PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERBIMBING … · 2017-12-18 · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu...
Transcript of PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERBIMBING … · 2017-12-18 · Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu...
PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERBIMBING TERHADAP
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
PADA POKOK BAHASAN PERUBAHAN WUJUD KELAS X
SMA STELLA DUCE BANTUL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun Oleh :
ITA SUSANTI
121424027
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERBIMBING TERHADAP
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
PADA POKOK BAHASAN PERUBAHAN WUJUD KELAS X
SMA STELLA DUCE BANTUL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun Oleh :
ITA SUSANTI
121424027
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERBIMBING TERIIADAP
PENINGKATAI\ HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
PADA POKOK BAITASAI{ PERT'BAI{AN WUJUD KELAS Xg*IA STELLA DUCE BAN?UL
Ilosen Pembimbing
Tanggai: 7l Juli2fil6Paul Suparno, S.J., M.S.T
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERBIMBINC TEAIIADAP
PEI{INGKATAFI HASIL BrcLAJAR DAI{ KETERAMPILAN PROSES SAINS
PAI}A FOKOK BAIIASAN PERIJBAIIAN WUJT]D KtrLAS X SMA
STELLA DUCE BANTUL
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Ketua
Sekretaris
Anggota
Anggota
Anggota
: Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T.
: Dr. Drs. Vet. Asan Damanik
: Ir. Sri Agustini Suiandari, M.Si.
Yogyakarta, lo A1ul+us Lolb
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Dekan,
II
.h dipertahankan di depan Panitia Penguj
Pada tanggal 10 Agustus 2016
Dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguj i:
Tangan
:Dr. Ign. Edi SantosaM.S.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini, di persembahkan kepada Tuhan Yesus Kritus dan Bunda Maria yang
telah memberikan cinta kasih-Nya bagi penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAIIUNTUK Kf,PERLUAN AKAI}EMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Ita Susanti
NIM :121424027
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengauh Metode Eksperimen Terbimbing Terhadap Peningkatan Hasil Belajar dan
Keterampilan Proses Sains Pada Pokok Bahasan Perubahan lilujud Kelas X SMA
Stella Duce Bantul
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak
untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentk media lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusi secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atalr
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun
memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Padatanggal 2l Juli 2016
Yang menyatakan
fiW
vt
Ita Susanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Ita Susanti. 2016. Pengaruh Metode Eksperimen Terbimbing Terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Dan Keterampilan Proses Sains Pada
Pokok Bahasan Perubahan Wujud Kelas X SMA Stella Duce Bantul.
Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pembimbing: Prof. Dr. Paul
Suparno, S.J., M.S.T.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh metode
eksperimen terhadap peningkatan hasil belajar siswa di SMA Stella Duce Bantul,
(2) Pengaruh metode eksperimen terhadap peningkatan keterampilan proses sains
siswa di SMA Stella Duce Bantul untuk topik perubahan wujud.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 01 Maret 2016 sampai dengan 26
April 2016. Penelitian ini dilakukan pada dua kelas. Untuk kelas kontrol dengan
jumlah sampel 27 siswa dan pada kelas eksperimen dengan jumlah sampel 26
siswa. Instrumen yang digunakan yaitu pre-test dan post-test sebagai tes tertulis
untuk melihat hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa serta laporan
percobaan dan lembar observasi untuk keterampilan proses sains siswa. Data
dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Untuk data kuantitatif analisa yang
penelitian adalah uji Test-T.
Hasil dari penelitian ini adalah pembelajaran fisika pada pokok bahasan
perubahan wujud zat dengan menggunakan metode eksperimen di SMA Stella
Duce Bantul: (1) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan hasilnya lebih baik
dibandingkan dengan pembelajaran dengan metode ceramah, (2) dapat
meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Keterampilan Proses Sains, Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Ita Susanti. 2016. The Influence Of Guided Experiment Method Towards
Learning Improvement and Science Process Skill in Shape-Changing
Topic At 10th
Grade Of SMA Stella Duce Bantul. An Undergraduate
Thesis. Physics Education Study Program. Science and Mathematics
Education Program. Faculty of Teacher Training and Education. Sanata
Dharma University. Advisor: Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T.
This research aimed to know: (1) the influence of experiment method
towards learning improvement of students in SMA Stella Duce Bantul, (2) the
influence of experiment method towards the improvement of science process skill
of students in SMA Stella Duce Bantul regarding shape-changing topics.
This research was conducted on March 1st, 2016 until April 26
th, 2016 in
two classes. The first class was a control group with 27 sample students and the
second class was an experimental group with 26 sample students. The instruments
were pre and posttest as written test intended to examine the learning
improvement and the student’s science process skill; an experiment report and
observation sheet for the student’s science process skill. The data were analyzed
quantitatively and qualitatively. Qualitative analysis in this research used a T-test.
The results of this research was that the physics learning about shape-
changing topics using experiment in SMA Stella Duce Bantul: (1) could improve
student’s learning result and the result was better compared to learning using
preaching method, (2) could improve student’s science process skill.
Keywords : Learning improvement, Science process skill, Experiment
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yesus Kritus atas berkat dan kasih-Nya
dalam penyusunan skripsi yang berjudul ‘Pengaruh Metode Eksperimen
Terbimbing Terhadap Peningkatan Hasil Belajar dan Keterampilan Proses
Sains Pada Pokok Bahasan Perubahan Wujud Kelas X SMA Stella Duce
Bantul’ sehingga dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Penulisan skripsi ini merupakan tugas akhir untuk memenuhi syarat
kelulusan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
Penulisan skripsi ini dapat diselsaikan dengan baik, tidak terlepas dari banyak
pihak yang turut memberi dukungan, doa, materi serta bantuan dan semangat yang
sangat bermanfaat bagi penulis. Oleh karena itu penulis ingin berterimakasih
kepada:
1. Rohandi, Ph. D. selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma;
2. Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T. selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan bimbingan, arahan, dukungan, masukan dan
motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;
3. Dr. Ign. Edi Santosa, M.S. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika yang memberi dukungan dan motivasi;
4. Drs. Saverinus Domi, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik yang
memberi dukungan, semangat dan motivasi;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Agustinus Sulistiono atas doa restu, cinta, kasih sayang, perhatian,
arahan, dukungan finansial, serta kesabaran kepada penulis selama ini;
9. Teman seperjuangan Lorentina Elsi dan Bernadetta Savitri Sutasoma
atas kerjasama, semangat, saran, masukan, dukungan serta doa yang
diberikan kepada penulis;
10. Sahabat-sahabatku, Steffani, Angel, Galuh, Weni dan Fausi yang
selama ini memberikan dukungan dan semangatnya.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan
kelemahan dalam penulisan skripsi ini, karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat dikembangkan menjadi
penelitian yang lebih baik.
Yogyakarta,2l J:'uJi2076
Penulis
wIta Susanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................. vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
ABSTRACT .......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 6
A. Filsafat Konstruktivisme ................................................................... 6
B. Metode Eksperimen ................................................................................. 8
C. Hasil Belajar ..................................................................................... 13
D. Keterampilan Proses Sains .............................................................. 22
E. Perubahan Wujud Zat ...................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 38
A. Desain Penelitian ............................................................................ 38
B. Subyek Penelitian ........................................................................... 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
C. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 40
D. Treatmen ......................................................................................... 40
E. Instrumen Penelitian ........................................................................ 43
F. Metode Analisis Data ...................................................................... 49
BAB IV DATA DAN ANALISA DATA ............................................................. 54
A. Pelaksanaan Penelitian .................................................................... 54
B. Data dan Analisis ............................................................................ 60
1. Peningkatan Hasil Belajar ......................................................... 60
2. Keterampilan Proses Sains ........................................................ 66
C. Pembahasan .................................................................................... 72
D. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 76
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 78
A. Kesimpulan ...................................................................................... 78
B. Saran ................................................................................................ 78
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 80
LAMPIRAN ............................................................................................................ 82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Desain Penelitian Pretest and Posttest Control Group ......................... 39
Tabel 3.2. Kisi-kisi Tes Pengetahuan Tentang Perubahan Wujud ........................ 45
Tabel 3.3. Kisi-kisi Tes Keterampilan Proses Tentang Perubahan Wujud .......... 46
Tabel 3.4. Klasifikasi Penguasaan Hasil Belajar dan Keterampilan Proses ......... 50
Tabel 4.1. Kegiatan Yang Dilakukan Selama Penelitian ....................................... 54
Tabel 4.2. Nilai Pre-test dan Post-test Siswa ......................................................... 60
Tabel 4.3. Hasil Perbandingan Kemampuan Awal Kelas X.1 dan Kelas X2 ....... 61
Tabel 4.4. Hasil Peningkatan Kemampuan Kelas Kontrol (X.1) .......................... 62
Tabel 4.5. Hasil Peningkatan Kemampuan Kelas Eksperimen (X.2) ................... 63
Tabel 4.6. Hasil Perbedaan Kemampuan Akhir Kelas X1 dan Kelas X2 .............. 64
Tabel 4.7. Klasifikasi Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol ..................................... 65
Tabel 4.8. Klasifikasi Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen ............................... 65
Tabel 4.9. Nilai Pre-test dan Post-test siswa Kelas X.2 ........................................ 66
Tabel 4.10. Peningkatan Keterampilan Proses Sains ............................................. 67
Tabel 4.11. Klasifikasi Keterampilan Proses Hasil Pretest dan Posttest .............. 68
Tabel 4.12. Porsentase Klasifikasi Keterampilan Proses Sains Siswa Secara Umum
Dari Hasil Pre-test dan Post-test Untuk Setiap Aspek ...................... 68
Tabel 4.13. Nilai Laporan Percobaan ..................................................................... 69
Tabel 4.14. Klasifikasi Laporan percobaan ................................................................ 69
Tabel 4.15. Klasifikasi KPS Untuk Aspek Membuat Hipotesis ................................ 69
Tabel 4.16. Klasifikasi KPS Untuk Aspek Merancang Percobaan .......................... 70
Tabel 4.17. Klasifikasi KPS Untuk Aspek Menentukan Variabel ....................... 70
Tabel 4.18. Klasifikasi KPS Untuk Aspek Membuat Grafik ................................ 70
Tabel 4.19. Klasifikasi KPS Untuk Aspek Menganalisa Penyelidikan ................. 71
Tabel 4.20. Klasifikasi Tingkat Pengusaan KPS Dari Percobaan Setiap Aspek ... 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Penelitian ..................................................... 83
Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ................................. 84
Lampiran 3. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol) .............. 85
Lampiran 4. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen) ......... 88
Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa .......................................................................... 91
Lampiran 6. Soal Pretest dan Posttest ................................................................... 93
Lampiran 7. Hasil Validasi Pretest dan Posttest .................................................... 96
Lampiran 8. Panduan Penskoran Soal Pretest dan Posttest ................................... 98
Lampiran 9. Jawaban Soal Pretest dan Posttest .................................................. 102
Lampiran 10. Lembar Observasi .......................................................................... 105
Lampiran 11. Panduan Penskoran Laporan dan Lembar Jawaban ..................... 109
Lampiran 12. Daftar Nilai Pre-tes dan Post-tes Kelas X1 ........................................ 114
Lampiran 13. Daftar Nilai Pre-tes dan Post-tes Kelas X2 ........................................ 115
Lampiran 14. Hasil Penilaian KPS dari observasi .............................................. 116
Lampiran 15. Contoh Pekerjaan Siswa (Pretest X1) ........................................... 118
Lampiran 16. Contoh pekerjaan siswa (Posttest X1) ........................................... 119
Lampiran 17. Contoh Pekerjaan Siswa (Pretest X2) ........................................... 120
Lampiran 18. Contoh Pekerjaan Siswa (Posttest X2) .......................................... 121
Lampiran 19. Contoh Pekerjaan Siswa KPS (Pretest X2) ................................... 122
Lampiran 20. Contoh Pekerjaan Siswa KPS (Posttest X2).................................. 123
Lampiran 21. Contoh Laporan Percobaan Siswa ................................................ 125
Lampiran 22. Contoh Hasil Observasi ................................................................ 128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Gambar Pretest Kelas Kontrol ........................................................... 133
Gambar 2. Gambar Posttest Kelas Kontrol .......................................................... 133
Gambar 3. Gambar Siswa Melakukan Percobaan ................................................ 134
Gambar 4. Gambar Pembelajaran Kelas Kontrol ................................................. 134
Gambar 5. Gambar Pretest Kelas Eksperimen .................................................... 135
Gambar 6. Gambar Posttest Kelas Eksperimen ................................................... 135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada hakikatnya pembelajaran IPA (Fisika) terdiri dari tiga aspek yaitu sikap,
proses dan produk. IPA sebagai sikap yaitu sikap ilmiah yang ditimbulkan dari
proses. IPA sebagai proses yaitu kerja ilmiah yang dilakukan sedangkan IPA
sebagai produk yaitu pengetahuan IPA yang berupa pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif. Kajian IPA menjadi semakin luas,
meliputi konsep IPA, proses, nilai, dan sikap ilmiah, dan aplikasi IPA dalam
kehidupan sehari-hari (Wisudawati & Sulistyowati, 2014: 22).
Teori belajar konstruktivistik memahami belajar sebagai proses pengetahuan
oleh si belajar itu sendiri (Siregar & Nara, 2011: 39). Bila yang sedang belajar
adalah siswa, maka pengetahuan itu adalah bentukan siswa sendiri. Menurut
Suparno (2013: 8) unsur terpenting dalam belajar fisika adalah siswa yang aktif
belajar fisika. Maka semua usaha guru harus diarahkan untuk membantu dan
mendorong agar siswa mau mempelajari fisika sendiri. Dengan kata lain dalam
belajar siswa harus aktif mengolah bahan, mencerna, memikirkan, menganalisis
dan akhirnya merangkumnya sebagai suatu pengertian yang utuh.
Fisika oleh Piaget dikelompokan sebagai pengetahuan fisis. Pengetahuan fisis
adalah pengetahuan akan sifat-sifat fisis dari suatu obyek atau kejadian seperti
bentuk, besar, kekasaran, berat, serta bagaimana objek-objek itu berinteraksi satu
dengan yang lain (Piaget,Wadsworth, dalam Suparno, 2013: 18).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Karena fisika adalah pengetahuan fisis maka untuk mempelajari fisika dan
membentuk pengetahuan tentang fisika, diperlukan kontak langsung dengan hal
yang ingin diketahui atau dipelajari. Menurut Suparno metode eksperimen dan
inquiry sangat cocok untuk mendalami fisika, dimana siswa dapat mengamati,
mengukur, mengumpulkan data, menganalisa data, dan menyimpulkan.
Pada tahun 2013 di Indonesia diterapkan kurikulum 2013. Pembelajaran yang
digunakan pada IPA di kurikulum 2013 adalah pendekatan saintifik atau
pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah ini diyakini sebagai pengembangan sikap,
keterampilan dan pengetahuan peserta didik. Pembelajaran dengan pendekatan
sainstifik ini memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi
atau eksperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian
memformulasi dan menguji hipotesis. Keterampilan proses yang ditunjukan dalam
pendekatan saintifik seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan,
menjelaskan dan menyimpulkan. Karakteristik pada pembelajaran metode
saintifik ini berpusat pada peserta didik, keterampilan proses sains dalam
mengkonstruksi konsep, hukum, atau prinsip, serta melibatkan proses-proses
kognitif (Daryanto, 2014).
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik itu lebih efektif hasilnya
dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Hasil penelitian membuktikan
bahwa pada pembelajaran tradisonal, retensi informasi dari guru sebesar 10%
setelah 15 menit, dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 25%. Pada
pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, retensi informasi dari guru sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
lebih dari 90% setelah dua hari dan perolehan pemahaman kentekstual sebesar 50-
70%. (Daryanto, 2014).
Menurut Suparno (2009: 2) banyak sekolah belum mempunyai laboratorium
fisika. Beberapa mempunyai ruang laboratorium tetapi tidak mempunyai peralatan
laboratorium fisika yang lengkap, bahkan beberapa tidak mempunyai peralatan.
Beberapa SMA di luar Jawa masih ada yang belum mempunyai kelas yang
mencukupi.
Dari hasil pengamatan peneliti di sekolah yang pernah ditemui menunjukan
bahwa siswa jarang sekali melakukan percobaan fisika, siswa belajar fisika lebih
dengan teori tanpa praktik, tanpa ditatapkan pada lingkungan mereka yang
konkret dan hidup. Guru cenderung berceramah atau menjelaskan di depan kelas,
kemudian siswa mendengarkan dan mencatat. Akibatnya fisika menjadi kurang
menarik, sulit dipahami dan membosankan. Selain itu mengakibatkan
pembelajaran fisika yang terjadi di sekolah tidak sesuai yang diharapkan, seperti
yang dijelaskan di atas.
Menurut Susanto (2015) masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan
adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran siswa
kurang didorong untuk mengembangkan keterampilan berfikir. Proses
pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan siswa untuk
menghafal informasi, siswa terbiasa untuk mengingat dan menimbun informasi,
tanpa berusaha untuk menghubungkan yang diingat itu dengan kehidupan sehari-
hari. Akibatnya siswa hanya pintar secara teoritis tetapi miskin dalam hal aplikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Dari penjelasan diatas, pengajaran fisika di sekolah yang diamati belum
menyentuh aspek proses dan sikap, kenyataan yang terjadi di sekolah-sekolah.
Guru lebih mengutamakan nilai akhir peserta didik dibandingkan proses
pembelajarannya. Pembelajaran fisika yang berfokus pada proses dan hasil akan
lebih baik dari pembelajaran fisika yang hanya berfokus terhadap hasil akhir.
Akibatnya keterampilan proses sains siswa rendah.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti ingin melakukan penelitian di
SMA Stella Duce Bantul, untuk melihat pengaruh metode eksperimen terhadap
peningkatan hasil belajar dan keterampilan proses sains pada topik perubahan
wujud suatu benda. Jika terbukti berpengaruh maka salah satu metode
pembelajaran yaitu eksperimen perlu diterapkan di sekolah untuk pembelajaran
fisika.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah pembelajaran dengan metode eksperimen meningkatkan hasil belajar
siswa di SMA Stella Duce Bantul kelas X pada topik perubahan wujud suatu
benda?
2. Apakah pembelajaran dengan metode eksperimen meningkatkan
keterampilan proses sains siswa di SMA Stella Duce Bantul kelas X pada
topik perubahan wujud suatu benda?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui:
1. Pengaruh metode eksperimen terhadap peningkatan hasil belajar siswa di
SMA Stella Duce Bantul, untuk topik perubahan wujud benda;
2. Pengaruh metode eksperimen terhadap peningkatan keterampilan proses sains
siswa di SMA Stella Duce Bantul, pada topik perubahan wujud benda;
D. Manfaat Penelitian
1. Kegunaan teoritis
Bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan, terutama pendidikan
fisika.
2. Kegunaan praktis
a. Bagi guru
1) Memberi masukan kepada guru fisika bahwa metode eksperimen
dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses siswa.
