9
No.
Tersangka
Dugaan
Kasus Tax
evasion
(Tahun)
Tuduhan
Kasus
Kecurangan
KPP /
Perusahaan
yang Terlibat
Sanksi Bagi Fiskus
/ Wajib Pajak
(Tuduhan Kasus
Kecurangan)
memungut PPN
tanpa SPT dan tidak
disetor ke kas
negara.)
6. Hugo
Sambudi
(2016)
CV Tando Jaya Vonis hukuman
1tahun 4 bulan
penjara dan denda
Rp 996 juta subsider
kurungan selama 2
bulan.
(Tax evasion dengan
tidak menyetorkan
pajak yang
terhutang).
7. Hendro
Gunawan,
Tiandi
Lukman,
dan Rudi
Nasution
(2017)
KKP Adi
Dharma Medan,
PT Jasa
Sumatera
Travelindo dan
PT Putri Windu
Semesta.
Untuk Hendro
Gunawan dan Tiandi
Lukman divonis
hukuman masing-
masing 2 tahun 8
bulan penjara dan
denda masing-
masing Rp 20 miliar
subsider 1 tahun 6
bulan, sedangkan
Rudi Nasution 1
tahun 6 bulan
penjara.
8. Anthony
Liando
(2018)
KPP Pratama
Ambon dan CV
Angin Timur
Vonis hukuman 3
tahun penjara dan
denda sebesar Rp
150juta subsider 3
bulan penjara.
(Tax evasion bekerja
sama dengan Kepala
KPP Pratama
Ambon dari
kewajiban
perpajakannya yang
seharusnya Rp 1,7 –
10
No.
Tersangka
Dugaan
Kasus Tax
evasion
(Tahun)
Tuduhan
Kasus
Kecurangan
KPP /
Perusahaan
yang Terlibat
Sanksi Bagi Fiskus
/ Wajib Pajak
(Tuduhan Kasus
Kecurangan)
2,4 milyar menjadi
hanya sebesar Rp
1,037 milyar)
Sumber: Diolah dari berbagai sumber, 2019.
Tabel di atas menunjukkan berbagai macam kasus tax evasion yang
dilakukan dengan berbagai macam modus. Daftar kasus ini memberikan
gambaran kepada kita semua bahwa maraknya praktik tax evasion di negeri
ini. Contoh pada kasus tahun 2018 yaitu Anthony Liando seorang pengusaha
bahan bangunan melakukan tax evasion bersama dengan Kepala KPP
Pratama Ambon yaitu La Masikamba. Anthony Liando dan La Masikamba
membuat kesepakatan yaitu mengurangi kewajiban perpajakan Anthony
Liando yang seharusnya Rp 1,7 – 2,4 Milyar menjadi Rp 1,037 Milyar dan
memberikan La Masikamba sejumlah kompensasi yaitu sebesar Rp 320 juta
yang akan diberikan bertahap. Sebesar Rp 120 juta diberikan di awal
kesepakatan dan Rp 200 juta diberikan pada saat Anthony menerima surat
ketetapan pajak. Dalam kasus ini dapat kita ketahui sebagai praktik
penghindaran pajak secara tidak legal.
Pajak dihindari secara tidak legal dalam tax evasion. Wajib Pajak tidak
dapat mengabaikan sama sekali ketentuan formal perpajakan yang melekat
pada dirinya, namun wajib pajak dapat melakukan tindakan lain seperti
memalsukan dokumen, dan mengisi data kurang lengkap dan tidak benar
guna menghindari kewajiban perpajakannya sehingga fiskus tidak dapat
11
menerbitkan ketetapan pajak yang melekat pada dirinya secara benar. Lebih
parah lagi, tax evasion dapat berupa praktik dimana Wajib Pajak sama sekali
tidak melaporkan dan membayarkan kewajiban perpajakannya yang akan
memberikan dampak pada penerimaan pajak.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan
oleh (Zirman, 2015). Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya adalah dengan adanya penambahan variabel independen. Pada
penelitian kali ini, penulis menggunakan variabel independen penegakan
hukum, keadilan pajak, religiusitas, dan sosiodemografi. Sedangkan
penelitian sebelumnya menggunakan variabel independen penegakan hukum
dan gender saja. Selain itu pada penelitian sebelumnya dilakukan di KPP
Pratama Tampan Pekanbaru sedangkan penulis melakukan penelitian di
beberapa KPP Pratama wilayah Bogor. Terakhir, pada penelitian sebelumnya
menggunakan teknik analisis Stuctural Equation Model sedangkan kali ini
penulis menggunakan teknik analisis jalur.
Berdasarkan uraian diatas, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian
lebih lanjut karena maraknya kasus-kasus kecurangan pajak seperti tax
evasion yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu seperti wajib pajak dan
fiskus. Selain itu, penulis berharap dengan adanya penelitian ini dapatt
bermanfaat bagi wajib pajak, fiskus, maupun pihak-pihak terkait agar dapat
menurunkan angka kasus kecurangan pajak khususnya tax evasion.
12
Untuk itu peneliti memilih judul “Pengaruh Penegakan Hukum,
Keadilan Pajak, Religiusitas, dam Sosiodemografi, terhadap Tax evasion
dengan Tax Morale sebagai Variabel Intervening”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka identifikasi masalah yang hendak
diteliti dalam penelitian ini adalah terkait permasalahan-permaslahan yang
dihadapi oleh Direktorat Jendral Pajak, misalnya :
1. Adanya wajib pajak yang tidak mentaati peraturan terkaitan hukum
tentang pajak;
2. Adanya perbedaan perilaku terhadap pajak yang dipengaruhi oleh
sosiodemografi;
3. Adanya beberapa wajib pajak yang mungkin beranggapan bahwa pajak
belumlah diterapkan sacara adil;
4. Adanya wajib pajak dan fiskus yang tidak memiliki moral pajak; dan
5. Adanya praktik tax evasion yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka pembatasan masalah yang
hendak diteliti dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Menguji pengaruh penegakan hukum, keadilan pajak, religiusitas,
sosiodemografi dan pengarruh tax morale terhadap tax evasion.
Permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah dalam memaksimalkan
penerimaan pajak sangatlah banyak namun penelitian ini hanya berfokus
13
untuk menguji penegakan hukum, keadilan pajak, religiusitas,
sosiodemografi, dan dampak tax morale terhadap tax evasion.
2. Menguji wajib pajak orang pribadi yang berada diwilayah Bogor
Sampel yang akan digunakan merupakan wajib pajak pribadi yang
mendapatkan penghasilan dari pekerjaan tetap maupun bebas yang
berdomisili di wilayah Bogor.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan permasalahan yang
hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah penegakan hukum berpengaruh positif terhadap tax morale?
2. Apakah keadilan pajak berpengaruh positif terhadap tax morale?
3. Apakah religiusitas berpengaruh positif terhadap tax morale?
4. Apakah sosiodemografii berpengaruh positif terhadap tax morale?
5. Apakah penegakan hukum berpengaruh negatif terhadap tax evasion?
6. Apakah keadilan pajak berpengaruh negatif terhadap tax evasion?
7. Apakah religiusitas berpengaruh negatif terhadap tax evasion?
8. Apakah sosiodemografi berpengaruh negatif terhadap tax evasion?
9. Apakah tax morale berpengaruh negatif terhadap tax evasion?
10. Apakah penegakan hukum mempengaruhi tax evasion melalui tax
morale?
11. Apakah keadilan pajak mempengaruhi tax evasion melaui tax morale?
12. Apakah religiusitas mempengaruhi tax evasion melalui tax morale?
13. Apakah sosiodemografi mempengaruhi tax evasion melalui tax morale?
14
E. Tujuan Penulisan
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut :
1. Pengaruh penegakan hukum terhadap tax morale;
2. Pengaruh keadilan pajak terhadap tax morale;
3. Pengaruh religiusitas terhadap tax morale;
4. Pengaruh sosiodemografi terhadap tax morale;
5. Pengaruh penegakan hukum terhadap tax evasion;
6. Pengaruh keadilan pajak terhadap tax evasion;
7. Pengaruh religiusitas terhadap tax evasion;
8. Pengaruh sosiodemografi terhadap tax evasion;
9. Pengaruh tax morale terhadap tax evasion;
10. Pengaruh penegakan hukum terhadap tax evasion melalui tax morale;
11. Pengaruh keadilan pajak terhadap tax evasion melalui tax morale;
12. Pengaruh religiusitas terhadap tax evasion melalui tax morale; dan
13. Pengaruh sosiodemografi terhadap tax evasion melalui tax morale.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penulisan, penelitian ini dapat bermanfaat untuk
pihak-pihak terkait yang dijabarkan pada halaman selanjutnya.
1. Kontribusi Teoritis
a. Mahasiswa jurusan akuntansi, sebagai bahan referensi untuk
menambah ilmu pengetahuan terkait dengan penegakan hukum,
15
keadilan pajak, religiusitas, sosiodemografi, tax morale, dan tax
evasion.
b. Penelitian berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang
akan melaksanakan peneltian lebih lanjut mengenai topik ini.
c. Penulis, sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai dampak tax morale dalam memediasi pengaruh penegakan
hukum, keadilan pajak, religiusitas, sosiodemografi, terhadap tax
evasion.
2. Kontribusi Praktis
a. Wajib Pajak. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat
menumbuhkan kesadaran para wajib pajak untuk memenuhi
kewajiban perpajakannya.
b. Direktorat Jendral Pajak. Penelitian ini juga diharapkan dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam setiap pengambilan
keputusan dan aspek-aspek yang dapat diperhatikan dalam upaya
memaksimalkan penerimaan pajak setiap tahunnya.
16
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Planned Behavior
Teori planned behavior merupakan suatu teori yang menjelaskan
detrminan perilaku tertentu. Faktor sentral dari perilaku individu adalah
bahwa perilaku itu dipengaruhi oleh niat individu (behavior intention)
terhadap perilaku tertentu tersebut (Ajzen, 1991).
Niat untuk berperilaku seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor.
Pertama adalah behavior belief, yaitu keyakinan akan hasil dari suatu
perilaku dan evaluasi atau penilaian terhadap hasil perilaku tersebut.
Keyakinan dan evaluasi atau penilaian terhadap hasil dari suatu perilaku
tersebut kemudain akan membentuk variabel sikap (attitude). Kedua
adalah normative belief, yaitu keyakinan individu terhadap harapan
normatif individu atau orang lain yang menjadi referensi seperti keluarga,
teman, atasan, atau konsultan pajak untuk menyetujui atau menolak
melakukan sutau perilaku yang diberikan. Ketiga adalah control belief,
yaitu keyakinan individu yang didasarkan pada pengalaman masa lalu
dengan perilaku, serta faktor atau hal-hal yang mendukung atau
menghambat persepsinya atas perilaku.
Keyakinan ini membentuk variabel kontrol perilaku yang
dipersepsikan (perceived behavioral control). Faktor utama dalam teori
17
ini adalah niat seseorang untuk melaksanakan perilaku dimana niat
diindikasikan dengan seberapa kuat keinginan seseorang untuk mencoba
atau seberapa besar usaha yang dilakukan untuk melaksanakan perilaku
tersebut. Umumnya, semakin besar kemungkinan perilaku tersebut
dicapai atau dilaksanakan (Ajzen, 1991).
Kombinasi dari sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan
persepsi atas kontrol perilaku (perceived behavior control),
mengakibatkan terbentuknya intensi perilaku (behavioral intention).
Sebagai suatu kaidah umum bahwa sikap yang favorable disertai dengan
norma subjektif (subjektif norm) yang sesuai dengan adanya perceived
control yang memadai, maka akan menyebabkan kuatnya intensi
(intention) untuk berperilaku tertentu.
Adanya derajat aktual control yang cukup terhadap suatu perilaku,
maka individu akan mengekspresikan intensi (intention), jika kesempatan
muncul. Akan tetapi, karena banyak perilaku sulit untuk dilakukan
karena minimnya pendukung internal dan lingkungan, dan dengan
kemauan yang terbatas, maka perlu mempertimbangkan hadirnya
persepsi atas kontrol perilaku (perceived control behavior) sebagai suatu
yang dapat memicu timbulnya intensi (intention). Secara lebih lanjut
bahwa persepsi atas kontrol perilaku (perceived control behavior) dapat
sebagai pengendali kontrol aktual (actual control), dan memberikan
prediksi terhadap perilaku.
18
Perilaku tax evasion sangat erat hubungannya dengan sikap Wajib
Pajak itu sendiri dimana sikap Wajib Pajak tersebut dipengaruhi oleh
faktor sentral, yaitu niat individu yang tertanam dari dalam dirinya
sehingga teori planned behavior ini sangat relevan menjadi teori
pendukung pada penelitian ini.
2. Teori Atribusi
Atribusi adalah memperkirakan apa yang menyebabkan orang lain
itu berperilaku tertentu. Menurut Myers (1996), kecenderungan memberi
atribusi disebabkan oleh kecenderungan manusia untuk menjelaskan
segala sesuatu, termasuk apa yang ada dibalik perilaku orang lain.
Atribution theory (teori sifat) merupakan posisi tanpa perlu disadari pada
saat melakukan sesuatu menyebabkan orang-orang yang sedang
menjalani sejumlah tes bisa memastikan apakah perkataan-perkataan dan
perbuatan-perbuatan orang lain dapat merefleksikan sifat-sifat
karakteristik yang tersembunyi dalam dirinya, atau hanya berupa reaksi-
reaksi yang dipaksakan terhadap situasi tertentu.
Kajian tentang atribusi pada awalnya dilakukan oleh Heider 1958.
Menurut Heider, setiap individu pada dasarnya adalah seseorang ilmuan
semu (pseudo scientist) yang berusaha untuk mengerti tingkah laku orang
lain dengan mengumpulkan dan memadukan potongan-potongan
informasi sampai mereka tiba pada sebuah penjelasan masuk akal tentang
sebab-sebab orang lain bertingkah laku tertentu, dengan kata lain
19
seseorang itu selalu berusaha untuk mencari sebab mengapa seseorang
berbuat dengan cara-cara tertentu.
Atribusi mengacu pada bagaimana orang menjelaskan penyebab
perilaku orang lain atau dirinya sendiri. Pada dasarnya, teori atribusi
menyatakan bahwa bila individu mengamati perilaku orang lain, mereka
mencoba untuk menentukan apakah itu ditimbulkan secara internal atau
eksternal perilaku yang disebabkan secara internal adalah perilaku yang
diyakini dan berada di bawah kendali pribadi individu itu sendiri dalam
keadaan sadar, seperti ciri kepribadian, kesadaran, dan kemampuan.
Sedangkan perilaku yang disebabkan secara eksternal adalah perilaku
yang dipengaruhi dari luar, yang artinya individu akan terpaksa
berperilaku karena situasi, seperti adanya pengaruh sosial dari orang lain.
Penentuan internal dan eksternal bergantung kepada tiga faktor
yaitu kekhususan, konsensus, dan konsisten. Kekhususan artinya
seseorang akan mempersepsikan perilaku individu lain secara berbeda
dalam situasi yang berlainan. Apabila perilaku seseorang dianggap suatu
hal yang luar biasa, maka individu lain yang bertindak sebagai pengamat
akan memberikan atribusi eksternal terhadap perilaku tersebut.
Sebaliknya jika hal itu dianggap hal yang biasa, maka akan dinilai
sebagai atribusi internal.
Konsensus artinya jika semua orang mempunyai kesamaan
pendangan dalam merespon perilaku seseorang dalam situasi yang sama.
Apabila konsensusnya tinggi, maka termasuk atribusi internal.
20
Sebaliknya jika konsensusnya rendah, maka termasuk atribusi eksternal.
Faktor terakhir adalah konsistensi, yaitu jika seorang menilai perilaku-
perilaku orang lain dengan respon sama dari waktu ke waktu. Semakin
konsisten perilaku itu, orang akan menghubungkan hal tersebut dengan
sebab-sebab internal.
Perilaku tax evasion terkait dengan sikap wajib pajak dalam
membuat penilaian terhadap pajak itu sendiri. Persepsi seseorang untuk
membuat penilaian mengenai sesuatu sangat dipengaruhi oleh kondisi
internal maupun eksternal orang tersebut. Teori atribusi juga relevan
untuk menerangkan maksud di atas.
3. Penegakan Hukum
Hukum sebagai padanan kata dari sitilah Jerman Recht, istilah
Perancis Droit, dan istilah Italia Diritto diartikan sebagai tata perilaku
yang mengatur manusia, dan merupakan tatanan pemaksa.
Hukum sebagai social engineering atau social planning berarti
bahwa hukum sebagai alat yang digunakan oleh agen of change atau
pelopor perubahan yang diberi kepercayaan oleh masyarakat sebagai
pemimpin untuk mengubah masyarakat seperti yang dikehendaki atau
direncanakan. Hukum sebagai tatanan perilaku yang mengatur manusia
dan merupakan tatanan pemaksa, maka agar hukum dapat berfungsi
efektif mengubah perilaku dan memaksa manusia untuk melaksanakan
nilai-nilai yang ada dalam kaidah hukum, maka hukum tersebut harus
disebarluaskan sehingga dapat melembaga dalam masyarakat.
21
Pelembagaan hukum dalam masyarakat memang sangatlah perlu,
namun dilakukannya penegakan hukum (law enforcement) juga sangatlah
penting karena sebagai bagian dari rangkaian proses hukum yang
meliputi pembuatan hukum, penegakan hukum, peradilan serta
administrasi keadilan. Penegakan hukum dianggap sebagai pelaksanaan
hukum secara konkrit dalam kehidupan masyarakat. Setelah pembuatan
hukum dilakukan, maka harus dilakukan pelaksanaan konkrit dalam
kehidupan sehari-hari, dan hal tersebut merupakan bagian dari penegakan
hukum.
Penegakan diartikan sebagai kegiatan menyerasikan hubungan
nilai-nilai yang terjabarkan dalam kaidah-kaidah, pandangan-pandangan
yang mantap dan mengejawantahkannya dalam sikap, tindak sebagai
serangkaian penjabaran nilai tahap akhir untuk mencitptakan kedamaian
pergaulan hidup. Penegakan hukum juga dapat dikatakan sebagai
interaksi antara berbagai perilaku golongan masyarakat yang mewakili
seluruh kepentingan yang berbeda-beda yang diatur dalam suatu aturan
yang telah disepakati. Oleh karena itu, penegakan hukum tidak dapat
dianggap semata-mata sebagai suatu proses menerapkan hukum dalam
suatu negara. Lebih luas lagi bahwa penegakan hukum akan melibatkan
dimensi perilaku manusia yang mengakibatkan kita dapat mengetahui
bahwa akan banyak permasalahan-permasalahan yang timbul akibat
adanya ketidakselarasan perilaku manusia.
22
Penegakan hukum pada hakikatnya adalah penegakan norma-
norma hukum, baik yang berfungsi suruhan atau berfungsi lain seperti
memberi kuasa, dan membolehkan. Berdasarkan Pasal 29 Undang-
Undang Nomor 28 tahun 2007, Direktorat Jendral Pajak berwenang
untuk menguji kepatuhan wajib pajak dan melakukan penegakkan
peraturan perpajakan (law enforcement) melalui pemeriksaan pajak,
penyidikan pajak, dan penagihan pajak (Wulan, 2013).
4. Keadilan Pajak
Keadilan dalam persepsi setiap individu sering kali dianggap
berbeda-beda. Keadilan itu sendiripun ada di dalam berbagai bidang,
diantaranya ekonomi, hukum, pendidikan, budaya, dan lain sebagainya.
Sedangkan dalam bidang ekonomi kita dapat melihat keadilan dari
berbagai macam perspektif, salah satunya ialah penerapan keadilan
dalam pajak. Keadilan pajak adalah keadilan dalam menerapkan sistem
perpajakan yang ada (Kurniawati dan Toly, 2014). Salah satu dari
berbagai macam fokus pemerintah dalam penerapan pajak di negaranya
bukan hanya sekedar dilihat dari sisi penerimaan pajaknya saja, tetapi
pemerintah juga harus memastikan apakah pajak tersebut sudah adil bagi
seluruh lapisan masyarakat di negaranya. Keadilan tersebut diwujudkaan
guna menciptakan rasa percaya terhadap pemerintah agar setiap wajib
pajak mau memenuhi kewajiban perpajakannya.
Perlu kita ketahui, oleh karena Indonesia menganut self assessment
system, maka prinsip keadilan ini sangat diperlukan agar tidak
23
menimbulkan perlawanan-perlawanan pajak seperti tax evasion dan
penghindaran pajak (tax avoidance) yang marak terjadi akhir-akhir ini.
Sesuai dengan tujuan hukum, yaitu mencapai suatu keadilan, maka
undang-undang dan pelaksanaan pemungutan pajak harus adil bagi
seluruh lapisan masyarakat. Adil yang dimaksudkan dalam perundang-
undangan adalah mengenakan tarif pajak secara umum dan merata, serta
disesuaikan dengan kemampuan masing-masing wajib pajaknya.
Sedangkan adil dalam pelaksanaannya adalah dengan memberikan hak
kepada wajib pajak untuk mengajukan keberatan, penundaan dalam
pembayaran dan mengajukan banding kepada Majelis Pertimbangan
Pajak.
Seperti yang sudah disebutkan pada paragraf sebelumnya bahwa
keadilan dalam pajak diperlukan agar tidak terjadi perlawanan pajak
seperti tax aviodance dan tax evasion yang marak terjadi pada beberapa
tahun belakangan ini. Menurut (Ardyaksa dan Kiswanto, 2014) keadilan
sistem perpajakan diukur dengan tiga indikator, yaitu keadilan horizontal
dan keadilan vertikal pemungutan pajak, keadilan dalam penyusunan
undang-undang pajak, dan keadilan dalam penerapan ketentuan
perpajakan.
5. Tax Evasion
Tax evasion merupakan suatu tindakan yang mengacu pada sesuatu
yang dianggap benar dan salah berdasarkan pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Tax evasion dianggap sebagai usaha yang
24
dilakukan oleh wajib pajak untuk meringankan beban pajak dengan cara
melanggar undang-undang (Ayem dan Listiani, 2018). Dalam konteks
ini, wajib pajak mengabaikan peraturan perundang-undangan yang
berlaku terkait dengan kewajiban perpajakannya dengan berbagai cara
seperti memalsukan dokumen atau dengan mengisi data yang tidak valid.
Ada beberapa alasan yang menjadi pertimbangan Wajib Pajak
untuk melakukan penghindaran pajak. Pertama adalah adanya peluang
untuk melakukan penghindaran pajak karena ketentuan perpajakan yang
ada belum mengatur secara jelas mengenai ketentuan-ketentuan tertentu.
Pada dasarnya, peraturan perpajakan setiap tahunnya sangat penting
untuk di upgrade sesuai dengan keadaan yang sebenarnya karena
peraturan atau ketentuan-ketentuan yang berlaku seharusnya memang
merefleksikan keadaan yang sebenarnya agar wajib pajak tidak merasa
bingung dan melaksanakan kewajiban perpajakannya sehingga tidak ada
kesempatan untuk melakukan segala bentuk kecurangan pajak termasuk
tax evasion. Kedua adalah kemungkinan perbuatannya akan terdeteksi
relatif kecil. Ketiga adalah manfaat yang akan diperoleh relatif lebih
besar daripada risiko yang harus ditanggungnya. Alasan kedua dan ketiga
merupakan alasan yang saling terkait sebab kemungkinan terdeteksinya
perbuatan tersebut relatif kecil maka wajib pajak mengaanggap bahwa
risiko melekat pada dirinya juga akan relatif kecil dan manfaat yang akan
didapatnya dianggap lebih besar daripada risiko yang akan ia hadapi
maka ini menjadi salah satu alasan atau dapat dikatakan pendorong
25
seseorang untuk melakukan tax evasion. Keempat adalah sanksi pajak
yang tidak terlau berat. Kelima adalah ketentuan perpajakan tidak
berlaku sama terhadap seluruh wajib pajak. Dan keenam adalah
pelaksanaan penegakan hukum yang bervariasi.
Tax evasion menimbulkan berbagai akibat dari berbagai bidang
seperti bidang keuangan, ekonomi dan psikologi. Dalam bidang
keuangan, tax evasion akan menimbulkan kerugian bagi negara sebab
pajak merupakan salah satu indikator pendapatan negara yang dominan
dan memiliki kontribusi yang besar kepada pembangunan nasional, maka
tindakan ini dapat dikatakan sebagai tindakan yang tidak etis.
6. Religiusitas
Religiusitas seperti yang didefinisikan oleh Mokhlis (2008) adalah
kepercayaan kepada Tuhan yang disertai dengan komitmen untuk
mengikuti prinsip-prinsip yang diyakini ditetapkan oleh Tuhan.
Religiusitas merupakan hubungan pribadi dengan pribadi ilahi Yang
Maha Kuasa, Maha Pengasih dan Maha Penyayang (Tuhan) yang
berkonsekuensi hasrat untuk berkenaan kepada pribadi ilahi itu dengan
melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Religiusitas
merupakan sesuatu yang amat penting dalam kehidupan manusia dan
diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan manusia. Aktivitas religiusitas
bukan hanya terjadi ketika seseorang melakukan ibadah, tetapi juga pada
saat melakukan aktivitas lain yang didorong oleh kekuatan supranatural.
Bukan hanya yang berkaitan dengan aktivitas yang tampak dan dapat
26
dilihat mata, tapi juga aktivitas yang tak tampak dan terjadi dalam hati
seseorang.
Banyak pakar yang mendefinisikan tentang religiusitas, yang
dirumuskan dengan bahasa yang berbeda. Salah satunya memberikan
pengertian bahwa religiusitas adalah penghayatan agama seseorang yang
menyangkut simbol, keyakinan, nilai dan perilaku yang didorong oleh
kekuatan spiritual. Dalam pengertian lain dari religiusitas adalah
intensitas keberagamaan. Jadi, sikap religiusitas merupakan integrasi
secara kompleks antara pengetahuan agama, perasaan serta tindakan
keagamaan dalam diri seseorang. Religiusitas dapat dilihat dari aktivitas
beragama dalam kehidupan sehari-hari yang dilaksanakan secara rutin
dan konsisten. Menurut Sondang M Rajagukguk dan Fitri Sulistianti
(2002) religiusitas termasuk keyakinan tentang perilaku yang baik dan
pada survei opini pembayar pajak ditemukan bahwa lebih dari 50%
responden mengakui bahwa kata hati mereka akan sangat terganggu
(bersalah) sebagai akibat dari melakukan suatu kecurangan.
7. Sosiodemografi
Sosiodemografi berasal dari dua kata yaitu sosio dan demografi.
Sosiodemografi sendiri mempunyai beberapa karakteristik meliputi
umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, besar keluarga, dan pekerjaan.
Namun, dalam penelitian kali ini penulis hanya menggunakan
karakteristik umur dan tingkat pendidikan yang dijadikan sebagai model
dalam penelitian kali ini.
