PENGARUH PEGGUNAAN MEDIA GRAFIS (GAMBAR)...
Transcript of PENGARUH PEGGUNAAN MEDIA GRAFIS (GAMBAR)...
PENGARUH PEGGUNAAN MEDIA GRAFIS (GAMBAR)
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(Quasi Eksperimen SMP PGRI 1 Ciputat )
Disusun oleh:
Nurul Fitri
(109011000152)
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
TAHUN 2014
PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQASAH
Skripsi berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Grafis Terhadap Hasil Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam” (Quasi Eksperimen SMP PGRI 1 Ciputat )
disusun oleh Nurul Fitri, NIM 109011000152 telah disajikan dalam Sidang Munaqasah Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dinyatakan LULUS pada ujian
munaqasah tanggal 14 April 2014 Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh Gelar Sarjana S1 (S.Pd.I) pada jurusan Pendidikan Agama Islan (PAI).
Jakarta, 27 April 2014
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua Jurusan PAI)
Abdul Majid Khon, M.Ag
NIP. 19580707 198703 1 005
Sekertaris (Sekertaris Jurusan PAI)
Marhamah Saleh, Lc, M.A
NIP. 19720313 200801 2 010
Penguji I
A.Basuni, M.Ag
NIP. 19491126 197901 1 001
Penguji II
Dra. Manerah
NIP. 19680323 199403 2 002
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dra. Nurlena, MA, Ph.D
NIP. 19591020 198603 2 001
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Nurul Fitri
NIM : 109011000152
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Alamat : Kp. Jambu Ds. Sampir Kec. Waringinkurung Kab. Serang
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan
dosen :
Nama Pembimbing : Siti Khadijah, M.A
NIP : 19700727 199703 2 004
Demikian Surat Pernyataan Ini Saya Buat Dengan Sesungguhnya dan Saya Siap
Menerima Segala Konsekuensi Apabila Terbukti Bahwa Skripsi Ini Bukan Hasil Karya
Sendiri.
Jakarta, 8 April 2014
Yang Menyatakan
Nurul Fitri
NIM : 109011000152
ABSTRAK
Nurul Fitri (109011000152): Pengaruh Penggunaan Media Grafis terhadap
Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Quasi
Eksperimen Di SMP PGRI 1 Ciputat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan perbedaan hasil belajar
siswa antara yang menggunakan Media Grafis dengan yang tidak menggunakan
media pada materi pelajaran PAI tentang Perilaku Tercela. Penelitian ini
dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan, yang bertempat di SMP PGRI 1
Ciputat, Tangerang Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian quasi eksperimen.
Subjek dalam penelitian ini berjumlah 43 siswa yang diambil secara purposive
sampling dari seluruh siswa kelas VIII Tahun Ajaran 2013/2014. Dari 43 Siswa
tersebut dibagi menjadi 2 Kelompok, yaitu 22 siswa untuk kelompok eksperimen dan
21 siswa untuk kelompok kontrol.
Untuk mengetahui pengaruh dan perbedaan hasil belajar siswa antara yang
menggunakan Media Grafis dengan siswa yang tanpa menggunakan Media, diambil
dari hasil pretest dan posttest yang diberikan kepada siswa kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan adalah tes objektif bentuk pilihan
ganda sebanyak 20 soal.
Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang
signifikan antara yang menggunakan media Grafis dengan siswa yang tanpa
menggunakan media pada materi pelajaran PAI tentang Perilaku Tercela (Ananiah,
Ghadab, Hasad, Ghibah dan Namimah). Perbedaan hasil belajar siswa kelompok
eksperimen dan kontrol tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata yaitu kelompok
eksperimen sebesar 78.2 dan kelompok kontrol sebesar 69. Sehingga dari perolehan
nilai rata-rata yang didapat masing-masing kelompok, dapat dikatakan terdapat
perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan media grafis
dengan siswa yang tanpa menggunakan media.
Kata kunci: Media Grafis, Tanpa Media, Pengaruh, dan Hasil Belajar.
ABSTRACT
Nurul Fitri (109011000152): Effect the Graphics Media use on Student Results in
Islamic Education Subjects (Quasi-Experiments In SMP PGRI 1 Ciputat)
This researh aims to know the effect of student learning outcomes and the difference
between the use of media that do not use the media graphics on the subject PAI
Disgraceful Behavior. The research was conducted for approximately two months,
which is housed in the SMP PGRI 1 Ciputat, South Tangerang. The method used in this
research is a quasi-experimental research methods.
Subjects in this research amounted to 43 students were taken by purposive sampling of
all eighth grade students in Academic Year 2013/2014. 43 students were divided into 2
groups, namely 22 students for the experimental group and 21 students for the control
group.
To know the effect of student learning outcomes and the difference between the use of
Media Graphics with students without the use of media, taken from the results of the
pretest and posttest were given to the students the experimental group and the control
group. The instrument used is an objective test of 20 multiple choice questions.
This research shows that there are differences in student learning outcomes significantly
between the use of media graphics with students without the use of the media on the
subject PAI Disgraceful Behavior (Ananiah, Ghadab, Hasad, Ghibah and Namimah).
The difference in student learning outcomes experimental and control groups can be
seen from the average value of the experimental group and the control group was 78.2 at
the 69th So from the acquisition of the average value obtained each group, it can be said
there are significant differences between the results of learning students who use
graphic media with students without the use of media.
Keywords: Media Graphics, without Media, effect, and Learning Outcomes.
KATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan ke hadirat Alla SWT yang telah memberikan
taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua, shalawat serta salam semoga tercurahkan
kepada Nabi besar Muhamad SAW, Keluarga, Sahabat dan pengikutnya yang setia dan
istiqomah.
Laporan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat mencapai gelar Sarjana
Pendidikan Islam (S.Pd.I) Pada jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta. Laporan skripsi ini membahas tentang Pengaruh
Penggunaan Media Grafis terhadap Hasil Belajar Siswa pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam (Quasi Eksperimen di SMP PGRI 1 Ciputat).
Selanjutnya, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan yang
dihadapi selama penulisan skripsi ini. Namun atas bimbingan-Nya dan Motivsi dari
berbagai pihak penulis menyadari bahwa keberhasilan dan kesempurnaan merupakan
sebuah proses yang harus dijalani. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang berjasa dalam penulisan
skripsi ini, diantaranya:
1. Prof. Komaruddin Hidayat, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Majid Khon, M.Ag., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.
3. Marhamah Shaleh, Lc, M.A., Wakil Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.
4. Khadijah M.A., Pembimbing skripsi yang telah memberikan waktu, tenaga untuk
membimbing, mengarahkan, dan mengembangkan pemikiran kepada penulis demi
terselesakannya penyusunan skripsi ini dengan baik. Terima kasih ibu atas
bimbingannya.
5. Pimpinan perpustakaan Utama beserta staf-stafnya dan pimpinan perpustakaan
fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan UIN Jakarta beserta staf-stafnya, yang juga
telah memberikan fasilitas untuk mencari atau mengadakan studi kepustakaan.
6. Segenap Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam, yang telah memberikan ilmu
pengetahuan yang sangat berguna bagi diri pribadi penulis dan para mahasiswa pada
umumnya.
7. Kepala SMP PGRI 1 Ciputat, Bapa Ibu guru beserta staf Tata Usaha dan Humas
SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian di SMP PGRI 1 Ciputat.
8. Siswa dan Siswi SMP PGRI 1 Ciputat yang telah bersedia menjadi subyek
penelitian.
9. Teruntuk Bapakku tercinta Bapak Saefuddin dan ibuku tercinta Holisah terima kasih
atas kasih sayang yang tercurah semenjak penulis kecil sampai sekarang, yang tak
henti-hentinya memberikan Do’a kepada penulis, serta dorongan dan Motivasi baik
moral maupun material sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa
pula kedua adiku Fikri Zufri dan Agung Diki Maulan yang kadang suka bikin sebel
penulis tapi tetep teteh sayang.
10. Teruntuk kekasihku Mukhlis yang tak henti-hentinya menyuport penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
11. Teruntuk sahabat-sahabatku Septara Putri dan Khaleda Zia Rajak yang telah
memberikan motivasi support, do’a, yang selalu mendukung, menyemangati dan
mendampingi penulis selama ini.
12. Teruntuk semua teman-teman PAI angkatan 2009 yang selalu bersama-sama baik
suka maupun duka, terimakasih atas support dan motivasinya.
Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mudah-mudahan
bantuan, bimbingan, semangat, dan do’a yang telah diberikan menjadi pintu
datangnya ridha dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan akhirat kelak. Smoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi khazanah ilmu
pengetahuan pada umumnya.
Jakarta, 8 April 2014
Nurul Fitri
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 4
C. Pembatasan Masalah 5
D. Perumusan Masalah 5
E. Tujuan Penelitian 5
F. Manfaat Penelitian 6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hakikat Media
a. Pengertian Media Pembelajaran 7
b. Fungsi Penggunaan Media 9
c. Pengertian Media Gambar 10
d. Fungsi Media Grafis (Gambar) 10
e. Karakteristik Media Grafis (Gambar) 12
f. Kelebihan dan Kelemaha Media Grafis (Gambar) 14
2. Hakekat Hasil Belajar PAI
a. Pengertian Hasil Belajar 16
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar 17
c. Klasifikasi Hasil Belajar 21
3. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam 24
B. Hasil penelitian yang Relevan 25
C. Kerangka Berfikir 26
D. Hipotesis Penelitian 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 30
B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian 30
C. Populasi dan Sample 31
D. Prosedur Penelitian 32
E. Teknik Pengumpulan Data 34
F. Instrumen Penelitian 35
G. Teknik Pengolahan Data 38
H. Teknik Analisis Data Hasil Belajar 44
I. Hipotesis Statistik 48
BAB VI HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP PGRI 1 Ciputat 49
B. Hasil Penelitian 54
C. Pembahasan 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 65
B. Saran 66
DAFTAR TABEL
Tabel
Tabel 3.1 Desain Penelitian 31
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrument Hasil Belajar 36
Tabel 3.3 Kriteria Indeks Korelasi 40
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas 41
Tabel 3.5 Indekstaraf Kesukaran Soal 43
Tabel 3.6 Klarifikasi Daya Pembeda 44
Tabel 3.7 Kategorisasi Perolehan Nilai Gain 47
Tabel 4.1 Rekapitulasi Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Prettest dan
Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 59
Tabel 4.2 Uji Normalitas 60
Tabel 4.3 Uji Homogenitas 60
Tabel 4.4 Hasil Uji-t 61
Tabel 4.5 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Normal Gain 62
Tabel 4.6 Data Rata-rata N-gain Tes Hasil Belajar Siswa 63
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber
daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Kegiatan pengajaran tersebut
diselenggarakan pada semua satuan dan jenjang pendidikan yang meliputi wajib belajar
pendidikan dasar 9 tahun, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pengajaran
sebagai aktifitas oprasional kependdikan dilaksanakan oleh para tenaga pendidik yang
tugas utamanya mengajara. Menurut undang-undang No 2 tahun 1989 tentang sistem
pendidikan nasional, tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar itu adalah guru
untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah dan dosen untuk jenjang pendidikan
tinggi. 1
Dalam proses belajar mengajar, guru berusaha untuk mentransfer pesan kepada
siswa. Namun untuk menghasilkan perubahan perilaku sebagaimana yang diharapkan
dalam proses pembelajaran tidaklah mudah. Karena untuk mendapatkan pemahaman
yang sama antara guru dengan siswa tentang makna pesan yang disampaikan bukanlah
suatu hal yang mudah. Oleh karena itu, guru sebagai ujung tombak dalam pencapaian
tujuan pendidikan perlu memilih strategi pembelajaran yang efektif dan efisien agar
mudah diterima oleh siswa.
Proses pembelajaran yang terjadi selama ini di sekolah dinilai monoton atau
membosankan karena guru menyampaikan informasi kepada anak didik hanya dengan
berbicara (verbalisme). Keterbatasan komunikasi dengan kata-kata sering
menimbulkan kesulitan dalam menyampaikan bahan pelajaran kepada anak didik.
Kadang guru tidak sadar sehingga maju terus dengan kata-kata yang diucapkannya
tanpa memperhatikan murid. Hal ini dapat mengakibatkan murid-murid menjadi pasif,
bahkan tidak jarang terjadi murid “mimpi di siang bolong”, mata dan telinga mengikuti
pelajaran, sedangkan ingatan mereka melayang-layang tidak menentu. Proses belajar
mengajar murid tidak hanya mempelajari hal-hal yang ada sekarang ini tetapi juga
1 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar Cet-1 (Jakarta: PT LOGOS, 1991), h.1.
2
peristiwa-peristiwa masa lampau. Penyampaian materi yang berasal dari pengalaman
nyata itu diperlukan pengganti yakni dengan mengikut sertakan media pengajaran
dalam proses belajar mengajar.2
Komunikasi memegang peranan penting dalam pengajaran. Agar komunikasi
antara guru dan siswa berlangsung baik dan informasi yang disampaikan guru dapat
diterima siswa, guru perlu menggunakan media pengajara. Kegiatan belajar mengajar
melalui media terjadi bila ada komunikasi antara guru (sumber) dan murid (penerima).
Tugas media bukan hanya sekedar mengkomunikasikan hubungan antara sumber
(pengajar) dan si penerima (siswa), namun lebih dari itu merupakan bagian yang
integral dan saling mempunyai keterkaitan antara komponen yang satu dengan lainnya,
saling berinteraksi dan saling mempengaruhi.3
Dalam pembelajaran menggunaiakn media menuntut guru relative berbeda dari
pembelajaran konvensional. Agnew dan Kellram (1996) yang dikutip oleh Munir
mengemukakan bahwa elemen gambar digunakan untuk mendeskrpsikan sesuatu lebih
jelas. Gambar digunakan dalam presentasi atau penyajian multimedia karena lebih
menarik perhatian dan dapat mengurangi kebosanan dibandingankan dengan teks.4
Gambar sebagai media pendidikan akan berhasil dengan efektif, apabila disesuaikan
dengan faktor kematangan anak, tujuan yang akan dicapai dan teknik penggunaan dalam
situasi belajar.5
Grafis atau gambar merupakan alat visual yang penting dan mudah didapat.
Dikatakan penting sebab ia dapat mengganti kata verbal, mengkonkritkan yang abstrak,
dan mengatasi pengamatan manusia. Gambar membuat orang dapat menangkap ide atau
informasi yang terkandung di dalamnya dengan jelas, lebih jelas daripada yang
diungkapka dengan kata-kata.
Hasil belajar seseorang ditentukan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Salah satu faktor yang ada di luar individu adalah tersedianya media pembelajaran yang
memberi kemudahan bagi individu untuk mempelajari materi pembelajaran, sehingga
2 Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Cet. 1 (Jakarta: Ciputat Press, Juni
2002), h.5.
3 Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran…, h.7-8.
4Munir, Multimedia Konsep & Apliksi dalam Pendidikan, (Bandung: ALFABETA CV. 2012),
h.17 .
5 Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1994), h.68
3
menghasilkan belajar yang lebih baik. Selain itu juga gaya belajar atau learning style
merupakan suatu karakteristik kognitif, afektif dan perilaku psikomotoris, sebagai
indikator yang bertindak yang relatif stabil bagi pembelajar yang merasa saling
berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar. 6
Selanjutnya hasil belajar digambarkan sebagai tingkat penguasaan siswa
terhadap sasaran belajar pada topik bahasan yang dieksperimenkan, yang diukur
berdasarkan pada jumlah skor jawaban benar pada soal yang disusun sesuai dengan
sasaran belajar.
Ada kemungkinan rendahnya nilai kompetensi siswa disebabkan oleh strategi
penyampaian pelajaran kurang tepat.Dalam hal ini guru mungkin kurang atau tidak
memanfaatkan sumber belajar secara optimal. Diantaranya guru dalam menyampaikan
pengajaran sering mengabaikan penggunaan media, padahal media itu berfungsi untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa dan pada gilirannya akan meningkatkan mutu
pendidikan siswa.
Berdasarkan hasil observasi awal yang penulis lakukan di SMP PGRI 1 Ciputat,
diketahui bahwa model pembelajaran yang sering digunakan guru PAI adalah ceramah
dan pemberian tugas. Model pembelajaran ini menekankan peran guru yang lebih
dominan dibandingkan siswa selama proses belajar, sehingga siswa cenderung pasif dan
jenuh dalam belajar. Hal ini selanjutnya akan menyebabkan kurang optimalnya hasil
belajar siswa. Melihat kondisi tersebut, hendaknya guru menerapkan model
pembelajaran yang lebih variatif dan menuntut keterlibatan siswa secara aktif dalam
proses belajar untuk meningkatkan hasil belajarnya.
Oleh karena itulah dari latar belakang diatas, penulis merasa berminat dan
tertarik untuk meneliti bagaiman Pengaruh Penerapan Media Grafis terhadap Hasil
Belajar Siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP PGRI 1 Ciputat.
Dengan demikian penulis mengangkat permasalahan tersebut dalam bentuk
karya ilmiah dengan judul “PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS
(GAMBAR) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Quasi Eksperimen kelas VIII-1
dan VIII-5 PGRI 1 Ciputat )
6 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h.89.
4
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah diatas, masalah-masalah yang muncul,dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kurangnya Minat siswa dalam belajar PAI
2. Pembelajaran PAI belum menggunakan Media.
3. Kurangnya komunikasi yang jelas antara Murid dan Guru
C. PembatasanMasalah
Agar lebih terarah dan terfokus, penulis membatasi permasalahan pada dua
titik fokus yaitu:
1. Hasil belajar siswa diukur dari hasil belajar pada ranah kognitif.
2. Penggunaan media grafis disini Pokok bahasan yang diukur hanya pada pembahasan
Perilaku Tercela.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka permasalahan ini dapat
dirumuskan:
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan media gambar
dan yang tidak menggunakan media dalam mata pelajaran PAI pada pokok
bahasan Perilaku Tercela.
2. Apakan penggunaan media gambar berpengaruh terhadap hasil belajar?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menguji apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang belajar
menggunakan media grafis dengan siswa yang tidak belajar dengan media pada
pelajaran PAI.
2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media gambar pada mata pelajaran
PAI terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP PGRI 1 Ciputat.
5
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Menarik perhatian siswa supayah lebih giat membaca pelajaran PAI yang
disajikan berbentuk gambar.
2. Sebagai suatu kajian ilmiah yang dapat menambah khasanah pengetahuan
khususnya pagi penulis sendiri dan pada umumnya bagi para praktisi dunia
pendidikan.
3. Menyajikan suatu wawasan tentang pengaruh media grafis terhadap prestasi
belajar siswa.
4. Bagi guru, sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan profesionalisme
khususnya dalam memanfaatkan metode dan media pembelajaran.
5. Memberikan peluang bagi siapa saja untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan
mendalam tentang hal yang sama dengan menggunakan teori-teori yang belum
digunakan dalam penelitian ini.
6. Dapat menjadi sumbangsih bagi para guru dan calon guru dalam mengajar
pendidikan agama terutama pada mata peajaran pendidikan Islam.
6
BAB II
KAJIAN TEORITIS
1. Hakikat Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin “Medius” yang secara harfiah berarti
tengah, perantara, atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim ke penerima pesan.1 Tetapi secara lebih khusus, pengertian media dalam
proses pembelajaran diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media
juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan
pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat
terdorong terlibat dalam proses pembelajaran.
Menurut Heinich, dan kawan-kawan yang dikutip oleh Azhar Arsyad
mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara
sumber dan penerima. Jadi televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gamabar yang
diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila
media itu mebawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau
mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.2
AECT (Assosiation of Education and Communication Technology,)
memberikan batasan media sebagai segala bentuk saluran yang dipergunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi. Sedangkan NEA (National Education Assosiation)
memberikan batasan media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak, audio
visual, serta peralatanya. Adapun batasan yang diberikan, ada persamaan diantara
batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
1 Arief Sadiman, dkk. Media pendidikan pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya,
(Jakarta: PT.RajaGrafindo), 2003, h.6
2 Azhar Arsyad, media pembelajaran,( Jakarta : Rajawali Pres, 2011),h.4.
7
perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar terjadi.3
Pada tahun 1975 Gagne dan Briggs yang dikutip oleh Azhar Arsyad
mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari buku, tape recorder, Kaset, Video
Kamera, Video Recorder, Film, Slide, Foto, Gambar Grafik, Televisi dan Komputer.
Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang
mengandung materi instrksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa
untuk belajar.4
Oleh karena itu penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar
sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pengajaran. Rudi Bertz yang dikutip
oleh Arief Sadiman mengidentifikasi ciri utama dari media menjadi tiga unsur pokok
yaitu:
1. Suara
2. Visual dan
3. Gerak
Visual sendiri dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:
1. Gambar atau grafis,
2. Garis (line graphic)
3. Symbol.5
Beberapa jenis media pembelajaran yang biasa digunakan:
a. Gambar, diantaranya: sketsa, lukisan, dan photo.
b. Grafik diantaranya: grafik garis, grafik batang, grafik lingkaran dan grafik simbol.
c. Diagram
d. Bagan
e. Peta 6
3 Arief Sadiman, dkk. Media pendidikan pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya,…,
h.7
4 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, …,h.5.
5 Arief Sadiman, dkk, Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatanya …, h.
20.
6 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran,… h. 85.
8
Dari berbagai Penjelasan di atas dapat dirumuskan bahwa media adalah segala
sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang
pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat
mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa.
2. Fungsi Penggunaan Media
a. Sebagai penyaji stimulus informasi, sikap, dll
b. Untuk meningkatkan keserasiaan dalam penerimaan informasi
c. Juga untuk mengatur langkah-langkah kemajuan
d. Untuk memberikan umpan balik.
Menggunakan media dalam proses belajar mengajar mempunyai nilai-nilai
praktis sebagai berikut:
1. Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa atau
mahasiswa.
2. Media dapat mengatasi ruang kelas.
3. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan.
4. Media menghasilkan keseragamaan pengamatan.
5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
6. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru.
7. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsiang siswa untuk belajar.
8. Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari suatu yang konkrit sampai
kepada yang abstrak. 7
3. Pengertian Media Grafis (Gambar)
Media Grafis termasuk media visual. Sebagaimana halnya media yang lain
media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan.
Saluran yang dipakai menyangkut indra penglihatan. Pesan yang akan disampaikan
dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Secara khusus media grafis
berfungsi pula untuk menarik perhatian memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau
7 Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran …,.h. 13.
9
menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak
digrafiskan. 8
4. Fungsi Media Grafis (Gambar)
Pemanfaatan media pembelajaran ada dalam komponen metode mengajar
sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru-siswa dan interaksi
siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu fungsi utama dari media
pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang dipergunakan guru. Secara garis
besar fungsi utama penggunaan media gambar adalah :
a. Fungsi edukatif, artinya mendidik dan memberikan pengaruh positif pada
pendidikan
b. Fungsi sosial, artinya memberikan informasi yang autentik dan pengalaman
berbagai bidang kehidupan dan memberikan konsep yang sama kepada setiap
orang.
c. Fungsi ekonomis, artinya memberikan produksi melalui pembinaan prestasi kerja
secara maksimal.
d. Fungsi politis, berpengaruh pada politik pembangunan.
e. Fungsi seni budaya dan telekomunikasi, yang mendorong dan menimbulkan
ciptaan baru, termasuk pola usaha penciptaan teknologi kemediaan yang modern.
Fungsi-fungsi tersebut diatas terkesan masih bersifat konseptual. Fungsi praktis
yang dijalankan oleh media pengajaran adalah sebagai berikut :
1. Mengatasi perbedaan pengalaman pribadi pesrta didik, misalnya kaset video
rekaman kehidupan di luar sangat diperlukan oleh anak yang tinggal didaerah
pegunungan.
2. Mengatasi batas ruang dan kelas, misalnya gambar tokoh pahlawan yang
dipasang diruang kelas.
3. Mengatasi keterbatasan kemampuan indera
4. Mengatasi peristiwa alam, misalnya rekaman peristiwa letusan gunung berapi
untuk menerangkan gejala alam.
8 Arief Sadiman dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya …,
h.29.
10
5. Menyederhanakan kompleksitas meteri.
6. Memungkinkan siswa mengadakan kontak langsung dengan masyarakat atau
alam sekitar.9
Gamabar yang bisa Digunkan tentu yang ada hubungannya dengan
pelajaran atau permasalahan yang sedang dihadapi. Guru harus dapat
mengarahkan minat siswa yang sedang melihat gambar untuk mendaptkan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam pikirannya. Gambar
harus dapat merangsang perhatian siswa agar siswa dapat memahami dan
mampu menciptakan gambar dapat lahir ide-ide kreatif siswa tentang
permasalahan yang dibicarakan.
5. Karakteristik Media Grafis (Gambar)
Gambar secara garis besar dapat dibagi pada tiga jenis:
a. Sketsa atau biasa disebut sebagai gambar garis (stick figura), yakni gambar
sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokok suatu objek tanpa
detail.
b. Lukisan merupakan gambar hasil representasi simbolis dan artistik seseorang
tentang suatu objek atau situasi.
c. Photo yakni gambar hasil pemotretan atau photografi. 10
Menurut blogspot Muhammad Faiq Jenis-Jenis Media Gambar dalam
Pembelajaran diantaranya adalah:
1. Poster
Poster adalah media pembelajaran berbentuk ilustrasi gambar yang
disederhanakan, dibuat dengan ukuran besar, bertujuan menarik perhatian, dan isi atau
kandungannya berupa bujukan, memotivasi, atau mengingatkan suatu gagasan pokok,
fakta atau peristiwa tertentu. Gagasan tadi disampaikan dengan kata-kata singkat namun
padat dan jelas.
2. Kartun
9 Budiono, dkk, http://tpcommunity05.blogspot.com/2008/05/strategi-memanfaatkan-media-
gambar.html, 05 oktoer 2013.
10 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h. 85.
11
Kartun merupakan sebuah media unik untuk mengemukakan gagasan. Kartun
dapat digunakan sebagai media pembelajaran karena dapat dipakai untuk memotivasi
siswa dan memberikan ilustrasi secara komunikatif. Kartun dibuat dalam bentuk lukisan
atau karikatur.
3. Komik
Komik adalah media pembelajaran berbentuk gambar selain kartun yang juga
bersifat unik. Bedanya, pada komik terdapat karakter yang memerankan suatu cerita
dalam urutan (rangkaian seri). Komik memiliki keunggulan tersendiri sebagai media
pembelajaran dalam bentuk gambar, karena komik sangat akrab dengan keseharian
siswa.
4. Gambar Fotografi
Gambar fotografi merupakan media pembelajaran yang sangat mudah dibuat
pada era digital sekarang ini. Berbagai macam gadget yang ada di sekitar kita biasanya
dilengkapi dengan fitur kamera yang memungkinkan kita membuat gambar fotografi.
Gambar fotografi karena langsung berisi foto nyata objek atau situasi atau peristiwa,
maka ia merupakan media pembelajaran gambar yang sangat realistik (konkret).
5. Bagan
Bagan adalah kombinasi media grafis dan foto yang dirancang untuk
memvisualisasikan suatu fakta pokok atau gagasan dengan cara yang logis dan teratur.
Fungsi utama bagan sebagai media gambar adalah untuk memperlihatkan hubungan,
perbandingan, jumlah relatif, perkembangan, proses, klasifikasi, dan organisasi.
6. Diagram
Diagram adalah gambar yang digunakan untuk media pembelajaran dalam
bentuk gambaran sederhana yang dibuat dengan tujuan memperlihatkan bagian-bagian,
atau hubungan timbal balik, biasanya dengan menggunakan garis-garis dan keterangan
bagian atau hubungan yang ingin ditunjukkan.
7. Grafik
12
Grafik adalah media gambar untuk tujuan penyajian data berupa angka-angka.
Grafik memberikan informasi inti suatu data, berupa hubungan antar bagian-bagian
data. Ada bermacam-macam bentuk media gambar grafik yang dapat disajikan sebagai
media pembelajaran kepada siswa, misalnya grafik garis, grafik batang, grafik
lingkaran, dan grafik bergambar. Setiap jenis grafik mempunyai kekhususan dalam hal
jenis data yang ditampilkan.11
6. Kelebihan dan Kelemahan Media Grafis (Gambar)
Kelebihan Media Grafis adalah:
a. Sifatnya konkrit
b. Gambar dapat membatasi ruang dan waktu.
c. Gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan panca indera kita.
d. Memperjelas suatu sajian masalah dalam bidang apa saja dan untuk usia berapa
saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahan pemahaman.
e. Media gambar, lebih murah harganya, mudah didapat dan digunakan.
f. Dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang
disajikan.
g. Dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian siswa.
Kelemahan Media Grafis adalah:
1. Gambar hanya menekankan persepsi indra mata
2. Gambar benda yang terlalu komplek kurang efektif untuk kegiatan
pembelajaran
3. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
11
A.k.a. Suhadi Mukhan (Guru IPA SMPN 4 Amuntai, Kalimantan Selatan),
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/01/media-gambar-dalam-pembelajaran.html
05/12/1013.
13
4. Membutuhkan keterampilan khusus dalam pembuatannya, terutama untuk
grafis yang lebih kompleks.12
Media cetakan dan grafis di dalam proses belajar mengajar paling banyak
dan paling sering digunakan. Media ini termasuk kategori media visual non
proyeksi yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari pemberi ke penerima
pesan (dari guru kepada siswa). Pesan yang dituangkan dalam bentuk tulisan,
huruf-huruf, gambar-gambar dan simbol.
Menurut Oemar Hamalik penggunaan media gambar akan efektif apabila
gambar disesuikan dengan tingkatan anak, baik dalam hal besarnya gambar,
detail, warna, dan latar belakang yang perlu untuk penafsiran dijadikan alat untk
pengalamaan kreatif untuk memperkaya fakta dan memperbaiki kekurang
jelasan. Ini merupakan kelebihan media gambar. Akan tetapi ada juga
kelemahannya yaitu media gambar menjadi tidak efektif apabila terlalu sering
digunakan dalam satu waktu tertentu. Gambar sebaiknya disusun menurut urutan
tertentu dan dihubungkan dengan masalah yang luas. Gambar-gambar dapat
digunakan untuk suatu maksud dalam hubungan dengan suatu pembelajaran,
memberikan pengalaman dalam bahasa, ilustrasi, menjelaskan konsep-konsep
dan sebagainya. 13
B. Hakekat Hasil Belajar PAI
1. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Dimyati dan Mujiono, hasil belajar merupakan proses untuk
menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan/atau pengukuran hasil
belajar. Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh
siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan
tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau simbol. 14
12
Arief Sadiman dkk, Media Pendidikan pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya …,
h.29.
13 Oemar Hamalik, Media Pendidikan,…h.66.
14 Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:PT Rineka Cipta,2002), h.200.
14
Tes hasil belajar kadang-kadang disebut juga tes prestasi belajar, mengukur
hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dalam kurun waktu tertentu. Menurut waktunya
dibedakan dalam rentang: satu pertemuan (tes akhir pertemuan), satu pokok bahasan
(tes akhir pokok bahasan), satu minggu (tes mingguan), setengah catur wulan/semester
(tes akhir catur wulan/ tengah semester), satu cawu atau satu semester (tes akhir catur
wulan/ akhir semester), satu jenjang pendidikan (tes atau ujian akhir pendidikan). Tes
hasil belajar juga dibedakan menurut materi yang diukur, sesuai dengan nama-nama
mata pelajaran atau bidang studi yang dipelajari, seperti tes: matematika, kimia, biologi,
bahasa, sejarah, geografi, dll.
Menurut tujuan atau fungsinya tes hasil belajar ini juga dibedakan antara tes
diagostik, penempatan, formatif, dan sumatif. Tes diagnostik ditujukan untuk
mengukur/mendiagnosis kelemahan atau kekurangan siswa dan digunakan untuk
memberikan perbaikan. Tes penempatan mengukur penguasaan atau keunggulan siswa,
digunakan untuk menempatkan siswa sesuai dengan tingkat penguasaan atau
keunggulannya. Tes formatif mengukur tingkat penguasan siswa dan posisinya baik
antar teman sekelas maupun dalam penguasaan target materi. Hasil tes formatif
digunakan untuk perbaikan program atau proses pembelajaran. Tes sumatif ditujukan
mengukur penguasaan siswa pada akhir periode pendidikan, akhir cawu, semester atau
tahun, dan digunakan untuk mengukur keberhasilan belajar siswa dalam periode waktu
tersebut. 15
Dari penjelasan diatas dapat saya simpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menenrima pengalaman belajar.
Hasil belajar ini digunakan guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai
suatu tujuan pendidikan. Hal ini biasa tercapai apa bila siswa sudah memahami belajar
kemudian diiringi dengan perubahan tingkah laku yang lebih baik. .
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Berhasil atau tidaknya belajar itu tergantung pada beberapa faktor, adapun
faktor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi golongan.
15
Nana Syaodih S, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2012),
h. 223.
15
a. Faktor internal (faktor dalam dari diri siswa), yakni kondisi atau kondisi jasmani dan
rohani siswa.
b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa ), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa
yang meliputi strategi dan model yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran materi pelajaran.16
Menurut Yudhi Munadi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil
Belajar diantaranya:
1) Faktor Internal
a. Faktor fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak
dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan
sebagainya, semuanya akan membantu dalam hasil belajar. Siswa yang
kekurangan gizi misalnya, ternyata kemampuan belajarnya berada di bawah
siswa-siswa yang tidak kekurangan gizi, sebab mereka yang kekurangan gizi
pada umumnya cenderung cepat lelah dan capek, cepat ngantuk dan akhirnya
tidak mudah dalam menerima pelajaran.
Demikian juga kondisi saraf pengontrol kesadaran dapat berpengaruh
pada hasil belajar siswa. Misalnya, seorang yang minum minuman keras akan
kesulitan untuk melakukan proses belajar, karena saraf pengontrol kesadarannya
terganggu. Bahkan, perubahan tingkah laku akibat pengaruh minuman keras
tersebut, tidak bisa dikatakan perubahan tingkah laku hasil belajar.17
a. Faktor Psikologis
Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi
psikologis yang berbeda-beda. Beberapa faktor psikologis yang dapat diuraikan
diantaranya meliputi intelegensi, perhatian, minat, dan bakat, motif dan
motivasi, dan kognitif dan daya nalar.
16
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h. 130.
17 Yudhi Munadi. Media Pembelajaran,… h. 24.
16
Pertama, intelegensi. Mengartikan intelegensi sebagai kemampuan
menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan
efektif, kemampuan menggunakan konsep abstrak secara efektif dan
kemampuan memahami pertalian-pertalian dan belajar dengan cepat sekali.
Kedua, Perhatian. Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa
semata-mata tertuju kepada suatu obyek ataupun sekumpulan obyek.
Ketiga minat dan bakat. Minat diartikan oleh Higard sebagai
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan. Bakat adalah kemampuan untuk belajar.
Keempat, motif dan motivasi. Motif diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam konsep pembelajaran,
motivasi berarti seni mendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar
sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Kelima, kognitif dan daya nalar. Pembahasan mengenai hal ini meliputi
tiga hal, yakni persepsi, mengingat dan berpikir. Persepsi adalah penginderaan
terhadap suatu kesan yang timbul dalam lingkungannya. Mengingat adalah suatu
aktivitas kognitif, dimana seseorang menyadari bahwa pengetahuannya berasal
dari masa yang lampau atau berdasarkan kesan-kesan yang diperoleh melalui
pengalamannya di masa lampau. Sedangkan nalar adalah kekuatan mental yang
berkaitan dengan pembentukan kesimpulan dan penilaian.
2) Faktor Eksternal
a. Faktor Lingkungan
Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar.
Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula berupa
lingkungan sosial.
Lingkungan alam misalnya keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara,
dan sebagainya. Lingkungan sosial baik berupa wujud manusia maupun hal-hal
lainnya, juga dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Seringkali guru dan para
siswa terganggu oleh obrolan orang-orang yang berada di luar, hiruk pikuk
lingkungan sosial seperti suara mesin pabrik, lalu lintas, gemuruhnya pasar dan lain-
lain juga akan berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.
17
b. Faktor instrumental
Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan
penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-
faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, sarana dan fasilitas, dan guru.18
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar yang meliputi
faktor internal dan eksternal diatas bila dikemukakan akan tampak seperti pada
bagan berikut:
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
(Sumber: Yudhi Munadi, 2008)
3. Klasifikasi Hasil Belajar
18
Yudhi Munadi. Media Pembelajaran .., h. 26-32.
18
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan
kurikuler maupun tujuan instruksional menggunakan klasifikasi hasil belajar dari
Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya dalam tiga ranah, yakni ranah
kogtiitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.
1. Ranah Kogintif
Ranah kognitif yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,
dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek
berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
a. Tingkat Pengetahuan (Knowledge). Pengetahuan di sinі diartikan kemampuan
seseoarng dalam menghafal atau mengingat kembali atau mengulang kembali
pengetahuan yang pernah diterimanya. Contoh. Siswa dapat menyebutkan kembali
bagan-bagan geometri yang berdimensi tiga.
b. Tingkat Pemahaman (Comprehension). Pemahaman di sini diartikan kemampuan
seseorang dalam mengartikan, menafsirkan menerjemahkan atau menyatakan
sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya.
Contoh: Siswa dapat menjelaskan dengan kata-katanya sendiri tentang perbedaan
bangun geometri yang berdimensi dua dan berdimensi tiga.
c. Tingkat Penerapan (Application). Penerapan di sini diartikan kemampuan
seseorang dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan
sehari-hari. Contoh. Siswa dapat menentukan salah satu sudut dari suatu segitiga
jika diketahui sudut-sudut lainnya.
d. Tingkat Analisis (Analysis). Analisis di sini diartikan kemampuan seseorang dalam
menggunakan pengetahun dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul
dalam kehidupan sehari-hari. Contoh. Siswa dapat mengolah data mentah melalui
statistik, sehingga dapat diperoleh harga-harga range, interval kelas dan standar
deviasinya.
e. Tingkat Sintesis (Synthesis). Sintesis di sini diartikan kemampuan seseorang
dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang
ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. Contoh. Siswa dapat
menyusun rencana belajar masing-masing sesuai dengan kebijakan yang berlaku di
sekolah.
19
f. Tingkat Evaluasi (Evaluation). Evaluasi di sini diartikan kemampuan seseorang
dalam membuat perkiraan atau keputusan yang tepat berdasarkan kriteria atau
pengetahuan yang dimilikinya. Contoh. Siswa dapat menilai kualitas kemampuan
pemikiran temannya berdasarkan kemampuan dirinya.
2. Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Secara lebih
rinci akan dijelaskan pada pembahasan dibawah ini :
a. Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan
memperhatikan hal tersebut. Misalnya, kemampuan mengakui adanya perbedaan-
perbedaan.
b. Partisipasi, yang mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan, dan berpartisipasi
dalam suatu kegiatan. Misalnya, mematuhi aturan, dan berpartisipasi dalam suatu
kegiatan.
c. Penilaian dan penentuan sikap, yang mencakup menerima suatu nilai, menghargai,
mengakui, dan menentukan sikap. Misalnya, menerima suatu pendapat orang lain.
d. Organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai
pedoman dan pegangan hidup. Misalnya, mendapatkan nilai dalam suatu skala
nilai dan dijadikan pedoman bertindak secara bertanggung jawab.
e. Pembentukan pola hidup, yang mencakup kemampuan menghayati nilai dan
membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi. Misalnya, kemampuan
mempertimbangkan dan menunjukkan tindakan yang berdisiplin.
3. Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni :
a. Persepsi, berkenaan dengan penggunaan indera dalam melakukan kegiatan. Seperti
mengenal keruskan mesin dari suaranya yang sumbang, atau menghubungkan suara
musik dengan tarian tertentu.
20
b. Kesiapan, yang mencakup kemampuan penempatan diri dalam keadaan di mana
akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini mencakup
jasmani dan rohani. Misalnya, posisi star lomba lari.
c. Gerak terb imbing , mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh, atau
gerakan peniruan. Misalnya, meniru gerak tari, membuat lingkaran di atas pola.
d. Gerakan yang terb ia sa , mencakup kemampuan melakukan gerakan-gerkan tanpa
contoh. Misalnya, melakukan lompat tinggi dengan tepat.
e. Gerakan ko mpleks , yang mencakup kemampuan melakukn gerakan atau
keterampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar, efisien, dan tepat.