2) Memeberi alternatif pembelajaran fisika yang lebih mengaktifkan
siswa.
b. Bagi siswa
Untuk menumbuhkan, melatih keterampilan proses sains siswa terutama
pada pelajaran fisika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Filsafat Konstruktivisme
Filsafat konstruktivisme adalah filsafat yang mempelajari hakikat
pengetahuan dan bagaimana pengetahuan itu terjadi (Suparno, 2013: 14). Menurut
filsafat konstruktivisme pengetahuan itu adalah bentukan (konstruksi) kita sendiri
yang sedang menekuninya (Von Glaserfeld dalam Suparno, 2013: 14). Sedangkan
menurut Driver dan Bell pengetahuan bukanlah hanya kumpulan hukum atau
daftar fakta. Ilmu pengetahuan terutama sains adalah ciptaan fikiran manusia
dengan semua gagasan dan konsepnya yang ditemukan secara bebas (Eisntein dan
Infeld dalam Bettencourt 1989, dalam Suparno, 1997: 17).
Bila yang menekuni itu adalah siswa maka pengetahuan itu adalah bentukan
dari siswa itu sendiri. Oleh karena pengetahuan itu merupakan konstruksi
seseorang yang sedang mengolahnya maka pengetahuan itu tidak dapat ditransfer
atau dipindahkan begitu saja dari guru ke siswa. Pengetahuan hanya dapat
ditawarkan kepada siswa untuk dikonstruksikan sendiri secara aktif oleh siswa itu
sendiri.
Para konstruktivis menjelaskan bahwa alat atau sarana yang tersedia bagi
seseorang untuk mengetahui sesuatu adalah inderanya (Suparno, 1997: 18).
Tampak bahwa pengetahuan lebih menunjuk pada pengalaman seseorang, tanpa
pengalaman itu, sesorang atau siswa tidak dapat membentuk pengetahuannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Pengalaman tidak harus diartikan sebagai pengalaman fisik, tetapi juga dapat
diartikan sebagai pengalaman kognitif dan mental (Suparno, 1997: 19).
Menurut Suparno (2013: 19) filsafat konstruktivisme ini membawa dampak
pembelajaran bagi siswa dan guru.
1. Dampak Konstruktivisme bagi Siswa yang Belajar
Bagi kaum konstruktivis, belajar adalah proses yang aktif dimana siswa
membangun sendiri pengetahuannya. Siswa mencari arti sendiri dari yang mereka
pelajari. Dari proses ini siswa menyesuaikan konsep dan ide-ide baru yang mereka
pelajari dengan kerangka berfikir yang telah mereka punyai (Betterncourt, 1989;
Shymansky, 1992; Watss & Pope, 1989, dalam Suparno, 2013: 19).
Setiap siswa mempunyai cara untuk mengerti sendiri pelajaran fisika. Setiap
siswa mempunyai cara yang cocok untuk mengkonstruksikan bahan fisika yang
kadang sangat berbeda dengan yang lain.
2. Dampak Konstruktivisme bagi Guru Fisika
Menurut kaum konstruktivis, seorang pengajar atau guru berperan sebagai
mediator dan fasilitator yang membantu agar proses belajar siswa berjalan dengan
baik (Suparno, 1997: 65). Tekanan ada pada siswa yang belajar dan bukan pada
disiplin atau guru yang mengajar. Siswa sudah membawa konsep awal sebelum
belajar fisika secara formal, maka seorang guru fisika perlu mengerti bahwa
siswanya bukanlah lembaran kertas kosong (tabula rasa) yang begitu saja dapat
dicekoki. Seorang guru yang konstruktivis beranggapan bahwa siswanya itu sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
mengerti sesuatu sebelum mengikuti pelajaran fisika karena pengalaman hidup
siswa itu.
Menurut Suparno (2013: 21) secara garis besar fungsi sebagai mediator dan
fasilitator dari guru itu dapat dijabarkan dalam beberapa tugas sebagai berikut:
a. Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa ambil
tanggung jawab dalam membuat perencanaan belajar, proses belajar, dan
membuat penelitian.
b. Menyediakan atau memberikan kegiatan yang merangsang keingintahuan
siswa, membantu siswa untuk mengekspresikan gagasannya dan
mengkomunikasikan ide ilmiahnya.
c. Memonitor, mengevaluasi, dan menunjukan apakah pemikiran itu jalan
atau tidak.
d. Guru membantu dalam mengevaluasi hipotesis dan kesimpulan siswa.
B. Metode Eksperimen
Secara singkat konstruktivisme mengungkapkan bahwa pengetahuan itu
adalah konstruksi siswa (Von Glasersfeld dalam Bettencourt, dalam Mattehews
1994, dalam Suparno, 2009: 24). Siswalah yang membentuk pengetahuan fisika
selama bela;jar fisika dalam otaknya. Oleh karena itu siswa hanya dapat mengerti
sesuatu konsep fisika bila mereka sendiri belajar aktif dan memikirkannya.
Metode eksperimen merupakan suatu cara mengajar yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri data atau fakta yang
diperlukannya atau diinginkannya secara aktif. Dengan siswa dapat belajar secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
aktif, maka siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya. Pada dasarnya prinsip
pembelajaran konstruktivis dapat diwujudkan dengan metode eksperimen. Melalui
metode eksperimen siswa dapat berhadapan langsung dengan fenomena yang akan
dipelajari. Siswa dapat dengan bebas dan terbimbing melakukan kegiatan untuk
mencari jawaban dari masalah yang ditemui. Bila kita melihat tujuan
pembelajaran dengan metode eksperimen, maka metode eksperimen merupakan
pendekatan pembelajaran konstruktivis.
Menurut Suparno (2013: 18), metode eksperimen dan inquiry sangat cocok
untuk mendalami fisika karena dengan menggunakan metode eksperimen dan
inquiry siswa dapat mengamati, mengukur, mengumpulkan data, menganalisa
data, dan menyimpulkan data. Secara umum metode eksperimen adalah metode
mengajar yang mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian,
pengecekan bahwa teori yang sudah dibicarakan itu memang benar (Suparno,
2013: 83). Metode eksperimen bukan untuk menemukan teori, tetapi lebih untuk
menguji teori atau hukum yang sudah ditemukan para ahli. Dalam praktik dapat
dilakukan eksperimen untuk menemukan teori atau hukumnya. Metode
eksperimen dalam proses pembelajaran IPA tidak terlepas dari metode ilmiah
(scientific method) dalam mempelajari IPA serta keterampilan proses IPA
(Wisudawati & Sulistyowati, 2014: 155). Metode eksperimen dapat digunakan
untuk mengembangkan keterampilan proses sains.
Menurut Suparno Metode eksperimen dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
eksperimen terbimbing dan eksperimen bebas (2013: 84).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
1. Eksperimen Terbimbing
a. Pengertian Eksperimen Terbimbing
Eksperimen terbimbing merupakan eksperimen yang seluruh jalannya
percobaan sudah dirancang oleh guru sebelum percobaan dilakukan oleh siswa.
Langkah-langkah yang harus dibuat siswa, peralatan yang harus digunakan, apa
yang harus diamati dan diukur semuanya sudah ditentukan sejak awal. Maka
siswa tidak akan bingung tentang langkah-langkah yang akan dibuat.
b. Tugas Guru
Untuk melakukan pembelajaran dengan eksperimen terbimbing, guru punya
peran sangat penting. Beberapa hal yang harus dilakukan guru adalah:
1) Memilih eksperimen apa yang akan ditugaskan kepada siswa;
2) Merencanakan langkah-langkah percobaan seperti: apa tujuannya,
peralatan yang digunakan, bagaimana merangkai percobaan, data yang
harus dikumpulkan siswa, bagaimana menganalisis data, dan apa
kesimpulannya;
3) Mempersiapkan semua peralatan yang akan digunakan sehingga pada
saat siswa mencoba siap dan lancar;
4) Pada saat percobaan sendiri, guru dapat berkeliling melihat bagaimana
siswa melakukan percobaanya dan memberikan masukan kepada siswa;
5) Bila ada peralatan yang macet guru membantu siswa agar alat dapat jalan
dengan baik;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
6) Membantu siswa dalam menarik kesimpulan dengan percobaan yang
dilakukan;
7) Bila siswa membuat laporan, maka guru harus memeriksannya;
8) Guru sebaiknya mempersiapkan petunjuk dan langkah percobaan dalam
satu lembar kerja sehingga memudahkan siswa bekerja.
c. Tugas Siswa
Dalam eksperimen siswa sendiri atau dalam kelompok kecil melakukan
percobaan sesuai dengan petunjuk yang diberikan guru. Dalam percobaan, siswa
antara lain akan melakukan tindakan berikut:
1) Membaca petunjuk percobaan dengan teliti;
2) Mencari alat yang diperlukan;
3) Merangkai alat-alat sesuai dengan skema percobaan;
4) Mulai mengamati jalannya percobaan;
5) Mencatat data yang diperlukan;
6) Mendiskusikan dalam kelompok untuk ambil kesimpulan dari data yang
ada;
7) Membuat laporan percobaan dan mengumpulkan;
8) Dapat juga mempresentasikan percobannya di depan kelas.
2. Eksperimen Bebas
Eksperimen bebas merupakan eksperimen dimana guru tidak memberikan
petunjuk pelaksaan percobaan secara rinci. Dengan kata lain, siswa harus lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
banyak berfikir sendiri, bagaimana akan merangkai rangkaian, apa yang harus
diamati, diukur, dianalisa serta disimpulkan.
Keuntungan dari eksperimen bebas adalah siswa ditantang untuk
merencanakan percobaan sendiri tanpa banyak dipengaruhi arahan guru. Dengan
demikian, akan tampak bagaimana kreativitas, kepandaian, dan kemampuan siswa
dalam memecahkan tugas yang diberikan guru. Jelas model ini lebih konstruktivis
dari pada percobaan yang sudah dibuatkan langkah-langkahnya.
Dalam penelitian ini digunakan metode eksperimen bebas terbimbing. Guru
tidak memberi petunjuk percobaan secara rinci. Siswa dibantu dengan pertanyaan-
pertanyaan yang memandu untuk melakukan percobaan, sehingga siswa akan
lebih aktif untuk merancang percobaan.
3. Keunggulan Metode Eksperimen
Menurut Djajadisastra (1982: 16) ada beberapa keuntungan menggunakan
metode eksperimen dalam pembelajaran, yaitu:
a) Siswa mengalami atau mengamati sendiri suatu proses atau kejadian;
b) Karena mengamati sendiri suatu proses atau kejadian, maka siswa menjadi
benar-benar yakin akan hasil suatu proses;
c) Siswa menjadi lebih bersikap hati-hati, teliti, dan mampu berfikir analitis;
d) Memupuk dan mengembangkan sikap berfikir ilmiah;
e) Membangkitkan hasrat ingin tahu pada anak;
f) Memperkaya pengalaman dan membangkitkan keterampilan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
4. Kelemahan Metode Eksperimen
Menurut Djajadisastra (1982: 17) ada beberapa kelemahan menggunakan
metode eksperimen dalam pembelajaran, yaitu:
a) Tidak semua mata pelajaran dapat diajarkan dengan metode eksperimen;
b) Tidak semua hal dapat dieksperimenkan;
c) Eksperimen tidak selalu berhasil seperti yang diharapkan;
d) Mahalnya alat-alat praktikum menjadi hambatan untuk melakukan
eksperimen di sekolah.
C. Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua
orang dan berlangsung seumur hidup. Salah satu tanda bahwa seseorang telah
belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya, tingkah laku
tersebut menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan
keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif)
(Siregar dan Nara, 2011: 3).
Menurut Ausubel, Novak, dan Hanesian (dalam Suparno, 1997: 53) ada dua
jenis belajar yaitu belajar bermakna (meaningful learning) dan belajar menghafal
(rote learning). Belajar bermakna adalah suatu proses belajar dimana informasi
baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dipunyai seseorang
yang sedang belajar. Belajar menghafal ini perlu bila seseorang memperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
informasi baru dalam dunia pengetahuan yang sama sekali tidak berhubungan
dengan apa yang telah ia ketahui.
Menurut Ausubel dalam proses belajar ini siswa mengkonstruksi apa yang ia
pelajari sendiri. Teori belajar Ausubel ini sangat dekat dengan inti pokok
konstruktivisme. Keduanya menekankan pentingnya belajar mengasosiasikan
pengalaman, fenomena, dan fakta-fakta baru ke dalam sistem pengertian yang
telah dipunyai. Keduanya menekankan pentingnya asimilasi pengalaman baru ke
dalam konsep atau pengertian yang sudah dipunyai siswa. Keduanya menekankan
andaikan bahwa dalam proses belajar itu siswa aktif.
Beberapa tokoh lain juga mendefinisikan pengertian belajar. Belajar
didefinisikan sebagai perubahan perilaku yang relatif tetap yang disebabkan
praktik atau pengalaman yang sampai pada situasi tertentu (Singer 1968, dalam
Siregar dan Nara 2011: 4). Menurut James O. Whittaker, belajar adalah proses
dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman
(dalam Annurrahman, 2010: 35). Pendapat Whittaker didukung oleh pendapat
Hilgard (1962) yang mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan
kegiatan yang dimaksud mencakup pengetahuan, kecakapan, tingkah laku, dan ini
diperoleh melalui latihan (pengalaman) (dalam Susanto, 2015: 3). Holgard
menegaskan bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam
diri seseorang melalui latihan, pembiasaan, dan pengalaman.
Menurut Herman Hudojo (1988: 1) belajar merupakan kegiatan bagi setiap
orang. Herman Hudojo mengungkapkan bahwa pengetahuan keterampilan,
kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
disebabkan oleh proses belajar. Karena itu seseorang dikatakan belajar apabila diri
orang itu menjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan
tingkah laku.
Menurut Gagne (1989, dalam Susanto 2015: 1) belajar dapat didefinisikan
sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai suatu
proses dimana organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar
dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Dua konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan dimana terjadi interaksi
antara guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran
berlangsung.
Paul Suparno (2013: 19) mendefinisikan belajar sebagai proses aktif dimana
siswa membangun sendiri pengetahuannya. Siswalah yang mencari arti sendiri
dari yang mereka pelajari. Belajar bukanlah suatu kegiatan mengumpulkan fakta,
tetapi suatu perkembangan berfikir dengan membuat kerangka pengertian yang
baru. Siswa harus punya pengalaman dengan membuat hipotesis, meramalkan,
mengetes hipotesis, memanipulasi objek, memecahkan persoalan, mencari
jawaban, menggambarkan, meneliti, berdialog, dan mengadakan refleksi.
Dalam kesimpulan yang dikemukakan Abdillah (2002), belajar adalah suatu
usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik
melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif
dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu (dalam Aunurrahman, 2012:
35). Dengan demikian, secara singkat dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
perubahan tingkah laku pada diri seseorang akibat pengalaman dan interaksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
individu dengan lingkungannya, dimana perubahan tersebut melaui pengetahuan
(kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan
sikap (afektif).
2. Ciri–ciri Belajar
Dalam pengertian yang umum, belajar seringkali diartikan sebagai aktivitas
untuk memperoleh pengetahuan. Kemampuan orang untuk belajar menjadi ciri
penting yang membedakan jenisnya dari jenis mahluk yang lain (Gredler 1994
dalam Aunurrahman, 2011: 38). Menurut Surjadi seseorang dikatakan belajar
apabila perubahan-perubahan berikut ini terjadi (2012: 3):
1) Penambahan informasi;
2) Pengembangan atau peningkatan pengertian;
3) Penerimaan sikap-sikap baru;
4) Perolehan penghargaan baru;
5) Pengerjaan sesuatu dengan mempergunakan apa yang telah dipelajari;
6) Mengganti informasi lama.
Keenam jenis perubahan ini dapat dimasukan dalam tiga kategori yaitu:
pengetahuan (Cognitive), perasaan (Affective), dan perubahan (Behavioral).
Siregar dan Nara (2011: 5) menjelaskan ada 4 ciri belajar yaitu:
1) Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku tersebut
bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai
dan sikap (afektif).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2) Perubahan belajar tidak berlangsung sesaat saja, melainkan menetap atau
dapat disimpan.
3) Perubahan itu tidak terjadi begitu saja, melainkan harus dengan usaha.
Perubahan akan terjadi bila ada interaksi dengan lingkungan.
4) Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik atau
kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ciri belajar yaitu membawa
perubahan pada seseorang yang mengalami proses belajar.
3. Prinsip Belajar dalam Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk mampu mengembangkan
potensi siswa secara optimal. Agar aktivitas guru dalam proses pembelajaran
terarah pada upaya peningkatan potensi siswa secara komprehensip, maka
pembelajaran harus sesuai dengan prinsi-prinsip yang benar, yang bertolak dari
kebutuhan internal siswa untuk belajar. Prinsip belajar ini menunjuk kepada hal-
hal penting yang harus dilakukan guru agar terjadi proses belajar siswa sehingga
proses pembelajaran yang dilakukan dapat mencapai hasil yang diharapkan. Bagi
guru, kemampuan menerapkan prinsip-prinsip belajar dalam proses pembelajaran
akan dapat membantu terwujudnya tujuan pembelajaran yang dirumuskan dalam
perencanaan pembelajaran. Sementara bagi siswa prinsip-prinsip pembelajaran
akan membantu tercapainya hasil belajar yang diharapkan.
Berikut ini diuraikan kerangka dasar bagi penerapan prinsip-prinsip belajar
dalam proses pembelajaran (Davies 1991, dalam Aunurrahman, 2012: 114):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
1) Hal apapun yang dipelajari peserta didik, ia harus mempelajarinnya
sendiri. Tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar tersebut
untuk seseorang.
2) Setiap peserta didik belajar menurut tempo (kecepatannya) sendiri dan
untuk setiap umur, terdapat variasi dalam kecepatan belajar.
3) Peserta didik akan belajar lebih banyak apabila setiap langkah segera
diberikan penguatan.
4) Penguasaan secara penuh dari setiap langkah pembelajaran,
memungkinkan peserta didik belajar secara lebih berarti.
5) Apabila peserta didik diberikan tanggung jawab untuk mempelajari
sendiri, maka ia akan lebih termotivasi untuk belajar.
4. Hasil Belajar
Dalam kegiatan pembelajaran secara formal guru menetapkan tujuan belajar.
Siswa yang berhasil dalam belajar adalah siswa yang berhasil mencapai tujuan-
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Berikut adalah beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian hasil belajar.
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar (Abdurrahman 1999 dalam Jihad dan Haris, 2013: 14). Menurut Benyamin
S. Bloom terdapat tiga ranah (domain) dari hasil belajar, yaitu kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Hasil belajar dari ranah kognitif ini merupakan hasil dari proses
berfikir atau perilaku dari hasil kerja otak. Hasil belajar untuk ranah afektif
merupakan perilaku yang dimunculkan seseorang sebagai pertanda untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
membuat pilihan atau keputusan akan sesuatu hal. Sedangkan untuk hasil belajar
pada ranah psikomotorik yaitu dimunculkan oleh hasil kerja fungsi tubuh
manusia.
Selanjutnya Benyamin S. Bloom berpendapat bahwa hasil belajar dapat
dikelompokan ke dalam dua macam yaitu pengetahuan dan keterampilan (dalam
Jihad dan Haris, 2013: 14)
1) Pengetahuan terdiri dari empat kategori, yaitu:
a) Pengetahuan tentang fakta;
b) Pengetahuan tentang prosedural;
c) Pengetahuan tentang konsep;
d) Pengetahuan tentang prinsip.
2) Keterampilan juga terdiri dari empat prinsip, yaitu:
a) Keterampilan untuk berfikir atau keterampilan kognitif;
b) Keterampilan untuk bertindak atau keterampilan motorik;
c) Keterampilan bereaksi atau bersikap;
d) Keterampilan berinteraksi.
Menurut A.J. Romizowski (dalam Jihad dan Haris, 2013: 14) hasil belajar
merupakan keluaran (outputs) dari suatu sistem pemrosesan masukan (input).
