PENGARUH KELAYAKAN PEMBIAYAAN MURABAHAH...
Transcript of PENGARUH KELAYAKAN PEMBIAYAAN MURABAHAH...
i
PENGARUH KELAYAKAN PEMBIAYAAN MURABAHAH TERHADAP
NON PERFORMING LOAN (NPL)
(Studi Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Harta Insan
Karimah Ciledug)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh :
Fashhan Adilla Rahman
NIM. 1112046100116
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
JAKARTA
1438 H/2017 M
iv
ABSTRAK
Fashhan Adilla Rahman, 1112046100116. PENGARUH KELAYAKAN
PEMBIAYAAN MURABAHAH TERHADAP NON PERFORMING LOAN
(NPL) (STUDI KASUS PADA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH
(BPRS) HARTA INSAN KARIMAH CILEDUG). Program Studi Perbankan
Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. 1438 / 2017 M.
Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh character, capital,
capacity, collateral dan condition terhadap Non Performing Loan (NPL). Dalam
penelitian ini diambil sebanyak 34 responden kepada analis pembiayaan / account
officer di BPRS Harta Insan Karimah Ciledug. Model analisis yang digunakan ialah
analisis regresi berganda dengan menggunakan program komputer SPSS versi 23.
Hasil menunjukkan bahwa secara parsial variabel Character memiliki pengaruh
sebesar 0,005, variabel Capital memiliki pengaruh sebesar 0,007 dan variabel
Collateral memiliki pengaruh sebesar 0,016 terhadap Non Performing Loan (NPL).
Sedangkan secara simultan variabel character, capital, capacity, collateral dan
condition mempunyai pengaruh sebesar 0,000 terhadap Non Performing Loan
(NPL).
Sementara itu, penelitian kualitatif bertujuan untuk membuktikan dan
memperdalam hasil metode kuantitatif. Metode pengumpulan data diperoleh
melalui wawancara mendalam dengan kepala bagian analis pembiayaan. hasil
penelitian menunjukkan bahwa BPRS Harta Insan Karimah cabang Ciledug dalam
penilaian kelayakan calon nasabah pembiayaannya mengutamakan aspek
character, aspek ini diperoleh dengan cara BI Checking dan dengan wawancara
mendalam kepada calon nasabah. Sedangkan kualitas pembiayaan murabahah
BPRS HIK tahun 2011 hingga tahun 2015 rata-rata mempunyai nilai NPF sebesar
3%, Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pembiayaan murabahah BPRS HIK
tergolong sehat.
Kata kunci: Character, Capital, Capacity, Collateral, Condition, Kualitas
Pembiayaan Murabahah, BPRS Harta Insan Karimah
.
Pembimbing : Mujiburrohman, MA.
Daftar Pustaka : Tahun 2001 s.d tahun 2014
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kewajiban studinya. Shalawat serta
salam semoga tercurahkan kepada junjungan kami, Nabi Muhammad SAW. beserta
para keluarga dan sahabatnya.
Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa banyak tangan yang
terulur memberikan bantuan. Ucapan rasa hormat dan terima kasih atas segala
kepedulian mereka yang telah memberikan bantuan, baik berupa sapaan moril,
kritik, masukan, dorongan semangat, dukungan finansial maupun sumbangan
pemikiran dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis secara khusus
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A., selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak A.M. Hasan Ali, M.A., selaku ketua Pogram Studi Muamalat (Hukum
Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Sofyan Rizal. S.E, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan masukan saran mengenai proposal penelitian skripsi
4. Bapak Mohammad Mujibur Rohman, MA, selaku pembimbing skripsi yang
telah banyak membantu meluangkan waktu, pikiran dan tenaga serta
kesabarannya untuk memberikan bimbingan, pengarahan dan nasihat kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
vi
5. Seluruh dosen serta civitas akademika Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
mendidik dan memberikan ilmunya kepada penulis.
6. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum,
serta Perpustakaan Umum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
7. Kedua orang tua penulis, yaitu Bapak Endang Surahman dan Ibu Lies Suryani,
yang telah memberikan banyak motivasi bagi penulis untuk secepatnya
menyelesaikan skripsi ini. Setiap pesan dan nasihat yang disampaikan selalu
memberikan inspirasi serta motivasi bagi penulis. Tak lupa juga, kakak dan
adik penulis yang merupakan anugerah yang telah Allah SWT. berikan, yaitu
Putri Elvana Lies Surahman, Fauzan Pratama dan Cintha Laiqa Mahira.
8. Sahabat-sahabat penulis yang selalu menemani saat bimbingan skripsi,
mendukung dan memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini,
yaitu Muhammad Abdul Mugni, Alfi Fadil, Fahmi Alamsyah, Muhammad
Ainun Zia.
9. Keluarga besar LiSEnSi UIN Jakarta
10. Sahabat-sahabat penulis yang selalu mendukung dan memotivasi penulis untuk
segera menyelesaikan skripsi ini, yaitu dan sahabat lainnya dari PS C 2012.
11. Teman-teman seperjuangan di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, khususnya mahasiswa/i Perbankan Syariah angkatan
2012 yang telah membantu dan memberikan motivasi dalam skripsi ini. Terima
vii
kasih atas semua kenangan yang tidak terlupakan, semoga silaturahim kita
dapat tetap terjalin sampai kapanpun.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini,
penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya. Semoga Allah SWT mencatatnya
sebagai amal dan membalasnya dengan yang lebih baik. Selain itu, penulis akui
bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, besar harapan
penulis munculnya saran untuk menunjang kesempurnaan atas skripsi ini di waktu
mendatang. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua kalangan.
Aamiin.
Jakarta, April 2017
Fashhan Adilla Rahman
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ................................................ ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ......................... iii
ABSTRAK ....................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................ 4
1. Pembatasan Masalah ................................................................ 4
2. Perumusan Masalah .................................................................. 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 5
D. Sistematika Penulisan .................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah ................................................ 8
1. Pengertian Bank Pembiayaan Rakyat Syariah ......................... 8
2. Tujuan dan Karakteristik BPR Syari’ah ................................... 9
3. Kegiatan Usaha BPR Syariah ................................................... 11
B. Pembiayaan ................................................................................... 12
1. Teori Pembiayaan ..................................................................... 12
2. Fungsi Pembiayaan ................................................................... 20
3. Tujuan dan Prinsip Analisis Kelayakan Pembiayaan ............... 21
4. Aspek-Aspek dalam Penilaian Kelayakan Pembiayaan ........... 23
C. Pembiayaan Bai’ Al-Murabahah ................................................... 28
1. Pengertian Murabahah ............................................................. 28
2. Landasan Hukum ...................................................................... 29
3. Rukun dan Syarat Murabahah.................................................. 31
4. Mekanisme Pelaksanaan Skema Murabahah............................ 33
5. Risiko Pembiayaan Murabahah ................................................ 34
ix
D. Non Performing Loan (NPL) ........................................................ 35
E. Penelitian Sebelumnya .................................................................. 37
F. Kerangka Berpikir ......................................................................... 41
G. Hipotesis ........................................................................................ 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 44
B. Metode Penentuan Sampel ............................................................ 44
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 45
D. Teknik Analisis Data ..................................................................... 47
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ...................................... 53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Harta Insan Karimah
(BPRS HIK) Ciledug ..................................................................... 59
B. Hasil dan Pembahasan ................................................................... 74
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................... 94
B. Saran-saran .................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 96
LAMPIRAN ..................................................................................................... 99
x
DAFTAR TABEL
1.1 Komposisi Pembiayaan BPRS 2010-2015 ............................................... 1
1.2 Rincian Pembiayaan BPRS Harta Insan Karimah .................................... 2
2.1 Kriteria Penilaian Peringkat Murabahah .................................................. 35
2.2 Review Studi Terdahulu ........................................................................... 38
3.1 Operasional Variabel Penelitian ............................................................... 57
4.1 Pembiayaan Murabahah yang disalurkan Pada Tahun 2015 .................... 68
4.2 Pembiayaan Musyarakah yang disalurkan Pada Tahun 2015 ................... 69
4.3 Pembiayaan Mudharabah yang disalurkan Pada Tahun 2015 .................. 70
4.4 Pembiayaan Ijarah yang disalurkan Pada Tahun 2015 .............................. 71
4.5 Pembiayaan Qard yang disalurkan Pada tahun 2015 ................................ 72
4.6 Uji Validitas .............................................................................................. 79
4.7 Uji Reliabilitas .......................................................................................... 82
4.8 Hasil Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov .......................................... 84
4.9 Hasil Uji Multikolinearitas ....................................................................... 84
4.10 Hasil Regresi Linier Berganda .................................................................. 86
4.11 Hasil Uji t (Parsial) ................................................................................... 87
4.12 Hasil Uji F (Simultan) .............................................................................. 90
4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ....................................................... 91
4.14 Kualitas Pembiayaan Murabahah ............................................................. 92
xi
DAFTAR GAMBAR
2.1. Mekanisme Pelaksanaan Skema Murabahah ............................................ 33
2.2. Kerangka Pemikiran ................................................................................. 41
3.1 Struktur Organisasi BPRS Harta Insan Karimah Cabang Ciledug ........... 66
4.1 Perkembangan Jumlah Aset ...................................................................... 74
4.2 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual ........................... 83
4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................................... 85
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Pedoman Wawancara Skripsi ................................................................ 99
2. Kuesioner Penelitian ............................................................................... 100
3. Jawaban Responden .............................................................................. 104
4. Hasil SPSS Validitas dan Reliabilitas Variabel Character ................... 107
5. Hasil SPSS Validitas dan Reliabilitas Variabel Capital ........................ 107
6. Hasil SPSS Validitas dan Reliabilitas Variabel Capacity ..................... 108
7. Hasil SPSS Validitas dan Reliabilitas Variabel Collateral ................... 109
8. Hasil SPSS Validitas dan Reliabilitas Variabel Condition .................... 110
9. Hasil SPSS Validitas dan Reliabilitas Variabel Non Performing
Loan (NPL) ............................................................................................ 110
10. Form Permohonan Pembiayaan ............................................................. 112
11. Memorandum Pembiayaan .................................................................... 113
12. Media Pencairan Pembiayaan ................................................................ 115
13. Brosur Pembiayaan iB BPRS HIK ........................................................ 116
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) yang juga berfungsi sebagai
financial intermediary menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat salah
satunya dengan skim murabahah. Skema Murabahah ini juga banyak
diterapkan di lembaga keuangan syariah karena akad ini mudah dan simpel
dalam pengaplikasiannya. Hal ini dapat terlihat dari pembiayaan yang paling
banyak disalurkan oleh BPRS. Berikut disajikan tabel pembiayaan yang
dipublikasikan pada laporan bulanan statistik perbankan syariah yang
dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan tahun 2010-2015.
Tabel 1.1 Komposisi Pembiayaan BPRS 2010-2015
(Juta)
Akad
Pembiyaan
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Akad
Mudharabah
65.471 75.807 99.361 106.851 122.467 168.516
Akad
Musyarakah
217,954 246.796 321.131 426.528 567.658 652.316
Akad
Murabahah 1.621.526 2.154.494 2.854.646 3.546.361 3.965.543 491.697
Akad Salam 45 20 197 26 16 15
Akad
Istishna
27.598 23.673 20.751 17.614 12.881 11.135
Akad Ijarah 13.499 13.815 13.522 8.318 5.179 6.175
Akad Qardh 63.000 72.095 81.666 93.325 97.709 123.588
Multijasa 51.344 89.230 162.245 234.469 233.456 311.729
Jumlah 2.060.437 2.675.930 3.553.520 4.433.492 5.004.909 5.765.171
Sumber : statistik perbankan syariah data diolah
2
Dari tabel 1, dapat dilihat bahwa pembiayaan yang diberikan hampir
70% lebih dari total keseluruhan pembiayaan diberikan dalam bentuk akad
murabahah dibandingkan akad lainnya seperti musyarakah, mudharabah,
istishna dan qard.
Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan pada prinsip jual beli
murabahah, karena berdasarkan jumlah pembiayaan di BPRS Harta Insan
Karimah Ciledug yang menjadi obyek penelitian penulis, murabahah
menunjukan pembiayaan yang paling banyak diberikan oleh BPRS Harta
Insan Karimah Ciledug sebagaimana yang terlihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 1.2 Rincian Pembiayaan BPRS Harta Insan Karimah Tahun
2015
Jenis Pembiayaan Jumlah Pembiayaan
Murabahah Rp 225.169.957.436,-
Musyarakah Rp 185.392.234.301,-
Mudharabah Rp 950.000.000,-
Ijarah Rp 800.553.643,-
Qard Rp 131.034.525,-
Sumber : Laporan Keuangan PT. BPRS Harta Insan Karimah Tahun 2015
Dalam hal mengalokasikan dana pembiayaan ini, tentunya tidak luput
dari risiko yang dihadapi. Risiko timbul karena adanya ketidakpastian, yang
berarti kondisi itu menyebabkan timbulnya risiko karena mengakibatkan
keragu-raguan dalam meramalkan kemungkinan terhadap hasil-hasil yang
akan terjadi dimasa mendatang. Agar risiko tidak menghalangi kegiatan
3
perusahaan, maka harus dimanajemen dengan sebaik-baiknya, secara
spesifikasi risiko-risiko yang dihadapi akan menyebabkan bervariasinya
tingkat keuntungan bank meliputi risiko likuiditas adalah risiko yang
berkaitan dengan ketidakmampuan bank dalam memenuhi kewajiban yang
telah jatuh tempo. Risiko likuiditas dapat dikategorikan sebagai risiko
likuiditas pasar dan risiko likuiditas pendanaan, risiko pembiayaan
murabahah adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak nasabah
(counterparty) dalam memenuhi kewajibannya. Tidak bisa memperoleh
kembali cicilan pokok atau bunga dari pinjaman yang diberikan atau investasi
yang sedang dilakukannya.1
Dalam pemberian pembiayaan diperlukan analisa kelayakan
pembiayaan oleh bank syariah dengan tujuan agar bank tersebut yakin bahwa
pembiayaan yang diberikan benar-benar aman dan untuk menghindari
pembiayaan yang nantinya tidak layak. Maka, Bank harus lebih selektif dan
hati-hati dalam menyalurkan dana ke masyarakat, agar bank tidak mengalami
kerugian dikemudian hari karena ketidakmampuan nasabah untuk
mengembalikan pinjamannya atau macet.
Macetnya pembayaran kredit nasabah memang bukan hanya karena
salah perhitungan dalam analisis kredit sesungguhnya, faktor lain misalnya
objek kredit atau nasabah yang dibiayai terkena bencana alam. Namun, paling
tidak apabila kredit telah dinilai sangat baik, risiko kredit macet dapat
1 Muhammad Firdaus et al, Konsep dan Implementasi Bank Syariah (Jakarta: Renaisan,
2005), cet-1, h.15
4
diminimalkan. Oleh sebab itu, sebelum kredit diberikan, wajib untuk terlebih
dahulu dianalisis kelayakannya. 2
Dalam penyaluran dana tersebut, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Harta Insan Karimah (BPRS HIK) harus bisa menerapkan prinsip kehati-
hatian kepada calon nasabah pembiayaan agar dana yang disalurkan dapat
kembali, salah satunya adalah dengan berpedoman pada prinsip 5C
(Character, Capital, Capacity, Collateral dan Condition). Untuk bisa
menerapkan prinsip tersebut dirasa perlu untuk menggali dan menganalisa
lebih jauh tentang akad murabahah dalam pembiayaan yang diberikan oleh
BPRS Harta Insan Karimah dalam hal menganalisis mitra usaha dan
bagaimana pengaruhnya tehadap Non Performing Loan (NPL). Maka,
peneliti tertarik untuk mengajukan melakukan penelitian dengan judul :
“PENGARUH KELAYAKAN PEMBIAYAAN MURABAHAH
TERHADAP NON PERFORMING LOAN (NPL)”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti membatasi
permasalahan yang akan diteliti pada aspek yang dianalisis agar tidak
keluar dari pembahasan, diantaranya :
a. Kelayakan Pembiayaan murabahah di Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah Harta Insan Karimah Ciledug
2 Dr. Kasmir, Analisis Lapoan Keuangan (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Ed.1., h. 285.
5
b. Sampel dalam penelitian hanya di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS) Harta Insan Karimah cabang Ciledug
c. Waktu penelitian pada tahun 2016-2017.
d. Penelitian ini menggunakan data primer hasil penyebaran kuesioner
kepada Analis Pembiayaan / Account Officer di Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah (BPRS) Harta Insan Karimah cabang Ciledug.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan
masalah yang akan diuji lebih lanjut dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana Pengaruh Character, Capital, Capacity, Collateral dan
Condition terhadap Non Performing Loan (NPL)?
2. Bagaimana Kualitas Pembiayaan Murabahah pada BPRS Harta Insan
Karimah Ciledug?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Sejalan dengan latar belakang, masalah dan rumusan masalah, maka
penelitian ini memiliki beberapa tujuan dan manfaat diantaranya :
1. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui analisis Pengaruh Character, Capital, Capacity,
Collateral dan Condition terhadap Non Performing Loan (NPL)
pada BPRS Harta Insan Karimah Ciledug.
b. Mengetahui kualitas pembiayaan murabahah pada BPRS Harta
Insan Karimah Ciledug.
6
2. Manfaat Penelitian
a. Dapat memberikan pengetahuan bagi pembaca maupun peneliti
pribadi.
b. Dapat menjadi sumber referensi bagi peneliti sejenis dan dapat
dijadikan sebagai bahan perbandingan dari penelitian yang telah
ada maupun yang akan datang.
c. Dapat memperluas khazanah ilmu pengetahuan mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta tentang analisis kelayakan
pembiayaan murabahah.
d. Membantu memberikan saran dan masukan bagi Bank Syariah
untuk dapat mengambil keputusan lebih tepat dalam mengatur
strategi yang akan dihadapi.
e. Menambah informasi dan pengetahuan masyarakat tentang
ekonomi syariah, kelembagaannya dan khususnya tata cara
dalam melakukan permohonan pembiayaan.
D. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan disajikan dasar-dasar teori yang melandasi pembuatan
skripsi ini.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
7
Pada bab ini membahas Metode Penelitian yang digunakan sebagai alat ukur
untuk menganalisa data yang didapat dari angket kuesioner yang telah diisi
oleh objek penelitian yaitu analis pembiayaan / account officer BPRS Harta
Insan Karimah Ciledug.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menjawab rumusan permasalahan yaitu pengaruh character,
capital, capacity, collateral dan condition terhadap Non Performing Loan
(NPL) dan Uji Validitas, Reliabilitas, Normalitas serta analisa pengaruh
character, capital, capacity, collateral dan condition terhadap Non
Performing Loan (NPL).
BAB V : PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan
permasalahan yang telah dibahas sebelumnya dan beberapa saran-saran dari
penulis.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
1. Pengertian Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah (BPRS) adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip Syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bentuk
hukumnya dapat berupa : Perseroan Terbata/PT, Koperasi atau Perusahaan
Daerah (Pasal 2 PBI No. 6/17/PBI/2004). Menurut Undang-undang nomor
21 Tahun 2008 menyebutkan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)
yaitu Bank Syari’ah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran.3
Sebelum lahirnya BPR Syariah di Indonesia, masyarakat terlebih
dahulu mengenal adanya Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Menurut UU
No. 21 Tahun 2008 disebutkan bahwa BPR adalah bank konvensional
yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Dimana BPR konvensional masih menerapkan sistem bunga
dalam operasionalnya. Oleh sebab itu, perbedaan antara BPR
Konvensional dan BPR Syariah adalah sebagai berikut: 4
3 Khotibul Umam. Trend Pembentukan Bank Umum Syari’ah Pasca Undang-Undang Nomor
21 Tahun 2008 (Konsep, Regulasi dan Implementasi) (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2009), h. 41. 4 Muhammad, Manajemen Bank Syariah (Yogyakarta: UPP AMP, 2002), h. 56.
9
1. Akad dan aspek legalitas.
Dalam BPR Syari’ah akad yang dilakukan memiliki konsekuensi
duniawi dan ukhrawi karena akad yang dilakukan berdasarkan hukum
Islam. sering nasabah berani melanggar kesepakatan atau perjanjian
yang telah dilakukan bila hukum hanya berdasarkan hukum positif.
2. Adanya Dewan Pengawas Syariah dalam struktur organisasinya yang
bertujuan mengawasi praktik operasional BPR Syari’ah agar tidak
menyimpang dari prinsip Syariah.
3. Penyelesaian sengketa yang terjadi dapat diselesaikan melalui Badan
Arbitrase Syari’ah maupun Pengadilan Agama.
4. Bisnis dan usaha yang dibiayai tidak boleh bisnis yang haram, syubhat
ataupun dapat menimbulkan kemadharatan bagi pihak lain.
5. Praktik operasional BPR Syari’ah, baik untuk menghimpun maupun
penyaluran pembiayaan, menggunakan sistem bagi hasil dan tidak
menggunakan sistem bunga.
2. Tujuan dan Karakteristik BPR Syari’ah
Beberapa tujuan yang dikehendaki dari pendirian BPR Syari’ah di
dalam perekonomian, yaitu sebagai berikut:
1. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat Islam, terutama
masyarakat golongan ekonomi lemah yang pada umumnya berada di
daerah pedesaan.
2. Menambah lapangan kerja, terutama ditingkat kecematan sehingga
dapat mengurangi arus urbanisasi.
10
3. Membina semangat ukhuwah Islamiyah melalui kegiatan ekonomi
dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita menuju kualitas
hidup yang memadai.5
4. Untuk mempercepat perputaran aktivitas perekonomian karena sector
real akan bergairah.
Dalam aktivitas operasional BPR Syariah menurut UU No. 21 Tahun
2008, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dilarang:6
1. Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip
Syari’ah.
2. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas
pembayaran.
3. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, kecuali penukaran
uang asing dengan izin Bank Indonesia.
4. Melakukan kegiatan usaha perasuransian, kecuali sebagai agen
pemasaran produk asuransi Syari’ah.
5. Melakukan penyertaan modal, kecuali pada lembaga yang dibentuk
untuk menanggulangi kesulitan likuiditas Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah.
6. Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha yang telah diatur dalam
Undang-Undang.
5 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah Deskripsi dan Ilustrasi
(Yogyakarta: EKONESIA, 2003), h. 85. 6 Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syari’ah Suatu Kajian Teoritis Praktis (Bandung:
CV Pustaka Setia, 2012), h.200
11
3. Kegiatan Usaha BPR Syariah
Kegiatan usaha BPR syari’ah intinya hampir sama dengan kegiatan
Bank Umum Syariah, yaitu berupa penghimpunan dana, penyaluran dana,
dan kegiatan di bidang jasa. Yang membedakannya adalah bahwa BPR
Syari’ah tidak diperkenankan memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran, misalnya ikut dalam kegiatan kliring, inkaso dan
menerbitkan giro.7
Menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah diatur dalam Pasal 21, yaitu bahwa kegiatan usaha Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah meliputi :
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk:
1) Simpanan berupa tabungan atau yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan
dengan prinsip Syari’ah; dan
2) Investasi berupa deposito atau tabungan atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu berdasarkan akad mudharabah atau akad
lain yang tidak bertentangan dengan prinsip Syari’ah.
b. Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk:
1) Pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah atau
musyarakah.
2) Pembiayaan berdasarkan akad murabahah, salam atau istishna.
7 Khotibul Umam. Trend Pembentukan Bank Umum Syari’ah Pasca Undang-Undang Nomor
21 Tahun 2008 (Konsep, Regulasi dan Implementasi) (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2009), h. 41.
12
3) Pembiayaan berdasarkan akad qardh.
4) Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada
nasabah berdasarkan akad ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah
muntahiya bittamlik; dan
5) Pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah.
c. Menempatkan dana pada Bank Syari’ah lain dalam bentuk titipan
berdasarkan akad wadi’ah atau investasi berdasarkan akad mudharabah
dana atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip Syari’ah.
d. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah melalui rekening Bank Pembiayaan Rakyat
Syari’ah yang ada di Bank Umum syari’ah, Bank Umum Konvensional
dan UUS.
e. Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Syari’ah
lainnya yang sesuai dengan prinsip Syari’ah berdasarkan persetujuan
Bank Indonesia.
B. Pembiayaan
1. Teori Pembiayaan
Kredit (Pembiayaan) merupakan penyaluran dana dari pihak pemilik
dana kepada pihak yang memerlukan dana. Dalam bahasa latin kredit
berasal dari kata “credere” yang artinya percaya, pihak yang
13
memberikan kredit percaya kepada pihak yang menerima kredit, bahwa
kredit yang diberikan pasti akan dibayar. 8
Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh
suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang
direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain,
Pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung
investasi yang telah direncanakan.9
Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah didefinisikan sebagai
penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang
dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka
waktu tertentu dengan imbalan bagi hasil.10
Sedangkan menurut Undang-Undang Perbankan No. 21 Tahun 2008
tentang perbankan syariah, Pembiayaan adalah penyediaan dana atau
tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:
a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.
b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam
bentuk ijarah muntahiya bittamlik.
c. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh.
8 Ismail, Manajemen Perbankan : Dari Teori Menuju Aplikasi (Jakarta: Kencana,2010) hlm.
93. 9 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005)
h.17. 10 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2001) h. 46.
14
d. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi
multijasa.
Menurut Syafi’i Antonio, Pembiayaan adalah pemberian fasilitas
penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
merupakan deficit unit.11
Berdasarkan sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi
dua, yaitu:
a. Pembiayaan Produktif yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan
usaha, baik usaha produksi, perdagangan maupun investasi.
b. Pembiayaan konsumtif yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi, yang akan habis digunakan utnuk memenuhi kebutuhan.
Menurut keperluannya, pembiayaan peoduktif dapat dibagi menjadi dua
hal berikut:
a. Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi
kebutuhan 1) peningkatan produksi baik secara kuantiatif, yaitu jumlah
hasil produksi, maupun secara kualitatif yaitu peningkatan kualitas dan
mutu hasil produksi dan 2) untuk keperluan perdagangan atau
peningkatan utility of place dari suatu barang.
b. Pembiayaan Investasi
11 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani
Press, 2001) h.160.
15
Pembiayaan ini diperuntukkan bagi nasabah untuk keperluan investasi,
yaitu keperluan penambahan modal guna mengadakan rehabilitasi,
perluasan usaha, ataupun pendirian proyek baru. Ciri-ciri pembiayaan
ini adalah untuk pengadaan barang-barang modal, mempunyai
perencanaan alokasi dana yang matang dan terarah, berjangka waktu
menengah dan panjang.
Secara prinsip pembiayaan bank syariah harus memenuhi dua
aspek yaitu aspek syariah dan aspek ekonomi. Artinya selain harus
syariah, bank syariah harus tetap memperhitungkan profitabilitas dari
usaha yang dibiayai, agar menguntungkan bagi bank maupun nasabah.
Menurut Kasmir dalam memberikan pembiayaan, suatu bank
berusaha untuk memperkecil risiko melalui pengelolaan pembiayaan.
Suatu bank dalam pengelolaan pembiayaan melakukan proses sebagai
berikut.12
a. Pengajuan Proposal. Dalam hal ini pemohon kredit mengajukan
permohonan kredit yang dituangkan dalam suatu proposal.
Kemudian dilampiri dengan berkas-berkas lainnya yang dibutuhkan.
Pengajuan proposal kredit hendaknya yang berisi antara lain sebagai
berikut:
1) Latar Belakang Perusahaan seperti riwayat hidup singkat
perusahaan, jenis bidang usaha, identitas perusahaan,nama
12 Kasmir, Manajemen Perbankan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h.98
16
pengurus berikut pengetahuan dan pendidikannya, perkembangan
perusahaan serta relasinya dengan pihak-pihak pemerintah dan
swasta.
2) Maksud dan tujuan apakah untuk memperbesas omset penjualan
atau meningkatkan kapasitas produksi atau mendirikan pabrik
baru (perluasan) serta tujuan lainnya.
3) Besarnya kredit dan jangka waktu dalam hal ini pemohon
menentukan besarnya jumlah kredit yang ingin diperoleh dan
jangka waktu kreditnya. Penilaian kelayakan besarnya kredit dan
jangka waktunya dapat kita lihat dari cash flow serta laporan
keuangan (neraca dan laporan rugi laba) tiga tahun terakhir. Jika
dari hasil analisis tidak sesuai dengan permohonan, maka pihak
bank tetap erpedoman terhadap hasil analisis mereka dalam
memutuskan jumlah kredit dan jangka waktu kredit yang layak
diberikan kepada sipemohon.
4) Cara pemohon mengembalikan kredit dijelaskan secara rinci
cara-cara nasabah dalam mengembalikan kreditnya apakah dari
hasil penjualan atau cara lainnya.
5) Jaminan kredit. Hal ini merupakan jaminan untuk menutupi
segala risiko terhadap kemungkinan macetnya suatu kredit baik
yang ada unsur kesengajaan atau tidak. Penilaian jaminan kredit
haruslah teliti jangan sampai terjadi sengketa, palsu dan
17
sebagainya. Biasanya jamina diikat dengan suatu asuransi
tertentu.
b. Tahap selanjutnya yaitu penyelidikan berkas pinjaman. Tujuannya
adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah
lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar. Jika menurut pihak
perbankan belum lengkap atau cukup, nasabah diminta untuk segera
melengkapinya dan apabila sampai batas tertentu nasabah tidak
sanggup melengkapi kekurangan tersebut, maka sebaiknya
permohonan kredit dibatalkan saja.
c. Penilaian kelayakan pembiayaan/analisis pembiayaan. Langkah ini
untuk menilai nasabah dari berbagai aspek untuk menjadi bahan
pertimbangan bagi bank apakah nasabah tersebut layak
mendapatkan pembiayaan. Prinsip yang digunakan oleh bank dapat
berupa 5C yaitu character, capacity, capital, condition of economy,
collateral maupun 7 P yaitu personality, party, prospect, purpose,
payment, profitability, dan protection. Namun untuk kredit yang
lebih besar jumlahnya perlu dilakukan metode penilaian dengan
Studi Kelayakan. Dalam studi kelayakan menurut Kasmir perlu
adanya penilaian pada beberapa aspek, yaitu aspek hukum, aspek
pasar dan pemasaran, aspek keuangan, aspek teknis/ operasi, aspek
manajemen, aspek ekonomi sosial dan aspek AMDAL.
d. Wawancara Pertama
18
Wawancara awal merupakan penyidikan kepada calon nasabah yang
berfungsi untuk meyakinkan bank bahwa berkas-berkas tersebut
sesuai dan lengkap sesuai persyaratan bank.
e. On The Spot (Peninjauan ke Lokasi)
Tahap ini berupa kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan
meninjau berbagai objek yang dijadikan usaha atau jaminan.
Kemudian hasil On The Spot dicocokkan dengan hasil wawancara.
f. Wawancara Kedua
Wawancara kedua ini merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika
mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan on
the spot di lapangan.
g. Keputusan pemberian pinjaman
Keputusan dalam hal ini berupa apakah pembiayaan akan diberikan
atau ditolak. Pada umumnya keputusan tersebut:
1) Akad kredit yang akan ditandatangani
2) Jumlah uang yang diterima
3) Jangka waktu pembiayaan
4) Biaya-biaya yang harus dibiayai
Jika permohonan pembiayaan ditolak maka pihak bank akan
melakukan pemberitahuan kepada calon nasabah dan dikirim surat
penolakan.
h. Penandatanganan Akad Kredit/ Perjanjian Lainnya
19
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya pembiayaan,
maka sebelum dana dicairkan, terlebih dahulu calon nasabah
menandatangani akad pembiayaan, mengikat jaminan dengan
hipotik dan surat perjanjian atau pernyataan yang dianggap perlu
Pendandatanganan dilakukan:
1) Antara bank dengan debitur secara langsung
2) Dengan melalui notaris
i. Realisasi pembiayaan
Realisasi pembiayaan diberikan setelah penandatanganan akad dan
surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau
tabungan di bank yang bersangkutan jika nasabah tidak memiliki
tabungan di bank.
Selain prinsip 5c ataupun 7P, Bank Perkreditan Rakyat juga harus
memenuhi prinsip mengenal nasabah berkenaan dengan
dikeluarkannya Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/23/PBI/2003
tanggal 23 Oktober 2003 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah
(Know Your Customer Principles). Bagi Bank Perkreditan Rakyat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4328), maka perlu ditetapkan
Pedoman Standar Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Bank
Perkreditan Rakyat sebagaimana terdapat dalam lampiran Surat Edaran
Bank Indonesia ini. Pedoman Standar Penerapan Prinsip Mengenal
Nasabah bagi Bank Perkreditan Rakyat tersebut merupakan acuan
20
standar minimum yang wajib dipenuhi oleh Bank Perkreditan Rakyat
dalam menyusun Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal
Nasabah. 13
2. Fungsi Pembiayaan
Secara terperinci pembiayaan memiliki fungsi antara lain14:
a. Pembiayaan bisa meningkatkan arus tukar menukar barang dan
jasa.
Pembiayaan bisa meningkatkan arus tukar barang, pada hal
ini misalkan belum tersedia uang sebagai alat pembayaran, maka
pembiayaan akan memperlancarkan lalu lintas pertukaran barang
dan jasa.
b. Pembiayaan merupakan alat yang dipakai untuk memanfaatkan idle
fund
Bank bisa mempertemukan pihak yang kelebihan dana dengan
pihak yang memerlukan dana. Pembiayaan merupakan salah satu
jalan keluar untuk mengatasi batasan antara pihak yang meiliki dana
dan pihak yang membutuhkan dana. Bank dapat memanfaatkan
dana yang idle untuk disalurkan kepada pihak yang membutuhkan.
Dana yang berasal dari golongan yang kelebihan dana, maka akan
efektif, karena dana tersebut dimanfaatkan oleh pihak yang
membutuhkan dana.
13 Peraturan Bank Indonesia mengenai Pedoman Standar Penerapan Prinsip Mengenal
Nasabah Bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 14 Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: Kencana Prenadamedia, 2011), h. 108-109
21
c. Pembiayaan sebagai alat pengendali harga
Ekspansi pembiayaan bisa membuat meningkatnya jumlah uang
yang beredar, dan peningkatan peredaran uang akan membuat
kenaikan harga. Sebaliknya pembatasan pembiayaan akan
mempengaruhi jumlah uang yang beredar dan keterbatasan uang
yang beredar di masyarakat memiliki pengaruh pada penurunan
harga,
d. Pembiayaan dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat
ekonomi yang ada
Pembiayaan murabahah yang diberikan oleh bank syariah
memiliki dampak pada kenaikan makro-ekonomi. Mitra
(pengusaha), setelah mendapatkan pembiayaan dari pihak bank
syariah, akan memproduksi barang, mengolah bahan baku menjadi
barang jadi, meningkatkan volume perdagangan, dan melaksanakan
kegiatan ekonomi lainnya.
3. Tujuan dan Prinsip Analisis Kelayakan Pembiayaan
Analisis kelayakan pembiayaan yang dilakukan sebelum mengambil
keputusan pembiayaan memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Menghindari risiko kerugian
Kerugian yang akan terjadi dimasa depan merupakan suatu
ketidakpastian, ada kerugian yang dapat diramalkan dan ada pula
kerugian yang terjadi di luar perkiraan pengusaha. Analisis kerugian
dilakukan untuk meminimalisasi risiko yang terjadi.