Misalnya, bongkar-pasang peralatan secara tepat.
f. Penyesuaian po la gerakan , yang mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan
penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku. Misalnya,
keterampilan bertanding.
g. Kreat iv i tas , mencakup kemampuan melahirkan pola gerak-gerak yang baru atas
dasar prakarsa sendiri. Misalnya, kemampuan membuat tari kreasi baru.19
C. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Untuk mengetahui tentang pengertian Pendidikan Agama Islam terlebih dahulu
dikemukakan pengertian pendidikan dari segi etimologi dan terminologi. Dari segi
etimologi atau bahasa, kata pendidikan berasal kata “didik” yang mendapat awalan pe-
dan akhiran -an sehingga pengertian pendidikan adalah sistem cara mendidik atau
memberikan pengajaran dan peranan yang baik dalam akhlak dan kecerdasan berpikir.20
Pendidikan Agama Islam berkenaan dengan tanggung jawab bersama. Oleh
sebab itu usaha yang secara sadar dilakukan oleh guru mempengaruhi siswa dalam
rangka pembentukan manusia beragama yang diperlukan dalam pengembangan
19
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), h.49-
59. (bisa dilihat juga di Sukardi Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Oprasionalnya h.74-78).
20 W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : PN Balai Pustaka,1984),
h. 250.
21
kehidupan beragama dan sebagai salah satu sarana pendidikan nasional dalam rangka
meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.21
Tayar Yusuf yang dikutip oleh Abdul Majid dkk mengartikan pendidikan agama
sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan,
kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia
bertakwa kepada Allah SWT.22
Omar Muhammad al-toumy al-syaibany menyatakan
bahwa dasar pendidikan islam identik dengan dasar tujuan islam. Keduanya berasal dari
sumber yang sama yaitu al-Quran dan Hadis. 23
Dalam buku Muhaimin pendidikan islam adalah sistem pendidikan yang islami,
yang memiliki komponen-komponen yang secara keseluruhan mendukung terwujudnya
sosok muslim yang diidealkan, atau pendidikan yang teori-teorinya disusun berdasarkan
Al-Quran dan Hadis. 24
Dari beberapa definisi di atas, maka dapat diambil pengertian bahwa yang
dimaksud Pendidikan Agama Islam adalah suatu aktivitas atau usaha-usaha tindakan
dan bimbingan yang dilakukan secara sadar dan sengaja serta terencana yang mengarah
pada terbentuknya kepribadian anak didik yang sesuai dengan norma-norma yang
ditentukan oleh ajaran agama.
Pendidikan Agama Islam juga merupakan upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani,
bertaqwa, dan ber akhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber
utamanya yaitu kitab suci Al-Quran dan Al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan
pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.
21
Zakiah Daradjad, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995),
h. 172.
22 Abdul Majid dkk, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung, PT. Remaja
Rosdarya, 2004) h.130.
23 Jalaluddin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002) h. 82.
24 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2009) h. 6.
22
D. Hasil penelitian yang Relevan
Sebagai bahan penguat penelitian tentang pengaruh media grafis terhadap hasil
belajar PAI siswa, penulis mengutip beberapa penelitian yang relevan di antaranya:
1. Nur Hikmah (2008) dalam skripsinya yang berjudul pengaruh penggunaan media
grafis kartun terhadap hasil belajar matematika siswa. Memberikan kesimpulan
bahwa hasil belajar matematika antara siswa yang diajar dengan menggunakan
media grafis kartun lebih baik dari hasil belajar matematika siswa yang diajar tidak
menggunakan media grafis kartun.
2. Lina Rahmawati (2008) dalam skripsinya yang berjudul pengaruh penggunaan
media gambar kartun terhadap hasil belajar siswa. Memberikan kesimpulan
pembelajaran menggunakan media gambar kartun dalam pembelajara fisika dalam
sub pokok bahasan usaha dan daya pada kelompok eksperimen ada pengaruhnya
dalam meningkatkan hasil belajar siswa dibanding kelompok kontrol yang dalam
pembelajaran tidak menggunakan media gambar kartun. Artinya, pemberian media
gambar dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
E. Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajian teoritis sebagaiman telah dipaparkan dimuka, maka dalam
penyusunan penelitian ini penulis mengajukan anggapan dasar atau kerangka pemikiran
sebagi berikut:
Proses pembelajaran PAI yang tidak menarik membuat siswa merasa jenuh dan
bosan. Hal tersebut tentunya menjadi bahan evaluasi bagi para guru atau pengajar untuk
memberikan bentuk pengajaran yang berbeda dalam rangka meningkatkan minat dan
motivasi siswa dalam belajar PAI. Dalam hal ini guru memiliki peran yang cukup
penting, bagaimana mengidentifikasi masalah menjadi lebih spesifik dan menemukan
solusi yang terbaik dalam pnyelesaian masalah tersebut.
Di era modern seperti ini perkembangan ilmu teknologi sangat pesat. Ada
beragam media yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu pendidikan secara
khusus pembelajaran PAI. Tentunya pemilihan media tersebut haruslah tepat dan
23
efektif. Guru harus betul-betul memahami media pembelajaran yang digunakan dan
memiliki kemampuan mengolah media tersebut. Agar tujuan pembelajaran benar-benar
tercapai.
Proses pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi yang
terus berkembang diharapkan dapat memberi pengaruh yang besar terhadap proses
penyerapan materi atau pemahaman siswa, sehingga diharapakan hasil belajar PAI
siswa semakin baik.
Pembelajaran PAI berbentuk media Grafis diharapkan mampu menjadi referensi
bentuk pengajaran yang baru sesuai dengan perkembangan zaman dengan tetap
mengedepankan pemahaman siswa akan materi pelajaran PAI namun menyenangkan,
dinamis dan interaktif sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan hasil belajar
siswa.
F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian dalam deskripsi teoritis dan kerangka berfikir, maka
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hipotesis alternative (Ha) dan
Hipotes nihil (Ho) dengan:
1. Hipotesis Alternative (Ha): Pembelajaran Menggnakan Media Grafis berpengaruh
secara signifikan terhadap hasil belajar PAI pada konsep Perilaku Tercela.
2. Hipotes Nihil (Ho): Pembelajaran Menggunakan Media Garfis tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap hasil belajar PAI pada konsep Perilaku Tercela.
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan antara bulan Agustus sampai Oktober 2013,
kemudian Tempat Penelitiannya adalah Sekolah SMP PGRI 1 Ciputat.
B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi
Experimen (eksperimen semu) dimana dalam rancangan ini melibatkan 2
kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pengukuran
dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan, pengaruh dari perlakuan diukur dari
perbedaan antara pengukur awal dan pengukur akhir.
Dalam metode ini terdapat dua kelompok, yaitu kelompok kontrol diberi
perlakuan tanpa menggunakan media sedangkan kelompok eksperimen diberi
perlakuan dengan menggunakan media grafis.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pre-tesT Treatmen PostesT
Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O1 X2 O2
Keterangan:
O1 = Pre-test diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
sebelum diberikan perlakuan.
25
O2 = Post-test diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
sesudah diberikan perlakuan.
X1 = Perlakuan terhadap kelas eksperimen berupa pembelajaran PAI dengan
menggunakan media grafis.
X2 = Perlakuan terhadap kelas kontrol berupa pembelajaran PAI tanpa
menggunakan media.
C. Populasi dan Sample
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari
manusia, hewan, tumbuhan, gejala nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data
yang mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Populasi penelitian
ini menggunakan seluruh siswa SMP PGRI 1 Ciputat Tahun Pelajaran
2012/2013.
2. Sample
Sample adalah bagian dari populasi, menurut Suharsimi Arikuto, sample
adalah sebagian atau wakil dari populasi yang terpilih. Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling, yaitu
pengambilan sampel dilakukan atas pertimbangan peneliti.1 Yakni pengambilan
sampel berdasarkan waktu atau jadwal pelajaran PAI yang ada di sekolah yang
memungkinkan penulis untuk melakukan eksperimen. Sampel dalam penelitian
ini adalah kelas VIII-5 Sebanyak 22 siswa sebagai kelas eksperimen dengan
menggunakan Media Grafis dan kelas VIII-1 sebanyak 21 siswa sebagai kelas
kontrol tanpa menggunakan Media.
1 Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,(Jakarta :PT Rineka Cipta, 1987)
h.139.
26
D. Prosedur Penelitian
1. Tahap persiapan sebelum penelitian
Sebelum melakukan penelitian, penulis melakukan beberapa persiapan awal,
yaitu:
a. Langkah awal yang penulis lakukan pada tahap persiapan sebelum
melaksanakan penelitian adalah pengurus surat izin penelitian dari Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Kegurua (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
b. Langkah selanjutnya adalah melihat karakteristik populasi yang akan diteliti.
c. Menentukan sampel penelitian dengan menggunakan teknik purposive
sampling.
d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PAI dengan
menggunakan media grafis pada materi Perilaku Tercela.
e. Menyusun kisi-kisi soal untuk instrument penelitian.
f. Menyusun instrument penelitian berdasarkan kisi-kisi soal yang telah dibuat.
g. Melakukan konsultasi kepada dosen pembimbing mengenai RPP dan
instrumen yang telah dibuat.
h. Setelah RPP dan Instrumen penelitian telah disusun, langkah selanjutnya
adalah melakukan koordinasi dengan pihak sekolah untuk uji coba di luar
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
i. Setelah melakukan uji coba, mengolah data dengan hasil uji coba dengan
mencari validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran butir soal, dan reabilitas
instrument.
j. Menentukan butir soal yang layak untuk dijadikan instrument penelitian.
2. Tahap pelaksanan penelitian
a. Langkah awal tahap pelaksanan penelitian adalah menentukan dua kelompok
sampel yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, selanjutnya
diadakan tes awal (pretest) kepada kedua kelompok penelitian menggunakan
soal-soal hasil analisis data uji coba instrument penelitian.
27
b. Setelah tes awal (pretest) dilaksanakan pada kedua kelompok penelitian,
kegiatan belajar mengajar dapat dilaksanakan untuk kelompok eksperimen
diberi perlakukan berupa penggunaan media grafis, sedangkan kelompok
kontrol diajarkan tanpa menggunakan media.
c. Setelah dari perlakukan diadakan tes akhir (postest) untuk kedua kelompok
penelitian menggunakan soal-soal yang sama ketika dilakukan tes awal
(pretest).
3. Tahap akhir penelitian
Setelah tahap pelaksanaan kegiatan berhasil dilakukan, tahap selanjutnya adalah
mengolah hasil penelitian dengan melakukan beberapa kegiatan, yaitu:
a. Melakukan analisis data hasil tes awasl (pretest) kedua kelompok penelitian dengan
menggunakan uji statistik.
b. Menganalisis data hasil tes akhir (postest) kedua kelompok penelitian dengan
menggunakan uji statistik
c. Setelah itu dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan hasil uji statistik yang
telah dilakukan sebelumnya. Penarikan kesimpulan merupakan langkah paling
akhir dalam prosedur penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk
memperoleh data. Dalam pengumpulan data terdapat beberapa tahapan, diantaranya:
a. Persiapan
1. Menganalisis Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata
pelajaran PAI SMP PGRI 1 Ciputat Kelas VIII.
2. Menentukan materi pembelajaran yang dapat diintegrasikan dengan media
grafis. Pada penelitian ini konsepnya Perilaku Tercela.
b. Pelaksanaan
1. Memberikan pretest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
28
2. Memberikan perlakuan berupa pembelajaran PAI menggunakan media grafis
pada konsep Perilaku Tercela untuk kelompok eksperimen dan pembelajaran
tanpa menggunakan media pada kelompok kontrol.
3. Pemberian posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
c. Tahap pengolaha data
Mengolah data hasil belajar siswa yang telah dilakukan.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat pengumpul data. Penelitian yang dapat
menunjang sejumlah data yang diasumsikan dapat digunakan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan dan menguji hipotesis penelitian. Instrumen yang akan
digunakan dalam penelitian ini berupa tes pilihan ganda yang berjumlah 30 soal untuk
mengukur kemampuan pembelajaran PAI siswa.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun instrumet penelitian adalah sebagai
berikut:
a. Menentukan konsep dan sub konsep berdasarkan kurikulum satuan pendidikan
untuk tingkat SMP
b. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian berdasarkan indikator pembelajaran PAI.
c. Membuat soal-soal instrumen sesuai dengan kisi-kisi instrument.
d. Instrumen yang telah di buat oleh peneliti kemudian dikonsultasikan dengan dosen
pembimbing skripsi.
e. Melaksanakan uji coba instrumen penelitian.
f. Analisis validitas dan reabilitas.
Alat ukur tes sebelum diberikan kepada siswa perlu diketahui terlebih dahulu
apakah tes tersebut baik dan sudah siap diberikan kepada siswa untuk diambil datanya.
Pada penelitian ini sebelum digunakan soal (tes) tersebut diuji cobakan, guna
mengetahui apakah soal-soal tersebut memenuhi standar persyaratan validitas dan
reabilitas. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis.
Tes berperan untuk menjaring konsep awal dan konsep akhir siswa sebelum dan
sesudah pembelajaran yang dilakukan. Kisi-kisi untuk soal dibuat berdasarkan
29
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) disesuaikan dengan materi yang diajarkan
pada aspek Perilaku Tercela pada semester 1 tahun pelajaran 2012-2013, Penjabaran
konsep untuk menjadi butir-butir soal memperhatikan kompetensi dasar, materi dan
indikatornya.
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrument Tes Hasil Belajar
No. Kompetensi Dasar Materi Indikator No Butir
soal
1. Menjelaskan
pengertian
Ananiah, gadab,
hasad, gibah, dan
namimah
perilaku tercela 1. Siswa mampu
Memilih
pengertian
Ananiah, gadab,
hasad, gibah, dan
namimah
1, 30, 23, 24
2. Siswa mampu
mengidentifikasi
ciri-ciri Ananiah,
gadab, hasad,
gibah, dan
namimah.
3, 16, 6, 22
2. Menampilkan contoh
Ananiah, gadab,
hasad, gibah, dan
namimah
perilaku tercela 1. Siswa mampu
memilih contoh-
contoh perilaku
Ananiah, gadab,
hasad, gibah, dan
namimah
2,12,13, 9
21
30
2. Siswa mampu
menunjukkan
sebab-sebab
perbuatan
Ananiah, gadab,
hasad, gibah, dan
namimah
20,19,
25,29,15
3. Siswa mampu
mengetahui
akibat buruk
Ananiah, gadab,
hasad, gibah, dan
namimah dalam
kehidupan sehari-
hari.
4, 14, 10, 26
4. Menghindari perilaku
Ananiah, gadab,
hasad, gibah, dan
namimah dalam
kehidupan sehari-hari
perilaku tercela 1. Siswa mampu
mengidentifikasi
cara Menghindari
perilaku Ananiah,
gadab, hasad,
gibah, dan
namimah dalam
kehidupan sehari-
hari.
5, 7,11, 27,8
2. Siswa mampu
mengetahuni cara
17, 18, 28
31
mengatasi sifat
Ananiah, gadab,
hasad, gibah, dan
namimah.
G. Teknik Pengolahan Data
1. Uji Validitas
Menurut iqbal hasan Validitas berarti kesucian alat ukur dengan apa yang
hendak diukur, artinya alat ukur yang digunakan dalam pengukuran dapat digunakan
untuk mengukur apa yang hendak diukur. Jadi validitas adalah seberapa jauh alat dapat
mengukur hal atau subjek yang ingin diukur.2 Rumus yang digunakan untuk menguji
validitas tes objek adalah rumus korelasi product moment dengan angka kasar dibantu
dengan software anates. Rumus ini digunakan karena skor tiap item sama yaitu item
benar diberi skor satu dan item salah diberi skor nol.
Rumus korelasi product moment adalah sebagai berikut :
=
2222
yynxxn
yxxyn
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Variabel Y
n = Jumlah siswa
∑x = Skor tiap butir soal
∑y = Skor total
∑xy= Jumlah hasil kali skor x dan y yang berpasangan
∑x2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x
2 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2004), h.15.
32
∑y2
= Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y. 3
Untuk menguji signifikan tidaknya koefisien korelasi validitas digunakan
distribusi kurva normal dengan menggunakan uji skor-t
t hitung = √
√
keterangan:
t hitung = Nilai hitung koefisien validitas
rxy = Koefisien korelasi tiap butir soal
N = Jumlah siswa uji coba
Kemudian hasil diatas dibandingkan dengan t dari tabel pada signifikan 5 % (ɑ =
0,05) dan derajat kebebasan (dk = n-2) kaidah keputusannya jika t hitung > t tabel berarti
valid. Sebaliknya jika t hitung < t tabel berarti tidak Valid. Jika instrument itu valid, maka
dapat dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasi (r) sebagai berikut:
Tabel 3.3
Kriteria Indeks Korelasi
Rentang Keterangan
0.80 < r < 1.00
0.60< r < 0.80
0.40 < r < 0.60
0.20 < r < 0.40
0.00 < r < 0.20
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
2. Uji Reabilitas
3 Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reabilitas dan Interpretasi Hasil Tes Implementasi
Kurikulum 2004, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2006), h.58.
33
Reabilitas artinya memiliki sifat dapat dipercaya. Suatu alat ukur dikatakan
memiliki reliabilitas apabila dipergunakan berkali-kali oleh peneliti yang sama atau
oleh peneliti yang lain tetapi akan memberikan hasil yang sama. Jadi, reliabilitas
adalah seberapa jauh konsistensi alat ukur untuk dapat memberikan hasil yang sama
dalam mengukur hal dan subjek yang sama. 4 Untuk mengukur reabilitas soal rumus
yang digunakan adalah Kuder Richardson-20 (KR-20) dengan bantuan software anates:
r11 = [
] [
]
keterangan:
r 11 = Koefisien reliabilitas instrument
p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
∑pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = Banyakanya item
s = Standar deviasi dari tes
Untuk mengetahui keberartian koefisien reabilitas dilakukan uji-t dengan rumus:
t hitung = √
√
keterangan:
t hitung = Nilai hitung koefisien validitas
rxy = Koefisien korelasi tiap butir soal
N = Jumlah siswa uji coba
Kemudian hasil diatas dibandingkan dengan t dari tabel pada signifikan 5 % (ɑ =
0,05) dan derajat kebebasan (dk = n-2) kaidah keputusannya jika t hitung > t tabel maka
instrument dikatakan baik dan dapat dipercaya. Jika instrument itu reliabel, maka dilihat
kriteria penafsiran indeks reliabilitasnya sebagai berikut:
4 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, …, h. 15.
34
Tabel 3.4
Kriteria Reliabilitas
Rentang Keterangan
0.80 < r 11 < 1.00
0.60< r 11 < 0.80
0.40 < r 11 < 0.60
0.20 < r 11 < 0.40
0.00 < r 11 < 0.20
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
3. Taraf Kesukaran
Anas Sudijono mengatakan, butir-butir item hasil belajar dapat dinyatakan baik
apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah.5 Taraf
kesukaran dihitung dengan menggunakan rumus dengan bantuan software anates:
P =
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab benar
N = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, maka soal
tersebut tergolong sukar. Sebaliknya semakin besar indeks yang diperoleh, maka soal
tergolong mudah. Adapun Kriteria indeks taraf kesukaran soal tersebut adalah:
Tabel 3.5
Indeks Kesukaran
5 Anas Sudijono, pengantar evaluasi pendidikan, …, h.370.
35
Indeks Keterangan
0,00 – 0,30
0,31 – 0,70
0,71 - 1,00
Soal kategori Sukar
Soal kategori Sedang
Soal kategori Mudah
4. Daya Pembeda
Pengujian daya pembeda soal digunakan untuk mengetahui kemampuan soal
dalam membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai. Indeks daya
pembeda dihitung atas dasar pembagian kelompok menjadi dua bagian, yaitu kelompok
atas yang merupakan kelompok peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan
kelompok bawah yaitu kelompok peserta tes yang berkemampuan rendah.6 Rumus yang
digunakan dengan bantuan software anates:
D =
-
Keterangan:
D = Daya pembeda soal
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB= Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
Tabel 3.6
Klasifikasi Daya Pembeda
6 Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reabilitas dan Interpretasi Hasil Tes implementasi
kurikulum 2004,…h.23.