Masukan dari sistem tersebut berupa macam-macam informasi sedangkan
keluarannya adalah perbuatan atau kinerja. Sudjana (2012) berpendapat bahwa
hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Secara sederhana yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Susanto, 2015:
5). Dalam kegiatan pembelajaran biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak
yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran.
Nawawi (dalam Brahim, 2007 dalam Susanto 2015: 5) menyatakan bahwa hasil
belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari
materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam nilai yang diperoleh dari hasil
tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Djamarah dan Zain (2002:120, dalam dalam Susanto 2015: 3) menetapkan
bahwa hasil belajar tercapai apabila telah terpenuhi dua indikator berikut, yaitu:
1) Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi
tinggi, baik secara individual maupun kelompok;
2) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus
telah dicapai oleh siswa baik secara individual maupun kelompok.
Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil
belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu (Sudjana, 2012: 3). Penilaian
proses belajar merupakan upaya untuk memberi nilai terhadap kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan pengajaran.
Dalam penilaian dapat dilihat sejauh mana keefektifan dan efisien dalam
mencapai tujuan pengajaran yaitu perubahan tingkah laku siswa. Tujuan penilaian
menurut Sudjana (2012: 4) terbagi menjadi empat, yaitu:
1) Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui
kelebihan dan kekurangan dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
yang ditempuh, selain itu dapat diketahui pula posisi kemampuan siswa
dibandingkan dengan siswa lain.
2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran disekolah,
yaitu seberapa jauh keefektifan dalam mengubah tingkah laku para siswa
kearah tujuan pendidikan yang diharapkan. Keberhasilan pendidikan dan
pengajaran penting artinya mengingat peranannya sebagai upaya
memanusiakan atau membudayakan manusia.
3) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta
strategi pelaksanaannya. Kegagalan para siswa dalam hasil belajar yang
dicapai hendaknya tidak dipandang sebagai kekurangan pada diri siswa,
tetapi bisa disebabkan oleh program pengajaran yang diberikan kepadanya
atau kesalahan strategi dalam melaksanakan program tersebut.
4) Memberikan pertanggungjawaban dari pihak sekolah kepada pihak yang
berkepentingan. Pihak yang dimaksud meliputi pemerintah, masyarakat,
dan orang tua siswa. Untuk mempertanggungjawabkan hasil yang telah
dicapai, sekolah memberikan laporan berbagai kekuatan dan kelemahan
pelaksanaan sistem pendidikan dan pengajaran serta kendala yang
dihadapi.
Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
secara khusus adalah suatu perolehan suatu konsep, pemahaman, atau
pengetahuan yang akan memungkinkan terjadi perubahan sikap seseorang atau
peserta didik secara kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah ia menerima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
pengalaman belajar yang dapat dinyatakan dalam bentuk nilai. Baik buruknya
hasil belajar dapat dilihat dari hasil pengukuran yang berupa evaluasi. Selain
mengukur hasil belajar penilaian dapat juga ditunjukan kepada proses
pembelajaran, yaitu untuk mengetahui sejauh mana tingkat keterlibatan siswa
dalam proses pembelajaran. Semakin baik proses pembelajaran maka hasil belajar
yang diperoleh akan semakin tinggi sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan
sebelumnya.
D. Keterampilan Proses Sains
Usman dan Setiawati (1993, dalam Susanto, 2015: 9) mengemukakan bahwa
keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada
pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai
penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.
Keterampilan proses juga diartikan sebagai keseluruhan keterampilan ilmiah
yang terarah (baik kognitif maupun psikomotorik) yang dapat digunakan untuk
menemukan suatu konsep, prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang
telah ada sebelumnya, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu
penemuan (Indrawati,1999, dalam Trianto 2012: 144). Dari penjabaran mengenai
keterampilan proses dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses merupakan
keterampilan baik secara mental, fisik, dan sosial yang mengarah pada proses
ilmiah (kognitif dan psikomotorik) yang digunakan untuk menemukan suatu
konsep, prinsip atau teori yang telah ada sebelumnya dalam proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Ada empat alasan yang melandasi perlunya diterapkan pendekatan
keterampilan proses dalam kegiatan belajar mengajar (Semiawan, 1985: 14)
antara lain:
a. Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tak
mungkin lagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada
siswa.
b. Para ahli psikologi umumnya sependapat bahwa anak-anak mudah
memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan
contoh kongkret, contoh yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang
hadapi. Perkembangan pikiran (kognitif) sesungguhnya dilandasi oleh
gerakan dan perbuatan. Anak harus bergerak dan berbuat sesuatu terhadap
obyek yang nyata.
c. Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak, penemuannya bersifat
relatif. Suatu teori mungkin terbantah dan ditolak setelah orang mendapat
data baru yang mampu membuktikan kekeliruan teori yang dianut. Semua
konsep yang ditemukan melalui penyelidikan ilmiah masih tetap terbuka
untuk dipertanyakan, dipersoalkan, dan diperbaiki. Maka anak perlu dilatih
untuk selalu bertanya, berfikir kritis, dan mengusahakan kemungkinan-
kemungkinan jawaban terhadap satu masalah.
d. Dalam proses belajar mengajar, pengembangan konsep tidak dilepaskan
dari pengembangan sikap dan nilai dari diri anak didik. Karena itu,
pengembangan keterampilan memproseskan perolehan akan berperan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
sebagai wahana pengait antara pengembangan konsep dan pengembangan
sikap serta nilai.
Indrawati (1999, dalam Trianto 2012: 144) membagi keterampilan proses
menjadi dua tingkatan, yaitu keterampilan proses tingkat dasar (basic science
process skill) yang meliputi observasi, klasifikasi, komunikasi, pengukuran,
prediksi dan inferensi. Sedangkan keterampilan proses terpadu (intregated science
process skill) meliputi menentukan variabel, menyusun tabel data, menyusun
grafik, menginterprestasi data, memberi hubungan variabel, memproses data,
menganalisis penyelidikan, menyusun hipotesis, menentukan variabel secara
oprasional, merencanakan penyelidikan dan melakukan eksperimen.
1. Keterampilan proses tingkat dasar (basic science process skill) meliputi:
a. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah salah satu keterampilan ilmiah yang
mendasar. Mengobservasi atau mengamati tidak sama dengan melihat (Semiawan,
1985: 19). Dalam melakukan observasi digunakan semua indera, untuk melihat,
mendengar, merasa, mengecap, dan mencium. Observasi atau mengamati
memiliki dua sifat utama, yakni sifat kualitatif dan sifat kuantitatif (Dimyati dan
Mudjiono, 2006: 142). Mengamati bersifat kualitatif apabila dalam
pelaksanaannya hanya menggunakan panca indera untuk memperoleh informasi.
Sedangkan mengamati bersifat kuantitatif apabila dalam pelaksanaanya selain
menggunakan panca indra, juga menggunakan peralatan lain yang memberikan
informasi khusus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Menurut Trianto (2012: 144) ada beberapa perilaku yang dikerjakan siswa
pada saat melakukan observasi atau pengamatan
1) Penggunaan indera-indera tidak hanya penglihatan;
2) Pengorganisasian objek-objek menurut suatu sifat tertentu;
3) Pengidentifikasian banyak sifat;
4) Melakukan pengamatan kuantitatif;
5) Melakukan pengamatan kuantitatif.
b. Klasifikasi
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 142) mengklasifikasi merupakan
keterampilan proses untuk memilah berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-
sifat khususnya, sehingga didapat golongan atau kelompok sejenis dari objek yang
dimaksud. Dalam membuat klasifikasi, dituntut kecermatan anak dalam
mengamati.
Pengklasifikasian adalah pengelompokan objek-objek menurut sifat-sifat
tertentu (Trianto 2012: 145). Semakin tinggi tingkat pendidikan anak, semakin
rumit jenis klasifikasi yang dapat dilatih. Menurut Trianto (2012: 145) ada dua
perilaku siswa dalam melakukan kegiatan klasifikasi antara lain:
1) Pengidentifikasian suatu sifat umum
2) Memilah-milahkan dengan menggunakan dua sifat atau lebih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
c. Komunikasi
Menurut Semiawan (1987: 32) setiap ahli dituntut agar mampu
menyampaikan hasil penemuannya kepada orang lain. Komunikasi atau
pengkomunikasian adalah mengatakan apa yang ketahui dengan ucapan kata-kata,
tulisan, gambar, demonstrasi, atau grafik (Trianto, 2012: 145).
Menurut Trianto (2012: 146) ada beberapa perilaku yang dikerjakan siswa
pada saat melakukan komunikasi antara lain:
1) Pemaparan pengamatan dengan menggunakan kata yang sesuai
2) Pengembangan grafik atau gambar untuk menyajikan pengamatn dan
peragaan data
3) Perancangan poster atau diagram untuk menyajikan data untuk
menyakinkan orang lain.
d. Pengukuran
Pengukuran adalah penemuan ukuran dari suatu objek, objek tersebut
dibandingkan dengan suatu pengukuran (Trianto, 2012: 146). Keterampilan
mengukur sangat penting dalam kerja ilmiah. Proses ini digunakan untuk
melakukan pengamatan kuantitatif. Dasar dari pengukuran adalah pembanding
(Semiawan, 1985: 21). Semakin tinggi tingkat sekolah, pengukuran yang
didapatkan akan semakin rumit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
e. Inferensi
Inferensi atau kesimpulan sementara sering dilakukan oleh seorangilmuwan
dalam proses penelitian. Kesimpulan tersebut bukan merupakan kesimpulan akhir,
hanya merupakan kesimpulan sementara yang dapat diterima sampai pada saat ini
(Semiawan, 1985: 30).
f. Prediksi
Prediksi atau peramalan adalah pengajuan hasil-hasil yang mungkin
dihasilkan dari suatu percobaan (Trianto, 2012: 145). Prediksi dapat diartikan juga
sebagai membuat ramalan tentang segalah hal yang terjadi pada waktu mendatang,
berdasarkan perkiraan pada pola, hubungan antar fakta, konsep, dan prinsip dalam
ilmu pengetahuan (Dimyati & Mudjiono, 2006:144). Prediksi atau peramalan ini
ini didasarkan pada pengamatan dan inferensi sebelumnya. Prediksi merupakan
suatu pernyataan tentang pengamatan apa yang mungkin dijumpai di masa yang
akan datang. Beberapa perilaku siswa antara lain:
1) Penggunaan data dan pengamatan yang sesuai;
2) Penafsiran generalisasi tentang pola-pola;
3) Pengujian kebenaran dari prediksi atau ramalan yang sesuai.
2. Keterampilan proses terpadu (intregated science process skill)
Adapun keterampilan proses terpadu yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
a. Menentukan variabel
Variabel digunakan untuk memilih faktor yang mempengaruhi suatu
penelitian (Semiawan, 1985: 28). Dalam penyelidikan ilmiah para ilmuwan
sering mengendalikan variabel eksperimen atau penelitian (Semiawan,1985: 28).
Dalam suatu eksperimen, seluruh variabel harus dijaga tetap sama kecuali satu,
yaitu variabel manipulasi.
Dalam pengendalian variabel ada beberapa perilaku yang harus diperhatikan.
Menurut Trianto (2012: 147) beberpa perilaku tersebut antara lain:
1) Pengidentifikasian variabel yang mempengaruhi hasil;
2) Pengidentifikasian variabel yang diubah dalam percobaan;
3) Pengidentifikasian variabel yang dikontrol dalam suatu percobaan.
b. Meyusun tabel data
Keterampilan membuat tabel perlu diajarkan kepada siswa karena fungsinya
yang penting untuk menyajikan data yang diperlukan dalam penelitian (Dimyati &
Mudjiono, 2006:146).
c. Meyusun grafik
Keterampilan membuat grafik adalah kemampuan mengolah data untuk
disajikan dalam bentuk visualisasi garis atau bidang datar dengan variabel
termanipulasi pada sumbu datar dan variabel hasil pada sumbu vertikal (Dimyati
& Mudjiono, 2006:147). Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan
keterampilan membuat grafik diataranya adalah membaca data dalam tabel,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
membuat grafik garis, membuat grafik balok, dan membuat grafik bidang lain.
Keterampilan membuat grafik ini untuk memudahkan dan meningkatkan daya
tarik penyajian data.
d. Memberi hubungan variabel
Keterampilan mendeskripsikan hubungan antar variabel merupakan salah satu
kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap peneliti. Menurut Dimyati dan
Mudjiono (2006:147) keterampilan ini dapat diartikan sebagai kemampuan
mendeskripsikan hubungan antar variabel termanipulasi dengan variabel hasil.
Hubungan antar variabel ini perlu digambarkan karena merupakan inti penelitian
ilmiah (Singarimbun, 1986, dalam Dimyati & Mudjiono 2006:144).
e. Memproses data
Menurut Surakhmad (1978, dalam Dimyati & Mudjiono, 2006:148)
keterampilan mengolah data diperlukan untuk pengukuran dan pengujian
hipotesis. Keterampilan memproses data adalah kemampuan memperoleh
informasi/data dari orang atau sumber informasi lain dengan cara lisan, tertulis,
atau pengamatan dan mengkajinya secara kuantitatif atau kualitatif sebagai dasar
pengujian hipotesis atau penyimpulan (Dimyati & Mudjiono, 2006:148).
f. Menganalisa penyelidikan/penelitian
Untuk menjadi seorang ilmuwan, keterampilan menganalisis penelitian sangat
diperlukan oleh setiap calon ilmuwan yakni siswa. Keterampilan menganalisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
penelitian merupakan kemampuan menelaah laporan penelitian untuk
meningkatkan pengenalan terhadap unsur-unsur penelitian (Dimyati & Mudjiono,
2006:148).
g. Menyusun / merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasaan untuk menerangkan suatu
kejadian atau pengamatan tertentu (Semiawan, 1985:24). Menyusun/ merumuskan
hipotesis adalah merumuskan dugaan yang masuk akal yang akan dapat diuji
tentang bagaimana atau mengapa sesuatu terjadi (Trianto, 2012: 147). Perumusan
hipotesa ini berdasarkan pengamatan dan inferensi. Dalam kerja ilmiah, seorang
ilmuwan biasanya membuat hipotesis yang kemudian diuji melalui eksperimen.
Keterampilan menyusun hipotesis menghasilkan rumusan dalam bentuk kalimat
pertanyaan (Dimyati & Mudjiono, 2006:149).
Menurut Trianto (2012: 147) ada beberapa perilaku yang dikerjakan siswa
pada saat merumuskan hipotesis antara lain:
1) Perumusan hipotesis berdasarkan pengamatan dan inferensi;
2) Merancang cara-cara untuk menguji hipotesis;
3) Merevisi hipotesis apabila data tidak mendukung hipotesis tersebut.
h. Menentukan variabel secara oprasional
Variabel secara oprasional adalah perumusan suatu definisi berdasarkan pada
apa yang dilakukan atau apa yang diamati. Suatu definisi oprasional mengatakan
bagaimana sesuatu tindakan atau kejadian berlangsung, bukan apakah tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
atau kejadian itu (Trianto, 2012: 147). Beberapa perilaku siswa yang dapat
dilakukan adalah:
1) Memaparkan pengalaman-pengalaman dengan menggunakan objek-
objek konkret;
2) Mengatakan apa yang diperbuat objek-objek tersebut;
3) Memaparkan perubahan atau pengukuran selama suatu kejadian.
i. Merencanakan penyelidikan
Penyelidikan atau penelitian tidak lain adalah usaha menguji atau mengetes
melalui penyelidikan praktis (Semiawan, 1985: 26). Perencanaan penyelidikan ini
diperlukan alam kegiatan ilmiah karena untuk melakukan suatu percobaan atau
penelitian dibutuhkan perencaan yang matang. Karena tanpa rencana bisa terjadi
pemborosan waktu, tenaga, dan biaya serta hasilnya mungkin tidak sesuai dengan
yang diharapkan.
j. Melakukan eksperimen.
Melalukan eksperimen adalah pengujian dari hipotesisi atau prediksi (Trianto,
2012:146). Menurut Dimyati & Mudjiono (2006:150) bereksperimen merupakan
keterampilan mengadakan pengujian terhadap ide-ide yang bersumber dari fakta,
konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan sehingga dapat diperoleh informasi yang
menerima atau menolak ide-ide itu.
Kemampuan atau keterampilan ini justru berproses dalam kerja ilmiah.
Keterampilan-keterampilan itu pada dasarnya dimiliki oleh anak-anak meskipun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
dalam wujud potensi atau kemampuan yang belum terbentuk secara jelas,
kemampuan yang masih sederhana, kemampuan yang masih perlu dirangsang
agar mampu menampilkan diri (Semiawan, 1985: 18).
Dengan mengembangkan keterampilan memproseskan perolehan, anak akan
mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta
menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Dengan
demikian keterampilan proses menjadi sebuah roda penggerak penemuan dan
pengembangan fakta dan konsep serta penumbuhan dan pengembangan sikap dan
nilai atau tindakan dalam proses belajar mengajar. Seperti ini akan menciptakan
kondisi cara belajar siswa aktif (Semiawan, 1985: 18).
3. Keterampilan Proses dalam IPA
Trianto (2012: 148) mengemukakan bahwa keterampilan proses perlu
dilatihkan atau dikembangkan dalam pembelajaran IPA karena keterampilan
proses mempunyai peran-peran sebagai berikut:
a. Membantu siswa belajar mengembangkan pikirannya.
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan.
c. Meningkatkan daya ingat.
d. Memberi kepuasan intrinsik bila anak telah berhasil melakukan sesuatu.
e. Membantu siswa mempelajari konsep-konsep sains.
Dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan proses IPA, anak akan
mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta
menumbuhkan dan mengembangkan sikap nilai yang dituntut. Selain itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Muhammad (2003, dalam Trianto, 2012: 150) mengemukakan beberapa tujuan
melatihakan keterampilan proses pada pembelajarana IPA, diantarannya sebagai
berikut:
a. Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, karena dalam melatihkan
ini siswa dipacu untuk berpartisupasi secara aktif dan efisien dalam
belajar.
b. Menuntaskan hasil belajar siswa secara serentak, baik keterampilan
produk, proses maupun keterampilan kinerjannya.
c. Menemukan dan membangun sendiri konsepsi serta dapat
mendefinisikan swecara benar untuk mencegak terjadinya miskonsepsi.
Untuk lebih memperdalam konsep, pengertian, dan fakta yang
dipelajarinya
E. Perubahan Wujud Zat
Kalor dapat mengubah wujud zat. Misalnya es (zat padat) yang dipanaskan
(diberi kalor) akan berubah wujudnya menjadi air (zat cair). Demikian pula
sebaliknya air (zat cair) yang didinginkan akan berubah wujud menjadi es. Pada
gambar 2.1 ditunjukan diagram perubahan wujud zat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Gambar 2.1 Diagram perubahan wujud zat.
Melebur perubahan wujud dari padat ke cair
Membeku perubahan wujud dari cair menjadi padat
Menguap perubahan wujud dari cair ke gas
Mengembun perubahan wujud dari gas menjadi cair
Menyublim perubahan wujud dari padat menjadi gas
Menghablur / deposisi perubahan wujud dari gas ke padat
1. Kalor Laten
Kalor laten adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh 1 kg zat untuk
mengubah wujud zat itu. Disebut kalor laten (laten artinya tersembunyi) karena
pemberian kalor ini pada suatu zat tidak tampak sebagai kenaikan suhu.
a) Kalor laten lebur dan beku
Kalor laten lebur atau kalor lebur adalah banyaknya kalor yang diserap untuk
mengubah 1 kg zat dari wujud padat menjadi cair pada titik leburnya.
