PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET...
Transcript of PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET...
PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET,
KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, GENDER DIVERSITY,
DAN RELATED PARTY TRANSACTIONS TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2016 – 2018)
SKRIPSI
Disusun oleh:
Noel Franchisee Febrian
NIM: 11160820000015
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERISITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2020 M
i
PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET,
KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, GENDER DIVERSITY,
DAN RELATED PARTY TRANSACTIONS TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2016 – 2018)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Akuntansi
oleh
Noel Franchisee Febrian
NIM: 11160820000015
Di Bawah Bimbingan
Yusro Rahma, S.E., M.Si.
NIP. 19800506 200801 2 016
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2020 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa Tanggal 10 Bulan Maret Tahun Dua Ribu Dua Puluh telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama : Noel Franchisee Febrian
2. NIM : 11160820000015
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Investment Opportunity Set, Kepemilikan and
Development, dan Marketing terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada
Perusaha
Setelah mencermati dan memerhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Akuntansi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 10 Maret 2020
1. Ismawati Haribowo, SE., M. Si ( )
NIP. 198009092014112003
Penguji I
2. Wilda Farah, SE., M. Si., Ak., CPA., CA., BKP ( )
NIP. 198303262009122004
Penguji II
an Manufaktur yang Terdaftar
Institusional, Gender Diversity, dan Related Party
Transactions terhadap Nilai Perusahaan. (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2016–2018).
iii
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Noel Franchisee Febrian
NIM : 11160820000015
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, Agustus 2020
(Noel Franchisee Febrian)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Noel Franchisee Febrian
2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 07 Februari 1999
3. Alamat :Jalan Kampung Serdang No.50
Pesanggrahan, Jakarta Selatan, DKI Jakarta – 12270.
4. Telepon : 0895375869024
5. Email : [email protected]
B. PENDIDIKAN
PENDIDIKAN FORMAL
1. S1 (2016–2020) : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. SMA (2013–2016) : SMA Taman Madya 1
3. SMP (2010–2013) : SMP Negeri 79 Jakarta
4. SD (2004–2010) : SDN Kebon Kosong 09
5. TK (2003-2004) : Taman Siswa
C. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Nama Ayah : Trinawoko
2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 15 September 1966
3. Nama Ibu : Suprijati
4. Tempat Tanggal Lahir : Bogor, 29 Desember 1969
5. Alamat :Jalan Kampung Serdang No.50
Pesanggrahan, Jakarta Selatan, DKI Jakarta – 12270.
Kelurahan Cempaka Baru Kecamatan Kemayoran
DKI Jakarta.
Kelurahan Cempaka Baru Kecamatan Kemayoran
DKI Jakarta.
vi
D. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Senat Mahasiwa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Periode 2019–2020.
2. Koordinator Departemen Ekonomi Kreatif Himpunan Mahasiswa
Jurusan Akuntansi periode 2018-2019
3. Anggota Departemen Ekonomi Kreatif Himpunan Mahasiswa Jurusan
Akuntansi 2017-2018.
E. PENGALAMAN KEPANITIAAN
1. Ketua Pelaksana Rapat Kerja Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2019).
2. Anggota Event Organizer Scholarship Expo yang diselenggarakan oleh
Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta (2018).
3. Ketua Rapat Kerja Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi (2018).
4. Anggota lomba fotografi Gebyar Lomba Akuntansi (Galaksi) yang
diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi (2018).
5. Koordinator Acara Jurasik yang diselenggarakan oleh Himpunan
Mahasiswa Jurusan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2017)
6. Anggota Akomodasi dan Logistik Accounting Week 1.0 yang
diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta (2017).
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya haturkan kehadirat Allah Swt yang telah
melimpahkan rahmat, ridha dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “Pengaruh Investment
Opportunity Set, Kepemilikan Institusional, Gender Diversity, dan Related
Party Transactions Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2016 – 2018)”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan
gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Keberhasilan dalam pembuatan dan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari
dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, terutama
kepada:
1. Kedua orang tua yang paling saya cintai yaitu Ayah Trinawoko dan Ibu
Suprijati yang dengan ikhlas memberikan dukungan dengan penuh kasih
sayang selalu mencurahkan perhatian, cinta, bimbingan, nasihat, serta
dukungan moril maupun materil serta doa tiada henti kepada penulis.
2. Kaka penulis, Amelia Fitria Attaka dan seluruh keluarga besar yang selalu
memberikan dukungan dan doa kepada penulis.
3. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E, Ak., M.Si, CA., QIA., BKP. selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Fitri Damayanti, S.E., M.Si. selaku Sekertaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Yusro Rahma, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
meluangkan waktu, perhatian, membimbing dan memberikan pengarahan
viii
kepada penulis. Terima kasih atas semua saran yang telah Ibu berikan selama
proses penulisan skripsi sampai telaksananya sidang skripsi.
7. Seluruh Dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah banyak memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
8. Seluruh staff Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan bantuan kepada penulis.
9. Sahabat terbaik Robby Sefri Pratama dan teman-teman kelas Akuntansi A
angkatan 2016 terkhusus Ali, Hilmy, Fajar, Doni, Tondi, Faizal, Lamin,
Dandi, Rian, Pascal, Renny Rediawati dan Khuston, serta teman Akuntansi B
Muhammad Tevan Setiadi dan Muhammad Kemal Sabarullah.
10. Teman-teman Akuntansi 2016.
11. Teman-teman KKN 31 Sahitya, yaitu Badrut Tamam, Muhammad Rizky,
Muhammad Arief, Teguh Maulana, Syahdan El Hayat, Alfi Silviani, Zainab
Oktavia, Meidiana, Farah, dan Billah.
12. Teman-teman HMJ Akuntansi terkhusus, departemen ekonomi kreatif periode
2016 – 2019 dan wakil bidang 2 periode 2019 – 2020.
13. Sahabat jarak jauh (long distance relationship) yaitu, Nurcahyo Dwi Julianto,
Ahdath Shihab, Virda Pricillia Wati, Alif Rifaldi, Rico Setiawan, Muhammad
Awang Saputro, Nofan Yoky Pratama, Nabila Cea, dan Ahmad Fachrur Rozi.
14. Senior Akuntansi 2015 dan 2014.
15. Junior Akuntansi 2017 dan 2018.
16. Pihak–pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini yang tidak
dapat saya sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari skripsi ini ini masih banyak kekurangan dan
kelemahan, baik dari segi bahasa, pengolahan, maupun dalam penyusunan. Untuk
itu penulis sangat mengharapkan tanggapan, kritik dan saran yang sifatnya
membangun. Demikianlah, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
dan menjadi sumbangan pemikiran bagi yang membacanya.
ix
Jakarta, Agustus 2020
Noel Franchisee Febrian
x
ABSTRACT
THE EFFECT OF INVESTMENT OPPORTUNITY SET, INSTITUTIONAL
OWNERSHIP, GENDER DIVERSITY, AND RELATED PARTY
TRANSACTIONS TO FIRM VALUE
(Empirical Study on Manufacturing Companies Listed on Indonesian Stock
Exchange Periode 2016-2018)
By
Noel Franchisee Febrian
This research to examine the effects of investment opportunity set,
institutional ownership, gender diversity, and related party transactions on firm
value. This study used the sample of all manufacturing companies listed in
Indonesian Stock Exchange during 2016-2018 periode. The number of
manufacturing companies sampled in this study were 24 companies for 3 years,
total sample research is 72 financial statement and annual reports. The method
used is purposive sampling method. Hyphotesis testing in this research using
multiple linear regression analysis with the help of SPPS software version 25.
The result of this study indicate that investment opportunity set and related
party transactions have significant postive impact on firm value, while
institutional ownership and gender diversity have no effect on firm value.
Keywords: Investment Opportunity Set, Institutional Ownership, Gender
Diversity, and Related Party Transactions, Firm Value.
xi
ABSTRAK
PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET, KEPEMILIKAN
INSTITUSIONAL, GENDER DIVERSITY, DAN RELATED PARTY
TRANSACTIONS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2016-2018)
Oleh
Noel Franchisee Febrian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh investment opportunity set,
kepemilikan institusional, gender diversity, dan related party transactions
terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2016-2018.
Jumlah perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian ini yaitu 24
perusahaan selama 3 tahun, total sampel penelitian adalah 72 laporan keuangan
dan laporan tahunan. Metode yang digunakan adalah metode purposive sampling.
Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis
regresi linier berganda dengan bantuan software SPSS versi 25.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa investment opportunity set dan related
party transactions memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan, sementara
itu kepemilikan institusional dan gender diversity tidak memiliki pengaruh
terhadap nilai perusahaan.
Kata Kunci: Investment Opportunity Set, Kepemilikan Institusional, Gender
Diversity, Related Party Transactions, Nilai Perusahaan.
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................. ..i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF.......................................ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .....................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .............................. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. .v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
ABSTRACT ..............................................................................................................x
ABSTRAK ............................................................................................................ xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABLE .................................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xvii
BAB I ..................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Penelitian .......................................................................... 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ......................................................... 11
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 12
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 12
BAB II .................................................................................................................. 14
TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 14
A. Tinjauan Literatur ..................................................................................... 14
1. Teori Keagenan (Agency Theory) ..................................................... 14
2. Teori Sinyal (Signalling Theory) ...................................................... 15
3. Stakeholder Theory ........................................................................... 16
4. Teori Efisiensi Pasar .......................................................................... 17
5. Teori Ketergantungan Sumber Daya ................................................. 18
6. Teori Belajar Sosial .......................................................................... 20
7. Nilai Perusahaan ................................................................................ 21
8. Investment Opportunity Set ............................................................... 24
xiii
9. Kepemilikan Institusional ................................................................. 27
10. Gender Diversity ............................................................................... 28
11. Related Party Transactions ............................................................... 29
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................. 33
C. Pengembangan Hipotesis ......................................................................... 44
1. Pengaruh Investment Opportunity Set Terhadap Nilai Perusahaan .... 44
2. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaaan ... 45
3. Pengaruh Gender Diversty Terhadap Nilai Perusahaan .................... 46
4. Pengaruh Related Party Transactions Terhadap Nilai Perusahaan .. 47
D. Kerangka Pemikiran ................................................................................. 48
BAB III ................................................................................................................ 49
METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................... 49
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 49
B. Metode Penentuan Sampel ....................................................................... 49
C. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 50
1. Penelitian Pustaka (Library Research) .............................................. 50
2. Penelitian Lapangan (Field Research) .............................................. 50
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian ........................................................ 50
1. Variabel Independen ......................................................................... 51
a) Investment Opportunity Set ........................................................ 51
b) Kepemilikan Institusional .......................................................... 52
c) Gender Diversity ........................................................................ 52
d) Related Party Transactions ........................................................ 53
2. Variabel Dependen
a) Nilai Perusahaan ......................................................................... 53
E. Metode Analisis Data ............................................................................... 55
1. Analisis Statistik Deskriptif .............................................................. 55
2. Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 55
3. Pengujian Hipotesis ........................................................................... 58
BAB IV ................................................................................................................ 60
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 60
xiv
A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian .................................................. 60
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ................................................................. 62
1. Uji Analisis Statisktik Deskriptif ...................................................... 62
2. Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 64
3. Pengujian Hipotesis ........................................................................... 70
C. Pembahasan .............................................................................................. 73
1. Pengaruh Investment Opportunity Set Terhadap Nilai Perusahaan ... 73
2. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan ..... 75
3. Pengaruh Gender Diversity Terhadap Nilai Perusahaan ................... 76
4. Pengaruh Related Party Transactions Terhadap Nilai Perusahaan .. 78
BAB V .................................................................................................................. 80
PENUTUP ............................................................................................................ 80
A. Simpulan .................................................................................................. 80
B. Implikasi ................................................................................................... 80
C. Keterbatasan ............................................................................................. 82
D. Saran ......................................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 84
LAMPIRAN ......................................................................................................... 94
xv
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu 33
3.1 Pengukuran Operasionalisasi Variabel Penelitian 54
3.2 Kriteria Uji Durbin Waktu 58
4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian 61
4.2 Statistik Deskriptif 62
4.3 Hasil Uji Kolmogrov – Smirnov 66
4.4 Hasil Uji Multikolinearitas 67
4.5 Hasil Autokorelasi 68
4.6 Hasil Uji F 70
4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi 71
4.8 Hasil Uji Parsial 72
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
1.1 Grafik Penurunan Investasi Sektor Manufaktur 3
2.1 Kerangka Pemikiran 48
4.1 Hasil Uji Normalitas Dengan Histogram Normal 64
4.2 Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Normal Plot 65
4.3 Uji Heterokedasrisitas Dengan Grafik Scatterplot 69
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
1 Sampel Data Perusahaan 95
2 Pengukuran Gabungan 96
3 Pengukuran Nilai Perusahaan 99
4 Pengukuran Investment Opportunity Set 100
5 Pengukuran Kepemilikan Institusional 101
6 Pengukuran Gender Diversity 102
7 Pengukuran Related Party Transactions 103
8 Hasil Uji Normalitas dengan Histogram Normal 104
9 Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Normal Plot 104
10 Hasil Heterokedasrisitas dengan Grafik Scatter
Plot
105
11 Statistik Deskriptif 105
12 Hasil Uji Normalitas dengan Uji Kolmogrov
Smirnov
106
13 Hasil Uji Multikolinearitas 107
14 Hasil Uji Korelasi 107
15 Hasil Uji Koefisien Determinasi 108
17 Hasil Uji F 108
18 Hasil Uji Parsial 109
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era industrialisasi sekarang ini, setiap perusahaan harus
meningkatkan daya saing secara terus-menerus. Persaingan yang semakin
meningkat baik di pasar domestik maupun pasar internasional menuntut
perusahaan untuk dapat mempertahankan atau memperoleh keuntungan kompetitif
dengan cara memberikan perhatian penuh pada kegiatan operasional dan financial
perusahaan. Setiap pendirian suatu perusahaan pasti memiliki tujuan yang jelas,
antara lain tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek tujuan
perusahaan yaitu memaksimalkan pendapatan laba dengan menggunakan sumber
daya yang dimiliki perusahaan secara keseluruhan, sementara untuk jangka
panjang tujuan perusahaan yaitu memakmurkan atau menyejahterakan pemilik
perusahaan atau para pemilik saham dengan memaksimalkan nilai perusahaan
yang tercermin dengan harga sahamnya (Indiawati, Arieta & Budi, 2018).
Berdasarkan data dari website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), pada
tahun 2016-2018 terdapat 690 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Fenomena yang terjadi di BEI menunjukkan bahwa nilai perusahaan
seringkali mengalami perubahan meskipun tidak ada kebijakan keuangan yang
dilakukan perusahaan. Misalnya, dividen dibagikan setiap satu tahun sekali,
kegiatan investasi dan pendanaan juga tidak setiap saat dilakukan, namun nilai
perusahaan yang digambarkan dengan harga saham berubah setiap saat
(Sriwahyuni & Wihandaru, 2016).
Nilai perusahaan dapat ditunjukkan dalam laporan keuangan perusahaan
khususnya laporan posisi keuangan perusahaan yang berisi informasi keuangan
masa lalu dan laporan laba rugi untuk menilai laba perusahaan yang diperoleh dari
tahun ke tahun. Sementara dipihak lain ada yang beranggapan bahwa nilai
perusahaaan bukan sekedar dari laporan keuangan saja melainkan nilai
2
perusahaaan dinilai berdasarkan nilai sekarang dari aktiva yang dimiliki
perusahaan dan nilai investasi perusahaan yang akan dikeluarkan di masa
mendatang (Hidayah, 2015).
Nilai perusahaan akan terlihat dari harga saham perusahaan, semakin
tinggi harga saham berarti semakin tinggi nilai perusahaan (Herder dan Priyadi,
2017). Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemegang saham,
sehingga dengan nilai perusahaan yang tinggi dapat menunjukkan kemakmuran
dan kesejahteraan para pemegang saham juga semakin tinggi (Kaluti dan
Purwanto, 2014). Jadi dapat dikatakan tujuan perusahaan yaitu untuk
mensejahterakan para pemegang saham dengan cara meningkatkan nilai
perusahaannya. Nilai perusahaan diukur dengan dari nilai pasar wajar dari harga
saham. Bagi perusahaan yang sudah go public maka nilai pasar wajar perusahaan
ditentukan mekanisme permintaan dan penawaran di bursa, yang tercemin dalam
listing price. Pada kenyataannya harga saham akan selalu berubah, bisa naik
bahkan bisa turun. Naik turunnya harga saham selalu menjadi sebuah fenomena
yang menarik untuk dibicarakan saat ini (Herder dan Priyadi, 2017).
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Fenomena lain yang menarik untuk dibicarakan
berkaitan dengan isu naik turunnya nilai perusahaan yaitu anjloknya investasi
sektor manufaktur pada tahun 2018. Seperti yang dilansir dalam CNN Indonesia,
investasi industri manufaktur anjlok 17% pada tahun 2018. Investasi pada industri
manufaktur hanya Rp 226,18 triliun sepanjang tahun 2018, sedangkan pada tahun
2017 sebesar Rp 274,8 triliun. Menurut Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM) yang diolah oleh Kemenperin, investasi sektor manufaktur pada tahun
2017 juga merosot dari tahun 2016 yang mencapai Rp335,8 triliun. Padahal dalam
kurun waktu 6 tahun terakhir yaitu 2012 hingga 2016, investasi sektor manufaktur
selalu tumbuh.
3
Gambar 1.1
Grafik Penurunan Investasi Sektor Manufaktur
Sumber: Sumber yang diolah dari CNN Indonesia.
Bila harga saham meningkat maka dapat diartikan nilai perusahaan
meningkat dan kesejahteraan pemilik meningkat. Semakin tinggi harga saham
semakin tinggi nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi akan menunjukkan
tingkat kemakmuran pemegang saham juga tinggi (Hermuningsih, 2013). Myres,
1977 dalam Handriani dan Irianti (2015) berpendapat, nilai perusahaan didasarkan
atas dua elemen, yaitu:
1. Aset riil yang dinilai secara independen dari peluang investasi masa depan
perusahaan. Alasannya adalah ketika perusahaan memilki aset riil seperti
properti dan peralatan maka perusahaan dihadapkan pada sejumlah
aktivitas yang dapat ditukarkan satu sama lain ketika aset riil rendah. Hal
ini dilakukan untuk meminimalkan biaya agensi yang dapat timbul antara
para pemegang saham dan manajer (biaya yang berhubungan dengan tidak
adanya penciptaan (discreation)).
2. Real option atau growth option, yang dinilai berdasarkan pilihan
keputusan investasi masa depan perusahaan. Alasannya adalah ketika
perusahaan memiliki rasio hutang maka manajer bertindak atas nama
shareholder untuk menolak investasi yang berpotensi meningkatkan nilai
perusahaan dengan alasan akan menambah manfaat bagi debtholder.
0
100
200
300
400
2016 2017 2018
Penurunan Jumlah Investasi Sektor Manufaktur
Jumlah Investasi
4
Berdasarkan dua dasar elemen tersebut akan mengakibatkan masalah
underinvestment. Namun dasar elemen tersebut akan ditentukan oleh faktor-faktor
lain yang akan memengaruhi nilai perusahaan, antara lain:
Pertama, investment opportunity set (IOS), menurut Wiranto dan Rusiti
(2013) didefinisikan sebagai kesempatan perusahaan untuk tumbuh. Investment
opportunity set dijadikan sebagai dasar untuk menentukan klasifikasi
pertumbuhan perusahaan di masa depan. Selain itu merupakan suatu kombinasi
antara aktiva yang dimiliki (asset in place) dan pilihan investasi di masa yang
akan datang dengan net present value positif. Sedangkan menurut Yendrawati dan
Adhianza (2013) IOS merupakan kombinasi antara asset in place (tangible asset)
dan investment opportunity (intangible asset). Kombinasi keduanya dapat
memengaruhi struktur perusahaan dari nilai perusahaan yang mana nilai
perusahaan dimasa depan akan ditentukan oleh ketetapan manajemen saat ini.
Investment opportunity set tidak dapat diobservasi secara langsung (laten)
sehingga dalam perhitungannya menggunakan proksi, yaitu: Proksi IOS
berdasarkan harga pasar (price-based proxies); Proksi IOS berdasarkan investasi
(investment-based price); dan Proksi IOS berdasarkan varian (variance measures)
(Kallapur dan Trombley, 1999).
Seperti yang dilansir oleh (GoodNewsFromIndonesia) Indonesia
merupakan salah satu negara yang memiliki peluang investasi baru bagi
perusahaan global. Terutama bagi perusahaan lokal yang berinovatif seperti
Traveloka, Tokopedia, dan Gojek. Sebagaimana dari ketiga perusahaan tersebut
menarik investor yang berasal dari Cina, yaitu Xu Xiao Ping (pendiri Zhen Fund)
dan Kai Fu Li (pendiri perusahaan VC). Karena diketahui bahwa kebanyakan
perusahaan yang berada di Indonesia belum memiliki banyak modal, sehingga
investor asal Cina tersebut tertarik untuk menanamkan modal. Yang mana
nantinya modal yang diberikan oleh investor dapat membawa perusahaan menjadi
lebih baik dan bisnis yang dijalankan perusahaan dapat berjalan maksimal dan
dapat meningkatkan prospek perusahaan menjadi lebih baik untuk dimasa yang
akan datang.
5
Beberapa penelitian tentang Investment Opportunity Set (IOS) telah
banyak dilakukan, namun dengan hasil yang berbeda-beda dan tidak konsisten.