36
Rentang Keterangan
0,00 – 0,20
0,21 – 0,40
0,41 – 0,71
0,71 – 1,00
Buruk
Cukup
Baik
Baik Sekali
H. Teknik Analisis Data Hasil Belajar
Analisis Data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam
suatu pola kategori dan satuan uraian dasar. Dalam teknik analisis data dilakukan
beberapa pengujian dengan urutan sebagai berikut:
1. Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berdidtribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan yaitu uji liliefors.7
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah:
1. Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga terbesar
2. Menentukan nilai Z dari tiap-tiap data dengan rumus
Z =
3. Menentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Z berdasarkan tabel Z dan
sebut dengan F (Z) = 0,5± Z
4. Menghitung frekuensi kumulatif dari masing-masing nilai Z dan disebut dengan S
(Z)
5. Tentukan nilai Lo dengan rumus Lo = F (Z) – S(Z)
6. Ambil nilai terbesar dari selisih tersebut sehingga diperoleh nilai Lo
7. Memberikan interpretasi Lo dengan membandingkan dengan Lt (nilai yang diambil
dari tabel harga kritis uji liliefors) dengan aturan:
7 Nana Sudjana, Metode Statistik, Cet. Ke-3 (Bandung: Tarsito, Mei 2005), hal.466.
37
a. Hipotesis
Ho = sampel berdistribusi normal
HI = sampel berdistribusi tidak norml
b. Jika L o< L t maka sampel berdistribusi normal
Jika L o > L t maka sampel berdistribusi tidak normal
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data sampel tersebut
homogeny (sama) atau tidak. Pengujian homogenitas dalam penelitian ini adalah
pengujian mengenai sama tidaknya variasi-variasi dari dua buah distribusi.8 Uji
homogenitas dilakukan setelah data persyaratan normalitas terpenuhi, yakni data
dinyatakan berdistribusi normal. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji
Fisher.
rumus:
F =
=
Keterangan:
S12 x = Nilai standar deviasi pretest yang nilainya paling besar
S22 x = Nilai standar deviasi posttest yang nilainya paling besar
Tentukan Kriteria pengujian:
a. Jika Fhitung< Ftabel, maka Ho diterima, kedua kelompok berasal dari populasi yang
homogen.
b. Jika Fhitung< Ftabel, maka Hi diterima, kedua kelompok dapat dikatakan berasal dari
populasi yang tidak homogen.
8 Ruseffendi, Statistik Dasar: untuk penelitian pendidikan Cet.1 (Bandung: IKIP Bandung Press,
Mei 1998) h. 294.
38
Untuk taraf signifikan (ɑ) = 0,05 dan derajat kebebasan pembilang dk = nb-1
serta penyebut dk = nk-1, dengan nb merupakan ukuran sampel yang variansya besar
dan nk merupakan ukuran sampel yang variansnya kecil.
3. Uji Hipotesis
Menganalisis data pretest dan posttes secara statistik untuk mengetahui apakah
kenaikan hasil belajar PAI tersebut signifikan atau tidak. Dalam hal ini digunakan uji-t
karena data tersebut berdistribusi normal dengan taraf signifikasi ɑ = 0,05 untuk itu
menguji kebenaran hipotesis dalam penelitian menggunakan rumus sebagai berikut:
t hitung = ̅
√
dengan dsg = √( ) ( )
Keterangan:
x1 = Nilai rata-rata kelompok eksperimen
x2 = Nilai rata-rata kelompok kontrol
n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen
n2 = Jumlah siswa kelas kontrol
v1 = Standar deviasi nilai posttest kelas eksperimen yang dikuadratkan
v2 = Standar deviasi nilai posttest kelas kontrol yang dikuadratkan.
Adapun kriteria ttabel jika:
t hitung < ttabel maka Ho diterima dan Ho ditolak
t hitung > ttabel maka Ho diterima dan Ho diterima
4. Uji Normal Gain
39
Gain adalah selisih antara posttest dan pretest, gain menunjukkan peningkatan
pemahaman atau pengusaha konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru. 9 Untuk
menghindari hasil kesimpulan yang akan menimbulkan bias penelitian, karena pada
nilai pretest kedua kelompok penelitian sudah berbeda, digunakan uji normalitas gain.
Rumus normal Gain menurut Meltzer, yaitu:
Ngain =
Tabel 3.7 Kategorisasi Perolehan nilai Gain
Rentang nilai Keterangan
1 > 0,70
0,70 ≥ 0,30
0 < 0.30
G-Tinggi
G-Sedang
G-Rendah
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan normal gain atara dua kelompok
dilakukan uji-t sebagai berikut:
t hitung = ̅
√
dengan dsg = √( ) ( )
kemudian hasil t-hitung diatas dibandingkan dengan nilai t tabel pada
signifikasi 5 % (ɑ = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = (n1-1)+(n2-2). Jika ttabel < t
hitung maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan norml gain antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jika t hitung ≤ t tabel atau t tabel ≤ t hitung,
maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan normal gain antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.
9 Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Tindakan Sains, (Jakarta: Jurusan Pendidikan
IPA,FITK,UIN Syarif Hidayatullah, 2006). Hal.70.
40
I. Hipotesis Statistik
Hiptesis Statistik yang digunakan adalah:
Ha : Pemebelajaran Menggunakan Media Grafis berpengaruh secara signifikan terhadap
hasil belajar siswa Pada pembelajaran PAI pada konsep Perilaku Tercela.
Ho : Pemebelajaran Menggunakan Media Grafis tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap hasil belajar siswa Pada pembelajaran PAI pada konsep Perilaku Tercela.
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMP PGRI 1 Ciputat
1. Sejarah Sekolah
SMP PGRI 1 Ciputat yang beralamat di Jalan pendidikan No.30 Ciputat.
dipelopori oleh Bapak Drs. Sukandi Kuswara, Bapak A. Mursyidi, B.A. dan Bapak S.
Danuwardoyo serta Bapak R.A. Sakri Gandadipura (Kepala Sekolah Kelas
Pembangunan) yang berdiri tahun 1970 tetapi hingga akhir 1974 siswanya semakin
berkurang hanya satu kelas kecil. Maka beliau berempat sepakat untuk mendirikan
sekolah Menengah Pertama Persiapan (SMPP) pada tahun 1975 yang selanjutnya
berubah menjadi sekolah Menengah Pertama Persatuan Guru Republik Indonesia
(SMP PGRI Ciputat) dengan Kepala Sekolah yang pertama yaitu Bapak R.A. Sakri
Gandadipura.
42
Sampai sekarang SMP PGRI 1 CIPUTAT telah mengalami tiga kali
pergantian kepala sekolah antara lain:
a. Pada Tahun 1975 -1980 : R.A. Sakri Gandadipura
b. Pada tahun 1980 - 2000 : Drs. Sukandi Kuswara
c. Pada tahun 2000 – Sekarang : Cartam, S.Pd., M.Pd.
Visi : Menjadi Sekolah Unggulan yang didasari oleh IMTAQ dan IPTEK,
serta Berwawasan Lingkungan Budaya.
Misi :
1. Tersusunnya Kurikulum Satuan Pendidikan yang adaptif terhadap
perkembangan IPTEKS (Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni).
2. Terlaksananya proses pembelajaran dengan pendekatan Contextual
Teaching and Learning.
3. Menyiapkan generasi muda yang menguasai ilmu pengetahuan dan
Teknologi dengan landasan iman dan taqwa.
4. Meningkatkan pengetahuan peserta didik yang cerdas, terampil dan
berbudi luhur.
5. Menjadikan lulusan sebagai calon pemimpin masa depan yang
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
6. Terpenuhinya pendidik dan tenaga kependidikan yang kompeten
dalam bidangnya.
7. Terpenuhinya sarana prasarana pendidikan secara proporsional.
8. Terwujudnya lulusan yang prestatif, kreatif dan kompetitif, yang
berakhlaqul karimah, berkarakter dan berbudaya bangsa.
9. Terwujudnya manajemen sekolah yang kolaboratif, transparan dan
akuntabel.
43
Prestasi yang dicapai oleh SMP PGRI 1 Ciputat dapat dilihat dari presentase
lulusan siswa di bawah ini :
2010/2011 2011/2012 2012/2013
100% 100% 100%
2. Gambaran Siswa
Gambaran siswa SMP PGRI 1 Ciputat tahun pengajaran 2012/2013 dapat
dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini.
Data Jumlah Kelas, Robel dan Siswa Tahun Pelajaran 2012/2013
Tahun Pelajaran
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
Jml Total Siswa
(Kelas I+II+
II)
Jml
Siswa
Jml
Rombel Jml Siswa
Jml
Rombel
Jml
Siswa
Jml
Rombel Siswa Rombel
Tahun 2009/2010 334 8 330 8 357 9 1023 25
Tahun 2010/2011 458 10 335 8 323 8 1.116 26
Tahun 2011/2012 383 8 364 8 428 10 1157 26
Tahun 2012/2013 394 9 378 8 355 8 1175 25
3. Gambaran Guru
Untuk mengetahui gambaran guru SMP PGRI 1 Ciputat dapat dilihat pada
tabel 4.3 di bawah ini.
44
Jenjang Pendidikan Dan Status Guru
a. Kepala Sekolah
b. Guru
Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin dan Jumlah
Dari Tabel di atas dapat dilihat jenjang pendidikan guru SMP PGRI 1 Ciputat
mayoritas telas menempuh jenjang pendidikan S1 bahkan ada guru yang menempuh
jenjang S2 Dan S3. Adapun jumlah guru dan statusnya dapat dilihat pada tabel 4.4 di
bawah ini :
Jabatan Nama
Jenis
Kelamin Usia Pend.akhir Masa Kerja
LL PP
Kepala Sekolah Cartam,S.Pd.M.
Pd. L
46
Thn S2
23 H
NO Tingkat Pendidikan
Jumlah dan status Guru Jumlah
GT / PNS GTT/GTY
L P L P
1 S3/S2 1 1 2
2 S1 4 5 14 10 33
3 D3/Sarmud 1 1 2
4 D2
5 D1
6 SMA/Sederajat 1 1
Jumlah 4 5 17 12 38
45
Jumlah Guru dengan Tugas mengajar sesuai dengan latar belakang Pendidikan
( Keahlian)
No Bid.Studi
Jumlah guru dengan latar
belakang pendidikan sesuai
dengan tugas mengajar
Jumlah guru dengan
latar belakang
pendidikan yang tidak
sesuai dengan tugas
mengajar
JML
D1/D
2
D3
S1/D
4
S2 D1/D
2
D3 S1 S2
1 IPA 4 4
2 Matematika 2 2 4
3 Bahasa Indonesia 2 2 1 5
4 Bahasa Inggris 2 3 5
5 Pendidikan Agama 1 1 2
6 IPS 6 6
7 Penjaskes 2 2
8 Seni Budaya 2 2
9 PKn 2 1
10 TIK/Ketermpilan 1 1 2
11 BK 1 1 2
Lainnya PKK 1 1
Jumlah 4 5 15 2 4 2 10 39
46
B. Hasil Penelitian
Sesuai dengan judul yang digarap oleh peneliti, peneliti telah terjun langsung
ke lapangan (kelas) dalam proses belajar mengajar di kelas VIII-5 sebagai kelas
eksperimen dan kelas VIII-1 sebagai kelas kontrol, dengan bidang studi pendidikan
agama islam. Penelitian eksperimen ini berlangsung selama kurang lebih dua bulan
lamanya dengan lima kali pertemuan. Dan aspek yang diambil adalah aspek aqidah
akhlak pada materi bab: perilaku tercela (ananiah, ghadab, hasad, ghibah, dan
namimah).
Disini peneliti bertindak sebagai pelaku eksperimen yang terjun langsung ke
kelas untuk melaksanakan proses pembelajaran yang telah direncanakan.
Sebelumnya, seluruh siswa kelas VIII-1 dan VIII-5 telah diberikan soal pretest. Lalu
kedua kelas tersebut dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan Media Grafis.
Sedangkan kelompok kontrol diberikan perlakuan tanpa menggunakan media.
Kemudian kedua kelompok tersebut diberikan perlakuan sebanyak tiga kali
pertemuan.Untuk kelompok eksperimen, pada pertemuan pertama sampai pertemuan
ketiga diberikan perlakuna dengan Media Grafis. Sedangkan untuk kelompok kontrol
tidak menggunakan media. Kemudian pada pertemuan berikutnya, kedua kelompok
diberikan soal posttest yang sama dan pada waktu yang sama (soal pretest dan
posttest adalah soal yang sama dengan jumlah yang sama).
Selama penelitian ini berlangsung terdapat pula kendala-kendala dalam
penerapan media grafis, seperti:
1. Kurangnya watu pembelajaran, terbatasnya media, dan sikap siswa belum
terbiasa dengan media grafis.
2. Oleh karena itu, masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan pada penelitian
ini dan harus ditinjau kembali lebih lanjut.
47
a. Hasil pretest kelas Eksperimen dan Kelas Kontol
Hasil pretest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat dalam
bentuk diagram batang sebagai berikut :
Gamabar 4.1 Diagram Batang
Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Dari diagram batang diatas, hasil pretest untuk kelas eksperimen yaitu
sebanyak 5 siswa mendapat sekor terendah pada interval 15-22. Skor terbanyak
berada pada interval 23-30 dan 31-38 yaitu berjumlah 6 siswa dan skor tertingi pada
interval 55 -62 sebanyak 1 siswa. Sedangkan untuk kelas kontrol sebanyak 4 siswa
mendapat skor terendah pada interval 15-22. Sebanyak 8 siswa mendapat skor
terbanyak pada interval 23-30 dan sebanyak 2 siswa mendapat skor tertinggi pada
interval 47-54.
Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest kelas eksperimen dan
kelas kontrol berupa rata-rata (mean), nilai tengah (median), skor terbanyak yang
5
6 6
3
1 1
4
8
2
5
2
0
15-22 23-30 31-38 39-46 47-54 55-62
eksperimen kontrol
48
diperoleh siswa (modus), dan simpangan baku, dapat dilihat pada diagram batang
dibawah ini:
Gambar 4.2 Diagram Batang
Ukuran Pemusatan dan Penyebaran data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Berdasarkan diagram diatas, ukuran pemusatanan penyebaraan data hasil
pretest untuk kelas eksperimen memperoleh nilai maksimum 60 dan nilai minimum
15. Mean sebesar 32 mediansebesar 12 modus sebesar 26dan SD sebesar 10,7.
sedangkan hasil pretest untuk kelas kontrol memperoleh nilai maksimum 50, nilai
minimum 15. Mean sebesar 32 median sebesar 10 modus sebesar 30.1 dengan
simpangan baku sebesar 10.
0
10
20
30
40
50
60
60
15
32
12
26
10,7
50
15
32
10
30
10
eksperimen kontrol
49
b. Hasil posttest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol
Hasil posttest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat dalam
bentuk diagram batang berikut ini:
Gamabar 4.3 Diagaram Batang
Hasil Posttest Kelas Ekspermen dan Kelas Kontrol
Dari diagaram batang diatas, hasil posttest untuk kelas eksperimen yaitu
sebanyak 6 siswa mendapat skor terendah pada interval 63-71. Skor terbanyak
berada pada interval 72-80 yaitu berjumlah 7 siswa dan skor tertinggi berada pada
interval 90-98 sebanyak 4 siswa. Sedangkan untuk kelas kontrol sebanyak 1 siswa
mendapat skor terendah pada interval 45-53 Sebanyak 9 siswa mendapat skor
terbanyak pada interval 63-71 dan sebanyak 1 siswa mendapat skor tertinggi pada
interval 81-89.
Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil pretest kelas eksperimen dan
kelas kontrol berupa rata-rata (mean), nilai tengah (median), skor terbanyak yang
0 0
6
7
5
4
1
4
9
6
1
0 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
45-53 54-62 63-71 72-80 81-89 90-98
eksperimen kontrol
50
diperoleh siswa (modus), dan simpangan baku, dapat dilihat pada diagram batang
dibawah ini:
Gambar 4.4 Diagram Batang
Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Berdasarkan diagram diatas, ukuran pemusatanan penyebaraan data hasil
posttest untuk kelas eksperimen memperoleh nilai maksimum 90 dan nilai
minimum 65. Mean sebesar 78.2, median sebesar 69, modus sebesar 76 dan SD
sebesar 8.5, sedangkan hasil posttest untuk kelas kontrol memperoleh nilai
maksimum 85, nilai minimum 45. Mean sebesar 69, median sebesar 58, modus
sebesar 69 dengan simpangan baku sebesar 8,7.
Berikut ini adalah tabel rekapitulasi ukuran pemusatan dan penyebaran data
hasil pre-test dan post-tes kelas eksperimen dan kontrol.
0
20
40
60
80
100
NilaiTertinggi
NilaiTerendah
Mean Median Modus SD
90
65
78,2 69
76
8,5
85
45
69 58
69
8,7
eksperimen kontrol
51
Tabel 4.1
Rekapitulasi Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil pretest dan
posttest kelas eksperimen dan kontrol
DATA Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pre-test Post-test Pre-test Post-test
Nilai Terggi 60 90 50 85
Nilai Terendah 15 65 15 45
Mean 32 78.2 32 69
Median 12 69 10 58
Modus 26 76 30 69
Standar Deviasi 10.7 8.5 10 8.7
C. Uji Analisis Data Hasil Belajar
1. Uji Normalitas
Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap dua buah data yaitu data posttest
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam penelitian ini, uji normalitas
didapat dengan menggunakan uji Lilliefors. Uji normalitas digunakan untuk
mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data
berdistribusi normal bila memenuhi kriteria Lhitung< Ltabeldengan taraf signifikansi α =
0,05. untuk lebih jelas, hasil uji normalitas kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol dapat dilihat pada tabel:
52
Tabel 4.2
Uji Normalitas
Deskripsi Lo Lt
Eksperimen Kontrol
Pre-test Post-test Pre-test Post-test
ɑ = 0,05 0,01 -0,19 -0,15 0,05 0,190
Kesimpulan Normal Normal Normal Normal
Karena Lo pada kedua hasil pengujian diatas lebih kecil dari L tabel, maka
dapat disimpulkan bahwa data kelompok kontrol dan eksperimen berjalan normal.
2. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas kedua kelompok dilakukan dengan uji fisher. Dari hasil
perhitungan ternyata menunjukkan bahwa kedua kelompok mempunyai kemampuan
awal yang sama dan bersifat homogeny. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3
Uji Homogenitas
Deskrpsi Fhitung Ft
Pre-test Post-test
ɑ = 0,05 1,15 0,95 2,05
Kesimpulan Homogen Homogen
Dari hasil pengujian untuk hasil belajar pre-test kelas eksperimen dan kelas
kontrol dperoleh harga F hitung = 1,15 dari tabel harga distribusi F dengan Taraf
53
signifikan ɑ = 0,05 maka di dapat harga Ftabel= 2,05 karena harga Fhitung< Ftabel maka
dapat disimpulkan bahwa data populasi bersifat homogen. Sedangkan pada hasil
belajar post-test diperoleh Fhitung = 0,95 dengan taraf signifikasi yang sama dan harga
Ftabel yang sama pula yaitu 2,05 maka dapat disimpulkan bahwa data populasi bersifat
homogen.
3. Uji Hipotesis
Dari hasil pengujian persyaratan analisis yang meliputi uji homogenitas dan
uji normalitas diketahui kedua kelompok berada pada distribusi normal dan homogen,
sehingga dapat diuji hipotesis penelitian dengan menggunakan uji-t berikut tabel hasil
uji-t:
Tabel 4.4
Hasil Uji-t
Kelompok N T hitung T tabel Kesimpulan
Eksperimen 22 2,95 2.08 Ho ditolak
Kontrol 21
Hasil perhitungan perbedaan rata-rata kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol diperoleh harga t-hitung sebesar 2,95 dan harga t-tabel sebesar 2,08. Karena t-
hitung > t-tabel makan Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya, terdapat pengaruh yang
signifikan pada penerapan pembelajaran PAI berbentuk media Grafis terhadap hasil
belajar siswa pada materi menghindari perilaku tercela.