22
2. Memudahkan perencanaan
Informasi yang didapat dari hasil analisis kelayakan pembiayaan
digunakan dalam proses perencanaan hinga operasional usaha yang
akan dilakukan.
3. Memudahkan pengawasan
Pengawasan dilakukan terhadap pelaksanaan usaha agar tidak keluar
dari rencana yang ditetapkan. Pengawasan dilakukan terhadap kegiatan
usaha secara menyeluruh dan dapat difokuskan kepada beberapa sektor
yang dianggap kritis.
4. Memudahkan pengendalian
Apabila dalam proses pengawasan ditemukan penyimpangan, maka
harus segera dikendalikan agar tujuan usaha untuk mendapatkan
keuntungan dapat tercapai.15
Hasil studi kelayakan bisnis pada prinsipnya bisa digunakan antara lain:
1) Untuk merintis usaha baru, misalna untuk membuka toko,
membangun pabrik, mendirikan perusahaan jasa, membuka usaha
dagang, dan lainnya.
2) Untuk mengembangkan usaha yang sudah ada, misalnya untuk
menambah kapasitas pabrik, untuk memperluas skala usaha, untuk
mengganti peralatan/mesin, untuk menambah mesin baru, untuk
memperluas cakupan usaha, dan sebagainya.
15 Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis (Jakarta: Kencana, 2008), h.19.
23
3) Untuk memilih jenis usaha atau investasiproyek yang paling
menguntungkan, misalnya pilihan usaha barang atau jasa, pabrikasi
atau perakitan, proyek A atau proyek B, dan lain sebagainya.
4. Aspek-Aspek dalam Penilaian Kelayakan Pembiayaan
Prinsip-prinsip pemberian pembiayaan merupakan pedoman yang
harus diperhatikan oleh pejabat pembiayaan lembaga keuangan pada saat
melakukan analisis pembiayaan16 Hal ini dilakukan untuk menghindari
dan meminimalisir terjadinya kredit macet. Pedoman prinsip-prinsip 5C
yang dilakukan antara lain:17
a. Character
Character merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak
dari orang-orang yang akan diberikan pembiayaan harus dapat
dipercaya. Untuk membaca watak atau sifat dari calon debitur dapat
dilihat dari latar belakang nasabah, baik yang bersifat latar belakang
pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya
hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan jiwa sosial.
Kegunaan dari penilaian terhadap karakter ini adalah untuk
mengetahui sejauh mana kemauan nasabah untuk memenuhi
kewajibannya (willingness to pay) sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati.
b. Capital
16 Binti Nur Asiyah, Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah, (Yogyakarta: Teras, 2014), h.
80. 17 Kashmir, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), h. 117.
24
Capital digunakan untuk melihat penggunaan modal apakah
efektif atau tidak, dapat dilihat dari laporan keuangan (neraca dan
laporan rugi laba) yang disajikan dengan melakukan pengukuran seperti
dari segi likuiditas dan solvabilitasnya, rentabilitas dan ukuran lainnya.
Capital juga harus dianalisis dari sumber mana saja modal yang ada
sekarang ini, termasuk presentase modal yang digunakan untuk
membiayai usaha yang akan dijalankan, berapa modal sendiri dan
berapa modal pinjaman.
Kemampuan modal sendiri akan menjadi benteng yang kuat bagi
usahanya tatkala ada goncangan dari luar, misalnya karena tekanan
inflasi. Kemampuan capital pada umumnya dimanifestasikan dalam
bentuk penyediaan self financial, yang sebaiknya lebih besar
dibandingan pembiayaan yang diminta. Bentuk self financial tidak
harus berupa uang tunai, melainkan bisa juga berupa tanah, bangunan
dan mesin-mesin. Besar kecilnya capital bisa dilihat dari neraca
perusahaan yaitu komponen owner equity, laba ditahan, dll. Untuk
perorangan bisa dilihat dari daftar kekayaan yang bersangkutan setelah
dikurangi hutang-hutangnya.18
c. Capacity
Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah
dalam membayar pembiayaan (ability to pay). Dari penilaian ini dapat
18 Binti Nur Asiyah, Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah, (Yogyakarta: Teras, 2014), h.
83.
25
terlihat kemampuan nasabah dalam mengelola bisnis. Kemampuan ini
dihubungkan dengan latar belakang pendidikan dan pengalamannya
selama ini dalam mengelola usahanya, sehingga akan terlihat
kemampuannya dalam mengembalikan pembiayaan yang disalurkan.
capacity sering disebut dengan capability.
Kemampuan keuangan calon nasabah sangat penting karena
merupakan sumber utama pembayaran. Semakin baik kemampuan
keuangan calon nasabah, maka akan semakin baik kemungkinan
kualitas pembayaran pembiayaan, artinya dapat dipastikan bahwa
pembiayaan yang diberikan bank syariah dapat dibayar sesuai dnegan
jangka waktu yang diperjanjikan.19
Pengukuran Capacity dapat dilakukan melalui berbagai
pendekatan, antara-lain:
Pendekatan historis, yaitu menilai past performance, apakah
menunjukkan perkembangan dari waktu ke waktu.
Pendekatan finansial, yaitu menilai latar belakang pendidikan para
pengurus.
Pendekatan yuridis, yaitu secara yuridis apakah calon nasabah
mempunyai kapasitas untuk mewakili badan usaha untuk
mengadakan perjanjian pembiayaan dengan bank.
19 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 121
26
Pendekatan manjerial, yaitu menilai sejauh mana kemampuan dan
keterampilan customer melaksanakan fungsi – fungsi manajemen
dalam memimpin perusahaan.
Pendekatan Teknis, yaitu untuk menilai sejauh mana kemampuan
calon nasabah mengelola faktor – faktor produksi, seperti tenaga
kerja, sumber bahan baku, peralatan- peralatan/ mesin- mesin,
administrasi dan keuangan sampai pada kemampuan merebut
pasar.20
d. Collateral
Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik
yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi
jumlah pembiayaan yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti
keabsahan dan kesempurnaannya sehingga jika terjadi suatu masalah
maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan.
Tujuan jaminan adalah untuk melindungi kredit dari risiko
kerugian, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Lebih dari
itu jaminan yang diserahkan oleh nasabah merupakan beban, sehingga
nasabah sungguh-sungguh mengembalikan kredit yang diambilnya. 21
Penilaian terhadap collateral meliputi jenis, lokasi, bukti kepemilikan
dan status hukumnya. Bentuk collateral tidak hanya berbentuk
20 Binti Nur Asiyah, Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah, (Yogyakarta: Teras, 2014), h.
81-82. 21 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005),
h.123-124
27
kebendaan, melainkan bisa juga berbentuk jaminan pribadi, letter of
guarantea, letter of comfort, rekomendasi dan avalis.22
e. Condition
Dalam menilai pembiayaan hendaknya juga dinilai kondisi
ekonomi, sosial politik yang ada sekarang dan prediksi di masa yang
akan datang. Penilaian kondisi atau prospek bidang usaha yang dibiayai
hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga
kemungkinan pembiayaan tersebut bermasalah relatif kecil. Kondisi
yang harus di perhatikan bank antara lain :
Keadaan ekonomi yang akan mempengaruhi perkembangan usaha
calon nasabah.
Kondisi usaha calon Nasabah, perbandinganya lokasi lingkungan
wilayah usahanya.
Keadaan pemasaran dari hasil usaha.
Prospek usaha dimasa yang akan datang.23
Rasio jaminan terhadap jumlah pembiayaan semakin tinggi rasio
tersebut, maka semakin tinggi kepercayaan bank terhadap
kesungguhan calon nasabah
Marketabilitas jaminan. jenis dan lokasi jaminan sangat menentukan
tingkat marketable suatu jaminan. Rumah yang berharga jutaan
22 Binti Nur Asiyah, Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah, (Yogyakarta: Teras, 2014), h.
83 23 Veithzal Rivai dan Andria permata Veithzal, Islamic Financial Mnagement, (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2008), hal 348 - 352
28
rupiah bisa turun hanya karena terletak di lokasi yang sulit di
jangkau.24
C. Pembiayaan Bai’ Al-Murabahah
1. Pengertian Murabahah
Murabahah secara bahasa adalah bentuk mutual (bermakna saling)
yang diambil dari bahasa Arab, yaitu ar-ribhu ( الربح ) yang berarti
kelebihan dan tambahan (keuntungan).25 Murrabahah merupakan bentuk
masdar dari rabaha-yurabihu-murabahatan (saling memberi
keuntungan). Sedangkan secara istilah, Penjual menyampaikan harga beli
kepada pembeli ditambah dengan permintaan keuntungan yang
dikehendaki penjual kepada pembeli. 26
Murabahah adalah istilah dalam fikih Islam yang berarti suatu
bentuk jual beli tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan
barang, meliputi harga barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk
memeperoleh barang tersebut, dan tingkat keuntungan (margin) yang
diinginkan.27
Muhammad Syafi’i Antonio mendefinisikan murabahah sebagai
jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang
disepakati. Dalam murabahah, penjual harus memberitahu harga produk
24Zulkifli Narto, Panduan praktis transaksi perbankan syariah, (Jakarta:Zikrul
Hakim,2003),hal 144-147 25 Abdullah al-Mushlih dan Shalah ash-Shawi, Fiqh Ekonomi Keuangan Islam, (Jakarta:
Darul Haq, 2004), h.198 26 Yazid Afandi, Fiqh Muamalah Dan Implementasinya Dalam Lembaga Keuangan Syariah
(Yogyakarta: Logung Pustaka, 2009), h.85-86 27 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syari’ah (Jakarta: PT.Raja Grafindo, 2008), Cet.1., h.82.
29
yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai
tambahannya. 28
UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah menjelaskan
bahwa, yang dimaksud dengan akad murabahah adalah akad pembiayaan
suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan
pembeli membayarnya dengan harga lebih sebagai keuntungan yang
disepakati.29
Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI mendefiniskan akad
murabahah dengan menjual suatu barang dengan menegaskan harga
belinya kepada pembeli dan pembeli membayarkannya dengan harga lebih
tinggi sebagai laba.30
2. Landasan Hukum
a. Al-Qur’an
1. Firman Allah QS. al-Nisa' [4]: 29:
يآ أيها الذين آمنوا التأكلوا أموالكم بينكم بالباطل إال أن تكون تجارة عن
تراض منكم ...
"Hai orang yang beriman! Janganlah kalian saling memakan
(mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela di antaramu …"
28 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani,
2001), h. 101 29 Undang-undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. 30 Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 04/DSN-MUI/IV/2000
tentang Murabahah.
30
2. Firman Allah QS. al-Baqarah [2]: 275
با ال يقومون إال كما يقوم الذي يتخبطه الشيطان من الذين يأكلون الر
با المس ذلك بأنهم قالوا م الر البيع وحر با وأحل للاه إنما البيع مثل الر
ومن عاد به فانتهى فله ما سلف وأمره إلى للاه ن ر فمن جاءه موعظة م
.فأولـئك أصحاب النار هم فيها خالدون
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba(1) tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila(2). Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya
larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),
maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu(3) (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang
kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya”.
b. Hadits
لم وآله وس عن أبي سعيد الخدري رضي للا عنه أن رسول للا صلى للا عليه
)قال: إنما البيع عن تراض، )رواه البيهقي وابن ماجه وصححه ابن حبان
Dari Abu Sa'id Al-Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka." (HR. al-
Baihaqi dan Ibnu Majah, dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban).31
31 Jalaluddin As-Sayuthi, Al-jami’ Ash-Shaghir (Beirut: Dar Al-Kotob Al-Ilmiyah, 2006), h.
153
31
Hadis Nabi Riwayat Ibnu Majah
قال: ثالث فيهن البركة: البيع إلى أجل، أن النبي صلى للا عليه وآله وسلم
)للبيع )رواه ابن ماجه عن صهيبوالمقارضة، وخلط البر بالشعير للبيت ال
“Nabi bersabda, ‘Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak
secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum
dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual.’”
(HR. Ibnu Majah dari Shuhaib).32
c. Ijma
Ijma’ Mayoritas ulama tentang kebolehan jual beli dengan cara
Murabahah (Ibnu Rusyd, Bidayah al-Mujtahid, juz 2, hal. 161;)
d. Kaidah Fiqh:
.األصل فى المعامالت اإلباحة إال أن يدل دليل على تحريمها
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada
dalil yang mengharamkannya.”
3. Rukun dan Syarat Murabahah
Rukun dan Syarat jual beli murabahah adalah sebagai berikut:
a. Pihak yang berakad (al-aqid)
Yang dimaksud dengan pihak yang berakad (al-aqid) adalah penjual
dan pembeli, adapun syarat pihak yang berakad adalah: 33
32 Abu Abdillah Muhammad Bin Yazid Bin Majah Al-Qazwini, Sunan Ibnu Majah (Beirut:
Darul Fikri, 2005), Juz 2, h. 768 33 Abdul Rahman, et al., Fiqh Muamalah (Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2008), h.72.
32
1) Berakal, oleh sebab itu jual beli yang dilakukan anak kecil yang
belum berakal dan orang gila, hukumnya tidak sah. Namun jika
transaksi jual beli dilakukan oleh anak kecil yang telah mumayiz
dianggap sah, tapi tergantung pada izin walinya jika walinya
memperbolehkan maka transaksi dianggap sah.
2) Yang melakukan akad itu adalah orang yang berbeda. Artinya,
seseorang tidak dapat bertindak dalam waktu yang bersamaan
sebagai penjual dan pembeli.
b. Objek akad, yaitu barang dan harga (ma’qud alaihi)
Untuk melengkapi keabsahan jual beli, barang atau harga harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1) Barang itu ada, atau tidak ada ditempat, tetapi pihak penjual
menyatakan kesanggupannya untuk mengadakan barang itu.
2) Dapat dimanfaatkan dan bermanfaat bagi manusia.
3) Milik penjual. Barang yang sifatnya belum dimiliki penjual tidak
boleh diperjualbelikan, seperti memperjualbelikan ikan di laut
atau emas dalam tanah, karena ikan dan emas ini belum dimiliki
penjual.
4) Boleh diserahkan langsung atau pada waktu yang disepakati
bersama ketika transaksi berlangsung.
5) Diketahui keadaannya jenis (kuantitas dan kualitas) dan
harganya.
6) Barang yang diperjualbelikan harus ada di genggaman
33
c. Ijab dan Kabul
Di antara syarat-syarat ijab dan kabul adalah:
1) Penjual memberi tahu biaya modal kepada nasabah.
2) Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas
barang sesudah pembelian.
3) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang. 34
4. Mekanisme Pelaksanaan Skema Murabahah35
Gambar 2.1 : Mekanisme Pelaksanaan Skema Murabahah
Keterangan :
1. Bank syariah dan nasabah melakukan negosisasi dan persyaratan akad
pembiayaan murabahah.
34 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani,
2001), h.103. 35 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah ( Yogyakarta: UII Pres, 2003), h.
58.
BANK NASABAH
SUPPLIER
PENJUAL
1. Negosisasi & Persyaratan
5. Akad Jual
6. Bayar
4. Terima
3. Kirim
2. Beli Barang
34
2. Bank syariah memesan barang yang telah dipesan oleh nasabah kepada
supplier atau penjual utama.
3. Setelah barang dipesan, supplier mengirimkan barang kepada nasabah.
4. Nasabah menerima barang pesanan dan dokumen yang diperlukan dari
supplier.
5. Setelah kedua belah pihak bernegosiasi dan setuju atas persyaratan yang
ada, bank dan nasabah melakukan akad jual beli.
6. Setelah barang diterima nasabah melakukan pembayaran yang
diserahkan di teller.
5. Risiko Pembiayaan Murabahah
Tingkat risiko pembiayaan murabahah dihitung berdasarkan
perbandingan antara jumlah pembiayaan murabahah yang bermasalah
karena pengembaliannya tidak sesuai jadwal yang disepakati dengan total
pembiayaan secara keseluruhan. Bank Indonesia (BI) mengkategorikan
NPF dalam beberapa level yaitu pembiayaan kurang lancar, pembiayaan
diragukan, dan pembiayaan macet. Sesuai SE BI No.9/29/DPbS tentang
Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat
Berdasarkan Prinsip Syariah dirumuskan sebagai berikut:
Risiko Pembiayaan = Pembiayaan Bermasalah
Total Pembiayaanx100%
Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.9/29/DPbS tahun 2007,
tujuan dari rasio NPF adalah untuk mengukur tingkat permasalahan
35
pembiayaan yang dihadapi oleh bank. Semakin tinggi rasio NPF,
menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk.
Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Peringkat NPF Murabahah
Peringkat 1 NPF ≤ 7%
Peringkat 2 7% < NPF ≤ 10%
Peringkat 3 10% < NPF ≤ 13%
Peringkat 4 13% < NPF ≤ 16%
Peringkat 5 NPF > 16%
Sumber : SE Bank Indonesia No. 9/24/DPbS tahun 2007
D. Non Performing Loan (NPL)
a. Pengertian Pembiayaan Bermasalah
Menurut Ismail, pembiayaan bermasalah merupakan kredit yang
telah disalurkan oleh bank, dan nasabah tidak dapat melakukan
pembayaran atau melakukan angsuran sesuai dengan perjanjian yang telah
ditandatangani oleh bank dan nasabah. 36
Menurut Veithzal Rivai pembiayaan bermasalah atau Non
Performing Loan (NPL) adalah pembiayaan dimana terjadi cidera janji
dalam pembayaran kembali sesuai perjanjian, sehingga terdapat tunggakan
atau ada potensi kerugian di perusahaan nasabah sehingga memiliki
emungkinan timbulnya risiko dikemudian hari bagi bank dalam arti luas.37
36 Ismail, Manajemen Perbankan dari Teori Menuju Aplikasi, (Jakarta: Kencana, 2010) h.123 37 Veithzal Rivai & Idroes, Bank and Financial Institution Management (Jakarta: PT
RajawaliPress, 2007) h. 477
36
b. Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah
Adapun beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya pembiayaan
bermasalah adalah sebagai berikut:38
1. Karena Kesalahan Bank atau Lembaga Keuangan Syariah
1) Kurang pengecekan terhadap latar belakang calon nasabah.