Hasil penelitian terdahulu yang belum konsisten, mendorong peneliti untuk
melakukan kembali penelitian tentang pengaruh Investment Opportunity Set (IOS)
terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Setiawan
(2019) menyatakan bahwa variabel Investment Opportunity Set (IOS) dengan
menggunakan proksi harga (MBVE) dan proksi investasi (CAPBVA) signifikan
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Handriani dan Irianti (2015) bahwa Investment
Opportunity Set (IOS) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Namun,
penelitian yang dilakukan oleh oleh Sun dkk (2014) Investment Opportunity Set
(IOS) berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan dan nilai perusahaan.
Kedua, kepemilikan institusional didefinisikan sebagai sejumlah proporsi
saham yang dimiliki oleh institusi. Semakin terkonsentrasi kepemilikan saham
dalam suatu perusahaan, maka pengawasan yang dilaksanakan oleh pemilik akan
semakin efektif dan efisien sebab manajemen akan semakin berhati-hati (Sujoko
dan Soebiantoro, 2007). Salah satu mekanisme yang digunakan perusahaan untuk
meningkatkan nilai perusahaan yaitu dengan kepemilikan institusional yang
digunakan untuk menurunkan konflik yang telah terjadi antara pemilik (principal)
dengan manajemen (agent) adalah dengan menawarkan seorang manajer untuk
berpartisipasi dalam suatu program opsi saham yang biasa dikenal sebagai
kompensasi berbasis saham (Oktavia dan Nita, 2017). Kepemilikan institusional
memiliki arti penting dalam memonitor manajemen karena dengan adanya
kepemilikan oleh institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang
lebih optimal. Monitoring tersebut tentunya akan menjamin kemakmuran untuk
pemegang saham, pengaruh kepemilikan institusional sebagai agen pengawas
ditekan melalui investari mereka yang cukup besar dalam pasar modal (Dewi dan
Sanica, 2017).
Dalam berita yang dilansir oleh (Suara.com) tahun 2015 Direktur Bursa
Saham Indonesia Ito Warsito menyatakan persentase kepemilikan saham di
Indonesia masih didominasi oleh investor institusi yang mencapai 73,14 persen
6
jika dibandingkan dengan investor individu. Hal itu membuat aktivitas transaksi
investor institusi jadi tolak ukur perdagangan saham. Karena itu, untuk membuka
akses dan hubungan yang lebih luas antara investor institusi dan emiten serta
meningkatkan pemahaman investor institusional terhadap kinerja emiten, dan
tentunya akan lebih menyemarakkan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia.
Seiring dengan meningkatkan jumlah investor institusi dalam pasar perdagangan
saham di BEI tentunya akan meningkatkan nilai perusahaan go public serta dapat
mengawasi manajer untuk tidak melakukan kecurangan atau memanipulasi laba
pada laporan keuangan dan bertindak sesuai dengan tujuan perusahaan dalam
pengambilan keputusan (Oktavia dan Nita, 2017).
Beberapa penelitian kepemilikan institusional telah banyak dilakukan,
namun dengan hasil yang berbeda-beda dan tidak konsisten. Hasil penelitian
terdahulu yang belum konsisten, mendorong peneliti untuk melakukan kembali
penelitian tentang pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Zahro (2019) menyatakan bahwa dengan
adanya kepemilikan institusional memiliki pengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Besarnya persentase saham yang dimiliki oleh pihak institusional
akan menambah mekanisme pengendalian terhadap perusahaan sehingga pemilik
perusahaan bisa mengarahkan manajemen agar dapat bertindak sejalan dengan
visi dan misi perusahaan dalam mewujudkan peningkatan nilai perusahaan. Hal
tersebut sesuai dengan penelitian Harjadi dkk (2018) yang menyatakan
kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, karena
dapat dijadikan sebagai pedoman untuk manajer perusahaan dalam memprediksi
nilai perusahaan dan membantu dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi.
Namun dalam penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Sanica (2017)
menyatakan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, karena menurut dia investor institusi terlalu mementingkan pribadi
dan mengabaikan pemegang saham minoritas, sehingga terjadinya kesenjangan
kesejahteraan yang semakin melebar.
Ketiga, salah satu indikator corporate governance yang sedang
berkembang beberapa tahun belakangan adalah gender diversity atau
7
keberagaman gender dalam manajemen puncak. Jika dibandingkan dengan
keberagaman dari aspek lain, gender menjadi topik yang paling banyak
diperbincangkan keberagaman gender dalam manajemen puncak menjadi hal yang
menarik untuk dipelajari berkaitan dengan corporate governance di Indonesia
karena masih adanya anggapan bahwa laki-laki lebih pantas menduduki jabatan
kepemimpinan dalam perusahaan. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh
Dieleman dan Aishwarya (2012) dari National University of Singapore Business
School, di Indonesia, proporsi wanita yang menjabat dalam manajemen puncak
hanya 11.6% dengan keterangan 13.1% untuk jabatan dewan direksi dan 9.9%
untuk jabatan dewan komisaris. Jika dibandingkan dengan proporsi pria dalam
manajemen puncak yaitu sebesar 88.4%, proporsi wanita masih tergolong kecil.
Begitu pula yang terjadi di negara- negara maju lainya di Asia seperti Hong Kong
dengan proporsi wanita dalam manajemen puncak sebesar 10.3%, China 8.5%,
Singapore 7.3%, dan Jepang 1.1%. Masih sedikitnya wanita yang ditempatkan di
posisi puncak mungkin disebabkan oleh adanya pandangan yang berbeda tentang
penyebab kesuksesan yang diraih pria dan wanita. Kesuksesan pria dianggap
karena kemampuan yang tinggi (dalam hal talenta atau kecerdasan), sedangkan
kesuksesan wanita dianggap lebih disebabkan oleh faktor keberuntungan (Deaux
dan Ernswiller dalam Amin dan Sunarjanto, 2016). Namun menurut Kristina dan
Wiratmaja (2018), dengan adanya dewan komisaris wanita ini dianggap dapat
meningkatkan nilai perusahaan, karena dengan adanya wanita, perusahaan berarti
memberikan kesempatan kepada siapapun, tanpa diskriminasi untuk menjadi
bagian dari dewan perusahaan. Sehingga, hal ini memberikan sinyal positif ke
investor dan berdampak pada reputasi perusahaan yang meningkat.
Namun dalam kenyataannya, keberadaan wanita sebagai dewan komisaris
masih dalam jumlah yang sangat rendah dalam dunia bisnis, disebabkan:
1. Adanya pandangan yang berbeda mengenai wanita dan pria dalam
memimpin suatu perusahaan (Hassan dan Marimuthu, 2016).
2. Berkaitan dengan preferensi resiko, pria cenderung mengambil resiko (risk
taker) sehingga dalam mengambil keputusan akan lebih tepat
8
dibandingkan dengan wanita yang cenderung menghindari resiko (risk
averse) (Booth &Nolen dalam Kristina & Wiratmaja, 2018).
Seperti yang dilasir oleh (Kompas.com), sebuah penelitian dengan survei
yang dilakukan 4.995 responden dari 35 negara pada periode Juli-Desember 2017
denga para responden adalah chief executive officer (CEO), managing director,
chairman, atau label eksekutif senior. Laporan Grant Thornto International,
adanya hal positif dalam isu keberadaan gender didunia secara global, terutama
jumlah perempuan di posisi manajemen senior pada suatu perusahaan. Dengan hal
tersebut setidaknya kegiatan bisnis perusahaan mengalami peningkatan 66% di
tahun lalu menjadi 75% pada tahun ini. Sehingga dengan gender diversity dalam
internal perusahaan tentunya dapat meningkatkan nilai bagi perusahaan tersebut.
Beberapa penelitian Gender Diversity telah banyak dilakukan, namun
dengan hasil yang berbeda-beda dan tidak konsisten. Hasil penelitian terdahulu
yang belum konsisten, mendorong peneliti untuk melakukan kembali penelitian
tentang pengaruh Gender Diversity terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitian
Hamdani dan Hatane (2017) menyatakan bahwa adanya hubungan positif diantara
wanita dalam dewan direksi dan firm value, wanita dalam dewan direksi dan firm
performance. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Dewi
(2016) bahwa keberadaan wanita dalam jajaran dewan komisaris dan direksi
(diversitas gender) dan variasi latar belakang pendidikan formal dewan komisaris
dan direksi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Namun dalam
penelitian yang dilakukan oleh Rismawati dan Singapurwoko (2019)
menunjukkan bahwa diversitas gender berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut didukung dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sener dan Karaye (2014) menujukkan, tidak adanya perbedaan
yang signifikan secara statistik dalam hal keberagaman gender dewan dan
terwakilinya direktur perempuan.
Keempat, menurut Wahyuni, dkk (2013), Related Party Transaction
adalah transaksi antara pihak-pihak yang dianggap mempunyai hubungan
istimewa bila satu pihak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan pihak lain
atau mempunyai pengaruh signifikan atas pihak lain dalam mengambil keputusan
9
keuangan dan operasional. Transaksi ini diukur dengan jumlah aktiva piutang atau
pemberian pinjaman dengan pihak berelasi. Feliana (2007) di Indonesia hampir
semua perusahaan publik melakukan related party transaction, alasannya adalah
dapat memberikan manfaat bagi perusahaan di masa yang akan datang dan dapat
meningkatkan efisiensi organisasi dengan mengurangi biaya transaksi. Jian dan
Wong dalam Anagayanti (2018), dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa
transaksi terhadap pihak-pihak yang berafiliasi related party transactions (RPT)
menunjukkan kecenderungan opportunis untuk memanipulasi laba, maka tingkat
penjualan kepada pihak berelasi, terutama transaksi kepada pemegang saham
pengendali dan anggota lain perusahaan dalam grup akan meningkat.
Selain hal tersebut Related Party Transactions juga bertujuan agar
manajemen dapat melakukan identifikasi terhadap penghindaran terhadap
penurunan laba serta penghindaran terhadap negative forecast error pada laporan
keuangan perusahaan. Sehingga diharapkan dapat mempertahankan kepercayaan
investor pada perusahaan. Perusahaan akan selalu berupaya untuk memberikan
imbal hasil pengembalian investasi yang setinggi-tingginya bagi investor.
Terjaganya pertumbuhan laba akan membuat investor semakin optimis terhadap
kinerja perusahaan di masa mendatang, sehingga meningkatkan keinginan
investor untuk terus berinvestasi pada perusahaan tersebut dengan membeli
sahamnya (Anagayanti, 2018).
Seperti yang dilasir oleh (Kontan.co.id), PT Astra Otoparts Tbk masih
memperoleh pertumbuhan bisnis sampai kuartal-III tahun ini salah satu pendorong
utamanya ialah penjualan ke pihak berelasi, yakni perusahaan-perusahaan Grup
Astra. Sebab penjualan ke pihak ketiga mengalami penurunan baik domestik
maupun ekspor. Tercatat, sampai kuartal-III tahun 2019 penjualan pihak berelasi
bertumbuh 8% menjadi Rp 4,29 triliun, dimana pada periode yang sama tahun lalu
hanya Rp 3,97 triliun. Wanny Wijaya, Direktur PT Astra Otoparts Tbk
mengatakan bahwa penjualan di sektor itu naik lantaran pihak berelasi menyerap
banyak produk perusahaan.
Nilai penjualan ke AHM mencapai Rp 2,62 triliun atau naik 7,8% Year on
Year dibandingkan kuartal-III tahun lalu. Begitu pula dengan penjualan ke PT
10
Astra Daihatsu Motor sebanyak Rp 938,44 miliar sampai triwulan ketiga tahun ini
atau tumbuh 5,9% dibandingkan triwulan ketiga tahun lalu Rp 885,74 miliar.
Beberapa penelitian Related Party Transactions telah banyak dilakukan,
namun dengan hasil yang berbeda-beda dan tidak konsisten. Hasil penelitian
terdahulu yang belum konsisten, mendorong peneliti untuk melakukan kembali
penelitian tentang pengaruh Related Party Transactions terhadap nilai perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Tambunan dkk (2017), menujukkan bahwa related
party transactions dari penjualan, pendapatan, pembelian dan pengeluaran
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rosa dkk (2018) bahwa related party transactions
dari penjualan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, karena perusahaan
Penanaman Modal Asing (PMA) melakukan transaksi penjualan didominasi
dengan pihak independen sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Namun,
pembelian dari related party transactions tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA), karena nilai
perusahaan tidak hanya diukur dari besarnya pembelian atas transaksi hubungan
istimewa.
Berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Sanchez, Senra
dan Aleman (2016), bahwa Related Party Transactions (RPT) mempengaruhi
nilai perusahaan secara negatif karena adanya efek pengambilalihan yang
didorong oleh sifat opotunisme. Mangdalena dan Dananjaya (2015) menyatakan
bahwa transaksi dengan pihak berelasi (pihak yang memiliki hubungan istimewa)
tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
Alasan peneliti tertarik melakukan penelitian terkait dengan nilai
perusahaan: Pertama, nilai perusahaan merupakan elemen penting sebuah
perusahaan yang akan memengaruhi para atau calon investor untuk menyertakan
modalnya dan dengan adanya nilai perusahaan investor maupun kreditor dapat
melihat prospek atau kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Kedua,
banyak faktor yang dapat memengaruhi nilai perusahaan, dan faktor tersebut dapat
berubah-ubah, namun peneliti lebih tertarik kepada faktor internal, karena faktor
internal merupakan faktor yang dapat dikendalikan oleh perusahaan. Ketiga,
11
penelitian terdahulu memberikan hasil yang berbeda-beda mengenai faktor yang
mempengaruhi nilai perusahaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian
kembali mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan.
Tujuan penelitian ini untuk mengukur pengaruh Investment Opportunity
Set, Kepemilikan Institusional, Gender Diversity, dan Related Party Transaction.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini mengambil judul tentang
“Investment Opportunity Set, Kepemilikan Institusional, Gender Diversity, dan
Related Party Transaction Terhadap Nilai Perusahaan” (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Tahun 2016 – 2018).
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
a. Penelitian akan dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 – 2018.
b. Mengukur Investement Opporunity Set menggunakan proksi investasi
yaitu Rasio Capital Expenditure to Book Value Assets (CAPBVA).
c. Mengukur kepemilikan saham institusional dengan menggunakan
proksi KI yaitu, jumlah saham yang dimiliki oleh institusional dengan
membagi total saham yang beredar diperusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI).
d. Mengukur Gender Divesity menggunakan keberadaan dewan direksi
dan komisaris perempuan.
e. Mengukur Related Party Transaction menggunakan jumlah aktiva
piutang atau pemberian pinjaman dengan pihak berelasi.
f. Mengukur Nilai Perusahaan menggunakan Price Book Value (PBV).
2. Rumusan Masalah
a. Apakah Investement Opportunity Set berpengaruh terhadap nilai
perusahaan?
b. Apakah Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap nilai
perusahaan?
12
c. Apakah Gender Divesity berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
d. Apakah Related Party Transaction berpengaruh terhadap nilai
perusahaan?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:
a. Menganalisa Investment opportunity set berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
b. Menganalisa Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
c. Menganalisa Gender diversity berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
d. Menganalisa Related party transaction berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
1) Mahasiswa jurusan akuntansi, sebagai bahan referensi untuk
menambah ilmu pengetahuan terkait dengan faktor-faktor yang
memengaruhi nilai perusahaan khususnya mengenai Investment
Opportunity Set (IOS), Kepemilikan Institusional, Gender
Divestity, dan Related party Transaction terhadap nilai perusahaan.
2) Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang
akan melaksanakan penelitian lebih lanjut.
3) Penulis, sebagai sarana untuk menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai Investment Opportunity Set (IOS),
Kepemilikan Institusional, Gender Divestity, dan Related Party
Transaction terhadap nilai perusahaan.
13
b. Manfaat Praktis
1) Manajemen, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
dan bahan pertimbangan mengenai investment opportunity set,
kepemilikan institusional, gender diversty, dan related party
transaction terhadap nilai perusahaannya, sebagai salah satu tujuan
utama perusahaan.
2) Bagi investor maupun calon investor, bagi para investor maupun
calon investor, penelitian ini dapat dipakai sebagai tambahan
informasi mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat menjadi
pertimbangan dalam melihat nilai perusahaan untuk melakukan
penyertaan modal.
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan (Agency Theory) dikembangkan di tahun 1970-an
terutama pada tulisan Jensen dan Meckling (1976) yang berjudul “Theory of
the Firm: Managerial Behavior, agency cost, and Ownership Structure”.
Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan teori keagenan sebagai hubungan
agen sebagai kontrak di bawah yang (mana) satu atau lebih orang (utama)
melibatkan orang lain (agen) untuk melaksanakan beberapa melayani bagi
mereka yang melibatkan mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan
beberapa kepada agen.
Menurut Eisenhardt (1989), teori keagenan (agency theory) dapat
menjelaskan kesenjangan antara manajemen sebagai agent dan para pemegang
saham sebagai principal atau pendelegator. Teori keagenan menujukkan
bahwa kondisi informasi yang tidak lengkap dan penuh ketidakpastian akan
memunculkan masalah keagenan, yaitu adverse selection dan moral hazard.
Adverse selection adalah kondisi yang menujukkan posisi principal tidak
mendapatkan informasi secara cermat mengenai kinerja manajemen yang telah
menetapkan pembayaran gaji bagi agent (manajemen) atau program
kompensasi lain. Moral hazard berkaitan dengan kondisi principal tidak
mendapatkan kepastian bahwa agent telah berupaya bekerja maksimal untuk
kepentingan pemilik. Teori keagenan adalah pemberian wewenang oleh
pemilik perusahaan (pemegang saham) kepada pihak manajemen perusahaan
untuk menjalankan operasional perusahaan sesuai dengan kontrak yang telah
disepakati, jika kedua belah pihak memiliki kepentingan yang sama untuk
meningkatkan nilai perusahaan maka manajemen akan bertindak sesuai
dengan kepentingan pemilik perusahaan.
15
Dapat disimpulkan menurut pendapat dari beberapa ahli, bahwa teori
keagenan merupakan kesenjangan yang terjadi antara pihak principal dan
agent karena adanya informasi yang asimetris atau tidak adanya kelengkapan
suatu informasi, yang dapat menyebabkan seorang agent (manajemen) untuk
melakukan tindakan kecurangan seperti Moral Hazard ataupun Adverse
Selection kepada pihak principal dan untuk menjalankan operasional
perusahaan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati, jika kedua belah
pihak memiliki kepentingan yang sama untuk meningkatkan nilai perusahaan.
2. Teori Sinyal (Signaling Theory)
Signalling theory (teori sinyal) merupakan keputusan investasi yang
diambil perusahaan akan memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan
perusahaan di masa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham di
pasar modal yang merupakan indikator nilai perusahaan (Achmad dan
Amanah, 2014). Dengan hal tersebut investor dapat memperoleh
pengembalian atas investasi yang dilakukan, yang telah dikatakan sebelumnya
investor dapat mengetahui pertumbuhan perusahaan berkualitas baik atau
buruknya.
Teori sinyal ini sangat berkaitan dengan ketersediaan informasi, yang
bertujuan untuk memberikan informasi laporan keuangan kepada pihak
eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi, karena terdapat
asimetri informasi (infromation asymmetry) antara perusahaan dan pihak luar
karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan
prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor dan kreditor) (Sadewo
dkk, 2017).
Signaling hypothesis mendasari dugaan bahwa fluktuasi rasio
pembagian dividen memiliki kandungan informasi yang akan direspon oleh
pasar, dalam hal ini mempengaruhi minat investor untuk membeli atau
menjual suatu saham, yang menyebabkan pergerakan pada harga saham
tersebut. Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan
memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan suatu keputusan
16
investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka
diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima
oleh pasar (Narayanti dan Gayatri, 2020).
Dapat disimpulkan bahwa signaling theory merupakan informasi yang
diberikan perusahaan kepada para pemegang saham, agar pihak investor
mengetahui kondisi perusahaan dapat dijadikan sebagai pengambilan
keputusan dimasa yang akan datang. Tentunya juga dapat mengetahui prospek
perusahaan dimasa yang akan datang, apabila prospek perusahaan baik
pastinya nilai perusahaan atau harga saham perusahaan tersebut juga baik.
3. Stakeholder Theory
Perkembangan teori stakeholder diawali dengan berubahnya bentuk
pendekatan perusahaan dalam melakukan aktifitas usaha. Menurut Budimanta,
dkk dalam Lesmana dan Tarigan (2014) terdapat dua bentuk dalam
pendekatan stakeholder yaitu old-corporate relation dan new-corporate
relation. Old-corporate relation menekankan pada bentuk pelaksanaan
aktifitas perusahaan secara terpisah yang setiap fungsi dalam sebuah
perusahaan melakukan pekerjaannya tanpa adanya kesatuan diantara fungsi-
fungsi tersebut. Hubungan dengan pihak di luar perusahaan hanya bersifat
jangka pendek dan sebatas hubungan transaksional saja tanpa ada kerjasama
untuk menciptakan kebermanfaatan bersama. Sedangkan New-corporate
relation, menitikberatkan pada kolaborasi antara perusahaan dengan seluruh
stakeholder-Nya. Jadi, perusahaan tidak lagi mengeksklusifkan dirinya dari
para stakeholder sehingga dengan pola hubungan semacam ini, arah dan
tujuan perusahaan bukan lagi berorientasi pada menghimpun kekayaan
sebesar-besarnya namun lebih kepada pencapaian pembangunan yang
berkelanjutan (sustainability development) (Lesmana dan Tarigan, 2014).
Teori stakeholder merupakan suatu teori yang mengatakan bahwa
keberlangsungan suatu perusahaan tidak terlepas dari adanya peranan
stakeholder baik dari internal dan eksternal dengan berbagai latar belakang
17
kepentingan yang berbeda dari setiap stakeholder yang ada (Lindawati dan
Puspita, 2015).