4. Uji Normal Gain
54
Data penelitian diperoleh dengan menggunakan alat pengukur data berupa tes
objektif pilihan ganda. Untuk mengetahui hasil penelitian yang dilakukan, maka perlu
diadakan perbandingan hasil pre-test dengan pos-test dari kedua kelompok. Serta
membandingkan normal gain dari kedua kelompok tersebut. Dari hasil perhitungan
untuk normal gain, diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.5
Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Normal Gain
Keterangan Keleompok
eksperimen
Kelompok kontrol
Jumlah sampel 22 21
Rata-rata N-gain 0,67 0,54
Kesimpulan Pemahaman tinggi Pemahaman sedang
Peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep Perilaku Tercela siswa
diperoleh dari nilai normal gain. Adapun nilai rata-rata normal gain dari pemahaman
konsep menghindari perilaku tercela kelompok ekseperimen sebesar 0,67 dan
kelompok kontrol sebesar 0,54. Dari nilai tersebut dapat dikatakan bahwa rata-rata
normal gain pada kelompok eksperimen lebih besar jika dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Kategori peningkatan pemahaman konsep PAI siswa pada
kelompok eksperimen secara umum termasuk kategori tinggi (0,67), sedangkan pada
kelompok kontrol peningkatan pemahaman konsep PAI siswa termasuk kategori
sedang (0,54).
55
Tabel 4.6
Data Rata-rata N-Gain Tes Hasil Belajar Siswa
Kelompok
Sampel
Rata-rata
normal
gain
Kategori
peningkatan
pemahaman
Gain
terendah
Gain
Tertinggi
Eksperimen 0,67 Tinggi 0,30 0,86
Kontrol 0,54 Sedang 0,21 0,72
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara normal gain kelompok eksperimen dengan normal gain kelompok
kontrol.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, nilai rata-rata pre-test yang diperoleh kelas
eksperimen 32 dan kelas kontrol 32 Hal tersebut menunjukkan pemahaman siswa
akan konsep Perilaku Tercela masih sangat minim namun masih bisa difahami karena
konsep Perilaku Tercela tersebut belum diajarkan oleh guru dan pre-test yang
dilakukan hanya mengandalkan ingatan dan pemahaman siswa secara umum
berdasarkan sedikit pengetahuan yang diperolehnya. Baik kelas eksperimen maupun
kelas kontrol perolehan nilai rata-rata pre-testnya tidak memiliki perbedaan. Untuk
itu, tingkat kognitif atau pemahaman siswa dianggap sama dan tepat untuk dijadkan
sampel penelitian.
Untuk nilai rata-rata pos-test, kelas eksperimen memperoleh nilai lebih tinggi
dari nilai rata-rata kelas kontrol, yakni 78.2 dan 69. Setelah dikurang dengan nilai
56
pre-test masing-masing kelas diperoleh selisih nilai atau disebut peningkatan nilai
rata-rata sebesar 46.2 Untuk kelas eksperimen dan 37 Untuk kelas kontrol. Hal
tersebut menunjukan adanya pengaruh dari penerapan pembelajaran PAI berbentuk
media grafis.
Peningkatan hasil belajar PAI siswa yang di uji dengan uji gain diperoleh nilai
rata-rata N-gain untuk kelas eksperimen sebesar 0,67 Yang termasuk pada kategori
pemahaman tinggi, artinya siswa di kelas eksperimen yang diberiak perlakuan
pembelajaran PAI berbentuk media grafis cukup memahami materi yang di tampilkan
oleh guru melalui proses pemebelajaran tersebut. Sedangakan kelas kontrol
memperoleh nilai N-gain sebesar 0,54 yang termasuk pada kategori pemahaman
sedang, artinya siswa di kelas kontrol yang diberikan perlakuan pembelajaran PAI
tanpa menggunakan media belum cukup memahami materi yang diajarkan oleh guru,
hal tersebut dimungkinkan karena proses pembelajaran PAI tanpa media cenderung
monoton, kurang menarik, dan mendorong siswa pasif dalam proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran PAI berbentuk media grafis siswa ditekankan
mampu belajar kreatif, aktif,dinamis, dan eksploratif. Siswa mempelajari materi PAI
khususnya konsep Perilaku Tercela dengan bentuk pembelajaran yang baru yang
sesuai dengan perkembangan teknologi lebih baik. Terbukti siswa yang belajar
dengan pembelajaran berbentuk media grafis lebih aktif dalam proses belajar.
Dalam pelaksanaannya pembelajaran berbentuk media grafis sangat
ditentukan oleh partisipasi siswa. Hal tersebut sangat bergantung pada peran guru
dalam memotivasi siswa untuk ikut berpartisipasi dalam melakukan proses
pembelajaran. Jika proses ini gagal maka keseluruhan dalam proses pembelajaran
akan gagal dilakukan.
65
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat dipaparkan
beberapa kesimpulan sebagi berikut:
1. Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang belajar dengan pembelajarn
berbentuk media grafis dengan siswa yang belajar tanpa menggunakan media, hal
tersebut dapat dinilai dari hasil uji N-gain dengan nilai rata-rata N-gain untuk kelas
eksperimen sebesar 0,67 dan nilai rata-rata N-gain untuk kelas kontrol sebesar 0,
54. Hal ini membuktikan bahwa hasil belajar siswa setelah belajar dengan
pembelajaran berbentuk media grafis mengalami peningkatan yang signifikan.
2. Pembelajaran berbentuk media grafis berpengaruh terhadap hasil belajar PAI pada
materi Perilaku Tercela. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil perhitungan uji
hipotesis penggunaan uji-t pada taraf signifikasi 0,05 dengan hasil t-hitung> t-tabel
yaitu 2,95> 2,08 sehingga hipotesisnol (Ho) ditolak dan hipotesis alternative (Ha)
diterima.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan atau hasil penelitian yang telah di peroleh, peneliti
dapat memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi guru, disarankan guru bidang stud PAI dapat menggunakan model
pembelajaran PAI berbentuk media grafis sebagai suatu alternatif proses
pembelajaran PAI yang menarik. Guru wajib meningkatkan kemampuan
menggunakan media grafis sebagai sarana learning transfer yang efektif,
menguasai strategi, metode, atau teknik bembelajaran berbasist eknologi informasi
dan komunikasi guna mengantisipasi era teknologi yang berkembang sangat cepat
dimasa yang akan datang.
66
2. Bagi sekolah, mengupayakan pengembangan pendekatan pengajaran belajar aktif
dengan menitik beratkan pada pemberdayaan peserta didik agar kreativitas peserta
didik semakin berkembang, dan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai.
3. Penelitian ini masih memiliki banyak kelemahan, oleh sebab itu disarankan untuk
penelitian selanjutnya agar lebih baik dan melengkapi kekurangan dari penelitian
ini. Salah satu kekurangan dari penelitian ini adalah kelas kontrol yang di
bandingkan dengan kelas eksperimen sebaiknya sama-sama menggunakan media.
Hal tersebut dilakukan untuk mencari media pembelajaran yang paling tepat dalam
meningkatkan minat dan motivasi siswa khususnya dalam pelajaran PAI.
67
DAFTAR PUSTAKA
A.k.a. Suhadi Mukhan (Guru IPA SMPN 4 Amuntai, Kalimantan Selatan),
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/01/media-gambar-dalam-
pembelajaran.html
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011.
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Rineka Cipta,
1987.
Arsyad Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pres, 2011.
Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Press, 2002.
Budiono, dkk, http://tpcommunity05.blogspot.com/2008/05/strategi-memanfaatkan-media-
gambar.html.
Daradjad Zakiah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta,2002.
Hajar Ibnu, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 1999.
Hamalik Oemar, Media Pendidikan, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1994.
68
Hasan Iqbal, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Jakarta: PT Bumi Aksara,2004.
Herlanti Yanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Tindakan Sains, Jakarta: jurusan pendidikan
IPA,FITK,UIN Syarif Hidayatullah, 2006.
Jalaluddin, Teologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002.
Majid Abdul dkk, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: PT. Remaja
Rosdarya, 2004.
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2009.
Munadi Yudhi, Media Pembelajaran, Jakarta: Gaung Persada Press, 2008.
Munir, Multimedia konsep & Aplikasi dalam pendidikan, Bandung: ALFABETA CV. 2012.
Ruseffendi, Statistik Dasar untuk penelitian pendidikan, Bandung: IKIP Bandung Press, 1998.
Sadiman Arief dkk. Media pendidikan pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya,
Jakarta: PT. Raja Grafindo. 2003.
Sudijono Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011.
Sudjana Nana, Metode Statistik, Bandung: Tarsito, 2005.
69
Surapranata Sumarna, Analisis, Validitas, Reabilitas dan Interpretasi Hasil Tes
Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.
Suyono, Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011.
Syah Muhibbin, psikologi belajar, Jakarta: PT Logos, 1991.
Syaodih Nana S, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2012.
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Kencana, 2010.
W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: PN Balai Pustaka,1984.
LAMPIRAN
Kisi-Kisi Soal PAI
No. Kompetensi Dasar Materi Indikator No Butir
soal
1. Menjelaskan
pengertian
Ananiah, gadab,
hasad, gibah, dan
namimah
Perilaku Tercela 1. Siswa mampu
Memilih
pengertian
Ananiah, gadab,
hasad, gibah, dan
namimah
1, 30, 23, 24
2. Siswa mampu
mengidentifikasi
ciri-ciri Ananiah,
gadab, hasad,
gibah, dan
namimah.
3, 16, 6, 22
2. Menampilkan contoh
Ananiah, gadab,
hasad, gibah, dan
namimah
Perilaku Tercela 1. Siswa mampu
memilih contoh-
contoh perilaku
Ananiah, gadab,
hasad, gibah, dan
namimah
2,12,13, 9, 21
2. Siswa mampu
menunjukkan
sebab-sebab
perbuatan
Ananiah, gadab,
hasad, gibah, dan
namimah
20,19,
25,29,15
3. Siswa mampu
mengetahui
akibat buruk
4, 14, 10, 26
Ananiah, gadab,
hasad, gibah, dan
namimah dalam
kehidupan sehari-
hari.
4. Menghindari perilaku
Ananiah, gadab,
hasad, gibah, dan
namimah dalam
kehidupan sehari-hari
Perilaku Tercela 1. Siswa mampu
mengidentifikasi
cara Menghindari
perilaku Ananiah,
gadab, hasad,
gibah, dan
namimah dalam
kehidupan sehari-
hari.
5, 7,11, 27,8
2. Siswa mampu
mengetahuni cara
mengatasi sifat
Ananiah, gadab,
hasad, gibah, dan
namimah.
17, 18, 28
Nama :
Kelas :
Soal Uji Coba Instrumen
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang tepat!
1. Ananiah adalah sifat manusia yang …
a. mementingkan urusan orang lain
b. mementingkan urusan diri sendiri
c. mementingkan urusan orang banyak
d. Mementingkan urusan orang tua
2. Di bawah ini yang merupakan contoh ananiah adalah …
a. Memfitnah teman
b. Menyalakan musik dengan suara yang keras
c. Membuat keributan dalam masyarakat
d. Menghasud teman untuk menjauhi orang lain
3. Menceritakan aib teman kepada orang lain termasuk sifat …
a. Namimah
b. Ghadab
c. Hasad
d. Ghibah
4. Berikut ini adalah dampak negatif sifat ananiah, kecuali …
a. Sombong
b. Rakus
c. Tawadu
d. Tamak
5. Menyadari bahwa manusia sama dan mempunyai hak yang sama merupakan salah
satu cara menghimdari sifat …
a. Ananiah
b. Hasad
c. Namimah
d. Ghadab
6. Perilaku namimah sama dengan …
a. Menggunjing
b. Dengki
c. Khianat
d. Fitnah
7. Berusaha belajar sikap lapang dada dan mudah memaafkan orang lain termasuk cara
menghindari sifat …
a. Ghibah
b. Ananiah
c. Ghadab
d. Hasad
8. Di bawah ini yang termasuk cara menghindari sifat ghadab, adalah …
a. Membaca istighfar
b. Membiasakan diri bershadaqah
c. Selalu beramal shaleh
d. Meningkatkan sifat qana’ah
9. Berikut ini yang merupakan contoh sikap ghibah adalah …
a. Sekar mengatakan bahwa besok senin tidak ada upacara
b. Bella mengatakan bahwa hari ini dia diberi uang saku banyak
c. Egi menceritakan kalau pertandingan kemarin berakhir sepi
d. Ikhsan menceritakan kepada teman-temannya bahwa anak baru itu suka menipu
10. Berikut ini yang merupakan akibat namimah adalah …
a. Membuat orang lain merasa terasingkan
b. Menumbuhkan perasaan sedih
c. Menimbulkan persaingan tak sehat
d. Menimbulkan rasa permusuhan
11. Apabila kita melihat orang yang berghibah, maka kita harus bersikap …
a. Menyingkirkanya
b. Mengikutinya
c. Mendiamkannya
d. Mengingatkannya
12. Suka membanggakan diri sendiri, merasa diri paling benar, menganggap orang lain
salah, termasuk contoh sifat …
a. Namimah
b. Ghibah
c. Ananiah
d. Hasad
13. Santi berkata kepada yuni tentang putri, bahwa putri adalah orang yang tamak, rakus,
lalu yuni tanpa tabayyun (klarifikasi) menyampaikan kepada putri perkataan santi
dengan tujuan agar putri marah dan benci kepada santi, sehingga dengan demikian
yuni telah bersikap …
a. Ananiah
b. Ghadab
c. Namimah
d. Hasad
14. Salah satu akibat dari perbuatan ghibah ialah …
a. Menimbulkan perasaan sedih
b. Menimbukan perasaan takut
c. Menimbukan perasaan benci
d. Menimbukan perasaan khawatir
15. Sengaja untuk menghina dan menjelekkan orang lain adalah salah satu sebab dari sifat
…
a. Hasad
b. Ghibah
c. Ghadab
d. Ananiah
16. Salah satu ciri orang yang mempunyai sifat ananiah adalah …
a. Merasa mau menang sendiri
b. Susah melihat orang lain senang
c. Selalu membuat kekacauan
d. Membicarakan kejelekan orang
17. Begitu melihat baju seragamnya kurang bersih, dinda langsung marah-marah kepada
pembantunya, bahkan dia meminta ibunya agar memecat pembantunya tersebut.
Dinda perlu dinasehati karena dia bersifat …
a. Ghibah
b. Namimah
c. Ghadab
d. Hasad
18. Obat dari orang yang bersifat namimah adalah …
a. Berteman dengan orang-orang yang shaleh
b. Berteman dengan orang-orang yang suka berbohong
c. Berteman dengan orang-orang yang suka bergosip
d. Berteman dengan orang-orang yang cepat marah
19. Orang yang suka bertengkar dengan orang lain merupakan sebab dari perilaku
a. Ghibah
b. Namimah
c. Ghadab
d. Hasad
20. Ingin menunjukkan kesucian dan kemuliaan dirinya dengan menyebutkan aib atau
kekurangan orang lain merupakan sebab dari perbuatan …
a. Ghibah
b. Namimah
c. Ghadab
d. Hasad
21. Contoh dari perilaku hasad adalah “kecuali” …
a. Menjelek-jelekkan orang lain karena iri
b. Mencemarkan nama baik orang lain
c. Berteman dengan baik
d. Suka Memusuhi orang lain
22. Ciri-ciri orang yang sedang ghadab (marah) adalah “kecuali”…
a. Jika berbicara meninggikan suaranya
b. Wajahnya memerah
c. Mengeluarkan kata-kata kasar
d. Wajahnya terlihat bahagia dan bibirnya tersenyum
23. Membicarakan aib seseorang di hadapan orang lain …
a. Hasad
b. Ghibah
c. Namimah
d. Ananiah
24. Mengadu domba atau menyebarkan fitnah antara seseorang dengan orang lain
merupakan sifat dari …
a. Ananiah
b. Hasad
c. Namimah
d. Ghibah
25. Sebab adanya sifat namimah adalah…
a. Iri dan dengki yg menyebabkan seseorang menyebarkan fitnah
b. Senang terhadap keberhasilan orang lain
c. Kecewa terhadap teman
d. Marah karena dimarahi oleh orang tua
26. Akibat dari sifat hasad adalah …
a. Merusak iman seseorang
b. Jauh dari rahmat Allah dan sesama manusia
c. Menimbulkan kekecewaan pada orang lain
d. Timbulnya kekacawan dalam masyarakat
27. Cara menghindari perilaku hasad …
a. Meningkatkan keimanan kepada Allah
b. Membahagiakan kehidupan orang lain
c. Membeci sesama manusia karena sirik
d. Menceritakan kebagusan orang lain
28. Cara mengobati sifat ghibah adalah dengan cara …
a. Mengetahui bahwa ghibah dapat memindahkan kebaikan-kebaikan kepada orang
yeng digunjingkannya
b. Mengetahui bahwa ghibah dapat memberikan kebahagiaan
c. Mengetahui bahwa ghibah dapat memperbanyak teman
d. Mengetahui bahwa ghibah dapat mendatangkah uang
29. Apa yang menyebabkan sifat hasad …
a. Sombong
b. Miskin
c. Cinta dunia, baik harta, jabatan dan pujian
d. Kecewa terhadap orang lain
30. Arti dari ghadab adalah …
a. Orang yang gampang marah
b. Orang yang gampang lapar
c. Orang yang gampang senyum
d. Orang yang gampang menangis
KUNCI JAWABAN UJI COBA INSTRUMEN
1 B 11 D 21 C
2 B 12 C 22 D
3 D 13 C 23 B
4 C 14 C 24 C
5 A 15 A 25 A
6 D 16 A 26 B
7 C 17 C 27 A
8 D 18 A 28 A
9 D 19 C 29 C
10 D 20 A 30 A
Nama :
Kelas :
Soal Pretest Eksperimen dan Kontrol
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang tepat!