Kalor laten beku atau kalor beku adalah banyaknya kalor yang dilepaskan
untuk mengubah 1 kg zat dari wujud cair menjadi padat pada titik bekunya. Kalor
lebur sama dengan kalor beku dan titik lebur sama dengan titik beku.
Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud benda disebut kalor laten.
Kalor beku sama dengan kalor lebur (Hf). Kalor laten lebur (Hf) adalah banyaknya
kalor yang diperlukan oleh m kg zat untuk melebur adalah Q joule.
Hf = Q / m atau Q = m.Hf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Dengan Q = kalor,
m = massa zat
Hf = kalor lebur
b) Kalor laten didih dan embun
Kalor laten didih atau kalor didih adalah banyaknya kalor yang diserap untuk
mengubah 1 kg zat dari wujud cair menjadi uap pada titik didihnya. Kalor didih
juga disebut kalor uap.
Kalor laten embun atau kalor embun adalah banyaknya kalor yang dilepaskan
untuk mengubah 1 kg zat dari wujud uap menjadi cair pada titik embunnya. Kalor
didih sama dengan kalor embun dan titik didih sama dengan titik embun.
Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud benda disebut kalor laten.
Kalor embun sama dengan kalor didih (Hv). Kalor didih (Hv) adalah banyaknya
kalor yang diperlukan untuk mengubah 1 kg zat dari air ke gas. Besarnya sama
dengan
Hv = Q / m atau Q = m.Hv
Dengan Q = kalor,
m = massa zat
Hv= kalor didih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Tabel 2.1 Kalor Lebur dan Kalor Didih Beberapa Zat. No Zat Titik
lebur
(˚C)
Kalor lebur
(J/kg)
Titik didih
(˚C)
Kalor didih
(J/kg)
1 Alkohol -144 1,05 x 105
78 8,54 x 105
2 Tembaga 1083 1,34x 105
1187 5,07 x 106
3 Timah 330 2,50 x 104
1170 8,70 x 105
4 Merkuri -39 1,20 x 104 358 2,97 x 10
5
5 Perak 961 8,80 x 104 2193 2,33 x 10
6
6 Air 0 2,50 x 104 100 2,26 x 10
6
2. Grafik Suhu Terhadap Waktu
Gambar grafik suhu terhadap waktu untuk es yang dipanaskan sampai menjadi
uap air. Gambar di atas menunjukan grafik suhu-waktu ketika sejumlah massa
tertentu es yang bersuhu dibawah 0˚C dipanaskan (diberi kalor). Suhu naik (dari a
ke b) sampai pada titik lebur es 0˚C dicapai. Antara a dan b berwujud padat (es).
Kemudian ketika kalor ditambahkan (dari b ke c), suhu tetap sampai semua es
melebur menjadi air. Antara b dan c berwujud padat (es) dan cair (air). Kemudian
suhu air dinaikan (dari c ke d) sampai titik didih 100˚C. Antara c dan d terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
wujud cair (air). Pada titik didih (dari d ke e) kembali suhu tetap walau kalor terus
ditambahkan sampai semua air mendidih menjadi uap air (gas). Antara d dan e
terdapat wujud cair (air) dan gas (uap air).
Peneliti menggunakan buku Physics For Senior High School Year X
(Purwoko dan Fendi, 2009:198), Physics For Senior High School Second
Semester Grade X (Kanginan, 2010:165) dan Pengantar Termofisika (Suparno,
2009: 48)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif adalah
desain penelitian yang menggunakan data berupa skor atau angka, lalu
menggunakan analisis dengan statistik. Sedangkan penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bersifat deskriptif, data yang dikumpulkan dalam bentuk kata-
kata, gambar, dan keadaan (Suparno, 2007: 136-154).
Penelitian ini disebut kuantitatif karena data yang diperoleh untuk mengukur
keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa dalam bentuk skor yang
dianalisa secara statistik. Sedangkan penelitian ini dikatakan kualitatif karena
peneliti menjelaskan gambaran keterampilan proses sains siswa selama penelitian
secara deskriptif, dan data yang diperoleh dianalisa secara kualitatif. Penelitian
kualitatif ini bermanfaat untuk memperkuat data kuantitatif mengenai
keterampilan proses sains siswa.
Penelitian ini menggunakan treatmen metode eksperimen terbimbing.
Sedangkan desain penelitian ini menggunakan pretest and posttest control group.
Pretest and posttest control group adalah desain penelitian yang terdiri dari dua
kelompok, yaitu kelompok treatmen dan kelompok kontrol. Kelompok yang
pertama adalah kelompok treatmen yaitu kelompok yang menerima treatmen
sedangkan kelompok kedua adalah kelompok kontrol. Kelompok kontrol
merupakan kelompok yang dibantu belajar lewat metode ceramah. kelompok
kontrol ini sangat penting untuk melihat apakah treatmen yang dilakukan berhasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
lebih baik atau tidak.
Kedua kelompok tersebut akan diberi pre-test dan post-test. Pre-test
digunakan untuk mengukur keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa
sebelum diberikan treatmen. Pre-test juga digunakan untuk mengetahui apakah
kedua kelompok itu memiliki karakter yang sama atau beda. Sedangkan post-test
digunakan untuk mengukur keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa
setelah diberikan treatmen. Desain penelitian yang digunakan dapat dilihat pada
tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Pre-test and Post-test Control Group
Treatment Group O1 X1 O1’
Control Group O2 X2 O2’
Keterangan:
O1 : Pre-test kelas treatmen (Kelas X.2)
X1 : Pembelajaran dengan metode eksperimen (Kelas X.2)
O1’
: Post-test kelas treatmen (Kelas X.2)
O2 : Pre-test kelas kontrol (Kelas X.1)
X2 : Pembelajaran dengan metode ceramah (Kelas X.1)
O2’
: Post-test kelas kontrol (Kelas X.1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi SMA Stella Duce Bantul kelas X.1
dan kelas X.2 yang terdiri dari 53 orang. Kelas X.1 terdiri dari 27 siswa: 15 siswi
dan 12 siswa. Kelas X.1 akan digunakan sebagai kelas kontrol. Sedangkan kelas
X.2 terdiri dari 26 orang: 13 siswa dan 13 siswi, akan digunakan sebagai kelas
eksperimen.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Sella Duce Bantul, Ganjuran,
Sumbermulyo, Bambanglipuro, Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2016 di SMA Sella Duce
Bantul, Ganjuran, Sumbermulyo, Bambanglipuro, Yogyakarta.
D. Treatmen
Treatmen adalah perlakuan peneliti kepada subyek yang mau diteliti agar
nantinya mendapatkan data yang diinginkan (Suparno, 2007: 51). Treatmen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen terbimbing. Pada kelas X.2
diberikan metode pembelajaran dengan eksperimen. Sedangkan pada kelas X.1
sebagai kelas kontrol diberikan metode pembelajaran dengan ceramah
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
1. Kelas Eksperimen
Pada kelas X2 pembelajaran dengan menggunakan eksperimen terbimbing.
Treatmen dengan metode pembelajaran eksperimen terbimbing diberikan
sebanyak satu kali. Secara singkat proses pembelajarannya sebagai berikut:
a. Guru membantu siswa membentuk kelompok.
b. Siswa dipandu dengan LKS dan didampingi guru untuk membuat
rancangan percobaan. LKS dapat dilihat pada no 4.
c. Siswa melakukan percobaan perubahan wujud dengan didampingi guru.
d. Siswa diminta membuat laporan.
2. Kelas Ceramah (Kontrol)
Pada kelas X.1 atau kelas kontrol, pembelajaran dengan metode ceramah
diberikan sebanyak 1 kali pembelajaran. Secara singkat proses pembelajarannya
sebagai berikut:
a. Peserta didik diajak mengamati gambar air yang direbus secara terus
menerus.
b. Guru bertanya kepada siswa apa yang terjadi pada peristiwa tersebut.
c. Guru bertanya kepada siswa apa yang terjadi pada air yang dimasukan ke
dalam freezer.
d. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok (teman sebangku) untuk
mendiskusikan mengenai perubahan wujud.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
e. Siswa bersama guru membahas bersama-sama mengenai perubahan wujud
dan siswa diminta memberikan contoh dari masing-masing perubahan
wujud.
f. Guru meminta siswa memberi contoh peristiwa penyerapan dan pelepasan
kalor.
g. Guru menjelaskan tentang kalor laten peleburan dan kalor laten
penguapan.
h. Guru memberi contoh soal mengenai kalor.
i. Siswa diminta mengerjakan contoh soal yang diberikan secara
berkelompok, dan guru meminta siswa mengerjakan di papan tulis untuk
dibahas bersama.
j. Guru memberi tugas rumah.
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan panduan langkah-
langkah yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. RPP disusun
dalam pembelajaran yang akan dilakukan selama pengambilan data penelitian.
Materi RPP mengenai perubahan wujud yang dibuat sesuai kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP). RPP untuk kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran 3,
sedangkan RPP untuk kelas eksperimen dapat dilihat pada lampiran 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
4. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Pada saat melakukan percobaan mengenai perubahan wujud untuk kelas
eksperimen, peserta didik diberi LKS (Lembar Kerja Siswa). LKS ini untuk
membantu siswa dalam melakukan percobaan. Jika siswa menemukan cara lain
untuk melakukan percobaan, hal tersebut diperkenankan. Secara lengkap LKS
siswa dapat dilihat pada lampiran 5. LKS ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang
diharapkan dapat membantu siswa dalam melakukan percobaan. Beberapa
pertanyaan panduan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Sebutkan alat dan bahan yang dapat kamu gunakan untuk melakukan
percobaan!
b. Buatlah prosedur percobaan!
c. Peristiwa apa yang akan terjadi pada percobaan yang kamu lakukan?
d. Sebutkanlah yang menjadi variabel bebas dan variabel terkontrol pada
percobaanmu!
e. Buatlah tabel data untuk percobaan mu!
f. Lakukanlah percobaan sesuai dengan prosedur percobaan yang telah
dibuat!
E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian (Suparno, 2007: 56). Bentuknya dapat berupa: tes tertulis, angket,
wawancara, dokumentasi dan observasi. Instrumen penelitian yang digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
dalam penelitian ini terdiri dari: tes tertulis (Pre-test dan Post-test), observasi dan
laporan percobaan.
1. Tes Tertulis
Tes tertulis yang digunakan peneliti merupakan bentuk tes esai yang dibuat
sendiri oleh peneliti. Soal tes dapat dilihat pada lampiran 6. Tes esai tersebut
berbentuk pertanyaan dengan jawaban bebas, sehingga siswa dapat bebas
mengungkapkan gagasannya, sehingga dari tes tersebut dapat diketahui sejauh
mana siswa memahami persoalan. Tes tertulis ini divalidasi oleh Guru. Hasil
validasi dapat dilihat pada lampiran 7. Tes tertulis ini terbagi menjadi dua yaitu:
a. Pre-test
Pre-tes merupakan suatu bentuk pertanyaan yang diberikan peneliti kepada
siswa sebelum memulai suatu pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimanakah kemampuan awal siswa mengenai materi yang
akan disampaikan.
b. Post-test.
Post-test merupakan bentuk pertanyaan yang diberikan setelah materi
disampaikan. Pemberian post-test dimaksudkan untuk mengetahui apakah
siswa sudah mengerti dan memahami materi yang sudah disampaikan.
Manfaat dari post-test adalah untuk memperoleh gambaran tentang
kemampuan yang dicapai setelah penyampaian materi.
Pre-test dan post-test terbagi menjadi dua. Soal untuk menguji keterampilan
proses sains yang akan diberikan khusus pada kelas eksperimen dan soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
pengetahuan siswa tentang perubahan wujud yang akan diberikan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Panduan penskoran serta lembar jawaban pre-test
dan post-test dapat dilihat pada lampiran 8 dan 9. Isi dari soal untuk pre-test ini
sama dengan isi dari soal pada post-test. Pada tabel 3.2 dan tabel 3,3 disajikan
kisi-kisi pembuatan tes untuk hasil belajar dan keterampilan proses.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Pengetahuan Tentang Perubahan Wujud Zat No Pengetahuan
tentang
perubahan
wujud zat
Indikator
soal hasil
belajar
Butir soal test Item
Soal
No
Soal
Skor
1. Peristiwa
pelepasan
dan
penerimaan
kalor
Dapat
memeberikan
contoh peristiwa
pelepasan kalor
dan penerimaan
kalor
Berikan 1 contoh
peristiwa mengenai;
a. Pelepasan kalor
dalam kehidupan
sehari-hari!
b. Penerimaan
kalor dalam
kehidupan
sehari-hari!
1 1 20
2. Perbedaan
suhu dan
kalor
Dapat
menjelaskan
pengertian suhu
dan kalor
Jelaskan pengertian
a. Suhu
b. Kalor
1 2 10
3. Macam-
macam
perubahan
wujud
Dapat
menjelaskan
pengertian
perubahan
wujud
(menyublim,me
nguap,mengemb
un dan
Jelaskan pengertian
perubahan wujud zat
berikut ini
a. Menyublim
b. Menguap
c. Mengembun
d. Membeku
1 3 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
membeku)
4. Grafik
perubahan
wujud
Dapat
menggambarkan
grafik tahap-
tahap perubahan
wujud es dari
padat,cair
sampai menguap
Gambarkanlah grafik
tahap-tahap
perubahan wujud
(padat-cair-uap)!
1 4 10
5. Analisis
perubahan
wujud
Dapat
menghitung
kalor yang
dibutuhkan
untuk
melakukan
perubahan
wujud
Hitunglah kalor yang
dibutuhkan untuk
megubah 1 gram es
yang suhunya -5 oC
menjadi 1 gram uap
dengan suhu 150 oC.
diketahui kalor jenis
es adalah 0,5 kal/ g.
oC, kalor didih air
540 kal/ g, kalor
lebur es 80 kal/g, dan
kalor jenis air 1 kal/
g. oC
1 5 40
Tabel 3.3 Kisi-kisi tes keterampilan proses tentang perubahan wujud
No Keterampilan
Proses Sains
Indikator soal
keterampilan
proses sains
Butir soal test Item
Soal
No
soal
Skor
1. Membuat
hipotesis
Dapat
membuat
hipotesis
berdasarkan
masalah yang
Saya sedang melakukan
percobaan, dengan cara
meletakan mentega di
atas sendok, kemudian
sendok diletakan di atas
1 1 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
diajukan lilin. Dari percobaan di
atas, hipotesis (dugaan)
apa yang dapat kamu
ajukan!
2. Merancang
eksperimen
dan
Menentukan
variabel
Dapat
mendeskripsik
an rancangan
percobaan
yang sesuai
dan dapat
menentukan
yang menjadi
variabel terikat
dan variabel
bebas
Saya ingin menyelidiki
pengaruh lamanya
waktu pemanasan
terhadap kenaikan suhu.
a. Buatlah rancangan
percobaan
berdasarkan masalah
yang dihadapi
tersebut!
b. Tentukanlah
variabel terikat dan
variabel bebas dari
rancangan
percobaan yang
kamu buat!
1 2 20
3. Membuat
grafik
Membuat
grafik
berdasarkan
data yang
sudah
diperoleh
Saya mempelajari
pengaruh waktu
terhadap suhu. Saya
memperoleh data
sebagai berikut:
N
o
Waktu
(menit)
Suhu
(oC)
1 5 0
2 10 4
3 15 16
4 20 32
5 25 40
6 30 60
7 35 72
1 3
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
2. Observasi
Observasi atau pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap
sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera (Suparno, 2007: 63).
Observasi dilakukan oleh peneliti dan dibantu asisten selama pembelajaran di
kelas eksperimen berlangsung. Data hasil observasi digunakan sebagai data
Buatlah grafik
berdasarkan data diatas!
4. Menganalisa
penyelidikan
Menjelaskan
sebuah
kejadian
melalui
analisis yang
sesuai dengan
permasalahn.
Alex ingin mengukur
jumlah kalor yang bisa
dihasilkan oleh nyala api
dalam waktu tertentu.
Sebuah alat pembakar
atau Bunsen akan
digunakan untuk
memanaskan sebuah
beker glass yang berisi 1
liter air dingin selama
10 menit. Bagaimana
cara Alex akan
mengukur jumlah kalor
yang dihasilkan oleh
nyala api tersebut?
1 4 20
5. Menganalisa
penyelidikan
Menjelaskan
peristiwa
penguapan
Sebanyak 50 ml air
dipanaskan, setelah
selang waktu 30 menit
yang terjadi pada air
tesebut adalah…...
Jelaskan proses yang
dialami pada air tesebut!
2 5 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
deskriptif untuk memberi gambaran tentang keterampilan proses sains siswa pada
saat melakukan percobaan. Lembar observasi dapat dilihat pada lampiran 10.
Adapun kegiatan yang dilakukan observan pada saat mengobservasi siswa adalah
sebagai berikut:
a. Observan berada di dekat kelompok.
b. Observan mengamati kegiatan siswa dan memberi tanda (√) cek list sesuai
dengan indikator penelitian yang muncul dalam kegiatan percobaan.
c. Observan diperkenankan bertanya seputar percobaan perubahan wujud
kepada siswa.
d. Observan mengamati siswa pada saat membuat perencanaan sampai pada
melakukan percobaan dan mencatat pada lembar yang telah ditentukan.
3. Laporan Percobaan
Laporan hasil percobaan merupakan laporan yang dibuat pada kelas
eksperimen setelah melakukan percobaan. Data hasil laporan siswa ini akan
digunakan untuk melihat beberapa aspek mengenai keterampilan proses sains
siswa. Panduan penskoran dan lembar jawaban laporan dapat dilihat pada
lampiran 11.
F. Metode Analisis Data
Data yang telah diperoleh melalui observasi dianalisis secara kualitatif. Data
tes tertulis (pre-test dan post-test), laporan percobaan akan dianalisis secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
kuantitatif. Jawaban siswa tersebut diskor dan diklasifikasi. Pengklasifikasian
dapat dilihat pada tabel 3.4
Tabel 3.4 Klasifikasi Tingkat Penguasaan Hasil Belajar dan
Keterampilan Proses
Rata - rata nilai benar Klasifikasi
81-100 Sangat Baik
61-80 Baik
41-60 Cukup
21-40 Kurang
0-20 Sangat Kurang
Penskoran terhadap hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa dalam
mengerjakan soal pre-test dan post-test dilakukan dengan membuat skala skor.
Skor hasil belajar siswa yaitu jumlah skor setiap siswa dibagi jumlah skor
maksimal dikali seratus, begitu juga untuk skor tes keterampilan proses sains
Skor hasil belajar siswa=
x 100 %
Soal pre-test dan post-test akan diberikan skor untuk jawaban siswa atas
pertanyaan yang diajukan. Penskoran pre-test dan post-test didasarkan pada
panduan penskoran. Untuk melihat apakah hasil pre-test dan post-test benar
memiliki perbedaan diuji dengan uji T-independent. Untuk mengukur apakah ada
peningkatan hasil belajar dan keterampilan proses sains dilihat dari peningkatan
hasil pre-test dibandingkan dengan post-test diuji T-dependent. Perhitungan uji-T
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
menggunakan bantuan SPSS. Data akan dianalisa melalui beberapa tahap dibawah
ini:
1. Untuk mengetahui apakah metode ceramah dan metode eksperimen dapat
meningkatkan hasil belajar, maka digunakan uji T dengan tingkat signifikan
0,05, diantaranya yaitu:
a. Uji T-Independent untuk pre-test kelas kontrol dan kelas eksperimen
(kelas X.1 dan X.2). Analisa ini untuk melihat pemahaman awal kedua
kelas tersebut sama atau berbeda.
b. Uji T dependent untuk membandingkan pre-test dan pos-test untuk kelas
kontrol (X.1), apakah ada peningkatan.
c. Uji T dependent untuk membandingkan Pre-test dan pos-test untuk kelas
eksperimen ( X.2), apakah ada peningkatan.
d. Uji T independent untuk membandingkan post-test untuk kelas kontrol
dan kelas eksperimen (X.1 dan X.2), apakah sama atau berbeda.