Teori ini dapat menjelaskan bahwa perusahaan dapat mengungkapkan
informasi tentang kinerja intelektual, lingkungan, dan sosial mereka, melebihi
dan diatas permintaan wajibnya untuk mengetahui harapan sesungguhnya atau
diakui oleh stakeholder (Cecilia dkk, 2015). Sehingga investor yang ingin
menanamkan saham atau ingin menginvestasikan dapat mengetahui kinerja
yang dilakukan perusahaan, serta masyarakat atau lingkungan dapat
mengetahui segala aktivitas yang dilakukan perusahaan. Jika hal tersebut
tercapai oleh perusahaan maka dapat meningkatkan nilai bagi perusahaan
tersebut.
Stakeholder pada dasarnya dapat mengendalikan atau memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi yang
digunakan perusahaan. Kemampuan tersebut dapat berupa kemampuan untuk
membatasi pamakaian sumber-sumber ekonomi yang terbatas (modal dan
tenaga kerja), akses terhadap media yang berpengaruh, kemampuan untuk
mengatur perusahaan, atau kemampuan untuk mempengaruhi konsumsi
barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan. Oleh karena itu, ketika
stakeholder mengendalikan sumber ekonomi yang penting bagi perusahaan
akan berusaha memuaskan keinginan stakeholder. Ini erat kaitannya dengan
usaha untuk meningkatkan nilai perusahaan, yang kita ketahui untuk
meminimalisir pemakaian dan penggunaan sumber-sumber ekonomi yang
terbatas dengan menggunakan seminimal mungkin agar dapat meningkatkan
nilai perusahaan tersebut.
4. Teori Efisiensi Pasar
Menurut Nasution (2015), pasar efisien yang ditinjau dari sudut
informasi saja disebut dengan efisiensi pasar secara informasi (informationally
efficient market) sedang pasar efisien yang ditinjau dari sudut kecanggihan
pelaku pasar dalam mengambil keputusan berdasarkan informasi yang tersedia
disebut dengan efisiensi pasar secara keputusan (decisionally efficient market).
18
Menurut Wulansari (2013) pasar efisien adalah pasar dimana harga
semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi
yang tersedia. Informasi yang tersedia meliputi informasi dimasa lalu,
informasi saat ini, serta informasi yang bersifat sebagai pendapat atau opini
rasional yang bisa mempengaruhi perubahan harga. Dalam hal ini dapat
dijadikan sebagai tolak ukur bagi perusahaan untuk melakukan kesempatan
investasi, yang dapat menujukkan kemapuan perusahaan memperoleh
keuntungan dari prospek pertumbuhan.
Dapat disimpulkan bahwa, konsep pasar efisien sangat berhubungan
dengan ketersediaan informasi. Pasar dikatakan efisien apabila nilai sekuritas
setiap waktu mencerminkan semua informasi yang tersedia, yang dapat
mengakibatkan harga suatu sekuritas berada pada tingkat keseimbangannya.
Harga keseimbangan suatu sekuritas mengakibatkan tidak akan adanya
kesempatan yang diperoleh investor untuk mendapatkan return yang abnormal
dari selisih harga sekuritas saham.
5. Teori Ketergantungan Sumber Daya
Resource - dependence theory adalah teori yang mengemukakan
bahwa keberadaan suatu perusahaan bergantung pada sumber daya internal
dan eksternal yang dimilikinya, dimana sumber daya tersebut bersifat terbatas,
dan perusahaan harus bisa mengelolanya dengan sedemikian rupa untuk
memaksimalkan kinerja keuangannya (Hillman dkk, 2009). Sumber daya
manusia adalah salah satu unsur dari sumber daya yang ada dalam perusahaan.
Sumber daya manusia dapat meliputi tenaga, pengalaman, saran yang
diberikan dan pengetahuan yang dimiliki (Hillman & Dalziel, 2003). Dewan
direksi dengan karakteristik yang beragam dapat membawa dampak terhadap
perusahaan jika dewan direksi tersebut bisa menyelaraskan sumber daya yang
dimilikinya dengan lingkungan eksternal perusahaan. Keberadaan direktur
wanita bisa menambah variasi dari sumber daya perusahaan dan menciptakan
perspektif yang beragam tentang pengelolaan sumber daya lainnya, sehingga
19
pengelolaan sumber daya lainnya dapat menjadi lebih efisien (Agyemang-
Mintah & Schadewitz, 2017).
Seperti yang dilansir oleh (Perilakuorganisasi.com) secara konsep
resource dependence theory lebih menekankan pada perbincangan organisasi
sebagai aktor politik ketimbang kinerja organisasi dalam melaksanakan tugas-
tugas mereka. Resources Dependence Theory cenderung menjadi teori yang
membahas tentang strategi korporasi ketimbang urusan struktur organisasi.
Dengan demikian teori ini lebih berkonsentrasi kepada kontribusi mereka
terhadap strategi korporasi atau kebijakan korporasi dibanding terhadap
struktur organisasi. Resource Dependence Theory menjadi terfokus kepada
aspek manajemen strategi seperti penciptaan aliansi, hubungan masyarakat,
lobi-lobi dengan pemerintah, dan lainnya.
Menurut Wijaya dan Suprasto (2015) teori ini menjelaskan
menjelaskan sudut pandang tentang hubungan diversitas dewan dengan nilai
perusahaan. Pandangan yang pertama menjelaskan bahwa dewan komisaris
dan direksi merupakan suatu bagian yang ada di dalam perusahaan dan
lingkungannya. Dewan komisaris dan direksi memiliki kewajiban untuk
membantu melindungi perusahaan dari ketidakpastian keadaan di lingkungan.
Dapat disimpulkan, teori ketergantungan terhadap sumber daya sangat
berguna sekali dalam menjelaskan kekuasaan lain yang ada dalam organisasi,
misalnya pergantian pemimpin yang disebabkan oleh adanya penguasaan
sumber daya oleh kelompok tertentu, mendapat penjelasannya dalam
pemahaman teori ini, dan tidak mampu dijelaskan dalam teori struktur
kontingensi. Dalam mengatur hubungan saling ketergantungan organisasi
dapat memakai strategi kerjasama atau melakukan hubungan inter-
organisasional. Strategi kerjasama tersebut dapat dilakukan dengan prinsip
kontrak (contracting), penyertaan (cooptation), dan penggabungan.
6. Teori Belajar Sosial
Teori belajar sosial merupakan perluasan teori belajar perilaku yang
tradisional. Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura (1969) dalam
20
Tarsono (2010). Teori ini menerima sebagian besar prinsip teori belajar
perilaku, tetapi memberikan lebih banyak penekanan pada efek efek isyarat
pada perilaku dan proses mental internal. Jadi dalam teori belajar sosial kita
akan menggunakan penjelasan reinforcement eksternal dan penjelasan kognitif
internal untuk memahami bagaimana kita belajar dari orang lain.
Sedangkan menurut Hall, dkk (1981), teori pembelajaran sosial
mendekati penjelasan tentang perilaku manusia dalam hal interaksi timbal
balik yang terus-menerus antara kognitif, perilaku dan faktor-faktor penentu
lingkungan. Di dalam proses determinisme timbal balik terdapat peluang bagi
orang untuk memengaruhi nasib mereka dan juga batas pengarahan diri
sendiri. konsepsi fungsi manusia ini kemudian tidak memasukkan manusia ke
dalam peran benda tak berdaya yang dikendalikan oleh kekuatan lingkungan
atau agen bebas yang bisa menjadi apapun yang mereka pilih. Baik orang dan
lingkungannya merupakan penentu timbal balik satu sama lain. Pada dasarnya
manusia mempunyai kemampuan untuk berpikir dan mengatur atau
mengarahkan diri sehingga dapat pula mengontrol lingkungan, disamping
manusia juga dibentuk oleh lingkungannya. Dengan demikian, perilaku
dipelajari individu melalui interaksi dengan lingkungan, dan perkembangan
kepribadiannya tergantung pada interaksi tersebut.
Teori belajar sosial berusaha menjelaskan tingkah laku manusia dari
segi interaksi feedback yang berkesinambungan antara faktor kognitif, tingkah
laku, dan faktor lingkungan. Disinilah terletak kesempatan bagi manusia untuk
mempengaruhi nasibnya maupun batas-batas kemampuannya untuk
memimpin diri sendiri (self direction). Dengan menerapkan prinsip
pertumbuhan, kontinuitas dan rekonstruksi selama berlangsungnya proses
belajar mengajar karena terjadi upaya penyesuaian diri. Namun penyesuaian
diri itu bukanlah suatu hal yang pasif tetapi aktif, sebab organisme bertindak
terhadap lingkungan tersebut dengan memberikan perubahan terhadapnya
sesuai dengan usahanya dalam mempertahankan kehidupan dan menghadapi
lingkungannya
21
Oleh karena itu, belajar sosial Albert Bandura adalah menekankan
tentang pentingnya peserta didik mengolah sendiri pengetahuan atau informasi
yang diperoleh dari pengamatan model di sekitar lingkungan. Peserta didik
mengatur dan menyusun semua informasi dalam kode-kode tertentu. Proses
penyusunan setiap kode dilakukan berulang-ulang, sehingga peserta didik
kapan saja dengan tepat dapat memberi tanggapan aktual. Perilaku belajar
peserta didik adalah hasil dari kemampuan peserta didik memaknai suatu
pengetahuan atau informasi, memaknai suatu model yang ditiru, kemudian
mengolah secara kognitif dan menentukan tindakan sesuai tujuan yang
dikehendaki (Lesilolo, 2018).
7. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan (Firm Value) merupakan pandangan investor yang
mengakaitkan harga saham dengan tingkat keberhasilan suatu perusahaan
(Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Jika harga saham perusahaan tinggi maka
dikatakan nilai perusahaan juga akan meningkat. Nilai perusahaan akan
mengalami penurunan apabila harga saham dari perusahaan berada pada nilai
yang tergolong rendah (Wirianta, 2019). Nilai perusahaan juga dapat
ditunjukkan dalam laporan keuangan perusahaan khususnya laporan posisi
keuangan perusahaan yang berisi informasi keuangan masa lalu dan laporan
laba rugi untuk menilai laba perusahaan yang diperoleh dari tahun ke tahun.
Sementara di pihak lain ada yang beranggapan bahwa nilai perusahaan bukan
sekedar dari laporan keuangan saja, melainkan nilai perusahaan dinilai
berdasarkan nilai sekarang dari aktiva yang dimiliki perusahaan dan nilai
investasi perusahaan yang akan dikeluarkan di masa mendatang (Putri dan
Setiawan, 2019).
Nilai perusahaan tercermin dari harga pasar sahamnya. Jika harga
saham meningkat, maka nilai perusahaan akan meningkat, sehingga akan
meningkatkan kesejahteraan pemegang saham atau pemilik perusahaan. Jadi,
semakin tinggi nilai perusahaan, maka semakin besar kemakmuran yang akan
22
diterima oleh pemilik perusahaan dan pemberian dividen kepada para
pemegang saham juga tinggi (Putri dan Setiawan, 2019).
Selain itu, Herder dan Priyadi (2017) menyatakan bahwa nilai
perusahaan juga merupakan konsep yang penting bagi para investor, karena
merupakan indikator bagi pasar untuk dapat menilai suatu perusahaan secara
keseluruhan. Nilai perusahaan persepsi investor terhadap keberhasilan
perusahaan, nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya pada
kinerja perusahaan dan kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan serta
prospek menjanjikan dari kemampuan perusahaan di masa yang akan datang
dalam meningkatkan kemakmuran para investor. Pentingnya perusahaan
dalam mengelola perusahaan agar nilai perusahaan dapat selalu meningkat.
Maka para pemegang saham akan menyerahkan pengelolaannya kepada para
profesional, yang nantinya para profesional itu diposisikan sebagai manajer
ataupun komisaris. Dengan perusahaan memiliki manajemen yang profesional
diharapkan kerja dari manajemen akan mempermudah perusahaan untuk
mencapai tujuan perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan.
Nilai perusahaan juga bisa diketahui dengan menggunakan rasio-rasio
keuangan. Rasio keuangan digunakan investor untuk mengetahui nilai
perusahaan. Rasio tersebut dapat mengindikasikan bagi manajemen untuk
penilaian investor terhadap kinerja perusahaan pada masa lampau atau dapat
merasa kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Beberapa rasio
keuangan untuk mengukur nilai perusahaan sebagai berikut:
a) Price to Book Value (PBV)
Price to book value (PBV) adalah metode penilaian saham yang
berdasarkan book value suatu saham. Price to book value (PBV)
menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai saham suatu
perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka pasar percaya akan prospek
perusahaan (Tjiptono dan Hendry dalam Harjadi dkk, 2018). Rumus
digunakan untuk mengukur PBV adalah:
23
b) Price Earning Ratio (PER)
Price Earning Ratio (PER) merupakan rasio harga pasar persaham
terhadap laba perusahaan. Price Earning Ratio (PER) menujukkan berapa
kali lipat para investor di pasar mau membayar untuk setiap rupiah laba
per saham yang dihasilkan perusahaan, sehingga PER mencerminkan daya
tarik sebuah saham. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin tinggi
pula prospek perusahaan di masa depan, karena PER dapat
memprestasikan aliran laba perusahaan di masa yang akan datang. Rumus
yang digunakan untuk mengukur PER adalah:
c) Rasio Tobin’s Q
Rasio Tobin’s Q dikembangkan oleh James Tobin, seorang
pemenang hadiah Nobel dari Amerika Serikat. Rasio Tobin’s Q tersebut
dapat memberikan informasi paling baik, karena di dalam Tobin’s Q
memasukkan semua unsur hutang dan modal saham perusahaan, tidak
hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan yang
dimasukkan namun seluruh aset perusahaan. Dengan memasukkan seluruh
aset perusahaan berarti perusahaan tidak hanya terfokus pada satu tipe
investor saja yaitu investor dalam bentuk saham namun juga untuk
kreditur karena sumber pembiayaan opersional perusahaan bukan hanya
dari ekuitasnya saja tetapi juga dari pinjaman yang diberikan oleh kreditur
(Sukamulja, 2004). Semakin besarnya nilai pada Tobin’s Q menunjukkan
bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik terhadap nilai
perusahaan.
Hal ini dapat terjadi karena semakin besar nilai pasar aset
perusahaan dibandingkan dengan nilai buku aset perusahaan maka
24
semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang
lebih untuk memiliki perusahaan tersebut (Sukamulja, 2004). Rumus yang
digunakan untuk mengukur Tobin’s Q adalah:
Keterangan:
a. MVE : Market value dari lembar saham beredar.
b. Debt : Total liabilitas perusahaan.
c. TA : Total asset perusahaan.
Namun, dalam penelitian ini hanya menggunakan pengukuran
price to book value (PBV) untuk mengukur nilai perusahaan. Karena rasio
ini dapat menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku
saham suatu perusahaan. Jadi apabila semakin tinggi rasio price to book
value berarti pasar semakin percaya akan prospek perusahaan.
8. Investment Opportunity Set
Menurut Myers dalam Hidayah (2015) investment opportunity set
merupakan keputusan investasi dalam bentuk kombinasi antara aktiva yang
dimiliki (Asset in Place) dan pilihan investasi yang akan datang dengan Net
Present Value (NPV) positif yang akan mempengaruhi nilai perusahaan.
Menurut Gaver dan Gaver dalam hidayah (2015) investment opportunity set
merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran-
pengeluaran yang ditetapkan manajemen di masa yang akan datang, yang pada
saat ini masih merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan
menghasilkan return yang lebih besar.
Pengaruh investment opportunity set (IOS) pada nilai perusahaan
didasarkan pada signaling theory dimana perusahaan akan memberikan sinyal
positif terhadap investor, sehingga investor akan memberikan respon yang
25
positif pula terhadap perusahaan yang memiliki IOS tinggi, karena lebih
menjanjikan return di masa yang akan datang. Investor yang menyukai risiko
(risk seeker) biasanya telah mengerti bahwa return yang tinggi akan diikuti
dengan tingkat risiko yang tinggi pula (Suartawan dan Yasa, 2016).
Secara umum dapat dikatakan IOS menggambarkan tentang luasnya
kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan, namun sangat
tergantung pada expenditure perusahaan untuk kepentingan dimasa yang akan
datang. IOS bersifat tidak dapat diobservasi, karena sifat IOS yang merupakan
variabel tersembunyi (latent) ini mengindikasikan bahwa IOS tidak dapat
diobservasi, untuk dapat mengetahui ukuran suatu IOS maka diperlukan
proksi IOS yang dapat dihubungkan dengan variable lain dalam perusahaan.
Proksi IOS yang dipilih dalam penelitian ini adalah beberapa proksi investasi
yang digunakan oleh Nurul Hidayah (2015) yang dapat menunjukkan tingkat
aktivitas investasi yang tinggi secara positif berhubungan dengan nilai IOS
suatu perusahaan. Berikut beberapa proksi berbasis investasi di antaranya
adalah:
a) Rasio Capital Expenditure to Book Value Assets (CAPBVA)
Rasio ini menunjukkan adanya aliran tambahan modal saham
perusahaan untuk tambahan aktiva produktif sehingga berpotensi terhadap
pertumbuhan perusahaan (Julianto dalam Nurul Hidayah, 2015). Hal ini
ditunjukkan dengan selisih nilai aktiva tetap perusahaan dibagi dengan
total asset perusahaan.
b) Rasio Capital Expenditure to Market Value Assets (CAPMVA)
Rasio ini menunjukkan adanya aliran tambahan modal saham
dalam perusahaan (Julianto dalam Nurul Hidayah, 2015). Yakni selisih
nilai aktiva tetap namun dibagi dengan jumlah dari penilaian saham dan
total asset dikurangi total ekuitas perusahan.
26
c) Rasio Investment to Net Sales.
Rasio ini menggunakan investasi modal sesungguhnya sebagai
suatu ukuran nilai buku gross property, plant, dan equipment. Hal ini
dapat diketahui dengan menghitung investasi perusahan dibagi dengan
penjualan bersih. Proksi berdasarkan investasi mengungkapkan bahwa
suatu kegiatan investasi yang besar berkaitan secara positif dengan nilai
IOS suatu perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang memiliki IOS tinggi
seharusnya juga memiliki tingkatan investasi yang tinggi pula dalam
bentuk aktiva yang ditempatkan atau yang diinvestasikan untuk waktu
yang lama dalam suatu perusahaan.
Namun, dalam penelitian ini hanya menggunakan Rasio capital
expenditure to book value assets untuk mengukur investment opportunity
set (IOS). Karena menggunakan pengukuran capital expenditure to book
value assets (CPABVA) dapat menunjukkan adanya aliran tambahan
modal saham perusahaan untuk tambahan aktiva produktif sehingga
berpotensi dapat meningkatkan pertumbuhan atau prospek perusahaan.
9. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham yang
dimiliki perusahaan oleh lembaga keuangan non bank atau institusi, yang
mengelola dana atas orang lain. Semakin tinggi tingkat kepemilikan
institusional maka semakin kuat tingkat pengendalian yang dilakukan pihak
27
eksternal terhadap perusahaan sehingga agency cost yang terjadi didalam
perusahaan berkurang dan nilai perusahaan juga semakin meningkat.
(Sholekah dalam Widyaningsih, 2018).
Keberadaan investor institusional dinilai dapat menjadi mekanisme
pengawasan yang efektif bagi keputusan yang dipilih manajer karena investor
institusional menjadi bagian dalam pengambilan yang strategis sehingga tidak
mudah percaya kepada manipulasi laba dan penggunaan aset perusahaan
menjadi semakin efisien. Kepemilikan institusional menciptakan mekanisme
pengendalian serta pengawasan yang mendorong manajer untuk lebih
memfokuskan perhatian terhadap kinerja perusahaan sehingga dapat
mengurangi perilaku yang cenderung mementingkan diri sendiri. Presentase
kepemilikan perusahaan oleh pihak institusional berdampak pada penyusunan
laporan keuangan tahunan secara akrual sehingga sejalan dengan keinginan
manajemen (Zahro, 2019).
Perusahaan dengan kepemilikan institusional yang besar
mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen. Namun,
tindakan monitoring aktif berubah menjadi pasif dan oportunistik ketika
kepemilikan saham investor institusional semakin besar. Investor institusional
memiliki kekuatan voting yang besar pula untuk berpihak pada pihak
manajemen atau bahkan memaksanya untuk mengambil keputusan sesuai
dengan kepentingannya dan mengabaikan tujuan meningkatkan nilai
perusahaan. Seperti yang dijelaskan dalam the strategic alignment hypothesis
yang menyatakan bahwa investor institusional mayoritas memiliki
kecenderungan untuk bekerjasama atau berpihak pada manajemen dan
mengabaikan kepentingan pemegang saham minoritas (Rahma, 2014).
Kepemilikan institusional diproksikan dengan menggunakan perbandingan
jumlah saham yang dimiliki oleh institusi terhadap jumlah saham yang beredar
(Zahro, 2019).
28
10. Gender Diversity
Menurut Rismawati dan Singapurwoko (2019), salah satu
keberagaman yang terjadi di dalam perusahaan adalah adanya keberagaman
gender. Dimana pada hakikatnya manusia terbagi menjadi dua jenis kelamin
yaitu jenis kelamin laki-laki dan jenis kelamin perempuan. Untuk
membedakan antara laki-laki dan perempuan terdapat dua cara dalam
membedakannya yaitu dengan cara anatomi tubuh dan peran mereka dalam
sosial dan masyarakat. Diversitas gender sudah banyak terjadi pada dewan
direksi di Indonesia.
Dimana direktur wanita memiliki pemahaman yang lebih baik atas
segmen pasar perusahaan dibandingkan laki-laki dan hal ini dapat
mengembangkan kualitas dalam proses pengambilan keputusan perusahaan
(Singh dkk, 2004). Untuk menanggulangi diskriminasi wanita di dunia
pekerjaan, ada salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk
menanggulangi berbagai macam bentuk diskriminasi pada kaum wanita.