2) Kurang tajam dalam menganalisis terhadap maksud dan tujuan
penggunaan pembiayaan dan sumber pembayaran kembali.
3) Kurang pemahaman terdahap kebutuhan keuangan yang
sebenarnya dari calon nasabah dan apa manfaat pembiayaan yang
diberikan.
4) Kurang mahir dalam menganalisis laporan keuangan calon
nasabah.
5) Kurang lengkap dalam mencantumkan syarat-syarat.
6) Terlalu agresif atau terburu-buru
7) Pemberian kelonggaran terlalu banyak.
8) Kurangnya pengalaman pejabat pembiayaan atau account officer
dalam melaksanakan tugas.
9) Mudah untuk dipengaruhi, diintimidasi, atau dipaksa oleh calon
nasabah.
10) Keyakinan yang berlebihan
38 Veithzal Rivai, Islamic Financial Management, (Jakarta: PT RajawaliPress, 2007) h. 478-
479
37
11) Kurang mengadakan review, minta laporan dan menganalisis
laporan keuangan serta informasi-informasi kredit lainnya.
12) Kurang mengadakan kunjungan ke lokasi nasbaah
13) Kurang mengadakan kontak dengan nasabah
14) Pengikatan agunan kurang sempurna.
15) Adanya kepentingan pribadi pejabat bank.
16) Tidak punya kebijakan dalam pembiayaan yang sehat.
17) Sikap terlalu memudahkan dari pejabat bank atau account officer.
2. Karena Kesalahan Nasabah atau Mitra Pembiayaan
1) Nasabah tidak kompeten dalam menjalankan usahanya
2) Nasabah tidak atau kurang pengalaman
3) Nasabah kurang memberikan waktu untuk usahanya
4) Nasabah tidak jujur
5) Nasabah serakah
3. Karena Faktor Eksternal
1) Kondisi perekonomian
2) Perubahan-perubahan kebijakan atau peraturan pemerintah
3) Bencana alam
E. Penelitian Sebelumnya
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai
topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.2
sebagai berikut:
38
Tabel 2.2
Review Studi Terdahulu
No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metodologi Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Salmi
Hayati
(2011)
Kelayakan
Pembiayaan
Mudharabah di Bank
Syariah Mandiri
Bintaro
Penggunaan
Prinsip 5 C
dalam kelayakan
pembiayaan
Metode yang
digunakan hanya
menggunakan
penelitian
kualitatif,
sedangkan
penelitian ini
menggunakan
kombinasi
kualitatif dan
kuantitatif.
Untuk mendapatkan pembiayaan
mudharabah harus memenuhi
prosedur pembiayaan mudharabah
di BSM Bintaro yaitu Aspek 7P dan
5C.
2. Pandi
Afandi
(2010)
Analisis Implementasi
5C Bank BPR dalam
menentukan
Kelayakan Pemberian
Kredit pada Nasabah
(Studi Kasus Pada PD
BPR Bank Salatiga
dan PT BPR
Kridaharta Salatiga)
Analisis
Kelayakan
menggunakan
Prinsip 5C
Metode analisis
data penelitian
sebelumnya
menggunakan Uji
Mann-Whitney (U
test), sedangkan
pada penelitian ini
menggunakan
analisis regresi
berganda
Hasil menunjukkan bahwa dari
kelima faktor 5 C, untuk variabel
Character dan aspek Condition
masing-masing diperoleh Asymp.
Sig. (2 Tailed) = 0,522 dan 0,028
sehingga hasilnya tidak signifikan
artinya tidak ada faktor penentu
dalam pemberian kredit, untuk aspek
Capacity, Capital dan Collateral
diperoleh diperoleh Asymp. Sig. (2
39
Tailed) masing-masing sebesar
0,000 (Capacity), 0,007 (Capital),
dam 0,000 (Collateral) lebih kecil
dari α = 0,05 sehingga hasilnya
signifikan artinya ada perbedaan
dalam implementasi 5 C sebagai
penentu dalam pemberian kredit
antara BPR Bank Salatiga dan BPR
Kridaarta Salatiga.
3. Indri
Wasti
Malonda,
Jullie J.
Sondakh
dan Jenny
Morasa
(2013)
Pengaruh Character,
Capacity, Capital,
Collateral dan
Condition of Economy
terhadap Keputusan
Pemberian Kredit
pada Bank Rakyat
Indonesia di Kota
Manado
Penggunaan
Prinsip 5 C
dalam analisis
kelayakan
pembiayaan
Penggunaan
variabel dependen
(Y). Pada
penelitian ini
menggunakan
variabel NPL
Hasil menunjukan dari kelima faktor
5 C (Character, Capacity, Capital,
Collateral dan Condition of
Economy) masing-masing
mempunyai nilai signifkasi seesar
0.031, 0.024, 0.017, 0.048 dan 0.042
lebih kecil dari 0.05dan t hitung
lebih besar dari >t tabel, artinya
faktor 5 C berpengaruh terhadap
keputusan pemberian kredit bank
BRI.
4. Shendy
Apriana,
Dwi
Wahyu
dan
Irwansyah
(2017)
Analisis Pengaruh
Prasyarat Kredit (5C)
Terhadap Kelancaran
Pembayaran Angsuran
Nasabah di Bank
Kalsel Unit Sentra
Antasari Banjarmasin
Variabel
independen
menggunakan 5
C (Character,
Capacity,
Capital
Collateral dan
Pada penelitian
sebelumnya
variabel dependen
(Y) ialah
Kelancaran
Pembayaran,
sedangkan pada
penelitian ini ialah
Hasil analisis menunjukkan bahwa
aspek Character (X1), Capacity
(X2) dan Collateral (X4) secara
parsial berpengaruh signifikan
terhadap kelancaran pembayaran
(Y). Sedangkan pada aspek Capital
(X3) dan Condition of Economy
(X5) secara parsial berpengaruh
40
Condition of
Economy)
Non Performing
Loan (NPL)
namun tidak signifikan terhadap
Kelancaran Pembayaran (Y).
varibel yang paling berpengaruh
dominan terhadap Kelancaran
Pembayaran (Y) angsuran nasabah
di Bank Kalsel Unit Sentra Antasari
Banjarmasin adalah Collateral (X4)
5. Nur
Indayati
(2016)
Pengaruh Character,
Capacity, Capital,
Collateral dan
Condition terhadap
Tingkat Pengembalian
Angsuran Pembiayaan
Murabahah pada
BMT As-Salam Kras-
Kediri Tahun 2015
Variabel
independen
menggunakan 5
C (Character,
Capacity,
Capital
Collateral dan
Condition of
Economy)
Pada penelitian ini
variabel
dependennya ialah
Non Performing
Loan (NPL)
Hasil penelitian menunjukkan
variabel yang paling berpengaruh
terhadap tingkat pengembalian
angsuran pembiayaan murabahah
pada BMT As-Salam Kras-Kediri
Tahun 2015 adalah variabel
Collateral. Hal ini ditunjukkan dari
nilai Unstandardized Coefficients
Beta terbesar yaitu sebesar 0,390 dan
nilai thitung terbesar yaitu sebesar
3,313
41
F. Kerangka Berpikir
Guna memperoleh analisis terhadap variabel penelitian dibuatlah kerangka
pemikiran sebagai berikut :
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
G. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pernyataan.39 Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka
hipotesis sebagai berikut:
1. Pengaruh variabel Character secara parsial terhadap Non Performing
Loan
Ho : Tidak pengaruh antara variabel Character secara parsial terhadap
Non Performing Loan
Ha : Terdapat pengaruh antara variabel Character secara parsial terhadap
Non Performing Loan
39 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008),
h.64
Character (X1)
Capital (X2)
Capacity (X3)
Collateral (X4)
Condition (X5)
Non performing Loan
(NPL) (Y)
42
2. Pengaruh variabel Capital secara parsial terhadap Non Performing
Loan
Ho : Tidak pengaruh antara variabel Capital secara parsial terhadap Non
Performing Loan
Ha : Terdapat pengaruh antara variabel Capital secara parsial terhadap
Non Performing Loan
3. Pengaruh variabel Capacity secara parsial terhadap Non Performing
Loan
Ho : Tidak pengaruh antara variabel Capacity secara parsial terhadap Non
Performing Loan
Ha : Terdapat pengaruh antara variabel Capacity secara parsial terhadap
Non Performing Loan
4. Pengaruh variabel Collateral secara parsial terhadap Non Performing
Loan
Ho : Tidak pengaruh antara variabel Collateral secara parsial terhadap Non
Performing Loan
Ha : Terdapat pengaruh antara variabel Collateral secara parsial terhadap
Non Performing Loan
5. Pengaruh variabel Condition secara parsial terhadap Non Performing
Loan
Ho : Tidak pengaruh antara variabel Condition secara parsial terhadap Non
Performing Loan
43
Ha : Terdapat pengaruh antara variabel Condition secara parsial terhadap
Non Performing Loan
6. Pengaruh variabel Character, Capital, Capacity, Collateral dan
Condition secara parsial terhadap Non Performing Loan
Ho : Tidak pengaruh antara variabel Character, Capital, Capacity,
Collateral dan Condition secara parsial terhadap Non Performing Loan
Ha : Terdapat pengaruh antara variabel Character, Capital, Capacity,
Collateral dan Condition secara parsial terhadap Non Performing Loan
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kasualitas yang
menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Agar penelitian ini lebih tearah dan mendekati apa yang diharapkan, maka
pembahasannya dibatasi, yaitu mengenai pengaruh Character, Capital,
Capacity, Collateral dan Condition terhadap Non Performing Loan (NPL).
Subjek dalam penelitian ini adalah BPRS Harta Insan Karimah Ciledug.
Sedangkan yang menjadi objek penelitiannya adalah analis pembiayaan /
account officer di BPRS Harta Insan Karimah.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah analis pembiayaan / Account
Officer BPR Syariah Harta Insan Karimah Ciledug.
Sampel pada penelitian ini adalah seluruh analis pembiayaan / Account
Officer BPR Syariah Harta Insan Karimah Ciledug. Menurut Roscoe dalam
buku research methods for business menyatakan bahwa ukuran sampel yang
layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai 500. 40
Teknik Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling.
Total sampling merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota
40 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: ALFABETA, 2013), h. 129
45
populasi digunakan sebagai sampel.41 Sampel responden yang diambil dalam
penelitian ini adalah pada karyawan bagian analis pembiayaan atau Account
Officer (AO) yang bertugas mengurusi penyaluran pembiayaan dalam hal ini
pembiayaan Murabahah yang berjumlah 34 sampel. Jumlah responden
merupakan populasi dalam penelitian yang seluruhnya dijadikan sebagai
sampel (Metode Sensus) dengan jumlah responden. Hal ini dikarenakan oleh
populasi yang sedikit dan sangat spesifik.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh bahan-
bahan yang relevan, akurat dan terpercaya. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
Suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan
penelitian secara langsung di lapangan yaitu melihat, mengamati, dan
mencatat data.
2. Wawancara
Suatu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab
secara lisan menggunakan daftar pertanyaan untuk memperoleh informasi
dari responden.
3. Kuesioner
41 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: ALFABETA, 2013), h. 124
46
Kuesioner merupakan daftar pertanyaan terstruktur dengan alternatif
(option) jawaban yang telah tersedia sehingga responden tinggal memilih
jawaban sesuai dengan aspirasi, persepsi, sikap, keadaan atau pendapat
pribadinya. Alternatif jawaban yang disediakan dalam kuesioner bertujuan
membatasi jawaban yang relevan, tidak bermaksud menggiring ataupun
menjebak responden. Pembatasan tersebut dimaksudkan untuk
memudahkan tabulasi dan analisa data. Oleh karena itu, dalam
menentukan option jawaban, disamping memahai teknologi pembuatan
instrumen penelitian, peneliti haruslah cukup ide sehingga diperoleh
option jawaban yang possible dan rasional, tentu saja pendekatan teoritis
sangat mendukung dalam pembuatan kuesioner. Dalam penelitian,
penggunaan kuesioner merupakan hal pokok untuk mengumpulkan data
yang dibutuhkan sesuai pokok permasalahan dan tujuan penelitian. Hasil
kuesioner tersebut berupa jawaban (Pilihan) dari responden yang harus
diolah, diedit, di-coding (diberi kode) lalu ditabulasi (dihitung bersama
kuesioner lainnya secara menyeluruh). Akhirnya menjelma menjadi data
kuantitatif berupa angka-angka, tabel-tabel, analisis statistik, dalam
laporan hasil penelitian, data dari kuesioner akan menjadi uraian deskriptif
dan teoritis, mengajukan hipotesis yang diajukan (jika ada hipotesisnya)
dan akhirnya diperoleh kesimpulan. 42
42 Bagong Suyanto, Sutinah, Metode Penelitian Sosial, Berbagai Alternatif Pendekatan,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 60-61
47
4. Studi Kepustakaan
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari dan
memahami data atau bahan yang diperoleh dari berbagai literatur, serta
mencatat teori-teori yang didapat dari buku-buku, majalah, artikel, jurnal
atau karya ilmiah yang berkaitan dengan pebahasan penelitian ini.
D. Teknik Analisis Data
Penelitian ini termasuk survei, diambil dari populasi dengan
menggunakan instrumen kuesioner sebagai alat pengumpul data utama.
Analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif, terutama untuk
mendeskripsikan faktor-faktor kelayakan pembiayaan yaitu Character,
Capital, Capacity Collateral dan Condition. Untuk memperkuat analisis
kualitatif pada beberapa bagian dilakukan analisis kuantitatif.
1. Uji Kualitas Data
Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen ini mampu
mengukur apa saja yang hendak diukurnya, mampu mengungkapkan apa
saja yang ingin diungkapkan. Sedangkan reliabilitas menunjukkan sejauh
mana suatu instrumen dapat memberikan hasil pengukuran yang konsisten,
apabila pengukuran dilakukan berulang-ulang.
Pengujian validitas dilakukan selain untuk mengetahui dan
mengungkapkan data dengan tepat, juga harus memberikan gambaran
yang cermat mengenai data tersebut. Uji validitas dimaksud untuk melihat
konsistensi variabel independen dengan apa yang akan diukur, selain itu
48
untuk mengetahui seberapa jauh alat pengukur dapat memberikan
gambaran terhadap obyek yang diteliti sehingga menunjukkan dengan
sebenarnya obyek yang akan diukur. Dengan demikian diharapkan
kuesioner yang digunakan dapat berfungsi sebagai alat pengumpul data
yang akurat dan dapat dipercaya. Tipe validitas yang dipergunakan dalam
uji validitas ini adalah validitas konstruk, tipe ini mengkorelasikan nilai
item dengan nilai total. Apabila koefisien korelasinya menunjukkan
signifikan (lebih kecil dari α = 5%) maka instrumen yang digunakan
adalah valid.43
Uji realibilitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan dua kali atau lebih terhadap
gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama. uji
realibilitas dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan koefisien
Cronbach's alpha. Jika nilai koefisien alpa lebih besar dari 0,338 maka
dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian tersebut handal atau
reliabel.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel penngganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji
normalitas dilakukan dengan metode grafik, yaitu dengan melihat
43 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, (Semarang: Badan
Penerbitan Universitas Diponegoro, 2006), h.39
49
normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari
distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus
diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis
diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang
menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya.44
Selain dengan metode grafik, digunakan juga metode uji One
Sample Kolmogorov-Smirnov. Dalam hal ini untuk mengetahui apakah
distribusi residual terdistribusi normal atau tidak. Residual berdistribusi
normal jika nilai signifikasi lebih dari 0,05.45
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertjuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Uji
multikoloniearitas dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem
multikoliniearitas (multiko). Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi di antara variabel independen.46
Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas, mengacu
pada nilai yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas
44 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, (Semarang: Badan
Penerbitan Universitas Diponegoro, 2006), h.110 45 Duwi Priyatno, SPSS 22: Pengolahan Data Terprakti, (Yogyakarta: Andi, 2014), h. 94 46 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, (Semarang:
Universitas Diponegoro, 2006), h. 95
50
adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai Variance Inflation
Factor (VIF) > 10. 47
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedasitas bertujuan apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji
heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik plot
antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residual
(SRESID). Jika grafik plot menunjukkan suatu pola titik seperti titik
yang bergelombang atau melebar kemudian menyempit, maka dapat
disimpulkan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika grafik
plot tidak membentuk pola yang jelas, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.48
3. Uji Hipotesis
Analisis regresi linier berganda yaitu hubungan secara linier antara
dua atau lebih variabel independen (X1, X1, X1, ..., Xn) dengan variabel
dependen (Y). analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-
masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk
47 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, (Semarang:
Universitas Diponegoro, 2006), h. 92 48 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, (Semarang:
Universitas Diponegoro, 2006), h. 125
51
memprediksi nilai dari variabel dependen mengalami kenaikan atau
penurunan.49 persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y=a+b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e
Di mana:
Y = Non Performing Loan (NPL)
a = Konstanta Interception
b = Koefisien Regresi
X1 = Character
X2 = Capital
X3 = Capacity
X4 = Collateral
X5 = Condition
E = Standar Error
a. Uji Parsial (t-test)
Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing
variabel. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel coefficients pada kolom sig
(significance). Jika probabilitas nilai t atau signifikasi < 0,05, maka
dapat dikatakan bahwa terdapat penngaruh antara variabel bebas
terhadap variabel terikat secara parsial. Namun jika probabilitas nilai t
atau signifikasi > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat
49 Umar Husein, Metode Riset Bisnis, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 2003), h. 73
52
pengaruh yang signifikan antara masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat. 50
b. Uji Simultas (F-test)
Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen/terikat. 51
Hasil uji F-test pada output spss dapat dilihat dari tabel ANOVA.