27
Dalam konteks perpajakan, sosiodemografi menjadi penentu yang
paling penting dalam berperilaku, dan juga dalam membentuk moral-
etika pajak. Banyak teori mengenai pengaruh faktor sosio demografi
terhadap perilaku kepatuhan yang telah dikembangkan melalui psikologi
sosial. Menurut Torgler, Schneider, and Schaltegger (2010) yang
melakukan penelitian dinegara Europe, North dan Latin America serta
Transition dan Asian Countries menemukan bahwa dalam hal
menjalankan kebijakan fiskal orang yang lebih tua lebih sensitif terhadap
ancaman sanksi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa umur
berpengaruh signifikan dan positif terhadap tax morale atau tax
complience. Selain itu juga berdasarkan hasil penelitian Torgler et. al.,
(2010) menunjukkan bahwa perempuan mempunyai moral pajak yang
lebih tinggi daripada laki-laki.
Selanjutnya pendidikan dibedakan menjadi 2 macam yaitu
pendidikan formal dan pendidikan informal. Pendidikan formal adalah
pendidikan yang ditempuh melalui jalur pendidikan formal dan
berjenjang mulai dari sekolah dasar atau sederajat, sekolah menengah
pertama atau sederajat, sekolah menengah umum atau sederajat,
pendidikan diploma atau sederajat, dan pendidikan diperguruan tinggi,
seddangkan pendidikan informal adalah pendidikan yang ditempuh diluar
pendidikan formal dan bersifat berkelanjutan, misalnya kursus, pelatiha,
dan seminar-seminar maupun lokakarya.
28
8. Tax Morale
Moral perpajakan (tax morale) dapat didefinisikan sebagai
motivasi untuk mematuhi dan membayar pajak sehingga berkontribusi
secara sukarela pada penyediaan barang-barang publik (Torgler et. al.,
2010). Moral pajak merupakan determinan kunci yang dapat
menjelaskan mengapa orang jujur dalam masalah perpajakan
(Cahyonowati, 2011)
Teori yang erat kaitannya dengan moral wajib pajak adalah theory
of moral reasoning. Theory of moral reasoning dalam konteks kepatuhan
pajak menyatakan bahwa keputusan moral terutama dipengaruhi oleh
perlakuan terhadap sanksi pada tingkat moral reasoning yang rendah,
pengharapan akan adanya keadilan pada tingkat moderat, dan issue
keadilan pada tingkat yang tertinggi. Wajib pajak yang lebih
menggunakan moral dalam pengambilan keputusan pembayaran pajak
akan lebih memilih tindakan yang tidak menyimpang dalam pemenuhan
kewajiban perpajakannya dibandingkan dengan wajib pajak lainnya.
Wajib pajak dengan tingkat moral yang sama tetapi memiliki persepsi
yang berbeda akan memiliki reaksi yang berbeda terhadap kepatuhan
pajak.
29
C. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-pnelitian terdahulu
mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel
2.1 halaman berikutnya.
30
Tabel 2.1
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Fatimah & Wardani
(2017)
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Tax evasion
Di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Temanggung
Variabel keadilan
pajak dan tax
evasion.
Peneliti terdahulu
melakukan
penelitian di
temanggung
sedangkan peneliti
melakukan
penelitian di Jakarta.
Peneliti terdahulu
menggunakan model
regresi berganda.
Berdasarkan pada data yang
telah dikumpulkan dan
pengujian yang telah
dilakukan terhadap
permasalahan dengan
menggunakan model regresi
berganda, maka dapat
disimpulkan bahwa variabel
sistem perpajakan, norma
subjektif, diskriminasi,
kualitas pelayanan pajak dan
kemungkinan terdeteksinya
kecurangan tidak
berpengaruh terhadap tax
evasion sedangkan keadilan
pajak dan kepatuhan pajak
berpengaruh negatif secara
signifikan terhadap tax
evasion.
Bersambung pada halaman selanjutnya.
31
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Bersambung pada halaman selanjutnya.
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
2. Wankhar and Diana
(2016)
Pengaruh Money Ethics
terhadap Tax Evasion
dengan Religiosity, Gender,
Materialism sebagai
variabel moderating.
Variabel Religiosity.
Variabel Gender.
Variabel Money
Ethics. Variabel
Materialism.
Variabel Tax
Evasion
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pertama, variabel
money ethics dan tax evasion
berpengaruh signifikan secara
simultan. Kedua, interaksi
money ethics dengan intrinsic
religiosity dapat mengurangi
tax evasion. Ketiga, interaksi
money ethics dengan extrinsic
religiosiyt tidak berpengaruh
signifikan terhadap tax vasion.
Keempat, interaksi money
ethics dengan gender memiliki
pengaruh positif signifikan
terhadap tax evasion. Kelima,
interaksi money ethics dengan
materialisme memiliki
pengaruh signifikan terhadap
tax evasion.
32
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Bersambung pada halaman selanjutnya.
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
3. Zirman (2015) Pengaruh Penegakan
Hukum dan gender
Terhadap Penggelepan
Pajak dimediasi oleh Moral
Pajak
Variabel Penegakan
hukum, tax evasion,
dan moral pajak.
Penelitian kuantitatif
menggunakan survey.
Variabel gender
menjadi subvariabel
dan digantikan oleh
sosiodemografi dan
tambahan variabel
Religiusitas.
Populasi tidak
terbatas hanya dari
satu KPP.
Penegakan hukum
berpengaruh positif
signifikan terhadap moral
pajak.Sedangkan gender
tidak berpengaruh terhadap
moral pajak. Moral pajak
berpengaruh negatif
signifikan terhadap tax
evasion. Moral pajak
memediasi secara penuh
hubungan penegakan hukum
dengan tax evasion. moral
pajak tidak terbukti
memediasi pengaruh gender
terhadap tax evasion.
33
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
4. Ganda Frisno and
Tjen (2015)
Dampak Faktor-Faktor
Demografi Terhadap
kepatuhan Perpajakan di
Indonesia
Variabel demografi.
Penelitian kuantitatif
menggunakan survey.
Variabel kepatuhan
pajak dan tax
evasion. Objek
penelitian.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
responden perempuan dan
laki-laki memiliki kepatuhan
perpajakan yang sama. Hasil
penelitian juga menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan
kepatuhan perpajakan antara
responden yang sudah
menikah dengan yang belum
menikah. Variabel
independen tingkat
pendidikan, jenis pekerjaan,
dan tingkat penghasilan
berkorelasi secara signifikan
terhadap kepatuhan
perpajakan.
Bersambung pada halaman selanjutnya.
34
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Bersambung pada halaman selanjutnya.
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
5. Angelina and
Mangoting (2014)
Pengaruh Pandangan
Sosial, Usia, dan
kepercayaan Kepada
Pemerintah Terhadap
Praktik Tax evasion di
Surabaya.
Variabel Tax evasion
dan usia.
Variabel usia
menjadi subvariabel
dan digantikan
dengan variabel
sosiodemografi.
Pengolahan data
menggunakan
software Smart PLS.
Lokasi penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian
dan analisis bahwa secara
simultan dan parsial faktor
pandangan sosial, usia, dan
tingkat kepercayaan terhadap
pemerintah berpengaruh
terhadap tindakan tax
evasion oleh wajib pajak.
Hasil analisis menyimpulkan
ketiga variabel tersebut
memberikan penjelasan 52%
terhadap praktik pajak yang
terjadi di Surabaya.
35
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
6. R. Mcgee, Aljaaidi,
and Musaibah
(2012)
The Ethics of Tax
Evasion: A Survey
of Administrative
Sciences’ Student
in Yamen
Variabel tax evasion. Variabel ethics.
Responden. Lokasi
penelitian. Tahun
penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan tax
evasion dianggap etis dalam beberapa
keadaan seperti jika sistem pajak tidak
adil, pemerintah korup atau boros, atau
jika pemerintah terlibat dalam
pelanggaran hak asasi manusia. Namun
mayoritas responden menentang
pandangan bahwa penggelapan pajak
selalu atau hampir selalu etis. Responden
juga berpandangan bahwa sebagai
muslim adalah tidak etis untuk
menghindari pajak.
7. Torgler, Schaffner,
and Macintyre
(2007)
Tax Compliance,
Tax Morale, and
Governance
Quality.
Variabel tax morale. Variabel tax
compliance.Variabel
governance quality.
Lokasi penelitian.
Responden
penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan korelasi
yang kuat antara moral pajak dan
penghindaran pajak / kepatuhan
menegaskan nilai mengambil penelitian
selangkah lebih maju dengan melihat
determinan moral pajak.
Bersambung pada halaman selanjutnya.
36
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
8. Ardyaksa &
Kiswanto (2014)
Pengaruh Keadilan, Tarif
Pajak, Ketepatan
Pengalokasian,
Kecurangan, Teknologi
dan Informasi Perpajakan
terhadap Tax Evasion.
Variabel keadilan dan
tax evasion.
Pengolahan data
menggunakan SPSS.
Variabel tarif pajak,
ketepatan
pengalokasian,
kecurangan, dan
teknologi informasi.
Dilakukan di
Kabupaten Pati.
Ketepatan pengalokasian
pengeluaran dan teknologi
informasi perpajakan secara
parsial berpengaruh negatif
terhadap penggelapan pajak.
Keadilan sistem perpajakan, tarif
pajak, dan kemungkinan
terdeteksinya kecurangan secara
parsial tidak berpengaruh
terhadap penggelapan pajak.
Secara keseluruhan kelima
variabel berpengaruh secara
simultan terhadap penggelapan
pajak.
9. Budiarto, Nurmalisa,
& Yennisa (2017)
Hubungan antara
Religiusitas dan
Machiaellian dengan Tax
Evasion: Riset
Berdasarkan Gender.
Variabel religiusitas
dan tax evasion.
Variabel
machiavellian.
Hasil penelitian membuktikan
bahwa religiusitas berpengaruh
signifikan terhadap tax evasion
sementara machiavellian tidak
berpengaruh signifikan terhadap
tax evasion.
Bersambung pada halaman selanjutnya.
37
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
10. Friskianti &
Handayani (2014)
Pengaruh Self Assessment
System, Keadilan,
Teknologi Perpajakan, dan
Ketidakpercayaan kepada
Fiskus terhadap Tindakan
Tax Evasion.
Variabel keadilan dan
tax evasion.
Pengolahan data
menggunakan SPSS.
Variabel Self
Assessment,
teknologi
perpajakan,
ketidakpercayaan
kepada fiskus.
Penelitian dilakukan
di Kabupaten
Batang.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa self
assessment system, keadilan,
teknologi perpajakan, dan
ketidakpercayaan kepada
pihak fiskus berpengaruh
simultan terhadap tindakan
tax evasion. Variabel self
assessment system, keadilan,
teknologi perpajakan, secara
parsial tidak berpengaruh
terhadap tindakan tax
evasion. Sedangkan
ketidakpercayaan kepada
pihak fiskus secara parsial
berpengaruh terhadap
tindakan tax evasion.
Bersambung pada halaman selanjutnya.
38
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
11. Ayem & Listiani,
(2018)
Pengaruh Sosialisasi
Perpajakan, Penegakan
Hukum, dan Sanksi
Perpajakan terhadap
Persepsi Wajib Pajak
Mengenai Penggelapan
Pajak (Tax Evasion).
Variabel penegakan
hukum dan tax
evasion.
Pengolahan data
menggunakan SPSS.
Variabel sosialisasi
perpajakan dan
sanksi perpajakan.
Hasil uji regresi
menunjukkan bahwa
pengaruh sosialisasi pajak,
penegakan hukum, dan
denda pajak secara simultan
berpengaruh terhadap
persepsi wajib pajak tentang
penggelapan pajak.
Sedangkan sosialisasi
perpajakan tidak
berpengaruh terhadap
persepsi wajib pajak
mengenai penggelapan
pajak, penegakan hukum
berpengaruh negatif terhadap
persepsi wajib pajak
mengenai penggelapan
pajak, dan anksi perpajakan
berpengaruh positif terhadap
persepsi wajib pajak
mengenai penggelapan
pajak.
Sumber: Berbagai referensi diolah, 2019.
39
D. Dasar Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Penegakan Hukum terhadap Tax Morale
Penelitian yang dilakukan oleh Zirman (2015) tentang pengaruh
penegakan hukum dan gender terhadap tax evasion dimediasi oleh moral
pajak menemukan bahwa penegakan hukum berpengaruh positif
signifikan terhadap moral pajak. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa
moral pajak memediasi pengaruh penegakan hukum terhadap tax
evasion, namun tidak memediasi pengaruh gender terhadap tax evasion.
Maka dengan meningkatkan penegakan hukum yang ada, diyakini juga
dapat meningkatkan moral pajak seorang wajib pajak untuk
melaksanakan kewajiban perpajakannya tanpa melakukan hal-hal yang
dianggap melanggar peraturan perundang-undangan. Oleh karena hasil
tersebut, maka tindakan menyimpang untuk melakukan tax evasion dapat
diminimalisir dengan adanya penegakan hukum. Hasil penelitian ini
mendukung hasil penelitian Torgler et. al. (2010) yang menyatakan
bahwa penegakan hukum mempengaruhi moral pajak (tax morale).
Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fuadi (2014)
menunjukkan hasil bahwa penegakan hukum tidak berpengaruh parsial
terhadap ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi yang melakukan
kegiatan usaha.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Zirman (2015),
Torgler et. al. (2010) , dan Fuadi (2014) maka hipotesis alternatif sebagai
berikut :
40
H1: Penegakan hukum berpengaruh positif terhadap tax morale
2. Pengaruh Keadilan Pajak terhadap Tax Morale
Berdasarkan hasil penelitian Alasfour, Samy, and Roberta, (2016)
keputusan ketidakpatuhan pajak (moral pajak) individu dipengaruhi
secara positif oleh tarif pajak dan oleh sistem perpajakan yang dianggap
tidak adil. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa semakin tinggi
atau semakin baik keadilan pajak yang diterapkan maka akan
meningkatkan moral pajak suatu individu. Sadiarjo dan Sau (2014) juga
menemukan bahwa agama, kebanggaan nasional, keadilan perpajakan,
kepercayaan pada pemerintah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap moral pajak. Sementara itu, sikap politik berpengaruh positif
tetapi tidak signifikan terhadap moral pajak dengan menggunakan data
kuantitatif yang diisi oleh wajib pajak orang pribadi sebanyak 74.
Hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa semakin tinggi
tingkat religiusitas, kebanggaan nasional, keadilan perpajakan, dan
kepercayaan pada pemerintah maka semakin baik pula moral pajak yang
dimiliki oleh individu tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut maka hipostesis alternatif sebagai
berikut:
H2: Keadilan pajak berpengaruh positif terhadap tax morale
41
3. Pengaruh Religiusitas terhadap Tax Morale
Torgler (2006) melakukan penelitian yang lebih luas mengenai
peran religiusitas dan penelitiannya mengungkapkan bahwa moral pajak
(tax morale) dipengaruhi secara positif oleh religiusitas di Kanada.
Torgler (2006) juga mengeksplorasi norma agama dalam rangka untuk
memahami masalah kepatuhan pajak dengan mencakup lebih dari 30
negara. Penelitian dari Stack dan Kposowa (2011) memperkuat
kesimpulan bahwa orang-orang tanpa afiliasi keagamaan lebih mungkin
untuk melakukan penipuan pajak sebagai kegiatan yang dapat diterima.
Penelitian mengenai kepatuhan pajak secara umum menunjukkan
bahwa hubungan yang positif antara religiusitas dengan kepatuhan pajak
atau hubungan negatif antara religiusitas dan tax evasion. Hasil tersebut
juga ditunjukkan berdasarkan peneitian yang dilakukan oleh Mayasari
dan Muslim (2013) mendapatkan bahwa religiusitas berpengaruh
signifikan terhadap moral pajak yang akibatnya dapat mempengaruhi
kepatuhan wajib pajak.
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis alternatif sebagai
berikut:
H3: Religiusitas berpengaruh positif terhadap tax morale
4. Pengaruh Sosiodemografi terhadap Tax Morale
Hasil penelitian Torgler et. al. (2010) dan Mcgee and Smith (2007)
menunjukkan bahwa perempuan mempunyai tingkat kepatuhan pajak
yang lebih tinggi daripada laki-laki, namun tidak adanya perbedaan akses
42
pendidikan antara perempuan dan laki-laki di Indonesia menjadi alasan
mengapa kepatuhan perpajakan perempuan dan laki-laki di Indonesia
sama.
Namun dalam penelitian Ganda Frisno and Tjen (2015) yang
meneliti tentang Dampak Faktor-Faktor Demografi terhadap Kepatuhan
Perpajakan di Indonesia menguji apakah jenis kelamin, umur, tingkat
pendidikan, status pernikahan, jenis pekerjaan, dan tingkat penghasilan
berpengaruh terhadap kepatuhan pajak menunjukkan hasil bahwa jenis
kelamin berpengaruh tidak signifikan dan memiliki dengan arah negatif
terhadap kepatuhan perpajakan dengan kekutan hubungan yang sangat
lemah. Namun hubungan umur terhadap kepatuhan pajak berhubungan
signifikan dengan arah hubungan negatif yang artinya semakin
bertambah umur seseorang, maka kepatuhan perpajakannya semakin
rendah.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis alternatif adalah sebagai
berikut :
H4: Sosiodemogafi berpengaruh positif terhadap tax morale
5. Pengaruh Penegakan Hukum terhadap Tax Evasion
Hasil penelitian Zirman (2015) menunjukkan bahwa penegakan
hukum berpengaruh signifikan terhadap tax evasion. Hasil penelitian ini
mengindikasikan bahwa semakin tingginya penegakan hukum di suatu
negara makan akan menurunkan kecenderungan praktik tax evasion yang
terjadi di negara tersebut.
43
Hasil penelitian ini konsisten dengan pernyataan Schneider and
Enste (2000) yang menunjukkan bahwa penegakan hukum yang lemah
mendorong terjadinya korupsi dan tax evasion. Hasil penelitian lain yang
dilakukan oleh Cummings, Martinez, McKee, dan Torgler (2009) juga
menyatakan bahwa sanksi hukum akan menyebabkan berkurangnya tax
evasion dan meningkatkan kepatuhan pajak melalui efek jeranya.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis alternatif adalah sebagai
berikut :
H5: Penegakan hukum berpengaruh negatif terhadap tax evasion.
6. Pengaruh Keadilan Pajak terhadap Tax Evasion
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suminarsasi dan Supriadi
(2011) menunjukkan bawah keadilan pajak memiliki pengaruh positif
terhadap persepsi wajib pajak menenai etika tax evasion tidak terdukung
dan sejalan dengan hasil penelitian McGee yang mengemukakan bahwa
tax evasion dianggap sebagai perilaku yang tidak pernah beretika.
Penelitian tersebut konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Fatimah dan Wardani, 2017) yang menunjukkan bahwa keadilan pajak
berpengaruh signifikan negatif terhadap tax evasion. Namun penelitian
yang dilakukan oleh (Ardyaksa dan Kiswanto, 2014) menunjukkan hasil
yang berbeda. Ardyaksa dan Kiswanto (2014) membuktikan bahwa
persepsi keadilan pajak tidak berpengaruh terhadap tax evasion.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis aternatif adalah sebagai
berikut:
44
H6: Keadilan pajak berpengaruh negatif terhadap tax evasion.
7. Pengaruh Religiusitas terhadap Tax evasion
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Richardson (2008)
menemukan bahwa dari 47 negara menemukan terdapat hubungan yang
negatif antara individu dengan tingkat religiusitas yang tinggi dengan tax
evasion. Hasil regresi menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat
penghindaran ketidakpastian dan semakin rendah tingkat individualisme,
penegakan hukum, kepercayaan pada pemerintah, dan religiusitas, maka
semakin tinggi tingkat penghindaran pajak lintas negara.
Namun penelitian tersebut tidak konsisten dengan penelitian yang
dilakukan (Basri, 2015) bahwa religiusitas tidak berpengaruh pada etika
penggelapan pajak. Beradasarkan uraian diatas, maka hipotesis alternatif
adalah sebagai berikut:
H7: Religiusitas berpengaruh negatif terhadap tax evasion.
8. Pengaruh Sosiodemografi terhadap Tax Evasion
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh R. W. Mcgee (2006)
yang mencoba membandingkan antara staff pengajar dan mahasiswa
bisnis di Romania. Seperti diungkapkan maka semakin bertambah usia
maka seseorang akan bersikap lebih etis. Semakin bertambah usia, maka
semakin pula ia menentang praktik tax evasion.
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan (Ganda Frisno dan
Tjen, 2015) membuktikan bahwa tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan
45
berpengaruh pada kepatuhan perpajakan. Sedangkan jenis kelamin, umur,
dan status pernikahan tidak berpengaruh pada kepatuhan perpajakan.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis alternatif adalah sebagai
berikut:
H8: Sosiodemografi berpengaruh negatif terhadap tax evasion.
9. Pengaruh Tax Morale terhadap Tax Evasion
Hasil penelitian Zirman (2015) menunjukkan bahwa moral pajak
berpengaruh negatif terhadap tax evasion. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa semakin meningkatnya moral pajak seorang wajib pajak maka
akan menurunkan kecenderungan praktik tax evasion yang terdaftar pada
KPP Pratama Tampan.
Selain itu, Torgler et. al. (2010) menemukan bahwa moral pajak
sorang wajib pajak sangat dipengaruhi oleh perilaku kepatuhan wajib
pajak lainnya. Dengan adanya hal ini, maka diduga moral pajak dapat
berpengaruh terhadap tax evasion sebab dengan dipengaruhinya moral
pajak seseorang oleh perilaku kepatuhan wajib pajak lainnya maka besar
kemungkinan perilaku yang mempengaruhinya bukan hanya perilaku
yang baik tetapi juga perilaku buruk seperti praktik tax evasion.
Dengan semakin moral seseorang untuk tidak patuh atau tidak
melaksanakan kewajiban perpajakannya maka semakin besar pula niat
sesorang untuk melakukan praktik tax evasion.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis alternatif adalah sebagai
berikut:
46
H9: Tax Morale berpengaruh negatif terhadap tax evasion
10. Pengaruh Penegakan Hukum terhadap Tax Evasion melalui Tax
Morale
Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Zirman, 2015)
menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif signifikan antara
penegakan hukum terhadap tax morale yang. Hasil penelitian ini
mengindikasikan bahwa dengan dilakukan peningkatan penegakan
hukum maka akan meningkatkan moral pajak wajib pajak pada KPP
Pratama Tampan. Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa
moral pajak memediasi secara penuh hubungan penegakan hukum
dengan tax evasion. Hal ini menunjukan hubungan bahwa dengan
meningkatkan penegakan hukum maka akan meningkatkan moral pajak
yang akhirnya juga akan menurunkan angka praktik tax evasion.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis alternatif adalah sebagai
berikut:
H10: Penegakan hukum berpengaruh terhadap tax evasion melalui
tax morale.
11. Pengaruh Keadilan Pajak terhadap Tax Evasion melalui Tax Morale
Penelitian yang dilakukan oleh (Fatimah dan Wardani, 2017)
menunjukkan bahwa keadilan pajak berpengaruh signifikan negatif
terhadap tax evasion. Namun penelitian yang dilakukan oleh (Ardyaksa
dan Kiswanto, 2014) menunjukkan hasil yang berbeda. Ardyaksa dan
47
Kiswanto (2014) membuktikan bahwa persepsi keadilan pajak tidak
berpengaruh terhadap tax evasion. Berdasarkan uraian diatas, maka
hipotesis aternatif adalah sebagai berikut:
H11: Keadilan pajak berpengaruh terhadap tax evasion melalui tax
morale.
12. Pengaruh Religiusitas terhadap Tax Evasion melalui Tax Morale
Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Basri, 2015) menunjukkan
bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara religiusitas dengan
kepatuhan perpajakan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
(Cahyonowati, 2011) juga menunjukkan bahwa religiusitas tidak
mendukut dapat meningkatkan moral perpajakan seseorang. Dua hasil
penelitian tersebut dapat disebabkan oleh sulitnya mengukur secara
kuantitatif tingkat religiusitas seseorang.
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Mayasari dan
Muslim, 2013) menunjukkan hasil yang berbeda. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara
religiusitas terhadap moral pajak. Hal tersebut menjelaskan bahwa
semakin tinggi tingkat religiusitas yang dimiliki oleh seorang wajib pajak
maka akan meningkatkan moral pajak seoarang wajib pajak. Berdasarkan
uraian diatas, maka hipotesis aternatif adalah sebagai berikut:
H12: Religiusitas berpengaruh terhadap tax evasion melalui tax
morale.
48
13. Pengaruh Sosiodemografi terhadap Tax Evasion melalui Tax Morale
Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Ganda Frisno dan Tjen,
2015) membuktikan bahwa tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan
berpengaruh pada kepatuhan perpajakan. Sedangkan jenis kelamin, umur,
dan status pernikahan tidak berpengaruh pada kepatuhan perpajakan.
Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Lasmana dan Tjaraka (2011)
menunjukkan bahwa umur, gender, dan pendidikan mempengaruhi
hubungan moral-etika pajak dan intensi wajib pajak di Surabaya.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis aternatif adalah sebagai
berikut:
H13: Sosiodemografi berpengaruh terhadap tax evasion melalui tax
morale.
49
E. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikirian penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1
sebagai berikut.
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Teori: Wajib Pajak harus
mematuhi Undang-Undang
Perpajakan yang Berlaku
Praktik: Masih Banyak terdapat
Kasus-kasus Tax evasion yang
dilakukan oleh WP dengan
bertindak menyimpang dari UU
Perpajakan
GAP
Pengaruh Pengegakan Hukum, Keadilan Pajak, Religiusitas, dan
Sosiodemografi terhadap Tax evasion dimediasi oleh Tax Morale
Basis Teori: Teori Planned Behavior dan Teori Atribusi
Metode Analisis: Analisis Jalur
Hasil yang diharapkan
Kesimpulan, Implikasi, Saran
50
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan dengan menggunakan
metode kuantitatif. Metode kuantitatif ini didukung dengan perolehan data
yang didapat dari penyebaran kuesioner. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis hubungan atau pengaruh variabel independen yaitu penegakan
hukum, keadilan pajak, religiusitas, dan sosiodemografi terhadap variabel
dependen, yaitu tax evasion dengan tax morale sebagai variabel intervening.
Agar penelitian ini tidak bias, maka peneliti mengerucutkan ruang lingkup
penelitian hanya pada wilayah Bogor.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan suatu kelompok yang dapat berupa orang atau
kejadian yang hendak diteliti. Sedangkan sampel merupakan bagian dari
populasi yang dijadikan objek sebagai hasil dari penelitiannya.
Selanjutnya setelah peneliti menentukan ruang lingkup penelitian
maka peneliti akan menentukan populasi dan sampelnya. Populasi
dalam penelitian ini berupa Wajib Pajak yang berada di wilayah Kanwil
DJP Jawa Barat III. Selanjutnya sampel yang hendak diteliti oleh peneliti
adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang berada di wilayah Bogor.
51
Alasan peneliti memilih wilayah Bogor karena alasan kemudahan dan
kecepatan dalam pengumpulan data.
2. Metode Pengambilan Sampel
Metode yang dipilih dalam penelitian ini adalah metode
convenience sampling yaitu metode pengumpulan data sacara random
bergantung kepada kesediaan responden dan bagi siapa saja yang mudah
dihubungi dan ditemui.