2. Untuk mengetahui apakah metode eksperimen dapat meningkatkan
keterampilan proses sains, maka digunakan uji T dengan tingkat signifikan
0,05, diantaranya yaitu:
a. Uji T-Dependent untuk membandingkan Pre-test dan pos-test untuk
kelas eksperimen ( X.2), apakah sama atau berbeda.
b. Keterampilan proses sains juga dianalisa dari hasil observasi
(pengamatan). Data observasi ini akan dianalisa secara deskripsi, sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
data untuk menjelaskan keterampilan siswa pada saat melakukan
percobaan.
c. Keterampilan proses sains juga dianalisa dari hasil laporan percobaan.
Data dari hasil laporan ini akan diskor dan akan dikelompokan
berdasarkan aspek-aspek keterampilan proses sains.
3. Analisa Data Menggunakan SPSS
a. Pre-test dan pre-test
Untuk mengetahui pengetahuan awal dari kedua kelas, maka pre-test kedua
kelas dibandingkan menggunakan uji T independent. Persamaan umum uji-T
kelompok independen adalah sebagai berikut:
tobs =
Keterangan :
n1 = jumlah anggota kelompok 1
n2 = jumlah anggota kelompok 2
= nilai rata-rata kelompok 1
= nilai rata-rata kelompok 2
1 = standar devisi kelompok 1
2 = standar deviasi kelompok 2
Bila p > α maka signifikan, dengan α= 0,05. P merupakan nilai
probabilitas yang dilihat dari SPSS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
b. Pre-test dan post-test (hasil belajar dan keterampilan proses sains)
Untuk melihat peningkatan hasil belajar serta keterampilan proses sains (kelas
kontrol dan eksperimen) maka hasil pre-test dan post-test dari masing-masing
kelas dibandingkan dengan menggunakan uji T dependen Persamaan umum uji-T
kelompok dependen adalah sebagai berikut:
Dimana : X1 = nilai pretest
X2 = nilai posttest
D = perbedaan nilai (X1 - X2 )
N = jumlah pasangan
Bila p > α maka signifikan, dengan α= 0,05. P merupakan nilai probabilitas
yang dilihat dari SPSS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
BAB IV
DATA DAN ANALISA DATA
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan pada siswa SMA Stella Duce Bantul kelas X. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2016. Pada saat pengambilan
data untuk kelas eksperimen, peneliti dibantu lima mahasiswa. Lima orang
tersebut berperan sebagai observan untuk mengamati keterampilan proses sains
siswa pada saat melakukan percobaan. Sedangkan untuk kelas kontrol peneliti
dibantu oleh satu mahasiswi untuk membantu mengambil gambar pada saat
pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan penelitian dilakukan beberapa kali
pertemuan. Kegiatan selama penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1 seperti
berikut:
Tabel 4.1 Kegiatan Yang Dilakukan Selama Penelitian No Hari/Tanggal Kegiatan
1. Selasa, 1 Maret 2016 Peneliti melakukan perkenalan dan memberikan soal
pre-test kepada siswa kelas X.1 dan kelas X.2
2. Senin, 21 Maret 2016 Peneliti memberi pengatar tentang materi suhu dan
kalor untuk kelas X.1
3. Selasa, 22 Maret 2016 Peneliti memberi pengatar tentang materi suhu dan
kalor untuk kelas X.2
4. Selasa, 29 Maret 2016 Peneliti melakukan pengajaran dengan
menggunakan metode eksperimen untuk kelas
X.2
Peneliti melakukan pengajaran perubahan wujud
zat untuk kelas kontrol (X.1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
5. Senin, 25 April 2016 Peneliti memberikan soal post-test kepada siswa
kelas X.1
6. Selasa, 26 April 2016 Peneliti memberikan soal post-test kepada siswa
kelas X.2
1. Pelaksanaan Penelitian Hari Selasa, 1 Maret 2016 (Pertemuan 1, kelas
X.1 dan kelas X.2)
Sebelum memberikan soal pre-test kepada siswa kelas X.2 peneliti
berkenalan terlebih dahulu. Setelah berkenalan peneliti memberi tahu bahwa
siswa-siswi diminta untuk mengisi soal pre-test. Soal pre-test yang diberikan ada
dua jenis yaitu soal pre-test untuk menguji kemampuan awal dan soal pre-test
untuk menguji keterampilan proses sains siswa. Beberapa siswa mengeluhkan
dengan adanya soal pre-test ini. Kemudian peneliti membagikan soal pre-test pada
siswa. Setelah siswa selesai mengerjakan soal pre-test siswa diminta untuk
mengumpulkannya kembali.
Pada jam pelajaran berikutnya peneliti masuk ke kelas X.1 untuk memberikan
soal pre-test. Sebelum memberi soal pre-test peneliti berkenalan terlebih dahulu.
Kemudian peneliti memberikan soal pre-test. Pengambilan data pre-test dari
seluruh siswa kelas X.1 yang berjumlah 27 siswa dan kelas X.2 yang berjumlah
26 siswa. Saat mengerjakan soal pre-test banyak siswa baik kelas X.1 maupun
kelas X.2 mengeluh bahwa soalnya susah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
2. Pelaksaan Penelitian Hari Senin dan Selasa, 21-22 Maret 2016
(Pertemuan 2, kelas X.1 dan kelas X.2)
Pada pertemuan kedua untuk kelas X.1 (kontrol) dan kelas X.2 (eksperimen)
peneliti menjelaskan tentang suhu dan kalor dengan metode pembelajaran yang
sama yaitu ceramah dan percobaan sederhana. Diawal pembelajaran peneliti
memberi pertanyaan kepada siswa apa yang siswa ketahui tentang suhu dan kalor,
kemudian peniliti memberikan gambar animasi yang berhubungan dengan suhu
dan kalor. Peneliti bersama siswa menyimpulkan pengertian suhu dan kalor.
Kemudian peneliti menjelaskan mengenai sifat termometrik zat dan konversi
suhu.
Selanjutnya peneliti membagi siswa dalam kelompok (4 siswa) dan setiap
kelompok diberi termometer. Peneliti memberi tugas kepada setiap kelompok
untuk melakukan pengukuran, minimal 4 zat yang harus diukur. Kemudian siswa
diminta untuk melakukan konversi dari hasil pengukuran ke Kelvin, Reamur, dan
Kelvin. Setelah selesai mengerjakan tugas dalam kelompok beberapa siswa
diminta untuk menuliskan jawabannya di papan tulis dan dibahas bersama.
Kemudian peneliti melanjutkan penjelasan mengenai kalor jenis dan kapasitas
kalor. Pada akhir pembelajaran peneliti menanyakan kembali apa saja yang sudah
dipelajari. Peneliti mengingatkan siswa membaca materi sebagai persiapan
pertemuan selanjutnya. Untuk kelas X.2 peneliti member tambahan yaitu
pembagian jadwal eksperimen untuk pertemuan berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
3. Pelaksanaan Penelitian Hari Selasa, 29 Maret 2016
a. Pertemuan ke 3 untuk Kelas Kontrol (X.1)
Pada awal pertemuan peneliti mengabsen siswa terlebih dahulu kemudian
peneliti menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Pada awal
pembelajaran diajukan beberapa pertanyaan mengenai ‘suatu peristiwa perubahan
wujud’ yang ditayangkan di layar, kemudian siswa diminta untuk
mengidentifikasi perubahan wujud apa yang dialami di setiap peristiwa yang
ditayangkan. Selanjutnya peneliti menjelaskan mengenai perubahan wujud dan
grafik dari perubahan wujud itu. Peneliti meminta siswa untuk mencari contoh
dari masing-masing perubahan wujud.
Lebih lanjut peneliti menjelaskan materi tentang kalor laten. Beberapa siswa
belum tahu bahkan belum pernah mendengar mengenai kalor laten. Selanjutnya
peneliti menjelaskan mengenai kalor lebur dan kalor uap dengan power point.
Peneliti memberi kesempatan kepada siswa yang ingin bertanya. Ada salah satu
siswa menanyakan kembali mengenai kalor laten, kemudian peneliti melemparkan
kembali pertanyaan kepada siswa lain yang ingin menjawabnya. Kemudian
peneliti menjelaskan kembali disertai contoh pengertian dari kalor laten.
Sebelum pembelajaran berakhir siswa diberi contoh soal yang berhubungan
dengan kalor yang dibutuhkan untuk merubah suatu zat. Kemudian siswa yang
bisa menjawab diminta menuliskan di papan tulis dan dibahas bersama. Sebelum
pembelajaran berakhir peneliti memberikan beberapa soal untuk latihan di rumah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
b. Pertemuan ke 3 untuk Kelas Eksperimen (X.2)
Pada awal pertemuan peneliti bersama siswa berdoa terlebih dahulu. Setelah
doa selesai peneliti mengabsen dan dilanjutkan memperkenalkan 5 mahasiswa
yang akan membantu pada pelaksanaan eksperimen. Peneliti membagikan Lembar
Kerja Siswa (LKS) dan sedikit memberi penjelasan mengenai LKS yang diberikan
tersebut. Setelah itu peneliti memberi kesempatan kepada siswa yang ingin
bertanya. Karena tidak ada pertanyaaan, siswa, observan, dan peneliti menuju
laboratorium.
Di laboratorium peneliti meminta siswa untuk mengisi panduan pertanyaan
yang ada di LKS. Setelah selesai mengisi beberapa pertanyaan pemandu,
kemudian siswa diperkenakan melakukan percobaan. Selama percobaan
berlangsung tidak sedikit siswa yang bertanya kepada observan. Tampak siswa
aktif pada saat melakukan percobaan, namun ada beberapa siswa yang kurang
aktif. Beberapa siswa juga terlihat bermain-main dengan es.
Pada saat siswa melakukan percobaan, observan melakukan pengamatan
terhadap siswa dengan lembar observasi yang sudah diberikan. Setiap kelompok
(5-6 siswa) didampingi atau diamati oleh 1 observan. Percobaan ini terdiri dari 5
kelompok. Sesekali peneliti mendatangi setiap kelompok dan mengajukan
pertanyaan yang berkaitan dengan percobaan. Setelah siswa selesai melakukan
percobaan, siswa diminta untuk membereskan alat dan bahan yang telah
digunakan. siswa diingatkan untuk membuat laporan yang dibantu dengan
panduan pertanyaan. Diakhir pembelajaran peneliti memberikan contoh soal
mengenai kalor untuk bahan latihan dirumah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
4. Pelaksanaan Penelitian Hari Senin, 25 April 2016 (Pertemuan ke 4 kelas
X.1)
Pada awal pertemuan peneliti menyapa siswa dan menanyakan kesiapan
untuk melakukan post-test. Mereka dengan kompak menjawab tidak. Kemudian
peneliti memberi kesempatan 10 menit untuk membuka-buka kembali materi yang
sudah dipelajari. Masih ada siswa menanyakan materi mana yang akan diujikan,
kemudian peneliti memberi tahu. Sesudah itu, peneliti meminta siswa memasukan
buku catatan kedalam tas, dan peneliti mulai membagikan soal beserta lembar
jawab. Waktu pengerjaanya 35 menit. Siswa mulai dengan serius mengerjakan
soal yang diberikan. Ada siswa yang melamun kemudian peneliti mendekatinya
dan menanyakan, apakah sudah selesai. Siswapun menjawab “belum”.
Setelah waktu sudah habis siswa diminta untuk mengumpulkan soal beserta
lembar jawab. Tampak beberapa siswa masih sibuk menuliskan dilembar jawaban.
Sesudah siswa mengumpulkan peneliti mengucapkan terimakasih karena sudah
membantu dalam penelitian.
5. Pelaksanaan Penelitian Hari Selasa, 26 April 2016 (pertemuan ke 4 kelas
eksperimen, X.2)
Pada awal pertemuan peneliti mengabsen siswa terlebih dahulu kemudian
peneliti memberi waktu 10 menit untuk membuka kembali catatannya yang sudah
dipelajari. Selanjutnya peneliti meminta menyimpan buku catatannya dan peneliti
melai membagi lembar soal post-test dan lembar jawab. Peneliti memberi waktu
35 menit untuk menyelesaikan soal tersebut. Sebelum waktu habis beberapa siswa
sudah mengumpulkan lembar jawabannya namun ada beberapa siswa yang sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
35 menit belum selesai dan peneliti meminta untuk tetap mengumpulkan karena
harus mengerjakan soal yang berikutnya.
Pada saat mengerjakan soal keterampilan proses sains beberapa siswa
mengeluhkan lupa rumusnya, kemudian peneliti meminta untuk tetap
mengerjakan sebisa mungkin. Sebelum waktu habis ada beberapa siswa yang
sudah mengumpulkan. Tidak lama setelah itu disusul dengan siswa-siswa yang
lain. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal post-test peneliti bersiap-siap
mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan terimakasih karena telah memabantu
selama proses penelitian, beberapa siswa nampak sedih.
B. Data dan Analisa
Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa nilai pre-test dan post-test utuk
hasil belajar dan keterampilan proses sains, serta nilai dari hasil kerja laporan, dan
lembar observasi.
1. Peningkatan Hasil Belajar
a. Nilai skor Pre-test dan Post-test
Data dari nilai pre-test dan post-test untuk kelas X.1 dan kelas X.2 dapat
dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Nilai Pre-test dan Post-test Siswa
Kode
Siswa
Nilai Siswa
Pre-test
(X.1)
Post-test
(X.1)
Pre-test
(X.2)
Post-test
(X.2)
1 21 66 39 92
2 57 71 26 61
3 28 29 38 89
4 40 37 41 93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
5 54 79 62 88
6 57 50 38 47
7 42 35 37 82
8 57 90 44 81
9 55 77 16 74
10 48 76 38 89
11 43 76 23 59
12 34 26 35 44
13 56 85 8 49
14 50 68 56 69
15 42 63 8 43
16 55 85 40 80
17 48 77 58 88
18 85 90 53 100
19 50 63 48 88
20 32 80 19 52
21 48 73 73 100
22 46 71 34 84
23 43 32 44 87
24 37 66 67 87
25 35 57 27 39
26 58 79 62 84
27 32 23 - -
Rata-
rata
46, 41 63, 85 39, 77 74, 96
b. Kemampuan Awal Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Untuk melihat apakah kemampuan awal siswa kelas X.1 dan kelas X.2 sama
atau berbeda, skor pre-test kelas X.1 dibandingkan dengan skor pre-test kelas X.2
dengan menggunakan uji T-Independen lewat SPSS. Hasil analisa SPSS dapat
dilihat pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Hasil Perbandingan Kemampuan Awal Kelas X.1 Dan X2
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error
Mean
Hasil Belajar Kontrol 27 46,41 12,66 2,44
Eksperimen 26 39,77 17,24 3,38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality
of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t Df Sig.
(2-tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
Hasil
Belajar
Equal variances
assumed 1,91 ,173 1,60 51 ,115 6.63 4,14
Equal variances
not assumed
1,59 45, 81 ,118 6.63 4,16
Dari tabel 4.3 dapat diketahui kelas kontrol memiliki skor rata-rata 46,41
dengan standar deviasi 12,66 dan kelas eksperimen memiliki skor rata-rata 39,77
dengan standar deviasi 17,24.
Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh = sedangkan nilai p
sebesar 0,115. Dengan menggunakan level signifikan α = 0,05 maka nilai p > α.
Ini berarti tidak signifikan secara statistik, artinya tidak ada perbedaan
pemahaman awal antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
c. Peningkatan Kemampuan Kelas Kontrol (X.1).
Untuk melihat apakah ada kenaikan kemampuan pada kelas kontrol, maka
dibandingkan hasil pre-test dengan post-test kelas kontrol. Dengan menggunakan
uji T-Dependen lewat SPSS didapat hasilnya seperti pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil Peningkatan Kemampuan Kelas Kontrol (X.1)
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Hasil Belajar Awal 46,41 27 12,66 2,44
Akhir 63,85 27 20,53 3,95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Paired Samples Test
Paired Differences
t
Df
Sig.
(2-tailed) Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Hasil
Belajar
Awal-
Akhir -17,44 16,77 3,23 -5,41 26 ,000
Dari tabel 4.4 diketahui kelas kontrol memiliki nilai rata-rata pre-test 46,41
dengan satandar deviasi 12,66 sedangkan untuk nilai rata-rata post-testnya adalah
63,85 dengan standar deviasinnya adalah 20,53.
Dari tabel diatas = , nilai p sebesar 0,000. Dengan
menggunakan level signifikan α = 0,05 maka nilai p < α. Hal ini menunjukan
bahwa signifikan secara statistik, artinya ada peningkatan hasil belajar pada kelas
kontrol.
d. Peningkatan Kemampuan Kelas Eksperimen (X.2).
Untuk melihat apakah ada kenaikan kemampuan kelas eksperimen, maka
dibandingkan hasil pre-test dengan post-test. Dengan menggunakan uji T-
Dependen lewat SPSS didapat hasilnya seperti pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Peningkatan Kemampuan Kelas Eksperimen (X.2)
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Hasil Belajar Awal 39,77 26 17,24 3,38
Akhir 74,96 26 19,06 3,74
Paired Samples Test
Paired Differences
T
Df
Sig.
(2-tailed) Mean Std.
Deviation
Std.Error
Mean
Hasil
Belajar
Awal -
Akhir -35,19 14,44 2.83 -12,43 25 ,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Dari tabel 4.5 diketahui kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata pre-test
39,77 dengan standar deviasi 17,24 sedangkan untuk nilai rata-rata post-testnya
adalah 74,96 dengan standar deviasinya adalah 19,06.
Berdasarkan tabel diatas = , p sebesar 0,000 Dengan
menggunakan level signifikan α = 0,05 maka nilai p < α. Hal ini menunjukan
signifikan secara statistik, artinya ada peningkatan hasil belajar pada kelas
eksperimen.
e. Perbedaan Kemampuan Akhir Kelas Kontrol (X.1) dan Kelas Eksperimen
(X.2)
Untuk melihat apakah ada perbedaan hasil belajar kelas kontrol dan kelas
eksperimen, maka dibandingkan hasil post-test kelas X.1 dengan kelas X.2.
Dengan mengunakan uji T-Independen melalui SPSS didapat hasilnya seperti
pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Perbedaan Kemampuan Akhir Kelas X1 dan Kelas X2
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Hasil Belajar Kontrol 27 63,85 20,53 3,95
Eksperimen 26 74, 96 19,06 3,74
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality
of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t Df Sig.