Hasil F-test menunjukkan variabel independen secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel dependen jika p-value (pada kolom Sig.)
lebih kecil dari level of significant yang ditentukan, atau F hitung (pada
kolom F) lebih besar daripada F tabel. Menghitung F tabel dilakukan
dengancara dfl = k – 1 (jumlah variabel -1) dan df2 = n-k-l (n adalah
jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel independen) atau dapat
dicari di Ms. Excel dengan cara mengetik pada cell kosong =finv
(tingkat signifikasi; dfl;df2) 52
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Menyatakan bahwa koefisien determinasi (R2) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangan
variabel-variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara
50 Duwi Priyatno, SPSS 22: Pengolahan Data Terprakti, (Yogyakarta: Andi, 2014), h. 145 51 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, (Semarang:
Universitas Diponegoro, 2006), h. 84 52 Duwi Priyatno, Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS, (Yogyakarta: Mediakom,
2010), h. 67
53
nol dan satu. Jika nilai R2 mendekati 1 (satu), maka dapat dikatakan
semakin kuat model tersebut dalam menerangkan variasi variabel
independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika R2 mendekati
0 (nol) maka semakin lemah variasi variabel independen menerangkan
variabel dependen terbatas. Sedangkan untuk mengetahui berapa
besarnya sumbangan masing-masing variabel bebas terhadap variabel
terikatnya digunakan (r2) parsialnya. Selain R2 untuk menguji
determinasi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) akan
dilakukan dengan melihat pada koefisien korelasi parsial r2, nilai r2
variabel bebas yang paling tinggi akan menunjukkan tingkat hubungan
dan pengaruh yang dominan terhadap variabel terikat.53
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner ini dibuat dengan skala Likert,
Skala likert menggunakan pengukuran interval, karena dapat di uji semua uji
statistik, kecuali yang mendasarkan pada rasio seperti koefisien variasi.54
Dalam penelitian ini tedapat lima variabel independent (X) dan satu variabel
dependen (Y) yaitu Non Performing Loan (NPL). Penjelasannya adalah
sebagai berikut:
53 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, (Semarang:
Universitas Diponegoro, 2006), h. 87 54 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, (Semarang:
Universitas Diponegoro, 2006), h. 5
54
1. Character (X1)
Character merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak dari
orang-orang yang akan diberikan pembiayaan harus dapat dipercaya.
Untuk membaca watak atau sifat dari calon debitur dapat dilihat dari latar
belakang nasabah, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun
yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya,
reputasi bisnis, keadaan keluarga, manajemen perusahaan dan jiwa
sosial.
2. Capital (X2)
Capital merupakan ukuran kemampuan nasabah pembiayaan untuk
mendukung pembiayaan dengan modalnya sendiri (own share). Analisis
capital ini ialah :
Kesediaan dalam menyediakan modal sendiri
Kesesuaian dengan penggunaan pembiayaan
Kemampuan memupuk modal
3. Capacity (X3)
Pengukuran Capacity dapat dilakukan melalui berbagai
pendekatan, antara-lain:
1. Pendekatan historis, yaitu menilai past performance, apakah
menunjukkan perkembangan dari waktu ke waktu.
2. Pendekatan finansial, yaitu menilai latar belakang pendidikan para
pengurus.
55
3. Pendekatan yuridis, yaitu secara yuridis apakah calon nasabah
mempunyai kapasitas untuk mewakili badan usaha untuk
mengadakan perjanjian pembiayaan dengan bank.
4. Pendekatan manjerial, yaitu menilai sejauh mana kemampuan dan
keterampilan customer melaksanakan fungsi – fungsi manajemen
dalam memimpin perusahaan.
5. Pendekatan Teknis, yaitu untuk menilai sejauh mana kemampuan
calon nasabah mengelola faktor – faktor produksi, seperti tenaga
kerja, sumber bahan baku, peralatan- peralatan/ mesin- mesin,
administrasi dan keuangan sampai pada kemampuan merebut
pasar.55
1. Collateral (X4)
Analisis Collateral di lakukan antara lain :
Meneliti Kepemilikan jaminan yang di serahkan
Mengatur dan memperkirakan stabilitas harga jaminan dimaksud
Memperhatikan kemampuan untuk di jadikan uang dalam waktu
relatif singkat tanpa harus mengurangi nilainya
Memperhatikan pengikatanya,sehingga secara legal bank dapat di
lindungi
55 Binti Nur Asiyah, Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah, (Yogyakarta: Teras, 2014), h.
81-82.
56
Rasio jaminan terhadap jumlah pembiayaan semakin tinggi rasio
tersebut,maka semakin tinggi kepercayaan bank terhadap
keswungguhan calon nasabah
Marketabilitas jaminan. jenis dan lokasi jaminan sangat menentukan
tingkat marketable suatu jaminan. Rumah yang berharga jutaan
rupiah bisa turun hanya karena terletak di lokasi yang sulit di
jangkau.
2. Condition (X5)
Kondisi yang harus di perhatikan bank antara lain :
Keadaan ekonomi yang akan mempengaruhi perkembangan usaha
calon nasabah.
Kondisi usaha calon Nasabah, perbandinganya lokasi lingkungan
wilayah usahanya.
Keadaan pemasaran dari hasil usaha.
Prospek usaha dimasa yang akan datang.56
3. Non Performing Loan (Y)
Menurut Veithzal Rivai pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan
dimana terjadi cidera janji dalam pembayaran kembali sesuai perjanjian,
sehingga terdapat tunggakan atau ada potensi kerugian di perusahaan
nasabah sehingga memiliki kemungkinan timbulnya risiko dikemudian
56 Veithzal Rivai dan Andria permata Veithzal, Islamic Financial Mnagement, (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2008), hal 348 - 352
57
hari bagi bank dalam arti luas Penilaian ini terlihat dari faktor kesalahan
bank, nasabah atau faktor eksternal.
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
VARIABEL INDIKATOR ITEM PERNYATAAN SKALA UKUR
Character (X1)
Amanah - Bersedia membayar dengan
tepat jumlah dan waktu
Ordinal
Tingkah Laku - Nasabah seseorang yang bekerja
keras dan berwirausaha
- Nasabah mengikuti kegiatan
keagamaan di lingkungannya
Reputasi - Nasabah dipercaya oleh
pemasok dan pelanggannya
dalam memenuhi pesanan dan
kewajibannya
Capital (X2) Pemanfaatan
Modal
- Modal yang akan diberikan
sesuai dengan penggunaan
Ordinal
Struktur Modal - Nasabah memiliki bidang usaha
lain sebagai sumber penghasilan
- Nasabah memiliki tabungan dan
simpanan di Bank.
- Nasabah memiliki sumber
pendapatan lebih dari 1
Capacity (X3) Pendekatan
Historis
- Perkembangan usaha nasabah
meningkat dari waktu ke waktu
Ordinal
Pendekatan Teknis - Nasabah memiliki kemampuan
mengelola faktor-faktor
produksi seperti tenaga kerja,
sumber bahan baku,
administrasi dan keuangan.
- Nasabah mempunyai
kemampuan memenangkan
persaingan pasar
Pendekatan
Manajerial
- Nasabah memiliki keterampilan
dalam melaksanakan fungsi-
fungsi manajemen
58
Collateral (X4) Status Jaminan - Agunan yang diberikan
mempunyai kelengkapan surat-
surat kepemilikan
- Agunan yang diberikan adalah
milik nasabah sendiri
Ordinal
Nilai Jaminan - Nilai agunan yang diajukan
melebihi plafond pembiayaan
- Nilai jaminan bersifat ekonomis
karena terletak di lokasi yangs
trategis, dsb.
Condition (X5) Perjalanan Bisnis - Nasabah dalam perjalanan
usahanya jarang mendapatkan
musibah
Ordinal
Lingkungan Bisnis - Ketentuan Pemerintah tidak
berpengaruh terhadap usaha
nasabah
- Tidak ada Bisnis serupa
dilingkungan nasabah
- Nasabah sedang menjalin
kerjasama dengan pihak lain
Non
Performing
Loan (NPL)
(Y)
Unsur Kompetensi - Pembiayaan bermasalah
disebabkan karena nasabah tidak
kompeten dalam menjalankan
usahanya
Ordinal
Unsur Jaminan - Pembiayaan bermasalah
disebabkan nilai jaminan lebih
kecil dibandingkan jumlah
pembiayaan
-
Unsur Persaingan - Pembiayaan bermasalah
disebabkan perusahaan
nasabah tidak dapat bersaing
dengan pasar, sehingga
volume penjualan menurun
Unsur Kesengajaan - Pembiayaan bermasalah
disebabkan pembiayaan tidak
sesuai dengan tujuan
penggunaan.
59
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Harta Insan Karimah (BPRS
HIK) Ciledug
Perseroan didirikan pada tanggal 8 September 1993, berpengalaman
selama lebih dari 13 tahun di dunia perbankan syariah. Perseroan telah
meletakkan pondasi yang kuat untuk menjaga pertumbuhan kinerja yang
sehat dan berkesinambungan melalui pengembangan sektor pembiayaan
dengan prinsip kehati-hatian (frudential banking) yang berorientasi
pelayanan yang cepat dan Islami.
Perseroan sangat serius dalam pembinaan dan pengembangan sumber
daya insani untuk dijadikan sebagai tenaga yang profesional. Berbagai
perlatihan yang berlatar belakang religius dan motivasi prestatip serta
keahlian dibidang perbankan senantiasa dilaksanakan dengan tujaun semata-
mata untuk tumbuh dan berkembangnya iman, ilmu dan amal. Pengelolaan
perseroan dilaksanakan dengan mengacu pada nilai-nilai Islam, peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku saat ini dikenal sebagai tata kelola
perusahaan yang baik.
Pemegang Saham Perseroan adalah Alumni Himpunan Mahasiswa
Islam Fakultas Ekonomi Gajah Mada (HMI FE UGM0 Jogjakarta. Sampai
dengan Desember 2011, jumlah pemegang saham sebanyak 249 orang dengan
jumlah tersebar (tidak ada pemegang saham pengendali). Kekeluargaan dan
60
silatrahmi adalah niat dan tekad awal para pemegang saham ketika
mendirikan Perseroan, yang sampai saat ini tetap terbina dengan baik.
BPRS HIK berdiri pada tahun 1992 di Tangerang Indonesia,
berdasarkan akte notaris tanggal 19 Desember 1992 dengan nama awal Bank
Perkreditan Rakyat yang kemudian pada tahun 1993 merubah nama menjadi
Perkreditan Rakyat Syariah Harta Insan KArimah. Pada tahun 2009 Bank
Perkreditan Rakyat Syariah Harta Insan Karimah merubah nama menjadi
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Harta Insan Karimah sesuai UU perbankan
syariah No. 21 tahun 2008.
Melalui visinya, Perseroan bertekad untuk menjadi Bank Syariah yang
unggul dan amanah serta terkemuka di segmen jasa usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM). Inisiatif dan arah baru Perseroan ini akan memebrikan
landasan yang lebih kokoh serta mempercepat proses perubahan dan
perwujudan dari keinginan Perseroan untuk menjadi salah satu Bank
Perkreditan Rakyat Syariah yang terbaik di Indonesia.
1. Sejarah Singkat Bank Syariah HIK 1992-2012
Tahun 1990
Yayasan Harapan Mulya Insani yang didirikan pada tanggal 25 Juli
1990 merupakan penggerak alumni MI FE UGM untuk mendirikan
Bank Syariah HIK.
Tahun 1992
a) Didirikan pada tanggal 19 bulan Desember tahun 1992 dengan
nama Bank Perkreditan Rakyat Harta Insan Karimah
61
b) Modal Awal diperoleh sebesar Rp282 juta terdiri dari 95
pemegang saham.
c) Mayoritas pemegang saham adalah Alumni HMI FE UGM
d) Persetujuan Izin Prinsip dari Departemen Keuangan Republik
Indonesia dengan nomor S-426/MK.17/1992
Tahun 1993
a) Terbitnya pengumuman Berita Negara dengan nomor 3529
ditetapkan di Jakarta pada tanggal 8 bulan Mei tahun 1993 dan
Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan
nomor C2-2948.HT.01.01.TH.1993
b) Terbitnya Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia tentang pemberian izin Usaha PT. Bank Perkreditan
Rakyat Harta Insan Karimah dengan nomor Kep177/KM.17/1993
tanggal 28 bulan Agustus tahun 1993.
c) Mulai beroperasi pada tanggal 8 September 1993
Tahun 1998
a) Krisis Finansial menghantam Indonesia dan berdampak luas
terhadap bisnis, termasuk sektor perbankan yang ditandai
collapse-nya sejumlah bank di Indonesia.
b) Bank Syariah HIK tetap beroperasi dan tidak terpengaruh
terhadap hantaman krisis finansial yang menghantam Indonesia
bahkan ditahun inilah tolak ukur kinerja Bank Syariah HIK mulai
menunjukkan peningkatan.
62
Tahun 2002
Kantor Kas Pertama Bank Syariah HIK mulai beroperasi pada bulan
Januari 2002 berada dilokasi Jl. Beringin Karawaci Tangerang.
Tahun 2005
Mulai beroperasi Kantor Cabang kedua Bank Syariah HIK di
wilayah Cikarang pada bulan Juni 2005
Tahun 2006
Mulai beroperasi Kantor Cabang ketiga Bank Syariah HIK di
wilayah Karawaci pada bulan November 2006 hasil konversi Kantor
Kas di Karawaci.
Tahun 2008
a) Meluncurkan produk pembiayaan Multijasa yang digunakan untuk
penelitian, pendidikan, kesehatan dan lain-lain.
b) Pemisahan Kantor Pusat untuk kegiatan non operasional dan Kantor
Cabang Ciledug untuk kegiatan operasional
c) Berdirinya Kantor Unit Pelayanan Pembiayaan Bank Syariah HIK
di wilayah Pasar Rebo Pekayon Jakarta Timur
Tahun 2010
Meluncurkan kartu ATM kerjasama Virtual Co Branding dengan
salah satu Bank Umum Syariah di Indonesia
Tahun 2011
a) Meluncurkan produk Gadai (rahn) Syariah
63
b) Mulai beroperasi Kantor Cabang ke-4 di wilayah Pondok Gede
Jakarta Timur
c) Persetujuan RUPS atas logo baru Bank Syariah HIK
Tahun 2013
a) Bank Syariah HIK mendapatkan penghargaan “1st Rank, The Best
Islamic Rural Bank (BPR Syariah Terbaik) dalam ajang Islamic
Finance Award 2013, yang diselenggarakan oleh KARIM Business
Consulting pada 22 Februari 2013.
b) Bank Syariah HIK mendapatkan penghargaan Infobank Award
sebagai BPRS dengan predikat Sangat Bagus, pada 6 November
2013.
c) Bank Syariah HIK mendapatkan penghargaan dari Economic
Review dalam Anugerah BPR Indonesia 2013 sebagai BPR beraset
di atas Rp. 100 Miliar peringkat 1 kategori Finance dan Peringkat 1
Kategori Human Capital, pada 10 Desember 2013.
2. Visi dan Misi
a. Visi
Terwujudnya Bank Syariah yang Unggul dan Terpercaya
b. Misi
Menjalankan usaha perbankan yang sehat dan amanah
Memberikan pelayanan yang terbaik dan Islami
Berperan aktif dalam pengembangan dunia usaha dan
peningkatan kesejahteraan masayarakat.
64
Meningkatan kemakmuran pemegang saham, pengurus dan
karyawan.
Menjalankan misi dakwah yang rahmatan lil alamin.
3. Nilai-Nilai BPRS Harta Insan Karimah
Nilai-nilai yang diterapkan oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Harta Insan Karimah (BPRS HIK) terangkum dalam Corporate Value,
yaitu:
Spirituality: menjadikan keyakinan dan kesadaran akan kehadiran
Allah SWT dalam setiap detik kehidupan sebagai sumber energi
untuk memebrikan yang terbaik sebagai bukti cinta dan ketundukan
hamba kepada Pencipta-nya.
Profesionalism: bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi
yang terbaik, penuh tanggung jawab dan senantiasa memiliki
semangat dalam pengembangan diri.
Integrity: Berperilaku terpuji, menjaga martabat serta menjunjung
tinggi etika profesi, sehingga menjadi insan yang dapat dipercaya
dan diandalkan.
Respect: Senantiasa menempatkan pelanggan internal dan eksternal
sebagai fokus pelayanan serta menjaga kepedulian terhadap
masyarakat dan kelestarian alam.
Intimacy: Membangun semangat kekeluargaan dan kedekatan
berdasarkan ketulusan, sangka baik serta tekad untuk membangun
65
pengalaman positif yang saling menguntungkan dan tumbuh
berkesinambungan.
Teamwork: Selalu berupaya secara gigih dan pantang menyerah
dalam mencapai keunggulan perusahaan melalui kerjasama dan
sinergi tim yang solid.