Pemilihan motode convenience sampling dalam penelitian ini
dimaksudkan guna mengantisipasi adanya kemungkinan tidak
didapatkannya jawaban, selain itu juga guna mengantisipasi agar jumlah
responden yang didapatkan sesuai dengan target penelitian agar hasil
penelitian dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang dipilih oleh peneliti dalam penelitian ini adalah data primer.
Data tersebut diperoleh dari data-data penelitian terdahulu, dalam
mengumpulkan data-data tersebut penulis menggunakan dua cara yaitu
penelitian pustaka dan penelitian lapangan.
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Data yang diperoleh oleh peneliti terkait masalah yang diteliti
melalui buku, jurnal, thesis, dan sumber-sumber lain yang jelas dan
terpercaya yang berkaitan dengan judul penelitian.
52
2. Penelitian lapangan (Field Research)
Peneitian ini menggunakan data primer yang didapatkan langsung
dari pihak pertama sebagai data utama yang diperoleh melalui penelitian
lapangan. Pada penelitian ini wajib pajak orang pribadi menjadi subjek
penelitian. Peneliti mengirimkan sebuah kuisioner kepada masing-masing
subjek secara langsung atau melalui perantara guna memperoleh data
yang diinginkan. Data primer didapatkan dengan menggunakan daftar
pertanyaan yang telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan
informasi dari wajib pajak orang pribadi yang berada pada wilayah
Bogor sebagai responden dalam penelitian.
Sumber data dalam penelitian ini adalah skor masing-masing
indikator variabel yang diperoleh dari pengisian kuisioner yang telah
dibagikan kepada wajib pajak orang pribadi yang berada pada wilayah
Bogor sebagai responden dalam penelitian ini.
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Pada bagian kali ini akan diuraikan defiisi masing-masing variabel yang
digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.
1. Penegakan Hukum
Penegakan hukum adalah kegiatan menyerasikan hubungan nilai-
nilai yang terjabarkan dalam kaidah-kaidah, pandangan-pandangan yang
mantap dan mengejawantahkannya dalam sikap, tindak sebagai
serangkaian penjabaran nilai tahap akhir untuk mencitptakan kedamaian
pergaulan hidup.
53
Penegakan hukum pada hakikatnya adalah penegakan norma-
norma hukum,baik yang berfungsi suruhan atau berfungsi lain seperti
memberi kuasa, dan membolehkan.
Pengukuran variabel ini menggunakan indikator yang digunakan
oleh Rusmawanti and Wardani (2015). Variabel ini diukur dengan skala
likert yang berkaitan dengan 5 (lima) pilihan, yaitu: (1) Sangat Tidak
Setuju, (2) Tidak Setuju, (3) Netral, (4) Setuju, (5) Sangat Setuju.
2. Keadilan Pajak
Keadilan pajak menurut Mardiasmo (2009) terbagi menjadi dua,
yaitu adil dalam perundang-undangan dan adil dalam pelaksanaannya.
Adil dalam perundang-undangan adalah mengenakan tarif pajak secara
umum dan merata, serta disesuaikan dengan kemampuan masing-masing
wajib pajaknya. Sedangkan adil dalam pelaksanaannya adalah dengan
memberikan hak kepada wajib pajak untuk mengajukan keberatan,
penundaan dalam pembayaran dan mengajukan banding kepada Majelis
Pertimbangan Pajak.
Pengukuran variabel ini menggunakan indikator yang digunakan
oleh (Fatimah dan Wardani, 2017). Variabel ini diukur dengan
menggunakan skala likert yang berkaitan dengan 5 (lima) pilihan, yaitu:
(1) Sangat Tidak Setuju, (2) Tidak Setuju, (3) Netral, (4) Setuju, (5)
Sangat Setuju.
54
3. Religiusitas
Religiusitas seperti yang didefinisikan oleh Mokhlis (2008) adalah
kepercayaan kepada Tuhan yang disertai dengan komitmen untuk
mengikuti prinsip-prinsip yang diyakini ditetapkan oleh Tuhan.
Pengukuran variabel ini menggunakan indikator yang digunakan
oleh (Budiarto et. al., 2017). Variabel ini diukur dengan skala likert yang
berkaitan dengan 5 (lima) pilihan, yaitu: (1) Sangat Tidak Setuju, (2)
Tidak Setuju, (3) Netral, (4) Setuju, (5) Sangat Setuju.
4. Sosiodemografi
Menurut Multilingual Demographic Dictionary, demografi adalah:
“..... the scientific study of human populations in primarily with the
respect to their size,their structure (composition) and their development
(change)”.
Sosiodemografi sendiri mempunyai beberapa karakteristik meliputi
umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, besar keluarga, dan pekerjaan.
Pengukuran variabel ini menggunakan indikator yang digunakan
oleh (Subradiyah, 2013). Variabel ini diukur dengan skala nominal yang
berkaitan dengan usia dan tingkat pendidikan.
5. Tax Morale
Moral perpajakan (tax morale) dapat didefinisikan sebagai
motivasi untuk mematuhi dan membayar pajak sehingga berkontribusi
secara sukarela pada penyediaan barang-barang publik (Torgler et. al.,
2010). Penelitian ini menggunakan tax morale sebagai variabel
55
intervening dimana variabel intervening adalah tipe variabel yang
mempengaruhi hubungan antara variabel-variabel independen dengan
variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung
Pengukuran variabel ini menggunakan indikator yang digunakan
oleh (Astuti dan Panjaitan, 2018). Variabel ini diukur dengan skala likert
yang berkaitan dengan 5 (lima) pilihan, yaitu: (1) Sangat Tidak Setuju,
(2) Tidak Setuju, (3) Netral, (4) Setuju, (5) Sangat Setuju.
6. Tax evasion
Tax evasion dianggap sebagai usaha yang dilakukan oleh wajib
pajak untuk meringankan beban pajak dengan cara melanggar undang-
undang.. Dalam konteks ini, wajib pajak mengabaikan peraturan
perundang-undangan yang berlaku terkait dengan kewajiban
perpajakannya dengan berbagai cara seperti memalsukan dokumen atau
dengan mengisi data yang tidak valid.
Pengukuran variabel ini menggunakan indikator yang digunakan
oleh (Fatimah & Wardani, 2017). Variabel ini diukur dengan skala likert
yang berkaitan dengan 5 (lima) pilihan, yaitu: (1) Sangat Tidak Setuju,
(2) Tidak Setuju, (3) Netral, (4) Setuju, (5) Sangat Setuju.
56
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Indikator Butir
Pertanyaan
Skala
Pengukuran
Penegakan
Hukum (X1)
(Sumber:
Rusmawanti dan
Wardani 2015)
1. Penerapan sanksi pajak 1
Skala Ordinal
(Likert)
2. Perlakuan adil 2
3. Sanksi yang memberatkan 3
4. Pengenaan sanksi sebagai
sarana mendidik 4
5. Penegakan hukum pajak
harus tanpa toleransi 5
Keadilan Pajak
(X2)
(Sumber:
Fatimah dan
Wardani, 2017)
1. Pembagian beban pajak
kepada wajib pajak
seimbang
6
Skala Ordinal
(Likert)
2. Pembagian beban pajak
sesuai dengan penghasilan
wajib pajak
7- 8
3. Pembagian beban pajak
sesuai kemampuan wajib
pajak
9
Religiusitas
(X2)
(Sumber:
(Budiarto et. al.,
2017)
Tingkat keyakinan wajib pajak
pada agama yang dianutnya 10 - 16 Skala Ordinal
(Likert)
Sosiodemografi
(X3)
(Sumber:
Subradiyah,
2013)
1. Usia 17
Skala
Nominal
2. Pendidikan 18
Bersambung pada halaman selanjutnya
57
Variabel Indikator Butir
Pertanyaan
Skala
Pengukuran
Tax Morale
(Z)
(Sumber: Astuti
dan Panjaitan,
2018)
1. Kemauan membayar pajak 19
Skala Ordinal
(Likert)
2. Prinsip Hidup 20
3. Melanggar etika 21 - 22
4. Melanggar Prosedur 23
5. Perasaan Bersalah 24 – 26
Tax Evasion
(Y)
(Sumber:
Fatimah dan
Wardani, 2017)
1. Tidak mendaftarkan diri
atau menyalahgunakan
NPWP
27 – 28
Skala Ordinal
(Likert)
2. Tidak menyampaikan SPT
tepat pada waktunya 29
3. Menyampaikan SPT
dengan tidak benar 30 – 31
4. Tidak menyetorkan
pajakyang telah dipungut
atau dipotong
32
5. Melaporkan pendapatan
lebih kecil dari seharusnya 33
Sumber: Diolah dari berbagai referensi, 2018.
E. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis data statistik deskriptif, uji
kualitas data, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan
58
distribusi). Penelitian kali ini hanya menggunakan rata-rata (mean),
standar deviasi, maksimum, minimum, dan sum untuk statistik deskriptif.
Pada dasarnya statistik deskriptif hanya memberikan gambaran atau
informasi mengenai karakteristik data.
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Untuk mengetahui seberapa baik suatu instrumen mengukur
konsep yang seharusnya diukur maka dilakukanlah uji validitas.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa variabel
yang diukur memang benar-benar variabel yang hendak diteliti oleh
peneliti. Penelitian ini menguji 6 (enam) variabel, yaitu penegakan
hukum, keadilan pajak, religiusitas, sosiodemografi, tax morale, dan
tax evasion.
Penelitian ini menggunakan uji validitas Pearson Correlation
yaitu dengan menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari
pertanyaan-pertanyaan. Uji ini dilakukan dengan membandingkan
nilai r hitung dengan r table untuk degree of freedom (df) = n – 2
(Ghozali, 2018:51)
b. Uji Realibilitas
Alat yang digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk dinamakan
realibilitas. Suatu kuesioner dapat dikatakan realiabel atau handal
jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau
59
stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran yang memiliki realibilitas
tinggi adalah pengukuran yang menghasilkan data yang reliabel.
Penelitian kali ini menggunakan prngujian Cronbcah’s Alpha.
Dalam pengujian menggunakan Cronbach’s Alpha suatu kuisioner
dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 (Sarjono
dan Julianita, 2011:45).
3. Uji Asumsi Klasik
Suatu model penelitian dapat disebut sebagai model yang baik jika
memenuhi uji asumsi klasik. Dalam penelitian ini uji asumsi klasik terdiri
dari uji normalitas, uji heterokedatisitas, dan uji multikolinearitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya
suatu distribusi data. Pada dasarnya, normalitas adalah
membandingkan antara data yang kita milki dan data berdistribusi
normal yang memiliki mean dan standar deviasi yang sama dengan
data kita. Uji normalitas dapat dilakukan dengan dua cara diantaranya
dengan menggunakan analisis grafik dan analisis statistik
Kolmogorov-Smirnov (K-S) (Ghozali, 2018:161).
Analisis grafik digunakan dengan cara melihat grafik histogram
dengan prinsip apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan
mengikuti arah dari garis diagonal maka data tersebut dapat dikatakan
normal. Namun, jika hanya melihat grafik histogram hal ini akan
menyesatkan khususnya bagi penelitian dengan jumlah sampel yang
60
kecil. Cara lain yang dapat digunakan adalah dengan melihat normal
probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dan
distribusi normal.
Selain kedua cara yang sudah dijelaskan sebelumnya, jika ingin
penelitian melewati uji normalitas dengan akurat maka dapat
dilakukan uji statistik Kolmogorov-Smirnov(K-S) dengan penentuan
keputusan sebagai berikut (Sarjono dan Julianita, 2011:64):
1. Angka signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) Sig. > 0,05
menunjukkan data berdistribusi normal.
2. Angka signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) < 0,05
menunjukkan data tidak berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah
hubungan di antara variabelbebas memiliki masalah multikorelasi
(gejala multikolinearittas) atau tidak. Multikorelasi adalah korelasi
yang sangat tinggi atau sangat rendah yang terjadi pada hubungan di
antara variabel bebas. Uji multikolinearitas perlu dilakukan jika suatu
penelitian memiliki jumlah variabel bebas lebih dari satu. Uji
multikorelasi yang paling sering digunakan adalah dengan melihat
nilai VIF (Variance Inflation Factor) dengan dasar pengambilan
keputusan sebagai berikut (Ghozali, 2018:108):
1) Jika nilai VIF < 10 maka tidak terjadi gejala multikolinearitas di
antara variabel bebas.
61
2) Jika nilai VIF > 10 maka terjadi gejala multikolinearias di antara
variabelbebas.
c. Uji Heterokedatisitas
Sarjono dan Julianita (2011: 66) menjelaskan bahwa
heterokedatisitas menunjukkan bahwa varians variabel tidak sama
untuk semua pengamatan/observasi. Jika varians dari residual dari
satu pengamatan ke pengamatan yang laintetap maka disebut
homokedatisitas. Model regresi yang baik adalah terjadi
homokedatisittas dalam model, atau dengan perkataan lain tidak
terjadi heterokedatisitas. Uji heterokedatisitas yang paling serig
digunakan yaitu dengan melihat scatterplot melalui/menggunakan uji
glejser.
Uji metode glejser dapat dilakukan dengan regresi nilai absolut
dari variabel independen. Jika variabel independen secara statistik
menunjukkan nilai yang signifikan untuk mempengaruhi variabel
dependen, maka dapat disimpulkan adanya indikasi
heteroskedastisitas. Kriteria yang digunakan untuk menyatakan bahwa
penelitian ini bebas dari gangguan heteroskedastisitas adalah salah
satunya dengan melihat batasan koefisien signifikansi yang telah
ditetapkan yaitu 5% (0,05). Jika tingkat signifikansi > 0,05 maka bisa
disimpulkan tidak ada gangguan heteroskedastisitas atau dapat
disimpulkan terdapat homoskedastisitas.
62
4. Uji Goodness of Fit
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat
diukur dari Goodness of Fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat
diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik
t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji
statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak).
Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada
dalam daerah dimana H0 diterima.
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 adalah
antara nol dan satu. Jika R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2018: 97).
b. Uji Statistik F (Signifikansi Keseluruhan)
Tidak seperti uji t yang menguji signifikansi koefisien regresi
secara individu dengan uji hipotesis terpisah bahwa setiap koefisien
regresi sama dengan nol. Uji F menguji hipotesis gabungan bahwa b1,
b2, dan b3 secara bersama-sama dengan nol, atau:
H0: b1 = b2 = ......... = bk = 0
HA: b1 ≠ b2 ≠ ......... ≠ bk ≠ 0
63
Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria
pengambilan keputusan membandingkan nilai F hasil perhitungan
dengan nilai F menurut tabel. Bila F hitung lebih besar daripada nilai
F menurut tabel maka Ha tidak ditolak (Ghozali, 2018:98). Dengan
kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa
semua variabel independen secara serentak dan signifikan
mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2018: 98).
c. Uji Statistik T
Uji statistik t digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh
variabel independen secara individual terhadap variabel dependen.
Untuk melihat seberapa besar pengaruh tersebut dapat dilihat dengan
melihat nilai signifikansinya dengan dasar pengambilan keputusan
(Sarjono dan Julianita, 2011:163):
1) Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada atau sama dengan nilai
probabilitas Sig. (Sig. < 0,05), signifikan.
2) Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada atau sama dengan nilai
probabilitas Sig. (Sig. > 0,05), tidak signifikan.
5. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini, uji hipotesis penegakan hukum diproksikan
dengan PH, keadilan pajak diproksikan dengan KP, religiusitas
diproksikan dengan RLG, sosiodemografi diproksikan dengan SDM, tax
morale diproksikan dengan TM, dan tax evasion diproksikan dengan TE.
64
a. Analisis Jalur
Model path analysis (analisis jalur) digunakan untuk
menganalisis pola hubungan di antara variabel. Model ini bertujuan
untuk mengtahui pengaruh langsung maupun tidak langsung
seperangkat variabel bebas.
Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji
analisis jalur:
1) Menentukan model kerangka penelitian berdasarkan paradigma
hubungan antar variabel.
Gambar 3.1
Kerangka Judul Penelitian
2) Membuat struktur jalur hipotesis kerangka penelitian.
Gambar 3.2
Kerangka Jalur Hipotesis Penelitian
65
Kerangka jalur terdiri dari dua persamaan struktural, dimana
X1, X2, X3, dan X4 adalah variabel eksogen dan Y1 dan Y2
adalah variabel endogen. Oleh karena itu, persamaan
strukturannya adalah:
Persamaan substruktur 1: Y1 = P Y1X1 + P Y1X2 + P Y1X3 +
P Y1X4 + Ɛ1
Persamaan substruktur 2: Y2 = P Y2X1 + P Y2X2 + P Y2X3 +
P Y2X4 + P Y2X5 + Ɛ2
3) Menganalisis pengujian dengan SPSS yang terdiri dari dua
langkah, analisis untuk substruktur 1 dan substruktur 2.
Substruktur 1
Persamaan strukturalnya adalah:
P Y1X1 + P Y1X2 + P Y1X3 + P Y1X4 + Ɛ1
Dimana:
P = Koefisien Regresi
Y1 = Tax Morale
X1 = Penegakan Hukum
X2 = Keadilan Pajak
X3 = Religiusitas
X4 = Sosiodemografi
Ɛ1 = error
Pertama adalah dengan menghitung persamaan regresi
dengan aplikasi SPSS dan menggunakan menu analisis. Setelah
66
itu maka didapatkan hasil perhitungan (output) dalam bentuk
tabel model ringkasan, ANOVA, dan koefisien.
Substruktur 1
Persamaan strukturalnya adalah:
Y2 = P Y2X1 + P Y2X2 + P Y2X3 + P Y2X4 + P Y2Y1 + Ɛ2
P = Koefisien Regresi
Y2 = Tax Evasion
X1 = Penegakan Hukum
X2 = Keadilan Pajak
X3 = Religiusitas
X4 = Sosiodemografi
Y1 = Tax Morale
Ɛ1 = error
Langkah selanjutnya adalah menghitung persamaan regresi
dengan aplikasi SPSS dan menggunakan menu analisis. Setelah
itu maka didapatkan hasil perhitungan (output) dalam bentuk
tabel model ringkasan, ANOVA, dan koefisien.
4) Intepretasi Hasil Substruktur 1
a) Analisis Regresi
Melihat pengaruh penegakan hukum, keadilan paja,
religiusitas, dan sosiodemgrafi terhadap tax morale.
1. Pengaruh penegakan hukum terhadap tax morale.
2. Pengaruh keadilan pajak terhadap tax morale.
67
3. Pengaruh religiusitas terhadap tax morale.
4. Pengaruh sosiodemografi terhadap tax morale.
Untuk melihat besarnya pengaruh penegakan hukum, keadilan
pajak, religiusitas, dan sosiodemografi pada tax morale yang
selanjutnya dilakukan adalah uji t yang digunakan secara
parsial. Sedangkan untuk melihat besarnya pengaruh
menggunakan jumlah beta atau koefisien standar. Maka
langkah pengujian hipotesisnya adalah:
1. Menentukan hipotesis H0 dan H1.
2. Menentukan besarnya thitung (dapat dilihat dalam tabel t).
3. Menghitung besarnya tarif tingkat 0,05 dan Degree of
Freedom (DF) dengan kondisi berikut:
DF = n – 2 (Sarjono dan Julianita, 2011:45)
4. Menetukan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak
5. Membuat keputusan mengenai apakah ada pengaruh dari
masing masing variabel X1, X2, X3, X4 dan Y1.
5) Intepretasi Hasil Substruktur 2
a) Analisis Regresi
Melihat pengaruh penegakan hukum, keadilan paja,
religiusitas, dan sosiodemgrafi terhadap tax evasion.
1. Pengaruh penegakan hukum terhadap tax evasion.
68
2. Pengaruh keadilan pajak terhadap tax evasion.
3. Pengaruh religiusitas terhadap tax evasion.
4. Pengaruh sosiodemografi terhadap tax evasion.
5. Pengaruh tax morale terhadap tax evasion.
Untuk melihat besarnya pengaruh penegakan hukum, keadilan
pajak, religiusitas, sosiodemografi, tax morale pada tax
evasion yang selanjutnya dilakukan adalah uji t yang
digunakan secara parsial. Sedangkan untuk melihat besarnya
pengaruh menggunakan jumlah beta atau koefisien standar.
Maka langkah pengujian hipotesisnya adalah:
1. Menentukan hipotesis H0 dan H1.
2. Menentukan besarnya thitung (dapat dilihat dalam tabel t).
3. Menghitung besarnya tarif tingkat 0,05 dan Degree of
Freedom (DF) dengan kondisi berikut:
DF = n – 2 (Sarjono dan Julianita, 2011:45)
4. Menetukan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima
Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak
5. Membuat keputusan mengenai apakah ada pengaruh dari
masing masing variabel X1, X2, X3, X4, Y1 dan Y2.
69
6) Menghitung Pengaruh atau Efek
a) Pengaruh Langsung
Dalam pengaruh efek langsung menjelaskan bahwa untuk
mengetahui efek langsung menggunakan rumus sebagai
berikut:
1. Pengaruh penegakan hukum terhadap tax morale
X1 → Y1 (PY1X1)
2. Pengaruh keadilan pajak terhadap tax morale
X2 → Y1 (PY1X2)
3. Pengaruh religiusitas terhadap tax morale
X3 → Y1 (PY1X3)
4. Pengaruh sosiodemografi terhadap tax morale
X4 → Y1 (PY1X4)
5. Pengaruh penegakan hukum terhadap tax evasion
X1 → Y2 (PY2X1)
6. Pengaruh keadilan pajak terhadap tax evasion
X1 → Y2 (PY2X1)
7. Pengaruh religiusitas terhadap tax evasion
X1 → Y2 (PY2X1)
8. Pengaruh sosiodemografi terhadap tax evasion
X1 → Y2 (PY2X1)
9. Pengaruh tax morale terhadap tax evasion
X1 → Y2 (PY2X1)
70
b) Pengaruh Tidak Langsung
Pengaruh tidak langsung dalam hal ini menjelaskan bahwa
untuk mengetahui efek tidak langsung menggunakan rumus
sebagai berikut:
1. Pengaruh penegakan hukum terhadap tax evasion melalui
tax morale
X1 → Y1 → Y2 (PY1Y2 + (PY1X1 × PY1Y2)
2. Pengaruh keadilan pajak terhadap tax evasion melalui tax
morale
X2 → Y1 → Y2 (PY1Y2 + (PY1X2 × PY1Y2)
3. Pengaruh religiusitas terhadap tax evasion melalui tax
morale
X3 → Y1 → Y2 (PY1Y2 + (PY1X3 × PY1Y2)
4. Pengaruh sosiodemografi terhadap tax evasion melalu tax
morale
X4 → Y1 → Y2 (PY1Y2 + (PY1X4 × PY1Y2)
c) Total Pengaruh
Total Pengaruh menjelaskan bahwa untuk mengetahui
pengaruh atau efek menggunakan rumus sebagai berikut:
1. Pengaruh penegakan hukum terhadap tax evasion
X1 → Y1 → Y2 (PY1Y2 + (PY1X1 × PY2X1)
2. Pengaruh keadilan pajak terhadap tax evasion
X2 → Y1 → Y2 (PY1Y2 + (PY1X2 × PY2X2)
71
3. Pengaruh religiusitas terhadap tax evasion
X3 → Y1 → Y2 (PY1Y2 + (PY1X3 × PY2X3)
4. Pengaruh sosiodemografi terhadap tax evasion
X4 → Y1 → Y2 (PY1Y2 + (PY1X4 × PY2X4)
7) Membuat kerangka model penelitian II dengan memperhatikan
kedua pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung dan total
pengaruh pada setiap variabel.
8) Menentukan kesimpulan dar penelitian ini.
b. Uji Sobel
Uji sobel dilakukan untuk menguji hipotesis 10, hipotesis 11,
hipotesis 12, dan hipotesis 13 yaitu pengaruh penegakan hukum
terhadap tax evasion melalui tax morale, pengaruh keadilan pajak
terhadap tax evasion melalui tax morale, pengaruh religiusitas
terhadap tax evasion melalui tax morale, dan pengaruh
sosiodemografi terhadap tax evasion melalui tax morale. Uji sobel
dilakukan untuk menguji kekuatan pengaruh tidak langsung dari
variabel X1, X2, X3, dan X4 pada variabel Y2 melalui Y1. Uji sobel
dalam bentuk rumus pada halaman selanjutnya.
Sab = √𝑏 2𝑆𝑎2+ 𝑎2𝑆𝑏2 + 𝑆𝑎2𝑆𝑏2
t = 𝑎𝑏
𝑆𝑎𝑏
72
dimana:
𝑎 = Nilai Unstandardized Coefficients B X1 atau X2 atau X3
atau X4 ke Y1
𝑏 = Nilai Unstandardized Coefficients B Y1 ke Y2
𝑆𝑎 = Nilai Unstandardized Coefficients Std. Error X1 atau X2
atau X3 atau X4 ke Y1
𝑆𝑏 = Nilai Unstandardized Coefficients Std. Error Y1 ke Y2
t = thitung mediasi
Nilai yang digunakan dalam uji sobel ini adalah nilai
Unstandardized Coefficients untuk membuktikan apakah nilai
pengaruh tidak langsung pada Standardized Coefficients benar
terbukti dan signifikan (Ghozali, 2018: 250). Uji sobel ini dilakukan
untuk melihat apakah pengaruh mediasi hasil dari perkalian koefisien
yang berasal dari output SPSS adalah signifikan atau tidak.
Pengujiannya adalah dengan membandingkan nilai t yang dihasilkan
dari uji sobel dengan t tabel. Apabila nilai thitung dari uji sobel lebih
besar dibandingkan ttabel dengan tingkat signifikan di bawah 5% maka
ada pengaruh mediasi. Selain menggunakan rumus uji sobel di atas,
hasil mediasi yang signifikan di uji dengan program addin axell uji
sobel atau Winnifired’s Mediation Program (WIMP).
73
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen angket atau kuisioner yang
telah disebar dengan objek penelitian adalah Wajib Pajak Orang Pribadi
yang berada di KPP Pratama wilayah Bogor, yang terdiri dari KPP
Pratama Cileungsi yang beralamat di Jalan raya Pemda No. 39 Cibinong
Bogor, KPP Pratama Cibinong yang beralamat di Jalan Aman No. 1
Cibinong Bogor, dan KPP Pratama Bogor yang beralamat di Jalan Sholeh
Iskandar No. 88 Tanah Sereal Bogor.
Pengumpulan sampel diambil dengan metode convenience sampling,
yaitu anggota sampel yang dipilih atau diambil berdasarkan kemudahan
memperoleh data yang dibutuhkan oleh peneliti. Teknik pemilihan
sampel ini dipilih karena pertimbangan lokasi yang mudah dan cepat
untuk dijangkau sehingga dapat memudahkan peneliti dalam
pengumpulan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini dan
dilakukan dengan penyebaran atau pembagian kuisioner pada beberapa
KPP di wilayah Bogor yang dilakukan sejak bulan Juli 2019 sampai
dengan September 2019. Distribusi penyebaran kuisioner dapat dilihat
dalam tabel 4.1.