1. Ananiah adalah sifat manusia yang …
a. mementingkan urusan orang lain
b. mementingkan urusan diri sendiri
c. mementingkan urusan orang banyak
d. Mementingkan urusan orang tua
2. Berikut ini adalah dampak negatif sifat ananiah, kecuali …
a. Sombong
b. Rakus
c. Tawadu
d. Tamak
3. Menyadari bahwa manusia sama dan mempunyai hak yang sama merupakan salah
satu cara menghimdari sifat …
a. Ananiah
b. Hasad
c. Namimah
d. Ghadab
4. Berusaha belajar sikap lapang dada dan mudah memaafkan orang lain termasuk cara
menghindari sifat …
a. Ghibah
b. Ananiah
c. Ghadab
d. Hasad
5. Berikut ini yang merupakan contoh sikap ghibah adalah …
a. Sekar mengatakan bahwa besok senin tidak ada upacara
b. Bella mengatakan bahwa hari ini dia diberi uang saku banyak
c. Egi menceritakan kalau pertandingan kemarin berakhir sepi
d. Ikhsan menceritakan kepada teman-temannya bahwa anak baru itu suka menipu
6. Berikut ini yang merupakan akibat namimah adalah …
a. Membuat orang lain merasa terasingkan
b. Menumbuhkan perasaan sedih
c. Menimbulkan persaingan tak sehat
d. Menimbulkan rasa permusuhan
7. Apabila kita melihat orang yang berghibah, maka kita harus bersikap …
a. Menyingkirkanya
b. Mengikutinya
c. Mendiamkannya
d. Mengingatkannya
8. Suka membanggakan diri sendiri, merasa diri paling benar, menganggap orang lain
salah, termasuk contoh sifat …
a. Namimah
b. Ghibah
c. Ananiah
d. Hasad
9. Sengaja untuk menghina dan menjelekkan orang lain adalah salah satu sebab dari sifat
…
a. Hasad
b. Ghibah
c. Ghadab
d. Ananiah
10. Salah satu ciri orang yang mempunyai sifat ananiah adalah …
a. Merasa mau menang sendiri
b. Susah melihat orang lain senang
c. Selalu membuat kekacauan
d. Membicarakan kejelekan orang
11. Obat dari orang yang bersifat namimah adalah …
a. Berteman dengan orang-orang yang shaleh
b. Berteman dengan orang-orang yang suka berbohong
c. Berteman dengan orang-orang yang suka bergosip
d. Berteman dengan orang-orang yang cepat marah
12. Orang yang suka bertengkar dengan orang lain merupakan sebab dari perilaku ...
a. Ghibah
b. Namimah
c. Ghadab
d. Hasad
13. Ingin menunjukkan kesucian dan kemuliaan dirinya dengan menyebutkan aib atau
kekurangan orang lain merupakan sebab dari perbuatan …
a. Ghibah
b. Namimah
c. Ghadab
d. Hasad
14. Contoh dari perilaku hasad adalah “kecuali” …
a. Menjelek-jelekkan orang lain karena iri
b. Mencemarkan nama baik orang lain
c. Berteman dengan baik
d. Suka Memusuhi orang lain
15. Ciri-ciri orang yang sedang ghadab (marah) adalah “kecuali”…
a. Jika berbicara meninggikan suaranya
b. Wajahnya memerah
c. Mengeluarkan kata-kata kasar
d. Wajahnya terlihat bahagia dan bibirnya tersenyum
16. Membicarakan aib seseorang di hadapan orang lain …
a. Hasad
b. Ghibah
c. Namimah
d. Ananiah
17. Sebab adanya sifat namimah adalah…
a. Iri dan dengki yg menyebabkan seseorang menyebarkan fitnah
b. Senang terhadap keberhasilan orang lain
c. Kecewa terhadap teman
d. Marah karena dimarahi oleh orang tua
18. Cara menghindari perilaku hasad …
a. Meningkatkan keimanan kepada Allah
b. Membahagiakan kehidupan orang lain
c. Membeci sesama manusia karena sirik
d. Menceritakan kebagusan orang lain
19. Cara mengobati sifat ghibah adalah dengan cara …
a. Mengetahui bahwa ghibah dapat memindahkan kebaikan-kebaikan kepada orang
yeng digunjingkannya
b. Mengetahui bahwa ghibah dapat memberikan kebahagiaan
c. Mengetahui bahwa ghibah dapat memperbanyak teman
d. Mengetahui bahwa ghibah dapat mendatangkah uang
20. Arti dari ghadab adalah …
a. Orang yang gampang marah
b. Orang yang gampang lapar
c. Orang yang gampang senyum
d. Orang yang gampang menangis
Nama :
Kelas :
Soal Postest Eksperimen dan Kontrol
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang tepat!
1. Menyadari bahwa manusia sama dan mempunyai hak yang sama merupakan salah
satu cara menghimdari sifat …
a. Ananiah
b. Hasad
c. Namimah
d. Ghadab
2. Berusaha belajar sikap lapang dada dan mudah memaafkan orang lain termasuk cara
menghindari sifat …
a. Ghibah
b. Ananiah
c. Ghadab
d. Hasad
3. Ananiah adalah sifat manusia yang …
a. mementingkan urusan orang lain
b. mementingkan urusan diri sendiri
c. mementingkan urusan orang banyak
d. Mementingkan urusan orang tua
4. Berikut ini adalah dampak negatif sifat ananiah, kecuali …
a. Sombong
b. Rakus
c. Tawadu
d. Tamak
5. Berikut ini yang merupakan contoh sikap ghibah adalah …
a. Sekar mengatakan bahwa besok senin tidak ada upacara
b. Bella mengatakan bahwa hari ini dia diberi uang saku banyak
c. Egi menceritakan kalau pertandingan kemarin berakhir sepi
d. Ikhsan menceritakan kepada teman-temannya bahwa anak baru itu suka menipu
6. Sengaja untuk menghina dan menjelekkan orang lain adalah salah satu sebab dari sifat
…
a. Hasad
b. Ghibah
c. Ghadab
d. Ananiah
7. Salah satu ciri orang yang mempunyai sifat ananiah adalah …
a. Merasa mau menang sendiri
b. Susah melihat orang lain senang
c. Selalu membuat kekacauan
d. Membicarakan kejelekan orang
8. Cara menghindari perilaku hasad …
a. Meningkatkan keimanan kepada Allah
b. Membahagiakan kehidupan orang lain
c. Membeci sesama manusia karena sirik
d. Menceritakan kebagusan orang lain
9. Cara mengobati sifat ghibah adalah dengan cara …
a. Mengetahui bahwa ghibah dapat memindahkan kebaikan-kebaikan kepada orang
yeng digunjingkannya
b. Mengetahui bahwa ghibah dapat memberikan kebahagiaan
c. Mengetahui bahwa ghibah dapat memperbanyak teman
d. Mengetahui bahwa ghibah dapat mendatangkah uang
10. Arti dari ghadab adalah …
a. Orang yang gampang marah
b. Orang yang gampang lapar
c. Orang yang gampang senyum
d. Orang yang gampang menangis
11. Obat dari orang yang bersifat namimah adalah …
a. Berteman dengan orang-orang yang shaleh
b. Berteman dengan orang-orang yang suka berbohong
c. Berteman dengan orang-orang yang suka bergosip
d. Berteman dengan orang-orang yang cepat marah
12. Orang yang suka bertengkar dengan orang lain merupakan sebab dari perilaku
a. Ghibah
b. Namimah
c. Ghadab
d. Hasad
13. Berikut ini yang merupakan akibat namimah adalah …
a. Membuat orang lain merasa terasingkan
b. Menumbuhkan perasaan sedih
c. Menimbulkan persaingan tak sehat
d. Menimbulkan rasa permusuhan
14. Apabila kita melihat orang yang berghibah, maka kita harus bersikap …
a. Menyingkirkanya
b. Mengikutinya
c. Mendiamkannya
d. Mengingatkannya
15. Suka membanggakan diri sendiri, merasa diri paling benar, menganggap orang lain
salah, termasuk contoh sifat …
a. Namimah
b. Ghibah
c. Ananiah
d. Hasad
16. Membicarakan aib seseorang di hadapan orang lain …
a. Hasad
b. Ghibah
c. Namimah
d. Ananiah
17. Ingin menunjukkan kesucian dan kemuliaan dirinya dengan menyebutkan aib atau
kekurangan orang lain merupakan sebab dari perbuatan …
a. Ghibah
b. Namimah
c. Ghadab
d. Hasad
18. Contoh dari perilaku hasad adalah “kecuali” …
a. Menjelek-jelekkan orang lain karena iri
b. Mencemarkan nama baik orang lain
c. Berteman dengan baik
d. Suka Memusuhi orang lain
19. Ciri-ciri orang yang sedang ghadab (marah) adalah “kecuali”…
a. Jika berbicara meninggikan suaranya
b. Wajahnya memerah
c. Mengeluarkan kata-kata kasar
d. Wajahnya terlihat bahagia dan bibirnya tersenyum
20. Sebab adanya sifat namimah adalah…
a. Iri dan dengki yg menyebabkan seseorang menyebarkan fitnah
b. Senang terhadap keberhasilan orang lain
c. Kecewa terhadap teman
d. Marah karena dimarahi oleh orang tua
Kunci Jawaban Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
1 B 11 A
2 C 12 C
3 A 13 A
4 C 14 C
5 D 15 D
6 D 16 B
7 D 17 A
8 C 18 A
9 A 19 A
10 A 20 A
Kunci Jawaban Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
1 A 11 A
2 C 12 C
3 B 13 D
4 C 14 D
5 D 15 C
6 A 16 B
7 A 17 A
8 A 18 C
9 A 19 D
10 A 20 A
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen dan Kontrol Pertemuan Ke-1)
NAMA SEKOLAH : SMP PGRI 1 CIPUTAT
MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
KELAS/SEMESTER : VII/2
WAKTU : 2 X 40 menit (1 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi
1. Perilaku Tercela
B. Kompetensi Dasar
1. Menjelaskan pengertian ananiah, ghadab, hasad, ghibah, dan namimah
C. Indikator
1. Siswa mampu memilih pengertian ananiah, ghadab, hasad, ghibah, dan namimah
2. Siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri ananiah, ghadab, hasad, ghibah, dan namimah
D. Materi pokok
Perilaku Tercela
E. Uraian Materi
1. Perilaku Ananiah
a. Pengertian Ananiah
Ananiah berasal dari kata ana artinya ‘aku’.Ananiah berarti ‘keakuan’. Ananiah
adalah sikap seseorang yang selalu cenderung memikirkan dirinya sendiri. Perilaku
ananiah berarti perilaku seseorang yang selalu cenderung memikirkan dirinya sendiri.
Istilah yang sama dengan pengertian ananiah adalah egoistis atau sikap mementingkan
diri sendiri.
b. Cirri-ciri ananiah
Orang yang berperilaku ananiah memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berikut:
1. Sulit diajak berbagi rasa, suka semaunya sendiri, dan tidak mau
memikirkan penderitaan orang lain.
2. Memiliki perilaku yang cenderung tidak mengenal kompromi (dalam arti
negatif).
3. Memiliki perilaku cuek, masa bodoh, tidak mau tahu urusan orang.
4. Memiliki perilaku yang selalu cenderung tidak mau rugi.
5. Merasa dirinya paling hebat.
6. Menilai sesuatu baik dan buruk, atau benar dan salah, menurut dirinya
sendiri.
Perilaku ananiah akan melahirkan perilaku egosentris. Artinya mengutamakan
kepentingan dirinya di atas kepentingan segalagalanya. Perilaku ananiah hanya melihat
dengan sebelah mata.
2. Perilaku Ghadab
a. Pengertian Ghadab
Gadab secara bahasa berarti ”marah”. Gadab atau marah adalah melimpahkan
suatu emosi terhadap orang lain sehingga gejolak perasaan berontak dalam dirinya
terlepas dari kendali. Seseorang berperilaku gadab berarti memiliki akhlak mazmumah
atau budi pekerti tercela. Perilaku gadab yang dimiliki seseorang maka menunjukkan
bahwa dirinya sakit royaninya.
b. Ciri-ciri Ghadab
Adapun cirri-ciri orang yang berprilaku ghadab adalah:
1. Jika berbicara meninggikan suaranya.
2. Wajahnya memerah
3. Mengeluarkan kata-kata kasar
4. Terkadang menyakiti orang lain.
3. Peilaku hasad
a. Pengertian Hasad
Hasad atau hasud menurut bahasa adalah iri hati atau dengki. Menurut istilah,
hasad adalah merasa tidak senang melihat orang lain memperoleh kenikmatan. Ia
berusaha supaya orang itu menjadi marah serta berharap agar kenikmatan itu
terlepas darinya. Hasad disebabkan adanya permusuhan, iri kepada sesuatu yang
dimiliki seseorang atau saling bersaing tapi untuk menjatuhkan. Hasad merupakan
penyakit hati yang sangat berbahaya. Hasad sulit diobati apabila telah merasuk
kepada jiwa seseorang. Hasad akan menjadi penyakit masyarakat yang akan
merusak persaudaraan. Firman Allah swt: “Dan dari kejahatan pendengki bila ia
dengki.” (Q.S. Al-Falaq/113:5)
Sabda Rasulullah saw: Dari Anas bin Malik r.a.bahwasanya Rasulullah saw
bersabda: “Janganlah kamu sekalian saling membenci, saling menghasud, dan
saling membelakangi. Tetapi jadilah kamu sekalian itu hamba Allah yang
bersaudara. Seorang muslim tidak diperbolehkan mendiamkan saudaranya lebih
dari tiga hari.” (H.R. Muslim, Sahih Muslim, IV:2189).
b. Ciri-ciri Hasad
Adapun cirri-ciri perilaku hasad antara lain:
1. Senang terhadap kesalahan saudaranya.
2. Senang apabila saudara/ temannya tidak hadir apabila temanya itu sama-sama
berbagi (temannya berbagi), karena dia berharap apabila temannya tidak hadir
maka dia yang akan mendapatkan kekuasaan.
3. Senang apabila temannya diperolok-olok/ dicela /diejek oleh orang lain bahkan
dia tidak mencegah orang yang memperolok/ mengejek temannya itu, atau dia
tidak membantu temannya yang di ejek.
4. Menta’rif (meremehkan dengan cara halus) temannya.
5. Merasa sempit hati (dada) apabila pertanyaan tidak diajukan kepada dia/
tetapi temannya yang disuruh berbicara.
6. Mengesampingkan/ meremehkan ilmu yang dibawa oleh temanya.
7. Berusaha membantah / mengkritisi ucapan/ jawaban temanya/ mencari
kesalahan / menakwil jawaban temannya.
8. Tidak mengembalikan faedah kepada temannya yang memberikan.
4. Perilaku Ghibah
a. Pengertian Ghibah
Gibah atau menggunjing adalah membicarakan aib atau keburukan orang di
depan orang lain. Dalam masalah ini Rasulullah saw bersabda: Dari Abu Hurairah
r.a. katanya Rasulullah saw bersabda: “Tahukah kalian apakah gibah itu? Mereka
menjawab : Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Beliau bersabda : Gibah,
yaitu engkau menyebut saudaramu dengan sesuatu yang dibencinya”. Ditanyakan,
bagaimana jika yang aku katakan itu (memang) terdapat pada saudaraku? Beliau
menjawab: “Jika apa yang kamu katakan terdapat pada saudaramu maka kamu
telah menggunjingnya (melakukan gibah) dan jika ia tidak terdapat padanya maka
engkau telah berdusta atasnya.” (H.R. Muslim, Sahih Muslim, IV:2219)
b. Ciri-ciri Ghibah
Yang menjadi ciri khas ghibah antara lain:
1. Objek yang dibicarakan tidak ada di tempat pembicaraan
2. Membicarakan kejelekan orang lain
3. Tidak mau menceritakan kepada siapapun ketika orang yang dibicarakan ada.
5. Perilaku Namimah
a. Pengertian Namimah
Namimah atau mengadu domba adalah usaha atau perbuatan seseorang baik
berupa ucapan atau perbuatan yang bertujuan untuk mengadu domba. Adu
domba antara satu orang dengan orang yang lain, satu golongan dengan golongan
yang lain, satu etnis dengan etnis yang lain, dan sebagainya. Perbuatan namimah
dapat berupa mengutip suatu perkataan dengan tujuan untuk mengadu domba
antara seseorang dengan si pembicara.
Namimah dapat berbentuk tindakan membeberkan perkataan atau perbuatan
seseorang yang berupa aib. Akibatnya sehingga orang yang dibicarakan tersebut
tidak suka jika perilaku dirinya dibeberkan orang lain. Akhirnya orang tersebut
marah dan berbalik tidak menerimanya. Terjadilah percekcokan karena adanya
adu domba tersebut.
b. Ciri-ciri Namimah
Adapun Ciri-ciri Namimah
1. Mempunyai tujuan merusak hubungan baik
2. Menambah-nambahkan pembicaraan.
F. MetodePembelajaran
Kelas eksperimen : Media Grafis
Kelas kontrol : Tanpa Media
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Langkah KBM Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Pendahuluan Memberi
salam
Membuka
pelajaran
dengan
membaca Al-
quran
Membaca
absen siswa
Mengamati
kesiapan dan
menanyakan
keadaan siswa
Memberikan
apersepsi dan
motivasi
Melakukan
penjajagan
pengetahuan
siswa, terkait
dengan
materi yang
akan
disampaikan
menjawab salam
membaca Al-Quran
sebelum mulai belajar
menyimak dan
mengacungkan tangan
Menjawab pertanyaan
guru dengan
pengetahuan yang
dimiliki.
Mendengarkan dan
mengikuti apa yang
diperintahkan
Menyimak dan
mendengarkan
20
menit
Kegiatan Inti Guru Murid mendengarkan 45
menjelaskan
Pelajaran
menggunakan
media gambar
1. Guru
menunjukan
gambar
tetang
pengertian
ananiah,
ghadab,hasad,
ghibah,dan
namimah.
2. Guru
mengidentifik
asi ananiah,
ghadab,
hasad, ghibah,
dan namimah
dengan
menunjukan
gambar.
Menanyakan
seberapa jauh
tingkat
pemahanan
pelajaran
yang telah
diserap siswa.
dan memperhatikan apa
yang dijelaskan guru.
Murid memperhatikan
dan menanyakan apa
yang belum dipahami
dalam gambar.
Murid Berkompetisi
secara sportif dan positif
dalam merespon dan
menyerap pengetahuan
yang disampaian guru.
Murid menanyakan apa
yang belum dipahami
tentang perilaku tercela.
menit
Mengapresiasi
kegiatan
proses
pembelajaran
yang dilakuan
bersama
Memberikan
penguatan
atau reward
berupa pujian
bagi siswa
yang aktif
dalam
pembelajaran
Memberikan
penilaian
sesuai aspek
penilaian yang
sudah
ditentukan
Memberikan
simpulan
tentang
pembelajaran
yang telah
berlangsung
Terlibat dalam kegiatan
apresiasi
Memperhatikan guru
dalam menyimpulkan
materi pelajaran dan
mencatat hal-hal yang
penting
A. e
n
i
t
H. Sumber Belajar
Buku LKS PAI Kelas VIII
Media Grafis
Al-Qur’an
I. Penilaian
Prosedur : Test
Jenis penilaian : Tes Tulisan
Bentuk Instrumen : essay
1. Instrumen tes uraian
No. Butir Soal Kunci Jawaban
1. Jelaskan pengertian Ananiyah!
2. Jelakan pengertian ghadab!
3. Tulislah dalil naqli tentang
ghadab!
4. Jelaskan pengertian namimah !
5. Sebutkan cirri khas dari sifat
namimah!
Skor penilaian : tiap pertanyaan mempunyai bobot 2
Ciputat, 2013
Guru Mapel PAI
NurulFitri
(Calon Guru Matpel PAI)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen dan Kontrol Pertemuan Ke-2)
NAMA SEKOLAH : SMP PGRI 1 CIPUTAT
MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
KELAS/SEMESTER : VII/2
WAKTU : 2 X 40 menit (1 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi
1. Perilaku Tercela
B. Kompetensi Dasar
1. Menyebutkan contoh perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah, dan namimah
C. Indikator
1. Siswa mampu memilih contoh perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah, dan namimah
2. Siswa mampu menunjukkan sebab-sebab perbuatan ananiah, ghadab, hasad, ghibah,
dan namimah
3. Siswa mampu mengetahui akibat dari perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah, dan
namimah
D. Materi pokok
Perilaku Tercela
E. Uraian Materi
1. Perilaku Ananiah
a. Contoh Ananiah
Perhatikan contoh perilaku ananiah berikut ini!
Ida, Hani, dan Umi mereka satu kelas di SMP. Ketiganya berkreasi ke Taman
Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta dalam rangka mengisi liburan akhir tahun.
Mereka memilih TMII dengan harapan dapat melihat Indonesia lebih dekat lagi,
sehingga timbul rasa cinta tanah air dan bangga sebagai bangsa Indonesia. Selain
itu di TMII terdapat pula Al-Qur’an raksasa dan museum Islam. Selesai rekreasi,
Hani mengajak kedua temannya untuk singgah di rumah saudaranya di dekat TMII.
Sesampainya di sana, mereka disambut oleh pak Kadir, isterinya dan seorang anak
bungsunya, Tari namanya.
Sedangkan Meta anak pertama pak Kadir tidak menampakkan diri. Ia asyik
bermain games dengan Laptop di kamar tidurnya. Ibu Kadir memanggil-manggil
Meta agar keluarga menemui saudaranya yang datang dari Bandung itu. Namun
Meta tidak menyahut panggilan ibu dan tetap asyik bermain games serta cuek
dengan kehadiran saudaranya itu. ”Datang bikin ganggu saja kesenangan orang”,
demikian Meta menanggapi panggilan ibunya dengan menggerutu dan masih tetap
bertahan di dalam kamar.
Karena berkali-kali ibu dan bapaknya memanggil, akhirnya Meta keluar kamar
sambil bersungut-sungut keasyikannya merasa terganggu. Hani menyodorkan
tangannya untuk berjabat tangan dengan Meta dan diikuti pula kedua temannya.
Tapi roman muka Meta kurang bersahabat sore itu, ia menerima uluran tangan
Hani dan kedua temannya itu dengan rasa malas dan enggan untuk menemuinya.