66
4. Struktur Organisasi
Adapun struktur organisasi di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS) Harta Insan Karmah Ciledug adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 : Struktur Organisasi BPRS Harta Insan Karimah Ciledug
Pimpinan
Kantor Kas
Legal &
Compliance
Dewan
Komisaris
Direktur
Bisnis
Direktur
Operasional
Risk
Management
& Remedial
Marcom &
Service Quality
Pimpinan
Cabang
Corporate
Office &
Developmen
t
Human
Resource &
General
Affairs
Information
Technology
Accounting &
Finance
RUPS
Dewan Pengawas
Syariah
Direktur
Utama
SKAI
67
5. Produk-Produk BPRS Harta Insan Karimah
a. Produk Pembiayaan IB (Islamic Banking) Bank Syariah HIK
Adalah lembaga perbankan yang menerapkan sistem dan
operasional berdasarkan Syariat Islam, sehingga Bank ini dijalankan
dengan mengikuti tata cara berusaha dan perjanjian sesuai Al-Qur’an
dan Hadits.
Berbeda dengan Bank Konvensional, Bank Syariah Harta Insan
Karimah tidak menggunakan perangkat bunga, melainkan sistem bagi
hasil dan prinsip jual beli. antara lain:
a. Akad Ba’i Murabahah (Jual Beli)
Akad jual beli suatu barang dimana bank menyebutkan harga jual
yng terdiri dari harga pokok barang dan tingkat keuntungan tertentu atas
barang tersebut yang disetujui oleh nasabah (pembeli).
Murabahah sangat berguna bagi nasabah yang membutuhkan
barang secara mendesak tetapi kekurangan dana pada saat nasabah
kekurangan likuiditas, maka nasabah meminta kepada bank agar
membiayai pembelian barang tersebut dan nasabah membayarnya
secara angsuran.
68
Tabel 4.1
Pembiayaan Murabahah yang disalurkan Pada Tahun 2015
No Jenis
Pembiayaan
Jumlah Pembiayaan
yang disalurkan
(Ribuan Rp)
Pembiayaan Bermasalah
Pos-Pos Ribuan (Rp) %
1 Murabahah 225.169.957.436 Lancar 209.653.540.952 93.1
- Kurang
Lancar
503.791.323
- Diragukan 1.143.821.162
- Macet 10.008.835.044
Sumber: Laporan Keuangan PT. BPRS Harta Insan Karimah Tahun 2015
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah produk
pembiayaan murabahah pada tahun 2015 jumlah pembiayaan yang
dikategorikan lancar sebesar Rp. 209.653.540.952 (93.1%) sedangkan
yang dikategorikan non lancar terbagi tiga kategori yaitu kurang lancar
sebesar Rp. 503.791.323 (0.22%), diragukan sebesar Rp 1.143.821.162
(0.5%), dan macet sebesar Rp. 10.008.835.044 (4.5%).
b. Akad Musyarakah
Perjanjian kerjasama usaha antara bank dan nasabah dimana masing-
masing pihak memberikan kontribusi dana atas usaha tersebut dengan
kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama
sesuai kesepakatan.
69
Tabel 4.2
Pembiayaan Musyarakah yang disalurkan Pada Tahun 2015
No Jenis
Pembiayaan
Jumlah Pembiayaan
yang disalurkan
(Ribuan Rp)
Pembiayaan Bermasalah
Pos-Pos Ribuan (Rp) %
1 Musyarakah 185.392.234.301 Lancar 174.803.637.500 94.2
- Kurang
Lancar
0 0
- Diragukan 32.877.113 0.01
- Macet 8.380.326.155 4.5
Sumber: Laporan Keuangan PT. BPRS Harta Insan Karimah 2015
Berdasarkan tabel di atas, bahwa jumlah produk pembiayaan
musyarakah pada tahun 2015 yang dikategorikan lancar sebesar Rp.
174.803.637.500 (94.2%), sedangkan yang dikategorikan non lancar
sebesar Rp. 8.413.203.268, non lancar terbagi ke dalam tiga bagian
yaitu kutang lancar sebesar Rp. 0 (0%), diragukan sebesar Rp.
32.877.113 (0.01%), dan macet sebesar Rp. 8.380.326.155 (4.5%).
c. Akad Mudharabah
Perjanjian kerjasama usaha antara ban (shahibul mal) dan nasabah
(mudhairb) dimana bank menyediakan modal (100%)sedangkan
nasabah menjadi pengelola. Keuntungan usaha dibagi sesuai
kesepakatan bersama berupa nisbah bagi hasil yang dituangkan di
dalam akad perjanjian. Apabila tejadi kerugian, maka kerugian itu
ditanggung oleh bank selama bukan kelalaian nasabah, maka nasabah
70
wajib menanggung kerugian tersebut. Mudharabah sangat tepat bagi
nasabah yang membutuhkan modal kerja untuk pengembangan
usahanya.
Tabel 4.3
Pembiayaan Mudharabah yang disalurkan Pada Tahun 2015
No Jenis
Pembiayaan
Jumlah Pembiayaan
yang disalurkan
(Ribuan Rp)
Pembiayaan Bermasalah
Pos-Pos Ribuan (Rp) %
1 Mudharabah 945.250.000 Lancar 945.250.000
- Kurang
Lancar
0
- Diragukan 0
- Macet 0
Sumber: Laporan Keuangan PT. BPRS Harta Insan Karimah Tahun 2015
Berdasarkan tabel di atas, bahwa jumlah produk pembiayaan
mudharabah pada tahun 2015 yang dikategorikan lancar sebesar Rp.
945.250.000 (100%) sedangkan yang dikategorikan non lancar sebesar
Rp. 0 (0%).
d. Akad Ijarah (Sewa)
Kontrak pemindahan hak guna atas barang/jasa melalui pembayaran
upah sewa tanpa diikuti pemindahan kepemilikan atas barang itu
sendiri. Ijarah dapat digunakan bagi nasabah yang kekurangan dana
untuk menyewa bangunan (misalnya ruko) yang harus dibayar secara
tunai tanpa diangsur, lalu nasabah meminta bank untuk membayar sewa
71
ruko secara tunai dan bank menyewakan kembali kepada nasabah
tersebut secara angsuran.
Tabel 4.4
Pembiayaan Ijarah yang disalurkan Pada Tahun 2015
No Jenis
Pembiayaan
Jumlah Pembiayaan
yang disalurkan
(Ribuan Rp)
Pembiayaan Bermasalah
Pos-Pos Ribuan (Rp) %
1 Ijarah 796.550.875 Lancar 796.550.875 100
- Kurang
Lancar
0 0
- Diragukan 0 0
- Macet 0 0
Sumber: Laporan Keuangan PT. BPRS Harta Insan Karimah Tahun 2015
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah produk pembiayaan
ijarah pada tahun 2015 yang dikategorikan lancar sebesar Rp.
796.550.875 (100%) sedangkan yang dikategorikan non lancar sebesar
Rp. 0 (0%).
e. Akad Qardh
Pemberian dana dari bank kepada nasabah yang dapat ditagih atau
ditarik kembali. Qardh dikategorikan dalam akad saling membantu dan
bukan transaksi komersial. Qardh dijasikan sebagai produk pelengkap
bagi nasabah yang telah terbukti loyalitas dan bonafiditasnya yang
membutuhkn dana talangan segera untuk masa yang relatif pendek.
72
Untuk produk dana qard ini PT. BPR syariah Harta Insan
Karimah cukup menaruh andil ketika nassabah sangat membutuhkan
dana tersebut untuk keperluan konsumtif. Dana qard banyak diberikan
kepada orang yang tidak mampu, yang ingin membuka usaha tetapi
dengan nominal yang tidak banyak, hanya berkisar Rp. 2.000.000 – Rp.
20.000.000. dengan adanya dana qard tersebut diharapkan orang yang
tidak mampu dapat mengembangkan usahanya.
Tabel 4.5
Pembiayaan Qard yang disalurkan Pada Tahun 2015
No Jenis
Pembiayaan
Jumlah Pembiayaan
yang disalurkan
(Ribuan Rp)
Pembiayaan Bermasalah
Pos-Pos Ribuan (Rp) %
1 Qard 131.034.526 Lancar 119.290.194 91
- Kurang
Lancar
0 0
- Diragukan 0 0
- Macet 11.744.332 8.9
Sumber: Laporan Keuangan PT. BPRS Harta Insan Karimah Tahun 2015
Pada produk qard jumlah pembiayaan yang disalurkan adalah
sebesar Rp. 131.034.525,- yang dikategorikan lancar sebesar Rp.
119.290.194,- sedangkan yang dikateorikan non lancar/macet sebesar
Rp. 11.744.332,-
73
F. Produk Pendanaan IB BPRS Harta Insan Karimah Ciledug
a. Tabungan Karimah
Adalah tabungan individual yang setoannya dilakukan dengan mata
uang rupiah. Penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat
selama jam kas dibuka di konter HIK.
b. Deposito Hasanah
Adalah investasi berjangka waktu tertentu dengan mata uang rupiah
yang dikelola berdasarkan prinsip syariah dengan akad mudharabah
mutlaqoh dan berasuransi syariah.
c. Tabungan Anak Sholeh
Adalah tabungan yang dirancang khusus orang tua yang akan
membiasakan dan mengajarkan anaknya untuk menabung yang dan
tersebut dapat digunakan untuk biaya sekolah si anak. Yang
penarikan dananya hanya dapat dilakukan pada saa anak masuk
sekolah.
d. Tabungan Qurban
Adalah tabungan yang dirancang bagi nasabah yang berniat untuk
melaksanakan ibadah qurban secara teratur setiap tahun. Yang
penarikan dananya hanya dapat dilakukan setahun sekali saat akan
melaksanakan ibadah qurban.
e. Tabungan Lembaga Islam
Adalah tabungan yang dirancang khusus untuk nasabah berbadan
hukum, perusahaan, yayasan dan lembaga Islam lainnya yang
74
penarikannya dilakukan setiap saat selama jam kas dibuka di konter
HIK atau ditempat nasabah.
Gambar 4.1 Perkembangan Jumlah Aset
Sumber : Laporan Keuangan PT BPRS Harta Insan Karimah Tahun 2015
Antara tahun 2010 dan 2015, total aset BPRS HIK terus mengalami pertumbuhan.
Perkembangan tersebut menambah jumlah aset BPRS HIK menjadi Rp. 473 Miliar
di akhir tahun 2015, dengan modal pemegang saham mencapai Rp, 44 miliar dan
pencapaian laba bersih untuk tahun 2015 adalah sebesar Rp. 9,47 miliar.
B. Hasil dan Pembahasan
Sebelum pembiayaan direalisasikan pihak bank harus melakukan
analisis secara mendalam, hal ini dilakukan untuk memperkecil risiko, salah
satu risiko yang sering terjadi adalah risiko penggunaan dana yang tidak
17
55
53 23
14
04 29
08
70 3
65
92
1 44
00
93
47
36
22
2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5
(DALAM JUTAAN RUPIAH)
(Dalam Jutaan Rupiah)
75
sesuai pada ketentuan akad awal (side streaming). Adapun analisis kelayakan
pembiayaan yang dilakukan BPRS Harta Insan Karimah melalui prinsip 5C.57
Analisis kelayakan pembiayaan yang dilakukan oleh pelaksana
pembiayaan di BPRS Harta Insan Karimah dimaksudkan untuk:
a. Menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak
b. Menilai kelayakan calon usaha
c. Mencegah terjadinya risiko yang mengakibatkan tidak terbayarnya
pembiayaan
Analisis Kelayakan Pembiayaan Murabahah Pada BPRS Harta Insan
Karimah melalui prinsip 5 C, antara lain: 58
a. Character
Character adalah watak/sifat dari nasabah, baik dalam kehidupan
pribadi dalam lingkungan usaha. Penilaian terhadap karakter ini
berguna untuk mengetahui sampai sejauh mana iktikad/kemauan
nasabah untuk memenuhi kewajibannya (willingness to pay) sesuai
dengan akad yang yang telah ditetapkan.
Calon nasabah pembiayaan diteliti oleh Account Officer BPRS
Harta Insan Karimah, salah satu penilaian character ini adalah dengan
mengamati karakter nasabah saat diskusi atau wawancara, pernyataan
57 Wawancara dengan Bpk Hendri selaku Kepala Tim Account Officer BPRS Harta Insan
Karimah 58 Wawancara dengan Bpk Hendri selaku Kepala Tim Account Officer BPRS Harta Insan
Karimah
76
harus konsisten, jujur dan tidak berbelit-belit. Character juga diperoleh
dengan cara mengumpulkan informasi dari referensi nasabah,
lingkungan sekitar tempat tinggalnya, lembaga keuangan lain tentang
perilaku, kejujuran, pergaulan dan ketaatannya memenuhi pembayaran
transaksi dan pengalaman Account Officer dalam hal membaca karakter
nasabah. Dengan penilaian character ini merupakan hal yang paling
penting diantara prinsip lainnya dan merupakan prioritas utama layak
atau tidak diterimanya pembiayaan.
Watak (Character) ini juga diperoleh melalui kelancaran
pembayaran pembiayaan di masa lalu untuk nasabah lama, dan untuk
nasabah baru dengan melihat tingkat kesehatan pembiayaan nasabah.
b. Capacity
Capacity merupakan kemampuan yang dimiliki calon nasabah
dalam menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan.
Kegunaan dari penilaian ini adalah untuk mengetahui atau mengukur
sampai sejauh mana calon nasabah mampu mengembalikan atau
melunasi utang-utangnya secara tepat waktu. Kegiatan penilaian BPRS
HIK mampu memperlihatkan substansi kemampuan nasabah dengan
melihat penilaian track record usaha nasabah selama menjalani usaha,
latar belakang pendidikan calon nasabah dan menilai sejauh mana calon
nasabah mengelola usahanya atau faktor-faktor produksi seperti tenaga
kerja, sumber bahan baku, peralatan-peralatan, administrasi dan
keuangan.
77
c. Capital
Capital adalah jumlah dana/modal yang dimiliki oleh calon
nasabah. Makin besar modal tentu semakin tinggi kesungguhan calon
nasabah dalam menjalankan usahanya dan bank akan merasa lebih
yakin memberikan pembiayaan. Aspek penilaian modal ini cukup
penting dikarenakan dalam akad pembiayaan murabahah bank hanya
memberikan tambahan pembiayaan dan bukan untuk membiayai
seluruh modal yang diperlukan. Dalam hal ini, analisa capital (modal)
yang dilakukan BPRS HIK cukup baik, tercermin dari pemeriksaan
data-data keuangan usaha nasabah yang dijalankan. Namun, penilaian
modal ini mempunyai kelemahan yaitu ketika nasabah tidak pernah
membuat laporan keuangan sendiri. Jadi diperlukan peninjauan dan
pengecekan kembali oleh pihak bank berupa catatan
pendapatan/penjualan perhari.
d. Condition
Condition adalah situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi dan
budaya yang mempengaruhi keadaan perekonomian yang
memungkinkan pada suatu saat mempengaruhi keadaan perekonomian
yang memungkinkan suatu saat mempengaruhi kelancaran
perusahaan/usaha calon nasabah. Kondisi perekonomian pada
umumnya dan bidang usaha pemohon pembiayaan khususnya. Jika
bagus dan memiliki prospek yang baik maka pemohon akan disetujui,
sebaliknya jika kurang baik, permohonan pembiayaan akan ditolak.
78
Condition ini merupakan faktor yang berada diluar kekuasaan
manajemen bank maupun calon nasabah juga. Oleh karena itu, BPRS
HIK melalui Account Officer dalam menilai condition ini diperlukan
wawasan yang luas, dengan melihat dan membaca berita-berita terkini
terkait ekonomi.
e. Collateral (Agunan)
Collateral merupakan barang yang diberikan nasabah
pembiayaan sebagai agunan terhadap pembiayaan yang diterimanya.
Collateral harus dinilai oleh bank untuk mengetahui sejauh mana risiko
kewajiban finansial nasabah kepada bank. Penelitian terhadap agunan
ini meliputi jenis, lokasi, bukti, kepemilikan dan status hukumnya.
Agunan ini merupakan salah satu syarat utama yang menentukan
disetujui atau ditolaknya permohonan pembiayaan nasabah.
Jenis jaminan di BPRS HIK adalah Cash Collateral dan Noncash
Collateral yang nilainya melebihi jumlah pinjaman. Cash Collateral
seperti deposito syariah dan Noncash Collateral seperti Tanah (dan
bangunan) yang bersertifikat Hak Milik dan kendaraan. Jaminan ini
berfungsi untuk menjamin pelunasan utang jika ternyata dikemudian
hari nasabah tidak melunasi utangnya. Agunan kebendaan yang dapat
diterima BPRS HIK adalah berupa agunan yang memenuhi prinsip-
prinsip sebagai berikut:
1. Dapat dengan mudah diperjualbelikan
2. Dapat diberikan nilai secara umum dan pasti
79
3. Harga barang tersebut relatif stabil
4. Dapat (dengan mudah) dipindahtangankan karena mempunyai
bukti-bukti kepemilikan yang sah.
5. Dapat diikat secara nota riil/legal.
1. Uji Kualitas Data
Ada dua syarat penting yang berlaku pada sebuah angket/kuesioner,
yakni keharusan sebuah angket untuk Valid dan Reliabel. Angket dikatakan
valid jika pertanyaan yang terdapat di dalam angket mampu mengungkap
sesuati yang akan diukur oleh angket tersebut.
Suatu angket dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten atau stabil atau tidak berubah dari waktu ke
waktu. Jadi uji reliabilitas sebenarnya untuk mengukur konsistensi jawaban
responden. Validitas berhubungan dengan keakuratan sebuah kuesioner,
sedangkan reliabilitas berkaitan dengan konsistensi jawaban kuesioner.
a. Uji Validitas
Berikut menjelaskan hasil uji validitas per butir pertanyaan.