74
Tabel 4.1
Data Distribusi Penyebaran Kuisioner
No. Nama KPP
Kuisioner
Yang
Dibagikan
Kuisioner
Yang
Kembali
1 KPP Pratama Bogor 30 28
2 KPP Pratama Cibinong 24 23
3 KPP Pratama Cileungsi 130 119
Jumlah 184 170
Sumber: Data primer yang diolah, 2019.
Tabel di atas menunjukkan jumlah kuisioner yang dibagikan
sebanyak 184 yang terdiri dari 30 kuisioner yang dibagikan di KPP
Pratama Bogor, 24 kuisioner yang dibagikan di KPP Pratama Cibinong,
dan 130 kuisioner yang dibagikan di KPP Pratama Cileungsi. Sedangkan
jumlah kuisioner yang kembali sebanyak 170, terdiri dari 28 kuisioner
berasal dari KPP Pratama Bogor, 23 kuisioner berasal dari KPP Pratama
Cibinong, dan 119 kuisioner berasal dari KPP Pratama Cileungsi.
Tabel 4.2
Data Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah
Kuisioner
Presentase
(%)
1 Jumlah kuisioner yang disebar 184 100
2 Jumlah kuisioner yang tidak
kembali 14 7,6
3 Jumlah kuisioner yang tidak dapat
diolah 7 3,8
4 Jumlah kuisioner yang dapat
diolah 163 88,6
Sumber: Data primer diolah, 2019
75
Tabel pada halaman sebelumnya menjelaskan bahwa dari 184
kuisioner yang sudah disebarkan terdapat 14 kuisioner atau sebesar 7,6%
kuisioner yang tidak kembali, 7 kuisioner atau sebesar 3,8% kuisioner
yang tidak dapat diolah, dan 163 kuisioner atau sebesar 88,6% yang
dapat diolah.
2. Karakteristik Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi
pada KPP Pratama di wilayah Bogor. Berikut ini adalah deskripsi
mengenai identitas responden penelitian yang terdisiri dari jenis kelamin,
usia, status pernikahan, pendidikan terakhir, dan pekerjaan.
a. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: Data primer diolah, 2019
Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa sebanyak 95 responden
yang didapatkan atau sebesar 58,3% didominasi oleh laki-laki dan
sebanyak 66 responden atau 40,4% didominasi oleh perempuan.
76
b. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.4 berikut ini akan menyajikan hasil uji deskripsi
responden berdasarkan usia.
Tabel 4.4.
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Sumber: Data primer diolah, 2019
Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa seluruh responden terdiri
atas 28 orang atau sebesar 17,2% berusia lebih dari 40 tahun, 60 orang
atau sebesar 36,8% berusia 20-35 tahun, 34 orang atau sebesar 20,9%
berusia 31-35 tahum, dan 16 orang atau sebesar 9,8% berusia 36-40
tahun.
c. Deskripsi Responden Berdasarkan Status Pernikahan
Tabel 4.5 pada halaman selanjutnya akan disajikan hasil uji
deskripsi responden berdasarkan status pernikahan.
77
Tabel 4.5
Hasil Uji Responden Berdasarkan Status Pernikahan
Sumber: Data primer diolah, 2019
Tabel 4.5 menjelaskan bahwa dari 163 responden terdiri dari 75
responden atau sebesar 46% berstatus belum menikah dan 89
responden atau sebessar 54% berstatus menikah.
d. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Tabel 4.6 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan pendidikan terakhir.
Tabel 4.6
Hasil Uji Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Sumber: Data primer diolah, 2019
Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa seluruh responden terdiri
dari 20 orang berlatar belakang pendidikan D3, 88 orang berlatar
belakang pendidikan lainnya yang terdiri dari SMA dan SMP, 51
78
orang berlatar belakang pendidikan S1, 2 orang berlatar belakang
pendidikan S2, dan 2 orang berlatar belakang pendidikan S3.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi penegakan
hukum (PH), keadilan pajak (KP), religusitas (RLG), sosiodemografi
(SDM), tax morale (TM), dan tax evasion (TE) akan diuji secara statistik
deskriptif seperti yang terlihat pada tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4.7
Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
T.PH 163 15 23 18,72 1,712
T.KP 163 10 20 15,13 2,085
T.RLG 163 20 35 27,23 2,879
T.SDM 163 2 10 6,04 2,069
T.TM 163 19 36 28,62 2,409
T.TE 163 7 21 11,75 2,980
Valid N
(listwise) 163
Sumber: Data primer yang diolah, 2019.
Tabel 4.7 menjelaskan bahwa pada variabel penegakan hukum
memiliki jawaban minimun responden sebesar 15 dan maksimum sebesar
23, dengan rata-rata total jawaban 18,72 dan standar deviasi sebesar
1,712. Variabel keadilan pajak memiliki jawaban minimum responden
sebesar 10 dan maksimum sebesar 20, dengan rata-rata total jawaban
15,13 dan standar deviasi sebesar 2,085. Variabel religiusitas memiliki
jawaban minimum sponden sebesar 20 dan maksimum sebesar 35,
79
dengan rata-rata total jawaban 27,23 dan standar deviasi sebesar 2,879.
Variabel sosiodemografi memiliki jawaban minimum responden sebesar
2 dan maksimum sebesar 10, dengan rata-rata total jawaban 6,04 dan
standar deviasi sebesar 2,069. Variabel tax morale memiliki jawaban
minimum responden 19 dan maksimum 36, dengan rata-rata total
jawaban 28,62 dan standar deviasi sebesar 2,409. Sedangkan pada
variabel tax evasion memliki jawaban minimum responden sebesar 7 dan
maksimum 21, dengan rata-rata total jawaban 11,75 dan standar deviasi
sebesar 2,980.
2. Hasil Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan Perason
Correlation, pedoman suatu model dikatakan valid nilai Pearson
Correlation lebih besar dari r table dengan nilai r table sebesar 0,1293
maka butir pernyataan tersebut dapat dikatakan valid (Ghozali,
2018:51). Tabel pada halaman selanjutnya akan menunjukkan hasil uji
validitas dari enam variabel yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu penegakan hukum (PH), keadilan pajak (KP), religusitas (RLG),
sosiodemografi (SDM), tax morale (TM), dan tax evasion dengan 163
sampel responden.
80
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Penegakan Hukum
Nomor Butir
Pernyataan
Pearson
Correlation
Sig
(1-Tailed) Keterangan
1 (PH1) 0,650**
0.000 Valid
2 (PH2) 0,564**
0.000 Valid
3 (PH3) 0,305**
0.000 Valid
4 (PH4) 0,527**
0.000 Valid
5 (PH5) 0,476**
0.000 Valid Sumber: Data primer diolah 2019.
Tabel 4.8 menunjukkan variabel penegakan hukum mempunyai
kriteria valid untuk dijadikan indikator pengukuran dengan semua
item pernyataan memiliki nilai pearson correlation > 0,1293 (Ghozali,
2018:51).
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Keadilan Pajak
Nomor Butir
Pernyataan
Pearson
Correlation
Sig
(1-Tailed) Keterangan
6 (KP1) 0,716**
0.000 Valid
7 (KP2) 0,680**
0.000 Valid
8 (KP3) 0,586**
0.000 Valid
9(KP4) 0,618**
0.000 Valid Sumber: Data primer diolah 2019
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa variabel keadilan pajak
mempunyai kriteria valid untuk semua item pernyataan dengan nilai
nilai pearson correlation > 0,1293 (Ghozali, 2018:51).
81
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Religiusitas
Nomor Butir
Pernyataan
Pearson
Correlation
Sig
(1-Tailed) Keterangan
10 (RLG1) 0,421**
0.000 Valid
11 (RLG2) 0,527**
0.000 Valid
12 (RLG3) 0,577**
0.000 Valid
13 (RLG4) 0,575**
0.000 Valid
14 (RLG5) 0,501**
0.000 Valid
15 (RLG6) 0,488**
0.000 Valid
16 (RLG7) 0,568**
0.000 Valid Sumber: Data primer di olah 2019
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa variabel religiusitas mempunyai
kriteria valid untuk semua item pernyataan dengan nilai nilai pearson
correlation > 0,1293 (Ghozali, 2018:51).
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Sosiodemografi
Nomor Butir
Pernyataan
Pearson
Correlation
Sig
(1-Tailed) Keterangan
17 (SDM1) 0,607**
0.000 Valid
18 (SDM2) 0,704**
0.000 Valid Sumber: Data primer diolah 2019
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa variabel sosiodemografi
mempunyai kriteria valid untuk semua item pernyataan dengan nilai
nilai pearson correlation > 0,1293 (Ghozali, 2018:51).
82
Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas Tax Morale
Nomor Butir
Pernyataan
Pearson
Correlation
Sig
(1-Tailed) Keterangan
19 (TM1) 0,438**
0.000 Valid
20 (TM2) 0,486**
0.000 Valid
21 (TM3) 0,318**
0.000 Valid
22 (TM4) 0,470**
0.000 Valid
23 (TM5) 0,522**
0.000 Valid
24 (TM6) 0,453**
0.000 Valid
25 (TM7) 0,557**
0.000 Valid
26 (TM8) 0,506**
0.000 Valid Sumber: Data primer di olah 2019
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa variabel tax morale mempunyai
kriteria valid untuk semua item pernyataan dengan nilai pearson
correlation > 0,1293 (Ghozali, 2018:51).
Tabel 4.13
Hasil Uji Validitas Tax Evasion
Nomor Butir
Pernyataan
Pearson
Correlation
Sig
(1-Tailed) Keterangan
27 (TE1) 0,715**
0.000 Valid
38 (TE2) 0,689**
0.000 Valid
39 (TE3) 0,693**
0.000 Valid
30 (TE4) 0,641**
0.000 Valid
31 (TE5) 0,646**
0.000 Valid
32 (TE6) 0,670**
0.000 Valid
33 (TE7) 0,687**
0.000 Valid Sumber: Data primer diolah, 2019.
Tabel 4.13 menunjukkan bahwa variabel tax evasion mempunyai
kriteria valid untuk semua item pernyataan dengan nilai nilai pearson
correlation > 0,1293 (Ghozali, 2018:51).
b. Hasil Uji Realibilitas
Uji realibilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen
penelitian atau item-item pernyataan di dalam sebuah kuisioner. Suatu
83
instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s
Alpha berada di atas level 0,60. Tabel 4.14 di bawah ini menunjukkan
hasil uji realibilitas untuk enam variabel penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini.
Tabel 4.14
Hasil Uji Realibilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
Penegakan Hukum 0,645 Reliabel
Keadilan Pajak 0,746 Reliabel
Religiusitas 0,697 Reliabel
Sosiodemografi 0,691 Reliabel
Tax Morale 0.673 Reliabel
Tax Evasion 0.767 Reliabel
Sumber: Data primer di olah, 2019.
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam
kuisioner ini reliabel karena mempunyai nilai Cronbach’s Alpha lebih
besar dari 0,60 (Sarjono dan Julianita, 2011:45). Hal ini menunjukkan
bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan mampu
memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu
diajukan kembali maka akan diperoleh jawaban yang relatif sama
dengan jawaban sebelumnya.
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Persamaan Substruktur 1
1) Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi linier, variabel dependen dan variabel independen
84
atau keduanya mempunyai distribusi data yang normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah model yang mempunyai distribusi
data normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini
digunakan 3 pengujian untuk uji normalitas, yakni uji analisis
grafik histogram, grafik Normal Prbabilitty Plot serta uji statistik
One Sample Kolmogorov-Smirnov Test (Ghozali, 2018:27).
Berikut ini disampaikan grafik histogram dan grafik normal plot
hasil pengujian menggunakan SPSS versi 24.
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Dengan Histogram Substruktur 1
Sumber: Data primer diolah, 2019.
Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa grafik histogram
tidak menunjukkan kemencengan. Terlihat bentuk histogram
menggambarkan data yang terdistribusi secara normal atau
mendekati normal karena membentuk seperti lonceng. Kemudian
untuk mendukung hasil analisis grafik histogram di atas, maka
85
dilakukan analisis terhadap grafik Normal Probability Plot seperti
pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Normal Plot
Substruktur 1
Sumber: Data primer diolah, 2019.
Berdasarkan gambar 4.2 dapat dilihat bahwa titik-titik
menyebar dan berhimpit disekitar garis diagonal yang
menggantikan bahwa data terdistribusi dengan normal (Ghozali,
2018:27). Maka dapat dikatakan bahwa model regresi ini
memenuhi asumsi normalitas. Untuk lebih meningkatkan hasil uji
normalitas data dan melengkapi uji grafik histogram dan grafik
Normal Probability Plot, maka peneliti menguji uji statistik One
Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Berikut Tabel 4.15
menunjukkan hasil dari uji statistik One Sample Kolmogorov-
Smirnov Test.
86
Tabel 4.15
Hasil Uji Normalitas Dengan Kolmogorov-Smirnov (K-S)
Substruktur 1
Sumber:Data primer diolah, 2019
Sumber: Data primer diolah, 2019.
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan nilai Asymp. Sig (2-
tailed) pada uji statistik One Sample Kolmogorov-Smirnov Test
sebesar 0,200; dengan nilai signifikansi di atas 0,05 ini
menunjukkan bahwa nilai residual terdistribusi secara normal
(Sarjono dan Julianita, 2011:64).
2) Uji Multikolinearitas
Deteksi ada atau tidaknya problem miltiko dapat dilakukan
dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor
(VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Tabel 4.16
pada halaman selanjutnya akan menunjukkan hasil uji
multikolinearitas untuk enam variabel yang digunakan dalam
penelitian ini.
87
Tabel 4.16
Hasil Uji Multikolinearitas Substruktur 1
Sumber: Data primer diolah, 2019.
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas di atas, vaiabel
penegakan hukum, keadilan pajak, regiligiusitas, dan
sosiodemografi memiliki nilai Tolerance > 0,10 yaitu sebesar
0,874 untuk nilai penegakan hukum, 0,891 untuk nilai keadilan
pajak, 0,952 untuk nilai religiusitas, dan 0,972 untuk nilai
sosiodemografi.
Hasil perhitungan nilai VIF untuk keempat variabel tersebut
juga menunjukkan nilai VIF < 10 sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi multikolinearitas dalam model analisis jalur
dan persamaan substruktur 1 terbebas dari masalah
multikolinearitas (Ghozali, 2018:108).
3) Uji Heteroskedatisitas
Uji heteroskedatisitas bertujuan untuk mengetahui varians dari
residual data satu observasi ke observasi lainnya berbeda ataukah
tetap. Salah satu cara untuk mendeteksi masalah
heteroskedastisitas ialah dengan melakukan uji scatterplot.
88
Berikut ini adalah hasil uji heteroskedatisitas dengan
menggunakan uji scatterplot.
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedatisitas Dengan Scatterplot
Substruktur 1
Sumber: Data primer diolah, 2019.
Berdasarkan gambar 4.3 grafik scatterplot menunjukkan
bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada
sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada
penyebaran data tersebut (Ghozali, 2018:139). Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedatisitas pada
model persamaan regresi substruktur 1, sehingga model ini layak
digunakan untuk memprediksi tax morale.
89
b. Persamaan Substruktur 2
1) Uji Normalitas
Berikut ini rgafik normal plot dan histogram hasil pengujian
menggunakan SPSS 24 untuk substruktur 2.
Gambar 4.4
Hasil Uji Normalitas Dengan Histogram Substruktur 2
Sumber: Data primer diolah,2019.
Berdasarkan Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa grafik histogram
tidak menunjukkan kemencengan. Terlihat bentuk histogram
menggambarkan data yang terdistribusi secara normal atau
mendekati normal karena membentuk seperti lonceng (Ghozali,
2018:27). Kemudian untuk mendukung hasil analisis grafik
histogram di atas, maka dilakukan analisis terhadap grafik
Normal Probability Plot pada halaman selanjutnya.
90
Gambar 4.5
Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Normal Plot
Substruktur 2
Sumber: Data primer diolah, 2019.
Berdasarkan gambar 4.5 dapat dilihat bahwa titik-titik
menyebar dan berhimpit disekitar garis diagonal yang
menggantikan bahwa data terdistribusi dengan normal. Maka
dapat dikatakan bahwa model regresi ini memenuhi asumsi
normalitas (Ghozali, 2018:27). Untuk lebih meningkatkan hasil
uji normalitas data dan melengkapi uji grafik histogram dan
grafik Normal Probability Plot, maka peneliti menguji uji statistik
One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Pada halaman
selanjutnya akan ditampilkan Tabel 4.17 yang menunjukkan hasil
dari uji normalitas menggunakan One Sample Kolmogorov-
Smirnov Test.
91
Tabel 4.17
Hasil Uji Normalitas Dengan Kolmogorov-Smirnov (K-S)
Substruktur 2
Sumber: Data primer diolah, 2019.
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan nilai Asymp. Sig (2-
tailed) pada uji statistik One Sample Kolmogorov-Smirnov Test
sebesar 0,20; dengan nilai signifikansi di atas 0,05 ini
menunjukkan bahwa nilai residual terdistribusi secara normal
(Sarjono dan Julianita, 2011:64).
2) Uji Multikolinearitas
Deteksi ada atau tidaknya problem miltiko dapat dilakukan
dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor
(VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Tabel 4.18
pada halaman selanjutnya akan menunjukkan hasil uji
multikolinearitas untuk enam variabel yang digunakan dalam
penelitian ini.
92
Tabel 4.18
Hasil Uji Multikolinearitas Substruktur 2
Sumber: Data primer diolah, 2019.
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas di atas, vaiabel
penegakan hukum, keadilan pajak, regiligiusitas, dan
sosiodemografi memiliki nilai Tolerance > 0,10 yaitu sebesar
0,838 untuk nilai penegakan hukum, 0,817 untuk nilai keadilan
pajak, 0,927 untuk nilai religiusitas, 0,970 untuk nilai
sosiodemografi, dan 0,806 untuk nilai tax morale.
Hasil perhitungan nilai VIF untuk keempat variabel tersebut
juga menunjukkan nilai VIF < 10 sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi multikolinearitas dalam model analisis jalur
dan persamaan substruktur 2 terbebas dari masalah
multikolinearitas (Ghozali, 2018:108).
3) Uji Heteroskedatisitas
Uji heteroskedatisitas bertujuan untuk mengetahui varians dari
residual data satu observasi ke observasi lainnya berbeda ataukah
tetap. Salah satu cara untuk mendeteksi masalah
heterokedastisitas ialah dengan melakukan uji scatterplot.
93
Selanjutnya akan ditampilkan hasil uji heterokedatisitas dengan
menggunakan uji scatterplot.
Gambar 4.6
Hasil Uji Heteroskedatisitas Dengan Scatterplot
Substrukktur 2
Sumber: Data primer diolah, 2019.
Berdasarkan gambar 4.6 grafik scatterplot menunjukkan
bahwa data tersebat di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada
sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada
penyebaran data tersebut (Ghozali, 2018:139). Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedatisitas pada
model persamaan regresi substruktur 2, sehingga model ini layak
digunakan untuk memprediksi evasion.
94
4. Hasil Uji Godness Of Fit
Dalam model penelitian ini dibagi menjadi dua bentuk persamaan
struktural yaitu:
Persamaan substruktur 1: Y1 = P Y1X1 + P Y1X2 + P Y1X3 + P Y1X4 + Ɛ1
Persamaan substruktur 2: Y2 = P Y2X1 + P Y2X2 + P Y2X3 + P Y2X4 +
P Y2X5 + Ɛ2
a. Persamaan Substruuktur 1
1) Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi (R2) pada intinya digunakan untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel dependen. Koefisien determinasi (Adjusted R
square) dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut ini.
Tabel 4.19
Hasil Uji Koefisien Determinasi Substruktur 1
Sumber:Data primer diolah, 2019.
Tabel 4.19 menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0,174. Hal
ini menunujukkan bahwa variasi variabel penegakan hukum,
keadilan pajak, religiusitas, dan sosiodemografi dapat
menjelaskan 17,4% variasi tax morale. Sedangkan sisanya, yaitu
95
82,6% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan
dalam model penelitian ini misalnya variabel money ethics, self
assessment system, dan lainnya.
2) Uji Signifikansi Keseluruhan dari Regresi Sampel (Uji
Statistik F)
Uji F bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh secara
bersama-sama antar variabel terhadap variabel apabila nilai F
hitung lebih besar dari nilai F table dan signifikansi kurang dari
0,05 maka Ha diterima. Nilai F dapat dilihat dari tabel ANOVA
berikut ini:
Tabel 4.20
Hasil Uji Signifikansi Simultan Substruktur 1
Sumber Data primer diolah, 2019.
Tabel 4.20 menunjukkan nilai F hitung sebesar 9,516 yang
menunjukkan bahwa f hitung > f table (2,27) maka model
penelitian ini dapat digunakan untuk memprediksi variabel tax
morale, atau dapat dikatakan bahwa variabel penegakan hukum,
keadilan pajak, religiusitas, dan sosiodemografi secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap tax morale (Ghozali, 2018:97).
96
b. Persamaan Substruktur 2
1) Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi (R2) pada intinya digunakan untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variabel dependen. Koefisien determinasi (Adjusted R square)
dapat dilihat pada tabel 4.21 berikut ini.
Tabel 4.21
Hasil Uji Signifikansi Simultan Substruktur 2
Sumber Data primer diolah, 2019.
Tabel 4.21 menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0,067. Hal
ini menunujukkan bahwa variasi variabel penegakan hukum,
keadilan pajak, religiusitas, sosiodemografi, dan tax morale dapat
menjelaskan 6,7% variabel tax evasion. Sedangkan sisanya, yaitu
93,3% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan
dalam model penelitian ini misalnya variabel money ethics dan
self assessment system.
97
2) Uji Signifikansi Keseluruhan dari Regresi Sampel (Uji
Statistik F)
Uji F bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh secara
bersama-sama antar variabel independen (kinerja lingkungan,
kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial) terhadap
variabel dependen (kinerja keuangan) apabila nilai F hitung lebih
besar dari nilai F table dan signifikansi kurang dari 0,05 maka Ha
diterima. Nilai F dapat dilihat dari tabel ANOVA berikut ini:
Tabel 4.22
Hasil Uji Signifikansi Simultan Substruktur 2
Sumber Data primer diolah, 2019.
Tabel 4.22 menunjukkan nilai F hitung sebesar 3,316
menunjukkan bahwa f hitung > f table (2,27) maka model
penelitian ini dapat digunakan untuk memprediksi variabel tax
evasion, atau dapat dikatakan bahwa variabel penegakan hukum,
keadilan pajak, religiusitas, sosiodemografi, dan tax morale
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tax evasion
(Ghozali, 2018: 97).
98
5. Uji Hipotesis
Untuk menjawab hipotesis dari kedua persamaan diperlukan uji
secara empiris. Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan:
a. Analisis Jalur
Analisis jalur merupakan pengujian untuk menganalisis hubungan
sebab akibat yang terjadi dalam regresi berganda jika variabel
independen mempengaruhi variabel dependen tidak hanya secara
langsung tetapi juga secara tidak langsung. Hasil pengujian uji
hipotesis dapat dilihat dari hal berikut:
1) Melihat besarnya nilai thitung dan membandingkannya dengan
besarnya nilai ttable dan dengan melihat tingkat signifikan yang
telah ditentukan yaitu 5% atau 0,05. Jika thitung dan nilai
signifikan < 0,05 maka hipotesis dapat diterima, akan tetapi jika
thitung < ttable dan nilai signifikansi > 0,05 maka hipotesis ditolak
(Sarjono dan Julianita, 2011:146).
2) Jumlah ttable dapat dihitung dengan melihat derajat kebebasan
(DF) oleh DF n-2 atau DF 163-2 = 161, ttable yang didapatkan
sebesar 1,65437 dan nilai signifikan dari 5% menunjukkan
bahwa tingkat kepercayaan 95% dan tingkat kesalahan dalam
penelitian ini adalah 5%. Nilai masing-masing koefisien regresi
diketahui melalui perhitungan IBM SPSS Statistik 24 (Ghozali,
2018:98).
99
Berikut adalah ouput SPSS dari hasil uji hipotesis untuk
persamaan substruktur 1:
Tabel 4.23
Hasil Uji Hipotesis Analisis Jalur Persamaan Substruktur 1
Sumber: Data primer diolah, 2019.
Berikut adalah ouput SPSS dari hasil uji hipotesis untuk
persamaan substruktur 2:
Tabel 4.24
Hasil Uji Hipotesis Analisis Jalur Persamaan Substruktur 2
Sumber: Data primer diolah, 2019.
Pada halaman selanjutnya akan dijelaskan hasil analisis jalur
untuk persamaan substruktur 1 dan substruktur 2.
100
Berikut adalah intepretasi hasil uji hipotesis analisis jalur untuk
persamaan substruktur 1:
1) Pengaruh Penegakan Hukum (PH) terhadap Tax Morale
(TM)
Berdasarkan tabel 4.23 nilai thitung untuk hubungan PH terhadap
TM sebesar 2,604 dengan nilai signifikansi 0,010. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa thitung > ttable yaitu senilai 2,504 > 1,65437
dan signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu senilai 0,010 < 0,05.
Dapat disimpulkan dari hasil tersebut bahwa penegakan hukum
berpengaruh terhadap tax morale.
2) Pengaruh Keadilan Pajak (KP) terhadap Tax Morale (TM)
Berdasarkan tabel 4.23 nilai thitung untuk hubungan KP terhadap
TM sebesar 3,789 dengan nilai signifikansi 0,000. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa thitung > ttable yaitu senilai 3,789 > 1,65437
dan signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu senilai 0,000 < 0,05.
Dapat disimpulkan dari hasil tersebut bahwa keadilan pajak
berpengaruh terhadap tax morale.
3) Pengaruh Religiusitas (RLG) terhadap Tax Morale (TM)
Berdasarkan tabel 4.23 nilai thitung untuk hubungan RLG
terhadap TM sebesar 2,063 dengan nilai signifikansi 0,041.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa thitung > ttable yaitu senilai
2,063 > 1,65437 dan signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu
101
senilai 0,041 < 0,05. Dapat disimpulkan dari hasil tersebut
bahwa religiusitas berpengaruh terhadap tax morale.
4) Pengaruh Sosiodemografi (SDM) terhadap Tax Morale (TM)
Berdasarkan tabel 4.23 nilai thitung untuk hubungan SDM
terhadap TM sebesar 0,420 dengan nilai signifikansi 0,675.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa thitung < ttable yaitu senilai
0,420 < 1,65437 dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu
senilai 0,675 > 0,05. Dapat disimpulkan dari hasil tersebut
bahwa sosiodemografi tidak berpengaruh terhadap tax morale.
Berikut adalah intepretasi hasil uji hipotesis analisis jalur untuk
persamaan substruktur 2:
1) Pengaruh Penegakan Hukum (PH) terhadap Tax Evasion
(TE)
Berdasarkan tabel 4.24 nilai thitung untuk hubungan PH terhadap
TE sebesar 0,189 dengan nilai signifikansi 0,850. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa thitung < ttable yaitu senilai 0,189 < 1,65437
dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,850 yaitu senilai 0,850 >
0,05. Dapat disimpulkan dari hasil tersebut bahwa penegakan
hukum tidak berpengaruh terhadap tax evasion.