Meta kurang mempedulikan kehadiran Hani dan kedua temannya itu; suasana
yang semestinya menggembirakan, ternyata justru seperti di pekuburan, mereka
berdiam diri tanpa banyak kata. Dalam waktu singkat, Meta bangkit dari tempat
duduknya dan dengan semaunya sendiri, ia ngeloyor pergi dan masuk kembali ke
kamar untuk meneruskan bermain games. Nah, dari cerita singkat di atas, kamu
dapat memahami sifat yang dimiliki Meta, itulah salah satu contoh perilaku
ananiah atau egois.
Egois artinya perilaku yang didasarkan dorongan untuk kepentingan diri sendiri
daripada memikirkan keuntungan orang lain. Egois ini termasuk salah satu sifat
tercela yang tidak disukai Rasulullah saw. Apakah kamu ingin meniru sifat Meta
itu? Tentu jawabannya tidak, bukan? Jadilah anak yang mempunyai sifat empati,
yaitu mampu merasa bahwa dirinya dalam keadaan seperti orang lain.
b. Dampak negatif dari sifat Ananiah
Sifat ananiah dapat menimbulkan dampak negatif dalam kehidupan sehari-hari
antara lain:
1. Jauh dari pertolongan dan rahmat Allah, sebab orang egois tidak suka
menolong orang lain.
2. Menumbuh suburkan sifat rakus, tamak, dan sombong.
3. Menimbulkan kebencian dan permusuhan, sehingga merugikan diri sendiri.
Sifat ananiah akan melahirkan sifat egosentris, artinya mengutamakan
kepentingan segala-galanya. Mereka melihat hanya dengan sebelah mata bersikap
dan mengambil tindakan hanya didorong oleh kehendak nafsu. Nafsulah yang
menjadi kendali dan mendominasi seluruh tindakanya. Standar kebenaranpun
ditentukan oleh kepentingan dirinya. Hal semacam ini dilarang.
2. Perilaku Ghibah
a. Contoh sifat Ghibah
Perhatikan contoh perilaku gadab berikut ini!
Udin dibangunkan ibunya untuk segera makan sahur karena waktu imsak
hampir tiba, namun ia tidak beranjak dari tempat tidurnya. Berkali-ali ibu dan
bapaknya mengingatkan agar segera bangun karena waktu makan sahur hampir
habis. Dasar anak, ia tetap saja molor, dan tiap diingatkan hanya mengatakan nanti
nanti nanti terus.
Akhirnya tiba waktu imsak di mana kita sudah harus mulai menahan makan
dan minum karena telah tiba saatnya mulai berpuasa, waktu subuh tiba. Udin
sayup-sayup mendengar suara imsaaak, imsaaak, imsaaaak, dari arah masjid.
Tentu saja Udin uring-uringan. Di marah kepada siapa saja yang ada di rumah itu.
Selain marah, ia juga menangis karena dengan datang imsak atau subuh,
berarti ia tidak boleh lagi makan sahur. Perilaku yang ditunjukkan Udin tersebut
merupakan contoh gadab yaitu melimpahkan emosi kepada orang lain. sebaiknya
Udin segera bangun dan menyadari keteledorannya karena berlarut-larut tidak
segera bangun.
b. Sebab-sebab Perbuatan Ghadab
Adapun sebeb-sebab Perbuatan Ghadab antara lain:
1. Rasa bangga dan kesombongan
2. Tidak sabar
3. Terheran-heran kepada diri sendiri karena merasa banyak jasa dan amalnya.
4. Bersenda gurau yang melebihi batas
5. Menghabiskan waktu untuk berlengah-lengah
6. Mencemooh dan mencela orang lain
7. Suka berbantah dan bertengkar, menipu, sangat rakus untuk memperoleh harta atau
pangkat dan tamak pada makanan dan lain-lainnya.
c. Akibat buruk perilaku Ghadab
Akibat buruk perilaku Ghadab atau pemarah antar lain:
1. Dibenci Allah, Rasul dan Manusia
2. Dapat merusak iman seseorang
3. Menimbulkan dendam dan sakit hati
4. Menimbulkan rasa kebencian dan permusuhan sehingga merusak
persahabatan dan persaudaraan.
3. Perilaku Hasad
a. Contoh Perilaku Hasad
Perhatikan contoh perilaku hasad berikut ini!
Ketika penerimaan rapor kenaikan kelas yang lalu, Dude mendapatkan nilai
yang bagus sehingga menjadi juara 1 di kelasnya. Dude pun mengucap syukur
Alhamdulillah berkat semangatnya yang rajin belajar disertai doa setelah
melaksanakan salat lima waktu, akhirnya ia menjadi juara. Ayah dan ibunya pun
bangga kepada Dude. Sebagai hadiahnya, Dude dibelikan sebuah notebook untuk
keperluan dalam menunjang belajarnya. Suatu sore, teman-temannya bermain ke
rumah Dude. Mereka tahu bahwa Dude mempunyai notebook baru yang dibelikan
ayahnya.
Beberapa teman Dude merasa senang karena diizinkan untuk memakai
notebook tersebut. Berbeda denganTiton. Ia merasa iri terhadap Dude yang memiliki
notebook baru. Ia pun membuat cerita bohong bahwa notebook milik Dude itu hasil
korupsi ayahnya yang bekerja sebagai pegawai negeri. Hal ini dilakukan Titon karena
rasa irinya terhadap Dude. Perilaku yang dimiliki Titon seperti itu biasa disebut hasad.
Hasad mempunyai arti iri atau dengki terhadap kenikmatan yang diterima oleh orang
lain. Sebagai anak muslim yang baik, tentunya kamu dapat menjauhkan diri dari sifat
hasad ini karena termasuk sifat tercela.
b. Sebab Perilku Hasad
Sumber dan penyebab hasad adalah cinta dunia, baik cinta harta benda,
kedudukan, jabatan, maupun pujian disisi mereka.
c. Akibat Perilaku Hasad
Akibat buruk yang ditimbulkan dari perilaku hasad antara lain:
1. Orang yang memiliki sifat hasad akan dibenci orang lain dan hidupnya tidak
akan tenang dan tenteram.
2. Menimbulkan rasa dendam dan keinginan untuk membalasnya bagi orang
yang dirugikan.
3. Menimbulkan perasaan tertekan dan kegelisahan bagi pelakunya, apabila
belum bisa melampiaskan keinginan dan maksudnya.
4. Dapat menyebabkan seseorang bersikap sombong atau takabur, dan tidak
mau menerima kebenaran.
5. Merusak keimanan seseorang dan semakin menjauhkan hubungannya dengan
Allah swt.
6. Perbuatan hasud dapat menghapus amal kebajikan seseorang yang telah
dilakukannya.
7. Merusak tali persaudaraan dan silaturahmi, akibatnya hubungan yang terbina
baik menjadi retak atau terputus.
4. Perilaku Ghibah
a. Contoh sifat ghibah
Perhatikan contoh perilaku gibah berikut ini!
Dalam agama Islam, gibah termasuk perilaku yang tercela dan dilarang. Gibah
termasuk perbuatan tercela yang memakan kebaikan, mendatangkan keburukan,
serta membuang-buang waktu secara sia-sia. Gibah biasanya dalam bentuk
membicarakan orang lain dengan hal yang tidak disenanginya bila ia
mengetahuinya, baik kekurangan yang ada pada badan, nasab, tabiat, ucapan
maupun agama hingga pada pakaian, rumah atau harta miliknya yang lain.
Menyebut kekurangannya yang ada pada badan seperti mengatakan ia pendek,
hitam, kurus, dan sebagainya. Atau pada agamanya seperti mengatakan ia
pembohong, fasik, munafik dan lain-lain.
Kadang orang melakukan gibah dengan cara pujian dengan
mengatakan,”Betapa baik orang itu, tidak pernah meninggalkan kewajibannya.
Namun sayang, ia mempunyai perangai seperti kita, kurang sabar.” Ia menyebut
juga dirinya dengan maksud mencela orang lain dan mengisyaratkan dirinya
termasuk golongan orangorang saleh yang selalu menjaga diri dari gibah.
Bentuk gibah yang lain misalnya mengucapkan,”Saya kasihan terhadap teman
kita yang selalu diremehkan ini. Saya berdoa kepada Allah agar dia tidak lagi
diremehkan.” Ucapan semacam ini bukanlah doa. Jika ia menginginkan doa
untuknya, tentu ia akan mendoakannya dalam kesendiriannya dan tidak
mengatakan semacam itu.
b. Sebab-sebab perbuatan ghibah
Menurut Imam Ghazali sebab-sebab seseorang melakukan ghibah adalah
sebabgai berikut:
1. Sebagai pelampiasan rasa bengis dan marah.
2. Karena ingin mengambil hati dan teman dalam pergaulan tau karena
pengaruh teman bicara.
3. Karena ingin menarik perhatian orang lain
4. Ingin menunjukkan kesucian dan kemuliaan dirinya dengan menyebutkan
aib atau kekurangan orang lain.
5. Dengki
6. Senda gurau
7. Sengaja untuk menghina dan mengejek orang lain.
c. Akibat buruk perbuatan Ghibah
Salah satu perbuatan yang bisa menghapuskan pahala puasa Ramadhan adalah
bergunjing (Ghibah) di siang hari. Perbuatan ini berakibat dosa sekaligus
menghilangkan pahala (kebaikan) dari puasa orang yang melakukannya.
Berkumpulnya beberapa orang di waktu yang kosong atau suasana santai
sering kali membuka peluang untuk terjadinya pergunjingan. Biasanya objek
pergunjingan sedang tidak berada di tempat tersebut, sehingga para penggunjing
dengan leluasa menggunjingkan.
5. Perilaku Namimah
a. Contoh sifat Namimah
Siang itu Pak Hidayat menghadiri undangan rapat di Balai Desa. Pak Hidayat
selaku Ketua RT di kampungnya mendapat undangan rapat dari Bapak Kepala Desa
untuk membahas rencana kegiatan ”bersih desa” dalam rangka mengikuti lomba
desa bersih se-kabupaten. Tepat pukul 13.00 rapat dimulai. Pak Hidayat ditunjuk
menjadi moderator dalam rapat tersebut. Rapat dibuka oleh Bapak Kepala Desa
dengan menyampaikan tujuan diadakannya rapat tersebut. Selanjutnya, selaku
moderator, Pak Hidayat mempersilakan peserta rapat lainnya untuk mengajukan
pertanyaan, saran, atau pendapatnya.
Pak Komar mengusulkan agar setiap keluarga mewakilkan anggota
keluarganya untuk mengikuti kerja bakti. Pak Rusdi mengusulkan agar semua
anggota keluarga bersama-sama mengikuti kerja bakti. Lain lagi pendapat Pak
Agus. Ia mengusulkan agar setiap keluarga ditarik iuran untuk membayar orang
agar mau kerja bakti di lingkungan desanya. Selain itu, masih ada pendapat dan
usulan lainnya yang berbeda-beda.
Secara bijaksana, Bapak Kepala Desa mengambil jalan tengah dengan
memutuskan berbagai pendapat tersebut. Bapak Kepala Desa tidak ingin memihak
pada salah satu pendapat warganya, karena cenderung mengadu domba
warganya. Tentunya kalian paham, bukan, bahwa mengadu domba termasuk
perbuatan tercela? Untuk itu, sifat suka mengadu domba perlu dihindari demi
tercipta kerukunan terhadap sesama.
b. Sebab-sebab perilaku Namimah
Sebab-sebab yang mengantarkan orang berprilaku namimah adalah:
1. Karena kejahilan terhadap bahaya yang ditimbulkannya, atau dalam kata lain
tidak mengerti ilmu syar’I, sehingga dengan seenaknya tanpa merasa berdosa
ia mau melakukan hal tersebut.
2. Disebabkan hasad atau iri dan dengki yang akan menyebabkan seseorang
mencari jalan untuk menyebarkan fitnah.
3. Hati yang kotor jauh dari bimbingan syariat, sehingga tidak tampak baginya
kebenaran. Ia merasa puas kalau sekiranya orang lain saling bermusuhan,
saling membenci. Oleh karena itu, bagi orang yang kotor dan sakit hatinya
makan namimah merupakan suatu jalan baginya untuk mengotori hatinya.
4. Karena berteman dengan orang-orang yang suka berbuat namimah, sehingga
menyebabkan dia terdorong dan terpancing untuk melakukan namimah
tersebut.
c. Akibat buruk perbuatan namimah
Adapun Akibat buruk perbuatan namimah
1. Tersebarnya fitnah
2. Timbulnya kekacauan dalam masyarakat
3. Timbulnya permusuhan.
F. MetodePembelajaran
Kelas eksperimen : Media Grafis
Kelas kontrol : Tanpa Media
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Langkah KBM Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Pendahuluan Memberi salam
Membuka pelajaran
dengan membaca Al-
quran.
Membaca absen siswa
Mengamati kesiapan
dan menanyakan
keadaan siswa.
Memberikan apersepsi
dan motivasi
Melakukan pejajagan
pengetahuan siswa,
terkait dengan materi
yang akan disampaikan
menjawab salam
membaca Al-Quran
sebelum mulai belajar
menyimak dan
mengacungkan tangan
Menjawab pertanyaan
guru dengan
pengetahuan yang
dimiliki.
Mendengarkan dan
mengikuti apa yang
diperintahkan
Menyimak dan
mendengarkan
20
menit
Kegiatan Inti Guru menjelaskan
pelajaran menggunakan
media gambar
1. Guru menunjukan
gambar tetang contoh
perilaku tercela
(ananiah,
ghadab,hasad,
ghibah,dan namimah)
2. Guru menjelaskan
sebeb-sebeb perbuatan
perilaku tercela
(ananiah, ghadab,
hasad, ghibah, dan
namimah) dengan
menunjukan gambar.
Guru menjelaskan
akibat perbuatan
perilaku tercela
(ananiah, ghadab,
hasad, ghibah, dan
namimah) dengan
menunjukan gambar.
Menanyakan seberapa
jauh tingkat
pemahanan pelajaran
yang telah diserap
siswa.
Murid mendengarkan
dan memperhatikan
apa yang dijelaskan
guru.
Murid memperhatikan
dan menanyakan apa
yang belum di pahami
dalam gambar.
Murid Berkompetisi
secara sportif dan
positif dalam merespon
dan menyerap
pengetahuan yang
disampaian guru.
Murid Berkompetisi
secara sportif dan
positif dalam merespon
dan menyerap
pengetahuan yang
disampaian guru.
Murid menanyakan apa
yang belum dipahami
tentang perilaku
tercela.
45
menit
Kegiatan akhir Mengapresiasi kegiatan
proses pembelajaran
yang dilakuan bersama
Memberikan penguatan
atau reward berupa
pujian bagi siswa yang
aktif dalam
pembelajaran
Memberikan penilaian
sesuai aspek penilaian
yang sudah ditentukan
Memberikan simpulan
tentang pembelajaran
yang telah berlangsung
Menutup pelajaran
dengan doa
Mengucapkan salam
sebelum keluar kelas
Terlibat dalam kegiatan
apresiasi
Memperhatikan guru
dalam menyimpulkan
materi pelajaran dan
mencatat hal-hal yang
penting
15
menit
H. Sumber Belajar
Buku LKS PAI Kelas VII
Media Grafis
Al-Qur’an
I. Penilaian
Prosedur : Test
Jenis penilaian : Tes Tulisan
Bentuk Instrumen : essay
1. Instrumen tes uraian
No. Butir Soal Kunci Jawaban
1. Berikan contoh orang yang
memiliki perilaku ananiyah!
2. Berikan contoh orang yang
berprilaku namimah!
3. Berikan contoh orang yang
berprilaku ghibah!
4. Jelaskan dampak negatif
orang yang berprilaku ghibah!
5. Jelaskan dampak positif orang
yang berprilaku ghibah!
Skor penilaian : tiap pertanyaan mempunyai bobot 2
Ciputat, 2013
Guru Mapel PAI
NurulFitri
(calon Guru Matpel PAI)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen dan Kontrol Pertemuan Ke-3)
NAMA SEKOLAH : SMP PGRI 1 CIPUTAT
MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
KELAS/SEMESTER : VII/2
WAKTU : 2 X 40 menit (1 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi
1. Perilaku Tercela
B. Kompetensi Dasar
Menghindari sifat ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah dalam kehidupan sehari
hari
C. Indikator
1. Siswa mampu mengidentifikasi perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan namimah
2. Siswa mampu mengetahui cara mengatasi sifat ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan
namimah
D. Materi pokok
Perilaku Tercela
E. Uraian Materi
1. Perilaku Ananiah
a. Menghindari perilaku Ananiah
Kita harus menghindari perilaku ananiah. Perilaku tersebut sangat
bertentangan dengan fitrah manusia, yaitu makhluk sosial. Kita tidak bisa hidup
sendiri. Kita membutuhkan orang lain. Misalnya, orang yang kaya tidak bisa hidup
dengan sendirinya tanpa membutuhkan orang lain. Firman Allah Swt dalam Al
Qur’an surah Ali Imran ayat 159 sebagai berikut:“Maka disebabkan rahmat dari
Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap
keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu
telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” ( QS. Ali
Imran/3:159)
Perilaku ananiah perlu kita hindari karena dapat berakibat buruk dalam diri
seseorang. Akibat buruk yang ditimbulkan dari perilaku ananiah antara lain sebagai
berikut:
1. Dibenci oleh banyak orang.
2. Dapat merusak persaudaraan.
3. Memiliki banyak musuh dan dikucilkan dari kehidupan masyarakat.
4. Hidupnya menjadi susah.
5. Dapat mendorong orang menjadi kikir.
Kita harus dapat menghindari perilaku ananiah. Cara menghindari perilaku
ananiah antara lain sebagai berikut :
a. Mengingat akan akibat negatif yang ditimbulkan dari perilaku ananiah.
b. Mengingat bahwa kita adalah makhluk sosial, tidak dapat hidup sendiri
tanpa ada bantuan orang lain.
c. Mengingat bahwa perilaku ananiah termasuk perilaku tercela yang
dilarang oleh Allah swt. dan Nabi Muhammad saw.
d. Menumbuhkan sikap sosial dan toleransi.
2. Perilaku Ghadab
a. Menghindari Perilaku Ghadab
Beberapa akibat negatif yang ditimbulkan dari perilaku gadab antara lain
sebagai berikut.
1. Menimbulkan permusuhan antarsesama manusia dan dijauhi oleh banyak
orang.
2. Hidupnya tidak tenang.
3. Menimbulkan kerugian yang bersifat materi maupun nonmateri.
4. Hilangnya keseimbangan akal karena tertutup oleh emosinya atau
nafsunya.
Adapun cara mengatasi perilaku gadab antara lain sebagai berikut:
a. Berperilaku sabar.
b. Memaafkan kesalahan orang lain.
c. Mengingat kerugian atau akibat buruk yang ditimbulkan dari sifat marah.
d. Ingat, bahwa ketika seseorang sedang marah berarti sedang ada dalam
kekuasaan setan.
e. Ketika marah hendaklah segera berwudu karena setan akan menjahui kita.
Rasulullah saw bersabda yang Artinya Sesungguhnya marah itu dari setan, dan
sesungguhnya setan itu dijadikan dari api dan api akan mati dengan (disiram)
air, maka apabila marah seseorang di antara kamu berwudulah” ( H.R. Abu
Dawud)
3. Perilaku Hasad
a. Cara menghindari perilaku hasad
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari perilaku hasad dalam
kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
1. Selalu meningkatkan iman kepada Allah SWT
2. Berupaya meningkatkan ketaqwaan kepada Allah.
3. Mensyukuri nikmat Allah yang diberikan kepada kita.
4. Meningkatkan sifat Qana’ah
5. Menyadari kedudukan harta dan jabatan dalam kehidupan manusia di
dunia.
b. Cara mengatasi sifat hasad
Adapun Cara mengatasi sifat hasad
1. Mengobati hasad dengan ilmu, ilmu yang bermanfaat untuk mengobati
hasad adalah pengetahuan tentang hakikat hasad itu sendiri, diantarnya
mengetahui bahwa hasad itu berbahaya bagi si penderita baik bagi
agamanya maupun dunianya.