Tabel 4.6 Uji Validitas
No Variabel Indikator Koefisien
Korelasi
r tabel Ket
1 Character
(X1)
X1_1 0,556 0,338 Valid
X1_2 0,417 0,338 Valid
X1_3 0,636 0,338 Valid
80
X1_4 0,352 0,338 Valid
2 Capital
(X2)
X2_1 0,363 0,338 Valid
X2_2 0,446 0,338 Valid
X2_3 0,460 0,338 Valid
X2_4 0,740 0,338 Valid
3 Capacity
(X3)
X3_1 0,549 0,338 Valid
X3_2 0,635 0,338 Valid
X3_3 0,414 0,338 Valid
X3_4 0,668 0,338 Valid
4 Collateral
(X4)
X4_1 0,472 0,338 Valid
X4_2 0,750 0,338 Valid
X4_3 0,598 0,338 Valid
X4_4 0,588 0,338 Valid
5 Condition
(X5)
X5_1 0,424 0,338 Valid
X5_2 0,603 0,338 Valid
X5_3 0,519 0,338 Valid
X5_4 0,446 0,338 Valid
81
6 Pembiayaan
Bermasalah
(Y)
Y1_1 0,590 0,338 Valid
Y1_2 0,571 0,338 Valid
Y1_3 0,497 0,338 Valid
Y1_4 0,862 0,338 Valid
Sumber: Data primer yang diolah, 2017
Dasar pengambilan keputusan adalah:
Jika r butir positif dan r > r tabel maka butir atau variabel
tersebut valid
Jika r butir negatif dan r < r tabel maka butir atau variabel
tersebut tidak valid
Jika r butir negatif dan r > r tabel maka butir atau variabel
tersebut tidak valid
Setelah dilakukan pengujian, baik untuk uji reliabilitas dan uji
validitas, dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi setiap
indikator dari setiap variabel menghasilkan koefisien yang lebih
besar ddari r tabel. Artinya angket terbukti reliabel dan valid. Butir-
butir pertanyaan telah mampu menjelaskan faktor.
82
b. Uji Reliabilitas
Tabel 4.7 Uji Reliabilitas
No Variabel Cronbach Alpha
1 Character (X1) 0,360
2 Capital (X2) 0,469
3 Capacity (X3) 0,537
4 Collateral (X4) 0,666
5 Condition (X5) 0,362
6 Non Performing Loan (Y) 0,639
Sumber: Data primer yang diolah, 2017
Dasar pengambilan keputusan adalah:
Jika α positip dan α > r tabel maka butir atau variabel tersebut
reliabel
Jika α positip tetapi α < r tabel maka butir atau variabel tersebut
tidak reliabel
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien Cronbach
Alpha untuk masing-masing variabel lebih besar dari r tabel yaitu
Character (0,360 > 0,338), Capital (0,469 > 0,338), Capacity (0,537
> 0,338), Collateral (0,666 > 0,338), Condition (0,362 > 0,338) dan
Non Performing Loan (0,639 > 0,338). Sehingga data dinyatakan
reliabel, atau dengan kata lain jawaban yang diberikan oleh
responden adalah konsisten.
83
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Dalam uji normalitas ini menggunakan metode grafik, yaitu dengan
melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-P
Plot of regression standarized residual. Berikut terlihat pada gambar 4.2
Gambar 4.2
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dari gambar 4.2 dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar sekitar garis
dan mengikuti garis diagonal, maka nilai residual tersebut terdistribusi
normal. Selain menggunakan metode grafik, dilakukan juga metode uji
one-sample kolmogorov-smirnov yang terdapat dalam tabel 4.2
84
Tabel 4.8
Hasil Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Dari hasil tabel 4.8 dapat diketahui bahwa nilai signifikasi (Asymp.Sig. 2-
tailed) sebesar 0.200. Karena nilai signifikasi lebih dari 0,05 nilai residual
terdistribusi normal.
b. Uji Multikoloniearitas
Tabel 4.9
Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber: Data primer yang diolah, 2017
85
Dari hasil tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai Tolerance dari 5
variabel lebih dari 0,10 dan VIF kurang dari 10, maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi multikoliniearitas antar variabel bebas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dari gambar 4.3 diatas dapat diketahui bahwa titik-titik tidak membentuk
pola yang jelas, dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y. jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai
untuk menganalisis pengaruh Character, Capital, Capacity, Collateral dan
Condition terhadap Pembiayaan Bermasalah (NPL).
86
3. Hasil Uji Regresi Berganda
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
regresi berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan sebagai alat
analisis statistik karena penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel-
variabel yang berpengaruh dari variabel independen terhadap variabel
dependen dimana variabel yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari
satu. Untuk menentukan persamaan regresi, maka dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.10
Hasil Regresi Linier Berganda
Sumber: Data primer yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.10 diatas dapat diperolah persamaan regresi linier
berganda sebagai berikut:
Y = a+b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e
Y = -2,534 + 0,460 + 0,369 + (-0,246) + 0,323 + 0,265 + e
Keterangan:
Y = Pembiayaan Bermasalah (NPL)
X1 = Character
87
X2 = Capital
X3 = Capacity
X4 = Collateral
X5 = Condition
e = Standar Error
4. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji Parsial (Uji t-test)
Uji statistik t (uji parsial) digunakan untuk mengetahui atau tidaknya
pengaruh secara signifikan antara masing-masing variabel independen
(Character, Capital, Capacity, Collateral dan Condition) secara individual
terhadap variabel dependen (Pembiayaan Bermasalah (NPL) yang diuji
pada tingkat signifikasi 0,05. Jika probabilitas signifikan > 0,05, maka Ho
diterima dan Ha ditolak, sedangkan jika probabilitas signifikan < 0,05, Ha
diterima dan Ho ditolak, berarti bahwa suatu variabel independen
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 4.11
Hasil Uji t (Parsial)
Sumber: Data primer yang diolah, 2017
88
Berdasarkan tebal 4.11 diatas untuk mengetahui besarnya pengaruh
masing-masing variabel independen secara parsial (individual) terhadap
variabel dependen adalah sebagai berikut:
1) Menguji Signifikasi Variabel Character (X1)
Terlihat bahwa t hitung koefisien character adalah 3,009. Sedang
t tabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α=0,05 karena digunakan
hipotesis dua arah, ketika mencari tabel, nilai α dibagi 2 menjadi 0,025
dan df = 29 (didapat dari rumus n-k-l, dimana n adalah jumlah data dan
k adalah jumlah variabel independen). Di dapat t tabel adalah 2,045
Variabel character memiliki nilai p-value 0,005 < 0,05 artinya
signifikan, sedangkan t hitung > t tabel (3,009 > 2,045) maka Ha
diterima dan Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien
character secara parsial berpengaruh terhadap Non Performing Loan
(NPL).
2) Menguji Signifikasi Variabel Capital (X2)
Terlihat bahwa t hitung koefisien capital adalah 2,889. Sedang t
tabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α=0,05 karena digunakan
hipotesis dua arah, ketika mencari tabel, nilai α dibagi 2 menjadi 0,025
dan df = 29 (didapat dari rumus n-k-l, dimana n adalah jumlah data dan
k adalah jumlah variabel independen). Di dapat t tabel adalah 2,045
Variabel capital memiliki nilai p-value 0,007 < 0,05 artinya
signifikan, sedangkan t hitung > t tabel (2,889 > 2,045) maka Ha
diterima dan Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien
89
capital secara parsial berpengaruh terhadap Non Performing Loan
(NPL).
3) Menguji Signifikasi Variabel Capacity (X3)
Terlihat bahwa t hitung koefisien capacity adalah -1,469. Sedang
t tabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α=0,05 karena digunakan
hipotesis dua arah, ketika mencari tabel, nilai α dibagi 2 menjadi 0,025
dan df = 29 (didapat dari rumus n-k-l, dimana n adalah jumlah data dan
k adalah jumlah variabel independen). Di dapat t tabel adalah 2,045.
Variabel capacity memiliki nilai p-value 0,153 > 0,05 artinya
tidak signifikan, sedangkan t hitung < t tabel (-1,469 < 2,045) maka Ha
ditolak dan Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien
capacity secara parsial tidak berpengaruh terhadap Non Performing
Loan (NPL).
4) Menguji Signifikasi Variabel Collateral (X4)
Terlihat bahwa t hitung koefisien collateral adalah 2,552. Sedang
t tabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α=0,05 karena digunakan
hipotesis dua arah, ketika mencari tabel, nilai α dibagi 2 menjadi 0,025
dan df = 29 (didapat dari rumus n-k-l, dimana n adalah jumlah data dan
k adalah jumlah variabel independen). Di dapat t tabel adalah 2,045
Variabel collateral memiliki nilai p-value 0,016 < 0,05 artinya
signifikan, sedangkan t hitung > t tabel (2,552 > 2,045) maka Ha
diterima dan Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien
90
collateral secara parsial berpengaruh terhadap Non Performing Loan
(NPL).
5) Menguji Signifikasi Variabel Condition (X5)
Terlihat bahwa t hitung koefisien condition adalah 1,762. Sedang
t tabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α=0,05 karena digunakan
hipotesis dua arah, ketika mencari tabel, nilai α dibagi 2 menjadi 0,025
dan df = 29 (didapat dari rumus n-k-l, dimana n adalah jumlah data dan
k adalah jumlah variabel independen). Di dapat t tabel adalah 2,045
Variabel condition memiliki nilai p-value 0,089 > 0,05 artinya
tidak signifikan, sedangkan t hitung < t tabel (1,762 < 2,045) maka Ha
ditolak dan Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien
condition secara parsial tidak berpengaruh terhadap Non Performing
Loan (NPL).
b. Uji Simultan (Uji F)
Tabel 4.12
Hasil Uji F (Simultan)
Pada tabel 4.12 analsiis varian (Anova) ditampilkan hasil uji F yang dapat
dipergunakan untuk memprediksi kontribusi aspek-aspek variabel
independen (charactter, capital, capacity, collateral dan condition)
91
terhadap variabel dependen (pembiayaan bermasalah (NPL). Dari
penghitungan didapat nilai F-hitung pada model 1 didapat sebesar 26,401
dengan tingkat signifikansi sebesar 5% dan df1 = 5 dan df2 = 29, didapat
nilai F tabel = 2,55. Karena nilai F hitung (26,401) > nilai F tabel (2,55)
maka dapat disimpulkan bahwa kelima variabel independen yaitu
character, capital, capacity, collateral dan condition dengan signifikan
memberikan kontribusi yang besar terhadap variabel pembiayaan
bermasalah. Sehingga model regresi yang didapatkan layak digunakan
untuk memprediksi. Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima, yang berarti terdapat pengaruh secara bersama-sama atau
simultan antara variabel independen (character, capital, capacity, collateral
dan condition) terhadap variabel dependen (pembiayaan bermasalah).
c. Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4.13
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependennya yang
dilihat melalui Adjusted R square. Untuk mengetahui determinasi variabel
yang diteliti dapat dilihat dari tabel 4.13 diatas.
92
Dari tabel koefisien determinasi (R2) menunjukkan besarnya Adjusted R
square adalah 0,794. Hasil ini menunjukkan bahwa 79,4% variabel
pembiayaan bermasalah (NPL) dapat dijelaskan oleh variasi dari keempat
variabel independen (character, capital, capacity, collateral dan condition).
Sedangkan selisihnya 20,6% (100% - 79,4%) dijelaskan oleh variabel dan
faktor-faktor lainnya yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
Tabel. 4.14
KUALITAS PEMBIAYAAN MURABAHAH
31 Desember 2011 s/d Desember 2015
Periode Kurang
Lancar
Diragukan Macet Total
Pembiayaan
yang diberikan
NPF
(%)
2011 590.369.955 1.159.897.324 1.386.096.650 133.680.134.518 2
2012 314.794.577 2.537.385.81 2.387.652.871 164.486.901.827 2
2013 229.705.812 536.338.250 4.635.976.371 191.789.423.594 3
2014 887.843.668 176.789.771 3.469.209.419 212.054.622.995 2
2015 503.791.323 1.143.821.162 10.008.835.044 221.309.988.482 5
Rata-rata 3
Sumber : Laporan Keuangan Tahunan BPRS Harta Insan Karimah
Dari tabel di atas periode tahun 2011, 2012, 2013, 2014, dan 2015
dapat diketahui bahwa tingkat NPF Murabahah BPRS Harta Insan Karimah
sebesar 2%, 2%, 3%, 2% dan 5%, Dapat diketahui bahwa pembiayaan pada
93
BPRS Harta Insan Karimah terdapat beberapa pembiayaan murabahah yang
kurang lancar namun jumlahnya sedikit yaitu dengan rata-rata sebesar 3%.
Dengan nilai rasio seperti ini menurut Bank Indonesia maka kondisi
perusahaan dapat dikatakan sangat baik, nilai rasio yang dicapai perusahaan
menempati peringkat satu, yaitu NPF < 7%. Hal ini dikarenakan karena
manajemen terus berupaya melakukan peningkatan kualitas pembiayaan
BPRS HIK dengan melakukan monitoring pembiayaan dan pihak bank
semakin berhati-hati dalam memilih debitur untuk menyalurkan pembiayaan.
Adapun pada tahun 2015 NPF Murabahah BPRS Harta Insan Karimah naik
mencapai 5%, Hal ini disebabkan karena terganggunya usaha nasabah karena
situasi ekonomi secara makro tahun 2015 dalam negeri buruk dan semakin
meningkatnya jumlah pembiayaan murabahah tidak sejalan dengan sistem
pengawasan nasabah sehingga bank cenderung terlambat dalam mengetahui
permasalahan yang terjadi pada nasabah tersebut. Gambaran mengenai
tingkat risiko pembiayaan murabahah dijabarkan dalam grafik sebagai
berikut:
94
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian ini dengan judul Pengaruh Kelayakan Pembiayaan
Murabahah terhadap Non Performing Loan (NPL) dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Character berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan Bermasalah
(NPL) dengan tingkat signifikasi sebesar 0,005 < 0,05. Hal ini berarti
Ha1 diterima
2. Capital berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan Bermasalah (NPL)
dengan tingkat signifikasi sebesar 0,007 < 0,05. Hal ini berarti Ha2
diterima
3. Capacity tidak berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan Bermasalah
(NPL) dengan tingkat signifikasi sebesar 0,153 > 0,05. Hal ini berarti
Ha3 ditolak
4. Collateral berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan Bermasalah
(NPL) dengan tingkat signifikasi sebesar 0,016 < 0,05. Hal ini berarti
Ha4 diterima
5. Condition tidak berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan
Bermasalah (NPL) dengan tingkat signifikasi sebesar 0,089 > 0,05. Hal
ini berarti Ha5 ditolak
6. Berdasarkan hasil uji regresi berganda ditemukan bahwa variabel
character (X1), Capital (X2), Capacity (X3), Collateral (X4) dan Condition
95
(X5) sebesar 0,000 secara simultan berpengaruh terhadap pembiayaan
bermasalah (NPL).
7. Berdasarkan hasil analisis kualitas pembiayaan yang dilakukan diperoleh
rata-rata nilai NPF pembiayaan Murabahah dalam kurun waktu 5 tahun
(2011-2015) adalah sebesar 3%. hal ini berarti bahwa kualitas
pembiayaan murabahah dalam kondisi tergolong sehat.
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian, penulis bermaksud untuk mengajukan
beberapa saran. Saran-saran yang diajukan adalah sebagai berikut :
1. Dalam melakukan analisis kelayakan kepada calon debitur khususnya
dalam penyaluran pembiayaan murabahah harus tetap diperhatikan
dengan tetap berpedoman pada prinsip 5 C (Character, Capital,
Capability, Condition dan Collateral).
2. Dalam menghadapi permasalahan bank syariah seperti pembiayaan yang
bermasalah, salah satunya adalah bank syariah harus terus memberikan
edukasi atau wawasan terhadap internal bank itu sendiri maupun calon
nasabah dan terus melakukan monitoring agar mempersempit celah
penyimpangan dana oleh nasabah (side streaming).
3. Bagi peneliti selanjutnya dapat mengkaji kembali, Penulis menyadari
skripsi ini masih banyak kekurangan, karena tidak tertutup kemungkinan
masih ada data dan pertanyaan-pertanyaan yang belum atau kurang
sesuai.
96
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan Al-Hadits
Abu Abdillah Muhammad bin Yazid bin Majah Al-Qazwini. 2005. Sunan Ibnu
Majah. Beirut: Darul Fikri.
Afandi, Yazid, 2009. Fiqh Muamalah dan Implementasinya dalam Lembaga
Keuangan Syariah. Yogyakarta: Logung Pustaka.
Al Arif, Nur Rianto. 2012. Lembaga Keuangan Syari’ah Suatu Kajian Teoritis
Praktis. Bandung: CV Pustaka Setia.
Al-Mushlih, Abdullah dan Shalah ash-Shawi. 2004. Fiqh Ekonomi Keuangan
Islam. Jakarta: Darul Haq.
Antonio, M. Syafi’i. 2001. Bank Syariah: Teori dan Praktek. Jakarta: Gema Insani
Press.
Ascarya. 2008. Akad dan Produk Bank Syari’ah. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
As-Sayuthi, Jalaluddin. 2006. Al-Jami’ Ash Shaghir. Beirut: Dar Al-Kotob Al-
Ilmiyah.
Asiyah, Binti Nur. 2014. Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah. Yogyakarta:
Teras
Brosur Pembiayaan BPRS Harta Insan Karimah
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 04/DSN-
MUI/IV/2000 tentang Murabahah.
Firdaus, Muhammad. 2005. Konsep dan Implementasi Bank Syariah. Jakarta:
Renaisan.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Universitas Diponegoro
Ismail. 2010. Dari Teori Menuju Aplikasi, Jakarta: Kencana.
Ismail. 2011. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana Prenadamedia.
Jakfar, dan Kasmir. 2008. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Kencana.