2) Pengaruh Keadilan Pajak (KP) terhadap Tax Evasion (TE)
Berdasarkan tabel 4.24 nilai thitung untuk hubungan KP terhadap
TE sebesar -2,225 dengan nilai signifikansi sebesar 0,026. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa thitung < ttable yaitu senilai -2,225 <
102
1,65437 dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu senilai
0,026 < 0,05. Berdasarkan nilai signifikansi, maka dapat
disimpulkan bahwa keadilan pajak berpengaruh terhadap tax
evasion.
3) Pengaruh Religiusitas (RLG) terhadap Tax Evasion (TE)
Berdasarkan tabel 4.24 nilai thitung untuk hubungan RLG
terhadap TE sebesar 0,011 dengan nilai signifikansi 0,991. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa thitung < ttable yaitu senilai 0,011 <
1,65437 dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu senilai
0,991 > 0,05. Dapat disimpulkan dari hasil tersebut bahwa
religiusitas tidak berpengaruh terhadap tax evasion.
4) Pengaruh Sosiodemografi (SDM) terhadap Tax Evasion
(TE)
Berdasarkan tabel 4.24 nilai thitung untuk hubungan SDM
terhadap TE sebesar 1,338 dengan nilai signifikansi 0,183. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa thitung < ttable yaitu senilai 1,338 <
1,65437 dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu senilai
0,183 > 0,05. Dapat disimpulkan bahwa dari hasil tersebut
bahwa sosiodemografi tidak berpengaruh terhadap tax evasion.
5) Pengaruh Tax Morale (TM) terhadap Tax Evasion (TE)
Berdasarkan tabel 4.24 nilai thitung untuk hubungan TM terhadap
TE sebesar -2,140 dengan nilai signifikansi 0,034. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa thitung < ttable yaitu senilai -2,140 < 1,65437
103
dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,034 < 0,05.
Berdasarkan nilai signifikansi, maka dapat disimpulkan bahwa
tax morale berpengaruh terhadap tax evasion.
Berdasarkan hasil output pengolahan data primer pada SPSS
untuk persamaan substruktur 1 dan persamaan substruktur 2,
didpatkan tabel nilai Beta Sebagai berikut:
Tabel 4.25
Nilai Beta Persamaan Substruktur 1 dan 2
Uji Hipotesis Nilai
Beta
Sub 1
Pengaruh Penegakan Hukum terhadap Tax
Morale 0,199
Pengaruh Keadilan Pajak terhadap Tax Morale 0,287
Pengaruh Religiusitas terhadap Tax Morale 0,151
Pengaruh Sosiodemografi terhadap Tax
Morale 0,030
Sub 2
Pengaruh Penegakan Hukum terhadap Tax
Evasion 0,016
Pengaruh Keadilan Pajak terhadap Tax
Evasion -0,189
Pengaruh Religiusitas terhadap Tax Evasion 0,001
Pengaruh Sosiodemografi terhadap Tax
Evasion 0,103
Pengaruh Tax Morale terhadap Tax Evasion -0,181
Sumber: Data primer diolah, 2019.
Berdasarkan tabel nilai Beta dapat dihitung jumlah pengaruh pada
halaman selanjutnya.
104
Pengaruh Langsung
1) Pengaruh Penegakan Hukum terhadap Tax Morale
= 0,199
2) Pengaruh Keadilan Pajak terhadap Tax Morale
= 0,287
3) Pengaruh Religiusitas terhadap Tax Morale
= 0,151
4) Pengaruh Sosiodemografi terhadap Tax Morale
= 0,030
5) Pengaruh Penegakan Hukum terhadap Tax Evasion
= 0,016
6) Pengaruh Keadilan Pajak terhadap Tax Evasion
= -0,189
7) Pengaruh Religiusitas terhadap Tax Evasion
= 0,001
8) Pengaruh Sosiodemografi terhadap Tax Evasion
= 0,103
9) Pengaruh Tax Morale terhadap Tax Evasion
= -0,181
Pengaruh Tidak Langsung
1) Pengaruh Penegakan Hukum terhadap Tax Evasion dengan Tax
Morale sebagai Variabel Intervening
= 0,199 × -0,181 = -0,036019
105
2) Pengaruh Keadilan Pajak terhadap Tax Evasion dengan Tax
Morale sebagai Variabel Intervening
= 0,287 × -0,181 = -0,051947
3) Pengaruh Religiusitas terhadap Tax Evasion dengan Tax Morale
sebagai Variabel Intervening
= 0,151 × -0,181 = -0,027331
4) Pengaruh Sosiodemografi terhadap Tax Evasion dengan Tax
Morale sebagai Variabel Intervening
= 0,030 × -0,181 = -0,00543
Total Pengaruh
1) Pengaruh Penegakan Hukum terhadap Tax Evasion dengan Tax
Morale sebagai Variabel Intervening
= 0,016 + (0,199 × -0,181) = 0,020019
2) Pengaruh Keadilan Pajak terhadap Tax Evasion dengan Tax
Morale sebagai Variabel Intervening
= -0,189 + (0,287 × -0,181) = -0,240947
3) Pengaruh Religiusitas terhadap Tax Evasion dengan Tax Morale
sebagai Variabel Intervening
= 0,001 + (0,151 × -0,181) = -0,026331
4) Pengaruh Sosiodemografi terhadap Tax Evasion dengan Tax
Morale sebagai Variabel Intervening
= 0,103 + (0,030 × -0,181) = 0,09757
106
Berdasarkan perhitungan di atas, kemudian data output tersebut
digunakan dalam model hipotesis penelitian yang akan ditampilkan
pada halaman selanjutnya.
Gambar 4.7
Kerangka Jalur Hipotesis Penelitian
Sumber: Data primer diolah, 2019.
Berdasarkan gambar kerangka struktur persamaan di atas, dapat
disimpulkan persamaan struktural debagai berikut:
1) Substruktur 1: Y1 = 0,199X1 + 0,287 X2 + 0,151 X3 + 0,030 X4 +
0,89777
Berdasarkan presentase tersebut dapat diartikan jika penegakan
hukum meningkat 1 poin, maka tax morale meningkat sebesar
0,199 poin dengan asumsi bahwa X2, X3, dan X4 konstan.
Selanjutnya, jika keadilan pajak meningkat sebesar 1 poin, maka
tax morale meningkat sebesar 0,287 poin dengan asumsi bahwa
X1, X3, dan X4 konstan. Jika religiusitas meningkat 1 poin, maka
tax morale meningkat sebesar 0,151 poin dengan asumsi bahwa
X1, X2, dan X4 konstan. Sedangkan jika sosiodemografi
107
meningkat sebesar 1 poin, maka tax morale meningkat sebesar
0,030 poin dengan asumsi bahwa X1, X2, dan X3 konstan. Empat
variabel independen tersebut dapat menjelaskan variabel tax
morale sebesar 10,223% sedangkan sisanya pada 0,89777 atau
89,777% dijelaskan oleh variabel lainnya.
2) Substruktur 2: Y2 = 0,016X1 – 0,189 X2 + 0,001X3 + 0,103X4 -
0,181X5 + 0,96951
Berdasarkan presentase tersebut dapat diartikan jika penegakan
hukum meningkat 1 poin, maka tax evasion meningkat sebesar
0,016 poin dengan asumsi bahwa X2, X3, X4 dan X5 konstan.
Selanjutnya, jika keadilan pajak meningkat sebesar 1 poin, maka
tax evasion menurun sebesar 0,189 poin dengan asumsi bahwa
X1, X3, X4 dan X5 konstan. Jika religiusitas meningkat 1 poin,
maka tax evasion meningkat sebesar 0,001 poin dengan asumsi
bahwa X1, X2, X4 dan X5 konstan. Jika sosiodemografi meningkat
sebesar 1 poin, maka tax evasion meningkat sebesar 0,103 poin
dengan asumsi bahwa X1, X2, X3 dan X5 konstan. Sedangkan jika
tax morale meningkat sebesar 1 poin, maka tax evasion menurun
sebesar 0,181 poin dengan asumsi bahwa X1, X2, X3 dan X4
konstan. Lima variabel independen tersebut dapat menjelaskan
variabel tax evasion sebesar 3,049% sedangkan sisanya pada
0,96951 atau 96,951% dijelaskan oleh variabel lainnya.
108
b. Uji Sobel
Pengaruh mediasi yang ditunjukan oleh perkalian koefisien
hubungan variabel independen terhadap variabel mediasi dan variabel
mediasi terhadap variabel dependen akan dilihat apakah signifikan
atau tidak dengan dilakukan uji Sobel Test sebagai berikut:
1) Pengaruh Penegakan Hukum Terhadap Tax Evasion dengan
Tax Morale sebagai Intervening
Berdasarkan pengaruh mediasi yang ditunjukkan oleh
perkalian koefisien 0,199 × -0,181 sebesar -0,036019 maka akan
dilakukan Sobel Test untuk melihat tingkat signifikannya sebagai
berikut:
Sab = √𝑏 2𝑆𝑎2+ 𝑎2𝑆𝑏2 + 𝑆𝑎2𝑆𝑏2
Sab = √(−0,224)2(0,107)2 + (0,280)2(0,105)2 + (0,107)2(0,105)2
Sab = √(0,050176 × 0,011449) + (0,0784 × 0,011025)(0,011449 × 0,011025)
Sab = √0,000574 + 0,000864 + 0,000126
Sab = √0,001564
Sab = 0,03954
Berdasarkan hasil Sab ini lalu dihitung nilai t statistik
pengaruh mediasi dengan rumus sebagai berikut:
t = 𝑎𝑏
𝑆𝑎𝑏
t = 0,280 ×(−0,224)
0,03954
t = (−0,0627)
0,0396
t = -1,5862
109
Signifikansi atas pengaruh penegakan hukum terhadap tax
evasion melalui tax morale dapat dilihat dari P Value Wnnifred’s
Mediation Program (WIMP) pada halaman selanjutnya:
Gambar 4.8
Uji Mediasi Hipotesis 10 Dengan WIMP
Unstandardized coefficient of IV -> Mediator
(a): 0,28
Standard error of IV -> Mediator (se a): 0,107
Unstandardized coefficient of M->DV with IV
in eqn (b): -0,224
Standard error of M->DV with IV in eqn (se b): 0,105
Two-tailed p
value
Sobel's z -1,65349 0,098230804
Aroian's z -1,58541 0,112872951
Goodman's z -1,73117 0,083421331
Sumber: Data primer diolah, 2019.
Hasil gambar di atas menunjukkan tingkat signifikansi lebih
besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,09, maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien mediasi pada hubungan antara penegakan hukum dan
tax evasion tidak signifikan.
2) Pengaruh Keadilan Pajak Terhadap Tax Evasion dengan Tax
Morale sebagai Intervening
Berdasarkan pengaruh mediasi yang ditunjukkan oleh
perkalian koefisien 0,287 × -0,181 sebesar -0,051947 maka akan
dilakukan Sobel Test untuk melihat tingkat signifikannya pada
halaman selanjutnya.
110
Sab = √𝑏 2𝑆𝑎2+ 𝑎2𝑆𝑏2 + 𝑆𝑎2𝑆𝑏2
Sab = √(−0,224)2(0,087)2 + (0,331)2(0,105)2 + (0,087)2(0,105)2
Sab = √(0,050176 × 0,07569) + (0,109561 × 0,011025)(0,07569 × 0,011025)
Sab = √0,003797 + 0,001207 + 0,000834
Sab = √0,005838
Sab = 0,07640
Berdasarkan hasil Sab ini lalu dihitung nilai t statistik
pengaruh mediasi dengan rumus sebagai berikut:
t = 𝑎𝑏
𝑆𝑎𝑏
t = 0,331 ×(−0,224)
0,07640
t = (−0,07414)
0,07640
t = -0,9704
Signifikansi atas pengaruh keadilan pajak terhadap tax
evasion melalui tax morale dapat dilihat dari P Value Wnnifred’s
Mediation Program (WIMP) sebagai berikut:
Gambar 4.9
Uji Mediasi Hipotesis 11 Dengan WIMP
Unstandardized coefficient of IV -> Mediator (a): 0,331
Standard error of IV -> Mediator (se a): 0,087
Unstandardized coefficient of M->DV with IV in
eqn (b): -0,224
Standard error of M->DV with IV in eqn (se b): 0,105
Two-tailed p
value
Sobel's z -1,86077 0,062776564
Aroian's z -1,81372 0,069721294
Goodman's z -1,91169 0,055916302
Sumber: Data primer diolah, 2019.
111
Hasil gambar di atas menunjukkan tingkat signifikansi lebih
besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,06; maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien mediasi pada hubungan antara keadilan pajak dan tax
evasion tidak signifikan.
3) Pengaruh Religiusitas Terhadap Tax Evasion dengan Tax
Morale sebagai Intervening
Berdasarkan pengaruh mediasi yang ditunjukkan oleh
perkalian koefisien 0,151 × -0,181 sebesar -0,027331 maka akan
dilakukan Sobel Test untuk melihat tingkat signifikannya sebagai
berikut:
Sab = √𝑏 2𝑆𝑎2+ 𝑎2𝑆𝑏2 + 𝑆𝑎2𝑆𝑏2
Sab = √(−0,224)2(0,061)2 + (0,126)2(0,105)2 + (0,061)2(0,105)2
Sab = √(0,050176 × 0,003721) + (0,015876 × 0,011025)(0,003721 × 0,011025)
Sab = √0,000186 + 0,000175 + 0,000041
Sab = √0,000402
Sab = 0,0200
Berdasarkan hasil Sab ini lalu dihitung nilai t statistik
pengaruh mediasi dengan rumus sebagai berikut:
t = 𝑎𝑏
𝑆𝑎𝑏
t = 0,126 ×(−0,224)
0,0200
t = (−0,0134)
0,0200
t = -0,14112
112
Signifikansi atas pengaruh religiusitas terhadap tax evasion
melalui tax morale dapat dilihat dari P Value Wnnifred’s
Mediation Program (WIMP) pada halaman selanjutnya.
Gambar 4.10
Uji Mediasi Hipotesis 12 Dengan WIMP
Unstandardized coefficient of IV -> Mediator
(a): 0,126
Standard error of IV -> Mediator (se a): 0,061
Unstandardized coefficient of M->DV with IV
in eqn (b): -0,224
Standard error of M->DV with IV in eqn (se b): 0,105
Two-tailed p
value
Sobel's z -1,48396 0,137820054
Aroian's z -1,40635 0,15961926
Goodman's z -1,57601 0,115022838
Sumber: Data primer diolah, 2019.
Hasil gambar di atas menunjukkan tingkat signifikansi lebih
besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,13; maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien mediasi pada hubungan antara religiusitas dan tax
evasion tidak signifikan.
4) Pengaruh Sosiodemografi Terhadap Tax Evasion dengan Tax
Morale sebagai Intervening
Berdasarkan pengaruh mediasi yang ditunjukkan oleh
perkalian koefisien 0,030 × -0,181 sebesar -0,00543 maka akan
dilakukan Sobel Test untuk melihat tingkat signifikannya pada
halaman selanjutnya.
113
Sab = √𝑏 2𝑆𝑎2+ 𝑎2𝑆𝑏2 + 𝑆𝑎2𝑆𝑏2
Sab = √(−0,224)2(0,084)2 + (0,035)2(0,105)2 + (0,084)2(0,105)2
Sab = √(0,050176 × 0,007056) + (0,001225 × 0,011025)(0,007056 × 0,011025)
Sab = √0,000354 + 0,000013 + 0,000077
Sab = √0,000444
Sab = 0,02107
Berdasarkan hasil Sab ini lalu dihitung nilai t statistik
pengaruh mediasi dengan rumus sebagai berikut:
t = 𝑎𝑏
𝑆𝑎𝑏
t = 0,035 ×(−0,224)
0,02107
t = (−0,00784)
0,02107
t = -0,03720
Signifikansi atas pengaruh sosiodemografi terhadap tax
evasion melalui tax morale dapat dilihat dari P Value Wnnifred’s
Mediation Program (WIMP) sebagai berikut:
Gambar Gambar 4.11
Uji Mediasi Hipotesis 13 Dengan WIMP
Unstandardized coefficient of IV -> Mediator
(a): 0,035
Standard error of IV -> Mediator (se a): 0,084
Unstandardized coefficient of M->DV with IV
in eqn (b): -0,224
Standard error of M->DV with IV in eqn (se b): 0,105
Two-tailed p
value
Sobel's z -0,40894 0,68258387
Aroian's z -0,37151 0,710257862
Goodman's z -0,46058 0,645103421
Sumber: Data primer diolah, 2019.
114
Hasil gambar di atas menunjukkan tingkat signifikansi lebih
besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,68; maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien mediasi pada hubungan antara sosiodemografi dan tax
evasion tidak signifikan.
Berikut ini disampaikan pada Tabel 2.46 ringkasan hasil
pengujian hipotesis yang sudah dilakukan.
Tabel 4.26
Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis
No. Hipotesis Hasil
Pengujian
1 H1 : Penegakan Hukum → Tax Morale Tidak ditolak
2 H2 : Keadilan Pajak → Tax Morale Tidak ditolak
3 H3 : Religiusitas → Tax Morale Tidak ditolak
4 H4 : Sosiodemografi → Tax Morale Ditolak
5 H5 : Penegakan Hukum → Tax Evasion Ditolak
6 H6 : Keadilan Pajak → Tax Evasion Tidak Ditolak
7 H7 : Religiusitas → Tax Evasion Ditolak
8 H8 : Sosiodemografi → Tax Evasion Ditolak
9 H9 : Tax Morale → Tax Evasion Tidak Ditolak
10 H10 : Penegakan Hukum → Tax Morale →
Tax Evasion Ditolak
11 H11 : Keadilan Pajak → Tax Morale →
Tax Evasion Ditolak
12 H12 : Religiusitas→ Tax Morale → Tax
Evasion Ditolak
13 H13 : Sosiodemografi → Tax Morale →
Tax Evasion Ditolak
Sumber: Data primer diolah, 2019.
115
C. Pembahasan
1. Pengaruh Penegakan Hukum terhadap Tax Morale
Berdasarkan tabel 4.23 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
penegakan hukum memiliki nilai thitung sebesar 2,604 dengan tingkat
signifikansi 0,010. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat
signifikansinya di bawah 0,05 yaitu 0,010 < 0,05 (Sarjono dan Julianita,
2011:146). Penelitian ini juga menunjukkan arah postif dengan nilai
standardized coefficient beta sebesar 0,199. Berdasarkan hal tersebut
maka H1 tidak ditolak, yang berarti penegakan hukum berpengaruh
positif terhadap tax morale.
Hasil tersebut menjelaskan bahwa jika penegakan hukum
dilaksanakan dengan baik maka akan berdampak atau berpengaruh pada
tax morale. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa dengan meningkatkan
penegakan hukum yang ada, maka diyakini juga dapat meningkatkan tax
morale seorang wajib pajak untuk melaksanakan kewajiban
perpajakannya tanpa melakukan hal-hal yang dianggap melanggar
peraturan yang berlaku. Hasil ini juga mendukung hasil penelitian yang
dilakukan oleh Zirman (2015) yang juga menunjukkan adanya pengaruh
positif antara penegakan hukum dan tax morale. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut dikatakan bahwa penindakan hukum yang tegas atas
pelaku kecurangan pajak maka akan meningkatkan kewajiban moral
pajak sehingga seorang wajib pajak akan dengan senang hati dan tanpa
116
paksaan untuk membayar dan melaksanakan kewajiban perpajakan yang
melekat pada dirinya.
2. Pengaruh Keadilan Pajak terhadap Tax Morale
Berdasarkan tabel 4.23 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
keadilan pajak memiliki nilai thitung sebesar 3,789 dengan tingkat
signifikansi 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat
signifikansinya di bawah 0,05 yaitu 0,000 < 0,05 (Sarjono dan Julianita,
2011:146). Penelitian ini juga menunjukkan arah postif dengan nilai
standardized coefficient beta sebesar 0,287. Berdasarkan hal tersebut
maka H2 tidak ditolak, yang berarti keadilan pajak berpengaruh positif
terhadap tax morale.
Hasil tersebut menjelaskan bahwa jika keadilan dilaksanakan dengan
baik maka akan berdampak atau berpengaruh pada tax morale. Fenomena
ini dapat kita rasakan sendiri pada diri kita, sebagai contoh jika seorang
wajib pajak merasa pajak adalah sesuatu yang sudah diperhitungkan
dengan baik dan benar sehingga setiap orang memiliki beban pajak
sesuai dengan kemampuannya maka hal tersebut tanpa disadari juga
berpengaruh pada tax morale seseorang sehingga ia akan melaksanakan
kewajiban perpajakannya secara sukarela dan tanpa paksaan. Hasil ini
juga sejalan dengan teori yang sudah dijelaskan pada teori atribusi bahwa
ada perilaku yang disebabkan atau dipengaruhi oleh eksternal. Faktor
eksternal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keadilan pajak yang
117
kemudian akan membentuk suatu pandangan sosial yang kemudian akan
mempengaruhi moral perpajakan seorang wajib pajak.
3. Pengaruh Religiusitas terhadap Tax Morale
Berdasarkan tabel 4.23 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
religiusitas memiliki nilai thitung sebesar 2,063 dengan tingkat signifikansi
0,041. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya di bawah
0,05 yaitu 0,041 < 0,05 (Sarjono dan Julianita, 2011:146). Penelitian ini
juga menunjukkan arah postif dengan nilai standardized coefficient beta
sebesar 0,151. Berdasarkan hal tersebut maka H3 tidak ditolak, yang
berarti religiusitas berpengaruh positif terhadap tax morale.
Hasil tersebut menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat religiusitas
seorang wajib pajak maka akan semakin tinggi pula moral perpajakan
yang dimiliki oleh seorang wajib pajak. Religiusitas bukan hanya dilihat
dari aktifitas seorang wajib pajak terhadap Tuhan tetapi juga dapat dilihat
dari berbagai aktifitas sebagai seorang manusia seperti dalam hal
perpajakan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Mayasari dan Muslim (2013) yang membuktikan bahwa adanya
pengaruh yang signifikan antara religiusitas terhadap moral pajak.
Namun hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Cahyonowati (2011) yang menunjukkan hasil bahwa
religiusitas tidak berpengaruh pada peningkatan moral perpajakan. Hal
ini mungkin disebabkan oleh sulitnya mengukur secara kuantitatif tingkat
religiusitas sesorang (Mayasari dan Muslim, 2013).
118
4. Pengaruh Sosiodemografi terhadap Tax Morale
Berdasarkan tabel 4.23 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
keadilan pajak memiliki nilai thitung ysebesar 0,402 dengan tingkat
signifikansi 0,675. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat
signifikansinya diatas 0,05 yaitu 0,675 > 0,05 (Sarjono dan Julianita,
2011:146). Penelitian ini juga menunjukkan arah postif dengan nilai
standardized coefficient beta sebesar 0,030. Berdasarkan hal tersebut
maka H4 ditolak, yang berarti sosiodemografi tidak berpengaruh positif
terhadap tax morale.
Hasil tersebut menjelaskan bahwa sosiodemografi yang terdiri dari
umur dan pendidikan terakhir ini tidak berpengaruh pada moral
perpajakan sesorang yang artinya semakin tua dan semakin tinggi tingkat
pendidikan seorang wajib pajak belum tentu juga akan semakin tinggi
moral mereka terhadap pajak dan belum tentu juga semakin tinggi niat
pelaksanaan kewajiban perpajakannya. Hasil penelitian ini sejalan
dengan hasil penelitian Lasmana dan Tjaraka (2011) yang membuktikan
bahwa umur dan tingkat pendidikan tidak berpengaruh pada moral
perpajakan seorang wajib pajak. Berdasarkan temuan ini tampaknya
variabel sosiodemografi sangat tergantung pada kondisi tertentu seperti
kondisi lingkungan dimana wajib pajak berada sehingga hasil penelitian
pengaruh sosiodemografi terhadap tax morale bisa sangat berbeda-beda
hasilnya dari penelitian yang satu dengan penelitian lainnya.
119
5. Pengaruh Penegakan Hukum terhadap Tax Evasion
Berdasarkan tabel 4.24 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
penegakan hukum memiliki nilai thitung sebesar 0,189 dengan tingkat
signifikansi 0,850. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat
signifikansinya diatas 0,05 yaitu 0,850 > 0,05 (Sarjono dan Julianita,
2011:146). Penelitian ini juga menunjukkan arah postif dengan nilai
standardized coefficient beta sebesar 0,016. Berdasarkan hal tersebut
maka H5 ditolak, yang berarti penegakan hukum tidak berpengaruh
negatif terhadap tax evasion.
Hasil tersebut menjelaskan bahwa semakin tinggi penegakan hukun
tidak berpengaruh pada tax evasion. Hasil penelitian ini berbeda dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Zirman (2015) dan Schneider dan
Enste (2000) yang mengatakan bahwa penegakan hukum berpengaruh
pada praktik tax evasion, dengan kata lain bahwa dengan semakin
ditingkatkannya penegakan hukum yang berupa sanksi pajak maka akan
menurunkan tingkat praktik tax evasion. Hal ini menunjukkan bahwa
pada wilayah Bogor, adanya penegakan hukum yang baik tidak
menjamin akan menurunkan pengaruhnya pada tax evasion.
6. Pengaruh Keadilan Pajak terhadap Tax Evasion
Berdasarkan tabel 4.24 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
keadilan pajak memiliki nilai thitung sebesar -2,225 dengan tingkat
signifikansi 0,026. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat
signifikansinya dibawah 0,05 yaitu 0,026 < 0,05 (Sarjono dan Julianita,
120
2011:146). Penelitian ini juga menunjukkan arah negatif dengan nilai
standardized coefficient beta sebesar -0,189. Berdasarkan hasil
signifikansi tersebut maka H6 tidak ditolak, yang berarti keadilan pajak
berpengaruh negatif terhadap tax evasion.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Fatimah dan Wardani (2017) yang membuktikan bahwa keadilan pajak
memiliki pengaruh dengan arah negatif terhadap tax evasion. Hal ini
menjelaskan bahwa semakin tingginya keadilan pajak yang sudah
diterapkan oleh Direktorat Jendral Pajak maka akan menurunkan tingkat
praktik tax evasion. Semakin tinggi tingkat keadilan pajak akan
memberikan rasa percaya seorang wajib pajak kepada Direktorat Wajib
Pajak sehingga wajib pajak cenderung akan dengan senang hati
melaksanakan kewajiban perpajakannya yang memberikan dampak pada
menurunnya tingkat praktik tax evasion.
7. Pengaruh Religiusitas terhadap Tax Evasion
Berdasarkan tabel 4.24 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
keadilan pajak memiliki nilai thitung sebesar 0,01 dengan tingkat
signifikansi 0,991. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat
signifikansinya diatas 0,05 yaitu 0,991 > 0,005 (Sarjono dan Julianita,
2011:146). Penelitian ini juga menunjukkan arah postif dengan nilai
standardized coefficient beta sebesar 0,001. Berdasarkan hal tersebut
maka H7 ditolak, yang berarti religiusitas tidak berpengaruh negatif
terhadap tax evasion.