2. Mengobati hasad dengan amal perbuatan, amal perbuatan yang manjur
untuk mengobati hasad adalah melakukan perbuatan yang berlawanan
dengan perbuatan yang ditimbulkan oleh hasad.
4. Perilaku Ghibah
a. Menghindari perilaku Ghibah
Gibah merupakan perilaku tercela. Oleh karenanya tentu mempunyai akibat
negatif yang ditimbulkan. Gibah adalah akhlak tercela yang dilarang oleh Allah swt.
sebagaimana firman-Nya ”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan
purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purbasangka itu dosa. Dan
janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu
sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang.” (QS. Al-H. ujurat: 12)
Cara menghindari perilaku gibah atau menggunjing tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Menyadari bahwa Allah swt. membenci terhadap orang yang
menggunjing.
2. Mengingat bahwa kita juga memiliki kekurangan karena tidak ada seorang
pun yang tidak memiliki cela atau aib.
5. Perilaku Namimah
a. Menghindari perilaku Namimah
Allah swt. mencela orang yang melakukan perbuatan namimah, sebagaimana
firman-Nya: “Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi
hina, yang banyak mencela, yang kian kemari menghambur fitnah.” (QS. Al-
Qalam/68:10-11)
Perilaku namimah membawa kerugian di dunia juga orang yang melakukan
akan mendapatkan siksaan di alam kubur dan di akhirat. Sebagaimana sabda
Rasulullah SAW “Sesungguhnya Rasulullah saw. melewati dua kuburan, lalu
Rasulullah bersabda penghuni kedua kuburan ini telah disiksa bukan karena
melakukan dosa besar. Yang satu tidak membersihkan air kencingnya dan yang
lain berjalan untuk mengadu domba.” (H.R. asy Syaikhani)
Cara agar kita terhindar dari perilaku namimah adalah sebagai berikut:
1. Berusaha tidak mengikuti apa yang dikatakan orang yang suka namimah.
2. Berusaha mengingatkan agar tidak suka mengadu-domba.
3. Membiasakan tidak berprasangka buruk terhadap orang lain.
4. Membiasakan tidak suka mencari-cari aib atau keburukan orang lain.
F. MetodePembelajaran
Kelas eksperimen : Media Grafis
Kelas kontrol : Tanpa Media
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Langkah
KBM
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Pendahuluan Memberi
salam
Membuka
pelajaran
dengan
membaca Al-
quran
Membaca
absen siswa
Mengamati
kesiapan dan
menanyakan
keadaan siswa
Memberikan
apersepsi dan
motivasi
Melakukan
pejajagan
pengetahuan
siswa, terkait
menjawab salam
membaca Al-Quran
sebelum mulai belajar
menyimak dan
mengacungkan tangan
Menjawab pertanyaan
guru dengan
pengetahuan yang
dimiliki.
Mendengarkan dan
mengikuti apa yang
diperintahkan
Menyimak dan
mendengarkan
20 menit
dengan materi
yang akan
disampaikan
Kegiatan Inti Guru
menjelaskan
pelajaran
menggunakan
media gambar
1. Guru
menunjukan
gambar tetang
cara
menghindari
perilaku tercela
(ananiah,
ghadab,hasad,
ghibah,dan
namimah)
2. Guru
menjelaskan
cara Mengatasi
perbuatan
perilaku tercela
(ananiah,
ghadab, hasad,
ghibah, dan
namimah)
dengan
menunjukan
gambar.
Murid mendengarkan dan
memperhatikan apa yang
dijelaskan guru.
Murid memperhatikan
dan menanyakan apa
yang belum dipahami
dalam gambar.
Murid Berkompetisi
secara sportif dan positif
dalam merespon dan
menyerap pengetahuan
yang disampaian guru.
45 menit
Menanyakan
seberapa jauh
tingkat
pemahanan
pelajaran yang
telah diserap
siswa.
Murid menanyakan apa
yang belum dipahami
tentang perilaku tercela.
Mengapresiasi
kegiatan
proses
pembelajaran
yang dilakuan
bersama
Memberikan
penguatan
atau reward
berupa pujian
bagi siswa yang
aktif dalam
pembelajaran
Memberikan
penilaian
sesuai aspek
penilaian yang
sudah
ditentukan
Memberikan
Terlibat dalam kegiatan
apresiasi
Memperhatikan guru
dalam menyimpulkan
materi pelajaran dan
mencatat hal-hal yang
penting
15 menit
simpulan
tentang
pembelajaran
yang telah
berlangsung
H. Sumber Belajar
Buku LKS PAI Kelas VII
Media Grafis
Al-Qur’an
I. Penilaian
Prosedur : Test
Jenis penilaian : Tes Tulisan
Bentuk Instrumen : essay
Skor penilaian : tiap pertanyaan mempunyai bobot 2
Ciputat, 2013
Guru Mapel PAI
NurulFitri
(Calon Guru Matpel PAI)
DATA SKOR
No
Kelas Eksperimen Kelas kontrol
Pre – Test
(X)
Post – Test
(Y)
Pre – Test
(X)
Post – Test
(Y)
1 20 85 15 60
2 20 85 25 70
3 35 90 30 60
4 25 70 40 75
5 60 75 25 70
6 35 65 30 65
7 30 75 30 60
8 35 65 20 55
9 25 90 15 70
10 35 75 45 85
11 45 90 30 70
12 40 85 40 75
13 25 75 25 75
14 50 65 20 70
15 30 70 40 70
16 20 75 35 80
17 35 80 40 70
18 20 70 50 70
19 35 90 30 45
20 40 85 35 75
21 15 75 50 75
22 30 85
UJI NORMALITAS
PRETEST EKSPERIMEN
Xi Fi Zn Zi f(Zi) S(Zi) [F(Zi)-F(Zi)]
15 1 1 -1.60784 0.053935 0.045455 0.008480224
20 4 5 -1.11765 0.131859 0.227273 -0.095413846
25 3 8 -0.62745 0.265182 0.363636 -0.098454534
30 4 12 -0.13725 0.445415 0.545455 -0.100039887
35 6 18 0.352941 0.637934 0.818182 -0.180248088
40 2 20 0.843137 0.800424 0.909091 -0.108666752
50 1 21 1.823529 0.965888 0.954545 0.011342922
60 1 22 2.803922 0.997476 1 -0.002524259
N 22
M 32
SD 10,7
A. Nilai [F(Zi-F(Zi)] tertinggi sebagai angka penguji normalitas, yaitu 0,011
B. Nilai Tabel
Nilai Kuantil Penguji Lilliefors, α = 0,05; N= 22 > 0,190. Tabel
Lilliefors
C. Daerah Penolakan
Menggunakan rumus:
[0,011 [ < [ 0,190 [ Berarti Ho diterima, Ha ditolak.
D. Kesimpulan
Sampel diambil dari POPULASI NORMAL, pada α = 0,05
PRETEST KONTROL
Xi Fi Zn Zi f(Zi) S(Zi) [F(Zi)-F(Zi)]
15 2 2 -1.67327 0.047137 0.095238 -0.048100754
20 2 4 -1.17822 0.119355 0.190476 -0.071121301
25 3 7 -0.68317 0.24725 0.333333 -0.086083088
30 5 12 -0.18812 0.425392 0.571429 -0.146036814
35 2 14 0.306931 0.620552 0.666667 -0.04611473
40 4 18 0.80198 0.788718 0.857143 -0.068425064
45 1 19 1.29703 0.90269 0.904762 -0.002072388
50 2 21 1.792079 0.96344 1 -0.036560139
N 21
M 32
SD 10
A. Nilai [F(Zi-F(Zi)] tertinggi sebagai angka penguji normalitas, yaitu -0,015
B. Nilai Tabel Nilai Kuantil Penguji Lilliefors, α = 0,05; N= 21 > 0,190. Tabel
Lilliefors
C. Daerah Penolakan
Menggunakan rumus:
[-0,015 [ < [ 0,190 [ Berarti Ho diterima, Ha ditolak.
D. Kesimpulan
Sampel diambil dari POPULASI NORMAL, pada α = 0,05
POSTTEST EKSPERIMEN
Xi Fi Zn Zi f(Zi) S(Zi) [F(Zi)-F(Zi)]
65 3 3 -1.55844 0.059564 0.136364 -0.076799331
70 3 6 -0.96812 0.166492 0.272727 -0.106235747
75 6 12 -0.3778 0.352788 0.545455 -0.19266645
80 1 13 0.212515 0.584147 0.590909 -0.006761824
85 5 18 0.802834 0.788965 0.818182 -0.029217298
90 4 22 1.393152 0.918213 1 -0.08178687
N 22
M 78.2
SD 8.5
A. Nilai [F(Zi-F(Zi)] tertinggi sebagai angka penguji normalitas, yaitu -
0,019
B. Nilai Tabel Nilai Kuantil Penguji Lilliefors, α = 0,05; N= 22 > 0,190.
Tabel Lilliefors
C. Daerah Penolakan
Menggunakan rumus:
[-0,019 [ < [ 0,190 [ Berarti Ho diterima, Ha ditolak.
D. Kesimpulan
Sampel diambil dari POPULASI NORMAL, pada α = 0,05
POSTTEST KONTROL
Xi Fi Zn Zi f(Zi) S(Zi) [F(Zi)-F(Zi)]
45 1 1 -2.72936 0.003173 0.047619 -0.044446157
55 1 2 -1.58257 0.05676 0.095238 -0.038478206
60 3 5 -1.00917 0.156446 0.238095 -0.081649716
65 1 6 -0.43578 0.331498 0.285714 0.045783959
70 8 14 0.137615 0.554728 0.666667 -0.111939144
75 5 19 0.711009 0.761461 0.904762 -0.14330118
80 1 20 1.284404 0.9005 0.952381 -0.051881327
85 1 21 1.857798 0.968401 1 -0.031598841
N 21
M 69
SD 8,7
A. Nilai [F(Zi-F(Zi)] tertinggi sebagai angka penguji normalitas, yaitu 0,05
B. Nilai Tabel Nilai Kuantil Penguji Lilliefors, α = 0,05; N= 21 > 0,190.
Tabel Lilliefors
C. Daerah Penolakan
Menggunakan rumus:
[0,05[ < [ 0,190 [ Berarti Ho diterima, Ha ditolak.
D. Kesimpulan
Sampel diambil dari POPULASI NORMAL, pada α = 0,05
PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS
A. UJI HOMOGENITAS NILAI PRE-TEST
Perhitungan uji homogenitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji
fisher. Dan data digunakan pada uji fisher adalah standar deviasi pre-test kelas
eksperimen dan standar deviasi pre-test kelas kontrol. Beberapa tahap
perhitungan uji fisher adalah sebagai berikut:
a. Berlaku ketentuan:
Ho = varian populasi Homogen
Ha = varian populasi heterogen
b. Jumlah sampel
N1 = 22
N2 = 21
Penyebut (variansi terkecil): dk2 = N-1 = 22-1= 21
Penyebut (variansi terbesar): dk1 = N-1 = 20-1= 20
c. Rumusuji fisher : F hitung =
=
Keterangan : : Standar deviasi pre-test atau post-test yang nilainya
paling besar : : Standar deviasi pre-test atau post-test yang nilainya
paling kecil.
Diketahui : X: (10,7)2
= 114.5
: (10)2
= 100
Maka F hitung =
=
F hitung= 1,15
Berdasarkan hasil perhitungan bisa diketahui nilai Fhitung untuk nilai prêt-
test sebesar 1,15 dengan derajat kebebasan penyebut 21 dan derajat kebebasan
pembilang 20 pada taraf signifikan 5 % dapat dilihat dari daftar tabel distribusi
frekuensi F diperoleh F tabel= 2,05. Karena F hitung< F tabel maka Ho diterima yang
berarti bahwa kedua data memiliki varian populasi homogen.
B. UJI HOMOGENITAS NILAI POST-TEST
Perhitungan uji homogenitas yang digunakan pada penelitian ini adalah
uji fisher. Dan data digunakan pada uji fisher adalah standar deviasi pre-test
kelas eksperimen dan standar deviasi pre-test kelas kontrol. Beberapa tahap
perhitungan uji fisher adalah sebagai berikut:
d. Berlaku ketentuan:
Ho = varian populasi Homogen
Ha = varian populasi heterogen
e. Jumlah sampel
N1 = 22
N2 = 21
Penyebut (variansi terkecil): dk2 = N-1 = 22-1= 21
Penyebut (variansi terbesar): dk1 = N-1 = 20-1= 20
f. Rumus uji fisher : F hitung =
=
Keterangan : : Standar deviasi pre-test atau post-test yang nilainya
paling besar : : Standar deviasi pre-test atau post-test yang nilainya
paling kecil.
Diketahui : X: (8,5)2
= 72.25
: (8,7)2
= 75.69
Maka F hitung =
=
F hitung= 0, 95
Berdasarkan hasil perhitungan bisa diketahui nilai F hitung untuk
nilai post-test sebesar 0, 95 dengan derajat kebebasan penyebut 21 dan
derajat kebebasan pembilang 20 pada taraf signifikan 5 % dapat dilihat
dari daftar tabel distribusi frekuensi F diperoleh F tabel= 2,05.
Karena F hitung< F tabelmaka Ho diterima yang berarti bahwa kedua
data memiliki varian populasi homogeny.
C. PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS
Pada penelitian ini uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t.langkah-
langkah perhitungan adalah sebagai berikut:
1. Menghitung deviasi gabungan dengan rumus sebagai berikut:
dsg= √( ) ( )
keterangan:
n1 :jumlah siswa kelase ksperimen
n2 :jumlah siswa kelas kontrol
v1 :standar deviasi nilai post-test kelas eksperimen yang dikuadratkan
v2 :standardeviasinilai post-test kelaskontrol yang dikuadratkan
dsg= √( ) ( )
= √( ) ( )
= √( ) ( )
= √
= √
= 10,4
2. MenghitungUji-t dengan rumus sebagai berikut:
thitung= ̅
√
=
√
=
√
=
( )
= 2,95
Berdasarkan perhitungan uji-t diperoleh t-hitung sebesar 2,95 dengan
derajat kebebasan (dk) = 41 dan harga t-tabel sebesar 2,08, maka t-hitung> t
tabel berarti Ha diterima dan Ho ditolak.
N-GAIN
No
Kelas Eksperimen
Pre – Test (X) Post – Test (Y) gain N-Maks Nmaks-pretest N-gain
1 20 85 65 100 80 0.8125
2 20 85 65 100 80 0.8125
3 35 90 55 100 65 0.846153846
4 25 70 45 100 75 0.6
5 60 75 15 100 40 0.375
6 35 65 30 100 65 0.461538462
7 30 75 45 100 70 0.642857143
8 35 65 30 100 65 0.461538462
9 25 90 65 100 75 0.866666667
10 35 75 40 100 65 0.615384615
11 45 90 45 100 55 0.818181818
12 40 85 45 100 60 0.75
13 25 75 50 100 75 0.666666667
14 50 65 15 100 50 0.3
15 30 70 40 100 70 0.571428571
16 20 75 55 100 80 0.6875
17 35 80 45 100 65 0.692307692
18 20 70 50 100 80 0.625
19 35 90 55 100 65 0.846153846
20 40 85 45 100 60 0.75
21 15 75 60 100 85 0.705882353
22 30 85 55 100 70 0.785714286
Rata-rata Normal Gain 0.667862
Kelas Kontrol
No Pre – Test (X) Post – Test (Y) Gain N-maks Nmaks-pretest N-Gain
1 15 60 45 100 85 0.529412
2 25 70 45 100 75 0.6
3 30 60 30 100 70 0.428571
4 40 75 35 100 60 0.583333
5 25 70 45 100 75 0.6
6 30 65 35 100 70 0.5
7 30 60 30 100 70 0.428571
8 20 55 35 100 80 0.4375
9 15 70 55 100 85 0.647059
10 45 85 40 100 55 0.727273
11 30 70 40 100 70 0.571429
12 40 75 35 100 60 0.583333
13 25 75 50 100 75 0.666667
14 20 70 50 100 80 0.625
15 40 70 30 100 60 0.5
16 35 80 45 100 65 0.692308
17 40 70 30 100 60 0.5
18 50 70 20 100 50 0.4
19 30 45 15 100 70 0.214286
20 35 75 40 100 65 0.615385
21 50 75 25 100 50 0.5
rata-rata normal Gain 0.540482
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI PRE-TEST KELAS
EKSPRIMEN DAN KONTROL
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI PRE-TEST KELAS
EKSPRIMEN
Frekuensi
Batas nyata
No interval kelas x (nilai tengan) x2 Absolute Kumulatif
fx fx2
1 15-22 18.5 342.25 5 5 14.5-22.5 92.5 1711.25
2 23-30 26.5 702.25 6 11 22.5-30.5 159 4213.5
3 31-38 34.5 1190.25 6 17 30.5-38.5 207 7141.5
4 39-46 42.5 1806.25 3 20 38.5-46.5 127.5 5418.75
5 47-54 50.5 2550.25 1 21 46.5-54.5 50.5 2550.25
6 55-62 58.5 3422.25 1 22 54.5-62.5 58.5 3422.25
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI PRE-TEST KELAS
KONTROL
Frekuensi
batas nyata
No interval kelas x (nilai tengan) x2 Absolute kumulatif
f.x fx2
1 15-20 17.5 306.25 4 4 14.5-20.5 70 1225
2 21-26 23.5 552.25 3 7 20.5-26.5 70.5 3865.75
3 27-32 29.5 870.25 5 12 26.5-32.5 147.5 10443
4 33-38 35.5 1260.25 2 14 32.5-38.5 71 17643.5
5 39-44 41.5 1722.25 4 18 38.5-44.5 166 31000.5
6 45-51 47.5 2256.25 3 21 44.5-51.5 142.5 47381.25
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI POST-TEST KELAS
EKSPRIMEN DAN KONTROL
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI PRE-TEST KELAS
EKSPRIMEN
Frekuensi
batas nyata
No interval kelas x (nilai tengan) x2 Absolute kumulatif
f.x fx2
1 65-68 66.5 4422.25 3 3 64.5-68.5 199.5 13266.75
2 69-72 70.5 4970.25 3 6 68.5-72.5 211.5 29821.5
3 73-76 74.5 5550.25 6 12 72.5-76.5 447 66603
4 77-80 78.5 6162.25 1 13 76.5-80.5 78.5 80109.25
5 81-84 82.5 6806.25 0 13 80.5-84.5 0 88481.25
6 85-88 86.5 7482.25 5 18 84.5-88.5 432.5 134680.5
7 89-92 90.5 8190.25 4 22 88.5-92.5 362 180185.5
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI POST-TEST KELAS
KONTROL
frekuensi batas nyata
No interval kelas x (nilai tengan) x2 Absolute kumulatif f.x fx2
1 45-51 48 2304 1 1 44.5-51.5 48 2304
2 52-58 55 3025 1 2 51.5-58.5 55 6050
3 59-65 62 3844 4 6 58.5-65.5 248 23064
4 66-72 69 4761 8 14 65.5-72.5 552 66654
5 73-79 76 5776 5 19 72.5-79.5 380 109744
6 80-86 83 6889 2 21 79.5-86.5 166 144669
Perilaku Tercela
Ananiah : sikap yang
mementingkan diri sendiri/ egois,
merasa diri paling benar.
Cirri-ciri ananiah:
1. Sombong 2. Tamak dan bakhil 3. Mau menang sendiri
4. Durhaka pada Allah
2. Tamak dan bakhil
3. Mau menang sendiri
4. Durhaka pada allah
Ghadab (Marah) : sikap
seseorang yang mudah marah
Cirri-ciri ghadab:
1. wajahnya
memerah
2. suaranya
tinggi
3. kata-katanya
kasar
4. menyaki
orang
Hasad : perasaan yang tidak sedang bila
melihat orang lain bahagia (dengki).
Contoh hasad
Ghibah: membicarakan
kejelekan orang lain (bergosip)
Namimah : mengadu domba atau
memfitnah
cirri-ciri ghibah:
1. Orang yang dibicarakan tidak ada
ditempat
2. Membicarakan kejelekan orang
3. Berdiam diri ketika yang dibicarakan
datang.
Cirri-ciri namimah :
1. Bertujuan merusak hubungan
baik
2. Menambah-nambahkan
pembicaraan