(2-tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
HB
Equal variances
assumed ,005 ,945 -2,04 51 ,047 -11,11 5,45
Equal variances
not assumed
-2,04 50,93 ,046 -11,11 5,44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Dari tabel 4.6 kelas kontrol memiliki nilai rata-rata post-test 63,85 dan kelas
eksperimen memiliki nilai rata-rata post-test 74,96. Berdasarkan hasil analisa
statistik diperoleh = , nilai p sebesar 0,047. Dengan menggunakan
level signifikan α = 0,05 maka nilai p < α hal ini menunjukan signifikan secara
statistik, artinya ada perbedaan hasil belajar menggunakan metode eksperimen
dengan ceramah. Hasil pembelajaran dengan metode eksperimen lebih baik dari
metode ceramah. Hal ini juga dapat dilihat pada klasifikasi untuk hasil belajar
siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen pada tabel 4.7 dan tabel 4.8
Tabel 4.7 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol
Nilai
Klasifikasi
Kelas Kontrol
Pre-test
(frekuensi)
Presentase
(%)
Post-test
(frekuensi)
Presentase
(%)
81-100 Sangat Baik 1 3,70 4 14,81
61-80 Baik - 0 15 55,55
41-60 Cukup 18 66,67 2 7,40
21-40 Kurang 8 29,62 6 22,22
0-20 Sangat Kurang 0 - - -
Tabel 4.8 Klasifikasi Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen
Nilai
Klasifikasi
Kelas Eksperimen
Pre-test
(frekuensi)
Presentase
(%)
Post-test
(frekuensi)
Presentase
(%)
81-100 Sangat Baik - 0 15 57,69
61-80 Baik 3 11,53 4 15,38
41-60 Cukup 8 30,76 6 23,07
21-40 Kurang 11 42,30 1 3,84
0-20 Sangat Kurang 4 15,38 - 0
Dari tabel 4.7 dan 4.8, siswa yang sangat baik hasil belajarnya terjadi pada
kelas eksperimen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
2. Keterampilan Proses Sains
a. Nilai Pre-test dan Post-test
Data dari nilai pre-test dan post-test untuk keteampilan proses sains untuk
kelas X.2 dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Nilai Pre-test dan Post-test siswa kelas X.2
Kode
siswa
Nilai
Pre-tes (X.2) Pos-test (X.2)
1 51 71
2 45 88
3 39 66
4 52 59
5 64 79
6 39 66
7 18 44
8 41 80
9 31 37
10 30 80
11 42 90
12 10 59
13 20 45
14 61 80
15 9 14
16 66 88
17 59 79
18 43 76
19 49 69
20 61 66
21 35 81
22 30 59
23 69 85
24 61 71
25 28 59
26 19 76
Rata-rata 41,23 67,96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
b. Peningkatan Keterampilan Proses Sains
Untuk melihat peningkatan keterampilan proses sains nilai pre-test
dibandingkan dengan nilai post-test. Dengan menggunakan uji T-Dependen lewat
SPSS. Hasil analisa SPSS dapat dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Peningkatan Keterampilan Proses Sains
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
KPS Awal 41,23 26 17,62 3,45
Akhir 67,96 26 17,75 3,48
Paired Samples Test
Paired Differences
t
Df
Sig.
(2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean
KPS Awal-Akhir -26,73 15,20 2,98 -8,97 25 ,000
Kelas eksperimen untuk keterampilan proses sains memiliki nilai rata-rata
pre-test 41,23 dengan satandar deviasi 17,62 sedangkan untuk nilai rata-rata post-
testnya adalah 67,96 dengan standar deviasinya adalah 17,75.
Dari tabel 4.10, = , nilai p sebesar 0,000. Dengan menggunakan
level signifikan α = 0,05 nilai p < α, hal ini signifikan secara statistik, artinya ada
peningkatan keterampilan proses sains pada kelas eksperimen. Jadi keterampilan
proses sains siswa mengalami peningkatan lewat metode eksperimen.
Keterampilan proses sains dari hasil pre-test dan post-test siswa secara
keseluruhan dapat diklasifikasikan seperti pada tabel 4.11 dan klasifikasi secara
umum untuk setiap aspek dapat dilihat pada tabel 4.12. Pengklasifikasian ini
berdasarkan tabel 3.4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tabel 4.11 Klasifikasi Keterampilan Proses Sains Siswa Hasil Pre-test
dan Post-test
Nilai
Klasifikasi
Kelas Eksperimen
Pre-test
(frekuensi)
Presentase
(%)
Post-test
(frekuensi)
Presentase
(%)
81-100 Sangat Baik - 0 5 19,23
61-80 Baik 6 23,07 13 50
41-60 Cukup 8 30,76 6 23,07
21-40 Kurang 7 26,92 1 3,84
0-20 Sangat Kurang 5 19,23 1 3,84
Dari tabel 4.11 terlihat bahwa ada 19,23% siswa dalam wilayah sangat baik.
Dan 50 % dalam wilayah baik.
Tabel 4.12 Klasifikasi Keterampilan Proses Sains Siswa Secara Umum
Dari Hasil Pre-test dan Post-test Untuk Setiap Aspek
Aspek
Pre-Test Post-test
Nilai
rerata
kelas
Nilai
mak.
tiap
aspek
(%)
Klasifi-
kasi
Nilai
rerata
kelas
Nilai
maks.
tiap
aspek
(%) Klasifi-
kasi
Membuat
hipotesis
12,69 20 63,46 Baik 13,96 20 69,80 Baik
Merancang
percobaan
3,61 10 36,15 Kurang 7,08 10 70,76 Baik
menentukan
variabel
3,96 10 39,61 Kurang 6,30 10 63,07 Baik
membuat
grafik
9,92 20 49,61 Cukup 12,73 20 63,65 Baik
Menganalisa
Penyelidikan
10,42 40 26,05 Kurang 27,77 40 69,42 Baik
Dari tabel 4.12 terlihat bahwa semua aspek keterampilan proses sains
mengalamai kenaikan
c. Nilai Keterampilan Proses Sains dari Hasil Laporan Percobaan
Data dari nilai laporan percobaan untuk keteampilan proses sains untuk kelas
X.2 dapat dilihat pada tabel 4.13.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Tabel 4.13 Nilai Laporan Percobaan Kelompok Nilai
A 61
B 87
C 80
D 54
E 75
Nilai laporan percobaan siswa diklasifikasikan berdasarkan tabel 3.4 pada bab
III. Hasil klasifikasi dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut.
Tabel 4.14 Klasifikasi Laporan Percobaan Nilai Klasifikasi Frekuensi Presentase (%)
81-100 Sangat Baik 1 20
61-80 Baik 3 60
41-60 Cukup 1 20
21-40 Kurang 0 0
0-20 Sangat Kurang 0 0
Berdasarkan tabel 4.14 terlihat bahwa nilai percobaan siswa 80 % ada pada
wilayah baik dan sangan baik.
d. Nilai Keterampilan Proses Sains dari Hasil Pre-test dan Post-test untuk
Setiap Aspek.
Untuk lebih lengkap mengidentifikasi tingkat penguasaan keterampilan
proses sains siswa dari hasil pre-test dan post-test dapat dilihat pada tabel dibawah
ini
Tabel 4.15 Klasifikasi Keterampilan Proses Sains Untuk Aspek Membuat Hipotesis Aspek Pre-Test Post-test
Nilai Klasifikasi Frekuensi (%) Frekuensi (%)
Membuat
hipotesis
81-100 Sangat Baik 10 38,46 11 42,30
61-80 Baik 0 0 0 0
41-60 Cukup 13 50 14 53,84
21-40 Kurang 0 0 0 0
0-20 Sangat Kurang 3 11,53 1 3,84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Dari tabel 4.15 terlihat bahwa aspek membuat hipotesa mengalami kenaikan yang
kecil
Tabel 4.16 Klasifikasi Keterampilan Proses Sains Untuk Aspek Merancang
Percobaan Aspek Pre-Test Post-test
Nilai Klasifikasi Frekuensi (%) Frekuensi (%)
Merancang
percobaan
81-100 Sangat Baik 4 15,38 14 53,84
61-80 Baik 0 0 0 0
41-60 Cukup 6 23,07 4 15,38
21-40 Kurang 8 30,76 8 30,76
0-20 Sangat Kurang 8 30,76 0 0
Dari tabel 4.16 terlihat bahwa aspek merancang percobaan mengalami kenaikan
yang tinggi
Tabel 4.17 Klasifikasi Keterampilan Proses Sains Untuk Aspek Menentukan
Variabel Aspek Pre-Test Post-test
Nilai Klasifikasi Frekuensi (%) Frekuensi (%)
Menentukan
variabel
81-100 Sangat Baik 0 0 0 0
61-80 Baik 2 7,69 2 7,69
41-60 Cukup 14 53,84 14 53,84
21-40 Kurang 0 0 1 3,84
0-20 Sangat Kurang 10 38,46 9 34,61
Dari tabel 4.17 terlihat bahwa aspek menentukan variabel mengalami kenaikan
yang kecil
Tabel 4.18 Klasifikasi Keterampilan Proses Sains Untuk Aspek Membuat
Grafik Aspek Pre-Test Post-test
Nilai Klasifikasi Frekuensi (%) Frekuensi (%)
Membuat
grafik
81-100 Sangat Baik 4 15,38 7 26,92
61-80 Baik 1 3,84 3 11,53
41-60 Cukup 16 61,53 14 53,84
21-40 Kurang 1 3,84 2 7,69
0-20 Sangat Kurang 4 15,38 0 0
Dari tabel 4.18 terlihat bahwa aspek membuat hipotesa mengalami kenaikan yang
cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tabel 4.19 Klasifikasi Keterampilan Proses Sains Untuk Aspek
Menganalisa
Penyelidikan Aspek Pre-Test Post-test
Nilai Klasifikasi Frekuensi (%) Frekuensi (%)
Menganalisa
penyelidikan
(a)
81-100 Sangat Baik 0 0 8 30,76
61-80 Baik 0 0 0 0
41-60 Cukup 4 15,38 15 57,69
21-40 Kurang 2 7,69 1 3,84
0-20 Sangat Kurang 20 76,92 2 7,69
Aspek Pre-Test Post-test
Nilai Klasifikasi Frekuensi (%) Frekuensi (%)
Menganalisa
penyelidikan
(b)
81-100 Sangat Baik 0 0 17 65,38
61-80 Baik 5 19,23 0 0
41-60 Cukup 10 38,46 6 23,07
21-40 Kurang 3 11,53 0 0
0-20 Sangat Kurang 8 30,76 3 11,53
Dari tabel 4.19 terlihat bahwa aspek menganalisa penyelidikan mengalami
kenaikan yang tinggi
e. Nilai Keterampilan Proses Sains dari Hasil Laporan Percobaan untuk Setiap
Aspek.
Untuk lebih lengkap mengidentifikasi tingkat penguasaan keterampilan
proses sains siswa dari hasil laporan percobaan dapat dilihat pada tabel 4.20.
Tabel 4.20 Klasifikasi Tingkat Penguasaan Keterampilan Proses Sains dari
Percobaan
untuk Setiap Aspek Aspek keterampilan proses
sains
Nilai rerata
kelas setiap
aspek
Nilai
maksimum
setiap aspek
(%)
Klasifikasi
Merumuskan hipotesa 4,6 5 92 Sangat Baik
Merencanakan penyelidikan 7,3 10 73 Baik
Menganalisa penyelidikan 4,6 5 92 Sangat Baik
Menentukan variabel 4 5 80 Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Memberi hubungan
variabel
3,4 5 68 Baik
Membuat tabel data 1.8 5 36 Cukup
Membuat grafik 3,2 5 64 Baik
Menentukan variabel secara
oprasional
6,8 10 68 Baik
Memproses data 12 20 60 Cukup
C. Pembahasan
1. Peningkatan Hasil Belajar
Dari analisa statistik dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami peningkatan
hasil belajar. Bahkan metode eksperimen lebih meningkatkan hasil belajar dari
pada metode ceramah. hal ini dibuktikan dengan perubahan yang signifikan antara
post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Adanya peningkatan hasil belajar yang signifikan dari kedua kelas
menunjukan bahwa siswa dari kedua kelas telah mengalami proses belajar. Belajar
itu sendiri merupakan suatu proses yang ditimbulkan melalui latihan atau
pengalaman yang membawa perubahan pada aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik. Hasil belajar yang diperoleh siswa ditunjukan adanya perubahan
nilai dan pemahaman. Karena dalam proses belajar siswa akan mengkontruksi
pengetahuan baru kedalam konsep atau pengertian yang sudah dipunyai siswa dan
akan dikontruksikan menjadi suatu pemaham yang utuh.
Dari Analisa ditunjukan bahwa metode eksperimen lebih efektif untuk
meningkatkan hasil belajar. Hal ini dikarenakan dalam metode eksperimen siswa
dibantu dengan lembar kegiatan, sehingga siswa sudah tau secara keseluruhan
materi yang diajarkan pada hari itu. Dalam pembelajaran dengan metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
eksperimen siswa diberikan kesempatan untuk menemukan suatu fakta atau
membangun konsep secara aktif dengan bantuan alat-alat laboratorium serta dapat
berhadapan langsung dengan proses perubahan wujud. Dengan siswa dapat belajar
aktif maka siswa dapat mengkontruksi pengetahuannya lebih baik. Pengetahuan
itu merupakan kontruksi siswa yang sedang berfikir maka pengetahuan tidak
dapat ditransfer. Sehingga pembelajaran yang mengacu pada keaktifan siswa
untuk melakukan akan lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar bila
dibandingkan dengan metode ceramah yang membuat siswa menerima informasi
dari satu arah. Semakin baik proses pembelajaran maka hasil belajar akan semakin
tinggi. Penelitian ini sesuai dengan teori konstruktivisme yang menjelaskan siswa
aktif melakukan sendiri.
2. Keterampilan Proses Sains
Dari analisa statistik dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan keterampilan
proses sains siswa. Pada awalnya keterampilan proses sains siswa masih kurang.
Hal ini dikarenakan siswa terbiasa belajar dengan menggunakan metode ceramah.
Sedangkan pembelajaran dengan metode ceramah tidak sepenuhnya dapat
mengasah keterampilan proses sains siswa. Sedangkan untuk mengasah
keterampilan proses sains siswa perlu dilatih dengan pengalaman langsung baik
secara kognitif maupun psikomotorik. sedangkan pembelajaran dengan
menggunkan metode ceramah hanya melatih siswa pada keterampilan kognitifnya
serta siswa hanya diajak untuk menghafal suatu teori atau konsep. Dengan
demikian keterampilan poses sains siswa kurang berkembang secara optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Untuk dapat mengoptimalkan keterampilan proses sains siswa maka perlu dilatih
dengan menggunakan metode eksperimen.
Setelah siswa melakukan pembelajaran dengan metode eksperimen siswa
diberi post-test. Pre-test dan post-test kemudian di skor berdasarkan panduan
penskoran yang telah dibuat. Panduan penskoran ini untuk mengurangi unsur
subyetifitas dalam penskoran. Nilai pre-test dan post-test kemudian dianalisa
menggunakan SPSS. Dengan menggunakan uji T-Independen, hasil yang
diperoleh menunjukan bahwa ada peningkatan keterampilan proses sains. Secara
keseluruhan hasil dari post-test siswa dapat diklasifikasikan dalam kategori
“Baik”. Peningkatan ini terlihat dari hasil klasifikasi yang sebelumnya kurang dan
meningkat menjadi baik.
Adanya peningkatan keterampilan proses sains ini dikarenakan pembelajaran
dengan metode eksperimen dapat membantu siswa untuk melatih keterampilan
proses sains seperti menentukan variabel, menyusun tabel data, menyusun grafik,
memberi hubungan variabel, memproses data, menganalisis penyelidikan,
menyusun hipotesis, menentukan variabel secara oprasional, merencanakan
penyelidikan serta mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai
pembuktian atau pengecekan bahwa teori tentang berubahann wujud yang ada di
buku memang benar. Berdasarkan teori pembelajaran, siswa yang belajar dengan
memaksimalkan penggunaan indera akan lebih memudahkan siswa untuk
mengkontruksi, sehingga pengetahuan yang dibentuk akan lebih baik.
Pembelajaran dengan metode eksperimen ini membantu siswa untuk
menggunakan semua inderannya dalam proses belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Dari hasil klasifikasi setiap aspek keterampilan pada pre-test dan post-test
dapat dilihat juga peningkatannya dalam aspek merancang percobaan yang semula
‘kurang’ kemudian meningkat menjadi ‘baik’, menentukan variabel yang semula
‘kurang’ meningkat menjadi ‘baik’, membuat grafik dari klasifikasi ‘kurang’
menjadi ‘baik’ dan untuk aspek penganalisaan penyelidikan ada peningkatan
klasifikasi dari ‘kurang’ menjadi ‘baik’ untuk perumusan hipotesa tidak
mengalami peningkatan.
Selain dari hasil pre-test dan post-test keterampilan proses sains siswa juga
dapat dilihat dari observasi dan laporan percobaan. Dari hasil laporan percobaan
siswa dapat dilihat juga tingkat keterampilan proses sains siswa ada pada kategori
‘Baik’. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan metode eksperimen
mampu mengembangkan keterampilan proses siswa, karena didalam
pembelajarannya siswa diajak berfikir secara aktif, hal ini sejalan dengan teori
kontruktivisme bahwa siswalah yang harus aktif berfikir untuk mengkontruksi
pengetahuan. Meskipun baru sekali diajarkan dengan metode eksperimen siswa
sudah menunjukan bahwa siswa mempunyai keterampilan. Meskipun secara
kesulurahan termasuk dalam kategori ‘baik’ namun untuk aspek membuat tabel
data dan memproses masih perlu dilatih lagi.
Dari hasil pengamatan dapat dijelaskan bahwa pembelajaran dengan metode
eksperimen ini memacu siswa lebih berfikir kritis dalam merancang percobaan
atau menganalisis suatu permasalahan dan ketika melakukan percobaan perubahan
wujud. Hal ini terlihat dari beberapa siswa atau kelompok siswa yang belum
pernah melihat alat-alat yang digunakan, lalu siswa berdiskusi dengan teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
sekelompoknya atau bertanya kepada peneliti. Kerjasama antar teman sekelompok
juga terlihat ketika mereka harus membagi tugas yang mengamati perubahan
suhu, mengamati waktu dan mencatat hasil eksperimen.
Keaktifan dan kreatifitas siswa dapat terlihat juga pada saat merancang
percobaan, siswa saling berdiskusi mengungkapkan idenya-idenya untuk
membuat suatu percobaan perubahan wujud dan mereka saling beradu pendapat
dengan kelompok lain. Ketika siswa merasa ragu dengan hasil diskusi, siswa
bertanya kepada peneliti atau observan. Bahkan ada kelompok yang mengulang
percobaannya karena dianggap tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh
kelompoknya.
Hal ini membuktikan bahwa hasil dari proses belajar dengan metode
eksperimen, selain dapat meningkatkan hasil belajar juga dapat mengembangkan
sikap ilmiah siswa. Hal ini sejalan dengan teori belajar yang menyatakan bahwa
belajar adalah perubahan tingkah laku pada siswa akibat pengalaman dan interaksi
individu dan lingkungannya dimana perubahan tersebut melalui pengetahuan
(kognitif), keterampilan (psikomotorik) maupun nilai dan sikap (afektif).
D. Keterbatasan Penelitian
Selama melakukan penelitian terdapat beberapa keterbatasan yang ditemui oleh
peniliti, antara lain adalah:
1. Tidak semua keterampilan proses dapat diteliti mengingat keterbatasan waktu
penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
2. Peneliti tidak memiliki data wawancara yang mendukung perubahan sikap
ilmiah dan untuk mengetahui apakah siswa senang atau tidak belajar dengan
metode eksperimen.