121
Hasil tersebut menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat religiusitas
belum tentu akan menurunkan tingkat praktik tax evasion pada beberapa
KPP di wilayah Bogor. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Basri (2015) yang membuktikan bahwa religiusitas
tidak berpengaruh pada etika penggelapan pajak sehingga semakin tinggi
tingkat religiusitas seorang wajib pajak belum menjamin bahwa seorang
wajib pajak akan melaksanakan kewajiban perpajakannya sesuai
peraturan yang berlaku.
8. Pengaruh Sosiodemografi terhadap Tax Evasion
Berdasarkan tabel 4.24 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
keadilan pajak memiliki nilai thitung sebesar 1,338 dengan tingkat
signifikansi 0,183. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat
signifikansinya diatas 0,05 yaitu 0,183 > 0,05 (Sarjono dan Julianita,
2011:146). Penelitian ini juga menunjukkan arah postif dengan nilai
standardized coefficient beta sebesar 0,103. Berdasarkan hasil tingkat
signifikansi tersebut maka H8 ditolak, yang berarti sosiodemografi tidak
berpengaruh positif terhadap tax evasion.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tua dan tinggi tingkat
pendidikan seorang wajib pajak tidak menjamin bahwa akan
meningkatkan kepatuhan perpajakannya sehingga tidak menjamin juga
akan menurunkan angka praktik tax evasion. Hasil penelitian ini
konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ganda Frisno dan
Tjen (2015). Semakin tinggi tingkat pendidikan seorang Wajib Pajak
122
maka akan semakin besar juga pengetahuan yang dimilikinya sehingga
Wajib Pajak akan semakin mengerti bagaimana perpajakan di Indonesia
yang akan berdampak pada kepatuhan perpajakannya yang pada akhirnya
berpengaruh pada praktik tax evasion.
9. Pengaruh Tax Morale terhadap Tax Evasion
Berdasarkan tabel 4.24 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tax
morale memiliki nilai thitung sebesar -2,140 dengan tingkat signifikansi
0,034. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya dibawah
0,05 yaitu 0,034 < 0,05 (Sarjono dan Julianita, 2011:146). Penelitian ini
juga menunjukkan arah negatif dengan nilai standardized coefficient beta
sebesar -0,181. Berdasarkan hasil tingkat signifikansi tersebut maka H9
tidak ditolak, yang berarti tax morale berpengaruh negatif terhadap tax
evasion.
Hasil tersebut membuktikan bahwa semakin tinggi moral perpajakan
seorang wajib pajak maka akan menurunkan tingkat praktik tax evassion.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Zirman (2015) yang mengatakan bahwa dengan meningkatnya moral
pajak maka akan menurunkan angka praktik penggelapan pajak. Semakin
rendah moral seorang Wajib Pajak untuk tidak patuh terhadap pajak, atau
dengan pengertian lain semakin tidak bermoral seorang Wajib Pajak
maka semakin besar juga kemungkinan seorang Wajib Pajak tidak patuh
terhadap pajak. Demikian pula sebaliknya, semakin tinggi moral seorang
123
wajib pajak, maka ia akan semakin patuh dan tidak melakukan tindakan
tax evasion.
10. Pengaruh Penegakan Hukum Terhadap Tax Evasion dengan Tax
Morale sebagai Variabel Intervening
Berdasarkan hasil uji sobel manual dan dengan uji sobel dengan
program WIMP. Dihasilkan nilai t untuk hipotesis 10 mengenai pengaruh
penegakan hukum terhadap tax evasion dengan tax morale sebagai
variabel intervening sebesar -01,5862 dengan tingkat signifikansi 0,09
artinya nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel 1,65449 dan nilai
signifikansi di atas 0,05 (Ghozali, 2018:250). Berdasarkan hasil tersebut
maka H10 ditolak.
Hasil tersebut menggambarkan bahwa tax morale tidak dapat
mempengaruhi hubungan secara tidak langsung antara penegakan hukum
terhadap tax evasion. Hasil penelitian ini juga tidak konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Zirman (2015) yang membuktikan bahwa
penegakan hukum berpengaruh terhadap tax evasion dengan dimediasi
ole tax morale.
11. Pengaruh Keadilan Pajak Terhadap Tax Evasion dengan Tax Morale
sebagai Variabel Intervening
Berdasarkan hasil uji sobel manual dan dengan uji sobel dengan
program WIMP. Dihasilkan nilai t untuk hipotesis 11 mengenai pengaruh
keadilan pajak terhadap tax evasion dengan tax morale sebagai variabel
intervening sebesar -0,9704 dengan tingkat signifikansi 0,06 artinya nilai
124
t hitung lebih kecil dari nilai t tabel 1,65449 dan nilai signifikansi di atas
0,05 (Ghozali, 2018:250). Berdasarkan hasil tersebut maka H11 ditolak.
Hasil tersebut menggambarkan bahwa tax morale tidak dapat
mempengaruhi hubungan secara tidak langsung antara keadilan pajak
terhadap tax evasion. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Ardyaksa dan Kiswanto (2014) yang
membuktikan bahwa keadilan pajak tidak berpengaruh terhadap tax
evasion. Hal ini membuktikan bahwa dengan moralitas pajak yang tinggi
maka tetap tidak berpengaruh pada hubungan keadilan pajak dan tax
evasion secara tidak langsung. Seorang wajib pajak yang belum
merasakan keadilan pajak bisa saja melakukan praktik tax evasion
walaupun seorang wajib pajak tersebut memiliki tingkat moralitas pajak
yang baik.
12. Pengaruh Religiusitas Terhadap Tax Evasion dengan Tax Morale
sebagai Variabel Intervening
Berdasarkan hasil uji sobel manual dan dengan uji sobel dengan
program WIMP. Dihasilkan nilai t untuk hipotesis 12 mengenai pengaruh
keadilan pajak terhadap tax evasion dengan tax morale sebagai variabel
intervening sebesar -0,014112 dengan tingkat signifikansi 0,13 artinya
nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel 1,65449 dan nilai signifikansi di
atas 0,05 (Ghozali, 2018:250). Berdasarkan hasil tersebut maka H12
ditolak.
125
Hasil tersebut menggambarkan bahwa tax morale tidak dapat
mempengaruhi hubungan secara tidak langsung antara religiusitas
terhadap tax evasion. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Basri (2015) bahwa religiusitas tidak
berpengaruh pada etika penggelapan pajak. Hal ini juga membuktikan
bahwa dengan adannya pengaruh tax morale maka tetap tidak merubah
pengaruh antara religiusitas dengan tax evasion sehingga seorang wajib
pajak dengan tingkat religiusitas yang tinggi tidak menjamin bahwa
wajib pajak tersebut tidak akan melakukan tindak atau praktik tax
evasion.
13. Pengaruh Sosiodemografi Terhadap Tax Evasion dengan Tax Morale
sebagai Variabel Intervening
Berdasarkan hasil uji sobel manual dan dengan uji sobel dengan
program WIMP. Dihasilkan nilai t untuk hipotesis 13 mengenai pengaruh
keadilan pajak terhadap tax evasion dengan tax morale sebagai variabel
intervening sebesar -0,03720 dengan tingkat signifikansi 0,68 artinya
nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel dan nilai signifikansi di atas
0,05 (Ghozali, 2018:250). Berdasarkan hasil tersebut maka H13 ditolak.
Hasil tersebut menggambarkan bahwa tax morale tidak dapat
mempengaruhi hubungan secara tidak langsung antara sosiodemografi
dan tax evasion. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Lasmana dan Tjaraka (2011) bahwa usia dan tingkat
pendidikan tidak dapat mempengaruhi moral perpajakan seorang wajib
126
pajak, dan hasil penelitiantersebut juga konsisten dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Ganda Frisno dan Tjen (2015) yang mengatakan
bahwa tidak menjamin bahwa akan meningkatkan kepatuhan
perpajakannya sehingga tidak menjamin juga akan menurunkan angka
praktik tax evasion.
127
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penegakan hukum,
keadilan pajak, religiusitas, dan sosiodemografi terhadap tax evasion melalui
tax morale. Responden dalam penelitian ini berjumlah 163 wajib pajak yang
terdaftar pada beberapa KPP Pratama di wilayah Bogor. Berdasarkan data
yang terlah dikumpulkan dan diolah mengunggunakan SPSS 24, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Penegakan hukum terbukti berpengaruh positif terhadap tax morale.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Zirman (2015).
2. Keadilan pajak terbukti berpengaruh positif terhadap tax morale. Hasil
penelitian ini didukung dengan teori planned behavior.
3. Religiusitas terbukti berpengaruh positif terhadap tax morale. Hasil
penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Mayasari dan Muslim (2013). Namun hasil penelitian ini menolak hasil
penelitian Cahyonowati (2011).
4. Sosiodemografi terbukti tidak berpengaruh positif terhadap tax morale.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Laksamana dan Tjaraka (2011).
128
5. Penegakan hukum terbukti tidak berpengaruh negatif terhadap tax
evasion. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Zirman (2015).
6. Keadilan pajak terbukti berpengaruh negatif terhadap tax evasion. Hasil
penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Fatimah dan Wardhani (2017).
7. Religiusitas terbukti tidak berpengaruh negatif terhadap tax evasion.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Basri (2015).
8. Sosiodemografi terbukti tidak berpengaruh negatif terhadap tax evasion.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dillakukan
oleh Ganda Frisno dan Tjen (2015).
9. Tax morale secara signifikan berpengaruh negatif terhadap tax evasion.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Zirman (2015).
10. Penegakan hukun secara tidak langsung tidak berpengaruh terhadap tax
evasion melalui tax morale. Hasil penelitian ini didukung oleh teori
planned behavior.
11. Keadilan pajak secara tidak langsung tidak berpengaruh terhadap tax
evasion melalui tax morale. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Adyaksa dan Kiswanto (2014).
129
12. Religiusitas secara tidak langsung tidak berpengaruh terhadap tax
evasion melalui tax morale. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Basri (2015).
13. Sosiodemografi secara tidak langsung tidak berpengaruh terhadap tax
evasion melalui tax morale. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Ganda Frisno dan Tjen (2015).
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan di atas menunjukkan bahwa:
1. Setiap wajib pajak diharapkan meningkatkan pengetahuan perpajakannya
sehingga dapat memberikan dampak pada peningkatan moral
perpajakannya sehingga menurunkan tingkat praktik tax evasion.
2. Direktorat Jendral Pajak diharapkan juga dapat meningkatkan penegakan
hukum dan keadilan pajak agar wajib pajak merasa percaya sehingga
dengan senang hati mereka akan melaksakan kewajiban perpajakannya
dan menurunkan tingkat praktik tax evasion.
3. Direktorat Jendral Pajak diharapkan juga menambah volume penyuluhan
tentang perpajakan sehingga para wajib pajak muda dapat mengerti dan
memahami bahwa sadar pajak bukan hanya memiliki NPWP.
C. Saran
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan penyajian hasil
penelitian dengan beberapa masukan diantaranya:
130
1. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah literatur terbaru dan
lebih banyak daripada yang peneliti sajikan.
2. Peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian dengan menambah
atau merubah variabel lain diluar penelitian ini seperti money ethics, self
assessment system, atau kepercayaan terhadap fiskus karena terbatasnya
penggunaan variabel yang diteliti sehingga menghasilkan pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen menjadi kecil.
3. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas daerah survei atau
merubah daerah survei tidak hanya pada sebagian wilayah Bogor.
131
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, Icek. The theory of planned behavior. Orgnizational Behavior and Human
Decision Processes. Vol. 50. 179–211. 1991.
Alasfour, F., Samy, M., dan Roberta, B. "The Determinants Of Tax Morale And
Tax Compliance : Evidence From Jordan". Emerald Insight. Vol. 23. 125–
171. 2016.
Angelina, M., dan Yenni Mangoting. "Pengaruh Pandangan Sosial, Usia, dan
Kepercayaan Kepada Pemerintah Terhadap Praktik Penggelapan Pajak di
Surabaya". Tax & Accounting Review. Vol.4(1), 1–9. 2014.
Ardyaksa, T. K., dan Kiswanto. "Pengaruh Keadilan, Tarif Pajak, Ketepatan
Pengalokasian, Kecurangan, Teknologi dan Informasi Perpajakan Terhadap
Tax Evasion". Accounting Analysis Journal. 3(1), 361–369. 2014.
Astuti, T., dan Inggrid Panjaitan. "Pengaruh Moral Wajib Pajak Dan Demografi
Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Umkm Dengan Sanksi
Perpajakan Sebagai Pemoderasi". Jurnal Akuntansi. 3(1), 58–73. 2018.
Ayem, S., dan Listiani. "Pengaruh Sosialisasi Perpajakan , Penegakan Hukum
Mengenai Penggelapan Pajak (Tax Evasion)". Jurnal Riset Akuntansi
Terpadu. Vol.12. 2018.
Basri, Y. M. "Pengaruh Gender , Religiusitas Dan Sikap Love Of Money Pada
Persepsi Etika Penggelapan Pajak". Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Bisnis.
10(1), 45–54. 2015.
Budiarto, D. S., Fitri Nurmaisa., dan Yennisa."Hubungan Antara Religiusitas Dan
Machiavellian Dengan Tax Evasion: Riset Berdasarkan Perspektif Gender".
Telaah Bisnis. 17(2), 145–168. 2017.
Cahyonowati, N. "Model Moral Dan Kepatuhan Perpajakan". Jurnal Akuntansi
Dan Auditing Indonesia. Vol.15(2), 161–177. 2011.
Cummings, R. G., J.M. Vazquez., Michael McKee., and Benno Torgler. "Tax
morale affects tax compliance: Evidence from surveys and an artefactual
field experiment". Journal of Economic Behavior and Organization.
Vol.70(3), 447–457. 2009.
Fatimah, S., dan Dewi Kusuma Wardani. "Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Penggelapan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Temanggung". Akuntansi
dewantara. Vol.1(1), 1–14. 2017.
132
Friskianti, Y., dan Bestari Dwi Handayani. "Pengaruh Self Assessment System,
Keadilan, Teknologi Perpajakan, dan Ketidakpercayaan Kepada Pihak
Fiskus Terhadap Tindakan Tax Evasion". Accounting Analysis Journal.
Vol.3(1). 361–369. 2014.
Fuadi, Y. T. "Pengaruh Lingkungan Usaha, Profitabilitas, Dan Penegakan
Hukum Terhadap Ketidakpatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kec.
Kuantan Tengah". Jurnal Online Mahasiswa Bidang Ilmu Ekonomi. Vol.1.
1–15. 2014.
Ganda, Frisno., dan Christine Tjen. ”Pengaruh Faktor-Faktor Demografi
Terhadap Kepatuhan Perpajakan di Indonesia". Simposium Nasional
Akuntansi 18. 1(2), 1–18. 2015.
Ghozali, I. "Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25". (IX).
Semarang. Fakultas Ekonomika dan Bisnis universitas Diponegoro,
Semarang. 2018.
Heider, F. "A First Look at Communication Theory". In A First Look at
Communication Theory. 1958.
Kementerian Keuangan. 2014. “Laporan APBN Kita Edisi 2014”. Jakarta.
Diakses dari http://www.kemenkeu.go.id/APBNKita pada 18 November
2018.
Kementerian Keuangan. 2015. “Laporan APBN Kita Edisi 2015”. Jakarta.
Diakses dari http://www.kemenkeu.go.id/APBNKita pada 21 November
2018.
Kementerian Keuangan. 2016. “Laporan APBN Kita Edisi 2016”. Jakarta.
Diakses dari http://www.kemenkeu.go.id/APBNKita pada 22 November
2018.
Kementerian Keuangan. 2017. “Laporan APBN Kita Edisi 2017”. Jakarta.
Diakses dari http://www.kemenkeu.go.id/APBNKita pada 25 November
2018.
Kementerian Keuangan. 2018. “Laporan APBN Kita Edisi 2018”. Jakarta.
Diakses dari From http://www.kemenkeu.go.id/APBNKita pada 18 Agustus
2019.
Kurniawati, M., dan Agus Arianto Toly. "Analisis keadilan pajak, biaya
kepatuhan, dan tarif pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai
penggelapan pajak di surabaya barat". Tax & Accounting Review. 4(2), 1–
12. 2014.
133
Lasmana, M. S., dan Heru Tjaraka. "Pengaruh Moderasi Sosio Demografi
Terhadap Hubungan Antara Moral-Etika Pajak Dan Tax Avoidance Pajak
Penghasilan". Majalah Ekonom. 10(2), 185–197. 2011.
Mardiasmo. "Akuntansi Sektor Publik”. Yogyakarta: Andi. 2009.
Mayasari, W., dan Resti Yulistia Muslim. "Pengaruh Ketaatan Beragama
Terhadap Moral Pajak". 2013.
Mcgee, R., Aljaaidi, K. S., dan Anwar Salem Musaibah. "The Ethics of Tax
Evasion : A Survey of Administrative Sciences ’ Students in Yemen". 7(16),
1–12. https://doi.org/10.5539/ijbm.v7n16p1. 2012.
Mcgee, R. W. "Three Views on the Ethics of Tax Evasion Three Evasion Views on
the Ethics of Tax". Journal of Business Ethics. 67(1), 15–35.
https://doi.org/10.1007/s10551-006-9002-z. 2006.
Mcgee, R. W., dan Sheldon R. Smith. "Ethics , Tax Evasion , Gender and Age :
an Empirical Study of Utah Opinion". January. 2007.
Mokhlis, S. "Consumer Religiosity and the Importance of Store Attributes". The
Journal of Human Resource and Adult Learning. 4(2), 122–133.
https://doi.org/10.1108/09590559910268435. 2008.
Prihastanti, R. K. "Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Terhadap Penerimaan
Pajak Dimoderasi oleh Pemeriksaan Pajak". Accounting Analysis Journal.
4(1), 1–9. 2012.
Ramadhan, L. Y. "Pengaruh Kesadaran, Moralitas Dan Budaya Pajak Terhadap
Kepatuhan Pajak (Studi Pada Ukm Siola Kota Surabaya)". 16–33. 2015.
Richardson, G. "The relationship between culture and tax evasion across
countries: Additional evidence and extensions". Journal of International
Accounting, Auditing and Taxation. 17(2), 67–78. 2008.
Rusmawanti, S., dan Wardani. "Pengaruh Pemahaman Pajak, Sanksi Pajak, dan
Sensus Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pribadi yang Memiliki
Usaha". Jurnal Akuntansi. 3(2). 75–91. 2015.
Sarjono, Haryadi., dan Julianita, Winda. "Sebuah Pengantar Aplikasi Untuk Riset:
SPSS vs Lisrel". Jakarta. Salemba Empat. 2011.
Schneider, F., dan Erich Kirchler. "Shadow Economies: Size, Causes, and
Consequences". Journal of Economic Literature. 38(1), 77–114.
https://doi.org/10.1257/jel.38.1.77. 2000.
134
Stack, S., dan Kposowa, A. J. "Religion and Suicide Acceptability: A Cross -
National Analysis". Journal for the Scientific Study of Religion. 50(2), 289–
306. https://doi.org/10.2307/1387280. 2011.
Subradiyah. "Pengaruh Moderasi Tax Morale Terhadap Hubungan Variabel
Sosio Demografi Dan Tax Avoidance Pajak". Jurnal Dinamika Ekonomi dan
Bisnis. 10(2). 194–203. 2013.
Sulistianti, F., dan Sondang M. Rajagukguk. "Religiosity Over Law and tax
Compliance. Prosiding Seminar Nasional "Problematika Hukum dalam
Bisnis dan Investasi". 2002.
Suminarsasi, W. S. "Terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika
Penggelapan Pajak ( Tax Evasion )". Banjarmasin. 1(2 (oktober)), 0–29.
2012.
Torgler, B. "The importance of faith: Tax morale and religiosity". Journal of
Economic Behavior and Organization. Vol. 61. 2006.
Torgler, B., Markus Schaffner., dan Alison Macintyre. "Tax Compliance, Tax
Compliance, Tax Morale, and Governance Quality". 2007.
Torgler, B., Friedrich Schneider, dan Chrishtop A. Schaltegger. "Local autonomy,
tax morale, and the shadow economy". Public Choice. 144(1), 293–321.
https://doi.org/10.1007/s11127-009-9520-1. 2010.
Wankhar, A. Z., dan Nur Diana. "Pengaruh Money Ethics terhadap Tax Evasion
dengan Religiousity, Gender, Materialism sebagai variabel moderating".
2016.
Wulan, R. "Pengaruh Penegakan Hukum dan Self Assessment System Terhadap
Kepatuhan Perpajakan". 2013.
Zirman. "Pengaruh Penegakan Hukum Dan Gender Terhadap Penggelapan
Pajak Dimediasi Oleh Moral Pajak". Akuntanbilitas. Volume VIII(2), 133–
147. 2015.
145
KUISIONER PENELITIAN
Pengaruh Penegakan Hukum, Keadilan Pajak, Religiusitas, dan
Sosiodemografi terhadap Tax Evasion dengan Tax Morale sebagai
Variabel Intervening
Rifqoh Maulidiah
11150820000025
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
151
Nomor ...... (diisi oleh peneliti)
IDENTITAS RESPONDEN
Berilah tanda centang (✓) pada identitas pengenalBapak/Ibu/Sdr/i
1. Nama : .............................................................(opsional)
2. No. Hp : .............................................................
3. Email : .............................................................
4. Wilayah : .................................................(tempat tinggal/KPP terdaftar)
5. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
6. Umur Responden : 20-25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun
36-40 tahun >40 tahun
7. Status Pernikahan : Menikah Belum Menikah
8. Pendidikan Terakhir : D3 S1 S2 S3 Lainnya.........
9. Pekerjaan : Wiraswasta Pegawai Swasta
PNS Lainnya..........................
10. Agama : Islam Lainnya..........................
11. Penghasilan : <Rp 2.500.000
Rp 2.500.001 – Rp 5.000.000
Rp 5.000.001 – Rp 7.500.000
Rp 7.500.001 – Rp 10.000.000
>Rp 10.000.001
152
Petunjuk: Berilah tanda centang (✓) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian
Bapak/Ibu/Sdr/i
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
2 = Tidak Setuju (TS)
3 = Netral (N)
4 = Setuju (S)
5 = Sangat Setuju (SS)
I. Variabel Penegakan Hukum (X1)
No. Pernyataan STS TS N S SS
1. Sanksi pajak telah diterapkan dengan baik
oleh petugas pajak terhadap pelanggar pajak
2.
Pemerintah telah berlaku adil kepada setiap
orang yang melakukan pelanggaran pajak
(keterlambatan maupun pembayaran akan
dikenakan sanksi (denda))
3.
Sanksi pidana dan sanksi administrasi yang
dikenakan bagi pelanggar aturan pajak
memberatkan
4.
Pengenaan sanksi yang cukup berat
merupakan salah satu sarana untuk mendidik
WP
5. Sanksi pajak harus dikenakan kepada
pelanggarnya tanpa toleransi
II. Variabel Keadilan Pajak (X2)
No. Pernyataan STS TS N S SS
6.
Beban pajak setiap wajib pajak adalah sama
bagi setiap wajib pajak yang mempunyai
jumlah penghasilan dan tanggungan yang
sama, tanpa membedakan jenis atau sumber
penghasilan
153
No. Pernyataan STS TS N S SS
7.
Beban pajak setiap wajib pajak berbeda jika
jumlah penghasilan mereka juga berbeda
tanpa membedakan jenis dan sumber
penghasilan
8.
Dibandingkan dengan wajib pajak lain saya
membayar pajak penghasilan lebih sedikit
daripada pembagian pajak penghasilan yang
sesuai/adil
9.
Saya berpendapat bahwa setiap jenis pajak
yang dibayar sudah sesuai dengan
kemampuan wajib pajak untuk membayar
III. Variabel Religiousity (X3)
No. Pernyataan STS TS N S SS
10. Tuhan menjadi hal yang penting dalam
hidup saya
11. Agama sangat penting, karena agama
menjawab pertanyaan hidup
12. Saya sangat sering menghadiri kegiatan
keagamaan
13. Terlepas dari kegiatan keagaman, saya
termasuk orang yang religius
14.
Saya menolak memasukkan pertimbangan
agama dalam mempengaruhi urusan saya
seperti dalam hal melakukan kecurangan
pajak
15.
Saya merasa tidak menggunakan pendekatan
agama dalam menjalankan hidup jika saya
melakukan kecurangan pajak
16. Melakukan kecurangan pajak tidak sesuai
dengan nilai-nilai agama saya
154
IV. Variabel Sosiodemografi (X4)
17. Umur Responden : 20-25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun
36-40 tahun >40 tahun
18. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
19. Status Pernikahan : Menikah Belum Menikah
20. Pendidikan Terakhir : D3 S1 S2 S3 Lainnya.........
V. Variabel Tax Morale (Z)
No. Pernyataan STS TS N S SS
21. Saya mengihtung, membayar, dan
melaporkan pajak dengan sukarela
22.
Saya mengitung, membayar, dan
melaporkan pajak karena sadar akan
kewajiban sebagai wajib pajak
23.
Menghitung, membayar, dan melaporkan
pajak dengan jumlah yang tidak
sesungguhnya adalah hal yang tidak etis
24. Melakukan kecurangan pajak dapat
dibenarkan jika saya memiliki kesempatan
25.
Pelanggaran prosedur dalam menghitung,
membayar, dan melaporkan pajak adalah hal
yang biasa
26. Saya merasa bersalah jika tidak membayar
pajak
27. Saya merasa bersalah jika menghitung pajak
dengan perhitungan yang tidak semestinya
28. Saya merasa bersalah jika melaporkan pajak
tidak tepat waktu
155
VI. Variabel Tax Evasion (Y)
No. Pernyataan STS TS N S SS
29. Saya tidak mendaftarkan diri sebagai wajib
pajak
30. Saya tidak menggunakan NPWP sesuai
dengan ketentuan
31. Saya selalu tidak menyampaikan SPT tepat
waktunya
32.
Saya menyampaikan SPT dengan
perhitungan yang tidak lengkap dan tidak
benar atas seluruh objek pajak yang saya
miliki
33.
Saya tidak menyampaikan SPT dengan
sesungguhnya atas seluruh objek pajak yang
saya miliki
34.
Saya menyetor pajak tidak berdasarkan
jumlah yang sebenarnya dari objek pajak
sesungguhnya
35.
Saya melaporkan kewajiban pajak dengan
jumlah pendapatan yang lebih kecil dari
seharusnya dibayar
152
IDENTITAS RESPONDEN
No. JK Usia Statper Pendter Pekerjaan Agama Penghasilan
1 2 5 1 2 3 1 2
2 2 5 1 5 4 1 1
3 2 5 1 2 3 1 2
4 1 5 1 2 3 1 2
5 2 2 1 2 4 1 1
6 2 1 1 1 2 2 1
7 1 5 1 3 3 2 3
8 1 4 1 2 4 1 1
9 1 5 1 2 4 1 1
10 1 5 1 2 3 1 3
11 1 4 1 5 4 1 1
12 2 5 1 2 4 1 1
13 2 5 1 2 3 1 2
14 1 5 2 2 3 2 2
15 1 5 1 2 4 2 3
16 1 5 1 2 4 1 1
17 2 5 1 3 4 1 1
18 2 1 2 5 4 1 1
19 2 2 2 1 2 1 2
20 2 1 2 5 4 1 1
21 2 1 2 5 2 1 1
22 1 1 2 5 2 1 1
23 1 3 1 5 4 1 1
24 1 2 2 5 4 1 2
25 2 5 1 5 4 2 3
26 1 3 1 5 4 1 2
27 1 4 1 5 2 2 2
28 1 3 2 5 2 2 2
29 2 4 1 2 2 1 2
30 1 5 1 5 2 1 3
31 2 1 1 5 2 1 2
32 1 1 2 5 4 1 1
33 1 1 2 5 2 1 2
34 1 4 1 5 2 1 1
35 1 2 1 5 2 1 2
36 1 1 2 5 4 1 1
Bersambung pada halaman selanjutnya.
153
IDENTITAS RESPONDEN
(Lanjutan)
No. JK Usia Statper Pendter Pekerjaan Agama Penghasila
n
37 2 1 2 5 2 1 2
38 1 1 2 2 2 1 1
39 1 1 2 5 4 1 1
40 1 4 1 5 2 1 2
41 2 1 2 5 2 2 2
42 2 1 2 5 4 1 1
43 2 1 2 5 2 1 2
44 2 1 1 5 4 1 1
45 1 2 1 5 2 1 2
46 1 5 1 5 2 1 1
47 2 1 1 5 4 1 3
48 2 4 1 5 2 1 4
49 1 5 1 2 4 1 4
50 2 2 1 2 3 1 1
51 1 1 2 5 2 1 2
52 2 1 2 5 2 2 2
53 1 1 2 2 4 1 1
54 1 5 1 5 2 2 3
55 1 1 2 5 2 2 1
56 1 1 2 5 4 1 1
57 1 1 2 5 4 1 2
58 1 2 2 5 4 1 3
59 1 1 2 5 2 1 1
60 1 1 2 2 4 1 1
61 1 1 2 2 2 1 2
62 1 4 1 5 4 1 1
63 2 1 2 5 2 1 2
64 1 3 1 5 4 1 2
65 1 3 2 2 2 1 2
66 2 3 2 5 2 1 3
67 1 2 2 5 4 1 3
68 1 1 2 5 2 1 2
69 2 1 2 1 4 1 1
70 1 4 1 5 4 1 3
71 1 2 1 5 2 2 3
Bersambung pada halaman selanjutnya.
154
IDENTITAS RESPONDEN
(Lanjutan)
No. JK Usia Statper Pendter Pekerjaan Agama Penghasilan
72 2 2 2 5 2 1 2
73 2 1 2 2 4 1 2
74 1 2 1 5 2 1 2
75 2 3 2 5 4 1 2
76 2 1 2 5 2 2 2
77 1 3 1 5 4 1 1
78 1 5 1 5 2 1 1
79 1 1 2 5 4 1 2
80 1 2 1 5 2 1 1
81 2 1 2 2 2 1 2
82 2 1 2 5 2 1 2
83 1 2 1 5 2 1 2
84 2 1 2 2 4 2 2
85 2 1 1 5 4 1 1
86 1 1 2 2 4 1 2
87 1 1 2 2 2 1 2
88 2 2 2 2 2 1 2
89 2 2 2 2 2 1 2
90 2 3 1 1 2 1 2
91 2 3 1 2 2 1 2
92 2 3 1 2 2 1 3
93 1 4 1 2 4 1 3
94 2 2 1 2 2 1 2
95 1 5 1 1 2 1 2
96 1 5 1 2 4 1 2
97 2 5 1 2 2 1 3
98 1 1 2 1 2 1 2
99 2 2 1 1 2 1 2
100 1 5 1 5 2 1 3
101 1 3 1 5 2 1 2
102 1 1 2 1 2 1 2
103 2 2 1 2 2 1 3
104 2 1 2 5 2 1 2
105 2 1 2 1 2 1 2
Bersambung pada halaman selanjutnya.
155
IDENTITAS RESPONDEN
(Lanjutan)
No. JK Usia Statper Pendter Pekerjaan Agama Penghasilan
106 1 2 2 2 4 1 3
107 1 3 1 5 4 1 2
108 2 2 1 5 2 1 2
109 1 1 2 5 2 1 2
110 1 1 2 1 2 1 2
111 1 2 2 5 4 2 2
112 2 1 1 5 4 1 1
113 2 1 2 2 2 2 2
114 1 2 1 4 4 2 3
115 1 3 1 5 2 2 3
116 1 1 2 4 4 2 3
117 1 1 2 5 2 1 2
118 2 3 1 5 4 1 1
119 1 5 1 5 2 2 3
120 2 1 2 5 4 1 1
121 2 2 1 5 2 1 2
122 2 2 2 5 2 1 1
123 1 1 2 2 2 1 2
124 1 3 1 5 2 1 3
125 1 2 1 5 4 1 2
126 1 1 2 2 2 2 2
127 2 1 2 5 4 1 1
128 2 1 2 5 2 1 2
129 1 1 2 5 2 1 2
130 2 2 1 1 2 1 3
131 1 2 1 2 2 1 2
132 2 3 1 1 2 1 2
133 2 3 1 2 3 1 2
134 1 3 1 2 2 1 2
135 1 4 1 2 2 1 3
136 2 1 2 1 2 1 2
137 1 1 2 2 2 2 2
138 2 5 1 5 4 1 3
139 1 3 1 5 2 1 1
Bersambung pada halaman selanjutnya.
156
IDENTITAS RESPONDEN
(Lanjutan)
No. JK Usia Statper Pendter Pekerjaan Agama Penghasilan
140 1 2 2 2 2 2 2
141 1 4 1 2 4 2 3
142 2 1 2 1 2 1 2
143 1 1 2 1 4 1 2
144 1 3 1 1 2 1 2
145 2 3 1 5 4 1 2
146 1 3 2 5 2 1 2
147 1 2 2 5 2 1 2
148 1 1 2 1 2 1 2
149 2 4 1 5 4 1 1
150 1 2 1 5 2 2 2
151 1 2 2 1 2 2 2
152 1 5 1 1 4 1 3
153 1 3 1 5 2 1 2
154 1 4 1 2 2 1 3
155 2 3 1 5 2 1 2
156 2 4 2 2 2 2 2
157 1 5 1 2 4 1 3
158 1 1 2 2 4 2 1
159 2 4 1 2 2 1 2
160 2 2 1 5 4 1 1
161 1 2 2 1 2 2 2
162 2 2 1 5 2 1 1
163 1 5 1 2 2 1 3
157
Jawaban Responden atas Variabel Penegakan Hukum
No. PH1 PH2 PH3 PH4 PH5 Total
1 4 4 3 3 4 18
2 4 4 3 3 4 18
3 4 4 2 5 5 20
4 3 3 3 3 3 15
5 4 4 2 4 3 17
6 4 5 3 4 4 20
7 5 5 3 5 5 23
8 4 4 4 4 4 20
9 5 3 5 3 5 21
10 4 3 4 3 5 19
11 5 3 5 3 5 21
12 4 4 4 4 4 20
13 5 5 3 5 5 23
14 5 4 2 4 4 19
15 4 3 4 5 5 21
16 5 5 3 1 4 18
17 4 4 2 4 2 16
18 3 3 3 3 3 15
19 4 3 2 5 5 19
20 5 5 3 4 3 20
21 5 5 4 4 3 21
22 3 3 3 3 3 15
23 3 4 3 4 2 16
24 4 4 2 2 4 16
25 4 4 4 4 4 20
26 4 4 3 3 3 17
27 4 4 2 4 4 18
28 5 5 2 5 5 22
29 4 2 4 4 4 18
30 4 4 3 2 4 17
31 4 5 2 4 4 19
32 4 4 2 4 4 18
33 5 4 3 4 5 21
34 4 4 3 4 5 20
35 4 4 4 4 4 20
36 3 4 2 5 5 19
37 4 4 4 1 4 17
Bersambung pada halaman selanjutnya.
158
Jawaban Responden atas Variabel Penegakan Hukum
(Lanjutan)
No. PH1 PH2 PH3 PH4 PH5 Total
38 4 3 2 4 4 17
39 4 4 3 3 3 17
40 4 4 4 4 4 20
41 4 3 3 5 5 20
42 3 4 4 3 3 17
43 4 4 4 4 4 20
44 4 4 3 4 3 18
45 4 4 4 4 4 20
46 4 4 4 4 4 20
47 4 4 3 4 5 20
48 5 5 3 4 4 21
49 4 4 4 4 4 20
50 4 4 4 4 4 20
51 4 3 2 3 4 16
52 4 4 3 4 4 19
53 4 2 2 4 4 16
54 4 4 4 2 2 16
55 4 5 3 4 5 21
56 4 4 4 4 3 19
57 4 4 2 4 4 18
58 4 3 3 4 5 19
59 3 4 3 3 2 15
60 3 4 5 3 4 19
61 4 4 2 4 3 17
62 4 4 2 4 5 19
63 5 5 2 5 5 22
64 4 4 4 4 4 20
65 4 4 4 4 4 20
66 4 4 4 4 4 20
67 4 4 3 2 5 18
68 3 3 3 3 3 15
69 4 4 4 4 4 20
70 4 4 4 4 4 20
71 4 4 4 4 4 20
72 3 3 3 3 3 15
Bersambung pada halaman selanjutnya.
159
Jawaban Responden atas Variabel Penegakan Hukum
(Lanjutan)
No. PH1 PH2 PH3 PH4 PH5 Total
73 4 4 4 4 4 20
74 4 4 2 4 4 18
75 4 4 3 3 3 17
76 4 4 2 4 4 18
77 4 4 2 4 4 18
78 4 4 4 3 4 19
79 3 2 2 3 5 15
80 4 4 2 4 4 18
81 4 4 2 5 4 19
82 4 4 2 5 4 19
83 4 4 2 4 5 19
84 5 5 3 5 5 23
85 3 3 2 3 4 15
86 4 3 3 4 4 18
87 4 4 4 4 4 20
88 5 5 2 4 4 20
89 5 5 3 3 4 20
90 5 4 3 4 4 20
91 4 4 2 4 4 18
92 4 4 2 4 4 18
93 4 4 3 4 4 19
94 4 4 3 5 5 21
95 5 4 2 2 5 18
96 4 4 2 4 5 19
97 5 4 2 5 5 21
98 5 3 1 4 5 18
99 5 4 2 5 5 21
100 4 2 2 4 4 16
101 3 4 2 4 5 18
102 5 3 2 4 5 19
103 4 3 2 5 5 19
104 3 3 2 5 5 18
105 5 5 1 4 4 19
106 4 4 2 5 4 19
107 4 4 4 4 4 20
Bersambung pada halaman selanjutnya.
160
Jawaban Responden atas Variabel Penegakan Hukum
(Lanjutan)
No. PH1 PH2 PH3 PH4 PH5 Total
108 5 5 2 3 5 20
109 4 4 3 5 4 20
110 4 4 2 4 4 18
111 4 4 4 4 4 20
112 5 4 1 5 5 20
113 4 4 4 4 4 20
114 5 4 2 4 5 20
115 4 4 3 3 4 18
116 3 3 3 4 4 17
117 4 4 2 4 4 18
118 4 4 2 4 4 18
119 4 4 4 3 4 19
120 3 2 2 3 5 15
121 4 4 2 4 4 18
122 5 4 2 4 4 19
123 4 4 2 5 4 19
124 4 4 2 5 4 19
125 5 5 4 5 4 23
126 2 2 2 4 5 15
127 3 4 3 4 4 18
128 5 4 2 4 5 20
129 4 3 3 4 4 18
130 4 4 2 4 4 18
131 5 4 3 3 4 19
132 5 4 3 4 4 20
133 4 4 2 4 4 18
134 5 4 2 4 5 20
135 4 3 2 4 5 18
136 4 3 3 4 4 18
137 4 4 3 4 4 19
138 4 4 4 4 4 20
139 4 4 3 4 4 19
140 4 3 2 4 5 18
141 4 4 2 4 4 18
142 5 3 2 4 5 19
Bersambung pada halaman selanjutnya.
161
Jawaban Responden atas Variabel Penegakan Hukum
(Lanjutan)
No. PH1 PH2 PH3 PH4 PH5 Total
143 4 4 4 4 3 19
144 4 4 2 4 4 18
145 4 4 2 4 4 18
146 5 4 2 5 4 20
147 5 4 3 4 4 20
148 5 4 3 4 4 20
149 4 3 3 4 4 18
150 4 4 3 3 4 18
151 4 4 3 4 4 19
152 4 4 3 4 4 19
153 4 4 3 4 4 19
154 4 3 3 4 4 18
155 4 4 2 4 4 18
156 4 4 2 4 4 18
157 4 4 3 3 4 18
158 4 4 3 4 4 19
159 4 4 3 4 4 19
160 4 4 2 5 4 19
161 4 4 2 4 4 18
162 4 3 2 3 3 15
163 4 4 2 3 4 17
162
Jawaban Responden Atas Variabel Keadilan Pajak
No. KP1 KP2 KP3 KP4 Total
1 2 4 3 3 12
2 2 4 3 3 12
3 4 4 2 4 14
4 3 3 3 3 12
5 2 4 2 4 12
6 4 3 3 4 14
7 4 4 2 4 14
8 4 4 4 4 16
9 5 5 5 5 20
10 5 5 5 5 20
11 5 5 5 5 20
12 3 4 3 3 13
13 4 5 2 5 16
14 1 5 3 4 13
15 5 5 2 4 16
16 5 5 2 1 13
17 1 4 2 4 11
18 4 4 4 4 16
19 4 4 4 4 16
20 3 4 3 4 14
21 4 4 2 2 12
22 3 3 3 3 12
23 4 5 4 4 17
24 4 3 4 3 14
25 3 3 3 5 14
26 4 4 4 4 16
27 4 4 4 4 16
28 3 3 2 4 12
29 3 4 4 4 15
30 4 4 3 5 16
31 4 4 4 4 16
32 4 5 3 4 16
33 5 5 2 4 16
34 5 4 3 4 16
35 3 4 3 4 14
36 5 5 5 5 20
37 4 4 4 4 16
Bersambung pada halaman selanjutnya.
163
Jawaban Responden Atas Variabel Keadilan Pajak
(Lanjutan)
No. KP1 KP2 KP3 KP4 Total
38 4 5 2 4 15
39 5 4 4 5 18
40 4 4 4 4 16
41 4 4 3 4 15
42 4 3 3 3 13
43 4 3 2 4 13
44 3 4 3 4 14
45 4 4 4 4 16
46 3 4 4 4 15
47 4 4 4 4 16
48 4 4 4 4 16
49 4 4 4 4 16
50 4 4 2 4 14
51 4 4 4 4 16
52 4 4 4 4 16
53 4 4 2 2 12
54 2 4 3 4 13
55 5 5 2 4 16
56 4 5 4 4 17
57 4 4 4 4 16
58 4 4 4 4 16
59 2 4 3 3 12
60 3 4 3 3 13
61 4 3 3 3 13
62 4 3 1 4 12
63 5 5 4 5 19
64 4 4 4 4 16
65 4 4 4 4 16
66 4 5 4 4 17
67 4 4 3 4 15
68 3 3 3 3 12
69 3 4 2 4 13
70 4 4 4 4 16
71 4 3 3 5 15
72 3 3 3 3 12
Bersambung pada halaman selanjutnya.
164
Jawaban Responden Atas Variabel Keadilan Pajak
(Lanjutan)
No. KP1 KP2 KP3 KP4 Total
73 4 4 3 4 15
74 4 3 3 4 14
75 4 2 2 4 12
76 4 3 3 3 13
77 4 4 4 5 17
78 3 3 2 4 12
79 3 4 4 4 15
80 4 4 2 4 14
81 4 4 2 4 14
82 5 4 5 4 18
83 5 5 3 5 18
84 4 4 2 5 15
85 3 2 2 3 10
86 3 2 3 4 12
87 4 5 5 4 18
88 4 4 3 4 15
89 4 4 3 4 15
90 4 4 4 4 16
91 4 4 4 4 16
92 4 4 4 4 16
93 4 4 4 4 16
94 4 4 2 2 12
95 5 4 5 4 18
96 4 4 2 5 15
97 5 5 2 5 17
98 4 5 2 5 16
99 3 4 2 5 14
100 5 5 2 5 17
101 3 3 2 5 13
102 4 4 2 4 14
103 4 4 2 5 15
104 4 4 2 4 14
105 5 5 1 5 16
106 4 4 2 4 14
107 4 4 2 4 14
Bersambung pada halaman selanjutnya.
165
Jawaban Responden Atas Variabel Keadilan Pajak
(Lanjutan)
No. KP1 KP2 KP3 KP4 Total
108 5 5 1 5 16
109 5 5 2 5 17
110 4 4 2 5 15
111 3 4 2 4 13
112 5 4 2 5 16
113 4 4 2 5 15
114 4 5 2 4 15
115 4 4 2 4 14
116 3 3 2 4 12
117 4 3 3 3 13
118 4 4 4 5 17
119 3 3 2 4 12
120 3 4 4 4 15
121 4 4 2 4 14
122 4 4 2 4 14
123 5 4 5 4 18
124 5 4 5 4 18
125 4 4 3 4 15
126 2 2 2 4 10
127 4 3 2 3 12
128 5 5 2 4 16
129 4 5 2 5 16
130 4 5 2 5 16
131 5 4 2 5 16
132 4 4 4 4 16
133 4 4 4 4 16
134 4 4 4 4 16
135 5 5 4 5 19
136 5 4 3 4 16
137 4 4 4 4 16
138 5 5 5 5 20
139 5 5 2 4 16
140 5 5 2 4 16
141 4 5 2 5 16
142 5 3 3 5 16
Bersambung pada halaman selanjutnya.
166
Jawaban Responden Atas Variabel Keadilan Pajak
(Lanjutan)
No. KP1 KP2 KP3 KP4 Total
143 4 4 3 4 15
144 4 5 2 5 16
145 4 5 2 5 16
146 5 5 2 4 16
147 5 5 4 5 19
148 5 4 2 5 16
149 4 4 4 4 16
150 4 4 3 4 15
151 4 4 4 4 16
152 5 5 3 5 18
153 5 5 4 5 19
154 5 4 2 5 16
155 4 4 4 4 16
156 5 5 2 4 16
157 4 5 4 5 18
158 5 4 2 5 16
159 5 4 4 5 18
160 4 4 3 4 15
161 4 4 4 4 16
162 3 3 1 3 10
163 4 3 2 4 13
167
Jawaban Responden Atas Variabel Religiusitas
No. RLG1 RLG2 RLG3 RLG4 RLG5 RLG6 RLG7 Total
1 5 5 4 3 1 1 1 20
2 5 5 4 4 1 1 1 21
3 5 5 4 4 1 2 5 26
4 5 5 5 5 5 5 5 35
5 5 4 4 3 4 4 4 28
6 5 5 4 3 3 3 4 27
7 5 5 4 3 5 4 5 31
8 5 5 5 4 2 4 5 30
9 5 5 5 5 1 1 5 27
10 5 5 5 5 1 1 5 27
11 5 5 5 5 1 1 5 27
12 5 5 5 5 5 5 5 35
13 5 5 4 3 5 4 5 31
14 5 5 5 5 2 4 5 31
15 5 5 5 3 5 5 5 33
16 5 5 3 5 5 4 3 30
17 5 4 4 4 4 4 5 30
18 4 4 4 3 3 3 3 24
19 5 4 4 3 2 4 4 26
20 5 5 3 4 5 2 3 27
21 5 5 3 3 4 2 3 25
22 3 3 3 3 3 3 3 21
23 4 4 4 4 5 5 5 31
24 5 5 3 3 3 2 3 24
25 5 5 5 3 3 4 4 29
26 5 5 4 3 3 3 3 26
27 5 5 5 4 2 4 4 29
28 5 5 3 3 2 3 4 25
29 4 4 4 4 4 4 4 28
30 5 5 4 3 3 3 3 26
31 5 5 4 3 2 4 4 27
32 4 4 3 3 4 4 3 25
33 4 4 4 4 2 4 4 26
34 5 5 5 4 3 3 4 29
35 5 5 4 3 4 4 4 29
36 5 5 5 5 3 5 5 33
37 5 5 5 5 4 4 4 32
Bersambung pada halaman selanjutnya.
168
Jawaban Responden Atas Variabel Religiusitas
(Lanjutan)
No. RLG1 RLG2 RLG3 RLG4 RLG5 RLG6 RLG7 Total
38 5 5 5 4 5 2 5 31
39 5 4 4 2 4 4 3 26
40 4 4 4 4 4 4 4 28
41 5 5 4 3 2 5 5 29
42 4 4 4 4 4 4 3 27
43 5 4 4 3 3 3 4 26
44 4 4 3 3 3 3 3 23
45 4 5 3 3 4 3 3 25
46 4 4 4 3 2 4 4 25
47 4 4 4 3 4 3 4 26
48 5 5 4 3 3 4 4 28
49 4 4 4 4 4 4 4 28
50 5 5 5 4 4 4 5 32
51 5 5 3 3 3 3 4 26
52 5 5 5 4 3 4 4 30
53 5 5 4 4 1 1 5 25
54 5 5 4 3 2 4 5 28
55 5 5 3 4 2 2 5 26
56 5 4 4 3 3 3 5 27
57 4 4 4 4 4 4 4 28
58 5 5 5 4 2 4 4 29
59 5 5 3 4 5 4 5 31
60 4 4 4 3 3 3 3 24
61 4 4 3 3 3 3 4 24
62 5 5 5 5 5 5 5 35
63 5 5 5 1 5 1 1 23
64 4 4 4 4 4 4 4 28
65 4 5 4 4 4 4 4 29
66 5 5 4 4 3 3 3 27
67 5 5 4 4 5 4 5 32
68 3 3 3 3 3 3 3 21
69 5 5 4 4 2 3 4 27
70 5 5 5 4 5 4 5 33
71 4 4 4 3 2 4 4 25
72 5 5 3 4 4 4 5 30
Bersambung pada halaman selanjutnya.
169
Jawaban Responden Atas Variabel Religiusitas
(Lanjutan)
No. RLG1 RLG2 RLG3 RLG4 RLG5 RLG6 RLG7 Total
73 4 4 4 4 2 2 4 24
74 4 4 4 4 2 4 4 26
75 5 4 4 3 3 2 4 25
76 5 5 4 4 2 2 5 27
77 5 5 5 4 2 4 5 30
78 5 5 5 4 3 2 4 28
79 4 3 3 3 3 4 4 24
80 4 4 4 4 2 4 4 26
81 5 5 3 3 1 2 5 24
82 5 5 3 3 1 2 5 24
83 5 5 5 4 4 3 4 30
84 4 4 4 4 5 5 5 31
85 5 4 4 3 3 3 3 25
86 5 5 4 3 5 4 4 30
87 4 4 3 3 4 3 3 24
88 5 5 5 3 2 3 4 27
89 5 5 5 4 2 3 4 28
90 5 5 5 4 2 4 4 29
91 5 5 5 4 2 4 4 29
92 5 5 5 4 2 4 4 29
93 4 4 4 4 2 4 4 26
94 5 4 2 3 2 4 5 25
95 5 4 4 2 2 5 4 26
96 5 4 4 3 2 4 4 26
97 5 5 4 4 2 4 4 28
98 5 4 3 2 2 4 4 24
99 5 5 4 4 2 4 5 29
100 4 4 3 2 2 5 5 25
101 5 5 4 4 2 4 5 29
102 5 4 3 3 2 4 4 25
103 5 5 3 2 1 5 5 26
104 5 4 2 2 2 4 4 23
105 5 5 3 4 1 5 5 28
106 5 5 4 3 2 4 4 27
107 4 5 4 4 4 4 4 29
Bersambung pada halaman selanjutnya.
170
Jawaban Responden Atas Variabel Religiusitas
(Lanjutan)
No. RLG1 RLG2 RLG3 RLG4 RLG5 RLG6 RLG7 Total
108 5 5 4 4 5 4 5 32
109 3 3 3 3 3 3 3 21
110 5 5 4 4 2 3 4 27
111 4 4 4 3 2 4 4 25
112 5 5 3 4 4 4 5 30
113 4 4 4 4 2 2 4 24
114 4 4 4 4 2 4 4 26
115 5 4 4 3 3 2 4 25
116 4 5 2 4 5 4 4 28
117 5 5 4 4 2 2 5 27
118 5 5 5 4 2 4 5 30
119 5 5 5 4 3 2 4 28
120 4 3 3 3 3 4 4 24
121 4 4 4 4 2 4 4 26
122 4 4 4 3 3 4 4 26
123 5 5 3 3 1 2 5 24
124 5 5 3 3 1 2 5 24
125 5 5 5 4 4 3 4 30
126 4 4 4 4 5 5 5 31
127 5 4 4 3 3 3 3 25
128 5 5 4 3 5 4 4 30
129 4 4 3 3 4 3 3 24
130 5 5 5 3 2 3 4 27
131 5 5 5 4 2 3 4 28
132 5 5 5 4 2 4 4 29
133 5 5 5 4 2 4 4 29
134 5 5 5 4 2 4 4 29
135 4 4 4 4 2 4 4 26
136 4 4 4 2 2 4 4 24
137 5 4 4 4 4 4 4 29
138 4 4 4 3 2 4 4 25
139 4 5 4 4 4 4 4 29
140 5 5 4 2 2 4 4 26
141 4 4 2 3 2 4 4 23
142 4 4 4 4 2 4 4 26
Bersambung pada halaman selanjutnya.
171
Jawaban Responden Atas Variabel Religiusitas
(Lanjutan)
No. RLG1 RLG2 RLG3 RLG4 RLG5 RLG6 RLG7 Total
143 4 4 4 3 3 5 5 28
144 5 5 3 3 2 5 4 27
145 5 5 4 4 3 4 4 29
146 4 5 4 4 2 4 4 27
147 5 5 5 5 2 5 5 32
148 5 5 4 3 2 4 4 27
149 5 5 5 4 4 5 5 33
150 4 4 4 3 2 4 4 25
151 4 4 3 3 2 4 4 24
152 4 4 4 4 2 4 4 26
153 4 4 4 3 2 4 4 25
154 5 5 4 3 2 4 4 27
155 5 5 4 3 3 5 5 30
156 4 4 4 4 2 4 4 26
157 4 4 4 4 2 4 4 26
158 4 4 3 3 2 4 4 24
159 5 4 3 2 2 4 4 24
160 5 5 5 3 3 5 4 30
161 5 5 5 4 2 5 5 31
162 4 4 3 2 2 5 5 25
163 5 4 4 3 3 3 5 27
172
Jawaban Responden Atas Variabel Sosiodemografi
No. SSDM1 SSDM4 Total No. SSDM1 SSDM4 Total
1 5 2 7 36 1 5 6
2 5 5 10 37 1 5 6
3 5 2 7 38 1 2 3
4 5 2 7 39 1 5 6
5 3 2 5 40 4 5 9
6 1 1 2 41 1 5 6
7 5 3 8 42 1 5 6
8 4 2 6 43 1 5 6
9 5 2 7 44 1 5 6
10 5 2 7 45 2 5 7
11 4 5 9 46 5 5 10
12 5 2 7 47 1 5 6
13 5 2 7 48 4 5 9
14 5 2 7 49 5 2 7
15 5 2 7 50 2 2 4
16 5 2 7 51 1 5 6
17 5 3 8 52 1 5 6
18 1 5 6 53 1 1 2
19 2 1 3 54 5 5 10
20 1 5 6 55 1 5 6
21 1 5 6 56 1 5 6
22 3 3 6 57 1 5 6
23 3 5 8 58 2 5 7
24 2 5 7 59 1 5 6
25 4 5 9 60 1 1 2
26 3 5 8 61 1 2 3
27 3 5 8 62 4 5 9
28 3 5 8 63 1 5 6
29 4 2 6 64 3 5 8
30 5 5 10 65 3 5 8
31 1 5 6 66 3 5 8
32 1 5 6 67 2 5 7
33 1 5 6 68 1 5 6
34 4 5 9 69 1 1 2
35 2 5 7 70 4 5 9
Bersambung pada halaman selanjutnya
173
Jawaban Responden Atas Variabel Sosiodemografi
(Lanjutan)
No. SSDM1 SSDM4 Total No. SSDM1 SSDM4 Total
71 2 5 7 106 2 2 4
72 1 5 6 107 3 5 8
73 1 2 3 108 2 5 7
74 2 4 6 109 1 5 6
75 3 5 8 110 1 1 2
76 1 5 6 111 2 5 7
77 3 5 8 112 1 5 6
78 5 5 10 113 1 2 3
79 1 5 6 114 2 4 6
80 2 5 7 115 3 5 8
81 1 2 3 116 1 4 5
82 1 5 6 117 1 5 6
83 2 5 7 118 3 5 8
84 1 2 3 119 5 5 10
85 1 5 6 120 1 5 6
86 1 5 6 121 2 5 7
87 1 5 6 122 2 5 7
88 2 1 3 123 1 2 3
89 2 2 4 124 1 5 6
90 3 1 4 125 2 5 7
91 3 2 5 126 1 2 3
92 3 2 5 127 1 5 6
93 4 2 6 128 1 5 6
94 2 2 4 129 1 5 6
95 5 1 6 130 2 1 3
96 5 2 7 131 2 2 4
97 5 2 7 132 3 1 4
98 1 1 2 133 3 2 5
99 2 1 3 134 3 2 5
100 5 5 10 135 4 2 6
101 3 5 8 136 1 1 2
102 1 1 2 137 1 2 3
103 2 2 4 138 5 5 10
104 1 5 6 139 3 5 8
105 1 1 2 140 2 2 4
Bersambung pada halaman selanjutnya
174
Jawaban Responden Atas Variabel Sosiodemografi
(Lanjutan)
No. SSDM1 SSDM4 Total
141 4 2 6
142 1 1 2
143 1 1 2
144 3 1 4
145 3 5 8
146 3 5 8
147 2 5 7
148 1 1 2
149 4 5 9
150 2 5 7
151 2 1 3
152 5 1 6
153 3 5 8
154 4 2 6
155 3 5 8
156 4 2 6
157 5 2 7
158 1 2 3
159 4 2 6
160 2 5 7
161 2 1 3
162 2 5 7
163 5 2 7
175
Jawaban Responden Atas Variabel Tax Morale
No. TM1 TM2 TM3 TM4 TM5 TM6 TM7 TM8 Total
1 3 4 5 1 1 4 4 4 26
2 3 4 5 1 1 4 4 4 26
3 4 4 4 2 2 4 4 4 28
4 5 5 5 1 1 5 5 5 32
5 3 4 4 2 2 4 4 3 26
6 3 4 4 2 3 5 5 5 31
7 4 5 4 2 2 5 4 4 30
8 3 4 4 2 2 4 4 4 27
9 3 5 5 1 2 5 5 4 30
10 3 5 5 1 3 5 5 4 31
11 3 5 5 1 2 5 5 4 30
12 5 5 5 1 1 5 5 5 32
13 5 5 4 2 2 5 4 4 31
14 4 5 4 1 2 5 4 4 29
15 2 4 4 2 2 4 4 4 26
16 5 5 5 2 2 4 2 3 28
17 2 4 4 2 2 4 4 4 26
18 3 3 3 3 3 3 3 3 24
19 4 3 4 3 2 3 4 4 27
20 3 5 4 2 2 4 4 4 28
21 3 4 4 2 3 4 4 4 28
22 3 3 3 3 3 3 3 3 24
23 4 4 5 3 4 4 4 4 32
24 4 4 2 2 3 5 3 4 27
25 5 5 5 3 3 3 4 4 32
26 3 4 4 4 4 4 4 4 31
27 4 4 4 3 3 3 4 4 29
28 3 3 4 2 3 4 4 4 27
29 4 4 3 2 2 4 4 4 27
30 4 3 4 3 4 3 4 4 29
31 4 4 4 3 2 4 4 4 29
32 4 4 4 3 2 5 5 5 32
33 5 5 3 3 3 4 5 5 33
34 4 4 3 4 3 4 4 4 30
35 4 5 5 4 4 4 4 4 34
36 5 5 2 1 1 5 5 5 29
37 4 4 4 4 4 4 4 4 32
Bersambung pada halaman selanjutnya
176
Jawaban Responden Atas Variabel Tax Morale
(Lanjutan)
38 4 4 4 1 1 4 4 4 26
39 4 4 4 4 2 5 4 4 31
40 4 4 4 4 4 4 4 4 32
41 4 4 4 3 3 3 4 4 29
42 4 4 4 4 4 4 4 4 32
43 3 4 4 4 2 4 4 4 29
44 4 4 3 1 1 4 4 4 25
45 4 4 4 2 2 4 4 4 28
46 4 4 4 3 3 3 4 4 29
47 4 4 3 3 3 3 4 4 28
48 4 4 4 3 3 4 4 4 30
49 4 4 4 4 4 4 4 4 32
50 4 4 5 1 1 5 5 5 30
51 4 4 4 2 3 4 4 3 28
52 4 4 4 4 4 4 4 4 32
53 4 4 4 2 2 4 4 4 28
54 4 4 4 2 2 4 4 4 28
55 4 5 5 1 1 5 5 4 30
56 4 5 5 1 1 5 4 3 28
57 2 4 4 2 4 5 4 4 29
58 4 4 4 3 3 3 4 4 29
59 3 3 5 1 1 3 3 3 22
60 4 4 4 2 2 4 4 5 29
61 3 4 4 2 2 3 4 4 26
62 4 4 3 2 2 4 5 4 28
63 4 5 5 1 4 5 5 5 34
64 4 4 4 4 4 4 4 4 32
65 4 4 4 2 4 4 4 4 30
66 4 4 4 3 4 4 4 4 31
67 4 4 5 1 2 5 4 4 29
68 3 3 3 3 3 3 3 3 24
69 2 5 5 1 1 4 4 3 25
70 4 4 4 4 4 4 4 4 32
71 4 4 4 3 3 3 4 4 29
72 3 4 4 3 2 4 4 4 28
73 4 4 4 2 2 4 4 4 28
74 4 4 4 3 3 3 4 4 29
Bersambung pada halaman selanjutnya
177
Jawaban Responden Atas Variabel Tax Morale
(Lanjutan)
75 2 5 4 1 1 4 4 4 25
76 4 4 4 3 2 4 4 4 29
77 4 4 4 2 2 3 4 4 27
78 4 4 4 2 2 3 4 4 27
79 4 4 4 4 4 4 4 4 32
80 4 4 4 2 2 3 4 4 27
81 2 5 5 2 2 4 4 4 28
82 4 4 4 1 1 4 4 4 26
83 4 4 4 2 2 4 4 4 28
84 5 5 5 2 1 5 5 5 33
85 4 4 4 2 2 3 4 4 27
86 4 4 4 1 1 3 4 3 24
87 5 5 4 4 4 5 5 4 36
88 4 4 4 2 2 3 4 4 27
89 4 4 4 2 2 4 4 4 28
90 4 4 4 2 2 5 5 5 31
91 4 4 4 2 2 4 4 4 28
92 4 4 4 2 2 4 4 4 28
93 4 4 4 2 2 4 4 4 28
94 5 4 5 2 3 3 5 4 31
95 5 5 4 2 3 4 4 4 31
96 4 4 5 2 2 4 4 4 29
97 4 5 4 2 2 4 4 4 29
98 4 5 4 2 2 4 4 3 28
99 5 5 4 2 2 4 4 4 30
100 5 5 5 2 2 4 4 4 31
101 5 4 4 2 4 3 4 4 30
102 4 4 4 2 2 4 4 4 28
103 5 5 5 2 3 3 4 4 31
104 5 5 4 3 3 3 4 3 30
105 5 5 5 1 2 4 4 4 30
106 5 4 4 2 2 4 4 4 29
107 4 4 4 1 2 4 4 5 28
108 4 4 4 1 1 5 4 4 27
109 4 4 4 2 2 5 5 5 31
110 5 5 5 1 1 4 4 4 29
111 4 4 4 1 1 3 4 4 25
Bersambung pada halaman selanjutnya
178
Jawaban Responden Atas Variabel Tax Morale
(Lanjutan)
112 3 4 4 1 1 4 4 4 25
113 4 3 3 1 1 4 4 4 24
114 4 4 4 1 1 4 4 4 26
115 4 4 4 2 2 4 4 4 28
116 4 4 3 1 3 3 3 4 25
117 4 4 4 3 2 4 4 4 29
118 4 4 4 2 2 3 4 4 27
119 4 4 4 2 2 3 4 4 27
120 4 4 4 2 2 4 4 4 28
121 4 4 4 3 2 3 4 4 28
122 4 4 4 2 2 4 4 4 28
123 4 4 4 1 1 4 4 4 26
124 4 4 4 1 1 4 4 4 26
125 4 4 4 2 1 4 4 4 27
126 4 4 4 2 1 4 4 4 27
127 3 2 3 1 1 3 3 3 19
128 5 5 5 2 2 4 4 4 31
129 4 4 4 2 2 4 4 4 28
130 4 4 4 3 2 3 4 4 28
131 4 4 4 2 2 4 4 4 28
132 4 4 4 2 2 5 5 5 31
133 4 4 4 2 2 4 4 4 28
134 4 4 4 2 2 5 5 5 31
135 4 4 4 2 2 4 4 4 28
136 4 4 4 2 2 4 4 4 28
137 5 5 5 2 2 4 4 4 31
138 4 4 4 2 2 4 4 4 28
139 5 5 4 1 1 4 4 4 28
140 5 4 4 1 1 4 4 4 27
141 4 4 4 2 2 5 5 5 31
142 5 5 4 1 1 4 4 4 28
143 5 5 4 1 1 4 4 4 28
144 5 5 4 2 2 4 4 4 30
145 5 5 5 1 1 5 5 4 31
146 4 4 4 3 2 5 4 4 30
147 4 5 4 3 3 4 4 4 31
148 5 4 4 3 3 4 4 4 31
Bersambung pada halaman selanjutnya
179
Jawaban Responden Atas Variabel Tax Morale
(Lanjutan)
149 4 4 3 2 2 5 5 5 30
150 4 4 4 2 2 4 4 4 28
151 4 4 4 2 2 4 4 4 28
152 4 4 3 2 3 3 4 4 27
153 5 5 4 1 1 4 4 4 28
154 4 4 3 1 2 4 4 4 26
155 4 4 3 2 1 3 4 4 25
156 4 4 4 2 2 4 5 5 30
157 4 4 4 3 2 4 4 4 29
158 4 3 3 3 3 5 5 5 31
159 4 4 2 3 3 4 5 5 30
160 4 4 5 2 2 4 4 4 29
161 4 4 4 2 2 4 4 4 28
162 4 4 4 1 2 4 4 4 27
163 4 4 3 1 2 4 4 4 26
180
Jawaban Responden Atas Variabel Tax Evasion
No. TE1 TE2 TE3 TE4 TE5 TE6 TE7 Total
1 1 1 3 2 2 2 2 13
2 1 1 3 2 2 2 2 13
3 2 2 2 2 2 2 2 14
4 1 1 1 1 1 1 1 7
5 2 2 3 2 2 2 2 15
6 2 2 2 4 4 2 3 19
7 1 1 2 2 2 2 1 11
8 2 2 2 2 2 2 2 14
9 1 1 3 5 1 1 1 13
10 1 1 3 4 1 1 1 12
11 1 1 3 5 1 1 1 13
12 1 1 1 1 1 1 1 7
13 1 1 2 2 2 2 1 11
14 1 1 2 1 5 2 2 14
15 2 2 2 2 2 2 2 14
16 3 5 1 3 3 1 3 19
17 2 2 2 2 2 2 2 14
18 3 3 3 3 3 3 3 21
19 2 2 2 2 2 2 2 14
20 2 2 2 2 2 2 2 14
21 2 2 2 2 2 2 2 14
22 3 3 3 3 3 3 3 21
23 2 3 3 2 2 2 2 16
24 1 1 1 1 1 1 1 7
25 1 1 1 1 1 1 1 7
26 2 2 2 2 2 2 2 14
27 2 2 2 2 2 2 2 14
28 3 3 3 3 3 3 3 21
29 2 2 2 3 3 3 3 18
30 1 1 1 1 1 1 1 7
31 1 2 1 2 2 1 2 11
32 1 1 1 1 1 1 1 7
33 3 3 3 2 2 2 2 17
34 2 1 2 2 2 1 2 12
35 1 2 1 2 2 2 2 12
36 2 2 2 2 2 2 1 13
37 1 1 1 2 2 2 2 11
Bersambung pada halaman selanjutnya
181
Jawaban Responden Atas Variabel Tax Evasion
(Lanjutan)
No. TE1 TE2 TE3 TE4 TE5 TE6 TE7 Total
38 1 1 2 2 2 2 2 12
39 2 2 2 2 2 2 1 13
40 2 2 2 2 2 2 2 14
41 2 2 2 1 2 2 2 13
42 1 2 2 2 2 1 1 11
43 3 2 3 2 2 2 2 16
44 1 1 1 1 1 1 1 7
45 2 2 2 2 2 2 2 14
46 2 2 2 2 2 2 2 14
47 2 2 2 2 2 2 2 14
48 2 2 1 1 1 1 2 10
49 2 2 2 2 1 2 2 13
50 1 1 1 2 4 2 2 13
51 2 2 2 2 2 2 2 14
52 3 2 2 2 2 2 2 15
53 1 1 1 1 1 1 1 7
54 2 2 2 2 2 2 2 14
55 1 1 2 2 1 1 1 9
56 1 2 2 2 2 2 2 13
57 1 2 1 2 2 2 2 12
58 1 1 1 1 1 1 1 7
59 3 2 3 2 2 2 2 16
60 3 3 2 2 2 2 2 16
61 2 2 3 2 2 2 3 16
62 2 2 2 3 2 2 2 15
63 2 2 2 1 1 1 1 10
64 2 2 2 2 2 2 2 14
65 2 2 2 2 2 2 2 14
66 1 1 2 2 2 1 2 11
67 2 2 2 2 2 2 2 14
68 1 2 2 2 2 1 2 12
69 1 1 1 2 2 1 2 10
70 2 2 2 2 2 2 2 14
71 1 1 1 1 1 1 1 7
72 2 2 2 2 2 2 2 14
73 2 2 4 2 2 2 2 16
Bersambung pada halaman selanjutnya
182
Jawaban Responden Atas Variabel Tax Evasion
(Lanjutan)
No. TE1 TE2 TE3 TE4 TE5 TE6 TE7 Total
74 1 1 1 1 1 1 1 7
75 2 2 2 2 2 2 2 14
76 2 2 2 2 2 2 2 14
77 1 1 1 1 1 1 1 7
78 2 2 2 2 2 2 2 14
79 1 2 1 2 2 2 1 11
80 1 1 1 1 1 1 1 7
81 1 1 1 1 1 1 1 7
82 2 2 2 1 1 1 2 11
83 1 2 2 2 2 1 1 11
84 1 2 1 2 2 1 1 10
85 2 2 2 2 2 2 2 14
86 4 2 4 2 2 2 2 18
87 2 1 2 1 2 2 2 12
88 2 2 2 2 2 2 2 14
89 2 2 2 2 2 2 2 14
90 2 2 2 2 1 1 1 11
91 1 1 1 1 1 1 1 7
92 1 1 2 2 1 1 1 9
93 1 1 1 1 2 2 2 10
94 1 1 2 1 2 1 1 9
95 1 2 2 2 2 1 2 12
96 1 2 1 1 1 2 2 10
97 1 2 1 2 2 2 2 12
98 2 1 2 2 2 2 2 13
99 1 1 1 1 1 1 1 7
100 2 2 1 1 1 1 2 10
101 2 2 2 1 1 1 2 11
102 1 1 1 1 1 1 1 7
103 1 2 1 2 2 1 2 11
104 2 2 2 2 2 1 1 12
105 1 1 1 1 1 1 1 7
106 1 1 1 1 1 1 1 7
107 1 2 1 1 1 1 2 9
108 2 2 1 2 1 1 2 11
109 1 2 2 1 2 1 2 11
Bersambung pada halaman selanjutnya
183
Jawaban Responden Atas Variabel Tax Evasion
(Lanjutan)
No. TE1 TE2 TE3 TE4 TE5 TE6 TE7 Total
110 2 2 1 2 2 1 2 12
111 2 1 2 1 2 1 1 10
112 2 2 1 1 1 2 2 11
113 2 2 2 2 2 1 1 12
114 1 1 1 1 2 2 2 10
115 2 1 1 1 2 1 2 10
116 2 2 2 2 2 2 2 14
117 2 2 2 2 2 2 2 14
118 1 1 1 1 2 2 2 10
119 2 2 1 1 2 2 2 12
120 1 2 1 2 2 2 1 11
121 1 2 2 1 2 1 1 10
122 1 1 1 2 1 2 2 10
123 2 2 2 1 1 1 2 11
124 2 2 2 1 1 1 2 11
125 1 2 2 2 1 1 1 10
126 2 2 2 2 2 2 2 14
127 4 2 4 2 2 2 2 18
128 2 2 2 2 1 1 1 11
129 2 1 1 1 2 2 1 10
130 1 1 1 1 2 2 2 10
131 2 2 2 1 1 1 1 10
132 2 2 2 2 1 1 1 11
133 1 1 2 1 2 1 2 10
134 2 1 2 2 1 2 1 11
135 1 1 1 1 2 2 2 10
136 1 1 1 1 2 2 2 10
137 2 2 2 1 1 1 1 10
138 2 2 1 2 2 1 1 11
139 2 1 1 1 1 2 2 10
140 1 2 1 1 1 2 2 10
141 2 1 1 1 2 2 1 10
142 1 1 2 2 2 1 1 10
143 1 1 1 1 2 2 2 10
144 2 1 1 1 1 2 2 10
145 1 1 2 2 2 1 1 10
Bersambung pada halaman selanjutnya
184
Jawaban Responden Atas Variabel Tax Evasion
(Lanjutan)
No. TE1 TE2 TE3 TE4 TE5 TE6 TE7 Total
146 2 1 1 2 2 1 2 11
147 1 2 2 2 1 2 1 11
148 2 2 2 1 1 1 2 11
149 1 1 1 1 2 2 2 10
150 1 1 2 1 2 1 2 10
151 1 2 2 1 1 1 2 10
152 2 1 1 1 1 2 2 10
153 2 1 1 1 2 1 2 10
154 1 1 1 2 2 2 1 10
155 1 1 2 2 1 1 2 10
156 1 1 1 1 2 2 2 10
157 2 1 2 1 1 1 2 10
158 2 1 1 2 1 1 2 10
159 1 2 1 2 2 1 1 10
160 1 2 2 2 1 1 1 10
161 2 1 1 1 2 2 1 10
162 2 2 2 2 2 2 2 14
163 2 2 3 3 2 2 2 16
186
KARAKTERISTIK PROFIL RESPONDEN
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Wilayah
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Hasil Uji Deskripsi Responden BerdasarkanStatus Pernikahan
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
187
KARAKTERISTIK PROFIL RESPONDEN
(Lanjutan)
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Agama
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendapatan
192
HASIL UJI REALIBILITAS PENEGAKAN HUKUM
HASIL UJI REALIBILITAS KEADILAN PAJAK
HASIL UJI REALIBILITAS RELIGIUSITAS
HASIL UJI REALIBILITAS SOSIODEMOGRAFI
HASIL UJI REALIBILITAS TAX MORALE
HASIL UJI REALIBILITAS TAX EVASION
199
UJI WIMP HIPOTESIS 10
PENGARUH PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TAX EVASION MELALUI TAX MORALE
Winnifred's Mediation Program (WIMP)
I wrote this based on Kris Preacher's great web site, http://www.unc.edu/~preacher/sobel/sobel.htm, which has many nifty tools.
You need to enter the #s in orange. If you don't know where they come from, do more reading. Do not mindlessly plug in #s.
The Sobel tests are conducted after you've demonstrated through previous regressions that the IV predicts the mediator, the IV predicts the DV,
and the mediator predicts the DV when the IV is in the equation. It tests for an indirect effect of the IV on the DV through the
mediator.
Unstandardized coefficient of IV -> Mediator (a): 0,28
Standard error of IV -> Mediator (se a): 0,107
Unstandardized coefficient of M->DV with IV in eqn (b): -0,224
Standard error of M->DV with IV in eqn (se b): 0,105
Two-tailed p value
Sobel's z -1,65349 0,098230804
Normally Sobel's is reported
Aroian's z -1,58541 0,112872951
Preacher & Leonardelli recommend reporting Aroian
Goodman's z -1,73117 0,083421331
Goodman's is the most liberal (but flaky).
The impact of the IV decreased from β = , p = , when the mediator was not in the equation to β = , p = , when the mediator was
entered,
and the decrease was [reliable / not reliable], Sobel's z = , p = .
Or: There was a [significant / non-significant] indirect effect of the IV via the mediator, Sobel's z = , p = .
You're welcome to distribute this freely as long as you retain the credit to me and periodically send me appreciative e-mails.
Winnifred Louis, 2006, [email protected]
200
UJI WIMP HIPOTESIS 11
PENGARUH KEADILAN PAJAK TERHADAP TAX EVASION MELALUI TAX MORALE
Winnifred's Mediation Program (WIMP)
I wrote this based on Kris Preacher's great web site, http://www.unc.edu/~preacher/sobel/sobel.htm, which has many nifty tools.
You need to enter the #s in orange. If you don't know where they come from, do more reading. Do not mindlessly plug in #s.
The Sobel tests are conducted after you've demonstrated through previous regressions that the IV predicts the mediator, the IV predicts the DV,
and the mediator predicts the DV when the IV is in the equation. It tests for an indirect effect of the IV on the DV through the
mediator.
Unstandardized coefficient of IV -> Mediator (a): 0,331
Standard error of IV -> Mediator (se a): 0,087
Unstandardized coefficient of M->DV with IV in eqn (b): -0,224
Standard error of M->DV with IV in eqn (se b): 0,105
Two-tailed p value
Sobel's z -1,86077 0,062776564
Normally Sobel's is reported
Aroian's z -1,81372 0,069721294
Preacher & Leonardelli recommend reporting Aroian
Goodman's z -1,91169 0,055916302
Goodman's is the most liberal (but flaky).
The impact of the IV decreased from β = , p = , when the mediator was not in the equation to β = , p = , when the mediator was
entered,
and the decrease was [reliable / not reliable], Sobel's z = , p = .
Or: There was a [significant / non-significant] indirect effect of the IV via the mediator, Sobel's z = , p = .
You're welcome to distribute this freely as long as you retain the credit to me and periodically send me appreciative e-mails.
Winnifred Louis, 2006, [email protected]
201
UJI WIMP HIPOTESIS 12
PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP TAX EVASION MELALUI TAX MORALE
Winnifred's Mediation Program (WIMP)
I wrote this based on Kris Preacher's great web site, http://www.unc.edu/~preacher/sobel/sobel.htm, which has many nifty tools.
You need to enter the #s in orange. If you don't know where they come from, do more reading. Do not mindlessly plug in #s.
The Sobel tests are conducted after you've demonstrated through previous regressions that the IV predicts the mediator, the IV predicts the DV,
and the mediator predicts the DV when the IV is in the equation. It tests for an indirect effect of the IV on the DV through the
mediator.
Unstandardized coefficient of IV -> Mediator (a): 0,126
Standard error of IV -> Mediator (se a): 0,061
Unstandardized coefficient of M->DV with IV in eqn (b): -0,224
Standard error of M->DV with IV in eqn (se b): 0,105
Two-tailed p value
Sobel's z -1,48396 0,137820054
Normally Sobel's is reported
Aroian's z -1,40635 0,15961926
Preacher & Leonardelli recommend reporting Aroian
Goodman's z -1,57601 0,115022838
Goodman's is the most liberal (but flaky).
The impact of the IV decreased from β = , p = , when the mediator was not in the equation to β = , p = , when the mediator was
entered,
and the decrease was [reliable / not reliable], Sobel's z = , p = .
Or: There was a [significant / non-significant] indirect effect of the IV via the mediator, Sobel's z = , p = .
You're welcome to distribute this freely as long as you retain the credit to me and periodically send me appreciative e-mails.
Winnifred Louis, 2006, [email protected]
202
UJI WIMP HIPOTESIS 13
PENGARUH SOSIODEMOGRAFI TERHADAP TAX EVASION MELALUI TAX MORALE
Winnifred's Mediation Program (WIMP)
I wrote this based on Kris Preacher's great web site, http://www.unc.edu/~preacher/sobel/sobel.htm, which has many nifty tools.
You need to enter the #s in orange. If you don't know where they come from, do more reading. Do not mindlessly plug in #s.
The Sobel tests are conducted after you've demonstrated through previous regressions that the IV predicts the mediator, the IV predicts the DV,
and the mediator predicts the DV when the IV is in the equation. It tests for an indirect effect of the IV on the DV through the
mediator.
Unstandardized coefficient of IV -> Mediator (a): 0,035
Standard error of IV -> Mediator (se a): 0,084
Unstandardized coefficient of M->DV with IV in eqn (b): -0,224
Standard error of M->DV with IV in eqn (se b): 0,105
Two-tailed p value
Sobel's z -0,40894 0,68258387
Normally Sobel's is reported
Aroian's z -0,37151 0,710257862
Preacher & Leonardelli recommend reporting Aroian
Goodman's z -0,46058 0,645103421
Goodman's is the most liberal (but flaky).
The impact of the IV decreased from β = , p = , when the mediator was not in the equation to β = , p = , when the mediator was
entered,
and the decrease was [reliable / not reliable], Sobel's z = , p = .
Or: There was a [significant / non-significant] indirect effect of the IV via the mediator, Sobel's z = , p = .
You're welcome to distribute this freely as long as you retain the credit to me and periodically send me appreciative e-mails.
Winnifred Louis, 2006, [email protected]