97
Karim, Adiwarman A. 2010. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Kashmir. 2003. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kasmir. 2007. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kasmir, 2005. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Laporan Keuangan Tahunan BPRS Harta Insan Karimah 2012-2015
Muhammad. 2002. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP.
Muhammad. 2005. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP
YKPN.
Narto, Zulkifli. 2003. Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah. Jakarta:
Zikrul Hakim.
Peraturan Bank Indonesia mengenai Pedoman Standar Penerapan Prinsip Mengenal
Nasabah Bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Rahman, Abdul.2008. Fiqh Muamalah. Jakarta: Kharisma Putra Utama.
Rivai, Veithzal dan Andria Permata Veithzal. 2007. Islamic Financial
Management. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Sudarsono, Heri. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah Deskripsi dan
Illustrasi. Yogyakarta: EKONESIA.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: ALFABETA
Suyanto, Bagong. 2011. Metode Penelitian Sosial, Berbagai Alternatif Pendekatan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Umam, Khotib. 2009. Trend Pembentukan Bank Umum Syari’ah Pasca Undang-
Undang Nomor 21 Tahun 2008 (Konsep, Regulasi dan Implementasi).
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah
99
LAMPIRAN
Lampiran 1: Pedoman Wawancara Skripsi
Pedoman Pertanyaan Wawancara Skripsi :
1. Bagaimana proses analisis pembiayaan pada produk pembiayaan
murabahah?
2. Bagaimana proses penilaian permohonan pembiayaan menggunakan prinsip
5C?
a. Bagaimana penilaian terhadap character (karakter) calon debitur?
b. Bagaimana penilaian terhadap capital (modal) calon debitur?
c. Bagaimana penilaian terhadap capacity (kemampuan) calon debitur?
d. Bagaimana penilaian terhadap collateral (jaminan) calon debitur?
e. Bagaimana penilaian terhadap condition of economy (kondisi) calon
debitur?
3. Apabila tahap analisis pembiayaan dilewatkan, risiko apa yang akan dihadapi
oleh Bank Syariah Harta Insan Karimah ?
4. Apa saja yang menjadi kendala dalam proses penilaian calon debitur dengan
menggunakan prinsip 5C?
5. Apakah penggunaan analisis pembiayaan membantu dalam meningkatkan
kualitas pembiayaan?
100
Lampiran 2: Kuesioner Penelitian
KUESIONER
Kepada Yth.
Analis Pembiayaan BPRS HIK
Di Tempat
Dengan hormat,
Dalam rangka penyelesaian tugas akhir sebagai mahassiwa Program Strata Satu
(S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, bersama ini saya:
Nama : Fashhan Adilla Rahman
NIM : 1112046100116
Fakultas / Jurusan : Ekonomi dan Bisnis / Perbankan Syariah
Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan Skripsi dengan judul
“Pengaruh Kelayakan Pembiayaan Murabahah Terhadap Non Performing
Loan (NPL) (Studi pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Harta Insan
Karimah Ciledug)”.
Sehubungan dengan itu saya memohon bantuan untuk meluangkan waktunya
mengisi kuesioner penelitian ini.
Partisipasi dalam mengisi kuesioner ini merupakan bantuan yang sangat berharga
bagi tercapainya keberhasilan penelitian. Atas kesediaan waktu dan kerjasamanya,
saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
Fashhan Adilla Rahman
101
KUESIONER PENELITIAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Mohon diberi tanda (X) pada pilihan yang anda anggap paling sesuai dengan
pendapat anda.
5 = Sangat Setuju; 4 = Setuju; 3 = Cukup Setuju; 2 = Kurang Setuju; 1 = Tidak
Setuju
N
o Kriteria
Jawaban
1 2 3 4 5
TS KS CS S SS
A Character
1 Bersedia membayar dengan tepat jumlah
dan waktu
2 Nasabah seseorang yang bekerja keras
dan berwirausaha
Nasabah mengikuti kegiatan keagamaan
di lingkungannya
3 Nasabah mengikuti kegiatan keagamaan
di lingkungannya
4 Nasabah dipercaya oleh pemasok dan
pelanggannya dalam memenuhi pesanan
dan kewajibannya
C Capital
1 Modal yang akan diberikan sesuai dengan
penggunaan
2 Nasabah memiliki bidang usaha lain
sebagai sumber penghasilan
3 Nasabah memiliki tabungan dan simpanan
di Bank.
4 Nasabah memiliki sumber pendapatan
lebih dari 1
B Capacity
102
1 Perkembangan usaha nasabah meningkat
dari waktu ke waktu
2 Nasabah memiliki kemampuan mengelola
faktor-faktor produksi seperti tenaga
kerja, sumber bahan baku, administrasi
dan keuangan.
3 Nasabah mempunyai kemampuan
memenangkan persaingan pasar
4 Nasabah memiliki keterampilan dalam
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
D Collateral
1 Agunan yang diberikan mempunyai
kelengkapan surat-surat kepemilikan
2 Agunan yang diberikan adalah milik
nasabah sendiri
3 Nilai agunan yang diajukan melebihi
plafond pembiayaan
4 Nilai jaminan bersifat ekonomis karena
terletak di lokasi yangs trategis, dsb.
E Condition
1 Nasabah dalam perjalanan usahanya
jarang mendapatkan musibah
2 Ketentuan Pemerintah tidak berpengaruh
terhadap usaha nasabah
3 Tidak ada Bisnis serupa dilingkungan
nasabah
4 Nasabah sedang menjalin kerjasama
dengan pihak lain
N
o Non Performing Loan (NPL) Jawaban
1 2 3 4 5
103
TS KS CS S SS
1 Pembiayaan bermasalah disebabkan
karena nasabah tidak kompeten dalam
menjalankan usahanya
2 Pembiayaan bermasalah disebabkan nilai
jaminan lebih kecil dibandingkan jumlah
pembiayaan
3 Pembiayaan bermasalah disebabkan
pembiayaan tidak sesuai dengan tujuan
penggunaan.
4 Pembiayaan bermasalah disebabkan
perusahaan nasabah tidak dapat bersaing
dengan pasar, sehingga volume penjualan
menurun
104
Lampiran 3. Jawaban Responden
Character (X1) Capital (X2)
No X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 No X2.1 X2.2 X2.3 X2.4
1 4 5 4 5 1 3 4 5 4
2 3 4 3 5 2 4 3 3 4
3 4 3 3 4 3 3 3 4 3
4 5 5 4 5 4 3 5 4 4
5 5 4 5 5 5 5 4 5 5
6 4 3 5 3 6 4 3 3 3
7 3 4 5 4 7 4 5 4 4
8 4 5 5 5 8 4 5 3 3
9 4 5 3 4 9 4 5 3 5
10 5 5 4 5 10 5 4 5 4
11 4 5 5 5 11 4 3 5 4
12 3 3 4 3 12 5 3 4 3
13 3 3 4 5 13 3 4 3 4
14 4 4 5 3 14 5 5 5 5
15 3 5 4 5 15 5 4 5 5
16 3 3 4 3 16 5 3 4 4
17 4 3 4 4 17 5 4 4 4
18 3 5 3 3 18 5 3 4 3
19 3 5 3 3 19 3 5 4 3
20 4 3 5 4 20 5 3 5 5
21 4 5 5 4 21 5 5 3 5
22 3 4 3 5 22 4 3 3 4
23 3 3 3 4 23 3 5 4 3
24 3 5 4 5 24 5 4 5 5
25 5 4 5 3 25 4 5 5 5
26 4 5 3 4 26 3 3 3 3
27 4 3 4 4 27 3 4 4 4
28 5 3 4 5 28 4 3 4 5
29 3 4 3 5 29 3 4 3 3
30 4 3 5 4 30 5 5 3 5
31 3 3 4 3 31 5 3 4 3
32 4 4 5 3 32 4 5 4 3
33 3 5 4 4 33 5 4 3 5
34 4 5 4 5 34 4 4 5 5
105
Capacity (X3) Collateral (X4)
No X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 No X4.1 X4.2 X4.3 X4.4
1 5 5 4 5 1 5 5 4 5
2 3 3 3 4 2 4 3 4 5
3 3 3 4 4 3 3 3 4 3
4 5 4 5 4 4 4 4 5 5
5 5 4 5 4 5 4 4 5 3
6 3 4 3 5 6 5 4 5 3
7 4 5 4 4 7 4 5 4 4
8 4 5 3 5 8 5 5 5 4
9 4 5 4 5 9 5 4 5 4
10 5 5 4 4 10 3 5 4 5
11 5 4 3 4 11 4 4 5 3
12 3 3 4 4 12 5 3 4 3
13 5 3 4 4 13 3 3 5 4
14 4 4 3 4 14 4 5 5 5
15 4 5 5 4 15 3 5 5 4
16 3 3 4 3 16 4 3 4 3
17 5 4 4 3 17 3 4 4 5
18 3 4 3 3 18 4 3 4 3
19 5 3 4 3 19 3 3 3 4
20 5 3 5 4 20 5 5 5 5
21 4 5 3 5 21 4 5 5 4
22 3 3 3 3 22 3 3 3 4
23 5 3 3 3 23 3 3 3 4
24 4 5 4 5 24 5 3 4 5
25 5 5 5 5 25 5 5 5 5
26 3 5 3 3 26 3 3 3 3
27 4 5 4 3 27 4 5 4 3
28 4 5 4 5 28 4 5 4 4
29 4 3 4 3 29 3 3 3 3
30 4 5 3 5 30 5 5 4 5
31 3 4 3 3 31 4 4 3 3
32 5 4 4 3 32 4 4 3 5
33 4 4 4 5 33 5 4 5 4
34 4 4 5 5 34 4 5 4 4
106
Condition (X5) Non Performing Loan (NPL) (Y)
No X5.1 X5.2 X5.3 X5.4 No Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4
1 5 4 5 5 1 4 5 3 5
2 3 4 3 3 2 5 3 4 3
3 4 3 4 3 3 3 4 3 3
4 5 4 3 5 4 5 4 5 4
5 5 4 5 4 5 5 3 5 4
6 3 4 3 3 6 4 3 4 3
7 3 4 4 5 7 4 5 4 4
8 5 5 3 4 8 5 5 4 5
9 4 5 4 4 9 4 5 4 5
10 5 3 4 5 10 5 4 5 4
11 5 4 5 5 11 5 4 5 4
12 3 4 3 5 12 4 3 4 3
13 5 3 4 3 13 3 4 3 3
14 3 4 3 5 14 4 5 5 5
15 5 3 4 5 15 5 4 5 5
16 3 4 3 5 16 4 3 3 4
17 4 4 3 4 17 4 5 4 5
18 3 4 3 4 18 3 3 4 3
19 3 3 3 5 19 3 5 3 3
20 5 5 5 4 20 5 5 4 5
21 4 4 5 3 21 5 4 5 5
22 5 3 4 3 22 5 3 4 3
23 4 3 4 3 23 4 3 4 3
24 5 5 4 5 24 5 4 5 5
25 3 5 4 3 25 5 4 3 5
26 4 3 3 4 26 5 3 4 3
27 3 4 3 4 27 3 4 4 3
28 5 5 4 4 28 4 5 4 5
29 5 3 3 3 29 4 3 4 3
30 4 5 4 5 30 5 4 5 5
31 4 3 4 3 31 3 3 4 3
32 3 4 5 4 32 4 5 4 3
33 4 4 5 4 33 4 4 4 5
34 5 4 5 4 34 4 4 4 5
107
Lampiran 4 : Hasil SPSS Validitas dan Reliabilitas Variabel Character
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.360 4
Correlations
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 Skor_Total
X1.1 Pearson Correlation 1 .074 .414* .173 .556**
Sig. (2-tailed) .679 .015 .328 .001
N 34 34 34 34 34
X1.2 Pearson Correlation .074 1 -.093 .321 .417*
Sig. (2-tailed) .679 .600 .064 .014
N 34 34 34 34 34
X1.3 Pearson Correlation .414* -.093 1 -.109 .636**
Sig. (2-tailed) .015 .600 .539 .000
N 34 34 34 34 34
X1.4 Pearson Correlation .173 .321 -.109 1 .352*
Sig. (2-tailed) .328 .064 .539 .041
N 34 34 34 34 34
Skor_Total Pearson Correlation .556** .417* .636** .352* 1
Sig. (2-tailed) .001 .014 .000 .041
N 34 34 34 34 34
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 5 : Hasil SPSS Validitas dan Reliabilitas Variabel Capital
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.469 4
Correlations
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 Skor_Total
X2.1 Pearson Correlation 1 -.126 .238 .436* .363*
108
Sig. (2-tailed) .477 .175 .010 .035
N 34 34 34 34 34
X2.2 Pearson Correlation -.126 1 -.001 .219 .446**
Sig. (2-tailed) .477 .994 .213 .008
N 34 34 34 34 34
X2.3 Pearson Correlation .238 -.001 1 .320 .460**
Sig. (2-tailed) .175 .994 .065 .006
N 34 34 34 34 34
X2.4 Pearson Correlation .436* .219 .320 1 .740**
Sig. (2-tailed) .010 .213 .065 .000
N 34 34 34 34 34
Skor_Total Pearson Correlation .363* .446** .460** .740** 1
Sig. (2-tailed) .035 .008 .006 .000
N 34 34 34 34 34
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 6 : Hasil SPSS Validitas dan Reliabilitas Variabel Capacity
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.537 4
Correlations
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 Skor_Total
X3.1 Pearson Correlation 1 .126 .455** .094 .549**
Sig. (2-tailed) .478 .007 .598 .001
N 34 34 34 34 34
X3.2 Pearson Correlation .126 1 .027 .492** .635**
Sig. (2-tailed) .478 .880 .003 .000
N 34 34 34 34 34
X3.3 Pearson Correlation .455** .027 1 .155 .414*
Sig. (2-tailed) .007 .880 .380 .015
N 34 34 34 34 34
X3.4 Pearson Correlation .094 .492** .155 1 .668**
Sig. (2-tailed) .598 .003 .380 .000
N 34 34 34 34 34
109
Skor_Total Pearson Correlation .549** .635** .414* .668** 1
Sig. (2-tailed) .001 .000 .015 .000
N 34 34 34 34 34
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 7 : Hasil SPSS Validitas dan Reliabilitas Variabel Collateral
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.666 4
Correlations
X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 Skor_Total
X4.1 Pearson Correlation 1 .358* .462** .191 .472**
Sig. (2-tailed) .038 .006 .280 .005
N 34 34 34 34 34
X4.2 Pearson Correlation .358* 1 .452** .384* .750**
Sig. (2-tailed) .038 .007 .025 .000
N 34 34 34 34 34
X4.3 Pearson Correlation .462** .452** 1 .147 .598**
Sig. (2-tailed) .006 .007 .407 .000
N 34 34 34 34 34
X4.4 Pearson Correlation .191 .384* .147 1 .588**
Sig. (2-tailed) .280 .025 .407 .000
N 34 34 34 34 34
Skor_Total Pearson Correlation .472** .750** .598** .588** 1
Sig. (2-tailed) .005 .000 .000 .000
N 34 34 34 34 34
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 8 : Hasil SPSS Validitas dan Reliabilitas Variabel Condition
Reliability Statistics
110
Cronbach's
Alpha N of Items
.362 4
Correlations
X5.1 X5.2 X5.3 X5.4 Skor_Total
X5.1 Pearson Correlation 1 -.036 .422* .035 .424*
Sig. (2-tailed) .839 .013 .842 .012
N 34 34 34 34 34
X5.2 Pearson Correlation -.036 1 .139 .218 .603**
Sig. (2-tailed) .839 .433 .215 .000
N 34 34 34 34 34
X5.3 Pearson Correlation .422* .139 1 -.034 .519**
Sig. (2-tailed) .013 .433 .851 .002
N 34 34 34 34 34
X5.4 Pearson Correlation .035 .218 -.034 1 .446**
Sig. (2-tailed) .842 .215 .851 .008
N 34 34 34 34 34
Skor_Total Pearson Correlation .424* .603** .519** .446** 1
Sig. (2-tailed) .012 .000 .002 .008
N 34 34 34 34 34
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 9 : Hasil SPSS Validitas dan Reliabilitas Variabel Non Performing
Loan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.639 4
Correlations
Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Skor_Total
Y1.1 Pearson Correlation 1 -.039 .569** .444** .590**
111
Sig. (2-tailed) .826 .000 .009 .000
N 34 34 34 34 34
Y1.2 Pearson Correlation -.039 1 -.052 .578** .571**
Sig. (2-tailed) .826 .771 .000 .000
N 34 34 34 34 34
Y1.3 Pearson Correlation .569** -.052 1 .295 .497**
Sig. (2-tailed) .000 .771 .090 .003
N 34 34 34 34 34
Y1.4 Pearson Correlation .444** .578** .295 1 .862**
Sig. (2-tailed) .009 .000 .090 .000
N 34 34 34 34 34
Skor_Total Pearson Correlation .590** .571** .497** .862** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .003 .000
N 34 34 34 34 34
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
117
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Fashhan Adilla Rahman
2. Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 27 Oktober 1994
3. Alamat : Jl. Raya Moh. Toha Pamulang Timur
RT.02/09 No. 1 Tangerang Selatan
4. Agama : Islam
5. Telepon : 083871315270
6. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
1. SDN 6 Ciputat
2. MTsN Tangerang 3 Pamulang
3. SMA Muhammadiyah 8 Ciputat
4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
Nama Ayah : Endang Surahman
Nama Ibu : Lilis Suryani
Alamat Orang Tua : Jl. Raya Moh. Toha Pamulang Timur
RT.02/09 No. 1 Tangerang Selatan
Anak ke-, dari : 3 dari 4 bersaudara
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
1. IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) SMA Muhammadiyah 8 Ciputat
(2011-2012)