3. Terjadi pengurangan jumlah jam pertemuan pada saat pembelajaran untuk
pengambilan data. Pengurangan jam pelajaran ini terjadi karena untuk
menyamakan jam pelajaran antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Yang
seharusnya 3 JP pelajaran menjadi 2 JP jam pelajaran. Akibatnya
pembelajaran tidak sesuai dengan RPP.
4. Pembelajaran untuk pengambilan data hanya 1 kali pertemuan karena kelas X
banyak libur Ujian Nasional, sehingga pembelajaran dirasa kurang cukup
untuk melihat keterampilan proses secara menyeluruh.
5. Penilaian untuk hasil hasil belajar dan keterampilan proses sains masih
mengandung unsur subyektifitas, meskipun sudah dibuatkan panduan
penskoran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data dan hasil analisa yang telah diperoleh selama penelitian
terhadap siswa-siswi kelas X SMA Stella Duce Bantul pada mata pelajaran Fisika
tentang perubahan wujud dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing,
maka dapat ditarik kesimpulan bahawa:
1. Pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing
meningkatkan hasil belajar siswa, bahkan lebih baik dibandingkan
pembelajaran dengan metode ceramah.
2. Pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen
terbimbing meningkatkan keterampilan proses sains: membuat hipotesa,
merancang percobaan, menentukan variabel terikat dan bebas, membuat
grafik dan menganalisa penyelidikan.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, beberapa saran dapat diberikan
diantarannya yaitu:
1. Metode pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing
dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa, maka
baiknya guru-guru fisika dapat menggunakan metode ini sebagai alternatif
mengajar topik yang sama atau topik-topik yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
2. Mengingat peran laboratorium sangat penting untuk dapat menciptakan
model pembelajaran eksperimen ini, maka sebaiknya sekolah dapat
melengkapi ruang laboratorium fisika sehingga dapat digunakan untuk siswa
melakukan pembelajaran dengan metode eksperimen.
3. Pada penelitian berikutnya supaya mempersiapkan waktu yang lebih panjang
pada saat proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Gava Media
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Djajadisastra, Jusuf. 1982. Metode-Metode Mengajar 2. Bandung: Angkasa
Jihad, Asep & Haris, Abdul. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo
Hudojo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Kanginan, Marthen. 2010. Physics For Senior High School Second Semester
Grade X. Jakarta: Erlangga
Purwoko & Fendi. 2007. Physics For Senior High School Year X. Jakarta:
Yudhistira
Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Suparno, Paul. 2013. Metodologi Pembelajaran Fisika Kontruktivistik dan
Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Suparno, Paul. 2011. Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi (untuk
mahasiswa). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Suparno, Paul. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Suparno, Paul. 2009. Kajian Kurikulum Fisika SMA/MA Berdasarkan KTSP.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Suparno, Paul. 2009. Pengantar Termofisika. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma
Suparno, Paul. 1997. Filsafat Kontruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Kanisius
Surjadi, A.2012. Membuat Siswa Aktif Belajar (73 Cara Belajar Mengajar dalam
Kelompok). Bandung: Mandar Maju
Susanto, Ahmad. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta:Prenadamedia Group
Semiawan, Cony. 1985. Pendekatan Keterampilan Proses Bagaimana
Meningkatkan Siswa dalam Belajar. Jakarta. PT Gramedia
Siregar, Eveline & Nara, Hartini. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran.Bogor:
Ghalia Indonesia
Subagya, Hari.dkk. 2012. Fisika SMA/MA Kelas X. Jakarta: Bumi Aksara
Surtarji, A. 2012. Membuat Siswa Aktif Belajar. Bandung: CV. Mandar Maju
Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu, Konsep, strategi, dan
Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: PT Bumi Aksara
Widi Wisudawati, Asih & Sulistyowati, Eka, 2014. Metodologi Pembelajaran
IPA Disesuaikan dengan Pembelajaran Kurikulum 2013. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 1
Surat Permohonan Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran 2
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : Fisika
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)
Sekolah : SMA Stella Duce Bantul
Kelas / Semester : X / Genap
Pertemuan Ke : 1 (Pertama)
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit ( satu pertemuan )
A. Kompetensi Dasar
Menganalisa pengaruh kalor terhadap suatu zat.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Membedakan wujud gas, cair dan padat
2. Menjelaskan perubahan wujud zat
3. Membedakan kalor laten peleburan dan kalor laten penguapan.
4. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan wujud zat.
C. Indikator
1. Siswa dapat membedakan wujud gas, cair dan padat
2. Siswa dapat menjelaskan perubahan wujud zat
3. Siswa dapat membedakan kalor laten peleburan dan kalor laten penguapan.
4. Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan
wujud zat.
D. Materi Pembelajaran
Perubahan Wujud Zat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
E. Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan Nilai
Karakter Waktu
1 Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi:
Berdoa
Absensi kehadiran dan kesiapan belajar
Guru menannyakan apakah wujud suatu zat
dapat berubah?
Religius
Jujur
Kritis
15
menit
2 Kegiatan Inti
Eksplorasi
Peserta didik diajak mengamati bagaimana
dapat terbentuk uap air dari air yang
mendidih?
Peserta didik diajak berfikir bagaimana air
dapat berubah menjadi es
Elaborasi
Guru membimbing peserta didik untuk
membentuk suatu kelompok
Peserta didik (dibimbing oleh guru)
mendiskusikan perbedaan wujud gas, cair dan
padat
Peserta didik dalam setiap kelompok
mendiskusikan perubahan wujud zat
(peleburan, pembekuan, penguapan,
pengembunan)
Perwakilan dari setiap kelompok diminta
untuk menyebutkan contoh peristiwa
perubahan wujud zat dalam kehidupan sehari-
hari.
Konfirmasi
Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi
Guru menanggapi hasil diskusi kelompok
peserta didik dan memberikan informasi
tambahan
Peserta didik memperhatikan penjelasan guru
mengenai perbedaan kalor laten peleburan dan
kalor laten penguapan.
Guru memberikan beberapa soal menentukan
kalor yang diperlukan untuk mengubah suatu
zat untuk dikerjakan peserta didik
Peserta didik memperhatikan contoh soal
Kerjasama
Komunikatif
105
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
menentukan kalor yang diperlukan untuk
mengubah suatu zat yang disampaikan oleh
guru.
Guru mengoreksi jawaban peserta didik
apakah sudah benar atau belum. Jika masih
terdapat peserta didik yang belum dapat
menjawab dengan benar, guru dapat langsung
memberikan bimbingan.
Peserta didik memperhatikan faktor-faktor
yang mempengaruhi perubahan wujud zat
yang disampaikan oleh guru.
3 Kegiatan Akhir
Guru memberi kesempatan kepada siswa yang
masih ingin bertanya
Guru memberikan tugas rumah berupa latihan
soal.
Merencanakan pembelajaran yang akan datang
Komunikatif
15
menit
F. Metode Pengajaran
Ceramah
Diskusi
Tanya jawab
G. Sumber Belajar
Buku Fisika SMA/MA kelas X
H. Penilaian Hasil Belajar
Tes tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran : Fisika
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)
Sekolah : SMA Stella Duce Bantul
Kelas / Semester : X / Genap
Pertemuan Ke : 1 (Pertama)
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit ( satu pertemuan )
A. Kompetensi Dasar
Menganalisa pengaruh kalor terhadap suatu zat.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Membedakan wujud gas, cair dan padat
2. Menjelaskan perubahan wujud zat
3. Membedakan kalor laten peleburan dan kalor laten penguapan.
4. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan wujud zat.
5. Siswa dapat melakukan percobaan perubahan wujud (es-air-uap)
C. Indikator
1. Siswa dapat membedakan wujud gas, cair dan padat
2. Siswa dapat menjelaskan perubahan wujud zat
3. Siswa dapat membedakan kalor laten peleburan dan kalor laten
penguapan.
4. Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan
wujud zat.
5. Siswa dapat melakukan percobaan perubahan wujud (es-air-uap)
D. Materi Pembelajaran
Perubahan Wujud Zat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
E. Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan Nilai
Karakter Waktu
1 Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi:
Berdoa
Absensi kehadiran dan kesiapan belajar
Guru menannyakan apakah wujud suatu
zat dapat berubah?
Religius
Jujur
Kritis
15
menit
2 Kegiatan Inti
Eksplorasi
Peserta didik diajak mengamati
bagaimana dapat terbentuk uap air dari
air yang mendidih?
Peserta didik diajak berfikir bagaimana
air dapat berubah menjadi es (atau
sebaliknya)
Elaborasi
Guru membimbing peserta didik untuk
membentuk suatu kelompok
Peserta didik (dibimbing oleh guru)
melakukan percobaan perubahan wujud
(es-air-uap).
Peserta didik dalam setiap kelompok
mendiskusikan perubahan wujud zat
(peleburan, pembekuan, penguapan,
pengembunan)
Perwakilan dari setiap kelompok diminta
untuk menyebutkan contoh peristiwa
perubahan wujud zat dalam kehidupan
sehari-hari.
Konfirmasi
Setiap kelompok menyampaikan hasil
percobannya didepan kelas serta hasil
diskusi
Guru menanggapi hasil presentasi
kelompok peserta didik dan memberikan
informasi tambahan
Peserta didik memperhatikan penjelasan
guru mengenai perbedaan kalor laten
peleburan dan kalor laten penguapan.
Kerjasama
Komunikatif
105
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Guru memberikan beberapa soal
menentukan kalor yang diperlukan untuk
mengubah suatu zat untuk dikerjakan
peserta didik
Peserta didik memperhatikan contoh soal
menentukan kalor yang diperlukan untuk
mengubah suatu zat yang disampaikan
oleh guru.
Peserta didik mencoba mencari kalor
yang diperlukan untuk mengubah es
menjadi air pada saat percobaan.
Guru mengoreksi jawaban peserta didik
apakah sudah benar atau belum. Jika
masih terdapat peserta didik yang belum
dapat menjawab dengan benar, guru
dapat langsung memberikan bimbingan.
Peserta didik menjelaskan faktor-faktor
yang mempengaruhi perubahan wujud zat
berdasarkan percobaan
3 Kegiatan Akhir
Guru memberi kesempatan kepada siswa
yang masih ingin bertanya
Guru memberikan tugas rumah berupa
latihan soal.
Merencanakan pembelajaran yang akan
dating
Komunikatif
15
menit
F. Metode Pengajaran
Eksperimen
Diskusi
Tanya jawab
G. Sumber Belajar
Buku Fisika SMA/MA kelas X
H. Penilaian Hasil Belajar
Tes tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 5
LEMBAR KERJA SISWA
PERUBAHAN WUJUD ES – AIR – UAP
Nama Anggota Kelompok:
1.
2.
3.
4.
5.
Tujuan
Mengetahui pengaruh kalor terhadap wujud zat dan suhu benda ketika terus
menerus dipanaskan
Alat dan bahan yang disediakan
a. Beker glass k. Spidol
b. Tabung Erlenmeyer l. Penggaris
c. Termometer m. Kalorimeter
d. Pengaduk n. Mikrometer
e. Neraca ohaus (timbangan) o. Jangka Sorong
f. Stopwatch
g. Gelas ukur
h. Bunsen (pembakar/pemanas)
i. Tripot (kaki tiga)
j. Es
1. Pilihlah alat dan bahan yang dapat kamu gunakan untuk melakukan
percobaan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
2. Rangkaialah alat tersebut sehingga kalian bisa melakukan percobaan
perubahan wujud zat (padat-cair-uap)!
3. Apa yang akan terjadi pada suhu suatu zat, jika kalor diberikan secara terus
menerus pada zat tertsebut?
4. Peristiwa apa yang akan terjadi pada percobaan yang kamu lakukan?
5. Buatlah prosedur percobaannya!
6. Sebutkanlah yang menjadi variabel bebas pada percobaanmu?
7. Sebutkanlah yang menjadi variabel terikat pada percobaanmu?
8. Jelaskan hubungan antara variabel bebas dan terikat pada percobaanmu?
(misalkan: jika variabel bebas dirubah apa pengaruhnya terhadap variabel
terikat)
9. Buatlah tabel data untuk percobaanmu!
Lakukanlah percobaan sesuai dengan prosedur percobaan yang telah dibuat.
Kerjakan di rumah!
10. Buatlah grafik berdasarkan data yang telah diperoleh pada saat percobaan!
11. Jelaskan apa saja yang kamu amati selama percobaan!
12. Jelaskan hubungan suhu terhadap kalor, berdasarkan pengamatanmu selama
melakukan percobaan!
13. Dari data yang diperoleh tentukan kalor yang dibutuhkan es sampai mencair!
Diketahui kalor jenis es 0,5 kal/g. C, kalor jenis air 1 kal/g.C, kalor lebur 80
kal/g. C dan kalor didih 540 kal/g. C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 6
Soal Pre-test dan Post-test untuk Hasil Belajar
Nama:
Kelas:
Waktu: 35 menit
Jawablah pertanyaan ini dengan benar!
1. Berikan 1 contoh peristiwa mengenai;
a. Pelepasan kalor dalam kehidupan sehari-hari!
b. Penerimaan kalor dalam kehidupan sehari-hari!
2. Jelaskan pengertian
a. Suhu
b. Kalor
3. Jelaskan pengertian perubahan wujud zat berikut ini
a. Menyublim
b. Menguap
c. Mengembun
d. Membeku
4. Gambarkanlah grafik tahap-tahap perubahan wujud (padat-cair-uap)!
5. Hitunglah kalor yang dibutuhkan untuk mengubah 1 gram es yang suhunya -5
oC menjadi 1 gram uap dengan suhu 150
oC. Diketahui kalor jenis es adalah 0,5
kal/ g. oC, kalor didih air 540 kal/ g, kalor lebur es 80 kal/g, dan kalor jenis air
1 kal/ g. oC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Soal Pre-test dan Post-test untuk Keterampilan Proses Sains
Nama :
Kelas :
Waktu : 35 menit
1. Saya sedang melakukan percobaan, dengan cara meletakan mentega diatas
sendok, kemudian sendok diletakan di atas lilin. Dari percobaan diatas,
hipotesis (dugaan) apa yang dapat kamu ajukan!
2. Saya ingin menyelidiki pengaruh lamanya waktu pemanasan terhadap
kenaikan suhu.
a. Buatlah rancangan percobaan berdasarkan masalah yang dihadapi tersebut!
b. Tentukanlah variabel terikat dan variabel bebas dari rancangan percobaan
yang kamu buat!
3. Saya mempelajari pengaruh waktu terhadap suhu. Saya memperoleh data
sebagai berikut:
No Waktu (menit) Suhu (oC)
1 5 0
2 10 4
3 15 16
4 20 32
5 25 40
6 30 60
7 35 72
Buatlah grafik berdasarkan data diatas!
4. Alex ingin mengukur jumlah kalor yang bisa dihasilkan oleh nyala api dalam
waktu tertentu. Sebuah alat pembakar atau Bunsen akan digunakan untuk
memanaskan sebuah beker glass yang berisi 1 liter air dingin selama 10
menit. Bagaimana cara Alex akan mengukur jumlah kalor yang dihasilkan
oleh nyala api tersebut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
5. Sebanyak 50 ml air dipanaskan setelah selang waktu 30 menit yang terjadi
pada air tesebut adalah……. Jelaskan proses yang dialami pada air tesebut!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 7
Validasi Soal Pretest dan Posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran 8
Panduan Penskoran Pre-test dan Post-test
A. Penskoran Hasil Belajar Siswa
1. Soal no 1 bobot soal 20
Keterangan Skor
Siswa dapat memberikan contoh peristiwa pelepasan kalor dengan benar 10
Siswa memberikan contoh peristiwa pelepasan kalor tapi kurang tepat 5
Siswa memberikan contoh peristiwa pelepasan kalor tapi salah 1
Siswa tidak mengerjakan 0
Keterangan Skor
Siswa dapat memberikan contoh peristiwa penerimaan kalor dengan benar 10
Siswa memberikan contoh peristiwa penerimaan kalor tapi kurang tepat 5
Siswa memberikan contoh peristiwa penerimaan kalor tapi salah 1
Siswa tidak mengerjakan 0
2. Soal no 2 bobot soal 10
Keterangan Skor
Siswa dapat menuliskan pengertian suhu dengan benar 5
Siswa dapat menuliskan pengertian suhu tapi kurang benar 3
Siswa dapat menuliskan pengertian suhu tapi salah 1
Siswa tidak mengerjakan 0
Keterangan Skor
Siswa dapat menuliskan pengertian kalor dengan benar 5
Siswa dapat menuliskan pengertian kalor tapi kurang benar 3
Siswa dapat menuliskan pengertian kalor tapi salah 1
Siswa tidak mengerjakan 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
3. Soal no 3 bobot soal 20
Keterangan Skor
Siswa dapat menuliskan pengertian menyublim dengan benar 5
Siswa dapat menuliskan pengertian menyublim tetapi kurang benar 3
Siswa dapat menuliskan pengertian menyublim tetapi salah 1
Siswa tidak mengerjakan 0
Keterangan Skor
Siswa dapat menuliskan pengertian menguap dengan benar 5
Siswa dapat menuliskan pengertian menguap tetapi kurang benar 3
Siswa dapat menuliskan pengertian menguap tetapi salah 1
Siswa tidak mengerjakan 0
Keterangan Skor
Siswa dapat menuliskan pengertian mengembun dengan benar 5
Siswa dapat menuliskan pengertian mengembun tetapi kurang benar 3
Siswa dapat menuliskan pengertian mengembun tetapi salah 1
Siswa tidak mengerjakan 0
Keterangan Skor
Siswa dapat menuliskan pengertian membeku dengan benar 5
Siswa dapat menuliskan pengertian membeku tetapi kurang benar 3
Siswa dapat menuliskan pengertian membeku tetapi salah 1
Siswa tidak mengerjakan 0
4. Soal no 4 bobot soal 10
Keterangan Skor
Siswa dapat menggambar grafik dengan benar dan diberi keterangan 10
Siswa dapat menggambar grafik dengan benar tapi keterangan kurang
lengkap
8
Siswa dapat menggambar grafik dengan benar tapi tidak diberi keterangan 6
Siswa dapat menggambar grafik tapi kurang benar 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Siswa menggambar grafik tapi salah 2
Siswa tidak menggambar grafik 0
5. Soal no 5 bobot soal 40
Keterangan Skor
Siswa dapat mengerjakan soal dengan benar 40
Siswa dapat mengerjakan dengan benar untuk setiap point yang ditanyakan
(masing-masing point diberi skor 7)
35
Siswa dapat mengerjakan setiap point yang ditanyakan tapi kurang benar
(masing-masing point diberi skor 4)
20
Siswa dapat mengerjakan setiap point yang ditanyakan tapi salah 1
Siswa menuliskan yang diketahui dari soal dengan lengkap 5
Siswa menuliskan yang diketahui dari soal tapi kurang lengkap 2
Siswa tidak mengerjakan 0
B. Penskoran Keterampilan Proses Sains
1. Soal no 1 bobot soal 20
Keterangan Skor
Siswa dapat membuat hipotesa sesuai dengan dengan masalah yang
diajukan
20
Siswa dapat membuat hipotesa namun ada yang kurang sesuai dengan
masalah yang diajukan
10
Siswa dapat membuat hipotesa namun tidak sesuai dengan masalah yang
diajukan
3
Siswa tidak membuat hipotesa 0
2. Soal no 2 bobot soal 20
Keterangan Skor
Siswa dapat membuat rancangan percobaan dengan benar 10
Siswa dapat membuat rancangan percobaan tapi kurang tepat 5
Siswa dapat membuat rancangan percobaan tapi salah 3
Siswa tidak membuat rancangan percobaan 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Keterangan Skor
Siswa dapat menuliskan variabel terikat dan bebas dengan benar 10
Siswa dapat menuliskan salah satu variabel dengan benar 5
Siswa dapat menuliskan variabel terikat dan bebas tapi salah 3
Siswa tidak menuliskan variabel terikat dan bebas 0
3. Soal no 3 bobot soal 20
Keterangan Skor
Siswa dapat membuat grafik dengan benar 20
Siswa dapat membuat grafik namun tidak memberi keterangan 15
Siswa dapat membuat grafik namun kurang benar 10
Siswa dapat membuat grafik namun tidak benar 3
Siswa tidak membuat grafik 0
4. Soal no 4 bobot soal 20
Keterangan Skor
Siswa dapat menganalisa penyelidikan dengan benar 20
Siswa dapat menganalisa penyelidikan tapi kurang tepat 10
Siswa dapat menganalisa penyelidikan tapi salah 5
Siswa tidak dapat menganalisa penyelidikan 1
Siswa tidak menjawab pertanyaan 0
5. Soal no 5 bobot soal 20
Keterangan Skor
Siswa dapat menganalisa penyelidikan dan memberi penjelasan dengan
benar
20
Siswa dapat menganalisa penyelidikan dengan benar tapi kurang dalam
memberi penjelasan
10
Siswa dapat menganalisa penyelidikan tapi tidak memberi penjelasan 5
Siswa salah dalam menganalisa penyelidikan 3
Siswa tidak menjawab pertanyaan 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 9
Lembar Jawaban Hasil Belajar Siswa
1. a. Contoh peristiwa pelepasan kalor adalah pada saat air yang dimasukan kedalam
freezer membeku menjadi es
b. Contoh peristiwa penerimaan kalor adalah pada saat memanaskan air diatas
kompor (merebus air)
2. a. Suhu adalah derajat panas atau dinginnya suatu zat
b. Kalor adalah suatu bentuk energy yang berpindah dari suatu benda ke benda lain
karena perubahan suhu.