Sedangkan, anggota dewan komisaris dan direksi dengan kebangsaan
asing membawa opini dan perspektif yang beragam, bahasa, keyakinan, latar
belakang keluarga, dan pengalaman profesional yang berbeda antar satu
negara dengan negara lain. Selanjutnya, keberadaan dewan komisaris dan
direksi asing mencerminkan gagasan yang berbeda mengenai peranan dewan
perusahaan berkaitan dengan peranan pengendalian terutama jika mereka
berasal dari negara-negara dengan hak pemegang saham yang lebih kuat.
Selain itu seorang dewan komisaris dan direksi dituntut untuk bersikap
profesional dalam menjalankan tugas, serta memiliki pengalaman yang relvan
sehingga bermanfaat bagi kelangsungan perusahaan. Latar belakang
pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk dimiliki setiap individu.
Pengetahuan dan pengalamanlah yang nantinya akan digunakan sebagai
pertimbangan dalam penyelesaian masalah di perusahaan (Wijaya dan
Suprasto, 2015).
29
Yang mana kita ketahui gender diversity merupakan bagian dari
diveritas dewan yang paling sering diteliti. Divesitas berfokus pada
keberadaan anggota dewan eksekutif wanita di dalam perusahaan. Keberadaan
wanita sebagai dewan komisaris masih dalam jumlah yang rendah dalam
dunia bisnis (Hassan dan Marimuthu, 2016). Keberagaman gender dihitung
dengan variabel dummy, nilai 1 jika perusahaan tersebut terdapat direksi
ataupun komisaris wanita maka akan diberikan skor dummy = 1 dan nilai 0
untuk perusahaan yang tidak memiliki direksi ataupun komisaris wanita dalam
perusahaan maka akan diberikan skor dummy = 0. Perhitungan gender
diversity seperti penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Dewi (2016).
Oleh karena itu, untuk meminimalisir terjadinya diksriminasi yang
terjadi pada wanita, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Negara
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor
25 Tahun 2010. Isi 5 peraturan tersebut menyebutkan bahwa kesetaraan
gender adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk
memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia agar mampu
berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya,
pertahanan dan keamanan, serta kesamaan dalam menikmati hasil
pembangunan.
11. Related Party Transaction
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7 Tahun 2014
mengatur tentang pengungkapan pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa dan transaksi antara perusahaan pelapor dengan pihak-pihak yang
memiliki hubungan istimewa.
Berikut ini beberapa pengertian yang terkait dengan hubungan
istimewa, sesuai dengan PSAK No. 7 (1AI, Standar Akuntansi Keuangan Per
1 Juli 2009):
1. Pengertian Hubungan istimewa Menurut PSAK.
a. Pihak-Pihak dikatakan mempunyai Hubungan Istimewa bila satu
pihak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan pihak lain
30
atau mempunyai pengaruh signifikan atas pihak lain dalam
mengambil keputusan keuangan dan operasional.
b. Transaksi antara pihak-pihak yang mempunyai Hubungan
Istimewa adalah suatu pengalihan sunber daya atau kewajiban
antara pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, tanpa
menghiraukan apakah suatu harga yang diperhitungkan.
c. Pengendalian adalah kepemilikan langsung melalui anak
perusahaan dengan lebih dari setengah hak suara dari suatu
perusahaan, atau suatu kepentingan substansial dalam hak suara
dan kekuasaan, untuk mengarahkan kebijakan keuangan dan
operasi manajemen perusahaan berdasarkan anggaran dasar atau
perjanjian.
d. Pengaruh signifikan adalah penyertaan dalam pengambilan
keputusan kebijakan keuangan dan operasi suatu perusahaan, tetap
tidak mengendalikan kebijakan itu. Pengaruh signifikan dapat
dijalankan dengan berbagai cara, antara lain, berdasarkan
perwakilan dalam dewan komisaris atau penyertaan dalam proses
perumusan kebijakan, transaksi antar perusahaan yang material,
pertukaran karyawan manajerial atau ketergantungan pada
informasi teknis. Pengaruh signifikan dapat diperoleh berdasarkan
kepemilikan bersama, anggaran dasar atau perjanjian.
2. Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa.
a. Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (Intermediaries)
mengendalikan atau dikendalikan oleh atau berada di bawah
pengendalian bersama, dengan perusahaan pelopor (termasuk
holding companies, subsidiaries, dan fellow subsidiaries).
b. Perusahaan asosiasi (associatied company).
c. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak
langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang
berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari
perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga
31
dekat adalah mereka yang dapat diharapkan memegaruhi atau
dipengaruhi orang tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan
pelapor).
d. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang
dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, dan
mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota
dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta
anggota keluarga dekat orang-orang tersebut.
e. Perusahaan, dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara
dimiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh setiap
orang yang diuraikan dalam butir 3 atau 4, atau setiap orang
mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini
mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan
komisaris, direksi atau pemegang saham utama perusahaan pelapor
dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen
kunci yang sama dengan perusahaan pelapor.
f. Dalam mempertimbangkan setiap kemungkinan hubungan
istimewa, perhatian diarahkan pada substansi hubungan, bukan
hanya pada bentuk hukumnya (substance over form principle).
3. Yang Tidak Dianggap sebagai Pihak-Pihak yang Mempunyai
Hubungan Istimewa.
a. Penyandang dana, serikat dagang, perusahaan layanan umum
(public utilities), departemen dan instansi pemerintah dalam
pelaksanaan urusan normal dengan perusahaan pelapor (meskipun
pihak-pihak tersebut dapat membatasi kebebasan suatu perusahaan
atau ikut serta dalam proses pengambilan keputusan).
b. Satu-satunya pelanggan, pemasok, pemegang hak franchise,
distributor atau perwakilan/agen umum dengan siapa suatu
perusahaan mengadakan transaksi usaha dengan volume yang
signifikan, semata-mata karena ketergantungan ekonomis yang
diakibatkan oleh keadaan.
32
Berdasarkan pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor
7 (IAI) Tahun 2014 tentang pengungkapan pihak-pihak berelasi, definisi
pihak-pihak berelasi adalah pihak berelasi adalah orang atau entitas yang
terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan keuangan. Sedangkan
transaksi pihak berelasi adalah suatu pengendalian sumber daya, jasa atau
kewajiban antara entitas pelapor dengan pihak-pihak berelasi, terlepas apakah
ada harga yang dibebankan (Wahyuni Lubis dkk., 2013). Related Party
Transactions piutang diukur dengan cara:
33
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian berikut ini
dapat dilihat dalam tabel 2.1
Tabel 2.1
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Nurul Hidayah
(2015)
Pengaruh Investment
Opportunity Set (IOS) dan
Kepemilikan Manajerial
Terhadap Nilai Perusahaan
Pada Perusahaan Property
dan Real Estate DI Bursa
Efek Indonesia
a. Metode Pengujian: Regresi Linear Berganda
dengan melalui uji
statistic deskriptif, uji
asumsi klasik dan uji
hipotesis.
b. Variabel: Investment
Opportunity Set dan
Nilai Perusahaan.
a. Metode Pengujian:
b. Variabel:
Kepemilikan
Manajerial.
c. Tahun Data: 2010-
2013
d. Populasi: 120
Perusahaan Property
dan Real Estate yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
dengan sampel
sebanyak 30
perusahaan.
Hasil Penelitian bahwa IOS
berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan,
sedangkan vaiabel
kepemilikan manajerial tidak
mempengaruhi nilai
perusahaan.
Bersambung pada halaman selanjutnya.
34
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
2. Ulfa Sriwahyuni
dan Wihandaru
(2016)
Pengaruh Profitabilitas,
Leverage, Kepemilikan
Institusional, dan Investment
Opportunity Set terhadap
Nilai Perusahaan dengan
Kebijakan Dividen sebagai
Variabel Intervening.
a. Variabel: Investment
Opportunity Set dan
Nilai Perusahaan
a. Metode Pengujian:
Analisi regresi linier
berganda.
b. Variabel: Profitabilita,
Leverage, dan
Kepemilikan
Instituisonal.
c. Sampel: Perusahaan
yang terdaftar dalam
periode 2010-2014.
Hasil menunjukkan bahwa
profitabilitas, leverage,
investment opportunity set
(IOS) dan kebijakan dividen
berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Bersambung pada halaman selanjutnya
35
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
3. Rika Amanda Putri
dan Mia Angelina
Setiawan (2019)
Pengaruh Investment
Opportunity Set, Kebijakan
Dividen, dan Opportunistic
Behavior terhadap Nilai
Perusahaan.
a. Variabel: Investment
Opportunity Set.
a. Variabel: Kebijakan
Dividen dan
Opportunistic
Behavior
b. Sampel:29 perusahaan
manufkatur yang
terdaftar di BEI
dengan periode 2015-
2018.
Hasil menunjukkan investment
opportunity set dengan proksi
berbasis harga (MBVE) dan
proksi berbasis investasi
(CAPBVA) berpengaruh
positif signifikan terhadap
nilai perusahaan, sedangkan
kebijakan dividen dan
opportunistic berpengaruh
negatif tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Bersambung pada halaman selanjutnya.
36
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
5. Hikmatuz Zahro
(2019)
Pengaruh Kepemilikan
Institusional terhadap Nilai
Perusahaan dan Kinerja
Keuangan sebagai Variabel
Intervening.
a. Metode Pengujian:
Metode analisis
Regresi.
b. Variabel: Kepemilikan
Institusional dan Nilai
Perusahaan.
a. Tahun Data: 2014-
2016.
b. Sampel: 120
perusahaan yang
terdaftar di BEI.
Kepemilikan institusional
berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan. Sedangkan
kinerja keuangan tidak dapat
memediasi pengaruh
kepemilikan institusional
terhadap nilai perusahaan.
6. Annisa Rachmasari
dan David Kaluge
(2019)
Analisis Pengaruh Struktur
Kepemilikan Institusional,
Keputusan Pendanaan,
Keputusan Investasi dan
Kebijakan Dividen terhadap
Nilai Perusahaan.
a. Metode Pengujian:
Metode analisis
Regresi.
b. Variabel: Kepemilikan
Institusional dan Nilai
Perusahaan.
a. Variabel: Keputusan
Pendanaan,
Keputusan Investasi,
dan Kebijakan
Dividend.
b. Sampel: 41 sampel
perusahaan yang
terdaftar di BEI 2017.
Struktur Kepemilikan
Institusional, Keputusan
Pendanaan, Keputusan
Investasi dan Kebijakan
Dividen berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan.
Bersambung pada halaman selanjutnya.
37
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
7. Andhika Yuslirizal
(2019)
Pengaruh Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Growth,
Likuiditas, dan Size terhadap
Nilai Perusahaan.
a. Metode Pengujian:
Metode analisis
Regresi.
b. Variabel: Kepemilikan
Institusional dan Nilai
Perusahaan.
a. Variabel: :
Kepemilikan
Manajerial, Growth,
Likuiditas, dan Size.
b. Tahun Data: 2009-
2016.
c. Sampel: 14
perusahaan yang
terdaftar di BEI
Industri Tekstil dan
Garmen.
Kepemilikan manajerial
berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap nilai
perusahaan, kepemilikan
institusional dan likuiditas
berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Namun untuk Growth dan Size
tidak berpengaruh dan tidak
signifikan terhadap nilai
perusahaan.
8. Hoa Nguyen dan
Robert Faff
(2007)
Impact Of Board Size and
Board Diversity On Firm
Value: Australian Evidence
a. Metode Pengujian:
Metode analisis regresi.
b. Variabel: Nilai
perusahaan.
a. Variabel: Impact of
Board Size and board
diversity Evidence
Australian.
b. Tahun Data: 2000-
2001.
c. Sampel: Publicly
listed Australian firms.
Temuan kami lebih lanjut
menunjukkan bahwa
keragaman gender
mempromosikan nilai
pemegang saham karena
kehadiran direktur perempuan
dikaitkan dengan nilai
perusahaan yang lebih tinggi.
Bersambung pada halaman selanjutnya.
38
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
9. Luh Gde Krisna
Dewi, dan Ayu
Aryista Dewi
(2016)
Pengaruh Diversitas Dewan
Komisaris dan Direksi Pada
Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Sektor Keuangan
yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (Tahun 2009-
2013).
a. Variabel: Nilai
Perusahaan.
a. Metode Pengujian:
Purposive Sampling.
b. Variabel: Diversitas
Dewan Komisaris dan
Direksi.
a. Sampel: Perusahaan
keuangan yang
terdaftar di BEI
Periode 2009-2013.
Bahwa keberadaan wanita
dalam jajaran dewan komisaris
dan direksi (diversitas gender)
dan variasi latar belakang
pendidikan formal dewan
komisaris dan direksi
(diversitas pendidikan formal)
berpengaruh positif pada nilai
perusahaan, namun proporsi
komisaris independen tidak
berpengaruh pada nilai
perusahaan.
10. I Gusti Agung Rai
Kristina, dan I
Dewa Nyoman
Wiratmaja
(2018)
Pengaruh Board Diversity
dan Intellectual Capital Pada
Nilai Perusahaan.
a. Metode Pengujian:
Metode analisis regresi.
b. Variabel: Nilai
Perusahaan.
a. a. Variabel:
Intellectual Capital
dan Board Diversity.
b. Tahun Data: 2012-
2016. Dengan 153
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia menjadi
populasi diperoleh 56
perusahaan.
Keberadaan dewan komisaris
wanita, latar belakang
pendidikan dewan komisaris,
umur dewan komisaris, dan
proporsi dewan komisaris
independen tidak berpengaruh
pada nilai perusahaan.
Bersambung pada halaman selanjutnya.
39
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
11. Putu Cindy Wijaya
dan Bambang
Suprasto
(2015)
Pengaruh Persebaran Dewan
Two Tier (Dewan Gabungan)
pada Nilai Perusahaan Sektor
Keuangan.
a. Metode Pengujian:
Metode analisis regresi.
a. Variabel: Dewan
Gabungan (Two Tier).
b. Tahun Data: 2008-
2012.
c. Sampel: 51
perusahaan yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI).
Hasil Penelitian menunjukkan
bahwa diversitas gender
berpengaruh positif pada nilai
perusahaan, sedangkan
diversitas kebangsaan asing,
diversitas pendidikan formal,
dan proporsi komisaris
independen tidak berpengaruh
pada nilai perusahaan.
12. Ayman Issa, Hong-
Xing Fang, dan
Mostafa I. Elfeky
(2019)
The Impact of Board Gender
Diversity on Firm Value:
Evidence From Kuwaait.
a. Metode Pengujian:
Metode analisis regresi.
b. Variabel: Gender
Diversity dan Nilai
Perusahaan.
a. Variabel: Evidence
From Kuwait.
b. Tahun Data: 2012-
2014.
c. Sampel: 23
perusahaan di Kuwait.
Hasil dari analisis data panel
menunjukkan bahwa ada
hubungan positif dan
signifikan antara jumlah
direktur wanita dan nilai
perusahaan di Kuwait. Hasil
kami menunjukkan bahwa
menanamkan manajemen
puncak kuota gender dapat
meningkatkan nilai perusahaan
untuk perusahaan Kuwait.
Bersambung pada halaman selanjutnya.
40
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
13. Vo Thi Thuy Anh
dan Bui Phan Nha
Khanh
(2017)
Impact of Board Gender
Diversity on Firm Value:
International Evidence.
a. Metode Pengujian:
Metode analisis
regresi.
b. Variabel: Gender
Diversity dan Nilai
Perusahaan.
a. Variabel: Firm
Value:International
Evidence.
b. Tahun Data: 2006-
2014.
c. Sampel: Using sample
of 880 listed firms in
10 developed
countries covering a
nine year period.
Hasilnya konsisten ketika
pemeriksaan ketahanan yang
berbeda digunakan. Korelasi
negatif dapat dijelaskan oleh
fakta bahwa kehadiran
perempuan di papan
meningkatkan fungsi
pemantauan.
14. Carolina Boza-
Sanchez, Carmen
Lorena Fernandez-
Senra, dan
Jeronimo Perez-
Aleman
(2017)
Related-Party Transaction,
Dominant Owners and Firm
Value.
a. Metode Pengujian:
Metode analisis regresi.
b. Variabel: Related-Party
Transaction and Firm
Value.
a. Variabel: Dominant
Owners.
b. Tahun Data: 2012.
c. Sampel: Our results
show that more than
half of listed Spanish
firms commit to RPTs
over the analyzed
period.
Temuan kami mengungkapkan
bahwa dimensi keuangan,
operasi, dan investasi RPT
memengaruhi nilai perusahaan
secara negatif karena adanya
efek pengambilalihan di mana
RPT didorong oleh
oportunisme orang dalam.
Bersambung pada halaman selanjutnya.
41
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
15. Arnida Wahyuni
Lubis, Rina Bukit,
dan Tapi Anda Sari
Lubis
(2013)
Pengaruh Pengeluaran Modal,
Penelitian dan
Pengembangan, Transaksi
Pihak Hubungan Istimewa
dan Profitabilitas Terhadap
Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia.
a. Metode Pengujian:
Metode analisis regresi.
b. Variabel: Related Party
Transaction dan Nilai
Perusahaaan.
a. Variabel: Pengeluaran
Modal dan
Profitabilitas.
b. Sampel: The
population of this
study was 131
manufacturing
companies registered
in the Indonesian
Stock Exchange in
2012 and 51 of them
were selected to be
the samples for this
study through
purposive sampling
technique
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pengaruh
belanja modal, penelitian dan
pengembangan, transaksi
pihak hubungan istimewa dan
profitabilitas memiliki
pengaruh yang signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Bersambung pada halaman selanjutnya.
42
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
16. Renna Mangdalena
dan Yanuar
Dananjaya
(2015)
Effect of Related Parties
Transactions to the Value of
Enterprises Listed on
Indonesian Stock Exchange.
a. Metode Pengujian:
Metode analisis regresi.
b. Variabel: Related Party
Transaction.
a. Variabel: Value
Enterprises Listed
Indonesian Stock
Exchamge.
b. Sampel: he study was
designed with the aim
to determine the effect
of related party
transactions of the
value of a business
entity that is listed in
the Indonesian Stock
Exchange during
2010-2012.
Pada tahun 2009 dan 2011
transaksi dengan pihak
berelasi tidak mempengaruhi
nilai perusahaan. Pada tahun
2010 dan 2012 transaksi
dengan pihak berelasi
memengaruhi nilai total
perusahaan, yang merupakan
total transaksi dengan pihak
berelasi.
17. Martua Eliakim
Tambunan,
Hermanti Siregar,
Adler Haymans
Manurung, and
Dominicus Savio
Priyarsono (2017)
Related Party Transactions
and Firm Value in Business
Groups in Indonesia Stock
Exchange.
a. Metode Pengujian:
Metode analisis regresi.
b. Variabel: Related Party
Transactions dan Nilai
Perusahaan.
a. Sampel: The study
period was quarterly
from 2006 to 2013. In
total were 704
observations
composed of 22
companies.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa transaksi pihak terkait
dari penjualan dan pendapatan
serta pembelian dan
pengeluaran secara signifikan
berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan.
Bersambung pada halaman selanjutnya.
43
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
18. Arie Pratama
(2018)
Do Related Party
Transactions and Tax
Avoidance Affect Firm
Value?
a. Metode Pengujian:
Metode analsis regresi.
b. Variabel: Related Party
Transactions dan Nilai
Perusahaan.
a. Variabel: Tax
Avoidance.
b. Sampel: The study
looks at 184
Indonesian
manufacturing
companies, with
2012–2015 as the
observation years.
Hasil menunjukkan bahwa
pemanfaatan Related party
Transactions dan Tax
Avoidance oleh perusahaan
meningkatkan nilai
perusahaan.
Bersambung pada halaman selanjutnya
44
C. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Nilai
perusahaan
Peluang investasi atau kesempatan investasi merupakan suatu
kombinasi antara aktiva yang dimiliki (asset in place) dan pilihan investasi
di masa yang akan datang dengan net present value positif (Myres dalam
Hariyanto dan Lestari, 2015). Penelitian yang dilakukan oleh (Hidayah,
2015) menyatakan bahwa investment opportunity set kemampuan
perusahaan untuk mengelola tambahan modal saham perusahaan yang
bertujuan untuk meningkatkan aktiva produktif sehingga berpotensi dalam
meningkatan pertumbuhan perusahaan.
Menurut Sriwahyuni (2016), menyatakan investment opportunity
set berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen.
Bahwa peningkatan kesempatan investasi akan menyebabkan dividen yang
dibagikan akan tinggi, sebab perusahaan memberikan sinyal yang baik
kepada investor bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang
baik, maka investor akan berinvestasi di perusahaan tersebut, dan
mengharapkan manfaat dari investasinya dalam bentuk dividen. Karena
dividen yang dibagikan tinggi, maka investor akan menambahkan
sahamnya di perusahaan tersebut, sehingga akan meningkatkan nilai
perusahaan. Sudiani dan Wiksuana (2018) menemukan bahwa investment
opportunity set berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Diperkuat dalam penelitian yang dilakukan oleh (Dharmawan
dan Riza, 2019) bahwa investment opportunity set memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Berdasarkan uraian
tersebut, maka hipotesis alternatif sebagai berikut:
Ha1: Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
45
2. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan
Menurut Rachmasari dan Kaluge (2019) kepemilikan institusional
merupakan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga
(perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan lain).
Menurut Purba dan Effendi (2019), kepemilikan institusional memiliki arti
penting dalam memonitor manajemen karena dengan adanya kepemilikan
oleh institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih
optimal. Monitoring tersebut tentunya akan menjamin kemakmuran untuk
pemegang saham, pengaruh kepemilikan institusional sebagai agen
pengawas ditekan melalui investasi mereka yang cukup besar dalam pasar
modal.
Penelitian yang dilakukan Ajiza dan Mar’ah (2018) dengan adanya
investor institusi dapat mengurangi biaya agensi (agency cost) karena
kepemilikan saham yang dipegang oleh manajemen menyebabkan manajer
memiliki tujuan yang sama dengan para pemegang saham lainnya.
Mendukung penelitian yang dilakukan oleh Zahro (2019), menyatakan
dengan adanya kepemilikan institusional didalam suatu perusahaan dapat
mengurangi adanya agency cost, sehingga mampu untuk meningkatkan
nilai perusahaan dan mampu mengontrol tindakan manajemen guna
merealisasikan tujuan peningkatan nilai perusahaan. Sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Widyaningsih (2018) bahwa kepemilikan
institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian
diatas, maka hipotesis alternatif sebagai berikut:
Ha2: Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
46
3. Pengaruh Gender Diversity Terhadap Nilai Perusahaan
Gender diversity merupakan bagian dari board diversity yang
paling sering diteliti. Keberadaan wanita dalam level top management
tidaklah banyak. Hal ini dapat disebabkan karena terdapat anggapan
bahwa kompetensi dari pria dianggap lebih baik daripada wanita. Namun,
wanita juga mempunyai sikap hati-hati serta ketelitian yang tinggi
sehingga condong untuk bersifat risk adverse. Sifat inilah yang
menyebabkan wanita untuk tidak tergesa-gesa dalam pengambilan
keputusan. Karena hal tersebut, kehadiran wanita dalam anggota dewan
dapat mempermudah untuk mengambil langkah yang cermat dan bersifat
low risk. Oleh karena itu, dengan adanya dewan komisaris wanita dalam
jajaran dewan perusahaan dianggap dapat meningkatkan nilai perusahaan
karena dengan adanya wanita, perusahaan berarti memberikan kesempatan
kepada siapapun, tanpa diskriminasi untuk menjadi bagian dari dewan
perusahaan. Hal ini berarti perusahaan memberikan sinyal positif ke
investor dan berdampak pada reputasi perusahaan yang meningkat (Dewi
dan Dewi, 2016).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hamdani dan Hatane (2017),
mneyatakan bahwa keberagaman gender (gender diversity) dapat
membantu meningkatkan penerapan good corporate governance dalam
perusahaan. Wanita lebih banyak berpartisipasi dalam decision making
dibandingkan pria karena memiliki tingkat kehadiran yang lebih tinggi.
Kehadiran merupakan hal yang penting dalam perspektif corporate
governance karena melalui rapat, dewan bisa mendapatkan informasi
penting mengenai perusahaan. Hal tersebut didukung dalam penelitian
yang dilakukan oleh Handayani dan Panjaitan (2019) bahwa keberadaan
direktur wanita berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis alternatif sebagai
berikut:
Ha3: Gender diversity berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
47
4. Related Party Transaction terhadap Nilai Perusahaan
Salah satu komponen yang wajib diungkapkan dalam laporan
keuangan, yaitu aturan PSAK 7 mengenai hubungan, transaksi dan saldo
pihak berelasi, termasuk juga komitmen yang dilakukan antara pihak
berelasi dan perusahaan. Pengungkapan pihak berelasi yang wajib
dilakukan agar dapat menuntut perusahaan untuk terus memperbaiki
kinerja, transparansi, kapabilitas dan independensi laporan keuangannya.
Laporan keuangan yang baik dapat tercermin dari adanya pengungkapan
yang jelas dan investor akan cenderung memilih perusahaan yang
mendapatkan keuntungan dan mencerminkan kinerja perusahaan secara
positif. Menurut teori keagenan, pengungkapan transaksi dan saldo juga
berguna untuk meningkatkan nilai perusahaan dimata publik. Nilai
perusahaan yang baik juga cenderung mempengaruhi pasar modal untuk
memperkuat harga saham perusahaan tersebut. Pengungkapan juga
diperlukan untuk menekan konflik kepentingan yang kemungkinan terjadi
antara manajemen dan pemilik saham, dimana manajemen cenderung
mengambil keputusan pengelolaan dana untuk memaksimalkan
keuntungan yang sering bertentangan dan cenderung mengutamakan
kepentingan sendiri (Septilestari dkk, 2018).
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arie Pratama
(2018) menyatakan bahwa related party transactions berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan, karena related party transactions dapat
membuat transaksi menjadi lebih efisien serta dapat mengoordinasikan dan
mengalokasikan sumber daya secara lebih efisien. Didukung dalam
penelitian yang dilakukan oleh Rosa dkk (2018) bahwa related party
transactions berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Selanjutnya
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni Lubis dkk (2013),
related party transactions berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis alternatif sebagai berikut:
Ha4: Related party transaction berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
48
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
49
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisa hubungan kuasalitas (sebab akibat) yang digunakan
untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu investment oppotunity set,
kepemilikan institusional, gender diversity, dan related party transaction terhadap
variabel dependen yaitu nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan sumber
data sekunder dari laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2016 sampai dengan
2018.
B. Metode Penentuan Sampel
Setelah menentukan ruang lingkup penelitian, peneliti selanjutnya
menentukan populasi dan sampel yang akan diuji. Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, dan kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017).
Menurut Sugiyono (2017) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila peneliti melakukan
penelitian terhadap populasi yang besar, sementara peneliti ingin meneliti tentang
populasi tersebut dan peneliti memiliki keterbatasan dana, tenaga dan waktu,
maka peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel, sehingga generalisasi
kepada populasi yang diteliti.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemilihan sampel dilakukan dengan
menggunakan metode non-probability sampling dengan teknik purposive
sampling, yaitu metode pemilihan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu dengan
50
tujuan agar sampel yang digunakan dapat mempresentasikan penelitian yang
dilakukan. Kriteria sampel yang ditetapkan peneliti, yaitu:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
tahun 2016-2018.
2. Perusahaan manufaktur yang memiliki data laporan tahunan atau keuangan
lengkap untuk tahun 2016-2018 dengan satuan mata uang rupiah.
3. Perusahaan yang memiliki data yang diperlukan dalam penelitian ini.
4. Perusahaan yang memiliki capital expenditure positif (aset tetap
meningkat dari tahun 2016-2018).
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan,
yaitu data yang diperoleh dari beberapa literatur yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti, penelusuran data dilakukan dengan cara:
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Peneliti menggunakan cara penelitian pustaka dalam memperoleh data-
data penelitian sebagai data pendukung. Peneliti memperoleh data berkaitan
dengan teori variabel yang sedang diteliti dari buku, jurnal, tesis, internet, dan
perangkat lain yang berkaitan dengan variabel dan judul penelitian.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yaitu
data yang diperoleh peneliti secara tidak langung melalui media perantara
(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data dalam penelitian ini bersumber
dari laporan keuangan serta laporan tahunan perusahaan manufaktur periode
2016 – 2018 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam situs
(www.idx.co.id).
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Operasionalisasi variabel memaparkan perihal definisi dari masing-masing
variabel dan cara pengukuran yang digunakan pada variabel tersebut. Penelitian
ini menggunakan 5 variabel, yaitu satu variabel terikat (dependen) dan 5 variabel
51
bebas (independen). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai
perusahaan. Sedangkan variabel independen meliputi investment opportunity set,
kepemilikan institusional, gender divesity, dan related party transaction.
A. Variabel Independen
a. Investment Opportunity Set (IOS) (X1)
Menurut Myers dalam Hidayah (2015) investment opportunity set
merupakan keputusan investasi dalam bentuk kombinasi antara aktiva
yang dimiliki (asset in place) dan pilihan investasi yang akan datang
dengan net present value positif yang akan mempengaruhi nilai
perusahaan. Menurut Gaver dan Gaver dalam Hidayah (2015), investment
opportunity set merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung
pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen di masa yang
akan datang, yang pada saat ini masih merupakan pilihan-pilihan investasi
yang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar. Secara umum
dapat dikatakan investment opportunity set menggambarkan tentang
luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan, namun
sangat tergantung pada expenditure perusahaan untuk kepentingan dimasa
yang akan datang.
Proksi investment opportunity set yang dipilih dalam penelitian ini
menggunakan proksi berbasis investasi yang digunakan oleh Nurul
Hidayah (2015) yang dapat menunjukkan tingkat aktivitas investasi yang
tinggi secara positif berhubungan dengan nilai IOS suatu perusahaan.
Berikut beberapa proksi berbasis investasi di antaranya adalah:
Rasio capital expenditure to book value assets (CAPBVA)
Rasio ini menunjukkan adanya aliran tambahan modal saham
perusahaan untuk tambahan aktiva produktif sehingga berpotensi terhadap
pertumbuhan perusahaan (Julianto dalam Nurul Hidayah, 2015). Hal ini
ditunjukkan dengan selisih nilai aktiva tetap perusahaan dibagi dengan
total asset perusahaan.
52
b. Kepemilikan Institusional (X2)
Kepemilikan institusional merupakan proporsi kepemilikan saham
oleh institusi dalam hal ini institusi pendiri perusahaan, bukan institusi
pemegang saham publik yang diukur dengan persentase jumlah saham
yang dimiliki oleh investor institusi intern. Semakin tinggi kepemilikan
institusional maka keberadaan investor institusional untuk memantau
perilaku manajemen akan semakin efektif yang menimbulkan penggunaan
utang menurun karena manajemen akan semakin berhati-hati dalam
memperoleh pinjaman sebab utang yang tinggi dapat menyebabkan
perusahaan mengalami gagal bayar dan berakhir pada kebangkrutan
(Nursanita dkk, 2019). Untuk menghitung variabel kepemilikan
institusional menggunakan proksi perbandingan jumlah saham yang
dimiliki oleh institusi terhadap jumlah saham yang beredar (Zahro, 2019).
c. Gender Diversity (X3)
Keragaman gender merupakan keberagaman jenis kelamin di
dalam perusahaan, dimana gender yang dimaksud gender laki-laki dan
wanita. Namun yang dimaksudkan dalam penelitian ini kebergaman
gender, dengan melihat dengan adanya gender wanita dalam jajaran
direksi ataupun komisaris. Keberadaan wanita dalam perusahaan dipercaya
dapat memberikan reaksi positif kepada investor terhadap perusahaan
karena memiliki keterwakilan dalam jajaran dewan perusahaannya.
Keberagaman gender dihitung dengan variabel dummy, nilai 1 jika
perusahaan tersebut terdapat direksi ataupun komisaris wanita maka akan
diberikan skor dummy=1 dan nilai 0 untuk perusahaan yang tidak
memiliki direksi ataupun komisaris wanita dalam perusahaan maka akan
53
diberikan skor dummy= 0. Perhitungan gender diversity seperti penelitian
yang dilakukan oleh Dewi dan Dewi (2016).
d. Related Party Transaction (X4)
Berdasarkan pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
Nomor 7 (IAI) Tahun 2009 tentang pengungkapan pihak-pihak berelasi,
definisi pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan
entitas yang menyiapkan laporan keuangan. Sedangkan transaksi pihak
berelasi adalah suatu pengendalian sumber daya, jasa atau kewajiban
antara entitas pelapor dengan pihak-pihak berelasi, terlepas apakah ada
harga yang dibebankan (Wahyuni Lubis, 2013). Untuk menghitung
variabel related party transactions menggunakan proksi piutang, yang
diukur dengan cara:
B. Variabel Dependen
a. Nilai perusahaan (Y)
Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau yang
dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen (Y) yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu nilai perusahaan yang diukur dengan
rasio price to book value (PBV). Rasio PBV adalah rasio yang dapat
menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu
perusahaan (Tjiptono dan Hendry dalam Harjadi dkk, 2018). Pada studi ini
untuk menghitung variabel nilai perusahaan menggunakan Rasio price to
book value.
54
Table 3.1
Pengukuran Operasional Variabel Penelitian
No Variabel Pengukuran Skala
1 Investment
Opportunity Set
Nurul Hidayah
(2015)
Rasio
2 Kepemilikan
Institusional
Zahro Hikmatuz
(2019)
Rasio
3 Gender Diversity
(Krisna Dewi dan
Aryista Dewi,
2016)
Jika perusahaan tersebut terdapat direksi ataupun
komisaris wanita maka akan diberikan skor dummy = 1.
Jika tidak memiliki direksi ataupun komisaris wanita
dalam perusahaan maka akan diberikan skor dummy = 0.
Dummy
4 Related Party
Transaction
(Wahyuni Lubis
dkk., 2013)
Rasio
5 Nilai Perusahaan
(Harjadi dkk.,
2018)
Rasio
55
E. Metode Analisis Data
Dalam metode analisis data bertujuan untuk menyampaikan dan
membataskan penemuan hingga menjadi data yang teratur. Data dalam bentuk
kuantitatif ditampilkan dalam bentuk
1. Analisis Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali (2018) analisis statistik deskriptif memberikan
gambaran atau deskripsi pada suatu data yang dapat diukur dengan nilai rata-
rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range,
kurtosis, dan kemencengan distribusi (skewness). Dalam penelitian ini statistik
deskripsi hanya menggambarkan nilai maksimum, nilai minimum, rata-rata
(mean), dan standar deviasi.
2. Uji Asumsi Klasik
Untuk keabsahan hasil analisis regresi linier berganda sebelum
pengujian hipotesis dilakukan, harus terlebih dahulu dilakukan uji asumsi
klasik. Salah satu syarat yang menjadi dasar penggunaan model regresi
berganda adalah dipenuhinya semua asumsi klasik, agar hasil pengujian
bersifat tidak bias. Dalam penelitian ini, asumsi klasik yang dianggap paling
penting adalah memiliki distribusi normal, tidak terjadi multikolonieritas antar
variabel independen, tidak terjadi autokorelasi antar residual setiap variabel
independen dan tidak terjadi heteroskedastisitas atau varian variabel harus
konstan (homoskedastisitas) (Ghozali, 2018).
a. Uji Normalitas
Ghozali (2018) Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal, untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi
normal atau tidak yaitu dengan menggunakan analisis uji statistik
Kolmogorov-Smirnov dan analisis grafik. Kolmogorov-Smirnov
digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau
tidak dengan cara melihat pada baris Asymp. Sig (2-tailed).
56
Hasil penelitian dikatakan berdistribusi normal atau memenuhi
uji normalitas apabila nilai Asymp. Sig (2-tailed) variabel residual
berada diatas 0.05 atau 5%. Sebalikmya apabila berada dibawah 0.05
atau 5% data tidak berdistribusi normal atau tidak memenuhi uji
normalitas. Analisis grafik dilihat dari jika ada data yang menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik
histogramnya menunjukkan distribusi normal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinieritas
Ghozali (2018) Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen, jika variabel independen saling
berkorelasi, maka variabel - variabel ini tidak ortogonal. Untuk
mendeteksi ada tidaknya multikonlinieritas dalam model regresi, dapat
dilihat dari tolerance value dan variance inflation factor (VIF).
Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang
terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi
(karena VIF = 1/ tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikonlinieritas adalah nilai tolerance > 0,10
dan sama nilai VIF < 10.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskesdatisitas yaitu untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan dari residual satu pengamatan
yang lain (Ghozali, 2018). Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskesdatisitas. Model regresi
yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskesdatisitas. Beberapa metode pengujian yang bisa digunakan
57
diantaranya yaitu melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel
terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi
ada tidaknya heteroskesdasitas dapat dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan
ZPRED. Dasar Analisis yaitu sebagai berikut:
a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskesdatisitas.
b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
dibawah 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskesdatisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi linear
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2018).
Uji autokorelasi dilakukan dengan metode Durbin-Watson. Jika
nilai Durbin-Watson berkisar antara nilai batas atas (du) maka
diperkirakan tidak terjadi autokorelasi. Dasar pengambilan keputusan
uji autokorelasi ditampilkan pada tabel berikut:
58
Tabel 3.2
Kriteria Uji Durbin Waktu
Kriteria Hipotesis Keputusan
0<d<dl Ditolak Tidak ada autokorelasi positif
d1˂d<du Tidak ada keputusan Tidak ada keputusan
4-dl<d<4 Ditolak Ada autokorelasi negative
4-du<d<4-dl Tidak ada keputusan Tidak ada keputusan
du<d<4-du Diterima Tidak ada autokorelasi
Sumber: Ghozali (2018).
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model
persamaan regresi berganda. Model ini digunakan untuk menguji pengaruh
dua arah atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan
skala pengukuran interval dalam suatu persamaan linier (Nurhasanah, 2016).
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji simultan (F-test) dan
uji parsial (t-test).
Uji F digunakan untuk menguji apakah terdapat pengaruh signifikan
antara variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen
dengan kelayakan model yang dihasilkan dengan menggunakan uji kelayakan
model pada tingkat α sebesar 5%.
Dalam penelitian ini, dasar pengambilan kesimpulan pada uji simultan
(F-test), apabila F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, dengan
tingkat siginifikansinya yaitu jika nilai probabilitas < α. Sedangkan dasar
pengambilan kesimpulan pada uji parsial (t-test), apabila t hitung > t tabel
maka H0 ditolak dan Ha diterima, dengan tingkat signifikansinya yaitu jika
nilai probabilitas < α = 5%.
Selain itu, dalam penelitian ini variabel independen yaitu investment
opportunity set, kepemilikan institusional, gender diversity dan related party
59
transcations. Sedangkan variabel dependen adalah nilai perusahaan. Model
penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = α + ɮ I IOS + ɮ 2 KI + ɮ 3 WOM + ɮ 4 RPT + e
Keterangan:
Y = Nilai Perusahaan
α = Konstanta
ɮ = Koefisien Regresi
CAPBVA = Investment Opportunity Set
KI = Kepemilikan Institusional
WOM = Gender Diversity
RPT = Related Party Transaction
60
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian
Gambaran umum objek penelitian menyajian prosedur pemilihan
sampel dan populasi penelitian. Dalam penelitian ini metode penentuan
sampel menggunakan metode non-probability sampling dengan teknik
purposive sampling, yaitu metode pemilihan berdasarkan kriteria-kriteria
tertentu dengan tujuan agar sampel yang digunakan dapat mempresentasikan
penelitian yang dilakukan.
Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini mengambil sampel
selama 3 tahun, yaitu tahun 2016-2018. Adapun data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari laporan keuangan dan
laporan tahunan 2016-2018 yang diakses melalui website resmi Bursa Efek
Indonesia pada alamat website www.idx.co.id.
Penelitian ini menggunakan populasi seluruh perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang bergerak pada bidang Manufaktur.
Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2018 sebanyak 168 perusahaan. Sebanyak 7 perusahaan yang laporan
keuangan tahun 2016-2018 tidak tersedia secara lengkap di website BEI,
sementara itu sebanyak 25 perusahaan tidak menerbitkan laporan keuangan
dalam mata uang rupiah.
Sebanyak 33 perusahaan tidak memiliki data lengkap dan memenuhi
kriteria. Kemudian, sebanyak 49 perusahaan memiliki penurunan aset disetiap
tahunnya. Selain itu, sebanyak 30 perushaaan memiliki data outlier.
61
Tabel 4.1
Rincian Perolehan Sampel Penelitian
No Kriteria Jumlah
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2018
168
2. Perusahaan yang laporan keuangan tahun 2016-2018
tidak tersedia secara lengkap di website Bursa Efek
Indonesia
(7)
3. Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan
dalam satuan mata uang rupiah
(25)
4. Perusahaan yang tidak memiliki data lengkap dan
memenuhi kriteria
(33)
5. Perusahaan yang memiliki penurunan aset tetap (49)
6. Perusahaan yang memiliki data outlier (30)
7. Perusahaan yang memenuhi kriteria 24
Tahun penelitian 3
Total sampel data selama tiga tahun penelitian dari
tahun 2016 sampai dengan tahun 2018
72
Sumber: Data Sekunder yang diolah.
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2016-
2018 yang sesuai dengan kriteria penelitian adalah sebanyak 24 perusahaan.
Sehingga total sampel data penelitian selama tahun 2016-2018 sebanyak 72
perusahaan.
62
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
Metode pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
memakai statisktik dekriptif, asumsi klasik, dan regresi linier berganda.
Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh
variabel independen investment opportunity set, kepemilikan institusional,
gender diversity, dan related party trasnscations terhadap variabel dependen
yaitu nilai perusahaan.
1. Uji Analisis Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan metode dimana semua data yang
berhubungan dengan penelitian dikelompokkan untuk kemudian dianalisis
dan diinterpretasikan secara objektif dengan membandingkan nilai
minimum, nilai maksimum, rata-rata dan standar deviasi dari sampel.
Berikut tabel 4.2 merupakan analisis desktiptif untuk variabel yang
digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
IOS 72 ,00 ,62 ,0505 ,08779
KI 72 ,02 ,92 ,6701 ,18936
WOM 72 0 1 ,64 ,484
RPT 72 ,00 ,43 ,0578 ,08993
NP 72 ,34 10,95 2,9070 2,34867
Valid N
(listwise)
72
Sumber: Output SPSS yang diolah.
63
a. Variabel Dependen
Hasil uji statistik pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai
perusahaan dengan jumlah sampel (N) 72 memiliki nilai minimum
sebesar 0,34 yang diperoleh dari PT Budi Starch & Sweetener Tbk
pada tahun 2016, sedangkan nilai maksimum 10,95 diperoleh dari
Semen Baturaja pada tahun 2017. Nilai rata-rata (mean) nilai
perusahaan sebesar 2,9070 dan standar deviasi sebesar 2,34867.
b. Variabel Independen
1) Investment Opportunity Set (IOS)
Hasil uji statistik pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa
investment opportunity set dengan jumlah sampel (N) 72 memiliki
nilai minimum sebesar 0,00 yang diperoleh dari Semen Indonesia
pada tahun 2016, sedangkan nilai maksimum 0,62 diperoleh dari
Semen Baturaja pada tahun 2016. Nilai rata-rata (mean) investment
opportunity set sebesar 0,0505 dan standar deviasi sebesar
0,08779.
2) Kepemilikan Institusional (KI)
Hasil uji statistik pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa
kepemilikkan institusional dengan jumlah sampel (N) 72 memiliki
nilai minimum sebesar 0,02 yang diperoleh dari Gunawan
Dinanjaya pada tahun 2017 dan 2018. Sedangkan nilai maksimum
0,92 diperoleh dari Bentoel Tbk pada tahun 2016, 2017, dan 2018.
Nilai rata-rata (mean) kepemilikan institusional sebesar 0,6701 dan
standar deviasi sebesar 0,18936.
3) Gender Diversity (WOM)
Hasil uji statistik pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa
gender diversity dengan jumlah sampel (N) 72 memiliki nilai
minimum sebesar 0, sedangkan nilai maksimum 1. Hal tersebut
64
karena proxy gender diversity menggunakan dummy. Nilai rata-rata
(mean) gender diversity 0,64 dan standar deviasi sebesar 0,484.
4) Related Party Transaction (RPT)
Hasil uji statistik pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa
related party transactions dengan jumlah sampel (N) 72 memiliki
nilai minimum sebesar 0,00 yang diperoleh dari Semen Baturaja
pada tahun 2016, sedangkan nilai maksimum 0,43 diperoleh dari
Waskita pada tahun 2017. Nilai rata-rata (mean) kepemilikan
institusional sebesar 0,0578 dan standar deviasi sebesar 0,08993.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas dengan Histogram Normal
Sumber: Output SPSS yang diolah.
Pada gambar 4.1 diatas, dapat dilihat bahwa grafik histogram
menggambarkan bentuk simetris, yang artinya tidak melenceng ke
kanan atau ke kiri. Berdasarkan grafik histogram diatas, dapat
disimpulkan bahwa data yang terdapat dalam penelitian ini
65
terdistribusi dengan normal. Selain grafik histogram, berikut ini grafik
normal plot dari hasil pengujian menggunakan SPSS.
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Normal Plot
Sumber: Output SPPS yang diolah
Pada gambar 4.2 diatas, dapat dilihat bahwa titik-titik
menyebar dan berhimpit di sekitar garis diagonal. Berdasarkan grafik
normal P-Plot di atas memberikan hasil atau pola distribusi normal
yang normal. Selain itu, uji normalitas data dapat dilakukan melalui uji
statistik yaitu uji One Sample Kolmogorov Smirnov. Uji ini dilakukan
untuk melengkapi uji grafik histogram dan grafik normal P-plot, serta
untuk memberikan keyakinan lebih. Berikut tabel 4.3 menunjukkan
hasil uji Kolmogorov Smirnov.
66
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas dengan Uji Kolmogrov Smirnov
Sumber: Output SPSS yang diolah.
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, pada hasil uji Kolmogorov
Smirnov diketahui Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,200. Nilai tersebut
lebih besar dari nilai signifikannya yaitu 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal atau Ha ditolak dan Ho
diterima.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 72
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 2,00803754
Most Extreme
Differences
Absolute ,087
Positive ,087
Negative -,062
Test Statistic ,087
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
67
b. Hasil Uji Multikolinearitas
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber: Output SPSS yang diolah.
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, hasil uji multikolinearitas
menunjukkan bahwa nilai tolerence > 0,10 dan VIF < 10. Maka dapat
disimpulkan bahwa variabel bebas dalam penelitian ini tidak saling
berkolerasi atau dapat dikatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas
antar variabel.
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
IOS ,877 1,141
KI ,898 1,114
WOM ,799 1,251
RPT ,935 1,069
a. Dependent Variable: NP
68
c. Hasil Uji Autokorelasi
Tabel 4.5
Hasil Uji Korelasi
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,519a ,269 ,225 2,06711 2,179
a. Predictors: (Constant), RPT, KI, IOS, WOM
b. Dependent Variable: NP
Autokorelas
i positif
Ragu-
ragu
Tidak ada
korelasi
Ragu-
ragu
Autokorelasi
negatif
0 dL dU 4-dU 4-dL
1.5029 1.7366 2.2634 2.4971
2.179 (Nilai DW)
Sumber: Output SPSS yang diolah.
Berdasarkan tabel 4.5 nilai DW sebesar 2,179. Nilai tersebut
lebih besar dari du dan lebih kecil dari 4-du, dimana nilai du sebesar
1,7366 dan nilai 4-du sebesar 2,2634 (4 - 1,7366) atau dapat diartikan
bahwa 1,7366 < 2,179 < 2,2634. Apabila nilai DW terletak antara
batas atas atau upper bound (du) dan (4-du), maka koefisien
autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa data tidak mengandung gejala autokorelasi.
69
d. Hasil Uji Heterokedasrisitas
Gambar 4.3
Hasil Uji Heterokedasrisitas dengan Grafik Scatterplot
Sumber: Output SPSS yang diolah.
Berdasarkan gambar 4.3 diatas, hasil uji heterokedasrisitas
dengan grafik scatterplot dapat dilihat bahwa tidak terdapat pola yang
jelas pada gambar, selain itu titik menyebar diatas dan dibawah angka
0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada model regresi
ini tidak terjadi heterokedasrisitas.
70
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model
persamaan regresi berganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji
koefisien determinasi ), uji simultan (F-Test), dan uji parsial (t-test).
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4.6
Hasil Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 ,519a ,269 ,225 2,06711
a. Predictors: (Constant), RPT, KI, IOS, WOM
b. Dependent Variable: NP
Sumber: Output SPSS yang diolah.
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai Adjusted
yang diperoleh sebesar 0,225. Ini berarti bahwa nilai perusahaan (NP)
manufaktur yang terdaftar di BEI dapat dijelaskan oleh variabel
bebasmya yaitu investment opportunity set, kepemilikan institusional,
gender diversity, dan related party transactions yang diharapkan
sebesar 22,5%. Sisanya 77,5% ditentukan oleh variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini, seperti intellectual capital (Kristina dan
Wiratmaja, 2018), Corporate Social Responsibility (Dewi dan Sanica,
2017), profitabilitas (Novryanius dkk, 2019), leverage (Harjadi dkk,
2018), pengeluaran modal (Wahyuni dkk, 2013).
71
b. Hasil Uji Simultan (F-Test)
Tabel 4.7
Hasil Uji Simultan (F-Test)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean
Square
F Sig.
1 Regression 105,365 4 26,341 6,165 ,000b
Residual 286,287 67 4,273
Total 391,652 71
a. Dependent Variable: NP
b. Predictors: (Constant), RPT, KI, IOS, WOM
Sumber: Output SPSS yang diolah.
Dari tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa nilai F hitung sebesar
6,165 dengan nilai sig. Sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa
nilai signifikansi < alpha (α = 0,05). Maka dapat disimpulkan terdapat
pengaruh signifikan secara simultan antara investment opportunity set,
kepemilikan institusional, gender diversity, dan related party
transactions terhadap nilai perusahaan.
72
c. Hasil Uji Parsial (t-test)
Tabel 4.8
Hasil Uji Parsial
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) ,847 ,947 ,894 ,374
IOS 6,693 2,985 ,250 2,242 ,028
KI 2,257 1,367 ,182 1,651 ,104
WOM -,603 ,567 -,124 -1,064 ,291
RPT 10,281 2,821 ,394 3,644 ,001
a. Dependent Variable: NP
Sumber: Output SPSS yang diolah.
Berdasarkan hasil pada tabel 4.8 maka dapat disimpulkan
persamaan regresi berganda sebagai berikut:
= ,847 + 6,693 + 2,257 – ,603 +
10,281
Dari model diatas dapat dilihat bahwa nilai konstanta sebesar
,847 yang artinya dengan adanya penambahan modal saham
perusahaan untuk meningkatkan aktiva produktif, dengan adanya
minus kepemilikan institusional, dengan adanya minus gender
diversity, dengan adanya related party transactions, maka nilai
73
perusahaan manufaktur akan meningkat sebesar ,847 pada tahun 2016-
2018. Nilai koefisien IOS adalah sebesar 6,693 menunjukkan hasil
positif, yang berarti setiap kenaikan penambahan modal untuk
meningkatkan aktiva produktif perusahaan manufaktur sebesar 1%
maka akan meningkatkan nilai perusahaan sebesar 6,693 kali pada
periode 2016-2018 dengan asumsi variabel lain dalam persamaan
regresi tetap.
Nilai koefisien KI adalah sebesar 2,257 menunjukkan hasil
negatif, yang berarti setiap peningkatan kepemilikan saham
institusional di perusahaan manufaktur sebesar 1% maka akan
meningakatkan nilai perusahaan sebesar 2,257 kali pada periode 2016-
2018 dengan asumsi variabel lain dalam persamaan regresi tetap. Nilai
koefisiensi GD adalah sebesar -,603 menunjukkan hasil yang negatif,
yang berarti setiap penurunan atau pengurangan gender diversity
sebesar 1 poin maka akan mengingkatkan nilai perusahaan sebesar -
,603 kali pada periode 2016-2018 dengan asumsi variabel lain dalam
persamaan regresi tetap.
Nilai koefisien RPT adalah sebesar 10,281 menunjukkan hasil
positif, yang berarti setiap peningkatan related party transactions di
perusahaan manufaktur sebesar 1% maka akan meningkatkan nilai
perusahaan sebesar 20,281 kali pada periode 2016-2018 dengan
asumsi variabel lain dalam persamaan regresi tetap.
C. Pembahasan
1. Pengaruh Investment Opportunity Set terhadap Nilai Perusahaan
Dari tabel 4.8 diatas, menunjukkan bahwa investment opportunity
set memiliki 2,242 dengan tingkat signifikan sebesar ,028. Hal
tersebut menujukkan bahwa tingkat signifikasinya dibawah 0,05. Dengan
demikian H1 diterima, yang berarti investment opportunity set
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, mengindikasikan kebijakan
74
investasi yang dilakukan oleh perusahaan dapat memberikan return dari
hasil investasinya sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan perusahaan.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Hidayah (2015), yang
menyatakan investment opportunity set yang diproksikan dengan
CPABVA dan MVBVE berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Menunjukkan bahwa Sedangkan menurut Sriwahyuni (2016),
menyatakan investment opportunity set berpengaruh terhadap nilai
perusahaan melalui kebijakan dividen. Bahwa peningkatan kesempatan
investasi akan menyebabkan dividen yang dibagikan akan tinggi, sebab
perusahaan memberikan sinyal yang baik kepada investor bahwa
perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik, maka investor akan
berinvestasi di perusahaan tersebut, dan mengharapkan manfaat dari
investasinya dalam bentuk dividen. Karena dividen yang dibagikan tinggi,
maka investor akan menambahkan sahamnya di perusahaan tersebut,
sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan.
Penelitian tersebut mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Sudiani dan Wiksuana (2018), menyatakan investment opportunity set
berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dengan semakin tingginya peluang
perusahaan untuk melakukan investasi maka akan meningkatkan nilai
perusahaan tersebut. Dharmawan dan Riza (2019), menyatakan dengan
semakin besarnya peluang investasi yang dimiliki oleh perusahaan, maka
semakin besarnya nilai perusahaannya. Karena mendukung signaling
theory yang mana investor akan menerima sinyal positif dari perusahaan
yang memiliki nilai IOS tinggi dianggap memiliki prospek pertumbuhan
perusahaan yang bagus di masa mendatang.
Namun, dalam penelitian yang dilakukan Fitriyana (2018), yang
menyatakan investment opportunity set (IOS) tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan. Karena investment opportunity set memberikan informasi
tentang prospek perusahaan dimasa yang akan datang, tentang pendapatan
yang mungkin akan diterima perusahaan pada masa yang akan datang dan
hal tersebut tidak berkaitan dengan nilai perusahaan pada masa sekarang.
75
Penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Aprilianti dkk
(2019), menyatakan investment opportunity set tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan, dikarenakan perusahaan belum mampu untuk
memanfaatkan kesempatan investasi yang ada dan perusahaan salah dalam
membuat sebuah keputusan sehingga berdampak terhadap defisitnya
sejumlah investasi perusahaan.
2. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan
Dari tabel 4.8 diatas, menunjukkan kepemilikan institusional
memiliki -1,651 dengan tingkat signifikan sebesar ,104. Hal
tersebut menujukkan bahwa tingkat signifikasinya diatas 0,05. Dengan
demikian H2 ditolak, yang berarti kepemilikan institusional tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan mengindikasikan dengan adanya
saham yang dimiliki oleh institusi belum mampu untuk mengawasi serta
memonitori terjadinya kecurangan yang dilakukan oleh pihak manajemen
dalam menjalankan tujuan yang ingin dicapai perusahaan.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Dewi dan Sanica (2017),
yang menyatakan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada
tahun 2013-2015. Karena investor institusional cenderung untuk
melakukan kompromi atau berpihak kepada manajemen dan mengabaikan
kepentingan pemegang saham minoritas, serta cenderung mengarah pada
kepentingan pribadi yang mempengaruhi strategi analisis antara investor
institusional dengan pihak manajemen ditanggapi negatif oleh pasar. Hal
tersebut tentunya berdampak pada penurunan harga saham perusahaan
dipasar modal sehingga dengan kepemilikan institusional belum mampu
menjadi mekanisme yang dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Mendukung penelitian yang dilakukan oleh Rahma (2014), menyatakan
adanya kecenderungan investor institusi untuk berkerja sama atau
berkompromi dengan manajemen perusahaan, sehingga dapat memberikan
76
sinyal yang negatif bagi pihak luar serta cenderung mengambil kebijakan
perusahaan tidak optimal.
Sedangkan menurut Nursanita dkk., (2019) kepemilikan
institusional umumnya bertindak sebagai pihak yang mengawasi kinerja
perusahaan. Pengawasan terlalu disiplin dan ketat oleh pihak institusi juga
akan membuat manajer merasa tidak nyaman dan akan menurunkan
kinerja perusahaan, sehingga harga saham perusahaan menurun dan
berdampak pada nilai perusahaan menurun. Ditambah dengan penelitian
yang dilakukan Aditya dan Supriyono (2015) dengan adanya kepemilikan
institusional atas perusahaan belum mampu mengontrol dan mengawasi
tindakan opportunistic manajer dalam menjalankan perusahaan dengan
kata lain investor institusional tidak dapat mengoptimalkan fungsi control
yang dimilikinya.
Namun, hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Hikmatuz
(2019), yang menyatakan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap
nilai perusahaan. Dengan besarnya presentase saham yang dimiliki oleh
pihak institusional akan menambah tingkat pengendalian terhadap
perusahaan sehingga pemilik perusahaan mampu mengontrol tindakan
manajemen supaya dapat bertindak selaras dengan tujuan merealisasikan
peningkatan nilai perusahaan. Kepemilikan institusional memiliki peranan
yang sangat penting dalam meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi
antara manajer dan pemegang saham. Keberadaan investor institusional
dianggap mampu menjadi mekanisme monitoring yang efektif dalam
setiap keputusan yang diambil oleh manajer. Hal ini disebabkan investor
institusional terlibat dalam pengambilan yang strategis sehingga tidak
mudah percaya terhadap tindakan manipulasi laba (Wibowo dalam Asnawi
dkk, 2019). Mendukung penelitian yang dilakukan Purba dan Effendi
(2019), menyatakan semakin besar kepemilikan institusional merupakan
salah satu cara untuk mengurangi agency conflict. Ini terbukti dengan
tingginya tingkat kepemilikan konstitusional pada perusahaan, maka
monitoring pihak eksternal terhadap perusahaan semakin kuat, sehingga
77
dapat mengurangi agency cost yang terjadi didalam perusahaan dan juga
dapat meningkatkan nilai perusahaan. Dengan kata lain, tingkat
kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha
pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga
dapat menghalangi perilaku oportunistik manajer hal ini diduga akan
membuat proses pengambilan keputusan bisnis lebih baik.
3. Pengaruh Gender Diversity Terhadap Nilai Perusahaan
Dari tabel 4.8 diatas, menunjukkan bahwa gender diversity
memiliki -1,064 dengan tingkat signifikan sebesar 0,291. Hal
tersebut menujukkan bahwa tingkat signifikasinya diatas 0,05. Dengan
demikian H3 ditolak, yang berarti gender diversity tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan mengindikasikan dengan adanya keberadaan
wanita dalam jajaran dewan perusahaan baik direksi ataupun komisaris,
tidak menjamin perusahaan tepat dalam pengambilan keputusan dan resiko
yang dihadapi dimasa mendatang menjadi rendah. Wanita hanya dianggap
baik dalam perpesktif sosiologi, dikarenakan wanita lebih bersifat hati-hati
dan teliti dalam melakukan pekerjaannya.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Yogiswari dan Badera
(2019), yang menyatakan gender diversity tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan pada sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI
pada tahun 2015-2017. Dengan adanya kehadiran wanita serta independent
commissioner dalam anggota dewan tidak dianggap sebagai suatu
mekanisme yang mampu membuat kinerja perusahaan semakin baik di
mata para investor sehingga keberadaan wanita serta independent
commissioner dalam perusahaan tidak direspon oleh pasar. Sedangkan
menurut Gallego-Alvarez dalam Kristina & Wiratmaja (2018) keragaman
gender tidak serta merta memengaruhi peningkatan nilai perusahaan.
Perusahaan dengan tingkat keragaman gender yang lebih tinggi tidak
selalu memperoleh nilai perusahaan yang lebih tinggi karena keragaman
gender yang muncul dalam jajaran dewan komisaris mungkin lebih mudah
78
dijelaskan dari perspektif sosiologis dibandingkan perspektif ekonomi.
Menurut Rismawati & Singapurwoko (2019), beranggapan seorang laki-
laki dianggap memiliki kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan
seorang wanita dalam hal kecerdasan. Selain itu, muncul persepsi lain
bahwa kesuksesan yang diraih oleh wanita hanya disebabkan oleh faktor
keberuntungan.
Namun hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Dewi dan
Dewi (2016), yang menyatakan gender diversity berpengaruh terhadap
nilai perusahaan. Dengan semakin bertambah keberadaan anggota dewan
wanita dalam jajaran dewan komisaris dan direksi maka semakin tinggi
nilai perusahaan yang dinilai oleh investor. Selain itu, keberadaan anggota
wanita dalam jajaran dewan perusahaan akan meningkatkan kinerja tim,
karena semakin tersebar (diverse) anggota tim akan memberikan
perspektif yang lebih beragam sehingga menghasilkan keputusan yang
lebih baik. Sedangkan menurut Handayani dan Panjaitan (2019), yang
menyatakan keberadaan direktur wanita dalam dewan direksi perusahaan
mampu menyediakan perspektif yang beragam dalam pengambilan
keputusan perusahaan, sehingga alternatif keputusan yang diambil dapat
meningkatkan kinerja perusahaan dan mengakibatkan valuasi investor
terhadap perusahaan meningkat. Mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Hamdani dan Hatane (2017), menyatakan keberagaman gender
(gender diversity) dapat membantu meningkatkan penerapan corporate
governance dalam perusahaan. Wanita lebih banyak berpartisipasi dalam
decision making dibandingkan pria karena memiliki tingkat kehadiran
yang lebih tinggi. Kehadiran merupakan hal yang penting dalam perspektif
corporate governance karena melalui rapat, dewan bisa mendapatkan
informasi penting mengenai perusahaan.
4. Pengaruh Related Party Transactions terhadap Nilai Perusahaan
Dari tabel 4.8 diatas, menunjukkan bahwa related party
transactions memiliki 3,644 dengan tingkat signifikan sebesar ,001.
79
Hal tersebut menujukkan bahwa tingkat signifikasinya dibawah 0,05.
Dengan demikian H4 diterima, yang berarti related party transactions
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan mengindikasikan
perusahaan yang memiliki hubungan istimewa dapat meningkatkan
profitabilitas serta dapat memenuhi kebutuhan ekonomi perusahaann
dengan menggantikan aktivitas internal dan meningkatkan efisiensi.
Hasil penelitian ini mendukung Wahyuni Lubis dkk., (2013), yang
menyatakan bahwa transaksi pihak berelasi berpengaruh secara signifikan
terhadap nilai perusahaan. Menurut Hayati dalam Wahyuni Lubis dkk.,
(2013) transaksi pihak berelasi merupakan insentif untuk meningkatkan
profitabilitas. Sedangkan menurut Arie Pratama (2018) related party
transactions dianggap sebagai upaya perusahaan untuk mengoordinasikan
dan mengalokasikan sumber daya secara lebih efisien dan oleh karena itu
related party transactions membawa hasil yang baik untuk kinerja
perusahaan. Mendukung penelitian yang dilakukan oleh Rosa dkk (2018),
menyatakan pihak investor akan lebih menyukai berinvestasi pada
perusahaan dengan tingkat transaksi afiliasi yang kecil untuk
meminimalisir terjadinya tindakan yang dapat merugikan pihak investor
dikemudian hari. Perusahaan PMA melakukan transaksi penjualan
didominasi dengan pihak independen sehingga dapat meningkatkan nilai
perusahaan.
Namun, hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian
Mangdalena dan Dananjaya (2015), yang menyatakan transaksi pihak
berelasi tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan adanya
transaksi pihak berelasi yang dilakukan oleh badan usaha atau perusahaan
tidak akan merugikan pemegang saham dan tidak akan menguntungkan
pemegang saham. Penggunaan transaksi pihak berelasi yang dilakukan
oleh manajemen untuk melakukan pengambilalihan sumber daya
perusahaan juga dianggap sebagai sesuatu yang minimal, karena sebagian
besar perusahaan di Indonesia adalah dalam bentuk perusahaan keluarga
dengan anggota keluarga berada didalam posisi manajerial. Sedangkan
80
menurut Tambunan dkk., (2017), menyatakan dengan adanya transaksi
pihak berelasi hanya menciptakan pengambilalihan pemegang saham
mayoritas dengan mengorbankan pemegang saham minoritas.
81
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengujian, penelitian ini menghasilkan temuan yang
dapat, disimpulkan sebagai berikut:
1. Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hidayah (2015),
Sriwahyuni (2016), Sudiani dan Wiksuana (2018), dan Dharmawan dan
Riza (2019). Namun hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian
Fitriyana (2018), Aprilianti dkk., (2019).
2. Kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Dewi & Sanica (2017), Nursanita
dkk., (2019), Aditya dan Supriyono (2015). Namun hasil penelitian ini
tidak konsisten dengan penelitian Zahro (2019), Asnawi dkk (2019), dan
Purba dan Effendi (2019).
3. Gender Diversity tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian
ini sejalan dengan penelitian Yogiswari & Badera (2019), Kristina &
Wiratmaja (2018), dan Rismawati & Singapurwoko (2019). Namun hasil
penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Dewi Kristina & Dewi
Arysita (2016), Handayani & Panjaitan (2019) dan Hamdani dan Hatane
(2017).
4. Related Party Transactions berpengaruh positif terhadap nilai perusahan.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Wahyuni Lubis dkk., (2013), Arie
Pratama (2018) dan Rosa dkk (2018). Namun hasil penelitian ini tidak
konsisten dengan penelitian Mangdalena dan Dananjaya (2015) dan
Tambunan dkk., (2017).
50
B. Implikasi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada
pengembangan ilmu akuntansi mengenai investment opportunity set,
kepemilikan institusional, gender diversity, dan related party transactions
terhadap nilai perusahaan. Penulis mengharapkan dapat memberikan
tambahan informasi mengenai dampak mengenai investment opportunity set,
kepemilikan institusional, gender diversity, dan related party transactions
terhadap nilai perusahaan.
Implikasi penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam
memberikan informasi sebagai dasar bahan pertimbangan membuat keputusan
dalam upaya untuk meningkatkan nilai perusahaan mengingat hal tersebut
adalah tujuan utama perusahaan pada perusahaan yang sudah go public. Selain
itu, perusahaan juga harus berupaya untuk meningkatkan usahanya agar dapat
menghasilkan laba bagi perusahaan. Karena laba yang meningkat akan
menjadi daya tarik bagi investor dalam menanamkan modalnya dalam bentuk
saham kepada perusahaan. Perusahaan juga harus berhati-hati dalam
melakukan investasi, jika perusahaan belum mampu memanfaatkan
kesempatan investasi yang ada dan perusahaan salah membuat dalam suatu
keputusan sehingga berdampak terhadap defisitnya sejumlah investasi
perusahaan dimasa mendatang. Perusahaan harus mampu mengelola tambahan
modal yang dimilikinya untuk meningkatkan aktiva produktif, sehingga
nantinya berpotensi meningkatnya pertumbuhan perusahaan. Tentunya
diimbangi dengan adanya keberagaman gender dalam jajaran dewan
perusahaan, yang nantinya dapat meningkatkan kinerja tim dan pengambilan
keputusan menjadi lebih baik. Penulis juga mengharapkan perusahaan dapat
meningkatkan kepemilikan saham institusional. Walaupun tidak adanya
pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan, adanya
kemungkinan karena rendahnya kepemilikan institusional oleh perusahaan
sehingga tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Kepemilikan saham institusi
perlu ditingkatkan, karena investor institusi mampu untuk memonitoring
setiap keputusan yang diambil oleh manajemen agar selaras dengan tujuan
51
yang ingin dicapai perusahaan. Dengan perusahaan menerapkan related party
transactions akan sangat mudah bagi perusahaan dalam melakukan
pengambilan keputusan sehingga akan semakin efisien dan optimal, serta
dapat mengetahui seberapa efektif dan efisien manajemen perusahaan dalam
menggunakan aset yang dimilikinya.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada
pengembangan penelitian baru, khususnya yang berkaitan dengan faktor-
faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan.
C. Keterbatasan
Penelitian ini memili beberapa keterbatasan yang mungkin dapat
menimbulkan bias atau ketidakpastian pada hasil penelitian, diantaranya:
1. Penelitian ini hanya menguji variabel investment opportunity set,
kepemilikan institusional, gender diversty, dan related party transactions.
Variabel lain yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan seperti
intellectual capital (Kristina Wiratmaja, 2018), Corporate Social
Responsibility (Dewi dan Sanica, 2017), profitabilitas (Novryanius dkk,
2019), leverage (Harjadi dkk, 2018), pengeluaran modal (Wahyuni dkk,
2013) dan lainnya tidak diuji dalam penelitian ini.
2. Jumlah sampel relatif sedikit, yaitu hanya 24 perusahaan. Hal tersebut
karena sampel yang digunakan hanya pada perusahaan manufaktur saja
dan tidak semua perusahaan manufaktur memenuhi kriteria sampel dalam
penelitian ini.
3. Periode penelitian yang digunakan hanya tiga tahun yaitu 2016 – 2018.
Seharusnya untuk menganalisa dampak atau manfaat dari aset tetap
dibutuhkan penelitian yang lebih lama.
4. Dalam pengukuran nilai perusahaan, peneliti menggunakan proksi rasio
price to book value. Untuk menggambarkan nilai perusahaan terdapat
proksi lain yang dapat digunakan sehinga memungkinkan adanya hasil
yang berbeda jika menggunakan alternatif proksi lain.
82
5. Dalam pengukuran investment opportunity set, peneliti menggunakan
proksi capital expenditure to book value (CAPBVA). Sementara itu
terdapat proksi lain yang dapat digunakan sehingga memungkinkan
adanya hasil yang berbeda. Kemudian untuk related party transactions,
peneliti menggunakan proksi piutang transaksi pihak berelasi. Jika
menggunakan proksi lain, memungkinkan adanya hasil yang diterima
berbeda.
D. Saran
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang
pengaruh investment opportunity set, kepemilikan institusional, gender
diversity, dan related party transactions. Berikut ini adalah saran yang dapat
dipertimbangkan bagi peneliti yang akan datang, yaitu:
1. Untuk penelitian selanjutnya dengan menambah variabel lain yaitu
intellectual capital (Kristina Wiratmaja, 2018), Corporate Social
Responsibility (Dewi dan Sanica, 2017), profitabilitas (Novryanius dkk,
2019), leverage (Harjadi dkk, 2018), pengeluaran modal (Wahyuni dkk,
2013).
2. Periode waktu pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah 3
tahun dari 2016-2018. Untuk penelitian selanjutnya dapat menambahkan
periode tersebut agar lebih terlihat konsistensi dari variabel – variabel
penelitian yang digunakan.
3. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas lingkup penelitian tidak
hanya menggunakan sampel perusahaan manufaktur, namun menggunakan
sampel jenis perusahaan lain agar dapat menggeneralisasikan hasil
penelitian.
4. Bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan alternatif proksi lain untuk
mengukur variabel nilai perusahaan, seperti Earning Per Share (EPS),
Price Earning Ratio (PER), dan TOBIN’S Q.
83
DAFTAR PUSTAKA
Achmad dan Amanah. ”Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan,
Kebijakan Dividen dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan”.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Volume. 3, Nomor. 9. 2014.
Aditya, D dan Supriyono, E. “Pengaruh Profitabilitas dan Kepemilikan
Institusional terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Dividen sebagai
Variabel Intervening pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2010-2014”. 2015.
Agyemang-Mintah, P., & Schadewitz, H. “Gender Diversity and Firm Value:
Evidence from UK Financial Institutions”. International Journal of
Accounting & Information Management. 2017.
Ajiza. N., dan Mar’ah. N. “Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan
Insitutisonal terhadap Kebijakan Dividen dan Nilai Perusahaan”. Jurnal
Sketsa Bisnis. Volume. 05, Nomor. 02. 2018.
Anagayanti, Putri, E. P. dan Maradona, F. A. “Kebijakan Perpajakan, Transfer
Pricing dan Nilai Perusahaan”. Jurnal Manajemen dan Bisnis, Volume. 15,
Nomor. 03. 2018.
Amin. N. N. dan Sunarjanto. “Pengaruh Diversitas Dewan Komisaris dan Dewan
Direksi Terhadap Kinerja Perusahaan”. Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan. 2016.
Aprilianti, dkk. “Pengaruh Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen, Profitabilitas,
Pertumbuhan Penjualan dan Kesempatan Investasi Terhadap Nilai dan
Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderasi”. Jurnal Magister Akuntansi
Trisakti. Volume. 06, Nomor. 02. 2019.
Arie Pratama. “Do Related Party Transactions and Tax Avoidance Affect Firm
Value?”. 2018.
Arnida Wahyuni Lubis, dkk. “Pengaruh Pengeluaran Modal, Penelitian dan
Pengembangan, Transaksi Pihak Hubungan Istimewa dan Profitabilitas
Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
84
Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi, Volume. 6,
Nomor 1. 2013.
Asnawi. Ibrahim. R., dan Saputra. M. “Pengaruh Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional, dan Kebijakan Hutang terhadap Nilai
Perusahaan”. Jurnal Perspektif Ekonomi Darussalam. Volume. 05, Nomor.
01. 2019.
Cecilia, Rambe. S, dan Torong. B. Z. M. “Analisis Pengaruh Corporate Social
Responbility, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai
Perusahaan pada Perusahaan Perkebunan yang Go Public di Indonesia,
Malaysia, dan Singapura”. 2015.
CNN Indonesia. “Investasi Industri Manufaktur Anjlok 17 Persen pada 2018”.
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20181220115217-92-355153/investasi-
industri-manufaktur-anjlok-17-persen-pada-2018. Diakses pada 22 november
2019.
Darmawati, D. dkk. “Hubungan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan”.
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Volume. 8, Nomor. 1. 2004.
Dewi Citra, R, K dan Sanica, Gede, I. “Pengaruh Kepemilikan Institusional,
Kepemilikan Manajerial, dan Pengungkapan Corporate Social
Responsibility terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis.
Volume. 2, Nomor. 1. 2017.
Dewi. K. G. L dan Dewi. A. A. “Pengaruh Diversitas Dewan Komisaris dan
Direksi pada Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sektor Keuangan yang
terdaftar di BEI tahun 2009-2013”. E-Jurnal Akuntansi. Universitas
Udayana. Volume. 16, Nomor. 01. 2016.
Dharmawan, Billy dan Riza, Fahrul. “Pengaruh Invesment Opportunity Set
terhadap Nilai Perusahaan dengan Mediasi Kebijakan Dividen” Business
Management Journal. Volume. 15, Nomor. 1. 2019.
85
Dieleman, M., & Aishwarya, M. “Indonesia Boardroom Diversity Report 2012:
Female Footprints in IDX–listed Companies”.
https://bschool.nus.edu.sg/Portals/0/images/CGIO/Report/Indonesia%20Boa
rdroom%20Diversity%20Report.pdf . 2012.
Eka Handriani dan Tjiptowati Endang Irianti. “ Investment Opportunity Set (IOS)
Berbasis Pertumbuhan Perusahaan dan Kaitannya Dengan Upaya
Peningkatan Nilai Perusahaan”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Volume. 18,
Nomor. 5. 2015.
Feliana Y. K. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Perusahaan dan Transaksi dengan
Pihak-Pihak yang Memiliki Hubungan Istimewa terhadap Daya Informasi
Akuntansi”. Simposium Nasional Akuntansi 10 Makassar. 2007.
Fitriyana, Dea dan Dr. Triyono, M.Si. “Pengaruh Stuktur Modal, Profitabilitas,
Ukuran Perusahaan, Likuiditas, dan Investment Opportunity Set (IOS)
Terhadap Nilai Perusahaan”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis: Universitas
Muhammadiyah Surakarta. 2018.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25”.
Badan Penerbit Universitas Diponogoro: Semarang. 2018.
Godfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, and Scott Holmes.
“Accounting Theory”. 7 Edition. John Wiley & Sons. 2010.
Hall, Calvin S. and Lindzey, Gardner. “Theories of Personality”. New York:
John Wiley & Sons, Inc. 1981.
Handayani, D, J dan Panjaitan, Y. “Board Gender Diversity and Its Impact on
Firm Value and Financial Risk”. Jurnal Ilmiah Manajemen. Volume. 9,
Nomor. 03. 2019.
Hamdani. Y dan Hatane. Elsy. S. “Pengaruh Wanita Dewan Direksi terhadap Firm
Value melalui Firm Performance sebagai Variabel Intervening”. Business
Accounting Review. Volume. 5, Nomor. 1. 2017.
Harjadi, D., Fajarwati, N., dan Fatmasari, D. “Pengaruh Kepemilikan Institusional
dan Leverage terhadap Nilai Perusahaan”. Jurnal Al-Amwal. Volume. 10,
Nomor. 02. 2018.
86
Hariyanto, S, M dan Lestari V, P. “Pengaruh Struktur Kepemilikan, IOS, dan
ROE terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Food and Beverage”. E-
Jurnal Manajemen Unud. Volume . 04, Nomor. 04. 2015.
Hartono. J. “Analisis & Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur Teori
dan Praktek Aplikasi Bisnis”. Andi Yogyakarta. 2005.
Harmono, “Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard (Pendekatan
Teori, Kasus, dan Riset Bisnis)”, Jakarta: Bumi Aksara. 2014.
Hassan, R., dan Marimuthu, M. “Corporate Governance, Board Diversity, and
Firm Value: Examining Large Companies Using Panel Data Approach”.
Economic Bulletin, Volume. 36, Nomor. 03. 2016.
Hidayah, N. “Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) dan Kepemilikkan
Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Property dan Real
Estate di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Akuntansi, Volume. 14, Nomor. 03.
2015.
Hillman, A. J., dan Dalziel, T. “Boards of Directors and Firm Performance:
Intergrating Agency and Resource Dependence Perspectives”. The Academy
of Management Review, Volume. 29, Nomor. 03. 2003.
Hillman, A. J., Withers, M. C., & Collins, B. J. “Resource Dependence Theory: A
Review”. Journal of Management. 2009.
Hidayat. Agung. “Penjualan Pihak Berelasi Topang Pertumbuhan Bisnis Astra
Otoparts (AUTO)”. https://industri.kontan.co.id/news/penjualan-pihak-
berelasi-topang-pertumbuhan-bisnis-astra-otoparts-auto. Diakses pada 27 Juni
2020.
Herder dan Priyadi, P, M. “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan dengan Good Coprporate Governance sebagai Variabel
Pemoderasi”, Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Volume. 6, Nomor. 7. 2017.
Ika. Aprillia. “Survei: Lebih Banyak Pemimpin Perempuan, Kinerja Perusahaan
Naik”. https://ekonomi.kompas.com/read/2018/03/10/070000426/survei--lebih-
banyak-pemimpin-perempuan-kinerja-perusahaan-naik?page=all. Diakses pada 22
November 2019.
87
Indriawati Inasfatin, P. Ariesta Marsiska dan Budi Santoso Edy. “Pengaruh
Profitabilitas, Keputusan Investasi, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai
Perusahaan dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Intervening pada
Perusahaan Manufaktur Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2012-2016”. Journal Of Accounting, 2018.
Jensen, M. and W. Meckling. “Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency,
and Ownership Structure”. Journal of Financial Economics. 1976.
Kaluti,C.N.S dan Purwanto. A. “Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Kebijakan
Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan”. Diponegoro Journal Of Accounting.
Volume. 3, Nomor. 2. 2014.
Kallapur, S dan M, A. Trombley. “The Association Between Investment
Opportunity Set and Realized Growth”. Journal of Business, Financial, and
Accounting 96. 1999.
Kristina. R. A. G. I dan Wiratmaja. N. D. I. “Pengaruh Board Diversity dan
Intellectual Capital pada Nilai Perusahaan”. E-jurnal Akuntansi. Universitas
Udayana, Volume. 22, Nomor. 3. 2018.
Lindawati, A, S, L dan Puspita, M, E. “Corporate Social Responsibility: Implikasi
Stakeholder dan Legitimacy GAP dalam Peningkatan Kinerja Perusahaan”.
Jurnal Akuntansi Multiparadigma: Malang. Volume. 6, Nomor. 1. 2015.
Lesmana, Y dan J. Tarigan. “Pengaruh Sustainability Reporting Terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan Publik dari Sisi Asset Management Ratios”. Business
Accounting Review. Volume. 2, Nomor. 1. 2014.
Lesilolo, Janet, H. “Penerapan Teori Belajar Sosial Albert Badura dalam Proses
Belajar Mengajar di Sekolah”. Kenosis Volume. 04, Nomor. 02. 2018.
Myers, S. “Determinant of Corporate Borrowing”. Journal of financial
economics. 1997.
Mangdalena, Renna dan Dananjaya, Yanuar. Effect of Related Parties
Transactions to the Value of Enterprises Listed on Indonesian Stock
Exchange”. 2015.
88
Narayanti, L, P, N dan Gayantri. “Pengaruh Kebijakan Dividen dan Profitabilitas
Terhadap Harga Saham Emiten LQ 45 Tahun 2009-2018”. E-Jurnal
Akuntansi. Volume. 30, Nomor. 02. 2020.
Nursanita, dkk. “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional,
Stuktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Nilai
Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia Tahun 2015-2018”.
Jurnal STEI Ekonomi. Volume. 28, Nomor. 01. 2019.
Nasution. J. S. Y. “Hypotesis Pasar Efisien/Efficient Market Hypothesis (Pasar
Modal menurut Teori Fama dan Pandangan Islam)”. Jurnal Perspektif
Ekonomi Darussalam. Volume. 01, Nomor. 01. 2015.
Oktavia, M, S. dan Nita, A, R. “Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan
Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan”. 2017.
Putri. R. A. dan Setiawan. A. M. “Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS),
Kebijakan Dividen, dan Opportunistic Behavior terhadap Nilai Perusahaan”.
Jurnal Eksplorasi Akuntansi, Volume. 1, Nomor. 3. 2019.
Purba, M dan Effendi, S. “Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan
Institusional terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI”. Jurnal Akuntansi Barelang. Volume. 03, Nomor. 02.
2019.
Peraturan Pemerintah “Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia”.
http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2010/bn512-2010.pdf. Diakses
pada 22 November 2019.
PSAK Nomor 7, Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa. 2014.
Rachmasari, Annisa dan Kaluge, David. “Analisis Pengaruh Stuktur Kepemilikan
Institusional, Keputusan Pendanaan, Keputusan Investasi dan Kebijakan
Dividen terhadap Nilai Perusahaan”. Jurnal Akuntansi & Ekonomi. Volume.
04, Nomor. 01. 2019.
Rahma, Alfiarti. “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional,
dan Ukuran Perusahaan terhadap Keputusan Pendanaan dan Nilai
Perusahaan”. Jurnal Bisnis Strategi. Volume. 23, Nomor. 02. 2014.
89
Rismawati. E dan Singapurwoko. A. “Pengaruh Diversitas Dewan Direksi
Terhadap Nilai Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”,
Universitas Islam Indonesia. 2019.
Reni Yendrawati dan Feby Rezki Adhianza, “Faktor-Faktor yang Berpengaruh
Terhadap Set Peluang Investasi (IOS) pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI”. Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, Volume 2, Nomor 1.
2013.
Rosa. Elfira, Andreas, Savitri. Enni. “The Effect of Related Party Transactions
and Thun Capitalization on Firm Value: Effective Tax Rate as Mediation
Variabel (Study on Foreign Investment Company)”. Procuratio, Volume.
06, Nomor 1. 2018.
Ross, Stephen A.," Randolph Westerfield, dan Jeffrey Jaffe. “Modern Financial
Management (8th edition)”. USA: Mc Graw Hill, International Edition.
2008.
Roen. F. “Teori Ketergantungan Terhadap Sumber Daya (Resource Dependence
Theory)”. http://perilakuorganisasi.com/teori-ketergantungan-terhadap-sumber-
daya-resource-dependence-theory.html. Diakses pada 22 November 2019.
Sanchez. B. C., Senra. F. L. C., dan Aleman. P. J. “Related Party Transactions,
Dominant Owners dan Firm Value”. 2017.
Sadewo dkk. “Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Keputusan Pendanaan terhadap
Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Mediasi”. 2017.
Singh, V & Vinnicombe, S. “Why So Few Women Directors in Top UK
Boardrooms? Evidence and Theoretical Explanations”. Corporate
Governance. Volume. 12, Nomor. 04. 2004.
Siswanto dan Hapsari. K. D. “Investor Institusi Dominasi Pasar Modal Indonesia”
https://www.suara.com/bisnis/2015/04/22/140700/investor-institusi-dominasi-
pasar-modal-indonesia. Diakses pada 18 Mei 2020.
Suartawan. A. P. N. G. I dan Yasa. W. G. “Pengaruh Investment Opportunity Set
dan Free Cash Flow pada Kebijakan Dividen dan Nilai Perusahaan”. E-
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Volume 14, Nomor 03, 2016.
90
Sudiani N. K. A., dan Wiksuana I. G. B. “Capital Structure, Investment
Opportunity Set, Dividend Policy, and Profitability as a Firm Value
Determinants”. RJOAS. Volume. 9, Nomor. 81. 2018.
Sujoko dan Soebiantoro. U. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage,
Faktor Intern dan Faktor Ekstern terhadap Nilai Perusahaan”. Jurnal
Manajemen dan Kewiraushaaan. Volume. 9, Nomor.01. 2007.
Sukamuja, Sukmawati. “Good Corporate Governance di Sektor Keuangan:
Dampak GCG Terhadap Kinerja Perusahaan (Kasus di Bursa Efek Jakarta)”.
BENEFIT, Volume. 8, Nomor. 1. 2004.
Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”. Bandung:
Alfabeta. 2017.
Sun, Jerry. Lan George. & Ma Zhenzhong. “Investment Opportunity Set, Board
Independence, and Firm Performance”. 2014.
Septilestari. D., dkk. “Analisis Pengaruh Pengungkapan, Transaksi dan Saldo
Pihak Berelasi terhadap Harga Saham Sektor Keuangan di BEI”. Jurnal
Akuntansi, Universitas Jember. Volume. 16, Nomor. 1. 2018.
Setiyaningsih. “Peran Kepemilikkan Institusional dan Transparansi Perusahaan
sebagai Pemoderasi pada Hubungan Pehindaran Pajak dengan Nilai
Perusahaan”. Accounting Global Journal, Volume. 2, Nomor. 1, 2018.
Sener, Irge dan Karaye, Balarabe, A. “Board Composition and Gender
Diversity:Comparasion of Turkish and Nigerian Listed Companies”. 2014.
Sujoko dan Soebiantoro, Ugy. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham Leverage,
Faktor Intern dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan”. Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan. Volume. 9, Nomor. 01. 2007.
Sri Hermuningsih. “Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity, Struktur Modal
Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Publik di Indonesia”. Buletin
Ekonomi dan Perbankan. 2013.
Stefanie, Chritie. “Investasi Industri Manufaktur Anjlok 17 Persen pada 2018”.
https://m.cnnindonesia.com. diakses pada 05 Oktober 2019.
Sriwahyuni Ulfa dan Wihandaru. “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Kepemilikan
Institusional, dan Investment Opportunity Set Terhadap Nilai Perusahaan
91
dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2014”. Fakultas Ekonomi:
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Volume. 7, Nomor. 01, 2016.
Tambunan, E, M. dkk. “Related Party Transactions and Firm Value in the
Business Groups in the Indonesia Stock Exchange”. Journal of Applied
Finance & Banking. Volume. 07, Nomor. 03. 2017.
Tarsono. “Implikasi Teori Belajar Sosial (Sosial Learning Theory) dari Albert
Bandura dalam Bimbingan dan Konseling”. Jurnal Ilmiah Psikologi,
Fakultas Psikologi: UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Volume. 3, Nomor.
01. 2010.
Wijaya. C. P dan Suprasto. B. “Pengaruh Persebaran Dewan Two Tier (Dewan
Gabungan) pada Nilai Perusahaan Sektor Keuangan”, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis: Universitas Udayana. E-Jurnal Akuntansi, Volume. 12, Nomor.
03. 2015.
Widyaningsih, Dewi. “Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional,
Komisaris Independen, serta Komite Audit pada Nilai Perusahaan dengan
Pengungkapan CSR sebagai Variabel Moderating dan Firm Value sebagai
Variabel Kontrol”. Jurnal Akuntansi dan Pajak. Volume. 19, Nomor. 01.
2018.
Wiranto, Paulina & Rustiti. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Modal,
Likuiditas, dan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap Kualitas Laba
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”. Jurnal Akuntansi,
Fakultas Ekonomi: Universitas Atm Jaya Yogyakarta. 2013.
Wirianata. H. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan dengan
Moderasi GCG”. Jurnal Ekonomi. Volume. 24, Nomor. 03. 2019.
Wulansari, Yenny. “Pengaruh Investment Opportunity Set, Likuiditas, Leverage
Terhadap Kualitas Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
BEI. Skripsi. Universitas Negeri Padang (UNP). 2013.
Wahyuni Lubis, Bukit, Rina. Sari Lubis Anda Tapi. “Pengaruh Pengeluaran
Modal, Penelitian dan Pengembangan, Transaksi Pihak Hubungan Istimewa
dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur
92
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2013. Jurnal Telaah & Riset
Akuntansi. Volume. 06, Nomor. 01. 2013.
Yogiswari. P. P. L. N dan Badera. N. D. I. “Pengaruh Board Diversity Pada Nilai
Perusahaan Dalam Perspektif Corporate Governance”. E-Jurnal Akuntansi:
Universitas Udayana, Volume. 26, Nomor. 03. 2019.
Zahro, Hikmatuz. “Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan
dan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening”. 2019.
Zubaidah. L,Satyawan. D. M. “Pengaruh Transaksi Hubungan Istimewa terhadap
Tax Avoidance pada Perusahan Sektor Non Keuangan yang Terdaftar di BEI
tahun 2012-2015”. 2018.
Zulivan. A. “Indonesia Merupakan Peluang Investasi Baru Bagi Perusahaan
Global”. https://www.goodnewsfromindonesia.id/2017/01/31/indonesia-
merupakan-peluang-investasi-baru-bagi-perusahaan-global. Diakses pada 22
November 2019.
93
LAMPIRAN
94
LAMPIRAN 1
SAMPEL DATA PERUSAHAAN
No Kode Perusahaan
1 ASII Astra International Tbk
2 BUDI Budi Strach & Sweetener Tbk
3 EKAD Eka Dharma Intenational Tbk
4 BOLT Garuda Metalindo Tbk
5 IMPC Impack Pratama Industry Tbk
6 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
7 JECC Jembo Cable Company Tbk
8 KLBH Kalbe Farma Tbk
9 TCID Mandom Indonesia Tbk
10 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk
11 SKBM Sekar Bumi Tbk
12 SKLT Sekar laut Tbk
13 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk
14 SMBR Semen Baturaja (Persero) Tbk
15 VOKS Voksel Electric Tbk
16 WSKT Waskita Beton Precast Tbk
17 MYOR Mayora Indah Tbk
18 RMBA Bentoel Intenational Investama Tbk
19 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk
20 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
21 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk
22 MAIN Malindo Feedmill Tbk
23 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk
24 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk
95
LAMPIRAN 2
PENGUKURAN GABUNGAN
PERUSAHAAN MANUFAKTUR 2016-2018
No Kode Perusahaan NP IOS KI WOM RPT
1 ASII 2,39447488 0,00586 0,50 1 0,009104275
2 BUDI 0,33598182 0,02028 0,53 1 0,089094138
3 EKAD 0,69640862 0,36751 0,76 0 0,00042009
4 BOLT 1,96196259 0,00584 0,58 0 0,003123032
5 IMPC 4,04222818 0,10283 0,67 1 0,011467241
6 INDF 1,56951544 0,12129 0,50 1 0,015214565
7 JECC 1,12514748 0,0079 0,90 1 0,055918141
8 KLBH 5,69774398 0,04054 0,57 1 0,001829708
9 TCID 1,40948397 0,01494 0,74 1 0,144114619
10 ROTI 5,6134951 0,00731 0,69 1 0,048475322
11 SKBM 1,62702824 0,04262 0,81 1 0,012721304
12 SKLT 0,71837631 0,26594 0,84 0 0,00564542
13 SMGR 1,77997642 0,0007 0,51 1 0,015009382
14 SMBR 8,79501891 0,61642 0,76 0 0,000248227
15 VOKS 1,8198988 0,005 0,63 1 0,027616193
16 WSKT 9,07716457 0,06884 0,60 0 0,385112774
17 MYOR 5,87048017 0,00687 0,59 0 0,219086252
18 RMBA 1,86605922 0,00764 0,92 0 0,012964126
19 GDST 0,47337655 0,03929 0,11 0 0,021724726
20 ICBP 5,40521149 0,01933 0,81 1 0,099681758
21 KAEF 6,72424504 0,07203 0,90 1 0,012738219
22 MAIN 2,40887305 0,03581 0,57 0 0,018915008
23 TSPC 1,91250865 0,02888 0,78 1 5,85619E-05
24 WIKA 1,66188593 0,04233 0,65 1 0,058996215
Bersambung ke halaman selanjutnya.
96
25 ASII 2,14698247 0,01746 0,50 1 0,009698137
26 BUDI 0,35398489 0,03132 0,53 1 0,119953148
27 EKAD 0,73270313 0,01265 0,77 0 0,000579807
28 BOLT 3,20336951 0,03102 0,58 0 0,004902034
29 IMPC 4,0872221 0,01839 0,89 1 0,018998951
30 INDF 1,42137623 0,04938 0,50 1 0,016759245
31 JECC 1,29830107 0,08241 0,90 1 0,081888186
32 KLBH 5,7016536 0,04736 0,57 1 0,001489895
33 TCID 1,93673913 0,0124 0,74 1 0,160299974
34 ROTI 2,79697789 0,0331 0,70 1 0,035179239
35 SKBM 1,20606638 0,03052 0,83 1 0,010869156
36 SKLT 2,47038108 0,01907 0,84 1 0,010113681
37 SMGR 1,95440272 0,03417 0,51 0 0,018154952
38 SMBR 10,9536224 0,07201 0,76 0 0,002351283
39 VOKS 1,59257153 0,00519 0,64 1 0,02150783
40 WSKT 7,96240215 0,08149 0,60 0 0,427651629
41 MYOR 6,14120837 0,00867 0,59 0 0,319977644
42 RMBA 1,72548745 0,03926 0,92 0 0,026298819
43 GDST 0,91105932 0,03562 0,02 0 0,016949629
44 ICBP 5,10673568 0,03181 0,81 1 0,094449902
45 KAEF 5,82922411 0,12453 0,90 1 0,013343482
46 MAIN 1,23726145 0,02047 0,57 0 0,020096127
47 TSPC 1,59385805 0,02387 0,79 1 0,000191543
48 WIKA 0,96808205 0,0133 0,65 1 0,103564174
49 ASII 1,90967823 0,02707 0,50 1 0,009750197
50 BUDI 0,35214789 0,00225 0,53 1 0,159404123
51 EKAD 0,82454741 0,00786 0,78 0 0,001282817
52 BOLT 3,08039055 0,0066 0,58 1 0,004334035
53 IMPC 3,31104267 0,00642 0,90 1 0,018916959
54 INDF 1,31046416 0,03 0,50 0 0,014114555
55 JECC 1,65038093 0,01016 0,90 1 0,116846145
56 KLBH 4,65852064 0,05016 0,57 1 0,001437262
57 TCID 1,52905264 0,01393 0,74 1 0,15252418
58 ROTI 2,5450937 0,052 0,73 1 0,047062481
59 SKBM 1,15279576 0,05482 0,83 1 0,006942773
97
60 SKLT 3,05424757 0,0153 0,84 1 0,011962179
61 SMGR 2,08369575 0,00441 0,51 1 0,024360462
Bersambung ke halaman selanjutnya.
62 SMBR 5,00001151 0,03035 0,76 0 0,004671619
63 VOKS 1,35122561 0,05112 0,64 1 0,013404085
64 WSKT 5,61849594 0,10364 0,60 0 0,212694865
65 MYOR 6,85741741 0,01532 0,59 0 0,263573808
66 RMBA 1,3575417 0,01536 0,92 1 0,016654358
67 GDST 0,96966281 0,08479 0,02 0 0,020345201
68 ICBP 4,40393713 0,07628 0,81 0 0,089575241
69 KAEF 4,30227119 0,09807 0,90 1 0,012366339
70 MAIN 1,64662045 0,01236 0,57 0 0,008602186
71 TSPC 1,15132982 0,03649 0,85 1 0,000312852
72 WIKA 0,86232926 0,01255 0,65 1 0,14904885
Keterangan:
NP : Nilai Perusahaan
IOS : Investment Opportunity Set
KI : Kepemilikan Institusional
WOM : Gender Diversity
RPT : Related Party Transactions
98
LAMPIRAN 3
PENGUKURAN NILAI PERUSAHAAN
No Kode Nama Perusahaan Tahun
2016 2017 2018
1 ASII Astra Internasional Tbk 2,39447 2,14698 1,90968
2 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk 0,33598 0,35398 0,35215
3 EKAD Ekadharma International Tbk 0,69641 0,7327 0,82455
4 BOLT Garuda Metalindo Tbk 1,96196 3,20337 3,08039
5 IMPC Impack Pratama Industry Tbk 4,04223 4,08722 3,31104
6 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 1,56952 1,42138 1,31046
7 JECC Jembo Cable Company Tbk 1,12515 1,2983 1,65038
8 KLBH Kalbe Farma Tbk 5,69774 5,70165 4,65852
9 TCID Mandom Indonesia Tbk 1,40948 1,93674 1,52905
10 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 5,6135 2,79698 2,54509
11 SKBM Sekar Bumi Tbk 1,62703 1,20607 1,1528
12 SKLT Sekar laut Tbk 0,71838 2,47038 3,05425
13 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk 1,77998 1,9544 2,0837
14 SMBR Semen Baturaja (Persero) Tbk 8,79502 10,9536 5,00001
15 VOKS Voksel Electric Tbk 1,8199 1,59257 1,35123
16 WSKT Waskita Beton Precast Tbk 9,07716 7,9624 5,6185
17 MYOR Mayora Indah Tbk 5,87048 6,14121 6,85742
18 RMBA Bentoel International Investama 1,86606 1,72549 1,35754
19 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk 0,47338 0,91106 0,96966
20 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur 5,40521 5,10674 4,40394
21 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk 6,72425 5,82922 4,30227
22 MAIN Malindo Feedmill Tbk 2,40887 1,23726 1,64662
23 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 1,91251 1,59386 1,15133
24 WIKA Wijaya Karya Tbk 1,66189 0,96808 0,86233
99
LAMPIRAN 4
PENGUKURAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET
No Kode Nama Perusahaan Tahun
2016 2017 2018
1 ASII Astra Internasional Tbk 0,005862 0,017459 0,027069
2 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk 0,020279 0,031316 0,00225
3 EKAD Ekadharma International Tbk 0,367505 0,01265 0,007863
4 BOLT Garuda Metalindo Tbk 0,005839 0,031021 0,006595
5 IMPC Impack Pratama Industry Tbk 0,102834 0,018388 0,006421
6 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 0,121288 0,049383 0,029998
7 JECC Jembo Cable Company Tbk 0,007896 0,082414 0,010158
8 KLBH Kalbe Farma Tbk 0,04054 0,047358 0,050156
9 TCID Mandom Indonesia Tbk 0,014942 0,012405 0,013932
10 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 0,007311 0,033104 0,051998
11 SKBM Sekar Bumi Tbk 0,042617 0,030523 0,054817
12 SKLT Sekar laut Tbk 0,26594 0,019073 0,015301
13 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk 0,000697 0,034168 0,00441
14 SMBR Semen Baturaja (Persero) Tbk 0,616417 0,072014 0,030348
15 VOKS Voksel Electric Tbk 0,005001 0,005188 0,051118
16 WSKT Waskita Beton Precast Tbk 0,068842 0,081494 0,103637
17 MYOR Mayora Indah Tbk 0,006866 0,008671 0,015322
18 RMBA Bentoel International Investama 0,007639 0,039256 0,015363
19 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk 0,039291 0,035622 0,084791
20 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur 0,019328 0,031815 0,076275
21 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk 0,072033 0,124532 0,098068
22 MAIN Malindo Feedmill Tbk 0,035805 0,020465 0,012359
23 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 0,028878 0,023865 0,036493
24 WIKA Wijaya Karya Tbk 0,042326 0,013297 0,012554
100
101
LAMPIRAN 5
PENGUKURAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL
No Kode Nama Perusahaan Tahun
2016 2017 2018
1 ASII Astra Internasional Tbk 0,50 0,50 0,50
2 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk 0,53 0,53 0,53
3 EKAD Ekadharma International Tbk 0,76 0,77 0,78
4 BOLT Garuda Metalindo Tbk 0,58 0,58 0,58
5 IMPC Impack Pratama Industry Tbk 0,67 0,89 0,90
6 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 0,50 0,50 0,50
7 JECC Jembo Cable Company Tbk 0,90 0,90 0,90
8 KLBH Kalbe Farma Tbk 0,57 0,57 0,57
9 TCID Mandom Indonesia Tbk 0,74 0,74 0,74
10 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 0,69 0,70 0,73
11 SKBM Sekar Bumi Tbk 0,81 0,83 0,83
12 SKLT Sekar laut Tbk 0,84 0,84 0,84
13 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk 0,51 0,51 0,51
14 SMBR Semen Baturaja (Persero) Tbk 0,76 0,76 0,76
15 VOKS Voksel Electric Tbk 0,63 0,64 0,64
16 WSKT Waskita Beton Precast Tbk 0,60 0,60 0,60
17 MYOR Mayora Indah Tbk 0,59 0,59 0,59
18 RMBA Bentoel International Investama 0,92 0,92 0,92
19 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk 0,11 0,02 0,02
20 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur 0,81 0,81 0,81
21 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk 0,90 0,90 0,90
22 MAIN Malindo Feedmill Tbk 0,57 0,57 0,57
23 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 0,78 0,79 0,85
24 WIKA Wijaya Karya Tbk 0,65 0,65 0,65
102
LAMPIRAN 6
PENGUKURAN GENDER DIVERSITY
No Kode Nama Perusahaan Tahun
2016 2017 2018
1 ASII Astra Internasional Tbk 1 1 1
2 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk 1 1 1
3 EKAD Ekadharma International Tbk 0 0 0
4 BOLT Garuda Metalindo Tbk 0 0 1
5 IMPC Impack Pratama Industry Tbk 1 1 1
6 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 1 1 0
7 JECC Jembo Cable Company Tbk 1 1 1
8 KLBH Kalbe Farma Tbk 1 1 1
9 TCID Mandom Indonesia Tbk 1 1 1
10 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 1 1 1
11 SKBM Sekar Bumi Tbk 1 1 1
12 SKLT Sekar laut Tbk 0 1 1
13 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk 1 0 1
14 SMBR Semen Baturaja (Persero) Tbk 0 0 0
15 VOKS Voksel Electric Tbk 1 1 1
16 WSKT Waskita Beton Precast Tbk 0 0 0
17 MYOR Mayora Indah Tbk 0 0 0
18 RMBA Bentoel International Investama 0 0 1
19 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk 0 0 0
20 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur 1 1 0
21 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk 1 1 1
22 MAIN Malindo Feedmill Tbk 0 0 0
23 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 1 1 1
24 WIKA Wijaya Karya Tbk 1 1 1
103
LAMPIRAN 7
PENGUKURAN RELATED PARTY TRANSACTIONS
No Kode Nama Perusahaan Tahun
2016 2017 2018
1 ASII Astra Internasional Tbk 0,009104 0,009698 0,00975
2 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk 0,089094 0,119953 0,159404
3 EKAD Ekadharma International Tbk 0,00042 0,00058 0,001283
4 BOLT Garuda Metalindo Tbk 0,003123 0,004902 0,004334
5 IMPC Impack Pratama Industry Tbk 0,011467 0,018999 0,018917
6 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 0,015215 0,016759 0,014115
7 JECC Jembo Cable Company Tbk 0,055918 0,081888 0,116846
8 KLBH Kalbe Farma Tbk 0,00183 0,00149 0,001437
9 TCID Mandom Indonesia Tbk 0,144115 0,1603 0,152524
10 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 0,048475 0,035179 0,047062
11 SKBM Sekar Bumi Tbk 0,012721 0,010869 0,006943
12 SKLT Sekar laut Tbk 0,005645 0,010114 0,011962
13 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk 0,015009 0,018155 0,02436
14 SMBR Semen Baturaja (Persero) Tbk 0,000248 0,002351 0,004672
15 VOKS Voksel Electric Tbk 0,027616 0,021508 0,013404
16 WSKT Waskita Beton Precast Tbk 0,385113 0,427652 0,212695
17 MYOR Mayora Indah Tbk 0,219086 0,319978 0,263574
18 RMBA Bentoel International Investama 0,012964 0,026299 0,016654
19 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk 0,021725 0,01695 0,020345
20 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur 0,099682 0,09445 0,089575
21 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk 0,012738 0,013343 0,012366
22 MAIN Malindo Feedmill Tbk 0,018915 0,020096 0,008602
23 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 5,86E-05 0,000192 0,000313
24 WIKA Wijaya Karya Tbk 0,058996 0,103564 0,149049
104
LAMPIRAN 8
Uji Normalitas dengan Histogram Normal
Uji Normalitas dengan Grafik Normal Plot
105
Uji Heterokedasrisitas dengan Grafik Scatterplot
HASIL UJI SPSS
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
IOS 72 ,00 ,62 ,0505 ,08779
KI 72 ,02 ,92 ,6701 ,18936
WOM 72 0 1 ,64 ,484
RPT 72 ,00 ,43 ,0578 ,08993
NP 72 ,34 10,95 2,9070 2,34867
Valid N
(listwise)
72
106
Uji Normalitas dengan Uji Kolmogrov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 72
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 2,00803754
Most Extreme
Differences
Absolute ,087
Positive ,087
Negative -,062
Test Statistic ,087
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
107
Uji Multikolinearitas
Uji Korelasi
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,519a ,269 ,225 2,06711 2,179
a. Predictors: (Constant), RPT, KI, IOS, WOM
b. Dependent Variable: NP
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
IOS ,877 1,141
KI ,898 1,114
WOM ,799 1,251
RPT ,935 1,069
a. Dependent Variable: NP
108
Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 ,519a ,269 ,225 2,06711
a. Predictors: (Constant), RPT, KI, IOS, WOM
b. Dependent Variable: NP
Uji F (Uji Simultan)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean
Square
F Sig.
1 Regression 105,365 4 26,341 6,165 ,000b
Residual 286,287 67 4,273
Total 391,652 71
a. Dependent Variable: NP
b. Predictors: (Constant), RPT, KI, IOS, WOM
109
Uji – t (Uji Parsial)
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) ,847 ,947 ,894 ,374
IOS 6,693 2,985 ,250 2,242 ,028
KI 2,257 1,367 ,182 1,651 ,104
WOM -,603 ,567 -,124 -1,064 ,291
RPT 10,281 2,821 ,394 3,644 ,001
a. Dependent Variable: NP