3. a. Menyublim adalah perubahan wujud dari padat ke gas.
b. Menguap adalah perubahan wujud dari cair ke gas.
c. Mengembun adalah perubahan wujud dari gas ke cair.
d. Membeku adalah perubahan wujud dari cair ke padat.
4. grafik
5. Diketahui: massa : 1 gram
T0 : -5 0C
Ta : -150 0C
ces : 0,5 kal/gr.0C
cair : 1 kal/gr.0C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Llebur : 80 kal/gr
Ldidih : 540 kal/gr
Ditanya: kalor yang diserap es (Qtotal)?
Penyelsaian:
Q1 = mes. ces. Δt1
=1 gram. 0,5 kal/gr.0C. 5
0C
= 2,5 kal
Q2 = m. Llebur
=1 gram. 80 kal/gr
= 80 kal
Q3 = mes. Cair. Δt2
=1 gram. 1 kal/gr.0C. 5
0C
= 100 kal
Q4 = m. Ldidih
=1 gram. 540 kal/gr
= 540 kal
Q5 = mes. Cair. Δt3
=1 gram. 1 kal/gr.0C. 50
0C
= 50 kal
Maka jumlah kalor yang diserap adalah
Qtotal = Q1 + Q2 + Q3 + Q4 + Q5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
= 2,5 kal + 80 kal + 100 kal + 540 kal + 50 kal
= 772,5 kal
Lembar Jawaban Keterampilan Proses Sains
1. Mentega yang yang diletakan diatas sendok lama kelamaan akan meleleh atau
mencair hal ini karena sendok yang mudah menghantarkan panas sehingga kalor
akan merambat dari sendok ke mentega yang menyebabkan mentega mencair.
2. a. Saya akan merancang percobaan dengan cara memanaskan air diatas pemanas
(bunsen). Saya akan mencatat suhu setiap 1 menit pemanasan.
b. variabel terikatnya adalah suhu sedangkan variabel bebasnya adalah waktu
pemanasannya
3. Grafik hubungan waktu terhadap suhu
4. Alex akan memanaskan air 1 liter tersebut, kemudian Alex akan mencatat perubahan
suhu di menit pertama sampai pada menit ke 10. Dari data yang diperoleh yaitu
perubahan suhu terhadap waktu. Aalex dapat menentukan kalor tersebut dengan
menggunkan persamaan Q= m.c ΔT.
5. Air tersebut akan mendidih dan menguap. Air akan menerima panas dari api, pada
saat air dipanaskan terus menerus maka air tersebut akan mengalami perubahan
wujud dari cair menjadi uap.
0
20
40
60
80
0 10 20 30 40
Suhu (C)
waktu (s)
grafik pengaruh waktu terhadap suhu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 10
Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains
(Kelas Eksperimen)
Pokok bahasan :
Pertemuak ke :
Hari, tanggal :
Tujuan : Lembar observasi ini disusun dalam rangka mengamati
aktivitas siswa dalam melakukan percobaan perubahan
wujud
Petunjuk :
1. Observer berada di dekat kelompok yang akan diamati
2. Pengamatan ditunjukan pada kelompok yang telah ditentukan
3. Berilah tanda (√) cek list sesuai dengan indikator penelitian yang muncul
dalam kegiatan percobaan
No Aspek keterampilan
proses sains
Skor Indikator penelitian Skor
siswa
1
Menyusun hipotesis 3 Jika membuat hipotesis sebelum
melakukan percobaan dengan
benar dan logis untuk dapat
menjelaskan kejadian perubahan
wujud
2 Jika membuat hipotesis sebelum
melakukan percobaan dengan
benar tapi kurang tepat
1 Jika membuat hipotesis sebelum
melakukan percobaan kurang
benar dan kurang tepat
2 Merencanakan 4 Jika memilih alat dan bahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
penyelidikan dengan benar dan lengkap, serta
dapat membuat prosedur
percobaan dengan benar dan
runtut
3 Jika memilih alat dan bahan
dengan benar dan lengkap, tapi
kurang lengkap dan runtut
dalam membuat prosedur
percobaan
2 Jika memilih alat dan bahan
dengan benar tapi kurang
lengkap, dan kurang runtut
dalam membuat prosedur
percobaan
3 Menentukan variabel 3 Jika dapat menyebutkan variabel
bebas dan variabel terikat
dengan benar
2 Jika dapat menyebutkan variabel
bebas dan variabel terikat
namun kurang tepat (terbalik)
1 Jika dapat menyebutkan salah
satu variabel secara tepat
4 Melakukan percobaan 5 Jika dapat melakukan percobaan
dengan benar (runtut sesuai
dengan prosedur) dengan tepat
dan efektif
4 Jika dapat melakukan percobaan
dengan benar ( tidak runtut
seperti pada prosedur) tapi lebih
efektif
3 Jika dapat melakukan percobaan
dengan benar (runtut sesuai
dengan prosedur) dengan tepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
tapi kurang efektif
2 Jika dapat melakukan percobaan
dengan benar (runtut sesuai
dengan prosedur) kurang tepat
tapi kurang efektif
Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains
(Kelas Eksperimen)
Pokok bahasan :
Pertemuak ke :
Hari, tanggal :
Tujuan : Lembar observasi ini disusun dalam rangka mengamati
aktivitas siswa dalam melakukan percobaan perubahan
wujud
Petunjuk :
1. Observer berada di dekat kelompok yang akan diamati
2. Pengamatan ditunjukan pada kelompok yang telah ditentukan
3. Observer mengamati berlangsungnya kegiatan percobaan
Panduan pertanyaan
1. Amatilah sikap siswa dalam melakukan perencanaa percobaan (dari
membuat hipotesa sampai membuat rancangan percobaan)
2. Tulislah apa yang anda amati selama siswa melakukan percobaan. (sikap,
keterampilan dalam menyususun alat, keterampilan dalam melakukan
percoban, kerja sama didalam kelompok)
3. Silahkan mencatat yang anda amati dalam tabel yang telah disediakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Catatan:
1. Jika observan membantu menjawab pertayaan yang diajukan siswa kepada
anda selama percobaan berlangsung, mohon catat pertanyaan tersebut.
2. Jika observan ingin member penilaian terhadap kelompok silahkan catat di
bagian yang sudah disediakan
Kelompok 1
Nama siswa Kegiatan yang dilakukan pada saat perencaan
Kegiatan yang dilakukan pada saat percobaan
Melinda Septiana Wigawati
Mercurius Bramastya Nico Siwa
Naomi Novita Lasut
Yosephine Dwi Wahyuningtyas
Yustinus Akas Wibisono
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 11
A. Panduan Penskoran Laporan Percobaan
1. Soal no 1 bobot soal 5
Keterangan Skor
Siswa dapat memilih alat dan bahan dengan tepat 5
Siswa dapat memilih alat dan bahan dengan tepat namun ada alat yang
tidak digunakan atau kurang (minimal alat yang benar 4)
3
2. Soal no 2 bobot soal 10
Keterangan Skor
Siswa dapat membuat rancangan alat dengan benar 10
Siswa dapat membuat rancangan alat dengan benar namun ada yang
terbalik atau kurang tepat
5
3. Soal no 3 bobot soal 5
Keterangan Skor
Siswa dapat memprediksi sesuai dengan masalah yang diajukan 5
Siswa dapat memprediksi sesuai dengan masalah yang diajukan namun
kurang tepat
2
4. Soal no 4 bobot soal 5
Keterangan Skor
Siswa dapat memprediksi sesuai dengan masalah yang diajukan 5
Siswa dapat memprediksi sesuai dengan masalah yang diajukan namun
kurang tepat
3
5. Soal no 5 bobot soal 10
Keterangan Skor
Siswa dapat prosedur percobaan dengan benar 10
Siswa dapat prosedur percobaan dengan benar namun kurang lengkap 8
Siswa dapat prosedur percobaan namun ada yang terbalik atau kurang
sesuai
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
6. Soal no 6 bobot soal 5
Keterangan Skor
Siswa dapat menyebutkan yang menjadi variabel bebas dengan benar 5
Siswa dapat menyebutkan yang menjadi variabel bebas namun tidak
tepat
3
7. Soal no 7 bobot soal 5
Keterangan Skor
Siswa dapat menyebutkan yang menjadi variabel terikat dengan benar 5
Siswa dapat menyebutkan yang menjadi variabel terikat namun tidak
tepat
3
8. Soal no 8 bobot soal 5
Keterangan Skor
Siswa dapat menjelaskan hubungan variabel terikat dan bebas dengan
benar
5
Siswa kurang tepat dalam menjelaskan hubungan variabel terikat dan
bebas dengan benar
3
9. Soal no 9 bobot soal 5
Keterangan Skor
Siswa dapat tabel percobaan dengan benar 5
Siswa dapat tabel percobaan tapi kurang lengkap 3
10. Soal no 10 bobot soal 5
Keterangan Skor
Siswa dapat menggambar grafik dengan benar dan di beri keterangan 5
Siswa dapat menggambar grafik dengan benar tapi tidak diberi
keterangan
3
11. Soal no 11 bobot soal 10
Keterangan Skor
Siswa dapat menuliskan dengan baik dan lengkap apa saja yang diamati
selama percobaan
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Siswa dapat menuliskan apa saja yang diamati selama percobaan namun
kurang lengkap
5
12. Soal no 12 bobot soal 10
Keterangan Skor
Siswa dapat menuliskan dengan baik hubungan suhu dengan kalor 10
Siswa dapat menuliskan dengan baik apa saja yang diamati selama
percobaan namun kurang lengkap
5
13. Soal no 13 bobot soal 20
Keterangan Skor
Siswa dapat menentukan kalor yang dibutuh es sampai mencair dengan
benar
20
Siswa kurang benar dalam menentukan kalor yang dibutuh es sampai
mencair
15
Siswa tidak benar dalam menentukan kalor yang dibutuh es sampai
mencair
5
B. Lembar Jawaban Laporan Percobaan
1. Beker glass, termometer, neraca ohaus, stopwatch, bunsen, tripot, dan es
2. Bunsen diletakan dibawah tripot (penyangga), kemudian beker glaas yang berisi
es diletakan diatas tripot. Kemudian Bunsen dinyalakan. Kemudian mencatat
perubahan suhu di catat tiap 5 menit
3. Jika suatu zat di beri kalor secara terus menerus maka suhunya akan terus
meningkat
4. Peristiwa perubahan wujud zat padat menjadi uap
5. Prosedur percobaan:
a. Menimbang es yang di gunakan
b. Menyusun alat (Bunsen diletakan di bawah tripot, kemudian beker glass
yang berisi es dan diberi termometer diletakan diatas tripot)
c. Panasi es menggunakan bunsen, tiap selang waktu tertentu diukur
suhunya (sesekali mengaduk supaya suhu merata)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
d. Catatlah waktu, suhu, dan wujud zat
6. Yang menjadi variabel bebas adalah waktu
7. Yang menjadi variabel terikat adalah suhu
8. Hubungan variabel bebas dengan terikat adalah, jika variabel bebas (waktu)
dirubah maka variabel terikat (suhu) akan mengikuti. Perubahan variabel bebas
ini akan berpengaruh pada suhu dan perubahan wujud dari es
9. Tabel data percobaan
Massa es:…..
No Waktu (sekon) Suhu Wujud zat
10. Grafik dibuat berdasarkan data siswa (grafik hubungan waktu terhadap suhu)
yang berada pada sumbu y adalah suhu dan yang berada di sumbu x adalah waktu
11. Siswa dapat mengamati proses perubahan wujud es dari padat-cair-uap
12. Hubungan suhu terhadap kalor adalah, apabila es di panasi secara terus-menerus
maka suhu es akan meningkat seiring lamanya pemanasan tersebut.
13. Masa es, titik beku, titik didih dan titik uap mengikuti berdasarkan data yang
diperoleh siswa
Diketahui:
massa : 1 gram
T0 : 0 0C
Td : 70 0C
Ta : 80 0C
ces : 0,5 kal/gr.0C
cair : 1 kal/gr.0C
Llebur : 80 kal/gr
Ldidih : 540 kal/gr
Ditanya: kalor yang diserap es (Qtotal)?
Penyelsaian:
Q1 = mes. ces. Δt1
=1 gram. 0,5 kal/gr.0C. 0
0C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
= 0 kal
Q2 = m. Llebur
=1 gram. 80 kal/gr
= 80 kal
Q3 = mes. Cair. Δt2
=1 gram. 0,5 kal/gr.0C. 100
0C
= kal
Q4 = m. Ldidih
=1 gram. 540 kal/gr
= 540 kal
Maka jumlah kalor yang di serap adalah
Qtotal = Q1 + Q2 + Q3 + Q4
= 0 kal + 80 kal + 50 kal + 540 kal
= 670 kal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 12
Daftar Nilai Pre-tes dan Post-tes Kelas X1
N0 Nama L/P Pre-test Post- test
1 A P 21 66
2 B L 57 71
3 C L 28 29
4 D L 40 37
5 E P 54 79
6 F P 57 50
7 G P 42 35
8 H P 57 90
9 I P 55 77
10 J L 48 76
11 K P 43 76
12 L L 34 26
13 M P 56 85
14 N L 50 68
15 O L 42 63
16 P P 55 85
17 Q P 48 77
18 R P 85 90
19 S L 50 63
20 T L 32 80
21 U L 48 73
22 V P 46 71
23 W L 43 32
24 X P 37 66
25 Y P 35 57
26 Z P 58 79
27 AA L 32 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 13
Daftar Nilai Pre-tes dan Post-tes Kelas X2
N0 Nama L/P Pretest Hasil Belajar
Postest Hasil belajar
Pretest KPS
Posttest KPS
1 A P 39 92 51 71
2 B L 26 61 45 88
3 C P 38 89 39 66
4 D P 41 93 52 59
5 E P 62 88 64 79
6 F L 38 47 39 66
7 G P 37 82 18 44
8 H L 44 81 41 80
9 I L 16 74 31 37
10 J P 38 89 30 80
11 K P 23 59 42 90
12 L L 35 44 10 59
13 M L 8 49 20 45
14 N L 56 69 61 80
15 O L 8 43 9 14
16 P L 40 80 66 88
17 Q P 58 88 59 79
18 R P 53 100 43 76
19 S P 48 88 49 69
20 T P 19 52 61 66
21 U P 73 100 35 81
22 V L 34 84 30 59
23 W L 44 87 69 85
24 X L 67 87 61 71
25 Y P 27 39 28 59
26 Z L 62 84 19 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Lampiran 14
Hasil Penilaian Keterampilan Proses Sains Dari Observasi
No Kel. Menyusun
hipotesis Merencanakan
penyelidikan Menentukan
variabel Melakukan
percobaan Skor total
(%)
3 2 1 4 3 2 3 2 1 5 4 3 2
1 A x x x x 11 73,3
2 B x x x x 9 60
3 C x x x x 11 73,3
4 D x x x x 14 93,3
5 E x x x x 14 93,3
Keterangan Rubrik:
A. Menyusun hipotesis
3: Jika membuat hipotesis sebelum melakukan percobaan dengan benar
dan logis untuk dapat menjelaskan kejadian perubahan wujud
2: Jika membuat hipotesis sebelum melakukan percobaan dengan benar
tapi kurang tepat
1: Jika membuat hipotesis sebelum melakukan percobaan kurang benar
dan kurang tepat
B. Merencanakan penyelidikan
4: Jika memilih alat dan bahan dengan benar dan lengkap, serta dapat
membuat prosedur percobaan dengan benar dan runtut
3: Jika memilih alat dan bahan dengan benar dan lengkap, tapi kurang
lengkap dan runtut dalam membuat prosedur percobaan
2: Jika memilih alat dan bahan dengan benar tapi kurang lengkap, dan
kurang runtut dalam membuat prosedur percobaan
C. Menentukan variabel
3: Jika dapat menyebutkan variabel bebas dan variabel terikat dengan
benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
2: Jika dapat menyebutkan variabel bebas dan variabel terikat namun
kurang tepat (terbalik)
1: Jika dapat menyebutkan salah satu variabel secara tepat
D. Melakukan percobaan
5: Jika dapat melakukan percobaan dengan benar (runtut sesuai dengan
prosedur) dengan tepat dan efektif
4: Jika dapat melakukan percobaan dengan benar ( tidak runtut seperti
pada prosedur) tapi lebih efektif
3: Jika dapat melakukan percobaan dengan benar (runtut sesuai dengan
prosedur) dengan tepat tapi kurang efektif
2: Jika dapat melakukan percobaan dengan benar (runtut sesuai dengan
prosedur) kurang tepat tapi kurang efektif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 15
Contoh Pekerjaan Siswa (Pretest X1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Lampiran 16
Contoh Pekerjaan Siswa (Posttest X1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 17
Contoh Pekerjaan Siswa (Pretest X2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 18
Contoh Pekerjaan Siswa (Posttest X2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 19
Contoh Pekerjaan Siswa KPS (Pretest X2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 20
Contoh Pekerjaan Siswa KPS (Posttest X2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 21
Contoh Laporan Percobaan Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 22
Contoh Hasil Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Lampiran gambar 1
Gambar Pretest Kelas Kontrol (X1)
Lampiran gambar 2
Gambar Posttest kelas Kontrol (X1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Lampiran gambar 3
Gambar Eksperimen Kelas x.2
Lampiran gambar 4
Gambar Pembelajaran Kelas Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Lampiran gambar 5
Gambar Pretest Kelas Eksperimen (X2)
Lampiran gambar 6
Gambar Posttest Kelas Eksperimen (X2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI